009114062 - mb etarepository.usd.ac.id/27835/2/009114062_Full[1].pdf · 2018. 6. 11. · karyawan...

134
STUDI DESKRI BATIK ”nDAL Diaj PROGRAM i IPTIF OCB PADA KARYAWAN PE LEM PAKARYAN BATIK KRT. DA HADINAGORO” SKRIPSI jukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: R. KHRESNA MAHENDRATANTO NIM : 009114062 M STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 ERUSAHAAN AUD WIRYO OLOGI

Transcript of 009114062 - mb etarepository.usd.ac.id/27835/2/009114062_Full[1].pdf · 2018. 6. 11. · karyawan...

  • STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN

    BATIK ”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT.

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

    i

    STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN

    BATIK ”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO

    HADINAGORO”

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    Oleh:

    R. KHRESNA MAHENDRATANTO

    NIM : 009114062

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2009

    STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN

    DAUD WIRYO

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  • ii

    SKRIPSI

    STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN BATIK

    ”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO HADINAGORO”

    OLEH:

    R. KHRESNA MAHENDRATANTO

    NIM : 009114062

    Telah disetujui oleh:

    Pembimbing

    P. Henrietta PDADS, S.Psi. tanggal.................

  • iii

    SKRIPSI

    STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN BATIK

    ”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO HADINAGORO”

    OLEH:

    R. KHRESNA MAHENDRATANTO

    NIM : 009114062

    Telah dipertahankan di depan

    Panitia Penguji

    pada tanggal ( )

    dan dinyatakan memenuhi syarat

    Susunan Panitia

    Nama Lengkap Tanda tangan

    Ketua : ........................ Sekretaris : ........................ Anggota : ........................

    Yogyakarta,

    Fakultas Psikologi

    Universita Sanata Dharma

    Dekan,

    (P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.)

  • iv

    ”Satu-satunya yang menghalangi seseorang dari mendapatkan apa yang

    diinginkannya dalam kehidupan ini seringkali hanyalah kemauan untuk

    mencobanya serta iman untuk meyakini bahwa itu mungkin”

    Richard M. Devos

    ”Kesuksesan tidaklah diukur oleh posisi yang dicapai seseorang dalam

    hidup, namun oleh rintangan-rintangan yang telah diatasi oleh seseorang

    ketika berusaha mencapai kesuksesan”

    Booker T. Washington

    ”Seorang pemenang bukanlah orang yang tidak pernah gagal, namun

    pemenang adalah orang yang tidak pernah berhenti berusaha”

  • v

    Kupersembahkan karya ini untuk YESUS KRISTUS, Tuhan, Bapa dan Sahabatku

    yang luar biasa kasih setiaNYA

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta,

    Penulis

    R. Khresna Mahendratanto

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : R. KHRESNA MAHENDRATANTO

    Nomor Mahasiswa : 009114062

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

    STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN BATIK

    ”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO HADINAGORO”

    Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

    Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

    mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

    mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

    tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

    selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal 13 Mei 2009

    Yang menyatakan

    R. Khresna Mahendratanto

  • viii

    ABSTRAK

    R. Khresna Mahendratanto

    Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    Studi Deskriptif OCB Pada Karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik

    KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan pada Perusahaan Batik ”KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dalam sektor garmen dan tekstil serta perusahaan yang terkena dampak dari resesi ekonomi global. Subyek penelitian adalah karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” sebanyak 111 karyawan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala OCB yang diadopsi dari skala milik Hardaningtyas (2004). Analisis data adalah dengan perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik pada tiap dimensi, yang kemudian ditarik kesimpulan secara deskriptif mengenai OCB pada karyawan.

    Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dari tiap dimensi ditemukan mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik, sehingga dapat dikatakan bahwa para karyawan masuk dalam kategorisasi tinggi pada tiap dimensi OCB. Berdasar pada hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan pada Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” memiliki OCB yang tinggi, sehingga mereka bisa dianggap siap dalam menanggapi perubahan visi dan bertambahnya tuntutan kerja yang dimunculkan oleh perusahaan dalam upayanya menanggapi kondisi resesi ekonomi ini. Kata kunci : OCB, resesi ekonomi global

  • ix

    ABSTRACT

    R. Khresna Mahendratanto Faculty of Psychology

    Sanata Dharma University Yogyakarta

    Descriptive Studi of OCB among the Employees of “nDalem Pakaryan Batik

    KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company

    This study was intended to explore the Organizational Citizenship Behavior (OCB) among the employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company as a business of garment and textile. As we know the sector is fragile for suffering from negative effect of global ressesion. Subjects of study were 111 employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company. In this study, researcher used purposive sampling technique. The data were collected used OCB scale adopted from Hardaningtyas’ (2004). The data analysis used comparison between empirical mean and hypotethical mean on every OCB’s dimension. The calculation from each dimension shows descriptively the OCB of the employees. The results shows that in each dimension the empirical mean is bigger than the hypothetical mean, therefore the employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company enjoy high category of OCB on every dimension. It is hoped that the employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company will be well-ready to embrace the vision change and to meet the increasing task demand adopted by the company as the efforts to adjust to the condition of global economy ressesion. Keywords : OCB, global economy

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Yesus Kristus, Tuhanku yang telah melimpahkan kasih

    dan bimbinganNya kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Dengan

    kasih dan pendampinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    Studi Deskriptif OCB Pada Karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik

    KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”.

    Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam

    penyelesaian skripsi ini secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

    dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada saya

    untuk menyelesaikan skripsi ini.

    2. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M, S.Psi., M.Si. selaku kaprodi yang telah

    membantu saya dan memberi fasilitas kepada penulis untuk dapat

    menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

    3. Ibu P. Henrietta PDADS., S.Psi yang sudah bersedia membimbing dan

    memberi dorongan kepada penulis dalam mengerjakan skripsinya.

    4. Orang tuaku Bpk. Widi Nursantoro dan Ibu R.Ay. Sri Yatmi Anik yang telah

    melahirkan dan membesarkan aku dengan penuh kasih dan kesetiaan sampai

    detik ini.

    5. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M. Acc. selaku Wakil Rektor I dan Mas Martono

    yang membantu penulis dengan memberi kelonggaran waktu dalam

    penyelesaian skripsi.

  • xi

    6. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. dan Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ.

    yang sudah bersedia menjadi dosen penguji dalam ujian skripsi saya.

    7. Adikku Rr. Gita Patriahastari yang telah banyak mendukungku.

    8. KRT. Daud Wiryo Hadinagoro, opaku dan semua teman-teman di Forum

    Cinta Anak Bangsa, Sahron, Simon, Juanta, Randy, Ricky, Lina, Clara,

    Tommy, Erick, dan adikku Nando yang tidak henti-hentinya memberikan

    semangat kepadaku.

    9. Dian Istikasari, seorang wanita yang benar-benar punya makna dan mampu

    memberi motivasi yang luar biasa dalam penyelesaian karya ini.

    10. Sepupu-sepupuku yang terus menanyakan kapan sripsiku selesai.

    11. Mas Muji, Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Doni, Pak Gie, yang selalu

    bersedia membantu selama menjalani masa perkuliahan di Fakultas Psikologi

    USD.

    12. Teman-teman dan adik-adikku di fakultas psikologi, Aris, Jaya, Abu, Flori,

    Vemby, Jafar, Bagus, Erol, Pa’de Dul, Dora, Si Kun, Acong, Oho’, Dian

    Brotie,Titit, Eko Kodok, Wawansapi, Wulan serta masih banyak lagi yang

    tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

    13. Sahabatku Ayis dan Seto yang terus berjuang bersamaku sampai akhir.

    14. Semua dosen, teman-teman psikologi, dan semua karyawan Fakultas

    Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta.

    15. Seluruh karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud

    Wiryo Hadinagoro”.

  • xii

    16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

    baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena

    itu penulis sangat terbuka terhadap semua saran dan kritik terhadap kekurangan

    ataupun kesalahan pada karya tulis ini, sehingga di masa yang akan datang penulis

    dapat menulis dengan lebih baik.

    Penulis

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

    HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................... vii

    ABSTRACT ..................................................................................................... viii

    ABSTRAK ....................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR....................................................................................... x

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

    2. Rumusan masalah .............................................................. ......... 6

    3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

    4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

    BAB II LANDASAN TEORI

    1. Pengertian OCB............................................................................. 8

    2. Dimensi-Dimensi OCB ................................................................. 9

    3. Manfaat OCB Dalam Perusahaan .................................................. 14

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian .............................................................................. 18

    2. Variabel Penelitian ...... ................................................................. 19

    3. Subyek Penelitian .......................................................................... 19

    4. Definisi Operasional....................................................................... 20

  • xiv

    5. Metode Pengumpulan Data ..................................................... ... 21

    6.Langkah-Langkah Pengambilan Data ...................................... ... 28

    7. Validitas dan Reliabilitas......................................................... .... 29

    8. Analisis Data ........................................................................... ... 33

    BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    1. Orientasi Kancah Penelitian ..................................................... .. 35

    2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian.............................................. .. 36

    3. Analisis Data ............................................................................ .. 38

    4. Pembahasan ..................................... ........................................... 40

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan ................................................................................... 47

    2. Saran ............................................................................................. 48

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50

    LAMPIRAN ........................................................................... ............. ............ 53

    1. Lampiran A ................................................................................... 54

    2. Lampiran B ................................................................................... 67

    3. Lampiran C ........................................................................ ......... 88

    4. Lampiran D ................................................................................... 110

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 3.1 Nilai/skor berdasarkan

    kategori jawaban untuk pernyataan aitem favorable................................... 23

    Tabel 3.2 Nilai/skor berdasarkan

    kategori jawaban untuk pernyataan aitem unfavorable.............................. 23

    Tabel 3.3 Blueprint Skala OCB Pra-Uji Coba................................................ 24

    Tabel 3.4 Tabel Distribusi Aitem Pra-Uji Coba Skala OCB ............................ 26

    Tabel 3.5 Blue Print Skala OCB Setelah Try-Out ............................................ 33

    Tabel 3.6 Tabel norma kategori jenjang ............................................................ 34

    Tabel 3.7 Tabel norma kategori jenjang per dimensi ......................................... 34

    Tabel 4.1 Deksripsi Umum Subjek Penelitian Berdasar

    Masa Kerja, Usia, Jenis Kelamin dan Tingat Pendidikan ........................... 38

    Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian OCB .........................................................39

    Tabel 4.3 Rumus Kategori Subjek .................................................................... 40

    Tabel 4.4 Interval Penggolongan Subjek pada Variabel

    OCB Berdasarkan Apsek Yang Diukur ...................................................... 41

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada pertengahan tahun 2008 terjadi resesi ekonomi di Amerika Serikat.

    Resesi tersebut membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian

    dunia. Harga minyak dan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung di

    Amerika mengakibatkan daya beli impor Amerika menurun drastis, sehingga

    mengakibatkan neraca ekspor impor di berbagai negara kacau, khususnya neraca

    pembayaran ekspor yang mengarah ke Amerika (Majalah GATRA, No.12 Tahun

    XIV).

    Konstelasi ekonomi global tersebut berpotensi mengguncang ekonomi

    Indonesia. Perlambatan ekonomi di Amerika tahun ini diperkirakan melambat

    menjadi 2%, yang sedikit menurun dibandingkan tahun lalu. Meningkatnya harga

    minyak dunia, yang pernah menembus US$100/barel, dan harga-harga komoditas

    pangan akan membayangi kinerja perekonomian dan Industri Indonesia di tahun

    ini. IMF sendiri memperkirakan bahwa penurunan 1% pada pertumbuhan

    ekonomi di AS akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Asia sebesar 0,5-1%.

    Dampak dari resesi global yang berasal dari resesi di AS ini akan mempengaruhi

    proyeksi perekonomian negara-negara di Asia, termasuk Indonesia.

    Perekonomian global diperkirakan akan mengalami penurunan pertumbuhan

    sebesar 0,4% yang sebelumnya sebesar 5,2% pada tahun 2007 menjadi 4,8%

    pada tahun 2008. Negara-negara di Asia Tenggara diperkirakan akan mengalami

  • 2

    tekanan yang paling parah akibat perlambatan ekonomi di AS (Majalah GATRA,

    No.12 Tahun XIV).

    Fenomena yang muncul sebagai dampak dari resesi ekonomi itu adalah

    terjadinya pemutusan hubungan kerja besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan

    terhadap karyawan-karyawannya, yang dilakukan sebagai tindak lanjut atas

    menurunnya profit bahkan kacaunya keuangan perusahaan karena terjadinya

    ketimpangan neraca pembayaran ekspor oleh perusahaan terkait. Berdasarkan

    perhitungan para ekonom, setiap penurunan ekonomi sebesar 1% di Indonesia,

    akan menyebabkan 300 ribu orang terancam kehilangan pekerjaannya. Koran

    Tempo mencatat bahwa salah satu sektor perusahaan yang akan sangat

    merasakan dampak dari resesi ekonomi ini adalah sektor tekstil dan garmen,

    sebagai perusahaan yang mempekerjakan banyak orang. Pasalnya, permintaan

    dari negara-negara tujuan ekspor yang kini terimbas krisis keuangan akan turun.

    (Koran Tempo, 1 Desember 2008).

    Menanggapi hal tersebut perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT.

    Daud Wiryo Hadinagoro” sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam

    sektor tekstil, diprediksikan sebagai salah satu sektor yang akan sangat

    merasakan dampak dari resesi ekonomi global, telah mempersiapkan diri dengan

    mengembangkan visi perusahaan. Visi perusahaan yang dikembangkan dalam

    menghadapi gejolak resesi ekonomi ini adalah dengan :

    1. Memberikan mutu pelayanan terbaik (cepat, tepat, dan aman) sesuai

    dengan harapan pelanggan dengan standar internasional ;

    2. Mampu mengantisipasi setiap perkembangan dimensi usaha ;

  • 3

    3. Meningkatkan jaringan pemasaran global ; dan

    4. Mampu memanfaatkan teknologi tepat guna.

    Sebagian besar visi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut menuntut

    para karyawan untuk bekerja sesuai dengan standard-standard yang ditentukan

    oleh organisasi. Hal ini bisa diartikan bahwa untuk mencapai kinerja yang

    setinggi-tingginya dituntut perilaku karyawan yang sesuai dengan harapan

    organisasi. Oleh karena itu dalam perusahaan pasti akan ditemukan suatu

    deskripsi formal tentang perilaku yang harus dikerjakan atau biasa disebut

    sebagai perilaku intra-role. Realitas yang ada adalah banyak perilaku karyawan

    yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan oleh pegawai, misalnya

    membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhan dalam mengikuti

    rapat-rapat perusahaan, sedikit mengeluh banyak bekerja, dan lain-lain. Perilaku-

    perilaku ini disebut sebagai perilaku extra-role. Apalagi pada saat pimpinan

    melakukan evaluasi kinerja pada pegawainya, evaluasi terjadi bukan hanya pada

    perilaku intra-role saja melainkan juga pada perilaku extra-role, karena perilaku

    extra-role memiliki kontribusi yang sama penting dengan perilaku intra-role

    (Hui dkk, 2000).

    Perilaku extra-role merupakan perilaku yang sangat dihargai ketika

    dilakukan oleh karyawan walau tidak terdeskripsi secara formal karena

    meningkatkan efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi. Perilaku extra-role

    di dalam organisasi juga dikenal dengan istilah organizational citizenship

    behavior (OCB). OCB pertama kali diperkenalkan oleh Organ pada tahun 1983

    (Robert, 2001) sebagai sebuah perilaku extra-role, perilaku bebas yang berupa

  • 4

    perilaku menolong orang lain dalam organisasi dalam melakukan pekerjaan

    mereka, atau dengan menunjukkan dukungan dan ketelitian kepada organisasi.

    OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku

    karyawan sehingga dia dapat disebut sebagai “anggota yang baik” (good citizen)

    (Sloat, 1999 dalam Wijaya, 2000). Karyawan yang baik (good citizen) cenderung

    menampilkan OCB ini. Organisasi tidak akan berhasil dengan baik, atau tidak

    akan dapat bertahan tanpa ada anggota-anggotanya yang bertindak sebagai

    “karyawan yang baik” (Markoczy & Xin, 2002)

    Dalam kondisi seperti ini banyak perusahaan, terutama yang memiliki

    pandangan global, yang berpandangan bahwa peluang utama mereka untuk

    mempertahankan keunggulan dan daya tahan usaha di dunia yang penuh

    persaingan adalah menempatkan sumber daya manusia sebagai tumpuan utama

    untuk selalu ditumbuhkembangkan. Berbagai jalan diambil untuk membentuk

    suatu organisasi yang ramping namun mampu bergerak lebih cepat sejalan

    dengan kenyataan bahwa mekanisme pelayanan semakin dipadati teknologi

    tinggi yang mampu menangani arus kerja secara optimal dan efisien. Kondisi-

    kondisi ini jelas sangat membutuhkan pegawai-pegawai yang dianggap sebagai

    good citizen, sehingga dapat menangani arus kerja secara optimal dan efisien.

    Mengetahui tingkat OCB pegawai akan menjadi sangat menguntungkan

    bagi perusahaan, karena tugas-tugas pimpinan juga akan menjadi lebih ringan,

    karena jika terdapat karyawan-karyawan dengan OCB tinggi, konsekuensinya

    adalah akan meningkatkan produktivitas dan kesuksesan dirinya. De Nisi,

    Cafferty dan Meglino (1984, dalam Hui dkk, 2000) menyatakan bahwa

  • 5

    supervisor memberikan perhatian yang lebih terhadap perilaku nyata bawahan

    daripada perilaku tidak nyata. Dalam hal ini OCB dipahami sebagai bentuk

    nyata kontribusi karyawan, dan tidak semua orang menunjukkan hal ini.

    Karyawan yang menunjukkan tingkat OCB yang tinggi mungkin mendapatkan

    reward berupa penilaian yang tinggi oleh supervisor (misal : kesempatan

    promosi) daripada mereka yang menunjukkan tingkat OCB yang lebih rendah.

    Alasan-alasan ini cukup menjelaskan mengapa perilaku extra-role merupakan

    perilaku yang penting dalam organisasi.

    Schnake (1991, dalam Alotaibi, 2001) mengartikan OCB sebagai sebuah

    perilaku fungsional, extra-role, dan prososial, yang diarahkan secara dan pada

    individual, kelompok, dan, atau sebuah organisasi. Organ (1988) mengatakan

    bahwa salah satu dimensi dari OCB adalah sikap altruisme, yang itu berarti OCB

    adalah suatu tindakan yang muncul dengan tidak dilandasi atau digerakkan oleh

    hal.hal yang tidak menguntungkan dirinya. Dengan kemampuan berempati,

    seseorang (karyawan) bisa memahami orang lain dan lingkungannya serta bisa

    menyelaraskan nilai-nilai individual yang dianutnya dengan nilai-nilai yang

    dianut lingkungannya, sehingga muncul perilaku yang baik sebagai seorang good

    citizen.

    Dalam bahasan diatas dapat dilihat bahwa jika karyawan dalam sebuah

    perusahaan mempunyai OCB yang baik maka perusahaan akan tampil lebih

    fleksibel dan semakin baik dan kinerja serta kemampuan karyawan dalam

    bekerja pun semakin baik, karena dalam hal kinerja nantinya karyawan akan

    lebih efektif dan efisien. Sehingga dari situ penulis merasa penting untuk

  • 6

    melakukan penelitian mengenai OCB karyawan di perusahaan dalam kondisi

    resesi ekonomi. Di mana karyawan dihadapkan pada ancaman PHK karena

    terjadinya pengurangan jumlah karyawan sehingga tuntutan akan kinerja yang

    baik pada diri karyawan semakin tinggi.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka permasalahan dapat dirumuskan

    sebagai berikut :

    Bagaimana gambaran OCB pada karyawan perusahaan batik “nDalem

    Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    - mengetahui gambaran Organizational Citizenship Behavior (OCB)

    pada karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud

    Wiryo Hadinagoro”.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

    • Manfaat teoritis :

    - Memberikan sumbangan dalam bidang keilmuan, khususnya dalam

    bidang Psikologi Industri dan Organisasi dalam menjelaskan tentang

  • 7

    Organizational Citizenship Behavior (OCB), khususnya dalam kondisi

    perusahaan yang mengalami krisis ekonomi.

    - Menjadi dasar penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan

    OCB.

    • Manfaat praktis :

    - Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan terkait sebagai

    salah satu sumber evaluasi karyawan, selain itu hasil penelitian ini

    dapat pula difungsikan untuk menyusun perencanaan pengembangan

    SDM pada perusahaan terkait.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian OCB

    Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan kontribusi individu

    yang terdalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja. OCB ini melibatkan

    beberapa perilaku meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk

    tugas-tugas ekstra, dan patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di

    tempat kerja. Perilaku-perilaku ini menggambarkan “nilai tambah karyawan”, dan

    merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku yang positif,

    konstruktif dan bermakna membantu (Aldag & Resckhe, 1997)

    Organ (1988) mendefinisikan OCB sebagai perilaku individu yang bebas,

    tidak berkaitan secara langsung atau eksplisit dengan sistem reward dan bisa

    meningkatkan fungsi efektif organisasi. Organ juga mencatat bahwa OCB

    ditemukan sebagai alternatif penjelasan pada hipotesis “kepuasan berdasarkan

    performance”

    Dalam pandangannya, Organ menyatakan bahwa peran dalam pekerjaan bagi

    seseorang adalah tergantung dari harapan dan komunikasi dengan pengirim peran

    tersebut. Definisi teori peran ini menempatkan OCB dalam realisme fenomenoogi,

    tidak dapat diobservasi dan sangat subyektif. Koster & Sanders (2005)

    menyatakan bahwa aitem-aitem pengukur OCB selama ini hanya disusun secara

    empirik dan tidak berdasar pada basis teori manapun. Hal ini menempatkan OCB

    pada konstrak tingkat pertama (first-degree construct). Yang dimaksud konstrak

  • 9

    tingkat pertama adalah hal-hal yang tidak memiliki definisi yang akurat,

    sedangkan konstrak tingkat kedua adalah sesuatu yang disusun secara hati-hati

    dan bisa dibedakan secara konseptual dan teoritis dari konstrak yang lain (Van

    Dyne dkk, 1995 dalam Koster & Sanders, 2005).

    Borman dan Motowidlo (1993, dalam Koster & Sanders, 2005)

    mengkonstruksikan contextual behavior tidak hanya mendukung inti dari perilaku

    itu sendiri, melainkan mendukung semakin besarnya lingkungan organisasi, sosial

    dan psikologis, sehingga inti teknisnya berfungsi. Definisi ini tidak dibayangi

    istilah sukarela, reward atau niat sang aktor, melainkan perilaku yang seharusnya

    mendukung lingkungan organisasi, sosial dan psikologis lebih dari sekedar inti

    teknis.

    Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Organizational

    Citizenship Behavior (OCB) merupakan: Perilaku yang sukarela, bukan

    merupakan tindakan yang terpaksa terhadap hal-hal yang mengedepankan

    kepentingan organisasi ; Perilaku individu sebagai wujud dari kepuasan

    berdasarkan performance, tidak diperintahkan secara formal ; Tidak berkaitan

    secara langsung dan terang-terangan dengan sistem reward yang formal.

    B. Dimensi-dimensi OCB

    Istilah OCB pertama kali diajukan oleh Smith, Organ, dan Near pada tahun

    1983 (Spector, 1996), dimana disitu dikemukakan adanya dua dimensi dari

    perilaku pegawai, yaitu : general compliance (melakukan apa yang harus

    dilakukan oleh pegawai yang baik) dan altruisme (perilaku menolong orang secara

  • 10

    langsung dan spesifik dalam menghadapi masalah atau tugas yang berkaitan

    dengan pekerjaan sebagai rekan kerja).

    Pandangan lain tentang dimensi OCB diajukan oleh Williams dan Anderson

    (1991, dalam Koster & Sanders, 2005). Mereka membagi OCB ke dalam dua

    tipe. Bentuk pertama adalah perilaku yang diarahkan pada individu dalam

    organisasi secara spesifik, seperti altruism dan courtesy. Sementara bentuk yang

    kedua adalah perilaku yang terfokus pada perilaku yang membawa keuntungan

    pada perusahaan secara menyeluruh, seperti conscientiousness, civic virtue, dan

    sportsmanship.

    Dimensi OCB pertama tadi kemudian dikembangkan oleh Organ pada tahun

    1988 (Organ, 1988) menjadi lima dimensi yang berbeda, yaitu :

    1. Altruism, yaitu perilaku mementingkan kepentingan orang lain, seperti

    memberikan pertolongan pada kawan sekerja yang baru, dan

    memberikan waktu untuk orang lain yang ditunjukkan secara langsung

    pada individu-individu lain dalam lingkungan kerja, akan tetapi

    kontribusi terhadap efisiensi didasarkan pada peningkatan kinerja

    secara individual;

    2. Civic virtue, perilaku keanggotaan yang baik, yang tergambar dengan

    melakukan hal-hal yang penting dalam organisasi seperti melayani

    organisasi, melakukan fungsi-fungsi meskipun tidak diwajibkan untuk

    membantu memberikan kesan baik bagi organisasi, atau dengan kata

    lain memberikan pelayanan yang diperlukan bagi kepentingan

    organisasi;

  • 11

    3. Conscientiousness, merupakan perilaku yang mengarah pada

    pemenuhan atas norma-norma yang berlaku ;

    4. Courtesy, adalah perilaku sopan dan taat, melakukan konsultasi dan

    koordinasi sebelum melakukan tindakan, dan meneruskan informasi

    dengan tepat ; dan

    5. Sportmanship, yang merupakan perilaku sportif dan positif, seperti

    menghindari komplain dan keluhan yang picik dari dalam diri.

    Perilaku ini berisi pantangan-pantangan membuat isu-isu yang

    merusak.

    Kelima dimensi yang dikembangkan oleh Organ tersebut serupa dengan yang

    dikemukakan oleh Schnake (1991, dalam Spector 1996) yang mengungkapkan

    bahwa perilaku yang mendukung OCB adalah perilaku (1) Tepat waktu, (2)

    menolong orang lain, (3) menjadi tenaga suka rela dalam pekerjaan diluar jobdes,

    (4) membuat keputusan untuk memperbaiki kondisi, dan (5) tidak membuang-

    buang waktu ketika bekerja.

    Pandangan lain tentang dimensi OCB diajukan oleh Williams dan Anderson

    (1991, dalam Koster & Sanders, 2005). Mereka membagi OCB ke dalam dua

    tipe. Bentuk pertama adalah perilaku yang diarahkan pada individu atau organisasi

    secara spesifik, seperti altruism dan courtesy. Sementara bentuk yang kedua

    adalah perilaku yang terfokus pada perilaku yang membawa keuntungan pada

    perusahaan secara menyeluruh, dimana yang termasuk didalamnya adalah

    conscientiousness, sportmanship, dan civic virtue

  • 12

    Beberapa pengukuran tentang OCB telah dikembangkan. Skala Morison

    (1995, dalam Aldag & Resckhe, 1997) merupakan salah satu pengukuran yang

    sudah disempurnakan dan memiliki kemampuan psikometrik yang baik.

    Skala tersebut mengukur kelima dimensi OCB sebagai berikut :

    Dimensi 1 : Altruism

    • Menggantikan serta membantu mengerjakan tugas rekan kerja

    yang tidak masuk atau istirahat;

    • Membantu orang lain yang mengalami overload dalam

    pekerjaannya;

    • Membantu proses orientasi karyawan tanpa diminta;

    • Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan

    dengan permasalahan-permasalahan pekerjaan;

    • Menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta;

    • Membantu orang lain di luar departemen ketika mereka

    memiliki permasalahan; dan

    • Membantu pelanggan dan para tamu jika mereka

    membutuhkan bantuan.

    Dimensi 2 : Conscientiousness

    • Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja

    dimulai

    • Tepat waktu, tidak peduli pada cuaca ataupun lalu lintas, dan

    sebagainya

    • Menggunakan waktu kerja untuk fokus pada pekerjaan

  • 13

    • Datang segera jika dibutuhkan

    • Penggunaan efisiensi waktu dalam bekerja, sehingga tidak

    perlu mengambil waktu ekstra dalam bekerja

    Dimensi 3 : Sportmanship

    • Tidak mencari-cari kesalahan dalam organisasi;

    • Tidak mengeluh tentang segala sesuatu saat bekerja; dan

    • Tidak membesar-besarkan masalah di luar proporsinya.

    Dimensi 4 : Civic virtue

    • Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu

    image organisasi;

    • Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang

    dianggap penting; dan

    • Membantu mengatur kebersamaan secara departemental.

    Dimensi 5 : Courtessy

    • Mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan-

    perkembangan dalam organisasi;

    • Membaca dan mengikuti pengumuman-pengumuman

    organisasi; dan

    • Membuat pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik bagi

    organisasi.

  • 14

    C. Manfaat OCB dalam perusahaan

    Dari hasil penelitian-penelitian mengenai pengaruh OCB terhadap kinerja

    organisasi (Podsakof dkk, 2000, dalam Koster & Sanders, 2005), dapat

    disimpulkan hasil sebagai berikut :

    1. OCB meningkatkan produktivitas rekan kerja

    a. Karyawan yang menolong rekan kerja lain akan mempercepat

    penyelesaian tugas rekan kerjanya, dan pada gilirannya meningkatkan

    produktivitas rekan tersebut.

    b. Seiring dengan berjalannya waktu, perilaku membantu yang

    ditunjukkan karyawan akan membantu menyebarkan best practice ke

    seluruh unit kerja atau kelompok.

    2. OCB meningkatkan produktivitas manajer

    a. Karyawan yang menampilkan perilaku civic virtue akan membantu

    manajer mendapatkan saran dan/atau umpan balik yang berharga dari

    karyawan tersebut untuk meningkatkan efektivitas unit kerja.

    b. Karyawan yang sopan, yang menghindari terjadinya konflik dengan

    rekan kerja, akan menolong manajer terhindar dari krisis manajemen.

    3. OCB menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi

    secara keseluruhan

    a. Jika karyawan saling tolong menolong dalam menyelesaikan masalah

    dalam suatu pekerjaan sehingga tidak perlu melibatkan manajer,

    konsekuensinya manajer dapat memakai waktunya untuk melakukan

    tugas lain.

  • 15

    b. Karyawan yang menampilkan conscentiousness yang tinggi hanya

    membutuhkan pengawasan minimal dari manajer, sehingga manajer

    dapat mendelegasikan tanggung jawab yang lebih besar kepada

    mereka, ini berarti lebih banyak waktu yang diperoleh manajer untuk

    melakukan tugas yang lebih penting.

    c. Karyawan lama yang membantu karyawan baru dalam pelatihan dan

    melakukan orientasi kerja akan membantu organisasi mengurangi

    biaya untuk keperluan tersebut.

    d. Karyawan yang menampilkan perilaku sportmanship akan sangat

    menolong manajer untuk tidak menghabiskan waktu telalu banyak

    untuk berurusan dengan keluhan-keluhan kecil karyawan.

    4. OCB membantu menghemat energi sumber daya yang langka untuk

    memelihara fungsi kelompok.

    a. Keuntungan dari perilaku menolong adalah meningkatkan semangat,

    moral, dan kerekatan (kohesivitas) kelompok, sehingga anggota

    kelompok (atau manajer) tidak perlu menghabiskan energi dan waktu

    untuk pemeliharaan fungsi kelompok.

    b. Karyawan yang menampilkan perilaku courtesy terhadap rekan kerja

    akan mengurangi konflik dalam kelompok, sehingga waktu yang

    dihabiskan untuk menyelesaikan konflik manajemen berkurang

    5. OCB dapat menjadi sarana efektif untuk mengkoordinasi kegiatan-

    kegiatan kelompok kerja.

  • 16

    a. Menampilkan perilaku civic virtue (seperti menghadiri dan

    berpartisipasi aktif dalam pertemuan di unit kerjanya) akan membantu

    koordinasi diantara anggota kelompok, yang akhirnya secara potensial

    meningkatkan efektivitas dan efisiensi kelompok.

    b. Menampilkan perilaku courtesy (misalnya saling memberi informasi

    tentang pekerjaan dengan anggota dari tim lain) akan menghindari

    munculnya masalah yang membutuhkan waktu dan tenaga untuk

    diselesaikan.

    6. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan

    mempertahankan karyawan terbaik.

    a. Perilaku menolong dapat meningkatkan moril dan kerekatan, serta

    perasaan saling memiliki di antara anggota kelompok, sehingga akan

    meningkatkan kinerja organisasi dan membantu organisasi menarik

    dan mempertahankan karyawan yang baik.

    b. Memberi contoh pada karyawan lain dengan menampilkan perilaku

    sportmanship (misalnya tidak mengeluh karena permasalahan-

    permasalahan kecil) akan menumbuhkan loyalitas dan komitmen pada

    organisasi.

    7. OCB meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.

    a. Membantu tugas karyawan yang tidak hadir di tempat kerja atau yang

    mempunyai beban kerja berat akan meningkatkan stabilitas (dengan

    cara mengurangi variabilitas) dari kinerja unit kerja.

  • 17

    b. Karyawan yang memiliki conscientiousness cenderung

    mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi secara konsisten, sehingga

    mengurangi variabilitas pada kinerja unit kerja.

    8. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan

    perubahan lingkungan.

    a. Karyawan yang mempunyai hubungan yang dekat dengan pasar

    dengan sukarela memberi informasi tentang perubahan yang terjadi di

    lingkungan dan memberi saran tentang bagaimana merespon

    perubahan tersebut, sehingga organisasi dapat beradaptasi dengan

    cepat.

    b. Karyawan yang secara aktif hadir dan berpartisipasi pada pertemuan-

    pertemuan di organisasi akan membantu menyebarkan informasi yang

    penting dan harus diketahui oleh organisasi.

    c. Karyawan yang menampilkan perilaku conscientiousness (misalnya

    kesediaan untuk memikul tangung jawab baru dan mempelajari

    keahlian baru) akan meningkatkan kemampuan organisasi beradaptasi

    dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.

  • 18

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Mardalis (1990)

    penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, mencatat,

    menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi

    atau ada. Sedangkan Sugiyono (1999) menyatakan bahwa penelitian deskriptif

    merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi

    gambaran terhadap satu obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

    sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

    berlaku umum. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan

    menginterpretasikan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang

    tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau

    kecenderungan yang tengah berlangsung (Soemanto, 1999). Penelitian deskriptif

    ini tidak menguji atau tidak menggunakan hipotesa, tetapi hanya

    mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti.

    Berdasarkan ketiga pernyataan tersebut maka penelitian ini menggunakan

    data kuantitatif mengenai variabel, yang diperoleh melalui analisis jawaban

    subyek pada skala yang akan diberikan. Hal ini mempunyai tujuan untuk

    mengetahui dan menggambarkan OCB karyawan perusahaan di tengah terpaan

    dampak dari resesi ekonomi global.

  • 19

    B. Variabel Penelitian

    Bentuk penelitian ini adalah studi deskriptif, sehingga tidak ada kontrol

    terhadap variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah OCB karyawan dalam

    perusahaan yang terkena dampak dari resesi ekonomi global yang oleh penulis di

    lakukan pada perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo

    Hadinagoro”. Pada penelitian ini OCB akan diteliti satu persatu pada kelima

    dimensinya yaitu altruism, courtesy, consciemtiousness, sportmanship, dan civic

    virtue.

    C. Subyek Penelitian

    Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan staf di “nDalem Pakaryan

    Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”. Teknik penentuan subyek dalam

    penelitian ini menggunakan teknik sampling, yaitu purposive sampling.

    Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

    tertentu (Sugiyono, 1999). Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut akan

    diuraikan sebagai berikut :

    1. Subyek penelitian ini adalah karyawan-karyawan pada jajaran staf

    diperusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo

    Hadinagoro”.

    2. Sampel adalah staf bagian marketing, selling, distribusi, dan pengawas

    produksi.

  • 20

    3. Sampel adalah karyawan yang sudah bekerja minimal 1 tahun pada

    perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo

    Hadinagoro”.

    D. Definisi Operasional

    • Organizational Citizenship Behavior (OCB)

    OCB merupakan perilaku extra-role yang dimunculkan pegawai dalam

    suatu organisasi dalam bentuk membantu orang lain dalam organisasi untuk

    melakukan tugas-tugas dan pekerjaan mereka, atau menunjukkan dukungan

    kepada organisasi. OCB memiliki 5 dimensi yang berfungsi sebagai indikator,

    seperti Altruism (perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada

    tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasi-operasi organisasional), Courtesy

    (perilaku meringankan masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang

    dihadapi orang lain), Conscientiousness (berisi tentang kinerja dari prasyarat

    peran yag melebihi standard minimum), Sportmanship (pantangan-pantangan

    untuk membuat isu-isu yang merusak meskipun merasa jengkel terhadap situasi

    kerja yang kurang ideal), Civic Virtue (partisipasi sukarela dan dukungan

    terhadap fungsi-fungsi organisasi, baik secara profesional maupun sosial

    alamiah). Orang yang memiliki OCB tingi adalah orang yang dalam setiap

    kesempatan cenderung membantu rekan kerja dan melakukan hal-hal yang

    terbaik untuk organisasi secara sukarela tanpa berkaitan dengan reward formal.

  • 21

    Pengukuran OCB dilakukan menggunakan skala yang berkaitan dengan

    dimensi-dimensi tersebut. Skala yang digunakan pada penelitian ini

    mengadaptasi skala OCB milik Hardaningtyas (2004). Tingkat OCB diperoleh

    dari skor total pada tiap-tiap dimensi yang ada dalam OCB, dari penghitungan

    skor total pada tiap dimensi tersebut maka nantinya akan didapat kategorisasi

    OCB per dimensi, sehingga dari kategori yang didapat tersebut dapat

    dideskripsikan kesimpulan mengenai OCB pada perusahaan yang besangkutan.

    Semakin tinggi nilai yang didapat pada tiap dimensi OCB yang diperoleh subyek

    maka semakin tinggi OCBnya, begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai

    maka semakin rendah pula OCB seseorang.

    E. Metode Pengumpulan Data

    1. Alat Pengumpul Data

    Suatu instrumen adalah alat pengukuran pengetahuan, keterampilan,

    perasaan, kecerdasan, atau sikap individu dan kelompok. Instrumen dapat berupa

    tes, angket, wawancara dan sebagainya (Soemanto, 1999). Dalam penelitian ini

    alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala yang diberikan

    kepada subyek penelitian. Menurut Allen dan Yen (dalam Supratiknya, 1998)

    skala adalah rangkaian pengukuran yang mengikuti aturan tertentu dengan

    mengukur suatu sifat. Skala ini diadaptasi dari skala penelitian Hardaningtyas

    (2004) berisi aitem-aitem yang menyajikan pernyataan-pernyataan berdasarkan

    indikator OCB. Indikator-indikator dalam penelitian ini adalah dimensi-dimensi

    OCB. Alat ukur ini terdiri atas 30 aitem (15 pertanyaan favorable dan 15

  • 22

    pertanyaan unfavorable), yang untuk selanjutnya dikembangkan oleh peneliti

    menjadi 100 aitem (50 aitem favorable dan 50 aitem unfavorable). Adapun

    dimensi-dimensi OCB yang akan diukur adalah Altruism, Courtesy,

    Conscientiousness, Sportmanship, dan Civic Virtue.

    Pengembangan dilakukan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan

    dalam skala yang digunakan oleh Hardaningtyas (2004). Untuk selanjutnya

    peneliti memetakan pernyataan-pernyataan yang digunakan oleh Hardaningtyas

    tersebut ke dalam indikator perilaku yang disusun oleh Morison (1995, dalam

    Aldag & Resckhe, 1997). Kemudian untuk mengembangkannya peneliti

    menambahkan pernyataan-pernyataan Hardaningtyas tersebut berdasarkan pada

    indikator perilaku Morison dari 30 aitem menjadi 100 aitem, yang kemudian

    setelah melewati uji coba aitem beberapa aitem gugur dan menyisakan 82 aitem.

    Metode penyusunan skala yang digunakan adalah Summated Ratings

    yaitu metode penskalaan yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar

    penentuan nilai skalanya (Gable dalam Azwar, 2000) dengan menggunakan

    skala Likert yang terdiri atas 4 kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju, Setuju,

    Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.

    2. Pemberian Skor

    Dengan adanya kategori tersebut maka pertanyaan-pertanyaan yang akan

    disajikan mendapatkan skor dari 1 sampai 4 berdasarkan kategori pernyataan.

    Ada empat alternatif jawaban yang disajikan dalam penelitian ini, yaitu Sangat

    Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.

  • 23

    Berikut ini adalah tabel yang akan menjelaskan pemberian skor bagi masing-

    masing kategori :

    Tabel 3.1 Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban untuk pernyataan aaitem

    favorable Jawaban Skor

    Sangat Setuju 4

    Setuju 3

    Tidak Setuju 2

    Sangat Tidak Setuju 1

    Tabel 3.2 Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban untuk pernyataan aitem

    unfavorable Jawaban Skor

    Sangat Tidak Setuju 4

    Tidak Setuju 3

    Setuju 2

    Sangat Setuju 1

  • 24

    3. Blueprint

    Berikut ini adalah skala OCB berdasarkan dimensi OCB :

    Tabel 3.3 Blueprint Skala OCB pra try-out

    No. Dimensi

    OCB

    Indikator Jumlah Pernyataan Total

    Favorable unfavorable

    1. Altruism • Menggantikan serta membantu mengerjakan tugas rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat

    • Membantu orang lain yang overload dalam pekerjaannya

    • Membantu proses pengenalan lingkungan kerja pada karyawan baru tanpa diminta

    • Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pekerjaan

    • Menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta

    • Membantu orang lain di luar divisi ketika mereka memiliki permasalahan

    • Membantu pelanggan dan para tamu jika mereka membutuhkan bantuan

    2 1 1

    3 1 1 1

    2 2 1 1 1 1 2

    4 3 2

    5 2 2 3

  • 25

    2. Courtesy • Mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan dalam organisasi

    • Membaca dan mengikuti pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan kebijakan organisasi

    • Membuat pertimbangan dan berpartisipasi aktif dalam menentukan dan menilai apa yang terbaik bagi organisasi

    5 2 3

    5 3 2

    10 5 5

    3. Conscientiou

    sness

    • Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja dimulai

    • Tepat waktu, tidak peduli pada cuaca ataupun lalu lintas, dan sebagainya

    • Menggunakan waktu kerja untuk fokus pada pekerjaan

    • Datang segera jika dibutuhkan

    • Penggunaan efisiensi waktu dalam bekerja, sehingga tidak perlu mengambil waktu ekstra dalam bekerja

    1 1 2 1 5

    1 2 3 1 3

    2 3 5 2 8

    4. Sportmanship • Tidak mencari-cari kesalahan dalam organisasi

    • Tidak mengeluh tentang segala sesuatu saat bekerja

    3 3

    3 2

    6 5

  • 26

    • Tidak membesar-besarkan masalah

    4 5 9

    5. Civic Virtue • Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu image organisasi

    • Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang dianggap penting

    • Membantu mengatur kebersamaan di lingkungan kerja

    5 3 2

    5 3 2

    10 6 4

    Total 50 50 100

    Berdasarkan blueprint skala OCB di atas, berikut adalah tabel distribusi

    aitem pra-uji coba menurut masing-masing aspek dan kategori sifat favorable

    dan unfavorable.

    Tabel 3.4 Tabel Distribusi Aitem Pra-Uji Coba Skala OCB

    No. Dimensi

    OCB

    Indikator Nomer Pernyataan

    Favorable unfavorable

    1. Altruism • Menggantikan serta membantu mengerjakan tugas rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat

    • Membantu orang lain yang overload dalam pekerjaannya

    • Membantu proses pengenalan lingkungan kerja pada karyawan baru tanpa diminta

    • Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pekerjaan

    • Menjadi volunteer untuk

    1, 16

    95 5

    26, 35, 67

    73

    29, 98

    37, 100

    53 9

    97

  • 27

    mengerjakan sesuatu tanpa diminta

    • Membantu orang lain di luar divisi ketika mereka memiliki permasalahan

    • Membantu pelanggan dan para tamu jika mereka membutuhkan bantuan

    80

    44

    96

    48, 21

    2. Courtesy • Mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan dalam organisasi

    • Membaca dan mengikuti pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan kebijakan organisasi

    • Membuat pertimbangan dan berpartisipasi aktif dalam menentukan dan menilai apa yang terbaik bagi organisasi

    2, 15, 40, 70, 60, 64

    14, 76

    25, 88

    8, 30, 36, 47, 85, 42

    81, 83

    77, 87

    3. Conscientiou

    sness

    • Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja dimulai

    • Tepat waktu, tidak peduli pada cuaca ataupun lalu lintas, dan sebagainya

    • Menggunakan waktu kerja untuk fokus pada pekerjaan

    • Datang segera jika dibutuhkan

    • Penggunaan efisiensi waktu dalam bekerja, sehingga tidak perlu mengambil waktu ekstra dalam bekerja

    6

    11

    7, 79

    32

    20 , 46, 52, 59, 66

    72

    31, 61

    12, 39

    22

    56, 89, 91, 94

    4. Sportmanship • Tidak mencari-cari kesalahan dalam organisasi

    • Tidak mengeluh tentang segala sesuatu saat bekerja

    • Tidak membesar-besarkan masalah di luar proporsinya

    19, 45, 84

    4, 34, 57

    24, 41, 50, 90

    28, 62, 65

    74, 78

    10, 18, 54, 71, 92

    5. Civic Virtue • Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu image organisasi

    3, 23, 27, 38, 43

    13, 17, 33, 49, 68

  • 28

    • Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang dianggap penting

    • Membantu mengatur kebersamaan di lingkungan kerja

    58, 86, 93

    51, 75

    63, 69, 99

    55, 82

    Total 50 50

    F. Langkah-Langkah Pengambilan Data

    Dalam penelitian ini digunakan prosedur pengambilan data dengan

    langkah-langkah sebagai berikut :

    1. Uji Coba (Try Out)

    a. Peneliti mempersiapkan uji coba penelitian dengan terlebih dahulu

    menentukan jumlah dan kriteria aitem pada skala.

    b. Membuat skala OCB dengan metode Summated Rating, skala diadaptasi

    dari 30 aitem skala penelitian Hardaningtyas (2004) yang dibuat

    berdasarkan teori yang digunakan Organ (1988).

    c. Menentukan kelompok subyek try out yang memiliki karakteristik yang

    sama dengan subyek penelitian yang sesungguhnya.

    d. Melaksanakan try out (uji coba)

    e. Menganalisis data untuk menentukan tingkat kesahihan aitem (validitas

    aitem). Aitem yang tidak memenuhi kriteria kesahihan aitem yang

    dibutuhkan tidak dipakai sebagai aitem-aitem pada penelitian kepada

    subyek yang sesungguhnya.

  • 29

    2. Penelitian

    a. Menyusun skala penelitian dengan menggunakan aitem-aitem penelitian

    yang memenuhi kriteria kesahihan aitem pada uji coba penelitian.

    b. Memberikan skala kepada subyek penelitian yang telah ditentukan.

    c. Menganalisis data dengan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran

    mengenai subyek penelitian.

    d. Membuat kesimpulan berdasarkan analisis tersebut

    e. Menyajikan kesimpulan dan seluruh hasil penelitian dalam bentuk sajian

    deskriptif

    G. Validitas dan Reliabilitas

    1. Validitas

    Validitas merupakan pengukuran kesahihan suatu alat ukur. Menurut

    Hadi (1996) suatu alat pengukur disebut jitu jika alat pengukur tersebut jitu

    mengenai saasrannya. Alat pengukur yang mengerjakan dengan tepat fungsi

    yang diserahkan kepadanya, fungsi untuk apa alat itu dipersiapkan, adalah

    alat pengukur yang jitu yang valid serta alat pengukur yang dapat

    memberikan hasil yang teliti, yang dapat menjelaskan sesuai dengan besar-

    kecilnya gejala atau bagian gejala yang diukur adalah alat pengukur yang

    valid. Jadi ada dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas,

    yaitu kejujuran dan ketelitian.

    Penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi menunjukkan

    sejauh mana aitem-aitem dalam skala penelitian mencakup keseluruhan

  • 30

    kawasan isi yang hendak diukur oleh penelitian tersebut, yaitu isinya harus

    tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Salah satu cara

    untuk melihat apakah validitas isi sudah terpenuhi adalah dengan melihat

    aitem-aitem dalam skala telah ditulis sesuai dengan blueprint-nya yang sesuai

    dengan indikator perilaku yang hendak diungkapkan (Azwar, 1995). Proses

    validasi validitas isi ini dapat dilakukan dengan metode Profesional

    Judgement (Azwar, 1995) yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur

    yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli dan profesional di

    bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing skripsi.

    2. Reliabilitas

    Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

    mempunyai asal kata realy dan ability. Walaupun reliabilitas memiliki

    berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan,

    konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep

    reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar,

    1992).

    Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa

    kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh

    hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang

    belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi

    terhadap perbedaan-perbedaan kecil antara hasil beberapa kali pengukuran.

    Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran

  • 31

    tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Azwar,

    1992). Uji reliabilitas skala dalam penelitian ini dengan menggunakan

    formulasi koefisien alpha > 0,5. Seperti uji validitas, maka uji reliabilitas bagi

    skala OCB menggunakan program SPSS versi 10.0 for windows.

    3. Seleksi aitem

    Pengujian validitas aitem skala OCB menggunakan metode korelasi

    Product Moment Pearson dengan melihat skor corrected item-total

    correlation. Sebuah aitem dikatakan sahih apabila memiliki korelasi > 0,3

    (Azwar, 1992).

    Item-item yang telah memenuhi kriteria berdasarkan validitas isi

    kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk memilih item-item yang sahih.

    Pengujian item dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik alpha. Namun

    sebelum melakukan seleksi item, maka peneliti melakukan uji coba (try-out).

    Dengan kata lain, uji coba (try-out) dilakukan untuk mencari atau

    mendapatkan item-item yang dianggap baik dan layak untuk dites kembali

    dalam sebuah penelitian.

    Dari hasil penghitungan tersebut pada dimensi altruism didapatkan 4

    aitem yang gugur, dan pada aitem yang dinyatakan sahih memiliki rentang

    korelasi antara 0,3550-0,5103, dengan koefisien alpha 0,8081. Pada dimensi

    courtesy didapati satu aitem yang gugur, pada dimensi courtesy ini, aitem

    yang sahih memiliki rentang korelasi 0,3085-0,6100, dengan koefisien alpha

    0,8589. Dari hasil penghitungan pada dimensi conscientiousness didapati ada

  • 32

    3 aitem yang gugur. Aitem-aitem yang sahih pada dimensi conscientiousness

    memiliki rentang korelasi 0,3147-0,5494 dan memiliki koefisien alpha

    0,8243. Pada dimensi sportmanship dari hasil penghitungan didapati ada 4

    aitem yang gugur. Pada dimensi sportmanship aitem-aitem yang sahih

    memiliki rentang korelasi 3170-0,5970 dengan koefisien alpha 0,8169. Pada

    penghitungan yang dilakukan terhadap aitem-aitem dalam dimensi civic

    virtue didapati ada 6 aitem yang gugur. Aitem-aitem yang sahihi dalam

    dimensi civic virtue memiliki rentang korelasi 0,3021-0,6492 dan memiliki

    koefisien alpha 0,8197

    Uji coba (try-out) dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 16

    Desember 2008 di Kota Yogyakarta. Skala diberikan pada karyawan yang

    bekerja pada perusahaan yang bergerak dalam sektor garmen yang dianggap

    sebagai perusahaan yang juga memiliki potensi besar terkena dampak dari

    resesi ekonomi global. Jumlah subyek dalam uji coba ini adalah 80 orang.

    Setelah dilakukan Uji coba penelitian dan dilakukan seleksi aitem

    maka yang tertinggal adalah 82 aitem sebagai berikut :

  • 33

    Tabel 3.5 Blue Print Skala OCB Setelah Try-Out

    No Aspek Yang Diukur No. Aitem 1 Atruism Favorable 1, 3, 16, 24, 33, 55, 60, 67, 80

    Unfavorable 7, 19, 26, 37, 42, 81, 82 2 Courtesy Favorable 11, 12, 15, 29, 49, 53, 57, 63, 74

    Unfavorable 6, 20, 25, 31, 36, 64, 68, 70, 72, 73

    3 Conscientiousness Favorable 4, 5, 8, 21, 35, 41, 48, 54, 66 Unfavorable 9, 28, 45, 50, 59, 75, 77, 79

    4 Sportmanship Favorable 2, 14, 23, 30, 34, 39, 46, 71, 76 Unfavorable 13, 18, 43, 51, 58, 61, 65

    5 Civic Virtue Favorable 17, 27, 32, 40, 47, 62, 78 Unfavorable 10, 22, 38, 44, 52, 56, 69

    H. Analisis Data

    Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode statistik. Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif yang

    meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai

    minimum, mean teoritis, mean empiris dan standar deviasi serta perhitungan

    prosentasi.

    Penentuan kategori OCB didasarkan pada kategori jenjang. Tujuan

    dari kategori jenjang ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-

    kelompok yang terpisah secara berjenjang menuurt suatu kontinum

    berdasarkan atribut yang diukur. Menuurt Azwar (1995) penentuan

    kategorisasi jenjang adalah berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik

    sebagai berikut :

  • 34

    Tabel 3.6 Tabel norma kategori jenjang

    Norma Kategori (�� � �, ��� Tinggi

    �� � �, ��� � �� � �, ��� Sedang

    � �� � �, ��� Rendah

    Keterangan :

    X : Skor total subyek

    : Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan skor

    minimum

    � : Standar deviasi, yaitu luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan

    standar deviasi

    Penghitungan diatas disederhanakan menjadi norma kategorisasi

    sebagai berikut :

    Tabel 3.7 Tabel norma kategori jenjang per dimensi

    Aspek Yang Diukur Kategori Jumlah Skor Altruism Rendah X < 32

    Sedang 32 ≤ X ≤ 48 Tinggi X > 48

    Courtesy Rendah X < 38 Sedang 38 ≤ X ≤ 57 Tinggi X > 57

    Conscientiousness Rendah X < 34 Sedang 34 ≤ X ≤ 51 Tinggi X > 51

    Sportmanship Rendah X < 32 Sedang 32 ≤ X ≤ 48 Tinggi X > 48

    Civic Virtue Rendah X < 28 Sedang 28 ≤ X ≤ 42 Tinggi X > 42

  • 35

    BAB IV

    PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Orientasi Kancah Penelitian

    Perusahaan Batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo

    Hadinagoro” adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi batik.

    Rumah produksi terletak di daerah Sidorejo Bantul. Berdiri pada tahun 2001

    dengan bentuk UKM, hingga kini sudah mempekerjakan sekitar 5000 orang

    pembatik dengan 168 karyawan kantor.

    Dalam melaksanakan usahanya perusahaan ini bekerja sama dengan

    beberapa instansi baik dalam maupun luar negeri, diantaranya dengan sebuah

    institut di Jepang yang mengerjakan instalasi pengolahan air limbah untuk rumah-

    rumah produksi perusahaan ini. Selain itu perusahaan ini, sebagai UKM, juga

    bekerja sama dengan dinas sosial.

    Untuk mengembangkan pasarnya Perusahaan Batik “nDalem Pakaryan

    Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” ini membuka kantor-kantor pemasaran di

    luar negeri, seperti Singapura, Italia, dan Amerika. Hal ini disebabkan karena

    memang perusahaan ini membidik pasaran di luar negeri karena tingginya harga

    batik yang diproduksi oleh perusahaan ini.

    Selain memiliki kantor pemasaran di luar negeri, perusahaan batik ini juga

    seringkali terlibat dalam pameran-pameran fashion di luar negeri seperti Milan

    Fashion Week, Fashion TV, dan sebagainya, yang diambil sebagai langkah-

    langkah pemasaran di luar negeri.

  • 36

    Perusahaan ini sudah sering mendapatkan penghargaan baik dari dalam

    negeri maupun dari luar negeri. Penghargaan dari dalam negeri diantaranya adalah

    penghargaan Dji Sam Soe Awards pada tahun 2003 yang menyatakan perusahaan

    ini sebagai 10 UKM terbaik, selain itu penghargaan dari Presiden RI pada tahun

    2006 yang menyatakan batik yang diproduksi perusahaan ini sebagai batik terbaik

    di Indonesia, dan masih banyak penghargaan lainnya. Penghargaan luar negeri

    yang diterima perusahaan ini adalah penghargaan dari beberapa pemimpin negara

    seperti Moamar Kadafi dan George Bush, serta penghargaan dari PBB atas

    beberapa karya batik yang dimiliki perusahaan ini.

    Dari sisi permodalan, karena berbentuk UKM maka dalam perusahaan ini

    tidak mengenal sistem saham, sehingga pimpinan dalam perusahaan ini adalah

    pemilik perusahaan tersebut.

    Dari hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan didapati bahwa

    perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang terkena dampak resesi

    ekonomi global, yang implikasinya berupa penurunan penjualan yang cukup

    besar. Sehingga dari situ pimpinan perusahaan melakukan penyesuaian yang

    berupa pengembangan visi perusahaan dan adanya tuntutan kerja yang lebih,

    dengan tujuan tetap menjaga omset, sehingga ketika omset tetap terjaga PHK

    tidak perlu dilakukan.

    Berangkat dari latar belakang mengenai krisis ekonomi global dan OCB,

    dimana di situ dibahas mengenai sektor garmen dan tekstil sebagai salah satu

    sektor yang akan sangat merasakan dampak dari resesi ekonomi global, maka

    penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai OCB pada

  • 37

    perusahaan yang bergerak di bidang tersebut. Pemilihan Perusahaan Batik

    “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” dilakukan karena

    perusahaan ini merupakan perusahaan batik yang terbaik di Indonesia, terbukti

    dengan penganugerahan Dji Sam Soe Awards pada tahun 2003 yang menobatkan

    perusahaan ini sebagai UKM terbaik di bidang batik, selain itu adanya

    penghargaan sebagai batik terbaik dari Presiden RI pada tahun 2006. Berkaitan

    pula dengan kondisi perusahaan yang sedang mengalami pengubahan visi dan

    kebijakan sebagai langkah yang diambil dalam menghadapi krisis ekonomi global,

    peneliti ingin melihat dan mendeskripsikan OCB pada karyawan perusahaan

    tersebut. Dalam hal ini peneliti ingin melihat seperti apa OCB yang dimunculkan

    oleh karyawan yang berada dalam sebuah perusahaan yang melakukan

    pengubahan visi dan kebijakan sebagai langkah untuk mencoba bertahan dalam

    kondisi resesi ekonomi global ini.

    B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

    1. Pelaksanaan

    Penelitian dimulai pada tanggal 5 Januari 2009 dengan menyebarkan skala

    OCB sebanyak 150 eksemplar oleh peneliti kepada karyawan perusahaan Batik

    “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” melalui pimpinan

    perusahaan kepada seluruh karyawan baik di dalam maupun di luar negeri. Dari

    150 eksemplar skala yang terkumpul pada tanggal 14 Januari 2009 hanyalah 122

    eksemplar, dari 122 hanya 111 yang diolah. Data yang tidak dapat dianalisis

    disebabkan oleh pengisian alat ukur yang tidak lengkap.

  • 38

    Pengambilan data dalam penelitian ini berlangsung selama satu minggu.

    Dalam penelitian ini skala dititipkan kepada pimpinan perusahaan. Peneliti tidak

    dapat langsung menyebarkan skala karena dikhawatirkan mengganggu kinerja

    karyawan yang sedang bekerja. Peneliti menjelaskan kepada pimpinan perusahaan

    mengenai penelitian yang hendak dilakukan serta cara pengisian skala. Kendala

    yang dihadapi dalam pengambilan data ini adalah tidak dikembalikannya beberapa

    skala karena faktor lupa dan kesibukan karyawan.

    2. Hasil Penelitian

    • Deskripsi Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah karyawan pada jajaran staf di perusahaan batik

    “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”. Mereka mempunyai

    tugas untuk menjelaskan kepada konsumen, menjual, mengurusi distribusi barang

    dan pengawasan produksi. Deskripsi umum tentang subjek berdasar

    jabatan/pangkat, bagian/divisi/departemen, dan lama berkerja dapat di lihat di

    tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Deksripsi Subyek Berdasar Masa Kerja, Usia, Jenis Kelamin dan Tingat

    Pendidikan

    KATEGORI JUMLAH PROSENTASE TOTAL

    Jabatan/Pangkat Manajer 4 3,6

    100% Staff 84 75,7 Supervisor 23 20,7

    Bagian/Divisi/Departemen

    Marketing 17 15,3

    100% Selling 47 42,3 Distribusi 23 20,7 Produksi 24 21,6

    Lama Bekerja

    1 tahun 6 5,4

    100%

    2 tahun 35 31,5 3 tahun 35 31,5 4 tahun 14 12,6 5 tahun 9 8,1 6 tahun 9 8,1 7 tahun 3 2,7

  • 39

    C. Analisis Data

    1. Deskripsi Data Penelitian

    Deksripsi data penelitian ini merupakan gambaran mengenai subjek yang

    memuat data statistik dasar seperti rerata, simpangan baku, serta skor minimum

    dan skor maksimum. Deskripsi masing-masing aspek yang diukur dalam OCB

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian OCB

    Aspek yang

    diukur Data Hipotetik Data Empirik

    Min Max M SD Min Max M SD Altruism 16 64 40 8 37 57 48.93 4.369

    Courtesy 19 76 47.5 9.5 43 73 58.21 5.257

    Conscientiousness 17 68 42.5 8.5 38 63 51.33 4.743

    Sportmanship 16 64 40 8 35 58 47.63 4.578

    Civic virtue 14 56 35 7 30 53 42.41 3.789

    Ket : Min = Skor minimal Max = Skor maksimal M = Rerata SD = Simpangan baku

    Skala OCB terdiri dari 82 aitem yang terdiri dari 5 (lima) dimensi yang

    diukur yakni altruism terdiri dari 16 aitem, courtesy terdiri dari 19 aitem,

    conscientiousness terdiri dari 17 aitem, sportmanship terdiri dari 16 aitem, dan

    civic virtue terdiri dari 14 aitem. Setiap aitem diberi skor 1 untuk jawaban STS,

    skor 2 untuk TS, skor 3 untuk S,skor 4 untuk SS.

    Skor hipotetik maksimal diperoleh dari skor aitem tertinggi dikalikan

    jumlah aitem per aspek dan skor hipotetik minimal skor aitem terendah dikalikan

  • 40

    jumlah aitem per aspek. Rentang skor diperoleh dengan melakukan pengurangan

    antara jumlah skor tertinggi dan jumlah skor terendah. Standar deviasi diperoleh

    dari rentang skor per aspek kemudian dibagi berdasarkan enam satuan simpangan

    baku (Azwar, 2004). Sedangkan rerata hipotetiknya diperoleh dari perkalian

    jumlah aitem per aspek dikalikan dengan 2.5, yang didapatkan dari nlai terendah

    per aitem (1) ditambah dengan nilai tertinggi per aitem (4) dibagi dua.

    Sejauh mana tinggi rendahnya masing-masing variabel di Tabel 9 dapat

    diketahui dengan melihat posisi rerata empiris variabel dalam rentang kategori

    skor. Jika subyek dikelompokkan berdasarkan tiga kategori, maka keenam satuan

    deviasi dapat dibagi menjadi tiga bagian dengan formula pada Tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Rumus Kategori Subyek

    Rendah X < (µ - 1,0σ) Sedang (µ - 1,0σ) ≤ X ≤ (µ + 1,0σ) Tinggi X > (µ + 1,0σ)

    Berdasarkan rumus pada Tabel 4.3, maka kategori subjek pada masing-

    masing aspek OCB adalah seperti pada Tabel 4.4 berikut :

  • 41

    Tabel 4.4 Interval Penggolongan Subjek pada Variabel OCB

    Berdasarkan Apsek Yang Diukur Aspek yang diukur Kategori Jumlah skor Jumlah subjek

    Altruism

    Rendah X < 32 -

    Sedang 32 ≤ X ≤ 48 47 subjek

    Tinggi X > 48 64 subjek

    Courtesy Rendah X < 38 - Sedang 38 ≤ X ≤ 57 38 subjek Tinggi X > 57 73 subjek

    Conscientiousness Rendah X < 34 - Sedang 34 ≤ X ≤ 51 53 subjek

    Tinggi X > 51 58 subjek

    Sportmanship

    Rendah X < 32 - Sedang 32 ≤ X ≤ 48 65 subjek

    Tinggi X > 48 46 subjek

    Civic virtue Rendah X < 28 - Sedang 28 ≤ X ≤ 42 55 subjek Tinggi X > 42 56 subjek

    D. Pembahasan

    Bagian ini membahas hasil penelitianyang menyatakan bahwa dimensi

    altrusim, courtesy, conscientiousness, dan civic virtue dari OCB subyek tergolong

    dalam kategori tinggi, dan dimensi sportmanship termasuk dalam kategori sedang.

    Pengkategorian tersebut dilakukan berdasar pada perbandingan jumlah karyawan

    pada kategori tinggi dengan jumlah karyawan pada kategori sedang (lihat tabel

    4.4).

    Hasil penelitian menyatakan bahwa dimensi altruism berkategori tinggi

    (M emprik = 48,93 > M hipotetik = 40; kategori sedang ada 47 subjek, kategori

    tinggi ada 64 subjek), dengan demikian berarti dalam bekerja para pegawai

    perusahaan bersangkutan mengaku memiliki perilaku yang mementingkan

    kepentingan orang lain, seperti memberikan pertolongan pada kawan sekerja yang

  • 42

    baru, dan memberikan waktu untuk orang lain yang ditunjukkan secara langsung

    pada individu-individu lain dalam lingkungan kerja.

    Pada dimensi courtesy mereka memiliki skor yang tinggi (M emprik =

    58,21 > M hipotetik = 47,5; kategori sedang ada 38 subjek, kategori tinggi ada 73

    subjek), berarti subyek menyatakan sikap yang baik dalam hal berkoordinasi

    sebelum melaksanakan pekerjaan. Sehingga diharapkan dalam melakukan sebuah

    pekerjaan baru para pegawai akan melakukan konsultasi terlebih dahulu agar

    dapat menghasilkan hasil kerja yang terbaik. Selain itu mereka juga menyatakan

    akan melanjutkan informasi yang mereka terima kepada rekan-rekan mereka

    dengan tepat.

    Karyawan “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” juga

    menyatakan memiliki dimensi conscientiousness yang tinggi (M emprik = 51,33 >

    M hipotetik = 42,5; kategori sedang ada 53 subjek, kategori tinggi ada 53 subjek).

    Dari pernyataan tersebut berarti para karyawan adalah individu-individu yang

    selalu mematuhi norma-norma yang berlaku dalam lingkungan pekerjaan mereka.

    Selain itu dalam pernyataannya melalui kuesioner para karyawan juga

    menyatakan memiliki skor sedang pada dimensi sportmanship (M emprik = 47,63

    > M hipotetik = 40; kategori sedang ada 65 subjek, kategori tinggi ada 46 subjek).

    Hal tersebut dapat diartikan bahwa para karyawan pada perusahaan batik “nDalem

    Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” menyatakan dalam bekerja

    mereka memiliki pandangan dan sikap yang positif, baik kepada perusahaan

    maupun pada rekan-rekan kerjanya. Sehingga diharapkan bahwa mereka tidak

  • 43

    akan menciptakan isu-isu yang negatif tentang perusahaan ataupun rekan kerja

    mereka.

    Dimensi civic virtue para karyawan termasuk pada kategori yang tinggi (M

    emprik = 42,41 > M hipotetik = 35; kategori sedang ada 55 subjek, kategori tinggi

    ada 56 subjek). Dari situ dapat dilihat bahwa karyawan pada perusahaan batik

    “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” menyatakan termasuk

    dalam kategori tinggi, sehingga diharapkan para karyawan mampu melakukan

    sesuatu yang penting dalam perusahaan. Dari situ dapat diartikan pula bahwa

    karyawan menyatakan memiliki sikap yang baik dalam hal melayani organisasi

    baik pelayanan yang termasuk dalam jobdes ataupun yang dilakukan secara

    sukarela.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi altruism, courtesy,

    concientiousness, dan civic virtue termasuk dalam kategori yang tinggi. Hal ini

    berarti bahwa kualitas OCB karyawan perusahaan batik ”nDalem Pakaryan Batik

    KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” memililiki kualitas OCB yang cukup tinggi.

    Namun di sisi lain ditemukan dimensi sportmanship yang memiliki

    kategori sedang. Hal tersebut terlihat dengan lebih banyaknya karyawan yang

    masuk dalam kategori sedang dibanding yang masuk dalam kategori OCB tinggi.

    Lebih banyaknya jumlah karyawan yang masuk dalam kategori sedang

    pada dimensi sportmanship ini dapat diartikan bahwa pada sebagian besar

    karyawan masih ada kemungkinan munculnya isu-isu negatif yang dapat merusak

    stabilitas perusahaan, mengingat dimensi ini mencakup mengenai pandangan

    karyawan terhadap kebijakan perusahaan dan bagaimana mereka menyikapinya.

  • 44

    Dimensi ini juga berbicara mengenai perilaku sportif dan positif, dimana dimensi

    ini berisi pantangan untuk membuat isu-isu yang bersifat merusak, baik terhadap

    rekan kerja, atasan, terlebih kepada kebijakan perusahaan. Sehingga

    ditemukannya jumlah yang tinggi pada karyawan yang memiliki skor sedang

    dalam dimensi tersebut menunjukkan bahwa dalam perusahaan yang bersangkutan

    masih ada kemungkinan munculnya pandangan-pandangan dan isu-isu negatif

    yang akan muncul dari karyawannya.

    Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan perusahaan

    batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” menyatakan

    mempunyai OCB yang tinggi, dilihat dari kategori dimensi-dimensi OCB mereka

    yang rata-rata tinggi. Karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT.

    Daud Wiryo Hadinagoro” diharapkan secara umum memiliki kemampuan yang

    baik dalam memenuhi pengembangan visi perusahaannya dan lebih mudah untuk

    mengikuti tuntutan perusahaan akan peningkatan daya kerja, baik dalam hal

    produksi maupun pemasaran.

    Kemampuan yang baik dalam menanggapi pengembangan visi perusahaan

    tersebut diharapkan akan tampak dalam hal-hal sebagai berikut, yang antara lain

    adalah mampu memberikan mutu pelayanan terbaik (cepat, tepat, dan aman)

    sesuai dengan harapan pelanggan dengan standar internasional. Hal tersebut dapat

    dicapai karena adanya saling menolong dalam lingkungan kerja yang nantinya

    akan mempercepat pekerjaan, selain itu karyawan juga menyatakan akan selalu

    berkoordinasi dan berkonsultasi baik sebelum maupun setelah melaksanakan

    tugas, sehingga dalam bekerja nantinya akan menghasilkan produk yang lebih

  • 45

    maksimal.

    Visi yang berikutnya adalah mampu mengantisipasi setiap perkembangan

    dimensi usaha. Dengan adanya skor yang rata-rata tinggi dalam dimensi courtesy,

    sportmanship, dan civic virtue perusahaan diharapkan akan mampu

    memenuhinya, sekalipun pada dimensi sportmanship rata-rata pegawai ada dalam

    kategori sedang. Dimensi courtesy berbicara mengenai kemampuan karyawan

    untuk berkoordinasi, mencari informasi secara cepat tentang pekerjaan, sehingga

    mereka akan selalu sigap mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi.

    Sedangkan dimensi sportmanship berbicara mengenai kapasitas dimana karyawan

    tidak akan memunculkan isu-isu yang buruk mengenai perusahaan maupun

    kebijakan perusahaan, sehingga ketika perusahaan mengupayakan perubahan

    untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan bisnis, karyawan akan

    mengikutinya sebagai sebuah kebijakan yang terbaik, selain itu ketika terjadi

    suatu perubahan aturan kerja dan norma dalam perusahaan maka dimensi

    conscientiousness karyawan yang tinggi akan sangat berguna. Karyawan juga

    diharapkan akan melaksanakan yang terbaik bagi perusahaan sebagai bukti

    pelayanan mereka terhadap perusahaan sehingga perusahaan akan diuntungkan

    dengan loyalitas kerja mereka.

    Dalam visi dimana karyawan dituntut meningkatkan jaringan pemasaran

    global, perusahaan juga dinilai cukup siap. Visi ini juga sangat terkait dengan visi

    perusahaan yang menuntut kemampuan karyawan untuk menggunakan teknologi

    tepat guna, terutama dalam hal pemasaran. Dalam hal ini dimensi courtesy akan

    sangat berfungsi dimana karyawan diharapkan memiliki kemampuan tinggi dalam

  • 46

    hal mengakses dan mengumpulkan informasi secara cepat, sehingga mereka akan

    mampu belajar secara cepat, kemampuan karyawan dalam hal berkoordinasi juga

    dapat membuat mereka mengumpulkan informasi secara tepat dan efektif,

    sehingga dalam hal pengembangan teknologi untuk menanggapi kondisi

    pemasaran global tersebut mereka tidak akan mengalami kesulitan besar.

    Dengan demikian lepas dari ditemukannya rata-rata skor sedang dalam

    dimensi sportmanship, secara umum perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik

    KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” diharapkan dapat lebih siap untuk menghadapi

    pasar baru yang tercipta sebagai dampak dari resesi ekonomi global ini. Tuntutan

    kinerja yang tinggi baik dalam hal produksi maupun pemasaran yang diberikan

    perusahaan bagi karyawan juga diharapkan akan mampu dilewati oleh karyawan

    dengan baik.

  • 47

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subjek menyatakan

    memiliki dimensi altruism yang tinggi (M emprik = 48,93 > M hipotetik = 40;

    kategori sedang ada 47 subjek, kategori tinggi ada 64 subjek), dimensi courtesy

    yang tinggi (M emprik = 58,21 > M hipotetik = 47,5; kategori sedang ada 38

    subjek, kategori tinggi ada 73 subjek), dimensi conscientiousness yang tinggi (M

    emprik = 51,33 > M hipotetik = 42,5; kategori sedang ada 53 subjek, kategori

    tinggi ada 53 subjek), dimensi sportmanship yang sedang (M emprik = 47,63 > M

    hipotetik = 40; kategori sedang ada 65 subjek, kategori tinggi ada 46 subjek), dan

    dimensi civic virtue yang tinggi pula (M emprik = 42,41 > M hipotetik = 35;

    kategori sedang ada 55 subjek, kategori tinggi ada 56 subjek).

    Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa secara umum

    karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo

    Hadinagoro” menyatakan sudah mempunyai OCB yang tinggi, maka dapat

    dikatakan bahwa perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo

    Hadinagoro” memiliki karyawan yang baik, mereka bisa menampilkan suatu

    perilaku yang mendukung kinerja organisasi dalam bentuk membantu rekan kerja,

    kedisiplinan, pandangan positif tentang perusahaan, kemampuan bekerja sama,

    dan kemampuan untuk selalu meng-update informasi mengenai pekerjaan. Dari

    hasil tersebut maka perusahaan dipandang memiliki kemudahan dalam

  • 48

    menanggapi pengembangan visi perusahaan tersebut.

    B. Saran

    1. Bagi perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo

    Hadinagoro”

    Hasil penelitian menunjukkan OCB yang tinggi. OCB merupakan

    istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku karyawan

    sehingga dia dapat disebut sebagai “anggota yang baik” (good citizen) (Sloat

    1999 dalam Wijaya 2000:1). Karyawan yang baik (good citizen) cenderung

    menampilkan OCB ini. Organisasi tidak akan berhasil dengan baik, atau tidak

    akan dapat bertahan tanpa ada anggota-anggotanya yang bertindak sebagai

    “karyawan yang baik” (Markoczy & Xin, 2002). Dengan OCB yang tinggi

    tersebut maka dirasa perusahaan akan mendapat banyak keuntungan,

    sehingga disarankan disini bahwa perusahaan harus mempertahankan kondisi

    tersebut. Mengingat bahwa OCB merupakan perilaku sukarela karyawan

    untuk kepentingan organisasi, serta muncul sebagai wujud kepuasan, maka

    disini disarankan bagi perusahaan untuk dapat memberikan wadah atau

    tempat bagi karyawan dengan harapan agar hubungan persaudaraan antar

    karyawan semakin erat sehingga rasa saling tolong menolong antar karyawan

    semakin kuat, karena hal ini secara tidak langsung akan semakin

    meningkatkan kinerja dari perusahaan tersebut. Salah satu caranya adalah

    mendirikan koperasi karyawan atau paguyuban karyawan.

    Mengingat lebih banyak karyawan yang memiiki skor sedang pada

    dimensi sportmanship, yang berarti masih adanya kemungkinan karyawan

  • 49

    memunculkan isu-isu negatif dan merusak mengenai perusahaan dan

    kebijakannya perusahaan perusahaan perlu lebih memperhatikan

    pemeliharaan stabilitas perusahaan. Kebijakan perusahaan untuk tidak

    melakukan PHK merupakan kebijakan yang sangat baik, yang dapat memicu

    kepuasan karyawan, sehingga mereka dapat memunculkan perilaku-perilaku

    yang mengedepankan kepentingan perusahaan.

    2. Bagi Penelitian Selanjutnya

    Pada penelitian ini terdapat satu kekurangan dalam pengumpulan

    datanya, dimana analisis hanya dilakukan berdasar pada data yang terkumpul

    melalui angket yang diisi oleh karyawan, tanpa adanya feedback ataupun

    konfirmasi dari pihak lain (atasan, supervisor, manajer) , sehingga potensi

    munculnya bias penelitian karena subyektivitas ataupun faking cukup besar,

    mengingat karyawan, sebagai sumber data hanya berasal dari satu sumber dan

    tidak memiliki feedback dari pihak lain yang akan menentukan kebenaran

    sumber data. Sehingga dari situ disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk

    lebih berfokus pada bagaimana mengatasi permasalahan ini. Selain itu

    seharusnya pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi. Hal ini

    berkaitan dengan tema perilaku (behavior) yang diangkat. Pengumpulan data

    yang baik untuk perilaku adalah dengan observasi. Penelitian selanjutnya

    disarankan dilakukan dengan observasi.

  • 50

    DAFTAR PUSTAKA

    Aldag, Ray., Reschke, Wayne. (1997), Employee Value Added, New-York, Center for Organizational effectiveness Inc.

    Alotaibi, A.G. (2001). Antacedents of organizational citizenship behavior: A study of public personnel in Kuwait. Journal Public Personnel Management. Vol. 30 No. 3. pp. 363-376.

    Azwar, S. (1992). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Azwar, S. (1995). Sikap Manusia – Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    ES., Gunanto. PHK Masal Akan Terus Terjadi. Koran TEMPO Edisi 1 Desember 2008. http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/01/Ekonomi_dan_Bisnis/krn.20081201.149710.id.html. Diakses pada 21 Desember 2008

    Hadi, Sutrisno (1991). Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Offset.

    Hardaningtyas, Dwi (2004), Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap Pada Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pegawai PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya

    Hui Chun (1994), redrawing the boundaries of OCB? an empirical examination of compulsory extra-role behavior in the workplace, Journal of Business and Psychology

    Hui, Chun., Simon S.K Lam, Kenneth K.S Law. (2000), Instrumental Values of Organizational Citizenship Behavior : a field quasi experiment, Journal of applied Psychology, Vol 85 No.5, 822-828

    Kaihatu, Thomas Stefanus & Wahju Astjartjo Rini (2007). Kepemimpinan Transformasional dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan atas Kualitas Kehidupan Kerja Komitmen Organisasi dan Perilaku Ekstra Peran : Studi pada Guru-Guru SMU di Kota Surabaya. Jurnal manajemen dan kewirausahan, vol.98, no. 1, Maret 2007: 49-61

    Koster, F & K. Sanders (2005). Organizational Citizens Or Reciprocal Relationships? An Empirical Comparison. dissertations.ub.rug.nl/FILES/faculties/ppsw/2005/f.koster/c3.pdf. Diakses pada 15 Desember 2008.

  • 51

    Kuncoro, Mudrajad. Prof, Phd. Antisipasi Resesi dan Gejolak Ekonomi Global. Majalah GATRA no.12 tahun XIV. http://72.14.235.132/custom?q=cache:pzZ7U6oSTdMJ:www.mudrajad.com/upload/Antisipasi%2520Resesi%2520dan%2520Gejolak%2520Ekonomi%2520Global.pdf+dampak+resesi+ekonomi&hl=en&ct=clnk&cd=8&client=pub-1734327923886716. Diakses pada 15 Desember 2008.

    Kuncoro, Mudrajad. Prof, Phd. Urgensi Stimulan Kebijakan di Tengah Krisis, Suara Pembaruan Selasa 2 Desember 2008. http://202.169.46.231/News/2008/12/01/index.html. Diakses pada 15 Desember 2008.

    Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM). Resolusi 4 : Bangkitnya Hantu Perbudakan. Bul