06. BAB II Tinjauan Pustaka
-
Upload
rahim-isnan-al-hilman -
Category
Documents
-
view
22 -
download
2
description
Transcript of 06. BAB II Tinjauan Pustaka
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Maintenance Excellence (Maintenance Planning Standard Team PT Freeport
Indonesia, 2009)
Dalam suatu operasi penambangan seperti di PT. Freeport Indonesia,
mutlak diperlukan equipment pendukung operasi. Equipment tersebut harus
dirawat dan dipelihara agar kinerja, ketangguhan dan pembiayaannya
mencapai target yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Departemen
atau bagian yang bertugas untuk melaksanakan kewajiban ini adalah
departemen Maintenance Alat tambang atau biasa disebut Mines
Maintenance Department.
Dalam melaksanakan tugas perawatan alat tambang, departemen ini
bekerja sama dan dibantu oleh beberapa kontraktor seperti Trakindo, Sandvik,
United Tractor Indonesia dan kontraktor lainnya. Terdapat dua tipe alat
tambang berdasarkan pengoperasiannya, yaitu alat tak berpindah (fixed
equipment) seperti conveyor system, crusher, dan SAG mill. Serta alat yang
berpindah (mobile equipment seperti trucks, shovels, loaders dan graders).
Secara garis besar departemen ini dibagi menjadi tiga seksi berdasarkan
fungsi, jenis pekerjaan dan tanggung jawabnya, yaitu Perencana
(Maintenance Planning Team), Pelaksana (Action Team) dan Rekayasa
(Maintenance Engineering). Perencana bertugas mencatat, mengidentifikasi,
merencanakan dan menjadwalkan semua pekerjaan. Pelaksana bertugas
melaksanakan pekerjaan dengan kualitas yang tinggi, aman, dan tepat waktu.
Sedangkan rekayasa bertugas menganalisis dan mengevaluasi sistem dan
hasil kerja, serta memberikan rekomendasi perbaikan sehingga diwaktu yang
akan datang suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lebih aman, efektif
dan efisisen.
Karena dalam melaksanakan tugasnya ketiga seksi di atas harus bekerja
sama dengan baik dan mempunyai ketergantungan yang tinggi antara satu
dengan yang lain, maka proses kerjanya harus mengikuti alur yang sudah
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
4
ditentukan yang dinamakan pipelines process, seperti yang tertera di Gambar
2.1 Pipelines Model Perwatan Alat Tambang
Untuk mengukur kinerja dari proses maintenance, diperlukan Key
Performance Indicator (KPI) sebagai suatu ukuran performa. Berikut adalah
“Best Practices” yang digunakan dalam pengukuran kinerja:
Work Quality atau kualitas hasil pekerjaan yang ditunjukkan
dengan tingkat efektifitas (kemampuan mencapai tujuan organisasi)
dan efisiensi (kemampuan utilisasi sumberdaya dengan tepat).
Productiviy atau produktivitas merupakan perbandingan sumber
daya yang dipakai dan keluaran yang dihasilkan.
Budget Compliance merupakan perbandingan biaya yang
dikeluarkan dan budget yang tersedia untuk mencapai tujuan
organisasi.
Capture History
PLANNING TEAM ACTION TEAM
MAINTENANCE ENGINEERING
Key Measures of Organizational PerformanceKunci Pengukuran Performa dari Organisasi
Reliability ImprovementData AnalysisRoot Cause AnalysisTechnical Investigation
Predictive MaintenanceCondition MonitoringOil SamplingVibration AnalysisNDT-CracksThermography
Material Management
Mine PlanDispatch
EllipseVIMSDispatchRaise
W/O
Breakdown InspectionsPreventive
MaintenanceCorrective
Works
Reduced Breakdowns
Execute Job
Schedule Job
Plan JobIdentify Work
Gambar 2. 1 Pipelines Model Perawatan Alat Tambang
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
5
Secara garis besar tipe pekerjaan dalam pemeliharaan alat tambang
dibagi menjadi dua tipe yaitu Perawatan Terencana (Planned
Maintenance) dan Perawatan Tidak Terencana (Unplanned
Maintenance). Planned Maintenance adalah semua pekerjaan
perawatan, perbaikan unit/equipment yang sifatnya terencana atau
harus dilakukan pada periode mingguan/bulanan/ tahunan yang
akan datang. Unplanned Maintenance adalah semua pekerjaan
perawatan, perbaikan unit/equipment rusak (down) yang sifatnya
tidak terencana dan harus dilakukan dengan segera. Tipe
maintenance seperti tertera pada tabel 2.1 dibawah.
Tabel 2. 1 Work Order Category
Work Order Type
Maintenance Type Job Description
PL Planned
PMPreventive Maintenance
MF Fixed IntervalMI InspectionMP Revisit-Performance Test
PDPredictive Maintenance
DO Oil AnalysisDN Non-Destructive TestDS Customer Track ServicesDV Vibration, Shock Pulse
AnalysisDT Thermograph
POCorrective Maintenance
OG General Corrective Maintenance
PIRoutine Maintenance/ Inspection
IR Routine Maintenance/ Inspection
PCComponent Replacement
CM Replacement W/ Remanufactured Item
CN Replacement W/ New ItemCC Replacement W/
Reconditioned Item
PU Rebuild
UG General Equipment Rebuild
UP Partial Equipment RebuildUR Equipment ReengineeringUC Component Repair
UP Unplanned UBBreakdown/ Failure
BU Unscheduled Repair/Replace
BW Warranty Job
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
6
UA Accident AR Accident Repair
UEExtended Preventive Maintenance
EF Fixed IntervalEI InspectionEP Revisit-Performance Test
SWStanding Work OrderContoh: Pemesanan Alat pelindung diri
Planned Maintenance umumnya terdiri daripekerjaan-pekerjaan
berikut:
PM - Preventive Maintenance, untuk semua pekerjaan perwatan yang
terencana berkala dengan standar pekerjaan yang sudah dibakukan.
PD - Predictive Maintenance, untuk semua pekerjaan terencana atau
berkala yang berhubungan dengan pengetesan, pengujian, inspeksi,
pengamatan kondisi unit/equipment untuk memastikan kelayakan unit
tersebut.
PO - Corrective Maintenance, untuk semua pekerjaan perawatan atau
perbaikan atau pun yang lainnya yang merupakan rekomendasi atau
hasil dari PM ataupun bentuk-bentuk inspeksi yang lain, terhadap
suatu unit/equipment.
PI - Routine Maintenance/ Inspection, untuk semua pekerjaan rutin
yang dilakukan terhadap suatu unit/equipment – jangka panjang.
PC - Component Replacement, untuk semua pekerjaan pergantian
berkala suatu component dari unit/
PU – Rebuild, untuk semua pekerjaan perawatan, perbaikan,
pergantian secara menyeluruh atau sebagian terhadap sebuah
unit/equipment atau component.
o UG-General Equipment Rebuild\
Pekerjaan perawatan secara menyeluruh terhadap sebuah
unit/equipment yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi alat
tersebut seperti baru lagi.
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
7
o UP-Partial Equipment Rebuild
Pekerjaan perawatan secara menyeluruh terhadap sebuah
unit/equipment yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi alat
tersebut seperti sedia kala.
o UR-Equipment Reengineering
Pekerjaan perbaikan, modifikasi, perancangan ulang sebuah
unit/equipment atau component-nya yang bertujuan untuk
mengembalikan fungsi alat tersebut seperti yang diharapkan
(seharusnya).
o UC-Component Repair
Pekerjaan perawatan, perbaikan secara menyeluruh terhadap
sebuah component yang bertujuan untuk mengembalikan
fungsinya seperti baru lagi
Unplanned Maintenance umumnya terdiri dari pekerjaan-pekerjaan
berikut:
UB - Breakdown/ Failure, untuk semua pekerjaan perawatan,
perbaikan ataupun pergantian terhadap suatu unit/equipment yang
rusak (tidak bisa beroperasi) secara fungsi (teknis) dan tiba-tiba.
UA – Accident, untuk semua pekerjaan perawatan, perbaikan ataupun
pergantian terhadap suatu unit/equipment yang rusak (tidak bisa
beroperasi) secara tiba-tiba yang diakibatkan oleh adanya
insiden(kecelakaan).
UE - Extended Preventive Maintenance, untuk semua jenis tambahan
pekerjaan perawatan dari unit/equipment, baik yang menyebabkan
pekerjaan perawatan terencanasebelumnya harus diperpanjang
waktunya dari waktu perawatan yang sudah ditentukan maupun tidak.
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
8
Sekarang ini, belum banyak perusahaan yang memfokuskan dirinya
untuk meningkatkan proses maintenance yang dimiliki. Berdasarkan gambar
2.2, seluruh lini sangat berpengaruh pada proses maintenance, dari perawatan
alat sampai dengan menganalisis sumber kerusakan. Proses maintenance
memegang andil yang vital dalam menjaga reliabilitas equipment sehingga
kegiatan produksi mencapai titik optimal dengan biaya yang efektif. Oleh
Masalah/Kerusakan di Alat
Pemeliharaan Reaktif
Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan Preventif/Terencana
Pemeliharaan Proaktif
Kerusakan
Eliminasi Masalah
Inspeksi
Kualitas materialKualitas
pemeliharaanMasalah disainMasalah
operasionalKualitas
pembangunan ulang
3 Cara Mencapai Pemeliharaan Secara Proaktif
Operator peduli terhadap alat yang dioperasikan
Pencegahan langsung di sumber kerusakan
Reaksi pemeliharaan yang cepat dan berkualitas
Manajemen Permasalahan Alat
Gambar 2. 2 Pipelines Model Perawatan Alat Tambang
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
9
karena itu, penerapan maintenance excellence dalam suatu perusahaan perlu
dilakukan dengan cermat. Maintenance excellence atau perawatan yang
sempurna merupakan suatu keseimbangan dari kinerja, resiko (isu
keselamatan kerja) dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai solusi
perawatan equipment yang optimal.
Tabel 2.2 menunjukkan empat tahapan yang perlu dilakukan untuk
mencapai Maintenance Excellence kelas dunia.
Tabel 2. 2 Tahapan Maintenance Excellence
Tahapan Input Output Ciri-ciriReaktif(Reactive)
Perbaikan dilakukan jika terjadi kerusakan pada equipment
Kerja lembur untuk memperbaiki equipment karena pekerjaan tersebut tidak terencana
Kemungkinan backlog untuk pekerjaan yang terencana
Sistem dikendalikan oleh masalah yang muncul
Perilaku dari sistem adalah merespon kerusakan yang terjadi
Terencana/Terprediksi(Planned/Predictive)
Perbaikan dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada equipment
Tujuannya untuk menghindari kerusakan pada saat equipment beroperasi
Tidak ada kejutan dari kerusakan yang terjadi
Reliabilitas equipment belum maksimal karena akar permasalahan belum diperbaiki
Sistem mulai dapat mengendalikan masalah yang muncul
Perilaku dari system adalah merencanakan kegiatan maintenance
Proaktif(Proactive)
Perbaikan berkelanjutan dilakukan secara proaktif terhadap akar permaslahan, sebelum terjadi kerusakan pada equipment
Memiliki kemampuan bersaing dengan industri serupa
Tingkat reliabilitas meningkat yang mendukung peningkatan
Sistem memperbaiki akar permasalahan yang muncul
Sistem telah memiliki perilaku organisasi
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
10
kapasitas produksi
yang disiplin
Kelas Dunia(World Class)
Perbaikan berkelanjutan kelas dunia dilakukan dengan mengadaptasi praktek-praktek terbaik, baik dari dalam maupun luar organisasi
Sistem memiliki keunggulan bersaing jika dibandingkan dengan industry serupa
Nol kerusakan yang terjadi
Nol masalah kualitas yang terjadi
Nol kecelakaan
Sistem memiliki perilaku organisasi yang ingin berkembang
2.1.1 Equipment Strategy
Seorang Chief Planner bertanggung jawab melakukan strategi
equipment guna memudahkan proses kontrol dan forecasting equipment yang
harus di-maintain oleh Maintenance Group. Pada bagian ini akan dijabarkan
secara terperinci hal-hal yang berhubungan dengan proses strategi equipment.
(Maintenance Planning Standard Team PT Freeport Indonesia, 2009)
A. Equipment Rebuild
Equipment rebuild merupakan suatu proses perbaikan equipment guna
memperbaharui kondisi equipment dengan harapan kondisi dan kinerja
equipment mampu mendekati kondisi dan kinerja dari equipment yang
baru. Alur proses rebuild PT. Freeport Indonesia seperti pada gambar
2.3. Berikut faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum
mengambil keputusan untuk melakukan rebuild:
Umur Equipment
Umur equipment menjadi pertimbangan utama dalam melakukan
rebuild, dimana umur equipment sebelum di-rebuild akan
disesuaikan dengan kebijakan di area masing-masing.
Keterangan: Umur equipment biasanya mengacu kepada parameter
yang tercantum di Operating Statistic.
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
11
Umur Components pada Equipment
Umur components pada equipment juga mempengaruhi keputusan
rebuild, dimana rebuild akan diprioritaskan untuk equipment yang
memiliki beberapa components yang sudah tua(mendekati target
life).
Keterangan: Umur components biasanya mengacu kepada parameter
yang tercantum di Operating Statistic.
Biaya Rebuild
Rebuild menjadi alternatif pilihan dibandingkan pembelian
equipment baru karena biaya rebuild lebih rendah dibandingkan
dengan harga pembelian equipment baru. Diharapkan biaya rebuild
tidak melebihi 60% dari harga pembelian equipment baru.
Proses Rebuild
Dalam kondisi tertentu, dimana equipment yang akan di-rebuild
memiliki spesifikasi khusus yang diperlukan namun equipment baru
Pengiriman equipment yang akan di-rebuild
Pemeriksaan equipment oleh vendor
Analisa biaya rebuild oleh
vendor
Keputusan untuk melakukan
rebuild atau tidakDalam proses rebuild,
equipment akan dibongkar component-nya lalu diperiksa oleh vendor. Keterangan:o Component yang bisa
dipakai kembali akan dipakai kembali
o Component yang bisa diperbaiki akan diperbaiki
o Component yang tidak bisa dipakai kembali dan tidak bisa diperbaiki akan diganti
Vendor akan menganalisa biaya rebuild dan mengkomunikasikan kembali kepada Representative Maintenance PTFI
Representative Maintenance PTFI akan memutuskan, apakah rencana rebuild jadi dilaksakan atau tidak, berdasarkan pertimbangan biaya dan kebutuhan
Unit yang akan di-rebuild akan dikirimkan ke LIP(KKMRC, Sandvik, United Tractor, dll.), Mile 39 Shop atau Underground Elektrik.
Gambar 2. 3 Bagan Alir Proses Rebuild Equipment
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
12
yang disediakan vendor tidak memiliki spesifikasi tersebut, maka
rebuild akan tetap dilaksanakan walaupun biayanya lebih besar dari
60% harga equipment baru.
B. Equipment Scrap
Scrap merupakan sebuah tindakan yang dilakukan ketika equipment
tidak digunakan lagi dan akan dimusnahkan, dengan pertimbangan
sebagai berikut:
Cost per Operating hour
Kondisi equipment, termasuk availability equipment
Ketersediaan atau availability dari spare parts yang dipergunakan
oleh equipment
Biaya rebuild
Equipment standardization
Umur equipment
Nilai buku dari equipment atau Net Book Value(NBV)
Populasi equipment
Ketidakekonomisan biaya perbaikan akibat kecelakaan atau
Uneconomica-lrepair accident
Biaya equiment sampai saat ini atau Life to Date Cost
Untuk equipment yang di-scrap, akan dipertimbangkan apakah perlu
dilakukan proses penggantian(replacement) dengan equipment baru
atau tidak. Untuk proses penggantian equipment, dijelaskan pada sub
bagian C. Equipment Replacement
C. Equipment Replacement
Untuk proses replacement, Chief Planner perlu bekerja sama dengan
user dari equipment tersebut. Tujuannya untuk mengetahui justifikasi
penggantian equipment dan spesifikasi equipment baru yang diperlukan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan equipment
replacement antara lain:
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
13
Faktor maintenance untuk equipment baru tersebut. Maintenance
akan lebih mudah dilakukan apabila equipment baru memiliki
spesifikasi yang sama dengan equipment lama yang diganti.
Peningkatan kapasitas produksi (production capacity)
Budget yang dimiliki oleh departemen terkait.
Setiap equipment yang akan diganti perlu dibuat Authorization For
Expenditure (AFE). Untuk selanjutnya dilakukan pengorderan AFE
untuk penggantian equipment tersebut sudah disetujui.
Keterangan:
Pembuatan AFE untuk area Grasberg Maintenance akan ditangani oleh
Grasberg Business Support Department(GBSD)
D. Equipment Lifetime Cycle
Equipment Lifetime Cycle menunjukkan lama waktu equipment
dioperasikan sebelum equipment tersebut di-scrap atau di-rebuild.
Ukuran yang biasa digunakan adalah satuan operating hour atau jarak
tempuh (dalam kilometer). Untuk menentukan equipment lifetime cycle,
digunakan referensi sebagai berikut:
Referensi dari vendor
Riwayat equipment
E. Equipment Standardization
Equipment Standardization merupakan strategi untuk sedapat mungkin
mengurangi jenis equipment yang di-maintain oleh Maintenance
Group. Tujuan dari equipment standardization adalah:
Meminimalkan spare parts yang harus di-stock di warehouse
Meminimalkan jenis service dan part manual yang diperlukan
Meminimalkan kebutuhan special tools
Meminimalkan kebutuhan special skill untuk me-maintain
equipment
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
14
Untuk memperlancar equipment standardization, Chief Planner harus
berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Departemen Fleet
Management, karena departemen ini yang bertanggung jawab dalam
proses pembelian equipment baru.
F. Equipment Strategi Master File
Equipment strategi master file merupakan rangkuman mengenai strategi
equipment yang telah dilakukan oleh masing-masing seksi. Didalam file
tersebut terdapat list dari setiap equipment yang di-maintain, equipment
maintenance schedule berdasarkan lifetime cycle-nya, dan keputusan
yang diambil terhadap equipment yang sudah mencapai masa lifetime-
nya. File ini akan menjadi acuan dalam melakukan eksekusi strategi
equipment.
Keterangan: Format equipment strategi master file akan disesuaikan
dengan kebutuhan di masing-masing seksi, seperti terlihat pada gambar
2.4 menjelaskan tentang alur proses analisa tindakan terhadap
equipment
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
15
2.2 Availability of Equipment
2.2.1 UA(Use of Availability / Utilization Availability)
Operating HoursFormula UA= ×100%
Total Hours - Down Hours
Keterangan
Total Hours = Op. Hours + Op. Delay Hours + Standby Hours + Down Hours
Non-Scheduled Time is included in Total Hours
Total repairs only count the Unscheduled/Unplanned Down Time
Total down hours count both Planned Down Hours and
Unplanned/Unscheduled down hours
Analisa Equipment Life Time
Lakukan RebuildYa
Lanjutkan penggunaan equipment hingga mencapai kondisi Run To
Destruction(RTD)
Keputusan untuk Scrap Equipment
Apakah perlu Rebuild
Lakukan Replace Equipment
Apakah perlu Replace
Lakukan proses Scrap
Ya
Tidak
Tidak
Keterangan Untuk replace
equipment, Chief Planner harus berkoordinasi dengan User (dari equipment) untuk menetukan spesifikasi equipment pengganti.
Gambar 2. 4 Bagan Alir Proses Analisa Tindakan Terhadap Equipment
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
16
2.2.2 PA(Physical Availability)
Total Hours - Down HoursFormula PA= ×100%
Total Hours
Keterangan
Total Hours = Op. Hours + Op. Delay Hours + Standby Hours + Down Hours
Non-Scheduled Time is included in Total Hours
Total repairs only count the Unscheduled/Unplanned Down Time
Total down hours count both Planned Down Hours and Unplanned/
Unscheduled down hours
2.2.3 Down Time Category (Maintenance Planning Standard Team PT
Freeport Indonesia, 2009)
Dalam sistem penjadwalan maintenance, perlu diamati kategori-
kategori kerusakan berdasarkan waktu. Untuk menentukan kategori waktu
kerusakan digunakan down time category, seperti gambar 2.5.
Underground area dan Grasberg Surface
Calendar Time(CT)
Scheduled Time(ST)ExtendedLoss(EL)
Available Time(AT)Unplanned Down(UD)
Planned Down(PD)
Utilized Time(UT)*Standby
(SB)
Productive Time (PT)
Operating Delay(OD)
Delay-In Cycle (DC)
*Delay-Non Cycle (DN)
Spot/Load/Haul/Dump
Queue Truck
Spot/Dig/Swing Hang Idle
ShovelMARC
Down(CL)Owner
Down(OL)
Contractor/Owner
Responsibilities
*Ready Time(RT)(PT+DC) *Denotes: Status event table
Gambar 2. 5 Down Time Category
KPI Metrics
Productivity = TONNES/PT(t/hr)
Availibility = AT/ST(%)
MARC Availability = (AT+OL)/ST(%)
MARC Hours = (AT+OL)
Laporan Kerja PraktekPT. Freeport Indonesia
Rahim Isnan Al HilmanBP. 0910912024Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas
17
Utilization = UT/ST(%)
Operating Efficiency = PT/UT(%)
Use of Availability = UT/AT(%)
Capacity = RT ×Productivity(t)
Use of Capacity = PT/RT(%)
Idle Time = OD
For Trucks: (Dumps Table) Ready time should=Spot+Load+Haul+Dump+Queue
Calendar Time : Total hours in time period under consideration (8769
hrs/yr, excluding leap year)
Extended Loss : Typically extraordinary events whos effect must be
removed from KPI metrics (eg.,stranded equipment, long
duration refurbishments programs). Events charged to this
category must be authorized by the manager of mine
technical support.
Planned Loss : Scheduled maintenance DOWN events that are planned at
least 24 hrs in advance.
Unplanned Loss : DOWN events during which equiment does not operate
because it requires reactive maintenance.
Standby : Equipment is fit for duty(available) but is not utilized due
to either external or internal issues. These are typically
longer duration disruptions (>20 min) and represent
resource scheduling opportunities.
Operating Delay : Operator influenced UP events when is equipment is being
utilized but is not producing. These are typically short-
duration (<10 min) disruptions and represent efficiency
opportunities.
Productive Time : Time when equipment id in productive mining operation
under operator control.
Ready Time : Total time available for productive mining. This time