04120038
-
Upload
suci-maulani -
Category
Documents
-
view
173 -
download
8
Transcript of 04120038
KINERJA KEPALA MADRASAH
DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN
SISWA DI MAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Zahroul Munawaroh
(04120038)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Agustus, 2009
KINERJA KEPALA MADRASAH
DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN
SISWA DI MAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk Menyusun Skripsi Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I)
Oleh:
Zahroul Munawaroh
(04120038)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Agustus, 2009
HALAMAN PERSETUJUAN
KINERJA KEPALA MADRASAH
DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN
SISWA DI MAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Zahroul Munawaroh (NIM 04120038)
Telah Disetujui pada Tanggal 24 Juli 2009
Untuk Diujikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A
NIP. 150 215 375
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I
NIP. 150 267 235
HALAMAN PENGESAHAN
KINERJA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI
SKRIPSI
Dipertahankan dan disusun oleh
Zahroul Munawaroh (04120038)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 7 Agustus 2009. Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratanUntuk memperoleh gelar
strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal: 7 Agustus 2009
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua Sidang
Prof. Dr. Muhaimin, M.A :_______________________________
NIP. 150 215 375
Sekretaris Sidang
Triyo Supriyatno, M.Ag :_______________________________
NIP. 150 311 702
Pembimbing
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A :_______________________________
NIP. 150 215 375
Penguji Utama
Drs. H. Abdul Ghofir :_______________________________
NIP. 150 035 188
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Dr. M. Zainuddin, MA.
NIP. 150 275 502
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk yang selalu hidup dalam jiwaku:
Allah swt yang telah membuka hati & pikiranku,
memberikan kemudahan dan kelancaran. Perjalanan hidup ini begitu sulit, tapi dengan-Mu, semua terasa mudah. Semoga Allah swt selalu menyertai setiap langkahku sehingga kesuksesan dan kebahagiaan menjadi akhir dari semua perjuangan yang mesti kutempuh.
Baginda Nabi Muhammad yang selalu kuharap syafa’atnya.
Kedua orang tuaku (Muhajir & Ernifah) yang senantiasa mengiringi langkahku dengan do’a & tanpa kenal lelah memberikan kasih sayang serta motivasi demi keberhasilanku dalam mewujudkan cita-cita & mencapai ridho Allah. Semoga Bapak dan Ibu menjadi Ahli surga. Amin Ya Rabbal ‘Alamin...
Adik-adikku tersayang Ufin, Umam, & Faiz. Bersamamu kulalui hari-hariku dengan penuh kasih sayang. Berbakti & banggakan kedua orang tua.
Bapak dan Ibu guruku yang mulia yang selalu menjadi pelita dalam studyku karenamu aku bisa mewujudkan harapan dan anganku sebagai awal menggapai cita-cita
Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat, semoga kita dapat mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh serta sukses selalu menyertai kita.
MOTO
#s� Î* sù ÞOçF ø� � Òs% no 4qn= ¢Á9 $# (#rã� à2 ø� $$ sù ©!$# $ VJ»u� Ï% #Y�qãè è% ur 4�n? tãur öN à6Î/qãZ ã_ 4 #s� Î* sù
öNçGY tR ù' yJ ôÛ $# (#qßJ� Ï% r' sù no4q n= ¢Á9$# 4 ¨bÎ) no4q n= ¢Á9$# ôM tR% x. �n? tã � úü ÏZÏB ÷s ßJ ø9$# $ Y7» tF Ï. $ Y?q è% öq̈B
ÇÊÉÌÈ
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S. An-Nisa: 103)
Prof. Dr. Muhaimin, MA.
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Zahroul Munawaroh Malang, 24 Juli 2009
Lamp : 6 (enam) Eksemplar
Kepada :
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Di
Malang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini:
Nama : Zahroul Munawaroh
NIM : 04120038
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi :Kinerja Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Di MAN Kandangan Kabupaten Kediri.
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A
NIP. 150 215 375
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Zahroul Munawaroh
NIM : 04120038
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
Menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Malang, 24 Juli 2009
Zahroul Munawaroh
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan dan ketulusan hati yang paling dalam, penulis
panjatkan syukur Alhamdulillah rabbil ‘alamin kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayahnya penulisan dengan judul “Kinerja Kepala
Madrasah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan
Kabupaten Kediri dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada guru
besar kita Rasulullah saw, pembawa rahmat bagi seluruh alam. Beserta kerabat,
sahabat, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa pengarahan dan bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dorongan moral material
dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.
2.Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang beserta para staf yang telah membantu kelancaran skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri (UIN) Malang.
4. Bapak Drs. Moh Padil, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
5. Bapak Prof. Dr. Muhaimin, MA. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan serta petunjuknya sampai terselesaikan
skripsi ini.
6. Bapak Drs. H. Djamil Ali selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Kandangan Kabupaten Kediri, yang telah memberikan izin penulis dalam
melakukan penelitian di lembaga pendidikan tersebut.
7. Seluruh dewan guru dan pegawai Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kandangan
yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan serta arahan yang sangat
bermanfaat bagi penulisan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Kepada pihak tersebut diatas semoga Allah memberikan imbalan
sepadan atas kebaikan-kebaikan dan dicatat oleh-Nya sebagai amal shaleh
Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun penulis harapkan guna perbaikan lebih lanjut.
Malang, 24 Juli 2009
Zahroul Munawaroh
NIM. 04120038
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Pelatihan/Diklat/Kursus yang pernah diikuti oleh kepala MAN
Kandangan.
Tabel 4.2 : Perkembangan Siswa MAN Kandangan dari tahun ketahun
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Bukti Penelitian
Lampiran 3 : Bukti Konsultasi
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara
Lampiran 6 : Pedoman Observasi
Lampiran 7 : Pedoman Dokumentasi
Lampiran 8 : Struktur Organisasi MAN Kandangan
Lampiran 9 : Denah MAN Kandangan
Lampiran 10 : Tatatertib Siswa MAN Kandangan
Lampiran 11: Program Kerja Tim Ketertiban MAN Kandangan tahun 2008/2009
Lampiran 12 : Program Kinerja Kepala Madrasah
Lampiran 13 : Fungsi dan Tugas Pengelolaan MAN Kandangan
Lampiran 15: Dokumentasi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................iv
HALAMAN MOTTO..................................................................................v
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING...........................................vi
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................vii
KATA PENGANTAR...............................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................x
DAFTAR ISI................................................................................................xi
ABSTRAK..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... ……… 1
B. Rumusan Masalah........................................................ ....................10
C. Tujuan Penelitian.............................................................. ...............10
D. Manfaat Penelitian............................................................ .............. 10
E. Ruang Lingkup Pembahasan........................................... ................11
F. Definisi Operasional.................................................... ....................12
G. Sistematika Pembahasan.............................................. ...................13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Kinerja Kepala Madrasah..................................15
1. Pengertian Kinerja Kepala Madrasah........................ ……….. …15
2. Syarat-syarat Kepala Madrasah................................ ………...….22
3. Fungsi dan Tugas Kepala Madrasah......................... ………...….23
B. Tinjauan tentang Kedisiplinan Siswa.........................…..……….24
1. Pengertian Kedisiplinan Siswa................................. …………….24
2. Pentingnya Kedisiplinan Siswa................................ …………… 29
3. Tujuan Kedisiplinan Siswa....................................... ………… . . 32
4. Fungsi Kedisiplinan Siswa....................................... …………..... 34
5. Unsur-Unsur Kedisiplinan Siswa............................. ……………..35
C. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa..........................................................................……………..41
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa............................…..………....54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis penelitian................................……………..60
B. Kehadiran Peneliti....................................................………………62
C. Lokasi Penelitian......................................................……….………61
D. Informan Penelitian..................................................……….………61
E. Sumber Data............................................................……….………62
F. Prosedur Pengumpulan Data....................................……………….63
G. Teknik Analisa Data................................................……………….65
H. Pengecekan Keabsahan Data..................................…………………66
I. Tahap-Tahap Penelitian..........................................……….………...67
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian..................................................... .....69
1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN Kandangan.................. ...........70
2. Identitas MAN Kandangan............................................... ...........72
3. Letak Geografis MAN Kandangan................................... ...........73
4. Visi, Misi serta Tujuan MAN Kandangan......................... ...........75
5. Struktur Organisasi MAN Kandangan.............................. ...........81
6. Keadaan Siswa MAN Kandangan..................................... ...........81
7. Keadaan Guru dan Pegawai MAN Kandangan................ ...........84
8. Keadaan Sarana dan Prasarana MAN Kandangan............ ...........84
B. Paparan dan Analisis Data....................................... .....................85
1. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa di MAN Kandangan ..........................................................85
2. Kinerja Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di
MAN Kandangan ........................................................................109
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN
Kandangan.......................................................... ........................118
4. Temuan Penelitian
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa di MAN Kandangan ............................................................133
B. Kinerja Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di
MAN Kandangan...........................................................................145
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN
Kandangan......................................................................................151
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................152
B. Saran...............................................................................................154
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK
Munawaroh, Zahroul, NIM, 04120038, Kinerja Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan Kabupaten Kediri. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Muhaimin. MA
Kata Kunci: Kepala Madrasah, Kedisiplinan Siswa
Masalah disiplin adalah masalah yang sangat kita perlukan saat ini, karena pada kenyataannya masih sering kita menyaksikan dan mendengar peserta didik yang perilakunya masih tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik, merokok, membolos, bahkan tindakan yang menjurus pada hal-hal yang bersifat kriminal. Hal ini tidak lain adalah berangkat dari pribadi yang kurang disiplin, oleh karena itu peserta didik harus dibimbing, dibina untuk belajar disiplin. Kepala madrasah sebagai seorang yang telah diberi wewenang untuk memimpin suatu lembaga maka ikut bertanggung jawab terhadap siswa terlebih bila pelanggaran terjadi di dalam rangka program madrasah. Dalam kaitan ini maka dibutuhkan kinerja kepala madrasah yang professional sehingga mampu memotivasi, mempengaruhi dan menggerakkan anggotanya untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif serta dapat membina disiplin bagi siswa-siswinya sebagai generasi umat Islam dan bangsa Indonesia agar tidak mengalami degradasi moral dan indisipliner disegala bidang. MAN Kandangan merupakan salah satu madrasah unggulan di kota Kandangan yang sudah dikenal khalayak umum tentang kedisiplinannya, peraturan/tatatertib bagi siswa yang ketat dan adanya program-program madrasah yang sangat mendukung kedisiplinan siswa sehingga banyak walimurid yang tertarik menyekolahkan anaknya di MAN Kandangan. Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis ingin membahasnya dalam skripsi yang berjudul “Kinerja Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan Kabupaten Kediri”.
Untuk menggali faktanya penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Datanya diperoleh langsung dari kepala madrasah, waka kurikulum, waka sarpras, waka kesiswaan, kepala TU, dewan guru, perwakilan siswa, dan pihak-pihak lain yang berkompeten di madrasah tersebut serta data-data yang telah didokumentasikan. Adapun dalam prosedur pengumpulan datanya dengan menggunakan tekhnik observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sudah cukup baik. Dari berbagai upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah baik secara langsung dengan memberikan keteladanan, ajakan maupun dengan menggerakkan dan kerjasama dengan para guru dan staf dalam mendisiplinkan siswa. MAN Kandangan semakin maju dan berkembang, hal ini dapat dilihat dari sarana
prasarana yang sudah mulai lengkap, adanya inovasi-inovasi baru yang dituangkan dalam program-program pendidikan diantaranya LDK, shalat berjama’ah, moving class, fulday school, budaya salam yang secara langsung dapat menunjang kedisiplinan siswa,. Tatatertib/peraturan yang semakin ketat dan ditegakkan dengan tegas, adanya pembinaan terhadap siswa merokok, berkendaraan dilingkungan madrasah, berseragam dsb. Sehingga kedisiplinan siswa MAN Kandangan sudah terlihat, baik dalam disiplin belajarnya, waktu, seragam maupun bertingkahlaku. Sedangkan yang sekarang mulai diterapkan oleh kepala madrasah terhadap semua kalangan baik guru, staf, maupun siswa adalah supaya mewujudkan dan membudayakan “Disiplin dalam Kesantunan dan Santun dalam Kedisiplinan” khususnya dikalangan madrasah. Adanya keberhasilan kinerja Kepala MAN Kandangan tersebut diantaranya tidak terlepas dari adanya komitmen serta keteladanan dan kontrol langsung dari kepala madrasah sendiri terhadap pelaksanaan kedisiplinan siswa dan juga adanya dukungan kinerja dari para guru MAN Kandangan yang sudah cukup baik. Meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat hambatan yang tidak terlalu berarti diantaranya masih ada satu, dua guru MAN Kandangan yang masih statis dan adanya permasalahan yang timbul dari sebagian kecil siswa MAN Kandangan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pendidikan adalah masalah yang berhubungan langsung
dengan hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan usaha dari
manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing,
mengajar, menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada
generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung
jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat, hakekat
dan cirri-ciri kemanusiaannya.1
Dengan demikian anak harus dididik supaya hidup dengan cara-cara
yang sehat dan bersih, memiliki kesehatan fisik, mencapai perkembangan
intelek yang maksimal. Selain itu kepribadiannya terbentuk dengan wajar, yang
mencerminkan sifat kejujuran, kebenaran, disiplin, tanggungjawab, nilai moral,
sosial dan sifat-sifat lainnya supaya dapat menjadi anggota masyarakat. Jadi
pendidikan sangatlah kuat kedudukannya didalam pengaruh pertumbuhan dan
perkembangan jiwa manusia. Manusia akan dapat menyesuaikan terhadap
lingkungan bila manusia tersebut memiliki pondasi keilmuan dan wawasan
yang cukup.
Apa yang telah disebutkan diatas menjadi lebih penting karena pada
kenyataannya masih sering kita menyaksikan dan mendengar peserta didik saat
1 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1986), hlm.10
ini yang perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral
yang baik, sehingga menghambat proses pembelajaran. Terlibat vcd forno,
narkoba, merokok, rambut gondrong, membolos, tidak mengerjakan pekerjaan
rumah, membuat keributan dikelas, melawan guru, berkelahi bahkan tindakan
yang menjurus pada hal-hal yang bersifat kriminal.2 Semua ini tidak lain adalah
berangkat dari pribadi yang kurang disiplin.
Akan tetapi tentang siapa yang bertanggung jawab atas murid
tersebut nampaknya sering dipertanyakan. Namun tidak ada yang meragukan
bahwa kepala madrasah memikul tanggung jawab atas madrasahnya. Demikian
juga tak banyak diingkari bahwa orang tua memikul tanggung jawab paling
besar bagi mengajar disiplin kepada anak mereka dan bahwa madrasah serta
lembaga masyarakat lain harus membantu dan melengkapkan peranan dari
orang tua itu, terlebih bila orang tua gagal dalam mengajar disiplin kepada
mereka. Namun bila murid berada di madrasah ia berada di bawah kekuasaan
kepala madrasahnya. Madrasah memikul tanggung jawab pokok bila
pelanggaran oleh murid terjadi di dalam rangka program sekolah. Murid,
seperti warga lain dimasyarakat, memiliki kebebasan; tapi kebebasan ini
dibatasi oleh tanggung jawab yang terlibat dalam setiap situasi tertentu. Dalam
hal ini kepala sekolah harus berusaha memajukan atau membatasi kebebasan
murid agar kebijaksanaan dan peraturan yang ditetapkan bagi kepentingan
murid lain dan madrasah terpelihara.3
2 E. Mulyasa, Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.122
3 Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa,1993), hlm. 112
Berdasarkan hal diatas, pendidikan yang dijadikan salah satu alat
untuk membentuk pribadi manusia sangatlah perlu dimasuki tentang
kedisiplinan, karena dengan kedisiplinan manusia akan selalu bisa
mengendalikan dan mengontrol apa yang akan dilaksanakannya hanya dengan
kehidupan yang teratur dan disiplin. Sikap disiplin yang kokoh juga akan selalu
memancing datangnya rasa tanggung jawab yang tinggi dari diri manusia
dalam setiap melaksanakan tugas atau tanggung jawab kehidupannya.
Nilai kedisiplinan juga memiliki landasan normatif teologis. Agama
Islam dapat dikatakan sebagai agama yang sarat dengan ritual harian yang
memungkinkan orang berdisiplin. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an
surat Al-Ashr yang isi pokoknya yaitu: “Bahwa semua manusia berada dalam
keadaan merugi apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-
perbuatan baik”. Sebagai contoh adalah kewajiban melaksanakan sholat lima
waktu, yang masing-masing batasan waktunya telah ditentukan. Nabi
Muhammad Saw juga menyebutkan bahwa melaksanakan sholat tepat pada
waktu awal masuknya adalah merupakan amalan yang sangat terpuji.
Sebaliknya apabila sholat dikerjakan terlambat maka akan sia-sia adanya atau
merugi. Jelaslah disini bahwa hidup disiplin sangatlah penting dalam segala
hal, maka perlu untuk senantiasa dilatih dan dibiasakan dalam kehidupan
sehari-hari, baik disiplin waktu, disiplin dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban, serta disiplin dalam berinteraksi dengan sang khaliq maupun
dengan makhluk sesamanya.
Dengan demikian tidaklah dapat dipungkiri bahwa madrasah
merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi
perilaku siswa. Karena di sekolah siswa berinteraksi dengan para guru yang
mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan segala apa yang
dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk
begitu dalam dihati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi
pengaruh dari orang tuanya dirumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru
tersebut pada dasarnya merupakan salah satu bagian dari upaya pendisiplinan
siswa.
Untuk mengatasi masalah kedisiplinan siswa, semua itu juga
membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangan, dan disinilah arti
penting disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk
memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa
untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku
di sekolahnya.4 Penerapan dan pelaksanaan dari adanya tata tertib adalah
tuntutan bagi anak didik untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan
adanya tata tertib sekolah tersebut, diharapkan bagi siswa untuk berdisiplin
dalam segala aspek. Pelaksanaan kedisiplinan berarti adanya kesediaan untuk
mematuhi peraturan-peraturan dan larangan.5 Karena berdisiplin merupakan
salah satu tujuan dari seorang pelajar, seperti yang diungkapkan oleh Piet
Sahertian, bahwa makna tujuan berdisiplin adalah:
4 Akhmadsudrajat, Disiplin Siswa di Sekolah , ( http: www.wordpress.com diakses tanggal 23 Desember 2008)
5 Amir Dain Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan. (Surabaya: Usana Offset). hlm 142
1. Menolong anak menjadi matang pribadinya dan dan berubah dari sifat
ketergantungan ke arah tidak ketergantungan.
2. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan situasi
dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala peraturan yang
ada dengan penuh perhatian.6
Karena mengingat kondisi individu yang masih melemah agar dapat
ditumbuhkembangkan melalui gerakan pembudidayaan kedisiplinan, maka
selalu dilakukan dengan melibatkan semua orang yang memiliki tanggung
jawab dalam pendidikan. Meskipun tidak dipungkiri bahwa dalam kehidupan
suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran seorang pemimpin. Karena
sebagai pemimpin dia yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan
program pendidikan serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh
untuk menyelenggarakan keseluruhan kegiatan pendidikan dalam lingkungan
sekolah yang dipimpinnya. Hal ini sejalan dengan hadits nabi saw:
كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته، الءمام راع ومسئول عن رعيته (رواه البحاري)
Artinya: “Masing-masing kamu adalah pengembala (pemimpin) dan masing-masing kamu harus bertanggung jawab atas kepemimpinanmu itu….” (H.R Bukhari)7
Berdasarkan hadits tersebut, seorang pemimpin dengan berbagai
peran serta fungsinya ialah yang paling bertanggung jawab atas segala kegiatan
maju mundurnya pendidikan yang dipimpinnya. Kepala madrasah harus
bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan
6 Piet Sahertian. Dimens-Dimensii Administrasi Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional. 1994), hlm 127
7 Ma’mur Daud, Terjemah Hadits Shahih Muslim, (Jakarta: Widjaya, 1993), hlm. 14
dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal
kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya. Kepala madrasah
sebagai seorang pendidik, manajerial, administrator, pemimpin dan supervisor
diharapkan dengan sendirinya dapat mengelola lembaga pendidikan serta
mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
kearah perkembangan yang lebih baik dan dapat menjanjikan masa depan.
Oleh karena itu untuk mewujudkan itu semua, maka tidak akan sampai kearah
itu tanpa didukung oleh adanya kinerja kepala madrasah yang efektif dan
efisien dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa.
Meskipun peran seorang pemimpin sangat menentukan, namun
pemimpin tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dari bawahannya. Oleh
karena itu kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu
menumbuh dan mengembangkan usaha kerjasama serta memelihara iklim yang
kondusif dalam kehidupan organisasi.
Sejalan dengan hal tersebut dalam dunia pendidikan ketika manusia
ingin mencapai tujuan hidupnya, maka sering kita temui adanya kerjasama
dengan orang lain. Hal ini dilaksanakan mengingat berbagai kegiatan yang
terarah akan lebih mudah dicapai dari pada dikerjakan sendiri. Keseluruhan
proses kerjasama ini dinamakan kelembagaan. Dalam kelembagaan tersebut
pasti memerlukan seseorang untuk menempati posisi sebagai pemimpin
(leader) yang melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin. Kaitannya dengan
peristiwa ini terdapat 2 istilah yang harus dibedakan adalah pemimpin (leader)
yaitu orangnya, sedangkan kepemimpinan (leadership) adalah kegiatannya8.
Menurut GR.Terry dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management”
kepemimpinan merupakan aktivitas memimpin yang pada hakekatnya
merupakan suatu hubungan dan dalam kepemimpinan tampak dalam proses
satu orang mempengaruhi orang lain agar mereka mau bekerja sama kearah
pencapaian sasaran tertentu9. Sedangkan kepemimpinan pendidikan adalah
suatu proses kegiatan mempengaruhi, menggerakkan, mengkoordinasi
individu-individu /organisasi /lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan10.
Kepemimpinan pada hakekatnya merupakan bagian dalam proses
manajemen. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan apa yang telah
direncanakan, perlu didukung dengan kemampuan kepemimpinan kepala
sekolah. Kepala sekolah harus mampu mengelola sekolahnya agar berkembang
dari waktu kewaktu. Segenap sumberdaya yang ada harus didayagunakan
sedemikian rupa, para guru perlu digerakkan secara efektif dan hubungan baik
antara mereka dibina agar tercipta suasana kerja yang professional. Demikian
pula penataan lingkungan sekolah perlu dibina agar menjadi lingkungan
pendidikan yang mampu menimbulkan kreatifitas, disiplin dan semangat
belajar yang tinggi bagi siswa.
Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya peningkatan manajemen
kepala sekolah secara professional dalam upaya meningkatkan kedisiplinan
8 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung,1997), hlm.179 Winardi, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), hlm.5610 Ahmad Rokhani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi
Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm 88
disekolahnya. Peningkatan profesionalisme kinerja kepala madrasah perlu
dilaksanakan secara terus menerus dan terencana dengan melihat
permasalahan-permasalahan dan keterbatasan yang ada. Kepemimpinan kepala
sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong madrasah dapat
mewujudkan misi dan visi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Segala bentuk kegiatan perlu
diarahkan pada peningkatkan profesionalisme kinerja kepala madrasah dan
tenaga kependidikan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, sehingga tercipta
kondisi dinamis yang mengandung suasana sadar, tertib dan aman pada diri
personil sekolah diantaranya siswa, guru dan anggota staf lain yang diciptakan
dan dikembangkan oleh personil sekolah yang berwenang.
Ini semua mempersyaratkan perlunya penerapan kepemimpinan
pendidikan oleh seorang kepala madrasah dengan kinerjanya yang profesional
agar dapat meningkatkan kedisiplinan dalam lembaganya. Karena suatu
lembaga pendidikan yang baik adalah semua unsur harus mau bekerjasama
secara baik, disiplin dan mematuhi peraturan. Hal ini memerlukan organisasi
yang baik agar kegiatan madrasah dapat berjalan lancar menuju pada
tujuannya11. Sehingga tidak heran apabila masalah kedisiplinan ini sering
digunakan barometer dalam upaya mengukur kemajuan kepala madrasah dalam
memimpin madrasahnya. Dengan demikian dibutuhkan kinerja kepala
madrasah yang professional sehingga mampu memotivasi, mempengaruhi dan
menggerakkan anggotanya untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan
11 Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Bandung: 1992), hlm 160
kedisiplinan siswa sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif
dilingkungan madrasah serta dapat membina disiplin bagi siswa-siswinya
sebagai generasi umat Islam dan bangsa Indonesia agar tidak mengalami
degradasi moral dan indisipliner disegala bidang.
MAN Kandangan merupakan salah satu madrasah unggulan di
Kandangan dan lembaga yang sudah dikenal khalayak umum tentang
kedisiplinannya, ketatnya peraturan/tatatertib bagi siswa, diantaranya meliputi
seragam, berkendaraan, kewajiban mengikuti semua kegiatan madrasah dan
adanya program-program seperti LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan), MOS
yang didalamnya ada penyampaian materi disiplin, seminar ilmiah, tadarus Al-
Qur’an, shalat berjama’ah, budaya salam, sistem pembelajaran fullday school,
moving class yang secara langsung dapat mendukung kedisiplinan siswa.
Kedisiplinan siswa MAN Kandangan sudah terlihat baik dalam disiplin
belajarnya, waktu maupun dalam bertingkah laku. Sehingga tidak heran banyak
walimurid yang tertarik menyekolahkan anaknya di MAN Kandangan bahkan
dari tahun ketahun semakin meningkat.
Berdasarkan rasionalitas dan realitas diatas, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian yang diformulasikan kedalam judul skripsi yaitu:
“KINERJA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN
KEDISIPLINAN SISWA DI MAN KANDANGAN”.
B. Rumusan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Madrasah dalam
meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan
2. Untuk mendeskripsikan Kinerja Kepala Madrasah dalam meningkatkan
Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.
3. Untuk mendeskripsikan Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala
Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Madrasah
dalam meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan
2. Untuk mendeskripsikan Kinerja Kepala Madrasah dalam meningkatkan
Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.
3. Untuk mendeskripsikan Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala
Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi MAN Kandangan
a. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam proses pengambilan
kebijakan lebih lanjut, dalam rangka usaha kepala untuk madrasah
meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.
b. Sebagai bahan dokumentasi yang dapat menambah dan melengkapi
khasanah referensi.
c. Dapat memberikan gambaran tentang profil dan karakteristik kepemimpinan
kepala madrasah yang efektif dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
MAN Kandangan sehingga dapat dijadikan acuan bagi pembina dan
penyelenggara sekolah dalam mengambil kebijakan.
d. Menjadi masukan bagi Kepala Madrasah yang ingin meningkatkan
kedisiplinan siswa di sekolahnya.
e. Dapat memperkaya teori tentang kepemimpinan kepala madrasah dalam upaya
meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian sejenis dengan substansi yang sama pada latar yang sama untuk lebih memperkuat temuan dalam penelitian ini
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian merupakan batasan bagi peneliti untuk
mendesain sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan dan
menjadikan penelitian tersebut pada titik fokus sampai selesainya
pelaksanaan penelitian. Dimana peneliti menyelidiki dan membahas secara
detail yang berhubungan dengan penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian
penulis jelaskan sebagai berikut:
1. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan Siswa di
MAN Kandangan.
2. Pentingnya Kinerja Kepala Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan
siswa di MAN Kandangan.
3. Apa faktor pendukung dan penghambat Kinerja Kepala Madrasah dalam
meningkatkan Kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.
F. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian, maka peneliti
memberikan beberapa kata kunci yang perlu diutamakan antara lain:
1. Kinerja adalah pola pikir yang disertai dengan perbuatan yang nyata.
Kinerja juga dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga.12
2. Kepala madrasah adalah pemimpin pendidikan pada tingkat madrasah.
Dalam pengertian lain, kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas
khusus untuk mengelola madrasah, membuat kebijakan, mengatur tata
tertib dan operasionalisasi madrasah sehingga tidak terjadi kesemrawutan/
diberi kepercayaan untuk menjadi pemimpin sekaligus manager
madrasah.13
3. Kedisiplinan siswa adalah pelatihan batin dan watak dengan maksud
supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib atau ketaatan pada
aturan dan tata tertib14.
4. Siswa adalah unsur dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya siswa
sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran.
12 Abdullah Munir. 2008. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: AR-Ruzz Media. hlm. 30
13 Aan Komariah dan Cepi Triatna,. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3
14 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, Jakarta 1982), hlm. 254
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran tentang isi laporan penelitian ini. Maka
sistematika pembahasannya di susun sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian, ruang lingkup pembahasan,
definisi operasional, serta sistematika pembahasan.
Bab II merupakan kajian teori, yang pertama tinjauan tentang Kinerja
Kepala Madrasah yang meliputi dari 1) Pengertian kinerja kepala madrasah
2). Syarat-syarat kepala madrasah 3). tugas dan fungsi kepala madrasah.
Yang kedua tinjauan tentang Kedisiplinan Siswa yang meliputi 1). Pengertian
kedisiplinan siswa 2). Fungsi kedisiplinan siswa 3). Tujuan kedisiplinan
siswa 4). Pentingnya kedisiplinan siswa 5) Unsur-unsur kedisiplinan siswa.
Yang ketiga tentang upaya kepala madrasah dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa. Dan yang keempat tentang Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kinerja Kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan
siswa.
Bab III memuat tentang metodologi penelitian yang terdiri dari: A).
Jenis dan Pendekatan penelitian; B). Kehadiran Peneliti; C). Lokasi
Penelitian; D).Sumber Data; E).Metode Pengumpulan Data; F). Teknik
Analisis data; G). Teknik Pengecekan keabsahan data; H). Tahap-tahap
penelitian.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari latar belakang
obyek, paparan data dan hasil temuan penelitian.
Bab V berisi pembahasan dan hasil penelitian yang berupa pengaitan
antara hasil penelitian dengan kajian teori yang ada.
Bab VI merupakan pembahasan terakhir dalam skripsi ini secara
keseluruhan yang meliputi kesimpulan dan saran-saran sebagai sumbangan
pemikiran masalah yang ada kaitannya dengan skripsi ini.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan tentang Kinerja Kepala Madrasah
1. Pengertian Kinerja Kepala Madrasah
Dalam terminologi (segi istilah) kinerja kepala madrasah terdapat
dua istilah yang masing-masing mempunyai pengertian sendiri-sendiri, yaitu
istilah “Kinerja” dan istilah “Kepala Madrasah”, keduanya akan penulis
jelaskan dahulu sebelum mendefinisikan Kinerja Kepala Madrasah itu
sendiri.
Pertama penulis mencoba menelusuri pengertian Kinerja dari
beberapa definisi:
a. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan /program/kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga. Amstong
mengatakan bahwa kinerja dan hasil kerja selalu menjadi tanda
keberhasilan lembaga dan orang-orang yang ada dalam lembaga
tersebut. Prestasi kerja atau kinerja tersebut dipengaruhi oleh cara–
cara yang ditempuh, usaha yang dilakukan, dan pada gilirannya
akan memunculkan hasil kerja yang dicapai seseorang atau
sekelompok orang dalam lembaga, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai
sasaran/tujuan lembaga.15
b. Maier dalam As'ad mengatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan
seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja itu
berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku
kerjanya. Orang yang tingkat kinerjanya tinggi disebut sebagai
orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang tingkat
kinerjanya tidak mencapai standar dikatakan sebagai orang yang
tidak produktif atau berkinerja rendah.16
c. E. Mulyasa mengatakan bahwa: kinerja/performansi dapat
diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian
kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.17
d. Vroom mengatakan bahwa: Kinerja adalah fungsi pertalian antara
kemampuan dan motivasi. Ini mengandung arti bahwa jika
seseorang rendah pada salah satu komponen maka prestasi
kerjanya akan rendah pula.18
Dari definisi diatas, kinerja secara umum dapat diartikan sebagai
suatu usaha yang dicapai seseorang berdasarkan kemampuan kerja atau
ketrampilan kerja. Kinerja akan bergantung pada perpaduan yang tepat
antara individu dan pekerjaannya. Prestasi kerja atau kinerja tersebut
dipengaruhi oleh cara–cara yang ditempuh, usaha yang dilakukan, dan pada
gilirannya akan memunculkan hasil kerja yang dicapai seseorang atau 15 Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),
hlm.3016 Ibid17 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), hlm.136.18 Ibid
sekelompok orang dalam lembaga, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam upaya mencapai sasaran/tujuan lembaga.
Untuk mencapai produktivitas madrasah secara maksimum, madrasah harus
menjamin dipilihnya orang yang tepat, dengan pekerjaan yang tepat disertai
dengan kondisi yang memungkinkan bagi mereka untuk bekerja yang
optimal.
Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotik,
yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan
bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok
harus lebih baik dari hari ini. Kerja produktif memerlukan ketrampilan kerja
yang sesuai dengan isi kerja sehingga bisa menghasilkan penemuan-
penemuan baru untuk memperbaiki dan meningkatkan cara kerja. Untuk itu,
kerja produktif perlu didukung oleh kemajuan yang tinggi, kemampuan
yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan yang nyaman dan kondusif,
kondisi kerja yang manusiawi, serta hubungan kerja yang harmonis dan
sebagainya.
Kedua, kata kepala madrasah berasal dari dua kata yaitu kepala
dan madrasah. Kata “Kepala” dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin”
dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Sedangkan “Sekolah” atau
Madrasah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan
memberi pelajaran19.
19 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 83
Secara sederhana kepala sekolah (madrasah) dapat didefinisikan
sebagai: “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah/madrasah dimana diselenggarakan proses belajar
mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Sedangkan kata "memimpin" dari rumusan tersebut mengandung
makna luas, yaitu: kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang
ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal
untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan. Dalam praktik lembaga, kata
"memimpin" mengandung konotasi "menggerakkan, mengarahkan,
membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan
bantuan, dan lain-lain. 20
Selanjutnya beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kinerja kepala madrasah, antara lain21:
1. Pembinaan Disiplin Tenaga Kerja
Seorang pemimpin harus mampu menumbuhkan disiplin, terutama
disiplin diri (self-dicipline). Dalam kaitan ini, pemimpin harus mampu:
a. Membantu pegawai mengembangkan pola dan
b. Meningkatkan standar perilakunya, serta
c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk
20 Abdullah Munir, Op.Cit, hlm 3221 E. Mulyasa, Op.Cit. hlm 141
meningkatkan disiplin.
Dalam membina disiplin tenaga kependidikan perlu berpedoman
pada sikap demokratis, yakni dari, oleh dan untuk tenaga kependidikan,
sedangkan pemimpin tut wuri handayani. Dalam hal ini, Soeleman
(1985:77) mengemukakan bahwa pemimpin berfungsi sebagai
pengemban ketertiban, yang patut diteladani, tapi tidak bersikap otoriter.
2. Pembangkitan motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keefektifan kerja. Callahan and Clark (1988) mengemukakan bahwa
motivasi adalah tenaga pendorong dan penarik yang menyebabkan
adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Mengacu pada pendapat
tersebut, dapat dikemukakan bahwa motivasi merupakan suatu bagian
yang sangat penting dalam suatu lembaga. Para pegawai akan bekerja
dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila
para pegawai memiliki motivasi yang positif, ia akan memperlihatkan
minat, mempunyai perhatian dan ingin ikut serta dalam suatu tugas dan
kegiatan. Dengan kata lain, seorang pegawai akan melakukan semua
pekerjaannya dengan baik apabila ada factor pendorong (motivasi).
Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan
membangkitkan motivasi para pegawai sehingga kinerja mereka
meningkat.
Ada dua jenis motivasi, yaitu intrinsik dan ekstrinsik (Owen, Cs.
1981)22
a) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datang dari dalam diri
seseorang, misalnya tenaga kependidikan melakukan suatu kegiatan
karena ingin menguasai suatu keterampilan tertentu ynag dipandang
akan berguna dalam pekerjaannya. Motivasi instrinsik pada
umumnya lebih menguntungkan karena biasanya dapat bertahan lebih
lama.
a) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari lingkungan di
luar diri seseorang, misalnya tenaga kependidikan bekerja karena
ingin mendapat pujian atau ingin mendapat hadiah dari pimpinannya.
Adapun beberapa sifat yang dapat dipakai kepala sekolah untuk
memotivasi pengikut:
1. Menjelaskan visi masa depan dan keyakinan mereka terhadap visi
itu.
2. Menjelaskan tujuan, membantu mereka dalam memahami dan
membentuk tujuan itu, serta menjelaskan peran mereka dalam
merealisasikannya.
3. Mengikutsertakan dan meminta pendapat mereka dalam keputusan-
keputusan penting yang mempengaruhi mereka. Memberi tahu
mereka perkembangan yang terjadi.22 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm.162
4. Menghargai, menghormati, memenuhi kebutuhan mereka, dan
bersikap terbuka
5. Memberikan otoritas-otoritas luas kepada mereka dalam
menjalankan tugas yang dibebankan kepada mereka. Percaya
kepada mereka dalam pelaksanaan yaitu dengan menjadikan orang
yang melaksanakan tugas dan tanggungjawab terhadap hasil-
hasilnya.
6. Pemimpin selayaknya menjadi panutan, bersikap jujur, berakhlak
baik, adil dalam bersikap kepada orang yang ada disekitarnya, serta
rendah hati.
7. Mengubah titik kelemahan setiap individu menjadi titik kekuatan.23
3. Penghargaan
Dengan penghargaan, maka pegawai akan terangsang untuk
meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini akan
bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi pegawai secara terbuka
sehingga setiap pegawai memiliki peluang untuknya.
4. Persepsi
Sarlito (1982:76) mengartikan persepsi sebagai daya mengenal
obyek, mengelompokkan, membedakan, memusatkan perhatian,
mengetahui dan mengartikan melalui pancaindra. Persepsi yang baik
23 Thariq M. As-Suwaidan & Faishal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa Depan, (Gema Insani: Jakarta,2005), hlm.73
akan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif serta sekaligus akan
meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah perlu menciptakan
persepsi yang baik bagi setiap tenaga kependidikan terhadap
kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan
kinerjanya.24
B. Syarat-syarat Kepala Madrasah
Seorang kepala madrasah harus berjiwa nasional dan memiliki
falsafah hidup yang sesuai dengan falsafah dan dasar Negara kita. Adapun
syarat kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
2. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama disekolah yang sejenis
dengan sekolah yang dipimpinnya.
3. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat
kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan.
4. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai
bidang-bidang pengetahuan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang
dipimpinnya.
5. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan
pengembangan sekolahnya. 25
24 E. Mulyasa, Op.Cit, hlm 15125 H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,1998), hlm. 91
C. Fungsi dan tugas Kepala Madrasah
Kepala madrasah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menggerakkan kehidupan madrasah untuk mencapai tujuan. Fungsi kepala
madrasah adalah menanamkan pengaruh kepada guru dan staf agar mereka
melakukan tugasnya dengan sepenuh hati dan antusias. Sebagai seorang
pemimpin diharapkan oleh bawahannya dalam organisasi, dalam hal ini
organisasi sekolah mengharapkan para pemimpinnya dapat memberikan
arahan untuk kepentingan pencapaian tujuan madrasah.26 Kepala madrasah
mempunyai peranan multi fungsi, oleh karena itu kepala madrasah dituntut
menjalankan perannya sebagai berikut: Kepala madrasah sebagai pemimpin,
supervisor, pendidik, manajer, administrator, dan motivator.
Adapun tugas pokok dan fungsi kepala madrasah sebagai
pemimpin pendidikan adalah
1. Perencanaan sekolah/madrasah dalam arti menetapkan sekolah sebagai
lembaga pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan, dan
strategi pencapaian.
2. Mengorganisasikan sekolah/madrasah dalam arti membuat struktur
organisasi, menetapkan staf, dan menetapkan tugas dan fungsi masing-
masing staf.
3. Menggerakkan staf dalam arti memotivasi staf melalui internal marketing
26 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung : Allfa Beta, 2005), hlm. 146-147
dan memberikan contoh external marketing.
4. Mengawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan dan
membimbing semua staf dan warga sekolah.
5. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar
peningkatan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving
baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah secara kreatif,
dan menghindari serta menanggulangi konflik27
D. Tinjauan tentang Kedisiplinan Siswa
1. Pengertian Kedisiplinan Siswa
Dalam bukunya Alex Sobur, disiplin bukanlah kata Indonesia
asli. Ia adalah kata serapan dari bahasa asing “discipline” (Inggris),
“disciplin” (Belanda) atau “disciplina” (Latin) yang artinya “belajar”.
Selain kata “discipline”, ada pula “disciple” yang berarti orang yang
belajar dari seorang pemimpin. Orang tua dan guru adalah pemimpin, dan
anak-anak adalah “disciple” yang belajar dari mereka mengenai sikap,
perilaku, cara hidup yang bisa membahagiakan serta bermanfaat bagi
hidup bermasyarakat dan yang sesuai atau disetujui oleh masyarakat.28
Sedangkan disiplin diartikan secara luas, menurut Charles
Schaefer yakni mencakup setiap pengajaran, bimbingan atau dorongan
yang dilakukan oleh orang dewasa, yang dimaksudkan untuk menolong
27 Hari Sudrajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: Cipta Cekas Grafika, 2005), hlm. 121
28 Alex Sobur, Anak Masa Depan, (Bandung: Angkasa, 1991), hlm.144
anak-anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial, dan untuk
mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang seoptimalnya.29
Jadi, kesimpulannya bahwa inti dari disiplin ialah untuk mengajar, atau
seseorang yang mengikuti ajaran dari seorang pemimpin.
Adapun menurut Soegeng Priyadarminto, disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan atau ketertiban.30 Disiplin itu mempunyai tiga aspek, yaitu:
1. Sikap mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib
sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan
pengendalian watak.
2. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, criteria,
dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut
menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa
ketaatan akan aturan, norma, kriteria dan standar tadi merupakan syarat
mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses).
3. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati,
untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.31
Beberapa pengertian kedisiplinan diatas, penulis memaparkan
29 Charles Schaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. (Jakarta: Kesaint Blanc,1989), hlm.3
30 Soegeng Priyodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: PT Pradnya Paramita,1992), hlm. 23
31 Ibid, hlm.24
bahwa kedisiplinan adalah suatu perubahan tingkah laku seseorang yang
teratur dalam menjalankan tugas-tugasnya/pekerjaannya, yang tidak
melanggar sebuah aturan yang telah disepakati bersama karena sikap
disiplin itu muncul pada diri sendiri atau karena orang tersebut
belajar/mengikuti ajaran dari seorang pemimpin untuk berbuat sesuai
dengan keinginan untuk mencapai sebuah tujuan/perilaku yang sesuai dan
disetujui oleh kelompok.
Kedisiplin itu lahir, tumbuh, dan berkembang dari sikap
seseorang di dalam sistem nilai budaya yang telah ada di dalam
masyarakat. Terdapat unsur pokok yang membentuk disiplin, pertama
sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya yang ada di
dalam masyarakat. Mentaati tata tertib/aturan yang berlaku merupakan
sebuah bentuk tindakan kedisiplinan. Karena kecenderungan di masyarakat
yang tampak akhir-akhir ini adalah tingkah laku yang mau menang sendiri,
ketidak patuhan pada hukum dan pelanggaran-pelanggaran terhadap tata
tertib yang berlaku.
Dalam Al-Qur’an diterangkan tentang disiplin pada surat An-
Nisa’ ayat 103, yang berbunyi:
#s� Î* sù ÞO çF ø� � Ò s% no4q n= ¢Á9 $# (#rã� à2 ø� $$ sù ©! $# $ VJ» u� Ï% # Y�qãè è%ur 4�n?tãur öN à6Î/q ãZã_ 4 # s� Î* sù öN çGY tRù' yJ ôÛ$# (#q ßJ� Ï
% r' sù no4q n= ¢Á9 $# 4 ¨b Î) no4qn= ¢Á9 $# ôM tR% x. �n?tã � úü ÏZ ÏB÷s ßJø9 $# $ Y7»tF Ï. $ Y?q è%öq ¨B ÇÊÉÌÈ
Artinya:”Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.32
Di dalam kandungan ayat tersebut telah jelas bahwa masalah
disiplin baik mengenai waktu sholat maupun dalam hal yang lainnya
sangat penting bagi kita, oleh karena itu sebagai seorang yang beriman kita
harus mengamalkan amanat dari surat tersebut yaitu selalu disiplin dalam
sholat dan selalu menerapkan sikap hidup yang disiplin dalam setiap sendi
kehidupan, karena dengan disiplin kita akan selalu bisa menuntaskan
tugas-tugas kehidupan dan mendapatkan kebahagiaan serta yang paling
penting adalah memperoleh kepercayaan dari orang lain. Dalam surat Al-
Ashr ayat 1-3 juga diterangkan tentang disiplin
Î� óÇ yèø9 $# ur ÇÊÈ ¨b Î) z`»|¡SM} $# �Å"s9 A� ô£ äz ÇËÈ � w Î) tûï Ï% ©!$# (#qãZ tB# uä (#q è= ÏJtãur ÏM» ysÎ=» ¢Á9 $# (# öq|¹# uq s?ur
Èd, ysø9 $$ Î/ (# öq |¹# uqs? ur Î� ö9 ¢Á9 $$ Î/ ÇÌÈ
Artinya: “Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.33
Surat ini menerangkan bahwa manusia yang tidak dapat
menggunakan masanya dengan sebaik-baiknya termasuk golongan orang
yang merugi. Surat tersebut telah jelas menunjukkan kepada orang-orang
yang beriman bahwa Allah telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk
32 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2005), hlm.76
33 Ibid, hlm 482
selalu hidup disiplin. Karena dengan disiplin kita dapat hidup teratur, dan
sebaliknya bila tidak disiplin hidup tidak teratur dan hidup akan hancur
berantakan.
2. Pengertian Siswa
Menurut Zuhairini dan Abdul Ghofir siswa merupakan raw
material (bahan mentah) didalam proses trnsformasi yang disebut
pendidikan, oleh karena itu faktor siswa tidak dapat digantikan oleh faktor
yang lain.34 Siswa merupakan salah satu faktor pendidikan yang terpenting,
tanpa adanya siswa maka proses pendidikan tidak bisa berjalan.
Sedangkan menurut DEPAG RI, siswa adalah salah satu
komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan dan metode
pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa
peserta didik adalah komponen yang terpenting diantara komponen-
komponen lainnya.35
Jadi, menurut penulis siswa adalah unsure penentu dalam proses
belajar mengajar. Tanpa adanya siswa sesungguhnya tidak akan terjadi
proses pengajaran. Sebab siswalah yang membutuhkan pengajaran dan
bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada
peserta didik. Sehingga siswa adalah komponen-komponen yang
terpenting dalam hubungan proses belajar mengajar ini.
34 Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran PAI, (Malang: UM Press, 2004), hlm.30
35 Depag RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hlm.46-47
3. Pengertian Kedisiplinan Siswa
Kedisiplinan siswa sebenarnya suatu pengembangan dari
kedisiplinan yang telah ditanamkan dilingkungan keluarga. Karena
sebelumnya setiap siswa menurut tujuan kedisiplinan yang diungkapkan
Charles Schaefer sudah ditanamkan kedisiplinan yang mengarah pada
kemandirian diri dalam menyingkapi persoalan hidup.36 Kemudian pada
waktu belajar disekolah penanaman kedisiplinan lebih bersifat pada
pengembangan dan mengarah pada konsentrasi pengembangan potensi diri
dan pelaksanaan tugas belajar.
Memang, kedisiplinan antara lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah sangat erat kaitannya, dan merupakan satu kegiatan
mendidik siswa. Hal itu disebabkan adanya kesinambungan dan fungsinya
sangat mendukung. Jadi, kedisiplinan siswa adalah suatu usaha sadar yang
dilaksanakan oleh guru melalui bimbingan dan pelatihan untuk
mengarahkan dan memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya
kedisiplinan agar siswa dapat membiasakan hidup disiplin kapanpun dan
dimanapun dia berada.
4. Pentingnya Kedisiplinan Siswa
Sebagai suatu proses transformasi yang mempunyai tujuan,
kedisiplinan mempunyai peranan yang penting dalam membentuk
kedisiplinan siswa, karena kedisiplinan siswa adalah suatu perubahan
tingkah laku yang teratur dalam menjalankan tugas-tugasnya atau
36 Charles Schaefer, Op.Cit, hlm 3
pekerjaannya.
Dengan memperoleh kedisiplinan akan membuat siswa dapat
dengan mudah bersosialisasi baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Dilingkungan keluarga siswa akan dapat menunjukkan
kebiasaan-kebiasaan yang positif menjalankan tugas yang diberikan oleh
orang tuanya, sholat dan belajar tepat waktu dan bisa menjaga nama baik
keluarga dan tidak melakukan perilku-perilaku yang bertentangan dengan
norma-norma agama maupun norma-norma masyarakat.
Dilngkungan madrasah siswa dapat dengan mudah bersosialisasi
dengan kultur/ budaya akademis sehingga siswa menjadi kritis, kreatif dan
sportif dan mempunyai emosi yang stabil sehingga tidak mudah goncang
yang pada akhirnya dapat menimbulkan akses-akses yang mengarah
kepada perbuatan berbahaya serta kenakalan.37
Adapun Brown dan Brown mengemukakan pula tentang
pentingnya disiplin dalam proses pendidikan dan pembelajaran untuk
mengajarkan hal-hal sebagai berikut:
1. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan
setiap siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas,
misalnya kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat terhadap guru
dan kepala sekolah.
37 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipata, 2000), hlm. 96-98
2. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar
mengajar dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama,
baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan
lingkungannya.
3. Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya
untuk menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan
berorganisasi.
4. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya
disiplin dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan
memahami tentang hak dan kewajibannya, serta akan menghormati dan
menghargai hak dan kewajiban orang lain.
5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam
kehidupan selalu dijumpai hal yang menyenangkan dan yang tidak
menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu
menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam
kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada
khususnya.
6. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan
contoh perilaku yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat
menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan
yang tidak disiplin.38
38 Akhmadsudrajat, Disiplin Siswa di Sekolah . ( http: www.wordpress.com diakses tanggal 23 Desember 2008)
Sedangkan di lingkungan masyarakat siswa dapat dengan mudah
bersosialisasi dengan kultur/budaya yang berlaku, sehingga siswa dapat
mewarisi nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan dan bentuk-bentuk kelakuan
lainnya serta dapat memilih lingkungan yang tepat untuk
perkembangannya.39
Dengan demikian jelas bahwa pendidikan kedisiplinan siswa
mempunyai peranan yang amat penting dalam sosialisasi siswa baik
dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
5. Tujuan Kedisiplinan Siswa
Kedisiplinan merupakan tindakan yang tidak menyimpang dari tata
tertib atau aturan yang berlaku untuk mencapai sebuah tujuan yang
diinginkan. Dengan kata lain bahwa kedisiplinan sangat erat berhubungan
dengan peraturan, kepatuhan dan pelanggaran.
Timbulnya sikap kedisiplinan bukan merupakan peristiwa yang
terjadi seketika. Sehingga kedisiplinan pada siswa tidak dapat tumbuh adanya
intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi
sedikit.40 Kedisiplinan yang ditanam oleh orang tua dan orang-orang dewasa
didalam lingkungan keluarga ini akan merupakan modal besar bagi
pembentukan sikap kedisiplinan siswa di lingkungan sekolah.
39 Ary H. Gunawan. Op.Cit, hlm.5840 Suharsimi Arikunto, Managemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2002), hlm. 199
Di lembaga pendidikan pada umumnya peraturan-peraturan yang
harus ditaati oleh siswa biasanya ditulis dan diundangkan, disertai dengan
sanksi bagi setiap pelanggarnya. Dengan demikian, maka penegakan
kedisiplinan dilembaga pendidikan lebih keras dan kaku. Menurut Charles
Schaefer tujuan kedisiplinan ada 2 macam, yaitu41:
a. Tujuan jangka pendek adalah membuat siswa-siswa anda terlatih
dan terkontrol, dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk
tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau yang masih
asing bagi mereka.
b. Tujuan jangka panjang adalah perkembangan pengendalian diri
sendiri dan pengarahan diri sendiri (self control and self
direction), yaitu dalam hal mana siswa dapat mengarahkan diri
sendiri tanpa pengaruh atau pengendalian dari luar.
Jadi arah kedisiplinan siswa adalah untuk pembentukan pribadi
siswa yang mandiri dan mampu menyingkapi setiap tantangan hidupnya
dengan kemampuan dirinya dengan baik dan tanggung jawab. Sedangkan
tujuan kedisiplinan siswa adalah untuk melatih kepatuhan siswa dengan
jalan melatih cara-cara siswa berperilaku yang legal dan beraturan.42
Menurut penulis tujuan kedisiplinan siswa dapat dikatakan berhasil
apabila siswa telah memiliki kepatuhan dengan cara-cara siswa berperilaku
yang legal dan beraturan.
41 Charles Schaefer, Op.Cit. hlm 342 Muh. Said, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Alumni,1985), hlm.84
6. Fungsi Kedisiplinan Siswa
Berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan
mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah
pembentukan watak yang baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan
menciptakan suatu pribadi yang luhur.43 Di lembaga pendidikan sangat
penting sekali dengan adanya peraturan disiplin, karena dengan peraturan
disiplin tersebut seluruh warga lembaga pendidikan akan bisa melaksanakan
tugas dengan baik dan tepat waktu serta kehidupannya teratur. Menurut
Harlock EB. fungsi disiplin ada 2 yaitu:
a. Fungsi yang bermanfaat
1) Untuk mengajar siswa bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti
hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian.
2) Untuk mengajar siswa suatu tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa
menuntut konformitas yang berlebihan.
3) Untuk membantu siswa mengembangkan pengendalian diri dan
pengarahan diri sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani
untuk membimbing tindakan mereka.
b. Fungsi yang tidak bermanfaat
1) Untuk menakut-nakuti siswa
2) Sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin44
Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa disiplin perlu dalam
43 The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada,1984), hlm.51
44 Harlock EB. Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1993), hlm. 97
pendidikan siswa supaya dengan mudah siswa dapat:
1. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain
mengenai hak milik orang lain,
2. Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban
dan secara langsung mengerti larangan-larangan,
3. Mengerti tingkahlaku yang baik dan buruk,
4. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa
merasa terancam oleh hukuman,
5. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang
lain.45
Jadi menurut penulis, disiplin sangat penting dalam kehidupan
terutama bagi siswa yang sedang belajar, karena dengan berdisiplin siswa
akan dapat melakukan proses belajar dengan baik dan teratur serta yang
paling penting yakni membentuk watak siswa yang baik sehingga akan
menciptakan suatu pribadi yang luhur dalam kehidupannya sehari-hari,
dengan mengetahui hak dan kewajibannya baik sebagai hamba Allah
maupun terhadap manusia siswa akan berusaha menjalankan perintah dan
menjauhi larangan.
7. Unsur-Unsur Disiplin
Disiplin merupakan alat pendidikan preventif yakni alat pendidikan
yang bersifat pencegahan. Tujuannya adalah untuk menjaga dan
menghindarkan dari hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu 45 Singgih D. Gunarsa,“Psikologi Untuk Membimbing”. (Jakarta: Gunung Mulia,1987),
hlm: 137
kelancaran dari proses pendidikan.46 Sehingga bila disiplin diharapkan
mampu mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan standar yang
ditetapkan kelompok social, maka harus mempunyai empat unsure pokok.
Sebagaimana menurut Harloc E.B bahwa unsur-unsur pembentuk disiplin
tersebut adalah47:
1. Peraturan
Peraturan dan tatatertib merupakan unsur disiplin yang termasuk
dalam alat pendidikan preventif. Dimana peraturan merupakan patokan atau
standar yang sifatnya umum yang harus dipenuhi oleh siswa. Sedangkan tata
tertib adalah sederetan peraturan-peraturan yang harus ditaati dalam suatu
situasi atau suatu tata kehidupan tertentu.48 Dengan demikian peraturan dan
tata tertib disekolah merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang
diharapkan terjadi pada diri siswa sehingga kehidupan sekolah menjadi
tertib.
Di lingkungan sekolah gurulah yang diberi tanggungjawab untuk
menyampaikan dan mengontrol kelakuannya dan tata tertib bagi sekolah
yang bersangkutan. Dengan adanya peraturan dilingkungan sekolah maka
kegiatan proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, baik tugas sebagai guru maupun tugas sebagai siswa.
Menurut Suharsimi Arikunto, semua peraturan baik yang berlaku
umum maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu:
46 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan. ( IKIP Malang,1973), hlm. 14047 Harlock EB, Op.Cit, hlm.85-9148 Amir Daien Indrakusuma, Op.Cit, hlm.141
a. Perbuatan dan perilaku yang diharuskan dan yang dilarang.
Misalnya: jika terlambat datang harus melapor ke bagian
pengajaran untuk memperoleh surat keterangan terlambat
yang harus diserahkan kepada guru yang sedang mengajar.
b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau
pelanggar peraturan, misalnya jika terlambat dating tetapi
tidak melapor ke bagian pengajaran dianggap tidak masuk
sekolah, dan setibanya di kelas tidak diijinkan mengikuti
pelajaran.
c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada
subyek yang dikenai peraturan tersebut. Misalnya: peraturan
tentang keterlambatan datang ke sekolah dikomunikasikan
kepada siswa dan orang tua siswa secara tertulis pada waktu
mereka mendaftarkan kembali sesudah dinyatakan diterima di
sekolah yang bersangkutan. 49
Dalam hal ini, maka dalam penyusunan sebuah peraturan atau tata
tertib hendaknya melibatkan perwakilan dari penegak disiplin (subyek) dan
sasaran pelaku disiplin (obyek). Dengan demikian, diharapkan setelah
adanya kesepakatan bersama tentang isi dari sebuah peraturan yang harus
dipatuhi bersama dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan
rasa kesadaran hati. Sehingga dalam melaksanakan tugas akan berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan yang telah direncanakan.
49 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka Cipta,1990), hlm.122
Adapun dalam pelaksanaan peraturan ada 3 cara:
a. Otoriter
Otoriter adalah peraturan dan pengaturan yang keras untuk
memaksakan perilaku yang diinginkan agar siswa berdisiplin.
b. Kebebasan Liberal
Berbeda dengan konsep peraturan diatas adalah pandangan yang
menganjurkan pemberian kelonggaran, diserukan agar siswa diberikan
kebebasan sepenuhnya dalam bertingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
c. Kebebasan yang terkendali
Kedua konsepsi peraturan yang diuraikan diatas terasa sangat
ekstrem, pada satu segi siswa diberi kebebasan luas dan pada segi yang
lain siswa dikekang kuat. Sebagai usaha untuk memadukan kedua konsep
peraturan diatas, dewasa ini dalam manajeman pada sekolah-sekolah
modern hendak dikembangkan kebebasan terkendali. Konsep kebebasan
terkendali ini memberikan kebebasan pada siswa, namun bimbingan dan
pengawasan masih tetap dilaksanakan. Para siswa diberikan bimbingan
agar mereka menyadari bahwa kebebasan adalah suatu karunia yang
merupakan hak azasi manusia, yang tidak pada tempatnya disalah
gunakan.50
Sedangkan unsur-unsur pembentuk disiplin yang termasuk dalam
50 Soekarto Indrafachrudi, Administrasi Pendidikan, (Malang: IKIP Malang,1989), hlm.109
alat pendidikan represif/kuratif yang bertujuan untuk menyadarkan anak
kembali kepada hal-hal yang benar, yang baik dan tertib diantaranya
hukuman dan ganjaran. Yakni diadakan bila terjadi sesuatu perbuatan
yang dianggap bertentangan dengan peraturan-peraturan, atau sesuatu
perbuatan yang dianggap melanggar peraturan.51
2. Hukuman
Hukuman adalah sebagai tindakan yang paling akhir terhadap
adanya pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-kali dilakukan siswa
setelah diberitahukan, ditegur dan diperingati. Karena pada dasarnya
hukuman diberikan menurut dua prinsip, yakni:
a. Hukuman diadakan, oleh karena adanya pelanggaran, adanya kesalahan
yang diperbuat
b. Hukuman diadakan, dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran52
3. Ganjaran/penghargaan
Ganjaran/penghargaan akan diberikan pada siswa yang
mempunyai prestasi-prestasi tertentu dalam pendidikan, memiliki
kerajinan dan tingkah laku yang baik sehingga dapat menjadikan contoh
tauladan bagi kawan-kawannya.53 Ganjaran juga bisa digunakan sebagai
motivasi yang positif untuk meningkatkan kinerja dan keaktifan siswa
dalam melaksanakan tugas kesehariannya. Begitu pula bagi siswa dalam
meningkatkan semangat dalam belajar dan berlatih perlu diberikan
51 Amir Daien Indrakusuma. Op.Cit. hlm. 14452 Ibid, hlm. 14753 Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1983), hm. 69-70
penghargaan sebagai motivasi.
Ganjaran yang diberikan kepada siswa dapat berupa macam-
macam. Namun pada garis besarnya terdiri atas54:
a. Pujian
Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan menilai dan
menghargai tindakan serta usaha siswa, sehingga menimbulkan rasa
bangga, mampu atau percaya diri. Pujian dapat berupa kata-kata seperti:
baik, bagus, bagus sekali dan sebagainya, tetapi dapat juga berupa kata-
kata yang bersifat sugestif.
b. Hadiah
Yang dimaksud dengan hadiah di sini ialah ganjaran yang
berupa pemberian barang, atau disebut juga ganjaran materiil.
c. Tanda Penghargaan
Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan
barang-barang tersebut, seperti halnya pada hadiah. Melainkan, tanda
penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau nilai-kenang”nya. Oleh
karena itu ganjaran atau tanda penghargaan ini disebut juga ganjaran
symbolis. Yakni dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat-surat
tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan sebagainya.
54 Amir Daien Indrakusuma. Op.Cit. hlm. 159-161
4. Konsistensi
Konsistensi adalah mengatakan atau mengatasi suatu masalah
setiap kali terjadi dengan cara yang sama.55 Maka dari itu untuk menjaga
kekompakan, semua peraturan harus didiskusikan bersama. Maka
disiplin harus tetap, supaya siswa dengan jelas mengetahui apa yang
tidak boleh dilakukan, dan ia harus tahu bahwa setiap pelanggaran akan
menyebabkan penolakan dari pendidik.
C. Upaya Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Masalah kedisiplinan merupakan suatu masalah penting yang
dihadapi sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dewasa ini. Bahkan sering
masalah disiplin digunakan sebagai barometer pengukur kemampuan kepala
sekolah/madrasah dalam memimpin sekolah/madrasahnya.56 Maka bila murid
berada di madrasah ia berada di bawah kekuasaan kepala madrasahnya.
Sekolah memikul tanggung jawab pokok bila pelanggaran oleh murid terjadi
di dalam rangka program sekolah. Dengan demikian kepala sekolahpun ikut
bertanggung jawab atas kedisiplinan termasuk siswanya dan bisa juga kepala
sekolah/madrasah diandalkan menjadi mitra dalam mendisiplinkan siswa.
Kepala sekolah sebagai pusat dari sekolah/madrasah, sebagai
penyatu arah gerak sekolah, dan penyelaras kondisi di sekolah, maka perlu
adanya ketentuan-ketentuan khusus yang harus dimiliki oleh seorang Kepala
Madrasah, diantaranya:
55 Harlock EB, Op.Cit, hlm. 9156 Soekarto Indrafachrudi, Op.Cit, hlm. 45
a. Kompetensi Kepribadian
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala
madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa adalah kepribadian.
Kepribadian ini dapat diartikan sebagai kompetensi diri yang berkaitan
dengan bagaimana dia mengelola dirinya sehingga menampilkan pribadi yang
mempesona dan memberikan pengaruh kuat terhadap bawahannya sehingga
mau mengikuti ajakannya.57
Dengan demikian seorang kepala madrasah dituntut untuk memiliki
kepribadian unggul/baik. Dengan kepribadian yang baik, secara tidak
langsung akan membentuk sebuah pola kerja pada bawahannya. Mereka akan
mengambil dan menerapkan kerja sebanding dengan bagaimana seorang
pemimpin memimpin mereka. Sehingga kepala sekolah dapat memberikan
kesempatan dan kontribusi pada bawahannya untuk bekerja sebagaimana
tugas dan fungsinya masing-masing dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
Sebagaimana disebutkan bahwa kemampuan yang harus
diwujudkan kepala madrasah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian,
pengetahuan terhadap tenaga pendidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan
mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi.58 Gaya kepemimpinan
kepala sekolah yang dapat menumbuhkan kreativitas kepemimpinan
setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.
Dalam rangka meningkatkan kinerja guru, seorang kepala madrasah dapat 57 Muh. Saroni, Manajemen Sekolah, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006), hlm. 3958 E. Mulyasa, Op.Cit hlm. 34
menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel,
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan
kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-
sifat sebagai berikut: (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4)
berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang
stabil, dan (7) teladan (E. Mulyasa, 2003).59 Aspek-aspek tersebut di atas
merupakan potensi kepribadian sebagai syarat mutlak yang harus dimiliki
oleh seorang kepala sekolah dalam melaksanakan profesinya. Karena tanpa
aspek tersebut sangat tidak mungkin kepala sekolah dapat melaksanakan
tugas sesuai dengan harapan. Kepribadian dan dedikasi yang tinggi dapat
meningkatkan kesadaran akan pekerjaan dan mampu menunjukkan kinerja
yang memuaskan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi.
Kepribadian kepala sekolah yang baik akan memberikan dampak positif bagi
bawahannya terutama guru sebagai pendidik dalam membina dan
membimbing siswanya.
Sebagaimana dalam istilah agama yang dikenal dengan Uswatun
hasanah (tauladan yang baik). Kepala madrasah sebagai pemimpin harus
memahami bahwa teladan adalah sebuah alat yang ampuh dan efektif. Karena
dia menyadari bahwa orang-orang diselilingnya memperlihatkan cara
kerjanya, dan bahwa keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh
59Akhmad Sudrajat, Kompetensi Guru Dan Peran Kepala Sekolah. (http:www.wordpress.com, diakses tanggal 19 September 2008)
lebih hebat dibandingkan bila ia hanya mengatakannya.60 Dengan demikian
kepala sekolah sebagai pemimpin harus bisa memberi contoh dan mengajak
para bawahannya agar selalu menjadi contoh dan tauladan bagi siswa.
Kepala sekolah atau pendidik yang menjadi teladan bagi siswa adalah pada
saat bertemu ataupun tidak dengan siswa maka senantiasa berperilaku yang
taat terhadap nilai-nilai moral. Dengan demikian mereka senantiasa patut
dicontoh oleh siswa karena tidak sekedar memberi contoh.
b. Kompetensi Manajerial
Seorang pemimpin akan efektif dalam melaksanakan tugasnya, jika
dia memiliki kemampuan manajerial yang memadai. Untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa disekolah, tidaklah cukup seorang pemimpin hanya
mempunyai pengaruh saja, sebab dalam praktek banyak hal yang harus
dilakukan terutama dalam pengambilan keputusan yang harus didukung oleh
kemampuan manajerial. Manajer adalah orang yang melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian/pelaksanaan dan pengontrolan /pengawasan.61
Peran kepala madrasah sebagai manager dalam meningkatkan kedisiplinan
siswanya dapat diwujudkan sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan madrasah
Setiap program memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
60 Erry Riyana Hardjapamekas, Esensi Kepemimpinan Mewujudkan Visi Menjadi Aksi. (Jakarta: Gramedia,2002), hlm. 39
61 Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Kepemimpinan Madrasah Mandiri. (Jakarta: 2005), hlm. 11
mencapai tujuan itu seefisien mungkin (Roger A. Kauffman, 1972).62 Jadi,
perencanaan merupakan awal dari suatu kegiatan yang sangat menentukan,
sebab kegiatan-kegiatan berikutnya akan sangat tergantung dari
perencanaan. Dalam rangka untuk meningkatkan kedisiplinan siswa yang
optimal, maka kepala sekolah perlu memiliki visi, misi, tujuan dan sasaran,
operasional yang dilandasi keyakinan dan etika kerja yang tinggi serta
mengelolanya didukung dengan kepemimpinan manajemen dan administrasi
yang baik.
b. Mengelola sumber daya sekolah secara optimal
Faktor penting yang menentukan maju mundurnya organisasi
adalah SDM, sebab SDM merupakan subyek dalam kegiatan organisasi.
Kepala sekolah dituntut dapat mengelola sumberdaya manusia yang ada
semaksimal mungkin, diantaranya para guru dan karyawan yang ada
disekolah dan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
Maka seorang kepala madrasah harus mempunyai kemampuan untuk
memanagemeni atau mengelola mereka agar efektif dan efisien. Memanaj
SDM dalam kaitan ini dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengelola
seluruh aspek SDM sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. 63
Pada dasarnya tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada
penyampaian materi pembelajaran, tetapi lebih dari itu, guru harus
membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik. Oleh karena itu guru harus
62 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006), hlm.49
63 Muh. Saroni, Op.Cit. hlm. 50
senantiasa mengawasi perilaku peserta didik, terutama pada jam-jam sekolah
agar tidak terjadi penyimpangan perilaku atau tindakan yang indisiplin. Untuk
kepentingan tersebut, dalam rangka mendisiplinkan peserta didik guru harus
mampu menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas, dan pengendali
seluruh perilaku peserta didik.
Sebagai pembimbing, guru harus berupaya untuk membimbing dan
mengarahkan perilaku peserta didik kearah yang positif, dan menunjang
pembelajaran. Sebagai contoh atau teladan, guru harus memperlihatkan
perilaku disiplin yang baik kepada peserta didik, karena bagaimana peserta
didik akan berdisiplin kalau gurunya tidak menunjukkan sikap disiplin.
Sebagai pengawas, guru harus senantiasa mengawasi seluruh perilaku peserta
didik, terutama pada jam-jam efektif sekolah, sehingga kalau terjadi
pelanggaran terhadap disiplin, dapat segera diatasi. Sebagai pengendali, guru
harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik disekolah. Dalam
hal ini guru harus mampu secara efektif menggunakan alat pendidikan secara
tepat waktu dan tepat sasaran, baik dalam memberikan hadiah maupun
hukuman terhadap peserta didik.64
c. Mengelola sarana prasarana
Suatu sekolah dapat berlangsung/berjalan dengan baik dan lancar,
bila pengelolaan sarana dan prasarana baik. Begitu pula dalam upaya
pembinaan kedisiplinan siswa tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak
didukung dengan fasilitas yang memadai. James J. Jones dkk mengatakan 64 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2008), hlm.126
bahwa salah satu tanggung jawab seorang kepala madrasah adalah pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah.65 Dengan demikian kepala madrasah harus
mengerti kondisi fisik sekolah serta bagaimana usaha dalam perencanaan dan
pengadaan inventarisasi, pengaturan pemakaian, usaha melengkapi fasilitas
serta pemeliharaan fasilitas madrasah dan sebagainya. Sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang dan nyaman tanpa berperilaku yang tidak
menyimpang/indisiplin.
d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi
pembelajaran yang efektif
Berkaitan dengan peran dan fungsinya sebagai innovator, dalam
rangka untuk meningkatkan kedisiplinan siswa kepala madrasah juga dituntut
harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis
dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan,
memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan
mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif sehingga proses
belajar mengajar akan berjalan lancar dan menarik. Dengan demikian kepala
madrasah harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai
pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut misalnya moving class.
Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap
menjadi kelas bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan
alat peraga dan alat-alatnya.66
e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif 65 Soekarto Indrafachrudi, Op.Cit, hlm.10966 E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Op.Cit, hlm.118-119
Hal lain yang diperlukan dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa
diantaranya juga adalah budaya dan suasana yang kondusif dan terjaga
dengan baik secara terus menerus sebagai komunitas inti dari sekolah.
Pembentukan lingkungan belajar yang kaya dan hangat serta iklim belajar
yang kondusif sebagian terbesar adalah tugas manajer sekolah. Artinya atas
pengamatannya dapat diperbaiki dan diwujudkan. Juga tentang iklim belajar
berupa pergaulan, komunikasi, kerjasama, toleransi dsb. Hal ini bisa
diwujudkan dengan berbagai tekhnik seperti keteladanan, himbauan, diskusi,
teguran, sanksi dsb.67 Lingkungan belajar yang kaya dan menarik serta iklim
belajar yang harmonis sangat membantu meningkatkan semangat belajar
siswa dan semangat kerja para guru.
Dalam hal ini maka madrasah perlu membuat aturan-aturan yang
harus ditaati. Salah satu upaya tersebut dengan adanya disiplin sekolah adalah
usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan
dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan
dan tata tertib yang berlaku di sekolah.68 Dengan meningkatnya disiplin,
diharapkan dapat meningkatkan efektifitas jam belajar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan dan meningkatkan iklim belajar yang lebih kondusif.
Untuk mendisiplinkan peserta didik dengan berbagai strategi, guru
harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk melakukan hal-
67 Made Pidarta, Peranan Kepala Sekolah pada Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana, 1995), hlm. 29
68 Akhmadsudrajad. Disiplin Siswa di Sekolah, Op.Cit
hal sebagai berikut:
a. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu
catatan kumulatif.
b. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung,
misalnya melalui daftar hadir di kelas.
c. Mempertimbangkan lingkungan sekolah dan lingkungan peserta
didik;
d. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan
tidak bertele-tele;
e. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam
pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi
banyak penyimpangan.
f. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar
dijadikan teladan oleh peserta didik;
g. Berbuat sesuatu yang bervariasi, jangan monoton; sehingga
membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik;
h. Menyesuaikan ilustrasi dan argumentasi dengan kemampuan
peserta didik, jangan memaksakan peserta didik sesuai dengan
pemahaman guru, atau mengukur peserta didik dari kemampuan
gurunya; dan
i. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.69
69E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Op.Cit, hlm.125
Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan tercipta iklim yang
kondusif bagi pembelajaran, sehingga peserta didik dapat menguasai berbagai
kompetensi sesuai dengan tujuan.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi
a. Monitoring (pengawasan)
Menurut Casley dan Kumar yang dikutip oleh Solichin Abdul
wahab, monitoring adalah suatu kegiatan internal proyek berwujud studi-
studi diagnotik yang sebagian fungsinya adalah untuk mendukung
manajemen pembuatan keputusan.70 Monitoring pada dasarnya
dimaksudkan untuk menghimpun informasi atau data secara kontinyu agar
tingkat kemajuan dan perkembangan peserta didik tetap dapat diikuti dan
dengan itu upaya perbaikan atas tugas siswa akan dapat dilakukan secara
optimal.
Akan tetapi perlu diingat, monitoring itu sesungguhnya bukan
sekedar menyangkut kegiatan pengumpulan informasi. Sebab, monitoring
menyangkut keputusan strategis mengenai tindakan apa yang seharusnya
diambil jika siswa ternyata melenceng dari apa yang telah digariskan atau
diharapkan. Pandangan demikian mengantarkan pada pemahaman baru
bahwa monitoring itu sebenarnya tidak sekedar menyangkut masalah rutin,
teknis administrative, melainkan lebih menyangkut masalah pengawasan
atau control.
70 Solichin Abdul Wahab, Evaluasi Kebijakan Publik, (Malang: FIA Unibraw dan IKIP Malang, 1997), hlm.25
1. Catatan Tertulis (Anecdotal Records)
Anecdotal Records adalah catatan tertulis satu atau lebih observasi
guru terhadap kelakuan dan reaksi-reaksi siswa dalam berbagai situasi.
Catatan ini dibuat sekali atau dua kali dalam seminggu selama satu tahun,
baru dapat menggambarkan perkembangannya selama waktu itu, catatan-
catatan tersbut meliputi keterangan-keterangan yang diperoleh dari
percakapan informal antara guru dan siswa, laporan tentang cara siswa
menggunakan waktu bebas, komentar tentang orang tuanya, contoh hasil
kerja kreatif siswa, kegiatan siswa dan sebagainya.
2. Observasi
Guru dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada setiap hari
untuk mengamati tingkah laku siswa melalui observasi yang terus menerus
guru dapat memperoleh tentang abilitas, sikap terhadap sekolah
partisipasinya terhadap berbagai kegiatan, hubungan siswa dalam berbagai
kelompok. Observasi terhadap para siswa yang sedang bermain, guru dapat
mengetahui keterampilan sosial.71
Dalam suatu organisasi pendidikan sekolah, monitoring ini
dipegang oleh kepala madrasah. Ia harus mengontrol sejauh mana para guru
menjalankan tugasnya dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, namun
dalam pelaksanaan monitoring tersebut kepala sekolah juga tidak terlepas
dari bantuan guru yang secara langsung terkait dalam pelaksanaan
kedisiplinan siswa.
71 Depag, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Op.Cit, hlm. 56-57
b. Evaluasi
Secara harfiah kata evalusi berasal dari bahasa Inggris evaluation,
dalam bahasa arab Al-Tqdir, dalam bahasa Indonesian berarti penilaian.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Edwin Wadnt
dan Gerald W. Brown yang dikutip oleh Anas Sujiono. Evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu.72 Dalam suatu
organisasi pendidikan sekolah, evaluasi ini bisa dilakukan oleh kepala
sekolah dengan bantuan guru, petugas atau pihak lainnya yang berkompeten.
Dalam bentuk aplikasinya, evaluasi ini bisa dilaksanakan dengan
cara melakukan tes, Karena tes ini adalah alat atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes ini dilaksanakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa ada dilingkungan sekolah tersebut,
apakah ada perubahan baik dalam segi belajar ataupun dalam segi pergaulan.
Tes dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan nontes. Ditinjau dari segi
fungsi yaitu yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan
belajar siswa.
c. Kompetensi Supervisi
Supervisi adalah kegiatan membina atau membimbing guru agar
bekerja dengan betul dalam mendidik dan mengajar siswanya. Dalam hal ini
supervisor dalam membina para guru adalah tekanan pada pengembangan
sikap, kepribadian, dan etika atau moral para siswa.
72 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 15
Kepala madrasah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif
antara lain:
a) Diskusi kelompok, yakni merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
bersama guru-guru dan bisa juga melibatkan tenaga administrasi, untuk
memecahkan berbagai masalah di madrasah, dalam mencapai suatu
keputusan. Banyak masalah yang dipecahkan dalam diskusi kelompok,
seperti peningkatan kemampuan tenaga kependidikan, dan masalah-
masalah hasil temuan kepala madrasah pada kegiatan observasi di dalam
atau di luar kelas.
b) Kunjungan kelas, yakni kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala
madrasah sebagai salah satu teknik untuk mengamati kegiatan secara
langsung.
c) Pembicaraan individual, yakni merupakan tekhnik bimbingan konseling
yang dapat digunakan oleh kepala madrasah untuk memberikan konseling
kepada guru, baik berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun
masalah yang menyangkut profesionalisme guru.73
73 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Op.Cit, hlm.113-114
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam
meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin dan
secara langsung berpengaruh juga kepada bawahan, yaitu:
1. Kepribadian, pengalaman masa lalu, dan harapan pemimpin. Hal ini
mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan
mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang.
2. Pengharapan dan perilaku atasan. Jika atasan memakai gaya yang
berorientasi pada tugas, maka bawahan cenderung menggunakan gaya itu.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap
gaya kepemimpinan manajer.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya
pemimpin.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku
bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan. Sikap kooperatif dan saling bekerja sama
tentu akan menunjang kinerja seseorang.74
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kedisiplinan
siswa adalah sebagai berikut:
a. Kinerja guru
Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang memegang
peranan penting didalam pelaksanaan pendidikan. Guru yang secara
74 Nanang Fattah, Op.Cit, hlm. 99
langsung bertugas untuk mendidik, melatih, membimbing, dan
mengembangkan potensi (siswa).75 Dengan demikian guru dapat dijadikan
sebagai teman/rekan kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan
siswa.
Adapun syarat-syarat guru sebagai partisipan tugas kepala madrasah
dan sebagai pembantu ialah:
1. Guru harus menyadari kedudukannya sebagai pembantu, bukan
penanggung jawab dalam keseluruhan administrasi. Penanggung jawab
tertinggi ialah kepala sekolah.
2. Guru harus patuh melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Ia harus
menyadari bahwa bila ia tidak menjalankan tugas berarti ia menghalang-
halangi jalannya administrasi pendidikan secara keseluruhannya.
3. Guru harus bisa menolak pembagian tugas dan tanggung jawab yang
bukan bidangnya atau diluar kemampuannya.
4. Guru harus siap sedia memberi bantuan apabila diperlukan.
5. Guru harus mempunyai semangat yang tinggi untuk menyukseskan
program kerja dalam melaksanakan administrasi pendidikan.
6. Guru harus mampu mengajak sesama rekannya untuk ikut melaksanakan
administrasi pendidikan.76
Dengan adanya saling pengertian antara kepala madrasah dan guru,
maka masing-masing melaksanakan tugas pengabdian sebaik-baiknya,
75 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Op.Cit, hlm: 3
76 Yusak Burhanudin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 130
sehingga tercapai tujuan bersama yakni meningkatkan kedisiplinan siswa.
b. Adanya panutan dan keteladanan
Disiplin pada diri sendiri akan memberikan pengaruh yang besar
dalam kehidupan baik hidupnya sendiri maupun orang lain. Lebih mudah
mempengaruhi orang lain apabila diri sendiri sudah berhasil menampilkan
pribadi yang penuh kedisiplinan. Mendisiplinkan orang lain tanpa mau
mendisiplinkan diri sendiri bukan hanya salah tetapi tidak efektif.
Sebagaimana kata AA’Gym semua itu harus dimulai dari diri sendiri, dari
yang paling kecil dan dari sekarang. Artinya semua itu akan menjadi mudah
jika dimulai dari hal-hal yang kecil dan tidak menunda-nunda. Dari dari
sendiri itu paling penting, apapun itu namanya. Disiplin itu kiatnya ada tiga
yakni: mulai dari diri sendiri, mulai dari yang paling kecil dan mulai dari
sekarang.77
c. Kejelasan penegakan tatatertib/peraturan serta adanya pengawasan
Unsur terpenting disiplin adalah ketegasan. Maka untuk
mendambakan semuanya berjalan dengan teratur dan lancar, satu-satunya
cara adalah penegakan tatatertib/peraturan. Setiap bentuk pelanggaran harus
dihukum secara adil dan proporsional. Setiap orang punya kedudukan yang
sama didepan hukum. Sanksi harus dipraktikkan tanpa pandang bulu.
Semuanya dilakukan menurut aturan yang berlaku.78
Disiplin diri pada siswa dapat dipupuk dengan memberikan tata-
77 Soejitno Irmim dan Abdul Rochim, Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan Spiritual & Emosional, (Batavia Press,2004), hlm. 75
78 Ibid hlm. 96
tertib yang mengatur hidup siswa. Tata tertib disertai pengawasan akan
terlaksananya tata tertib, dan pemberian pengertian pada setiap pelanggaran,
tentunya akan menimbulkan rasa keteraturan dan disiplin diri. Adanya
disiplin diri, terutama dalam hal belajar dan bekerja, akan memudahkan
kelancaran belajar dan bekerja, karena dengan adanya disiplin maka rasa
segan, rasa malas, rasa menentang dapat dengan mudah diatasi, seolah-olah
tidak ada rintangan maupun hambatan lainnya yang menghalangi kelancaran
bertindak. Dengan demikian tingkah laku anak yang berarti dan bertujuan,
harus dibimbing oleh pendidik supaya tingkah laku siswa yang pada
mulanya tidak teratur, melalui saran-saran dan pengarahan mereka,
mencapai tingkah laku yang wajar dan benar.
Sedangkan Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab
perilaku siswa yang indisiplin, sebagai berikut79 :
1. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru.
Dalam pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus
dimulai dengan pribadi guru yang disiplin, kita tidak bisa berharap banyak
akan terbentuknya peserta didik yang disiplin dari pribadi guru yang
kurang disiplin. Anak adalah peniru yang terbesar didunia ini. mereka
terus menerus meniru apa yang dilihat mereka dan menyimpan apa yang
mereka dengar. Jadi bahwa tauladan yang jelek atau yang kurang baik
merupakan sebuah factor penghambat proses pendidikan kedisiplinan.
79 Akhmadsudrajat, Disiplin Siswa di Sekolah, Op.Cit
2. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi
sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat
menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
Sebab-sebab dari pelanggaran oleh murid yang bertalian
dengan kasus-kasus khusus sangat bermacam-macam. Tapi kebanyakan
masalah disiplin bisa dianggap berasal dari keseluruhan lingkungan
operasional sekolah. Beberapa diantaranya: organisasi sekolah yang kurang
teratur, manajemen kelas dan cara mengajar yang buruk. Dalam hal ini
persoalan disiplin bisa diatasi melalui perbaikan yang bersifat pencegahan
oleh guru alih-alih hukuman pengendalian terhadap murid. Semakin baik
guru dalam pendidikan persiapannya, tekhnik mengajarnya, kepribadiannya,
wawasannya dan seterusnya, semakin kurang masalah-masalah
pengendalian murid akan muncul.80
Adanya letak geografis sekolah yang relatif jauh dari
pemukiman siswa, sukar dijangkau karena sulitnya transportasi didaerah-
daearah terpencil, menyebabkan pula siswa sering tidak masuk sekolah.
Selain itu kurangnya sarana dan alat-alat pelajaran, sehingga proses belajar-
mengajar kurang bervariasi, bisa menyebabkan siswa menjadi jenuh dan
bosan, yang berakibat siswa kurang tertarik untuk bersekolah dan cenderung
membolos.81
3. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , misalnya siswa
80 Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa,1993), Op.Cit. hlm 117
81 Soekarto Indrafachrudi. Op.Cit. hlm. 52
yang berasal dari keluarga yang broken home.
Pada dasarnya disiplin akan sulit berkembang dilingkuingan
keluarga yang amburadul (broken home). Perceraian akan membawa
dampak buruk bagi anak-anak, bukan soal materi tetapi lebih pada efek
negative psikologis. Rata-rata anak yang tumbuh dari keluarga yang
broken home mengalami ketidak seimbangan hidup. Jiwanya mudah labil,
nervous dan mudah putus asa.82
82 Soejitno Irmim dan Abdul Rochim. Op.Cit. hlm.113
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan di atas, yang mana penelitian ini berusaha untuk mendapatkan
informasi yang lengkap dan mendalam mengenai kinerja kepala madrasah
dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan Kabupaten
Kediri. Maka dari itu, peneliti menggunakan jenis penelitian dengan
pendekatan kualitatif. Sebagaimana Hadari Nawawi menyatakan, ”Penelitian
kualitatif atau naturalistik adalah penelitian yang bersifat atau memiliki
karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau
sebagaimana adanya (natural setting), dengan tidak dirubah dalam bentuk
simbol-simbol atau bilangan.”83
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagaimana yang
dikatakan oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,
secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.84
83 Hadari Nawawi dkk, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996), hlm 174
84 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 6
Sedangkan apabila dilihat dari segi tempat penelitian, maka penelitian
ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research). Ide pentingnya
adalah bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan
tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau ’in situ’.85
Apabila ditinjau dari sudut kemampuan atau kemungkinan, suatu
penelitian yang dilakukan dengan memjelaskan/ menggambarkan saat
terjadinya variabel, maka penelitian ini termasuk dalam jenis deskriptif.86
peneliti berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan bagaimana
kinerja kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN
Kandangan. Kinerja-kinerja tersebut setelah diketahui, disimpulkan,
dijelaskan kemudian dibahas menurut realitas yang sebenarnya secara
berurutan.
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan,
karena peneliti sendiri merupakan alat (instrumen) pengumpul data yang
utama sehingga kehadiran peneliti mutlak diperlukan dalam menguraikan
data nantinya. Karena dengan terjun langsung ke lapangan maka peneliti
dapat melihat secara langsung fenomena di daerah lapangan seperti
"kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus
merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data,
85 Ibid, hlm. 2686 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), hlm. 12
dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya".87 Kedudukan
peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian ini sangat tepat, karena ia
berperan segalanya dalam proses penelitian.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah MAN Kandangan.
Yang terletak di Jl. Jombang, Kasreman kec. Kandangan Kediri. Dengan
pertimbangan MAN Kandangan merupakan madrasah yang sudah dikenal
khalayak umum tentang kedisiplinannya dibanding sekolah-sekolah lain yang
peneliti ketahui. Disamping madrasah ini adalah satu-satunya madrasah
disekitar Kandangan yang cukup maju dan merupakan salah satu sekolah
unggulan yang paling banyak diminati dan digemari oleh pelajar lulusan SMP
atau MTs negeri maupun swasta yang ada di daerah Kandangan dan
sekitarnya. Sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terutama
menyangkut kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
D. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini
yang dijadikan informan/obyek penelitian adalah semua warga yang ada
dalam lembaga.88 Khususnya bapak Djamil Aly (Kepala MAN Kandangan)
dan yang menunjang Kinerja Kepala Madrasah seperti bapak Syaiful Ulil
Amri (Waka Kurikulum), bapak Abdul Kholik (Waka Kesiswaan), bapak
87 Lexy.J.Meleong, Op.Cit. hlm. 12188 Ibid. hlm. 90
Rofi’I (Waka Sarpras), bapak Indri Januswara, bapak Syahrul Munir, Ibu
Malikah, dan Siswa.
E. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian, menurut
Suharsimi Arikunto adalah subjek dimana data diperoleh.89 Sedangkan
menurut Lutfand (1984) yang dikutip oleh Moleong, bahwa sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.90 Adapun sumber data
dalam hal ini adalah:
1. Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan
disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini, data
primer yang diperoleh oleh peneliti adalah dari hasil wawancara dengan
bapak Djamil Aly selaku kepala madrasah MAN Kandangan khususnya
serta pihak-pihak yang berkaitan dimadrasah tersebut.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data pelengkap yang
berfungsi melengkapi data yang di perlukan oleh data primer. Data
sekunder yang diperoleh oleh peneliti adalah data yang diperoleh langsung
dari pihak-pihak yang berkaitan berupa data-data MAN Kandangan seperti
arsip-arsip, data pribadi yang tersimpan di lembaga (instansi) yang berupa
89 Suharsimi Arikunto, 1991. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 102
90 Lexy Moleong, Op Cit. hlm. 112
file-file dan berbagai literature yang relevan dengan pembahasan. Seperti
gambaran MAN Kandangan, dan struktur organisasi. Dengan demikian
data sekunder disebut juga data tersedia.91
F. Prosedur Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi
sebagai bahan utama yang relevan dan obyektif, yang digunakan penulis
meliputi:
1. Metode Observasi
Metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.92 Metode
ini digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan
obyek secara langsung atau peneliti terjun secara langsung ke obyek
penelitian.
Secara metodologis pengamatan mengoptimalkan kemampuan
peneliti dari segi motif kepercayaan atau perhatian, perilaku taksadar,
kebiasaan, dan sebagainya. Pengamatan memungkinkan peneliti,
merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek, sehingga
memungkinkan pula bagi peneliti menjadikannya sumber data.
Dengan metode ini dapat mengetahui gambaran secara umum
tentang kondisi kedisiplinan siswa di MAN Kandangan saat ini dan segala
91 M. Iqbal Hasan. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002) hlm 82
92 Suharsimi Arikunto, 1998. “Prosedur Penelitian”, Jakarta: Rineka Cipta, hlm.115
hal yang berkaitan dengan penelitian.
2. Metode Interview
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara.93 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, metode
interview adalah cara pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.94
Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi tentang
hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya kepala madrasah dalam
rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, kinerja kepala madrasah serta
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam meningkatkan kedisiplinan
siswa di MAN Kandangan dan sebagainya.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.95
Metode ini dilakukan peneliti untuk memperoleh data tentang
latar belakang obyek penelitian, struktur organisasi sekolah, keadaan guru
dan siswa, sarana prasarana dan segala hal yang berkaitan dengan
93 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm: 132
94 Sutrisno Hadi, Metodologi Recearch II, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hlm. 192
95 Suharsimi Arikunto, Op.Cit. hlm: 135
penelitian ini. Metode ini nantinya akan penulis gunakan sebagai penguat
data yang diperoleh dalam mengetahui sejauh mana kinerja kepala
madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan.
G.Teknik Analisa Data
Analisis data menurut Patton sebagaimana yang dikutip oleh
Moleong, adalah: ”Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”.96 Sedangkan menurut
Faisal, ”analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data,
mencari pola atau tema, dengan maksud untuk memahami maknanya.97
Sedangkan teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah kualitatif deskriptif. Yang mana analisis datanya dilakukan dengan
cara non statistik, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan
data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan dalam
kategori-kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hal ini sebagaimana yang
dikatakan oleh Nasution bahwa data kualitatif terdiri dari kata-kata bukan
angka-angka, di mana mendiskripsikannya memerlukan interpretasi sehingga
diketahui makna dari data-data tersebut.98
Setelah semua data terkumpul, maka selanjutnya data tersebut diolah
dan disajikan menggunakan teknik analisis data deskriptif dengan beberapa
tahapan yang telah ditentukan yaitu identifikasi, klasifikasi dan selanjutnya
diinterpretasikan dengan cara menjelaskan secara deskriptif.
96 Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm. 10397 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 14298 Ibid. hlm. 128
H. Pengecekan Keabsahan Data
Tehnik yang digunakan untuk menentukan keabsahan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan
penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan
keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan.99 Setelah peneliti memperoleh
banyak informasi tentang data yang diperlukan dalam kurun waktu
penelitian, maka peneliti akan menambah waktu keterlibatan peneliti
dalam proses kehidupan keseharian sampai dinyatakan bahwa data yang
telah diperoleh dirasa dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.
2. Ketekunan/ keajegan Pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten
interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang
konstan atau tentatif. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-
ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci. Dengan kata lain, ketekunan pengamatan
menyediakan kedalaman.100 Ketekunan pengamatan ini dilakukan sebagai
upaya peneliti untuk melakukan pengamatan berulang-ulang terhadap
proses kehidupan keseharian, pengamatan secara terus-menerus dalam
99 Lexy J. Moleong, Op.Cit, hlm.327100 Ibid, hlm. 329-330
jangka waktu tertentu yang peneliti lakukan dengan harapan peneliti dapat
melihat data dan informasi serta fenomena secara lebih cermat, terinci dan
mendalam.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tehnik triangulasi
yang paling banyak digunakan ialah melalui sumber lainnya.101
Triangulasi dengan sumber digunakan untuk pengecekan data
tentang keabsahannya dengan memanfaatkan berbagai sumber data
informasi sebagai bahan pertimbangan, di sini penulis membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, juga membandingkan
hasil wawancara dengan isi dokumen.
I. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian, ada beberapa tahapan penelitian:
a). Tahap pra lapangan
Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ada, seperti menyerahkan
proposal penelitian, pengajuan izin penelitian dan peninjauan pada lokasi
penelitian. Dan untuk melakukan penelitian, peneliti menyiapkan
terlebih dahulu apa yang harus dibawa ke lapangan, seperti daftar untuk
101 Ibid, hlm. 330
wawancara, daftar untuk data-data dan lain sebagainya.
b). Tahap pekerjaan lapangan
1. Mengadakan observasi langsung ke MAN Kandangan terhadap
kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
MAN Kandangan, dengan melibatkan beberapa informan untuk
memperoleh data.
2. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses
pembelajaran dan wawancara dengan beberapa pihak yang
bersangkutan.
3. Berperan serta sambil mengumpulkan data.
c). Tahap Penyelesaian
Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian ini karena pada
tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis dan disimpulkan
dalam bentuk karya ilmiah yaitu berupa laporan penelitian dengan
mengacu pada peraturan penulisan karya yang berlaku di Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MAN Kandangan
Madrasah Aliyah Kandangan berdiri pada tahun 1981 yang diprakarsai
oleh beberapa Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama di Kecamatan
Kandangan dan sekitarnya yang diantaranya:
a) Bapak Muhary Ridwan L.Ph.
b) Bapak Fauzan Said, A.Md.
c) Bapak Munir
d) Bapak H. Kholil Ridwan.
e) IBu Hj. Maslihah, BA.
f) Dan tokoh-tokoh lainnya.
Lokasinya terletak di Bobosan desa Kemiri dan diberi nama
Madrasah Aliyah Islakhiyah Bobosan.
Dalam perkembangannya pada tahun 1984 Madrasah Aliyah
Islakhiyah statusnya meningkat menjadi Madrasah Aliyah Filial Purwoasri.
Setelah menjelang tahun ketujuh dari berdirinya, yaitu pada tahun
1987 pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan lancar,
namun dua tahun kemudian sepeninggal Bapak Muhary Ridwan L.Ph
sebagai salah satu pendiri dan sekaligus sebagai Kepala Madrasah, tepatnya
pada tahun 1989 perkembangannya mulai mengalami penurunan. Demi
kelangsungan keberadaannya, maka pada tahun 1990 dewan guru dan
Tokoh masyarakat termasuk sebagian pendirinya yang masih ada, sepakat
untuk memindahkan lokasinya ke tengah kota, menempati gedung SMP
Diponegoro yaitu di Jl. Jombang Kandangan dengan waktu proses belajar
mengajar pada sore hari.
Sejak lokasi Madrasah Aliyah Filial Purwoasri dipindah, mengingat
perkembangan jumlah siswanya dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan sehingga ruang kelas yang ada di gedung SMP Diponegoro
tidak lagi mencukupi karena tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada.
Mengingat hal tersebut, maka pada tahun 1994 Madrasah Aliyah Filial
Purwoasri di Kandangan lokasinya dipindah lagi yaitu menempati gedung
SMP Islam Yayasan Walisongo di Gedangan Kandangan yang proses
belajar mengajarnya masuk pagi.
Pada tahun 1997 Madrasah Aliyah Islakhiyah statusnya meningkat
lagi dari Madrasah Aliyah Filial Purwoasri di Kandangan menjadi Madrasah
Aliyah Negeri Kandangan Kabupaten Kediri yang diresmikan oleh Menteri
Agama dengan SK. Nomor: 107 tanggal 17 Maret tahun 1997.
Sejak statusnya berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Kandangan, perkembangan jumlah siswanya juga semakin meningkat
sehingga gedung yang ada tidak lagi mencukupi kebutuhan, oleh karenanya
maka sebagian siswa ditempatkan di SMA Muhammadiyah Kandangan dan
sebagian ditempatkan di gedung Darul Aitam Pengkol Kandangan.
Pada tahun 1998 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kandangan sudah
dapat membeli tanah sendiri dan pada tahun 1999 mulai membangun 4
ruang di Desa Kasreman Jl. Jombangan Kandangan sehingga siswa yang
menempati gedung SMA Muhammadiyah Kandangan dipindah ke gedung
baru.
Dengan usaha yang keras dari pengurus BP3, Dewan guru dan
Masyarakat dengan pimpinan Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Kandangan Bapak Drs. H. Djamil Aly. Alhamdulillah pada tahun 2001
sudah dapat membangun gedung 10 lokal sehingga semua bisa menempati
lokasi gedung Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kandangan di Desa
Kasreman Jl. Jombang Kandangan.
Dan pada tahun 2004 Kepala Madrasah dipegang oleh Bapak Drs. H.
Imronuddin Huda sampai pada tahun 2006. Kemudian dipimpin kembali
oleh Bapak. Drs. H. Djamil Aly sampai sekarang ini (tahun 2009).
Dilihat dari Kepemimpinan atau Kepala Madrasah, sejak berdirinya
MAN Kandangan mengalami pergantian adalah sebagai berikut :
1) Bapak Muharry Ridwan,Lph mulai tahun 1980 s/d tahun 1988
2) Bapak Fauzan Said mulai tahun 1998 s/d tahun 1999
3) Bapak Drs.Djamil Aly mulai tahun 1990 s/d tahun 2004
4) Bapak Drs.Imronudin Huda mulai tahun 2004 s/d tahun 2006
5) Bapak Drs. Djamil Aly mulai tahun 2006 s/d sekarang
Pada tahun 2006 sejak dipimpin kembali oleh Bapak. Drs. H. Djamil
Aly sampai sekarang ini (tahun 2009). Banyak perubahan-perubahan positif
yang tampak seperti program Moving Class mulai diterapkan dengan
membentuk 5 Departemen (Agama, Bahasa, IPA, Sosial dan umum) dan
sekarang ini sudah berjalan dengan baik. Selain itu kedisiplinan dan
pelayanan terhadap siswa juga semakin meningkat. Sampai pada tahun 2009
ini Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sudah dapat membangun 33 ruang. 21
ruang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan sisa ruang dipakai
untuk kepala Madrasah, para guru, administrasi, laboratorium (Bahasa, IPA
dan Komputer), perpustakaan dan lain-lain.102
2. Identitas MAN Kandangan
a) Identitas Madrasah
Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri Kandangan
Nomor Statistik Madrasah : 3113350612072
Alamat : Jl. Jombang, Kasreman kec. Kandangan
kab. Kediri
Status Sekolah : Negeri
Kelompok Sekolah : Inti
Surat Keputusan/SK : No. 107 Tanggal 17 Maret Tahun 1997
Tahun Berdiri : 1981
b) Identitas Kepala Madrasah
102 http://man kandangan.wordpress.com/.
Nama Kepala Madrasah : Drs. DJAMIL ALY
NIP : 150 162 554
Tempat.Tgl Lahir : Kediri, 11 Desember 1951
Pangkat/Golongan : Pembina/(IV/a)
TABEL 4.1
Pelatihan/Diklat/Kursus yang pernah diikuti oleh kepala madrasah
No Nama Kegiatan Lama Jam Penyelenggara Ket
1
2
3
4
5
6
7
Diklat Guru IPA
Diklat Penyelenggara Sekolah
Diklat Administrasi Keuangan
Diklat Pembekalan Kepala
Diklat Manajemen Perkantoran
Pelatihan Pengelolaan Madrasah
Palatihan Manajemen
Peningkatan Mutu Madrasah
136
70
70
30
104
114
70
Diklat Depag
Kanwil Diknas
Diklat Depag
Kanwil Depag
Diklat Depag
Kanwil Depag
Kanwil Prop.
Sumber: Profil MAN Kandangan
3. Letak Geografis MAN Kandangan
a) Lingkungan Geografis
Madrasah Aliyah Negeri Kandangan terletak di Jalan Jombang
Kandangan Kabupaten Kediri. Letak yang strategis dilalui oleh angkutan
umum baik angkutan kota maupun angkutan antar kota dari Kediri,
Jombang dan Malang. Keadaan ini sangat memudahkan para siswa
menuju madrasah ini dengan lancar.
b) Lingkungan Demografis
Keadaan masyarakat di lingkungan Kandangan dan sekitarnya
mayoritas beragama Islam. Dari segi sekolah juga terdapat puluhan
sekolah menengah pertama terutama SMP atau MTs baik negeri maupun
swasta. Dan di sekitar MAN Kandangan juga banyak sekali Pondok
Pesantren, sehingga banyak orang tua murid yang berminat selain
menyekolahkan putra-putrinya di MAN Kandangan juga sekalian
memondokkan putra-putrinya.
c) Lingkungan Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi penduduk di lingkungan MAN
Kandangan tentu dapat dibaca dengan jelas yaitu penduduk pedesaan yang
ekonominya sangat majemuk mulai dari yang paling miskin sampai
dengan yang paling kaya.
Sosial ekonomi wali murid madrasah ini bukanlah seperti
lingkungan penduduk sekitarnya tetapi berasal dari daerah desa atau kota
dengan radius 1 km s.d ± 50 km.
d) Lingkungan Budaya Dan Apresiasi Masyarakat Terhadap Pendidikan
Masyarakat lingkungan Madrasah ini mayoritas beragama Islam
sehingga budaya yang bernuansa Islami adalah yang mayoritas
berkembang di lingkungan masyarakat, sehingga konflik karena
bertentangan budaya dapat dibilang tidak ada sama sekali. Di sisi lain wali
murid Madrasah ini terdapat beberapa varian dalam hal apresiasi terhadap
pendidikan, yaitu :
1. Kelompok masyarakat/wali murid yang tahu pendidikan tetapi
tidak memahami biaya dan harga pendidikan. Mereka ingin anak- anak
mereka masuk madrasah ini dengan hasil baik tetapi dengan biaya
semurah-murahnya
2. Kelompok masyarakat/wali murid yang mengetahui dan
memahami tentang pendidikan. Mereka ingin anak mereka mendapatkan
pendidikan yang baik dan hasil yang baik pula walaupun harus
mengeluarkan berbiaya yang tidak sedikit.
3. Kelompok masyarakat / wali murid yang tidak peduli terhadap
pendidikan. Mereka tidak memperhatikan anak-anak mereka dan acuh tak
acuh terhadap pendidikan anak mereka. Anak-naka mereka yang berminat
belajar tetapi orang tua mereka tidak peduli bahkan biaya pendidikanpun
tidak mereka hiraukan.
Dari tiga varian kelompok wali murid diatas maka diperkirakan
kelompok yang pertama adalah 30%, kelompok yang kedua adalah 60%
dan kelompok yang ketiga adalah 10%.103
4. Visi dan Misi serta Tujuan MAN Kandangan
a) VISI
"Terwujudnya Madrasah Berkualitas dan Menjadi Wahana Berprestasi"
Dengan indikator sebagai berikut:
103 Rencana Kerja MAN Kandangan.
1) Madrasah yang berkualitas:
a) Yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan keilmuan, nilai output
dan outcome dalam masyarakat dan nilai budaya dan miniatur
masyarakat.
b) Madrasah yang dapat mencetak manusia yang terkait di dalamnya
baik guru, tenaga pendidikan lainnya maupun siswa menjadi manusia
yang mempunyai:
1. Keimanan dan ketaqwaan yang tinggi
2. Akhlaqul karimah dan kepribadian yang mantap
3. Wawasan keilmuan yang tinggi dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi
4. Wawasan keterampilan hidup dan kemandirian
5. Wawasan kebangsaan sehingga bisa hidup bersama masyarakat.
2) Menjadi Wahana Berprestasi:
a) Tempat menempa diri menuju prestasi
b) Tempat pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
bakat dan minatnya menuju prestasi
c) Tempat untuk berlomba prestasi
Yang dimaksud prestasi dalam semua bidang, baik keagamaan,
keilmuan, keterampilam, olah raga, seni dan lain-lainnya.
b) MISI
Secara operasional misi pendidikan Islam di Madrasah Aliyah
Negeri Kandangan dapat dijabarkan dalam point berikut:
1) Mencukupi sarana dan prasarana yang mendukung KBM dan kegiatan
ekstra kurikuler
2) Meningkatkan profesionalisme semua tenaga kependidikan
3) Menerapkan managemen yang transparan dan meningkatkan pelayanan
yang baik
4) Menciptakan lingkungan yang tertib, disiplin, bersih, nyaman dan Islami
5) Mengembangkan PBM yang efektif, inovatif, kreatif dan demokratis
6) Menumbuhkan kemandirian siswa dengan program ketrampilan
7) Melaksanakan Boarding School dan Full Day School.
a. TUJUAN, ditetapkan sebagai berikut:
1) Memiliki gedung, perabot/mebelair, peralatan dan sumber belajar
yang cukup untuk mendukung KBM dan kegiatan ekstra kurikuler.
2) Memiliki jumlah tenaga kependidikan yang cukup, profesional dan
berdedikasi tinggi.
3) Memiliki akuntabilitas dalam semua bidang khususnya, bidang
keuangan dan pelayanan.
4) Terciptanya lingkungan yang tertib, disiplin, bersih, nyaman dan
Islami.
5) Mempunyai lulusan yang hasil nilainya tinggi dan dapat meneruskan
pendidikannya ke perguruan tinggi.
6) Mempunyai lulusan yang mandiri dan life skill yang tinggi
7) Mempunyai group/klub olah raga, kesenian, KIR yang mampu
menjuarai setiap perlombaan.104
Dari tujuan diatas dijabarkan sebagai berikut:
1. Memiliki gedung, perabot/mebelair, peralatan dan sumber belajar yang
cukup untuk mendukung KBM dan kegiatan ekstra kurikuler.
a. Gedung dan perabot/mebelair meliputi:
1. Ruang belajar yang cukup sesuai perkembangan
2. Gedung perkantoran yang meliputi: ruang kepala sekolah, ruang
TU, ruang BP, UKS/PMR, dll
3. Gedung perpustakaan
4. Gedung laboratorium IPA/Kimia, biologi, fisika, laboratorium
bahasa dan laboratorium komputer
5. Gedung ketrampilan
6. Gedung learning media center
7. Gedung OSIS, kepramukaan dan koperasi (toko)
8. Aula dan masjid
9. Rumah dinas dan asrama baik untuk guru maupun siswa
104 Rencana Kerja MAN Kandangan.
b. Peralatan dan sumber belajar meliputi:
1. Buku perpustakaan yang cukup jumlah dan koleksinya
2. Komputer yang cukup untuk perkantoran dan keterampilan siswa
3. LCD Projektor untuk setiap kelas
4. TV, VCD, LCD Projektor untuk learning media center
5. Peralatan laboratorium yang cukup memadai
6. Peralatan keterampilan seperti: mesin jahit, alat masak, dan
peralatan elektronik seperti: ociloscope, multi tester, solder, dll
7. Peralatan olah raga seperti bola untuk sepak bola, voly, basket,
peralatan untuk atletik, raket, net dll
8. Peralatan seni seperti sound sistem gitar, organ, hadrah, kendang,
dll.
2. Memiliki jumlah tenaga kependidikan yang cukup, profesional, dan
berdedikasi tinggi.
Diharapkan semua tenaga baik guru, TU, pustakawan, laboran, BP,
Pembina OSIS, keterampilan, olah raga, seni cukup jumlahnya sesuai
dengan kebutuhan dan semua profesional sesuai dengan kebidangannya
dan berdedikasi tinggi.
3. Memiliki akuntabilitas dalam segala bidang khususnya bidang keuangan
dan pelayanan.
4. Terciptanya lingkungan yang tertib, disiplin, bersih, nyaman dan islami.
a. Semua tata tertib dan peraturan yang telah ditetapkan dapat
dilaksanakan
b. Kedisiplinan bagi semua pihak, disiplin waktu, belajar,
disiplin kerja dan disiplin seragam
c. Semua gedung, ruangan, kamar mandi dan halaman bersih
dan rapi sesuai dengan dekorai yang serasi
d. Ada taman yang indah di halaman dan tempat-tempat lain
e. Nuansa keislaman sangat ditampakkan, baik dalam pakaian,
ucapan, tata cara pergaulan dan dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan
5. Mempunyai hasil lulusan yang hasil nilainya tinggi dan dapat meneruskan
pendidikannya ke perguruan tinggi.
Untuk hal ini dilakukan beberapa hal antara lain:
a) Merenovasi kurikulum dengan menambahkan dan mengurangi
jam-jam pelajaran tertentu
b) Menggunakan metode pembelajaran yang modern dan efektif dengan
sumber belajar yang lengkap
c) Penjurusan pada kelas II
d) Pelaksanaan fullday untuk semua kelas
6. Mempunyai lulusan yang mandiri dan life skill yang tinggi.
7. Mempunyai group/klup olahraga, kesenian, KIR yang mampu menjuarai
setiap perlombaan.
5. Stuktur Organisasi MAN Kandangan
Dalam suatu instansi atau lembaga sekolah perlu adanya struktur
organisasi yang jelas untuk memperlancar dan mencapai tujuan yang telah
ditentukan oleh setiap lembaga. MAN Kandangan membentuk struktur
organisasi yang mencakup kedudukan dan tangung jawab masing-masing.
(TERLAMPIR).
6. Keadaan Siswa MAN Kandangan
Perkembangan jumlah siswa MAN Kandangan sejak mulai
berdirinya sampai sekarang selalu mengalami peningkatan hingga pada
tahun ajaran 2008/2009 jumlah siswa dari kelas X sampai kelas XII
jumlahnya mencapai 637 siswa dengan perincian sebagai berikut:
a. Kelas X terdiri dari 6 kelas dengan jumlah 176 siswa.
b. Kelas XI terdiri dari:
1) Kelas XI Bahasa terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 62 siswa.
2) Kelas XI IPA terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 54 siswa.
3) Kelas XI IPS terdiri dari 3 kelas dengan jumlah 109 siswa.
c. Kelas XII terdiri dari:
1) Kelas XII Bahasa terdiri dari 3 kelas dengan jumlah 101 siswa.
2) Kelas XII IPA terdiri dari 1 kelas dengan jumlah 34 siswa.
3) Kelas XII IPS terdiri dari 3 kelas dengan jumlah 101 siswa.105
Untuk mengetahui perkembangan jumlah siswa MAN
Kandangan sejak mulai berdiri sampai sekarang, dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
TABEL 4.2
Perkembangan Siswa MAN Kandangan
NoTahun
Pelajaran
Kelas
X
Kelas
XI
Kelas
XIIJumlah Status Kepala
Madrasah
1 1981-1982 25 - - 25 MAS Muhari,L.C
2 1982-1983 30 25 - 55 - -
3 1983-1984 40 30 25 95 - -
4 1984-1985 55 40 30 125Man Filial
Purwoasri-
5 1985-1986 55 50 35 140 -
6 1986-1987 50 49 35 134 -
7 1987-1988 46 40 46 133 -
8 1988-1989 26 39 40 93 - -
9 1989-1990 31 29 36 96 -Fauzan Said, A.Md.
10 1990-1991 6 19 24 49 - Drs.Djamil
105 Profil MAN Kandangan Kabupaten Kediri.
Aly
11 1991-1992 53 26 32 101 - -
12 1992-1993 34 51 26 111 - -
13 1993-1994 72 42 50 164 - -
14 1994-1995 45 68 42 155 - -
15 1995-1996 52 43 68 163 - -
16 1996-1997 4 47 43 138 - -
17 1997-1998 83 51 50 184 MANDrs.Djamil Aly
18 1998-1999 94 80 48 222 - -
19 1999-2000 125 72 71 268 - -
20 2000-2001 135 109 69 313 - -
21 2001-2002 129 107 110 346 - -
22 2002-2003 161 112 106 379 - -
23 2003-2004 180 137 119 436 - -
24 2004-2005 180 137 132 449 -Drs. H. Imronuddin Huda,S.Pd
25 2005-2006 170 165 129 464 - -
26 2006-2007 172 165 165 602 -Drs. Djamil Aly
27 2007-2008 243 240 155 638 - -
28 2008-2009 183 219 235 637 - -
Sumber: Profil MAN Kandangan
Dari tabel diatas, terlihat bahwa jumlah siswa di MAN Kandangan
semakin meningkat, hal ini tidaklah terlepas dari adanya upaya kepala
madrasah dan kerjasama semua komponen MAN Kandangan dalam
memajukan lembaganya. Salah satunya adalah karena kedisiplinan yang
diterapkan di MAN Kandangan saat ini, madrasah ini mendapat kepercayaan
dari masyarakat untuk mendidik anaknya.
7. Keadaan Guru dan Pegawai MAN Kandangan
Guru adalah salah satu faktor dalam proses belajar mengajar yaitu
ikut berperan dalam upaya membentuk sumber daya manusia yang potensial
dalam bidang pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, guru merupakan
salah satu faktor yang harus ada dalam bidang pendidikan. Sedangkan
pegawai adalah salah satu unsur penting dalam kelancaran jalannya
pengembangan dan pengelolaan lembaga madrasah. Jumlah keseluruhan guru
dan pegawai MAN Kandangan adalah 65 orang. (TERLAMPIR).
8. Keadaan Sarana dan Prasarana MAN Kandangan
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa di MAN
Kandangan, tentunya tidak lepas dari beberapa faktor pendukung yang berupa
sarana dan prasarana. Karena disiplin siswa yang menyangkut tentang waktu
dan belajar serta bertingkah laku memang perlu latihan dan pembiasaan. Oleh
karena itu latihan pembiasaan ini perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana
yang memadai.
Maka untuk upaya penerapan target, baik sarana dan prasarana fisik,
lingkungan sekolah maupun personel yang terkait, harus diberdayagunakan
dengan efektif dan efisien terutama oleh seorang kepala madrasah sebagai
pemimpin dan penanggung jawab dalam suatu lembaga. Untuk mengetahui
lebih rinci lagi tentang sarana dan prasarana MAN Kandangan, dapat dilihat
pada lampiran.
B. Paparan dan Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan semenjak hari
Kamis tanggal 19 Maret 2009 sampai hari Kamis tanggal 9 April 2009 dengan
menggunakan tekhnik wawancara/interview, observasi dan dokumentasi maka
dapat peneliti paparkan beberapa data dari para informan yang terkait dengan
kinerja kepala madrasah.
1. Upaya-upaya yang dilakukan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan
a. Memberikan cara dengan keteladanan, ajakan, peringatan, dan pembinaan
Kepala madrasah sebagai pemimpin dalam suatu lembaga
pendidikan harus bisa memberikan pengaruh kepada bawahannya. Kepala
MAN Kandangan dalam upaya mendisiplinkan siswanya memberikan
pengaruh dengan beragam cara dan bertahap. Berikut ini petikan
wawancara dengan bapak Djamil Aly selaku kepala madrasah MAN
Kandangan:
”Mengenai upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, konsep untuk mendisiplinkan itu pertama kami teladani, Jadi namanya kedisiplinan itu menurut saya dalil ibda’ bin nafsi, tapi bahasa saya keteladanan. Dalam penegakan kedisiplinan tersebut memang tergantung pada kesensitifan respon masing masing, ada yang cukup dengan diberi keteladanan sudah dapat mengikuti dengan kesadarannya sendiri, tapi juga ada yang harus melalui tahapan-tahapan berikutnya yaitu ajakan, peringatan dan seterusnya, bahkan ada juga yang sampai dibina berulang kali tapi tetap tidak bisa disiplin. Kalau kepala sekolah saja sudah tidak disiplin mau apa dan
bagaimana kondisi sekolah, gurunya otomatis tidak disiplin maka untuk mendisiplinkan siswanya ya tidak mungkin. Jadi para guru dan staf juga harus disiplin”106
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Waka
Kesiswaan, bahwa:
“Masalah kedisiplinan disini tidak bisa ditawar, seperti yang diungkapkan oleh bapak kepala sekolah. Jadi tidak hanya siswa saja yang harus disiplin, semua warga madrasah harus disiplin. Seperti ketika bapak kepala sekolah memberi pengarahan agar disiplin, pertama cara mendisiplinkan bawahan dengan cara memberi contoh, biar disiplin waktu agar tidak terlambat beliau berangkat pagi bahkan lebih pagi dari kita, kemudian kalau dengan cara ini tidak berhasil, maka apa istilahnya diingatkan, setelah diingatkan tidak berhasil juga maka diajak berdiskusi, kalau belum berhasil juga maka dengan teguran dan terakhir kalau belum berhasil disuruh memilih tetap disini atau mencari sekolah lain, silahkan! Jadi misalnya ada guru yang tidak disiplin dalam mengajar maka akan segera ditindak lanjuti oleh kepala sekolah, karena disini juga ada koordinator kedisiplinan guru, sehingga kalau setelah berulangkali diperingatkan dan dibina tetap saja maka akan langsung dikeluarkan. Dalam upaya mendisiplinkan siswa kepala MAN Kandangan menganjurkan bawahan untuk memakai cara yang sama. Jadi untuk mengadakan pembinaan kepada siswa seperti masalah seragam, berkendaraan kita memakai cara yang sama”107
Upaya Kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan
kedisiplinan siswanya adalah dengan memberikan pengarahan kepada
bawahan untuk memakai beberapa cara dan bertahap diantaranya mulai
dengan keteladanan, ajakan, peringatan dan pembinaan. Namun untuk
mengefektifkan cara tersebut Kepala MAN Kandangan berusaha untuk
mendisiplinkan diri sendiri dahulu, sebagaimana yang diungkapkan bahwa
namanya kedisiplinan adalah dalil ibda’ bin nafsi atau istilahnya
keteladanan. Sebagaimana dari hasil observasi yang peneliti lakukan di
106 Wawancara dengan Djamil Ali. Kepala MAN Kandangan. Tanggal 21 Maret 2009, Pukul 08.30 WIB.
107 Wawancara dengan Abdul Kholik. Waka Kesiswaan MAN Kandangan. Tanggal 24 Maret 2009. Jam 09.00 WIB
MAN Kandangan, keteladanan kepala madrasah sebagai upaya untuk
mendisiplinkan bawahan terbukti pada beberapa hari saat penulis
melakukan penelitian, supaya tidak terlambat kepala MAN Kandangan
memberikan keteladanan dengan cara berangkat lebih awal dari siswa dan
guru-guru yang lain. Jadi kepala madrasah tidak hanya menyuruh bawahan
untuk menggunakan cara itu untuk mendisiplinkan siswa namun kepala
madrasah secara langsung juga memberikan contoh. Ketika
mendisiplinkan siswa dengan keteladanan belum mengena, maka upaya
selanjutnya adalah dengan ajakan, dengan peringatan dan dengan
pembinaan. Jika dengan pembinaan yang berkesinambungan masih tetap
saja maka kepala madrasah mengambil kebijakan akhir dengan
dikeluarkan dari madrasah. Kepala MAN Kandangan berusaha untuk
mendisiplinkan para bawahan guru dan staf sehingga akan lebih mudah
mendisiplinkan siswa kalau para guru sudah disiplin. Di MAN Kandangan
ada koordinator kedisiplinan guru, yang bertugas mengkoordinasikan jam
masuk guru ke kelas sesuai jadwal dan menghubungi guru yang tidak
disiplin sehingga bila ada guru yang tidak disiplin khususnya dalam
bekerja maka akan segera ditindak lanjuti oleh kepala madrasah.
b. Menyusun, mensosialisasikan serta menegakkan peraturan/tatatertib siswa
Kedisiplinan siswa akan terwujud jika terlaksananya peraturan dan
tata tertib yang ada. Sebagaimana hasil interview dengan bapak kepala
madrasah, bahwa:
“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa maka peraturan atau tata- tertib itu penting sekali, menurut saya kedisiplinan siswa
akan terwujud jika siswa melaksanakan peraturan dan tata tertib yang ada. Selaku kepala madrasah maka saya harus menegakkan tata-tertib/peraturan secara tegas dan seadil-adilnya, lha disini perlu adanya kerjasama dan koordinasi terus dengan semua pihak terutama dengan wali kelas, BP dan kesiswaan/tatib sebelum mengambil keputusan. Sedangkan untuk tata-tertib disini dirancang oleh Wakamad bid Kesiswaan, namun dirapatkan bersama kepala sekolah dan guru-guru yang lain juga, dan setelah disyahkan oleh kepala sekolah selanjutnya disosialisasikan kepada siswa agar siswa mengetahui peraturan-peraturan sekolah, jadi siswa bisa menjaga diri untuk tidak melanggar peraturan yang dibuat oleh sekolah.” 108
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Waka Kesiswaan
“Peran saya selaku Waka Kesiswaan untuk menunjang kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, diantaranya pertama-tama pada waktu awal tahun ajaran baru kami bersama tim ketertiban membuat tata tertib/peraturan untuk siswa, serta membuat program kerja tatatertib. Kemudian tatatertib/peraturan yang sudah ada, baru disosialisasikan ke anak-anak berupa edaran, selain diedarkan tata tertib juga dipasang di setiap kelas dan di majalah dinding (madding) agar siswa bisa membaca peraturan-peraturan yang dibuat sekolah. Kemudian waktu dikelas juga disosialisasikan kekelas masing-masing oleh guru bagian BK dan oleh wali kelas, untuk sosialisasi kita juga ada program safari kos/ponpes untuk menyamakan persepsi tatatertib MAN dengan kos/ponpes”. Kemudian setelah itu kita pantau..”109
Tatatertib siswa MAN Kandangan dirancang oleh Waka
Kesiswaan bersama tim ketertiban pada awal tahun ajaran baru serta
membuat program kerja tatatertib siswa diantaranya meliputi penertiban
berkendaraan, penertiban seragam (atribut) siswa (TERLAMPIR). Namun
dirapatkan bersama kepala madrasah dan guru-guru yang lain juga, setelah
disyahkan oleh kepala madrasah selanjutnya disosialisasikan ke siswa.
Sosialisasi berupa edaran, selain diedarkan tata tertib siswa MAN
Kandangan juga terlihat dipasang di setiap kelas dan di majalah dinding
(madding), sehingga siswa bisa membaca peraturan/tatatertib. Selain itu, di
108 Wawancara dengan Djamil Aly. Op.Cit109 Wawancara dengan Abdul Kholik. Op.Cit
kelas masing-masing oleh wali kelas guru bagian BK. Sedangkan upaya
sosialisasi MAN Kandangan bagi siswa yang tinggal dikos/ponpes yakni
dengan melalui program tim tatatertib berupa safari kos/ponpes tujuannya
adalah untuk menyamakan persepsi tatatertib sekolah dengan kos/ponpes
tersebut sehingga ada kerjasama dengan baik.
Sebagai pemimpin upaya bapak Djamil Aly untuk
meningkatkan kedisiplinan siswanya adalah dengan menegakkan tata-
tertib/peraturan yang telah disepakati dengan cara ikut mensosialisasikan
peraturan/tatatertib secara langsung, dengan tegas, konsisten dan seadil-
adilnya terhadap siswa yang melanggar atau terkena kasus. Dalam hal ini
kepala madrasah MAN Kandangan selalu bekerjasama dan koordinasi
terus dengan semua pihak terutama dengan bidang kesiswaan/tatib, BP dan
wali kelas sebelum mengambil keputusan/rencana tindakan.
c. Menggerakkan dan kerjasama dengan para guru yang secara khusus
menangani kedisiplinan siswa
Secara umum, kepala MAN Kandangan selaku pemimpin
dalam suatu lembaga memiliki tanggung jawab penuh terhadap
kedisiplinan siswanya, namun upaya tersebut tidak terlepas dari adanya
bantuan dan kerjasama dengan para guru dan staf yang secara langsung
menangani siswa. Berikut hasil interview dengan bapak kepala MAN
Kandangan, bahwa:
“Masalah kedisiplinan siswa secara langsung ada kesiswaan terutama bidang ketertiban yang mengurusi langsung, dengan mengadakan pembinaan terhadap siswa, selain itu BP/BK dan wali kelas disini juga kita tekankan, kenapa? Bahkan ujung tombaknya adalah wali
kelas, ibarat ibu/bapaknya siswa yang harus tau seluk beluknya, jadi wali kelas bertanggung jawab tentang bagaimana keadaan siswanya, tujuannya adalah untuk bimbingan, pembinaan siswa”110
Pendapat tersebut juga didukung oleh pendapat yang
dikemukakan oleh bapak Indri selaku guru Bahasa Indonesia, sekaligus
wali kelas XII IPS 3 bahwa:
“Sebagai wali kelas, saya harus bertanggung jawab terhadap siswa saya, anak tidak masuk lebih dari 3 hari. Saya harus datang ke rumah mengapa anak tidak masuk, karena kredibilitas guru dipertaruhkan pada tingkah laku anak tersebut. Sebab imbasnya anak kesalahan wali kelas maka harus cepat-cepat ditangani, kalau memang tidak mampu atau kok permasalahan sudah sampai puncak baru kepala sekolah. Istilahe sebelum anak loro harus digolekne tombo”111
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa kedisiplinan siswa
MAN Kandangan secara langsung ada waka kesiswaan dan tim ketertiban
yang mengurusi secara langsung, BP dan wali kelas. Sesuai dengan
jobdiskripsion masing-masing yang telah ditetapkan oleh kepala madrasah,
mereka menjalankan tugasnya dengan mengadakan kerjasama secara
berkesinambungan dalam mendisiplinkan siswa. Wali kelas memiliki tugas
diantaranya pembinaan kedisiplinan, ketertiban sopan santun dan
( terlampir). Selain itu, kepala madrasah juga memberi kebijakan kepada
para guru MAN Kandangan untuk kedisiplinan siswa dikelas dan supaya
guru membuat proses belajar mengajar menjadi menarik. Sebagaimana
hasil interview dengan bapak Indri, bahwa
“Peran saya sebagai guru dalam menunjang kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa yang sudah saya lakukan diantaranya membuat kesepakatan kelas dengan siswa, dan supaya tidak monoton, anak-anak sering saya ajak belajar diluar kelas kadang di taman,
110 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit111 Wawancara dengan Indri Januswara. Guru bhs. Indonesia & wali kelas XII IPS 3
MAN Kandangan. Tanggal 6 April 2009. Jam 13.30 WIB
di bawah pohon terutama saat membuat puisi, jadi siswa juga bisa mencari inspirasi. Untuk meningkatkan disiplin belajar selain sering saya berikan kuis diawal pembelajaran, siswa juga diberikan LKS, PR. Karena bapak kepala sekolah sendiri memberi kebijakan pada para guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar112
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bu Malikah,
selaku guru bahasa Inggris sekaligus wali kelas XI IPS 2 bahwa
“Pengarahan dari bapak kepala sekolah selalu ada, khususnya untuk para guru agar selalu menggunakan berbagai metode yang menarik supaya siswa tidak bosan, seperti yang kemarin saya pake metode coperative learning sangat efektif sekali”.113
Upaya guru MAN Kandangan untuk meningkatkan
kedisiplinan siswanya dalam kegiatan belajar mengajar dikelas diantaranya
dengan membuat kesepakatan kelas dengan siswa, untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa juga diberikan kuis diawal pembelajaran, diberikan
LKS dan PR. Supaya tidak monoton guru menggunakan metode yang
menarik, serta kegiatan belajar mengajar tidak hanya didalam kelas namun
juga di luar kelas, seperti dimasjid, dibawah pohon.
d. Mengadakan program kegiatan penunjang kedisiplinan siswa
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, maka MAN
Kandangan mempunyai program kegiatan yang dijadikan sebagai pemicu
tumbuhnya disiplin siswa.
1. Tadarus Al-Qur’an
Program kegiatan yang berupa tadarus Al-Qur’an sangat efektif
untuk pendidikan kedisiplinan siswa MAN Kandangan, selain
112 Wawancara dengan Indri Januswara. Op.Cit113 Wawancara dengan Siti Malikah. Guru bhs. Inggris & wali kelas XI IPS 2 MAN
Kandangan. Tanggal 7 April 2009. Jam 14.00
mendekatkan diri pada Allah dengan mengamalkan ajaran Islam, juga bisa
mengidentifikasi siswa yang terlambat. Berikut hasil wawancara dengan
bapak Saiful Ulil Amri, selaku waka Kurikulum, bahwa:
“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, diantaranya juga melalui beberapa program kegiatan sekolah yang menunjang, seperti melalui tadarus al-Qur’an. Yang dilaksanakan setiap hari kecuali hari Senin yakni 10 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Guru yang mengajar pagi harus sudah ada dikelas untuk mengikuti tadarus Al-Qur’an dan juga mengontrol siswa agar tetap fokus pada bacaannya dan tidak bergurau sendiri. Program tadarus Al-Qur’an ini menurut saya sangat efektif untuk pendidikan kedisiplinan siswa, selain melatih dan membiasakan siswa untuk lebih mendekatkan diri pada Allah dengan mengamalkan ajaran Islam juga bisa mengidentifikasi siswa yang terlambat”.114
Dalam hal ini waka Kesiswaan, juga menambahkan bahwa:
“Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa yang terkait dengan jam masuk dan jam pertama pelajaran, melalui tadarus Al-Qur’an ini siswa yang tidak melakukan keterlambatan datang tidak merasa dirugikan. Karena pada waktu evaluasi bagi siapa yang terlambat dan waktu pelaksanaan hukuman tidak mengganggu pelajaran, kemudian bagi para guru yang memberi hukuman yang tidak meninggalkan jam pelajarannya. Oleh karena itu tadarus Al-Qur’an ini betul-betul efektif dilaksanakan tanpa mengganggu proses belajar mengajar.”115
Berdasarkan hasil observasi, bahwa pelaksanaan tadarus Al-Qur’an
dilaksanakan setiap hari, kecuali hari Senin. Karena siswa MAN Kandangan
harus mengikuti upacara bendera. Tadarus Al-Qur’an dilaksanakan 10 menit
sebelum pelajaran dimulai, dalam hal ini siswa membaca surat Yasin (14
ayat), ditambah doa-doa dan yang terakhir Asmaul Husna 1 kali, setelah itu
dimulai pelajaran. Para siswa yang sudah berada dikelas masing-masing
tidak membaca sendiri-sendiri melainkan dipandu oleh siswa OSIS bidang
114 Wawancara dengan Saiful Ulil Amri. Waka Kurikulum MAN Kandangan. Tanggal 25 Maret 2009. Jam 13.30 WIB
115 Wawancara dengan Abdul Kholik, Op.Cit
keagamaan dari kantor, karena setiap kelas sudah ada soundnya masing-
masing sehingga waktu selesainya dapat serentak.
2. Shalat Dhuha, Dhuhur dan Asar berjama’ah
Dengan diwajibkannya siswa MAN Kandangan shalat dhuha,
dhuhur dan asar berjama’ah di sekolah, selain untuk menunaikan kewajiban
beribadah kepada Allah swt, siswa MAN Kandangan ditanamkan untuk
menghargai waktu semaksimal mungkin dan tidak menyia-nyiakannya serta
diharapkan untuk dapat terbiasa shalat tepat waktu dan terbiasa hidup
berdisiplin dimanapun berada. Berikut hasil wawancara dengan Waka
Kurikulum bahwa:
“Sholat berjama’ah juga merupakan salah satu upaya sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa, yakni dengan menghargai waktu semaksimal mungkin. Dengan diwajibkannya sholat dhuha, dhuhur dan ashar berjama’ah disekolah diharapkan bagi siswa selain untuk menunaikan kewajiban beribadah kepada Allah swt dengan sholat tepat waktu. Disamping itu diharapkan siswa selalu terbiasa sholat tepat waktu dan terbiasa untuk hidup berdisiplin dimanapun dia berada.”116
3. MOS dan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)
Dalam upaya peningkatan kedisiplinan siswa khususnya, bidang
kesiswaan bersama OSIS mencanangkan program MOS yang didalamnya
terdapat materi-materi yang menyangkut tentang disiplin serta program
LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) bagi pengurus kelas dan OSIS.
Berikut hasil wawancara dengan Waka kesiswaan, bahwa:
“Dalam upaya peningkatan kedisiplinan siswa khususnya, bidang kesiswaan juga bersama OSIS mencanangkan program masa orientasi
116 Wawancara dengan Saiful Ulil Amri, Op.Cit.
siswa (MOS) yang didalamnya terdapat materi-materi yang menyangkut tentang disiplin, yang dilaksanakan setiap 1 tahun sekali bagi siswa baru. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan koramil, Polsek dan Satpol PP kecamatan Kandangan berupa pemberian materi disiplin, Latihan Baris-Berbaris dan tata upacara sipil maupun militer. Selain itu MAN Kandangan juga mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan Magistra Utama Malang. Dalam hal ini kegiatannya berupa Latihan Dasar Kepemimpinan setiap 1 tahun sekali.”117
Dalam kaitan ini, bapak Djamil Aly selaku kepala madrasah juga
menambahkan bahwa:
“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, kami juga bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti program LDK leadhersip dengan Magistra Utama Malang. LDK ini merupakan kegiatan rutin tahunan MAN Kandangan sebagai peningkatan kwalitas siswa yang handal dan bertanggung jawab dalam memimpin baik diri sendiri maupun komunitas secara luas yang juga merupakan sarana untuk merealisasikan motto MAN Kandangan yaitu “Terwujudnya Madrasah Berkwalitas Dan Menjadi Wahana Berprestasi”. 118
Dalam upaya peningkatan kedisiplinan siswa, khususnya bidang
kesiswaan bersama OSIS mencanangkan program MOS (Masa Orientasi
Siswa) pada awal tahun ajaran baru, yang didalamnya terdapat
penyampaian materi-materi yang menyangkut tentang disiplin. Dalam hal
ini MAN Kandangan secara langsung bekerjasama dengan koramil, Polsek
dan Satpol PP kecamatan Kandangan. Selain pemberian materi tentang
disiplin, siswa baru MAN Kandangan diajari Latihan Baris-Berbaris,
tataupacara sipil maupun militer. Dengan demikian siswa baru
diperkenalkan apa itu disiplin dan bagaimana harus disiplin. Setelah
mengikuti kegiatan ini para siswa baru MAN Kandangan diharapkan
mengerti dan mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik
117 Wawancara dengan Waka Kesiswaan. OP.Cit118 Wawancara dengan Djamil Aly. Op.Cit
dalam lingkungan madrasah maupun lingkungan keluarga dan masyarakat.
Sedangkan untuk program LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan),
MAN Kandangan secara langsung bekerja sama dengan lembaga
pendidikan Magistra Utama Malang. LDK ini merupakan kegiatan rutin
tahunan MAN Kandangan. Pesertanya adalah siswa kelas X, pegurus
OSIS dan pengurus kelas MAN Kandangan yakni sebagai peningkatan
kwalitas siswa yang handal dan bertanggung jawab dalam memimpin baik
diri sendiri maupun komunitas secara luas yang juga merupakan sarana
untuk merealisasikan visi MAN Kandangan.
4. Mengikutkan siswa dalam kegiatan seminar ilmiah
Salah satu upaya untuk mencegah siswa-siswi dari perilaku yang
menyimpang/indisiplin, maka MAN Kandangan mengikutkan siswa-siswi
dalam kegiatan seminar baik di luar maupun di dalam madrasah. Untuk
seminar di dalam madrasah, MAN Kandangan bekerjasama dengan MUI
dan Polres Kabupaten Kediri untuk mengadakan penyuluhan tentang
narkoba dan obat-obatan terlarang. Sebagaimana hasil interview dengan
Waka Kesiswaan, bahwa:
“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, kami juga mengikutsertakan anak-anak untuk mengikuti seminar-seminar di luar MAN Kandangan, diantaranya seminar narkoba, pergaulan bebas. Peserta yang diikutkan 10 sampai 25 siswa, supaya anak-anak bertambah wawasan dan pengetahuannya sehingga dapat terhindar dari perilaku yang indisiplin/menyimpang. Selain itu MAN Kandangan juga bekerjasama dengan MUI dan Polres kabupaten Kediri untuk mengadakan penyuluhan tentang narkoba dan obat-obatan terlarang”119
119 Wawancara dengan Abdul Kholik, Op.Cit
5. Budaya salam
Kebiasaan dan budaya lingkungan memang sangat berpengaruh
besar bagi seseorang dalam membangun disiplin dirinya. Kepala MAN
Kandangan mengadakan program baru yang merupakan hasil study
banding/adopsi dari MAN Serpong dengan membiasakan semua kalangan
untuk mengucapkan salam dengan tujuan supaya waktu tidak terbuang sia-
sia tanpa pahala karena tidak mengucapkan salam. Baik guru kesiswa
maupun siswa kesiswa, khusus untuk guru salam dan berjabat tangan.
Berdasarkan pengamatan/observasi program ini sudah kelihatan berjalan
meskipun masih ada beberapa siswa yang masih kelihatan cuek dan butuh
pengarahan dan bimbingan dari bapak ibu guru. Sebagaimana hasil
wawancara dengan bapak kepala madrasah bahwa:
“Seperti Di MAN Serpong yang maju itu, sekolah maju di kota tapi budaya salam sangat lebih baik, jadi kita adopsi, setelah pulang study banding dari sana kita terapkan budaya salam disini. Siapapun memang saya anjurkan mengucapkan salam .. kalau kita ketemu salam, ketemu siapapun mengucapkan salam dan itu disiplin sekali akhirnya disini saya terapkan kepada semua komponen termasuk siswa dan saya sampaikan salam itu tanpa biaya, pahala banyak kalau kita ketemu selalu salam dan satu hari berapa kali pahala yang kita buang karena tidak salam”.120
Dalam hal ini Waka kurikulum juga menambahkan, bahwa:
“Upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sekarang juga ada program baru dari bapak kepala sekolah terutama untuk menerapkan disiplin dalam kesantunan dan santun dalam kedisiplinan. Yakni dengan budaya salam, jadi kalau siswa ketemu siswa harus salam, begitu juga siswa ke guru, dan sebaliknya..”121
e. Mengadakan perubahan dan pengembangan sekolah menuju
120 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit.121 Wawancara dengan S. Ulul Amri. Op.Cit
pembelajaran yang efektif.
Untuk mewujudkan visi-misi MAN Kandangan, yakni
“Terwujudnya Madrasah yang Berkualitas dan Menjadi Wahana
Berprestasi” Menjadikan MAN Kandangan lebih maju dan menjadi sekolah
yang bertaraf internasional serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Maka salah satunya perlu ditunjang dengan meningkatkan prestasi belajar
siswa, sehingga ada beberapa inovasi MAN Kandangan yang dilaksanakan
khususnya untuk meningkatkan disiplin belajarnya. Berikut hasil
wawancara dengan bapak kepala MAN Kandangan, bahwa:
“Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan menjadikan MAN Kandangan sebagai sekolah bertaraf internasional, untuk itu prestasi siswa juga harus kita tingkatkan. Maka salah satunya harus didukung oleh adanya kedisiplinan dari siswa yang tinggi terutama dalam disiplin belajarnya. Upaya yang sudah saya lakukan adalah dengan inovasi sistem pembelajaran fullday school yang sudah berjalan beberapa tahun yang lalu, ya supaya dapat mengarahkan dan membimbing siswanya untuk lebih menghargai waktu, khususnya belajarnya serta juga membiasakan diri untuk hidup dalam lingkungan yang agamis dan berperilaku yang berakhlakul karimah. Sedang untuk yang baru-baru ini kita juga adakan inovasi/pembaharuan berupa sistem moving class, ya salah satunya juga agar fullday school berjalan efektif maka proses belajar mengajar dikemas dalam suasana belajar yang menggairahkan, menyenangkan, sehingga siswa dapat bertahan lama tinggal di sekolah tanpa mengenal rasa bosan..”122
Pendapat lain juga disampaikan oleh waka kurikulum bahwa:
“Untuk mengoptimalkan waktu belajar siswa, di MAN Kandangan dilaksanakan fullday school disemua kelas. Dengan fullday school ini dapat melatih siswa untuk tidak terlalu santai di rumah, ya biasanya anak itu kalau pulang sekolah ada yang tidak langsung pulang, tapi maen-maen yang nggak jelas. Maka dengan fullday school siswa lebih banyak dipantau baik disiplin belajar dan pergaulannya disini. Juga ya kita meningkatkan program pemerintah, karena jam pemerintah standart minimnya untuk ditingkat SMA harus 42 jam. Wah itu dari pemerintah
122 Wawancara dengan Djamil Ali. Op.Cit
minim tiap sekolahan harus menambah kalau dibawah itu tidak boleh kalau menambah silahkan..”123
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa salah satu upaya
kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa juga
dengan mengadakan beberapa inovasi/pembaharuan yang dilakukan seperti
sistem pembelajaran fullday school dan juga moving class. Dalam hal ini
Waka Kurikulum, juga mengatakan bahwa:
“Untuk mengefektifkan proses belajar mengajar baru-baru ini juga diterapkan sistem moving class. Yakni system pembelajaran sekolah dengan satu kelas khusus untuk satu subjek mata pelajaran, jadi setiap ganti jam pelajaran harus pindah kelas. Memang system ini sulit untuk dilaksanakan, selain pembuatan jadwal pelajaran yang cukup rumit, namun tidak ada kata yang sulit bagi Pak Jamil selaku kepala sekolah MAN Kandangan untuk merealisasikannya. Memang segala sesuatu itu punya kelebihan dan kekurangan. Ya mungkin kelebihannya adalah ya mengoptimalkan waktu pembelajaran, juga memupuk kedisiplinan baik guru maupun siswa serta kemandirian pada diri siswa”124
Dari paparan diatas dapat disimpulkan, bahwa untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa, terutama disiplin belajar Kepala MAN
Kandangan mengadakan perubahan dan pengembangan sekolah menuju
pembelajaran yang efektif dengan sistem fullday school dan dengan sistem
moving class. Yang bertujuan selain mengoptimalkan waktu pembelajaran,
memupuk kedisiplinan dan kemandirian pada diri siswa MAN Kandangan,
serta memastikan siswa berada pada lingkungan yang aman dari pengaruh
buruk yang ada di lingkungan luar madrasah. Sistem moving class MAN
Kandangan di bentuk dengan 5 departemen yaitu: Departemen Agama,
Departemen Bahasa, Departemen IPA, Departemen Sosial, dan Departemen
123 Wawancara dengan S.Ulul Amri. Op.Cit124 Ibid
Umum.
Fullday school di MAN Kandangan dilaksanakan disemua kelas
mulai kelas X, XI dan XII pada hari Senin sampai hari Rabu dan dimulai
pagi 06.40 sampai 15.20 sore. Untuk mengefektifkan pelaksanaan fullday
school tersebut maka diterapkan kebijakan baru yaitu moving class dengan
tujuan agar siswa tidak merasa jenuh atau bosan dengan situasi dan kondisi
kelas yang sama. Dari hasil pengamatan atau observasi peneliti pada saat
pelaksanaan fullday school, para siswa MAN Kandangan terlihat antusias
dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Meskipun
pelaksanaan fullday school pada siang hari sehingga setiap pindah jam
siswa terlihat tertib untuk mencari kelas yang akan ditempati jadi tidak
boleh bermalas-malasan, meskipun ada beberapa yang masih butuh
panduan/binaan dari bapak/ibu guru agar cepat-cepat pindah untuk
mengoptimalkan waktu. Pelaksanaan moving class secara langsung juga
dapat memupuk kedisiplinan dan kemandirian pada diri siswa terutama
dalam mengerjakan PR, karena siswa tidak akan bisa mengerjakan PR
dikelas sambil menunggu guru datang, sehingga harus siap dikerjakan di
rumah. Sebagaimana hasil wawancara dengan Waka kurikulum bahwa:
“Sejak diterapkan moving class, siswa kelihatan lebih semangat belajar, khususnya pada saat fullday school kalau siang-siangkan malas, ya memang awalnya banyak siswa yang mengeluh selalu pindah-pindah melulu, namun sekarang banyak yang mengatakan kalau mengasyikkan. Habis pelajaran bisa jalan-jalan dulu sambil refresing pindah keruang lain. Ya keuntungannya sekarang siswa tidak merasa boring dengan keadaan kelas yang begitu-begitu, terus juga melatih kedisiplinan, terutama dalam mengerjakan PR, karena bakal jarang yang akan mengerjakan PR dikelas sambil menunggu guru datang, yang ada mesti siap dengan PR yang sudah
dikerjakan dari rumah”125
f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kedisiplinan
siswa
Monitoring sangat diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan
siswa di MAN Kandangan, dengan adanya monitoring dapat diketahui
perkembangan dan kemajuan kedisiplinan siswa dari waktu-kewaktu,
kendala-kendala yang dialami siswa dalam meningkatkan kedisiplinan dan
bagaimana upaya dan partisipasi siswa dalam meningkatkan
kedisiplinannya. Monitoring secara langsung dilakukan oleh kepala MAN
Kandangan untuk menilai kinerja guru serta tingkah laku siswa. Berikut
hasil wawancara dengan bapak kepala MAN Kandangan, bahwa:
“Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan kedisiplinan siswa dari waktu-kewaktu, maka saya selaku kepala sekolah selalu memonitoring kegiatan belajar mengajar (KBM) masing-masing guru, ini saya laksanakan karena kegagalan sebuah proses tidak semata-mata dari murid melainkan bisa dari guru juga. Selain itu lewat absensi siswa setiap 1 bulan sekali ketika minta tanda tangan, itu saya gunakan untuk monitoring, yang absensinya tinggi 1 bulan umpamanya ada 2/3, kok ada saja lalu kita catat, kita bina, jadi saya monitoring tidak saya biarkan, wali kelas saya ajak ngomong. Lha ini sudah home visit apa belum, jadi kita selalu komunikasi, selalu koordinasi, kira-kira itu semua anak nggak masuk 1 bulan 3 hari itu saja kan kita sudah tahu lho bulan yang lalu ada 3 hari, sekarang 3 hari, nah itu perlu dibina apa masalahnya. Kalau perlu orang tua perlu dipanggil diajak ngomong seperti ini seperti itu “126
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa maka upaya yang dilakukan oleh kepala MAN
Kandangan adalah dengan memonitoring kegiatan belajar mengajar (KBM)
masing-masing guru sehingga dapat diketahui bagaimana guru MAN
125 Wawancara dengan Waka Kurikulum . Op.Cit126 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit
Kandangan dalam mengajar, apakah sudah baik atau masih perlu
pembinaan. Hal ini dilakukan mengingat kegagalan sebuah proses tidak
semata-mata dari murid melainkan bisa dari guru juga. Selain itu monitoring
kepala MAN Kandangan juga melalui absensi siswa masing-masing kelas
yang harus mendapat tanda tangan kepala sekolah diakhir bulan setiap 1
bulan sekali. Dengan demikian kepala MAN Kandangan dapat mengetahui
berapa jumlah siswa yang izin di setiap kelas dan apakah sudah ditindak
lanjuti oleh wali kelas masing-masing yang menjadi tanggung jawabnya
dalam memantau siswa-siswinya jika izin lebih dari 3 hari misalnya dengan
cara melakukan home visit atau pemanggilan orangtua secara langsung
sehingga dapat diketahui permasalahannya. Jadi, monitoring yang
dilaksanakan oleh kepala MAN Kandangan tersebut tidak hanya untuk
mengetahui perkembangan kedisiplinan siswa saja namun juga melihat
kinerja guru/karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Dalam kaitan ini kepala MAN Kandangan melakukan monitoring mulai dari
wali kelas, BP kemudian tim tatatertib/kesiswaan sehingga selalu
mengetahui perkembangan siswa.
Monitoring juga dilakukan oleh semua dewan guru yang dibantu
oleh OSIS dan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Sebagaimana
hasil interview dengan waka kesiswaan, bahwa:
“Salah satu upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Jadi tidak henti-hentinya tim tatib kesiswaan sendiri meminta bantuan dari bapak/ibu guru semua untuk berpartisipasi dan terlibat langsung dalam monitoring dan penegakan disiplin siswa. Namun secara khusus tim kesiswaan bekerjasama dengan tim tatib, BP, wali kelas, OSIS bagian
Kamtibsis, orang tua siswa dan juga kerjasama dengan masyarakat. Kerjasama dengan orang tua ini sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk memantau siswa diluar sekolah, orang tua siswa bisa dimintai keterangannya tentang apa yang sudah dilakukan anaknya dirumah, meliputi pembelajarannya dirumah dan aktifitas siswa baik. Untuk menanyakan monitoring ortu terhadap siswa, sekolah mengadakan home visit kerumah siswa, atau dengan cara sering diadakan pemanggilan orang tua siswa ke sekolah ketika ada masalah/pelanggaran oleh anaknya.” Jadi banyak trik yang dilakukan sekolah untuk memonitoring kedisiplinan siswa.127
Banyak trik yang dilakukan MAN Kandangan untuk monitoring
kedisiplinan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah. Tim kesiswaan
secara khusus bekerjasama dengan tim ketertiban dan dibantu OSIS bagian
Kamtibsis, wali kelas, BP. Selain itu bekerjasama dengan semua guru MAN
Kandangan untuk memantau kedisiplinan siswa disekolah secara langsung
bila mengetahui pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan untuk
memantau siswa di luar sekolah baik pembelajarannya maupun aktifitas
siswa MAN Kandangan bekerjasama dengan orang tua siswa, yang dapat
diketahui sekolah secara khusus melalui wali kelas bersama BP ketika
mengadakan home visit ke rumah siswa atau dengan cara sering diadakan
pemanggilan orang tua siswa ke sekolah ketika ada masalah/pelanggaran
oleh anaknya atau pada saat pertemuan wali murid. Selain itu MAN
Kandangan juga bekerjasama dengan masyarakat tujuannya untuk
memberikan laporan tentang perilaku siswa MAN Kandangan.
Upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa maka pelaksanaan
evaluasi juga sangat diperlukan. Evaluasi merupakan hasil akhir dari segala
kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan
127 Wawancara dengan Abdul Kholik, Op.Cit.
kemajuan siswa dalam menerapkan kedisiplinan siswa, tanpa adanya
evaluasi dalam kedisiplinan tidak mungkin dapat diketahui perkembangan
dan kemajuan yang dialami siswa dari waktu kewaktu. Berikut hasil
wawancara dengan Waka kesiswaan, bahwa:
“Untuk mengetahui pelaksanaan kedisiplinan siswa, khususnya bidang kesiswaan bersama tim ketertiban serta OSIS mengadakan pertemuan untuk meningkatkan kekompakan dan menindak lanjuti program kerja yang dilaksanakan. Bersama dewan guru yang lain mengadakan evaluasi program kerja, tujuannya menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai perilaku siswa MAN Kandangan. Kepala sekolah juga mengadakan rapat sewaktu-waktu jika diperlukan dengan wali kelas, BP, tim ketertiban untuk mengetahui perkembangan siswa. Namun secara umum evaluasi di MAN Kandangan dilakukan berupa pertemuan rutin yang dilaksanakan berupa rapat, yaitu tiap bulan 2 kali”128
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bu Malikah, bahwa:
“Evaluasi terkait kedisiplinan siswa, selalu ada seperti dalam setiap rapat, kepala sekolah selalu mereview kasus-kasus penanganan dan kelanjutan permasalahan siswa, bagaimana anak yang dibina semakin baik atau tetap kalau tetap harus dikaji ulang, misalnya dengan ditingkatkan sanksinya.” 129
Kedua pernyataan diatas juga ditanggapi oleh pihak kepala
madrasah sehubungan dengan evaluasi terhadap kedisiplinan siswa
sekaligus kepala madrasah selalu mengadakan evaluasi terhadap kinerja
bawahan. Berikut hasil wawancara dengan kepala MAN Kandangan,
bahwa:
“Mengenai bagaimana kita mengevaluasi pelaksanaan kedisiplinan siswa, saya sering mengadakan rapat dengan bawahan sewaktu-waktu. Namun rutinnya setiap bulan 2 kali, evaluasi tidak hanya mengenai siswa akan tetapi mencakup seluruh madrasah yang dihadiri oleh semua Wakamad, wali kelas, guru dan karyawan. Pembahasan rapat meliputi pengembangan pembelajaran (PBM), perkembangan siswa, problematika
128 Wawancara dengan Waka Kesiswaan. Op.Cit129 Wawancara dengan Siti Malikah, Op.Cit.
yang terjadi di madrasah jika ada serta solusinya. Selain itu diakhir tahun tim ketertiban juga akan melaporkan hasil program kerjanya”130
Dari paparan Kepala Madrasah beserta guru dan Waka Kesiswaan
diatas, dapat penulis simpulkan bahwasanya pelaksanaan evaluasi MAN
Kandangan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kedisiplinan siswa,
secara khusus tim kesiswaan /ketertiban mengadakan evaluasi program
kerja, yakni untuk menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai perilaku
siswa MAN Kandangan. Selain itu tiap 2 minggu sekali tim ketertiban
mengadakan pertemuan dengan Kesiswaan, BP dan OSIS untuk
meningkatkan kekompakan serta menindak lanjuti program kerja yang telah
dilaksanakan terkait kendala dan upaya penanggulangannya.
Namun secara umum kepala MAN Kandangan juga mengadakan
evaluasi melalui pertemuan rutin yang dilaksanakan berupa rapat setiap
bulan 2 kali, yang dihadiri oleh semua Wakamad, Wali kelas, guru dan
karyawan yakni membahas tentang pengembangan pembelajaran (PBM),
perkembangan siswa, problematika yang terjadi di madrasah jika ada serta
solusinya. Jadi dalam setiap rapat, kepala MAN Kandangan selalu mereview
kasus-kasus penanganan dan kelanjutan permasalahan siswa, bagaimana
siswa yang dibina semakin baik atau tetap kalau tetap harus dikaji ulang,
misalnya dengan ditingkatkan sanksinya.
g. Pemberian Motivasi kepada siswa
Motivasi adalah salah satu cara yang dapat merangsang siswa
untuk terus meningkatkan kedisiplinannya, motivasi yang diberikan bagi
130 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit
siswa MAN Kandangan adalah berupa ucapan, maupun pemberian
hadiah/penghargaan. Berikut hasil wawancara dengan bapak kepala
madrasah, bahwa:
“Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, salah satu caranya kita juga dengan memberikan reward, yakni berupa prestasi kelas KBM yang diberikan kepada siswa disemua kelas yang mendapatkan rangking 1,2,3. Jadi pada akhir semester setelah ujian selesai siswa dikumpulkan dan diumumkan bagi siswa yang berprestasi diberikan piagam. Selain itu untuk memotivasi siswa agar tetap semangat dalam mengikuti kegiatan seperti upacara bendera karena sering dilaksanakan berulang-ulang siswa akan malas untuk mengerjakannya. Jadi setiap 3 minggu sekali kita berikan motivasi terhadap siswa yang kegiatan upacaranya terbaik yang diumumkan setelah upacara selesai, yakni berupa sanjungan dan pujian.131
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Waka Kurikulum, bahwa
“Sekolah juga memberikan hadiah dalam lomba, kepada kelas yang mendapat kategori terbaik dalam segenap aspek, meliputi kebersihan, ketertiban dan sebagainya. Hal ini dilakukan supaya memotivasi wali kelas yang lain untuk membina kelas dan siswanya. Selain itu beasiswa juga diberikan kepada siswa yang kurang mampu, namun syaratnya anak tersebut patuh dan taat pada peraturan/tatatertib.”132
Dari paparan data diatas dapat diketahui bahwa motivasi yang
diberikan kepala madrasah kepada siswa MAN Kandangan pada dasarnya
dimaksudkan agar siswa tersebut lebih semangat dan memotivasi siswa
yang lain untuk lebih meningkatkan kedisiplinannya dalam semua kegiatan
baik belajar maupun yang lain. Motivasi yang diberikan diantaranya berupa
prestasi kelas KBM, dalam kaitan ini siswa MAN Kandangan diberikan
piagam penghargaan di setiap akhir semester. Jadi, waka kesiswaan selalu
mendata siswa yang berprestasi, berdasarkan data yang diperoleh penulis
131 Ibid132 Wawancara dengan Syaiful Ulil Amri, Op.Cit
bahwa piagam tersebut diberikan di semua kelas mulai dari kelas X sampai
XII yakni siswa yang mendapat peringkat 1, 2 dan 3. Siswa diumumkan
pada waktu upacara bendera, ini dilakukan agar siswa yang lainnya
termotivasi dan diharapkan siswa yang lain menjadi seperti kawannya yang
mempunyai prestasi.
Selain itu, motivasi yang diberikan juga berupa sanjungan dan
pujian bagi siswa yang kegiatan upacara benderanya terbaik setiap 3 minggu
sekali yang diumumkan setelah selesai upacara supaya siswa tidak malas
mengerjakannya karena kegiatan yang sering diulang-ulang. Adapun
prestasi dalam lomba yang diberikan juga berupa hadiah bagi kelas terbaik
dalam segenap aspek, meliputi kebersihan, ketertiban, ketaatan dalam
mengikuti PBM dan tentang pakaian seragam. Dalam hal ini wali kelas yang
bertanggung melakukan pembinaan kelasnya supaya kelas mengandung 6 K
dan suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu MAN Kandangan juga
memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu, dengan syarat
siswa tersebut patuh pada peraturan/tatib sekolah.
h. Meningkatkan Sarana Prasarana
Kedisiplinan siswa akan berjalan lancar jika didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana di MAN Kandangan juga
sudah mulai berangsur-angsur dilengkapi. Berikut hasil interview dengan
bapak M. Rofi’i selaku waka sarana prasarana bahwa:
“Untuk masalah peningkatan kedisiplinan siswa, sarana prasarana juga mulai berangsur-angsur dilengkapi, itu terbukti misalnya
pembangunan pagar tembok yang dimaksudkan agar siswa untuk keluar masuk madrasah hanya melewati satu pintu gerbang utama. Untuk masalah disiplin belajar, buku-buku diperpustakaan juga sudah mulai dilengkapi. Selain itu pembangunan masjid alhamdulillah juga sudah selesai, ya.. yang akan kita laksanakan diantaranya penambahan LCD untuk tiap kelas, pembangunan gedung serbaguna dan untuk terwujudnya boarding school di lingkungan MAN Kandangan masalah pembangunan asrama memang rencananya baru akan diwujudkan tahun 2011 kelak, dengan langkah awal kita sudah mengadakan pembebasan tanah.”133
Dalam hal ini bapak kepala madrasah juga mengatakan, bahwa:
“Diantara upaya meningkatkan kedisiplinan siswa adalah, pengadaan taman-taman yang asri. Dengan taman-taman yang asri maka suasana sekolah akan lebih indah dan nyaman maka guru bekerja dan siswa akan belajar dengan nyaman, sehingga meminimalisir perilaku yang indisiplin. Selain itu upaya yang sudah terlaksana juga dengan memperbaiki dan menambah fasilitas gedung, dan untuk selanjutnya kita juga akan melengkapi media pembelajaran, untuk tahun ini rencananya menambah LCD lagi, karena sekarang masih 5, jadi untuk 2 tahun kedepan insyaallah semua kelas sudah ada, sehingga diharapkan proses pembelajaran akan lebih efektif lagi.”134
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar. Prasarana MAN Kandangan sudah mulai berangsur-
angsur dilengkapi seperti pembangunan pagar tembok yang mengelilingi
madrasah dan di jaga 2 satpam dimaksudkan supaya siswa MAN Kandangan
tidak mudah untuk bisa keluar sekehendaknya serta memastikan siswa berada
dalam madrasah dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luar sekitar
madrasah, sehingga untuk keluar masuk madrasah hanya melewati satu pintu
gerbang utama. Upaya yang lain adalah dengan menambah buku-buku
diperpustakaan. Karena perpustakaan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehingga siswa akan
lebih mudah untuk memperoleh pengetahuan dan giat untuk membaca. Dari 133 Wawancara dengan M. Rofi’i, Waka Sarana Prasarana MAN Kandangan. Tanggal 9
April 2009. Jam 09.00 WIB134 Wawancara dengan Djamil Aly, Op.Cit
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, pada waktu istirahat siswa –
siswa MAN Kandangan banyak yang meluangkan waktu untuk membaca
diperpustakaan. Dan para guru MAN Kandangan juga mengajak siswa-
siswinya untuk belajar diperpustakaan karena ruangannya memang cukup
memadai.
Selain itu upaya pembangunan masjid yang cukup luas yakni
sebagai sarana dan fasilitas dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan yang
diadakan madrasah seperti pelaksanaan sholat berjama’ah, dhuha, dhuhur dan
ashar baik guru dan siswa. Kegiatan Muhadharah pada tiap hari Sabtu dan
juga digunakan sebagai tempat untuk kegiatan belajar mengajar khususnya
pembelajaran kitab kuning dan Qira’ah. Karena disiplin siswa yang
menyangkut tentang waktu dan belajar serta bertingkah laku memang perlu
latihan dan pembiasaan. Oleh karena itu latihan dan pembiasaan siswa MAN
Kandangan perlu ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai.
Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, upaya kepala MAN
Kandangan juga dengan pengadaan taman-taman yang asri. Sehingga
lingkungan madrasah selain tampak bersih juga terlihat indah karena di hiasi
dengan taman-taman yang asri. Hal ini sangat mendukung kedisiplinan siswa
MAN Kandangan, apalagi pada saat pelaksanaan fullday school sehingga
siswa bisa belajar dengan tenang, nyaman dan dapat konsentrasi penuh.
Memperbaiki dan menambah fasilitas gedung pembelajaran, ruang
laboratorium beserta alat-alat yang dibutuhkan sehingga mempermudah siswa
dalam belajar. Sedangkan yang akan dilaksanakan MAN Kandangan adalah
menambah LCD untuk setiap kelas karena sekarang masih 5 sehingga 2 tahun
mendatang diharapkan semua kelas sudah ada LCDnya masing-masing dan
untuk pembangunan asrama untuk pelaksanaan bording school masih akan
terlaksana tahun 2011 sesuai dengan Renstra dengan langkah awal sudah
mengadakan pembebasan tanah.
2. Kinerja Kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan Kedisiplinan
Siswa di MAN Kandangan
Keberhasilan suatu lembaga sangat bergantung pada kepemimpinan
kepala madrasah, karena kepala madrasah merupakan pemimpin dalam
lembaga pendidikan, maka kepala madrasah harus mampu membawa
lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah dirumuskan kedalam visi
dan misi madrasah. Hal ini merupakan konsekuensi bagi pemimpin termasuk
apabila ingin meningkatkan kedisiplinan siswanya. Dalam hal ini bapak Jamil
Ali selaku kepala madrasah, menyatakan bahwa:
“Kinerja kepala madrasah berarti bagaimana seorang kepala madrasah dapat menuangkan ide-ide baru dalam tindakan nyata dan dapat bekerja seoptimal mungkin sehingga semua yang menjadi tugasnya dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan kedisiplinan itu merupakan kunci keberhasilan, hampir dapat dikatakan tanpa kedisiplinan sulit terwujud kesuksesan. Maka untuk memajukan suatu madrasah kedisiplinan suatu hal yang tidak dapat ‘ditawar’. Yang dimaksud disiplin itu menurut saya ya sekedar terlaksananya peraturan dan tatatertib yang ada, jadi bukan kekerasan. Jadi kedisiplinan siswa akan terwujud jika siswa melaksanakan segala peraturan/tatatertib yang ada. Apabila semua aturan/tata tertib sudah terlaksana dengan baik, maka akan tercipta “Disiplin dalam Kesantunan dan Santun dalam Kedisiplinan”. Maka kinerja itu kita perlu profesionalisasi perlu dedikasi, kalau kita kerja dengan professional dengan dedikasi tinggi, saya yakin akan berhasil sesuai dengan visi misi madrasah.”135
135 Wawancara dengan Djamil Aly. Kepala MAN Kandangan. Tanggal 21 Maret 2009,
Berdasarkan paparan diatas dapat diketahui bahwa kedisiplinan di
MAN Kandangan adalah suatu hal yang sangat esensial terutama bagi
berkembangnya suatu madrasah. Menurut bapak Djamil, kedisiplinan adalah
kunci keberhasilan, hampir dapat dikatakan tanpa kedisiplinan sulit terwujud
kesuksesan. Maka kedisiplinan di MAN Kandangan adalah suatu hal yang
tidak dapat tawar, bagi semua kalangan madrasah baik guru, staf dan siswa
harus disiplin. Kepala MAN Kandangan mempunyai inisiatif tinggi untuk
memajukan madrasah. Memiliki semangat untuk mewujudkan visi dan misi
madrasah yakni “Terwujudnya Madrasah yang Berkualitas dan Menjadi
Wahana Berprestasi”. Dengan harapan dapat menjadikan MAN Kandangan
lebih maju dan menjadi madrasah yang bertaraf internasional serta
meningkatkan sumberdaya manusianya. Sebagaimana hasil interview dengan
Waka Kurikulum bahwa:
“Yang saya ketahui selama beliau mengabdikan diri menjadi kepala sekolah di MAN Kandangan, kinerjanya cukup baik. Bapak kepala sekolah selalu bersemangat untuk mewujudkan impiannya, yakni mewujudkan visi-misi MAN Kandangan, yaitu “Terwujudnya Madrasah yang Berkualitas dan Menjadi Wahana Berprestasi” dengan harapan beliau dapat menjadikan MAN Kandangan lebih maju dan menjadi sekolah yang bertaraf internasional serta dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan semua itu, bapak yang selalu membudayakan “Displin dalam Kesantunan dan Santun dalam Kedisiplinan” ini selalu memberikan inovasi-inovasi terhadap kurikulum dan program pendidikan di MAN Kandangan. Ya kalau bisa jabatan kepala madrasah lebih lama lagi sehingga program-program yang sudah direncanakan dapat terealisasikan.”136
Kedisiplinan siswa MAN Kandangan akan terwujud jika siswa
mematuhi segala peraturan atau tata tertib yang ada. Apabila semua sudah
Pukul 08.30 WIB.136 Wawancara dengan S. Ulil Amri, Op.Cit
dilaksanakan dengan sendirinya siswa akan melakukan dengan kebiasaan dan
akan memunculkan kesantunan yakni sesuai harapan kepala MAN
Kandangan untuk mewujudkan “Kedisiplinan Dalam Kesantunan Dan
Santun Dalam Kedisiplinan”. Maka untuk meningkatkan kedisiplinan siswa,
dengan ide-ide dan gagasan kepala MAN Kandangan serta bekerja secara
profesional dan memiliki dedikasi tinggi kepala MAN Kandangan
memberikan inovasi-inovasi terhadap kurikulum dan program pendidikan di
MAN Kandangan yang khususnya dapat menunjang kedisiplinan siswa
seperti diterapkannya fullday school, moving class, LDK, tadarus Al-Qur’an,
shalat berjamaa’ah, budaya salam dan sebagainya. Dari hasil observasi, di
lingkungan madrasah baik dikelas maupun dihalaman juga banyak terdapat
slogan-slogan tentang disiplin. Seperti disiplin tidak harus diawasi,
kedisiplinan adalah kunci keberhasilan, disiplin tidak bisa ditawar,
kedisiplinan dalam kesantunan dan santun dalam kedisiplinan. Hal ini
dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran semua warga madrasah khususnya
siswa MAN Kandangan tentang pentingnya disiplin serta dapat
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Masih terkait dengan kinerja bapak kepala madrasah dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa, bapak Rofi’i selaku Waka sarana prasarana
mengatakan bahwa:
“Selama saya disini hingga dulu sampai sekarang tidak ada yang kurang dari Pak Jamil tentang disiplinnya. Kinerjanya sudah cukup baik, MAN Kandangan semakin maju dan berkembang. Pak Djamil Aly setelah hijrah ke MAN Purwoasri selama 1½ tahun dan kembali lagi ke MAN Kandangan yang diperjuangkan selama masih embrio sampai jadi gadis
jelita yang pandai bersolek dan cantik bila diibaratkan. Bahkan program pertama masalah kebersihan dan kedisiplinan sudah dapat dirasakan yakni terwujudnya lapangan basket, pertamanan yang asri dan perwujudan gedung yang indah dan masalah kedisiplinan murid yaitu salah satunya LDK, dari guru diaktifkan melalui program MGMP, worksop, studi banding dan juga menyelenggarakan penataran guru dalam rangka peningkatan kwalitas mengajar yang tepat dan aktif.”137
Predikat bapak kedisiplinan selalu melekat pada diri bapak Djamil
Aly. Kinerja kepala MAN Kandangan dari tahun ketahun semakin meningkat.
Sejak tahun 1990 menjadi kepala MAN Kandangan yang dirintis hingga
setahap-demi setahap MAN Kandangan menjadi semakin maju dan
berkembang. Selama 1 setengah tahun berada di Purwoasri dan kembali ke
MAN Kandangan perubahan juga semakin tampak seperti masalah
kebersihan dilingkungan MAN Kandangan sekarang sudah dapat
terealisasikan, baik dikelas maupun dihalaman madrasah. Pertamanan yang
asri dan juga fasilitas gedung untuk pembelajaran, ruang laboratorium dan
lainnya.
Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, kepala MAN Kandangan
membagi tugas masing-masing komponen sesuai dengan jobdiscribsion.
Namun dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari pemantauan kepala MAN
Kandangan. Jadi selalu ada pengarahan dan koordinasi dengan bawahan
khususnya yang terkait dengan kedisiplinan siswa. Supaya kedisiplinan
berjalan lancar, kinerja guru MAN Kandangan juga diaktifkan melalui
program MGMP, wokshop, menyelenggarakan penataran dalam rangka
peningkatan kwalitas mengajar yang tepat dan aktif. Mengadakan study
137 Wawancara dengan S. Ulil Amri. Op.Cit
banding kebeberapa sekolah maju seperti ke MAN 3 Malang, MAN Blitar,
Serpong. Hal ini dilakukan karena untuk memperoleh pengetahuan tidak
hanya belajar di bangku sekolah atau perguruan tinggi saja, namun dengan
cara mengadopsi hal yang baik dan sesuai dengan kebudayaan MAN
Kandangan. Dalam hal ini bagaimana kinerja kepala MAN Kandangan,
sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh bapak Sahrul Munir bahwa:
“Kinerja bapak kepala madrasah sudah bagus, bisa memberikan teladan, memberikan solusi, tanggap dan respon dalam memecahkan masalah, dan berani mengambil resiko serta konsisten dalam menegakkan aturan yang telah diterapkan, responsible terhadap perkembangan baru misalnya studi banding ke beberapa sekolah yang lebih maju, seperti kemarin ke MAN 3 Malang, MAN Tlogo blitar, ke MAN Serpong”138
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bu Malikah guru Bahasa
Inggris dan sekaligus wali kelas bahasa, bahwa:
“Pak Jamil memang sudah dikenal dengan kedisiplinannya.. beliau selalu memberi teladan, apa yang dianjurkannya baik kepada guru-guru maupun siswa sendiri, beliau juga melakukannya bahkan waktu berangkat maupun pulang dari madrasah, seringkali lebih awal dan akhir dari guru-guru, kinerjanya sudah cukup baik. Beliau juga menganjurkan anak-anak supaya tidak merokok, bahkan pernah mengadakan semacam sayembara kepada para siswa.”Barang siapa yang melihat saya merokok, maka akan saya kasih uang 50 juta. Karena beliau punya slogan Disiplin dalam Kesantunan dan Santun dalam Kedisiplinan. Juga tegas dalam penegakan aturan, bahkan anak-anak setelah diberi sanksi selanjutnya dikasih ucapan terima kasih oleh bapak kepala sekolah, semoga menjadi amal baik kalian. Dari sini anak-anak tambah sungkan kalau terlambat lagi.”139
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa kepala MAN Kandangan
juga selalu memberikan keteladanan bagi semua kalangan, apa yang
138 Wawancara dengan Sahrul Munir, Staf ahli dan guru Al-Qur’an Hadits. Tanggal 27 Maret 2009. jam 8.30 WIB
139 Wawancara dengan Siti Malikah. Op.Cit
dianjurkannya kepada bawahan juga selalu dilakukan. Dalam kinerjanya tidak
hanya menunggu kinerja guru, namun juga terlihat senantiasa memberikan
solusi, tanggap dan respon dalam memecahkan masalah-masalah terutama
yang terkait dengan kedisiplinan siswa. Hal ini terbukti pada saat penulis
mengadakan penelitian di MAN Kandangan, kepala madrasah secara
langsung juga ikut memberi arahan siswa yang kedapatan knalpot sepeda
motornya diplong. Karena di MAN Kandangan sendiri ada tatatertib
berkendaraan, jadi meskipun tanggung jawab tim tatib namun tidak menutup
kemungkinan Pak Jamil ikut berpartisipasi, sehingga hal ini terlihat
kekompakan antara kepala madrasah dan para staf dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya.
Dalam kaitan ini, Khoirul Anam selaku ketua OSIS MAN
Kandangan mengatakan bahwa
“Kinerja bapak Jamil sudah sangat baik, dalam mendisiplinkan siswanya beliau tidak hanya memerintahkan dengan lisan saja tapi juga dicontohkan dengan tindakan. Beliau tidak hanya memberikan pengarahan kepada para guru, tapi juga ikut ambil bagian. Seperti ketika ada siswa yang terlambat, beliau juga kadang ikut terjun sehingga siswa merasa diperhatikan dan malu jika terlambat lagi. menurut saya antara perbuatan dengan perkataan beliau selalu sinkron, jika siswa dilarang merokok maka beliau juga tidak merokok.”140
Bapak Djamil Aly selaku pemimpin dalam suatu lembaga
pendidikan juga bersikap terbuka dan selalu memberi kesempatan langsung
bagi para bawahan baik guru maupun siswa secara langsung yang
berkeinginan memberikan kritik maupun saran baik terkait kinerjanya sebagai
140 Wawancara dengan Khoirul Anam, ketua OSIS MAN Kandangan. Tanggal 28 Maret 2009. Pukul 13.30 WIB.
kepala madrasah atau terhadap kinerja para guru dalam mengajar atau
memberi masukan untuk madrasah. Bahkan memberikan pelayanan kepada
siswa secara langsung. Sebagaimana hasil interview dengan bapak Indri,
selaku guru bahasa Indonesia bahwa:
“Emm,.. yang jelas! Predikat bapak kedisiplinan selalu disandang beliau selama menjabat sebagai kepala madrasah disini. Kedisiplinan tidak hanya diterapkan dalam lingkungan organisasi dan lingkungan kerjanya namun juga beliau terapkan dalam keluarganya. Menurut pendapat saya, beliau orangnya juga terbuka sehingga saya disini juga tidak segan-segan untuk memberikan masukan.. dan kepala madrasah pun juga memang sudah ngomong “silahkan siapa saja yang memberi masukan baik berkenaan dengan kinerja saya ataupun berkenaan dengan kelemahan saya. Akan saya tindak lanjuti demi kemajuan MAN Kandangan bahkan kepala madrasah membuka kesempatan langsung kepada siswa untuk sms langsung bila ada apa-apa, misalnya keluhan tentang pengajaran guru, kritik maupun saran tentang madrasah, tidak perlu ada prosedur melalui Waka dan sebagainya.. dan kepala sekolah selalu tanggap dan menindak lanjuti”141
Dengan adanya upaya-upaya dan terobosan-terobosan baru yang
dilakukan kepala MAN Kandangan, ini menandakan semakin jelasnya bahwa
kinerja kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
sudah baik. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh
Muhammad Ulum, siswa kelas III IPA, bahwa:
“Kinerja bapak kepala madrasah sampai saat ini sudah baik. Dengan memberikan pengarahan-pengarahan terutama kepada siswa-siswinya. Dan bapak kepala madrasah juga menambahkan peraturan-peraturan baru guna meningkatkan kedisiplinan siswa-siswinya. Menurut saya, kinerja kepala madrasah saat ini lebih baik sehingga siswa sudah jarang yang terkena kasus-kasus berat bahkan sampai dikeluarkan.”142
Kepala madrasah selalu konsisten dalam menegakkan aturan yang
141 Wawancara dengan Indri Januswara. Op.Cit142 Wawancara dengan Muhammad Ulum, siswa kelas III IPA MAN Kandangan,
Tanggal 6 April 2009. Jam 16.00
telah diterapkan sehingga menunjang pelaksanaan kedisiplinan siswa di MAN
Kandangan. Sehingga tampak sekarang adanya perubahan-perubahan positif
yang berarti seperti kedisiplinan siswa di MAN Kandangan semakin
meningkat. Hal ini dikarenakan peraturan-peraturan/tata tertib di MAN
Kandangan semakin ditingkatkan, dan ditegakkan dengan tegas baik oleh tim
tatib sendiri, dewan guru maupun kepala madrasah sendiri. Kepala madrasah
juga selalu memantau, memberi pengarahan dan memotivasi kinerja guru,
sehingga antara kepala madrasah dengan bawahan memiliki persepsi yang
sama dalam menegakkan kedisiplinan di MAN Kandangan. Dengan demikian
siswa MAN Kandangan sudah jarang yang terkena kasus-kasus berat, apalagi
sampai dikeluarkan dari madrasah.
Kepercayaan masyarakat khususnya walimurid terhadap keberadaan
madrasah sangat berarti bagi perkembangan madrasah itu sendir
Kedisiplinan dapat menumbuhkan kepercayaan sedangkan kepercayaan
merupakan salah satu dari Output pendidikan. Dengan kedisiplinan yang
diterapkan di MAN Kandangan, secara tidak langsung dapat menumbuhkan
kepercayaan masyarakat khususnya walimurid siswa terhadap keberadaan
madrasah diantaranya untuk menyekolahkan anaknya di MAN Kandangan.
Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh bahwa jumlah siswa MAN
Kandangan dari tahun ketahun semakin meningkat, hingga sekarang
keseluruhan mencapai 637 siswa dan termasuk lembaga yang memiliki
jumlah siswa yang banyak se-Kabupaten Kediri. Sebagaimana yang
disampaikan oleh waka kesiswaan, bahwa:
“Kinerja bapak madrasah alhamdulillah, akhir-akhir ini setelah dipimpin oleh bapak Jamil Ali kembali, telah terjadi perubahan-perubahan positif yang berarti seperti kedisiplinan siswa MAN Kandangan semakin meningkat karena peraturan-peraturan/tata tertib juga ditambah, dan ditegakkan dengan tegas. Hal ini juga bisa dilihat sekarang jumlah siswa MAN Kandangan semakin meningkat hingga sekarang keseluruhan mencapai 637 siswa dan terbesar se kabupaten Kediri. Lha ini menurut saya salah satunya ya karena terkenal karena kedisiplinannya sehingga orang tua murid menyekolahkan anaknya di MAN Kandangan.”143
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala MAN
Kandangan sudah cukup baik, untuk mewujudkan visi dan misi MAN
Kandangan. Kedisiplinan di MAN Kandangan tidak bisa ditawar, bagi semua
kalangan madrasah terutama siswa sebagai obyek yang sedang belajar.
Melalui upaya dan cara-cara yang dilakukan kepala MAN Kandangan baik
secara langsung dengan memberikan keteladanan kepada semua kalangan
untuk berdisiplin serta memotivasi, memberi pengarahan, memantau,
mengevaluasi terhadap kinerja guru dalam mendisiplinkan siswanya.
Sehingga melalui peran aktif para guru dan staf dalam membina dan
membimbing siswa secara langsung, sangat mendukung kinerja kepala
madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa MAN Kandangan. Kinerja
kepala madrasah juga sudah tampak selalu berfikir maju, dengan ide dan
gagasan-gagasan yang dituangkannya dalam program-program pendidikan
yang secara langsung dapat mendukung kedisiplinan siswa MAN Kandangan
yakni dalam disiplin belajarnya, disiplin waktu, disiplin seragam, juga dalam
berperilaku sehingga untuk saat ini yang diterapkan oleh kepala madrasah
adalah membudayakan “Disiplin dalam Kesantunan dan Santun dalam
Kedisiplinan”.
143 Wawancara dengan Abdul Kholik. Op.Cit
3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan Kabupaten
Kediri
Kepala madrasah beserta komponen pendidikan lainnya akan
berupaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di lembaga yang mereka
bernaung dibawahnya. Sebagai perwujudan kinerja yang professional dan
proporsional. Hanya saja dalam upaya-upaya peningkatan tersebut tidak
terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat.
Berhasilnya suatu program kerja/bagusnya kinerja seseorang tentu
berkaitan erat dengan adanya faktor pendukung yang mempengaruhi. Berikut
hasil wawancara dengan Ibu Malikah selaku guru Bahasa Inggris, bahwa:
“Yang mendukung kinerja Pak Djamil dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, ya diantaranya dari Pak Jamil Ali sendiri selaku kepala sekolah dalam masalah disiplin memang tidak mau kalah dengan siswanya, menjadi contoh dan tauladan yang baik merupakan prinsipnya. Kepala sekolah dalam program kedisiplinan ikut langsung terjun dalam pelaksanaannya. Kepala sekolah tidak hanya menunggu dari hasil kerja guru, namun kepala sekolah juga ikut mensosialisasikan tentang kedisiplinan, di saat upacara bendera kepala sekolah selalu menyinggung masalah disiplin siswa.”144
Pendapat lain juga disampaikan oleh Waka kesiswaan, bahwa:
Mengenai kedisiplinan siswa disini, yang mendukung kinerja kepala madrasah, ya karena adanya keteladanan dari bapak kepala sekolah secara langsung untuk berperilaku disiplin. Selain itu juga melalui evaluasi yang diadakan secara umum dan khusus oleh bapak kepala madrasah. Kepala madrasah melakukan analisis keberhasilan dan kegagalan. Setiap evaluasi kepala madrasah selalu memberikan arahan, bimbingan, kebijakan dan solusi untuk melaksanakan penerapan kedisiplinan dengan baik.”145
144 Wawancara dengan Siti Malikah , Op.Cit145 Wawancara dengan Abdul Kholik, Waka Kesiswaan MAN Kandangan. Tanggal 25
Kepala MAN Kandangan dalam masalah disiplin tidak mau kalah
dengan bawahannya. Contoh dan tauladan yang baik merupakan prinsipnya.
Dengan memberikan tauladan sehingga dapat mempengaruhi bawahannya,
termasuk siswa. Kepala MAN Kandangan memiliki komitmen kuat tentang
disiplin, hal ini diantaranya dilatar belakangi oleh pengalamannya aktif dalam
sebuah organisasi kepramukaan (berdasarkan data terlampir yang ditulis
dalam sebuah majalah madani). Sehingga kedisiplinan tidak hanya diterapkan
dalam organisasi/lingkungan kerja namun dalam keluarganya, Maka untuk
mendisiplinkan siswa tidak menunggu dari hasil kerja guru, kepala madrasah
juga ikut mensosialisasikan tentang disiplin secara langsung seperti pada saat
pelaksanaan upacara bendera. Dengan adanya kontrol dari kepala madrasah
sendiri melalui monitoring maupun evaluasi terhadap kinerja guru dalam
pelaksanaan kedisiplinan siswa sehingga para guru MAN Kandangan
sehingga lebih meningkatkan kinerjanya karena selalu dipantau oleh kepala
madrasah.
Guru adalah sebagai pembimbing dan pengawas langsung siswa di
lapangan. Keterlibatan para guru MAN Kandangan secara aktif dalam proses
kedisiplinan ini sangatlah mendukung kinerja kepala madrasah dalam
mendisiplinkan siswa-siswinya. Dalam hal ini bapak Djamil Aly selaku
kepala madrasah mengatakan bahwa:
“Sekarang faktor pendukung ini banyak sekali, khususnya dari bidang kesiswaan dan tatatertib, BP, dan wali kelas dalam mendisiplinkan siswa, juga dukungan dan partisipasi dari staf, dewan guru dan waka-waka
Maret 2009. Jam 14.00
yang lain. Sekitar 90% mereka memiliki kinerja bagus. Dengan kinerja mereka yang bagus dapat mendukung kinerja saya dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Namun ya masih ada satu, dua guru yang masih statis sulit diajak maju dan masih suka berpandangan lama, cara mengajarnya masih monoton. Suka menerima apa adanya sehingga kurang partisipasinya dalam memantau siswa. Sehingga masih perlu diingatkan secara terus menerus, supaya menjadi guru yang profesional”146
Dalam hal ini, bapak Indri Januswara juga menambahkan bahwa:
“Yang mempengaruhi kinerja kepala madrasah adalah juga didukung oleh adanya kekompakan dan koordinasi yang baik antara tim tatib, wali kelas, BP dalam menegakkan kedisiplinan siswa dan tentunya juga dukungan dari dewan guru yang lain dalam menegakkan kedisiplinan siswa. Sehingga siswa sudah terlihat kesadarannya untuk mematuhi peraturan/tatatertib karena memang peraturan ditegakkan dengan tegas dan konsisten147
Peran aktif para guru MAN Kandangan baik dari waka sarana
prasarana, kurikulum dan khususnya bidang kesiswaan/tim tatatertib yang
secara langsung menangani siswa, BP dan juga wali kelas sudah tampak
menjalankan tugasnya dengan baik meskipun pengarahan masih selalu ada
dari bapak kepala madrasah, jadi selalu ada koordinasi dan kerjasama
diantara mereka. Berdasarkan hasil observasi penulis pada saat melakukan
penelitian, siswa yang terlambat masuk lebih dari jam 07.00 WIB maka akan
langsung didata oleh satpam bersama guru piket pada blangko yang tersedia,
kemudian ditindak lanjuti BP dan bersama guru piket memberikan sanksi,
bagi siswa yang terlambat diberi sanksi oleh guru piket menulis kalimat
toyyibah seperti istihgfar sebanyak 100 kali, bagi siswa terlambat lebih dari 5
kali maka dikasih surat pernyataan oleh BP langsung pulang panggilan orang
tua.
146 Wawancara dengan Djamil Aly. Op.Cit147 Wawancara dengan Indri Januswara. Op.Cit
Para guru MAN Kandangan juga tidak mau kalah dengan siswanya,
agar siswa-siswi MAN Kandangan tidak terlambat bapak ibu guru juga
berangkat lebih awal khususnya yang mengajar pagi karena harus berada di
dalam kelas untuk mendampingi siswa dalam pelaksanaan tadarus Al-Qur’an
dan pada saat pelaksanaan shalat berjamaah semua guru juga mengikuti
dengan baik. Dengan demikian adanya keterlibatan para guru MAN
Kandangan secara aktif dalam proses kedisiplinan ini menjadi jaminan untuk
keberhasilan kinerja kepala madrasah dalam pelaksanaan kedisiplinan siswa.
Rata-rata guru MAN Kandangan juga sudah memiliki antusias dan inisiatif
untuk memajukan madrasah, namun pada kenyataannya masih ada satu, dua
guru MAN Kandangan yang statis dan kurang memiliki semangat perubahan
dengan mengikuti perkembangan zaman, cukup puas dengan hasil dan
keadaan apa adanya. Cara mengajarnya cenderung monoton, menyebabkan
siswa kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dengan demikian kurang
bisa memperhatikan siswa-siswinya baik di dalam maupun di luar kelas.
Sehingga masih butuh panduan dan pemantauan dari kepala madrasah.
Berdasarkan hasil observasi, para siswa MAN Kandangan sudah
terbiasa untuk melaksanakan segala kegiatan yang telah diprogramkan,
seperti untuk pelaksanaan sholat berjama’ah, saat berangkat sekolah para
siswa MAN Kandangan yang membawa kendaraan bermotor langsung turun
digerbang masuk madrasah dan tidak membunyikannya. Siswa yang terlihat
tidak lengkap plat nomer juga langsung di tindak lanjuti oleh tim ketertiban
dan satpam serta untuk menindak lanjuti siswa yang terlambat. Jadi adanya
kesadaran siswa MAN Kandangan selain karena berasal dari siswa sendiri,
tatatertib MAN Kandangan diterapkan secara tegas dan konsisten. Selain itu
tatatertib juga sering disosialisasikan, sosialisasi tidak hanya berupa
peraturan/tatatertib, namun untuk menumbuhkan kesadaran siswa untuk
berdisiplin. Beberapa slogan kedisiplinan banyak terlihat dilingkungan
madrasah seperti di ruang kelas, di beberapa dinding halaman sekolah banyak
sekali terdapat sebuah tulisan diantaranya kedisiplinan adalah kunci
keberhasilan, disiplin tidak harus diawasi, disiplin tidak bisa ditawar, disiplin
dalam kesantunan dan santun dalam kedisiplinan dengan demikian siswa
MAN Kandangan akan teringat untuk disiplin dapat mewarnai hidupnya.
Meskipun secara umum kedisiplinan siswa MAN Kandangan sudah
tampak berjalan dengan baik, namun masih ada yang menjadi hambatan bagi
guru MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya. Berikut
hasil interview dengan bapak Indri Januswara mengatakan, bahwa:
“Untuk masalah kedisiplinan sudah berjalan baik, siswa siswi sudah menjalankan peraturan/tatatertib. Namun untuk masalah keterlambatam disini memang masih ada. Hal ini seringkali diakibatkan siswa MAN Kandangan berasal dari daerah mana saja, dari kota, yang dari pelosok ini kalo hujan kadang longsor, tidak ada kendaraan, sehingga siswa terlambat masuk atau bahkan kadang sampai tidak masuk sekolah.”148
Letak MAN Kandangan sangat strategis karena berada dipinggir
jalan raya serta dapat dilalui oleh angkutan umum baik angkutan kota
maupun angkutan antar kota dari Kediri, Jombang dan Malang. Keadaan ini
sangat memudahkan para siswa menuju madrasah ini dengan lancar. Namun
siswa yang sekolah di MAN Kandangan tidak semuanya berasal dari daerah
148 Wawancara dengan Indri Januswara. Op.Cit
kota saja akan tetapi juga berasal dari daerah pedesaan. Hal ini
mengakibatkan letak tempat tinggal siswa MAN Kandangan yang kurang
strategis, khususnya yang berada di daerah pedesaan sering kali mengalami
kendala adanya bencana alam, seperti tanah longsor sehingga siswa kesulitan
mendapatkan alat transportasi. Dengan demikian seringkali siswa datang
terlambat dan terkadang tidak bisa masuk sekolah meskipun sudah sangat
minim.
Yang menghambat kinerja guru dalam mendisiplinkan siswa, dalam
hal ini Waka Kesiswaan juga menambahkan bahwa:
“Yang menghambat kinerja kita dalam mendisiplinkan siswa, yakni adanya beberapa siswa yang berasal dari keluarga yang broken home, sehingga siswa berperilaku yang menyimpang. Selain itu adanya kesibukan orang tua yang kerja diluar, kurang memantau anaknya, sehingga kadang anak itu berangkat kesekolah ternyata tidak sampai kesekolahan. Jadi pemantauannya kurang sekali. 149
Dalam hal ini bapak kepala madrasah juga menambahkan bahwa:
“Lingkungan rumah siswa masih ada yang juga belum mendukung, karena lingkungan masyarakat merupakan sebuah akuarium besar yang sangat berpengaruh dalam proses kedisiplinan siswa, sedangkan kondisi masyarakat siswa ada sebagian kecil yang masih belum 50% mendukung150
Sebagian besar orang tua siswa MAN Kandangan sudah memiliki
kepedulian tinggi terhadap pendidikan anak-anaknya, termasuk dalam hal
kedisiplinannya/pemantauannya dirumah. Namun masih ada sebagian kecil
orang tua siswa MAN Kandangan yang tidak memperhatikan anak-anak
mereka bahkan acuh tak acuh terhadap pendidikannya. Diantaranya keluarga
149 Wawancara dengan Abdul Kholik. Op.Cit150 Wawancara dengan Djamil Aly. Op.Cit
yang sibuk bekerja diluar sehingga menyebabkan mereka cenderung kurang
peduli dan tidak bisa memantau anaknya di rumah baik belajar maupun
pergaulannya dan keluarga yang broken home sehingga masih butuh proses
pembinaan dan pemantauan secara terus menerus. Selain itu faktor
lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap pelaksanaan kedisiplinan siswa,
meskipun lingkungan MAN Kandangan sudah mendukung dengan adanya
berbagai program kegiatan yang dilaksanakan siswa seperti tadarus Al-
Qur’an, shalat berjama’ah, LDK serta peraturan/tatatertib yang diberlakukan
di MAN Kandangan, namun masih ada lingkungan rumah siswa MAN
Kandangan 50% yang masih mencerminkan pengaruh kurang baik, baik
budaya lingkungan masyarakat sekitar siswa atau pergaulan teman dirumah
sehingga masih ada beberapa siswa MAN Kandangan yang masih perlu
dimonitoring secara intensif dan berkesinambungan.
4. TEMUAN PENELITIAN
Setelah data penelitian dipaparkan di bagian paparan data
penelitian, maka dapat disampaikan mengenai temuan penelitian yang
merupakan hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi, yaitu:
1. Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa di MAN Kandangan adalah sebagai berikut:
a. Dengan cara memberikan keteladanan, ajakan, peringatan dan pembinaan.
Kepala MAN Kandangan berusaha untuk mendisiplinkan diri sendiri serta
bawahan baik para guru dan staf dan siswa secara langsung. Dan untuk
mendisiplinkan siswa kepala madrasah menganjurkan dengan cara yang
sama.
b. Menyusun, mensosialisasikan serta menegakkan peraturan/tata tertib
siswa. Peraturan/tatatertib siswa MAN Kandangan dirancang oleh Waka
Kesiswaan bersama tim ketertiban pada awal tahun ajaran baru serta
membuat program kerja tatatertib. Namun dirapatkan bersama kepala
madrasah dan guru-guru yang lain juga, setelah disyahkan oleh kepala
madrasah selanjutnya disosialisasikan ke siswa. Kepala madrasah dalam
hal ini juga ikut mensosialisasikan peraturan/tatatertib secara langsung,
menegakkan peraturan dengan tegas, konsisten dan seadil-adilnya terhadap
siswa yang melanggar atau terkena kasus. Dalam hal ini kepala MAN
Kandangan selalu bekerjasama dan koordinasi terus dengan semua pihak
terutama dengan bidang kesiswaan/tatib, BP/BK dan wali kelas sebelum
mengambil keputusan/rencana tindakan akhir.
c. Sesuai dengan pembagian tugas dan tanggungjawab yang telah ditetapkan
oleh kepala madrasah terhadap semua guru, staf maupun karyawan, maka
masalah kedisiplinan siswa secara langsung menjadi tanggung jawab wali
kelas, BP, waka kesiswaan serta tim ketertiban yang menangani siswa
secara langsung. Kepala madrasah juga memberikan kebijakan kepada
para guru untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas. Upaya yang sudah dilakukan guru MAN Kandangan
tersebut diantaranya dengan cara membuat kesepakatan kelas,
meningkatkan disiplin belajar siswa melalui pemberian kuis, LKS, PR dan
supaya tidak monoton guru menggunakan berbagai macam metode yang
menarik dan proses kegiatan belajar mengajar tidak hanya di lakukan di
kelas namun juga belajar di luar kelas, seperti dimasjid, dibawah pohon,
diperpustakaan.
d. Mengadakan program kegiatan yang dapat mendukung kedisiplinan
siswa seperti tadarus Al-Qur’an yang dilaksanakan pada tiap awal
pembelajaran, Shalat Dhuha, Dhuhur dan Asar berjama’ah di sekolah,
melalui kegiatan MOS bagi siswa baru diperkenalkan tentang disiplin,
LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) yakni kegiatan rutin tahunan yang
diikuti oleh OSIS pengurus kelas, serta siswa kelas X, mengikutkan
siswa MAN Kandangan dalam kegiatan seminar ilmiah baik di dalam
maupun diluar madrasah seperti narkoba, pergaulan bebas serta
menerapkan budaya salam di lingkungan madrasah.
e. Kepala madrasah menerapkan sistem pembelajaran fullday school dan
moving class. Fullday school dilaksanakan disemua kelas mulai XI
sampai XII. Mulai pagi sampai sore sehingga siswa MAN Kandangan
memiliki waktu belajar yang banyak dan membiasakan siswa hidup
dalam lingkungan yang agamis dan berperilaku yang berakhlakul
karimah dengan berbagai program kegiatan yang mendukung di MAN
Kandangan serta memastikan siswa MAN Kandangan berada pada
lingkungan yang aman dari pengaruh buruk yang ada di lingkungan luar
madrasah. Dan untuk mengefektifkan pelaksanaan fullday school,
diterapkan kebijakan baru oleh kepala MAN Kandangan yaitu moving
class dengan tujuan mengoptimalkan waktu pembelajaran meskipun
dalam pelaksanaannya siswa MAN Kandangan masih ada yang perlu
pembinaan pada saat pindah kelas. Selain itu siswa tidak merasa jenuh
atau bosan dengan situasi dan kondisi kelas yang sama.
f. Banyak cara yang dilakukan MAN Kandangan untuk memonitoring
kedisiplinan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah. Kepala MAN
Kandangan secara langsung memonitoring kegiatan belajar mengajar
masing-masing guru serta melalui absensi siswa. Monitoring di madrasah
juga dilakukan oleh kesiswaan bersama tim ketertiban, BP, wali kelas,
OSIS bagian Kamtibsis dan bantuan dari dewan guru yang lain.
Sedangkan monitoring siswa diluar madrasah dengan mengadakan
kerjasama dengan masyarakat sekitar serta kerjasama dengan orangtua
siswa untuk memantau siswa baik pembelajaran maupun aktifitas siswa di
rumah.
Sedangkan evaluasi yang dilakukan kepala madrasah setiap 2
minggu sekali, secara umum dengan mengadakan rapat terhadap semua
dewan guru dan staf. Secara khusus, rapat diadakan sewaktu-waktu kepada
wali kelas, BP, jika diperlukan untuk mengetahui perkembangan siswa.
Selain itu bidang kesiswaan sendiri bersama tim ketertiban mengadakan
evaluasi program kerja tujuannya menindaklanjuti laporan masyarakat
mengenai perilaku siswa MAN Kandangan. Tiap 2 minggu sekali tim
ketertiban bersama kesiswaaan, BP, OSIS mengadakan pertemuan untuk
meningkatkan kekompakan serta menindak lanjuti tentang program kerja
yang telah dilaksanakan, seperti penertiban seragam, penertiban
berkendaraan, pelaksanaan operasi gabungan melalui razia dan
sebagainya.
g. Memberikan motivasi kepada siswa diantaranya: prestasi kelas KBM
disemua kelas yang mendapatkan rangking 1,2,3 berupa piagam, kegiatan
upacara yang terbaik, setiap 3 minggu sekali dan diumumkan setelah
upacara selesai, berupa sanjungan dan pujian. Prestasi dalam lomba, yakni
prestasi yang diberikan berupa hadiah bagi kelas terbaik dalam segenap
aspek, meliputi kebersihan, ketertiban, ketaatan dalam mengikuti PBM
dan tentang pakaian seragam.
h. Meningkatkan sarana prasarana yang secara langsung dapat mendukung
kedisiplinan siswa MAN Kandangan diantaranya berupa pembangunan
pagar tembok yang mengelilingi madrasah, menambah buku-buku
perpustakaan, pembangunan masjid, fasilitas kran yang cukup banyak,
memperbaiki dan menambah gedung pembelajaran, pengadaan taman-
taman yang asri. Dan yang masih akan dilaksanakan adalah penambahan
LCD untuk tiap kelas serta pembangunan ma’had dengan langkah awal
sudah mengadakan pembebasan tanah.
2. Kinerja Kepala Madrasah dalam meningkatkan Kedisiplinan Siswa di
MAN Kandangan sudah cukup baik, yakni:
1. Kinerjanya sudah tampak dengan selalu berfikir maju untuk
kemajuan lembaga dan memiliki motivasi kuat untuk
mewujudkan visi-misi MAN Kandangan. Disiplin adalah kunci
keberhasilan, hampir dapat dikatakan tanpa kedisiplinan sulit
terwujud kesuksesan. Sehingga kedisiplinan di MAN
Kandangan tidak bisa ditawar, bagi semua kalangan madrasah
termasuk siswa harus memiliki disiplin dan kepala madrasah
memiliki motivasi kuat untuk mendisiplinkan semua bawahan
serta untuk mewujudkan ”Disiplin dalam Kesantunan dan
Santun dalam Kedisiplinan”. Disiplin meliputi disiplin belajar,
waktu, seragam dan bertingkahlaku.
2. Kinerjanya sudah tampak dari ide-ide dan gagasan yang
dituangkannya ke dalam inovasi-inovasi terhadap kurikulum
dan program pendidikan di MAN Kandangan terutama yang
menunjang kedisiplinan siswa seperti moving class, fullday
school, LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan), Tadarus Al-
Qur’an, Shalat berjama’ah, budaya salam.
3. Kinerjanya sudah tampak dari adanya sarana prasarana MAN
Kandangan yang sudah mulai berangsur-angsur dilengkapi
seperti fasilitas gedung, terwujudnya kebersihan dan taman-
taman asri yang secara langsung dapat mendukung kedisiplinan
siswa.
4. Memberikan solusi, tanggap dan respon dalam memecahkan
masalah, dan berani mengambil resiko serta konsisten dalam
menegakkan aturan yang telah ditetapkan serta menambah
peraturan/tatatertib baru untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
MAN Kandangan.
5. Kinerjanya tampak dari adanya keteladanan, pengarahan-
pengarahan, pemantauan, pemberian bimbingan terhadap guru
dan staf dalam melaksanakan tugas serta memotivasi dengan
beragam cara dan bertahap, berupa keteladanan, ajakan,
peringatan, dan pembinaan. Dengan adanya peran aktif dari para
guru MAN Kandangan sehingga dapat mendukung kinerja
kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
6. Kinerjanya tampak dengan bersikap terbuka kepada para
bawahan untuk memberikan kritik dan saran serta memberikan
pelayanan kepada siswa secara langsung.
7. Kinerjanya tampak dengan meningkatkan kualitas guru melalui
program MGMP, wokshop, studi banding dan juga
menyelenggarakan penataran guru dalam rangka peningkatan
kwalitas mengajar yang tepat dan aktif.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan.
Adanya komitmen dari kepala MAN Kandangan tentang disiplin
serta sikap tegas dan keteladanan yang ditunjukkan terhadap bawahan sehingga
dapat memberikan pengaruh terhadap guru dalam menjalankan tugas maupun
terhadap siswa secara langsung, serta adanya control langsung melalui
evaluasi, monitoring dan pengarahan terhadap kinerja bawahan dalam
mendisiplinkan siswa sehingga para guru meningkatkan kinerjanya.
Kinerja para guru MAN Kandangan sudah cukup baik, khususnya
wali kelas, BP, waka kesiswaan dan tim tatatertib yang secara langsung
mendisiplinkan siswa, memiliki kekompakan dan koordinasi yang baik dalam
memantau siswa maupun dalam menegakkan tatatertib/peraturan. Dan juga
dukungan dari dewan guru yang lain dalam menegakkan dan meningkatkan
kedisiplinan siswa . Meskipun masih ada guru MAN Kandangan yang masih
statis sehingga perlu pembinaan oleh kepala madrasah. Secara umum
kedisiplinan siswa di MAN Kandangan untuk saat ini sudah terlihat berjalan
dengan baik, siswa sudah memiliki kesadaran. Namun dalam pelaksanaan
kedisiplinan siswa masih terdapat hambatan bagi para guru khususnya dari
beberapa siswa MAN Kandangan yang disebabkan oleh adanya lingkungan
rumah siswa baik masyarakat maupun masalah keluarga siswa yang kurang
mendukung seperti broken home dan kesibukan orang tua yang bekerja diluar
sehingga siswa kurang dipantau baik belajar maupun pergaulannya dirumah.
Selain itu siswa MAN Kandangan juga masih terlihat ada yang terlambat
diakibatkan siswa yang berasal dari daerah yang kurang strategis. Dengan
demikian masih ada sebagian kecil siswa MAN Kandangan yang menghambat
dan masih butuh pemantauan dan pembinaan secara berkesinambungan dari
bapak ibu guru.
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1 Upaya-upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
di MAN Kandangan
Kepala madrasah sebagai seorang yang telah diberi wewenang untuk
memimpin suatu lembaga pendidikan dan harus bertanggung jawab secara
penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan sekolah yang dibawah
kepemimpinannya. Untuk itu diperlukan upaya-upaya dari kepala madrasah
untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di lembaga yang dipimpinnya sebagai
perwujudan kinerja yang nyata dengan menampilkan kemampuannya dalam
bentuk perbuatan (performance), bukan sekedar kata-kata. Upaya kepala
madrasah dalam mendisiplinkan siswa diantaranya:
a. Memberikan keteladanan, ajakan, peringatan, dan pembinaan
terhadap semua kalangan
Adapun langkah-langkah untuk menanamkan disiplin pada siswa
menurut Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Ilmu Pendidikan diantaranya melalui contoh dan tauladan sehingga dalam
kaitan ini para pendidik/guru harus membiasakan disiplin bagi siswa, tetapi
dirinya sendiri harus melakukan.151 Dengan demikian kepala madrasah
sebagai pemimpin harus bisa memberi contoh dan mengajak para
bawahannya agar selalu menjadi contoh dan tauladan bagi siswa. Hal ini
penting sekali karena siswa akan senantiasa meniru perilaku dari pimpinan
151 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, ( IKIP Malang,1973), hlm. 140
atau pendidik. Mengelola sumber daya manusia tidak saja sulit, tetapi juga
makan waktu. Sebaliknya dilakukan dengna kelembutan, kesabaran,
mengamati, memuji, memberi peringatan. Lebih baik lagi bila dilakukan
dengan memberi keteladanan. Sebagaimana menurut Erry Riyana dalam
bukunya yang berjudul Esensi Kepemimpinan dalam Mewujudkan Visi
Menjadi Aksi bahwa kepala madrasah sebagai pemimpin harus memahami
bahwa teladan adalah sebuah alat yang ampuh dan efektif. Karena dia
menyadari bahwa orang-orang disekelilingnya memperlihatkan cara
kerjanya, dan bahwa keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh
lebih hebat dibandingkan bila ia hanya mengkhotbahkannya.152
Dalam kaitan ini kepala MAN Kandangan dalam mendisiplinkan
siswanya pertama-tama adalah dengan menerapkan konsep keteladanan,
yakni keteladanan dari bapak kepala madrasah sendiri secara langsung
terhadap semua komponen sekolah/bawahannya baik kepada guru, para staf
dan siswa. Sebagaimana yang diungkapkan Pak Jamil bahwa namanya
kedisiplinan harus ibda’ bin nafsi atau memulai dari diri sendiri. Jadi
dengan mendisiplinkan diri sendiri akan memberikan pengaruh yang besar
dalam kehidupan baik hidupnya sendiri maupun orang lain. Sehingga akan
lebih mudah mempengaruhi orang lain apabila diri sendiri sudah berhasil
menampilkan pribadi yang disiplin.
AA’Gym juga mengungkapkan bahwa semua itu harus dimulai
152 Erry Riyana Hardjapamekas, Esensi Kepemimpinan Mewujudkan Visi Menjadi Aksi. (Jakarta: Gramedia,2002), hlm. 39
dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan dari sekarang.153 Maka timbulnya
sikap kedisiplinan bukanlah merupakan peristiwa yang terjadi seketika.
Sehingga kedisiplinan pada siswa tidak dapat tumbuh adanya intervensi dari
pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.
Dengan demikian, ketika mendisiplinkan bawahan dengan cara memberi
contoh belum berpengaruh, upaya kepala MAN Kandangan selanjutnya
adalah dengan cara mengingatkan, jika setelah diingatkan belum berhasil
maka diajak berdiskusi, kalau belum berhasil juga maka dengan teguran dan
terakhir dengan cara pembinaan.
b. Menyusun, mensosialisasikan serta menegakkan peraturan/tata tertib
siswa
Peraturan dan tata tertib di sekolah pada dasarnya merupakan
sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa.
Peraturan tersebut menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum
yang harus dipenuhi oleh siswa, sehingga kehidupan sekolah menjadi tertib.
Dengan adanya peraturan di lingkungan madrasah di harapkan kegiatan
proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, baik
tugas sebagai guru maupun tugas sebagai siswa. Sejalan dengan apa yang
diungkapkan Harlock EB bahwa unsur-unsur disiplin diantaranya meliputi
peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut
dan hukuman untuk pelanggaran peraturan.154 Maka untuk meningkatkan
153 Soejitno Irmim dan Abdul Rochim, Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan Spiritual & Emosional, (Batavia Press,2004), hlm. 75
154 Harlock EB. Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1993), hlm. 97
kedisiplinan siswa peraturan dan tatatertib penting sekali. Jika
peraturan/tatatertib tidak ditegakkan dengan tegas dan konsisten maka siswa
akan cenderung mengabaikan dan tidak mematuhinya. Karena unsur
terpenting disiplin adalah ketegasan. Maka untuk mendambakan semuanya
berjalan dengan teratur dan lancar, satu-satunya cara adalah penegakan
tatatertib/peraturan. Setiap bentuk pelanggaran harus dihukum secara adil
dan proporsional, setiap siswa punya kedudukan yang sama. Agar tata
tertib/peraturan berjalan dengan efektif, maka perlu disosialisasikan kepada
siswa. Dengan demikian siswa akan mengetahui peraturan-peraturan
sekolah dan siswa bisa menjaga diri untuk tidak melanggar peraturan yang
dibuat oleh madrasah.
c. Menggerakkan dan kerjasama dengan para guru yang secara khusus
menangani kedisiplinan siswa
Kepala madrasah sebagai seorang manager, yang mana
berfungsi melaksanakan perencanaan, pengorganisasian/pelaksanaan dan
pengontrolan /pengawasan.155 Dalam melaksanakan fungsinya maka kepala
madrasah memerlukan bantuan guru dan staf untuk mendisiplinkan siswa.
Tugas guru dalam pembelajaran tidaklah hanya terbatas pada
penyampaian materi pembelajaran, tetapi lebih dari itu guru harus
membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik, termasuk disiplinnya.
Oleh karena itu guru harus senantiasa mengawasi perilaku peserta didik,
terutama pada jam-jam sekolah agar tidak terjadi penyimpangan perilaku 155 Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan, Kepemimpinan Madrasah Mandiri. (Jakarta: 2005), hlm. 11
atau tindakan yang indisiplin. Untuk kepentingan tersebut, dalam rangka
mendisiplinkan peserta didik guru harus mampu menjadi pembimbing,
teladan, pengawas, dan pengendali seluruh perilaku peserta didik. Dalam
kaitan ini kepala MAN Kandangan secara langsung menggerakkan wali
kelas, BP, tim kesiswaan/ketertiban yang secara langsung menangani siswa.
Selain itu juga menggerakkan para guru MAN Kandangan untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
d. Mengadakan program kegiatan penunjang kedisiplinan siswa
Sejalan dengan apa yang diungkap oleh Soegeng Priyodarminto
dalam bukunya Soejitno Irmim yang berjudul Membangun Disiplin Diri
Melalui Kecerdasan Spiritual Dan Emosional bahwa disiplin akan tumbuh
dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan.
Jadi disiplin itu tidak tumbuh dengan sendirinya, tapi melalui kebiasaan dan
latihan.156
Dalam kaitan ini, MAN Kandangan mengadakan beberapa
program kegiatan khususnya yang menyangkut pendidikan agama sehingga
siswa memiliki pribadi yang Islami dan berdisiplin tinggi dan akan
mewarnai hidup selanjutnya. Kebiasaan positif tersebut diantaranya berupa
pelaksanaan tadarus Al-Qur’an yang sangat efektif untuk pendidikan
kedisiplinan siswa, karena selain mendekatkan diri pada Allah juga bisa
mengidentifikasi siswa yang terlambat. Selain itu, dengan shalat Dhuha,
Dhuhur dan Ashar berjama’ah siswa MAN Kandangan dibiasakan shalat
156 Soejitno Irmim dan Abdul Rochim, Op.Cit, hlm. 75
tepat waktu dan terbiasa hidup berdisiplin dimanapun berada. Kebiasaan
dan budaya lingkungan memang sangat berpengaruh besar bagi seseorang
dalam membangun disiplin dirinya. Kebiasaan yang berlaku di MAN
Kandangan merupakan unsur pokok pembentuk disiplin, seperti halnya
budaya salam yang sekarang diterapkan di MAN Kandangan.
Sedangkan wawasan dan pengetahuan tentang makna disiplin
haruslah selalu ditanamkan pada diri siswa. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Singgih D. Gunarsa dalam bukunya yang berjudul Psikologi dalam
Membimbing bahwa disiplin perlu dalam pendidikan siswa supaya dengan
mudah siswa dapat 1). Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial
antara lain mengenai hak milik orang lain. 2). Mengerti dan segera menurut,
untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-
larangan. 3). Mengerti tingkahlaku yang baik dan buruk. 3). belajar
mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh
hukuman. 157
Untuk meningkatkan pengetahuan siswa MAN Kandangan tentang
kedisiplinan, maka melalui MOS yang diadakan pada awal tahun ajaran
baru, siswa baru sudah diperkenalkan tentang disiplin, dan bagaimana harus
berdisiplin. Selain itu siswa MAN Kandangan juga diikutkan dalam
kegiatan seminar baik di dalam maupun di luar seperti narkoba, pergaulan
bebas, LDK leadership. Jadi, dengan adanya kegiatan penunjang diatas
sehingga siswa akan termotivasi untuk hidup disiplin dalam semua situasi 157 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia,1987),
hlm: 137
dan kondisi, menjadi siswa yang memiliki kesadaran yang tinggi dan
bertanggung jawab, mengerti dan diharapkan mampu mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan madrasah maupun lingkungan
keluarga dan masyarakat.
e. Mengadakan perubahan dan pengembangan madrasah menuju
organisasi pembelajaran yang efektif.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,
kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk mencari gagasan
baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, mengembangkan model-model
pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa, terutama disiplin dalam belajar dan
kepala madrasah mengadakan beberapa perubahan dan inovasi pendidikan.
Mengadakan perubahan dan pengembangan madrasah menuju organisasi
pembelajaran yang efektif yakni dengan sistem fullday school, yaitu sekolah
sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dimulai pada pagi hari
sampai dengan sore hari. Sehingga waktu belajarnya siswa lebih banyak.
Untuk mengefektifkan pelaksanaan fullday school maka
diterapkan kebijakan baru oleh kepala MAN Kandangan yaitu moving class
dengan tujuan agar siswa tidak merasa jenuh atau bosan dengan situasi dan
kondisi kelas yang sama. Hal ini sesuai apa yang diungkapkan oleh
E.Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah Profesional bahwa
kepala sekolah/madrasah sebagai innovator harus mampu mencari,
menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan
baru tersebut misalnya moving class. Moving class adalah mengubah
strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi
memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-
alatnya.158
f. Melakukan monitoring dan evaluasi
Monitoring adalah salah satu metode yang digunakan sekolah
untuk mengawasi dan mencegah siswa agar tidak melakukan perbuatan-
perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Monitoring
itu sesungguhnya bukan sekedar pengumpulan informasi. Sebab, monitoring
menyangkut keputusan strategis mengenai tindakan apa yang seharusnya
diambil jika siswa ternyata melenceng dari apa yang telah
digariskan/diharapkan. Pandangan demikian mengantarkan pada
pemahaman baru bahwa monitoring itu sebenarnya tidak sekedar
menyangkut masalah rutin, teknis, melainkan lebih menyangkut masalah
pengawasan/control.
Pelaksanaan monitoring yang dilakukan oleh kepala MAN
Kandangan secara langsung melalui kegiatan belajar mengajar (KBM)
masing-masing guru. Hal ini dilakukan oleh kepala madrasah karena
kegagalan sebuah proses tidak semata-mata dari murid melainkan bisa dari
guru juga. Hal ini bisa dimaklumi karena sebab-sebab masalah
disiplin/adanya dari pelanggaran oleh siswa yang bermacam-macam bisa
dianggap berasal dari manajemen kelas dan cara mengajar guru yang buruk/158 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), hlm. 118-119.
kurang profesional. Maka upaya yang dapat dilakukan oleh kepala madrasah
terkait persoalan disiplin tersebut sudah sesuai, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Oteng Sutrisno dalam bukunya yang berjudul
“Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional” yakni
persoalan disiplin bisa diatasi melalui perbaikan yang bersifat pencegahan
pengendalian guru terhadap siswa bahwa semakin baik guru dalam
pendidikan persiapannya, tekhnik mengajarnya, kepribadiannya,
wawasannya dan seterusnya, semakin kurang masalah-masalah
pengendalian siswa akan muncul.159 Tujuan monitoring ini bukanlah
mencari kesalahan siswa/guru tetapi untuk meningkatkan prestasi
siswa/kinerja guru MAN Kandangan secara komprehensif. Selain itu
monitoring juga tidak hanya dilakukan dimadrasah saja baik oleh kepala
madrasah sendiri serta bantuan para guru dan staf, namun juga di luar
madrasah yakni bekerjasama dengan walimurid serta partisipasi masyarakat.
Sedangkan evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai sesuatu. Maka dalam kaitan ini, pelaksanaan evaluasi pada
dasarnya adalah untuk dapat mengetahui dan mengukur perkembangan
keberhasilan maupun kegagalan upaya madrasah dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa, karena tidak mungkin suatu proses akan berhasil tanpa
adanya evaluasi yang berkesinambungan. Untuk menentukan keberhasilan
suatu program kepala sekolah sebagai penentu dalam lembaga pendidikan
bisa melakukan dengan bantuan guru, petugas atau pihak lainnya yang
159 Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa,1993), hlm 117
berkompeten.
Dalam hal ini pelaksanaan evaluasi terhadap pelaksanaan
kedisiplinan siswa MAN Kandangan dilakukan oleh kepala madrasah dan
semua dewan guru. Kepala MAN Kandangan secara langsung melakukan
evaluasi terhadap kinerja bawahan melalui rapat baik secara umum maupun
secara khusus terhadap guru yang secara langsung menangani siswa.
Sehingga dapat diketahui hasil serta upaya untuk mengatasi solusi
permasalahan. Kepala MAN Kandangan dalam hal ini terus menekankan
kepada semua komponen untuk selalu mengevaluasi apa yang disampaikan
bahkan setiap guru untuk selalu mengevaluasi siswa apa yang sudah
diperbuat, karena evaluasi merupakan tujuan akhir untuk mengetahui proses
kegiatan yang sudah dilaksanakan. Tidak hanya guru yang melaksanakan
evaluasi ini akan tetapi kepala sekolah juga melakukan evaluasi kepada
seluruh komponen madrasah.
g. Pemberian Motivasi kepada siswa
Menurut Harloc EB salah satu unsure disiplin adalah dengan
memberikan motivasi/penghargaan untuk perilaku yang baik dan sejalan
dengan peraturan yang berlaku.160 Motivasi ini diberikan pada siswa yang
mempunyai prestasi-prestasi tertentu dalam pendidikan, memiliki kerajinan
dan tingkah laku yang baik sehingga dapat menjadikan contoh tauladan bagi
kawan-kawannya. Jadi, motivasi adalah bentuk strategi madrasah dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga dengan motivasi ini siswa akan
160 Harlokc. EB, Op.Cit, hlm 43
bisa lebih giat dan semangat untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Dalam kaitan ini, MAN Kandangan memberikan motivasi/reward
kepada siswa yang memiliki prestasi terbaik, kegiatan upacara terbaik dan
kategori kelas terbaik. Bentuk dari motivasi ini tidak hanya berupa barang,
piagam melainkan dengan pujian/sanjungan baik dari guru/kepala madrasah.
h. Peningkatan Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak
agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif dan efisien.161 Begitu pula dalam upaya pembinaan kedisiplinan
siswa tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung dengan
fasilitas yang memadai. Karena disiplin siswa yang menyangkut tentang
waktu dan belajar serta bertingkah laku memang perlu latihan dan
pembiasaan. Karena dengan melalui latihan dan kebiasaan maka sikap
disiplin yang mereka lakukan adalah karena adanya kesadaran dan
kebutuhan bukan karena keterpaksaan. Oleh karena itu latihan pembiasaan
siswa MAN Kandangan perlu ditunjang dengan sarana prasarana yang
memadai. Sarana MAN Kandangan yang secara tidak langsung dapat
mendukung kedisiplinan siswa. Seperti penambahan buku perpustakaan,
fasilitas gedung pembelajaran, pembangunan masjid yang secara langsung
dapat mendukung kedisiplinan siswa. Sedangkan prasarana atau
perlengkapan juga merupakan penunjang dalam kedisiplinan siswa, seperti
161 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi pendidikan Teknologi dan Kejuruan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), hlm 81-82
adanya pagar tembok yang mengelilingi sekolah memungkinkan siswa
MAN Kandangan berada pada tempat yang aman dari pengaruh luar serta
pengadaan taman-taman yang asri dihalaman sekolah sehingga siswa dapat
belajar dengan nyaman, dan dapat konsentrasi penuh. Dengan adanya
peningkatan sarana prasarana yang dilakukan MAN Kandangan secara tidak
langsung akan dapat mengefektifkan kegiatan belajar mengajar, sehingga
dapat menunjang kedisiplinan siswa.
Upaya yang dilakukan diatas tidak terlepas dari peran kepala
madrasah sebagai pemimpin. Wahjosumidjo mengemukakan bahwa kepala
madrasah sebagai leader harus memilik karakteristik khusus mencakup
kepribadian. Kepribadian kepala madrasah sebagai pemimpin akan
tercermin dalam sifat-sifat seperti jujur, percaya diri, tanggung jawab,
berani mengambil resiko /keputusan, dan teladan.162 Fungsi kepala madrasah
adalah menanamkan pengaruh kepada guru dan staf agar mereka melakukan
tugasnya dengan sepenuh hati dan antusias. Namun untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa dimadrasah, seorang pemimpin tidaklah cukup hanya
mempunyai pengaruh saja, sebab dalam praktek banyak hal yang harus
dilakukan terutama dalam pengambilan keputusan yang harus didukung
oleh kemampuan manajerial. yang diwujudkan diantaranya dalam
kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan dengan pemberian
arahan secara dinamis, pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam
pelaksanaan tugas, pemberian hadiah (reward) bagi siswa yang berprestasi
162 E. Mulyasa, Op.Cit, hlm. 115
dan hukuman bagi siswa yang kurang disiplin. Kemampuan
mendayagunakan sumber daya sekolah, yang diwujudkan dalam
pendayagunaan sarana prasarana, melakukan monitoring dan evaluasi.
2 Kinerja kepala madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
MAN Kandangan.
Kinerja secara umum dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
dicapai seseorang berdasarkan kemampuan kerja atau ketrampilan kerja.
Kinerja akan bergantung pada perpaduan yang tepat antara individu dan
pekerjaannya. Prestasi kerja atau kinerja tersebut dipengaruhi oleh cara–cara
yang ditempuh, usaha yang dilakukan, dan pada gilirannya akan memunculkan
hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam lembaga,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai sasaran/tujuan lembaga. Untuk mencapai produktivitas madrasah
secara maksimum, maka sekolah harus menjamin di pilihnya orang yang tepat,
dengan pekerjaan yang tepat disertai dengan kondisi yang memungkinkan bagi
mereka untuk bekerja yang optimal.
Kinerja kepala madrasah sangat berpengaruh terhadap peningkatan
kedisiplinan siswa di MAN Kandangan. Hal ini senada dengan tugas pokok
dan fungsi kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan adalah 1).
Perencanaan madrasah dalam arti menetapkan sekolah sebagai lembaga
pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan, dan strategi
pencapaian. 2). Mengorganisasikan sekolah dalam arti membuat struktur
organisasi, menetapkan staf, dan menetapkan tugas dan fungsi masing-masing
staf. 3). Menggerakkan staf dalam arti memotivasi staf melalui internal
marketing dan memberikan contoh external marketing. 4). Mengawasi dalam
arti melakukan supervisi, mengendalikan dan membimbing semua staf dan
warga sekolah. 5). Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan
dasar peningkatan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving
baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah secara kreatif, dan
menghindari serta menanggulangi konflik163
Selanjutnya beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kinerja kepala madrasah, antara lain:
1. Pembinaan Disiplin Tenaga Kerja
Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin, terutama
disiplin diri (self-dicipline). Dalam kaitan ini, pemimpin harus mampu: a).
b). Membantu pegawai mengembangkan pola perilakunya. c). Membantu
meningkatkan standar perilakunya. c). Menggunakan pelaksanaan aturan
sebagai alat untuk meningkatkan disiplin.
2. Pembangkitan motivasi
Adapun beberapa sifat yang dapat dipakai kepala madrasah untuk
memotivasi pengikut: 1). Menjelaskan visi masa depan dan keyakinan
mereka terhadap visi itu. 2). Menjelaskan tujuan, membantu mereka dalam
memahami dan membentuk tujuan itu, serta menjelaskan peran mereka
dalam merealisasikannya. 3).Mengikutsertakan dan meminta pendapat
163 Hari Sudrajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: Cipta Cekas Grafika, 2005), hlm. 121
mereka dalam keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi mereka.
Memberi tahu mereka perkembangan yang terjadi. 4).Menghargai,
menghormati, memenuhi kebutuhan mereka, dan bersikap terbuka. 5).
Memberikan otoritas-otoritas luas kepada mereka dalam menjalankan tugas
yang dibebankan kepada mereka. 6). Pemimpin selayaknya menjadi
panutan, bersikap jujur, berakhlak baik, adil dalam bersikap kepada orang
yang ada disekitarnya, serta rendah hati.164
3. Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang
kondusif serta sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja.
Maka kepala sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi
setiap tenaga kependidikan terhadap kepemimpinan dan
lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan
kinerjanya.165
Kinerja kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan
siswanya sudah tampak dari berbagai upaya-upaya yang dilakukan dan sangat
berpengaruh pada kedisiplinan siswa MAN Kandangan. Untuk mewujudkan
visi dan misi MAN Kandangan. Kedisiplinan di MAN Kandangan tidak bisa
ditawar, bagi semua kalangan madrasah terutama siswa sebagai obyek yang
sedang belajar. Dengan melalui ide dan gagasan yang dituangkannya ke dalam
program-program pendidikan yang secara langsung dapat mendukung
kedisiplinan siswa MAN Kandangan. Dan melalui upaya dan cara-cara yang
164 Thariq M. As-Suwaidan & Faishal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa Depan, (Gema Insani: Jakarta,2005), hlm.73
165 E. Mulyasa, Op.Cit, hlm 151
dilakukan kepala MAN Kandangan baik secara langsung dengan memberikan
pengaruh melalui keteladanan, dan sikap yang tegas konsisten kepada semua
kalangan untuk berdisiplin serta memotivasi, memberi pengarahan, memantau,
mengevaluasi terhadap kinerja guru dalam mendisiplinkan siswanya. Sehingga
melalui peran aktif para guru dan staf dalam membina dan membimbing siswa
secara langsung, sangat mendukung kinerja kepala madrasah dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa MAN Kandangan. Dengan adanya terobosan-
terobosan baru yang dilakukan kepala madrasah ini menandakan semakin jelas
bahwa kinerja kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa
MAN Kandangan sudah cukup baik. Walaupun setiap kepemimpinan tentu ada
kelebihan dan kekurangan masing-masing
3 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Madrasah dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MAN Kandangan
Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Nanang Fatah dalam
bukunya yang berjudul Landasan Managemen Pendidikan, bahwa ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas pemimpin dan secara
langsung dapat berpengaruh juga kepada bawahan diantaranya adalah
kepribadian, pengalaman masa lalu, dan harapan pemimpin. Hal ini mencakup
nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya yang akan mempengaruhi gaya
kepemimpinan seseorang. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi
harapan dan perilaku bawahan. Serta harapan dan perilaku rekan yakni sikap
kooperatif dan saling bekerja sama tentu akan menunjang kinerja seseorang.166
166 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006), hlm.49
Suritauladan adalah kunci sukses pertama bagi kepala madrasah
dalam upaya mendisiplinkan lingkungan dan perubahan orang-orang yang
dipimpinnya, termasuk siswa-siswinya. Dengan dimilikinya kepribadian
tersebut maka secara tidak langsung akan membentuk sebuah pola kerja pada
bawahannya. Mereka akan mengambil dan menerapkan kerja sebanding
dengan bagaimana seorang pemimpin memimpin mereka. Karena perilakunya
bukanlah sekedar kata-kata. Sehingga sikap dan perilaku yang ditunjukkan
kepala sekolah merupakan salah satu bagian dari upaya pendisiplinan siswa.
Kepala MAN Kandangan secara langsung terlibat dalam rangka meningkatkan
kedisiplinan siswanya dengan cara memberikan keteladanan. Siswa adalah
peniru yang terbesar didunia ini, mereka akan senantiasa terus menerus meniru
apa yang dilihat dan menyimpan apa yang mereka dengar.
Dengan adanya kontrol kepala MAN Kandangan terhadap kinerja
guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa MAN Kandangan dengan
melakukan analisis keberhasilan dan kegagalan terhadap kinerja guru dalam
pelaksanaan kedisiplinan siswa di MAN Kandangan dengan cara selalu
memberikan arahan, bimbingan, kebijakan dan solusi untuk melaksanakan
penerapan kedisiplinan di MAN Kandangan dengan baik sehingga guru akan
senantiasa meningkatkan kinerjanya.
Guru adalah teman/rekan kepala sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan para siswa. Jadi tugas guru bukan hanya menyampaikan materi
saja, hal ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh E. Mulyasa dalam
bukunya yang berjudul Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru bahwa peran
guru dalam mendisiplinkan peserta didik diantaranya juga sebagai
pembimbing, dengan demikian guru harus berupaya untuk membimbing dan
mengarahkan perilaku peserta didik kearah yang positif, dan menunjang
pembelajaran. Sebagai contoh atau teladan, guru harus memperlihatkan
perilaku disiplin yang baik kepada peserta didik, karena bagaimana peserta
didik tidak akan berdisiplin kalau gurunya tidak menunjukkan sikap disiplin.
Sebagai pengawas, guru harus senantiasa mengawasi seluruh perilaku peserta
didik, terutama pada jam-jam efektif sekolah, sehingga kalau terjadi
pelanggaran terhadap disiplin, dapat segera diatasi. Sebagai pengendali, guru
harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik disekolah.167
Dengan adanya saling pengertian antara kepala sekolah dan guru, maka
masing-masing melaksanakan tugas pengabdian sebaik-baiknya, sehingga
tercapai tujuan bersama yakni dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
Adanya keterlibatan dewan guru MAN Kandangan terhadap penerapan
kedisiplinan merupakan syarat mutlak adanya. Karena guru sebagai
pembimbing dan pengawas langsung dilapangan. Dengan demikian adanya
kesadaran dari para guru MAN Kandangan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan kedisiplinan secara aktif sangat
mendukung kinerja kepala madrasah dan menjadi jaminan untuk keberhasilan
pelaksanaan kedisiplinan siswa MAN Kandangan.
Faktor penghambat merupakan sesuatu yang tidak terlepas dalam
suatu program/kegiatan. Demikian juga dalam pelaksanaan kedisiplinan siswa
167 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008), hlm.126
MAN Kandangan masih terdapat faktor yang menghambat yakni dari guru
MAN Kandangan yang masih statis sehingga kurang menunjang kinerja kepala
madrasah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Siswa merupakan sosok
personal yang tergolong rentan terhadap pengaruh lingkungan. Kedisiplinan itu
lahir, tumbuh, dan berkembang dari sikap seseorang di dalam sistem nilai
budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang
membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri manusia dan
sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian bila
pengaruh sistem nilai budaya yang ada didalam masyarakat siswa kurang
mendukung maka akan memberikan pengaruh kurang baik pada diri siswa.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan hasil temuan penelitian yang sudah dilakukan,
maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Upaya kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
diantaranya a). Dengan cara memberikan keteladanan, ajakan, peringatan
dan pembinaan kepada semua kalangan. b) Menyusun, mensosialisasikan
serta menegakkan peraturan/tatatertib siswa c). Menggerakkan dan
kerjasama dengan para guru yang secara khusus menangani kedisiplinan
siswa, d). Mengadakan program kegiatan penunjang kedisiplinan siswa e).
Mengadakan perubahan dan pengembangan madrasah menuju
pembelajaran yang efektif f). Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kedisiplinan siswa g). Memberikan motivasi/reward
kepada siswa, h). Meningkatkan sarana prasarana
2. Kinerja kepala MAN Kandangan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
sudah cukup baik yakni tampak dari pemikiran yang selalu ingin maju
untuk mewujudkan visi misi madrasah dan memiliki motivasi kuat untuk
mendisiplinkan semua kalangan serta membudayakan disiplin yang penuh
kesantunan sesuai dengan semboyannya yaitu “Disiplin dalam Kesantunan
dan Santun dalam Kedisiplinan”. Dengan membimbing, menggerakkan
guru dan staf dalam mendisiplinkan siswa, dengan berbagai upaya
sehingga MAN Kandangan sudah semakin maju dan berkembang,
menambah tatatertib/peraturan-peraturan baru dan adanya inovasi-inovasi
baru yang dituangkannya kedalam program-program pendidikan di MAN
Kandangan yang secara langsung dapat menunjang kedisiplinan siswa baik
dalam disiplin belajar, disiplin waktu, disiplin seragam dan berpenampilan/
tingkahlaku.
3. Faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala MAN Kandangan dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa diantaranya dipengaruhi oleh adanya
keteladanan dan kontrol langsung dari kepala madrasah dan adanya kinerja
guru MAN Kandangan yang sudah cukup baik, meskipun dalam
pelaksanaan kedisiplinan siswa MAN Kandangan masih terdapat
hambatan yang disebabkan oleh adanya guru MAN Kandangan yang
masih statis dan juga permasalahan yang timbul dari sebagian kecil siswa.
B. SARAN
1. Guru adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan. Agar pelaksanaan
kedisiplinan siswa di MAN Kandangan berhasil sesuai dengan cita-cita
yang diharapkan, kuncinya terletak pada kesiapan, kemauan, dan
kemampuan guru untuk melaksanakan program yang telah diamanatkan
melalui visi, misi, dan tujuan. Dengan demikian kepala madrasah sebagai
pemimpin dalam sebuah lembaga maka harus lebih tegas lagi dalam
menindaklanjuti adanya guru yang belum disiplin/masih statis.
2. Kepala madrasah beserta guru MAN Kandangan harus mampu menjalin
kerjasama serta memberi wawasan terhadap orang tua siswa, khususnya
yang masih ada problem keluarga. Sehingga mereka memiliki kesadaran
tinggi untuk memperhatikan pendidikan anaknya serta ikut berpartisipasi
dalam meningkatkan kedisiplinannya. Serta memberikan wawasan-
wawasan yang lebih luas tentang wacana dan permasalahan yang terjadi
pada kemajemukan masyarakat umum. Sehingga siswa mampu melihat
dan mengerti mana yang baik untuk diambil dari masyarakat dan mana
yang harus dijauhi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin. 1997. Evaluasi Kebijakan Publik. Malang: FIA Unibraw dan IKIP Malang
Anshari, Hafi. 1983. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Arikunto, Suharsimi. 2002. Managemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT Rineka Cipta
____________ 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
____________2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
____________2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta
____________1993. Organisasi dan Administrasi pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
As-Suwaidan, Thariq M. & Faishal Umar Basyarahil. 2005. Melahirkan Pemimpin Masa Depan. Jakarta: Gema Insani
Burhanudin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Dain, Amir Indrakusuma. 1990. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usana Offset
Daud, Ma’mur. 1993. Terjemah Hadits Shahih. Jakarta: Widjaya
Daryanto, H.M. 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Depag RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro
Depag RI. 2005. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam
EB. Harlock. 1993. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Fattah, Nanang. 2006. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Gunawan, H Ary. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Gunarsa, Singgih D. 1987. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: Gunung Mulia
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya Jakarta: Ghalia Indonesia
Hadi, Sutrisno. 1978. Metodologi Recearch II, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM
Hardjapamekas, Erry Riyana. 2002. Esensi Kepemimpinan Mewujudkan Visi Menjadi Aksi. Jakarta: Gramedia
Indrafachrudi, Soekarto. 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang
Irmim, Soejitno & Abdul Rochim. 2004. Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan Spiritual & Emosional. Batavia Press
Lexy.J.Meleong. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Lexy.J.Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Munir, Abdullah. 2008. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Nawawi, Hadari. 1997. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung
Pidarta, Made. 1995. Peranan Kepala Sekolah pada Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan. 2005. Kepemimpinan Madrasah Mandiri. (Jakarta:)
Priyodarminto, Soegeng. 1992. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Ahmad Rokhani dan Abu Ahmadi. 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara
Said, Muh. 1985. Ilmu Pendidikan. Bandung: Alumni
Sagala, Syaiful. 2005. Administrasi Pendidikan kontemporer. Bandung: Alfa Beta
Sahertian, Piet. 1994. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Schaefer, Charles. 1989. Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. (Jakarta: Kesaint Blanc
Sudrajat, Akhmad. Kompetensi Guru Dan Peran Kepala Sekolah. (http:www.wordpress.com, diakses tanggal 19 September 2008)
_________________Disiplin Siswa di Sekolah. ( http: www.wordpress.com diakses tanggal 23 Desember 2008)
Sudrajat, Hari. 2005. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: Cipta Cekas Grafik
Sudjiono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sobur, Alex. 1991. Anak Masa Depan. Bandung: Angkasa
Saroni, Muh. 2006. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
The Liang Gie. 1984. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Winardi. 2002. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta
Zuhairini, dkk. 1986. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Zuhairini dan Abdul Ghofir. 2004. Metodologi Pembelajaran PAI. Malang: UM Press