008 TEKNIKA

28
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya tehnologi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pelayaran maka kapal merupakan moda transportasi laut yang dapat di andalkan untuk memenuhi kebutuhan orang banyak. Baik untuk kebutuhan transportasi manusia, pengangkutan barang maupun untuk menunjang operasional- operasional lainnya yang berhubungan dengan kelautan. Di dalam armada pelayaran khususnya kapal juga harus ditunjang dengan keselamatan yang memadai, baik armadanya maupun anak buah kapal (ABK). Supaya di dalam operasionalnya tidak mengakibatkan kecelakaan yang bisa mengakibatkan kerugian materi maupun korban jiwa manusia. Berbagai peraturan-peraturan dan prosedur perawatan dibuat diatas kapal khususnya di kamar mesin sangat berguna untuk menunjang keselamatan kerja. Untuk menunjang keselamatan pelayaran, khususnya pencegahan kecelakaan di kamar mesin maka diperlukan koordinasi dan ketrampilan anak buah kapal (ABK) mesin dalam perawatan maupun penggunaan peralatan keselamatan kerja di kamar mesin. Oleh karena itu maka komponen-komponen di kapal harus terawat dengan baik dan selalu dilakukan pengecekan secara rutin dan jadwal yang telah ditentukan dengan menggunakan Sistem Manajemen Perawatan (Plaining Maintenance System / PMS) . Apabila persyaratan tentang perawatan maupun pengecekan dilakukan secara rutin, maka resiko terjadinya kecelakaan dapat dicegah paling tidak dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja. Salah satu hal yang terpenting adalah anak buah kapal (ABK) harus

description

Pentingnya Perawatan Di Kamar Mesin Guna Menunjang Keselamatan Kerja Di Kapal AHT OCEAN UNITY I

Transcript of 008 TEKNIKA

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dengan semakin berkembangnya tehnologi ilmu pengetahuan

    yang berhubungan dengan pelayaran maka kapal merupakan moda

    transportasi laut yang dapat di andalkan untuk memenuhi kebutuhan

    orang banyak. Baik untuk kebutuhan transportasi manusia,

    pengangkutan barang maupun untuk menunjang operasional-

    operasional lainnya yang berhubungan dengan kelautan. Di dalam

    armada pelayaran khususnya kapal juga harus ditunjang dengan

    keselamatan yang memadai, baik armadanya maupun anak buah

    kapal (ABK). Supaya di dalam operasionalnya tidak mengakibatkan

    kecelakaan yang bisa mengakibatkan kerugian materi maupun korban

    jiwa manusia. Berbagai peraturan-peraturan dan prosedur perawatan

    dibuat diatas kapal khususnya di kamar mesin sangat berguna untuk

    menunjang keselamatan kerja.

    Untuk menunjang keselamatan pelayaran, khususnya

    pencegahan kecelakaan di kamar mesin maka diperlukan koordinasi

    dan ketrampilan anak buah kapal (ABK) mesin dalam perawatan

    maupun penggunaan peralatan keselamatan kerja di kamar mesin.

    Oleh karena itu maka komponen-komponen di kapal harus terawat

    dengan baik dan selalu dilakukan pengecekan secara rutin dan jadwal

    yang telah ditentukan dengan menggunakan Sistem Manajemen

    Perawatan (Plaining Maintenance System / PMS) .

    Apabila persyaratan tentang perawatan maupun pengecekan

    dilakukan secara rutin, maka resiko terjadinya kecelakaan dapat

    dicegah paling tidak dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja. Salah

    satu hal yang terpenting adalah anak buah kapal (ABK) harus

  • 2

    memahami tentang cara-cara perawatan yang benar dan sesuai

    prosedur kerja.

    Dalam setiap kejadian-kejadian yang pernah ada maka

    kecelakaan kerja sering kali disebabkan oleh factor kesalahan

    manusia (Human Error). Kecelakan kerja tersebut akibat kurangnya

    pemahaman perawatan dan keselamatan kerja oleh ABK yang tidak

    sesuai dengan pelaksanaan kerja yang terarah.

    Penulis pernah mengalami suatu kejadian di atas kapal AHT

    OCEAN UNITY I pada tanggal 5 april 2013 di Batam yang dialami oleh

    Oiler 1. Pada waktu itu disaat Oiler 1 akan memulai melakukan kerja

    di kamar mesin, kakinya tersangkut potongan plat lantai besi yang

    sedang diperbaiki sehingga menyebabkan kakinya terluka parah

    karena tidak memakai sepatu kerja (safety shoes). Kejadian itu terjadi

    karena Masinis 3 tidak menempatkan barang pekerjaan dan alat-alat

    kerja pada tempatnya. Saat itu kapal akan melakukan pelayaran dari

    Batam ke Natuna untuk melaksanakan operasi anchor handling.

    Karena kejadian itu Oiler 1 mengalami luka parah dan harus dibawa

    ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut sehingga

    keberangkatan kapal jadi tertunda.

    Berdasarkan pengalaman tersebut maka penulis mencoba untuk

    menuangkan permasalahan tersebut dalam bentuk makalah sesuai

    permasalahan dan pemecahannya sesuai dengan pengetahuan dan

    pengalaman penulis yang didapat selama bekerja di atas kapal AHT

    OCEAN UNITY I yang berhubungan dengan perawatan dan

    keselamatan kerja. Maka dalam makalah ini penulis memilih judul :

    Pentingnya Perawatan Di Kamar Mesin Guna Menunjang Keselamatan Kerja Di Kapal AHT OCEAN UNITY I.

  • 3

    B. Tujuan dan Manfaat Penulisan

    1. Tujuan Penulisan

    a. Untuk mengidentifikasi permasalahan dan menentukan

    permasalahan utama dalam kaitannya dengan perawatan di

    kamar mesin guna menjamin keselamatan kerja.

    b. Untuk menganalisa penyebab dan pemecahan permasalahan

    tentang kurangnya perawatan di kamar mesin.

    2. Manfaat Penulisan

    a. Manfaat bagi dunia akademik

    Hasil analisa yang disusun dalam bentuk makalah di

    harapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis sendiri

    maupun bagi kawan-kawan satu profesi, untuk mengetahui

    bagaimana usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

    perawatan di kapal AHT OCEAN UNITY I. Bagi lembaga BP3IP

    Jakarta sebagai bahan pedoman makalah dan juga sebagai

    kelengkapan perpustakaan sehingga berguna untuk rekan-rekan

    Pasis.

    b. Manfaat bagi dunia praktisi

    Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran

    kepada perusahaan terkait maupun perusahaan-perusahaan

    pelayaran lainnya dalam meningkatkan perawatan di kamar

    mesin yang terarah dan tepat sasaran sehingga dapat

    menjamin keselamatan kerja.

  • 4

    C. Ruang Lingkup

    Salah satu tujuan program manajemen perawatan adalah

    menciptakan kondisi kerja di kamar mesin yang aman bagi semua anak

    buah (ABK) mesin tentang cara perawatan ruangan kamar mesin

    meliputi lantai, ruang bengkel, instalasi pipa-pipa dan cara penggunaan

    perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dengan fungsinya. Dalam

    penulisan makalah ini penulis hanya membahas tentang ruangan kamar

    mesin AHT OCEAN UNITY I yang kurang terawat serta penggunaan

    peralatan keselamatan yang kurang lengkap sehingga dapat

    membahayakan keselamatan anak buah kapal (ABK) mesin. Di kapal

    AHT OCEAN UNITY I mempunyai sistem perawatan yang sudah

    ditentukan oleh perusahaan disertai petunjuk dan cara pelaksanaannya

    yaitu : system perawatan berencana (Plainning Maintenance System /

    PMS). Maka dari itu disini penulis hanya membatasi tentang pentingnya

    perawatan kamar mesin guna meningkatkan keselamatan kerja di kapal

    AHT OCEAN UNITY I yang terjadi selama penulis bekerja dalam periode

    Desember 2012 sampai dengan Desember 2013.

    D. Metode Penyajian

    Adapun dalam penyusunan makalah ini penulis mengumpulkan

    data-data dan bahan yang berkaitan dengan judul diatas melalui :

    1. Metode Pengumpulan Data

    a. Studi Lapangan

    Dalam pengumpulan data penulis melakukan pengamatan

    dan pengalaman selama bekerja menjadi Masinis 2 di atas kapal

    AHT OCEAN UNITY I. Adapun pengamatan yang di lakukan

    antara lain:

  • 5

    1). Melakukan pengamatan secara langsung kondisi di atas kapal

    terdapat ceceran minyak dan karatan pada dilantai, tangga,

    dinding-dinding dan juga instalasi pipa-pipa di daerah kamar

    mesin.

    2). Penulis melakukan tanya jawab secara bertahap kepada

    semua anak buah kapal (ABK) mesin sejauh mana

    pengetahuan mereka tentang kamar mesin dan

    perawatannya serta hal-hal yang pernah dialami berkaitan

    dengan keselamatan kerja.

    b. Studi Kepustakaan Sebagai bahan pertimbangan yang berkaitan dengan

    permasalahan dan pemecahannya maka penulis memakai

    wacana sebagai berikut :

    1). Membaca buku yang berkaitan dengan judul yang penulis pilih

    di perpustakaan BP3IP Jakarta.

    2). Mempelajari dokumen pelaksanaan perawatan Safety

    Management System (SMS) yang di instruksikan dari

    perusahaan yang ada di atas kapal.

    3). Dengan membaca buku tentang manajemen perawatan dan

    perbaikan.

    2. Metode Analisis Data

    Metode analisa data yang digunakan penulis dalam

    penyusunan makalah ini diawali dengan mengumpulkan data-data

    dan pengamatan langsung penulis selama berada di atas kapal,

    tentang kondisi di kamar mesin yang kurang terawat dan

  • 6

    pelaksanaan program kerja yang tidak terarah serta penggunaan

    peralatan keselamatan kerja yang tidak lengkap. Adapun

    permasalahan-permasalahan yang terjadi selama penulis

    melakukan pengamatan yang telah diambil penulis dalam

    menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemudian dilakukan

    perbandingan antara permasalahan-permasalahan yang ada di

    atas kapal dengan buku referensi, untuk selanjutnya dapat

    diperoleh pemecahan masalah.

  • 7

    BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN

    A. FAKTA

    1. Data Kapal Kapal AHT OCEAN UNITY I merupakan kapal jenis supply yang melayani operasi anchor handling. Kapal dengan GRT: 495

    ton, mesin induk: 1920 KW x 2 type Yanmar 6EY26 dengan jumlah

    crew 12 orang termasuk Nahkoda.

    Perawatan ruang kamar mesin yang menyangkut

    keselamatan kerja meliputi :

    - Lantai kamar mesin - Instalasi pipa-pipa di kamar mesin - Ruang bengkel kamar mesin - Perlengkapan keselamatan kerja

    2. Fakta Kondisi

    Berikut adalah keadaan yang yang terjadi di atas kapal yang

    penulis amati untuk dapat menarik kesimpulan tentang fakta kondisi

    yang terjadi di kamar mesin. Dengan demikian maka penulis dapat

    menerangkan bahwa fakta kondisi yang terjadi sebagai berikut:

    a. Kurangnya perawatan yang dilakukan dikamar mesin Kondisi kamar mesin yang terjadi banyak terdapat karat

    pada lantai maupun instalasi pipa-pipa yang mengakibatkan

    pengeroposan pada instalasi tersebut. Karena kurangnya

  • 8

    perawatan maupun pengawasan yang dilakukan oleh anak

    buah kapal (ABK) mesin maka hal tersebut akan selalu muncul

    masalah karatan dan pengeroposan. Apabila kondisi tersebut

    dibiarkan berlarut-larut maka bisa mengakibatkan kerusakan

    dan kebocoran pada instalasi pipa-pipa tersebut.

    Kejadian tersebut terjadi sewaktu kapal berlayar dari

    Singapura menuju ke Vietnam pada tanggal 2 pebruari 2013,

    pada saat itu Oiler jaga melaporkan bahwa di got kamar mesin

    penuh dengan air laut bahkan hampir setinggi lantai kamar

    mesin. Maka pada saat itu langsung diadakan pemompaan

    secara langsung dengan pompa bilges supaya air laut yang di

    dalam got kamar mesin supaya bisa segera keluar dari kapal.

    Setelah dilakukan pengecekan satu persatu ternyata ditemukan

    adanya kebocoran pada pipa pendingin air laut dari gear box

    mesin induk menuju ke pipa over board, tepatnya dibawah

    lantai kamar mesin.

    Karena kurangnya penerapan sistem perawatan yang

    baik, maka yang terjadi kondisi ruangan di kamar mesin masih

    ditemui karatan yang mengakibatkan pengeroposan dan

    kebocoran-kebocoran pada instalasi pipa-pipa.

    b. Keselamatan kerja kurang diperhatikan

    Kebiasaan yang sering terjadi terjadi pada anak buah

    kapal (ABK) mesin adalah tidak menggunakan perlengkapan

    keselamatan kerja secara lengkap sewaktu melakukan aktifitas

    kerja di kamar mesin. Sedangkan perlengkapan standar

    keselamatan kerja yang harus dipakai oleh setiap anak buah

    kapal (ABK) mesin adalah:

    a) Baju kerja (over all)

    b) Sepatu pengaman (safety shoes)

    c) Helm pengaman (safety helmet)

  • 9

    d) Sumbat telinga (ear plug/protection)

    e) Sarung tangan (safety gloves)

    f) Kacamata (safety glasses)

    Pernah suatu kali pada saat kapal melaksanakan operasi

    melayani rig North Belut CPP di perairan Natuna pada tanggal

    23 agustus 2013, pada saat itu dialami oleh Oiler 2 yang

    sedang melakukan perawatan lantai kamar mesin. Kejadian

    berawal saat Oiler 2 sedang membersihkan karat lantai kamar

    mesin dengan alat gurinda tangan jenis brush. Tanpa di sadari

    ketika sedang melakukan pekerjaan tersebut butiran karat yang

    dibersihkan mengenai mata, karena sewaktu melakukan

    pekerjaaan tersebut tidak memakai kacamata pengaman

    sehingga menyebabkan luka dibagian mata Oiler 2.

    Peralatan keselamatan kerja ini sering kali diabaikan oleh

    anak buah kapal (ABK) mesin, padahal di saat mereka bekerja

    banyak sekali resikonya. Hal itu membuktikan bahwa sebagian

    besar anak buah kapal (ABK) mesin belum mengerti betapa

    pentingnya keselamatan kerja sewaktu melakukan pekerjaan di

    atas kapal khususnya di kamar mesin.

    B. Permasalahan

    1. Identifikasi masalah

    Perlu diperhatikan bahwa perawatan di kamar mesin sangat diperlukan tapi karena tidak dilakukan dengan baik, sehingga hasil

    yang di dapat tidak bisa maksimal. Disamping perawatan yang

    dilakukan maka hal yang terpenting lainnya adalah melakukan

    pengawasan yang teliti, karena hal tersebut menyangkut

    keselamatan jiwa manusia dan kapal. Berdasarkan uraian tersebut

    maka penulis mengidentifikasi pokok permasalahan tersebut

    adalah:

  • 10

    a. Pelaksanaan kerja yang kurang terarah

    Didalam melakukan perawatan maupun pekerjaan di

    kamar mesin, banyak sekali kejadian-kejadian yang tidak sesuai

    dengan kondisi yang ada. Disini perawatan selalu di kerjakan

    oleh para anak buah kapal (ABK) mesin karena merupakan

    kewajiban yang harus dilakukan, tetapi hasil yang di dapat tidak

    tepat sasaran bahkan tidak bermanfaat sama sekali. Hal tersebut

    dikarenakan kurangnya pengertian dalam pelaksanaan

    perawatan, maka hasil kerja para anak buah kapal (ABK) mesin

    tidak teratur. Sehingga banyak ditemui area yang dikerjakan

    berulang-ulang dan ada area yang tidak tersentuh sama sekali.

    b. Parlengkapan keselamatan kerja kurang diperhatikan

    Pada dasarnya dari pihak perusahaan sudah

    menginstruksikan kepada semua anak buah kapal (ABK) mesin

    supaya dalam melakukan pekerjaan selalu memakai

    perlengkapan keselamatan kerja secara lengkap. Hal ini untuk

    menghindari kecelakaan yang terjadi sewaktu melakukan

    aktifitas kerja di kamar mesin. Akan tetapi disini masih saja

    dijumpai anak buah kapal (ABK) mesin tidak mentaati peraturan

    tersebut dengan memakai perlengkapan keselamatan kerja

    tetapi tidak lengkap, sehingga hal tersebut sangat

    membahayakan keselamatan anak buah kapal (ABK) mesin

    yang bersangkutan.

    c. Sarana alat-alat kerja yang kurang mendukung

    Untuk menunjang kelancaran kerja di kamar masin selalu

    disediakan peralatan-peralatan kerja yang dibutuhkan, meliputi

  • 11

    batu gurinda, mata brush, peralatan las, cipping dan lain

    sejenisnya. Alat-alat tersebut sangat penting sekali guna

    menunjang perawatan maupun perbaikan yang akan dilakukan

    oleh anak buah kapal (ABK) mesin. Tetapi kenyataannya alat-

    alat kerja yang ada tidak lengkap karena ada kalanya terkendala

    oleh faktor keterlambatan pengiriman dari perusahaan sehingga

    dalam melakukan perbaikan maupun perawatan tidak bisa

    dilakukan lebih lanjut. Di samping kurang lengkap juga

    ditemukan peralatan kerja dengan kwalitas yang kurang bagus,

    sehingga kurang terjamin keselamatannya saat digunakan.

    Pernah juga ditemui pemakaian alat-alat kerja seadanya dengan

    cara jalan pintas tapi biasanya hal tersebut malah menimbulkan

    kerusakan karena peralatan yang di gunakan tidak sesuai

    dengan kegunaan yang semestinya.

    d. Rendahnya disiplin anak buah kapal (ABK) di kamar mesin

    Peraturan jam kerja anak buah kapal (ABK) mesin di kapal

    AHT OCEAN UNITY I untuk kerja harian adalah:

    Pagi hari mulai kerja jam 08.00 10.00

    Istirahat (Coffe time) jam 10.00 10.30

    Lanjut kerja pagi jam 10.30 12.00

    Istirahat (makan siang) jam 12.00 13.00

    Siang hari mulai kerja jam 13.00 16.00

    Pada pagi hari yang seharusnya kerja harian dimulai jam

    08.00 anak buah kapal (ABK) mesin belum turun ke kamar mesin

    untuk melakukan kegiatan rutin, bahkan masih terlihat duduk-

    duduk santai di ruang makan. Waktu istirahat siang yang

    seharusnya jam 12.00 tapi kenyataannya jam 11.00 sudah

    istirahat, begitu pula pada sore hari yang seharusnya istirahat

    jam 16.00 tapi jam 15.00 sudah istirahat padahal pekerjaan

    belum selesai.

  • 12

    e. Kurangnya koordinasi perawatan di kamar mesin

    Pekerjaan perawatan di kamar mesin biasanya selalu

    melibatkan semua anak buah kapal (ABK) mesin. Oleh karena

    itu setiap anak buah kapal (ABK) mesin harus mengetahui

    tentang rencana kerja dan tugas apa yang harus di lakukan.

    Tetapi disini penulis menemui pekerjaan-pekerjaan yang kurang

    jelas tujuannya dilakukan oleh anak buah kapal (ABK) mesin,

    karena mereka tidak berkoordinasi dengan anak buah kapal

    (ABK) mesin yang lain maupun kepada Chief engineer. Sehingga

    hasilnya tidak teratur dan tidak berkesinambungan antara kerja

    yang sedang dilakukan dengan pekerjaan selanjutnya. Jadi

    sering kali ditemui anak buah kapal (ABK) mesin melakukan

    pekerjaan menurut kemauannya sendiri tanpa sepengetahuan

    dan melaporkan kepada Chief engineer maupun ABK mesin

    yang lainnya.

    f. Penempatan alat-alat kerja yang tidak sesuai tempatnya Peralatan-peralatan kerja seperti: kunci-kunci, alat

    pengukur, oil can, grease gun serta peralatan lainnya di kamar

    mesin selalu disediakan berikut dengan tempat penyimpananya

    sesuai dengan kegunaannya, supaya mudah di jangkau dalam

    penggunaannya. Karena penempatan dan kegunaanya

    dirancang agar terjaga supaya tidak cepat rusak. Tetapi para

    anak buah kapal (ABK) mesin sering di dapati setelah selesai

    memakai alat-alat kerja tersebut tidak di kembalikan ketempat

    yang semestinya, bahkan dibiarkan tercecer dimana-mana.

    Sehingga pada saat akan digunakan seringkali harus mencari

    alat-alat yang di perlukan dahulu karena tidak di kembalikan

    ketempat yang semestinya. Hal ini sering kali menghambat

  • 13

    proses perawatan maupun perbaikan yang sedang dikerjakan,

    sehingga akan memakan waktu untuk mencarinya. Padahal

    didalam kapal AHT OCEAN UNITY I dalam melayani pencarter

    harus selalu ready setiap kali diperlukan untuk melayani

    pekerjaan operasi anchor handling.

    g. Kurangnya kesadaran ABK dalam mentaati peraturan-peraturan di kamar mesin

    Di dalam melakukan pekerjaan setiap anak buah kapal

    (ABK) mesin selalu dibekali pengetahuan tentang betapa penting

    keselamatan kerja. Disamping peraturan-peraturan yang di

    sampaikan melalui lisan maupun yang ditulis di tempat-tempat

    tertentu yang mudah di lihat dan di pahami. Tetapi anak buah

    kapal (ABK) mesin masih saja tidak mengindahkan peraturan-

    peraturan tersebut. Sebagai contoh para anak buah kapal (ABK)

    mesin melakukan pekerjaan sambil merokok, padahal hal itu

    sudah ditulis peraturan daerah rawan kebakaran. Tetapi hal itu

    dilakukan oleh anak buah kapal (ABK) mesin baik secara

    sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Padahal dikapal

    sudah disediakan tempat khusus daerah untuk merokok waktu

    istirahat kerja.

    2. Permasalahan Pokok

    Dari hasil identifikasi 7 permasalahan yang telah penulis

    uraikan sebelumnya, maka penulis mengambil 2 permasalahan

    pokok yang akan dibahas sebagai berikut :

    a. Pelaksanaan kerja yang kurang terarah b. Perlengkapan keselamatan kerja kurang diperhatikan

  • 14

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Landasan Teori

    Di kapal AHT OCEAN UNITY I dalam melakukan perawatan di kamar mesin seringkali ditemui permasalahan-permasalahan yang

    menyangkut tentang cara perawatan yang kurang terarah dan

    masalah keselamatan kerja yang kurang diperhatikan oleh para anak

    buah kapal (ABK) mesin. Sehingga pekerjaan-pekerjaan yang

    dilakukan oleh para anak buah kapal (ABK) mesin perlu ditingkatkan

    lagi. Sehingga nantinya bisa menghasilkan kerja yang efektif dalam

    pengorganisasian di kamar mesin, serta mendukung perawatan yang

    efisien dan tepat sasaran dengan mengutamakan keselamatan kerja.

    AHT OCEAN UNITY I merupakan kapal jenis supply anchor

    handling tug yang melayani sebuah rig North Belut CPP diperairan

    Natuna sehingga dalam pelayanannya diharapkan bisa memenuhi

    order sesuai permintaan pencarter. Didalam melakukan operasional-

    operasional yang dilakukan sering kali ada pergerakan-pergerakan

    kapal yang tidak sesuai jadwal dikarenakan keperluan-keperluan yang

    emergency sehingga waktu perawatan instalasi-instalasi di kamar

    mesin agar selalu dikerjakan dengan baik sesuai standart

    keselamatan kerja. Oleh karena itu pemahaman-pemahaman tentang

    perawatan maupun hal keselamatan kerja yang diterima oleh anak

    buah kapal (ABK) mesin harus di sosialisasikan dengan baik agar

    tidak mengganggu kelancaran operasional kapal.

    Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka bisa

    terdeteksi bahwa perawatan yang tidak sesuai prosedur dan tidak

    terarah akan sangat berpengaruh terhadap operasional kapal karena

    hal tersebut kurangnya efisien kerja dan waktu, dampaknya juga

  • 15

    berpengaruh terhadap keselamatan kerja di kamar mesin. Oleh

    karena itu maka penulis mengambil kesimpulan bahwa permasalahan-

    permasalahan tersebut akan menjadi landasan teori yang kemudian

    penulis mencari cara penyelesaiannya dengan metode Planing

    Organization Action Controling (POAC).

    Dengan perawatan pencegahan kita mencoba untuk mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan, atau untuk

    menemukan kerusakan dalam tahap ini. Hal tersebut dapat dilakukan

    dengan menggunakan metode tertentu untuk menelusuri

    perkembangan yang terjadi. Perencanaan dan persiapan perbaikan

    merupakan kaitan bersama. Hal itu telah dibuktikan melalui diskusi

    dan tukar-menukar pengalaman, para peserta dapat menyetujui hal-

    hal yang praktis dan langkah-langkah organisasi yang akan di

    jalankan oleh masing-masing pihak harus siap1.

    Oleh karena itu di dalam perawatan di kamar mesin agar selalu

    diperhatikan perencanaan dalam melakukan pelaksanaan kerjanya.

    Disini yang perlu diperhatikan meliputi lantai kamar mesin, instalasi

    pipa-pipa, peralatan kerja diruang bengkel dan peralatan keselamatan

    kerja. Karena instalasi dan peralatan-peralatan tersebut sangat

    menunjang pekerjaan perawatan dan keselamatan kerja di kamar

    mesin.

    Melalui perawatan kita mencari jalan bagaimana mengotrol

    atau memperlambat tingkat kemerosotan dan kita ingin melakukan

    untuk beberapa alasan, ada 5 (lima) pertimbangan :

    1. Pemilik kapal berkewajiban atas keselamatan dan kelaikan kapal.

    2. Pengusaha berkepentingan untuk menjaga dan mempertahankan

    nilai modal dengan cara memperpanjang umur ekonomis serta

    meningkatkatkan nilai jual sebagai kapal bekas.

    3. Mempertahankan kinerja kapal sebagai sarana angkutan dengan

    cara meningkatkan kemampuan dan efisiensi. 1 J.E. Habibie, NSOS, Manajemen Perawatan Dan Perbaikan (halaman 16)

  • 16

    4. Memperhatikan efisiensi berkaitan dengan biaya-biaya operasi

    kapal yang harus diperhitungkan.

    5. Pengaruh lingkungan di kapal terhadap awak kapal dan

    kinerjanya2.

    B. Analisis Penyebab Masalah

    Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut adalah :

    1. Pelaksanaan kerja yang kurang terarah

    Didalam upaya perawatan di kamar mesin sering kali di

    temukan pelaksanaan kerja yang tidak tertuju pada perawatan

    berkesinambungan yang saling berhubungan antara pekerjaan

    yang satu dengan yang lainnya, sehingga hasil pekerjaan yang

    sudah dilakukan hasilnya tidak teratur karena tidak bisa mencakup

    keseluruhan instalasi lantai dan pipa-pipa di kamar mesin hal itu

    bisa terjadi karena penyebabnya adalah :

    a. Minimnya informasi tentang rencana kerja

    Karena kurangnya informasi yang diterima di kamar

    mesin, sehingga para anak buah kapal (ABK) mesin

    memutuskan untuk mengambil keputusan masing-masing

    dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini tidak bisa dipungkiri

    karena sering kali pimpinan kurang lengkap dalam memberikan

    informasi tentang rencana kerja, padahal sebagai anak buah

    kapal (ABK) mesin harus melaksanakan tugas pekerjaan

    harian. 2 Goenawan Danuasmoro, Manajemen Perawatan (halaman 5)

  • 17

    Demikian juga karena tidak ada informasi yang jelas

    sehingga para anak buah kapal (ABK) mesin cenderung

    bekerja menurut keputusannya sendiri, sehingga hasil kerja

    perawatan kurang maksimal dan mengakibatkan pekerjaan

    perawatan di kamar mesin menjadi tidak menentu karena

    minimnya informasi yang diterima.

    b. Pelaksanaan program kerja kurang teratur

    Setiap melakukan pekerjaan di kamar mesin harus

    melakukan pelaksanaan kerja yang teratur sesuai dengan apa

    yang di sudah programkan, sehingga bisa memenuhi target

    yang di dapat tanpa meninggalkan unsur keselamatan kerja.

    Tetapi hal ini terjadi adalah pelaksanaan program-program

    kerja yang tidak teratur sehingga setelah selesai melakukan

    pekerjaan perawatan di kamar mesin tidak bisa mendapatkan

    hasil yang memuaskan, karena sistem kerja tidak sesuai pada

    program yang ada. Sehingga pekerjaan perawatan yang

    selesai dikerjakan tidak berkesinambungan karena

    pelaksanaan program kerja yang disusun tidak sesuai dengan

    kondisi pada perawatan lantai dan instalasi pipa-pipa yang ada

    di kamar mesin.

    2. Perlengkapan keselamatan kerja kurang diperhatikan

    Dalam melakukan suatu pekerjaan khususnya perawatan dikamar mesin setiap anak buah kapal (ABK) mesin diharuskan

    untuk memakai perlengkapan keselamatan kerja secara lengkap,

    tetapi masih saja ditemui para anak buah kapal (ABK) mesin tidak

    memakai secara lengkap, oleh karena itu penyebabnya adalah :

  • 18

    a. Kurangnya kesadaran para anak buah kapal (ABK) mesin

    Untuk menunjang kelancaran pekerjaaan baik

    perawatan maupun perbaikan di kamar mesin maka diperlukan

    keterampilan dan kondisi fisik yang baik dari para anak buah

    kapal (ABK) mesin. Oleh karena itu untuk melindungi anggota

    tubuh maka diperlukan alat-alat keselamatan kerja, baik yang

    bersifat standar perseorangan maupun alat-alat keselamatan

    yang berfungsi khusus. Tetapi seringkali ditemui para anak

    buah kapal di dalam melakukan pekerjaan di kamar mesin tidak

    melengkapi peralatan keselamatan secara lengkap. Mereka

    belum menyadari tentang betapa pentingnya perlengkapan

    keselamatan kerja tersebut digunakan, karena dalam

    pelaksanakan kerja banyak sekali resikonya.

    b. Tidak berfungsinya perlengkapan keselamatan kerja

    Karena tidak dirawat dengan baik maka alat-alat kerja

    bisa mengakibatkan kerusakan, sehingga hal tersebut sering

    kali tidak bisa digunakan. Hal itu terjadi karena disamping

    perawatan serta penyimpanan yang tidak benar, juga di

    pengaruhi oleh kwalitas alat-alat keselamatan kerja yang

    kurang bagus yang telah diberikan dari perusahaan ke kapal.

    Tentang cara penyimpanan yang salah sangat besar

    pengaruhnya pada kondisi alat-lat keselamatan kerja tersebut,

    karena apabila disimpan di tempat penyusunan yang salah,

    maka bisa mengakibatkan kerusakan di tempat penyimpanan.

    Permasalahan ini sering kali terjadi karena para anak buah

    kapal (ABK) mesin kurang menyadari betapa pentingnya

    merawat alat-alat keselamatan kerja tersebut, sehingga

  • 19

    sewaktu ada kejadian darurat peralatan keselamatan tersebut

    tidak bisa dipakai secara maksimal.

    C. Analisis Pemecahan Masalah

    1. Pelaksanaan kerja yang terarah

    a. Memberikan informasi yang jelas tentang rencana kerja

    Pelaksanaan perawatan instalasi yang di kamar mesin sebaiknya dilakukan dengan perencanaan yang baik, dan di

    informasikan kepada semua anak buah kapal (ABK) mesin,

    sehingga dalam pelaksanaan kerja akan lebih terarah dan tepat

    sasaran. Dengan informasi yang diterima dengan jelas maka

    anak buah kapal (ABK) mesin akan bekerja mengikuti prosedur

    yang berlaku hal itu bertujuan pada hasil kerja yang akan

    dicapai nantinya sesuai dengan perintah dari pimpinan maupun

    kepala kerja. Untuk menghindari kesalahan yang terjadi maka

    informasi harus di terima dengan jelas. Diharapkan agar kepala

    kerja selalu memantau pekerjaan perawatan instalasi-instalasi di

    kamar mesin, supaya apabila ada informasi yang tidak jelas

    atau pekerjaan perawatan instalasi-instalasi yang menyimpang

    akan segera di terangkan sehingga nantinya informasi-informasi

    yang sudah diterima bisa di jalankan dengan baik.

    Dengan informasi yang diterima dengan jelas maka bisa

    diharapkan rencana kerja yang terarah, maka langkah-langkah

    yang diharapkan yaitu :

    1). Dengan informasi yang diterima dengan jelas, maka anak

    buah kapal (ABK) mesin bisa menyiapkan peralatan kerja

    yang akan di gunakan dalam pelaksanaan kerja perawatan

    instalasi-instalasi di kamar mesin.

  • 20

    2). Pada saat pelaksanaan kerja yang sesuai dengan informasi

    yang diterima, bisa mengantisipasi kejadian-kejadian yang

    tidak diinginkan, karena setiap langkah kerja bisa dipantau

    oleh kepala kerja dan bisa di kordinasikan dengan pimpinan

    dan anak buah kapal (ABK) mesin yang lainnya.

    3). Setiap melakukan pekerjaan perawatan, diharapkan saling

    memberikan informasi sesama anak buah kapal (ABK)

    mesin, sehingga hasilnya bisa saling berkesinambungan

    dan pekerjaan perawatan instalasi di kamar mesin yang

    dihasilkan tidak tumpang tindih.

    4). Dengan cara sistem kerja yang terkontrol dengan baik

    melalui informasi-informasi yang di terima dan di akhir

    pekerjaan, anak buah kapal (ABK) mesin bisa melaporkan

    hasil kerja kepada pimpinan yang nantinya dapat diambil

    kesimpulan, sehingga berguna bagi pekerjaan-pekerjaan

    perawatan instalasi-instalasi di kamar mesin yang lainnya.

    Suatu organisasi pemeliharaan yang efisien haruslah

    fleksibel, instruksi pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan, baik

    secara lisan maupun tulisan, dapat begitu mudah diartikan

    secara berbeda oleh ABK yang berbeda. Umpan balik dari

    seorang ABK mengenai pekerjaan yang dikerjakannya,

    misalnya apa yang rusak, penyebab kerusakan dan penjelasan

    lengkap mengenai reparasi yang telah dilakukan adalah

    informasi penting bagi manajemen dan pimpinan yang

    memungkinkan mereka mengendalikan operasi pemeliharaan3.

    b. Memperbaiki pelaksanaan program kerja yang teratur Supaya pekerjaan perawatan di kamar mesin bisa merata dan teratur maka pelaksanaan program kerja perlu dilakukan

    3 ANTONY CORDER, Teknik Manajemen Pemeliharaan (halaman 15)

  • 21

    dengan tepat dan efisien. Supaya nantinya akan menghasilkan

    perawatan-perawatan yang rutin dan teratur, sehingga

    pekerjaan perawatan bisa dlakukakan secara berurutan. Hal ini

    bertujuan supaya pekerjaan yang satu dengan yang lainnya bisa

    saling berkaitan, jangan sampai area tertentu dikerjakan lebih

    dari satu kali, sedangkan masih ada area yang lain tidak ada

    penanganan sama sekali.

    Dengan mengharapkan hasil yang maksimal maka

    langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :

    1). Catatan program kerja agar selalu disusun secara teratur

    dan diteliti sehingga pekerjaan yang akan dilakukan dapat

    dikerjakan dengan baik, supaya apa yang diprogramkan

    dapat berjalan secara teratur sesuai dengan program kerja

    yang sudah disusun.

    2). Pelaksanaan perawatan supaya dilakukan dengan baik dan

    terarah sesuai dengan apa yang sudah diprogramkan,

    karena akan mengacu pada pekerjaan-pekerjaan perawatan

    selanjutnya sehingga dapat saling berkesinambungan antara

    perawatan yang sudah dikerjakan dan yang akan dikerjakan

    selanjutnya.

    3). Tentang hasil pekerjaan perawatan instalasi-instalasi yang

    ada di kamar mesin agar selalu diawasi secara rutin dan

    teratur karena hal itu merupakan bagian dari pelaksanaan

    program kerja.

    4). Laporan dan masukan dari anak buah kapal (ABK) mesin

    sangat berguna sekali dalam program kerja, sehingga

    nantinya dapat diambil kesimpulan supaya bisa dianalisa

    sehingga sangat menunjang dalam program perawatan yang

    terencana dengan baik.

  • 22

    2. Perlengkapan keselamatan kerja agar lebih diperhatikan Untuk menunjang keselamatan kerja maka diperlukan perlengkapan keselamatan kerja yang baik dan benar. Maka

    untuk itu diharapkan para anak buah kapal (ABK) mesin agar

    selalu memperhatikan dan mentaati serta melaksanakan

    peraturan tentang pentingnya memakai peralatan keselamatan

    kerja secara lengkap sewaktu melakukan aktifitas perawatan

    kerja di kamar mesin.

    a. Memberi masukan kepada ABK tentang penggunaan

    peralatan keselamatan kerja

    Di sini para anak buah kapal (ABK) mesin diharapkan kesadarannya supaya mengerti tentang pentingnya

    menggunakan perlengkapan keselamatan kerja. Khususnya

    pada saat melakukan aktifitas perawatan kerja di kamar

    mesin, karena hal tersebut menyangkut keselamatan jiwa

    seseorang. Sehingga pekerjaan-pekerjaan perawatan yang

    dilakukan di kamar mesin bisa terlaksana dengan baik, tanpa

    meninggalkan unsur keselamatan kerja.

    Oleh karena itu langkah-langkah yang harus dilakukan

    dalam masukan kepada anak buah kapal (ABK) mesin

    mengenai pemakaian peralatan keselamatan yaitu:

    1). Diharapkan kepada seluruh anak buah kapal (ABK) mesin

    dengan kesadarannya masing-masing agar selalu

    mempergunakan perlengkapan keselamatan kerja secara

    lengkap pada saat melakukan pekerjaan perawatan di

    kamar mesin.

    2). Dengan melakukan pengarahan-pengarahan baik secara

    tertulis maupun secara langsung kepada anak buah kapal

    (ABK) mesin tentang pentingnya penggunaan

  • 23

    perlengkapan kerja secara lengkap, karena hal tersebut

    untuk kepentingan keselamatan para anak buah kapal

    (ABK) mesin yang bersangkutan.

    3). Apabila pengarahan sudah dilakukan tetapi masih saja

    melanggar aturan tersebut, maka sebaiknya diberikan

    teguran pertama dan selanjutnya akan diberikan teguran

    yang keras bahkan kalau perlu diturunkan dari kapal

    apabila dikemudian hari masih melanggar peraturan

    tersebut.

    4). Peran aktif perwira di kamar mesin dalam melakukan

    sosialisasi tentang pentingnya penggunaan perlengkapan

    kerja secara lengkap juga diharapkan untuk menunjang

    kesadaran para anak buah kapal (ABK) mesin dalam

    mentaati peraturan keselamatan kerja tersebut.

    b. Memperbaiki dan merawat peralatan keselamatan kerja

    Peralatan keselamatan kerja di kamar mesin sangat

    penting diperlukan guna menunjang kinerja dalam perbaikan

    maupun perawatan di kamar mesin, oleh karena itu peralatan

    keselamatan kerja tersebut harus dirawat dengan benar

    tentang cara penyimpanan sampai dengan cara

    penggunaannya.

    Disini dijelaskan bahwa lahkah-langkah yang harus

    dilakukan dalam perawatan dan perbaikan tentang peralatan

    kerja yaitu :

    1). Untuk menjaga alat-alat kerja supaya bisa digunakan

    dalam jangka waktu panjang, maka diperlukan perawatan-

    perawatan yang tepat sesuai dengan bahannya dan

    jenisnya.

    2). Begitu juga apabila ada peralatan keselamatan kerja yang

    rusak agar segera diperbaiki dan apabila sudah tidak bisa

  • 24

    diperbaiki ada baiknya untuk didata supaya bisa diajukan

    permintaan lagi kepada perusahaan.

    3). Di dalam penggunaannya peralatan keselamatan kerja

    tersebut harus dipakai sesuai dengan kegunaannya

    masing-masing, karena dengan penggunaan yang salah

    bisa mengakibatkan rusaknya alat-alat tersebut.

    4). Perlu diperhatikan tentang cara penyimpanan peralatan

    keselamatan kerja tersebut, agar diusahakan lebih teratur

    untuk menghindari kerusakan peralatan keselamatan kerja

    di dalam tempat penyimpanannya hal ini yang harus

    dipahami oleh anak buah kapal (ABK) mesin sehingga

    peralatan keselamatan tersebut bisa digunakan dengan

    baik sewaktu-waktu diperlukan.

  • 25

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Perawatan di kamar mesin rutin dilakukan secara benar dan

    terarah guna menunjang keselamatan kerja dan untuk memperlancar

    operasional kapal. Karena apabila dilakukan tidak sesuai dengan

    sasaran akan mengakibatkan kerugian-kerugian baik yang

    menyangkut aspek keselamatan maupun efisiensi kerja. Yang menjadi

    pokok permasalahan pada kapal AHT OCEAN UNITY I pada saat

    penulis bekerja di kapal tersebut adalah pelaksanaan kerja yang tidak

    terarah dan perlengkapan keselamatan kerja yang kurang

    diperhatikan.

    Adapun kesimpulan dari bab sebelumnya adalah :

    1. Perawatan kamar mesin yang tidak teratur dikarenakan minimnya

    informasi yang diterima oleh anak buah kapal (ABK) mesin,

    sehingga dalam pelaksanaan kerja tidak ada koordinasi antara

    pimpinan maupun anak buah kapal (ABK) mesin yang lainnya.

    2. Pelaksanaan program kerja yang sudah dikerjakan maupun yang

    belum dikerjakan tidak sesuai dengan prosedur yang tepat

    sehingga dalam pelaksanaan kerja tidak saling berkaitan karena

    pelaksanaan program kerja yang kurang teratur.

    3. Kurangnya kesadaran para anak buah kapal (ABK) mesin dalam

    mentaati peraturan keselamatan dan penggunaan perlengkapan

    keselamatan kerja kurang lengkap sewaktu melakukan aktifitas

    perawatan di kamar mesin.

    4. Kurangnya kwalitas yang bagus dan salah dalam penyimpanan

    peralatan keselamatan kerja sehingga mengakibatkan kerusakan

    pada peralatan tersebut sehingga pada waktu mau digunakan alat-

    alat tersebut tidak berfungsi dengan baik.

  • 26

    B. Saran-saran

    Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas

    tentang pentingnya perawatan di kamar mesin guna menunjang

    keselamatan kerja, maka penulis memberikan saran-saran sebagai

    berikut :

    1. Meningkatkan informasi tentang perawatan kamar mesin kepada

    seluruh anak buah kapal (ABK) mesin sehingga dalam

    pelaksanaan kerja nantinya bisa mendapatkan hasil yang

    maksimal sesuai seperti yang sudah di instruksikan dari pimpinan.

    2. Diharapkan supaya pelaksanaan program kerja yang akan

    dilakukan agar ditingkatkan kembali dengan menganalisa pada

    kondisi yang ada sesuai dengan standart peraturan perusahaan

    sehingga nantinya pelaksanaan program kerja bisa berjalan

    dengan baik dan tepat sasaran.

    3. Agar lebih ditingkatkan kesadaran kepada para anak buah kapal

    (ABK) mesin agar selalu mentaati peraturan keselamatan dan

    menggunakan perlengkapan keselamatan kerja secara lengkap

    sewaktu melakukan aktifitas perawatan di kamar mesin.

    4. Supaya meningkatkan kwalitas peralatan keselamatan kerja dan

    perlu diperhatikan tentang cara penyimpanan peralatan

    keselamatan kerja tersebut dengan benar, agar bisa digunakan

    sewaktu-waktu apabila diperlukan.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Antony Corder .(1988), Teknik Manajemen Pemeliharaan, Penerbit: PT

    Erlangga, Jakarta

    2. J.E. Habibie, NSOS, Manajemen Perawatan Dan Perbaikan

    3. Dr. Bennet N.B Silalahi. MA dan Rumondang B. Silalahi. MPH

    (1995), Manajemen Keselamatan Dan Keselamatan Kerja, Penerbit:

    PT Pustaka Minaman Pressindo, Jakarta

    4. Goenawan Danuasmoro, Manajemen Perawatan (2002) Penerbit:

    Yayasan Bina Citra Samudera, Jakarta

  • 28

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Ship particular .................................................................... Lampiran 1

    2. Crew List ............................................................................ Lampiran 2

    3. Daftar Riwayat Hidup.......................................................... Lampiran 3

    4. Gambar kapal ..................................................................... Lampiran 4

    5. Gambar baju standart keselamatan kerja ......................... ..Lampiran 5

    6. Gambar seorang ABK sedang melakukan perbaikan ......... Lampiran 6

    7. Gambar seorang ABK sedang melakukan perawatan ........ Lampiran 7

    8. Gambar ruang bengkel di kamar mesin .............................. Lampiran 8