03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

14
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (2) : 187-200 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip.unmul.ac .id © Copyright 2014 ANALISIS FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA MOULDING KARYA MUKTI SAMARINDA Mochammad Anshar Hawari Rifqi 1 Abstrak Dalam penetapan harga pokok produksi pada produksi kusen, pintu, dan jendela yang dilakukan oleh Moulding Karya Mukti Samarinda masih sederhana yaitu hanya melihat dari harga bahan baku dan upah pekerja dibagi dengan jumlah unit harga yang dihasilkan. Hal ini belum sesuai dengan teori akuntansi biaya yang dikemukakan Mulyadi (2005 : 17) yaitu semua unsur biaya berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik harus diperhitungkan secara benar. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui harga pokok produksi, laba usaha, dan laba kotor dari Moulding Karya Mukti Samarinda. Dalam menentukan harga pokok produksi dan laba usaha ada dua metode yang dapat digunakan yaitu metode full costing yang memperhitungkan semua unsur biaya baik tetap maupun variabel dan variabel costing yang hanya memperhitungkan unsur biaya variabel saja serta laba kotor dapat diketahui dengan menggunakan kartu harga pokok pesanan. Dengan menggunakan konsep metode full costing dapat diketahui total harga pokok produksi persatuan sebesar Rp2.111.052 dan variabel costing sebesar Rp1.805.301 serta harga pokok produksi persatuan terkecil terdapat pada produksi pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing Rp384.487 dan variabel costing Rp331.900. Dengan menggunakan laporan laba usaha berdasarkan konsep metode full costing sebesar Rp47.980.100 dan variabel costing sebesar Rp56.780.100 serta kontribusi laba yang tinggi diberikan pada produksi persatuan pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing Rp415.513 dan variabel costing Rp468.100. Dengan menggunakan kartu harga pokok pesanan dapat diketahui laba kotor sebesar Rp58.059.773. Saran bagi Moulding Karya Mukti Samarinda hendaknya dapat menggunakan konsep metode full costing dan variabel costing dalam menentukan harga pokok produksi dan laba usaha serta menggunakan kartu harga pokok pesanan untuk mengetahui laba kotor. Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing Pendahuluan Salah satu tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal dengan cara mencapai target penjualan maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari setiap aktivitas usaha. Oleh karena itu 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:[email protected]

Transcript of 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

Page 1: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (2) : 187-200 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip.unmul.ac .id © Copyright 2014

ANALISIS FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING DALAM

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA

MOULDING KARYA MUKTI SAMARINDA

Mochammad Anshar Hawari Rifqi1

Abstrak

Dalam penetapan harga pokok produksi pada produksi kusen, pintu, dan

jendela yang dilakukan oleh Moulding Karya Mukti Samarinda masih sederhana

yaitu hanya melihat dari harga bahan baku dan upah pekerja dibagi dengan

jumlah unit harga yang dihasilkan. Hal ini belum sesuai dengan teori akuntansi

biaya yang dikemukakan Mulyadi (2005 : 17) yaitu semua unsur biaya berupa

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik harus

diperhitungkan secara benar. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

harga pokok produksi, laba usaha, dan laba kotor dari Moulding Karya Mukti

Samarinda.

Dalam menentukan harga pokok produksi dan laba usaha ada dua

metode yang dapat digunakan yaitu metode full costing yang memperhitungkan

semua unsur biaya baik tetap maupun variabel dan variabel costing yang hanya

memperhitungkan unsur biaya variabel saja serta laba kotor dapat diketahui

dengan menggunakan kartu harga pokok pesanan.

Dengan menggunakan konsep metode full costing dapat diketahui total

harga pokok produksi persatuan sebesar Rp2.111.052 dan variabel costing

sebesar Rp1.805.301 serta harga pokok produksi persatuan terkecil terdapat

pada produksi pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing Rp384.487

dan variabel costing Rp331.900. Dengan menggunakan laporan laba usaha

berdasarkan konsep metode full costing sebesar Rp47.980.100 dan variabel

costing sebesar Rp56.780.100 serta kontribusi laba yang tinggi diberikan pada

produksi persatuan pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing

Rp415.513 dan variabel costing Rp468.100. Dengan menggunakan kartu harga

pokok pesanan dapat diketahui laba kotor sebesar Rp58.059.773.

Saran bagi Moulding Karya Mukti Samarinda hendaknya dapat

menggunakan konsep metode full costing dan variabel costing dalam

menentukan harga pokok produksi dan laba usaha serta menggunakan kartu

harga pokok pesanan untuk mengetahui laba kotor.

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

Pendahuluan

Salah satu tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

optimal dengan cara mencapai target penjualan maka perlu dilakukan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari setiap aktivitas usaha. Oleh karena itu

1Mahasiswa Program S1 Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Mulawarman. Email:[email protected]

Page 2: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200

188

diperlukan pula keahlian manajemen perusahaan dalam membuat keputusan

untuk mengelola perusahaan agar dapat menekan biaya seefisien mungkin dan

menjual produknya dengan harga yang wajar, terutama dalam mengatur dan

mengawasi pengeluaran-pengeluaran biaya yang digunakan dalam memproduksi.

Dalam kegiatan akuntansi, masalah-masalah biaya yang dikeluarkan

dalam rangka memproduksi suatu barang tidak terlepas dari operasi suatu

perusahaan. Biaya-biaya tersebut dikumpulkan pada bagian-bagian produksi

selama periode tertentu. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan produksi

tersebut merupakan biaya produksi. Biaya-biaya produksi yang dikumpulkan

tersebut dijumlahkan perusahaan sehingga membentuk harga pokok produksi.

Penggunaan kayu saat ini telah banyak dimanfaatkan oleh perusahaan

dalam menghasilkan berbagai macam produk yang berguna bagi manusia.

Sehingga perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan produksi barang

dan jasa berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas produk yang

dihasilkan agar dapat bersaing dan memperoleh keuntungan yang merupakan

tujuan dari tiap-tiap badan usaha.

Moulding merupakan industri sekunder atau lanjutan dari kayu bulat

setelah dilakukan pemotongan atau pembelahan sehingga berbentuk balok dan

papan dengan ukuran-ukuran tertentu. Produk-produk moulding sudah banyak

dikenal masyarakat sebagai bahan untuk konstruksi gedung maupun rumah yang

berupa kusen, pintu, dan jendela.

Moulding Karya Mukti Samarinda merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dalam produksi moulding di samarinda. Produk yang dihasilkan yaitu

berupa kusen, pintu, dan jendela. Kegiatan produksi moulding adalah

memproduksi suatu produk dengan berdasarkan pesanan. Salah satu tujuan utama

perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda adalah untuk memperoleh laba

dengan cara mencapai target penjualan yang telah direncanakan.

Berdasarkan keterangan dari nara sumber dan data yang diperoleh

menerangkan bahwa penentuan harga jual pada masing-masing produk yang

ditetapkan oleh Moulding Karya Mukti Samarinda berdasarkan harga jual para

pesaingnya. Dimana dengan adanya prinsip perusahaan yaitu kepercayaan,

pelayanan cepat, dan kualitas bahan baku yang baik, perusahaan ini yakin bahwa

Moulding Karya Mukti Samarinda akan mampu bersaing dengan perusahaan-

perusahaan sejenis yang ada di sekitarnya.

Didalam menentukan harga jual suatu produk, maka perusahaan perlu

melakukan perhitungan terhadap harga pokok produksinya, pada kenyataannya

peneliti menemukan bahwa perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda dalam

menentukan harga pokok produksi dan harga jual masih sederhana, yang hanya

melihat dari harga bahan baku dan upah pekerja kemudian dibagi dengan unit

harga yang dihasilkan. Hal ini tentu belum sesuai dengan perhitungan harga

pokok produksi yang sebenarnya yaitu di dalam penentuan harga pokok produksi

itu sendiri terdiri dari tiga unsur biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,

dan biaya overhead pabrik.

Page 3: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)

189

Ada dua metode yang dapat digunakan dalam menentukan harga pokok

produksi berdasarkan kartu harga pokok pesanan, yaitu metode full costing yang

tidak membedakan antara biaya yang sifatnya variabel dengan bersifat tetap,

sehingga metode full costing disebut juga dengan absorption costing (biaya

serapan) dan variabel costing hanya menggunakan biaya variabel saja.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Analisis Full Costing dan Variabel Costing Dalam

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti

Samarinda”.

Kerangka Dasar Teori

Pengertian Akuntansi

Menurut Munawir (2000 : 5) mengatakan bahwa, akuntansi adalah seni

dari pada pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari pada peristiwa-

peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan

dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam

uang, sistem operasi serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul.

Menurut Suwarjono (1997 : 5) adalah seni pencatatan, penggolongan, dan

peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara berdaya

guna dalam bentuk satuan uang, dan menginterprestasikan hasil proses tersebut.

Pengertian Akuntansi Biaya

Halim (1999 : 3) mengemukakan bahwa, akuntansi biaya adalah akuntansi

yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu produk yang

diproduksi (atau dijual dipasar) baik untuk memenuhi pesanan maupun untuk

menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual.

Menurut Supriyono (1999 : 18) bahwa akuntansi biaya memiliki tujuan

untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk berbagaitujuan,

dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi

biaya yang akan disajikan.

Pengertian Biaya

Menurut Ardiyos biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur

oleh satuan uang yang telah teruji atau munkin terjadi dalam mencapai tujuan.

Menurut Mulyadi (2005 : 8) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,

yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi

untuk tujuan tertentu.

Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi (2009 : 13) ada lima cara penggolongan biaya antara lain :

1. Menurut objek pengeluaran dalam perusahaan

Dalam penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya.

Page 4: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200

190

2. Menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Dimana dalam perusahaan manufaktur terdapat fungsi produksi, fungsi

pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.

3. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

a. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-

satunya karena adanya suatu yang dibiayai biaya produksi langsung terjadi

dari biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.

b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam

hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak

langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead cost).

4. Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat

digolongkan menjadi :

a. Biaya tetap (fixed cost)

Pada umumnya jika biaya tetap mempunyai proporsi tinggi bila

dibandingkan biaya variabel, kemampuan manajemen dalam menghadapi

perubahan-perubahan kondisi ekonomi jangka pendek akan berkurang.

b. Biaya variabel (variabel cost)

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara

sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume

kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah

volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.

c. Biaya semi variabel (semi variabel cost)

Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di

dalamnya.

d. Biaya semi fixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubahan dengan jumlah yang konstan pada volume produksi

tertentu.

5. Menurut jangka waktu manfaatnya

Biaya dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai

manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya satu tahun).

b. Pengeluaran pendapatan (revenue espenditures) adalah biaya yang hanya

mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran

tersebut.

Penentuan Pola Perilaku Biaya

Menurut Mulyadi (2005 : 465) Ada tiga metode untuk memperkirakan fungsi

biaya dengan pendekatan historis yaitu :

1. Metode titik tertinggi dan terendah (high dan low point method)

2. Metoda biaya berjaga (standby cost method)

3. Metode kuadrat terkecil (least-square method)

Page 5: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)

191

Metode Harga Pokok Produksi

Menurut Hernanto (1992 : 45) harga pokok produksi adalah biaya yang

dikeluarkan pada saat memproduksi dan melekat pada produknya. Harga pokok

produksi terdiri dari elemen biaya produksi yaitu

1. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai

didalam pengolahan produk.

2. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan

pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasi atau diikuti jejaknya pada produk

tertentu yang dihasilkan perusahaan.

3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung.

Adapun cara yang dapat digunakan dalam menghitung harga pokok produksi

yaitu :

1. Metode harga pokok full costing.

Menurut Mulyadi (2005 : 17) Full Costing merupakan penentuan kos

produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam kos

produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik baik yang berprilaku variabel maupun tetap.

2. Metode harga pokok variabel costing

Menurut Mulyadi (2005 : 122) variabel costing adalah metode penentuan

biaya yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel

kedalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

3. Metode Harga Pokok Pesanan

Siswanto (2001 : 6) menyatakan metode harga pokok pesanan adalah

suatu cara menentukan harga pokok produk dimana biaya bahan baku, biaya

tenga kerja langsung, dan biaya produksi langsung dikumpulkan dan

dibebankan secara seksama kepada setiap pemesanan yang dihasilkan.

Definisi Konsepsional

Harga Pokok Produksi

Merupakan jumlah dari biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penentuan harga pokok yang

tepat bagi perusahaan akan mempengaruhi penentuan laba yang layak bagi

perusahaan.

Metode Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi,

yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan

biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

Page 6: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200

192

Metode Variabel Costing

Mulyadi (2005 : 17) menyatakan, variabel costing adalah metode penentuan

harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat

variabel yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik variabel.

Harga Pokok Pesanan

Siswanto (2001 : 6) menyatakan, metode harga pokok pesanan adalah suatu

cara menetukan harga pokok produk dimana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya produksi langsung dikumpulkan dan dibebankan secara

seksama kepada setiap pemesanan yang dihasilkan. Dengan demikian perusahaan

dapat mengidentifikasi dan mengumpulkan biaya-biaya produksi berdasarkan

pesanan-pesanan yang diterima.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan data berupa data

kuantitatif dan rumus statistik dalam mengumpulkan data dan menafsirkan hasil

penelitian.

Definisi Operasional

1. Metode full costing merupakan penentuan harga pokok produk yang

membebankan seluruh biaya produksi, baik yang bersifat tetap, maupun

variabel terhadap produk yang dihasilkan.

2. Metode variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok variabel

terhadap produk pintu oleh Moulding Karya Mukti Samarinda

memperhitungkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik.

3. Harga pokok produksi merupakan jumlah biaya keseluruhan dalam

memproduksi suatu barang yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja, dan biaya overhead pabrik.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun langkah dan cara untuk mengumpulkan data tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Pengamatan (observasi)

2. Wawancara (interview)

3. Studi pustaka

4. Studi dokumen

Dengan cara tersebut penulis mendapatkan data melalui pengamatan

langsung kelapangan untuk mendapatkan data lengkap dan mengadakan tanya

jawab langsung pada pimpinan Moulding Karya Mukti Samarinda yang

Page 7: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)

193

berhubungan dengan masalah-masalah mengenai sistem pembiayaan dan

pengerjaan terhadap produksi tersebut serta masalah terkait lainnya yang belum

penulis ketahui.

Teknik Analisis Data

Sehubungan dengan judul yang penulis kemukakan pada laporan ini yaitu

tentang analisis perhitungan harga pokok produksi, maka dalam bagian ini penulis

menyajikan alat analisis yang digunakan yaitu berupa perhitungan harga pokok

produksi, tarif overhead pabrik atas dasar penggunaan bahan baku yang

digunakan.

Tarif Biaya Overhead Pabrik

Mulyadi (2005 : 200 ) menyatakan bahwa ketika biaya overhead pabrik

yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku, maka dasar yang dipakai untuk

membebankan dan memisahkan biaya overhead pabrik kepada produk adalah

biaya bahan baku. Sebagaimana dapat dilihat pada rumus berikut.

Rumusan Perhitungan Harga Pokok Produksi

Setelah diketahui biaya overhead pabrik kemudian dilakukan perhitungan

harga pokok produksi berdasarkan konsep metode full costing dan variabel

costing sebagaimana dapat dilihat pada rumus berikut.

1. Rumusan perhitungan harga pokok produksi full costing

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx +

Harga pokok produksi xxx

(Mulyadi, 2005 : 17)

2. Rumusan perhitungan harga pokok produksi variabel costing

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langusng xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx +

Harga pokok produksi xxx

(Mulyadi, 2005 : 18)

Laporan Laba Usaha

Adapun bentuk laporan laba rugi dengan metode full costing maupun

variabel costing menurut Mulyadi (2005 : 124) adalah sebagai berikut.

1. Metode Full Costing

Laporan laba usaha berdasarkan metode full costing menitik beratkan pada

penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi-fungsi

pokok yang ada dalam perusahaan (functional-cost classification). Laporan

Page 8: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200

194

laba usaha tersebut menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan

fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, pemasaran

dan fungsi administrasi dan umum.

2. Metode Variabel Costing

Laporan laba usaha berdasarkan metode variabel costing lebih menitik

beratkan pada penyajian biaya sesuai dalam perilakunya dalam hubungannya

dengan perubahan volume kegiatan (classifification by cost behavior).

Kartu Harga Pokok Pesanan

Menurut Sunarto (2002 : 54) menyatakan kartu harga pokok pesanan

merupakan ringkasan jumlah bahan baku langsung, upah tenaga kerja langsung,

dan overhead pabrik untuk setiap pesanan yang diproses. Kartu harga pokok

pesanan didesain untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen

dan tidak menutup kemungkinan setiap bentuk kartu harag pokok pesanan akan

berbeda-beda sesuai dengan keinginan atau kebutuhan manajemen.

Hasil Penelitian

Hasil Penjualan

Hasil penjualan pada periode Januari, Februari, dan Maret 2014 yang dilakukan

perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda sebagaimana berikut :

Bulan Produk (Rp)

Jumlah (Rp) Kusen Pintu Jendela

Januari 2014 10.950.000 28.450.000 10.650.000 50.050.000

Februari 2014 20.880.000 29.100.000 8.700.000 58.680.000

Maret 2014 9.570.000 20.850.000 5.300.000 35.720.000

Total 41.400.000 78.400.000 24.650.000 144.450.000

Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda

Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku yang digunakan pada periode Januari, Februari, dan Maret

2014 oleh Moulding Karya Mukti Samarinda dapat dilihat pada tabel berikut :

Produk Ukuran Jumlah Pesanan Total Biaya (Rp)

Kusen 1 m 552 23.594.000

Pintu

70 x 2 m 36 7.740.000

82 x 2 m 52 13.520.000

90 x 2 m 6 1.686.000

Jendela

40 x 120 cm 12 1.717.200

60 x 120 cm 35 5.148.500

60 x 140 cm 22 3.544.200

Total Penggunaan Bahan Baku 56.949.900

Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda

Page 9: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)

195

Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan Moulding Karya Mukti

Samarinda pada periode Januari,Februari,dan Maret 2014 adalah sebagai berikut :

No Produk Ukuran Upah Tenaga

Kerja (Rp)

Jumlah

Pesanan Jumlah (Rp)

1 Kusen 1 meter 7.000 552 3.864.000

2 Pintu

70 x 2 m 100.000 36 3.600.000

82 x 2 m 110.000 52 5.720.000

90 x 2 m 120.000 6 720.000

3 Jendela

40 x 120 cm 35.000 12 420.000

60 x 120 cm 40.000 35 1.400.000

60 x 140 cm 45.000 22 990.000

Total Biaya Tenaga Kerja 16.714.000

Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda

Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan Moulding Karya Mukti

Samarinda pada periode Januari,Februari,dan Maret 2014 adalah sebagai berikut :

No Keterangan Biaya (Rp)

Jumlah (Rp) Tetap Variabel

1 Biaya Listrik 2.787.000 4.353.000 7.140.000

2 Bahan Bakar - 123.500 123.500

3 Biaya Sewa 7.500.000 - 7.500.000

4 Biaya Perawatan Mesin 2.100.000 - 2.100.000

5 Biaya Penyusutan 1.542.500 - 1.542.500

Total Biaya overhead pabrik 13.929.500 4.476.500 18.406.000

Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda

Analisis dan Pembahasan

BOP Per Produk

Dalam perhitungan harga pokok produksi, langkah awal yang harus

dilakukan adalah menentukan tarif biaya overhead pabrik terlebih dengan

berdasarkan bahan baku yang digunakan, sebagaimana berikut.

2) BOP Tetap Dan BOP Variabel

Page 10: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200

196

(1) BOP Kusen

(a) BOP Tetap = Rp23.594.000 x 24,46 % = Rp5.770.908

(b) BOP Variabel = 23.594.000 x 7,86 % = Rp1.854.587

(2) BOP Pintu

(a) BOP Tetap

Pintu Uk.70 x 2 m = Rp7.740.000 x 24,46% = Rp1.893.143

Pintu Uk.82 x 2 m = Rp13.530.000 x 24,46% = Rp3.306.886

Pintu Uk.90 x 2 m = Rp1.686.000 x 24,46% = Rp412.382

(b) BOP Variabel

Pintu 70 x 2 m = Rp7.740.000 x 7,86 % = Rp608.396

Pintu 82 x 2 m = Rp13.530.000 x 7,86 % = Rp1.062.728

Pintu 90 x 2 m = Rp1.686.000 x 7,86 % = Rp132.527

(3) BOP Jendela

(a) BOP Tetap

Jendela 40x120cm = Rp1.717.200 x 24,46% = Rp420.014

Jendela 60x120cm = Rp5.148.500 x 24,46% = Rp1.259.283

Jendela 60x140cm = Rp3.544.200 x 24,46% = Rp866.844

(b) BOP Variabel

Jendela 40x120cm = Rp1.717.200 x 7,86% = Rp134.979

Jendela 60x120cm = Rp5.148.500 x 7,86% = Rp404.694

Jendela 60x140cm = Rp3.544.200 x 7,86% = Rp278.589

Perhitungan harga pokok produksi

Berikut merupakan perhitungan harga pokok produksi dengan berdasarkan pada

hasil penelitian yang telah dilakukan sebagaimana pada tabel berikut :

Sumber : Data diolah

Kusen (Rp)

522 m 70 x 2 m 82 x 2 m 90 x 2 m 40 x 120 cm 60 x 120 cm 60 x 140 cm

Bahan baku 23.594.000 7.740.000 13.520.000 1.686.000 1.717.200 5.148.500 3.544.200 56.949.900

Tenaga kerja 3.864.000 3.600.000 5.720.000 720.000 420.000 1.400.000 990.000 16.714.000

Overhead pabrik variabel 1.854.587 608.396 1.062.728 132.527 134.979 404.694 278.589 4.476.500

Overhead pabrik tetap 5.770.908 1.893.143 3.306.886 412.382 420.014 1.259.283 866.884 13.929.500

Total Hpp Variabel Costing 29.312.587 11.948.396 20.302.728 2.538.527 2.272.179 6.953.194 4.812.789 78.140.400

Total Hpp Full Costing 35.083.495 13.841.540 23.609.615 2.950.909 2.692.193 8.212.476 5.679.673 92.069.900

Pintu (Rp) Jendela (Rp)Elemen Biaya

Total Biaya

(Rp)

Page 11: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)

197

Perbandingan harga pokok produksi

Perbandingan harga pokok produksi berikut ini merupakan hasil analisis yang

dilakukan terhadap masing-masing produk yang dihasilkan sebagaimana pada

tabel berikut :

Sumber : Data diolah

Laporan laba usaha

1) Metode Full Costing

Moulding Karya Mukti Samarinda

Laporan Laba Usaha

Metode Full Costing

Periode Januari, Februari, dan Maret 2014

Kusen (Rp)

522 m 70 x 2 m 82 x 2 m 90 x 2 m 40 x 120 cm 60 x 120 cm 60 x 140 cm

Bahan baku 23.594.000 7.740.000 13.520.000 1.686.000 1.717.200 5.148.500 3.544.200 56.949.900

Tenaga kerja 3.864.000 3.600.000 5.720.000 720.000 420.000 1.400.000 990.000 16.714.000

Overhead pabrik variabel 1.854.587 608.396 1.062.728 132.527 134.979 404.694 278.589 4.476.500

Overhead pabrik tetap 5.770.908 1.893.143 3.306.886 412.382 420.014 1.259.283 866.884 13.929.500

Total Hpp Variabel Costing 29.312.587 11.948.396 20.302.728 2.538.527 2.272.179 6.953.194 4.812.789 78.140.400

Total Hpp Full Costing 35.083.495 13.841.540 23.609.615 2.950.909 2.692.193 8.212.476 5.679.673 92.069.900

Jumlah Pesanan 552 36 52 6 12 35 22

Hpp Variabel Costing / Satuan 53.103 331.900 390.437 423.088 189.348 198.663 218.763 1.805.301

Hpp Full Costing / Satuan 63.557 384.487 454.031 491.818 224.349 234.642 258.167 2.111.052

Harga Jual 75.000 800.000 850.000 900.000 300.000 350.000 400.000

Laba Variabel Costing / satuan 21.897 468.100 459.563 476.912 110.652 151.337 181.237 1.869.699

Laba Full Costing / satuan 11.443 415.513 395.969 408.182 75.651 115.358 141.833 1.563.948

Pintu (Rp) Jendela (Rp)Elemen Biaya

Total Biaya

(Rp)

Hasil PenjualanKusen per meter = 552 meter x @ Rp 75.000 = Rp 41.400.000 Pintu ukuran 70 x 2 m = 36 unit x @ Rp 800.000 = Rp 28.800.000

ukuran 82 x 2 m = 52 unit x @ Rp 850.000 = Rp 44.200.000 ukuran 90 x 2 m = 6 unit x @ Rp 900.000 = Rp 5.400.000

Jendela ukuran 40 x 120 cm = 12 unit x @ Rp 300.000 = Rp 3.600.000 ukuran 60 x 120 cm = 35 unit x @ Rp 350.000 = Rp 12.250.000 ukuran 60 x 140 cm = 22 unit x @ Rp 400.000 = Rp 8.800.000 +

Rp 144.450.000

Biaya Variabel :Persediaan Awal Rp -Harga Pokok Produksi Rp 92.069.900 +Persediaan Siap Dijual Rp 92.069.900 Persediaan Akhir Rp - -Beban Pokok Penjualan Rp 92.069.900 -

Laba Kotor Rp 52.380.100

Beban UsahaBiaya Angkut Penjualan Rp 4.400.000 +

Total Beban Usaha Rp 4.400.000 -Laba Usaha Rp 47.980.100

Total Penjualan

Page 12: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200

198

2) Metode Variabel Costing

Moulding Karya Mukti Samarinda

Laporan Laba Usaha

Metode Variabel Costing

Periode Januari, Februari, dan Maret 2014

Harga pokok pesanan

Sumber : Data diolah

Hasil PenjualanKusen per meter = 552 meter x @ Rp 75.000 = Rp 41.400.000 Pintu ukuran 70 x 2 m = 36 unit x @ Rp 800.000 = Rp 28.800.000

ukuran 82 x 2 m = 52 unit x @ Rp 850.000 = Rp 44.200.000 ukuran 90 x 2 m = 6 unit x @ Rp 900.000 = Rp 5.400.000

Jendela ukuran 40 x 120 cm = 12 unit x @ Rp 300.000 = Rp 3.600.000 ukuran 60 x 120 cm = 35 unit x @ Rp 350.000 = Rp 12.250.000 ukuran 60 x 140 cm = 22 unit x @ Rp 400.000 = Rp 8.800.000 +

Rp 144.450.000

Biaya Variabel :Persediaan Awal Rp -Harga Pokok Produksi Rp 78.140.400 +Persediaan Siap dijual Rp 78.140.400 Persediaan Akhir Rp - -Beban Pokok Penjualan Variabel Rp 78.140.400 Biaya Angkut Penjualan Variabel Rp 4.400.000 -

Total Biaya Variabel Rp 73.740.400 -Margin Kontribusi Rp 70.709.600

Biaya Overhead Pabrik Tetap :Biaya Listrik RpBiaya Sewa RpBiaya Perawatan Mesin RpBiaya Penyusutan Mesin Rp +

Total Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 13.929.500 +Total Beban Usaha Rp 13.929.500 -

Laba Usaha Rp 56.780.100

1.542.500

Total Penjualan

2.787.0007.500.0002.100.000

Kusen (Rp)

522 m 70 x 2 m 82 x 2 m 90 x 2 m 40 x 120 cm 60 x 120 cm 60 x 140 cm

Biaya Bahan Baku 23.594.000 7.740.000 13.520.000 1.686.000 1.717.200 5.148.500 3.544.200 56.949.900

Biaya Tenaga Kerja 3.864.000 3.600.000 5.720.000 720.000 420.000 1.400.000 990.000 16.714.000

Biaya Overhead Pabrik 7.625.495 2.501.540 4.369.615 544.909 554.993 1.663.976 1.145.473 18.406.000

BOP Persatuan 13.814 69.487 84.031 90.818 46.249 47.542 52.067 404.009

Jumlah Penjualan 41.400.000 28.800.000 44.200.000 5.400.000 3.600.000 12.250.000 8.800.000 144.450.000

Jumlah Pesanan 552 36 52 6 12 35 22

Harga Pokok Produksi 35.083.495 13.841.540 23.609.615 2.950.909 2.692.193 8.212.476 5.679.673 86.390.227

Laba Kotor 6.316.505 14.958.460 20.590.385 2.449.091 907.807 4.037.524 3.120.327 58.059.773

Elemen BiayaPintu (Rp) Jendela (Rp) Total Biaya

(Rp)

Page 13: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar)

199

Penutup

Dengan menggunakan konsep metode full costing dapat diketahui total

harga pokok produksi persatuan sebesar Rp2.111.052,- dan dengan metode

variabel costing sebesar Rp1.805.301,- serta harga pokok produksi persatuan

yang terkecil terdapat pada produksi pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode

full costing adalah Rp384.487 dan variabel costing Rp331.900,-.

Dengan menggunakan laporan laba usaha berdasarkan konsep metode full

costing dapat diketahui laba usaha yang diperoleh Moulding Karya Mukti

Samarinda pada periode Januari, Februari, dan Maret 2014 sebesar

Rp47.980.100,- dan dengan menggunakan konsep metode variabel costing

sebesar Rp56.780.100,- serta kontribusi laba yang tinggi diberikan pada produksi

persatuan pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing adalah

Rp415.513,- dan variabel costing Rp468.100,-.

Dengan menggunakan kartu harga pokok pesanan dapat diketahui laba

kotor yang diperoleh Moulding Karya Mukti Samarinda periode Januari, Februari,

dan Maret 2014 adalah sebesar Rp58.059.773,-.

Diharapkan perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda dapat

menggunakan metode full costing dan variabel costing dalam menentukan harga

pokok produksi dan laba usaha serta kartu harga pokok pesanan untuk mengetahui

laba kotor.

Selanjutnya perusahaan perlu melakukan pencatatan atau pembukuan pada

setiap transaksi yang terjadi, sehingga memudahkan perusahaan menganalisis

pemasukan dan pengeluaran dalam perusahaan.

Penetapan harga jual perusahaan sebaiknya tidak hanya melihat dari

perusahaan pesaing di sekitarnya, namun perusahaan juga perlu melakukan

perhitungan harga pokok produksinya agar dapat menetapkan harga jual yang

tepat dan wajar.

Dari perhitungan harga pokok produksi yang masih sederhana diharapkan

perusahaan menentukan harga pokok produksi dengan menambahkan biaya

overhead pabrik didalamnya.

Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan

penelitian ini misalnya penerapan manajemen biaya dalam rangka efisiensi biaya

produksi yang dilakukan seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead pabrik serta dalam penentuan harga jual yang wajar sehingga dapat terus

bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang berada disekitarnya.

Daftar Pustaka

Ardiyos, 2004, Kamus Besar Akuntansi.

Halim, Abdul MBA, Ak, Drs, 1999. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi 4 ,

Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hernanto, 1992. Pengantar Akuntansi Biaya, Erlangga, Jakarta.

Jusup, AL. Haryono, 2001. Dasar-Dasar Akuntansi, STIE, Yogyakarta.

Maher dan Deakin, ddk, 1996. Akuntansi Biaya, Edisi 4, Erlangga, Yogyakarta.

Page 14: 03 Jurnal M Anshar (06-07-14-04-00-10).pdf

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200

200

Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, Edisi 5, BPEF STIE YPKPN, Yogyakarta.

Munawir, S, 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogyakarta.

Nafarin, 2004. Akuntansi Biaya, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Supriyono, 1999. Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga

Pokok, BPFE STIE YPKPN, Yogyakarta.

Siswanto, Muhadi Joko, 2001. Akuntansi Biaya 1, Anggota IKAPI, Karnisius,

Yogyakarta.

Sulistiningsih dan Zulkifli, 1999. Akuntansi Biaya, Unit Penerbit dan Percetakan

UPP_AMP YKPN, Yogyakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.