03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

22
CHAPTER 86 MATERI KULIAH FARMAKOTERAPI 2

Transcript of 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Page 1: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

CHAPTER 86

MATERI KULIAH

FARMAKOTERAPI 2

Page 2: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Gangguan Kelenjar Pituitari : Pendahuluan

Dalam thn 1950an, Geoffrey Harris, ddk membuka tabir kepentingan fisiologik dari hormon pituitari dan mengemukakan teori pengaturan neurohormonal dari pituitari oleh hipotalamus.

Dewasa ini kelenjar pituitari diperhatikan dari peranan pentingnya dalam homeostasis tubuh, sehingga sering disebut the "master gland."

hipotalamus dan kelenjar pituitary berhubungan sangat dekat, dan bersama-sama menjadi penyedia sarana komunikasi antara otak dan berbagai organ endokrin tubuh yang lain

hipotalamus menggunakan input saraf dan sinyal-2 metabolik dari tubuh untuk mengendalikan sekresi hormon pituitari yang mengatur pertumbuhan, fungsi tiroid, aktivitas adrenal, reproduksi, laktasi, dan keseimbangan cairan.

Page 3: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Anatomi dan Fisiologi• Hipotalamus adalah area kecil pada dasar otak yang

menerima input saraf otonom dari berbagai daerah tubuh untuk mengatur fungsi limbik, asupan air dan makanan, suhu tubuh, fungsi kardiovaskular, respirasi, dan irama diurnal.

• hipotalamus mengontrol pelepasan hormon-2 dari daerah anterior dan posterior kelenjar pituitari.

• Neuron di dalam hipotalamus menghasilkan vasopressin dan oxytocin dan membuat banyak faktor pelepas hormon yang menstimulasi atau menghambat pelepasan hormon-2 trofik

• Pada dasar hipotalamus, suatu tonjolan yang disebut median eminence kaya dengan axon saraf dan pembuluh darah serta memberikan koneksi kimiawi maupun fisik antara hipotalamu dan kelenjar pituitari.

Page 4: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

ANATOMI KELENJAR PITUITARI

Page 5: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Anatomi dan Fisiologi• Kelenjar pituitari, yang juga dikenal dengan

hipofisis, terletak di dasar otak di dalam rongga tulang sfenoid yang dikenal dengan sella turcica.

• Pituitari terpisah dari otak melalu perpanjangan dura mater yang disebut diaphragma sella.

• Pituitari merupakan kelenjar yang sangat kecil, bobt antara 0,4 – 1 g pada orang dewasa.

• Terbagi menjadi dua daerah yang berbeda, lobus anterior, atau adenohipofisis, dan lobus posterior, atau neurohipofisis

Page 6: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

HORMON YANG DISEKRESIKAN• Kelenjar pituitari posterior mensekresikan dua hormon utama :

oxytocin dan vasopressin (hormon antidiuretik).

• Oxytocin yang lepas dari pituitari posterior menyebakan kontraksi otot halus di dalam payudara pada saat laktasi, juga berperan dalam kontraksi uterus pada saat melahirkan.

• Vasopressin penting untuk kesetimbangan cairan dan beraksi terhadap saluran pengumpul renal untuk mempertahankan air.

• Oxytocin dan vasopressin disintesis di dalam inti paraventriculardan supraoptic hypothalamus.

• Kelnjar pituitari posterior mengandung ujung saraf dari kedua inti tersebut bersama-sama granul-2 sekresi khusus yang melepaskan hormon sebagai respon terhadap sinyal yang sesuai.

• Rusaknya fungsi pituitari anterior pada dasarnya tidak mempengaruhi pelepasan vasopressin atau oxytocin karena hormon-2 tersebut sebenarnya disintesis di hipotalamus.

Page 7: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Pituitary hormones (1)

Page 8: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Pituitary hormones (2)

Page 9: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Pituitary hormones (3)

Page 10: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Pituitary hormones (4)

Page 11: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Growth Hormone (GH)

• Efek antiinsulin langsung terhadap metabolisme lipid dan karbohidrat,mengurangi penggunaan glukosa oelh jaringan perifer, meningkatkan lipolisis, dan meningkatkan massa otot, menstimulasi gluconeogenesis di dalam hepatosit, menghambar asupan glukosa jaringan, menurunkan sensitivitas reseptor insulin, dan menghambat kerja insulin pascareseptorand.

• Efek peningkat pertumbuhan oleh GH kebanyakan dimediasi oleh faktor pertumbuhan mirip insulin (insulin-like growth factors (IGFs)) yang juga dikenal sebagai somatomedin.

• Menstimulasi pembentukan IGF-1 di dalam hati dan juga di dalam jaringan perifer lain.

• Peptida anabolik yang beraksi sebagai stimulator langsung proliferasi dan pertumbuhan sel.

• Disekresi oleh pituitari anterior, kebanyakan terjadi pada malam hari. • Jumlah terbesar sekresi GH terjadi pada malam hari pada jam pertama dari

tidur tahap III atau IV. • Sekresi GH paling rendah selama masa bati, sedikit meningkat pada masa

kanak-kanak, mencapai puncak pada masa dewasa, lalu mulai menurun secara berangsur-angsur selama usia pertengahan.

Page 12: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Growth Hormone Excess

• Acromegaly (akromegali) = kondisi patologik yang ditandai dengan kelebihan produksi GH

• Kelainan yang jarang terjadi, yang menimpa sekitar 50 – 70 orang dewasa per juta

• Gigantism (gigantisme), lebih jarang lagi daripada akromegali = kelebihan sekresi GH sebelum penutupan epiphyseal pada anak-anak

• Pasien yang didiagnosis akromegali dilaporkan rentan 2 – 3 kali peningkatan angka kematian, biasanya berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, respirasi atau neoplastik

• Kebanyakan pasien adalah paruh baya

• Penyebab paling umum kelebihan sekresi GH dalam akromegali adalah GH-secreting pituitary adenoma, yang meliputi sekitar 98 % dari semua kasus

• Terkadang pula, akromegali disebabkan oleh ectopic GH-secreting adenomas, GH cell hyperplasia, atau kelbihan sekresi GHRH, atau salah satu dari manifestasi multiple endocrine neoplasia syndrome type 1, McCune-Albright's syndrome, atau Carney complex

Page 13: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Clinical Presentation of Acromegaly

Page 14: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Clinical Presentation of Acromegaly

Page 15: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Treatment for Acromegaly

• Pharmacologic Therapy

• Dopamine Agonists

• Somatostatin Analogs

• Growth Hormone Receptor Antagonist

• Combination Therapy

Page 16: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Summary for Acromegaly

• Akromegali penyakit kronik yang ditandai dengan kelebihan sekresi GH, paling umum karena GH-secreting pituitary adenoma

• Bedah transsphenoidal adenoma merupakan cara yang terpilih untuk mengatasi kebanyakan pasien akromegali

• Cara lain adalah dengan radiasi atau terapi farmakologik jangka panjang

• Pilihan terapi obat meliputi agonsi dopamin, analog somatostatin, dan pegvisomant

Page 17: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Treatment for acromegaly; SRL = somatostatin analogs; MRI = magnetic resonance imaging

Page 18: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Growth Hormone Deficiency• Short stature is a condition that is commonly defined by a physical height

that is more than two standard deviations below the population mean and lower than the third percentile for height in a specific age group.

• A true lack of GH is among the least common causes and is known as growth hormone-deficient (GHD) short stature.

• Absolute GH deficiency is a congenital disorder that can result from various genetic abnormalities, such as GHRH deficiency, GH gene deletion, and developmental disorders including pituitary aplasia or hypoplasia.

• GH insufficiency is an acquired condition that can result secondary to hypothalamic or pituitary tumors, cranial irradiation, head trauma, pituitary infarction, and various types of CNS infections.

• In addition, psychosocial deprivation, hypothyroidism, poorly controlled diabetes mellitus, treatment of precocious puberty with LH-releasing hormone agonists, and pharmacologic agents such as glucocorticoids, methylphenidate, and dextroamphetamine may induce transient GH insufficiency

Page 19: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Growth Hormone Deficiency

• Short stature also occurs with several conditions that are not associated with a true GH deficiency or insufficiency.

• These conditions include intrauterine growth restriction; constitutional growth delay; malnutrition; malabsorption of nutrients associated with inflammatory bowel disease, celiac disease, and cystic fibrosis; chronic renal failure; skeletal and cartilage dysplasia; and genetic syndromes such as Turner syndrome.

Page 20: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Clinical Presentation of Short Stature

Page 21: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Treatment for Growth Hormone Deficiency

• Recombinant Growth Hormone

• Recombinant Insulin-Like Growth Factor-1

• Evaluation of Therapeutic Outcomes

• Pharmacoeconomic Considerations

Page 22: 03 Farmakoterapi Gangguan Kelenjar Pituitari

Summary for GH Deficiency• GH deficiency during childhood results in short stature. • Replacement with recombinant GH is considered the

mainstay of therapy for patients with GHD short stature, but its use for treatment of non-GHD short stature remains controversial

• Recombinant GH has proven to be safe for use in children and is associated with few adverse effects.

• The synthetic GHRH sermorelin and other GH-releasing peptides and preparations of IGF-1 may provide benefit for patients with non-GHD short stature.

• GH regimens can be particularly demanding and inconvenient for pediatric patients because they must be administered by subcutaneous injection.