03 Program Pendidikan Subuh

190
~ P r o g r a m P e n d i d i k a n S u b u h ~ Program Pendidikan Subuh ini merupakan kerja sama antara Seksi Pendidikan Masjid Al-Muhajirin dengan Ikatan Remaja Masjid Al- Muhajirin, Citramas Indah, Batu Besar Batam. Program Pendidikan Subuh ini bukan hanya diperuntukkan khusus bagi anak-anak di kompleks perumahan Citramas Indah, tetapi juga dapat diikuti oleh anak-anak dan remaja di luar kompleks perumahan Citramas Indah. Saat ini anak-anak dan remaja di luar kompleks perumahan Citramas yang telah ikut bergabung adalah dari Kampung Pinggir Batu Besar, Kampung Tengah Batu Besar dan juga ada yang dari Taman Dotamana. Program Pendidikan Subuh ini telah dimulai sejak bulan Desember 2004. Jumlah peserta anak-anak dan remaja yang telah terdaftar dalam Program Pendidikan Subuh ini berjumlah sekitar 150 orang. Dan alhamdulillah, jumlah yang hadir pada setiap penyelenggaraan Program Pendidikan Subuh ini, selalu di atas 130 orang. Tingginya tingkat kehadiran anak-anak dan remaja dalam setiap pelaksanaan Program Pendidikan Subuh ini tidak terlepas dari usaha dakwah yang gencar dari semua Pengurus Masjid Al-Muhajirin dan Ikatan Remaja Masjid Al-Muhajirin dan juga dukungan yang tinggi dari para orang tua anak-anak dan remaja peserta Program Pendidikan Subuh. 1

Transcript of 03 Program Pendidikan Subuh

Page 1: 03 Program Pendidikan Subuh

~ Program Pendidikan Subuh ~

Program Pendidikan Subuh ini merupakan kerja sama antara Seksi Pendidikan Masjid Al-Muhajirin dengan Ikatan Remaja Masjid Al-Muhajirin, Citramas Indah, Batu Besar Batam. 

Program Pendidikan Subuh ini bukan hanya diperuntukkan khusus bagi anak-anak di kompleks perumahan Citramas Indah, tetapi juga dapat diikuti oleh anak-anak dan remaja di luar kompleks perumahan Citramas Indah. Saat ini anak-anak dan remaja di luar kompleks perumahan Citramas yang telah ikut bergabung adalah dari Kampung Pinggir Batu Besar, Kampung Tengah Batu Besar dan juga ada yang dari Taman Dotamana. 

Program Pendidikan Subuh ini telah dimulai sejak bulan Desember 2004. Jumlah peserta anak-anak dan remaja yang telah terdaftar dalam Program Pendidikan Subuh ini berjumlah sekitar 150 orang. Dan alhamdulillah, jumlah yang hadir pada setiap penyelenggaraan Program Pendidikan Subuh ini, selalu di atas 130 orang. 

Tingginya tingkat kehadiran anak-anak dan remaja dalam setiap pelaksanaan Program Pendidikan Subuh ini tidak terlepas dari usaha dakwah yang gencar dari semua Pengurus Masjid Al-Muhajirin dan Ikatan Remaja Masjid Al-Muhajirin dan juga dukungan yang tinggi dari para orang tua anak-anak dan remaja peserta Program Pendidikan Subuh.

1

Page 2: 03 Program Pendidikan Subuh

Pedoman   Pelaksanaan

Minggu ke-01 & ke-02

MINGGU KE-1:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Ikrar Anak Soleh.

3. Hafalan Dua Kalimat Syahadat / Syahadatain beserta artinya.

4. Rukun Islam.

5. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Ikhlas: 4 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Siksaan yang Teramat Berat).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pengucapan Hafalan Dua Kalimat Syahadat beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Rukun Islam oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Ikhlas) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-2:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Rukun Iman.

3. Adab Membaca AI-Qur'an.

4. Adab di Dalam Masjid (termasuk pada saat Shalat Jum'at).

5. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Falaq: 5 ayat).

B. MINGGU SUBUH:

2

Page 3: 03 Program Pendidikan Subuh

1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Seorang Mukmin Kecil).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Rukun Iman oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Adab Membaca Al-Qur'an oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Adab di Dalam Masjid oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Falaq) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-03 & ke-04

MINGGU KE-3:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Wudhu-Bagian Pertama:

a. Syarat Syah Wudhu.

b. Rukun Wudhu.

c. Sunah Wudhu.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat At-Takaatsur: 8 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Bening Hati Sang Nabi).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Syarat Syah Wudhu oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Rukun Wudhu oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

3

Page 4: 03 Program Pendidikan Subuh

6. Pembacaan Sunah Wudhu oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat At-Takaatsur) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-4:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Wudhu-Bagian Kedua:

a. Hafalan Niat Berwudhu beserta artinya.

b. Cara berwudhu (Teori & Praktek).

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat An-Naas: 6 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berj ama' ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Bening Hati Sang Sufi).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Niat berwudhu beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Cara Berwudhu (Teori) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Praktek Cara Berwudhu (Tanpa air) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat An-Naas) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-05 & ke-06

MINGGU KE-5:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Wudhu-Bagian Ketiga:

4

Page 5: 03 Program Pendidikan Subuh

a. Hafalan Doa sesudah berwudhu beserta artinya.

b. Hal-hal yang membatalkan wudhu.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-'Ashr: 3 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Cahaya yang Tak Pernah Padam).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa sesudah berwudhu beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hal-hal yang membatalkan wudhu oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-'Ashr) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-6:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Tayamum-Bagian Pertama:

a. Syarat Syah Tayamum.

b. Rukun Tayamum.

c. Sunah Tayamum.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Adh-Dhuhaa: 11 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Pesan Sebuah Tulang).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5

Page 6: 03 Program Pendidikan Subuh

4. Pembacaan Syarat Syah Tayamum oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Rukun Tayamum oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Sunah Tayamum oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Adh-Dhuhaa) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-07 & ke-08

MINGGU KE-7:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Tayamum-Bagian Kedua:

a. Hafalan Niat Tayamum beserta artinya.

b. Cara bertayamum (Teori & Praktek).

c. Hal-hal yang membatalkan tayamum = yang membatalkan wudhu.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Kaafiruun: 6 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Keinginan Besar Muaffak).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Niat bertayamum beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Cara bertayamum (Teori) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Praktek Cara bertayamum (Tanpa air) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Hal-hal yang membatalkan tayamum (=yang membatalkan wudhu: ulangan) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6

Page 7: 03 Program Pendidikan Subuh

8. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Kaafiruun) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-8:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Adzan & Iqamah-Bagian Pertama:

a. Sunah Adzan.

b. Hafalan Lafal Adzan beserta artinya.

c. Hafalan Jawaban Adzan beserta artinya.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat An-Nashr: 3 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Hamparan Untuk Halimah).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Sunah Adzan oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Adzan oleh salah seorang anak dan Jawaban Azan secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Lafal Adzan beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Jawaban Adzan beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

8. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat An-Nashr) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-09 & ke-10

MINGGU KE-9:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

7

Page 8: 03 Program Pendidikan Subuh

2. Adzan & Iqamah-Bagian Kedua:

a. Hafalan Doa sesudah Adzan beserta artinya.

b. Sunah Iqamah.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Quraisy: 4 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Tamu dari Makkah).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa sesudah Adzan beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Sunah Iqamah oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Quraisy) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak anak yang lain.

MINGGU KE-10:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Adzan & Iqamah-Bagian Ketiga:

a. Hafalan Lafal Iqamah beserta artinya

b. Hafalan Jawaban Iqamah beserta artinya.

c. Hafalan Doa sesudah Iqamah beserta artinya.

d. Hafalan Jawaban Adzan beserta artinya.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Fiil: 5 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Abu Hanifah yang Taat).

8

Page 9: 03 Program Pendidikan Subuh

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Iqamah oleh salah seorang anak dan Jawaban Iqamah secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Lafal Iqamah beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Jawaban Iqamah beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Doa sesudah Iqamah beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

8. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Fiil) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-11 & ke-12

MINGGU KE-11:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Shalat [Bagian Pertama]:

a. Pengenalan Perintah Shalat.

b. Jenis-jenis Shalat Fardhu (termasuk jumlah rakaat & waktunya).

c. Jenis-jenis Shalat Sunnah (termasuk jumlah rakaat & waktunya).

d. Syarat Syah Shalat.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Qaari'ah: 11 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Qarun Si Pembohong).

3. Pembacaan Ikraz Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Perintah Shalat oleh salah seorang anak dan didengarkan secara seksama oleh anak-anak yang lain.

9

Page 10: 03 Program Pendidikan Subuh

5. Pembacaan Jenis-jenis Shalat Fardhu (termasuk jumlah rakaat & waktunya) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Jenis-jenis Shalat Sunnah (termasuk jumlah rakaat & waktunya) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Syarat Syah Shalat oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

8. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Qaari'ah) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-12:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Shalat [Bagian Kedua]:

a. Rukun Shalat.

b. Sunnah Shalat.

c. Hal-Hal yang Makruh dalam Shalat.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Humazah: 9 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Gadis Jujur).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Rukun Shalat oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Sunnah Shalat oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hal-hal yang Makruh dalam Shalat oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Humazah) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

10

Page 11: 03 Program Pendidikan Subuh

Minggu ke-13 & ke-14

MINGGU KE-13:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Shalat [Bagian Ketiga]:

a. Hal-hal Yang Membatalkan Shalat.

b. Hafalan Niat Shalat beserta artinya.

c. Tatacara Shalat [Teori].

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Qadr: 5 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Kejujuran Sang Imam).

3. Pembacaan Ikraz Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hal-hal Yang Membatalkan Shalat oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Niat Shalat beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Tatacara Shalat (Teori) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Qadr) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-14:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Shalat [Bagian Keempat]:

a. Hafalan Doa Iftitah beserta artinya.

B. MINGGU SUBUH:

11

Page 12: 03 Program Pendidikan Subuh

1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Uang Pembawa Berkah).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Iftitah beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Praktek Shalat (Berdiri tegak hingga Pembacaan Doa Iftitah) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-15 & ke-16

MINGGU KE-15:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Shalat [Bagian Kelima]:

a. Hafalan Surat Al-Faatihah beserta artinya.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Lahab: 5 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Si Pemerah Susu).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Surat Al-Faatihah beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Praktek Shalat (Berdiri tegak hingga Pembacaan A1-Faatihah) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Lahab) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-16:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

12

Page 13: 03 Program Pendidikan Subuh

2. Shalat [Bagian Keenam]:

a. Cara Rukuk & Iktidal, termasuk bacaannya beserta artinya.

b. Pengenalan Doa Qunut.

c. Hafalan Doa Qunut beserta artinya.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Penolong Misterius).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Bacaan Rukuk & Iktidal beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Pengenalan Doa Qunut oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Doa Qunut beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Praktek Shalat (Berdiri tegak hingga I'tidal, termasuk Doa Qunut) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-17 & ke-18

MINGGU KE-17:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Shalat [Bagian Ketujuh]:

a. Cara Sujud & Duduk Di antara Dua Sujud, termasuk bacaannya beserta artinya.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Mauun: 7 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Keteguhan Hati Sang Nabi).

13

Page 14: 03 Program Pendidikan Subuh

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Bacaan Sujud & Duduk Di antara Dua Sujud beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Praktek Shalat (Berdiri tegak hingga Duduk Di antara Dua Sujud) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Mauun) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-18:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Shalat [Bagian Kedelapan]:

a. Cara Tasyahud Awal, termasuk bacaannya beserta artinya.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Keteguhan Hati Abu Bakar R.A).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Bacaan Tasyahud Awal beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Praktek Shalat (Berdiri tegak hingga Tasyahud Awal) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-19 & ke-20

MINGGU KE-19:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Shalat [Bagian Kesembilan]:

a. Cara Tasyahud Akhir, termasuk bacaannya beserta artinya.

b. Cara Salam, termasuk bacaannya beserta artinya.

14

Page 15: 03 Program Pendidikan Subuh

c. Pengenalan Sujud Sahwi.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Keteguhan Hati Imam Al-Ghazali).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Bacaan Tasyahud Akhir & Salam beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Pengenalan Sujud Sahwi oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Praktek Shalat (Berdiri tegak hingga Salam, termasuk Sujud Sahwi) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-20:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Sesudah Shalat Fardhu beserta artinya [Bagian Pertama].

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Rendah Hati Sang Nabi).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Sesudah Shalat Fradhu beserta artinya (Bagian Pertama) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-21 & ke-22

MINGGU KE-21:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

15

Page 16: 03 Program Pendidikan Subuh

2. Hafalan Doa Sesudah Shalat Fardhu [Bagian Kedua].

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Rendah Hati Sang Panglima).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Sesudah Shalat Fardhu beserta artinya (Bagian Kedua) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-22:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Sesudah Shalat Fardhu beserta artinya [Bagian Ketiga].

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Saat Diam Menjadi Emas).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Sesudah Shalat Fardhu beserta artinya (Bagian Ketiga) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-23 & ke-24

MINGGU KE-23:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Selamat beserta artinya.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

16

Page 17: 03 Program Pendidikan Subuh

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Penggembala yang Agung).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Selamat beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-24:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Pengenalan Perintah untuk Berdoa.

3. Adab-adab Berdoa.

4. Hafalan Doa Pilihan [Bagian Pertama]:

a. Doa Ketika Akan Berangkat ke Masjid beserta artinya.

5. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Kautsar: 3 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Syuhada Padang Pasir).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Perintah untuk Berdoa oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Adab-adab Berdoa oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Doa Ketika Akan Berangkat ke Masjid beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

7. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Kautsar) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-25 & ke-26

MINGGU KE-25:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:

17

Page 18: 03 Program Pendidikan Subuh

1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Pilihan [Bagian Kedua]:

a. Doa Masuk Masjid beserta artinya.

b. Doa Keluar Masjid beserta artinya.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat At-Tiin: 8 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Kendaraan Seorang Bijak).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Masuk Masjid beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Doa Keluar Masjid beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat At-Tiin) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-26:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Pilihan [Bagian Ketiga]:

a. Doa Sebelum Makan beserta artinya.

b. Doa Sesudah Makan beserta artinya.

c. Doa Mohon Derajat beserta artinya.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Tangan di Atas Lebih Mulia).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

18

Page 19: 03 Program Pendidikan Subuh

4. Pembacaan Hafalan Doa Sebelum Makan beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Doa Sesudah Makan beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Doa Mohon Derajat beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-27 & ke-28

MINGGU KE-27:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Pilihan [Bagian Keempat]:

a. Doa Keluar Rumah beserta artinya.

b. Doa Masuk Rumah beserta artinya.

c. Doa Khusnul Khatimah beserta artinya.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Seuntai Kalung Fatimah).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Keluar Rumah beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Doa Masuk Rumah beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Doa Khusnul Khatimah beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-28:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Pilihan [Bagian Kelima]:

19

Page 20: 03 Program Pendidikan Subuh

a. Doa Sebelum Tidur beserta artinya.

b. Doa Bangun Tidur beserta artinya.

c. Doa Kebaikan Dunia Akhirat beserta artinya.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Pemberian Seekor Gagak).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Sebelum Tidur beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Doa Bangun Tidur beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Doa Kebaikan Dunia Akhirat beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-29 & ke-30

MINGGU KE-29:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Pilihan [Bagian Keenam]:

a. Doa Sebelum Belajar beserta artinya.

b. Doa Sesudah Belajar beserta artinya.

c. Doa Mohon Ilmu yang Bermanfaat.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Tak Punya Pendirian).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

20

Page 21: 03 Program Pendidikan Subuh

4. Pembacaan Hafalan Doa Sebelum Belajar beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Doa Sesudah Belajar beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Doa Mohon Ilmu yang Bermanfaat beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak anak yang lain.

MINGGU KE-30:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Pilihan [Bagian Ketujuh]:

a. Doa Naik Kendaraan beserta artinya.

b. Doa Memohon Pengampunan untuk Diri & Kedua Orang Tua beserta artinya.

c. Doa Melapangkan Dada & Memudahkan Segala Urusan.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Si Penggali Parit).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Naik Kendaraan beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Doa Memohon Pengampunan untuk Diri & Kedua Orang Tua beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Doa Melapangkan Dada & Memudahkan Segala Urusan beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-31 & ke-32

MINGGU KE-31:

21

Page 22: 03 Program Pendidikan Subuh

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Hafalan Doa Pilihan [Bagian Kedelapan]:

a. Doa Masuk Kamar Mandi beserta artinya.

b. Doa Masuk Toilet beserta artinya.

c. Doa Keluar Toilet beserta artinya.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Hakim yang Teguh).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan Hafalan Doa Masuk Kamar Mandi beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Doa Masuk Toilet beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

6. Pembacaan Hafalan Doa Keluar Toilet beserta artinya oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-32:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Ucapan-ucapan Baik [Bagian Pertama]:

a. Basmalah beserta artinya & kapan harus diucapkan.

b. Tahmid/Hamdalah beserta artinya & kapan harus diucapkan.

c. Tasymit beserta artinya & kapan harus diucapkan.

d. Menjawab Tasymit beserta artinya & kapan harus diucapkan.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Insyiraah: 8 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

22

Page 23: 03 Program Pendidikan Subuh

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Perselisihan 2 Saudara).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan hafalan Ucapan-ucapan Baik beserta artinya & kapan harus diucapkan (Bagian Pertama) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Al-Insyiraah) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

Minggu ke-33 & ke-34

MINGGU KE-33:

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Ucapan-ucapan Baik [Bagian Kedua]:

a. Ta'awudz beserta artinya & kapan harus diucapkan.

b. Takbir beserta artinya & kapan harus diucapkan.

c. Tahlil beserta artinya & kapan harus diucapkan.

d. Tasbih beserta artinya & kapan harus diucapkan.

3. Hafalan 1 Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Az-Zalzalah: 8 ayat).

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Kebun-kebun Anggur yang Musnah).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan hafalan Ucapan-ucapan Baik beserta artinya & kapan harus diucapkan (Bagian kedua) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

5. Pembacaan Hafalan Surat Pendek Beserta Artinya (Surat Az-Zalzalah) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

MINGGU KE-34:

23

Page 24: 03 Program Pendidikan Subuh

A. MINGGU SORE S/D SABTU SORE:1. Mengaji.

2. Ucapan-ucapan Baik [Bagian Ketiga]:

a. Istirja beserta artinya & kapan harus diucapkan.

b. lstighfar beserta artinya & kapan harus diucapkan.

c. Hauqolah beserta artinya & kapan harus diucapkan.

d. Insyaa' beserta artinya & kapan harus diucapkan.

e. Salam beserta artinya & kapan harus diucapkan.

f. Menjawab Salam beserta artinya & kapan harus diucapkan.

g. Shalawat Nabi beserta artinya & kapan harus diucapkan.

h. Kalimat Thayyibah beserta artinya & kapan harus diucapkan.

B. MINGGU SUBUH:1. Shalat Subuh berjama'ah.

2. Pembacaan 1 kisah teladan (Orang-orang yang Menjadi Kera).

3. Pembacaan Ikrar Anak Soleh oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

4. Pembacaan hafalan Ucapan-ucapan Baik beserta artinya & kapan harus diucapkan (Bagian ketiga) oleh salah seorang anak dan kemudian diikuti secara bersama-sama oleh anak-anak yang lain.

24

Page 25: 03 Program Pendidikan Subuh

Kisah   Teladan

Abu Hanifah Yang Taat

Akibat menolak diangkat menjadi hakim, Abu Hanifah ditangkap. Ulama ahli hukum Islam itu pun di penjara. Sang penguasa rupanya marah besar hingga menjatuhkan hukuman yang berat. 

Dalam penjara, ulama besar itu setiap hari mendapat siksaan dan pukulan. Abu Hanifah sedih sekali. Yang membuatnya sedih bukan karena siksaan yang diterimanya, melainkan karena cemas memikirkan ibunya. Beliau sedih kerena kehilangan waktu untuk berbuat baik kepada ibunya. 

Setelah masa hukumannya berakhir, Abu Hanifah dibebaskan. Ia bersyukur dapat bersama ibunya kembali. 

“Ibu, bagaimana keadaanmu selama aku tidak ada?” tanya Abu Hanifah. 

“Alhamdulillah......ibu baik-baik saja,” jawab ibu Abu Hanifah sambil tersenyum. 

Abu Hanifah kembali menekuni ilmu agama Islam. Banyak orang yang belajar kepadanya. Akan tetapi, bagi ibu Abu Hanifah ia tetap hanya seorang anak. Ibunya menganggap Abu Hanifah bukan seorang ulama besar. Abu Hanifah sering mendapat teguran. Anak yang taat itu pun tak pernah membantahnya. 

Suatu hari, ibunya bertanya tentang wajib dan sahnya shalat. Abu Hanifah lalu memberi jawaban. Ibunya tidak percaya meskipun Abu Hanifah berkata benar. 

“Aku tak mau mendengar kata-katamu,” ucap ibu Hanifah. “Aku hanya percaya pada fatwa Zar’ah Al-Qas,” katanya lagi.Zar’ah Al-Qas adalah ulama yang pernah belajar ilmu hukum Islam kepada Abu Hanifah. 

“Sekarang juga antarkan aku ke rumahnya,” pinta ibunya. 

Mendengar ucapan ibunya, Abu Hanifah tidak kesal sedikit pun. Abu Hanifah mengantar ibunya ke rumah Zar’ah Al-Qas. 

“Saudaraku Zar’ah Al-Qas, ibuku meminta fatwa tentang wajib dan sahnya shalat,” kata Abu Hanifah begitu tiba di rumah Zar’ah Al-Qas. 

Zar’ah Al-Qas terheran-heran kenapa ibu Abu Hanifah harus jauh-jauh datang ke rumahnya hanya untuk pertanyaan itu? Bukankah Abu Hanifah sendiri seorang ulama? Sudah pasti putranya itu dapat menjawab dengan mudah. 

“Tuan, Anda kan seorang ulama besar? kenapa Anda harus datang padaku?” tanya Zar’ah Al-Qas. 

“Ibuku hanya mau mendengar fatwa dari anda,” sahut Abu Hanifah. 

25

Page 26: 03 Program Pendidikan Subuh

Zar’ah tersenyum, ”baiklah, kalau begitu jawabanku sama dengan fatwa putra anda,” kata Zar’ah Al-Qas akhirnya. 

“Ucapkanlah fatwamu,” kata Abu Hanifah tegas. 

Lalu Zar’ah Al-Qas pun memberikan fatwa. Bunyinya sama persis dengan apa yang telah diucapkan oleh Abu Hanifah. Ibu Abu Hanifah bernafas lega. 

“Aku percaya kalau kau yang mengatakannya,” kata ibu Abu Hanifah puas. Padahal, sebetulnya fatwa dari Zar’ah Al-Qas itu hasil ijtihad (mencari dengan sungguh-sungguh) putranya sendiri, Abu Hanifah. 

Dua hari kemudian, ibu Abu Hanifah menyuruh putranya pergi ke majelis Umar bin Zar. Lagi-lagi untuk menanyakan masalah agama. Dengan taat, Abu Hanifah mengikuti perintah ibunya. Padahal, ia sendiri dapat menjawab pertanyaan ibunya dengan mudah.

Umar bin Zar merasa aneh. Hanya untuk mengajukan pertanyaan ibunya, Abu Hanifah datang ke majelisnya. 

“Tuan, Andalah ahlinya. Kenapa harus bertanya kepada saya?” kata Umar bin Zar. 

Abu Hanifah tetap meminta fatwa Umar bin Zar sesuai permintaan ibunya. 

“Yang pasti, hukum membantah orang tua adalah dosa besar,” kata Abu Hanifah. 

Umar bin Zar termangu. Ia begitu kagum akan ketaatan Abu Hanifah kepada ibunya. 

“Baiklah, kalau begitu apa jawaban anda atas pertanyaan ibu Anda?” 

Abu Hanifah memberikan keterangan yang diperlukan. 

“Sekarang, sampaikanlah jawaban itu pada ibu anda. Jangan katakan kalau itu fatwa anda,” ucap Umar bin Zar sambil tersenyum. 

Abu Hanifah pulang membawa fatwa Umar bin Zar yang sebetulnya jawabannya sendiri. Ibunya mempercayai apa yang diucapkan Umar bin Zar. 

Hal seperti itu terjadi berulang-ulang. Ibunya sering menyuruh Abu Hanifah mendatangi majelis-majelis untuk menanyakan masalah agama. Abu Hanifah selalu menaati perintah ibunya. Ibunya tidak pernah mau mendengar fatwa dari Abu Hanifah meskipun beliau seorang ulama yang sangat pintar.

Bening Hati Sang Nabi

Dalam hidupnya, Rasulullah SAW selalu bersifat rendah hati dan pemaaf. Tiada terhitung banyaknya cacian dan hinaan yang diterima beliau dari kaum kafir. Namun, beliau tetap berbuat baik terhadap orang-orang yang menghinanya itu. Salah seorang yang sangat membenci Nabi Muhammad SAW adalah seorang nenek tua Yahudi. Kebetulan jika Nabi ke masjid selalu melewati rumah si nenek. Suatu hari Nabi lewat, si nenek sedang menyapu rumahnya. Buru-buru si nenek mengumpulkan sampah dan debu dari rumahnya. Ketika Nabi lewat di depan jendela, maka dilemparkannyalah sampah dan debu itu. Nabi terkejut, namun ia tidak marah

26

Page 27: 03 Program Pendidikan Subuh

begitu tahu siapa yang melemparnya. Malah Nabi mengangguk sambil tersenyum. “Assalamu’alaikum!” sapa Nabi. Nenek itu malah melotot kepada Nabi. “Enyah, kau!” kata si nenek. 

Keesokan harinya, Nabi lewat lagi di depan rumah si nenek. Masya Allah, ternyata si nenek sudah bersiap-siap lagi melempar Nabi dengan kotoran. Kali ini dia juga meludahi Nabi. Bagaimana sikap Nabi Muhammad? Lagi-lagi, Nabi hanya tersenyum dan berusaha membersihkan pakaiannya. Si nenek menjadi tambah marah karena Nabi SAW, tidak terpengaruh. 

Begitulah, beberapa hari Nabi lewat di depan rumah si nenek tersebut. Setiap kali itu pula ia menerima lemparan sampah dan debu. Nabi tetap saja tidak marah. Suatu kali Nabi SAW, lewat lagi di depan rumah sang nenek. Tapi, kali ini lain. Si nenek tidak kelihatan. Padahal, Nabi sudah bersiap-siap menyapanya. “Aneh,” pikir sang Nabi, “pasti ada sesuatu terjadi pada si nenek.” Nabi lalu mendatangi tetangga si nenek. “Apakah engkau tahu apa yang terjadi dengan nenek di sebelah rumah ini? Aku tidak melihatnya hari ini,” tanya Nabi. 

“Mengapa engkau begitu peduli pada dia, wahai Rasulullah? Bukankah ia selama ini menghinamu?” 

Nabi hanya tersenyum mendengar pertanyaan tetangga si nenek. Tetangga itu lalu menjelaskan bahwa si nenek itu tinggal sebatang kara, dan kini sedang sakit keras. 

Maka, bergegaslah Nabi Muhammad menuju rumah si nenek yang sedang sakit. Di rumah itu, Nabi membantu memasak makanan, mengambilkan air dari sumur, dan membersihkan debu-debu di rumah. Si nenek heran melihat ada orang yang membantunya. Ia berusaha bangkit dari tempat tidurnya. Lalu, tahulah ia siapa sebenarnya yang membantunya. Begitu melihat wajah Nabi yang sangat tulus, nenek itupun menitikkan air mata. Selama ini tidak ada yang mau merawatnya. Tapi, justru orang yang selama ini dihinanya, dengan penuh kasih sayang merawatnya. Sungguh mulia hati orang ini. Si nenek lalu meminta maaf kepada Nabi. 

Begitulah salah satu kisah tentang kemuliaan dan kebeningan hati Nabi Muhammad SAW. Karena itu, para sahabat dan orang-orang yang pernah mengenal beliau begitu menyayangi beliau. Ketika beliau wafat, orang segagah Umar bin Khattab juga menangis tersedu-sedu. 

Nah, adik-adik, si nenek tadi juga akhirnya masuk Islam. Ia kemudian menjadi salah seorang muslimah yang taat. Banyak orang masuk Islam karena melihat akhlak Nabi Muhammad SAW, yang sangat luar biasa. Kita bisa meniru apa yang beliau lakukan kepada orang lain, termasuk musuhnya.

Gadis Jujur

Khalifah Umar bin Khattab sering melakukan ronda malam sendirian. Sepanjang malam ia memeriksa keadaan rakyatnya langsung dari dekat. Ketika melewati sebuah gubuk, Khalifah Umar merasa curiga melihat lampu yang masih menyala. Di dalamnya terdengar suara orang berbisik-bisik. 

Khalifah Umar menghentikan langkahnya. Ia penasaran ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Dari balik bilik, Kalifah umar mengintipnya. Tampaklah seorang ibu dan anak perempuannya sedang sibuk mewadahi susu. 

27

Page 28: 03 Program Pendidikan Subuh

“Bu, kita hanya mendapat beberapa kaleng hari ini,” kata anak perempuan itu. 

“Mungkin karena musim kemarau, air susu kambing kita jadi sedikit.” 

“Benar anakku,” kata ibunya. 

“Tapi jika padang rumput mulai menghijau lagi pasti kambing-kambing kita akan gemuk. Kita bisa memerah susu sangat banyak,” harap anaknya. 

“Hmmm....., sejak ayahmu meninggal, penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya semakin berat saja. Aku khawatir kita akan kelaparan,” kata ibunya. 

Anak perempuan itu terdiam. Tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng yang sudah terisi susu. 

“Nak,” bisik ibunya seraya mendekat. “Kita campur saja susu itu dengan air, supaya penghasilan kita cepat bertambah.” 

Anak perempuan itu tercengang. Ditatapnya wajah ibunya yang keriput. Ah, wajah itu begitu lelah dan letih menghadapi tekanan hidup yang amat berat. Ada rasa sayang yang begitu besar di hatinya. Namun, ia segera menolak keinginan ibunya. 

“Tidak, bu!” katanya cepat. 

“Khalifah melarang keras semua penjual susu mencampur susu dengan air.” Ia teringat sanksi yang akan dijatuhkan kepada siapa saja yang berbuat curang kepada pembeli. 

“Ah! Kenapa kau dengarkan Khalifah itu? Setiap hari kita selalu miskin dan tidak akan berubah kalau tidak melakukan sesuatu,” gerutu ibunya kesal. 

“Ibu, hanya karena kita ingin mendapat keuntungan yang besar, lalu kita berlaku curang pada pembeli?” 

“Tapi, tidak akan ada yang tahu kita mencampur susu dengan air! Tengah malam begini tak ada yang berani keluar. Khalifah Umar pun tidak akan tahu perbuatan kita,” kata ibunya tetap memaksa. 

“Ayolah, Nak, mumpung tengah malam. Tak ada yang melihat kita!” 

“Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan mengetahui kita mencampur susu dengan air, tapi Allah tetap melihat. Allah pasti mengetahui segala perbuatan kita serapi apa pun kita menyembunyikannya,” tegas anak itu. Ibunya hanya menarik nafas panjang. 

Sungguh kecewa hatinya mendengar anaknya tak mau menuruti suruhannya. Namun, jauh di lubuk hatinya ia begitu kagum akan kejujuran anaknya. 

“Aku tidak mau melakukan ketidak jujuran pada waktu ramai maupun sunyi. Aku yakin Allah tetap selalu mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat,” kata anak itu. 

Tanpa berkata apa-apa, ibunya pergi ke kamar. Sedangkan anak perempuannya menyelesaikan pekerjaannya hingga beres. 

28

Page 29: 03 Program Pendidikan Subuh

Di luar bilik, Khalifah Umar tersenyum kagum akan kejujuran anak perempuan itu. 

“Sudah sepantasnya ia mendapatkan hadiah!” gumam Khalifah Umar. Khalifah Umar beranjak meniggalkan gubuk itu. Kemudian ia cepat-cepat pulang ke rumahnya. 

Keesokan paginya, Khalifah Umar memanggil putranya, Ashim bin Umar. Di ceritakannya tentang gadis jujur penjual susu itu. 

“Anakku, menikahlah dengan gadis itu. Ayah menyukai kejujurannya,” kata Khalifah Umar. 

“Di zaman sekarang, jarang sekali kita jumpai gadis jujur seperti dia. Ia bukan takut pada manusia. Tapi takut pada Allah yang Maha Melihat.” 

Ashim bin Umar menyetujuinya. 

Beberapa hari kemudian Ashim melamar gadis itu. Betapa terkejut ibu dan anak perempuan itu dengan kedatangan putra Khalifah. Mereka mengkhawatirkan akan di tangkap karena suatu kesalahan. 

“ Tuan, saya dan anak saya tidak pernah melakukan kecurangan dalam menjual susu. Tuan jangan tangkap kami....,” sahut ibu tua ketakutan. 

Putra Khalifah hanya tersenyum. Lalu mengutarakan maksud kedatangannya hendak menyunting anak gadisnya. 

“Bagaimana mungkin? Tuan adalah seorang putra Khalifah , tidak selayaknya menikahi gadis miskin seperti anakku?” tanya seorang ibu dengan perasaan ragu. 

“Khalifah adalah orang yang tidak ,membedakan manusia. Sebab, hanya ketawakalanlah yang meninggikan derajad seseorang disisi Allah,” kata Ashim sambil tersenyum. 

“Ya. Aku lihat anakmu sangat jujur,” kata Khalifah Umar. 

Anak gadis itu saling berpandangan dengan ibunya.Bagaimana Khalifah tahu? Bukankah selama ini ia belum pernah mengenal mereka. 

“ Setiap malam aku suka berkeliling memeriksa rakyatku. Malam itu aku mendengar pembicaraan kalian...,” jelas Khalifah Umar. 

Ibu itu bahagia sekali. Khalifah Umar ternyata sangat bijaksana. Menilai seseorang bukan dari kekayaan tapi dari kejujurannya. 

Sesudah Ashim menikah dengan gadis itu, kehidupan mereka sangat bahagia. Keduanya membahagiakan orangtuanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa tahun kemudian mereka dikaruniai anak dan cucu yang kelak akan menjadi orang besar dan memimpin bangsa Arab.

Hakim Yang Teguh

Setiap pagi Syuraih bin Al-Harits Al-Kindi berangkat ke tempat kerjanya. Wajah dan sorot matanya tenang menyiratkan ke arifan pribadinya. Dari kearifannya itu pula keluar sikap dan

29

Page 30: 03 Program Pendidikan Subuh

pendiriannya yang teguh. Ia adalah seorang hakim yang disukai dan disegani masyarakat. 

Syuraih terbiasa menghakimi kalangan kaum muslimin maupun orang-orang bukan muslim. Di pengadilannya, Syuraih tidak membedakan antara pejabat atau rakyat kecil, kaya atau miskin, muslim atau bukan muslim. Jika ia bersalah tetap tidak boleh dibela. Semua orang mendapat perlakuan yang adil dan bijaksana. 

Hari itu Syuraih kedatangan Amirul mukminin, Umar bin Khaththab.Rupanya, Khalifah Umar sedang mendapat masalah dengan seorang pedagang desa. Keduanya menghadap Syuraih untuk mendapatkan keputusan atas perkara yang dihadapinya. 

Dengan wajah tenang dan berwibawa Syuraih memimpin sidang pengadilan. 

“Silakan Tuan pedagang, apa yang mau Anda sampaikan?” tanya Syuraih. 

“Pak hakim yang mulia, beberapa hari yang lalu Amirul mukminin membeli seekor kuda dari saya,” kata pedagang. 

“Tapi kemarin, tiba-tiba ia ingin mengembalikannya lagi dan meminta ganti,” lanjutnya.

Syuraih lalu berpaling pada Khalifah Umar. 

“Dan sekarang giliran Anda, ya Amirul mukminin,” kata Syuraih. 

“Aku ingin mengembalikan kuda itu padanya karena kudanya cacat dan berpenyakit sehingga larinya tidak kencang,” kata Umar bin Khaththab. 

“Bagaimana Tuan?” tanya Syuraih lagi. 

“Saya tidak akan menerimanya lagi karena saya sudah menjual kuda itu dalam keadaan sehat dan tidak cacat,” sahut pedagang kuda itu. 

Syuraih mendengarkan semua keterangan dari kedua pihak dengan seksama. Lalu, Syuraih pun bertanya pada Umar bin Khaththab. 

“Apakah ketika Amirul mukminin membeli kuda itu, keadaannya sehat dan tidak cacat?” tanya Syuraih seraya menatap Umar. 

“Ya benar!” jawab Umar jujur. 

Hakim Syuraih pun memberi keputusan atas perkara itu. 

“Nah, kalau begitu, peliharalah apa yang anda beli. Atau bila ingin mengembalikannya kembalikanlah seperti ketika anda menerimanya,” tukas Syuraih dengan mantap. 

Hati Amirulmukminin merasa tidak puas. Kekecewaan memenuhi rongga dadanya. Hakim Syuraih berada dipihak pedagang desa itu. 

“ Begitukah keputusanmu, Hakim Syuraih?” tanya Umar setengah memprotes keputusan itu. 

Syuriah menganguk pasti. Keputusannya tidak bisa diganggu gugat. 

30

Page 31: 03 Program Pendidikan Subuh

Khalifah Umar merenung beberapa saat. Benar sekali apa yang dikatakan hakim itu. Syuraih telah memberikan keputusan yang bijaksana dan penuh keadilan. Dengan lapang dada, Umar dapat menerimanya. Jangan mentang-mentang ia pejabat lalu harus selalu dimenangkan perkaranya. Sementara nasib rakyat kecil tidak diperhatikan. 

Begitulah, orang-orang selalu mempercayakan perkaranya diputuskan oleh Syuriah. Pengadilanya adalah tempat mendapatkan tempat yang seadil-adilnya. 

Hingga pemerintahan Ali bin Abu Thalib, Syuriah tetap memangku jabatan hakim yang amat disegani dan dipercaya masyarakat kota Khuffah. 

Suatu hari, Khalifah Ali mendatangi Hakim Syuriah untuk mengajulkn perkara dengan seorang Yahudi. 

“Ada masalah apa, ya Amirul mukminin?” tanya Syuraih. 

“Pak Hakim, aku mendapatkan baju perangku ditangan orang ini. Padahal, aku tidak pernah memberikan atau menjualnya pada siapapun,” sahut Khalifah Ali. 

“Bagaimana pendapatmu, wahai Tuan Yahudi?” tanya Syraih pada lelaki itu. 

“ Bukan! Ini baju perangku. Sebab, sekarang berada di tanganku.” Bantah orang itu tak mau kalah. Dengan bijaksana Syuraih menerima pendapat orang itu. Kemudian menoleh pada Khalifah Ali. 

“Bagaimana Anda yakin kalau baju perang itu milikmu?” tanyanya lagi pada Ali. 

“Aku yakin sekali. Karena satu-satunya orang yang memiliki baju perang seperti itu hanya aku. Baju perang itu terjatuh di suatu tempat. Dan kini, baju perang itu ada padanya. Bagaimana mungkin aku menjualnya di pasar?” 

“Aku tidak meragukan apa yang Anda katakan itu. Tapi Anda wajib mengajukan dua orang saksi untuk dijadikan saksi atas apa yang Anda akui itu,” kata Syuraih. 

“Baiklah, aku bersedia mendatangkan dua saksi,” kata Ali. Khalifah Ali begitu menyayangi baju perangnya. Karena baju itu, harta yang sangat berharga dan tinggi nilainya bagi Khalifah. Ia sangat berharap baju perangnya bisa dimilikinya kembali. 

“Pembantuku, Qanbar, akan kujadikan saksi. Dan satu lagi, Al-Hasan, anakku,” sahut Khalifah Ali bersemangat. Sudah pasti keduanya dapat dijadikan saksi atas kebenaran ucapannya. 

“Ya, amirulmukminin! Tidaklah sah kesaksian seorang anak terhadap ayahnya,” kata Syuraih mengingatkan ketentuan yang sudah ditetapkan Allah. 

“Subhanallah! Kesaksian Al-Hasan, salah seorang pemuda penghuni surga tidak diterima,” ucap Ali mengeluh sedih. 

“Betul! Aku hanya tidak membolehkan kesaksian anak pada ayahnya,” tegas Syuraih tak bergeming. Pendiriannya berdasarkan ajaran Allah. Walaupun itu menyangkut khalifah besar, seorang ayah dari pemuda penghuni sorga yang telah disabdakan Rasulullah. 

31

Page 32: 03 Program Pendidikan Subuh

Khalifah Ali menarik napas berat mendengar keputusan Syuraih. Hatinya kecewa. Ia merasa kalah dan tak dapat memiliki baju perangnya kembali. 

“Aku tidak punya saksi lain. Jadi, baju perang ini memang milikmu,” kata Ali menyerahkan baju perangnya pada orang Yahudi itu. Ya! Jauh di lubuk hati Khalifah Ali mengakui kalau Hakim Syuraih sudah bertindak benar. Apa yang di tetapkan Allah harus ditegakkan. Tak terkecuali terhadap dirinya yang seorang Khalifah! 

“Ya amirulmukminin!” Tiba-tiba Yahudi itu bersimpuh di hadapan Khalifah Ali. 

“Memang betul! Baju perang ini milikmu! Hari ini, aku melihat seorang hakim yang begitu teguh menegakkan ajaran Allah. Ia memenangkan aku. Sungguh! Aku lihat Islam melakukan kebenaran! Saat ini juga aku akan menjadi penganut Islam.......,” kata orang itu. 

“Pak Hakim yang mulia, sebenarnya, aku telah memungut baju perang Amirul mukminin sewaktu terjatuh pada peperangan di Siffin!” sahut orang Yahudi itu mengakui yang sebenarnya. 

Mendengar perkataan orang itu, khalifah Ali berubah wajahnya. Ia segera merangkul lelaki itu seraya tersenyum bahagia. 

“Karena kau sudah masuk islam, maka kuhadiahkan baju perang itu kepadamu. Dan juga kuda ini,“ sahut Khlifah Ali dengan tulus. 

Sungguh mengagumkan keputusan yang diberikan Hakim Syuraih!.

Kebun Kebun Anggur Yang Musnah

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang lelaki yang memiliki dua kebun yang luas dan lapang. Kebun-kebun itu ditanaminya dengan pohon anggur. Dianiara kedua kebun ini terdapat sebuah ladang yang juga cukup luas. Ladang ini seolah-olah menjadi pemisah bagi kedua kebun anggur. Oleh pemiliknya disekeliling kedua kebun anggur ini lantas ditanaminya dengan pohon-pohon kurma pilihan sebagai pagar.Kebun-kebun dan ladang ini segera saja tumbuh lebat dan menghasilkan banyak buah-buahan. Buah-buah yang dihasilkan adalah buah-buah yang segar, besar dan seperti tidak pernah ada habisnya. 

Melihat itu semua, menjadi senanglah hati sang lelaki pemilik kebun. Apalagi melewati kedua kebun ini juga mengalir pula sebuah sungai kecil yang jernih airnya. Gemercik air sungai yang mengalir itu terdengar merdu dan menyenangkan. Sungguh, kebun dan ladang lelaki ini benar-benar indah dan membanggakan hati pemiliknya. 

Karena melimpahnya hasil-hasil kebun dan ladangnya, lelaki ini segera menjadi orang kaya yang disegani. Pengikutnya pun banyak. Mereka semua adalah orang yang terkagum-kagum pada kekayaan sang lelaki. 

Sementara itu sang pemilik dua kebun juga memiliki seorang kawan yang saleh dan taat kepada Allah. Kawannya ini juga memiliki kebun anggur. Kebun itu diolah dan dipeliharanya dengan baik dan sungguh-sungguh. Hanya sayangnya, hasil kebun sang kawan tidaklah sebanyak dan sebagus hasil kebun milik lelaki pertama. 

32

Page 33: 03 Program Pendidikan Subuh

Kadangkala dalam satu dua kesempatan, mereka bertemu dan bercakapcakap. Biasanya, lelaki pertama akan menyombongkan kekayaannya. 

"Ah, masih sedikit saja hasil kebunmu kawan? Kasihan sekali. Kau lihat? Hartaku jauh lebih banyak dari hartamu dan pengikutku juga banyak." 

Kawannya tidak begitu memperdulikan omongan itu, karena ia merasa telah mengolah kebunnya dengan sebaik-baiknya. Kalau hasilnya tidak sebaik dan sebanyak hasil kebun temannya itu ia yakin bahwa itu adalah ketetapan Allah yang sudah diperuntukkan baginya. 

Kesombongan lelaki ini rupanya semakin menjadi-jadi. Sehingga dia menjadi orang yang kufur atas nikmat Allah. Pada suatu hari lelaki ini memasuki kebunnya dengan congkak lalu ia berkata, "Ah, kebunku yang indah. Aku dapat merasakan bahwa kebun ini tidak akan binasa untuk selama-lamanya. Bahkan hari kiamat pun kuyakin tak akan tiba." Lalu diteruskannya perkataannya yang penuh ketakaburan itu. 

"Melihat kekayaan dan kedudukanku di tengah masyarakat, aku yakin seandainya ada kebangkitan dan kehidupan kembali, dan aku dikembalikan kepada Tuhanku, maka tentu aku akan berada disisiNya dengan kemuliaan dan keutamaan. Di sana Tuhanku akan memberi ganjaran yang lebih baik pula dari kebun ini. Karena Tuhanku telah memuliakanku dengan kebun ini,tentulah Tuhanku akan memberi kemuliaan pula kelak."

Omongan semacam ini diutarakannya pula pada kawannya yang mukmin sebagai sebuah ejekan. Dia ingin menunjukkan bahwa karena bekai kekayaannya jauh lebih banyak, maka ia lebih mulia dan utama dari si mukmin. 

Kawannya yang mukmin tak sedikit pun terpukau dengan kekayaan temannya. Ia justru memahami bagaimana temannya ini telah jatuh kedalam perilaku zalim. Maka dinasehatinya sang teman. 

"Apakah kamu akan kafir pada Tuhan yang telah menciptakan kamu dari tanah, lalu dari setetes air mani, lalu dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? Adapun aku, aku percaya bahwa dialah Allah, Tuhanku. Dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku." 

Temannya terdiam sejenak mendengar ucapan itu. Ketika itu kawannya yang mukmin menambahkan nasehatnya. 

Dan saat memasuki kebun, mengapa kamu tidak mengucapkan Masyaa Allah, laa hawla wa laa quwwata illaa billah (sesungguhnya semua ini terwujud atas kehendak Allah. Dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)." 

"Hah!" sergah kawannya yang zalim. "Bagaimanapun aku lebih kaya dan lebih mulia darimu." 

Gemas sekali kawan yang mukmin ini mengetahui bahwa temannya tetap sombong dan kufur nikmat. Maka dilanjutkannya omongannya dengan tegas. "Kalau kamu menganggap aku lebih sedikit darimu dalam hal memiliki harta dan keturunan, maka mudah-mudahan Tuhanku akan memberi kepadaku kebun yang lebih dari pada kebunmu. Dan mudah-mudahan saja dia mengirimkan petir dari langit kepada kebunmu hingga kebunmu menjadi tanah yang licin, atau airnya surut ke dalam tanah hingga sekali-kali kamu tidak akan dapat menemukannya lagi.

33

Page 34: 03 Program Pendidikan Subuh

"Lalu ditinggalkannya temannya yang sombong dan zalim itu untuk dapat merenungi ucapannya. 

Keesokan harinya seperti biasa lelaki zalim itu mendatangi kebun kebanggaannya. Sudah tidak diingatnya lagi sindiran tajam kawannya yang saleh itu. Tetapi alangkah terkejutnya ia setibanya didepan kebunnya. 

"Ha? Dimana kebunku? Dimana kebunku yang indah dan subur itu?" ratapnya ketika melihat kebun-kebun dan ladangnya telah hancur semua. 

Pohon-pohon anggurnya roboh berikut para-para penyangga buahnya. Pohon-pohon kurmanya tumbang. Bahkan sungai-sungai yang selalu bergemericik itu lenyap pula ditelan bumi yang terbelah. 

Terduduk dipinggir tanahnya yang porak poranda, lelaki zalim itu menyadari bahwa seluruh kekayaannya telah musnah binasa. Tanpa terasa, dibolak-baliknya tangannya sebagai sebuah penyelesalan mengingat segala biaya yang sudah dikeluarkannya selama ini untuk mengolah dan memelihara kebun serta ladangnya. 

Hatinya kini dipenuhi rasa sesal. Ia telah kufur nikmat. Dan hanya dalam semalam, ternyata Allah telah mencabut semua nikmat itu dari hidupnya. 

Dengan berurai air mata lelaki itu pun berkata, "Aduhai, seandainya saja dulu aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Allah, mungkin nasibku tidak akan menjadi begini. Tetapi penyesalan yang datang terlambat tidak ada lagi gunanya. Kekayaan dan kemuliaan yang disangkanya abadi telah diambil oleh pemilik-Nya semula yaitu Allah SWT, maka tinggallah lelaki itu meratapi nasib buruk yang dipilihnya sendiri.

Keinginan Besar Muaffak

Suara azan subuh baru saja bergema dari menara masjid di pusat kota Damsyik. Muaffak dan isterinya segera menggelar sajadahnya. Keduanya lalu tanggelam dalam do’a yang khusuk. Lama sekali laki-laki itu bermunajat di atas sajadahnya. 

Ia baru beranjak setelah matahari memancarkan cahayanya yang hangat. Lalu bergegas menyiapkan peralatan sepatunya. Sebentar kemudian, ia pun mulai disibukkan dengan pekerjaannya. Ia memang mahir dalam memperbaiki sandal, sepatu, dan terumpah yang rusak. Muaffak, lelaki miskin namun ulet bekerja untuk memperbaiki keadaan hidupnya. Di rumah yang kecil dan sederhana, ia tinggal bersama isterinya yang sedang hamil. 

Muaffak mempunyai keinginan besar untuk menunaikan ibadah haji. Tetapi karena hidupnya yang tidak berkecukupan, keinginan itu hanya tinggal keinginan belaka. Sebab perjalanan haji dari Damsyik ke Makkah tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. 

Namun, rupanya lelaki saleh itu tidak berputus asa. Ia selalu berbaik sangka dan bekerja dengan sungguh-sungguh. 

“Biarpun pekerjaanku hanya sebagai tukang sepatu, aku harus bisa menabung sedikit demi sedikit. Insya Allah jika tabunganku mencukupi, aku dapat beribadah haji juga kelak,” tekat Muaffak sunguh-sunguh. 

34

Page 35: 03 Program Pendidikan Subuh

Dia semakin giat bekerja tanpa mengenal lelah. Setiap hari dicarinya order sepatu atau sandal orang yang rusak untuk diperbaiki. Dengan setia, isterinya selalu membantu Muaffak. Sampai bertahun-tahun kemudian, ia dapat mengumpulkan uang sebanyak tiga ratus dirham. Dalam benak dan perasaannya, Muaffak sudah dapat mengongkosi dirinya pergi naik haji dengan uang tabugan itu. Betapa gembira hatinya tidak terkira. Keinginannya untuk menginjakkan kakinya ke tanah suci, berdo’a di depan ka’bah, berziarah ke makam nabi saw, sebentar lagi akan terwujud. Ia tinggal menunggu musim haji tiba. 

Muaffak bertetangga dengan seorang janda miskin dengan beberapa anaknya yang yatim. Ia sering memperhatikan perempuan itu pulang hingga malam hari untuk mencari nafkah bagi anak-anaknya. 

Suatu malam, Muaffak melihat janda miskin itu baru pulang dengan membawa bungkusan. Rupanya ia baru saja mencari nafkah sekadarnya. Terlihat kesedihan dan kelelahan di wajahnya yang keriput. Anak-anaknya menyambut dengan suka cita dalam keadaan perut yang lapar. 

“Kasihan tetangga kita itu, dia banting tulang sendirian demi anak-anaknya,” desis isteri Muaffak. 

Beberapa saat kemudian, terciumlah bau sedap masakan dari kediaman janda miskin itu. Dan rupanya aroma masakan itu tercium pula oleh isteri Muaffak yang sedang mengandung itu. 

“Masya Allah! Masakan sipakah ini? Sedap nian kiranya....” bisiknya sambil menelan air liur. Tiba-tiba saja ia merasa ingin mencicipi masakan yang sedap itu.Mungkin bawaan cabang bayi yang dikandungnya. 

Iapun segera mencari tahu darimana asal masakan itu. Begitu tahu kalau masakan tersebut dari rumah janda miskin itu, dimintanya Muaffak untuk menemuinya.Demi menyenangkan hati isterinya Muaffak mendatangi rumah tetangganya. 

“Maaf bu, iteri saya mencium bau masakan enak yang ibu buat. Ia menginginkan masakan itu barang sedikit saja. Bolehkah kami memintanya bu?” kata Muaffak baik-baik. 

Perempuan itu tertegun. Air mukanya berubah sedih. Lalu dengan pilu ia berkata, “Saya segan mengatakan asal-usul masakan ini. Tapi karena kebaikan kalian berdua, saya ceritakan yang sebenarnya. Sejak beberapa hari yang lalu, persediaan makanan kami habis. Dari kemarin saya sudah berusaha mencari nafkah, tapi tak memparoleh hasil. Padahal anak-anak saya butuh makan.” Sejenak perempuan itu menghela nafasnya yang berat. “Tadi saya menemukan bangkai keledai di jalan. Karena sudah lelah, saya nekat memotongnya lalu saya masak untuk dimakan. 

“Bangkai makanan itu haram bagi anda. Tapi halal bagi kami yang dalam darurat...,” katanya selanjutnya dengan mata yang berlinang. 

Muaffak terperanjat. Ia sangat iba. Lalu bergegas pulang. Diambilnya simpanan uangnya yang tiga ratus dirham itu. Tanpa pikir panjang lagi, ia berikan uang yang diperolehnya dari hasil kerja keras selama ini.Padahal, uang itu sudah diniatkan untuk ongkos naik hajinya. 

“Terimalah uang ini untuk anak-anak yatimmu, bu,” ugkapnya dengan ikhlas.

35

Page 36: 03 Program Pendidikan Subuh

Betapa terharunya janda miskin itu. Mereka tidak akan kelaparan lagi untuk waktu yang cukup lama. 

“Terimakasih, tuan sudah bermurah hati menolong kami dari kelaparan,” ucap perempuan itu tertunduk. 

“Saya tidak tahu bagaimana membalas kebaikan tuan. Semoga Allah akan membalasnya dengan rahmat yang berlimpah.“ 

Mendengar do’a permpuan itu, Muaffak menitikkan air mata. 

Musim hajipun tiba. Muaffak batal menunaikan ibadah haji karena uangnya sudah tidak ada lagi. Tapi hati laki-laki itu bahagia, bisa menolong kesengsaraan seorang janda miskin dan anak-anaknya yang miskin. 

Pada musim haji waktu itu, salah seorang ulama besar, Abdullah bin Mubarak, menunaikan ibadah haji. Suatu sore, seusai tawaf berkali-kali ia merasa sangat letih. Lalu, iapun beistirahat di Hijr Ismail. Antara tidur dan tidak, tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat. 

“Berapa orang yang menunaikan ibadah haji tahun ini?” 

“Enam ratus ribu orang.” 

“Kira-kira berapa orang yang hajinya diterima Allah?” 

“Tak seorangpun!” 

“Tapi seorang tukang tambal sepatu dari Damsyik yang bernama Muaffak diterima hajinya oleh Allah, kendati Ia tidak menunaikan ibadah haji. Dan berkat hajinya orang inilah, maka semua jamaah haji sekaranng diterima juga oleh Allah.” 

Begitu malaikat itu menghilang, Abdullah bin Mubarak tersadar dari setengah tidurnya.“Masya Allah! Amal perbuatan apa yang telah dilakukan Muaffak? Begitu besar pengaruhnya disisi Allah...,” bisik Abdullah terpesona. 

Selesai ibadah haji, ulama besar itu bergegas ke Damsyik. Ia ingin sekali menemui Muaffak. Dan begitu bertemu, ulama itu langsung menceritakan kejadiannya waktu di Hijr Ismail. Muaffak sendiri baru menyadari, lalu bersyukur atas karunia itu kehadirat Allah. Muaffak lalu mengisahkan perjuangannya untuk mencapai cita-citanya yang ingin beribadah haji, tapi tidak jadi berangkat. 

“Saya tidak menyesal tidak jadi berhaji karena saya mengharap keridhaan Allah,” kata Muaffak. 

“Tuan, andalah seorang haji yang mabrur atas ridha Allah...,” kata sang ulama kagum.

Kejujuran Sang Imam

Selepas sholat subuh, Imam Hanafi bersiap membuka tokonya, di pusat kota Kufah.Diperiksanya dengan cermat pakaian dan kain yang akan dijual. Sewaktu menemukan pakaian yang cacat, ia segera menyisihkannya dan meletakkannya di tempat yang terbuka. Supaya kalau ada yang akan membeli, ia dapat memperlihatkannya. 

36

Page 37: 03 Program Pendidikan Subuh

Ketika hari mulai siang, banyak pengunjung yang datang ke tokonya untuk membeli barang dagangannya. Tapi, ada juga yang hanya memilih-milih saja. 

“Mari silakan, dilihat dulu barangnya. Mungkin ada yang disukai,” tawar Imam Hanafi tersenyum ramah. 

Seorang pengunjung tertarik pada pakaian yang tergantung di pojok kiri. 

“Bolehkah aku melihat pakaian itu?” tanya perempuan itu. Imam Hanafi segera mengambilkannya. 

“Berapa harganya?” tanyanya sambil memandangi pakaian itu. Pakaian ini memang bagus. Tapi, ada sedikit cacat di bagian lengannya.”Imam Hanafi memperlihatkan cacat yang hampir tak tampak pada pakaian itu. 

“Sayang sekali.” perempuan itu tampak kecewa. 

“Kenapa Tuan menjual pakaian yang ada cacatnya?” 

“Kain ini sangat bagus dan sedang digemari. Walaupun demikian karena ada cacat sedikit harus saya perlihatkan. Untuk itu saya menjualnya separuh harga saja.” 

“Aku tak jadi membelinya. Akan kucari yang lain,” katanya. 

“Tidak apa-apa, terima kasih,” sahut Imam Hanafi tetap tersenyum dalam hati, perempuan itu memuji kejujuran pedagang itu. Tidak banyak pedagang sejujur dia. Mereka sering menyembunyikan kecacatan barang dagangannya. 

Sementara itu ada seorang perempuan tua, sejak tadi memperhatikan sebuah baju di rak.Berulang-ulang dipegangnya baju itu. Lalu diletakkan kembali. Imam Hanafi lalu menghampirinya. 

“Silakan, baju itu bahannya halus sekali. Harganya pun tak begitu mahal.” 

“Memang, saya pun sangat menyukainya.” Orang itu meletakkan baju di rak. Wajahnya kelihatan sedih. 

“Tapi saya tidak mampu membelinya. Saya ini orang miskin,” katanya lagi. 

Imam Hanafi merasa iba. Orang itu begitu menyukai baju ini. 

“Saya akan menghadiahkannya untuk ibu,” kata Imam Hanafi. 

“Benarkah? Apa tuan tidak akan rugi?” 

“Alhamdulillah, Allah sudah memberi saya rezeki yang lebih.”Lalu, Imam Hanafi membungkus baju itu dan memberikannya pada orang tersebut. 

“Terima kasih, Anda sungguh dermawan. Semoga Allah memberkahi.”Tak henti-hentinya orang miskin itu berterima kasih. 

37

Page 38: 03 Program Pendidikan Subuh

Menjelang tengah hari, Imam Hanafi bersiap akan mengajar. Selain berdagang, ia mempunyai majelis pengajian yang selalu ramai dipenuhi orang-orang yang menuntut ilmu. Ia lalu menitipkan tokonya pada seorang sahabatnya sesama pedagang. 

Sebelum pergi, Imam Hanafi berpesan pada sahabatnya agar mengingatkan pada pembeli kain yang ada cacatnya itu. 

“Perlihatkan pada pembeli bahwa pakaian ini ada cacat di bagian lengannya. Berikan separo harga saja,” kata Imam Hanafi. Sahabatnya mengangguk. Imam Hanafi pun berangkat ke majelis pengajian. 

Sesudah hari gelap ia baru kembali ke tokonya. 

“Hanafi, hari ini cukup banyak yang mengunjungi tokomu. O, iya! Pakaian yang itu juga sudah dibeli orang,” kata sahabatnya menunjuk tempat pakaian yang ada cacatnya. 

“Apa kau perlihatkan kalau pada bagian lengannya ada sedikit cacat?” tanya Hanafi. 

“Masya Allah aku lupa memberitahunya. Pakaian itu sudah dibelinya dengan harga penuh.” kata sahabatnya dengan nada menyesal. 

Hanafi menanyakan ciri-ciri orang yang membeli pakaian itu. Dan ia pun bergegas mencarinya untuk mengembalikan sebagian uangnya. 

“Ya Allah! Aku sudah menzhaliminya,” ucap Imam Hanafi. 

Sampai larut malam, Imam Hanafi mencari orang itu kesana-kemari. Tapi tak berhasil ditemui.Imam Hanafi amat sedih. 

Di pinggir jalan tampak seorang pengemis tua dan miskin duduk seorang diri. Tanpa berpikir panjang lagi, ia sedekahkan uang penjualan pakaian yang sedikit cacat itu semuanya. 

“Kuniatkan sedekah ini dan pahalanya untuk orang yang membeli pakaian bercacat itu,” ucap Imam Hanafi. Ia merasa tidak berhak terhadap uang hasil penjualan pakaian itu. 

Imam Hanafi berjanji tidak akan menitipkan lagi tokonya pada orang lain. 

Keesokan harinya Imam Hanafi kedatangan utusan seorang pejabat pemerintah. Pejabat itu memberikan hadiah uang sebanyak 10.000 dirham sebagai tanda terima kasih. Rupanya sang ayah merasa bangga anaknya bisa berguru pada Imam Hanafi di majelis pengajiannya. Imam Hanafi menyimpan uang sebanyak itu di sudut rumahnya. Ia tidak pernah menggunakan uang itu untuk keperluannya atau menyedekahkannya sedikitpun pada fakir miskin. 

Seorang tetangganya merasa aneh melihat hadiah uang itu masih utuh. 

“Kenapa Anda tidak memakainya atau menyedekahkannya?” tanyanya. 

“Tidak, Aku khawatir uang itu adalah uang haram,” kata Imam Hanafi. 

Barulah tetangganya mengerti kenapa Imam Hanafi berbuat begitu. Uang itu pun tetap

38

Page 39: 03 Program Pendidikan Subuh

tersimpan disudut rumahnya. Setelah beliau wafat, hadiah uang tersebut dikembalikan lagi kepada yang memberinya.

Kendaraan Seorang Bijak

Matahari di padang pasir terasa membakar kulit. Hanya sesekali angin bertiup dan menerbangkan debu-debu yang memerihkan mata. Cukup membuat seorang pemuda kerepotan mengarungi samudra pasir yang membentang luas. Namun, hatinya agak tenang. Unta yang di tungganginya masih muda dan kuat. Ia berharap kendaraannya sanggup menempuh perjalanan yang jauh. Perbekalan yang dibawanya pun akan cukup membuatnya bertahan selama perjalanan. Masih separuh lagi perjalanan yang harus ditempuh pemuda itu. 

“Mudah-mudahan, aku selamat sampai Makkah. Dan, segera melihat Baitullah yang selama ini kurindukan,” katanya penuh harap. 

Panggilan rukun Islam kelima itulah yang membulatkan tekadnya. Mengarungi padang pasir yang terik. 

Tiba-tiba, pemuda itu menatap tajam ke arah seseorang yang tengah berjalan sendirian di padang pasir. 

Kenapa orang itu berjalan sendiri di tempat seperti ini? Tanya pemuda itu dalam hati.Sungguh mengundang bahaya. 

Pemuda tersebut menghentikan untanya di dekat orang itu. Ternyata, ia seseorang lelaki tua yang berjalan terseok-seok di bawah terik matahari. Lalu, anak muda itu segera turun dari kendaraannya. 

“Wahai Bapak Tua, Bapak mau pergi ke mana?” tanyanya ingin tahu. 

“Insya Allah, aku akan ke Baitullah,” jawab orang tua itu dengan tenang. 

“Benarkah?!” anak muda itu terperanjat. Apa orang tua itu sudah tidak waras? Ke Baitullah dengan berjalan kaki? 

“Betul, Nak, aku akan melaksanakan ibadah haji,” kata lelaki tua itu pula. 

“Masya Allah, Baitullah itu jauh sekali dari sini. Bagaimana kalau Bapak tersesat atau mati kelaparan? Lagi pula, semua orang yang kesana harus naik kendaraan. Kalau tidak naik unta, bisa naik kuda. Kalau berjalan kaki seperti Bapak, kapan Bapak bisa sampai ke sana?” pemuda itu tercenung. 

Ia yang menunggang unta dan membawa perbekalan saja, masih merasa khawatir selama dalam perjalanan yang begitu jauh dan berbahaya. Siapapun tak akan sanggup menempuh perjalanan sejauh itu dengan berjalan kaki. Apa ia tidak salah bicara? Atau memang orang tua itu sudah terganggu ingatannya? 

“Aku juga berkendaraan,” kata lelaki tua itu mengejutkan. 

Si pemuda yakin kalau dari kejauhan tadi, ia melihat orang tua itu berjalan sendirian tanpa kendaraan apa pun. Tapi, pak tua malah mengatakan dirinya memakai kendaraan.

39

Page 40: 03 Program Pendidikan Subuh

Orang ini benar-benar sudah tidak waras. Ia merasa memakai kendaraan, padahal aku lihat ia berjalan kaki..., pikir si pemuda geli. 

“Apa Bapak yakin kalau Bapak memakai kendaraan?” tanya pemuda itu menahan senyumnya. 

“Kau tidak melihat kendaraanku?” orang tua itu malah mengajukan pertanyaan yang membingungkan. Si pemuda, kini tak dapat lagi menyembunyikan kegeliannya. 

“Kalau begitu, apa kendaraan yang Bapak pakai?” tanyanya sambil tersenyum. 

Orang tua itu termenung beberapa saat. Pandangannya menyapu padang pasir yang luas. Dengan sabar, si pemuda menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut orang tua itu. Akankah ia mampu menjawab pertanyaan tadi? 

“Kalau aku melewati jalan yang mudah, lurus, dan datar, kugunakan kendaraan bernama syukur.Jika aku melewati jalan yang sulit dan mendaki, kugunakan kendaraan bernama sabar,” jawab orang tua itu tenang. 

Si pemuda ternganga dan tak berkedip mendengar kata-kata orang tua itu. Tak sabar, pemuda itu ingin segera mendengar kalimat selanjutnya dari lelaki tua tersebut. 

“Jika takdir menimpa dan aku tidak sampai ke tujuan, kugunakan kendaraan ridha.Kalau aku tersesat atau menemui jalan buntu, kugunakan kendaraan tawakkal.Itulah kendaraanku menuju Baitullah,” kata lelaki tua itu melanjutkan. 

Mendengar kata-kata tersebut, si pemuda merasa terpesona. Seolah melihat untaian mutiara yang memancar indah. Menyejukkan hati yang sedang gelisah, cemas, dan gundah. Perkataan orang tua itu amat meresap ke dalam jiwa anak muda tersebut. 

“Maukah Bapak naik kendaraanku? Kita dapat pergi ke Baitullah bersama-sama,” ajak si pemuda dengan sopan. Ia berharap akan mendengarkan untaian-untaian kalimat mutiara yang menyejukkan jiwa dari orang tua itu. 

“Terima kasih, Nak, Allah sudah menyediakan kendaraan untukku. Aku tak boleh menyia-nyiakannya. Dengan ikut menunggang kendaraanmu, aku akan menjadi orang yang selamanya bergantung kepadamu,” sahut orang tua itu dengan bijak, seraya melanjutkan perjalanannya. 

Ternyata, orang tua itu adalah Ibrahim bin Adham, seorang ulama yang terkenal dengan kebijaksanaannya.

Keteguhan Hati Abu Bakar

Abu bakar merupakan sahabat Nabi yang sangat setia, beliau termasuk orang yang paling awal memeluk Islam. Ia orang kedua yang memeluk Islam setelah siti Khadijah, istri Nabi Muhammad Saw. Kelak setelah Nabi Muhammad Saw wafat, beliau juga dikenal sebagai khalifah pertama kaum muslim. 

Abu bakar juga terkenal karena kecintaan dan kepercayaannya yang tinggi terhadap Nabi Saw. Karena itu, ia mendapat gelar ash-shiddiq dibelakang namanya. Gelar itu artinya ”yang selalu

40

Page 41: 03 Program Pendidikan Subuh

membenarkan”. 

Abu Bakar-lah orang yang pertama kali membenarkan perjalanan Nabi dalam kisah Isra’ Mi’raj. 

Sejak meneguhkan hatinya memeluk islam, Abu Bakar menjadi salah seorang pembela Islam. Ia mendesak Nabi Saw untuk memperluas cara berdakwah. Abu Bakar pun menjadi wakil Nabi dalam menyampaikan ajaran Islam. 

Suatu ketika, Abu Bakar berpidato di Ka’bah dan Nabi Saw duduk di sampingnya, ia dipukul beramai-ramai. Ia tersungkur ke tanah, lalu ditendang dari kiri dan kanan. Seseorang bernama Utbah bin Rabi’ah merenggut sandal Abu Bakar. Sandal itu lalu dihantamkannya ke wajah Abu Bakar. 

Masya Allah, wajah sahabat Nabi itu menjadi benjut dan lebam. Untunglah, datang orang-orang dari suku Bani Taym (sukunya Abu Bakar) melindungi Abu Bakar dari orang-orang yang hendak memukulnya. 

Abu Bakar sudah dalam keadaan sekarat. Orang-orang dari suku Bani Taym membawanya ke rumah. Lalu, orang-orang tadi pun kembali ke masjid sambil mengancam, ”Demi Allah, jika Abu Bakar mati, maka kami akan membunuh Utbah bin Rabi’ah!” 

Banyak orang dari suku Bani Taym berkumpul di rumah Abu Bakar. Kemudian, Ayah Abu Bakar, Abu Quhafah, mencoba memanggil-manggil anaknya. Akhirnya, Abu Bakar siuman dan bisa berkata-kata lagi. Tapi, apa yang pertama kali ditanyakan Abu Bakar? Antara sadar dan tidak, ia terus berkata-kata lagi. “Dimana Nabi? Apa yang terjadi dengan Nabi?” 

Orang-orang menenangkan Abu Bakar. Lalu sang Ibu, Ummu Khair, mencoba membujuk anaknya untuk makan malam. Tapi, Abu Bakar tidak mempedulikannya. Ia malah terus bertanya-tanya tentang Nabi Saw. Demikianlah, betapa cintanya Abu Bakar kepada Nabi Muhammad Saw. 

Akhirnya, Abu Bakar meminta Ibunya untuk menemui Ummu Jamil. Abu Bakar mengatakan bahwa Ummu Jamil pasti tahu keadaan Nabi Saw. Maka, oleh ibunya dibawalah Ummu Jamil kerumah. Ummu Jamil terkejut melihat keadaan Abu Bakar yang sudah payah sekali. Kemudian, Ummu Jamil membisikkan kepada Abu Bakar bahwa Nabi dalam keadaan baik-baik saja. Abu Bakar pun merasa lega. Namun ia tetap saja tidak mau makan.” Demi Allah, aku tidak akan merasakan makan dan minum sampai aku menemui Nabi Saw!” 

Begitu sabar Ibu Abu Bakar memenuhi keinginan Anaknya. Ketika keadaan aman, dibawalah Abu Bakar menemui Nabi Muhammad Saw. Saat itu Nabi Saw berada dirumah Ibnu Arqam. Melihat keadaan Abu Bakar yang begitu menyedihkan, bangkitlah segera Nabi Saw. Ia memeluk dan mencium Abu Bakar, sahabat yang dicintai dan sangat mencintainya. 

Abu Bakar menenangkan Nabi yang tampak sedih. 

“Demi ayah dan ibuku, wahai Muhammad! Aku ini tidak apa-apa, dan janganlah engkau terlalu merasa khawatir. Cuma ada yang terasa sakit diwajahku karena pukulan Utbah. Tapi, sebentar lagi juga hilang! Dan ini, Ibuku yang telah memenuhi keinginanku, sedangkan engkau adalah orang yang diberkati. Tolonglah ajak dia memeluk Islam, dan do’akanlah ia agar terhindar dari api Neraka!” 

41

Page 42: 03 Program Pendidikan Subuh

Nabi Saw pun mengislamkan ibunda Abu Bakar serta mendoakannya. Selanjutnya, sejak peristiwa itu kaum Muslimin tinggal dirumah Ibnu Arqam selama kurang lebih satu bulan. Saat itu mereka berjumlah 39 orang. Tepat ketika hari Abu Bakar dipukul orang, Hamzah bin Abdul Muthalib, salah seorang paman Nabi memeluk Islam. 

Kemudian, Nabi Saw berdo’a kepada Allah agar islam dikuatkan oleh salah seorang diantara Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam. Baru saja beliau berdo’a pada hari Rabu, tiba-tiba hari kamis datang Umar bin Khattab memeluk Islam.Nabi Saw dan kaum muslimin yang lain serentak mengucapkan takbir atas Islamnya Umar.

Keteguhan Hati Imam Ghazali

Kisah ini menceritakan tentang seorang tokoh sufi yang sangat terkenal. Beliau adalah Imam Al-Ghazali yang dilahirkan di kota Gazalah, di Iran utara. Jadi, nama tempat kelahirannya menjadi namanya juga (ini kebiasaan bagi orang-orang Arab). 

Nama sebenarnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad At-Tusi Al-Ghazali. Beliau berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya hanya seorang pemintal benang tenun. Namun, ayahnya ingin sekali anaknya menjadi orang yang berilmu. 

Sebelum meninggal, ayahnya menitipkan Al-Ghazali dan saudaranya, Ahmad, kepada seorang sahabatnya. 

Kala itu, sang ayah hanya meninggalkan warisan yang tidak seberapa. Oleh sahabat ayahnya, Al-Ghazali dan Ahmad dimasukkan sekolah. Al-Ghazali menjadi anak yang haus ilmu. Ia banyak belajar berbagai hal. 

Ketika Al-Ghazali menginjak usia remaja, sahabat ayahnya sudah tidak sanggup lagi menyekolahkannya. “Abu Hamid, harta ayahmu yang dititipkan kepadaku telah habis. Aku merasa tidak sanggup lagi untuk menyekolahkanmu. Oleh karena itu, aku sarankan untuk mencari biaya pendidikan ke luar kota. Kudengar di Thus ada seorang ulama kaya yang suka membantu orang-orang tidak mampu. Datanglah ke sana.!” 

Beruntunglah ketika pindah ke kota Thus, Al-Ghazali mendapat bea siswa dari Ahmad bin Muhammad Razkafi. Ulama inilah yang telah mengajarkan kepada Al-Ghazali tentang cara membaca Al-Qur’an, hadits, dan fiqh. Al-Ghazali sangat cepat menguasai pelajaran. Dalam waktu singkat ia telah fasih membaca Al-Qur’an, hafal banyak hadits, dan tahu banyak tentang hukum islam. Hal ini membuat Al-Ghazali semakin meneguhkan hatinya untuk belajar. Ia ingin mengangkat derajatnya dengan ilmu pengetahuan. 

Selesai menamatkan pendidikan di kota Thus, Al-Ghazali meminta izin untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Atas restu gurunya dan bantuan pemuka setempat, Al-Ghazali bisa melanjutkan pendidikan ke kota Jurjan. Ia belajar di sebuah sekolah yang dipimpin oleh ulama besar bernama Abu Nasar ismaili. Disini, ia belajar selama tiga tahun. Setelah itu, kembali ke kotanya. 

Dalam perjalanan pulang, Al-Ghazali mendapat pelajaran berharga. Keteguhan hatinya untuk belajar ilmu agama diuji oleh Allah. Ketika pulang, ia dicegat gerombolan perampok. 

“Hai, anak muda! Serahkan hartamu kalau mau selamat!” hardik seorang perampok. 

42

Page 43: 03 Program Pendidikan Subuh

“Aku tidak memiliki apa pun selain pakaian dan buku-buku ini,” ujar Al-Ghazali dengan penuh iba. 

Para perampok itu menggeledah Al-Ghazali. Tapi, mereka tidak menemukan harta yang di cari. Mereka pun menjadi sangat kesal. Kemudian memberantakkan buku-buku catatan Al-Ghazali. Dengan penuh harap, Al-Ghazali memohon kepada mereka, “Wahai tuan, tolong kembalikan buku-buku catatanku. Engkau boleh ambil pakaian-pakaian milikku.” 

Perampok itu tak menghiraukan permohonan Al-Ghazali. Salah seorang dari mereka malah menyindirnya, ”Untuk apa engkau belajar, kalau masih membutuhkan catatan-catatan tak berguna ini!” Para perampok itu lalu membakar buku-buku catatan milik Al-Ghazali. 

Al-Ghazali hampir menangis karena kesal melihat ulah para perampok itu. Namun, kata-kata sindiran dari perampok terngiang-ngiang di telinganya. 

Al-Ghazali benar-benar terpukul oleh kejadian tersebut. Sejak itu, ia meneguhkan hatinya untuk dapat menghafal seluruh catatannya. Selama tiga tahun ia kembali menghafal segala sesuatu yang telah dipelajarinya. Oleh karena itu, ia tidak memerlukan buku lagi. Subahanallah, karena kepintarannya, Al-Ghazali mampu menghafalkan semua yang telah dipelajarinya. 

Orang yang telah teguh hatinya tidak akan mundur ketika ditimpa musibah. Setiap musibah pasti mengandung hikmah. Ingatlah bahwa seseorang yang sedang diuji dengan musibah, orang itu sedang diperhatikan oleh Allah. 

Al-Ghazali kemudian menjadi sarjana yang sangat ahli dalam berbagai bidang. Keharuman namanya membuat ia diangkat menjadi guru besar hukum di Madrasah Nizamiyah di Baghdad. Dengan keteguhan hatinya, Al-Ghazali dianggap menjadi pembela kebenaran islam yang terbesar sehingga dijuluki Hujjatul Islam atau pembela Islam. Ia telah menulis sebuah karya terbesar berjudul Ihya’ Ulum ad-Din (menghidupkan kembali ilmu agama). Kitab ini masih dibaca dan dipelajari orang hingga kini. Ia memang terkenal sebagai penulis. Karyanya yang sudah dibukukan berjumlah sekitar 228 buku mencakup berbagai bidang ilmu. 

Pengaruh Al-Ghazali sangat besar dalam Islam. Tidak heran jika ada yang mengatakan bahwa ia adalah salah seorang tokoh terpenting setelah Nabi Muhammad Saw. Demikianlah kisah keteguhan hati sang tokoh sufi. Ia merupakan salah satu tokoh Islam yang banyak mengajarkan ilmu menata hati.

Keteguhan Hati Sang Nabi

Ada satu contoh yang bisa kita ambil dari perilaku Nabi Muhammad Saw.Nabi Muhammad Saw, adalah orang yang terkenal teguh hatinya. Maksudnya, ia sangat taat dalam menjalankan kebenaran. Suatu kebenaran yang datang dari Allah dipertahankannya walau keselamatan beliau terancam. 

Alkisah, Nabi Muhammad Saw, telah menerima wahyu dari Allah. Nabi diutus kepada seluruh umat manusia untuk menyembah Allah. Sejak itu, Nabi mulai aktif berdakwah sendirian. 

Pada awalnya, beliau berdakwah kepada istrinya, lalu kepada kaum kerabatnya. Karena Nabi berasal dari suku Quraisy, beliau sering berdakwah setiap ada perkumpulan suku Quraisy. Nabi tidak mendapatkan banyak sambutan, tetapi lebih banyak cemoohan. 

43

Page 44: 03 Program Pendidikan Subuh

Semakin lama para tokoh Quraisy mulai gusar juga. Beramai-ramai mereka menemui paman Nabi, Abu Thalib. Selama ini, beliaulah yang menjadi pelindung Nabi setelah kakek Nabi meninggal. Seseorang berkata, ”Hai, Abu Thalib! Kau tahu anak saudaramu itu telah membuat fitnah dihalaman rumah kita, bahkan perkumpulan kita. Ia mengatakan sesuatu yang tidak kita sukai. Kami berharap engkau dapat menghentikannya!” 

Abu Thalib lalu memanggil putranya, Aqil. ”Wahai Aqil, pergilah engkau cari Muhammad, dan bawa ia kepadaku!” 

Aqil pergi mencari dan mendapati Muhammad berada di sebuah pondok dari deretan rumah Abu Thalib. Lalu, Muhammad berjalan beriringan dengan Aqil. Ia tampak susah payah berjalan karena kelaparan. Duh, sungguh melihat keadaan junjungan kita ini, hati menjadi terenyuh. Beliau memang sering menahan lapar dan dingin ketika sedang berdakwah. 

Sesampainya di rumah, Abu Thalib berkata kepadanya, ”Wahai Anak Saudaraku! Sungguh aku tahu bahwa kau anak baik-baik. Tadi, telah datang beberapa orang dari kaummu yang menuduh engkau selalu berbuat yang tidak baik. Engkau mengatakan sesuatu yang mereka tidak suka. Engkau menyakiti hati mereka. Nah, aku pikir lebih baik engkau hentikan kata-kata serupa itu!” 

Nabi Muhammad termenung seketika mendengar perkataan pamannya. Pada mulanya, beliau merasa kecewa. Nabi menyangka sang paman tidak akan membelanya lagi. Ia lalu memandang ke atas langit. 

”Wahai, pamanku! Jika mereka letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku untuk memaksaku berhenti berdakwah, aku tetap tidak akan meninggalkannya hingga Allah memenangkannya atau aku binasa karenanya!” 

Nabi Muhammad Saw mengucapkannya sambil terisak. Bahkan, beliau sempat menangis sambil terus pergi meninggalkan pamannya. 

Abu Thalib merasa serba salah. Lalu, ia kembali memanggil Muhammad. 

“Wahai, Anak Saudaraku! Teruskan dan serukanlah apa yang kamu inginkan. Sungguh, aku akan tetap membelamu!” 

Oh, sungguh ucapan ini menambah keteguhan hati Nabi Muhammad Saw. Inilah salah satu hal yang membuat beliau begitu mencintai pamannya. Kelak, ketika pamannya wafat dan juga istrinya, Nabi Saw sangat berduka sekali. Tahun wafatnya dua orang tersebut, terkenal dengan sebutan “Tahun Duka Cita”. 

Selepas meninggalnya Abu Thalib, Nabi Muhammad Saw tetap bersemangat untuk berdakwah. Namun, ia kehilangan orang yang membelanya selama ini. Akibatnya, para pemimpin Quraisy pun mulai berencana mencelakainya. Bahkan, ada yang ingin membunuhnya. 

Suatu ketika, Nabi berada di Ka’bah. Beliau hendak melaksanakan shalat. Ketika itu dengan diam-diam, datanglah Uqbah bin Abu Mu’aith. Tiba-tiba, Uqbah membelitkan selembar kain ke tengkuk nabi Muhammad Saw. Kain itu disentakkan dengan kuat sekali. Nabi Muhammad tercekik dan jatuh tersungkur. Orang-orang yang melihat kejadian itu menjerit. Mereka menyangka Nabi telah wafat. 

44

Page 45: 03 Program Pendidikan Subuh

Abu Bakar r.a., sahabat beliau, melihat hal itu. Ia dengan cepat menghampiri Uqbah dan melepaskan cekikannya. Abu Bakar pun membentak Uqbah, ”Apa-apaan ini? Apakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan bahwa Tuhanku adalah Allah’?” 

Uqbah tidak menjawab pertanyaan Abu Bakar r.a. Ia langsung ngeloyor pergi, dan berkumpul kembali dengan para pemimpin Quraisy. 

Nabi Muhammad Saw, tetap bersabar menerima perlakuan itu. Ia tidak berkata sepatah pun. Ia malah bangkit, lalu menunaikan shalatnya yang terganggu.Sedemikian teguh hati Nabi dalam menerima celaan, hinaan, bahkan siksaan.

Orang orang Yang Menjadi Kera

Pada suatu masa, ada satu kelompok kaum Bani Israil yang tinggal di tepian laut. Mereka hidup sebagai nelayan dan secara teratur pergi melaut mencari ikan hampir setiap hari. 

Hampir setiap hari? Ya, hampir setiap hari, sebab orang orang Bani Israil ini hanya mencari ikan pada setiap hari Minggu sampai hari Jum'at. Mereka tidak melaut pada hari Sabtu karena ada satu ketentuan khusus yang ditetapkan Allah pada penduduk ditepi laut ini yaitu larangan untuk berburu ikan dihari Sabtu. 

Mulanya mereka menerima ketentuan Allah dengan lapang dada, tetapi kemudian Allah memberi ujian pada mereka untuk-mengetahui siapakah diantara mereka yang benar-benar taat kepadaNya. 

Ikan-ikan laut yang menjadi sumber kehidupan mereka justru banyak berkumpul dan mendekati masyarakat Bani Israel pada hari Sabtu. Sementara dihari lain , ikan-ikan ini malah menjauhi mereka. Akibatnya„ mereka harus lebih bersusah payah dalam menangkapnya.Segera saja kondisi ini menggoda sebagian masyarakat Bani israel. Mereka berfikir keras, bagaimana caranya agar ikan-ikan itu dapat mereka nikmati tanpa harus menangkapnya pada hari sabtu. 

Lalu datanglah sebuah ide. "Bagaimana kalau begini saja, kita pasang perangkap di laut itu pada hari Jum'at," kata seseorang. "Pada hari Sabtu, ikan-ikan tentu akan berdatangan dan masuk kedalam perangkap. Nah, dihari Minggu kita tinggal mengangkat perangkap dan menikmati ikan-ikan itu. Ide itu segera saja disetujui para penduduk yang tidak beriman. Mereka segera saja membuat berbagai perangkap dan memasangnya pada setiap hari Jum'at untuk kemudian mengambil ikan-ikan yang terperangkap dihari Minggu. Para penduduk ini tak sedikitpun merasa khawatir dengan perbuatan mereka. Mereka malah bangga karena mengira dapat menipu peraturan Allah dengan cara yang licik seperti itu. 

Sebagian penduduk lainnya adalah penduduk yang masih taat pada aturan Allah. Mereka adalah orang orang yang yakin bahwa berbuat curang pada Allah dapat membuat Allah murka dan menurunkan ajabNya. 

Tetapi penduduk yang taat itupun terbagi dua. Kelompok pertama adalah kelompok yang tak acuh pada kecurangan yang dibuat masyarakat yang tidak beriman dan kelompok kedua adalah kelompok orang beriman yang tak pernah lupa akan tugas mereka sebagai penyeru kebenaran. Karena itu, kelompok kedua ini tak berdiam diri saja, mereka menasehati penduduk yang berbuat curang. 

45

Page 46: 03 Program Pendidikan Subuh

"Hentikan kecurangan ini saudara-saudara. Ingatlah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Segala perintah Allah tentulah ada maksudNya. Dan mengingkari perintah Allah pastilah membuat Allah murka. Ikan-ikan yang menjauh pada hari lain dan mendekat pada hari Sabtu tentulah hanya sebuah ujian dari Allah bagi kita." 

"Yang dilarang itukan menangkap ikan dihari Sabtu. Kami hanya meletakkan perangkap dihari Jum'at dan mengambil hasilnya dihari Minggu. Jadi kami tidak melanggar peraturan," jawab mereka yang curang dan keras kepala. 

Berkali kali kaum beriman memperingati mereka. Tetapi peringatan itu tak pernah digubris. Mereka bahkan meminta kaum beriman untuk tidak lagi mencampuri urusan mereka. 

Sementara itu kelompok yang masih taat kepada Allah, tetapi tidak mau repot-repot mengurusi penduduk yang curang, justru mencela kaum beriman yang terus saja berdakwah. "Kenapa sih mau-maunya kalian mengurusi orang orang yang sudah pasti akan diajab Allah?" ungkap mereka. 

"Mereka kan sudah pasti binasa." 

"Kami memberi mereka peringatan agar lepaslah beban kewajiban kami untuk memperingati mereka akan kebenaran Allah. Sehingga bila kelak kami ditanya Allah mengenai urusan ini, kami memiiliki satu alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Disamping itu, kami memperingati mereka adalah sebagai sebuah kewajiban berdakwah, agar mereka dapat kembali menjadi orang yang bertakwa," jawab kaum beriman dengan lembut. 

Tetapi sayang, penduduk yang curang itu tak juga mau mendengar nasehat kaum beriman. Mereka terus saja melakukan pembangkangan atas perintah Allah, hingga pada suatu hari terjadilah peristiwa yang sangat mengherankan. 

Pada suatu pagi seluruh penduduk yang melakukan kecurangan bangun dari tidurnya dengan perasaan aneh. Ketika saling memandang tahulah mereka apa keanehan itu.Tidak satupun dari mereka yang curang ini hidup dalam wujud manusia. Tubuh mereka telah berubah menjadi kera. Sementara orang-orang yang beriman dan taat kepada Allah diselamatkan Allah dengan tetap berwujud manusia. 

Mengetahui bahwa diri mereka telah berubah menjadi kera yang hina, segera saja menyesallah para para pembangkang yang curang itu. Tetapi semua itu sia-sia. Allah telah menurunkan azab atas kezaliman mereka selama ini. Maka merekapun harus melanjutkan hidup sebagai kera hingga ajal datang menjemput ruh mereka.

Pemberian Seekor Gagak

Sejak tadi malam Ibrahim bin Adham sudah mempersiapkan segala keperluan berburunya. Memang, berburu binatang di hutan belantara adalah kegemarannya; walau harus menginap di tengah hutan. Karenanya, sebelum berangkat, ia berulang-ulang memeriksa panah, pisau, serta bekal makanan yang cukup untuk dibawa. 

Menjelang tengah hari, ia baru sampai di hutan. Lelaki itu pun mulai melakukan perburuannya tanpa mengenal lelah. Dengan berani ia mengitari setiap pelosok hutan untuk mendapatkan binatang buruan. Namun hingga sore menjelang, tak ada seekor binatang pun terkena anak panahnya. 

46

Page 47: 03 Program Pendidikan Subuh

"Uh! Ke mana sembunyinya binatang-binatang itu!" umpat Ibrahim kesal. Lalu, ia mencoba berjalan ke arah lain. 

"Aneh, tak ada satu pun binatang buruan!" gerutunya. 

"Ah, lebih baik aku istirahat dulu. Siapa tahu binatang-binatang itu muncul sebentar lagi," gumam Ibrahim seraya duduk di bawah pohon besar. Tapi, ternyata binatang-binatang di hutan itu tidak menampakkan diri. 

Perutnya pun terasa amat lapar. Lalu, ia mengeluarkan bekal makanan yang dibawanya. Diambilnya sepotong roti untuk menghilangkan rasa laparnya. Tiba-tiba, seekor burung gagak datang ke arahnya. Ibrahim segera menyambar busur dan anak panahnya. Hatinya sedikit terhibur dengan kedatangan burung gagak itu. 

"Lumayan. Daripada tidak dapat binatang buruan ...." 

Dengan cepat dipasangnya anak panah pada busurnya. Lalu, diarahkan pada burung gagak itu. Burung gagak terbang mendekat. Tanpa diduga ia menyambar roti lbrahim. Kemudian secepat kilat gagak itu pun terbang tinggi dan menjauh. 

Ibrahim tambah kesal. Gagak yang diincarnya itu malah membawa rotinya. Entah ke mana perginya. lbrahim melayangkan pandangannya ke angkasa. Lalu mengejar burung gagak itu. la ingin sekali mengambil kembali rotinya sekaligus memburu gagak yang sudah berani mengakalinya. lbrahim orang yang kikir. la tidak pernah mengeluarkan sedekah atau beramal sedikit pun. Maka, sepotong roti yang dibawa burung gagak itu pun akan direbutnya. 

lbrahim terus mengejar burung gagak. Tanpa terasa ia sampai di sebuah lereng bukit. Samar-samar, lbrahim melihat seseorang tergeletak di tanah. la menghampiri orang itu. Tangan dan kakinya terikat. Kali ini, ia merasa kasihan melihat lelaki itu. Timbul keinginan untuk menolongnya. Maka, dilepaskannya ikatan yang menjerat orang itu. 

"Terima kasih, kau sudah melepaskan aku dari ikatan ini," ujar lelaki itu menahan sakit. 

"Kau ini siapa?" tanya lbrahim. 

"Aku seorang pedagang yang bernasib malang.Sekawanan perampok merampas barang daganganku. Aku diikat di tempat yang sunyi ini," kata orang itu. 

"Sudah berapa lama kau terikat di sini?" tanya lbrahim. "Tujuh hari tujuh malam." 

"Selama itu? Bagaimana kau bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum?" 

"Sungguh, Allah Maha Penyayang. Setiap hari ada seekor burung gagak yang menjatuhkan sepotong roti di dekatku," sahut lelaki itu. 

"Burung gagak?" lbrahim terhenyak. la teringat pada burung gagak yang sedang dikejarnya. Tadi, gagak itu pun mengambil sepotong roti darinya. 

"Apa tadi ada seekor gagak yang menjatuhkan roti di sini?" tanya lbrahim penasaran.

47

Page 48: 03 Program Pendidikan Subuh

"Ya. Aku baru saja memakan roti itu," jawab lelaki itu. lbrahim tertegun. Ternyata, gagak itu tidak memakan rotinya. la menjatuhkan roti itu tepat di dekat seorang manusia yang kesusahan. Karena pemberian gagak itu, lelaki tadi terlepas dari kelaparan selama tujuh hari tujuh malam. 

"Subhanallah!" seru lbrahim takjub. 

"Burung gagak itu dikirim Allah untuk menolong orang yang kelaparan?" desis Ibrahim.

"Ah, seekor gagak saja ingin beramal, apalagi seorang hamba Allah yang mampu," bisik Ibrahim dalam hati. Ia berjanji akan membuang jauh-jauh sifat kikirnya

Penggembala Yang Agung

Seperti biasa, hari itu Muhammad berangkat menggembalakan kambing ke lembah yang ditumbuhi rerumputan, bersama teman-teman sebayanya. Muhammad datang ke tempat itu untuk menggembalakan ternak saudaranya. Tak jarang mereka harus tinggal berhari-hari di dusun terpencil yang jauh dari Makkah. 

Muhammad duduk di atas sebuah batu. Sepasang matanya yang tenang penuh ke ikhlasan menatap tajam alam sekitarnya. Angin pegunungan yang bertiup menyegarkan badan. Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat. Bulan dan bintang yang bermunculan pada malam hari. Semua teratur, berjalan sebagaimana mestinya. Jika tidak, pasti dunia ini akan binasa. 

Pemandangan alam sangat menggoda hati Muhammad untuk terus merenungkan Sang Pencipta yang Mahakuasa, sebaik-baik pengatur alam beserta isinya. Muhammad duduk tafakur, tenggelam dalam alam renungan. 

Lalu, diperhatikannya kambing-kambing gembalaan yang memakan rumput. Khawatir ada yang berpencar terlalu jauh. Sebab, disekitar tempat itu masih ada serigala dan binatang buas yang mengincar hewan ternak. 

“Hus! Hus! Jangan terlalu jauh dari indukmu. Nanti ada serigala!” serunya. 

Ia sangat bertanggung jawab pada pekerjaannya. Sesekali kambingnya mengembik. Lalu, kembali makan dengan tenang. Ketika melihat anak kambing yang bermain terlalu jauh, ia menggiringnya agar berkumpul kembali dengan kambing-kambing lainnya. 

Dengan cermat, Muhammad memeriksa keadaan kalau-kalau ada serigala yang mengincar kambingya. Jika memang ketahuan ada serigala, ia akan segera mengusirnya jauh-jauh.Begitulah, Nabi Muhammad yang pada masa kecilnya bekerja menjadi penggembala kambing keluarganya. 

Kambing gembalaannya berkembang biak dengan cepat. Walaupun keturunan bangsawan Quraisy dan sanak saudaranya banyak yang kaya raya, tetapi Nabi Muhammad tidak mau menggantungkan hidupnya kepada mereka. Sesudah Nabi Muhammad yatim piatu, Abu Thalib, pamannya yang hidup kekurangan, mengasuhnya dengan penuh kasih sayang. 

Ketika Muhammad berusia dua belas tahun, ia mulai berdagang bersama Abu Thalib ke tanah Syam. Akan tetapi, gagal. Sebelum mereka sampai di Syam, seorang pendeta bernama Buhaira memperingatkan bahwa jiwa Muhammad dalam bahaya. Abu Thalib pun segera membawa Muhammad pulang ke Makkah. Mereka hanya berdagang sekadarnya. Keselamatan

48

Page 49: 03 Program Pendidikan Subuh

Muhammad jauh lebih penting. 

Sesudah itu, Abu Thalib mengajak Muhammad berdagang di pasar-pasar dekat kota Makkah saja. Dalam berdagang, Muhammad selalu melayani pembeli dengan ramah, tutur kata yang lemah lembut, dan jujur. Ia pandai menawarkan barang dagangannya sehingga dagangannya cepat habis terjual. 

Seperti juga menggembala kambing, usaha dagang Muhammad berhasil baik. Sedikit demi sedikit barang dagangannya bertambah dan memperoleh untung yang besar. kini Muhammad di kenal sebagai pedagang yang berhasil di kota Makkah. Tetapi, ia tetap selalu bersyukur kepada Allah. Beliau tetap giat bekerja, gemar bersedekah, dan menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan. 

Walau telah menjadi Nabi dan mempunyai kedudukan yang tinggi, beliau tetap melakukan sendiri pekerjaan hariannya. Nabi selalu menambal sendiri bajunya yang robek, atau menjahit terompahnya yang putus talinya. 

Nabi Muhammad membawa sendiri barang yang dibelinya di pasar. Abu Hurairah yang saat itu menemaninya, menawarkan diri untuk membawakan belanjaan itu, tapi Nabi melarangnya. 

“Yang memiliki barang itulah yang lebih pantas membawa barangnya. Sebab, Allah menyukai orang yang tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain,” kata Nabi. 

Bahkan, dalam suatu perjalanan bersama sahabatnya, mereka beristirahat sebentar untuk memasak makanan. Nabi Muhammad ikut mencari dan memanggul kayu bakar untuk memasak. 

“Ya Rasulullah, biarlah kami yang mencari dan mengangkut kayu. Anda silahkan beristirahat sambil menunggu hidangan,” kata salah seorang sahabat. 

“Aku pun harus ikut mencari kayu bakar,” kata Nabi seraya tersenyum. Beliau tidak ingin berpangku tangan, sementara yang lain sibuk bekerja. 

Dalam peperangan pun, Rasulullah sebagai panglima perang tidak hanya memerintah di tempat duduknya. Beliau ikut bertempur ke tengah medan pertempuran bersama sahabat-sahabatnya. 

Salah satu peperangan yang hebat di zaman Rasulullah ialah perang khandak atau perang parit. Kaum Muslimin bekerja keras siang-malam untuk menggali parit raksasa. Nabi Muhammad pun ikut menggali dan masuk ke lubang parit. Bahkan, beliau menghancurkan batu-batu, menyekop, dan memikul tanah di bahunya. 

Sewaktu menggali parit, para sahabat kewalahan dengan adanya batu yang sangat keras. Batu itu sukar dipecahkan oleh linggis maupun besi. Mereka melaporkannya pada Rasulullah. 

“Ada batu yang keras sekali. Rasanya kami tak sanggup memecahkannya. Bagaimana ya, Rasul?” tanya sahabat. Lalu, Nabi turun kedalam parit. Seketika itu, dengan besi di tangannya, batu-batu itu dipecahkan. Saking kerasnya pukulan, bongkahan batu itu sampai menyemburkan api saat besi ditimpakan diatasnya. 

Sungguh, pekerjaan yang amat berat dan menguras tenaga. Namun, peperangan tidak pernah terjadi. Musuh tidak jadi menyerang. Allah yang Mahakuasa mengusir mereka dengan kekuatan

49

Page 50: 03 Program Pendidikan Subuh

alam. Udara dingin dan badai gurun yang menakutkan, membuat musuh tak berdaya dan menyerah kalah. 

Sejak kecil sampai akhir hayatnya, Nabi Muhammad tak pernah merepotkan orang lain. Malahan, beliau selalu memberi bantuan apa saja kepada orang-orang yang membutuhkannya.

Penolong Misterius

Ketika senja telah turun mengganti siang dengan malam, seorang laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Memenuhi panggilan adzan yang bergaung indah memenuhi angkasa. 

“Allahu Akbar!” suara lelaki itu mengawali shalatnya. 

Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud.Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do’a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah. 

Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.

“Rupanya malam sudah larut...,” bisiknya. 

Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya. 

Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya. 

Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah. 

“Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,” kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya. 

Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu. 

“Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!” seru orang yang mendapat jatah makanan. 

“Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!” sambut yang lainnya. 

Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan. 

“Sungguh! Kita terbebas dari kesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang

50

Page 51: 03 Program Pendidikan Subuh

tidak diketahui!” kata orang miskin ketika pagi tiba. 

“Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...,” timpal seorang temannya. 

Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungannya. 

Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya? 

Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparan. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka. 

Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa diduga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya! 

“Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...,” orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin. 

Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. “Ayo cepat! Mana uangnya?!” gertak orang itu sambil mengacungkan pisau. 

“Aku...aku...,” Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali. 

“Siapa kau?!” tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu. 

“Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,” katanya ketakutan. 

“Kenapa kau merampokku?” Tanya Ali kemudian. 

“Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan,” sahutnya dengan wajah pucat. 

Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus. 

“Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat...” 

“Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?” kata Ali. 

Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub. 

51

Page 52: 03 Program Pendidikan Subuh

“Sekarang pulanglah!” kata Ali. 

Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis. 

“Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya,” kata orang itu penuh sesal. 

Ali tersenyum dan mengangguk. 

“Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun.” 

Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya. 

“Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...,” kata Ali sebelum orang itu pergi.” Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku,” sambung Ali. 

Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. 

Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang. 

Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung dan pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya. 

“Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?” 

“Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah,” kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru. 

Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan. 

Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo’a,” Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.”

Perselisihan 2 Saudara

Nabi Adam dan Hawa adalah pasangan manusia pertama di bumi. Mereka hidup tentram dan bahagia sambil mengolah dan memanfaatkan bumi dengan sebaik-baiknya. Mereka bertani juga menggembaia ternak. 

Atas kehendak Allah, Hawa memiliki banyak sekali anak, yang kesemuanya lahir secara berpasangan. Kembar dua, laki-laki dan perempuan. Begitu seterusnya, hingga menjadi banyaklah manusia bertebaran di muka bumi ini pada akhirnya. 

Diantara banyaknya anak Adam dan Hawa ada dua orang anak lelaki yang amat berbeda sifat

52

Page 53: 03 Program Pendidikan Subuh

dan perangainya. Nama mereka Habil dan Qabii. Habil adalah seorang pemuda yang santun, senang bekerja keras dan sangat taat beribadah. Sementara Qabil seperti kebalikannya. Ia kasar, pemalas dan enggan beribadah. 

Pada suatu hari mereka berdua berselisih akan suatu urusan. Karena tidak jua mendapat titik temu penyelesaian masalah, maka mereka mengadu kepada ayah mereka Adam a.s. 

"Berkurbanlah kalian berdua." Perintah Adam. "Mana diantara kedua kurban kalian yang diterima oleh Allah maka dialah yang benar." 

Maka Habil dan Qabil pun berkurban. Habil berkurban dengan penuh keikhlasan dan ketaqwaan. Dipilihnya untuk kurbannya, segala yang terbaik dari apa yang dimilikinya.

Sementara itu Qabil berkurban dengan setengah hati. Enggan baginya mengurbankan pilihan terbaik dari miliknya karena ia merasa sayang melepaskannya. Maka kemudian Allah pun berketetapan menerima kurban Habil, sehingga ia bersuka cita seraya bersukur kepada Allah. 

Mengetahui bahwa kurbannya tidak diterima, panaslah hati Qabil. Syetan yang telah bersumpah akan mengajak manusia, anak cucu Adam, ke dalam neraka mulai meniupkan api kemarahan di hati Qabil. Maka tumbuh suburlah rasa dengki dan hasad dalam dirinya. 

"Akan kubunuh kau," ancam Qabil pada saudaranya, Habil, dengan amarah menggelegak di dada. 

Habil terkejut. "Mengapa engkau marah Qabil? Bukankah Allah hanya akan menerima kurban dari hamba-hambaNya yang bertaqwa?" jawab Habil berusaha menyadarkan saudaranya. 

"Begitupun, aku akan tetap membunuhmu," ungkap Qabil pula. 

"Wahai saudaraku, kalau engkau telah berketetapan ingin membunuhku, maka disaat engkau mengangkat tanganmu untuk membunuhku maka aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku untuk balas membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Dan kalau engkau benar-benar ingin berbuat zalim dengan membunuhku, maka akan kubiarkan engkau pulang membawa dua dosa sekaligus. Dosa karena membunuh aku dan dosa dirimu sendiri. Dan jikalau itu sampai terjadi, maka ingatlah Qabil, engkau akan masuk ke dalam neraka. Karena neraka itulah tempat kembalinya orang-orang yang zalim." tegas Habil. 

Mendengar perkataan Habil, kemarahan Qabil bukannya mereda tetapi tambah bergelegak. Saudaranya itu telah menunjukkan padanya bahwa perilakunya itu adalah perilaku orang zalim, tetapi ia tidak juga menyadarinya. "Kurang ajar sekali," pikir Qabil. "Ia mengatakan tempatku di neraka. Benar-benar mencari mati dia rupanya." 

Hawa nafsu Qabil sudah menguasai jiwanya. Dalam pandangannya saat itu, kelihatannya enteng saja tindakan membunuh seorang saudara. Maka dengan cepat dibunuhnyalah saudaranya itu sehingga roboh ke tanah. Namun begitu jasad Habil menyentuh bumi, seketika terbukalah mata hati Qabil, dan ia pun terkejut menyadari hasil perbuatannya.

"Celaka aku," desisnya seraya menatap tubuh saudaranya yang terbujur kaku. Penyesalan muncul merambat di dalam hatinya. "Aduh, bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan sekarang?" pikir Qabil kebingungan. 

53

Page 54: 03 Program Pendidikan Subuh

Memang sebelum itu Qabil belum pernah melihat dan mengetahui tata cara mengurus jenazah. Maka untuk beberapa waktu, ia hanya menatap dan meratapi mayat saudaranya lekat-lekat. Lalu, atas izin Allah, seekor burung gagak hinggap di tanah didekat Qabil berada dan mulai menggali-gali tanah dengan paruhnya. Gagak itu terus menggali dan kemudian menguburkan bangkai di dalam lubang tempat galian. 

Qabil memperhatikan gagak itu dengan takjub. Seketika iapun mendapat pengetahuan tentang bagaimana seharusnya mengurus sesosok jenazah. 

Dengan gemetar, digalinya tanah dan dikuburkannya mayat saudaranya itu. Lalu setelah selesai menguburkan Habil, Qabil terduduk dipinggir kuburan itu. Ia tidak tahu harus berbuat apalagi setelah ini. Yang ia tahu, setelah membunuh Habil, jiwanya ternyata tak jua kunjung menjadi tentram. Bahkan ia merasakan ketakutan yang teramat besar. 

Karena kekejiannya itu maka Allah mengelompokkan Qabil kedalam kelompok yang mendapat kerugian besar di dunia maupun di akhirat. Di dunia, Qabil merugi karena telah memutuskan tali persaudaraan dan mendapat murka ayah, ibu serta saudara-saudaranya yang lain. Sementara di akhirat ia termasuk kelompok orang-orang zalim yang menjadi penghuni neraka. Naudzubillahi min dzalik.

Pesan Sebuah Tulang

Sudah berhari-hari orang Yahudi itu berjalan menuju Madinah. Ia ingin menemui Khalifah Umar bin Khattab, Amirulmukminin. Ia banyak mendengar kabar bahwa bahwa Amirulmukminin seorang yang terkenal bersungguh-sungguh menegakkan keadilan. Jauh-jauh ia datang dari Mesir dengan sebuah harapan, Khalifah mau memperhatikan nasibnya yang tertindas. 

Baru ketika matahari condong ke barat, ia tiba di Madinah. Walaupun badannya terasa letih, namun air mukanya tampak berseri. Ia gembira telah sampai di negeri Amirulmukminin yang aman. Dengan tergopoh-gopoh, orang Yahudi itu memasuki halaman rumah Umar bin Khattab, lalu meminta izin pada prajurit yang sedang berjaga.

“Jangan-jangan.....Khalifah tidak mau menerimaku....,” katanya dipenuhi rasa cemas. Ia menunggu di luar pintu. Prajurit masuk menemui khalifah Umar. 

“Wahai Amirulmukminin, ada orang Yahudi ingin menghadap Tuan” sahut prajurit. “Bawalah ke hadapanku,” Perintah Khalifah. 

Orang Yahudi pun masuk disertai pengawal. Ada ketenangan di hati orang Yahudi ketika melihat Khalifah yang begitu lembut dan perhatian. Bertambah terperanjat orang Yahudi itu, ternyata Amirulmukminin menjamunya dengan aneka makanan dan minuman. 

“Saat ini kau adalah tamuku, silahkan nikmati jamuannya,” sambut Khalifah. Rupanya benar.....apa yang kudengar tentang Khalifah, kata orang Yahudi dalam Hati. 

Setelah dijamu layaknya tamu dari jauh, Khalifah meminta kepada orang Yahudi untuk menyampaikan maksud kedatangannya. “Ya Amirulmukminin, saya ini orang miskin...,” kata orang Yahudi memulai pembicaraan. Amirulmukminin mendengarkannya dengan penuh perhatian. “Di Mesir, kami punya sebidang tanah,” lanjut orang Yahudi. 

54

Page 55: 03 Program Pendidikan Subuh

“Ya..lalu, ada apa? Tanya Amirulmukminin. “Tanah itu satu-satunya milik saya yang sudah lama saya tinggali bersama anak dan istri saya. Tapi gubernur mau membangun Masjid yang besar di daerah itu. Gubernur akan menggusur tanah dan rumah saya itu....,” tutur orang Yahudi sedih, matanya berkaca-kaca. “Kami yang sudah miskin ini mau pindah kemana? Jika semua milik kami digusur oleh gubernur.....tolonglah saya yang lemah ini, saya minta keadilan dari Tuan.” 

Orang Yahudi memohon dengan memelas. “Oh, begitu ya? Tanah dan rumahmu mau digusur oleh gubernurku,” kata Amirulmukminin mengangguk-angguk. 

Khalifah Umar tampak merenung. Ia sedang berpikir keras memecahkan masalah yang dihadapi orang Yahudi itu. 

“Kau tidak bermaksud menjual menjual rumah dan tanahmu, hai Yahudi?” tanya Khalifah. 

“Tidak!” orang Yahudi menggelengkan kepalanya. 

“Sebab cuma itulah harta kami. Saya tidak rela melepasnya kepada siapapun....,” Orang Yahudi tetap pada pendiriannya. 

“Baik-baik, aku akan membantumu,” kata Amirulmukminin. Hati orang Yahudi merasa lega karena Amirulmukminin mau membantu kesusahannya. 

“Hai, Yahudi,” kata khalifah kemudian. “Tolong ambilkan tulang di bak sampah itu!” perintahnya. 

“Maaf, Tuan menyuruh saya mengambil tulang itu....?” tanya orang Yahudi ragu. Ia tidak mengerti untuk apa tulang yang sudah dibuang harus diambil lagi. Namun, ia menuruti juga perintah Khalifah. 

“Ini tulangnya, Tuan. “Orang Yahudi menyerahkan tulang unta kepada khalifah. 

Lalu, Khalifah Umar membuat garis lurus dan gambar pedang pada tulang itu. 

“Serahkan tulang ini pada gubernur Mesir!” kata Amirulmukminin lagi. 

Orang Yahudi menatap tulang yang ada. Garis lurus dan gambar pedangnya itu. Ia tidak puas. 

Kedatangannya menghadap khalifah untuk mendapat keadilan, tetapi khalifah hanya memberinya tulang untuk diserahkan kepada gubernur. 

“Ya Amirulmukminin, jauh-jauh saya datang minta tuan membereskan masalah saya, tapi tuan malah memberi tulang ini kepada gubernur...?” sahut orang yahudi. 

“Serahkan saja tulang itu!” jawab khalifah pendek. Orang yahudi tidak membantah lagi. Iapun bertolak ke mesir dengan dipenuhi beribu pertanyaan dikepalanya. 

“Aneh.... Khalifah Umar menyuruhku untuk memberikan tulang ini pada gubernur....,” gumamnya sepanjang perjalanan ke negerinya. 

Setibanya di mesir, orang yahudi bergegas menuju kediaman gubernur. 

55

Page 56: 03 Program Pendidikan Subuh

“Wahai Tuan Gubernur, saya orang yahudi yang tanahnya akan kau gusur itu,“ kata orang yahudi. 

“Oh kau rupanya., ada apa lagi?” kata gubernur. 

“Saya baru saja menghadap Amirulmukminin,” kata orang yahudi. 

“Lantas ada apa?” 

“Saya disuruh memberikan tulang ini ....” orang yahudipun segera menyerahkan tulang onta ke tangan gubernur. 

Diperiksanya tulang itu baik-baik. Wajah gubernur berubah pucat. Tubuhnya gemetar. Keringat dingin mengucur di dahinya ketika melihat gambar pada tulang itu. Sebuah garis lurus dan gambar pedang yang dibuat khalifah Umar sudah membuat hati gubernur ketakutan bukan main. 

“Hai, pengawal!” tiba-tiba ia berteriak keras. 

“Serahkan tanah orang yahudi ini sekarang juga! Batalkan rencana menggusur rumah dan tanahnya! Kita cari tempat lain untuk membangun masjid,” kata gubernur. 

Orang yahudi menjadi heran dibuatnya. Ia sungguh tidak mengerti dengan perubahan keputusan gubenur yang akan mengembalikan tanah miliknya. Hanya dengan melihat tulang yang bergambar pedang dan garis lurus dari khalifah tadi, gubernur tampak sangat ketakutan. 

“Hai,, Yahudi! Sekarang juga ku kembalikan tanah dan milikmu. Tinggallah engkau dan keluargamu disana sesuka hati....,” sahut gubernur terbata-bata. 

Pesan dalam tulang itu dirsakan gubernur seakan-akan khalifah Umar berada dihadapannya dengan wajah yang amat marah. Ya! Gubernur merasa seolah-olah dicambuk dan ditebas lehernya oleh Amirulmukminin. 

“Tuan Gubernur ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi....? Kenapa tuan tampak ketakutan melihat tulang yang ada garis lurus dan gambar pedang itu....? Padahal Amirulmukminin tidak mengatakan apa-apa?” tanya orang yahudi masih tak mengerti. 

“Hai, Yahudi. Tahukah kau? Sesungguhnya Amirulmukminin sudah memberi peringatan keras padaku lewat tulang ini,” kata Gubernur. 

Orang yahudi bertambah heran saja. 

Sesungguhnya tulang ini membawa sebuah pesan peringatan. Garis lurus, artinya Khalifah Umar memintaku agar aku sungguh-sungguh menegakkan keadilan terhadap siapapun. Dan gambar Pedang, artinya kalau aku tidak berlaku adil, maka khalifah akan bertindak. Aku harus menjadi penguasa yang adil sebelum aku yang menjadi tulang belulang....” Gubernur menceritakan isi pesan yang terkandung dalam tulang onta itu. 

Kini orang yahudi pun mengerti semuanya. Betapa ia sangat kagum kepada Amirulmukminin yang sungguh-sungguh memperhatikan nasib orng tertindas seperti dirinya meskipun ia bukan

56

Page 57: 03 Program Pendidikan Subuh

dari kaum muslimin. 

“Tuan Gubernur, saya sangat kagum pada Amirulmikminin dan keadilan yang diberikan pemerintah islam. Karenanya, saya ingin menjadi orang Muslim. Saat ini saya rela melepaskan tanah itu karena Allah semata.”Tanpa ragu sedikitpun orang yahudi itu langsung bersahabat dan merelakan tanahnya untuk didirikan sebuah masjid.

Qarun Si Pembohong

Pada zaman Nabi Musa a.s, hiduplah seorang yang dianugerahi kekayaan yang berlimpah, Qarun namanya. Ia memiliki rumah yang megah dan indah serta di penuhi barang-barang mewah. Begitu juga sawah dan hewan ternaknya tak terhitung lagi. Bahkan, Qarun punya harta simpanan yang sangat banyak. Untuk mengangkut kuncinya saja dibutuhkan banyak orang. 

Qarun memang seorang yang pandai dan ahli dalam bekerja. Namun sayang, Qarun amat pelit dan kejam. Ia hanya mau memeras tenaga orang-orang untuk memperkaya dirinya tanpa diberi upah. Hanya sedikit makanan dibagikan supaya mereka tidak mati kelaparan. 

Qarun senang berjalan-jalan memamerkan kekayaannya sehingga membuat kagum orang yang melihatnya. 

“Wah! Sungguh beruntung Qarun! Punya harta yang banyak!”teriak orang-orang. 

“Kalau saja aku kaya raya seperti Qarun, tentu hidupku akan senang sepanjang masa!” teriak yang lainnya. 

Bukan main bangganya Qarun mendengar pujian itu. Ia semakin larut dalam kesombongan. 

Suatu siang, utusan Nabi Musa datang menjumpai Qarun. Orang itu menyampaikan pesan Nabi Musa bahwa Qarun wajib memberikan zakat atas hartanya kepada fakir miskin. 

“Apa?! Memangnya siapa Musa itu?” Muka Qarun merah padam. ”Aku mendapat harta kekayaan ini dengan susah payah. Sekarang harus dibagikan pada orang miskin. Enak saja!” kata Qarun marah-marah. 

“Hartaku ini kuperoleh dengan kerja keras dan kepandaianku sendiri! Tak ada yang membantuku,” sahut Qarun dengan angkuhnya. 

Lalu, Nabi Musa sendiri yang datang ke rumah Qarun untuk menyampaikan kewajiban membayar zakat. 

Melihat Nabi Musa muncul dihadapannya, entah kenapa Qarun jadi gemetaran. Ia merasa takut pada Nabi Musa. Wajah beringasnya berubah ramah sekali. 

“Mari! Silakan, saudaraku,” kata Qarun pada Nabi Musa. Ia membungkukkan badannya tanda hormat. 

“Tak perlu bermanis muka kepadaku. Benarkah kau menolak memberikan zakat? Allah telah memberimu harta yang berlimpah! Kau harus mengeluarkan zakat bagi fakir miskin. 

57

Page 58: 03 Program Pendidikan Subuh

“Sungguh, aku menyuruhmu berzakat atas perintah Allah,” kata Nabi Musa. 

Qarun amat ketakutan. Ia tidak bisa marah pada Musa. 

“O, tentu!” kata Qarun.” Akan kusuruh kepala gudang menghitung semua kekayaanku dan mengeluarkan zakatnya." 

“Musa pun mempercayai ucapan Qarun. Pengawal dan pembantu Qarun sangat heran melihat sikap Qarun yang pengecut. Di belakang Nabi Musa, Qarun berani menjelekkannya. Tapi di depan Nabi Musa, ia malah menghormatinya. 

Sepeninggal Nabi Musa, Qarun mulai sadar akan kepengecutannya. 

“Hmmmm! Aku harus menemui Musa! Aku harus mengembalikan kewibawaanku di depan pembantuku,” pikir Qarun. 

“Aku tidak akan mengeluarkan zakat. Harta yang kupunya bukan untuk dibagikan pada orang miskin!” umpat Qarun. 

Keesokan harinya, Nabi Musa menemui Qarun lagi untuk memperingatkan kewajiban berzakat. 

Kali ini Qarun menyambut Nabi Musa dengan wajah yang sombong. Ia berdiri tegak di depan pintu. Dikenakannya pakaian yang bagus dan perhiasan yang mahal-mahal. Agar kelihatan besar dan Nabi Musa akan merasa rendah dihadapannya. 

“Hai Qarun! Kau sudah berbohong padaku. Kemarin kau bilang akan memberikan zakat pada orang miskin, tapi nyatanya kau menolak perintah Allah,” kata Nabi Musa. 

“Hai Musa! Ketahuilah, semua harta kekayaanku ini kuperoleh dengan kerja keras. Mengapa harus dibagikan pada orang miskin?” bantah Qarun dengan angkuh. 

Nabi Musa kini mengetahui kalau Qarun seorang yang munafik. Si pembohong Besar. tak henti-hentinya Nabi Musa mengingatkan akan hukuman Allah bagi orang yang berdusta. Namun, Qarun tetap dalam kebanggaan dirinya. 

“Aku akan memohon kepada Allah supaya menenggelamkan semua harta kekayaanmu ke dasar bumi,” sahut Nabi Musa. 

“Ha..ha..ha..... cobalah meminta pada Tuhanmu. Aku tidak takut! Aku banyak memiliki kekayaan yang dapat menolongku,” kilah Qarun. Ia tidak mengindahkan ancaman Nabi Musa. 

Nabi Musa lalu berdo’a seraya mengangkat tangannya. Allah mengabulkan do’a Nabi-Nya. Tiba-tiba, tanah yang dipijak Qarun menjadi retak dan terbelah. Rumah megah beserta isinya, milik Qarun tenggelam. 

“Oh.....tidak! rumahku....., hartaku......tolong.....,” Qarun menjerit sedih. Dalam waktu sekejap saja semua kekayaannya amblas ke dalam tanah. Dan Qarun sendiri jatuh ke dasar bumi. Terkubur bersama harta kekayaannya yang banyak itu. 

Orang-orang yang dulu berangan-angan mempunyai kekayaan yang banyak seperti Qarun kini menyadari kekhilafannya. 

58

Page 59: 03 Program Pendidikan Subuh

“Sungguh malang! Allah telah menghukum Qarun dan membinasakan seluruh hartanya,” kata orang-orang itu. Karena pertolongan Allah, Nabi Musa dan kaumnya selamat.

Rendah Hati Sang Nabi

Rasulullah baru saja selesai berzikir dan berdo’a ketika Fatimah datang. 

“Assalamu’alaika ya Rasulullah,” salam Fatimah dari luar. Rasulullah segera membukakan pintu. 

“Alaiki salam, kau rupanya Fatimah,” jawab Rasulullah gembira. Wajahnya selalu berseri setiap kali menyambut kedatangan putrinya itu. Dipeluknya Fatimah dengan penuh kasih sayang. Sesudah beberapa saat, Rasulullah menangkap ada kedukaan di wajah putri yang amat dicintainya itu. 

“Ada apa, putriku?” tanya Rasulullah. 

“Ya Rasulullah, sudah berhari-hari kami sekeluarga kelaparan. Tidak ada makanan yang kami punya,” sahut Fatimah. 

Rasulullah tersenyum. 

“Kemarilah, duduk di dekat Ayah,” kata Rasulullah seraya mengulurkan tangannya. Fatimah mendekat. Rasulullah memegangi tangan Fatimah. Didekatkannya tangan Fatimah ke perut Rasul. 

Fatimah tersentak. Ada batu-batu di balik jubah ayahnya. 

Fatimah mengangkat wajah menatap Rasulullah. 

“Ayahanda.....” Tak kuasa Fatimah melanjutkan kata-katanya. Air matanya seolah menyekat tenggorokannya. Bila Rasulullah meletakkan batu-batu itu di perutnya, berarti Rasulullah dalam keadaan yang sangat lapar. Batu-batu itu untuk mengganjal agar rasa lapar tidak terlalu menyakitkan. 

Rasulullah tersenyum kepada putri kesayangannya. 

“Maafkan Ayah, Nak, di rumah ini pun tidak ada yang bisa dimasak,” kata Rasulullah. 

Melihat senyum ayahnya yang begitu indah, Fatimah menjadi tenang. Segera ia menghapus air matanya. 

Ia sangat malu sudah mengeluhkan kesusahannya. Padahal, ayahnya sendiri dalam keadaan susah. Bagi putri Rasulullah tidak baik merasa dirinya susah. Ya! Karena ia putri seorang Nabi. 

Fatimah pun pulang ke rumahnya dengan perut yang tetap lapar, namun hatinya begitu bahagia. 

Setelah Fatimah pulang, Rasulullah membaringkan badannya di atas sehelai tikar.Baru beberapa saat beliau memejamkan mata, terdengar suara orang mengetuk pintu.

59

Page 60: 03 Program Pendidikan Subuh

Rasulullah pun bangkit membuka pintu. “Sahabatku Umar, masuklah,” kata Rasul. Umar terkejut memandangi wajah Rasul yang tampak pucat. 

“Ya Rasulullah, apakah kau sakit?” tanya Umar. Rasul menggeleng sambil tersenyum. Senyum itu segera menghapus keletihan di wajahnya. 

“Duduklah!” Rasulullah mempersilakan Umar duduk diatas tikar yang tersedia. Umar baru mengetahui kalau ia sudah menganggu tidur Rasulullah. Tampak jelaslah bekas anyaman tikar di wajah Rasulullah. Beginikah tempat berbaring Rasul Allah itu? Tikar itu sudah usang. Selain benda itu, tidak ada lagi perabotan yang lainnya.Hati Umar sedih. 

“Ya Rasulullah,” katanya menahan duka,” kenapa hidupmu begitu kekurangan? Raja dan kaisar hidup dalam kesenangan dan kemewahan. Anda, Nabi dan Rasul yang besar. Kenapa menjalani hidup semiskin ini?” kata Umar dengan mata berkaca-kaca. 

Rasulullah segera memotong perkataan Umar. 

“Wahai Umar! Apakah jika aku tidak memiliki harta dan hidup mewah, berarti suatu kerugian bagiku? Apakah hanya karena benda-benda duniawi kita merasa kaya dan beruntung? Semua itu bukanlah sesuatu yang pantas dibandingkan,” jelas Rasulullah. Umar termangu. Tidak membantah perkataan Rasul. “Ketahuilah, suatu hari israfil datang kepadaku, menawarkan dua pilihan. Aku disuruh memilih apakah ingin menjadi nabi dan raja, atau menjadi nabi dan hamba? Lalu aku memilih menjadi nabi dan hamba,” kata Rasulullah. 

Ya, Rasulullah telah memilih menjadi seorang Nabi yang tidak punya kekuasaan dalam pemerintahan. Beliau tetap rendah hati meskipun memiliki umat yang mendiami bumi ini.

“Seumpama ketika itu aku memilih menjadi nabi dan raja. Sudah pasti gunung-gunung akan berubah menjadi emas dan permata bagiku,” kata Rasul. 

Umar terdiam, penuh ketakjuban terhadap sikap mulia Rasulullah.

Rendah Hati Sang Panglima

Sejak pagi, Hasan dan Husein menangis. 

“Diamlah, Anakku,” kata Fatimah,” sebentar lagi ayahmu datang,“Ayah mereka, Ali bin Abi Thalib, sedang pergi.Namun Hasan dan Husein tak mau berhenti menangis. Malah semakin keras. 

Fatimah bergegas mencari sesuatu yang bisa dimasak. Tetapi malang sekali, di rumah itu tidak ada makanan sedikit pun. 

Pasti Hasan dan Husein sangat lapar. Memang, keluarga Ali bin Abi Thalib hidup dalam kekurangan. Bahkan mereka sering dalam kelaparan. 

“Jangan menangis, anakku sayang,” bujuk Fatimah.Fatimah memeluk kedua putranya dengan kasih sayang. Ia menyenandungkan lagu ninabobo kepada keduanya. Tangis Hasan dan Husein mulai mereda. 

60

Page 61: 03 Program Pendidikan Subuh

Tidak berapa lama kemudian, Ali bin Abi Thalib tiba di rumah. “Apa ada makanan untukku, Fatimah?” tanya Ali bin Abi Thalib.Fatimah menggeleng keras. Sudah beberapa hari Fatimah tidak memasak karena tidak ada sesuatu yang dapat dimasak. 

“Hasan dan Husein menangis karena lapar,” sahut Fatimah seraya memandang kedua putranya.Ali bin Abi Thalib tercengang. Dipanggilnya Hasan dan Husein. 

“Kemarilah anak-anakku,” panggil Ali seraya tersenyum lebar. Hasan dan Husein berhamburan ke pangkuan ayahnya. Tawa mereka pun terdengar. 

“Ayah akan mencari makanan. Kalian ikut ?” kata ali.Alangkah senang hati Hasan dan Husein diajak jalan- jalan oleh ayahnya. 

“Tentu! kami mau ikut!” seru Hasandan Husein bersamaan. 

Lalu Ali bin Abi Thalib menuntun kudua putra kecilnya. Sepanjang jalan Ali bin Abi Thalib menghibur anak-anaknya dengan cerita –cerita yang lucu. Hasan dan Husein tampak gembira dan melupakan perut mereka yang lapar. 

Fatimah tersenyum, hatinya lega melihat anak-anaknya kembali ceria.Ali bin Abi Thalib suaminya memang begitu mengagumkan. Fatimah tidak pernah merasa kekurangan walau hidupnya serba kekurangan. Bukankah Ali bin Abi Thalib seorang Panglima perang yang gagah berani? Yang selalu memenangkan peperangan yang besar.Rasulullah sering menyerahkan tugas-tugas yang membawa panji-panji Islam kepadanya.Kemuliaan di sisi Allah jauh lebih besar dibandingkan kemewahan yang melimpah. 

Ali bin Ali Thalib membawa Hasan dan Husein ke rumah seorang Yahudi. 

“Tuan, apa anda membutuhkan orang untuk menimbakan air? Tanya Ali.Orang Yahudi itu terheran-heran melihat Ali bin Abi Thalib. 

“Bukankah Tuan adalah Ali bin Abi Thalib, seorang Panglima perang dan seorang menantu Rasulullah?” Orang Yahudi balik bertanya. Ia tahu kalau orang di hadapannya itu adalah seorang suami dari putri Rasulallah, pemimpin umat. 

“Betul.” 

“Kenapa Tuan meminta pekerjaan kepada saya ?” 

“Kedua putraku sedang lapar. Aku memerlukan beberapa butir Kurma.” Ali memandangi kedua anaknya. Hasan dan Husein tampak bermain-main di bawah sebuah pohon. 

“Anda boleh memberi upah sebutir kurma dari setiap satu timba air”.Aneh, orang seperti Ali bin Abi Thalib mau menerima upah untuk memberi makan putranya. Padahal, ia dan keluarganya mempunyai kedudukan yang tinggi dan disegani oleh penduduk Madinah. 

“Baiklah, aku setuju,” kata orang Yahudi. Setiap satu timba air, Ali bin Abi Thalib mendapat sebutir kurma yang manis. 

61

Page 62: 03 Program Pendidikan Subuh

Ali bin Abi Thalib lantas mengambil air dengan timbanya. Setiap butir kurma yang didapatkannya, diberikannya pada Hasan dan Husein.Dengan gembira, kedua putranya memakan buah kurma.Terkadang mereka saling berebut dan Ali bin Abi Thalib melerainya. Ali tidak memperdulikan keletihan badannya karena bekerja seberat itu. Semua dilakukannya dengan hati senang, demi kedua putranya yang amat disayanginya. 

“Apa kalian merasa kenyang?” tanya Ali.Hasan dan Husein mengangguk. 

Ali menyisihkan beberapa butir kurma untuk Fatimah. Sementara ia tidak memakan sebutir kurmapun padahal perutnya sangat lapar. 

Ali bin Abi Thalib mengajak Hasan dan Husein pulang. Mereka bercanda sepanjang jalan. Saling berkejaran dan tertawa gembira. Hasan dan Husein selalu senang bila bepergian dengan ayahnya mereka. 

Di pintu rumah, Fatimah menyambut mereka dengan senyum bahagia. Hasan dan Husein pun menceritakan kepada ibunya kalau mereka baru saja makan buah kurma yang manis. 

“Kemana Tuan membawa mereka? “ tanya Fatimah kepada Ali bin Abi Thalib. 

“Ke rumah orang Yahudi. Disana aku mendapat upah kurma yang manis dari pekerjaanku menimba air,” jawab Ali bin Abi Thalib. 

Fatimah tersenyum bahagia. Ia sangat bangga pada Ali bin Abi Thalib karena dapat menyenangkan hati kedua anaknya. Sekarang Hasan dan Husein tertidur pulas di atas dipan. Perlahan-lahan Fatimah menyelimuti kedua putranya sambil membisikkan sesuatu. 

“ Anakku, besok kita berpuasa ya, karena kita tidak memiliki makanan lagi, bisik Fatimah.Rupanya bisikan itu terdengar oleh Ali. Maka, Ali pun mendekati kedua putranya yang sedang terlelap. 

“Anakku, nanti ayah akan bekerja lagi agar kalian tidak menangis lagi karena lapar, “kata Ali seraya tersenyum. 

Ali bin Abi Thalib tidak merasa malu mengerjakan pekerjaan kasar walaupun ia seorang panglima perang yang di takuti musuh dan disegani teman.

Seorang Mukmin Kecil

Manakala Umar Bin Khatab menjadi Amirulmukminin, dia merasakan tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya sangatlah sulit dan berat. Dia harus berjaga setiap malam untuk mengurusi dan memperhatikan keaadaan seluruh penduduknya, sedangkan pada saat yang sama dia juga memikul tugas untuk menyiarkan agama Islam ke seluruh dunia, dan mengirimkan tentara perang untuk melawan tentara Persia dan tentara Romawi... 

Dia sama sekali tidak ingin memiliki sesuatu apapun yang ada di dunia ini, dia hanya berusaha untuk mempersiapkan kehidupannya di akhirat kelak, beribadah, dan banyak berzikir kepada Allah SWT. 

62

Page 63: 03 Program Pendidikan Subuh

Suatu ketika, manakala Umar bin Khatab sedang berkeliling kesana-kemari untuk melihat keadaan kaum Muslimin, yang jauh dari kota Madinah Al-Munawwarah, ibukota pemerintahannya, dia berjumpa dengan seorang hamba sahaya kecil yang sedang menggembalakan domba. Umar merasa tertarik untuk berbincang-bincang dengannya. 

Penggembala kecil itu tidak mengetahui bahwa orang yang akan mengajaknya berbincang-bincang adalah Amirulmukminin, seorang Khalifah pengganti Rasullullah SAW. 

Umar tergerak hatinya untuk menguji hamba sahaya kecil panggembala domba itu. Umar lalu berkata kapadanya sambil menunjuk seekor domba yang gemuk. 

“Maukah engkau memberikan domba itu kepadaku?.” 

“Apa?” Penggembala kecil itu menyergah dengan suara kuat karena kaget. 

“Kenapa? Apakah engkau merasa keberatan memberikannya kepadaku?” tanya Umar. 

“Sesungguhnya aku ini telah mendapatkan amanat dan kepercayaan. Kalaulah domba-domba itu milikku, maka aku tidak akan merasa keberatan untuk memberikan seekor diantaranya.” 

“Sikapmu itu merupakan sifat yang sangat kikir.” kata Umar. 

Penggembala kecil itu kemudian menjawab ucapan Umar: 

“Aku wahai tuan, adalah seorang hamba sahaya majikanku. Dan dia adalah pemilik domba-domba ini. Aku tidak berhak untuk memberikannya kepadamu dan juga untuk diriku sendiri.” 

Umar berkata kepadanya: “Janganlah kamu besikap bodoh... katakan saja kepada majikanmu bahwa sesungguhnya seekor serigala telah menerkam dan memakannya ketika domba itu jauh dari kawanannya... majikanmu pasti mempercayai ucapanmu, karena kejadian serupa itu sudah sangat biasa, dan sering kali terjadi.” 

“Tidak, tidak, wahai tuanku .... ini mustahil.... aku tidak akan melakukan tindakan seperti itu. Andaipun majikanku mempercayai ucapanku, lalu apakah aku bisa menyembunyikannya dari Allah SWT yang tidak ada sesuatupun yang bisa disembunyikan dari-Nya?. Apakah aku bisa menyembunyikannya dari malaikat pancatat amal perbuatan kita, Raqib dan Atid?.Mendengar jawaban seperti itu, Umar kemudian meninggalkan penggembala kecil itu, tanpa mengucapkan sepatah katapun... akan tetapi ia sangat terkagum dengan jawaban yang menunjukkan dalamnya keimanan penggembala kecil itu kepada Allah SWT, yang mengetahui segala sesuatu yang berlaku, baik yang kecil maupun yang besar. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. 

Umar bin Khatab kembali ke Madinah dan langsung menuju ke rumah pemilik domba yang digembalakan oleh anak kecil tadi dan mengetuk pintu rumahnya. Lelaki pemilik domba itu merasa sangat heran dan kaget karena Amirulmukminin mengetuk pintu rumahnya. Maka keluarlah dia untuk menyambut kedatangan Umar, dan mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah. 

Selanjutnya, Sayyidina Umar berkata kepada lelaki itu, “Apakah engkau mempunyai seorang hamba kecil yang menggembalakan sekawanan domba milikmu di luar kota Madinah?” 

63

Page 64: 03 Program Pendidikan Subuh

“Ya”, jawabnya. 

“Aku ingin agar engkau menjual anak itu kepadaku bersama seluruh kawanan domba yang digembalakannya.” kata Umar. 

“Bagaimana jika aku tidak ingin menjualnya?” 

“Aku akan datang lagi kesini untuk membelinya, seperti hari ini.” jawab Umar. 

“Apakah Amirulmukminin bersedia jika hamba kecil berikut domba yang digembalakannya kuhadiahkan saja?” 

“Tidak... Aku tidak ingin menerimanya sebagai hadiah. Aku hanya ingin membelinya.” jawab Umar. 

“Kalau begitu, bayarlah kawanan domba beserta anak itu sesuai dengan harga yang Amirulmukminin inginkan.” kata si pemilik domba. 

“Aku hanya ingin membelinya sesuai dengan harga pasaran.” jawab Umar. 

Kedua hamba Allah itu kemudian menghitung harga sekawanan domba itu, berikut harga hamba sahaya kecil penggembalanya, seperti harga yang berlaku di pasaran pada waktu itu. Lalu Umar melakukan pembayaran kepada lelaki itu. 

Pada saat anak kecil penggembala domba pulang bersama domba-domba yang digembalakannya, ia merasa heran melihat lelaki yang pernah meminta seekor domba kepadanya, sedang duduk di samping majikannya. 

Rasa herannya berubah menjadi rasa takut, ketika dia mengetahui bahwa lelaki itu tidak lain adalah Amirulmukminin, Umar bin Khattab. 

Saat-saat yang menegangkan bagi anak itu tiba. Ketika ia dipanggil oleh Sayyidina Umar dan majikannya, dia melangkahkan kakinya dengan sangat berat, dia berjalan pelan-pelan, dengan perasaan duka cita yang menyelimuti dirinya. 

Ternyata Amirulmukminin berdiri menyambut kedatangannya seraya berkata : “Bergembiralah, dan bersuka rialah, wahai saudara kecilku.” 

Penggembala kecil itu tidak mempercayai apa yang telah didengar oleh kedua telinganya.....Mengingat status dirinya sebagai seorang hamba sahaya, dia merasa tidak yakin bahwa kata sambutan itu adalah untuk dirinya, apalagi ketika melihat Umar sampai berdiri menyambutnya. 

Lidahnya terasa kelu dan tidak kuasa untuk mengucapkan sepatah katapun. 

Tiba-tiba Amirulmukminin berkata kepadanya : “Kesinilah........ Kesinilah untuk duduk disampingku.”Penggembala kecil itu semakin kaget, dan dia semakin tidak kuasa untuk berkata apa-apa atau melangkahkan kakinya ke depan. Kakinya bergetar, matanya terbelalak, dan mulutnya terbuka. 

“Saya..., saya diminta duduk di samping Amirulmukminin?.

64

Page 65: 03 Program Pendidikan Subuh

Penggembala kecil itu belum juga mempercayai apa yang telah berlangsung dan telah terjadi.Barangkali ini hanya mimpi, katanya dalam hati.Dia masih tetap terdiam di tempatnya, tidak berkata dan juga tidak bergerak. 

Suara Amirulmukminin semakin kuat berbicara kepada penggembala kecil itu: ”Ketahuilah olehmu bahwa sejak saat ini engkau telah menjadi manusia yang merdeka, demi Allah SWT.” 

Pada saat itulah penggembala itu baru bergerak. Dia ingin bersujud di kaki Amirulmukminin, atau mencium kedua tangannya, akan tetapi dia takut dan malu...... Bumi ini terasa berputar, kemudian dia mencari sesuatu untuk tempat bersandar. Terdengar olehnya Sayyidina Umar melanjutkan perkataannya : “Dan domba-domba itu menjadi milikmu.” 

Penggembala kecil itu tidak dapat lagi menguasai dirinya, meneteslah air mata gembira ke kedua pipinya. 

Sayyidina Umar kemudian meletakkan kedua tangannya di atas pundak anak itu, dan menepuk-nepuknya agar dia tenang kembali seraya berkata: 

“Janganlah engkau merasa heran dan kaget, karena sesungguhnya pada saat kita sedang berada di tempat penggembalaan domba itu, engkau telah menyampaikan sebuah kalimat yang telah menyelamatkanmu dari penghambaan (perbudakan) di dunia. Engkau telah mengatakan: "Andaipun majikanku mempercayai ucapanku, lalu apakah aku bisa menyembunyikannya dari Allah SWT yang tidak ada sesuatupun yang bisa disembunyikan dari-Nya?” 

“Itulah kalimat iman yang telah memindahkan dirimu kepada dunia bebas merdeka. Kami tidak hendak mengekalkan seorang manusia mukmin untuk tetap menjadi hamba sahaya bagi manusia..... Sesungguhnya aku telah memohon kepada Allah agar menyelamatkan dirimu dari azab di akhirat kelak, sebagaimana Dia telah menyelamatkan dirimu dari azab penghambaan di dunia ini.” 

Sang penggembala kecil kemudian menggiring domba-dombanya..... 

Sekarang dia telah memiliki kemerdekaan dan kebebasan, memiliki domba, serta mempunyai hak untuk memberikan seekor diantaranya kepada Umar bin Khattab, Amirulmukminin, khalifah pengganti Rasulullah SAW. 

Umar tersenyum kepada penggembala kecil itu atas usahanya untuk mengungkapkan terima kasihnya kepadanya. Umar kemudian berkata : 

“Sesungguhnya segala puji dan ucapan terima kasih hanyalah patut disampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk-Nya kepada kita.

Si Pemerah Susu

Abu Bakar setiap hari berkeliling di perkampungan Madinah. Ia terbiasa berkunjung ke rumah-rumah janda tua dan rumah anak-anak yatim piatu. 

“Assalamu’alaikum...,” salamnya di depan pintu rumah seorang janda tua. 

“Wa’alaikum salam...!” jawab janda tua. Dibukanya pintu, lalu wajah perempuan tua itu menjadi berseri-seri. 

65

Page 66: 03 Program Pendidikan Subuh

“Oh, Abu Bakar rupanya,” sambutnya gembira. 

“Nek, apa mau kuperahkan susu kambingnya?” tanya Abu Bakar. 

“Tidak usah, Tuan...” dengan malu-malu, perempuan tua itu mencoba menolak. Tapi, Abu Bakar mengetahui kalau kedatangannya memang sangat membantu pekerjaan perempuan tua itu. 

“Mari Nek, aku bantu memerahkan susu,” kata Abu Bakar tersenyum. 

Abu Bakar pun memerahkan susu kambing sampai semua wadah terpenuhi. Sedangkan perempuan tua itu memandangi Abu Bakar dengan rasa kagum. Abu Bakar sering datang ke rumahnya untuk membantu memerah susu tanpa mengharap balasan. Kalau saja Abu Bakar tidak datang membantu, pasti ia kesusahan. 

“Nek, semua wadah sudah terisi...,” kata Abu Bakar. 

“Terima kasih banyak Tuan, atas bantuannya hari ini,” ucap perempuan tua itu. 

“Baiklah nek, saya permisi dulu. Assalamu’alaikum,” salam Abu Bakar. 

“Wa’alaikum salam,” jawab perempuan tua itu lagi. 

Abu Bakar meninggalkan perempuan tua itu dengan hati gembira. Kemudian, ia singgah di rumah seorang anak yatim. 

“Assalamu’alaikum,” salam Abu Bakar. Seorang anak perempuan berlari kecil membukakan pintu. 

“Wa’alaikum salam,” jawabnya. Bukan main senangnya anak itu ketika melihat Abu Bakar datang. 

“Tuan datang! Mari, silakan masuk,” sambutnya penuh hormat. 

“Nak, apa ibumu ada di rumah?” tanya Abu Bakar. Anak itu menggeleng pelan. “Ibu sedang mencari kayu bakar,” kata anak itu. 

“Mari, kumasakkan sesuatu untukmu,” sahut Abu Bakar. 

Abu Bakar memasak gandum untuk makanan anak yatim itu. Sungguh gembira anak perempuan itu menunggu makanan yang dimasak Abu Bakar. Tidak lama kemudian, makanan itu pun matang. Abu Bakar menyuguhkannya pada anak yatim itu. 

“Sekarang makanlah, Nak. Bila ibumu datang, ia tidak perlu memasak lagi,” kata Abu Bakar.Anak itu pun makan dengan lahapnya. Abu Bakar memandangnya sambil tersenyum. 

“Baiklah, aku permisi. Insya Allah, besok aku datang lagi memasak gandum untukmu,” kata Abu Bakar seraya mengusap kepala anak yatim itu dengan lembut. 

“Terima kasih, Tuan,” ucapnya. 

66

Page 67: 03 Program Pendidikan Subuh

“Berhati-hatilah, Nak. 

Assalamu’alaikum,” salam Abu Bakar. 

“Wa’alaikum salam,” jawab anak itu. 

Abu Bakar berjalan menuju rumah-rumah lainnya untuk membantu memerah susu atau memasakkan gandum sampai sore hari. Abu Bakar suka sekali dengan pekerjaannya itu. Setiap hari dilakukannya terus menerus. 

Begitulah Abu Bakar...walaupun ia seorang saudagar yang kaya raya, orang-orang sangat segan dan menghormatinya. Harta kekayaannya banyak dipakai untuk perjuangan agama islam. Ia juga suka membeli budak-budak yang disiksa karena ketahuan memeluk Islam. Kemudian dimerdekakannya. 

Ketika ia terpilih menjadi khalifah, setelah Rasulullah wafat, pekerjaan itu pun masih dilakukannya. Karena kesibukannya banyak menyita waktu, Abu Bakar tidak bisa lagi mengunjungi rumah-rumah janda tua dan anak yatim. 

Suatu siang, seorang gadis kecil membawa wadah di tangannya. Ia akan memerah susu kambing. 

“Diamlah, aku mau memerah susu,” katanya ketika kambingnya tidak mau diam. Tangannya yang mungil tidak cukup kuat menjinakkan kambing itu. 

“Aduh..., kenapa tidak menurut?” sahut anak yatim itu. Kambingnya malah menghentak-hentakkan kakinya. 

“Bu, kemana ya, orang itu?” tanyanya. 

“Orang yang mana?” ibunya balik bertanya. 

“Orang yang suka membantu memerah susu tidak datang lagi, ya?” 

“Sudahlah nak, kau harus terbiasa mengerjakannya sendiri,” kata ibunya. 

Tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu. 

“Assalamu’alaikum,” terucap salam dari luar. 

“Wa’alaikum salam” jawab anak itu. 

“Oh! Tuan datang lagi!” serunya ketika melihat laki-laki yang suka membantunya memerah susu sedang berdiri.Abu Bakar tersenyum. Betapa gembira anak itu, sipemerah susu datang lagi. Sudah berapa hari ia tidak datang kerumahnya. 

“Nak, mari kuperahkan susu kambingmu,” kata Abu Bakar seperti biasanya. Anak itu bergegas memanggil ibunya. 

67

Page 68: 03 Program Pendidikan Subuh

“Bu! Si pemerah susu itu datang lagi!” serunya girang. “Ia mau membantu kita,” katanya lagi. 

Mendengar suara anaknya, ibu itu segera keluar menemui Abu Bakar. 

“Ya Allah! Anakku, kau tidak patut berkata seperti itu padanya. Tahukah kamu siapa tamu ini?” kata ibunya terperanjat. 

“Dia si pemerah susu yang suka membantu kita,” jawab anak itu polos. 

“Tidak, anakku..., beliau orang yang mulia. Beliaulah Khalifah Abu Bakar,” kata ibunya.

“Ya Amirul mukminin, maafkanlah anakku, ia tidak tahu siapa Tuan,” dengan wajah pucat ibunya mohon maaf. Gadis cilik itu tampak ketakutan sekali. 

“Tidak apa-apa. Biarkan saja...,” kata Abu Bakar sambil tersenyum. 

“Mari kuperahkan,” kata Abu Bakar lagi. 

Khalifah Abu Bakar lalu memerahkan susu kambing di rumah anak yatim itu. Kemudian datang ke rumah-rumah lainnya untuk memasakkan gandum.

Si Penggali Parit

Umar bin Khattab tidak saja di kenal sebagai khalifah yang berwibawa, tapi juga sederhana dan merakyat. Untuk mengetahui keadaan rakyatnya, Umar tak segan-segan menyamar jadi rakyat biasa. 

Ia sering berjalan-jalan ke pelosok desa seorang diri. Pada saat seperti itu tak seorang pun mengenalinya bahwa ia sesungguhnya kepala pemerintahan. Kalau ia menjumpai rakyatnya sedang kesusahan, ia pun segera memberi bantuan.

Umar sadar, apa yang ada di tangannya saat itu bukanlah miliknya melainkan milik rakyat. Untuk itu Umar melarang keras anggota keluarganya berfoya-foya. Ia selalu berhemat dalam menggunakan keperluannya sehari-hari. Karena hematnya, untuk menggunakan lampu saja keluarga Amirul mukminin ini amat berhati-hati. Lampu minyak itu baru dinyalakan bila ada pembicaraan penting. Jika tidak, lebih baik tidak pakai lampu. 

“Anak-anakku, lebih baik kita bicara dalam gelap. Sebab, minyak yang digunakan untuk menyalakan lampu ini milik rakyat!” sahut khalifah ketika anaknya ingin bicara di tengah malam. 

Dalam hidupnya, Umar senantiasa memegang teguh amanat yang diembankan rakyat di pundaknya. Pribadi Umar yang begitu mulia terdengar dimana-mana. Seluruh rakyat sangat menghormatinya.

Rupanya, cerita tentang keagungan Khalifah Umar ini terdengar pula oleh seorang raja negara tetangga. Raja tertarik dan ingin sekali bertemu dengan Umar. 

Maka pada suatu hari dipersiapkanlah tentara kerajaan untuk mengawalnya berkunjung ke pemerintahan Umar. Ketika raja itu sampai di gerbang kota Madinah, dilihatnya seorang lelaki sedang sibuk menggali parit dan membersihkan got di pinggir jalan. Lalu, di panggilnya laki-laki

68

Page 69: 03 Program Pendidikan Subuh

itu. 

“Wahai saudaraku!” seru raja sambil duduk di atas pelana kuda kebesarannya. 

“Bisakah kau menunjukkan di mana letak istana dan singgasana Umar?” tanyanya kemudian. 

Lelaki itu segera menghentikan pekerjaannya. Lalu, ia memberi hormat. “Wahai Tuan, Umar manakah yang Tuan maksudkan?” si penggali parit balik bertanya.” 

Umar bin Khattab kepala pemerintahan kerajaan Islam yang terkenal bijaksana dan gagah berani,” kata raja. 

Lelaki penggali parit itu tersenyum. “Tuan salah terka. Umar bin Khattab kepala pemerintahan Islam sebenarnya tidak punya istana dan singgasana seperti yang tuan duga. Ia orang biasa seperti saya,” terang si penggali parit,”. 

“Ah benarkah? Mana mungkin kepala pemerintahan Islam yang terkenal agung seantero negeri itu tak punya istana?” raja itu mengerutkan dahinya. 

“Tuan tidak percaya? Baiklah, ikuti saya,” sahut Si penggali parit itu. 

Lalu diajaknya rombongan raja itu menuju “istana” Umar. Setelah berjalan menelusuri lorong-lorong kampung, pasar, dan kota, akhirnya mereka tiba di depan sebuah rumah sederhana.Diajaknya tamu kerajaan itu masuk dan dipersilakannya duduk. 

Penggali parit itu pergi ke belakang dan ganti pakaian. Setelah itu ditemuinya tamu kerajaan itu. “Sekarang antarkanlah kami ke kerajaan Umar!”kata raja itu tak sabar. 

Si penggali parit tersenyum. “Tuan raja, tadi sudah saya katakan bahwa Umar bin Khattab tidak mempunyai kerajaan. Bila tuan masih juga bertanya di mana letak kerajaan Umar itu, maka saat ini juga tuan-tuan sedang berada di dalam istana Umar!” 

Hah?!” Raja dan para pengawalnya terbelalak. Tentu saja mereka terkejut. Sebab, rumah yang di masukinya itu tidak menggambarkan sedikitpun sebagai pusat kerajaan. Meski rumah itu tampak bersih dan tersusun rapi, namun sangat sederhana. 

Rupanya raja tak mau percaya begitu saja. Ia pun mengeluarkan pedangnya. Lalu berdiri sambil mengacungkan pedangnya. 

“Jangan coba-coba menipuku! Pedang ini bisa memotong lehermu dalam sekejap!” ancamnya melotot. 

Si penggali parit itu tetap tersenyum. Lalu dengan tenangnya, ia pun berdiri.” Di sini tidak ada rakyat yang berani berbohong. Bila ada, maka belum bicara pun pedang telah menebas lehernya. Letakkanlah pedang Tuan. Tak pantas kita bertengkar di istana Umar,” kata penggali parit. Dengan tenang ia memegang pedang raja dan memasukkannya kembali pada sarungnya. 

Raja terkesima melihat keberanian dan ketenangan si penggali parit. Antara percaya dan tidak, dipandanginya wajah penggali parit itu. Lantas, ia menebarkan kembali pandangannya menyaksikan “istana” Umar itu. Muncullah pelayan-pelayan dan pengawal-pengawal untuk

69

Page 70: 03 Program Pendidikan Subuh

menjamu mereka dengan upacara kebesaran. Namun, raja itu belum juga percaya. 

“Benarkah ini istana Umar?”tanyanya pada pelayan-pelayan. 

“Betul, Tuanku, inilah istana Umar bin Khattab,” jawab salah seorang pelayan. 

“Baiklah,” katanya. Raja memang harus mempercayai ucapan pelayan itu. 

“Tapi, dimanakah Umar? Tunjukkan padaku, aku ingin sekali bertemu dengannya dan bersalaman dengannya!” ujar sang raja. 

Dengan sopan pelayan itu pun menunjuk ke arah lelaki penggali parit yang duduk di hadapan raja.” Yang duduk di hadapan Tuan adalah Khalifah Umar bin Khattab"” sahut pelayan itu. 

“Hah?!” Raja kini benar-benar tercengang. Begitu pula para pengawalnya. 

“Jad...jadi, anda Khalifah Umar itu...?” tanya raja dengan tergagap. 

Si penggali parit mengangguk sambil tersenyum ramah. 

“Sejak kita bertemu pertama kali di pintu gerbang kota Madinah, sebenarnya Tuan sudah berhadapan dengan Umar bin Khattab!” ujarnya dengan tenang. 

Kemudian raja itu pun langsung menubruk Umar dan memeluknya erat sekali. Ia sangat terharu bahkan menangis melihat kesederhanaan Umar. Ia tak menyangka, Khalifah yang namanya disegani di seluruh negeri itu, ternyata rela menggali parit seorang diri di pinggir kota. 

Sejak itu, raja selalu mengirim rakyatnya ke kota Madinah untuk mempelajari agama Islam.

Siksaan Yang Teramat Berat

Bagi seorang budak, pergi menjumpai Nabi SAW. Bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan mudah. Keluar rumah majikannya untuk keperluan sendiri pun tidak bisa. Apalagi untuk menjumpai Nabi Muhammad SAW, yang menjadi musuh kaum musyrikin Quraisy. Musuh majikan Bilal sendiri! 

Dengan susah payah, akhirnya Bilal bin Rabah berhasil menjumpai Nabi Muhammad SAW. Ia menyatakan maksudnya untuk masuk Islam. Nabi mengajarkan cara-cara masuk Islam dengan berwudhu (bersuci), lalu mengucapkan dua kalimat syahadat kemudian melakukan shalat dua rakaat. 

Betapa bahagia dan beruntungnya Bilal, karena Nabi sendiri yang mengajarkan syariah Islam kepadanya. Namun, keislamannya harus disembunyikan. Sangat berbahaya jika majikannya tahu akan hal itu. Untuk itu, Bilal menjalankan perintah agamanya secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, pada akhirnya ketahuan juga. 

Umayyah bin khalaf marah besar. Terkutuklah budaknya yang berani-beraninya menjadi pengikut Muhammad itu! Sesaat Umayyah bin Khalaf kehilangan akal. Bagaimana dia bisa lengah menjaga budaknya? Bagaimana sampai si budak tidak ketahuan pergi diam-diam menjumpai Muhammad? 

70

Page 71: 03 Program Pendidikan Subuh

Dalam hati, Umayyah bin Khalaf sebenarnya mengakui kelebihan-kelebihan Muhammad. Bahwa anak Abdullah itu, si Muhammad, memang orang yang sangat jujur. Orang yang tidak pernah berdusta. Dia, juga berperilaku sangat sopan, rendah hati, ramah. Pendek kata, banyak hal yang baik pada diri Muhammad itu. Namun, bahwa dia mengajarkan agama baru yang bertentangan dengan agama kaum Quraisy, itulah yang salah besar menurut Umayyah bin Khalaf. Itu tidak boleh dibiarkan. Harus diperangi, dimusuhi, dan jika mungkin dibasmi! 

Umayyah punya sahabat bernama Uqbah bin Mu’ith. Uqbah mendengar perihal budak Umayyah yang masuk Islam itu.

“Celakalah engkau Umayyah!” katanya. “budakmu menjadi pengikut orang yang menghina agama kita. Yang menghina tuhan-tuhan kita Al-Laata dan Al-Uzza!” 

“Ya. Celakalah budak itu. Apa yang harus kulakukan terhadapnya?” 

“Siksa dia sampai mau meninggalkan agamanya yang sesat itu!” 

“Akan kusiksa dia sampai mati kalau dia tidak mau meninggalkan kesesatannya!” 

Kesesatan! Siapakah yang sesat ? Si budak Habsyi yang telah menganut agama kebenaran atau mereka yang menyembah berhala-berhala mati itu? Orang-orang sesat itu menganggap yang benarlah yang sesat! 

Matahari sedang terik-teriknya. Padang pasir menjadi bagaikan hamparan bara. Pada saat seperti itu, Bilal bin Rabah ditelanjangi lalu diseret ke tengah padang pasir. Tidak terbayangkan betapa panas butir-butir pasir itu. Bilal ditelentangkan. Matahari dipuncak langit membakar bagian depan tubuhnya. Sementara punggungnya disengat panas pasir yang bagaikan bara api. 

Tidak itu saja yang dialaminya. Seorang musyrikin yang menjadi algojo penyiksa, mengambil sebongkah batu besar. Batu itu diangkat tinggi-tinggi, lalu dijatuhkan ke dada Bilal!Batu itu berat sekali, juga panas tidak kepalang. Batu itu menghantam dada Bilal sampai tulang-tulang iganya patah dan terus dibiarkan menindih dada. Mengimpit dengan beratnya, dan membakar dengan panasnya. 

“Ingkari agama sesat ajaran Muhammad!” seru algojo penyiksa Bilal. “Siksaan ini akan dihentikan bila engkau meninggalkan kesesatanmu!” 

Bilal tidak sudi mengingkari keyakinan dan keimanannya. 

“Ucapkan Al-Laata dan Al-Uzza. Namun, apa yang terdengar dari mulut Bilal? 

“Ahad.....Ahad.....Ahad.....” Begitu yang didengar Umayyah bin Khalaf dan para algojo yang menyiksa Bilal. 

“Apa yang kau katakan?” jerit Umayyah bin Khalaf dengan kalapnya. 

“Ahad....Ahad.....Ahad.....” 

Bilal hanya berucap begitu berulang-ulang. Maksudnya adalah Allah yang Maha Tunggal atau ‘Allah yang Maha Esa’. 

71

Page 72: 03 Program Pendidikan Subuh

Siksaan dilanjutkan. Berbagai cara keji dan kejam dilakukan hingga hampir tidak ada bagian tubuh Bilal yang tidak terluka. Namun dia tetap tabah. Dia tetap mengucapkan Ahad....Ahad. tidak sudi memuji dan menyerukan Al-Laata dan Al-Uzza seperti yang diharapkan para penyiksanya. 

Umayyah bin Khalaf dan para algojo kehilangan akal. Bagaimana lagi cara menyiksa Bilal, supaya budak Habsyi itu menyerah? 

Hari telah sore. Sinar matahari tidak sepanas bara lagi. Siksaan itu dihentikan. Bilal akan dibawa pulang ke rumah Umayyah bin Khalaf. Akan tetapi, tidak begitu saja disuruh berjalan. Lehernya diikat seperti kambing. Lalu Umayyah bin Kalaf memanggil anak-anak kecil. Disuruhnya anak-anak itu menggiring Bilal melalui lembah dan bukit-bukit. Mereka bersorak-sorai riuh. Memukul, mencakar, dan meludahi Bilal sepanjang jalan. 

“Ini pelajaran bagi budak-budak lain yang berani menjadi pengikut Muhammad!” kata Umayyah bin Khalaf. “Juga pelajaran bagi para pemilik budak. Mereka harus mewaspadai budak-budaknya.” 

Siksaan itu diulanginya keesokan harinya. Demikian pula lusanya. Namun, Bilal tidak mau menyerah. Dari mulutnya terus terdengar Ahad......Ahad......Ahad. 

Seorang Quraisy datang dan berseru ketika Bilal sedang disiksa. 

“Hentikan!” katanya dengan suara lantang. Apa yang kalian lakukan ini? Menyiksa seorang budak dengan sekejam ini? Lepaskan dia!” 

Orang itu tampaknya berpengaruh. Bilal dilepaskan dan ikatan ditubuhnya dibuka. Orang Quraisy itu lalu memberinya minum. “Terima kasih......” ucap Bilal dengan suaranya yang lemah. Ia sungguh tidak berdaya. Seluruh tubuhnya penuh luka. Seluruh tulangnya bagaikan remuk belaka. Bernafas pun sangat menyakitkan dadanya. Bicara sangat menyakitkan rahangnya. 

“Mengapa kau keras kepala begitu, Bilal?” Tanya orang Quraisy itu. “Mestinya lunakkan hatimu, supaya siksaan ini tidak terus menerus kau terima. Kau sendiri yang merugi.” Bilal diam mendengar ucapan orang Quraisy ini. 

Umayyah bin Khalaf itu merasa malu jika menghentikan siksaan sebelum kau menuruti kehendaknya,” kata orang Quraisy itu dengan kata-kata lembut. “Ucapkanlah Al-Laata dan Al-Uzza, meskipun tidak dengan sepenuh hatimu. Supaya Umayyah bin Khalaf menghentikan siksaan ini tidak dengan rasa malu.” 

“Ahad.....Ahad......Ahad.....” terdengar dari mulut Bilal ucapan itu. 

Orang Quraisy itu marah. Dia serentak berdiri. Terkutuk! Kamu memang budak celaka! Siksa dia sampai mati!” Teriaknya.Ternyata itu memang siasat para penyiksa Bilal. Ada yang membujuk dengan kata-kata manis supaya Bilal menyerah. Namun, budak Habsyi itu tetap pada pendirian dan keyakinannya. Mati baginya tidak menjadi persoalan lagi. Sakit bukan hal yang menakutkan. Bukanlah dia telah mengalaminya selama berhari-hari ini? Dia tidak mati juga, tentunya karena Allah tidak menghendakinya. 

72

Page 73: 03 Program Pendidikan Subuh

Bilal kembali disiksa. Begitu berjalan sampai berhari-hari. Para penyiksanya sampai jenuh dan bosan. Kehilangan akal untuk menaklukkan budak yang keras kepala itu. 

Penganiayaan terhadap budak yang memeluk agama Islam pada waktu itu sering terjadi, bahkan ada yang sampai mati. Orang-orang musyrikin Quraisy bisa menyiksa budak sampai mati. Mereka tidak khawatir akan tindakan balas dendam dari kerabat si budak sebab para budak itu tidak mempunyai kabilah (kaum / keluarga besar). 

Berbeda dengan orang yang bukan budak. Kerabat dan anggota kabilahnya pasti akan menuntut balas. Menyiksa budak itu sangat aman. Bukankah budak tidak lebih dari binatang ternak bagi mereka? 

Penyiksaan terhadap Bilal ini didengar oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Orang ini telah memeluk Islam. Dulu ia mempunyai banyak sekali budak karena dia orang kaya. Di masyarakat Quraisy pada waktu itu, semakin kaya seorang akan semakin banyak memiliki budak. Kini Abu Bakar Ash-Shiddiq telah membebaskan budak-budaknya, karena Islam menentang perbudakan. Tinggal seorang budak negro yang masih belum dimerdekakan. 

Abu Bakar mendatangi tempat penyiksaan Bilal bin Rabah. Dengan iba disaksikannya penyiksaan yang kejam tidak berperikemanusiaan itu. Para algojo penyiksa itu sudah berlaku bagai binatang saja. Tidak punya rasa belas kasihan sedikit pun terhadap manusia lemah yang kebetulan derajatnya dianggap serendah ternak karena dia budak.

“Apa kau tidak malu menyiksa orang yang lemah itu?” tegur Abu Bakar Ash-Shiddiq kepada Umayyah bin Khalaf. 

Engkaulah yang merusak kepercayaannya dan engkau pula yang menjauhkannya dariku!” seru Umayyah bin Khalaf dengan geramnya. Ia tahu, Abu Bakar Ash-Shiddiq itu orang Islam, sama seperti Bilal. 

“Aku mempunyai seorang budak negro yang kuat. Jauh lebih kuat dari pada orang yang kau siksa itu. Ia akan kuserahkan kepadamu. Kutukar dengan budak lemah itu.” 

Umayyah bin Khalaf benar-benar telah kehabisan akal untuk mengatasi kebandelan budaknya itu. Ia sendiri sudah ingin mengakhiri penyiksaan itu, karena dia tahu Bilal tidak akan mau menyerah. Namun, jika menghentikan penyiksaan tanpa alasan, dia akan merasa sangat malu.Kini ada orang yang menawarkan pengganti Bilal. 

“Bawa kesini budak negro itu,” kata Umayyah bin Khalaf. 

Budak negro itu dipanggil. Inilah saat yang paling bersejarah bagi Bilal. Ia telah pasrah dan rela mati asalkan tetap dalam iman Islamnya. Ia pun menyangka tidak lama lagi ajalnya akan tiba karena tubuhnya tidak tahan lagi terhadap siksaan berat itu. Tiba-tiba ada orang menyelamatkannya! 

Ia dilepaskan dari tali yang mengikatnya. Tubuhnya lunglai sehingga Abu Bakar harus memapahnya ketika membawanya pergi dari tempat itu. Bilal berlutut di depan Abu Bakar Ash-Shiddiq. 

“Terima kasih, Tuan.......” katanya lemah sekali. “Kini hamba menjadi milik Tuan.....”. 

73

Page 74: 03 Program Pendidikan Subuh

“Tidak,” Kata Abu Bakar Ash-Siddiq. “Kau kumerdekakan”. 

Dimerdekakan adalah hal yang sangat luar biasa bagi seorang budak. Artinya, dia dibebaskan dari perbudakan. Dia menjadi orang yang merdeka yang tidak diperbudak oleh siapapun. Bilal bagaikan tidak percaya akan apa yang didengarnya. Namun sungguh ia benar-benar mendengar ucapan itu. Ucapan yang keluar dari mulut seorang muslim sejati. Orang yang telah memerdekakan budak-budaknya. Tidak dianggapnya bahwa itu merupakan kerugian besar baginya, padahal budak-budak itu dulu dibelinya dengan mahal di pasar budak. 

Islam mengajarkan persamaan hak setiap manusia. Di mata Allah, derajat manusia sama. Yang membedakannya adalah amal ibadah mereka. 

Bilal bukan satu-satunya budak yang disiksa yang dibebaskan oleh Abu Bakar Ash-Siddiq. Masih banyak lagi budak muslim yang disiksa dan dibeli oleh Abu Bakar Ash-Siddiq, kemudian dibebaskan. Diantaranya adalah Amir bin Fuhairah, budak-budak perempuan bernama Labibah, Zinnirah, dan An-Nahdiyyah. 

Bilal bin Rabah kemudian menjumpai Nabi Muhammad SAW. Ia tetap bersama Nabi sampai ikut hijrah ke Madinah. Sejak saat itu Bilal tidak pernah terpisahkan dari Nabi.

Syuhada Padang Pasir

Belakangan ini, Amar bin Jamuh merasa orang-orang di sekitarnya tidak lagi menghormatinya. Bahkan, keempat putranya pun seakan menjauhinya. Mereka lebih senang tinggal bersama sahabatnya. 

“Kenapa orang-orang sepertinya memusuhiku?” bisik hati Amar sedih. 

Padahal sebagai seorang bangsawan kaya di Madinah, ia selalu membantu orang-orang miskin. 

“Lebih baik aku mengadukan kesedihanku kepada Manat,” kata Amar. 

Amar bangkit dan menekankan tongkatnya kuat-kuat. Tongkat itu yang selalu membantunya berjalan ke mana-mana. Amar bin Jamuh seorang yang cacat kakinya. Namun, kekurangan itu tak membuatnya patah semangat. 

Semasa mudanya, Amar giat bekerja meskipun orang tuanya kaya raya. Ia tidak mau menjadi beban keluarganya. Seperti saudaranya yang lain, Amar bekerja dengan penuh tanggung jawab. 

“Wahai, Manat,” ucap Amar di depan patung kecilnya. ”Kini semua orang membenciku. Aku mohon, tenangkanlah hatiku.” 

Diam-diam, dari luar seseorang tengah mengawasinya. Dan, pelan-pelan masuk kamar pemujaan Amar. 

“Ayah, kenapa masih menyembah berhala itu?” tanya Muadz putra Amar. 

“Diamlah! Jangan menghina Tuhan nenek moyang kita!” bentak Amar. 

74

Page 75: 03 Program Pendidikan Subuh

Hati Muadz sangat iba melihat ayahnya masih menyembah berhala. Ia mengharapkan ayahnya segera memeluk Islam. Orang Islam dilarang menyembah berhala. Amar berpikir dan mulai mendapat jawaban tentang sikap anak-anak serta kaumnya yang memusuhi dirinya. 

“Rupanya, agama Muhammad itulah penyebabnya...,” gumam Amar. 

Karena Muadz dan saudaranya sangat ingin menyadarkan ayahnya, maka mereka mengatur siasat. 

Tatkala Amar sudah tertidur lelap, Muadz menyelinap masuk ke kamar pemujaan ayahnya. Kemudian mengambil Manat, dan membuangnya ke tempat sampah. 

Pagi harinya, Amar sungguh terkejut. Ia tidak mendapatkan Manat di tempatnya. Buru-buru dicarinya patung itu. Bertambah berang hati Amar sewaktu menemukan tuhan kecilnya tergeletak di tengah tumpukan sampah yang kotor dan bau. 

“Ya Manat, kenapa kau ada disini?” Amar memungut kembali berhalanya. Kemudian, Amar membersihkan kotoran di tubuh Manat dan melumurinya dengan minyak wangi. Setelah itu, Manat ditaruh pada tempatnya semula. 

Malam berikutnya, Amar menemukan Manat di tempat sampah lagi. Lalu, Amar membersihkan kotoran dan membawa kembali berhalanya ke kamar pemujaan. 

“Oh, Manat! Kenapa kau diam saja diperlakukan buruk.......?” keluh Amar. 

Ketika malam berikutnya menemukan Manat meringkuk tak berkutik di tempat sampah. Amar jadi ragu untuk mengambilnya kembali. 

“Hei, Manat! Ternyata kau tidak berdaya sama sekali. Bagaimana akan menolongku kalau menolong dirimu sendiri saja tidak mampu!” umpat Amar. 

Akhirnya, Amar membuang Manat di tempat sampah. Ia menyadari kesesatannya. Kalau selama ini Amar yang pincang berhasil menjadi orang kaya, itu bukanlah pertolongan berhala. Melainkan, karena keuletannya bekerja. Dan, Amar yakin ada Tuhan yang lebih berkuasa. 

Amar segera memanggil keempat putranya dan menyatakan niatnya untuk masuk Islam.

“Antarkan aku kepada Rasulullah. Aku ingin mengucapkan syahadat,” kata Amar. 

Berita Islamnya Amar segera tersebar luas. Orang-orang pun menaruh rasa hormat yang tinggi kepadanya. Amar mendapatkan kembali kehormatan dan kemuliaan di tengah masyarakat Madinah. 

Beberapa waktu kemudian, tersebar kabar bahwa kaum kafir akan menyerang Madinah. Nabi menganjurkan semua kaum Muslimin ikut berjihad di perang Badr. 

“Aku pun akan ikut jihad bersama Rasulullah,” kata Amar berapi-api. Mendengar itu, putra-putranya sangat khawatir akan keselamatan ayahnya. 

“Ayah tidak perlu berjihad. Biarlah kami saja,” cegah putranya. 

75

Page 76: 03 Program Pendidikan Subuh

“Kenapa? Aku juga ingin gugur sebagai Syuhada dan meraih surga,” kata Amar. 

“Ayah, kaki ayah cacat. Allah tidak membebankan kewajiban jihad kepada ayah,” kata Muadz. 

“Memang benar, Rasulullah telah mengatakan, sebaiknya ayah di rumah saja,” sahut adik Muadz. 

Alangkah sedihnya hati Amar. Di pandangi kakinya yang pincang itu. 

“Kakiku yang pincang inilah yang menghalangiku berjihad. Padahal, aku amat merindukan surga,” kata Amar. Dalam hatinya, ia ingin sekali menjadi Syuhada. Apalagi ketika peperangan berakhir dengan kemenangan kaum Muslimin, hati Amar semakin berkobar untuk turut berjihad. 

Rupanya kekalahan kaum kafir pada perang Badr telah membuat mereka dendam.Kaum kafir menyusun kekuatan untuk menyerang kembali kaum Muslimin. Peperangan pun akan dilaksanakan di bukit Uhud. 

Mendengar kabar itu, Amar menyambut panggilan jihad Rasulullah dengan penuh semangat. Kali ini, Amar akan ikut berjihad bersama Rasulullah meskipun putranya melarang. 

“Ya Rasulullah, izinkanlah aku ikut berjihad. Walau kakiku pincang, tapi tangan dan tubuhku cukup kuat mengangkat pedang dan tombak,” kata Amar meyakinkan Rasulullah. 

“Baiklah, kau kuizinkan,” kata Rasulullah. Amar sangat bersyukur. 

Dengan gagah berani, Amar berangkat ke medan perang bersama kaum Muslimin. 

“Allahu Akbar!” teriaknya seraya menghunuskan pedangnya. Tombaknya pun melesat mengenai beberapa musuh. Banyak tentara musuh yang dijatuhkannya. 

Tiba-tiba dari arah belakang, sebuah tombak musuh mengincar tubuh Amar. Tak terelakkan lagi, tombak itu menancap di punggung Amar. Ia terjatuh dengan darah bercucuran. Amar pun gugur menjadi Syuhada.

Tak Punya Pendirian

Ukbah bin Abi Mu’aith adalah seorang pemuda Quraisy yang baik. Walaupun belum masuk Islam, ia berteman baik dengan Nabi Muhammad Saw. Hampir setiap hari Ukbah bertemu Rasulullah. Sekedar mengobrol atau bertukar pikiran. 

“Wahai Muhammad, aku berterima kasih padamu. Engkau sudah bersedia menjadi temanku,” kata Ukbah suatu siang. Ukbah gembira bukan main. Siapa yang tak bangga punya teman yang sangat terhormat seperti Muhammad? Yang disebut sebagai Nabi dan Rasul Allah itu? Bukankah Muhammad itu seorang yang agung dan berkedudukan tinggi? Terlebih lagi karena dirinya belum masuk agama yang dibawa Muhammad. Akan tetapi, Nabi Muhammad tidak pernah memusuhinya. Betapa Ukbah merasa bangga dapat berteman baik dengan Nabi Muhammad! 

“Muhammad,”kata Ukbah. 

76

Page 77: 03 Program Pendidikan Subuh

“Apakah kau akan datang ke rumahku, jika aku mengajakmu makan bersama di rumahku?” 

“Boleh saja. Kalau itu tidak merepotkanmu,”kata Rasulullah. Benar bukan? Muhammad memang sangat baik. Ia menerima undangan Ukbah untuk makan di rumahnya. 

Nabi Muhammad pun menepati janjinya memenuhi undangan Ukbah. Di rumahnya, Ukbah sudah menyiapkan hidangan yang istimewa. Aneka makanan yang lezat dan enak sudah disediakan. Ia pun melayani Nabi dengan sangat baik. 

Sesudah bercakap-cakap, Ukbah mempersilakan Nabi untuk mencicipi makanan. 

“Baiklah, aku ambil yang ini,”kata Nabi seraya meraih makanan di piring. 

“Tentu. Silakan pilih apa yang kau suka,”sahut Ukbah. 

Sebelum Nabi Muhammad memasukkan makanan ke mulutnya, Nabi Muhammad menoleh pada Ukbah. 

“Aku akan memakan makanan dihadapanku ini, kalau kau mau mengucapkan dua kalimah syahadat,” kata Nabi kemudian. 

Mendengar ucapan Nabi itu, kontan Ukbah terhenyak. Kaget bukan main. Sebab, sejak Muhammad mengajarkan agama baru itu, Ukbah tidak ingin masuk Islam. Sedangkan dua kalimah syahadat adalah pernyataan bahwa seseorang telah masuk Islam. Ia tidak bermaksud meninggalkan agama berhala warisan leluhurnya. 

“Bagaimana hai, Ukbah?” tanya Nabi membuyarkan kekagetan Ukbah. Ukbah hanya terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan teman baiknya itu. Nabi Muhammad mengerti sikap Ukbah. Beliau tidak langsung pergi meskipun Ukbah tampak keberatan untuk menuruti permintaannya. Beliau tetap duduk di depan makanan yang terhidang itu. 

Wahai Ukbah, apakah aku harus memakan makanan ini atau tidak? Kalau makan berarti kau harus mengucapkan dua kalimah syahadat,” ulang Nabi. 

Ukbah jadi merenung sejenak. Ah, tak enak rasanya menolak permintaan teman baik seperti Muhammad, batin Ukbah. Dan akhirnya Ukbah pun menuruti permintaan Nabi. Ukbah mengucapkan rukun Islam yang pertama itu. Maka resmilah ia menjadi seorang Muslim. 

“Sekarang aku mau menikmati makanan yang kau hidangkan,” kata Nabi setelah Ukbah mengucapkan dua kalimah syahadat. Rasulullah sangat puas dengan hidangan yang disuguhkan sahabatnya itu. Lalu, beliau pun berpamitan pada Ukbah. 

Beberapa waktu setelah kejadian itu, Ukbah bertemu dengan sahabat lamanya, Ubay bin Khalaf.Segera diceritakan pertemuannya dengan Muhammad yang baik hati itu. 

“Ubay, aku pun sudah masuk agama Islam,” kata Ukbah. 

Ubay amat terkejut. “Bodoh! Ukbah, kau bodoh sekali! 

77

Page 78: 03 Program Pendidikan Subuh

Kenapa kau ikuti ajaran sesat Muhammad?! Muhammad itu seorang pembual besar! Islam yang disebarkannya hanya mengada-ada!” kata Ubay dengan sengit. Sejak dulu ia memang orang yang sangat membenci Nabi Muhammad. 

“Apa kau sudah gila? Sampai meninggalkan ajaran nenek moyang kita?” sahut Ubay. 

Merasa dirinya diperolok-olok dan dimaki-maki Ubay, hati Ukbah menjadi goyah. 

“Hei Ukbah! Kalau kau tidak segera melepaskan ajaran Islam maka kau akan lepas dari ikatan masyarakat Quraisy!” ancam Ubay menakut-nakuti. Ukbah tambah cemas dan ketakutan. 

“Ubay, bisakah kau menolongku membebaskan ikatan dua kalimah syahadat yang pernah kuucapkan itu?” tanya Ukbah. 

“Ah, itu sih, gampang!” jawab Ubay. 

“Datangilah Muhammad. Caci maki dia dan ludahi wajahnya. Kalau kau sudah melakukan semua itu berarti kau telah meninggalkan agama sesat yang dibawa Muhammad!” hasut Ubay. 

Dengan tidak memikirkan akibatnya Ukbah pun menuruti perintah Ubay. Ia segera menemui Muhammad di rumahnya. Kemudian tanpa membuang waktu lagi Ukbah mencaci-maki Nabi Muhammad dan meludahi wajahnya. 

Sebagai orang yang memiliki sifat penyabar, Muhammad tidak langsung membalas perbuatan Ukbah. Akan tetapi, disambutnya cacian, ludahan, dan penghinaan itu dengan ucapan, ”Bila suatu hari kita bertemu lagi maka pedangku akan menebas lehermu,” kata Nabi. 

Ukbah kemudian meninggalkan tempat itu. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Ubay. Diceritakannya kalau ia sudah melaksanakan perintah Ubay. Sambil tertawa senang Ubay memujinya sebagai orang yang sangat hebat. Namun, meskipun mendapat pujian selangit itu, hati kecil Ukbah merasa sangat terhimpit. Karena ia sudah melakukan perbuatan yang salah pada Muhammad, sahabat terbaiknya. Jiwanya pun jadi tersiksa. 

“Hmmm......, kenapa dulu aku menuruti ajakan nabi itu? Tetapi, kenapa juga aku harus menuruti perintah si gila Ubay itu? Ah, hatiku benar-benar jadi kacau....,” sesal Ukbah.

Apa yang di ucapkan Nabi Muhammad dulu, akhirnya terwujud juga. Mereka bertemu di kota Madinah. Waktu itu kebetulan Ukbah menjadi tawanan Nabi Muhammad, karena telah kalah dalam perang Badr. Rasulullah kemudian memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk memenggal lehernya. 

Malang sekali nasib Ukbah, orang yang tidak mempunyai pendirian. Jiwanya amat mudah dipengaruhi orang lain dan bujukan syetan.

Tangan Di Atas Lebih Mulia

Dengan penuh harap, lelaki berpakaian kumal itu menuju kota Madinah. Walaupun badannya terasa lelah tapi ia paksakan juga menempuh perjalanan yang cukup jauh. Kabarnya, di kota ada seorang Nabi yang baru hijrah. Namanya Muhammad Saw. Orangnya sangat santun dan penuh kasih sayang pada siapa saja. Apalagi terhadap fakir miskin, Nabi itu begitu mengasihinya. 

78

Page 79: 03 Program Pendidikan Subuh

“Tentu hatinya begitu mulia. Aku akan menemuinya,” bisik lelaki itu. 

Keringat yang mengucur di wajahnya tidak membuat lelaki miskin itu membatalkan niatnya. Dicarinya rumah Nabi Muhammad. Setiba di depan sebuah rumah, lelaki itu pun berseru memanggil Nabi. 

“Wahai Rasulullah! Nabi kaum muslimin,” kata lelaki itu agak keras. 

Sebentar kemudian muncul seorang lelaki yang berwajah meneduhkan. Sifat kasih sayangnya memancar lembut dari sorot matanya. 

“Ya Rasulullah, aku ini sedang kelaparan. Anak dan istriku sedang menderita. Berilah aku sedekah, Tuan,” katanya dengan suara tertahan. 

“Baik, tunggulah sebentar,” jawab Nabi lemah lembut. Nabi masuk ke rumahnya dan membawa makanan untuk lelaki miskin itu. Dengan tangannya sendiri, Nabi menyerahkan sedekah makanan pada lelaki tersebut. 

“Aku hanya dapat memberikan makanan sekadarnya,” kata Rasulullah. 

“Alhamdulillah. Terima kasih Tuan. Aku akan berdo’a agar Allah memberikan balasan yang berlipat,” ucap lelaki miskin itu. 

“Ambillah rezeki dari Allah ini,” kata Rasulullah lagi. 

Lelaki itu kemudian pergi membawa makanan dari Rasulullah ke kampungnya. Di sana, ia menyantap sedekah itu beserta anak dan istrinya. 

“Sungguh dermawan Nabi umat Islam itu. Aku diperlakukannya dengan santun,” cerita lelaki itu pada anak dan istrinya.” Apa yang dikatakan orang-orang kalau Nabi Muhammad seorang yang amat mulia itu benar.” 

“Kalau begitu, besok kau pergi ke rumahnya lagi. Pasti ia akan memberi sedekah yang lebih banyak,” usul istrinya. 

Lelaki miskin itu diam sejenak. Lalu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju. Nabi Muhammad memang sangat mengasihi orang miskin. Apa pun akan di sedekahkannya dengan ikhlas karena Allah. 

Keesokan harinya lelaki miskin itu datang kembali menemui Rasulullah untuk meminta sedekah. Ia amat yakin akan mendapatkannya seperti kemarin. Dengan pakaian yang robek di sana-sini, lelaki itu berdiri di depan pintu rumah Nabi. 

“Ya Nabi Allah! Berilah aku sedekah. Anakku belum makan apa-apa di rumah,” pintanya memelas. 

Rasulullah memandangi peminta-minta itu dengan heran. 

“Bukankah kau ini orang yang datang kemarin?” tanya Nabi. 

79

Page 80: 03 Program Pendidikan Subuh

“Ya betul. Kasihanilah si miskin ini,” ujarnya. 

Nabi pun masuk ke rumahnya mengambil sejumlah uang untuk lelaki miskin itu. Lalu menyedekahkannya. 

“Ini untukmu. Pergunakanlah dengan baik dijalan Allah,” kata Rasulullah.Bukan main senangnya hati lelaki itu. Rasulullah memberi sedekah uang yang cukup banyak. 

Peminta-minta itu pulang sambil bersiul. Ia tak menduga akan mendapat rezeki nomplok!Nabi Muhammad benar-benar seorang yang penyayang. Ia pun lalu membayangkan apa yang akan di sedekahkan Rasulullah padanya besok. Mungkin pakaian yang bagus atau emas permata...ah! siapa tahu? Bukankah beliau gemar bersedekah? 

Lelaki itu kembali menceritakan kemurahan hati Rasulullah. 

“Saya jadi ingin menemuinya,” kata isterinya. 

“ Besok aku mau datang lagi meminta sedekahnya.” Lelaki itu kembali menerka-nerka barang berharga yang akan diberikan Rasululah. 

“Aku jadi ingin bertemu dengan Rasulullah,” sahut isterinya tiba-tiba.Lelaki itu mengerutkan dahinya. “Kau mau ikut denganku?” 

Beberapa saat lelaki itu berpikir. Boleh juga, sesekali memebawa isteri dan anaknya menemui Nabi. Pasti akan lebih meyakinkan! Rasulullah akan iba melihat kelurganya yang hidup serba kesusahan. 

“Kau boleh ikut! Kau bisa membantuku nanti,” katanya sambil tersenyum. Bahkan, lelaki itu sudah mempunyai maksud mejadi peminta-minta untuk mencari nafkah bagi keluarganya. 

“Tak usah capek-capek kerja keras. Cukup dengan menadahkan tangan dapat rezeki....,” pikirnya senang. 

Lalu keesokan harinya peminta-minta itu membawa isteri dan anaknya ke rumah Rasulullah. 

“Tuan, berilah kami sedekah sekadarnya,” katanya degan nada memelas. 

“Kasihanilah kami yang melarat ini...,” timpal isterinya pula. 

Rasulullah memperhatikan rombongan kecil itu. Nabi ingat benar lelaki itu yang datang kemarin meminta sedekah. 

“Tunnggu sebentar,” sahut Nabi. Peminta-minta itu gembira akan diberi sesuatu oleh Nabi. Dengan sabar ia menunggu dasn mengharap rezeki yang lebih besar lagi. 

Tak lama kemudian, Nabi datang membawa sebuah kapak. Melihat itu, si Pengemis tercengang. 

“Sedekahku hari ini sebuah kapak untukmu,” kata Nabi. 

Pengemis itu keheranan. Kenapa hari ini Rasulullah tidak memberi sedekah makanan atau

80

Page 81: 03 Program Pendidikan Subuh

uang. 

“Tuan, kapak ini untuk apa? Aku minta sedekah uang atau makanan...,” saut sang Pengemis. 

“Kapak ini akan lebih bermanfaat buatmu. Kau bisa menggunakannya untuk menebang pohon, memotong kayu, dan pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu dapat menghasilkan nafkah bagimu dan keluargamu,” kata Nabi. 

Lelaki beserta isterinya itu tertegun. Sungguh, ia tak menduga kalau Nabi akan memberi kapak sebagai sedekah. 

“ Gunakanlah kapak ini untuk mencari nafkah sehingga kau tidak meminta-minta lagi,” sahut Nabi pula. 

“ Terimakasih, Tuan,” ucap lalaki itu seraya menunduk.Orang itupun lalu pergi dengan perasaan yang berkecamuk. Ia sangat malu menjadi peminta-minta untk mencari nafkah bagi keluarganya. Padahal, ia belum bagitu tua. Tenaganya masih kuat untuk bekerja apa saja. Ia menyesal sudah memafaatkan kemiskinannya sebagai alasan untuk mengemis. Bukankah Allah tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang mau berusaha dengan sungguh-sungguh? 

Sejak itu, lelaki itu tidak pernah meminta-minta lagi. Ia mencari nafkah dengan menggunakan kapak pemberian Rasulullah.Kehidupannya pun meningkat berkat kerja keras dan ketekunannya selama ini. 

Lelaki itu baru menyadari bahwa tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah.Karenanya, ia bertekad tak akan menadahkan tangannya kepada manusia. Dia akan menadahkan tangannya hanya kepada Allah yang Maha Penyayang.

Uang Pembawa Berkah

Dipagi yang cerah, Rasulullah keluar rumah dengan senyumnya yang ramah dan menebarkan berkah. Beliau bermaksud jalan-jalan berkeliling pasar. Ditangannya membawa uang sebanyak delapan dirham. 

Beberapa orang yang dilaluinya menyapa Rasulullah. “Ya Rasulullah, akan pergi kemanakah Tuan sepagi ini?” 

“Aku hanya ingin berjalan-jalan menghirup udara pagi,” jawab Rasulullah seraya tersenyum. 

Diperjalanan, beliau bertemu dengan seorang perempuan yang sedang menangis dipinggir jalan. 

“Mengapa kau menangis?” tanya Rasulullah.Sambil tesedu-sedu, ia menceritakan apa yang menimpanya. 

“Aku disuruh keluargaku ke pasar untuk membeli beberapa keperluan. Aku diberi uang dua dirham. Tapi ..., sekarang uang itu hilang entah kemana...,” kata perempuan itu. Tangisnya mesih belum terhenti. 

“Aku tidak bisa mendapatkan kembali uang itu. Aku hanyalah seorang hamba sahaya...,”

81

Page 82: 03 Program Pendidikan Subuh

katanya diantara isak tangis. 

Rasulullah merasa iba melihatnya. Lalu memberikan uangnya sebanyak dua dirham. 

“ Terimalah uang ini. Aku mengganti uang dua dirhammu yang hilang itu,” kata Rasul.Betapa gembira hati perempua itu. 

“Terimakasih ya Rasulullah! Dengan uang ini, aku bisa belanja keperluan,” sahutnya seraya menyusut air matanya.Rasulullah tersenyum. Beliaupun meninggalkan perempuan itu dan meneruskan perjalanannya. 

Di pasar, orang-orang sibuk menawarkan barang dagangannya.Rasulullah mendatangi barang-barang yang mereka tawarkan dengan wajah berseri. 

Lalu, sepasang matanya tertumpu pada baju gamis berwarna putih yang ditawarkan seorang pedagang. Rupanya hati Rasulullah tertarik dengan gamis itu dan bermaksud membelinya. 

Setelah keduanya sepakat dengan baju gamis itu, Rasulullahpun mengeluarkan uang dari sakunya sebanyak empat dirham.Rasulullah langsung memakai baju gamis itu.Beberapa saat kemudian, Rasulullah berjalan kembali mengelilingi pasar melihat-lihat barang lainnya. 

Dari kejauhan, terdengar seorang laki-laki tua berteriak-teriak sambil berjalan terseok-seok. Pakaiannya kumal dan compang-camping sampai auratnya hampir kelihatan. 

“Wahai, Pengunjung Pasar...! Aku mohon belas kasihanmu. Aku sudah tak mampu lagi mengganti pakaianku yang robek-robek ini. Pakaianku ini sudah tidak mempu lagi menahan rasa dingin....” kata orang tua itu meratap.Pengunjung pasar maupun pedagang tak ada yang mau menghiraukannya. Hanya menoleh sebentar, lalu menyibukkan diri dengan urusannya masing-masing. 

“Kasihanilah aku..., si Miskin ini ingin menutupi auratnya... Barang siapa yang memberiku pakaian niscaya Allah akan melebihkannya dengan memberi pakaian dari surga,” suaranya memelas. Tapi, tak seorang pun di pasar itu yang menaruh iba padanya. 

Rasulullah yang mendengar ratapan laki-laki itu segera mendekat ke arahnya. 

“Hai Orang Tua! Aku akan memberimu pakaian untuk menutup auratmu,” kata Rasulullah. Tanpa pikir panjang lagi, Rasulullah melepaskan gamis yang baru dibelinya.

“Ambillah! Pakailah segera baju ini,” kata Rasulullah lagi.Orang tua miskin itu lalu memakai gamis pemberian Rasulullah. 

“Ya Rasulullah! Sungguh engkau telah bermurah hati padaku. Allah pasti melimpahkan rahmat-Nya...,” sahut orang tua itu sambil berlalu meninggalkan Rasulullah. 

Sesaat kemudian, Rasulullah masuk kembali ke dalam pasar mencari pedagang gamis tadi. Rasulullah membeli baju gamis yang lainnya seharga dua dirham. Si pedagang sangat heran karenanya. 

82

Page 83: 03 Program Pendidikan Subuh

“Ya Rasulullah, engkau sudah membeli baju gamis seharga empat dirham, kenapa sekarang membeli lagi gamis lainnya seharga dua dirham?” tanya pedagang sambil menatap Rasulullah.Rasulullah tersenyum tenang. 

“Memang betul, tadi aku sudah membeli gamis darimu. Tapi, dijalan ada orang tua yang lebih membutuhkan baju itu,” tutur Rasulullah. 

Hari sudah malam ketika Rasulullah pulang ke rumahnya. Tiba-tiba, di tengah jalan Rasulullah melihat kembali perempuan yang tadi siang ditolongnya. Perempuan itu menangis di bawah sebuah pohon. Matanya tampak merah dan bengkak karena terlalu banyak menangis.Rasulullah menyapa perempuan itu. 

“Bukankah kau ini perempuan yang tadi kehilangan uang dua dirham?” tanya Rasulullah.

“Benar, ya Rasulullah,” jawabnya sambil terisak. 

“Mengapa kau masih disini? Bukankah keluargamu sedang menunggu dirumah? Apalagi yang kau tangisi?” tanya Rasulullah kemudian. 

“Sebenarnya, aku sudah terlalu lama pergi ke pasar. Aku takut sekali jika pulang nanti, mereka akan menyiksaku,” kata perempuan itu penuh khawatir. 

“Baiklah....kalau kau takut dimarahi, aku akan menghubungi keluargamu,” sahut Rasulullah.Perempuan itu kini merasa tenang hatinya. Rasulullah mengantar perempuan itu sampai ke rumahnya. 

“Assalamu’alaikum...,” salam Rasulullah di depan pintu rumah. Salamnya didengarkan oleh penghuni rumah, tapi mereka tidak menjawabnya. Kemudian, Rasulullah mengulangi ucapan salamnya. 

“Assalamu’alaikum...,” ucap Rasulullah. Penghuni rumah tetap tidak menjawab salam Rasulullah. Maka, Rasulullah pun mengucapkan salamnya yang ketiga kali dengan suara agak keras. 

“Assalamu’alaikum....,” salam Rasulullah lagi. Mendengar salam Rasul yang agak keras, orang-orang di dalam rumah pun serentak menjawabnya. 

“Wassalamu’alaika ya Rasulullah warahmatuhu wabarakatuhu...rupanya engkau, ya Rasulullah,” jawab mereka. 

Rasulullah dipersilakan masuk dengan penuh hormat. 

“Apakah kalian tidak mendengar bahwa aku sudah mengucapkan salam sebanyak tiga kali...?” tanya Rasulullah. 

“Benar ya Rasulullah, kami mendengarnya...,” jawab mereka. 

“Tapi, kami ingin Tuan memperbanyak salam kepada kami dan anak cucu kami, agar kami semua mendapat berkah dari salammu itu,” lanjutnya. 

83

Page 84: 03 Program Pendidikan Subuh

Lalu, Rasulullah mengutarakan kedatangannya ke rumah itu. Para penghuni rumah sangat bahagia mendapat kunjungan Rasulullah yang amat mulia itu. 

“Budakmu ini sudah terlambat pulang. Ia takut apabila kembali, kalian akan menyiksanya,” kata Rasulullah. Sementara perempuan itu hanya menunduk penuh takut di belakang Rasulullah. 

Para penghuni rumah malah tersenyum. Tidak tampak kemarahan dan kekecewaan sedikitpun di wajah mereka. Semua menyambut budak perempuan itu dengan baik. 

“Kami sudah memaafkan dia,” katanya. Membuat budak perempuan itu terkesima saking gembiranya. 

“Sungguh ya Rasulullah, kami sudah memberimu siksaannya dengan tidak menjawab ucapan salammu yang pertama dan kedua. Kami juga telah memerdekakannya karena ia telah berjalan bersamamu. Sekarang, ia bebas dan merdeka karena Allah semata.” 

Bukan main bahagianya budak perempuan itu. Majikannya sudah memerdekakan dirinya berkat Rasulullah yang mulia. 

“Alhamdulillah! Sungguh aku telah beruntung dapat berjalan denganmu, ya Rasulullah...,” kata budak perempuan itu. 

Sesudah menyelesaikan urusannya, Rasulullah pun berpamitan pada pemilik rumah. Sebelumnya, Rasulullah mengatakan sesuatu di hadapan penghuni rumah. 

“Saya belum pernah melihat uang delapan dirham yang lebih berkahnya, kecuali kali ini. Uang itu telah membawa rasa aman kepada yang ketakutan, terpenuhinya orang yang telanjang dengan sebuah pakaian, dan terbebas merdekanya seorang hamba sahaya,” ungkap Rasul penuh syukur kepada Allah.

84

Page 85: 03 Program Pendidikan Subuh

Hafalan & Praktek

Ikrar Anak Sholeh

Bismillaahir rahmaanir rahiim.Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ikrar Anak Soleh:

Aku Anak Soleh !.Demi cintaku kepada Allah dan Rasulullah, aku berjanji:

1. Rajin shalat dan puasa sepanjang hayat.2. Mengaji dan menuntut ilmu setiap hari.

3. Berbakti kepada ayah dan ibu.

4. Taat dan patuh kepada guru.

5. Berkata benar dan berjanji amanah.

6. Sopan dalam bergaul dan tidak sombong terhadap sesama.

7. Mengasihi fakir miskin dan anak yatim piatu.

8. Membela yang benar dan menolong yang lemah.

9. Ikhlas dalam bertindak dan jujur dalam berusaha.

10. Sabar terhadap cobaan dan bersyukur atas nikmat.

11. Jauh dari rasa iri, dengki, dan prasangka buruk.

12. Hormat kepada yang tua dan sayang kepada yang muda.

13. Sayang kawan dan tak suka lawan.

Laa illaha illalaah,Muhammadur Rasuulullaah !!!.

Wa billahit taufiq wal-hidayahWassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syahadatain, Rukun Islam & Rukun Iman

Syahadatain:

85

Page 86: 03 Program Pendidikan Subuh

Asyhadu allaa ilaaha illallaah,Wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah.Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Rukun Islam:

1. Mengucapkan dua kalimat syahadat2. Mengerjakan shalat.

3. Mengeluarkan zakat.

4. Berpuasa pada bulan Ramadhan.

5. Melaksanakan ibadah haji.

Rukun Iman:

1. Iman kepada Allah2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah.

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah.

4. Iman kepada Nabi dan Rasul Allah.

5. Iman kepada Hari Kiamat.

6. Iman kepada Qada dan Qadar.

Adab Membaca Al-Qur'an

1. Berwudhu2. Berpakaian yang pantas dan menutup aurat.

3. Mengambil Al-Qur'an dengan tangan kanan dan memegangnya dengan ke dua tangan.

4. Membacanya di tempat yang suci dan bersih, utamanya di masjid.

5. Menghadap Kiblat.

6. Membaca Ta'awudz dan Basmalah, kecuali surat At-Taubah, tanpa Basmalah.

7. Membaca do'a.

86

Page 87: 03 Program Pendidikan Subuh

8. Dibaca dengan tartil, yaitu dengan pelan, tenang, teliti, hati-hati, sabar dan sesuai dengan tajwid.

9. Memperhatikan tanda-tanda waqof dan ibtida', tanda-tanda baca, panjang pendek, dengung atau tidak dengung, serta semua kaidah ilmu tajwid lainnya.

10. Dibaca dengan suara yang bagus dan indah (merdu).

11. Penuh perhatian dan pemikiran tentang makna dan maksud ayat-ayat yang dibaca, serta penuh dengan penjiwaan terhadap kejadian yang digambarkan oleh ayat tersebut.

12. Jangan memutuskan bacaan, karena hendak berbicara dengan orang lain.

Adab di Dalam Masjid

1. Datang ke masjid sebelum shalat dimulai dan pada shalat Jum'at, sebelum khatib naik mimbar.

2. Berwudhu terlebih dahulu sebelum masuk masjid.

3. Membaca Doa Masuk Masjid.

4. Mendahulukan kaki kanan daripada kaki kiri ketika melangkah ke dalam masjid.

5. Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat.

6. Diutamakan mengisi syaf yang terdepan (anak laki-laki di belakang syaf laki-laki dewasa dan anak-anak wanita di belakang syaf wanita dewasa).

7. Melakukan shalat sunnah tahiyyatul masjid 2 rakaat.

8. Bersalaman dengan jamaah lainnya yang duduk di kiri, kanan, depan dan belakang.

9. Menjawab adzan ketika dikumandangkan (jika telah datang sebelum adzan).

10. Membaca Doa Sesudah Adzan.

11. Membaca Dzikir.

12. Tidak berbicara atau bercanda satu sama lain dan pada shalat Jum'at juga dilarang memberikan isyarat satu sama lain.

13. Tidak berjalan-jalan atau berlarian di dalam masjid.

14. Tidak meludah dan membuang sampah di dalam masjid.

15. Mendengarkan ceramah atau khotbah (pada shalat Jum'at) dengan seksama.

16. Tenang dan khusuk ketika shalat.

17. Membaca Doa Sesudah Shalat.

18. Membaca Doa Keluar Masjid.

87

Page 88: 03 Program Pendidikan Subuh

Wudhu

Syarat Syah Wudhu:

1. Beragama lslam.2. Mumayyis, yaitu bisa membedakan yang benar dan yang salah.

3. Tidak berhadas besar.

4. Dengan air yang suci dan mensucikan.

5. Tidak ada yang menghalangi air membasahi kulit.

Niat Wudhu:

Nawaitul wudhuu'a liraf il hadatsil ashkhari fardhal lillaahi ta'alaa.Artinya: Aku berniat wudhu untuk menghilangkan hadats kecil dengan wajib karena Allah Ta 'ala.

Rukun/Fardhu Wudhu:

1. Niat berwudhu.2. Membasuh muka.

3. Membasuh kedua tangan hingga siku.

4. Menyapu sebagian rambut kepala.

5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki.

6. Tertib (berurutan).

Sunah Wudhu:

1. Membersihkan sela-sela jari kedua tangan.2. Membersihkan sela-sela jari kedua kaki dengan tangan.

3. Mendahulukan anggota wudhu yang kanan dari yang kiri.

4. Membasuh setiap anggota wudhu masing-masing tiga kali.

5. Tidak berbicara selama berwudhu.

6. Membaca doa setelah berwudhu.

Tatacara Berwudhu:

1. Membaca Basmalah dan diteruskan dengan niat di dalam hati (boleh diucapkan).

88

Page 89: 03 Program Pendidikan Subuh

2. Membasuh kedua tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih.

3. Berkumur-kumur 3x.

4. Memasukkan/menghisap air ke lubang hidung (membersihkan hidung) 3x.

5. Membasuh muka (mulai tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu dan antara telinga kiri dan telinga kanan) 3x, sambil niat wudhu.

6. Membasuh kedua tangan hingga siku 3x.

7. Menyapu sebagian rambut kepala 3x.

8. Menyapu kedua telinga 3x.

9. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki 3x.

10. Doa sesudah wudhu.

Doa Sesudah Berwudhu:

Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahulaa syariikalah,wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluh.Allaahummaj'alnii minat-tawwaabiinawaj'alnii minal-mutathahhiriinwaj'alnii min `ibaadikash shaalihiin.Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya,dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.Ya Allah jadikanlah aku dari golongan orang yang bertobat, jadikanlah aku dari golongan orang yang suci, dan jadikan pula aku dari golongan orang-orang yang saleh.

Hal-hal Yang Membatalkan Wudhu:

89

Page 90: 03 Program Pendidikan Subuh

1. Keluar sesuatu dari salah satu pintu kemaluan depan (qubul) atau belakang (dubur), seperti buang air kecil maupun besar; atau keluar angin (kentut).

2. Hilang akal (gila), pingsan, mabuk dan tidur nyenyak.

3. Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim (keluarga).

4. Menyentuh / memegang kemaluan depan (qubul) dan belakang (dubur) dengan telapak tangan atau jari-jari tanpa ada penghalang.

Tayamum

Syarat Syah Tayamum:

1. Beragama Islam.2. Mumayyis, yaitu bisa membedakan yang benar dan yang salah.

3. Tidak berhadas besar.

4. Waktu shalat telah tiba.

5. Sakit yang tidak boleh terkena air, atau bila terkena air penyakitnya akan bertambah parah.

6. Sulit memperoleh air (biasanya dalam perjalanan).

7. Dengan tanah/debu yang suci.

Niat Tayamum:

Nawaitut tayammumal istibaa-hatish shalaati fardhal lillaahi ta' alaa.Artinya: Aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan shalat, fardhu karena Allah Ta'ala.

Rukun/Fardhu Tayamum:

1. Niat bertayamum.2. Mengusap muka dengan debu.

3. Mengusap kedua tangan dengan debu hingga siku.

4. Tertib (berurutan).

Sunah Tayamum:

1. Membaca Basmalah2. Menghembus debu dari telapak tangan.

Tatacara Bertayamum:

90

Page 91: 03 Program Pendidikan Subuh

1. Membaca Basmalah dan diteruskan dengan niat di dalam hati (boleh diucapkan)..2. Menempelkan kedua telapak tangan ke tanah atau dinding atau apa saja yang berdebu,

lalu meniup telapak tangan tersebut untuk menghilangkan debu yang kasar.

3. Mengusap muka.

4. Menempelkan lagi kedua telapak tangan ke tempat yang berdebu.

5. Mengusap kedua tangan hingga siku (mengusap tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya)

Hal-hal yang Membatalkan Tayamum = Hal-hal yang Membatalkan Wudhu:

1. Keluar sesuatu dari salah satu pintu kemaluan depan (qubul) atau belakang (dubur), seperti buang air kecil maupun besar; atau keluar angin (kentut).

2. Hilang akal (gila), pingsan, mabuk dan tidur nyenyak.

3. Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim (keluarga).

4. Menyentuh / memegang kemaluan depan (qubul) dan belakang (dubur) dengan telapak tangan atau jari-jari tanpa ada penghalang.

Adzan

Sunah Adzan:

1. Berdiri tegak menghadap kiblat.2. Suci dari hadats besar dan kecil.

3. Menggunakan pengeras suara atau berdiri di tempat yang agak tinggi.

4. Muadzin sebaiknya yang bersuara bagus dan keras.

5. Memasukkan ujung jari ke dalam dua lubang telinga.

6. Berhenti sebentar ketika membaca kalimat-kalimat adzan.

7. Membaca Do'a Sesudah Adzan.

Lafal Adzan:

Allaahu akbar, 2xArtinya: Allah Maha Besar.

91

Page 92: 03 Program Pendidikan Subuh

Allaahu akbar, 2xArtinya: Allah Maha Besar.

Asyhadu allaa ilaaha illallaah, 2xArtinya: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.

Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah, 2xArtinya: Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah.

Hayya 'alash shalaah, 2xArtinya: Marilah segera shalat.

Hayya 'alal falaah, 2xArtinya: Marilah mencari kemenangan.

Allaahu akbar, 2xArtinya: Allah Maha Besar.

La illaaha illallaah.Artinya: Tiada Tuhan selain Allah.

Di dalam "Adzan subuh", sesudah mengucapkan "Hayya `alal falaah, 2x", perlu ditambahkan ucapan:

92

Page 93: 03 Program Pendidikan Subuh

Ashshalaatu khairum minannaum, 2xArtinya: Shalat itu lebih baik daripada tidur.

Jawaban Adzan:

Apabila kita mendengar adzan hendaknya kita menjawabnya.Caranya ialah dengan menirukan seperti apa yang diucapkan oleh muadzin (orang yang adzan), kecuali apabila muadzin mengucapkan "Hayya `alash shalaah dan Hayya `alal falaah", maka kita hendaknya mengucapkan:

La hawla walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil adziim.Artinya: Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Di dalam "Adzan subuh", apabila muadzin mengucapkan "Ashshalaatu khairum minannaum", maka kita hendaknya menjawab dengan:

Shadaqta wa bararta wa anaa 'alaa dzalika minasy syaahidiin. Artinya: Engkau telah benar dan telah berbuat baik. Dan terhadap yang demikian itu, saya termasuk orang-orang yang menjadi saksi.

Do'a Sesudah Adzan:

Allaahumma Rabba haadzihid da'watit tammah,washshalaatil qaa'imah,aaati Muhammadanil wasiilata wal fadhiilah,wab'ats-hu maqaaman mahmuudanilladzii wa'ad-tah.

93

Page 94: 03 Program Pendidikan Subuh

Innaka laa tukhliful mii'aad.Artinya: Ya Allah, Tuhan yang mempunyai panggilan yang sempurnadan yang mempunyai shalat yang sedang didirikan ini,berilah kepada Nabi Muhammad dengan limpahan karunia-Mu,kedudukan dan keutamaan (yang paling tinggi) dan limpahkanlah kepadanya tempat yang terpuji, yang telah Engkau janjikan kepadanya,sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.

Iqamah

Sunah Iqamah:

1. Berdiri tegak menghadap kiblat.2. Suci dari hadats besar dan kecil.

3. Yang Iqamah sebaiknya yang adzan sebelumnya.

4. Iqamah diucapkan pada shalat wajib saja.

5. Memasukkan ujung jari ke dalam dua lubang telinga.

6. Berhenti sebentar ketika membaca kalimat-kalimat adzan.

7. Membaca Doa Sesudah Iqamah.

Lafal Iqamah:

Allaahu akbar, 2xArtinya: Allah Maha Besar.

Asyhadu allaa ilaaha illallaah,Artinya: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.

Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah,Artinya: Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah.

Hayya 'alash shalaah,Artinya: Marilah segera shalat.

94

Page 95: 03 Program Pendidikan Subuh

Hayya 'alal falaah,Artinya: Marilah mencari kemenangan.

Qad qaamatish shalaah, 2xArtinya: Sungguh-sungguh shalat telah didirikan.

Allaahu akbar, 2xArtinya: Allah Maha Besar.

La illaaha illallaah.Artinya: Tiada Tuhan selain Allah.

Jawaban Iqamah:

Bagi yang mendengar iqamah, kalimat-kalimat yang terdengar dijawab sama seperti apa yang diucapkan oleh yang mengucapkan iqamah, kecuali pada kalimat "Qad qaamatish shalaah", maka dijawab dengan lafal seperti ini:

Aqaamahallaahu wa adaamahaa.Artinya: Semoga Allah mendirikan shalat itu dan mengekalkannya, golongan orang yang sebaik-baiknya ahli shalat.

Do'a Sesudah Iqamah:

95

Page 96: 03 Program Pendidikan Subuh

Allaahumma Rabba haadzihid da'watit tammah,washshalaatil qaa'imah,shalli wa sallim `alaa sayyidinaa Muhammadin,wa aatihi su' lahu yaumal qiyamah.Artinya: Ya Allah, Tuhan yang mempunyai panggilan yang sempurnadan yang mempunyai shalat yang sedang didirikan ini,curahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammaddan berilah (kabulkanlah) segala permohonannya pada hari kiamat.

Shalat

I. PERINTAH SHALAT: 

Firman Allah dalam Al-Qur'an: 

"Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang keji dan mungkar". (QS. Al-'Ankabut [29]: 45) 

"Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk". (QS. Al-Baqarah [2]: 43) 

"Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapatkan pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan ". (QS. Al-Baqarah [2]: 110). 

".... Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman ". (QS. An-Nisaa' [4]: 103) 

"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah mengerjakan yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan". (QS. Lukman [31]: 17) 

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.... ". (QS. Thaahaa [20]: 132). 

96

Page 97: 03 Program Pendidikan Subuh

Hadits Nabi Muhammad SAW: 

"Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat apabila mereka sudah berumur 7 tahun, dan pukullah mereka kalau mereka meninggalkannya apabila umur mereka sudah sampai 10 tahun ". (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Hakim).

II. JENIS-JENIS SHALAT:

A. Shalat Fardhu (Shalat Wajib):1. Shalat Subuh: 2 rakaat, sekitar jam 04.15 s/d 05.30.

2. Shalat Zuhur: 4 rakaat, sekitar jam 11.30 s/d 14.15.

3. Shalat Ashar: 4 rakaat, sekitar jam 14.15 s/d 15.15.

4. Shalat Maghrib: 3 rakaat, sekitar jam 15.30 s/d 18.15.

5. Shalat Isya: 4 rakaat, sekitar jam 18.30 s/d 03.30.

B. Shalat Sunnah (Shalat Sunnah):1. Shalat Rawatib: 

Merupakan shalat sunnah 2 rakaat yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Ada juga yang mengerjakan 4 rakaat dengan dua kali salam:

a. Sebelum shalat Subuh: 2 rakaat.

b. Sebelum dan sesudah shalat Zuhur: 2 rakaat.

c. Sebelum shalat Ashar: 2 rakaat.

d. Sesudah shalat Maghrib: 2 rakaat.

e. Sebelum dan sesudah shalat Isya: 2 rakaat.

2. Shalat Dhuha: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat atau lebih (bisa 4, 6, 8 rakaat; tiap 2 rakaat ditutup dengan salam) yang dikerjakan ketika matahari naik sepenggal (sekitar jam 08.00 s/d sebelum Zuhur). Pada rakaat pertama disunnahkan membaca surat Asy-Syamsu dan pada rakaat kedua surat Ad-Dhuha.

3. Shalat Tahiyyatul Masjid: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat yang dikerjakan sebelum masuk masjid. Shalat ini dilakukan untuk menghormati masjid.

4. Shalat Tahajjud: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat yang dikerjakan pada waktu malam hari (setelah shalat Isya hingga terbit fajar). Bisa juga dikerjakan 4 rakaat atau sebanyak-banyaknya (tidak terbatas; setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam).

97

Page 98: 03 Program Pendidikan Subuh

Disyaratkan harus tidur terlebih dahulu walaupun sebentar. Sebaiknya dilanjutkan dengan shalat sunnah witir 1 rakaat.

5. Shalat Mutlak: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat (minimal) yang dapat dikerjakan kapan saja (kecuali waktu yang diharamkan).

6. Shalat Fajar: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat yang dikerjakan sebelum waktu subuh.

7. Shalat Wudhu: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat yang dikerjakan beberapa saat sesudah berwudhu, ketika sisa-sisa air wudhu yang ada di anggota wudhu masih kelihatan basah, jadi jangan sampai sudah kering baru melakukan shalat sunnah wudhu.

8. Shalat Tasbih: Merupakan shalat sunnah 4 rakaat yang di dalamnya terdapat 300 tasbih. Bila dikerjakan siang hari: 4 rakaat dengan 1 salam dan bila dikerjakan malam hari: 4 rakaat dengan 2 salam.

9. Shalat Tobat: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat (bisa 4 dan 6 rakaat) yang dianjurkan Rasulullah apabila kita telah melakukan dosa dan lalu bertobat. Waktu mengerjakannya bisa kapan saja, tetapi alangkah baiknya dikerjakan pada malam hari.

10. Shalat Hajat: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat yang dikerjakan karena mempunyai hajat dan memohon agar Allah mengabulkannya.

11. Shalat Tarawih: Merupakan shalat sunnah yang dikerjakan setelah shalat Isya pada bulan Ramadhan. Shalat ini bisa dikerjakan sendiri-sendiri atau berjamaah. Bilangan rakaatnya bisa 8 rakaat (tiap 2 rakaat diakhiri dengan salam atau tiap 4 rakaat, diakhiri dengan salam; tanpa tasyahud awal) atau 20 rakaat (tiap 2 rakaat diakhiri dengan salam). Sebaiknya dilanjutkan dengan shalat sunnah witir 3 rakaat.

12. Shalat Witir: Merupakan shalat sunnah penutup shalat malam yang dikerjakan di awal (jika khawatir tidak bangun pada malam harinya), pertengahan atau di akhir malam (jika percaya bisa bangun malam). Bilangan rakaatnya ganjil, minimal 1 rakaat dan maksimal 11 rakaat (tanpa tasyahud awal). Lazimnya shalat witir ini 1 atau 3 rakaat.

13. Shalat Istisqa: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat yang biasanya dilakukan secara berjamaah dilapangan untuk meminta hujan, apabila mengalami kekeringan (disertai dengan 2 khutbah).

14. Shalat Hari Raya: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat dipagi hari (dimulai dari terbitnya matahari

98

Page 99: 03 Program Pendidikan Subuh

sampai waktu zuhur) secara berjamaah di lapangan maupun di masjid yang dikerjakan pada waktu Hari Raya Idul Fitri, tanggal 1 Syawal dan Idul Adha, tanggal 10 Dzulhijjah. Pada rakaat pertama disunnahkan membaca takbir sebanyak 7 kali dan pada rakaat kedua sebanyak 5 kali. Pada tiap-tiap takbir membaca: 

 Subhaanallaah, wal hamdu lillaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar. Artinya: Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Besar.

15. Shalat Gerhana: Merupakan shalat sunnah 2 rakaat yang dilaksanakan karena ada gerhana, baik gerhana matahari atau gerhana bulan. Kalau gerhana matahari disebut shalat kusuf, dan kalau gerhana bulan disebut shalat huusuf. Waktu melaksanakan shalat gerhana matahari, yaitu mulai awal gerhana hingga matahari kembali seperti semula, begitu juga dengan gerhana bulan.

III. KETENTUAN-KETENTUAN SHALAT:

A. Syarat Syah Shalat:1. Beragama Islam.

2. Sudah baligh dan berakal.

3. Suci dari hadats, baik hadats kecil maupun hadats besar.

4. Suci seluruh badan, pakaian dan tempat dari najis.

5. Menutup aurat: Laki-laki auratnya antara pusat sampai lutut, sedangkan wanita auratnya seluruh anggota badan, kecuali muka dan kedua telapak tangan.

6. Telah masuk waktu shalat.

7. Menghadap kiblat.

99

Page 100: 03 Program Pendidikan Subuh

B. Rukun Shalat:1. Berdiri tegak bagi yang mampu ketika shalat.

2. Niat mengerjakan shalat.

3. Takbiratul Ihram, yaitu membaca "Allahu Akbar" pada permulaan shalat.

4. Membaca Al-Faatihah pada setiap rakaat.

5. Rukuk dengan thuma'ninah (berhenti sebentar dengan tenang).

6. I'tidal dengan thuma'ninah.

7. Sujud dengan thuma'ninah.

8. Duduk di antara dua sujud dengan thuma'ninah.

9. Duduk tasyahud akhir dengan thuma'ninah.

10. Membaca tasyahud akhir.

11. Membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir.

12. Mengucapkan salam.

13. Tertib (berurutan).

C. Sunnah Shalat:1. Mengangkat kedua tangan ketika:

a. Takbiratul ihram.

b. Akan melakukan rukuk.

c. Bangkit dari rukuk.

d. Berdiri pada rakaat yang ketiga (setelah tasyahud awal).

2. Meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri ketika bersedekap.

3. Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram.

4. Membaca ta'awudz sewaktu akan membaca Al-Faatihah.

5. Membaca "aamiin" setelah membaca Al-Faatihah.

6. Membaca ayat atau surah Al-Qur'an sesudah membaca surah Al-Faatihah pada rakaat pertama dan rakaat kedua.

100

Page 101: 03 Program Pendidikan Subuh

7. Mengeraskan bacaan Al-Faatihah dan ayat atau surah Al-Qur'an pada rakaat pertama dan kedua dalam shalat maghrib, isya, dan subuh.

8. Membaca takbir ketika berpindah rukun.

9. Meluruskan belakang kepala dengan punggung ketika rukuk.

10. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud.

11. Membaca "sami'allaahu liman hamidah" ketika bangkit dari rukuk dan membaca "Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wal `ardhi wa mil `umaa sy'ta min syai-iin ba'du" atau "Allaahumma rabbanaa walakalhamdu ".

12. Meletakkan telapak tangan di atas paha ketika duduk tasyahud, dengan membentangkan yang kiri dan menggenggamkan yang kanan.

13. Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat.

14. Duduk tawarruk `bersimpuh' pada waktu tasyahud akhir.

15. Membaca salam yang kedua.

16. Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri sewaktu membaca salam yang pertama dan kedua.

D. Hal-hal yang Makruh dalam Shalat:1. Tidak menyempurnakan rukuk dan sujud.

2. Berpaling ke kanan atau kekiri (dalam shalat).

3. Menengadah ke langit.

4. Menggerak-gerakkan anggota badan.

5. Meludah.

6. Bertolak pinggang.

7. Menguap.

8. Membunyikan ruas tangan.

9. Menahan buang air besar, kecil, maupun kentut.

10. Menahan keinginan makan dan minum sesudah makanan tersedia.

11. Memejamkan mata.

12. Melakukan shalat ketika sedang kantuk.

13. Mengerjakan shalat di atas kuburan.

14. Menurunkan kain sehingga mengenai lantai (bagi laki-laki).

101

Page 102: 03 Program Pendidikan Subuh

E. Hal-hal yang Membatalkan Shalat:1. Meninggalkan salah satu rukun dengan sengaja.

2. Menambah rukun.

3. Terkena najis.

4. Berhadats kecil maupun besar.

5. Terbuka aurat.

6. Berbicara/berkata (walaupun satu huruf tetapi memiliki arti) dengan sengaja.

7. Bergerak tiga kali berturut-turut atau lebih.

8. Makan dan minum, walaupun hanya sedikit.

9. Membelakangi atau menghadap ke arah lain selain kiblat.

10. Tertawa.

11. Mengubah niat, misalnya ingin menghentikan shalat.

12. Mendahului gerakan imam lebih dari dua rukun.

13. Murtad atau keluar dari Islam.

IV. TATACARA SHALAT:

1. Berdiri tegak menghadap kiblat (kaki agak merenggang kira-kira sejengkal).2. Berniat dalam hati akan mengerjakan shalat (misalnya shalat Zuhur). 

Jika niat diucapkan dalam bahasa arab: 

 Ushalliy fardhazh zhuhri arba'a rakaatin mustaqbilal qiblati lillaahi ta' alaa. Artinya: Sengaja aku shalat Zuhur empat rakaat menghadap Kiblat karena Allah Ta'ala.

3. Mengangkat kedua belah tangan sampai daun telinga sambil Takbiratul Ihram (mengucapkan Allahu Akbar). Kemudian kedua tangan disedekapkan di bawah dada atau di atas perut dengan rapi dan khusuk.

102

Page 103: 03 Program Pendidikan Subuh

4. Membaca doa iftitah: 

 Allaahu akbar kabiiraa walhamdu lillaahi katsiira. Wa subhaanallaahi bukrataw wa ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samawaati wal 'ardha hanifam muslimaan wa ma anaa minal musyrikiin. Innash shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaati lillaahi rabbil 'alamiin. Laa syariikalahu wa bidza lika umirtu wa anaa minal muslimiin. 

103

Page 104: 03 Program Pendidikan Subuh

Artinya: Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah. Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan wajahku kehadirat Yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang Musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata hanya untuk Allah Tuhan sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah golongan orang-orang Muslim.

5. Membaca A1-Faatihah.

6. Membaca Ayat atau Surah A1-Qur'an.

7. Rukuk dengan thuma'ninah (diam sebentar, jangan langsung berdiri). Setelah selesai membaca surat pendek, lalu mengangkat kedua belah tangan setinggi telinga sambil bertakbir dan kemudian rukuk. Pada saat rukuk, bacalah: 

 Subhaana rabbiyyal 'adziimi wa bihamdih 3x. Artinya: Mahasuci Tuhan Yang Mahaagung serta memujilah aku kepada-Nya.

8. I'tidal dengan thuma'ninah (diam sebentar, jangan langsung sujud). Setelah selesai rukuk, kemudian bangkitlah tegak dengan mengangkat kedua belah tangan setinggi telinga dan ucapkanlah: 

 Sami 'Allaahu liman hamidah. Artinya: Allah mendengar orang yang memujinya. Pada waktu berdiri tegak (I'tidal), dibaca: 

 Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wal 'ardhi wa mil 'umaa sy'ta min syai-iin ba' du. Artinya: Ya Allah, Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.

9. Sujud dengan thuma'ninah (diam sebentar, baru kemudian duduk). Setelah selesai i'tidal, turunlah untuk sujud sambil bertakbir. Pada saat sujud, bacalah: 

 

104

Page 105: 03 Program Pendidikan Subuh

Subhaana rabbiyyal 'alaa wa bihamdih 3x. Artinya: Mahasuci Tuhan Yang Mahatinggi serta memujilah aku kepada-Nya.

10. Duduk di antara dua sujud dengan thuma'ninah (diam sebentar sebelum sujud lagi). Sambil bangun dari sujud, ucapkanIah takbir. Pada saat duduk bacalah: 

 Rabbigh firlii war hamnii waj burnii war fa'nii war zuqnii wah dinii wa 'afinii wa' fuannii. Artinya: Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah rezeki kepadaku, berilah petunjuk, kesehatan, dan ampunilah aku.

11. Sujud kedua dengan thuma'ninah (diam sebentar baru kemudian berdiri). Setelah selesai membaca bacaan duduk di antara dua sujud, bacalah takbir dan sujudlah (bacaannya sama dengan no.9).

12. Tasyahud Awal Jika shalat 4 rakaat, pada rakaat kedua (sebelum berdiri lagi) harus duduk terlebih dahulu. Duduk inilah yang disebut tasyahud awal. Pada duduk tasyahud awal ini, bacalah: 

 At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhaan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakatuh. Assalaamu 'alainaa wa `alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah. Artinya: Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat, dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad Saw.). Salam,

105

Page 106: 03 Program Pendidikan Subuh

semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

13. Tasyahud Akhir dengan thuma'ninah (diam sebentar, baru kemudian mengucapkan salam). Tasyahud Awal dan Akhir tidak jauh berbeda. Pada tasyahud akhir hanya ditambahkan shalawat kepada Rasulullah Saw: 

 At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhaan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah. Allahum ma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa 'aali Muhammad. Kamaa shallaita 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim. Wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa 'aali Muhammad. Kamaa baarakta `alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim. Fiil 'aalamiina innaka hamiidum majiid. Artinya: Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam,

106

Page 107: 03 Program Pendidikan Subuh

rahmat, dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad Saw.). Salam, semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana Engkau beri rahmat kepada Nabi lbrahim dan keluarganya. Limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta keluarganya, sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh alam, Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Mahamulia.

14. Salam. Setelah selesai membaca tasyahud akhir, akhirilah dengan mengucapkan salam sambil menengok ke kanan dan ke kiri: 

 Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah. Artinya: Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu semua.

V. SUJUD SAHWI:

A. Pengertian Sujud Sahwi: Sujud Sahwi ialah sujud yang dilakukan di dalam shalat (bukan sujud rukun) sebanyak 2 kali sesudah membaca tasyahud akhir sebelum mengucapkan salam atau sesudah salam.

B. Sebab-Sebab Dilakukannya Sujud Sahwi:

1. Ketinggalan Tasyahud Pertama.  

Dijelaskan oleh Al-Mughirah, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian berdiri sesudah 2 rakaat, tetapi ia belum sampai sempurna berdiri, hendaklah ia duduk kembali (untuk tasyahud pertama). Jika ia sudah berdiri betul, ia jangan duduk kembali dan hendaklah ia sujud 2 kali [sujud sahwi]." (HR. Ahmad)

2. Kelebihan Rakaat, Rukuk, atau Sujud karena Lupa.  

Dari Ibnu Mas'ud: "Sesungguhnya Nabi SAW telah shalat dzuhur 5 rakaat. Maka orang bertanya kepada beliau. Jawab beliau, 'Tidak'. Mereka yang melihat beliau shalat berkata, 'Engkau telah shalat 5 rakaat.' Mendengar keterangan mereka demikian, maka beliau terus sujud 2 kali." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Karena Ragu atau Syak terhadap Jumlah Rakaat yang telah Dikerjakan.  

Dari Abu Said Al-Khudri, Nabi SAW bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalat, apakah ia sudah

107

Page 108: 03 Program Pendidikan Subuh

mengerjakan 3 atau 4 (rakaat), maka hendaklah dihilangkan keraguan itu, dan diteruskan shalatnya menurut yang diyakini, kemudian hendaklah ia sujud 2 kali sebelum salam." (HR. Ahmad dan Muslim)

4. Apabila Rakaat Shalat Kurang karena Lupa.  

Dari Abu Hurairah R.A: "Bahwa Nabi SAW melakukan salah satu dari dua shalat sore hari hanya 2 rakaat, lalu memberi salam, kemudian beliau berdiri ke sebuah tonggak kayu di depan masjid, lalu meletakkan tangan di atasnya, sedangkan di antara kaum (yang bermakmum) terdapat Abu Bakar dan Umar, tetapi keduanya merasa segan berbicara kepadanya. Kemudian keluarlah (dari masjid) orang-orang yang tergesa seraya mengatakan, 'Shalat telah dipersingkat.' Di antara kaum itu terdapat laki-laki yang dipanggil oleh Nabi SAW dengan nama julukan Dzulyadain. Lalu laki-laki itu berkata, 'Wahai Rasulullah apakah Engkau lupa atau shalat telah diperpendek?' Nabi SAW menjawab, 'Aku tidak lupa dan shalat tidak diperpendek.' Lelaki itu berkata, 'Memang benar Engkau telah lupa.' Maka Nabi SAW shalat (lagi) 2 rakaat, lalu bersalam. Kemudian Nabi SAW bertakbir dan melakukan sujud seperti sujud sebelumnya atau lebih lama (daripadanya), lalu beliau mengangkat kepalanya seraya bertakbir dan melakukan sujud lagi sama dengan sujud sebelumnya atau lebih lama lagi, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya bertakbir." (Muttafaq 'alaihi. Lafal hadits ini menurut Imam Bukhari)

C. Bacaan Sujud Sahwi: Bacaan sujud sahwi sama dengan bacaan sujud rukun. Begitupun bacaan duduk di antara dua sujud, sama dengan bacaan duduk di antara dua sujud pada rukun shalat.

VI. DOA QUNUT: 

Membaca doa qunut dalam shalat hukumnya sunnah. 

Doa Qunut dibaca pada saat:

1. Shalat subuh, yaitu pada rakaat kedua setelah i'tidal.2. Shalat witir, yaitu pada rakaat terakhir setelah tanggal 15 Ramadhan ke atas sampai

dengan malam terakhir Ramadhan.

3. Dalam keadaan bahaya atau ada bencana (qunut nazilah).

Doa qunut dibaca dengan cara mengangkat kedua tangan dengan bagian telapak tangan dihadapkan ke arah wajah. 

108

Page 109: 03 Program Pendidikan Subuh

Allaahummah dinii fiiman hadait. Wa 'aafinii fiiman 'aafait. Wa tawallanii fiiman tawallait. Wa baariklii fiiman a'thait. Wa qinii syarramaa qadhait. Fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa 'alaik. Wa innahuu laa yadzillu mawwaalait. Wa laa ya'izzuman 'aadait. Tabaarakta rabbanaa wa ta'aalait. Falakal hamdu 'alaa maa qadhait. Astaghfiruka wa atuubu ilaik. Wa shallallaahu 'alaa sayyidina Muhammadinin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aalihii wa shahbihi wasallam . Artinya: Ya Allah, berikanlah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau tunjukkan. Dan sehatkanlah aku sebagaimana orang yang telah Engkau sehatkan. Dan berilah perlindungan kepadaku sebagaimana orang yang telah Engkau beri perlindungan. Dan berikanlah berkah kepadaku dalam rezeki yang telah Engkau berikan. Dan jagalah aku dari kejelekan takdir yang telah Engkau tentukan. Sesungguhnya Engkaulah yang dapat menentukan dan bukannya yang ditentukan. Sesungguhnya tidak akan merasa hina orang yang telah Engkau beri pertolongan. Dan tidak akan merasa mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Berkah Engkau, ya Tuhan kami dan Engkau Maha Tinggi pula. Bagimu adalah segenap puji atas segala sesuatu yang telah Engkau tentukan. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu. Semoga Allah tetap mengaruniai rahmat kepada Nabi Muhammad, yakni Nabi yang ummi (tidak pandai membaca dan menulis) dan kepada keluarga serta sahabatnya dan Allah juga memberikan keselamatan.

Doa

A. Perintah Berdoa: 

Firman Allah dalam Al-Qur'an: 

109

Page 110: 03 Program Pendidikan Subuh

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat; Aku kabulkan permohonan (orang) yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu dalam kebenaran". (QS. Al-Baqarah [2]: 186) 

"Dan Tuhanmu berkata, 'Berdoalah kepada-Ku, pasti akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina-dina'". (QS. Al-Mu'min [40]: 60) 

Hadits Nabi Muhammad SAW: 

"Barangsiapa yang diterima doanya, berarti Allah telah memberinya rahmat. Dan Allah lebih menyukai orang yang memohon ampunan ('afiyah). Doa itu memberi manfa'at terhadap rezeki yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang dapat menolak ketetapan Tuhan kecuali doa. Sebab itu berdoalah kamu sekalian". (HR. ...). 

"Kalian mintalah kepada Allah dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah senang untuk diminta". (HR. ...).

B. Adab-Adab Berdoa:

1. Menghadapkan wajah ke Kiblat.2. Membaca Hamdalah atau Pujian.

3. Membaca Istighfar.

4. Membaca Shalawat.

5. Dengan suara lembut dan rasa takut.

6. Yakin akan dipenuhi.

C. Doa-Doa Pilihan:

110

Page 111: 03 Program Pendidikan Subuh

1. Doa Ketika Akan Berangkat Ke Masjid: 

 Allaahummaj'al fi qalbii nuuraan wa fi lisaanii nuuraan waj'al fi sam'ii nuuraan waj'al fi basharii nuuraan waj'al min khalfii wa min amaamii nuuraan waj'al min fauqii nuuraan wamin tahtii nuuraan Allaahummaa'thinii nuuraan. Artinya: Ya Allah ya Tuhan kami. Jadikanlah cahaya dalam hatiku, jadikanlah cahaya dalam lisanku, jadikanlah cahaya dalam pendengaranku, jadikanlah cahaya dalam pandanganku, jadikanlah cahaya di belakangku, di depanku, di atasku, di bawahku. Ya Allah berilah aku cahaya. 

2. Doa Masuk Masjid: 

 Allaahummaf tahlii abwaaba rahmatika. Artinya: Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu. 

3. Doa Keluar Masjid: 

 Allaahumma innii as'aluka min fadhlika. Artinya: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karunia-Mu. 

111

Page 112: 03 Program Pendidikan Subuh

4. Doa Sebelum Makan: 

 Allaahumma baarik lanaa fii maa razaq tanaa wa qinaaa 'adzaabaan naar. Bismillaahir rahmaanir rahiim. Artinya: Ya Allah, berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami, dan jagalah kami dari siksaan api neraka. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. 

5. Doa Sesudah Makan: 

 Alhamdu lillaahil ladzii ath'amanaa wa saqaana wa ja'alanaa muslimiin. Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami Muslim. 

6. Doa Mohon Derajat: 

 Allaahumma innii dha'iifun fa qawwinii, wa innii dzaliilun fa a'izzanii, wa innii faqiirun fa aghninii yaa arhamar raahimiin. Artinya: Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah orang yang lemah, maka kuatkanlah aku, sesungguhnya aku adalah orang yang hina, maka muliakanlah aku, sesungguhnya aku adalah orang yang fakir, maka kayakanlah wahai Tuhan Yang Maha Belas Kasih.

7. Doa Keluar Rumah: 

 Bismillaahi tawakkaltu 'alallaahi wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Artinya: Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku kepada Allah dan tiada daya dan kekuatan selain dengan pertolongan Allah. 

112

Page 113: 03 Program Pendidikan Subuh

8. Doa Masuk Rumah: 

 Assalaamu 'alaina wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Allaahumma innii as-aluka khairal mauliji wa khairal makhraaji. Bismillaahi wa lajnaa wa bismillaahi khairajna wa 'alaallaahi tawakkalnaa alhamdu lillaahil ladzii awaanii. Artinya: Semoga Allah mencurahkan keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba-Nya yang sholeh. Ya Allah, aku memohon pada-Mu kebaikan tempat masuk dan keluarku. Dengan menyebut nama-Mu aku masuk dan dengan menyebut nama-Mu aku keluar. Dan kepada Allah Tuhan kami, kami berserah diri. Segala puji bagi Allah yang telah melindungi kami. 

9. Doa Khusnul Khatimah: 

 Allaahummaj'al khaira 'umurii akhirahuu wa khaira 'amalii khawatimahuu wa khaira ayyaamii yauma liqaa-ik. Artinya: Ya Allah! Jadikanlah sebaik-baik umurku hingga akhirnya, dan sebaik-baik perbuatanku hingga kesudahannya dan sebaik-baik masaku hingga menjumpai-Mu. 

10. Doa Sebelum Tidur: 

 Bismikallaahumma ahyaa wa bismika amuut. Artinya: Dengan nama-Mu ya Allah, aku hidup dan dengan nama-Mu, aku mati. 

113

Page 114: 03 Program Pendidikan Subuh

11. Doa Bangun Tidur: 

 Alhamdu lillaahil ladzii ahyaanaa ba'da maa amaa tanaa wa ilaihin nusyur. Artinya: Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami. Kepada-Nyalah kami akan kembali. 

12. Doa Kebaikan Dunia Akhirat: 

 Rabbanaa 'aatinaa fid dun-yaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'azaabaannaar. Artinya: Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka. 

13. Doa Sebelum Belajar: 

 Rabbi zidnii 'ilmaa war zuqnii fahmaa. Artinya: Ya Allah! Tambahkanlah kepadaku ilmu dan berilah aku pengertian yang baik. 

14. Doa Sesudah Belajar: 

 Allaahumma innii astaudi'uka maa 'allamtaniihi. Fardud-hu ilayya 'inda haajatii ilaihi wa laa tansaniihi yaa rabbal 'aalamiin. Artinya: Ya Allah! Sesungguhnya aku menitipkan kepada Engkau ilmu-ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, dan kembalikanlah kepadaku sewaktu aku butuhkan kembali dan janganlah Engkau lupakan aku kepada ilmu itu, wahai Tuhan seru sekalian alam. 

114

Page 115: 03 Program Pendidikan Subuh

15. Doa Mohon Ilmu Yang Bermanfaat: 

 Allaahumma innii as-aluka 'ilman naafi'a wa 'amalam mutaqabbalan wa rizqan waa si'aa wa ilal khairi qarribnaa wa 'anisy syarri ba'-'idnaa. Artinya: Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, amal perbuatan yang diterima, rizqi yang lapang, dan dekatkanlah aku keprilaku yang baik serta jauhkanlah aku dari perbuatan yang jelek. 

16. Doa Naik Kendaraan: 

 Subhaanal ladzii sakh-khara lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahuu muqriniina wa innaa ilaa rabbinaa lamun qalibuun. Artinya: Maha Suci Tuhan yang telah memudahkan kendaraan ini bagi kami, sedangkan kami tidak bisa memudahkannya, dan kepada Allah kami kembali. 

17. Doa Memohon Pengampunan Untuk Diri Sendiri Dan Kedua Orang Tua: 

 Allaahummagh firlii wa liwaa lidayya war hamhumaa kamaa rabbayaani shakhiiraa. Artinya: Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasihiku di waktu aku kecil. 

18. Doa Melapangkan Dada & Memudahkan Segala Urusan: 

 Rabbisyrahlii shadrii wa yassirlii amrii wahlul 'uqdatam millisaanii yafqahuu

115

Page 116: 03 Program Pendidikan Subuh

qaulii. Artinya: Ya Allah Tuhan kami, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, lepaskanlah ikatan lisanku agar mereka paham ucapanku. 

19. Doa Masuk Kamar Mandi: 

 Bismillaahir rahmaanir rahiim. Allaahumma innii as-alukal jannata wa a'uu dzubika minannaar Artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka. 

20. Doa Masuk Toilet: 

 Allaahumma innii a'uu dzubika minal khubutsi wal khabaa'is Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekotoran dan perbuatan dosa. 

21. Doa Keluar Toilet: 

 Ghufraa nakal hamdu lillaahil ladzii adzhaba 'anniil adza wa 'aafaanii Artinya: Aku memohon ampunan-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakitku dan telah menyembuhkanku.

Ucapan Yang Baik

Basmalah: 

 Bismillaahir rahmaanir rahiim. Artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Segala amal perbuatan yang mengandung kebaikan, apabila tidak diawali dengan basmalah, maka amalnya akan terputus.

116

Page 117: 03 Program Pendidikan Subuh

Dengan mengucapkan basmalah, kita yakin bahwa segala sesuatu hanya dapat terjadi dengan izin Allah.

Basmalah diucapkan setiap kali kita hendak melakukan sesuatu pekerjaan atau perbuatan yang baik, agar senantiasa mendapatkan berkah dari Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Dengan mengucapkan basmalah, kita akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang buruk sehingga selamat dari malapetaka.

o Ihsan bersiap-siap hendak berangkat sekolah. Ia mengucapkan "Bismillaahir rahmaanir rahiim". Semoga Allah memberi kemudahan dalam menuntut ilmu.

o Sebelum mengaji Ihsan mengucapkan "Bismillaahir rahmaanir rahiim". Ihsan mendapatkan petunjuk dan pahala dari Allah.

Tahmid/Hamdalah: 

 Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Tahmid/Hamdalah merupakan ucapan syukur kepada Allah, karena hanya dengan karunia Allah kita memperoleh hasil yang baik.

Tahmid/Hamdalah diucapkan setiap kali kita selesai melakukan sesuatu pekerjaan atau perbuatan yang baik atau setelah memperoleh kebaikan. Demikian pula setiap kali teringat akan nikmat yangTahmid/Hamdalah telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita, hendaknya kita bersyukur kepada Allah dengan mengucapkan Tahmid/Hamdalah.

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Allah akan menambah nikmat kepadamu.

o "Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin" seru Fadhil gembira. Ia baru saja mendapatkan nilai yang bagus. Fadhil bersyukur kepada Allah, karena diberi kemudahan dalam menuntut ilmu.

o Ayah membelikan Fadhil sebuah sepeda, karena Fadhil bagus nilai rapornya. Fadhil merasa gembira mendapat hadiah sepeda baru dari ayah. Tak lupa ia mengucapkan "Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin".

o "Alhamdulillaah", Allah telah memberi kita mata. Kita dapat melihat pemandangan indah, langit biru dan bunga-bungaan beraneka warna.

o Setelah bersin mengucapkan "Alhamdulillaah" (segala puji bagi Allah).

117

Page 118: 03 Program Pendidikan Subuh

Tasymit: 

 Yarhamukallaah. Artinya: Semoga Allah memberi rahmat kepadamu.

Kalimat tasymit diucapkan ketika kita mendengar seseorang bersin dan mengucap hamdalah (tahmid).

Menjawab Tasymit: 

 Yahdiikumullaah. Artinya: Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu.

Setelah orang yang bersin didoakan oleh orang yang mendengar bersinnya, kemudian dia menjawab doanya dengan doa juga.

Ta'awudz: 

 A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim. Artinya: Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Mengucapkan ta'awudz berarti memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan. Setan adalah makhluk jahat yang tidak terlihat, ia selalu mengajak manusia untuk melakukan perbuatan yang jahat, seperti berkelahi, berdusta, mencuri, malas, nakal, dan sebagainya.

Ta'awudz dapat diucapkan setiap saat agar kita terhindar dari godaan setan.

o Sebelum membaca Al-Qur'an Fadhil mengucapkan "A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim", agar pada saat mengaji terhindar dari godaan setan.

Takbir: 

 Allaahu akbar. Artinya: Allah Maha Besar.

Mengucapkan takbir berarti menyadari akan kebesaran Allah SWT. Kita tidak takut kepada selain Allah. Hanya Allah yang Maha Besar dan Maha Agung kekuasaan-Nya.

118

Page 119: 03 Program Pendidikan Subuh

Takbir bisa diucapkan kapan saja dan dimana saja, sambil kita merenungkan kebesaran Allah, ketika kita sedang bergembira maupun bersedih.

o Bila naik ke tempat yang tinggi ucapkan "Allaahu akbar", ketika sedang turun ucapkan "Subhanallah".

o Pada saat menyambut hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, semua orang bergembira. Ucapan "Allaahu akbar" berkumandang dimana-mana. Mengagungkan asma Allah Sang Maha Pencipta.

o Apabila terjadi peristiwa besar seperti gunung meletus, angin kencang, dan banjir, ucapkan "Allaahu akbar". Allah Maha Besar, hanya dengan pertolongan Allah kita dapat lepas dari marabahaya.

Tahlil: 

 Laa ilaaha illallaah wah dahulaa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir. Artinya: Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah kerajaan (kekuasaan) dan pujian, dan Maha Kuasa atas segala-galanya.

Kalimat tahlil apabila diucapkan terus menerus maka kita akan mendapatkan pahala karena kalimat tahlil termasuk pujian kepada Allah SWT.

Tasbih: 

 Subhaanallaah wa bihamdihi. Artinya: Maha Suci Allah dan Maha Terpuji.

Ucapan tasbih berarti menghayati kesucian Allah. Ucapan tasbih sangat baik diucapkan setiap saat, terutama bila kita sedang mengagumi suatu peristiwa atau kejadian yang luar biasa.

o "Subhaanallaah", Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya.

119

Page 120: 03 Program Pendidikan Subuh

Istirja': 

 Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Artinya: Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan sesungguhnya kami akan kembali menghadap ke hadirat Allah.

Ucapan istirja' diucapkan pada saat kita tertimpa musibah, misalnya ada anggota keluarga atau teman yang meninggal dunia atau melihat ada orang meninggal dunia.

Allah SWT berfirman: "Dan berikanlah berita kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah mereka segera mengucapkan 'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun'. Mereka itulah yang mendapat berkat yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S. Al-Baqarah [2]: 155-157).

Ucapkan "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun", setiap kali kita tertimpa musibah. Yakinkan di dalam hati bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Orang-orang yang sabar akan mendapatkan berkat dan rahmat dari Allah SWT.

o "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun", aku kehilangan sepeda.

Istighfar: 

 Astaghfirullaahal 'azhiim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum wa atuubu ilaihi. Artinya: Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tidak disembah kecuali Dia yang Hidup dan berdiri sendiri, dan aku bertobat kepada-Nya.

Istighfar sangat baik diucapkan setiap saat, terutama apabila kita menyadari bahwa kita telah terlanjur melakukan suatu kesalahan atau berbuat dosa dan menyesalinya, agar kita mendapat ampunan dari Allah.

o Matahari telah bersinar terang. Ihsan terkejut karena hari sudah siang. Ia cepat-cepat bangun dari tidurnya. "Astaghfirullaahal 'azhiim", Ihsan memohon ampun kepada Allah, karena bangun kesiangan sehingga ia terlambat melaksanakan shalat subuh.

o "Astaghfirullaahal 'azhiim", Ihsan telah berbohong kepada Ibu. Ihsan merasa sangat menyesal. "maafkan Ihsan, Bu. Ihsan berjanji tidak akan berbohong lagi."

120

Page 121: 03 Program Pendidikan Subuh

Hauqolah: 

 Laa haula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'aziim. Artinya: Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Ucapan hauqolah biasanya diucapkan setelah kita berdoa dan melakukan suatu usaha. Kita menyadari bahwa kita tidak bisa melakukan apa-apa kecuali dengan pertolongan

Allah. Oleh karena itu, kita tidak boleh merasa sombong. Ucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'aziim."

o Ihsan akan mengikuti lomba lari. Lawan Ihsan cukup tangguh. Dengan mengucapkan Bismillah, Ihsan berlari sekuat tenaga. Ihsan merasa gembira, ia berhasil menjadi juara. Tak lupa ia mengucapkan Alhamdulillah. "Selamat Ihsan! Hebat sekali kamu bisa mengalahkan si Andi!" kata Budi sambil menyalaminya. "Laa haula walaa quwwata illaa billaah, semua ini atas pertolongan Allah", kata Ihsan.

Insyaa': 

 Insyaa 'Allaah. Artinya: Jika Allah mengizinkan.

Bila akan berjanji atau mempunyai rencana untuk melakukan sesuatu ucapkanlah "Insyaa 'Allaah". Hanya dengan kehendak Allah jualah segala rencana kita akan terlaksana. Semuanya atas izin Allah. Manusia berusaha, Tuhanlah yang menentukan.

o "Insyaa 'Allaah nanti sore aku akan ke rumahmu", kata Fadhil kepada temannya.

o "Insyaa 'Allaah aku akan membuatkan sebuah layang-layang yang bagus untuk adikku, Ihsan", kata Fadhil.

Salam: 

 Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Artinya: Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah tetap dilimpahkan atas dirimu.

Salam kita ucapkan bila bertemu dengan keluarga atau dengan teman-teman.Sesama muslim bila berjumpa harus saling mengucapkan salam. 

121

Page 122: 03 Program Pendidikan Subuh

Ucapan salam menunjukkan bahwa sesama muslim adalah bersaudara, saling menghormati, saling menyayangi, dan saling mendoakan.

Salam adalah doa kita kepada orang yang bertemu dengan kita. Orang yang diberi salam wajib membalas dengan ucapan salam, dengan demikian orang itu membalas mendokan keselamatan kepada kita.

Sabda Nabi Muhammad SAW: "Sesungguhnya manusia yang paling utama ialah yang mendahului dengan ucapan salam."

Ucapan salam merupakan tradisi umat Islam yang sangat luhur. Biasakanlah mengucapkan salam dalam setiap kesempatan.

o "Assalaamu 'alaikum", ucap Salsa ketika akan memasuki rumah.

Menjawab Salam: 

 Wa 'alaikum salaam warahmatullaahi wabarakaatuh. Artinya: Dan semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah juga dilimpahkan atas dirimu.

Menjawab salam hukumnya wajib. Jadi kalau ada teman yang mengucapkan salam, maka kita harus menjawabnya.

o "Wa 'alaikum salaam Salsa", jawab Ibu dan Ayah.

Shalawat Nabi: 

 Allaahumma shalli 'ala sayyidinaa wa maulaanaa Muhammad. Artinya: Ya Allah, semoga keselamatan selalu menyertai sayyid dan junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Shalawat Nabi biasanya diucapkan ketika akan berdoa, berkurban, setelah shalat, dan sebagainya.

Dengan membaca shalawat, kita akan selalu ingat kepada Rasulullah SAW, sehingga nanti insya Allah Rasulullah juga akan ingat kepada doa-doa kita dan mendapat syafaat (perlindungan) dari beliau.

Kalimat Thayyibah: 

 

122

Page 123: 03 Program Pendidikan Subuh

Laa ilaaha illallaah. Artinya: Tiada Tuhan (yang wajib disembah) selain Allah.

"Laa ilaaha illallaah" adalah kalimat tauhid, yaitu merupakan penghayatan akan keesaan Allah. Pada saat mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illallaah", dalam hati kita meyakini bahwa tiada Tuhan melainkan hanya Allah semata.

Sebaik-baiknya ucapan ialah "Laa ilaaha illallaah".

o Orang yang pada akhir hayatnya mengucapkan "Laa ilaaha illallaah" akan masuk ke dalam surga. Oleh karena itu biasakanlah mengucapkan "Laa ilaaha illallaah".

123

Page 124: 03 Program Pendidikan Subuh

Surat Pendek

AL FAATIHAH (PEMBUKAAN)

bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi

[1:1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.1

  

alhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina

[1:2] Segala puji2 bagi Allah, Tuhan semesta alam.3

  

alrrahmaani alrrahiimi

[1:3] Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  

maaliki yawmi alddiini

[1:4] Yang menguasai4 di Hari Pembalasan5

  

iyyaaka na'budu wa-iyyaaka nasta'iinu

[1:5] Hanya Engkaulah yang kami sembah,6 dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.7

  

ihdinaa alshshiraatha almustaqiima

[1:6] Tunjukilah8 kami jalan yang lurus,  

shiraatha alladziina an'amta 'alayhim ghayri almaghdhuubi 'alayhim walaa aldhdhaalliina

[1:7] (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.9

  

124

Page 125: 03 Program Pendidikan Subuh

AL BALAD (KOTA)

 

laa uqsimu bihaadzaa albaladi

[90:1] Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah),  

wa-anta hillun bihaadzaa albaladi

[90:2] dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini,  

wawaalidin wamaa walada

[90:3] dan demi bapak dan anaknya.  

laqad khalaqnaa al-insaana fii kabadin

[90:4] Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.  

ayahsabu an lan yaqdira 'alayhi ahadun

[90:5] Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya?  

yaquulu ahlaktu maalan lubadaan

[90:6] Dan mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak".  

ayahsabu an lam yarahu ahadun

[90:7] Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?  

125

Page 126: 03 Program Pendidikan Subuh

alam naj'al lahu 'aynayni

[90:8] Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata,  

walisaanan wasyafatayni

[90:9] lidah dan dua buah bibir.  

wahadaynaahu alnnajdayni

[90:10] Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan1579,  

ASY SYAMS (MATAHARI)

 

waalsysyamsi wadhuhaahaa

[91:1] Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,  

waalqamari idzaa talaahaa 

[91:2] dan bulan apabila mengiringinya,  

waalnnahaari idzaa jallaahaa

[91:3] dan siang apabila menampakkannya,  

waallayli idzaa yaghsyaahaa

[91:4] dan malam apabila menutupinya1580,  

126

Page 127: 03 Program Pendidikan Subuh

waalssamaa-i wamaa banaahaa

[91:5] dan langit serta pembinaannya,  

waal-ardhi wamaa thahaahaa

[91:6] dan bumi serta penghamparannya,  

wanafsin wamaa sawwaahaa

[91:7] dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),  

fa-alhamahaa fujuurahaa wataqwaahaa

[91:8] maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.  

qad aflaha man zakkaahaa

[91:9] sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,  

waqad khaaba man dassaahaa

[91:10] dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.  

AL LAIL (MALAM)

 

waallayli idzaa yaghsyaa

[92:1] Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),  

127

Page 128: 03 Program Pendidikan Subuh

waalnnahaari idzaa tajallaa

[92:2] dan siang apabila terang benderang,  

wamaa khalaqa aldzdzakara waal-untsaa

[92:3] dan penciptaan laki-laki dan perempuan,  

inna sa'yakum lasyattaa

[92:4] sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.  

fa-ammaa man a'thaa waittaqaa

[92:5] Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,  

washaddaqa bialhusnaa

[92:6] dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),  

fasanuyassiruhu lilyusraa

[92:7] maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.  

wa-ammaa man bakhila waistaghnaa

[92:8] Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup1581,  

wakadzdzaba bialhusnaa 

[92:9] serta mendustakan pahala terbaik,  

128

Page 129: 03 Program Pendidikan Subuh

fasanuyassiruhu lil'usraa

[92:10] maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.  

ADH DHUHAA (WAKTU MATAHARI SEPENGGALAHAN NAIK)

 

waaldhdhuhaa

[93:1] Demi waktu matahari sepenggalahan naik,  

waallayli idzaa sajaa

[93:2] dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),  

maa wadda'aka rabbuka wamaa qalaa

[93:3] Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu1582.  

walal-aakhiratu khayrun laka mina al-uulaa

[93:4] Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)1583.  

walasawfa yu'thiika rabbuka fatardaa

[93:5] Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.  

alam yajidka yatiiman faaawaa

[93:6] Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu ?  

129

Page 130: 03 Program Pendidikan Subuh

wawajadaka daallan fahadaa

[93:7] Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung1584, lalu Dia memberikan petunjuk.  

wawajadaka 'aa-ilan fa-aghnaa

[93:8] Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.  

fa-ammaa alyatiima falaa taqhar

[93:9] Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.  

wa-ammaa alssaa-ila falaa tanhar

[93:10] Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.  

ALAM NASYRAH (BUKANKAH TELAH KAMI LAPANGKAN)

 

alam nasyrah laka shadraka

[94:1] Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,  

wawadha'naa 'anka wizraka

[94:2] dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,  

alladzii anqadha zhahraka

[94:3] yang memberatkan punggungmu1585?  

130

Page 131: 03 Program Pendidikan Subuh

warafa'naa laka dzikraka

[94:4] Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu1586,  

fa-inna ma'a al'usri yusraan

[94:5] Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,  

inna ma'a al'usri yusraan

[94:6] sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.  

fa-idzaa faraghta fainshab

[94:7] Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain1587,  

wa-ilaa rabbika fairghab

[94:8] dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.  

AL TIIN (BUAH TIN)

 

waalttiini waalzzaytuuni

[95:1] Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun1588,  

wathuuri siiniina

[95:2] dan demi bukit Sinai1589,  

131

Page 132: 03 Program Pendidikan Subuh

wahaadzaa albaladi al-amiini

[95:3] dan demi kota (Mekah) ini yang aman,  

laqad khalaqnaa al-insaana fii ahsani taqwiimin

[95:4] sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .  

tsumma radadnaahu asfala saafiliina

[95:5] Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),  

illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati falahum ajrun ghayru mamnuunin

[95:6] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.  

famaa yukadzdzibuka ba'du bialddiini

[95:7] Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?  

alaysa allaahu bi-ahkami alhaakimiina

[95:8] Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?  

AL 'ALAQ (SEGUMPAL DARAH)

 

iqra/ bi-ismi rabbika alladzii khalaqa

132

Page 133: 03 Program Pendidikan Subuh

[96:1] Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,  

khalaqa al-insaana min 'alaqin

[96:2] Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.  

iqra/ warabbuka al-akramu

[96:3] Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,  

alladzii 'allama bialqalami

[96:4] Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam1590,  

'allama al-insaana maa lam ya'lam

[96:5] Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.  

kallaa inna al-insaana layathghaa

[96:6] Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,  

an raaahu istaghnaa

[96:7] karena dia melihat dirinya serba cukup.  

inna ilaa rabbika alrruj'aa

[96:8] Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).  

ara-ayta alladzii yanhaa

[96:9] Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,

133

Page 134: 03 Program Pendidikan Subuh

  

'abdan idzaa shallaa

[96:10] seorang hamba ketika mengerjakan shalat1591,  

AL QADAR (KEMULIAAN)

 

innaa anzalnaahu fii laylati alqadri

[97:1] Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan1594.  

wamaa adraaka maa laylatu alqadri

[97:2] Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?  

laylatu alqadri khayrun min alfi syahrin

[97:3] Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.  

tanazzalu almalaa-ikatu waalrruuhu fiihaa bi-idzni rabbihim min kulli amrin

[97:4] Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.  

salaamun hiya hattaa mathla'i alfajri

[97:5] Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.  

AL BAYYINAH (BUKTI YANG NYATA)

134

Page 135: 03 Program Pendidikan Subuh

 

lam yakuni alladziina kafaruu min ahli alkitaabi waalmusyrikiina munfakkiina hattaa ta/tiyahumualbayyinatu

[98:1] Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,  

rasuulun mina allaahi yatluu shuhufan muthahharatan

[98:2] (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur'an),  

fiihaa kutubun qayyimatun

[98:3] di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus1595.  

wamaa tafarraqa alladziina uutuu alkitaaba illaa min ba'di maa jaa-at-humu albayyinatu

[98:4] Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.  

wamaa umiruu illaa liya'buduu allaaha mukhlishiina lahu alddiina hunafaa-a wayuqiimuu alshshalaata wayu/tuu alzzakaata wadzaalika diinu alqayyimati

[98:5] Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus1596, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.  

135

Page 136: 03 Program Pendidikan Subuh

inna alladziina kafaruu min ahli alkitaabi waalmusyrikiina fii naari jahannama khaalidiina fiihaa ulaa-ika hum syarru albariyyati

[98:6] Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.  

inna alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati ulaa-ika hum khayru albariyyati

[98:7] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.  

jazaauhum 'inda rabbihim jannaatu 'adnin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa abadan radhiya allaahu 'anhum waradhuu 'anhu dzaalika liman khasyiya rabbahu

[98:8] Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.  

AL ZALZALAH (KEGONCANGAN)

 

idzaa zulzilati al-ardhu zilzaalahaa

[99:1] Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),  

wa-akhrajati al-ardhu atsqaalahaa

136

Page 137: 03 Program Pendidikan Subuh

[99:2] dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,  

waqaala al-insaanu maa lahaa 

[99:3] dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",  

yawma-idzin tuhadditsu akhbaarahaa

[99:4] pada hari itu bumi menceritakan beritanya,  

bi-anna rabbaka awhaa lahaa

[99:5] karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.  

yawma-idzin yashduru alnnaasu asytaatan liyuraw a'maalahum

[99:6] Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka1597,  

faman ya'mal mitsqaala dzarratin khayran yarahu

[99:7] Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.  

waman ya'mal mitsqaala dzarratin syarran yarahu

[99:8] Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.  

AL 'AADIYAAT (KUDA PERANG YANG BERLARI KENCANG)

 

waal'aadiyaati dhabhaan

137

Page 138: 03 Program Pendidikan Subuh

[100:1] Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,  

faalmuuriyaati qadhaan

[100:2] dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),  

faalmughiiraati shubhaan

[100:3] dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,  

fa-atsarna bihi naq'aan

[100:4] maka ia menerbangkan debu,  

fawasathna bihi jam'aan

[100:5] dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,  

inna al-insaana lirabbihi lakanuudun

[100:6] sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,  

wa-innahu 'alaa dzaalika lasyahiidun

[100:7] dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,  

wa-innahu lihubbi alkhayri lasyadiidun

[100:8] dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta1598.  

afalaa ya'lamu idzaa bu'tsira maa fii alqubuuri

[100:9] Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,

138

Page 139: 03 Program Pendidikan Subuh

  

wahushshila maa fii alshshuduuri

[100:10] dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,  

AL QAARI'AH (HARI KIAMAT)

 

alqaari'atu

[101:1] Hari Kiamat,  

maa alqaari'atu

[101:2] apakah hari Kiamat itu?  

wamaa adraaka maa alqaari'atu

[101:3] Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?  

yawma yakuunu alnnaasu kaalfaraasyi almabtsuutsi

[101:4] Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,  

watakuunu aljibaalu kaal'ihni almanfuusyi

[101:5] dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.  

fa-ammaa man tsaqulat mawaaziinuhu

[101:6] Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,  

139

Page 140: 03 Program Pendidikan Subuh

fahuwa fii 'iisyatin raadiyatin

[101:7] maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.  

wa-ammaa man khaffat mawaaziinuhu

[101:8] Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,  

faummuhu haawiyatun

[101:9] maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.  

wamaa adraaka maa hiyah

[101:10] Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?  

AT TAKAATSUR (BERMEGAH-MEGAHAN)

 

alhaakumu alttakaatsuru

[102:1] Bermegah-megahan telah melalaikan kamu1599,  

hattaa zurtumu almaqaabira

[102:2] sampai kamu masuk ke dalam kubur.  

kallaa sawfa ta'lamuuna

[102:3] Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),  

140

Page 141: 03 Program Pendidikan Subuh

tsumma kallaa sawfa ta'lamuuna

[102:4] dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.  

kallaa law ta'lamuuna 'ilma alyaqiini

[102:5] Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,  

latarawunna aljahiima

[102:6] niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,  

tsumma latarawunnahaa 'ayna alyaqiini

[102:7] dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin1600.  

tsumma latus-alunna yawma-idzin 'ani alnna'iimi

[102:8] kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).  

AL 'ASHR (MASA)

 

waal'ashri

[103:1] Demi masa.  

inna al-insaana lafii khusrin

[103:2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,  

141

Page 142: 03 Program Pendidikan Subuh

illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati watawaasaw bialhaqqi watawaasaw bialshshabri

[103:3] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.  

AL HUMAZAH (PENGUMPAT)

 

waylun likulli humazatin lumazatin

[104:1] Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,  

alladzii jama'a maalan wa'addadahu

[104:2] yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung1601,  

yahsabu anna maalahu akhladahu

[104:3] dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,  

kallaa layunbadzanna fii alhuthamati

[104:4] sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.  

wamaa adraaka maa alhuthamatu

[104:5] Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?  

142

Page 143: 03 Program Pendidikan Subuh

naaru allaahi almuuqadatu

[104:6] (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,  

allatii taththhali'u 'alaa al-af-idati

[104:7] yang (membakar) sampai ke hati.  

lnnahaa 'alayhim mu/shadatun

[104:8] Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,  

fii 'amadin mumaddadatin

[104:9] (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.  

AL FIIL (GAJAH)

 

alam tara kayfa fa'ala rabbuka bi-ash-haabi alfiili

[105:1] Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah1602?  

alam yaj'al kaydahum fii tadhliilin

[105:2] Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?,  

wa-arsala 'alayhim thayran abaabiila

[105:3] dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,

143

Page 144: 03 Program Pendidikan Subuh

  

tarmiihim bihijaaratin min sijjiilin

[105:4] yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,  

faja'alahum ka'ashfin ma/kuulin

[105:5] lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).  

QURAISY (SUKU QURAISY)

 

li-iilaafi quraysyin

[106:1] Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,  

iilaafihim rihlata alsysyitaa-i waalshshayfi

[106:2] (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas1603.  

falya'buduu rabba haadzaa albayti

[106:3] Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).  

alladzii ath'amahum min juu'in waaamanahum min khawfin

[106:4] Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.  

AL MAA'UUN (BARANG-BARANG YANG BERGUNA)

144

Page 145: 03 Program Pendidikan Subuh

 

ara-ayta alladzii yukadzdzibu bialddiini

[107:1] Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?  

fadzaalika alladzii yadu''u alyatiima

[107:2] Itulah orang yang menghardik anak yatim,  

walaa yahudhdhu 'alaa tha'aami almiskiini

[107:3] dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.  

fawaylun lilmushalliina

[107:4] Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,  

alladziina hum 'an shalaatihim saahuuna

[107:5] (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,  

alladziina hum yuraauuna

[107:6] orang-orang yang berbuat riya1604,  

wayamna'uuna almaa'uuna

[107:7] dan enggan (menolong dengan) barang berguna1605.  

AL KAUTSAR (NI'MAT YANG BANYAK)

 

145

Page 146: 03 Program Pendidikan Subuh

innaa a'thaynaaka alkawtsara

[108:1] Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak.  

fashalli lirabbika wainhar

[108:2] Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah1606.  

inna syaani-aka huwa al-abtaru

[108:3] Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus1607.  

AL KAAFIRUUN (ORANG ORANG KAFIR)

 

qul yaa ayyuhaa alkaafiruuna

[109:1] Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,  

laa a'budu maa ta'buduuna

[109:2] Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.  

walaa antum 'aabiduuna maa a'budu

[109:3] Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.  

walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum

[109:4] Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,  

146

Page 147: 03 Program Pendidikan Subuh

walaa antum 'aabiduuna maa a'budu

[109:5] dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.  

lakum diinukum waliya diini

[109:6] Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".  

AL NASHR (PERTOLONGAN)

 

idzaa jaa-a nashru allaahi waalfathu

[110:1] Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,  

wara-ayta alnnaasa yadkhuluuna fii diini allaahi afwaajaan

[110:2] dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,  

fasabbih bihamdi rabbika waistaghfirhu innahu kaana tawwaabaan

[110:3] maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.  

AL LAHAB (GEJOLAK API)

 

tabbat yadaa abii lahabin watabba

[111:1] Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa1608.  

147

Page 148: 03 Program Pendidikan Subuh

maa aghnaa 'anhu maaluhu wamaa kasaba

[111:2] Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.  

sayashlaa naaran dzaata lahabin

[111:3] Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.  

waimra-atuhu hammaalata alhathabi

[111:4] Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar1609.  

fii jiidihaa hablun min masadin

[111:5] Yang di lehernya ada tali dari sabut.  

AL IKHLASH (MEMURNIKAN KEESAAN ALLAH)

 

qul huwa allaahu ahadun

[112:1] Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.  

allaahu alshshamadu

[112:2] Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.  

lam yalid walam yuuladu

[112:3] Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,  

148

Page 149: 03 Program Pendidikan Subuh

walam yakun lahu kufuwan ahadun

[112:4] dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".  

AL-FALAQ (WAKTU SUBUH)

 

qul a'uudzu birabbi alfalaqi

[113:1] Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,  

min syarri maa khalaqa

[113:2] dari kejahatan makhluk-Nya,  

wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba

[113:3] dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,  

wamin syarri alnnaffaatsaati fii al'uqadi

[113:4] dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul1610,  

wamin syarri haasidin idzaa hasada

[113:5] dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".  

AN NAAS (MANUSIA)

 

149

Page 150: 03 Program Pendidikan Subuh

qul a'uudzu birabbi alnnaasi

[114:1] Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.  

maliki alnnaasi

[114:2] Raja manusia.  

ilaahi alnnaasi

[114:3] Sembahan manusia.  

min syarri alwaswaasi alkhannaasi

[114:4] Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,  

alladzii yuwaswisu fii shuduuri alnnaasi

[114:5] yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,  

mina aljinnati waalnnaasi

[114:6] dari jin dan manusia.  

150