09 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ANTIOKSIDAN

download 09 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ANTIOKSIDAN

of 15

description

Farmasi

Transcript of 09 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ANTIOKSIDAN

37

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1Determinasi Simplisia

Bahan uji yang digunakan yaitu simplisia herba calincing yang diperoleh dari kebun percobaan Manoko-Lembang. Herba calincing segar dideterminasi di Laboratorium Taksonomi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Jatinangor. Dari hasil determinasi diketahui bahwa tumbuhan yang dimaksud adalah tumbuhan calincing yang termasuk suku Oxalidaceae, marga Oxalis, jenis Oxalis corniculata Linn. Hasil determinasi dapat dilihat pada Lampiran A, Gambar 4.3.4.2Pemeriksaan Karakteristik Simplisia

Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan organoleptik, makroskopik, dan mikroskopik.

4.2.1Pemeriksaan Organoleptik

Hasil pemeriksaan organoleptik herba calincing diantaranya warna simplisia berwarna hijau kecoklatan, tidak berbau dan rasa khas.4.2.2Pemeriksaan Makroskopik

Hasil pemeriksaan makroskopik herba calincing dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Makroskopik Herba Calincing

No.Bagian yang dikarakterisasiKarakterisasi

1.2.

3.

DaunBatang

Bunga

Warna : Hijau kekuninganBentuk : Daun majemuk menjari tiga, anak daun berbentuk jantung terbalik Pangkal helaian daun lancip atau tumpul, ujung berlekuk Pangkal tangkai daun melebar bentuk serupa pelepah, warna kecoklatanUkuran :

Panjang : 1 sampai 2 cm Lebar : 1 sampai 2,5 cmWarna : HijauBentuk :

Lunak dan bercabang-cabangWarna : KuningBentuk :

Bunga keluar dari ketiak daun dengan 2-8 bunga, berbentuk seperti payung

4.2.3Pemeriksaan Mikroskopik

Hasil pemeriksaan mikroskopik menunjukkan bahwa herba calincing memiliki rambut penutup, trakea, kristal oksalat, dan jaringan epidermis atas. Gambar mikroskopik herba calincing dapat dilihat pada Lampiran C, Gambar 4.5.4.3Penapisan Fitokimia

Hasil penapisan fitokimia dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi herba calincing. Penapisan fitokimia ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam herba calincing. Hasil penapisan fitokimia ditunjukkan pada Tabel 4.2.Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Herba Calincing (Oxalis corniculata Linn.)No.Metabolit sekunderEkstrak etanolFraksi

n-heksanaFraksi

etil asetatFraksi

air

1.Alkaloid----

2.Polifenolat++-+

3.Tanin----

4.Flavonoid+++-

5.Monoterpenoid dan sesquiterpenoid+++-

6.Steroid+++-

7.Triterpenoid----

8.Kuinon++++

9.Saponin+-++

Keterangan : (+)= terdeteksi

( - ) = tidak terdeteksi

Dari hasil penapisan fitokimia diatas dapat dilihat bahwa ekstrak etanol mengandung senyawa golongan polifenolat, flavonoid, steroid, kuinon, saponin, monoterpenoid dan sesquiterpenoid. Fraksi n-heksana mengandung senyawa golongan polifenolat, flavonoid, steroid, kuinon, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan flavonoid, steroid, kuinon, saponin, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Fraksi air mengandung senyawa golongan polifenolat, kuinon dan saponin.4.4Penetapan Kadar Air Ekstrak

Kadar air dalam ekstrak herba calincing diperoleh sebesar 4,98%. Kadar air ditetapkan untuk menjaga kualitas ekstrak. Kadar air dalam ekstrak tidak boleh lebih dari 10%. Hal ini bertujuan untuk menghindari cepatnya pertumbuhan jamur dalam ekstrak.4.5Ekstraksi Simplisia dan FraksinasiEkstraksi dilakukan terhadap 257,74 g simplisia herba calincing dengan cara maserasi selama 3 x 24 jam dengan penggantian pelarut tiap 1 x 24 jam menggunakan etanol 70% sebagai pelarut. Maserat ditampung, kemudian dipekatkan dengan evaporator pada suhu 40 C lalu dikeringkan dalam cawan penguap di atas penangas air hingga didapat ekstrak kental. Dari penelitian diperoleh 36,8 g ekstrak kental sehingga rendemen yang diperoleh sebesar:

Rendemen (%) = Berat ekstrak total (g)

Berat simplisia (g) =

= 14,28%

Sebanyak 12 g ekstrak kental diambil untuk fraksinasi. Fraksinasi dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan air, diperoleh tiga fraksi yaitu fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air dengan berat fraksi kental masing-masing 0,92 g, 1,28 g dan 6,04 g. Rendemen fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air yang diperoleh terhadap jumlah simplisia yang digunakan adalah masing-masing sebesar 1,09%, 1,52%, dan 7,19%.4.6Hasil Kromatografi Lapis TipisProfil kromatografi lapis tipis dari ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air dilihat dengan menggunakan plat silica gel GF 254 menggunakan pengembang kloroform : metanol (9 : 1). Nilai Rf pada sinar tampak, sinar UV 254, sinar UV 366 nm, dan penampak bercak larutan DPPH dapat dilihat pada Tabel 4.3, Tabel 4.4 dan Tabel 4.5. Gambar kromatogram lapis tipis terdapat pada Lampiran D, Gambar 4.6.Tabel 4.3 Hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan Pendeteksi Sinar TampakNo bercakHarga RfSinar Tampak

Ekstrak EtanolFraksi n-HeksanaFraksi Etil AsetatFraksi Air

1.0,05---Coklat

2.0,4875-HijauHijau-

3.0,55Hijau---

4.0,75-Kuning--

5.0,85Kuning---

6.0,8875-Hijau--

7.0,9125--Hijau-

8.0,9625Hijau---

Tabel 4.4 Hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan Pendeteksi Sinar UV 254 nmNo bercakHarga RfSinar UV 254 nm

Ekstrak EtanolFraksi n-HeksanaFraksi Etil AsetatFraksi Air

1.0,05---Ungu

2.0,4875-KuningKuning-

3.0,55Hijau---

4.0,75-Kuning--

5.0,85Kuning--

6.0,8875-Hijau--

7.0,9125--Hijau-

8.0,9625Hijau---

Tabel 4.5 Hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan Pendeteksi Sinar UV 366 nmNoRfSinar UV 366 nm

Ekstrak EtanolFraksi n-HeksanaFraksi Etil AsetatFraksi Air

1.0,1Biru-BiruBiru

2.0,1375--Biru-

3.0,15---Biru

4.0,1875--Biru-

5.0,2125---Biru

6.0,2375Biru---

7.0,3-UnguUngu-

8.0,35UnguUnguUngu-

9.0,4875-UnguUngu-

10.0,55Ungu---

11.0,75-Ungu--

12.0,8875-Merah muda--

13.0,9125--Biru-

14.0,9625Merah muda---

Tabel 4.6 Hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan Penampak Bercak DPPHNo bercakHarga RfPenampak Bercak DPPH

Ekstrak EtanolFraksi n-heksanaFraksi Etil AsetatFraksi Air

1.0,05---Kuning tua

2.0,25--Kuning muda-

3.0,425-Kuning mudaKuning muda-

4.0,475-Kuning mudaKuning muda-

5.0,4875-Kuning tuaKuning tua-

6.0,5Kuning muda---

7.0,55Kuning tua---

8.0,8875-Kuning tua--

9.0,9125--Kuning tua-

10.0,9625Kuning tua---

Hasil kromatografi lapis tipis dengan menggunakan pengembang kloroform : metanol (9 : 1) menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki 7 bercak, fraksi n-heksana memiliki 7 bercak, fraksi etil asetat memiliki 10 bercak, dan fraksi air memiliki 4 bercak senyawa. Berdasarkan tinjauan pustaka, senyawa yang diduga berpotensi memiliki aktivitas antioksidan yaitu golongan polifenol dan flavonoid. Pada hasil kromatografi lapis tipis dengan penampak bercak larutan DPPH (0,02 % b/v), adanya perubahan warna menjadi kuning dengan latar belakang warna ungu pada bercak senyawa dari ekstrak maupun fraksi-fraksinya menunjukkan keberadaan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai Rf 0,5, 0,55, dan 0,9625 pada ekstrak etanol dan nilai Rf 0,425, 0,475, dan 0,4875 pada fraksi n-heksana maupun fraksi etil asetat.4.7Pengujian Aktivitas Antioksidan

Pengujian aktivitas antioksidan terhadap ekstrak herba calincing dan fraksi-fraksinya dilakukan dengan menggunakan pereaksi 1,1-difenil-2-pikril-hidrazil (DPPH) dengan metode spektrofotometri uv-visible. Senyawa 1,1-difenil-2-pikril-hidrazil (DPPH) merupakan molekul radikal bebas yang stabil dengan adanya delokalisasi elektron disekitar molekulnya. Delokalisasi elektron ini memberikan warna ungu pekat yang dicirikan dengan absorbansi pada panjang gelombang sekitar 520 nm dalam larutan etanol (Molyneux, 2004).

Saat bereaksi dengan senyawa antitoksidan, DPPH akan tereduksi dan terjadi perubahan warna menjadi kuning. Aktivitas peredaman radikal bebas DPPH diukur dengan menghitung pengurangan intensitas warna ungu yang diukur pada panjang gelombang serapan maksimum DPPH yaitu 518 nm (Leit o et al., 2002).

Gambar 4.1 Spektrum serapan maksimum DPPH 40 ppmPenurunan intensitas warna yang terjadi disebabkan oleh adanya penangkapan satu elektron oleh senyawa radikal DPPH dari zat antioksidan yang menyebabkan tidak adanya kesempatan elektron tersebut untuk beresonansi.

Gambar 4.2 Reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas

Pengujian aktivitas antioksidan terhadap ekstrak herba calincing dan fraksi-fraksinya masing-masing dilakukan dengan menggunakan lima variasi konsentrasi yaitu 500, 400, 300, 200, dan 100 ppm. Sebagai pembanding digunakan vitamin C dengan menggunakan lima variasi konsentrasi yaitu 10, 8, 6, 4 dan 2 ppm. Sebelum pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terlebih dulu penentuan operating time larutan DPPH dalam etanol yang bertujuan untuk mengetahui waktu kerja paling baik atau stabil dari larutan DPPH. Dari hasil pengukuran diperoleh waktu kerja yang terbaik mulai dari menit ke-27 sampai menit ke-33 setelah penambahan pelarut etanol. Setelah itu pengukuran absorbansi DPPH terhadap ekstrak etanol herba calincing dan fraksi-fraksinya dilakukan pada menit ke-30 dan pengujian dilakukan sebanyak triplo. Kurva absorbansi untuk operating time larutan DPPH dalam etanol dapat dilihat pada Lampiran E, Gambar 4.8.

Dalam pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH, parameter yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil uji adalah IC50 atau Inhibition Concentration 50 yaitu konsentrasi substrat yang mampu meredam aktivitas DPPH sebesar 50 %. Ketika molekul DPPH menerima elektron yang diberikan oleh senyawa antioksidan dari ekstrak, penurunan intensitas warna ungu dapat dihitung secara kuantitatif dari perubahan nilai absorbansinya. Nilai IC50 dihitung dari persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan antara konsentrasi ekstrak (pada sumbu x) dan persen inhibisi (pada sumbu y) yang menunjukkan aktivitas peredaman DPPH. Persen inhibisi dihitung dari pengurangan absorban hitung DPPH blanko dengan absorban hitung bahan uji.

% Inhibisi = Hasil pengujian aktivits antioksidan ekstrak etanol herba calincing dan fraksi-fraksinya dapat dilihat pada tabel 4.7.Tabel 4.7 Data Persentase Inhibisi Larutan Uji terhadap DPPH Persen inhibisi (%)

NoSampel

UjiKonsentrasi (ppm)

500400300200100

1

2

3

4Ekstrak Etanol

Fraksi n-Heksana

Fraksi Etil Asetat

Fraksi Air50,3922,33

51,5241,6241,4820,02

42,55

34,9731,2115,3334,29

26,8622,3410,07

24,49

19,7714,495,20

13,5511,09

Tabel data diatas memperlihatkan bahwa persen inhibisi menurun bersamaan dengan semakin kecilnya konsentrasi. Besarnya persen inhibisi ekstrak maupun fraksi tergantung dari besarnya absorbansi DPPH dalam larutan uji tersebut. Semakin besar konsentrasi larutan uji yang digunakan maka semakin kecil absorbansi larutan DPPH sehingga persen inhibisi larutan uji semakin besar.Hasil pengukuran daya antioksidan ekstrak etanol herba calincing dan fraksi-fraksinya selanjutnya dibandingkan dengan vitamin C. Sebagai antioksidan, vitamin C bekerja dengan memberikan atom hidrogen untuk menangkap elektron yang tidak berpasangan pada radikal bebas. Vitamin C juga mempunyai kelarutan yang baik dalam pelarut yang polar. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dari larutan pembanding dengan berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 4.8.Tabel 4.8 Data Inhibisi dari Larutan Pembanding (Vitamin C) terhadap DPPHNo.Konsentrasi

(ppm)% Inhibisi

1.

2.

3.

4.

5.10

8

6

4

256,6245,98

30,33

20,48

8,10

Hasil analisis statistik menggunakan SPSS 16.0 (Statistical Package for Social Science) terhadap aktivitas antioksidan empat sampel uji pada lima perlakuan. Hasil analisis statistik dapat dilihat pada Tabel 4.9.Tabel 4.9 Tabel ANAVA Kombinasi Sampel dan KonsentrasiSumber VariasiJumlah KuadratDerajat BebasKuadrat TengahFhitungp

Model53428,950202671,4484605,1630,000

Sampel3294,03731098,0121892,0120,000

Konsentrasi7001,75241750,4383017,4850,000

Sampel * Konsentrasi484,6251240,38569,6180,000

Error23,204400,580

Total53452,15460

Keterangan : p < 0,05 dinyatakan bermaknaTabel ANAVA menunjukkan pada tingkat kepercayaan 95% faktor jenis sampel memberikan pengaruh signifikan terhadap daya inhibisi berdasarkan perbandingan nilai signifikan = 0,000 < ( = 0,05. Faktor variasi konsentrasi juga memberikan pengaruh signifikan terhadap daya inhibisi berdasarkan perbandingan nilai signifikan = 0,000 < ( = 0,05. Kombinasi perlakuan sampel dan konsentrasi menunjukkan bahwa keduanya saling memberikan pengaruh yang signifikan berdasarkan nilai signifikan = 0,000 < ( = 0,05. Oleh karena itu diperlukan uji lanjut untuk mengetahui faktor yang memberikan pengaruh lebih besar menggunakan uji LSD (Least Significant Difference).

Uji lanjut LSD dilakukan untuk mengetahui pengaruh sampel dan konsentrasi terhadap nilai persen inhibisi. Hasil uji lanjut terhadap pengaruh sampel dan konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11.Tabel 4.10 Uji Lanjut Pengaruh SampelSampel UjiSampel Pembandingp

Ekstrak EtanolFraksi n-Heksana0,000

Fraksi Etil Asetat0,000

Fraksi Air0,000

Fraksi n-HeksanaEkstrak Etanol0,000

Fraksi Etil Asetat0,000

Fraksi Air0,000

Fraksi Etil AsetatEkstrak Etanol0,000

Fraksi n-Heksana0,000

Fraksi Air0,000

Fraksi AirEkstrak Etanol0,000

Fraksi n-Heksana0,000

Fraksi Etil Asetat0,000

Keterangan : p < 0,05 dinyatakan bermakna

Tabel 4.11 Uji Lanjut Pengaruh Konsentrasi

Konsentrasi UjiKonsentrasi Pembandingp

Konsentrasi 100Konsentrasi 2000,000

Konsentrasi 3000,000

Konsentrasi 4000,000

Konsentrasi 5000,000

Konsentrasi 200Konsentrasi 1000,000

Konsentrasi 3000,000

Konsentrasi 4000,000

Konsentrasi 5000,000

Konsentrasi 300Konsentrasi 1000,000

Konsentrasi 2000,000

Konsentrasi 4000,000

Konsentrasi 5000,000

Konsentrasi 400Konsentrasi 1000,000

Konsentrasi 2000,000

Konsentrasi 3000,000

Konsentrasi 5000,000

Konsentrasi 500Konsentrasi 1000,000

Konsentrasi 2000,000

Konsentrasi 3000,000

Konsentrasi 4000,000

Keterangan : p < 0,05 dinyatakan bermakna

Dari kedua tabel di atas diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara nilai inhibisi DPPH ekstrak etanol dengan nilai inhibisi DPPH fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air serta terdapat perbedaan bermakna antara lima variasi konsentrasi yang digunakan dalam penelitian.Nilai persen inhibisi untuk masing-masing lautan uji dan larutan pembanding dengan berbagai konsentrasi digunakan untuk membuat persamaan regresi linier. Kurva regresi linier larutan uji dan larutan pembanding dapat dilihat pada Lampiran F, Gambar 4.9.Tabel 4.12 Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan

Sampel ujiKonsentrasi (g/mL)Persen inhibisi (%)Persamaan Regresi LinierIC50 (g/mL)

Ekstrak etanol50050,39y = 0,0909x + 4,7498,35

40041,48R2 = 0,9981

30031,21

20022,34

10014,49

Fraksi n-heksana50022,33y = 0,0442x + 1,3271101,19

40020,02R2 = 0,9844

30015,33

20010,07

1005,2

Fraksi etil asetat50051,52y = 0,094x + 5,08477,87

40042,55R2 = 0,9971

30034,29

20024,49

10013,55

Fraksi air50041,62y = 0,0763x + 3,984603,09

40034,97R2 = 0,9982

30026,86

20019,77

10011,09

Vitamin C1056,62y = 6,127x - 4,468,89

845,98R2 = 0,9959

630,33

420,48

28,1

Dari kurva regresi linier di atas, dapat diperoleh persamaan regresi linier untuk masing-masing sampel uji. Nilai IC50 didapat dari substitusi angka 50 ke dalam nilai y (ordinat). Hasil uji menunjukkan nilai IC50 untuk masing-masing ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air secara berturut-turut adalah 498,35 ppm, 1101,19 ppm, 477,87 ppm, dan 603,09 ppm. Nilai IC50 terendah dimiliki oleh fraksi etil asetat yang menunjukkan bahwa fraksi tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang paling kuat kuat dibandingkan dengan ekstrak atau fraksi-fraksi lain yang diuji, akan tetapi lebih lemah 54 kali dibandingkan dengan vitamin C dengan nilai IC50 sebesar 8,89 ppm. Hasil analisis secara statistik mengenai aktivitas antioksidan empat sampel uji terhadap pembanding vitamin C dapat dilihat pada Tabel 4.13.Tabel 4.13 Uji Lanjut Pengaruh Keempat Sampel terhadap Vitamin C dari Nilai IC50SampelSampel Pembandingp

Ekstrak EtanolFraksi n-Heksana0,000

Fraksi Etil Asetat0,157*

Fraksi Air0,000

Vitamin C0,000

Fraksi n-HeksanaEkstrak Etanol0,000

Fraksi Etil Asetat0,000

Fraksi Air0,000

Vitamin C0,000

Fraksi Etil AsetatEkstrak Etanol0,157*

Fraksi n-Heksana0,000

Fraksi Air0,000

Vitamin C0,000

Fraksi AirEkstrak Etanol0,000

Fraksi n-Heksana0,000

Fraksi Etil Asetat0,000

Vitamin C0,000

Vitamin CEkstrak Etanol0,000

Fraksi n-Heksana0,000

Fraksi Etil Asetat0,000

Fraksi Air0,000

Keterangan : p < 0,05 dinyatakan bermakna

* tidak ada perbedaan bermaknaDari tabel 4.13, keempat sampel uji menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik dibandingkan dengan pembanding vitamin C berdasarkan nilai IC50 dengan nilai p = 0,000 < ( = 0,05. Antara keempat sampel uji juga memberikan perbedaan yang bermakna secara statistik, kecuali untuk ekstrak etanol dengan fraksi etil asetat. EMBED Equation.3

35

_1339108575.unknown

_1339108574.unknown