05-desain-penelitian

8
Bab 5 Desain Penelitian 37 Rowland B. F. Pasaribu BAB 5 DESAIN PENELITIAN. Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa akan dapat memahami dan mampu untuk : 1. Menjelaskan tujuan studi atau pengujian dalam penelitian. 2. Menjelaskan tipe2 hubungan antar variabel 3. Menjelaskan tipe studi berdasarkan setting penelitian 4. Menjelaskan unit data yang dianalisis dalam penelitian 5. Menjelaskan pola pengumpulan dan horizon waktu data penelitian Materi yang dipelajari/dibahas, mencakup : 1. Tujuan studi atau pengujian dalam penelitian 2. Tipe2 hubungan antar variabel 3. Lingkungan (setting) penelitian 4. Unit analisis 5. Horison waktu. 5.1 TUJUAN STUDI ATAU PENGUJIAN DALAM PENELITIAN Seperti telah kita pahami bahwa metode pemilihan, pengumpulan dan analisi data dipengaruhi oleh tujuan dan masalah atau pertanyaan penelitian. Untuk itu, sebelum membahas tahap pengujian data terlebih dulu akan dikemukakan aspek2 yang terkait dengan tujuan dan karakteristik masalah penelitian, yang antara lain mencakup : 1. Tujuan studi 2. Tipe hubungan antar variabel 3. Lingkungan (setting ) studi atau penelitian 4. Unit analisis 5. Horison waktu. Tujuan penelitian,seperti telah pernah dikemukakan pada modul terdahulu pada dasarnya merupakan pengembangan teori dan pemecahan maslah. Kedua tujuan ini bersifat umum, sementara itu secara lebih spesifik penelitian dimaksudkan sebagai : 1. Studi eksplorasi 2. Studi diskriptif 3. Pengujian hipotesis Ad.1 Studi eksplorasi. Studi eksplorasi atau studi penjajagan (exploration study) dilakukan jika penelitimemiliki keterbatasan informasi mengenai maslah penelitian tertentu, karena penelitianpenelitian sebelumnya yang meneliti masalah tersebut relative belum banyak

description

desain penelitian

Transcript of 05-desain-penelitian

Page 1: 05-desain-penelitian

Bab 5 Desain Penelitian �� 37 Rowland B. F. Pasaribu

BAB 5

DESAIN PENELITIAN.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa akan dapat memahami dan mampu untuk :

1. Menjelaskan tujuan studi atau pengujian dalam penelitian. 2. Menjelaskan tipe2 hubungan antar variabel 3. Menjelaskan tipe studi berdasarkan setting penelitian 4. Menjelaskan unit data yang dianalisis dalam penelitian 5. Menjelaskan pola pengumpulan dan horizon waktu data penelitian

Materi yang dipelajari/dibahas, mencakup :

1. Tujuan studi atau pengujian dalam penelitian 2. Tipe2 hubungan antar variabel 3. Lingkungan (setting) penelitian 4. Unit analisis 5. Horison waktu.

5.1 TUJUAN STUDI ATAU PENGUJIAN DALAM PENELITIAN

Seperti telah kita pahami bahwa metode pemilihan, pengumpulan dan analisi data dipengaruhi oleh tujuan dan masalah atau pertanyaan penelitian. Untuk itu, sebelum membahas tahap pengujian data terlebih dulu akan dikemukakan aspek2 yang terkait dengan tujuan dan karakteristik masalah penelitian, yang antara lain mencakup :

1. Tujuan studi 2. Tipe hubungan antar variabel 3. Lingkungan (setting ) studi atau penelitian 4. Unit analisis 5. Horison waktu.

Tujuan penelitian,seperti telah pernah dikemukakan pada modul terdahulu pada dasarnya merupakan pengembangan teori dan pemecahan maslah. Kedua tujuan ini bersifat umum, sementara itu secara lebih spesifik penelitian dimaksudkan sebagai :

1. Studi eksplorasi 2. Studi diskriptif 3. Pengujian hipotesis

Ad.1 Studi eksplorasi.

Studi eksplorasi atau studi penjajagan (exploration study) dilakukan jika penelitimemiliki keterbatasan informasi mengenai maslah penelitian tertentu, karena penelitianpenelitian sebelumnya yang meneliti masalah tersebut relative belum banyak

Page 2: 05-desain-penelitian

Bab 5 Desain Penelitian �� 38 Rowland B. F. Pasaribu

dilakukan oleh peneliti yang lain.Peneliti tidak memperoleh informasi mengenai pemecahan maslah tersebut. Demikian pula halnya mengenai informasi latar belakang masalah yang diperlukan oleh peneliti untuk memahami dan merumuskan masalah penelitian, penyususnan kerangka teoritis, pengembangan hipotesis dan pengujiannya.

Studi eksplorasi ini pada hakekatnya dimaksudkan untuk memahami karakterisatik fenomena atau maslah yang diteliti, karena belum banyaknya literature hasil penelitian yang membahas masalah tersebut ataupun masalah yang sejenis. Studi ini diperlukan untuk menjajagi sifat dan pola fenomena yang menarik perhatian peneliti dan merupakan usaha untuk memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk penyususnan konstruksi nilai.Melaui studi eksplorasi ini peneliti dapat mengembangkan konsep atau konstruk yang jelas dan mendifinisikan variabel2 penelitian yang penting.

Studi ini paling tidak mempunyai tiga tujuan yang saling terkait yaitu :

� Melakukan diagnosa terhadap fenomena tertentu. � Menyaring alternatif2 � Menemukan ide-ide baru.

Studi eksplorasi/penjajagan akan sangat membantu dalam melakukan diagnosis awal dari berbagai dimensi terhadap permasalahan riil yang dihadapi sehingga proyek riset berikutnya dapat tepat mengenai sasaran yang dikehendaki, sekaligus membantu dalam penentuan prioritas penelitian lanjutan. Disamping itu juga akan dapat mengarahkan orientasi bagi pihakmanajemen yang belum berpengalaman, melalui pengumpulan informasi tentang sebuah subyek permasalahan. Contoh :

Adanya wawancara pendahuluan dengan para pekerja/karyawan ,akan mebantu untuk mendalami isue2 yang dihadapai perusahaan saat ini, seperti system penggajian yang digunkan, kondisi kerja, system penghargaan dll.

Penelitian eksplorasi juga berguna untuk menentukan alternative terbaik dari berbagai pilihan alternative aktivitas penelitian, jika terdapat keterbatasan anggaran sehingga tidak terjadi pemborosan. Penelitian eksploarsi juga sering dilakukan untuk menggali berbagai ide baru agar tidak terjadi stagnasi. Mungkin pabrik/perusahaan memerlukan saran2 dari karyawannya dalam upaya meningkatkan produktivitas, memperbaiki keselamatan kerja dll. Disamping itu mungkin para pelanggan menyarankan jenis produk baru yang semula tidak terpikirkan oleh perusahaan.

Untuk mencapai tujuan seperti diatas dank arena riset penjajagan banyak menggunakan data kwalitatif, maka para peneliti dituntut untuk kreatif dalam memilih sumber informasi dan punya fleksibilitas dalam memriksa seluruh sumber informasi yang murah dan mudah untuk memahami suatu maslah. Dalam pada itu studi eksplorasi juga mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu : (l) Kesimpulan berdasar data kwalitatif dapat menyebabkan interpretasi yang bias; (2) Hampir seluruh teknik penjajagan menggunakan sample berukuran kecil, sehingga tak begitu representative ditinjau dari sudut teori peluang; (3) Karena bersifat kwalitatif, maka sering menimbulkan salah persepsi terhadap metode yang dilakukan.

Page 3: 05-desain-penelitian

Bab 5 Desain Penelitian �� 39 Rowland B. F. Pasaribu

Studi eksplorasi/penjajagan dalam penelitian bisnis umumnya dilakukan untuk mengklarifikasi maslah2 bisnis yang kurang jelas atau ambiguitas. Sebelum dilakukan penelitian untuk menemukan solusi masalah, terlebih dulu dilakukan studi eksplorasi untuk memperoleh informasi mengenai esensi maslah yang terjadi. Hasil dari studi eksplorasi memberi dukungan informasi berupa klarifikasi masalah untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Studi eksplorasi ini dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu :

1. Survai pengalaman. Dalam hal ini individu2 yang punya pengetahuan tentang permasalahan khusus diminta untuk berbagi pendapat dan pengalamannya. Namun info yang diperoleh tidak diarahkan untuk mendapatkan kesimpulan, melainkan untuk membantu merumuskan permasalahan dan mengklarifikasi konsep.

2. Analisis data sekunder. Dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan literature yang antara lain ada di perpustakaan. Analisis ini penting untuk riset terapan.

3. Metode studi kasus. Dalam hal ini secara intensif meneliti tentang satu atau beberapa situasi yang mirip dengan permasalahan riil yang dihadapi perusahaan

4. Studi pendahuluan (Pilot study) untuk analisis kwalitatif. Dalam studi pendahuluan digunakan teknik sampling, tapi tanpa disertai standar yang akurat dan menghasilkan data primer yang berisi analisis kwalitatif. Yang termasuk Pilot study antara lain wawancara kelompok khusus, teknik2 proyeksi dan wawancara2 yang mendalam (depth interview).

Ad.2 Studi Deskriptif.

Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menggambarkan karakteristik sebuah populasi atau suatu fenomena ,yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah2 bisnis.

Ad. 3 Pengujian hipotesis.

Penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis (hypotheses testing) umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Seperti telah kita pahami bahwa tipe hubungan antar dua variabel atau lebih dapat berupa hubungan korelasional, komparatif dan hubungan sebab-akibat.

Berkenaan dengan hal ini idealnya manajer dapat menentukan (berdasarkan hasil riset ini) bahwa sebuah kejadian / variabel merupakan sarana untuk menghasilkan kejadian/ variabel lain. Dengan kata lain , jika kita melakukan suatu hal maka hal lain akan mengikuti. Sebagai contoh : kenaikan harga, bentuk pengepakan, frekwensi promosi diprediksi akan bewrpengaruh terhadap hasil penjualan. Apakah semua variabel tersebut berpengaruh dengan sama besarnya ataupun variabel mana yang paling dominant dan sebagainya harus ditentukan dari hasil riset yang riil.

Riset yang bertujuan untuk menentukan pola sebab – akibat harus :

1. Mengenali adanya / tidak adanya faktor2 penyebab. 2. Menentukan tingkat sebab – akibat yang tepat atau rangkaian kejadian.

Page 4: 05-desain-penelitian

Bab 5 Desain Penelitian �� 40 Rowland B. F. Pasaribu

3. Mengukur variasi antara sebab – akibat.

Terdapat empat teknik dasar yang sering digunakan dalam riset deskriptif dan riset sebab – akibat , yaitu :

1. Survai, yaitu merupakan teknik riset dimana informasi dikumpulkan melalui penggunaan kwesioner.Hal2 esensial yang harus diperhatikan dalam survai adalah penulisan dan penyusunan kwesioner, penentuan daftar pertanyaan dan rancangan formatnya. Peneliti mungkin melakukan kontak dengan responden melalui tilpun, surat ataupun mendatangi langsung responden ybs.

2. Eksperimen, dimana eksperimen ini memegang potensi yang besar dalam menentukan hubungan sebab – akibat. Penggunaan eksperimen memungkinkan untuk melakukan perubahan pada suatu variabel sambil memanipulasi variabel lainnya. Eksperimen melalui percobaan di laboratorium merupakan hal yang umum dilakukan. Misal kita ingin mengetahui pengaruh pencahayaan terhadap produktivitas kerja, maka dapat dirancang eksperimenlaboratorium dengan menggunakan sarana pengaturan intensitas penerangan dalam ruang kerja.

3. Data sekunder, dimana dalam hal ini teknis analisis data sekunder yang dilakukan dalam riset deskriptif dan riset sebab – akibat sama dengan teknik data sekunder dalam riset penjajagan.

4. Teknik observasi, hal ini dilakukan bila tujuan riset hanya ingin merekam hal – hal yang dapat diamati. Contoh : Bila ingin mengetahui kepadatan lalu lintas di jalan tol pada saat pagi dan atau sore hari, dapat dilakukan dengan melakukan observasi/pencatatan langsung jumlah kendaraan yang lewat per menit..

Hipotesis penelitian dikembangkan berdasarkan teori2 yang selanjutnya diuji berdasarkan data yang dikumpulkan. Pengujian hipotesis merupakan tujuan studi yang mempunyai pengaruh terhadap elemen desain penelitian yang lain, terutama dalam pemilihan metode pengujian data.

Berbagai contoh penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis telah banyak dikemukakan dalam modul. Tipe penelitian demikian ini banyak terdapat pada penelitian2 akademis, terutama yang dilakukan mahasiswa dalam penyusunan skripsi, tesis dan atau disertasi.

5.2 TIPE HUBUNGAN ANTAR VARIABEL.

Tipe hubungan antar variabel yang diteliti, seperti yang dikemukakan sebelumnya, dapat berupa hubungan korelasional, yaitu asosiasi antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang bukan merupakan hubungan sebab – akibat.

Perbedaan antara kedua tipe hubungan tersebut dapat dilihat dari karakteristik hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen. Bila variabel dependen (missal Y) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independent tertentu (missal X) maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan perubahan pada

Page 5: 05-desain-penelitian

Bab 5 Desain Penelitian �� 41 Rowland B. F. Pasaribu

variabel Y. Hubungan antara variabel X dengan variabel Y tersebut merupakan hubungan sebab-akibat. Hubungan antar variabel dalam fenomena social (termasuk fenomena bisnis) sering tidak hanya satau atau dua variabel independent saja yang menyebabkan suatu masalah/berubahnya variabel dependen. Jika banyak variabel independent yang menjelaskan atau mempengaruhi variabilitas suatu variabel dependen, maka tipe hubungan antar variabel yang paling mungkin adalah berupa hubungan korelasional (asosiasi) dari pada hubungan sebab akibat.

Pertanyaan penelitian yang menguji hubungan sebab-akibat, misalnya : “ Apakah sikap seseorang mempengaruhi keahliannya dalam menggunakan computer?”

Pertanyaan penelitian yang menguji hubungan korelasional, misalnya: “ Apakah umur, jenis kelamin, pengalaman, sikap dan kepribadian seseorang mempunyai asosiasi dengan keahliannya dalam menggunakan computer?”

5.3 LINGKUNGAN (SETTING) STUDI.

Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan yang natural dan lingkungan yang artificial (buatan). Fenomena yang ada pada lingkungan penelitian yang natural merupakan kejadian2 alamiah yang berlangsung secara normal. Lingkungan (setting) penelitian dapat sengaja dibuat oleh peneliti untuk keperluan penelitian eksperimen yang menguji hubungan sebab- akibat. Peneliti melakukan manipulasi terhadap variabel tertentu dan membuat lingkungan (setting) penelitian untuk meneliti akibat2 yang ditimbulkannya.

Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan tingkat keterlibatan peneliti, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Studi lapangan 2. Eksperimen lapangan 3. Eksperimen laboratorium.

Ad.1 STUDI LAPANGAN (FIELD STUDY)

Studi lapangan merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan korelasioanal antar variabel dengan kondisi lingkungan penelitian yang natural dan tingkat keterlibatan peneliti yang minimal.

Contoh : “ Seorang dosen meneliti asosiasi antara nilai tes masuk dengan indeks prestasi mahasiswa. Subyek penelitian adalah mahaiswa baru jurusan akuntansi sebuah perguruan tinggi. Untuk keperluan tersebut peneliti melakukan analisi korelasi terhadap nilai tes masuk setiap mahasiswa dengan indeks prestasi mereka pada semester pertama”.

Ad2. EKSPERIMEN LAPANGAN (FIELD EXPERIMENT).

Eksperimen lapangan merupakan tipe penelitian eksperimen yang dilakukan pada lingkungan penelitian yang alamiah. Dalam penelitian ini ,peneliti melakukan manipulasi terhadap variabel tertentu untuk mengetahui akibat yang ditimbulkannya. Tingkat

Page 6: 05-desain-penelitian

Bab 5 Desain Penelitian �� 42 Rowland B. F. Pasaribu

keterlibatan peneliti dalam studi ini lebih tinggi dibandingkan denganyang dilakukan peneliti dalam studi lapangan.

Contoh : Seorang dosen ingin meneliti hubungan sebab-akibat antara metode pengajaran dengan prestasi akademik mahasiswa. Untuk keperluan tersebut, peneliti meminta pada dosen lain yang mengajar dua kelas paralel (A dan B) untuk memberikan kuliah dengan metode pengajaran yang berbeda. Metode pengajaran yang diterapkan pada kelas Aadalah memberikan kuliah dengan bantuan modul bahan kuliah dan pembahasan soal2 latihan setiap kali tatap muka. Modul bahan kuliah dan latihan soal oleh dosen yang sama tidak diberikan pada perkuliahan di kelas B. Kedua kelas diuji dengan soal yang sama masing2 pada UTS dan UAS. Berdasarkan metode pengajaran tersebut, peneliti menganalisis pengaruhnya terhadap nilai rata2 hasil ujian dari setiap kelas.

Dalam pada itu eksperimen laboratorium ( Laboratory experiment) adalah merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan sebab-akibat pada lingkungan yang artificial. Keterlibatan peneliti dalam eksperimen laboratorium paling tinggi dibandingkan dengan studi lapangan dan eksperimen lapangan. Dalam hal ini peneliti terlibat dalam pembuatan setting yang artificial dan melakukan manipulasi terhadap variabel tertentu.

Contoh : Seorang dosen ingin meneliti hubungan sebab-akibat antara tingkat bunga dengan tabungan melalui eksperimen yang menggunakan lingkungan artificial. Peneliti mengumpulkan 40 orang mahasiswa semester terakhir jurusan manajemen yang mempunyai umur kurang lebih sama sebagai partisipan dalam eksperimen tsb.

Partisipan dibagi menjadi empat kelompok (masing2 10 orang). Setiap kelompok partisipan diberi uang dalam jumlah yang sama dan masing2 kelompok diberi kebebasan untuk mengatur penggunaan uang tsb untuk berbagai kepentingan, cara dan jumlah sesuai yang mereka inginkan. Peneliti dalam eksperimen ini melakukan manipulasi terhadap variabel tingkat bunga. Bunga simpanan ditentukan dalam beberapa tingkat ( 0, 10 , 13 , 15 persen). Dengan demikian masing2 kelompok mempunyai peluang untuk dapat menggandakan uang mereka atau sebaliknya kemungkinan mereka menderita kerugian dalam eksperimen tsb.

5.4 UNIT ANALISIS

Seperti telah dibahas sebelumnya unit analisis merupakan agregasi data yang dianalisis dalam penelitian. Unit analisis yang ditentukan berdasarkan pada rumusan maslah atau pertanyaan penelitian , merupakan elemen yang penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan , pengolahan dan analisis data.

Misal penelitian mengenai perilaku pekerja dapat menggunakan unit analisis tingkat individual jika yang diamati adalah perilaku pekerja secara individual. Unit data yang dianalisis adalah data yang berasal dari setiap individual pekerja. Jika fokus yang diteliti adalah perilaku pekerja dalam suatu kelompok, maka unit analisisnya adalah tingkat kelompok yang dalam lingkungan organisasional dapat berupa : kelompok kerja, satuan tugas, bagian, departemen, seksi dll. Namun demikian unit data yang dianalisis

Page 7: 05-desain-penelitian

Bab 5 Desain Penelitian �� 43 Rowland B. F. Pasaribu

merupakan data yang berasal dari setiap individual pekerja. Untuk memperoleh unit analisis tingkat kelompok dilakukan penjumlahan atau agregasi terhadap data individual pekerja yang ada dalam satu kelompok. Demikian pula halnya bila focus penelitian pada perilaku organisasional, maka unit analisisnya adalah tingkat organisasional.

Unit data yang dianalisis merupakan penjumlahan dari seluruh data individual pekerja yang menjadi anggota suatu Organisasi. Contoh lain dalam penelitian pasar modal yang berkaitan dengan harga saham, dapat difokuskan pada harga saham suatu perusahaan (bila unit analisisnya tingkat perusahaan), harga saham dari perusahaan2 dalam satu industri (bila unit analisisnya tingkat industri) atau harga saham dari seluruh perusahaan yang terdaftar di suatu bursa effek (bila unit analisisnya tingkat multi industri). Penelitian2 mengenai kultur dapat menggunakan unit analisis berbagai tingkat, antara lain tingkat negara (kebangsaan), organisasional, departemen atau kelompok unit kerja.

5.5 HORISON WAKTU.

Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu (satu titik waktu) atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa periode waktu yang relative leboih lama (lebih dari dua titik waktu), tergantung pada karakteristik masalah penelitian yang akan dijawab.

STUDI SATU TAHAP (ONE SHOT STUDY)

Bila penelitian datanya dikumpulkan sekaligus disebut dengan studi satu tahap (one shot study). Data yang dikumpulkan dapat berupa data dari satu atau beberapa subyek penelitian yang mencakup satu atau beberapa periode waktu (hari, minggu, bulan, tahun). Tipe studi ini lebih menekankan frekwensi tahap pengumpulan data, yaitu satu tahap atau sekaligus, missal : peneliti mengumpulkan data penelitian untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap sejumlah merk produk. Pengumpulan data dilakukan sekaligus melalui metode survai, setelah itu peneliti tidak melakukan survai lagi terhadap responden yang sama..

STUDI CROSS SECTIONAL – STUDI TIME SERIES.

Studi satu tahap sering dikacaukan dengan studi cross sectional, yaitu studi untuk mengetahui komparatif beberapa subyek yang diteliti. Studi cross sectional umumnya merupakan tipe studi satu tahap yang datanya berupa beberapa subyek pada waktu tertentu. Misal : studi perbandingan mengenai profitabilitas lima perusahaan pada tahun tertentu.

Studi cross sectional berbeda dengan studi time series yang lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan (runtun) waktu. Misal : penelitian mengenai perkembangan penjualan suatu pewrusahaan selama periode 2000 – 2009. Studi komparatif yang lebih kompleks dapat berupa kombinasi antara studi cross sectional dengan studi time series.

Page 8: 05-desain-penelitian

Bab 5 Desain Penelitian �� 44 Rowland B. F. Pasaribu

STUDI BEBERAPA TAHAP atau STUDI JANGKA PANJANG

Usaha peneliti untuk menjawab suatu masalah atau pertanyaan penelitian kemungkinan tidak cukup dengan satu tahap pengumpulan data. Penelitian2 untuk mengetahui pola kecenderungan, hubungan kausal- komparatif dan hubungan sebabakibat umumnya memerluka lebih dari satu tahap pengumpulan data pada saat (titik waktu) yang berbeda. Studi demikian ini umumnya memerlukan waktu yang lebih lama dan usaha yang lebih banyak dibandingkan dengan tipe studi satu tahap, oleh karena itu sering disebut dengan studi jangka panjang (longitudinal study).

Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relative lebih intensif dan lebih baik dibandingkan dengan observasi pada studi saru tahap, meskipun memerlukan waktu dan biaya yang lebih mahal. Misal peneliti ingin mengetahui dan menjelaskan, bagaimana peran akuntansi dalam membentuk budaya perusahaan tenpat akuntansi dipraktekkan. Peneliti melakukan pengamatan intensif terhadap realitas (praktik) akuntansi pada perusahaan tertentu dalam jangka waktu relative lama.