0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No...

14
Media Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Farmasi ISSN : 0216-2083 Vol. XII. No. 2, November 2016 Diterbitkan Oleh:

Transcript of 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No...

Page 1: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

MediaFarmasi

Poltekkes Kemenkes MakassarJurusan Farmasi

ISSN : 0216-2083

Vol. XII. No. 2, November 2016

Diterbitkan Oleh:

Page 2: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

ii

MEDIA FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

Penasehat : Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Penanggung Jawab : Ketua Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Makassar

Dewan Redaksi

Ketua : Drs. Jumain, M.Kes, Apt

Anggota : Muhammad Saud, SH, S.Farm, M.Kes

Drs. H. Tahir Ahmad, M.Kes, Apt

Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes, Apt

Drs. Rusli, Sp.FRS, Apt

Mitra Bestari : DR. Suharjono, MS, Apt (Fak. Farmasi Univ. Airlangga)

DR. Hj. Nurisyah, M.Si, Apt (Poltekkes Makassar)

DR. Sesilia Rante Pakadang, M.Si, Apt (Poltekkes Makassar)

DR. H. Asyhari Asyikin, S.Farm, M.Kes (Poltekkes Makassar)

Redaksi Pelaksana

Ketua : Santi Sinala, S.Si, M.Si, Apt

Wakil Ketua : Raimundus Chaliks, S.Si, M.Sc, Apt

Sekretaris : Rusdiaman, S.Si, M.Kes, Apt

Anggota : Tajuddin Abdullah, ST, M.Kes

Dra. Hiany Salim, M.MKes, Apt

Djuniasti Karim, S.Si, M.Si, Apt

H. Sultan, S.Farm, M.MKes

Humas : Mispari, SH, S.Farm, M.Kes

Arisanty, S.Si, M.Si, Apt

Ratnasari Dewi, S.Si, M.Kes

Ida Adhayanti, S.Si, M.Sc, Apt

Sirkulasi : St. Ratnah, S.Si, M.Kes

Hendra Stevani, S.Si, M.Kes, Apt

Alfrida Monica S, S.Si, M.Kes

Dwi Rachmawaty Daswi, S.Farm, M.Kes

Alamat Redaksi : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Jl. Baji Gau No.10 Makassar

Telp. 0411-854021, 830883 Fax. 0411-830883

e-mail : [email protected]

website : http//www.farmasi.poltekkes-mks.ac.id

Kode pos 90134

ISSN No. 0216-2083

Page 3: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

iii

EDITORIAL

Pembaca yang budiman, ucapan syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan

Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan anugerahNya sehingga penerbitan Vol. XII No.2,

November 2016 MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR dapat

terlaksana dan telah mendapat legalitas sebagai media resmi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) dengan nomor penerbitan ISSN No. 0216-2083.

Media Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar merupakan suatu wadah dalam

menampung aspirasi ilmiah sehingga dapat menggugah motivasi dan inovasi dari dosen di

lingkup Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar serta artikel dari simpatisan untuk

melakukan kajian ilmiah.

Media Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar diterbitkan 2 kali dalam setahun yaitu

pada bulan April dan November. Sebagai majalah ilmiah, Media Farmasi mengembangkan

misi dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan khususnya di bidang

farmasi

Akhirnya redaksi sangat berharap bahwa semua artikel yang disajikan dalam edisi ini

dapat memberi apresiasi keilmuan di bidang kesehatan bagi kita semua. Oleh karena itu

kritikan dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan edisi-edisi selanjutnya.

Selamat membaca

Makassar , November 2016

Redaksi

Page 4: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

iv

Studi Interaksi Obat Hipertensi pada Pasien Usia Lanjut Rawat Jalan di

RSUD Labuang Baji Makassar

H. Asyhari Asyikin ............................................................................ 1

Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Jamblang (Eugenia cumini Merr.) terhadap

Pertumbuhan Streptococcs pyogenes dan Escherichia coli

Darwis, Sesilia R.Pakadang, Suherman B ............................................. 10

Pola Penggunaan Antibiotik pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu

Dan Anak Pertiwi (RSKDIA) Makassar

Rusli, Raimundus Chaliks, Nurul Putri Sakinah ...................................... 19

Perbandingan Daya Hambat Beberapa Sediaan Obat Kumur Terhadap

Pertumbuhan Mikroba dalam Rongga Mulut

Hiany Salim .................................................................................... 25

Uji Efek Rebusan Daun Ubi Jalar (Ipomea batatas L) sebagai Antidiare

Pada Mencit (Mus musculus)

H. Sultan, Alwardhatullatifah .............................................................. 31

Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Lenglengan

(Leucas lavandulifolia Smith) terhadap Streptococcus mutans

Jumain, Asmawati, Iin Idayati ............................................................. 36

Pengaruh Ektrak Daun Miana (Coleus scutellarioides (L) Benth)

Terhadap Peningkatan Berat Badan, Kwalitas Leukosit Dan Eritrosit Pada

Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Dwi Rachmawaty Daswi, Sesilia R. Pakadang, Hiany Salim ..................... 43

Penentuan Total Polifenol Dan Total Flavonoid Serta Uji Aktivitas Daya

Hambat Ekstrak Etanol Propolis Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes

Santi Sinala .................................................................................... 50

Evaluasi Terapi Sulih Antibiotik Pasien Pneumonia Komunitas Rawat Inap

DAFTAR ISI

Page 5: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

v

Di RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar

Estherina Allo Pajung ........................................................................ 56

Uji Cemaran Escherichia coli Pada Beberapa Makanan Yang dijual Oleh

Penjual Makanan di Sekitar Kampus Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Makassar

St. Ratnah ...................................................................................... 66

Uji Kestabilan Fisik Sediaan Krim Perasan Buah Mentimun (Cucumis sativus L. )

Dwi Rachmawaty Daswi .................................................................... 72

Formulasi Masker Krim Wajah Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L.)

Rusmin .......................................................................................... 77

Analisis Logam Timbal (Pb) Pada Kopi Robusta Bubuk Yang Beredar Di

Kabupaten Toraja Utara secara Spektrofotometri Serapan Atom

Hj. Nurisyah .................................................................................... 85

Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L)

Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Propionibacterium acnes

Alfrida Monica Salasa ....................................................................... 91

Uji Efek Hemostatik Perasan Daun Andong Merah (Cordyline fruticosa L.)

terhadap Mencit (Mus musculus)

Agust Dwi Djajanti, Arief Azis, Akbar .................................................... 96

Formulasi Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Sawo Manila (Achras zapota L)

Asal Maros

Arisanty, Muhammad Saud, Amelia Karmila .......................................... 100

Pembuatan Dan Uji Daya Desinfeksi Ekoenzim Hasil Pengolahan Sampah

Dapur Organik

Ida Adhayanti .................................................................................. 108

Identifikasi Kelengkapan Resep Narkotika Di Apotek Rawat Inap

RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

Ratnasari Dewi ................................................................................ 115

Page 6: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

vi

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L)

Menggunakan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil)

Syarifuddin KA, Yusriyani .................................................................. 121

Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Penggunaan Antibiotik Secara Swamedikasi

Pada Masyarakat Di Desa Mangeloreng Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros

Raimundus Chaliks, Rusli, Syamsinar .................................................. 128

Pengaruh Kombinasi Perasan Buah Pare (Momordica charantia L.) Dan Buah

Labu Siam (Sechium edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit

Jantan (Mus musculus)

Sisilia Teresia Rosmala Dewi ............................................................. 133

Uji Daya Hambat Perasan Daun Pandan Wangi (Pandanus amrylliolius Roxb)

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

Hendra Stevani, Irmawati, Adriani Kadir. ............................................... 141

MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN

Page 7: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

7

MAKASSAR

Sekretariat : Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Farmasi Jl. Baji Gau No. 10 Makassar Telp. (0411) 854021 Fax (0411) 830883

Media Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar menerima tulisan hasil penelitian, survey, kajian pustaka yang erat kaitannya dengan bidang kesehatan. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar terbit setiap dua kali setahun. Naskah dikirim ke alamat sekretariat redaksi.

PEDOMAN PENULISAN

1. Naskah ditulis dengan program pengolah kata

Microsoft Word, dengan jenis huruf Times New Roman , 10 pt, satu spasi. Untuk rumus struktur kimia dapat digunakan program chemdraw ultra. Untuk foto dan gambar dapat digunakan format jpg/jpeg dan untuk grafik dapat digunakan excel.

2. Naskah dikirim dalam bentuk file CD, disket atau e-mail dan satu exsampler hasil cetakan pada kertas putih ukuran kwarto (21,59 X 27,94 cm), dengan margin 2 cm kanan, 2.5 cm bawah, 3 cm atas, dan 4 cm kiri.

3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia disusun dengan urutan sebagai berikut : a. JUDUL ditulis dengan huruf kapital ( maksimum

12 kata) b. Nama penulis tanpa gelar, nama depan ditulis

dengan huruf kecil semua kecuali huruf pertama ditulis sedangkan nama akhir huruf besar, ditulis dengan huruf besar semua, ditulis di bawah judul, beserta nama lengkap instansi penulis. Jika para penulis berasal dari instansi yang berbeda, maka gunakan tanda *),**),***) dan seterusnya di belakang nama masing-masing penulis. Kontak person penulis yang menjadi alamat korespondensi dan alamat instansi harus tercantum dengan lengkap beserta alamat e-mail (jika ada).

c. ABSTRAK dalam bahasa Indonesia atau dan

bahasa Iggris, maksimal 200 kata. d. Key words; 1 – 4 kata e. PENDAHULUAN, Berisi latar belakang, tinjauan

pustaka/ teori yang mendasari penelitian, masalah, tempat, metode, tujuan dan manfaat penelitian.

f. METODE DAN BAHAN

Disain penelitian instrumen dan metodologi yang digunakan bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian.

g. HASIL DAN PEMBAHASAN h. UCAPAN TERIMA KASIH

Kepada pihak-pihak yang berperan dalam penelitian tetapi tidak masuk sebagai penulis

i. DAFTAR PUSTAKA

(Lihat cara penulisan daftar pustaka) 4. Tabel dan keterangan tabel ditulis di bagian atas

tabel dengan nomor urut angka arab. 5. Gambar termasuk grafik serta keterangan ditulis di

bagian bawah dengan nomor urut angka arab. 6. Pustaka dalam naskah ditunjukkan dengan nama

akhir penulis diikuti tahun. Bila pustaka lebih dari satu penulis ditulis nama akhir penulis utama diikuti dengan et. al., (dkk.,), tahun. Contoh sebagai berikut : Chi-Hua Sun, Hui-Po Wang, 1998, Methods in

Preparation of Diphennylglycine-Containing Cefotaxime Double Esters, J. Food and Drug Analysis, School of

Pharmacy, National Taiwan University, Taiwan, 447 -484

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979,

Materia Medika Indonesia, Jilid III,

Jakarta, 6 – 8 ............. 1992, Farmakope Indonesia , Edisi IV,

Direktoral Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, 23 -29

Gennaro, A.R, 2000, Remington : The Science

and Practice of Pharmacy, 20th edition,

Mack Publishing Co, Easton, Pensylvania, U.S.A, 986 – 994.

Katzung, B.G., 1989, Farmakologi Dasar dan

Klinik, edisi ketiga, Ahli bahasa Binawati

Kotualubun dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 47 – 484.

Morey,S.S, 2000, Guidelines on Migraine: Part 3.

Recommendations for Individual Drug,- http://www.aafp.org/clinical/migraine

Tjay H.T, Rahardja, K, 2002, Obat-obat Penting,

Khasiat Penggunaan dan Efek-efak Sampingnya, Edisi Kelima, Elex Media

Komputindo, Jakarta, 231 -244.

Page 8: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 43

PENGARUH EKTRAK DAUN MIANA (Coleus scutellarioides (L) Benth)

TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN, KWALITAS LEUKOSIT DAN

ERITROSIT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

Dwi Rachmawaty Daswi*), Sesilia Rante Pakadang*), Hiany Salim*)

*) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Penelitian bertujuan menentukan pengaruh ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides (L) Benth)

terhadap kwalitas sel darah putih dan sel darah merah serta peningkatan berat badan. Sampel tikus

putih Wistar jantan dibagi 2 kelompok. Kelompok 1: hewan control yang diberikan placebo dan

kelompok 2 hewan yang diberi perlakuan EDM. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah

kwalitas sel darah tikus setelah perlakuan selama 2 bulan dan berat badan tikus yang ditimbang

secara rutin setiap minggu selama 8 minggu. Pengujian meliputi WBC, neutrofil, limfosit,

monosit, eosinophil, basophil, hemoglobin, MCV (volume sel darah merah), RDW dan PLT.

Hasil penelitian membandingkan kelompok control dan kelompok perlakuan secara statistic

menunjukkan EDM berpengaruh signifikan dalam meningkatkan jumlah sel darah putih (WBC),

jumlah basophil dan volume sel darah merah (MCV).

Kesimpulan EDM berpotensi meningkatkan jumlah sel darah putih dan volume sel darah merah

tikus putih dan meningkatkan berat badan tikus.

Kata kunci: ekstrak daun miana, sel darah merah, sel darah putih, berat badan tikus putih

PENDAHULUAN

Tanaman yang dapat digunakan

sebagai obat memiliki fungsi pengobatan

dan pencegahan berbagai jenis penyakit.

Pencegahan ini dilakukan terutama di

negara-negara berkembang, di mana

merebak penyakit menular yang endemik

dan pelayanan kesehatan serta fasilitas

kesehatan tidak memadai (Alshawsh et al.,

2012).

Penggunaan tanaman sebagai

pengobatan alternatif disebabkan oleh

kemampuan tanaman alami (herbal) untuk

meningkatkan respon dan kekebalan tubuh

terhadap penyakit. Pengobatan alternatif

yang selanjutnya disebut CAM

(complementary and alternative medicine)

mampu meningkatkan sistem kekebalan

tubuh dengan berbagai tahapan, yaitu

mempengaruhi pembentukan antibodi dan

kompleks imun, mengubah keseimbangan

inflamasi dan anti-inflamasi, serta mengatur

respon patogen (Venkatesha et al., 2011).

Beberapa waktu terakhir sejumlah

besar obat yang diekstraksi dari tanaman

telah dilanjutkan dengan uji klinis yang

tepat. Sistem kekebalan tubuh dirancang

untuk menyerang patogen dan

menghilangkan penyakit. Terdapat dua

macam respon imun yang terjadi di tubuh

manusia, yaitu innate immune response dan

adaptive immune response. Innate immune

response merupakan sistem imun pertama

yang bekerja untuk mekanisme pertahanan

terhadap komponen fisik dan biokimia.

Adaptive immune response terdiri dari

humoral immunity dan cellular immunity.

Humoral immunity berfungsi untuk

memproduksi antibodi dan membunuh

organisme ekstraseluler, sedangkan cellular

immunity berfungsi sebagai sitotoksisitas

atau tindakan destruktif terhadap sel target

(Kumar dkk., 2011; Kzozakiewicz et al.,

2013).

Sel darah putih, leukosit (white

blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang

membentuk komponen darah. Sel darah

putih ini berfungsi untuk membantu tubuh

melawan berbagai penyakit infeksi sebagai

bagian dari sistem kekebalan tubuh. Dalam

keadaan normal darah manusia mengandung

4×109 - 11×109 sel darah putih/liter darah

setara 7000-25000 sel per tetes. Dalam

keadaan infeksi jumlah ini bertambah untuk

fungsi imunitas seperti kasus leukemia,

jumlahnya dapat meningkat hingga 50000

sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit

bekerja secara independen seperti organisme

sel tunggal. Leukosit mampu bergerak

secara bebas dan berinteraksi dan

Page 9: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 44

menangkap serpihan seluler, partikel asing,

atau mikroorganisme penyusup. Leukosit

meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil,

basofil, dan fagosit termasuk makrofag,

neutrofil, dan sel dendritic (Judarwanto,

2012).

Sel darah merah juga berperan

dalam system imunitas tubuh dengan

mekanisme berikut; ketika tubuh terinfeksi

pathogen maka sel darah merah akan

mengalami proses lisis, sehingga

hemoglobin di dalam sel darah merah akan

melepaskan radikal bebas yang akan

menghancurkan dinding dan membrane sel

pathogen serta membunuhnya. Umur sel

darah di darah adalh 120 hari sebelum lisis

(Kesava, 2007).

Salah satu tanaman yang telah

digunakan oleh masyarakat sebagai bahan

pencegahan dan pengobatan penyakit,

khususya pada suku Toraja di Kabupaten

Tana Toraja Sulawesi Selatan. Selain telah

digunakan secara empiris, daun miana juga

telah banyak diteliti sebagai pencegahan dan

pengobatan penyakit.

Pakadang, SR. (2015) menyatakan

bahwa ekstrak etanol daun miana (Coleus

scutellarioides (L.) Benth.), telah terbukti

sebagai bahan imunomodulator terhadap

tikus model yang sehat dan yang terinfeksi

tuberkulosis dengan mekanisme peningkatan

proliferasi imfosit T, peningkatan sel T,

peningkatan IFN-γ dan TNF-α serta

menurunkan jumlah koloni Mycobacterium

tuberculosis untuk tikus yang terinfeksi

tuberkulosis. Daun miana telah terbukti

secara empirik dan didukung oleh data in

vitro, namun pengujian pre klinik harus

dilakukan untuk pembuktian ilmiah

selanjutnnya. Data penunjang daun miana

sebagai imunomodulator harus dikaji

sebagai penunjang daya tahan tubuh; seperti

fungsi peningkatan berat badan (penunjang

nafsu makan), kualitas sel darah merah dan

sel darah putih.

Berdasarkan hal tersebut maka

akan dilakukan penelitian tentang potensi

daun miana untuk meningkatkan imunitas

tubuh secara in vivo pada hewan uji tikus

putih. Ekstrak daun miana akan dibuat

dalam bentuk formula suspensi untuk

memudahkan pemberian pada hewan uji.

Berdasarkan latar belakang maka

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ekstrak daun miana dapat

meningkatkan kwalitas leukosit dan

eritrosit?

2. Apakah ekstrak daun miana dapat

menunjang nafsu makan?

Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuktikan potensi ekstrak daun miana

sebagai imunostimulan dengan parameter

kwalitas sel darah putih (leukosit) dan sel

darah merah (eritrosit) dan membuktikan

potensi ekstrak daun miana sebagai

penunjang nafsu makan dengan parameter

berat badan

METODE DAN BAHAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian True experiment.

Penelitian dilakukan di Jurusan Farmasi

Poltekkes Makassar, Laboratorium

Kesehatan Makassar. Waktu penelitian

tahun 2016.

Unit Eksperimen dan besar sampel

Unit eksperimen adalah tikus putih

(Rattus norvegicus). Jumlah replikasi hewan

uji perkelompok ditentukan berdasarkan

rumus (Lemeshow, 1997).

keterangan ;

Z (1—α/2) = nilai distribusi normal baku dari

tabel Z pada alfa tertentu (α =

0,05)

Z (1—β) = nilai distribusi normal baku dari

tabel Z pada alfa tertentu (β =

0,10)

d = nilai selisih rerata antara

kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol = 6.3

= simpangan baku = 3,1

r = replikasi

f = faktor koreksi 10%

Maka diperoleh replikasi sampel adalah 6

ekor setiap kelompok .

Kriteria hewan uji yang digunakan adalah

jantan, sehat, berumur 2-3 bulan, berat

badan 150-200 g.

Jumlah kelompok dalam penelitian ini

adalah 2 kelompok (kelompok control dan

kelompok perlakuan).

22 (Z1-/2 + Z1- )2

r -------------------------

d2

Page 10: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 45

Prosedur Penyiapan Ekstrak Simplisia daun miana dimaserasi

dengan pelarut etanol 70%v/v secara

berulang hingga diperoleh ekstrak cair

kemudian diuapkan menggunakan alat

rotary evaporator dan selanjutnya diproses

menjadi ekstrak kering. Hasil yang diperoleh

adalah EDM yang mengandung zat aktif

(Kemenkes Pedoman Teknologi Formulasi

Sediaan Berbasis Ekstrak, 2013).

Prosedur Perlakuan

Tikus putih sejumlah 12 ekor

dibagi 2 kelompok yaitu kelompok

perlakuan dan kelompok control. Kelompok

perlakuan diberikan ekstrak daun miana

secara rutin selama 8 minggu sedangkan

kelompok control diberikan placebo

(natrium CMC 1%). Setelah perlakuan

diambil sampel darah untuk diuji di

laboratorium.

Selama perlakuan berat badan tikus

ditimbang secara rutin setiap minggu (8

minggu), untuk memantau kenaikan berat

badan tikus.

Pengumpulan dan Analisis Data

Data hasil pengujian sel darah putih

dengan parameter jumlah sel darah putih,

neutrofil, limfosit, monosit, eosinophil,

basophil. Hasil pengujian sel darah merah

dengan parameter jumlah sel darah merah,

hemoglobin, MCV, RDW, PLT. Data

diperoleh dari hasil pengujian laboratorium

ditabulasi. Analisis data menggunakan uji

statistic uji t (indenpendent sample t test),

untuk menentukan perbedaan pengaruh

ekstrak daun miana dan kontrol.

Data kenaikan berat badan

ditabulasi dan dibuat grafik untuk

menganalisis pengaruh pemberian ekstrak

daun miana terhadap peningkatan nafsu

makan tikus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Tabel 1. Hasil pengujian sampel darah tikus setelah perlakuan

Penguji

an

WBC

NEUTR

OFIL

LIMF

OSIT

MONO

SIT

EOSI

NOFI

L

BASO

FIL

HGB MCV RDW PLT

Satuan 10e3/

µL

% % % % % g/dL fL % 10e3/µ

L

Nilai

standar

5 - 13 9 -34 65 - 84 0 - 5 0 - 6 15 -

16

150 -

460

Sampel

A1 8.73 22.8 72.2 0.878 2.73 1.4 13.2 51.8 10.8 905

A2 8.85 18.5 75.8 0.296 4.35 1.05 14.5 53.2 11 974

A3 9.03 25.3 67.1 0.33 6.7 0.607 14.6 52.2 11.3 1041

A4 8.17 25.4 71.7 0.446 1.54 0.834 12.9 49.7 10.7 1023

A5 9.04 25.4 67.8 1.12 4.56 1.08 14.2 50 11.3 914

A6 9.07 16.4 77.9 0.675 4.41 0.636 14.4 50.7 12.7 956

Rata A 8.815 22.3 72.083 0.624 4.048 0.935 13.97 51.27 11.3 968.83

B1 10.1 16.6 80.1 0.39 2.42 1.15 14.2 53.5 11.2 847

B2 9.25 24.4 70.6 0.317 2.98 1.69 14.2 56 11.2 1040

B3 9.33 18.2 75.5 0.292 4.56 1.45 13.6 54.6 11.1 905

B4 10.5 17.2 78.9 0.469 1.96 1.44 14.5 52.8 10.3 978

B5 10.6 19.6 74.8 0.428 3.63 1.56 13.4 53.7 10.9 760

B6 10.9 12.5 82.7 0.197 2.61 1.99 14.6 51.5 10.7 984

Rata B 10.11 18.08 77.1 0.348 3.026 1.546 14.08 53.68 10.9 919

Page 11: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 46

Tabel 2. Hasil analisis data pengujian sampel sel darah putih dari tikus setelah perlakuan

Parameter uji Kelompok kontrol Kelompok

perlakuan

sig p

WBC 8.815 10.11 0.002 0.05

NEUTROFIL 22.3 18.08 0.092 0.05

LIMFOSIT 72.083 77.1 0.071 0.05

MONOSIT 0.624 0.348 0.078 0.05

EUSINOFIL 4.048 3.026 0.239 0.05

BASOFIL 0.935 1.546 0.005 0.05

HGB 13.97 14.08 0.751 0.05

MCV 51.27 53.68 0.016 0.05

RDW 11.3 10.9 0.254 0.05

PLT 968.83 919 0.321 0.05

Tabel 3. Prosentase kenaikan berat badan tikus

BB post perlakuan – BB pra perlakuan x 100%

BB pra perlakuan

klp replikasi BB pra

perlakuan

(gram)

BB post

perlakuan

(gram)

Kenaikan BB

(gram)

Prosentase

kenaikan BB

(%)

Rerata

kenaikan BB

per minggu

kontrol 1 160 202 42 26.25 4.375

2 168 200 32 19.05 3.175

3 155 206 51 32.90 5.483

4 164 225 61 37.19 6.198

5 180 213 33 18.33 3.055

6 172 241 69 40.12 6.686

Rerata

Prosentase

kenaikan

173.84/6

=28.97

28.972/6 =

4.829

perlakuan 1 175 270 95 54.29 9.048

2 175 240 65 37.14 6.19

3 160 236 76 47.50 7.916

4 148 208 60 40.54 6.757

5 168 238 70 41.66 6.943

6 150 249 99 66.00 11

Rerata

Prosentase

kenaikan

287.13/6 =

47.855

47.854/6 =

7.976

Tabel 4. Hasil analisis data pengujian kenaikan berat badan tikus setelah perlakuan

Parameter uji Kelompok kontrol Kelompok

perlakuan

sig p

Kenaikan berat

badan tikus

28.9733 47.8555 0.009 0.05

Page 12: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 47

Pembahasan

Pengujian potensi ekstrak daun

miana dilakukan pada hewan uji tikus putih.

Alasan menggunakan hewan uji tikus putih

karena pengujian ini membutuhkan volume

darah yang cukup banyak kurang lebih 3-5

ml, hal ini dapat diakomodasi oleh hewan uji

tikus dengan volume darah total 64ml/kg BB

atau 12,5 ml/ 200 g BB tikus (Malole, 2009).

Pengujian dilakukan post perlakuan karena

pengujian ini menggunakan kelompok

control sehingga dapat dibandingkan

perbedaan hasil pengujiannya. Pengujian pra

perlakuan sangat rawan untuk dilakukan

karena dapat menyebabkan kematian hewan

uji akibat pengambilan volume darah yang

cukup besar yakni 25-40% volume darah

total tubuh tikus.

Hasil pengujian terhadap kwalitas

sel darah putih ditentukan dengan pengujian

masing-masing parameter sel darah dan

dibandingkan dengan kelompok control.

Parameter yang diperiksa adalah sel-sel

darah putih seperti; WBC, neutrofil,

limfosit, monosit, eosinophil, basophil.

Parameter sel merah meliputi; HGB, MCV,

RDW dan PLT.

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah sel darah putih/ white blood cells

(WBC) setelah perlakuan untuk kelompok

control adalah 8.815x10e3/ml dan kelompok

perlakuan adalah 10.11x10e3/ml. Hasil

analisis statistic SPSS independent samples

test menunjukkan nilai p=0.004, berarti ada

perbedaan nyata antara kelompok control

dan kelompok perlakuan. Analisis ini

menunjukkan bahwa pemberian formula

daun miana meningkatkan WBC secara

bermakna sehingga tikus sangat sehat sesuai

batasan jumlah WBC normal yaitu (5 –

13)x10e3/ml. Jumlah WBC yang meningkat

dalam batasan normal merupakan

peningkatan imunitas awal untuk mencegah

pathogen dari luar tubuh.

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah neutrofil setelah perlakuan

untuk kelompok control adalah 22.3% dan

kelompok perlakuan adalah 18.08%. Hasil

analisis statistic SPSS independent samples

test menunjukkan nilai p=0.092, berarti tidak

ada perbedaan nyata antara kelompok

control dan kelompok perlakuan. Analisis

ini menunjukkan bahwa pemberian formula

daun miana tidak menurunkan neutrofil

secara bermakna sehingga tikus tetap sehat

sesuai batasan jumlah neutrofil normal yaitu

9-34%. Jumlah neutrofil dalam batasan

normal berfungsi untuk membunuh bakteri

dengan menelannya secara langsung, proses

ini disebut dengan fagositosis. proses

tersebut dapat diketahui dan ditemukan pada

saat luka yang bernanah. Neutrofil dapat

bertahan hidup 6 sampai 10 jam.

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah limfosit setelah perlakuan untuk

kelompok control adalah 72.083% dan

kelompok perlakuan adalah 77.1%. Hasil

analisis statistic SPSS independent samples

test menunjukkan nilai p=0.071, berarti tidak

ada perbedaan nyata antara kelompok

control dan kelompok perlakuan. Analisis

ini menunjukkan bahwa pemberian formula

daun miana tidak meningkatkan limfosit

secara bermakna sehingga tikus tetap sehat

sesuai batasan jumlah limfosit normal yaitu

65-84%. Jumlah limfosit dalam batasan

normal berjumlah 40 hingga 50% dari sel

darah putih yang jumlah terbesar kedua.

Menurut Merk, limfosit terbagi atas sel T,

sel B dan sel pembunuh alami. Sel T dan sel

pembunuh alami berperan dalam menyerang

sel-sel asing dan membuat racun sedangkan

sel B yakni membuat anti bodi. Fungsi

secara umum limfosit adalah membuat anti

bodi dan menjaga kekebalan tubuh.

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah monosit setelah perlakuan untuk

kelompok control adalah 0.624% dan

kelompok perlakuan adalah 0.348%. Hasil

analisis statistic SPSS independent samples

test menunjukkan nilai p=0.098, berarti tidak

ada perbedaan nyata antara kelompok

control dan kelompok perlakuan. Analisis

ini menunjukkan bahwa pemberian formula

daun miana tidak menurunkan monosit

secara bermakna sehingga tikus tetap sehat

sesuai batasan jumlah monosit normal yaitu

0-5%. Jumlah monosit dalam batasan

normal merupakan Monosit adalah sel darah

putih yang berjumlah 1-10% yang berubah

menjadi makrofag dalam memerangi benda-

benda asing yang menyerang tubuh dengan

keluar dari aliran darah dan masuk ke

jaringan tubuh. Monosit memiliki waktu

hidup yang lebih lama dari pada neutrofil,

Monosit akan tinggal dalam aliran darah

selama 10-20 jam. setelah itu monosit akan

tinggal dalam beberapa hari di dalam

jaringan tubuh.

Page 13: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 48

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah eosinofil setelah perlakuan

untuk kelompok control adalah 4.048% dan

kelompok perlakuan adalah 3.026%. Hasil

analisis statistic SPSS independent samples

test menunjukkan nilai p=0.247, berarti tidak

ada perbedaan nyata antara kelompok

control dan kelompok perlakuan. Analisis

ini menunjukkan bahwa pemberian formula

daun miana tidak menurunkan eosinofil

secara bermakna sehingga tikus tetap sehat

sesuai batasan jumlah eosinofil normal yaitu

0-5%. Jumlah eosinofil dalam batasan

normal jumlahnya 7% dari seluruh jumlah

leukosit dalam tubuh kita yang memerangi

parasit multiseluler dan beberapa infeksi

yang terjadi pada hewan vertebrata.

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah basofil setelah perlakuan untuk

kelompok control adalah 0.935% dan

kelompok perlakuan adalah 1.546%. Hasil

analisis statistic SPSS independent samples

test menunjukkan nilai p=0.005, berarti ada

perbedaan nyata antara kelompok control

dan kelompok perlakuan. Analisis ini

menunjukkan bahwa pemberian formula

daun miana dapat meningkatkan basofil

secara bermakna sehingga tikus tetap sehat.

Jumlah basofil dalam batasan normal

berjumlah 0,01-0,3% yang mengandung

banyak granula sitoplasmik yang berjumlah

dua lobus dan dapat bergerak ke jaringan

tubuh pada kondisi tertentu. Basofil bagian

dari granulosit, disaat teraktivasi, basofil

akan mengeluarkan senyawa seperti

kondroitin, histamin, leukotriena, heparin,

lisfospolipase, elastase dan beberapa jenis

atau macam sitokina.

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah sel darah merah/hemoglobin

(HGB) setelah perlakuan untuk kelompok

control adalah 13.97g/dL dan kelompok

perlakuan adalah 14.083g/dL. Hasil analisis

statistic SPSS independent samples test

menunjukkan nilai p=0751, berarti tidak ada

perbedaan nyata antara kelompok control

dan kelompok perlakuan. Analisis ini

menunjukkan bahwa pemberian formula

daun miana tidak meningkatkan hemoglobin

secara bermakna namun tikus tetap sehat

sesuai batasan jumlah HGB normal yaitu

15-16g/dL. Jumlah HGB dalam batasan

normal berfungsi mengikat oksigen dan

karbon dioksida. Bagian sel darah merah

yang sangat berperan dalam mengikat

oksigen yakni hemoglobin. Proses dalam

mengikat oksigen oleh hemoglobin dalam

paru-paru dapat diikhtisarkan sebagai

berikut ; Hb (Hemoglobin) + O2 (Oksigen)

> HbO2 (Oksihemoglobin).

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah MCV setelah perlakuan untuk

kelompok control adalah 51.27 fL dan

kelompok perlakuan adalah 53.683 fL. Hasil

analisis statistic SPSS independent samples

test menunjukkan nilai p=0.016, berarti ada

perbedaan nyata antara kelompok control

dan kelompok perlakuan. Analisis ini

menunjukkan bahwa pemberian formula

daun miana dapat meningkatkan MCV

secara bermakna namun tikus tetap sehat.

Jumlah MCV merupakan volume eritrosit,

dimana sepertiga volume tersebut diisi oleh

hemoglobin.

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah RDW setelah perlakuan untuk

kelompok control adalah 11.32% dan

kelompok perlakuan adalah 10.9%. Hasil

analisis statistic SPSS independent samples

test menunjukkan nilai p=0.265, berarti tidak

ada perbedaan nyata antara kelompok

control dan kelompok perlakuan. Analisis

ini menunjukkan bahwa pemberian formula

daun miana tidak menurunkan RDW secara

bermakna namun tikus tetap sehat.

Hasil pengujian menunjukkan rata-

rata jumlah PLT setelah perlakuan untuk

kelompok control adalah 968.83x10e3/ml

dan kelompok perlakuan adalah

919x10e3/ml. Hasil analisis statistic SPSS

independent samples test menunjukkan nilai

p=0.328, berarti ada perbedaan nyata antara

kelompok control dan kelompok perlakuan.

Analisis ini menunjukkan bahwa pemberian

formula daun miana tidak menurunkan PLT

secara bermakna sehingga tikus tetap sehat.

Pengujian t test dilakukan untuk

menganalisis perbedaan pengaruh pemberian

ekstrak daun miana terhadap kenaikan berat

badan tikus dibandingkan dengan kelompok

control (diberikan placebo). Hasil pengujian

menunjukkan nilai p = 0.009 atau p<0.05.

sehingga dinyatakan bahwa ada perbedaan

pengaruh antara pemberian placebo pada

kelompok control dengan pemberian ekstrak

daun miana pada kelompok perlakuan.

Dengan demikian disimpulkan bahwa

ekstrak daun miana dapat meningkatkan

berat badan tikus.

Page 14: 0HGLD) DU PDVLfarmasi.poltekkes-mks.ac.id/images/Media-Nopember-2016/7.pdfpada bulan April dan No vember. Sebagai majalah ilmiah, Media F armasi mengemba ngkan misi dalam memajukan

Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 49

PENUTUP

Kesimpulan

1. Ekstrak daun miana dapat meningkatkan

jumlah sel darah putih

2. Ekstrak daun miana dapat meningkatkan

volume sel darah merah

3. Ekstrak daun miana dapat meningkatkan

berat badan tikus

Saran

Disarankan untuk meningkatkan

penelitian tentang daun miana ke taraf uji

klinik pada manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Alshawsh, M., Abdulla, M., Ismail, S.,

Amin, Z. (2012) Free Radical

Scavenging, Antimicrobial and

Immunomodulatory Activities of

Orthosiphon stamineus. Journal of

Molecules ISSN 1420-3049, 5385-

5395.

Judarwanto, W., 2012, Imunologi Dasar: Sel

darah putih, neutrofil, eosinophil,

basophil, Allergy Clinic online

Indonesia medicine,

www.allergycliniconline.com

Kemenkes RI (2013) Pedoman Teknologi

Formulasi Sediaan Berbasis

Ekstrak vol 2, Badan Pengawasan

Obat dan Makanan, Jakarta. Hal 5-

12.

Kesava, S., 2007, Red blood cells do more

than just carry oxygen. New

findings by NUS team show they

aggressively attack bacteria too.,

The Straits Times,

[email protected],

http://www.straittimes.com

Kumar, S.V., Pramod, S., Rupesh, D., &

Nitin, K. (2011)

Immunomodulatory effects of some

traditional medicinal plants.

Journal of Chemical and

Pharmaceutical Research 3(1)

ISSN No: 0975-7384 , 675-684.

Kzozakiewicz, L., Phuah, J., Flynn, J.A., &

Chan, J. (2013) The Role of B Cells

and Humoral Immunity in

Mycobacterium tuberculosis

Infection. The New Paradigm of

Immunity to Tuberculosis Advances

in Experimental Medicine and

Biology Volume 783, 225-250.

Lemeshow, S., Hosmer, D.W. Jr., Klav, J.,

Lwanga, S.K. (1997) Besar Sampel

dalam Penelitian Kesehatan,

Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta, hal 244.

Malole, M.B.M., Pramono, C.S.U. (1989)

Penggunaan Hewan-hewan

Percobaan di Laboratorium,

Dirjen Pendidikan Tinggi, IPB,

Bogor. Hal 104-112.

Pakadang, SR., 2015, Potensi Ekstrak Daun

Miana (Coleus scutellarioides (L.)

Benth.) sebagai Imunomodulator

terhadap Tikus Model yang

Terinfeksi Mycobacterium

tuberculosis, Disertasi, Universitas

Airlangga, Surabaya.

Venkatesha, S., Rajaiah, R., & Berman, B.

(2011) Immunomodulation of

Autoimmune Arthritis by Herbal C

AM. Evidence Based

Complementary and Alternative

Medicine, 1-13.