08_01_2016 Opini Lingkungan - Pengadilan Tanpa Keadilan
-
Upload
faisol-faisol-rahman -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of 08_01_2016 Opini Lingkungan - Pengadilan Tanpa Keadilan
-
8/17/2019 08_01_2016 Opini Lingkungan - Pengadilan Tanpa Keadilan
1/1
PENGADILAN yang seha-
rusnya memberikan
rasa keadilan sekarang
tidak mampu lagi memenuhi-
nya. Akhir 2015 para pencarikeadilan dikagetkan dengan
putusan pengadilan yang ham-
pir memutuskan harapan para
pejuang keadilan lingkungan
hidup. Tiga putusan Hakim
itu ialah putusan Pengadilan
Tata Usaha Negara Jambi yang
meng izinkan pembangunan
pasar modern (mal) tanpa
amdal dan izin lingkungan,
putusan Pengadilan Negeri
Palembang yang meloloskan
pembakar hutan, dan ter-
akhir ialah putusan Mahka-
mah Agung kasus sumber air
gemulo Kota Batu yang mem-
bungkam perjuangan para
pejuang lingkungan hidup.
Penulis akan mengulas sing-
kat bagaimana ketiga putusan
tersebut berdampak besar
terhadap perjuangan menun-
tut keadilan, khususnya bagi
kasus-kasus lingkungan hidup.
Kasus pertama di Kota Jambi.
Perusahaan drup besar di sek-
tor pasar modern membangunplaza di Kota Jambi. Diketahui,
pembangunan itu terjadi sebe-
lum 2014. Organisasi nonpe-
merintah di Jambi menemukan
bukti bahwa pembangunan
mal tersebut tanpa dokumen
lingkungan maupun izin ling-
kungan. Setelah melalui de-
sakan yang kuat, akhirnya pe-
merintah kota menghentikan
pembangunan mal tersebut.
Putusan Pemkot Jambi digugat
di Pengadilan Tata usaha Ne-
gara Jambi. Singkatnya gugatan
oleh perusahaan dimenangi
dan surat keputusan peng-
hentian pembangunan tidak
lagi berlaku.
Kasus kedua yang santer
dibahas di media nasional
ialah tentang lolosnya PT BMH
dari jeratan hukum gugatan
perdata dengan ganti kerugian
lingkungan terbesar sepanjang
sejarah, yaitu Rp7,8 triliun.
Pertimbangannya kurang lebih
menyatakan kebakaran hutan
tidak berakibat pada kerusak-
an lingkungan karena lahan
bekas kebakaran bisa ditanam
kayu kembali.
Kasus ketiga ialah yang su-
dah berjalan sejak 2013 di
Pengadilan Malang. Warga
kota batu menolak pemba-
ngunan hotel yang lokasinya
di atas sumber mata air yang
menghidupi ribuan orang dan
ratusan persawahan kota ter-
sebut. Upaya penolakan warga
digugat ke pengadilan Negeri
Malang dan putusan gugatan
ditolak. Upaya penolakan war-
ga bukanlah perbuatan mela-
wan hukum. Kasus tersebut
berlanjut ke Pengadilan Tinggi
Surabaya. Dalam putusannya,
Pengadilan Tinggi Surabaya
menolak permohonan ban-
ding dan menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Malang. Ke-
putusan kedua tingkat penga-
dilan tersebut ternyata ditolak
oleh Mahkamah Agung yang
dalam putusannya mengabul-
kan gugatan perusahaan dan
warga yang menolak pemba-
ngunan hotel di atas mata air
merupakan perbuatan mela-
wan hukum.
Ketiga putusan tersebut da-
tang hampir bersamaan pada
Desember saat masyarakat
disibukkan dengan persiapan
liburan panjang, perayaan Na-
tal, dan tahun baru. Ada apa
dengan Desember? Apakah
benar gosip yang mengatakan
bahwa ingin memutus perkara
besar dan kontra produktif ha-
rus pada Desember?
Perlu perjuangan panjang
meraih keadilan. Jalan terjal
seakan silih berganti datang
bagi para pejuang lingkunganhidup. Mulai regulasi yang tidak
berpihak pada lingkungan, pu-
tusan pengadilan yang melolos-
kan penjahat lingkungan, sam-
pai pada ancaman dan proses
pemidanaan yang dipaksakan.
Belum lagi dominasi kekuatan
korporasi yang hadir hampir
di seluruh urat nadi birokrasi
merupakan tantangan besar
bagi korban dan para pejuang
lingkungan hidup.
Langkah hukumGerakan sosial lingkungan
hidup gugatan hukum meru-
pakan upaya terakhir ketika
langkah yang lain tidak efektif
lagi digunakan. Langkah hu-
kum ketika masuk ke pengadil-
an ialah ada optimisme yang
besar pada masyarakat korban
bahwa pengadilan mampu
memberikan keadilan esensial
atau keadilan substantif atas
derita yang mereka rasakan.
Saat ini fakta menunjukkansebaliknya. Pengadilan seba-
gai rumah pencari keadilan
tidak ramah lagi pada korban
dan para pejuang lingkungan.
Penegakan hukum lingkungan
kembali ke jalan sunyi dan
cenderung dimatisurikan, se-
dangkan pemerintah masih
saja setengah hati dan me-
nyembunyikan para penjahat
lingkungan.
Keadilan akan terus dicari
dengan berbagai cara oleh kor-
ban dan para pejuang lingkung-
an. Jika keadilan tidak mungkin
lagi didapat di ruang-ruang
pengadilan, mungkin rakyat
akan memperoleh dengan
caranya sendiri. Ini peringatan
bagi lembaga peradilan yang
seharusnya sensitif terhadap
rasa adil itu sendiri.
Pengadilan tanpa Keadilan
K ASUS yang melanda
beberapa parpol
akibat friksi inter-
nal yang berdam-
pak pada terjadinya sengketa
kepengurusan parpol sejatinya
bukan sesuatu yang baru di ne-
geri ini. Hal itu terjadi karena
kegagalan parpol dalam mela-
kukan konsolidasi demokrasi
internal dan pendewasaan
berpolitik bagi para fungsio-narisnya agar terbiasa untuk
mematuhi konstitusi parpol,
konstitusi negara, dan pera-
turan perundang-undangan
politik. Pada kisaran 2005, mi-
salnya, MA pada 16 November
2005 telah memutus perkara
sengketa parpol antara Alwi
Shihab melawan Muhaimin
Iskandar di tingkat Kasasi.
Majelis Hakim Kasasi MA me-
nilai pemecatan Alwi Shihab
dari keanggotaan PKB cacat
hukum karena melanggar AD/
ART PKB.
Di era Orde Baru, PDI Per-
juangan (pada waktu itu ber-
nama PDI) juga pernah dilanda
konflik internal antarelite par-
pol yang dipengaruhi campur
tangan rezim yang berkuasa
saat itu yang berujung pada
terjadinya peristiwa 27 Juli
1996 yang diawali dengan pe-
nyerbuan Kantor DPP PDI dan
berdampak dengan kerusuhan
sosial di sebagian wilayah Ja-
karta. Konflik internal parpol
juga dialami PBR, Demokrat,
dan lain-lain.
Jika berkaca pada pandang-
an Carl J Fiederich, parpol
dimaknai sebagai sekelompok
manusia yang terorganisasi
secara stabil dengan tujuan
merebut atau mempertahan-
kan penguasan terhadap pe-
merintahan bagi pimpinan
partainya. Penguasaan ini
memberi anggota partai ke-
manfaatan yang bersifat idiil
maupun materiil. Roger Sol-
tau berpendapat senada, par-
pol ialah sekelompok warga
negara yang sedikit banyakterorganisasi, yang bertindak
sebagai suatu kesatuan politik
dengan memanfaatkan kekua-
saannya untuk memilih--bertu-
juan menguasai pemerintahan
dan melaksanakan kebijakan
umum mereka.
UU Parpol (UU No 2/2008 jo
UU No 2/2011) mengambil jalan
moderat dalam mendefinisi-
kan makna parpol. Menurut
Pasal 1 angka 1 UU No 2/2011,
parpol diberi makna sebagai
organisasi yang bersifat nasio-
nal dan dibentuk sekelompok
warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita yang
bertujuan memperjuangkan
dan membela kepentingan
politik anggota, masyarakat,
bangsa, negara, serta memeli-
hara keutuhan NKRI berdasar-
kan Pancasila dan UUD NegaraRI Tahun 1945.
Dengan melihat pada hakikat
makna parpol itu, peran parpol
dalam sistem demokrasi kon-
stitusional sangat vital. Pasal-
nya, melalui peranan parpol,
warga negara bisa mendapat
saluran untuk memasuki are-
na kekuasaan negara secara
demokratis. Parpol sebagai
instrumen demokrasi. Sede-
mikian pentingnya peranan
parpol, bahkan UUD 1945 te-
lah mengunci pintu masuk
calon presiden dan calon wakil
presiden dalam arena kon-
testasi pemilu presiden melalui
jalan tunggal parpol maupun
gabungan parpol. Demikian
pula pintu masuk ke arena
institusi parlemen juga harus
melalui jalan tunggal parpol.
Dengan demikian, parpol tak
bisa diletakkan hanya di wila-yah infrastruktur politik.
Roy C Macridis berpendapat
parpol merupakan keharus-
an dalam kehidupan politik
modern yang demokratis.
Pengecualiannya hanya pada
masyarakat tradisional yang
bersistem politik otoritarian
dengan pemerintahan yang
bertumpu pada tentara atau
polisi. Sebagai suatu orga-
nisasi, parpol secara ideal
bertujuan mengaktifkan dan
memobilisasi rakyat, mewakili
kepentingan tertentu, serta
memberikan jalan kompromi
bagi pendapat yang saling
bersaing, menyediakan sarana
suksesi kepemimpinan politik
secara absah dan damai.
Konflik yang melanda Partai
Golkar baik sebelum maupun
pascadicabutnya Keputusan
Pengesahan Kepengurusanparpol oleh Menteri Hukum
dan HAM sejatinya tak lepas
dari belum melembaganya
mekanisme resolusi konflik
internal parpol meskipun UU
Parpol telah menyediakan
perangkat kelembagaaan Mah-
kamah Parpol.
Kemandirian parpol sejati-
nya harus dapat direpresenta-
sikan dari kapasitas dan efek-
tivitas fungsi dari Mahkamah
Parpol dalam menjalankan
fungsi ajudikasi untuk me-
nyelesaikan sengketa internal
parpol secara terhormat dan
independen.
Namun, ternyata tujuan
pembentukan Mahkamah Par-
pol yang dinisbahkan sebagai
perangkat ajudikasi internal
untuk membangun kemandi-
rian parpol belum mampu
memberikan pengaruh signi-fikan guna meredam konflik
internal parpol.
Upaya membangun ke-
mandirian parpol tersebut
terlihat dari eksistensi Pasal
32 Ayat 5 UU Parpol yang
menegaskan putusan Mahka-
mah parpol atau sebutan lain
bersifat final dan mengikat
secara internal dalam hal
perselisihan yang berkenaan
dengan kepengurusan. Na-
mun, terlihat bahwa dalam
kasus sengketa kepengurusan
Partai Golkar maupun PPP
semua sengketa kepengurusan
tak mampu diselesaikan secara
internal dan dibawa arena aju-
dikasi yudisial di lingkungan
peradilan.
Pola semacam itu tak urung
telah menempatkan terjadi-
nya sengketa berkepanjangan
di lingkungan parpol sendiri.Pasalnya, pada umumnya se-
tiap rezim kepemimpinan di
dalam tubuh parpol membawa
‘gerbong kepentingan’ yang
panjang dan tak jarang hingga
sampai ke cabang parpol di
daerah-daerah. Akibatnya,
bukanlah sebuah jalan yang
mudah untuk membangun ke-
mandirian parpol karena kom-
pleksitas penyelesaian konflik
internal parpol bisa bersumber
dari aspek ideologis, pragma-
tis, maupun pertalian antara
aspek birokratis-kepentingan
pragmatis.
Afiliasi elite dalam menentu-
kan sikap di saat pencalonan
capres semasa pilpres yang
lalu dapat menimbulkan kere-
takan di dalam tubuh beberapa
parpol karena sikap pro-kontra
penentuan kebijakan parpol
dalam membangun koalisi. Hal
itu masih berkelindan denganwatak otoritarian sekelompok
elite dalam mengendalikan
kepemimpinan parpol secara
narsistik. Parpol bahkan dijadi-
kan sebagai ‘kuda tunggangan’
oleh segerombolan elite un-
tuk membajak demokrasi di
internal parpol dengan me-
lalaikan suara anggota dan
konstituen.
Elite yang enggan merefleksi
sikap-sikap politiknya dan ge-
mar memaksakan kehendak
mengakibatkan parpol tak le-
bih sebagai semacam korporasi
politik. Berhitung profit politik
dan pengaruh elite ditentu-
kan dari saham politik yang
ditanamkannya dalam pundi-
pundi parpol. Akibat pola-pola
penguasaan parpol semacam
itu ialah beberapa parpol se-
perti kehilangan jati diri dan
lebih banyak mengurusi ri-
valitas daripada menyuara-
kan aspirasi anggota maupun
konstituennya. Celakanya, hal
itu berpengaruh dalam tubuh
parlemen yang memang pintu
masuknya harus mengguna-
kan tiket dari elite parpol agar
bisa menduduki singgasana
wakil rakyat dengan berbagai
fasilitasnya yang dibayar dari
pundi-pundi pajak rakyat.
Upaya memulai pengem-
balian kemandirian parpol
ditentukan kedewasaan ber-
politik dan kapasitas resolusi
konflik oleh para elite/fung-
sionaris parpol itu sendiri.
Jalan keluarnya ialah kemauan
untuk kembali menginternal-
isasikan semangat pendirian
parpol yang tertuang dalamtiap-tiap AD maupun ART se-
bagai konstitusi parpol. Bagai-
mana akan memperjuangkan
nasib rakyat/konstituen jika
tiap-tiap elite di dalam tubuh
parpol masih belum selesai
dengan diri mereka sendiri?
Mereka masih sibuk untuk
memperjuangkan hak-hak
politik dan finansial dengan
melalaikan tanggung jawab
sebuah parpol dalam sistem
demokrasi konstitusional?
Uji Nyali Kemandirian ParpolW Riawan Tjandra
Pengajar pada FH Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Doktor Ilmu Hukum UGM
Muhnur SatyahaprabuManajer Kebijakan dan Pembelaan Hukum Eksekutif Nasional Walhi
Jika keadilan tidak mungkinlagi didapat di ruang-ruangpengadilan, mungkin rakyatakan memperoleh dengan
caranya sendiri.
JUMAT, JAN UARI OPINI6
PARTISIPASI OPINIKirimkan ke email: [email protected] atau [email protected] atau fax: (021) 5812105, (Maksimal 5.500 karakter tanpa spasi. Sertakan nama, alamat lengkap, nomor telepon, foto kopi KTP, nomor rekening, dan NPWP).Setiap materi baik artikel, tulisan, maupun foto, yang telah ditampilkan di harian Media Indonesia dapat dimuat kembali baik dalam format digital maupun nondigital yang tetap merupakan bagian dari harian Media Indonesia.
Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm)Direktur Utama: Lestari MoerdijatDirektur Pemberitaan/Penanggung Jawab: Usman Kan-songDeputi Direktur Pemberitaan: Gaudensius SuhardiDirektur Pengembangan Bisnis: Shanty NurpatriaDewan Redaksi Media Group: Bambang Eka Wijaya, DjadjatSudradjat, Elman Saragih, Gaudensius Suhardi, Laurens Tato,Lestari Moerdi jat, Najwa Shihab, Putra Nababan, Rahni LowhurSchad, Saur Hutabarat, Suryopratomo, Usman KansongRedaktur Senior: Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, LaurensTatoKepala Divisi Pemberitaan: Abdul KoharKepala Divisi Content Enrichment: Teguh NirwahyudiKepala Divisi Artistik & Foto: HariyantoAsisten Kepala Divisi Pemberitaan: Ade Alawi, Haryo Prase-
tyo, Jaka Budisantosa, Ono Sarwono, Rosmery C. Sihombing,Tjahyo UtomoKepala Sekretariat Redaksi: Sadyo Kristiarto
Redaktur: Agus Mulyawan, Agus Triwibowo, Ahmad Punto,Anton Kustedja, Aries Wijaksena, Basuki Eka P, Cri Qanon RiaDewi, Denny Parsaulian Sinaga, Eko Rahmawanto, Eko Supri-hatno, Hapsoro Poetro, Henri Salomo, Ida Farida, Iis Zatnika, IranaShalindra, M. Soleh, Mathias S. Brahmana, Mirza Andreas, PatnaBudi Utami, Soelistijono, Sitria Hamid, Wendy Mehari Utami, Wi-
5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Per-cetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp79.000 perbulan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Reke-ning Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri- Cab. Taman Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab.Sudirman: 035-306-5014, Diterbitkan oleh: PT Citra MediaNusa Purnama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Ke-doya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812105 (Redaksi) e-mail: [email protected], Percetakan: Media Indo-nesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www.mediaindo-nesia.com,
DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WAR-TAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERSDAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU ME-MINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN
dhoroso, Windy Dyah Indriantari
Staf Redaksi: Abdillah M. Marzuqi, Adam Dwi Putra, Agung Wi-bowo, Ahmad Maulana, Akhmad Mustain, Anata Syah Fitri, AnsharDwi Wibowo, Arief Hulwan Muzayyin, Asni Harismi, Astri Novaria,Bintang Krisanti, Budi Ernanto, Cornelius Eko, Christian Dior Sim-bolon, Daniel Wesly Rudolf, Deri Dahuri, Dinny Mutiah, Donny An-dhika, Dwi Tupani Gunarwati, Dzulfikri, Emir Chairullah, Eni Kartinah,Fario Untung, Ghani Nurcahyadi, Gino F. Hadi, Golda Eksa, HaufanH. Salengke, Hera Khaerani, Heryadi, Hillarius U. Gani, Insan Ak-bar Krisnamurti, Iqbal Musyaffa, Irvan Sihombing, Iwan Kurniawan,Jajang Sumantri, Jonggi Pangihutan M, Maggie Nuansa Mahardika,Mohamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nurtjahyadi, Nurulia Juwita, PancaSyurkani, Permana Pandega Jaya, Raja Suhud V.H.M, Ramdani,Retno Hemawati, Richaldo Yoelianus Hariandja, Rommy Pujianto,Rudy Polycarpus, Sabam Sinaga, Selamat Saragih, Sidik Pramono,Siswantini Suryandari, Siti Retno Wulandari, Sugeng Sumariyadi,Sulaiman Basri, Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, TesaOktiana Surbakti, Thalatie Yani, Thomas Harming Suwarta, UsmanIskandar, Wibowo, Wisnu AS, Zubaedah HanumBiro Redaksi: Dede Susianti (Bogor); Eriez M. Rizal (Bandung);
Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); SumantriHandoyo (Tangerang); Yusuf Riaman (NTB); Baharman (Palem-bang); Parulian Manulang (Padang); Haryanto (Semarang); Wi-djajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya)
METROTVNEWS.COMPemimpin Redaksi: Putra NababanWakil Pemimpin Redaksi/Dept Head Multimedia: NurfajriBudi NugrohoRedaktur Pelaksana: Khudori, Luhur Hertanto, Fitra Iskandar
DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING)Kepala Divisi: Budiana IndrastutiAsisten Kepala Divisi: Mochamad Anwar Surahman, Victor JPNababanRedaktur: Agus Wahyu Kristianto, Sri Purwandhari
CONTENT ENRICHMENTPeriset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S, Gurit Adi Suryo,Dhika Kusuma WinataBahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Adang Iskandar, HenryBachtiar, Ni Nyoman Dwi Astarini, Riko Alfonso, Suprianto
ARTISTIK Asisten Kepala Divisi: Rio Okto WaasRedaktur: Annette Natalia, Budi Setyo Widodo, Donatus Ola Pere-da, Gatot Purnomo, Gugun Permana, Marjuki, Ruddy Pata AreadiStaf Artistik: Ali Firdaus, Ami Luhur, Ananto Prabowo, BayuWicaksono, Briyan Bodo Hendro, Catherine Siahaan, Dedy, DharmaSoleh, Endang Mawardi, Fauzi Zulkarnaen, Hari Syahriar, Haris ImronArmani, Haryadi, Immaduddin Rizal, Marionsandez G, M. Rusli, Mu-hamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Novi Hernando, Novin
Herdian, Nurkania Ismono, Rengga Herman Saputra, Reza Fitarza Z,Rio Thaba Pratama Burhan, Riri Puspa Destianty, Rugadi Tjahjono,Seno Aditya, Tampan Destawan, Tutik Sunarsih, Yayan AprianiOlah Foto: Andi Nursandi, Sutarman
PENGEMBANGAN BISNISKepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful BachriKepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard RAsisten Kepala Divisi Iklan: Wendy RizantoPerwakilan Bandung: Sulaeman Gojali (022) 4210500; Suraba-
ya: (031) 5667359; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274) 523167.
KORESPONDENJawa Barat: Nurul Hidayah (Cirebon), Reza Sunarya (Purwa-karta), Setyabudi Kansil (Cianjur), Jawa Tengah: Akhmad Safuan(Pekalongan), Djoko Sardjono (Klaten), Ferdinand (Solo), LiliekDharmawan (Purwokerto), Tosiani S (Temanggung), Supardji Ras-ban (Brebes), Yogyakarta: Agus Utantoro, Ardi Teristi Hardi, FurqonUlya Himawan, Jawa Timur: Abdus Syukur (Pasuruan), Bagus SuryoNugroho (Malang), Edy Saputra (Blitar), Heri Susetyo (Sidoarjo), Mu-hammad Ahmad Yakub (Bojonegoro), Muhammad Ghozi (Madura),Sunarwoto (Madiun) Aceh: Amiruddin Abdullah (Pidie), HendraSaputra (Banda Aceh), Sumatra Utara: Januari Hutabarat (Taput),Yennizar (Medan), Sumatra Barat: Hendra Makmur, Yose Hendra(Padang), Riau: Bagus Himawan, Rudy Kurniawansyah (Pekanbaru),Kepri: Hendry Kremer (Batam), Bangka Belitung: Rendy Ferdian-syah (Pangkalpinang), Bengkulu: Marliansyah,Jambi: Solmi, Lam-pung: Ahmad Novriwan (Bandarlampung). Kalimantan Barat: ArisMunandar (Sungai Raya), Kalimantan Tengah: Surya Suryanti(Palangkaraya), Kalimantan Selatan: Denny Susanto (Banjarma-sin), Kalimantan Timur: Syahrul Karim (Balikpapan), Sulawesi
Utara: Voucke Lontaan (Manado), Sulawesi Tengah: Subandi Arya(Poso), Sulawesi Barat: Farhanuddin (Mejene), Sulawesi Tengg-ara: Abdul Halim Ahmad (Kendari), Sulawesi Selatan: Lina Herlina(Makassar), Bali: Arnoldus Dhae (Denpasar), Gede Ruta Suryana(Kuta), NTT: Alexander Paulus Taum (Lembata), Palce Amalo (Ku-pang), Maluku Utara: Burhanuddin Arsyad (Ternate), Maluku: Hamdi Jempot (Ambon), Papua: Marcelinus Kelen (Jayapura)
Telepon/Fax Layanan Pembaca: (021) 5821303, Telepon/Fax Iklan: (021) 5812107, 5812113, Telepon Sirkulasi: (021)
Member of
PA