02. BAB II - Ruang Lingkup Penelitian

download 02. BAB II - Ruang Lingkup Penelitian

of 24

description

ruang lingkup

Transcript of 02. BAB II - Ruang Lingkup Penelitian

47

BAB IIRUANG LINGKUP PENELITIAN

2.1. Lingkup Kegiatan PenelitianPenelitian yang dilakukan berada di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta yaitu pada daerah peternakan babi. Topik penelitian adalah Analisis Pengaruh Limbah Peternakan Babi Terhadap Air Tanah Bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pencemaran limbah peternakan babi terhadap kualitas airtanah serta arah penyebarannya dan menyusun arahan pengelolaan limbah peternakan babi sehingga dapat dikembangkan untuk mengurangi tingkat pencemaran terhadap airtanah di sekitar daerah penelitian. Budaya beternak babi sudah lama dilakukan oleh warga Desa Trimurti sebagai salah satu kegiatan penyokong ekonomi. Karena adanya keterbatasan masyarakat atas dampak dari limbah peternakan babi, limbah peternakan babi tidak diproses terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Belum ada peternakan babi yang benar-benar mengelola limbah peternakannya dengan baik sehingga sangat berpotensi mencemari lingkungan di sekitar peternakan khususnya pada airtanah bebas. Dengan meningkatnya jumlah peternak babi dan meningkatnya pula jumlah penduduk maka semakin diperlukan pengelolaan limbah yang memperhatikan komponen lingkungan meliputi komponen abiotik, biotik, dan kultural sehingga dampak terhadap lingkungan di sekitar dapat diminimalisir.

2.1.1. Pemeliharaan TernakProses pemeliharaan ternak di Desa Trimurti dimulai dari penyediaan kandang, pemberian makanan, pembersihan kandang dan pencegahan penyakit pada ternak. Ternak yang dipelihara mulai dari ukuran kecil sampai dengan ternak yang siap di potong. Berikut merupakan kegiatan pemeliharaan ternak yang dilakukan oleh masyarakat Desa Trimurti.1. Penyediaan KandangBentuk kandang tempat pemeliharaan ternak di Desa Trimurti dibuat dengan bentuk saling berhadapan karena banyaknya ternak babi yang dimiliki oleh penduduk. Lantai dan dinding kandang terbuat dari semen, bentuk lantainya dibuat sedikit miring sehingga mudah dibersihkan dari kotoran ternak. Kandang dibuat terbuka sehingga sirkulasi udara di dalamnya lancar dan sinar matahari dapat menembus kandang. Pada daerah penelitian, kandang yang dibangun selalu berdekatan dengan rumah tinggal penduduk, sehingga bau yang tidak sedap dapat tercium oleh penduduk sekitar. Berikut adalah foto dari kandang yang terbuka.

Gambar 2.1 Foto kandang babi yang terbuka di Desa Trimurti (Kamera menghadap ke Selatan, Foto Penulis, November 2014)

2. Pemberian MakananPakan untuk ternak babi adalah sisa-sisa makanan dari limbah industri tahu berupa ampas kedelai yang kemudian dicampur dengan konsentrat. Tempat minum ternak selalu terisi dengan air sehingga ternak tidak mengalami dehidrasi. Pemberian pakan dilakukan pada waktu pagi dan sore hari, setelah kandang dibersihkan. Pada pagi hari (pukul 10.00 WIB) pakan yang diberikan adalah berupa ampas tahu yang telah dilembutkan. Sedangkan sore hari (pukul 16.00 WIB) ternak diberi makan sisa-sisa makanan dari restoran yang dicampur dengan daun-daunan. Limbah padat yang berasal dari sisa pakan dan feses dibersihkan dengan cara disemprot dengan air sampai terencerkan, sisa-sisa limbah padat yang tidak dapat diencerkan diambil kemudian dibuang ke dalam galian penampungan limbah. Limbah cair berupa urine dan air sisa pembersihan kandang yang kemudian dialirkan ke dalam galian penampungan limbah.3. Pengendalian PenyakitBentuk pengendalian penyakit ternak yang dilakukan oleh peternak Desa Trimurti adalah dengan menjaga kesehatan ternak dalam bentuk tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan ternak adalah :a. Memandikan ternak dengan cara disemprot air, b. Ternak yang sakit dipisahkan dengan yang sehat dan segera dilakukan pengobatan jika masih bisa diobati. Untuk ternak yang terkena penyakit kronis seperti cacar api harus segera dipisahkan untuk kemudian dibunuh dan dibakar agar penyakit tidak menular ke ternak lainnya.c. Memberikan makanan daun-daunan hijau agar pencernaan serta daya tahan tubuh ternak selalu terjaga sehingga tahan terhadap serangan penyakit.d. Pemberian vaksin secara berkala (sekali dalam satu tahun) agar hewan ternak kebal terhadap virus yang berbahaya.4. Pembersihan TernakKebersihan ternak sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan ternak karena jika ternak tidak rajin dibersihkan maka akan beresiko terkena penyakit yang mematikan, yaitu cacar api. Cacar api adalah penyakit yang sering menyerang hewn ternak terutama babi. Penyakit ini dapat membunuh seluruh ternak di dalam peternakan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.Tubuh ternak babi mudah sekali kotor akibat kotoran hewan itu sendiri, debu dan keringat yang melekat pada tubuh. Bentuk usaha untuk menjaga kebersihan ternak adalah dengan cara memandikan ternak satu kali setiap harinya dengan menyemprot ternak menggunakan selang. Air bekas memandikan ternak kemudian dialirkan menuju galian penampung limbah peternakan yang kemudian diserap ke dalam tanah.2.1.2. Saluran Pembuangan Limbah PeternakanSaluran pembuangan limbah peternakan di Desa Trimurti kebanyakan langsung mengalirkan limbah perternakannya ke lubang galian tanah di pekarangan peternakan.Gambar 2.2 (a) Foto saluran pembuangan limbah (b) Foto lubang galian penampung limbah peternakan. (Kamera menghadap ke Selatan (a) dan ke Utara (b), Foto Penulis, November 2014)Dari uraian kegiatan peternakan babi di Desa Trimurti, menunjukkan bahwa usaha tersebut belum mempunyai fasilitas pengelolaan limbah yang memadai. Keterbatasan biaya dan pengetahuan masyarakat mengenai dampak dari pencemaran limbah peternakan menjadi dasar tidak adanya pengelolaan limbah yang memadai. Pembuangan limbah langsung dialirkan ke dalam lubang galian penampungan limbah yang kemudian diresapkan ke dalam tanah. Dengan tata kelola limbah peternakan yang belum memadai dapat menyebabkan pencemaran airtanah di daerah sekitar peternakan babi. Dengan adanya hal tersebut perlu adanya penelitian mengenai pengaruh limbah peternakan babi terhadap kualitas airtanah di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2.2. Kerangka Alur PikirTujuan Penelitian1. Mengetahui limbah peternakan sebagai sumber pencemar airtanah di daerah penelitian.2. Mengetahui kualitas airtanah di daerah penelitian menggunakan metode indeks pencemaran.3. Mengetahui pengaruh limbah peternakan babi terhadap kualitas airtanah di daerah penelitian.Rumusan Masalah1. Bagaimana kualitas limbah peternakan sebagai sumber pencemar airtanah di daerah penelitian?2. Bagaimana kualitas airtanah di daerah penelitian?3. Bagaimana pengaruh limbah peternakan babi terhadap kualitas airtanah di daerah penelitian?Latar BelakangKumpulan peternakan babi di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta sangat berpotensi mencemari airtanah. Peternakan di desa ini kebanyakan dilakukan oleh perseorangan. Kebanyakan peternakan di Desa Trimurti membuang limbahnya langsung di pekarangan tanpa diadakan pengelolaan khusus sehingga berpotensi mencemari airtanah di daerah tersebut. Penggunaan lahan di Desa Trimurti banyak digunakan sebagai permukiman sehingga besar kemungkinan berdampak pada kesehatan masyarakat di Desa Trimurti. Sebagian warga mengeluhkan bahwa air sumurnya berwarna kuning sehingga tidak layak untuk konsumsi. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 bahwa untuk melestarikan fungsi air perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana dengan memperlihatkan kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis. Kajian Teori

Analisis Karakteristik Limbah Peternakan Babi Airtanah Pencemaran Airtanah Indikator pencemaran airtanah Arah Aliran Airtanah

Manfaat Penelitian1.Sebagai masukan bagi masyarakat sekitar dalam upaya pengelolaan limbah peternakan babi agar tidak mencemari lingkungan.2.Sebagai masukan untuk mengambil kebijakan sehubung dengan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh adanya limbah peternakan babi.3.Hasil dari penelitian ini adalah berupa peta sebaran limbah peternakan babi terhadap airtanah di daerah penelitian.Metode Penelitian

1. Metode Survei & Wawancara2. Metode Pengambilan Sampel Purposive Random Sampling3. Metode Laboratorium4. Metode Analisis Indeks Pencemaran (Status Mutu Air)

Hasil Penelitian

1. Kandungan zat pencemar dalam limbah peternakan babi yang mempengaruhi kualitas airtanah di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta2. Peta Sebaran Kualitas Air berdasarkan baku mutu di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta3. Arahan pengelolaan limbah pada peternakan babi.Parameter1. Iklim2. Bentuk lahan3. Tanah 4. Satuan batuan5. Struktur batuan6. Sosial

Gambar 2.3 kerangka alur pikir2.3. Lingkup Daerah Penelitian2.3.1. Batas Administrasi2.3.1.1. Lokasi dan Letak Serta Ketinggian Daerah PenelitianLokasi penelitian berada di Desa trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Secara astronomis daerah penelitian terletak pada 110o1450 Bujur Timur dan 07o5737 Lintang Selatan dengan luas 6,46 Ha. Letak administrasi lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.2.2.3.1.2. Kesampaian Daerah PenelitianLokasi penelitian berjarak 12 km dari Kota Bantul, dan 5 m dari permukiman terdekat. Daerah penelitian dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu 10 menit dari Kota Bantul. Kondisi jalan yang dapat ditempuh sudah beraspal dengan bentuk medan yang landai dan datar.

Gambar2.4 Peta ADMIN ENAK

Gambar2.5 Peta Citra Ikonos

2.3.2. Batas Daerah PenelitianBatas daerah penelitian secara administrasi terletak di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan. Desa Trimurti berbatasan dengan : Sebelah Utara : Sungai Progo Sebelah Timur : Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak Sebelah Selatan : Permukiman Desa Poncosari Sebelah Barat: Sungai ProgoBatas penelitian dapat diambil secara batas administrasi berupa batas administrasi jalan, dusun dan desa, maupun batas ekologis seperti lembah, sungai dan yang lainnya disesuaikan dengan judul penelitian dan kondisi dalam lingkup penelitian yang akan diambil. 2.3.2.1. Batas Kegiatan PenelitianBatas kegiatan adalah batasan suatu rencana atau proyek yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian yaitu menganalisis tingkat pencemaran yang ada di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kegiatan peternakan babi terkonsentrasi di Dusun Srandakan sehingga batas kegiatan penelitian mencakup Dusun Srandakan dan dusun-dusun yang bersebelahan langsung dengan Dusun Srandakan.2.3.2.2. Batas Ekologis / EkosistemBatas ekologis merupakan daerah sebaran dampak dari adanya keberadaan kegiatan peternakan babi yang berada di Desa Trimurti. Dari kegiatan peternakan babi pasti menghasilkan limbah. Dengan semakin berkembangnya kegiatan di Desa Trimurti maka jumlah limbah yang dihasilkannya pun semakin bertambah. Kondisi ini didukung dengan perilaku masyarakat yang membuang limbah langsung ke tanah Sehingga secara tidak langsung dapat menyebabkan penurunan terhadap kualitas airtanah. Batas ekologis meliputi daerah di pinggir Sungai Progo.2.3.2.3. Batas SosialBatas sosial merupakan ruang yang merupakan berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan, sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang berkaitan dengan kegiatan atau keberadaan peternakan babi yang diperkirakan mengalami dampak dari aktivitas peternakan babi. Daerah ini meliputi permukiman, lahan kosong, dan daerah yang merupakan aktivitas masyarakat.2.4. Lingkup Rona Lingkungan HidupRona lingkungan hidup merupakan kondisi lingkungan daerah penelitian yang ada sekarang. Rona lingkungan hidup meliputi komponen geofisik-kimia, biotis, dan sosial. Rona lingkungan hidup berasal dari data sekunder dan hasil observasi lapangan yang meliputi beberapa aspek yang pertama yaitu aspek geofisik-kimia dan fisik seperti iklim, bentuk lahan, tanah, batuan, struktur geologi, tata air, bencana alam,dsb. Aspek yang kedua yaitu biotis seperti flora, dan fauna.2.4.1. Komponen Geofisik-kimiaKomponen geofisik-kimia meliputi iklim (data curah hujan), bentuk lahan, tanah, satuan batuan, tata air dan penggunaan lahan di daerah penelitian.2.4.1.1. IklimIklim adalah gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau dikatakan iklim merupakan rerata cuaca. Penentuan iklim pada daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan klasifikasi system Schmidt Ferguson. Penggolongan iklim menurut Schmidt Ferguson yaitu dengan menggunakan rasio Q yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan rasio nilai Q, Indonesia memiliki 8 tipe curah, lihat Tabel 2.1.:Tabel 2.1 Tipe Iklim Menurut Schmidt dan FergusonNo.Nilai QIklim

KlasifikasiNama

1.0 Q < 0,143ASangat basah

2.0,143 Q < 0,333BBasah

3.0,333 Q < 0,600CAgak basah

4.0,600 Q < 1,000DSedang

5.1,000 Q < 1,670EAgak kering

6.1,670 Q < 3,000FKering

7.3,000 Q < 7,000GSangat kering

8.Q 7,000HLuar biasa kering

(Sumber. F.H. Schimdt dan J.H.A. Fergusson, 1951.)Bulan basah dan bulan kering menurut Schmidt Fergusson yang dikemukakan oleh Mohr, bulan basah merupakan bulan yang curah hujannya lebih besar dari 100 mm, sedangkan bulan kering merupakan bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm.Adapun bulan yang memiliki curah hujan antara bulan basah dengan bulan kering atau berada pada 60 hingga 100 mm. digolongkan ke dalam bulan lembab. Berikut adalah data curah hujan Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Data Curah Hujan Stasiun Ringinharjo 2002-2013NoTahunCurah hujan (mm)Jumlah Bulan

JanFebMarAprMeiJuniJulyAgsSepOktNovDesBKBLBB

1200053042439944818600001373242044-8

2200175752159918848260005373732355-7

32002794579428210000001702226-6

42003222364222730300088207318615

520043125344545123140000172226-6

6200562453427641408417001713241035318

7200665543777434427700000175356-6

820071025715301395614500065226917327

920089174656311662811000031547804-8

102009340602366353247138000371321774-8

1120103332493954265781371506703513316561110

1220115206093822222730000444838504-8

132012743583508255712000141269930417

142013907389214255160163975758367810219

BK000258111314510

BL000011110200

BB141414129520071314

(Sumber: Kabupaten Bantul Dalam Angka)

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di bumi sangat berpengaruh terhadap radiasi matahari, evapotranspirasi, temperatur dan curah hujan. Dari hasil perhitungan menggunakan rumus diatas, maka tipe iklim pada lokasi penelitian mempunyai nilai Q sebesar 0,563. Nilai Q yang demikian merupakan tipe iklim golongan C karena berada diantara 0,333 < Q < 0,600 dengan ciri iklim agak basah.

2.4.1.2. Bentuk LahanDesa Trimurti berada pada dataran rendah dengan kemiringan lereng yang seragam yaitu berkisar antara 0o 2o (0% - 2%), termasuk dalam kelas lereng datar atau hampir datar, tidak ada erosi yang besar. Daerah ini terletak pada ketinggian 25 - 15 m dpl (di atas permukaan laut). Peta Topografi Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gb 2.6 Peta TOPOGRAFI

2.4.1.3. TanahTanah merupakan akumulasi tubuh alam yang bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan organism yang bekerja terhadap batuan induk pada relief tertentu dan dalam jangka waktu tertentu serta mampu menumbuhkan tanaman. Jenis tanah di Desa Trimurti merupakan jenis tanah Aluvial kelabu coklat yang berasal dari hasil pelapukan abu vulkanik gunung api. Jenis tanah ini tersebar di seluruh daerah di sekitar daerah penelitian, dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gb 2.7 Peta Jenis Tanah

2.4.1.4. Satuan BatuanKondisi geologi Kecamatan Srandakan secara umum termasuk dalam formasi Yogyakarta yang merupakan formasi endapan Vulkanik Merapi Muda, yang terbentuk pada zaman kuarter. Material penyusunnya yang dominan adalah pasir dan debu vulkanik. Di samping itu terdapat pula sisipan tuff, abu, breksi, aglomerat dan lelehan lava yang tidak terpisahkan. Hasil pelapukan kemudian terangkat oleh air membentuk lereng Merapi bagian selatan yang terdiri dari endapan aluvial rombakan vulkanik dan alur-alur yang berasal dari endapan sebelah atas. Endapan aluvial terdiri dari kerakal, pasir, lanau, dan lempung banyak tersebar di sekitar aliran Sungai Progo.

2.8 Peta Satuan Batuan

2.4.1.5. Tata AirMasyarakat di Desa Trimurti umumnya memanfaatkan airtanah untuk air minum maupun untuk kegiatan sehari-hari. Sumur penduduk pada umumnya merupakan sumur dangkal dengan kedalaman muka airtanah kurang dari 10 meter. Beberapa penduduk telah memasang pipa-pipa pralon untuk memompa airtanah dari sumur. Selain dengan pompa, sebagian masyarakat masih menggunakan katrol timba untuk menimba air dari sumur.Terkait dengan pembuangan limbah kegiatan peternakan yang langsung diserapkan ke tanah, secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas airtanah di sekitar area peternakan. Kondisi muka airtanah yang dangkal serta jenis tanah yang permeabel menyebabkan proses infiltrasi bahan pencemar lebih mudah sampai pada lapisan airtanah.2.4.2. Komponen Biotis2.4.2.1. FloraBerdasarkan pengamatan di lapangan, Desa Trimurti mempunyai jenis flora yang beranekaragam. Masyarakat desa ini banyak menanam kelapa, ubi kayu, coklat, alpukat, kacang tanah, melinjo, cabai dan pisang.

Tabel 2.3, Flora yang ada di lokasi penelitianNoNama LokalNama Latin

1Alang-alangImperata Cylindrical

2AlpukatPersea Americana

3BelimbingAverthoa sp.

4CabaiCapsicum Amnum

5CoklatTheobroma Cacao

6JagungZysigium sp.

7Kacang tanahArachis Hypogaea

8KelapaCocos Nucifera

9ManggaMagnifera sp.

10MelinjoGnetum gnemon

11PadiOriza sativa

12PapayaCarica Papaya

13PisangMusa Indica

15Ubi JalarIpomoea Batata

14Ubi KayuManihot sp

(Sumber: Pengamatan Lapangan)2.4.2.2. FaunaJenis fauna yang dominan di temukan di lokasi penelitian adalah jenis ternak baik itu ternak besar maupun ternak kecil,Tabel 2.4, Fauna yang ada di lokasi penelitianNoNama LokalNama Latin

7AyamGallus domesticus

6BabiSus falconeri

8ItikAnasboschas

5KambingCapra aegagrus hircus

3KerbauB. bubalis carabauesis

4KudaEquus ferus caballus

2Sapi PerahBos indicus

1Sapi PotongBos primigenius

(Sumber: Pengamatan Lapangan)

2.4.3. Komponen Sosial2.4.3.1. DemografiSecara umum jumlah penduduk di Desa Trimurti berjumlah 18.608 jiwa, yang terdiri dari 9171 orang laki-laki dan 9437 orang wanita. Dengan jumlah kepala keluarga sebesar 5.183 KK dan kepadatan penduduk 6.46 jiwa/km (Srandakan Dalam Angka 2014).2.4.3.2. Sosial EkonomiBentuk mata pencaharian warga di Desa Trimurti berdasarkan data monografi tahun 2013 yang didapat dari kantor Kelurahan Trimurti, Kecamatan Srandakan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Selain mata pencaharian sebagai petani juga terdapat mata pencaharian seperti peternakan babi dan ayam, industri tahu, bangunan, pedagang, transportasi, PNS, TNI, polisi, pensiunan, dan lainnya. (Kecamatan Srandakan Dalam Angka, 2014).2.4.3.3. Sosial BudayaPenduduk di daerah penelitian banyak bermacam macam pemeluk agama. Mayoritas agama yang dianut di Desa Trimurti yaitu memeluk agama Islam dengan terdapat fasilitas tempat ibadah seperti 5 masjid dan 3 mushola.Selain fasilitas tempat ibadah di Desa Trimurti juga terdapat infrastruktur guna meningkatkan sumber daya manusia yaitu berupa 12 unit taman kanak-kanak, 8 unit sekolah dasar, 1 unit SLTP, dan 1 unit SLTA (Kecamatan Srandakan Dalam Angka, 2014).

2.4.3.4 Kesehatan MasyarakatFasilitas kesehatan yang terdapat di Desa Trimurti merupakan fasilitas masyarakat yang berfungsi sebagai sarana pengobatan. Fasilitas kesehatan di daerah penelitian ini berupa 2 unit Rumah Sakit Bersalin, 2 unit Puskesmas, dan 1 unit Praktek Dokter dengan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan bidan.(Kecamatan Srandakan Dalam Angka, 2014).2.4.3.5 Penggunaan LahanBerdasarkan data monografi Desa Trimurti tentang penggunaan lahan tanah pada wilayah ini, maka tata guna lahan yang berada di daerah penelitian dipergunakan seperti pada table 2.3. Tabel 2.5. Data Penggunaan Lahan Tahun 2014Penggunaan lahanLuas (Ha)

Luas tanah seluruhnya645,50

Terdiri atas :

Tanah Sawah34,22 Ha

Tanah Kering15,95 Ha

Pemukiman376,43 Ha

Lainnya218,9 Ha

(Sumber : Data kelurahan Trimurti 2013.)

Gb 2.9 Peta Penggunaan lahan

2.5. Isu-isu PokokDaerah penelitian pada Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul mempunyai permasalahan pencemaran limbah peternakan babi yang mencemari airtanah kawasan sekitar peternakan. Belum adanya pengolahan limbah peternakan babi menyebabkan terjadinya pencemaran airtanah yang disebabkan limbah kotoran babi di lingkungan daerah penelitian. Berdasarkan hasil wawancara singkat kepada warga di sekitar lokasi peternakan, mereka banyak mengeluhkan akan kuningnya air sumur mereka serta bau yang menyengat akibat kotoran yang tidak terkelola dengan baik serta tidak adanya perlakuan khusus atas mayat/bangkai babi yang hanya dibiarkan sehingga menimbulkan bau busuk yang menyengat.Keterbatasan pengetahuan masyarakat akan dampak dari pencemaran limbah peternakan babi menjadi faktor utama akan tercemarnya airtanah oleh limbah peternakan. Sebagian besar peternak mengeluhkan akan biaya untuk pembuatan fasilitas pengelolaan limbah yang terlalu besar. Dampak dari pencemaran airtanah di sekitar peternakan mereka sama sekali tidak dipertimbangkan. Hal tersebut tentunya perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti agar pencemaran airtanah oleh limbah peternakan babi dapat diminimalisir tanpa mengabaikan keterbatasan ekonomi para peternak.23