1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan...

57
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan di bidang teknologi informasi semakin pesat, seiring dengan perkembangan masyarakat. Salah satu bukti dari kemajuan di bidang teknologi tersebut dengan ditemukannya teknologi komputer, sebagai akibatnya timbul praktek Computerized Record Keeping . Computerized Record Keeping adalah rekaman penetapan secara komputerisasi yang secara cepat menjadi prosedur yang normal dalam kegiatan bisnis sehari-hari.Gejala ini membawa permasalahan di bidang hukum, terutama mengenai alat bukti data elektronik dalam bentuk transaksi elektronik. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat dan perkembangan telekomunikasi tersebut sangat memudahkan seseorang berkirim surat elektronik yang lebih dikenal dengan e-mail,sebab penggunaan e-mail tersebut dianggap murah dan cepat. Penggunaan e-mail juga sangat berperan sekali dalam berbagai kegiatan pendidikan, bisnis, perdagangan, sosial dan berbagai kegiatan lainnya. Untuk itu perlu adanya pengertian baru mengenai alat bukti yang dapat digunakan dalam proses persidangan dalam bentuk e-mail tersebut. Di beberapa Negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, dan singapura. Transaksi Elektronik mulai digunakan 1

Transcript of 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan...

Page 1: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kemajuan di bidang teknologi informasi semakin

pesat, seiring dengan perkembangan masyarakat. Salah satu bukti

dari kemajuan di bidang teknologi tersebut dengan ditemukannya

teknologi komputer, sebagai akibatnya timbul

praktek Computerized Record Keeping. Computerized Record

Keeping adalah rekaman penetapan secara komputerisasi yang

secara cepat menjadi prosedur yang normal dalam kegiatan bisnis

sehari-hari.Gejala ini membawa permasalahan di bidang hukum,

terutama mengenai alat bukti data elektronik dalam bentuk

transaksi elektronik.

Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin

pesat dan perkembangan telekomunikasi tersebut sangat

memudahkan seseorang berkirim surat elektronik yang lebih

dikenal dengan e-mail,sebab penggunaan e-mail tersebut dianggap

murah dan cepat. Penggunaan e-mail juga sangat berperan sekali

dalam berbagai kegiatan pendidikan, bisnis, perdagangan, sosial

dan berbagai kegiatan lainnya. Untuk itu perlu adanya pengertian

baru mengenai alat bukti yang dapat digunakan dalam proses

persidangan dalam bentuk e-mail tersebut.

Di beberapa Negara berkembang seperti Indonesia,

Malaysia, dan singapura. Transaksi Elektronik mulai digunakan

1

Page 2: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

2

untuk proses transaksi, data elektronik seperti Email, Credit Card,

Fax, dan E-pay.Dalam bentuk e-mail sudah menjadi pertimbangan

bagi hakim dalam memutus suatu perkara (perdata). Kiranya, tidak

perlu menunggu lama agar persoalan bukti elektronik, termasuk e-

mail, untuk mendapatkan pengakuan secara hukum sebagai alat

bukti yang sah di pengadilan.

Di China misalnya, membuat peraturan khusus untuk

mengakui data elektronik. Salah satu pasal Contract Law of

People’s Republic of China 1999 menyebutkan, “bukti tulisan” yang

diakui sebagai alat bukti dalam pelaksanaan kontrak (perjanjian)

antara lain : surat dan data teks dalam berbagai bentuk, seperti

telegram, teleks, faksimili dan e-mail 1.

Dengan perkembangan teknologi keberadaan dokumen ini

menjadi konsekwensi dalam praktek bisnis. Dalam praktek

kegiatan bisnis yang menggunakan perangkat elektronik

(komputer) dalam kegiatan bisnis, tidak ada satu alasan untuk

menyetarakan dengan tulisan asli. Cakupannya begitu luas, seperti

persetujuan, rekaman, kompilasi data dalam berbagai bentuk

termasuk undang-undang, opini, dan hasil penelitian yang

dihasilkan pada waktu transaksi itu dibuat atau yang dihasilkan

melalui pertukaran informasi dengan menggunakan komputer.

1 CONTRACT LAW OF THE PEOPLE'S REPUBLIC OF CHINA, Pasal 11 “ Sebuah

tulisan berarti nota kontrak, surat atau pesan elektronik (termasuk telegram, teleks,

faksimili pertukaran, data elektronik dan surat elektronik), dll yang mampu

mengekspresikan isinya dalam bentuk nyata.

Page 3: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

3

Semua bukti tadi diakui secara hukum setelah

mendengarkan pendapat (keterangan) seorang ahli.Dokumen

tersebut juga bisa diakui tanpa adanya keterangan, jika

sebelumnya telah ada sertifikasi terhadap metode bisnis tersebut.

Cara pertama disebut sebagai pengakuan yang didasarkan

atas kemampuan komputer untuk menyimpan data. Pengakuan

tersebutsering digunakan dalam praktek bisnis maupun non-bisnis

untuk menyetarakan dokumen elektronik dalam bentuk e-mail

dengan dokumen konvensional.

Cara kedua untuk mengakui dokumen elektronik adalah

dengan menyandarkan pada hasil akhir komputer.Misalkan dengan

out put dari sebuah program komputer yang hasilnya tidak

didahului dengan campur tangan secara fisik.Contohnya, rekaman

log in internet, rekaman telephon dan transaksi Automatic Transfer

Money (ATM). Artinya dengan sendirinya bukti elektronik dalam

bentuk e-mail tersebut diakui sebagai bukti elektronik dan memiliki

kekuatan hukum. Kecuali bisa dibuktikan lain, data tersebut bisa

dikesampingkan.

Sebenarnya ada satu hal yang patut dipertimbangkan dalam

pengakuan suatu data elektronik mengenai pembuktiannya dalam

sidang pengadilan.Dalam praktek kegiatan bisnis, keberadaan

dokumen elektronik memang tak bisa dihindari.Transaksi ekspor

dan impor (antar negara) sudah sejak lama menggunakan

Elektronik Data Interchange (EDI). Hampir semua negara di dunia

Page 4: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

4

menggunakan dan menerima suatu transaksi yang dilakukan

dengan EDI.

Indonesia sudah menggunakan EDI sejak 1967 hingga saat

ini.Namun, pengadilan sendiri belum menerima bukti elektronik

dalam bentuk e-mail tersebut sebagai alat bukti yang sah di

pengadilan.Tetapitidaklah tepat jika dikatakan Indonesia telah

ketinggalandalam menggunakan data elektronik sebagai bukti

transaksi.

Dengan adanya internet, seolah ada semacam pengaburan

akan adanya pengakuan terhadap data elektronik dalam bentuk e-

mail melalui transaksi. Jika dilihat dari esensi dari transaksi yang

dilakukan secara elektronik, sepanjang para pihak tidak keberatan

dengan prasyarat dalam perjanjian tersebut, segala bukti transaksi

yang dihasilkan dalam transaksi tersebut memiliki nilai yang sama

dengan dokumen transaksi konvensional.

Dalam hukum positif Indonesia, penggunaan data elektronik

tidak setegas di beberapa negara. Apa yang diperjanjikan atau apa

yang secara nyata tersebut secara subtantif telah sesuai dengan

kaidah hukum yang berlaku.

Untuk pengakuan data atau bukti elektronik di Indonesia

bukanlah sesuatu yang baru. Meskipun masih sedikit kasus yang

menggunakan bukti elektronik dalam bentuk e-mail sebagai alat

bukti di pengadilan, itu dikarenakan rentannya kemauan dari hakim

untuk mempelajari hal-hal yang baru. Khususnya, berkaitan

dengan pemanfaatan teknologi informasi.Karena memang saat ini

Page 5: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

5

belum ada suatu kesepakatan hukum dari para praktisi hukum

untuk menetapkan ketentuan yang menyatakan bahwa suatu bukti

elektronik dalam bentuk e-mail dapat dijadikan sebagai alat bukti

yang sah di pengadilan yang dapat dipersamakan dengan surat

otentik. Sebagai contoh tudingan monopoli ditujukan kepada

Microsoft. Sebagian alat bukti yang disampaikan oleh pemerintah

Amerika terhadap Microsoft adalah e-mail yang dikirimkan oleh

pegawai di perusahaan Microsoft yang dikirimkan ke masing-

masing pihak.

Secara teknis, bila terdapat satu standart keamanan untuk

memberikan jaminan keotentikan suatu dokumen, selayaknya

transaksi (pertukaran informasi) yang dilakukan oleh para pihak

harus dinyatakan valid dan memiliki nilai pembuktian di

pengadilan. Hal ini penting, karena menyangkut persoalan siapa

yang mengirimkan e-mail tersebut.

Dengan mengetahui siapa yang mengirimkan, tergugat

dapat menjadikan bukti tersebut sebagai dasar untuk melakukan

gugatan atau penuntutan.Kemudian, penggunaan e-mail sebagai

alat bukti di pengadilan juga bisa merujuk pada log yang berada

pada ISP (Internet Service Provider) dan data RFC (Request for

Comment). Selain itu, untuk lebih memudahkan, perlu diperhatikan

juga keberadaan tanda tangan elektronik (Electronic Signature)

dalam e-mail tersebut. tanpa adanya tanda tangan elektronik,

mungkin agak sulit untuk mendapatkan kepastian siapa pengirim

sebenarnya dari e-mail yang menjadi pokok sengketa.

Page 6: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

6

Dalam memutus suatu perkara, tentu saja hakim harus

mendasarkan ketentuan hukum acara yang mengatur masalah

pembuktian. Apalagi hampir di semua negara, termasuk Indonesia

mengakui alat bukti surat sebagai salah satu bukti untuk yang bisa

diajukan ke pengadilan.Masalah otentikasi adalah persoalan yang

berbeda dengan pengakuan data elektronik dalam bentuk e-mail.

Jika data atau dokumen elektronik tersebut diterima atau diakui

secara hukum, dengan sendirinya proses otentikasi atas data

tersebut akan megikutinya.

Persoalannya, kita membicarakan tentang keabsahan

dokumen elektronik sementara kita juga membicarakan metode

otentikasi. Proses otentikasi adalah persoalan treknologi, sedang

pengakuan dokumen elektronik dalam bentuk e-mail menyangkut

pengakuan secara formal di dalam peraturan perundang-

undangan.

Berdasarkan sebenarnya, Indonesia bukan tidak mampu

untuk melakukan satu revolusi pengembangan hukum.Namun,

lebih didasarkan pada tidak ada kemauan untuk mengakui

dokumen elektronik dalam bentuk e-mail. Jika logika berpikir hanya

melandaskan pada cara lama, dapat dipastikan sampai kapan pun

tidak akan pernah ada pengakuan terhadap dokumen elektronik

dalam bentuk e-mail tersebut. Sekali lagi, dalam penguasaan

teknologi, Indonesia tidaklah kalah jika dibandingkan dengan

negara-negara lain. Praktek bisnis di Indonesia sudah sejak lama

Page 7: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

7

menggunakan komputer.Dan hingga kini, tidak ada keberatan dari

para pihak yang melangsungkan transaksi (pertukaran informasi).

Hanya kemudian terkesan Indonesia adalah negara

terbelakang dalam penguasaan teknologi dari pada negara lainnya.

Jika pemerintah dan masyarakat sudah siap, praktis masalah

pengakuan dokumen elektronik dalam bentuk e-mail bukanlah satu

hal yang tabu dalam praktek hukum di Indonesia.2

Maka dari uraian tersebut perlu adanya pengaturan hukum

yang jelas mengenai kekuatan e-mail sebagai proses pembuktian

dalam persidangan, sehingga siapapun yang akan melakukan

kejahatan dengan menggunakan sarana komputer tersebut akan

mempertimbangkan akibat dari perbuatannya tersebut dikarenakan

telah ada peraturannya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah di uraikan pada latar belakang

diatas maka penulis mencoba untuk mengidentifikasikan

permasalahan yang timbul, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah keberadaan transaksi elektronik sebagai alat

bukti dalam hukum acara perdata menurut Pasal 164 HIR ?

2. Bagaimanakah keberadaan transaksi elektronik sebagai alat

bukti menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik?

2 Penelitian Keterbelakangan Hukum Indonesia Mengenai E-Comerce, Lihat

website www.lawinternational.org/home.php.

Page 8: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

8

3. Penjelasan Judul

Penjelasan judul “Transaksi Elektronik Sebagai Alat Bukti

Dalam Hukum Acara Perdata“ yaitu Transaksi Elektronik

merupakan transaksi yang dilakukan dengan media elektronik, ada

beberapa bentuk transaksi yang dijadikan sebagai alat bukti

didalam persidangan perdata, yaitu : Email, Credit Card, Fax, dan

E-pay. E-pay adalah pembayaran yang dilakukan melalui Internet

dengan Kartu Kredit.

Maraknya transaksi yang dilakukan dewasa ini, memicu

untuk terjadi masalah masalah didalam hukum. Seperti pemalsuan

pembayaran, Barang yang tidak sesuai, keterlambatan dalam

pengiriman, dan lain lain. Ada satu proses transaksi yang

dilakukan dengan jalan elektronik yang biasa di kenal dengan E-

Commerce (Electronic Commerce), E-Commerce dapat

didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi

perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and

service) dengan menggunakan media elektronik. Electronic

Commerce adalah kemampuan untuk membentuk transaksi bisnis

yang meliputi pertukaran barang dan jasa di antara dua pelaku

bisnis dengan menggunakan peralatan dan teknologi elektronik.

E-commerce merujuk pada semua bentuk transaksi

komersial yang menyangkut organisasi dan individu yang

didasarkan pada pemrosesan dan transmisi data yang

digitalisasikan, termasuk teks, suara dan gambar.Termasuk juga

pengaruh bahwa pertukaran informasi komersial secara elektronik

Page 9: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

9

yang mungkin terjadi antara institusi pendukungnya dan aktivitas

komersial pemerintah.

Sistem e-commerce terbagi menjadi tiga tipe aplikasi, yaitu:

1) Electronic Markets (EMs)

EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi untuk

melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah segmen

pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai

macam harga yang ditawarkan. Dengan kata lain, Ems adalah

sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan

fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar

informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan.

Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat

lebih nyata dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan bagi

penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk

dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga

dapat menarik pelanggan lebih banyak.

2) Electronic Data Interchange (EDI)

EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran

data transaksi-transaksi regular yang berulang dalam jumlah

besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal

EDI di definisikan oleh International Data Exchange Association

(IDEA) sebagai “transfer data terstruktur dengan format

standard yang telah disetujui yang dilakukan dari satu system

komputer ke sistem komputer yang lain dengan menggunakan

Page 10: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

10

media elektronik”. EDI sangat luas penggunaannya, biasanya

digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan

bisnis dagang dengan para supplier mereka. EDI memiliki

standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga

organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara

langsung dari satu sistem computer yang satu ke sistem

komputer yang lain tanpa memerlukan hardcopy, faktur, serta

terhindar dari penundaan, kesalahan yang tidak disengaja

dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia.

Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu

pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi

kesalahan, memperoleh respon yang cepat, pengiriman faktur

yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan

secara elektronik.

3) Internet Commerce

Internet commerce (penjualan online) adalah

penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan

komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti

iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat

dilakukan di internet antara lain: pemesanan/pembelian barang

dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain

setelah uang ditransfer ke rekening penjual. Penggunaan

internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan

terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa

produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet, harga

Page 11: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

11

lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah

biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di

berbagai tempat, internet merupakan media promosi

perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang

relatif lebih murah; serta pembelian melalui internet akan diikuti

dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat

pemesan.

Dengan transaksi elektronik memberikan penjual untuk

mudah melakukan penjualan barang atau jasa, tetapi selama ini

apakah transaksi elektronik itu bisa dijadikan alat bukti didalam

proses persidangan perdata di Indonesia. Dengan merujuk

pada pasal 164 HIR dan Undang Undang No. 11 Tahun 2008,

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, memberikan

pandangan kepada masyarakat bahwasannya transaksi

elektronik yang dilakukan oleh pelaku hukum dapat dijadikan

alat bukti didalam hukum acara perdata.

4. Alasan Pemilihan Judul.

Alasan Penulis memilih Judul “Transaksi Elektronik

Sebagai Alat Bukti Dalam Hukum Acara Perdata“ adalah

Transaksi elektronik yang selama ini di gemari oleh masyarakat

disebabkan lebih mudah dan efesien, juga transaksi elektronik

yang menggunakan eletronikn berupa ATM, Transfer, Kartu Kredit,

atau lewat Fax. Maraknya Transaksi elektronik ini membuat penulis

terkesan memiliki motivasi dalam mengungkapkan permasalahan

dalam ranah hukum yang sering timbul didalam persoalan

Page 12: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

12

persoalan yang ada. Sebagai Alat pembayaran yang sah yang

selama ini disebutkan uang, tetapi disini transaksi ini berupa media

elektronik yang sering penulis temui di media media terkait, seperti

internet, Facebook, dan jejaringan jejaringan sosial lainnya.

Penjualan secara online yang mulai banyak digemari oleh

masyarakat dewasa ini, menyebabkan penulis mulai melihat sisi

negative dan positif transaksi tersebut. Pembelian secara online

memang tidak begitu susah, karena lebih mudah didalam

bertransaksi walaupun demikian apakah setiap transaksi itu ada

perlindungan didalam hukum. Disini memberikan permasalahan

permasalahan yang akan dibahas didalam bab bab selanjutnya.

Permasalahan permasalahan yang timbul dalam transaksi

elektroknik ini sering mencuat di masyarakat umum, sampai

sekarang perlindungan dalam hukum permasalahan permasalahan

tersebut masih belum jelas.

Sebagai contoh transaksi elektronik yang menggunakan

uang rakyat, banyak para pejabat kita yang melakukan transaksi

tersebut dengan menggunakan uang rakyat. Sebagai alat bukti

dalam persidangan perdata yang sesuai dengan pasal 164 HIR

yang merupakan alat bukti sah yang bisa dipertanggung jawabkan.

Selain itu Undang undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik juga membahas tentang alat bukti didalam

transaksi elektronik tersebut.

Page 13: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

13

5. Tujuan Penelitian.

Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk Memberikan Pemahaman kepada Pelaku usaha yang

menggunakan jasa transaksi elektronik.

2. Untuk mengetahui akibat hukum didalam proses transaksi

elektronik sebagai alat bukti didalam hukum acara perdata.

3. Sebagai penyelesaian permasalahan bila terjadi proses hukum

didalam tindak hukum acara perdata.

6. Manfaat Penelitian.

Manfaat Penilitian Penulis memberikan beberapa manfaat

antara lain yaitu :

1. Secara teoritis, ditujukan kepada pengembangan Ilmu Hukum

di Indonesia, khusus nya dalam bidang Hukum Perdata yang

dikaitan dengan Pasal 164 HIR dan Undang Undang No. 11

tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

2. Secara Praktis, ditujukan agar menjadi masukkan kepada para

praktisi hukum atau pembuat undang undang dalam membuat

perundang undangan mengenai cyber law khususnya tentang

Alat bukti dalam Hukum Acara Perdata.

7. Metode Penelitian.

1. Type Penelitian.

Metode dalam type penilitian ini dilakukan dengan

menggunakan Metode Yuridis Normatif, merupakan penilitian

kepustakaan yaitu penelitian terhadap perundang undangan

maupun literatur yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

Page 14: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

14

Pendekatan perundang undangan yang dipakai dalam penilitian

ini menggunakan Kitab Hukum Acara Perdata, Pasal 164 HIR

tentang alat bukti dan Undang Undang No. 11, tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

2. Pendekatan Masalah

Masalah dalam skripsi ini didekati dengan metode statute

approach dan conceptual approach. Statute approach yaitu

pendekatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi dan

membahas perundang undangan yang berkaitan dengan materi

yang dibahas. Sedangkan pendekatan secara conceptual

approach yaitu suatu pendekatan di mana membahas pendapat

para sarjana melalui studi literatur sebagai pendukung.

3. Bahan Hukum

a) Bahan hukum primer, yaitu hukum yang bersifat mengikat

berupa peraturan Peundang undangan pasal 164 HIR dan

Undang undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik.

b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang erat

hubungan dengan hukum primer dan dapat membantu

menganalisis dan memahami bahan hukum primer, yaitu

menggunakan literatur atau karya ilmiah dari para sarjana

yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

4. Langkah Penelitian

Langkah pengumpulan bahan hukum dalam skripsi ini

adalah melalui studi kepustakaan, yaitu diawali dengan

Page 15: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

15

pencarian Bahan Hukum sebagai Bahan yang terkait dengan

Materi yang dibahas. Pengumpulan bahan hukum, penulis teliti

dengan seksama mana yang sesuai dengan materi yang

dibahas.

Bahan hukum ini disusun oleh penulis dengan sistematisasi

untuk lebih mudah dalam membaca dan dipelajari, dengan

klasifikasi bahan hukum yang ada berkaitan dengan materi

yang dibahas.

8. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, alasan pemilihan judul,

manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan. Adapun di dalam metode penelitian dijelaskan

pula mengenai, spesifikasi penelitian, type penelitian,

bahan hukum, langkah penelitian.

BAB II TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM

HUKUM ACARA PERDATA MENURUT PASAL 164 HIR

Pada bab ini menguraikan secara jelas dan lengkap

mengenai permasalahan materi terkait dengan alat bukti

dalam hukum acara perdata, sesuai dengan pasal 164 HIR.

BAB III TRAKSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI

MENURUT UNDANG UNDANG Nomor 11 TAHUN 2008

TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

Page 16: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

16

Dalam bab ini menguraikan secara jelas dan lengkap

mengenai permasalahan materi terkait dengan alat bukti

terkait dengan Undang undang No. 11 tahun 2008 tentang

Informasi dan transaksi elektronik.

BAB IV PENUTUP (KESIMPULAN DAN SARAN)

Pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran,

kesimpulan merupakan jawaban dari identifikasi masalah

yang menjelaskan secara singkat mengenai penyelesaian

materi yang penulis tulis yang terkait dengan alat bukti

hukum acara perdata Pasal 164 HIR dan Undang-undang

No. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi

elektronik, saran merupakan uraian tentang saran dari

penulis untuk seluruh pelaku hukum, praktisi hukum,

masyarakat tentang penyelesaian permasalahan didalam

materi ini. Dengan saran ini memberikan usulan yang

berisikan tanggapan penulis terhadap permasalahan

sesuai dengan materi tersebut.

Page 17: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

17

BAB II

TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM

ACARA PERDATA MENURUT PASAL 164 HIR

1. Pengertian Transaksi Elektronik.

Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang

dilakukan dengan media elektronik berupa komputerisasi, jaringan

komputer dan media elektronik lain. Adapun pola transaksi

elektronik yang ada dewasa ini yaitu :

a. Business to Business (B2B),

B2B melibatkan pasar e-business dan hubungan pasar

langsung antar perusahaan. B2B menyatakan penjualan produk

dan jasa yang melibatkan beberapa perusahaan dan dilakukan

dengan sistem otomasi. Perusahaan-perusahaan yang terlibat

dalam B2B adalah pemasok, distributor, pabrik, toko, dan lain-

lain. Keuntungan B2B adalah dapat menghemat biaya,

meningkatkan pendapatan, mempercepat pengiriman,

mengurangi biaya a dministrasi, dan meningkatkan layanan

kepada pelanggan.

b. Business to Consumer (B2C)

B2C melibatkan interaksi dan transaksi antar perusahaan

penjual dan konsumennya. Pada kategori e-commerce B2C,

perusahaan harus mengembangkan pasar elektronik yang

menarik untuk menjual berbagai produk dan jasa ke para

pelanggan. Pada perkembangannya, telah muncul beberapa

18

Page 18: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

18

situs yang mendukung bisnis yang berbasiskan konsumer ke

pebisnis (Consumer to Business – C2B).

c. Business to Public Administrations,

Transaksi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan

dengan pemerintah, biasanya transaksi elektronik ini dilakukan

oleh pelaku hukum yang berhubungan dengan kepentingan

umum, transaksi elektronik ini biasanya dikenal istilah dengan

tender.

d. Business or consumer to public administrations

Transaksi yang berhubungan antara konsumen pribadi atau

perusahaan dengan adiministrasi umum, transaksi ini umumnya

dilakukan oleh pelaku usaha dengan mengadakan perikatan

terhadap pemerintahan.

e. Consumer to consumer (C2C),

C2C menyatakan model perdagangan yang terjadi antara

konsumen dengan konsumen melalui internet. Pada situs e-

commerce yang termasuk kategori C2C, seperti www.eBay.

com, menyediakan sarana yang memungkinkan setiap orang

dapat menjual atau membeli barang mereka sendiri.

f. Public administrations to public administrations,

adalah transaksi elektronik yang berhubungan antara

pemerintahan, biasanya dikenal dengan export import.

Page 19: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

19

Dengan pola pola diatas menggambarkan tentang berapa

pesatnya perdagangan yang menggunakan sistem elektronik

dewasa ini, sehingga membuat pelaku hukum transaksi elektronik

leluasa dalam melakukan transaksi tersebut didalam perdagangan.

Transaksi elektronik bisa juga disebut dengan E-commerce,

yang memiliki pengertian sama dengan transaksi elektronik, dalam

kenyataannya E-commerce banyak diminati karena dipandang

lebih efisien dibandingkan transaksi secara langsung. Transaksi

elektronik memudahkan para pelaku usaha untuk saling

berhubungan dengan singkat walaupun jauh. E-commerce

merupakan model perjanjian jual beli dengan karakteristik dan

aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual-beli

konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal

tapi juga bersifat global.

Dalam hal ini ada 3 (tiga) pelaku hukum yang bertindak

dalam transaksi elektronik yaitu :

1. Business (Perusahaan)

2. Consumer (konsumen)

3. Public Administrations (Pemerintah)

Page 20: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

20

2. Komponen komponen dalam transaksi elektronik.

Dalam transaksi elektronik terdapat beberapa komponen

komponen yang mendasari terjadi transaksi elektronik yaitu :

a. Ada Kontrak dagang.

Kontrak dagang adalah ikatan antara pelaku hukum dengan

pelaku hukum lain yang melakukan perjanjian / kontrak secara

tertulis.

b. Kontrak dilakukan dengan media elektronik

Transaksi elektronik melakukan perjanjian perjanjian secara

elektronik melalui format format yang telah diberikan dan sudah

diakui oleh pelaku usaha, perjanjian yang dilakukan harus

dilakukan dengan mengadakan pengisian melalui elektronik

dengan penanda tanganan.

c. Kehadiran fisik dari para pihak tidak diperlukan.

Transaksi elektronik tidak perlu hadir langsung ataupun

komunikasi langsung atau bertatap muka, karena dengan

perjanjian secara elektronik sudah mengikat satu dengan yang

lainnya

d. Kontrak itu terjadi dalam jaringan publik.

Pelaku hukum melakukan perjanjian secara terbuka atau sesuai

dengan ketentuan ketentuan yang sudah disepakati secara

public.

Page 21: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

21

e. Sistem terbuka, yaitu dengan internet / website

Transaksi elektronik melakukan system terbuka kepada

siapapun dapat bertransaksi dan melakukan kontrak melalui

media elektronik seperti internet, paypall, dan lain sebagainya.

f. Kontrak itu terlepas dari batas yurisdiksi nasional.

Kontrak yang dilakukan tidak berdasarkan tempat atau sesuai

dengan Negara itu tidak, tapi sesuai dengan kesepakatan yang

telah diberikan dan ditentukan oleh pelaku usaha tersebut.

3. Macam Transaksi elektronik.Ada beberapa macam bentuk

Transaksi elektronik yang dapat kita temui yaitu :

1. Barang/Jasa

Transaksi elektronik yang memiliki macam barang / jasa ini

biasanya memilki ciri ciri yaitu :

a) Pembuatan Kontrak (secara Digital)

Pembuatan kontrak yaitu membuat kontrak yang harus

disetujui oleh pelaku usaha kepada Consumer untuk

disetujui melaui form form yang telah dibuat dan diisi

dengan register / pendaftaran secara digital.

b) Penyerahan Barang / jasa (secara fisik)

Penyerahan Barang / jasa yang dimaksud adalah

penyerahan setelah melakukan perjanjian dan persetujuan

yang disepakati sebagai pengimplementasi dari pelaku

usaha kepada Consumer.

Page 22: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

22

2. Jasa / Informasi

Transaksi elektronik semacam ini memiliki ciri sebagai berikut :

a) Pembuatan Kontrak (Secara Digital)

Pembuatan kontrak disini memiliki arti sama dengan

persetujuan kontrak yang disepakati berupa digital dan

ketentuan ketentuan yang telah di sepakati oleh pelaku

usaha dan Consumer.

b) Penyerahan Jasa (secara digital)

Penyerahan jasa disini pelaku usaha memberikan

penyerahan secara elektronik, bisa berupa file ataupun

informasi informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kontrak

yang disetujui.

4. Penggunaan Transaksi Elektronik Di Dalam Perdagangan.

a. Macam Aplikasi dalam Transaksi Elektronik.

Didalam perdagangan secara elektronik memiliki macam

macam metode pilihan dalam aplikasi yaitu :

1. Electronic Markets (EMs)

EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi untuk

melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah segmen

pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai

macam harga yang ditawarkan. Dengan kata lain, Ems

adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang

menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan

Page 23: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

23

pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk

yang ditawarkan.

Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat

lebih nyata dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan bagi

penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai

produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat

sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.

2. Electronic Data Interchange (EDI)

EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran

data transaksi-transaksi reguler yang berulang dalam

jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial.

Secara formal EDI di definisikan oleh International Data

Exchange Association (IDEA) sebagai “ transfer data

terstruktur dengan format standard yang telah disetujui

yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem

komputer yang lain dengan menggunakan media

elektronik”. EDI sangat luas penggunaannya, biasanya

digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika

melakukan bisnis dagang dengan para supplier mereka.

EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi

perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut

dapat berkomunikasi secara langsung dari satu sistem

computer yang satu ke sistem komputer yang lain tanpa

memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari

Page 24: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

24

penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam

penanganan berkas dan intervensi dari manusia.

Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu

pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi

kesalahan, memperoleh respon yang cepat, pengiriman

faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat

dilakukan secara elektronik.

3. Internet Commerce

Internet commerce adalah penggunaan internet yang

berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk

perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti iklan dalam

penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan

di internet antara lain: pemesanan / pembelian barang

dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain

setelah uang ditransfer ke rekening penjual. Penggunaan

internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan

terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa

produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet,

harga lebih murah mengingat membuat situs di internet

lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka

outlet retail di berbagai tempat, internet merupakan media

promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan

harga yang relatif lebih murah; serta pembelian melalui

internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang

sampai di tempat pemesan.

Page 25: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

25

4. Transaksi dalam E-commerce.

Pada dasarnya perdagangan melalui E-commerce itu

tidak ada bedanya dengan transaksi melalui manual.

Karena pelaksanaan transaksi elektronik ini menggunakan

beberapa tahap yaitu :

a. Penawaran.

Penawaran yang dilakukan oleh transaksi

elektronik ini memang cukup beda bila dilihat oleh

transaksi melalu manual. Penawaran yang dilakukan

oleh penjual atau pelaku usaha melalui website pada

internet. Penjual atau pelaku usaha menyediakan

storefront yang berisi katalog produk dan pelayanan

yang akan diberikan.

Masyarakat yang memasuki website pelaku

usaha tersebut dapat melihat-lihat barang yang

ditawarkan oleh penjual. Salah satu keuntungan

transaksi jual beli melalui di toko online ini adalah

bahwa pembeli dapat berbelanja kapan saja dan

dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Penawaran dalam sebuah website biasanya

menampilkan barang-barang yang ditawarkan, harga,

nilai rating atau poll otomatis tentang barang yang diisi

oleh pembeli sebelumnya, spesifikasi barang

termaksud dan menu produk lain yang berhubungan.

Page 26: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

26

Penawaran melalui internet terjadi apabila pihak

lain yang menggunakan media internet memasuki situs

milik penjual atau pelaku usaha yang melakukan

penawaran, oleh karena itu, apabila seseorang tidak

menggunakan media internet dan memasuki situs milik

pelaku usaha yang menawarkan sebuah produk maka

tidak dapat dikatakan ada penawaran. Dengan

demikian penawaran melalui media internet hanya

dapat terjadi apabila seseorang membuka situs yang

menampilkan sebuah tawaran melalui internet tersebut.

b. Penerimaan.

Dapat dilakukan tergantung penawaran yang

terjadi. Apabila penawaran dilakukan melalui e-mail

address, maka penerimaan dilakukan melalui e-mail,

karena penawaran hanya ditujukan pada sebuah e-mail

yang dituju sehingga hanya pemegang email tersebut

yang dituju.

Penawaran melalui website ditujukan untuk

seluruh masyarakat yang membuka website tersebut,

karena siapa saja dapat masuk ke dalam website yang

berisikan penawaran atas suatu barang yang

ditawarkan oleh penjual atau pelaku usaha. Setiap

orang yang berminat untuk membeli barang yang

ditawarkan itu dapat membuat kesepakatan dengan

Page 27: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

27

penjual atau pelaku usaha yang menawarkan barang

tersebut.

Pada transaksi jual beli secara elektronik,

khususnya melalui website, biasanya calon pembeli

akan memilih barang tertentu yang ditawarkan oleh

penjual atau pelaku usaha, dan jika calon pembeli atau

konsumen itu tertarik untuk membeli salah satu barang

yang ditawarkan, maka barang itu akan disimpan

terlebih dahulu sampai calon pembeli / konsumen

merasa yakin akan pilihannya, selanjutnya

pembeli/konsumen akan memasuki tahap pembayaran.

c. Pembayaran.

Dapat dilakukan baik secara langsung maupun

tidak langsung,misalnya melalui fasilitas internet,

namun tetap bertumpun pada system keuangan

nasional, yang mengacu pada sistem keuangan lokal.

Klasifikasi cara pembayaran dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a) Transaksi model ATM, sebagai transaksi yang

hanya melibatkan institusi finansial dan pemegang

account yang akan melakukan pengambilan atau

mendeposit uangnya dari akun masing-masing;

b) Pembayaran dua pihak tanpa perantara, yang

dapat dilakukan langsung antara kedua pihak

Page 28: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

28

tanpa perantara dengan menggunakan uang

nasionalnya;

c) Pembayaran dengan perantaraan pihak ketiga,

umumnya merupakan proses pembayaran yang

menyangkut debet, kredit ataupun cek masuk.

Metode pembayaran yang dapat digunakan antara

lain : system pembayaran memalui kartu kredit on

line serta sistem pembayaran check in line.

d. Pengiriman.

merupakan suatu proses yang dilakukan setelah

pembayaran atas barang yang ditawarkan oleh penjual

kepada pembeli, dalam hal ini pembeli berhak atas

penerimaan barang termaksud. Pada kenyataannya,

barang yang dijadikan objek perjanjian dikirimkan oleh

penjual kepada pembeli dengan biaya pengiriman

sebagaimana telah diperjanjikan antara penjual dan

pembeli.

5. Transaksi Elektronik sebagai Alat Bukti menurut Pasal 164 HIR

a. Macam Macam Alat bukti dalam HIR

Alat bukti memang cukup mendasar dalam persoalan

hukum perdata di negara kita, penulis memberikan penjelasan

mengenai macam macam alat bukti yang tertulis dalam pasal

164 HIR yaitu :

Page 29: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

29

1. Surat, (Diatur dalam Pasal 165 – 169)

Dalam acara perdata, bukti tertulis merupakan alat

bukti yang penting dan paling utama di banding yang lain.

Alat bukti tertulis atau surat adalah segala sesuatu yang

memuat tanda bacaan yang dimaksudkan untuk

mencurahkan isi hati atau untuk menyampaikan buah pikiran

seseorang yang ditujukan untuk dirinya dan atau pikiran

seseorang yang ditujukan untuk dirinya dan orang lain yang

dapat digunakan untuk alat pembuktian.

Ada dua macam alat bukti tertulis atau surat, yaitu:

1) Surat yang bukan akta, dan

2) Surat yang berupa akta; yang dapat dibagi lagi atas:

a. Akta Otentik; dan

b. Akta dibawah tangan.

Dibawah ini penulis menjabarkan satu per satu

alat bukti tertulis atau surat yang penulis tulis diatas,

yaitu

Surat yang bukan Akta.

a. Surat di Bawah tangan yang bukan akta

tercantum dalam Pasal 1874 KUHPerdata.

b. Beberapa jenis surat tertentu digolongkan ke

dalam surat yang bukan akta, yaitu: buku daftar

(register), surat- surat rumah tangga, dan catatan-

catatan yang dibubuhkan oleh kreditur pada suatu

Page 30: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

30

alas hak yang selamanya dipegangnya (Ps. 1881,

1883 KUHPer,294, 297 RBg). 294, 297 RBg).

c. Kekuatan Pembuktian terhadap surat yang bukan

akta diserahkan sepenuhnya kepada

pertimbangan hakim (Ps. 1881 ayat (2) KUHPer,

Ps. 294 ayat (2) RBg).

d. Akta adalah surat yang diberi tanda tangan, yang

memuat peristiwa yang menjadi dasar suatu hak

atau perikatan, yang dibuat sejak yang dibuat

sejak awal untuk maksud pembuktian.

e. Syarat formal sebuah akta adalah adanya tanda

tangan pada akta tersebut (Ps. 1869 KUHPer). Hal ini

bertujuan untuk membedakan kebenaran akta yang

dibuat oleh orang yang satu dengan orang yang lain.

Jadi, fungsi tanda tangan pada akta adalah untuk yang

lain memudahkan identifikasi dan mencirikan serta

mengindividualisir suatu akta. Dengan demikian, karcis

kereta api, rekening listrik dan resi tidak termasuk

dalam pengertian akta. Surat yang berupa Akta Dibagi

menjadi 2 (dua) bagian :

a. Akta Otentik

Mengenai Akta Otentik diatur dalam

Pasal 165 HIR, 285 RBg dan 1868

KUHPerdata akta Otentik adalah Akta yang

dibuat oleh Pejabat yang diberi wewenang

Page 31: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

31

untuk itu oleh pemerintah menurut peraturan

perundang itu oleh pemerintah menurut

peraturan perundang- undangan yang berlaku,

baik undangan yang berlaku, baik dengan

maupun tanpa bantuan pihak yang

berkepentingan, yang mencatat apa yang

dimintakan untuk dimuat di dalamnya oelh

yang berkepentingan.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan

pejabat yang berwenang adalah Notaris,

Panitera,Jurusita, Pegawai Catatan Sipil,

Hakim, dsb. Jurusita, Pegawai Catatan Sipil,

Hakim, dan sebagainya.

Akta Otentik merupakan alat bukti yang

sempurna bagi kedua belah pihak, ahli

warisnya atau orang warisnya atau orang-

orang yang mendapatkan hak daripadanya.

Dengan kata lain, isi akta otentik dianggap

benar, selama ketidak benaran lainnya tidak

dapat dibuktikan.

Akta otentik mempunyai 3 (tiga) kekuatan

pembuktian yaitu :

1) Kekuatan pembuktian formil Membuktikan

antara para pihak, bahwa mereka sudah

Page 32: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

32

menerangkan apa yang ditulis dalam akta

tersebut.

2) Kekuatan pembuktian materiil Membuktikan

antara para pihak, bahwa benar- benar

peristiwa yang benar peristiwa yang

tersebut dalam akta tersebut telah terjadi.

3) Kekuatan mengikat Membuktikan antara

para pihak dan pihak ketiga, bahwa pada

tanggal tersebut dalam akta yang

bersangkutan telah menghadap kepada

pegawai umum tadi dan menerangkan apa

yang ditulis dalam akta tersebut. Oleh

karena menyangkut pihak ketiga, maka akta

otentik mempunyai kekuatan bukti keluar.

b. Akta dibawah tangan

Akta di bawah tangan adalah suatu

surat yang ditandatangani dan dibuat dengan

maksud untuk dijadikan bukti dari suatu

perbuatan hukum. Akta di bawah tangan

mempunyai kekuatan bukti yang sempurna

seperti akta otentik, apabila isi dan

tandatangan dari akta tersebut diakui oleh

orang yang bersangkutan.

Dalam akta otentik tidak memerlukan

pengakuan dari pihak yang bersangkutan agar

Page 33: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

33

mempunyai kekuatan pihak yang bersangkutan

agar mempunyai kekuatan pembuktian yang

sempurna. Dalam Akta otentik, tanda tangan

tidak merupakan persoalan, akan tetapi dalam

akta di bawah tanganpemeriksaan tentang

benar tidaknya akta yangbersangkutan telah

ditandatangani oleh yang bersangkutan

merupakan acara pertama.

2. Saksi, (Diatur dalam Pasal 169 – 172)

Pembuktian dengan saksi-saksi diperkenankan

dalam segala hal yang tidak dikecualikan oleh Undang-

undang (Ps. 1895 KUHPerdata). Tiap kesaksian harus

disertai keterangan tentang bagaimana saksi mengetahui

kesaksiannya. Pendapat maupun dugaan khusus, yang

diperoleh dengan memakai pikiran, bukanlah suatu

kesaksian (Ps. 1907 KUHPer, Ps. 171 HIR). Dengan kata

lain, Saksi adalah seseorang yang melihat, mengalami atau

mendengar sendiri kejadian (atau peristiwa hukum) yang

diperkarakan.

Testimonium de auditu (kesaksian de auditu)

adalah keterangan yang saksi peroleh dari orang lain, ia

tidak mendengarnya atau mengalaminya sendiri, hanya ia

dengar dari orang lain tentang kejadian itu. Pada prinsipnya,

testimonium de auditu tidak dapat diterima sebagai alat

bukti. Keterangan seorang saksi saja tanpa alat bukti lain

Page 34: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

34

tidak dapat dipercaya, disebut juga Unus testis nullus testis

(Pasal 1905 KUHPer, Ps. 169 HIR).

3. Persangkaan, (Diatur dalam Pasal 173)

Persangkaan adalah kesimpulan yang oleh

undang-undang atau oleh hakim ditarik dari suatu peristiwa

yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak

diketahui umum (Ps. 1915 KUHPerdata, Ps. 173 HIR, Ps.

310 RBg).

Persangkaan undang-undang atau persangkaan

hukum adalah persangkaan berdasarkan suatu ketentuan

khusus undang-undang berkenaan atau berhubungan

dengan perbuatan tertentu atau peristiwa tertentu (Ps. 1916

KUHPer). Persangkaan-persangkaan semacam ini, antara

lain:

1) Perbuatan yang oleh undang undang dinyatakan batal,

karena semata-mata demi sifat dan wujudnya dianggap

telah dilakukan untuk menyelundupi suatu ketentuan

undang undang.

2) Perbuatan yang oleh undang undang diterangkan bahwa

hak milik atau pembebasan utang disimpulkan dari

keadaan tertentu.

3) Kekuatan yang oleh undang undang diberikan kepada

suatu putusan hakim yg telah memperoleh kekuatan

hukum tetap.

Page 35: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

35

4) Kekuatan yang oleh undang undang diberikan kepada

pengakuan atau sumpah salah satu pihak.

Persangkaan Hakim adalah persangkaan

berdasarkan kenyataan atau fakta (fetelijke vermoeden)

atau presumptiones facti yang bersumber dari fakta yang

terbukti dalam persidangan sebagai titik tolak menyusun

persangkaan (Ps. 1922 KUHPer, Ps. 173 HIR).

4. Pengakuan, (Diatur dalam Pasal 174 – 176)

Pengakuan adalah pernyataan atau keterangan

yang dikemukakan salah satu pihak kepada pihak lain dalam

proses pemeriksaan suatu perkara. Pernyataan atau

keterangan itu dilakukan di muka hakim atau dalam sidang

pengadilan. Keterangan itu merupakan pengakuan, bahwa

apa yang didalilkan atau yang dikemukakan pihak lawan

benar untuk keseluruhan atau sebagian.

5. Sumpah, (Diatur dalam pasal 177)

Sumpah sebagai alat bukti adalah suatu

keterangan atau pernyatan yang dikuatkan atas nama

Tuhan, dengan tujuan:

1) Agar orang yang bersumpah dalam memberi keterangan

atau pernyataan itu takut atas murka Tuhan apabila dia

berbohong;

Page 36: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

36

2) Takut kepada murka atau hukuman Tuhan, dianggap

sebagai daya pendorong bagi yang bersumpah untuk

menerangkan yang sebenarnya.

Ada 2 macam sumpah, yaitu:

1) Sumpah yang dibebankan oleh hakim

2) Sumpah yang dimohonkan pihak lawan.

Apabila sumpah telah diucapkan, hakim tidak

diperkenankan lagi untuk meminta bukti tambahan dari

orang yang disumpah itu, yaitu perihal dalil yang dikuatkan

dengan sumpah termaksud (Ps. 177 HIR).

b. Letak Transaksi elektronik sebagai Alat bukti dalam Pasal

164 HIR.

Transaksi Elektronik merupakan model perjanjian jual

beli dengan karakteristik dan yang berbeda dengan model

transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau

yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global, dalam uraian

terdahulu telah diperoleh kejelasan dan pemahaman dalam hal

transaksi elektronik. Sejauh ini penulis mencermati letak dan

kedudukan transaksi elektronik sebagai alat bukti dalam hukum

perdata terkait dengan pasal 164 HIR.

Untuk menjawab tentang letak transaksi elektronik

sebagai alat bukti terkait dalam pasal 164 HIR, bahwasannya

kita mengetahui bahwasannya menurut pasal 164 HIR alat bukti

itu ada 5 (lima) macam yaitu :

Page 37: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

37

1) Bukti Surat.

2) Bukti Saksi.

3) Persangkaan.

4) Pengakuan.

5) Sumpah.

Dari kelima macam alat bukti yang ditentukan oleh

pasal 164 HIR tersebut, yang sangat terkait dengan transaksi

elektronik adalah bukti surat. Hukum acara perdata mengenal

3 (tiga) macam surat yaitu : surat biasa, akta dibawah tangan,

bukti otentik. Dibandingkan dengan surat biasa dan akta

dibawah tangan, akta otentik merupakan bukti yang cukup atau

bukti yang sempurna, artinya bahwa isi fakta tersebut oleh

hakim dianggap benar, kecuali diajukan bukti lawan yang kuat.

Hal mana berarti bahwa hakim harus mempercayai

apa yang tertulis dalam akta tersebut, dengan perkataan lain

apa yang termuat dalam akta tersebut dianggap benar selama

ketidak benarannya tidak dibuktikan. Terhadap pihak ketiga

akta otentik berkekuatan hanya bukti bebas, artinya

penilaiannya diserahka kepada kebijaksanaan hakim.

Akta otentik memiliki 3 (tiga) macam kekuatan

pembuktian yaitu : kekuatan pembuktian formal, kekuatan

pembuktian materiil, dan kekuatan mengikat. Sementara itu

kekuatan pembuktian akta dibawah tangan dinyatakan dalam

ordonansi tahun 1867 no. 29 yang intinya menyatakan bahwa

siapa yang terhadapnya diajukan suatu tulisan di bawah

Page 38: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

38

tangan, diwajibkan secara tegas mengakui atau menyangkal

tanda tangannya, tetapi bagi para ahli warinya atau orang

orang yang mendapat hak daripadanya, cukuplah jika mereka

menerangkan tidak mengakui tulisan atau tanda tangan

tersebut sebagai tulisan atau tanda tangan orang yang mereka

wakili.

Akta dibawah tangan yang diakui isi dan tanda

tangannya, dalam kekuatan pembuktian hampir sama dengan

akta otentik, bedanya terletak pada kekuatan bukti keluarm

yang tidak dimiliki oleh akta dibawah tangan. Surat surat lain

selain akta mempunyai nilai pembuktian sebagai bukti bebas.

Setelah ada kejelasan mengenai kekuatan pembuktian

dari surat, baik surat biasa, akta dibawah tangan maupun akta

otentik, selanjutnya kita coba untuk mengkaji apakah akta

elektronik mempunyai kekuatan pembuktian yang sama dengan

akta yang lajim kita kenal selama ini sebagaimana tersebut

diatas suatu hal yang dapat disimpulkan dari uraian terdahulu

adalah :

1) Keabsahan dari suatu akta elektronik merupakan sesuatu

yang tidak perlu diragukan lagi sifat tertulis dari akta

elektronik juga terpenuhi.

2) Keabsahan tanda tangan elektronik maupun tanda tangan

digital pun teruji.

Dari kesimpulan diatas, maka seharusnya kekuatan

pembuktian dari akta elektronik diperlakukan sama dengan akta

Page 39: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

39

yang non elektronik sepanjang dipenuhinya syarat syarat

tertentu, hal itupun masih disertai dengan beberapa catatan.

Kekuatan akta elektronik sebagai alat bukti

sebenarnya juga didukung (melalui penafsiran) oleh berbagai

peraturan perundangan nasional, antara lain :

1) Undang undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang dokumen

perusahaan, yang secara tegas menyebutkan bahwa

dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam microfilm

atau media lainnya dan atau hasil cetaknya merupakan

alak bukti yang sah.

2) Undang undang Nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara

pidana, dimana surat termasuk dalam salah satu alak bukti.

3) Undang undang Nomor 15 tahun 2002 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang

menegaskan bahwa alat bukti pemeriksaan tindak pidana

pencucian uang berupa informasi yang disimpan secara

elektronik atau yang terekam secara elektronik.

4) Undang undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan

ata undang undang no. 31 tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tidnak Pidana Korupsi, yang menyatakan

bahwa alat bukti yang sah dalam bentuk petunjuk, khusus

untuk tindak pidana korupsi juga dapat berupa alat bukti

lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim,

diterima atau disimpan secara elektronik, Dan lain lain.

Page 40: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

40

Dalam hal hakim masih ragu ragu dalam mengambil

keputusan sehungan dengan tidak adanya UU khusus di bidah

Cyber law yang mengatur mengenai alat kuti akta elektronik,

sudah selayaknya apabila hal itu dapat diatas hakim dengan

melakukan penemuan hukum atau melakukan penafsiran

secara analogis atau ekstensif dari ketentuan ketentuan hukum

yang berlaku (existing laws). Dengan demikian atas

permasalahan permasalahan hukum yang timbul tetap data

diambil keputusan yang adil dan dapat dipertanggung jawabkan

tanpa harus menggu lahirnya UU di bidang Cyber Law.3

Dalam hal ini penulis bisa memberikan pengertian

bahwasannya apa yang telah diuraikan diatas tersebut memiliki

penjelasan sebagai berikut :

1) Bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi beserta

segenap aplikasinya membuka kemungkinan dibuatnya akta

elektronik sebagai sarana untuk memperlancar kegiatan

perniagaan elektronik.

2) Secara teoritis dimungkinkan dibuatnya semua jenis akta,

baik dibawah tangan maupun otentik dalam bentuk

elektronik.

3) Dalam pembuatan akta elektronik, notaris dalam

kapasitasnya sebagai pejabat umum tetap dapat berperan,

3 Supancana, I.B.R. Cyber Law, Tantangan Regulasi pada Era Cyberspace,

bahan kuliah umum pada program Magister Teknologi Informasi UI, jakarta 16 & 17

april,2002;

Page 41: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

41

tinggal bagaimana hal itu diwujudkan secara teknis dan

hukum.

4) Pada dasarnya akta elektronik mempunyai kedudukan yang

sama sebagai alat bukti sebagaimana akta yang lazim kita

kenal selama ini.

5) Penafsiran atas ketentuan hukum yang ada mendukung

kekuatan pembuktian akta elektronik.

Dari penjelasan dan ringkasan tersebut jelas

memberikan dorongan untuk bisa dipikirkan kembali mengenai

bentuk pengaturan yang ideal bagi pengguna akta elektronik

dalam transaksi elektronik.

Page 42: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

42

BAB III

TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI MENURUT

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI

DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

1. Kedudukan Transaksi Elektronik sebagai alat bukti.

Rezim cyber law di Indonesia mulai berlaku sejak

diundangkannya Undang undang No.11 tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE).

Beberapa ketentuan baru seperti alat bukti digital,

penyelenggaraan transaksi elektronik, dan delik delik diluar Kitab

Undang undang Hukum pidana (selanjutnya disebut KUHP)

terdapat didalam UU ITE. Hukum pembuktian berdasarkan Kitab

Undang undang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut KUHAP)

memberikan ketentuan yaitu bahwasannya hakim untuk memutus

suatu perkara pidana wajib mendasarkan keyakinannya pada

minimal 2 alat bukti yang sah.

Hukum pembuktian pada UU ITE sendiri bersifat lex specialis,

dikarenakan UU ITE mengatur segala sesuatu yang lebih spesifik

dalam hukum pembuktian yang terdapay didalam KUHAP. UU ITE

sendiri bertujuan mengatur hukum diranah internet, baik yang

berkaitan dengan aspek pidana, aspek perdata, aspek administrasi

Negara, dan beberapa aspek lainnya yang berkaitan dengan

perbuatan diranah cyber. KUHAP memberikan limitative ada yang

43

Page 43: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

43

disebut alat bukti untuk membentuk keyakinan hakim dalam

memutus suatu perkara pidana.

Menurut pasal 184 KUHAP menjelaskan bahwasannya alat

bukti yang sah adalah : keterangan saksi, keterangan ahli, surat,

petunjuk, dan keterangan terdakwa. Merujuk pada ketentuan

didalam KUHAP, bahwa dalam perkara konvensional hakim

haruslah menyandarkan keyakinan pada minimal 2 alat bukti yang

sah (lihat pasal 183 KUHAP). UU ITE seperti dipaparkan diatas

merupakan lex specialis dari KUHAP, dengan demikian UU ITE

mengatur alat bukti baru sebagai perluasan dari alat bukti

konvesional karena UU ITE mengatur keberlakuan hukum diranah

cyber. Adapun perluasan alat bukti yang dimaksud didalam UU ITE

adalah sebagai berikut :

Menurut pasal 5 UU ITE bahwasannya :

1) Informasi Elektronik dan atau Dokumen elektronik dan atau

hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

2) Informasi elektronik dan atau Dokumen Elektronik dan atau

hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan

Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.

3) Informasi elektronik dan atau Dokumen Elektronik dinyatakan

sah apabila menggunakan system elektronik sesuai dengan

yang diatur dalam Undang undang ini.

Page 44: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

44

4) Ketentuan mengenai Informasi elektronik dan atau dokumen

elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku

untuk :

a. Surat yang menurut undang undang harus dibuat dalam

bentu tertulis; dam

b. Surat beserta dokumennya yang menurut undang undang

harus dibuat dalam bentuk akta notaris atau akta yang

dibuat oleh pejabat akta.

Alat bukti baru yang dimaksud adalah informasi elektronik

atau dokumen elektronik yang dicetak atau di prin out dari suatu

file dari sebuah system elektronik. Hasil cetak atau print out dalam

pasal 2 UU ITE diakui sebagai perluasan dari alat bukti

konvesional sehingga sah dimana Hukum. Print out dari sebuah

system elektronik adalah sah jika dikeluarkan oleh system

elektronik yang diatur oleh UU ITE, yang dimaksud dengan system

elektronik adalah system elektronik yang tertera didalam Pasal 16

UU ITE.

Pasal 16 UU ITE sendiri memerintahkan Peraturan

Pemerintah (selanjutnya disebut PP) untuk aturan

pelaksanaannya. Sistem elektronik dibuat oleh penyelenggaran

system elektronik yang harus memenuhi sertifikasi. Hasil cetak

tersebut adalah sah bilamana dapat ditampilkan sebagaimana

aslinya, dengan kata lain file asli dari informasi dan/atau dokumen

elektronik haruslah dijamin keorisinalitasnya. Hal ini ditentukan

oleh UU ITE pada Pasal 6 UU ITE:

Page 45: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

45

Menurut pasal 6 UU ITE dalam hal terdapat ketentuan lain

selain yang diatur dalam pasal 5 ayat (4) yang mensyaratkan

bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis atau asli, Informasi

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dianggap sah sepanjang

informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan,

dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga

menerangkan suatu keadaan.

File asli (original source) dari sebuah hasil cetak haruslah

dijamin keasliannya untuk menghindari adanya perubahan (editing)

karena pada dasarnya sebuah data digital itu rentan oleh

perubahan dari apapun maupun siapapun. Oleh karena itu tujuan

pembentuk UU ITE mencantumkan Pasal 6 adalah sebagai bentuk

perlindungan atas hasil cetak sebuah informasi.

Dalam hal print out yang dimaksudkan seperti faximili

merupakan salah satu asumsi dari pembuktian secara elektronik,

faximili bisa dijadikan alat bukti didalam hukum perdata dalam UU

ITE. Definisi informasi elektronik menurut Pasal 1 ayat (1) UU

ITE adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi

tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,

foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic

mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda,

angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah

yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu

memahaminya.

Page 46: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

46

2. Kekuatan Pembuktian Dokumen Elektronik Dengan Tanda Tangan

Elektronik Dalam Proses Persidangan Perdata.

Dokumen elektronik yang ditandatangani dengan tanda tangan

elektronik didalam hukum pembuktian di Indonesia, diakui esensinya

setelah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik bahwa informasi elektronik atau

dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum

yang sah, dan merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai

dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia hal tersebut berdasarkan

ketentuan pada Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008.

Berdasarkan pada Pasal 164 HIR dan Pasal 284 RBg, alat-alat bukti yang

sah terdiri dari bukti tulisan, bukti dengan saksi-saksi, persangkaan-

persangkaan, pengakuan dan sumpah, sedangkan menurut Pasal 184

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, alat-alat bukti yang sah

terdiri dari keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan

keterangan terdakwa. Oleh karena itu, alat bukti menurut hukum acara di

atas yang dibuat dalam bentuk informasi elektronik/dokumen elektronik,

dan informasi elektronik/dokumen elektronik itu sendiri, merupakan alat

bukti yang sah menurut Undang-Undang Informasi dan Transaksi

Elektronik.4

Dokumen elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan sistem

pengaman yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi, serta memenuhi persyaratan

minimum sebagai berikut :

4 Ario Juliano Gema,2008 : 2

Page 47: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

47

a. Dapat menampilkan kembali informasi dan atau dokumen elektronik

secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan

peraturan perundang-undangan.

b. Dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan,

kerahasiaan, dan keteraksesan informasi elektronik dalam

penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;

c. Dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam

penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;

d. Dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan

bahasa, informasi, atau symbol yang dapat dipahami oleh pihak

yang bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem elektronik

tersebut; dan

e. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan,

kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.

Dokumen elektronik merupakan dokumen yang terjadi akibat suatu

transaksi komersial elektronik (e-commerce). Untuk menentukan kapan

terjadinya kesepakatan dalam suatu transaksi komersial elektonik (e-

commrce). Menurut Hikmahanto Juwana, dokumen pada transaksi

komersial elektronik (e-commerce) sudah berlaku secara sah dan

mengikat pada saat pembeli mengklik tombol sent dan dalam hal ini

pembeli dianggap telah sepakat serta menyetujui syarat dan kondisi yang

tercantum dalam penawaran. Mengenai kapan terjadinya, kesepakatan

ini, para pelaku transaksi komersial elektronik memberikan pendapat

yang berbeda. Mia Lestari, mengatakan selama ini ia melakukan

transaksi komersial elektronik dengan memanfaatkan website dan email.

Page 48: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

48

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kesepakatan terjadi pada saat calon

pembeli menyetujui harga yang diajukan penjual dalam hal terdapat

beberapa calon pembeli, maka calon pembeli dengan siapa kesepakatan

tersebut akan dibuat, dipilih berdasarkan waktu yang tercantum dalam

email yang berisikan persetujuan calon pembeli atas yang diminta penjual

dan calon pembeli yang dipilih akan mendapat konfirmasi melalui email

sedangkan calon pembeli yang lain akan mendapat email berisi

pemberitahuan bahwa barang yang ingin dibeli sudah terjual.5

Kekuatan pembuktian dokumen elektronik tersebut yang ditanda

tangani dengan digital signature, dapat dikategorikan sebagai bukti

tertulis, tetapi terdapat pengecualian, dokumen elektronik sebagai alat

bukti hukum yang sah tidak berlaku untuk :

a. Surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk

tertulis; dan

b. Surat beserta dokumenya yang menurut Undang-Undang harus

dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat

pembuat akta

Menurut Abdul Prasetyo, kekuatan pembuktian dokumen elektronik

tersebut sama kekuatannya dengan akta otentik yang dibuat oleh Pejabat

umum yang berwenang, seperti Notaris, hal ini berdasarkan pada Pasal

18 juncto Pasal 7 juncto Pasal 11 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

telah menegaskan transaksi elektronik yang dituangkan dalam dokumen

elektronik mengikat para pihak yang menimbulkan hak dan kewajiban

5 Hikmahanto Juana, 2003: 87

Page 49: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

49

bagi masing masing pihak, asalkan ditanda tangani secara elektronik oleh

para pihak sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. 6

Menurut Salam Abdul, walaupun Dokumen elektronik dapat

dijadikan alat bukti di dalam persidangan, yang merupakan perluasan

hukum pembuktian di Indonesia setelah adanya Undang-Undang Nomor

11 tahun 2008, namun hanyalah mempunyai daya pembuktian sebagai

akta di bawah tangan. 7

Akta otentik yang dibuat oleh notaris ada 2 macam bentuk :

1. Akta relaas, adalah akta yang dibuat oleh notaris berdasarkan

segala sesuatu yang dilihat, didengar, disaksikan atas peristiwa

tertantu yang terjadi pada saat itu.

2. Akta partij, adalah akta otentik yang dibuat dihadapan notaris yang

didasarkan permintaan para pihak.

3. Walaupun ada satu bentuk akta otentik tersebut, ada pengecualian

yaitu tidak menghadap ke notaris, tetapi notaris tersebut mendengar

dan menyaksikan atas suatu peristiwa, sehingga menghadap ke

notaris merupakan salah satu syarat yang utama untuk suatu akta

otentik, bila dokumen elektronik tersebut mempunyai daya

pembuktian yang sama dengan akta otentik, maka Undang-Undang

Jabatan Notaris Nomor 30 Tahun 2004 haruslah direvisi, karena

pada Pasal 1 ayat (7) akta notaris adalah akta otentik yang dibuat

oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang di

tetapkan dalam Undang-Undang ini.

6 Barkatullah, Abdul Prasetyo., Halim Teguh, 2005:347 Salam, Abdul., 2008 : 2.

Page 50: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

50

Kekuatan pembuktian dari dokumen elektronik tersebut hanyalah

akta dibawah tangan, dimana bentuk akta di bawah tangan dibuat dalam

bentuk yang tanpa perantara atau tidak perantara atau tidak dihadapan

pejabat umum yang berwenang, Mempunyai kekuatan pembuktian

sepanjang para pihak mengakuinya atau tidak ada penyangkalan dari

salah satu pihak. Jika salah satu pihak tidak mengakuinya, beban

pembuktian diserahkan kepada pihak yang menyangkal akta tersebut,

dan penilaian penyangkalan atas bukti tersebut diserahkan kepada

hakim. Terdapat satu hal yang patut dipertimbangkan dalam pengakuan

suatu dokumen elektronik yang ditandatangani dengan tanda tangan

elektronik, yaitu keamanan suatu sistem dan keterlibatan dari orang

terhadap sistem computer tersebut.8

Sedangkan eksistensi tanda tangan elektronik dalam sebuah

dokumen elektronik harus diakui memiliki kekuatan hukum dan akibat

hukum yang sama dengan tanda tangan pada dokumen tertulis lainnya.

Hal ini berangkat dari pemahaman bahwa dokumen elektronik memiliki

kekuatan hukum sebagai alat bukti dan akibat hukum yang sama

sebagaimana dokumen tertulis lainnya. 9

Tanda tangan digital yang telah memperoleh sertifikat dari lembaga

Certification Authority, maka akan lebih terjaminya otentikasi dari sebuah

dokumen, dan tanda tangan digital sangat sulit dipalsukan dan

berasosiasi dengan kombinasi dokumen dan kunci privat secara unik,

apabila sudah melaksanakan ketentuan yang ditetapkan dengan

peraturan Perundang-Undangan yang terkait, maka sebenarnya tidak ada

8 Rapin Mudiardjo, 20029 Lihat Penjelasan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Tanda Tangan Elektronik

Page 51: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

51

aturan Undang-Undang tersebut yang bertentangan. Seringkali Badan

Negara yang berwenang mengeluarkan Undang-Undang, antara satu

Undang-Undang dengan Undang-Undang yang lain saling bertentangan

satu sama lain, seperti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, yang

bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004, maka

terhadap kasus yang aturan hukumnya bertentangan satu dengan yang

lain, maka hakim berpatokan pada azas lex specialis derogate lex

generalis, artinya Undang-Undang yang bersifat khusus menyampingkan

Undang- Undang yang bersifat umum, dalam hal ini Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 menyampingkan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2004. maka kekuatan pembuktian dokumen elektronik yang

ditandatangani dengan tanda tangan elektronik sama dengan akta

otentik.10

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, pengakuan

dokumen yang telah ditandatangani dengan menggunakan digital

signature, setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, maka pengakuan dokumen

elektronik yang ditandatangani dengan tanda tangan digital signature

tersebut, merupakan perluasan dari pembuktian hukum acara perdata di

Indonesia, sehingga seluruh transaksi elektronik dengan tanda tangan

elektronik dapat dianggap sebagai akta, bahkan kekuatan pembuktiannya

sama dengan akta otentik yang dibuat oleh pejabat yang berwenang.

Kecuali yang ditentukan pada Pasal 5 ayat (4) Undang-Undang No. 11

tahun 2008 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:

10 Ronald Makaleo Tandiabang, Tomy Handaka Patria, Anang

Page 52: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

52

a. Surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk

tertulis; dan

b. Surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus

dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat

pembuat akta.

Penjelasan Pasal 5 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2008, bahwa surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam

bentuk tertulis itu meliputi namun tidak terbatas pada surat berharga,

surat yang berharga, dan surat yang digunakan dalam proses penegakan

hukum acara perdata, pidana dan administrasi negara. Secara ringkas

bisa penulis memastikan bahwasannya Dokumen elektronik didalam

hukum pembuktian di Indonesia, diakui esensinya setelah di atur di dalam

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik bahwa informasi elektronik/dokumen elektronik dan/atau hasil

cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah, dan merupakan

perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan hukum acara yang

berlaku di Indonesia hal tersebut berdasarkan ketentuan pada Pasal 5

ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008. Seringkali Badan Negara

yang berwenang mengeluarkan Undang-Undang, antara satu Undang-

undang dengan Undang-Undang yang lain saling bertentangan satu sama

lain, seperti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, yang bertentangan

dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004, maka terhadap kasus

yang aturan hukumnya bertentangan satu dengan yang lain, maka hakim

berpatokan pada asas lex specialis derogate lex generalis, artinya

Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan Undang-Undang

Page 53: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

53

yang bersifat umum, dalam hal ini Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2008 menyampingkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004. Oleh

karena itu, alat bukti menurut hukum acara di atas yang dibuat dalam

bentuk informasi elektronik/dokumen elektronik, merupakan alat bukti

yang sah menurut Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik,

sehingga seluruh transaksi elektronik dengan tanda tangan elektronik

dapat dianggap sebagai akta, bahkan kekuatan pembuktiannya sama

dengan akta otentik yang dibuat oleh pejabat yang berwenang, kecuali

yang ditentukan pada Pasal 5 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2008 yaitu ketentuan mengenai Informasi elektronik dan/atau Dokumen

Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk :

a. Surat yang menurut Undang-undang harus dibuat dalam bentuk

tertulis dan

b. Surat beserta dokumennya yang menurut Undang-undang harus

dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat

pembuat akta.

Dari penjelasan di atas penulis bisa memberikan ringkasan

bahwasannya Undang undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi elektronik merupakan pokok hukum yang lebih konkrit atau

focus dari permasalahan transaksi elektronik tersebut.

Page 54: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

54

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan.

Dalam bab penutup penulis memberikan tuturan tuturan kesimpulan

dalam hal kesimpulan kesimpulan dari beberapa Bab, antara lain :

1) Keberadaan Transaksi elektronik sebagai Alat Bukti dalam Hukum Acara

Perdata menurut pasal 164 HIR.

Dalam pembahasan diatas bahwsannya keberadaan / kedudukan

Transaksi Elektronik sebagai Alat Bukti dalam Hukum Acara Perdata

menurut pasal 164 HIR adalah pasal 164 HIR mengungkapkan tentang

alat bukti yang memiliki sifat global atau lebih menyeluruh tetapi tidak

spesialis dalam Permasalahan permasalah dalam E-Commerce, karena

penjelasan dari pasal 164 HIR merupakan penjelasan yang tidak cukup

kuat didalam pembuktian didalam transaksi Elektronik, disebutkan

tentang pembuktian non elektronik.

2) Keberadaan Transaksi elektronik sebagai alat bukti dalam Hukum Acara

Perdata menurut Undang undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik.

Dalam BAB III menjelaskan kedudukan dan kejelasan tentang UU ITE

mengenai keterkaitan secara yuridis yang memiliki kekhususan dalam

masalah transaksi elektronik. Didalam UU ITE dibahas mengenai alat

bukti berupa media elektronik maupun non elektronik yang bisa disetujui

oleh hakim dalam hal persaksian didalam hukum acara perdata.

54

Page 55: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

55

2. Saran – saran.

Berkaitan dengan transaksi elektronik penulis bisa memberikan beberapa

saran yang berkenaan dengan pasal 164 HIR dan Undang undang no.11

tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik, bila penulis cermati

tentang dua hukum tersebut yaitu :

1. Pasal 164 HIR mengenai alat bukti transaksi elektronik.

Dalam pasal 164 HIR memang dijelaskan tentang alat bukti

transaksi tersebut tetapi lebih kedalam aturan global, bisa alat bukti

secara media elektronik ataupun manul. Penulis memberkan saran

bahwasanya Pasal 164 HIR kurang begitu spesifik didalam pemahaman

tentang alat bukti secara elektronik. Seharus ada perubahan didalam

pasal 164 HIR yang bisa lebih focus kedalam transaksi elektronik secara

idel.

2. Undang undang No. 11 tahun 2008 Informasi dan Transaksi Elektronik

berkaitan tentang Alat bukti transaksi Elektronik.

Penulis berpendapatan bahwasannya UU ITE yang sesuai dengan

Transaksi elektronik ini, sesuai dan lebih khusus kedalam media

elektronik. Saran penulis UU ITE yang sudah dibuat sejak tahun 2008 itu

sesuai dengan kebutuhan Masyarakat Indonesia akan terjadinya cyber

law. Tetapi kelemahan kelemahan yang ada butuh diperhatikan dan perlu

beberapa penyesuaian terhadap hal hal yang akan ditimbul, bisa jadi di

sempurnakan kembali dan dikaji ulang agar lebih ideal.

Page 56: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

56

DAFTAR BACAAN

Ario Juliano Gema, 2008 : 2; dikutip dari Kadir, Abdul dan Triwahyuni, Terra.Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. 2005;

Badrulzaman, Mariam Darus, kerangka Dasar Hukum Perjanjian (Kontrak) dalamBuku Hukum Kontrak di Indonesia, ELIPS, 1998 Halaman 1-30;

Barkatullah, Abdul Prasetyo., Halim Teguh, 2005:34, dikutip dari Buku Sjahdeini,Sutan Remy, E-commerce, Tinjauan dari Perspektif Hukum, Makalahpada seminar tentang Ecommerce dan Mekanisme Penyelesaiansengketa melalui Arbitrase/ Alternatif penyelesaian Sengketa, Jakarta2000;

Chidir Ali, Yurisprudensi Hukum Acara Perdata Indonesia. Bandung: Armico,1983;

Fajar, Mukti. Aspek hukum perjanjian perdagangan dalam transaksielektroni(electronic commerce), 2007;

Hikmahanto Juana, 2003: 87, Di kutip dari Kantaatmadja, Mieke Komar,Pengaturan Kontrak untuk perdagangan elektronik, dalam Buku CyberLaw, Suatu pengantar, ELIPS II, 2002, Halaman 1-13;

Indrajit, Richardus Eko, E-commerce, Kiat dan strategi Bisnis di dunia maya,Elex Media Komputindo, 2001;

Kie, Tan Thong, Studi Notariat, buku I, Penerbit Ichtiar Baru Van Hoebe,Jakarta, 2000;

Kitab, Undang undang Hukum Perdata (KUHPerdata).

Kitab, Undang Undang pasal 164 HIR, Tentang alat bukti

Kitab, Undang undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan TransaksiElektronik.

Magfirah, Esther Dwi. Perlindungan Konsumen Dalam E-Commerce,Yogyakarta : Fakultas Ilmu Hukum Univesitas Gajah Mada. 2004;

Makarin, Edmon. Kompilasi Hukum Telematika. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada. 2004 ;

56

Page 57: 1 BAB I PENDAHULUAN pesat, seiring dengan …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--rachmadani-272-2-babi,b... · mungkin agak sulit untuk mendapatkan ... EDI di definisikan oleh

57

Penjelasan, Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Tanda TanganElektronik

Ronald Makaleo Tandiabang, Tomy Handaka Patria, Anang dikutip dari BukuMunir, Abu bakar, Introduction to legal Issues in E-commerce, bahanpaparan pada Internet Bangking Workshop, Jakarta, 18 September2002;

Ramli, Ahmad M, Kekuatan Pembuktian pada Transaksi elektronik, Makalahpada seminar kekuatan Hukum Alat Bukti Elektronik, Jakarta 2002;

Rapin Mudiardjo, 2002; Dikutip dari Buku, Sutanto, Retnowulan dan IskandarOeripkartawinata, Hukum Acara perdata dalam Teori dan Praktek,Penerbit Mandar Madju, Bandung, 1997;

Salam, Abdul., 2008 : 2; Dikutip dari Buku Sjahputra, Iman, ProblematikaHukum Internet Indonesia, Prenhalindo, Jakarta, 2001;

Supancana, I.B.R, Cyber law; Tantangan Regulasi pada Era Cyberspace,Bahan kuliah umum pada program Magister Teknologi Informasi UI,Jakarta, 16 & 17 April, 2002;

Sitompul, Asril, Hukum Internet, Pengenalan Mengenai Hukum diCyberspace, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001;