006 PENGANTAR TEKNOLOGI

46
MATAKULIAH KONSEP TEKNOLOGI dan LINGKUNGAN INDUSTRI MANUFAKTUR AMERIKA, JEPANG DAN KOREA

description

5

Transcript of 006 PENGANTAR TEKNOLOGI

  • MATAKULIAH

    KONSEP TEKNOLOGI dan LINGKUNGANINDUSTRI MANUFAKTUR AMERIKA, JEPANG DAN KOREA

  • . PENDAHULUANManajemen Timur bercorak verbal, dituturkan secara lisan mengesampingkan penulisan, biasanya akan cepat dilupakan, Manajemen Barat mengedepankan budaya tulis akan mudah dipertahankan, dikembangkan dan dianut di segala penjuru dunia. Itulah sebabnya Manajemen Barat menjadi sangat dominan

  • Ciri-ciri negara majuNEGARA yang mampu memanfaatkan: Warisan-warisan budaya, Kondisi geografis,Watak masyarakat, danSumber daya alam semaksimal mungkin.

  • Negara maju memiliki :Kreativitas,Teknologi yang unik dan Perusahaan-perusahaan terbaik dunia, Sehingga mereka semakin menguasai pasar dan monopoli.

  • Industri Barat maju pesat sejak revolusi industri (1760), kualitas hidup makin membaik dengan munculnya jasa pelayanan kereta api, listrik, kapal api, pabrik gula dan sebagainya. Kemajuan industri makin cepat dengan revolusi mekanisasi ini. Konsep manajemen perbengkelan dari F.W. Taylor (1895), menandai munculnya metoda Scientific Management yang kemudian aplikasinya diperluas, merasionalisasi berbagai dasar pemikiran manajemen, menjadi sistem manajemen ilmiah rasional TaylorA. Perkembangan Industri Barat.

  • Pengembangan dasar pemikiran manajemen itu lebih didasari oleh budaya Barat berciri menonjol dalam kompetisi, sifat individu dan peran rasional otak kiri manusia. Perkembangan itu demikian sukses sehingga industri Barat maju cepat, makin canggih dan membesar skalanya. Puncak industri mobil di Amerika misalnya, ditandai dengan penerapan konsep assembly line atau lini perakitan dari Ford.A.1. Manajemen Industri Amerika sebelum 1970an.

  • Teori X sikap manusia terhadap pekerjaan sangat pasif,

    oleh karena itu perlu penerapan ;* Standarisasi pekerjaan, * Pengawasan, serta * Sistem penggajian berdasarkan prestasi. * Teori X & Teori Y

  • Teori Y sikap manusia terhadap pekerjaan sangat aktif beranggapan bahwa jika manusia diberi motivasi yang cukup, mereka cenderung menikmati pekerjaan mereka secara aktif dan kreatif. Manajer cukup memberi motivasi dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik serta otonomi kepada karyawan maka produktivitas akan meningkat.

  • Teori Y merupakan motor pendorong; - Perencanaan program ruang angkasa pada tahun 1970 dan

    - Komunikasi komputer pada tahun 1980 di Amerika.

  • * Design Based IndustryMenjadi ciri industri Barat, sebelum suatu industri didirikan, perancangan dan perencanaan telah dilakukan secara rinci, layout pabrik, fasilitas, mesin, aliran produk dan bahan, hubungan aktivitas, serta prosedur kerja standar telah ditulis dan didokumentasikan dengan lengkap.

  • Manajemen industri Barat ini terstruktur rapi dan rinci sehingga pengelolaannya terkesan sistematis, akan tetapi struktur ini cenderung kaku, karena memang tidak dirancang untuk mengadaptasi dan mengakomodasi perubahan lingkungan yang mungkin akan timbul.

  • Dalam merancang sistem produksi, suplai komponen dan bahan memerlukan kecanggihan teknologi, yang mencakup sebagian besar hingga keseluruhan aspek industri. Dengan sesedikit mungkin intervensi manusia, kecanggihan komputer diperlukan untuk perancangan ini, mulai dari MRP (Material Requirement Planning), MRP II (Manufacturing Resource Planning) hingga CIM (Computer Integrated Manufacturing).* Dari MRP hingga CIM

  • Dengan lini rakit yang bergerak dengan kecepatan tetap, komponen dari berbagai jenis kemudian dipasok ke setiap proses perakitan akhir, sehingga akhirnya menjadi mobil rakitan lengkap yang keluarsatu persatu dari lini.Metode produksi ini mencerminkan falsafah manajemen bisnis, individualitas orang yang memimpin pabrik dan membentuk budaya hidup karyawan industri. * Assembly Line dari Ford

  • Spesialisasi merupakan inti pembagian kerja manajemen industri Barat.Keunggulan spesialisasi a.l :a. Tenaga kerja yang memenuhi syarat mudah didapatkan sebab dipersyaratkan memiliki ketrampilan terbatas saja, untuk itu keperluan training yang dibutuhkan bisa lebih cepat. b. Upah karyawan bisa lebih rendah dan instruksi maupun kendalinya lebih sederhana. Dengan demikian tingkat mekanisasi dan otomatisasinya bisa menjadi tinggi.* Spesialisasi

  • Di balik kemajuan itu, ternyata diam-diam industri Barat memiliki banyak kelemahan misalnya produk Barat itu dikenal mahal, boros, dan rumit hingga selalu menimbulkan banyak complaint. Problem yang lebih berat lagi, yang membuatbanyak industri bangkrut adalah problem SDM. Kebijakan-kebijakan yang makin menghimpit kesejahteraan buruh membidani cepatnya pertumbuhan serikat pekerja.Makin hari serikat buruh menjadi semakin kuat, sehingga, meskipun produktivitas buruh sedang-sedang saja.B.2. Kelemahan Manajemen Rasional Linear Barat

  • Jepang sangat hati-hati dalam mengembangkan teknologi. Kebijakan mereka kemudian lebih mengandalkan pada kemampuan industri lokal yang ada. Tahun 1952, Jepang memilih mengembangkan industri mobil yang memiliki industri pendukung kuat. Dalam 8 tahun, kemampuan meniru telah dikuasai sehingga produksi telah 100% menggunakan komponen lokal. Produk-produk Baru segera muncul tanpa campur tangan perusahaan induk (Chalmers, 1996).C. Perkembangan Industri Jepang 1950-1995

  • Pada perusahaan Amerika, begitu sistem sudah berjalan, tidak pernah diperbaiki lagi. Peluang inilah yang menumbuhkan ide keunggulan Jepang. Konsep modern Amerika itu diterapkan di Jepang dengan cermat, tetapi penerapannya bertahap, sangat disesuaikan dengan kondisi pekerja dan perusahaan Jepang yang ada.

  • Malahan, industri Jepang menyadari nilai positif dari kebiasaan interaksi sosial ketimuran yang berupa jagongan, gemar berkelompok dan keengganan menonjolkan diri. Tradisi keseharian ini, ternyata sangat sesuai untuk mengatasi kelemahan kekakuan birokrasi rasional ilmiah Barat itu. Budaya rembugan kemudian digunakan secara rutin dan terjadwal untuk mencari usaha-usaha kearah penyempurnaan yang berkesinambung-an dengan melibatkan semua orang.

  • C.1. Kebangkitan Manajemen Industri Jepang Pasca Perang Dunia IIPada akhir Perang Dunia II Jepang harus terikat berbagai pembatasan dalam kegiatan industrinya. Pukulan ini menyebabkan peran utama manusia makin dominan dalam konsep pengembangan industri Jepang, dimulai dengan motivasi harga diri dan semangat mempertahanan hidup. Dengan mengundang pakar-pakar industri Amerika, untuk menerangkan QC dan resep-resep keunggulan industri Barat lainnya, Bangkitlah industri Jepang yang ingin membalas kekalahan dalam perang militer dengan kemenangan perang industri.

  • Mulai tahun 1952-1953 beberapa industri Jepang yaitu Nissan, Isuzu, Hino dan Mitsubishi bekerja sama memproduksi kendaraan di bawah lisensi Austin, Rootes, Renault dan Willys. Komponen lokal mulai dimasukkan. Pada tahun 1960 industri tersebut telah menggunakan 100% komponen lokal (Chalmers,1996).

  • Dengan kunci rahasia sukses industri Amerika, yang didapat melalui Japan Productivity Center itu, digabungkan dengan konsep budaya timur Jepang,

    Empat puluh tahun kemudian muncullah Jepang sebagai raja industri baru, mengalahkan industri Barat dengan jurus mereka sendiri, yaitu manajemen Barat, yang telah dipoles dengan budaya dan nilai-nilai tradisi Jepang, dalam bentuk pola kerja Kaizen.

  • C.2. Sintesa Manajemen Industri Barat dengan Budaya TimurBlessing in disguise, karena banyak keterbatasan yang dihadapi dalam pengembangan industri Jepang sehingga konsep rahasia sukses Barat yang diterapkan Jepang harus bertahap, sangat disesuaikan dengan kondisi pekerja dan perusahaan yang ada. Kalau keadaan memaksa konsep industrialisasinya yang disesuaikan. Konsep dasarnyapun akhirnya berubah,

  • Sistem industri yang di Barat berupa design-based-industry, teraplikasi di Jepang menjadi continually-improved-based-industry, industri yang pelaksanaannya secara kontinu diperbaiki tahap demi tahap dengan melibatkan semua unsur manusia di dalamnya.

  • Tabel Perbedaan Ciri Manajemen Kaizen, Jepang dengan ciri Manajemen Inovasi Barat

    Ciri Manajemen KaizenCiri Manajemen Inovasi BaratDampakJangka & berlangsung lama, tetapi tdk dramatisJangka pendek, tetapi dramatisKecepatanLangkah pendekLangkah panjangKerangka waktuTerus menerus dan meningkatSebentar-sebentar dan tidak meningkatPerubahanBerangsur angsur dan tetapMendadak dan mudah berubahKeterlibatan Setiap orangMemilih beberapa juaraAncanganKolektivisme, Kerja Tim, ancangan systemIndividualisme murni, ide dan usaha individualCaraPemeliharaan dan penyempurnaanMembongkar dan membangun kembali

  • Tabel Perbedaan Ciri Manajemen Kaizen, Jepang dengan ciri Manajemen Inovasi Barat

    Ciri Manajemen KaizenCiri Manajemen Inovasi BaratPendorongPengetahuan dan keahlian konvensionalTerobosan teknologi, teori baru, penemuan baruPer-syaratan praktisMemerlukan investasi kecil, tetapi usaha besar untuk memeliharanyaMemerlukan investasi besar, tetapi sedikit usaha untuk memeliharanyaOrientasi usahaManusia dengan Teknologi yang adaTeknologiKriteria evaluasiProses & usaha untuk memperoleh hasil lebih baik.Hasil keuntunganKeuntung-anBerjalan baik dalam ekonomi dengan pertumbuhan lambatLebih sesuai untuk ekonomi dengan pertumbuhan cepat

  • C.3. Keajaiban Solusi Common-Sense dengan Minimalisasi Kecanggihan TeknologiAkibat semangat kerja masyarakat industri Jepang, hasil kerja paguyuban yang secara rajin dan rutin setiap hari berkumpul dan rembukan, meskipun tanpa andalan teknologi canggih, dapat menghasilkan konsep-konsep baru yang akhirnya mampu menggulingkan dominasi industri Amerika (Sutrisno, 2000).

  • * Perubahan Pola FikirJepang menyadari bahwa mereka telah melakukan pemborosan. Bila pemborosan itu bisa disingkirkan, produktivitas pasti naik hingga sepuluh kali. Gagasan inilah yang menandai awal Sistem Produksi Toyota (Ohno,1995).Karyawan keheranan mendengar bahwa untuk mengerjakan pekerjaan satu orang Amerika dibutuhkan sembilan orang Jepang.

  • * Total Productive Maintenance atau TPMUntuk meningkatkan produktivitas, langkah pertama yang paling nalar dan sederhana adalah penerapan prinsip Lima R (5R) yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin, yaitu prinsip penataan tempat kerja yang baik, yang diterapkan dalam rangka mencapai ketertiban, efisiensi maupun disiplin di tempat kerja.

  • * TQC dan TQM untuk Mengejar AmerikaKonsep Mutu diterjemahkan menjadi Quality yang unggul, Cost yang serendah-rendahnya dan Delivery time atau waktu produksi yang sependek mungkin. Dengan demikian consumer akan mendapatkan kepuasan secara maksimal. Untuk mengejar ketinggalan Jepang dalam hal kendali mutu dari industri Amerika, tahun 1950, Dr. Deming didatangkan untuk memberikan kuliah tentang keajaiban industri Amerika dari Quality Control,

  • * Sistem Saran & Gugus Kendali MutuSemua usaha penyempurnaan produk dipikirkan dan dilakukan sebagai usaha kelompok yang melibatkan semua orang. Semua ide pemikiran akan dipertimbang-kan oleh manajemen asalkan membuat proses atau produk LEBIH:Murah, Mudah, Cepat, Baik, Presisi, Praktis, Sederhana, Kompak, Indah, Kuat dsb.

  • * JIT, Filosofi Orijinal Industri JepangSistem just-in-time (JIT) adalah sistem yang menyatukan arus proses keseluruhan, supaya mengurangi pemborosan yang tidak diperlukan, mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas dalam berbagai aktivitas termasuk permintaan suku cadang, sistem inventori, dan manajemen dana. Sistem ini diyakini sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan hasil produksi Jepang unggul dalam pasar dunia.

  • * KAIZEN dan Teknologi yang ada

    Kaizen adalah filosofi kerja yang diturunkan dari hasil sistem pendidikan dan interaksi sosial budaya Jepang yang mengutamakan keharmonisan dan kegiatan bersama. Dampak langsung dari Kaizen adalah produk Jepang yang mencirikan, yang disempurnakan secara berkesinambungan sehingga produk makin lama makin baik kualitasnya dan makin murah harganya

  • * Produksi Berorientasi ProsesKegagalan hasil adalah kegagalan proses, oleh sebab itu kesalahan dalam proses harus ditemukan, dikenali dan diperbaiki.

    Berbeda dengan manajemen Barat berorientasi pada hasil, manajemen industri Jepang berorientasi pada proses. Menemukan kesalahan itu sangat penting, karena hal ini berarti pula menemukan peluang untuk perbaikan.

  • Penemuan itu akan ditindaklanjuti dengan perbaikan standar, sehingga diikuti siklus SDCA, Standardize-Do-Check-Action, yang makin lama standar tersebut makin meningkat dan makin sempurna. Dalam manajemen dikenal pula siklus PDCA, yaitu Plan-Do-Check-Action

  • * Berbicara dengan Data.Konsep ini merupakan revolusi budaya yang dilakukan manajemen industri Jepang. Ciri menonjol dari industri Jepang adalah mengidentifikasi masalah, mengumpulkan, menganalisis data, dan diikuti dengan rekomendasi penyelesaiannya. Bila disetujui, rekomendasi itu kemudian dilaksanakan. Sehingga dalam industri ini dikenal misalnya 7 alat pemecah masalah (diagram Pareto, Ishikawa, sebar, histogram, peta kendali, grafik dan formulir pemeriksaan),

  • C.4. Konsep kekeluargaan, Percaya Masa Depan & Harga DiriAkoi Morita presiden direktur Sony misalnya, mengemukakan bahwa: " Misi penting dari manajer Jepang adalah membentuk hubungan sehat dengan pegawai, membina rasa seperti keluarga dalam perusahaan, suatu "rasa" bahwa pekerja dan manajer merasa satu nasib . Betapapun bagus dan suksesnya anda, bisnis dan masa depan anda akan berada di tangan orang-orang yang bekerja pada anda" (Marshall,1998). Rasa sekeluarga inilah yang mendorong semangat kerja karyawan yang demikian kuat.

  • * Teori X dan Y diganti Teori ZTeori Z yang memanfaatkan keunggulan interaksi sosial positif karyawan-manajer di Jepang menekankan efisiensi teknologi dengan menyesuaikan teknologi negara maju sesuaibudaya Jepang dan menguasai pasar dunia melalui gerakan QC --> QI, pengurangan biaya dan Just-In-Time setelah Olimpiade Tokyo (1964). Teori Z sangat sesuai dalam usaha percepatan pertumbuhan industri Jepang, tetapi tak ada jaminan hal ini berlaku bila dilaksanakan apa adanya di tempat

  • * Manajemen OtotBerbeda dengan manajemen industri Barat yang lebih menekankan pada kerja otak pada saat perancangannya, manajemen industri Jepang lebih mengandalkan kerja otot atau kerja keras. Setiap ditemukan dan diidentifikasi permasalahan baru, yang selalu dianggap sebagai peluang untuk perbaikan, dikumpulkan data-data, kemudian dilakukan analisis dan kemudian memberikan rekomendasi tindakan perbaikan.

  • * Mendefinisikan SainganDalam interaksi antar industri Jepang, persaingan dipahami ibarat pergulatan di antara anak harimau. Mereka bergulat agar dalam perburuan nantinya terampil dalam menangkap mangsa, bukan untuk saling melukai apalagi saling membunuh. Industri Jepang pun tumbuh dan tetap rukun hingga saat ini.

    Nampak di sini bahwa nasionalisme dan imperialisme teknologi merupakan ciri dari masa transisi memasuki abad informasi di penghujung abad dua puluh.

  • C.5. Penyelesaian Manajemen NonlinierMemang pada awalnya sifat industri masyarakat paguyuban, yang lebih mementingkan nilai-nilai sosial dan mengunggulkan peran otak kanan untuk berpikir holistis-empiris dengan ciri emosional menonjol, dengan mudah terbabat habis diungguli oleh sifat industri masyarakat patembayan yang kompetitif, mengutamakan sifat individu dan memuja keunggulan kerja otak kiri.

  • Akan tetapi kemudian, dengan menakjubkan industri Jepang membuktikan bahwa, setelah akumulasi waktu, penggabungan konsep patembayan ke dalam konsep paguyuban ternyata menghasilkan sistem yang jauh lebih unggul. Menerapkan "manajemen rasional" tetapi dengan lebih dahulu melalui proses asimilasi, baru kemudian perkawinan dengan budaya lokal, ternyata lebih berhasil, bahkan hanya perlu pengorbanan minimal. Kelambatan proses difusi yang dirasakan pada awalnya akan dibayar dengan pesatnya laju perkembangan di kemudian hari.

  • * Proses Berikut adalah KonsumenSemua pekerjaan pada dasarnya terselenggara melalui serangkaian proses, dan masing-masing proses memiliki pemasok maupun konsumen. Proses berikut harus selalu diperlakukan sebagai konsumen. Aksioma ini merujuk pada dua macam konsumen, yaitu konsumen internal dan pelanggan eksternal yang berada di pasar. Bila hal ini dapat dipakai sebagai dasar komitmen untuk tidak boleh menerima cacat, membuat cacat dan meneruskan cacat kepada proses berikutnya,

  • Teori W KoreaProf. Myun W. Lee (Lee, 1996), bapak industri Korea, menerangkan Teori W, yang menyatakan bahwa agar suatu negara dapat berkembang dan tumbuh terus menerus, maka negara tersebut karus memiliki falsafah manajemen sendiri dan memiliki pola pikir yang dapat bersaing dengan negara maju. Negara tersebut harus menentukan pula pola perkembangan industri yang berdasarkan latar belakang kultural, historis, ciri khas masyarakat dan sumberdaya alam yang unik supaya bisa diakui sebagai negara yang mandiri

  • Amerika Serikat, Jepang, akhirnya Korea Selatan telah melakukan perkembangan pola industri yang berdasarkan latar belakang kultural, historis, ciri khas masyarakat dan sumberdaya alam yang unik mereka. Kejayaan industri - Amerika diperoleh akibat pengembangan budaya kerja masyarakat Barat, - Jepang didapatkan akibat pengembangan budaya Timur yang diperkaya dengan manajemen Barat.

  • Demikian pula strategi pengembangan industri Korea Selatan, yang oleh Myun W. Lee dilukiskan secara simbolik dalam cerita a) Perlombaan kelinci dan kura-kura dan b) Perlombaan sapi, tikus dan lebah.

  • Sumber ; Dr. Ir. Sutrisno, MSME, Industri Manufaktur Amerika, Jepang, Korea & Gagasan Pengembangan Industri Teknologi Indonesia