02 Dokumen (Kelompok 3)

45
TUGAS II UNDANG-UNDANG TAMBANG DAN KESELAMATAN KERJA OLEH : KELPMPOK 3 1. Anita Lisminiyati 1302684 2. Audia Multri Wahyuni 1302676 3. Fajar Inaqtio Zalaf 1306450 4. Ika Desmawita 1306448 5. Mai Ridho Purnomo P.R 1306458 6. M. Nazri 1306444 7. M. Rafles Yusuf 1306446 8. Osmaini Sutra 1302670 9. Riska Mutiara 1302712 10. Risky Nanda Putra 1306454 11. Syaifullah Aziz 1306430 12. Vivi Indah Pancarani 1306462

description

makalah

Transcript of 02 Dokumen (Kelompok 3)

Page 1: 02 Dokumen (Kelompok 3)

TUGAS II

UNDANG-UNDANG TAMBANG DAN KESELAMATAN KERJA

OLEH :

KELPMPOK 3

1. Anita Lisminiyati 13026842. Audia Multri Wahyuni 13026763. Fajar Inaqtio Zalaf 13064504. Ika Desmawita 13064485. Mai Ridho Purnomo P.R 13064586. M. Nazri 13064447. M. Rafles Yusuf 13064468. Osmaini Sutra 13026709. Riska Mutiara 130271210. Risky Nanda Putra 130645411. Syaifullah Aziz 130643012. Vivi Indah Pancarani 1306462

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015

Page 2: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN I

PENDIRIAN PERUSAHAAN

1. Sumber dan Hukum a. UU No. 9 tahun 1963 tentang Nama Perusahaanb. UU No. 10 tahun 2007 tentang PTc. Penkumham No 23 tahun 2010d. PERMENKUMHAM No 4 Tahun 2014 Pasal 4 tentang Pemberian namae. Pasal 8 ayat 1 undang-undang no. 40 tahun 2007“Akta pendrian memuat anggaran

dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian perseroan”f. undang-undang no.40 tahun 2007 Pasal 15 ayat 1

2. Akta PT. TIMAH JAYAa. Nama Perusahaan : PT. TIMAH JAYAb. Alamat : Jl. Jenderal Sudirman 51, Kotamadya Pangkal Pinang,

Bangka-Belitung 33121, Indonesiac. Lokasi Kegiatan : Desa Bencah Kec. Merangin Kota Pangkal Pinang

Provinsi Bangka Belitung.d. Bergerak di bidang : Penambangan Timahe. Telp : 0717-4258000f. E-mail : [email protected],g. Website : www.timahjaya.comh. Saham : Rp 500 M i. Contoh Surat Terlampir : -

3. Prosedur Perizinan Pendirian Perusahaana. Pemberian Nama

1) Mengajukan permohonan pemakaian nama2) mengisi format pengajuan nama perseroan3) membayar dari bank persepsi

Tempat Pengajuan : Mentri melalui SABH

b. Pendirian perseroan terbatas1) Identitas para pendiri PT2) Identitas anggota direksi dan dewan komisaris yang pertama kali3) Identitas pemilik saham dan jumlahnya

c. Anggaran dasar1) Nama dan tempat kedudukan perseroan2) Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan3) Jangka waktu berdirinya perseroan

Page 3: 02 Dokumen (Kelompok 3)

4) Jumlah besarnya modal dasar, modal ditempatkan dan disetor5) Jumlah saham6) Nama jabatan dan jumlah anggota direksi dan dewan komisaris7) Penempatan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS8) Tata cara pengangkatan penggantian dan pemberhentian dewan direksi dan

dewan komisaris9) Tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden.

4. Telah Didapatkan Izin Pendirian Perusahaan dari KEMENKUMHAM

Page 4: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN II

WILAYAH IZIN USAHA PENAMBANGAN(WIUP)

1. Sumber dan Hukuma. UU No. 4 Tahun 2009 tentang wilayah izin penambanganb. PP No. 23 Tahun 2010 Pasal 10 ayat 2, pasal 11, pasal 12, pasal 13, pasal 14, pasal

15, pasal 16, pasal 17

2. Prosedur dan Persyaratan WIUPa. Sebelum dilakukan pelelangan WIUP mineral logam atau batubara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3), Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya mengumumkan secara terbuka WIUP yang akan dilelang kepada badan usaha, koperasi, atau perseorangan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan lelang.

b. Surat rekomendasi dari bupati untuk gubernur dan surat rekomendasi dari gubernur untuk mentri

c. Pembentukan panitia lelangd. Tugas dan wewenang panitia lelang WIUP mineral logam dan/atau batubara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 meliputi: 1) menyiapkan lelang WIUP; 2) menyiapkan dokumen lelang WIUP; 3) menyusun jadwal lelang WIUP; 4) mengumumkan waktu pelaksanaan lelang WIUP; 5) melaksanakan pengumuman ulang paling banyak 2 (dua) kali, apabila peserta

lelang WIUP hanya 1 (satu); 6) menilai kualifikasi peserta lelang WIUP; 7) melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk; 8) melaksanakan lelang WIUP; dan 9) membuat berita acara hasil pelaksanaan lelang dan mengusulkan pemenang lelang

WIUP. e. Panitia melengkapi persyaratan persyaratan lelang

Persyaraatan:

1) Administratifa) mengisi formulir yang sudah disediakan panitia lelangb) profil badan usaha

Akte pendirian badan usaha yamgg bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah diisahkan oleh pejabat yang berwenang

c) Nomor pokok wajib pajak

2) Teknis

Page 5: 02 Dokumen (Kelompok 3)

a) pengalaman badan usaha, koperasi, atau perseorangan dibidang pertambangan mineral atau batubara paling sedikit 3 (tiga) tahun, atau bagi perusahaan baru harus mendapat dukungan dari perusahaan induk, mitra kerja,atau afiliasinya yang bergerak di bidang pertambangan;

b) mempunyai paling sedikit 1 (satu) orang tenaga ahli dalam bidang pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun; dan

c) rencana kerja dan anggaran biaya untuk kegiatan 4 (empat) tahun eksplorasi3) finansial

a) laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit akuntan publik;b) menempatkan jaminan kesungguhan lelang dalam bentuk uang tunai di bank

pemerintah sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai kompensasi data informasi atau dari total biaya pengganti investasi untuk lelang WIUP yang telah berakhir; dan

c) pernyataan bersedia membayar nilai lelang WIUP dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja, setelah pengumuman pemenang lelang

4) Prosedur melakukan lelanga) Peserta lelang melakukan prakualifikasi untuk peninjauan lokasi lapanganb) Pelaporan hasil lelang kepada mentri/gubernur/bupatic) Penetapan dan pengumuman pemenang lelang oleh menteri/gubernur/bupati

secara tertulis

j. Telah Didapatkan Izin WIUP dengan Luas Daerah 302 Ha

Page 6: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN III

IZIN PERTAMBANGAN EKSPLORASI

1. Sumber dan Hukuma. UU No 4 tahun 2009 Pasal 39 ayat 1 tentang persyaratan IUPb. PP No 23 tahun 2010 Pasal 24 ayat1a, Pasal 25 ayat 1a, Pasal 26 ayat 1a, Pasal 27

ayat 1a tentang persyaratan administrasi, teknis, lingkungan, dan financialc. UU No 23 tahun 2014 tentang tempat pengajuan IUP ( Gubernur )

2. Cara Eskplorasia. Mencari referensi dari peta geologi dan topografib. Mencari referensi dari dokumen-dokumen lama eksplorasi dari daerah tersebutc. Mulai melakukan eksplorasi,manual (jalan kaki)d. Pencarian cebakan /singkapan minerale. Pembuatan parit ujif. Pembuatan sumur ujig. Melakukan pemboranh. Mengambil sampel dari hasil

3. Jumlah cadangan tersedia 15.700.000 ton 4. Persyaratan Izin Usaha Pertambangan ( Eksplorasi )

Tempat Pengajuan : Gubenur a. UU No 4 tahun 2009 Pasal 39 ayat 1

1) nama perusahaan;2) lokasi dan luas wilayah;3) rencana umum tata ruang;4) jaminan kesungguhan;5) modal investasi;6) perpan.jangan waktu tahap kegiatan;7) hak dan kewajiban pemegang IUP;8) jangka waktu berlakunya tahap kegiatan;9) jenis usaha yang diberikan;10) rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah

pertambangan;11) perpajakan;12) penyelesaian perselisihan;13) iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan14) amdal.

b. PP No 23 tahun 2010 Pasal 24 ayat1a, Pasal 25 ayat 1a, Pasal 26 ayat 1a, Pasal 27 ayat 1aTempat Pengajuan : Gubernur( berdasarkan UU No 23 tahun 2014)

Page 7: 02 Dokumen (Kelompok 3)

1. Persyaratan administrasia) surat permohonan;b) susunan direksi dan daftar pemegang saham; danc) surat keterangan domisili.

2. persyaratan teknisa) daftar riwayat hidup dan surat pernyataan tenaga ahli pertambangan

dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun;b) peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang

dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional.

3. Persyaratan lingkungan meliputi pernyataan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

4. Persyaratan finansiala) bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi;

dan b) bukti pembayaran harga nilai kompensasi datainformasi hasil lelang

WIUP mineral logam atau batubara sesuai dengan nilai penawaran lelang atau bukti pembayaran biaya pencadangan wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP mineral bukan logam atau batuan atas permohonan wilayah.

5. Wilayah

Page 8: 02 Dokumen (Kelompok 3)

Titik Koordinat : LEGENDA

2°07’01.44” S106°07’06.25” E Kantor Pusat

Elevasi 11 ftEye alt 16.00 mil Wilayah Izin Usaha PenambanganLuas area 400 Ha

5. Telah Didapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi selama 8 tahun oleh Pemerintah dan Wali Nagari Setempat dengan Luas Wilayah 3 02 Ha .

Koordinat:

Titik 1. X: 106° 8'34.73"T

Y: 2° 5'33.26"S

Titik 2. X: 106° 9'51.12"T

Y: 2° 5'31.36"S

Titik 3. X: 106°10'3.13"T

Y: 2° 6'50.22"S

Titik 4. X: 106° 8'41.68"T

Y: 2° 6'55.26"S

Page 9: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN IV

STUDI KELAYAKAN

1. Sumber dan Hukum a. UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Studi Kelayakanb. PP No. 59 Tahun 2007 Tentang Cara Melakukan Study Kelayakan

Permen ESDM Tahun 2010 Tentang Pedoman Perizinan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral   Bukan Logam Dan Batuan Paragraf 3 Pasal 40 Sampai Pasal 43

c. Permen ESDM Tahun 2011 Tentang Tahapan Studi Kelayakan

2. Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan

mempertimbangkan suatu endapan bahan galian ditambang dan atau diusahakan secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang diperlukan kegiatan study kelayakan yang menyajikan beberapan informasi.

3. Penjelasan mengenai uji kelayakana. UU No. 4 Tahun 2009 setiap usaha pertambangan harus melakukan uji kelayakanb. PP No. 59 Tahun 2007 Pasal 15 ayat 1 sampai 4 Tentang Kegiatan Panas Bumi

1) Pemegang IUP dapat melakukan study kelayakan setelah menyelesaikan eksplorasi dan menyampaikan laporan eksplorasi rinci kepada mentri, gubernur, bupati/wali kota sesuai dengan wewenangnya.

2) Dalam hal eksplorasi dilakukan oleh menteri, badan usaha dapat langsung melakukan studi kelayakan setelah mendapatkan IUP.

3) Badan usaha wajib melakukan kelayakan sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik dan benar serta standar study kelayakan panas bumi.

4) Study kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi studi: a) penentuan cadangan layak tambang di seluruh Wilayah Kerja;b)  penerapan teknologi yang tepat untuk Eksploitasi dan penangkapan uap dari

sumur produksi;c) lokasi sumur produksi;d) rancangan sumur produksi dan injeksi;e) rancangan pemipaan sumur produksi;f) perencanaan kapasitas produksi jangka pendek dan jangka panjang;g) sistim pembangkit tenaga listrik dan/atau sistim pemanfaatan langsung;h) upaya konservasi dan kesinambungan sumber daya Panas Bumi;i) rencana keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan lingkungan dan teknis

pertambangan Panas Bumi; dan j) rencana pasca tambang sementara.

c. Permen ESDM Tahun 2010

Page 10: 02 Dokumen (Kelompok 3)

Tentang Pedoman Perizinan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral   Bukan Logam Dan Batuan Paragraf 3 Pasal 40 Sampai Pasal 431) Pasal 40

a) Paling lambat pada akhir masa tahap eksplorasi, atau pada setiap saat, pemegang IUP  Eksplorasi dapat melakukan  tahapan kegiatan  studi kelayakan pada sebagian atau seluruh WIUP  nya setelah menyampaikan dan disetujuinya laporan eksplorasi lengkap,  laporan RKAB dan RKTTL tahap studi kelayakan oleh pemberi izin. 

b)       RKAB  dan RKTTL  sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  disusun sesuai peraturan perundang-undangan, antara lain memuat :

(1) Kegiatan yang eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang diperoleh.

(2) Realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan.

(3) Rencana kegiatan pada studi kelayakan, meliputi eksplorasi detail untuk meningkatkan status sumberdaya dan cadangan, studi geoteknik, geohidrologi, sampling, analisa contoh, pemboran detail, evaluasi sumberdaya dan cadangan, pengambilan contoh ruah, studi dan atau percobaan pengolahan,  studi kelayakan, studi amdal

(4) Rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan

(5) jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada  tahap studi

kelayakan;

2) Pasal 41

a) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi terhadap  Laporan Eksplorasi Lengkap,  laporan RKAB dan RKTTL sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat (2) dan (3), dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan.

b) Apabila  dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya  laporan tidak ada tanggapan atas Laporan Eksplorasi Lengkap,  RKAB  dan RKTTL sebagaimana dimaksud ayat (1), oleh pemberi izin, maka laporan tersebut dianggap memadai dan pemegang IUP dapat melanjutkan kegiatan ke tahap studi kelayakan. 

3) Pasal 42

a) Pemegang IUP Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap kegiatan studi kelayakan pada sebagian/seluruh WIUP nya, atau   dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhir masa berlakunya

Page 11: 02 Dokumen (Kelompok 3)

IUP  Eksplorasi,  wajib menyampaikan laporan studi kelayakan dan laporan studi AMDAL,  Laporan Rencana Reklamasi, Laporan Rencana Penutupan tambang,  untuk dipresentasikan dan mendapat persetujuan dari  Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya atau instansi yang berwenang, 

b)   Presentasi hasil studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

c) Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada pemerintah provinsi.

4) Pasal  43

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya harus menerbitkan  surat persetujuan  hasil evaluasi Laporan  Studi Kelayakan, AMDAL, Rencana Reklamasi, Rencana Penutupan Tambang, yang disampaikan pemegang IUP  Eksplorasi dalam jangka waktu  paling lama 14 (empat belas)  hari kerja sejak  laporan  dinyatakan lengkap dan benar.

d. Permen ESDM Tahun 2011 Pasal 501) Dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak berakhirnya tahap kegiatan  eksplorasi,

atau pada setiap saat, pemegang IUP/IUPK  Eksplorasi  mineral logam atau batubara  dapat melakukan tahapan kegiatan studi kelayakan  pada sebagian atau seluruh WIUP/WIUPK-nya setelah menyampaikan dan disetujuinya laporan eksplorasi lengkap dan laporan RKAB tahap studi kelayakan oleh pemberi izin.

2) Kegiatan tahap studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain: in fill drilling, pembuatan terowongan eksplorasi, uji metalurgi dan/atau pengolahan, studi geotekenik, geohidrologi, studi kelayakan, studi AMDAL uji penambangan  dan peralatan tambang, perhitungan cadangan dan perencanaan tambang. 

3) RKAB  studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai peraturan perundang-undangan, antara lain memuat :a) kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan dan  hasil eksplorasi yang diperoleh;b) realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan;c) rencana kegiatan pada tahap studi kelayakan;d) rencana  biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan; dane) jadwal  pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada  tahap studi

kelayakan.

Pedoman Perizinan Kegiatan Usaha Mineral Logam Dan batu Bara Paragraf 3 Pasal 50-52

Page 12: 02 Dokumen (Kelompok 3)

4. Fungsi studi kelayakan a. Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, baik acuan

kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor; b. Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya pekerjaan;c. Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi pekerjaan, sehingga

apabila ditemukan kendala teknis ataupun nonteknis, dapat segera ditanggulangi atau dicarikan jalan keluarnya;

d. Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman dalam melakukan pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol keselamatan dan kesehatan kerja, kontrol pengendalian aspek lingkungan, dan lain-lain.1) Pendahuluan, ringkasan, pengertian-pengertian2) Umum : lokasi, iklim, topografi sejarah, kepemilikan, status lahan, transportasi,dll3) Permasalahan lingkungan : kondisi kini, baku, permasalahan yang perlu

dilindungi, reklamasi lahan, study khusus, perizinan.4) Faktor geologi : keberadaan endapan, genesa, struktur, mineralogy dan petrografi.5) Cadangan bahan galian : prosedur eksplorasi, penemuan bahan galian,

perhitungan jumlah cadangan, dan kadar rata-rata.6) Perencanaan tambang : development, dan eksploitasi7) Pengolahan : fasilitas ditempat yang diperlukan8) Bangunan dipermukaan : lokasi dan perencanaan konstruksi9) Fasilitas pendukung : listrik, pengadaan air, jalan masuk, lokasi tanah buangan,

perumahan, dll10) Karyawan : tenaga kerja dan staff11) Pemasaran : survey ekonomi terhadap permintaan dan penawaran, harga kontrak

jangka panjang, lahan pengganti, dll12) Biaya : perkiraan biaya development dan biaya eksploitasi baik langsung tidak

langsung dan biaya keseluruhan, biaya pengolahan, transportasi, peleburan, dll13) Evaluasi ekonomi : evaluasi cadangan, klarifikasi cadangan dan sumber daya alam14) Proyeksi keuntungan : perhitungan keuntungan minimal (margin) yang didasarkan

pada kisaran COG dan harga

5. Tahap perencanaan tambang a. Pengumpulan data, pengolahan data utama dan penunjang b. Perencanaan tambangc. Perencanaan penunjang tambang d. Tolak ukur teknikal yaitu :

1) Penyebaran geologi (stratigrafi, struktur, dll)2) Mutu bahan galian (sebaran kadar, kadar yang ditambang, COG, pencampuran)3) Pembatas geoteknik/geomekanik (kuat tekan, kuat geser, kuat tarik)4) Pembatas hidrologi, geohidrologi (air tanah, permeabilitas)5) Pembatas topografi (keterjalan lereng bukit)6) Pembatas geometri endapan (ketebalan, kedalaman, jarak dan tata ruang)7) Pembatas cara penambangan dan peralatan yang digunakan8) Manajemen (proyek, perencanaan, operasi)

Page 13: 02 Dokumen (Kelompok 3)

9) Teknologi penambangan, pengolahan, dan pemanfaatan

6. Tolak ukur tata lingkungan a. Keadaan awalb. Keadaan selama penambanganc. Keadaan pasca penambangand. Multiflier effect dari proyeke. Nilai tambahf. Manajemen lingkungan

7. Tolak ukur keekonomiang. Nilai aset yang dimilikih. Tersedianya pasar (jarak,/lokasi, skala operasi, jumlah, spesifikasi mutu, harga, kurun

waktu kontrak, pesaing, dlli. Titik pulang pokokj. Harga produkk. Biaya operasil. Biaya investasim. Penyiapan dana investasin. Badan usaha dan pengurusano. Laba dan kemampulabaanp. Resiko dan ketidakpastian

8. Rancangan tolak ukur ultimate (penggalian, penimbunan) 1. Lokasi,2. Geometri ultimate (batas penggalian, batas penimbunan, bentuk)3. Urutan penambangan/penimbunan4. Rencana produksi keseluruhan (jumlah, mutu, nisbah kupas, jadwal, umur tambang)5. Rencana bagan alir6. Rencana tata letak7. Rencana interior tambang8. Rencana alat9. Rencana jalan angkut10. Rencana penirisan

9. Rancangan Tambang Sektorala. Geometri tambang sektoral/tiap blok 5 tahunan (batas, bentuk, dll)b. Cadangan tertambang sektoralc. Urutan penggalian/penimbunan sektorald. Rencana produksi (jumlah, mutu, nisbah kupas, jadwal)

10. Rencana Investasia. Telaah kelayakan secara tekno-enviro-ekonomi (kelayakan usaha dari tambang

tersebut)

Page 14: 02 Dokumen (Kelompok 3)

b. Mencari sumber dana investasi1) Modal sendiri2) Modal pinjaman3) Bank, dalam perbankan dikenal istilah 3R dan 5C dalam pemberian pinjaman

kredit1. Return (bunga pinjaman) 2. Repayment capacity (kemampuan pengembalian)3. Risk bearing ability (faktor resiko)4. Character, capacity, capital, collateral, dan condition (5C)

4) Pasar modal

11. Rencana Pemasarana. Jumlah, berkaitan dengan : kemampuan produksi dari tambang, kemampuan

pengangkutan dari prasarana angkutan ke pelabuhanb. Mutu, berkaitan dengan : konsumen/jenis pemanfaatan seperti semen, PLTU,

teknologi yang sanggup mengubah produk yang dihasilkan, produk tunggal, produk olahan, dll.

c. Jangka waktu, meliputi : kontrak jangka panjang (5 - 10 tahun), kontrak jangka menengah (2 - 4 tahun) dan kontrak jangka pendek (6 - 12 bulan)

d. Lokasi, berkaitan dengan : jarak, cara mengangkut dan sebaran, biaya angkutane. Harga, meliputi : harga promosi, harga bersaing, harga jangka panjang, jangka

pendek, harga berkaitan dengan laba, jadi harga harus lebih besar daripada biaya (biaya investasi + biaya operasi)

f. Pesaing dan kebersaingag. Peraturan yang berlaku

12. Format Laporan Studi KelayakanKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRANBAB I : PENDAHULUAN

1 . Latar Belakang2 . Maksud dan Tujuan3 . Ruang Lingkup dan Metode Studi4 . Pelaksana Studi5 . Jadwal Waktu Studi

BAB II : KEADAAN UMUM1. Lokasi dan Luas Wilayah Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya (KK),

Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara (PKP2B) Eksploitasi yang dimohon.2. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat 3. Keadaan Lingkungan Daerah,Penduduk, Mata PencaharianPenduduk, Keadaan

Flora, Fauna,Iklim, Sosial Ekonomi dan lain-lain

Page 15: 02 Dokumen (Kelompok 3)

4. Topografi dan MorfologiBAB III : GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

1. Geologia. Litologib. Strukturc. Geoteknik

2. Keadaan Endapana. Bentuk dan Penyebaran Endapanb. Sifat dan Kualitas Endapanc. Cadangan

1) Cara Perhitungan Cadangan2) Klasifikasi dan Jumlah Cadangan (insitu, miniable, marketable,

dilengkapi dengan perhitungan stripping ratio dan cut off grade)BAB IV : RENCANA PENAMBANGAN

1. Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan (dilengkapi bagan a l i r )2. Tahapan kegiatan Penambangan (termasuk penanganan tanah penutup)3. Rencana Produksi (kuantitas, kualitas, cut off grade, stripping r a t i o )4. Peralatan (jenis, jumlah dan kapasitas)5. Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang6. Rencana Penanganan/Perlakuan Bahan Galian yang Belum Terpasarkan (kualitas rendah, belum ekonomis masa sekarang)7. Rencana Pemanfaatan Bahan Galian dan Mineral Ikutan8. Rencana Penanganan/Perlakuan Sisa Cadangan pada Pasca Tambang.

BAB V : RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN ATAU PENCUCIAN1. Studi/Percobaan Pengolahan/ Pemurnian2. Tatacara Pengolahan dan Pemurnian

a. Tahapan Pengolahanb. Bagan Alirc. Recovery Pengolahan

3. Peralatan Pengolahan (jenis, jumlah dan kapasitas)4. Hasil Pengolahan dan Rencana Pemanfaatan Mineral Ikutan5. Jenis, Jumlah, Kualitas Hasil Pengolahan dan Tailing

BAB VI : PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN1. Tata Cara2. Peralatan (jenis, jumlah, kapasitas)

BAB VII : LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA1. Lingkungan (mengacu kepada dokumen Amdal atau UKL dan UPL)a. Dampak kegiatan (tambang, pengolahan dan sarana penunjang).b. Pengelolaan lingkungan1) Pengelolaan limbah (tambang, pengolahan dan sarana penunjang).2) Rencana Reklamasi dan Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang.3) Penanganan Air Asam Tambang (kalau ada).4) Pemantauan Lingkungan2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Page 16: 02 Dokumen (Kelompok 3)

a. Organisasib. Peralatanc. Langkah-langkah pelaksanaan K-3 Pertambangand. Rencana Penggunaan dan Pengamanan Bahan Peledak dan Bahan Berbahaya lainnnya.

BAB VIII : LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA1. Bagan Organisasi2. Jumlah dan kriteria Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap dalam Bentuk Tabel3. Tingkat Gaji dan Upah4. Sistem Kerja (kontrak, borongan dan lain-lain).

BAB IX : PEMASARAN1. Bagan Organisasi2. ProspekPemasarana. Dalam Negerib. Luar Negeri

BAB X : INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN1. Investasia. Modal Tetap1) Pengurusan perizinan dan eksplorasi2) Pembebasan Lahan3) Konstruksi atau Rekayasa4) Peralatan (penambangan, pengolahan, pegangkutan dan lain-lain).b. Modal Kerjac. Sumber Dana2. Analisis Kelayakana. Biaya Produksi (termasuk biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan K-3)b. Pendapatan Penjualanc. “Cash Flow” (aliran uang tunai)d. Perhitungan “Discounted Cash Flow Rate of Return”/” Interal Rate of Return”

(DCFROR/IRR).e. Perhitungan “Break Even Point” (BEP)f. Waktu Pengembalian Modalg. Analisa Kepekaan dan Resiko

Page 17: 02 Dokumen (Kelompok 3)

BAB XI: RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

Penjualan 5,5 M / blnLaba kotor 4,77M / blnBiaya usaha 200 Juta / blnBeban gaji 300 juta / blnBiaya perawatan alat 70 juta / blnBiaya pemeliharaan kendaraan 50 juta / blnBeban administrasi 30 juta / blnTeknologi informasi 50 juta / blnBiaya pemasaran 30 juta / blnLaba bersih 4 M / bln

BAB XII : KESIMPULAN Memuat secara ringkas hal-hal sebagai berikut :

1. Luas wilayah yang dimohon/ ditingkatkan ke tahap Eksploitasi2. Cadangan (“in situ”, miniable”, “marketabel”)3. Rencana Penambangan (tata cara dan sistem)4. Rencana Pengolahan dan pemurnian atau pencucian (kalau ada ) .5. Rencana Produksi per-tahun dan umur tambang.6. Rencana pemasaran dan harga jual.7. Investasi yang diperlukan termasuk modal kerja dan sumber dana.8. Hasil analisis kelayakan9. Jumlah tenaga kerja (tetap dan harian atau buruh)10. Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan11. Potensi dan rencana perlakuan bahan galian yang belum dapat dipasarkan dan mineral ikutan serta bahan galian lain.

LAMPIRAN1. Peta situasi wilayah yang akan ditingkatkan ke tahap Eksploitasi dan sekitarnya, skala 1 : 10.0002. Peta topografi detail daerah tambang dan sekitarnya, skala minimum 1 : 2.0003. Peta penyebaran cadangan dan kualitas, skala minimum 1 : 2.0004. Peta situasi tambang (Mining Lay Out) skala 1: 10.000, yang memuat :a. Kontur topografib. Penyebaran bahan galianc. Bangunan-bangunan pentingd. Batas wilayah eksploitasie. Jalan, Perkampungan. “stock pile”, lokasi pencucian dan pengolahan.f. Lokasi timbunan waste, tailing dan bahan galian yang belum dapat dipasarkan.g. Indeks peta rencana pertambanganh. Dan sebagainya5. Peta rencana penambangan dan reklamasi, minimal skala 1 : 2.0000, menggambarkan :

Page 18: 02 Dokumen (Kelompok 3)

a. Tahapan dan blok-blok yang akan ditambangb. Tahapan dan blok wilayah yang akan direklamasi per tahunc. Jalan tambangd. Lokasi timbunan waste, tailing dan mineral ikutan serta bahan galian yang belum dapat dipasarkan6. Desain tambang dan pengolahan (dalam bentuk peta, penampang, gambar 3 dimensi, sketsa, bagan

13. Setelah dilakukan Study Kelayakan cadangan dinyatakan layak untuk ditambang dengan waktu balik modal selama 10 tahun

Page 19: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN V

PEMBEBASAN LAHAN

1. Sumber dan Hukuma. UU No. 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Batubara dan Mineralb. UUD RI Tahun 1945 Pasal 28 ayat 1 Tentang Setiap orang berhak Hidup Sejahera

lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehatserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

c. UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 65 ayat 1-6 Tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup

d. UU No. 39 Tahun 1999 pasal 9 ayat 3 Tentang hak asasi manusia. e. KUHPerdata Pasal 1457 f. UU No. 5 Tahun 1960 Tentang pokok2 Agrariag. PP No 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

2. Prosedur dan Syarat pembebasan lahana. Pembuatan surat petisi oleh pemilik tanahb. Proses Jual Beli Tanahc. Surat keterangan penguasaan fisik dibuat oleh pemilik tanahd. Verifikasi kondisi fisik tanah oleh pihak perusahaane. Melengkapi surat/ dokumen oleh pemilik tanahf. Proses pelaksanaan jual beli tanah dan pembuatan jual beli tanah

3. Telah didapatkan Izin Pembebasan Lahan

Page 20: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN VI

IZIN PERTAMBANGAN PRODUKSI

1. Sumber dan Hukuma. UU No 4 tahun 2009 Pasal 39 ayat 2 tentang persyaratan IUPb. PP No 23 tahun 2010 Pasal 24 ayat1a, Pasal 25 ayat 1b, Pasal 26 ayat 1b, Pasal 27

ayat 1b tentang persyaratan administrasi, teknis, lingkungan, dan financialc. UU No 23 tahun 2014 tentang tempat pengajuan IUP ( Gubernur )

2. Persyaratan Izin Usaha Pertambangan ( Produksi )Tempat Pengajuan : Gubernur (berdasarkan UU No 23 tahun 2014)a. UU No 4 tahun 2009 Pasal 39 ayat 2

1) nama perusahaan; 2) luas .wilayah; 3) lokasi penambangan; 4) lokasi pengolahan dan pemurnian, 5) pengangkutan dan penjualan6) modal investasi; 7) jangka waktu berlakunya IUP;8) angka waktu tahap kegiatan;9) penyelesaian masalah pertanahan;10) lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang;11) dana jaminan reklamasi dan pascatambang; 12) perpanjarigan IUP;13) hak dan kewajiban pemegang IUP;14) rencana pengembangan dan pernberdayaan masyarakat di sekitar wilayah

pertambangan;15) perpajakan;16) penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran tetap dan iuran produksi;17) penyelesaian perselisihan;18) keselanlatan dan kesehatan kerja; 19) konservasi mineral atau batubara;20) pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi dalam negeri;21) penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan pertambangan yang baik;22) pengembangan tenaga kerja Indonesia;23) pengelolaan data mineral atau batubara; dan24) penguasaan,pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan mineral atau

batubara.

b. PP No 23 tahun 2010 Pasal 24 ayat1a, Pasal 25 ayat 1b, Pasal 26 ayat 1b, Pasal 27 ayat 1b

Tempat Pengajuan : Gubernur (berdasarkan UU No 23 tahun 2014)

Page 21: 02 Dokumen (Kelompok 3)

1. Persyaratan Administratifa) surat permohonan;b) susunan direksi dan daftar pemegang saham; danc) surat keterangan domisili.

2. Persyaratan teknisa) peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur

sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional;

b) laporan lengkap eksplorasi; c) laporan studi kelayakan;d) rencana reklamasi dan pascatambang;e) rencana kerja dan anggaran biaya; f) rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi

produksi; dang) tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman

paling sedikit 3 (tiga) tahun.

3. Persyaratan Lingkungana) pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan

b) persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Persyaratan Finansiala) laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik; b) bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir; dan bukti pembayaran

pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi pemenang lelang WIUP yang telah berakhir.

3. Jumlah alat muat dan alat angkut yang digunakan a. Alat Muat

1) Excavator :15 unit2) Bulldozer : 3 unit3) Backhoe : 1 unit

b. Alat angkut 1) Dump truck : 7 Unit2) HD 240 ps : 10 Unit

4. Telah didapatkan Izin Produksi dengan Rincian sebagai berikut: a. Izin Produksi selama 25 tahunb. Balik Modal selama 10 tahunc. Jumlah cadangan tersedia 15.700.000 tond. Target Produksi 37.000 ton/bulan

Page 22: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN VII

SMELTER

1. Sumber dan Hukuma. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 18 tentang Pertambangan Mineral

dan Batubarab. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Pasal 34 ayat (3) tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubarac. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

Tenaga Listrikd. Surat Edaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia

Nomor: 11.E/30/DJB/2011 Tahun 2011 tentang Klasifikasi Badan Usaha di Bidang Pertambangan dalam Akta Pendirian Badan Usaha

e. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5004e3a61a08f/persyaratan-dan-perizinan-pembangunan-smelter

2. Pengertian Smelter Smelter adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut telah meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian.

3. Hal yang perlu diperhatikan sebelum membangun sebuah smeltera. Perusahaan Baru yang Akan Membangun Smelter

perusahaan yang tidak memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (“IUP OP”), namun perusahaan tersebut ingin membangun smelter harus memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan Pemurnian (“IUP OPK Pengolahan dan Pemurnian”).

Hal-hal yang harus dilakukan perusahaan tersebut untuk memperoleh IUP OPK Pengolahan dan Pemurnian adalah :

1. Melampirkan surat permohonan pengajuan IUP OPK Pengolahan dan Pemurnian;2. Melengkapi keterangan di dalam formulir pengajuan IUP OPK Pengolahan dan

Pemurnian; dan3. Melengkapi checklist dokumen permohonan pengajuan IUP OPK Pengolahan dan

Pemurnian.

Sedangkan, dokumen yang harus dilampirkan dan izin yang harus dimiliki dalam Permohonan IUP OPK Pengolahan dan Pemurnian Mineral adalah:

1. Profil Perusahaan dengan mencantumkan :a. Akta Pendirian dan Perubahan Perusahaan

Page 23: 02 Dokumen (Kelompok 3)

b. Pertambangan dan Perdagangan (pengolahan komoditas mineral yang dituju)c. Susunan Direksi Perusahaand. Pemegang Sahame. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)f. SIUPg. Surat Keterangan Domisilih. Tanda Daftar Perusahaani. Pengesahan Akta Pendirian Perusahaan dari yang Berwenang

2. Memorandum of understanding (“MoU”)/Perjanjian Jual Beli Antara Pemohon IUP Operasi Produksi Khusus dengan Pemegang IUP Operasi Produksi yang masih berlaku, dengan data:a. Spesifikasi Bahan Galian

b. Volume (Tonase)c. Jangka Waktu MOU/Perjanjiand. Bermaterai Cukup

3. MoU/Perjanjian Jual Beli/Purchase Order Antara Pemohon IUP Operasi Produksi Khusus dengan Pembeli (End User) yang masih berlaku, dengan data:a. Spesifikasi Bahan Galianb. Volume (Tonase)c. Tujuan Penjualand. Jangka Waktu MoU/Perjanjian

4. Legalitas IUP Produksi SK IUP Operasi Produksi yang telah teregistrasi di Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara/Clean and Clear (CNC) Dilampirkan.

5. Data Teknis Pemilik Tambang/IUP Operasi Produksi (Cadangan/Sumber Daya – Kapasitas Produksi) – Surat Persetujuan Amdal atau FS/Studi Kelayakan

6. Laporan Finansial Perusahaan Pemegang IUP Operasi Produksia. Bukti Pembayaran Iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhirb. Bukti Pembayaran royalti 3 (tiga) tahun terakhir

7. Perizinan Industri/Perizinan berdirinya pabrik8. Laporan Keuangan Perusahaan 3 Tahun Terakhir9. Laporan RKAB tahun terakhir (dilegalisir dari Dinas Pertambangan setempat)10. Persetujuan AMDAL atau UKL dan UPL11. Persetujuan FS/Studi Kelayakan Pabrik yang dikeluarkan oleh Pejabat setempat

b. Perusahaan Tambang yang Sudah Berdiri Perusahaan yang sudah memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (“IUP OP”) telah memiliki IUP OP tidak perlu mendapatkan IUP OPK Pengolahan

Page 24: 02 Dokumen (Kelompok 3)

dan Pemurnian terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pengolahan dan pemurnian adalah kegiatan yang sudah termasuk di dalam cakupan IUP OP.

c. Hal-Hal Lain yang Perlu Diperhatikan1) Dana: nilai investasi 1 Milyar2) Pasokan listrik: (pp no 14 tahun 2012)3) Ketersediaan bahan baku

d. Pengolahan Bijih Timah 1. Operasi konsentrasi / mineral dressing

Tahap konsentrasi bijih timah merupakan operasi peningkatan kadar timah dengan menggunakan peralatan seperti jig concentrator palong, dan meja goyang.

2. Ekstraksi yaitu peleburan atau smelting Proses smelting merupakan proses reduksi dari konsentrat bijih timah pada temperatur tinggi menjadi logam timah. Prinsip reduksi adalah melepas ikatan oksigen yang terdapatmineral kasiterit. Reduktor yang digunakan sebagai pereduksi adalah gas CO .

Reaksi yang terjadi selama proses smelting adalah SNO2 + CO → SNO + CO2

SNO + CO → SN + CO2

Pada proses smelting akan terbentuk lelehan terak dan timah yang tidak saling larut. Selag akan mengikat pengotor- pengotor yang terdapat dalam konsentrat (unsur Fe). Proses smelting terdiri dari 2 tahap :a. Peleburan tahap pertama adalah peleburan konsentrat timah yang menghasilkan

tismah kasar atau crudetin dan terak I (Selag). Kadar timah dalam terak I sekitar 20 % . tahap ini dikenal dengan peleburan konsentrat timah.

b. Peleburan tahap dua menghasikan senyawa Fe – SN yang disebut hardhead dan terak II dengan kadar SN kurang dari 1%. Hardhead menjadi bahan baku untuk peleburan tahap pertama

3. Permurnian atau refeningCrudetin dari proses peleburan tahap satu dibawah ke proses pemurnian. Kandungan timah dalam crudetin adalah SN > 90 % dan sisanya adalah pengotor. Pemurnian timah dari pengotor dapat dilakukan dengan kettele refening eutektik refening serta ektrolitik refening. Pemilihan teknologi tersebut berdasarkan tingkat kemurnian yang diinginkan.

Page 25: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN XIII

AMDAL

1. Sumber dan Hukuma. PP No.27 tahun 2012 tentang izin lingkungan hidup Pasal 2. Pengganti PP No. 27

tahun 1999 tentang amdalb. UU No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup c. Permen No.10 tahun 2010d. Permen LH No. 16 Tahun 2012

2. Amdal terdiri daria. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

3. Format penyusunan UKL-UPL sesuai PERMEN NO 10 TAHUN 2010a. IDENTITAS PEMRAKARSA

1) NAMA PERUSAHAAN :2) NAMA PEMRAKARSA :3) ALAMAT KANTOR,NO TELEPON/FAX :

b. RENCANA USAHA DAN/KEGIATAN1) Nama rencana usaha dan/kegiatan :2) Lokasi rencana usaha dan/kegiatan :3) Skala usaha dan/kegiatan :

4. Dampak yang ditimbulkana. penambangan timah lepas pantai mengakibatkan kerusakan lingkungan ,jika tidak

dilakukan sesuai dengan prosedur. Eksploitas timbunan bijih akan membongkar permukaan batuan baru dan sejumlah dan besar sisa sisa batu atau tanah sehingga mempercepat pelapukan .

b. penambangan timah darat mengakibatkan ,merusaknya ekosistem darat yang mempengaruhi psikologis masyarakat

c. terbentuknya kolong di darat ,pembentukan kolong ini mengakibatkan kolong akan menampung air hujan namun tidak dapat mengalirkan ,kemudian air tidak dapat tertampung dan akan meluap ke pemukiman warga setempat dan infrastruktur

Page 26: 02 Dokumen (Kelompok 3)

lainya ,seperti jalanan akan lebih mudah rusak akibat genangan air di kolong dan membuat perkembangan nyamuk demam berdarah lebih meningkat

d. sumur gali milik warga yang kurang dalam akan terganggu dalam hal volume air dan kwalitas jika di sekitar sumur ada aktivitas penambangan timah

e. kolong kolong di bangka memiliki sisa endapan logam dan lumpur yang akan dapat mengakibatkan kematian bagi masyarakat setempat

f. Rusaknya ekosistem di darat : Pertambangan menyebabkan daerah aliran sungai (DAS) akibat dari sisa lumpur yang di buang ke sungai yang memicu terjadinya banjir dan tidak sedikit berakibat hilangnya anak sungai karna telah di bendung dan di tutup sebagai kegiatan pertambangan .

g. Rusaknya ekosistem di laut ,meghancurkan terumbu karang dan habitat di sekitarnya ,akibatnya ikan ikan kecil pergi menjauh dari lautan. Hilangnya sebagian sejarah bangka

h. eksploitasi di laut : menyebabkan peninggalan ratusan kapal perhiasan guci,dan lain lain yang berusia ratusan tahun sangat sulit di temukan karna telah ikut menjadi korban keganasan kapal keruk dan kapal hisap.

i. dampak psikologis bagi anak cucu masyarakat bangka : masyarakat sangat sulit untuk memperkenalkan nama jenis pohon dan makhluk air di sekitar pantai, masyarakat harus membangun rumah dari kayu tidak berkelas seperti kayu cempedak,kelapa,karet dan sebagainay,karena kayu umumnya sudah habis di babat oleh alat alat berat, naiknya harga jenis ikan di pasaran.

Page 27: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN I X

REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG

1. Sumber dan Hukum a. UU No. 11 tahun1967 pasal 30 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan.b. PP No. 75 tahun 2001 tentang perubahan kedua atas PP No. 32 tahun 1969 tentang

pelaksanaan UU No. 11 tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan pasal 46 ayat 4

c. Permen ESDM No.07 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pasca Tambang Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batuan

d. UU No. 4 Tahun 2009e. PP No.78 Tahun 2010f. Permen ESDM No. 18 Tahun 2008

2. Pengertian reklamasi Reklamasi adalah sebagai usaha untuk memperbaiki atau memulihkan lahan yang

rusak sebagai akibat usaha kegiatan pertambangan ,agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kemampuannya (direktorat jendral rehabilitas hutan dan lahan departemen kehutanan ).

3. Pengertian Penutupan Tambang Penutupan tambang adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat dari dihentikannya kegiatan penambangan dan/atau pengolahan dan pemurnian untuk memenuhi criteria sesuai dengan dokumen Rencana Penutupan Tambang.

4. Ruang lingkup lahan meliputi:a. Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya b. Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk

pemanfaatan selanjutnya. Sasaran akhir dari reklamasi tersebut adalah terciptanya lahan bekas tambang yang kondisinya aman, stabil dan tidak muda tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan peruntukannya (direktorat jendral mineral batubara dan panas bumi departemen energi dan sumberdaya mineral 2006)

5. Prinsip ReklamasiPERMEN ESDM No. 18 Tahun 2008 tentang reklamasi dan penutupan tambang Pasal 2. Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5a. Perusahaan dalam melaksanakan reklamasi dan penutupan tambang wajib memenuhi

prinsip-prinsip linh=gkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja, serta konservasi bahan galian.

b. Prinsip lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi :

Page 28: 02 Dokumen (Kelompok 3)

1) Kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanah serta udara sesuai baku mutu lingkungan;

2) Stabilitas dan keamanan batuan timbunan penutup, kolam talling, lahan bekas tambang serta struktur buatan (man-made structure) lainnya;

3) Keaneka ragaman hayati;4) Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya;5) Aspek social, budaya dan ekonomi.

c. Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi kondisi aman dan penciptaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Prinsip-prinsip konservasi bahan galian sebagai mana dimaksud dalam pasal 2 meliputi pengumpulan data yang akurat mengenai bahan galian yang tidak dieksploitasi dan/atau diolah serta sisa pengolahan bahan galian

6. Tata laksana umum1) Perusahaan wajib menyusun rencana reklamasi dan rencana penutupan tambang.2) Rencana reklamasi danrencana penutupan tambang sebagaimana dimaksud pada ayat 1

disusun berdasarkan AMDAL atau UKL dan UPL yang telah disetujui, dan sebagai bagian dari studi kelayakan.

3) Perusahaan dalam menyusun rencana reklamasi dan rencana penutupan tambang sebagaimana disebut pada ayat 1 harus mempertimbanagkan :a) Prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud pada pasal 2;b) Peraturan perundang-undangan yang terkait; danc) Kondisi spesifik daerah

7. Rencana reklamasi1) Rencana reklamasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, disusun untuk pelaksanaan

setiap jangka waktu 5 (lima) tahun dengan rincian tahunan meliputi :a) Tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang;b) Rencana pembukaan lahanc) Program reklamasi; dand) Rencana biaya reklamasi

2) Dalam hal umur tambang kurang dari lima tahun, rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disusun sesuai dengan umur tambang

3) Rencana reklamasi sebagai mana dimaksud pada ayat 1 dan 2 disusun sesuai dengan pedoman penyusunan rencana reklamasi sebagaimana tercantum dalam lampiran 1 peraturan menteri ini.

4) Perusahan wajib menyampaikan rencana reklamasi periode lima tahun pertama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 atau sesuai dengan umur tambang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 kepada menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing sebelum melakukan kegiatan eksploitasi/ operasi produksi.

Page 29: 02 Dokumen (Kelompok 3)

5) Rencana reklamasi periode lima tahun berikutnya disampaikan kepada menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuia dengan kewenangan masing-masingsebelum berakhirnya pelaksanaan reklamasi periode lima tahun pertama dan begitu pula untuk seterusnya.

8. Rencana penutupan tambang1) Rencana penutupan tambang sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 meliputi :

a) Profil wilayah;b) Deskripsi kegiatan pertambanagan;c) Gambar rona akhir tambang;d) Hasil konsultasi dan pemangku kepentingan (stakeholders);e) Program penutupan tambang;f) Pemantauan;g) Organisasi; danh) Rencana biaya penutupan

2) Rencana penutupan tambang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disusun sesuai dengan pedoman penyususnan sebagaimana tercantum dalam lampiran 2 pereturan menteri ini

3) Perusahaan wajib menyampaikan rencana penutupan tambangSebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 kepada menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing sebelum dimulainya kegiatan eksploitasi/operasi produksi

9. Penilaian dan persetujuan rencana reklamasi1) Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing

memberikan penilaian den persetujuan atas rencana reklamasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak menerima rencana reklamasi, tidak termasuk jumlah hari yang diperlukan untuk penyempurnaan rencana reklamasi.

2) Apabila persetujuan tidak diberikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja dan tanpa saran penyempurnaan, maka rencana reklamasi yang diajukan dianggap disetujui.

3) Perusahaan wajib melakukan perubahan rencana reklamasi yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 apabila terjadi perubahan atas satu atau lebih hal-hal sebagai berikut :a) System penambangan;b) Tata guna lahan;c) Tata ruang; dan/ataud) AMDAL atau UKL dan UPL

4) Pengejuan perubahan rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan paling lambat 180 hari sebelum pelaksanaan reklamasi periode tahun berikutnya.

5) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangan masing-masing memberikan penilaian dan persetujuan atas perubahan rencana reklamasi sebagai

Page 30: 02 Dokumen (Kelompok 3)

mana di maksud pada ayat 2 dalam jangka waktu paling lama 14 hari kerja sejak menerima perubahan rencana reklamasi, tidak termasuk jumlah hari yang diperlukan untuk penyempurnaan perebuhan rencana reklamasi.

10. Penilaian dan persetujuan rencana reklamasia. Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing

memberikan penilaian dan persetujuan atas rencana penutupan tambang sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dalam jangka waktu paling lam 30 hari kerja sejak menerima rencana penutupan tambang, tidak termasuk jumlah hari yang diperlukan untuk penyempurnaan rencana penutupan tambang.

b. Apabila persetujuan tidak diberikan dalam jangka waktu 30 hari kerja dan tanpa sasaran penyempurnaan, maka rencana penutupan tambang yang diajukan dianggap disetujui.

c. Perusahaan wajib melakukan perubahan rencana penutupan tambang yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 apabila terjadi perubahan satu atau lebih hal-hal sebagai berikut :1) Umur tambang;2) Sarana dan atau prasarana tambang;3) Tataguna lahan;4) Tata ruang; dan/atau5) AMDAL atau UKL atau UPL.

d. Perubahan rencana penutupan tambang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan diajukan 2 tahun sebelum pelaksanaan kegiatan penutupan tambang.

e. Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangan masing-masing memberikan penilaian dan persetujuan atas perubahan rencana penutupan tambang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dalam jangka waktu 90 hari kerja sejak menerima perubahan rencana penutupan tambang, tidak termasuk jumlah hari yang diperlukan untuk penyempurnaan perubahan rencana penutupan tambang.

11. Pelaksanaan dan pelaporan umuma. Pelaksanaan reklamasi dan penutupan tambang wajib dilakukan sesuai dengan

rencana reklamasi dan rencana penutupan Perusahaan wajib mengangkat seorang petugas untuk memimpin langsung masing-masing pelaksanaan reklamasi dan penutupan tambang.

b. tambang yang telah disetujui sebagimana dimaksud dalam pasal 9 sampai dengan pasal 12.

12. Pelaksanaan dan pelaporan reklamasi1) Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 wajib dilakukan pada

lahan tergangguakibat kegiatan usaha pertambangan.2) Lahan terganggu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi lahan bekas tambang

dan lahan di luar bekas tambang yang tidak digunakan lagi.3) Lahan di luar bekas tambang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 antara lain :

Page 31: 02 Dokumen (Kelompok 3)

a. Timbunan tanah penutup;b. Timbunan bahan baku/produksi;c. Jalan transportasi;d. Pabrik/instalasi pengolahan/pemurnian;e. Kantor dan perumahan; dan/atauf. Pelabuhan/dermaga.

4) Pelaksanaan reklamasi wajib dilakukan paling lambat satu bulan setelah tidak ada kegiatan usaha pertambangan pada lahan terganggu sebagaimana dimaksud pada ayat 2.

5) Perusahaan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan reklamasi setiap 1 tahun kepada menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing

6) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disusun sesuai dengan pedoman penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan reklamasi sebagaimana tercantum dalam lampiran 3 peraturan menteri ini.

13. Pelaksanaan dan pelaporan penutupan tambang1) Penutupan tambang sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 wajib dilaksanakan paling

lambat 1 bulan setelah kegiatan penambangan dan/atau pengolahan dan pemurnian berakhir.

2) Perusahaan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan penutupan tambang setiap 3 bulan kepada menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disusun sesuai dengan pedoman penyusunan laporan triwulan pelaksanaan kegiatan penutupan tambang sebagaimana tercantum dalam lampiran 4 peraturan menteri ini.

14. Pemanfaatan lahan pasca tambang timah a. Melakukan kegiatan revegetasi dengan menggunakan jenis MPTS untuk

menghijaukan kembali lahan bekas tambang dan mencegah erosi b. Memanfaatkan tailing timah dengan penanaman tananaman hortikultura dan

tanaman pangan.c. Sejumlah area digunakan untuk pemukiman, sementara area lain dikonversikan

menjadi taman rekreasi.d. Lahan yang tidak subur dimanfaatkan untuk peternakan, penanaman sayur dan

buah. Tanaman tersebut antara lain kelapa , jambu monyet, pisang, ubi, pepaya, kacang tanah, dan sayuran.

15. Telah Didapatkan Izin Reklamasi dan Penutupan Tambang

Page 32: 02 Dokumen (Kelompok 3)

DOKUMEN X

CSR

1. Sumber dan Hukum a. UU No. 40 tahun 2007 Pasal 74

2. Bentuk-Bentuk CSRa. Pada bidang kesehatan : perusahan membagikan mobil ambulance kesehatan gigi dan

mulut kepada dinas kesehatan yang ada dilingkungan kabupaten dan kota.b. Pada bidang pendidikan ; pembangunan dua unit gedung baru universitas bangka

belitung dan penyerahan politeknik manufaktur timah ke pemerintah provinsi bangka belitung.

c. Melaksanakan program kelas unggulan di SMA negeri d. Peran aktif dalam program central language improvement.e. Pada bidang keagamaan : melakukan pembangunan sarana ibadah untuk masyarakat.f. Perusahaan memberikan bantuan secara aktif kepada korban bencana alam di seluruh

indonesia.g. Pada bidang kebersiahan kota : perusahaan membagikan motor gerobak kepada dinas

kebersihan setempat.h. Pemberian modal kepada para petani sawah yang ada di desa Petir.