08 BAB II

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Bersih Menurut Suripin (2002), yang dimaksud air bersih yaitu air yang aman (sehat) dan baik untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/Menkes/Sk/XI/2002, bahwa air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Dan menurut Kondoatie (2003), mengatakan bawah air bersih adalah air yang kita pakai sehari-hari untuk keperluan mencuci, mandi, memasak dan dapat diminum setelah dimasak. Dimana air yang dihasilkan PDAM pun bukan merupakan air minum yang langsung dapat diminum seperti air minum dari kemasan melainkan masih pada tingkat air bersih, karena air dari PDAM dapat kita minum setelah dimasak terlebih dahulu. Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Salain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan 6

Transcript of 08 BAB II

23

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Air BersihMenurut Suripin (2002), yang dimaksud air bersih yaitu air yang aman (sehat) dan baik untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/Menkes/Sk/XI/2002, bahwa air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Dan menurut Kondoatie (2003), mengatakan bawah air bersih adalah air yang kita pakai sehari-hari untuk keperluan mencuci, mandi, memasak dan dapat diminum setelah dimasak. Dimana air yang dihasilkan PDAM pun bukan merupakan air minum yang langsung dapat diminum seperti air minum darikemasan melainkan masih pada tingkat air bersih, karena air dari PDAM dapat kita minum setelah dimasak terlebih dahulu.Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Salain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno, 1991:1). Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan,yaitu :1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, suhu antara 10o 25o C (sejuk).2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun, tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air antara 6,5 9,2.3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).Dari uraian diatas menurut Suriawiria (2005), bahwa memenuhi syarat tidaknya kualitas air untuk keperluan kehidupan, ditentukan oleh ketentuan dan persyaratan secara fisik, kimia dan bakteriologi. Penyediaan air bersih dengan kualitas yang buruk akan mengakibatkan dampak yang buruk juga untuk kesehatan sehingga kualitas air bersih harus terkontrol dan terjamin. Penyediaan air bersih harus dapat melayani sebagian besar/ seluruh masyarakat, agar masyarakat yang terkena penyakit yang berkenaan dengan air dapat diturunkan. Hal ini tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan masyarakat melainkan semua pihak termasuk masyarakat itu sendiri untuk mengetahui pentingnya hidup sehat dengan salah satunya menggunakan air bersih. Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416 tahun 1990 tanggal 3 September 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Dalam peraturan tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi empat ketegori, yaitu :1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.3. Persyaratan kualitas air untuk air kolam renang.4. Persyaratan kualitas air untuk air pemandian umum.Penyediaan air bersih di Indonesia untuk masyarakat dilakukan masyarakat itu sendiri dan oleh PDAM. Dimana Kualitas air baik yang dihasilkan oleh sumber yang ada dimasyarakat ataupun oleh PDAM sampai saat ini belum semuanya memenuhi syarat yang ditentukan. Hal ini diperlukan sekali pengawasan dan pengontrolan atas kualitas air bersih. Karena air bersih digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum, memasak, mencuci dan lain-lain.Air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari tersebut oleh masyarakat seharusnya memenuhi kualitas air, yang telah diatur dalam persyaratan kualitas air untuk air bersih yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416 tahun 1990 sebagai berikut:TABEL II.IDAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIHNO.PARAMETERSATUANKADAR MAKSIMUM YANG DIPERBOLEHKANKET

SIFAT FISIKA

1Keadaan--

2Bau--Tidak Berbau

3Rasa--Tidak Berasa

4Suhu0CUdara

5KekeruhanNTU25

6WarnaPt-Co50

7Daya hantar listrikMh/cm2500

SIFAT KIMIA

8pH6.5-9.0

9Jumlah zat padatMg/lt CO21500

10Kesadahanmg/lt CaCO3500

11Kalsiummg/lt CaCO3-

12Magnesiummg/lt CaCO3-

13Besimg/lt Fe1.0

14Manganmg/lt Mn0.5

15Ammoniummg/lt NH4-

16Nitritmg/lt NO21.0

17Nitratmg/lt NO10

18Angka permanganatmg/lt KMnO410

19Kloridamg/lt Cl600

20Sulfatmg/lt SO4400

Sumber: www. depkes.go.idDalam mendapatkan air bersih yang dapat memenuhi standar diatas, sangat dibutuhkan sumber air baku yang baik juga. Dengan sumber air baku yang baik akan dihasilkan kualitas air bersih yang kualitasnya dapat memenuhi syarat dengan biaya pengolahan yang tidak terlalu mahal.Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) Provinsi Jawa Timur disebutkan bahwa sumber air baku yang perlu diolahterlebih dahulu adalah:1. Mata air, yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.2. Sumur dangkal (shallow wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter. Salah satu bagian dari sumur dangkal adalah sumur galian, sumur ini berupa lubang yang digali hingga permukaan air tanah, karena sulitnya melakukan pengalian di bawah permukaan air tanah maka sumur galian tidak dapat menembus cukup dalam untuk mengeluarkan hasil yang lebih besar. Maka bila permukaan air tanah turun selama kemarau, sumur galian pun menjadi kering (Linsley, 1991).3. Sumur dalam (deep wells), yaitu sumber air hasil ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.4. Sungai, yaitu saluran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapatkan dari sungai hurus diolah terlebih dahulu karena kemungkinan untuk tercemar oleh polutan sangat besar.5. Danau dan Penampung air (lake and reservoir), yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.Dalam penelitian ini akan membatasi pengertian air bersih yaitu pada air yang digunakan sehari- hari untuk keperluan minum, masak, MCK dan lain-lain dengan kualitas standar air bersih berdasar Per Men Kes RI No. 416.IX/1990.2.2 Pengertian PermukimanMenurut Sastra M dan Marlina (2005) dalam buku perencanaan dan pembangunan perumahan, mengatakan bahwa pengertian permukiman berasal dari terjemahan kata human settelments yang mengandung arti suatu proses bermukim. Berarti permukiman adalah suatu tempat bermukim manusia dengan menunjukan tujuan tertentu. Maka pengertian permukiman adalah lingkungan perumahan yang mempunyai hubungan antar beberapa perumahan yang ada dalam suatu wilayah tertentu menjadi suatu daerah yang cukup luas baik terjadi di perkotaan atau pedesaan dimana disana terjadi aktifitas kehidupan yang berkesinambungan menuju kehidupan yang dinamis diluar kawasan lindung.Permukiman yang baik adalah permukiman yang memiliki prasarana dan sarana yang lengkap dimana dapat mendukung aktivitas penghuninya yang menciptakan keterpaduan dan keselarasan pemanfaatan sebagai lingkungan hidup.Sebagaimana pengertian permukiman menurut UU Nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman mengatakan bahwa permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa perkotaan atau pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan permukiman tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiataan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.Tipe dan pola permukiman suatu kota yang merupakan bagian dari pola penggunaan tanah kota akan dapat menggambarkan struktur masyarakat serta sejarah pertumbuhannya. Menurut Menteri Negara Perumahan Rakyat (Ditjen Cipta Karya Dep. PU dalam Trunajaya: 2004). Secara garis besar ciri-ciri permukiman di kota-kota yang tumbuh di Indonesia dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok yaitu:a. Permukiman yang direncanakan dengan baik (planned) dan dibangun dengan baik dengan teratur, serta memiliki prasarana, utilitas dan fasilitas yang baik.b. Permukiman tanpa direncanakan dahulu (unplanned), dengan pola tidak teratur dan minimnya fasilitas sarana prasarana permukimannya. Permukiman ini dapat disebut permukiman tidak teratur.c. Permukiman yang tidak sepenuhnya direncanakan dengan baik, dengan jalan-jalan dan rumah dilapis pertama dibangun dengan baik, namun dilapis ke dua tumbuh permukiman tidak teratur. Permukiman ini disebut permukiman setengah teratur.Pada permukiman yang direncanakan, pola-pola permukimannya terbentuk dari pola-pola jalan yang dibuat berdasarkan klasifikasi jalan lingkungannya, dan perbedaan klasifikasi jalan sering kali menunjukan adanya perbedaan tingkat sosial penghuni atau aktifitas yang dibentuk di kawasan tersebut. Permukiman tidak teratur (unplanned settlement) terbagi dalam dua tipe yaitu tipe kampung dan tipe perumahan liar, dimana perbedaan utamanya terletak pada status legalitas baik tanah maupun bangunan. Selain itu di perkotaan dikenal adannya permukiman kumuh, yaitu berupa kampung dan perumahan liar yang ditempati oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan tingkat kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan yang tinggi.Dalam permukiman terdiri dari dua bagian yaitu isi dan wadah, dimana manusia sebagai penghuni disebut isi sedangkan lingkungan hunian sebagai wadah. Penghuni dan lingkungan hunian akan membentuk suatu permukiman yang dimensinya sangat luas meliputi wilayah georafis. Manusia dalam hidupnya dinamis selalu berubah, berkembang, dan menciptakan fungsi yang lebih baik untuk keberlangsungan hidupnya. Elemen yang ada pada permukiman adalah:1. Alam: terdiri dari geologi, tofografi, tanah, air, tumbuh-tumbuhan, hewan dan iklim.2. Manusia: kebutuhan biologis, perasaan, persepsi, emoisional dan moral.3. Masyarakat: kepadatan penduduk, kelompok sosial, adat dan budaya, ekonomi, pendidikan, kesehatan, hukum dan administrasi.4. Bangunan rumah: rumah pelayanan (sekolah, rumah sakit), fasilitas rekreasi, pusat perbelanjaan, industri, pusat trasportasi.5. Network: jaringan air bersih, jaringan listrik, transportasi, komunikasi, drainase dan air kotor.Jelasnya bahwa elemen diatas merupakan hal yang harus ada di sebuah permukiman, agar permukiman tersebut dapat menjadi lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana, sarana lingkungan dan tempat bekerja yang memberikan kesempatan kerja dan pelayanan maksimal pada penghuninya, sehingga penghuni didalam permukiman tersebut dapat beraktifitas dengan optimal dan dapat merasakan kenyamanan.2.3 Prasarana Air Bersih dalam PermukimanPrasarana permukiman adalah merupakan kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Menurut Catanese, Anthony J dan James C.S (1979) dalam bukunya perencanaan kota mengatakan bahwa keberadaan prasarana mempunyai dampak cukup besar pada mutu kehidupan masyarakat, pertumbuhan dan prospek ekonominya. Pada kenyataan dilapangan sekarang ini banyak masyarakat yang belum sadar atas peran prasarana tersebut, dimana dapatdilihat dengan banyak prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang dibangun dengan biaya yang cukup besar oleh pemerintah tetapi tidak mendapat perhatian dari masyarakat dalam pemeliharaannya. Keberadaan prasarana berfungsi untuk pengembangan dan peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Dalam pengembangan wilayah, kegagalan pembangunan prasaran permukiman lebih disebabkan karena tidak adanya keterlibatan masyarakat sebagai penguna prasarana tersebut dalam hal perumusan tujuan, perencanaan, pelaksanaan sampai pada pemeliharaan.Kualitas lingkungan permukiman dipengaruhi oleh kualitas lingkungan fisik, kualitas dan tingkat penyediaan fasilitas pelayanan (prasarana), serta keberadaan tingkah laku sosial masyarakat. Melihat pentingnya pembangunan prasarana permukiman ini, maka keberadaannya ini harus benar-benar tepat guna, artinya tepat tempatnya dan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga dapat meningkatkan perkembangan suatu wilayah yang di dalamnya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Untuk dapat mewujudkan pembangunan prasarana yang efesien dan efektif, maka mulai dari perumusan rencana harus melalui kesepakatan antara pemerintah sebagai pelaksana pembangunan dan masyarakat sebagai pengguna. Hal tersebut agar dalam pelaksanaan dan pemeliharaan prasarana permukiman menjadi bagian dari kegiatan komunitas. Oleh sebab kebijakan pengembangan prasarana suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari keikutsertaan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan, walaupun penentu kebijakan masih merupakan kewenangan pemerintah.Partisipasi masyarakat sering diartikan keikutsertaan, keterlibatan, dan kesamaan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu baik secara langsung atau tidak langsung, sejak dari gagasan, perumusan kebijakan, pelaksanaan program dan evaluasi. Partisipasi secara langsung berarti anggota masyarakat tersebut ikut memberikan bantuan tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan partisipasi tidak langsung dapat berupa sumbangan pemikiran, pendanaan, dan material yang diperlukan (Wibisana dalam Giwang: 2003).Air bersih di permukiman merupakan suatu prasarana yang sangat pentinguntuk menunjang keberlangsungan suatu permukiman tersebut untuk berkembang.Pesatnya pembangunan serta tingginya laju pertumbuhan penduduk menyebabkanmeningkatnya kebutuhan permukiman dengan prasarana yang mendukungnya. Sejalan dengan meningkatnya permukiman, maka kebutuhan untuk air bersih punmeningkat, baik dalam kualitas maupun kuantitas. Air bukan lagi sebagai barang yang tersedia secara melimpah dan bebas digunakan, melainkan telah menjadi komoditi ekonomi yang makin langka, sehingga diperlukan pengelolaan yang tepat (Kodoatie, 2002).Penyediaan prasarana air bersih merupakan prasarana yang harus direncanakan dan dipersiapkan dengan matang dalam suatu permukiman. Permukiman dengan prasarana air bersih yang dikelola dengan baik akan menjadipilihan masyarakat untuk tinggal didalamnya dan menjadi prasyarat dalam merencanakan permukiman perkotaan atau pedesaan dimasa depan (Budihardjo, 2009).Penyediaan air bersih yang ada dalam suatu permukiman harus dapat diakses oleh semua penghuninya. Penghuni permukiman dapat dikatakan dapat akses atau tidaknya, dapat diukur dengan jumlah air bersih yang diperoleh, jarak untuk mendapatkannya dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan air bersih serta biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat air bersih. Karena dengan akses air bersih di permukiman yang sulit akan mengganggu kehidupan penghuninya.Dengan demikian air bersih di permukiman harus selalu ada dengan volume yang sesuai kebutuhan, jarak pengambilan dan waktu pengambilan yang mudah diakses oleh semua penghuninya serta harga yang terjangkau. Maka bila dalam suatu permukiman air bersihnya sulit diakses maka dapat dikatakan bahwa permukiman tersebut sudah tidak pas lagi dikatakan permukiman, karena permukiman tersebut tidak dapat mendukung penghuninya untuk melakukan kegiatan penghidupan. Dimana air merupakan komponen dasar kehidupan, ketersediaannya harus menjadi pertimbangan dalam memilih permukiman yang akan dihuni. Idealnya disetiap lingkungan permukiman harus dilengkapi dengan prasarana air bersih yang memadai.2.4 Permasalahan Air Bersih MasyarakatKekurangan air bersih oleh masyarakat akan menimbulkan masalah pada beberapa aspek yang akibatnya dapat terasa secara langsung atau tidak langsung oleh masyarakat. Bagi masyarakat yang masih mempunyai uang banyak mereka dapat memenuhi air bersih dengan membeli air dari tangki yang dijual pedagang gerobak atau membeli air isi ulang. Sedangkan masyarakat miskin, dimana mereka sudah memiliki uang terbatas cara untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan cara mengurangi jumlah konsumsi air bersih atau memakai air apa saja yang tidak jelas kualitasnya. Seperti ini terjadi pada masyarakat yang ada dipermukiman Kecamatan Pontang Kabupaten Serang, mereka banyak memakai air kali untuk keperluan sehari-harinya.Dengan mengurangi jumlah konsumsi air dibawah standar dan sumber air bersih yang digunakan tidak memenuhi kualitas air bersih berpengaruh pada menurunnya tingkat kesehatan. Masyarakat yang kurang sehat tidak dapat mengikuti pendidikan dengan baik dan tingkat produktivitasnya akan menurun karena sering sakit, pendapatan berkurang sedangkan pengeluaran bertambah karena harus membeli air bersih. Disini terlihat sekali pentingnya masyarakat mempunyai akses terhadap air bersih agar mereka dapat lebih sejahtera dikemudian hari.Menurut Johnstone dan Wood dalam Mungkasa (2006) menerangkan bahwa masyarakat yang tidak dapat mengakses air bersih harus menanggung konsekuensi berupa:1. Tingginya biaya untuk memperoleh air bagi masyarakat yang tidak punya akses. Masyarakat menghabiskan sekitar 10-40% dari penghasilannya atau mungkin 10-100 kali lipat harga air tarif rata-rata (Black dalam Mungkasa, 2004). Sedangkan air minum dianggap mahal jika pengeluaran melampaui 3 persen dari pendapatan rata-rata penduduk (Water Academy dalam Mungkasa, 2004).2. Konsumsi air bersih menurun.Dengan tingginya biaya, jauh jarak dan waktu yang lama untuk mendapatkan air bersih menjadikan masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan standar air bersih. Hilangnya pendapatan karena turunnya produktivitas dan bertambahnya biaya kesehatan. Dengan tidak adanya akses ke air bersih berpengaruh langsung atau tidak langsung pada pendapatan dan kesehatan karena banyak masyarakat yang terkena penyakit. Dengan perhitungan sederhana saja bisa digambarkan bahwa masyarakat yang tidak dapat akses air bersih akan mengeluarkan biaya lebih besar daripada yang punya akses walaupun dibandingkan dengan tarif termahal yang dipakai PDAM.Baik secara langsung atau tidak langsung dengan adanya akses kepada airbersih akan berpengaruh pada pengadaan rumah (perbaikan rumah) masyarakat. Dimana dengan adanya akses kepada air bersih maka perumahan (rumah) masyarakat akan semakin baik. Pada realitannya banyak terjadi di perumahan/ permukiman yang sulit akses air bersih, masyarakatnya rela untuk mengeluarkan biaya yang besarpun demi untuk mendapatkan air bersih. 2.5. Timbal atau Plumbum (Pb) Timbal atau Plumbum adalah elemen kimia dengan simbol Pb, termasuk kedalam kelompok logam golongan IV-A, mempunyai nomor atom (NA) 82, dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2. Dalam keseharian dikenal dengan sebutan timah hitam, yang merupakan logam berwarna kebiru-biruan sampai hitam kelam (Palar,H. 1994).Logam ini pada awalnya secara alami terdapat didalam kerak bumi. Namun, bisa juga berasal dari aktivitas manusia yang bahkan mampu mencapai jumlah 300 kali lebih banyak dibandingkan dengan timbal alami (Widowati,W. 2008).Perbandingan yang begitu besar jumlahnya, adalah sehubungan dengan meningkatnya aktivitas manusia baik di sektor industri maupun yang lainnya yang menghasilkan timbal, seperti : penambangan, pembakaran bahan aditif bensin kendaraan bermotor, partikel-partikel yang berasal dari pabrik, pembakaran arang dan lain sebagainya (Fardiaz,S. 1992).2.5.1. Sifat-sifat Timbal Sebagaimana elemen yang lain timbal juga mempunyai sifat-sifat khusus sebagai berikut: 1. Sifat fisik a. Merupakan logam berat.b. Warna kebiru-biruan sampai hitam kelam.c. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.d. Titik lebur 327,4 0C.e. Mendidih pada suhu 1740 0C.f. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali emas dan merkuri.2. sifat kimiaa. Mempunyai valensi 2 dan 4.b. Relatif tahan terhadap asam sulfat dan HCL.c. Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai bahan coating (lapisan).d. Larut sacara perlahan terhadap asam nitrat.e. Merupakan amphoteric, garam pb terbentuk dari asam plumbic.f. Merupakan penghantar listrik yang baik.3. Senyawa Plumbum (Pb) Senyawa Pb yang penting adalah Plumbum oksida dan Plumbum tetraethyl, Plumbum carbonate, Plumbum silicate, Plumbum azida [Pb(N3)2]. 4. Alloi Pb

Pb bersenyawa dengan berbagai elemen membentuk alloi Pb. Elemen yang dimaksud adalah Sn, Cu, arsenik, antimon, bismut, cadmium dan Na.(Gabriel,J.F. 2001).2.5.2. Pencemaran Air oleh Timbal Sebelumnya sudah dikemukakan bahwa timbal atau plumbum (Pb) adalah logam (metal) yang termasuk polutan (bahan pencemar) toksik. Timbal (Pb) dan persenyawaannya dapat berada di dalam perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Di samping itu, proses korosifikasi dari bantuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk ke dalam badan perairan. Pb yang masuk ke dalam badan perairan sebagai dampak dari aktivitas kehidupan manusia ada bermacam bentuk. Di antaranya adalah air buangan (limbah) dari industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan buangan sisa industri baterai. Buangan-buangan tersebut akan jatuh pada jalur-jalur perairan seperti anak-anak sungai untuk kemudian akan dibawa terus menuju lautan. Umumnya jalur buangan dari bahan sisa perindustrian yang menggunakan Pb akan merusak tata lingkungan perairan yang dimasukinya (menjadikan sungai dan alurnya tercemar). Senyawa Pb yang ada dalam badan perairan ditemukan dalam bentuk ion-ion divalen atau ion-ion tetravalent (Pb2+ , Pb4+). Badan perairan yang sudah mengandung senyawa-senyawa atau ion-ion Pb sehingga melebihi konsentrasi yang semestinya, dapat mengakibatkan kematian bagi biota perairan tersebut. Seperti konsentrasi Pb yang mencapai 188 mg/L dapat mematikan beberapa jenis ikan, konsentrasi Pb 2,75 mg/L sampai dengan 49 mg/L dapat mematikan ctustacea (binatang air berkulit keras) setelah 245 jam, dan Pb dengan konsentrasi 64 mg/L akan mematikan golongan insekta (serangga) dalam rentang waktu 168 jam sampai dengan 336 jam. Di dalam air minum juga bisa terdapat Pb, jika air minum tersebut dialirkan melalui pipa-pipa yang merupakan alloi dari logam Pb.(Palar,H. 1994) Meskipun timbal (Pb) pada perairan ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi, dengan kelarutan yang cukup rendah sehingga kadarnya relatife sedikit, tetapi timbal termasuk unsur yang tidak esensial bagi makhluk hidup, bahkan dalam konsentrasi tertentu unsur ini bisa bersifat toksik. Selain dari kadar maksimum timbal yang diperuntukan bagi air minum, air bersih maupun air baku telah ditetapkan oleh Pemerintah, maka kadar timbal di perairan yang diperuntukkan bagi hewan ternak hendaknya tidak melebihi 0,1 mg/L, bagi keperluan pertanian pada tanah yang bersifat netral dan alkalis adalah 10 mg/L, sedangkan pada tanah yang bersifat asam adalah 5 mg/L.(Effendi,H. 2003)2.5.3. Toksisitas Timbal Karena sifatnya yang lunak sehingga mudah dipotong dengan pisau dan dibentuk dengan tangan, tahan terhadap peristiwa korosi (pengkaratan), mempunyai titik lebur yang rendah dan lain-lain, maka timbal (Pb) banyak digunakan oleh manusia. Namun, disisi lain (sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya) timbal juga dalam konsentrasi tertentu dapat bersifat toksik. Toksisitas (keracunan) yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam Pb dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu melalui makanan dan minuman, udara dan perembesan atau penetrasi pada selaput atau lapisan kulit. Bentuk-bentuk kimia dari senyawa-senyawa Pb, merupakan faktor yang mempengaruhi sifat-sifat Pb dalam tubuh manusia. Senyawa-senyawa Pb organik relatif lebih mudah untuk diserap tubuh melalui selaput lendir atau melalui lapisan kulit, bila dibandingkan dengan senyawa-senyawa Pb anorganik. Namun, hal itu bukan berarti semua senyawa Pb dapat diserap oleh tubuh, melainkan hanya sekitar 5-10% dari jumlah Pb yang masuk melalui makanan dan atau sebesar 30% dari jumlah Pb yang terhirup yang akan diserap oleh tubuh. Dari jumlah yang terserap itu, hanya 15% yang akan mengendap pada jaringan tubuh, dan sisanya akan turut terbuang bersama bahan sisa metabolisme seperti urin dan feces. Sebagian besar dari Pb yang terhirup pada saat bernafas akan masuk ke dalam pembuluh darah paru-paru. Tingkat penyerapan itu sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel dari senyawa Pb yang ada dan volume udara yang mampu dihirup pada saat peristiwa bernafas berlangsung. Makin kecil ukuran partikel debu, serta makin besarnya volume udara yang mampu terhirup, maka akan semakin besar pula konsentrasi Pb yang diserap oleh tubuh. Logam Pb yang masuk ke paru-paru melalui peristiwa pernafasan akan terserap dan berikatan dengan darah paru-paru untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Lebih dari 90% logam Pb yang terserap oleh darah berikatan dengan sel-sel darah merah (erytrocyt).(Palar,H. 1994) Bentuk ion Pb2+ mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ yang terdapat dalam jaringan tulang. Hal ini disebabkan oleh senyawa-senyawa timbal yang bisa memberikan efek toksik terhadap berbagai macam fungsi organ tubuh, yang antara lain adalah : 1. Menghambat sistem pembentukan hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan anemia 2. Menimbulkan kerusakan otak, dengan gejala epilepsy, halusinansi dan delirum (keadaan pikiran tidak waras atau kegila-gilaan). 3. Menyebabkan pucat, lesu, hilang semangat. 4. Menyebabkan sakit perut dan susah buang air besar. 5. Menyebabkan peningkatan permiabilitas (kebocoran) pembuluh darah. 6. Gangguan menstruasi dan mengakibatkan ibu hamil bisa mengalami keguguran. 7. Mengakibatkan gangguan fungsi adrenal (kelenjar). 8. Bersifat karsinogenik (penyebab kanker) dalam dosis tinggi. Lebih lanjut, toksisitas (keracunan) timbal juga bersifat kronis dan akut. Dimana toksisitas kronis sering dijumpai pada pekerja tambang atau pemurnian logam, pembuatan baterai, percetakan, pelapis logam dan pengecatan. Sedangkan toksisitas akut bisa terjadi jika timbal (Pb) masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan / minuman atau menghirup gas Pb dalam waktu yang relatif pendek dengan dosis atau kadar yang tinggi.(Widowati,W. 2008) 2.6. ion klorida2.6.1. pengertianIon klorida berasal dari klorin, yakni salah satu gas halogen. Di alam klorida ditemukan dalam keadaan terikat terutama sabagai NaCl (dilaut), dan mineral-mineral karnalit (KMgCl3.6H2O) dan silvit (KCl) (mulyono, 2008).Reaksi gas klorin membentuk klorida disebabkan oleh penambahan dua elektron terhadap gas klorin :Cl2 + 2e- 2Cl-2.6.2. sifat fisika dan kimiaKebanyakan klorida larut dalam air. Merkurium (1) klorida, AgCl, timbal klorida, PbCl2 (larut sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, bismut oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium (II) oksiklorida, Hg2OCl2, tak larut dalam air.Ion klorida terurai banyak dalam keadaan dingin dengan asam sulfat disertai dengan pelepasan hidrogen klorida (vogel, 1996). Reaksi yang terbentuk adalah sebagai berikut:Cl- + H2SO4 HCl + HSO4-ion klorida (dalam padatan) jika dicampur dengan mangan dioksida kemudian ditambahkan asam sulfat pekat maka akan melepaskan gas klorin, berikut reaksi yang terbentuk:MnO2 + 2H2SO4 + 2Cl- Mn2+ + Cl2 + HSO4 2- + 2H2Oion klorida dapat membentuk endapan AgCl yang berwarna putih apabila ditambahkan larutan perak nitrat. Berikut reaksi yang terbentuk:Ag+ + Cl- AgClion klorida akan membentuk endapan-endapan putih timbal klorida apabila ditambahkan dengan ion timbel. Berikut reaksi yang terbentuk:2Cl- + Pb 2+ PbCl22.6.3. manfaat dan bahayaDalam keadaan normal, kadar anion klorida pada cairan ektrasel (cairan diluar sel) dan intarsel (didalam sel) yang dimiliki adalah sama, namun kation yang dimiliki adalah berbeda. Klorida berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik, distribusi air pada berbagai cairan tubuh dan keseimbangan anion dan kation dalam cairan ekstrasel (Annonimous, 2010).Ion klorida apabila dibentuk menjadi gas klorin akan menjadi bahaya yakni dapat menyebabkan iritasi, merusak selaput lendir, dan ketika dalam bentuk cair maka dapat membakar kulit, karena dapat berfungsi sebagai oksidator (mulyono, 2008).2.6.4. metodologi penentuan kadar kloridaMetode penentuan kadar klorida yakni dengan cara titrasi pengendapan dengan menggunakan larutan perak nitrat yang telah distandarisasi dan indikator kalium kromat. Ketika perak berikatan dengan klorida maka akan terbentuk endapan karena perak klorida sukar larut dalam air. Kelebihan perak nitrat akan bereaksi dengan kromat sehingga menyebabkan warna kalium kromat dari kuning menjadi merah bata. Perubahan warna menjadi merah bata adalah sebagai titik akhir titrasi (vogel, 1991). 2.7. Nitrat dan Nitrit2.7.1. pengertianNitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob.Nitrat menyebabkan kualitas air menurun, menurunkan oksigen terlarut, penurunan populasi ikan, bau busuk, rasa tidak enak. Nitrat adalah ancaman bagi kesehatan manusia terutama untuk bayi, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai methemoglobinemia, yang juga disebut sindrom bayi biru. Air tanah yang digunakan untuk membuat susu bayi yang mengandung nitrat, saat nitrat mesuk kedalam tubuh bayi nitrat dikonversikan dalam usus menjadi nitrit, yang kemudian berikatan dengan hemoglobin dan membentuk methemoglobin, sehingga mengurangi daya angkut oksigen oleh darah.Diperairan, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit dari pada nitrat karena tidak stabilo dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermadiate) antara ammonia dengan nitrat (nitrifikasi). Reduksi nitrat (denitrifikasi) oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob, yang merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga menghasilkan gas ammonia dengan gas-gas lain.2.7.2. metode analisis NO2 dan NO3Metode yang digunakan untuk penentuan kadar NO2 dan NO3 pada sampel air bersih adalah metode Spektrofotometer UV-VIS. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang pengawasan dan syarat-syarat kualitas air yang disebut sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung diminum.2.8. spektrofotometer UV-VISPengukuran absorbansi atau transmitan dalam spektroskopi ultraviolet dan daerah tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif spesies kimia. Absorbansi spesies ini berlangsung dalam dua tahap, yang pertama yaitu M + hv = M*, merupakan eksitasi spesies akibat absorpsi foton (hv) dengan waktu hidup terbatas (10-8 10-9 detik). Tahap kedua adalah relaksasi dengan berubahnya M* menjadi spesies baru dengan reaksi fotokimia. Absorpsi dalam daerah ultraviolet dan daerah tampak menyebabkan eksitasi elektron ikatam. Puncak absorpsi ( maks) dapat dihubungkan dengan jenis ikatan-ikatan yang ada dalam spesies. Spektroskopi absorpsi berguna untuk mengkarakterisasikan gugus fungsi dalam suatu molekul dan analisis kuantitatif. Spesies yang mengabsorpsi dapat melakukan transisis yang meliputi (a) elektron , , n (b) elektron-elektron d dan f (c) transfer muatan elektron (Khopkar, 2003).2.8.1. cara kerja spekrofotometer UV-VIS

6