· Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata...

52
GENDING SANDYAGITA DALAM UPACARA ODALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Dr. I Nyoman Cau Arsana, S. Sn., M. Hum. (Etnomusikologi FSP ISI Yogyakarta) ABSTRAK Satu fenomena menarik terjadi dalam pelaksanaan upacara odalan di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu penyajian musik vokal (gita) tertutupi oleh penyajian gamelan Bali (gong kebyar) yang sangat keras, sehingga penyajian bunyi-bunyian antara gita dan gamelan dalam upacara tersebut tidak seimbang. Hal ini penting untuk diantisipasi, salah satunya dengan penciptaan gending sandyagita. Penciptaan gending ini dilandasi oleh konsep estetika Hindu yaitu satyam (kebenaran), siwam (kesucian), dan sundaram (keindahan). Sumber penciptaan adalah karya seni, pustaka, dan idea. Metode/proses penciptaan yang digunakan mengacu pada metode penciptaan karawitan (Bali) yang terdiri dari tiga tahap, ngrencana (perencanaan), ngwangun (pembentukan), dan ngebah (penyajian). Hasil penciptaan ini adalah gending ritual keagamaan Hindu berbentuk sandyagita, yaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN

Transcript of  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata...

Page 1:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

GENDING SANDYAGITA DALAM UPACARA ODALANDI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh:

Dr. I Nyoman Cau Arsana, S. Sn., M. Hum.(Etnomusikologi FSP ISI Yogyakarta)

ABSTRAK

Satu fenomena menarik terjadi dalam pelaksanaan upacara odalan di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu penyajian musik vokal (gita) tertutupi oleh penyajian gamelan Bali (gong kebyar) yang sangat keras, sehingga penyajian bunyi-bunyian antara gita dan gamelan dalam upacara tersebut tidak seimbang. Hal ini penting untuk diantisipasi, salah satunya dengan penciptaan gending sandyagita. Penciptaan gending ini dilandasi oleh konsep estetika Hindu yaitu satyam (kebenaran), siwam (kesucian), dan sundaram (keindahan). Sumber penciptaan adalah karya seni, pustaka, dan idea. Metode/proses penciptaan yang digunakan mengacu pada metode penciptaan karawitan (Bali) yang terdiri dari tiga tahap, ngrencana (perencanaan), ngwangun (pembentukan), dan ngebah (penyajian). Hasil penciptaan ini adalah gending ritual keagamaan Hindu berbentuk sandyagita, yaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari.

Kata kunci: sandyagita, odalan

A. PENDAHULUAN

Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian Hibah Bersaing yang

dilakukan bersama I Wayan Senen tahun 2015 berjudul “Bunyi-bunyian

Sandyagita dalam Upacara Keagamaan Hindu di Daerah Istimewa Yogyakarta”.

I Made Bandem dalam buku berjudul Gamelan Bali di Atas Panggung

Sejarah mengatakan bahwa, hampir tak ada satu pun upacara keagamaan [Hindu]

Page 2:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

2

di Bali yang sempurna tanpa ikut sertanya gamelan Bali (I Made Bandem, 2013:

15). Hal itu menunjukkan bahwa secara konseptual, kesenian termasuk bunyi-

bunyian wajib disajikan dalam upacara keagamaan Hindu di Indonesia,

meskipun bentuknya dapat berbeda-beda antara yang terdapat di satu daerah

dengan daerah lainnya (I Ketut Donder, 2005: 121-127). Di Bali misalnya, bentuk

penyajian berbagai jenis bunyi-bunyian dalam upacara keagamaan Hindu

dilakukan secara simultan, tampil sendiri-sendiri seperti tidak ada hubungan

harmonis antara satu dengan lainnya. Biasa terjadi dalam upacara odalan atau

upacara lainnya bahwa sajian gending instrumental Tabuh Pat Semarandana

(berlaras pelog) dilaksanakan bersamaan dengan sajian vokal kidung (gita)

Wargasari berlaras slendro yang mulai dan berhentinya sering tidak bersamaan.

Bagi masyarakat Bali, hal itu tidak apa-apa karena memang sejak kecil mereka

sudah sangat terbiasa mendengarkan penyajian bunyi-bunyian yang demikian.

Agak berbeda dengan hal itu, umat Hindu asal Jawa di Daerah Istimewa

Yogyakarta sejak kecil telah terbiasa mendengarkan bahkan sering melaksanakan

penyajian lagu vokal Jawa (sekar) dan gending (gamelan) Jawa yang disajikan

secara bersamaan dan saling berkaitan secara harmonis. Sementara umat Hindu

asal Bali yang tinggal di Yogyakarta sering menyajikan sajian bunyi-bunyian

seperti di Bali yaitu penyajian lagu vokal (kidung/gita) dan instrumental

(gamelan) selalu dilaksanakan secara bersamaan dan simultan. Penyajian gita

Bali/Jawa sering tertutup/terganggu oleh sajian gamelan Bali (gong kebyar) yang

keras sehingga orang Jawa tidak bisa menikmati sajian cara Bali yang demikian

itu (Wawancara Senen dengan Yudayat pada 9 Juli 2000).

Page 3:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

3

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka diciptakan gending

sandyagita, campuran harmonis antara lagu vokal dan instrumental. Berkaitan

dengan permasalahan tentang penyajian gita dan gamelan yang simultan, ide

sentral dari penciptaan gending ini adalah membuat gending sandyagita baru

bernuansa religius Hindu Bali Jawa yang tidak saling menutupi/mengganggu

antara gita dengan gamelan. Dengan pola penyajian yang demikian, diharapkan

penyajian bunyi-bunyian dalam upacara keagamaan Hindu di Yogyakarta dapat

dinikmati dengan nyaman oleh para peserta upacara, baik yang berasal dari Bali

maupun dari Jawa. Idenya adalah bagaimana cara mencipta/menggarap gending

sandyagita ritual yang harmonis dan seimbang antara gita dan gamelan

(tatanguran) dengan nuansa religius Hindu Bali Jawa. Untuk itu sebagian besar

lirik yang digunakan diadopsi dari mantra kitab suci Weda karena keorizinalan

elemen mantra seperti bunyi huruf, suku kata, kata dan kalimat mantra diyakini

memiliki energi unik tertentu yang pada gilirannya dapat memberikan pengaruh

positif kepada para pelaku, para penikmat dan masyarakat sekitarnya (I Made

Titib, 2003: 437-441). Sementara penggarapan melodi vokal dan lagu

instrumentalnya sebagian besar bersumber dari karawitan Bali dan karawitan

Jawa.

B. LANDASAN DAN SUMBER PENCIPTAAN

1. Landasan Penciptaan

Penciptaan kesenian Bali, termasuk karawitan Bali, dilandasi oleh konsep

satyam (kebenaran), siwam (kesucian) dan sundaram (keindahan) (Dibia, dalam

Yudha Triguna, 2003: 96-100). Hampir semua pencipta (pangripta) kesenian Bali

--termasuk gending Bhakti Swari-- mendasarkan ciptaannya pada kebenaran

ajaran Weda (satyam); dalam proses perancangannya diawali dengan laku

meditasi dan hati yang tulus (siwam); dan proses pembentukan karya ciptaannya

dilandasi dengan konsep estetika seni budaya Bali (sundaram) seperti kesatuan,

keseimbangan, kekontrasan, kesederhanaan, kerumitan, kejelasan, katakson dan

lain-lain (I Made Bandem, 2013: 102-105).

Page 4:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

4

Selain itu penciptaanan gending Bhakti Swari dilandasi pula dengan konsep

karawitan Bali seperti konsep saih (laras), patutan (patet), tabuh (bentuk), jajar

pageh (komposisi), kembangan (garap), wadya (orkestrasi), konsep payasan

(ornamentasi/figurasi), dan konsep lainnya. Konsep-konsep karawitan Bali itu

telah dibahas dalam lontar Prakempa, lontar Aji Gurnita, Music in Bali (Colin

McPhee), Gamelan Bali di Panggung Sejarah (I Made Bandem), dan lain-lain.

2. Sumber Penciptaan

Ada tiga hal yang dijadikan sumber penciptaan gending sandyagita Bhakti

Swari yaitu karya seni, pustaka, dan idea. Karya seni yang dipilih sebagai sumber

perancangan gending Bhakti Swari adalah karawitan Bali dan karawitan Jawa.

Karawitan Bali yang dijadikan sumber perancangan adalah melodi pokok vokal

macapat Ginada Eman-eman sebagai sumber perancangan pola golakan dalam

bagian pangawit, melodi pokok vokal Sloka yang biasa disajikan dalam upacara

keagamaan Hindu di Bali dijadikan sumber perancangan melodi pokok Mantram

Guru dan Mahamrtyunjaya, pola tabuhan golakan (interlocking) dalam gong

kebyar dijadikan sumber perancangan pola golakan pada bagian pangawit, dan

bentuk gilak dipakai dalam bagian gilakan dan pangawak. Sementara karawitan

Jawa yang dijadikan sumber perancangan adalah bentuk sampak (Jawa) dan

Page 5:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

5

melodi vokal macapat Pangkur (Jawa) digunakan sebagai sumber perancangan

bagian gilakan gending Bhakti Swari, dan melodi pokok vokal Panjang Ilang

(Jawa) yang sudah biasa disajikan dalam upacara kematian Hindu di Yogyakarta

dijadikan sumber perancangan sebagian melodi pokok bagian pangisep.

Pola tabuhan rangrangan terompong dalam gending lelambatan

pagongan (gong gede) dijadikan sumber perancangan pola tabuhan rangrangan

dan sekaligus sebagai melodi vokal Mantram Guru pada bagian rangrangan. Pola

tabuhan kendangan gong luwang (ka pak . dug . . dug jir) sebagai sumber pola

kendangan bagian pangawak. Pola tabuhan instrumen gamelan semar pagulingan

berlaras pelog sapta nada (noret, agal) sebagai sumber pola tabuhan gangsa

dalam pangisep yang berlaras pelog sapta nada. Pola tabuhan gamelan sekaten

(Jawa: balung; Bali: kakenyongan) dijadikan sumber perancangan iringan vokal

Mahamrtyunjaya pada bagian pangawak dengan menggunakan pola kakenyongan.

Pola tabuhan kakebyaran (angsel, ngebyar) dan imbal demung (Jawa) digunakan

sebagai sumber perancangan bagian pangecet. Pola tabuhan kakebyaran yang

Page 6:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

6

dipakai sebagai sumber perancangan lebih banyak mengenai pola ritme yang

bersifat sinkopasi dan pola dinamika yang menekankan pada konsep keras lirih,

cepat lambat, tinggi rendah, dan lain-lain. Melodi kakebyaran yang dijadikan

salah satu sumber penggarapan bagian pangecet Bhakti Swari adalah gending

Oleg Tambulilingan bagian pangipuk (Senen dan Cau, 2015: 4-9).

Pustaka yang dipakai sebagai sumber perancangan karya seni ini antara lain

sebagai berikut. Lontar “Aji Gurnita” yang telah diterjemahkan oleh I Gusti

Bagus Sugriwa. Dalam lontar itu disebutkan bahwa setiap nada dalam gamelan

memiliki sinar kekuatan yang disebut dev (sinar). Lebih lanjut dikedepankan

bahwa dalam laras pelog, nada dang (Jawa: 6) yang bertempat di timur memiliki

kekuatan (deva) Iswara, deng (3) di selatan Brahma, dong (2) barat Mahadewa,

dung (5) di utara Wisnu, dan ding (1) di tengah diyakini memiliki sinar kekuatan

Siwa (I Gusti Bagus Sugriwa, dalam I W. M. Aryasa, 1976/1977: 1). Pustaka lain

yang juga dipakai sumber perancangan --terutama tentang sumber syair/lirik--

yaitu buku Agnihotra (1999: 125): Mantram Guru, kitab Brhadaranyaka

Upanisad dikutip I Wayan Maswinara dalam buku Trisandya (2004: 15): mantra

Gamaya, kitab suci Reg Weda (VII. 59. 12): mantra Mahamrtyunjaya, buku

Trisandya Sembahyang dan Berdoa (2003: 94 dan 99): Pancaksara Siwa dan

mantra Sarwe Bhawantu Sukhinah.

Sementara sumber idea menunjuk kepada sumber yang muncul sebagai hasil

dari proses pemikiran, olah rasa, perenungan, imajinasi, impian dan meditasi.

Selain sumber karya seni dan pustaka seperti tersebut di atas, karya Bhakti Swari

Page 7:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

7

juga menggunakan sumber idea. Pemikiran dan perenungan tentang perancangan

gending Bhakti Swari baik secara keseluruhan maupun parsial -- tema gending,

bentuk gending, struktur gending, dinamika, dan lain-lain-- sering dilakukan.

C. METODE/PROSES PENCIPTAAN

Ada beberapa metode/proses perancangan seni. Beberapa di antaranya

adalah sebagai berikut. Metode/proses perancangan seni yang ditawarkan oleh

Konsursium Seni meliputi 1) persiapan, berupa pengamatan, pengumpulan

informasi, dan gagasan; 2) elaborasi, untuk menetapkan gagasan pokok melalui

analisis, integrasi, abstraksi, generalisasi, dan transmutasi; 3) sintesis, untuk

mewujudkan konsepsi karya seni; 4) realisasi konsep ke dalam berbagai media

seni; dan 5) penyelesaian ke dalam bentuk akhir karya seni (Tim Penyusun Edisi

ke IV, 2013: 15). Dalam “Pedoman Penulisan Tesis Program Magister

Perancangan dan Pengkajian Seni” Institut Seni Indonesia Yogyakarta disebutkan

bahwa metode/proses perancangan seni meliputi tahap ide, perancangan, dan

pewujudan hingga konsep penyajian/pameran (Tim Penyusun Edisi ke IV, 2013:

4).

Dalam bidang tari, Alma M. Hawkins mengedepankan metode penciptaan

seni tari yang terdiri dari 1) eksplorasi: berfikir, berimajinasi, merasakan,

menanggapi, menetapkan tema, ide, dan judul karya; 2)

improvisasi/eksperimentasi: memilih, membedakan, mempertimbangkan,

menciptakan harmonisasi, menciptakan kontras-kontras tertentu, menemukan

integritas dan kesatuan melalui berbagai percobaan; 3) pembentukan/pewujudan:

menentukan bentuk ciptaan dengan menggabungkan simbol-simbol yang

dihasilkan dari berbagai percobaan yang telah dilakukan, menentukan kesatuan

dan parameter yang lain (iringan, kostum, dan yang lain), dan pemberian bobot --

Page 8:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

8

bobot seni, bobot dramatisasi, dan bobot spiritual (Dikutip oleh Tim Penyusun

Edisi ke IV, 2013: 14; Alma M. Hawkins, Terj. Y. Sumandiyo Hadi, 2003: 24).

Menurut I Made Kredek, I Wayan Geria, dan Cokorda Oka Tublen sebagai

pencipta tari Barong Kuntiseraya (Barong and Keris Dance) yang sangat populer

hingga sekarang, dikatakan bahwa tahap perancangan tari Barong Kuntiseraya

berintikan prinsip ngrencana, makalin, nelesin, dan ngebah. Ngrencana adalah

proses penjelajahan dan renungan yang instens; makalin, membuat dasar, mencari

pelaku, membagi tugas, dan proses menggabungkan unsur-unsur seni lama

dengan penemuan baru; nelesin, menyempurnakan dan mewujudkan bentuk akhir,

dan ngebah adalah pementasan perdana dari hasil transformasi itu termasuk

evaluasi (I Made Bandem, 2015: 13).

Mengacu pada beberapa teori dan proposisi tentang perancangan seni atau

penelitian seni tersebut di atas dan memperhatikan pula metode perancangan

karawitan yang telah dipakai oleh para pencipta (pangripta) gending,

dikedepankan bahwa perancangan gending sandyagita Bhakti Swari

menggunakan metode perancangan yang mencakup tiga tahapan pokok yaitu

ngrencana (perencanaan), ngwangun (pembentukan), dan ngebah (penyajian).

1. Ngrencana

Ngrencana (perencanaan) merupakan tahap awal yang menyangkut

perencanaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan perancangan gending. Dalam

Page 9:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

9

perancangan gending Bhakti Swari, kegiatan ngrencana meliputi rangsang awal,

perenungan dan penetapan tema, pengamatan dan penjelajahan tentang tema,

penetapan judul karya, penetapan media ungkap, dan pertimbangan konsep iksa

sakti desa kala tatwa.

Rangsang awal menunjuk kepada segala sesuatu yang dapat memberikan

rangsangan di awal suatu kegiatan. Jika dilihat dari sumbernya rangsang awal itu

dapat dibedakan menjadi dua: rangsang eksternal dan rangsang interternal.

Rangsang eksternal adalah rangsang yang muncul dari luar diri manusia seperti

dari suatu kejadian (alam, sosial, budaya), pengaruh budaya luar, pesanan, tugas,

dan insentif. Sementara rangsang internal merupakan rangsangan yang datang dari

dalam diri manusia, misalnya dari kepuasan berkarya, motif berprestasi (n Ach),

keinginan untuk mengadaptasi, kesadaran untuk membuat sejarah, dan keinginan

untuk menyumbangkan sesuatu kepada masyarakat (I Wayan Senen, 2002: 57-

79). Dilihat dari proposisi itu, hal yang merangsang terciptanya gending Bhakti

Swari yaitu rangsang eksternal dan rangsang internal. Rangsang eksternal yaitu

Page 10:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

10

kejadian sosial. Kejadian sosial yang mendorong terciptanya gending sandyagita

itu yaitu tertutupinya penyajian gita/kidung Jawa/Bali oleh gamelan Bali (gong

kebyar) dalam upacara keagamaan Hindu (odalan) di Yogyakarta. Rangsang

internal meliputi kepuasan berkarya dan keinginan untuk menyumbangkan

sesuatu kepada masyarakat.

Setelah adanya dorongan berupa rangsang eksternal dan rangsang internal

itu, penulis melaksanakan perenungan terutama tentang tema dan bentuk gending

yang akan ditetapkan. Setelah melalui pemikiran, imajinasi, dan perenungan

akhirnya ditemukan dan ditetapkan bahwa tema gending yang akan dibuat itu

adalah ‘ritual keagamaan Hindu’. Dengan tema itu diharapkan bahwa

karakter/suasana gending yang akan dibuat itu dapat mendukung suasana religius

magis upacara keagamaaan Hindu. Sementara bentuk gendingnya ditetapkan

sandyagita, campuran antara gita (lagu vokal) dan tatanguran (lagu instrumental).

Setelah itu penulis mengadakan pengamatan dan penjelajahan terhadap tema

gending --‘ritual keagamaan Hindu’-- dan aspek-asperk yang berkaitan dengan

Page 11:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

11

tema tersebut. Misalnya mengadakan pengamatan dan penjelajahan tentang ciri-

ciri kegiatan ritual agama Hindu, syair-syair mantra yang digunakan dalam

upacara keagamaan Hindu, bunyi-bunyian ritual yang digunakan dalam upacara

keagamaan dan adat budaya Hindu, proses pelaksanaan upacara keagamaan

Hindu, dan lain-lain. Selain itu pada tahap ini dilakukan pula pengumpulan

informasi/data tentang tema dan sumber perancangan melalui teknik pustaka;

pengalaman langsung di lapangan sebagai partisipan aktif dalam upacara dan

sebagai penabuh gamelan; wawancara dengan para tokoh agama, seniman, dan

budayawan; dan rekaman audio visual. Tahap ini membutuhkan waktu cukup

panjang karena sangat kompleks.

Langkah selanjutnya adalah penetapan judul garapan gending yaitu Bhakti

Swari (Penetapan judul dapat pula dilakukan setelah gending sudah terwujud).

Kata bhakti menunjuk kepada kesetiaan, pelayanan, persembahan, penghormatan,

pengabdian. Sementara kata swari yang berasal dari kata Sanskerta svara berarti

suara (I Made Surada, 2007: 240-305). Dengan demikian Bhakti Swari

Page 12:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

12

dimaksudkan sebagai persembahan (bhakti) kepada Tuhan dalam wujud bunyi-

bunyian (swari).

Tahap berikutnya yaitu penetapan instrumen/gamelan yang digunakan

sebagai media ugkap. Agar dapat menampung ide garapan gending yang

bernuansa religius magis dan enak didengar maka ditetapkan bahwa gamelan yang

digunakan untuk menyajikan (ngebah) gending Bhakti Swari adalah gamelan

semaradana, gamelan Bali pelog sapta nada milik KPB Pura Yogyakarta.

Proses lain dalam tahap ngrencana gending ini adalah pertimbangan

konsep budaya Jawa Kuno dan Bali: iksa, (tujuan), sakti (kemampuan), desa

(tempat), kala (waktu), dan tatwa (hakekat) (G. Pudja dan Tjok Rai Sudharta,

2003: 355, I Ketut Wiana, 2004: 39-42). Iksa berarti perancangan gending

disesuaikan dengan tujuan perancangan atau dalam rangka apa gending itu dibuat.

Dalam hal ini gending Bhakti Swari dicipta untuk keperluan (dalam rangka)

upacara agama Hindu (odalan). Sakti, perancangan gending disesuaikan dengan

kemampuan --termasuk kemampuan pemain yang sangat menentukan berhasil

Page 13:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

13

tidaknya suatu penyajian gending. Desa, perancangan gending disesuaikan dengan

keadaan lingkungan sosial budaya setempat. Kala, perancangan gending sesuai

dengan keadaan jiwa zamannya. Sementara tatwa, perancangan gending Bhakti

Swari sebagai gending ritual keagamaan Hindu disesuaikan dengan konsep atau

ajaran agama Hindu.

2. Ngwangun

Sebelum melangkah ke tahap ngwangun, terlebih dahulu penulis melakukan

kegiatan matur piuning (mohon doa restu) kepada Sang Hyang Taksu, Tuhan

sebagai kekuatan atau energi khusus yang dapat mengubah sesuatu yang biasa

menjadi luar biasa, mengubah manusia menjadi mahluk super, dan membuat

benda sehari-hari menjadi benda-benda khusus (I Wayan Dibia, 2012: 24).

Penulis melakukan hal ini dengan menggunakan sarana sesaji (banten) di sanggah

taksu, tempat untuk memuja Sang Hyang Taksu, dengan permohonan semoga

gending Bhakti Swari dapat terwujud dengan selamat dan lancar.

Page 14:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

14

Ngwangun berarti membangun, membentuk, mewujudkan (Panitia

Penyusun Kamus Bali-Indonesia, 1993: 791). Dalam perancangan gending Bhakti

Swari, ngwangun dimaksudkan sebagai proses pembentukan atau pewujudan

unsur-unsur atau komponen gending. Dalam perancangan gending Bhakti Swari,

kegiatan yang dilakukan pada tahap ngwangun meliputi ngarap, nyimpen,

ngurukang, dan nelesin. Ngarap dimaksudkan sebagai sebuah proses

penggarapan atau pengolahan elemen/bagian gending dengan menggunakan

teknik karawitanologi sebagai berikut.

Bantang gending vokal Ginada Eman-eman ditransformasikan dengan

teknik nyuti rupa (transformasi) ke dalam instrumen terompong dan diolah

dengan menggunakan teknik ngisinin (mengisi/isian) dan ngubah (perombakan)

sehingga menjadi pola tabuhan golakan yang dibawakan dengan instrumen

reyong. Hasil akhir dari pengolahan ini menjadi satu pola gending golakan yang

dalam komposisi gending Bhakti Swari ditempatkan sebagai bagian pangawit

(awal) gending.

Page 15:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

15

Sumber melodi vokal sloka diolah dengan teknik ngisinin (mengisi) dan

ngubah (merombak) sehingga menjadi melodi rangrangan dan melodi vokal

Mantram Guru. Sumber sampak (Jawa) yang biasa dibawakan dengan gamelan

ageng (Jawa) ditransformasi (nyuti rupa) ke dalam gamelan semaradana (Bali).

Untuk pengolahan tabuhan instrumen jajar (kolotomi) dan kendang

menggunakan teknik nuutang (imitasi) dari pola gilak pada gong gede (Bali).

Melodi vokal itu dijadikan pula sebagai sumber melodi lagu (instrumental

dan vokal) bagian pangawak. Pengolahannya menggunakan teknik ngisinin dan

ngubah. Sementara pola tabuhan gamelan sekaten diolah dengan teknik nuutang

(imitasi) dengan menggunakan instrumen bilah --gangsa, jublag, jegogan-- dan

cengceng kopyak (cengceng besar).

Penggarapan lagu vokal (Sarwe Bhawantu Sukhinah) di bagian pangisep

menggunakan teknik ngulang (pengulangan) dan ngubah (perombakan) seperti

dalam contoh berikut.

Panjang Ilang sebagai sumber

Page 16:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

16

4 4 j4j j 2 1 . . 2 3 . juj 1 juj kyk u y

Diolah menjadi

4 4 j4j j 2 1 . . 2 4 . j2j 4 5 4

Penggarapan bagian pangecet menggunakan teknik pengolahan sebagai berikut.

Sumber yang digunakan untuk membuat kalimat lagu pertama pada pangecet

Bhakti Swari berasal dari gending Oleg Tambulilingan bagian pangipuk yang

berbunyi seperti berikut.

_ . y . p2 . y . nt . w . pe . y . gt _

Bantang gending itu diolah menjadi seperti di bawah ini.

_ . 1 . p2 . 3 . n5 . 3 . p2 . y . gt _

Teknik pengolahannya adalah sebagai berikut. Pola melodi pada lingsa (Jawa:

gatra) pertama pada sumber ( . 6 . 2 ) diolah menjadi . 1 . 2 (lingsa pertama pada

pangecet) dengan teknik ngubah, nada nem (Bali: dang) diubah menjadi nada siji

(Bali: ding). Untuk lingsa kedua teknik pengolahnnya sama dengan yang pertama.

Untuk penggarapan lingsa ketiga digunakan teknik malik (pembalikan), sementara

pengolahan lingsa keempat menggunakan teknik ulangan (pengulangan).

Page 17:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

17

Pola berikutnya sangat dominan diilhami oleh pola garapan pakebyaran

sehingga hasilnya kebanyakan bernafas pakebyaran, lincah, dinamis, agresif, dan

lain sejenisnya. Proses pengolahannya menggunakan teknik nyes pleng melalui

perenungan dan imajinasi kemudian muncul pola-pola baru dalam berbagai

elemen gending sehingga muncul bentuk gending seperti pada bagian pangecet.

Selain itu pada tahap ngarap dilakukan pula pembobotan seni berdasarkan

konsep estetika karawitan seperti kesatuan, keseimbangan, kekontrasan,

kesederhanaan, kerumitan, kejelasan, variasi, pengaturan energi dalam tubuh

pemain (ngunda bayu), kosong dan katakson yaitu hidup berjiwa (Bandem, 2013:

102-105; Dibia, dalam Yudha Triguna, 2003: 96-105). Keseimbangan sebagai

salah satu kualita estetis dimaksudkan adalah selain keseimbangan antara elemen

gending, juga keseimbangan dan keharmonisan antara komposisi gending (jajar

pageh), pemain (juru gambel / juru tembang), dan gamelan (tatanguran).

Nyimpen adalah tahap penggarapan dengan melakukan kegiatan menyimpan

gending yang sudah selesai dibuat (dalam pikiran) untuk nantinya dituangkan atau

Page 18:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

18

diajarkan kepada para penabuh (juru gambel) dan vokalis (juru gita / juru

tembang). Ada dua tempat untuk menyimpan gending yang telah selesai dibuat

yaitu pikiram dan media rekam (buku/kertas dan media elektronik). Untuk

gending Bhakti Swari, semua pola garapan instrumental disimpan dalam pikiran

pencipta, sementara garapan melodi dan lirik vokal disimpan/ditulis dalam kertas.

Ngurukang adalah langkah penuangan gending dari yang tersimpan dalam

pikiran dan dalam kertas kemudian dituangkan/diajarkan kepada para penabuh

dan vokalis. Dalam gamelan Bali, juga dalam gending Bhakti Swari, proses

ngurukang (pelatihan) ini dilakukan dengan metode ningalin (memperhatikan),

nguping (mendengarkan), nuutang (menirukan), dan ngetut (mengikuti).

Nelesin merupakan tahap penyelesaian atau penghalusan suatu gending.

Aspek-aspek yang dihaluskan pada umumnya menyangkut sikap menabuh (sila),

teknik tabuhan instrumen (gagebug) --padet, tekes, gilik, resik, incep, teknik

menyanyi (reng, onek-onekan, dan lain-lain), ekspresi dalam menabuh, penyajian

elemen gending, dan penjiwaan gending.

Page 19:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

19

3. Ngebah

Tahap terakhir dari proses perancangan gending Bhakti Swari yaitu ngebah,

tahap penampilan atau pergelaran perdana bentuk karya seni secara keseluruhan.

Ada tiga tahapan yang berkaitan dengan ngebah gending Bhakti Swari, yaitu

purwa (sebelum pentas), madia (saat pentas), dan wasana (setelah pentas).

Purwa (awal) yaitu kegiatan yang diselenggarakan sebelum pementasan

dilakukan, misalnya melakukan pengecekan tentang aspek-aspek pertunjukan

seperti tempat, lampu, sound system, instrumen gamelan, pemain, kostum pemain,

waktu, dan hal lain yang terkait dengan pementasan. Setelah siap semuanya,

seluruh pemain dibersihkan secara spiritual dengan sarana pemercikan air suci

(tirtha), kemudian dilanjutkan sembahyang dan berdoa di belakang panggung

dengan harapan semoga pementasan Bhakti Swari selamat, lancar, dan sukses.

Madia (tengah) di sini dimaksudkan adalah kegiatan pentas gending Bhakti

Swari yang dimulai dari bagian pangawit sampai bagian pangecet, kemudian

Page 20:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

20

ditutup dengan panyuwud. Dalam tahap penyajian ini, dilakukan pula evaluasi

tentang garapan gending secara keseluruhan terutama mengenai keseimbangan

antara kualitas garapan gending, pemain, dan media ungkap (instrumen gamelan

dan suara vokal).

Wasana (akhir) dalam Bhakti Swari merupakan kegiatan yang dilakukan

setelah pementasan gending selesai. Dalam pertunjukan pada upacara odalan di

pura-pura, tahap wasana ini diisi dengan acara kicen paica (pemberian berkah)

berwujud ajengan (makanan) kepada seluruh pemain, termasuk anggota

kontingen yang lain, dan pemberian sasari (uang sekedarnya) kepada sekaa gong

(organisasi gamelan) sebagai ungkapan rasa syukur atas kesuksesan pentas yang

telah dicapai.

D. GENDING SANDYAGITA BHAKTI SWARI

Hasil yang dicapai dalam perancangan seni ini adalah gending Bhakti Swari

berbentuk sandyagita, campuran yang harmonis antara lagu vokal (gita) dan

Page 21:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

21

instrumental (tatanguran). Gending tersebut terdiri dari enam bagian yaitu

pangawit, rangrangan, gilakan, pangawak, pangisep, dan pangecet.

1. Pangawit

Pangawit (Jawa: buka) adalah bagian pembukaan (introduksi) suatu

gending, sebagai tanda (sasmita) dari karakter gending (keseluruhan) yang akan

disajikan. Pada gending lelambatan pagongan --tabuh pat, tabuh nem dan tabuh

kutus-- bagian ini dimulai oleh terompong dengan pola ngembat. Namun dalam

gending Bhakti Swari, bagian ini dimulai dengan reyong dengan pola golakan

(interlocking) dan terompong sebagai pembawa bantang gending yang bernuansa

religius magis. Maksud penyajian bagian ini bahwa gending yang akan disajikan

secara keseluruhan adalah gending ritual keagamaan yang bernuansa religius

magis.

2. Rangrangan

Page 22:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

22

Rangrangan menunjuk kepada bagian gending yang dalam gending

pagongan klasik disajikan sebelum pangawit (introduksi) dimulai dan

dibawakan oleh terompong dengan tujuan untuk memberi tanda bahwa sajian

gending segera akan dimulai. Dalam perkembangannya pola rangrangan pendek

ini berkembang mejadi pola yang lebih panjang dan kompleks seperti pathetan di

Jawa. Maksudnya juga sebagai tanda, gending apa yang akan dimainkan.

Dalam gending Bhakti Swari, rangrangan ini dibawakan oleh vokal yang

diiringi tabuhan terompong, suling, jegogan, dan gong. Bagian ini terdiri dari dua

sub bagian: Mantram Guru, mantra Gamaya, Loka Samasta, dan Purnam

Bhawantu. Mantram Guru merupakan seni suara vokal yang disajikan secara

solo. Mantra Gamaya, Loka Samasta, dan Purnam Bhawantu merupakan vokal

gerongan yang dibawakan secara berurutan oleh seluruh vokalis.

3. Gilakan

Page 23:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

23

Gilakan adalah bagian gending berukuran pendek. Istilah ini bersumber dari

kata Bali ‘gilak’ yang berarti bentuk gending alit yang ditandai dengan pola

tabuhan instrumen kolotomik gilak (. . . G P . P G) dan pola tabuhan kendang

gilak. Pada gending Bhakti Swari istilah gilakan dipakai untuk menyebut bagian

gending berpola gilak (gagilak) yang disajikan sebelum bagian pangawak. Pada

akhir penyajian bagian ini dilanjutkan dengan pola panyalit yang berfungsi

sebagai penghubung dari bagian gilakan menuju pangawak seperti dalam notasi

instrumen gangsa dan instrumen jajar (kolotomi) seperti berikut.

Tabuhan Gangsa, Kempur, dan Gong

_ j1j 2 j1j 2 j1j 2 jg1j 6 pj5j 6 j5j 6 pj5j 6 gj5j 6 j5j 6 j5j 6 j5j 6

gj5j 3

jp2j 3 j2j 3 pj2j 3 jg2j 5 j3j 5 j3j 5 j3j 5 jg3j 2 pj1j 2 j1j 2 pj1j 2

gj1j 2 _

. . . . g1

Variasi Tabuhan Gangsa

_ . j.j 1 j.j 1 . 5 . . j5j 5 . j.j 2 j3j 5 . 2 . . j2j 3

Page 24:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

24

j.j 1 j.j 3 . 3 1 . . gj1j 1 _

Vokal Pangkur

3 5 5 5 3 3 3 3

Om Hyang Wi - dhi Ma - ha Kwa - sa,

3 5 5 6 1 1 1 2 3 2 1

de - wa - de - wi lan bha- ta - ra - bha - ta - ri,

5 6 ! ! ! ! @ @

la - lu - hur ing - kang si - nung - sung,

! 6 5 5 4 5 6 5

ka - u - la nga - tu - rang sem - bah,

3 5 5 6 1 1 1 1 1 2 3 3

ma-sa - ra - na ca- nang su - ci gong lan ki - dung,

y 1 1 1 3 2 1 1

mu - gi Pa - du - ka su - e - ca,

2 3 5 3 2 1 2 1

kar - sa ngak - si ha - tur ma - mi.

Arti lirik tersebut di atas seperti berikut.

Om Hyang Widhi (Tuhan) yang Maha Kuasa,

dewa-dewi dan bhatara-bhatari,

leluhur yang terhormat,

Page 25:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

25

hamba menghaturkan pemujaan,

menggunakan sarana sesaji gamelan dan nyanyian,

semoga Paduka murah hati,

berkenan menerima haturan kami.

Lirik Pangkur itu merupakan pujaan dan doa yang ditujukan kepada Tuhan, dewa

dan leluhur yang sangat dimuliakan dengan harapan semoga ketiga roh suci itu

berkenan menerima doa yang dilantunkan oleh para pemuja.

Panyalit

t /t t 1 t /t t p1 t y 1 2 5 3 5 n1

. j.j 3 j2j 1 jyj 1 j2j 3 j1j 2 j1j y pt

jtj kek t jkykj j1j 2 k.k jtj kyk 1 kn2k j3j 2 k.k j3j k3k 5

pjk3kj j5j k.k 6

k.k j2j k.k 3 g1

4. Pangawak

Pangawak merupakan bagian pokok gending yang pada umumnya terdiri

dari satu pada (Jawa: ulihan) atau lebih. Dalam gending Bhakti Swari, bagian

yang terdiri dari satu pada ini merupakan sebuah campuran (saduran) antara

Page 26:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

26

vokal mantra Mahamrtyunjaya dengan gending pengiringnya. Mantra asli dari

Weda ini diberi melodi nyaloka (seperti sloka), sementara tabuhan instrumennya

menggunakan pola gagilak (Bali), tabuhan sekaten (Jawa), kendangan gong

luwang (Bali) dan pola tabuhan tatorotan (reyong) gong gede (Bali).

5. Pangisep

Pangisep merupakan bagian gending yang dalam gending lelambatan

pagongan --tabuh pat, tabuh nem, tabuh kutus-- memiliki ukuran sama panjang

dengan pangawak dengan pola melodi lebih tinggi dan tempo lebih cepat dari

pangawak. Dalam gending Bhakti Swari, bagian ini disajikan lebih lambat dari

pada pangawak karena kebutuhan dinamika. Bagian pangawak disajikan secara

keras seperti tabuhan gamelan sekaten (Jawa), sementara bagian pangisep

disajikan lembut seperti tabuhan gamelan semar pagulingan (Bali). Lirik yang

digunakan mengandung maksud: semoga semuanya memperoleh kebahagiaan,

kedamaian, kebajikan dan terbebas dari penderitaan.

Page 27:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

27

6. Pangecet

Pangecet menunjuk kepada bagian akhir suatu gending. Pada umumnya

bagian ini merupakan klimaks dari sebuah gending. Dalam Bhakti Swari bagian

ini lebih menonjolkan pola garapan yang ritmis dinamis dengan vokal

Pancaksara Siwa (hormat kepada Tuhan Siwa) yang diulang-ulang sebagai japa

(Islam: zikir). Bagian pangecet ini ditutup dengan pola panyuwud yang disertai

vokal parama santih yang bermakna ‘atas karunia Tuhan, semoga semuanya

damai di hati, damai di dunia dan damai di akhirat’. Sebagai contoh dikemukakan

notasi melodi pokok pangecet gending Bhakti Swari yang dibawakan dengan

instrumen jublag, jegogan, gong, dan vokal sebagai berikut.

_ . 4 . p5 . 6 . n! . y . p5 . 2 . g1

. 4 . p5 . 6 . n! . y . p5 1 2 4 g5

5 5 5 p5 1 2 4 n5 1 6 5 p4 1 2 4 g5

. 5 . p6 . 4 . n4 . 1 . p5 . 6 . g1

_: . 1 . p1 . 3 . n1 . 6 . p3 . 6 . g1

. 1 . p1 . 3 . n1 . 6 . p3 . 1 . g5

Page 28:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

28

. 2 . p5 . 2 . n5 . 6 . p4 . 1 . g5

. 5 . p6 . 4 . n4 . 1 . p5 . 6 . g1 :_ _

Panyuwud

. 1 . p1 . 1 1 g1 . 5 . p2 . 5 . n1

. 2 . p3 . 5 . g6

Vokal Pancaksara Siwa

_: . ! . ! ! # @ ! . z6xx x c5 3 5 6 zj!xj c6 !

Om na - ma Si - wa- ya, Om na - ma Si - wa - ya,

. ! . ! ! # @ ! . z6xx x c5 3 jz5xj c6 ! 6 5

Om na - ma Si - wa- ya, Om na - ma Si - wa - ya,

. j2j 3 j5j 6 5 . j5j 6 j!j 6 5 . 6 5 4 jz5xj c6 ! 6 5

na-ma Si-wa-ya na-ma Si-wa-ya A - um na - ma Si - wa - ya,

.... . 4 2 j4j 5 j4j 2 1 . jjztxj cy j1j 2 j.j 3 j5j 6 ! :_

A - um na-ma Si-wa- ya A - um na - ma Si-wa - ya.

jztxj cy j1j 2 j.j 5 j3j 2 1 _

A - um na - ma Si-wa - ya.

Parama Santih

. 1 . 1 . 1 1 1 y t e zwx xce ztx x cy z1x xx2xx c3 . . . 6

Om Om Om Om Om san- tih san- tih san - tih Om.

E. KESIMPULAN

Page 29:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

29

Proses perancangan gending Bhakti Swari seperti terurai di atas merupakan

sebuah contoh metode perancangan gending ritual keagamaan Hindu yang

bersumber dari karya seni, pustaka, dan idea. Karya seni yang dipilih sebagai

sumber perancangan gending Bhakti Swari adalah karawitan Bali dan karawitan

Jawa. Pustaka yang dipakai sebagai sumber perancangan karya seni ini antara lain

berbentuk lontar (“Aji Gurnita”, “Prakempa”), buku (Reg Weda, Agnihotra,

Trisandya Sembahyang dan Berdoa, dan lain-lain). Sementara sumber idea banyak

digunakan untuk mengolah elemen gending seperti bentuk gending, melodi

pokok, bun gending, dinamika, dan tempo.

Perancangan gending Bhakti Swari dilandasi dengan konsep estetika Hindu

--satyam (kebenaran), siwam (kebaikan), dan sundaram (keindahan). Metode/

proses perancangan yang digunakan adalah metode karawitanologi yang meliputi

tahap ngrencana (perencanaan), ngwangun (pembentukan), dan ngebah

(penyajian). Dalam perancangan gending Bhakti Swari kegiatan ngrencana

meliputi rangsang awal, perenungan dan penetapan tema, pengamatan dan

penjelajahan tentang tema, penetapan judul karya, penetapan media ungkap, dan

pertimbangan konsep iksa sakti desa kala tatwa. Kegiatan ngwangun meliputi

ngarap, nyimpen, ngurukang, dan nelesin. Sementara pada tahap ngebah

(penyajian) dilakukan kegiatan yang dilaksanakan pada waktu purwa (sebelum

Page 30:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

30

pementasan), madia (pementasan sedang berjalan), dan wasana (setelah

pementasan).

Hasil yang dicapai adalah sebuah bentuk gending sandyagita berjudul

Bhakti Swari yang terdiri dari enam bagian: pangawit (pembukaan), rangrangan

(Jawa: pathetan), gilakan (penaikan), pangawak (lagu pokok pertama), pangisep

(lagu pokok kedua), dan pangecet (bagian klimaks). Sandyagita tersebut

diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah sajian seni

(karawitan) dalam pelaksanaan ritual odalan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang

umatnya sebagian besar berasal dari Jawa dan Bali yang memiliki latar belakang

budaya yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Bandem, I Made. 1986. “Prakempa Sebuah Lontar Gambelan Bali”. Laporan

Penelitian. Denpasar: Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar.

__________. 2013. Gamelan Bali di Atas Panggung Sejarah. Denpasar: BP STIKOM Bali.

Page 31:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

31

__________. 2015. “Karawitanologi sebagai Disiplin Ilmu Karawitan”. Makalah yang disampaikan dalam Simposium Karawitanologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Dibia, I Wayan. 2003. “Nilai-nilai Estetika Hindu dalam Kesenian Bali”, dalam Ida Bagus Gde Yudha Triguna, ed. Estetika Hindu dan Pembangunan Bali. Denpasar: Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia Bekerja Sama dengan Penerbit Widya Dharma.

__________. 2012. Taksu dalam Seni dan Kehidupan Bali. Denpasar: Bali Mangsi.

Donder, I Ketut. 2005. Esensi Bunyi Gamelan dalam Prosesi Ritual Hindu: Perspektif Filosofis-Teologis, Psikologis, Sosiologis dan Sains. Surabaya: Paramita.

Hadi, Y. Sumandiyo. Terj. 2003. Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta: Manthili.

Jendra, I Wayan. 1999. Agnihotra Raja Upacara, Multi Fungsi, dan Efektif. Surabaya: Paramita.

Maswinara, I Wayan. 2004. Gayatri Sadhana Maha Mantra Menurut Weda. Surabaya: Paramita.

__________, Terj. 2008. Veda Sruti Rg Veda Samhita Mandala I, II, III. Surabaya: Paramita.

McPhee, Colin. 1966. Music in Bali A Study in Form and Instrumental Organization in Balinese Orchestral Music. New Haven and London: Yale University Press.

Panitia Penyusun Kamus Bali-Indonesia 1993 “Kamus Bali-Indonesia”. Laporan Penelitian. Denpasar: Dinas Pengajaran Daerah Tingkat I Bali.

Pudja, Gde dan Tjokorda Rai Sudharta. Terj. 1973. Manawa Dharmasastra (Weda Smrti). Jakarta: Lembaga Penterjemah Kitab Suci Weda.

Senen, I Wayan. 2002. Wayan Beratha Pembaharu Gamelan Kebyar di Bali. Yogyakarta: Tarawang Press.

Senen, I Wayan dan I Nyoman Cau Arsana. 2015. “Bunyi-bunyian Sandyagita dalam Upacara Keagamaan Hindu di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Yogyakarta: Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta.

Page 32:  · Web viewyaitu campuran antara lagu vokal dan instrumental diberi judul Bhakti Swari. Kata kunci: sandyagita, odalan A. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian

32

Sugriwa, I Gusti Bagus. Terj. Lontar “Aji Gurnita”, dalam I W. M. Aryasa.

1976/1977. “Perkembangan Seni Karawitan Bali”. Laporan Penelitian.

Denpasar: Proyek Sasana Budaya Bali.

Surada, I Made. 2006. Dharma Gita Kidung Panca Yajna, Beberapa Wirama, Sloka, Phalawakya, dan Macepat. Surabaya: Paramita.

__________. 2007. Kamus Sanskerta Indonesia. Denpasar: Widya Dharma.

Tim Penyusun Edisi Ke IV. 2013. “Pedoman Penulisan Tesis Program Magister Perancangan dan Pengkajian Seni”. Buku Pedoman. Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Titib, I Made. 2003. Tri Sandhya Sembahyang dan Berdoa. Surabaya: Paramita.

__________. 2003. Teologi & Simbol-simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.