1. FARMAKOLOGI

33
KONSEP FARMAKOLOGI, FARMAKOKINETIKA DAN FARMAKODINAMIKA KONSEP FARMAKOLOGI Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat (zat kimia) yang merubah fungsi organisme hidup. Terapi obat, juga disebut sebagai farmakoterapi, adalah penggunaan obat untuk mencegah, mendiagnosa, atau mengobati tanda, gejala, dan proses penyakit. Obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik biasanya disebut pengobatan (medication). Pengobatan mungkin diberikan untuk berbagai alasan. Pada beberapa contoh, tujuan terapi obat adalah untuk mengurangi proses penyakit daripada mengobatinya. Untuk mendapatkan tujuan ini, maka obat mungkin diberikan untuk efek lokal atau sistemik. Obat dengan efek lokal, seperti sunscreen lotion dan anesthesia lokal, bekerja terutama pada tempat pemberian. Sedangkan pada efek sistemik diberikan kedalam tubuh, bersirkulasi melalui aliran darah ke tempat kerja (site of action) mereka dalam berbagai jaringan tubuh, dan pada akhirnya di eliminasi dari tubuh. Kebanyakan obat diberikan untuk memberikan efek sistemik. Obat mungkin juga diberikan untuk mendapatkan efek yang relatif segera (misal, pada masalah akut seperti nyeri atau infeksi) atau efek jangka panjang (misal, untuk mengurangi tanda dan gejala dari penyakit kronik). A. PENGERTIAN FARMAKOLOGI

description

y

Transcript of 1. FARMAKOLOGI

Page 1: 1. FARMAKOLOGI

KONSEP FARMAKOLOGI, FARMAKOKINETIKA DAN FARMAKODINAMIKA

KONSEP FARMAKOLOGI

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat (zat kimia) yang merubah fungsi

organisme hidup. Terapi obat, juga disebut sebagai farmakoterapi, adalah penggunaan obat untuk

mencegah, mendiagnosa, atau mengobati tanda, gejala, dan proses penyakit. Obat yang diberikan

untuk tujuan terapeutik biasanya disebut pengobatan (medication).

Pengobatan mungkin diberikan untuk berbagai alasan. Pada beberapa contoh, tujuan

terapi obat adalah untuk mengurangi proses penyakit daripada mengobatinya. Untuk

mendapatkan tujuan ini, maka obat mungkin diberikan untuk efek lokal atau sistemik. Obat

dengan efek lokal, seperti sunscreen lotion dan anesthesia lokal, bekerja terutama pada tempat

pemberian. Sedangkan pada efek sistemik diberikan kedalam tubuh, bersirkulasi melalui aliran

darah ke tempat kerja (site of action) mereka dalam berbagai jaringan tubuh, dan pada akhirnya

di eliminasi dari tubuh. Kebanyakan obat diberikan untuk memberikan efek sistemik. Obat

mungkin juga diberikan untuk mendapatkan efek yang relatif segera (misal, pada masalah akut

seperti nyeri atau infeksi) atau efek jangka panjang (misal, untuk mengurangi tanda dan gejala

dari penyakit kronik).

A. PENGERTIAN FARMAKOLOGI

Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan).

Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada

system biologis.

Pada mulanya farmakologi dan terapi mencakup berbagai pengetahuan tentang

obat yang meliputi sejarah, sumber, sifat-sifat fisika dan kimiawi, cara meracik, efek

fisiologi dan biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotranformasi dan

ekskresi, serta penggunaan obat untuk terapi dan tujuan lain.

Didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan organisme

hidup serta segala aspek interaksi mereka. Atau Ilmu yang mempelajari interaksi obat

dengan organisme hidup.

Page 2: 1. FARMAKOLOGI

B. ISTILAH PENTING DALAM FARMAKOLOGI

Istilah-istilah Penting Dalam Farmakologi.

Farmakologi adalah ilmu mengenai obat ( farmakon : obat, logos : ilmu ).

Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan alami

lain yang merupakan sumber obat.

Farmakologi klinik adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari efek obat

pada manusia.

Farmakoterapi adalah ilmu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk

pencegahan dan pengobatan penyakit. Di dalam farmakoterapi dipelajari dua aspek,

yaitu Farmakokinetik dan Farmakodinamik.

Farmakokinetik yaitu suatu imu yang mempelajari proses Absorrpsi, Distribusi,

Metabolisme dan Ekskresi ( ADME ) obat dalam tubuh.

Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek biokimia dan fisiologi obat

serta mekanisme kerjanya.

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari cara pencegahan, pengenalan dan

penanggulangan keracunan zat kimia ( termasuk obat ) yang digunakan dalam rumah

tangga, industri, maupun lingkungan.

C. RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI

Farmakologi mencakup semua ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat-

sifat fisik dan kimia, komposisi, efek-efek biokimia dan fisiologi, mekanisme kerja,

absorpsi, biotransformasi, ekskresi, penggunaan terapi, dan penggunaan lainnya dari

obat (Goodman & Gilmann). Dengan demikian, farmakologi merupakan ilmu

pengetahuan yang sangat luas cakupannya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,

beberapa bagian dari farmakologi ini telah berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri

dalam ruang lingkup yang lebih sempit, tetapi tidak terlepas sama sekali dari

farmakologi, misalnya farmakologi klinik, farmasi, toksikologi, dan lain-lain.

Pengetahuan yang luas tentang bagaimana obat-obat berinteraksi dengan

komponen-komponen dalam tubuh untuk menghasilkan efek-efek terapi disebut dengan

istilah farmakologi. Istilah farmakologi mencakup spektrum interaksi obat dalam tingkat

molekular dengan tubuh secara keseluruhannya yang sangat mengandalkan pengetahuan

Page 3: 1. FARMAKOLOGI

biokimia, fisiologi, biologi molekular, dan kimia organik. Penjelasan mekanisme

molekular dari efek obat menghasilkan pengembangan obat-obat baru serta perumusan

petunjuk-petunjuk klinik untuk keamanan dan efektivitas penggunaan obat-obat, dalam

terapi atau petunjuk untuk pencegahan penyakit dapat penghilangan gejala-gejala

penyakit, semua ini merupakan bagian dari farmakologi.

Umumnya, para ahli farmakologi menggabungkan antara farmakologi kedokteran

atau farmakologi medis (ilmu yang berkaitan dengan diagnosis, pencegahan, dan

pengobatan penyakit) dengan toksikologi (ilmu yang mempelajari efek-efek yang tidak

diinginkan dari suatu obat dan zat kimia lain). Hubungan antara dosis suatu obat yang

diberikan pada seorang pasien dan penggunaan obat dalam pengobatan penyakit

digambarkan dengan dua bidang khusus farmakologi, yaitu farmakokinetik dan

farmakodinamik. Farmakodinamik mempelajari apa pengaruh obat pada tubuh.

Farmakodinamik berkaitan dengan efek-efek obat, bagaimana mekanisme kerjanya dan

organ-organ apa yang dipengaruhi. Farmakokinetik mempelajari proses apa yang

dialami obat dalam tubuh. Farmakokinetik berkaitan dengan absorpsi, distribusi,

biotransformasi, dan ekskresi obat-obat.

Faktor-faktor ini dirangkaikan dengan dosis, penentuan konsentrasi suatu obat

pada tempat kerjanya, dan penentuan intensitas efek obat sebagai fungsi dari waktu.

Banyak prinsip biokimia, enzimologi, fisik, dan kimia yang menentukan transfer aktif

dan pasif, serta distribusi zat melewati membran-membran biologi yang dapat dipakai

untuk dapat mengerti aspek penting dalam farmakologi. Farmakodinamik berkaitan

dengan efek-efek biokimia, fisiologi, dan mekanisme kerja obat-obatan.

Untuk para dokter dan mahasiswa kedokteran, yang harus dipelajari ialah :

1. Penggunaan obat untuk tujuan pengobatan, diagnosis, dan pencegahan penyakit.

Studi farmakologi obat ini terbatas hanya pada aspek-aspek dasar yang menyokong

penggunaan obat secara rasional, aman, dan efektif dalam klinik.

2. Obat-obat dan zat kimia lingkungan di kehidupan manusia sehari-hari yang tidak

digunakan dalam terapi dan sering menyebabkan keracunan, seperti halnya dengan

polusi lingkungan. Studi zat-zat ini dibatasi pada prinsip-prinsip umum tentang

pencegahan, penemuan, dan pengobatan keracunan zat-zat atau polusi.

Page 4: 1. FARMAKOLOGI

3. Penyalahgunaan dan pengguna-salahan obat dan zat kimia lain dengan segala

akibatnya pada masyarakat. Hal ini juga merupakan bagian tanggung jawab semua

profesi kesehatan untuk membantu mengatasi masalah-masalah sosiologi yang

berkelanjutan dari penyalahgunaan dan penggunasalahan obat-obat.

Tujuan Cabang Ilmu Farmakologi Kedokteran ialah agar para dokter nantinya

dapat memilih dan menggunakan obat secara tepat, rasional, aman, dan efektif, serta

dapat mengenal, mencegah, dan menanggulangi penyakit-penyakit yang dapat timbul

akibat obat dan zat kimia lingkungan lainnya.

D. MACAM OBAT-OBATAN

Macam- macam bentuk obat serta tujuan penggunaannya antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Pulvis (Serbuk), Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang

dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.

b. Pulveres, Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,

dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.

c. Tablet (Compressi), Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak

dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.

Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta

penandaannya tergantung design cetakan.

Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab

dalam lubang cetakan.

Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah

jarang ditemukan.

Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna

dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan

secara oral.

Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan

meletakkan tablet di bawah lidah.

Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.

Page 5: 1. FARMAKOLOGI

Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup

rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung

ditelan”.

Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di

rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.

d. Pilulae (PIL), Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan

obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena

tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.

e. Kapsulae (Kapsul), Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang

keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu :

Menutupi bau dan rasa yang tidak enak

Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari

Lebih enak dipandang

Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan

pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian

dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.

Mudah ditelan.

f. Solutiones (Larutan), Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat

kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,

cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk

lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih

zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai

atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan

oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).

g. Suspensi, Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut

terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk

susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga

(telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.

h. Emulsi, Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem

dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan

lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.

Page 6: 1. FARMAKOLOGI

i. Galenik, Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan

atau tumbuhan yang disari.

j. Extractum, Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari

simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa

diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.

k. Infusa, Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati

dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.

l. Immunosera (Imunoserum), Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin

khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan

toksin kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.

m. Unguenta (Salep), Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian

topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat

yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau

terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

n. Suppositoria, Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang

diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau

melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu :

Penggunaan lokal >> memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan

inflamasi karena hemoroid.

Penggunaan sistemik >> aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin

untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk

analgenik antipiretik.

o. Guttae (Obat Tetes), Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi,

dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan

menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang

dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes

dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae

Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes

mata).

Page 7: 1. FARMAKOLOGI

p. Injectiones (Injeksi), Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi

atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum

digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau

melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat

diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

E. PERUNDANG-UNDANGAN OBAT

Maksud dan tujuan undang-undang ini adalah menetapkan ketentuan-ketentuan

dasar di bidang farmasi dalam rangka pelaksanaan undang-undang tentang Pokok-Pokok

Kesehatan   ( undang-undang no. 9 tahun 1960), Yang dimaksud dalam undang-undang

ini adalah : Perbekalan  kesehatan di bidang farmasi, yang meliputi obat, bahan obat,

obat asli Indonesia, bahan obat asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan sebagainya.

Obat  :

Yang dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari binatang, tumbuh-tumbuhan ,

mineral dan obat syntetis   Yaitu suatu bahan  atau paduan bahan-bahan  yang digunakan

untuk menetapakan  diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,

menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan

rokhaniah pada manusia atau hewan,memperelok badan atau badan manusia.

Obat jadi  :

Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan ,salep,

tablet, pil , suppositoria atau bentuk lain  yang mempunyai nama teknis sesuai  dengan F.

Indonesia atau buku-buku lain yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Obat Patent :

Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama sipembuat atau yang

dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya

Obat baru   :

Obat yang terdiri atau berisi suatu zat baikm sebagai bagian yang berkhasiat

maupun yang tidak berkhasiat misalnya ; lapisan , pengisi, pelarut, bahan

pembantu,aatau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat

dan keamanannya.

Page 8: 1. FARMAKOLOGI

Obat asli Indonesia :

Adalah  obat yang didapat  langsung  dari bahan- bahan  alamiah di Indonesia,

terolah secara  sederhana  atas dasar pengalaman  dan digunakan  dalam pengobatan

tradisional.

Alat kesehatan :

Adalah alat yang dipergunakan bagi pemeriksaan, perawatan, pengobatan  dan

pembuatan obat.

PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN PADA KETEPATAN  PENGGUNAAN 

DAN PENGAMANAN  OBAT

Dibagi 5 golongan  yaitu :

1. Narkotika

2. Psikotropik

3. Obat keras

4. Obat bebas terbatas

5. Obat bebas

Narkotika, Obat  yang memiliki  khasiat membius  dan menimbulkan  ketagihan  ( adiksi 

) Narkotika merupakan obat  yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan,

tetapi  dapat pula menimbulkan ketergantungan  yang sangat merugikan  apabila dipergunakan

tanpa pembatasan  dan pengawasan  yang seksama.

Undang-undang tentang narkotika  antara lain  menyebutkan  bahwa Narkotika adalah 

Tanaman Papaver Somniferum L, termasuk  biji , buah  dan jeraminya.

Opium mentah, getah yang membeku sendiri

Opium masak, yaitu candu yang berasal  dari opium mentah yang  diolah. 

Jicing, sisa dari candu  setelah diisap

Jicingko, hasil  pengolahan jicing

Morfina

Tanaman koka

Kokain mentah

Ekgonina

Page 9: 1. FARMAKOLOGI

Tanaman ganja

Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan dan atau tujuan ilmu

pengetahuan. Men Kes  memberi izin khusus  kepada  :

1. Apotik

Untuk membeli, meracik, menyediakan, memiliki, atau menyimpan utk persedian   ,

menguasai, menjual, menyalurkan, menyerahkan,mengirimkan dan membawa atau

mengangkut narkotik utk pkepentingan pengobatan.

2. Dokter

Untuk membeli, menyediakan, memiliki, atau menyimpan utk persedian   , menguasai,

menjual, menyalurkan, menyerahkan,mengirimkan dan membawa atau mengangkut

narkotik utk pkepentingan pengobatan.

3. Izin khusus  Pabrik Farmasi

Untuk membeli, menyediakan, memiliki, atau menyimpan utk persedian   , menguasai,

memproduksi, mengolah, merakit, menjual, menyalurkan, menyerahkan,mengirimkan

dan membawa atau mengangkut narkotik utk pkepentingan pengobatan. Narkotika hanya

digunakan untuk  kepentingan pengobatan  dan atau tujuan ilmu pengetahuan.

F. PENGERTIAN FARMAKODINAMIK

Pengertian farmakodinamik dalam ilmu farmakologi sebenarnya memiliki

hubungan yang cukup erat dengan farmakokinetik, jika farmakokinetik lebih fokus

kepada perjalanan obat-obatan di dalam tubuh maka farmakodinamik lebih fokus

membahas dan mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari

segi fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja obat-obatan

itu sendiri di dalam tubuh manusia.

Farmakodinamik juga sering disebut dengan aksi atau efek obat. Efek Obat

merupakan reaksi Fisiologis atau biokimia tubuh karena obat, misalnya suhu turun,

tekanan darah turun, kadar gula darah turun. Kerja obat dapat dibagi menjadi onset

(mulai kerja) merupakan waktu yang diperlukan oleh obat untuk menimbulkan efek

terapi atau efek penyembuhan atau waktu yang diperlukan obat untuk mencapai

Page 10: 1. FARMAKOLOGI

maksimum terap. Peak (puncak), duration (lama kerja) merupakan lamanya obat

menimbulkan efek terapi, dan waktu paruh. Mekanisme kerja obat dipengaruhi oleh

reseptor, enzim, dan hormon.

G. MACAM RESEP OBAT DAN PROSES YANG DIALAMI OBAT DALAM

TUBUH BAIK SAKIT MAUPUN SEHAT

Berikut adalah 10 obat yang paling banyak diresepkan (diurutkan berdasar peringkat

tertinggi) :

1. Hydrocodone (dikombinasi dengan acetaminophen) -- 131.2 juta resep

2. Obat penurun kolesterol generik merek Zocor (simvastatin), -- 94.1 juta resep

3. Lisinopril (termasuk yang dijual dengan merek Prinivil dan Zestril), obat penurun

tekanan darah -- 87.4 juta resep

4. Hormon tiroid sintetis generik merek Synthroid (levothyroxine sodium),  -- 70.5  juta

resep

5. Obat penurun tensi/angina generik merek Norvasc (amlodipine besylate),  -- 57.2

juta resep

6. Obat antasida generik merek Prilosec (omeprazole),  -- 53.4 juta resep (belum

termasuk penjualan secara bebas/otc)   

7. Obat antibiotik Azithromycin (termasuk yang dijual dengan merek Z-Pak dan

Zithromax),  -- 52.6 juta resep

8. Antibiotik Amoxicillin (dengan berbagai macam merek), -- 52.3 juta resep

9. Obat diabetes generik Glucophage (metformin),  -- 48.3 juta resep

10. Obat penurun tensi Hydrochlorothiazide (dengan beragam merek), -- 47.8 juta resep.

  Obat dengan nilai penjualan tertinggi

Memang bukan hal yang mengejutkan kalau obat-obat generik bukanlah sumber

pendapatan tertinggi bagi para produsen obat. Buktinya, meskipun obat generik paling banyak

diresepkan, tetapi obat yang sudah lepas masa patennya ini tidak mencatat nilai penjualan

tertinggi.

Obat-obat yang paling banyak menghabiskan biaya bagi pasien adalah obat-obat paten

yang masih terbilang baru dan masih mendapat perlidungan dari  kompetisi obat generik.

IMS melaporkan, bahwa rakyat Amerika menghabiskan sekur`ngnya 307 miliar dollar AS untuk

Page 11: 1. FARMAKOLOGI

menebus resep obat pada 2010. Angka ini naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya yang ,mencapai

300 miliar dollar AS.

Inilah 10 nama obat yang paling banyak menguras kantong pasien di AS :

1. Lipitor, obat penurun kolestrol

2. Nexium, obat antasida

3. Plavix, obat pengencer darah

4. Advair Diskus, inhaler untuk asma

5. Abilify, obat antipsikotik 

6. Seroquel, obat antipsikotik 

7. Singulair, obat oral untuk asma

8. Crestor, obat penurun kolesterol

9. Actos, obat diabetes 

10. Epogen, obat anemia yang disuntikan

Untuk dapat memberikan efek yang diinginkan, obat harus dapat mencapai tempatnya

bekerja. Misalnya kita meminum antibiotik untuk pengobatan infeksi ginjal/kandung kemih.

Agar antibiotik dapat bekerja untuk membunuh bakteri, obat tersebut harus mencapai ginjal

(tempat antibiotik bekerja) terlebih dahulu. Setelah mencapai ginjal, antibiotik dapat membunuh

bakteri sehingga memberikan kesembuhan yang diharapkan.

Setelah obat bekerja di dalam tubuh dan menghasilkan efek, obat akan dikeluarkan dari

dalam tubuh. Ada banyak tahapan yang perlu dilalui obat mulai dari pemberian, kemudian

menghasilkan efek, dan terakhir dikeluarkan dari dalam tubuh. Tahapan tersebut dikenal dengan

nama administrasi, liberasi, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.

 Obat yang berada di dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh karena

secara normal senyawa obat tidak terdapat di dalam tubuh. Tubuh memiliki mekanisme alamiah

untuk mendetoksifikasi (menurunkan ketoksikan suatu zat) benda asing yang masuk ke tubuh.

Oleh karena itu, senyawa obat akan didetoksifikasi oleh tubuh sehingga obat tidak terlalu

toksik/beracun bagi tubuh. Proses detoksifikasi obat oleh tubuh merupakan tahapan metabolisme

obat. Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim mikrosomal hati.

Hasilnya merupakan suatu senyawa yang sifat toksik/beracunnya lebih rendah dibandingkan

dengan senyawa awal sehingga tidak terlalu beracun bagi tubuh. 

Page 12: 1. FARMAKOLOGI

Tahap terakhir yang dialami oleh obat adalah tahap ekskresi. Pada tahap ini obat akan

dikeluarkan dari dalam tubuh dengan berbagai cara, antara lain melalui ginjal (air seni), saluran

cerna (faeces), kulit (keringat), pernapasan (udara), mata (air mata), atau kelenjar payudara (air

susu). Sebagian besar obat dikeluarkan melalui ginjal. Jika ginjal kita mengalami gangguan,

kadar obat dalam tubuh akan meningkat akibat terhambatnya proses pengeluaran obat melalui

ginjal. Oleh karena itu, pada penderita gangguan ginjal, perlu dilakukan penyesuaian dosis obat -

terutama untuk obat yang dalam kadar rendah dapat menimbulkan keracunan dan obat yang

toksik bagi ginjal (nefrotoksik) - agar kadar obat dalam tubuh tidak terlalu tinggi karena

dikhawatirkan akan menimbulkan keracunan bahkan kematian bagi penderita.

H. DOSIS OBAT

Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan

efek tertentu terhadap suatu penyakit. Jika dosis terlalu rendah, maka efek terapi tidak

tercapai. Sebaliknya jika berlebih, bisa menimbulkan efek toksik atau keracunan bahkan

kematian.

Dosis lazim suatu obat dapat ditentukan sebagai jumlah yang dapat diharapkan

menimbulkan efek pada pengobatan orang dewasa yang sesuai dengan gejalanya.

Rentangan dosis lazim suatu obat menunjukkan perkisaran kuantitatif atau jumlah obat

yang dapat ditentukan dalam kerangka praktek pengobatan biasa. Untuk obat – obatan

yang mungkin dipakai oleh anak – anak maka dosisya diturunkan dari dosis dewasa.

Jadwal dosis atau aturan pemakaian sering dijelaskan dalam pustaka obat.

misalnya beberapa macam obat paling baik diminum pada waktu tertentu (setiap 8 jam)

dan waktu – waktu tertentu (sebelum tidur, sebelum makan, sesudah makan). Dosis

tunggal diberikan untuk beberapa macam obat dan dosis harian, untuk yang lainnya

tergantung pada bahan obat, bentuk sediaan dan keadaan penyakit.

Macam-macam dosis obat berdasarkan takaran yang digunakan :

1. Dosis terapi atau dosis lazim adalah takaran yang diberikan dalam keadaan biasa dan

dapat menyembuhkan.

2. Dosis maksimal (DM) adalah takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang

dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.

Page 13: 1. FARMAKOLOGI

3. Lethal dose 50 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan

percobaan.

4. Lethal dose 100 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 100% ewan

percobaan.

5. Dosis toksis adalah takaran pemberian obat yang dapat menyebabkan keracunan,

tetapi tidak menyebabkan kematian.

6. Dosis sinergis, bila dalam suatu resep terdapat dua atau lebih bahan obat yang

berDM dan menpunyai efek yang sama maka dihitung DM gabungann yang tidak

boleh lebih dari satu.

Tujuan perhitungan dosis obat adalah, agar pasien mendapatkan obat sesuai

dengan yang diperlukan oleh pasien tersebut, baik berdasarkan kemauan sendiri atau

berdarkan dosis yang ditentukan oleh dokter penulis resep kalau obat tersebut harus

dengan resep dokter.

   Faktor – faktor yang mempengaruhi dosis obat antara sebagai berikut :

1. Umur

Umur pasien merupakan suatu pertimbangan untuk menentukan dosis obat. Dosis obat

memiliki kekhususan dalam perawatan neonatal (kelahiran baru), pasien pedriatik dan

geriatik.

Dosis yang diperuntukan bagi pediatrik merupakan pecahan dari dosis orang dewasa.

Tergantung pada umur pasien dan secara relative terhadap pasien yang lebih muda.

2. Berat Badan

Dosis lazim secara umum dianggap cocok untuk orang dengan berat badan 70 kg (150

pound). Rasio antara jumlah obat yang digunakan dan ukuran tubuh mempengaruhi

konsentarsi obat pada tempat kerjanya. Untuk itu dosis obat memerlukan penyesuaian

dari dosis biasa untuk orang dewasa ke dosis yang tidak lazim, pasien kurus atau gemuk,

penentuan dosis obat untuk pasien yang lebih muda, berdasarkan berat badan lebih tepat

diandalkan dari pada yang mendasarkan kepada umur sepenuhnya.

Dosis obat berdasarkan kepada berat badan, dinyatakan dalam milligram (obat)

perkilogram (berat badan).

Page 14: 1. FARMAKOLOGI

3. Luas Permukaan Tubuh

Suatu formula untuk menentukan dosis anak berdasarkan pada luas permukaan tubuh

yang relatif dari dosis orang dewasa sebagai berikut :

Luas Permukaan tubuh anak

Luas Permukaan tubuh dewasa

Luas permukaan perseorangan bisa ditentukan dari suatu monogram yang membuat skala

tinggi, lebar, dan luas permukaan.

4. Jenis Kelamin

Wanita dipandang lebih mudah terkena efek obat-obatan dari pada laki-laki, dan dalam

beberapa hal perbedaan ini dianggap cukup memerlukan pengurangan dosis.

5. Status Patologi

Efek obat-obatan tertentu dapat dimodifikasikan oleh kondidi patologi pasien dan harus

dipertimbangkan dalam penentuan obat yang akan digunakan dan juga dosisnya yang

tepat. Obat-obat yang memiliki potensi berbahaya tinggi pada suatu situasi terapentik

tertentu hanya boleh dipakai apabila kemungkinan manfaatnya melebihi kemungkinan

resikonya terhadap pasien, dan bila sudah tidak ada lainnya yang cocok dan kemungkinan

keracunannya lebih rendah.

6. Toleransi

Kemampuan untuk memperpanjang pengaruh suatu obat, khususnya apabila dibutuhkan

untuk pemakaian bahan yang terus menerus disebut toleransi obat. Efek toleransi obat

ialah obat yang dosisnya harus ditambah untuk menjaga respon terapeutik tertentu. Untuk

kebanyakan obat-obatan pengembang toleransi dapat diperkecil dengan cara

memprakasai terapi dengan dosis efektifnya yang terendah dengan cara mencegah

perpanjangan pemakaian

7. Terapi dengan obat yang diberikan secara bersamaan.

Efek-efek suatu obat dapat dimodifikasikan dengan pemberian obat lainnya secara

bersamaan atau sebelumnya. Keterlibatan semacam ini antara obat-obatan dihubungkan

atau dirujuk pada interaksi obat-obatan dan merupakan akibat interaksi obat-obatan

secara fisik, kimiawi, atau karena terjadinya perubahan pada pola absorpsi, distribusi,

metabolisme atau eksresi salah satu obat tersebut. Efek dari interaksi obat dapat

bermanfaat dan mengganggu terapi.

Page 15: 1. FARMAKOLOGI

8. Waktu Pemakaian

Waktu ketika obat itu dipakai mempengaruhi dosisnya. Hal ini terutama pada terapi oral

dalam hubungannya dengan makanan. Jadwal waktu yang tepat dari dosis obat

merupakan suatu faktor penyakit dan kadar obat dalam tubuh yang diharapkan, sifat

fisika kimia obat itu sendiri, rancangan bentuk sediaan dan derajat serta kecepatan

absorpsi obat.

Cara menghitung dosis obat

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung dosis obat antara lain :

1. Berat badan

Dengan cara mengalikan berat badan pasien tersebut dengan dosis obat, maka akan

diperoleh dosis obat untuk pasien tersebut.

2. Luas permukaan tubuh

Menentukan titik potong pada skala nomogram antara tinggi badan dengan berat

badan seseorang, maka akan didapat luas permukaan tubuh dalam meter persegi.

3. Umur pasien

Untuk pasien anak-anak bisa berdasarkan umur dalam tahun, umur dalam bulan, atau

berdasarkan umur pada ulang tahun yang akan datang. Ada juga perhitungan dosis

obat untuk anak-anak berdasarkan berat badan baik kilogram atau dalam pon.

Perhitungan dosis obat untuk anak-anak berdasarkan umur dikenal dengan rumus

sebagai berikut :

a. Rumus young, untuk anak-anak usia 1-8 tahun. Rumusnya sebagai berikut :

Dosis anak = x Dosis dewasa

Dimana n adalah umur dalam tahun

Sedangkan anak-anak yang berumur diatas 8 tahun menggunakan rumus sebagai

berikut :

Dosis anak = x Dosis Dewasa

b. Rumus cowling’s

Dosis anak = x Dosis Dewasa

Page 16: 1. FARMAKOLOGI

c. Rumus Fried

Dosis anak = x Dosis Dewasa

Umumnya efek obat mempunyai aksi lebih dari satu, dan dapat berupa :

1. Efek terapi, yang merupakan satu-satunya pada letak primer. Ada 3 macam

pengobatan terapi, yaitu terapi kausal (obat yang meniadakan penyebab penyakit),

terapi somtomatik (obat yang menghilangkan gejala penyakit), terapi subtitusi (obat

yang menggantikan zat yang lazim dibuat oleh orang yang sakit).

2. Efek samping, efek obat yang tidak diinginkan untuk tujuan efek terapi dan ikut pada

kegunaan terapi.

3. Efek teratogen, efek obat yang pada dosis terapi untuk ibu mengakibatkan cacat pada

janin.

4. Efek toksis, aksi tambahan dari obat yang lebih berat dari efek samping dan

mempunyai efek yang tidak diinginkan.

5. Toleransi, peristiwa dinaikkannya dosis obat terus menerus untuk mencapai efek

teraupetis yang sama.

Farmakokinetik

Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib obat dalam tubuh

yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya (ADME). Obat yang masuk ke dalam

tubuh melalui berbagai cara pemberian umunya mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan

untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa

biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. Seluruh proses ini disebut dengan proses

farmakokinetika dan berjalan serentak seperti yang terlihat pada gambar 1.1 dibawah ini.

1) Absorpsi dan Bioavailabilitas

Kedua istilah tersebut tidak sama artinya. Absorpsi, yang merupakan proses

penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses

tersebut. Kelengkapan dinyatakan dalam persen dari jumlah obat yang diberikan. Tetapi

secara klinik, yang lebih penting ialah bioavailabilitas. Istilah ini menyatakan jumlah

obat, dalam persen terhadap dosis, yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk

utuh/aktif. Ini terjadi karena untuk obat-obat tertentu, tidak semua yang diabsorpsi dari

tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sestemik. Sebagaian akan dimetabolisme oleh

Page 17: 1. FARMAKOLOGI

enzim di dinding ususpada pemberian oral dan/atau di hati pada lintasan pertamanya

melalui organ-organ tersebut. Metabolisme ini disebut metabolisme atau eliminasi lintas

pertama (first pass metabolism or elimination) atau eliminasi prasistemik. Obat demikian

mempunyai bioavailabilitas oral yang tidak begitu tinggi meskipun absorpsi oralnya

mungkin hampir sempurna. Jadi istilah bioavailabilitas menggambarkan kecepatan dan

kelengkapan absorpsi sekaligus metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi

sistemik.Eliminasi lintas pertama ini dapat dihindari atau dikurangi dengan cara

pemberian parenteral (misalnya lidokain), sublingual (misalnya nitrogliserin), rektal, atau

memberikannya bersama makanan.

2) Distribusi

Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah.

Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat

fisikokimianya. Distribusi obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya di

dalam tubuh. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ

yang perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak. Selanjutnya,

distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan yang perfusinya tidak

sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak. Distribusi ini baru

mencapai keseimbangan setelah waktu yang lebih lama. Difusi ke ruang interstisial

jaringan terjadi karena celah antarsel endotel kapiler mampu melewatkan semua molekul

obat bebas, kecuali di otak. Obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi membran

sel dan terdistribusi ke dalam otak, sedangkan obat yang tidak larut dalam lemak akan

sulit menembus membran sel sehingga distribusinya terbatas terurama di cairan ekstrasel.

Distribusi juga dibatasi oleh ikatan obat pada protein plasma, hanya obat bebas yang

dapat berdifusi dan mencapai keseimbangan. Derajat ikatan obat dengan protein plasma

ditentukan oleh afinitas obat terhadap protein, kadar obat, dan kadar proteinnya sendiri.

Pengikatan obat oleh protein akan berkurang pada malnutrisi berat karena adanya

defisiensi protein.

3) Biotransformasi / Metabolisme

Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia obat

yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat diubah

menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak

Page 18: 1. FARMAKOLOGI

sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi

inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat. Tetapi,

ada obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. Ada obat yang

merupakan calon obat (prodrug) justru diaktifkan oleh enzim biotransformasi ini.

Metabolit aktif akan mengalami biotransformasi lebih lanjut dan/atau diekskresi sehingga

kerjanya berakhir.Enzim yang berperan dalam biotransformasi obat dapat dibedakan

berdasarkan letaknya dalam sel, yakni enzim mikrosom yang terdapat dalam retikulum

endoplasma halus (yang pada isolasi in vitro membentuk mikrosom), dan enzim non-

mikrosom. Kedua macam enzim metabolisme ini terutama terdapat dalam sel hati, tetapi

juga terdapat di sel jaringan lain misalnya ginjal, paru, epitel, saluran cerna, dan plasma.

4) Ekskresi

Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk

metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau metabolit polar

diekskresi lebih cepat daripada obat larut lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru.

Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante

dari 3 preoses, yakni filtrasi di glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal, dan

rearbsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal. Ekskresi obat melalui ginjal menurun

pada gangguan fungsi ginjal sehingga dosis perlu diturunkan atau intercal pemberian

diperpanjang. Bersihan kreatinin dapat dijadikan patokan dalam menyesuaikan dosisatau

interval pemberian obat. Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat, liur, air mata, air

susu, dan rambut, tetapi dalam jumlah yang relatif kecil sekali sehingga tidak berarti

dalam pengakhiran efek obat. Liur dapat digunakan sebagai pengganti darah untuk

menentukan kadar obat tertentu. Rambut pun dapat digunakan untuk menemukan logam

toksik, misalnya arsen, pada kedokteran forensik.

MACAM RESEP OBAT DAN PROSES YANG DIALAMI OBAT DALAM  TUBUH

BAIK SAKIT MAUPUN SEHAT

Berikut adalah 10 obat yang paling banyak diresepkan (diurutkan berdasar peringkat tertinggi) :

1. Hydrocodone (dikombinasi dengan acetaminophen) -- 131.2 juta resep

2. Obat penurun kolesterol generik merek Zocor (simvastatin), -- 94.1 juta resep

Page 19: 1. FARMAKOLOGI

3. Lisinopril (termasuk yang dijual dengan merek Prinivil dan Zestril), obat penurun

tekanan darah -- 87.4 juta resep

4. Hormon tiroid sintetis generik merek Synthroid (levothyroxine sodium),  -- 70.5  juta

resep

5. Obat penurun tensi/angina generik merek Norvasc (amlodipine besylate),  -- 57.2 juta

resep

6. Obat antasida generik merek Prilosec (omeprazole),  -- 53.4 juta resep (belum termasuk

penjualan secara bebas/otc)   

7. Obat antibiotik Azithromycin (termasuk yang dijual dengan merek Z-Pak dan

Zithromax),  -- 52.6 juta resep

8. Antibiotik Amoxicillin (dengan berbagai macam merek), -- 52.3 juta resep

9. Obat diabetes generik Glucophage (metformin),  -- 48.3 juta resep

10. Obat penurun tensi Hydrochlorothiazide (dengan beragam merek), -- 47.8 juta resep.

  Obat dengan nilai penjualan tertinggi

Memang bukan hal yang mengejutkan kalau obat-obat generik bukanlah sumber

pendapatan tertinggi bagi para produsen obat. Buktinya, meskipun obat generik paling banyak

diresepkan, tetapi obat yang sudah lepas masa patennya ini tidak mencatat nilai penjualan

tertinggi.

Obat-obat yang paling banyak menghabiskan biaya bagi pasien adalah obat-obat paten

yang masih terbilang baru dan masih mendapat perlidungan dari  kompetisi obat generik.

IMS melaporkan, bahwa rakyat Amerika menghabiskan sekur`ngnya 307 miliar dollar AS untuk

menebus resep obat pada 2010. Angka ini naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya yang ,mencapai

300 miliar dollar AS.

Inilah 10 nama obat yang paling banyak menguras kantong pasien di AS :

1. Lipitor, obat penurun kolestrol

2. Nexium, obat antasida

3. Plavix, obat pengencer darah

4. Advair Diskus, inhaler untuk asma

5. Abilify, obat antipsikotik 

6. Seroquel, obat antipsikotik 

Page 20: 1. FARMAKOLOGI

7. Singulair, obat oral untuk asma

8. Crestor, obat penurun kolesterol

9. Actos, obat diabetes 

10. Epogen, obat anemia yang disuntikan

Untuk dapat memberikan efek yang diinginkan, obat harus dapat mencapai tempatnya

bekerja. Misalnya kita meminum antibiotik untuk pengobatan infeksi ginjal/kandung kemih.

Agar antibiotik dapat bekerja untuk membunuh bakteri, obat tersebut harus mencapai ginjal

(tempat antibiotik bekerja) terlebih dahulu. Setelah mencapai ginjal, antibiotik dapat membunuh

bakteri sehingga memberikan kesembuhan yang diharapkan.

Setelah obat bekerja di dalam tubuh dan menghasilkan efek, obat akan dikeluarkan dari

dalam tubuh. Ada banyak tahapan yang perlu dilalui obat mulai dari pemberian, kemudian

menghasilkan efek, dan terakhir dikeluarkan dari dalam tubuh. Tahapan tersebut dikenal dengan

nama administrasi, liberasi, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.

Obat yang berada di dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh karena

secara normal senyawa obat tidak terdapat di dalam tubuh. Tubuh memiliki mekanisme alamiah

untuk mendetoksifikasi (menurunkan ketoksikan suatu zat) benda asing yang masuk ke tubuh.

Oleh karena itu, senyawa obat akan didetoksifikasi oleh tubuh sehingga obat tidak terlalu

toksik/beracun bagi tubuh. Proses detoksifikasi obat oleh tubuh merupakan tahapan metabolisme

obat. Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim mikrosomal hati.

Hasilnya merupakan suatu senyawa yang sifat toksik/beracunnya lebih rendah dibandingkan

dengan senyawa awal sehingga tidak terlalu beracun bagi tubuh. 

Tahap terakhir yang dialami oleh obat adalah tahap ekskresi. Pada tahap ini obat akan

dikeluarkan dari dalam tubuh dengan berbagai cara, antara lain melalui ginjal (air seni), saluran

cerna (faeces), kulit (keringat), pernapasan (udara), mata (air mata), atau kelenjar payudara (air

susu). Sebagian besar obat dikeluarkan melalui ginjal. Jika ginjal kita mengalami gangguan,

kadar obat dalam tubuh akan meningkat akibat terhambatnya proses pengeluaran obat melalui

ginjal. Oleh karena itu, pada penderita gangguan ginjal, perlu dilakukan penyesuaian dosis obat -

terutama untuk obat yang dalam kadar rendah dapat menimbulkan keracunan dan obat yang

toksik bagi ginjal (nefrotoksik) - agar kadar obat dalam tubuh tidak terlalu tinggi karena

dikhawatirkan akan menimbulkan keracunan bahkan kematian bagi penderita.