anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN...

25
PERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal Pengajar: M. Zairul Alam, SH, MH Oleh: NAMA NIM Andi Tanaka NIM. 135010100111013 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG 0

Transcript of anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN...

Page 1: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

PERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA

Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal

Pengajar:

M. Zairul Alam, SH, MH

Oleh:

NAMA NIM

Andi Tanaka NIM. 135010100111013

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

MALANG

2015

0

Page 2: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal adalah salah satu satu sumber pembiayaan perusahaan jangka

panjang. Keberadaan institusi ini bukan hanya sebagai wahana sumber

pembiayaan saja, tetapi juga sebagai sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan

kesempatan memperoleh dan meningkatkan kesejahteraan.1 untuk itu maka

pengawasan dalam kegiatan pasar modal harus menjadi prioritas. Pengawasan di

bidang pasar modal telah diamanatkan oleh Undang-undang No. 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal (UUPM) kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam),

yang kemudian menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(Bapepam-LK) pada awal tahun 2006.

Namun, pada tanggal 27 Oktober 2011 DPR RI mengesahkan Undang-

undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya

disebut dengan UUOJK) yang mengambil alih fungsi pengawasan kegiatan di

pasar modal dari Bapepam-LK ke Otoritas Jasa Keuangan (disingkat OJK).2 OJK

sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 UUOJK adalah suatu lembaga

independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,

tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

terhadap lembaga-lembaga Jasa Keuangan, yang mencakup: lembaga yang

melaksanakan kegiatan di sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana

Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya. Dengan

demikian, setelah berlakunya undang-undang ini maka kedudukan Bapepam-LK

yang memiliki fungsi dan tugas pengaturan serta wewenang pengawasan terhadap

kegiatan di bidang pasar modal berada pada masa transisi pengambilalihan oleh

OJK.

1 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Kencana kerjasama dengan Kajian Pasar Modal & Keuangan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2014, hlm. 27.2 Diana Wiyanti, dkk, Pemeriksaan Tindak Pidana di Bidang Pasar Modal dalam Rangka Melaksanakan Fungsi Pengawasan Pasca Lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora Vol. 4 No. 1 Tahun 2014, Unisba Bandung, 2014, hlm. 108

1

Page 3: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

Lembaga pengawasan di bidang pasar modal tidak hanya terdapat di

Indonesia. Bahkan di beberapa negara lain di dunia menggunakan model yang

memisahkan badan pengawasan dalam bentuk lembaga independen tersebut

adalah United Kingdom atau Inggris yang memiliki The Financial Conduct

Authority (FCA), Singapura yang memiliki Monetery Authority of Singapore

(MAS), Amerika Serikat yang memiliki The Federal Reserve (The Fed), dan

Australia yang memiliki badan The Australia Prudential Regulatory Authority

(APRA)3.

Di Singapura, terdapat The Monetary Authority of Singapore (MAS)

sebagai lembaga pengawas keuangan independen yang mencakup dalam

pengawasan di sektor pasar modal. Dalam makalah ini akan membahas tentang

perbandingan lembaga pengawas yang mengawasi pasar modal yang berada di

Indonesia dan lembaga independen sebagai pengawas keuangan terutama di

bidang pasar modal, yaitu lembaga The Monetary Authority of Singapore (MAS)

di negara Singapura.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah terbentuknya lembaga Otoritas Jasa Keuangan dan The

Monetary Authority of Singapore?

2. Apa sajakah jenis-jenis pelanggaran hukum sektor pasar modal di

Indonesia dan di Singapura?

3. Bagaimanakah penyelesaian hukum kasus pelanggaran di sektor pasar

modal di Indonesia dan Singapura?

BAB II

3 Rudy Hendra Pakpahan, 2012, Akibat Hukum DIbentuknya Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pengawasan Lembaga Keuangan di Indonesia, hlm. 3-4

2

Page 4: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

PEMBAHASAN

2.1 Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan The Monetary

Authority of Singapore (MAS)

Terbentuknya Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dilahirkan melalui

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Sebelum

terbentunya OJK, pengawasan lembaga keuangan (bank, pasar modal dan

asuransi) dilakukan oleh dua lembaga yang berbeda yaitu Bank Indonesia (BI) dan

Kementerian Keuangan melalui Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) namun

pada prakteknya BI dan Bapepam dalam melakukan pengawasan tersebut belum

optimal. Hal ini dikarenakan kewenangan yang dimiliki Bank Indonesia begitu

banyak sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun

1999 tentang Bank Indonesia,4 dimana Bank Indonesia memiliki kewenangan

membuat peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau

kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan

mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Selanjutnya, Bank Indonesia dalam kewenangannya di

bidang perizinan selain memberikan dan mencabut izin usaha suatu bank, juga

dapat memberikan izin pembukuan, penutupan dan pemindahan kantor,

memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan suatu bank, serta

memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha

tertentu.

Kemudian, Bapepam5 dalam melakukan pengawasan pasar modal dan

asuransi bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar

modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di

bidang lembaga keuangan. Bapepam juga menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan

4 Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia kemudian diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. 5 Lihat dalam Pasal 3-5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

3

Page 5: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

perusahaan bagi emiten6 dan perusahaan publik, perumusan standar, norma,

pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga keuangan, dan bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan.7

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

sebagai dasar hukum pembentukan Lembaga Otoritas Jasa Keuangan pada

dasarnya memuat ketentuan tentang organisasi dan tata kelola (governance) dari

lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa

keuangan. Sedangkan ketentuan mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan,

cakupan dan batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan, kualifikasi dan kriteria

lembaga jasa keuangan, tingkat kesehatan dan pengaturan prudensial serta

ketentuan tentang jasa penunjang sektor jasa keuangan dan lain sebagainya yang

menyangkut transaksi jasa keuangan diatur dalam undang-undang sektoral

tersendiri, yaitu Undang-undang Perbankan, Pasar Modal, Usaha Perasuransian,

Dana Pensiun, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan sektor

jasa keuangan lainnya.

Adapun hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya Undang-Undang Nomor

21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, yaitu8:

1. Sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan

fungsi intermediasi bagi berbagai kegiatan produktif di dalam

perekonomian nasional merupakan salah satu komponen penting dalam

sistem perekonomian nasional.

2. Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya

kemajuan di bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah

menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan saling

terkait antar-subsektor keuangan baik dalam hal produk maupun

kelembagaan.

6 Emiten adalah Pihak yang melakukan penawaran umum, Lihat dalam Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.7 Andika Hendra Mustaqim, Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Solusi Sistem Ekonomi Nasional, Jurnal Perspektif, Vol. VIII No. 1 Maret 2010, hlm. 70.8 http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/05/03/sedikit-menilik-otoritas-jasa-keuangan-menurut-uu-no-21-tentang-otoritas-jasa-keuangan/, diakses tanggal 6 Januari 2016.

4

Page 6: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

3. Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di

berbagai subsektor keuangan (konglomerasi) telah menambah

kompleksitas transaksi dan interaksi antarlembaga jasa keuangan di dalam

sistem keuangan

4. Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang

meliputi tindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan

konsumen jasa keuangan, dan terganggunya stabilitas sistem keuangan.

Sedangkan, MAS memiliki tugas dalam menetapkan perizinan dan

pengawasan bank, lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, serta perdagangan

valas.9 MAS didirikan pada tahun 1971 untuk mengawasi fungsi-fungsi keuangan

terkait dengan perbankan dan keuangan. Sebelum pembentukan, fungsi keuangan

dilakukan oleh lembaga dan departemen pemerintah.

Dalam menjalankan perannya sebagai otoritas moneter, MAS menjalankan

fungsi sebagai berikut:10

1. Bertindak sebagai Bank Sentral Singapura termasuk mengeluarkan

kebijakan moneter, mencetak mata uang, mengawasi system

pembayaran dan sebagai banker pemerintah;

2. Melakukan supervisi terhadap jasa keuangan dan kestabilan

keuangan;

3. Mengatur cadangan mata uang asing di singapura;

4. Mengembangkan singapura sebagai pusat keuangan internasional.

Sebagai negara berkembang Singapura, klaim dari perbankan semakin

kompleks dan lingkungan keuangan mengharuskan perampingan fungsi untuk

memudahkan pengembangan kebijakan yang lebih dinamis dan koheren tentang

hal-hal keuangan. Oleh karena itu pada tahun 1970, parlemen Singapura melewati

hukum Otoritas Moneter Singapura yang mengarah pada pembentukan MAS pada

1 Januari 1971. Pada April 1977, Pemerintah memutuskan untuk membawa

keseimbangan industri asuransi di bawah sayap MAS dan pada September 1984

fungsi regulasi bawah Securities Industry Act (1973) juga dipindahkan ke MAS.

9 http://www.mas.gov.sg/About-MAS.aspx diakses pada tanggal 6 Januari 2016. 10 Pasal 4 ayat (1) Monetary Authority of Singapore Act Chapter 186.

5

Page 7: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

2.1 Jenis Pelanggaran Hukum Sektor Pasar Modal di Indonesia dan

Singapura

Dalam peraturan perundangan di Indonesia, telah diatur secara rinci

tentang perbuatan yang dianggap sebagai pelanggaran hukum di sektor pasar

modal. Pengaturan ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995

Tentang Pasar Modal. Dalam Undang-undang tentang OJK juga telah

dicantumkan tentang wewenang OJK dalam melakukan fungsi pengawasan dan

pengaturan.

Jenis-jenis perbuatan yang dianggap sebagai perbuatan melanggar hukum

di bidang pasar modal sesuai dengan undang-undang tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Penipuan (pasal 90)

Pengaturan berkaitan dengan penipuan dapat dilihat pada Pasal 90 huruf c

UUPM. Dalam Pasal 378 KUHP disebutkan bahwa penipuan adalah tindakan

untuk menguntungkan diri sendiri dan atau orang lain dengan cara Melawan

hukum; Memakai nama palsu atau martabat palsu; Tipu muslihat; Rangkaian

kebohongan; Membujuk orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya

atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang. Penipuan sebagaimana

yang dimaksud oleh Pasal 90 sebenarnya dapat dianggap sama seperti penipuan

dalam tindak pidana umum, karena kejahatan mengenai efek ini telah diatur dalam

ketentuan-ketentuan KUHP (Ps. 378,380,391, dan 392). Akan tetapi karena

penipuan di pasar modal lebih mempunyai potensi untuk menimbulkan kekacauan

ekonomi secara luas dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadapa

perekonomian suatu negara maka UUPM memperlakukannya secara khusus

antara lain dengan ancaman hukum yang lebih tinggi terhadap jenis kejahatan ini.

Penipuan di pasar modal ini, sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan

UUPM, dapat meliputi penipuan yaag dilakukan melalui kegiatan perdagangan

efek di bursa, yakni meliputi efek yang tercatat di bursa maupun efek yang

diperdagangkan di luar bursa. Ketentuan terakhir ini tentunya dimaksudkan untuk

mengantisipasi perkembangan di masa depan di mana ada kemungkinan ada juga

efek yang diperdagangkan di luar bursa.

6

Page 8: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

2. Gambaran Semu (pasal 91)

Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek.

3. Manipulasi Pasar (pasal 92)

Setiap Pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Pihak lain, dilarang melakukan 2 (dua) transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan Efek.

Manipulasi pasar adalah The illegal buying or selling of security to create

the false impression that active trading exist in an effort to convince other people

to buy more share or sell the ones they own. Manipulation is done to influence

prices so the person doing manipulating can achieve a more advantage market11.

Dalam UUPM manipulasi pasar diatur dalam Ps. 91 UUPM12, yang mana

kegiatan ini dapat dilakukan oleh anggota bursa dengan cara melakukan transaksi

efek tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan pemilikan atas efek tersebut

(wash sales) atau melakukan penawaran (jual atau beli) efek pada harga tertentu,

dimana pembeli atau penjual ini juga telah bersekongkol dengan lawan (jual atau

belinya) tersebut untuk melakukan penawaran jual atau penawaran beli pada harga

yang kurang lebih sama. Tindakan memanipulasi harga dan manipulasi pasar

merupakan suatu tindakan yang dilarang13 karena, masyarakat pemodal sangat

memerlukan informasi mengenai kegiatan perdagangan keadaan pasar, atau harga

efek di Bursa Efek yang tercermin dari kekuatan penawaran jual dan penawaran

beli efek sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi dalam efek dan

bukan merupakan sesuatau yang dibuat-buat sehingga pasar dan harga yang

tercermin bukan merupakan keadan yang sebenarnya. Untuk itu, tindakan yang

11 M. Irsan Nasarudin, dkk. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2004, hlm. 26312 Pasal 91 UUPM menyebutkan bahwa: ““setiap pihak yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau meyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di Bursa Efek”.13 Lihat ketentuan Pasal 91 dan penjelasannya.

7

Page 9: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

dapat menciptakan gambaran semu mengenai kegiatan perdagangan, keadaan

pasar atau harga efek dilarang dilakukan14.

Selanjutnya Ps. 92 UUPM15 juga melarang adanya manipulasi harga (price

manipulation) dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual

atau menahan efek. Tindakan memanipulasi harga ini biasanya dilakukan dengan

persetujuan bersama (persekongkolan) oleh beberapa anggota bursa (pialang

efek). Anggota bursa ini akan membeli pada harga yang lebih rendah dan

kemudian menjualnya pada harga yang lebih tinggi. Permintaan beli dan

penawaran jual yang terjadi tidaklah merupakan cerminan dari kekuatan pasar

yang sebenarnya pada saat itu. Hal mana terdapat pengecualian untuk hal tersebut,

yakni stabiilisasi. Untuk ini Ketua Bapepam dalam Keputusannya No.

Kep-88/PM/1996 tentang stabilitas harga menyatakan bahwa penjamin emisi efek

atau perantara pedagang efek yang berperan dalam penawatan umum,

diperkenankan selama masa penawaran umum untuk membeli atau menjual efek

dengan tujuan mempertahankan harga pasar efek yang bersangkutan pada bursa.

Stabilisasi ini dilakukan pada hari-hari pertama suatu efek pertama kali

diperdagangkan di bursa (setelah saham hasil penawaran umum tercatat di bursa) 16.

4. Informasi Menyesatkan (pasal 93)

Setiap Pihak dilarang, dengan cara apa pun, membuat pernyataan

atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau

menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek

apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan :

(a) Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya

mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara

material tidak benar atau menyesatkan atau

14 Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasa Perdagangan di Bursa, Jurnal Hukum dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 1998, Hlm. 15. 15 Pasal 92: “Setiap Pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Pihak lain, dilarang melakukan 2 (dua) transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik, atau menahan efek. “16 Ibid, hlm. 16.

8

Page 10: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

(b) Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam

menentukan kebenaran material dari pernyataan atau

keterangan tersebut.

5. Perdagangan Orang Dalam (pasal 95-99)

Dari beberapa kejahatan yang dilakukan di bursa perdagangan oleh orang

dalam (insider trading) adalah yang paling terkenal. Hal ini mungkin karena

orang yang mengetahui informasi orang dalam dalam mempergunakannya dalam

perdagangan sering dianggap “jenius” dalam perdagangan (karena setiap transaksi

yang dilakukannya) membawa keuntungan besar). Perdagangan orang dalam juga

yang membedakan kejahatan yang dilakukan di bursa dan kejahatan (tindak

pidana) umum lainnya, karena kalau tindak pidana umum lainnya maka

perdagangan orang dalam hanyalah ada dan merupakan ciri khas pasar modal.

Larangan perdagangan oleh orang dalam sebagaimana dikatakan di atas,

pada dasarnya adalah agar informasi yang keluar dari perusahaan dapat sampai

kepada semua orang (pemodal) secara merata terlebih dahulu sehingga tidak ada

satu pihak pun yang diuntungkan, baik karena hubungan yang bersangkutan

dengan perusahaan maupun karena yang bersangkutan memperoleh secara

melawan hukum, dengen mengingat bahwa informasi di bursa merupakan

komoditi penting yang membuat orang memutuskan melakukan atau tidak

melakukan investasi. Sehingga itu orang-orang yang dianggap mempunyai

hubungan khusus dengan perusahaan (emiten) dilarang untuk melakukan transaksi

dengan mempergunakan informasi orang dalam. Dengan demikian tidak

seorangpun akan diuntungkan terutama apabila yang bersangkutan mempunyai

akses terhadap17 manajemen perusahaan.

Larangan pedagangan oleh orang dalam ini mulai diintrodusir dengan

diberlakukannya Keputusan Menteri keuangan nomor 1548/KMK/013/1990

tentang Pasar Modal sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 284/KMK.010/1995, yang kemudian diperkuat dengan diberlakukannya

UUPM. Ketentuan mengenai perdagangan irang dalam ini ditentukan dalam Pasal

95-99 UUPM. Dengan ketentuan 95 b maka pihak tertentu di luar perusahaan

17 Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasa Perdagangan di Bursa, Jurnal Hukum dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 1998, hlm 57.

9

Page 11: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

publik atau emiten, misalnya rekanan dari perusahaan publik atau emitenpun

dikenakan larangan ini. Ketentuan ini memperluas ketentuan mengenai orang

dalam sehingga menetapkan juga orang yang sama sekali tidak pernah

mempunyai ikatan kepegawaian.18

Ketentuan selanjutnya dari UUPM ini (Pasal 96-98) memperluas

jangkauan dari Pasal 95 baik terhadap orang dalam yang

mendorong/mempengaruhi orang lain atau memberikan informasi orang dalam

kepada pihak lain (Ps. 96), atau “orang luar” yang berusaha untuk memperoleh

informasi orang dalam tersebut secara melawan hukum (Ps. 97) serta juga

terhadap perusahaa efek/anggota bursa (Ps. 98).

Ketentuan tentang manipulasi harga dan “insider trading” kelihatannya

juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya transaksi oleh perusahaan publik

terhadap efek sendiri19. Sebagaimana dinyatakan “Insider Trading “ merupakan

masalah yang berhubungan dengan kegiatan transaksi efek, maka tindak pidana

ini dilakukan dalam rangkan perdagangan efek dan dimulali ketika seseorang

mengetahui adanya informasi yang secara material penting dan mempengaruhi

harga efek. Dalam kenyataan sehari-hari praktek perdagangan orang dalam ini

dilakukan mulai dengan cara sederhana sampai pada cara yang sangat canggih,

dan informasi yang didapat melalui orang dalam ini umumnya juga dapat

dilakukan dengan cara yang sederhana.

Hal yang sangat menarik mengenai “perdagangan orang dalam20” dalam

hukum kita adalah tidak dicantumkannya unsur “mendapatkan/meperoleh 18 Lihat Penjelasan pasal 95 huruf b UU 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Sebagai contoh perbuatan melawan hukum yang dilakukan dalam rangka memperoleh informasi lihat penjelasa pasal 7 ayat (1) UU 8 tahun 1995. 19 Hamud M. Balfas, Op.,CIt, hal 58 20 Penjelasan pasal 95 UUPM, Yang dimaksud dengan “orang dalam” dalam Pasal ini adalah :

a. komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik;b. pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik;c. orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan

usahanya dengan Emiten atau Perusahaan Publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam; atau

d. Pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, atau huruf c di atas.

Yang dimaksud dengan “kedudukan” dalam penjelasan huruf c ini adalah jabatan pada lembaga, institusi, atau badan pemerintah. Yang dimaksud dengan “hubungan usaha” dalam penjelasan huruf c ini adalah hubungan kerja atau kemitraan dalam kegiatan usaha, antara lain hubungan nasabah, pemasok, kontraktor, pelanggan, dan kreditur. Yang dimaksud dengan “informasi orang dalam” dalam penjelasan huruf c adalah

10

Page 12: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

keuntungan” dari transaksi dengan mempergunakan informasi orang dalam.

Dengan demikian UUPM memang melarang sama sekali adanya unsur “informasi

orang dalam” ini dalam perdagangan efek di bursa kita tanpa melihat apakah

adanya informasi tersebut memberikan keuntungan atau tidak kepada si pengguna

informasi tersebut. Larangan perdagangan oleh orang dalam ini begitu pentingnya

bahkan punya pesan khusus kepada orang dalam dengan menyatakan bahwa

“orang dalam mempunyai kewajiban untuk berhati-hati dalam menyebarkan

informasi agar informasi tidak disalahgunakan oleh pihak yang menerima

informasi tersebut untuk21 melakukan pembelian atau penjualan atas efek.

Menemukan adanya “insider trading” tidak mudah karena biasanya dengan modus

canggih dan kompleks22, namun indikasi awal dapat dilakukan dengan cara

memantau perkembangan transaksi di Bursa. Bilamana ditemukan kecenderungan

transaksi yang mencolok, seperti kenaikan atau penurunann harga yang luar biasa,

volume dan frekuensi perdagangan yang “istimewa” (karena sebelumnya saham

tersebut tidak aktif), termasuk aktivitas transaksi Anggota Bursa yang luar biasa,

maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian pertama yang dilakukan

adalah dengan melakukan pengecekan terhadap semua informasi resmi yang telah

dipublikasikan, kemudian emiten juga dihubungi untuk memberikan konfirmasi

apakah yang bersangkutan telah memberikan informasi tertentu melalui media

massa atau memang ada keadaan/ kejadian yang telah terjadi atau akan dilakukan

tetapi masih dirahasiakan23.

Sedangkan di Singapura, bentuk dan jenis tindak pidana pasar modal di

Singapura mencakup :Perdagangan palsu dan transaksi pasar yang curang,

pemalsuan pasar obligasi, pernyataan yang salah atau palsu, kegiatan manipulasi

dan penipuan, menyebarkan Informasi mengenai transaksi illegal, perdagangan

palsu, bucketing, pemalsuan harga kontrak dan pemonopolian,dan sebagainya.

Informasi Material yang dimiliki oleh orang dalam yang belum tersedia untuk umum. Sebagai contoh penjelasan huruf d adalah Tuan A berhenti sebagai direktur pada tanggal 1 Januari. Namun demikian Tuan A masih dianggap sebagai sebagai orang dalam sampai dengna tanggal 30 Juni pada tahun yang bersangkutan. 21 Hamud M. Balfas, Op.,Cit, hlm. 6022 M. Irsan Nasarudin, dkk. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2004, hlm. 27023 Ibid, hal 60

11

Page 13: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

Sedangkan dalam peraturan perundangan di Singapura, secara normatif

yang termasuk sebagai perbuatan melanggar hukum dibidang pasar modal

tercantum dalam commercial law chapter 17 yang mengatur tentang Corporate

Finance And Securities Regulation.24 Pengaturan ini terdapat 8 section, yaitu:

Background, Regulatory Authorities, Corporate Fundrising, Securities Regulation,

Fraud, market manipulation and insider trading, Civil and Criminal Liability, and

Regulation Take-over Activity.

Berikut yang merupakan kejahatan pasar modal di Singapura adalah:

1. Perdagangan palsu dan transaksi pasar yang curang;

2. Pemalsuan pasar obligasi;

3. Pernyataan yang salah atau palsu;

4. Kegiatan manipulasi dan penipuan;

5. Menyebarkan Informasi mengenai transaksi illegal;

6. Perdagangan palsu;

7. bucketing;

8. Pemalsuan harga kontrak dan pemonopolian.

2.3 Penyelesaian Hukum Kasus Pelanggaran di Sektor Pasar Modal di

Indonesia dan Singapura

Di Indonesia, dalam penyelesaian pelanggaran yang terjadi di bidang pasar

modal, OJK menerapkan peraturan yang telah tercantum dalam UU Pasar Modal

yaitu dengan memberikan sanksi administratif dan sanksi pidana. Sanksi

administratif diatur dalam pasal 102 UU Pasar Modal jo. Pasal 61 PP 45 Tahun

1995 yaitu mencakup:

1. Peringatan tertulis;

2. Denda, yaitu kewajiban untuk membayarkan sesuatu;

3. Pembatasan kegiatan usaha;

4. Pembekuan kegiatan usaha;

5. Pencabutan izin usaha;

6. Pembatalan persetujuan; dan

24 http://www.singaporelaw.sg/sglaw/laws-of-singapore/commercial-law/chapter-17 diakses pada tanggal 8 Januari 2016.

12

Page 14: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

7. Pembatalan pendaftaran.

Sedangkan sanksi pidana diatur dalam masing-masing pasal yaitu

mencakup:

1. Pasal 103 ayat (1) dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda

paling banyak Rp 5 Milyar

2. Pasal 104 dan pasal 106 ayat (1) dipidana penjara paling lama 10 tahun

dan denda paling banyak Rp 15 Milyar

3. Pasal 106 ayat (2) dan pasal 107 ipidana penjara paling lama 3 tahun

dan denda paling banyak Rp 5 Milyar

MAS sendiri berdasarkan wewenang yang diberikan kewenangan untuk

memberikan sanksi yang berupa:

1. Warning notice (surat peringatan),

2. Fines (denda), dan

3. Enforcement in the civil and criminal courts (penegakan hukum

perdata dan pidana).

13

Page 15: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

BAB III

PENUTUP

31. Kesimpulan

1. Terbentuknya lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dilahirkan melalui

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Sebelum

terbentunya OJK, pengawasan lembaga keuangan (bank, pasar modal dan

asuransi) dilakukan oleh dua lembaga yang berbeda yaitu Bank Indonesia (BI) dan

Kementerian Keuangan melalui Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

Sedangkan MAS didirikan pada tahun 1971 untuk mengawasi fungsi-fungsi

keuangan terkait dengan perbankan dan keuangan. Sebelum pembentukan, fungsi

keuangan dilakukan oleh lembaga dan departemen pemerintah..

2. Jenis-jenis pelanggaran hukum sektor pasar modal di Indonesia adalah berupa

penipuan, gambaran semu, manipulasi pasar, informasi menyesatkan,

perdagangan orang dalam. Sedangkan di Soingapura berupa Perdagangan palsu

dan transaksi pasar yang curang; pemalsuan pasar obligasi; pernyataan yang salah

atau palsu, kegiatan manipulasi dan penipuan, menyebarkan Informasi mengenai

transaksi illegal, perdagangan palsu, bucketing, dan pemalsuan harga kontrak dan

pemonopolian.

3. Di Indonesia, dalam penyelesaian pelanggaran yang terjadi di bidang

pasar modal, OJK menerapkan peraturan yang telah tercantum dalam UU Pasar

Modal yaitu dengan memberikan sanksi administratif dan sanksi pidana. MAS

sendiri berdasarkan wewenang yang diberikan kewenangan untuk memberikan

sanksi yang berupa: Warning notice (surat peringatan), Fines (denda), dan

Enforcement in the civil and criminal courts (penegakan hukum perdata dan

pidana).

14

Page 16: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal dan Buku

Andika Hendra Mustaqim, Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Solusi Sistem

Ekonomi Nasional, Jurnal Perspektif, Vol. VIII No. 1 Maret 2010

Diana Wiyanti, dkk, Pemeriksaan Tindak Pidana di Bidang Pasar Modal

dalam Rangka Melaksanakan Fungsi Pengawasan Pasca Lahirnya

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM:

Sosial, Ekonomi, dan Humaniora Vol. 4 No. 1 Tahun 2014, Unisba

Bandung, 2014.

Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasa Perdagangan

di Bursa, Jurnal Hukum dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 1998.

Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasa Perdagangan

di Bursa, Jurnal Hukum dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 1998

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia,

Kencana kerjasama dengan Kajian Pasar Modal & Keuangan

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2014.

M. Irsan Nasarudin, dkk. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Prenada

Media, Jakarta, 2004.

Rudy Hendra Pakpahan, 2012, Akibat Hukum DIbentuknya Lembaga Otoritas

Jasa Keuangan Terhadap Pengawasan Lembaga Keuangan di

Indonesia

Internet

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/05/03/sedikit-menilik-otoritas-

jasa-keuangan-menurut-uu-no-21-tentang-otoritas-jasa-keuangan/, diakses

tanggal 6 Januari 2016.

http://www.mas.gov.sg/About-MAS.aspx diakses pada tanggal 6 Januari 2016.

15

Page 17: anditanaka23.files.wordpress.com  · Web viewPERBANDINGAN HUKUM PASAR MODAL INDONESIA DAN SINGAPURA. Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Hukum Pasar Modal. Pengajar: M. Zairul

http://www.singaporelaw.sg/sglaw/laws-of-singapore/commercial-law/chapter-17

diakses pada tanggal 8 Januari 2016.

Peraturan Perundangan

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.

16