02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

download 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

of 224

Transcript of 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    1/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    PENGANTAR

    Peraturan Daerah (Perda) tentang Bangunan Gedung (BG) merupakan instrumen

    penting untuk mengendalikan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah.

    Perda BG menjadi sangat penting karena pengaturan yang dimuat

    mengakomodasi berbagai hal yang bersifat administratif dan teknis dalam

    penyelenggaraan Bangunan Gedung sesuai ketentuan peraturan perundang-

    undangan di Indonesia serta dilengkapi dengan muatan lokal yang spesifik

    untuk setiap daerah.

    Perda BG perlu dibuat sebagai peraturan yang bersifat operasional di setiap

    daerah, sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun

    2002 tentang Bangunan Gedung. Di dalam penjelasan umum UU-BG paragraf

    terakhir berbunyi: ...Undang-undang ini mengatur hal-hal yang bersifat pokok

    dan normatif, sedangkan ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut

    dengan Peraturan Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan lainnya,

    termasuk Peraturan Daerah, dengan tetap mempertimbangkan ketentuan dalam

    undang-undang lain yang terkait dalam pelaksanaan undang-undang ini.

    Untuk membantu Pemerintah Daerah dalam proses penyusunan Perda BG,

    pemerintah pusat, dalam hal ini Direktorat Penataan Bangunan dan

    Lingkungan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum,

    menyiapkan Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung.

    Hal ini dilakukan sesuai amanah pasal 106 ayat 3 dari PP Nomor 36 tahun 2005

    yang berbunyi: Pemerintah dapat memberikan bantuan teknis dalam penyusunan

    peraturan dan kebijakan daerah di bidang Bangunan Gedung yang dilakukan oleh

    Pemerintah Daerah. Selanjutnya dalam penjelasan pasal 106 ayat 3 berbunyi

    bahwa yang dimaksud dengan bantuan teknis antara lain memberikan Model

    Halaman - 1

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    2/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    Perda BG dan/atau bantuan teknis penyusunan rancangan peraturan daerah

    tentang Bangunan Gedung.

    Tujuan dibuatkannya Model Perda BG adalah untuk memberikan acuan dan

    contoh pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung yang telahmengakomodasi berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan,

    Pedoman Teknis dan Standar Teknis di Indonesia. Yang perlu ditekankan di sini

    adalah Model Perda BG yang dibuat merupakan acuan dan contoh, sehingga

    tidak bersifat mengikat dan tidak mengharuskan setiap norma pengaturan

    untuk sama persis. Akan tetapi Model Perda BG dibuat untuk memudahkan dan

    mempercepat proses penyusunan di daerah yang pada proses penyusunannya

    berbagai norma pengaturan dalam Model Perda BG perlu ditajamkan dengan

    berbagai muatan lokal yang ada dan berlaku di setiap daerah.Sehingga

    walaupun pada awalnya mengacu pada Model Perda BG, namun pada

    akhirnya diharapkan Perda BG yang dihasilkan setiap daerah dapat

    menjawab kondisi yang bersifat spesifik.

    Secara kronologis, Model Perda BG sudah 4 kali mengalami penyempurnaan

    sejak pertama kali dibuat. Model Perda BG pertama kali dibuat pada tahun 2003

    pasca UU-BG (UU 28/2002) ditetapkan. Selanjutnya dilakukan penyempurnaan

    pertama kali pada tahun 2007 pasca PP-BG (PP 36/2005) ditetapkan.

    Penyempurnaan kedua kali dilakukan pada tahun 2010 pasca terjadinya

    bencana di Padang dan Yogyakarta. Penyempurnaan kedua ini dilakukan PBL

    bekerjasama dengan JICA yang memiliki pengalaman dalam hal penyelenggaraan

    Bangunan Gedung tahan gempa. Penyempurnaan ketiga kali dilakukan pada

    tahun 2012 pasca UU 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

    undangan ditetapkan dan bertepatan dengan momentum dasawarsa UU-BG.

    Sedangkan penyempurnaan terakhir yang merupakan keempat kalinya

    dilakukan pada cetakan kali ini pada tahun 2014.

    Sistematika penjabaran dalam Model Perda BG antara lain meliputi:

    Penjelasan dan Contoh pada bagian Judul;

    Halaman - 2

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    3/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    Penjelasan dan Contoh pada bagian Pembukaan;

    Penjelasan dan Contoh pada bagian Batang Tubuh;

    Penjelasan dan Contoh pada bagian Penutup;

    Penjelasan dan Contoh pada bagian Penjelasan

    Penjelasan dan Contoh pada bagian Lampiran (Jika Diperlukan).

    Sedangkan muatan pengaturan minimal yang dijabarkan di dalam Model Perda

    BG meliputi 12 bab, yaitu:

    1. Ketentuan Umum

    2. Fungsi Dan Klasifikasi Bangunan Gedung

    3. Persyaratan Bangunan Gedung

    4. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

    5. Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG)

    6. Peran Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung

    7. Pembinaan

    8. Sanksi Administratif

    9. Ketentuan Pidana

    10. Ketentuan Penyidikan

    11. Ketentuan Peralihan

    12. Ketentuan Penutup

    Diharapkan Model Perda BG yang disusun ini dapat bermanfaat bagi proses

    penyusunan Ranperda BG di daerah dan pada akhirnya dapat berkontribusi

    dalam proses percepatan penyelesaian Perda BG di Indonesia. Tim Penyusun

    mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas berbagai kontribusi,

    masukan, kritik dan saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak dalam

    proses penyempurnaan Model Perda BG ini.

    Halaman - 3

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    4/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    JAKARTA, JUNI 2014

    PENYUSUN

    Halaman - 4

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    5/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    DAFTAR ISI

    PENGANTAR 1

    DAFTAR ISI 4

    PENJABARAN MODEL PERDA TENTANG BANGUNAN GEDUNG 8

    I. JUDUL 8

    II. PEMBUKAAN 8

    2.1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa 8

    2.2. Jabatan pembentuk Peraturan Perundang-undangan 8

    2.3. Konsiderans 8

    2.4. Dasar Hukum 9

    2.5. Diktum 10

    III. BATANG TUBUH 10

    3.1. Ketentuan Umum 10

    3.1.1. Pengertian 10

    3.1.2. Azas, Tujuan, dan Lingkup16

    3.2. Fungsi Dan Klasifikasi Bangunan Gedung17

    3.3. Persyaratan Bangunan Gedung 23

    3.3.1. Umum 23

    3.3.2. Persyaratan Administratif24

    3.3.2.1. Status Kepemilikan Hak Atas Tanah24

    3.3.2.2. Status Kepemilikan Bangunan Gedung 25

    3.3.2.3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 26

    3.3.2.4. IMB di Atas dan/atau di Bawah Tanah, Air dan/atau

    Prasarana/Sarana Umum 27

    3.3.2.5. Kelembagaan 28

    3.3.3. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung 28

    3.3.3.1. Umum 29

    Halaman - 5

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    6/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    3.3.3.2. Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan 29

    3.3.3.3. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas Bangunan Gedung 29

    3.3.3.4. Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung33

    3.3.3.5. Persyaratan Pengendalian Dampak Lingkungan 39

    3.3.3.6. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan 39

    3.3.3.7. Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung41

    3.3.3.8. Persyaratan Keselamatan Bangunan Gedung 41

    3.3.3.9. Persyaratan Kesehatan Bangunan Gedung47

    3.3.3.10. Persyaratan Kenyamanan Bangunan Gedung 52

    3.3.3.11. Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung 54

    3.3.4. Persyaratan Pembangunan Bangunan Gedung di Atas atau di Bawah

    Tanah, Air atau Prasarana/Sarana Umum, dan pada Daerah Hantaran

    Udara Listrik Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi/Ultra Tinggi dan/atau

    Menara Telekomunikasi dan/atau Menara Air55

    3.3.5. Persyaratan Bangunan Gedung Adat, Bangunan Gedung Tradisional,

    Pemanfaatan Simbol dan Unsur/Elemen Tradisional serta Kearifan

    Lokal57

    3.3.5.1. Bangunan Gedung Adat 58

    3.3.5.2. Bangunan Gedung dengan Gaya/langgam Tradisional 60

    3.3.5.3. Penggunaan Simbol dan Unsur/Elemen Tradisional 64

    3.3.5.4. Kearifan Lokal 65

    3.3.6. Persyaratan Bangunan Gedung Semi Permanen dan Bangunan Gedung

    Darurat 65

    3.3.7. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Bencana Alam 66

    3.3.7.1. Umum 66

    3.3.7.2. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan Tanah Longsor

    66

    3.3.7.3. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan Gelombang

    Pasang 67

    3.3.7.4. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan Banjir 68

    3.3.7.5. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan Bencana Angin

    Topan 68

    3.3.7.6. Persyaratan Bangunan Gedung di Kawasan Rawan Bencana Alam

    Geologi 693.3.7.6. Tata Cara Dan Persyaratan Penyelenggaraan Bangunan Gedung di

    Kawasan Rawan Bencana Alam 73

    Halaman - 6

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    7/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    3.4. Penyelenggaraan Bangunan Gedung73

    3.4.1. Umum 73

    3.4.2. Kegiatan Pembangunan 74

    3.4.2.1. Umum 74

    3.4.2.2. Perencanaan Teknis 75

    3.4.2.3. Dokumen Rencana Teknis 75

    3.4.2.4. Pengaturan Retribusi IMB 76

    3.4.2.5. Tata Cara Penerbitan IMB 80

    3.4.2.6. Penyedia Jasa Perencanaan Teknis 85

    3.4.3. Pelaksanaan Konstruksi 86

    3.4.3.1. Pelaksanaan Konstruksi 87

    3.4.3.2. Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi 88

    3.4.3.3. Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung89

    3.4.3.4. Tata Cara Penerbitan SLF Bangunan Gedung 92

    3.4.3.5. Pendataan Bangunan Gedung94

    3.4.4. Kegiatan Pemanfaatan Bangunan Gedung 94

    3.4.4.1. Umum 94

    3.4.4.2. Pemeliharaan 95

    3.4.4.3. Perawatan 95

    3.4.4.4. Pemeriksaan Berkala 96

    3.4.4.5. Perpanjangan SLF 97

    3.4.4.6. Pengawasan Pemanfaatan Bangunan Gedung 99

    3.4.4.7. Pelestarian 99

    3.4.4.8. Penetapan dan Pendaftaran Bangunan Gedung yang Dilestarikan

    99

    3.4.4.9. Pemanfaatan Bangunan Gedung yang Dilestarikan 101

    3.4.5. Pembongkaran 102

    3.4.5.1. Umum 102

    3.4.5.2. Penetapan Pembongkaran 102

    3.4.5.3. Rencana Teknis Pembongkaran 103

    3.4.5.4. Pelaksanaan Pembongkaran 104

    3.4.5.5. Pengawasan Pembongkaran Bangunan Gedung 104

    3.4.6. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Pascabencana 105

    Halaman - 7

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    8/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    3.4.6.1. Penanggulangan Darurat 105

    3.4.6.2. Bangunan Gedung Umum Sebagai Tempat Penampungan 106

    3.4.6.3. Rehabilitasi Pascabencana 106

    3.5. Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG)108

    3.5.1. Pembentukan TABG108

    3.5.2. Tugas dan Fungsi 109

    3.5.3. Pembiayaan TABG 110

    3.6. Peran Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung 110

    3.6.1. Lingkup Peran Masyarakat110

    3.6.2. Forum Dengar Pendapat 114

    3.6.3. Gugatan Perwakilan115

    3.6.4. Bentuk Peran Masyarakat dalam Tahap Rencana Pembangunan 116

    3.6.5. Bentuk Peran Masyarakat dalam Proses Pelaksanaan Konstruksi 116

    3.6.6. Bentuk Peran Masyarakat dalam Pemanfaatan Bangunan Gedung117

    3.6.7. Bentuk Peran Masyarakat dalam Pelestarian Bangunan Gedung 117

    3.6.8. Bentuk Peran Masyarakat dalam Pembongkaran Bangunan 118

    3.6.9. Tindak Lanjut118

    3.7. Pembinaan 1193.7.1. Umum 119

    3.7.2. Pengaturan 119

    3.7.3. Pemberdayaan 120

    3.7.4. Pengawasan 121

    3.8. Sanksi Administratif 121

    3.9. Ketentuan Pidana 124

    3.10. Ketentuan Penyidikan 126

    3.11. Ketentuan Peralihan 127

    3.12. Ketentuan Penutup 128

    IV. PENUTUP 129

    V. PENJELASAN130

    5.1. Penjelasan Umum 130

    5.2. Penjelasan Pasal demi Pasal135

    5.3. Tambahan Lembaran Daerah190

    Halaman -

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    9/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    VI. LAMPIRAN 190

    6.1. Judul lampiran 190

    6.2. Nama lampiran 191

    6.3. Isi Lampiran 191

    6.4. Nama dan tanda tangan pejabat yang mengesahkan atau menetapkan

    (pada halaman akhir tiap lampiran)191

    PENDELEGASIAN & PENGACUAN 193

    A. DAFTAR SUBSTANSI DALAM MODEL PERDA BG YANG DIDELEGASIKAN

    KE DALAM PERATURAN BUPATI/WALIKOTA 193

    B. DAFTAR SNI YANG DIACU DALAM MODEL PERDA BG 195

    C. DAFTAR PEDOMAN TEKNIS YANG DIACU DALAM MODEL PERDA BG 197

    D. DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG DIACU DALAM

    MODEL PERDA BG 198

    Halaman - !

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    10/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    PENJABARAN MODEL PERDA

    TENTANG BANGUNAN GEDUNG

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    I. JUDUL

    BUPATI/WALIKOTA ......

    PROVINSI .....

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

    NOMOR .......... TAHUN ....

    TENTANG

    BANGUNAN GEDUNG

    II. PEMBUKAAN

    2.1. Frasa Dengan Rahmat

    Tuhan Yang Maha Esa

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    2.2. Jabatan pembentuk

    Peraturan Perundang-

    undangan

    BUPATI/WALIKOTA ,

    2.3. Konsiderans Menimbang:a.bahwa penyelenggaraan Bangunan

    Gedung harus dilaksanakan secara tertib,

    sesuai dengan fungsinya, dan memenuhi

    persyaratan administratif dan teknis

    Bangunan Gedung agar menjamin

    Halaman - 10

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    11/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    keselamatan penghuni dan

    lingkungannya;

    b.bahwa penyelenggaraan Bangunan

    Gedung harus dapat memberikan

    keamanan dan kenyamanan bagi

    lingkungannya;

    c.bahwa untuk melaksanakan ketentuan

    Pasal 109 ayat (1) Peraturan Pemerintah

    Nomor 36 Tahun 2005 Peraturan

    Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28

    Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;

    2.4. Dasar Hukum Mengingat:1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar

    Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

    2. Undang-Undang Nomor ... Tahun ...

    tentang Pembentukan

    Kabupaten/Kota ..... (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun .... Nomor ..... );

    3.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002

    tentang Bangunan Gedung (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

    4.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesi Tahun 2004

    Nomor 125 ) sebagaimana telah diubah

    dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

    2008 tentang Perubahan Kedua Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

    Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

    Halaman - 11

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    12/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

    59);

    5.Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun

    2005 tentang Peraturan Pelaksana

    Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002

    tentang Bangunan Gedung (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4532);

    2.5. Diktum

    frasa Dengan

    Persetujuan

    Bersama ...

    kata Memutuskan

    kata Menetapkan

    jenis dan nama

    Peraturan Perundang-

    undangan

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

    KABUPATEN/KOTA ..

    dan

    BUPATI/WALIKOTA ..

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG

    BANGUNAN GEDUNG.III. BATANG TUBUH

    3.1. Ketentuan Umum BAB I

    KETENTUAN UMUM

    3.1.1. Pengertian Bagian Kesatu

    Pengertian

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

    1" Daerah adalah Kabupaten/Kota ..................

    2" Pemerintah Daerah adalah Bupati/Walikota ...........

    dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara

    pemerintahan daerah.

    3" Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota .............

    4" Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

    Kabupaten/Kota ............, yang selanjutnya disingkatDPRD adalah adalah lembaga perwakilan rakyat

    daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

    Halaman - 12

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    13/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    daerah.

    5" Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,

    adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang

    kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

    Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    6" Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan

    konstruksi yang menyatu dengan tempat

    kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di

    atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang

    berfungsi sebagai tempat manusia melakukan

    kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal,

    kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,budaya, maupun kegiatan khusus.

    7" Bangunan Gedung Umum adalah Bangunan Gedung

    yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik

    berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun

    fungsi sosial dan budaya.

    " Bangunan Gedung Tertentu adalah Bangunan Gedung

    yang digunakan untuk kepentingan umum dan

    Bangunan Gedung fungsi khusus, yang dalam

    pembangunan dan/atau pemanfaatannya

    membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau memiliki

    kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan

    dampak penting terhadap masyarakat dan

    lingkungannya.

    !" Bangunan Gedung adat merupakan Bangunan

    Gedung yang didirikan menggunakan kaidah/norma

    adat masyarakat setempat sesuai dengan budaya dan

    sistem nilai yang berlaku, untuk dimanfaatkansebagai wadah kegiatan adat.

    10" Bangunan Gedung dengan gaya/langgam tradisional

    merupakan Bangunan Gedung yang didirikan

    menggunakan kaidah/norma tradisional masyarakat

    setempat sesuai dengan budaya yang diwariskan

    secara turun temurun, untuk dimanfaatkan sebagai

    wadah kegiatan masyarakat sehari-hari selain dari

    kegiatan adat.

    11" Klasifikasi Bangunan Gedung adalah klasifikasi darifungsi Bangunan Gedung berdasarkan pemenuhan

    tingkat persyaratan administratif dan persyaratan

    Halaman - 13

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    14/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    teknisnya.

    12" Keterangan Rencana Kabupaten/Kota adalah

    informasi tentang persyaratan tata bangunan dan

    lingkungan yang diberlakukan oleh PemerintahKabupaten/Kota pada lokasi tertentu.

    13" Izin Mendirikan Bangunan Gedung, yang selanjutnya

    disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh

    Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemilik

    Bangunan Gedung untuk membangun baru,

    mengubah, memperluas, mengurangi dan/atau

    merawat Bangunan Gedung sesuai dengan

    persyaratan administratif dan persyaratan teknis.

    14" Permohonan Izin Mendirikan Bangunan Gedung

    adalah permohonan yang dilakukan Pemilik

    Bangunan Gedung kepada Pemerintah Daerah untuk

    mendapatkan izin mendirikan Bangunan Gedung.

    15" Garis Sempadan Bangunan Gedung adalah garis maya

    pada persil atau tapak sebagai batas minimum

    diperkenankannya didirikan Bangunan Gedung,

    dihitung dari garis sempadan jalan, tepi sungai atau

    tepi pantai atau jaringan tegangan tinggi atau garis

    sempadan pagar atau batas persil atau tapak.

    16" Koefisien Dasar Bangunan, yang selanjutnya disingkat

    KDB adalah angka persentase perbandingan antara

    luas seluruh lantai dasar Bangunan Gedung danluas

    lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

    dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata

    bangunan dan lingkungan.

    17" Koefisien Lantai Bangunan, yang selanjutnya

    disingkat KLB adalah angka persentase perbandinganantara luas seluruh lantai Bangunan Gedung dan

    luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

    dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata

    bangunan dan lingkungan.

    1" Koefisien Daerah Hijau, yang selanjutnya disingkat

    KDH adalah angka persentase perbandingan antara

    luas seluruh ruang terbuka di luar Bangunan Gedung

    yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan

    dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yangdikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata

    Halaman - 14

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    15/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    bangunan dan lingkungan.

    1!" Koefisien Tapak Basemen, yang selanjutnya disingkat

    KTB adalah angka persentase perbandingan antara

    luas tapak basemen dan luas lahan/tanahperpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai

    rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan

    lingkungan.

    20" Ruang Terbuka Hijau Pekarangan

    21" Pedoman Teknis adalah acuan teknis yang merupakan

    penjabaran lebih lanjut dari peraturan pemerintah

    dalam bentuk ketentuan teknis penyelenggaraan

    Bangunan Gedung.

    22" Standar Teknis adalah standar yang dibakukan

    sebagai standar tata cara, standar spesifikasi, dan

    standar metode uji baik berupa Standar Nasional

    Indonesia maupun standar internasional yang

    diberlakukan dalam penyelenggaraan Bangunan

    Gedung.

    23" Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, yang

    selanjutnya disebut RTRW adalah hasil perencanaan

    tata ruang wilayah kabupaten/kota yang telahditetapkan dengan peraturan daerah.

    24" Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, yang

    selanjutnya disebut RDTR adalah penjabaran dari

    Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota ke

    dalam rencana pemanfaatan kawasan perkotaan.

    25" Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur

    tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan

    ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap

    blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam

    rencana rinci tata ruang.

    26" Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, yang

    selanjutnya disingkat RTBL adalah panduan rancang

    bangun suatu kawasan untuk mengendalikan

    pemanfaatan ruang yang memuat rencana program

    bangunan dan lingkungan, rencana umum dan

    panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan

    pengendalian rencana dan pedoman pengendalian

    pelaksanaan.

    27" Penyelenggaraan Bangunan Gedung adalah kegiatan

    Halaman - 15

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    16/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    pembangunan Bangunan Gedung yang meliputi

    proses Perencanaan Teknis dan pelaksanaan

    konstruksi serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian

    dan pembongkaran.

    2" Perencanaan Teknis adalah proses membuat gambar

    teknis Bangunan Gedung dan kelengkapannya yang

    mengikuti tahapan prarencana, pengembangan

    rencana dan penyusunan gambar kerja yang terdiri

    atas: rencana arsitektur, rencana struktur, rencana

    mekanikal/elektrikal, rencana tata ruang luar,

    rencana tata ruang-dalam/interior serta rencana

    spesifikasi teknis, rencana anggaran biaya, dan

    perhitungan teknis pendukung sesuai pedoman danStandar Teknis yang berlaku.

    2!" Pertimbangan Teknis adalah pertimbangan dari Tim

    Ahli Bangunan Gedung yang disusun secara tertulis

    dan profesional terkait dengan pemenuhan

    persyaratan teknis Bangunan Gedung baik dalam

    proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian,

    maupun pembongkaran Bangunan Gedung.

    30" Pemanfaatan Bangunan Gedung adalah kegiatan

    memanfaatkan Bangunan Gedung sesuai denganfungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiatan

    pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara

    berkala.

    31" Pemeriksaan Berkala adalah kegiatan pemeriksaan

    keandalan seluruh atau sebagian Bangunan Gedung,

    komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan

    sarananya dalam tenggang waktu tertentu guna

    menyatakan kelaikan fungsi Bangunan Gedung.

    32" Laik Fungsi adalah suatu kondisi Bangunan Gedung

    yang memenuhi persyaratan administratif dan

    persyaratan teknis sesuai dengan fungsi Bangunan

    Gedung yang ditetapkan.

    33" Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan

    Bangunan Gedung beserta prasarana dan sarananya

    agar selalu Laik Fungsi.

    34" Perawatan adalah kegiatan memperbaiki dan/atau

    mengganti bagian Bangunan Gedung, komponen,bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana

    Halaman - 16

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    17/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    agar Bangunan Gedung tetap Laik Fungsi.

    35" Pelestarian adalah kegiatan perawatan, pemugaran,

    serta pemeliharaan Bangunan Gedung dan

    lingkungannya untuk mengembalikan keandalanbangunan tersebut sesuai dengan aslinya atau sesuai

    dengan keadaan menurut periode yang dikehendaki.

    36" Pemugaran Bangunan Gedung yang dilindungi dan

    dilestarikan adalah kegiatan memperbaiki,

    memulihkan kembali Bangunan Gedung ke bentuk

    aslinya.

    37" Pembongkaran adalah kegiatan membongkar atau

    merobohkan seluruh atau sebagian Bangunan

    Gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau

    prasarana dan sarananya.

    3" Penyelenggara Bangunan Gedung adalah pemilik,

    Penyedia Jasa Konstruksi, dan Pengguna Bangunan

    Gedung.

    3!" Pemilik Bangunan Gedung adalah orang, badan

    hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang

    menurut hukum sah sebagai Pemilik Bangunan

    Gedung.

    40" Pengguna Bangunan Gedung adalah Pemilik

    Bangunan Gedung dan/atau bukan Pemilik

    Bangunan Gedung berdasarkan kesepakatan dengan

    Pemilik Bangunan Gedung, yang menggunakan

    dan/atau mengelola Bangunan Gedung atau bagian

    Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi yang

    ditetapkan.

    41" Penyedia Jasa Konstruksi Bangunan Gedung adalah

    orang perorangan atau badan yang kegiatan usahanya

    menyediakan layanan jasa konstruksi bidang

    Bangunan Gedung, meliputi perencana teknis,

    pelaksana konstruksi, pengawas/manajemen

    konstruksi, termasuk Pengkaji Teknis Bangunan

    Gedung dan Penyedia Jasa Konstruksi lainnya.

    42"Tim Ahli Bangunan Gedung, yang selanjutnya

    disingkat TABG adalah tim yang terdiri dari para ahli

    yang terkait dengan penyelenggaraan Bangunan

    Gedung untuk memberikan Pertimbangan Teknis

    dalam proses penelitian dokumen rencana teknis

    Halaman - 17

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    18/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    dengan masa penugasan terbatas, dan juga untuk

    memberikan masukan dalam penyelesaian masalah

    penyelenggaraan Bangunan Gedung Tertentu yang

    susunan anggotanya ditunjuk secara kasus per kasus

    disesuaikan dengan kompleksitas Bangunan Gedung

    Tertentu tersebut.

    43" Pengkaji Teknis adalah orang perorangan, atau badan

    hukum yang mempunyai sertifikat keahlian untuk

    melaksanakan pengkajian teknis atas kelaikan fungsi

    Bangunan Gedung sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    44" Pengawas adalah orang yang mendapat tugas untuk

    mengawasi pelaksanaan mendirikan bangunan sesuaidengan IMB yang diangkat oleh Pemilik Bangunan

    Gedung.

    45" Masyarakat adalah perorangan, kelompok, badan

    hukum atau usaha, dan lembaga atau organisasi yang

    kegiatannya di bidang Bangunan Gedung, termasuk

    masyarakat hukum adat dan masyarakat ahli, yang

    berkepentingan dengan penyelenggaraan Bangunan

    Gedung.

    46" Peran Masyarakat dalam penyelenggaraan Bangunan

    Gedung adalah berbagai kegiatan masyarakat yang

    merupakan perwujudan kehendak dan keinginan

    masyarakat untuk memantau dan menjaga ketertiban,

    memberi masukan, menyampaikan pendapat dan

    pertimbangan, serta melakukan Gugatan Perwakilan

    berkaitan dengan penyelenggaraan Bangunan Gedung.

    47" Dengar Pendapat Publik adalah forum dialog yang

    diadakan untuk mendengarkan dan menampungaspirasi masyarakat baik berupa pendapat,

    pertimbangan maupun usulan dari masyarakat

    umum sebagai masukan untuk menetapkan kebijakan

    Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam

    penyelenggaraan Bangunan Gedung.

    4" Gugatan Perwakilan adalah gugatan yang berkaitan

    dengan penyelenggaraan Bangunan Gedung yang

    diajukan oleh satu orang atau lebih yang mewakili

    kelompok dalam mengajukan gugatan untukkepentingan mereka sendiri dan sekaligus mewakili

    pihak yang dirugikan yang memiliki kesamaan fakta

    Halaman - 1

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    19/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    atau dasar hukum antara wakil kelompok dan

    anggota kelompok yang dimaksud.

    4!" Pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

    adalah kegiatan pengaturan, pemberdayaan, danpengawasan dalam rangka mewujudkan tata

    pemerintahan yang baik sehingga setiap

    penyelenggaraan Bangunan Gedung dapat

    berlangsung tertib dan tercapai keandalan Bangunan

    Gedung yang sesuai dengan fungsinya, serta

    terwujudnya kepastian hukum.

    50" Pengaturan adalah penyusunan dan pelembagaan

    peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk,

    dan Standar Teknis Bangunan Gedung sampai didaerah dan operasionalisasinya di masyarakat.

    51" Pemberdayaan adalah kegiatan untuk

    menumbuhkembangkan kesadaran akan hak,

    kewajiban, dan peran para Penyelenggara Bangunan

    Gedung dan aparat Pemerintah Daerah dalam

    penyelenggaraan Bangunan Gedung.

    52" Pengawasan adalah pemantauan terhadap

    pelaksanaan penerapan peraturan perundang-

    undangan bidang Bangunan Gedung dan upaya

    penegakan hukum.

    3.1.2. Azas, Tujuan, dan

    Lingkup

    Bagian Kedua

    Maksud, Tujuan, dan Lingkup

    Paragraf 1

    Maksud

    Pasal 2

    Peraturan Daerah ini dimaksudkan sebagai pengaturan

    lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002

    tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah

    Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana

    Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang BangunanGedung, baik dalam pemenuhan persyaratan yang

    diperlukan dalam penyelenggaraan bangunan gedung,

    Halaman - 1!

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    20/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    maupun dalam pemenuhan tertib penyelenggaraan

    bangunan gedung di daerah.

    Paragraf 2

    Tujuan

    Pasal 3

    Peraturan Daerah ini bertujuan untuk:

    1" mewujudkan Bangunan Gedung yang fungsional dan

    sesuai dengan tata Bangunan Gedung yang serasi dan

    selaras dengan lingkungannya;

    2" mewujudkan tertib penyelenggaraan Bangunan

    Gedung yang menjamin keandalan teknis Bangunan

    Gedung dari segi keselamatan, kesehatan,

    kenyamanan, dan kemudahan;

    3" mewujudkan kepastian hukum dalam

    penyelenggaraan Bangunan Gedung.

    Paragraf 3

    Lingkup

    Pasal 4

    (1) Lingkup Peraturan Daerah ini meliputi ketentuan

    mengenai fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung,

    persyaratan Bangunan Gedung, penyelenggaraan

    Bangunan Gedung, TABG, Peran Masyarakat,

    pembinaan dalam penyelenggaraan Bangunan

    Gedung, sanksi administratif, penyidikan, pidana, dan

    peralihan.

    (2) Untuk Bangunan Gedung fungsi khusus, dalam hal

    persyaratan, penyelenggaraan dan pembinaan tidak

    diatur dalam Peraturan Daerah ini, maka harus

    mengikuti Peraturan Pemerintah yang mengaturnya.

    3.2. Fungsi Dan BAB II

    Halaman - 20

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    21/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    Klasifikasi Bangunan

    Gedung

    FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG

    Pasal 5

    (1) Fungsi Bangunan Gedung merupakan ketetapan

    mengenai pemenuhan persyaratan teknis Bangunan

    Gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan

    lingkungan maupun keandalannya serta sesuai

    dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW,

    RDTR dan/atau RTBL.

    (2) Fungsi Bangunan Gedung meliputi:

    a" Bangunan Gedung fungsi hunian, dengan fungsi

    utama sebagai tempat manusia tinggal;

    #" Bangunan Gedung fungsi keagamaan dengan

    fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan

    ibadah;

    $" Bangunan Gedung fungsi usaha dengan fungsi

    utama sebagai tempat manusia melakukan

    kegiatan usaha;

    d" Bangunan Gedung fungsi sosial dan budaya

    dengan fungsi utama sebagai tempat manusia

    melakukan kegiatan sosial dan budaya;

    e" Bangunan Gedung fungsi khusus dengan fungsi

    utama sebagai tempat manusia melakukan

    kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan

    tinggi dan/atau tingkat risiko bahaya tinggi; dan

    %" Bangunan Gedung lebih dari satu fungsi.

    Pasal 6

    (1) Bangunan Gedung fungsi hunian dengan fungsi

    utama sebagai tempat manusia tinggal dapat

    berbentuk:

    a" bangunan rumah tinggal tunggal;

    #" bangunan rumah tinggal deret;

    $" bangunan rumah tinggal susun; dan

    d" bangunan rumah tinggal sementara.

    (2) Bangunan Gedung fungsi keagamaan dengan fungsi

    Halaman - 21

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    22/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    utama sebagai tempat manusia melakukan ibadah

    keagamaan dapat berbentuk:

    a" bangunan masjid, mushalla, langgar, surau;

    #" bangunan gereja, kapel;

    $" bangunan pura;

    d" bangunan vihara;

    e" bangunan kelenteng; dan

    %" bangunan keagamaan dengan sebutan lainnya.

    (3) Bangunan Gedung fungsi usaha dengan fungsi utama

    sebagai tempat manusia melakukan kegiatan usaha

    dapat berbentuk:

    a" Bangunan Gedung perkantoran seperti bangunan

    perkantoran non-pemerintah dan sejenisnya;

    #" Bangunan Gedung perdagangan seperti

    bangunan pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan,

    mal dan sejenisnya;

    $" Bangunan Gedung pabrik;

    d" Bangunan Gedung perhotelan seperti bangunan

    hotel, motel, hostel, penginapan dan sejenisnya;

    e" Bangunan Gedung wisata dan rekreasi seperti

    tempat rekreasi, bioskop dan sejenisnya;

    %" Bangunan Gedung terminal seperti bangunan

    stasiun kereta api, terminal bus angkutan

    umum, halte bus, terminal peti kemas,

    pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan

    perikanan, bandar udara;

    g" Bangunan Gedung tempat penyimpanansementara seperti bangunan gudang, gedung

    parkir dan sejenisnya; dan

    h" Bangunan Gedung tempat penangkaran atau

    budidaya seperti bangunan sarang burung walet,

    bangunan peternakan sapi dan sejenisnya.

    (4) Bangunan Gedung sosial dan budaya dengan fungsi

    utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan

    sosial dan budaya dapat berbentuk:

    a" Bangunan Gedung pelayanan pendidikan seperti

    bangunan sekolah taman kanak kanak,

    Halaman - 22

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    23/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    pendidikan dasar, pendidikan menengah,

    pendidikan tinggi, kursus dan semacamnya;

    #" Bangunan Gedung pelayanan kesehatan seperti

    bangunan puskesmas, poliklinik, rumah bersalin,rumah sakit termasuk panti-panti dan

    sejenisnya;

    $" Bangunan Gedung kebudayaan seperti bangunan

    museum, gedung kesenian, Bangunan Gedung

    adat dan sejenisnya;

    d" Bangunan Gedung laboratorium seperti

    bangunan laboratorium fisika, laboratorium

    kimia, dan laboratorium lainnya, dan

    e" Bangunan Gedung pelayanan umum seperti

    bangunan stadion, gedung olah raga dan

    sejenisnya.

    (5) Bangunan fungsi khusus dengan fungsi utama yang

    memerlukan tingkat kerahasiaan tinggi untuk

    kepentingan nasional dan/atau yang mempunyai

    tingkat risiko bahaya yang tinggi, meliputi:

    a" bangunan gedung untuk reaktor nuklir;

    #" bangunan gedung untuk instalasi pertahanan

    dan keamanan;

    $" dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh

    Menteri.

    (6) Bangunan Gedung lebih dari satu fungsi dengan

    fungsi utama kombinasi lebih dari satu fungsi dapat

    berbentuk:

    d" bangunan rumah dengan toko (ruko);

    e" bangunan rumah dengan kantor (rukan);

    %" Bangunan Gedung mal-apartemen-perkantoran;

    g" Bangunan Gedung mal-apartemen-perkantoran-

    perhotelan;

    h" dan sejenisnya.

    Pasal 7(1) Klasifikasi Bangunan Gedung menurut kelompok

    fungsi bangunan didasarkan pada pemenuhan syarat

    Halaman - 23

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    24/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    administrasi dan persyaratan teknis Bangunan

    Gedung.

    (2) Fungsi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 5 diklasifikasikan berdasarkan tingkatkompleksitas, tingkat permanensi, tingkat risiko

    kebakaran, zonasi gempa, lokasi, ketinggian, dan/atau

    kepemilikan.

    (3) Klasifikasi berdasarkan tingkat kompleksitas meliputi:

    a.Bangunan Gedung sederhana, yaitu Bangunan

    Gedung dengan karakter sederhana serta memiliki

    kompleksitas dan teknologi sederhana dan/atau

    Bangunan Gedung yang sudah memiliki desain

    prototip;

    b.Bangunan Gedung tidak sederhana, yaitu

    Bangunan Gedung dengan karakter tidak

    sederhana serta memiliki kompleksitas dan atau

    teknologi tidak sederhana; serta

    c.Bangunan Gedung khusus, yaitu Bangunan

    Gedung yang memiliki penggunaan dan

    persyaratan khusus, yang dalam perencanaan dan

    pelaksanaannya memerlukan

    penyelesaian/teknologi khusus.

    (4) Klasifikasi berdasarkan tingkat permanensi meliputi:

    a.Bangunan Gedung darurat atau sementara, yaitu

    Bangunan Gedung yang karena fungsinya

    direncanakan mempunyai umur layanan sampai

    dengan 5 (lima) tahun;

    b.Bangunan Gedung semi permanen, yaitu

    Bangunan Gedung yang karena fungsinya

    direncanakan mempunyai umur layanan di atas 5

    (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun; serta

    c.Bangunan Gedung permanen, yaitu Bangunan

    Gedung yang karena fungsinya direncanakan

    mempunyai umur layanan di atas 20 (dua puluh)

    tahun.

    (5) Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko kebakaran

    meliputi:

    a.Tingkat risiko kebakaran rendah, yaitu BangunanGedung yang karena fungsinya, disain

    Halaman - 24

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    25/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    penggunaan bahan dan komponen unsur

    pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas

    bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah

    terbakarnya rendah;

    b.Tingkat risiko kebakaran sedang, yaitu Bangunan

    Gedung yang karena fungsinya, disain

    penggunaan bahan dan komponen unsur

    pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas

    bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah

    terbakarnya sedang; serta

    c.Tingkat risiko kebakaran tinggi, yaitu Bangunan

    Gedung yang karena fungsinya, dan disain

    penggunaan bahan dan komponen unsurpembentuknya, serta kuantitas dan kualitas

    bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah

    terbakarnya sangat tinggi dan/atau tinggi.

    (6) Klasifikasi berdasarkan zonasi gempa meliputi tingkat

    zonasi gempa di wilayah Kabupaten/Kota .........

    berdasarkan tingkat kerawanan bahaya gempa,

    sebagaimana dijabarkan lebih lanjut dalam Lampiran

    . Peraturan Daerah ini.

    (7) Klasifikasi berdasarkan lokasi meliputi:

    a.Bangunan Gedung di lokasi renggang, yaitu

    Bangunan Gedung yang pada umumnya terletak

    pada daerah pinggiran/luar kota atau daerah yang

    berfungsi sebagai resapan;

    b.Bangunan Gedung di lokasi sedang, yaitu

    Bangunan Gedung yang pada umumnya terletak

    di daerah permukiman; serta

    c.Bangunan Gedung di lokasi padat, yaitu

    Bangunan Gedung yang pada umumnya terletak

    di daerah perdagangan/pusat kota.

    () Klasifikasi berdasarkan ketinggian Bangunan Gedung

    meliputi:

    a.Bangunan Gedung bertingkat rendah, yaitu

    Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai

    sampai dengan 4 lantai;

    b.Bangunan Gedung bertingkat sedang, yaituBangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai

    Halaman - 25

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    26/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    mulai dari 5 lantai sampai dengan 8 lantai; serta

    c.Bangunan Gedung bertingkat tinggi, yaitu

    Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai

    lebih dari 8 lantai.

    (!) Klasifikasi berdasarkan kepemilikan meliputi:

    a.Bangunan Gedung milik negara, yaitu Bangunan

    Gedung untuk keperluan dinas yang

    menjadi/akan menjadi kekayaan milik negara dan

    diadakan dengan sumber pembiayaan yang

    berasal dari dana APBN, dan/atau APBD,

    dan/atau sumber pembiayaan lain, seperti:

    gedung kantor dinas, gedung sekolah, gedung

    rumah sakit, gudang, rumah negara, dan lain-

    lain;

    b.Bangunan Gedung milik perorangan, yaitu

    Bangunan Gedung yang merupakan kekayaan

    milik pribadi atau perorangan dan diadakan

    dengan sumber pembiayaan dari dana pribadi

    atau perorangan; serta

    c.Bangunan Gedung milik badan usaha, yaitu

    Bangunan Gedung yang merupakan kekayaanmilik badan usaha non pemerintah dan diadakan

    dengan sumber pembiayaan dari dana badan

    usaha non pemerintah tersebut.

    Pasal 8

    (1) Penentuan Klasifikasi Bangunan Gedung atau bagian

    dari gedung ditentukan berdasarkan fungsi yang

    digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan atauperubahan yang diperlukan pada Bangunan Gedung.

    (2) Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung harus

    sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam

    RTRW, RDTR, dan/atau RTBL.

    (3) Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung diusulkan

    oleh Pemilik Bangunan Gedung dalam bentuk rencana

    teknis Bangunan Gedung melalui pengajuan

    permohonan izin mendirikan Bangunan Gedung.

    (4) Penetapan fungsi Bangunan Gedung dilakukan oleh

    Pemerintah Daerah melalui penerbitan IMB

    Halaman - 26

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    27/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    berdasarkan RTRW, RDTR dan/atau RTBL, kecuali

    Bangunan Gedung fungsi khusus oleh Pemerintah

    Pasal 9

    (1) Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung dapat

    diubah dengan mengajukan permohonan IMB baru.

    (2) Perubahan fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh

    pemilik dalam bentuk rencana teknis Bangunan

    Gedung sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur

    dalam RTRW, RDTR dan/atau RTBL.

    (3) Perubahan fungsi dan/atau Klasifikasi BangunanGedung harus diikuti dengan pemenuhan persyaratan

    administratif dan persyaratan teknis Bangunan

    Gedung yang baru.

    (4) Perubahan fungsi dan/atau Klasifikasi Bangunan

    Gedung harus diikuti dengan perubahan data fungsi

    dan/atau Klasifikasi Bangunan Gedung.

    (5) Perubahan fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung

    ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dalam izinmendirikan Bangunan Gedung, kecuali Bangunan

    Gedung fungsi khusus ditetapkan oleh Pemerintah.

    3.3. Persyaratan

    Bangunan Gedung

    BAB III

    PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG

    3.3.1. Umum Bagian KesatuUmum

    Pasal 10

    (1) Setiap Bangunan Gedung harus memenuhi

    persyaratan administratif dan persyaratan teknis

    sesuai dengan fungsi Bangunan Gedung.

    (2) Persyaratan administratif Bangunan Gedung meliputi:a" status hak atas tanah dan/atau izin

    Halaman - 27

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    28/224

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    29/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    hak atas tanah atau bentuk dokumen keterangan

    status tanah lainnya yang sah.

    (3) Dalam hal tanahnya milik pihak lain, Bangunan

    Gedung hanya dapat didirikan dengan izinpemanfaatan tanah dari pemegang hak atas tanah

    atau pemilik tanah dalam bentuk perjanjian tertulis

    antara pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah

    dengan Pemilik Bangunan Gedung.

    (4) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat

    (3) memuat paling sedikit hak dan kewajiban para

    pihak, luas, letak, dan batas-batas tanah, serta fungsi

    Bangunan Gedung dan jangka waktu pemanfaatan

    tanah.

    (5) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat

    (4) memuat paling sedikit hak dan kewajiban para

    pihak, luas, letak, dan batas-batas tanah, serta fungsi

    Bangunan Gedung dan jangka waktu pemanfaatan

    tanah

    (6) Bangunan Gedung yang karena faktor budaya atau

    tradisi setempat harus dibangun di atas air sungai, air

    laut, air danau harus mendapatkan izin dari

    bupati/walikota.

    (7) Bangunan Gedung yang akan dibangun di atas tanah

    milik sendiri atau di atas tanah milik orang lain yang

    terletak di kawasan rawan bencana alam harus

    mengikuti persyaratan yang diatur dalam Keterangan

    Rencana Kabupaten/Kota.

    3.3.2.2. Status Kepemilikan

    Bangunan Gedung

    Paragraf 2

    Status Kepemilikan Bangunan Gedung

    Pasal 12

    (1) Status kepemilikan Bangunan Gedung dibuktikan

    dengan surat bukti kepemilikan Bangunan Gedung

    yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, kecuali

    Bangunan Gedung fungsi khusus oleh Pemerintah.

    (2) Penetapan status kepemilikan Bangunan Gedung

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada

    Halaman - 2!

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    30/224

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    31/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    prasarana Bangunan Gedung.

    #" rehabilitasi/renovasi Bangunan Gedung

    dan/atau prasarana Bangunan Gedung meliputi

    perbaikan/perawatan, perubahan, perluasan/pengurangan; dan

    $" pemugaran/pelestarian dengan mendasarkan

    pada surat Keterangan Rencana Kabupaten/Kota

    (advis planning) untuk lokasi yang bersangkutan.

    (2) Izin mendirikan Bangunan Gedung sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Pemerintah

    Daerah, kecuali Bangunan Gedung fungsi khusus oleh

    Pemerintah.

    (3) Pemerintah Daerah wajib memberikan secara cuma-

    cuma surat Keterangan Rencana Kabupaten/Kota

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk lokasi

    yang bersangkutan kepada setiap orang yang akan

    mengajukan permohonan IMB sebagai dasar

    penyusunan rencana teknis Bangunan Gedung.

    (4) Surat Keterangan Rencana Kabupaten/Kota

    sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan

    ketentuan yang berlaku untuk lokasi yangbersangkutan dan berisi:

    a.fungsi Bangunan Gedung yang dapat dibangun

    pada lokasi bersangkutan;

    b.ketinggian maksimum Bangunan Gedung yang

    diizinkan;

    c.jumlah lantai/lapis Bangunan Gedung di bawah

    permukaan tanah dan KTB yang diizinkan;

    d.garis sempadan dan jarak bebas minimum

    Bangunan Gedung yang diizinkan;e.KDB maksimum yang diizinkan;

    f.KLB maksimum yang diizinkan;

    g.KDH minimum yang diwajibkan;

    h.KTB maksimum yang diizinkan; dan

    i.jaringan utilitas kota.

    (5) Dalam surat Keterangan Rencana Kabupaten/Kota

    sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat juga

    dicantumkan ketentuan-ketentuan khusus yang

    berlaku untuk lokasi yang bersangkutan.

    Halaman - 31

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    32/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    3.3.2.4. IMB di Atas dan/atau

    di Bawah Tanah, Air

    dan/atau

    Prasarana/Sarana

    Umum

    Paragraf 4

    IMB di Atas dan/atau di Bawah Tanah, Air dan/atau

    Prasarana/Sarana Umum

    Pasal 14

    (1) Permohonan IMB untuk Bangunan Gedung yang

    dibangun di atas dan/atau di bawah tanah, air, atau

    prasarana dan sarana umum harus mendapatkan

    persetujuan dari instansi terkait.

    (2) IMB untuk pembangunan Bangunan Gedung

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapat

    Pertimbangan Teknis TABG dan dengan

    mempertimbangkan pendapat masyarakat.

    (3) Pembangunan Bangunan Gedung sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti Standar

    Teknis dan pedoman yang terkait.

    3.3.2.5. Kelembagaan Paragraf 5

    Kelembagaan

    Pasal 15

    (1) Dokumen Permohonan IMB disampaikan/diajukan

    kepada instansi yang menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang perizinan.

    (2) Pemeriksaan dokumen rencana teknis dan

    administratif dilaksanakan oleh instansi teknis

    pembina yang menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang Bangunan Gedung.

    (3) Bupati/walikota dapat melimpahkan sebagian

    kewenangan penerbitan IMB sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dan ayat (2) kepada Camat.

    (4) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (3) mempertimbangkan faktor:

    a" efisiensi dan efektivitas;

    #" mendekatkan pelayanan pemberian IMB kepada

    Halaman - 32

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    33/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    masyarakat;

    $" fungsi bangunan, klasifikasi bangunan, luasan

    tanah dan/atau bangunan yang mampu

    diselenggaraan di kecamatan; dan

    d" kecepatan penanganan penanggulangan darurat

    dan rehabilitasi Bangunan Gedung

    pascabencana.

    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelimpahan sebagian

    kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    diatur dengan peraturan bupati/walikota.

    3.3.3. Persyaratan Teknis

    Bangunan Gedung

    Bagian Ketiga

    Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

    3.3.3.1. Umum Paragraf 1

    Umum

    Pasal 16Persyaratan teknis Bangunan Gedung meliputi persyaratan

    tata bangunan dan lingkungan dan persyaratan keandalan

    bangunan.

    3.3.3.2. Persyaratan Tata

    Bangunan dan

    Lingkungan

    Paragraf 2

    Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan

    Pasal 17

    Persyaratan tata bangunan dan lingkungan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 16 meliputi persyaratan

    peruntukan dan intensitas Bangunan Gedung, persyaratan

    arsitektur Bangunan Gedung dan persyaratan

    pengendalian dampak lingkungan.

    3.3.3.3. Persyaratan

    Peruntukan dan

    Paragraf 3

    Persyaratan Peruntukan dan Intensitas Bangunan

    Halaman - 33

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    34/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    Intensitas Bangunan

    Gedung

    Gedung

    Pasal 18

    (1) Bangunan Gedung harus diselenggarakan sesuai

    dengan peruntukan lokasi yang telah ditetapkan

    dalam RTRW, RDTR dan/atau RTBL.

    (2) Pemerintah Daerah wajib memberikan informasi

    mengenai RTRW, RDTR dan/atau RTBL sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) kepada masyarakat secara

    cuma-cuma.

    (3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi

    keterangan mengenai peruntukan lokasi, intensitas

    bangunan yang terdiri dari kepadatan bangunan,

    ketinggian bangunan, dan garis sempadan bangunan.

    (4) Bangunan Gedung yang dibangun:

    a" di atas prasarana dan sarana umum;

    #" di bawah prasarana dan sarana umum;

    $" di bawah atau di atas air;

    d" di daerah jaringan transmisi listrik tegangantinggi;

    e" di daerah yang berpotensi bencana alam; dan

    %" di Kawasan Keselamatan Operasional

    Penerbangan (KKOP);

    harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan dan memperoleh pertimbangan serta

    persetujuan dari Pemerintah Daerah dan/atau

    instansi terkait lainnya.

    (5) Dalam hal ketentuan mengenai peruntukan lokasi

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum

    ditetapkan, maka ketentuan mengenai peruntukan

    lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

    diatur sementara dalam peraturan bupati/walikota.

    Pasal 19

    (1) Dalam hal terjadi perubahan RTRW, RDTR dan/atauRTBL yang mengakibatkan perubahan peruntukan

    Halaman - 34

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    35/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    lokasi, fungsi Bangunan Gedung yang tidak sesuai

    dengan peruntukan yang baru harus disesuaikan.

    (2)Terhadap kerugian yang timbul akibat perubahan

    peruntukan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) Pemerintah Daerah memberikan penggantian yang

    layak kepada Pemilik Bangunan Gedung sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 20

    (1) Bangunan Gedung yang akan dibangun harus

    memenuhi persyaratan intensitas Bangunan Gedung

    yang meliputi persyaratan kepadatan, ketinggian danjarak bebas Bangunan Gedung, berdasarkan

    ketentuan yang diatur dalam RTRW, RDTR, dan/atau

    RTBL.

    (2) Kepadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    meliputi ketentuan KDB dan Koefisien Daerah Hijau

    (KDH) pada tingkatan tinggi, sedang dan rendah.

    (3) Ketinggian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    meliputi ketentuan tentang jumlah lantai bangunan,

    tinggi bangunan dan KLB pada tingkatan KLB tinggi,

    sedang dan rendah.

    (4) Ketinggian Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud

    pada ayat (3) tidak boleh mengganggu lalu lintas

    penerbangan.

    (5)Jarak bebas Bangunan Gedung sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) meliputi ketentuan tentang

    Garis Sempadan Bangunan Gedung dan jarak antara

    Bangunan Gedung dengan batas persil, jarakantarbangunan, dan jarak antara as jalan dengan

    pagar halaman.

    (6) Dalam hal ketentuan mengenai persyaratan intensitas

    Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) belum ditetapkan, maka ketentuan mengenai

    persyaratan intensitas Bangunan Gedung dapat diatur

    sementara untuk suatu lokasi dalam peraturan

    bupati/walikota yang berpedoman pada peraturan

    perundang-undangan yang lebih tinggi denganmemperhatikan pendapat TABG.

    Halaman - 35

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    36/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    Pasal 21

    (1) KDB ditentukan atas dasar kepentingan daya dukung

    lingkungan, pencegahan terhadap bahaya kebakaran,

    kepentingan ekonomi, fungsi, fungsi bangunan,

    keselamatan dan kenyamanan bangunan.

    (2) Ketentuan besarnya KDB sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) disesuaikan dengan ketentuan dalam

    RTRW, RDTR, RTBL dan/atau pengaturan sementara

    persyaratan intensitas Bangunan Gedung dalam

    peraturan bupati/walikota.

    Pasal 22

    (1) KDH ditentukan atas dasar kepentingan daya dukung

    lingkungan, fungsi peruntukan, fungsi bangunan,

    kesehatan dan kenyamanan bangunan..

    (2) Ketentuan besarnya KDH sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) disesuaikan dengan ketentuan dalam

    RTRW, RDTR, RTBL dan/atau pengaturan sementara

    persyaratan intensitas Bangunan Gedung dalamperaturan bupati/walikota.

    Pasal 23

    (1) KLB ditentukan atas dasar daya dukung lingkungan,

    pencegahan terhadap bahaya kebakaran, kepentingan

    ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan,

    keselamatan dan kenyamanan bangunan,

    keselamatan dan kenyamanan umum.(2) Ketentuan besarnya KLB sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) disesuaikan dengan ketentuan dalam RTRW,

    RDTR, RTBL dan/atau pengaturan sementara

    persyaratan intensitas Bangunan Gedung dalam

    peraturan bupati/walikota.

    Pasal 24

    (1)Jumlah lantai Bangunan Gedung dan tinggiBangunan Gedung ditentukan atas dasar

    Halaman - 36

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    37/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    pertimbangan lebar jalan, fungsi bangunan,

    keselamatan bangunan, keserasian dengan

    lingkungannya serta keselamatan lalu lintas

    penerbangan.

    (2) Bangunan Gedung dapat dibuat bertingkat ke bawah

    tanah sepanjang memungkinkan untuk itu dan tidak

    bertentangan dengan ketentuan perundang undangan.

    (3) Ketentuan besarnya jumlah lantai Bangunan Gedung

    dan tinggi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) disesuaikan dengan ketentuan dalam

    RTRW, RDTR, RTBL dan/atau pengaturan sementara

    persyaratan intensitas Bangunan Gedung dalam

    peraturan bupati/walikota.

    Pasal 25

    (1) Garis sempadan bangunan ditentukan atas

    pertimbangan keamanan, kesehatan, kenyamanan

    dan keserasian dengan lingkungan dan ketinggian

    bangunan.

    (2) Garis Sempadan Bangunan Gedung meliputi

    ketentuan mengenai jarak Bangunan Gedung dengan

    as jalan, tepi sungai, tepi pantai, rel kereta api

    dan/atau jaringan listrik tegangan tinggi, dengan

    mempertimbangkan aspek keselamatan dan

    kesehatan;

    (3) Garis sempadan bangunan meliputi garis sempadan

    bangunan untuk bagian muka, samping, dan

    belakang.

    (4) Penetapan garis sempadan bangunan berlaku untukbangunan di atas permukaan tanah maupun di

    bawah permukaan tanah (besmen).

    (5) Ketentuan besarnya garis sempadan bangunan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan

    dengan ketentuan dalam RTRW, RDTR, RTBL

    dan/atau pengaturan sementara dalam peraturan

    bupati/walikota.

    (6) Bupati/Walikota dapat menetapkan lain untuk

    kawasan-kawasan tertentu dan spesifik.

    Halaman - 37

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    38/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    Pasal 26

    (1)Jarak antarbangunan, dan jarak antara as jalan

    dengan pagar halaman ditetapkan untuk setiap lokasi

    sesuai dengan peruntukannya atas pertimbangan

    keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan,

    dan keserasian dengan lingkungan dan ketinggian

    bangunan.

    (2)Jarak antarbangunan, dan jarak antara as jalan

    dengan pagar halaman yang diberlakukan per

    kapling/persil dan/atau per kawasan.

    (3) Penetapan jarak antarbangunan, dan jarak antara asjalan dengan pagar halaman berlaku untuk di atas

    permukaan tanah maupun di bawah permukaan

    tanah (besmen).

    (4) Penetapan jarak antarbangunan, dan jarak antara as

    jalan dengan pagar halaman untuk di bawah

    permukaan tanah didasarkan pada pertimbangan

    keberadaan atau rencana jaringan pembangunan

    utilitas umum.

    (5) Ketentuan besarnya jarak antarbangunan, dan jarak

    antara as jalan dengan pagar halaman sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan ketentuan

    dalam RTRW, RDTR, RTBL dan/atau pengaturan

    sementara persyaratan intensitas Bangunan Gedung

    dalam peraturan bupati/walikota.

    (7) Bupati/Walikota dapat menetapkan lain untuk

    kawasan-kawasan tertentu dan spesifik.

    3.3.3.4. Persyaratan Arsitektur

    Bangunan Gedung

    Paragraf 4

    Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung

    Pasal 27

    Persyaratan arsitektur Bangunan Gedung meliputi

    persyaratan penampilan Bangunan Gedung, tata ruang

    dalam, keseimbangan, keserasian, dan keselarasanBangunan Gedung dengan lingkungannya, serta

    memperimbangkan adanya keseimbangan antara nilai-nilai

    Halaman - 3

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    39/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    adat/tradisional sosial budaya setempat terhadap

    penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan

    rekayasa.

    Pasal 28

    (1) Persyaratan penampilan Bangunan Gedung

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 disesuaikan

    dengan penetapan tema arsitektur bangunan di dalam

    peraturan zonasi dalam RDTR dan/atauperaturan

    bupati/walikota tentang RTBL.

    (2) Penampilan Bangunan Gedung sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan kaidahestetika bentuk, karakteristik arsitektur, dan

    lingkungan yang ada di sekitarnya serta dengan

    mempertimbangkan kaidah pelestarian.

    (3) Penampilan Bangunan Gedung yang didirikan

    berdampingan dengan Bangunan Gedung yang

    dilestarikan, harus dirancang dengan

    mempertimbangkan kaidah estetika bentuk dan

    karakteristik dari arsitektur Bangunan Gedung yang

    dilestarikan.

    (4) Pemerintah Daerah dapat mengatur kaidah arsitektur

    tertentu pada suatu kawasan setelah mendengar

    pendapat TABG dan pendapat masyarakat dalam

    peraturan bupati/walikota.

    Pasal 29

    (1) Bentuk denah Bangunan Gedung sedapat mungkin

    simetris dan sederhana guna mengantisipasi

    kerusakan akibat bencana alam gempa.

    (2) Bentuk Bangunan Gedung harus dirancang dengan

    memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur di

    sekitarnya dengan mempertimbangkan terciptanya

    ruang luar bangunan yang nyaman dan serasi

    terhadap lingkungannya.

    (3) Bentuk denah Bangunan Gedung adat atau

    tradisional harus memperhatikan sistem nilai dankearifan lokal yang berlaku di lingkungan masyarakat

    Halaman - 3!

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    40/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    adat bersangkutan.

    (4)Atap dan dinding Bangunan Gedung harus dibuat

    dari konstruksi dan bahan yang aman dari kerusakan

    akibat bencana alam.

    Pasal 30

    (1) Persyaratan tata ruang dalam Bangunan Gedung

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 harus

    memperhatikan fungsi ruang, arsitektur Bangunan

    Gedung, dan keandalan Bangunan Gedung.

    (2) Bentuk Bangunan Gedung harus dirancang agar

    setiap ruang dalam dimungkinkan menggunakan

    pencahayaan dan penghawaan alami, kecuali fungsi

    Bangunan Gedung yang memerlukan sistem

    pencahayaan dan penghawaan buatan.

    (3) Ruang dalam Bangunan Gedung harus mempunyai

    tinggi yang cukup sesuai dengan fungsinya dan

    arsitektur bangunannya.

    (4) Perubahan fungsi dan penggunaan ruang Bangunan

    Gedung atau bagian Bangunan Gedung harus tetapmemenuhi ketentuan penggunaan Bangunan Gedung

    dan dapat menjamin keamanan, keselamatan

    bangunan dan kebutuhan kenyamanan bagi

    penghuninya.

    (5) Pengaturan ketinggian pekarangan adalah apabila

    tinggi tanah pekarangan berada di bawah titik

    ketinggian (peil) bebas banjir yang ditetapkan oleh

    Balai Sungai atau instansi berwenang setempat atau

    terdapat kemiringan yang curam atau perbedaantinggi yang besar pada tanah asli suatu perpetakan,

    maka tinggi maksimal lantai dasar ditetapkan

    tersendiri.

    (6)Tinggi lantai dasar suatu Bangunan Gedung

    diperkenankan mencapai maksimal 1,20 m di atas

    tinggi rata-rata tanah pekarangan atau tinggi rata-

    rata jalan, dengan memperhatikan keserasian

    lingkungan.

    (7)Apabila tinggi tanah pekarangan berada di bawah titik

    ketinggian (peil) bebas banjir atau terdapat kemiringan

    Halaman - 40

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    41/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    curam atau perbedaan tinggi yang besar pada suatu

    tanah perpetakan, maka tinggi maksimal lantai dasar

    ditetapkan tersendiri.

    () Permukaan atas dari lantai denah (dasar):

    a" Minimal15 cm dan maksimal 45 cmdi atas titik

    tertinggi dari pekarangan yang sudah

    dipersiapkan;

    #" Sekurang-kurangnya 25 cm di atas titik tertinggi

    dari sumbu jalan yang berbatasan;

    $" Dalam hal-hal yang luar biasa, ketentuan dalam

    huruf a, tidak berlaku untuk tanah-tanah yang

    miring.

    Pasal 31

    (1) Persyaratan keseimbangan, keserasian dan

    keselarasan Bangunan Gedung dengan lingkungannya

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 harus

    mempertimbangkan terciptanya ruang luar dan ruang

    terbuka hijau yang seimbang, serasi dan selaras

    dengan lingkungannya yang diwujudkan dalampemenuhan persyaratan daerah resapan, akses

    penyelamatan, sirkulasi kendaraan dan manusia serta

    terpenuhinya kebutuhan prasarana dan sarana luar

    Bangunan Gedung.

    (2) Persyaratan keseimbangan, keserasian dan

    keselarasan Bangunan Gedung dengan lingkungannya

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a" Persyaratan ruang terbuka hijau pekarangan

    (RTHP);

    #" Persyaratan ruang sempadan Bangunan Gedung;

    $" Persyaratan tapak besmen terhadap lingkungan;

    d" Ketinggian pekarangan dan lantai dasar

    bangunan;

    e" Daerah hijau pada bangunan;

    %" Tata tanaman;

    g" Sirkulasi dan fasilitas parkir;

    h" Pertandaan (Signage); serta

    Halaman - 41

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    42/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    & " Pencahayaan ruang luar Bangunan Gedung.

    Pasal 32

    (1) Ruang terbuka hijaupekarangan (RTHP)sebagaimana

    dimaksud pad Pasal 31 ayat (2) huruf a sebagai ruang

    yang berhubungan langsung dengan dan terletak pada

    persil yang sama dengan Bangunan Gedung, berfungsi

    sebagai tempat tumbuhnya tanaman, peresapan air,

    sirkulasi, unsur estetik, sebagai ruang untuk kegiatan

    atau ruang fasilitas (amenitas).

    (2) Persyaratan RTHP ditetapkan dalam RTRW, RDTR

    dan/atau RTBL, secara langsung atau tidak langsungdalam bentuk Garis Sempadan Bangunan, Koefisien

    Dasar Bangunan, Koefisien Dasar Hijau, Koefisien

    Lantai Bangunan, sirkulasi dan fasilitas parkir dan

    ketetapan lainnya yang bersifat mengikat semua pihak

    berkepentingan.

    (3)Dalam hal ketentuan mengenai persyaratan RTHP

    sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum ditetapkan,

    maka ketentuan mengenai persyaratan RTHP dapat

    diatur sementara untuk suatu lokasi dalam peraturanbupati/walikota sebagai acuan bagi penerbitan IMB.

    Pasal 33

    (1) Persyaratan ruang sempadan depan Bangunan

    Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat

    (2) huruf b harus mengindahkan keserasian lansekap

    pada ruas jalan yang terkait sesuai dengan ketentuan

    dalam RTRW, RDTR, dan/atau RTBL, yang mencakuppagar dan gerbang, tanaman besar/pohon dan

    bangunan penunjang.

    (2)Terhadap persyaratan ruang sempadan depan

    bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

    ditetapkan karakteristik lansekap jalan atau ruas

    jalan dengan mempertimbangkan keserasian tampak

    depan bangunan, ruang sempadan depan bangunan,

    pagar, jalur pajalan kaki, jalur kendaraan dan jalur

    hijau median jalan dan sarana utilitas umum lainnya.

    Halaman - 42

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    43/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    Pasal 34

    (1) Persyaratan tapak besmen terhadap lingkungan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf

    c berupa kebutuhan besmen dan besaran KoefisienTapak Besmen (KTB) ditetapkan berdasarkan rencana

    peruntukan lahan, ketentuan teknis dan kebijakan

    daerah.

    (2) Untuk penyediaaan RTHP yang memadai, lantai

    besmen pertama tidak dibenarkan keluar dari tapak

    bangunan di atas tanah dan atap besmen kedua

    harus berkedalaman sekurang kurangnya 2 (dua)

    meter dari permukaan tanah.

    Pasal 35

    (1) Daerah hijau bangunan (DHB) sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 31 ayat (2) huruf e dapat berupa taman

    atap atau penanaman pada sisi bangunan.

    (2) DHB merupakan bagian dari kewajiban pemohonan

    IMB untuk menyediakan RTHP dengan luas

    maksimum 25% dari RTHP.

    Pasal 36

    Tata Tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat

    (2) huruf f meliputi aspek pemilihan karakter tanaman dan

    penempatan tanaman dengan memperhitungkan tingkat

    kestabilan tanah/wadah tempat tanaman tumbuh dan

    tingkat bahaya yang ditimbulkannya.

    Pasal 37

    (1) Setiap bangunan bukan rumah tinggal wajib

    menyediakan fasilitas parkir kendaraan yang

    proporsional dengan jumlah luas lantai bangunan

    sesuai Standar Teknis yang telah ditetapkan.

    (2) Fasilitas parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal

    31 ayat (2) huruf g tidak boleh mengurangi daerah

    hijau yang telah ditetapkan dan harus berorientasipada pejalan kaki, memudahkan aksesibilitas serta

    tidak mengganggu sirkulasi kendaraan dan jalur

    Halaman - 43

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    44/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    pejalan kaki.

    (3) Sistem sirkulasi sebagaimana dimaksud pada Pasal

    31 ayat (2) huruf g harus saling mendukung antara

    sirkulasi ekternal dan sirkulasi internal BangunanGedung serta antara individu pemakai bangunan

    dengan sarana transportasinya.

    Pasal 38

    (1) Pertandaan (Signage) sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 31 ayat (2) huruf h yang ditempatkan pada

    bangunan, pagar, kaveling dan/atau ruang publik

    tidak boleh berukuran lebih besar dari elemenbangunan/pagar serta tidak boleh mengganggu

    karakter yang akan diciptakan/dipertahankan.

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pertandaan (signage)

    Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) dapat diatur dalam peraturan bupati/walikota.

    Pasal 39

    (1) Pencahayaan ruang luar Bangunan Gedung

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf

    i harus disediakan dengan memperhatikan karakter

    lingkungan, fungsi dan arsitektur bangunan, estetika

    amenitas dan komponen promosi.

    (2) Pencahayaan yang dihasilkan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) harus memenuhi keserasian dengan

    pencahayaan dari dalam bangunan dan pencahayaan

    dari penerangan jalan umum.

    3.3.3.5. Persyaratan

    Pengendalian

    Dampak Lingkungan

    Paragraf 5

    Persyaratan Pengendalian Dampak Lingkungan

    Pasal 40

    (1) Setiap kegiatan dalam bangunan dan/atau

    lingkungannya yang mengganggu atau menimbulkandampak besar dan penting harus dilengkapi dengan

    Halaman - 44

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    45/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

    (2) Kegiatan dalam bangunan dan/atau lingkungannya

    yang tidak mengganggu atau tidak menimbulkan

    dampak besar dan penting tidak perlu dilengkapidengan AMDAL tetapi dengan Upaya Pengelolaan

    Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan (UPL).

    (3) Kegiatan yang memerlukan AMDAL, UKL dan UPL

    disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    3.3.3.6. Rencana Tata

    Bangunan dan

    Lingkungan

    Paragraf 6

    Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

    Pasal 41

    (1) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan atau RTBL

    memuat program bangunan dan lingkungan, rencana

    umum dan panduan rancangan, rencana investasi

    dan ketentuan pengendalian rencana dan pedoman

    pengendalian pelaksanaan.

    (2) Program bangunan dan lingkungan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) memuat jenis, jumlah,

    besaran, dan luasan Bangunan Gedung, serta

    kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum,

    fasilitas sosial, prasarana aksesibilitas, sarana

    pencahayaan, dan sarana penyehatan lingkungan,

    baik berupa penataan prasarana dan sarana yang

    sudah ada maupun baru.

    (3) Rencana umum dan panduan rancangan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) merupakan ketentuan-

    ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada suatu

    lingkungan/ kawasan yang memuat rencana

    peruntukan lahan makro dan mikro, rencana

    perpetakan, rencana tapak, rencana sistem

    pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan, rencana

    prasarana dan sarana lingkungan, rencana wujud

    visual bangunan, dan ruang terbuka hijau.(4) Rencana investasi sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) merupakan arahan program investasi Bangunan

    Halaman - 45

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    46/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    Gedung dan lingkungannya yang disusun

    berdasarkan program bangunan dan lingkungan serta

    ketentuan rencana umum dan panduan rencana yang

    memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku

    kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan

    pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan,

    dan merupakan rujukan bagi para pemangku

    kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi

    dan pembiayaan suatu penataan atau pun

    menghitung tolok ukur keberhasilan investasi,

    sehingga tercapai kesinambungan pentahapan

    pelaksanaan pembangunan.

    (5)Ketentuan pengendalian rencana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan alat mobilisasi

    peran masing-masing pemangku kepentingan pada

    masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL

    sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang

    disepakati bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi

    para pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat

    keberhasilan kesinambungan pentahapan

    pelaksanaan pembangunan.

    (6) Pedoman pengendalian pelaksanaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan alat untuk

    mengarahkan perwujudan pelaksanaan penataan

    bangunan dan lingkungan/kawasan yang

    berdasarkan dokumen RTBL, dan memandu

    pengelolaan kawasan agar dapat berkualitas,

    meningkat, dan berkelanjutan.

    (7) RTBL disusun berdasarkan pada pola penataan

    Bangunan Gedung dan lingkungan yang ditetapkan

    oleh Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat sertadapat dilakukan melalui kemitraan Pemerintah

    Daerah dengan swasta dan/atau masyarakat sesuai

    dengan tingkat permasalahan pada

    lingkungan/kawasan bersangkutan dengan

    mempertimbangkan pendapat para ahli dan

    masyarakat.

    () Pola penataan Bangunan Gedung dan lingkungan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (7) meliputi

    pembangunan baru (new development), pembangunansisipan parsial (infill development), peremajaan kota

    (urban renewal), pembangunan kembali wilayah

    Halaman - 46

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    47/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    perkotaan (urban redevelopment), pembangunan untuk

    menghidupkan kembali wilayah perkotaan (urban

    revitalization), dan pelestarian kawasan.

    (!) RTBL yang didasarkan pada berbagai pola penataanBangunan Gedung dan lingkungan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (8) ini ditujukan bagi berbagai

    status kawasan seperti kawasan baru yang potensial

    berkembang, kawasan terbangun, kawasan yang

    dilindungi dan dilestarikan, atau kawasan yang

    bersifat gabungan atau campuran dari ketiga jenis

    kawasan pada ayat ini.

    (10) RTBL ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

    3.3.3.7. Persyaratan

    Keandalan

    Bangunan Gedung

    Paragraf 7

    Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung

    Pasal 42

    Persyaratan keandalan Bangunan Gedung sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 16 meliputi persyaratan

    keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

    3.3.3.8. Persyaratan

    Keselamatan

    Bangunan Gedung

    Paragraf 8

    Persyaratan Keselamatan Bangunan Gedung

    Pasal 43

    Persyaratan keandalan Bangunan Gedung terdiri dari

    persyaratan keselamatan Bangunan Gedung, persyaratan

    kesehatan Bangunan Gedung, persyaratan kenyamanan

    Bangunan Gedung dan persyaratan kemudahan Bangunan

    Gedung.

    Pasal 44

    Persyaratan keselamatan Bangunan Gedung sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 43 meliputi persyaratan

    Halaman - 47

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    48/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    kemampuan Bangunan Gedung terhadap beban muatan,

    persyaratan kemampuan Bangunan Gedung terhadap

    bahaya kebakaran dan persyaratan kemampuan Bangunan

    Gedung terhadap bahaya petir.

    Pasal 45

    (1) Persyaratan kemampuan Bangunan Gedung terhadap

    beban muatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44

    meliputi persyaratan struktur Bangunan Gedung,

    pembebanan pada Bangunan Gedung, struktur atas

    Bangunan Gedung, struktur bawah Bangunan

    Gedung, pondasi langsung, pondasi dalam,

    keselamatan struktur, keruntuhan struktur dan

    persyaratan bahan.

    (2) Struktur Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) harus kuat/kokoh, stabil dalam memikul

    beban dan memenuhi persyaratan keselamatan,

    persyaratan kelayanan selama umur yang

    direncanakan dengan mempertimbangkan:

    a" fungsi Bangunan Gedung, lokasi, keawetan dan

    kemungkinan pelaksanaan konstruksi BangunanGedung;

    #" pengaruh aksi sebagai akibat dari beban yang

    bekerja selama umur layanan struktur baik

    beban muatan tetap maupun sementara yang

    timbul akibat gempa, angin, korosi, jamur dan

    serangga perusak;

    $" pengaruh gempa terhadap substruktur maupun

    struktur Bangunan Gedung sesuai zona

    gempanya;

    d" struktur bangunan yang direncanakan secara

    daktail pada kondisi pembebanan maksimum,

    sehingga pada saat terjadi keruntuhan, kondisi

    strukturnya masih memungkinkan penyelamatan

    diri penghuninya;

    e" struktur bawah Bangunan Gedung pada lokasi

    tanah yang dapat terjadi likulfaksi, dan;

    %" keandalan Bangunan Gedung.

    (3) Pembebanan pada Bangunan Gedung sebagaimana

    Halaman - 4

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    49/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    dimaksud pada ayat (1) harus dianalisis dengan

    memeriksa respon struktur terhadap beban tetap,

    beban sementara atau beban khusus yang mungkin

    bekerja selama umur pelayanan dengan menggunakan

    SNI 03-1726-2002 Tata cara perencanaan ketahanan

    gempa untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru;

    SNI 03-1727-1989 Tata cara perencanaan

    pembebanan untuk rumah dan gedung, atau edisi

    terbaru; atau standar baku dan/atau Pedoman

    Teknis.

    (4) Struktur atas Bangunan Gedung sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) meliputi konstruksi beton,

    konstruksi baja, konstruksi kayu, konstruksi bambu,konstruksi dengan bahan dan teknologi khusus

    dilaksanakan dengan menggunakan standar sebagai

    berikut:

    a" konstruksi beton: SNI 03-1734-1989 Tata cara

    perencanaan beton dan struktur dinding

    bertulang untuk rumah dan gedung, atau edisi

    terbaru, SNI 03-2847-1992 Tata cara

    penghitungan struktur beton untuk Bangunan

    Gedung, atau edisi terbaru, SNI 03-3430-1994Tata cara perencanaan dinding struktur

    pasangan blok beton berongga bertulang untuk

    bangunan rumah dan gedung, atau edisi terbaru,

    SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan

    pengecoran beton, atau edisi terbaru, SNI 03-

    2834-2000 Tata cara pembuatan rencana

    campuran beton normal, atau edisi terbaru, SNI

    03-3449-2002 Tata cara rencana pembuatan

    campuran beton ringan dengan agregat ringan,

    atau edisi terbaru; tata cara perencanaan dan

    palaksanaan konstruksi beton pracetak dan

    prategang untuk Bangunan Gedung, metode

    pengujian dan penentuan parameter perencanaan

    tahan gempa konstruksi beton pracetak dan

    prategang untuk Bangunan Gedung dan

    spesifikasi sistem dan material konstruksi beton

    pracetak dan prategang untuk Bangunan

    Gedung;

    #" konstruksi baja: SNI 03-1729-2002 Tata cara

    pembuatan dan perakitan konstruksi baja, dan

    Halaman - 4!

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    50/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    tata cara pemeliharaan konstruksi baja selama

    masa konstruksi;

    $" konstruksi kayu: SNI 03-2407-1944 Tata cara

    perencanaan konstruksi kayu untuk BangunanGedung, dan tata cara pembuatan dan perakitan

    konstruksi kayu;

    d" konstruksi bambu: mengikuti kaidah

    perencanaan konstruksi bambu berdasarkan

    pedoman dan standar yang terkait, dan

    e" konstruksi dengan bahan dan teknologi khusus:

    mengikuti kaidah perencanaan konstruksi bahan

    dan teknologi khusus berdasarkan pedoman dan

    standar yang terkait.

    (5) Struktur bawah Bangunan Gedung sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) meliputi pondasi langsung

    dan pondasi dalam.

    (6) Pondasi langsung sebagaimana dimaksud pada ayat

    (5) harus direncanakan sehingga dasarnya terletak di

    atas lapisan tanah yang mantap dengan daya dukung

    tanah yang cukup kuat dan selama berfungsinya

    Bangunan Gedung tidak mengalami penurunan yangmelampaui batas.

    (7) Pondasi dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

    digunakan dalam hal lapisan tanah dengan daya

    dukung yang terletak cukup jauh di bawah

    permukaan tanah sehingga pengguna pondasi

    langsung dapat menyebabkan penurunan yang

    berlebihan atau ketidakstabilan konstruksi.

    () Keselamatan struktur sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) merupakan salah satu penentuan tingkat

    keandalan struktur bangunan yang diperoleh dari

    hasil Pemeriksaan Berkala oleh tenaga ahli yang

    bersertifikat sesuai dengan ketentuan dalam

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    16/PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis

    Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung.

    (!) Keruntuhan struktur sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) merupakan salah satu kondisi yang harus

    dihindari dengan cara melakukan Pemeriksaan

    Berkala tingkat keandalan Bangunan Gedung sesuai

    Halaman - 50

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    51/224

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    52/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran

    pada bangunan rumah dan gedung, atau edisi

    terbaru, dan SNI 03-1736-2000 Tata cara

    perencanaan sistem proteksi pasif untuk pencegahan

    bahaya kebakaran pada Bangunan Gedung, atau edisi

    terbaru.

    (5) Persyaratan pencahayaan darurat, tanda arah ke luar

    dan sistem peringatan bahaya dimaksudkan untuk

    memberikan arahan bagi pengguna gedung dalam

    keadaaan darurat untuk menyelamatkan diri sesuai

    dengan SNI 03-6573-2001 Tata cara perancangan

    pencahayaan darurat, tanda arah dan sistem

    peringatan bahaya pada Bangunan Gedung, atau edisiterbaru.

    (6) Persyaratan komunikasi dalam Bangunan Gedung

    sebagai penyediaan sistem komunikasi untuk

    keperluan internal maupun untuk hubungan ke luar

    pada saat terjadi kebakaran atau kondisi lainnya

    harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan mengenai telekomunikasi.

    (7) Persyaratan instalasi bahan bakar gas meliputi jenis

    bahan bakar gas dan instalasi gas yang dipergunakanbaik dalam jaringan gas kota maupun gas tabung

    mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh instansi

    yang berwenang.

    () Setiap Bangunan Gedung dengan fungsi, klasifikasi,

    luas, jumlah lantai dan/atau jumlah penghuni

    tertentu harus mempunyai unit manajemen proteksi

    kebakaran Bangunan Gedung.

    Pasal 47

    (1) Persyaratan kemampuan Bangunan Gedung terhadap

    bahaya petir dan bahaya kelistrikan meliputi

    persyaratan instalasi proteksi petir dan persyaratan

    sistem kelistrikan.

    (2) Persyaratan instalasi proteksi petir harus

    memperhatikan perencanaan sistem proteksi petir,

    instalasi proteksi petir, pemeriksaan danpemeliharaan serta memenuhi SNI 03-7015-2004

    Sistem proteksi petir pada Bangunan Gedung, atau

    Halaman - 52

  • 8/10/2019 02-Model Perda BG (revisi 2014).doc

    53/224

    Model Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung (Tahun 2014)

    SISTEMATIKA PENULISAN NARASI/KET. CARA PENULISAN DALAM PERDA BG

    edisi terbaru dan/atau Standar Teknis lainnya.

    (3) Persyaratan sistem kelistrikan harus memperhatikan

    perencanaan instalasi listrik, jaringan distribusi

    listrik, beban listrik, sumber daya listrik,transformator distribusi, pemeriksaan, pengujian dan

    pemeliharaan dan memenuhi SNI 04-0227-1994

    Tegangan standar, atau edisi terbaru, SNI 04-0225-

    2000 Persyaratan umum instalasi listrik, atau edisi

    terbaru, SNI 04-7018-2004 Sistem pasokan daya

    listrik darurat dan siaga, atau edisi terbaru dan SNI

    04-7019-2004 Sistem pasokan daya listrik darurat

    menggunakan energi tersimpan, atau edisi terbaru

    dan/atau Standar Teknis lainnya.

    Pasal 48

    (1) Setiap Bangunan Gedung untuk kepentingan umum

    harus dilengkapi dengan sistem pengamanan yang

    memadai untuk mencegah terancamnya keselamatan

    penghuni dan harta benda akibat bencana bahan

    peledak.

    (2) Sistem pengamanan sebagaimana dimaksud dalam

    ayat (1) merupakan kelengkapan peng