~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya...

51
4- ~"1, ANALTSlS PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN PETERNAKAN SAPI PERAH CIBUNGBULANG KABUPATENBOGOR SKRIPSI AZIS KAMILUDIN PROGRAM STUD1 SOSlAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya...

Page 1: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

4- ~ " 1 , ANALTSlS PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN PETERNAKAN SAPI PERAH CIBUNGBULANG

KABUPATENBOGOR

SKRIPSI AZIS KAMILUDIN

PROGRAM STUD1 SOSlAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 2: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

RTNGKASAN

AZIS KAMILUDIN. D34104059. 2009. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah di Kawasan Peternakan Sapi Perah Cibungbulang Kabupaten Bogor. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Petemakan, Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. Lucia Cyrilla ENSD, MSi. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Sri Mulatsih, MSc.Agr.

Usahaternak sapi perah di Indonesia pada umumnya dilakukan dalam dua bentuk yaitu petemakan sapi perah rakyat dan perusahaan peternakan sapi perall. Kedua jenis usahatemak ini sangat potensial untuk dikembangkan dan umumnya berada di daerah dataran tinggi yang beriklim sejuk serta sesuai dengan kondisi yang diperlukan untuk betemak sapi perah. Kawasan Petemakan Sapi Perah Cibungbulang merupakan salah satu kawasan atau daerah yang dijadikan tempat khusus untuk betemak sapi perah di Kabupaten Bogor. Sebagian besar peternak di Kawasan Petemakan ini masuk kedalam usahaternak sapi perah rakyat. Petemak di kawasali tersebut lebih banyak bukan asli orang Kabupaten Bogor, mereka bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan usahatemak sapi perah. Pen&tungan penerimaan dan biaya usahatemak dapat membantu para petemak agar dapat lebih mengoptimalkan usahanya. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis struktur biaya dan struktur penerimaan petemakan sapi perah di kawasan peternakan sapi perah dan (2) Menganalisis besarnya pendapatan yang diperoleh oleh petemakan sapi perah di kawasan petemakan sapi perah yaitu dengan menhtung rasio penerimaan terhadap total biaya usahatemak.

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Petemakan Sapi Perah Kabupaten Bogor yang beralokasi di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Desain penelitian adalah studi kasus. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan pengamatan langsung di lokasi penelitian, pencacatan dan wawancara langsung dengan pertanyaan yang telah disusun, sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor kepala Desa Situ Udik dan koperasi, literatur serta hasil penelitian lainnya. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Agustus 2008. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan dan R/C rasio.

Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen dan nilai biaya variabel adalah pakan Rp 1.942.029.686; Inseminasi Buatan dan obat-obatan Rp 16.380.000; perlengkapan Rp 21.437.500; air Rp 10.800.000; dan listrik Rp 28.150.200. Sedangkan biaya tetap terdiri dari transportasi Rp 258.750.000; penyusutan bangunan Rp 160.500.000; penyusutan peralatan Rp 25.905.333; penyusutan temak Rp 129.375.000; penyusutan kendaraan Rp 154.000.000; tenaga dalam keluarga Rp 420.000.000 dan tenaga kerja luar keluarga Rp 1.176.387.500. Total biaya variabel dan biaya tetap masing-masing adalah Rp 2.018.797.386 dan Rp 2.324.917.833.

Penerimaan dibagi atas penerimaan tunai dan penerimaan tidak tut~ai. Penerimaan tunai terdiri dari penjualan susu dan penjualan temak, sedangkan penerimaan tidak tunai meliputi susu yang dikonsumsi oleh pemilik dan tenaga kerja, serta perubahan nilai temak. Total penerimaan dari petemak yang diamati dalam satu tahun pengamatan sebesar Rp 6.003.415.050.

Page 3: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan biaya usahatemak yang telah dikeluarkan. Total pendapatan dari pentemak yang dianati dalam satu tahun pengamatan sebesar Rp 1.659.699.831. Rata-rata pendapatan per bulan adalah Rp 138.308.319,3.

Nilai WC dari petemak yang diamati di Kawasan Peternakan Sapi Perah Kabupaten Bogor sebesar 1,38. Nilai tersebut dapat diartikan setiap satu rupiah yang digunakan dalam kegiatan usahatemak akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,38. Batas besaran WC terkecil adalah satu. Jadi secara umum usahatemak sapi perah di kawasan petemakan ini sudah dikatakan menguntungkan. Nilai WC untuk penerimaan hanya dari susu (kecuali yang dikonsurnsi) adalah 1,10. Hal ini menunjukan bahwa petemak akan mendapat keuntungan walau penerimaan hanya dari penjualan susu.

Kata-hzta kunci : sapi perah, pendapatan, RIC

Page 4: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

ABSTRACT

Analysis of Dairy Farm Net Income at Kawasan Peternakan Sapi Perah, Cibungbulang Subdistrict, Bogor Regency

Kamiludin, A,, L. Cyrilla and S. Mulatsih

Dairy cattle is one of potential animal that can be developed because of its products. Kawasan Peternakan Sapi Perah (KUNAK) is one of the area that focus in dairy cow. To be succeed, farmer has to know the total revenue and cost. The objective of the study were: (1) to analyze net income of dairy cow in KUNAK, (2) to analyze return cost ratio (RIC) of dairy cow in KUNAK. The data were collected on Augustus 2008 at dairy cow KUNAK, Situ Udik Village, Cibungbulang Subdistrict, Bogor Regency. Primary and secondary data were used in this study, primary data was taking through the interview with owner and labourer. Secondary data was taking fioin relevant institutions sources which related with the topic of the study. The data used case study as the design, and used income analysis and WC analysis for analizing data. The result of the study were: (1) net income of dairy cow in KUNAK (Augustus 2007-July 2008) was Rp 1.659.699.831, net income is the result of total revenue minus total cost, and the amount of them are Rp 6.003.415.050 and Rp 4.343.715.219; (2) the return cost ratio of dairy cow in KUNAK showed 1,38, it means dairy cow in KUNAK is profitable.

Keywords : dairy cow, net income, WC

Page 5: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

ANALZSIS PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KAWASAN PETERNAKAN SAPI PERAJil CIBUNGBULANG

KABUPATEN BOGOR

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 6: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAT3 DI KAWASAN PETERNAKAN SAPI PERM CIBUNGBULANG

KABUPATEN BOGOR

Oleh AZIS KAMILUDIN

D34104059

Skripsi ini telah disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 30 Juti 2009

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Sri Mulatsih, MScAgr. NIP. 19630705 198803 2 001 NIP.196405291989032001

Pertanian Bogor

Page 7: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Agustus 1985 di Sukabumi, Jawa Barat.

Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Baesta dan Nining.

Pendidikan dasar diselesaikan tahun 1998 di SDN Anggamdin Kecamatan

Nagrak Kabupaten Sukabumi, pendidikan menengah lanjutan pertarna diselesaikan

pada tahun 2001 di SLTPN 2 Nagrak Kabupaten Sukabumi dan pada tahun 2004

menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMUN 1 Cibadak Kabupaten

Sukabumi. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada program studi Sosial Ekonomi

Industri Petemakan, Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004.

Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah

aktif sebagi staf infokom di HIMASEIP 2006-2007, sebagai ketua umum di

FORSITA 2005-2007, ketua Departemen PPSDM BKIM 2005-2006, Direktur

BKIMedia tahun 2007, ketua penyambutan mahasiswa baru BKIM IPB 2006,

koordinator lapangan diskusi nasional pendidikan BKIM IPB 2007 dan sejak tahun

2007 sampai saat ini aktif sebagai pengajar di salah satu Sekolah Menengah

Kejuruan Bidang Bisnis dan Manajemen di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.

Page 8: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT atas

limpahan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Peternakan pada Fakultas Pete~llakan, Institut Pertanian Bogor. Sholawat serta salam

penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan segenap

ummatnya.

Skripsi ini merupakan hasil studi mengenai Analisis Pendapatan Usahaternak

Sapi Perah di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Skripsi

ini bertujuan untuk membeiikan infomasi mengenai pendapatan petemak agar dapat

mengoptimalkan keuntungan. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat

bagi para pembaca.

Bogor, Agustus 2009

Penulis

Page 9: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

DAFTAR IS1

................................................................................. ABSTRACT

.......................................................................... RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR ...................................................................... DAFTAR IS1 ................................................................................. DAFTAR TABEL ............................................................................. DAFTAR GAMBAR ........................................................................ DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................

Latar Belakang ...................................................................... Perumusan Masalah .............................................................. Tujuan Penelitian .................................................................. Kegunaan Penelitian .............................................................

KERANGKA BERPIKIR ............................................................ TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................

Karakteristik Usaha Peternakan Sapi Perah .......................... Produksi Susu ..................................................................... Aspek Teknis dalam Pemeliharaan Sapi Perah .....................

Pakan Sapi ................................................................. .................................................. Penyakit Sapi Perah

Kandang .................................................................... Pemerahan .................................................................

Analisis Biaya dan Pendapatan ............................................. Rasio Penerimaan dan Biaya ................................................

METODE PENELITIAN ................................................................. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ Populasi dan Sampel ............................................................. Desain Penelitian .................................................................. Data dan Instrumentasi ......................................................... Pengumpulan Data ................................................................ . . Analisis Data ......................................................................... . . . . Anahsis Desknftlf ....................................................

Analisis penerimaan dan biaya (RIG Rasio) ............. Analisis Pendapatan ..................................................

Batasan Istilah .......................................................................

viii

ix

Page 10: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... Bangsa dan Populasi Sapi Perah ........................................... Pemasaran dan Produksi Susu ..............................................

...................... Tatalaksana Pemeliharaan Temak Sapi Perah Perkandangan ............................................................

................................................................ Perkawinan Tenaga Kerja ............................................................. Pencacatan (Recording) ............................................ Penanganan Limbah .................................................. Kesehatan Temak ...................................................... Pakan dan Air Minum ...............................................

Biaya Usahatemak ................................................................ Penerimaan ............................................................................ Pendapatan ............................................................................

KESIMF'ULAN DAN SARAN ........................................................ Kesimpulan .......................................................................... Saran ................................................................................

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................

Page 11: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

DAFTAR TABEL

Nomor Halarnan

................ 1 . Populasi Tenlak Sapi Perah 45 Petemak di KUNAK 17

2 . Jenis Kegiatan dan Waktu Tenaga Kerja ................................... 20

........ 3 . Penggunaan Pakan di KUNAK Agustus 2007 - Juli 2008 23

................ 4 . Komponen Biaya Usahatenlak Petemak di KUNAK 24

5 . Jenis dan Penyusutan Peralatan ................................................. 26

. 6 . Komponen Penerimaan Usahaternak Agustus 2007-Juli 2008.. 28

7 . Perubahan Nilai Temak Agustus 2007-Juli 2008 ....................... 28

................. 8 . Perincian Penggunaan Susu Agustus 2007-Juli 2008 29

9 . Tingkat Pendapatan Peternak KUNAK Agush~s 2007-Juli 2008 30

Page 12: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

. . 1. Kerangka Pemiluran ................................. . . ............................... 6

Page 13: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan petemakan yang merupakan bagian integral dari pembangunan

pertanian memiliki peranan yang penting dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Salah

satu tujuan dari pembangunan petemakan adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi

masyarakat yang bersumber dari protein hewani belupa daging, telur dan susu yang

sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Sapi adalah salah satu tenlak ruminansia yang populasinya tersebar luas

diseluruh dunia, terutama pada daerah yang produksi pertaniannya memun&nkan.

Penyebaran temak ini lebih merata dibandingkan domba dan kambing. Narnun

demikian, temak sapi jarang ditemukan pada lingkungan yang ekstrim tidak

bersahabat.

Agribisnis sapi di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar, karena

permintaan produk daging, susu maupun kulit terus meningkat, seiring dengan

pertambahan penduduk dan perkembangan perekonomian nasional. Namun sangat

disayangkan karena dalam beberapa dasawarsa terakhir ini impor ketiga produk

tersebut cenderung terus meningkat, walaupun te rjadi fluktuasi sebagai akibat adanya

perubahan global maupun dinamika nasional. Kebutuhan atau permintaan yang

cukup besar daripada ketersediaan susu yang ada. Berdasarkan kondisi tersebut,

usaha sapi perah untuk menghasilkan susu segar sangat prospektif (Sudono, 1999).

Sudono (1999) menambahkan bahwa kebutuhan susu olahan di Indonesia sebesar 5

kgkapitaltahun, tetapi baru dipenulli dari dalam negeri sekitar 32%, sisanya (68%)

harus diimpor dari l ux negeri.

Indonesia memiliki prospek pengembangan industri sapi perah yang relatif

besar yang dapat menjadikan Indonesia sebagai negeri penghasil utama susu.

Pertarna dilihat dari permintaan potensial susu oleh 259 juta penduduk Indonesia.

Selain itu, kedua dilihat dari sisi produksi, Indonesia memiliki padang pengembalaan

dan produksi hijauan yang sangat melimpah saat ini, dan sebagian besar tidak

digunakan setiap tahunnya. ICetiga dari sisi kemampuan finansial baik untuk

perusahaan maupun usaha rakyat relatif tersedia, hanya saja masih kekurangan dalam

ha1 informasi sehingga kurang tersosialisasikan. Salah satu kelemahan kita adalah

belum mengetahui manajemen dan teknologi sapi perah, yang selama ini selalu

Page 14: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

diatasi dengan impor. Dari sini dapat diketahui bahwa Indonesia sebenanlya

memiliki prospek pengembangan sapi perah yang relatif besar.

Usahatemak sapi perah merupakan salah satu usaha petemakan yang

mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk terus dikembangkan. Susu yang

dihasilkan dari sapi perah dapat bermanfaat, baik sebagai sumber pendapatan untuk

dijual. Berbeda dengan produk lainnya, produk susu akan tetap dibutuhkan seiring

dengan peningkatan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, usaha

petemakan sapi perah saat ini masih tetap menjanjikan karena permintaan pasar

terhadap susu akan selalu ada.

Disamping itu, usaha sapi perah memiliki beberapa keuntungan jika

dibandingkan usahatenlak lainnya. Menurut Sudono (1999) beberapa keuntungan

betemak sapi perah dibanding usahatemak lain yaitu : (1) Usahatemak sapi perah

adalah suatu usaha yang tetap; (2) Jaminan pendapatan yang tetap; (3) Penggunaan

tenaga kerja yang tetap; (4) Dapat inenggunakan berbagai macan hijauan yang

tersedia atau sisa-sisa hasil pertanian; dan (5) Kesuburan tanah dapat dipertahankan.

Dengan pengelolaan manajemen yang baik serta terencana untuk dapat

memanfaatkan keuntungan-keuntungan tersebut, dapat dipastikan usahateinak sapi

perah merupakan usaha yang memiliki prospek yang sangat baik dan akan

memberikan laba yang besar kepada pemiliknya.

Usahatemak sapi perah rakyat di Indonesia sudah mulai berorientasi

ekonomi, namun produktivitasnya masih rendah. Rendahnya tingkat produktivitas

temak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta

pengetahuadceterampilan petani yang mencakup aspek reproduksi, pemberian

pakan, pengelolaan llasil pascapanen, penerapan sistem recording, pemerahan,

sanitasi dan pencegahan penyakit. Selain itu pengetahuan petani mengenai aspek

tataniaga harus ditingkatkan sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan

pemeliharaan.

Perurnusan Masalal~

Kawasan petemakan sapi perah yang beralokasi di Desa Situ Udik

Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor adalah sebuah kawasan petemakan sapi

perah yang kondusif dan memiliki kelompok-kelompok tani yang terorganisir.

Melihat kondisi yang demikian, sangat memungkinkan apabila Kabupaten Bogor

2

Page 15: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

pada masa yang akan datang menjadi sentra produksi susu sapi dan menjadi

penyumbang susu sapi tertinggi di Propinsi Jawa Barat. Peteinakan ini meiniliki

prospek yang sangat baik terutama jika dilihat dari keadaan lokasi yang berada

didaerah dataran tinggi yang beriklim sejuk sesuai dengan kondisi yang diperlukan

untuk beternak sapi perah. Akan tetapi, majunya usaha peteinakan sapi perah tidak

hanya dipengaruhi oleh lokasi usaha tetapi juga oleh beberapa aspek antara lain

aspek teknis, aspek finansial dan aspek komersial.

Permodalan memiliki peranan penting dalam usaha ini terutama apabila

dilakukan daliun skala besar. Modal tersebut digunakan untuk biaya investasi

(pembuatan kandang, pengadaan bibit sapi perah, dan pembelian peralatan) dan

biaya operasional terutama dalam penyediaan pakan. Hal ini menimbulkan

permasalahan terutama bagi peternak dan investor yang membutuhkan banyak

pertimbangan untuk masuk dalam usaha ini misalnyi;' berapa keuntungan yang akan

diperoleh. Masih rendahnya pendapatan yang diperoleh peternak selaina ini dinilai

belum mampu menutup biaya yang dikeluarkan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah yang

melatar belakangi dilakukamya penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana struktur biaya dan penerimaan dari petemakan sapi perah di kawasan

peternakan sapi perah di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten

Bogor dalam satu tahun?

2. Berapa besar pendapatan dan tingkat pendapatan yang diperoleh peternakan sapi

perah di kawasan peternakan sapi perah Desa Situ Udik Kecamatan

Cibungbulang Kabupaten Bogor dalam satu tahun?

Tujuan Penelitian

Penelitian tentang analisis finasial usaha peternakan sapi perah di kawasan

peternakan sapi perah Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor

ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis stmktur biaya dan struktur penenmaan petemakan sapi perah di

kawasan petemakan sapi perah Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang

Kabupaten Bogor dalam satu tahun.

Page 16: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

2. Menganalisis besarnya pendapatan yang diperoleh oleh petemakan sapi perah di

kawasan petemakan sapi perah Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang

Kabupaten Bogor dalam satu tahun.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian tentang analisis finansial usaha petemakan sapi perah di

kawasan petemakan Desa Situ Udik Kecematan Cibungbulang Kabupaten Bogor ini

adalah:

1. Sebagai bahan evaluasi terhadap petemakan sapi perah di kawasan petemakan

sapi perah Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan petemakan sapi perah

di kawasan petemakan sapi perah Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang

Kabupaten Bogor.

3. Sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya.

Page 17: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

KERANGKA PEMIKIRAN

Petemakan sapi perah di kawasan peternakan sapi perah Desa Situ Udik

Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor merupakan salah satu petemakan yang

sedang mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut petemakan hams menghadapi suatu

kondisi yaitu rendahnya pendapatan, sementara biaya yang dikeluarkan cukup tinggi,

sehingga upaya petemakan ini untuk memperoleh keuntungan yang maksimal sedikit

mengalami hambatan.

Penelitial ini bertujuan untuk menganalisis beberapa aspek finansial dari

peternakan sapi perall di kawasan petemakan sapi perah Desa Situ Udik Kecamatan

Cibungbulang Kabupaten Bogor. Untuk melakukan analisis finansial, terlebih dahulu

hams diketahui besamya biaya total serta jumlah penerimaan yang didapat dari

peternakan sapi perah ini. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan

biaya variabel. Sementara itu, penerimaan usaha berasal dari penjualan susu,

penjualan temak, susu yang dikonsumsi peternak dan perubahan nilai temak.

Analisis yang dilakukan meliputi analisis rasio penenmaan dan biaya untuk

mengetahui perbandingan besarnya penerimaan yang didapat dengan biaya yang

dikeluarkan. Analisis pendapatan untuk men&tung besamya tingkat pendapatan

yang diperoleh usahaternak sapi perah ini.

Dari analisis yang telah dijabarkan tersebut akan diperoleh suatu kesimpulan

mengenai tingkat pendapatan usaha dari peternakan sapi perah di kawasan

petemakan sapi perah Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.

Kesimpulan tersebut akan direkomendasikan untuk membantu pengembangan usaha

petemakan sapi perah ini. Secara konseptual kerangka pemikiran penelitian ini

disajikan dalam Gambar 1.

Page 18: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Peternakan Sapi Perah

I Struktur Biaya dan Struktur

Penenmaan

I Penenmaan Usaha 1 Biaya Total

Biaya Variabel BiayaTetap

Penjualan Susu Penjualan Sapi dan Pedet Konsumsi Susu Oleh peternak Perubahan nilai kepemilikan temak

1 I

Analisis Pendapatan Analisis RfC rasio

v

Kesimpulan

Page 19: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Usaha Peternakan Sapi Perah

Menurut Sudono (1999) usaha petemakan sapi perah di Indonesia

diklasifikasikan berdasarkan skala usahanya, yaitu perusahaan petemakan sapi perah

dan petemakan sapi perah rakyat. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian

Republik Indonesia No : 362/KPTS/TN. 1201511990, usaha pertemakan sapi perah

rakyat adalah usaha pertemakan yang memiliki total sapi perah di bawah 20 ekor dan

perusahaan pertemakan sapi perah adalal~ usalla pertemakan yang memiliki lebih

dari 20 ekor sapi perah. Petemakan rakyat merupakan usaha yang dilakukan oleh

rakyat disanping usaha taninya sehingga sifat pemeliharaanya masih ixadisional.

Pemsahaan pertemakan mempakan petemakan yang diselenggarakan dalam suatu

pemsahaan komersial dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-

besarnya dan mempunyai izin usaha serta dalam proses produksinya telah

menggunakan teknologi baru. Selain itu pada perusahaan petemakan biasanya telah

menerapkan hasil penelitian terbaru atau inovasi.

Pengembangan usaha petemakan sapi perah mempunyai dampak positif

terhadap pembangunan petemakan di Indonesia karena dapat : (1) menghemat devisa

negara; (2) menciptakan lapangan pekerjaan ; (3) meningkatkan pendapatan petani,

dan (4) perbaikan gizi nasional. Hal ini didukung pula oleh Sudono (1999) yang

menyatakan bahwa usaha petemakan memiliki prospek yang cerah karena berbagai

faktor, yaitu;

1. Petemakan sapi perah adalah usaha yang paling tetap, fluktuasi harga,

produksi dan konsumsi tidak begitu tajam;

2. Sapi perah mempakan temak yang paling efisien dalam merubah pakan

menjadi protein dan kalori;

3. Memberikan jaminan dan pendapatan ( income);

4. Penggunaan tenaga ke rja yang tetapltidak musiman sebagaimana pertanian;

5. Sapi perah dapat menggunakan berbagai jenis hijauan atau sisa-sisa hasil

pertanian;

6. Kesuburan tanah dapat dipertahankan dengan memanfaatkan kotoran sapi

perah sebagai pupuk

Page 20: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Ternak sapi perah yang telah banyak dipelihara adalah bangsa sapi perah

Fries Hollaizd (FH). Bangsa sapi merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi susu. Suhu kritis untuk sapi FH

adalah.27'~. Hal ini dikarenakan apabila suhu udara naik diatas suhu kritis akan

menyebabkau makannya berkurang karena sapi akan kesulitan dalam melepaskan

kelebihan panasnya. Sehingga akan berdampak terhadap menurunnya produksi susu

(Sudono, 1999).

Produksi Susu

Menurut Sudono dan Setiawan (2003) kemampuan sapi perah dalam

memproduksi susu dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu : bangsa atau nunpun sapi,

lama bunting, masa laktasi, besar sapi, estrus atau birahi, umur sapi, selang beranak,

masa kering, kandang, frekuensi pemerahan, tatalaksana pemberian pakan. Oleh

karena itu, untuk mendapatkan produksi susu yang tinggi perlu keterampilan dan

pengetahuan yang baik tentang tatalaksana petemakan sapi perah.

Sudono (1999) mengatakan bahwa produksi susu sapi perah di Indonesia

umumnya masih rendah, yaitu hasil susu rata-rata per ekor per hari adalah 10 liter

dengan bangsa sapi Fries Holland (FH). Hasil penelitian Nurhayati (2000),

menunjukan bahwa produksi susu yang dihasilkan di Kecamatan Ciwidey Kabupaten

Bandung adalah 8 liter/ekor/hari untuk skala pemilikan temak sebanyak satu sampai

tiga ekor betina dewasa.

Aspek Teknis dalam Pemeliharaan Sapi Perah

Pemeliharaan sapi perah dalam rangka pengembangan usaha harus

memperhatikan hal-ha1 teknis seperti pemilihan bibit, pemberian pakan, penyakit,

perkandangan dan pemerahan susu (Sudono dan Setiawan, 2003).

Bibit

Salah satu penentu dari keberhasilan sebuah usaha petemakan sapi perah

adalah dari kualitas bibit sapi perah yang dipelihara. Menumt Sudono dan Setiawan

(2003) ada beberapa ha1 yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan bibit sapi

perah, yaitu sebagai berikut : (1) Genetik atau ketu~unan. Sifat unggul yang dimiliki

oleh tetua baik induk maupun pejantan akan menuiun kepada anaknya. Oleh karena

itu, bibit sapi perah yang baik hams berasal dari induk yang memiliki produktivitas

Page 21: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

tinggi dan dari pejantan yang unggul, ha1 ini dapat diketahui dengan menelusuri

keterangan kedua tetua dan nenek moyangnya, (2) Bentuk ambing. Bentuk ambing

sapi perah dapat menentukan kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan. Bentuk

ambing yang baik adalah ambing yang besar, pertautan antar otot h a t dan

memanjang sedikit kedepan, serta puting tidak lebih dari empat, (3) Penampilan.

Secara keseluruhan bibit sapi harus proporsional, tidak kurus dan tidak terlalu

gemuk, kaki berdiri tegak dan jarak kaki kanan dengan kaki kiri cukup lebar serta

memiliki bulu yang menglulat, (4) Umur bibit. Umur bibit sapi perah betina yang

ideal adalah 1,5 tahun dengan bobot badan sekitar 300 kg, sementara itu umur

pejantan dua tahun dengan bobot badan sekitar 350 kg.

Pakan Sapi

Pakan sapi perah adalah nunput dan kosentrat sebagai penguat. Pakan

merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesehatan dari sapi perah, oleh karena

itu peternak harus memperhatikan pemberian pakan terhadap sapi perah. Pemberian

pakan sapi perah hams sesuai dengan bobot badan, kadar lemak susu dan produksi

susunya terutama untuk sapi-sapi yang telah berproduksi. Kadar lemak sangat

ditentukan oleh kandungan serat kasar dalam pakan. Pakan yang banyak

mengandung hijauan aka11 menyebabkan kadar lemak susu tinggi dan pakan yang

banyak mengandung kosentrat akan menyebabkan kadar lemak susu rendah (Sudono

dan Setiawan, 2003).

Salah satu faktor yang menentukan berhasilnya peternakan sapi perah adalah

pemberian pakan. Sapi perah yang produksinya tinggi, bila tidak mendapatkan pakan

yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya tidak akan menghasilkan susu yang

sesuai dengan kemampuannya. Cara pemberian pakan yang salah dapat

mengakibatkan penurunan produksi, gangguan kesehatan balkan dapat juga

menyebabkan kematian. Selanjutnya dijelaskan untuk memenuhi kebutuhan seekor

sapi laktasi dengan bobot badan 450 kg dengan produksi susu rata-rata 13 kg/hari

dan lemak susu 3,5% dibutuhkan konsentrat 6,05 kg, rumput alam 20,75 kg dan

rumput gajah 7,60 kg (Sudono, 1999).

Penelitian Hidayat (2001) di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, jumlah

rata-rata pakan hijauan temak yang diberikan oleh peternak adalah 19,92 kg/ST/hari.

Page 22: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Konsentrat sebesar 2,71 kg/ST/hari, ubi kayu sebesar 3,14 kg/ST/hari, bekatul

sebesar 0,84 kg kg/ST/hari dan ampas tahu sebesar 0,32 kg/ST/hari.

Penyakit Sapi Perah

Seifert (1992) menyatakan bahwa sapi lokal di daerah tropis memiliki

resistensi yang tinggi dengan bangsa produktif dari luar tidak saja terhadap infeksi

melainkan juga terhadap faktor penyakit dan keracunan turnbuhan. Seifert (1992)

menambahkan, untuk melawan wabah kontak dan wabah tanah bisa diproduksi

vaksin-vaksin ampuh. Vaksin dengan kekebalan yang dihasilkannya dipengaruhi

oleh gizi, pemeliharaan dan produksi tenlak masing-masing, dan tentu saja tidak

lepas dari pengaruh-pengaruh genetiknya. Sebaliknya pada wabah vektor resistensi

genotiplah yang memperkuat daya tahan temak atau pun bangsa di daerah tropis, jika

manajemen usaha tidak mampu lagi menjauhkan pengaruh penyakit melalui usaha-

usaha yang memadai @emberantasan vektor).

Kandang

Kandang merupakan tempat berlindung bagi ternak. Jika dilihat dari

peruntukannya, kandang sapi perah bisa dibagi menjadi lima jenis kandang: (1)

Kandang pedet, umur 0-4 bulan; (2) Kandang sapi remaja atau pedet lepas sapih,

umur 4-8 bulan; (3) kandang sapi dara, umur 8 bulan-2 tahun; (4) Kandang sapi

dewasa atau masa produksi, umur lebih 2 tahun dan laktasi; dan (5) Kandang sapi

kering kandang (Sudono dan Setiawan, 2003). Dalam pembuatan kandang ada

beberapa ha1 yang hams diperhatikan, yaitu antara lain adanya ventilasi, sinar

matahari yang cukup, kekeringan, konstruksi kandang, keamanan hewan, ukuran

kandang dan bahan-bahan pembuat kandang seperti kerangka kandang, atap kandang

lantai dan dinding kandang (Girisonta, 1983).

Hasil penelitian Suhendar (2004) ba~lgunan kandang sapi pada PT. Gurame

Anugerah Tani terdiri dari enam kandang untuk sapi dewasa, muda dan dara serta

satu kandang untuk pedet. Tipe kandang adalah tipe ganda dengan ukuran 6 x 24 m2

sebanyak tiga kandang dan 6 x 24 m2 satu kandang untuk kapsitas masing-masing

kandang sebanyak 48 ST dan 56 ST untuk sapi dewasa. Dua kandang lainnya untuk

sapi remaja dengan ukuran 4 x 18 m2 dan 4 x 10 m2 yang mempunyai kapasitas

sebanyak 24 ekor dan 12 ekor. Kandang untuk sapi pedet yang belum lepas sapih di

Page 23: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

bangun di dekat kandang induknya yang dibuat per individu dengan ukuran 1,25 x 1

m2 sebanyak 50 boks.

Pemerahan

Pada uinumnya sebelum sapi diperah, kandang tempat sapi perah hams

dibersihkan dan dihilangkan dari bau-bauan, baik yang berasal dari kotoran maupun

dari makanan atau hijauan yang berbau, karena air susu itu mudah sekali inenyerap

bau-bauan yang dapat mempengruuhi kualitas air susu. Sapi yang akan diperah

hendaknya pada bagian badan sekitar lipat paha dan bagian belakang dicuci atau

dibersihkan untuk mencegah kotoran-kotoran yang menempel pada bagian-bagian

tersebut jatuh dalam susu pada saat sapi itu diperah, sebelum ambing akan diperah

hams dicuci terlebih dahulu dengan air hangat untuk inengurangi kontmninasi bakteri

pada susu, disamping itu untuk menggertak keluarnya atau memancarnya susu

sehingga memudahkan pemkrahan.

Sapi yang diperah dua kali sehari dengan jarak waktu antar pemerahan sama

akan sedikit sekali perubahan susunan susu tersebut dan jika sapi diperah empat kali

sehari, kadar lemak akan sedikit tinggi pada besok paginya, yakni pada saat

pemerahan pertama. Semakin sering sapi diperah, hasil susu akan naik dan

meningkatnya produksi susu ini tergantung dari kemampuan sapi untuk berproduksi,

pakan yang diberikan dan manajemen yang dilakukan oleh peternak. Umumnya sapi

diperah dua kali sehari, pada pagi hari dan sore hari. Pemerahan yang dilakukan lebih

dari dua kali sehari, biasanya dilakukan pada sapi-sapi yang berproduksi tinggi

(Sudono, 1999).

Analisis Biaya dan Pendapatan

Dalam usaha tani dikenal dua inacam biaya, yaitu biaya tunai atau biaya yang

dibayarkan dan biaya tidak tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya yang

dibayarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja luar

keluarga, biaya untuk pembelian input produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan,

dan bawon panen. Kadang-kadang juga temasuk biaya untuk iuran pemakaian air

dan irigasi, pembayaran zakat, dan lain sebagainya. Dalam usaha petemakan antara

lain untuk biaya pengembalaan, biaya pernbelian pakan, biaya pembersihan kandang,

dan jenis upah kegiatan laimya (Daniel, 2002).

Page 24: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Biaya total adalah pengeluaran yang ditanggung perusahaan untuk membeli

berbagai macam input atau faktor-faktor yang dibutuhkan untuk keperluan

produksinya (Mankiw, 2000). Menurut Hernanto (1996), biaya merupakan korbanan

yang dicurahkan dalam proses produksi, yang semula fisik kemudian diberikan nilai

rupiah. Selanjutnya dikatakan korbanan dan atau biaya ini hams digunakan seefisien

munglun agar membuahkan keuntungan yang optimal.

Lipsey et al., (1995) memaparkan bahwa biaya bagi perusahaan yang

kegiatannya memproduksi barang adalah nilai input yang digunakan untuk

memproduksi outputnya. Selanjutnya dikatakan biaya total adalah seluruh biaya yang

diperlukan untuk inenghasilkan sejumlah output tertentu.

Daniel (2002) mengatakan bahwa biaya produksi adalah sebagai konpensasi

yang diterima oleh para pernilik faktor-faktor produksi, atau biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai inaupun tidak tunai.

Dalam analisis ekonomi, biaya diklasifikasikan kedalam beberapa golongan sesuai

dengan tujuan spesifik dari analisis yang dike rjakan, yaitu sebagai berikut. (1) Biaya

uang dan biaya in natura. Biaya-biaya yang berupa uang tunai, misalnya upall kerja

untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah, termasuk upah untuk temak, biaya

untuk membeli pupuk dan pestisida, d m lain-lain. Sedangkan biaya-biaya panen,

bagi hasil, sumbangan, dan munglun pajak-pajak dibayarkan dalam bentuk natura.

(2) Biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya

tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang

berupa uang. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya

berhubungan langsung dengan besamya produksi, misalnya pengeluaran-pengeluaran

untuk bibit, pupuk, dan sebagainya. (3) Biaya rata-rata dan biaya marginal. Biaya

rata-rata adalah hasil bagi antara biaya total dengan jumlah produk yang dihasilkan.

Sedangkan biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan

petanilpengusaha untuk mendapatkan tambahan satu satuan produk pada suatu

tingkat produksi tertentu.

Rasio Penerimaan dan Biaya

Rasio penerimaan dan biaya atau RJC me~upakan perbandingan antara

penerimaan dengan biaya (Soekartawi, 2002). Menurut Hemanto (1996) R/C rasio

ini menunjukan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang

Page 25: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

dikeluarkan untuk memproduksi misalnya nilai FUC rasio 2,02 berarti untuk setiap

rupiah yang diinvestasikan akan memberikan penerimaan sebesar Rp 2,02.

Vidiayanti (2004) dalam penelitiannya diperoleh nilai FUC rasio atas biaya

total sebesar 1,13. Hal ini berarti setiap rupiah yang dikeluarkan untuk biaya total

pada usahaternak sapi perah tersebut akan menghasilkan peneriinaan sebesar

Rp 1,13, demikian pula diperoleh nilai RJC rasio atas biaya tunai sebesar 1,56 yang

menggambarkan keadaan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan untuk biaya tunai

pada usahaternak sapi perah tersebut akan menghasilkan penerimaan sebesar

Rp 1,56.

Page 26: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada usahatemak sapi perah di kawasan

petemakan Kabupaten Bogor di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan kawasan peternakan sapi perah Kabupaten

Bogor sebagai sebagai lokasi penelitian dilakukan secara sengaja @urpossive)

dengan alasan bahwa kawasan petemakan tersebut merupakan daerah yang

mengembangkan petemakan sapi perah di Kabupaten Bogor dan tentunya memiliki

populasi sapi perah yang terbesar di Kecamatan Cibungbulang. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Agustus 2008.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah petemak sapi perah yang tergabung dalam suatu

kawasan petenlakan sapi perah Kabupaten Bogor di Desa Situ Udik yang berjumlah

102 petemak. Sampel pengamatan diambil dengan menggunakan teknik pengambilan

sampel equal probability. Pengamatan dilakukan pada 45 petemak yang merupakan

anggota dari enam kelompok tani di lokasi penelitian.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus untuk mengkaji kondisi finansial usaha

petemakan sapi perah yang tergabung dalam suatu kawasan petemakan sapi perah

Kabupaten Bogor di Desa Situ Udik. Kondisi finansial yang diteliti meliputi

pendapatan, tingkat pendapatan dan rasio penerimaan dengan biaya.

Data dan Instrumentasi

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Data primer

dikumpulkan dengan cara wawancara langsung dan penyebaran kuisioner. Nazir

(1 999) menyebutkan definisi wawancara adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sanbil bertatap muka dan

menggunakan alat yang dinamakan inelview guide (panduan wawancara). Data

sekunder akan dikumpulkan dari kantor kepala Desa Situ Udik, kantor koperasi

KUNAK, dan literatur yang relevan.

Page 27: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Data primer yang dikumpulkan meliputi jumlah peternak sapi perah dan

populasi sapi perah di lapangan, modal investasi yang terdiri dari (biaya pembuatan

kandang, peralatan, pembelian bibit sapi perah, mesin pengolahan pakan, pompa air,

dan lahan yang digunakan), modal kerja (pakan, obat-obatan, air dan tenaga kerja),

produksi (susu dan daging dari sapi afkir), dan harga jual output. Sedangkan data

sekunder yang dikumpulkan adalah data tentang keadaan umum dan profil Desa Situ

Udik, populasi sapi perah dan produksi susunya, jumlah penduduk dan data

penunjang lainnya.

Analisis Data

Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran tentang kondisi

umum daerah penelitian, karakteristik peternak, sistem pemeliharaan dan beberapa

ha1 yang dibutuhkan dalam usaha petemakan sapi perah di kawasan petemakan sapi

perah Kabupaten Bogor di Desa Situ Udik

Analisis Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio)

Analisis ini dapat menunjukan besamya penerimaan yang diperoleh peternak

akibat per rupiah uang yang dikeluarkan untuk usahatemaknya. Adapun rumus RIC

Rasio sebagai berikut:

Keterangan: TR = Total Penerimaan TC =Total Biaya

Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan ini dihitung berdasar selisih anatara penerimaan total

(Total Revenue) dengan biaya total (Total Cost). Rumus pecdapatan adalah sebagai

berikut:

iz = TR-TC

Kriteria yang digunakan: 1. n> 0 maka untung

2. n < 0 maka rugi

3. z = 0 maka impas

Page 28: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Batasan Istilah

1. Kawasan petemakan sapi perah Kabupaten Bogor meiupakan lokasi

dilaksanakannya penelitian.

2. Analisis finansial adalah analisis pendapatan usaha yang bertujuan untuk

mengetahui besamya pendapatan dan rasio penenmaan terhadap biaya di lokasi

penelitian.

3. Usaha petemakan sapi perah adalah semua kegiatan produksi usaha petemakan

sapi perah dengan tujuan untuk menghasilkan susu.

4. Produksi susu adalah jumlah susu yang dihasilkan oleh sapi-sapi laktasi yang ada

di petemakan sapi perah di lokasi penelitian.

5. Biaya produksi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh petemakan di lokasi

penelitian untuk menghasilkan sejumlah output.

6. Penenmaan usaha adalah hasil produksi susu baik yang dijual ataupun yang

dikonsumsi sendin serta penjualan sapi induk, dara, pedet dan feses.

7. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan usaha yang didapat dengan biaya

produksi yang dikeluarkan oleh petemakan sapi perah di lokasi penelitian.

8. RlC rasio adalah besarnya penenmaan yang diperoleh akibat satu rupiah biaya

yang dikeluarkan untuk usaha petemakan.

Page 29: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

KEADAAN UMUM LOKASI

Desa Situ Udik

Kawasan petemakan sapi perah Kabupaten Bogor terletak di Desa Situ Udik

Kecamatan Cibungbulang. Desa Situ Udik seluas 370.150 Ha ini berbatasan dengan

Desa Situ Ilir Cibungbulang disebelah utara, Desa Pasarean Pamijahan di sebelah

selatan, Desa Cimayang Pamijahan disebelah barat dan disebelah timur berbatasan

dengan Desa Karacak Leuwiliang. Desa Situ Udik sebagian besar memiliki topografi

berupa dataran dan hanya 71 Ha yang merupakan perbukitanlpegunungan. Desa

yang memiliki curah hujan rata-rata per tahun sebesar 3009 mm dengan keadaan

suhu rata- rata 19' C serta berada pada ketinggian 460 meter diatas permukaan laut

ini sangat cocok untuk budidaya sapi perah.

Mata pencaharian warga Desa Situ Udik yang berjumlah 13.668 jiwa

(Monografi Desa Situ Udik, 2008) sebagian besar berada disektor pertanian tanaman

pangan (sawah, kebun dan ladang).

Kawasan Peternakan Sapi Perah (KUNAK)

Kawasan petemakan sapi perah selanjutnya disebut dengan KUNAK

merupakan suatu kawasan yang terletak di Desa Situ Udik dan merupakan lokasi

peternakan sapi perah yang dihuni oleh 102 peternak sapi perah. Peternak sapi perah

di KUNAK dibagi menjadi enam kelompok tani yaitu kelompok tani Tertib, Segar,

Bersih, Indah, Aman dan Mandiri. Jumlah peternak pada kelompok tani tersebut

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah populasi petemak di KUNAK (Agustus 2007-Juli 2008)

Kelompok Tani Jumlah Peternak Sampel

TERTIB 18 7

SEGAR 2 1 7

BERSIH 19 9

INDAH 18 9

AMAN 14 7

MANDIRI 12 6

JUMLAH 102 45

Page 30: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Objek penelitian adalah 45 petenlak dari 102 petemak yang berada di

KUNAK. Sebagian besar petemak memiliki tenaga kerja luar keluarga dan tidak

mengikutsertakan pemilik temak dalam inemelihara temak sapi perah. Jumlah tenaga

kerja dari 45 peternak adalah 74 orang, 12 orang diantaranya adalah tenaga kerja

dalam keluarga yang tidak memiliki tenaga kerja luar keluarga dan 62 orang adalah

tenaga kerja luar keluarga. Setiap tenaga kerja akan menangani satu kandang dengan

jumlah temak 8-13 temak sapi perah.

Page 31: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bangsa dan Populasi Sapi Perah

Sapi perah yang dipelihara di Kawasan Usaha Peternakan Desa Situ Udik

Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor (selanjutnya disebut KUNAK) adalah

sapi perah peranakan Fries Holland. Populasi sapi perah dari 45 peternak di KUNAK

pada pertengahan tahun 2007 sampai dengan pertengahan tahun 2008 ditunjukan

oleh Tabel 2.

Tabel 2. Populasi Ternak Sapi Perah 45 Peternak di KUNAK

Ternak Sapi Agustus 2007 Juli 2008

Ekor ST % Ekor ST % Laktasi 392 392.00 63.35 458 458.00 71.81 Kering Kandang 55 55.00 8.89 87 87.00 13.64 Dara 150 75.00 12.12 94 47.00 7.37 Pedet 103 25.75 4.16 55 13.75 2.16 Jantan Muda 96 48.00 7.76 26 13.00 2.04 Jantan Dewasa 23 23.00 3.72 19 19.00 2.98 Jurnlah 819 618.75 100.00 739 637.75 100.00

Sapi laktasi merupakan jumlah ternak sapi terbanyak dari 45 peternak di

KUNAK. Persentase rata-rata sapi laktasi selama setahun dari bulan Agustus 2007

sampai dengan bulan Juli 2008 adalah 68,lO persen. Persentase sapi laktasi

merupakan faktor terpenting dan tidak dapat diabaikan dalam tatalaksana yang baik

dalam suatu menjamin pendapatan peternak (Sudono, 1999). Persentase sapi perah

yang baik adalah yang mempunyai sapi laktasi sebanyak lebih dari 60 persen.

Berdasarkan Tabel 2, kepemilikan awal ternak sapi perah pada bulan Agustus

2007 sebanyak 618,75 ST kemudian meningkat menjadi 637,75 ST pada bulan Juli

2008. Hal ini disebabkan adanya peningkatan ternak sapi laklasi yaitu dari 392 ST

menjadi 458 ST. Peningkatan jumlah ternak juga terjadi pada sapi kering kandang

yaitu dari 55 ST menjadi 87 ST. Sapi dara mengalami penurunan sebanyak 28 ST.

Hal ini karena sapi dara tersebut sudah bemmur lebih dari dua tahun sehingga masuk

kedalam golongan sapi induk. Sapi pedet mengalami penurunan sebanyak 12 ST dan

sapi jantan muda turun sebanyak 35 ST. Ada dua faktor yang menyebabkan

penurunan ini yaitu terjadi perubahan usia sapi sehingga tidak tergolong lagi dalam

Page 32: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

golongan pedet dan adanya barter yang dilakukan oleh para petemak dari pedet

menjadi induk. Barter yang dilakukan oleh para peternak adalah menukar tiga ekor

pedet betina dan atau dua ekor jantan muda menjadi satu ekor sapi induk.

Peternak mempunyai 23 ST sapi jantan dewasa diawal tahun penelitian dan

mengalami penunman menjadi 19 ST diakhir tahun penelitian. Sapi jantan tersebut

dipelihara untuk dijual pada hari besar Idul Fitri dan Idul Adha. Peternak

menggunakan teknik Inseminasi Buatan (IB) dalam perkawinan. Pemeliharaan jantan

muda akan menarnbah beban biaya pakan sehingga tidak efisien jika peternak di

KUNAK tetap memeliharanya.

Pemasaran dan Produksi Susu

Produksi susu mencakup susu yang dijual, diberikan ke pedet serta yang

diminum oleh peternak. Produksi susu yang dihasilkan oleh 45 peternak di KUNAK

selama setahun sebanyak 1.967.901,75 liter. Rata-rata produktivitas ternak sapi

adalah 12,69 literlekorihari. Berdasarkan penelitian Hertika (2008) di perusahaan X

Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, jumlah produksi susu di

perusahaan tersebut mencapai 14,99 liter/ekor/hari. Hal ini menunjukan produksi

susu di KUNAK masih lebih rendah dibandingkan perusahaan X.

Susu yang telah diperah dijual dengan harga Rp 2.600,OO per liter. Tenaga

kerja (supir) mengantar susu setiap pagi dan sore ke koperasi yang letaknya masih

berada di kawasan petemakan Cibungbulang. Selanjutnya akan disetorkan ole11

koperasi ke koperasi pusat yang masih berada di Kabupaten Bogor.

Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi Perah

Perkandangan

Sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh 45 petemak di KUNAK adalah

sistem intensif. Sapi dikandangkan terus menerus setiap hari. Kandang yang

dibangun berfungsi untuk melindungi ternak sapi perah dari hujan, angin, terik

matahari, pengaruh buruk lingkungan dan berfungsi juga sebagai tempat istiral~at.

Kandang yang dibuat adalah kandang yang permanen dengan lantai yang terbuat dari

semen cor.

Ballan pembuatan lantai sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak,

terutama sapi perah. Jika lantai basah atau terlalu lembab maka akan terkena resiko

Page 33: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

penyakit. Oleh karena itu, petemak di KUNAK membuat kandang dengan lantai

miring beberapa derajat agar feses, urine maupun sisa makanan langsung mengalir ke

parit-pariUsaluran pembuangan yang terdapat di pinggir kandang. Dinding kandang

terbuat dari tembok setinggi kurang lebih 250 cm. Peternak tidak membedakan

antara tinggi kandang untuk pedet, dara maupun induk sapi. Atap kandang

menggunakan asbes. Tipe kandang yang digunakan adalah tail to tail, tipe ini

memudahkan tenaga ke rja dalam membersihkan kandang.

Perkawinan

Cara perkawinan yang dilakukan peternak di KUNAK adalah sistem

perkawinan inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik. Cara tersebut digunakan

karena dianggap lebih praktis dan efisien jika dibandingkan dengan memelihara dan

menggunakan pejantan untuk kawin alarni. Rata-rata setvice per conception sapi

perah di KUNAK adalah kurang dari 2,OO. Menurut Sudono (1999), untuk di

Indonesia service per conception yang baik adalah kurang dari 2,OO. Sedangkan

untuk selang beranak sapi perah di KUNAK berkisar antara 12 sampai 15 bulan,

Sudono dan Setiawan (2003) menyatakan bahwa jika selang beranak diperpanjang

sanpai 450 hari (15 bulan), maka akan meningkatkan produksi susu sebesar 3,s

persen, tetapi jika dilihat dari segi ekonomi maka akan merugikan dibandingkan

dengan biaya makanan yang diberikan.

Tenaga Kerja

Pengunaan tenaga kerja di kawasan petemakan ini ada yang dikerjakan oleh

tenaga kerja luar keluarga dan dalam keluarga. Dalam satu kandang berkapasitas 8-

13 ekor biasanya ditangani satu sampai dua orang tenaga kerja. Petemak sapi perah

di kawasan petemakan sapi perah ini lnempercayakan sepenuhnya kepada para

tenaga kerja yang bekerja padanya, tetapi ada juga petemak yang menangani

usahatemak sendiri.

Menurut Sudono (1999) untuk efisiensi penggunaan tenaga kerja, seorang

tenaga kerja dapat menangani enam sampai tujuh ekor sapi dewasa. Dari hasil

pengamatan di lapang terhadap 45 peternak, total pekeja ada sebanyak 74 orang,

terdiri dari 12 orang tenaga kerja dalam keluarga dan 62 orang tenaga kerja luar

keluarga yang menangani sapi perah atau satu orang pekerja dapat menangani 8,38

Page 34: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

ST atau 10 sampai 11 ekor dengan komposisi umur ternak seperti pada tabel 2.

Selain menangani sapi perah, para tenaga keja ini sekaligus bertugas mengantar susu

ke koperasi, memesan konsentrat dan inelaporkan hasil usahatemaknya kepada

pemilik temak. Tugas tersebut ditrunbah dengan membersihkan kandang,

memandikan sapi, memerah susu, memberi pakan, memelihara pedet, mengamati

keadaan sapi birahi, mengelola dan mengambil nunput lapang serta rumput gajah

untuk kebutuhan sapi perah. Penggunaan waktu yang diperlukan tenaga kerja dalam

melakukan kegiatan usaha ternak dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis Kegiatan dan Waktu Tenaga Keja

Jenis Kegiatan Waktu ('janl)

Membersihkan kandsu~g l,50

Mernandikan sapi 1.50

Meniberi makan dan niiilum sapi 2,25

Meinera11 susu 2,50

Mencari dan inemotong iumput 4,50

Jellis kegiatan yang menyita waktu paling banyak yaitu kegiatan mencari dan

memotong rumput. Rumput yang tersedia disekitar peternakan terkadang tidak

mencukupi sehingga hams mencari keluar peternakan. Waktu yang diperlukan untuk

kegiatan mencari dan memotong rumput yaitu 4,5 jam oleh seorang peke jalhai.

Kegiatan membersihkan kandang, membersihkan sapi daii membersihkan

peralatan susu dilakukan secara berturut-turut sebelum pemerahan, kegiatan ini

dilakukan dua kali sehari. Fungsinya untuk mencegah sapi dari penyakit juga

menghindari masuknya kotoran kedalam susu. Membersihkan kandang dan peralatan

susu meliputi membersihkan lantai dari kotoran dan sisa-sisa makanan sapi,

membersihkan tempat makan dan minum sapi juga membersihkan mik can. Tenaga

ke ja umumnya menggunakan sapu lidi, sekop dan semprotan dari selang air. Lantai

disapu dan dibersihkan, kemudian limbah tersebut dibuang dan dialirkan ke pant

yang terdapat dalam kandang.

Pencacatan (Reco~.dii~g)

Page 35: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Pencacatan yang lengkap perlu dilakukan, pencacatan befingsi untuk

melihat keadaan temak sapi dilihat dari produksi, kesehatan, reproduksi dan yang

berhubungan dengan menajemen usahatemak seperti data penjualan (susu, tenlak

sapi), data pembelian dan transaksi keuangan. Hal ini penting dala~n memperkirakan

keuntungan ataupun jika ada kemgian yang terjadi, tetapi petemak di KUNAK

belum memperhatikan ha1 tersebut. Pencacatan pada aspek penjualan dan transaksi

keuangan yang dilakukan oleh petemak masih belum seinpurna. Adapun pencacatan

kesehatan dilakukan ole11 dokter hewan yang beke rja di kawasan petemakan tersebut.

Penanganan Limbah

Petemak menampung feses dan sisa makanan dari kandang dalam satu bak

tampung yang sama, tidak ada ukuran standar yang digunakan untuk bak tampung

tersebut, setiap kandang bervariasi ukurannya mulai dari tiga sampai lima meter

persegi. Limbah tersebut selanjutnya dibuang ke kebun nunput untuk dijadikan

pupuk. Keterbatasan lahan menyebabkan petemak belum dapat mengolah limbah

untuk menambah pendapatan.

Kesehatan Ternak

Upaya pemeliharaan kesehatan temak dilakukan oleh dua orang dokter hewan

yang tinggal di kawasan petemakan sapi perah. Dokter hewan ini selalu bergantian

bertugas, mereka biasanya sangat berperan sebagai paramedis dan inseminator.

Dalam penanganan penyakit, pemerintah juga berperan dengan mewajibkan

pemberian vaksin setiap setahun sekali. Pemberian vaksin ada dua jenis yaitu vaksin

antraks serta vaksin untuk penyakit kuku dan mnulut, vaksinasi dilakukan ke setiap

temak yang berguna untuk mencegah wabah penyakit menular tersebut. Dalam satu

tahun pengamatan, penyakit yang menyerang petemakan sapi perah di KUNAK tidak

terlalu mewabah, hanya ditemukan tiga kasus penyakit mastitis. Hal ini karena

langsung ditangani oleh dokter bewan. Mastitis adalah reaksi peradangan jaringan

ambing yang dapat disebabkan oleh kuman, zat kimia, luka termis @akar) ataupun

luka karena mekanis. Peradangan ini menyebabkan protein dalam darah dan sel-sel

darah putih di dalam jaringan ambing (Sudono,1999).

Pakan dan Air Minum

Page 36: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Pakan temak merupakan bagian terpenting dari usaha petemakan sapi perah.

Pakan yang diberikan dalam petemakan sapi perah di daerah KUNAK ini terdiri dari

hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan pada sapi perah di KUNAK adalah

rumput gajah dan rumput lapang. Rumput ini diambil dari lahan sendiri yang terdapat

di sekitar kandang. Akan tetapi, jika m p u t dari sekitar petemakan habis maka

rumput tersebut dibeli dari luar. Selain hijauan sapi perah yang berada di KUNAK

juga diberi pakan penguat yaitu konsentrat yang dibeli dari KPS Bogor.

Pemberian pakan hijauan berupa rumput gajah dipeternakan ini dengan cara

cut and carty dimana m p u t gajah dibawa ke kandaiig namun sebelumnya nunput

dicacah terlebih dahulu, sedangkan rumput lapang tidak dicacah. Pemberian rumput

ini dilakukan dua kali sehari setelah pemerahan, sementara konsentrat diberikan

sebelum pemerahan.

Pakan hijauan berupa rumput lapang dan atau rumput gajah yang diberikan

sebanyak 33,92 Kg/STihari, sedangkan untuk konsentrat terdiri dari ampas tahu dan

konsentrat jadi dari KPS. Konsentrat KPS dibeli dari koperasi yang letaknya di

KUNAK, begitu juga dengan ampas tahu. Komposisi konsentrat jadi terdiri dari

bunglul kelapa, jagung giling, onggok, dedak padi, pollard, mineral dan vitamin.

Konsentrat jadi diberikan pada sapi induk, dara dan pedet sebesar 5,45 Kg/ST/hari,

sedangkan untuk anlpas tahu diberikan untuk hanya untuk sapi induk sebesar 2,13

KglSTihari.

Ketersediaan air bersih sangat penting bagi sebuah petenlakan. Tenaga kerja

memberikan air minum ad libitum (tak terbatas). Hal ini disebabkan susu yang ,

dihasilkan 87 persen berupa air dan sisanya bahan kering, sehingga sebaiknya sapi

diberi minum setiap saat (ad libitum) (Sudono dan Setiawan, 2003). Didukung pula

dengan mudahnya mendapatkan air dari mata air pegunungan di wilayah

Cibungbulang.

Biaya Usahaternak

Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap

selama periode penelitian (satu tahun). Total biaya variabel dan biaya tetap masing-

masing yaitu Rp 2.018.797.386 dan Rp 2.324.917.833. Total biaya yang dikeluarkan

per bulan oleh 45 petemak di KUNAK adalah sebesar Rp 361.976.268. Sedangkan

Page 37: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

biaya yang dikeluarkan untuk memelihara satu ekor sapi laktasi sebesar Rp

10.250.655 per tahun. Komponen biaya dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel 5.

Jenis pakan yang diberikan kepada semua temak sapi perah diatas umur tiga

tahun kecuali jantan dewasa adalah konsentrat jadi KPS. Biaya pakan dalam satu

tahun dengan pembelian konsentrat jadi sebesar 1.130.903,61 Kg adalah

Rp 1.752.900.596. Harga konsentrat jadi adalah Rp 1.550 per kilogram. Pemberian

ampas tahu hanya diberikan untuk sapi induk saja, harga ampas tahu Rp 500 per

kilogram. Biaya pembelian ampas tahu sebesar 378.258,18 Kg adalah

Rp 189.129.090. Sedangkan untuk biaya pakan hijauan sebesar 7.574.251,20 Kg

sudah te~masuk dalam biaya tenaga ke rja. Total biaya petemakan sapi perah dari 45

petemak di KUNAK adalah sebesar Rp 24.089.684.175.

Petemak di KUNAK menggunakan sistem IB dalam perkawinan induk sapi

perah. Pelaksanaan IB dilakukan oleh dokter hewan. Straw yang digunakan adalah

straw yang dibawa oleh dokter hewan tersebut dan dibeli oleh petemak seharga

Rp 20.000 per straw belum termasuk jasa dokter hewan. Biaya yang dikeluarkan

untuk IB dan kesehatan adalah Rp 25.000 per bulan dan Rp 4.5000 per bulan jika

peternak melakukan IB atau ada temak yang melahirkan.

Tabel 4. Penggunaan Pakan di KUNAK Agustus 2007-Juli 2008

Jenis Pakan Jurnlah Pemberian (Kg) Total (Rp)

Konsentrat Jadi 1.130.903,61 1.752.900.596

Ampas Tahu 378.258,18 189.129.090

Tabel 5. Komponen Biaya Usahatemak Petemak di KUNAK

Juinlah Komponen Biaya

RP %

Biaya Variabel

Pakan 1.942.029.686 44.7 1

IB dan Obat-obatan 16.380.000 0.38

Perlengkapan 21.437.500 0.49

Page 38: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Air 10.800.000 0.25

Listrik 28.150.200 0.65

Biaya Tetap

Transportasi 258.750.000 5.96

Penyusutan Bangunan 160.500.000 3.69

Penyusutan Peralatan 25.905.333 0.60

Penyusutan Temak 129.375.000 2.98

Penyusutan Kendaraan 154.000.000 3.55

Tenaga Ke rja Luar Keluarga

- Gaji Pokok 598.800.000 13.79

- TFIR 99.800.000 2.30

- Bonus 217.387.500 5.00

- Sembako 260.400.000 5.99

Tenaga Kerja Dalam Keluarga

- Gaji Pokok 360.000.000 8.29

- THR 60.000.000 1.38

Total Biaya 4343715219 100.00

Total Biaya per ekor sapi laktasi 10.250.655

Gaji tenaga ke rja dalam keluarga untuk pemilik Rp 2.500.000 per bulan. Dari

45 petemak yang menggunakan tenaga kerja dalam keluarga hanya 12 petemak,

petemak tersebut hanya memiliki satu kandang dan ju~nlah temaknya berkisar antara

8 sampai 13 ekor. Sehingga biaya untuk tenaga kerja dalam keluarga ini adalah

Rp 288.000.000 setahun. Gaji pokok tenaga kerja luar keluarga di KUNAK berkisar

antara Rp 600.000 -Rp 900.000 per bulan. Perbedaan gaji berdasarkan kebijakan dari

peinilik temak. Biaya seluruh tcnaga kerja luar keluarga dengan rata-rata

Rp 804.838,70 per bulan per orang adalah sebesar Rp 598.800.000 setahun. Total

persentase tenaga kerja (dalam dan luar keluarga) adalah kedua terbesar setelah

biaya pakan yaitu sebesar 36,75 persen. Menurut Sudono (1999), biaya tenaga kerja

merupakan biaya produksi terbesar kedua setelah biaya pakan yaitu 20-30 persen, ha1

ini disebabkan oleh karakter pemilik yang mementingkan kesejahteraan tenaga

kerjanya.

Page 39: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Bonus yang diberikan oleh pemilik kepada pekerja adalah berupa uang yang

besarnya tergantung kinerja dari pekerja. Hasil pengamatan menunjukan bahwa rata-

rata bonus yang diberikan kepada tenaga kerja luar keluarga adalah Rp 3.506.250 per

orang dalam satu tahun. Bonus ini merupakan tambahan karena setiap pekerja

bertanggung jawab penuh terhadap ternak sapi perah mulai dari proses melahirkan

sampai dengan keamanan kandang. Sembako diberikan setiap bulan berupa beras dan

uang tunai untuk membeli lauk pauk dan kebutuhan rumall tangga lainnya, jika di

konversi dalam rupiah, maka jumlah uang sembako adalah sebesar Rp 350.000 per

orang per bulan.

Biaya komponen tenaga kerja yang termasuk ke dalam biaya tetap adalah

Tunjangan Hari Raya (THR), gaji tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga.

Gaji tenaga kerja dalam keluarga termasuk biaya tetap tidak tunai, dan ikut

mengelola temak adalah pemilik ternak itu sendiri. Sedangkan THR merupakan

biaya tetap tunai yang diberikan kepada tenaga kerja dalam keluarga dan luar

keluarga dan nilainya adalah dua kali gaji pokok.

Perlengkapan mempunyai daya tahan kurang dari satu tahun. Biaya

perlengkapan yang dikeluarkan selama satu tahun periode penelitian adalah Rp

21.437.500. Perlengkapan terdiri dari sepatu boot, sikat, sapu lidi, saringan kain,

perlengkapan kesehatan, ember plastik, vaselin, d m lap. Perlengkapan kesehatan

terdiri dari desinfektan, yodium tincture dan sarung tangan.

Persentase biaya air adalah 0,25 persen. Rata-rata biaya air yang dikeluarkan

sebesar Rp 20.000 per bulan per petemak. Biaya air ini sangat murah karena

menggunakan air alami dan tidak menggunakan fasilitas dari PDAM.

Transportasi digunakan untuk mengirim susu ke koperasi dan atau membeli

pakan konsentrat jadi dan ampas tahu. Rata-rata biaya transportasi per bulan adalah

sebesar Rp 21.562.500, sudah termasuk untuk mengangkut pakan dari koperasi ke

kandang dan perawatan alat transportasi. Bagi petemak yang tidak memiliki

kendaraan, maka biaya transportasi tersebut adalah biaya sewa untuk kebutuhan

usahatemaknya.

Alat transportasi yang digunakan oleh peternak adalah mobil jenis pick tip

sebanyak 22 kendaraan. Kendaraan-kendaraan ini dibeli dengan harga rata-rata untuk

semua kendaraan adalah Rp 110.000.000 per buah dengan umur ekonomis selama 10

Page 40: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

tahun dan nilai sisa sebesar Rp 40.000.000, jadi penyusutan kendaraan petemak di

ICUNAK selama satu periode (satu tahun) penelitian adala Rp 154.000.000.

Tabel 6. Jenis dan Penyusutan Peralatan

Jumlah Total Harga Umur Penwsutan

Selang 1120 7.840.000 2 3.920.000

Sikat Kawat

Tambang

Arit

Sekop

Cangkul

Ember Stainless Steel

Milk Can

Pemotong Knku

Literan

Peralatan adalah investasi alat yang mempunyai umur pakai lebih dari satu

tahun. Nilai penyusutan yang paling kecil adalah penyusutan peralatan sebesar 0,60

persen (Tabel 6). Penyusutan peralatan pada 45 petemak di KUNAK dalam satu

tahun adalah sebesar Rp 25.905.333. Umur ekonomis dari peralatan yang digunakan

berkisar antara 2-10 tahun.

Penyusutan temak yang dihitung adalah hanya untuk induk yang sudah

berumur 7 tahun, umur ekonomis induk adalah 10 tallun. Total penyusutan adalah

sebesar Rp 129.375.000 atau 2,98 persen dari seluruh biaya usahatemak.

Jumlali kandang dari 45 petemak di KUNAK berjumlah 72 buall. Peternak

tidak membedakan kandang induk dengan kandang pedet, sapi induk dengan sapi

pedet berada pada kandang yang sama, hanya saja diberikan sekat dengan

menggunakan kayu sebagai pembatas antara sapi induk dengan sapi pedet. Usia

ekonomis untuk setiap kandang adalah 15 tahun. Total penyusutan kandang adalah

Rp 96.000.000 selama satu tahun. Selain kandang, petemak juga mempunyai

bangunan gudang dan tempat tinggal pekerja. Usia ekonomis gudang adalah 15 tahun

dengan jumlah gudang sebanyak 45 buah. Total penyusutan untuk gudang adalah

Page 41: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Rp 19.500.000 per tahun. sedangkan usia ekonomis untuk tempat tinggal pekerja

sebanyak 45 buah adalah 10 tahun dengan penyusutan dalam satu tahun sebesar

Rp 45.000.000. Sehingga total penyusutan bangunan dalam satu tahun adalah sebesar

Rp 160.500.000.

Penerimaan

Penerimaan dibagi atas penerimaan tunai dengan penerimaan tidak tunai.

Penerimaan tunai terdiri dari penjualan susu dan penjualan temak, sedangkan

penerimaan tidak tunai meliputi susu yang dikonsumsi oleh pemilik dan tenaga kerja,

serta perubahan nilai temak. Total penerimaan 45 petemak yang diteliti di KUNAK

selmna setahun adalah sebesar Rp 6.003.415.050. Penerimaan dalam satu tahun

untuk memelihara satu ekor sapi laktasi sebesar Rp 14.167.351 per tahun. Komponen

penerimaan dapat dilihat pada Tabel 7.

Penjualan temak sapi perah selama satu tahun periode penelitian (Agustus

2007-Juli 2008) berjumlah 133 ekor, antara lain induk 43 ekor, jantan nluda 42 ekor,

dara 23 ekor, pedet 21 ekor dan jantan dewasa 4 ekor. Penjualan induk, jantan muda,

dara, pedet dan jantan dewasa berturut-turut adalah Rp 333.250.000;

Rp 163.800.000; Rp 166.060.000; Rp 45.160.500; dan Rp 46.000.000. Harga pedet

berkisar antara Rp 1.700.000 -2.200.000 per ekor, sedangkan kisaran harga jual sapi

induk adalah Rp 6.500.000-Rp 8.500.000 per ekor.

Berdasarkan Tabel 6, komponen penerimaan terbesar adalah dari penjualan

susu yaitu 79,80 persen. Penerimaan terkecil merupakan penenmaan tidak tunai

berupa peiubahan nilai temak sebesar Rp 132.600.000 atau hanya 2,21 persen.

Perubahan nilai temak adalah selisih antara nilai ternak pada akhir tahun

periode penelitian (Juli 2008) dengan nilai awal tahun periode penelitian (Agustus

2007), nilai temak dihitung dengan inengalikan stok temak dengan harga temak.

Peubahan nilai temak yang terjadi di 45 petemak di KUNAK sebesar

Rp 132.600.000.

Tabel 6. Komponen Penerimaan Usahatemak Agustus 2007-Juli 2008

Jumlah Komponen Penerimaan

RP %

Penerimaan Tunai

27

Page 42: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

1. Penjualan Susu

2. Penjualan T e n d

Penerimaan Tidak Tunai

1. Susu yang di Konsurnsi 325.622.570 5.42

2. Perubahan Nilai Temak 132.600.000 2.21

Total Penerimaan 6.003.415.050 100.00

Total Penerimaan Per ekor Sapi Laktasi 14.167.351

Perubahan yang negatif adalah pada sapi pedet, jantan muda, dara dan jantan

dewasa. Penurunan kepemilikan sapi pedet dan jantan muda dipengaruhi oleh dua

tiga faktor. Pertama, petemak menjual sapi pedet dan jantan muda untuk keperluan

pribadi; kedua, petemak menukar (barter) pedet dan jantan muda dengan induk

kepada petemak yang lain, tiga ekor pedet ditukar dengan satu ekor induk laktasi;

ketiga, temak mengalami pertambahan usia, sehingga sudah masuk ke kelompok sapi

induk. Penurunan sapi dara karena dua faktor. Pertama, petemak menjualnya dan

kedua, perubahan usia temak sapi dara sehingga masuk ke kelompok sapi induk.

Sedangkan penurunan kepemilikan untuk sapi jantan kerena dijual.

Perubahan total kepemilikan temak bemilai negatif karena terjadi penuiunan

kepemilikan pada temak-temak muda. Harga temak sapi muda lebih murah

dibandingkan sapi induk, sehingga perubahan nilai temak dalam satuan rupiah tetap

menunjukan angka yang positif.

Tabel 7. Perubahan Nilai Ternak Agustus 2007-Juli 2008

Awal Akhir Perubahan Temak Sapi Jumlah (Rp)

(ekor) (ekor) (ekor)

Pedet 103 55 (48) (84000000)

Jantan Muda 96 26 (70) (2 10000000)

Dara 150 94 (56) (280000000)

Laktasi 392 458 66 508200000

Page 43: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Kering Kandang 55 87 32 246400000

Jantan Dewasa 23 19 (4) (48000000)

Juinlah 819 739 (80) 132600000

Keterangan : Nilai dalam ( ) menunjukan nilai yang negatif

Berdasarkan Tabel 8, rata-rata penjualan susu setiap hari adalah 5048,39 liter,

sedangkan untuk rata-rata susu yang dikonsumsi pedet setiap hari adalah 292,58 liter

perhari atau sebanyak sebesar 3,43 liter per ekor per hari. Pedet yang diberikan susu

adalah yang berumur kurang dari empat bulan. Rata-rata susu yang dikonsumsi oleh

penlilik dan tenaga kerja adalah 50,54 liter per hari. Pemilik mengizinkan tenaga

kerja untuk meminum susu. Susu yang dikonsumsi tenaga kerja berkisar 0,5-0,9 liter

per orang per hari.

Tabel 8. Perincian Penggunaan Susu Agustus 2007-Juli 2008

Uraian Jumlah (liter)

A. Dikonsumsi

1. Pedet 106793.05

2. Pemilik dan Tenaga Kerja 18446.40

B. Dijual 1842662.30

Total 1967901.75

Pendapatan

Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan biaya yang telah

dikeluarkan. Total pendapatan dari 45 petemak di KUNAK selama periode penelitian

dani bulan Agustus 2007 sampai Juli 2008 sebesar Rp 1.659.699.831. Rata-rata

pendapatan per bulan adalah Rp 138.308.319,3. Sedangkan pendapatan rata-rata

untuk memelihara satu ekor sapi laktasi dalam satu tahun sebesar Rp 3.916.696. Jika

melihat dari total pendapatan maka keputusan peternak untuk menjalankan

usahaternak sapi perah di kawasan petemakan sapi perah Cibungbulang ini sudah

tepat. Total pendapatan usal~atemak selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Tingkat Pendapatan Petemak KUNAK Agustus 2007 -Juli 2008

Page 44: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Uraian Jumlah (Rp)

A. Penerimaan

Tunai 5.545.192.480

Tidak Tunai 458.222.570

Total A 6.003.415.050

B. Biaya

Variabel 2.018.797.386

Tetap 2.324.917.833

Total B 4.343.715.219

Pendapatan (A - B) 1.659.699.831

Pendapatan per ekor sapi laktasi 3.916.696

Rasio Penerimaan dengan Biaya

Nilai rasio penerimaan total (penjualan temak, penjualan susu, susu yang

dikonsumsi dan perubahan nilai ternak) dengan biaya total dari 45 petemak di

KUNAK sebesar 1,38. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa setiap satu rupiah yang

digunakan untuk kegiatan usaha akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,38.

Batas besaran RJC terkecil adalah satu. Jadi secara umum usahaternak sapi perah di

KUNAK dari 45 peternak sudah dikatakan menguntungkan. Nilai RIC untuk

peneriinaan hanya dari susu (kecuali yang dikonsumsi) adalal~ 1,lO. Hal ini

menunjukan bahwa peternak akan mendapat keuntungan walau penenmaan hanya

dari penjualar. susu.

Page 45: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

KESlMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Total biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan oleh 45 petemak di

kawasan pete~nakan sapi perah Kabupaten Bogor masing-masing yaitu

Rp 2.018.797.386 dan Rp 2.324.917.833. Total penerimaan tunai sebesar

Rp 5.545.192.480 dan total penerimaan tidak tunai sebesar Rp 458.222.570, sehingga

total pendapatan usahatemak adalah sebesar Rp 1.659.699.83 1. Pendapatan yang

diperoleh untuk memelihara satu ekor sapi laktasi adalah Rp 3.916.696 per tahun.

Nilai rasio penerimaan atas biaya adalah 1,38. Penghitungan nilai rasio

penerimaan jika hanya dari penjualan susu atas total biaya adalah 1,10. Hal ini

menunjukan bahwa peternak akan mendapat keuntungan walau hanya mengandalkan

penerimaan dari hasil penjualan susu.

Saran

1. Petemak diharapkan dapat lebih meningkatkan produktivitas sapi perah dengan

pemberian rumput unggul dan konsentrat yang berkualitas untuk pakan.

2. Petemak diharapkan dapat merninimalkan peineliharaan sapi jantan muda dan

pejantan untuk menekan biaya pakan.

3. Petemak sebaiknya melakukan pencacatan usahatemaknya untuk mengetahui

kemungkinan peningkatan usaha yang dapat dicapai.

Page 46: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

UCAPAN TEFUMAKASIH

Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Kuasa atas

segala limpahan karunia-Nya kepada siapa saja dan kapan saja. Syukur penulis

panjatkan kepada-Nya atas nikmat yang diberikan sehingga penulis dapat

menyelasaikan skripsi. Sholawat dan salam semoga tersampaikan kepada Rasulullah

SAW, keluarga, sahabat serta umatnya yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnah

beliau.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua, Emah dan Bapa, serta

kepada sanak keluarga yang lain atas segala kasih sayang, do'a, motivasi, semangat,

dan semua bantuan moril maupun materil yang tiada henti diberikan. Terimakasih

kepada Ir. Lucia Cyrilla ENSD, Msi., dan Dr. Ir. Sri Mulatsih MSc.Agr., atas

kesabaran dalam membimbing penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan

kepada Ir. Ujang Sehabudin selaku dosen penguji seminar serta kepada Ir. Dewi

Ulfah U'ardani, MS dan Ir. Afton Atabany, MSi., sebagai anggota dewan penguji.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada teman-teman SEIP, khususnya

SEIP angkatan 41, teman-teman di FORSITA Fapet, teman-teman Baitussalan,

teman-teman Nurul Falah, teman-teman B U M IPB dan semua teman-teman yang

tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala dukungan, bantuan, persahabatan dan

segalanya selama ini. Terimaksih kepada petemak di KUNAK atas bantuan dan

kerjasamanya, kepada staf SEIP serta semua pihak yang telah inembantu penulis

dalam penelitian ini.

Terakhir penulis sampaikan terimakasih kepada civitas akademika Fakultas

Peternakan IPB. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Bogor, 24 Juli 2009

Penulis

Page 47: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Girisonta. 1983. Betemak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta.

Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nertika, S. 2008. Analisis pendapatan usahatemak sapi perah (Studi kasus di Perusahan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor). Skripsi. Fakultas Petemakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hidayat, T. 2001. Pola usaha dan kontribusi pendapatan usahatemak sapi perah terhadap pendapatan rumah tangga petehak di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Petemakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lipsey, R. G., P. N. Courant, D. D. Purvis dan P. 0. Steiner. 1995. Pengantar Milcro Ekonomi Jilid 1. Terjemahan: J. Wasana dan Kirbrandoko. Binarupa Aksara. Jakarta.

Mankiw, N. G. 2000. Pengantar Ekonomi Jilid 1. Terjemahan: H. Munandar. Erlangga. Jakarta.

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nurhayati. 2000. Pendugaan tinggi biaya dan analisis efisiensi usaha petemakan sapi perah diwilayah KUD Mukti Kabupaten Bandung. Skripsi. Fakultas Petemakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Riyanto, B. 1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.

Seifert, H. 1992. Higiene dan Penyakit Temak.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI - Press. Jakarta.

Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Temak Perah. Diktat Kuliah Fakultas Petemakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sudono, A. R. dan B. S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Depok.

Suhendar. 2004. Penyusunan perencanaan pengembangan usaha petemakan sapi perah (studi kasus di PT. Gurame Anugerah Tani, Kota Bogor). Skripsi. Fakultas Petemakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Vidiayanti, A. 2004. Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha petemakan sapi perah (Studi kasus usaha petemakan sapi perah di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 48: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

LAMPIRAN

Page 49: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Lampiran 1. Pendapatan 45 Peternak di KUNAK Periode Agustus 2007-Juli 2008

Uraian Tunai Tidak Tunai Inventaris Total Penerimaan (A) Penjualan Susu 4,790,921,980 4,790,921,980 Penjulan Temak 754,270,500 754,270,500 Susu yang dikonsumsi pemilik dan tenaga keja 325,622,570 325,622,570 Perubahan nilai temak 132,600,000 132,600,000 Total (A) 5,545,192,480 325,622,570 132,600,000 6,003,415,050 Biaya Variabel (B) . .

Pakan 1,942,029,686 1,942,029,686 Obat-obatan dan IB 16,380,000 16,380,000 Perlengkapan 21,437,500 21,437,500 Listrik 28,150,200 28,150,200 Air 10,800,000 10,800,000 Total (B) 2,018,797,386 0 0 2,018,797,386 Biaya Tetap (C) Tenaga Ke j a 1,176,387,500 420,000,000 1,596,387,500 Transportasi 258,750,000 258,750,000 Penyusutan peralatan 25,905,333 25,905,333 Penyusutan bangunan 160,500,000 160,500,000 Penyusutan temak 129,375,000 129,375,000 Penyusutan kendaraan 154,000,000 154,000,000 Total (C) 1,435,137,500 420,000,000 469,780,333 2,324,917,833 Pendapatan (A-B-C) 2,091,257,594 (94,377,430) (337,180,333) 1,659,699,83 1

Keterangan : Nilai dalam ( ) menunjukan nilai yang negatif

Page 50: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Lampiran 2. Populasi Temak Sapi 45 Petemak di KUNAK Periode Agustus 2007-Juli 2008

Laktasi Kering Dara Pedet Jantan Muda Jantan Dewasa Total Bulan

ST % ST % ST % ST % ST % ST % ST %

Agustus 07 392.00 63.35 55.00 8.89 75.00 12.12 25.75 4.16 48.00 7.76 23.00 3.72 618.75 100.00

September 393.00 63.62 56.00 9.07 75.00 12.14 25.75 4.17 45.00 7.28 23.00 3.72 617.75 100.00

Oktober 379.00 63.01 56.00 9.31 77.00 12.80 24.50 4.07 42.00 6.98 23.00 3.82 601.50 100.00

November 394.00 65.20 51.00 8.44 74.00 12.25 23.25 3.85 39.00 6.45 23.00 3.81 604.25 100.00

Desember 415.00 67.26 50.00 8.10 66.00 10.70 24.00 3.89 35.00 5.67 27.00 4.38 617.00 100.00

Januari 08 418.00 67.83 53.00 8.60 58.00 9.41 25.25 4.10 40.00 6.49 22.00 3.57 616.25 100.00

Febman 430.00 68.88 59.00 9.45 55.00 8.81 24.25 3.88 36.00 5.77 20.00 3.20 624.25 100.00

Maret 435.00 69.96 60.00 9.65 54.00 8.69 20.75 3.34 33.00 5.31 19.00 3.06 621.75 100.00

April 451.00 72.16 62.00 9.92 52.00 8.32 17.00 2.72 24.00 3.84 19.00 3.04 625.00 100.00

Mei 458.00 72.64 69.00 10.94 49.00 7.77 16.50 2.62 19.00 3.01 19.00 3.01 630.50 100.00

Juni 462.00 72.93 80.00 12.63 46.00 7.26 14.50 2.29 12.00 1.89 19.00 3.00 633.50 100.00

Juli 458.00 71.81 87.00 13.64 47.00 7.37 13.75 2.16 13.00 2.04 19.00 2.98 637.75 100.00

RataperBulan 423.75 68.22 61.50 9.89 60.67 9.80 21.27 3.44 32.17 5.21 21.33 3.44 620.69 100.00

Page 51: ~1, ANALTSlS PENDAPATAN DI KAWASAN PETERNAKAN … · Komponen biaya usahatemak terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008). Komponen

Lampiran 3. Perlengkapan yang digunakan oleh 45 Peternak di KUNAK Periode Agustus 2007-Juli 2008

Jenis Perlengkapan Jumlah Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Sepatu Boot 62 Pasang 50000 3 100000 Sapu Lidi 93 Buah 7500 697500 Ember 291 Buah 10000 2910000 Sikat Kawat 52 Buah 5000 260000 Kesehatan 4950000 Lainnya 9520000

Keterangan : 1. Pemakaian perlengkapan kesehatan dihitung berdasarkan pemakaian per

peternak sebesar Rp 110.000 per tahun 2. Perlengkapan lainnya adalah perlengkapan seperti kain lap, vaselin, saringan

kain dan lain-lain