09E00663

download 09E00663

of 125

Transcript of 09E00663

  • 8/12/2019 09E00663

    1/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    ANALISA KOLOM BETON BERTULANG YANG

    DIPERKUAT DENGAN CARBON FIBER REINFORCED

    POLYMER (CFRP)

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat untuk

    Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

    Disusun oleh:

    MAROLOP TUA SIANIPAR02 0404 081

    BIDANG STUDI STRUKTUR

    DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK USU

    2009

  • 8/12/2019 09E00663

    2/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    ABSTRAK

    Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan suatu struktur betonbertulang dalam memikul beban-beban adalah dengan meningkatkan daktilitas

    struktur tersebut. Peningkatan daktilitas yang dimaksud dapat dilakukan denganmemberikan tulangan pengikat, pengekang (confinement) dari dalam beton dankekangan yang dari luar beton (externally wrap) oleh CFRP yang dapatmemberikan ikatan dan kekangan terhadap beton maupun tulangan lentur.

    Confinement mampu mencegah tekuk premateur tulangan tekanlongitudinal, sebagai tulangan sebagai tulangan geser mencegah terjadinyakeruntuhan, serta mampu meningkatkan kekuatan tekan beton terhadap bebanaksial dan momen lentur.

    Dilakukannya externally CFRPpada kolom akan membuat kolom semakinkuat terhadap lentur dan beban aksial yang dipikul karena memiliki nilai kuat tarikyang sangat tinggi. Kekangan yang dilakukan pada CFRP dipengaruhi oleh jari-

    jari sudut siku penampang kolom bujur sangkar. Tulangan tranvesal yang bekerjaakan mempengaruhi tulangan longitudinal yang bekerja terhadap lentur. Teganganlateral yang bekerja pada FRP terhadap bidang beton yang di luar akan melenturke luar terhadap panjang dan lebar penampang atau mengalami tekan dansebaliknya tulangan tranversal cenderung mengalami tekan.

    Peningkatan mutu beton (fC) = 25 MPa dengan menggunakan CFRPsebagai perkuatan dari luar untuk tebal (tj) = 0,3 mm dapat mencapai FCC =29,364 MPa, peningkatan kapasitas kolom pada beban aksial sebesar 23,906%momen lentur 133,198%.

  • 8/12/2019 09E00663

    3/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK........................i

    KATA PENGANTAR.....................ii

    DAFTAR ISI.......................iv

    DAFTAR NOTASI....................vii

    DAFTAR GAMBAR.......................x

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Umum...1

    1.2 Latar belakang masalah2

    1.3 Maksud dan tujuan...3

    1.4 Pembatasan masalah.....4

    1.5 Metode pembahasan.....4

    1.6 Sistematika pembahasan......5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Umum...7

    2.2 Fiber Reinforced Polimer....9

    2.3 Pengunaan FRPyang ada di Pasaran.13

    2.4 Alasan pengunaan CFRP.......17

    2.5 Fungsi CFRP..18

    2.6 Pekerjaan sebelum dilakukan pemasangan....19

    2.6.1. Investigasi..19

    2.6.2. Evaluasi..20

    2.6.3. Metode perbaikan.......21

  • 8/12/2019 09E00663

    4/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    2.7 Struktur bangunan yang menggunakan FRP......24

    2.8 Bentuk dan tipe FRP......24

    2.9 Aplikasi FRPterhadap bangunan...24

    2.10 Pekerjaan dan pemasangan FRPpada kolom....26

    2.10.1.pekerjaan pada FRP.......26

    2.10.2.pemasangan FRPpada kolom...28

    2.11 Perumusan CFRPpada Kolom......29

    BAB III ANALISIS CONFINEMENT dan CFRPKOLOM

    3.1 Umum.....32

    3.2 Kekuatan Tekan Beton...33

    3.3 Kekuatan Tarik Beton........34

    3.4 Kolom Beton Bertulang Berdasarkan Bentuk....35

    3.5 Persyratan Penulangan Kolom...44

    3.6 Pengaruh Sengkang terhadap Kolom.....44

    3.7 Pengaruh FRPterhadap Sengkang.....47

    3.8 Tegangan dan Regangan Beton dengan CFRP..47

    3.9 Analisis Kolom...51

    BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

    4.1 Analisa Gaya Aksial dan Momen Lentur pada Kolom

    Confinement...61

    4.2 Menganalisa gaya aksial dan momen pada kolom karena pengaruh

    tebal CFRP(t_CFRP)........78

  • 8/12/2019 09E00663

    5/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    4.2.1 Tebal CFRP= 0,3 mm...78

    4.2.2 Tebal CFRP= 0,5 mm...98

    4.2.3 Tebal CFRP= 0,7 mm...99

    4.2.4 Tebal CFRP= 1,0 mm...99

    4.3 Pengaruh Kuat Tekan Beton (fC)101

    4.3.1 Kuat Tekan Beton (fC) = 30 MPa...101

    4.3.2 Kuat Tekan Beton (fC) = 35 MPa....102

    4.3.3 Kuat Tekan Beton (fC) = 40 MPa....103

    4.4 Pengaruh Dimensi Kolom (B, H).....104

    4.4.1 Dimensi 500 mm x 500 mm.....104

    4.4.2 Dimensi 600 mm x 600 mm.....105

    4.4.3 Dimensi 700 mm x 700 mm.....106

    4.5 Merencanakan Dimensi dan Tulangan Kolom.............................107

    BAB V KESIMPULAN

    5.1 Kesimpulan..112

    5.2 Saran ....113

    DAFTAR PUSTAKA..114

  • 8/12/2019 09E00663

    6/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    KATA PENGATAR

    Puji serta syukur kepada Allah Bapa, karena berkat dan karuniaNYA saya

    dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dimana tugas akhir ini merupakan salah

    satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program sarjana (S1) di

    Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU).

    Penulis menyadari bahwa selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari

    bimbingan, dukungan, doa, dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, pada

    kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:

    Bapak Prof. Dr. Ing. JOHANNES TARIGAN selaku ketua Departemen

    Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

    Bapak Ir. Teruna Jaya, M.Sc., selaku sekertaris Departmen Teknik Sipil

    Universitas Sumatera Utara.

    Bapak Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT selaku dosen wali dan pembimbing

    yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

    memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini

    serta selama masa kuliah.

    Bapak Ibu dosen staf pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas

    Sumatera utara.

    Seluruh pegawai yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan

    administrasi.

    Hormat saya kepada orang tua Alm. M.T Sianipar dan M. Hutapea serta

    saudara-saudara yang telah memberikan Restu dan Doa selama kuliah

    hingga sekarang.

  • 8/12/2019 09E00663

    7/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan semangat, dan

    doa diantaranya Daniel Damanik, Togi Sagala, Daniel Pasaribu, Parna,

    Tohap, Jekson, Galumbang (02), Fornando, Samuel, Roby, Siska, Indah,

    (04) serta adik-adik 05. Teman-teman disekitar tempat tinggalku Lor IX

    diantaranya Lasma Sgn, Desmi, Donfri, lintonk, Brians, Nando.

    Persekutuan Mahasiswa KMK yaitu: Frans, Adithya, dan BEnru dan yang

    lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

    Penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari khilaf dari kesalahan,

    demikian juga penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini sehingga tugas akhir

    ini masih memiliki banyak kekurangan walaupun penulis telah semaksimal

    mungkin. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka dan hati yang tulus penulis akan

    menerima segala saran dan kritikan demi kesempurnaan tugas akhir.

    Medan, Maret 2009

    Penulis

  • 8/12/2019 09E00663

    8/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Daftar Notasi

    As : Luas tulangan baja, mm2

    a : Kedalaman tegangan saat ultimate, mm

    b : Lebar area penampang kolom, mm

    Cc : Gaya tekan beton, N

    Cs : Gaya tekan baja, N

    d : jarak efektif, mm

    d : Jarak pusat gaya tekan beton didalam sengkang, mm

    d : Jarak pusat gaya tekan beton diluar sengkang, mm

    d : Jarak pusat gaya tekan beton bagian samping, mm

    d1 : Jarak tulangan 1 ke pusat tekan terluar, mm

    d2 : Jarak tulangan 2 ke pusat tekan terluar, mm

    d3 : Jarak tulangan 3 ke pusat tekan terluar, mm

    Ej : Modulus elastis pada FRP, N/mm2

    fc : Kekuatan tekan beton, N/mm2

    fcc : Kekuatan tekan beton, FRP, N/mm2

    fj : Tegangan pada sisi dalam Jaket FRP, N/mm2

    fl : Tegangan lateral minimum, N/mm2

    Fl : Tegangan lateral maksimum, N/mm2

    fr : Modulus rupture atau modulus retak beton, N/mm

    fs : Tegangan tulangan baja, N/mm2

    h : Tinggi penampang daerah tekan, mm

    Jd : Jarak pusat total gaya tekan kepusat gaya tarik, mm

    I : Momen inersia kolom, mm4

  • 8/12/2019 09E00663

    9/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    k : Koefisien retak beton sebesar, 0.62

    kc : Faktor penambah kekuatan beton

    ke : Rasio area effektif yang terlindung

    Mn : Momen lentur murni, Nmm

    Mretak : Momen saat pertama retak, Nmm

    My : Momen beton setelah baja mengalami leleh, Nmm

    Mu : Momen kolom beton mencapai ultimate, Nmm

    n : Rasio modulator atau angka ekivalen

    P : Gaya tekan aksial kolom, N

    P : Selimut beton, N

    r : Jari-jari sudut siku-siku kolom, mm

    Ss : Gaya tekan tulangan baja, N

    Sn : Jarak antar satu tulangan dengan yang lain? Spasi sengkang, mm

    Ts : Tulangan mengalami tarik, N

    y : Garis netral kolom dalam keadaan seimbang, mm

    ydasar : Garis netral kolom, mm

    ytarik : Jarak total gaya tarik dari serat tekan terluar kolom, mm

    ytekan : Jarak total gaya tekan dari bagian atas kolom, mm

    Z : Parameter kolom beton dengan kekangan

    : Koefisien; 22/7 atau 3.14

    : Faktor tegangan rata-rata

    1 : Faktor penambah kekuatan beton terhadap tegangan triaxial

    2 : Faktor reduksi terhadap penjumlahan untuk beberapa deviasi

  • 8/12/2019 09E00663

    10/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    c : Regangan beton

    s : Regangan tulang yang memiliki tarik

    j : Regangan jaket FRP

    50u : Regangan beton unconfinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.5fc

    50c : Regangan beton confinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.5fc

    50h : Selesai 50cdengan 50u

    20c : Regangan beton confinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.2fc

    : Ratio tulangan

    : Faktor pusat tekan (centroid)

  • 8/12/2019 09E00663

    11/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 UMUM

    Penggunaan bahan serat yang memperkuat kolom (FRP) secara eksternal

    kini sudah diterapkan pada banyak jenis bangunan salah satunya pada bangunan

    bertingkat. Polimer sebagai perkuatan (FRP) dikenal sebagai bahan yang mampu

    memberi menahan tarikan, memperbaiki serta meningkatkan kekuatan dari luar

    kolom struktur beton. FRP merupakan bahan yang sangat baik dalam

    pengunaannya untuk bentuk kolom. FRP ini pertama kali dikenalkan pada model

    kolom bulat oleh para ahli konstruksi dari Amerika sebelum tahun 2002. Namun

    untuk pemakaian pada kolom bujur sangkar belum bisa digunakan sehingga para

    ahli konstruksi dari Eropa melakukan uji coba untuk kolom tersebut, ternyata hal

    itu dapat dipakai untuk kolom bujur sangkar hingga pada tahun 2003 produk

    tersebut dimunculkan. Sebagai contoh, disain ini telah menyediakan kenyamanan

    untuk kolom berbentuk bulat dengan diselimuti atau dibungkus oleh FRP, tapi

    kemudian pembuatan aplikasi di uji cobakan untuk kolom bujur sangkar oleh para

    ahli konstruksi.

    y

    h b x

    Unconfined concrete

    b

    r

    Confined concrete

  • 8/12/2019 09E00663

    12/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    CFRP(tarik) Confinement

    (tekan)

    daerahyangmengalamikekangan

    P

    P

    Gambar 1.1Batas potongan melintang beton

    Pada prinsipnya kekuatan tambahan ini dapat dipakai jika batasan-batasan

    yang ada harus diperhatikan, antara lain :

    Specimenpada kolom bujur sangkar terhadap FRP.

    Kelancipan dari sudut siku potongan melintang kolom bujur

    sangkar.

    Radius dari kelenturan specimenpada kekangan sudut sikunya.

    Beberapa hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan pada saat

    pemasangan dikarenakan fungsinya sebagai pelapis dari luar yang akan

    dibebankan terhadap beban yang akan diterima.

    FRPsebagai perkuatan yang memiliki nilai tarik yang sangat tinggi pada

    kolom yang ber-confinement, serta berat sendiri yang sangat ringan sehigga

    pemasangannya sangat mudah dilakukan.

    Gambar 1.2. Kolom dan potongan kolom yang mengalami tekan pada

    confinementdan FRPmengalami tarik

    I.2 LATAR BELAKANG MASALAH

  • 8/12/2019 09E00663

    13/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Banyak struktur konstruksi bangunan dinyatakan layak untuk dihuni

    namun pada kenyataannya bangunan tersebut banyak kekurangannya terutama

    pada bagian kolomnya hal ini dapat dilihat dari beberapa tahun belakangan ini

    seperti bencana yang terjadi di Indonesia sehingga para ahli mencari cara untuk

    mengatasi hal tersebut, terutama yang terjadi pada kolom. Sehingga para ahli

    mencari solusi dengan membuat metode perkuatan yang bekerja dari luar.

    Dibuatnya kekuatan tambahan yang dari luar membuat para ahli itu

    melakukan riset dibeberapa tahun terakhir ini untuk mendapatkan perkuatan

    tambahan. Perkuatan tambahan biasanya sangat baik untuk model tertentu saja

    misalnya untuk kolom bulat tapi untuk kolom bujur sangkar kurang baik ini

    dikarenakan beberapa hal termasuk karena bentuknya yang persegi.

    Agar bahan tersebut dapat dipakai untuk model kolom bujur sangkar maka

    dilakukanlah riset untuk jenis kolom ini. Setelah hal itu dilakukan secara terus-

    menerus maka didapatlah perbandingan-perbandingan yang ada dari hasil

    percobaan-percobaan yang ada.

    I.3 MAKSUD DAN TUJUAN

    Adapun maksud dan tujuan tulisan tugas akhir ini adalah :

    1. Menyediakan suatu hubungan studi yang parametrik dengan

    batasan model dengan petunjuk disain.

    2. Menyediakan suatu perbandingan antara parametrik-parametrik

    pembatasan model dengan petunjuk disain serta nilai-nilai dengan

    model yang dipakai dengan petunjuk disain dari hasil percobaan

    yang sudah ada.

  • 8/12/2019 09E00663

    14/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    3. Menjelaskan yang mendalam serta kritis terhadap kelemahan dan

    kekuatan dari model kolom bujur sangkar dengan perkuatan yang

    terikat secara eksternal oleh FRP.

    I.4 PEMBATASAN MASALAH

    Penulis akan membatasi permasalahan dengan tujuan untuk

    menyerderhanakan perhitungan-perhitungan serta pembahasan materi yang lebih

    detail, pembatasan masalah tersebut antara lain:

    1. Kolom bujur sangkar dengan dimensi 400mm x 400mm yang

    digunakan adalah beton bertulang seimbang.

    2. Kolom bujur sangkar mengunakan confinement atau tulangan

    sengkang (tulangan transversal).

    3. Material dasar dari perkuatan-serat polimer yang digunakan adalah

    carbon (CFRP), dengan ketebalannya specimen CFRPft = 0,5mm

    ; 0,7mm

    4. Perkuatan eksternal CFRP dilakukan pada daerah yang paling

    bahaya seperti ujung atas dan dasar kolom dengan masing-masing

    lebar CFRP0,25m dan tinggi kolom (1m) overlap 200mm.

    5. Perkuatan eksternal FRP pada kolom satu lapis.

    I.5 METODE PEMBAHASAN

    Dalam penulisan tugas akhir ini, materi diambil dengan mengumpulkan

    data literature yang ada mengenai data perilaku dari kolom beton bertulang

    dengan pengunaan material FRP sebagai perkuatan dari luar serta perilaku yang

  • 8/12/2019 09E00663

    15/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    akan ditimbulkan oleh FRP itu sendiri. Bahan utama pada FRP adalah resin

    dengan serat carbon yang dibentuk menjadi bahan.

    Perhitungan-perhitungan dilakukan dengan manual dan bantuan simulasi

    program komputer dengan mengunakan program Microsoft Excel sebagai desain

    grafik. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan yang signifikan dari

    hasil perhitungan yang ada.

    1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASANPenulisan tugas akhir ini dilakukan dengan sistematika pembahasan

    sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Uraian mengenai hal umum tentang penulisan tugas akhir, latar

    belakang masalah, maksud dan tujuan, pembatasan masalah,

    metode pembahasan dan sistematika pembahasan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Uraian singkat tentang alternatif peningkatan/perbaikan kekuatan

    struktur, komposisi FRP, pengunaan FRP yang ada dipasaran,

    alasan penggunaan FRP, fungsi FRP, investigasi, evaluasi, metode

    perbaikan, struktur bangunan yang mengunakan FRP, bentuk dan

    tipe FRP, aplikasi FRP terhadap bangunan, pekerjaan dan

    pemasangan FRPpada kolom, perumusan CFRPpada kolom.

    BAB III ANALISIS CONFINEMENTdan FRPKOLOM

    Uraian singkat tentang perbaikan kolom dengan mengunakan

    alternatif terhadap kekauatan kolom, pembahasan kekuatan tekan

    beton, pembahasan kekuatan tarik beton, analisa kolom beton tanpa

    confinement, kolom beton bertulang berdasarkan ukuran,

  • 8/12/2019 09E00663

    16/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    pendekatan yang digunakan, conmfinement, kolom beton dengan

    confinement, analisa kolom beton bertulang dengan Confinement

    dan FRP, tegangan regangan dan kegagalan beton bertulang tanpa

    confinement.

    BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

    Perhitungan momen pada saat beton mengalami retak, tulangan

    baja mengalami leleh/ultimate, menghitung beban axial dan

    momen lentur pada kolom beton unconfinement. Perhitungan

    beban axial dan momen lentur pada kolom confinement.

    Perhitungan peningkatan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP,

    beban axial, dan momen lentur pada confinement dan CFRP serta

    peningkatan dan penurunan perbandingan kolom yang Confined

    dengan Unconfined.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada bab ini diuraikan kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari

    serangkaian pembahasan dan perhitungan yang telah dilakukan,

    serta saran-saran yang mungkin diterapkan lebih lanjut.

  • 8/12/2019 09E00663

    17/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 UMUM

    Perkembangan teknologi beton pada saat sekarang ini, membuat

    konstruksi beton semakin banyak dipilih sebagai bahan konstruksi. Konstruksi

    dari beton banyak memiliki keuntungan selain bahannya sangat mudah diperoleh,

    juga memiliki beberapa keuntungan antara lain harganya relatif lebih murah,

    mempunyai kekuatan tekan tinggi, mudah dalam pengangkutan dan pembentukan,

    serta mudah perawatannya, sehingga banyak bangunan bangunan yang didirikan

    memilih konstruksi yang terbuat dari beton sebagai bahan materialnya.

    Pemilihan beton sebagai konstruksi telah membuat para ahli beton

    menciptakan bahan tambahan (admixture) bagi beton. Bahan tambahan

    (admixture) merupakan bahan yang dianggap penting, terutama untuk konstruksi

    pada saat sekarang ini yang membutuhkan segala sesuatu yang serba praktis,

    efisien dan ekonomis, tanpa mengurangi mutu dari beton tersebut. Penggunaan

    bahan tambahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menambah sifat

    beton sesuai dengan sifat beton yang diinginkan.

    Penggunaan bahan tambahan pada konstruksi belakangan ini telah

    berkembang dengan pesat seiring dengan pesatnya pembangunan di bidang

    konstruksi. Banyak penemuan baru yang dapat menggantikan cara-cara

    konvensional seperti dibidang perkuatan struktur, dimana telah ditemukan metode

    dan sistem yang semakin mudah diaplikasikan serta hanya sedikit pertambahan

    dimensi dari struktur, sehingga tetap terjaga keindahan dari konstruksi tersebut

  • 8/12/2019 09E00663

    18/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Gempa bumi merupakan salah satu penyebab kerusakan bangunan

    pemakaian struktur dengan berbagai fungsi dan kombinasi beban tergolong

    rentan, baik terhadap perubahan fungsi yang mengakibatkan pertambahan beban

    yang dipikul, maupun kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan pada saat

    perencanaan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan (strengthening)

    fungsi struktur tersebut, terutama struktur yang menahan beban aksial tekan dan

    momen lentur.

    Ada beberapa cara yang lazim digunakan antara lain:

    1. Dengan cara memberi penyelubungan pada struktur tersebut atau dikenal

    dengan metode Penyelubungan (Jacketing Methods) misalnya FRP (Fiber

    ReinforcedPlastic) sebagai bahan kompositnya.

    2. Memperpendek tinggi dari struktur dengan konstruksi beton.

    3. Memperbesar dimensi pada konstruksi beton.

    4. Dengan menambah jumlah tulangan pada kolom dan memperbesar dimensi

    kolom beton tersebut atau dikenal dengan metode penulangan luar

    (ExtemallyReinforcement).

    5. Atau struktur tersebut harus dibongkar dan diganti dengan baru.

    Perkuatan (strengthening) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan

    meningkatkan perilaku komponen atau struktur agar menjadi lebih kuat dibanding

    sebelumnya. Pada penelitian untuk perkuatan (strengthening) dalam

    mempertahankan fungsi struktur dilakukan dengan menggunakan Carbon Fiber

    Reinforced Polimer (CFRP) dengan konsep dan metode perbaikan/perkuatan

    lentur beton bertulang khususnya kolom yang diakibatkan oleh gempa beserta

    keuntungan dan kerugiannya.

  • 8/12/2019 09E00663

    19/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    2.2 FIBER REINFORCED POLIMER

    FRP merupakan suatu material komposit yang digunakan dalam konstruksi

    sipil. Bahan ini menggabungkan polimer resin, filler dan fiber. Resin yang

    digunakan adalah polyester, vinylester atau epoxy dan filler yang digunakan

    adalah kaolin clay, calcium carbonate dan alumina. Sedangkan fiber terdiri dari

    beberapa jenis seperti glass, carbon,dan aramide.

    Gambar 2.1:Model kurva tegangan lekat-slip tulangan FRP(Caibal, R.J, 2003)

    Gambar 2.2: Tipe tulangan FRP yang sering digunakan (Roberts, C.L.,

    2006)

    Material komposit punya beberapa kelebihan seperti berkekuatan tinggi,

    ringan dan punya daya tahan yang tinggi (BRE and Trennd:2000). Selain itu FRP

    juga bahan non korosi, netral terhadap gaya magnet jika dibandingkan terhadap

  • 8/12/2019 09E00663

    20/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    baja, FRP punya kuat tarik lebih besar, modulus elastisitas kecil dan hubungan

    tegangan-regangan adalah elastis. FRP terdiri dari beberapa jenis seperti bar,

    wrap, grid dan strip. Untuk struktur baru digunakan FRPbar sebagai pengganti

    baja tulangan. FRP dengan jenis wrap lebih banyak dipakai pada kolom

    sedangkan jenis sheetatau stripbiasa digunakan pada balok, pelat dan kolom.

    Gambar 2.3: Jenis-jenis FRP di Jepang (UEDA, T., 2004)

    FRP dengan jenis griddigunakan untuk perkuatan pelat. Pengembangan

    penggunaan FRP pada rekayasa sipil terdiri dari dua bagian, pertama untuk

    rehabilitasi dan perbaikan struktur dan kedua untuk pembuatan konstruksi baru

    yang sepenuhnya menggunakan FRP ataupun komposit dengan beton.

    Penggunaan FRP dalam perkuatan struktur antara lain pada balok, pelat,

    jembatan, kolom (BRE and Trend 2000). Menurut BRE and Trend 2000 ltd

    terdapat beberapa keuntungan menggunakan FRP sebagai bahan perkuatan

    struktur antara lain:

    1. Teknik yang digunakan dalam pemasangan tidak mengganggu penggunaan

    struktur oleh pihak lain.

    2. Meningkatkan kapasitas struktur dengan penambahan berat struktur sendiri

    adalah minimum.

    3. Teknik yang digunakan relatif cepat, meminimalkan waktu bekerja.

  • 8/12/2019 09E00663

    21/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    4. Material FRP lebih tipis dan lebih ringan daripada menggunakan

    perkuatan dari baja.

    Keuntungan FRP sebagai tulangan menurut Carin L. Robert dan Wallman

    yaitu :

    1. Tulangan FRPtidak berkarat

    2. Tulangan FRPsangat ringan

    3. Memiliki kekuatan yang tinggi.

    Kentungan pemakaian FRPmenurut Hartono dan Santosa, 2003 antara lain:

    1. Kuat tarik sangat tinggi ( +7-10 kali lebih tinggi dari baja U39 )

    2. Sangat ringan ( density: 1,4 2,4 gr/cm+, 4-6 kali lebih ringan dari baja )

    3. Pelaksanaan sangat mudah dan cepat

    4. Memungkinkan tidak perlu penutupan lalu lintas

    5. Tidak perlu area kerja yang luas

    6. Tidak diperlukan join meskipun bentang yang diperekat cukup panjang

    7. Tidak berkarat

    Namun demikian perlu juga diperhatikan kelemahan kelemahan

    pemakaian bahan ini, antara lain kurang tahan teradap suhu t inggi. Dengan suhu

    sekitar 700C bahan perekat epoxy resin akan berubah dari kondisi keras menjadi

    lunak, bersifat plastis sehingga daya lekatnya akan menurun. Selain itu bahan ini

    juga tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Untuk mengatasi kelemahan ini perlu

    dilakukan proteksi, misalnya pelapisan atau penutupan dengan mortar.

    Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) merupakan salah satu jenis

    Fiber Reinforced Polimer (FRP). Carbon Fiber Reinforced Polymer ( CFRP )

    merupakan sejenis plat baja tipis yang didalamnya terdapat serat serat carbon

  • 8/12/2019 09E00663

    22/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    dan fiber. Carbon Fiber Reinforced Polymerdigunakan pada konstruksi struktur

    bangunan yang sudah ada. Pemakaian CFRP pada suatu konstruksi biasanya

    disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

    Terjadinya kesalahan pada perencanaan.

    Adanya kerusakan kerusakan dari bagian struktur sehingga

    dikhawatirkan tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

    Adanya perubaan fungsi pada sistem struktur dan adanya

    penambahan beban yang melebihi beban rencana.

    Perkuatan tambahan ini telah banyak digunakan diberbagai belahan dunia.

    Selain digunakan sebagai perkuatan tambahan untuk jembatan, juga digunakan

    pada gedung gedung seperti pelat lantai, balok dan kolom hal ini hanya biasa

    diaplikasikan pada kolom yang bundar dan lain sebagainya. Disamping karena

    bahan tambahan ini lebih efektif, juga disebabkan karena keuntungannya lebih

    dari sistem perkuatan lainnya.

    Beberapa aplikasi dari CFRPpada proyek proyek konstruksi di berbagai

    negara dapat dilihat dalam table, yaitu:

    Tabel 2.1: Aplikasi Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polimer( CFRP)

    Negara Proyek Jumlah Kontraktor Utama

    Argentina Metro Red 500m2 Caputo S.A

    Australia Boiler House 500m Kane ConstructionsAustralia West end Shopping 180m AB & MA Cick Pty Ltd

    Mall

    Australia Te Glen SoppingCentre

    300m Constuction Engineering

    Austria IBM Building 1174m IBM

    Austria Bregenzerac Bridge 1100m Hembau Gesmbh

    Austria A10 Tauernautobahn 8500m Strabag AG

  • 8/12/2019 09E00663

    23/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Hongkong Six bayan Temple 2800m2 Guangzhou Province No. 1Construction

    Qatar Qafco Prill tower 3600m Apollo

    Singapore Main UpgradingProject

    5500m2 Hong Lai Huat Construction

    Turkey Frtolay Turkey 1000m2 Detay Construction Co

    Turkey PETKIM 2500m Ken Engineering

    UK Highway M11 Bridge 1400m2 Balvac

    UK West Burton 1600m2 Bierrum

    UK Leaden Hall Market 400m2 Rusview

    2.3 PENGGUNAANFRPYANG ADA DI PASARAN

    Adapun penggunaan FRP yang di Indonesia merupakan bahan perkuatan

    yang telah digunakan luas diberbagai negara seperti Inggris, Afrika Selatan,

    Jepang, Swiss dan Perancis untuk digunakan sebagai perkuatan pada gedung dan

    jembatan.

    Pembagian tipe kekuatan FRPberdasarkan angka modulus elastisitasnya,

    angka modulus elastisitasnya terdiri dari tiga tipe yaitu:

    1. High strengh

    2. High modulus

    3. Ultra high modulus

    Spesipikasi dari masing-masing tipe FRP ini dapat dilihat pada Tabel yang

    terdapat dibawah ini:

  • 8/12/2019 09E00663

    24/125

  • 8/12/2019 09E00663

    25/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Table.2.4: Properti dari material FRPberbentuk plate

    Trade name Strength(N/mm2)

    Modulus(kN/mm2)

    Thickness(mm)

    Width(mm)

    DML Composites 21001400

    140360

    Up to 30Up to 30

    Up to 1400Up to 1400

    Enforce 2200-25002200-2500

    165210

    1.2, 1.4, 2.11.2, 1.4, 2.1

    10,50,80,90,100,12050,80,90,100,120,150

    MBrace LMMBrace HM

    >2200>2200

    150200

    1.2, 1.41.4

    50,80,100,12050,80,100,120,150,200

    Selfix Carbofibe SSelfix Carbofibe MSelfix Carbofibe H

    280032001600

    150200280

    1.2, 1.41.2, 1.41.2, 1.4

    50,80,12050,80,12050,80,120

    Sika Carbodur SSika Carbodur MSika Carbodur H

    305029001450

    165210300

    1.2, 1.41.41.4

    50,60,80,90,100,120,150

    60,90,10050

    Note: properti ini diambil dari pabrik dan telah dikoreksi pada saat publikasi(summer

    2000). Untuk mendesign properti actual harus diperoleh dari pabrikan.Karena

    Metode test yang bervariasi, informasi yang diperoleh harus detail(contoh:freku-

    Ensi test, standar deviasi).

    Tabel.2.5: Properti dari material FRP berbentuk lembaran

    Trade name Fibre Strength

    (kN/mm2

    )

    Modulus

    (kN/mm2

    )

    Areal

    Weight(g/m2)

    Effective

    thickness*

    (mm2)

    Widhth

    (mm)

    DML Com-Posites

    CarbonGlassAramid

    490034002800

    23070115

    150,300,900

    200,250 to1200

    200,300

    300,500,1500

    350,500340

    Enforce CarbonCarbonGlassAramid

    3900265017002900

    24064065120

    200400350

    290,420

    0,1170,2350,135

    0.2,0,29

    300300680300

    Kevlar#StructuralReinforcement

    System

    Aramid 2100 120 280,420 0.193,0.286

    100,300,500

    Mbrace TowSheet

    CarbonCarbonGlass

    355030001550

    23538074

    300300915

    0.11,0.1650.1650.118

    500500500

    Replark

    CarbonCarbonCarbon

    340029001900

    230390640

    200300300

    0.11-0.1670.1650.143

    250,330,500

    250,330,500

    250,330,500

    SelfixCarbofibeESelfix

    GlassCarbonAramid

    1099+

    1417+1086+

    42+120+61+

    432300240

    0.1670.1670.167

    150,300150,300150,300

  • 8/12/2019 09E00663

    26/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    CarbofibeCSelfixCabofibeAR

    SikaWrap Hex230C

    SikaWrap Hex100G

    CarbonGlass

    35002250

    23070

    230840

    6101270

    Torayca UT70-20Torayca UT70-30

    CarbonCarbon

    40904220

    230235

    200300

    0.1110.167

    100,250,500,1000

    100,250,500,1000

    Notes:

    #kecuali untuk hal ini, property untuk fibre kering.Nilai-nilai yang dimuat hanya

    yang diindikasi.Perhatikan juga Note pada tabel 2.5

    *Ketebalan efektif adalah area total Cross-sectionaldarifiberyang dibagi lebar

    lembaran

    +Hasil normalisasi 55% volume menggunakan resin Selfix Carbofibelaminating

    Tabel.2.6: Properti dari perekat epoxy (epoxy adhesives)

    PropertySupplier and Trade Name

    Exchem MBT SBD Sika

    Resifix 31 MBrace

    Laminate

    adhesive

    Epoxy Plus Sikadur

    Tensile strength (N/mm ) 24 30 19 30

    Flexual strength (N/mm2 ) 55 100 35

    Shear strength (N/mm ) 22 18

    Flexural modulus(kN/mm2) 6.5 3.5 9.8 12.8

    Shear modulus (kN/mm ) 3.8

    Glass transition temperatureTg(

    0C)60 56 60,80 62

    Note: Lihat note pada tabel 2.6

  • 8/12/2019 09E00663

    27/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Tabel. 2.7: Properti dari resin pelapis (laminating resins)

    Property

    Suplier

    MBT SBD DML Sika Sumitomo

    Composites

    Tensile strength (N/mm ) 50 17 81 30 29

    Flexural strength (N/mm2) 120 28

    Flexural Modulus(kN/mm2) 3 5

    Glass transition temperature

    Tg (0C)

    55 60,80 59 53 55

    2.4 ALASAN PENGGUNAAN CFRP

    Carbon fiber lebih baik digunakan dibanding aramid fiber dan glass fiber.

    Dilihat dari kekuatan dan elastisitasnya yang jauh lebih bagus dari kedua bahan

    lain. Ini dapat dilihat dari tabel, yaitu :

    Tabel 2.8: Perbandingan performance FRP

    Performance Carbon Aramid GlassAlkaline Resistant Good Good Bad

    UV Resistant Yes No yes

    Electrical Conductivity Yes No No

    Compressive vs tensile Strength Close to Lower Close to

    Elastic Modulus vs Steel Similar Lower Lower

    Melting Point 650 0 C 200 0 C 1000 0 C

    Creep Rupture Best Moderate Bad

    Banyak alasan mengapa diperlukan kekuatan tambahan untuk struktur

    beton bertulang, yaitu:

    Kapasitas beban hidup bertambah, seperti pada jembatan yang selalu

    menerima beban pada kendaraan atau gedung yang dulunya dijadikan

    tempat tinggal kemudian diganti untuk kepentingan umum.

    Melakukan penambahan kebutuhan bangunan diluar dari desain yang

    dibuat atau kesalahan dalam merancang.

  • 8/12/2019 09E00663

    28/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Memperbaiki kekuatan terhadap gempa, yang mana memberikan lapisan

    tambahan terhadap beton akibat tegangan, atau penambahan secara terus

    menerus diantara lapisan.

    Menganti perkuatan atau menambah zat paska perkuatan, seperti dampak

    dari kerusakan atau menutup (menghilangkan) korosi.

    Dari semua kasus tersebut penambahan perkuatan pada bangunan

    dilakukan pada bagian bangunan yang menerima beban hidup karena hal itu

    sangat membantu dalam kelangsungan bangunan.

    2.5 FUNGSI CFRP

    Pada penggunaannya, CFRPfungsinya adalah :

    Meningkatkan kekuatan kompresi dari kolom sirkular.

    Meningkatkan kekuatan geser total kolom beton.

    Meningkatkan kekuatan flextural dari kolom beton.

    Menutup kondisi kolom yang sudah mengalami retak, retak sebelum

    diberikan bahan ini.

    Gambar 2.4 : Kolom yang rusak, retak.

  • 8/12/2019 09E00663

    29/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    2.6 PEKERJAAN SEBELUM DILAKUKAN PEMASANGAN

    Dalam mendapatkan hasil yang maksimal untuk perkuatan struktur pada

    suatu konstruksi ada hal yang harus dilakukan, yaitu:

    2.6.1 INVESTIGASI

    Tujuan dari investigasi adalah :

    Mendapatkan gambaran yang lengkap dari lokasi dan besarnya kerusakan

    yang terjadi serta kemungkinan penyebabnya.

    Memperoleh data-data struktur yang baik pada dimensi struktur; data

    material maupun data beban (mutu beton, mutu dan jumlah tulangan serta

    beban yang bekerja).

    Mengetahui kondisi lingkungan pada sekitar struktur yang ada.

    Data-data di atas dijadikan sebagai evaluasi, karena tanpa data-data yang

    benar dan akurat, maka rekomendasi perbaikan atau perkuatan hasil evaluasi akan

    tidak tepat serta tidak tercapai sasaran, maka itu diperlukan data-data yang benar-

    benar dari hasil investigasi hal ini dilakukan untuk mempermudah dan menunjang

    tahapan evaluasi yang akan dilakukan selanjutnya.

    Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan ;

    Pengamatan secara visual (melakukan mapping disekitar kerusakan,

    dimensi dari struktur beton dll).

    Memeriksa dokumen-dokumen yang ada, baik dokumen perencanaan,

    pelaksanaan, operasional maupun perawatan.

    Melakukan testing-testing non destruktif yang diperlukan untuk

    melengkapi data-data investigasi.

  • 8/12/2019 09E00663

    30/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Pada saat melakukan pengamatan secara visual, beberapa jenis kerusakan

    didapat adalah sebagai berikut :

    Keretakan non struktur dan struktur.

    Keropos (honeycomb).

    Karat.

    Lepasnya bagian beton (spalling).

    Penurunan.

    Penyebab kerusakan-kerusakan pada struktur bangunan, bisa diakibatkan oleh :

    Kesalahan dalam perencanaan.

    Kesalahan dalam pemilihan material.

    Kesalahan pelaksanaan.

    Pengaruh lingkungan sekitar (tempratur, kimia, beban dll).

    Investigasi merupakan awal dari tahapan perbaikan atau perkuatan yang

    akan dilakukan dan merupakan tahapan yang sangat penting dalam menunjang

    dan mempermudah untuk melakukan evaluasi yang tepat, maka harus diusahakan

    untuk mendapatkan data-data yang maksimal.

    2.6.2 EVALUASI

    Setelah mendapatkan data-data dari hasil investigasi, maka dilakukan

    evaluasi untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang akan diambil.

    Penurunan kapasitas struktur (menurunkan beban operasional).

    Melakukan perbaikan.

    Melakukan perkuatan.

    Melakukan pembongkaran.

  • 8/12/2019 09E00663

    31/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Didalam menentukan salah satu tindakan di atas, maka harus dipertimbangkan

    beberapa aspek yaitu :

    Masa layan struktur.

    Kebutuhan struktur.

    Keselamatan umum.

    Batasan-batasan yang ada apabila dilakukan perbaikan atau perkuatan,

    misalnya waktu, biaya, keindahan dan kemudahan pelaksana.

    Apabila ditentukan tindakan perbaikan atau perkuatan, maka evaluasi yang

    dilakukan selanjutnya adalah menentukan metode dan material perbaikan atau

    perkuatan.

    2.6.3 METODE PERBAIKAN

    Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar penentuan metode perbaikan

    yang akan digunakan adalah :

    Jenis kerusakan.

    Besar dan luasnya kerusakan yang terjadi.

    Peralatan yang tersedia.

    Kemampuan tenaga pelaksana.

    Keterbatasan ruang kerja.

    Kemudahan pelaksana.

    Waktu pelaksanaan.

    Biaya perbaikan.

  • 8/12/2019 09E00663

    32/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Metode perbaikan yang umumnya dilakukan adalah :

    a. Patching

    Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan konvensional, dimana

    kedalaman kerusakan tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton).

    Pada metode perbaikan ini, yang perlu diperhatikan adalah penekanan

    pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil

    yang padat.

    Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan dan

    tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat

    dipasang tiap lapis).

    b. Grouting

    Metode perbaikan ini umumnya dilakukan apabila kerusakan melebihi

    selimut beton.

    Metode grouting ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau

    mengunakan pompa.

    Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting

    yang terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi

    yang mengakibatkan terjadinya keropos.

    Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut.

    c. Shotcrete(Beton Tembak)

    Metode perbaikan ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang

    sangat luas, dimana metode patching ataupun grouting sudah tidak

    efektif lagi. Dan pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti

    halnya pengecoran pada umumnya.

  • 8/12/2019 09E00663

    33/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Metode shotcrete ada dua system yaitu dry-mixdan wet-mix.

    Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa

    campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang.

    Sehingga mutu dari beton yang ditembakan sangat tergantung pada

    keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air.

    Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcrete, karena

    tidak pernah terjadi blocking.

    Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa

    campuran basah, sehingga mutu beton ditembakan lebih seragam. Tapi

    sistim ini memerlukan perawatan mesin tinggi, apalagi bila sampai

    terjadi blocking.

    Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk

    mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat

    pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul

    dan jatuh (rebound).

    d. Injection

    Metode ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang berupa

    keretakan. Dalam proses perbaikan dengan metode ini dapat digunakan

    alat manual ataupun mesin bertekanan.

    Material yang digunakan harus mempunyai viskositas yang rendah,

    sehingga mampu mengisi keretakan.

    e. Coating

    Metode ini berupa pemberian lapisan pada permukaan beton, dengan

    tujuan melindungi beton dari serangan bahan kimia ataupun air laut;

  • 8/12/2019 09E00663

    34/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    biasanya digunakan pada waktu struktur didaerah laut atau struktur

    yang berada dilingkungan aggressif.

    2.7 STRUKTUR BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN CFRP

    CFRPpada umumnya digunakan pada perkuatan :

    Lentur pada balok dan plat, bagian tumpuan maupun lapangan.

    Geser pada balok dan kolom

    Axial pada kolom

    Lentur pada dinding (dinding penahan, silo dll)

    2.8 BENTUK DAN TIPEFRP

    Bentuk FRPyang sering digunakan pada perkuatan struktur adalah :

    Plat / composite

    Fabric/ Wrap

    Bentuk plat lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok

    maupun plat serta pada dinding; sedangkan bentuk wrap lebih efektif dan efesien

    untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas beban axial

    dan geser pada kolom.

    2.9 APLIKASIFRPTERHADAP BANGUNAN

    Penggunaan FRP kini telah banyak digunakan oleh bangunan-bangunan

    seperti jembatan, gedung-gedung (mall, pencakar langit, apartemen dst), stadion,

    rumah tinggal dan lain-lain. Di Inggris terdapat 150 lebih struktur bangunan

    mengunakan bahan ini sebagai bahan yang memperkuat struktur bangunan, data

  • 8/12/2019 09E00663

    35/125

  • 8/12/2019 09E00663

    36/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    ada di negara Eropa mulai mengunakan bahan ini sebagai kekuatan tambahan dari

    luar terhadap bangunannya seperti di Universitas Southampton, Inggris.

    b. Kolom jembatan

    Dalam bagian ini pekerjaan dilakukan secara berkelompok saat material

    ini digunakan. Material pada umumnya dikerjakan dengan mengunakan tangan.

    Untuk mesin digunakan pada material yang lebih luas dan yang banyak jumlah

    strukturnya seperti kolom jembatan. Sebelum dilakukan pemasangan pada kolom

    ada baiknya terlebih dahulu dipasang kait penjepit pada sekitar yang mau

    diletakan FRP dan disekitar lingkaran kolom pada bagian atas kolom. Mesin pada

    pengunaannya dapat menjangkau sekitar kolom, seperti ukuran yang terlalu tebal

    pada waktu pemasanganfiber.

    2.10 PEKERJAAN DAN PEMASANGANFRPPADA KOLOM

    Sebelum dilakukan pemasangan material komposit (FRP) ini perlu adanya

    dilakukan koreksi. Selain karena perlu adanya koreksi, juga perlu dilakukan

    peninjauan terhadap kebutuhan pada waktu pemasangan seperti perlengkapan

    yang akan dipakai pada pemasangan agar keselamatan dan kenyamanan pada

    waktu pemasangan dapat terjamin.

    2.10.1 PEKERJAAN PADAFRP

    Semua peralatan yang digunakan dalam pengabungan dan pengerjaan

    pada pemasangan FRPserta material harus dijaga kebersihan dan perawatannya

  • 8/12/2019 09E00663

    37/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    sehingga mendapatkan hasil yang baik. Pengerjaan semuanya dilakukan dengan

    bantuan alat.

    Pengerjaan dan pengaplikasian untuk mengabungkan bahan dalam

    membentuk selubung FRP ini harus sesuai dengan instruksi pabrik hal tersebut

    dapat dilihat dari panduan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Jumlah

    material pencampuran dilakukan hanya sekali saja tidak boleh melebihi jumlah

    yang ditentukan, seperti volume yang terlalu banyak hal ini dapat mempengaruhi

    tingginya temparatur pada waktu dilakukan pencampuran sehingga dapat merusak

    struktur pencampuran. Resin atau perekat terlebih dahulu diaduk agar struktur

    perekat tersebut merata kemudian resin dioleskan kepada permukaan kolom.

    Resin atau perekat tersebut berfungsi untuk menyatukan wrap CFRP dengan

    kolom beton. Bahan ini memiliki daya rekat yang kuat terhadap geser dan mampu

    memberikan rekatan terhadap CFRPakibat beban anaksial yang besar.Resinyang

    digunakan adalah epoxy dengan ketebalan olesan berkisar antara 1,5-2,0mm

    dengan mengunakan roller dan ukuran ini cukup ideal untuk dibuat. Jenis perekat

    ini tidak bersifat permanen atau mudah untuk dilepaskan dengan mengunakan

    scrab dan bahan pelarut.

    Gambar 2.5 : Mengolesi Resin atau perekat (epoxy) pada permukaan

    kolom mengunakan Roller atau kuas silinder

  • 8/12/2019 09E00663

    38/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    2.10.2 PEMASANGANFRPPADA KOLOM

    Sebelum dipasangkan ke kolom wrap CFRP ini terlebih dahulu dipotong

    dengan mengunakan alat pemotong. Alat pemotong material ini cukup sederhana,

    hanya dengan mengunakan gunting pemotong fiberatau dalam skala yang besar

    dengan mengunakan mesin pemotongfiber.

    Setelah dilakukan pemotongan padafiberuntuk mendapatkan ukuran yang

    tepat pada kolom, material tersebut kemudian dipasangkan ke kolom dengan

    konvensional atau dengan mesin untuk daerah kolom yang lebih besar dan luas.

    Gambar 2.6 : Pemasangan CFRP pada daerah paling berbahaya yang

    sudah diolesi resin atau perekat (epoxy)

    Agar bahan tersebut terekat dengan erat antara FRP tersebut dengan

    permukaan beton maka dipakai epoxy. Epoxy merupakan bahan perekat yang

    sangat kuat. Untuk jenis perekat ini ada dua macam dalam pemasangannya, yaitu:

    Dry system (FRP tidak perlu dijenuhkan dulu dengan epoxy)

    Wet system (FRPharus dijenuhkan dulu denganEpoxymesin saturator)

    Untuk menentukan sistim mana yang akan digunakan, tergantung dari banyaknya

    fiber per m 2 . Pada umumnya FRP dengan banyaknya fiber kurang dari 300

    gr/m 2 menggunakan dry sistem dan sebaliknya menggunakan wet sistem.

  • 8/12/2019 09E00663

    39/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Gambar 2.7 : Mesin alat pemasang CFRPkolom bulat

    2.11 PERUMUSAN CFRPPADA KOLOM

    Perumusan Tegangan Regangan CFRPpada kolom

    Bagian struktur beton akan mengalami reduksi saat memikul beban aksial

    yang besar, karena regangan pada beton mencapai batas ultimate 0,003. Untuk

    menghindari terjadinya deformasi lateral yang dapat mengakibatkan reduksi pada

    beton maka digunakan CFRP sebagai bahan yang dapat menahan gaya regangan

    tersebut. Selain mampu menambah kekuatan menahan gaya regangan pada kolom

    beton, bahan ini juga mampu melakukan ikatan terhadap kolom beton tersebut,

    sehingga akan membuat kolom beton dan CFRP akan menjadi linier dan

    bertambah kaku.

    Pada area beton yang terlindungi oleh CFRP dapat bertambah kekuatan

    tekannya terhadap beban yang akan dipikul. Rumus yang digunakan dalam

    perhitungan kekuatan CFRPadalah :

    ( )[ ]11'' += ceccc kkfF ...(2.1)

    Dimana ek adalah rasio area effektif yang terlindung (persamaan 2.2), sedang ck

    adalah faktor penambahan kekuatan beton (persamaan2.3)

    ( )[ ] ( ) ( )( )22

    2222

    4

    2312314

    rrbh

    rhrbrrbhke

    = ..(2.2)

  • 8/12/2019 09E00663

    40/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    21=ck ...(2.3)

    Dimana b dan h dimensi sisi luar potongan melintang kolom; r adalah radius pada

    keliling sudut; 1 adalah faktor penambah kekuatan beton terhadap tegangan

    triaxial pada batas-batas tegangan (lihat persamaan 2.4); dan 2 adalah faktor

    reduksi terhadap penjumlahan untuk beberapa deviasi (persamaan 2.5);

    += 1

    '6,1

    '94,718,125,11

    c

    l

    c

    l

    f

    F

    f

    F .(2.4)

    1'

    8,06,04,12

    2 +

    =c

    l

    l

    l

    l

    l

    f

    F

    F

    f

    F

    f .(2.5)

    DimanalF dan lf adalah maksimum dan minimum yang mengikat tegangan

    lateral.

    Penahan tegangan lateral pada jaket FRP jlf, dapat dihitung pada sumbu x

    dan y pada potongan melintang (perhatikan gambar )

    h y

    x

    Unconfined concrete

    b

    Gambar 2.9 : Panjang dan lebar confinement tertekan sedangkan sudut

    confinement tertarik.

    j

    j

    jxl fh

    tf 2, = ..(2.6)

    r

    Confined concrete

  • 8/12/2019 09E00663

    41/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    j

    j

    jyl fb

    tf 2, = ..(2.7)

    Dimanajt adalah ketebalan pada jaket FRP dan jf adalah tegangan pada sisi

    dalam jaket FRP, yang dapat didefenisikan sebagai berikut :

    tjj Ef = ...(2.8)

    Dimanat adalah regangan pada potongan melintang pada FRP. Untuk mencari

    nilai dari lFsama halnya dengan mencari nilai dari lf yang merupakan tegangan

    lateralnya.

  • 8/12/2019 09E00663

    42/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    BAB III

    ANALISIS CONFINEMENTdan CFRPKOLOM

    3.1. UMUM

    Sebagai bahan konstruksi, beton bertulang termasuk bahan yang paling

    banyak digunakan dalam pembangunan struktur dewasa ini. Dari segi material,

    pembuatan dan perakitan tulangan, pengecoran dan biaya, beton relative mudah

    dan murah. Kekuatan dari struktur kolom beton bergantung pada mutu beton (mix

    design), proses perakitan tulangan, pengecoran, pemadatan dan perawatan setelah

    pengecoran (curing). Pada tahap perencanaan, structural engineer mengunakan

    mutu beton yang diperoleh berdasarkan hasil dari uji kuat tekan beton dengan

    menggunakan moulding (silinder beton) yang diisi adukan beton. Sehingga mutu

    yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan beton merupakan mutu beton tanpa

    tulangan (plain concrete). Sedangkan praktek di lapangan, struktur beton

    mengunakan tulangan, baik tulangan longitudinal yang berfungsi menahan lentur

    maupun tulangan tranversal (stirrup) yang menahan geser.

    Dalam kondisi ultimate banyak faktor yang dapat menyebabkan mutu

    beton tidak mencukupi dan hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan keruntuhan

    pada struktur beton, sehingga pembongkaran/perbaikan struktur beton perlu

    dilakukan. Pembongkaran dan pembuatan struktur baru, memerlukan waktu yang

    cukup lama, sedangkan perbaikan struktur beton dapat mengunakan berbagai

    alternative perbaikan seperti externally bonded steel plates (pengikat luar baja),

    steel jacket, concrete jackets dan dengan pemakaian material Carbon Fiber

  • 8/12/2019 09E00663

    43/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Reinforced Polymer (CFRP) sebagai bahan perbaikan dan perkuatan struktur

    beton.

    3.2 KEKUATAN TEKAN BETON

    Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan

    semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis campuran. Perbandingan air

    terhadap semen merupakan faktor utama dalam menentukan kekuatan beton.

    Semakin rendah perbandingan air semen, semakin tinggi kekuatan tekan beton

    demikian sebaliknya. Kelebihan air pada campuran beton akan menurunkan

    kualitas kerja (workability) atau menurunkan kuat tekan beton. Suatu ukuran dari

    pengerjaan beton ini diperoleh dengan percobaan nilai slump, dimana lebih kecil

    nilai slump lebih kental campuran beton dan lebih sukar dalam pengerjaan.

    Kekuatan tekan beton di wakili oleh tegangan tekan maksimum fcdengan

    satuan N/m atau Mpa dan juga memakai satuan Kg/cm2 untuk struktur beton

    bertulang pada umumnya menggunakan beton normal dengan kuat tekan pada

    umur 28 hari berkisar antara 17-35 Mpa, sedangkan untuk beton prategang

    digunakan kuat tekan beton lebih tinggi, berkisar antara 30-45 Mpa.

    Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,

    menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan

    kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder beton (d=150mm,

    t=300 mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umumnya dipakai adalah

    standar ASTM C 39-86. kuat tekan masing-masing benda uji di tentukan oleh kuat

    tegangan tekan tertinggi yang dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan.

  • 8/12/2019 09E00663

    44/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Pada SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.3.2 menetapkan bahwa regangan kerja

    maksimum yang di perhitungkan di serat tepi beton tekan terluar adalah 0.003

    sampai hancur. Untuk beton kepadatan normal dengan berat isi 2300 Kg/m3

    dapat digunakan nilai :

    Ec = 4700fc.....(3.1)

    3.3 KEKUATAN TARIK BETON

    Nilai kuat tekan dan tarik beton tidak berbanding lurus, setiap usaha

    perbaikan mutu kekuatan tekannya hanya desertai peningkatan kecil kuat nilai

    kuat tariknya. Suatu perkiraan kasar dapat dipakai, bahwa nilai kuat tarik beton

    normal hanya berkisar 9-15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton yang tepat sulit

    untuk diukur. Suatu nilai pendekatan yang umum dilakukan dengan menggunakan

    modulus of rupture:

    2)(

    bd

    PIMOR = (3.2)

    Ialah tegangan tarik lentur beton yang timbul pada pengujian hancur balok

    beton polos atau tanpa tulangan, sebagai pengukur kuat tarik sesuai teori

    elastisitas. Kuat tarik beton juga di tentukan melalui pengujian split cylinderyang

    umumnya memberikan hasil lebih baik dan lebih mencerminkan kuat tarik yang

    sebenarnya. Nilai pendekatan yang di peroleh dari hasil pengujian berulangkali

    mencapai kekuatan 0.50-0.60 kali fc sehingga untuk beton normal digunakan

    nilai 0.57fc. sedangkan dalam SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.5 ditetapkan

    bahwa besarnya modulus tarik untuk beton normal adalah 0,7fc.

  • 8/12/2019 09E00663

    45/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    3.4 KOLOM BETON BERTULANG BERDASARKAN BENTUKKolom bertulang dibagi dalam dua kategori ;

    1. Kolom beton bertulang pendek.

    Dikatakan kolom beton bertulang pendek atau kolom pendek jika pada

    saat pembebanan aksial diberikan pada kolom tersebut terjadi keruntuhan

    material. Beban yang dapat dipikul ditentukan oleh dimensi penampang dan

    kekuatan material penyusunnya.

    Kolom yang mengalami keruntuhan dikarenakan regangan beton mencapai

    0,003 atau tegangan baja yang mencapaify. Hal tersebut disebabkan kolom yang

    melentur akibat momen cenderung menimbulkan tekanan pada satu sisi kolom

    dan tarikan pada sisi yang lainnya. Gaya yang ditimbulkan oleh momen dan beban

    aksial relatif besar. Berikut gambar memperlihatkan kolom yang memikul beban

    Pn.

    a) Beban aksial besar dan momen diabaikan.

    Hal ini diawali dengan keruntuhan pada hancurnya beton hingga semua

    tulangan dalam kolom mencapai tegangan leleh dalam tekan.

    Pn

    b) Beban aksial besar dan momen kecil. Sehingga seluruh penampang

    tertekan.

  • 8/12/2019 09E00663

    46/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Jika suatu kolom menerima momen lentur kecil (yaitu, jika eksentrisitas

    kecil), seluruh kolom akan tertekan tetapi tekanan disatu sisi akan lebih

    besar dari sisi lainnya. Tegangan tekan maksimum dalam kolom sebesar

    0,85fc dan keruntuhan akan terjadi oleh runtuhnya beton dan semua

    tulangan tertekan.

    Pn

    e

    c) Eksentrisitas lebih besar dari (b) dan momen kecil. Sehingga tarik mulai

    dari satu kolom.

    Jika eksentrisitas ditingkatkan dari kasus sebelumnya, gaya tarik akan

    mulai terjadi pada satu sisi kolom dan baja tulangan pada sisi tersebut akan

    menerima gaya tarik yang lebih kecil dari tegangan leleh. Pada sisi lain

    tulangan mendapat gaya tekan. Keruntuhan akan terjadi karena hancurnya

    beton pada sisi yang tertekan.

    Pn

    e

  • 8/12/2019 09E00663

    47/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    d) Kondisi beban berimbang, eksentrisitas ditambah.

    Saat penambahan eksentrisitas, maka akan tercapai suatu kondisi dimana

    tulangan pada sisi tarik mencapai leleh dan pada saat bersamaan beton

    pada sisi lainnya mencapai tekan maksimum 0,85fc

    Pn

    e

    e) Momen besar, beban aksial relatif kecil

    Jika eksentrisitas terus ditambah, keruntuhan terjadi akibat tulangan

    meleleh sebelum hancurnya beton.

    Pn

    e

    f ) Momen lentur besar

    Saat momen lentur besar, keruntuhan pada kolom sama dengan keruntuhan

    pada sebuah balok.

    Mn

  • 8/12/2019 09E00663

    48/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    P

    M

    M

    P

    =PM

    1

    2

    2. Kolom beton bertulang panjang atau langsing

    Pada kolom beton bertulang pendek dibuat sebagai proses evaluasi

    kelangsingan kolom untuk mendapatkan batas nilai rasio kelangsingan

    tertentu. Jika sebuah kolom semakin langsing maka kolom tersebut akan

    semakin mudah mengalami fenomena tekuk. Suatu kolom digolongan

    langsing apabila dimensi atau ukuran penampang lintangnya kecil

    dibandingkan dengan tinggi bebasnya (tinggi yang ditopangnya).

    Gambar 3.1 : Momen Sekunder atau Momen .P

    Kolom langsing yang menahan kombinasi beban aksial dengan lentur

    akan mendapatkan momen lentur tambahan (momen sekunder) akibat efek P.

    dan mengalami deformasi kearah lateral pada penampang yang ditinjau. Apabila

    ditinjau suatu kolom langsing yang menahan gaya aksial Pudengan eksentrisitas

    e, tampak dengan adanya efek tekuk mengakibatkan momen lentur tambahan

  • 8/12/2019 09E00663

    49/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Pu.e. Tingkat kelangsingan suatu struktur kolom dapat dibuat sebagai rasio

    kelangsingan.

    rKlu ...(3.3)

    Dimana : K= Faktor panjang efektif komponen struktur tekan.

    ul = Panjang komponen struktur tekan yang tidak ditopang.

    r = Jari-jari putaran (radius of gyration) potongan lintang

    komponen struktur tekan ditetapkan 0,30h dimana h ukuran

    dimensi kolom persegi pada bekerjanya momen atau 0,25 D

    dimana D adalah diameter kolom bulat.

    Untuk menentukan apakah kelangsingan tersebut perlu diperhitungkan

    atau diabaikan. Maka terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan untuk

    komponen tekan dengan pengacu lateral.

    r

    Klu >34-12(M1b/M2b).....(3.4)

    Dimana M1b dan M2b = Momen ujung-ujung faktor pada kolom yang posisinya

    berlawanan. Momenmomen tersebut terjadi akibat beban yang tidak

    menimbulkan goyangan ke samping yang besar, dihitung dengan analisis struktur

    elastis. Momen M2b bernilai negatif apabila komponen kolom terlentur dalam

    lengkungan ganda dan positif apabila terlentur dalam lengkungan tunggal.

    Untuk komponen struktur tekan tanpa pengaku lateral, atau tidak disokong

    untuk tertahan ke arah samping, efek kelangsingan dapat diabaikan apabila

    memenuhi :

    r

    Ku < 22...(3.5)

  • 8/12/2019 09E00663

    50/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Faktor panjang efektif tahanan ujung K bervariasi antara nilai 0,50-2,0

    tergantung kondisinya, untuk keadaan tipikal adalah sebagai nilai-nilai berikut ini:

    lk=1/2.lV2

    2) Sendi-sendi 3) Jepit-Sendi 4) Jepit-jepit

    1) Jepit sebelah

    l

    lk=2l

    Pu

    lk=l

    Pu Pu

    lk=1/2.l

    Pu

    Gambar 3.2 : Panjang batang tekuk

    a. Kedua ujung sendi, tidak bergerak lateral k = 1,0

    b. Kedua ujung jepit k = 0,50

    c. Satu ujung jepit, ujung lain bebas k = 2,0

    d. Kedua ujug jepit, ada gerak lateral k =1,0

    Untuk kolom yang merupakan komponen rangka yang dikenal sebagai

    portal balok kolom, tahanan ujungnya terletak diantara kondisi sendi jepit

    dengan nilai k di antara 0,75 0,90. untuk kolom kaku tertahan plat lantai, nilai

    berkisar di antara 0,95 1,0.

  • 8/12/2019 09E00663

    51/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Perencanaan komponen struktur tekan beton bertulang dilakukan dengan

    menggunakan beban aksial Pu yang didapat dari analisis rangka elastik dan

    momen rencana yang sudah dibesarkanMc, yang didefenisikan sebagai berikut:

    Mc= dbM2b + dsM2s (Pers SK SNI T-15-1991-03)(3.3.6)(3.6)

    dimana, indeks 2menunjuk kepada yang terbesar dari kedua momen ujung

    komponen tekan, indeks bmenyatakan dengan pengakuatau besar

    momen momen yang dihasilkan dari goyangan lateral yang tidak

    besar, dan indeks smenyatakan momen yang berhubungan dengan

    goyangan.

    Mc = momen rencana yang diperbesar, digunakan hanya untuk

    merencanakan komponen struktur tekan beton bertulang.

    d = faktor pembesar momen, diuraikan menjadi db yaitu faktor

    pembesar untuk portal dengan pengaku yang

    mencerminkan pengaruh dari kelengkungan diantara kedua

    ujung komponen tekan dengan momen adalah akibat beban

    vertikal atau beban gravitasi, dan ds adalah faktor pembesar

    momen untuk portal tanpa pengaku yang mencerminkan

    pergeseran akibat momen ujung dari beban yang

    menyebabkan goyangan lateral badan seperti beban angin,

    gempa dan gaya gravitasi.

    M2b= momen faktor terbesar pada ujung komponen tekan akibat

    dari beban yang tidak menyebabkan goyangan besar,

    momen akibat dari gaya vertikal atau gravitasi, dihitung

    dengan analisis portal elastik.

  • 8/12/2019 09E00663

    52/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    M2s = momen terfaktor terbesar yang terjadi di manapun di

    sepanjang komponen struktur tekan akibat dari beban yang

    menyebabkan goyangan lateral besar, dihitung dengan

    analisis portal elastik.

    Untuk rangka struktur yang mengunakan pengaku terhadap goyangan ke

    arah lateral, misalnya mengunakan dinding geser, momen yang diperhitungkan

    hanyalah M2b dan faktor pembesar ds1.0. Pada umumnya, apabila defleksi

    lateral bangunan tidak melampauinl /1500, struktur dianggap berpengaku.

    Faktor db dan ds adalah pembesar momen yang secara empiris dapat

    ditentukan sebagai berikut :

    db= 0.1

    1

    c

    u

    m

    P

    P

    C

    ........(3.7a)

    ds= 0.1

    1

    1

    c

    u

    P

    P

    ........(3.7b)

    dimana Pcadalah beban tekuk Euler,

    Pc=( )2

    2

    uK

    EI

    .......(3.8)

    dan Pubeban rencana aksial terfaktor, Pu dan Pc adalah jumlah untuk semua

    kolom dalam satu tingkat,Cmadalah faktor koreksi seperti ditentukan berikut ini.

    Untuk komponen struktur ditopang tertahan ke arah samping (berpengaku)

    dan tanpa beban tranversal pada dukungan,

    Cm= 0.60 + 0.40 40.02

    1

    b

    b

    M

    M....(3.9)

  • 8/12/2019 09E00663

    53/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    dimanaM1bM2b, sedangakan untuk kelengkungan tunggal 02

    1 >b

    b

    M

    M

    apabila hasil dari analisis struktur menunjukan bahwa di kedua ujung tidak

    terdapat momen, rasioM1b/M2bdiambil sama dengan satu. Sedangkan eksentrisitas

    ujung yang di dapat kurang dari (15 + 0.03h)mm, momen ujung yang didapat dari

    perhitungan boleh digunakan untuk menentukan rasio M1b/M2b. Apabila

    perhitungan menunjukan bahwa pada kedua ujung komponen struktur kolom, baik

    berpengaku maupun tidak, tidak terdapat momen atau eksentrisitas ujung kurang

    dari (15 + 0.003h)mm, maka M2b harus didasarkan pada eksentrisitas minimum

    (15 + 0.003h)mm terhadap setiap sumbu utama secara terpisah (lihat SK SNI T-

    15-1991-03 pasal 3.3.11 ayat 5.5). untuk komponen struktur lainnya, Cm

    ditentukan sama dengan 1.0.

    Didalam ungkapan Pc, peraturan SK SNI T-1991-03 pasal 3.3.11 ayat 5.2

    memberikan ketentuan untuk perhitunganEI sebagai berikut :

    Apabila memperhitungakan dampak sifat nonelastik beton, retak, dan rangkak

    untuk pembebanan jangka panjang, maka nilai EI diperhitungkan sama dengan

    blok terlentur tanpa beban aksial :

    EI=

    ( )d

    ses

    gcIE

    IE

    +

    +

    1

    5

    .

    ........(3.10a)

    untuk komponen kolom bertulangan sedikit (g3%) dapat dihitung secara

    konservatif.

    EI= ( )dgcIE

    +150.2

    ......(3.10b)

    dimana, Ec= modulus elastisitas beton

  • 8/12/2019 09E00663

    54/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Es= modulus elastisitas baja tulangan

    Ig = momen inersia beton kotor (penulangan diabaikan) terhadap

    sumbu berat penampang

    Ise= momen inersia terhadap sumbu pusat penampang komponen

    struktur

    Bd =bagian dari momen rencana yang dianggap memberikan

    kontribusi tetap terhadap deformasi, biasanya ditentukan

    sebagai nilai banding dari momen beban mati terfaktor

    maksimum terhadap momen beban total terfaktor maksimum,

    nilainya selalu positif.

    3.5 PERSYARATAN PENULANGAN KOLOM

    Jumlah luas penampang tulangan pokok memanjang kolom dibatasi

    dengan rasio penulangang antara 0,01 dan 0,08. penulangan yang lazim

    dilakukan antara 1,5% sampai 3% dari luas penampang kolom. Khusus untuk

    struktur bangunan berlantai banyak, penulangan kolom mencapai 4% dan ini tidak

    boleh mengunakan lebih. Untuk kolom berpengikat sengkang bentuk segi empat

    minimal terdiri dari 4 batang.

    Pada jarak bersih antara batang tulangan pokok memanjang kolom

    berpengikat sengkang tidak boleh kurang dari 1,5d` atau 40 mm. Persyaratan jarak

    tersebut juga harus dipertahankan di tempat-tempat sambungan lewatan batang

    tulangan.

    3.6 PENGARUH SENGKANG TERHADAP KOLOM

  • 8/12/2019 09E00663

    55/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    lf

    yhf yhf

    Semua batang tulangan pokok harus dilingkup dengan sengkang dan kait

    pengikat tebal paling sedikit dengan batang D10. Batasan minimum tersebut

    antara kolom dengan tulangan pokok memanjang batang D32 atau lebih kecil,

    sedangkan untuk diameter tulangan pokok lebih besar lainnya, umumnya

    sengkang tidak kurang dari batang D12. Jarak spasi tulangan sengkang p.k.p.

    tidak lebih dari 16 kali dimeter tulangan pokok memanjang, 48 kali dimeter

    tulangan sengkang, dan dimensi lateral terkecil (lebar) kolom. Tulangan sengkang

    atau kait pengikat harus dipasang dan diatur sedemikian rupa sehingga sudut-

    sudutnya tidak dibengkok dengan sudut yang lebih besar dari 135o.

    Sengkang akan memberikan pengaruh pada kuat tekan kolom dan

    regangan tekan beton pada daerah tekan kolom tersebut. Tegangan lateral efektif

    maksimum (fl), yang diberikan oleh sengkang terjadi pada saat sengkang tersebut

    sudah mengalami leleh.

    ( a ). Beban aksial kolom bujur sangkar (b ). Kekangan tulangan sengkang

    ( c ). Single lateral stress

    Gambar 3.3 : Diagramfreebodyuntuk kolom

    Darifreebodytulangan sengkang maka diperoleh fl sebagai berikut:

  • 8/12/2019 09E00663

    56/125

  • 8/12/2019 09E00663

    57/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    f'c

    f'cc

    CompressiveStress,

    fc'

    Assumed forcover concrete

    UnconfinedConcrete

    Ec Esec

    Compressive Strain,

    Confined

    Concrete First hoop fracture

    CO

    CO2

    SP CC CU

    C

    eK = koefisien effektif penampang kolom yang terkekang (pakai eK =

    0,75)

    Gambar 3.4 : Diagram tegangan-regangan beton tak terkekang dan terkekang

    3.7 PENGARUHFRP TERHADAP SENGKANG

    FRP akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kolom, karena

    sifatnya yang mengalami tarik dan juga mampu menghidari terjadi keruntuhan

    yang terjadi pada beton atau pada daerah yang tidak terlindungi oleh tulangan

    sengkang. Pengunaan FRP akan menambah kekuatan beton serta menambah

    tegangan dan regangan. Untuk gaya tekan FRP, dimana pada sisi penampang

    kolom memberikan tekanan yang kecil dan gaya tekan yang besar terjadi pada

    sudut penampang kolom. Kehancuran beton pada daerah yang tidak terlindungi

    sengkang atau pada tebal beton (d) dapat teratasi. Kekuatan beton pada daerah

  • 8/12/2019 09E00663

    58/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    AxialCompre

    ssiveStress

    Ei

    Axial Strain,

    f fd

    FRP- Confined Concrete

    Plain Concrete

    Ep

    C

    C

    yang terlindungi oleh FRPakan lebih besar dibandingkan dengan daerah kolom

    yang terlindungi oleh sengkang.

    3.8 TEGANGAN DAN REGANGAN BETON DENGAN CFRP

    Peningkatan tegangan aksial diikuti dengan peningkatan regangan pada

    beton. Regangan ultimit pada beton tak terkekang tipikal diambil sebesar 0,003.

    Asumsi yang digunakan adalah bahwa setelah lewat dari nilai regangan 0,003 ini

    beton mengalami retak dan pengekangan yang diberikan oleh CFRPakan bekerja

    maksimal. Pada bagian ini hubungan tegangan dan regangan akan linier dengan

    kemiringan berdasarkan kekakuan CFRP.

    Gambar 3.5 : Tegangan-regangan beton terkekang CFRP

    Pengujian yang dilakukan oleh Munzer Hassan dan Omar Chaallal (2006) dan

    diperoleh perhitungan kuat tekan beton yang terkekang dengan CFRP( persamaan

    2.1 ). Perhitungan dan disain dilakukan dengan perencanaan berdasarkan asumsi

    sebagai berikut:

    1. Penampang bidang rata akan tetap rata setelah mengalami lentur, berdasarkan

    prinsip Bernouli yang mengatakan bahwa regangan yang dialami oleh beton

  • 8/12/2019 09E00663

    59/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    dan baja tulangan pada titik yang beragam pada penampang adalah berbanding

    lurus dengan garis netral.

    2. Momen lentur yang terjadi adalah pada sumbu simetri penampang.

    3. Regangan maksimum pada serat tekan beton tak terkekang terluar adalah

    sebesar 0,003, sedangkan untuk regangan ultimit serat tekan beton yang

    memperhitungkan pengaruh dari tulangan sengkang adalah:

    '

    4,1004,0

    CC

    suys

    cuf

    f += ..(3.16a )

    Untuk beton yang terkekang dengan CFRP, regangan serat tekan maksimum

    dapat dicari dengan mengunakan persamaan:

    '

    5,2004,0

    CC

    ujujss

    ccuf

    f += ...(3.16b )

    D

    tjss

    4= ..(3.17)

    Dimana, fuj = tegangan ultimitjacketdari CFRP(50%fCFRP)

    uj = regangan ultimitjacketdari CFRP(50%CFRP)

    'CCf = tegangan tekan beton yang terlindung oleh tulangan

    sengkang

    ss = rasio tulangan sengkang akibat CFRP

    Nilai dari tegangan ultimit CFRP adalah sebesar 50% dari modulus elastis

    CFRP, yang mana akan menyebabkan nilai dari reganganCCU menjadi

    sangat besar jika dibandingkan dengan beton yang tidak terkekang (C

    ). Hal

    ini dapat mengakibatkan interlock actionantar agregat yang merupakan faktor

    penting dalam mekanisme ketahanan geser beton, sehingga kecukupan

  • 8/12/2019 09E00663

    60/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    kapasitas geser beton tersebut terjadi kelebihan beban mendadak (Priestley,

    1996). Untuk itu nilai dari uj direncanakan sebesar 0,004 dan nilai dari ujf

    menjadi jf yaitu sebesar :

    tjj Ef =

    Dimana,ujt

    at 5,0=

    ambil 004,0=t

    jj Ef 004,0=

    Dimana,jE = modulus elastis CFRP

    a = regangan aksial

    t = regangan tulangan sengkang

    uj = regangan ultimit pada CFRP

    4. Kekuatan tarik hanya dipikul oleh baja tulangan dan CFRP, sedangkan

    kekuatan tarik beton diabaikan.

    5. kekuatan tekan disumbangkan oleh baja tulangan dan beton untuk diagram

    interaksi yang hanya memperhitungkan kekuatan tekan CFRP, maka kekuatan

    tekannya disumbangkan oleh baja tulangan, beton dan CFRP pada daerah

    tekan.

    6. Tegangan beton yang digunakan adalah tegangan beton ekuivalen, yaitu:

    a. Tegangan beton sebesar 'Cf harus diasumsikan terdistribusi secara

    merata pada daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi

    penampang dan suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu netral

  • 8/12/2019 09E00663

    61/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Pn,

    bebanaksial

    -Pn

    e= eb

    titik 5

    0

    kondisi seimbang

    titik 2

    Mn, Momen lentur

    Mn

    titik 4

    daerah tertarik

    0,003

    daerah seimbang

    0,003

    titik 1

    +Pn

    titik 3

    daerah tertekan

    0,003

    penampang kolom

    berjarak xa .= dari serat dengan regangan tekan maksimum,

    dimanaxadalah tinggi garis netral.

    b. Jarak x dari serat dengan regangan maksimum kesumbu netral

    harus diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu tersebut.

    c. Nilai 85,0= untuk 30'Cf Mpa dan direduksi sebesar 0,008

    untuk setiap kenaikan 1 Mpa, tetapi 1 tidak boleh kurang dari

    0,65.

    3.9 ANALISIS KOLOM

    Letak tulangan longitudinal tersebar pada penampang dengan besar sudut

    yang sama. Tulangan sengkang yang terpasang dengan jarak yang sama serta

    dimensi penampang memanjang kolom yang sama (panjang sama dengan lebar).

    Gambar 3.6 : Diagram interaksi kolom

    yS

  • 8/12/2019 09E00663

    62/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    tulangan memanjang

    tulangan sengkang

    As As'

    As

    d d'

    Pn

    As'

    H

    B

    Dalam pengambaran diagram interaksi dari kolom, diperlukan 5 titik utama

    sebagai acuan, yaitu:

    Titik 1 ( nM = 0 ; nP = aksial tekan maksimum )

    Gaya tekan pada sumbu memanjang kolom yang berjarak e akan

    cenderung melentur seiring dengan timbulnya momen M = P (e). Jarak e

    dinamakan eksentrisitas gaya terhadap sumbu kolom. Timbulnya jarak

    eksentrisitas ini membuat tegangan yang terjadi tidak merata untuk

    seluruh permukaan penampang dan akan membuat perbedaan gaya pada

    daerah yang satu dengan yang lainnya.

    Kondisi pembebanan tanpa eksetrisitas yang merupakan keadaan khusus,

    kuat beban aksial nominal atau teoritis dapat diungkapkan sebagai berikut:

    })('8,0{65,00 StyStgC AfAAfP += ........................(3.18a )

    untuk pemakain CFRPdigunakan persamaan

    })('8,0{65,00 JjStyStgC AfAfAAfP ++= ............(3.18b )

    Gambar 3.7 : Sketsa kolom pada beban aksial maksimum

  • 8/12/2019 09E00663

    63/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Sedangkan peraturan memberikan ketentuan hubungan dasar antara beban

    dengan kekuatan sebagai berikut:nU PP

    dimana, gA = luas kotor penampang lintang kolom (mm2)

    StA = luas total penampang penulangan memanjang (mm2)

    0P = kuat beban aksial nominal atau teoritis tanpa eksentrisitas

    Pn=kuat beban aksial nominal atau teoritis dengan eksentrisitas

    tertentu

    Pu=beban aksial terfaktor dengan eksentrisitas

    g

    St

    gA

    A= ..........................................................(3.19)

    Eksentrisitas beban dapat terjadi akibat timbulnya momen yang antara lain

    disebabkan oleh kekangan pada ujung-ujung kolom yang dicetak secara

    monolit dengan komponen lain.

    Titik 2 ( MMn= lentur murni; 0=nP )

    Titik ini merupakan titik perpotongan terhadap sumbux, yaitu sumbun

    M .

    Titik ini disebut juga sebagai full beam condition, dimana beton hanya

    mengalami gaya akibat momen, sedangkan akibat aksial adalah 0. Pada

    titik ini nilai garis netral harus dicari dulu dengan membuat persamaan

    nP = 0. Dengan mengunakan persamaan tersebut nilai dari garis netral (x)

    pada penampang kolom untuk kondisi seperti ini dapat diperoleh. Dan

    hasil tersebut kemudian diinput untuk mendapatkan harga dari momen

  • 8/12/2019 09E00663

    64/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    As'

    x

    Cc

    a= 0,85x

    F T

    As

    As

    d

    0,85f cc'

    Cs

    0,003

    Mn

    As'

    d'

    H

    B

    yang terjadi pada saat kolom mengalami lentur murni. Sedangkan untuk

    daerah eksentrisitas adalah tidak terhingga.

    Gambar 3.8 : Untuk =e

    S

    'Suj

  • 8/12/2019 09E00663

    65/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Analisis teori tersebut dapat dijelaskan menjadi persamaan sebagai

    berikut:

    Dengan mengacu pada momen lentur yang mengalami gaya dan gaya

    aksial yang terjadi adalah 0. Maka gaya-gaya yang terjadi adalah gaya

    tekan dan gaya tarik dalam keadaan seimbang atau disebut juga untuk gaya

    tekan dan gaya tarik adalah sama.

    Pn= 0 .......................................................................................(3.20)

    untuk kolom yang mengunakan confinementdengan persamaan:

    CS1 + CC T= 0 ...................................................................(3.21a )

    untuk kolom yang mengunakan confinementdan FRPdengan persamaan:

    CS1 + CC T F= 0 .............................................................(3.21b )

    Dari persamaan diatas dapat diperoleh nilai dari garis netral x, kemudian

    nilai tersebut di input kepersamaan untuk mendapatkan nilai dari momen

    lentur murni.

    untuk kolom yang mengunakan confinementdengan persamaan:

    )`()()2

    85,0`()(1 sdFsT

    xsdCsCM CSn +++++= .(3.22a )

    untuk kolom yang mengunakan confinementdan FRPdengan persamaan:

    )`()()2

    85,0`()(

    1 jjCSn

    tsdFsTx

    tsdCsCM +++++++= ...(3.22b )

    Momen lentur murninya adalah:

    nn MM = lentur murni= 0,65Mn lentur murni...............................................(3.23)

    Titik 3 ( merupakan titik tambahan )

  • 8/12/2019 09E00663

    66/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    TF

    As

    As

    0,85f cc'

    CsCc

    As'

    a= 0,85x

    x

    0,003

    Pne

    As'

    d d'

    H

    B

    Titik tambahan ini dipakai untuk membuat diagram interaksi yang lebih

    lengkap sebelum mencari gaya yang terjadi pada daerah seimbang pada

    kolom.

    Untuk analisis teori perhitungannya sama dengan titik 2 tapi beban aksial

    0 terjadi pada daerah eksentrisitas bukan daerah plastis pada penampang

    kolom. Beban aksial akan semakin kecil nilainya karena tergradasinya

    jarak menjauhi pusat plastis dan momen lentur untuk kondisi seperti ini

    akan semakin besar disebabkan seluruh batang mengalami tekan.

    Gambar 3.9 : Sketsa kolom di titik tambahan

    S 'Suj

  • 8/12/2019 09E00663

    67/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    As'As

    d

    As

    x

    0,003

    d'

    Pn= Pbe= eb

    As'

    H

    B

    Titik 4 (nM Balanced; nP Balanced)

    Dimana pada titik ini, regangan maksimum serat terluar dari beton tak

    terkekang adalah 0,003, sedangkan beton terkekang tulangan sengkang

    diperoleh dengan persamaan yang sebelumnya telah dijelaskan. Begitu

    juga dengan regangan CFRP sudah di jelaskan sebelumnya. Baja tulangan

    terluar dianggap telah mengalami leleh sehingga regangannya sebesar

    0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai garis netral balanced dengan

    rumus perbandingan segitiga. Hasil analisis teori tersebut dapat dibuat

    sebagai berikut dalam bentuk persamaan:

    003,0

    003,0

    +

    =

    S

    y

    b

    E

    fd

    x.....................................................................(3.24)

    Dengan memasukan nilaiS

    E = 200.000 Mpa dan tegangan leleh baja yang

    digunakan 400=yf Mpa. Sehingga baja yang mengalami leleh memiliki

    nilai regangan ( s ) =200000

    400=

    S

    y

    E

    f= 0,002, maka didapat:

    003,0002,0

    )(003,0

    +=

    dxb ...................................................................(3.25)

  • 8/12/2019 09E00663

    68/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Gambar 3.10 : Kolom keadaan seimbang

    Keseimbangan gaya-gaya mensyaratkan:

    untuk kolom yang mengunakan confinementdengan persamaan:

    Pb= CS1 + CC T..................................................................(3.26a )

    untuk kolom yang mengunakan confinementdan FRPdengan persamaan:

    Pb= CS1 + CC T F............................................................(3.26b )

    di mana, CS1= AS fy

    CC = 0,85fCC a b = 0,85fCC(0,85x ) b

    T = AS fy

    F = AJfJ

    Apabila baja tulangan tekan telah meluluh pada keadaan seimbang

    regangan, maka:

    CS1= AS

    (fy 0,85fC)

    dengan demikian persamaan keseimbangan gaya-gaya menjadi:

    untuk kolom yang mengunakan confinement

    Pb= AS(fy 0,85fC) + 0,85fCC(0,85x ) b AS fy..........(3.27a)

    untuk kolom yang mengunakan confinementdan FRP

    Pb= AS(fy 0,85fC) + 0,85fCC(0,85x ) b AS fy- AJfJ(3.27b)

    S

    'S

    ccu

  • 8/12/2019 09E00663

    69/125

  • 8/12/2019 09E00663

    70/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    Gambar 3.11 : Aksial tarik maksimum

    Kondisi ini dibuat dengan persamaan sebagai berikut;

    bn PP = ..(3.29)

    nP = ])[65,0( jjSty fAAf + ..(3.30)

    Hasil perhitungan dari kelima titik tersebut kemudian diwujudkan kedalam bentuk

    diagram interaksi kolom seperti tergambar 3.6.

  • 8/12/2019 09E00663

    71/125

    Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber ReinforcedPolymer (Cfrp), 2009.USU Repository 2009

    BAB IV

    ANALISA PERHITUNGAN

    4.1). Analisa Gaya Aksial dan Momen Lentur pada Kolom Confinement.

    Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

    - Diameter kolom : 400 mm

    - Kuat tekan ( 'C

    f ) : 25 MPa

    - Dimeter