00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

163
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM MALANG SKRIPSI OLEH DWI PUTRA LELANA 105431481656 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN EKONOMI JANUARI 2010

description

tes

Transcript of 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

Page 1: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X

SMA LABORATORIUM MALANG

SKRIPSI

OLEH DWI PUTRA LELANA

105431481656

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN EKONOMI

JANUARI 2010

Page 2: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X

SMA LABORATORIUM MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Ekonomi

Oleh

Dwi Putra Lelana

NIM 105431481656

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI

JANUARI 2010

Page 3: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

Skripsi oleh Dwi Putra Lelana telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Malang, Januari 2010 Pembimbing I Drs.Prih Hardinto, M.Si NIP. 195606221982031003 Malang, Januari 2010 Pembimbing II Drs. Mardono, M.Si NIP. 195709071986011001

Page 4: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

Skripsi oleh Dwi Putra Lelana ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 18 Januari 2010 Dewan Penguji Drs.Prih Hardinto, M.Si (Ketua) NIP. 195606221982031003 Drs. Mardono, M.Si (Anggota) NIP. 195709071986011001 Dra. Lisa Rokhmani, M.Si (Anggota) NIP. 19621231986012002 Mengetahui, Mengesahkan, Ketua Jurusan Ekonomi Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Hari Wahyono, M.Pd Dr. Ery Tri Djatmika RWW, M.A, M. Si NIP. 195712261986031002 NIP. 196106111986011001

Page 5: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

ABSTRAK

Putra Lelana, Dwi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X-1 SMA LABORATORIUM MALANG. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (UM). Pembimbing : (I) Drs. Prih Hardinto, M. Si (II) Mardono, M. Si.

Kata Kunci : Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),

Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil Belajar

Model pembelajaran yang sering dipakai dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah sangat mempengaruhi kondisi siswa. Dari hasil observasi di SMA LABORATORIUM Malang, dalam proses belajar mengajar seringkali terlihat siswa pasif. Terlihat bahwa banyak siswa yang hanya mendengarkan pada waktu guru menerangkan, banyak siswa yang sibuk membuka catatan dan mengobrol dengan teman sebangkunya apabila guru mengajukan pertanyaan. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar mengajar, siswa hanya menerima materi pelajaran dari guru saja. Tentu saja hal tersebut mempengaruhi kondisi siswa dalam menanggapi permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru. Hal ini juga berpengaruh pada hasil belajar siswa, dapat dilihat bahwa presentase rata-rata nilai kelas masih di bawah standar kelulusan minimum sebesar 58,28%. Dengan keadaan siswa yang seperti itu, maka dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa tersebut masih rendah. Sehingga perlu adanya suatu model pembelajaran yang bisa membuat siswa mampu menanggapi dan mengatasi permasalahan yang diberikan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang bisa dipakai dalam upaya meningkatkan kondisi siswa agar mampu menanggapi dan mengatasi masalah-masalah yang diberikan oleh guru adalah Pembelajaran Berbasis Masalah. Pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu penerapan pembelajaran yang menghadirkan suatu permasalahan dunia nyata ke dalam kelas.

Latar belakang tersebut memunculkan permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut.(1) bagaimanakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk menigkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi di SMA LABORATORIUM Malang, (2) bagaimanakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi di SMA LABORATORIUM Malang.

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA LABORATORIUM Malang setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran ekonomi, (2) untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas X SMA LABORATORIUM Malang setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah.

i

Page 6: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

ii

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggambarkan kondisi yang sebenarnya di dalam kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purpossive sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif prosentase, yaitu untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas X SMA LABORATORIUM Malang.

Hasil penelitian menunjukkan persentase ketercapaian guru dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah pada siklus I sebesar 83,33%, sedangkan ketercapaian guru dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah pada siklus II yaitu sebesar 90,91%. Hal ini dapat terlihat adanya peningkatan prosentase sebesar 7,58%. Sedangkan dari observasi kegiatan siswa pada siklus I dalam ketercapaian siswa dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah sebesar 75%, dan pada siklus II ketercapaian siswa dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah sebesar 87,5%. Tampak bahwa ketercapaian siswa dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah mengalami peningkatan sebesar 12,05%. Pada data kemampuan berpikir kritis pada siklus I prosentasenya sebesar 46,05%, sedangkan pada siklus II sebesar 73,09%. Dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa meningkat sebesar 27,04% dari siklus I ke siklus II. Hasil belajar siswa berdasarkan lembar penilaian hasil belajar siklus I sebesar 76,58% dan siklus II sebesar 79,21%. Hal ini mengalami peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 2,63%.

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran melalui metode Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 27,04 %, dan hasil belajar siswa sebesar 2,63%, dalam proses belajar mengajar siswa menjadi lebih tertarik karena guru memberikan variasi-variasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak lagi merasa bosan. Selain itu, dalam proses pembelajaran siswa lebih berperan aktif dalam menanggapi permsalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan : (1) Guru mata pelajaran Ekonomi disarankan untuk menerapkan model pembelajaran melalui metode Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. (2) Dalam pelaksanaan masing-masing fase pembelajaran, hendaknya guru perlu mempertimbangkan pembagian waktu secara efektif dan efisie. (3) Bagi peneliti yang berikutnya ingin meneliti hal yang sama, bisa mencobakan pembelajaran melalui metode Pembelajaran Berbasis Masalah untuk materi Ekonomi lainnya yang lebih melibatkan aktivitas siswa sehingga menuntut adanya kreatifitas siswa yang lebih.

Page 7: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulisan skripsi yang merupakan salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PROBLEM BASED LEARNING) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA LABORATORIUM Malang”, dapat

terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tetap tercurahkan keapada Nabi

Muhammad, SAW.

Penulis menyadari, bahwa penyelesaian skripsi ini tidak luput dari

beberapa dorongan dan bantuan dari semua pihak. Maka dari itu, ucapan

terimakasih tak lupa penulis sampaikan kepada:

• Bapak Drs. Prih Hardinto, M. Si. selaku pembimbing I, terimakasih atas

kesabarannya yang tak hanya memberikan saran dan bimbingan, tetapi juga

semangat.

• Bapak Drs. Mardono, M. Si. selaku pembimbing II, terimakasih atas saran dan

bimbingannya.

• Dra. Hj, Lisa Rokhmani, M.Si selaku dosen penguji skripsi, terimakasih atas

saran dan kritiknya yang sangat membantu.

• Drs. Ridwan Joharmawan, M.Si selaku kepala sekolah SMA

LABORATORIUM Malang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

iii

Page 8: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

iv

• Ibu Heni Wardati, S.Pd. selaku guru ekonomi SMA LABORATORIUM

Malang, yang telah membantu penulis dengan sepenuh hati.

• Siswa kelas X-1 SMA LABORATORIUM Malang, terimakasih atas

kerjasamanya.

• Bapak Hariyanto dan Ibu Sumarlik selaku orang tua tercinta, yang

memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa-doa yang terus

mengalir.

• Semua teman-teman terbaikku, terima kasih atas motivasi, semangat, nasehat,

dan semua yang telah kalian berikan kepadaku

• Teman-temanku di EKP’05, terimakasih buat kebersamaannya selama ini.

• Wilis Dian Renandya, yang selalu memberikan semangat dan motivasi selama

penulisan skripsi ini

• Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.

Bagai gading yang tak retak, demikian juga skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Malang,18 Januari 2010

Penulis

Page 9: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 10 E. Asumsi Penelitian ................................................................... 11 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ........................... 11

1. Ruang Lingkup ................................................................... 11 2. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 11

G. Definisi Operasional ................................................................ 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 13

A. Hakekat Belajar Pembelajaran ................................................. 13 B. Pembelajaran Kontekstual ........................................................ 15 C. Pembelajaran Berbasis Masalah ............................................... 17 D. Kemampuan Berpikir Kritis ..................................................... 22 E. Hasil Belajar ............................................................................. 28 F. Evaluasi Hasil Belajar .............................................................. 29 G. Pembelajaran Berbasisi Masalah dan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar ........................................................... 33 H. Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 35 A. Rancangan Penelitian ............................................................... 35 B. Populasi dan Sampel ................................................................ 38 C. Kehadiran Peneliti di Lapangan ............................................... 39 D. Lokasi Penelitian ...................................................................... 39 E. Data dan Sumber Data ............................................................. 40 F. Tahap-tahap Penelitian ............................................................. 40 G. Instrumen Penelitian ................................................................ 43

v

Page 10: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

vi

H. Pengumpulan Data ................................................................... 44 I. Analisis Data ............................................................................ 45

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ....................... 48 A. Data tentang Pencapaian Langkah-langkah Pembelajaran

melalui Metode PBL siklus I .................................................... 48 B. Data tentang Kegiatan Siswa Selama Diskusi Kelompok

Berlangsung siklus I ................................................................. 50 C. Data tentang Kemampuan Berpikir Kritis Siswa siklus I ........ 52 D. Refleksi I .................................................................................. 53 E. Treatment Perbaikan ................................................................ 54 F. Data tentang Pencapaian Langkah-langkah Pembelajaran

melalui Metode PBL siklus II .................................................. 55 G. Data tentang Hasil Belajar Siswa siklus................................... 61 H. Refleksi II ................................................................................. 62 I. Data tentang Minat Siswa Mengenai penerapan

Pembelajaran melalui Metode PBL ......................................... 64 BAB V PEMBAHASAN ........................................................................... 66

A. Kemampuan Berpikir Kritis ..................................................... 66 B. Hasil Belajar ............................................................................. 68 C. Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah .............. 69

BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 74

A. Kesimpulan .............................................................................. 74 B. Saran ......................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 76

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. 78

LAMPIRAN ................................................................................................. 79

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 154

Page 11: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah....................................... 20

2.2. Tingkah laku guru dan siswa dalam Problem Based Learning............ 20

2.3. Pedoman Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa....................... 26

2.4. Daftar Penelitian yang dijadikan acuan bagi Peneliti........................... 34

3.1. Daftar jumlah siswa kelas X .............................................................. 38

3.2 Jenis data, instrumen, serta sumber data dalam penelitian.................. 40

3.3 Penentuan taraf keberhasilan............................................................... 46

3. 4 Kriteria Keberhasilan Tiap Siklus........................................................ 47

4.1 Observasi kegiatan guru pada siklus I ................................................. 48

4.2 Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I ............................................. 50 4.2.1 Penilaian Presentasi dan Hasil Diskusi Kelompok Siklus I ................ 52 4.3 Penguasaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tiap Indikator

pada Siklus I........................................................................................ 53

4.3. Penguasaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada siklus I ............ 53

4.4 Observasi kegiatan guru pada siklus II ............................................... 55 4.5 Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II ........................................... 57

4.5.1 Penilaian Presentasi dan Hasil Diskusi Kelompok Siklus II ............... 59

4.6 Penguasaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tiap Indikator

pada Siklus II....................................................................................... . 59

4.7 Penguasaan Kemampuan Berpikir Kritis Tiap Siswa pada Siklus II.... 60

4.8 Hasil Belajar Siswa ...............................................................................61

vii

Page 12: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

viii

4.9 Data Tentang Minat Siswa Mengenai Penerapan Melalui Metode PBL

(Problerm Based Learning) ........................................................................ 64

Page 13: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas ........................................................... 36

3.2 Skema pembelajaran Berbasis Masalah .................................................. 37

ix

Page 14: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran untuk Siklus I ............................ 79

2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran untuk Siklus II ........................... 93

3. Soal Pre Tes dan Post Tes untuk Siklus I ................................................ 103

4. Kunci Jawaban Soal Pre Test dan Post Test untuk Siklus I .................... 105

5. Soal Post Tes untuk Siklus II .................................................................. 106

6. Kunci Jawaban Soal Post Test untuk Siklus II ........................................ 108

7. Lembar Observasi Kegiatan Guru ........................................................... 109

8. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ......................................................... 115

9. Format Penilaian Presentasi Hasil Diskusi .............................................. 120

10. Daftar Nama-nama Kelompok ............................................................... 128

11. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ................................. 130

12. Lembar Format Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis .......................... 132

13. Lembar Format Angket Minat Pemmbelajaran Berbasis Masalah ......... 139

14. Catatan Lapangan silkus I ....................................................................... 142

15. Catatan Lapangan siklus II ...................................................................... 143

16. Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar ............................................... 144

17. Hasil Belajar Sebelum Penelitian ............................................................ 147

18. Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Universitas Negeri Malang ditujukan ke

Diknas Kota Malang

19. Surat Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Diknas Kota Malang

x

Page 15: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

xi

20. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMA Laboratorium

Malang

21. Format Kegiatan Konsultasi Skripsi kepada Pembimbing I

22. Format Kegiatan Konsultasi Skripsi kepada Pembimbing II

Page 16: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar

pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu

dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran

individual hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi

pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu

siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif.

Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka

tingkat pendapatannya semakin baik (Nurkolis, 2004). Hal ini dimungkinkan

karena orang yang berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang

tidak berpendidikan. Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan dimilikinya

keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan. Oleh karena itu salah satu

tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan adalah mengembangkan keterampilan

hidup, inilah sebenarnya arah Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu pendidikan

berbasis keterampilan (life skill) dan perluasan fungsi dasar pendidikan (broad

based education). Di Amerika Serikat (1992) seseorang yang berpendidikan

doktor penghasilan rata-rata per tahun sebesar 55 juta dolar Amerika, master 40

juta dolar Amerika, dan sarjana 33 juta dolar Amerika. Sementara itu lulusan

pendidikan lanjutan hanya berpenghasilan rata-rata 19 juta dolar Amerika per

tahun. Pada tahun yang sama struktur ini juga terjadi di Indonesia. Misalnya rata-

1

Page 17: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

2

rata, antara pedesaan dan perkotaan, pendapatan per tahun lulusan universitas Rp

3,5 juta, akademi Rp 3 juta, SLTA Rp 1,9 juta , dan SD hanya Rp 1,1 juta.

Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama

pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak

orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk

membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu

pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah

lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak

perubahan di segala segi kehidupan manusia, baik yang berdampak positif

maupun negatif. Hal tersebut tentunya harus didukung dengan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkualitas dan berkompeten. “Berdasarkan catatan Human

Development Report Tahun 2003 versi UNDP, peringkat Human Development

Index (HDI) atau kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia berada pada urutan

112 di dunia”, (Nurhadi,dkk. 2004:1).

Rendahnya kualitas SDM Indonesia lebih dikarenakan mutu dan kualitas

pendidikan Indonesia yang masih rendah. Pendidikan memiliki peranan yang

sangat penting dalam mencetak SDM yang berkualitas dan berkompeten di bidang

masing-masing. SDM yang dihasilkan diharapkan mampu bertahan dan menang

dalam menghadapi persaingan global. Hal tersebut sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional yaitu “secara mikro pendidikan nasional bertujuan untuk

membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia), memiliki nalar

Page 18: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

3

(maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggungjawab), dan

berkemampuan komunikasi sosial” (Mulyasa, 2004:21).

Perlunya perbaikan mutu pendidikan di Indonesia telah dilakukan oleh

pemerintah dengan berbagai strategi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

dengan mengadakan perubahan kurikulum, yaitu dari Kurikulum 1994 GBPP

1999 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau krikulum 2004 dan

berubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau

kurikulum 2006.

Konsep KBK berbeda dalam banyak hal dengan Kurikulum 1994.

Pertama, KBK menggunakan pendekatan kompetensi (competency based

approach) untuk memperoleh pemahaman dan kemampuan tertentu yang terkait

dengan kehidupan di masyarakat (life skill). Sedangkan Kurikulum 1994

menggunakan pendekatan isi atau materi (content based approach) untuk

menguasai bidang ilmu pengetahuan tertentu (learning to know). Itu sebabnya

dalam praktik pengajaran di kelas, guru acap kali memberikan hafalan atau latihan

soal dan mengesampingkan kompetensi individual. Dengan begitu, konsep KBK

sejalan dengan konsep pembelajaran menurut UNESCO (Delors, 1999) yang

mengarahkan pendidikan pada empat pilar: learning to know, learning to do,

learning to be, dan learning to live together.

Karena kurikulum konvensional berbasis pada isi (content based), maka

proses pembelajarannya berorientasi pada buku teks (textbook-oriented) dimana

dalam praktiknya amat tergantung pada guru (teacher-centered), sedang pada

KBK bahan ajar yang dipilih menggunakan bantuan multimedia. Dari sini KBK

diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih efektif dan

Page 19: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

4

efisien sekaligus menyenangkan karena berupaya memadukan antara pendidikan

(education) dengan hiburan (entertainment) atau edutainment. Adapun peranan

guru dalam konsep KBK adalah sebagai fasilitator atau nara sumber dimana guru

memberi bimbingan seperlunya pada siswa yang aktif terlibat dalam proses

pembelajaran (active learning).

Konsep KBK menerapkan orientasi student centered atau berpusat pada

siswa, yang dilaksanakan tidak harus di ruang kelas, sehingga peserta didik aktif

terlibat dalam proses belajar mengajar. Adapun Kurikulum 1994 cenderung

bersifat teacher centered atau berpusat pada guru, yang pelaksanaannya terbatas

hanya di ruang kelas secara konvensional. Selain itu evaluasi KBK berbasis kelas

dan menekankan pada proses dan produk pendidikan, bukan berorientasi pada

pencapaian target tujuan kurikulum, seperti dalam Kurikulum 1994, yang tidak

menyentuh aspek kepribadian peserta didik. Evaluasi pada kurikulum

konvensional didasarkan pada kecepatan kelompok, sementara KBK melihat

kecepatan individual. Itu sebabnya, kemajuan siswa dalam KBK berprinsip pada

penghargaan atas kemajemukan siswa dalam satu kelas, bukan upaya

penyeragaman perlakuan. Feed back atau umpan balik dalam kurikulum

konvensional dilakukan tidak secara langsung setelah satu unit pembelajaran

selesai dilaksanakan, melainkan ditunda dalam tahapan waktu tertentu, seperti

dalam satu catur wulan, semester atau tingkat. Berbeda dengan itu, KBK

menerapkan umpan balik seketika setelah satu unit pembelajaran selesai

dilakukan.

Akibatnya, penerapan KBK akan merubah banyak hal tentang sistem

pendidikan kita. Dalam KBK, guru secara administratif membuat persiapan

Page 20: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

5

mengajar dengan orientasi kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator prilaku

siswa, bukan berupa penjabaran tujuan pengajaran yang kaku. Di lingkungan

sekolah jenjang SLTA, di samping diadakan pengkhususan Program Studi IPA,

IPS, dan Bahasa, seperti yang masih berlaku sampai saat ini, juga disediakan

kurikulum non-pengkhususan Program Studi, dimana peserta didik diberi

kebebasan memilih sejumlah mata pelajaran yang sesuai dengan potensi, bakat

dan minatnya. Struktur kurikulum non-pengkhususan Program Studi ini

mencakup seluruh bidang studi pengkhususan Program Studi di atas.

Selain beberapa hal di atas, kurikulum konvensional berbasis waktu,

sedangkan KBK menerapkan kurikulum berbasis kinerja, kurikulum konvensional

berorientasi pada mata pelajaran, sementara KBK pada moduler yang

menekankan pada belajar tuntas (mastery learning) dan belajar kerkelanjutan

(continous learning), dimana sebelum satu modul mampu dikuasai, seorang siswa

belum bisa pindah ke modul berikutnya. KBK menjabarkan kompetensi dasarnya

melalui hasil belajar beserta indikatornya (learning outcomes) yang dibuat secara

objektif melalui acuan kriteria penilaian yang jelas.

Betapa pun di atas kertas, konsep KBK dipandang memberi alternatif atas

kelemaham kurikulum konvensional, dalam realisasinya belum tentu

menampakkan hasil yang sama antara satu lembaga dengan lainnya, mengingat

bahwa kurikulum merupakan salah satu faktor dari berbagai faktor pendidikan

yang mempengaruhi keseluruhan proses pendidikan. Asumsinya, penerapan KBK

secara konsisten akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan kita. Secara

teoritik-konseptual asumsi demikian adalah sah, meskipun dalam praktiknya

belum tentu membawa akibat yang sama antara satu lembaga dengan lembaga

Page 21: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

6

lain yang sama-sama menerapkan konsep tersebut, masih tergantung pada

kesiapan dan kemampuan masing-masing lembaga pendidikan. Sebab, apa yang

dinyatakan di atas kertas baik, belum tentu dalam pelaksanaannya demikian.

Seperti itu pula halnya dengan penerapan konsep KBK, efektifitasnya belum tentu

sama pada tiap lembaga.

Inovasi dalam bidang kurikulum ini dimaksudkan untuk mengubah

paradigma lama yang selama ini melekat dalam dunia pendidikan Indonesia, yaitu

pada kurikulum sebelum KBK dan KTSP proses belajar mengajar di sekolah

cenderung berpusat pada guru (Teacher Centered). Sehingga dengan

diterapkannya KBK dan KTSP diharapkan peranan guru di kelas bergeser sebagai

fasilitator bagi siswa, sementara siswa dituntut untuk bisa lebih aktif dan mandiri

dalam belajar. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa kurikulum dikembangkan berdasarkan

prinsip: a) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, b) tanggap terhadap

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, kepentingan peserta didik dan

lingkungannya (Depdiknas, 2006:5). Jadi dalam kurikulum 2006, lebih

menekankan pada pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan bekerja

ilmiah, pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru (Depdiknas, 2006:1).

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran, yaitu kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan

model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan mampu

menjadikan siswa untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, karena

akan mendorong siswa untuk lebih tanggap dan kreatif terhadap permasalahan

Page 22: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

7

yang ada. Model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk tujuan tersebut adalah

model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) yaitu suatu

pendekatan pembelajaran melalui upaya-upaya mengahadapkan siswa dengan

permasalahan riil yang memancing proses belajar mereka (Mukhlis, dkk.2005:11).

Problem Based Leraning memberikan kebebasan kapada siswa untuk belajar

sesuai dengan minat dan perhatiannya, sehingga dalam Problem Based Learning

siswa akan terlibat intensif dan aktif, yang pada akhirnya bisa membuat siswa

untuk terus belajar dan terus mencari tahu meningkat.

Dalam proses pembelajaran berbasis masalah, kegiatan yang dilakukan oleh

guru adalah menghadirkan permasalahan dunia nyata di dalam kelas yang tentunya

berkaitan dengan materi atau indikator yang akan dicapai, sehingga siswa akan

terlibat langsung dalam memecahkan masalah yang ada dengan menggunakan

keterampilan serta pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

Permasalahan dalam pendekatan ini menjadi komponen yang sangat penting,

karena tema-tema permasalahan yang dirancang harus mencakup semua tuntutan

kurikulum, Barrows dan Myers (dalam Mukhlis, dkk. 2005:13). Peran guru dalam

proses ini adalah mamacu siswa untuk berpikir kritis dalam memberikan solusi

terhadap permasalahan yang ada.”PBL dikembangkan terutama untuk membantu

siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan

keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui

pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar

yang otonom dan mandiri” (Nurhadi, dkk. 2004:58).

Berdasarkan tujuan dari pembelajaran berbasis masalah, siswa nantinya

diharapakan mampu untuk berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang

Page 23: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

8

diberikan oleh guru dikelas. Nurhadi, dkk (2004:58) menyatakan bahwa “berpikir

adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan

berdasar inferensi atau pertimbangan yang seksama”. Sedangkan pendapat yang

lain menyatakan bahwa “berpikir kritis merupakan kemampuan untuk

berpendapat dengan cara yang terorganisasi dan mengevaluasi secara sistematis

bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain” (Johnson, 2002:183). Tujuan

dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam, karena

dengan pemahaman akan dapat mengungkapkan makna dari suatu kejadian atau

masalah.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru

mata pelajaran ekonomi kelas X SMA LABORATORIUM Malang diperoleh

informasi bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa masih kurang berperan

aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari pasifnya siswa-siswa

dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang sibuk membuka catatannya di saat

guru menerangkan atau memberikan pertanyaan. Beberapa siswa juga terlihat

mengobrol dengan teman sebangkunya disaat proses belajar mnegajar. Selain itu,

dari kondisi yang pasif tersebut berpengaruh pada hasil belajar siswa. Terlihat

bahwa presentase nilai rata-rata kelas masih di bawah standar kelulusan minimum

sebesar 58,28% .Dari kondisi siswa yang sperti ini maka dapat dilihat bahwa

tingkat kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa tersebut masih rendah.

Maka dari itu, peneliti beranggapan perlu adanya suatu model pembelajaran yang

tepat yang mampu membuat siswa memahami materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Page 24: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

9

Maka dari itu, peneliti beranggapan perlu adanya suatu model

pembelajaran yang tepat yang mampu membuat siswa menjadi aktif dan mampu

memahami materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, agar siswa dapat

mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta tanggap

terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil

belajar siswa, maka diperlukan usaha untuk memperbaiki proses belajar mengajar

dikelas. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa

dengan menerapkan pembelajaran ekonomi berbasis masalah. Penelitian ini diberi

judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA LABORATORIUM

Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis di kelas X pada mata pelajaran

ekonomi SMA LABORATORIUM Malang ?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi SMA

LABORATORIUM Malang ?

Page 25: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

10

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, dapat dirumuskan

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA

LABORATORIUM Malang setelah penerapan model pembelajaran berbasis

masalah pada mata pelajaran ekonomi

2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas X SMA LABORATORIUM

Malang setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada mata

pelajaran ekonomi

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi pengajar

Sebagai bahan masukan bagi guru ekonomi untuk memperbaiki dan

meningkatkan proses pembelajaran khususnya untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar ekonomi siswa di kelas X SMA

LABORATORIUM Malang.

2. Bagi Siswa

Memberi kesempatan pada siswa untuk mempelajari ekonomi melalui

permasalahan yang ada di sekitar mereka dan berusaha untuk

memecahkannya, sehingga akan membuat siswa menjadi lebih peka dan

tanggap terhadap permasalahan serta mudah dalam belajar.

3. Bagi peneliti

Sebagai bekal untuk menjadi guru dan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.

Page 26: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

11

E. Asumsi penelitian

1. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran

Problem Based Learning dengan baik

2. Siswa mengerjakan soal tes hasil belajar dengan sungguh-sungguh dan sesuai

dengan kemampuan sendiri

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

a. Ruang linkup penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran berbasis maslah, sedangkan variabel terikatnya.

kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

b. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA

LABORATORIUM Malang.

c. Banyaknya kelas yang diambil sebagai sampel penelitian ada 1 kelas.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Penelitian ini hanya dilakukan pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA

LABORATORIUM Malang dengan pokok bahasan perilaku konsumen

dan produsen dalam kegiatan ekonomi.

b. Penelitian ini hanya dilakukan dalam dua siklus selama 4 kali pertemuan,

hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu.

Page 27: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

12

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, maka perlu dideskripsikan beberapa istilah sebagai berikut.

1. Metode pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang

berusaha untuk mengahdirkan kehidupan nyata dalam kelas dengan

memberikan masalah-masalah yang terkait dengan materi pelajaran di

sekolah, sehingga siswa akan lebih tanggap terhadap permasalahan yang ada

di sekitar mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya

adalah dengan memberikan suatu permasalahan yang ada di buku-buku

pelajaran maupun permasalahan melalui artikel yang dikutip melalui internet.

2. Kemampuan berpikir kritis adalah adalah kemampuan siswa dalam

memberikan solusi pemecahan terhadap masalah yang diberikan oleh guru

dengan memperhatikan indikator-indikator yang sesuai dengan kriteria

berpikir kritis. Untuk menilai kemampuan berpikir kritis siswa, dapat

diketahui dengan melihat kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan

yang ada di lembar permasalahan yang telah diberikan oleh guru.

3. Hasil belajar adalah perubahan-perubahan tingkah laku siswa baik berupa

aspek kognitif setelah mengalami proses belajar mengajar. Dalam penilaian

hasil belajar siswa, dapat kita lihat dari hasil tes yang diberikan oleh guru.

Page 28: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting karena semakin

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan berbagai

perubahan di segala aspek kehidupan manusia. Belajar merupakan proses otak

atau pikiran mengadakan reaksi terhadap kondisi-kondisi di luar, dan reaksi

tersebut dapat dimodifikasi dengan pengalaman-pengalaman yang dialaminya

setiap hari.

Secara definitif terdapat sejumlah pengertian tentang belajar. Pada

umumnya orang mengartikan belajar sebagai proses perubahan tingkah laku atau

perubahan dari yang tidak tahu/mengerti menjadi tahu/mengerti. Menurut Yoto

(1992:2) “belajar adalah usaha untuk mengubah tingkah laku dalam rangka

pemuasan kebutuhan berdasarkan pemikiran, pengalaman, dan latihan”.

Sedangkan Winkel (1996:53) mengemukakan bahwa “belajar sebagai suatu

aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-

pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif

konstan dan berbekas”.

Chaplin, 1972 (dalam Syah, 2006:64) membatasi belajar dengan dua

rumusan sebagai berikut.

13

Page 29: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

14

Rumusan pertama berbunyi: “………acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience” (belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya adalah: “process of acquiring responses as a result of special practice” (belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus)

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan tersebut, maka dapat

disimpulakan yaitu belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

individu yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang baru yang

mengakibatkan perubahan tingkah laku pada individu yang bersangkutan, dimana

kegiatan tersebut bisa diperoleh berdasarkan pengalaman-pengalaman

sebelumnya.

Proses belajar yang dilakukan oleh individu tentunnya tidak akan terlepas

dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses dimana

dapat mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan proses belajar dengan

berdasrkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan mutu

dan kualitas belajar siswa. Menurut Romiszowski (dalam Dimyati, 2002)

pembelajaran merupakan proses pengajaran yang berpusat pada tujuan atau goal

directed teaching process yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya

(pre planned). Saputra, dkk (2003:5) berpendapat bahwa “pembelajaran adalah

tindakan yang dirancang untuk menghasilkan terjadinya proses belajar”. Dimasa

lampau peran guru yang utama adalah penyebar informasi. Tindakan yang

dilakukan oleh guru adalah berceramah kepada sejumlah anak di kelas,

memelihara disiplin kelas, mengevaluasi tiap-tiap siswa secara hati-hati melalui

tanya jawab/tes, tetapi seiring dengan perkembangan pengetahuan dan semakin

kompleksnya pengetahuan manusia sekarang ini, tindak pembelajaran yang

Page 30: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

15

diperankan guru tidak sekedar penyebar informasi tetapi juga memegang berbagai

peran antara lain sebagai fasilitator, orang sumber, organisator, moderator,

maupun evaluator. Walaupun demikian dalam kegiatan pembelajaran peran guru

sangatlah penting, karena tugas dari seorang guru adalah mampu mengelola

pembelajaran dengan efektif sehingga proses belajar-mengajar akan mendapatkan

hasil yang maksimal.

B. Pembelajaran Kontesktual

Pembelajaran kontekstual merupakan sesuatu yang banyak dibicarakan di

dunia pendidikan saat ini. Pembelajaran kotekstual adalah pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dengan cara mengahadirkan konsep dunia nyata kedalam

kegiatan pembelajaran dikelas dan memotivasi siswa untuk menghubungkan

pengetahuan yang dimiliki siswa dengan kejadian-kejadian yang ada disekitar

mereka. Pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam

menggunakan seluruh pengetahuannya untuk memahami dan menerapkan konsep-

konsep yang diberikan oleh guru. Hal ini bertujuan agar nantinya siswa mampu

menerapkan pengetahuan yang mereka miliki sehingga bisa memecahkan masalah

yang meraka hadapi dikehidupan sehari-hari. Nurhadi, dkk (2004:19-20)

menyatakan bahwa “pembelajaran kontekstual” harus menekankan pada hal-hal

sebagai berikut.

1. Belajar berbasis masalah, yaitu suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.

2. Pengajaran autentik, yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna.

Page 31: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

16

3. Belajar berbasis inquiri yang membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

4. Belajar berbasis proyek/tugas yang membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif dengan cara mendesain lingkungan belajar siswa (kelas) agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya.

5. Belajar berbasis kerja yang memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.

6. Belajar berbasis layanan yang memerlukan penggunaan metodologi pengajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa layanan tersebut.

7. Belajar kooperatif yang memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.

Nurhadi, dkk (2004:31) dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran

Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, menjelaskan “tujuh komponen utama

yang menjadi ciri dalam penerapan pembelajaran kontekstual di dalam kelas

yaitu: kontruktivisme (Contructivism), bertanya (Questioning), Menemukan

(Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling),

refleksi (Reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assesment) . Suatu

pembelajaran di kelas dikatakan menggunakan pembelajaran kontekstual jika

menggunakan tujuh komponen tersebut”. Selengkapnya mengenai komponen-

komponen tersebut, diuraikan sebagai berikut.

a) kontruktivisme Dalam kontruktivisme belajar siswa akan lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

Page 32: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

17

b) menemukan Kegiatan menemukan pada intinya adalah suatu siklus yang terdiri dari mengamati, bertanya, menganalisis dan menemukan teori, baik perorangan maupun kelompok. Dengan siklus tersebut siswa nantinya diharapkan dapat berpikir secara kritis dalam menemukan sendiri jawaban dan solusi dari suatu permasalahan.

c) bertanya Kemampuan guru dalam mendorong siswa untuk lebih aktif dalam bertanya sangatlah penting untuk mengarahkan siswa memperoleh informasi serta dapat digunakan untuk menilai dan melatih kamampuan siswa berpikir kritis.

d) masyarakat belajar Dalam mayarakat belajar hasil pembelajaran yang diperoleh dari kerjasama dengan orang lain, sharing antar teman, anatar kelompok, dan antar mereka yang tahu dengan mereka yang tidak tahu.

e) pemodelan Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para siswanya untuk belajar, dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa-siswinya melakukan.

f) refleksi Refleksi merupakan cara-cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari, menelaah dan merespon terhadap kejadian, aktivitas, dan pengalaman, serta mencatat apa yang telah kita pelajari serta bagaimana kita merasakan ide-ide baru.

g) penilaian yang sebenarnya Menilai tentang yang seharusnya kita nilai, menilai dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber dengan sebenarnya. Mengukur keterampilan dan pengetahuan siswa serta penerapannya dan tugas-tugas yang konteks dan relevan.

Dari uraian di atas maka pembelajaran kontekstual merupakan salah satu

alternatif yang dapat diterapkan dalam KTSP, yang mungkin bisa mengurangi

kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran di kelas serta bisa membuat suasana

belajar lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

C. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Problem Based Learning, yang dikembangkan oleh Barrows, merupakan

suatu model pembelajaran yang populer dalam dunia kedokteran sejak tahun

1970-an. “Pada dasarnya, PBL hampir sama dengan cased-based learning, salah

Page 33: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

18

satu model pembelajaran dalam bidang hukum; goal-based scenario model; dan

just-in-time training model dalam pembelajaran manajemen dan bisnis; project-

based learning model dalam pembelajaran MIPA di sekolah dasar dan menengah.

Semuanya berfokus pada penyajian suatu permasalahan (nyata ataupun simulasi)

kepada siswa, kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui

serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip yang

dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu (multiple perspective)” (Pannen, dkk.

2001:85). Nurhadi, dkk (2004:56) mengemukakan bahwa “pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan pengajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar

tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran”.

Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) memberikan

kebebasan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Problem based learning

memberikan kendali kepada individu untuk belajar sesuai dengan minat dan

kemampuan serta pengetahuan yang dimilikinya. Dalam PBL diharapkan siswa

mampu untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan

menggunakan data tersebut untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.

Akhirnya guru berperan dalam menyajikan masalah serta lebih sebagai

narasumber dibanding sebagai pemberi informasi, guru meluruskan alur pikir dan

prinsip-prinsip yang telah digunakan siswa dalam belajar.

Menurut Nurhadi, dkk (204:57) ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah

adalah sebagai berikut.

Page 34: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

19

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin Masalah yang dipilih untuk diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.

3) Penyelidikan autentik Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa untuk melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah yang ada.

4) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.

Selain itu tujuan dari pembelajaran berbasis masalah menurut Mukhlis,

dkk (2005:11) adalah sebagai berikut.

1) Memotivasi belajar siswa 2) Mengembangkan kemampuan siswa mengambil keputusan 3) Meningkatkan kesadaran siswa terhadap kompleksitas

permasalahan dunia nyata 4) Mengembangkan kemampuan self-directed learning siswa 5) Memperluas area belajar siswa lebih dari yang disajikan

kepadanya 6) Mengembangkan cara berpikir holistik dan mendalam pada

diri siswa 7) Menumbuhkan antusiasme belajar berdasarkan pengalaman

pribadi dan perkembangan yang ada disekitarnya 8) Mendorong minat siswa melakukan investigasi melampaui

prekonsepsi yang dimiliki siswa sehingga menjadi leih inovatif dan kritis.

Menurut Nurhadi, dkk (2004:60) “pembelajaran berbasis masalah terdiri

dari lima tahapan utama yaitu dimulai dengan guru memperkenalkan siswa

dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil

kerja”. Secara lengkap lima tahapan dalam pembelajaran bebasis masalah

disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini.

Page 35: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

20

Tabel 2.1. Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahapan Tingkah Laku Guru Tahap 1: Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan teman

Tahap 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Sumber : Nurhadi, dkk (2004:60)

Menurut Aini (2006:15-16) mengelompokkan tingkah laku guru dan siswa

berdasarkan tahapan-tahapan dalam pembelajaran berbasis masalah.

Pengelompokan tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2. Tingkah laku guru dan siswa dalam Problem Based Learning

No. Tingkah Laku Guru Tingkah Laku siswa 1 Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran dan logistik yang dibutuhkan serta memahami pemicu masalah yang diberikan oleh guru yang berupa deskripsi/artikel/lembar kerja ataupun cerita peristiwa nyata yang diberikan oleh guru, dapat juga siswa secara langsung melakukan observasi lapangan

Page 36: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

21

2 Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Siswa secara berkelompok merumuskan masalah, membuat hipotesis, dan merencanakan proses pemecahan masalah

3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Siswa mengumpulkan informasi melalui berbagai cara dan berbagai sumber, misalnya dengan menggali informasi dari buku, pengamatan lapangan, mencari informasi dari ahli/narasumber

4 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyampaikan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

Siswa membuat karya yang sesuai dengan masalah yang bersangkutan, dapat berbentuk seperti laporan, poster, majalah dinding dan mempresentasikan di depan kelas

5 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan bertanya kepada guru jika ada yang kurang jelas

Sumber : Aini (2006 : 15-16)

Sebagaimana metode pembelajaran yang lain, Problem Based Learning

juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Pannen, dkk (2001:99-102)

mengemukakan kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning sebagai

berikut :

1. Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning

• Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang

menemukan masalah tersebut

• Guru dapat melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan

menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi

• Pengetahuan tertanam berdasarkan skema yang dimiliki siswa, sehingga

pembelajaran lebih bermakna

Page 37: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

22

• Pembelajaran menjadikan siswa lebih mandiri dan lebih dewasa, mampu

memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap

sosial yang positif diantara siswa

• Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang

diselesaikan dikaitkan langsung dengan kehidupan sehari-hari

• Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok akan mempermudah

pencapaian ketuntasan belajar yang diharapkan

2. Kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning

• Waktu yang diperlukan untuk implementasi lebih lama

• Tidak semua materi bisa diajarkan dengan metode pembelajaran berbasis

masalah

• Membutuhkan faislitas dan perangkat pembelajaran yang memadai

• Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang

• Menuntut siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses

pembelajaran

D. Kemampuan Berpikir Kritis

Sizzer (dalam Johnson, 2002:181) “Sekolah artinya belajar menggunakan

pikiran dengan baik, berpikir kreatif mengahdapi persoalan-persoalan penting,

serta menanamkan kebiasaan untuk berpikir”. Selanjutnya, De Bono (1992:36)

mengemukakan bahwa “berpikir adalah eksplorasi pengalaman yang dilakukan

secara sadar dalam mencapai suatu tujuan., dimana tujuan tersebut mungkin

berbentuk pemahaman, pengambilan keputusan, perencanaan, pemecahan

masalah, penilaian, tindakan, dan sebagainya”.

Garder, 1993 (dalam Rofi’udddin, 2007:24) mendefinisikan “berpikir

merupakan kombinasi dari sifat bawaan dan hasil bentukan lingkungan yang

terangkum dalam kecerdasan majemuk, yang meliputi kecerdasan verbal-

linguistik, logis-matematis, kinestetis, musical, visual, intrapersonal,

Page 38: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

23

interpersonal, eksistensial, dan naturalistik. Jenis kecerdasan, baik secara sendiri-

sendiri maupun secara serentak, mendasari kinerja aktivitas berpikir”. Selain itu,

Nurhadi dkk (2004:56) memberikan definisi bahwa “berpikir adalah kemampuan

untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi

atau pertimbangan yang seksama”. Ruggiero, 1988 (dalam Johnson, 2002:187)

mengartikan “berpikir sebagai segala aktivitas mental yang membantu

merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi

keinginan untuk memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah

pencapaaian makna”.

Hamalik (2004:16) menyebutkan macam-mcam metode berpikir, yaitu:

1) Metode berpikir induksi, yaitu proses berpikir yang di mulai dari hal-hal yang bersifat khusus menuju ke kesimpulan atau definisi umum.

2) Metode berpikir deduktif, yaitu proses berpikir dimulai dari kesimpulan perumusan tujuan menuju ke hal-hal yang khusus.

3) Metode berpikir generalisasi, yaitu proses berpikir dalam bentuk mengambil kesimpulan umum atas kejadian-kejadian yang sejenis.

4) Metode berpikir kausalitas, yaitu pola berpikir dimulai dari anggapan bahwa setiap sebab tentu menimbulkan sesuatu akibat, sebaliknya bahwa setiap akibat sudah tentu ada sebabnya.

5) Metode berpikir pemecahan masalah (Problem Solving), yaitu proses berpikir yang meliputi langkah-langkah perumusan masalah, mengajukan alternatif jawaban, mengumpulkan keterangan-keterangan dari berbagai sumber, mengetes kemungkinan-kemungkinan jawaban, menarik kesimpulan dan melaksanakan kesimpulan.

6) Metode berikir logis dan sistematis, yaitu proses berpikir yang berlandaskan pada metode berpikir pemecahan masalah, berpikir dengan pertanyaan-pertanyaan apa (what), mengapa(why), bagaimana (how), siapa (who), kapan (when), dan dimana (where).

Menurut R. Swartz dan D.N Perkin, 1990 (dalam Hassoubah, 2007:44)

“terdapat empat jenis kemampuan berpikir, yaitu berpikir kreatif, berpikir kritis,

membuat keputusan, dan menyelesaikan permasalahan. Dimana semua jenis

kemampuan berpikir tersebut berguna untuk menjaga dan mengaplikasikan ilmu

pengetahuan”. Dalam hal berpikir kritis, siswa dituntut untuk menggunakan

Page 39: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

24

strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan

masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan, Reber, 1988 ( dalam Syah,

2006:123).

Johnson (2002:183) mendefinisikan “berpikir kritis merupakan suatu

proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti

memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi,

dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk

berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan

kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan

orang lain”. Selain itu, De Porter (1999) mendefinisikan bahwa “berpikir kritis

adalah berlatih/memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai

kelayakan suatu gagasan atau produk”.

Chafee, 1994 (dalam Johnson, 2002:187) mendefinisikan “berpikir kritis

sebagai berpikir untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri,

maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti

bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti dan logika”. Menurut

Donosoepoetro (1983:4) “berpikir kritis merupakan analytic thinking, suatu cara

berpikir yang titik beratnya ada pada proses analisis terhadap berbagai hal”.

Donosoepoetro (1983: 5-10) “tingkatan berpikir kritis yang diajukan oleh

Bloom, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) mengetahui (knowling), 2)

memahami (understanding), 3) menerapkan (application), 4) menganalisis

(analysis), 5) mensintesis (synhesis), 6) mengevaluasi (evaluation)”. Seorang

siswa sudah bisa dikatakan mencapai tingkatan pertama apabila siswa mampu

menyebutkan definisi sebuah konsep tanpa memahami maknanya. Kemudian pada

Page 40: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

25

tingkatan yang kedua siswa sudah mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan

kata-katanya sendiri. Sedangkan siswa pada tingkatan yang ketiga jika siswa

sudah bisa menerapakan informasi yang diperoleh menjadi sesuatu hal yang baru,

dan pada tingkatan yang keempat siswa mampu untuk menguraikan konsep atau

prisip. Kemampuan siswa pada tingkatan yang kelima adalah siswa bisa membuat

suatu kesimpulan dari berbagai konsep, dan pada tingkatan yang terakhir yaitu

tingkatan keenam (evaluasi) siswa mampu untuk memutuskan atau menyimpulkan

sesuatu yang benar dan salah serta yang baik dan buruk.

Berpikir kritis merupakan kegiatan manusia yang bisa dilihat/diamati

(eksternal) maupun tidak dapat dilihat (internal). Dalam makalah yang berjudul

Student-Centered Learning Berbasis ICT (Universitas Gajah Mada, 2004:8)

menyatakan bahwa perilaku berpikir kritis dapat dilihat dari beberapa aspek antara

lain.

a) Importance : penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan

b) Novelty : kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru siswa lain

c) Outside material : menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya di sekolah/reference

d) Ambiguity clarified : mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut bila dirasa ada ketidakjelasan

e) Thingking Ideas : senantiasa menghubungkan fakta, ide, atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan

f) Justification : memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.

g) Critical assessment : melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi yang dating dari dalam dirinya maupun dari siswa lain, serta memberikan “prompts” untuk terjadi evaluasi yang kritis

h) Practical utility : ide-ide yang dikemukakannya selalu dilihat pula dari sudut kepraktisannya (practicality) dalam penerapan

i) Width of understanding : diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi/materi diskusi

Page 41: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

26

Berdasarkan aspek-aspek kemampuan berpikir kritis tersebut, maka dalam

penelitian ini disusun pedoman penilaian kemampuan berpikir kritis yang

disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.3. Pedoman Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No. Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Deskripsi Pencapaian

1. Melakukan pengamatan 1. Siswa tidak melakukan pengamatan 2. Siswa melakukan pengamatan tetapi tidak tepat dan

tidak teliti 3. Siswa melakukan pengamatan dengan teliti tetapi

kurang tepat 4. Siswa melakukan pengamatan dengan tepat dan

teliti 2. Merumuskan hipotesis 1. Siswa tidak dapat meramalkan apa yang mungkin

terjadi dari suatu gejala 2. Siswa dapat meramalkan dan menjelaskan suatu

gejala tetapi kurang tepat 3. Siswa dapat meramalkan apa yang mungkin terjadi

dari suatu gejala tetapi penjelasannya kurang tepat 4. Siswa dapat meramalkan apa yang mungkin terjadi

dari suatu gejala beserta penjelasannya dengan jelas dan tepat

3. Melakukan Diskusi 1. Siswa tidak melakukan diskusi 2. Siswa melakukan diskusi tetapi tidak

mengemukakan ide-ide atau informasi baru 3. Siswa melakukan diskusi dengan aktif dan

berpartisipatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi

4. Siswa melakukan dengan aktif dan senantiasa menguhubungkan fakta, ide, atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan

4. Menganalisis Data 1. Siswa tidak menganalisis data 2. Siswa dapat menganalisis data tetapi tidak lengkap

dan tidak tepat 3. Siswa dapat menganalisis data dengan tepat tetapi

tidak lengkap 4. Siswa dapat menganalisis data dengan tepat dan

lengkap 5. Keterampilan siswa bertanya 1. Siswa tidak bertanya sama sekali

2. Siswa bertanya tetapi tidak dapat merumuskan pertanyaannya dengan baik

3. Siswa bertanya dengan pertanyaan yang kreatif 4. Siswa bertanya dengan pertanyaan yang memerlukan

tingkat intelektual yang tinggi (analisis, sintesis, dan evaluasi)

6. Keterampilan siswa menjawab pertanyaan

1. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan 2. Siswa dapat menjawab pertanyaan tetapi tidak dapat

memberikan alasannya 3. Siswa dapat menjawab pertanyaan serta dapat

Page 42: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

27

memberikan alasannya tetapi kurang tepat 4. Siswa dapat menjawab pertanyaan dan dapat

memberikan alasannya dengan tepat 7. Tingkat keterampilan berpikir

siswa. Deskriptor : a) Mengingat; siswa dapat

menyebutkan definisi sebuah konsep tertentu tanpa memahami maknanya

b) Memahami; siswa dapat menjelaskan konsep dengan kata-katanya sendiri

c) Menerapkan; siswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah dipelajarinya

d) Analisis; siswa dapat menguraikan hal-hal yang terkait dengan konsep yang dipahaminya secara rinci

e) Sintesis; siswa mampu menghubungkan atau menggabungkan hal-hal yang berada didalam lingkup konsep sehingga dapat membentuk suatu kesimpulan tertentu

f) Evaluasi; siswa dapat memutuskan atau menyimpulkan sesuatu yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk

1. Kurang dari tiga deskriptor tampak 2. Tiga deskriptor tampak 3. Empat deskriptor tampak 4. Lebih empat deskriptor tampak

8. Membuat kesimpulan

1. Siswa tidak bisa membuat kesimpulan 2. Siswa bisa membuat kesimpulan tetapi tidak jelas

dan tidak sesuai dengan tujuan percobaan 3. Siswa bisa membuat kesimpulan sesuai dengan

tujuan percobaan tetapi tidak jelas 4. Siswa dapat membuat kesimpulan sesuai dengan

tujuan percobaan dengan jelas 9. Menerapkan konsep 1. Siswa tidak dapat menerapkan konsep atau

menyebutkan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari

2. Siswa dapat menerapkan konsep atau menyebutkan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat

3. Siswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah diterima pada konteks atau situasi lain tetapi masih kurang tepat

4. Siswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah diterima pada konteks atau situasi lain dengan tepat

Sumber : Mayasari (2006 : 16-17)

Page 43: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

28

E. Hasil Belajar

Menurut Dimyati (2002:55) “hasil belajar adalah hasil yang telah

diperoleh siswa dari pengalaman-pengalaman dan latihan-latihan yang diikutinya

selama pembelajaran yang berupa kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Sudjana

(2005:3) mendefinisikan “hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku siswa baik

afektif, kognitif, maupun psikomotorik setelah melakukan proses belajar-

mengajar”.

Benjamin S.Bloom dalam Taxonomy Of Education Objektivitas (Winkel,

1996:244) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yaitu:

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan daya pikir, pengetahuan dan penalaran. Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan siswa dalam berpikir dan bernalar yang mencakup kemampuan siswa dalam mengingat sampai dengan memecahkan masalah, yang menuntut siswa untuk menggabungkan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang meliputi enam aspek, yaitu: (1) pengetahuan berkaitan dengan kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari, (2) pemahaman berkaitan dengan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep, (3) aplikasi berkaitan dengan kemampuan menggunakan atau menerapkan suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru, (4) analisis berkaitan dengan kemampuan memecah, mengurai suatu integritas dan mampu memahami hubungan antar unsur/bagian sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti, (5) sintesis berkaitan dengan kemampuan menyatukan unsur/bagian menjadi satu kesatuan yang bermakna, dan (6) evaluasi berkaitan dengan kemampuan memberikan pertimbangan nilai tentang sesuatu berdasarkan kriteria yang dimilikinya.

2. Ranah Afektif Ranah afektif lebih berorientasi pada pembentukan sikap melalui proses pembelajaran. Ranah afektif terdiri dari lima aspek, yaitu: (1) penerimaan (ingin menerima, sadar akan sesuatu), (2) pemberian respon (aktif berpartsipasi), penilaian (menerima nilai-nilai), (3) pengorganisasian (menghubungkan nilai yang dipercaya), (4) internalisasi (menjadikan nilai-nilai sebagai pola hidup). Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam

Page 44: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

29

berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

3. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik menunjuk pada gerakan-gerakan jasmaniah dan kontrol jasmaniah. Kecakapan fisik dapat berupa pola-pola gerakan atau keterampilan fisik. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu: gerakan refleks (meniru gerak), keterampilan gerakan dasar (menggunakan konsep untuk melakukan gerak), kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan (melakukan gerak dengan benar), gerakan keterampilan kompleks (merangkai gerakan dengan benar), gerakan ekspresif dan interpretatif. Aspek psikomotorik dilihat dari penampilan (performance) atau keterampilan siswa. Dalam mengukur penampilan atau keterampilan dapat diukur dari tingkat kemahirannya, ketepatan waktu penyelesaiannya, dan kualitas produk yang dihasilkannya.

Syah (2006:50) berpendapat bahwa ”tanpa ranah kognitif, sulit

dibayangkan siswa dapat berpikir. Selanjutnya tanpa kemampuan berpikir

mustahil siswa tersebut dapat memahami dan meyakini faedah materi-materi

pelajaran yang disajikan di kelas. Walaupun demikian, tidak berarti fungsi afektif

dan psikomotorik seorang siswa tidak perlu diperhatikan. Kedua fungsi psikologis

siswa ini juga penting”. Dari pengertian ini dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang yang dapat diukur secara

langsung sebagai akibat dari proses belajar mengajar, baik aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotorik.

F. Evaluasi Hasil Belajar

1. Definisi

Evaluasi hasil belajar merupakan salah satu komponen dalam kegiatan

pengajaran yang tidak bisa dikesampingkan. Hal ini dikarenakan evaluasi yang

dilakukan oleh guru/pengajar akan mengetahui taraf kesiapan siswa, mengetahui

Page 45: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

30

seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan. Secara definitf

tokoh-tokoh dalam bidang pendidikan mempunyai pendapat yang beragam

tentang evaluasi hasil belajar, diantaranya Ralph Tyler, 1950 (dalam Arikunto,

2002:3) berpendapat bahwa “evaluasi hasil belajar merupakan sebuah proses

pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, bagaian mana

tujuan pendidikan sudah dicapai”. Sedangkan Tardib, dkk (1989)(dalam Syah,

2006:195) mendefinisikan evaluasi hasil belajar sebagai “proses penilaian untuk

menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan criteria yang

telah ditetapkan”. Dimiyati dan Mudjono (2002:192) mendefinisikan evaluasi

belajar dan pembelajaran adalah “proses untuk menentukan nilai belajar dan

pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian dan/atau

pengukuran belajar dan pembelajaran”.

Harjanto (2003:277) berpendapat bahwa evaluasi pengajaran adalah

”penilaian/penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum”. Dari pendapat para ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi hasil belajar adalah proses

pengumpulan data dengan cara melakukan penilaian untuk menggambarkan

sejauh mana prestasi yang telah dicapai oleh seorang siswa sesuai dengan tujuan

dan criteria yang sudag ditetapkan.

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

a) Tujuan Evaluasi

Menurut Syah (2006:193-197) evaluasi hasil belajar memiliki tujuan sebagai

berikut.

Page 46: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

31

1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses tertentu.

2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.

3) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.

4) Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar.

5) Untuk mengetahui tingkat daya guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM).

Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun

2003 “evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau

proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan”. Dengan memperhatikan tujuan evaluasi hasil belajar

tersebut, guru harus melakukan evaluasi terhadap siswanya secara

kontinnyu, bukan hanya pada saat ulangan harian atau ujian akhir semester.

b) Fungsi Evaluasi

Disamping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi

seperti dibawah ini. Syah (2006:198)

a. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai pengisian buku rapor.

b. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan. c. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar

siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).

d. Sebagai sumber data BP yang dapat memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan (BP).

e. Sebagai bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat untuk proses belajar mengajar.

Page 47: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

32

3. Teknik Evaluasi Berbagai Ranah Psikologis

Secara umum terdapat tiga ranah psikologis yang dimiliki oleh setiap

peserta didik yaitu: ranah kognitif. Afektif, dan psikomotorik. Dalam melakukan

evaluasi, guru harus mampu menggunakan dan membuat instrumen agar ketiga

ranah tersebut dapat dinilai. Teknik evaluasi ketiga ranah tersebut menurut Syah

(2006:208-213) adalah sebagai berikut.

1. Evaluasi Ranah Kognitif Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif dapat dilakuakan dengan berbagai cara, baik dengan tes tulis maupun tes lisan dan perbuatan. Teknik yang sering digunakan adalah dengan mengadakan tes tulis karena tingkat keobjektivannya tinggi.

2. Evaluasi Ranah Afektif Untuk mengukur ranah afektif harus mengetahui aspek yang akan dinilai seperti: penerimaan, sambutan, apresiasi, internalisasi, dan karakterisasi. Teknik yang sering digunakan untuk mengukur ranah afektif adalah dengan skala Likert yang tujuannya untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap orang. Rentangan skala ini diberi skor 1 samapai 5 atau 1 sampai 7. Selain itu skala yang bisa juga digunakan adalah skala bertingkat, misalnya dengan rentangan 1-4 atau 4-1 tergantung arah pertanyaan/pernyataan.

3. Evaluasi Ranah Psikomotorik Cara yang dipandang tepat untuk mengetahui keberhasilan belajar yang berdimensi psikomotorik adalah observasi. Guru yang hendak melakukan observasi harus mempersiapkan langkah-langkah yang cermat dan sistematis menurut pedoman yang terdapat dalam format obdervasi yang telah dipersiapkan.

4. Pendekatan Evaluasi

Guru dalam melakukan evaluasi, maka perlu adanaya acuan tertentu untuk

dijadikan perbandingan terhadap hasil pengukuran evaluasi hasil belajar siswa.

Menurut Wahyu (1996:54) dalam evaluasi hasil belajar terdapat dua pendekatan

yaitu.

Page 48: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

33

a) Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) PAN adalah bilamana hasilbelajar setiap anak dibandingkan dengan hasilbelajar anak lain dalam kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi kemampuan siswa dalam kelompoknya. Pembanding yang dipakai adalah nilai rata-rata dan simpangan baku.

b) Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) PAP adalah suatu pendekatan penilaian dimana sebelum dilaksanakan penilaian, guru harus menetapkan terlebih dahulu patokan yang akan dipakai sebagai pembanding terhadap semua hasil pengukuran yang dicapai siswa (skor). Setiap guru atau sekolah memiliki syarat ketuntasan belajar yang berbeda.

G. Pembelajaran berbasis Masalah dan Kemampuan Berpikir Kritis dan

Hasil Belajar

Sizer, 1992 (dalam Johnson, 2002:182) mengemukakan “untuk membantu

siswa mengembangkan potensi intelektual mereka, Contextual Teaching and

Learning (salah satunya model pembelajaran berbasis masalah ) mengajarkan

langkah-langkah yang dapat digunakan dalam berpikir kritis dan kreatif serta

memberikan kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir dalam tingkatan

yang lebih tinggi ini dalam dunia nyata”. Main dan Rowe, 1993 (dalam Hasimah,

2007:26) dalam pendidikan, pengembangan berpikir dan hasil belajar melibatkan

pembelajaran berbasis masalah. Hal ini dikarenakan untuk menyelesaikan suatu

masalah dan mencari solusi yang baik diperlukan pemikiran yang kritis dan

kreatif.

H. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan bagi penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Benny Yuli Hasimah, Lilik Farida. Selengkapnya

pada tabel di bawah ini:

Page 49: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

34

Tabel 2.4. Daftar Penelitian yang dijadikan acuan bagi Peneliti

No. Nama Judul Kesimpulan 1. Benny Yuli

Hasimah Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 2 Malang

Berdasarkan hasil penelitian diketahui dengan penerapan pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Malang Meningkat

2. Lilik Farida Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X-2 Semester II Tahun Ajaran 2006/2007 Di SMA Negeri 2 Malang

Dari hasil penelitian diketahui dengan penerapan model pembelajaran Problem Based dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa kelas X-2 SMA Negeri 2 Malang semester 2 tahun ajaran 2006/2007 meningkat

Page 50: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

”Metode Penelitian adalah strategi umum yang di anut dalam

pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang

dihadapi” (Furchan,1982:50).

Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelian ini dilakukan dengan

dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

Dalam rancangan penelitian ini (khususnya Pembelajaran Berbasis

Masalah), guru mengelompokkan siswa menjadi lima (5) kelompok, tiap

kelompok terdiri dari 8 orang,sedangkan satu keompok hanya enam orang.

Gambar skenario Siklus I dan Siklus II dan Pembelajaran Berbasis Masalah

adalah sebagai berikut.

35

Page 51: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

36

Gambar 3.1 Siklus Tindakan PTK

STUDI PENDAHULUAN

TINDAKAN/ OBSERVASI I

EVALUASI I

REFLEKSI I

PERENCANAAN II

TINDAKAN/ OBSERVASI II

EVALUASI II

REFLEKSI II

SIKLUS I

SIKLUS II

PERENCANAAN I

Sumber : Kasbolah (dalam suhadi, 1999)

Page 52: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

37

Gambar 3.2 Skema Pembelajaran Berbasis Masalah

Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran

Terdapat Pertanyaan dan Sanggahan dari Siswa Maupun Guru

Kesimpulan

Dibantu oleh Guru Proses Diskusi

Guru Membentuk Kelompok

Penyampaian Hasil Diskusi

Disimpulkan oleh Siswa yang dibantu

oleh Guru

Guru Memberikan Permasalahan

Diambil dari Artikel (Internet) maupun

permasalahan dari buku

Penyusunan Laporan

Sumber : Sistem Informasi Akuntansi

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini di gunakan untuk mendapatkan

gambaran secara jelas dan nyata tentang proses penerapan pembelajaran berbasis

masalah terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa yang

dilakukan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.

Page 53: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

38

Proses pengamatan didukung dengan lembar observasi dan angket.

Melalui lembar observasi, akan diperoleh gambaran tentang kondisi kelas saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sedangkan melalui angket, akan diperoleh

tanggapan siswa tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

proses belajar mengajar.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Secara umum dapat diartikan bahwa populasi adalah keseluruhan dari

objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi untuk penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas X. Untuk lebih lengkap berapa jumlah kelas dan jumlah

siswanya, dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Daftar jumlah siswa kelas X

No Kelas Jumlah siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6.

X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6

38 40 42 40 40 42

Jumlah 242

2. Sampel

Menurut Arikunto (2002:109), sampel merupakan sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Hal ini dilakukan karena populasinya terlalu besar.

Sedangkan menurut Sugiono (2005:73), sampel merupakan bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sehingga dari definisi

tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian populasi yang diteliti.

Page 54: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

39

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purpossive sampling. Sampel ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, ramdom atau daerah, tapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya

alasan kepandaian siswa kelas X-1 tidak di bawah rata-rata maupun tidak di atas

rata-rata (unggulan). Selain itu, dari rekomendasi oleh guru mata pelajaran

ekonomi bahwa kelas X-1 dalam proses belajar mengajar selalu memperhatikan

guru dan keadaan kelasnya tidak terlalu gaduh di bandingkan dengan kelas yang

lain. Sampel terdiri dari siswa kelas X-1 yang berjumlah 39 siswa.

C. Kehadiran Peneliti di Lapangan

Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti dalam lapangan mutlak diperlukan

karena peneliti bertindak sebagai:(1) perencana tindakan, (2) pemberi tindakan,

(3) pengumpul data, (4) penganalisis data, dan (5) pelapor hasil penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti dibantu dua orang sebagai observer dan satu orang

merangkap mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar dalam bentuk foto.

D. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA LABORAOTRIUM Malang

yang terletak di jalan Bromo No. 16 Malang. Subyek penelitian adalah siswa kelas

X-1 yang berjumlah 38 siswa di SMA LABORATORIUM Malang.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Agustus

2009.

Page 55: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

40

E. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian merupakan sejumlah fakta-fakta yang diperoleh

untuk memecahkan maslah penelitian. Data yang akan diambil dalam penelitian

ini meliputi; 1) Penerapan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning), 2) Kemampuan Berpikir Kritis siswa, 3) Hasil belajar siswa yang

didapat dari nilai hasil pos tes.

Tabel 3.2 Jenis data, instrumen, serta sumber data dalam penelitian

No. Data Instrumen Keterangan 1. Penerapan Pembelajaran

Berbasis Masalah Lembar observasi kegiatan guru

Selama pembelajaran berlangsung

2. Kemampuan Berpikir Kritis

Observasi dan tugas LKS yang dikumpulkan siswa

Selama kegiatan pembelajaran dan diluar jam pelajaran

3. Hasil Belajar Soal pos tes Setelah pembelajaran selesai

F. Tahap-tahap Penelitian

Daur ulang dalam penelitian di awali dengan (Arikunto, 2001:104)

”Perencanaa tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan

mengevaluasi (observation and evaluation), melakukan refleksi (reflection) dan

seterusnya sampai peningkatan yang diharapkan”.

Dalam penelitian ini direncanakan dilakukan dua siklus yaitu siklus I dan

siklus II.

Siklus I

1. Rencana tindakan

Page 56: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

41

a) Peneliti merancang pembelajaran dengan menggunakan metode Problem

Based Learning.

b) Peneliti membuat bahan ajar penelitian

c) Peneliti membuat lembar observasi guru dan lembar observasi kegiatan

siswa.

d) Peneliti menyusun soal-soal post test siklus I

e) Peneliti membuat format penilaian hasil diskusi.

f) Peneliti membuat format penilaian kemampuan berpikir kritis dan menyusun

angket kemampuan berpikir kritis siswa.

g) Peneliti membuat lembar catatan lapangan.

2. Tindakan Pembelajaran

a. Peneliti bertindak sebagai guru dalam proses belajar mengajar dibantu 2

orang observer.

b. Proses pembelajaran oleh guru dengan menggunakan metode PBL (Problem

Based Learning).

3. Observasi

a. Diskusi dan hasil diskusi dimasukkan pada lembar observasi yang

disediakan.

b. Melakukan evaluasi terhadap diskusi.

4. Tahap Refleksi I

Analisis data yang telah diperoleh, serta melihat kelemahan dan

kekurangan pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus I. Hasil dari refleksi ini

nantinya akan menjadi bahan masukan untuk perbaikan-perbaikan dalam

melaksanakan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Page 57: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

42

Siklus II

1. Rencana tindakan

a) Peneliti merancang pembelajaran dengan menggunakan metode Problem

Based Learning.

b) Peneliti membuat bahan ajar penelitian

c) Peneliti membuat lembar observasi guru dan lembar observasi kegiatan

siswa.

d) Peneliti menyusun soal-soal post test siklus II.

e) Peneliti membuat format penilaian hasil diskusi.

f) Peneliti membuat format penilaian kemampuan berpikir kritis dan menyusun

angket kemampuan berpikir kritis siswa.

g) Peneliti membuat lembar catatan lapangan.

2. Tindakan Pembelajaran

a. Peneliti bertindak sebagai guru dalam proses belajar mengajar dibantu 2

orang observer.

b. Proses pembelajaran oleh guru dengan menggunakan metode PBL (Problem

Based Learning).

3. Observasi

a. Diskusi dan hasil diskusi dimasukkan pada lembar observasi yang

disediakan.

b. Melakukan evaluasi terhadap diskusi.

c. Pembagian dan pengisian angket pendapat siswa mengenai penerapan

metode PBL (Problem Based Learning) yang telah dilaksanakan serta

lembar penilaian mengenai kemampuan berpikir kritis siswa.

Page 58: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

43

4. Tahap Refleksi II

Analisis data yang telah diperoleh, serta melihat kelemahan dan

kekurangan pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk memperoleh

perubahan tingkat kemampuan berpikir kritis selam proses pembelajaran

siklus I dan siklus II.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran ini disusun oleh peneliti dan bekerjasama dengan guru

ekonomi. Rencana pembelajaran ini berguna sebagai pedoman untuk

melakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis

masalah

2. Tes

Tes dalam penelitian ini dilakukan setelah proses pembelajaran atau pos-test,

dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi

setelah proses pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa digunakan data nilai pre-test.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam

memecahkan masalah yang disajikan oleh guru serta untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa. Disamping itu observasi juga digunakan

untuk mengukur kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning).

Page 59: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

44

4. Catatan Lapangan/Pengamatan

Catatan lapangan dugunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan

dengan situasi kelas atau subyek yang tidak terdapat selama proses

pembelajaran berlangsung.

5. Angket

Angket dalam penelitian ini dibuat untuk mengetahui minat siswa terhadap

pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan oleh guru. Angket ini memuat

indikator-indikator kebermanfaatan materi yang disampaikan, keaktifan siswa,

dan ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah.

6. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai data penghubung yang berguna untuk mengetahui

proses pembelajaran. Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan siswa selama

proses pembelajaran berbasis masalah berlangsung.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh dari data primer (data

mentah) hasil penelitian yang dilakukan yaitu:

a) Data tentang penerapan langkah-langkah model pembelajaran berbasis

masalah oleh guru diperoleh dari lembar observasi kegiatan guru yang telah

diisi oleh observer pada saat proses belajar mengajar siklus I dan siklus II

berlangsung di kelas.

b) Data tentang kegiatan siswa selama proses belajar mengajar dan selama

diskusi berlangsung diperoleh dari lembar observasi kegiatan siswa dan

Page 60: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

45

lembar hasil diskusi yang telah didisi oleh observer pada saat proses belajar

mengajar siklus I dan siklus II berlangsung di kelas.

c) Data tentang tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran

ekonomi dengan metode pembelajaran berbasis masalah di peroleh dari

lembar penilaian kemampuan berpikir kritis pada saat proses belajar mengajar

siklus I dan siklus II berlangsung yang telah didisi oleh observer serta angket

kemampuan berpikir kritis siswa yang telah didisi pada saat proses belajar

mengajar siklus I dan siklus II berlangsung.

d) Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari hasil post test siklus I dan

siklus II yang diberikan setiap akhir pertemuan proses belajar mengajar siklus

I dan siklus II.

I. Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

diperoleh selama penelitian, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diolah melalui

kategori data. Dalam penelitian ini data diolah secara deskriptif kualitatif. Analisis

data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.

Data yang diperoleh dianalisis sebagai berikut.

1. Data penerapan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

diperoleh dari lembar observasi yang telah dibuat. Setelah itu hasil

pengamatan pada siklus I dibandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus

II yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Apabila terjadi peningkatan hasil

dari siklus I dan siklus II maka dikatakan berhasil.

2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Page 61: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

46

Untuk mengetahui tingkat berpikir kritis siswa berpedoman pada lembar

observasi indikator penilaian kemampuan berpikir kritis siswa, yang dihitung

menggunakan rumus :

%100xN

FP =

(Diadopsi dari Arikunto, 2000:246)

Keterangan :

P = Peresentase tingkat kemampuan berpikir kritis

F = Jumlah nilai tingkat kemampuan berpikir kritis siswa

N = Jumlah nilai tingkat kemampuan berpikir kritis ideal

Nilai yang diperoleh dari perhitungan diatas kemudian disesuakan dengan

klasisfikasi taraf ketercapaian pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3 Presentase Taraf Keberhasilan

No. Persentase (%) Klasifikasi 1. 2. 3. 4. 5.

92 – 100 75 – 91 50 – 74 25 – 49 0 – 24

Baik sekali Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

Sumber : Buku Rapor SMA LABORATORIUM Malang

3. Hasil Belajar

Dalam penelitian ini, aspek yang di amati dari segi aspek kognitif. Rumus

yang digunakan sama dengan rumus yang dipakai untuk menghitung kemampuan

berpikir kritis siswa. Hasil belajar aspek kognitif dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

Page 62: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

47

a) Memberikan pos tes kepada siswa setelah proses pembelajaran

b) Menilai hasil tes siswa, kemudian dianalisis apakah siswa tersebut sudah

tuntas atau belum. Standar ketuntasan yang digunakan berdasarkan kriteria

ketuntasan minimum (KKM) yang digunakan di SMA LABORATORIUM

Malang.

c) Membandingkan hasil belajar siswa aspek kognitif pada siklus I dengan siklus

II untuk mengetahui peningkatan aspek kognitif.

d) Mendeskripsikan dengan kalimat-kalimat untuk menjelaskan peningkatan

hasil belajar aspek kognitif dari siklus I dan siklus II.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tiap siklus, yang berfungsi sebagai

bahan pertimbangan dalam melakukan siklus selanjutnya maka digunakan standar

berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang digunakan di SMA

LABORATORIUM Malang. Kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tiap siklus, selenkapnya dapat dilihat pada

Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.4 Kriteria Keberhasilan Tiap Siklus

Aspek Yang Diamati Skor Ketercapaian Hasil belajar aspek kognitif 70 % Hasil belajar aspek Afektif 70 % Hasil belajar aspek psikomotorik 70 %

Sumber : Pedoman Akademik SMA LABORATORIUM Malang

Page 63: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

BAB IV

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Data tentang Pencapaian Langkah-Langkah Pembelajaran Melalui

Metode PBL (Problem Based Learning) pada Siklus I

Pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui penerapan langkah-

langkah pembelajaran melalui metode PBL (Problem Based Learning) oleh guru

dalam pembelajaran Ekonomi kelas X SMA LABORAORIUM Malang.

Penyajian data selengkapnya dapat dilihat pada table 4.1

Tabel 4.1 Observasi kegiatan guru pada siklus I

Fase Pembelajaran

Kegitan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan Kegiatan Inti

1. Guru mengadakan pre test pada siklus 1

2. Guru menggali pengetahuan awal siswa

3. Guru mengelompokkan siswa ke dalam anggota kelompok

4. Guru memberikan permasalahan yang sama pada tiap siswa dalam kelompok.

5. Guru menugaskan siswa dalam kelompok untuk membaca dan mendiskusikan permasalahan yang ditugaskan

1 1 1 1

1

Guru bertanya untuk menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan “Apakah ada yang tahu apa itu barang? Kalau nilai suatu barang ada yang tahu?”. Guru membagi kelas dalam 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 8 anggota. Dan salah satu kelompok terdiri dari 6 orang Guru mengajukan masalah pada tiap kelompok. Guru keliling ke masing-masing kelompok untuk membimbing siswa

48

Page 64: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

49

Penutup Jumlah

6. Guru membimbing siswa ke tiap kelompok yang berbeda yang merasa kesulitan dalam mendiskusikan permasalahan yang diberikan oleh guru

7. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan berbagai sumber pustaka yang relevan

8. Setelah selesai diskusi, guru menunjuk salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusinya

9. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya

10. Guru membimbing siswa

untuk mengemukakan kesimpulan atau generalisasi.

11. Guru memberikan evaluasi

12. Guru mengadakan post test

1 1

1

1

1

10

1

1 2

mencari alternatif penyelasian dari permasalahan tersebut. Guru keliling ke masing-masing kelompok untuk membimbing siswa melaporkan hasil diskusi kelompok. Siswa diberi kebebasan untuk bertanya dan menanggapi permasalahan. Guru membuat kesimpulan/ generalisasi sendiri.

(Sumber : (diadaptasi dari Sriweni, 2006 : 80 - 81)

Dari table 4.1 dapat dilihat pada fase pendahuluan , guru telah mengukur

kemampuan awal siswa dengan mengadakan pre test. Guru menggali pengetahuan

awal siswa dengan memberikan pertanyaan tentang “Apakah ada yang tahu apa

itu barang? Kalau nilai suatu barang ada yang tahu?”. Pada kegiatan inti guru

telah membentuk kelompok menjadi 5 kelompok yang terdiri 8 orang dari anggota

tiap kelompok dan satu kelompok beranggorakan 6 orang. Guru telah mengajukan

permasalahan mengenai pengertian barang, manfaat dan nilai suatu barang,

pengertian konsumen dan pengertian perilaku konsumen. Dan guru memberikan

suatu permasalahan yang sama kepada tiap kelompok dari sebuah artikel.

Page 65: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

50

Guru memberikan kebebasan tiap siswa untuk menggunakan berbagai

sumber yang relevan. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi kepada semua kelompok dan guru memberikan

kebebasan pada tiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya atau

menyanggah hasil diskusi yang telah dibacakan. Pada kegiatan penutup guru

memberikan post test kepada siswa.

Ketercapaian guru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran

melalui metode PBL (Problem Based Learning) pada siklus I adalah 83,33 %.

Dan langkah-langkah yang tidak diterapkan adalah 16,67 %.

B. Data tentang Kegiatan Siswa Selama Diskusi Kelompok Berlangsung

pada Siklus I

Pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan siswa pada

siklus I selama diskusi kelompok berlangsung di kelas X-1. Penyajian data

selengkapnya dapat dilihat pada table 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I

Fase Pembelajaran

Kegiatan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan Kegiatan Inti

1. Siswa antusias saat fenomena awal disajikan

2. Siswa mengajukan pertanyaan saat fenomena awal disajikan

3. Siswa menjawab pertanyaan guru

4. Siswa berdiskusi sesuai dengan materi yang ditugaskan dalam kelompok

5. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya

1 1

1 1

1

Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Ada pembagian tugas kelompok, tugas membaca,

Page 66: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

51

Penutup Jumlah

6. Kelompok presenter menyajikan hasil diskusi ke kelompokn lainnya

7. Kelompok presenter mampu menjawab pertanyaan teman

8. Siswa aktif bertanya 9. Siswa mengacungkan

tangan saat bertanya, berpendapat dan bertanya

10. Siswa menghargai pendapat temannya

11. Siswa aktif menanggapi presentasi temannya

12. Siswa memusatkan perhatian pada diskusi

13. Siswa memusatkan perhatian pada presentasi

14. Siswa dapat menyimpulkan materi yang dibahas

15. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru

16. Siswa mengemukakan masalah baru

1 1 1 1 1 1

1

1

12

1

1 1

4

menulis, dan mencari bahan. Siswa mau mendengarkan dan memperhatikan

(Sumber : (diadaptasi dari Sriweni, 2006 : 78)

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pada fase pendahuluan , siswa

antusias saat fenomena awal disajikan dengan aktif menjawab pertanyaan guru

mengenai hal-hal yang terkait dengan produsen dan perilaku produsen. Pada

kegiatan inti siswa berdiskusi sesuai dengan materi yang ditugaskan dengan

adanya pembagian tugas dalam kelompoknya, tugas membaca, menulis dan

mencari bahan, kelompok presenter menyajikan hasil diskusi dalam kelompok,

siswa aktif menanggapi presentasi temannya, siswa memusatkan perhatian pada

diskusi dan presentasi dengan memperhatikan dan mendengarkan. Pada kegiatan

penutup siswa mampu menjawab pertanyaan guru.

Page 67: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

52

Ketercapaian siswa dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran

melalui metode PBL (Problem Based Learnning) pada siklus I adalah 75 % dan

langkah-langkah yang tidak diterapkan 25 %.

Untuk mengetahui siswa yang terlihat aktif selama diskusi kelompok

berlangsung dapat dilihat pada table 4.2.1 berikut ini

Tabel 4.2.1 Penilaian Presentasi dan Hasil Diskusi Kelompok Siklus I

No Aktivitas F % 1 Mempresentasikan

a) Jelas b) Kurang jelas

2 10

5,7 28,6

2 Menanggapi c) Kritis d) Kurang jelas

5 2

14,2 5,7

3 Bertanya a) Analisis b) Klarifikasi jawaban

5 4

14,2 11,42

4 Menjawab a) Benar b) Kurang tepat c) Salah

3 2 0

11,42 8,6 0

Dari dari tabel 4.2.1 dapat diketahui bahwa siswa yang mampu

mempresentasikan dengan jelas adalah sebesar 5,7% dan siswa yang

mempresentasikan kurang jelas sebesar 28,6%, siswa yang menanggapi secara

kritis adalah sebesar 14,2% dan siswa yang menanggapi kurang jelas sebesar

5,7%, Siswa yang bertanya tentang analisis sebesar 14,2% dan siswa yang

bertanya tentang klarifikasai jawaban sebesar 11,42%, Sisawa yang menjawab

benar sebesar 11,42% dan siswa yang menjawab kurang tepat sebesar 8,6%.

C. Data tentang Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus I

Kemampuan Berpikir Kritis siswa diketahui berdasarkan hasil observasi

selama proses pembelajaran berlangsung maupun hasil angket yang diisi siswa

Page 68: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

53

pada setiap siklus I dan II. Adapun ketercapaian kemampuan berpikir kritis siswa

pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini dan data selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran.

Tabel 4.3 Penguasaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tiap Indikator pada Siklus I

Aspek yang diamati Nilai Rata-rata (%)

Melakukan Pengamatan 67.10 % Merumuskan Hipotesis 65.78 % Melakukan Diskusi 63.81 % Menganalisis Data 65.13 % Keterampilan Siswa Bertanya 32.89 % Keterampilan Siswa Menjawab 30.26 % Tingkat Keterampilan Berpikir Kritis 25 % Membuat Kesimpulan 38.15 % Menerapkan Konsep 26.31 % Persentase Rerata (%) 46.05 %

Tabel 4.4 Penguasaan Kemampuan Berpikir Kritis Tiap Siswa pada Siklus I

Skor Klasifikasi Jumlah Siswa

Persentase

92 – 100 Baik Sekali - -

75 – 91 Baik - -

50 – 74 Cukup Baik 9 23,68%

25 – 49 Kurang Baik 29 76,31%

0 – 24 Tidak Baik - -

D. Refleksi I

Selama pengamatan aspek kemampuan berpikir kritis, aspek kognitif

siswa, serta penerapan pembelajaran berbasis masalah pada siklus I, masih

terdapat beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

Page 69: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

54

1. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penerapan metode berbasis

masalah relatif kurang, jadi siswa belum sepenuhnya mengerti dan

memahami bagaimana metode pembelajaran berbasis masalah.

2. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan merumuskan masalah dan

menentukan dugaan sementara (hipotesis).

3. Siswa kesulitan dalam menghubungkan materi dengan kasus yang

diberikan oleh guru, sehingga siswa hanya menganalisa kasus dan tanpa

dihubungkan dengan materi.

4. Siswa masih terbiasa dengan metode belajar dengan menggunakan

ceramah daripada diskusi kelompok.

5. Siswa masih malu untuk bertanya tentang materi pelajaran.

E. Treatment Perbaikan

Setelah melihat dari refleksi dari siklus I, dapat kita lakukan perbaikan-

perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II, antara lain sebagai berikut:

1. Guru merancang waktu untuk melakukan diskusi lebih banyak dari dua

jam pelajaran yang ada.

2. Sebelum siswa melakukan pengamatan, guru memberi pengarahan pada

siswa tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah serta

tujuan pembelajaran. Hal ini berguna agar siswa lebih mudah untuk

merumuskan masalah, dan merumuskan suatu hipotesis yang dihubungkan

dengan materi.

Page 70: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

55

3. Di awal pembelajaran guru akan menjelaskan sedikit tentang materi

perilaku produsen agar siswa mengerti materi yang dipelajari serta mudah

untuk menghubungkan kasus dengan materi.

4. Untuk meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa, maka guru

memberikan siswa dorongan atau motivasi serta memberikan siswa

pertanyaan – pertanyaan provokatif yang nantinya bisa menumbuhkan

keaktifan siswa.

Treatment ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang

ada di dalam siklus I,sehingga kekurangan-kekurangan tersebut bisa berkurang

dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang berlangsung dalam

siklus II. Treatment ini dilakukan dalam proses pembelajaran selama siklus II.

F. Data tentang Pencapaian Langkah-Langkah Pembelajaran Melalui

Metode PBL (Problem Based Learning) pada Siklus II

Pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi

di dalam proses pembelajaran yang berlangsung setelah diberlakukannya

treatment perbaikan agar peneliti mencapai tujuan yang di inginkan dalam

penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada siklus II. Data

selengkapnya dapat dilihat di dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4 Observasi kegiatan guru pada siklus II

Fase Pembelajaran

Kegitan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa

1

Guru bertanya untuk menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan “Apa

Page 71: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

56

Kegiatan Inti Penutup Jumlah

2. Guru mengelompokkan siswa ke dalam anggota kelompok

3. Guru memberikan permasalahan yang sama pada tiap kelompok

4. Guru menugaskan siswa dalam kelompok untuk membaca bagian materi yang ditugaskan

5. Guru membimbing siswa ke tiap kelompok yang berbeda untuk mendiskusikan materi mereka

6. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan berbagai sumber pustaka yang relevan

7. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi

8. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya

9. Guru membimbing siswa untuk mengemukakan kesimpulan atau generalisasi.

10. Guru memberikan evaluasi

11. Guru mengadakan post test

1 1

1

1

1

1

1

1

1

10

1 1

pengertian dari produksi? Kalau produsen?”. Guru membagi kelas dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 8 anggota dan satu kelompok teridri dari 6 orang. Guru mengajukan masalah pada tiap kelompok. Guru keliling ke masing-masing kelompok untuk membimbing siswa dalam mencari solusi permaslahan yang ada Siswa diberi kebebasan untuk bertanya dan menanggapi permasalahan. Guru bersama siswa membuat kesimpulan/ generalisasi.

(Sumber : (diadaptasi dari Sriweni, 2006 : 80 - 81)

Dari tabel 4.4 dapat dilihat pada fase pendahuluan, Guru menggali

pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan tentang “Apa pengertian

Page 72: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

57

dari produksi? Kalau produsen apa ada yang tahu?”. Pada kegiatan inti guru telah

membentuk kelompok menjadi 5 kelompok yang terdori dari 8 anggota tiap

kelompok dan satu kelompok terdiri atas 6 anggota kelompok. Guru telah

mengajukan permasalahan mengenai pengertian produsen dan perilaku produsen.

Guru memberikan kebebasan tiap siswa untuk menggunakan berbagai

sumber yang relevan. Guru membimbing siswa untuk menganalisis dan mengatasi

permasalahan yang telah diberikan oleh guru, guru menunjuk satu kelompok l

untuk mempresentaikan hasil diskusi dan guru memberikan kebebasan pada tiap

siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Pada kegiatan penutup guru

memberikan post test kepada siswa.

Ketercapaian guru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran

melalui model PBL (Problem Based Learning) pada siklus II adalah 90,91 % dan

langkah-langkah yang tidak diterapkan adalah 9,09 %.

Tabel 4.5 Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II

Fase Pembelajaran

Kegiatan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan

Kegiatan Inti

1. Siswa antusias saat fenomena awal disajikan

2. Siswa mengajukan pertanyaan saat fenomena awal disajikan

3. Siswa menjawab pertanyaan guru

4. Siswa berdiskusi sesuai dengan materi yang ditugaskan

5. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya

6. Kelompok presenter menyajikan hasil diskusi ke kelompok lainnnya

7. Kelompok presenter mampu menjawab

1 1 1 1 1 1

1

Siswa menjawab pertanyaan guru. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang terkait dengan ketenagakerjaan. Ada pembagian tugas kelompok, tugas membaca, menulis, dan mencari bahan.

Page 73: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

58

Penutup

Jumlah

pertanyaan teman 8. Siswa aktif bertanya 9. Siswa mengacungkan

tangan saat bertanya, berpendapat dan bertanya

10. Siswa menghargai pendapat temannya

11. Siswa aktif menanggapi presentasi temannya

12. Siswa memusatkan perhatian pada diskusi

13. Siswa memusatkan perhatian pada presentasi

14. Siswa dapat menyimpulkan materi yang dibahas

15. Siswa mampu menjawab pertanyaa guru

16. Siswa mengemukakan masalah baru

1 1 1 1

1 1 1 1

14

1 2

Siswa aktif bertanya mengenai Jawaban yang diajukan kelompok presenter Siswa mau mendengarkan dan memperhatikan

(Sumber : (diadaptasi dari Sriweni, 2006 : 78)

Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada fase pendahuluan , siswa

antusias saat fenomena awal disajikan dengan aktif menjawab pertanyaan guru

mengenai hal-hal yang terkait dengan produksi dan produsen. Pada kegiatan inti

siswa berdiskusi sesuai dengan materi yang ditugaskan, dan dapat bekerjasama

dengan baik dengan kelompoknya dapat dilihat dengan adanya pembagiantugas

dalam kelompoknya, tugas membaca, menulis dan mencari bahan, kelompok

presenter menyajikan hasil diskusi dalam kelompok dan mampu menjawab

pertanyaan temannya, siswa aktif menanggapi presentasi temannya, siswa

memusatkan perhatian pada diskusi dan presentasi dengan memperhatikan dan

mendengarkan. Pada kegiatan penutup siswa mampu menyimpulkan materi yang

dibahas dan menjawab pertanyaan guru.

Ketercapaian siswa dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran

melalui metode PBL (Problem Based Learning) pada siklus II adalah 87,5 % dan

langkah-langkah yang tidak diterapkan 12,5 %.

Page 74: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

59

Untuk mengetahui siswa yang terlihat aktif selama diskusi kelompok

berlangsung dapat dilihat pada table 4.5.1 berikut ini.

Tabel 4.5.1 Penilaian Presentasi dan Hasil Diskusi Kelompok Siklus II

No Aktivitas F % 1 Mempresentasikan

a) Jelas b) Kurang jelas

3 12

7,14 28,57

2 Menanggapi a) Kritis b) Kurang jelas

7 1

16,67 2,38

3 Bertanya a) Analisis b) Klarifikasi jawaban

6 5

14,28 11,9

4 Menjawab a) Benar b) Kurang tepat c) Salah

6 2 0

14,29 4,76

0 Dari dari tabel 4.5.1 dapat diketahui bahwa pada presentasi siklus II siswa

lebih aktif dari presentasi siklus I, hal ini terbukti dengan jumlah siswa yang aktif

lebih besar dari siklus I. Siswa yang mampu mempresentasikan dengan jelas

adalah sebesar 7,14%, terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar

1,44% dan siswa yang mempresentasikan kurang jelas sebesar 28,57%, siswa

yang menanggapi secara kritis adalah sebesar 16,67% sehingga terjadi

peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 2,47% dan siswa yang menanggapi

kurang jelas sebesar 2,38%, Siswa yang bertanya tentang analisis sebesar 14,2%

sehingga terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,08% dan siswa

yang bertanya tentang klarifikasai jawaban sebesar 11,9%, Siswa yang menjawab

benar sebesar 14,29% sehingga terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II

sebesar 2,78% dan siswa yang menjawab kurang tepat sebesar 4,76%.

Tabel 4.6 Penguasaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tiap Indikator pada Siklus II Aspek yang diamati Nilai Rata-rata (%)

Melakukan Pengamatan 86.84 % Merumuskan Hipotesis 86.18 %

Page 75: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

60

Melakukan Diskusi 83.55 % Menganalisis Data 85.53 % Keterampilan Siswa Bertanya 50.66 % Keterampilan Siswa Menjawab 50 % Tingkat Keterampilan Berpikir Kritis 69.74 % Membuat Kesimpulan 71.05 % Menerapkan Konsep 74.34 % Persentase Rerata (%) 73.09%

Tabel 4.7 Penguasaan Kemampuan Berpikir Kritis Tiap Siswa pada Siklus II

Skor Klasifikasi Jumlah Siswa

Persentase

92 – 100 Baik Sekali - -

75 – 91 Baik 28 47,38%

50 – 74 Cukup Baik 20 52,62%

25 – 49 Kurang Baik - -

0 – 24 Tidak Baik - - Berdasarkan hasil tabel di atas, presentase nilai dengan klasifikasi kurang

baik dari 76,31% menjadi 0%. Hal ini bisa dikatakan bahwa presentase

mengalami peningkatan sebesar 76,31%. Nilai dengan klasifikasi cukup baik dari

23,68% menjadi 52,62%, bisa dikatakan menurun menjadi 28,94%. Sedangkan

nilai dengan klasifikasi baik dari 0 menjadi 47,38%, bisa dikatakan meningkat

sebesar 47,38%. Dari hasil tabel di atas, dapat dikatakan presentase penguasaan

kemampuan berpikir kritis siswa meningkat.

Berdasarkan 2 tabel tentang penguasaan kemampuan berpikir kritis siswa

pada siklus I dan silkus II kelas X-1 SMA LABORATORIM Malang, dapat kita

lihat peningkatan tiap-tiap indikator sebagai berikut,

1. Indikator melakukan pengamatan meningkat sebesar 19,74 %

2. Indikator merumuekan hipotesis meningkat sebesar 20,4 %

3. Indikator melakukan disksusi meningkat sebesar 19,74 %

4. Indikator menganalisis data meningkat sebesar 20,4 %

Page 76: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

61

5. Indikator ketrampilan siswa bertanya meningkat sebesar 17,77 %

6. Indikator ketrampilan siswa menjawab meningkat sebesar 19,74 %

7. Indikator tingkat kemampuan berpikir kritis meningkat sebesar 44,74 %

8. Indikator membuat kesimpulan meningkat sebesar 32,9 %

9. Indikator menerapkan konsep meningkat sebesar 48,03 %

Hasil yang terlihat dari data tersebut dihitung dengan mencari selisih

antara indikator penguasaan kemampuan berpikir kritis pada siklus II dengan

siklus I.

G. Data tentang Hasil Belajar Siswa

Pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

peningkatan prestasi belajar siswa kelas X-1 SMA LABORATORIUM Malang

setelah tindakan pembelajaran melalui metode PBL (Problem Based Learning).

Penyajian data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Pretest Post Test 1 Post Test II 1 ADHY WICAKSONO 70 80 70 2 ADITYA RIZKI R 70 80 90 3 AFFAS A.H 70 80 90 4 ANGGRAINI F 70 80 90 5 ARRIZA INSIYA 50 80 70 6 AYU WINNY SARI 50 50 70 7 CAHYO RIFATONO 60 80 70 8 DENY YUNIAR 60 80 80 9 DESI RANITA S 60 60 80 10 DEVI NATALIA 60 80 80 11 DOIT PRADANA P 70 70 80 12 DONNY CHANDRA 40 90 70 13 DZULKIFLI TAUFIK A 80 80 80 14 FABELLA KUMAIRA 60 80 90 15 FADILAH N A 70 60 70 16 FARADILLA A 60 80 90 17 FEBRITA MILLATI 60 90 80 18 FIFI EKASARI 60 80 90

Page 77: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

62

19 HARDIANA AYU L 60 80 80 20 IFTITAHUL M C 70 80 80 21 KRISNHA RIZKY 50 80 80 22 M. ASRUL HIDAYAT 60 80 80 23 M. YUSUF S 50 90 90 24 M. SYAIFUL R 60 50 80 25 NUR LAILATUL 60 90 80 26 NUROTUL CHASANAH 50 90 70 27 OTHMAN HIZBULLAH 50 90 80 28 RACHMA MAHARANI 60 90 70 29 RIZKY TRINANDA P 60 60 80 30 SHELLIE RIYANNTO 50 70 50 31 SONI SETIAWAN 60 90 80 32 TEGUH PRASETYA 30 80 80 33 TEMMY INDRA P 60 80 60 34 VINDY DWI N 60 70 80 35 WIGA IRMANI 40 70 80 36 YOGA ARI K 60 90 70 37 YUNITA ULIN 50 60 70 38 YUNUS M. S 70 90 80 Jumlah

Rata-rata 2230

58,68% 2910

76,58% 3010

79,21%

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa adanya peningkatan prestasi belajar

pada nilai pretest, nilai post test siklus I dan nilai post test siklus II. Rata-rata nilai

pretest 58,68%, nilai rata-rata post test siklus I adalah 76,58% dan nilai rata-rata

post test II siklus II adalah 79,21%. Kenaikan nilai rata-rata kelas dari pretes ke

post test siklus I adalah sebesar 17,9%, sedangkan kenaikan nilai rata-rata kelas

pada post test siklus I ke post test siklus II adalah 2,63%.

H. Refleksi II

Setelah dilakukan treatment perbaikan dan dilakukannya siklus II, dan

dilakukan pengamatan diketahui bahwa hasil kemampuan berpikir kritis siswa,

aspek kognitif siswa, serta kemampuan guru dalam menerapkan model

Page 78: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

63

pembelajaran mengalami peningkatan. Selain itu, dalam penelitian ini masih

ditemukan fakta-fakta sebagai berikut.

1. Beberapa siswa masih takut dan malu dalam mengungkapkan pendapatnya

didepan kelas tetapi hasil belajarnya bagus.

2. Kerjasama siswa sudah baik. Hal ini terlihat bahwa sebagian besar siswa

terlibat aktif dalam diskusi kelompok maupun kelas. Siswa dapat berbagi

tugas dengan semua anggota kelompok, sehingga semua siswa aktif dalam

melakukan pengamatan serta diskusi dalam kelompoknya.

3. Keberanian bertanya dan menjawab siswa juga meningkat. Hal ini tampak

ketika guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi, seluruh

siswa saling berebut agar mendapatkan kesempatan bertanya dan

menanggapi pendapat siswa yang lain meskipun hanya sebagian kecil

siswa. Selain itu, siswa juga aktif bertanya kepada guru mengenai hal-hal

yang belum diketahuinya.

Secara keseluruhan semua aspek dalam kemampuan berpikir kritis dan

hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Semua aspek

dalam kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar disiklus II telah memenuhi

kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah SMA

LABORATORIUM Malang. Selain itu respon siswa terhadap penerapan model

pembelajaran berbasis masalah juga baik. Oleh karena hasil penelitian telah

menjawab dua rumusan masalah pada penelitian ini dan keterbatasan waktu, maka

tidak diadakan siklus selanjutnya.

Page 79: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

64

I. Data tentang Minat Siswa Mengenai Penerapan Pembelajaran Melalui

Metode PBL (Problem Based Learning)

Pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa melalui

angket mengenai pembelajaran melalui metode PBL (Problem Based Learning)

yang telah dilaksanakan di kelas X-1 SMA LABORATORIUM Malang

Tabel 4.9 Pendapat Siswa Mengenai Pembelajaran Melalui Metode PBL

No Minat terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Pilihan Jawaban

SS S R TS STS

1 Saya mengikuti pelajaran ekonomi materi perilaku konsumen dan produsen

28 5 2 - -

2 Saya senang jika diberikan waktu diskusi bersama teman dan guru untuk membahas apa yang tidak saya pahami

22 10 3 - -

3 Saya merasa pelajaran ekonomi materi perilaku konsumen dan produsen bermanfaat

18 15 2 - -

4 Saya berusaha mengerjakan tugas ekonomi materi perilaku konsumen dan produsen tepat waktu

14 17 4 - -

5 Saya berusaha memahami pelajaran ekonomi materi perilaku konsumen dan produsen

17 13 5 - -

6 Saya bertanya pada guru bila ada materi perilaku konsumen dan produsen yang belum jelas

15 15 3 2 -

7 Saya mengerjakan soal-soal latihan ekonomi materi perilaku konsumen dan produsen di sekolah

15 16 3 1 -

8 Saya mendiskusikan materi perilaku konsumen dan produsen dengan teman-teman

23 11 1 - -

9 Saya berusaha memiliki buku pelajaran ekonomi 12 17 6 - -

10 Saya merasa senang mengikuti pelajaran ekonomi secara berkelompok dengan teman sekelas saya

22 11 2 - -

11 Saya selalu menerapkan apa yang saya peroleh selama belajar perilaku konsumen dan produsen dalam sehari-hari

10 18 5 2 -

12 Saya selalu berusaha mencari buku tentang perilaku konsumen dan produsen di perpustakaan

11 19 2 3 -

13 Saya bosan mendengar guru memberi pelajaran dengan berceramah

13 11 8 1 2

14 Saya menjadi suka terhadap pelajaran ekonomi setelah mengikuti pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah

16 15 3 1 -

15 Saya lebih berani menyampaikan pendapat setelah mengikuti pembelajaran ekonomi dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah

21 7 5 2 -

16 Saya ingin model Pembelajaran Berbasis Masalah diulang lagi pada materi pelajaran ekonomi yang lain

17 15 3 - -

17 Saya ingin model Pembelajaran Berbasis Masalah ini diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya

14 12 8 1 -

18 Dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah, pembelajaran ekonomi jadi lebih mudah dikerjakan

19 12 4 - -

Page 80: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

65

dan diterapkan

19 Dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah saya lebih semangat dalam belajar

21 11 3 - -

20 Saya merasa belajar dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah sesuai dengan keinginan saya

18 13 3 1 -

jumlah 346 263 75 14 2

Prresentase (dalam persen) 49.4 37.6 10.7 2 0.23

Keterangan : Ü SS : Sangat Setuju Ü S : Setuju Ü R : Ragu-ragu Ü TS : Tidak Setuju Ü STS: Sangat Tidak Setuju

Page 81: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

BAB V

PEMBAHASAN

A. Kemampuan Berpikir Kritis

Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kritis dilatihkan pada materi

ekonomi kelas X dengan pokok bahasan Perilaku Konsumen dan Produsen Dalam

Kegiatan Ekonomi. Pokok bahasan ini dikelompokkan menjadi dua sub pokok

bahasan, yaitu perilaku konsumen dan perilaku produsen. Kemampuan berpikir

kritis yang latihkan kepada siswa adalah kemampuan dalam melakukan

pengamatan, merumuskan hipotesis, melakukan diskusi, menganalisi data,

keterampilan siswa bertanya, keterampilan siswa menjawab, tingkat ketrampilan

berpikir kritis siswa, membuat kesimpulan, serta menerapkan konsep.

Dari beberapa aspek yang telah diteliti, maka dapat diketahui bahwa

kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih baik pada siklus II. Hasil tersebut

juga menunjukkan bahwa siswa sudah terbiasa menggunakan kemampuan

berpikir tinggi dalam proses pembelajaran. Karena pada siklus I siswa masih

belum terbiasa dengan model pembelajaran berbasis masalah, siswa hanya

mendengarkan penjelasan dari guru saja. Kegiatan belajar mengajar menjadi

kurang kondusif dan siswa cenderung pasif, karena siswa sibuk dengan

kegiatannya masing-masing. Masih banyak siswa yang kurang termotivasi dalam

belajarnya sehingga hasilnya kurang memuaskan. Kemampuan berpikir kritis

66

Page 82: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

  67

siswa juga masih belum optimal, karena siswa hanya mendengarkan saja. Karena

pada proses pembelajaran pada siklus I guru kurang menjelaskan prosedur

pembelajaran berbasis masalah dan materi secara rinci kepada siswa.

Hal ini berbeda sekali dalam siklus II. Setelah guru menjelaskan secara

rinci bagaimana prosedur pembelajaran berbasis masalah dan materi pelajaran

kepada siswa, siswa menjadi mengerti apa yang harus dilakukan dalam proses

belajar mengajar tersebut.

Meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa, karena pada model

pembelajaran berbasis masalah siswa dibiarkan untuk menemukan masalah itu

sehingga siswa bisa lebih memahami permasalahan tersebut. Dari pemahaman

siswa itu, kemampuan siswa dalam merumuskan suatu permasalahan juga menjadi

lebih baik. Guru juga lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran,

sehingga siswa menjadi aktif dalam proses diskusi berlangsung. Dapat terlihat

bahwa banyak siswa yang bertanya maupun menjawab selama proses diskusi

berlangsung.

Selain itu, dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan siswa dalam

mengambil keputusan dikembangkan. Apabila kemampuan dalam mengambil

keputusan meningkat, maka pengambilan keputusan oleh siswa dalam mencari

alternatif permasalahan yang diberikan oleh guru akan menjadi lebih baik. Selain

itu dalam pembelajaran berbasis masalah, membuat siswa lebih aktif dan

mempunyai tanggung jawab tentang pembagian tugas dalam anggota

kelompoknya, sehingga tugas yang diberikan oleh guru dapat terselesaikan

dengan baik. Pemotivasian dalam belajar membut siswa lebih antusias dalam

belajar. Motivasi yang muncul tersebut membuat siswa ingin mengetahui lebih

Page 83: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

  68

dalam materi yang diberikan oleh guru dengan kemampuan siswa sendiri. Karena

motivasi tersebut, antusiasme siswa menjadi lebih besar, karena siswa

mendapatkan pengalaman pribadi dari lingkungan di kelas maupun lingkungan

sekitarnya dengan kemampuannya sendiri. Apabila motivasi dan antusisasme

siswa meningkat, maka dorongan untuk melakukan investigasi dalam berdiskusi

menjadi lebih baik. Motivasi tersebut juga membuat siswa mau untuk belajar

terlebih dahulu sebelum pelajaran di dalam kelas. Hal ini mendorong siswa untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Selain itu, siswa menjadi lebih

inovatif dalam menyajikan hasil karyanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Johnson,2002: ”berpikir kritis merupakan suatu proses yang terarah jelas yang

digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil

keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang

terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara

sistematis bobot pendapat pribadi dan orang lain”.

B. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa adalah indikator dari suatu penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru, semakin tinggi tingkat

penguasaan siswa terhadap materi maka semakin baik tingkat ketuntasan belajar

siswa yang bersangkutan. Untuk mengetahui tingkat penguasaan minimal siswa

terhadap pembelajaran, perlu adanya suatu pengujian terhadap siswa agar dapat

diketahui tingkat kemampuan penguasan siswa terhadap materi yang diberikan

oleh guru.

Page 84: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

  69

Meskipun demikian, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang

dapat dilihat dari presentase rata-rata nilai post test di setiap akhir siklus. Hal ini

dikarenakan pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran

berbasis masalah, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar

mengajar. Hal ini terlihat dalam banyaknya siswa yang bertanya apabila mereka

merasa kesulitan memahami materi pelajaran, aktif dalam melakukan diskusi dan

pencarian alternatif pemecahan masalah dengan anggota kelompok lainnya. Hal

ini dikarenakan pada saat proses pembelajaran berbasis masalah, siswa

termotivasi untuk belajar. Apabila siswa lebih termotivasi dalam belajar, maka

kemauan untuk mendalami materi menjadi lebih besar. Sehingga dengan

penguasaan materi yang sangat bagus oleh siswa, dapat meningkatkan hasil

belajar siswa itu sendiri. Selain itu, pada saat proses pembelajaran siswa lebih

bersifat aktif daripada pasif. Hal ini membuat siswa mengerti dan paham materi

yang diberikan oleh guru karena siswa mencari dan mengalami sendiri materi-

materi yang diberikan oleh guru. Karena pada saat pembelajaran berbasis masalah

motivasi dan antusiasme siswa dalam belajar telah ditingkatkan, maka hasil

belajar siswapun juga akan meningkat.

C. Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning)

Pada penelitian ini peneliti menerapkan model Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning), diterapkan secara umum yang terdiri dari

lima tahap, yaitu tahap orientasi siswa pada masalah, tahap mengorganisasi siswa

untuk belajar, tahap membimbing penyelidikan individual dan kelompok, tahap

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta tahap menganalisa dan

Page 85: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

  70

mengevaluasi proses pemecahan masalah (Nurhadi, dkk 2004:60). Selama proses

pembelajaran berlangsung, guru dibantu oleh dua orang observer untuk

mengamati proses pembelajaran serta mengobservasi kemampuan berpikir kritis

siswa.

Pada tahap pengorientasian siswa pada suatu masalah, tujuan dari

pembelajaran harus dijelaskan kepada siswa agar mengerti kemana arah dari

proses pembelajaran, selain itu motivasi siswa harus dibangkitkan. Pada tahap ini

siswa juga diajak terlibat dalam suatu pemecahan masalah. Dalam tahap

pengorganisasian, siswa didorong oleh guru agar dapat mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan materi dan

permasalahan yang diberikan oleh guru. Pada tahap pembimbingan penyelidikan

individual dan kelompok, siswa dengan dibantu oleh guru mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen agar siswa mendapatkan

penjelasan dan alternatif pemecahan masalah. Dalam tahap mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, guru membantu siswa dalam hal menyiapkan hasil karya

yang sesuai. Hasil karya tersebut bisa berupa laporan, video, dan model. Pada

tahap ini bisa membantu siswa untuk berbagi tugas dengan teman kelompoknya.

Dalam tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru

membantu siswa dalam melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

mereka, dan proses-proses yang mereka gunakan. Berdasarkan tahapan-tahapan

dalam model Pembelajaran Berbasis Masalah ini, diharapkan siswa mampu

menerima materi pelajaran dengan sebaik-baiknya, dengan tidak menghapal,

tetapi mampu mendalami materi dan mengatasi permasalahan yang diberikan oleh

Page 86: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

  71

guru dalam kegiatan belajar mengajar dan menerapkannya di kehidupan sehari-

hari.

Pada siklus I banyak siswa yang masih kesulitan dalam menganalisa

permasalahan yang diberikan, terlihat dari banyaknya siswa yang bertanya kepada

guru mengenai tugas yang harus mereka kerjakan. Hal yang paling banyak

ditanyakan oleh siswa adalah mengenai rumusan masalah serta menyusun dugaan

sementara atas permasalahan yang diberikan. Kegiatan diskusi kelompok pada

siklus I juga berjalan kurang kondusif, karena sebagian siswa masih terlihat tidak

melakukan diskusi dan hanya bicara dengan temannya. Kondisi ini karena

kurangnya tanggung jawab yang dimiliki siswa serta tidak adanya pembagian

tugas antara sesama anggota kelompok. Sehingga membuat pemecahan masalah

oleh siswa pada saat diskusi siklus I masih sangat sederhana dan tidak

berhubungan dengan materi. Hal ini dikarenakan pada siklus I guru kurang

menjelaskan prosedur pembelajaran serta materi terlebih dahulu, sehingga siswa

tidak mengerti tentang materi.

Selama observasi siklus I, ditemukan bahwa semua aspek yang tercantum

dalam lembar observasi tahapan pembelajaran teramati selama proses

pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I diperoleh

presentase keberhasilan sebesar 83,33%. Hal ini dikarenakan beberapa aspek

dalam tahapan pembelajaran masih kurang optimal dilakukan oleh guru, seperti

pada tahap mengorientasi siswa pada masalah. Pada tahap tersebut, guru hanya

mengulang dan mengingatkan siswa pada materi sebelumnya. Selain itu guru juga

kurang menjelaskan prosedur pembelajaran berbasis masalah secara rinci kepada

siswa, sehingga banyak siswa yang masih belum mengerti langkah-langkah yang

Page 87: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

  72

harus dikerjakan dalam pembelajaran berbasis masalah dan banyak siswa yang

kurang mengerti mengenai tugas yang harus dikerjakan terutama dalam membuat

rumusan masalah serta hipotesis. Hal lain yang belum dilakukan guru pada siklus

I adalah kurang memberdayakan pertanyaan provokatif untuk melihat kemampuan

siswa dan memotivasi siswa untuk aktif dalam kelas. Selain itu, siswa juga belum

terbiasa dengan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil pengamatan yang

dilakukan juga belum maksimal karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh

guru. Meskipun waktu yang dirancang untuk pembelajaran tersedia 90 menit, tapi

tetap saja waktu yang tersedia masih kurang. Dengan demikian, hendaknya guru

benar-benar mengatur waktu untuk pembelajaran model ini.

Proses pembelajaran berbasis masalah pada siklus I dan siklus II

menggunakan kasus atau permaslahan dunia nyata, namun permasalahan yang

diberikan disesuaikan dengan pokok bahasan yang sedang dibahas. Setelah

permasalahan diberikan maka siswa diminta untuk menganalisis dan mencari

alternatif pemecahan atas masalah tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui

tingkat kemampuan berpikir kritis siswa. Kecepatan dan ketepatan masing-masing

siswa dalam menganalisis kasus tergantung pada kebiasaan dalam menanggapi

permasalahan dalam kehidupan dan tanggung jawab dari masing-masing siswa.

Berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus I, maka dilakukan tindakan

perbaikan pada siklus II. Hal ini dilakukan agar guru mendapatkan hasil yang

lebih baik dari siklu I. Pada siklus II, proses pembelajaran berlangsung lebih baik

dari siklus I. Hal ini dikarenakan siklus II adalah penyempurnaan dari siklus I.

Keadaan kelas pada saat proses pembelajaran pada siklus II menjadi kondusif dan

terkendali pada saat proses pembelajaran. Pada awal pelajaran guru terlebih

Page 88: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

  73

dahulu memberikan penjelasan tentang inti materi dan prosedur pembelajran.

Perencanaan waktu yang dilakukan oleh guru juga sesuai yang direncanakan.

Dalam berdiskusi, siswa menjadi semakin aktif dan sudah terbiasa dengan

pembagian tugas dengan teman sekelompoknya, sehingga masing-masing siswa

memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri dan diskusi menjadi merata karena tidak

hanya sebagian siswa yang aktif. Pada saat berdiskusi, siswa mampu merumuskan

dan mencari alternatif permasalahan yang diberikan oleh guru.

Adapun presentase keberhasilan dari proses pembelajaran pada siklus II

adalah sebesar 90,91%. Dengan demikian terjadi peningkatan dari siklus I sebesar

7,58%.

 

Page 89: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa.

1. Model penembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) sesuai

untuk diterapkan pada mata pelajaran Ekonomi di SMA LABORATORIUM

Malang pokok bahasan perilaku konsumen dan produsen dalam kediatan

ekonomi.

2. Penerapan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X-1 SMA

LABORATORIUM Malang. Indikator peningkatan ini ditunjukkan oleh

persentase seluruh aspek kemampuan berpikir kritis yang diamati dari siklus I

dan siklus II.

3. Penerapan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA LABORATORIUM

Malang.

74

Page 90: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

  75

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, dikemukakan beberapa saran

sebagai berikut.

1. Bagi guru mata pelajaran ekonomi dapat menggunakan pembelajaran berbasis

masalah (Problem Based Learning) untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis dan hasil belajar siswa.

2. Penerapan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan lingkungan

belajar siswa serta ketersediaan atau alokasi waktu yang cukup.

3. Penelitian ini hendaknya dapat diteruskan oleh peneliti selanjutnya dengan

kelas serta sekolah dan materi yang berbeda.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan tindakan lebih dari dua

siklus. Sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal.

Page 91: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

76

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.

PT Rineka Cipta.

De Bono, Edward. 1992. Mengajar Bepikir. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2006. Standar Isi Kurikulum 2006. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional Pendidikan.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2006. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional Pendidikan.

De Porter, Bobi and Hernacki, Mike. 1999. Quantum Learning. Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Jakarta: Penerbit Kaifa

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi DEPDIKBUD.

Donosepoetro, Marsetoi. 1993. Pendidikan Berpikir. Surabaya: Airlangga University Press.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara

Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hassoubah, Zaleha I. 2007. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa.

Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning. Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: PT. MLC.

Mukhlis, dkk. 2005. Pengembangan Life Skill Mahasiswa Melalui Pembelajaran Mata Kuliah Ekonomi Mikro Menengah Dengan Pendekatan Berbasis

Page 92: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

77

Masalah (Problem Based Learing). Laporan Hasil Penelitian Program Hibah Kompetisi A2 Jurusan Ekonomi Pembangunan FE-UM.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Dan

Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Murdanto, Putut dan Nyoto, Amat. 1994. Teknik Evaluasi Pengajaran. Malang: IKIP Malang Pers

Moleong, J Lexi 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

RosdaKarya

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: UM Press.

Pannen, dkk. 2001. Kontruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta: DIKTI DEPDIKNAS

Saputra, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Bahan Sajian Program Pendidikan Akta Mengajar. Malang : FIP UM

Sardiman A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soehartono, Irawan. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Syah, Muhibbbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Wiekel, WS 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana. http://one.indoskripsi.com/node/317

Page 93: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

78

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : DWI PUTRA LELANA

NIM : 105431481656

PRODI : S1 PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN : EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS : EKONOMI

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 18 Januari 2010

Yang membuat pernyataan

Dwi Putra Lelana

Page 94: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

79

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Satuan Pendidikan : SMA LABORATORIUM Malang

Mata Pelajaran : Ekonomi

Materi Pokok : Perilaku Konsumen dan Produsen

Sub Materi Pokok : Manfaat Nilai Suatu Barang dan Perilaku

Konsumen

Kelas/Semester : X / Gasal

Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi

2. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan

manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi

B. Kompetensi Dasar

2.1 Mendeskripsikan Pola Perilaku Konsumen dan Produsen Dalam Kegiatan

Ekonomi

C. Indikator Hasil Belajar

1. Menjelaskan manfaat dan nilai suatu barang

2. Menjelaskan perilaku konsumen

3. Menjelaskan Hukum Gossen

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu :

1. Siswa dapat menjelaskan manfaat dan nilai suatu barang dalam kegiatan

diskusi

2. Siswa dapat memberikan definisi mengenai perilaku konsumen

3. Siswa dapat menjelaskan hukum Gossen

Page 95: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

80

E. Materi Pembelajaran

1. Manfaat nilai suatu barang.

2. Pola perilaku konsumen.

3. Isi Hukum Gossen

F. Sumber Belajar / Media / Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran

- LKS / lembar soal

2. Alat Pembelajaran

- Papan tulis

- Kapur tulis

- Penghapus

3. Sumber Belajar

- Artikel dari internet

- Habibi, M dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:

Piranti Darma Kalokatama

G. Strategi belajar

• Pendekatan Diskusi kelompok

• Metode Kontekstual Learning

• Model Pembelajaran Berbasis Masalah

H. Skenario Pembelajaran

Pertemuan 1

No Langkah

Pembelajaran Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi

waktu Strategi /

Metode

1 Kegiatan Awal (membuka pelajaran)

1.1 Guru memberi salam 1.2 Guru mengabsen siswa

1.3 Guru menanyakan

kesiapan siswa menerima pelajaran

1.4 Guru menetapkan dan

Siswa menjawab Siswa

10’ Ceramah dan pemberian informasi

Page 96: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

81

menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini

1.5 Guru menginformasikan agar siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh karena di akhir pelajaran akan ada tugas individu

memperhatikan dengan seksama Siswa menyimak penjelasan guru

2 Kegiatan Inti (mengembangkan pelajaran)

2.1 Guru membagi kelas menjadi lima kelompok yang terdiri dari empat kelompok anggotanya tujuh orang siswa dan satu kelompok angggotanya enam orang siswa, dimana setiapkelompok terbagi secara heterogen.

2.2 Guru memberikan

LKS pada siswa 2.3 Guru memotivasi

siswa untuk melakukan penyelidikan

2.4 Guru Membantu

siswa/kelompok yang mengalami kesulitan

2.5 Guru membimbing

siswa untuk melaporkan hasil disksusi

2.6 Siswa mendiskusikan

hasil diskusi

Siswa mencatat nama-nama kelompoknya Siswa memperhatikan dengan seksama

70’

Problem Based Learning

3 Kegiatan akhir (Menutup pelajaran)

3.1 Guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan

3.2 Guru menugaskan

kepada siswa untuk mecari artikel tentang

Siswa memberi kesimpulan Siswa memperhatikan dengan

5’

Ceramah Bervariasi dan Pemberian tugas

Page 97: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

82

kasus perilaku konsumen dan dianalisis.

3.3 Guru memberikan

evaluasi dari proses pembelajaran

3.4 Guru memberikan

refleksi dari proses belajar mengajar

3.5 Guru memberi salam

penutup

seksama Siswa memperhatikan dengan seksama Siswa memperhatikan dengan seksama Siswa menjawab

5’

I. Penilaian

1. Teknik :

1.1. Tes untuk kerja berupa :

- Penilaian individu

- Penilaian hasil kerja

2. Bentuk Penialaian

- Tes uraian diskusi

3. Contoh Instrumen

1. Sebutkan tujuan konsumsi !

2. Jelaskan dan berikan contoh nilai pakai subjektif dan nilai tukar

objektif suatu barang/jasa !

.

Page 98: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

83

Lampiran 1.1 Materi Pembelajaran 1. Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi

atau memuaskan kebutuhan manusia. Manfaat suatu barang dapat bersifat

subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya

dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat

dipenuhi oleh barang itu.

Contohnya: Buku dan alat-alat tulis memiliki tingkat intensitas yang tinggi

bila dilihat dari sudut pandang seorang pelajar, bila dibandingkan dengan

petani maka petani akan menilai buku dan alat-alat tulis tersebut kurang

bermanfaat dan lebih bermanfaat cangkul, pupuk dan alat-alat pertanian

lainnya.

Suatu Barang akan terasa manfaatnya apabila:

1. Sudah diubah bentuknya

misalnya: rotan di hutan akan lebih bermanfaat bila sudah dirubah bentuk

menjadi kursi, meja, lemari.

2. Sudah dipindahkan tempatnya

misalnya: batu di gunung, pasir dipantai akan lebih bermanfaat bila sudah

dipindahkan ke tempat-tempat pembangunan.

3. Sesuai waktu penggunaannya

misalnya: jas hujan dan payung akan lebih bermanfaat bila digunakan pada

musim hujan.

Page 99: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

84

4. Sudah berpindah kepemilikan

misalnya: rumah akan bertambah nilai kegunaannya bila sudah dibeli dan

dimiliki.

Apabila dibuatkan suatu skema secara sederhana, maka nilai suatu barang

dapat terbagi sebagai berikut:

Berikut ini adalah pengertian dari nilai suatu barang:

a. Nilai Pakai adalah kemampuan suatu barang atau jasa yang dipakai untuk

memenuhi kebutuhan.

b. Nilai Pakai Objektif adalah kemampuan suatu barang atau jasa untu k

memuaskan atau memenuhi kebutuhan manusia.

(misal: pakaian, perhiasan)

c. Nilai Pakai Subjektif adalah suatu arti yang diberikan oleh seseorang atas

suatu barang / jasa tertentu sesuai kemampuan barang itu dalam memenuhi

kebutuhannya,(misal: buku pelajaran memiliki arti yang berguna bagi

pelajar)

d. Nilai Tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat

dipertukarkan dengan barang lain.

e. Nilai Tukar Objektif adalah kemampuan suatu barang untuk dapat

ditukarkan dengan barang lain, nilai tukar objektif ditentukan oleh adanya

hubungan tukar-menukar.

Page 100: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

85

Misalnya dalam membuat suatu barang yang diperlukan konsumen (sebut

saja untuk membuat tas atau sepatu dari kulit) seorang produsen

membuatnya berdasarkan apa yang diperlukan/diminta oleh konsumen,

bukan untuk keperluan pribadi, jadi produsen menilai barang berdasarkan

nilai tukar.

f. Nilai Tukar Subjektif adalah arti yang diberikan oleh seseorang terhadap

suatu barang berdasarkan kesanggupan barang tersebut untuk

dipertukarkan.

Misalnya si Ani sebagai konsumen mengatakan harga kemeja

Rp.198.000, maka yang dimaksud adalah nilai tukar objektifnya. Tetapi

bila si Ani adalah seorang produsen, maka dia melihatnya sebagai nilai

tukar subjektif, karena ada faktor yang mempengaruhi, diantaranya:

- biaya pembuatan dan biaya lain dari barang tersebut

- persaingan dengan produsen kemeja lain

Di lain pihak, bila si Ani adalah seorang pedagang, maka ia akan menilai

barang tersebut berdasarkan biaya yang akan dikeluarkan.

2. Permintaan konsumen terhadap barang dan jasa dipengaruhi oleh berbagai

faktor seperti pendapatan, selera, dan harga barang itu sendiri. Bila hal-hal lain

tetap, pada harga naik permintaan akan turun, sebaliknya pada harga turun

permintaan akan naik. Teori perilaku konsumen menjelaskan bagaimana

pembeli denagn pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli barang dan

jasa yang mereka harapkan.

Orang yang berpegang pada prinsip ekonomi akan memilih barang-barang

yang dibelinya, serta jumlahnya sesuai dengan prioritas dan pendapatannya.

Page 101: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

86

Seseoranmg yang pendapatannya tiap bulan Rp. 1.000.000 akan berusaha agar

konsumsinya kurang dari 1 juta rupiah, shingga ia mampu mnenabung.

Sebaliknya, bila pendapatannya naik menjadi 2.000.000 trntu akan meningkat,

namun harus diusahakan tabungan juga meningkat.

3. Bagaimana Isi dari Hukum Gossen?

Berdasarkan hasil penelitian seorang ahli ekonomi Jerman yang

bernama Gossen, ia membuat suatu kesimpulan bahwa “Jika pemuas terhadap

suatu benda berlangsung terus menerus, kenikmatan mula-mula mencapai

kepuasan tertinggi. Namun makin lama makin turun, sampai akhirnya

mencapai titik nol.”

Berikut ini ditampilkan tabel yang mengilustrasikan hasil penelitian dari

Gossen

Tabel kenikmatan meminum es jeruk

Urutan gelas yang diminum

TU MU

0 0 - 1 10 10 2 17 7 3 19 2 4 19 0

TU : adalah Total Utility/tingkat kepuasan total

MU : adalah Marginal Utility/nilai tambah.

Dari data tabel dapat terlihat bahwa pada gelas pertama bukan main nikmatnya

hingga mencapai kepuasan 10, untuk gelas kedua sudah mulai berkurang

Page 102: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

87

kenikmatannya, sampai pada gelas yang terakhir nilai kenikmatannya 0 karena

sudah mencapai titik optimal.

Page 103: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

88

Lampiran 1.2

Instrumen soal uraian

3. Uraikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi !

4. Sebutkan ciri apabila barang sudah terasa manfaatnya !

Page 104: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

89

Lampiran 1.3

Kunci Jawaban

1. Tujuan Konsumsi adalah :

~ mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap

~ mengahabiskan nilai guna barang sekaligus

~ memuaskan kebutuhan secara fisik

~ memuaskan kebutuhan rohani

2. Nilai Barang

Ü Nilai pakai subjektif : suatu arti yang diberikan seseorang atas suatu

barang/jasa tertentu sesuai dengan kemampuan barang itu dalam

memenuhi kebutuhan.

Contoh : buku pelajaran memiliki arti yang berguna bagi pelajar.

Ü Nilai tukar objektif : kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan

dengan barang lain.

Contoh : produsen membuat barang berdasarkan apa yang

diminta/diperlukan oleh konsumen.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi

~ Pendapatan

~ Harga barang dan jasa

~ Kebiasaan konsumen

~ Adat-istiadat

~ Mode Barang

~ Barang substitusi

4. Ciri apabila barang sudah terasa manfaatnya adalah

Page 105: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

90

- Sudah diubah bentuknya, misalnya: rotan di hutan akan lebih bermanfaat

bila sudah dirubah bentuk menjadi kursi, meja, lemari.

- Sudah dipindahkan tempatnya, misalnya: batu di gunung, pasir dipantai

akan lebih bermanfaat bila sudah dipindahkan ke tempat-tempat

pembangunan.

- Sesuai waktu penggunaannya, misalnya: jas hujan dan payung akan lebih

bermanfaat bila digunakan pada musim hujan.

- Sudah berpindah kepemilikan, misalnya: rumah akan bertambah nilai

kegunaannya bila sudah dibeli dan dimiliki.

Page 106: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

91

Lampiran 1.4 Pedoman Penilaian / Penskoran No Soal Skor Soal 1

2

3

4

Sebutkan tujuan konsumsi !

Jelaskan dan berikan contoh nilai pakai subjektif dan nilai

tukar objektif suatu barang/jasa !

Uraikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi !

Sebutkan ciri apabila barang sudah terasa manfaatnya !

.

25

25

25

25

Skor Maksimal 100

Page 107: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

92

Lampiran 1.5 Rancangan pemanfaatna media pembelajaran

Media pembelajaran yang dipakai adalah LKS / lembar soal. Pada

pembelajaran ini peneliti menggunakan dua lembar soal. Pertama lembar soal post

test dan ke dua lembar soal diskusi.

Guru membagikan lembar soal diskusi kepada seluruh kelompok dimana

masing-masing kelompok mendapatkan satu buah lembar soal. Kemudian

kelompok tersebut membahas permasalahan yang ada pada lembar soal tersebut

sesuai dengan perintah. Untuk lembar post test, masing-masing siswa

mendapatkan satu buah soal. Siswa mengerjakan lembar soal post test secara

individu dan sesuai dengan perintah.

Page 108: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

93

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Satuan Pendidikan : SMA LABORATORIUM Malang

Mata Pelajaran : Ekonomi

Materi Pokok : Perilaku Konsumen dan Produsen

Sub Materi Pokok : Perilaku Produsen

Kelas/Semester : X / Gasal

Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi

2. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan

manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi

B. Kompetensi Dasar

2.1 Mendeskripsikan Pola Perilaku Konsumen dan Produsen Dalam Kegiatan

Ekonomi

C. Indikator Hasil Belajar

1. Menjelaskan perilaku produsen

2. Mennyebutkan perilaku produsen / pengusaha yang mengutamakan

kepentingan masyarakat dan merugikan masyarakat

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu :

1. Siswa dapat menjelaskan definisi mengenai perilaku produsen

2. Siswa dapat menyebutkan perilaku produsen / pengusaha yang merugikan

dan menguntungkan bagi masyarakat

Page 109: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

94

E. Materi Pembel;ajaran

1. Pola perilaku produsen

2. Perilaku produsen / pengusaha yang mengutamakan kepentingan

masyarakat dan merugikan masyarakat

F. Sumber Belajar / Media / Alat Pembelajaran

1. Media Pembelajaran

- LKS / lembar soal

2. Alat Pembelajaran

1. Papan tulis

2. Kapur tulis

3. Penghapus

3. Sumber Belajar

1. Artikel dari internet

2. Habibi, M dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:

Piranti Darma Kalokatama

G. Strategi Belajar

• Pendekatan Diskusi kelompok

• Metode Kontekstual Learning

• Model Pembelajaran Berbasis Masalah

H. Skenario Pembelajaran

Pertemuan 1

No Langkah Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi waktu

Strategi / Metode

1 Kegiatan Awal (membuka pelajaran)

1.1 Guru memberi salam 1.2 Guru mengabsen siswa 1.3 Guru menanyakan

kesiapan siswa menerima pelajaran

1.4 Guru menetapkan dan menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini

1.5 Guru

Siswa menjawab Siswa memperhatikan dengan seksama Siswa

10’ Ceramah dan pemberian informasi

Page 110: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

95

menginformasikan agar siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh karena di akhir pelajaran akan ada tugas individu

menyimak penjelasan guru

2 Kegiatan Inti (mengembangkan pelajaran)

2.1 Guru membagi kelas menjadi lima kelompok yang terdiri dari empat kelompok anggotanya tujuh orang siswa dan satu kelompok angggotanya enam orang siswa, dimana setiapkelompok terbagi secara heterogen.

2.2 Guru memberikan LKS pada siswa

2.3 Guru memotivasi siswa untuk melakukan penyelidikan

2.4 Guru Membantu siswa/kelompok yang mengalami kesulitan

2.5 Guru membimbing

siswa untuk melaporkan hasil disksusi

2.6 Siswa mendiskusikan

hasil diskusi

Siswa mencatat nama-nama kelompoknya Siswa memperhatikan dengan seksama

70’

Problem Based Learning

3 Kegiatan akhir (Menutup pelajaran)

3.1 Guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan

3.2 Guru menugaskan kepada siswa untuk mecari artikel tentang kasus perilaku konsumen dan dianalisis.

3.3 Guru memberikan evaluasi dari proses pembelajaran

3.4 Guru memberikan refleksi dari proses belajar mengajar

Siswa memberi kesimpulan Siswa memperhatikan dengan seksama Siswa memperhatikan dengan seksama Siswa memperhatikan dengan

5’

5’

Ceramah Bervariasi dan Pemberian tugas

Page 111: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

96

3.5 Guru memberi salam penutup

seksama Siswa menjawab

E. Penilaian

1. Teknik :

1.1. Tes untuk ekrja berupa :

1.Penilaian individu

2.Penilaian hasil kerja

2. Bentuk Penialaian

- Tes uraian diskusi

3. Contoh Instrumen

1. Jelaskan pengertian produksi !

2. Sebutkan dan jelaskan macam – macam produksi barang !

Page 112: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

97

Lampiran 2.1 Materi Pembelajaran 1. Pada dasarnya produsen memiliki peran penting dalam kegiatan produksi dan

distribusi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat berupa penyediaan barang

dan jasa yang mencukupi semua kebutuhan, baik sandang, pangan, papan,

pendidikan, kesehatan, maupun hiburan. Apabila tidak ada produksi dan

distribusi, maka tidak akan terjadi konsumsi. Maka para produsen mengatur

kerjasama faktor-faktor produksi sehingga menghasilkan output yang sesuai

dengankebutuhan masyarakat. Di samping itu, produsen juga memikirkan

kepentingan untuk mencari keuntungan.

Misalnya, seorang pengusaha berusaha memenuhi kebutuhan konsumsi gula

pasir yang dibutuhkan konsumen. Maka ia berusaha memasok kebutuhan gula

bagi konsumen dengan memproduksi sesuai kebutuhan konsumen dan

berusaha untuk mendapatkan bahan baku gula (tebu) dari petani-petani tebu

dengan harga yang relatif lebih murah, dengan tujuan untuk menekan biaya

produksi dan mendapatkan keuntungan.

2. Apa saja perilaku pengusaha yang menguntungkan masyarakat?

Berikut ini beberapa perilaku pengusaha yang mengutungkan masyarakat:

1. Memiliki keahlian pengusaha, berperilaku profesional sehingga mampu

menciptakan hasil produksi yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli

masyarakat.

2. Mampu meningkatkan produksi dengan menentukan komposisi faktor-

faktor produksi yang dapat meminimumkan biaya.

Page 113: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

98

3. Berusaha dan mampu memperoleh keuntungan maksimal yang digunakan

antara lain untuk meningkatkan dan masyarakat di sekitar perusahaan.

4. Menggunakan keuntungan perusahaan untuk memperluas usaha.

5. Patuh membayar pajak

6. Mampu mengolah limbah perusahaan, sehingga tidak menimbulkan

pencemaran.

Apa saja perilaku Pengusaha yang merugikan masyarakat?

Berikut ini beberapa perilaku pengusaha yang merugikan masyarakat:

1. Tidak memiliki keahlian pengusaha

2. Fungsi-fungsi pengusaha, seperti penerapan fungsi manajemen planning,

organizing, actuating and controlling tidak efektif dan terjadi pemborosan.

3. Biaya produksi lebih besar dari hasil penjualan, sehingga perusahaan

menderita kerugian

4. Pajak tidak dibayar

5. Perolehan kredit dari bank tidak digunakan untuk menyehatkan

perusahaan, tetapi digunakan untuk kepentingan pribadi.

6. Limbah industri perusahaan mencemari sungai dan udara sekitarnya

Page 114: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

99

Lampiran 2.2 Instrumen soal uraian

3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan tenaga kerja terdidik dan berikan

contohnya !

4. Sebutkan dan jelaskan modal berdasarkan bentuknya !

Page 115: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

100

Lampiran 2.3 Kunci Jawaban

1. Produksi adalah usaha atau kegiatan manusia untuk menciptakan atau

menambah setiap usaha atau kegiatan manusia untuk menciptakan atau

menambah daya guna sesuatu benda atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

manusia.

2. Produksi Barang

Ü Barang konsumsi adalah barang-barang yang langsung dapat

digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.

Contoh : pakaian, beras, alat tulis, dll

Ü Barang modal adalah barang-barang yang berguna untuk menghasilkan

barang lain atau barang untuk digunakan dalam proses produksi

selanjutnya.

Contoh : mesin pabrik, alat produksi, bahan mentah, dll

3. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan

sebelumnya.

Contoh : Guru, dokter, akuntan, dll

4. Modal Berdasarkan bentuknya

X Modal nyata adalah modal yang berupa barang yang dapat dilihat dan

digunakan dalam proses produksi.

Contoh : Mesin-mesin di pabrik, gedung, dan peralatan

X Modal abstrak adalah modal yang tidak dapat dilihat tapi dapat

dirasakan dalam memperlancar proses prodduksi.

Contoh : keahlian, hak paten, pengetahuan, nama baik, dll

Page 116: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

101

Lampiran 2.4 Pedoman Penilaian / Penskoran No Soal Skor Soal 1

2

3

4

Jelaskan pengertian produksi !

Sebutkan dan jelaskan macam – macam produksi barang !

Jelaskan apakah yang dimaksud dengan tenaga kerja terdidik dan

berikan contohnya !

Sebutkan dan jelaskan modal berdasarkan bentuknya !

25

25

25

25

Skor Maksimal 100

Page 117: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

102

Lampiran 2.5 Rancangan pemanfaatna media pembelajaran

Media pembelajaran yang dipakai adalah LKS / lembar soal. Pada

pembelajaran ini peneliti menggunakan dua lembar soal. Pertama lembar soal post

test dan ke dua lembar soal diskusi.

Guru membagikan lembar soal diskusi kepada seluruh kelompok dimana

masing-masing kelompok mendapatkan satu buah lembar soal. Kemudian

kelompok tersebut membahas permasalahan yang ada pada lembar soal tersebut

sesuai dengan perintah. Untuk lembar post test, masing-masing siswa

mendapatkan satu buah soal. Siswa mengerjakan lembar soal post test secara

individu dan sesuai dengan perintah.

Page 118: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

103

Lampiran 3

Soal Pre Test dan Pos Tes Siklus I

A

I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

ULANGAN HARIAN

PERILAKU KONSUMEN

1. Kegiatan mengurangi nilai guna barang adalah….

a. Produksi c. konsumen e. konsumsi b. Distribusi d. produsen

2. Sebuah buku tulis di nilai oleh seorang pelajar sangat tinggi, dan oleh

pedagang di nilai lebih rendah. Penilaian itu di dasarkan pada…. a. nilai pakai obyektif d. nilai tukar subyektif b. nilai pakai subyektif e. nilai marginal c. nilai tukar obyetif

3. Kesegaran sonia bertambah sesudah makan siang. Pernyataan ini termasuk

dalam…. a. masalah konsumsi d. ciri-ciri konsumsi b. kegiatan konsumsi e. tujuan konsumsi c. faktor konsumsi

4. Amatilah tabel nilai guna total di bawah ini! Jumlah barang yang

dikonsumsi Nilai guna total

0 1 2 3 4 5

40 40 60 70 75 75

Nilai guna total tertinggi konsumsi barang adalah… a. 5 unit c. 3 unit e. 1 unit b. 4 unit d. 2 unit

5. Penemuan kebutuhan atas suatu barang jika terus menerus dilakukan mula-mula kepuasan meningkat, dan pada akhirnya akan menurun. Pernyataan tersebut adalah bunyi dari… a. R. Malthus d. Hukum Gossen I b. Ricardo e Hukum Gossen II c. Adam Smith

Page 119: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

104

6. Pola hidup sederhana adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi ditinjau dari… a. mode barang d. pendapatan konsumen b. kebiasaan konsumen e. barang subsitusi c. adat-istiadat konsumen

7. Dengan meningkatnya pendapatan rata-rata rumah tangga, kita biasanya mengaharapkan…… a. Proporsi pendapatan yang dialokasikan untuk makan akan meningkat,

karena makanan penting sekali b. Permintaan akan barang akan meningkat karena barang-barang akan

turun c. Kebiasaan berbelanja tetap d. Proporsi pendapatan yang akan dialokasikan untuk kebutuhan yang

lebih mewah akan meningkat e. Permintaan barang akan menurun, karena harga barang akan naik

8. Konsumen dalam membelanjakan uangnya harus bertindak secara ekonomis. Artinya…… a. Barang yang dijumpai harus dibeli b. Uang yang dibelanjakan dapat memenuhi kebutuhan c. Mempertimbangkan antara pengorbanan dan hasil d. Berusaha sedikit mungkin mengeluarkan uang e. Membeli barang yang mewah

9. Jika seseorang pada saat menambah konsumsinya, tetapi sudah jelas tidak

mendatangkan kepuasan, maka pada saat itu tambahan kepuasan akan…… a. maksimum d. meningkat b. minimum e. menurun c. sama dengan nol

10. Paradoks atau pertentangan nilai dapat di pecahkan dengan teori…

a. nilai pakai d. nilai obyektif b. nilai tukar e. nilai guna marginal c. nilai subyektif

Page 120: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

105

Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Pre Test dan Pos Tes Siklus I I. Pilihan Ganda

1. E 2. B 3. E 4. D 5. D 6. B 7. A 8. B 9. E 10. E

Page 121: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

106

Lampiran 5 Soal Pos Tes Siklus II

ULANGAN HARIAN

PERILAKU PRODUSEN

A I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan

menambah daya guna suatu barang dan jasa adalah… a. Konsumsi d. Fungsi produksi b. Distribusi e. Faktor-faktor produksi c. Produksi

2. Memenuhi kebutuhan masyarakat adalah…

a. Tujuan produksi d. Fungsi produksi b. Faktor produksi e. Faedah produksi c. Guna produksi

3. Faktor produksi asli meliputi…. a. Tanah pertanian dan karyawan b. Tanah perkebunan dan mesin pabrik c. Barang tambang dan kemampuan manajerial d. Peralatan pabrik dan keahlian e. Teknologi dan manajerial

4. Yang termasuk kelompok faktor produksi turunan adalah…... a. Alam dan modal b. Modal dan tenaga kerja c. Modal dan skill d. Alam dan skill e. Alam dan tenaga kerja

5. Salah satu anggota masyarakat di Jakarta mempunyai kegiatan usaha

dengan menyewakan/mengontrakan rumah dan tanah. Dengan demikian anggota masyarakat tersebut memiliki…… a. Faktor produksi alam b. Faktor produksi tenaga kerja c. Faktor produksi modal d. Faktor produksi perdagangan e. Faktor produksi modal dan alam

6. Kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yang meliputi kegiatan menyediakan barang dan jasa yang mencukupi semua kebutuhan, baik berupa pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, maupun hiburan, merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh……

Selamat Mengerjakan

Page 122: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

107

Selamat Mengerjakan

a. Perusahaan d. Distributor b. Produsen e. Tenaga kerja c. Konsumen

7. Produsen memegang peranan penting dalam kegiatan……

a. Produksi b. Konsumsi c. Distribusi d. Produksi dan konsumsi e. Produksi dan distribusi

8. Tujuan utama dari seorang pengusaha (produsen) adalah…… a. Menambah nilai guna suatu barang b. Menghabiskan nilai guna suatu barang c. Menyalurkan barang dan jasa d. Mencari keuntungan e. Menghabiskan faktor-faktor produksi

9. Perilaku produsen (pengusaha) yang menguntungkan masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Mampu meningkatkan produksi dengan menentukan komposisi faktor-

faktor produksi yang dapat meminimumkan biaya. 2. Berusaha dan mampu memperoleh keuntungan maksimal yang

digunakan antara lain untuk meningkatkan dan masyarakat di sekitar perusahaan.

3. Menggunakan keuntungan perusahaan untuk memperluas usaha kelompok. 4. Pajak tidak di bayar. Pernyataan diatas merupakan macam-macam perilaku produsen (pengusaha) yang menguntungkan masyarakat, kecuali: a. 1 dan 2 d. 2 dan 4 b. 1 dan 3 e. 3 dan 4 c. 2 dan 3

10. Perilaku produsen (pengusaha) yang merugikan masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Berusaha dan mampu memperoleh keuntungan maksimal yang

digunakan antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan masyarakat di sekitar perusahaan.

2. Fungsi-fungsi pengusaha, seperti penerapan fungsi manajemen planning, organizing, actuating and controlling tidak efektif dan terjadi pemborosan.

3. Biaya produksi lebih besar dari hasil penjualan, sehingga perusahaan menderita kerugian.

4. Mampu mengolah limbah perusahaan, sehingga tidak menimbulkan pencemaran. Pernyataan diatas merupakan macam-macam perilaku produsen (pengusaha) yang merugikan masyarakat, kecuali: a. 1 dan 2 d. 2 dan 4 b. 1 dan 3 e. 3 dan 4 c. 1 dan 4

Page 123: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

108

Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Pos Tes Siklus II Tipe A I. Pilihan Ganda

1. C 2. D 3. A 4. C 5. E 6. B 7. E 8. D 9. E 10. C

Page 124: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

109

Lampiran 7

Lembar Observasi Kegiatan Guru

Hari / Tgl :

Materi :

Pertemuan :

Lembar Observasi Kegiatan Guru

Fase Pembelajaran

Kegitan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Penutup

1. Guru mengadakan pre test pada

siklus 1

2. Guru menggali pengetahuan awal

siswa

3. Guru mengelompokkan siswa ke

dalam anggota kelompok

4. Guru memberikan permasalahan

yang sama pada tiap siswa dalam

kelompok.

5. Guru menugaskan siswa dalam

kelompok untuk membaca dan

mendiskusikan permasalahan yang

ditugaskan

6. Guru membimbing siswa ke tiap

kelompok yang berbeda yang merasa

kesulitan dalam mendiskusikan

permasalahan yang diberikan oleh

guru

7. Guru memberikan kebebasan kepada

siswa untuk menggunakan berbagai

sumber pustaka yang relevan

8. Setelah selesai diskusi, guru

menunjuk salah satu kelompok untuk

membacakan hasil diskusinya

9. Guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengemukakan

pendapatnya

10. Guru membimbing siswa untuk

mengemukakan kesimpulan atau

generalisasi.

11. Guru memberikan evaluasi

12. Guru mengadakan post test

(Sumber : diadabtasi dari Sriweni, 2006 : 80 - 81)

Page 125: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

110

Lampiran 7.1

TABEL OBSERVASI KEGIATAN GURU PADA SIKLUS I

Hari / Tgl : Selasa, 29 Juli 2009

Materi : Perilaku Konsumen

Pertemuan : I

Fase Pembelajaran

Kegitan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan

Kegiatan Inti

1. Guru mengadakan pre

test pada siklus 1

2. Guru menggali

pengetahuan awal siswa

3. Guru mengelompokkan

siswa ke dalam anggota

kelompok

4. Guru memberikan

permasalahan yang sama

pada tiap siswa dalam

kelompok.

5. Guru menugaskan siswa

dalam kelompok untuk

membaca dan

mendiskusikan

permasalahan yang

ditugaskan

6. Guru membimbing siswa

ke tiap kelompok yang

1

1

1

1

1

1

Guru bertanya untuk

menggali

pengetahuan awal

siswa dengan

pertanyaan “Apakah

ada yang tahu apa itu

barang? Kalau nilai

suatu barang ada

yang tahu?”.

Guru membagi kelas

dalam 8 kelompok

yang masing-masing

kelompok terdiri dari

8 anggota. Dan salah

satu kelompok terdiri

dari 6 orang

Guru mengajukan

masalah pada tiap

kelompok.

Guru keliling ke

masing-masing

Page 126: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

111

Penutup

Jumlah

berbeda yang merasa

kesulitan dalam

mendiskusikan

permasalahan yang

diberikan oleh guru

7. Guru memberikan

kebebasan kepada siswa

untuk menggunakan

berbagai sumber pustaka

yang relevan

8. Setelah selesai diskusi,

guru menunjuk salah

satu kelompok untuk

membacakan hasil

diskusinya

9. Guru memberikan

kesempatan pada siswa

untuk mengemukakan

pendapatnya

10. Guru membimbing siswa

untuk mengemukakan

kesimpulan atau

generalisasi.

11. Guru memberikan

evaluasi

12. Guru mengadakan post

test

1

1

1

1

10

1

1

2

kelompok untuk

membimbing siswa

mencari alternatif

penyelasian dari

permasalahan

tersebut.

Guru keliling ke

masing-masing

kelompok untuk

membimbing siswa

melaporkan hasil

diskusi kelompok.

Siswa diberi

kebebasan untuk

bertanya dan

menanggapi

permasalahan.

Guru membuat

kesimpulan/

generalisasi sendiri.

(Sumber : diadaptasi dari Sriweni, 2006 : 80 - 81)

Rumus perhitungan Persentase Keberhasilan (Arikunto, 2002:235-236) :

• Langkah-langkah yang telah dilaksanakan :

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

= %10012

10x

Page 127: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

112

= 83,33 %

• Langkah-langkah yang belum dilaksanakan

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

= %10012

2x

= 16,67 %

Page 128: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

113

Lampiran 7.2

TABEL OBSERVASI KEGIATAN GURU PADA SIKLUS II

Hari / Tgl : Selasa, 4 Agustus 2009

Materi : Perilaku Produsen

Pertemuan : II

Fase Pembelajaran

Kegitan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan

Kegiatan Inti

1. Guru menggali

pengetahuan awal siswa

2. Guru mengelompokkan

siswa ke dalam anggota

kelompok

3. Guru memberikan

permasalahan yang sama

pada tiap kelompok

4. Guru menugaskan siswa

dalam kelompok untuk

membaca bagian materi

yang ditugaskan

5. Guru membimbing siswa

ke tiap kelompok yang

berbeda untuk

mendiskusikan materi

mereka

6. Guru memberikan

kebebasan kepada siswa

untuk menggunakan

berbagai sumber pustaka

1

1

1

1

1

1

Guru bertanya untuk

menggali

pengetahuan awal

siswa dengan

pertanyaan “Apa

pengertian dari

produksi? Kalau

produsen?”.

Guru membagi kelas

dalam 5 kelompok

yang masing-masing

kelompok terdiri dari

8 anggota dan satu

kelompok teridri dari

6 orang.

Guru mengajukan

masalah pada tiap

kelompok.

Guru keliling ke

masing-masing

kelompok untuk

membimbing siswa

dalam mencari solusi

permaslahan yang

ada

Page 129: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

114

Penutup

Jumlah

yang relevan

7. Guru menunjuk salah

satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi

8. Guru memberikan

kesempatan pada siswa

untuk mengemukakan

pendapatnya

9. Guru membimbing siswa

untuk mengemukakan

kesimpulan atau

generalisasi.

10. Guru memberikan

evaluasi

11. Guru mengadakan post

test

1

1

1

1

10

1

1

Siswa diberi

kebebasan untuk

bertanya dan

menanggapi

permasalahan.

Guru bersama siswa

membuat

kesimpulan/

generalisasi.

(Sumber : diadabtasi dari Sriweni, 2006 : 80 - 81)

Rumus perhitungan Persentase Keberhasilan (Arikunto, 2002:235-236) :

• Langkah-langkah yang telah dilaksanakan :

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

= %10011

10x

= 90,91 %

• Langkah-langkah yang belum dilaksanakan

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

= %10011

1x

= 9,09 %

Page 130: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

115

Lampiran 8

Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Fase Pembelajaran Kegiatan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Penutup

1. Siswa antusias saat fenomena

awal disajikan

2. Siswa mengajukan pertanyaan saat

fenomena awal disajikan

3. siswa menjawab pertanyaan guru

4. Siswa berdiskusi sesuai dengan

materi yang ditugaskan dalam

kelompok

5. Siswa dapat bekerjasama dengan

baik dalam kelompoknya

6. Kelompok presenter menyajikan

hasil diskusi dalam kelompoknya

7. Kelompok presenter mampu

menjawab pertanyaan teman

8. Siswa aktif bertanya

9. Siswa mengacungkan tangan saat

bertanya, berpendapat dan bertanya

10. Siswa menghargai pendapat

temannya

11. Siswa aktif menanggapi presentasi

temannya

12. Siswa memusatkan perhatian pada

diskusi

13. Siswa memusatkan perhatian pada

presentasi

14. Siswa dapat menyimpulkan materi

yang dibahas

15. Siswa mampu menjawab pertanyaa

guru

16. Siswa mengemukakan masalah

baru

Diadaptasi dari Sriweni, 2006 : 78

Page 131: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

116

Lampiran 8.1

TABEL OBSERVASI KEGIATAN SISWA PADA SIKLUS I

Diadaptasi dari Sriweni, 2006 : 78

Fase Pembelajaran

Kegiatan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Penutup

1. Siswa antusias saat

fenomena awal disajikan

2. Siswa mengajukan

pertanyaan saat

fenomena awal disajikan

3. Siswa menjawab

pertanyaan guru

4. Siswa berdiskusi sesuai

dengan materi yang

ditugaskan dalam

kelompok

5. Siswa dapat bekerjasama

dengan baik dalam

kelompoknya

6. Kelompok presenter

menyajikan hasil diskusi

ke kelompokn lainnya

7. Kelompok presenter

mampu menjawab

pertanyaan teman

8. Siswa aktif bertanya

9. Siswa mengacungkan

tangan saat bertanya,

berpendapat dan

bertanya

10. Siswa menghargai

pendapat temannya

11. Siswa aktif menanggapi

presentasi temannya

12. Siswa memusatkan

perhatian pada diskusi

13. Siswa memusatkan

perhatian pada presentasi

14. Siswa dapat

menyimpulkan materi

yang dibahas

15. Siswa mampu menjawab

pertanyaan guru

16. Siswa mengemukakan

masalah baru

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Siswa menjawab

pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

Ada pembagian

tugas kelompok,

tugas membaca,

menulis, dan

mencari bahan.

Siswa mau

mendengarkan dan

memperhatikan

Page 132: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

117

jumlah 12 4

Rumus perhitungan Persentase Keberhasilan (Arikunto, 2002:235-236) :

• Langkah-langkah yang telah dilaksanakan :

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

= %10016

12x

= 75 %

• Langkah-langkah yang belum dilaksanakan

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

= %10016

14x

= 25 %

Page 133: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

118

Lampiran 8.2

TABEL OBSERVASI KEGIATAN SISWA PADA SIKLUS II

Diadaptasi dari Sriweni, 2006 : 78

Fase Pembelajaran

Kegiatan Ya Tidak Ket.

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Penutup

jumlah

1. Siswa antusias saat

fenomena awal disajikan

2. Siswa mengajukan

pertanyaan saat

fenomena awal disajikan

3. Siswa menjawab

pertanyaan guru

4. Siswa berdiskusi sesuai

dengan materi yang

ditugaskan

5. Siswa dapat bekerjasama

dengan baik dalam

kelompoknya

6. Kelompok presenter

menyajikan hasil diskusi

ke kelompok lainnnya

7. Kelompok presenter

mampu menjawab

pertanyaan teman

8. Siswa aktif bertanya

9. Siswa mengacungkan

tangan saat bertanya,

berpendapat dan

bertanya

10. Siswa menghargai

pendapat temannya

11. Siswa aktif menanggapi

presentasi temannya

12. Siswa memusatkan

perhatian pada diskusi

13. Siswa memusatkan

perhatian pada presentasi

14. Siswa dapat

menyimpulkan materi

yang dibahas

15. Siswa mampu menjawab

pertanyaa guru

16. Siswa mengemukakan

masalah baru

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

14

1

1

2

Siswa menjawab

pertanyaan guru.

Siswa mengajukan

pertanyaan

mengenai hal-hal

yang terkait dengan

ketenagakerjaan.

Ada pembagian

tugas kelompok,

tugas membaca,

menulis, dan

mencari bahan.

Siswa aktif

bertanya mengenai

Jawaban yang

diajukan kelompok

presenter

Siswa mau

mendengarkan dan

memperhatikan

Page 134: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

119

Rumus perhitungan Persentase Keberhasilan (Arikunto, 2002:235-236) :

• Langkah-langkah yang telah dilaksanakan :

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

= %10016

14x

= 87,5 %

• Langkah-langkah yang belum dilaksanakan

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

= %10016

2x

= 12,5 %

Page 135: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

120

Lampiran 9

Format Penilaian Presentasi Hasil Diskusi Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan :

Hari/ tanggal : No

Absen

Mempresent

asikan

Menanggapi Bertanya Menjawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Page 136: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

121

Keterangan :

1. Jelas

2. Kurang jelas

3. Kritis

4. Kurang jelas

5. Analisis

6. Klarifikasi jawaban

7. Benar

8. Kurang tepat

9. Salah

Page 137: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

122

Lampiran 9.1

Format Penilaian Presentasi Hasil Diskusi Siklus I

Pokok Bahasan : Perilaku Konsumen dan Produsen

Sub Pokok Bahasan :

1. Manfaat dan nilai suatu barang

2. Pola perilaku konsumen

3. Isi hukum Gossen

Hari/ tanggal : Selasa, 28 Juli 2009

No

Absen

Mempresen

tasikan

Menanggapi Bertanya Menjawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

Page 138: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

123

30

31

32

33

34

35

36

37

38

1. Jelas

2. Kurang jelas

3. Kritis

4. Kurang jelas

5. Analisis

6. Klarifikasi jawaban

7. Benar

8. Kurang tepat

9. Salah

Page 139: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

124

Keterangan :

Rumus Perhitungan (Arikunto, 2002:235-236) :

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

1.Persentase keberhasilan = %7,5%10035

2 =x

2.Persentase keberhasilan = %6,28%10035

10 =x

3.Persentase keberhasilan = %2,14%10035

5 =x

4.Persentase keberhasilan = %7,5%10035

2 =x

5.Persentase keberhasilan = %2,14%10035

5 =x

6.Persentase keberhasilan = %42,11%10035

4 =x

7.Persentase keberhasilan = %42,11%10035

4 =x

8.Persentase keberhasilan = %6,8%10035

3 =x

Page 140: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

125

Lampiran 9.2

Format Penilaian Presentasi Hasil Diskusi Siklus II

Pokok Bahasan : Perilaku Konsumen dan Produsen

Sub Pokok Bahasan :

1. Pola perilaku produsen.

2. Perilaku produsen / pengusaha yang mengutamakan kepentingan masyarakat

dan merugikan masyarakat

Hari/ tanggal : Selasa, 4 Agustus 2009

No

Absen

Mempresen

tasikan

Menanggapi Bertanya Menjawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Page 141: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

126

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

Keterangan :

1. Jelas

2. Kurang jelas

3. Kritis

4. Kurang jelas

5. Analisis

6. Klarifikasi jawaban

7. Benar

8. Kurang tepat

9. Salah

Page 142: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

127

Keterangan :

Rumus Perhitungan (Arikunto, 2002:235-236) :

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

1.Persentase keberhasilan = %14,7%10042

3 =x

2.Persentase keberhasilan = %57,28%10042

12 =x

3.Persentase keberhasilan = %67,16%10042

7 =x

4.Persentase keberhasilan = %38,2%10042

1 =x

5.Persentase keberhasilan = %28,14%10042

6 =x

6.Persentase keberhasilan = %9,11%10042

5 =x

7.Persentase keberhasilan = %29,14%10042

6 =x

8.Persentase keberhasilan = %76,4%10042

2 =x

Page 143: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

128

Lampiran 10

Daftar Nama-nama Kelompok Siklus I

Kelompok Asal Anggota 1 1. Aditya Rizqi (2)

2. Doni Chandra (12) 3. Fifi Ekasari (18) 4. Rachma Maharani K (28) 5. Teguh Prasetya (32) 6. Yunita Ulin Maya F(37)

2 1. Adhy Wicaksono (1) 2. Faradila Anannisa (16) 3. Fadila Nurul A (15) 4. Febrita Millati (17) 5. M. Yusuf S (23) 6. Othman Hizbullah (27) 7. Rizky Trinanda (29) 8. Wiga Irmani (35)

3 1. Cahyo R (7) 2. Deny Yuniar S ( 8) 3. Iftitahul M.C ( 20) 4. Krisnha Rizky (21) 5. Nur Lailatul K (25) 6. Nurotul C (26) 7. Yunus MS Thalib (38) 8. M. Syaiful (24)

4 1. Affas AH (3) 2. Anggraini F (4) 3. Ayu Winny S (6) 4. Desi Ratna S (9) 5. Devi Natalia (10) 6. Doit Pradana Putra (11) 7. M. Asrul H (22) 8. Soni Setiawan (31)

5 1. Arriza Insiya (5) 2. Dzulkifli Taufik A (13) 3. Fabella Kumaira (14) 4. Hardiana Ayu L (19) 5. Shellie Riyanto (30) 6. Temmy Indra P ( 33) 7. Vindy Dewi Novitasari (34) 8. Yoga Ari Kurniawan (36)

Page 144: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

129

Daftar Nama-nama Kelompok Siklus II

Kelompok Asal Anggota 1 1. Adhy Wicaksono (1)

2. Aditya Rizqi (2) 3. Affas AH (3) 4. Anggraini F (4) 5. Arriza Insiya (5) 6. Ayu Winny S (6) 7. Cahyo R (7) 8. Deny Yuniar S ( 8)

2 1. Desi Ratna S (9) 2. Devi Natalia (10) 3. Doit Pradana Putra (11) 4. Doni Chandra (12) 5. Dzulkifli Taufik A (13) 6. Fabella Kumaira (14) 7. Fadila Nurul A (15) 8. Faradila Anannisa (16)

3 1. Febrita Millati (17) 2. Fifi Ekasari (18) 3. Hardiana Ayu L (19) 4. Iftitahul M.C ( 20) 5. Krisnha Rizky (21) 6. M. Asrul H (22)

4 1. M. Yusuf S (23) 2. M. Syaiful (24) 3. Nur Lailatul K (25) 4. Nurotul C (26) 5. Othman Hizbullah (27) 6. Rachma Maharani K (28) 7. Rizky Trinanda (29) 8. Shellie Riyanto (30)

5 1. Soni Setiawan (31) 2. Teguh Prasetya (32) 3. Temmy Indra P (33) 4. Vindy Dewi Novitasari (34) 5. Wiga Irmani (35) 6. Yoga Ari Kurniawan (36) 7. Yunita Ulin Maya F(37) 8. Yunus MS Thalib (38)

Page 145: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

130

Lampiran 11

Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

No Nama Siswa Pretest Post Test 1 Post Test II

1 ADHY WICAKSONO 70 80 70

2 ADITYA RIZKI R 70 80 90

3 AFFAS A.H 70 80 90

4 ANGGRAINI F 70 80 90

5 ARRIZA INSIYA 50 80 70

6 AYU WINNY SARI 50 50 70

7 CAHYO RIFATONO 60 80 70

8 DENY YUNIAR 60 80 80

9 DESI RANITA S 60 60 80

10 DEVI NATALIA 60 80 80

11 DOIT PRADANA P 70 70 80

12 DONNY CHANDRA 40 90 70

13 DZULKIFLI TAUFIK A 80 80 80

14 FABELLA KUMAIRA 60 80 90

15 FADILAH N A 70 60 70

16 FARADILLA A 60 80 90

17 FEBRITA MILLATI 60 90 80

18 FIFI EKASARI 60 80 90

19 HARDIANA AYU L 60 80 80

20 IFTITAHUL M C 70 80 80

21 KRISNHA RIZKY 50 80 80

22 M. ASRUL HIDAYAT 60 80 80

23 M. YUSUF S 50 90 90

24 M. SYAIFUL R 60 50 80

25 NUR LAILATUL 60 90 80

26 NUROTUL CHASANAH 50 70 90

27 OTHMAN HIZBULLAH 50 70 80

28 RACHMA MAHARANI 60 80 80

29 RIZKY TRINANDA P 60 60 80

30 SHELLIE RIYANNTO 50 70 60

31 SONI SETIAWAN 60 90 80

32 TEGUH PRASETYA 30 80 80

33 TEMMY INDRA P 60 80 70

34 VINDY DWI N 60 70 80

35 WIGA IRMANI 40 70 80

36 YOGA ARI K 60 90 70

37 YUNITA ULIN 50 60 70

38 YUNUS M. S 70 90 80

Jumlah

Rata-rata

2230

58,68%

2910

76,58%

3010

79,21%

Page 146: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

131

Keterangan :

Pre Test : Nilai test kemampuan awal

Post Test I : Nilai post test sebelum tindakan

Post test II : Nilai post test setelah tindakan

Rumus perhitungan (Arikunto, 2002:235-236) :

Presentasi Keberhasilan ═ %100Xmaksimalskor

dicapaiyangskor

∑∑

1. Rata-rata nilai Pre Test kelas :

Persentase keberhasilan = %1003800

2230x = 58,68%

2. Rata-rata nilai Post test siklus I :

Persentase keberhasilan = %1003800

2910x = 76,58%

3. Rata-rata nilai Post test siklus I I :

Persentase keberhasilan = %1003800

3010x = 79,21%

Page 147: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

132

Lampiran 12 Format Penilaian Berpikir Kritis Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Indikator

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. Jumlah (Diadopsi dari Arikunto, 2000:246)

Page 148: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

133

Ü Rubrik

No.

Indikator

Skor

1. Melakukan pengamatan 1. Siswa tidak melakukan pengamatan

2. Siswa melakukan pengamatan tetapi tidak tepat

dan tidak teliti

3. Siswa melakukan pengamatan dengan teliti tetapi

kurang tepat

4. Siswa melakukan pengamatan dengan tepat dan

teliti

2. Merumuskan hipotesis 1. Siswa tidak dapat meramalkan apa yang mungkin

terjadi dari suatu gejala

2. Siswa dapat meramalkan dan menjelaskan suatu

gejala tetapi kurang tepat

3. Siswa dapat meramalkan apa yang mungkin

terjadi dari suatu gejala tetapi penjelasannya

kurang tepat

4. Siswa dapat meramalkan apa yang mungkin

terjadi dari suatu gejala beserta penjelasannya

dengan jelas dan tepat

3. Melakukan Diskusi 1. Siswa tidak melakukan diskusi

2. Siswa melakukan diskusi tetapi tidak

mengemukakan ide-ide atau informasi baru

3. Siswa melakukan diskusi dengan aktif dan

berpartisipatif untuk memecahkan masalah yang

dihadapi

4. Siswa melakukan dengan aktif dan senantiasa

menguhubungkan fakta, ide, atau pandangan serta

mencari data baru dari informasi yang berhasil

dikumpulkan

4. Menganalisis Data 1. Siswa tidak menganalisis data

2. Siswa dapat menganalisis data tetapi tidak

lengkap dan tidak tepat

3. Siswa dapat menganalisis data dengan tepat tetapi

tidak lengkap

4. Siswa dapat menganalisis data dengan tepat dan

lengkap

5. Keterampilan siswa bertanya 1. Siswa tidak bertanya sama sekali

2. Siswa bertanya tetapi tidak dapat merumuskan

pertanyaannya dengan baik

3. Siswa bertanya dengan pertanyaan yang kreatif

4. Siswa bertanya dengan pertanyaan yang

memerlukan tingkat intelektual yang tinggi

(analisis, sintesis, dan evaluasi)

6. Keterampilan siswa menjawab

pertanyaan

1. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan

2. Siswa dapat menjawab pertanyaan tetapi tidak

dapat memberikan alasannya

3. Siswa dapat menjawab pertanyaan serta dapat

memberikan alasannya tetapi kurang tepat

4. Siswa dapat menjawab pertanyaan dan dapat

memberikan alasannya dengan tepat

7. Tingkat keterampilan berpikir

siswa.

1. Kurang dari tiga deskriptor tampak

2. Tiga deskriptor tampak

3. Empat deskriptor tampak

4. Lebih empat deskriptor tampak

Page 149: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

134

Deskriptor :

a) Mengingat; siswa dapat

menyebutkan definisi

sebuah konsep tertentu

tanpa memahami maknanya

b) Memahami; siswa dapat

menjelaskan konsep dengan

kata-katanya sendiri

c) Menerapkan; siswa dapat

mengaplikasikan konsep

yang telah dipelajarinya

d) Analisis; siswa dapat

menguraikan hal-hal yang

terkait dengan konsep yang

dipahaminya secara rinci

e) Sintesis; siswa mampu

menghubungkan atau

menggabungkan hal-hal

yang berada didalam

lingkup konsep sehingga

dapat membentuk suatu

kesimpulan tertentu

f) Evaluasi; siswa dapat

memutuskan atau

menyimpulkan sesuatu yang

benar dan yang salah, yang

baik dan yang buruk

8. Membuat kesimpulan 1. Siswa tidak bisa membuat kesimpulan

2. Siswa bisa membuat kesimpulan tetapi tidak

jelas dan tidak sesuai dengan tujuan percobaan

3. Siswa bias membuat kesimpulan sesuai dengan

tujuan percobaan tetapi tidak jelas

4. Siswa dapat membuat kesimpulan sesuai dengan

tujuan percobaan dengan jelas

9. Menerapkan konsep 1. Siswa tidak dapat menerapkan konsep atau

menyebutkan aplikasinya dalam kehidupan

sehari-hari

2. Siswa dapat menerapkan konsep atau

menyebutkan aplikasinya dalam kehidupan

sehari-hari dengan tepat

3. Siswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah

diterima pada konteks atau situasi lain tetapi

masih kurang tepat

4. Siswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah

diterima pada konteks atau situasi lain dengan

tepat

Page 150: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

135

Lampiran 12.1 Rekapitulasi Penilaian Berpikir Kritis Siswa Siklus I

REKAPITULASI PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SIKLUS I

No. Nama Siswa Indikator

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. ADHY WICAKSONO 3 2 3 2 1 1 1 2 1 16 44

2. ADITYA RIZKI R 3 3 3 3 1 1 1 1 1 19 52

3. AFFAS A.H 3 3 2 3 2 1 1 2 1 18 50

4. ANGGRAINI F 3 2 3 3 1 1 1 1 1 16 44

5. ARRIZA INSIYA 2 3 3 2 3 1 1 2 1 18 50

6. AYU WINNY SARI 3 3 3 2 1 2 1 2 1 17 47

7. CAHYO RIFATONO 3 3 3 2 2 1 1 1 1 17 47

8. DENY YUNIAR 3 2 3 3 1 1 1 2 1 17 47

9. DESI RANITA S 2 2 3 3 1 1 1 2 1 16 44

10. DEVI NATALIA 2 2 3 2 1 1 1 2 1 15 41

11. DOIT PRADANA P 2 3 2 2 1 1 1 1 1 14 38

12. DONNY CHANDRA 3 3 2 3 1 1 1 2 1 17 47

13. DZULKIFLI TAUFIK A 2 2 2 3 1 1 1 1 1 14 38

14. FABELLA KUMAIRA 3 2 2 2 1 1 1 2 1 15 41

15. FADILAH N A 2 3 3 3 2 2 1 1 1 18 50

16. FARADILLA A 2 3 3 3 2 1 1 1 1 17 47

17. FEBRITA MILLATI 2 2 2 3 1 2 1 1 1 15 41

18. FIFI EKASARI 3 2 2 2 1 2 1 1 1 15 41

19. HARDIANA AYU L 2 2 2 3 2 2 1 1 1 16 44

20. IFTITAHUL M C 3 2 2 3 2 1 1 2 1 17 47

21. KRISNHA RIZKY 3 3 2 2 1 1 1 2 1 16 44

22. M. ASRUL HIDAYAT 2 3 2 3 1 1 1 2 1 16 44

23. M. YUSUF S 3 3 3 3 1 1 1 2 1 18 50

24. M. SYAIFUL R 3 3 3 3 1 1 1 1 1 17 47

25. NUR LAILATUL 3 3 3 2 2 1 1 1 1 17 47

26. NUROTUL CHASANAH 2 3 3 2 1 1 1 1 1 15 41

27. OTHMAN HIZBULLAH 3 3 2 3 2 1 1 2 1 17 47

28. RACHMA MAHARANI 3 3 2 3 1 2 1 2 1 18 50

29. RIZKY TRINANDA P 3 3 3 3 1 1 1 1 1 17 47

30. SHELLIE RIYANNTO 3 2 3 2 1 2 1 2 1 16 44

31. SONI SETIAWAN 2 3 2 3 1 1 1 2 1 16 44

32. TEGUH PRASETYA 3 3 3 3 1 1 1 2 1 18 50

33. TEMMY INDRA P 3 3 3 2 2 1 1 2 1 18 50

34. VINDY DWI N 3 3 3 3 2 1 1 1 1 18 50

35. WIGA IRMANI 3 3 2 3 1 1 1 1 1 16 44

36. YOGA ARI K 3 2 3 2 1 1 1 2 1 16 44

37. YUNITA ULIN 3 3 2 3 1 1 1 1 1 16 44

Page 151: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

136

38. YUNUS M. S 3 2 2 2 1 2 1 1 1 15 41

Jumlah 102 100 97 99 50 46 38 58 40 624 1728

Keterangan :

Rumus Perhitungan (Arikunto, 2002:235-236) :

Presentasi Penguasaan ═ ∑ nilai indikator X 100%

∑ siswa x nilai maks indikator

1. Melakukan Pengamatan = %100152

102x = 67.10 %

2. Merumuskan hipotesis = %100152

100x = 65.78 %

3. Melakukan diskusi = %100152

97x = 63.81 %

4. Menganalisis data = %100152

99x = 65.13 %

5. Ketrampilan siswa bertanya = %100152

50x = 32.89 %

6. Ketrampilan siswa menjawab = %100152

46x = 30.26 %

7. Tingkat ketrampilan berpikir kritis = %100152

38x = 25 %

8. Membuat kesimpulan = %100152

58x = 38.15 %

9. Menerapkan konsep = %100152

40x = 26.31 %

Presentase rerata :

P = %100xN

F

Keterangan :

P = presentase rerata

F = total aspek

N = jumlah aspek

Page 152: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

137

Lampiran 12.2 Rekapitulasi Penilaian Berpikir Kritis Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Indikator

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. ADHY WICAKSONO

4 4 3 4 2 1 1 2 3 24 66

2. ADITYA RIZKI R 4 4 3 3 1 3 2 2 3 25 69

3. AFFAS A.H 4 3 3 4 2 2 3 4 2 27 75

4. ANGGRAINI F 4 3 3 3 2 1 3 3 3 25 69

5. ARRIZA INSIYA 4 3 4 3 3 2 4 3 4 30 83

6. AYU WINNY SARI 3 3 3 4 2 2 4 3 3 27 75

7. CAHYO RIFATONO 3 3 3 3 2 2 2 3 3 24 66

8. DENY YUNIAR 4 4 4 4 1 2 2 2 3 26 72

9. DESI RANITA S 3 3 3 3 3 3 3 3 4 28 77

10. DEVI NATALIA 3 4 3 4 2 1 2 2 3 24 66

11. DOIT PRADANA P 4 3 4 3 2 1 2 2 2 23 63

12. DONNY CHANDRA 3 3 3 4 2 2 2 2 2 23 63

13. DZULKIFLI TAUFIK A 3 4 3 3 1 1 3 2 3 23 63

14. FABELLA KUMAIRA 4 4 4 4 1 1 3 3 3 27 75

15. FADILAH N A 4 3 3 3 3 2 3 3 4 28 77

16. FARADILLA A 4 3 3 4 1 4 4 4 4 31 86

17. FEBRITA MILLATI 4 3 4 3 1 3 3 3 4 28 77

18. FIFI EKASARI 3 4 4 4 3 3 4 3 4 32 88

19. HARDIANA AYU L 3 4 3 4 2 3 3 3 3 28 77

20. IFTITAHUL M C 4 4 3 3 3 1 2 3 3 26 72

21. KRISNHA RIZKY 3 3 4 4 1 2 3 2 4 26 72

22. M. ASRUL HIDAYAT 3 4 3 3 2 3 2 2 3 25 69

23. M. YUSUF S 4 3 4 3 2 2 2 3 2 25 69

24. M. SYAIFUL R 3 4 3 3 2 2 3 2 2 24 66

25. NUR LAILATUL 3 3 3 4 3 2 4 3 3 28 77

26. NUROTUL CHASANAH 4 3 3 4 4 3 4 3 4 32 88

27. OTHMAN HIZBULLAH 3 3 4 3 2 1 3 4 3 26 72

28. RACHMA MAHARANI 4 4 4 3 3 3 3 3 2 29 80

29. RIZKY TRINANDA P 3 4 3 3 2 2 3 3 2 25 69

30. SHELLIE RIYANNTO 3 4 3 4 1 2 3 4 3 27 75

31. SONI SETIAWAN 3 3 4 3 1 1 2 3 2 22 61

32. TEGUH PRASETYA 3 4 3 3 3 1 2 2 2 23 63

33. TEMMY INDRA P 3 3 4 4 2 2 4 2 3 27 75

34. VINDY DWI N 4 3 3 3 2 2 3 3 4 27 75

35. WIGA IRMANI 3 4 3 3 3 2 2 3 3 26 72

36. YOGA ARI K 4 3 3 4 1 3 3 4 2 27 75

37. YUNITA ULIN 3 4 4 3 3 1 3 3 3 27 75

38. YUNUS M. S 4 3 3 3 1 2 2 4 3 25 69

Jumlah 132 131 127 130 77 76 106 108 113 1000 2761

(Diadopsi dari Arikunto, 2000:246)

Page 153: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

138

Keterangan :

Rumus Perhitungan (Arikunto, 2002:235-236) :

Presentasi Penguasaan ═ ∑ nilai indikator X 100%

∑ siswa x nilai maks indikator

1. Melakukan Pengamatan = %100152

132x = 86.84 %

2. Merumuskan hipotesis = %100152

131x = 86.18 %

3. Melakukan diskusi = %100152

127x = 83.55 %

4. Menganalisis data = %100152

130x = 85.53 %

5. Ketrampilan siswa bertanya = %100152

77x = 50.66 %

6. Ketrampilan siswa menjawab = %100152

76x = 50 %

7. Tingkat ketrampilan berpikir kritis = %100152

106x = 69.74 %

8. Membuat kesimpulan = %100152

108x = 71.05 %

9. Menerapkan konsep = %100152

113x = 74.34 %

Presentase rerata :

P = %100xN

F

Keterangan :

P = presentase rerata

F = total aspek

N = jumlah aspek

Page 154: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

139

Lampiran 13 Format angket minat siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah

FORMAT PENGISIAN ANGKET MINAT

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM MALANG SEMESTER I

TAHUN AJARAN 2009/2010

Petunjuk! Berilah tanda √ yang sesuai dengan pilihan anda!

Isilah kolom-kolom sesuai pedoman di bawah ini:

SS = Bila anda sangat setuju

S = Bila anda setuju

R = Bila anda ragu-ragu

TS = Bila anda tidak setuju

STS = Bila anda sangat tidak setuju

No Minat terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Pilihan Jawaban

SS S R TS STS

1 Saya mengikuti pelajaran ekonomi materi perilaku

konsumen dan produsen

2

Saya senang jika diberikan waktu diskusi bersama

teman dan guru untuk membahas apa yang tidak saya

pahami

3 Saya merasa pelajaran ekonomi materi perilaku

konsumen dan produsen bermanfaat

4 Saya berusaha mengerjakan tugas ekonomi materi

perilaku konsumen dan produsen tepat waktu

5 Saya berusaha memahami pelajaran ekonomi materi

perilaku konsumen dan produsen

6 Saya bertanya pada guru bila ada materi perilaku

konsumen dan produsen yang belum jelas

7 Saya mengerjakan soal-soal latihan ekonomi materi

perilaku konsumen dan produsen di sekolah

8 Saya mendiskusikan materi perilaku konsumen dan

produsen dengan teman-teman

9 Saya berusaha memiliki buku pelajaran ekonomi

10 Saya merasa senang mengikuti pelajaran ekonomi

secara berkelompok dengan teman sekelas saya

11

Saya selalu menerapkan apa yang saya peroleh

selama belajar perilaku konsumen dan produsen

dalam sehari-hari

12 Saya selalu berusaha mencari buku tentang perilaku

konsumen dan produsen di perpustakaan

13 Saya bosan mendengar guru memberi pelajaran

dengan berceramah

14 Saya menjadi suka terhadap pelajaran ekonomi

setelah mengikuti pembelajaran dengan model

Page 155: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

140

Pembelajaran Berbasis Masalah

15

Saya lebih berani menyampaikan pendapat setelah

mengikuti pembelajaran ekonomi dengan model

Pembelajaran Berbasis Masalah

16 Saya ingin model Pembelajaran Berbasis Masalah

diulang lagi pada materi pelajaran ekonomi yang lain

17 Saya ingin model Pembelajaran Berbasis Masalah ini

diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya

18

Dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah,

pembelajaran ekonomi jadi lebih mudah dikerjakan

dan diterapkan

19 Dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah saya

lebih semangat dalam belajar

20 Saya merasa belajar dengan model Pembelajaran

Berbasis Masalah sesuai dengan keinginan saya

Page 156: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

141

Hasil Sebaran Minat Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

No Minat terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Pilihan Jawaban

SS S R TS STS

1 Saya mengikuti pelajaran ekonomi materi perilaku

konsumen dan produsen

28 5 2 - -

2

Saya senang jika diberikan waktu diskusi bersama

teman dan guru untuk membahas apa yang tidak saya

pahami

22 10 3 - -

3 Saya merasa pelajaran ekonomi materi perilaku

konsumen dan produsen bermanfaat

18 15 2 - -

4 Saya berusaha mengerjakan tugas ekonomi materi

perilaku konsumen dan produsen tepat waktu

14 17 4 - -

5 Saya berusaha memahami pelajaran ekonomi materi

perilaku konsumen dan produsen

17 13 5 - -

6 Saya bertanya pada guru bila ada materi perilaku

konsumen dan produsen yang belum jelas

15 15 3 2 -

7 Saya mengerjakan soal-soal latihan ekonomi materi

perilaku konsumen dan produsen di sekolah

15 16 3 1 -

8 Saya mendiskusikan materi perilaku konsumen dan

produsen dengan teman-teman

23 11 1 - -

9 Saya berusaha memiliki buku pelajaran ekonomi 12 17 6 - -

10 Saya merasa senang mengikuti pelajaran ekonomi

secara berkelompok dengan teman sekelas saya

22 11 2 - -

11

Saya selalu menerapkan apa yang saya peroleh

selama belajar perilaku konsumen dan produsen

dalam sehari-hari

10 18 5 2 -

12 Saya selalu berusaha mencari buku tentang perilaku

konsumen dan produsen di perpustakaan

11 19 2 3 -

13 Saya bosan mendengar guru memberi pelajaran

dengan berceramah

13 11 8 1 2

14

Saya menjadi suka terhadap pelajaran ekonomi

setelah mengikuti pembelajaran dengan model

Pembelajaran Berbasis Masalah

16 15 3 1 -

15

Saya lebih berani menyampaikan pendapat setelah

mengikuti pembelajaran ekonomi dengan model

Pembelajaran Berbasis Masalah

21 7 5 2 -

16 Saya ingin model Pembelajaran Berbasis Masalah

diulang lagi pada materi pelajaran ekonomi yang lain

17 15 3 - -

17 Saya ingin model Pembelajaran Berbasis Masalah ini

diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya

14 12 8 1 -

18

Dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah,

pembelajaran ekonomi jadi lebih mudah dikerjakan

dan diterapkan

19 12 4 - -

19 Dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah saya

lebih semangat dalam belajar

21 11 3 - -

20 Saya merasa belajar dengan model Pembelajaran

Berbasis Masalah sesuai dengan keinginan saya

18 13 3 1 -

jumlah 346 263 75 14 2

prresentase 49.4 37.6 10.7 2 0.23

Page 157: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

142

Lampiran 14

Catatan Lapangan Siklus I

Nama Sekolah : SMA Laboratorium Malang

Kelas : X-1

Pokok bahasan : Perilaku Konsumen dan Perilaku Produsen

Tanggal : 28 Juli 2009

Pukul : 10.15-11.55

Petunjuk : Mohon lembaran ini diisi dengan hal-hal yang berkaitan

dengan aktivitas yang terjadi selama berlangsungnya

pembelajaran melalui metode PBL (Problem Based Learning)

Siswa masih canggung dan repot dalam menerima tugas dari guru.

Memang metode PBL (Problem Based Learning) belum pernah diterapkan guru

mata pelajaran Ekonomi di kelas X-1 sehingga suasana gaduh masih menyelimuti

pelajaran Ekonomi di kelas tetapi masih bisa dikoordinasikan. Mungkin dan

sangat diharapkan sudah setelah pertemuan pertama ini, selanjutnya siswa lebih

lancar dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Malang, 28 Juli 2009

Pengamat (1) Pengamat (2)

Helmi Barliansyah Aditya Dewi

Page 158: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

143

Lampiran 15

Catatan Lapangan Siklus II

Nama Sekolah : SMA Laboratorium Malang

Kelas : X-1

Pokok bahasan : Perilaku Konsumen dan Periaku Produsen

Tanggal : 4 Agustus 2009

Pukul : 10.15-11.55

Petunjuk : Mohon lembaran ini diisi dengan hal-hal yang berkaitan

dengan aktivitas yang terjadi selama berlangsungnya

pembelajaran melalui metode PBL (Problem Based Learing)

Siswa kelas X-1 sudah lebih mengerti dan memahami mengenai penerapan

metode PBL (Problem Based Learing) sehingga sudah lebih memahami materi

dan menerima tugas dari guru. Selain itu suasana di kelas sudah cukup tenang

selama proses belajar mengajar. Siswa juga aktif dan antusias dalam proses

diskusi. Dengan kesimpulan bahwa pada pertemuan ini sudah terjadi peningkatan

dibanding dengan pertemuan sebelumnya.

Malang, 4 Agustus 2009

Pengamat (1) Pengamat (2)

Helmi Barliansyah Aditya Dewi

Page 159: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

144

Lampiran 16 DOKUMENTASI

• Pre test Siklus I

• Diskusi Kelompok Siklus I

• Presentasi Siklus I

Page 160: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

145

• Post Test Siklus I

• Diskusi Kelompok Siklus II

• Presentasi Siklus II

Page 161: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

146

• Post Test Siklus II

Page 162: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

147

Lampiran 17

Hasil Prestasi Belajar Siswa sebelum penelitian

No Nama Siswa Nilai 1 ADHY WICAKSONO 55 2 ADITYA RIZKI R 60 3 AFFAS A.H 57 4 ANGGRAINI F 60 5 ARRIZA INSIYA 55 6 AYU WINNY SARI 55 7 CAHYO RIFATONO 65 8 DENY YUNIAR 54 9 DESI RANITA S 66 10 DEVI NATALIA 65 11 DOIT PRADANA P 56 12 DONNY CHANDRA 57 13 DZULKIFLI TAUFIK A 61 14 FABELLA KUMAIRA 65 15 FADILAH N A 65 16 FARADILLA A 59 17 FEBRITA MILLATI 58 18 FIFI EKASARI 62 19 HARDIANA AYU L 65 20 IFTITAHUL M C 66 21 KRISNHA RIZKY 55 22 M. ASRUL HIDAYAT 53 23 M. YUSUF S 57 24 M. SYAIFUL R 59 25 NUR LAILATUL 55 26 NUROTUL CHASANAH 52 27 OTHMAN HIZBULLAH 57 28 RACHMA MAHARANI 55 29 RIZKY TRINANDA P 55 30 SHELLIE RIYANNTO 55 31 SONI SETIAWAN 56 32 TEGUH PRASETYA 59 33 TEMMY INDRA P 55 34 VINDY DWI N 53 35 WIGA IRMANI 58 36 YOGA ARI K 57 37 YUNITA ULIN 58 38 YUNUS M. S 60 Jumlah

Rata-rata 2215

58,28%

Page 163: 00855ki10 Skripsi Dwi Putra Libre

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dwi Putra Lelana, lahir di Jakarta 30 Oktober

1986. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan

dari Bapak Hariyanto dan Ibu Sumarlik. Sekolah

Dasar (SD) ditempuh di SDN Tanjungrejo IV,

tamat tahun 1999. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh di SMPN 6

Malang, tamat tahun 2002. Sekolah menengah Umum (SMU) ditempuh di SMAN

8 Malang, tamat tahun 2005.

Pada tahun yang sama melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas

Negeri Malang (UM) Jurusan Ekonomi Pembangunan Program Studi S1

Pendidikan Ekonomi melalui jalur SPMB. Selama menempuh pendidikan di

Universitas Negeri Malang, pernah menerima beasiswa BKM.

Penulis juga pernah menjadi salah satu pengurus atau anggota organisasi, di

antaranya HMJ EKP FE-UM pada tahun 2005 sampai 2007, dan DMF FE-UM

pada tahun 2008.

154