04-MUARA - DELTA-01
description
Transcript of 04-MUARA - DELTA-01
-
1MUARA DAN DELTACollected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
2DEFINISI MUARA SUNGAIBatas atas
pasang surutBatas-batas selalu berubah akibat
perubahan musim, dsb.
Percampuran air
tawar dan air asin
surut Pengaruh air
asin dominanPengaruh air tawar dominan
tetapi tergantung pada peengaruh
pasang surut
ESTUARI HULU ESTUARI TENGAH ESTUARI HILIR
LAUT
MULUT
SUNGAI
Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai yang berhubungan
dengan laut.
Sedangkan bagian yang paling hilir dari sungai yang berhubungan
atau menyambung langsung dengan laut disebut mulut sungai.
Estuari adalah bagian sungai yang terpengaruh oleh pasang surut
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
3SIRKULASI & ALIRAN DI ESTUARISungai secara umum berhubungan langsung dengan laut
melalui muara atau estuari.
Pada muara sungai terjadi pertemuan antara dua jenis air yang
berbeda, yaitu air asin dari laut dan air tawar dari sungai.
Letak titik temu dan tingkat percampuran antara air asin dan
air tawar sangat bervariasi dari satu estuari ke estuarin
lainnya, dan sangat tergantung pada kekuatan pasang surut
dan debit sungai.
Berdasarkan kekuatn relatif antara pasang surut dan debit
sungai, sirkulasi estuari dapat dikelompokkan ke dalam 3
golongan utama :
Estuari sudut asin (salt wegde),
Estuari tercapur sebagian (partially mixed), dan
Estuari tercampur sempurna (well mixed).
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
4ESTUARI SUDUT ASIN(Salt Wedge Estuary)
Estuari jenis ini berkembang pada sungai yang bermuara ke laut yang pasang surutnya sangat rendah dan/atau debit sungai sangat kuat.
Air tawar dari sungai yang mempunyai rapat massa lebih kecil mengalir di atas air laut yang mempunyai rapat massa lebih besar.
Karena arus pasang surut lemah, air asin yang menyusup ke darat melalui dasar sungai yang dapat dianggap stasioner membentuk sudut asin
Antara air asin dan air tawar terjadi terjadi gradien rapat massa dan keasinan yang sangat tajam dan membentuk holoklin yang stabil dan dua jenis massa air tidak mudah bercampur.
30
010
20
30
0
holoklin
Distribusi kecepatan
Air asin
Air tawar
Air asin
Air tawar
Arah darat Arah laut Arah laut Arah darat
Salinitas
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
5ESTUARI TERCAMPUR SEBAGIAN(Partially Mixed estuary)
Estuari tercampur sebagian berkembang pada sungai yang bermuara pada laut dengan pasang surut moderat.
Arus pasang surut cukup berpengaruh, dan seluruh massa air bergerak naik dan turun estuari mengikuti naik dan turunnya air pasang surut.
Akibatnya, geseran arus pada pertemuan air asin/air tawar, geseran pada dasar estuari menimbulkan tegangan geser, dan menimbulkan turbulensi.
Turbulensi ini menyebabkan percampuran air asin/tawar pada kolom air lebih efektif dibandingkan dengan akibat gelombang yang terjadi pada pertemuan air asin/tawar.
Terjadi percampuran air asin ke arah atas dan air tawar ke arah bawah
30
0
10
20
30
20
Distribusi kecepatan
Air asin
Air tawar
Arah darat Arah laut Arah laut Arah darat
Salinitas
Titik nol
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
6ESTUARI TERCAMPUR SEMPURNA(Well Mixed estuary)
Pada estuari yang lebar dan dangkal, dimana pasang surutnya tinggi, dan arus pasang surut lebih kuat dibandingkan dengan
aliran sungai, kolom air menjadi tercampur secara keseluruhan,
maka akan berkembang estuari tercampur sempurna.
Dalam estuari jenis ini hampir tidak terjadi variasi salinitas ke arah vertikal.
0
10
20
30
Aliran pasang sururt
Aliran air tawar
Arah darat Arah laut
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
7MEMPERKIRAKAN POLA SIRKULASI ESTUARI
t
3
egQ
BUS
Pickard (1975) mengemukaan bahwa pola sirkulasi estuari dapat dinyatakan dalam bilangan estuari, yang
rumuskan sebagai berikut:
dimana :
U = kecepatan pasang surut rata-rata, yang
dapat diperkirakan dari persamaan:
Qt = debit air tawar, m3/detik
G = percepatan gravitasi, m/dt2
Tr = simpangan pasang surut, m
As = luas permukaan estuari, m2
B = lebar rata-rata estuari, m
H = kedalaman estuari rata-rata, m
T = volume pasang surut, m3
T.A
2
T.H.B
AT2U Tsr
Berdasar harga Se yang diperoleh,
maka estuari dikelompokkan menjadi :
1. Se < 0,03 estuari sudut asin
2. 0,03 < Se < 0, 3 estuari transisi
atau tercampur sebagian, dan
3. Se > 0,3 estuari tercampur
sempurna.
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
8dimana:t = volume air tawar selama satu periode pasang sururt, m3
= Qa x T
a = volume air asin pada saat air pasang, m3
Berdasar harga K yang diperoleh, maka estuari dikelompokkan menjadi : K < 0,1 estuari tercampur sempurna 0,7 > K > 0,1 estuari transisi atau tercampur sebagian, dan Se > 0,7 estuari sudut asin.
a
tKDerajad percampuran dengan nisbah debit (K)
(Degree of mixing by a flow ratio)
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
9MORFOLOGI MUARA SUNGAI
Muara sungai dipengaruhi oleh kekuatan dari sungai berupa debit,
dan kekuatan dari laut berupa gelombang dan pasang surut.
Berdasarkan faktor mana dari ketiganya yang dominan, muara sungai
dikelompokkan menjadi tiga klas utama, yaitu :
muara yang didominasi debit (discharge dominated estuary),
muara yang didominasi gelombang (wave dominated estuary), dan
muara yang didominasi pasang surut (tide dominated estuary).
Namun ada juga estuari di mana tiga atau dua dari faktor tersebut
bekerja secara simultan. Gelombang memberikan pengaruh dominan
pada sungai kecil yang bermuara di laut terbuka, sebaliknya sungai
besar yang bermuara di laut tenang akan didominasi oleh debit
sungai.
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
10
MUARA YANG DIDOMINASI OLEH DEBIT (Discharge Dominated Estuary)
Muara tipe ini terjadi pada sungai dengan debit yang relatif cukup
besar sepanjang tahun dan bermuara di laut dengan gelombang
yang relatif kecil (laut tenang).
Angkutan sedimen dari hulu cukup besar, dan sedimen yang sampai
ke muara merupakan sedimen tersuspensi dengan diameter sangat
kecil, beberapa mikron.
Pada saat air surut sedimen akan terbawa ke muara dan menyebar
ke laut, sebagian akan mengendap sekitar titik netral, dimana
kecepatan mengecil.
Pada saat terjadi air pasang, terjadi arus balik (khususnya di dasar
sungai) yang membawa suspensi dari laut masuk ke sungai dan
bertemu dengan sedimen dari hulu, sebagian suspensi di endapakan
di titik balik dimana kecepatan sama dengan nol, dan sebagian lagi
terbawa kembali ke laut pada saat surut berikutnya.
Banyak ditemui di muara sungai sepanjang pantai utara Jawa
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
11
MUARA YANG DIDOMINASI OLEH DEBIT(Discharge Dominated Estuary)
Delta Cimanuk
Delta Senggarung
Delta Bodri Collected from Various Sources by : Melly Lukman
-
12
MUARA YANG DIDOMINASI OLEH GELOMBANG
(Wave Dominated Estuary) Gelombang besar yang terjadi di pantai berpasir dapat menyebabkan
angkutan sedimen, baik dalam arah tegak lurus (onshore-offshore),
maupun sejajar sepanjang pantai (longshore).
Dari kedua jenis transpor tersebut, transpor sedimen sepanjang pantai adalah yang paling dominan. Angkutan sedimen tersebut
dapat masuk ke muara sungai dan mengendap karena pengaruh
gelombang sudah berkurang.
Banyaknya endapan tergantung pada gelombang dan ketersediaan sedimen di daerah pantai. Semakin besar gelombang semakin besar
angkutan sedimen dan semakin banyak sedimen yang mengendap di
muara
Apabila debit sungai kecil kecepatan arus tidak mampu menggelontor endapan sedimen tersebut, sehingga dapat terjadi
penyumbatan ulut sungai oleh sedimen. Kondisi semacam ini banyak
di jumpai pada sungai-sungai di pantai selatan Jawa
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
13
MUARA YANG DIDOMINASI OLEH GELOMBANG
(Wave Dominated Estuary)
Gelombang tegak lurus / hampir
tegak lurus garis pantai
Gelombang menyudut
terhadap garis pantai
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
14
DELTA PADA MUARA YANG DIDOMINASI GELOMBANG
Delta Progo
Delta Cisadea
Delta Padegolan
Delta Cikaso
Delta CisiihDelta Cipalebuh
Delta Tipar
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
15
MUARA YANG DIDOMINASI PASANG SURUT
(tide dominated estary)
Pada sungai yang bermuara ke laut dengan pasang surut cukup
besar, volume air pasang yang masuk ke sungai cukup besar.
Air tersebut akan berakumulasi dengan debit dari hulu sungai.
Volume air yang cukup besar akan mengalir keluar pada periode
surut, dengan kecepatan yang relatif tinggi, sehingga potensial
membentuk muara sungai berbentuk corong atau lonceng.
Angkutan sedimen berasal dari sungai dan laut, dan membentuk
beberapa endapan di muara sungai. Sungai-sungai di Indonesia
pada umumnya pasang surutnya kecil ( 1 sampai 2 meter),
sehingga tidak dijumpai muara jenis ini
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
16
MUARA YANG DIDOMINASI PASANG SURUT
(tide dominated estary)
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
17
KLASIFIKASI
DELTA
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
18
STRATEGI PENGELOLAAN MULUT SUNGAI
Permsalahan yang paling sering dihadapi di mulut sungai
adalah pengendapan atau sedimentasi, dan penutupan mulut
sungai akibat sedimen, terutama pasir yang berasal dari laut.
Permasalahan tersebut banyak terjadi di sungai-sungai yang
bermuara di pantai berpasir dengan gelombang besar,
terutama bila fluktuasi debit musimannya besar.
Pendangkalan mulut sungai dapat menyebabkan dua
permasalahan pokok, yaitu:
Terganggunya pembuangan debit banjir, sehingga menyebabkan terjadinya luapan di daerah hulu,
Gangguan alur pelayaran, sehingga mengganggu kapal-kapal yang melewatinya, terutama pada pelabuhan yang terletak
di muara seperti Pelabuhan Plembnag, Belawan, Pontianak,
dsb.
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
19
Problem utama di muara sungai adalah sedimentasi, sehingga
penanggulangannya adalah menghalangi masuknya sedimen
ke dalam muara sungai.
Strategi pengelolaan muara sungai harus dipertimbangkan
terhadap beberapa aspek, diantaranya pemanfaatn muara
sungai, biaya, lingkungan, serta operasi dan pemeliharaan.
Ada dua alternatif dasar yang perlu ditinjau, yaitu apakah
mulut sungai harus terbuka terus-menerus sepanjnag tahun,
ataukah diperbolehkan tertututp pada waktu-waktu tertentu.
Untuk muara sungai yang dimanfaatkan untuk lalu lintas kapal
/ pelayaran, muara sungai tersebut harus selalu terbuka.
Dalam hal ini diperlukan jetty yang cukup panjang untuk
mencegah transpo sedimen mencapai unjung jetty dan amsuk
ke muara. Sebaliknya untuk sungai yang hanya difungsikan
sebagai pengendalian banjir, tidak diharuskan memasang
jetty panjang
Collected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
20
ALTERNATIF PENGELOLAAN MUARA SUNGAI
Pengaruh terha-
dap lingkungan
PENGELOLAAN MULUT SUNGAI
Mulut Sungai Terbuka Permanen
Jetty Panjang
Pembelokan Muara
Jetty PendekBangunan di satu
sisi mulut sungai
Pengerukan alat
beratPengerukan
penduduk
Tanpa pengerukanPengerukan sete-
lah beberapa tahunPengerukan
tahunan
Pengerukan
tahunanPengerukan
tahunan
Sangat mahalLebih mahalAgak MahalMurahMurah
Sangat besarKecilTidak adaTidak adaTidak ada
Groins, pemecah
gelombang,
revetment
RevetmentTidakTidakTidak
YaYaYaYaYa
PEKERJAAN
PEMELIHARAAN
BEAYA
Bangunan
Pendukung
Pengerukan
Dasar SungaiCollected from Various Sources
by : Melly Lukman
-
21
BAGAN ALIR STUDI PENANGGULANGAN PENYUMBATAN
MULUT SUNGAIPERMASLAHAN:
Penutupan mulut sungai
Survei dan Investigasi dan pengumpulan
data:
Topografi dan batimetri
Gelombang dan angin,
Pasang surut,
Hidrometri, dan hidrologi
Mekanika tanahPeramalan gelombang
ANALISIS:
Penutupan mulut sungai
ALTERNATIF
Penanggulangan masalah
Pengerukan Bangunan di mulut sungai Jetty pendek Jetty panjang
Studi air balik
Penentuan bangunan terpilih
PERENCANAAN
BANGUNAN
STUDI BANDING: pada
problem sejenis yang telah
ditangani untuk evaluasi
keberhasilan/kegagalannya
Collected from Various Sources by :
Melly Lukman