02 Kinetika Kimia End
-
Author
himafi-fmipa-unlam -
Category
Documents
-
view
285 -
download
10
Embed Size (px)
Transcript of 02 Kinetika Kimia End
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN 02 KINETIKA KIMIA
Oleh : NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : Galih Nur Iman : J1D110020 : 3 (Tiga) : Randy Saputra
PROGRAM STUDI S-1 FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2010
PERCOBAAN II KINETIKA KIMIA
I.
TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi reaktan
terhadap laju reaksi, menentukan orde reaksi, mempelajari pengaruh temperatur terhadap laju reaksi II. TINJAUAN PUSTAKA Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses itu ada yang cepat dan ada yang lambat, contoh; bensin terbakar lebih cepat di banding minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan sangat lambat, seperti besi berkarat. Inilah yang disebut kinetika kimia (Syukri,1999). Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan perubahan kimia yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan serangkaian langkahlangkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi, kineika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya reaksi yang keseluruhan yang dapat diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat terdiri atas beberapa reaksi yang berturutan, masing-masing reaksi merupakan suatu langkah reaksi pembentukan hasil-hasil akhir (Sastrohamidjojo, 2001). Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju ssuatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi. Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari atau bahkan tahun, bergantung apakah reeaksi itu cepat attaukah lambat (Keenan, 1984).
Bila suatu reaksi terjadi dalam beberapa langkah reaksi kemungkinan spesies perantara dibentuk, dan mereka mungkin tidak dapat dideteksi karena mereka segera digunakan dalam langkah reaksi berikutnya. Meskipun demikian, dengan mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhinya, kadang-kadang dapat diketahui seberapa jauh faktor-faktor tersebut berperan dalam mekanisme reaksi (Sastrohamidjojo, 2001). Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi sesuai yang diiinginkan. Kadang-kadang kita ingin reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik yang menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, saperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi dikenal ada empat, yaitu : 1. Sifat Pereaksi Dalam suatu reaksi kimia terjadi pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan baru. Sehingga kelajuan reaksi harus tergantung pada macam ikatan yang terdapat. Secara percobaan kecepatan reaksi tergantung pada senyawa-senyawa yang melakukan reaksi bersama. Sebagai contoh, reaksi ion permanganat dalam larutan bersifat asam oleh ion ferro, yang terjadi sangat cepat. MnO4- akan lenyap secepat penambahan larutan ferro sulfat, faktor yang menentukan adalah kecepatan bercampurnya larutan. Pada keadaan lain, reduksi ion permanganat dalam larutan yang bersifat asam oleh asam oksalat, H2C2O4, berjalan tidak cepat. Warna ungu karakteristik dari MnO4- tidak hilang setelah lama larutan-larutan dicampurkan (Sastrohamidjojo, 2001). 2. Konsentrasi Pereaksi Dua molekul yang akan bereaksi harus bertabrakan langsung. Jika konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat reaksi. Akan tetapi harus diingat bahwa tidak selalu pertambahan konsentrasi pereaksi meningkatkan laju reaksi. 3. Suhu
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan, karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya, jumlah dan energi tabrakan bertambah besar. 4. Katalis Laju suatu reaksi dapat diubah (umumnya dipercepat) dengan menambah zat yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam reaksi zat organik, termasuk dalam orgainsme. Katalis dalam organisme disebut enzim dan dapat mempercepat reaksi ratusan sampai puluhan ribu kali. Salah satu tujuan utama pengkajian kinetika kimia adalah menentukan tiap tahap reaksi individu yang terlibat dalam pengubahan pereaksi menjadi produk. Sekali mekanisme ini dari suatu reaksi diketahui, mungkinlah untuk mengubah kondisi reaksi untuk meningkatkan laju pembentukan dan rendemen dari produk yang diinginkan. Atau, dimungkinkan untuk mengubah kondisi reaksi untuk mengurangi laju pembentukan dan rendemen suatu produk yang tak diinginkan. Salah satu cara untuk mempelajari suatu mekanisme reaksi adalah menetapkan orde reaksi. Sekali orde reaksi itu diketahui, dapatlah dipilih mekanisme yang sangat mungkin dan disisihkan mekanisme yang kurang mungkin (Keenan, 1984). Pembentukan senyawa antara pada katalisme dianalogkan dengan analogi mekanis seperti jika kita mendorong bola, bola akan menggelinding ke kaki bukit jika mula-mula didorong ke atas tanggul. Jika tanggul itu sangat tinggi relatif terhadap lekukan, mungkin diinginkan untuk mula-mula merendahkan tanggul itu atau barier energi dengan mendorong puncaknya. Dalam reaksi kimia agar suatu zat dapat bereaksi dengan baik dengan zat lain yang miskin energi maupun yang kaya energi digunakanlah katalis untuk membentuk senyawa antara. Adsorpsi dari banyak zat padat yang bertindak sebagai katalis dapat mengikat cukup banyak kuantitas gas dan cairan pada permukaannya. Katalis tidak boleh mengadsorpsi hasil reaksi dengan terlalu kuat. Ketika reaksi berlangsung, produk meninggalkan permukaan dan ada lagi molekul pereaksi yang teradsorpsi (Keenan, 1984). Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematik dimana hasil percobaan dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen, dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui ke seluruh orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing
reaktan, sedangkan harga eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen itu (Mansyur, 1990). III. 3.1. ALAT DAN BAHAN Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, penangas air, termometer, pipet tetes, stopwatch, buret, Erlenmeyer. 3.2 Bahan Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl , Na2S2O3 , KMnO4, H2C2O4 dan akuades. IV. I. a. PROSEDUR KERJA Menentukan Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi Pengaruh Konsentrasi HCL 1. Enam buah tabung reaksi disiapkan dengan komposisi sebagai berikut : No. 1 2 3 4 Pereaksi Na2S2O3 0,1 N HCl 0,1 N HCl 0,05 N HCl 0,01 N Tabung reaksi ke1 5 mL 2 5 mL 3 5 mL 4 5 mL 5 5 mL 6 5 mL
2. Dituangkan: Tabung 2 ke tabung 1, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 2. Tabung 4 ke tabung 3, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 4. Tabung 6 ke tabung 5, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 6.
3. Perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi dicatat yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan. b. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3 Dengan menggunakan pereaksi di bawah ini, dikerjakan seperti prosedur a: No. 1 Pereaksi HCl 0,1 N Tabung reaksi ke1 5 mL 2 3 5 mL 4 5 5 mL 6
2 3 4
Na2S2O3 0,1 N Na2S2O3 0,05 N Na2S2O3 0,01 N
5 mL
5 mL
5 mL
II.
Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi 1. Disiapkan 6 buah tabung reaksi dengan komposisi sebagai berikut: Pereaksi HCl 0,1 N Na2S2O3 0,1 N Suhu Tabung reaksi ke... 1 5 ml 2 5 ml Kamar 3 5 ml 4 5 ml 50C 5 5 ml 6 5 ml 100C
2. temperatur dari tabung reaksi diatur sesuai tabel dengan menempatkan tabung reaksi dalam penangas es. 3. Dicampurkan tabung 1 dan tabung 2, tabung 3 dan tabung 4 serta tabung 5 dan tabung 6. 4. Waktu yang diperlukan dicatat mulai dari isi kedua tabung dicampurkan sampai tepat terjadi perubahan warna. III. Menentukan Orde Reaksi 1. Buret diisi dengan larutan KMnO4 0,1 N. 2. 5 buah erlenmeyer disiapkan dan diisi dengan H2C2O4 0,1 N dan akuades (komposisi setiap erlenmeyer sesuai dengan tabel dibawah). 3. KMnO4 ditambahkan ke dalam setiap erlenmeyer dari dari dalam buret dengan jumlah sesuai tabel berikut : Pereaksi H2C2O4 0,1 N KMnO4 0,1 N Akuades Erlenmeyer 1 5 mL 2 mL 13 mL 2 10 mL 2 mL 8 mL 3 15 mL 2 mL 3 mL 4 10 mL 3 mL 7 mL 5 10 mL 4 mL 6 mL
4. Waktu yang diperlukan dicatat mulai dari KMnO4 ditambahkan hingga warna ungu tepat hilang.
V. A.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Perhitungan 1. Hasil a. Menentukan Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi Pengaruh Konsentrasi HCl Hasil Pengamatan -
Langkah Percobaan 6 buah tabung reaksi disiapkan dengan komposisi masing-masing tabung
sesuai dengan tabel. Dituangkan : Mulai terjadi reaksi pada masing-
Tabung 2 ke tabung 1, lalu dituang masing tabung dan mulai terjadi kembali ke tabung 2. Tabung 4 ke tabung 3, lalu dituang kembali ke tabung 4. Tabung 6 ke tabung 5, lalu dituang kembali ke tabung 6. Waktu yang diperlukan dicatat mulai Reaksi tabung 2 dan 1 : 37,5 detik. dari isi kedua tabung dicampurkan Reaksi tabung 4 dan 3 : 46,8 detik. hingga tepat terjadi kekeruhan. Reaksi tabung 6 dan 5 : 88,95 detik kekeruhan.
Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3 Hasil Pengamatan -
Langkah Percobaan 6 buah tabung reaksi disiapkan dengan komposisi masing-masing tabung
sesuai dengan tabel. Dituangkan : Mulai terjadi reaksi pada masing-
Tabung 2 ke tabung 1, lalu dituang masing tabung dan mulai terjadi kembali ke tabung 2. Tabung 4 ke tabung 3, lalu dituang kembali ke tabung 4. Tabung 6 ke tabung 5, lalu dituang kembali ke tabung 6. kekeruhan.
waktu yang diperlukan dicatat mulai Reaksi tabung 2 dan 1 : 34,2 detik. dari isi kedua tabung dicampurkan Reaksi tabung 4 dan 3 : 69,95 detik. hingga tepat terjadi kekeruhan. Reaksi tabung 6 dan 5 : 220,15 detik.
b. Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi Langkah Percobaan Disiapkan dengan 6 buah tabung reaksi masing-masing Hasil Pengamatan -
komposisi
tabung sesuai dengan tabel. Diatur temperatur dari tabung reaksi Tabung 1 dan 2 : Pada suhu kamar. sesuai tabel 1, dimana tabung reaksi Tabung 3 dan 4 : Pada suhu 50oC. ditempatkan di dalam penangas air. Tabung 5 dan 6 : Pada suhu 84oC.
Dicampurkan : tabung 1 dan 2, tabung Mulai terjadi reaksi pada masing3 dan 4 serta tabung 5 dan 6. masing tabung.
Dicatat waktu yang diperlukan mulai Reaksi tabung 1 dan 2 : 39,5 detik. dari isi kedua tabung dicampurkan Reaksi tabung 3 dan 4 : 16,1 detik. hingga tepat terjadi perubahan warna. c. Menentukan Orde Reaksi Percobaan Buret diisi dengan larutan KMnO4 0,1 N. Disiapkan 5 buah erlenmeyer yang diisi dengan H2C2O4 0,1 N dan akuades. Ditambahkan KMnO4 ke dalam setiap Mulai terjadi reaksi pada masingerlenmeyer dari dalam buret dengan masing erlenmeyer. jumlah sesuai tabel Dicatat waktu yang diperlukan mulai Pada erlenmeyer 1 : 933 detik dari KMnO4 ditambahkan hingga warna Pada erlenmeyer 2 : 680,4 detik ungu tepat hilang. Pada erlenmeyer 3 : 452,4 detik Pada erlenmeyer 4 : 679,8 detik Pada erlenmeyer 5 : 661,8 detik Hasil Pengamatan Reaksi tabung 5 dan 6 : 6,7 detik
2. Perhitungan Penentuan Orde Reaksi Diketahui : N H2C2O4 = 0,1 M N KMnO4 = 0,1 N = 0,1 M Volume total Penyelesaian : 1. Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 1 [H2C2O4] = mol H2C2O4 V total larutan = V H2C2O4.N H2C2O4 V total larutan = 0,005 . 0,1 0,020 = 0,025 M = 2,5 . 10-2 M Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 2 [H2C2O4] = mol H2C2O4 V total larutan = V H2C2O4.N H2C2O4 V total larutan = 0,01 . 0,1 0,020 = 0,05 M = 5 . 10-2 M Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 3 [H2C2O4] = mol H2C2O4 V total larutan = V H2C2O4.N H2C2O4 V total larutan = 0,015 . 0,1 0,020 = 0,075 M = 7,5 . 10-2 M V H2C2O4 = 15 ml = 0,015 lt V H2C2O4 = 10 ml = 0,01 lt V H2C2O4 = 5 ml = 0,005 lt = 20 ml = 0,020 lt
Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 4 [H2C2O4] = mol H2C2O4 V total larutan = V H2C2O4.N H2C2O4 V total larutan = 0,01 . 0,1 0,020 = 0,05 M = 5 . 10-2 M Konsentrasi H2C2O4 pada erlenmeyer 5 [H2C2O4] = mol H2C2O4 V total larutan = V H2C2O4.N H2C2O4 V total larutan = 0,01 . 0,1 0,020 = 0,05 M = 5 . 10-2 M 2. Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 1 [KMnO4] = mol KMnO4 V total larutan = V KMnO4.N KMnO4 V total larutan = 0,002 . 0,1 0,020 = 1 . 10-2 M Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 2 [KMnO4] = mol KMnO4 V total larutan = V KMnO4.N KMnO4 V total larutan = 0,002 . 0,1 0,020 = 1 . 10-2 M V KMnO4 = 2 ml = 0,002 lt V KMnO4 = 2 ml = 0,002 lt V H2C2O4 = 10 ml = 0,01 lt V H2C2O4 = 10 ml = 0,01 lt
Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 3 [KMnO4] = mol KMnO4 V total larutan = V KMnO4.N KMnO4 V total larutan = 0,002 . 0,1 0,020 = 1 . 10-2 M Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 4 [KMnO4] = mol KMnO4 V total larutan = V KMnO4.N KMnO4 V total larutan = 0,003 . 0,1 0,020 = 1,5 . 10-2 M Konsentrasi KMnO4 pada erlenmeyer 5 [KMnO4] = mol KMnO4 V total larutan = V KMnO4.N KMnO4 V total larutan = 0,004 . 0,1 0,020 = 2 . 10-2 M V KMnO4 = 4 ml = 0,004 lt V KMnO4 = 3 ml = 0,003 lt V KMnO4 = 2 ml = 0,002 lt
3. Harga 1/t untuk : Erlenmeyer 1 t rata-rata = 933 1/t = 0,001071811 Erlenmeyer 2 t rata-rata = 680,4 1/t = 0,001469723
Erlenmeyer 3 t rata-rata = 452,4 1/t = 0,002210433 Erlenmeyer 4 t rata-rata = 679,8 1/t = 0,00147102 Erlenmeyer 5 t rata-rata = 661,8 1/t = 0,00151103
Tabel Hasil Data Percobaan Penentuan Orde Reaksi : Erlenmeyer t (detik) [H2C2O4] [H2C2O4]2 [H2C2O4]3 [KMnO4] [KMnO4]2 [KMnO4]3 1 933 0,025 6,2510-4 1,562510-5 0,01 110-4 110-6 2 680,4 0,05 2,510-3 1,2510-4 0,01 110-4 110-6 3 452,4 0,075 5,62510-3 4,2187510-4 0,01 110-4 110-6 4 679,8 0,05 2,510-3 1,2510-4 0,015 2,25 10-4 3,375 10-6 5 661,8 0,05 2,510-3 1,2510-4 0,02 410-4 810-6
V. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Konsentrasi Reaktan Terhadap Laju Reaksi a. Pengaruh Konsentrasi HCl Kita telah mengetahui bahwa laju reaksi sangat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu sifat pereaksi, konsentrasi, temperature, dan katalis. Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan dengan menggunakan HCl dan Na2S2O3 dengan konsentrasi yang berbeda-beda untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Secara teori, semakin besar konsentrasi, maka semakin cepat juga reaksi akan berlangsung. Dari percobaan ini, masing-masing pereaksi dalam tabung reaksi mengalami perubahan warna menjaadi putih keruh setelah dicampurkan antara tabung 1 dan 2, tabung 3 dan 4 serta tabung 5 dan 6. Percobaan pertama menggunakan HCl dengan konsentrasi 0,1 N; 0,05 N; dan 0,01 N masing-masing sebanyak 5 ml yang direaksikan dengan Na2S2O3 0,1 N sebanyak 5 ml. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, reaksi antara HCl 0,1 N dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan waktu sebanyak 37,5 detik untuk bereaksi. Reaksi antara HCl 0,05 N dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan waktu sebanyak 46,8 detik, sedangkan reaksi antara HCl 0,01 N dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan waktu sebanyak 88,9 detik. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak konsentrasi pereaktan maka reaksi berlangsung semakin cepat, begitu juga sebaliknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik. Hal ini dikarenakan konsentrasi HCl yang makin besar sehingga mempengaruhi laju reaksi, yaitu apabila konsentrasinya semakin besar, maka laju reaksi akan berlangsung lebih cepat pula. b. Pengaruh Konsentrasi Thiosulfat (Na2S2O3) Pada reaksi antara HCl 0,1 N dengan Na2S2O3 dimana konsentrasi yang digunakan berbeda, yaitu 0,1 N; 0,05 N; dan 0,01 N, waktu yang diperlukan selama perubahan warna yang terjadi untuk tabung 2 dan 1 = 34,2 detik, untuk tabung 4 dan 3 = 69,9 detik dan untuk tabung 6 dan 5 = 220,1 detik. Tidak berbeda dengan percobaan pertama, dari percobaan ini dapat dibuktikan bahwa semakin besar konsentrasi pereaksi, maka laju reaksi juga semakin cepat.
2. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi Secara teori telah kita ketahui bahwa kenaikan suhu umumnya dapat mempercepat laju reaksi. Percobaan disini menggunakan HCl 0,1 N dan Na2S2O3 0,1 N masing-masing sebanyak 5 ml dengan 3 kondisi yang berbeda, yaitu kondisi kamar, kondisi pada suhu 50oC, dan 84oC. Reaksi pada kondisi kamar membutuhkan waktu sebanyak 39,5 detik, reaksi pada kondisi suhu 50oC membutuhkan waktu 16,1 detik, dan reaksi pada kondisi suhu 84oC membutuhkan waktu hanya 6,7 detik. Hal ini menunjukkan semakin tinggi temperatur maka semakin cepat reaksinya berlangsung. Berdasarkan hasil percobaan dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan maka semakin cepat pula reaksi yang terjadi, karena jika suhu dinaikkan maka kalor yang diberikan akan memberikan tambahan energi kinetik bagi partikel pereaksi. Akibatnya, jumlah dan energi tabrakkan bertambah besar. Hal ini membuktikan bahwa temperatur juga menjadi faktor dalam menentukan kecepatan dari suatu reaksi. 3. Menentukan Orde Reaksi Percobaan yang terakhir adalah menentukan orde suatu reaktan terhadap suatu reaksi. Percobaan kali ini menggunakan KMnO4 0,1 N dan H2C2O4 0,1 N. Dalam percobaan ini terjadi reaksi sebagai berikut : 3 H2C2O4 + 2 KMnO46 CO2 + 3H2O + MnO
Pada erlemayer pertama dicampurkan H2C2O4 sebanyak 5 ml dengan KMnO4 sebanyak 2 ml serta akuades sebanyak 13 ml, waktu yang diperlukan untuk reaksi ini adalah 933 detik. Pada erlenmayer kedua dicampurkan H2C2O4 sebanyak 10 ml dengan KMnO4 sebanyak 2 ml serta akuades sebanyak 8 ml, waktu yang diperlukan untuk reaksi ini adalah 680,4 detik. Pada erlenmayer ketiga dicampurkan H2C2O4 sebanyak 15 ml dengan KMnO4 sebanyak 2 ml serta akuades sebanyak 3 ml, waktu yang diperlukan untuk reaksi ini adalah 452,4 detik. Pada erlenmayer keempat dicampurkan H2C2O4 sebanyak 10 ml dengan KMnO4 sebanyak 4 ml serta akuades sebanyak 6 ml, waktu yang diperlukan untuk reaksi ini adalah 679,8 detik. Pada erlenmayer kelima dicampurkan H2C2O4 sebanyak 10 ml dengan KMnO4 sebanyak 8 ml serta akuades sebanyak 2 ml, waktu yang diperlukan untuk reaksi ini adalah 661,8 detik.
Dari data tersebut maka dapat diketahui konsentrasi masing-masing pereaktan. Konsentrasi yang telah diperoleh tersebut dibuat dalam bentuk grafik dimana grafik tersebut merupakan hubungan konsetrasi pereaktan dengan 1/t (detik). Dari grafik tersebut, maka dapat diketahui orde reaksi masing-masing pereaktan. Orde rekasi untuk H2C2O4 adalah 1, sedangkan orde reaksi untuk KMnO4 juga 1. Sehingga didapatkan orde reaksi totalnya adalah 2. Dalam praktikum kali ini praktikan mengakui adanya kekurangan dan kesalahan dalam menjalankan prosedur percobaan sehingga hasil yang didapat pada praktikum kali ini jauh dari yang diharapkan. Praktikum kali ini sangatlah memerlukan ketelitian dalam melihat perubahan warna, ketepatan dalam menetapkan waktu yang diperlukan dan kecepatan dalam mencampurkan larutan agar suhu larutan yang akan dicampur sesuai dengan suhu larutan yang telah ditentukan.
VI.
KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah :
1.
Kenaikan suhu akan memberikan energi kinetik bagi partikel pereaksi sehingga reaksi akan semakin cepat.
2.
Konsentrasi pereaksi berpengaruh terhadap laju reaksi, yaitu semakin besar konsentrasi dari pereaksi yang digunakan maka semakin cepat juga laju reaksi yang terjadi di antara dua zat yang dicampurkan.
3.
Penambahan suatu katalis pada reaksi akan mengakibatkan laju reaksi semakin cepat. Katalis ini bereaksi hanya sebatas mempercepat laju reaksi saja tanpa ikut bereaksi secara permanen.
DAFTAR PUSTAKA.
Keenan. 1984. Kimia untuk Universitas. Erlangga: Jakarta Mansyur, Umar. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. UI : Jakarta Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. ITB : Bandung
LAMPIRAN Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Konsentrasi [H2C2O4]Konsentrasi Oksalat (N) 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 Waktu (1/t) Series1 R = 0.954
Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Konsentrasi [H2C2O4]2Konsentrasi Oksalat (N) 0.006 0.005 0.004 0.003 0.002 0.001 0 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 Waktu (1/t) Series1 R = 0.998
Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Konsentrasi [H2C2O4]30.0005 Konsentrasi Oksalat (N) 0.0004 0.0003 0.0002 0.0001 0 -0.0001 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 Waktu (1/t) Series1 R = 0.980
Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Konsentrasi [KMnO4]Konsenaatrasi Oksalat (N) 0.025 0.02 0.015 0.01 0.005 0 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 Waktu (1/t) R = 0.01 Series1
Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Konsentrasi [KMnO4]20.00045 0.0004 0.00035 0.0003 0.00025 0.0002 0.00015 0.0001 0.00005 0 0 0.0005 0.001 Waktu (1/t) Konsenaatrasi Oksalat (N)
R = 0.008 Series1
0.0015
0.002
0.0025
Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Konsentrasi [KMnO4]30.000009 0.000008 0.000007 0.000006 0.000005 0.000004 0.000003 0.000002 0.000001 0 0 0.0005 0.001 Waktu (1/t) Konsenaatrasi Oksalat (N)
R = 0.007
Series1
0.0015
0.002
0.0025