repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

163
PERSETUJUAN Tesis Berjudul: ANALISIS HADIS SYIAH:METODOLOGI KITAB U¤®L AL-K²F´ KARYA MUHAMMAD BIN YA’Q®B AL-KULAIN´ Oleh: Winda Sari NIM : 91211062435 Dapat disetujui dan disahkan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Master of Arts (MA) pada Program Studi Tafsir Hadis Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara Medan Medan, 21 Maret 2014 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA Dr. Sulidar, M.Ag NIP. 19580815 198503 1 007 NIP. 19670526 199603 1 002

Transcript of repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

Page 1: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

PERSETUJUAN

Tesis Berjudul:

ANALISIS HADIS SYIAH:METODOLOGI KITAB U¤®L AL-K²F´

KARYA MUHAMMAD BIN YA’Q®B AL-KULAIN´

Oleh:

Winda Sari

NIM : 91211062435

Dapat disetujui dan disahkan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Master

of Arts (MA) pada Program Studi Tafsir Hadis

Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara – Medan

Medan, 21 Maret 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA Dr. Sulidar, M.Ag

NIP. 19580815 198503 1 007 NIP. 19670526 199603 1 002

Page 2: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

1

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Winda Sari

NIM : 91211062435

Tempat/tgl. Lahir : Tanjung Morawa, 15 Desember 1989

Pekerjaan : Mahasiswa Prog. Pascasarjana IAIN-SU Medan

Alamat : Jalan Murai No. 96C Perbaungan-Serdang Bedagai

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “ANALISIS HADIS

SYIAH: METODOLOGI KITAB U¤®L AL-K²F´ KARYA MUHAMMAD

BIN YA’Q®B AL-KULAIN´” benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan

yang disebutkan sumbernya.

Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya

menjadi tanggungjawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Medan, 21 Maret 2014

Yang membuat pernyataan

Winda Sari

Page 3: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

2

Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA Dr. Sulidar, M.Ag

NIP. 19580815 198503 1 007 NIP. 19670526 199603 1 002

Tesis berjudul ANALISIS HADIS SYIAH: METODOLOGI KITAB

U¤®L AL-K²F´ KARYA MUHAMMAD BIN YA’Q®B AL-KULAIN´ an.

Winda Sari, NIM 91211062435 Program Studi Tafsir Hadis telah

dimunaqasyahkan dalam Sidang Munaqasyah Program Pascasarjana IAIN-SU

Medan pada tanggal 10 Mei 2014.

Tesis ini telah diterima untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Master

of Arts (MA) pada Program Studi Tafsir Hadis.

Medan, 10 Mei 2014

Panitia Sidang Munaqasyah Tesis

Program Pascasarjana IAIN-SU Medan

Ketua, Sekretaris,

(Prof. Dr. Katimin, M.Ag) (Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag)

NIP. 19650705 199303 1 003 NIP. 19650212 199403 1 001

Page 4: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

3

Anggota

1.(Prof. Dr. Katimin, M.Ag) 2. (Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag)

NIP. 19650705 199303 1 003 NIP. 19650212 199403 1 001

3.( Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA) 4. (Dr. Faisar Ananda, MA)

NIP. 19580815 198503 1 007 NIP. 19640702 199203 1 003

Mengetahui

Direktur PPs IAIN-SU

(Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA)

NIP. 19580815 198503 1 007

Page 5: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

4

ABSTRAK

Nama : Winda Sari

NIM/Jurusan : 91211062435/Tafsir Hadis

Pembimbing I : Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA

Pembimbing II : Dr. Sulidar, M.Ag

Judul Tesis : ANALISIS HADIS SYIAH: METODOLOGI KITAB

U¤®L AL-K²F´ KARYA MUHAMMAD BIN YA’Q®B

AL-KULAIN´

Syiah adalah salah satu ajaran yang dinilai menyimpang dan sesat. Di

antara ajarannya yang menyimpang adalah mengenai Alquran. Ajaran lain yang

dianggap menyimpang adalah mengenai konsep imam bagi Syiah. Keseluruhan

ajaran tersebut terdapat dalam Kitab U¡­l al-K±f³, sebagai rujukan utama Syiah.

Sehingga perlu penelitian tentang kitab tersebut terkait isinya tentang Alquran dan

imam. Penelitian tersebut dilakukan dengan penelitian perpustakaan (library

research), dengan metode analisis data, berdasarkan data primer dan sekunder.

Hasil penelitian adalah tentang metodologi AL-KULAIN´ dalam

menyusun kitab U¡­l al-K±f³. Ia menamakan awal pembahasan dengan kitab, dan

sub bahasan dengan bab; Kebanyakan hadis yang ditulis adalah hadis mu’an’an;

menyebutkan lafaz ta¥ammul wa al-ad±’ pada beberapa hadis; Khusus pada

Abw±b at-T±r³kh, pada bab maulid, ia menuliskan sejarah singkat tentang tokoh

yang dibahas, lalu dilanjutkan dengan hadis; al-Kulain³ tidak menyebutkan

seluruh sanad; dan sebagian besar hadis adalah perkataan imam syiah, bukan

sabda Rasulullah saw.

Di dalam U¡­l al-K±f³, terdapat satu bahasan berjudul Kit±b Fa«l

Alquran, terdiri dari 14 bab, berisi 125 hadis tentang Alquran, dan satu bahasan

berjudul Kit±b al-Hujjah, terdiri dari 110 bab, berisi 765 hadis tentang imam.

Kedua bahasan tersebut hadis-hadis yang berisi tentang keraguan terhadap

otentikasi Alquran. Disebutkan bahwa jumlah ayat Alquran sebenarnya adalah

17.000. Selain itu, di dalam kitab U¡­l al-K±f³ juga disebutkan tentang pengertian

imam, bahwa imam mendapat wahyu sebagaimana para nabi dan rasul. Seorang

imam juga diyakini mengetahui hal-hal gaib, termasuk waktu ia akan meninggal.

Di dalam kitab ini juga disebutkan beberapa penafsiran ayat Alquran yang

dikaitkan dengan imam.

Page 6: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

5

Dari beberapa hadis yang diteliti, ternyata hadis-hadis tersebut tidak dapat

diterima, sebab bertentangan dengan Alquran dan akal sehat. Sehingga terbukti

bahwa ajaran-ajaran Syiah tentang Alquran dan imam adalah tidak sesuai dan

bertentangan dengan Alquran.

Page 7: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

6

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah swt., Yang Maha

Pengasih dan Penyayang, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik

dengan judul ANALISIS HADIS SYIAH: METODOLOGI KITAB U¤®L AL-

K²F´ KARYA MUHAMMAD BIN YA’Q®B AL-KULAIN´, sebagai syarat

untuk memperoleh gelas Master of Arts (MA) pada program studi Tafsir Hadis.

Shalawat dan salam dihadiahkan kepada Rasulillah saw., para sahabat, keluarga,

dan para pengikutnya sampai akhir zaman kelak.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak. Sehingga dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ibunda Rusmah. Terima kasih yang tidak terhingga, atas setiap air

mata, keringat, dan doa yang senantiasa Engkau panjatkan untuk

anandamu ini. Karena tanpa Ibunda, penulis tidak akan bisa menempuh

jalan sampai sejauh ini.

2. Bapanda Rijaluddin. Tiada kata yang tepat untuk menggambarkan rasa

terima kasih penulis kepada Bapak tercinta, karena atas hasil didikan

dan keringat Beliau, penulis mampu berdiri dan bertahan hingga saat

ini. Mudah-mudahan Allah mengaruniakan umur yang panjang, serta

memudahkan segala urusan dan mengabulkan segala keinginan Bapak.

3. Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA, selaku Pembimbing I. Terima kasih

yang sebesar-besarnya atas perhatian dan kesabaran Beliau dalam

memberikan bimbingan, mudah-mudahan Allah selalu memberikan

Beliau kesehatan dan keberkahan di dalam hidup Beliau.

4. Dr. Sulidar, M.Ag, selaku Pembimbing II. Terima kasih yang setinggi-

tingginya atas bimbingan dan arahan Beliau. Mudah-mudahan ilmu

yang Beliau ajarkan menjadi amal jariyah yang selalu bermanfaat dan

membawa keberkahan.

Page 8: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

7

5. Kak Juli, Bang Iwan, Ipan dan Wita. Terima kasih atas segala

dukungan yang telah diberikan, baik spirit maupun materi. Doa yang

senantiasa penulis panjatkan mudah-mudahan diijabah Allah, untuk

kesuksesan dan keberhasilan kakanda, abangda, dan adik-adik

tersayang.

6. Alif Adlan ar-Rasyid Dalimunthe. Mudah-mudahan menjadi ananda

yang saleh dan selalu sukses.

7. Prof. Dr. Nawir Yuslem, MA, Prof. Dr. Katimin, M.Ag, Prof. Dr.

Amroeni Drajat, M.Ag, dan Dr. Faisar Ananda, MA, selaku penguji

pada sidang munaqasyah tesis ini. Terima kasih atas saran-saran yang

diberikan kepada penulis demi perbaikan tesis ini.

8. Para Dosen Program Pascasarjana, khususnya Jurusan Tafsir Hadis.

Terima kasih kepada Ustaz/Bapak Dosen atas segala ilmunya, mulai

dari semester 1 sampai semester 3. Mudah-mudahan ilmu yang telah

diajarkan menjadi amal baik dan membawa keberkahan.

9. Para Guru penulis, mulai dari Ibtidaiyah, SD, MTs., MAS., sampai

dengan S1, khususnya di lingkungan Al-Washliyah Perbaungan.

Terima kasih atas doa restu dan kerja sama seluruh pihak, sehingga

tesis ini dapat selesai dengan baik.

10. Teman-teman yang telah mendukung, mudah-mudahan Allah

memberikan kebaikan yang sebaik-baiknya kepada mereka.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu dan mendukung selesainya tesis ini. Mudah-mudahan kita semua

selalu diberi Hidayah oleh Allah swt. Jazakumullah jami’an.

Medan, Maret 2014

Penulis

Winda Sari

Page 9: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

8

Page 10: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

9

TRANSLITERASI

Adapun penyalinan huruf Arab ke dalam huruf latin dalam tesis ini adalah

berdasarkan transliterasi berikut:

a. Konsonan

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif اTidak

dilambangkan tidak dilambangkan

Ba b be ب

Ta t te ت

Sa £ es (dengan titik di atas) ث

jim j je ج

ha ¥ ha (dengan titik di bawah) ح

kha Kh ka dan ha خ

dal d de د

zal © zet (dengan titik di atas) ذ

ra r er ر

zal z zet ز

sin s es س

syim sy es dan ye ش

sad ¡ es (dengan titik di bawah) ص

dad « de (dengan titik di bawah) ض

ta ¯ te (dengan titik di bawah) ط

za § zet (dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ koma terbalik di atas‘ ع

gain g ge غ

fa f ef ف

qaf q qi ق

kaf k ka ك

lam l el ل

mim m em م

nun n en ن

waw w we و

ha h ha هـ

hamzah ` apostrof ء

ya y ye ي

Page 11: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

10

b. Vocal

Tanda Nama Huruf latin Nama

Fat¥ah a a ـــ

Kasrah i i ـــ

ammah u u¬ ـــ

c. Maddah

Harkat dan

huruf Nama

Huruf dan

tanda Nama

ــاFat¥ah dan alif

atau ya ±

a dan garis di

atas

Kasrah dan ya ³ ــيi dan garis di

atas

ــو¬ammah dan

waw ­

u dan garis di

atas

d. Ta marbutah

Apabila ta marbutah itu hidup atau mendapat harkat, maka transliterasinya

adalah /t/. Sedangkan apabila mati atau mendapat harkat sukun, maka

transliterasinya adalah /h/.

Page 12: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

11

Page 13: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

12

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... i

PERSETUJUAN ................................................................................................. ii

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

TRASNLITERASI ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 8

C. Batasan Istilah ............................................................................. 9

D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 15

E. Kegunaan Penelitian................................................................... 15

F. Kajian Terdahulu ........................................................................ 16

G. Metodologi Penelitian ................................................................ 16

H. Garis Besar Isi Tesis................................................................... 18

BAB II BIOGRAFI MUHAMMAD BIN YA’Q­B AL-KULAIN´ ...... 19

A. Biografi ...................................................................................... 19

B. Guru dan Muridnya .................................................................... 20

C. Pendapat Para Ulama mengenai al-Kulain³ ............................ 21

D. Karya-karya Al- Kulain³ ....................................................... 23

E. Metodologi Al- Kulain³ dalam U¡­l al-K±f³ .......................... 23

F. Sistematika Pembahasan Kitab U¡­l al-K±f³ .......................... 27

G. Pendapat Ulama mengenai Kitab U¡­l al-K±f³ ....................... 48

H. Derajat Hadis-hadis pada U¡­l al-K±f³ ................................... 49

Page 14: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

13

BAB III ALQURAN DAN KEOTENTIKANNYA DALAM KITAB U¢®L

AL-K²F´ ................................................................... 51

A. Alquran dan Keotentikannya sebagai Sumber Hukum Pertama

Islam ........................................................................................... 51

B. Hadis-hadis Syiah tentang Alquran ............................................ 54

1. Hadis pertama....................................................................... 54

2. Hadis kedua .......................................................................... 54

3. Hadis ketiga .......................................................................... 55

4. Hadis keempat ...................................................................... 55

5. Hadis kelima......................................................................... 56

6. Hadis keenam ....................................................................... 56

7. Hadis ketujuh ....................................................................... 57

8. Hadis kedelapan ................................................................... 57

9. Hadis kesembilan ................................................................ 59

10. Hadis kesepuluh ................................................................... 60

C. Analisis terhadap Hadis-hadis Syiah tentang Alquran .............. 61

1. Hadis pertama ..................................................................... 61

2. Hadis kedua ......................................................................... 63

3. Hadis ketiga ......................................................................... 63

4. Hadis keempat ..................................................................... 64

5. Hadis kelima ........................................................................ 66

6. Hadis keenam ...................................................................... 68

7. Hadis ketujuh ...................................................................... 72

8. Hadis kedelapan .................................................................. 74

9. Hadis kesembilan ................................................................ 77

10. Hadis kesepuluh .................................................................. 79

BAB IV KONSEP DAN KEDUDUKAN “AIMMAH” ............................ 80

A. Pengertian Imam dalam Pandangan Syiah ................................ 80

B. Hadis-hadis tentang Imam dalam Kitab U¡­l al-K±f³ ............. 83

1. Hadis pertama ...................................................................... 83

2. Hadis kedua ......................................................................... 84

3. Hadis ketiga ......................................................................... 85

4. Hadis keempat ..................................................................... 85

5. Hadis kelima ........................................................................ 86

6. Hadis keenam ..................................................................... 87

7. Hadis ketujuh ...................................................................... 88

Page 15: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

14

8. Hadis kedelapan ................................................................. 88

9. Hadis kesembilan ............................................................... 89

10. Hadis kesepuluh ................................................................. 90

11. Hadis kesebelas .................................................................. 90

12. Hadis kedua belas ................................................................ 91

13. Hadis ketiga belas ............................................................... 92

14. Hadis keempat belas ........................................................... 93

15. Hadis kelima belas ............................................................. 93

16. Hadis keenam belas ............................................................. 94

17. Hadis ketujuh belas ............................................................. 94

18. Hadis kedelapan belas ......................................................... 95

19. Hadis kesembilan belas ....................................................... 95

20. Hadis kedua puluh ............................................................... 96

21. Hadis kedua puluh satu ....................................................... 97

22. Hadis kedua puluh dua ........................................................ 97

23. Hadis kedua puluh tiga ....................................................... 98

C. Analisis terhadap Hadis-hadis tentang Imam dalam Kitab U¡­l al-

K±f³ .......................................................................................... 99

1. Hadis pertama ...................................................................... 99

2. Hadis kedua ....................................................................... 104

3. Hadis ketiga ........................................................................ 105

4. Hadis keempat .................................................................... 107

5. Hadis kelima ....................................................................... 107

6. Hadis keenam .................................................................... 110

7. Hadis ketujuh ..................................................................... 111

8. Hadis kedelapan ................................................................ 113

9. Hadis kesembilan .............................................................. 115

10. Hadis kesepuluh ................................................................ 116

11. Hadis kesebelas ................................................................. 118

12. Hadis kedua belas ............................................................... 119

13. Hadis ketiga belas .............................................................. 121

14. Hadis keempat belas .......................................................... 123

15. Hadis kelima belas ............................................................ 125

16. Hadis keenam belas ............................................................ 126

17. Hadis ketujuh belas ............................................................ 128

18. Hadis kedelapan belas ........................................................ 130

19. Hadis kesembilan belas ...................................................... 131

20. Hadis kedua puluh .............................................................. 133

21. Hadis kedua puluh satu ...................................................... 135

22. Hadis kedua puluh dua ....................................................... 137

Page 16: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

15

23. Hadis kedua puluh tiga ...................................................... 139

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 142

A. Kesimpulan .............................................................................. 142

B. Saran ......................................................................................... 144

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 145

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 150

Page 17: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang menghendaki perdamaian. Tidak satu pun

ajarannya menghendaki permusuhan dan perpecahan. Hal ini berlaku bagi

seluruh muslim di negeri manapun ia berada. Hal tersebut juga berlaku dalam

keadaan apapun. Sehingga Islam senantiasa memegang peran dan porsinya

sebagai ra¥mah li al-‘±lam³n, rahmat bagi sekalian alam.

Perdamaian yang dikehendaki Islam tidak hanya berlaku pada satu

masa. Hal tersebut menjadi tujuan yang ingin dicapai sejak awal lahirnya

Islam sampai akhir masa nanti. Sehingga ajaran Islam tidak hanya berlaku

pada masa Nabi Muhammad saw. dan para sahabat. Ajaran-ajarannya

diharapkan mampu menciptakan perdamaian pada masa-masa setelahnya

hingga akhir zaman.

Allah swt. berfirman:

Page 18: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

17

Dan berpeganglah teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah,

dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah

kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu

Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu

menjadi bersaudara; sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi

jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana.

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar

kamu mendapat petunjuk.1 (QS. Ali Imran: 103)

Muhammad ‘Ali ash-¢±b­n³ menyebutkan dalam kitabnya ¢afwah at-

Taf±sir bahwa maksud firman Allah “واعتصموا بحبل هللا جميعا وال تفرقوا” adalah

berpeganglah kalian semua pada agama dan kitab Allah, dan janganlah

bercerai berai, dan jangan pula berselisih dalam urusan agama sebagaimana

bercerai berai kaum Yahudi dan Nasrani sebelum kalian.2

Dengan demikian, ayat tersebut dapat dipahami mengandung perintah

untuk berpegang teguh pada agama Allah, dan melarang terjadinya

perpecahan. Sebab perpecahan bukanlah misi agama Islam, yang merupakan

agama pembawa kedamaian dan persatuan.

Perintah menjaga persatuan dan larangan agar tidak bercerai berai juga

terdapat dalam hadis Nabi saw.:

حدثين زهري بن حرب حدثنا جرير عن سهيل عن أبيه عن أيب هريرة قال قال رسول

اهلل صلى اهلل عليه وسلم إن اهلل يرضى لكم ثالثا ويكره لكم ثالثا يرضى لكم أن

1 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya Special for Women (Bandung: PT

Sygma Examedia Arkanleema, 2009), h. 63. 2 Muhammad ‘Al³ A¡-¢±b­n³, ¢afwah at-Taf±sir (Beirut: Maktabah al-‘A¡riyah, 2010

M/1431 H) Juz Awwal, h. 186.

Page 19: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

18

تعبدوه والتشركوا به شيئا وأن تعتصموا حببل اهلل مجيعا وال تفرقوا ويكره لكم ثالثا

.املالقيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة Menceritakan kepadaku Zuhair bin ¦arb, menceritakan kepada kami Jar³r

dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw.

bersabda:Allah menyukai 3 hal darimu, dan Allah membenci 3 hal darimu.

Allah menyukai kamu menyembah-Nya dan tidak menserikatkannya dengan

apapun, kamu berpegang dengan tali (agama)-Nya dan janganlah bercerai

berai. Dan yang tidak disukai-Nya darimu adalah “qiila wa qaala”, banyak

bertanya dan membuang-buang uang. 3

Dari matan Hadis di atas dapat dipahami bahwa perintah berpegang

teguh kepada Allah dan tidak bercerai berai termasuk salah satu hal yang

Allah sukai dari para hamba-Nya. Sehingga para hamba diharapkan dapat

menjaga persatuan dan menghindari perpecahan.

Jika pada awal Islam perdamaian nampak terealisasi dalam kehidupan.

Hal ini mulai berubah pada masa Khalifah Utsman. Beberapa alasan kerap

menjadi alasan perpecahan. Salah satunya adalah permasalahan politik yang

berkaitan dengan kekhalifahan. Sehingga pada waktu itu Islam mengalami

perselisihan dan perpecahan.

Beberapa kelompok mulai bermunculan pada akhir masa kekhalifahan

Usman. Bahkan perpecahan semakin berlanjut sehingga muncul lebih banyak

kelompok dalam Islam, seperti Syiah dan Sunni. Tiap kelompok seolah

melupakan misi Islam yang menyerukan kepada persatuan dan kesatuan,

bukan perpecahan. Berbagai argumen menjadi pegangan bagi kelompok

masing-masing. Sehingga Islam pada waktu itu menjadi terpecah-belah.

Munculnya kelompok-kelompok tersebut kian hari semakin

meresahkan bagi umat Islam. Umat Islam yang semestinya menyatukan

kekuatan malah terpecah menjadi berkelompok-kelompok. Hal ini

3 Ab­ Al-¦usain Muslim bin Hajj±j an-Nais±b­r³, Al-J±mi’ a¡-¢ah³h Kit±b al-Aq«iyah

(tt.: at-°ab’ah at-Turkiyah, tth.) Juz 4, h. 130.

Page 20: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

19

dikhawatirkan akan menjadi penyebab lemahnya umat Islam. Selain itu,

kelompok-kelompok tersebut semakin mengibarkan benderanya, tidak hanya

di belahan bumi bagian Timur Tengah, tetapi telah meluas sampai ke Negara-

negara Asia, termasuk Indonesia.

Kekhawatiran dan kecemasan umat Islam semakin terlihat ketika

ternyata di antara kelompok-kelompok tersebut ditemukan tanda-tanda

kesesatan. Perbedaan dalam masalah fur­’iyah bukanlah menjadi

permasalahan bagi umat Islam. Akan tetapi tanda-tanda kesesatan tersebut

terlihat pada perbedaan-perbedaan pendapat dalam masalah-masalah u¡­liyah.

Hal ini menjadi perhatian serius bagi seluruh kalangan masyarakat, termasuk

para ulama yang berperan memberi arahan kepada umat Islam yang masih

buta akan tanda-tanda faham yang sesat.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai satu lembaga berwenang

dalam hal ini menunjukkan perhatiannya terhadap permasalahan di atas.

Sejak didirikan pada tahun 1975, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mulai

menunjukkan perannya. Eksistensinya yang dibutuhkan masyarakat juga

menjadikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini sebagai pemberi fatwa dalam

berbagai bidang kehidupan, mulai dari masalah ibadah, sosial, sampai kepada

permasalahan sains teknologi dan kedokteran, terlebih lagi masalah akidah,

termasuk kelompok-kelompok yang ajarannya dianggap menyimpang dan

sesat.

Salah satu kelompok yang dinyatakan sesat dan menyimpang adalah

kelompok syiah, khususnya syiah imamiyah/itsna ‘asyariyah. Meskipun pada

awalnya fatwa ini bukan berasal dari Majelis Ulama Indonesia Pusat,

melainkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi Jawa Timur. Akan

tetapi kemudian ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH. Maruf

Amin mendukung fatwa tersebut melalui tulisannya di Harian Nasional

Republika Edisi Kamis, 8 Nopember 2012.

Di antara ajaran Syiah yang menjadikannya sesat lagi menyesatkan

adalah beberapa konsepnya terkait ilmu hadis. Syiah memiliki konsep yang

berbeda dengan konsep hadis Sunni, yang merupakan kesepakatan mayoritas

Page 21: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

20

ulama hadis. Mulai dari pengertian hadis, kedudukan qaul (perkataan) imam

ma’shum, riwayat para sahabat selain Ali, dan lain sebagainya.

Dr. ‘Adn±n Muhammad Zarz­r dalam kitabnya As-Sunnah an-

Nabawiyah baina Ahli as-Sunnah wa asy-Syiah al-Im±miyah menyebutkan

pengertian hadis menurut syiah, yaitu: "قول املعصوم أو فعله أو تقريره"

]perkataan, perbuatan maupun penetapan imam ma’shum]. 4

Mereka berpendapat bahwa al-ma’¡um bukan hanya Rasulullah saw.,

tetapi juga para imam setelahnya. Bahkan mereka berpendapat bahwa para

imam tidak pernah salah sejak masa kecilnya, baik karena sengaja, tersalah,

maupun terlupa. Selain itu mereka juga tidak mensyaratkan kebersambungan

sanad pada riwayat yang disampaikan.5 Tentu hal ini merupakan pendapat

yang berlebihan dalam mengagungkan seorang imam.

Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian hadis yang diartikan

oleh jumhur, yaitu: "احلديث هو أقواله صلى اهلل عليه وسلم وأفعاله وأحواله"

]Hadis adalah segala perkataan, perbuatan, dan keadaan Nabi saw]. 6

Perbedaan yang sangat signifikan pada pengertian hadis tersebut tentu

membawa perbedaan pula pada kitab rujukan dalam bidang hadis. Sehingga

kitab rujukan syiah bukanlah kitab yang disepakati oleh mayoritas ulama,

yaitu Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Dalam hal ini syiah memperdomani

kitab lain seperti al-K±f³ karya Muhammad bin Ya’q­b al-Kulaini, Tah©ib

al-A¥k±m karya a¯-°­s³, Al-Istib¡±r karya a¯-°­s³, Man L± Ya«urruhul

Fiqh karya Syaikh Ab­ Ja’far Muhammad bin ‘Ali bin ¦usain Al-Qum³.7

4 ‘Adn±n Muhammad Zarz­r, As-Sunnah an-Nabawiyah baina Ahli as-Sunnah wa asy-

Syiah al-Imamiyah (Ar-Ardan: D±r al-A’l±m, 2008), h. 132. 5 Asyraf al-J³z±w³, ‘Ilm al-Hadis baina A¡±lah Ahl as-Sunnah wa Inti¥±l asy-Sy³’ah

(Misra: Dar al-Yaqin, 2009 M), h. 60. 6Ramli Abdul Wahid dan Husnel Anwar Matondang, Kamus Lengkap Ilmu Hadis

(Medan: Perdana Publishing, 2011), h. 60. 7 Fadhl Ihsan, Menilik Kitab-kitab Hadis Kaum Syiah, dalam

www.fadhlihsan.wordpress.com diunduh pada kamis, 6 Desember 2012, pukul 08.45 WIB.

Page 22: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

21

Kitab yang paling tinggi kedudukannya di kalangan Syiah adalah

kitab al-K±f³ karya Muhammad bin Ya’q­b al-Kulaini.8 Kitab ini berisi

hadis-hadis syiah yang terdiri dari 3 bagian kitab, yaitu U¡­l al-K±f³,, yang

berisi hadis-hadis berkaitan dengan masalah akidah, Fur­’ al-K±f³, yang

berisi hadis-hadis berkaitan dengan masalah fikih, dan Rau«ah al-K±f³,

yang berisi hadis mengenai berbagai masalah keagamaan, serta surat dan

khutbah para imam.9

U¡­l al-K±f³ dalam hal ini lebih berperan urgen dibanding dua bagian

kitab lainnya, yaitu Fur­’ al-K±f³ dan Rau«ah al-K±f³. Sebab isinya yang

berkaitan dengan hal-hal mendasar dalam akidah syiah. Termasuk

didalamnya bahasan tentang keotentikan Alquran dan konsep serta

kedudukan “aimmah” di kalangan syiah.

Dalam hal ini ditemukan beberapa hadis yang bertentangan dengan

Alquran, yaitu pada hadis-hadis yang berkaitan dengan keotentikan Alquran

sebagai sumber hukum pertama dalam Islam.

Muhammad bin Ya’q­b al-Kulaini dalam kitabnya U¡­l al-K±f³

mengutip sebuah hadis:

عن عمرو بن أيب املقدام عن , عن ابن حمبوب, عن أمحد بن حممد, حممد بن حيىي

ما ادعى أحد من الناس أنه مجع : مسعت أبا جعفر عليه السالم يقول: جابر قال

وما مجعه وحفظه كما نزله اهلل تعاىل إال علي بن أيب , القرأن كله كما أنزل إال كذاب

.ليهم السالمطالب عليه السالم واألئمة من بعده عMuhammad bin Ya¥ya dari A¥mad bin Muhammad dari Ibn Ma¥b­b dari

‘Amr bin Ab³ al-Miqd±m dari J±bir, ia berkata: aku mendengar Ab­ Ja’far

as. berkata: tidaklah mengaku seorangpun dari orang-orang bahwa ia telah

8 As-Sayyid ¦asan a£-¤adr, Ta’s³s asy-Sy³’ah li ‘Ul­m al-Isl±m (t.t.p.: Syirkah an-Nasyr wa

a¯-°ib±’ah, t.t.), h. 288. 9 Al-Fatih Suryadilaga, “al-Kafi al-Kulaini” dalam Studi Hadis (Yogyakarta: TERAS,

2003), hlm. 313.

Page 23: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

22

mengumpulkan Alquran seluruhnya sebagaimana ia diturunkan kecuali

seorang pembohong, dan tidak ada yang mengumpulkan dan menghafalnya

sebagaimana Allah menurunkannya kecuali hanya Ali bin Abi Thalib dan

para imam sesudahnya. 10

Padahal di dalam Alquran Allah swt. dengan jelas menyebutkan

penjagaan terhadap keaslian Alquran. Firman Allah swt.:

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan

Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.(QS. Al-Hijr: 9)

Selain hadis yang berkaitan dengan keotentikan Alquran, Muhammad

bin Ya’q­b al-Kulaini dalam kitabnya U¡­l al-K±f³ juga mengutip sebuah

hadis yang berkaitan dengan pengertian “aimmah”.

كتب احلسن بن العباس : عن إمساعيل بن مرار قال, عن أبيه, علي بن إبراهيم

جعلت فداك أخربين ما الفرق بني الرسول والنيب : يه السالماملعرويف إىل الرضا عل

أن الرسول الذي , الفرق بني الرسول والنيب واإلمام: فكتب أو قال: واإلمام؟ قال

ينزل عليه جربائيل فرياه ويسمع كالمه وينزل عليه الوحي ورمبا رأى يف منامه حنو رؤيا

واإلمام , ا مسع الكالم ورمبا رأى الشخص ومل يسمعوالنيب رمب, إبراهيم عليه السالم

.هو الذي يسمع الكالم وال يرى الشخص

10

Muhammad bin Ya’q­b al-Kulain³, U¡­l al-K±f³ (Beirut: Dar al-Murtada, 2005) Juz 1,

h. 165.

Page 24: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

23

“Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ismail bin Marr±r, ia berkata: al-

¦asan bin al-‘Abb±s al-Ma’r­f³ menulis kepada ar-Ri«± as.: aku dijadikan

tebusan beritahu aku apa perbedaan antara rasul, nabi dan imam. Ia

menjawab: lalu ia menulis atau berkata: beda antara rasul, nabi dan imam

adalah: rasul adalah orang yang diutus kepadanya jibril, ia melihat dan

mendengar suaranya, dan diturunkan wahyu kepadanya, bisa jadi ia

melihatnya ketika tidur seperti mimpi Ibrahim as. Sedangkan Nabi bisa jadi

ia mendengar suara dan melihat seseorang, dan bisa jadi ia tidak

mendengar. Sedangkan imam adalah orang yang mendengar suara akan

tetapi tidak melihat seseorang”. 11

Pendapat tersebut sangat kontroversial terkait dengan pengertian rasul,

nabi dan imam. Sehingga diperlukan telaah dan analisis lebih jauh. Demikian

pula dengan hadis-hadis lain yang berkaitan dengan “aimmah”.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan

sebuah penelitian dalam bentuk tesis yang berjudul ANALISIS HADIS

SYIAH: METODOLOGI KITAB U¢®L AL-K²F´ KARYA

MUHAMMAD BIN YAQ®B AL-KULAIN´.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

yang akan menjadi pembahasan dalam tesis ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah metodologi yang dipergunakan Muhammad bin

Ya’q­b al-Kulain³ dalam menyusun kitab U¡­l al-K±f³?

2. Bagaimanakah isi hadis pada kitab U¡­l al-K±f³ dalam kaitannya

dengan keotentikan Alquran?

3. Bagaimanakah isi hadis pada kitab U¡­l al-K±f³ dalam kaitannya

dengan konsep dan kedudukan “aimmah”?

C. Batasan Istilah

11

Al-Kulain³, U¡­l al-K±f³ al-Juz 1, h. 125.

Page 25: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

24

Untuk menghindari kesalahpahaman dan agar terjadi konsistensi

dalam penggunaan istilah pada tesis ini, maka berikut adalah pengertian dari

istilah-istilah yang terdapat pada judul tesis:

1. Analisis:

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis diartikan

sebagai “penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(sebab musabab, duduk perkaranya, dsb; penjabaran sesudah

dikaji sebaik-baiknya”.12

Dalam bahasa Inggris, analisis disebut dengan analyze,

yang artinya adalah "study or examine in order to learn about",

[mempelajari atau memeriksa dengan tujuan mengetahui tentang

yang diperiksa].13

Jadi yang dimaksud analisis pada tesis ini adalah

penyelidikan dan pemeriksaan terhadap kitab U¡­l al-K±f³ dan

penjabaran mengenai konsep hadis syiah setelah diadakan

pengkajian yang sebaik-baiknya. Dan analisis pada penelitian ini

dilakukan dengan pisau analisis Sunni.

2. Hadis:

Secara bahasa, Hadis berarti yang baru (الجديد),

perkataan/omongan (الكالم), kabar (الخبر), cerita (الحكاية).14

Sedangkan dalam terminologi ilmu Hadis, Hadis diartikan dengan:

الحديث هو أقواله صلى هللا عليه وسلم وأفعاله وأحواله15

12

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 58. 13

AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (London:

Oxford University Press, 1974), h. 29. 14

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka

Progresif, 1997), h. 242. 15

Ramli, Kamus Lengkap, h. 60.

Page 26: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

25

“Hadis adalah segala perkataan, perbuatan, dan keadaan

Nabi saw.”

Dalam pengertian lain, disebutkan bahwa hadis adalah:

ما أضيف إلى النبي صلى هللا عليه وسلم من قول أو فعل أو تقرير أو صفة16

“Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi

Muhammad saw dari perkataan, perbuatan, taqrir atau

sifat”.

Jadi yang dimaksud hadis dalam penelitian tesis ini adalah

segala perkataan, perbuatan dan keadaan Nabi saw. Akan tetapi

dalam kaitannya dengan judul “Analisis Hadis Syiah”, maka hadis

yang akan diteliti adalah hadis-hadis yang terdapat dalam kitab

U¡­l al-K±f³.

3. Syiah:

Secara bahasa, “syiah” adalah mengikuti (المشايعة),

pertolongan (المناصرة), persahabatan (المواالة),yakni pengikut dan

penolong (أي االتباع واألنصار).17

Dalam Kamus Al-Mawrid, Dr. R­h³ Baalbaki

menerjemahkan kata syiah dengan فرقة, طائفة , yaitu sect,

denomination, faction, party, group. (sekte, kaum, golongan,

partai, kelompok).18

Sedangkan secara istilah, syiah adalah para pengikut Ali

ra., yaitu orang-orang yang mengikuti Ali ra. atau

mendahulukannya dari para sahabat lain, dan mereka

berkeyakinan bahwa imam setelah Ali adalah dengan wasiat

16

Nawir Yuslem, Ulumul Hadis (Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya, 2001), h. 36. 17

As-Sayyid ‘Abd ar-Ras­l, Asy-Sy³’ah f³ at-T±rikh (Kairo: Maktabah Madbuli, 2002),

h. 11. 18

R­h³ Baalbaki, Al-Mawrid A Modern Arabic-English Dictionary (Beirut; Dar al-Ilm lil

Malayin, 1995), h. 682.

Page 27: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

26

langsung dari Rasul saw. dan sesuai dengan kehendak

ketuhanan.19

Dalam sejarahnya, syiah mengalami perpecahan sehingga

berkembang menjadi beberapa kelompok. Bahkan, satu literatur

menyebutkan bahwa seorang pengikut syiah bernama Al-Mas’­di

menyebutkan jumlah kelompok syiah mencapai angka 73

kelompok.20

Akan tetapi kelompok syiah yang berkembang hingga

saat ini hanya 3 kelompok, yaitu Imamiyah, Isma’iliyah dan

Zaidiyah.

Syiah Imamiyah adalah kelompok syiah yang meriwayatkan

bahwa imamah adalah hak Ali ra. dan anak-anaknya. Mereka

meyakini bahwa manusia mesti memiliki seorang imam, dan saat

ini mereka sedang menunggu seorang imam yang akan muncul di

akhir zaman.21

Kelompok syiah ini memiliki beberapa nama, di antaranya

adalah Syiah al-I£na ‘Asyariyah. Penamaan ini didasarkan atas

keyakinan mereka terhadap 12 orang imam. Kedua belas imam

tersebut adalah Ali bin Abi °±lib, ¦asan bin ‘Ali al-Mujtab±,

¦usain bin ‘Ali asy-Syah³d, ‘Ali Zain al-‘²bid³n bin ¦usain,

Muhammad bin ‘Ali al-Baq³r, Ja’far bin Muhammad a¡-¢±diq,

Abi al-¦asan Musa bin Ja’far al-Ka§³m, Abi al-Hasan ‘Ali bin

Musa ar-Ri«±, Muhammad bin ‘Ali al-Jaww±d, ‘Ali bin

Muhammad al-H±d³, Hasan bin ‘Ali al-‘Askar³, dan Muhammad

al-Mahd³.22

Selain Syiah al-I£na ‘Asyariyah, syiah ini juga disebut

Syiah al-Ja’fariyah, yaitu nisbah kepada pengikut Imam Ja’far,

Syiah ar-R±fi«ah atau ar-Raw±fi«.

19

‘Abd ar-Ras­l, Asy-Sy³’ah., h. 12. 20

N±¡ir bin ‘Abd Allah bin ‘Ali al-Qaf±ri, U¡­l Ma©hab asy-Sy³’ah al-Im±miyah al-

I£na ‘Asyariyah Mujallad Awwal (tt.: -, 1414 H), h. 90. 21

I¥s±n Il±h³ ¨ah³r, Asy-Syiah wa at-Tasyayyu’ Firaq wa T±rikh (Riyadh: Dar as-

Salam, 1995 M), h. 269. 22

Ibid.

Page 28: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

27

Kelompok syiah yang kedua yaitu kelompok syiah

Ismailiyah. Kelompok ini adalah kelompok syiah yang

berpendapat bahwa imam setelah Imam Ja’far adalah Ismail bin

Ja’far, mereka mengakui imamah Muhammad bin Ismail bin

Ja’far, dan sama sekali menolak imamah seluruh anak Ja’far.23

Pendapat ini sama sekali bertentangan dengan pendapat

Syiah Imamiyah yang mengatakan bahwa anak Ja’far yang diakui

ke-imamah-annya adalah Musa bin Ja’far. Penolakan Syiah

Isma’iliyah terhadap imamah Musa bin Ja’far juga menjelaskan

bahwa mereka juga menolak imamah anak Ja’far dan imam-imam

setelahnya.

Kelompok syiah yang ketiga yaitu Syiah Zaidiyah.

Kelompok ini adalah pengikut Zaid bin ‘Ali bin al-Husain bin

‘Ali bin Abi °±lib. Nama “zaidiyah” merupakan nisbah kepada

Zaid.24

Dari ketiga kelompok syiah di atas, maka yang

dimaksud “syiah” pada tesis ini adalah kelompok syiah yang

pertama, yaitu syiah Imamiyah.

4. Metodologi:

Dalam bahasa Inggris, metodologi disebut dengan

methodology, yang berarti science or study of, yaitu “ilmu

pengetahuan atau studi tentang”.25

Sedangkan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, metodologi diartikan “ilmu tentang metode,

uraian tentang metode”.26

Dalam Bahasa Arab, metodologi disebut dengan manhaj

.”yang berarti “cara, metode ,(منهج)27

Dari beberapa pengertian di

23

Al-Qaf±ri, U¡­l Ma©hab asy-Syiah al-Imamiyah Mujallad Awwal, h. 97. 24

Ibid. 25

AS Hornby, Oxford Advanced, h. 533. 26

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar, h. 911. 27

Munawwir, Al-Munawwir.., h. 1468.

Page 29: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

28

atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

metodologi adalah uraian tentang cara atau metode.

Dalam kaitannya dengan tesis ini, maka yang dimaksud

dengan kata “metodologi” pada judul tesis ini adalah uraian

tentang cara atau metode al-Kulaini dalam menyusun kitab U¡­l

al-K±f³.

5. U¡­l al-K±f³:

Secara etimologi, u¡­l al-K±f³ berasal dari dua kata, yaitu

U¡­l dan al-K±f³. U¡­l adalah bentuk jamak dari kata a¡l, yang

berarti “pangkal, asal, sumber, pokok, dasar, pusat”.28

Sedangkan

al-k±f³ merupakan bentuk isim fail dr fi’il kafa, yang berarti

cukup.29

Sehingga U¡­l al-K±f³ diartikan sebagai dasar-dasar

yang cukup.

Akan tetapi yang dimaksud U¡­l al-K±f³ pada tesis ini

bukanlah dasar-dasar yang cukup (memadai) sebagaimana arti

secara bahasa. Yang dimaksud dengan U¡­l al-K±f³ pada tesis ini

adalah kitab hadis karya Muhammad bin Ya’q­b al-Kulain³.

Kitab ini merupakan bagian dari kitab al-Kulaini yang berjudul

Al-K±f³. Kitab ini adalah salah satu kitab paling mu’tabar di

kalangan syiah, selain kitab-kitab hadis syiah lainnya seperti Kitab

Man L± Yah«uruhu al-Faqih karya Al-Qumi, Tah©³b al-Ahk±m

karya at-°­s³, dan kitab Al-Istib¡±r karya At-°­s³.30

6. Muhammad bin Ya’q­b Al-Kulain³:

Nama lengkapnya adalah Ab­ Ja’far Muhammad bin Ya’q­b

bin Is¥±q al-Kulayn³ ar-R±z³ asy-Sy³’³ al-Im±m³. Ia adalah

salah satu ulama besar Syiah Imamiah, yaitu kelompok syiah yang

meyakini dua belas imam, mulai dari Ali bin Abi Talib sampai

28

Ibid., h. 28. 29

ibid., h. 1220. 30

¢±li¥ Al-Wardani, ‘Aq±’id as-Sunnah wa ‘Aq±id asy-Sy³ah At-Taqarub wa at-

Tab±’ud (tt.: Maktabah Madbuli as-Sag³r, 1995), h. 113.

Page 30: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

29

kepada Imam Mahdi. Ia dilahirkan di Kulayn,31

sehingga ia

dinisbahkan dengan al-Kulayn³.

Keilmuannya dalam bidang agama telah mendapat

pengakuan dari berbagai pihak. Hal ini tidak terlepas dari latar

belakang pendidikan dan lingkungan yang mendukung. Salah

satunya adalah pendidikan yang dimulai dari ayahnya, yaitu

Ya’q­b Ibn Is¥±q atau al-Salsal³, seorang tokoh Syi’ah terkemuka

di Iran.

Al-Kulain³ wafat pada tahun 329 H di kota Bagdad. A¯-

°­¡³ menyebutkan bahwa al-Kulain³ wafat pada tahun 328 H, 69

tahun setelah wafatnya Imam al-‘Askar³, yaitu imam yang ke-11.

Ia dimakamkan di Bagdad, tepatnya di pintu masuk kota Kufah.32

D. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki

tujuan, yaitu:

1. Mengetahui metodologi yang dipergunakan Muhammad bin Ya’q­b al-

Kulain³ dalam menyusun kitab U¡­l al-K±f³.

2. Mengetahui isi hadis-hadis pada kitab U¡­l al-K±f³ dalam kaitannya

dengan keotentikan Alquran.

3. Mengetahui isi hadis-hadis pada kitab U¡­l al-K±f³ dalam kaitannya

dengan konsep dan kedudukan “aimmah”.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk mengetahui

metodologi yang dipergunakan Muhammad bin Ya’q­b al-Kulain³

dalam menyusun kitab U¡­l al-K±f³.

31

Kulain adalah nama suatu desa yang terletak di Barat Daya kota Ray di Iran, dekat ke

kota Qum, yaitu salah satu kota syi’ah yang terkenal. 32

D. ‘Abd al-Ilah al-‘Ardawi, Asy-Syaikh al-Kulain³ Qiraah f³ S³ratihi wa Kutubihi,

dalam Yan±bi’, no. 25, h. 58-61.

Page 31: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

30

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk mengetahui isi hadis

pada kitab U¡­l al-K±f³ dalam kaitannya dengan keotentikan

Alquran.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk mengetahui isi hadis

pada kitab U¡­l al-K±f³ dalam kaitannya dengan konsep dan

kedudukan “aimmah”.

4. Sebagai usaha untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

bagi penulis.

5. Memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya di bidang hadis.

6. Memberikan informasi tentang metodologi penyusunan kitab dan

rincian tentang isi kitab U¡­l al-K±f³ karya al-Kulaini.

F. Kajian Terdahulu

Adapun pembahasan mengenai al-Kulaini dan karya-karyanya

masih sangat minim ditemukan, termasuk mengenai kitabnya yang

berjudul U¡­l al-K±f³. Hal ini disebabkan polemik yang terjadi antara

sunni dan syiah. Sehingga kebanyakan pembahasan hanya mengenai

kitab-kitab hadis sunni, seperti Sahih Bukhari, Sahih Muslim, dan

Musnad Ahmad bin Hanbal. Selain itu, minimnya pembahasan

mengenai kitab ini juga dikarenakan sulitnya ditemui kitab-kitab hadis

syiah kecuali di lingkungan syiah itu sendiri.

Meskipun demikian, telah ditemui beberapa kitab, artikel dan

tulisan mengenai kitab-kitab syiah, termasuk karya al-Kulaini. Akan

tetapi kebanyakan artikel tersebut hanya membahas kitab Al-K±f³

secara keseluruhan, seperti pada kitab Asy-Syiah wa at-Tasyayyu’

Firaq wa T±rikh karya I¥s±n Il±h³ Zahir, tulisan Dr. I.K.A. Howard

yang berjudul Great Shi’I Works Al-Kafi by al-Kulaini yang diposkan

melalui situs http://www.al-islam.org/al-serat/kulayni-howard.htm.

Sedangkan tentang U¡­l al-K±f³, sangat sedikit artikel yang

membahas tentang U¡­l al-K±f³ secara khusus. Di antara artikel

Page 32: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

31

tersebut adalah tulisan dengan judul U¡­l al-K±f³. Tulisan ini

diposkan dengan internet melalui situs http://www.ar.wikipedia.org.

G. Metodologi Penelitian

Penelitian pada tesis ini menggunakan penelitian perpustakaan

(library research), yaitu penelitian kepada bahan-bahan bacaan yang

berkaitan dengan judul tesis, baik yang berupa buku, dokumen, skripsi, tesis,

artikel, manuskrip, kamus, dan lain-lain. Dan karena judul tesis ini berkaitan

dengan ilmu hadis, maka bahan-bahan bacaan yang akan diteliti juga yang

berkaitan hadis dan ilmu hadis.

a. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan berbagai sumber yang diklasifikasikan

kepada dua macam sumber yaitu sumber primer dan sekunder. Adapun

rincian dari kedua sumber tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sumber Primer

Penelitian ini dilakukan dengan meneliti satu sumber primer

yaitu Kitab U¡­l al-K±f³ karya al-Kulaini.

2. Sumber Sekunder

Untuk melakukan penelitian ini demi tercapainya tujuan

penelitian, maka diperlukan sumber-sumber lain yang diklasifikasikan

sebagai sumber sekunder. Di antara sumber sekunder tersebut adalah

beberapa kitab yang berkaitan dengan judul pembahasan, yaitu

Rau«±t al-Jann±t f³ A¥w±l al-‘Ulam± wa as- Sad±t, karya

Muhammad B±qir Al-A¡bah±ni, Beirut: ad-Dar al-Islamiyah, 1411

H/1991 M; Al-K±mil fi at-T±rikh karya Ibn A£³r, Beirut: Dar al-

Kutub al-‘Ilmiyah, 1987; Lis±n al-M³z±n karya Ibn Hajar al-

Asqalani, Beirut: Dar al-Basyair, 2002; Ha©a Huwa al-K±f³ karya

°aha Ham³d ad-Dal³m³, 2009; ‘Ilm al-¦ad³£ baina A¡±lah Ahl as-

Sunnah wa Inti¥±l asy-Sy³’ah karya Asyraf al-J³z±w³, U¡­l

Ma©hab asy-Syiah Al-Imamiyah al-I£na ‘Asyariyah karya Dr. N±¡ir

Page 33: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

32

bin ‘Abd Allah bin ‘Ali al-Qaf±r³, dan kitab-kitab lain yang berkaitan

dengan judul tesis.

b. Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data dilakukan melalui perpustakaan, yaitu

dengan mengumpulkan buku-buku atau kitab-kitab, artikel dan makalah-

makalah yang berkaitan dengan judul tesis. Tentu saja, menggunakan

kitab U¡­l al-K±f³, sebagai bahan utama.

c. Analisis Data

Adapun analisis pada tesis ini dilakukan melalui pendekatan

analisis isi (content analysis)33

, yaitu dengan meneliti lebih dalam tentang

kitab U¡­l al-K±f³, meliputi metodologi penyusunan kitab, dan hadis-

hadis yang terdapat dalam U¡­l al-K±f³, khususnya yang berkaitan

dengan keotentikan Alquran dan konsep serta kedudukan “aimmah”.

H. Garis Besar Isi Tesis

Penelitian tesis ini akan diuraikan dalam lima pokok bahasan, dan

masing-masing bahasan akan diuraikan pada bab dan sub-bab. Adapun

rencana pokok bahasan dan bab serta sub-bab adalah sebagai berikut:

Bab I adalah Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi tesis.

Bab II adalah Biografi Muhammad bin Ya’qub al-Kulain³. Bab ini

berisi tentang tahun kelahiran, kematian dan riwayat hidup al-Kulain³,

guru-guru dan murid al-Kulain³, karya-karya al-Kulain³, serta penilaian

ulama tentang al-Kulain³.

Bab III adalah Alquran dan keotentikannya dalam kitab U¡­l al-

K±f³,. Bab ini meliputi Alquran dan keotentikannya sebagai sumber

33

Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam

terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.

Page 34: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

33

hukum pertama Islam, hadis-hadis syiah tentang Alquran, dan analisis

terhadap hadis-hadis syiah tentang Alquran.

Bab IV adalah konsep dan kedudukan “aimmah”. Bab ini meliputi

pengertian imam dalam pandangan syiah, hadis-hadis tentang imam dalam

kitab U¡­l al-K±f³,, dan analisis terhadap hadis-hadis tentang imam dalam

kitab U¡­l al-K±f³,.

Bab V adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

Page 35: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

34

BAB II

BIOGRAFI MUHAMMAD BIN YA’QUB AL-KULAIN³

A. Biografi

Nama lengkapnya adalah Ab­ Ja’far Muhammad bin Ya’q­b bin Is¥±q al-

Kulayn³ ar-R±z³ asy-Sy³’³ al-Im±m³34. Ia dilahirkan di suatu desa yang

bernama Kulain35

, sehingga ia dinisbahkan kepada tempat kelahirannya tersebut,

yaitu al-Kulain³.

Al-Kulain³ merupakan salah satu ulama besar Syiah Imamiah, yaitu

kelompok syiah yang meyakini dua belas imam, mulai dari Ali bin Abi Talib

sampai kepada Imam Mahdi. Keilmuannya dalam bidang agama telah mendapat

pengakuan dari berbagai pihak. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang

pendidikan dan lingkungan yang mendukung. Salah satunya adalah pendidikan

yang dimulai dari ayahnya, yaitu Ya’q­b Ibn Is¥±q atau al-Salsal³, seorang tokoh

Syi’ah terkemuka di Iran.

Ayahnya, Ya’q­b Ibn Is¥±q yang juga dikenal dengan Ibn as-Sikk³t

merupakan seorang ulama syiah yang menguasai ilmu bahasa, ilmu bahasa Arab

dan syair. Keahliannya tersebut menjadikannya mendapat gelar an-Na¥w³ al-

Lugaw³.36

Bahkan nama Ibn as-Sikk³t juga termasuk dalam nama-nama imam

ahli bahasa yang terkenal sebagaimana dikutip dari kitab Ta’s³s asy-Sy³’ah li

‘Ul­m al-Isl±m.37 Tentu saja hal ini mendukung perkembangan keilmuan Al-

Kulain³ sehingga ia mampu menguasai beberapa bidang ilmu agama dan

menyusun beberapa kitab seperti halnya ayahnya.

Al-Kulain³ wafat pada tahun 329 H di kota Bagdad. A¯-°­¡³

menyebutkan bahwa al-Kulain³ wafat pada tahun 328 H, 69 tahun setelah

34

D. ‘Abd al-Ilah al-‘Ard±wi, Asy-Syaikh al-Kulain³ Qiraah f³ S³ratihi wa Kutubihi, dalam Yan±b³’, no. 25, h. 58-61.

35 Kulain adalah nama suatu desa yang terletak di Barat Daya kota Ray di Iran, dekat ke

kota Qum, yaitu salah satu kota syi’ah yang terkenal. 36

Ibid., h. 18. 37

As-Sayyid ¦asan a£-¤adr, Ta’s³s asy-Sy³’ah li ‘Ul­m al-Isl±m (t.t.p.: Syirkah an-Nasyr wa a¯-°ib±’ah, t.t.), h. 155.

Page 36: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

35

wafatnya Imam al-‘Askar³, yaitu imam yang ke-11. Ia dimakamkan di Bagdad,

tepatnya di pintu masuk kota Kufah.38

B. Guru dan Muridnya

Dalam memperdalami ilmu agama, khususnya hadis, ia telah menemui

sejumlah orang guru, di antaranya adalah Ab­ ‘Al³ A¥mad bin Idr³s bin A¥mad

al-Asy’ar³ al-Qum³ (w. 306 H), A¥mad bin ‘Abd Allah bin Umayyah, Ab­ al-

‘Abb±s A¥mad bin Mu¥ammad bin Sa’³d bin ‘Abd Ar-Ra¥m±n al-Hamdan³

(w. 333 H), Ab­ ‘Abd Allah Ahmad bin ‘²¡³m al-’²¡imi al-K­f³, Abu Ja’far

Ahmad bin Muhammad bin Isa bin ‘Abd Allah al-Asy’ari al-Qum³, Ahmad bin

Mahran, Is¥±q bin Ya’q­b, al-¦asan bin Khaf³f, al-¦asan bin al-Fa«l bin Yaz³d

al-Yam±n³, al-¦usain bin al-¦asan al-¦usaini al-Aswad, al-¦usain bin al-¦asan al-

H±syim³ al-¦asani al-‘Alaw³, al-¦usain bin ‘Ali al-‘Alaw³, Abu ‘Abd Allah al-

¦usain bin Muhammad bin ‘Imr±n al-Asy’ar³ al-Qum³, ¦umaid bin Ziy±d (w.

310 H), Ab­ Sulaim±n Daud bin K­rah, Ab­ al-Q±sim Sa’d bin ‘Abd Allah (w.

300 H), Ab­ Daud Sulaim±n bin Sufy±n, Ab­ Sa’³d Sahl bin Ziy±d al-Adam³ ar-

R±z³, Ab­ al-‘Abb±s ‘Abd Allah bin Ja’far bin al-Husain, dan Abu al-Hasan ‘Ali

bin Ibr±h³m bin Hasyim al-Qum³ (W. 307 H).

Banyaknya ilmu yang diperoleh dari sejumlah guru, menjadikannya

seorang yang alim dan kaya akan ilmu khususnya dalam bidang hadis. Sehingga

tidak sedikit orang yang menuntut ilmu darinya. Di antara murid yang pernah

belajar dengannya adalah: Ahmad bin Ibrahim yang dikenal dengan Ibn Ab³

R±fi’ as-¢am³r³, Ahmad bin al-K±tib al-K­fi, Ahmad bin ‘Al³ bin Sa’³d al-

K­f³, Ahmad bin Muhammad bin ‘Al³ al-K­f³, Ab­ G±lib Ahmad bin

Muhammad az-Zar±r³ (285-368 H), Ja’far bin Muhammad al-Qum³ (368 H),

‘Abd al-Kar³m bin ‘Abd Allah bin Na¡r al-Bazz±z at-Tun³s³, ‘Al³ bin Ahmad

bin Musa al-Aq±q, Muhammad bin Ibrahim an-Nu’m±n³ yang dikenal dengan

Ibn Abi Zainab, Muhammad bin Ahmad a¡-¢afw±n³, Muhammad bin Ahmad as-

San±n³ a§-¨±hir³, Abu al-Fa«l Muhammad bin ‘Abd Allah bin Mu¯allib asy-

38

D. ‘Abd al-Ilah al-‘Ard±wi, Asy-Syaikh al-Kulain³ Qiraah f³ S³ratihi wa Kutubihi, dalam Yan±b³’, no. 25, h. 58-61.

Page 37: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

36

Syaib±n³, Muhammad bin ‘Ali Majiluwaih, Muhammad bin Muhammad bin

‘I¡±m al-Kulayni, Harun bin Musa asy-Syaib±n³ (385 H).39

C. Pendapat para Ulama Mengenai Al-Kulayn³

Sebagaimana telah disebutkan, al-Kulain³ adalah salah seorang alim yang

mendapat pengakuan dari berbagai pihak, khususnya dari kalangan syiah. Karya-

karyanya menjadi kitab yang sangat diperpegangi bagi kalangan Syiah. Bahkan di

antara 4 kitab pokok hadis kelompok Syiah, kitab al-Kulaini menempati urutan

pertama. Kitab-kitab tersebut adalah:40

1. Al-K±f³ karya Muhammad bin Ya’q­b al-Kulain³

2. Man L± Ya«urruhul Faq³h karya Syaikh Ab­ Ja’far Muhammad bin

‘Ali bin Husain Al-Qumi

3. Tah©ib al-Ahk±m karya Abu Ja’far Muhammad bin al-¦asan bin ‘Al³

a¯-°­s³

4. Al-Istib¡±r Abu Ja’far Muhammad bin al-¦asan bin ‘Al³ karya a¯-°­s³

Selain keberadaan kitabnya yang menempati urutan pertama sebagai kitab

pokok hadis di kalangan Syiah, al-Kulaini juga mendapat banyak pujian dari para

ulama. Di antara ulama yang mengakui keilmuannya adalah Syaikh Muhammad

bin al-Hasan a¯-°­¡³ (w. 460). Dalam kitabnya ar-Rij±l, pada bab Man Raw± ‘an

al-Aimmah, A¯-°­¡³ menyebutkan bahwa “Muhammad bin Ya’qub al-Kulain³

adalah orang yang tinggi derajatnya, mengetahui Hadis Nabi, dan memiliki

beberapa kitab hasil tulisannya..”.41

Tidak hanya a¯-°­¡³, beberapa tokoh lain juga menyebutkan pujian

terhadap al-Kulain³, seperti An-Naj±sy³ dalam kitabnya Rij±l an-Naj±sy³

menyebutkan; “..adalah ia orang yang paling siqah dalam hadis, dan dia adalah

yang paling £abt di antara mereka.”42

39

“ A’l±m l± Tans± Al-Kulayn³”, dalam Living Islam Islam wa al-Hay±t, vol. 4, no. 47, h. 8.

40 A £-¤adr, Ta’s³s, h. 288.

41 Ibid.

42 Ahmad bin ‘Ali bin Ahmad bin al-‘Abb±s an-Naj±sy³, Rij±l an-Naj±sy³ (Beirut: Syirkah

al-A’lam³, 1431 H/ 2010 M), h. 361.

Page 38: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

37

Ibn Hajar dalam Lis±n al-M³z±n menyebutkan; “al-Kulain³ adalah salah

satu ahli fikih di kalangan syiah, dan salah satu pengarang kitab di mazhab

mereka”.43

Fair­z Ab±d³ dalam Q±m­s al-Mu¥³t ; “Muhammad bin Ya’q­b al-

Kulain³ adalah salah satu ahli fikih syiah..”.

Demikian juga dengan Ibn al-A£³r, ia memberi komentar terhadap al-

Kulain³ dengan menyebutkan; “Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub ar-R±z³

adalah imam di Ahlu Bait, seorang alim besar pada mazhab mereka, serta

memiliki kelebihan dan terkenal”.44

Selain pujian, al-Kulain³ juga mendapat komentar negatif terkait dengan

karya dan pemikirannya. Salah satu komentar negatif yang muncul adalah berasal

dari Abu Zuhrah. Abu Zuhrah menyifatinya dengan “kemunafikan” dan “keluar

dari agama”. Selain menyifatinya dengan dua hal tersebut, Abu Zuhrah juga

mengajak orang-orang untuk meragukan semua riwayat yang terdapat dalam kitab

al-K±f³.45

D. Karya-Karya Al-Kulayni

Di antara karya yang dilahirkan oleh al-Kulaini adalah:

1. Al-K±f³. Kitab ini berisikan Hadis-hadis Nabi saw. yang terdiri dari 8

(delapan) jilid, dengan tiga bagian isi. Jilid pertama dan kedua adalah

U¡­l al-K±f³, yaitu hadis-hadis yang berkaitan dengan masalah

akidah. Jilid ketiga sampai lima jilid selanjutnya disebut dengan Fur­’

al-K±f³, yaitu berisi hadis-hadis yang berkaitan dengan masalah fikih,

sedangkan jilid terakhir disebut dengan Rau«ah al-K±f³, yaitu kitab

yang berisi hadis mengenai berbagai masalah keagamaan, serta surat

dan khutbah para imam.46

43

Ibn Hajar al-‘Asqal±ni, Lis±n al-M³z±n (Beirut: Dar al-Basy±ir, 2002), Juz 7, h. 594. 44

Ibn Al-A£³r, Al-K±mil f³ at-T±r³kh (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, 1987 M/1407 H), Juz 7, h. 150.

45 Hasy³m Ma’r­f al-¦asani, Dir±s±t f³ al-¦ad³£ wa al-Mu¥addi£³n (Beirut: D±r at-

Ta’±ruf, t.t.), h. 348. 46

Al-Fatih Suryadilaga, “al-Kafi al-Kulaini” dalam Studi Hadis (Yogyakarta: TERAS,

2003), hlm. 313.

Page 39: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

38

2. Kitab Tafs³r ar-Ru’y±

3. Kitab ar-Rij±l

4. Kitab ar-Radd ‘ala al-Qar±mi¯ah

5. Kitab ar-Ras±’il Ras±il al-A’immah ‘Alaihim as-Sal±m

6. Kitab M± Q³la fi al-A’immah ‘alaihim as-Sal±m min asy-Syi’r.47

E. Metodologi Al-Kulayn³ Dalam U¡­l Al-K±f³

Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa kitab U¡­l al-K±f³

adalah bagian dari kitab al-K±f³. Adapun latar belakang penulisan kitab al-K±f³

adalah permintaan sebagian orang-orang syiah dari jauh kepada al-Kulayn³ untuk

menyusun sebuah kitab al-K±f³, yang diharapkan dapat memuaskan para pelajar,

dan dapat dijadikan rujukan para pencari petunjuk serta dapat dijadikan sebagai

sumber ilmu agama, sehingga ia pun menyusun sebuah kitab dan mengatakan

k±fin li sy³’atin± (cukup bagi syiah kita).48

D. ‘Abd al-Fatt±¥ al-Kh±lid³ menyebutkan bahwa latar belakang

penulisan kitab tersebut adalah berkaitan dengan permintaan para muridnya agar

ia menulis sebuah kitab yang mu’tamad dalam bidang hadis, dengan harapan agar

kitab tersebut dapat menjadi salah satu kitab pokok hadis bagi kelompok syiah.

Lalu ia menulis sebuah kitab dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun dan

menamainya dengan al-K±f³.49

Dalam menulis kitab U¡­l al-K±f³, ia memiliki beberapa metode, yaitu:

1. Menamakan awal pembahasan dengan kitab, lalu diikuti oleh sub

pembahasan dengan nama bab. Selanjutnya ia menuliskan beberapa buah

hadis yang berkaitan dengan tema pembahasan.

2. Kebanyakan hadis yang ditulis adalah hadis mu’an’an, yaitu hadis yang

diriwayatkan dengan lafaz ‘an. Ia memulakan sanad hadis dengan

47

D. ‘Abd al-Ilah al-‘Ard±w³, “asy-Syaikh al-Kulain³ ..”, dalam Yanaabi’, no. 25, h. 62. 48

Muhammad B±qir al-A¡bah±n³, Rau«±t al-Jann±t f³ A¥w±l al-‘Ulam± wa as- Sad±t (Beirut: ad-D±r al-Isl±miyah, 1411 H/1991 M), Juz 6, h. 109.

49 D. ¢al±¥ ‘Abd al-Fatt±¥ al-Kh±lid³, Al-Kulayn³ wa Ta’w³l±tuhu al-B±¯iniyyah lil

Ay±t al-Quraniyyah f³ Kit±bihi U¡­l al-K±f³ (Beirut: D±r ‘Amm±r, 2007), h. 8.

Page 40: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

39

langsung menyebutkan nama periwayat, seperti pada hadis berikut pada

bab ¦usn al-Mu’±syarah:

قال أبو : قال, عن حممد بن مسلم, عن حريز, عن محاد, عن أبيه, علي بن إبراهيم

50.من خالطت فإن استطعت أن تكون يدك العليا عليهم فافعل: جعفر عليه السالم

3. Kecuali pada beberapa hadis, ia menyebutkan lafaz ta¥ammul wa al-ad±’

seperti ¥adda£an³, ¥adda£an± atau akhbaran±. Lafaz ini hanya ditemui

pada beberapa hadis, di antaranya adalah pada 4 hadis pertama dari setiap

kitab dalam jilid pertama. Selain itu, 4 hadis ini dimulai dengan namanya

sendiri, yaitu Ab­ Ja’far Muhammad bin Ya’q­b.

Sebagai contoh, dapat dilihat pada hadis Kitab al-‘Aql wa al-Jahl berikut:

, حدثين عدة من أصحابنا منهم حممد بن حيىي: أخربنا أبو جعفر حممد بن يعقوب قال

عن حممد بن , عن العالء بن رزين, عن احلسن بن حمبوب, عن أمحد بن حممد, العطار

أقبل : ملا خلق اهلل العقل استنطقه مث قال له: عن أيب جعفر عليه السالم قال, مسلم

ماخلقت خلقا هو أحب إيل , وعزيت و جاليل: مث قال. برأدبر فأد: مث قال له. فأقبل

وإياك , وإياك أهنى وإياك أعاقب, أما إين إياك آمر, والأكملتك إال فيمن أحب , منك

51.أثيب

4. Khusus pada Abw±b at-T±r³kh, pada bab maulid, ia terlebih dahulu

menuliskan sejarah singkat tentang tokoh yang dibahas. Setelah itu ia

melanjutkan dengan hadis-hadis yang berkaitan.

Sebagai contoh, dapat dilihat pada bab Maulid az-Zahra Fatimah ‘alaiha

as-Sal±m:

50

Muhammad bin Ya’q­b al-Kulain³, U¡­l al-K±f³ (Beirut: D±r al-Murta«±, 2005), juz 2, h. 828.

51 Ibid., juz 1, h. 11.

Page 41: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

40

باب مولد الزهراء فاطمة عليها السالم

ولدت فاطمة عليها وعلى بعلها السالم بعد مبعث رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم

وبقيت , م سنني و توفيت عليها السالم واها امان عشرة سنة وسمسة وسبعون يوماخب

.بعد أبيها سمسة وسبعني يوما

, عن ابن عبيدة, عن ابن رئاب, عن ابن حمبوب, عن أمحد بن حممد, حممد بن حيىي .1

إن فاطمة عليها السالم مكثت بعد رسول اهلل : عن أيب عبد اهلل عليه السالم قال

, و كان دخلها حزن شديد على أبيها, عليه السالم سمسة وسبعني يوما صلى اهلل

.....52

5. Dalam kitabnya U¡­l al-K±f³, al-Kulain³ tidak menyebutkan seluruh

sanad hadis. Pada beberapa hadis, ia menyebutkan istilah-istilah seperti

“’iddah min a¡¥±bin±”, dan “ba’du a¡¥±bin±”, seperti hadis berikut:

, عن معلى بن حممد مجيعا, واحلسني بن حممد, عن سهل بن زياد, عدة من أصحابنا

, اإلميان فوق اإلسالم بدرجة: مسعته يقول: عن أيب احلسن عليه السالم قال, عن الوشاء

يء أقل و ما قسم يف الناس ش, واليقني فوق التقوى بدرجة, والتقوى فوق اإلميان بدرجة

53.من اليقني

Penggunaan istilah-istilah tersebut menunjukkan bahwa sanadnya

merupakan sanad yang telah terkenal.54

6. Dalam menulis kitab U¡­l al-K±f³, al-Kulain³ juga memasukkan

beberapa perkataan yang berasal dari imam syiah, bukan dari Rasulullah

52

Ibid.,juz 1, h. 348-349. 53

Ibid., juz 2, h. 458. 54

Hasan Ma’ruf al-Hasani, “Telaah Kritis atas Kitab Hadis Syi’ah al-Kafi”, jurnal al-

Hikmah, no. 6, Juli-Oktober, 1992, hlm. 39.

Page 42: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

41

saw. Sebagai contoh, dapat dilihat pada kitab al-‘aql wa al-jahl, hadis

keempat:

, عن احلسن بن ااهجم, عن ابن فضال, عن أمحد بن حممد بن عيسى, حممد بن حيىي

55.وعدوه جهله , صديق كل امرئ عقله : قال مسعت الرضا عليه السالم يقول

F. Sistematika Pembahasan Kitab U¡­l Al-K±f³

Kitab ini terdiri dari 2 (dua) jilid. Jilid pertama terdiri dari 5 (lima) kitab,

yang terdiri dari 187 bab. Jumlah keseluruhan hadis yang terdapat pada jilid

pertama dan kedua adalah 3820 hadis, 1449 hadis pada jilid pertama dan 2371

hadis pada jilid kedua. Masing-masing bab terdiri dari beberapa hadis, yaitu

paling sedikit hanya terdapat 1 hadis dalam satu bab, dan paling banyak terdapat

92 hadis.

Adapun daftar kitab dan bab yang terdapat pada juz 1 adalah sebagai

berikut:56

Nama Kitab Bab Jumlah

Hadis

1. Kitab al-‘Aql

wa al-Jahl

- 34

2. Kitab Fa«l al-

‘Ilm

1. B±b Far« al-‘Ilm wa Wuj­b ¯alabihi

wa al-¥a££ ‘alaihi

9

2. B±b ¡ifati al-‘Ilm wa Fa«lihi wa Fa«l

al-‘Ulam± 9

3. B±b A¡n±f an-N±s 4

4. B±b¤aw±b al-‘±lim wa al-

Muta’allim 6

5. B±b ¡ifati al-Ulam±’ 8

6. B±b Haqq al-‘±lim 1

7. B±b Faqd al-‘Ulam±’ 6

8. B±b Muj±lasah al-‘Ulam±’wa

¡u¥batihim 5

9. B±b Su’±l al-‘±lim wa Ta©±kurihi 9

10. B±b Ba©l al-‘Ilm 4

11. B±b an-Nahy ‘an al-Qaul bi Gairi

‘Ilm 9

55

al-Kulaini, U¡­l juz 1, h. 11. 56

al-Kulain³, U¡­l al-K±f³ (Beirut: D±r al-Murta«±, 2005), h. 856-872.

Page 43: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

42

12. B±b Man ‘Amila bi gairi ‘Ilm 3

13. B±b Isti’m±l al-‘Ilm 7

14. B±b al-Musta’kil bi ‘Ilmih wa al-

Mub±h³ bih 6

15. B±b Luz­m al-Hujjah ‘ala al-‘±lim

wa Tasyd³d al-Amr ‘alaihi 4

16. B±b an-Naw±dir 15

17. B±b Riw±yah al-Kutub wa al-Had³£

wa Fa«l al-Kit±bah wa at-Tamassuk

bi al-Kutub

15

18. B±b at-Taql³d 3

19. B±b al-Bid’ wa ar-Ra’y wa al-

Maq±y³s 22

20. B±b ar-Radd ila al-Kit±b wa as-

Sunnah wa Annahu Laisa Syai’un min

al-Hal±l wa al-Har±m wa Jam³’ M±

Yaht±j an-N±s

10

21. B±b Ikhtil±f al-¥ad³£ 10

22. B±b al-Akh© bi as-Sunnah wa

Syaw±hid al-Kit±b 12

3. Kitab at-

Tauh³d

1. B±b Hud­£ al-‘±lam wa I£b±t al-

Mu¥di£ 6

2. B±b I¯l±q al-Qaul bi annahu syai’un 7

3. B±b annahu l± Yu’rafu illa bihi 3

4. B±b Adn± al-Ma’rifah 3

5. B±b al-Ma’b­d 3

6. B±b al-Kaun wa al-Mak±n 8

7. B±b an-Nisbah 5

8. B±b an-Nahy ‘an al-Kal±m fi al-

Kaifiyah 10

9. B±b fi Ib¯±l ar-Ru’yah 12

10. B±b an-Nahy ‘an a¡-¢ifah bi gairi m±

wa¡afa bihi nafsahu Ta’±la 12

11. B±b an-Nahy ‘an al-Jism wa a¡-¢­rah 8

12. B±b ¡if±t a©-ª±t 6

13. B±b ±khar wa Huwa min al-B±b al-

Awwal 2

14. B±b al-Ir±dah annah± min ¡if±t al-

Fi’l wa S±’ir ¡if±t al-Fi’l 7

15. B±b ¦ud­£ al-Asm±’ 4

16. B±b Ma’±n³ al- Asm±’ wa

Isytiq±qih± 12

17. B±b ±khar wa Huwa min al-B±b al-

Awwal illa anna f³hi ziy±dah 2

18. B±b Ta’w³l a¡-¡amad 2

Page 44: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

43

19. B±b al-¥arakah wa al-Intiq±l 5

20. B±b al-‘Arsy wa al-Kursiy 7

21. B±b ar-R­¥ 4

22. B±b Jaw±mi’ at-Tau¥³d 7

23. B±b an-Naw±dir 11

24. B±b al-Bad±’ 16

25. B±b fi annahu l± Yak­nu syai’un fi

as-Sam±’ wa al-Ar« illa bi sab’ah 2

26. B±b al-Masy³’ah wa al-Ir±dah 6

27. B±b al-Ibtil±’ wa al-Ikhtiy±r 2

28. B±b as-Sa’±dah wa asy-Syaq±’ 3

29. B±b al-Jabr wa al-Qadr wa al-Amr

baina al-Amraini 3

30. B±b al-Khair wa asy-Syarr 14

31. B±b al-Isti¯±’ah 4

32. B±b al-Bay±n wa at-Ta’r³f wa Luz­m

al-Hujjah 5

33. B±b Ikhtil±f al-Hujjah ‘ala ‘Ib±dih 1

34. B±b Hujaj Allah ‘ala Khalqihi 4

35. B±b al-Hid±yah annah± min All±h

Azza wa Jalla 4

4. Kitab al-

Hujjah

1. B±b al-I«¯ir±r ila al-Hujjah 5

2. B±b °abaq±t al-Anbiy±’ wa ar-Rusul

wa al-Aimmah as. 4

3. B±b al-Farq baina ar-Ras­l wa an-

Nabiy wa al-Mu¥adda£ 4

4. B±b Anna al-Hujjah L± taq­mu

lill±hi ‘ala Khalqihi illa bi Im±m 4

5. B±b anna al-Ar« L± Takhl­ min

Hujjah 13

6. B±b annahu lau lam Yabqa fi al-Ar«

illa Rajul±ni lak±na a¥aduhuma al-

Hujjah

5

7. B±b Ma’rifah al-Im±m wa ar-Radd

‘alaihi 15

8. B±b Far« °±’at al-Aimmah as. 17

9. B±b fi Anna al-Aimmah as. Syuhad±’

Allah Azza wa Jalla ‘ala Khalqihi 5

10. B±b anna al-Aimmah as.Hum al-

Hud±t 4

11. B±b anna al-Aimmah as. Wul±t Amr

Allah wa Khazanah ‘Ilmihi 6

12. B±b anna al-Aimmah as. Khulaf±’

Allah azza wa Jalla fi Ar«ihi 3

13. B±b anna al-Aimmah as. N­r Allah 6

Page 45: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

44

azza wa jalla

14. B±b anna al-Aimmah as. Hum Ark±n

al-Ar« 3

15. B±b N±dir J±mi’ fi Fa«l al-Im±m wa

¢if±tihi 2

16. B±b anna al-Aimmah as. Wul±t al-

Amr 5

17. B±b anna al-Aimmah as. Hum

‘Al±m±t allat³ ªakarah± Allah azza

wa jalla fi Kit±bih

3

18. B±b anna al-±y±t allat³ ªakarah±

All±hu fi Kit±bihi Hum al-Aimmah

as.

3

19. B±b M± Fara«a All±h wa Ras­luhu

min al-Kaun ma’a al-Aimmah as. 7

20. B±b Anna Ahl a©-ªikr Hum al-

Aimmah as. 9

21. B±b anna Man Wa¡afahu All±h bil

‘ilm Hum al-Aimmah as. 2

22. B±b anna ar-r±sikh­na fil ‘ilm Hum

al-Aimmah as. 3

23. B±b anna al-Aimmah as. qad ­t­ al-

‘ilm wa u£bita fi ¢ud­rihim 5

24. B±b fi anna man Au¡afahu All±h min

‘Ib±dihi Hum al-Aimmah as. 4

25. B±b anna al-Aimmah as. fi Kit±b

Allah Im±m±ni: Im±m Yad’­ ila

Allah wa im±m Yad’­ ila an-N±r

2

26. B±b anna Alquran Yahd³ ila al-Im±m 2

27. B±b anna an-Ni’mah allat³ ªakarah±

All±h fi Kit±bihi al-Aimmah as. 5

28. B±b anna al-Mutawassim³n Hum al-

Aimmah as. 5

29. B±b ‘Ar« al-A’m±l ‘ala an-Nabiy wa

al-Aimmah as. 6

30. B±b anna a¯-°ar³qah allat³ ¦u££a

‘ala al-Istiq±mah ‘alaih± Wal±yah

‘Ali as.

2

31. B±b anna al-Aimmah as. Ma’din al-

‘Ilm 3

32. B±b anna al-Aimmah as. Wara£ah

al-‘Ilm 8

33. B±b anna al-Aimmah as. Wari£­ ‘ilm

an-Nabiy 7

34. B±b anna al-Aimmah as. ‘indahum 2

Page 46: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

45

Jam³’ al-Kutub

35. B±b annahu Lam Yajma’ Alquran

Kullahu illa al-Aimmah as. 6

36. B±b M± U’¯iya al-Aimmah as. min

Ism All±h al-A’§am 3

37. B±b M± ‘inda al-Aimmah as. min

±y±t al-Anbiy±’ as. 5

38. B±b M± ‘inda al-Aimmah as. min

Sil±¥ Ras­l All±h 9

39. B±b anna Ma£ala Sil±h Ras­l All±h

Ma£alu at-T±b­t fi Ban³ Isr±’il 4

40. B±b f³hi ©ikr a¡-¢a¥³fah wa al-Jafr

wa al-J±mi’ah 8

41. B±b fi Sya’ni (Inna Anzalnahu fi

Lailah al-Qadr) wa Tafs³rihi 9

42. B±b fi anna al-Aimmah as Yazd±d­na

fi Lailah al-Jum’ah 3

43. B±b lau la anna al-Aimmah as

Yazd±d­na la nafida M± ‘Indahum 4

44. B±b anna al-Aimmah as Ya’lam­na

Jam³’ al-‘Ul­m 5

45. B±b N±dir f³hi ©ikr al-Gaib 4 46. B±b anna al-Aimmah as i©± Sy±’­

an Ya’lam­ ‘Ullim­ 3

47. B±b anna al-Aimmah as. Ya’lam­na

mata Yam­t­na 8

48. B±b anna al-Aimmah as. Ya’lam­na

‘Ilma M± K±na wa M± Yak­nu 6

49. B±b anna Allah azza wa jalla Lam

Yu’allim Nabiyyahu ‘Ilman illa

Amarahu an Yu’allimahu Am³r al-

Mukmin³n

3

50. B±b Jih±t ‘Ul­m al-Aimmah as. 3 51. B±b anna al-Aimmah as. lau Sutira

‘alaihim La akhbar­ kulla imri’in

bim± lahu wa ‘alaihi

2

52. B±b at-Tafw³« ila Ras­l All±h saw

wa ila al-Aimmah fi Amr ad-D³n 10

53. B±b fi anna al-Aimmah bi man

Yusybih­na min man Ma«± wa

Kar±hiyah al-Qaul f³him bi an-

Nubuwwah

7

54. B±b anna al-Aimmah as

Mu¥adda£­n Mufahham­n 5

55. B±b f³hi ©ikr al-Arw±¥ allat³ fi al- 3

Page 47: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

46

Aimmah as.

56. B±b ar-R­¥ allat³ Yusaddad Allah

bih± al-Aimmah as. 6

57. B±b Waqt Maa Ya’lamu al-Im±m

Jam³’ ‘ilm al-Im±m allaz³ k±na

qablahu

3

58. B±b fi anna al-Aimmah fi al-‘Ilm wa

asy-Syaj±’ah wa a¯-°±’ah saw±’ 3

59. B±b anna al-Im±m ya’rif al-Im±m

allaz³ yak­nu min Ba’dihi 7

60. B±b anna al-Aimmah ‘Ahd min Allah 4 61. B±b anna al-Aimmah lam Yaf’al­

Syai’an illa bi ‘Ahd min Allah 5

62. B±b al-Um­r allat­ T­jibu Hujjah al-

Im±m 7

63. B±b ¤ab±t al-Im±mah fi al-A’q±b wa

annah± l± ta’­du fi akh wa l± ‘amm

min al-Qar±b±t

5

64. B±b M± Na¡¡a All±h wa Ras­luh ‘ala

al-Aimmah W±¥idan fa w±¥idan 7

65. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala

Am³r al-Mukmin³n as. 9

66. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala al-

Hasan bin Ali as. 7

67. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala al-

Husain bin Ali as. 5

68. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala Ali

bin al-Husain as. 4

69. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala Abu

Ja’afar as. 4

70. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala Abu

Abdillah as. 8

71. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala Abu

al-Hasan Musa as. 16

72. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala Abu

al-Hasan ar-Ri«a as. 16

73. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala Abu

Ja’far as-¤±n³ as. 14

74. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala Abu

al-Hasan a£-¤±li£ 3

75. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala Abu

Muhammad as. 13

76. B±b al-Isy±rah wa an-Na¡¡ ‘ala

¢±¥ib ad-D±r 6

77. B±b fi Tasmiah Man Ra’± hu 15

Page 48: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

47

78. B±b fi an-Nahy ‘an al-Ism 4 79. B±b N±dir fi ¦±l al-Gaibah 3 80. B±b fi al-Gaibah 31 81. B±b M± Yuf¡alu bihi baina Da’wa al-

Mu¥iqq wa al-Mub¯il f³ amr al-

Im±mah

19

82. B±b Kar±hiah at-Tauq³t 7 83. B±b at- Tam¥³¡ wa al-Imtih±n 6 84. B±b annahu man ‘Arafa Im±mahu

Lam Ya«urrahu Taqaddama Ha©a

al-Amr au Taakhkhara

7

85. B±b man Idda’± al-Im±mah 12 86. B±b D±na Allah bi gairi Im±m 5 87. B±b man M±ta wa Laisa Lahu Im±m 4 88. B±b F³ man ‘Arafa al-¦aqq min Ahl

al-Bait wa Man Ankara 4

89. B±b M± Yajibu ‘ala an-N±s ‘inda

Mu«iyyi al-Im±m 3

90. B±b f³ anna al-Im±m mata Ya’lamu

anna al-Amr qad ¢±ra ilaihi 6

91. B±b ¦±l±t al-Aimmah as. f³ as-Sinn 8 92. B±b anna al-Im±m l± Yagsiluhu illa

Im±m min al-Aimmah 3

93. B±b Maw±lid al-Aimmah 8 94. B±b Khalq Abd±n al-Aimmah wa

Arw±¥ihim wa Qul­bihim as. 4

95. B±b at-Tasl³m wa Fa«l al-Muslim³n 8 96. B±b anna al-W±jib ‘ala an-N±s

ba’da M± Yaq«­na Man±sikahum an

Ya’tuu al-Im±m

3

97. B±b anna al-Aimmah Tadkhulu al-

Mal±’ikah Buy­tahum 4

98. B±b anna al-Jinn Ya’t³him fa

Yas’al­nahum ‘an Ma’±lim D³nihim 7

99. B±b f³ al-Aimmah as. annahum I©±

Amruhum ¦akam­ bi ¦ukm D±ud wa

±li D±ud

5

100. B±b anna Mustaq± al-‘Ilm min Baiti

±li Muhammad saw. 2

101. B±b annahu Laisa Syai’un min al-

¦aqq f³ Yad an-N±s illa M± Kharaja

min ‘Indi al-Aimmah as. wa anna Kulla

Syai’in Lam Yakhruj min ‘Indihim fa

Huwa B±¯il

6

Page 49: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

48

102. B±b f³ m± J±’a anna ¦ad³£ahum

¢a’b Musta¡’ab 5

103. B±b M± Amara an-Nabiy saw. bi an-

Na¡³¥ah li Aimmah al-Muslim³n 5

104. B±b M± Yajibu min Haqq al-Im±m

‘ala ar- Ra’iyyah wa Haqq ar-Ra’iyyah

‘ala al-Im±m

9

105. B±b anna al-Ar« kullah± li al-Im±m 9 106. B±b S³rah al-Im±m f³ Nafsihi wa f³

al-Ma¯’am wa al-Malbas i©± Waliya

al-Amr

4

107. B±b N±dir 4 108. B±b f³hi Nukat wa Nutaf min at-

Tanz³l f³ al-Wal±yah 92

109. B±b Nutaf wa Jaw±mi’ min ar-

Riw±yah f³ al-Wal±yah 9

110. B±b f³ Ma’rifatihim Auliy±’ahum wa

at-Tafw³« ilaihim 3

5. Abw±b at-T±rikh

1. B±b Maulid an-Nabi saw. 40 2. B±b an-Nahy ‘an al-Isyr±f ‘ala Qabr

an-Nabi saw. 1

3. B±b Maulid Am³r al-Mukmin³n as. 11 4. B±b Maulid az-Zahr± F±¯imah 10 5. B±b Maulid al-Hasan Bin Ali as. 9 6. B±b Maulid al-Husain bin Ali as. 6 7. B±b Maulid ‘Ali bin al-Husain as. 6 8. B±b Maulid Abu Ja’far Muhammad

bin Ali as. 6

9. B±b Maulid Abu Abdillah Ja’far bin

Muhammad as. 8

10. B±b Maulid Abu al-Hasan Musa bin

Ja’far 9

11. B±b Maulid Abu al-Hasan ar-Ri«± 11 12. B±b Maulid Abu Ja’far Muhammad

bin Ali yang kedua 12

13. B±b Maulid Abu al-Hasan Ali bin

Muhammad as. 9

14. B±b Maulid Abu Muhammad al-

Hasan bin Ali as. 27

15. B±b Maulid a¡-¢ ±¥ib 31 16. B±b M± J±’a f³ al-I£nai ‘Asyara wa

an-Na¡¡ ‘alaihim as. 20

17. B±b f³ annahu i©± q³la fi ar-Rajuli

Syai’un fa lam Yakun fiihi wa K±na f³ 3

Page 50: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

49

Waladihi aw Waladi Waladihi fa

innahu Huwa allaz³ q³la f³hi

18. B±b anna al-Aimmah kulluhum

Q±’im­n bi Amr Allah Ta’±la

H±d­na ilaihi

3

19. B±b ¢ilah al-Im±m as. 7 20. B±b al-Fay’ wa al-Anf±l wa Tafs³r

al-Khumus wa Hud­dihi wa M±

Yajibu f³h

28

Sedangkan pada jilid kedua terdapat 4 kitab dengan rincian sebagai

berikut:

Nama Kitab Bab Jumlah

Hadis

1. Kit±b al-

´m±n wa al-

Kufr

1. B±b °³nah al-Mu’min wa al-K±fir 7

2. B±b ±khar minhu wa f³hi Ziy±dah

Wuq­’ at-Takl³f al-Awwal 3

3. B±b ±khar minhu 3

4. B±b anna Ras­l Allah awwalu Man

Aj±ba 3

5. B±b Kaifa Aj±b­ wa Hum ªar 1

6. B±b Fi¯rah al-Khalq ‘ala at-Tauh³d 4

7. B±b Kaun al-Mu’min F³ ¢ulb al-

K±fir 2

8. B±b I©± Ar±da Allah azza wa jalla:

an Yakhluqa al-Mu’min 1

9. B±b f³ anna a¡-¢ibgah Hiya al-Isl±m 3

10. B±b f³ anna as-Sak³nah Hiya al-

´m±n 5

11. B±b al-Ikhl±¡ 6

12. B±b asy-Syar±i’ 2

13. B±b Da’±’im al-Isl±m 15

14. B±b anna al-Isl±m Yu¥qanu bihi ad-

Dam wa Tu’adda bihi al-Am±nah wa

anna a£-¤aw±b ‘ala al-´m±n

6

15. B±b anna al-´m±n Yasyraku al-Isl±m

wa al-Isl±m l± Yasyraku al-´m±n 5

16. B±b ±khar minhu wa f³hi anna al-

Isl±m qabla al-´m±n 2

Page 51: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

50

17. B±b 3

18. B±b fi anna al-´m±n Mab£­£ li

Jaw±ri¥ al-Badan Kullih± 8

19. B±b as-Sabq ila al-´m±n 1

20. B±b Daraj±t al-´m±n 2

21. B±b ±khar minhu 4

22. B±b Nisbah al-Isl±m 3

23. B±b Khi¡±l al-Mu’min 4

24. B±b 1

25. B±b ¢ifah al-´m±n 1

26. B±b Fa«l al-´m±n ‘ala al-Isl±m 6

27. B±b ¦aq³qah al-´m±n wa al-Yaq³n 4

28. B±b at-Tafakkur 5

29. B±b al-Mak±rim 7

30. B±b Fa«l al-Yaq³n 11

31. B±b ar-Ri«± bi al-Qa«±’ 13

32. B±b at-Tafw³« ila Allah wa at-

Tawakkul ilaihi 8

33. B±b al-Khauf wa ar-Raj±’ 13

34. B±b ¦usn a§-¨ann bi Allah azza wa

jalla 4

35. B±b al-I’tir±f bi at-Taq¡³r 4

36. B±b a¯-°±’ah wa at-Taqwa 8

37. B±b al-Wara’ 15

38. B±b al-‘Iffah 8

39. B±b Ijtin±b al-Ma¥±rim 6

40. B±b Ad±’I al-Far±i« 6

41. B±b Istiw±’ al-‘Amal wa al-

Mud±wamah ‘alaihi 6

42. B±b al-‘Ib±dah 7

43. B±b an-Niyah 5

44. B±b 2

45. B±b al-Iqti¡±d f³ al-‘Ib±dah 6

46. B±b Man Balagahu ¤aw±b min Allah

‘ala ‘amal 2

47. B±b A¡- ¢abr 25

48. B±b asy-Syukr 30

49. B±b ¦usn al-Khuluq 18

50. B±b ¦usn al-Bisyr 6

51. B±b a¡-¢idq wa Ad±’ al-Am±nah 12

52. B±b al-Hay±’ 7

53. B±b al-‘Afw 10

54. B±b Ka§m al-Gai§ 13

55. B±b al-¦ilm 9

56. B±b a¡-¢amt wa ¦if§ al-Lis±n 21

Page 52: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

51

57. B±b al-Mud±r±h 6

58. B±b ar-Rifq 16

59. B±b at-Taw±«u’ 13

60. B±b al-¦ub f³ Allah wa al-Bug« f³

All±h 16

61. B±b ªam ad-Duny± wa az-Zuhd

f³h± 26

62. B±b 2

63. B±b al-Qan±’ah 11

64. B±b al-Kaf±f 6

65. B±b Ta’j³l Fi’l al-Khair 10

66. B±b al-In¡ ±f wa al-‘Adl 20

67. B±b al-Istign±’ ‘an an-N±s 7

68. B±b ¢ilah ar-Ra¥im 33

69. B±b al-Birr bi al-W±lidain 21

70. B±b al-Ihtim±m bi Um­r al-

Muslim³n wa an-Na¡³¥ah lahum wa

Naf’ihim

11

71. B±b Ijl±l al-Kab³r 3

72. B±b Ukhuwwah al-Mu’min³n

Ba’«ihim li Ba’« 11

73. B±b f³ m± Y­jibu al-¦aqq li man

Inta¥ala al-´m±n wa Yanqu«uhu 1

74. B±b f³ anna at-Taw±kh³ lam Yaqa’

‘ala ad-D³n wa innam± Huwa at-

Ta’±ruf

2

75. B±b ¦aqq al-Mu’min ‘ala Akh³hi wa

Ad±’I Haqqihi 6

76. B±b at-Tar±¥um wa at-Ta’±¯uf 4

77. B±b Ziy±rah al-Ikhw±n 16

78. B±b al-Mu¡ ±fa¥ah 21

79. B±b al-Mu’±naqah 2

80. B±b at-Taqb³l 6

81. B±b Ta©±kur al-Ikhw±n 7

82. B±b Idkh±l as-Sur­r ‘ala al-

Mu’min³n 16

83. B±b Qad±’I ¦±jah al-Mu’min 14

84. B±b as-Sa’y fii ¦±jah al-Mu’min 11

85. B±b Tafr³j Karb al-Mu’min 5

86. B±b I¯’ ±m al-Mu’min 20

87. B±b Man Kas± Mu’minan 5

88. B±b f³ Il¯±f al-Mu’min wa Ikr±mihi 9

89. B±b f³ Khidmatihi 1

90. B±b Na¡³¥ah al-Mu’min 6

91. B±b al-I¡l±h baina an-N±S 7

Page 53: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

52

92. B±b f³ I¥y±’ al-Mu’min 3

93. B±b f³ ad-Du’± li al-Ahl ila al-

´m±n 1

94. B±b f³ Tark Du’± an-N±s 7

95. B±b anna All±h innam± Yu’¯³ ad-

D³n man Yu¥ibbuhu 4

96. B±b Sal±mah ad-D³n 4

97. B±b at-Taqiyyah 23

98. B±b al-Kitm±n 16

99. B±b al-Mu’min wa ‘Al±m±tihi wa

¢if±tihi 39

100. B±b f³ Qillah ‘Adad al-Mu’min³n 7

101. B±b ar-Ri«± bi Mauhibah al-´m±n

wa a¡-¢abr ‘ala Kulli Syai’in ba’dahu 6

102. B±b f³ suk­n al-Mu’min ila al-

Mu’min 1

103. B±b f³m± Yadfa’u All±h bi al-

Mu’min 2

104. B±b f³ anna al-Mu’min Sinf±ni 3 105. B±b M± Akha©ahu All±h ‘ala al-

Mu’min min a¡-¢abr ‘ala M±

Yal¥aquhu f³ m± ubtulia bihi 13

106. B±b Syiddah Ibtil±’I al-mu’min 30 107. B±b Fa«l Fuqar±’ al-Muslim³n 23 108. B±b 2 109. B±b anna li al-Qalb U©unain 3 110. B±b ar-R­¥ allaz³ uyyida bihi al-

Mu’min 1

111. B±b a©-ªun­b 31 112. B±b al-Kab±’ir 24 113. B±b Isti¡g±r a©-ªanb 3 114. B±b al-I¡r±r ‘ala a©-ªanb 3 115. B±b f³ U¡­l al-Kufr wa Ark±nihi 14 116. B±b ar-Riy±’ 18 117. B±b °alab ar-Ri’±sah 8 118. B±b Ikhtit±l ad-Duny± bi ad-D³n 1 119. B±b Man Wa¡afa ‘Adlan wa ‘Amila bi

Gairihi 5

120. B±b al-Mir±’ wa al-Khu¡­mah wa

Mu’±d±h ar-Rij±l 12

121. B±b al-Ga«ab 15 122. B±b al-¦asad 7 123. B±b al-‘A¡abiyyah 7

Page 54: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

53

124. B±b al-Kibr 17 125. B±b al-‘Ujub 8 126. B±b Hubb ad-Duny± wa al-¦ir¡

‘alaih± 17

127. B±b a¯-°ama’ 4 128. B±b al-Khurq 2 129. B±b S­’ al-Khuluq 5 130. B±b as-Safah 4 131. B±b al-Ba©±’ 14 132. B±b Man Yuttaq± Syarruhu 4 133. B±b al-Bagy 4 134. B±b al-Fakhr wa al-Kibr 6 135. B±b al-Qaswah 3 136. B±b a§-¨ulm 23 137. B±b Ittib±’ al-Haw±’ 4 138. B±b al-Makar wa al-Gadr wa al-

Khad³’ah 6

139. B±b al-Ka©ib 22 140. B±b ª³ al-Li£±nain 3 141. B±b al-Hijrah 7 142. B±b Qa¯³’ah ar-Ra¥im 8 143. B±b al-‘Uq­q 9 144. B±b al-Intif±’ 3 145. B±b Man ²©a al-Muslim³n wa

I¥taqarahum 11

146. B±b Man °alaba ‘A£ar±t al-

Mu’min³n wa ‘Aur±tihim 7

147. B±b at-Ta’y³r 4 148. B±b al-G³bah wa al-Baht 8 149. B±b ar-Riw±yah ‘ala al-Mu’min 3 150. B±b asy-Syam±tah 1 151. B±b as-Sib±b 9 152. B±b at-Tuhamah wa S­’ a§-¨ann 3 153. B±b Man Lam Yun±si¥u akh±hu al-

Mu’min 6

154. B±b Khulf al-Wa’d 2 155. B±b Man ¦ajaba akh al-Mu’min hu

al-Mu’min 4

156. B±b Man Ista’±na bihi akh­hu fa lam

Yu’inhu 4

157. B±b Man Mana’a Mu’minan Syai’an

min ‘indihi au min ‘indi gairihi 4

158. B±b man Akh±fa Mu’minan 3

Page 55: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

54

159. B±b an-Nam³mah 3 160. B±b al-I©±’ah 12 161. B±b Man A¯±’a al-Makhl­q f³

Ma’¡iah al-Kh±liq 5

162. B±b f³ ‘Uq­b±t al-Ma’±¡³ al-‘±jilah 2 163. B±b Muj±lasah Ahl al- Ma’±¡³ 16 164. B±b A¡n± an-N±s 3 165. B±b al-Kufr 22 166. B±b Wuj­h al-Kufr 1 167. B±b Da’±im al-Kufr 1 168. B±b ¢ifah an-Nif±q wa al-Mun±fiq 5 169. B±b asy-Syirk 8 170. B±b asy-Syakk 9

171. B±b a«-¬al±l 2

172. B±b al-Musta«’af 12

173. B±b al-Murjaun li Amr All±h 2

174. B±b A¡¥±b al-A’r±f 2

175. B±b f³ ¢un­f Ahl al-Khil±f wa ©ikr

al-Qadariyah wa al-Khaw±rij wa al-

Murji’ah wa Ahl al-Buld±n

6

176. B±b al-Mu’allafah Qul­buhum 4

177. B±b f³ ©ikr al-Mun±fiq³n wa a«-

¬al±l wa Ibl³s f³ ad-Da’wah 1

178. B±b f³ qaulihi Ta’±la wa min an-N±s

2

179. B±b Adna M± Yak­nu bihi al-‘Abd

Mu’minan au K±firan au ¬±llan 2

180. B±b 1

181. B±b ¤ub­t al-´m±n wa hal Yaj­zu an

Yanqulahu All±h 1

182. B±b al-Mu’±r³n 5

183. B±b f³ ‘Al±mah al-Mu’±r 1

184. B±b Sahw al-Qul­b 7

185. B±b f³ ¨ulmah Qalb al-Mun±fiq wa

in U’¯iya al-Lis±n 3

186. B±b f³ Tanaqqul A¥w±l al-Qalb 1

187. B±b al-Waswasah wa Had³£ an-Nafs 5

188. B±b al-I’tir±f bi a©-ªun­b wa an-

Nadami ‘alaih± 8

189. B±b Satr a©-ªun­b 2

190. B±b Man Yahummu bi al-Hasanah au

as-Sayyi’ah 4

191. B±b at-Taubah 13

192. B±b al-Istigfaar min a©-ªanb 10

Page 56: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

55

193. B±b f³ m± A’t± All±h azza wa jalla

±dam as waqt at-Taubah 4

194. B±b al-Lamam 6

195. B±b f³ anna a©-ªun­b ¤al±£ah 2

196. B±b Ta’j³l ‘Uq­bah a©-ªanb 12

197. B±b f³ tafs³r a©-ªun­b 3

198. B±b N±dir 1

199. B±b N±dir ai«an 3

200. B±b anna All±h Yadfa’u bi al-‘²mil

‘an Gairi al-‘²mil 1

201. B±b anna Tark al-Kha¯³’ah Aysaru

min °alab at-Taubah 1

202. B±bal-Istidr±j 4

203. B±b Mu¥±sabah al-‘Amal 23

204. B±b Man Ya’³bu an-N±s 4

205. B±b annahu L± Yu’±kha©u al-

Muslim bi m± ‘Amila f³ al-J±hiliyah 2

206. B±B anna al-Kufr ma’a at-Taubah

L± Yub¯il al-‘Amal 1

207. B±b al-Mu’±faina min al-Bal±’ 3

208. B±b M± Rufi’a ‘an al-Ummah 2

209. B±b anna al-´m±n L± Ya«urru

ma’ahu sayyi’ah wa al-Kufr L±

Yanfa’u ma’ahu ¦asanah

6

2. Kit±b ad-

Du’±

1. B±b Fa«l ad-Du’± wa al-¦a££

‘alaihi 8

2. B±b anna ad-Du’± Sil±¥ al-Mu’min 7

3. B±b anna ad-Du’± Yaruddu al-Bal±’

wa al-Qad±' 9

4. B±b anna ad-Du’± Syif±’ min Kulli

D±’in 1

5. B±b anna Man Da’± Ustuj³ba lahu 2

6. B±b Ilh±m ad-Du’± 2

7. B±b at-Taqaddum fi ad-Du’± 6

8. B±b al-Yaq³n f³ ad-Du’± 1

9. B±b al-Iqb±l ‘ala ad-Du’± 5

10. B±b al-Il¥±¥ f³ ad-Du’± wa at-Talabbu£

6

11. B±b Tasmiah al-¦±jah f³ ad-Du’± 1

12. B±b Ikhf±’ ad-Du’± 1

13. B±b al-Auq±t wa al-H±l±t allat³

Turj± f³h± al-Ij±bah 10

14. B±b ar-Ragbah wa ar-Rahbah wa at-

Ta«arru’ wa at-Tabattul wa al-

Ibtih±l wa al-Isti’±zah wa al-

7

Page 57: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

56

Mas’alah

15. B±b al-Buk±’ 11

16. B±b a£-¤an±’ qabla ad-Du’± 9

17. B±b al-Ijtim±’ ‘ala ad-Du’± 4

18. B±b al-‘Um­m fi ad-Du’± 1

19. B±b Man Ab¯aat ‘alaihi al-Ij±bah 9

20. B±b a¡-¢al±h ‘ala an-Nabiy

Muhammad wa Ahl Baitihi as. 21

21. B±b M± Yajibu min ªikr All±h azza

wa jalla f³ kulli Majlis 13

22. B±b ªikr All±h azza wa jalla ka£³ran 5

23. B±b anna a¡-¢±’iqah L± Tu¡³bu

ª±kiran 3

24. B±b al-Isytig±l bi ªikr All±h azza wa

jalla 2

25. B±b ªikr All±h azza wa jalla fi as-

Sirr 4

26. B±b ªikr All±h azza wa jalla fi al-

G±fil³n 2

27. B±b at-Tam¥³d wa at-Tamj³d 7

28. B±b al-Istigf±r 6

29. B±b at-Tasb³¥ wa at-Tahl³l wa at-

Takb³r 5

30. B±b ad-Du’± li al-Ikhw±n bi ¨ahr al-

Gaib 7

31. B±b Man Tustaj±bu Da’watuhu 8

32. B±b Man l± Tustaj±bu Da’watuhu 3

33. B±b ad-Du’± ‘ala al-‘Aduw 5

34. B±bal-Mub±halah 6

35. B±b Maa Yumajjidu bihi ar-Rabb

Tab±raka wa Ta’±la Nafsahu 2

36. B±b Man Q±la: L± Il±ha illa All±h 3

37. B±b Man Q±la: L± Il±ha illa All±h

wa All±h Akbar 1

38. B±b Man Q±la: L± Il±ha illa All±h

wa¥dahu wa¥dahu wa¥dahu 1

39. B±b Man Q±la: L± Il±ha illa All±h

L± Syar³ka lahu-‘asyran 2

40. B±b Man Q±la: Asyhadu an L±

Il±ha illa All±h wahdahu L± Syar³ka

lahu wa Asyhadu anna Muhammadan

‘Abduhu wa Ras­luhu

1

41. B±b man Q±la ‘asyra Marr±t f³ kulli

yaum: Asyhadu an L± Il±ha illa

All±h wahdahu L± Syar³ka lahu

2

Page 58: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

57

il±han w±¥idan a¥adan ¢amadan,

Lam Yattakhiz ¢±¥ibah wa l±

waladan

42. B±b man Q±la Y± All±h Y± All±h –

‘asyra marr±t 1

43. B±b Man Q±la: L± Il±ha illa All±h

¥aqqan ¥aqqan 1

44. B±b Man Q±la:y± Rabbi y± Rabbi 3

45. B±b Man Q±la: L± Il±ha illa All±h

mukhli¡an 1

46. B±b Man Q±la: m± Sy±’a All±h L±

¦aula wa L± Quwwata ill± bi All±h 2

47. B±b Man Q±la:Astagfir All±h

alla©³ l± il±ha ill± Huwa al-¦ayy

al-Qayy­m

1

48. B±b ad-Du’± ‘inda an-Naum wa al-

Intib±h 38

49. B±b al-Qaul ‘inda al-i¡b±¥ wa al-

Ims±’ 18

50. B±b ad-Du’± i©± kharaja al-Ins±n

min Manzilihi 12

51. B±b ad-Du’± qabla a¡-¢al±h 3

52. B±b ad-Du’± f³ adb±r as-Salaw±t 12

53. B±b ad-Du’± li ar-Rizq 13

54. B±b ad-Du’± li ad-D³n 4

55. B±b ad-Du’± li al-Karb wa al-Hamm

al-¦uzn wa al-Khauf 23

56. B±b ad-Du’± li al-‘Ilal wa al-Amr±« 19

57. B±b al-¦irz wa al-‘®©ah 14

58. B±b ad-Du’± ’inda Qir±’ah Alquran 1

59. B±b ad-Du’± fi Hif§ Alquran 2

60. B±b Da’aw±t M­jaz±t li Jam³’ al-

Haw±’ij li ad-Duny± wa al-²khirah 35

3. Kit±b Fa«l

Alquran

1. B±b Tama££ul Alqur±n wa

Syaf±’atuhu li Ahlihi 14

2. B±b Fa«l ¦±mil Alqur±n 11

3. B±b Man Yata’allamu Alqur±n bi

masyaqqah 3

4. B±b Man ¦afi§a Alqur±n £umma

Nasiyahu 6

5. B±b f³ Qir±’atihi 2

6. B±b al-Buy­t allat³ Yaqra’u f³ h±

Alqur±n 3

7. B±b ¤aw±b Qir±’ah Alqur±n 7

8. B±b Qir±’ah Alqur±n fi al-Mushaf 5

Page 59: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

58

9. B±b Tart³l Alqur±n bi a¡-¢aut al-

¦asan 13

10. B±b f³ man Yu§haru al-Gasyyah

‘inda Qir±’ah Alqur±n 1

11. B±b f³ kam Yuqra’ Alqur±n wa

Yukhtam 5

12. B±b anna Alqur±n Yurfa’u kama

Unzila 2

13. B±b Fa«l Alqur±n 24

14. B±b an-Naw±dir 29

4. Kit±b al-

Asyrah

1. B±b M± Yajibu min al-Mu’±syarah 5

2. B±b Husn al-Mu’±syarah 5

3. B±b Man Yajibu Mu¡±daqatuhu wa

Mu¡±¥abatuhu 6

4. B±b Man Tukrahu Muj±lasatuhu wa

Mur±faqatuhu 11

5. B±b at-Ta¥ubbub ila an-N±s wa at-

Tawaddud ilaihim 7

6. B±b Ikhb±r ar-Rajul Akh±hu bi

¥ubbihi 2

7. B±b at-Tasl³m 15

8. B±b Man Yajibu an Yabda’ al-Isl±m 5

9. B±b i©± Sallama W±¥id min al-

Jam±’ah Ajz±hum 3

10. B±b at-Tasl³m ‘ala an-Nis±’ 1

11. B±b at-Tasl³m ‘ala Ahl al-Milal 12

12. B±b Muk±tabah Ahl a©-ªimmah 2

13. B±b al-Ig«±’ 2

14. B±b N±dir 5

15. B±b al-‘U¯±s wa at-Tasm³t 27

16. B±b Wuj­b Ijl±l ª³ asy-Syaibah al-

Muslim 6

17. B±b Ikr±m al-Kar³m 3

18. B±b ¦aqq ad-D±khil 1

19. B±b al-Maj±lis bi al-Am±nah 3

20. B±b fi al-Mun±j±h 3

21. B±b al-Jul­s 9

22. B±b al-Ittik±’ wa al-I¥tib±’ 5

23. B±b ad-Du’±bah wa a«-¬a¥ik 20

24. B±b Haqq al-Jiw±r 16

25. B±b Hadd al-Jiw±r 2

26. B±b ¦usn a¡-¢ah±bah wa Haqq as-

¢±hib fi as-Safar 5

27. B±b at-Tak±tub 2

28. B±b an-Naw±dir 7

Page 60: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

59

29. B±b 9

30. B±b an-Nahy ‘an I¥r±q al-Qar±¯³s

al-Makt­bah 5

G. Pendapat Ulama Mengenai Kitab U¡­l Al-K±f³

Lahirnya kitab al-K±f³ di tengah-tengah syiah tentu saja menjadi sebuah

perhatian. Banyak komentar yang muncul berkaitan dengan penilaian terhadap

kitab al-Kulaini yang berjudul al-K±f³, khususnya dari kalangan syiah sendiri.

Bahkan tidak sedikit yang memberikan pujian, diantaranya adalah Muhammad bin

Makki yang mengatakan bahwa kitab al-K±f³ adalah kitab Islam yang paling

tinggi derajatnya, paling agung kedudukannya di kalangan imamiyah, dan belum

ada di kalangan imamiyah yang dapat menyerupainya.57

Asy-Syaikh al-Muf³d mengatakan bahwa kitab al-K±f³ adalah kitab syiah

yang paling tinggi, serta paling banyak memiliki faedah.58

H. Derajat Hadis-Hadis Pada U¡­l Al-K±f³

Kitab U¡­l al-K±f³ adalah salah satu kitab kumpulan hadis yang

menempati urutan pertama di kalangan syiah, sehingga keakuratan hadisnya

menjadi suatu hal penting untuk dikaji.

°aha ¦±mid Ad-Dal³m³ dalam kitabnya Ha©a Huwa al-K±f³

menyebutkan bahwa tidak seluruh hadis yang terdapat dalam kitab al-Kulain³

adalah hadis yang sahih.59

Pernyataan ini mendapat dukungan dari D. ‘Abd al-Fatt±¥ dengan

mengatakan bahwa banyak hadis-hadis yang terdapat dalam kitab al-Kulain³

yang masih memerlukan penelitian, kritik, pembahasan dan pengkajian mengenai

derajat kesahihannya.60

57

Al-Kh±lid³, Al-Kulayn³ wa Ta’w³l±tuh, h. 10. 58

Ibid. 59

°aha ¦±mid ad-Dal³m³, Ha©a Huwa al-K±f³ (t.t.p.: Syubkah ad-Dif±’ ‘an as-Sunnah, 2009 M/1430 H), h. 10.

60 Al-Kh±lid³, Al-Kulayn³ wa Ta’w³l±tuh, h. 11.

Page 61: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

60

Bahkan ditemukan 233 perawi yang daif dalam kitabnya al-K±f³,

termasuk di dalamnya sanad pada kitab U¡­l al-K±f³, seperti Sahl bin Ziy±d,

dikatakan bahwa ia f±sid ad-din wa «a’³f (rusak agamanya dan lemah). Demikian

pula dengan Mu’alla bin Muhammad yang disebutkan sebagai seorang yang

meriwayatkan hadis-hadis munkar yang bertentangan dengan Islam, dan an-

Naj±sy³ menyebutnya mu«¯arib al-¥ad³£ wa al-ma©hab.61

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak seluruh hadis yang

terdapat di dalam kitab al-Kulain³ adalah hadis sahih, bahkan terdapat hadis

lemah, palsu, dan munkar.

61

Rij±l al-K±f³ li al-Kulain³ dalam www.sd-sunnah.com diunduh pada 3 November 2012 pukul 19.00 WIB.

Page 62: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

61

BAB III

ALQURAN DAN KEOTENTIKANNYA DALAM KITAB U¢®L AL-K²F´

A. Alquran Dan Keotentikannya Sebagai Sumber Hukum Pertama Islam

Islam adalah agama yang universal. Ia mengatur kehidupan manusia dari

berbagai sisinya. Mulai dari kehidupan beragama, yaitu bagaimana membina

hubungan baik dengan rabb nya serta cara-cara mengaktualisasikan

penyembahannya. Selain itu Islam juga mengatur kehidupan berkeluarga,

bersosial, ekonomi, politik dan lainnya.

Berbagai aturan tersebut terdapat dalam berbagai sumber hukum Islam,

baik yang telah disepakati para ulama, maupun sumber-sumber hukum yang

masih mengandung perbedaan pendapat. Meskipun demikian, keduanya

mempunyai peranan penting sebagai sumber hukum ajaran Islam, khususnya

sumber hukum yang telah disepakati eksistensinya.

Sumber hukum yang telah disepakati tersebut adalah 4 sumber, yaitu

Alquran, Hadis, Ijma’ dan Qiyas.62

Sebagai sumber hukum yang pertama, Alquran

memegang peranan penting dalam kehidupan seorang muslim. Bahkan ketiga

sumber hukum lainnya, yaitu Hadis, Ijma’ dan Qiyas tidak dapat terlepas dari

keberadaan Alquran.

Pentingnya Alquran sebagai sumber pokok menuntut jaminan akan

keotentikannya sebagai kalam Allah. Hal ini akan membawa pengaruh besar

terhadap hukum yang berlaku dalam masyarakat. Demikian juga pengaruh yang

akan ditimbulkannya pada ketiga sumber lainnya. Sehingga keaslian Alquran

benar-benar menjadi suatu keharusan demi kepentingan kehidupan manusia, dan

tidak dibenarkan perubahan terhadap Alquran sebagaiman yang telah terjadi pada

kitab-kitab suci lainnya sebelum Alquran.

Keaslian dan keotentikan Alquran telah mendapat jaminan langsung dari

Allah, Sang Pemilik Kalam dalam surah Al-Hijr ayat 9:

62

Wahbah az-Zu¥aili, U¡­l al-Fiqh al-Isl±m³ (Damaskus: D±r al-Fikr, 1406/1986), Juz 1, h. 417.

Page 63: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

62

“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan az-Zikr, dan Sesungguhnya kami

benar-benar memeliharanya.”(QS. Al-Hijr: 9)

Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf menyatakan dalam kitabnya Tafs³r

wa Bay±n Kalim±t al-Quran al-Kar³m bahwa yang dimaksud dengan lafaz “a©-

ªikr” adalah Alquran.63

Demikian pula menurut A¥mad Mus¯af± Al-Mar±g³

dalam kitabnya Tafs³r al-Mar±g³64 dan Al-Qur¯ub³ dalam kitabnya Al-

J±mi’ li Ahk±m Al-Quran.65

Sedangkan yang dimaksud dengan isim damir “hu” pada kalimat

dalam hal ini ulama tafsir berbeda pendapat. Al-Farr±’ dalam kitabnya

Ma’±ni Al-Qur±n berpendapat bahwa yang dimaksud dengan damir “ha” tersebut

mengandung dua pengertian. Yang pertama, yaitu Alquran. Sedangkan yang

kedua yaitu Muhammad, yakni Allah menjaga dan memelihara Muhammad.66

Akan tetapi beberapa kitab tafsir menyebutkan bahwa yang dimaksud

dengan damir “ha” pada ayat di atas adalah Alquran, dan bukan Muhammad.

Sebagaimana dikutip dari kitab tafsir karya A¯-°abar³67 dan Tafs³r Ibn ‘Abbas68

.

Sehingga jelas bahwa yang mendapat jaminan pemeliharaan berdasarkan ayat di

atas adalah Alquran.

Syaikh Muhammad ‘Al³ a¡-¢±b­n³ menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan “pemeliharaan” pada ayat tersebut adalah pemeliharaan dari segala jenis

penambahan dan pengurangan, serta pengalihan dan perubahan isi. Bahkan para

ulama tafsir menyatakan bahwa Allah-lah yang menjamin terpeliharanya Alquran

63

Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf, Tafs³r wa Bay±n Kalim±t al-Quran al-Kar³m

(Beirut: D±r Ibn Ka£³r, 1426/2005), h. 262. 64

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi (Mesir: Syirkah Matba’ah Mustafa, 1365H/1946 M), Juz 14, h. 7.

65 Abi ‘Abd Allah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr al-Qur¯­b³, Al-J±mi’ li Ahk±m Al-

Quran (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 2006 M/1426 H), juz 12, h. 180. 66

Al-Farra, Ma’ani al-Quran, h. 262, www.shamela.com 67

Abi Ja’far Muhammad bin Jarir At-Tabari, Tafsir A¯-°abar³ (Kairo: Hajar, 2001 M/1422 H), juz 14, h. 18.

68 Ibn Abbas, Tafsir Ibn Abbas juz 1, h. 216, www.shamela.com

Page 64: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

63

ini, dan tidak ada seorangpun yang mampu mengubahnya, baik dengan

penambahan maupun pengurangan, seperti halnya kitab-kitab lain sebelum

Alquran.69

Kedua pendapat di atas jelas menunjukkan jaminan terhadap pemeliharaan

Alquran. Sehingga keberadaan Alquran sebagai sumber pokok ajaran Islam tidak

perlu diragukan lagi.

Selain ayat di atas, garansi terhadap pemeliharaan Allah terhadap Alquran

juga terdapat pada surah al-An’am ayat 115:

“ Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu sebagai kalimat yang benar dan

adil. tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan dia

lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Syaikh ¦asanain Muhammad Makhl­f menafsirkan kata “kalimat-kalimat-

Nya” dengan Kalam Allah, yaitu Alquran al-Karim.70

Dengan demikian

pemeliharaan Alquran sangat tergaransi sebagai kitab suci umat Islam yang

merupakan sumber pokok hukum kehidupan manusia.

Namun garansi terhadap pemeliharaan Alquran tidak diterima oleh semua

lapisan masyarakat. Terdapat satu golongan yang menolak terhadap keaslian dan

keterpeliharaan Alquran sebagai kalam Allah. Golongan yang dimaksud adalah

kelompok syiah. Mereka berkeyakinan bahwa Alquran yang ada saat ini hanyalah

sepertiga dari bagian keseluruhannya. Bahkan mereka berkeyakinan bahwa hanya

imam yang mengetahui keseluruhan isi Alquran.

Pendapat-pendapat tersebut terdapat dalam kitab U¡­l al-K±f³,. Kitab

tersebut merupakan kitab utama yang menjadi pegangan bagi kelompok syiah,

69

Muhammad ‘Al³ a¡-¢±b­n³, ¢afwah at-Taf±s³r Beirut: al-Maktabah al-‘A¡riyah, 1431/2010), juz 2, h. 599.

70 Makhluf, Tafs³r wa Bay±n, h. 142.

Page 65: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

64

khususnya dalam bidang akidah dan keyakinan. Berikut adalah hadis-hadis syiah

yang berkaitan dengan keotentikan Alquran.

B. Hadis-Hadis Syiah Tentang Alquran

Hadis pertama:

عن ابن , مجيعا, عن أبيه, وعلي بن إبراهيم, عن سهل بن زياد, عدة من أصحابنا

مسعت أمري املؤمنني عليه : عن األصبغ بن ن باتة قال, عن أيب حيىي, عن أيب محزة , حمبوب

وثلث فرائض , وثلث سنن وأمثال, ثلث فينا ويف عدونا: نزل القرآن أثالثا: السالم يقول

.وأحكامBeberapa dari sahabat kami, dari Sahl bin Ziy±d, dan ‘Ali bin Ibr±h³m, dari

ayahnya, semua, dari Ibn Ma¥b­b, dari Ab³ ¦amzah, dari Abi Ya¥ya, dari al-

A¡bag bin Nub±tah ia berkata: saya mendengar Amirul Mukminin as. berkata:

Alquran turun tiga bagian: sepertiga terdapat pada kita dan pada musuh kita,

sepertiga sunah-sunah dan teladan-teladan, dan sepertiga fardu dan hukum-

hukum. 71

Hadis kedua:

عن داود بن , عن علي بن عقبة, عن احلجال, عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

ربع : إن القرآن نزل أربعة أرباع: عن أيب عبد اهلل عليه السالم قال, فرقد عمن ذكره

71

Muhammad bin Yaqub al-Kulaini, U¡­l al-K±f³ (Beirut: Dar al-Murtada, 2005 M), h. 822.

Page 66: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

65

حالل وربع حرام وربع سنن و أحكام وربع خرب ما كان قبلكم ونبأ ما يكون بعدكم

72.وفصل ما بينكمBeberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-Hajjal, dari Ali

bin Uqbah, dari Daud bin Farqad dari orang yang disebutkannya, dari Abi

Abdillah as., ia berkata: sesungguhnya Alquran turun empat bagian: seperempat

berisi tentang halal, seperempat tentang haram, seperempat sunah dan hukum-

hukum, dan seperempat berisi kabar tentang sesuatu yang telah terjadi sebelum

kamu dan berita tentang sesuatu yang akan terjadi dan pemisah antara kamu.

Hadis ketiga:

عن , عن إسحاق بن عمار, عن صفوان, عن حممد بن عبد اجلبار, أبو علي األشعري

ربع فينا وربع يف : نزل القرآن أربعة أرباع: عن ايب جعفر عليه السالم قال, أيب بصري

73.عدونا وربع سنن وأمثال وربع فرائض وأحكامAbu Ali al-Asy’ari, dari Muhammad bin Abd al-Jabbar, dari Safwan, dari Ishaq

bin ‘Amm±r, dari Abi Ba¡³r, dari Abi Ja’far as., ia berkata: Alquran turun

sebanyak empat bagian: seperempat pada kita, seperempat pada musuh kita,

seperempat sunah dan teladan, dan seperempat lagi berisi fardu dan hukum-

hukum.

Hadis keempat:

سألت أبا عبد : عمن ذكره قال, عن ابن سنان أو عن غريه, عن أبيه, علي بن إبراهيم

: اهلل عليه السالم عن القرآن والفرقان أمها شيئان أو شيئ واحد؟ فقال عليه السالم

74.القرآن مجلة الكتاب والفرقان احملكم الواجب العمل به

72 Ibid.

73 Ibid.

Page 67: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

66

Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibn Sin±n atau dari orang lain selainnya, dari

yang telah disebutkannya, ia berkata: aku bertanya kepada Abu Abdillah as

tentang Alquran dan al-Furqan, apakah keduanya merupakan hal yang sama?

Abu Abdillah menjawab: Alquran adalah keseluruhan kitab, sedangkan Al-

Furqan adalah ayat yang muhkam yang wajib diamalkan.

Hadis kelima:

عن حممد بن , عن مجيل بن دراج, عن الوشاء, عن علي بن حممد, احلسني بن حممد

إن القرآن واحد نزل من عند واحد : عن أيب جعفر عليه السالم قال, عن زرارة , مسلم

75.ولكن اإلختالف جييئ من قبل الرواةAl-Husain bin Muhammad, dari Ali bin Muhammad, dari al-Wasysy±’, dari Jamil

bin Darr± Jawab, dari Muhammad bin Muslim, dari Zur±rah, dari Abi Ja’far as.,

ia berkata: sesungguhnya Alquran itu adalah satu, ia turun dari sisi Sang Maha

Esa, akan tetapi perbedaan muncul dari segi periwayatan.

Hadis keenam:

عن الفضيل بن يسار , عن عمر بن أذينة, عن ابن أيب عمري, أبيه عن, علي بن إبراهيم

إن القرآن نزل على سبعة : إن الناس يقولون: قلت أليب عبد اهلل عليه السالم: قال

76.كذبوا أعداء اهلل ولكنه نزل على حرف واحد من عند الواحد: فقال, أحرفAli bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibn Abi ‘Umair, dari Amr bin Uzainah, dari

al-Fu«ail bin Yas±r ia berkata: aku berkata kepada Abi Abdillah as:

74

Ibid., h. 823. 75

Ibid., h. 824. 76

Ibid., h. 824.

Page 68: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

67

sesungguhnya orang-orang berkata: bahwa Alquran turun dengan tujuh huruf.

Lalu ia berkata: telah berdusta para musuh Allah akan tetapi Alquran turun

dalam satu huruf dari sisi Yang Maha Esa.

Hadis ketujuh:

إن القرآن الذي : عن أيب عبد اهلل عليه السالم قال, عن هشام بن سامل, علي بن احلكم

77.جاء به جربئيل عليه السالم إىل حممد صلى اهلل عليه وآله وسلم سبعة عشر ألف أيةAli bin al-¦akam, dari Hisy±m bin S±lim, dari Abi Abdillah as., ia berkata:

sesungguhnya Alquran yang dibawa oleh Jibril as kepada Muhammad saw

adalah 17.000 ayat.

Hadis kedelapan:

عن منصور بن حازم , عن صفوان بن حيىي, عن الفضل بن شاذان, حممد بن إمساعيل

إن اهلل أجل وأكرم من أن يعرف خبلقه بل اخللق : قلت أليب عبد اهلل عليه السالم: قال

فينبغي له أن يعرف أن لذلك , صدقت قلت إن من عرف أن له ربا: قال, اهلليعرفون ب

الرب رضا وسخطا وأنه اليعرف رضاه وسخطه إال بوحي أو رسول فمن مل يأته الوحي

فت رض .ة فقد ينبغي له أن يطلب الرسل فإذا لقيهم عرف أهنم احلجة وأن اهم الطاعة امل

تعلمون أن رسول اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم كان هو احلجة من اهلل : وقلت للناس

بلى قلت فحني مضى رسول اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم من كان : على خلقه؟ قالوا

رجئ والقدري : احلجة على خلقه؟ فقالواالقرآن فنظرت يف القرآن فإذا هو خياصم به امل

77

Ibid., h. 826.

Page 69: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

68

فعرفت أن القرآن اليكون حجة . لذي اليؤمن به حىت يغلب الرجال خبصومتهوالزنديق ا

ابن : من قيم القرآن؟ فقالوا: فقلت اهم, فيه من شيئ كان حقا: فما قال. إال بقيم

فلم أجد أحدا , ال: مسعود قد كان يعلم وعمر يعلم وحذيفة يعلم قلت كله؟ قالوا

: ه إال عليا عليه السالم وإذا كان الشيء بني القوم فقال هذاإنه يعرف ذلك كل: يقال

هذا أنا أدري فأشهد أن عليا : هذا ال أدري وقال: هذا ال أدري وقال: وقال, الأدري

وكانت طاعته مفت رضة وكان احلجة على الناس بعد رسول , عليه السالم كان قيم القرآن

78.فقال رمحك اهلل, يف القرآن فهو حق: ما قال اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم وأن “Muhammad bin Ismail, dari al-Fa«l bin Sy±©±n, dari ¢afw±n bin Ya¥ya,

dari Man¡­r bin ¦±zim ia berkata: aku berkata kepada Abu ‘Abd Allah as.:

sesungguhnya Allah paling tinggi dan paling mulia dari yang dikenal makhluk-

Nya akan tetapi makhluk dikenal dengan Allah, ia berkata: engkau benar. Aku

berkata sesungguhnya barang siapa yang mengetahui bahwa ia memiliki Tuhan,

maka mestilah ia mengetahui bahwa bagi Tuhan itu ada keridaan dan kebencian,

dan sesungguhnya ia tidak diketahui rida dan kebenciannya kecuali melalui

wahyu atau rasul. Maka barang siapa yang tidak mendapat wahyu maka mestilah

ia meminta para rasul, maka apabila ia menemui rasul tersebut maka ia

mengetahui bahwa mereka adalah hujjah dan bagi mereka adalah kewajiban

menaati.

Dan aku berkata kepada orang-orang: engkau mengetahui bahwa Rasulullah saw

adalah hujah dari Allah bagi seluruh makhluk? Mereka berkata: iya. Aku

berkata: maka ketika tidak ada Rasulullah saw siapakah yang menjadi hujah bagi

seluruh makhluk? Mereka berkata: Alquran. Lalu aku melihat isi Alquran, maka

ia berbantahan dengan Murjiah, Qadariyah dan Zindiq yang tidak beriman

78

Ibid., h. 119-120.

Page 70: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

69

dengannya hingga kebanyakan orang membantahnya. Maka aku pun mengetahui

bahwa Alquran tidak bisa menjadi hujah kecuali dengan seorang qayim. Maka

tidak bisa dikatakan: di dalamnya ada sesuatu yang benar. Maka aku berkata

kepada mereka: siapa qayim Alquran? Mereka menjawab: Ibnu Mas’ud adalah ia

mengetahui, Umar mengetahui, dan Huzaifah juga mengetahui. Aku berkata?

Semuanya? Mereka menjawab: tidak, aku belum mendapati seseorang yang

dikatakan: sesungguhnya yang mengetahui semuanya hanya Ali as., dan apabila

ada sesuatu antara kaum tersebut, ia menjawab: ini aku tidak tahu,dan ia

berkata: ini aku tidak tahu, dan ia berkata: ini aku mengetahuinya, maka aku

bersaksi bahwa Ali as. adalah qayim Alquran, menaatinya adalah wajib, dan ia

adalah hujah bagi manusia setelah Rasulullah saw, dan sungguh apa yang ia

katakan: di dalam Alquran maka ia benar, lalu ia menjawab: mudah-mudahan

Allah merahmatimu. ”

Hadis kesembilan:

عن سامل بن سلمة , عن عبد الرمحن بن أيب هاشم, عن حممد بن احلسني, حممد بن حيىي

قرأ رجل على عبد اهلل عليه السالم وأنا أستمع حروفا من القرآن لي على ما : قال

إقرأ كما يقرأ الناس . كف عن هذه القراءة: يقرأها الناس فقال أبو عبد اهلل عليه السالم

وأخرج املصحف . قام القائم قرأ كتاب اهلل عز وجل على حده حىت يقوم القائم فإذا

أخرجه على عليه السالم إىل الناس حني فرغ منه : الذي كتبه علي عليه السالم وقال

هذا كتاب اهلل عز وجل أنزله اهلل على حممد صلى اهلل عليه وآله وسلم : وكتبه فقال اهم

. حف جامع فيه القرآن ال حاجة لنا فيههو ذا عندنا مص: فقالوا. وقد مجعته من اللوحني

Page 71: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

70

أما واهلل ما ترونه بعد يومكم هذا أبدا إمنا كان علي أن أخربكم حني مجعته : فقال

79.لتقرأوهMuhammad bin Yahya, dari Muhammad bin al-¦usain, dari ‘Abd ar-Ra¥man bin

Abi H±syim, dari S±lim bin Salmah ia berkata: seorang laki-laki membaca di

depan Abd Allah as. dan aku menyimak satu huruf dari Alquran tidak seperti yang

orang-orang baca. Maka Abu Abdillah berkata: cukupkan bacaan ini, bacalah

sebagaimana orang-orang membaca sehingga berdiri seorang maka apabila ia

berdiri ia membaca Kitab Allah berdasarkan batasnya. Dan ia mengeluarkan

mushaf yang ditulis Ali as. dan berkata:Ali as mengeluarkannya kepada manusia

ketika hilang dari nya dan ia menulisnya. Ia berkata kepada mereka: ini adalah

Kitab Allah yang Allah turunkan kepada Muhammad saw dan aku sungguh telah

mengumpulkannya dari lauhaini. Maka mereka menjawab: ini lah dia mushaf

yang mengumpulkan di dalam nya Alquran yang tidak ada keperluan bagi kami

padanya. Ia berkata: Sungguh demi Allah engkau tidak melihatnya setelah hari

ini selamanya, hanyasanya Ali memberitahukanmu ketika aku mengumpulkannya

agar kalian membacanya”.

Hadis kesepuluh:

عن جابر , عن عمرو بن أيب املقدام, عن ابن حمبوب, عن أمحد بن حممد, حممد بن حيىي

ما ادعى أحد من الناس أنه مجع القرآن كله : مسعت أبا جعفر عليه السالم يقول: قال

وما مجعه وحفظه كما نزله اهلل تعاىل إال علي بن أيب طالب عليه . كما أنزل إال كذاب

80.عليهم السالم السالم واألئمة من بعده

79

Ibid., h. 825. 80

Ibid., h. 165.

Page 72: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

71

“Muhammad bin Yahya, dari Ahmad bin Muhammad, dari Ibn Ma¥b­b, dari

‘Amr bin Abi al-Miqd±m, dari J±bir ia berkata: aku mendengar Abu Ja’far as.

berkata: tidaklah seorangpun dari manusia mengaku bahwa ia telah

mengumpulkan Alquran seluruhnya sebagaimana yang diturunkan kecuali

seorang pendusta. Dan tidak dikumpulkan dan dihafal Alquran sebagaimana

Allah turunkan kecuali oleh Ali bin Abi Talib as dan para imam setelahnya.”

C. Analisis Terhadap Hadis-Hadis Syiah Tentang Alquran

Hadis pertama:

عن ابن , مجيعا, عن أبيه, وعلي بن إبراهيم, عن سهل بن زياد, ة من أصحابناعد

مسعت أمري املؤمنني عليه : عن األصبغ بن ن باتة قال, عن أيب حيىي, عن أيب محزة , حمبوب

وثلث فرائض , وثلث سنن وأمثال, ثلث فينا ويف عدونا: نزل القرآن أثالثا: السالم يقول

81.وأحكامBeberapa dari sahabat kami, dari Sahl bin Ziy±d, dan ‘Ali bin Ibr±h³m, dari

ayahnya, semua, dari Ibn Ma¥b­b, dari Ab³ ¦amzah, dari Abi Ya¥ya, dari al-

A¡bag bin Nub±tah ia berkata: saya mendengar Amirul Mukminin as. berkata:

Alquran turun tiga bagian: sepertiga terdapat pada kita dan pada musuh kita,

sepertiga sunah-sunah dan teladan-teladan, dan sepertiga fardu dan hukum-

hukum.

Hadis di atas menyebutkan bahwa Alquran turun dalam tiga bagian, bagian

yang pertama terdapat pada kami dan musuh kami, sepertiganya lagi adalah

sunah-sunah dan am£al, dan sepertiga terakhir adalah fardu-fardu dan hukum.

Isi hadis yang menyebutkan bahwa “sepertiga pertama terdapat pada kami

dan musuh kami” menimbulkan beberapa pertanyaan. Pertanyaan pertama yaitu

81

Muhammad bin Yaqub al-Kulaini, U¡­l al-K±f³ (Beirut: Dar al-Murtada, 2005 M), h. 822.

Page 73: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

72

siapa yang dimaksud dengan “kami” dan siapa yang dimaksud dengan “musuh

kami”.

Hasyim Ma’r­f al-¦asan³ dalam kitabnya Dir±s±t f³ al-¦ad³£ wa al-

Mu¥addi£³n menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kata “فينا” adalah ahlul

bait. Sedangkan yang dimaksud dengan kata “عدونا” adalah:

.منحرف عن الحق اليؤمن بيوم الحساب واليعمل بما أمر هللا ورسوله82

“Orang yang menyimpang dari kebenaran, tidak beriman dengan hari

perhitungan dan tidak mengamalkan perintah Allah dan Rasul-Nya”.

Dengan demikian yang dimaksud pada hadis pertama adalah bahwa

sepertiga Alquran terdapat pada ahlul bait dan non ahlul bait. Sebab bagi ahlul

bait, orang yang bukan dari kelompok mereka adalah orang yang sesat dan kafir,

tidak beriman dan tidak mengamalkan perintah Allah dan Rasul-Nya. Tentu isi

hadis ini bertentangan dengan akal. Bagaimana bisa sepertiga Alquran sebagai

sumber hukum utama hanya terdapat pada kedua golongan tersebut? Lantas

dimana dua pertiga bagian yang lainnya.

Isi hadis tersebut juga menyebutkan bahwa di antara sepertiga bagian

Alquran adalah terdapat pada ahlul bait. Pertanyaan yang muncul selanjutnya

adalah apabila benar sebagian dari sepertiga Alquran terdapat pada mereka,

mengapa para amirul mukminin pada masanya tidak pernah berhujjah pada

mereka pada masa awal setelah wafat Rasulullah saw?83

Sehingga isi hadis ini

tidak dapat diterima secara mutlak.

Hadis kedua:

82

Hasy³m Ma’r­f al-¦asani, Dir±s±t f³ al-¦ad³£ wa al-Mu¥addi£³n (Beirut: D±r at-Ta’±ruf, t.t.), h. 345.

83 Ibid., h. 347.

Page 74: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

73

عن داود بن , عن علي بن عقبة, عن احلجال, عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

ربع : إن القرآن نزل أربعة أرباع: عن أيب عبد اهلل عليه السالم قال, فرقد عمن ذكره

حالل وربع حرام وربع سنن و أحكام وربع خرب ما كان قبلكم ونبأ ما يكون بعدكم

84.وفصل ما بينكمBeberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-Hajj±l, dari Ali

bin Uqbah, dari D±ud bin Farqad dari orang yang disebutkannya, dari Abi

Abdillah as., ia berkata: sesungguhnya Alquran turun empat bagian: seperempat

berisi tentang halal, seperempat tentang haram, seperempat sunah dan hukum-

hukum, dan seperempat berisi kabar tentang sesuatu yang telah terjadi sebelum

kamu dan berita tentang sesuatu yang akan terjadi dan pemisah antara kamu.

Hadis ini menyebutkan bahwa Alquran turun dalam empat bagian. Hal ini

sangat bertentangan dengan bunyi hadis pertama yang menyebutkan bahwa

Alquran turun dalam tiga bagian. Sehingga hadis kedua ini tertolak sebagaimana

hadis pertama.

Hadis ketiga:

عن , عن إسحاق بن عمار, عن صفوان, عن حممد بن عبد اجلبار, أبو علي األشعري

ربع فينا وربع يف : نزل القرآن أربعة أرباع: عن ايب جعفر عليه السالم قال, يب بصريأ

85.عدونا وربع سنن وأمثال وربع فرائض وأحكامAbu Ali al-Asy’ari, dari Muhammad bin Abd al-Jabb±r, dari ¢afw±n, dari Ishaq

bin ‘Amm±r, dari Abi Ba¡³r, dari Abi Ja’far as., ia berkata: Alquran turun

84

Al-Kulaini, U¡­l, h. 822. 85

Ibid.

Page 75: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

74

sebanyak empat bagian: seperempat pada kita, seperempat pada musuh kita,

seperempat sunah dan teladan, dan seperempat lagi berisi fardu dan hukum-

hukum.

Hadis ini juga berisi tentang Alquran yang turun dalam empat bagian,

sebagaimana terdapat pada hadis kedua. Dengan demikian, hadis ini juga tidak

dapat diterima.

Hadis keempat:

سألت أبا عبد : عمن ذكره قال, عن ابن سنان أو عن غريه, عن أبيه, علي بن إبراهيم

: اهلل عليه السالم عن القرآن والفرقان أمها شيئان أو شيئ واحد؟ فقال عليه السالم

86.القرآن مجلة الكتاب والفرقان احملكم الواجب العمل بهAli bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibn Sin±n atau dari orang lain selainnya, dari

yang telah disebutkannya, ia berkata: aku bertanya kepada Abu Abdillah as

tentang Alquran dan al-Furqan, apakah keduanya merupakan hal yang sama?

Abu Abdillah menjawab: Alquran adalah keseluruhan kitab, sedangkan Al-

Furqan adalah ayat yang muhkam yang wajib diamalkan.

Hadis di atas mengisyaratkan akan adanya perbedaan tentang Alquran

dengan al-Furqan. Kelompok syiah berpandangan bahwa Alquran lebih umum

sedangkan istilah al-Furqan dikhususkan pada ayat-ayat muhkam yang wajib

diamalkan.

Di dalam Alquran, Lafaz “Alquran” diulangi sebanyak 68 kali, sedangkan

kata “al-Furqan” diulangi sebanyak 6 kali, yaitu pada surah al-Baqarah ayat 53,

ayat 185, surah Ali Imran ayat 4, surah al-Anfal ayat 41, surah al-Anbiya’ ayat 48,

dan surah al-Furqan ayat 1. Dari keenam kata “al Furqan” yang terdapat dalam

Alquran, tidak terdapat satu tafsirpun yang menjelaskan bahwa al-Furqan adalah

ayat-ayat yang muhkam yang wajib diamalkan.

86

Ibid., h. 823.

Page 76: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

75

Syeikh Hasanain Muhammad Makhl­f menyebutkan dalam kitabnya

Tafs³r wa Bay±n Kalim±t al-Quran al-Kar³m bahwa yang dimaksud dengan kata

“al-Furqan” pada surah al-Baqarah ayat 53 dan surah Ali Imran ayat 4 adalah

pembeda antara yang benar dan yang salah.87

Bahkan ia dengan jelas menafsirkan

kata “al-Furqan” pada surah Al-Furqan ayat 1 sebagai Alquran, yang

membedakan antara yang benar dan yang salah.88

Selain Syeikh Hasanain Muhammad Makhl­f, Ibn Ka£ir juga menafsirkan

kata “al-Furqan” yang terdapat pada surah al-Baqarah ayat 53 sebagai pembeda

antara yang benar dan yang salah, dan antara petunjuk dan kesesatan.89

A¥mad Mus¯afa al-Mar±g³ menafsirkan kata “al-Furqan” yang terdapat

pada surah al-Furqan ayat 1 sebagai Alquran90

. Sedangkan kata “al-Furqan” yang

terdapat pada surah al-Anbiya ayat 48 ditafsirkan oleh A¥mad Mus¯afa al-

Mar±g³

Sebagai kitab Taurat91

, bukan Alquran.

Berkenaan dengan kata “al-Furqan” pada surah al-Baqarah ayat 185, yang

dimaksud adalah pembeda sebagai salah satu fungsi Alquran, pembeda antara

yang benar dan yang salah. Hal ini didasarkan pada teks ayat yang sebelumnya

disebutkan “Bulan Ramadhan yang padanya diturunkan Alquran sebagai

petunjuk bagi manusia dan pembeda….”.

Dan kata “al-Furqan” pada surah al-Anfal ayat 41 ditafsirkan oleh Syeikh

Muhammad Makhl­f sebagai hari pembeda, yaitu hari dimana terjadinya Perang

Badar.92

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satu ayatpun beserta

penafsiran yang membedakan antara Alquran dan al-Furqan. Bahkan dalam ilmu

87

Syeikh Hasanain Muhammad Makhl­f, Tafs³r wa Bay± Kalim±t al-Quran al-Kar³m

(Beirut: Dar Ibn Ka£³r, 2005 M/1426 H), h. 8 dan 50. 88

Ibid., h. 359. 89

Abu al-Fida’ al-Hafiz Ibn Ka£³r ad-Dimasyqi, Tafsir juz 1, h. 91. 90

A¥mad Mus¯afa al-Mar±g³, Tafs³r al-Mar±g³ (Mesir: Ma¯ba’ah Mus¯afa, 1946 M), uz 18, h. 146.

91 Ibid., juz 17, h. 40.

92 Makhl­f, h.182.

Page 77: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

76

tentang Alquran (Ul­m al-Quran) telah disepakati bahwa al-Furqan adalah salah

satu nama Alquran, sebagaimana a©-©ikr, al-huda, asy-Syifa, dan lainnya.93

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara

Alquran dan al-Furqan, hanya saja al-Furqan merupakan salah satu nama lain

dari Alquran. Dengan demikian isi hadis di atas tertolak dan tidak dapat diterima.

Hadis kelima:

عن حممد بن , عن مجيل بن دراج, عن الوشاء, عن علي بن حممد, احلسني بن حممد

إن القرآن واحد نزل من عند واحد : عن أيب جعفر عليه السالم قال, عن زرارة , مسلم

94.ولكن اإلختالف جييئ من قبل الرواةAl-Husain bin Muhammad, dari Ali bin Muhammad, dari al-Wasysya’, dari Jamil

bin Darr± Jawab, dari Muhammad bin Muslim, dari Zur±rah, dari Abi Ja’far as.,

ia berkata: sesungguhnya Alquran itu adalah satu, ia turun dari sisi Sang Maha

Esa, akan tetapi perbedaan muncul dari segi periwayatan.

Hadis ini berisi tentang perbedaan yang muncul dalam periwayatan ayat-

ayat Alquran, sehingga muncul perbedaan tentang isi Alquran yang sebenarnya.

Hal tersebut mengisyaratkan adanya keraguan kelompok syiah terhadap keaslian

Alquran. Mereka berpendapat telah terjadi perubahan disebabkan oleh

periwayatan yang berbeda.

Alquran turun secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Selama masa

tersebut Rasulullah saw menyampaikan Alquran dengan lisan, bukan tulisan.

Sehingga Alquran pada masa itu hanya tersimpan dalam bentuk hafalan para

sahabat.

Setelah perang Yamamah, yaitu setelah terbunuhnya sebagian besar

penghafal Alquran, Abu Bakar memerintahkan para sahabat agar mengumpulkan

93

¢al±¥ ad-D³n Arqd±n, Mukhta¡ar al-Itq±n f³ ‘Ul­m al-Quran li as-Suy­¯³ (Beirut: D±r an-Naf±’is, 1987 M), h. 19.

94 Al-Kulaini, U¡­l, h. 824.

Page 78: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

77

ayat-ayat Alquran yang masih ada dalam hafalan para sahabat. Sebab

dikhawatirkan Alquran akan hilang seiring dengan kepergian para sahabat di

masa-masa berikutnya. Pengumpulan tersebut dilakukan hanya dengan

berdasarkan hafalan para sahabat. Hal inilah yang diklaim kelompok syiah pada

akhirnya memunculkan perbedaan pada ayat-ayat Alquran.

Pendapat ini bertentangan dengan pendapat-pendapat para ulama yang

mengartikan Alquran sebagai kalam Allah yang diriwayatkan secara mutawatir.

Di antara ulama yang menyebutkan hal tersebut adalah Dr. N­r ad-D³n ‘Itr

dalam kitabnya ‘Ul­m al-Quran al-Karim95

, Muhammad Muhammad Ab­

Syuhbah dalam kitabnya al-Madkhal li Dir±sat al-Quran al-Karim96

, dan Dr.

Muhammad Bakr Isma’il dalam kitabnya Dir±s±t fi ‘Ul­m al-Quran97

.

Dalam ilmu hadis, istilah mutawatir digunakan untuk “sebuah hadis hasil

tanggapan dari panca indera yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang

menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk

berdusta”.98

Pengertian ini menunjukkan bahwa mutawatir adalah periwayatan yang

dilakukan oleh sejumlah orang banyak sehingga tidak mungkin semuanya

bersepakat untuk melakukan kebohongan dalam periwayatan. Muhammad ‘Ajj±j

al-Kha¯³b juga menyebutkan bahwa hadis yang mutawatir termasuk jenis qa¯’iy

a£-£ub­t99, yaitu dalil yang diyakini secara mutlak kebenaran beritanya. Ia juga

menyebutkan bahwa mutawatir adalah tingkat yang tertinggi dalam

periwayatan.100

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa berita yang mutawatir

adalah berita yang diyakini kebenarannya sebab tidak mungkin sejumlah orang

berkumpul dan membuat kesepakatan untuk berdusta. Demikian pula halnya

95

N­r ad-D³n ‘Itr, ‘Ul­m al-Quran al-Karim (Damaskus: Ma¯ba’ah a¡-¢ab±¥,

1993/1414 H), h. 10. 96

Muhammad Muhammad Ab­ Syuhbah , al-Madkhal li Dir±sat al-Quran al-Karim

(Riyad: D±r al-Liw±’, 1987/1407 H), h. 6. 97

Muhammad Bakr Isma’il, Dir±s±t fi ‘Ul­m al-Quran (t.t.p.: D±r al-Man±r, t.t.), h. 11. 98

Fatchur Rahman, Ikhtishar Musthalahul Hadis (Yogyakarta: PT Alma’arif, 1970), h. 59. 99

Muhammad ‘Ajj±j al-Kha¯³b, U¡­l al-¦ad³£ ‘Ul­muhu wa Mu¡¯alahuhu (Beirut: D±r al-Fikr, 2009), h. 197.

100 Ibid.

Page 79: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

78

dengan periwayatan ayat-ayat Alquran yang diyakini disampaikan secara

mutawatir dan tidak mengandung keraguan terhadap kebenarannya. Dengan

demikian hadis syiah di atas tidak dapat diterima dan ditolak secara mutlak.

Hadis keenam:

عن الفضيل بن يسار , عن عمر بن أذينة, يب عمريعن ابن أ, عن أبيه, علي بن إبراهيم

إن القرآن نزل على سبعة : إن الناس يقولون: قلت أليب عبد اهلل عليه السالم: قال

101.كذبوا أعداء اهلل ولكنه نزل على حرف واحد من عند الواحد: فقال, أحرف

Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibn Abi ‘Umair, dari Amr bin Uzainah, dari

al-Fu«ail bin Yas±r ia berkata: aku berkata kepada Abi Abdillah as:

sesungguhnya orang-orang berkata: bahwa Alquran turun dengan tujuh huruf.

Lalu ia berkata: telah berdusta para musuh Allah akan tetapi Alquran turun

dalam satu huruf dari sisi Yang Maha Esa.

Dalam ‘ul­m al-Quran, yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah:

سبعة أوجه فصيحة من اللغات والقراءات أنزل عليها القرآن الكريم102

“yaitu tujuh cara yang fasih dari bahasa dan bacaan diturunkannya

Alquran.”

Meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang tujuh huruf tersebut, akan

tetapi pendapat tentang turunnya Alquran dalam tujuh huruf sudah disepakati oleh

para ulama. Kesepakatan ini berdasarkan dalil-dalil sahih yang mendukung,

seperti hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari:

حدثنا حيىي بن بكري حدثنا الليث عن عقيل عن ابن شهاب حدثين عروة أن املسمر بن

مسعت : رمحن بن عبد القاري حدثاه أهنما مسعا عمر بن اخلطاب يقولمرمة وعبد ال

101 Al-Kulaini, U¡­l, h. 824.

102 ‘Itr, ‘Ul­m al-Quran, h. 136

Page 80: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

79

فاستمعت , هشام بن حكيم يقرأ سورة الفرقان يف حياة رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم

, فإذا هو يقرؤ على حروف كثرية مل يقرأنيها رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم, لقراءته

من أقرأك هذه : فلببته بردائه فقلت, ىت سلمفرتبصت ح, فكدت أساوره يف الصالة

, كذبت: فقلت. أقرأنيها رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم: السورة اليت مسعتك تقرأ؟ قال

, فانطلقت به أقوده إىل رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم, أقرأنيها على غري ما قرأت

وأنت أقرأتين سورة , يهاإين مسعت هذا يقرأ سورة الفرقان على حروف مل تقرئن: فقلت

فقرأ القراءة اليت , أرسله اقرأ يا هشام: فقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم, الفرقان

مث قال رسول اهلل صلى اهلل , كذالك أنزلت : فقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم, مسعته

زل على سبعة إن هذا القرآن أن: ,كذالك أنزلت: فقرأت فقال, اقرأ يا عمر: عليه وسلم

.فاقرءوا ما تيسر منه, أحرف103

Dalam riwayat Muslim dengan redaksi yang hampir sama disebutkan:

بن حيىي قال قرأت على مالك عن ابن شهاب عن عروة بن الزبري عن عبد حدثنا حيي

بن هشام بن حكيم الرمحن بن عبد القاري قال مسعت عمر بن اخلطاب يقول مسعت

أقرأنيها رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم على غري ما أقرأها وكانيقرأ سورة الفرقان ام حز

به رسول اهلل صلى ت جئلببته بردائه فمث فكدت أن أعجل عليه مث أمهلته حىت انصرف

103

Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Isma’il al-Bukh±r³, Al-J±mi’ a¡-¢a¥³¥ juz 4 (Kairo: as-Salafiyah, 1400 H), h. 416

Page 81: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

80

نيها إين مسعت هذا يقرأ سورة الفرقان على غري ما أقرأت رسول اهلل اهلل عليه وسلم فقلت يا

رسول أرسله اقرأ فقرأ القراءة اليت مسعته يقرأ فقال : رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم فقال

إن : ,كذا أنزلته: فقال فقرأت , يل إقرأمث قال , كذا أنزلت ه: اهلل صلى اهلل عليه وسلم

104.فاقرءوا ما تيسر منه, نزل على سبعة أحرفهذا القرآن أ

Dalam kitab yang sama, disebutkan sebuah hadis lain yg berbunyi:

حدثين حرملة بن حيىي أخربنا ابن وهب أخربين يون عن ابن شهاب حدثين عبيد اهلل

بن عبد اهلل بن عتبة أن ابن عباس حدثه أن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم قال أق رأين

زل أستزيده فيزيدوين حىت انتهى إىل سبعة جربيل عليه السالم على حرف فراجعته فلم أ

أحرف قال ابن شهاب ب لغين أن تلك السبعة األحرف إمنا هي يف األمر الذي يكون

105.واحدا ال خيتلف يف حالل و ال حرام Selain hadis-hadis di atas, terdapat pula riwayat Muslim lainnya yang

berbunyi:

ثىن وابن بشار قال حدثنا ابو بكر بنأيب شيبة حدثنا غندر عن شعبة ح وحدثناه ابن امل

ثىن حدثنا حممد بن جعفر حدثنا شعبة عن احلكم عن ماهد عن ابن أيب ليلى عن ابن امل

أيب بن كعب أن النيب صلى اهلل عليه وسلم كان عند أضاة بين غفار قال فأتاه جربيل

104

Al-Im±m Ab­ al-¦usain Muslim bin al-¦ajj±j bin Muslim al-Qusyairi an-Naisaburi, al-J±mi’ a¡-¢a¥³¥ (t.t.p.:A¯-°ab’ah at-Turkiyah, t.t.), juz 2, h. 202.

105 Ibid.

Page 82: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

81

إن اهلل يأمرك أن تقرأ أمتك القرآن على حرف فقال أسأل اهلل معافاته عليه السالم فقال

ومغفرته وإن أميت التطيق ذلك مث أتاه الثانية فقال إن اهلل يأمرك أن تقرأ أمتك القرآن

على حرفني فقال أسأل اهلل معافاته ومغفرته وإن أميت التطيق ذلك مث جاءه الثالثة فقال

أمرك أن تقرأ أمتك القرآن على ثالثة أحرف فقال أسأل اهلل معافاته ومغفرته إن اهلل ي

وإن أميت التطيق ذلك مث جاءه الرابعة فقال إن اهلل يأمرك أن تقرأ أمتك القرآن على

ا حرف قرأوا عليه فقد أصابوا 106.سبعة أحرف فأميSelain hadis-hadis riwayat Bukhari dan Muslim di atas, terdapat pula hadis

lain riwayat Malik bin Anas dalam kitabnya al-Muwa¯¯a’:

عن عروة بن الزبريو عن عبد الرمحن بن عبد , عن ابن شهاب, حدثين حيىي عن مالك

مسعت هشام بن حكيم بن حزام يقرأ : مسعت عمر بن اخلطاب يقول: أنه قال, القاري

فكدت , وكان رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم أقرأنيها. أقرأها سورة الفرقان على غري ما

فجئت به رسول اهلل صلى اهلل , مث لببته بردائه. مث أمهلته حىت انصرف, أن أعجل عليه

إين مسعت هذا يقرأ سورة الفرقان على غري ما , يا رسول اهلل: فقلت , عليه وسلم

فقرأ " إقرأ يا هشام: "مث قال" أرسله : " عليه وسلمفقال رسول اهلل صلى اهلل. أقرأتنيها

: مث قال يل". هكذا أنزلت : "فقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم. القراءة اليت مسعته يقرأ

106

Ibid., h. 203.

Page 83: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

82

فاقرءوا ما , إن هذا القرآن أنزل على سبعة أحرف, هكذا أنزلت: "فقال. فقرأتا". إقرأ "

107".تيسر منهSelain hadis-hadis di atas, masih terdapat beberapa hadis sahih lain yang

menyebutkan bahwa Alquran diturunkan dalam tujuh huruf, bukan satu huruf.

Dengan demikian hadis syiah di atas tidak dapat diterima.

Hadis ketujuh:

إن القرآن الذي : عليه السالم قالعن أيب عبد اهلل, عن هشام بن سامل, علي بن احلكم

جاء به جربئيل عليه السالم إىل حممد صلى اهلل عليه وآله وسلم سبعة عشر ألف

108.أيةAli bin al-¦akam, dari Hisy±m bin S±lim, dari Abi Abdillah as., ia berkata:

sesungguhnya Alquran yang dibawa oleh Jibril as kepada Muhammad saw

adalah 17.000 ayat.

Berdasarkan hadis di atas, maka jumlah ayat Alquran yang sebenarnya

adalah 17.000 ayat. Isi hadis ini bertentangan dengan jumlah ayat yang saat ini

terdapat di tangan umat Islam, yaitu berjumlah 6.236.

Alquran yang saat ini berada di tangan umat Islam adalah hasil upaya

pengumpulan ayat-ayat Alquran pada masa Abu Bakar. Selanjutnya dibukukan

pada masa Usman bin Affan, dan disebarkan ke berbagai daerah. Sehingga

Alquran saat ini dapat ditemui di berbagai belahan dunia dengan mudah.

Upaya-upaya tersebut bukan upaya yang dilakukan dengan sembarangan.

Pengumpulan Alquran pada masa Abu Bakar dilakukan dengan sangat hati-hati.

Selain itu Abu Bakar juga memperhatikan masalah kemutawatiran bacaan. Ia juga

membentuk panitia dari kalangan sahabat yang diyakini ke£iqahannya. Sehingga

107

M±lik bin Anas, al-Muwa¯¯a’ riw±yah Ya¥ya bin Ya¥ya al-Lai£³ al-Andalusi (Beirut: D±r al-Garb al-Isl±m³, 1997/1417 H), Jilid 1, h. 277-278.

108Al-Kulaini, U¡­l, h. 826.

Page 84: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

83

pada akhirnya Alquran dapat terkumpul dan disimpan dengan baik sampai masa

Usman Bin Affan.

Pembukuan Alquran pada masa Usman bin Affan juga bukan usaha yang

dilakukan dengan spontan dan tidak hati-hati. Salah satu bukti kehati-hatian

tersebut adalah dengan dibentuknya sebuah panitia yang bertugas membukukan

dan menyebarkan Alquran ke berbagai daerah. Hal ini menunjukkan bahwa

Alquran yang ada saat ini adalah Alquran yang asli tanpa penambahan serta

pengurangan.

Firman Allah swt pada surah al-Hijr ayat 9:

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan

Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.(QS. Al-Hijr: 9)

Ayat di atas semakin menegaskan bahwa jaminan terhadap Alquran berada

langsung di tangan Allah swt. sehingga tidak perlu dikhawatirkan adanya

pengurangan atau penambahan pada ayat-ayat Alquran. Selain itu kelompok syiah

saat ini memegang Alquran yang sama dengan Alquran sunni, yaitu hanya

berjumlah 6.236 ayat, bukan Alquran yang berjumlah 17.000 ayat. Fakta ini

semakin memperkuat bahwa hadis yang menyatakan bahwa ayat Alquran

berjumlah 17.000 ayat adalah salah dan tertolak.

Hadis kedelapan:

عن منصور بن حازم , عن صفوان بن حيىي, عن الفضل بن شاذان, حممد بن إمساعيل

إن اهلل أجل وأكرم من أن يعرف خبلقه بل اخللق : قلت أليب عبد اهلل عليه السالم: قال

فينبغي له أن يعرف أن لذلك , صدقت قلت إن من عرف أن له ربا: قال, يعرفون باهلل

Page 85: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

84

ا وأنه اليعرف رضاه وسخطه إال بوحي أو رسول فمن مل يأته الوحي الرب رضا وسخط

فت رضة .فقد ينبغي له أن يطلب الرسل فإذا لقيهم عرف أهنم احلجة وأن اهم الطاعة امل

تعلمون أن رسول اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم كان هو احلجة من اهلل : وقلت للناس

بلى قلت فحني مضى رسول اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم من كان : لقه؟ قالواعلى خ

رجئ والقدري : احلجة على خلقه؟ فقالواالقرآن فنظرت يف القرآن فإذا هو خياصم به امل

فعرفت أن القرآن اليكون حجة . والزنديق الذي اليؤمن به حىت يغلب الرجال خبصومته

ابن : من قيم القرآن؟ فقالوا: فقلت اهم, فيه من شيئ كان حقا: فما قال. إال بقيم

فلم أجد أحدا , ال: مسعود قد كان يعلم وعمر يعلم وحذيفة يعلم قلت كله؟ قالوا

: إنه يعرف ذلك كله إال عليا عليه السالم وإذا كان الشيء بني القوم فقال هذا: يقال

هذا أنا أدري فأشهد أن عليا : هذا ال أدري وقال: الهذا ال أدري وق: وقال, الأدري

وكانت طاعته مفت رضة وكان احلجة على الناس بعد رسول , عليه السالم كان قيم القرآن

109.فقال رمحك اهلل, يف القرآن فهو حق: اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم وأن ما قال“Muhammad bin Ismail, dari al-Fa«l bin Sy±©±n, dari ¢afw±n bin Ya¥ya,

dari Man¡­r bin ¦±zim ia berkata: aku berkata kepada Abu ‘Abd Allah as.:

sesungguhnya Allah paling tinggi dan paling mulia dari yang dikenal makhluk-

Nya akan tetapi makhluk dikenal dengan Allah, ia berkata: engkau benar. Aku

berkata sesungguhnya barang siapa yang mengetahui bahwa ia memiliki Tuhan,

maka mestilah ia mengetahui bahwa bagi Tuhan itu ada keridaan dan kebencian,

109

Ibid., h. 119-120.

Page 86: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

85

dan sesungguhnya ia tidak diketahui rida dan kebenciannya kecuali melalui

wahyu atau rasul. Maka barang siapa yang tidak mendapat wahyu maka mestilah

ia meminta para rasul, maka apabila ia menemui rasul tersebut maka ia

mengetahui bahwa mereka adalah hujjah dan bagi mereka adalah kewajiban

menaati.

Dan aku berkata kepada orang-orang: engkau mengetahui bahwa Rasulullah saw

adalah hujah dari Allah bagi seluruh makhluk? Mereka berkata: iya. Aku

berkata: maka ketika tidak ada Rasulullah saw siapakah yang menjadi hujah bagi

seluruh makhluk? Mereka berkata: Alquran. Lalu aku melihat isi Alquran, maka

ia berbantahan dengan Murjiah, Qadariyah dan Zindiq yang tidak beriman

dengannya hingga kebanyakan orang membantahnya. Maka aku pun mengetahui

bahwa Alquran tidak bisa menjadi hujah kecuali dengan seorang qayim. Maka

tidak bisa dikatakan: di dalamnya ada sesuatu yang benar. Maka aku berkata

kepada mereka: siapa qayim Alquran? Mereka menjawab: Ibnu Mas’ud adalah ia

mengetahui, Umar mengetahui, dan Huzaifah juga mengetahui. Aku berkata?

Semuanya? Mereka menjawab: tidak, aku belum mendapati seseorang yang

dikatakan: sesungguhnya yang mengetahui semuanya hanya Ali as., dan apabila

ada sesuatu antara kaum tersebut, ia menjawab: ini aku tidak tahu,dan ia

berkata: ini aku tidak tahu, dan ia berkata: ini aku mengetahuinya, maka aku

bersaksi bahwa Ali as. adalah qayim Alquran, menaatinya adalah wajib, dan ia

adalah hujah bagi manusia setelah Rasulullah saw, dan sungguh apa yang ia

katakan: di dalam Alquran maka ia benar, lalu ia menjawab: mudah-mudahan

Allah merahmatimu. ”

Hadis ini berisi satu hal pokok, yaitu keberadaan Alquran yang

memerlukan seorang qayyim.

Secara bahasa, qayyim berarti wali, kurator, yang bertanggung jawab.110

Sedangkan bagi kelompok syiah, yang dimaksud dengan qayyim adalah pengawal,

Alquran tidak dapat menjadi hujjah kecuali dengan seorang qayyim (pengawal)111

.

110

Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 1174.

111 Mamduh Farhan al-Buhairi, Syiah Kesesatan di atas Kesesatan: Ritual & Faktual

(Bekasi: Darul Falah, 2013), h. 162.

Page 87: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

86

Pendapat di atas menunjukkan bahwa Alquran sebagai kalam Allah

memerlukan pihak lain untuk dapat berdiri sendiri sebagai hujjah. Pihak lain yang

dimaksud adalah qayyim, yaitu seorang imam. Mereka menganggap bahwa Kalam

Allah tidak dapat berdiri sendiri, berbeda dengan perkataan (qaul) seorang imam.

Bahkan mereka menganggap bahwa perkataan (qaul) seorang imam lebih fasih

dari pada Alquran, Kalam Allah. Sehingga mereka menyebut Alquran sebagai al-

Quran a¡-¢±mit (Alquran yang diam), dan para imam sebagai al-Quran an-N±¯iq

(Alquran yang berbicara).112

Pendapat di atas menunjukkan bahwa Alquran mempunyai sifat yang sama

dengan makhluk, yaitu membutuhkan kepada yang lain. Dengan kata lain,

Alquran dianggap sebagai makhluk Allah, sama dengan makhluk lainnya seperti

manusia, hewan dan sebagainya.

Pendapat tersebut sangat bertentangan dengan pendapat Sunni. Sunni

berpandangan bahwa Alquran adalah Kalam Allah. Mereka memandang bahwa

Kalam Allah tersebut bukanlah makhluk seperti makhluk-makhluk lainnya.

Sebagaimana dikutip dari kitab al-‘Aq³dah al-W±si¯iyyah karya Ibn Taimiyah. Ia

menyebutkan bahwa Alquran adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan bukanlah

makhluk.113

Ini berarti Alquran tidak memerlukan yang lain untuk dapat menjadi

hujjah. Ia bisa berdiri sendiri sebagai hujjah bagi seluruh manusia.

Selain itu, apabila Alquran memang benar memerlukan seorang qayyim

untuk bisa menjadi hujjah, maka bagaimana halnya dengan sekarang. Saat ini,

tidak ada seorang imam yang diakui syiah sebagai qayyim, lantas apakah Alquran

tidak berlaku dan hanya dianggap sebagai kitab biasa? Tentu hal ini tidak dapat

diterima secara logika.

Hadis kesembilan:

112

N±¡ir bin Abd Allah bin ‘Ali al-Qaf±ri, U¡­l Mazhab asy-Sy³’ah al-Imamiyah al-I£na ‘Asyariyah (t.t.p.: t.p., t.t.), Jilid 1, h. 128.

113 Syaikh al-Isl±m Ibn Taimiyah, al-‘Aq³dah al-W±si¯iyah (Riyadh: Adhw±’ as-Salaf,

1999), h. 89.

Page 88: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

87

عن سامل بن سلمة , عن عبد الرمحن بن أيب هاشم, عن حممد بن احلسني, حممد بن حيىي

قرأ رجل على عبد اهلل عليه السالم وأنا أستمع حروفا من القرآن لي على ما : قال

إقرأ كما يقرأ الناس . كف عن هذه القراءة: يقرأها الناس فقال أبو عبد اهلل عليه السالم

وأخرج املصحف . قام القائم قرأ كتاب اهلل عز وجل على حده حىت يقوم القائم فإذا

أخرجه على عليه السالم إىل الناس حني فرغ منه : الذي كتبه علي عليه السالم وقال

هذا كتاب اهلل عز وجل أنزله اهلل على حممد صلى اهلل عليه وآله وسلم : وكتبه فقال اهم

. حف جامع فيه القرآن ال حاجة لنا فيههو ذا عندنا مص: فقالوا. وقد مجعته من اللوحني

أما واهلل ما ترونه بعد يومكم هذا أبدا إمنا كان علي أن أخربكم حني مجعته : فقال

114.لتقرأوهMuhammad bin Yahya, dari Muhammad bin al-Husain, dari ‘Abd ar-Rahman bin

Abi Hasyim, dari Salim bin Salmah ia berkata: seorang laki-laki membaca di

depan Abd Allah as. dan aku menyimak satu huruf dari Alquran tidak seperti yang

orang-orang baca. Maka Abu Abdillah berkata: cukupkan bacaan ini, bacalah

sebagaimana orang-orang membaca sehingga berdiri seorang maka apabila ia

berdiri ia membaca Kitab Allah berdasarkan batasnya. Dan ia mengeluarkan

mushaf yang ditulis Ali as. dan berkata:Ali as mengeluarkannya kepada manusia

ketika hilang dari nya dan ia menulisnya. Ia berkata kepada mereka: ini adalah

Kitab Allah yang Allah turunkan kepada Muhammad saw dan aku sungguh telah

mengumpulkannya dari lauhaini. Maka mereka menjawab: ini lah dia mushaf

yang mengumpulkan di dalam nya Alquran yang tidak ada keperluan bagi kami

padanya. Ia berkata: Sungguh demi Allah engkau tidak melihatnya setelah hari

114

Al-Kulaini, U¡­l., h. 825.

Page 89: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

88

ini selamanya, hanyasanya Ali memberitahukanmu ketika aku mengumpulkannya

agar kalian membacanya”.

Isi pokok hadis ini adalah tidak ada seorangpun yang dapat mengumpulkan

dan menghafal Alquran melainkan hanya Ali ra. Pendapat ini bertentangan dengan

sejarah yang menyebutkan bahwa terdapat banyak sahabat yang telah menghafal

Alquran. Dari sejumlah sahabat yang hidup di masa Nabi saw., tidak dapat

diterima jika hanya seorang Ali yang mampu menghafal Alquran. Bahkan sejarah

telah mencatat bahwa penulisan Alquran secara resmi sudah dilakukan pada masa

Usman ra., yaitu khalifah yang menjabat sebelum Ali ra. Dengan demikian isi

hadis ini tertolak karena bertentangan dengan sejarah dan logika manusia.

Hadis kesepuluh:

عن جابر , عن عمرو بن أيب املقدام, عن ابن حمبوب, عن أمحد بن حممد, حممد بن حيىي

ما ادعى أحد من الناس أنه مجع القرآن كله : مسعت أبا جعفر عليه السالم يقول: قال

وما مجعه وحفظه كما نزله اهلل تعاىل إال علي بن أيب طالب عليه . كما أنزل إال كذاب

115.عليهم السالم السالم واألئمة من بعده“Muhammad bin Yahya, dari Ahmad bin Muhammad, dari Ibn Ma¥b­b, dari

‘Amr bin Abi al-Miqdam, dari J±bir ia berkata: aku mendengar Abu Ja’far as.

berkata: tidaklah seorangpun dari manusia mengaku bahwa ia telah

mengumpulkan Alquran seluruhnya sebagaimana yang diturunkan kecuali

seorang pendusta. Dan tidak dikumpulkan dan dihafal Alquran sebagaimana

Allah turunkan kecuali oleh Ali bin Abi Talib as dan para imam setelahnya.”

115

Ibid., h. 165.

Page 90: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

89

Hadis ini berisi hal yang sama dengan hadis ke sembilan, yaitu tidak ada

yang mengumpulkan dan menghafal Alquran selain Ali ra. Hal ini bertentangan

dengan logika. Pada masa Nabi Muhammad saw., terdapat banyak sahabat. Dan

sebagian besar sahabat telah menghafal Alquran. Ali adalah salah satu sahabat

Nabi, sangat tidak masuk akal apabila dikatakan hanya Ali yang menghafal

Alquran sedangkan selain Ali masih banyak sahabat yang memiliki hafalan dan

ingatan yang naik, khususnya tentang Alquran. Dengan demikian, hadis ini

tertolak, sebagaimana hadis-hadis sebelumnya.

Page 91: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

90

BAB IV

KONSEP DAN KEDUDUKAN “AIMMAH”

A. Pengertian Imam Dalam Pandangan Syiah

Kata “imam” secara bahasa berasal dari Bahasa Arab, yaitu im±m. Kata

im±m memiliki beberapa arti, yaitu imam, pemimpin, orang yang diikuti,

komandan pasukan, penunjuk jalan, khalifah, Nabi Muhammad saw., Alquran al-

Karim, arah kiblat, jalan yang jelas, terang, benang pelurus tukang batu.116

Secara istilah, kata imam mempunyai beberapa versi yang berbeda. Jika

berbicara tentang ilmu fikih, maka yang dimaksud dengan “imam” adalah para

imam mazhab. Sedangkan dalam istilah kelompok syiah, imam memiliki arti

tersendiri.

Bagi syiah, imam adalah sebuah istilah yang digunakan untuk seorang

pemimpin, tidak hanya dalam hal-hal yang berkaitan dengan agama, akan tetapi

dalam semua hal. Imam memiliki kekuasaan yang mutlak, dan tidak ada yang

melebihi derajat seorang imam.

Bagi kelompok syiah, terdapat 12 orang imam117

:

Yang pertama, yaitu ‘Al³ bin Ab³ °±lib. Ia merupakan imam pertama

yang diakui oleh kelompok syiah. Kuniahnya adalah Ab­ al-¦asan, dan laqab-nya

adalah al-Murtadh±. Ia dilahirkan pada tahun 23 SH dan wafat pada tahun 40 H

dalam usia 63 tahun.

Yang kedua, yaitu al-¦asan bin ‘Al³ bin Ab³ °±lib. Ia memiliki kuniah

Ab­ Mu¥ammad, berlaqab az-Zaki, dilahirkan pada tahun 2 H dan wafat pada

tahun 50 H.

Yang ketiga, yaitu Al-¦usain bin ‘Al³ ra. Ia dipanggil Ab­ ‘Abdillah

dengan gelar asy-Sy±hid. Dilahirkan pada tahun 3 H dan wafat pada tahun 61 H.

116

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia (Surabaya:Pustaka Progresif, 1997), h. 40.

117 Mamduh Farhan al-Buhairi, Syi’ah Kesesatan di atas Kesesatan Ritual dan Faktual

(Bekasi, Darul Falah, 2013), h. 77.

Page 92: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

91

Yang keempat, yaitu ‘Al³ bin ¦usain ra. Ia memiliki panggilan Ab­

Mu¥ammad dan diberi gelar Zainal ‘²bid³n. Dilahirkan pada tahun 38 H dan

wafat pada 95 H.

Yang kelima, yaitu Mu¥ammad bin ‘Al³ bin al-¦usain. Ia dipanggil Ab­

Ja’far dan diberi gelar al-B±qir. Dilahirkan pada tahun 57 H dan wafat pada tahun

114 H.

Yang keenam, yaitu Ja’far bin Mu¥ammad bin ‘Al³. Ia dipanggil Ab­

‘Abdillah dengan gelar a¡-¢±diq. Dilahirkan pada tahun 83 H dan wafat pada

tahun 148 H.

Yang ketujuh, yaitu Musa bin Ja’far bin al-¦usain. Ia dipanggil Ab­

Ibr±him dan bergelar al-Kazim. Dilahirkan pada tahun 128 H dan wafat pada

tahun 183 H.

Yang kedelapan, yaitu ‘Al³ bin M­sa bin al-¦usain. Ia dipanggil Abu al-

¦asan dengan gelar ar-Ridha. Dilahirkan pada tahun 148 H dan wafat pada tahun

203 H.

Yang kesembilan, yaitu Mu¥ammad bin ‘Al³ bin Ja’far. Ia dipanggil Ab­

Ja’far dan diberi gelar al-Jaww±d. dilahirkan pada tahun 195 H dan wafat pada

tahun 220 H.

Yang kesepuluh, yaitu ‘Al³ bin Mu¥ammad bin Ja’far. Ia dipanggil Ab­

al-¦asan dengan gelar al-H±d³. dilahirkan pada tahun 212 H dan wafat pada tahun

254 H.

Yang kesebelas, yaitu al-¦asan bin ‘Al³ al-‘Askar³. Ia dipanggil Ab­

Mu¥ammad dan diberi gelar Al-‘Askar³. Dilahirkan pada tahun 232 H dan wafat

pada tahun 260 H.

Yang kedua belas, yaitu Mu¥ammad bin al-¦asan al-‘Askar³. Ia dipanggil

Abu al-Q±sim dengan gelar al-Mahdi. Berbeda dengan imam-imam sebelumnya,

imam ini belum pernah dilahirkan, akan tetapi kelompok syiah mengklaim

kelahirannya pada tahun 256 H.

Kedua belas imam tersebut bagi syiah memegang peranan yang sangat

penting. Salah satunya adalah sebagai pemimpin dan teladan. Setiap perbuatan

imam dianggap sebagai sumber hukum. Demikian dengan perkataan imam.

Page 93: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

92

Seluruh perkataan imam dianggap sebagai rujukan utama. Bahkan penghormatan

syiah terhadap perkataan imam sangat berlebihan. Mereka menganggap perkataan

imam lebih fasih dari pada Kalam Allah.118

Syiah juga menganggap imam memiliki kedudukan lebih tinggi

dibandingkan para Nabi. Mereka beralasan bahwa Allah menjadikan Ibrahim

sebagai seorang hamba sebelum diangkat menjadi nabi. Lalu Allah menjadikan

Ibrahim seorang nabi sebelum diangkat menjadi seorang rasul. Lalu Allah

menjadikan Ibrahim seorang rasul sebelum menjadi khal³l. Lalu Allah

menjadikannya seorang khal³l sebelum menjadi seorang imam. Mereka berdalil

pada ayat Alquran surah al-Baqarah ayat 124 yang menyatakan bahwa

sesungguhnya Allah menjadikan Ibrahim seorang imam bagi manusia.119

Sikap syiah tersebut terhadap imam sangat berlebihan. Penghormatan

tersebut sangat tidak masuk akal. Sementara seorang imam adalah manusia biasa.

Sehingga tidak layak dikatakan bahwa imam memiliki derajat yang sangat mulia

melebihi seorang nabi dan rasul. Perkataan imam juga dianggap lebih kuat dari

pada Kalam Allah sendiri. Hal ini sangat tidak dapat diterima.

Sikap tersebut muncul disebabkan adanya rujukan utama, yaitu kitab-kitab

syiah yang berisi penjelasan tentang para imam. Salah satu rujukan tersebut

adalah kitab al-K±f³, khususnya U¡­l al-K±f³. Sebab di dalamnya terdapat satu

bab yang khusus membahas tentang imam dan kedudukan imam bagi syiah.

B. Hadis-Hadis Tentang Imam Dalam Kitab U¡­l Al-K±f³

Hadis pertama:

عن ثعلبة , عن أمحد بن حممد بن أيب نصر, عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

: سألت أبا جعفر عليه السالم عن قول اهلل عز وجل : عن زرارة قال, بن ميمون

118

N±¡ir bin ‘Abd Allah bin ‘Ali al-Qif±r³, U¡­l Ma©hab asy-Syi’ah al-Imamiyah al-I£na ‘Asyariyah (t.t.p.: t.p., t.t.), Jilid 1, h. 128.

119 °aha ¦±mid ad-Dal³m³, Ha©a huwa al-K±f³ (t.t.p.: t.p., 2009/1430 H), h. 36.

Page 94: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

93

النيب الذي يرى يف منامه ويسمع : ما الرسول وما النيب قال( وكان رسوال نبيا)

ع الصوت ويرى يف املنام ويعاين والرسول الذي يسم, الصوت وال يعاين امللك

يسمع الصوت وال يرى وال يعاين امللك مث تال : قلت اإلمام ما منزلته قال, امللك

120.هذه األية وما أرسلنا من قبلك من رسول وال نيب وال حمدث

“Beberapa dari sahabat kami, dari A¥mad bin Mu¥ammad, dari A¥mad bin

Mu¥ammad bin Ab³ Na¡r, dari ¤a’labah bin Maim­n, dari Zur±rah ia

berkata: aku bertanya kepada Abi Ja’far as tentang firman Allah (dan adalah

rasul itu seorang nabi), apa itu rasul dan apa pula nabi, ia menjawab: nabi

adalah orang yang dapat melihat dalam mimpinya, dapat mendengar suara

akan tetapi tidak dapat melihat malaikat dengan mata sendiri, sedangkan

rasul adalah orang yang dapat mendengar suara, mampu melihat dalam

mimpi dan melihat malaikat dengan mata sendiri. Lalu aku bertanya,

bagaimana dengan imam, apa kedudukannya? Ia menjawab: imam dapat

mendengar suara, akan tetapi tidak dapat melihat dalam mimpi, dan tidak

pula dengan mata sendiri. Kemudian ia membacakan ayat ini (dan tidaklah

kami mengutus sebelummu seorang rasul, tidak seorang nabi, dan tidak pula

seorang muhaddas).”

Hadis kedua:

كتب احلسن بن العباس : عن إمساعيل بن مرار قال, عن أبيه, علي بن إبراهيم

املعرويف إىل الرضا عليه السالم جعلت فداك أخربين ما الفرق بني الرسول والنيب

زل عليه جربئيل : واإلمام قال الفرق بني الرسول والنيب واإلمام أن الرسول الذي ي ن

120

Muhammad bin Yaqub al-Kulain³, U¡­l al-K±f³ wa yal³hi ar-Rau«ah (Beirut: Muassasah al-A’lami li al-Ma¯b­’±t, 2005 M/1426 H), h. 99.

Page 95: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

94

ا رأفرياه ويسمع كالمه و ي ى يف منامه حنو رؤيا إبراهيم عليه ن زل عليه الوحي ورمب

السالم والنيب رمبا مسع الكالم ورمبا رأى الشخص ومل يسمع واإلمام هو الذي يسمع

121.الكالم وال يرى الشخص

“’Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ismail bin Marr±r, ia berkata: al-

Hasan bin al-‘Abbas al-Ma’r­f³ menulis kepada ar-Ri«± as., beritahukan

kepadaku apa perbedaan rasul, nabi dan imam. Ia menjawab: perbedaan

rasul, nabi dan imam adalah: rasul adalah seseorang yang Jibril turun

atasnya, lalu ia melihat dan mendengar ucapannya, dan wahyu turun

kepadanya, terkadang melalui mimpi seperti mimpi Nabi Ibrahim as,

sedangkan nabi adalah seseorang yang barangkali mendengar ucapan Jibril,

dan barangkali melihat seseorang akan tetapi tidak mendengar, dan imam

adalah seseorang yang mendengar ucapan Jibril tetapi tidak dapat melihat

seseorang.”

Hadis ketiga:

عن احلسن , عن ابن أيب عمري, عن أمحد بن حممد بن عيسى, حممد بن حيىي العطار

إن احلجة ال تقوم هلل : عن داود الرقي عن العبد الصاحل عليه السالم قال, بن حمبوب

122.على خلقه إال بإمام حىت يعرف

121

Ibid. 122

Ibid., h. 100.

Page 96: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

95

“Mu¥ammad bin Ya¥ya al-‘A¯¯±r, dari A¥mad bin Mu¥ammad bin

Isa, dari Ibn Abi ‘Umair, dari al-Hasan bin Ma¥b­b, dari Daud ar-Raqqiy

dari al-‘Abd a¡-¢±li¥ as., ia berkata: sesungguhnya hujjah tidak dapat tegak

untuk Allah atas seluruh makhluk-Nya kecuali dengan seorang imam

sehingga ia dikenali.”

Hadis keempat:

مسعت : قال, عن احلسن بن علي الوشاء, عن معلى بن حممد, احلسني بن حممد

إن احلجة ال تقوم هلل عز : إن أبا عبد اهلل عليه السالم قال: الرضا عليه السالم يقول

123.وجل على خلقه إال بإمام حىت يعرف“Al-¦usain bin Mu¥ammad, dari Mu’alla bin Muhammad, dari al-Hasan bin

Ali al-Wasysy±’, ia berkata: aku mendengar ar-Ri«± as., ia berkata:

sesungguhnya Abu ‘Abdillah berkata: sesungguhnya hujjah tidak dapat tegak

untuk Allah atas seluruh makhluk-Nya kecuali dengan seorang imam

sehingga ia dikenali.”

Hadis kelima:

عن , عن هشام بن سامل, عن احلسن بن حمبوب, عن أمحد بن حممد, مد بن حييحم

أخربين عن معرفة اإلمام منكم واجبة على : قلت أليب جعفر عليه السالم: زرارة قال

إن اهلل عز وجل بعث حممدا صلى اهلل عليه وآله وسلم إىل الناس : مجيع اخللق؟ فقال

خلقه يف أرضه فمن آمن باهلل ومبحمد رسول اهلل أمجعني رسوال وحجة هلل على مجيع

123

Ibid.

Page 97: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

96

واتبعه وصدقه فإن معرفة اإلمام منا واجبة عليه ومن مل يؤمن باهلل وبرسوله ومل يتبعه

ومل يصدقه ويعرف حقهما فكيف جيب عليه معرفة اإلمام وهو ال يؤمن باهلل وبرسوله

ه ويصدق رسوله يف فما تقول فيمن يؤمن باهلل ورسول: قلت : ويعرف حقهما قال

ألي هؤالء يعرفون , نعم: مجيع ما أنزل اهلل جيب على أولئك حق معرفتكم؟ قال

أ ترى أن اهلل هو الذي أوقع يف قلوهبم معرفة هؤالء : بلى قال: فالنا وفالنا قلت

اهلل عز ال واهلل ما أاهم املؤمنون حقنا إال , واهلل ما أوقع ذلك يف قلوهبم إال الشيطان

124.وجل “Mu¥ammad bin Ya¥ya, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-Hasan bin

Ma¥b­b, dari Hisy±m bin S±lim, dari Zur±rah ia berkata: aku berkata

kepada Abu Ja’far as.: beritahu aku tentang mengenal imam dari

golonganmu, wajib atas seluruh makhluk? Maka ia menjawab: sesungguhnya

Allah azza wa jalla mengutus Muhammad saw kepada seluruh manusia

sebagai rasul dan sebagai hujah atas seluruh makhluk yang ada di bumi-Nya

karena Allah. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah dan

Muhammad Rasulullah serta mengikut dan membenarkannya, maka

mengenal imam dari golongan kami adalah wajib atasnya, dan barang siapa

yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak mengikut dan tidak

pula membenarkannya, dan ia mengetahui hak keduanya, maka bagaimana

wajib atasnya mengenal imam, sementara ia tidak beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya dan ia mengetahui hak keduanya. Ia berkata: aku mengatakan:

maka apa yang kamu katakan tentang orang yang beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya, serta membenarkan apa yang Allah turunkan, maka wajib atas

mereka itu mengenal para imam? Ia menjawab: iya, bukankah mereka itu

124

Ibid., h. 102.

Page 98: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

97

mengetahui si fulan dan si fulan. Aku menjawab: iya. Ia bekata: apakah

engkau mengetahui bahwa Allah-lah yang telah menjatuhkan dalam hati

mereka untuk mengenal mereka itu, demi Allah tidaklah yang menjatuhkan

hal tersebut dalam hati mereka kecuali setan. Demi Allah tidak, tidaklah

mengilhamkan orang-orang yang beriman tentang hakikat kami kecuali Allah

azza wa jalla.”

Hadis keenam:

عن أيب جعفر , عن حريز عن زرارة, عن محاد بن عيسى, عن أبيه, علي بن إبراهيم

ذروة األمر وسنامه ومفتاحه وباب األشياء ورضا الرمحن تبارك : عليه السالم قال

من يطع : )إن اهلل تبارك وتعاىل يقول: مث قال, وتعاىل الطاعة لإلمام بعد معرفته

125(.طاع اهلل ومن توىل فما أرسلناك عليهم حفيظا الرسول فقد أ“’Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Hamm±d bin Isa, dari ¦ar³z dari

Zur±rah, dari Abu Ja’far as., ia berkata: titik puncak, inti dan kunci dari

suatu perkara, pintu dari segala perkara, dan keridaan Allah Yang Maha

Penyayang tabaraka wa taala adalah taat kepada imam setelah

mengenalinya. Kemudian ia berkata: sesungguhnya Allah berfirman:

(Barang siapa menaati rasul –Muhammad- maka sesungguhnya ia telah

menaati Allah. Dan barang siapa berpaling -dari ketaatan itu- maka kami

tidak mengutusmu -Muhammad- untuk jadi peliharaan mereka)”

Hadis ketujuh:

عن , عن احلسن بن علي الوشاء, عن معلى بن حممد, احلسني بن حممد األشعري

أشهد أين مسعت أبا عبد اهلل عليه السالم : عن أيب الصباح قال, أبان بن عثمان

125

Ibid., h. 105.

Page 99: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

98

طاعته وأن أشهد أن عليا إمام فرض اهلل طاعته وأن احلسن إمام فرض اهلل: يقول

احلسني إمام فرض اهلل طاعته وأن علي بن احلسني إمام فرض اهلل طاعته وأن حممد

126.بن علي إمام فرض اهلل طاعته“al-Husain bin Muhammad al-Asy’ariy, dari Mu’alla bin Muhammad, dari

al-Hasan bin ‘Ali al-Wasysy±’, dari Ab±n bin U£m±n, dari Abi a¡-¢abb±¥,

ia berkata: aku bersaksi bahwa aku mendengar Abu Abdillah berkata: aku

bersaksi bahwa Ali adalah seorang imam yang wajib ditaati, al-Hasan

adalah seorang imam yang wajib ditaati, al-Husain adalah seorang imam

yang wajib ditaati, Ali bin al-Husain adalah seorang imam yang wajib

ditaati, dan bahwa Muhammad bin Ali adalah seorang imam yang wajib

ditaati. ”

Hadis kedelapan:

عن عبد املؤمن بن القاسم , عن عبد اهلل بن املغرية, عن أبيه, علي بن إبراهيم

: عن أيب جعفر عليه السالم يف قول اهلل عز وجل , عن سعد بن جابر, األنصاري

قال أبو ( هل يستوي الذين يعلمون والذين ال يعلمون إمنا يتذكر أولوا األلباب)

مون والذين ال يعلمون عدونا وشيعتنا أولو إمنا حنن الذي يعل: جعفر عليه السالم

127.األلباب“Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Abdillah bin al-Mug³rah, dari Abdil

Mu’min bin al-Q±sim al-An¡±r³, dari Sa’d bin Jabir, dari Abu Ja’far as.,

tentang firman Allah ta’ala: (Adakah sama orang-orang yang mengetahui

126

Ibid. 127

Ibid., h. 122.

Page 100: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

99

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran) Abu Ja’far berkata: sungguh

kami-lah yang dimaksud dengan orang yang mengetahui, orang yang tidak

mengetahui adalah musuh kami, dan yang dimaksud dengan orang yang

berakal adalah syiah kami.”

Hadis kesembilan:

عن النضر بن , عن احلسني بن سعيد , عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

هل يستوي الذين : )عن جابر عن أيب جعفر عليه السالم يف قوله عز وجل , سويد

حنن الذي يعلمون والذين : قال( يعلمون والذين ال يعلمون إمنا يتذكر أولوا األلباب

128.بال يعلمون عدونا وشيعتنا أولو األلبا“Beberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-Husain

bin Sa’³d, dari an-Na«r bin Suwaid, dari J±bir dari Abu Ja’far as., tentang

firman Allah: (Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-

orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang

dapat menerima pelajaran), ia berkata: kami-lah orang yang mengetahui dan

orang yang tidak mengetahui adalah musuh kami, dan orang yang berakal

adalah syiah kami.”

Hadis kesepuluh:

128

Ibid.

Page 101: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

100

عن النضر بن , ني بن سعيد عن احلس, عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

عن أيب عبد اهلل عليه , عن أيب بصري, عن أيوب بن احلر وعمران بن علي, سويد

129.حنن الراسخون يف العلم وحنن نعلم تأويله: السالم قال“Beberapa orang sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-¦usain

bin Sa’³d, dari an-Na«r bin Suwaid, dari Ayy­b bin al-¦urr, dan Imran bin

Ali, dari Abi Ba¡³r, dari Abu ‘Abdillah ia berkata: kami adalah orang yang

mendalam ilmunya, dan kami mengetahui takwil Alquran.”

Hadis kesebelas:

اهلل بن عن عبد, عن إبراهيم بن إسحاق, عن عبد اهلل بن علي, علي بن حممد

وما : )عن أحدمها عليهما السالم يف قول اهلل عز وجل , عن ب ريد بن معاوية, محاد

فرسول اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم أفضل ( يعلم تأويله إال اهلل والراسخون يف العلم

, قد علمه اهلل عز وجل مجيع ما أنزل عليه من التنزيل والتأويل, الراسخون يف العلم

, وأوصياءه من بعده يعلمونه كله, اهلل لي نزل عليه شيئا مل يعلمه تأويله وما كان

يقولون آمنا : )العامل فيهم بعلم فأجاهبم اهلل بقوله: والذين اليعلمون تأويله إذا قال

, والقرآن خاص وعام وحمكم ومتشابه وناسخ ومنسوخ( به كل من عند ربنا

130.فالراسخون يف العلم يعلمونه“Ali bin Muhammad, dari Abdullah bin Ali, dari Ibrahim bin Is¥±q, dari

‘Abd Allah bin ¦amm±d, dari Buraid bin Mu’±wiyah, dari salah satu

129

Ibid. 130

Ibid.

Page 102: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

101

keduanya as., tentang firman Allah: (dan tidaklah mengetahui takwilnya

kecuali Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya). Maka Rasulullah

saw adalah sebaik-baik orang yang mendalam ilmunya, Allah telah

mengajarkan kepadanya semua yang berkaitan dengan wahyu yang turun,

baik penurunannya maupun takwilnya, dan tidaklah Allah menurunkan

kepadanya sesuatu yang belum Allah ajarkan takwilnya, dan para wasiat

setelahnya mengetahui seluruhnya, dan orang-orang yang tidak mengetahui

adalah jika ia berkata: orang alim ada pada mereka dengan suatu ilmu,

maka Allah menjawab mereka dengan berfirman: (mereka berkata: kami

beriman kepadanya, semua datang dari sisi Tuhan kami), dan Alquran ada

yang khusus, umum, muhkam, mutasyabih, nasikh dan mansukh. Maka orang-

orang yang mendalam ilmunya-lah yang mengetahuinya.”

Hadis kedua belas:

عن أيب عبد اهلل , عن عبد العزيز العبدي, عن ابن حمبوب, عنه عن حممد بن علي

بل هو آيات بينات يف صدور الذين أوتوا : )عليه السالم يف قول اهلل عز وجل

131.هم األئمة عليهم السالم: قال( العلم“Darinya, dari Muhammad bin Ali, dari Ibn Ma¥b­b, dari ‘Abd al-‘Az³z al-

‘Abd³, dari Abu ‘Abd Allah as., tentang firman Allah: (Sebenarnya –

Alquran- itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang

berilmu). Ia berkata: mereka adalah para imam as.”

Hadis ketiga belas:

, عن محاد بن عيسى, ن مجهورعن حممد ب, عن معلىى بن حممد, احلسني بن حممد

: سألت أبا جعفر عليه السالم عن قول اهلل عز وجل : عن عبد املؤمن عن سامل قال

131

Ibid., h. 123.

Page 103: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

102

مث أورثنا الكتاب الذين اصطفينا من عبادنا فمنهم ظامل لنفسه ومنهم مقتصد )

العارف : اإلمام واملقتصد: السابق باخلريات: قال( ومنهم سابق باخلريات بإذن اهلل

132.الذي ال يعرف اإلمام: والظامل لنفسه لإلمام “Al-Husain bin Muhammad, dari Mu’alla bin Muhammad, dari Muhammad

bin Jumhur,dari ¦amm±d bin Isa, dari Abd al-Mu’min bin S±lim, ia berkata:

aku bertanya kepada Abu Ja’far tentang firman Allah ta’ala: (Kemudian

Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara

hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka

sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka

ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah), ia

berkata: ”orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan adalah imam, orang

yang pertengahan adalah orang yang mengenal imam, dan orang yang

menganiaya diri sendiri adalah orang yang tidak mengenal imam”.

Hadis keempat belas:

عن , عن إبراهيم بن عبد احلميد, عن ابن أيب عمري, عن أبيه, علي بن إبراهيم

عن العالء بن سيابة عن أيب عبد اهلل عليه السالم يف قوله , موسى بن أكيل النمريي

133.يهدي إىل اإلمام: قال. إن هذا القرآن يهدي لليت هي أقوم: تعاىل

132

Ibid. 133

Ibid., h. 124.

Page 104: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

103

“’Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibn Abi ‘Umair, dari Ibrahim bin ‘Abd

al-¦am³d, dari Musa bin Ukail an-Numairi, dari al-‘Ala’ bin Say±bah dari

Abu ‘Abd Allah as., tentang firman Allah: (Sesungguhnya Alquran ini

memberi petunjuk kepada yang paling lurus). Ia berkata: maksudnya adalah

Alquran memberi petunjuk kepada imam.”

Hadis kelima belas:

: قال, عن ابن أيب عمري, عن عبد العظيم بن عبد اهلل احلسين, أمحد بن مهران

كنت عند أيب عبد اهلل عليه السالم فسأله رجل عن : أخب رين أسباط بياع الزطي قال

فقال: قال( وإهنا لبسبيل مقيم . إن يف ذلك آليات للمتومسني: )قول اهلل عز وجل

و 134.ن والسبيل فينا مقيم حنن املتومس“Ahmad bin Mihr±n, dari ‘Abd al-‘A§³m bin ‘Abd Allah al-¦asani, dari Ibn

Abi ‘Umair, ia berkata:telah memberitahukanku Suku Yahudi, ia berkata: aku

bersama Abu ‘Abdillah as., seorang laki-laki bertanya kepadanya tentang

firman Allah azza wa jalla: (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang

memperhatikan tanda-tanda. Dan Sesungguhnya kota itu benar-benar

terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). Ia berkata: maka ia

berkata kami-lah orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda, dan jalan

itu adalah dimana kami tinggal.”

Hadis keenam belas:

134

Ibid., h. 125.

Page 105: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

104

عن حيىي بن , عن أيب عبد اهلل الصامت , عن حممد بن علي, أمحد بن مهران

فسريى اهلل عملكم ورسوله : )عن أيب جعفر عليه السالم أنه ذكر هذه األية, مساور

135.هو واهلل علي بن أيب طالب عليه السالم: قال( واملؤمنون“Ahmad bin Mihr±n, dari Muhammad bin Ali, dari Abu ‘Abd Allah a¡-¢±mit,

dari Yahya bin Mus±wir, dari Abu Ja’far as., bahwa ia menyebutkan ayat

ini: (maka Allah akan melihat amalmu, dan rasul serta orang-orang yang

beriman). Ia berkata: dia itu demi Allah, adalah Ali bin Abi °±lib.”

Hadis ketujuh belas:

عن النضر بن , عن احلسني بن سعيد , عن أمحد بن حممد, من أصحابناعدة

: عن يعقوب بن شعيب قال, عن عبد احلميد الطائي, عن حيىي احلليب, سويد

اعملوا فسريى اهلل عملكم : )سألت أبا عبد اهلل عليه السالم عن قول اهلل عز وجل

136.هم األئمة: قال( ورسوله واملؤمنون“Beberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-Husain

bin Sa’³d, dari an-Na«r bin Suwaid, dari Yahya al-¦alab³, dari ‘Abd al-

¦am³d a¯-°±’I, dari Yaqub bin Syu’aib, ia berkata: aku bertanya kepada Abu

‘Abd Allah as. tentang firman Allah azza wa jalla: (Beramallah maka Allah

akan melihat amal kamu, dan rasul serta orang-orang yang beriman). Ia

berkata: mereka itu adalah para imam.”

Hadis kedelapan belas:

135

Ibid., h. 126. 136

Ibid.

Page 106: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

105

عن عمرو بن سعيد , عن موسى بن جعفر, عن عمران بن موسى, حممد بن حيىي

إذا أراد اإلمام : عن أيب عبد اهلل عليه السالم قال, عن أيب عبيدة املدائين, املدائين

137.أن يعلم شيئا أعلمه اهلل ذلك“Muhammad bin Yahya, dari ‘Imran bin Musa, dari Musa bin Ja’far, dari

‘Amr bin Sa’id al-Mada’ini, dari Abu ‘Ubaidah al-Mada’ini, dari Abu Abd

Allah as., ia berkata: apabila imam menghendaki untuk mengetahui sesuatu,

maka Allah akan mengajarkannya hal tersebut.”

Hadis kesembilan belas:

عن عبد اهلل بن , عن أيب مجيلة, لعن ابن فضا, عن أمحد بن حممد, حممد بن حيىي

أنه أتى علي بن احلسني عليه , حدثين أخي عن جعفر عن أبيه: أيب جعفر قال

يا ب ين إن هذه : فقال, يا أبت اشرب هذا: فقال, السالم ليلة قبض فيها بشراب

يه وآله الليلة الىت أق بض فيها وهي الليلة اليت قبض فيها رسول اهلل صلى اهلل عل

138.وسلم“Muhammad bin Yahya, dari Ahmad bin Muhammad, dari Ibn al-Fa««±l,

dari Abu Jam³lah, dari Abdullah bin Abu Ja’far, ia berkata: saudaraku

menceritakan kepadaku dari Ja’far, dari ayahhnya, bahwa ia mendatangi a-

Husain as. pada suatu malam dengan sebuah minuman dimana ia meninggal,

lalu ia berkata: wahai ayahku minumlah minuman ini. Ia menjawab: wahai

anakku sesungguhnya malam ini adalah malam aku meninggal dan malam

rasul saw wafat.”

137

Ibid., h. 147. 138

Ibid., h. 148.

Page 107: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

106

Hadis kedua puluh:

عن احلسن بن , بد احلميدعن حممد بن ع, عن سهل بن زياد, علي بن حممد

إن أمري املؤمنني عليهم السالم قد عرف قاتله : قلت للرضا عليه السالم: قال, اجلهم

: والليلة اليت ي قتل فيها واملوضع الذي ي قتل فيه وقوله ملا مسع صياح األوز يف الدار

لو صليت الليلة داخل الدار وأمرت غريك :صوائح تتبعها ن وائح وقول أم كلثوم

فأب عليها وكث ر دخوله وخروجه تلك الليلة بال سالح وقد عرف , يصلي بالناس

, كان هذا مما مل جيز ت عرضه, عليه السالم أن ابن ملجم لعنه اهلل قاتله بالسيف

139.لتمضي مقادير اهلل عز وجل , لك الليلةذلك كان ولكنه خي ر يف ت: فقال“Ali bin Muhammad, dari Sahal bin Ziyad, dari Muhammad bin ‘Abd al-

Hamid,dari al-Hasan bin al-Jahm, ia berkata: aku berkata kepada ar-Ri«±

as., sesungguhnya amirul mukminin as. telah mengetahui siapa

pembunuhnya, malam apa ia akan terbunuh, dan di tempat mana ia akan

terbunuh. Dan ucapannya ketika ia mendengar kokokan angsa di dalam

rumah: teriakan yang diiringi tangisan, dan ucapan Ummu Kulsum:

sekiranya engkau shalat pada mala mini di dalam rumah, dan engkau

menyuruh orang selain engkau shalat dengan orang-orang. Maka ia enggan,

dan ia banyak keluar masuk pada malam itu tanpa senjata. Dan sungguh ia

telah mengetahui bahwa Ibn Muljam adalah orang yang akan membunuhnya

dengan pedang, adalah hal ini tidak boleh mempertentangkannya. Lalu ia

berkata: itulah dia, akan tetapi ia diberi pilihan pada malam itu, agar

melalui ketentuan Allah azza wa jalla.”

Hadis kedua puluh satu:

139

Ibid.

Page 108: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

107

, عن سيف بن عمرية, عن علي بن احلكم, عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

أنزل اهلل تعاىل النصر على : عن أيب جعفر عليه السالم قال, عن عبد امللك بن أعني

النصر أو لقاء اهلل : بني السماء واألرض مث خي ر ( ما)احلسني عليه السالم حىت كان

140.فاختار لقاء اهلل تعاىل“Beberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari ‘Ali bin al-

Hakam, dari Saif bin ‘Amirah, dari ‘Abd al-Malik bin A’yan, dari Abu Ja’far

as., ia berkata: Allah telah menurunkan pertolongan kepada al-Husain as.

sehingga ia berada antara langit dan bumi kemudian ia diberi pilihan:

pertolongan Allah atau bertemu dengan Allah. Maka ia memilih bertemu

dengan Allah.”

Hadis kedua puluh dua:

عن إبراهيم بن إسحاق , عن حممد بن احلسني, أمحد بن حممد و حممد بن حيىي

كنا مع أيب عبد اهلل عليه : عن سيف التمار قال, عن عبد اهلل بن محاد, األمحر

نا مينة ويسرة فلم نر : السالم مجاعة من الشيعة يف احلجر فقال علينا عني؟ فالت فت

لو -ثالث مرات –ورب الكعبة ورب البنية : ي علينا عني فقالل: أحدا فقلنا

, كنت بني موسى واخلضر ألخربت هما أين أعلم منهما وألنبأتما مبا لي يف أيديهما

ما ألن موسى اخلضر عليهما السالم أعطيا علم ما كان ومل ي عطيا علم ما يكون و

140

Ibid.

Page 109: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

108

ساعة وقد ورث ناه من رسول اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم هو كائن حىت تقوم ال

141.وراثة “Ahmad bin Muhammad, dan Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin

al-Husain, dari Ibrahim bin Is¥±q al-A¥mar, dari ‘Abdillah bin Hamm±d,

dari Saif at-Tamm±r, ia berkata: kami pernah bersama Abu Abdillah as.

sekelompok syiah di al-Hijr. Maka ia berkata: ada yang melihat kita? Lalu

kami menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi kami tidak melihat siapapun. Maka

kami menjawab: tidak ada yang melihat kita. Ia berkata: demi Tuhan Ka’bah

dan Tuhan al-bayyinah –tiga kali- sekiranya aku bersama Musa dan Khaidir

niscaya aku akan memberitahukan keduanya bahwa aku lebih alim dari

mereka, dan niscaya aku akan memberi tahu keduanya tentang apa yang

tidak ada pada mereka, karena Musa dan Khaidir diberi ilmu tentang apa

yang telah terjadi, tetapi mereka tidak diberi ilmu tentang apa yang akan

terjadi, dan apa yang terjadi sampai hari kiamat. Dan sungguh kami

mewarisinya dari Rasulullah saw.”

Hadis kedua puluh tiga:

, عن يون بن يعقوب ,عن حممد بن سنان, عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

غرية و عدة من أصحابنامنهم عبد األعلى وأبو عبيدة وعبد اهلل , عن احلارث بن امل

إين ألعلم ما يف السموات : بن بشر اخلث عمي مسعوا أبا عبد اهلل عليه السالم يقول

: الق, وأعلم ما كان وما يكون, وما يف األرض وأعلم ما يف اجلنة وأعلم ما يف النار

141

Ibid., h. 149.

Page 110: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

109

عه منه فقال علمت ذلك من كتاب : مث مكث هن يئة فرأى أن ذلك كب ر على من مس

142.فيه تبيان كل شيئ: اهلل عز وجل إن اهلل عز وجل يقول“Beberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari Muhammad

bin Sin±n, dari Y­nus bin Ya’q­b, dari al-¦±ri£ bin al-Mug³rah dan

beberapa orang dari sahabat kami, di antaranya ‘Abd al-A’la dan Abu

‘Ubaidah dan ‘Abdullah bin Bisyr al-Khas’ami, mereka mendengar Abu

‘Abdillah berkata: sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang di langit, di

bumi, apa yang ada di surga dan apa yang ada di neraka, dan aku lebih

mengetahui apa yang telah dan akan terjadi. Ia berkata: kemudian ia

berdiam sejenak. Maka ia melihat bahwa hal tersebut sulit bagi yang

mendengar hal tersebut darinya. Maka ia berkata: aku mengetahui hal

tersebut dari Kitab Allah azza wa jalla. Sesungguhnya Allah berfirman: di

dalamnya ada penjelasan segala sesuatu.”

C. Analisis Terhadap Hadis-Hadis Tentang Imam Dalam Kitab U¡­l Al-

K±f³

Hadis pertama:

عن ثعلبة , رعن أمحد بن حممد بن أيب نص, عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

: سألت أبا جعفر عليه السالم عن قول اهلل عز وجل : عن زرارة قال, بن ميمون

النيب الذي يرى يف منامه ويسمع : ما الرسول وما النيب قال( وكان رسوال نبيا)

والرسول الذي يسمع الصوت ويرى يف املنام ويعاين , الصوت وال يعاين امللك

142

Ibid.

Page 111: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

110

يسمع الصوت وال يرى وال يعاين امللك مث تال : ه قالقلت اإلمام ما منزلت, امللك

143.هذه األية وما أرسلنا من قبلك من رسول وال نيب وال حمدث

“Beberapa dari sahabat kami, dari A¥mad bin Mu¥ammad, dari A¥mad bin

Mu¥ammad bin Ab³ Na¡r, dari ¤a’labah bin Maim­n, dari Zur±rah ia

berkata: aku bertanya kepada Abi Ja’far as tentang firman Allah (dan adalah

rasul itu seorang nabi), apa itu rasul dan apa pula nabi, ia menjawab: nabi

adalah orang yang dapat melihat dalam mimpinya, dapat mendengar suara

akan tetapi tidak dapat melihat malaikat dengan mata sendiri, sedangkan

rasul adalah orang yang dapat mendengar suara, mampu melihat dalam

mimpi dan melihat malaikat dengan mata sendiri. Lalu aku bertanya,

bagaimana dengan imam, apa kedudukannya? Ia menjawab: imam dapat

mendengar suara, akan tetapi tidak dapat melihat dalam mimpi, dan tidak

pula dengan mata sendiri. Kemudian ia membacakan ayat ini (dan tidaklah

kami mengutus sebelummu seorang rasul, tidak seorang nabi, dan tidak pula

seorang muhaddas).”

Hadis di atas berisi dua hal yang harus dikritisi. Yang pertama, yaitu

adanya penambahan kata “ وال حمدث”, dan yang kedua tentang adanya wahyu yang

turun kepada seorang imam.

Dalam hadis di atas, terdapat kutipan ayat Alquran, yaitu surah al-Hajj

ayat 52:

143

Ibid., h. 99.

Page 112: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

111

Dan kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak

(pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan,

syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah

menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah

menguatkan ayat-ayat- nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana,

Kalimat tambahan yang terdapat pada ayat 52 surah al-Hajj adalah “ وال

Ini menunjukkan bahwa Alquran yang ada saat ini seolah mengalami .”حمدث

pengurangan. Padahal telah jelas bahwa Alquran mendapat garansi pemeliharaan

dari Allah. Sehingga tidak seorang pun yang mampu mengubah Alquran.

Sebagaimana firman Allah dalam Alquran dalam surah al-Hijr ayat 9:

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya

kami benar-benar memeliharanya.

Selain itu, pemeliharaan Allah terhadap Alquran juga terdapat pada surah

al-Buruj ayat 21-22:

Artinya: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia.

Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

.... .......

....tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat Allah ... . (Yunus: 64)

Page 113: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

112

....

....

.... tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat Allah.... (al-

An’am: 34)

Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang

benar dan adil. tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya

dan dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. (al-An’am:

115)

Dari ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa hadis pertama tidak dapat

diterima, sebab memiliki tambahan pada ayat Alquran.

Hal kedua yang harus dikritisi adalah adanya wahyu yang turun kepada

seorang imam. Secara bahasa, wahyu memiliki beberapa arti, yaitu naluri (pada

manusia), insting (pada hewan), isyarat, bisikan setan, dan perkara yang

disampaikan Allah kepada malaikat agar dilaksanakan oleh para malaikat.144

Sedangkan secara terminology, wahyu diartikan sebagai Kalam Allah swt. yang

diturunkan kepada salah satu dari para nabi-Nya.145

Hal ini jelas menunjukkan bahwa hanya seorang nabi yang dapat

menerima wahyu. Tidak ada orang lain yang diberikan wahyu, termasuk seorang

imam. Bahkan Alah akan memberinya azab apabila mengaku mendapat wahyu

dari Allah. Firman Allah dalam surah al-An’am ayat 93:

144

Manna’ al-Qa¯¯±n, Mab±¥i£ fi Ul­m al-Quran (t.t.p.: Mansyurat al-Asr al-Hadis, 1990), h. 32-33.

145 Ibid.

Page 114: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

113

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan

terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya",

padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang

berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah."

alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang

zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat

memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu"

di hari Ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, Karena

kamu selalu mengatakan terhadap Allah (Perkataan) yang tidak benar dan

(karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.

Ali ra. juga berkata pada hari wafatnya Rasulullah saw.:

Page 115: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

114

بأيب أنت وأمي يا رسول اهلل لقد انقطع مبوتك مامل ينقطع مبوت غريك من النبوة واألنبياء

146وأخبار السماءDemi ayahku, engkau, dan ibuku, wahai Rasulullah, sungguh karena

kematian engkau, telah terputus sesuatu yang tidak terputus karena

kematian orang lain, yaitu kenabian, para nabi, dan berita-berita dari

langit.

Yang dimaksud dengan “berita-berita dari langit” adalah wahyu.

Dengan demikian hadis di atas tertolak dan tidak dapat dijadikan hujjah.

Hadis kedua:

كتب احلسن بن العباس :عن إمساعيل بن مرار قال, عن أبيه, علي بن إبراهيم

املعرويف إىل الرضا عليه السالم جعلت فداك أخربين ما الفرق بني الرسول والنيب

زل عليه جربئيل : واإلمام قال الفرق بني الرسول والنيب واإلمام أن الرسول الذي ي ن

ا رأى يف منامه حنو رؤيا زل عليه الوحي ورمب إبراهيم عليه فرياه ويسمع كالمه و ي ن

السالم والنيب رمبا مسع الكالم ورمبا رأى الشخص ومل يسمع واإلمام هو الذي

147.يسمع الكالم وال يرى الشخص“’Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ismail bin Marr±r, ia berkata: al-

Hasan bin al-‘Abbas al-Ma’r­f³ menulis kepada ar-Ri«± as., beritahukan

kepadaku apa perbedaan rasul, nabi dan imam. Ia menjawab: perbedaan

rasul, nabi dan imam adalah: rasul adalah seseorang yang Jibril turun

atasnya, lalu ia melihat dan mendengar ucapannya, dan wahyu turun

146

Ibn ar-Rida al-Birqa’I, Kasr a¡-¢anam (Oman: Dar al-Bay±riq, 1998), h. 133. 147

Al-Kulain³, U¡­l , h. 99

Page 116: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

115

kepadanya, terkadang melalui mimpi seperti mimpi Nabi Ibrahim as,

sedangkan nabi adalah seseorang yang barangkali mendengar ucapan Jibril,

dan barangkali melihat seseorang akan tetapi tidak mendengar, dan imam

adalah seseorang yang mendengar ucapan Jibril tetapi tidak dapat melihat

seseorang.”

Hadis di atas berisi hal yang sama dengan hadis pertama. Sehingga sangat

jelas bahwa hadis kedua ini juga tertolak dan tidak dapat diterima.

Hadis ketiga:

عن احلسن , عن ابن أيب عمري, عن أمحد بن حممد بن عيسى, حممد بن حيىي العطار

إن احلجة ال تقوم هلل : الصاحل عليه السالم قال عن داود الرقي عن العبد, بن حمبوب

148.على خلقه إال بإمام حىت يعرف“Mu¥ammad bin Ya¥ya al-‘A¯¯±r, dari A¥mad bin Mu¥ammad bin

Isa, dari Ibn Abi ‘Umair, dari al-Hasan bin Ma¥b­b, dari Daud ar-

Raqqiy dari al-‘Abd a¡-¢±li¥ as., ia berkata: sesungguhnya hujjah tidak

dapat tegak untuk Allah atas seluruh makhluk-Nya kecuali dengan

seorang imam sehingga ia dikenali.”

Hadis di atas berisi tentang adanya kehujjahan pada seorang imam. Hujjah

secara bahasa berarti alasan, bukti.149

Firman Allah pada surah al-An’am ayat 149:

Katakanlah: "Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; Maka jika dia

menghendaki, pasti dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya".

148

Ibid., h. 100. 149

Munawwir, al-Muanwwir, h. 238.

Page 117: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

116

Kata “hujjah” selanjutnya sering digunakan sebagai pedoman atau rujukan

dalam hukum.

Dalam Alquran, kata “hujjah” disebut sebanyak 7 kali, yaitu pada surah

Al-Baqarah ayat 150, an-Nisa 165, al-An’am 149, Asy-Syura 15, al-An’am 83,

asy-Syura 16 dan al-Jasiah 25.150

Dari ketujuh ayat, tidak ditemukan adanya ayat

yang menyebutkan bahwa imam termasuk salah satu hujjah. Bahkan pada surah

an-Nisa ayat 165 disebutkan dengan jelas bahwa hujjah telah sempurna hanya

dengan adanya rasul, tanpa menyebutkan sedikitpun tentang imam.

(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan

pemberi peringatan agar supaya tidak ada hujjah (alasan) bagi manusia

membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan adalah Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. an-Nisa: 165)

Selain itu, Ali mengatakan dalam sebuah khutbahnya, “أرسله بحجة كاملة”

(Allah mengutusnya Muhammad dengan hujjah yang lengkap).151

Kata “sempurna” pada khutbah Ali di atas menunjukkan bahwa kehujjahan

rasul telah selesai, dan tidak perlu orang lain lagi untuk melengkapinya. Dan

sekiranya seorang imam memang dapat dijadikan hujjah, maka semestinya ada

keterangan yang menyebutkan demikian, bukan dikatakan oleh imam itu sendiri.

Dengan demikian hadis ini tertolak.

150

Muhammad Fu’ad ‘Abd al-B±q³, al-Mu’jam al-Mufahras (Bandung: CV. Diponegoro, t.t.) h. 246-247.

151 Al-Birqa’I, Kasr, h. 133.

Page 118: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

117

Hadis keempat:

مسعت : قال, عن احلسن بن علي الوشاء, عن معلى بن حممد, احلسني بن حممد

إن احلجة ال تقوم هلل عز : إن أبا عبد اهلل عليه السالم قال: يه السالم يقولالرضا عل

152.وجل على خلقه إال بإمام حىت يعرف“Al-¦usain bin Mu¥ammad, dari Mu’alla bin Muhammad, dari al-Hasan bin

Ali al-Wasysy±’, ia berkata: aku mendengar ar-Ri«± as., ia berkata:

sesungguhnya Abu ‘Abdillah berkata: sesungguhnya hujjah tidak dapat tegak

untuk Allah atas seluruh makhluk-Nya kecuali dengan seorang imam

sehingga ia dikenali.”

Hadis keempat ini menyebutkan bahwa kehujjahan tidak berlaku terhadap

seluruh makhluk Allah kecuali dengan seorang imam sehingga ia dikenali. Isi

hadis ini sama dengan isi hadis sebelumnya. Dengan demikian hadis ini juga tidak

dapat diterima.

Hadis kelima:

عن , عن هشام بن سامل, عن احلسن بن حمبوب, عن أمحد بن حممد, حممد بن حيي

أخربين عن معرفة اإلمام منكم واجبة على : قلت أليب جعفر عليه السالم: زرارة قال

إن اهلل عز وجل بعث حممدا صلى اهلل عليه وآله وسلم إىل الناس : مجيع اخللق؟ فقال

يع خلقه يف أرضه فمن آمن باهلل ومبحمد رسول اهلل أمجعني رسوال وحجة هلل على مج

152

Al-Kulain³, U¡­l, h.100.

Page 119: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

118

واتبعه وصدقه فإن معرفة اإلمام منا واجبة عليه ومن مل يؤمن باهلل وبرسوله ومل يتبعه

ومل يصدقه ويعرف حقهما فكيف جيب عليه معرفة اإلمام وهو ال يؤمن باهلل وبرسوله

وله ويصدق رسوله يف فما تقول فيمن يؤمن باهلل ورس: قلت : ويعرف حقهما قال

ألي هؤالء يعرفون , نعم: مجيع ما أنزل اهلل جيب على أولئك حق معرفتكم؟ قال

أ ترى أن اهلل هو الذي أوقع يف قلوهبم معرفة هؤالء : بلى قال: فالنا وفالنا قلت

اهلل عز ال واهلل ما أاهم املؤمنون حقنا إال, واهلل ما أوقع ذلك يف قلوهبم إال الشيطان

153.وجل “Mu¥ammad bin Ya¥ya, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-Hasan bin

Ma¥b­b, dari Hisy±m bin S±lim, dari Zur±rah ia berkata: aku berkata

kepada Abu Ja’far as.: beritahu aku tentang mengenal imam dari

golonganmu, wajib atas seluruh makhluk? Maka ia menjawab: sesungguhnya

Allah azza wa jalla mengutus Muhammad saw kepada seluruh manusia

sebagai rasul dan sebagai hujah atas seluruh makhluk yang ada di bumi-Nya

karena Allah. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah dan

Muhammad Rasulullah serta mengikut dan membenarkannya, maka

mengenal imam dari golongan kami adalah wajib atasnya, dan barang siapa

yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak mengikut dan tidak

pula membenarkannya, dan ia mengetahui hak keduanya, maka bagaimana

wajib atasnya mengenal imam, sementara ia tidak beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya dan ia mengetahui hak keduanya. Ia berkata: aku mengatakan:

maka apa yang kamu katakan tentang orang yang beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya, serta membenarkan apa yang Allah turunkan, maka wajib atas

mereka itu mengenal para imam? Ia menjawab: iya, bukankah mereka itu

153

Ibid., h. 102.

Page 120: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

119

mengetahui si fulan dan si fulan. Aku menjawab: iya. Ia bekata: apakah

engkau mengetahui bahwa Allah-lah yang telah menjatuhkan dalam hati

mereka untuk mengenal mereka itu, demi Allah tidaklah yang menjatuhkan

hal tersebut dalam hati mereka kecuali setan. Demi Allah tidak, tidaklah

mengilhamkan orang-orang yang beriman tentang hakikat kami kecuali Allah

azza wa jalla.” Hadis di atas memiliki isi pokok tentang kewajiban mengenali dan menaati

imam. Di dalam hadis dinyatakan bahwa barang siapa yang beriman kepada Allah

dan Muhammad sebagai Rasul Allah, serta mengikut dan membenarkannya, maka

ia wajib mengenal imam, dan sebaliknya.

Isi hadis ini bertentangan dengan Alquran. Dalam Alquran terdapat 536

kata “iman”154

, yaitu 33 kali dalam bentuk “ 5 ,”آمن kali dalam bentuk “ 3 ,”آمنت

kali dalam bentuk “ 10 ,”آمن ت kali dalam bentuk “ 33 ,”آمن تم kali dalam bentuk “آمنا”,

258 kali dalam bentuk “ا من “ kali dalam bentuk 3 ,”آمنو kali dalam bentuk 1 ,”تؤ

منن “ ا“ kali dalam bentuk 12 ,”لتؤ منو ن “ kali dalam bentuk 8 ,”تؤ منو kali dalam 13 ,”تؤ

bentuk “ من منن “ kali dalam bentuk 1 ,”نؤ من“ kali dalam bentuk 28 ,”لنؤ kali 2 ,”يؤ

dalam bentuk “ من منن “ kali dalam bentuk 1 ,”يؤ منن “ kali dalam bentuk 1 ,”ليؤ 18 ,”ليؤ

kali dalam bentuk “منوا ن “ kali dalam bentuk 87 ,”يؤ منو kali dalam bentuk 1 ,”يؤ

Dari semua kata tersebut tidak ada satu .”آمنوا“ dan 18 kali dalam bentuk ,”آمن “

ayat pun yang mengindikasikan hubungan antara iman dengan seorang imam.

Selain itu dalam Alquran disebutkan kata “imam” sebanyak 12 kali, yaitu

7 kali dalam bentuk mufrad, dan 5 kali dalam bentuk jamak. Dari semua ayat yang

menyebutkan kata imam, tidak ada satu ayatpun yang menunjukkan hubungan

antara iman dan ketaatan kepada imam.

Selain Alquran, isi hadis tersebut juga tidak pernah dijumpai pada hadis-

hadis shahih sunni. Beberapa hadis sahih sunni menyebutkan kalimat “ من كان يؤمن

....باهلل واليوم اآلخر ”, tetapi tidak ada hadis yang menyebutkan lanjutan “maka kenali

dan taatilah imammu”.

Isi hadis di atas juga mengisyaratkan adanya persyaratan untuk dapat

beriman kepada Allah. Ini seolah menunjukkan bahwa Allah tidak dapat berdiri

154

‘Abd al-B±q³, al-Mu’jam, h. 103-113.

Page 121: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

120

sendiri, ia memerlukan pihak lain untuk dapat diimani oleh hamba-Nya. Hal ini

sangat bertentangan dengan konsep tauhid dan sifat wajib bagi Allah, yaitu

Qiyamuhu bi nafsihi.

Hadis keenam:

عن أيب جعفر , زرارةعن حريز عن , عن محاد بن عيسى, عن أبيه, علي بن إبراهيم

ذروة األمر وسنامه ومفتاحه وباب األشياء ورضا الرمحن تبارك : عليه السالم قال

من يطع : )إن اهلل تبارك وتعاىل يقول: مث قال, وتعاىل الطاعة لإلمام بعد معرفته

155(.الرسول فقد أطاع اهلل ومن توىل فما أرسلناك عليهم حفيظا “’Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Hamm±d bin Isa, dari ¦ar³z dari

Zur±rah, dari Abu Ja’far as., ia berkata: titik puncak, inti dan kunci dari

suatu perkara, pintu dari segala perkara, dan keridaan Allah Yang Maha

Penyayang tabaraka wa taala adalah taat kepada imam setelah

mengenalinya. Kemudian ia berkata: sesungguhnya Allah berfirman:

(Barang siapa menaati rasul –Muhammad- maka sesungguhnya ia telah

menaati Allah. Dan barang siapa berpaling -dari ketaatan itu- maka kami

tidak mengutusmu -Muhammad- untuk jadi peliharaan mereka)”

Hadis keenam menyebutkan bahwa langkah selanjutnya setelah mengenali

imam adalah taat kepadanya.

Pada hadis di atas juga terdapat kutipan ayat Alquran, yaitu ayat 80 surah

an-Nisa:

155

Al-Kulain³, U¡­l, h. 105.

Page 122: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

121

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia Telah mentaati

Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami

tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

Kutipan ayat di atas sama sekali tidak menyinggung tentang ketaatan

kepada imam. Tidak ditemui satu penafsiranpun yang mengindikasikan adanya

korelasi antara ayat 80 surah an-Nisa dengan ketaatan kepada seorang imam.

Dengan demikian, hadis keenam di atas sangat tidak dapat diterima, baik

berdasarkan dalil naqly, ataupun aqly.

Hadis ketujuh:

عن , عن احلسن بن علي الوشاء, عن معلى بن حممد, احلسني بن حممد األشعري

أشهد أين مسعت أبا عبد اهلل عليه السالم : عن أيب الصباح قال, أبان بن عثمان

أشهد أن عليا إمام فرض اهلل طاعته وأن احلسن إمام فرض اهلل طاعته وأن : يقول

وأن علي بن احلسني إمام فرض اهلل طاعته وأن حممد احلسني إمام فرض اهلل طاعته

156.بن علي إمام فرض اهلل طاعته

“al-Husain bin Muhammad al-Asy’ariy, dari Mu’alla bin Muhammad, dari

al-Hasan bin ‘Ali al-Wasysy±’, dari Ab±n bin U£m±n, dari Abi a¡-¢abb±¥,

ia berkata: aku bersaksi bahwa aku mendengar Abu Abdillah berkata: aku

bersaksi bahwa Ali adalah seorang imam yang wajib ditaati, al-Hasan

adalah seorang imam yang wajib ditaati, al-Husain adalah seorang imam

yang wajib ditaati, Ali bin al-Husain adalah seorang imam yang wajib

ditaati, dan bahwa Muhammad bin Ali adalah seorang imam yang wajib

ditaati. ”

156

Ibid.

Page 123: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

122

Hadis ini berisi tentang rincian nama-nama imam dan kewajiban

menaatinya. Dalam Alquran, tidak didapati satu ayatpun tentang nama-nama

imam. Demikian pula ayat tentang kewajiban taat kepada imam.

Allah saw. berfirman dalam surah an-Nisa ayat 59:

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),

dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan

Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari

kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya.

Ayat di atas berisi tentang perintah taat kepada Allah, Rasulullah dan ulil

amri. Al-Qur¯ub³ dalam kitabnya al-J±mi’li A¥k±m al-Quran menyatakan

bahwa yang dimaksud dengan kata uli al-amr adalah al-Umar±’157

, yaitu para

pemimpin. Kata “pemimpin” yang dimaksud adalah pemerintah selaku penguasa

di suatu daerah.

157

Ab­ ‘Abd Allah Mu¥ammad bin A¥mad bin Ab­ Bakr al-Qur¯ub³, al-J±mi’ li A¥k±m al-Quran (Beirut: Muassasah ar-Ris±lah, 2006/1427 H), juz 6, h. 428.

Page 124: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

123

A¥mad Mus¯afa al-Mar±gi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

kata “uli al-amr” pada ayat adalah para pemimpin, penetap hukum, para ulama,

pimpinan tentara/pasukan, seluruh ketua, dan para pemimpin yang memiliki

wewenang terhadap kebutuhan dan kemaslahatan manusia.158

Dari dua penafsiran di atas, tidak ditemukan indikasi bahwa yang

dimaksud dengan ulil amri adalah para imam, khususnya dalam kelompok syiah.

Ayat tersebut juga dilanjutkan dengan kalimat:

.....

....

…Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul

(sunnahnya)…

Sehingga apabila terdapat pertentangan dan perbedaan, maka harus

mengembalikannya kepada Alquran dan Hadis Rasulullah. Dengan demikian tidak

ada sedikitpun indikasi ayat tentang kewajiban taat kepada imam. Sehingga hadis

di atas tidak dapat diterima.

Hadis kedelapan:

عن عبد املؤمن بن القاسم , عن عبد اهلل بن املغرية, عن أبيه, علي بن إبراهيم

: عن أيب جعفر عليه السالم يف قول اهلل عز وجل , عن سعد بن جابر, األنصاري

قال أبو ( هل يستوي الذين يعلمون والذين ال يعلمون إمنا يتذكر أولوا األلباب)

158

A¥mad Mus¯afa al-Mar±gi, Tafs³r al-Mar±gi (Mesir: Syirkah al-Mus¯afa, 1946/1365 H), juz 5, h. 72.

Page 125: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

124

مون والذين ال يعلمون عدونا وشيعتنا أولو إمنا حنن الذي يعل: جعفر عليه السالم

159.األلباب“Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Abdillah bin al-Mugirah, dari Abdil

Mu’min bin al-Qasim al-Ansari, dari Sa’d bin Jabir, dari Abu Ja’far as.,

tentang firman Allah ta’ala: (Adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran) Abu Ja’far berkata: sungguh

kami-lah yang dimaksud dengan orang yang mengetahui, orang yang tidak

mengetahui adalah musuh kami, dan yang dimaksud dengan orang yang

berakal adalah syiah kami.”

Hadis di atas mengutip sebagian dari ayat Alquran yaitu surah az-Zumar

ayat 9:

(Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang

yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang

ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-

orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah

yang dapat menerima pelajaran.

159

Al-Kulain³, U¡­l, h. 122.

Page 126: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

125

M. Quraish Shihab berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kalimat

“orang-orang yang mengetahui” adalah orang-orang yang mengetahui hak-hak

Allah dan mengesakan-Nya. Sedangkan yang dimaksud dengan kalimat “orang-

orang yang tidak mengetahui” adalah orang-orang yang tidak mengetahui hak

Allah dan mengkufuri-Nya.160

Dalam kitab yang sama, M. Quraish Shihab juga mengutip satu pendapat

yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kalimat “orang-orang yang

mengetahui” adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan – apapun

pengetahuan itu-, sehingga pasti tidak sama antara orang yang memiliki

pengetahuan dengan orang yang tidak memilikinya.161

Ab­ Ja’far Mu¥ammad bin Jar³r a¯-°abar³ dalam kitabnya J±mi’ al-

Bay±n ‘an Ta’w³l ²y al-Quran menyatakan bahwa ayat ini ditujukan kepada Nabi

Muhammad. Kalimat “katakanlah” adalah perintah kepada Nabi Muhammad saw

untuk berkata: “Apakah sama antara orang yang mengetahui pahala yang akan

mereka peroleh karena menaati Tuhan mereka, serta dosa yang harus mereka

pertanggungjawabkan karena kemaksiatan mereka, dengan orang yang tidak

mengetahui hal tersebut, yaitu mereka yang bertindak secara serampangan, tidak

mengharapkan kebaikan dengan beramal, dan tidak takut keburukan dengan

berbuatu tidak baik”. Sungguh dua hal ini adalah hal yang berbeda.162

Selain M.Quraish Shihab dan a¯-°abar³, Ibn Ka£³r juga menyebutkan

bahwa yang dimaksud dengan “orang-orang yang tidak mengetahui” adalah orang

yang menjadikan sekutu bagi Allah. Dan yang dimaksud dengan ulul albab adalah

orang yang memiliki akal.163

Dari penafsiran-penafsiran di atas, tidak ditemukan satu pendapatpun yang

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “orang-orang yang mengetahui”

adalah kelompok syiah, demikian pula tidak ditemukan pendapat yang

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “orang-orang yang tidak mengetahui”

160

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), volume 12, h. 195. 161

Ibid., h. 197. 162

Ab­ Ja’far Mu¥ammad bin Jar³r a¯-°abar³, J±mi’ al-Bay±n ‘an Ta’w³l ²y al-Quran

(Kairo: D±r Hijr, 2001/1422), juz 20, h. 177-178. 163

Ab­ al-Fid±’ al-¦±fi§ Ibn Ka£³r ad-Dimasyqi, Tafs³r al-Quran al-‘A§³m (Beirut: Dar al-Fikr, 2006), juz 4, h. 1612.

Page 127: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

126

adalah non-syiah. Serta tidak ditemukan pendapat yang mengatakan bahwa yang

dimaksud dengan ulul albab adalah kelompok syiah. Jadi, isi hadis di atas adalah

penafsiran yang salah dan sesat terhapap surah az-Zumar ayat 9. Dengan

demikian, hadis tersebut tertolak secara mutlak.

Hadis kesembilan:

عن النضر بن , عن احلسني بن سعيد , عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

هل يستوي الذين : )عن جابر عن أيب جعفر عليه السالم يف قوله عز وجل , سويد

حنن الذي يعلمون والذين : قال( يعلمون والذين ال يعلمون إمنا يتذكر أولوا األلباب

164.عدونا وشيعتنا أولو األلباب ال يعلمون“Beberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-

Husain bin Sa’³d, dari an-Na«r bin Suwaid, dari J±bir dari Abu Ja’far

as., tentang firman Allah: (Adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran), ia berkata: kami-lah orang

yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui adalah musuh kami,

dan orang yang berakal adalah syiah kami.”

Hadis ini berisi tentang penafsiran terhadap ayat 9 surah az-Zumar.

Penafsiran yang terdapat pada hadis ini sama dengan penafsiran yang terdapat

pada ayat sebelumnya. Dengan demikian, hasil analisis terhadap isi hadis ini juga

sama. Sehingga hadis ini juga tidak dapat diterima.

Hadis kesepuluh:

164

Al-Kulain³, U¡­l, h. 122.

Page 128: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

127

عن النضر بن , عن احلسني بن سعيد , عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

عن أيب عبد اهلل عليه , عن أيب بصري, عن أيوب بن احلر وعمران بن علي, سويد

165.حنن الراسخون يف العلم وحنن نعلم تأويله: السالم قال“Beberapa orang sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-

Husain bin Sa’³d, dari an-Na«r bin Suwaid, dari Ayy­b bin al-¦urr, dan

‘Imr±n bin Ali, dari Abi Ba¡³r, dari Abu ‘Abdillah ia berkata: kami

adalah orang yang mendalam ilmunya, dan kami mengetahui takwil

Alquran.”

Hadis di atas berisi penjelasan tentang orang yang mendalam ilmunya.

Hadis ini berkaitan dengan potongan ayat dari Alquran, yaitu surah Ali Imran ayat

7:

165

Ibid.

Page 129: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

128

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara

(isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an

dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. adapun orang-orang yang dalam

hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian

ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah

untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui

ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya

berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat,

semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran

(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

Ayat tersebut menyatakan bahwa di dalam Alquran terdapat ayat yang

muhkam dan ayat yang mutasyabih. Dalam ilmu-ilmu Alquran (‘Ul­m al-Quran),

ayat yang muhkam adalah:

ما عرف المراد منه166

“yaitu ayat yang telah diketahui maksudnya”.

Sedangkan ayat yang mutasyabih adalah:

ما استأثر هللا بعلمه

“yaitu ayat yang Allah kunci dengan ilmu-Nya”.

Ini berarti terdapat perbedaan antara ayat muhkam dan mutasyabih. Ayat

muhkam dengan jelas telah dipahami maksudnya, sedangkan mutasyabih tidak.

Diperlukan takwil untuk dapat memahami ayat mutasyabih.

Berdasarkan isi hadis di atas, syiah berpendapat bahwa yang mengetahui

takwil tersebut adalah kelompok mereka, sebab yang dimaksud dengan kata

adalah mereka. Ini berarti mereka memahami huruf “waw” pada ”الراسخون في العلم“

ayat adalah huruf a¯af (عطف). Sehingga yang mengetahui takwil adalah Allah dan

166

Mann±’ al-Qa¯¯±n, Mab±¥i£ fi ‘Ul­m al-Quran (t.t.p.: Mansyurat al-‘Asr al-Hadis, 1990), h. 216.

Page 130: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

129

mereka. Kalau memang demikian pemahaman yang benar, maka maksud ayat

selanjutnya adalah:

آمنا به كل من عند ربناهللا والراسخون تأويله إال هللا والراسخون في العلم يقول وما يعلم

Sehingga ayat ini menunjukkan bahwa Allah dan orang-orang yang

ilmunya mendalam sama-sama berkata “kami beriman, semuanya datang dari sisi

Tuhan kami”. Pendapat ini adalah pendapat yang salah,. Sebab Allah tidak

memiliki Tuhan. Dengan demikian, isi hadis di atas tidak dapat diterima karena

mengandung penafsiran yang salah dan sesat.

Hadis kesebelas:

عن عبد اهلل بن , عن إبراهيم بن إسحاق, عن عبد اهلل بن علي, علي بن حممد

وما : )عن أحدمها عليهما السالم يف قول اهلل عز وجل , ب ريد بن معاوية عن, محاد

فرسول اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم أفضل ( يعلم تأويله إال اهلل والراسخون يف العلم

, قد علمه اهلل عز وجل مجيع ما أنزل عليه من التنزيل والتأويل, الراسخون يف العلم

, وأوصياءه من بعده يعلمونه كله, يه شيئا مل يعلمه تأويلهوما كان اهلل لي نزل عل

يقولون آمنا : )العامل فيهم بعلم فأجاهبم اهلل بقوله: والذين اليعلمون تأويله إذا قال

, والقرآن خاص وعام وحمكم ومتشابه وناسخ ومنسوخ( به كل من عند ربنا

167.فالراسخون يف العلم يعلمونه“Ali bin Muhammad, dari Abdullah bin Ali, dari Ibrahim bin Ishaq, dari

‘Abd Allah bin ¦amm±d, dari Buraid bin Mu’±wiyah, dari salah satu

keduanya as., tentang firman Allah: (dan tidaklah mengetahui takwilnya

kecuali Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya). Maka Rasulullah

167

Al-Kulain³, U¡­l, h. 122.

Page 131: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

130

saw adalah sebaik-baik orang yang mendalam ilmunya, Allah telah

mengajarkan kepadanya semua yang berkaitan dengan wahyu yang turun,

baik penurunannya maupun takwilnya, dan tidaklah Allah menurunkan

kepadanya sesuatu yang belum Allah ajarkan takwilnya, dan para wasiat

setelahnya mengetahui seluruhnya, dan orang-orang yang tidak mengetahui

adalah jika ia berkata: orang alim ada pada mereka dengan suatu ilmu,

maka Allah menjawab mereka dengan berfirman: (mereka berkata: kami

beriman kepadanya, semua datang dari sisi Tuhan kami), dan Alquran ada

yang khusus, umum, muhkam, mutasyabih, nasikh dan mansukh. Maka orang-

orang yang mendalam ilmunya-lah yang mengetahuinya.”

Hadis ini mengandung isi yang sama dengan hadis sebelumnya. Dengan

demikian hadis ini juga tidak dapat diterima.

Hadis kedua belas:

عن أيب عبد اهلل , عن عبد العزيز العبدي, عن ابن حمبوب, عنه عن حممد بن علي

بل هو آيات بينات يف صدور الذين أوتوا : )عليه السالم يف قول اهلل عز وجل

168.هم األئمة عليهم السالم: قال( العلم“Darinya, dari Muhammad bin Ali, dari Ibn Mahbub, dari ‘Abd al-‘Aziz

al-‘Abdi, dari Abu ‘Abd Allah as., tentang firman Allah: (Sebenarnya –

Alquran- itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang

berilmu). Ia berkata: mereka adalah para imam as.”

Hadis di atas berisi tentang penafsiran terhadap ayat Alquran, yaitu surah

al-Ankabut ayat 49:

168

Ibid., h. 123.

Page 132: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

131

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada

orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat

kami kecuali orang-orang yang zalim.

Kelompok syiah menafsirkan kata “الذين أوتوا العلم” dengan para imam syiah.

Al-Qur¯ub³ dalam kitabnya al-J±mi’ li A¥k±m al-Quran berpendapat

bahwa yang dimaksud dengan “الذين أوتوا العلم” adalah para sahabat Nabi saw dan

seluruh orang yang beriman, mereka menghafal dan membaca Alquran.169

Berbeda dengan Al-Qur¯ub³, Imam an-Nasafi menafsirkan kata “ الذين

.dengan para ulama dan para penghafal Alquran ”أوتوا العلم170

Meskipun kedua penafsiran di atas Nampak berbeda, akan tetapi

substansinya sama, yaitu para penghafal Alquran, tidak terkhusus pada satu

kelompok atau golongan tertentu. Dengan demikian, penafsiran pada hadis di atas,

yang mengarah pada imam syiah, adalah penafsiran yang keliru. Selain itu, sangat

tidak masuk akal apabila seorang hujjah menguatkan dirinya sebagai hujjah secara

berulang kali. Sehingga hadis tersebut tertolak, baik secara naqly maupun aqly.

Hadis ketiga belas:

, عن محاد بن عيسى, عن حممد بن مجهور, عن معلىى بن حممد, احلسني بن حممد

: سألت أبا جعفر عليه السالم عن قول اهلل عز وجل : عن عبد املؤمن عن سامل قال

مث أورثنا الكتاب الذين اصطفينا من عبادنا فمنهم ظامل لنفسه ومنهم مقتصد )

169

Al-Qur¯ub³, al-J±mi’ juz 16, h. 376. 170

Ab­ al-Barak±t ‘Abd Allah bin A¥mad bin Ma¥m­d an-Nasaf³, Mad±rik at-Tanz³l wa Haq±iq at-Ta’w³l (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.), juz 3, h. 260.

Page 133: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

132

العارف : اإلمام واملقتصد: السابق باخلريات :قال( ومنهم سابق باخلريات بإذن اهلل

171.الذي ال يعرف اإلمام: لإلمام والظامل لنفسه“Al-Husain bin Muhammad, dari Mu’alla bin Muhammad, dari

Muhammad bin Jumhur,dari ¦amm±d bin Isa, dari Abd al-Mu’min bin

S±lim, ia berkata: aku bertanya kepada Abu Ja’far tentang firman Allah

ta’ala: (Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang

kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang

menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang

pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat

kebaikan dengan izin Allah), ia berkata: ”orang yang lebih dahulu

berbuat kebaikan adalah imam, orang yang pertengahan adalah orang

yang mengenal imam, dan orang yang menganiaya diri sendiri adalah

orang yang tidak mengenal imam”.

Hadis ini berisi tentang penafsiran ayat 32 surah Fatir. Syiah menafsirkan

kata “السابق باخلريات” dengan imam, kata “املقتصد” dengan seorang yang

mengenal imamnya, dan kata “الظامل لنفسه” ditafsirkan dengan orang yang tidak

mengenal imamnya.

Ibn Ka£³r berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “من عبادنا” adalah

umat ini, yaitu umat Muhammad saw., dan umat ini terbagi kepada tiga golongan,

yaitu “مقتصد“ ,”ظامل لنفسه”, dan “سابق باخلريات”. Kata “ظامل لنفسه” ditafsirkan

sebagai “orang yang lalai melakukan sebagian kewajiban, serta berbuat sebagian

perbuatan yang diharamkan”, sedangkan “مقتصد” adalah “orang yang

menunaikan kewajiban, meninggalkan yang diharamkan, terkadang

171

Al-Kulain³, U¡­l, h, 123.

Page 134: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

133

meninggalkan hal-hal yang disunatkan dan terkadang melakukan perbuatan yang

tidak disukai”, dan “سابق باخلريات” adalah “orang yang melakukan perkara-

perkara yang wajib dan sunat, serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan, hal-

hal yang tidak disukai dan sebagian hal-hal yang dibolehkan”.172

Mu¥ammad ‘Al³ a¡-¢±b­n³ dalam kitabnya ¢afwah at-Taf±s³r

berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “من عبادنا” adalah Umat Muhammad

saw. Selanjutnya ia berpendapat bahwa umat ini terbagi kepada tiga golongan.

Golongan pertama yaitu orang yang lalai berbuat kebaikan, ia membaca Alquran

akan tetapi tidak mengamalkannya, golongan ini disebut dengan “ظامل لنفسه”.

Golongan kedua yaitu orang yang moderat dalam melakukan kebaikan dan amal

saleh, orang yang mengamalkan Alquran pada sebagian besar waktunya, serta

lalai pada sebagian kecil waktunya. Golongan ini disebut dengan golongan

Dan golongan ketiga yaitu orang yang berlomba-lomba mengamalkan .”مقتصد“

kitab Allah, berlomba-lomba melakukan kebaikan. Golongan ini disebut dengan

.”سابق باخلريات“173

Kedua penafsiran di atas sepakat bahwa yang dimaksud dengan “ من

adalah umat Nabi Muhammad saw. Penafsiran syiah bahwa yang ”عبادنا

dimaksud dengan tiga golongan di atas adalah berkaitan dengan imam sangat

perlu dikritisi, sebab berdasarkan kutipan penafsiran-penafsiran di atas, tidak

ditemukan indikasi adanya relevansi antara ayat dengan seorang imam, khususnya

imam kelompok syiah. Sebab Alquran adalah kitab yang berisi petunjuk bagi

172

Ibn Ka£³r ad-Dimasyqi, Tafs³r al-Quran juz 3, h. 1543. 173

Mu¥ammad ‘Al³ a¡-¢±b­n³, ¢afwah at-Taf±s³r (Beirut: al-Maktabah al-‘Asriyah,

2010/1431 H), juz 2, h. 998.

Page 135: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

134

seluruh manusia, bukan untuk satu kelompok tertentu. Dengan demikian

penafsiran syiah tersebut sangat keliru dan tertolak.

Hadis keempat belas:

عن , عن إبراهيم بن عبد احلميد, عن ابن أيب عمري, عن أبيه, ي بن إبراهيمعل

عن العالء بن سيابة عن أيب عبد اهلل عليه السالم يف قوله , موسى بن أكيل النمريي

174.يهدي إىل اإلمام: قال. إن هذا القرآن يهدي لليت هي أقوم: تعاىل“’Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibn Abi ‘Umair, dari Ibrahim bin

‘Abd al-¦am³d, dari Musa bin Ukail an-Numairi, dari al-‘Ala’ bin

Say±bah dari Abu ‘Abd Allah as., tentang firman Allah: (Sesungguhnya

Alquran ini memberi petunjuk kepada yang paling lurus). Ia berkata:

maksudnya adalah Alquran memberi petunjuk kepada imam.”

Hadis ini berupaya menafsirkan salah satu ayat Alquran, sebagaimana

hadis-hadis sebelumnya. Ayat yang dikutip dalam hadis ini adalah surah al-Isra

ayat 9:

Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang

lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min

yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,

174

Al-Kulain³, U¡­l, h. 124.

Page 136: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

135

Ahmad Mus¯afa al-Mar±g³ berpendapat bahwa yang dimaksud dengan

.(الصراط المستقيم) adalah jalan yang lurus ”لليت هي أقوم“175

Pendapat ini memiliki

makna yang sama dengan penafsiran Ibn Ka£³r. Ibn Ka£³r menafsirkan “ لليت هي

ومأق ” dengan jalan yang paling lurus dan jalan yang paling terang.176

A¯-°abar³ berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “لليت هي أقوم”

adalah jalan yang paling lurus dibanding jalan-jalan yang lain, yaitu jalan yang

dibawa para nabi, yaitu agama Islam.177

Demikian pula an-Nasafi menafsirkan “لليت هي أقوم” dengan mengesakan

Allah (tauhid) dan iman kepada para rasul Allah serta taat kepadanya.178

Berdasarkan penjelasan di atas, tidak ditemui penafsiran yang mengatakan

bahwa yang dimaksud dengan “لليت هي أقوم” adalah individu manusia, tetapi

agama Islam, sebagai jalan lurus dan yang paling benar.

Penafsiran syiah yang mengatakan bahwa Alquran menunjuk kepada imam

adalah keliru secara bahasa. Penggunaan kata “لليت” menunjukkan muannas

(perempuan), sedangkan tidak ada satu imampun yang berjenis kelamin

perempuan. Dengan demikian hadis di atas berisi penafsiran yang keliru dan tidak

dapat diterima, baik secara tafsiri maupun lugawi.

Hadis kelima belas:

175

Al-Mar±gi, Tafs³r juz 15, h. 16. 176

Ibn Ka£³r ad-Dimasyqi, Tafs³r al-Quran juz 3, h. 1080. 177

A¯-°abar³, J±mi’ al-Bay±n juz 14, h. 510-511. 178

An-Nasafi, Mad±rik juz 2, h. 308.

Page 137: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

136

: قال, عن ابن أيب عمري, عن عبد العظيم بن عبد اهلل احلسين, أمحد بن مهران

كنت عند أيب عبد اهلل عليه السالم فسأله رجل عن : أخب رين أسباط بياع الزطي قال

فقال : قال( وإهنا لبسبيل مقيم . إن يف ذلك آليات للمتومسني: )قول اهلل عز وجل

ون والسبيل فينا مقيم 179.حنن املتومس“Ahmad bin Mihr±n, dari ‘Abd al-‘A§³m bin ‘Abd Allah al-¦asani, dari Ibn

Abi ‘Umair, ia berkata:telah memberitahukanku Suku Yahudi, ia berkata: aku

bersama Abu ‘Abdillah as., seorang laki-laki bertanya kepadanya tentang

firman Allah azza wa jalla: (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang

memperhatikan tanda-tanda. Dan Sesungguhnya kota itu benar-benar

terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). Ia berkata: maka ia

berkata kami-lah orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda, dan jalan

itu adalah dimana kami tinggal.”

Hadis di atas mengutip ayat 75 dan 76 dari surah al-Hijr:

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda

(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.

Dan Sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap

(dilalui manusia).

179

Al-Kulain³, U¡­l, h. 125.

Page 138: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

137

Syiah berupaya memberi penafsiran pada ayat di atas. Mereka berpendapat

bahwa yang dimaksud dengan “ون adalah jalan ”السبيل “ adalah mereka, dan ”املتومس

dimana mereka menetap.

Penafsiran ini sangat bertentangan dengan konteks ayat. Ayat tersebut

turun berkenaan dengan kisah kehancuran kaum Nabi Luth, dan merupakan

lanjutan dari ayat-ayat sebelumnya. Penafsiran ayat yang mengarah kepada

kelompok mereka jelas keliru sebab terdapat jarak waktu yang sangat jauh antara

kaum Nabi Luth dengan kelompok syiah. Dengan demikian, penafsiran yang

terdapat pada hadis ini juga tertolak.

Hadis keenam belas:

عن حيىي بن , عن أيب عبد اهلل الصامت , عن حممد بن علي, د بن مهرانأمح

فسريى اهلل عملكم ورسوله : )عن أيب جعفر عليه السالم أنه ذكر هذه األية, مساور

180.هو واهلل علي بن أيب طالب عليه السالم: قال( واملؤمنون“Ahmad bin Mihr±n, dari Muhammad bin Ali, dari Abu ‘Abd Allah a¡-¢±mit,

dari Yahya bin Mus±wir, dari Abu Ja’far as., bahwa ia menyebutkan ayat

ini: (maka Allah akan melihat amalmu, dan rasul serta orang-orang yang

beriman). Ia berkata: dia itu demi Allah, adalah Ali bin Abi °±lib.”

Hadis ini berisi tentang penafsiran terhadap salah satu ayat Alquran, yaitu

surah at-Taubah ayat 105 yang berbunyi:

180

Ibid., h. 126.

Page 139: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

138

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang

nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.

Syiah menafsirkan kata “املؤمنون” sebagai Ali ra. Secara bahasa, kata

yang berarti seorang yang ”املؤمن“ adalah bentuk jamak dari kata mufrad ”املؤمنون“

beriman. Jadi “املؤمنون” berarti orang-orang yang beriman. Bentuk kalimat ini

menunjukkan adanya jumlah orang yang beriman, lebih dari 2 orang.

Pendapat syiah yang menyebutkan bahwa kata “املؤمنون” berarti Ali ra.

sangat keliru. Sebab Ali ra adalah satu orang, sedangkan penggunaan kata

digunakan untuk menunjukkan banyak. Dengan demikian, penafsiran ”املؤمنون“

tersebut adalah penafsiran yang keliru sehingga tidak dapat diterima.

Hadis ketujuh belas:

عن النضر بن , عن احلسني بن سعيد , عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

: قال عن يعقوب بن شعيب, عن عبد احلميد الطائي, عن حيىي احلليب, سويد

Page 140: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

139

اعملوا فسريى اهلل عملكم : )سألت أبا عبد اهلل عليه السالم عن قول اهلل عز وجل

181.هم األئمة: قال( ورسوله واملؤمنون“Beberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari al-Husain

bin Sa’³d, dari an-Na«r bin Suwaid, dari Yahya al-¦alab³, dari ‘Abd al-

¦am³d a¯-°±’I, dari Yaqub bin Syu’aib, ia berkata: aku bertanya kepada Abu

‘Abd Allah as. tentang firman Allah azza wa jalla: (Beramallah maka Allah

akan melihat amal kamu, dan rasul serta orang-orang yang beriman). Ia

berkata: mereka itu adalah para imam.”

Hadis ini juga berupaya memberi penafsiran terhadap ayat 105 dari surah

al-Baqarah. Syiah menerangkan bahwa kata “املؤمنون” yang terdapat pada ayat

adalah para imam syiah.

An-Nasafi menyebutkan bahwa ayat tersebut turun berkaitan dengan

orang-orang yang bertaubat setelah meninggalkan medan perang dan tidak jadi

ikut berperang. Ketika mereka bertaubat, orang-orang yang belum bertaubat

berkata, “mereka yang bertaubat itu kemarin bersama kami, mereka tidak

berbicara dan tidak duduk.. ”. Lalu turunlah ayat tersebut memerintahkan agar

orang-orang yang bertaubat tersebut beramal, karena Allah dan Rasulullah serta

seluruh orang-orang beriman akan melihat amal mereka182

.

Demikian pula pendapat a¯-°abar³ yang menyebutkan bahwa ayat tersebut

ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. Nabi diperintahkan untuk mengatakan

kepada orang-orang yang berbalik dari peperangan dan bertaubat, agar mereka

beramal dengan amal yang Allah ridhai, seperti menaati Allah dan melakukan hal-

hal yang wajib. Karena Allah, Rasulullah serta orang-orang yang beriman akan

melihat amal mereka.183

181

Ibid. 182

An-Nasafi, Mad±rik juz 2, h. 144. 183

A¯-°abar³, J±mi’ al-Bay±n juz 11, h. 667.

Page 141: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

140

Dari penafsiran di atas, tidak ada satu tafsirpun yang menyebutkan adanya

hubungan antara ayat dengan imam kelompok syiah. Ayat tersebut bercerita

tentang sebagian orang Arab Badui yang munafik. Mereka berbalik dan tidak jadi

berjihad dalam peperangan. Lalu mereka mengakui kesalahan mereka dengan

bertaubat.

Selain itu, ayat tersebut juga menunjukkan bahwa kata “ورسوله” adalah

Nabi Muhammad saw., bukan orang lain. Sehingga kata “املؤمنون” juga berarti

orang beriman yang hidup pada masa itu. Penafsiran yang mengatakan bahwa

yang dimaksud dengan “املؤمنون” adalah para imam sangatlah jauh dan tidak

masuk akal. Sebab masa hidup Rasulullah sangat jauh dibanding masa hidup para

imam.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hadis di atas tidak dapat diterima.

Sebab penafsiran yang terdapat pada hadis tersebut adalah keliru.

Hadis kedelapan belas:

عن عمرو بن سعيد , عن موسى بن جعفر, عن عمران بن موسى, حممد بن حيىي

إذا أراد اإلمام : ليه السالم قالعن أيب عبد اهلل ع, عن أيب عبيدة املدائين, املدائين

184.أن يعلم شيئا أعلمه اهلل ذلك

184

Al-Kulain³, U¡­l., h. 147.

Page 142: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

141

“Muhammad bin Yahya, dari ‘Imran bin Musa, dari Musa bin Ja’far, dari

‘Amr bin Sa’id al-Mada’ini, dari Abu ‘Ubaidah al-Mada’ini, dari Abu Abd

Allah as., ia berkata: apabila imam menghendaki untuk mengetahui sesuatu,

maka Allah akan mengajarkannya hal tersebut.”

Hadis di atas berisi tentang salah satu kelebihan imam. Salah satu

kelebihan yang dimaksud dari hadis di atas adalah bahwa jika imam hendak

mengetahui sesuatu, maka Allah akan mengajarkannya.

Pendapat ini bertentangan dengan ayat-ayat Alquran yang mengisyaratkan

tentang sifat Allah, yaitu iradah (berkehendak).

Banyak ayat yang menerangkan sifar iradah Allah, diantaranya surah Hud

ayat 107:

......

…Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia

kehendaki.

Surah Yasin ayat 82 juga menegaskan hal yang sama:

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah

Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.

Surah al-Bur­j ayat 16:

Yang mempunyai 'Arsy, lagi Maha mulia, Maha Kuasa berbuat apa yang

dikehendaki-Nya.

Selain ayat-ayat di atas, ada pula ayat lain yang menegaskan sifat iradah

Allah, yaitu pada surah ad-Dahr ayat 30:

Page 143: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

142

Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki

Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana.

Dan pada surah at-Takwir ayat 29:

Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila

dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.

Selain bertentangan dengan Alquran, isi hadis di atas juga bertentangan

dengan akal sehat. Mustahil Allah mengikuti kehendak hamba-Nya, hamba lah

yang membutuhkan dan mengikut kepada ketentuan Rabb-nya.

Hadis kesembilan belas:

عن عبد اهلل بن , عن أيب مجيلة, عن ابن فضال, عن أمحد بن حممد, حممد بن حيىي

أنه أتى علي بن احلسني عليه , حدثين أخي عن جعفر عن أبيه: أيب جعفر قال

يا ب ين إن هذه : فقال, يا أبت اشرب هذا: فقال, السالم ليلة قبض فيها بشراب

بض فيها رسول اهلل صلى اهلل عليه وآله الليلة الىت أق بض فيها وهي الليلة اليت ق

185.وسلم“Muhammad bin Yahya, dari Ahmad bin Muhammad, dari Ibn al-Fa««±l,

dari Abu Jam³lah, dari Abdullah bin Abu Ja’far, ia berkata: saudaraku

menceritakan kepadaku dari Ja’far, dari ayahhnya, bahwa ia mendatangi

a-Husain as. pada suatu malam dengan sebuah minuman dimana ia

185

Ibid., h. 148.

Page 144: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

143

meninggal, lalu ia berkata: wahai ayahku minumlah minuman ini. Ia

menjawab: wahai anakku sesungguhnya malam ini adalah malam aku

meninggal dan malam rasul saw wafat.”

Isi hadis di atas berisi tentang pengetahuan imam terhadap waktu

kematiannya.

Allah swt berfirman:

Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan

Aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak

(pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang

diwahyukan kepadaku dan Aku tidak lain hanyalah seorang pemberi

peringatan yang menjelaskan". (QS. Al-Ahqaf: 9)

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasul tidak dapat mengetahui apa

yang akan diperbuat Allah terhadapnya dan orang lain. Hal ini menunjukkan

kemustahilan seorang imam mengetahui apa yang akan menimpanya pada masa

akan datang, termasuk kematian. Sebab seorang rasul yang mendapatkan wahyu

saja tidak mengetahui apa yang akan terjadi, bagaimana bisa seorang imam yang

merupakan manusia biasa dan tidak menerima wahyu akan mampu mengetahui

kejadian yang akan menimpanya.

Selain itu, pernyataan tegas juga terdapat dalam Alquran, bahwa tidak

seorangpun mengetahui kejadian apa yang ia usahakan esok hari, dan tidak pula di

bumi mana ia akan mati. Firman Allah swt.:

Page 145: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

144

Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang

hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa

yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui

(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun

yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak seorangpun

mengetahui waktu dan tempat kematiannya. Dengan demikian, hadis tersebut

tertolak karena bertentangan dengan Alquran.

Hadis kedua puluh:

عن احلسن بن , ميدعن حممد بن عبد احل , عن سهل بن زياد, علي بن حممد

إن أمري املؤمنني عليهم السالم قد عرف قاتله : قلت للرضا عليه السالم: قال, اجلهم

: والليلة اليت ي قتل فيها واملوضع الذي ي قتل فيه وقوله ملا مسع صياح األوز يف الدار

ليت الليلة داخل الدار وأمرت غريك لو ص: صوائح تتبعها ن وائح وقول أم كلثوم

فأب عليها وكث ر دخوله وخروجه تلك الليلة بال سالح وقد عرف , يصلي بالناس

Page 146: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

145

, كان هذا مما مل جيز ت عرضه, عليه السالم أن ابن ملجم لعنه اهلل قاتله بالسيف

186.لتمضي مقادير اهلل عز وجل , ليلةذلك كان ولكنه خي ر يف تلك ال: فقال“Ali bin Muhammad, dari Sahal bin Ziyad, dari Muhammad bin ‘Abd al-

Hamid,dari al-Hasan bin al-Jahm, ia berkata: aku berkata kepada ar-

Ri«± as., sesungguhnya amirul mukminin as. telah mengetahui siapa

pembunuhnya, malam apa ia akan terbunuh, dan di tempat mana ia akan

terbunuh. Dan ucapannya ketika ia mendengar kokokan angsa di dalam

rumah: teriakan yang diiringi tangisan, dan ucapan Ummu Kulsum:

sekiranya engkau shalat pada mala mini di dalam rumah, dan engkau

menyuruh orang selain engkau shalat dengan orang-orang. Maka ia

enggan, dan ia banyak keluar masuk pada malam itu tanpa senjata. Dan

sungguh ia telah mengetahui bahwa Ibn Muljam adalah orang yang akan

membunuhnya dengan pedang, adalah hal ini tidak boleh

mempertentangkannya. Lalu ia berkata: itulah dia, akan tetapi ia diberi

pilihan pada malam itu, agar melalui ketentuan Allah azza wa jalla.”

Hadis ini juga mengisyaratkan hal yang sama dengan hadis sebelumnya.

Berdasarkan hadis ini, seorang imam mampu mengetahui siapa yang akan

membunuhnya, pada malam apa ia akan terbunuh, serta di tempat apa ia akan

terbunuh.

Hal ini sama sekali bertentangan dengan Alquran sebagaimana dijelaskan

pada pembahasan hadis sebelumnya. Dengan demikian, hadis ini juga tertolak.

Hadis kedua puluh satu:

186

Ibid.

Page 147: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

146

, عن سيف بن عمرية, عن علي بن احلكم, عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

أنزل اهلل تعاىل النصر على : عن أيب جعفر عليه السالم قال, عن عبد امللك بن أعني

النصر أو لقاء اهلل : بني السماء واألرض مث خي ر ( ما)احلسني عليه السالم حىت كان

187.اختار لقاء اهلل تعاىلف“Beberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari ‘Ali bin al-

Hakam, dari Saif bin ‘Amirah, dari ‘Abd al-Malik bin A’yan, dari Abu Ja’far

as., ia berkata: Allah telah menurunkan pertolongan kepada al-Husain as.

sehingga ia berada antara langit dan bumi kemudian ia diberi pilihan:

pertolongan Allah atau bertemu dengan Allah. Maka ia memilih bertemu

dengan Allah.”

Hadis ini berisi tentang pertolongan Allah yang turun kepada al-Husain as.

ketika ia akan meninggal. Ia seolah diberi pilihan antara pertolongan Allah atau

bertemu dengan Allah (meninggal). Lalu ia memilih untuk bertemu dengan Allah.

Isi hadis ini bertentangan dengan Alquran yang mengatakan bahwa apabila

Allah berkehendak, maka cukuplah berkata, “Jadilah!”, maka akan terjadi.

Sebagaimana ditegaskan dalam surah Yasin ayat 82:

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah

Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.

Dari ayat di atas ditegaskan bahwa Allah tidak memerlukan orang lain

untuk membuat suatu keputusan. Selain itu, Allah berfirman pada surah al-A’raf

ayat 34:

187

Ibid.

Page 148: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

147

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila Telah datang

waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan

tidak dapat (pula) memajukannya.

Allah juga berfirman pada surah Yunus ayat 49:

Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak

(pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki

Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal. apabila Telah datang ajal mereka,

Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak

(pula) mendahulukan(nya).

Dan pada surah an-Nahl ayat 61:

Page 149: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

148

Jikalau Allah menghukum manusia Karena kezalimannya, niscaya tidak

akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang

melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang

ditentukan. Maka apabila Telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi

mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan

tidak (pula) mendahulukannya.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka jelas bahwa tidak ada seorangpun

yang dapat menunda waktu yang ditentukan, termasuk waktu kematian.

Hal tersebut juga ditentang oleh akal sehat. Apabila seorang manusia

mampu memilih kapan ia akan mati, tentu tidak seorang manusiapun akan siap

menemui ajalnya. Bahkan Nabi Muhammad pun tentu akan meminta penundaan

waktu, sebab pada akhir hayatnya, Nabi masih memikirkan umatnya. Hal ini

menunjukkan bahwa masih ada beban yang ditanggung oleh Nabi, yaitu tentang

umatnya. Dengan demikian, hadis di atas tertolak sebab bertentangan dengan

Alquran dan akal sehat.

Hadis kedua puluh dua:

عن إبراهيم بن إسحاق , عن حممد بن احلسني, أمحد بن حممد و حممد بن حيىي

ع أيب عبد اهلل عليه كنا م: عن سيف التمار قال, عن عبد اهلل بن محاد, األمحر

نا مينة ويسرة فلم نر : السالم مجاعة من الشيعة يف احلجر فقال علينا عني؟ فالت فت

لو -ثالث مرات –ورب الكعبة ورب البنية : لي علينا عني فقال: أحدا فقلنا

, مبا لي يف أيديهماكنت بني موسى واخلضر ألخربت هما أين أعلم منهما وألنبأتما

ألن موسى اخلضر عليهما السالم أعطيا علم ما كان ومل ي عطيا علم ما يكون وما

Page 150: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

149

هو كائن حىت تقوم الساعة وقد ورث ناه من رسول اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم

188.وراثة “Ahmad bin Muhammad, dan Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin

al-Husain, dari Ibrahim bin Ishaq al-Ahmar, dari ‘Abdillah bin Hammad,

dari Saif atau-Tamar, ia berkata: kami pernah bersama Abu Abdillah as.

sekelompok syiah di al-Hijr. Maka ia berkata: ada yang melihat kita? Lalu

kami menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi kami tidak melihat siapapun.

Maka kami menjawab: tidak ada yang melihat kita. Ia berkata: demi

Tuhan Ka’bah dan Tuhan al-bayyinah –tiga kali- sekiranya aku bersama

Musa dan Khaidir niscaya aku akan memberitahukan keduanya bahwa

aku lebih alim dari mereka, dan niscaya aku akan memberi tahu keduanya

tentang apa yang tidak ada pada mereka, karena Musa dan Khaidir diberi

ilmu tentang apa yang telah terjadi, tetapi mereka tidak diberi ilmu

tentang apa yang akan terjadi, dan apa yang terjadi sampai hari kiamat.

Dan sungguh kami mewarisinya dari Rasulullah saw.”

Hadis ini mengisyaratkan bahwa seorang imam mengetahui ilmu tentang

kejadian yang akan datang, berbeda dengan Nabi Musa dan Khaidir. Menurut

mereka kedua nabi tersebut hanya mengetahui tentang kejadian yang telah terjadi,

bukan kejadian yang akan terjadi. Mereka juga mengklaim bahwa pengetahuan

mereka tentang kejadian akan datang, mereka mendapatkannya dari Rasulullah

saw.

Pendapat mereka ini bertentangan dengan Alquran yang menyebutkan

bahwa tidak seorangpun mengetahui masa depan. Sebagaimana terdapat pada

surah Lukman ayat 34:

188

Ibid., h. 149.

Page 151: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

150

Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang

hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa

yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui

(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun

yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Selain itu, Alquran juga menyebutkan bahwa rasul tidak dapat mengetahui

apa yang akan menimpanya di masa depan, sebagaimana terdapat pada surah al-

Ahqaf ayat 9:

Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan

Aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak

(pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang

diwahyukan kepadaku dan Aku tidak lain hanyalah seorang pemberi

peringatan yang menjelaskan".

Pernyataan syiah yang menyebutkan bahwa mereka dapat mengetahui

kejadian di masa depan melalui Rasulullah sangat bertentangan dengan ayat di

atas. Sebab secara tegas disebutkan bahwa Rasul tidak mengetahui apa yang akan

menimpanya di masa depan. Dengan demikian klaim mereka adalah klaim yang

Page 152: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

151

keliru. Sehingga hadis di atas tertolak karena secara jelas bertentangan dengan

Alquran.

Hadis kedua puluh tiga:

, عن يون بن يعقوب, عن حممد بن سنان, عن أمحد بن حممد, عدة من أصحابنا

غرية و عدة من أصحابنمنهم عبد األعلى وأبو عبيدة وعبد اهلل , اعن احلارث بن امل

إين ألعلم ما يف السموات : بن بشر اخلث عمي مسعوا أبا عبد اهلل عليه السالم يقول

: قال, وأعلم ما كان وما يكون, وما يف األرض وأعلم ما يف اجلنة وأعلم ما يف النار

علمت ذلك من كتاب : عه منه فقالمث مكث هن يئة فرأى أن ذلك كب ر على من مس

189.فيه تبيان كل شيئ: اهلل عز وجل إن اهلل عز وجل يقول“Beberapa dari sahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari Muhammad

bin Sinan, dari Yunus bin Yaqub, dari al-Haris bin al-Mugirah dan beberapa

orang dari sahabat kami, di antaranya ‘Abd al-A’la dan Abu ‘Ubaidah dan

‘Abdullah bin Bisyr al-Khas’ami, mereka mendengar Abu ‘Abdillah berkata:

sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang di langit, di bumi, apa yang

ada di surga dan apa yang ada di neraka, dan aku lebih mengetahui apa

yang telah dan akan terjadi. Ia berkata: kemudian ia berdiam sejenak. Maka

ia melihat bahwa hal tersebut sulit bagi yang mendengar hal tersebut

darinya. Maka ia berkata: aku mengetahui hal tersebut dari Kitab Allah azza

wa jalla. Sesungguhnya Allah berfirman: di dalamnya ada penjelasan segala

sesuatu.”

Hadis ini menunjukkan bahwa imam dapat mengetahui tentang segala

yang di langit dan di bumi, serta mengetahui segala yang ada di surga dan neraka.

189

Ibid.

Page 153: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

152

Hal ini menunjukkan bahwa imam dapat mengetahui hal-hal gaib yang tidak

terlihat oleh panca indera.

Allah swt. berfirman dalam surah Yunus ayat 20:

Dan mereka berkata: "Mepada tidak diturunkan kepadanya (Muhammad)

suatu keterangan (mukjizat) dari Tuhannya?" Maka Katakanlah:

"Sesungguhnya yang ghaib itukepunyaan Allah, sebab itu tunggu (sajalah)

olehmu, Sesungguhnya Aku bersama kamu termasuk orang-orang yang

menunggu.

Allah juga berfirman dalam surah al-An’am ayat 59:

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang

mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di

daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan

dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam

kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,

melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"

Page 154: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

153

Selain itu, Allah juga berfirman dalam surah an-Naml ayat 65:

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang

mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak

mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa segala yang gaib hanya diketahui

oleh Allah, tidak ada makhluk yang mampu menjangkau hal-hal gaib. Dengan

demikian, hadis di atas jelas bertentangan dengan ayat Alquran. Sehingga hadis

tersebut tertolak dan tidak dapat diterima.

Page 155: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

154

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kitab U¡­l al-K±f³ adalah bagian dari kitab al-K±f³, yang merupakan

kitab rujukan utama bagi syiah. Metodologi yang dipergunakan Muhammad bin

Ya’q­b al-Kulain³ dalam menyusun kitab U¡­l al-K±f³ adalah: Menamakan awal

pembahasan dengan kitab, lalu diikuti oleh sub pembahasan dengan nama bab;

Kebanyakan hadis yang ditulis adalah hadis mu’an’an, yaitu hadis yang

diriwayatkan dengan lafaz ‘an; menyebutkan lafaz ta¥ammul wa al-ad±’ seperti

¥adda£an³, ¥adda£an± atau akhbaran± pada beberapa hadis; Khusus pada

Abw±b at-T±r³kh, pada bab maulid, ia terlebih dahulu menuliskan sejarah singkat

tentang tokoh yang dibahas. Setelah itu ia melanjutkan dengan hadis-hadis yang

berkaitan; al-Kulain³ tidak menyebutkan seluruh sanad hadis, terkadang hanya

menyebutkan kalimat“’iddah min a¡¥±bin±”, dan “ba’du a¡¥±bin±”; al-

Kulain³ juga memasukkan beberapa perkataan yang berasal dari imam syiah,

bukan dari Rasulullah saw.

Kitab ini terdiri dari 2 (dua) jilid. Jilid pertama terdiri dari 4 (empat) kitab,

yang terdiri dari 187 bab. Jumlah keseluruhan hadis yang terdapat pada jilid

pertama dan kedua adalah 3820 hadis, 1449 hadis pada jilid pertama dan 2371

hadis pada jilid kedua. Tiap bab terdiri dari beberapa hadis, yaitu paling sedikit

hanya terdapat 1 hadis dalam satu bab, dan paling banyak terdapat 92 hadis.

Adapun daftar kitab dan bab yang terdapat pada juz 1 adalah: Kit±b al-‘Aql wa

al-Jahl, tidak terdapat bab, terdiri dari 34 hadis, Kit±b Fa«l al-‘Ilm, terdiri dari 22

bab, 177 hadis., Kit±b at-Tau¥³d, terdiri dari 35 bab, 216 hadis, Kit±b al-Hujjah,

terdiri dari 110 bab, 765 hadis, Abw±b at-T±r³kh, terdiri dari 20 bab, 257 hadis.

Sedangkan pada jilid kedua terdapat 4 kitab dengan bahasan Kit±b al-Im±n wa

al-Kufr, terdiri dari 209 bab, 1620 hadis, Kit±b ad-Du’±, terdiri dari 60 bab, 422

hadis, Kit±b Fa«l al-Quran, terdiri dari 14 bab, 125 hadis, dan Kit±b al-‘Asyrah,

terdiri dari 30 bab, 209 hadis.

Dalam kitab ini, terdapat satu pembahasan yang berjudul Kit±b Fa«l

Alquran, terdiri dari 14 bab yang berisi 125 hadis tentang Alquran. Di antara

Page 156: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

155

hadis-hadis tersebut, terdapat hadis yang meragukan keotentikan Alquran, di

antaranya adalah hadis tentang keberadaan Alquran. Syiah menyatakan bahwa

sepertiga Alquran terdapat pada mereka, tanpa menjelaskan dimana dua pertiga

bagian lainnya. Mereka juga menyebutkan perbedaan antara Alquran dan Al-

Furqan, perbedaan yang muncul dalam periwayatan Alquran, turunnya Alquran

dalam 7 huruf, dan penjagaan Alquran yang hanya dapat dilakukan Ali as., serta

penyebutan bahwa jumlah ayat Alquran seluruhnya adalah 17.000 ayat. Beberapa

hadis lain bahkan menyebutkan Alquran memerlukan seorang qayim untuk dapat

dijadikan sebagai hujjah. Seluruh hadis tersebut bertentangan dengan ayat-ayat

Alquran, dalil-dalil naqly lain seperti hadis, dan bertentangan dengan akal sehat.

Di dalam Alquran secara jelas disebutkan bahwa Alquran telah terpelihara dari

segala macam perubahan. Dan hal tersebut digaransi langsung oleh Allah swt.,

sebagaimana terdapat dalam surah Al-Hijr ayat 9 dan ayat-ayat lainnya. Sehingga

hadis syiah tentang Alquran tidak dapat diterima.

Selain bahasan tentang Alquran, dalam Kitab U¡­l al-K±f³ juga terdapat

satu kitab bahasan yang berjudul Kit±b al-Hujjah, yang terdiri dari 110 bab, berisi

765 hadis tentang imam dan kedudukan imam di kalangan syiah. Dari 765 hadis,

terdapat beberapa hadis tentang pengertian imam, perbedaan imam dengan nabi

dan rasul, urgensi imam, kewajiban imamah, kewajiban menaati imam, bahwa

imam mengetahui segala yang gaib dan yang akan terjadi, dan beberapa

penafsiran ayat-ayat Alquran yang dikaitkan dengan imam. Keseluruhan isi hadis-

hadis tersebut bertentangan dengan Alquran dan akal sehat. Bahkan penafsiran

terhadap ayat-ayat Alquran sangat tidak berdasar dan tidak sesuai dengan kaidah-

kaidah ilmu tafsir dan bahasa. Kecenderungan mereka kepada imam menjadikan

penafsiran terhadap ayat-ayat Alquran hanya berpihak kepada mereka. Sehingga

hadis-hadis tentang imam tidak ada satupun yang dapat diterima.

B. Saran

1. Mengingat ajaran Syiah yang dinilai tidak sesuai dan bertentangan dengan

Alquran, perlu sikap tegas dari lembaga yang berwenang, tentang status

ajaran Syiah, dalam hal ini adalah Majelis Ulama Indonesia.

Page 157: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

156

2. Setelah adanya penegasan tentang status ajaran Syiah, perlu adanya tindak

lanjut dari Pemerintah, mengingat kekhawatiran semakin merebaknya ajaran

Syiah.

3. Perlu upaya sosialisasi dari terhadap masyarakat awam tentang status ajaran

Syiah yang dinilai sesat dan menyesatkan.ajaran-ajaran sesat demi mencegah

semakin berkembangnya ajaran Syiah, khususnya di Indonesia. Dalam hal ini

sosialisasi dapat dilakukan oleh para lembaga dan ormas Islam, dengan

dibantu oleh para ulama di tengah-tengah masyarakat.

4. Diharapkan kepada masyarakat, khususnya Umat Islam di Indonesia, agar

selektif memilih ajaran-ajaran yang masuk, agar terhindar dari ajaran sesat

yang menyesatkan.

5. Tesis ini adalah salah satu analisis terhadap ajaran Syiah, khususnya di

bidang hadis. Sehingga diharapkan adanya analisis-analisis lain, khususnya di

lingkungan akademis PPs IAIN Sumatera Utara, terhadap ajaran Syiah di

bidang lain, seperti tafsir, fikih, dan lainnya.

Page 158: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

157

DAFTAR PUSTAKA

‘Abd al-B±q³, Muhammad Fu’ad, al-Mu’jam al-Mufahras, Bandung: CV.

Diponegoro, tth.

Ab­ Syuhbah, Muhammad Muhammad , al-Madkhal li Dir±sat al-Quran al-

Karim, Riyad: D±r al-Liw±’, 1987/1407 H.

Al-‘Ard±wi, ‘Abd al-Ilah, Asy-Syaikh al-Kulain³ Qiraah f³ S³ratihi wa Kutubihi, dalam Yan±b³’, no. 25.

Arqd±n, ¢al±¥ ad-D³n, Mukhta¡ar al-Itq±n f³ ‘Ul­m al-Quran li as-Suy­¯³, Beirut: D±r an-Naf±’is, 1987 M.

Al-‘Asqal±ni, Ibn Hajar, Lis±n al-M³z±n, Beirut: Dar al-Basy±ir, 2002.

Baalbaki, R­h³, Al-Mawrid A Modern Arabic-English Dictionary, Beirut; Dar al-

Ilm lil Malayin, 1995.

Al-Birqa’I, Ibn ar-Rida, Kasr a¡-¢anam, Oman: Dar al-Bay±riq, 1998.

Al-Buhairi, Mamduh Farhan, Syiah Kesesatan di atas Kesesatan: Ritual &

Faktual, Bekasi: Darul Falah, 2013.

Al-Bukh±r³, Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Isma’il, Al-J±mi’ a¡-¢a¥³¥, Kairo: as-Salafiyah, 1400 H.

Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Khalq Af’al al-‘Ib±d, Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1990.

Ad-Dal³m³, °aha ¦±mid, Ha©a huwa al-K±f³ , tt.: -, 2009/1430 H.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Departemen Agama RI, ALQURAN DAN TERJEMAHNYA Special for Women,

Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009.

Page 159: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

158

Ad-Dimasyqi, Ab­ al-Fid±’ al-¦±fi§ Ibn Ka£³r, Tafs³r al-Quran al-‘A§³m, Beirut: Dar al-Fikr, 2006.

Al-Farra, Ma’ani al-Quran, www.shamela.com

Al-¦asani, Hasy³m Ma’r­f, Dir±s±t f³ al-¦ad³£ wa al-Mu¥addi£³n, Beirut: D±r at-Ta’±ruf, tth.

Al-¦arr±n³, Taqiy ad-D³n A¥mad bin Taimiyah, Majm­’ah al-Fat±wa, tt.: Dar al-Wafa, 2005/1426 H.

Hornby, AS, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, London:

Oxford University Press, 1974.

Ibn Abbas, Tafsir Ibn Abbas juz 1, www.shamela.com

Ibn Taimiyah, Syaikh al-Isl±m, al-‘Aq³dah al-W±si¯iyah, Riyadh: Adhw±’ as-Salaf, 1999.

Isma’il, Muhammad Bakr, Dir±s±t fi ‘Ul­m al-Quran, tt.: D±r al-Man±r, tth.

‘Itr, N­r ad-D³n, ‘Ul­m al-Quran al-Karim, Damaskus: Ma¯ba’ah a¡-¢ab±¥,

1993/1414 H.

Al-Jazari, Ibn Al-A£³r, Al-K±mil f³ at-T±r³kh, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, 1987 M/1407 H.

Al-J³z±w³, Asyraf, ‘Ilm al-Hadis baina A¡±lah Ahl as-Sunnah wa Inti¥±l asy-

Sy³’ah, Mesir: Dar al-Yaqin, 2009 M.

Al-Khallal, Abu Bakr Ahmad bin Muhammad. As-Sunnah, Riyadh: Dar ar-Rayah, 1989.

Al-Kha¯³b, Muhammad ‘Ajj±j, U¡­l al-¦ad³£ ‘Ul­muhu wa Mu¡¯alahuhu, Beirut: D±r al-Fikr, 2009.

Al-Kulain³, Muhammad bin Ya’q­b, U¡­l al-K±f³, Beirut: Dar al-Murtada, 2005.

Page 160: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

159

Al-Kulain³, Muhammad bin Yaqub, U¡­l al-K±f³ wa yal³hi ar-Rau«ah, Beirut: Muassasah al-A’lami li al-Ma¯b­’±t, 2005 M/1426 H.

M±lik bin Anas, al-Muwa¯¯a’ riw±yah Ya¥ya bin Ya¥ya al-Lai£³ al-Andalusi, Beirut: D±r al-Garb al-Isl±m³, 1997/1417 H.

Al-Mar±g³, A¥mad Mus¯afa, Tafs³r al-Mar±g³, Mesir: Ma¯ba’ah Mus¯afa, 1946 M.

Makhl­f, Syaikh ¦asanain Muhammad, Tafs³r wa Bay±n Kalim±t al-Quran al-

Kar³m, Beirut: D±r Ibn Ka£³r, 1426/2005.

An-Naj±sy³, Ahmad bin ‘Ali bin Ahmad bin al-‘Abb±s, Rij±l an-Naj±sy³ , Beirut: Syirkah al-A’lam³, 1431 H/ 2010 M.

An-Nais±b­r³, Ab­ Al-¦usain Muslim bin Hajj±j, Al-J±mi’ a¡-¢ah³h, tt.: at-

°ab’ah at-Turkiyah, tth.

An-Nais±b­r³, Al-Im±m Ab³ al-¦asan Al³ bin A¥mad al-W±hid³, Asb±b an-

Nuz­l, Beirut: D±r Ibn Kats³r, 2005 M.

An-Nasaf³, Ab­ al-Barak±t ‘Abd Allah bin A¥mad bin Ma¥m­d, Mad±rik at-Tanz³l wa Haq±iq at-Ta’w³l, Beirut: Dar al-Fikr, tth.

Al-Qaf±ri, N±¡ir bin Abd Allah bin ‘Ali, U¡­l Mazhab asy-Sy³’ah al-Imamiyah al-I£na ‘Asyariyah, tt.: -, tth.

Al-Qa¯¯±n, Manna’, Mab±¥i£ fi Ul­m al-Quran, tt.: Mansyurat al-Asr al-Hadis, 1990.

Al-Qur¯­b³, Abi ‘Abd Allah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr, Al-J±mi’ li Ahk±m Al-Quran, Beirut: Muassasah ar-Risalah, 2006 M/1426 H.

Rahman, Fatchur, Ikhtishar Musthalahul Hadis, Yogyakarta: PT Alma’arif, 1970.

A¡-¢±b­n³, Muhammad ‘Al³, ¢afwah at-Taf±sir, Beirut: Maktabah al-‘A¡riyah,

2010 M/1431 H.

Page 161: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

160

A£-¤adr, As-Sayyid ¦asan, Ta’s³s asy-Sy³’ah li ‘Ul­m al-Isl±m, tt.: Syirkah an-Nasyr wa a¯-°ib±’ah, tth.

As-Sayyid ‘Abd ar-Rasul, Asy-Syiah fi at-Tarikh, Kairo: Maktabah Madbuli,

2002.

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Suryadilaga, Al-Fatih, “al-Kafi al-Kulaini” dalam Studi Hadis, Yogyakarta:

TERAS, 2003.

A¯-°abar³, Ab­ Ja’far Mu¥ammad bin Jar³r, J±mi’ al-Bay±n ‘an Ta’w³l ²y al-

Quran, Kairo: D±r Hijr, 2001/1422.

Wahid, Ramli Abdul dan Husnel Anwar Matondang, Kamus Lengkap Ilmu Hadis,

Medan: Perdana Publishing, 2011.

Al-Wardani, Salih, ‘Aqa’id as-Sunnah wa ‘Aqaid asy-Syiah At-Taqarub wa at-

Taba’ud, tt.: Maktabah Madbuli as-Saghir, 1995.

Yuslem, Nawir, Ulumul Hadis, Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya, 2001.

Az-¨±hir³, Ibn Hazm. Al-Fa¡l fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal, Beirut: Dar al-

Jail, 1996.

¨ah³r, I¥s±n Il±h³, Asy-Syiah wa at-Tasyayyu’ Firaq wa Tarikh, Riyadh: Dar as-

Salam, 1995 M.

Zarz­r, ‘Adn±n Muhammad, As-Sunnah an-Nabawiyah baina Ahli as-Sunnah wa

asy-Syiah al-Imamiyah, Yordania: D±r al-A’l±m, 2008.

Az-Zu¥aili, Wahbah, U¡­l al-Fiqh al-Isl±m³, Damaskus: D±r al-Fikr, 1406/1986.

Page 162: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

161

Page 163: repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2793/1/Tesis Winda Sari.pdfrepository.uinsu.ac.id

162

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Winda Sari

NIM : 91211062435

Tempat/Tgl Lahir : Tanjung Morawa, 15 Desember 1989

Pekerjaan : Guru

Alamat : Jalan Murai No. 96C Desa Citaman Jernih Kec.

Perbaungan Kab. Serdang Bedagai

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamatan SD Swasta Al Washliyah Citaman Jernih Kec. Perbaungan

Berijazah tahun 2001.

2. Tamatan MTs. Swasta Al Washliyah 16 Perbaungan Berijazah tahun

2004.

3. Tamatan MAS Al Washliyah 12 Perbaungan Berijazah tahun 2007.

4. Tamatan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara Medan Berijazah

tahun 2011.

C. RIWAYAT PEKERJAAN

1. Guru di MAS Al Washliyah 12 Perbaungan mulai tahun 2011 sampai

sekarang.