mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang...

18
BAB VII SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA Standar Kompetensi (Sejarah Islam) : 7. Memahami perkembangan Islam di Nusantara. Kompetensi Dasar : 7.1. Menceritakan sejarah masuknya Islam di nusantara melalui perdagangan, sosial dan pengajaran. 7.2. Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera,Sulawesi dan Maluku. Indikator : 1. Menjelaskan kapan Islam masuk ke Indonesia dan siapa pembawanya? 2. Menguraikan proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia 3. Menceritakan beberapa kerajan Islam di Sumatra. 4. Menceritakan beberapa kerajan Islam di Jawa. 5. Menceritakan beberapa kerajan Islam di Sulawesi. 6. Menceritakan beberapa kerajan Islam di Maluku A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Masuknya agama Islam ke Indonesia belum dapat dipastikan waktunya. Ada 3 pendapat yang menyatakan Islam masuk ke Nusantara (Indonesia) sbb: 1. Menurut teori pertama (Gujarat), Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang Gujarat (India) yang beragama Islam pada sekitar abad ke-13 M. 2. Teori kedua (Persia) berkeyakinan, masuknya Islam ke Indonesia melalui peran pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah di Gujarat sebelum ke Nusantara sekitar abad ke-13 M. 3. Teori ketiga (Makkah), menyebutkan, Islam tiba di Indonesia dibawa langsung oleh para pedagang muslim yang berasal dari Timur Tengah sekitar abad ke-7 M. Berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke–7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India). Perkembangan agama islam di Indonesia berlangsung sangat cepat. Hal ini tidak terlepas dari peranan para saudagar muslim, dan mubalig, yang dalam hal ini termasuk peran walisongo. Dengan penuh semangat mereka menyebarkan nilai-nilai islam kepada masyarakat setempat. Nilai-nilai PAI Kelas9 Smt1- smpn3baradatu-2013 1

Transcript of mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang...

Page 1: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

BAB VII

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA

Standar Kompetensi(Sejarah Islam)

: 7. Memahami perkembangan Islam di Nusantara.

Kompetensi Dasar : 7.1. Menceritakan sejarah masuknya Islam di nusantara melalui perdagangan, sosial dan pengajaran.

7.2. Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera,Sulawesi dan Maluku.

Indikator : 1. Menjelaskan kapan Islam masuk ke Indonesia dan siapa pembawanya?

2. Menguraikan proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia

3. Menceritakan beberapa kerajan Islam di Sumatra. 4. Menceritakan beberapa kerajan Islam di Jawa. 5. Menceritakan beberapa kerajan Islam di Sulawesi. 6. Menceritakan beberapa kerajan Islam di Maluku

A. Sejarah Masuknya Islam di IndonesiaMasuknya agama Islam ke Indonesia belum dapat dipastikan waktunya. Ada 3 pendapat yang

menyatakan Islam masuk ke Nusantara (Indonesia) sbb:1. Menurut teori pertama (Gujarat), Islam masuk ke Indonesia melalui

para pedagang Gujarat (India) yang beragama Islam pada sekitar abad ke-13 M.2. Teori kedua (Persia) berkeyakinan, masuknya Islam ke Indonesia

melalui peran pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah di Gujarat sebelum ke Nusantara sekitar abad ke-13 M.

3. Teori ketiga (Makkah), menyebutkan, Islam tiba di Indonesia dibawa langsung oleh para pedagang muslim yang berasal dari Timur Tengah sekitar abad ke-7 M.

Berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke–7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).

Perkembangan agama islam di Indonesia berlangsung sangat cepat. Hal ini tidak terlepas dari peranan para saudagar muslim, dan mubalig, yang dalam hal ini termasuk peran walisongo. Dengan penuh semangat mereka menyebarkan nilai-nilai islam kepada masyarakat setempat. Nilai-nilai ajaran islam tersebut di sampaikan melalui perdagangan, sosial, dan pendidikan. Peranan Saudagar Muslim dalam Penyebaran Agama Islam.

Dengan berbagai upaya dan perjuangan yang dilakukan oleh para saudagar muslim tersebut, kehadiran Islam di nusantara bukan hanya berkenan di kalangan masyarakat barat, melainkan juga telah menyentuh masyarakat kelas atas, seperti kaum bangsawan, tokoh masyarakat, kepala suku, dan para uleebalang (ketua adat).

Perjuangan para saudagar muslim tidak berhenti sampai di situ. Mereka terus berjuang dan tak kenal lelah menyebarkan nilai-nilai ajaran Islam pada masyarakat haingga berhasil.

1. Peranan Wali Songo dan Ulama dalam Penyebaran Agama IslamSelain para pedagang, faktor lain yang memiliki jasa besar dalam penyebaran agama Islam di

Indonesia adalah ulama dan mubaliq. Penyebaran agama Islam khususnya di jawa dikembangkan oleh sejumlah wali.

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 1

Page 2: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

Wali adalah seseorang yang mamiliki kepribadian baik dan dianggap dekat dengan Allah swt. Serta mempunyai kemampuan atau kekuatan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Pendapat lain mengatakan bahwa seorang wali adalah orang yang selalu dijaga oleh Allah swt dan senantiasa berbakti kepada-Nya.

Wali Songo mangembangkan agama Islam antara abad ke-14 sampai abad ke-16M. Dalam buku Babad Tanah Jawi dikatakan bahwa dalam berdakwah para wali ini dinggap sebagai sekelompok mubaliq untuk daerah penyiaran tertentu. Selain dikenal sebagai ulama, mereka juga berpengaruh besar dalam pemerintahan. Oleh karena itu, mereka diberi gelar sunan atau susunan (junjungan).

Berikut ini di antara Wali Songo yang berperan dalam menyiarkan dan mengembangkan agama Islam di Pulau Jawa.

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Maulana Magribi karena berasal dari wilayah Magribi (Afrika Utara). Namun, ia lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gresik karena selama lebih 20 tahun ia berhasil mencetakkader penyebaran agama Islam pertama di Pulau Jawa. Ia berdakwah secara intensif dan bijaksana. Meskipun bukan orang jawa, tetapi ia mampu mengatasi keadaan masyarakat setempat dan menerapkan metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati masyarakat kepada Islam. Di antara upayanya, yaitu menghilangkan sistem kasta dalam masyarakat.

2. Sunan Ampel (Maulana Rahmatullah)

Sunan Ampel memulai dakwahnya dari sebuah pesantren yang didirikan di Ampel Denta (dekat Surabaya). Sunan Ampel dikenal sebagai wali yang tidak setuju terhadap adat istiadat masyarakat jawa pada masa itu, misalnya kebiasaan mengadakan sesajin atau selamatan. Namun, para wali lain berpendapat bahwa hal itu tidak dapat dihilangkan dengan segera, melainkan dengan cara memasukkan nilai-nilai Islami di dalamnya. Sunan Ampel juga di anggap sebgai penerus cita-cita dan perjuangan Sunan Gresik.

3. Sunan Bonang (Maulana Makhdun Ibrahim)

Sunan Bonang termasuk Wali yang menyebarkan agama Islam dengan cara menyesuaikan kebudayaan masyarakat Jawa, seperti wayang dan musik gamelan. Untuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. Setiap bait lagu diselingi dengan ucapan dua kalimat syahadat (syahadatain) sehingga musik gamelan yang mengiringinya dikenal dengan istilah Sekaten.

4. Sunan Drajat (Maulana Syaifuddin) Sunan Drajat dikenal sebagai seorang wali yang berjiwa sosial tinggi. Sumbangsih nya

terhadap yatim piatu, fakir miskin, dan orang sakit cukup banyak. Perhatiaannya yang demikian besar terhadap masalah sosial sangat tepat karena ia hidup pada saat kerajaan majapahit runtuh dan rakyat mengalami krisis yang memprihatinkan. Selain itu, dalam berdakwah ia juga menggunakan media kesenian. Pangkur adalah salah satu ciptaannya.

5. Sunan Giri (Maulana Ainul Yaqin) Sunan Giri yang aslinya bernama Raden Paku merupakan seorang wali yang menyebarkan

agama Islam dengan menitikberatkan pada bidang pendidikan. Ia pernah belajar di Pesantren Anpel Denta dan juga sebagai pendiri Pesantren Giri. Dapat dikatakan bahwa Sunan Giri merupakan tokoh pemersatu Indonesia di bidang pendidikan agama islam.

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 2

Page 3: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

6. Sunan Kalijaga (Maulana Muhammad Syahid)

Sunan Kalijaga selain dikenal sebagai seorang wali, juga sebagai budayawan dan seniman. Karena wawasannya yang luas dan pemikirannya yang tajam, ia tidak hanya disukai oleh rakyat tetapi juga para cendekiawan dan penguasa. Sunan Kalijaga melakukan dakwahnya dengan cara berkelana. Sarana dakwah yang digunakan berupa pertunjukan wayang kulit. Alur cerita dan tokoh wayang memuat nilai-nilai islam. Di antara lagu yang diciptakannya adalah Dandanggula.

7. Sunan Muria (Maulana Umar Said)Sunan Muria termasuk salah satu Wali Songo yang dikenal pendiam, tetapi sangat tajam

fatwanya. Oleh karena itu, ia juga dikenal sebagai guru tasawuf. Dalam menyebarkan agama Islam ia lebih memfokuskan di daerah pedesaan kerena ia sendiri tinggal di tempat yang jauh dari keramaian bersama rakyat biasa. Ia juga seorang wali yang menyukai seni. Dua tembang yang bernuansa Islam hasil ciptaan nya adalah Sinom dan Kinanti. Tembang Sinom umumnya melukiskan suasana ramah tamah dan nasihat. Adapun tembang Kinanti bernada gembira digunakan untuk menyampaikan ajaran agama, nasihat, dan falsafah hidup.

8. Sunan Kudus (Maulana Ja’far Shadiq) Wali Songo yang mendapat gelar wali Al ilmi (orang berilmu luas) adalah Sunan Kudus karena

memiliki berbagai ilmu agama, seperti ilmu tauhid, dan fikih. Karena keahliannya itu, ia mendapat kepercayaan dari Kesultanan Demak untuk melancarkan penyebaran Islam, ia membangun sebuah masjid di Kudus yang disebut Menara Kudus karena disampingnya terdapat Bedug Masjid.

9. Sunan Gunung Jati (Maulana Syarif Hidayatullah) Salah seorang Wali Songo yang sangat berperan dalan penyebaran agama Islam di Cirebon-

Jawa Barat adalah Sunan Gunung Jati. Ia merupakan cucu Raja Pajajaran yang lahir di Mekah. Setelah Dewasa, ia memilih berdakwah di Jawa dan berhasil menjadikan Cirebon sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.

2. Peranan Pedagang MuslimPedagang-pedagang Muslim mendarat di daerah-daerah pesisir seperti Lamuri (Aceh), Barus

dan Palembang di Sumatera serta Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa. Dari daerah ini Islam menyebar ke daerah pesisir Indonesia lainnya seperti Bengkulu, Banten, Demak, Giri, Gowa, Tanjungpura, Banjar, Kutai, Ternate, Tidore, Gorontalo, Jailolo dan Papua. Dari daerah pesisir ini Islam menyebar ke daerah pedalaman.

Jalan masuknya Islam ke Indonesia diperkirakan melalui dua jalur, yaitu :

1. Jalur Utara, melalui Jazirah Arab - Damaskus – Baghdad – Gujarat (India) – Ceylon (Srilanka) - Indonesia.

2. Jalur Selatan, melalui Jazirah Arab – Yaman – Gujarat (India) – Ceylon (Srilanka) – Indonesia.

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 3

Page 4: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

B. Cara Penyebaran Islam di IndonesiaKedatangan agama baru ini menarik perhatian penduduk lokal. Secara garis besar

penyebaran Islam di Indonesia melalui tiga jalur, yaitu perdagangan, hubungan sosial (perkawinan dan politik), dan pengajaran (pesantren, tasawwuf dan kesenian).

1. Melalui Jalur Perdagangan.

Kesibukan lalu-lintas perdagangan sekitar abad ke-7 sampai abad ke-16 telah melibatkan pedagang-pedagang Muslim dari Arab, Persia dan India. Melalui transportasi laut mereka sampai di daerah pesisir Indonesia. Sambil berdagang mereka berdakwah baik melalui sikap mereka yang menampilkan sikap akhlakul karimah seperti berlaku jujur, sopan, ramah, benar dalam menakar dan menimbang barang dagangan (da’wah bil hal); maupun secara lisan dengan menjelaskan ajaran-ajaran Islam secara langsung (da’wah bil lisan).

Masuknya Islam dengan cara perdagangan ini sangat efektif, karena yang terlibat dalam urusan perdagangan bukan hanya rakyat kecil tetapi juga para bangsawan dan raja, bahkan banyak diantaranya sebagai pemilik kapal dan pemilik saham.

Selanjutnya para pedagang Muslim ini mendirikan pemukiman dan masjid serta mendatangkan mullah dari negeri asalnya untuk mengajar agama. Berpusat di masjid inilah kemudian Islam menyebar ke daerah pedalaman.

2. Melalui Jalur Hubungan Sosial

Penyebaran Islam melalui jalur hubungan sosial terjadi melalui dua cara, yaitu dengan cara perkawinan dan politik. Dari segi ekonomi para pedagang Muslim mempunyai status sosial yang lebih tinggi dibanding rakyat setempat. Hal ini menjadi daya tarik rakyat pribumi terutama para bangsawan untuk menikahkan anak mereka dengan pedagang Muslim atau anaknya, tentu saja sebelum menikah anak-anak bangsawan ini harus mengucapkan dua kalimat syahadat. Demikian yang terjadi antara Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawunganten, Brawijaya dengan Putri Campa yang menurunkan Raden Patah (Raja Demak yang pertama). Melalui jalur perkawinan ini, selanjutnya Islam berkembang secara turun temurun.

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 4

Page 5: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

Para ulama mempunyai hubungan dekat dengan raja bahkan beberapa diantaranya menjadi penasehat. Sebagai penghormatan, setelah seorang ulama wafat jasadnya dimakamkan di dekat makam raja atau keluarganya.

3. Melalui Jalur Pengajaran/Pendidikan

Masuknya Islam di Indonesia melalui jalur pengajaran, yaitu pesantren. Pengajaran Islam yang dilaksanakan di kalangan keluarga bangsawan pada umumnya dilakukan secara privat, artinya diikuti secara khusus oleh keluarga bangsawan tersebut dengan mullah sebagai pengajar. Sedangkan pengajaran untuk kalangan rakyat umumnya berlangsung di masjid. Pengajaran di masjid ini semakin banyak diikuti oleh para muallaf, hal ini mendorong para kiai dan ulama semakin serius menyelenggarakan pendidikan Islam.

Agar proses pendidikan berjalan dengan baik mereka mulai mendirikan lembaga pendidikan berupa pesantren, sedangkan muridnya disebut santri. Setelah menyelesaikan pendidikannya para santri kembali ke daerah masing-masing ataupun dikirim ke daerah baru untuk menyebarkan Islam. Contohnya pesantren Raden Rahmat di Ampel Denta (Surabaya) dan pesantren Sunan Giri di Giri (Gresik). Tamatan pesantren Giri banyak yang dikirim ke Maluku untuk menyebarkan Islam.

Berdasarkan akar sejarah, pesantren di Jawa menjadi tujuan belajar para santri dari luar daerah. Setelah tamat, merekapun kembali ke daerah asalnya untuk melanjutkan Islamisasi, dan banyak di antaranya yang kemudian mendirikan pesantren sendiri.

4. Melalui Jalur kesenian

Sebagian para muballigh menyebarkan Islam melalui jalur kesenian oleh karena mereka melihat masyarakat setempat menggandrungi kesenian, misalnya wayang. Sunan Kalijaga dikenal sebagai muballigh yang mahir memainkan wayang purwa (wayang kulit). Pagelaran wayang dilaksanakan di beranda masjid. Di depan masjid sengaja dibuat kolam yang dangkal, tujuannya agar orang yang akan menonton wayang membersihkan kakinya terlebih dahulu. Cerita-cerita pewayangan diambil dari Kitab Mahabharata dan Ramayana, namun oleh Sunan diubah dengan cerita yang bernuansa Islam demikian dengan tokoh-tokoh wayangnya. Sunan tidak meminta upah, para penonton hanya diminta mengucapkan dua kalimah syahadat setelah selesai pertunjukan. Kesenian lain yang digunakan sebagai sarana Islamisasi adalah sastra (hikayat, babad), seni bangunan dan seni ukir.

C. Kerajaan Islam di NusantaraTumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam terjadi melalui beberapa cara, pertama karena adanya

raja atau bangsawan yang memeluk Islam yang kemudian mengubah kerajaaannya menjadi kerajaan Islam, contohnya Gowa - Tallo; kedua kerajaan yang sudah ada dalam keadaan lemah sehingga menjadi peluang bagi penguasa daerah pesisir untuk mendirikan kerajaan, misalnya kerajaan Demak; ketiga karena pemeluk Islam di suatu daerah semakin banyak dan kuat sehingga membutuhkan pimpinan, misalnya kerajaan Samudra Pasai.

Tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia berlangsung mulai abad ke-11 M sehingga sampai abad ke-18 setidaknya terdapat 17 kerajaan.

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 5

Page 6: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

1. Kerajaan Islam di Sumatera

Islamisasi pesisir Sumatera sudah dimulai sejak abad ke -7 M. Karena jumlah penganut Muslim semakin bertambah, timbullah kerajaan-kerajaan Islam (abad ke-13) seperti Samudera Pasai dan Aceh Darussalam.

a. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Islam Sumadera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Didirikan pada pertengahan abad 13 (1270-1275, oleh Meurah Silu yang bergelar Sultan Malik as-Shaleh wafat 696H(1297M). Kesultanan ini merupakan gabungan dari dua kerajaan yaitu Kerajaan Samudera dan Kerajaan Pasai. Penggabungan dua kerajaan itu dilakukan oleh Meurah Silu (Marah Silu). Kerajaan Samadera Pasai terletak di Pesisir Timur Aceh tepatnya di Lhokseumawe atau Aceh Utara, yang berbatasan dengan Selat Malaka.

Sultan-sultan yang memerintah kerajaan Samudra Pasai:

− Sultan Malik as-Shaleh (wafat 696H/ 1297M).− Sultan Muhammad Malik az-Zahir (1297-1326 M) − Sultan Mahmud az-Zahir (lk.1346-1383)− Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir (1383-1405M)− Sultanah Nahrisyah (1405-1412M)− Abu Zaid Malik az-Zahir (1412-?)− Mahmud Mal8ik az-Zahir (1513-1524M)

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 6

Page 7: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

zSamudera Pasai beribukota di daerah Muara Sungai Peusangan (Aceh timur laut), merupakan salah satu mata rantai perdagangan Arab, India dan Cina. Basis perekonomiannya adalah perdagangan dan pelayaran dengan dirham sebagai mata uangnya. Kerajaan ini pernah disinggahi oleh Ibnu Batutah, pengembara Muslim asal Maroko pada tahun 1345 M.

Tahun 1521 kerajaan ini ditaklukkan Portugis, kemudian tahun 1524 direbut dan dijadikan wilayah oleh kerajaan Aceh Darussalam.

b. Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan Islam Aceh Darussalam berdiri pada abad ke-15 M. Pendirinya dan raja pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530M). Kerajaan Aceh merupakan penyatuan dari dua kerajaan kecil, yaitu Lamuri dan Aceh Dar al-Kamal.

Letak Secara Geografis, Kerajaan Aceh terletak di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka.

Sultan-sultan yang memerintah kerajaan Aceh Darussalam:

a. Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530 M).

Pada masa pemerintahannya, Aceh berhasil memperluas kekuasaannya dengan menyatukan kerajaan-kerajaan di sekitarnya, seperti Kesultanan Samudera Pasai, Perlak, Lamuri, Benua Temiang, dan Indera Jaya. Kesultanan Pedir yang menguasainya pun dapat ditaklukkan meskipun Pedir bersekutu dengan Bangsa Portugis.

b. Sultan Salahuddin (1528-1537 M) dan Sultan Alauddin Syah (1537-1568 M).

Setelah Sultan Ali Mughayat Syah meninggal dunia, beliau digantikan oleh puteranya yang bernama Sultan Salahuddin (1528-1537 M). Pemerintahan Salahuddin amat lemah dan bahkan selalu memberikan peluang kerja sama kepada Portugis. Akibatnya, Salahuddin dijatuhkan oleh saudara kandungnya sendiri, Raja Ali. Raja Ali naik tahta Kesultanan Aceh Darussalam dengan nama Sultan Alauddin Syah (1537-1568 M). Dalam masa pemerintahannya, Kesultanan Aceh terus berusaha mengusir Portugis yang selalu berkeinginan menguasai wilayahnya. Aceh cukup berani menyerang Johor yang bersekutu dengan Bangsa Portugis. Sultan Johor pun dapat ditawan, tetapi Johor masih tetap berdiri sebagai sebuah kerajaan. Usaha membangun kebesaran Aceh lainnya adalah menjalin sebuah hubungan dengan Kesultanan Turki-Ottoman, Kesultanan Persia, India, dan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Aceh pun terus mengembangkan dakwah Islamnya di negeri sendiri dan ke tempat lain.

c. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)

Kesultanan Aceh Darussalam mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Sultan sangat memperhatikan pula kegiatan keagamaan, seperti membangun Masjid Raya Baiturrahman. Suasana

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 7

Page 8: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh yang bernuansa Islam telah melahirkan sebuah julukan bagi Aceh itu sendiri, yakni Serambi Mekah.

wilayah Aceh semakin luas, yaitu membentang dari pesisir barat Sumatera sampai Bengkulen, pesisir timur Sumatera sampai Siak, Johor, Pahang, dan Patani

d. Sultan Iskandar Tsani (1636-1641 M).

Pada saat itu Aceh masih dapat mempertahankan kebesarannya. Setelah Iskandar Thani meninggal dunia yang bersamaan waktunya dengan jatuhnya Malaka ke tangan VOC, Aceh mulai mengalami masa-masa kemunduran. Di bawah kekuasaan Sultan Safiatuddin (1641-1675 M) banyak daerah yang melepaskan diri dari Aceh, karena Bangsa Belanda berhasil mempraktikkan politik Devide et Impera.

2. Kerajaan Islam di Jawa

a. Kerajaan Demak

Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa setelah jatuhnya Kerajaan Hindu Majapahit.

Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro, terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.

Raja-raja yang memerintah Kerajaan Demak, anta lain: − Raden Patah − Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor), − Sultan Trenggono (Sultan Ahmad Abdul ’Arifin) tahun 1524 – 1546, − Sunan Prawoto.

Demak berkembang sebagai kerajaan besar di pulau Jawa, dengan rajanya yang pertama Raden Patah. Ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah (1500 – 1518).Pada masa pemerintahannya Demak memiliki peranan yang penting dalam rangka penyebaran agama Islam khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peranan Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.

Masa keemasan Demak berlangsung pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Pada masa ini Islam sudah tersebar ke seluruh Jawa dan Kalimantan Selatan. Ditandai pula dengan beberapa penaklukan seperti Sunda Kelapa, Majapahit dan Tuban (1527), Madiun (1529), Blora (1530), Surabaya (1531), Pasuruan (1535) dan beberapa daerah lain.

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 8

Page 9: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

Kerajaan Demak berakhir karena pemberontakan beberapa adipati di sekitar Demak. Pemerintahan Demak dilanjutkan oleh kerajaan Pajang di daerah Kartasura.

Kehadiran Portugis di Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka, yang dipimpin oleh Adipati Unus atau terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor

b. Kerajaan Islam Pajang

Kesultanan Pajang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Islam Demak, Sultan pertamanya ialah Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging.

Ia adalah menantu Sultan Trenggana yang diberi kekuasaan di Pajang. Setelah ia mengambil alih kekuasaan dari tangan Arya Panangsang tahun 1546M seluruh kebesaran kerajaan dipindahkan ke Pajang, dan ia diberi gelar Sultan Adiwijaya.

Penguasa Pajang sepeninggal Sultan Adiwijaya adalah Aria Pangiri dan Pangeran Benawa.

Puncak kejayaan Pajang dicapai pada masa Sultan Adiwijaya diantaranya mengenalkan kesusastraan dan kesenian keraton Demak ke masyarakat Pajang di pedalaman dan berhasil menaklukan Blora (1554) dan Kediri (1577). Hubungan dengan kerajaan lain pada masa ini umumnya berlangsung baik.

Sepeninggal Sultan Adiwijaya, Pajang diliputi dengan intrik dan perebutan kekuasaan serta di bawah pengaruh Mataram. Riwayat Pajang berakhir tahun 1618 karena memberontak terhadap Mataram dan berhasil dihancurkan Mataram.

c. Kerajaan Islam Mataram

Kerajaan Islam Mataram didirikan oleh Senopati atau Sutawijaya, putra Ki Gede Pamanahan (komandan dan pasukan pengawal panembahan Adiwijaya (Joko Tingkir) pada 1582M. Ia meninggal tahun 1601M. Selanjutnya diganti Mas Jolang dengan gelar panembahan Sedo Ing Krapyak yang memerintah tahun. 1601-1613M.

Ia berusaha menyatukan Mataram yang diganggu pemberontak. Tahun 1613, ia meninggal dan digantikan Adipati Martapura, tidak lama kemudian diganti Mas Rangsang (Sultan Agung saudaranya) Tahun 1631-1645. Pada tahun 1646 Sultan Agung meninggal dan digantikan putranya Amangkurat I (1646-1677 M)

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 9

Page 10: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

Pada masa Sultan Agung (wafat 1646), Mataram sudah menguasai seluruh Jawa Timur (1636). Pada masa ini pula Belanda mulai masuk ke Jawa dan mendirikan VOC (Verinidge Oost Indische Compagnie, persekutuan dagang Belanda). Sultan Agung tidak suka dengan maksud kedatangan Belanda, oleh karena itu antara keduanya sering terjadi peperangan. Antara tahun 1625 – 1629 Sultan Agung menyerang Batavia yang berakhir dengan kekalahannya. Karya besar Sultan Agung lainnya adalah mengubah penanggalan Saka dengan penanggalan Jawa – Islam pada tahun 1633. Sepeninggal Sultan Agung, Mataram diperintah oleh Amangkurat I.

Masa pemerintahan Amangkurat I diwarnai berbagai konflik, musuh politik Amangkurat I adalah kalangan yang didukung oleh para ulama. Oleh karena itu masa pemerintahannya dinodai dengan penumpasan sekitar 5.000 ulama pada tahun 1647 M. Disamping itu campur tangan Belanda semakin kuat sehingga wilayah Mataran semakin menyempit.

Berdasarkan Perjanjian Giyanti (1755) Mataram dipecah menjadi dua yaitu Mataram Surakarta (Kasunanan) dan Mataram Yogyakarta (Kesultanan). Kemudian muncul lagi pecahan Mataram berikutnya yaitu Mangkunegaran dan Pakualaman.

Kerajaan Mataram Islam mempunyai andil besar dalam pengembangan Islam di Jawa. Selain perluasan Islam ke daerah-daerah lain upaya lain untuk memajukan Islam dilaksanakan melalui pendirian masjid, penerjemahan naskah Arab ke bahasa Jawa dan pendirian pesantren.

d. Kesultanan Cirebon

Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Daerah Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah (1448 -1568 M).

Karena kedudukannya sebagai Walisongo, ia mendapat penghormatan dari raja-raja di Jawa seperti seperti Demak dan Pajang. Setelah Cirebon resmi berdiri, Sunan Gunung Jati berusaha meruntuhkan Pajajaran yang masih belum menganut ajaran Islam.

Dari Cirebon Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam ke daerah lain di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.

Setelah Sunan Gunung Jati wafat, ia digantikan oleh cicitnya yang bergelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Panembahan Ratu wafat tahun 1650M dan digantikan oleh putranya yang bernama Panembahan Girilaya. Sepeninggalnya, kesultanan Cirebon diperintah oleh dua orang putranya, yaitu Martawijaya atau Panembahan Sepuh dan Kartawijaya atau Panembahan Anom. Panembahan sepuh memimpin kesultanan Kasepuhan yang bergelar Syamsudin, sedangkan panembahan Anon memimpin Kesultanan Kanoman yang bergelar Badruddin.

e. Kesultanan Banten

Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah.

Fatahillah adalah menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah adalah salah seorang wali yang diberi kekuasaan oleh Kerajaan Demak untuk memerintah di Cirebon

Setelah menguasai Banten, Sunan Gunung Jati segera meletakkan dasar bagi pengembangan agama dan perdagangan (1524-1525 M), selanjutnya beliau kembali ke Cirebon. Kekuasaan di Banten diserahkan kepada anaknya, Sultan Hasanuddin.

Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin 1552-1570 M, Islam disebarkan ke daerah Lampung dia menjalin hubungan persahabatan dengan Sultan Aceh yang berkuasa di Indrapura. Selanjutnya selain Islam di Lampung juga disebarkan di Bengkulu, disana didirikan masjid dan lembaga pendidikan.

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 10

Page 11: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

Maulana Yusuf Panembahan Pangkalan Gede, memerintah antara tahun 1570-1580. selama masa pemerintahannya, ia mendirikan Masjid Agung Banten, membuat perbentengan yang kuat, memperluas perkampungan dan pesawahan, serta mengusahakan irigasi dan bendungan-bendungan. Pada tahun 1579 M, ia berhasil menaklukan Raja Pakuan, benteng terakhir Hindu Jawa Barat.

Sultan Hasanuddin menjadi raja pertama. Raja-raja Banten sepeninggalnya adalah Maulana Yusuf, Sultan Muhammad, Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir, dan Sultan Abdulfath Abdulfath.

3. Kerajaan Islam di Sulawesi

Di Sulawesi Selatan pada abad 16 terdapat beberapa kerajaan di antaranya Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo dan Sidenreng. Untuk mengetahui letak kerajaan-kerajaan tersebut, silahkan Anda amati peta ini.

Kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makasar. Makasar (sekarang:Ujung Pandang) adalah ibukota kerajaan Gowa.

Raja-raja yang terkenal

1. Sultan Alaudin (1593 – 1639M) Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam

Kerajaan ini adalah negara maritim yang terkenal dengan perahu-perahu layarnya dengan jenis Pinisi dan lImbo. Pada masa Sultan Alaudin berkuasa, Islam mengalami perkembangan pesat yang daerah kekuasaannya hampir mencakup seluruh daerah Sulawesi.

2. Muhammad Said (1639-1653 M) putra Sultan Alaudin.

Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Malekul Said

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 11

Page 12: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

3. Sultan Hasanudin (1653 – 1669)

Pada masa pemerintahannya Kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makasar. Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat.

Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Robandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama Islam.

3. Kerajaan Islam di Maluku

- Kerajaan Ternate – Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di kepulauan Maluku. Maluku adalah kepualuan yang terletak di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Irian. Jumlah pulaunya ratusan dan merupakan pulau yang bergunung-gunung serta keadaan tanahnya subur

• Kerajaan Ternate merupakan kerajaan Islam di timur yang berdiri pada abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin (1486-1500). Zainal Abidin adalah murid dari Sunan Giri di Kerajaan Demak.

• Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan Mansur sebagai raja.

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 12

Page 13: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

UJI PEMAHAMAN KOMPETENSI

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d pada jawaban yang paling tepat !

1.Islam masuk ke Indonesia pada abad ….a. 10 Mb. 11 Mc. 12 Md. 13 M

2.Ajaran Islam masuk ke Indonesia dibawa pedagang, kecuali ….a. Indiab. Arabc. Gujaratd. Eropa

3.Yang bukan merupakan cara penyebaran Islam di Indonesia adalah ….a.perkawinanb.penataranc.keseniad.perdagangane.

4.Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam dengan cara gamelan adalah ….a.Sunan Gunung Djatib.Sunan Giric.Sunan Kudusd.Sunan Drajat

5.Kerajaan Islam pertama di Nusantara adalah ….a.Demakb.Majapahitc.Samudra Pasaid.Padang

6. Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa adalah ....a.Pajangb.Demakc.Bantend.Mataram

7. Pendiri kerajaan Samudra Pasai adalah ....a. Malik al Saleh b.Muhammad Malik al Zahirc. Mahmud Malik al Zahird. Manshur Malik al Zahir

8. Pendiri kerajaan Islam Mataram adalah ....a.Ki Gede Pemanahanb.Panembahan Senapati Ing Alagac.Panembahan Seda Ing Krapyakd.Sultan Agung, dan Amangkurat I.

9. Tradisi sekaten diadakan untuk memperingati Maulid Nabi yang dilaksanakan di Kota ....a.Solob.Semarangc.Demakd.Surabaya

10. Tradisi Dugderan yang dilaksanakan di Kota Semarang bertujuan untuk menyambut datangnya bulan .....a. Muharam

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 13

Page 14: mgmppaismpwaykanan.files.wordpress.com  · Web viewUntuk itu dia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. ... memiliki berbagai ilmu ... dasar bagi pengembangan

b. Syawalc. Ramadhand. Maulud

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!1. Sebutkan dan jelaskan cara penyebaran

Islam di Indonesia!2. Sebutkan 3 kerajaan Islam di Pulau Sulawesi!3. Sebutkan seni dan tradisi Islam yang masih

ada sampai sekarang!4. Mengapa cara dakwah walisongo bisa

diterima oleh masyarakat di Pulau Jawa?5. Siapakah orang yang berjasa membawa

ajaran Islam sampai di Indonesia?

Sumber Bacaan:

Marwati Djoened Poesponegoro:Nugroho Noto Susanto, Sejarah Nasional Indonesia III Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia, cet.2-Edisi Pemutahiran,Jakarta:Balai Pustaka,2008

M. Ahsan, S.Ag dan Basuki, M.S.I, Pendidikan Agama Islam SMP Kelas 9,http://sejarahdinusantara.blogspot.com/2012/06/sejarah-dan-proses-masuknya-islam-ke.htmlhttp://iwak-pithik.blogspot.com/2012/03/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia.htmlhttp://demahluhur.blogspot.com/2012/10/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia.htmlhttp://sugionosejarah.wordpress.com/2012/01/20/kerajaan-samudera-pasai/http://yeninurpratiwi.blogspot.com/2012/10/kerajaan-islam-di-indonesia_1858.htmlhttp://zalovic.wordpress.com/2008/05/31/sejarah-aceh-3/http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/11/kerajaan-demak.htmlhttp://elib.sman1subang.sch.id/gilmu/normatif/sejarah/1_3_masuknya_islam_ke_indonesia/sej107_07.htmhttp://elib.sman1subang.sch.id/gilmu/normatif/sejarah/1_3_masuknya_islam_ke_indonesia/sej107_10.htmhttp://sejarahakademika.blogspot.com/2012/12/kerajaan-ternate-tidore.html

PAI Kelas9 Smt1-smpn3baradatu-2013 14