09. Narkoba

44
NAPZA UPTD Puskesmas Pucangsawit – Bahan Lomba KAAR 1

description

09. Narkoba

Transcript of 09. Narkoba

NAPZAPengertian

NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) yakni zat-zat kimiawi yang jika dimasukan dalam tubuh manusia (baik secara oral, dihirup maupun intravena, suntik) dapat mengubah pikiran, suasana hati, atau perasaan dan perilaku seseorang. Telah diketahui bahwa zat yang dapat merubah pikiran seseorang yang dipakai dalam upacara ritual atau budaya dalam dunia kedokteran yang bertujuan untuk bersenang-senang atau mengobati. Ada juga obat-obatan yang digunakan berhubungan dengan tradisi dan budaya. Oleh karena itu penggunaannya ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak. Sebagai contoh kokain dan heroin oleh suku/etnik Indian di Amerika pada awal abad yang lalu diperbolehkan, tetapi sekarang sudah dilarang.Secara umum penyalahgunaan obat dapat memberikan dampak jasmaniah, kejiwaan, ataupun sosial bagi pemakainya. Disamping tentunya juga dampak terhadap keluarga dan masyarakat. Seorang ahli mengatakan bahwa gabungan antara jenis obat, usia pemakai, keadaan gizi, dan penyakit atau stress yang pernah dan sedang diderita akan mengakibatkan masalah-masalah yang spesifik pada masing-masing pemakai.Efek obat bagi tubuh tergantung jenis obat yang digunakan, banyak dan sering tidaknya menggunakan, cara menggunakannya serta apakah digunakan bersamaan dengan obat lain, juga tergantung dari berbagai faktor biologis (misalnya kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai) dan faktor biologis (seperti berat badan, kecendrungan alergi tertentu) pemakai.Secara fisiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat(otak dan sum-sum tulang belakang), organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan panca indera (karena yang dipengaruhi adalah susunan syarat pusat). Pada hakekatnya, penyalahgunaan obat ini akan menimbulkan komplikasi pada seluruh organ tubuh, yaitu:

1. Dampak Fisik

Dampak jasmaniah dapat, secara langsung oleh bahan yang dipakai, maupun secara tidak Iangsung, misalnya karena bahan pencampur, pemakaian tidak sesuai aturan atau karena buruknya sterilisasi alat yang dipakai. Berikut adalah macam-macam gangguan jasmaniah akibat penyalahgunaan zat:

a. Gangguan pada sistem syaraf (neorologis) seperti: kejang-kejang, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.

b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah).

c. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: pemanahan (abses), bekas suntikan, dan alergi.

d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernafasan, kesukaran bernapas, pengerasan jaringan paru-paru, penggumpalan benda asing yang terhirup.

e. Gangguan pada hemopoetik, seperti: pembentukan sel darah terganggu.2. Dampak Psikis (Non Fisik)

Bermacam-macam gangguan kejiwaan seperti psikotik (gangguan jiwa berat), depresi, tindak kekerasan dan pengrusakan Percobaan bunuh diri dapat dijumpai pada Penyalahgunaan zat. Depresi sering muncul sebagai akibat rasa bersalah dan putus asa karena gagal berhenti dari penyalahgunaan zat, terlebih lagi adanya sikap yang menyudutkan/menyalahkan dari pihak keluarga yang bersangkutan. Beberapa pemakai sudah mempunyai masalah kejiwaan sebelumnya dan penyalahgunaan zat merupakan cara untuk mengatasinya.Demikian, mengatakan perlu diperhatikan kemungkinan adanya gangguan media dan kejiwaan pada seorang penyalahgunaan zat, karena yang bersangkutan biasanya tidak melaporkan hal itu. Mungkin karena tidak disadari atau tidak merasakannya, misalnya rasa nyeri dapat tertutup oleh efek analgesik obat yang digunakan.

Narkotika berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini.

Jenis-jenis Narkotika menurut golongan :

1. Narkotika golongan I (65 macam)Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : heroin, kokain dan ganja.

2. Narkotika golongan II (86 macam)Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunya potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : morfin, petidin.

3. Narkotika golongan III (14 macam)Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : kodein.

Jenis-Jenis Narkotika menurut efek yang ditimbulkannya :

1. Stimulan

Jenis narkoba yang memacu kerja otak dan meningkatkan aktivitas tubuh. Orang menjadi gembira dan aktivitas meningkat. Disebut juga Upper. Contoh stimulan: Kokain, Crack, Amphetamin Type Stimulants (Amfetamin, Shabu, Ecstasy), Kafein (dari kopi, cokelat, teh), Nikotin (dari tembakau).

a. Kokain

Kokain merupakan narkotika golongan stimulan, terbuat dari daun tanaman Ekstraxylon Coca. Kokain memperkecil pembuluh darah sehingga mengurangi aliran darah. Pada umumnya kokain berbentuk bubuk kristal putih.

Efek mengkonsumsi kokain:

1) Euphoria (rasa gembira/ senang/nikmat berlebihan).

2) Namun penggunaan kokain dalam jangka panjang akan mengurangi jumlah dopamine atau reseptor dalam otak.

3) Jika ini terjadi, sel otak akan tergantung pada kokain agar dapat berfungsi normal.

4) Jika para pengguna kronis kokain berhenti, dia akan ketagihan karena tanpa kokain mereka tidak dapat merasakan kenikmatan apapun.

5) Menimbulkan gejala psikosis (gangguan mental).

b. Amphetamin Type Stimulants (ATS)

Yang termasuk narkotika jenis ATS adalah Amfetamin, Metamfetamine (Shabu), dan Ecstasy.

1) Amfetamine

Amfetamine memiliki efek antara lain:

a) Mengurangi berat badan/rasa percaya diri

b) Menghilangkan rasa lapar/ngantuk

c) Meningkatkan stamina, kekuatan isik

d) Gejala putus obat

2) Metamfetamine (Shabu)

Bentuknya seperti kristal, tidak berbau dan tidak berwarna, karena itu sering disebut ice.

Efek negatif penggunaan shabu antara lain:

Shabu mengakibatkan efek yang kuat pada system syaraf.

Otak sulit berikir dan konsentrasi.

a) Shabu sangat berbahaya karena perilaku yang menjurus pada kekerasan merupakan efek langsung dari penggunaannya.

b) Efek negative lain : berat badan menyusut, impoten, halusinasi (seolah-olah mendengar atau melihat sesuatu), paranoid (curiga berlebihan).

c) Kerusakan pembuluh darah otak yang dapat berlanjut menjadi stroke/pecahnya pembuluh darah otak.3) Ecstasy (Inex, Xtc, Upie Drug, Essence)

Bentuknya berupa tablet warna-warni, cara penyalahgunaannya biasanya ditelan secara langsung. Penyalahgunaan ecstasy dapat mengakibatkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah si pemakai, sehingga menimbulkan rasa senang yang berlebihan. Setelah efek tersebut, biasanya akan terjadi perasaan lelah, cemas, dan depresi. Penyalahgunaan ecstasy dapat menimbulkan kerusakan otak yang permanen dan kematian.

Gejala intoksikasi:

a) Kehangatan emosi bertambah

b) Keintiman bertambah

c) Nafsu makan berkurang

d) Banyak berkeringat

e) Gerak badan tak terkendali

f) Tekanan darah naik

g) Denyut jantung dan nadi bertambah cepat

Bila dosis lebih banyak:

Halusinasi (tripping) sebagian menyenangkan, tetapi juga menyeramkan, perasaan melayang, kejang, muntah, panik, mudah tersinggung, melakukan tindak kekerasaan

yang tidak masuk akal.

c. Nikotin (Tembakau)

Tembakau mengandung nikotin, tar, dan karbon monoksida yang berbahaya serta zat lain yang seluruhnya mengandung tak kurang dari 4000 bahan kimia dan 43 diantaranya bersifat karsinogenik. Zat ini juga menyebabkan kanker paru-paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Setetes nikotin murni dapat membunuh orang secara instan.2. Depresan

Depresan merupakan jenis Narkoba yang menghambat kerja otak dan memperlambat aktivitas tubuh. Orang menjadi mengantuk, tenang, rasa nyeri dan stres hilang. Yang termasuk contoh depresan antara lain: Opium/Candu (Morin, Heroin), Benzodiazepin, barbiturat, sedativa, alkohol.a. Morfin

Morfin adalah opioda alamiah yang mempunyai daya analgesik yang kuat, berbentuk kristal, berwarna putih dan berubah menjadi kecoklatan dan tidak berbau. Opium mentah mengandung 4-21% morin. Sebagian besar opium diolah menjadi morfin dan codein. Morfin merupakan juga suatu unsur aktif yang berasal dari candu setelah mengalami proses kimiawi.

Efek morin antara lain:

1) Euphoria dalam dosis tinggi.

2) Menimbulkan toleransi ketergantungan.

3) Menimbulkan gejala putus zat yaitu rasa nyeri, tubuh demam, berkeringat, dan menggigil.

4) Kematian karena overdosis morin akibat terhambatnya pernafasan.

b. Heroin

Heroin adalah opiat semi sintetis yang didapat melalui sejumlah tahapan morphin hingga menjadi bubuk putih atau butiran halus yang dapat disuntikan.

1) Berupa serbuk putih dengan rasa pahit

2) Jenis obat-obatan yang sangat kuat dan membuat orang menjadi sangat ketagihan

3) Toleransi berkembang sangat cepat dan gejala putus heroin berupa rasa nyeri yang hebat.

4) Akibat jangka panjang:

a) Badan menjadi kurus, pucat, kurang gizi

b) Impotensi

c) Bila pakai suntikan, dapat menularkan hepatitis B dan C, HIV-AIDS.

d) Sakaw atau sakit karena putaw (heroin) terjadi bila si pecandu putus menggunakan putaw.

c. Benzodiazepin

Benzodiazepin merupakan zat depresan/obat tidur/obat penenang yang berfungsi untuk mengurangi rasa gelisah.

Jenis-jenis benzodiazepin antara lain:

1) Alphazolam

2) Clonazepam

3) Diazepam (valium)

4) Flunitrazepam (rohypnol)

5) Nitrazepam (Mogadon, pil BK, pil koplo)

Efek yang ditimbulkan, diantaranya:

1) Mengurangi rasa gelisah (anti-anxiety)

2) Mempermudah tidur

3) Menggunakan benzodiazepin bersama alkohol sangat berbahaya

4) Pada pengguna berat dapat menimbulkan delirium (kekacauan pikiran)

5) Jika digunakan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan ketergantungan isik dan gejala putus zat seperti tremor, muntah, insomnia, anxiety, gampang marah dan depresi.d. Barbiturat (depresan/obat tidur)

1) Amorbabital (amytal)

2) Pentobarbital (nembutal)

3) Phenobarbital (luminal)

4) Secobarbital (seconal)

5) Bubuk putih

6) Kapsul atau tablet

7) Liquide. Alkohol

Alkohol terdapat pada minuman keras. Terdapat tiga golongan minuman keras, antara lain:

1) Golongan A berkadar 1-5%. Contoh : Bir

2) Golongan B berkadar 5-20%. Contoh : Jenis minuman Anggur

3) Golongan C berkadar 20-40%. Contoh : Vodka, Rum, gin

Efek Alkohol:

1) Alkohol menekan kerja otak (depresan). Setelah diminum, alkohol diserap oleh tubuh dan masuk ke dalam pembuluh darah.

2) Dapat menyebabkan: mabuk, jalan sempoyongan, bicara cadel, kekerasan, dan kecelakaan lalu lintas akibat berkendara dalam keadaan mabuk.

3) Pemakaian jangka panjang menyebabkan kerusakan hati, kelenjar getah lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung, kanker, bayi lahir cacat dari ibu pecandu alkohol.3. Hallucinogen

Berasal dari tanaman atau dibuat melalui formulasi kimiawi. Efek dari zat Hallucinogen ini antara lain: halusinasi, dapat mengubah dan menyebabkan distorsi tentang persepsi, pikiran, dan lingkungan. Mengakibatkan rasa teror hebat dan kekacauan indera sepert mendengar warna, melihat suara, paranoid (seperti dikejar-kejar orang), dan meningkatkan resiko gangguan mental. Contoh hallucinogen: Cannabis (ganja), LSD, Jamur (Psylocybe Mushroom), Inhalansia.

a. Tanaman Cannabis/Ganja

Cannabis adalah daun pucuk tanaman cannabis (yang meliputi bunga dan biji) yang dikeringkan. Kadar Tetrahidrokanabinol (THC) 6-7%. Zat kimia yang menyebabkan sebagian otak yang mengatur emosi, daya ingat dan kehilangan kendali dan keseimbangan. Nama jalanan: Ganja, Marijuana, Pot, Cimeng, gele, grass, weed, budha stick, Mary Jane, dll)

Dampak buruk ganja:

1) Daya ingat jangka pendek akan berkurang.

2) Kehilangan kendali dan keseimbangan.

3) Perubahan emosi/perasaan (tertawa terbahak-bahak, kemudian mendadak berubah menjadi ketakutan. Hal ini karena efek THC di otak.

4) Dengan dosis tinggi, perasaan tidak tenang, ketakutan, dan halusinasi.

5) Apatis depresi.

6) Kecemasan berlebihan dan rasa panik.

7) Keseimbnagn dan koordinasi tubuh yang buruk.

Ada yang mengatakan bahwa Penggunaan ganja sekali-sekali tidak akan menyebabkan ketagihan dan ganja adalah jenis narkoba yang aman, karena berasal dari tanaman dibanding dengan rokok dan minuman keras. Hal ini tidak benar.

Kenyataannya.... Ganja adalah zat yang sangat berbahaya. Berbeda dengan minuman keras yang biasanya keluar dari tubuh dalam 24 jam karena water-soluble, ganja adalah fat-soluble, yang berarti zat psikoaktif ini mengikat pada bagian lemak tubuh (biasanya pada otak dan sistem reproduksi) dan dapat dideteksi sampai 30 hari sesudah penggunaan.

Kenyataannya.... Penelitian menunjukkan bahwa ganja menggangu daya ingat dan mempengaruhi fungsi kognitif, fungsi sistem reproduksi, sakit jantung, paru-paru, kelenjar endokrin, dan mengurangi daya tahan tubuh sehingga menyebabkan pemakai mudah terinfeksi penyakit. Ganja mengandung zat penyebab kanker lebih kuat daripada rokok .

Ganja adalah pintu gerbang menuju ke penyalahgunaan narkoba lainnya. Kebanyakan pecandu berat narkoba mulai bereksperimen dengan ganja.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa:

1) Tinggi terhadap penyakit kanker paru dan bronchitis kronis, karena kadar tar Ganja menimbulkan ketergantungan psikis yang diikuti oleh kecanduan isik dalam waktu lama.

2) Ganja berisiko schizophrenia, yakni peningkatan gejala seperti, paranoid, berhalusinasi, depresi, dan ketakutan.

3) Ganja berisiko dari ganja 50% lebih tinggi daripada rokok

b. Jamur

Jamur yang terdapat di kotoran kerbau/ sapi.

Efek yang ditimbulkan:

1) Halusinasi

2) Mengubah dan menyebabkan distorsi tentang persepsi terhadap lingkungan dan waktu.

c. Inhalan

Inhalan adalah zat yang mudah menguap/ solvent, dikenal lem aica aibon, thinner, bensin dan spiritus.

Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan:

1) Rasa malu berkurang.

2) Mengantuk.

3) Sakit kepala.

4) Perilaku tidak tenang.

Faktor-Faktor yang Mendorong Penyalahgunaan NarkobaAda beberapa faktor yang mendorong seseorang menyalahgunakan Narkoba, diantaranya sebagai berikut:

1. Rasa Ingin Tahu/Coba-coba

Alasan memakai narkoba sangat berbeda-beda dari tiap individu. Alasan-alasan yang dikemukakan penyalahguna kebanyakan didorong oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu yang besar itulah yang menyebabkan seseorang kurang memilter informasi yang diterima. Sebagai contoh terdapat mitos bahwa memakai Narkoba akan menambah rasa percaya diri pemakai. Diperoleh pula informasi bahwa penyalahguna Narkoba dapat disembuhkan. Informasi-informasi semacam ini dapat disalahartikan hingga si penyalahguna menyepelekan dampak pemakaian narkoba di kemudian hari. Dasar lain Penyalahguna adalah untuk memperoleh kenikmatan (Willians 1974, Mexim 1991, Rice 1993). Di samping ditemukan karena alasan adanya tekanan sosial lari dari masalah yang sedang dihadapi atau sebaliknya. Penyalahgunaan Narkoba akan memperoleh kenikmatan seperti lebih kreatif dan percaya diri jika menghadapi tekanan atau masalah.

2. Ikut-ikutan Teman yang Memakai Narkoba

Dorongan rasa ingin tahu dari teman yang memakai Narkoba karena terpengaruh dari cerita yang diperoleh dari penyalahguna lain yang berisikan hal-hal yang menyenangkan (yang sesungguhnya hanyalah kesenangan semu belaka). Ikatan pergaulan yang kental dengan teman pemakai Narkoba dan frekuensi pertemuan yang sering saat menggunakan Narkoba memungkinkan seseorang termotivasi untuk mengulang kembali, meskipun mereka telah mengetahui bahkan telah merasakan efek yang tidak menyenangkan.

Di samping itu melihat dan menyaksikan kenikmatan sementara yang diperoleh teman Penyalahguna Narkoba pada saat pesta narkoba akan menimbulkan godaan untuk ikut meneoba atau merasakannya. Kadangkala si pemakai narkoba tersebut, termasuk bandar, untuk pertama kali akan memberikan secara cuma-cuma (gratis) ketika terjadi transaksi dengan teman Penyalahguna.

3. Solidaritas Kelompok (Gang/Group)

Seorang individu yang juga tergolong sebagai makhluk sosial cenderung menyukai adanya suatu ikatan dengan individu lainnya yang nantinya akan membentuk kelompok-kelompok. Hal yang sama juga terjadi dikalangan peserta didik atau remaja yang dalam kehidupan sehari-harinya membentuk suatu pengelompokan.

Sesungguhnya pengelompokan-pengelompokan seperti ini dibentuk dengan alasan-alasan seperti memiliki kesukaan atau hobi yang sama, saling memiliki kecocokan satu dengan lainnya, dan lain-lain yang sebenarnya kelompok tersebut merupakan wadah untuk saling berbagi. Kelompok ini juga diperlukan untuk menjalin suatu kerja sama dan diikat rasa solidaritas yang kental.

Demikian pula dengan hal Penyalahgunaan Narkoba. Mereka ini mengumpulkan uang untuk membeli apa yang mereka inginkan termasuk Narkoba. Apabila mereka tidak memiliki uang, kelompok ini dapat melakukan pencurian, pemerasan, pemalakan kepada siapa saja yang dinilai memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

4. Biar Terlihat Gaya (TerpengaruhGaya Hidup Modern yang Salah)

Setiap individu memiliki keinginan untuk tampil gaya di mata orang lain termasuk peserta didik yang mencari jati diri. Terkadang mereka menggunakan berbagai jenis embel-embel pada tubuh atau tubuh yang diukir/ditatto. Kadangkala mereka melakukan hal tersebut karena terpengaruh oleh gaya hidup orang lain atau gaya hidup yang dirasakan sedang tren yang diperoleh melalui instrumen media baik lokal maupun asing.

Narkoba merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk tampil gaya di depan orang banyak. Karena dari sifat dan zatyang terdapat dalam jenis dan golongan narkoba ada yangdapat menimbulkan percaya diri dan menimbulkan gerakan-gerakan tubuh isik yang spontan apabila diperdengarkan suara musik, dan termasuk rasa gembira serta keberanian menghadapi sesuatu. Penyalahguna narkoba yang menginginkan tampil gaya cenderung adalah mereka yang sering tampil di khalayak ramai seperti penyanyi, pemain olah raga, mereka yang sering masuk diskotik dan tempat hiburan sejenis lainnya.

5. Mencari Kegairahan atau Excitement

Terkadang individu merasa diri tidak eksis di hadapan orang lain yang disebabkan oleh rasa percaya diri dan kemampuan intelektual yang lebih rendah. Agar dirinya dirasakan menjadi eksis di depan orang banyak, dan dapat mengungguli orang lain sering digunakan jenis Narkoba seperti Ecstasy, Pil Koplo/Pil BK, Nipam/Rohipnol.

6. Menghilangkan Rasa Kebosanan

Periode masa remaja merupakan suatu periode saat seseorang mengalami siklus hidup yang tidak tenang, selalu berubah, dan rentan terhadap goncangan (unsettling time). Ketidaktenangan dan keinginan untuk selalu berubah tersebut disebabkan karena remaja mengalami kebosanan.Oleh sebab itu pemakaian narkoba kadangkala bukan digunakan untuk mengatasi perasaan negatif, tetapi sebagai kesenangan dan cara mengatasi masalah seperti rasa bosan, melupakan masalah, melepaskan masalah kebosanan. Pemakaian obat untuk mengatasi rasa bosan ini lebih dikenal dengan istilah

instrumen.

7. Agar Merasa Lebih Enak

Remaja atau peserta didik yang menggunakan obat dengan tujuan agar merasa lebih enak bila ia merasakan pengalaman yang efektif yang dirasakan positif, maka pemakaian dapat

berperan efektif sebagai faktor penguat. Biasanya remaja seperti ini menggunakan obat untuk mendapat khayalan atau halusinasi yang enak dan menyenangkan. Seseorang Penyalahguna narkoba yang sedang high (suatu istilah yang digunakan para pemakai narkoba yang menggambarkan perasaan senang yangberlebihan) merasa dirinya memiliki

kelebihan khusus seperti berkemanipuan untuk terbang, merasa memiliki indera ke enam atau lebih peka, dan lain sebagainya. Jenis yang digunakan umumnya adalah LSD (Lysergic Acid Diethylamine). Penyalahgunaan LSD kadangkala dikonsumsi dengan dicampur ke dalam minuman bersoda.

8. Melupakan Masalah Stress

Secara psikologis, kebanyakan remaja belum memiliki kapasitas dan akar yang kuat untuk menghadapi masalah-masalah yang mereka temui di dalam kenyataan yang dialami sehari-hari. Terkadang mereka memiliki idealisme sendiri yang sering berbenturan dengan lingkungan sekitar. Hal ini mengakibatkan mereka cepat merasa tertekan atau stress. Mereka kerap menggunakan cara-cara yang salah dalam mengatasi rasa stress yang mereka alami. Salah satu cara yang salah untuk menghadapi stress adalah digunakannya obat-obatan yang dapat menimbulkan perasaan santai dan menyenangkan yang dianggap dapat melupakan dan mengatasi masalah atau stress secara instan.

Adapun permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi para remaja adalah seperti persoalan putus dengan pacar, menghadapi kerctakan hubungan orang tua yang tidak harmonis, atau mendapatkan tugas-tugas yang tidak dapat diselesaikan. Untuk menghilangkan masalah-masalah rumit, seringkali remaja menggunakan solusi yang keliru seperti menggunakan obat-obatan tertentu. Misalnya jenis obat yang dapat membuat tidur, mabuk, dan menimbulkan perasaan gembira seperti ecstasy, nipam. heroin dan sejenisnya.

9. Menunjukan Kehebatan/Kekuasaan

Pada masa pertumbuhan dan transisi memasuki usia remaja, kadangkala menyebabkan setiap individu ingin dikenal jagoan di lingkungan sebaya, atau di lingkungan masyarakat. Keinginan tersebut tidak akan terpenuhi jika hanya mengandalkan kekuatan isik. Pengaruh dari teman-teman yang telah menggunakan obat-obatan dirasakan dapat menimbulkan

keberanian, maka banyak remaja menggunakannya. Jenis obat-obatan yang dirasakan dapat menimbulkan rasa kehebatan terdapat pada Pil BK atau Koplo. Jenis obat ini disamping

harganya tidak terlalu mahal khasiatnya efektif menimbulkan keberanian.

10. Ingin Tampil Menonjol

Remaja yang sedang tumbuh dan mencari identitas diri umumnya berkeinginan melakukan kegiatan yang mengandung resiko tinggi terhadap keselamatan dirinya. seperti adu kecepatan mengendarai kendaraan roda dua dan roda empat, baik itu yang menggunakan tenaga atau mesin, memanjattebing atau mendaki gunung. Persaingan teman sebaya guna

mendapatkan popularitas atau ingin tampil lebih menonjol di kalangan mereka dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut terkadang menyebabkan mereka menggunakan jenis obat-obatan tertentu dengan tanpa memperhatikan pengaruhnya terhadap kesehatan dan keselamatan dirinya.

11. Merasa Sudah Dewasa

Penyalahgunaan obat semata-mata didorong oleh perasaan dirinya sudah dewasa, oleh karena itu remaja seperti ini ingin hidup bebas seperti layaknya orang dewasa yang telah dapat memutuskan sesuatu jalan hidupnya. Bagi remaja yang merasa sudah dewasa ini biasanya tidak mau terikat dan ingin lepas dari ketentuan yang dibuat orangtua, guru tidak diindahkan, bahkan bila cara penyampaiannya tidak pantas menurut kata hatinya, akan melawan dengan cara kekerasan. Dengan kata lain remaja seperti ini berbuat semaunya tanpa mengindahkan orang lain dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Agar ia lebih berani dan orang lain takut atas tindakan yang dilakukan. Maka digunakannya jenis obat yang dapat membuat dirinya terlihat sadisdanpemberani.

12. Menunjukan Sikap Berontak

Remaja umumnya berontak apabila tidak dipenuhi atau dihalang-halangi keinginannya. Sikap berontak itu dilakukannya dengan tujuan agar orang lain merasa takut sehingga keinginan terpenuhi. Remaja seperti ini dalam menunjukan sikap berontaknya bertindak dengan cara kekerasan. Untuk meningkatkan keberanian memberontak ia menggunakan jenis obat yang membuat dirinya lebih beraniapabila orang lain menghalanginya. Melalui sikap berontak ini, remaja tersebut akan memanfaatkan teman-temannya yang mengikuti untuk mengumpulkan uang atau untuk dijadikan sebagai preman dan bertindak keras terhadap orang lain yang mengganggu anggota kelompoknya.

13. Mengurangi Rasa Sakit

Oleh karena obat-obat yang dikonsumsi selama ini telah menimbulkan adiksi yang kuat di tubuh, maka memerlukan jenis-jenis secara rutin dan apabila tidak dipenuhi akan timbul rasa sakit di tubuh. Apabila uang untuk membeli tidak ada dilakukan pencurian, pemerasan, dan pemalakan baik dengan orangtua maupun dengan orang lain.

14. Ikut Tokoh Idola

Usia remaja merupakan usia saat seorang individu sedang mengalami proses pencarian jati diri. Dalam proses pencarian jati diri tersebut, remaja cenderung mencari dan mengagumi individu atau tokoh lain yang dianggapnya sebagai tokoh idola. Tokoh yang dijadikan sebagai tokoh idola dapat berasal dari kalangan selebritis, tokoh terkenal, atau orang yang dianggap hebat atau memiliki kelebihan tertentu. Pada masa ini remaja bukan hanya sekedar mengagumi sang tokoh tersebut, remaja juga cenderung meniru (mengimitasi) tokoh idolanya mulai dari cara berpakaian, gaya hidup, bahkan tingkah laku sang tokoh idola. Tak sedikit dari tokoh idola tersebut yang menggunakan narkoba sebagai bagian dari gaya hidup. Hal seperti ini juga ditiru oleh remaja agar semakin mirip dan sehebat tokoh idola mereka.

15. Ketagihan

Pada tahap ini frekuensi, jenis, dan dosis yang dipakai meningkat, termasuk bertambahnya pemakaian. Gangguan isik, mental, dan masalah-masalah sosial makin jelas. Tahap ini disebut tahap krisis karena ada bahaya yang nyata.

16. Ketergantungan

Pemakai selalu membutuhkan obat tertentu agar dapat berfungsi secara wajar baik isik maupun psikologisnya. Ketergantungan isik karena tubuhnya menjadi lemah dan sendi-sendi terasa nyeri pada saat tidak menggunakan obat dalam jangka waktu tertentu. Ketergantungan secara psikologis karena adanya perasaan tidak percaya diri jika tidak menggunakan obat.

Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Secara umum penyalahgunaan obat dapat memberikan dampak jasmaniah, kejiwaan, ataupun sosial bagi pemakainya. Disamping tentunya juga dampak terhadap keluarga dan masyarakat. Seorang ahli mengatakan bahwa gabungan antara jenis obat, usia pemakai, keadaan gizi, dan penyakit atau stress yang pernah dan sedang diderita akan mengakibatkan masalah-masalah yang spesiik pada masing-masing pemakai.Efek obat bagi tubuh tergantung jenis obat yang digunakan, banyak dan sering tidaknya menggunakan, cara menggunakannya serta apakah digunakan bersamaan dengan obat lain, juga tergantung dari berbagai faktor biologis (misalnya kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai) dan faktor biologis (seperti berat badan, kecendrungan alergi tertentu) pemakai.Secara isiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (otak dan sum-sum tulang belakang), organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan panca indera (karena yang dipengaruhi adalah susunan syarat pusat). Pada hakekatnya, penyalahgunaan obat ini akan menimbulkan komplikasi pada seluruh organ tubuh, yaitu:1. Dampak Fisik

Dampak jasmaniah dapat, secara langsung oleh bahan yang dipakai, maupun secara tidak Iangsung, misalnya karena bahan pencampur, pemakaian tidak sesuai aturan atau karena buruknya sterilisasi alat yang dipakai. Berikut adalah macam-macam gangguan jasmaniah akibat penyalahgunaan zat:

a. Gangguan pada sistem syaraf (neorologis) seperti: kejang-kejang, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.

b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah).

c. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: pemanahan (abses), bekas suntikan, dan alergi.

d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernafasan, kesukaran bernapas, pengerasan jaringan paru-paru, penggumpalan benda asing yang terhirup.

e. Gangguan pada hemopoetik, seperti: pembentukan sel darah terganggu.

2. Dampak Psikis

Bermacam-macam gangguan kejiwaan seperti psikotik (gangguan jiwa berat), depresi, tindak kekerasan dan pengrusakan percobaan bunuh diri dapat dijumpai pada penyalahgunaan zat. Depresi sering muncul sebagai akibat rasa bersalah dan putus asa karena gagal berhenti dari penyalahgunaan zat, terlebih lagi adanya sikap yang menyudutkan/menyalahkan dari pihak keluarga yang bersangkutan. Beberapa pemakai sudah mempunyai masalah kejiwaan sebelumnya dan penyalahgunaan zat merupakan cara untuk mengatasinya.

Demikian, mengatakan perlu diperhatikan kemungkinan adanya gangguan media dan kejiwaan pada seorang penyalahgunaan zat, karena yang bersangkutan biasanya tidak melaporkan hal itu. Mungkin karena tidak disadari atau tidak merasakannya, misalnya rasa nyeri dapat tertutup oleh efek analgesik obat yang digunakan.

Gejala-Gejala Berbagai Jenis Narkoba

Jenis PsikoaktifGejala Setelah

PemakaianGejala Putus ObatIntoksikasi (Gejala

Keracunan)Komplikasi pada

Tubuh (Dampak)

Opium (morin,

heroin, kodein,

methadon)Opium SintetikSenang dan tenang tap

tidak dapat istirahat,

halusinsi, kerja

jantungmeningkat, wajah kemerahan,

kejang, sakit kepala,mengantukNyeri otot dan tulang,

insomnia, nyeri kepala,

kejang, keluar air mata

(lakrimasi), keluar air

hidung (rhinorrhea),

keringatberlebih,

hipertensi, dilatasi pupil,

gelisah, cemasPupil mata sangat kecil,

pernapasan satu-satu,

koma bahkan kematianParu-paru

basah, hepatitis,

perlemakan hati,

pembesaran getah

bening, kelainan

pada pankreas

AlkoholMabuk, euforia,

kordinasi otot

berkurangGemetar, muntah,

kejang, gelisah, sukar

tidur, halusinasi,

paranoia, gangguan jiwa.Gangguan

keseimbangan tubuh,

gagguan perkataan,

gangguan pendengaran,

kehilangan koordinasi

otot, sesak nafas,

kematianSakit jantung,

hepatitis, radang

paru-paru, dan

kanker

AmfetaminGelisah, insomnia,

takikardia, hipertensi,

palpitasi jantung, mulut

terasa kering, anoreksia,

berat badan turun,

diare.Letargi hebat, letih,

cemas, apatis depresi,

bunuh diri, hiperfagie

hipersomnia, bingung,

iritabilitas meningkat,

nyeri ootDenyut jantung tidak

beraturan, demam

tinggi, serangan

jantung, pembuluh

darah di otak pecah,

bahkan kematianGangguan pada

sistem saraf pusat

Ganja (kanabis)Jantung berdebar,

bola mata kemerahan

nafsu makan makan

bertambah, mulut

kering, euforia,

halusinasi, agresif,

banyak bicara,

gangguan persepsi

tentang waktu dan

ruangGelisah, penurunan nafsu

makan, mual, mudah

marah dan gangguan

tidurAliran darah coroner

terganggu, daya kerja

otak menurun, produksi

leukosit menurun,

penurunan hormon

pertumbuhan dan

hormon kelamin, apatis,

gangguan jiwaRadang paru

(bronchitis),

kerusakan sel otak,

meningkatkan risiko

kanker

BarbituratMula-mula gelisah,

ngantuk, daya ingat

& daya pikir berkurang

malas

bicara dan tindakan

lambatGelisah, tremor,

konvulsi, dan kecanduan

barbituratPernapasan lambat,

kulit dan membrane

mengalami sianosis,

releks menurun,

pupil mengecil, suhu

badan menurun, koma,

kematianGangguan

neurologis, kelainan

kulit, dan kelainan

psikiatrik

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PESERTA DIDIK

A. Pola Peredaran Narkoba di Lingkungan Sekolah

Kasus penyalahgunaan narkoba ditemukan pada semua tingkat pendidikan dari tingkat SD,SMP. SMA/SMK sampai Perguruan Tinggi. Berdasarkan keterangan peserta penataran guru pembina OSIS yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kepeserta didikan pada bulan Agustus 1999, kasus penyalahgunaan Narkoba bukan saja terbatas di 8 (delapan) propinsi yang rawan Narkoba sesuai data yang diungkapkan BAKOLAK INPRES 6/71 tahun 1997, tetapi juga sudah merambah kedaerah lain di seluruh propinsi di Indonesia. Peredaran Narkoba saat ini sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air dengan cara yang terorganisir (melalui sindikat pengedar narkoba) dan profesional karena Narkoba merupakan komoditi untuk mendatangkan uang dengan mudah. Jaringan peredarannya bukan hanya di klub malam dan tempat hiburan saja, melainkan sudah merasuk ke warung/kios di sekitar sekolah, bahkan di dalam sekolah, dengan cara menyebarkan kaki tangan pengedar di kalangan peserta didik sekolah sendiri. Untuk itu harganyapun disesuaikan dengan kemampuan anak sekolah. teknik penjualannya juga menggunakan cara-cara multi level.

Pengedarnya sendiri selain peserta didik sekolah yang bersangkutan juga melibatkan orang luar yang khusus mendatangi sekolah-sekolah target untuk menawarkan barang dagangannya. Selain itu Narkoba seringkali diedarkan juga oleh juru parkir yang ada di sekolah-sekolah, para alumni yang sering nongkrong di sekolah dan penjaja makanan dan minuman di sekitar sekolah. Adapun motif dari para pengedar Narkoba sendiri yang terungkap selama ini adalah semata-mata untuk mencari penghasilan dan keuntungan sehubungan dengan kondisi ekonomi yang semakin memburuk.Dari kalangan peserta didik pengedar, motif yang melatarbelakangi mereka kebanyakan adalah untuk dapat sekedar ikut memakai Narkoba tanpa harus membeli. Untuk tiga/ empat paket yang berhasil mereka jual, mereka akan mendapatkan gratis satu paket, dengan demikian pengedar atau kaki tangan ini harus tetap dapat mempertahankan empat pembeli kalau ia ingin tetap menggunakan Narkoba. Namun demikian bila pemakaian mereka mengalami peningkatan, otomatis mereka harus mencari calon pemakai yang lebih banyak lagi.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari beberapa mantan pengedar diperoleh informasi bahwa dalam menetapkan sasarannya, para pengedar atau kaki tangan ini biasanya akan memilih para peserta didik yang memiliki ciri-ciri, anak yang kurang berminat sekolah (malas, tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah), yang sering mengeluh punya masalah dengan guru, orangtua maupun teman, kurang percaya diri atau kepercayaan diri berlebihan (berani tampil beda, yang berpenampilan berbeda dari kebanyakan peserta didik lainnya), mudah merasa bosan dan suka melakukan tindakan yang beresiko tinggi dan diketahui mudah mendapatkan uang. Adapun ciri-ciri lain remaja atau peserta didik yang beresiko tinggi terkena penyalahgunaan narkoba adalah remaja peserta didik yang tidak bisa berkomunikasi dengan orangtuanya, tidak berada dalam pengawasan orang tua, memiliki kontrol diri rendah, memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang rendah. Bergaul atau tinggal di lingkungan penyalahgunanarkoba, dikucilkan atau sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta rendahnya penghayatan spiritual.

Cara pemesanan yang sering dilakukan oleh kaki-tangan pengedar/bandar narkoba ini biasanya dilakukan dengan cara memberikan sampel secara cuma-cuma untuk satu atau dua kali Penyalahgunaan, setelah itu apabila sudah ada kecocokan baru kepada mereka dikenakan biaya sesuai jenis yang dipakai. Untuk Penyalahguna yang sudah sering membeli tidak segan-segan para pengedar akan memberikan barang terlebih dahulu. dengan jaminan kaki-tangan pengedar. Atau bila tidak ada uang mereka bersedia menerima barang-barang pribadi (seperti handphone, perhiasan, dan barang-barang berharga lainnya) yang nilainya ditentukan oleh pengedar atau bandar (BD) atau mengajarkan peserta didik cara-cara memperoleh uang dengan eara-cara yang tidak halal seperti mencuri uang dan barang-barang berharga teman atau orangtua.

B. Kondisi Sekolah yang Mendorong Peserta didik untuk Menggunakan Narkoba

Secara umum pemakaian Narkoba di lingkungan sekolah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tempat menggunakannya juga bervariasi mulai di toilet sekolah, di kantin, di pojok-pojok sekolah yang agak tersembunyi. di dalam mobil yang diparkir di sekitar sekolah, di warung-warung sekitar sekolah sampai ada yang menggunakan ruangan kelas, baik pada saat jam kosong maupun setelah waktu sekolah, pada hari libur atau hari kerja pada waktu sore hari atau malam hari.Adapun situasi yang dianggap rawan bagi Penyalahguna Narkoba di lingkungan sekolah antara lain adalah:

1. Kurangnya kontrol guru/petugas keamanan sekolah pada tempat-tempat tersembunyi (pojok-pojok) di lingkungan sekolah.

2. Kurangnya pengawasan dan kontrol guru atau petugas keamanan sekolah di dalam maupun di luar lingkungan sekolah pada jam istirahat Jam belajardan setelah jam belajar sekolah.

3. Banyaknya warung-warung/kios di sekitar sekolah yang dapat menjadi tempat penjualan Narkoba.

4. Penerapan sanksi yang kurang tegas dan konsekuen terhadap pelanggaran peraturan sekolah.

5. Lokasi sekolah yang berada di lingkungan yang dekat dengan pusat keramaian. seperti pasar, pusat perdagangan dan lain sebagainya, yang menjadikan lingkungan tersebut sangat riskan untuk menjadi daerah rawan pcredaran Narkoba.

6. Sekolah dijadikan tempat tongkrongan para alumni yang menjadi Penyalahguna Narkoba.

Selain itu ada beberapa kondisi sekolah yang secara tidaklangsung berhubungan dengan Penyalahgunaan Narkoba oleh peserta didik di sekolah yaitu:

1. Peraturan sekolah yang terlalu keras atau terlalu lunak.

2. Komunikasi yang kurang lancar antara guru, kepala sekolah dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.

3. Kegiatan sekolah yang membosankan (terlalu padat atau kurang kegiatan).

4. Kegiatan ekstrakurikuler yang kurang sesuai dengan minat peserta didik.

5. Kurangnya pertukaran pengetahuan aparat sekolah. peserta didik dan orang tua peserta didik mengenai masalah dan bahaya Narkoba.

6. Penanganan terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar belum optimal.

7. Kurangnya keterlibatan orang tua peserta didik yang tidak terlibat pada masalah Narkoba (selama ini hanya orang tua dari peserta didik pcngguna saja yang dilibatkan).

8. Komite Sekolah (KS) belum difungsikan secara optimal.

C. Latar Belakang Keluarga Peserta Didik Penyalahguna Narkoba

Bila ditinjau lebih jauh latar belakang keluarga peserta didik yang terlibat Penyalahgunaan Narkoba tidak dapat dipastikan bahwa berasal dari keluarga yang kurang harmonis. Banyak di antara peserta didik Penyalahguna berasal dari keluarga yang terhormat, terpelajar dan mempunyai komunikasi yang baik dengan orang tua.

Namun demikian peserta didik pcngguna yang berasal dari keluarga broken home memang lebih banyak ditemukan daripada peserta didik Penyalahguna yang berasal dari keluarga harmonis. Rasa solidaritas kelompok peserta didik biasanya sangat besar dan dari segi emosinya mereka kebanyakan merupakan anak-anak yang peka. Anggapan bahwa kebanyakan pcngguna tergolong anak yang nakal. suka membantah dan sulit diatur juga tidak dapat dibuktikan sepenuhnya karena banyak juga peserta didik Penyalahguna yang merupakan anak manis yang tidak pernah mempunyai masalah atau konlik dengan guru maupun orang tua.

Latar belakang ekonomi keluarga peserta didik Penyalahguna sangat bervariasi. Ada yang terdapat dari keluarga ekonomi lemah, tetapi tak sedikit pula yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas. Pekerjaan orang tuanyapun sangat bervariasi, mulai dari pengangguran, buruh, pegawai negeri, guru, dosen, artis, pengusaha, sampai anggota ABRI, Polri, juga termasuk pejabat pemerintah maupun pemuka agama. Dari kajian ini tidak ditemukan gambaran umum yang spesiik mengenai latar belakang peserta didik Penyalahguna Narkoba. Dengan kata lain siapa saja. dari latar belakang manapun dapatterlibat masalah penyalahgunaan narkoba.

D. Gambaran Perilaku Peserta Didik Penyalahguna Narkoba

Bila selama ini masyarakat beranggapan bahwa peserta didik yang menggunakan Narkoba adalah mereka yang mengalami kesulitan belajar, maka kenyataan bahwa banyak pesertadidik Penyalahguna adalah peserta didik yang pintar. Namun demikian peserta didik yang telah menggunakan narkoba lebih dari 6 bulan hampir semuanya mengalami kesulitan belajar karena pengaruh obat-obatan membuat mereka menjadi sulit berkonsentrasi. Mereka juga dilaporkan sering membolos, sering terlambat ke sekolah dengan alasan kesiangan bangun dan sering terlambat masuk setelah waktu istirahat, sering tertidur di sekolah, sering lupa jadwal ulangan, lupa mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, lupa membawa buku pelajaran (tidak memiliki tanggung jawab) serta menjadi kurang memperdulikan penampilan dan kerapian diri.

Gambaran umum peserta didik Penyalahguna Narkoba ini diperoleh dari keterangan guru. Sedangkan dari keterangan orang tua peserta didik Penyalahguna dapat ditambahkan gejala lain seperti kedapatan bicara cadel atau gagap (padahal sebelumnya gejala ini tidak pernah ada), mata merah dan hidung berair (walaupun tidak sedang inluenza) perubahan pola tidur (pagi sulit sekali dibangunkan dan malam hari sulit tidur), cenderung menghindari kontak komunikasi dengan orang lain dalam hal ini anggota keluarga, uang sekolah tidak dibayarkan (mengaku kehilangan uang) dan di rumah sering kehilangan uang atau barang berharga. Gambaran dari guru dan orang tua ini dapat dijadikan ciri-ciri gejala awal penyalahgunaan Narkoba oleh peserta didik.

Dari penjelasan dan keterangan di atas, dapat disimpulkan kembali ciri-ciri remaja yang berpotensi menyalahgunakan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya, antara lain:

1. Sifat mudah kecewa dan kecendungan menjadi agresif dan destruktif.

2. Perasaan rendah diri (low self-esteem).

3. Tidak bisa menunggu atau bersabar yang berlebihan.

4. Suka mencuri, melakukan hal-hal yang mengandung bahaya yang berlebihan.

5. Cepat menjadi bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak sanggup berfungsi dalam kehidupannya sehari-hari.

6. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan atau pekerjaan atau dalam lapangan kegaitan lainnya.

7. Prestasi belajar menunjukkan hasil yang cenderung rendah.

8. Kurangnya prestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.

9. Cenderung memiliki gangguanjiwa seperti kecemasan obsesi, apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, emosi tidak terkendali, kurang mampu menghadapi stres atau sebaliknya,yaitu hiperaktif.

10. Cenderung mengabaikan peraturan-peraturan.

11. Adanya perilaku yang menyimpang, seperti hubungan seksual yang tidak terlindung, putus sekolah pada usia yang sangat dini, perilaku antisosial pada usia dini, seperti sering mencuri, sering berbohong dan kenakalan remaja lainnya.

12. Suka tidak tidur malam hari atau tidur larut malam (begadang).

13. Berkawan dengan orang yang tergolong peminum berat atau memakai obat secara berlebihan.

14. Sudah mulai merokok pada usia yang dini daripada rata-rata perokok lainnya.Tanda-tanda di rumah :

1. Membangkang terhadap teguran orang tua.

2. Semakin jarang ikut kegiatan keluarga

3. Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya.

4. Mulai melupakan tanggung jawab jam malam dan menginap di rumah teman.

5. Sering pergi ke disko, mall atau pesta

6. Pola tidur berubah : pergi susah dibangunkan, malam suka begadang

7. Bila ditanya, sikapnya defensif atau penuh kebencian

8. Menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang(bokek)

9. Sering mencuri uang dan barang-barang berhaga dirumah, dan sering tidak diketahu

10. Sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan (pandai-pandailah mengecek apakah uang yang dimintanya untuk bayar ini dan itu disekolah, betul-betul diminta oleh sekolah dan dibayarkan)

11. Malas mengurus diri (tidak mau membereskan tempat tidur, malas mandi, sering tidur, malas menggosok gigi, kamar berantakan, malas membantu)

12. Sering tersinggung dan mudah marah

13. Menarik diri dan sering di kamar, dan mengunci diri

14. Sering berbohong

15. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya

16. Sekali-kali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo (cadel) dan jalan sempoyongan

17. Ada obat-obatan, kertas timah, bau-bauan yang tidak biasa di rumah (terutama kamar mandinya atau kamar tidumya), atau ditemukan jarutn suntik, namun ia akan mengatakan barang-barang itu bukan miliknya.

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MASALAH NARKOBA

A. Penanganan dan Penanggulangan Masalah Narkoba Secara Universal

Terdapat tiga aspek penanganan dan penanggulangan masalah Narkoba yang dikenal secara universal, yaitu:

1. Law Enforcement

Berdasarkan UU narkotika, diperoleh pernyataan bahwa penderita penyalahgunaan narkoba memerlukan perawatan.

Tingkat keparahan dan tingkat perawatan diserahkan kepada Dinas Pendidikan Pemda setempat sebagai data dan statistik serta khususnya untuk perawatan selanjutnya. Sedangkan mengenai penegakan hukum dilakukan oleh Pemerintah (polisi, bea cukai, imigrasi, kehakiman, BNN/BNP (Badan narkotika Nasional/Badan Narkotika Propinsi), dan lain-lain).

2. Preventive (Pencegahan)

Pemerintah dengan memberdayakan masyarakat, dengan cara pendidikan, kampanye dan program yang mengurangi faktor resiko dan meningkatkan faktor protektor.

3. Treatment (Perawatan)

Pemerintah memberdayakan para profesional dalam perawatan biopsikososial. Pendekatan Biopsikososial digunakan untuk merekomendasikan tingkat perawatan Penyalahguna atau penyalahguna narkoba. Perawatan medis diperuntukkan bagi mereka yang masuk kategori tingkat Penyalahguna berat dan dual diagnosis.B. Penanganan Masalah Narkoba dikalangan Remaja

Pencegahan dalam konteks pelanggaran norma dan kejahatan dikelompokan sebagai suatu usaha yang mempunyai tujuan khusus untuk memperkecil ruang lingkup suatu pelanggaran baik melalui pengurangan kesempatan-kesempatan untuk melakukan kejahatan ataupun melalui usaha pemberian pengaruh pada orang-orang yang secara potensial dapat melakukan pelanggaran pada masyarakat umum (Dermawan, 1994:2).

Adapun strategi pencegahan, selama ini dikategorikan ke dalam tiga kelompok yang meliputi: pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier.

1. Pencegahan primer ditetapkan sebagai pencegahan melalui bidang sosial, ekonomi, dan bidang-bidang lain dan kebijakan umum, khususnya sebagai usaha untuk mempengaruhi situasi-situasi kriminonetik dan sebab-sebab dasar dari kejahatan. Tujuan utama dari pencegahan primer adalah menciptakan kondisi-kondisi yang sangat memberikan harapan bagi keberhasilan sosialisasi kepada setiap anggota masyarakat. Masyarakat umum secara keseluruhan menjadi target dari pencegahan primer. Pencegahan umum dan pencegahan khusus yang meliputi identiikasi dini kondisi-kondisi kriminomik dan sebab-sebab dasar pelanggaran serta peran-peran preventif dari polisi, pengawas, dan media masa termasuk dalam kategori ini. Target dari pencegahan ini adalah mereka yang dikategorikan potensial untuk melakukan pelanggaran.

Pelaksanaan pencegahan primer dilakukan dalam berbagai bentuk penyuluhan, seperti penyuluhan tatap muka (ceramah, diskusi, seminar), penyuluhan melalui media cetak (surat kabar, lealet, brosur, buletin, dll), penyuluhan dengan mengintegrasikan informasi tentang bahaya narkoba ke dalam kegiatan seperti pendidikan agama, bimbingan moral, dan lain sebagainya.

2. Pencegahan sekunder ditujukan pada para remaja yang telah mencoba-coba menggunakan narkoba serta sektor-sektor masyarakat yang dapat membantu remaja untuk berhenti menyalahgunakan narkoba (orang tua, tokoh masyarakat, jajaran pemerintah setempat, dan organisasi sosial lainnya). Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk mencegah meluasnya penyalahgunaan narkoba, menyelamatkan dan memperkuat ketahanan individu remaja dan keluarga yang mulai terkena penyalahgunaan supaya tidak terkena pengaruh lebih lanjut.Pelaksanaan pencegahan sekunder dilakukan antara lain dalam bentuk penyuluhan dengan teknik-teknik ceramah, sarasehan,atau diskusi, bimbingan sosial melalui kunjungan rumah, diskusi kelompok, serta pelayanan konseling perorangan atau keluarga bermasalah penyalahgunaan narkoba.

3. Sedangkan pencegahan tertier merupakan pencegahan yang dilakukan kepada residivisme atau mereka yang merupakan bekas korban penyalahgunaan narkoba, melalui peran polisi dan agen- agen lain dalam sistem peradilan pidana. Tujuan dari pencegahan tertier adalah untuk mencegah jangan sampai para penyalahguna narkoba tersebut kambuh/relaps dan terjerumus kembali ke dalam penyalahgunaan narkoba.Adapun target utama dari pencegahan tertier adalah mereka yang telah melanggar hukum. Pencegahan tertier antara lain dilakukan dalam bentuk bimbingan sosial dan konseling terhadap yang bersangkutan atau keluarganya, penciptaan lingkungan sosial dan pengawasan sosial yang menguntungkan eks korban untuk mantapnya kesembuhan eks korban penyalahgunaan narkoba, pengembangan minat, bakat, dan keterampilanh bekerja atau berusaha bagi eks korban, serta bantuan pelayanan penempatan kerja dan bantuan modal kerja bagi para eks korbaN.

4. Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan upaya perawatan untuk penyalahguna Narkoba dengan cara memperbaiki kembali dalam segi psikologis maupun isik penyalahguna. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan cara mengkarantina penyalahguna dan memberikan perawatan yang intensif.

5. After Care

After care merupakan upaya pembekalan bagi penyalahguna Narkoba dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan bagi penyalahguna Narkoba sebagai bekal mereka dalam menjalani kehidupan setelah proses rehabilitasi. Adapun model-model pencegahan yang telah dikemukakan untuk Narkoba selama ini, setidaknya dapat dikategorikan dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Program Penjangkauan Jalanan. Program ini biasanya dilaksanakan oleh tim-tim pelaksana sosial, teknisi medis, Penyalahguna dalam kondisi pemulihan yang bekerja unit penjangkauan luar untuk mencari Penyalahguna di jalanan dan menawarkan pelayanan konseling motivasi sosial dan kesehatan.

b. Drop-in Centre. Drop-in centre lazimnya didirikan dekat pusat perdagangan Narkoba, yang berfungsi sebagai tempat persinggahan bagi mereka yang tuna wisma tempat dimana mereka dapat mandi, cuci pakaian, makan, istirahat, dan menerima konseling serta perawatan kesehatan. Adapun program - program yang ditawarkan dari model ini adalah peningkatan kepekaan masyarakat dan sosial informasi terutama kepada anak- anak muda. Di dalam model ini ditawarkan pula aktivitas penyuluhan dan pembahasan kelompok mengenai pengurangan kerugian dan pendidikan kesehatan setiap hari termasuk detoksiikasi pasien rawat jalan, program keluarga, pencegahan kekambuhan dan program purna rawat (atercare).

c. Therapeutic Community. Konseling motivasi dan membangun kepercayaan adalah pintu masuk dari model Therapeutic Community menuju rehabilitasi yang fleksibel dan berangsur- angsur. Model ini dilakukan untuk menghindari pendekatan hukum, yang dibangun atas dasar potensi Penyalahgunaannya. Dalam model ini dikembangkan suatu cara pemantauan setiap hari dari melalui lingkungan sosial yang mendukung dengan menetapkan sasaran pada perubahan sikap dan perilaku komunitas. Dalam waktu sebulan sekali ditawarkan pengobatan kecanduan dan rehabilitasi secara gratis pada sejumlah terbatas Penyalahguna setelah syarat-syarat terpenuhi. Yaitu kehadiran tetap dan rutin motivasi kuat untuk berubah.

d. Participatory Learning and Action (Ditchtownsend, 2001). Model Participatory Learning and Action dikembangkan atas Participatory Learning and Action dikembangkan atas dikembangkan atas dasar asumsi bahwa pemberian informasi Narkoba jarang menghasilkan perubahan perilaku para pemakai. Untuk itu perlu dikembangkan suatu model yang lebih baru, yaitu participatory learning and action (pelajaran dan tindakan secara ikut serta). Selama 7 sampai 12 kali pertemuan kelompok, peserta melalui proses untuk merencanakan perubahan dan saling membantu dalam bertindak agar dapat berubah. Adapun proses yang dilalui dari pertemuan tersebut adalah:

Lebih banyak mengenali dirinya sendiri

1) Keadaan apa yang mendorong mereka untuk mengambil resiko

2) Apa bentuk masyarakat mereka

3) Apa masalah yang mereka hadapi

4) Ketrampilan apa yang mereka miliki

5) Hal apa yang ingin mereka ubah.

e. Communities That Care (Camberra Time, 1999). Communities That Care (lingkungan masyarakat yang peduli) adalah model yang dikembangkan atas dasar penelitian tentang penyebab masalah kesehatan dan perilaku, dan membantu kelompok setempat uiituk membentuk strategi, penelitian, dan dukungan intervensi, berdasarkan percobaan yang telah dikerjakan di Australia, yang melibatkan 468 murid dari 30 sekolah menunjukan bahwa murid yang tanpa dukungan lebih resiko terhadap pemakaian alkohol dan mariyuna dan perilaku nakal lainnya.C. Peran Agama dalam PencegahanPenyalahgunaan Narkoba

Larson dkk (1990) menemukan bahwa remaja yang komimen agamany kurang/lemah mempunyai resiko empat kali lebih besar untuk menyalahgunakan Narkoba dibanding dengan remaja yang komitmen agamanya kuat. Peneliti dari Indonesia (Hawari. 1990, Juwana, 1994) menemukan bahwa ketaatan beribadah pada kelompok penyalahgunaan Narkoba (kasus) jauh lebih rendah dibanding kelompok bukan penyalahgunakan Narkoba (kontrol/kelola); dan perbedaan ini cukup signiikan. Kehidupan beragama dalam keluarga dan ketaatan menjalankan ibadah agama sering dikaitkan dengan penyalahgunaan Narkoba (Stinnet dan John Defrain, 1987). Hal ini berdasarkan penelitian bahwa para penyalahguna Narkoba derajat keimanannya kurang kuat/lemah (Clinebell, 1980: Larson dkk.1990). Hawari (1990) dalam penelitiannya menemukan bahwa dan pada kontrol 70; sedangkan Juwana (1994) menemukanpersentase kasus 3,1% dan alkohol 83,0%Temuan ini penting bagi upaya prevensi, tetapi rahabilitasi pada penyalahgunaan Narkoba dan pendekatan keagamaan perlu untuk diikutsertakan pada upaya penanggulangan Narkoba. Pendidikan agama sejak dini akan memperkuat komitmen agama bila seseorang anak kelak menginjak remaja dan menjadi dewasa, sehingga resiko penyalahgunaan Narkoba dapat diperkecil (Hawari, 1999).

Intervensi agama diberikan sesudah seorang penderita penyalahguna Narkoba selesai menjalani detoksiikasi, memasuki tahapan psikoterapi dan selanjutnya pada tahapan rehabilitasi. Selain berbagai bentuk terapi (non-medik), maka selama perawatan bila mereka diberikan kegiatan-kegiatan keagamaan, hasilnya akan lebih baik daripada hanya medik saja. Sebaliknya kalau hanya diberikan terapi keigamaan saja, hasilnya kurang baik bila dibandingkan dengan modiikasi antara ilmu pengetahuan kedokteran (medik psikoiatrik) dengan agama (psikoreligius).Yang terpenting, bahwa Allah SWT sungguh-sungguh ada walaupun tidak tampak oleh panca indra harus diyakini oleh setiap umat individu. Adanya Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki segala sifat kesempurnaan yang kekal harus diimani setiap manusia dan oleh karena itu hanya kepada-Nya lah manusia beribadah, taat dan selalu memohon doa.

D. Peran Orang Tua dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah penyalahgunaan narkotika, psikokotropika dan zat adiktif lainnya.Orang tua adalah pendidik utama bagi anak-anaknya dan

menjadi igur/model untuk:

1. Menjadi panutan. Seperti orang tua menghendaki anaknya tidak merokok, maka orang tua jangan merokok.

2. Menjadi teladan. Artinya selalu memberikan contoh diri dalam hal sikap, perbuatan, tindakan serta memiliki komunikasi yang baik dan harmonis.

3. Menjadi seseorang yang istimewa. Dalam hal ini orang tua harus dapat menjadi teman diskusi dan tempat untuk bertanya. Apapun yang disampaikan anaknya, berita baik maupun buruk, perlu didengarkan dengan baik dan kemudian mengajak anak untuk berdialog secara lebih terbuka dan mendalam. Untuk menjadi seseorang yang istimewa, orang tua perlu mengikuti perkembangan remaja dan permasalahannya, sehingga dapat memberikan penjelasan bila anak bertanya, termasuk bertanya mengenai masalah narkoba.

4. Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai agama. Orang tua harus dapat mempertahankan tradisi kebersamaan di dalam keluarga seperti mengerjakan pekerjaan rumah bersama- sama pada hari libur, makan malam bersama, rekreasi bersama pada waktu-waktu tertentu, beribadah bersama-sama. dan lain sebagainya.

Di sini peran orang tua sangat besar sehingga diharapkan orang

tua mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut:

1. terciptanya suasana hangat dan bersahabat di rumah

2. mengembangkan hubungan yang akrab dan komunikasi yang baik bagi anak-anak, bersikap terbuka dan jujur terhadap mereka.

3. mengerti dan menerima setiap anak sebagaimana adanya.

4. mendengarkan dan menghormat pendapat anak-anak, membimbing mereka agar mampu membuat keputusan yang bijaksana

5. memberikan pujian jika mereka berbuat baik/mencapai suatu prestasi meskipun sedemikian kecil nilainya

6. meluangkan waktu bersama anak-anak walaupun demikian sibuknya.

7. memberikan tanggung jawab pada anak-anak sesuai dengan tingkatan usianya

8. mengenal secara baik teman-teman anak.

9. mengontrol kegiatan dan aktivitas anak.

10. memperkuat nilai moral dan spiritual sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing

11. memperkuat dan memahami bahaya penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya

12. mengetahui ciri-ciri dari pada seorang anak yang mempunyai resiko besar untuk menyalahgunakan narkotika, psikotropika dan adiktif lainnya

13. meminta bantuan ahli jika terdapat suatu kasus/permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri.

Tetapi apabila suatu saat orang tua menghadapi kenyataan

bahwa si anak terlibat penyalahgunaan narkoba maka yangharus dilakukan orang tua untuk menghadapi permasalahan

tersebut dan mencegah penyalahgunaan lebih lanjut antara

lain adalah:

1. Berusaha tetap tenang. Sebaiknya orang tua mampu mengendalikan emosi, jangan memojokkan si anak atau merasa tidak berguna.

2. Jangan menunda masalah. Secepat mungkin setelah mengetahui keadaan anak yang terlibat penyalahgunaan narkoba, orang tua harus menghadapi kenyataan dan segera mengadakan dialog terbuka dengan anak. Jangan menuduh anak pada saat anak berada dalam pengaruh narkoba.

3. Jadilah pendengar yang baik bagi anak. Berikan dorongan non verbal, saat anak sedang mengemukakan permasalahan atau alasannya sampai terlibat penyalahgunaan narkoba. Jangan pernah merendahkan harga diri si anak dan buatlah agar anak merasa aman dan nyaman saat menceritakan permasalahannya. Dan yang terpenting orang tua harus menghargai kejujuran anak karena telah mau mengakui kesalahannya dan memaakannya.

4. Jujur terhadap diri sendiri. Orang tua harus pula jujur pada diri sendiri dengan mengakui kelemahan dan kesalahan orang tua, jangan merasa benar sendiri.

5. Cari pertolongan. Jika sulit mengendalikan emosi dan menghadapi permasalahan yang terjadi maka orang tua harus segera menghubungi pihak- pihak yang dirasa mampu untuk mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba seperti pusat rehabilitasi, dokter, dan instansi-instansi terkait lainnya.

TIPS BEBAS NARKOBA DAN GAYA HIDUP SEHATA. Tips Bebas Narkoba

Generasi muda dan seluruh komunitas masyarakat harus cerdas dalam mengatasi bahaya penyalahgunaan narkoba. Memperbanyak informasi mengenai bahaya penyalahgunaan serta peredaran narkoba merupakan salah satu langkah awal untuk mencegah serta mengatasi permasalahan ini. Di bawah ini terdapat beberapa tips agar para komunitas muda serta masyarakat pada umumnya terbebas dari Narkoba sekaligus merupakan tujuan dari penulis bagi terciptanya Indonesia bebas Narkoba. Beberapa tips tersebut antara lain adalah:

1. Tips Menghindarkan Diri dari Narkoba

a. Tingkatkan iman dan taqwa.

b. Siapkan diri dan mental untuk mcnolak apabila ditawari narkoba.

c. Hati-hati dalam memilih teman bergaul.

d. Belajar berkata Tidak apabila ditawari dengan alasan yang tepat, kalau tidak mampu segera tinggalkan tempat itu.

e. Tingkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan keinginan yang lebih mulia.

f. Untuk mengisi waktu luang lakukan kegiatan yang positif.

2. Cara Mengatakan TIDAK pada Narkoba

a. Katakan tidak, maaf saya tidak tertarik, untuk satu inmaaf deh ... aku tidak bisa.

b. Tatap mata orang yang menawarkan narkoba tersebu bersikap tenang dan cepat berlalu kemudian katakan akn ada urusan lain ; maaf aku harus pergi ; saya ada ujiabesok dan saya harus belajar di rumah ; saya dalamperawatan dokter dan tidak oleh menggunakan obat laitanpa anjuran dokter.

c. Gantilah topik pembicaraan, misalnya masalah olahraga, ilmkesenian, dan lain-lain.

d. Kalau tetap memaksa tinggalkan mereka.

3. Cara Menghadapi Teman yang Ketergatungan Narkoba

a. Tetap berteman.

b. Jangan mencoba untuk ikut-ikutan.

c. Turut prihatin dan utarakan secara terbuka mengenai keprihatinan anda saat yang bersangkutan dalam keadaan tenang dan katakan bahwa anda peduli pada teman anda tersebut.Jangan menuduh apalagi menghakimi yang akan membuat dirinya tersinggung.

d. Diskusikan mengapa teman anda tersebut sampai menggunakan narkoba.

e. Ingatkan bahwa kesembuhan tidak dapat dipaksakan, sehingga sebagai pecandu harus siap dan mau dibantu.

f. Tunjukan kepedulian anda dengan siap membantu kapan saja jika teman anda membutuhkan bantuan atau nasihat anda untuk membangun dirinya.

g. Tumbuhkan kepercayaan diri pada teman anda tersebut

h. Dengan mengatakan bahwa teman anda tidak perlu

i. menggunakan narkoba untuk menunjukkan kehebatannya.

j. Jelaskan akibat fatal dan resiko fatal mengkonsumsi narkoba.

k. Jangan membiarkan yang bersangkutan merokok atau

l. menggunakan narkoba di depan anda.

m. Jangan emosional bila berargumentasi dengan Penyalahguna.

n. Sarankan Penyalahguna untuk minta bantuan ahli seperti dokter atau dibina di panti rehabilitasi.

o. Berikan pengertian kepada teman anda dengan pembicaraan-

pembicaraan ringan yang isinya antara lain adalah bahwa kita harus menghargai tubuh kita sendiri sebagai ciptaan yang paling sempurna

p. Yang terpenting adalah bahwa anda harus menunjukkan semua bantuan anda tersebut dengan tulus.

q. Lakukanlah semua bantuan anda dengan penuh rasa sayang, perhatian dan kasih kepada teman anda yang terlibat penyalahgunaan narkoba tersebut.4. Bagaimana Menolong Teman yang Sedang Sakau

a. Beberapa orang menggunakan air panas di dalam botol untuk menghilangkan sakit perut atau minimal untuk membuat Penyalahguna sedikit lebih baik.

b. Jangan sekali-sekali memberikan obat-obatan penghilang rasa sakit bagi si penderita.

c. Pastikan bahwa ruangan yang tersedia untuk Penyalahguna adalah tempat yang tenang dan nyaman.

d. Sediakan majalah untuk di baca atau televisi untuk dilihat atau radio untuk didengar bila Penyalahguna tidak dapat tidur.

e. Segera cari atau panggil tenaga profesional/dokter/terapis untuk membantu anda menolong teman anda tersebut.B. Gaya Hidup Sehat

1. Hidup Sehat Tanpa Narkoba

Anak-anak muda adalah generasi penerus bangsa adalah aset bangsa yang berharga. Negara memerlukan generasi muda yang sehat, tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat. Orang yang sehat akal memiliki banyak peluang dalam kehidupan dibandingkan dengan orang yang sakit.Pesan-pesan yang bersifat positif seperti: Sehat itu nikmat; Health is Wealth ; Think Health, Not Drugs, sangatlah bermanfaat untuk mengingatkan dan menghimbau anak remaja untuk Hidup Sehat agar terhindar dari berbagai penyakit termasuk Narkoba. Gaya hidup sehat serta kepribadian yang sehat merupakan senjata dalam perang melawan Narkoba bagi anak remaja yang seharusnya sudah dimiliki sejak usia dini.Pola hidup sehat penting dilakukan untuk siapapun. Pola hidup sehat meliputi:

a. Makanan Sehat dan Bergizi

1) Menjalani pola hidup sehat dengan mengutamakanmengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi akanmendorong seseorang untuk ke arah hidup sehat.

2) Makanan sehat yang bervariasi ditambah dengan asupangizi yang seimbang serta beberapa vitamin untuk menjagakebugaran tubuh, tubuh bebas dari penyakit dan dapatmencapai kesehatan tubuh yang prima.

3) Pola makan harus teratur seperti makan tiga kali sehari,dengan memperhatikan lauk-pauk yang bergizi tinggi.

4) Makanan yang siap saji (junkfood) harus dikurangi karenatidak bergizi dan memakai bahan pengawet.

b. Olahraga Secara Teratur

1) Olahraga secara teratur harus dilakukan semua orang. Rajin berolahraga secara teratur dapat memacu jantung, pernafasan, dan peredaran darah menjadi lancar dan baik. Dengan berolahraga kesehatan tubuh kita akan terjamin dari segala macam penyakit.

2) Olahraga juga membantu menghilangkan kecemasan, meningkatkan nafsu makan dan rasa percaya diri.

3) Biasakan berolahraga setiap hari seperti jalan kaki, senam,jogging, atau bersepeda.

4) Usahakan olahraga setiap hari minimal 15-20 menit secara teratur

5) Tidak perlu memiliki alat olahraga yang modern dan mahal. Olahraga seperti jogging dan jalan kaki saja sudah cukup untuk menjaga kesehatan dan kondisi tubuh

c. Tidur/Istirahat yang Cukup

Tidur bermanfaat:

1) Untuk mengistirahatkan otak, sehingga dapat mengurangi dan melepaskan ketegangan pikiran seseorang.

2) Ketika orang tertidur atau istirahat, terjadinya perbaikan jaringan-jaringan di dalam tubuh manusia yang mengalami kerusakan.

3) Tidur yang menyebabkan tubuh yang awalnya lelah menjadi segar kembali.

4) Tidur membebaskan diri dari segala macam bentuk gangguan emosional.

5) Ada anggapan tidur yang baik ialah yang lamananya 8 jam.

6) Tapi ada yang mengatakan lamanya tidur setiap hari sangat

bergantung pada usia.

d. Pemeriksaan Kesehatan Secara Rutin

Pemeriksaan kesehatan berkala secara teratur ke dokter juga sangat penting agar penyakit atau kelainan yang timbul dapat terdeteksi dengan lebih cepat sehingga pengobatanpun tidak akan memakan banyak biaya.

UPTD Puskesmas Pucangsawit Bahan Lomba KAAR29