1. Draf Model Pembelajaran Saintifik MP Fisika-Master

59
Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika Melalui Pendekatan Saintifik

Transcript of 1. Draf Model Pembelajaran Saintifik MP Fisika-Master

Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Mata Pelajaran Fisika

Melalui Pendekatan Saintifik

Kata Pengantar

Bab I.Pendahuluan A. Latar Belakang, B. Tujuan, C. Ruang Lingkup

Bab II. Pembelajaran KompetensiA. Pendekatan Pembelajaran saintifikB. Penilaian Autentik

Bab III Analisis Kompetensi A. Prosedur analisis1. Mengembangkan Materi pembelajaran2. Alternatif kegiatan pembelajaran sesuai tahapan:3. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik)a. Aspek pengetahuan melalui tes dan non tesb. Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produkc. Aspek sikap melalui pengamatanB. Hasil Analisis Kompetensi

Bab IV PenutupLampiran:Contoh RPP

Kata Pengantar

Bab I. Pendahuluan

A. Latar BelakangUndang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengellaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses dikembangkan mengacu pada standar kompetensi lulusan dan standar isi. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Pemerintah mulai mencanangkan pelaksanaan terbatas pada 1270 SMA mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Sebagai persiapan pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan buku pegangan guru dan siswa mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku yang ada mulai menerapkan kurikulum 2013 menggunakan silabus yang telah disediakan.Kondisi riil guru yang beragam belum dapat menggunakan silabus sebagai acuan operasional menyusun perencanaan pembelajaran. Masih diperlukan jabaran operasional mengembangkan silabus menjadi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembakan langkah pembelajaran sertamerancang dan melaksanakan penilaian otentik. Oleh karena itu perlu rambu-rambu lebih operasional agar guru dapat menjabarkan silabus menjadi RPP dalam bentuk naskah tertentu.

B. TujuanSecara umum tujuan penulisan buku ini adalah membantu guru mata pelajaran . dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus buku ini bertujuan:(1) Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar(2) Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran(3) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik(4) Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian(5) Merancang penilaian otentik

C. Ruang LingkupRuang lingkup buku ini terdiri atas:(1) Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik(2) Langkah-langkah analisis kompetensi; (3) Penilaian otentik; dan(4) Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelejaran (RPP)

D. Landasan Hukum(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.(2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.(3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.(4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.(5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.(6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. . Tahun 2013 tentang Implementasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas.

Bab II. Pembelajaran Kompetensi

Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis sejak tahun 2004 melalui piloting beberapa sekolah, dan secara operasional dikembangkan menjadi KTSP sejak tahun 2006. Oleh karena itu pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian otentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengobservasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan.Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuandiperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:(1) dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;(2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis aneka sumberbelajar;(3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;(4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;(5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;(6) daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;(7) daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;(8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);(9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan pesertadidik sebagai pembelajar sepanjang hayat;(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);(11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;(12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. (13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan(14) Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya pesertadidik.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifikPembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito: 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa (Zamroni: 2000; Semiawan: 1998).Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa.Dalam model ini siswa diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan siswa dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan demikian siswa lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktifitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga.Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut(1) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut(2) Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori(3) Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen(4) Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena (5) Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga sampai tak terduga.

B. Penilaian AutentikPenilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input proses output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.Dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 dijelaskan bahwa American Library Association mendefinisikan authentic assessment (penilaian otentik) sebagai proses evaluasi untuk mengukurkinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevandalam pembelajaran. Sedangkan Newton Public School, mengartikan penilaian otentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Selanjutnya Wiggins mendefinisikan penilaian otentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitaspembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi denganantarsesama melaluidebat, dan sebagainya.Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karenanya, penilaian otentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.Penilaian otentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Kata lain dari penilaian otentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian otentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian otentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Bab III Analisis Kompetensi

A. Prosedur AnalisisKurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.DimensiKualifikasi Kemampuan

SikapMemiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

PengetahuanMemiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

KeterampilanMemiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.KompetensiDeskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut.

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut(1) Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini.Kompetensi Dasar (KI 3)Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam Silabus)

3,1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu penyelidikan ilmiahHakikat Fisika dn Pengukuran

3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vector

Penjulahan Vektor

Dan seterusnya

(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indicator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.(5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan(6) Merancang penilaian yang diperlukan

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.Materi Pokok (Silabus)

Materi PembelajaranFakta, Konsep, Prinsip, dan ProsedurAlternatif Kegiatan Pembelajaran:Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan MengomunikasikanPembelajaran (Silabus)Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampilan untuk PenilaianPenillaian (Silabus)

Lulusan yang :Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab

1. Mengembangkan Materi pembelajaranPengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori, yaitu:(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati. Contoh fakta adalah benda jatuh, air mengalir, gunung meletus, dan sebagainya.(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan.Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas.(4) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran fisika, langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok.2. Mengembangkan Kegiatan PembelajaranKegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan(1) Mengamati (Observasi) adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakat, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran mendorong keterlibatan peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut. Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Mereka juga tidak memiliki hubungan apa pun dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan observasi biasa, pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi. Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati. Sejatinya, observasi semacam ini paling lazim dilakukan dalam penelitian antropologi khususnya etnografi. Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati. Di bidang pengajaran bahasa, misalnya, dengan menggunakan pendekatan ini berarti peserta didik hadir dan bermukim langsung di tempat subjek atau komunitas tertentu dan pada waktu tertentu pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat, termasuk melibakan diri secara langsung dalam situasi kehidupan mereka.(2) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Dalam kegiatan menanya, siswa mengembangkan keterampilan lisan dan tertulis dalam merumuskan pertanyaan, mulai pertanyaan sederhana dan pendek hingga pertanyaan kompleks dan kritis. Untuk mendorong hasil yang efektif dan efisien proses menanya dalam diskusi harus disiapkan oleh guru, antara lain: tujuan dan hasil kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur dan alokasi waktu diskusi ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar kerja diskusi; diberikan apresiasi yang cukup kepada siswa yang aktif berpartisipasi.(3) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konspetual, dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang dipeorleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam bentuk ekperimen, tugas projek, atau tugas produk.Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan meningkatkan kebermaknaan belajar (meaningfull learning) bagi siswa. Mereka menjadi lebih yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang diperoleh. Pada kegiatan mencoba jenis ke dua meripakan kelanjutan dari jenis yang pertama. Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari kegiatan menkonstruksi pengetahuan komseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru. Data baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi karena bukan sekedar membuktikan prinsip/prosedur yang diketahui melainkan mencoba menerapkan dalam situasi baru. Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan kreativitas dan inovasi guru merancang dan mendesainya, serta mencobanya agar prosedur dan data yang diharapkan dapat diterima (acceptable) secara keilmuan. Contoh jenis kedua tersaji dalam lampiran (RPP)(4) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori mengasosiasi adalah menyajikan data secara sistematis, memilah, mengelompokkan, menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan menafsirkan. Kegiatan mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan menggunakan lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas projek dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar kerja karena siswa lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi.(5) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, dan kesan dan lain sebagainya termasuk dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi kendala waktu terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran dan alokasi waktu kegiatan dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang proporsional. Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya. Membuat blog, membuat laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan website dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu formal.3. Merumuskan indikator pencapaianDalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini(1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, di dalamnya terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten (sikap, pengetahuan, atau keterampilan)(2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus(3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya(4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan(5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi(6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta(7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik)a. Aspek sikap melalui pengamatanPenilaian sikap dilakukan melalui pengematan dengan menggunakan lembar pengamatan atau daftar ceklis pengematan yang memuat aspek sikap yang daiamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada pencapaian standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dan Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran fisika dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari upaya pencapaian kedua sikap tersebut (religius dan sosial). Guru fisika perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi pokok sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KI-3 dan KI-4. Contoh lembar pengamatan sikap tersaji dalam lampiran .Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat pengamatan dilakukan. Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat diskusi kelompok, kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek. Berikut ini contoh aspek pengamatan sikap sesuai dengan aktivitas siswa.Aktivitas Siswa

Aspek Seikap Yang DiamatiDiskusi KelompokPresentasiEksperimenTugas Projek

Kerjasama

Komunikasi

Kedisiplinan

Ketelitian

Kejujuran

Kepedulian

Tanggungjawab

Dan lain-lain

b. Aspek pengetahuan melalui tes dan non tesKompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan non tes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda, isian, benar salah, dll) dan/atau tes praktik. Sedangkan bentuk non tes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan. Baik tugas menjawab soal, atau tugas membuat laporan tertulis.Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang dan didesain dimulai dengan menyusun indikator pencapaian, indikator soal, dan/ atau aspek penilaian nontes, hingga pedoman penilaian/penskoran. Dalam menyusun indikator soal tes tertulis, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:(1) Indikator soal dinyatakan dengan kalimat pernyataan dengan memuat empat unsur, yaitu subjek (siswa), kompetnsi (dinyatakan dengan kata kerja operasional), konten (isi, materi), dan derajat pencapaian komeptensi(2) Indikator yang baik dinyatakan dengan jelas dan tegas sehingga dapat dibuat soalnya(3) Pada soal uraian atau tes praktik, indikator menjadi pedoman dalam mengembangkan rubrik penilaian dan pedoman peskoran/penilaianPenilaian pengetahuan melalui tugas sebaiknya ditekankan pada aspek yang relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dapat dinilai melalui tugas antara lain adalah: kelengakapan isi, kedalaman/keluasan isi, dan kebenaran isi. Dalam menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk daftar ceklis atau menggunakan skala penilaian. Contoh format penilaian tugas dapat dilihat pada lampiran RPP.c. Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produkAda dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkrit. Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkrit cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat.Kompetensi aspek keterampilan dapat diukur melalui pengamatan pada saat mereka bekerja dalam kelompok, berdiskusi, presentasi, eksperimen, atau tugas projek. Berikut ini contoh pengamatan aspek keterampilan pada beberapa kegiatan.KeterampilanKegiatan

DiskusiPresentasiEksperimenTugas projek

AbstrakMengamati

Menanya

Mengolah

Menyaji

Mengomunikasikan

Mencipta

KonkritMencoba

Menggunakan alat

Membuat

Memodifikasi

Menyaji

Mencipta

Aspek keterampilan juga dapat dinilai berdasarkan dari produk yang dihasilkan siswa yang didokumentasikan perkembangannya dalam bentuk portfolio. Bentuk portfolio yang dapat digunakan antara lain laporan tertulis (dalam IPA), hasil tugas projek, dan lain-lain. Dalam merancang, mendesain, dan melaksanakan penilaian aspek keterampilan, guru sebaiknya menetapkan focus penilaian keterampilan. Berikut ini beberapa aspek penilaian keterampilan melalui portfolio pada beberapa jenis.

KeterampilanJenis Portofolio

Laporan TertulisPenulisan BlogKarya VideoHasil Karya produk

AbstrakMengamati

Menanya

Mengolah

Menyaji

Mengomunikasikan

Mencipta

KonkritMencoba

Menggunakan alat

Membuat

Memodifikasi

Menyaji

Mencipta

B. Hasil Analisis Kompetensi1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar (KI 3)Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam Silabus)

3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiahHakekat Fisika dan Pengukuran Besaran Fisika

3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vektor

Penjumlahan Vektor

3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan4.3 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstanGerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan (GLB dan GLBB)

3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus

Hukum Newton pada gerak lurus

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi4.5Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

Gerak Melingkar dengan laju konstan (GMB)

3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahanElastisitas dan Hukum Hooke

3.7Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari 4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaanFluida Statik

3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari3.9 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalorKalor dan Perpindahan Kalor

3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensaAlat alat Optik

2. Hasil Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran FisikaKI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi DasarMateri PokokMateri PembelajaranAlternatif PembelajaranSikapPengetahuanKeterampilan

IndikatorPenilaianIndikatorPenilaianIndikatorPenilaian

3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)

Hakekat Fisika dan Pengukuran Besaran FisikaFakta1. gejala alam secara umum2. gejala fisika3. beberapa contoh alat ukur4. kesalahan pengukuran5. sumber data penelitian

Konsep1. variabel pengukuran2. ketepatan dan ketelitian3. angka penting4. kesalahan pengukuran

Prinsip1. menentukan ketelitian pengukuran2. menghitung kesalahan relative3. penggunaan aturan angka penting4. Menyimpulkan hasil penelitian

Prosedur1. langkah kerja ilmiah.2. Penyajian dan pengolahan data.3. Percobaan pengukuran masa jenis kerikil.Mengamati1. Mencari informasi tentang hakikat fisika dan metode ilmiah2. Melihat video atau gambar beberapa fenomena alam3. Menyimak contoh laporan singkat hasil penelitian ilmiah4. peragaan satu siswa pengalaman penggunaan mistar,jangka sorong, dan mikrometerMenanyakan1. Diskusi kelompok cara membaca skala mistar, jangka sorong, dan mikrometer2. Diskusi kelas prinsip ketelitian dan ketepatan pengukuran serta aturan angka penting3. Diskusi kelas variabel bebas, terikat, dan terkontrolEksperimen/Eksplorasi1. Menggunakan jangka sorong dan mikrometer2. Praktik berkelompok mengukur masa jenis kerikil3. Menghitung kesalahan relatifMengasosiasi1. Menyaji data berdasrkan jenis variable2. Membuat regresi hasil data hubungan volume dan massa benda3. Menafsrikan regresMengomunikasikan1. membuat laporan tertulis2. Mempresentasikan hasil prakrik1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanakan percobaan.3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawabObservasi1. Percoban mengukur masa jeni2. PresentasiKelompok3. Diskusi kelompok

Sikap individu:1. Kejujuran2. Ketelitian3. Disiplin4.Tanggung jawab

Sikap ilmiah:1. Kritis2. Obyektif3. Toleran1. Menjelaskan perbedaan feomena fisika dari fenma alam lainnya .2. menjelaskan langkah metode ilmiah dalam fisika 3.membedakan variabel bebas, terikat, dan terkontrol dalam penyelidikan ilmiah4. Memjelaskan pentingnya ketelitian dan ketepatan dalam pengukuran5. Menentukan ketelitian alat ukur (mistar, jangka sorong, mikrometer, dan neraca lengan)6. Menggunakan prinsip angka penting7. Menghitung kesalahan relative8. Menyimpulkan hasil pengukuran9. Merancang cara pengukuran masa jenis benda tidak teratur10. Mengevaluasi kembali pemikiran diri sendiri tentang cara mengukur masa jenisTugas 1. Membuat regresi data percobaanaspek:1. penyajian data2. visual pekerjaan3. persamaan regresi, 4. jawaban pertanyaanTugas 2.Menjawab pekerjaan rumah, aspek:1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapan

TesUH (Uraian)UTS (PG)1. Menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer.2. Menggunakan neraca lengan dan gelas ukur.3.Menyaji dan mengolah data pengukuran.4. Membuat laporan tertulis hasil praktikum5. Mempresentasikan pengetahuan dan keterampilan pengukuran masa jenis kerikil

ObservasiKeg.1 Percobaan mengukur masa jenis, aspek:1. Menggunakan mikrometer 2. Menggunakan neraca3. Menggunakan gelasukur4. Menyaji dan mengolah data

Keg.2 PresentasiKelompok aspek:1. Penguasaan Isi.2. Teknik Bertanya/ Menjawab3. Metode Penyajian

Portofolio1. Laporan praktikum aspek:1. Visual laporan .2. kelengkapan .3.jawaban pertanyaan

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah

3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)

Penjumlahan VektorFakta1. gambar vektor2. animasi kapal menyeberangi sungai berarus3. .Konsep1. vektor2. komponen vektor3. .Prinsip1. Penjumlahan vektor2. Menentukan arah penjumlahan vektor3. .Prosedur1. Percobaan penjumlahan vektor2. .3. .Mengamati1. Menggambar vektor, resultan vektor, komponen vektor serta menghitung besar dan arah resultan vektor dalam sebuah pengamatan bersama.Menanyakan1. Menanyakan prinsip penjumlahan vectorEksperimen/Eksplorasi1. Mengeksplorasi cara menghitung besar dan arah dua buah vektor(misalnya vektor perpindahan, vektor kecepatan, vektor percepatan dan vektor gaya)2. Melakukanpercobaan untuk menentukan resultan dua vektor sebidang(vektor gaya)Mengasosiasi1. Menerapkan operasi vektor dalam pemecahan masalah secara individuMengomunikasikan1. Mempresentasikan contoh penerapan vektor dalam kehidupan sehari-hari

1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanakan percobaan.3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawabObservasi1. Percoban penjumlahan vektor

2. PresentasiKelompok3. Diskusi kelompok

Sikap individu:1. Kejujuran2. Ketelitian3. Disiplin4.Tanggung jawab

Sikap ilmiah:1. Kritis2. Obyektif3. Toleran1. Menjelaskan penjumlahan vector 2. Menggunakan penjumlahan vector dalam penyelesaikan3.Menganalisis penjumlahan vektor4.Menyimpulkan hasil percobaan penjumlahan vektor

Tugas 1. Menyimpulkan data percobaan aspek:1. penyajian data2. visual pekerjaan3. jawaban pertanyaanTugas 2.Menjawab pekerjaan rumah, aspek:1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapan

TesUH (Uraian)UTS (PG)1. Menggunakan neraca pegas.2.Menyaji dan mengolah data pengukuran.3. Membuat laporan tertulis hasil praktik5. Mempresentasikan hasil percobaanObservasiKeg.1 Percobaan penjumlahan dua vektor, aspek:1. Menggunakan neraca pegas.2. Menyaji dan mengolah data

Keg.2 PresentasiKelompok aspek:1. Penguasaan Isi.2. Teknik Bertanya/ Menjawab3. Metode Penyajian

Portofolio1. Laporan praktikum aspek:1. Visual laporan .2. kelengkapan .3.jawaban pertanyaan

4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vektor

3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan

Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan (GLB dan GLBB)

Fakta1. gerak mobil/keretamainan2. gerak troly3. .Konsep1. gerak2. kecepatan3. percepatanPrinsip1. GLB2. GLBB3. .Prosedur1. Percobaan GLB dan GLBB2. .3. .Mengamati1. Mengamati demonstrasi gerak untuk membedakan gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstanMenanya1. Menanyakan perbedaan gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstanEksperimen/Eksplorasi1. Mensiskusikan perbedaan gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan 2. Melakukan eksperimengerak lurus dengan kecepatan konstan dengan menggunakan kereta atau mobil mainan.3. Melakukan eksperimengerak lurus dengan percepatan konstan dengan menggunakan troly.Mengasosiasi1. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan kecepatan konstan.2. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan percepatan konstan.3. Menganalisis besaran-besaran dalam GLBB dan gerak jatuh bebas dalam diskusi kelasMengomunikasikan1. Mempresentasikan hasil percobaanbendayang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan dalam bentuk grafik

1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanakan percobaan.3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawabObservasi1. Percoban penjumlahan vektor

4. PresentasiKelompok5. Diskusi kelompok

Sikap individu:1. Kejujuran2. Ketelitian3. Disiplin4.Tanggung jawab

Sikap ilmiah:1. Kritis2. Obyektif3. Toleran1. Menjelaskan GLB dan GLBB2. Menggunakan GLB dan GLBB penyelesaikan3.Menganalisis GLB dan GLBB dalam penyelesaian masalah4.Menyimpulkan hasil percobaan GLB dan GLBB

Tugas 1. Menyimpulkan data percobaan aspek:1. penyajian data2. visual pekerjaan3. jawaban pertanyaanTugas 2.Menjawab pekerjaan rumah, aspek:1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapan

TesUH (Uraian)UTS (PG)1. Menggunakan seperangkat alat percobaan GLB dan GLBB2.Menyaji dan mengolah data pengukuran.3. Membuat laporan tertulis hasil praktik5. Mempresentasikan hasil percobaanObservasiKeg.1 Percobaan GLB dan GLBB vektor, aspek:1. Menggunakan seperangkat alat percobaan GLB dan GLBB2. Menyaji dan mengolah data

Keg.2 PresentasiKelompok aspek:1. Penguasaan Isi.2. Teknik Bertanya/ Menjawab3. Metode Penyajian

Portofolio1. Laporan praktikum aspek:1. Visual laporan .2. kelengkapan .3.jawaban pertanyaan

4.3 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan

3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus

Hukum Newton pada gerak lurusFakta1. Fenomena benda akan bergerak sampai bergerak2. benda jatuh bebas3. gerak benda pada katrolKonsep1. kelembaman2. gaya yang bekerja pada benda3. resultan gayaPrinsip1. hukum newton pada gerak lurus2. .3. .Prosedur1. percobaan hokum newton2. .3. .Mengamati Mengamati peragaan:1. benda diletakan di atas kertas kemudian kertas ditarik perlahan dan tiba-tiba2. benda ditarik atau didorong untuk menghasilkan gerak3. benda dilepas dan bergerak jatuh bebas4. benda ditarik tali melalui katrol dengan beban berbedaMenanya1. Menanyakan hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurusEksperimen/Eksplorasi1. Mendiskusikan penyebab benda menjadi bergerak2. Mendiskusikan pengaruh masa benda dan besar gaya terhadappercepatan gerak3. Melakukan eksperimen hukum 1 dan 2 Newton 4. Melakukan eksperimen gerak benda misalnya dalam bidang miring untuk membedakan gesekan statik dan kinetikMengasosiasi1. Menghitung percepatan benda dalam sistem yang terletak pada bidang miring, bidang datar, dan sistem katrol dalam diskusi kelas.Mengomunikasikan2. Menggambar gaya berat, gaya normal, dan gaya tegang tali dalam diskusi pemecahan masalah dinamika gerak lurus tanpa gesekan

1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanakan percobaan.3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawabObservasi1. Percoban hokum newton

2. PresentasiKelompok3. Diskusi kelompok

Sikap individu:1. Kejujuran2. Ketelitian3. Disiplin4.Tanggung jawab

Sikap ilmiah:1. Kritis2. Obyektif3. Toleran1. Menjelaskan hub antara gaya, massa, dan percepatan pada gerak lurus2. menerapkan hub antara gaya, massa, dan percepatan pada gerak lurus

3.Menganalisis hub antara gaya, massa, dan percepatan pada gerak lurusdalam penyelesaian masalah4.Menyimpulkan hasil percobaan hukum newton

Tugas 1. Menyimpulkan data percobaan aspek:1. penyajian data2. visual pekerjaan3. jawaban pertanyaanTugas 2.Menjawab pekerjaan rumah, aspek:1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapan

TesUH (Uraian)UTS (PG)1. menggunakan seperangkat alat percobaan hukum newton2.Menyaji dan mengolah data pengukuran.3. Membuat laporan tertulis hasil praktik5. Mempresentasikan hasil percobaanObservasiKeg.1 Percobaahhukum newton, aspek:1. Menggunakan seperangkat alat percobaan hokum newton2. Menyaji dan mengolah data

Keg.2 PresentasiKelompok aspek:1. Penguasaan Isi.2. Teknik Bertanya/ Menjawab3. Metode Penyajian

Portofolio1. Laporan praktikum aspek:1. Visual laporan .2. kelengkapan .3.jawaban pertanyaan

4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

Gerak Melingkar dengan laju konstan (GMB)

Fakta1. Fenomena gerak melingkar: roda sepeda, gir sepeda, jarum jam (detik, menit, jam)2. alat putar sentripetal3. .Konsep1. gerak melingkat2. frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan sudut, liner, percepatan sentripetal3. .Prinsip1. GMB2. Roda berputar seporos atau berhubungan3. .Prosedur1. Percobaan gerak meningakar untuk roda yang berhub2. .3. .Mengamati1. Menemukan besaran frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan linier, kecepatan sudut, dan percepatan sentripetal pada gerak melingkar melalui demonstrasi.

Menanya1. Menanyakan besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologiEksperimen/Eksplorasi1. Mengidentifikasi besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan 2. Melakukan eksperiman secara berkelompok untuk menyelidiki gerak yang menggunakan hubungan roda-roda.Mengasosiasi1. Menganalisis gerak melingkar beraturan dalam pemecahan masalah melalui diskusi kelas 2. Menganalisis besaran yang berhubungan antara gerak linier dan gerak melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstanMengomunikasikan1. Mempresentasikan contoh gerak melingkar dalam kehidupan dan aplikasinya2. Mengomunikasikankan hasil npercobaan dalam bentuk grafik dan laporan sederhana

1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanakan percobaan.3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawabObservasi1. Percoban gerak melingkar untuk roda-2 berhubungan

2.PresentasiKelompok3.Diskusi kelompok

Sikap individu:1. Kejujuran2. Ketelitian3. Disiplin4.Tanggung jawab

Sikap ilmiah:1. Kritis2. Obyektif3. Toleran1. Menjelaskan besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

2. menerapkan besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

3.Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

4.Menyimpulkan hasil percobaan gerak melingkar pada roda-2 berhubungan

Tugas 1. Menyimpulkan data percobaan aspek:1. penyajian data2. visual pekerjaan3. jawaban pertanyaanTugas 2.Menjawab pekerjaan rumah, aspek:1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapan

TesUH (Uraian)UTS (PG)1. menggunakan seperangkat alat percobaan gerak melingkar pada roda-2 berhub2.Menyaji dan mengolah data pengukuran.3. Membuat laporan tertulis hasil praktik5. Mempresentasikan hasil percobaanObservasiKeg.1 Percobaahgerak melingkar pada roda-2 berhub, aspek:1. Menggunakan seperangkat alat percobaan 2. Menyaji dan mengolah data

Keg.2 PresentasiKelompok aspek:1. Penguasaan Isi.2. Teknik Bertanya/ Menjawab3. Metode Penyajian

Portofolio1. Laporan praktikum aspek:1. Visual laporan .2. kelengkapan .3.jawaban pertanyaan

4.5Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari

Elastisitas dan Hukum HookeFakta1. Benda plastis dan elastis2. Neraca Pegas

Konsep1. Stress, Strain, Mod Elastisitas2. Konst pegas3. Susunan pegasPrinsip1. Sifat benda elastis2. Susunan Seri, pegas semakin lemah3. Susunan parallel, pegas semakin kuatProsedur1. Percobaan hukum Hooke

Mengamati1. Peragaan benda elastis dan benda plastis2. Demonstrasi pengaruh gaya terhadap perubahan panjang pegas/karetMenanya1. Mendiskusikansifat benda elastis, batas elastisitas, pengaruh gaya terhadap benda elastisEksperimen/Eksplorasi1. Mendemontrasikan menarik dua karet, berbeda jenis2. Melakukan percobaab menarik karet tunggal, karet susunan seri, karet susunan parallel secara kelompok.3. Mendiskusikan hukum Hooke dan susunan pegas4. Melakukan percobaan hukum Hooke dengan menggunakan pegas/karet, mistar, beban gantung, dan statif secara berkelompok5. Eksplorasi untuk menemukan karakteristik susunan pegas seri dan paralelMengasosiasi1. Mengolah data percobaan ke dalam grafik, menentukan persamaan grafik, dan membandingkan hasil percobaan dengan bahan pegas/karet yang berbeda2. Memformulasi konstanta pegas susunan seri dan parallel3. menyimpulkan hubungan antara perubahan panjang dengan besar gaya (skala neraca pegas).Mengomunikasikan1. Menyampaikan /mempresentasikan hasil penugasan2. Membuat laporan hasil percobaan

1. Menunjukkan perilaku jujur dan teliti dalam menyajikan data.2. Menunjukan kerjasama dan komunikasi dalam kerja kelompok.

ObservasiKeg.1 Percobaan hk Hooke, aspek:1. jujur2. teliti3. kerjasma

Keg.2 Diskusi kelompok, aspek:1. toleran2. santun3. responsif4. proaktif1. Menjelaskan karakteristik benda elastis sesuai hukum Hooke.2. Menentukan konstanta pegas berdasarkan persobaan.3. Membedakan stress dan strain4. Membedakan stress dan strain5. Menemukan penerapan sifat elastis dalam kehidupan dan teknologiTugas 1.Menjawab pekerjaan rumah, aspek:1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapan

TesUH:uraianUTS:PG dan uraian1. Melakukan percobaan hukum Hooke.2. Mengolah dan menyaji data hasil percobaan.3. Menyimpulkan hasil percobaan elastisitas

ObservasiKeg.1 Percobaan hk Hooke , aspek:1. Menggunakan neraca pegas2. Menyusun rangkaian percobaan

Keg.2 PresentasiKelompok aspek:1. Penguasa an Isi.2. Teknik Bertanya/ Menjawab3. Metode Penyajian

Portofolio1. Laporan praktikum aspek:1. Visual laporan .2. kelengkapan .3.jawaban pertanyaan

4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan

3.7Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

Fluida Statik

Fakta1. replika kapal selam2. air dalam sedotan3. artikel system hidrolik dan sistem kerja kapal selamKonsep1. terapung2. melayang3. tenggelamPrinsip1. hukum fluida statik2. .3. .Prosedur1. Membuat peraga sistem hidrolik2. Percobaan pemanfaatan sifat-2 fluida untuk mempermudah pekerjaan3. .Mengamati1. Peragaan: simulasi kapal selam dalam botol minuman keadaan air dalam sedotan minuman dalam berbagai keadaan Membaca artikel tentang penggunaan sistem hidrolik dan sistem kerja kapal selamMenanya1. Menanyakan tentang hukum-hukum fluida statik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hariEksperimen/Eksplorasi1. Mendiskusikan hukum-hukum fluida statik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari2. Membuatalat peraga sistem hidrolik secara berkelompok3. Melakukan eksperimen yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaanMengasosiasi1. Menerapkan konsep tekanan hidrostatis, prinsip hukum Archimedes dan hukum Pascall melalui percobaanMengomunikasikan1. Mempresentasikan penerapan hukum-hukum fluida statik2. Membuat laporan hasil percobaan3. Memberikan contoh penerapansifat-sifat fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanakan percobaan.3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawabObservasi1. Percoban memanfaatkan sifat-2 fluida untuk mempermudah pekerjaan

2.PresentasiKelompok

3.Diskusi kelompok

Sikap individu:1. Kejujuran2. Ketelitian3. Disiplin4.Tanggung jawab

Sikap ilmiah:1. Kritis2. Obyektif3. Toleran1. Menjelaskan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

2. menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

3.Menganalisis hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

4.Menyimpulkan hasil percobaan memanfaatkan sifat-2 fluida untuk mempermudah pekerjaan

Tugas 1. Menyimpulkan data percobaan aspek:1. penyajian data2. visual pekerjaan3. jawaban pertanyaanTugas 2.Menjawab pekerjaan rumah, aspek:1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapan

TesUH (Uraian)UTS (PG)1. menggunakan seperangkat alat percobaan memanfaatkan sifat-2 fluida untuk mempermudah pekerjaan2.Menyaji dan mengolah data pengukuran.3. Membuat laporan tertulis hasil praktik5. Mempresentasikan hasil percobaanObservasiKeg.1 Percobaan memanfaatkan sifat-2 fluida untuk mempermudah pekerjaan, aspek:1. Menggunakan seperangkat alat percobaan 2. Menyaji dan mengolah data

Keg.2 PresentasiKelompok aspek:1. Penguasaan Isi.2. Teknik Bertanya/ Menjawab3. Metode Penyajian

Portofolio1. Laporan praktikum aspek:1. Visual laporan .2. kelengkapan .3.jawaban pertanyaan

4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan

3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari

Kalor dan Perpindahan KalorFakta1. simulasi pemuaian rel kereta api2. Pemanasan es menjadi air.3. Fenomena pengaruh kalor pada benda dan perambatan kalorKonsep1. suhu2. kalor3. kalor jenis4. kapasitas kalor5. Perpindahan kalor

Prinsip1. pemuaian (logam dipanaskan memuai)2. Asas Black3. Kalor berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah

Prosedur1. Percobaan pengaruh kalor pada benda2. Percobaan menentukan kalor jenis benda.3. .Mengamati1. Menyimak peragaan tentang: Simulasi pemuaian rel kereta api Pemanasan es menjadi air Konduktivitas logam (almunium, besi, tembaga, dan timah)2. Melakukanstudi pustaka untuk mencari informasi mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda (pemuaian), dan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasiMenanya1. Menanyakan pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari2. Menanyakan karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalorEksperimen/explorasi1. Melakukan eksperimen tentang pengaruh kalor terhadap suhu, wujud, dan ukuran benda2. Mendiskusikan tentang azas Black dan perpindahan kalor3. Melakukane ksperimen untuk menentukan kalor jenis logamMengasosiasi1. Mengolah data eksperimen tentang kalor jenis logam dengan menggnakan kalorimeter dalam bentuk penyajian data, membuat grafik, menginterpretasi dan dan grafik, dan menyusun kesimpulan.Mengomunikasikan1. Membuat laporan hasil eksperimen2. Mengomunikasikankan hasil percobaan dalam bentuk grafik1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanakan percobaan.3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawabObservasi1. Percoban pengaruh kalor pada benda dan menentukan kalor jenis

2.PresentasiKelompok

3.Diskusi kelompok

Sikap individu:1. Kejujuran2. Ketelitian3. Disiplin4.Tanggung jawab

Sikap ilmiah:1. Kritis2. Obyektif3. Toleran1. Menjelaskan pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari

2. menerapkan pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari

3.Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari

4.Menyimpulkan hasil percobaan pengaruh kalor pada benda dan menentukan kalor jenis

Tugas 1. Menyimpulkan data percobaan aspek:1. penyajian data2. visual pekerjaan3. jawaban pertanyaanTugas 2.Menjawab pekerjaan rumah, aspek:1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapan

TesUH (Uraian)UTS (PG)1. menggunakan seperangkat alat percobaan pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari 2.Menyaji dan mengolah data pengukuran.3. Membuat laporan tertulis hasil praktik5. Mempresentasikan hasil percobaanObservasiKeg.1 Percobaan pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari:1. Menggunakan seperangkat alat percobaan 2. Menyaji dan mengolah data

Keg.2 PresentasiKelompok aspek:1. Penguasaan Isi.2. Teknik Bertanya/ Menjawab3. Metode Penyajian

Portofolio1. Laporan praktikum aspek:1. Visual laporan .2. kelengkapan .3.jawaban pertanyaan

4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor

3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

Alat-alat OptikFakta1. Lensa2. kaca pembesar (lup)3. mikroskop4. teleskop5. kamera6. kaca mata

Konsep1. pemantulan2. pembiasan3. jarak focus4. jarak benda5. jarak bayangan6. lensa objektif7. lensa okuler

Prinsip1. sifat-2 pemantulan2. sifat-2 pembiasan3. Perbesaran

Prosedur1. Pembuatan teropong sederhana2. .3. .Mengamati1. Melakukan studi pustaka untuk mencari informasi mengenai alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hariMenanya1. Menanyakan tentang prinsip pembentukan bayangan dan perbesaran pada kaca mata, lup, mikroskop ,teleskop dan kameraMengeksplorasi1. Mengeksplorasi dari sumber belajar yang relevan tentang prinsip pembentukan bayangan dan perbesaran pada kacamata,lup, mikroskop, teropong dan kamera .2. Melakukan eksplorasi tentang pembentukan bayangan dan perbesaran pada kaca mata, lup, mikroskop,teleskop dan kameraMengasosiasi1. Melalui diskusi kelompok dapat membedakan pengamatan tanpa akomodasi dengan berakomodasi maksimum pada alat optik lup, mikroskop dan teleskop.2. Merancang dan membuat teropong sederhana secara berkelompokMengomunikasikan1. Presentasi kelompok tentang hasil merancang dan membuat teropong sederhana

1. Menunjukkan perilaku jujur , teliti, tanggung jawab dalam pembuatan teropong secara berkelompok.2. Menunjukan kerjasama dan komunikasi yang santun dalam kerja kelompok.

ObservasiKeg.1 membuat teropong sederhana secara berkelompok, aspek:1. jujur2. teliti3. tanggung jawab4. kerjasama

Keg.2 Diskusi kelompok, aspek:1. toleran2. santun3. responsif4. proaktif1. Menjelaskan cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

2. menerapkan cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

3.Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

4.Mengevaluasi cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa (pembuatan teropong sederhana)

Tugas 1. Pembuatan teropong aspek:1. refleksi dan evaluasi pembuatan teropong2. visual pekerjaan

Tugas 2.Menjawab pekerjaan rumah, aspek:1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapan

TesUH (Uraian)UTS (PG)1. menyusun rancangan pembuatan teropong sederhana 2.Menyajihasil pembuatan teropong.3. Membuat laporan tertulis hasil pembuatan teropong5. Mempresentasikan hasil pembuatan teropongObservasiKeg.1 Pembuatan teropong i:1. Membuat rancangan 2. Menyaji hasil pembuatan teropong

Keg.2 PresentasiKelompok aspek:1. Penguasaan Isi.2. Teknik Bertanya/ Menjawab3. Metode Penyajian

Portofolio1. Membuat laporan tertulis hasil pembuatan teropong aspek:1. Visual laporan .2. kelengkapan .

4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa

Bab IV Penutup

Lampiran: Contoh RPP