00. Kebijakan Dan Orientasi Program Pengawas

34
KEBIJAKAN DAN ORIENTASI PROGRAM PELATIHAN PENGUATAN KEMAMPUAN PENGAWAS SEKOLAH DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

description

kebijakan

Transcript of 00. Kebijakan Dan Orientasi Program Pengawas

KEBIJAKAN DAN ORIENTASI PROGRAMPELATIHAN

PENGUATAN KEMAMPUAN

PENGAWAS SEKOLAH

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

2010

Direktorat Tenaga Kependidikan

Kompleks Perkantoran Kemendiknas Gedung D Lantai 12

Jl. Jenderal Sudirman Pintu 1 Senayan Jakarta Telp. (021) 57974112Fax. (021) 57974113Website : http://www.tendik.orgKATA PENGANTARUndang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya. yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Tugas pokok guru adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas di atas guru perlu dibimbing dan dilatih oleh supervisor/pengawas sekolah melalui kegiatan supervisi akademik dan pelatihan profesional guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah dinyatakan ada enam dimensi kompetensi pengawas sekolah/madrasah, yaitu dimensi kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan dimensi kompetensi sosial.

Untuk mewujudkan keenam kompetensi tersebut perlu dilakukan penguatan kompetensi pengawas sekolah khususnya kompetensi supervisi akademik melalui kegiatan pelatihan bagi pengawas sekolah. Penyelenggaraan pelatihan untuk penguatan kompetensi pengawas sekolah/madrasah dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPMP. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan bahan kebijakan dan orientasi program ini dalam rangka peningkatan mutu pengawas sekolah di Indonesia.

Jakarta, Januari 2010

Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga KependidikanProf. Dr. Baedhowi, M.SiNIP. 19490828 197903 1 001DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..I

DAFTAR ISI ..I

A. Pendahuluan ..................................................1

B. Landasan Hukum ...3

C. Tujuan ............................................................4

D. Hasil yang Diharapkan ...6

E. Strategi Pelaksanaan .....................................7

F. Struktur Program dan Materi ...............9

G. Bahan Ajar dan Buku Sumber .............10

H. Kegiatan Belajar .........11

I. Evaluasi dan Sertifikasi .13

J. Pelaporan ....14

K. Tata Tertib Peserta ........................................15

A. PENDAHULUAN

Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 Tentang Guru dan Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah, perlu didukung oleh program penguatan kompetensi pengawas sekolah melalui kegiatan pelatihan penguatan kemampuan pengawas sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan melalui PPPPTK dan LPMP. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru pasal 15 ayat (4) huruf (d) dinyatakan bahwa kewajiban guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan adalah melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan. Oleh sebab itu tugas pengawas satuan pendidikan adalah (1) melakukan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial dan (2) melakukan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran/pembimbingan. Dengan kata lain pengawas sekolah berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Dalam rangka memperoleh pemahaman bersama tentang Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas sekolah perlu disusun bahan kebijakan dan orientasi program yang akan dilaksanakan oleh PPPPTK maupun oleh LPMP. Pelaksanaan pelatihan pengawas sekolah mengacu kepada Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah sebagaimana dinyatakan dalam Permendiknas Nomor 12 tahun 2007. Salah satu dimensi kompetensi pengawas sekolah yang dinilai paling relevan dengan peningkatan kompetensi guru adalah dimensi kompetensi supervisi akademik.

Melalui peningkatan kompetensi supervisi akademik, pengawas sekolah akan memiliki kemampuan membimbing/melatih guru dalam melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan yang dapat menumbuh-kembangkan potensi siswa agar lebih kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, dan berjiwa wirausaha.

Berdasarkan pertimbangan di atas maka pada tahun 2010 Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan Nasional melalui PPPPTK dan LPMP memprogramkan penguatan kompetensi pengawas sekolah melalui pelatihan kompetensi supervisi akademik. Output dari kegiatan pelatihan tersebut adalah terwujudnya pengawas sekolah yang memiliki kemampuan membimbing guru agar lebih profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga dapat menumbuhkembangkan peserta didik untuk berpikir kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis dan berjiwa wirausaha. B. LANDASAN HUKUM

Penyelenggaraan program penguatan kemampuan pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan profesional guru didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan.8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Penjaminan Mutu Pendidikan. C. TUJUAN

1. Tujuan umum: Peserta memiliki keterampilan melaksanakan supervisi akademik dan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat membimbing guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah dan berjiwa wirausaha.

2. Tujuan khusus: Tujuan In Service Learning 1:

a. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengawas dalam melakukan supervisi akademik dan membimbing guru dalam pengembangan model-model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta pelaksanaan penelitian tindakan kelas. b. Untuk mengembangkan paradigma baru kepengawasan akademik sehingga mampu membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah dan berjiwa wirausaha.c. Untuk memberikan bekal dalam menyusun Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) pada tahap On Service Learning selama 1 bulan.1. Tujuan On The Job Learninga. Memberikan kesempatan bagi peserta pelatihan untuk mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan supervisi akademik dan pembimbingan PTK yang telah dituangkan dalam action plan. b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendapatkan pengalaman dan pembelajaran melalui praktik supervisi akademik dengan paradigma, pendekatan dan teknik-teknik yang telah diperolehnyaTujuan In Service Learning 2:

a. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalaman hasil in-service learning 1 dan on service learning.b. Mengetahui peningkatan kemampuan yang dicapai peserta.

c. Mendapatkan bahan masukan berkenaan dengan pelaksanaan on service learning. D. HASIL YANG DIHARAPKANHasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terwujudnya pengawas sekolah yang terampil dalam: membimbing guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis PAIKEM dan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, yang dapat menumbuhkembangkan peserta didik berpikir kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis dan berjiwa wirausaha.Melalui hasil pelatihan tersebut di atas maka pengawas sekolah akan dapat melaksanakan tugas sebagai supervisor pendidikan khususnya dalam melaksanakan supervisi akademik dan pelatihan/ pembimbingan kemampuan profesional guru.

E. STRATEGI PELAKSANAAN

Kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan pendekatan in-service learning, on-service learning, in- service learning (in-on-in). Dalam pengertian, pelatihan ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

1. In-Service Learning tahap 1, yaitu kegiatan pelatihan sebanyak 50 jam pembelajaran tatap muka yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan melalui PPPPTK dan LPMP. Kegiatan diisi pembahasan materi model-model pembelajaran PAIKEM, pembimbingan penelitian tindakan kelas, teknik-teknik supervisi akademik, evaluasi diri sekolah (EDS) dan manajemen perubahan serta penyusunan Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) dalam bentuk rencana tindak (action plan) yang dilakukan pada kegiatan on-service learning. 2. On-Service Learning, yaitu kegiatan implementasi Rencana Kepengawasan Akademik hasil in-service learning tahap 1 pada sekolah binaan masing-masing peserta. Kegiatan dilakukan melalui pembimbingan guru dalam mewujudkan pembelajaran model PAIKEM, penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik-teknis supervisi akademik yang tepat. On-service learning dilaksanakan selama 1 bulan setelah selesai mengikuti in-service learning tahap 1. Selama peserta pelatihan melaksanakan kegiatan on-service learning dilakukan pemantauan oleh PPPPTK dan/atau LPMP.

3. In-Service Learning tahap 2, yaitu kegiatan evaluasi dan refleksi melalui pengumpulan portofolio, presentasi, dan pembahasan hasil implementasi lapangan (on-service learning). Kegiatan in-service learning tahap 2 dilakukan sebanyak 20 jam tatap muka.

Secara skematik strategi pelaksanakan di gambarkan sebagai berikut :

F. STRUKTUR DAN MATERI PROGRAM

Struktur program dan materi pelatihan penguatan kemampuan pengawas sekolah dijelaskan dalam tabel berikut ini.NOMATA DIKLATJUMLAH JAM

In Service Learning 1

A.UMUM

1.Kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional2 JP

B.POKOK

1.Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa20 JP

2.Model-model Pembelajaran PAIKEM13 JP

3.Membimbing Guru dalam Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas8 JP

4.Teknik-teknik Supervisi Akademik8 JP

5.Evaluasi Diri Sekolah dan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah6 JP

C.PENUNJANG

1.Pemetaan Kompetensi Sekolah3 JP

2.Rencana Tindakan2 JP

3.Pre dan Post Test2 JP

Jumlah64 JP

On The Job Learning

Pelaksanaan rencana tindakan di sekolah1 bulan

(88 JP)

In Service Learning 2

1.Presentasi hasil On the Job Learning10 JP

2.Penilaian Portofolio 5 JP

3.Refleksi Pelatihan5 JP

Jumlah20 JP

Jumlah Jam Diklat172 JP

Keterangan : 1 JP @ 45 menit

Penilaian portofolio dilakukan melaui pengecekkan dokumen dan triangulasiG. BAHAN AJAR

Bahan ajar yang digunakan dalam pelatihan ini berupa modul/referensi, yang dihasilkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan tahun 2008 -2009 dan beberapa rujukan yang relevan dari program; Bermutu, JICA, USAID, AUSAID, UNICEF, UNESCO, atau bahan lain yang relevan dengan tujuan dan materi pelatihan penguatan kompetensi pengawas sekolah yaitu :1. Bahan-bahan Pelatihan Pembelajlaran Aktif Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). 2. Bahan-bahan Pelatihan Supervisi Akademik

3. Bahan-bahan Pelatihan Pembimbingan Penelitian Tindakan Kelas

H. METODE PELATIHANPelatihan Pengawas Sekolah dalam rangka penguatan kemampuan dilaksanakan berdasarkan atas kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap peserta sehingga setelah mereka mengikuti program pelatihan akan mampu melakukan sesuatu (the ability to do something). Kurikulum, penyelenggaraan, dan evaluasi, serta sertifikasi penguatan harus mengacu pada kompetensi yang harus dimiliki dan yang diperlukan oleh peserta pelatihan agar mereka mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Mengingat setelah mengikuti program penguatan para peserta harus mampu melakukan sesuatu, maka proses pembelajaran yang paling tepat adalah menggunakan experiential learning yang jenis-jenisnya banyak, misalnya:

1. Curah pendapat dan dialog interaktif dengan peserta diklat,

2.Diskusi kelompok/kelas,

3.Refleksi diri,

4.Praktik,

5.Penugasan individual dan kelompok menyusun RKA tentang pembelajaran kreatif-inovatif, dan PTK

6.Demonstrasi/simulasi model pembelajaran berbasis PAIKEM antara lain; Pembelajaran kontekstual, Tepadu, dan PembelajaranTematik. 7.Bermain peran, dan berbagai metode pembelajaran lain yang relevan.

Lebih lanjut, pelatihan kompetensi pengawas sekolah akan efisien dan tidak membosankan apabila hasil-hasil belajar dan pengalaman sebelumnya diakui sebagai dasar penetapan program pelatihan.

I. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan pembelajaran selama pelatihan berlangsung diselenggarakan dengan pentahapan sebagai berikut 1. Pendahuluan

Kegiatan pokok pendahuluan berisi pengkondisian peserta pelatihan dengan berbagai strategi, pemberian motivasi pelatihan dan tujuan pelatihan yang akan dilaksanakan pada masing-masing mata diklat.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, dikembangkan kegiatan-kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, dengan berorientasi PAIKEM dengan pendekatan andragogi.

a. Pada kegiatan eksplorasi, fasilitator dapat mengetengahkan permasalahan-permasalahan yang dijadikan pemicu sehingga peserta diklat mengeksplorasikan apa yang telah dipahami dan dikuasinya.

b. Kegiatan elaborasi dapat dilakukan antara lain melalui metode diskusi, demonstrasi, simulasi, pemecahan masalah, games, serta metode lainnya.c. Konfirmasi

Kegiatan konfirmasi dilakukan untuk memberikan penguatan terhadap penguasaan materi yang telah dibahas. 3. Kegiatan Penutup.

Kegiatan penutup terdiri atas kegiatan refleksi, evaluasi, serta informasi tentang penugasan pada kegiatan on service learning.J. EVALUASI DAN SERTIFIKASI

Dalam pelatihan penguatan kompetensi pengawas sekolah diperlukan adanya evaluasi yang berkelanjutan. Evaluasi meliputi (a) evaluasi peserta selama mengikuti kegiatan pelatihan penguatan kompetensi pengawas sekolah, dan (b) evaluasi penyelenggaraan pelatihan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penyelenggaraan pelatihan dari segi tujuan, program, materi, strategi dan metode pembelajaran, narasumber, dan proses penyelenggaraan pelatihan. Instrumen penilaian disusun oleh lembaga penyelenggara pelatihan. Rambu-rambu atau kisi-kisi instrumen penilaian peserta dan evaluasi penyelenggaraan disajikan pada lampiran 10.

Peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) yang diterbitkan oleh penyelenggara pelatihan. Contoh Format STTPP disajikan pada lampiran 12.Kriteria keberhasilan peserta pelatihan ditetapkan sebagai berikut :a. Mematuhi tata terib yang berlakub. Kehadiran dalam setiap sesi secara keseluruhan minimal 90%.c. Menunjukkan kreativitas setiap sesi kegiatan dibuatkan learning logd. Melaksanakan kegiatan on service learning sesuai rencana dan tepat waktu, yang dibuktikan dengan portofolio.e. Memperoleh nilai rata-rata minimal 76 dari skala 100, baik untuk penguasaan materi, portofolio, maupun presentasi K. PELAPORAN HASIL

Laporan pelatihan penguatan kemampuan pengawas sekolah terdiri atas 2 jenis laporan, yaitu :

1. Laporan individual peserta merupakan rekaman kegiatan pelaksanaan tugas dan tagihan-tagihan yang ditugaskan, yang meliputi kegiatan on sevice learning. Sistematika laporan individual.2. Laporan penyelenggaraan pelatihan disusun oleh panitia penyelenggara kepada Ditjen PMPTK, yang meliputi kegiatan in service learning-1, on service learning, dan in service learning-2. Sistematika laporan penyelenggaraan pelatihan. L. TATATERTIB PESERTA

1. Tata Tertib Administrasi

Peserta fasilitasi segera melapor kepada panitia penyelenggara dan menyerahkan berkas administrasi terdiri atas:

a.Surat tugas dari pimpinan/atasan langsung

b.SPPD yang ditandatangani oleh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atau pejabat yang berwenang dan distempel.

c.Mengisi biodata.

d.Pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar.

e.Surat keterangan sehat dari dokter2. Tata Tertib Akademis

a.Peserta dianjurkan membawa lap top serta perlengkapan yang diperlukan.

b. Hadir di ruang sidang lima belas menit sebelum acara kegiatan dimulai dan wajib mengikuti semua sesi kegiatan.c.Peserta diwajibkan mengisi daftar hadir.d.Peserta diwajibkan berpakaian rapi dan sopan selama kegiatan berlangsung, khusus pria memakai dasi. g.Pada saat penyajian materi berlangsung di dalam ruangan/kelas, setiap peserta dilarang makan, minum, merokok dan mengaktifkan handphone.

h.Peserta diwajibkan memakai tanda pengenal pada saat mengikuti kegiatan.

3. Tata Tertib Akomodasi Konsumsi

a.Peserta wajib menerima pengaturan tempat yang telah ditentukan oleh panitia pelaksana dan menempati kamar yang telah disediakan

b.Peserta bila:

1) Menerima tamu, harus melapor kepada panitia atau satpam dan tidak diperkenankan menerima tamu dalam kamar.

2) Meninggalkan tempat pelatihan, wajib meminta surat izin dari panitia/petugas di sekretariat panitia dan menyerahkan kunci kamar kepada petugas.

3) Meninggalkan kamar, baik untuk mengikuti kegiatan maupun keperluan lainnya, diharapkan menyimpan barang-barang berharga sebaik mungkin, atau dititipkan pada petugas.

c.Peserta wajib mematuhi jadwal pelayanan konsumsi yang telah ditentukand.Peserta wajib membawa obat-obatan pribadi selama kegiatan, apabila diantara peserta ada yang sakit agar menghubungi sekretariat panitia untuk segera diberi pertolongan dan pengobatan.

e.Peserta diwajibkan menjaga keamanan dan memelihara kebersihan kamar beserta lingkungan.

f.Pada saat memasuki ruang makan peserta tidak diperbolehkan memakai sandal jepit, kaos oblong, celana pendek, kain sarung, atau pakaian tidur.

g.Piring dan gelas kotor harus disimpan di tempat yang telah ditentukan.

h.Hal-hal lain yang belum tercantum dalam tata tertib ini dapat dimusyawarahkan bersama dengan panitia penyelenggara.

In-Service Learning

Tahap 2

In-Service Learning

Tahap 1

On-Service Learning

50 JP

Materi

-Model Pembelajaran PAIKEM

-PTK

-Teknik-teknik Supervisi

-Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

-Manajemen Perubahan

20 JP

Materi

-Penyampaian hasil implementasi Rencana Kepengawasan Akademik

-Pengumpulan portfolio

1 Bulan

Materi

-Implementasi Rencana Kepengawasan Akademik

-Pemanfaatan Bahan Belajar Mandiri (BBM)

Kebijakan dan Orientasi Program Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah12