06. BAB II Tinjauan Pustaka

16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Maintenance Excellence (Maintenance Planning Standard Team PT Freeport Indonesia, 2009) Dalam suatu operasi penambangan seperti di PT. Freeport Indonesia, mutlak diperlukan equipment pendukung operasi. Equipment tersebut harus dirawat dan dipelihara agar kinerja, ketangguhan dan pembiayaannya mencapai target yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Departemen atau bagian yang bertugas untuk melaksanakan kewajiban ini adalah departemen Maintenance Alat tambang atau biasa disebut Mines Maintenance Department. Dalam melaksanakan tugas perawatan alat tambang, departemen ini bekerja sama dan dibantu oleh beberapa kontraktor seperti Trakindo, Sandvik, United Tractor Indonesia dan kontraktor lainnya. Terdapat dua tipe alat tambang berdasarkan pengoperasiannya, yaitu alat tak berpindah (fixed equipment) seperti conveyor system, crusher, dan SAG mill. Serta alat yang berpindah (mobile equipment seperti trucks, shovels, loaders dan graders). Secara garis besar departemen ini dibagi menjadi tiga seksi berdasarkan fungsi, jenis pekerjaan dan tanggung jawabnya, yaitu Perencana (Maintenance Planning Team), Pelaksana (Action Team) dan Rekayasa (Maintenance Engineering). Perencana bertugas mencatat, mengidentifikasi, merencanakan dan menjadwalkan semua pekerjaan. Pelaksana bertugas melaksanakan pekerjaan dengan kualitas yang tinggi, aman, dan tepat waktu. Sedangkan rekayasa bertugas menganalisis dan mengevaluasi sistem dan hasil kerja, serta memberikan rekomendasi perbaikan sehingga diwaktu yang akan datang suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lebih aman, efektif dan efisisen. Karena dalam melaksanakan tugasnya ketiga seksi di atas harus bekerja sama dengan baik dan mempunyai ketergantungan yang tinggi antara satu dengan yang lain, maka proses kerjanya harus mengikuti alur yang sudah

description

Magang PTFI

Transcript of 06. BAB II Tinjauan Pustaka

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Maintenance Excellence (Maintenance Planning Standard Team PT Freeport

Indonesia, 2009)

Dalam suatu operasi penambangan seperti di PT. Freeport Indonesia,

mutlak diperlukan equipment pendukung operasi. Equipment tersebut harus

dirawat dan dipelihara agar kinerja, ketangguhan dan pembiayaannya

mencapai target yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Departemen

atau bagian yang bertugas untuk melaksanakan kewajiban ini adalah

departemen Maintenance Alat tambang atau biasa disebut Mines

Maintenance Department.

Dalam melaksanakan tugas perawatan alat tambang, departemen ini

bekerja sama dan dibantu oleh beberapa kontraktor seperti Trakindo, Sandvik,

United Tractor Indonesia dan kontraktor lainnya. Terdapat dua tipe alat

tambang berdasarkan pengoperasiannya, yaitu alat tak berpindah (fixed

equipment) seperti conveyor system, crusher, dan SAG mill. Serta alat yang

berpindah (mobile equipment seperti trucks, shovels, loaders dan graders).

Secara garis besar departemen ini dibagi menjadi tiga seksi berdasarkan

fungsi, jenis pekerjaan dan tanggung jawabnya, yaitu Perencana

(Maintenance Planning Team), Pelaksana (Action Team) dan Rekayasa

(Maintenance Engineering). Perencana bertugas mencatat, mengidentifikasi,

merencanakan dan menjadwalkan semua pekerjaan. Pelaksana bertugas

melaksanakan pekerjaan dengan kualitas yang tinggi, aman, dan tepat waktu.

Sedangkan rekayasa bertugas menganalisis dan mengevaluasi sistem dan

hasil kerja, serta memberikan rekomendasi perbaikan sehingga diwaktu yang

akan datang suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lebih aman, efektif

dan efisisen.

Karena dalam melaksanakan tugasnya ketiga seksi di atas harus bekerja

sama dengan baik dan mempunyai ketergantungan yang tinggi antara satu

dengan yang lain, maka proses kerjanya harus mengikuti alur yang sudah

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

4

ditentukan yang dinamakan pipelines process, seperti yang tertera di Gambar

2.1 Pipelines Model Perwatan Alat Tambang

Untuk mengukur kinerja dari proses maintenance, diperlukan Key

Performance Indicator (KPI) sebagai suatu ukuran performa. Berikut adalah

“Best Practices” yang digunakan dalam pengukuran kinerja:

Work Quality atau kualitas hasil pekerjaan yang ditunjukkan

dengan tingkat efektifitas (kemampuan mencapai tujuan organisasi)

dan efisiensi (kemampuan utilisasi sumberdaya dengan tepat).

Productiviy atau produktivitas merupakan perbandingan sumber

daya yang dipakai dan keluaran yang dihasilkan.

Budget Compliance merupakan perbandingan biaya yang

dikeluarkan dan budget yang tersedia untuk mencapai tujuan

organisasi.

Capture History

PLANNING TEAM ACTION TEAM

MAINTENANCE ENGINEERING

Key Measures of Organizational PerformanceKunci Pengukuran Performa dari Organisasi

Reliability ImprovementData AnalysisRoot Cause AnalysisTechnical Investigation

Predictive MaintenanceCondition MonitoringOil SamplingVibration AnalysisNDT-CracksThermography

Material Management

Mine PlanDispatch

EllipseVIMSDispatchRaise

W/O

Breakdown InspectionsPreventive

MaintenanceCorrective

Works

Reduced Breakdowns

Execute Job

Schedule Job

Plan JobIdentify Work

Gambar 2. 1 Pipelines Model Perawatan Alat Tambang

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

5

Secara garis besar tipe pekerjaan dalam pemeliharaan alat tambang

dibagi menjadi dua tipe yaitu Perawatan Terencana (Planned

Maintenance) dan Perawatan Tidak Terencana (Unplanned

Maintenance). Planned Maintenance adalah semua pekerjaan

perawatan, perbaikan unit/equipment yang sifatnya terencana atau

harus dilakukan pada periode mingguan/bulanan/ tahunan yang

akan datang. Unplanned Maintenance adalah semua pekerjaan

perawatan, perbaikan unit/equipment rusak (down) yang sifatnya

tidak terencana dan harus dilakukan dengan segera. Tipe

maintenance seperti tertera pada tabel 2.1 dibawah.

Tabel 2. 1 Work Order Category

Work Order Type

Maintenance Type Job Description

PL Planned

PMPreventive Maintenance

MF Fixed IntervalMI InspectionMP Revisit-Performance Test

PDPredictive Maintenance

DO Oil AnalysisDN Non-Destructive TestDS Customer Track ServicesDV Vibration, Shock Pulse

AnalysisDT Thermograph

POCorrective Maintenance

OG General Corrective Maintenance

PIRoutine Maintenance/ Inspection

IR Routine Maintenance/ Inspection

PCComponent Replacement

CM Replacement W/ Remanufactured Item

CN Replacement W/ New ItemCC Replacement W/

Reconditioned Item

PU Rebuild

UG General Equipment Rebuild

UP Partial Equipment RebuildUR Equipment ReengineeringUC Component Repair

UP Unplanned UBBreakdown/ Failure

BU Unscheduled Repair/Replace

BW Warranty Job

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

6

UA Accident AR Accident Repair

UEExtended Preventive Maintenance

EF Fixed IntervalEI InspectionEP Revisit-Performance Test

SWStanding Work OrderContoh: Pemesanan Alat pelindung diri

Planned Maintenance umumnya terdiri daripekerjaan-pekerjaan

berikut:

PM - Preventive Maintenance, untuk semua pekerjaan perwatan yang

terencana berkala dengan standar pekerjaan yang sudah dibakukan.

PD - Predictive Maintenance, untuk semua pekerjaan terencana atau

berkala yang berhubungan dengan pengetesan, pengujian, inspeksi,

pengamatan kondisi unit/equipment untuk memastikan kelayakan unit

tersebut.

PO - Corrective Maintenance, untuk semua pekerjaan perawatan atau

perbaikan atau pun yang lainnya yang merupakan rekomendasi atau

hasil dari PM ataupun bentuk-bentuk inspeksi yang lain, terhadap

suatu unit/equipment.

PI - Routine Maintenance/ Inspection, untuk semua pekerjaan rutin

yang dilakukan terhadap suatu unit/equipment – jangka panjang.

PC - Component Replacement, untuk semua pekerjaan pergantian

berkala suatu component dari unit/

PU – Rebuild, untuk semua pekerjaan perawatan, perbaikan,

pergantian secara menyeluruh atau sebagian terhadap sebuah

unit/equipment atau component.

o UG-General Equipment Rebuild\

Pekerjaan perawatan secara menyeluruh terhadap sebuah

unit/equipment yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi alat

tersebut seperti baru lagi.

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

7

o UP-Partial Equipment Rebuild

Pekerjaan perawatan secara menyeluruh terhadap sebuah

unit/equipment yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi alat

tersebut seperti sedia kala.

o UR-Equipment Reengineering

Pekerjaan perbaikan, modifikasi, perancangan ulang sebuah

unit/equipment atau component-nya yang bertujuan untuk

mengembalikan fungsi alat tersebut seperti yang diharapkan

(seharusnya).

o UC-Component Repair

Pekerjaan perawatan, perbaikan secara menyeluruh terhadap

sebuah component yang bertujuan untuk mengembalikan

fungsinya seperti baru lagi

Unplanned Maintenance umumnya terdiri dari pekerjaan-pekerjaan

berikut:

UB - Breakdown/ Failure, untuk semua pekerjaan perawatan,

perbaikan ataupun pergantian terhadap suatu unit/equipment yang

rusak (tidak bisa beroperasi) secara fungsi (teknis) dan tiba-tiba.

UA – Accident, untuk semua pekerjaan perawatan, perbaikan ataupun

pergantian terhadap suatu unit/equipment yang rusak (tidak bisa

beroperasi) secara tiba-tiba yang diakibatkan oleh adanya

insiden(kecelakaan).

UE - Extended Preventive Maintenance, untuk semua jenis tambahan

pekerjaan perawatan dari unit/equipment, baik yang menyebabkan

pekerjaan perawatan terencanasebelumnya harus diperpanjang

waktunya dari waktu perawatan yang sudah ditentukan maupun tidak.

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

8

Sekarang ini, belum banyak perusahaan yang memfokuskan dirinya

untuk meningkatkan proses maintenance yang dimiliki. Berdasarkan gambar

2.2, seluruh lini sangat berpengaruh pada proses maintenance, dari perawatan

alat sampai dengan menganalisis sumber kerusakan. Proses maintenance

memegang andil yang vital dalam menjaga reliabilitas equipment sehingga

kegiatan produksi mencapai titik optimal dengan biaya yang efektif. Oleh

Masalah/Kerusakan di Alat

Pemeliharaan Reaktif

Pemeliharaan Prediktif

Pemeliharaan Preventif/Terencana

Pemeliharaan Proaktif

Kerusakan

Eliminasi Masalah

Inspeksi

Kualitas materialKualitas

pemeliharaanMasalah disainMasalah

operasionalKualitas

pembangunan ulang

3 Cara Mencapai Pemeliharaan Secara Proaktif

Operator peduli terhadap alat yang dioperasikan

Pencegahan langsung di sumber kerusakan

Reaksi pemeliharaan yang cepat dan berkualitas

Manajemen Permasalahan Alat

Gambar 2. 2 Pipelines Model Perawatan Alat Tambang

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

9

karena itu, penerapan maintenance excellence dalam suatu perusahaan perlu

dilakukan dengan cermat. Maintenance excellence atau perawatan yang

sempurna merupakan suatu keseimbangan dari kinerja, resiko (isu

keselamatan kerja) dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai solusi

perawatan equipment yang optimal.

Tabel 2.2 menunjukkan empat tahapan yang perlu dilakukan untuk

mencapai Maintenance Excellence kelas dunia.

Tabel 2. 2 Tahapan Maintenance Excellence

Tahapan Input Output Ciri-ciriReaktif(Reactive)

Perbaikan dilakukan jika terjadi kerusakan pada equipment

Kerja lembur untuk memperbaiki equipment karena pekerjaan tersebut tidak terencana

Kemungkinan backlog untuk pekerjaan yang terencana

Sistem dikendalikan oleh masalah yang muncul

Perilaku dari sistem adalah merespon kerusakan yang terjadi

Terencana/Terprediksi(Planned/Predictive)

Perbaikan dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada equipment

Tujuannya untuk menghindari kerusakan pada saat equipment beroperasi

Tidak ada kejutan dari kerusakan yang terjadi

Reliabilitas equipment belum maksimal karena akar permasalahan belum diperbaiki

Sistem mulai dapat mengendalikan masalah yang muncul

Perilaku dari system adalah merencanakan kegiatan maintenance

Proaktif(Proactive)

Perbaikan berkelanjutan dilakukan secara proaktif terhadap akar permaslahan, sebelum terjadi kerusakan pada equipment

Memiliki kemampuan bersaing dengan industri serupa

Tingkat reliabilitas meningkat yang mendukung peningkatan

Sistem memperbaiki akar permasalahan yang muncul

Sistem telah memiliki perilaku organisasi

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

10

kapasitas produksi

yang disiplin

Kelas Dunia(World Class)

Perbaikan berkelanjutan kelas dunia dilakukan dengan mengadaptasi praktek-praktek terbaik, baik dari dalam maupun luar organisasi

Sistem memiliki keunggulan bersaing jika dibandingkan dengan industry serupa

Nol kerusakan yang terjadi

Nol masalah kualitas yang terjadi

Nol kecelakaan

Sistem memiliki perilaku organisasi yang ingin berkembang

2.1.1 Equipment Strategy

Seorang Chief Planner bertanggung jawab melakukan strategi

equipment guna memudahkan proses kontrol dan forecasting equipment yang

harus di-maintain oleh Maintenance Group. Pada bagian ini akan dijabarkan

secara terperinci hal-hal yang berhubungan dengan proses strategi equipment.

(Maintenance Planning Standard Team PT Freeport Indonesia, 2009)

A. Equipment Rebuild

Equipment rebuild merupakan suatu proses perbaikan equipment guna

memperbaharui kondisi equipment dengan harapan kondisi dan kinerja

equipment mampu mendekati kondisi dan kinerja dari equipment yang

baru. Alur proses rebuild PT. Freeport Indonesia seperti pada gambar

2.3. Berikut faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum

mengambil keputusan untuk melakukan rebuild:

Umur Equipment

Umur equipment menjadi pertimbangan utama dalam melakukan

rebuild, dimana umur equipment sebelum di-rebuild akan

disesuaikan dengan kebijakan di area masing-masing.

Keterangan: Umur equipment biasanya mengacu kepada parameter

yang tercantum di Operating Statistic.

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

11

Umur Components pada Equipment

Umur components pada equipment juga mempengaruhi keputusan

rebuild, dimana rebuild akan diprioritaskan untuk equipment yang

memiliki beberapa components yang sudah tua(mendekati target

life).

Keterangan: Umur components biasanya mengacu kepada parameter

yang tercantum di Operating Statistic.

Biaya Rebuild

Rebuild menjadi alternatif pilihan dibandingkan pembelian

equipment baru karena biaya rebuild lebih rendah dibandingkan

dengan harga pembelian equipment baru. Diharapkan biaya rebuild

tidak melebihi 60% dari harga pembelian equipment baru.

Proses Rebuild

Dalam kondisi tertentu, dimana equipment yang akan di-rebuild

memiliki spesifikasi khusus yang diperlukan namun equipment baru

Pengiriman equipment yang akan di-rebuild

Pemeriksaan equipment oleh vendor

Analisa biaya rebuild oleh

vendor

Keputusan untuk melakukan

rebuild atau tidakDalam proses rebuild,

equipment akan dibongkar component-nya lalu diperiksa oleh vendor. Keterangan:o Component yang bisa

dipakai kembali akan dipakai kembali

o Component yang bisa diperbaiki akan diperbaiki

o Component yang tidak bisa dipakai kembali dan tidak bisa diperbaiki akan diganti

Vendor akan menganalisa biaya rebuild dan mengkomunikasikan kembali kepada Representative Maintenance PTFI

Representative Maintenance PTFI akan memutuskan, apakah rencana rebuild jadi dilaksakan atau tidak, berdasarkan pertimbangan biaya dan kebutuhan

Unit yang akan di-rebuild akan dikirimkan ke LIP(KKMRC, Sandvik, United Tractor, dll.), Mile 39 Shop atau Underground Elektrik.

Gambar 2. 3 Bagan Alir Proses Rebuild Equipment

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

12

yang disediakan vendor tidak memiliki spesifikasi tersebut, maka

rebuild akan tetap dilaksanakan walaupun biayanya lebih besar dari

60% harga equipment baru.

B. Equipment Scrap

Scrap merupakan sebuah tindakan yang dilakukan ketika equipment

tidak digunakan lagi dan akan dimusnahkan, dengan pertimbangan

sebagai berikut:

Cost per Operating hour

Kondisi equipment, termasuk availability equipment

Ketersediaan atau availability dari spare parts yang dipergunakan

oleh equipment

Biaya rebuild

Equipment standardization

Umur equipment

Nilai buku dari equipment atau Net Book Value(NBV)

Populasi equipment

Ketidakekonomisan biaya perbaikan akibat kecelakaan atau

Uneconomica-lrepair accident

Biaya equiment sampai saat ini atau Life to Date Cost

Untuk equipment yang di-scrap, akan dipertimbangkan apakah perlu

dilakukan proses penggantian(replacement) dengan equipment baru

atau tidak. Untuk proses penggantian equipment, dijelaskan pada sub

bagian C. Equipment Replacement

C. Equipment Replacement

Untuk proses replacement, Chief Planner perlu bekerja sama dengan

user dari equipment tersebut. Tujuannya untuk mengetahui justifikasi

penggantian equipment dan spesifikasi equipment baru yang diperlukan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan equipment

replacement antara lain:

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

13

Faktor maintenance untuk equipment baru tersebut. Maintenance

akan lebih mudah dilakukan apabila equipment baru memiliki

spesifikasi yang sama dengan equipment lama yang diganti.

Peningkatan kapasitas produksi (production capacity)

Budget yang dimiliki oleh departemen terkait.

Setiap equipment yang akan diganti perlu dibuat Authorization For

Expenditure (AFE). Untuk selanjutnya dilakukan pengorderan AFE

untuk penggantian equipment tersebut sudah disetujui.

Keterangan:

Pembuatan AFE untuk area Grasberg Maintenance akan ditangani oleh

Grasberg Business Support Department(GBSD)

D. Equipment Lifetime Cycle

Equipment Lifetime Cycle menunjukkan lama waktu equipment

dioperasikan sebelum equipment tersebut di-scrap atau di-rebuild.

Ukuran yang biasa digunakan adalah satuan operating hour atau jarak

tempuh (dalam kilometer). Untuk menentukan equipment lifetime cycle,

digunakan referensi sebagai berikut:

Referensi dari vendor

Riwayat equipment

E. Equipment Standardization

Equipment Standardization merupakan strategi untuk sedapat mungkin

mengurangi jenis equipment yang di-maintain oleh Maintenance

Group. Tujuan dari equipment standardization adalah:

Meminimalkan spare parts yang harus di-stock di warehouse

Meminimalkan jenis service dan part manual yang diperlukan

Meminimalkan kebutuhan special tools

Meminimalkan kebutuhan special skill untuk me-maintain

equipment

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

14

Untuk memperlancar equipment standardization, Chief Planner harus

berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Departemen Fleet

Management, karena departemen ini yang bertanggung jawab dalam

proses pembelian equipment baru.

F. Equipment Strategi Master File

Equipment strategi master file merupakan rangkuman mengenai strategi

equipment yang telah dilakukan oleh masing-masing seksi. Didalam file

tersebut terdapat list dari setiap equipment yang di-maintain, equipment

maintenance schedule berdasarkan lifetime cycle-nya, dan keputusan

yang diambil terhadap equipment yang sudah mencapai masa lifetime-

nya. File ini akan menjadi acuan dalam melakukan eksekusi strategi

equipment.

Keterangan: Format equipment strategi master file akan disesuaikan

dengan kebutuhan di masing-masing seksi, seperti terlihat pada gambar

2.4 menjelaskan tentang alur proses analisa tindakan terhadap

equipment

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

15

2.2 Availability of Equipment

2.2.1 UA(Use of Availability / Utilization Availability)

Operating HoursFormula UA= ×100%

Total Hours - Down Hours

Keterangan

Total Hours = Op. Hours + Op. Delay Hours + Standby Hours + Down Hours

Non-Scheduled Time is included in Total Hours

Total repairs only count the Unscheduled/Unplanned Down Time

Total down hours count both Planned Down Hours and

Unplanned/Unscheduled down hours

Analisa Equipment Life Time

Lakukan RebuildYa

Lanjutkan penggunaan equipment hingga mencapai kondisi Run To

Destruction(RTD)

Keputusan untuk Scrap Equipment

Apakah perlu Rebuild

Lakukan Replace Equipment

Apakah perlu Replace

Lakukan proses Scrap

Ya

Tidak

Tidak

Keterangan Untuk replace

equipment, Chief Planner harus berkoordinasi dengan User (dari equipment) untuk menetukan spesifikasi equipment pengganti.

Gambar 2. 4 Bagan Alir Proses Analisa Tindakan Terhadap Equipment

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

16

2.2.2 PA(Physical Availability)

Total Hours - Down HoursFormula PA= ×100%

Total Hours

Keterangan

Total Hours = Op. Hours + Op. Delay Hours + Standby Hours + Down Hours

Non-Scheduled Time is included in Total Hours

Total repairs only count the Unscheduled/Unplanned Down Time

Total down hours count both Planned Down Hours and Unplanned/

Unscheduled down hours

2.2.3 Down Time Category (Maintenance Planning Standard Team PT

Freeport Indonesia, 2009)

Dalam sistem penjadwalan maintenance, perlu diamati kategori-

kategori kerusakan berdasarkan waktu. Untuk menentukan kategori waktu

kerusakan digunakan down time category, seperti gambar 2.5.

Underground area dan Grasberg Surface

Calendar Time(CT)

Scheduled Time(ST)ExtendedLoss(EL)

Available Time(AT)Unplanned Down(UD)

Planned Down(PD)

Utilized Time(UT)*Standby

(SB)

Productive Time (PT)

Operating Delay(OD)

Delay-In Cycle (DC)

*Delay-Non Cycle (DN)

Spot/Load/Haul/Dump

Queue Truck

Spot/Dig/Swing Hang Idle

ShovelMARC

Down(CL)Owner

Down(OL)

Contractor/Owner

Responsibilities

*Ready Time(RT)(PT+DC) *Denotes: Status event table

Gambar 2. 5 Down Time Category

KPI Metrics

Productivity = TONNES/PT(t/hr)

Availibility = AT/ST(%)

MARC Availability = (AT+OL)/ST(%)

MARC Hours = (AT+OL)

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

17

Utilization = UT/ST(%)

Operating Efficiency = PT/UT(%)

Use of Availability = UT/AT(%)

Capacity = RT ×Productivity(t)

Use of Capacity = PT/RT(%)

Idle Time = OD

For Trucks: (Dumps Table) Ready time should=Spot+Load+Haul+Dump+Queue

Calendar Time : Total hours in time period under consideration (8769

hrs/yr, excluding leap year)

Extended Loss : Typically extraordinary events whos effect must be

removed from KPI metrics (eg.,stranded equipment, long

duration refurbishments programs). Events charged to this

category must be authorized by the manager of mine

technical support.

Planned Loss : Scheduled maintenance DOWN events that are planned at

least 24 hrs in advance.

Unplanned Loss : DOWN events during which equiment does not operate

because it requires reactive maintenance.

Standby : Equipment is fit for duty(available) but is not utilized due

to either external or internal issues. These are typically

longer duration disruptions (>20 min) and represent

resource scheduling opportunities.

Operating Delay : Operator influenced UP events when is equipment is being

utilized but is not producing. These are typically short-

duration (<10 min) disruptions and represent efficiency

opportunities.

Productive Time : Time when equipment id in productive mining operation

under operator control.

Ready Time : Total time available for productive mining. This time

Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia

Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas

18

category is equal to productive time plus in cycle

delays(queue or hang)