01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

28
STAN

Transcript of 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

Page 1: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

STAN

Page 2: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

STAN

DANPENGERTIAN DASAR

KEWAJIBAN PEMBUKUAN

Page 3: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Pengertian Akuntansi Pajak

Metode dan praktik akuntansi khusus untuk memenuhi ketentuan perpajakan, termasuk penyusunan laporan keuangan fiskal dan pengisian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) serta perencanaan dalam rangka mengefisienkan pajak

Page 4: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Sistem Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta WP untuk melaksanakan kewajiban perpajakan

Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak berada pada WP, pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan pengawasan.

WP melaksanakan sistem self assesment dengan harapan mudah dipahami, sederhana, terkendali dan lebih teratur

Page 5: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Pembukuan fiskal

Dengan adanya self assesment, pemerintah memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk menghitung dan melaporkan sendiri pajaknya dan diharapkan masyarakat menjadi mitra untuk pemasukan uang ke kas negara

WP dan pemerintah dengan fungsinya masing-masing mempunyai media yaitu berupa pembukuan

Page 6: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Pembukuan(pasal 1 angka 29 UU KUP)

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi keadaan harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang diakhiri dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir.

Page 7: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Akuntansi

Akuntansi adalah suatu sistem informasi

Proses akuntansi adalah proses pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi

Akuntansi dibutuhkan oleh berbagai pihak baik pihak internal maupun pihak eksternal

Page 8: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Kewajiban pembukuan bagi Wajib Pajak

Wajib Pajak di Indonesia, wajib menyelenggarakan pembukuan, yaitu suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir.

Page 9: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Kewajiban…

Selain dapat dihitung besarnya PPh, pajak-pajak lainnya juga harus dapat dihitung dari pembukuan tersebut. Agar PPN dan PPnBM dapat dihitung dengan benar, pembukuan harus mencatat juga jumlah harga perolehan atau nilai impor, jumlah harga jual atau nilai ekspor, jumlah harga jual dari barang yang dikenakan PPnBM, jumlah pembayaran atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, jumlah PM yang dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan

Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan SAK, kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain

Page 10: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Syarat pembukuan dalam perpajakan

Pembukuan harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya

Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah

Disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan

Page 11: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Syarat pembukuan…

Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang

Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan

Page 12: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Prinsip taat azas

Prinsip taat asas adalah prinsip yg sama digunakan dalam metode pembukuan dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk mencegah penggeseran laba atau rugi

Prinsip ini diterapkan dalam :1. Stelsel pengakuan penghasilan;2. Tahun buku;3. Metode penilaian persediaan;4. Metode penyusutan dan amortisasi

Page 13: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Stelsel akrual

Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya itu dibayar tunai

Page 14: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Stelsel kas

Suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang dibayar secara tunai. Menurut stelsel ini, penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan, bila benar-benar telah diterima tunai dalam suatu periode tertentu, serta biaya baru dianggap sebagai biaya, bila benar-benar telah dibayar tunai dalam suatu periode tertentu. Stelsel kas biasanya digunakan oleh perusahaan kecil orang pribadi atau perusahaan jasa misalnya transportasi, hiburan, restoran, yang tenggang waktu antara penyerahan jasa dan penerimaan pembayarannya tidak berlangsung lama

Page 15: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Pemakaian stelsel kas untuk penghitungan PPh

Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian dan persediaan

Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan hanya dapat dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi

Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat asas

Penggunaan stelsel kas untuk tujuan perpajakan dapat juga dinamakan stelsel campuran

Page 16: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Hubungan Akuntansi Pajak denganAkuntansi Komersial

Akuntansi komersial menyajikan informasi tentang keadaan yang terjadi selama periode tertentu. Dari informasi tersebut, manajemen atau pihak lain yang berkepentingan dapat mengambil suatu penilaian dan kesimpulan mengenai kondisi dan kinerja perusahaan.

Page 17: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Hubungan…

Secara umum, akuntansi komersial disusun dan disajikan berdasarkan Standar yang berlaku, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Namun, untuk kepentingan perpajakan, akuntansi komersial harus disesuaikan dengan aturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, apabila terjadi perbedaan antara ketentuan akuntansi dengan ketentuan pajak, untuk keperluan pelaporan dan pembayaran pajak maka Undang-Undang Perpajakan memiliki prioritas untuk dipatuhi sehingga tidak menimbulkan kerugian material bagi wajib pajak yang bersangkutan

Page 18: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Prinsip dasar akuntansi pajak

• Praktik akuntansi seperti Standar Akuntansi Keuangan diikuti juga oleh pembukuan perpajakan kecuali ditentukan lain dalam ketentuan perpajakan.

- Prinsip dasar dalam Sandar Akuntansi Keuangan yang digunakan dalam akuntansi komersial, yaitu Dasar akrual (accrual basis) dan Kelangsungan Usaha (Going Concern) juga digunakan sebagai prinsip dasar dalam Akuntansi Pajak.

Page 19: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Prinsip dasar …..

Accrual Basis :Pengakuan pengaruh transaksi dan peristiwa

pada saat kejadian, dan bukan saat uang tunai (kas) dan setara kas diterima atau dibayar.

Going Concern :Mengasumsikan bahwa aktivitas perusahaan

akan berlangsung terus, akan dilanjutkan di masa depan dan tidak ada maksud atau keinginan untuk melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.

Page 20: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Prinsip dasar …..

Stelsel kas dalam akuntansi komersial untuk tujuan perpajakan dimodifikasi dengan mengakui penghasilan berdasar metode akrual dan menghitung depresiasi atas aktiva tetap dan amortisasi atas intangible dalam pembebanan capital expenditure

Dengan demikian penggunaan stelsel kas untuk tujuan perpajakan dapat juga dinamakan stelsel campuran

Page 21: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Tujuan Laporan Keuangan Pajak

Memberikan informasi-informasi yang diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PPh) dan Dasar Pengenaan Pajak (PPN)

Membantu wajib pajak untuk menghitung besarnya pajak yang terutang

Mengetahui dan menilai tingkat kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan sistem self assessment, terutama apabila sedang terjadi pemeriksaan atau penyidikan pajak.

Page 22: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Ciri Kualitatif Laporan Keuangan Pajak

Dapat dipahami oleh petugas/pemeriksa pajak. Sensitivitas informasi, bukan materialitas. Laporan Keuangan Fiskal disajikan secara jujur, dengan

itikad baik, substansi penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun, substansi beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible expenses) adalah beban untuk mendapatkan, menagih, dan menerima penghasilan yang merupakan obyek pajak yang dihitung dari penghasilan neto.

Dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya, terutama untuk kompensasi kerugian, utang-piutang antar periode, dan perbandingan pengakuan laba atau rugi yang menuntut konsistensi kebijakan akuntansi pajak. Perubahan kebijakan akuntansi pajak dimungkinkan dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak dengan mengajukan permohonan dilengkapi alasan.

Page 23: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Ciri……

Laporan keuangan fiskal harus tepat waktu, paling lambat akhir bulan ketiga setelah berakhirnya tahun buku. 

Akuntansi Pajak harus independen terhadap akuntansi komersial.

Apabila akuntansi komersial tidak mampu menerbitkan laporan keuangan tepat waktu, akuntansi pajak harus mampu menerbitkan laporan keuangan fiskal sendiri. Koreksi fiskal merupakan salah satu cara praktis dalam penyusunan laporan keuangan fiskal.

Page 24: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Pendekatan dalam menyusun laporan keuangan fiskal

Ketentuan pajak secara dominan mewarnai praktek akuntansi. Pada pendekatan ini, wajib pajak harus menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan ketentuan perpajakan. Dengan demikian, setidaknya ada 2 (dua) laporan yang disusun oleh wajib pajak, yaitu laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal

Ketentuan pajak merupakan standar yang terpisah dari praktek akuntansi. Pada pendekatan kedua, wajib pajak bebas menyelenggarakan pembukuan berdasarkan prinsip akuntansi. Untuk kepentingan pajak, wajib pajak menyusun sebuah laporan keuangan fiskal melalui proses penyesuaian dan rekonsiliasi antara praktek akuntansi dengan ketentuan perpajakan

Page 25: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Pendekatan…

Ketentuan pajak merupakan sisipan terhadap standar akuntansi. Pada pendekatan terakhir, laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi. Namun, preferensi diberikan kepada ketentuan pajak apabila terdapat pengaturan yang tidak sejalan dengan standar akuntansi

Page 26: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Penyusunan laporan keuangan fiskal

Pajak tidak mengatur secara khusus mengenai cara atau alur dalam menyusun sebuah laporan keuangan. Oleh karena itu, wajib pajak dapat mengikuti alur penyusunan laporan keuangan yang terdapat dalam akuntansi komersial

Laporan keuangan dimulai dari pencatatan dokumen-dokumen dasar yang terjadi dalam sebuah transaksi ke dalam buku harian atau jurnal harian. Kemudian, jurnal harian tersebut dimasukkan (posting) ke dalam buku besar

Page 27: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Penyusunan…

Pada akhir periode, dari buku besar disusun neraca saldo sebelum penyesuaian. Dengan penyesuaian terhadap keadaan yang sebenarnya terjadi pada akhir tahun dan catatan penutup (closing entries), disusunlah sebuah neraca saldo setelah penyesuaian

Dari neraca saldo setelah penyesuaian tersebut, diperoleh sebuah laporan keuangan komersial

Untuk kepentingan pajak, laporan keuangan komersial disesuaikan dengan ketentuan pajak yang berlaku  sehingga diperoleh sebuah laporan keuangan fiskal. Penyesuaian laporan keuangan komersial dengan ketentuan pajak lebih dikenal dengan sebutan rekonsiliasi fiskal

Page 28: 01. KEWAJIBAN PEMBUKUAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Terima Kasih

Kata-kata bijak hari ini :

“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu, tetapi orang-orang yang terus tetap belajar akan menjadi pemilik masa depan.” (Mario Teguh - Motivator)