bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web...

41
OPTIMALISASI RETRIBUSI PASAR DAN PARKIR PASAR DALAM MENINGKATKAN PAD KOTA PALU TAHUN 2014 DR.Darwis, M.Si Hp. 081355172879 PENDEKATAN PEMBANGUNAN DAERAH KONSEP PEMBANGUNAN Konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development), menjadi issue yang mengemuka dalam mengeksplorasi masalah-masalah pembangunan yang sophisticated. Konsep ini berusaha memetakan dan mengeksplorasi kompleksitas antar variabel yang berpengaruh dalam pembangunan. Bagi Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya, pemerataan ekonomi adalah kebutuhan primer yang harus segera dicarikan solusinya. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut akan menjadi masalah sosial yang lebih besar dan menimbulkan ancaman disintegrasi bangsa. Bagi negara dunia ketiga isu sustainability (kebelanjutan) menjadi penting untuk segera diimplementasikan, terlebih kegiatan ekonomi negara dunia ketiga sebagian besar bertumpu pada hasil eksplorasi sumberdaya alam. Pembangunan ekonomi wilayah memberikan perhatian yang luas terhadap keunikan karakteristik wilayah (ruang). Pemahaman terhadap sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buatan/infrastruktur dan kondisi kegiatan usaha dari masing- masing daerah di Indonesia serta interaksi antar daerah (termasuk diantara faktor-faktor produksi yang dimiliki) merupakan acuan dasar bagi perumusan upaya pembangunan ekonomi nasional ke depan Sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buatan/infrastruktur wilayah dan kegiatan usaha merupakan unsur pembentuk ruang wilayah dan sekaligus unsur bagi pembangunan ekonomi nasional yang lebih merata dan adil. Salah satu implikasi dari era globalisasi adalah adanya tuntutan masyarakat yang semakin semakin tinggi terhadap efisiensi, dan efektivitas sektor publik (pemerintahan). Hal tersebut disebabkan pasar tidak akan kondusif jika sektor publiknya tidak efisien.

Transcript of bappeda.palukota.go.idbappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2016/08/Tahun... · Web...

OPTIMALISASI RETRIBUSI PASAR DAN PARKIR PASAR DALAM MENINGKATKAN PAD KOTA PALU TAHUN 2014

DRDarwis MSiHp 081355172879

PENDEKATAN PEMBANGUNAN DAERAH

KONSEP PEMBANGUNAN

Konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) menjadi issue yang mengemuka dalam mengeksplorasi masalah-masalah pembangunan yang sophisticated Konsep ini berusaha memetakan dan mengeksplorasi kompleksitas antar variabel yang berpengaruh dalam pembangunan

Bagi Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya pemerataan ekonomi adalah kebutuhan primer yang harus segera dicarikan solusinya Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut akan menjadi masalah sosial yang lebih besar dan menimbulkan ancaman disintegrasi bangsa Bagi negara dunia ketiga isu sustainability (kebelanjutan) menjadi penting untuk segera diimplementasikan terlebih kegiatan ekonomi negara dunia ketiga sebagian besar bertumpu pada hasil eksplorasi sumberdaya alam

Pembangunan ekonomi wilayah memberikan perhatian yang luas terhadap keunikan karakteristik wilayah (ruang) Pemahaman terhadap sumberdaya alam sumberdaya manusia sumberdaya buataninfrastruktur dan kondisi kegiatan usaha dari masing-masing daerah di Indonesia serta interaksi antar daerah (termasuk diantara faktor-faktor produksi yang dimiliki) merupakan acuan dasar bagi perumusan upaya pembangunan ekonomi nasional ke depan

Sumberdaya alam sumberdaya manusia sumberdaya buataninfrastruktur wilayah dan kegiatan usaha merupakan unsur pembentuk ruang wilayah dan sekaligus unsur bagi pembangunan ekonomi nasional yang lebih merata dan adil

Salah satu implikasi dari era globalisasi adalah adanya tuntutan masyarakat yang semakin semakin tinggi terhadap efisiensi dan efektivitas sektor publik (pemerintahan) Hal tersebut disebabkan pasar tidak akan kondusif jika sektor publiknya tidak efisien Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi efektivitas dan akuntabilitas sektor publik di Indonesia Dengan otonomi Daerah dituntut untuk mencari alternatif sumber pembiayaan pembangunan tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan dan bagian (sharing) dari PemerintahvPusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan aspirasimasyarakat

MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)

Pada tahun 2000 muncul ldquoDeklarasi Milenniumrdquo yang berisi komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan Komitmen tersebut diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs) Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama bangsa Indonesia

MDGs sebagai kesepakatan pembangunan internasional telah mendorong kemajuan di berbagai aspek pembangunan seperti pendidikan dan pengurangan kemiskinan tetapi pada sisi yang lain

masih dalam tahap embrionik sehingga memerlukan kontinuitas untuk menjadi sebuah program yang sistemik Peningkatan dan pemberdayaan (empowerment) komunitas lokal menjadi kata kunci untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan

Delapan tujuan MDGs1 yang harus dilaksanakan oleh setiap negara yang mendeklarasikannya yaitu 1) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan 2) mencapai pendidikan dasar untuk semua 3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4) menurunkan angka kematian anak 5) meningkatkan kesehatan ibu 6) memerangi HIVAIDS malaria dan penyakit menular lainnya 7) memastikan kelestarian lingkungan hidup dan 8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Indonesia sebagai salah satu negara yang ikut dalam mendeglarasikan tujuan MDGs memiliki kewajiban untuk melaksanakan upaya untuk mencapai target MDGs dan memonitor perkembangan kemajuan pencapaianIndikator utama kemiskinan (Bappenas 2006) adalah (1) terbatasnya kecukupan dan mutu pangan (2) terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan (3) terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan (4) terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha (5) lemahnya perlindungan terhadap asset usaha dan perbedaan upah (6) terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi (7) terbatasnya akses terhadap air bersih (8) lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah (9) memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumber daya alam serta terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam (10) lemahnya jaminan rasa aman (11) lemahnya partisipasi (12) besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga (13) tata kelola pemerintahan yang buruk menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik

Tujuan pembangunan milenium (MDGs) telah menjadi referensi penting bagi pembangunan di Indonesia mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya Dalam mengurangi kemiskinan yang berkelanjutan dan adil memerlukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan produktivitas dikalangan pekerja miskin dalam rangka memfasilitasi pendapatan yang lebih tinggi Hal ini dirasakan sangat penting sekali mengingat kemiskinan akan tetap berada pada lingkarannnya apabila tidak ada upaya riil yang dilakukan

Terkait dengan masalah kemiskinan (poverty) tersebut penyebab kemiskinan harus tetap dipandang dari dimensiekonomi Kemiskinan itu menyeruak karena adanya ketidak samaan pola kepemilikan sumber daya (risorsis) yang menyebabkan distribusi pendapatan mengalami ketimpangan Oleh karena itu dalam setiap upaya untuk mengurangi kemiskinan hendaknya memeikan aksentuasi atau penekanan untuk mengatasi faktor penyebabnya Keberhasilan pencapaian pembangunan suatu negara dapat dilihat dari sejumlah komponen dasar kualitas hidup atau disebut dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM menggambarkan tiga indeks pengukuran capaian pembangunan yaitu Indeks Harapan Hidup Indeks Pengetahuan dan Indeks Pendapatan Indeks harapan hidup digambarkan melalui data angka harapan hidup sedangkan indekspendapatan digambarkan melalui kemampuan daya beli masyarakat terhadapsejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran perkapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak

Kemiskinan di suatu daerah juga sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan dari masyarakatnya Semakin bagus tingkat kesehatan masyarakatnya berarti tingkat pendapatannya juga akan bagus lebih lanjut semakin sedikit pula dijumpai orang miskin di daerah tersebut

1 Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia BAPPENAS Jakarta 2010

Tingkat kesehatan suatu masyarakat biasanyatercermin pada angka harapan hidupnya Lebih lanjut angka harapan hidup ini sering dipergunakan sebagai suatu indikator untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam

Proses ekonomi global cenderung melibatkan banyak negara sesuai dengan keunggulan kompetitifnya seperti sumberdaya manusia sumberdaya buataninfrastruktur penguasaan teknologi inovasi proses produksi dan produk kebijakan pemerintah keamanan ketersediaan modal jaringan bisnis global kemampuan dalam pemasaran dan distribusi global Ada 4 (empat) manfaat yang dirasakan dari globalisasi ekonomi yaitu (i) Spesialisasi produk yang didasarkan pada keunggulan absolut atau komparatif (2) Potensi pasar yang besar bagi produk masal (3) Kerjasama pemasaran bagi hasil bumi dan tambang untuk memperkuat posisi tawar (4) Adanya pasar bersama 6untuk produk-produk ekspor yang sama ke pasar Asia Pasifik yang memiliki 70 pasar dunia Di sisi lain globalisasi juga memberikan ancaman terhadap ekonomi nasional dan daerah berupa membanjirnya produk-produk asing yang menyerbu pasar-pasar domestik akibat tidak kompetitifnya harga produk lokalPrioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah dengan memperluas kesempatan kerja meningkatkan infrastruktur pendukung dan memperkuatsektor pertanian Perhatian khusus perlu diberikan pada (i) perluasan fasilitas kredit untuk usaha mikrokecil dan menengah (UMKM) (ii) pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya (iii) peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial dan (iv) perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok termiskin di antara yang miskinLangkah-langkah untuk mempercepat pencapaian MDGs selama lima tahun ke depan sebagaimana diamanatkan oleh Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan meliputi(1)Pemerintah menyusun Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs yang akan digunakan

sebagaiacuan seluruh pemangku kepentingan melaksanakan percepatan pencapaian MDGs di seluruh Indonesia

(2) Pemerintah provinsi menyiapkan ldquoRencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian MDGsrdquo yang digunakan sebagai dasar bagi perencanaan peningkatan koordinasi upaya-upaya untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

(3)Alokasi dana pemerintah pusat provinsi dan kabupaten akan terus ditingkatkan untuk mendukung intensifikasi dan perluasan program-program pencapaian MDGs Akan dirumuskan mekanisme pendanaan untuk memberikan insentif kepada pemerintah daerah yang berkinerja baik dalam pencapaian MDGs

(4)Dukungan untuk perluasan pelayanan sosial di daerah ter1048991 nggal dan daerah terpencil akan ditingkatkan

(5) Kemitraan Pemerintah dan Swasta (KPS atau Public Private PartnershipPPP) di sektor sosial khususnya pendidikan dan kesehatan akan dikembangkan untuk meningkatkan sumber pembiayaan dalam mendukung upaya pencapaian MDGs

(6)Mekanisme untuk perluasan inisiatif CSR (Corporate Social Responsibility) akan diperkuat dalam rangka mendukung pencapaian MDGs

(7)Meningkatkan kerjasama pembangunan terkait konversi utang (debt swap) untuk pencapaian MDGs dengan negara-negara kreditor

Strategi yang diterapkan dalam mewujudkan MDGs di Indonesia melaui Tripple Track Strategy yang meliputi economic social dan enivronmental sustainability yang meliputi

(1)Transfomasi ekonomi sosial dan lingkungan untuk menghapuskan kemiskinan dan mencapai pembangunan yang berkeadilan dan bekelanjutan

(2)Intervensi pembangunan yang tidak hanya meespon terhadap kemiskinan tetapi pada akar permasalahan kemiskinan

(3)Didukung oleh kemitraan global-nasional

Keberhasilan pelaksanaan berbagai upaya pencapaian MDGs sangat ditentukan oleh terlaksananya good governance di tingkat KabupatenKota yang memiliki otonomi dan tanggung jawab sangat besar dalam era desentralisasi ini Keberhasilan pencapaian tujuan MDGs di Indonesia perlu diberikan kesempatan kepada pemerintah daerah KabupatenKota untuk ikut aktif dalam melaksanakan kebijakan yang mengarah kepada pencapaian MDGS Bentuk penghargaan sebagai sebuah keberhasilan adalah wujud penghargaan dari sebuah Kinerja Bisa dilakukan dalam bentuk AWARDS MDGs atau memfasilitasi dengan anggaran atau pembiayaan inovasi pelaksanaan MDGs

DESENTRALISASI

Tujuan utama otonomi daerah adalah mendekatkan penyelenggara pemerintahan kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebih kuat dan nyata Otonomi daerah dinyatakan berhasil apabila pelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadi lebih bebas untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangan tersebut wujudnya ditandai dengan peningkatan peranserta dan prakarsa masyarakat dan berubahnya peran pemerintah daerah dari penyedia menjadi fasilitator Dengan demikian hakekat dari otonomi daerah adalah pelayanan bukan kekuasaanPemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat karena pada dasarnya terkandung tiga misi utama sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah tersebut yaitu(i) Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah(ii) Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat(iii) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi)

dalam proses pembangunan

Desentralisasi akan menumbuhkan modal sosial dan tradisi kewargaan di tingkat lokal Partisipasi demokratis warga akan membiakkan komitmen warga yang luas maupun hubungan-hubungan horizontal kepercayaan (trust) toleransi kerjasama dan solidaritas yang membentuk komunitas sipil (civil community) Ikatan sipil yakni solidaritas sosial dan partisipasi masal yang merentang luas yang pada gilirannya akan berkorelasi tinggi dengan kinerja pembangunan ekonomi dan kualitas kehidupan demokrasiSegi positif penerapan kebijakan desentralisasi adalah(1)Paradigma desentralisasi juga selaras dengan prinsip pemerintahan yang demokratis dengan

adanya pengaturan kewenangan yang seimbang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Desentralisasi tidak menafikkan peran dan kewenangan pemerintah pusat Asas

dekonsentrasi tetap harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik seiring sejalan (sinergis) dengan laju implementasi otonomi daerah

(2) Desentralisasi juga mencegah terjadinya pemusatan kekuasaan yang dapat menimbulkan munculnya pemerintahan yang otoriter serta mendorong demokratisasi di tingkat lokal karena rakyat lebih mempunyai peluang untuk terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan di wilayahnya masing-masing (grass roots democracy)

(3) Desentralisasi menciptakan efisiensi pemerintahan karena sebagian urusan-urusan pemerintahan diselenggarakan oleh satuan-satuan pemerintahan tingkat daerah sehingga memperpendek rentang birokrasi bila dibandingkan dengan pengendalian dari Pusat

(4) Dari segi sosiokultural desentralisasi menyebabkan kepentingan rakyat di daerah-daerah yang memiliki kekhususan-kekhususan tertentu dapat tertangani dengan lebih baik

(5) Desentralisasi membuat pembangunan dapat berjalan dengan lebih baik dan terarah karena dilakukan langsung oleh satuan-satuan pemerintahan di tingkat daerahImplementasi kebijakan otonomi daerah membawa perubahan secara mendasar dalam model penyelenggaraan pemerintahan daerah Secara singkat dapat dikatakan terjadi pergeseran yang amat mendasar dalam pola hubungan dan fungsi pemerintah pusat dan daerah Terjadi pergeseran pola hubungan pemerintah pusat ndash daerah dari yang berwatak sentralistik dan paternalistik menjadi pola hubungan yang bersifat kemitraan dan desentralistik Kebijakan otonomi daerah juga meninggalkan paradigma pembangunan sebagai landasan kerja pemerintah (era Orde Baru) yang telah melahirkan banyak ldquokorban pembangunanrdquo menjadi paradigma pelayanan dan pemberdayaan Hal ini dilakukan demi mengembalikan harga diri rakyat dan membangun kembali citra pemerintahan sebagai pelayan (masyarakat) yang adil

Terdapat 3 faktor yang menentukan dampak aktual darimedia massa dan opini publik yaitu (1)kebebasan berekspresi dan berserikat harus diterima dan dihormati Di banyak negara

kebebasan tersebut dilindungi dalam konstitusi Derajat penerimaan dan rasa hormat umumnya dapat diukur dari peran media massa (termasuk perhatian terhadap pola kepemilikan) dan pentingnya peran kelompok kepentingan asosiasi dagang organisasi wanita lembaga konsumen koperasi dan asosiasi profesional

(2)( pelaksanaan berbagai tugas pemerintah harus transparan Kuncinya adalah adanya akses masyarakat terhadap informasi Hal ini harus dijamin melalui konstitusi (misalnya UU Kebebasan Informasi) dengan hanya mempertimbangkan pertimbangan keamanan nasional (dalam pengertian sempit) dan privasi setiap individu Informasi yang dihasilkan pemerintah yang seharusnya dapat diakses secara luas antara lain meliputi anggaran akuntansi publik dan laporan audit Tanpa akses terhadap beragai informasi tersebut masyarakat tidak akan sepenuhnya menyadari apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pemerintah dan efektivitas media massa akan sedikit dibatasi dan

(3)adanya pendidikan sipil yang diberikan kepada warga negara pemahaman mereka akan hak dan kewajibannya di samping kesiapan untuk menjalankannya

KEUANGAN DAERAH

Anggaran Sektor Publik mempunyai peran yang signifikan Dalam perkembangannya anggara publik telah menjadi instrumen kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan bernegara Hal tersebut terutama terlihat dari komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan kepada masyarakat

Oleh karena itu agar fungsi APBN ataupun APBD dapat berjalan secara optimal maka sistem anggaran dan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematisBeberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah (1)pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

dicapai untuk setiap sumber pendapatan sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

(2)penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBDPerubahan APBD

(3)semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Undang ndash Undang No 17 Tahun 2003 menetapkan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai Untuk mendukung kebijakan ini perlu dibangun suatu system yang dapat menyediakan data daninformasi untuk menyusun APBD dengan pendekatan kinerja Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy) perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Penyerahan urusan pemerintahan dan pembangunan kepada daerah kabupatenkota disertai juga dengan penyerahan kewenangan kepada daerah dalam mencari sumber sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan urusan urusan tersebut Sumber sumber pembiayaan itu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) bantuan pemerintah pusat dan sumber sumber lain yang sah Di antara berbagai sumber pembiayaan tersebut PAD merupakan sumber yang mempunyai arti penting karena mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah

Kenyataan menunjukkan banyak daerah yang masih tergantung pada bantuan pemerintah pusat dalam pembiayaannya karena minimnya PAD Padahal banyak daerah kabupatenkota yang memiliki potensi PAD yang cukup besar tetapi potensi potensi tersebut belum dapat digali dengan baik Hal ini memberikan tantangan kepada daerah kabupatenkota untuk meningkatkan PAD dari sektor sektor potensial melalui kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari berbagai sektor yang potensialPersoalan kemandirian pemerintah daerah disebabkan oleh masalah makin membengkaknya biaya yang dibutuhkan pemerintah daerah untuk pelayanan publik ( fiscal need) sementara laju pertumbuhan penerimaan daerah (fiscal capacity) kurang dibanding dengan kebutuhan sehingga terjadi kesenj angan fiskal di daerah Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah fiscal capacity) untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaa n dari pusat dalam rangka mengatasi kesenjangan fiskal dan sekaligus m endorong kemandirian

Peningkatan kapasitas fiskal daerah pada dasarnya adalah optimalisasi sumberndashsumber penerimaan daerah yang s alah satunya adalah peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah adalah menghit ung potensi pendapatan asli daerah yang riil dimiliki daerah Untuk itu diperlukan metode penghitungan potensi PAD yang sistematis dan rasional dimana PAD merupakan indikator bagi pengukuran tingkat kemampuan keuangan daerah dan ti ngkat kemandirian daerah

Masalah kesenjangan fiskal dibalik tuntutan peningkatan kemandirian dalam rangka otonomi daerah dan realitas rendah nya PAD disebabkan lebih banyak pada unsur perpajakan Lebih jauh mengenai perpajakan dan permasalahannya adalah karena kemampuan menghimpun dana kurang mengoptimalkan pengelolaan resources endowment tuntutan pembangunan dan tingkat urbanisasi Masalah lainnya adalah terlalu banyaknya jenis pajak daerah dan seringt umpang tindih satu dengan yang lainnya Tidak ada perbedaan yang jelas antara pajak dengan pungutan lainnya dan masalah efesiensi penerimaan pajak

Salah satu ukuran kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi adalah dengan melihat besarnya nilai PAD yang dapat dicapai oleh daerah tersebut Dengan PAD yang relatif kecil akan sulit bagi daerah tersebut untuk melaksanakan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara mandiri tanpa didukung oleh pihak lain (dalam hal ini Pemerintah Pusat dan Propinsi) Padahal dalam pelaksanaan otonomi ini daerah dituntut untuk mampu membiayai dirinya sendiri

Pada akhirnya keberhasilan otonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh besarnya PAD atau keuangan yang dimiliki oleh daerah tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilannya Misalnya faktor kualitas sumber daya manusia sarana dan prasarana faktor sumber endowment pengelolaan atau manajemen pemerintahan daerah dan sistem informasi yang tersedia

Untuk melihat apakah pemerintah daerah memiliki kemampuan yang nyata dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah dengan menunjukkan kemampuan self supporting dalam bidang keuangan2 Dalam operasionalisasinya kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari struktur Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah-nya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu sumber pembiayaan APBD memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan program-program pembangunanDalam pandangan Davey salah satu sumber-sumber pendapatan regional yang sangat potensial adalah berasal dari Badan Usaha Banyak kasus Pemerintah Daerayang melibatkan diri dalam kegiatan yang dasarnya komersial yang penyajian jasa publiknya bukanlah merupakan motif utama Namun yang harus menjadi perhatian adalah bahwa enterprises merupakan satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan Sehingga sumber- sumber pendapatan daerah tidak hanya diharapkan dari pendapatan rutin seperti pajak retribusi dan lain sebagainya namun kretifitas berwirausaha sangat diperlukan

Namun dalam implementasinya banyak daerah yang memiliki struktur konstribusi PAD relatif kecil terhadap total penerimaan daerah sebaliknya bagian penerimaan pembangunan dan pendapatan terbesar justru berasal dari pendapatan pemerintah atau instansi yang lebih tinggi hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang sangat besar dari pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat

Untuk kelancaran menggali sumber- sumber pendapatan daerah maka diperlukan alternatif kebijakan yang tidak hanya berasal dari penerimaan yang relatif tetap seperti pajak

2 KJ Davey 1988 Pembiayaan Pemerintah Daerah di Indonesia Terjemahan Amanullah Jakarta UI- Press

retribusi dan lain sebagainya Namun juga harus dibarengi dengan kreatifitas dari pemerintah berupa kebijakan yang dapat menggali sumber pendapatan lain dan tidak bertentangan dengan partisipasi masyarakat

Desentralisasi fiskal pada dasarnya menekankan pada expenditure assignment yang ditandai dengan pembagian urusan pada berbagai tingkat pemerintahan Pemerintah daerah memiliki 31 urusan yang terdiri dari urusan wajib dan pilihan Sebagai konsekuensi logis dari penyerahan kewenanganurusan tersebut dan sesuai dengan prinsip money follow function pemerintah pusat setiap tahunnya mengalokasikan dana Transfer ke Daerah kepada pemerintah daerah Jumlah Transfer ke Daerah memiliki tren yang meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan APBNDi samping itu pemerintah pusat juga memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah yang mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah Untuk meningkatkan kemandirian daerah pemerintah pusat terus berupaya melakukan penguatan kewenangan perpajakan daerah (local taxing power) Dalam UU 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah penguatan perpajakan daerah dilakukan antara lain melalui pemberian diskresi penetapan tarif dan pendaerahan beberapa jenis pajak baru seperti Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan ndash Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2)Namun demikian pada kenyataannya banyak daerah yang masih tergantung pada dana transfer dari pusat karena minimalnya PAD Data APBD Tahun 2013 menunjukkan rata-rata secara agregat komposisi dana transfer dalam pendapatan daerah mencapai 82 Hal ini menggambarkan porsi bantuan dari pemerintah pusat masih mendominasi penerimaan daerah Fenomena ini perlu dikaji karena jika dilihat berdasarkan data yang ada potensi ekonomi yang dimiliki daerah Untuk merespon tuntutan yang tinggi atas kecepatan informasi

penyerapan belanja daerah yang bersifat periodik dengan interval waktu yang relatif singkat maka telah dibuat sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor besarnya penyerapan belanja APBD secara bulanan Instrumen ini didasarkan pada data-data sekunder untuk dapat membuat proxy penyerapan belanja daerah secara bulanan per provinsi yang merupakan agregasi penyerapan pemerintah provinsi kabupaten dan kota dalam satu wilayah provinsi Dengan cakupan informasi penyerapan belanja yang lebih luas diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang lebih baik bagi Pemerintah Pusat untuk mendesain kebijakan keuangan ke daerah Pendekatan ini merupakan proxy dengan menggunakan data

dana pemerintah daerah di perbankan per bulan dari Bank Indonesia data realisasi transfer per bulan dan proxy realisasi PAD Laporan estimasi penyerapan bulanan ini

mempunyai time lag kurang dari 20 hari setelah akhir bulan yang bersangkutan Time lag ini terjadi karena salah satu sumber informasi utama yang dijadikan sebagai basis estimasi adalah informasi dana pemda di Bank Umum per provinsi yanbaru dapat diterima setelah 15 hingga 20 hari setelah berakhirnya bulan yang diobservasi (sumber dari Bank Indonesia) Dalam analisis ini data yang digunakan adalah sebagai berikut 1 Dana pemerintah daerah di perbankan per bulan (sumber Bank Indonesia)2 Realisasi transfer per bulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan)3 Laporan realisasi PAD per triwulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian social ekonomi dan kebijakan public yaitu berkaitan langsung dengan kepentingan public dan pemerintah daerah Penelitian ini kemudian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Palu Oleh karena itu penelitian ini mengambil lokasi di Kota Palu yang terfokus pada enam Pasar tradisional Meskipun demikian Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Palu berjumlah delapan namun dua pasar yang non aktif yaitu Pasar Tavanjuka dan Pasar Induk Petoba Oleh karena itu maka penelitian terfokus dan ruang lingkup pada enam Pasar tradsional beserta parkirnya yang disebut retribusi pasar dan retribusi parkir pasar

Ruang lingkup penelitian adalah terdiri dari enam pasar beserta parkirnya yaitu Pasar Masomba Pasar Lasoani Pasar Manonda Pasar Mamboro Pasar Vinase dan Pasar BambaruParar Tua Dan setiap pasar dilakukan survey dan observasi langsung agar supaya dapat secara langsung diidentifikasi Setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari aspek layanan retribusi pasar dan pengelolaan pungutan retribusi parkirnya Dengan demikian langkah berikutnya adalah dilakukan kategorisasi masalah dan perumusan masalah Hal ini sebagai upaya kajian ini lebih fokus sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif Komprehensif dalam konteks ini adalah disamping penelitian kemampuan retribusinya tetapi yang lebih penting perilaku dan sikap masyarakat dalam membayar retribusi tersebut

Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian oleh semua tim turun bersamaan di lokasi Pasar dan Parkir Pasar sekitarnya Pasar tradisional yang setiap hari beraktifitas seperti Pasar Masomba Manonda dan BambaruPasar Tua berbeda intensitas peneliti mengunjungi Pasar tradisional yang hanya beraktifitas dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Mamboro dan Vinase Pada pasar tradisional yang beraktifitas setiap harinya dilakukan kunjungan 4 kali yaitu hari pasar biasa hari libur dan hari Minggu Intensitas pengunjung Pasar lebih ramai dibandingkan hari biasa Dengan 4 kali kunjungan tersebut dalam rangka menghitung jumlah motor dan mobil yang parkir Demikian para penjual lebih ramai menempati lokasi pasarnya pada hari libur Sedangkan Pasar yang beraktifitas hanya dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Pasar Mamboro dan Pasar Vinase peneliti berkunjung melakukan penelitian dua kali seminggu yaitu pada hari libur dan hari biasa Dengan melakukan penjadwalan penelitian tersebut kemudian peneliti menarik jumlah rata-rata motor dan mobil parkir

Penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data dengan mewawancara Dinas Prindakop Kota Palu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palu dan SKPD terkait Disamping itu Peneliti kemudian mewawancarai para penjual pembeli pengguna jasa parkir juru parkir dan coordinator parkir serta kepala Pasar Dalam menentukan informan lebih bersifat insedentil (kebetulan) di lokasi Pasar Hal ini dilakukan untuk berupaya mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalkan persepsi subyektifitas peneliti (lihat Daftar informan)

Tahapan-tahapan penelitian ini dilakukan survey dan observasi lokasi penelitian kemudian melakukan Seminar Awal di Kantor Bappeda Kota Palu dan selanjutnya menulis laporan awal untuk dikumpulkan kepada Bappeda Kota Palu Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan Penelitian dan acuan analisis tentang pengembangan dan optimalisasi potensi retribusi Parkir Pasar didasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum termasuk retribusi Pasar

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

masih dalam tahap embrionik sehingga memerlukan kontinuitas untuk menjadi sebuah program yang sistemik Peningkatan dan pemberdayaan (empowerment) komunitas lokal menjadi kata kunci untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan

Delapan tujuan MDGs1 yang harus dilaksanakan oleh setiap negara yang mendeklarasikannya yaitu 1) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan 2) mencapai pendidikan dasar untuk semua 3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4) menurunkan angka kematian anak 5) meningkatkan kesehatan ibu 6) memerangi HIVAIDS malaria dan penyakit menular lainnya 7) memastikan kelestarian lingkungan hidup dan 8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Indonesia sebagai salah satu negara yang ikut dalam mendeglarasikan tujuan MDGs memiliki kewajiban untuk melaksanakan upaya untuk mencapai target MDGs dan memonitor perkembangan kemajuan pencapaianIndikator utama kemiskinan (Bappenas 2006) adalah (1) terbatasnya kecukupan dan mutu pangan (2) terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan (3) terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan (4) terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha (5) lemahnya perlindungan terhadap asset usaha dan perbedaan upah (6) terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi (7) terbatasnya akses terhadap air bersih (8) lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah (9) memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumber daya alam serta terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam (10) lemahnya jaminan rasa aman (11) lemahnya partisipasi (12) besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga (13) tata kelola pemerintahan yang buruk menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik

Tujuan pembangunan milenium (MDGs) telah menjadi referensi penting bagi pembangunan di Indonesia mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya Dalam mengurangi kemiskinan yang berkelanjutan dan adil memerlukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan produktivitas dikalangan pekerja miskin dalam rangka memfasilitasi pendapatan yang lebih tinggi Hal ini dirasakan sangat penting sekali mengingat kemiskinan akan tetap berada pada lingkarannnya apabila tidak ada upaya riil yang dilakukan

Terkait dengan masalah kemiskinan (poverty) tersebut penyebab kemiskinan harus tetap dipandang dari dimensiekonomi Kemiskinan itu menyeruak karena adanya ketidak samaan pola kepemilikan sumber daya (risorsis) yang menyebabkan distribusi pendapatan mengalami ketimpangan Oleh karena itu dalam setiap upaya untuk mengurangi kemiskinan hendaknya memeikan aksentuasi atau penekanan untuk mengatasi faktor penyebabnya Keberhasilan pencapaian pembangunan suatu negara dapat dilihat dari sejumlah komponen dasar kualitas hidup atau disebut dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM menggambarkan tiga indeks pengukuran capaian pembangunan yaitu Indeks Harapan Hidup Indeks Pengetahuan dan Indeks Pendapatan Indeks harapan hidup digambarkan melalui data angka harapan hidup sedangkan indekspendapatan digambarkan melalui kemampuan daya beli masyarakat terhadapsejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran perkapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak

Kemiskinan di suatu daerah juga sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan dari masyarakatnya Semakin bagus tingkat kesehatan masyarakatnya berarti tingkat pendapatannya juga akan bagus lebih lanjut semakin sedikit pula dijumpai orang miskin di daerah tersebut

1 Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia BAPPENAS Jakarta 2010

Tingkat kesehatan suatu masyarakat biasanyatercermin pada angka harapan hidupnya Lebih lanjut angka harapan hidup ini sering dipergunakan sebagai suatu indikator untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam

Proses ekonomi global cenderung melibatkan banyak negara sesuai dengan keunggulan kompetitifnya seperti sumberdaya manusia sumberdaya buataninfrastruktur penguasaan teknologi inovasi proses produksi dan produk kebijakan pemerintah keamanan ketersediaan modal jaringan bisnis global kemampuan dalam pemasaran dan distribusi global Ada 4 (empat) manfaat yang dirasakan dari globalisasi ekonomi yaitu (i) Spesialisasi produk yang didasarkan pada keunggulan absolut atau komparatif (2) Potensi pasar yang besar bagi produk masal (3) Kerjasama pemasaran bagi hasil bumi dan tambang untuk memperkuat posisi tawar (4) Adanya pasar bersama 6untuk produk-produk ekspor yang sama ke pasar Asia Pasifik yang memiliki 70 pasar dunia Di sisi lain globalisasi juga memberikan ancaman terhadap ekonomi nasional dan daerah berupa membanjirnya produk-produk asing yang menyerbu pasar-pasar domestik akibat tidak kompetitifnya harga produk lokalPrioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah dengan memperluas kesempatan kerja meningkatkan infrastruktur pendukung dan memperkuatsektor pertanian Perhatian khusus perlu diberikan pada (i) perluasan fasilitas kredit untuk usaha mikrokecil dan menengah (UMKM) (ii) pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya (iii) peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial dan (iv) perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok termiskin di antara yang miskinLangkah-langkah untuk mempercepat pencapaian MDGs selama lima tahun ke depan sebagaimana diamanatkan oleh Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan meliputi(1)Pemerintah menyusun Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs yang akan digunakan

sebagaiacuan seluruh pemangku kepentingan melaksanakan percepatan pencapaian MDGs di seluruh Indonesia

(2) Pemerintah provinsi menyiapkan ldquoRencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian MDGsrdquo yang digunakan sebagai dasar bagi perencanaan peningkatan koordinasi upaya-upaya untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

(3)Alokasi dana pemerintah pusat provinsi dan kabupaten akan terus ditingkatkan untuk mendukung intensifikasi dan perluasan program-program pencapaian MDGs Akan dirumuskan mekanisme pendanaan untuk memberikan insentif kepada pemerintah daerah yang berkinerja baik dalam pencapaian MDGs

(4)Dukungan untuk perluasan pelayanan sosial di daerah ter1048991 nggal dan daerah terpencil akan ditingkatkan

(5) Kemitraan Pemerintah dan Swasta (KPS atau Public Private PartnershipPPP) di sektor sosial khususnya pendidikan dan kesehatan akan dikembangkan untuk meningkatkan sumber pembiayaan dalam mendukung upaya pencapaian MDGs

(6)Mekanisme untuk perluasan inisiatif CSR (Corporate Social Responsibility) akan diperkuat dalam rangka mendukung pencapaian MDGs

(7)Meningkatkan kerjasama pembangunan terkait konversi utang (debt swap) untuk pencapaian MDGs dengan negara-negara kreditor

Strategi yang diterapkan dalam mewujudkan MDGs di Indonesia melaui Tripple Track Strategy yang meliputi economic social dan enivronmental sustainability yang meliputi

(1)Transfomasi ekonomi sosial dan lingkungan untuk menghapuskan kemiskinan dan mencapai pembangunan yang berkeadilan dan bekelanjutan

(2)Intervensi pembangunan yang tidak hanya meespon terhadap kemiskinan tetapi pada akar permasalahan kemiskinan

(3)Didukung oleh kemitraan global-nasional

Keberhasilan pelaksanaan berbagai upaya pencapaian MDGs sangat ditentukan oleh terlaksananya good governance di tingkat KabupatenKota yang memiliki otonomi dan tanggung jawab sangat besar dalam era desentralisasi ini Keberhasilan pencapaian tujuan MDGs di Indonesia perlu diberikan kesempatan kepada pemerintah daerah KabupatenKota untuk ikut aktif dalam melaksanakan kebijakan yang mengarah kepada pencapaian MDGS Bentuk penghargaan sebagai sebuah keberhasilan adalah wujud penghargaan dari sebuah Kinerja Bisa dilakukan dalam bentuk AWARDS MDGs atau memfasilitasi dengan anggaran atau pembiayaan inovasi pelaksanaan MDGs

DESENTRALISASI

Tujuan utama otonomi daerah adalah mendekatkan penyelenggara pemerintahan kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebih kuat dan nyata Otonomi daerah dinyatakan berhasil apabila pelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadi lebih bebas untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangan tersebut wujudnya ditandai dengan peningkatan peranserta dan prakarsa masyarakat dan berubahnya peran pemerintah daerah dari penyedia menjadi fasilitator Dengan demikian hakekat dari otonomi daerah adalah pelayanan bukan kekuasaanPemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat karena pada dasarnya terkandung tiga misi utama sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah tersebut yaitu(i) Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah(ii) Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat(iii) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi)

dalam proses pembangunan

Desentralisasi akan menumbuhkan modal sosial dan tradisi kewargaan di tingkat lokal Partisipasi demokratis warga akan membiakkan komitmen warga yang luas maupun hubungan-hubungan horizontal kepercayaan (trust) toleransi kerjasama dan solidaritas yang membentuk komunitas sipil (civil community) Ikatan sipil yakni solidaritas sosial dan partisipasi masal yang merentang luas yang pada gilirannya akan berkorelasi tinggi dengan kinerja pembangunan ekonomi dan kualitas kehidupan demokrasiSegi positif penerapan kebijakan desentralisasi adalah(1)Paradigma desentralisasi juga selaras dengan prinsip pemerintahan yang demokratis dengan

adanya pengaturan kewenangan yang seimbang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Desentralisasi tidak menafikkan peran dan kewenangan pemerintah pusat Asas

dekonsentrasi tetap harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik seiring sejalan (sinergis) dengan laju implementasi otonomi daerah

(2) Desentralisasi juga mencegah terjadinya pemusatan kekuasaan yang dapat menimbulkan munculnya pemerintahan yang otoriter serta mendorong demokratisasi di tingkat lokal karena rakyat lebih mempunyai peluang untuk terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan di wilayahnya masing-masing (grass roots democracy)

(3) Desentralisasi menciptakan efisiensi pemerintahan karena sebagian urusan-urusan pemerintahan diselenggarakan oleh satuan-satuan pemerintahan tingkat daerah sehingga memperpendek rentang birokrasi bila dibandingkan dengan pengendalian dari Pusat

(4) Dari segi sosiokultural desentralisasi menyebabkan kepentingan rakyat di daerah-daerah yang memiliki kekhususan-kekhususan tertentu dapat tertangani dengan lebih baik

(5) Desentralisasi membuat pembangunan dapat berjalan dengan lebih baik dan terarah karena dilakukan langsung oleh satuan-satuan pemerintahan di tingkat daerahImplementasi kebijakan otonomi daerah membawa perubahan secara mendasar dalam model penyelenggaraan pemerintahan daerah Secara singkat dapat dikatakan terjadi pergeseran yang amat mendasar dalam pola hubungan dan fungsi pemerintah pusat dan daerah Terjadi pergeseran pola hubungan pemerintah pusat ndash daerah dari yang berwatak sentralistik dan paternalistik menjadi pola hubungan yang bersifat kemitraan dan desentralistik Kebijakan otonomi daerah juga meninggalkan paradigma pembangunan sebagai landasan kerja pemerintah (era Orde Baru) yang telah melahirkan banyak ldquokorban pembangunanrdquo menjadi paradigma pelayanan dan pemberdayaan Hal ini dilakukan demi mengembalikan harga diri rakyat dan membangun kembali citra pemerintahan sebagai pelayan (masyarakat) yang adil

Terdapat 3 faktor yang menentukan dampak aktual darimedia massa dan opini publik yaitu (1)kebebasan berekspresi dan berserikat harus diterima dan dihormati Di banyak negara

kebebasan tersebut dilindungi dalam konstitusi Derajat penerimaan dan rasa hormat umumnya dapat diukur dari peran media massa (termasuk perhatian terhadap pola kepemilikan) dan pentingnya peran kelompok kepentingan asosiasi dagang organisasi wanita lembaga konsumen koperasi dan asosiasi profesional

(2)( pelaksanaan berbagai tugas pemerintah harus transparan Kuncinya adalah adanya akses masyarakat terhadap informasi Hal ini harus dijamin melalui konstitusi (misalnya UU Kebebasan Informasi) dengan hanya mempertimbangkan pertimbangan keamanan nasional (dalam pengertian sempit) dan privasi setiap individu Informasi yang dihasilkan pemerintah yang seharusnya dapat diakses secara luas antara lain meliputi anggaran akuntansi publik dan laporan audit Tanpa akses terhadap beragai informasi tersebut masyarakat tidak akan sepenuhnya menyadari apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pemerintah dan efektivitas media massa akan sedikit dibatasi dan

(3)adanya pendidikan sipil yang diberikan kepada warga negara pemahaman mereka akan hak dan kewajibannya di samping kesiapan untuk menjalankannya

KEUANGAN DAERAH

Anggaran Sektor Publik mempunyai peran yang signifikan Dalam perkembangannya anggara publik telah menjadi instrumen kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan bernegara Hal tersebut terutama terlihat dari komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan kepada masyarakat

Oleh karena itu agar fungsi APBN ataupun APBD dapat berjalan secara optimal maka sistem anggaran dan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematisBeberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah (1)pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

dicapai untuk setiap sumber pendapatan sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

(2)penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBDPerubahan APBD

(3)semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Undang ndash Undang No 17 Tahun 2003 menetapkan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai Untuk mendukung kebijakan ini perlu dibangun suatu system yang dapat menyediakan data daninformasi untuk menyusun APBD dengan pendekatan kinerja Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy) perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Penyerahan urusan pemerintahan dan pembangunan kepada daerah kabupatenkota disertai juga dengan penyerahan kewenangan kepada daerah dalam mencari sumber sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan urusan urusan tersebut Sumber sumber pembiayaan itu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) bantuan pemerintah pusat dan sumber sumber lain yang sah Di antara berbagai sumber pembiayaan tersebut PAD merupakan sumber yang mempunyai arti penting karena mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah

Kenyataan menunjukkan banyak daerah yang masih tergantung pada bantuan pemerintah pusat dalam pembiayaannya karena minimnya PAD Padahal banyak daerah kabupatenkota yang memiliki potensi PAD yang cukup besar tetapi potensi potensi tersebut belum dapat digali dengan baik Hal ini memberikan tantangan kepada daerah kabupatenkota untuk meningkatkan PAD dari sektor sektor potensial melalui kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari berbagai sektor yang potensialPersoalan kemandirian pemerintah daerah disebabkan oleh masalah makin membengkaknya biaya yang dibutuhkan pemerintah daerah untuk pelayanan publik ( fiscal need) sementara laju pertumbuhan penerimaan daerah (fiscal capacity) kurang dibanding dengan kebutuhan sehingga terjadi kesenj angan fiskal di daerah Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah fiscal capacity) untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaa n dari pusat dalam rangka mengatasi kesenjangan fiskal dan sekaligus m endorong kemandirian

Peningkatan kapasitas fiskal daerah pada dasarnya adalah optimalisasi sumberndashsumber penerimaan daerah yang s alah satunya adalah peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah adalah menghit ung potensi pendapatan asli daerah yang riil dimiliki daerah Untuk itu diperlukan metode penghitungan potensi PAD yang sistematis dan rasional dimana PAD merupakan indikator bagi pengukuran tingkat kemampuan keuangan daerah dan ti ngkat kemandirian daerah

Masalah kesenjangan fiskal dibalik tuntutan peningkatan kemandirian dalam rangka otonomi daerah dan realitas rendah nya PAD disebabkan lebih banyak pada unsur perpajakan Lebih jauh mengenai perpajakan dan permasalahannya adalah karena kemampuan menghimpun dana kurang mengoptimalkan pengelolaan resources endowment tuntutan pembangunan dan tingkat urbanisasi Masalah lainnya adalah terlalu banyaknya jenis pajak daerah dan seringt umpang tindih satu dengan yang lainnya Tidak ada perbedaan yang jelas antara pajak dengan pungutan lainnya dan masalah efesiensi penerimaan pajak

Salah satu ukuran kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi adalah dengan melihat besarnya nilai PAD yang dapat dicapai oleh daerah tersebut Dengan PAD yang relatif kecil akan sulit bagi daerah tersebut untuk melaksanakan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara mandiri tanpa didukung oleh pihak lain (dalam hal ini Pemerintah Pusat dan Propinsi) Padahal dalam pelaksanaan otonomi ini daerah dituntut untuk mampu membiayai dirinya sendiri

Pada akhirnya keberhasilan otonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh besarnya PAD atau keuangan yang dimiliki oleh daerah tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilannya Misalnya faktor kualitas sumber daya manusia sarana dan prasarana faktor sumber endowment pengelolaan atau manajemen pemerintahan daerah dan sistem informasi yang tersedia

Untuk melihat apakah pemerintah daerah memiliki kemampuan yang nyata dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah dengan menunjukkan kemampuan self supporting dalam bidang keuangan2 Dalam operasionalisasinya kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari struktur Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah-nya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu sumber pembiayaan APBD memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan program-program pembangunanDalam pandangan Davey salah satu sumber-sumber pendapatan regional yang sangat potensial adalah berasal dari Badan Usaha Banyak kasus Pemerintah Daerayang melibatkan diri dalam kegiatan yang dasarnya komersial yang penyajian jasa publiknya bukanlah merupakan motif utama Namun yang harus menjadi perhatian adalah bahwa enterprises merupakan satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan Sehingga sumber- sumber pendapatan daerah tidak hanya diharapkan dari pendapatan rutin seperti pajak retribusi dan lain sebagainya namun kretifitas berwirausaha sangat diperlukan

Namun dalam implementasinya banyak daerah yang memiliki struktur konstribusi PAD relatif kecil terhadap total penerimaan daerah sebaliknya bagian penerimaan pembangunan dan pendapatan terbesar justru berasal dari pendapatan pemerintah atau instansi yang lebih tinggi hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang sangat besar dari pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat

Untuk kelancaran menggali sumber- sumber pendapatan daerah maka diperlukan alternatif kebijakan yang tidak hanya berasal dari penerimaan yang relatif tetap seperti pajak

2 KJ Davey 1988 Pembiayaan Pemerintah Daerah di Indonesia Terjemahan Amanullah Jakarta UI- Press

retribusi dan lain sebagainya Namun juga harus dibarengi dengan kreatifitas dari pemerintah berupa kebijakan yang dapat menggali sumber pendapatan lain dan tidak bertentangan dengan partisipasi masyarakat

Desentralisasi fiskal pada dasarnya menekankan pada expenditure assignment yang ditandai dengan pembagian urusan pada berbagai tingkat pemerintahan Pemerintah daerah memiliki 31 urusan yang terdiri dari urusan wajib dan pilihan Sebagai konsekuensi logis dari penyerahan kewenanganurusan tersebut dan sesuai dengan prinsip money follow function pemerintah pusat setiap tahunnya mengalokasikan dana Transfer ke Daerah kepada pemerintah daerah Jumlah Transfer ke Daerah memiliki tren yang meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan APBNDi samping itu pemerintah pusat juga memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah yang mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah Untuk meningkatkan kemandirian daerah pemerintah pusat terus berupaya melakukan penguatan kewenangan perpajakan daerah (local taxing power) Dalam UU 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah penguatan perpajakan daerah dilakukan antara lain melalui pemberian diskresi penetapan tarif dan pendaerahan beberapa jenis pajak baru seperti Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan ndash Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2)Namun demikian pada kenyataannya banyak daerah yang masih tergantung pada dana transfer dari pusat karena minimalnya PAD Data APBD Tahun 2013 menunjukkan rata-rata secara agregat komposisi dana transfer dalam pendapatan daerah mencapai 82 Hal ini menggambarkan porsi bantuan dari pemerintah pusat masih mendominasi penerimaan daerah Fenomena ini perlu dikaji karena jika dilihat berdasarkan data yang ada potensi ekonomi yang dimiliki daerah Untuk merespon tuntutan yang tinggi atas kecepatan informasi

penyerapan belanja daerah yang bersifat periodik dengan interval waktu yang relatif singkat maka telah dibuat sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor besarnya penyerapan belanja APBD secara bulanan Instrumen ini didasarkan pada data-data sekunder untuk dapat membuat proxy penyerapan belanja daerah secara bulanan per provinsi yang merupakan agregasi penyerapan pemerintah provinsi kabupaten dan kota dalam satu wilayah provinsi Dengan cakupan informasi penyerapan belanja yang lebih luas diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang lebih baik bagi Pemerintah Pusat untuk mendesain kebijakan keuangan ke daerah Pendekatan ini merupakan proxy dengan menggunakan data

dana pemerintah daerah di perbankan per bulan dari Bank Indonesia data realisasi transfer per bulan dan proxy realisasi PAD Laporan estimasi penyerapan bulanan ini

mempunyai time lag kurang dari 20 hari setelah akhir bulan yang bersangkutan Time lag ini terjadi karena salah satu sumber informasi utama yang dijadikan sebagai basis estimasi adalah informasi dana pemda di Bank Umum per provinsi yanbaru dapat diterima setelah 15 hingga 20 hari setelah berakhirnya bulan yang diobservasi (sumber dari Bank Indonesia) Dalam analisis ini data yang digunakan adalah sebagai berikut 1 Dana pemerintah daerah di perbankan per bulan (sumber Bank Indonesia)2 Realisasi transfer per bulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan)3 Laporan realisasi PAD per triwulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian social ekonomi dan kebijakan public yaitu berkaitan langsung dengan kepentingan public dan pemerintah daerah Penelitian ini kemudian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Palu Oleh karena itu penelitian ini mengambil lokasi di Kota Palu yang terfokus pada enam Pasar tradisional Meskipun demikian Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Palu berjumlah delapan namun dua pasar yang non aktif yaitu Pasar Tavanjuka dan Pasar Induk Petoba Oleh karena itu maka penelitian terfokus dan ruang lingkup pada enam Pasar tradsional beserta parkirnya yang disebut retribusi pasar dan retribusi parkir pasar

Ruang lingkup penelitian adalah terdiri dari enam pasar beserta parkirnya yaitu Pasar Masomba Pasar Lasoani Pasar Manonda Pasar Mamboro Pasar Vinase dan Pasar BambaruParar Tua Dan setiap pasar dilakukan survey dan observasi langsung agar supaya dapat secara langsung diidentifikasi Setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari aspek layanan retribusi pasar dan pengelolaan pungutan retribusi parkirnya Dengan demikian langkah berikutnya adalah dilakukan kategorisasi masalah dan perumusan masalah Hal ini sebagai upaya kajian ini lebih fokus sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif Komprehensif dalam konteks ini adalah disamping penelitian kemampuan retribusinya tetapi yang lebih penting perilaku dan sikap masyarakat dalam membayar retribusi tersebut

Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian oleh semua tim turun bersamaan di lokasi Pasar dan Parkir Pasar sekitarnya Pasar tradisional yang setiap hari beraktifitas seperti Pasar Masomba Manonda dan BambaruPasar Tua berbeda intensitas peneliti mengunjungi Pasar tradisional yang hanya beraktifitas dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Mamboro dan Vinase Pada pasar tradisional yang beraktifitas setiap harinya dilakukan kunjungan 4 kali yaitu hari pasar biasa hari libur dan hari Minggu Intensitas pengunjung Pasar lebih ramai dibandingkan hari biasa Dengan 4 kali kunjungan tersebut dalam rangka menghitung jumlah motor dan mobil yang parkir Demikian para penjual lebih ramai menempati lokasi pasarnya pada hari libur Sedangkan Pasar yang beraktifitas hanya dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Pasar Mamboro dan Pasar Vinase peneliti berkunjung melakukan penelitian dua kali seminggu yaitu pada hari libur dan hari biasa Dengan melakukan penjadwalan penelitian tersebut kemudian peneliti menarik jumlah rata-rata motor dan mobil parkir

Penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data dengan mewawancara Dinas Prindakop Kota Palu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palu dan SKPD terkait Disamping itu Peneliti kemudian mewawancarai para penjual pembeli pengguna jasa parkir juru parkir dan coordinator parkir serta kepala Pasar Dalam menentukan informan lebih bersifat insedentil (kebetulan) di lokasi Pasar Hal ini dilakukan untuk berupaya mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalkan persepsi subyektifitas peneliti (lihat Daftar informan)

Tahapan-tahapan penelitian ini dilakukan survey dan observasi lokasi penelitian kemudian melakukan Seminar Awal di Kantor Bappeda Kota Palu dan selanjutnya menulis laporan awal untuk dikumpulkan kepada Bappeda Kota Palu Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan Penelitian dan acuan analisis tentang pengembangan dan optimalisasi potensi retribusi Parkir Pasar didasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum termasuk retribusi Pasar

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

Tingkat kesehatan suatu masyarakat biasanyatercermin pada angka harapan hidupnya Lebih lanjut angka harapan hidup ini sering dipergunakan sebagai suatu indikator untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam

Proses ekonomi global cenderung melibatkan banyak negara sesuai dengan keunggulan kompetitifnya seperti sumberdaya manusia sumberdaya buataninfrastruktur penguasaan teknologi inovasi proses produksi dan produk kebijakan pemerintah keamanan ketersediaan modal jaringan bisnis global kemampuan dalam pemasaran dan distribusi global Ada 4 (empat) manfaat yang dirasakan dari globalisasi ekonomi yaitu (i) Spesialisasi produk yang didasarkan pada keunggulan absolut atau komparatif (2) Potensi pasar yang besar bagi produk masal (3) Kerjasama pemasaran bagi hasil bumi dan tambang untuk memperkuat posisi tawar (4) Adanya pasar bersama 6untuk produk-produk ekspor yang sama ke pasar Asia Pasifik yang memiliki 70 pasar dunia Di sisi lain globalisasi juga memberikan ancaman terhadap ekonomi nasional dan daerah berupa membanjirnya produk-produk asing yang menyerbu pasar-pasar domestik akibat tidak kompetitifnya harga produk lokalPrioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah dengan memperluas kesempatan kerja meningkatkan infrastruktur pendukung dan memperkuatsektor pertanian Perhatian khusus perlu diberikan pada (i) perluasan fasilitas kredit untuk usaha mikrokecil dan menengah (UMKM) (ii) pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya (iii) peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial dan (iv) perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok termiskin di antara yang miskinLangkah-langkah untuk mempercepat pencapaian MDGs selama lima tahun ke depan sebagaimana diamanatkan oleh Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan meliputi(1)Pemerintah menyusun Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs yang akan digunakan

sebagaiacuan seluruh pemangku kepentingan melaksanakan percepatan pencapaian MDGs di seluruh Indonesia

(2) Pemerintah provinsi menyiapkan ldquoRencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian MDGsrdquo yang digunakan sebagai dasar bagi perencanaan peningkatan koordinasi upaya-upaya untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

(3)Alokasi dana pemerintah pusat provinsi dan kabupaten akan terus ditingkatkan untuk mendukung intensifikasi dan perluasan program-program pencapaian MDGs Akan dirumuskan mekanisme pendanaan untuk memberikan insentif kepada pemerintah daerah yang berkinerja baik dalam pencapaian MDGs

(4)Dukungan untuk perluasan pelayanan sosial di daerah ter1048991 nggal dan daerah terpencil akan ditingkatkan

(5) Kemitraan Pemerintah dan Swasta (KPS atau Public Private PartnershipPPP) di sektor sosial khususnya pendidikan dan kesehatan akan dikembangkan untuk meningkatkan sumber pembiayaan dalam mendukung upaya pencapaian MDGs

(6)Mekanisme untuk perluasan inisiatif CSR (Corporate Social Responsibility) akan diperkuat dalam rangka mendukung pencapaian MDGs

(7)Meningkatkan kerjasama pembangunan terkait konversi utang (debt swap) untuk pencapaian MDGs dengan negara-negara kreditor

Strategi yang diterapkan dalam mewujudkan MDGs di Indonesia melaui Tripple Track Strategy yang meliputi economic social dan enivronmental sustainability yang meliputi

(1)Transfomasi ekonomi sosial dan lingkungan untuk menghapuskan kemiskinan dan mencapai pembangunan yang berkeadilan dan bekelanjutan

(2)Intervensi pembangunan yang tidak hanya meespon terhadap kemiskinan tetapi pada akar permasalahan kemiskinan

(3)Didukung oleh kemitraan global-nasional

Keberhasilan pelaksanaan berbagai upaya pencapaian MDGs sangat ditentukan oleh terlaksananya good governance di tingkat KabupatenKota yang memiliki otonomi dan tanggung jawab sangat besar dalam era desentralisasi ini Keberhasilan pencapaian tujuan MDGs di Indonesia perlu diberikan kesempatan kepada pemerintah daerah KabupatenKota untuk ikut aktif dalam melaksanakan kebijakan yang mengarah kepada pencapaian MDGS Bentuk penghargaan sebagai sebuah keberhasilan adalah wujud penghargaan dari sebuah Kinerja Bisa dilakukan dalam bentuk AWARDS MDGs atau memfasilitasi dengan anggaran atau pembiayaan inovasi pelaksanaan MDGs

DESENTRALISASI

Tujuan utama otonomi daerah adalah mendekatkan penyelenggara pemerintahan kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebih kuat dan nyata Otonomi daerah dinyatakan berhasil apabila pelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadi lebih bebas untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangan tersebut wujudnya ditandai dengan peningkatan peranserta dan prakarsa masyarakat dan berubahnya peran pemerintah daerah dari penyedia menjadi fasilitator Dengan demikian hakekat dari otonomi daerah adalah pelayanan bukan kekuasaanPemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat karena pada dasarnya terkandung tiga misi utama sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah tersebut yaitu(i) Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah(ii) Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat(iii) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi)

dalam proses pembangunan

Desentralisasi akan menumbuhkan modal sosial dan tradisi kewargaan di tingkat lokal Partisipasi demokratis warga akan membiakkan komitmen warga yang luas maupun hubungan-hubungan horizontal kepercayaan (trust) toleransi kerjasama dan solidaritas yang membentuk komunitas sipil (civil community) Ikatan sipil yakni solidaritas sosial dan partisipasi masal yang merentang luas yang pada gilirannya akan berkorelasi tinggi dengan kinerja pembangunan ekonomi dan kualitas kehidupan demokrasiSegi positif penerapan kebijakan desentralisasi adalah(1)Paradigma desentralisasi juga selaras dengan prinsip pemerintahan yang demokratis dengan

adanya pengaturan kewenangan yang seimbang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Desentralisasi tidak menafikkan peran dan kewenangan pemerintah pusat Asas

dekonsentrasi tetap harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik seiring sejalan (sinergis) dengan laju implementasi otonomi daerah

(2) Desentralisasi juga mencegah terjadinya pemusatan kekuasaan yang dapat menimbulkan munculnya pemerintahan yang otoriter serta mendorong demokratisasi di tingkat lokal karena rakyat lebih mempunyai peluang untuk terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan di wilayahnya masing-masing (grass roots democracy)

(3) Desentralisasi menciptakan efisiensi pemerintahan karena sebagian urusan-urusan pemerintahan diselenggarakan oleh satuan-satuan pemerintahan tingkat daerah sehingga memperpendek rentang birokrasi bila dibandingkan dengan pengendalian dari Pusat

(4) Dari segi sosiokultural desentralisasi menyebabkan kepentingan rakyat di daerah-daerah yang memiliki kekhususan-kekhususan tertentu dapat tertangani dengan lebih baik

(5) Desentralisasi membuat pembangunan dapat berjalan dengan lebih baik dan terarah karena dilakukan langsung oleh satuan-satuan pemerintahan di tingkat daerahImplementasi kebijakan otonomi daerah membawa perubahan secara mendasar dalam model penyelenggaraan pemerintahan daerah Secara singkat dapat dikatakan terjadi pergeseran yang amat mendasar dalam pola hubungan dan fungsi pemerintah pusat dan daerah Terjadi pergeseran pola hubungan pemerintah pusat ndash daerah dari yang berwatak sentralistik dan paternalistik menjadi pola hubungan yang bersifat kemitraan dan desentralistik Kebijakan otonomi daerah juga meninggalkan paradigma pembangunan sebagai landasan kerja pemerintah (era Orde Baru) yang telah melahirkan banyak ldquokorban pembangunanrdquo menjadi paradigma pelayanan dan pemberdayaan Hal ini dilakukan demi mengembalikan harga diri rakyat dan membangun kembali citra pemerintahan sebagai pelayan (masyarakat) yang adil

Terdapat 3 faktor yang menentukan dampak aktual darimedia massa dan opini publik yaitu (1)kebebasan berekspresi dan berserikat harus diterima dan dihormati Di banyak negara

kebebasan tersebut dilindungi dalam konstitusi Derajat penerimaan dan rasa hormat umumnya dapat diukur dari peran media massa (termasuk perhatian terhadap pola kepemilikan) dan pentingnya peran kelompok kepentingan asosiasi dagang organisasi wanita lembaga konsumen koperasi dan asosiasi profesional

(2)( pelaksanaan berbagai tugas pemerintah harus transparan Kuncinya adalah adanya akses masyarakat terhadap informasi Hal ini harus dijamin melalui konstitusi (misalnya UU Kebebasan Informasi) dengan hanya mempertimbangkan pertimbangan keamanan nasional (dalam pengertian sempit) dan privasi setiap individu Informasi yang dihasilkan pemerintah yang seharusnya dapat diakses secara luas antara lain meliputi anggaran akuntansi publik dan laporan audit Tanpa akses terhadap beragai informasi tersebut masyarakat tidak akan sepenuhnya menyadari apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pemerintah dan efektivitas media massa akan sedikit dibatasi dan

(3)adanya pendidikan sipil yang diberikan kepada warga negara pemahaman mereka akan hak dan kewajibannya di samping kesiapan untuk menjalankannya

KEUANGAN DAERAH

Anggaran Sektor Publik mempunyai peran yang signifikan Dalam perkembangannya anggara publik telah menjadi instrumen kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan bernegara Hal tersebut terutama terlihat dari komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan kepada masyarakat

Oleh karena itu agar fungsi APBN ataupun APBD dapat berjalan secara optimal maka sistem anggaran dan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematisBeberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah (1)pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

dicapai untuk setiap sumber pendapatan sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

(2)penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBDPerubahan APBD

(3)semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Undang ndash Undang No 17 Tahun 2003 menetapkan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai Untuk mendukung kebijakan ini perlu dibangun suatu system yang dapat menyediakan data daninformasi untuk menyusun APBD dengan pendekatan kinerja Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy) perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Penyerahan urusan pemerintahan dan pembangunan kepada daerah kabupatenkota disertai juga dengan penyerahan kewenangan kepada daerah dalam mencari sumber sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan urusan urusan tersebut Sumber sumber pembiayaan itu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) bantuan pemerintah pusat dan sumber sumber lain yang sah Di antara berbagai sumber pembiayaan tersebut PAD merupakan sumber yang mempunyai arti penting karena mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah

Kenyataan menunjukkan banyak daerah yang masih tergantung pada bantuan pemerintah pusat dalam pembiayaannya karena minimnya PAD Padahal banyak daerah kabupatenkota yang memiliki potensi PAD yang cukup besar tetapi potensi potensi tersebut belum dapat digali dengan baik Hal ini memberikan tantangan kepada daerah kabupatenkota untuk meningkatkan PAD dari sektor sektor potensial melalui kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari berbagai sektor yang potensialPersoalan kemandirian pemerintah daerah disebabkan oleh masalah makin membengkaknya biaya yang dibutuhkan pemerintah daerah untuk pelayanan publik ( fiscal need) sementara laju pertumbuhan penerimaan daerah (fiscal capacity) kurang dibanding dengan kebutuhan sehingga terjadi kesenj angan fiskal di daerah Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah fiscal capacity) untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaa n dari pusat dalam rangka mengatasi kesenjangan fiskal dan sekaligus m endorong kemandirian

Peningkatan kapasitas fiskal daerah pada dasarnya adalah optimalisasi sumberndashsumber penerimaan daerah yang s alah satunya adalah peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah adalah menghit ung potensi pendapatan asli daerah yang riil dimiliki daerah Untuk itu diperlukan metode penghitungan potensi PAD yang sistematis dan rasional dimana PAD merupakan indikator bagi pengukuran tingkat kemampuan keuangan daerah dan ti ngkat kemandirian daerah

Masalah kesenjangan fiskal dibalik tuntutan peningkatan kemandirian dalam rangka otonomi daerah dan realitas rendah nya PAD disebabkan lebih banyak pada unsur perpajakan Lebih jauh mengenai perpajakan dan permasalahannya adalah karena kemampuan menghimpun dana kurang mengoptimalkan pengelolaan resources endowment tuntutan pembangunan dan tingkat urbanisasi Masalah lainnya adalah terlalu banyaknya jenis pajak daerah dan seringt umpang tindih satu dengan yang lainnya Tidak ada perbedaan yang jelas antara pajak dengan pungutan lainnya dan masalah efesiensi penerimaan pajak

Salah satu ukuran kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi adalah dengan melihat besarnya nilai PAD yang dapat dicapai oleh daerah tersebut Dengan PAD yang relatif kecil akan sulit bagi daerah tersebut untuk melaksanakan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara mandiri tanpa didukung oleh pihak lain (dalam hal ini Pemerintah Pusat dan Propinsi) Padahal dalam pelaksanaan otonomi ini daerah dituntut untuk mampu membiayai dirinya sendiri

Pada akhirnya keberhasilan otonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh besarnya PAD atau keuangan yang dimiliki oleh daerah tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilannya Misalnya faktor kualitas sumber daya manusia sarana dan prasarana faktor sumber endowment pengelolaan atau manajemen pemerintahan daerah dan sistem informasi yang tersedia

Untuk melihat apakah pemerintah daerah memiliki kemampuan yang nyata dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah dengan menunjukkan kemampuan self supporting dalam bidang keuangan2 Dalam operasionalisasinya kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari struktur Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah-nya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu sumber pembiayaan APBD memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan program-program pembangunanDalam pandangan Davey salah satu sumber-sumber pendapatan regional yang sangat potensial adalah berasal dari Badan Usaha Banyak kasus Pemerintah Daerayang melibatkan diri dalam kegiatan yang dasarnya komersial yang penyajian jasa publiknya bukanlah merupakan motif utama Namun yang harus menjadi perhatian adalah bahwa enterprises merupakan satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan Sehingga sumber- sumber pendapatan daerah tidak hanya diharapkan dari pendapatan rutin seperti pajak retribusi dan lain sebagainya namun kretifitas berwirausaha sangat diperlukan

Namun dalam implementasinya banyak daerah yang memiliki struktur konstribusi PAD relatif kecil terhadap total penerimaan daerah sebaliknya bagian penerimaan pembangunan dan pendapatan terbesar justru berasal dari pendapatan pemerintah atau instansi yang lebih tinggi hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang sangat besar dari pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat

Untuk kelancaran menggali sumber- sumber pendapatan daerah maka diperlukan alternatif kebijakan yang tidak hanya berasal dari penerimaan yang relatif tetap seperti pajak

2 KJ Davey 1988 Pembiayaan Pemerintah Daerah di Indonesia Terjemahan Amanullah Jakarta UI- Press

retribusi dan lain sebagainya Namun juga harus dibarengi dengan kreatifitas dari pemerintah berupa kebijakan yang dapat menggali sumber pendapatan lain dan tidak bertentangan dengan partisipasi masyarakat

Desentralisasi fiskal pada dasarnya menekankan pada expenditure assignment yang ditandai dengan pembagian urusan pada berbagai tingkat pemerintahan Pemerintah daerah memiliki 31 urusan yang terdiri dari urusan wajib dan pilihan Sebagai konsekuensi logis dari penyerahan kewenanganurusan tersebut dan sesuai dengan prinsip money follow function pemerintah pusat setiap tahunnya mengalokasikan dana Transfer ke Daerah kepada pemerintah daerah Jumlah Transfer ke Daerah memiliki tren yang meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan APBNDi samping itu pemerintah pusat juga memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah yang mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah Untuk meningkatkan kemandirian daerah pemerintah pusat terus berupaya melakukan penguatan kewenangan perpajakan daerah (local taxing power) Dalam UU 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah penguatan perpajakan daerah dilakukan antara lain melalui pemberian diskresi penetapan tarif dan pendaerahan beberapa jenis pajak baru seperti Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan ndash Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2)Namun demikian pada kenyataannya banyak daerah yang masih tergantung pada dana transfer dari pusat karena minimalnya PAD Data APBD Tahun 2013 menunjukkan rata-rata secara agregat komposisi dana transfer dalam pendapatan daerah mencapai 82 Hal ini menggambarkan porsi bantuan dari pemerintah pusat masih mendominasi penerimaan daerah Fenomena ini perlu dikaji karena jika dilihat berdasarkan data yang ada potensi ekonomi yang dimiliki daerah Untuk merespon tuntutan yang tinggi atas kecepatan informasi

penyerapan belanja daerah yang bersifat periodik dengan interval waktu yang relatif singkat maka telah dibuat sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor besarnya penyerapan belanja APBD secara bulanan Instrumen ini didasarkan pada data-data sekunder untuk dapat membuat proxy penyerapan belanja daerah secara bulanan per provinsi yang merupakan agregasi penyerapan pemerintah provinsi kabupaten dan kota dalam satu wilayah provinsi Dengan cakupan informasi penyerapan belanja yang lebih luas diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang lebih baik bagi Pemerintah Pusat untuk mendesain kebijakan keuangan ke daerah Pendekatan ini merupakan proxy dengan menggunakan data

dana pemerintah daerah di perbankan per bulan dari Bank Indonesia data realisasi transfer per bulan dan proxy realisasi PAD Laporan estimasi penyerapan bulanan ini

mempunyai time lag kurang dari 20 hari setelah akhir bulan yang bersangkutan Time lag ini terjadi karena salah satu sumber informasi utama yang dijadikan sebagai basis estimasi adalah informasi dana pemda di Bank Umum per provinsi yanbaru dapat diterima setelah 15 hingga 20 hari setelah berakhirnya bulan yang diobservasi (sumber dari Bank Indonesia) Dalam analisis ini data yang digunakan adalah sebagai berikut 1 Dana pemerintah daerah di perbankan per bulan (sumber Bank Indonesia)2 Realisasi transfer per bulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan)3 Laporan realisasi PAD per triwulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian social ekonomi dan kebijakan public yaitu berkaitan langsung dengan kepentingan public dan pemerintah daerah Penelitian ini kemudian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Palu Oleh karena itu penelitian ini mengambil lokasi di Kota Palu yang terfokus pada enam Pasar tradisional Meskipun demikian Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Palu berjumlah delapan namun dua pasar yang non aktif yaitu Pasar Tavanjuka dan Pasar Induk Petoba Oleh karena itu maka penelitian terfokus dan ruang lingkup pada enam Pasar tradsional beserta parkirnya yang disebut retribusi pasar dan retribusi parkir pasar

Ruang lingkup penelitian adalah terdiri dari enam pasar beserta parkirnya yaitu Pasar Masomba Pasar Lasoani Pasar Manonda Pasar Mamboro Pasar Vinase dan Pasar BambaruParar Tua Dan setiap pasar dilakukan survey dan observasi langsung agar supaya dapat secara langsung diidentifikasi Setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari aspek layanan retribusi pasar dan pengelolaan pungutan retribusi parkirnya Dengan demikian langkah berikutnya adalah dilakukan kategorisasi masalah dan perumusan masalah Hal ini sebagai upaya kajian ini lebih fokus sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif Komprehensif dalam konteks ini adalah disamping penelitian kemampuan retribusinya tetapi yang lebih penting perilaku dan sikap masyarakat dalam membayar retribusi tersebut

Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian oleh semua tim turun bersamaan di lokasi Pasar dan Parkir Pasar sekitarnya Pasar tradisional yang setiap hari beraktifitas seperti Pasar Masomba Manonda dan BambaruPasar Tua berbeda intensitas peneliti mengunjungi Pasar tradisional yang hanya beraktifitas dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Mamboro dan Vinase Pada pasar tradisional yang beraktifitas setiap harinya dilakukan kunjungan 4 kali yaitu hari pasar biasa hari libur dan hari Minggu Intensitas pengunjung Pasar lebih ramai dibandingkan hari biasa Dengan 4 kali kunjungan tersebut dalam rangka menghitung jumlah motor dan mobil yang parkir Demikian para penjual lebih ramai menempati lokasi pasarnya pada hari libur Sedangkan Pasar yang beraktifitas hanya dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Pasar Mamboro dan Pasar Vinase peneliti berkunjung melakukan penelitian dua kali seminggu yaitu pada hari libur dan hari biasa Dengan melakukan penjadwalan penelitian tersebut kemudian peneliti menarik jumlah rata-rata motor dan mobil parkir

Penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data dengan mewawancara Dinas Prindakop Kota Palu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palu dan SKPD terkait Disamping itu Peneliti kemudian mewawancarai para penjual pembeli pengguna jasa parkir juru parkir dan coordinator parkir serta kepala Pasar Dalam menentukan informan lebih bersifat insedentil (kebetulan) di lokasi Pasar Hal ini dilakukan untuk berupaya mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalkan persepsi subyektifitas peneliti (lihat Daftar informan)

Tahapan-tahapan penelitian ini dilakukan survey dan observasi lokasi penelitian kemudian melakukan Seminar Awal di Kantor Bappeda Kota Palu dan selanjutnya menulis laporan awal untuk dikumpulkan kepada Bappeda Kota Palu Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan Penelitian dan acuan analisis tentang pengembangan dan optimalisasi potensi retribusi Parkir Pasar didasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum termasuk retribusi Pasar

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

(1)Transfomasi ekonomi sosial dan lingkungan untuk menghapuskan kemiskinan dan mencapai pembangunan yang berkeadilan dan bekelanjutan

(2)Intervensi pembangunan yang tidak hanya meespon terhadap kemiskinan tetapi pada akar permasalahan kemiskinan

(3)Didukung oleh kemitraan global-nasional

Keberhasilan pelaksanaan berbagai upaya pencapaian MDGs sangat ditentukan oleh terlaksananya good governance di tingkat KabupatenKota yang memiliki otonomi dan tanggung jawab sangat besar dalam era desentralisasi ini Keberhasilan pencapaian tujuan MDGs di Indonesia perlu diberikan kesempatan kepada pemerintah daerah KabupatenKota untuk ikut aktif dalam melaksanakan kebijakan yang mengarah kepada pencapaian MDGS Bentuk penghargaan sebagai sebuah keberhasilan adalah wujud penghargaan dari sebuah Kinerja Bisa dilakukan dalam bentuk AWARDS MDGs atau memfasilitasi dengan anggaran atau pembiayaan inovasi pelaksanaan MDGs

DESENTRALISASI

Tujuan utama otonomi daerah adalah mendekatkan penyelenggara pemerintahan kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebih kuat dan nyata Otonomi daerah dinyatakan berhasil apabila pelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadi lebih bebas untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangan tersebut wujudnya ditandai dengan peningkatan peranserta dan prakarsa masyarakat dan berubahnya peran pemerintah daerah dari penyedia menjadi fasilitator Dengan demikian hakekat dari otonomi daerah adalah pelayanan bukan kekuasaanPemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat karena pada dasarnya terkandung tiga misi utama sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah tersebut yaitu(i) Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah(ii) Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat(iii) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi)

dalam proses pembangunan

Desentralisasi akan menumbuhkan modal sosial dan tradisi kewargaan di tingkat lokal Partisipasi demokratis warga akan membiakkan komitmen warga yang luas maupun hubungan-hubungan horizontal kepercayaan (trust) toleransi kerjasama dan solidaritas yang membentuk komunitas sipil (civil community) Ikatan sipil yakni solidaritas sosial dan partisipasi masal yang merentang luas yang pada gilirannya akan berkorelasi tinggi dengan kinerja pembangunan ekonomi dan kualitas kehidupan demokrasiSegi positif penerapan kebijakan desentralisasi adalah(1)Paradigma desentralisasi juga selaras dengan prinsip pemerintahan yang demokratis dengan

adanya pengaturan kewenangan yang seimbang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Desentralisasi tidak menafikkan peran dan kewenangan pemerintah pusat Asas

dekonsentrasi tetap harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik seiring sejalan (sinergis) dengan laju implementasi otonomi daerah

(2) Desentralisasi juga mencegah terjadinya pemusatan kekuasaan yang dapat menimbulkan munculnya pemerintahan yang otoriter serta mendorong demokratisasi di tingkat lokal karena rakyat lebih mempunyai peluang untuk terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan di wilayahnya masing-masing (grass roots democracy)

(3) Desentralisasi menciptakan efisiensi pemerintahan karena sebagian urusan-urusan pemerintahan diselenggarakan oleh satuan-satuan pemerintahan tingkat daerah sehingga memperpendek rentang birokrasi bila dibandingkan dengan pengendalian dari Pusat

(4) Dari segi sosiokultural desentralisasi menyebabkan kepentingan rakyat di daerah-daerah yang memiliki kekhususan-kekhususan tertentu dapat tertangani dengan lebih baik

(5) Desentralisasi membuat pembangunan dapat berjalan dengan lebih baik dan terarah karena dilakukan langsung oleh satuan-satuan pemerintahan di tingkat daerahImplementasi kebijakan otonomi daerah membawa perubahan secara mendasar dalam model penyelenggaraan pemerintahan daerah Secara singkat dapat dikatakan terjadi pergeseran yang amat mendasar dalam pola hubungan dan fungsi pemerintah pusat dan daerah Terjadi pergeseran pola hubungan pemerintah pusat ndash daerah dari yang berwatak sentralistik dan paternalistik menjadi pola hubungan yang bersifat kemitraan dan desentralistik Kebijakan otonomi daerah juga meninggalkan paradigma pembangunan sebagai landasan kerja pemerintah (era Orde Baru) yang telah melahirkan banyak ldquokorban pembangunanrdquo menjadi paradigma pelayanan dan pemberdayaan Hal ini dilakukan demi mengembalikan harga diri rakyat dan membangun kembali citra pemerintahan sebagai pelayan (masyarakat) yang adil

Terdapat 3 faktor yang menentukan dampak aktual darimedia massa dan opini publik yaitu (1)kebebasan berekspresi dan berserikat harus diterima dan dihormati Di banyak negara

kebebasan tersebut dilindungi dalam konstitusi Derajat penerimaan dan rasa hormat umumnya dapat diukur dari peran media massa (termasuk perhatian terhadap pola kepemilikan) dan pentingnya peran kelompok kepentingan asosiasi dagang organisasi wanita lembaga konsumen koperasi dan asosiasi profesional

(2)( pelaksanaan berbagai tugas pemerintah harus transparan Kuncinya adalah adanya akses masyarakat terhadap informasi Hal ini harus dijamin melalui konstitusi (misalnya UU Kebebasan Informasi) dengan hanya mempertimbangkan pertimbangan keamanan nasional (dalam pengertian sempit) dan privasi setiap individu Informasi yang dihasilkan pemerintah yang seharusnya dapat diakses secara luas antara lain meliputi anggaran akuntansi publik dan laporan audit Tanpa akses terhadap beragai informasi tersebut masyarakat tidak akan sepenuhnya menyadari apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pemerintah dan efektivitas media massa akan sedikit dibatasi dan

(3)adanya pendidikan sipil yang diberikan kepada warga negara pemahaman mereka akan hak dan kewajibannya di samping kesiapan untuk menjalankannya

KEUANGAN DAERAH

Anggaran Sektor Publik mempunyai peran yang signifikan Dalam perkembangannya anggara publik telah menjadi instrumen kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan bernegara Hal tersebut terutama terlihat dari komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan kepada masyarakat

Oleh karena itu agar fungsi APBN ataupun APBD dapat berjalan secara optimal maka sistem anggaran dan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematisBeberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah (1)pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

dicapai untuk setiap sumber pendapatan sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

(2)penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBDPerubahan APBD

(3)semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Undang ndash Undang No 17 Tahun 2003 menetapkan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai Untuk mendukung kebijakan ini perlu dibangun suatu system yang dapat menyediakan data daninformasi untuk menyusun APBD dengan pendekatan kinerja Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy) perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Penyerahan urusan pemerintahan dan pembangunan kepada daerah kabupatenkota disertai juga dengan penyerahan kewenangan kepada daerah dalam mencari sumber sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan urusan urusan tersebut Sumber sumber pembiayaan itu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) bantuan pemerintah pusat dan sumber sumber lain yang sah Di antara berbagai sumber pembiayaan tersebut PAD merupakan sumber yang mempunyai arti penting karena mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah

Kenyataan menunjukkan banyak daerah yang masih tergantung pada bantuan pemerintah pusat dalam pembiayaannya karena minimnya PAD Padahal banyak daerah kabupatenkota yang memiliki potensi PAD yang cukup besar tetapi potensi potensi tersebut belum dapat digali dengan baik Hal ini memberikan tantangan kepada daerah kabupatenkota untuk meningkatkan PAD dari sektor sektor potensial melalui kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari berbagai sektor yang potensialPersoalan kemandirian pemerintah daerah disebabkan oleh masalah makin membengkaknya biaya yang dibutuhkan pemerintah daerah untuk pelayanan publik ( fiscal need) sementara laju pertumbuhan penerimaan daerah (fiscal capacity) kurang dibanding dengan kebutuhan sehingga terjadi kesenj angan fiskal di daerah Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah fiscal capacity) untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaa n dari pusat dalam rangka mengatasi kesenjangan fiskal dan sekaligus m endorong kemandirian

Peningkatan kapasitas fiskal daerah pada dasarnya adalah optimalisasi sumberndashsumber penerimaan daerah yang s alah satunya adalah peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah adalah menghit ung potensi pendapatan asli daerah yang riil dimiliki daerah Untuk itu diperlukan metode penghitungan potensi PAD yang sistematis dan rasional dimana PAD merupakan indikator bagi pengukuran tingkat kemampuan keuangan daerah dan ti ngkat kemandirian daerah

Masalah kesenjangan fiskal dibalik tuntutan peningkatan kemandirian dalam rangka otonomi daerah dan realitas rendah nya PAD disebabkan lebih banyak pada unsur perpajakan Lebih jauh mengenai perpajakan dan permasalahannya adalah karena kemampuan menghimpun dana kurang mengoptimalkan pengelolaan resources endowment tuntutan pembangunan dan tingkat urbanisasi Masalah lainnya adalah terlalu banyaknya jenis pajak daerah dan seringt umpang tindih satu dengan yang lainnya Tidak ada perbedaan yang jelas antara pajak dengan pungutan lainnya dan masalah efesiensi penerimaan pajak

Salah satu ukuran kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi adalah dengan melihat besarnya nilai PAD yang dapat dicapai oleh daerah tersebut Dengan PAD yang relatif kecil akan sulit bagi daerah tersebut untuk melaksanakan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara mandiri tanpa didukung oleh pihak lain (dalam hal ini Pemerintah Pusat dan Propinsi) Padahal dalam pelaksanaan otonomi ini daerah dituntut untuk mampu membiayai dirinya sendiri

Pada akhirnya keberhasilan otonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh besarnya PAD atau keuangan yang dimiliki oleh daerah tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilannya Misalnya faktor kualitas sumber daya manusia sarana dan prasarana faktor sumber endowment pengelolaan atau manajemen pemerintahan daerah dan sistem informasi yang tersedia

Untuk melihat apakah pemerintah daerah memiliki kemampuan yang nyata dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah dengan menunjukkan kemampuan self supporting dalam bidang keuangan2 Dalam operasionalisasinya kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari struktur Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah-nya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu sumber pembiayaan APBD memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan program-program pembangunanDalam pandangan Davey salah satu sumber-sumber pendapatan regional yang sangat potensial adalah berasal dari Badan Usaha Banyak kasus Pemerintah Daerayang melibatkan diri dalam kegiatan yang dasarnya komersial yang penyajian jasa publiknya bukanlah merupakan motif utama Namun yang harus menjadi perhatian adalah bahwa enterprises merupakan satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan Sehingga sumber- sumber pendapatan daerah tidak hanya diharapkan dari pendapatan rutin seperti pajak retribusi dan lain sebagainya namun kretifitas berwirausaha sangat diperlukan

Namun dalam implementasinya banyak daerah yang memiliki struktur konstribusi PAD relatif kecil terhadap total penerimaan daerah sebaliknya bagian penerimaan pembangunan dan pendapatan terbesar justru berasal dari pendapatan pemerintah atau instansi yang lebih tinggi hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang sangat besar dari pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat

Untuk kelancaran menggali sumber- sumber pendapatan daerah maka diperlukan alternatif kebijakan yang tidak hanya berasal dari penerimaan yang relatif tetap seperti pajak

2 KJ Davey 1988 Pembiayaan Pemerintah Daerah di Indonesia Terjemahan Amanullah Jakarta UI- Press

retribusi dan lain sebagainya Namun juga harus dibarengi dengan kreatifitas dari pemerintah berupa kebijakan yang dapat menggali sumber pendapatan lain dan tidak bertentangan dengan partisipasi masyarakat

Desentralisasi fiskal pada dasarnya menekankan pada expenditure assignment yang ditandai dengan pembagian urusan pada berbagai tingkat pemerintahan Pemerintah daerah memiliki 31 urusan yang terdiri dari urusan wajib dan pilihan Sebagai konsekuensi logis dari penyerahan kewenanganurusan tersebut dan sesuai dengan prinsip money follow function pemerintah pusat setiap tahunnya mengalokasikan dana Transfer ke Daerah kepada pemerintah daerah Jumlah Transfer ke Daerah memiliki tren yang meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan APBNDi samping itu pemerintah pusat juga memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah yang mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah Untuk meningkatkan kemandirian daerah pemerintah pusat terus berupaya melakukan penguatan kewenangan perpajakan daerah (local taxing power) Dalam UU 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah penguatan perpajakan daerah dilakukan antara lain melalui pemberian diskresi penetapan tarif dan pendaerahan beberapa jenis pajak baru seperti Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan ndash Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2)Namun demikian pada kenyataannya banyak daerah yang masih tergantung pada dana transfer dari pusat karena minimalnya PAD Data APBD Tahun 2013 menunjukkan rata-rata secara agregat komposisi dana transfer dalam pendapatan daerah mencapai 82 Hal ini menggambarkan porsi bantuan dari pemerintah pusat masih mendominasi penerimaan daerah Fenomena ini perlu dikaji karena jika dilihat berdasarkan data yang ada potensi ekonomi yang dimiliki daerah Untuk merespon tuntutan yang tinggi atas kecepatan informasi

penyerapan belanja daerah yang bersifat periodik dengan interval waktu yang relatif singkat maka telah dibuat sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor besarnya penyerapan belanja APBD secara bulanan Instrumen ini didasarkan pada data-data sekunder untuk dapat membuat proxy penyerapan belanja daerah secara bulanan per provinsi yang merupakan agregasi penyerapan pemerintah provinsi kabupaten dan kota dalam satu wilayah provinsi Dengan cakupan informasi penyerapan belanja yang lebih luas diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang lebih baik bagi Pemerintah Pusat untuk mendesain kebijakan keuangan ke daerah Pendekatan ini merupakan proxy dengan menggunakan data

dana pemerintah daerah di perbankan per bulan dari Bank Indonesia data realisasi transfer per bulan dan proxy realisasi PAD Laporan estimasi penyerapan bulanan ini

mempunyai time lag kurang dari 20 hari setelah akhir bulan yang bersangkutan Time lag ini terjadi karena salah satu sumber informasi utama yang dijadikan sebagai basis estimasi adalah informasi dana pemda di Bank Umum per provinsi yanbaru dapat diterima setelah 15 hingga 20 hari setelah berakhirnya bulan yang diobservasi (sumber dari Bank Indonesia) Dalam analisis ini data yang digunakan adalah sebagai berikut 1 Dana pemerintah daerah di perbankan per bulan (sumber Bank Indonesia)2 Realisasi transfer per bulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan)3 Laporan realisasi PAD per triwulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian social ekonomi dan kebijakan public yaitu berkaitan langsung dengan kepentingan public dan pemerintah daerah Penelitian ini kemudian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Palu Oleh karena itu penelitian ini mengambil lokasi di Kota Palu yang terfokus pada enam Pasar tradisional Meskipun demikian Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Palu berjumlah delapan namun dua pasar yang non aktif yaitu Pasar Tavanjuka dan Pasar Induk Petoba Oleh karena itu maka penelitian terfokus dan ruang lingkup pada enam Pasar tradsional beserta parkirnya yang disebut retribusi pasar dan retribusi parkir pasar

Ruang lingkup penelitian adalah terdiri dari enam pasar beserta parkirnya yaitu Pasar Masomba Pasar Lasoani Pasar Manonda Pasar Mamboro Pasar Vinase dan Pasar BambaruParar Tua Dan setiap pasar dilakukan survey dan observasi langsung agar supaya dapat secara langsung diidentifikasi Setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari aspek layanan retribusi pasar dan pengelolaan pungutan retribusi parkirnya Dengan demikian langkah berikutnya adalah dilakukan kategorisasi masalah dan perumusan masalah Hal ini sebagai upaya kajian ini lebih fokus sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif Komprehensif dalam konteks ini adalah disamping penelitian kemampuan retribusinya tetapi yang lebih penting perilaku dan sikap masyarakat dalam membayar retribusi tersebut

Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian oleh semua tim turun bersamaan di lokasi Pasar dan Parkir Pasar sekitarnya Pasar tradisional yang setiap hari beraktifitas seperti Pasar Masomba Manonda dan BambaruPasar Tua berbeda intensitas peneliti mengunjungi Pasar tradisional yang hanya beraktifitas dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Mamboro dan Vinase Pada pasar tradisional yang beraktifitas setiap harinya dilakukan kunjungan 4 kali yaitu hari pasar biasa hari libur dan hari Minggu Intensitas pengunjung Pasar lebih ramai dibandingkan hari biasa Dengan 4 kali kunjungan tersebut dalam rangka menghitung jumlah motor dan mobil yang parkir Demikian para penjual lebih ramai menempati lokasi pasarnya pada hari libur Sedangkan Pasar yang beraktifitas hanya dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Pasar Mamboro dan Pasar Vinase peneliti berkunjung melakukan penelitian dua kali seminggu yaitu pada hari libur dan hari biasa Dengan melakukan penjadwalan penelitian tersebut kemudian peneliti menarik jumlah rata-rata motor dan mobil parkir

Penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data dengan mewawancara Dinas Prindakop Kota Palu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palu dan SKPD terkait Disamping itu Peneliti kemudian mewawancarai para penjual pembeli pengguna jasa parkir juru parkir dan coordinator parkir serta kepala Pasar Dalam menentukan informan lebih bersifat insedentil (kebetulan) di lokasi Pasar Hal ini dilakukan untuk berupaya mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalkan persepsi subyektifitas peneliti (lihat Daftar informan)

Tahapan-tahapan penelitian ini dilakukan survey dan observasi lokasi penelitian kemudian melakukan Seminar Awal di Kantor Bappeda Kota Palu dan selanjutnya menulis laporan awal untuk dikumpulkan kepada Bappeda Kota Palu Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan Penelitian dan acuan analisis tentang pengembangan dan optimalisasi potensi retribusi Parkir Pasar didasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum termasuk retribusi Pasar

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

dekonsentrasi tetap harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik seiring sejalan (sinergis) dengan laju implementasi otonomi daerah

(2) Desentralisasi juga mencegah terjadinya pemusatan kekuasaan yang dapat menimbulkan munculnya pemerintahan yang otoriter serta mendorong demokratisasi di tingkat lokal karena rakyat lebih mempunyai peluang untuk terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan di wilayahnya masing-masing (grass roots democracy)

(3) Desentralisasi menciptakan efisiensi pemerintahan karena sebagian urusan-urusan pemerintahan diselenggarakan oleh satuan-satuan pemerintahan tingkat daerah sehingga memperpendek rentang birokrasi bila dibandingkan dengan pengendalian dari Pusat

(4) Dari segi sosiokultural desentralisasi menyebabkan kepentingan rakyat di daerah-daerah yang memiliki kekhususan-kekhususan tertentu dapat tertangani dengan lebih baik

(5) Desentralisasi membuat pembangunan dapat berjalan dengan lebih baik dan terarah karena dilakukan langsung oleh satuan-satuan pemerintahan di tingkat daerahImplementasi kebijakan otonomi daerah membawa perubahan secara mendasar dalam model penyelenggaraan pemerintahan daerah Secara singkat dapat dikatakan terjadi pergeseran yang amat mendasar dalam pola hubungan dan fungsi pemerintah pusat dan daerah Terjadi pergeseran pola hubungan pemerintah pusat ndash daerah dari yang berwatak sentralistik dan paternalistik menjadi pola hubungan yang bersifat kemitraan dan desentralistik Kebijakan otonomi daerah juga meninggalkan paradigma pembangunan sebagai landasan kerja pemerintah (era Orde Baru) yang telah melahirkan banyak ldquokorban pembangunanrdquo menjadi paradigma pelayanan dan pemberdayaan Hal ini dilakukan demi mengembalikan harga diri rakyat dan membangun kembali citra pemerintahan sebagai pelayan (masyarakat) yang adil

Terdapat 3 faktor yang menentukan dampak aktual darimedia massa dan opini publik yaitu (1)kebebasan berekspresi dan berserikat harus diterima dan dihormati Di banyak negara

kebebasan tersebut dilindungi dalam konstitusi Derajat penerimaan dan rasa hormat umumnya dapat diukur dari peran media massa (termasuk perhatian terhadap pola kepemilikan) dan pentingnya peran kelompok kepentingan asosiasi dagang organisasi wanita lembaga konsumen koperasi dan asosiasi profesional

(2)( pelaksanaan berbagai tugas pemerintah harus transparan Kuncinya adalah adanya akses masyarakat terhadap informasi Hal ini harus dijamin melalui konstitusi (misalnya UU Kebebasan Informasi) dengan hanya mempertimbangkan pertimbangan keamanan nasional (dalam pengertian sempit) dan privasi setiap individu Informasi yang dihasilkan pemerintah yang seharusnya dapat diakses secara luas antara lain meliputi anggaran akuntansi publik dan laporan audit Tanpa akses terhadap beragai informasi tersebut masyarakat tidak akan sepenuhnya menyadari apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pemerintah dan efektivitas media massa akan sedikit dibatasi dan

(3)adanya pendidikan sipil yang diberikan kepada warga negara pemahaman mereka akan hak dan kewajibannya di samping kesiapan untuk menjalankannya

KEUANGAN DAERAH

Anggaran Sektor Publik mempunyai peran yang signifikan Dalam perkembangannya anggara publik telah menjadi instrumen kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan bernegara Hal tersebut terutama terlihat dari komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan kepada masyarakat

Oleh karena itu agar fungsi APBN ataupun APBD dapat berjalan secara optimal maka sistem anggaran dan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematisBeberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah (1)pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

dicapai untuk setiap sumber pendapatan sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

(2)penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBDPerubahan APBD

(3)semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Undang ndash Undang No 17 Tahun 2003 menetapkan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai Untuk mendukung kebijakan ini perlu dibangun suatu system yang dapat menyediakan data daninformasi untuk menyusun APBD dengan pendekatan kinerja Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy) perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Penyerahan urusan pemerintahan dan pembangunan kepada daerah kabupatenkota disertai juga dengan penyerahan kewenangan kepada daerah dalam mencari sumber sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan urusan urusan tersebut Sumber sumber pembiayaan itu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) bantuan pemerintah pusat dan sumber sumber lain yang sah Di antara berbagai sumber pembiayaan tersebut PAD merupakan sumber yang mempunyai arti penting karena mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah

Kenyataan menunjukkan banyak daerah yang masih tergantung pada bantuan pemerintah pusat dalam pembiayaannya karena minimnya PAD Padahal banyak daerah kabupatenkota yang memiliki potensi PAD yang cukup besar tetapi potensi potensi tersebut belum dapat digali dengan baik Hal ini memberikan tantangan kepada daerah kabupatenkota untuk meningkatkan PAD dari sektor sektor potensial melalui kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari berbagai sektor yang potensialPersoalan kemandirian pemerintah daerah disebabkan oleh masalah makin membengkaknya biaya yang dibutuhkan pemerintah daerah untuk pelayanan publik ( fiscal need) sementara laju pertumbuhan penerimaan daerah (fiscal capacity) kurang dibanding dengan kebutuhan sehingga terjadi kesenj angan fiskal di daerah Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah fiscal capacity) untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaa n dari pusat dalam rangka mengatasi kesenjangan fiskal dan sekaligus m endorong kemandirian

Peningkatan kapasitas fiskal daerah pada dasarnya adalah optimalisasi sumberndashsumber penerimaan daerah yang s alah satunya adalah peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah adalah menghit ung potensi pendapatan asli daerah yang riil dimiliki daerah Untuk itu diperlukan metode penghitungan potensi PAD yang sistematis dan rasional dimana PAD merupakan indikator bagi pengukuran tingkat kemampuan keuangan daerah dan ti ngkat kemandirian daerah

Masalah kesenjangan fiskal dibalik tuntutan peningkatan kemandirian dalam rangka otonomi daerah dan realitas rendah nya PAD disebabkan lebih banyak pada unsur perpajakan Lebih jauh mengenai perpajakan dan permasalahannya adalah karena kemampuan menghimpun dana kurang mengoptimalkan pengelolaan resources endowment tuntutan pembangunan dan tingkat urbanisasi Masalah lainnya adalah terlalu banyaknya jenis pajak daerah dan seringt umpang tindih satu dengan yang lainnya Tidak ada perbedaan yang jelas antara pajak dengan pungutan lainnya dan masalah efesiensi penerimaan pajak

Salah satu ukuran kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi adalah dengan melihat besarnya nilai PAD yang dapat dicapai oleh daerah tersebut Dengan PAD yang relatif kecil akan sulit bagi daerah tersebut untuk melaksanakan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara mandiri tanpa didukung oleh pihak lain (dalam hal ini Pemerintah Pusat dan Propinsi) Padahal dalam pelaksanaan otonomi ini daerah dituntut untuk mampu membiayai dirinya sendiri

Pada akhirnya keberhasilan otonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh besarnya PAD atau keuangan yang dimiliki oleh daerah tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilannya Misalnya faktor kualitas sumber daya manusia sarana dan prasarana faktor sumber endowment pengelolaan atau manajemen pemerintahan daerah dan sistem informasi yang tersedia

Untuk melihat apakah pemerintah daerah memiliki kemampuan yang nyata dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah dengan menunjukkan kemampuan self supporting dalam bidang keuangan2 Dalam operasionalisasinya kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari struktur Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah-nya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu sumber pembiayaan APBD memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan program-program pembangunanDalam pandangan Davey salah satu sumber-sumber pendapatan regional yang sangat potensial adalah berasal dari Badan Usaha Banyak kasus Pemerintah Daerayang melibatkan diri dalam kegiatan yang dasarnya komersial yang penyajian jasa publiknya bukanlah merupakan motif utama Namun yang harus menjadi perhatian adalah bahwa enterprises merupakan satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan Sehingga sumber- sumber pendapatan daerah tidak hanya diharapkan dari pendapatan rutin seperti pajak retribusi dan lain sebagainya namun kretifitas berwirausaha sangat diperlukan

Namun dalam implementasinya banyak daerah yang memiliki struktur konstribusi PAD relatif kecil terhadap total penerimaan daerah sebaliknya bagian penerimaan pembangunan dan pendapatan terbesar justru berasal dari pendapatan pemerintah atau instansi yang lebih tinggi hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang sangat besar dari pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat

Untuk kelancaran menggali sumber- sumber pendapatan daerah maka diperlukan alternatif kebijakan yang tidak hanya berasal dari penerimaan yang relatif tetap seperti pajak

2 KJ Davey 1988 Pembiayaan Pemerintah Daerah di Indonesia Terjemahan Amanullah Jakarta UI- Press

retribusi dan lain sebagainya Namun juga harus dibarengi dengan kreatifitas dari pemerintah berupa kebijakan yang dapat menggali sumber pendapatan lain dan tidak bertentangan dengan partisipasi masyarakat

Desentralisasi fiskal pada dasarnya menekankan pada expenditure assignment yang ditandai dengan pembagian urusan pada berbagai tingkat pemerintahan Pemerintah daerah memiliki 31 urusan yang terdiri dari urusan wajib dan pilihan Sebagai konsekuensi logis dari penyerahan kewenanganurusan tersebut dan sesuai dengan prinsip money follow function pemerintah pusat setiap tahunnya mengalokasikan dana Transfer ke Daerah kepada pemerintah daerah Jumlah Transfer ke Daerah memiliki tren yang meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan APBNDi samping itu pemerintah pusat juga memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah yang mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah Untuk meningkatkan kemandirian daerah pemerintah pusat terus berupaya melakukan penguatan kewenangan perpajakan daerah (local taxing power) Dalam UU 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah penguatan perpajakan daerah dilakukan antara lain melalui pemberian diskresi penetapan tarif dan pendaerahan beberapa jenis pajak baru seperti Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan ndash Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2)Namun demikian pada kenyataannya banyak daerah yang masih tergantung pada dana transfer dari pusat karena minimalnya PAD Data APBD Tahun 2013 menunjukkan rata-rata secara agregat komposisi dana transfer dalam pendapatan daerah mencapai 82 Hal ini menggambarkan porsi bantuan dari pemerintah pusat masih mendominasi penerimaan daerah Fenomena ini perlu dikaji karena jika dilihat berdasarkan data yang ada potensi ekonomi yang dimiliki daerah Untuk merespon tuntutan yang tinggi atas kecepatan informasi

penyerapan belanja daerah yang bersifat periodik dengan interval waktu yang relatif singkat maka telah dibuat sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor besarnya penyerapan belanja APBD secara bulanan Instrumen ini didasarkan pada data-data sekunder untuk dapat membuat proxy penyerapan belanja daerah secara bulanan per provinsi yang merupakan agregasi penyerapan pemerintah provinsi kabupaten dan kota dalam satu wilayah provinsi Dengan cakupan informasi penyerapan belanja yang lebih luas diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang lebih baik bagi Pemerintah Pusat untuk mendesain kebijakan keuangan ke daerah Pendekatan ini merupakan proxy dengan menggunakan data

dana pemerintah daerah di perbankan per bulan dari Bank Indonesia data realisasi transfer per bulan dan proxy realisasi PAD Laporan estimasi penyerapan bulanan ini

mempunyai time lag kurang dari 20 hari setelah akhir bulan yang bersangkutan Time lag ini terjadi karena salah satu sumber informasi utama yang dijadikan sebagai basis estimasi adalah informasi dana pemda di Bank Umum per provinsi yanbaru dapat diterima setelah 15 hingga 20 hari setelah berakhirnya bulan yang diobservasi (sumber dari Bank Indonesia) Dalam analisis ini data yang digunakan adalah sebagai berikut 1 Dana pemerintah daerah di perbankan per bulan (sumber Bank Indonesia)2 Realisasi transfer per bulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan)3 Laporan realisasi PAD per triwulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian social ekonomi dan kebijakan public yaitu berkaitan langsung dengan kepentingan public dan pemerintah daerah Penelitian ini kemudian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Palu Oleh karena itu penelitian ini mengambil lokasi di Kota Palu yang terfokus pada enam Pasar tradisional Meskipun demikian Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Palu berjumlah delapan namun dua pasar yang non aktif yaitu Pasar Tavanjuka dan Pasar Induk Petoba Oleh karena itu maka penelitian terfokus dan ruang lingkup pada enam Pasar tradsional beserta parkirnya yang disebut retribusi pasar dan retribusi parkir pasar

Ruang lingkup penelitian adalah terdiri dari enam pasar beserta parkirnya yaitu Pasar Masomba Pasar Lasoani Pasar Manonda Pasar Mamboro Pasar Vinase dan Pasar BambaruParar Tua Dan setiap pasar dilakukan survey dan observasi langsung agar supaya dapat secara langsung diidentifikasi Setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari aspek layanan retribusi pasar dan pengelolaan pungutan retribusi parkirnya Dengan demikian langkah berikutnya adalah dilakukan kategorisasi masalah dan perumusan masalah Hal ini sebagai upaya kajian ini lebih fokus sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif Komprehensif dalam konteks ini adalah disamping penelitian kemampuan retribusinya tetapi yang lebih penting perilaku dan sikap masyarakat dalam membayar retribusi tersebut

Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian oleh semua tim turun bersamaan di lokasi Pasar dan Parkir Pasar sekitarnya Pasar tradisional yang setiap hari beraktifitas seperti Pasar Masomba Manonda dan BambaruPasar Tua berbeda intensitas peneliti mengunjungi Pasar tradisional yang hanya beraktifitas dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Mamboro dan Vinase Pada pasar tradisional yang beraktifitas setiap harinya dilakukan kunjungan 4 kali yaitu hari pasar biasa hari libur dan hari Minggu Intensitas pengunjung Pasar lebih ramai dibandingkan hari biasa Dengan 4 kali kunjungan tersebut dalam rangka menghitung jumlah motor dan mobil yang parkir Demikian para penjual lebih ramai menempati lokasi pasarnya pada hari libur Sedangkan Pasar yang beraktifitas hanya dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Pasar Mamboro dan Pasar Vinase peneliti berkunjung melakukan penelitian dua kali seminggu yaitu pada hari libur dan hari biasa Dengan melakukan penjadwalan penelitian tersebut kemudian peneliti menarik jumlah rata-rata motor dan mobil parkir

Penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data dengan mewawancara Dinas Prindakop Kota Palu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palu dan SKPD terkait Disamping itu Peneliti kemudian mewawancarai para penjual pembeli pengguna jasa parkir juru parkir dan coordinator parkir serta kepala Pasar Dalam menentukan informan lebih bersifat insedentil (kebetulan) di lokasi Pasar Hal ini dilakukan untuk berupaya mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalkan persepsi subyektifitas peneliti (lihat Daftar informan)

Tahapan-tahapan penelitian ini dilakukan survey dan observasi lokasi penelitian kemudian melakukan Seminar Awal di Kantor Bappeda Kota Palu dan selanjutnya menulis laporan awal untuk dikumpulkan kepada Bappeda Kota Palu Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan Penelitian dan acuan analisis tentang pengembangan dan optimalisasi potensi retribusi Parkir Pasar didasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum termasuk retribusi Pasar

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

Oleh karena itu agar fungsi APBN ataupun APBD dapat berjalan secara optimal maka sistem anggaran dan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematisBeberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah (1)pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

dicapai untuk setiap sumber pendapatan sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

(2)penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBDPerubahan APBD

(3)semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Undang ndash Undang No 17 Tahun 2003 menetapkan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai Untuk mendukung kebijakan ini perlu dibangun suatu system yang dapat menyediakan data daninformasi untuk menyusun APBD dengan pendekatan kinerja Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy) perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Penyerahan urusan pemerintahan dan pembangunan kepada daerah kabupatenkota disertai juga dengan penyerahan kewenangan kepada daerah dalam mencari sumber sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan urusan urusan tersebut Sumber sumber pembiayaan itu berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) bantuan pemerintah pusat dan sumber sumber lain yang sah Di antara berbagai sumber pembiayaan tersebut PAD merupakan sumber yang mempunyai arti penting karena mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah

Kenyataan menunjukkan banyak daerah yang masih tergantung pada bantuan pemerintah pusat dalam pembiayaannya karena minimnya PAD Padahal banyak daerah kabupatenkota yang memiliki potensi PAD yang cukup besar tetapi potensi potensi tersebut belum dapat digali dengan baik Hal ini memberikan tantangan kepada daerah kabupatenkota untuk meningkatkan PAD dari sektor sektor potensial melalui kebijakan intensifikasi maupun ekstensifikasi penggalian PAD dari berbagai sektor yang potensialPersoalan kemandirian pemerintah daerah disebabkan oleh masalah makin membengkaknya biaya yang dibutuhkan pemerintah daerah untuk pelayanan publik ( fiscal need) sementara laju pertumbuhan penerimaan daerah (fiscal capacity) kurang dibanding dengan kebutuhan sehingga terjadi kesenj angan fiskal di daerah Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah fiscal capacity) untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaa n dari pusat dalam rangka mengatasi kesenjangan fiskal dan sekaligus m endorong kemandirian

Peningkatan kapasitas fiskal daerah pada dasarnya adalah optimalisasi sumberndashsumber penerimaan daerah yang s alah satunya adalah peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah adalah menghit ung potensi pendapatan asli daerah yang riil dimiliki daerah Untuk itu diperlukan metode penghitungan potensi PAD yang sistematis dan rasional dimana PAD merupakan indikator bagi pengukuran tingkat kemampuan keuangan daerah dan ti ngkat kemandirian daerah

Masalah kesenjangan fiskal dibalik tuntutan peningkatan kemandirian dalam rangka otonomi daerah dan realitas rendah nya PAD disebabkan lebih banyak pada unsur perpajakan Lebih jauh mengenai perpajakan dan permasalahannya adalah karena kemampuan menghimpun dana kurang mengoptimalkan pengelolaan resources endowment tuntutan pembangunan dan tingkat urbanisasi Masalah lainnya adalah terlalu banyaknya jenis pajak daerah dan seringt umpang tindih satu dengan yang lainnya Tidak ada perbedaan yang jelas antara pajak dengan pungutan lainnya dan masalah efesiensi penerimaan pajak

Salah satu ukuran kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi adalah dengan melihat besarnya nilai PAD yang dapat dicapai oleh daerah tersebut Dengan PAD yang relatif kecil akan sulit bagi daerah tersebut untuk melaksanakan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara mandiri tanpa didukung oleh pihak lain (dalam hal ini Pemerintah Pusat dan Propinsi) Padahal dalam pelaksanaan otonomi ini daerah dituntut untuk mampu membiayai dirinya sendiri

Pada akhirnya keberhasilan otonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh besarnya PAD atau keuangan yang dimiliki oleh daerah tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilannya Misalnya faktor kualitas sumber daya manusia sarana dan prasarana faktor sumber endowment pengelolaan atau manajemen pemerintahan daerah dan sistem informasi yang tersedia

Untuk melihat apakah pemerintah daerah memiliki kemampuan yang nyata dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah dengan menunjukkan kemampuan self supporting dalam bidang keuangan2 Dalam operasionalisasinya kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari struktur Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah-nya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu sumber pembiayaan APBD memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan program-program pembangunanDalam pandangan Davey salah satu sumber-sumber pendapatan regional yang sangat potensial adalah berasal dari Badan Usaha Banyak kasus Pemerintah Daerayang melibatkan diri dalam kegiatan yang dasarnya komersial yang penyajian jasa publiknya bukanlah merupakan motif utama Namun yang harus menjadi perhatian adalah bahwa enterprises merupakan satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan Sehingga sumber- sumber pendapatan daerah tidak hanya diharapkan dari pendapatan rutin seperti pajak retribusi dan lain sebagainya namun kretifitas berwirausaha sangat diperlukan

Namun dalam implementasinya banyak daerah yang memiliki struktur konstribusi PAD relatif kecil terhadap total penerimaan daerah sebaliknya bagian penerimaan pembangunan dan pendapatan terbesar justru berasal dari pendapatan pemerintah atau instansi yang lebih tinggi hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang sangat besar dari pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat

Untuk kelancaran menggali sumber- sumber pendapatan daerah maka diperlukan alternatif kebijakan yang tidak hanya berasal dari penerimaan yang relatif tetap seperti pajak

2 KJ Davey 1988 Pembiayaan Pemerintah Daerah di Indonesia Terjemahan Amanullah Jakarta UI- Press

retribusi dan lain sebagainya Namun juga harus dibarengi dengan kreatifitas dari pemerintah berupa kebijakan yang dapat menggali sumber pendapatan lain dan tidak bertentangan dengan partisipasi masyarakat

Desentralisasi fiskal pada dasarnya menekankan pada expenditure assignment yang ditandai dengan pembagian urusan pada berbagai tingkat pemerintahan Pemerintah daerah memiliki 31 urusan yang terdiri dari urusan wajib dan pilihan Sebagai konsekuensi logis dari penyerahan kewenanganurusan tersebut dan sesuai dengan prinsip money follow function pemerintah pusat setiap tahunnya mengalokasikan dana Transfer ke Daerah kepada pemerintah daerah Jumlah Transfer ke Daerah memiliki tren yang meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan APBNDi samping itu pemerintah pusat juga memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah yang mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah Untuk meningkatkan kemandirian daerah pemerintah pusat terus berupaya melakukan penguatan kewenangan perpajakan daerah (local taxing power) Dalam UU 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah penguatan perpajakan daerah dilakukan antara lain melalui pemberian diskresi penetapan tarif dan pendaerahan beberapa jenis pajak baru seperti Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan ndash Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2)Namun demikian pada kenyataannya banyak daerah yang masih tergantung pada dana transfer dari pusat karena minimalnya PAD Data APBD Tahun 2013 menunjukkan rata-rata secara agregat komposisi dana transfer dalam pendapatan daerah mencapai 82 Hal ini menggambarkan porsi bantuan dari pemerintah pusat masih mendominasi penerimaan daerah Fenomena ini perlu dikaji karena jika dilihat berdasarkan data yang ada potensi ekonomi yang dimiliki daerah Untuk merespon tuntutan yang tinggi atas kecepatan informasi

penyerapan belanja daerah yang bersifat periodik dengan interval waktu yang relatif singkat maka telah dibuat sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor besarnya penyerapan belanja APBD secara bulanan Instrumen ini didasarkan pada data-data sekunder untuk dapat membuat proxy penyerapan belanja daerah secara bulanan per provinsi yang merupakan agregasi penyerapan pemerintah provinsi kabupaten dan kota dalam satu wilayah provinsi Dengan cakupan informasi penyerapan belanja yang lebih luas diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang lebih baik bagi Pemerintah Pusat untuk mendesain kebijakan keuangan ke daerah Pendekatan ini merupakan proxy dengan menggunakan data

dana pemerintah daerah di perbankan per bulan dari Bank Indonesia data realisasi transfer per bulan dan proxy realisasi PAD Laporan estimasi penyerapan bulanan ini

mempunyai time lag kurang dari 20 hari setelah akhir bulan yang bersangkutan Time lag ini terjadi karena salah satu sumber informasi utama yang dijadikan sebagai basis estimasi adalah informasi dana pemda di Bank Umum per provinsi yanbaru dapat diterima setelah 15 hingga 20 hari setelah berakhirnya bulan yang diobservasi (sumber dari Bank Indonesia) Dalam analisis ini data yang digunakan adalah sebagai berikut 1 Dana pemerintah daerah di perbankan per bulan (sumber Bank Indonesia)2 Realisasi transfer per bulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan)3 Laporan realisasi PAD per triwulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian social ekonomi dan kebijakan public yaitu berkaitan langsung dengan kepentingan public dan pemerintah daerah Penelitian ini kemudian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Palu Oleh karena itu penelitian ini mengambil lokasi di Kota Palu yang terfokus pada enam Pasar tradisional Meskipun demikian Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Palu berjumlah delapan namun dua pasar yang non aktif yaitu Pasar Tavanjuka dan Pasar Induk Petoba Oleh karena itu maka penelitian terfokus dan ruang lingkup pada enam Pasar tradsional beserta parkirnya yang disebut retribusi pasar dan retribusi parkir pasar

Ruang lingkup penelitian adalah terdiri dari enam pasar beserta parkirnya yaitu Pasar Masomba Pasar Lasoani Pasar Manonda Pasar Mamboro Pasar Vinase dan Pasar BambaruParar Tua Dan setiap pasar dilakukan survey dan observasi langsung agar supaya dapat secara langsung diidentifikasi Setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari aspek layanan retribusi pasar dan pengelolaan pungutan retribusi parkirnya Dengan demikian langkah berikutnya adalah dilakukan kategorisasi masalah dan perumusan masalah Hal ini sebagai upaya kajian ini lebih fokus sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif Komprehensif dalam konteks ini adalah disamping penelitian kemampuan retribusinya tetapi yang lebih penting perilaku dan sikap masyarakat dalam membayar retribusi tersebut

Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian oleh semua tim turun bersamaan di lokasi Pasar dan Parkir Pasar sekitarnya Pasar tradisional yang setiap hari beraktifitas seperti Pasar Masomba Manonda dan BambaruPasar Tua berbeda intensitas peneliti mengunjungi Pasar tradisional yang hanya beraktifitas dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Mamboro dan Vinase Pada pasar tradisional yang beraktifitas setiap harinya dilakukan kunjungan 4 kali yaitu hari pasar biasa hari libur dan hari Minggu Intensitas pengunjung Pasar lebih ramai dibandingkan hari biasa Dengan 4 kali kunjungan tersebut dalam rangka menghitung jumlah motor dan mobil yang parkir Demikian para penjual lebih ramai menempati lokasi pasarnya pada hari libur Sedangkan Pasar yang beraktifitas hanya dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Pasar Mamboro dan Pasar Vinase peneliti berkunjung melakukan penelitian dua kali seminggu yaitu pada hari libur dan hari biasa Dengan melakukan penjadwalan penelitian tersebut kemudian peneliti menarik jumlah rata-rata motor dan mobil parkir

Penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data dengan mewawancara Dinas Prindakop Kota Palu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palu dan SKPD terkait Disamping itu Peneliti kemudian mewawancarai para penjual pembeli pengguna jasa parkir juru parkir dan coordinator parkir serta kepala Pasar Dalam menentukan informan lebih bersifat insedentil (kebetulan) di lokasi Pasar Hal ini dilakukan untuk berupaya mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalkan persepsi subyektifitas peneliti (lihat Daftar informan)

Tahapan-tahapan penelitian ini dilakukan survey dan observasi lokasi penelitian kemudian melakukan Seminar Awal di Kantor Bappeda Kota Palu dan selanjutnya menulis laporan awal untuk dikumpulkan kepada Bappeda Kota Palu Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan Penelitian dan acuan analisis tentang pengembangan dan optimalisasi potensi retribusi Parkir Pasar didasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum termasuk retribusi Pasar

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah adalah menghit ung potensi pendapatan asli daerah yang riil dimiliki daerah Untuk itu diperlukan metode penghitungan potensi PAD yang sistematis dan rasional dimana PAD merupakan indikator bagi pengukuran tingkat kemampuan keuangan daerah dan ti ngkat kemandirian daerah

Masalah kesenjangan fiskal dibalik tuntutan peningkatan kemandirian dalam rangka otonomi daerah dan realitas rendah nya PAD disebabkan lebih banyak pada unsur perpajakan Lebih jauh mengenai perpajakan dan permasalahannya adalah karena kemampuan menghimpun dana kurang mengoptimalkan pengelolaan resources endowment tuntutan pembangunan dan tingkat urbanisasi Masalah lainnya adalah terlalu banyaknya jenis pajak daerah dan seringt umpang tindih satu dengan yang lainnya Tidak ada perbedaan yang jelas antara pajak dengan pungutan lainnya dan masalah efesiensi penerimaan pajak

Salah satu ukuran kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi adalah dengan melihat besarnya nilai PAD yang dapat dicapai oleh daerah tersebut Dengan PAD yang relatif kecil akan sulit bagi daerah tersebut untuk melaksanakan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara mandiri tanpa didukung oleh pihak lain (dalam hal ini Pemerintah Pusat dan Propinsi) Padahal dalam pelaksanaan otonomi ini daerah dituntut untuk mampu membiayai dirinya sendiri

Pada akhirnya keberhasilan otonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh besarnya PAD atau keuangan yang dimiliki oleh daerah tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilannya Misalnya faktor kualitas sumber daya manusia sarana dan prasarana faktor sumber endowment pengelolaan atau manajemen pemerintahan daerah dan sistem informasi yang tersedia

Untuk melihat apakah pemerintah daerah memiliki kemampuan yang nyata dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah dengan menunjukkan kemampuan self supporting dalam bidang keuangan2 Dalam operasionalisasinya kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari struktur Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah-nya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu sumber pembiayaan APBD memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan program-program pembangunanDalam pandangan Davey salah satu sumber-sumber pendapatan regional yang sangat potensial adalah berasal dari Badan Usaha Banyak kasus Pemerintah Daerayang melibatkan diri dalam kegiatan yang dasarnya komersial yang penyajian jasa publiknya bukanlah merupakan motif utama Namun yang harus menjadi perhatian adalah bahwa enterprises merupakan satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan Sehingga sumber- sumber pendapatan daerah tidak hanya diharapkan dari pendapatan rutin seperti pajak retribusi dan lain sebagainya namun kretifitas berwirausaha sangat diperlukan

Namun dalam implementasinya banyak daerah yang memiliki struktur konstribusi PAD relatif kecil terhadap total penerimaan daerah sebaliknya bagian penerimaan pembangunan dan pendapatan terbesar justru berasal dari pendapatan pemerintah atau instansi yang lebih tinggi hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang sangat besar dari pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat

Untuk kelancaran menggali sumber- sumber pendapatan daerah maka diperlukan alternatif kebijakan yang tidak hanya berasal dari penerimaan yang relatif tetap seperti pajak

2 KJ Davey 1988 Pembiayaan Pemerintah Daerah di Indonesia Terjemahan Amanullah Jakarta UI- Press

retribusi dan lain sebagainya Namun juga harus dibarengi dengan kreatifitas dari pemerintah berupa kebijakan yang dapat menggali sumber pendapatan lain dan tidak bertentangan dengan partisipasi masyarakat

Desentralisasi fiskal pada dasarnya menekankan pada expenditure assignment yang ditandai dengan pembagian urusan pada berbagai tingkat pemerintahan Pemerintah daerah memiliki 31 urusan yang terdiri dari urusan wajib dan pilihan Sebagai konsekuensi logis dari penyerahan kewenanganurusan tersebut dan sesuai dengan prinsip money follow function pemerintah pusat setiap tahunnya mengalokasikan dana Transfer ke Daerah kepada pemerintah daerah Jumlah Transfer ke Daerah memiliki tren yang meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan APBNDi samping itu pemerintah pusat juga memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah yang mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah Untuk meningkatkan kemandirian daerah pemerintah pusat terus berupaya melakukan penguatan kewenangan perpajakan daerah (local taxing power) Dalam UU 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah penguatan perpajakan daerah dilakukan antara lain melalui pemberian diskresi penetapan tarif dan pendaerahan beberapa jenis pajak baru seperti Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan ndash Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2)Namun demikian pada kenyataannya banyak daerah yang masih tergantung pada dana transfer dari pusat karena minimalnya PAD Data APBD Tahun 2013 menunjukkan rata-rata secara agregat komposisi dana transfer dalam pendapatan daerah mencapai 82 Hal ini menggambarkan porsi bantuan dari pemerintah pusat masih mendominasi penerimaan daerah Fenomena ini perlu dikaji karena jika dilihat berdasarkan data yang ada potensi ekonomi yang dimiliki daerah Untuk merespon tuntutan yang tinggi atas kecepatan informasi

penyerapan belanja daerah yang bersifat periodik dengan interval waktu yang relatif singkat maka telah dibuat sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor besarnya penyerapan belanja APBD secara bulanan Instrumen ini didasarkan pada data-data sekunder untuk dapat membuat proxy penyerapan belanja daerah secara bulanan per provinsi yang merupakan agregasi penyerapan pemerintah provinsi kabupaten dan kota dalam satu wilayah provinsi Dengan cakupan informasi penyerapan belanja yang lebih luas diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang lebih baik bagi Pemerintah Pusat untuk mendesain kebijakan keuangan ke daerah Pendekatan ini merupakan proxy dengan menggunakan data

dana pemerintah daerah di perbankan per bulan dari Bank Indonesia data realisasi transfer per bulan dan proxy realisasi PAD Laporan estimasi penyerapan bulanan ini

mempunyai time lag kurang dari 20 hari setelah akhir bulan yang bersangkutan Time lag ini terjadi karena salah satu sumber informasi utama yang dijadikan sebagai basis estimasi adalah informasi dana pemda di Bank Umum per provinsi yanbaru dapat diterima setelah 15 hingga 20 hari setelah berakhirnya bulan yang diobservasi (sumber dari Bank Indonesia) Dalam analisis ini data yang digunakan adalah sebagai berikut 1 Dana pemerintah daerah di perbankan per bulan (sumber Bank Indonesia)2 Realisasi transfer per bulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan)3 Laporan realisasi PAD per triwulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian social ekonomi dan kebijakan public yaitu berkaitan langsung dengan kepentingan public dan pemerintah daerah Penelitian ini kemudian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Palu Oleh karena itu penelitian ini mengambil lokasi di Kota Palu yang terfokus pada enam Pasar tradisional Meskipun demikian Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Palu berjumlah delapan namun dua pasar yang non aktif yaitu Pasar Tavanjuka dan Pasar Induk Petoba Oleh karena itu maka penelitian terfokus dan ruang lingkup pada enam Pasar tradsional beserta parkirnya yang disebut retribusi pasar dan retribusi parkir pasar

Ruang lingkup penelitian adalah terdiri dari enam pasar beserta parkirnya yaitu Pasar Masomba Pasar Lasoani Pasar Manonda Pasar Mamboro Pasar Vinase dan Pasar BambaruParar Tua Dan setiap pasar dilakukan survey dan observasi langsung agar supaya dapat secara langsung diidentifikasi Setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari aspek layanan retribusi pasar dan pengelolaan pungutan retribusi parkirnya Dengan demikian langkah berikutnya adalah dilakukan kategorisasi masalah dan perumusan masalah Hal ini sebagai upaya kajian ini lebih fokus sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif Komprehensif dalam konteks ini adalah disamping penelitian kemampuan retribusinya tetapi yang lebih penting perilaku dan sikap masyarakat dalam membayar retribusi tersebut

Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian oleh semua tim turun bersamaan di lokasi Pasar dan Parkir Pasar sekitarnya Pasar tradisional yang setiap hari beraktifitas seperti Pasar Masomba Manonda dan BambaruPasar Tua berbeda intensitas peneliti mengunjungi Pasar tradisional yang hanya beraktifitas dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Mamboro dan Vinase Pada pasar tradisional yang beraktifitas setiap harinya dilakukan kunjungan 4 kali yaitu hari pasar biasa hari libur dan hari Minggu Intensitas pengunjung Pasar lebih ramai dibandingkan hari biasa Dengan 4 kali kunjungan tersebut dalam rangka menghitung jumlah motor dan mobil yang parkir Demikian para penjual lebih ramai menempati lokasi pasarnya pada hari libur Sedangkan Pasar yang beraktifitas hanya dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Pasar Mamboro dan Pasar Vinase peneliti berkunjung melakukan penelitian dua kali seminggu yaitu pada hari libur dan hari biasa Dengan melakukan penjadwalan penelitian tersebut kemudian peneliti menarik jumlah rata-rata motor dan mobil parkir

Penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data dengan mewawancara Dinas Prindakop Kota Palu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palu dan SKPD terkait Disamping itu Peneliti kemudian mewawancarai para penjual pembeli pengguna jasa parkir juru parkir dan coordinator parkir serta kepala Pasar Dalam menentukan informan lebih bersifat insedentil (kebetulan) di lokasi Pasar Hal ini dilakukan untuk berupaya mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalkan persepsi subyektifitas peneliti (lihat Daftar informan)

Tahapan-tahapan penelitian ini dilakukan survey dan observasi lokasi penelitian kemudian melakukan Seminar Awal di Kantor Bappeda Kota Palu dan selanjutnya menulis laporan awal untuk dikumpulkan kepada Bappeda Kota Palu Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan Penelitian dan acuan analisis tentang pengembangan dan optimalisasi potensi retribusi Parkir Pasar didasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum termasuk retribusi Pasar

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

retribusi dan lain sebagainya Namun juga harus dibarengi dengan kreatifitas dari pemerintah berupa kebijakan yang dapat menggali sumber pendapatan lain dan tidak bertentangan dengan partisipasi masyarakat

Desentralisasi fiskal pada dasarnya menekankan pada expenditure assignment yang ditandai dengan pembagian urusan pada berbagai tingkat pemerintahan Pemerintah daerah memiliki 31 urusan yang terdiri dari urusan wajib dan pilihan Sebagai konsekuensi logis dari penyerahan kewenanganurusan tersebut dan sesuai dengan prinsip money follow function pemerintah pusat setiap tahunnya mengalokasikan dana Transfer ke Daerah kepada pemerintah daerah Jumlah Transfer ke Daerah memiliki tren yang meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan APBNDi samping itu pemerintah pusat juga memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah yang mencerminkan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah Untuk meningkatkan kemandirian daerah pemerintah pusat terus berupaya melakukan penguatan kewenangan perpajakan daerah (local taxing power) Dalam UU 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah penguatan perpajakan daerah dilakukan antara lain melalui pemberian diskresi penetapan tarif dan pendaerahan beberapa jenis pajak baru seperti Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan ndash Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2)Namun demikian pada kenyataannya banyak daerah yang masih tergantung pada dana transfer dari pusat karena minimalnya PAD Data APBD Tahun 2013 menunjukkan rata-rata secara agregat komposisi dana transfer dalam pendapatan daerah mencapai 82 Hal ini menggambarkan porsi bantuan dari pemerintah pusat masih mendominasi penerimaan daerah Fenomena ini perlu dikaji karena jika dilihat berdasarkan data yang ada potensi ekonomi yang dimiliki daerah Untuk merespon tuntutan yang tinggi atas kecepatan informasi

penyerapan belanja daerah yang bersifat periodik dengan interval waktu yang relatif singkat maka telah dibuat sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor besarnya penyerapan belanja APBD secara bulanan Instrumen ini didasarkan pada data-data sekunder untuk dapat membuat proxy penyerapan belanja daerah secara bulanan per provinsi yang merupakan agregasi penyerapan pemerintah provinsi kabupaten dan kota dalam satu wilayah provinsi Dengan cakupan informasi penyerapan belanja yang lebih luas diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang lebih baik bagi Pemerintah Pusat untuk mendesain kebijakan keuangan ke daerah Pendekatan ini merupakan proxy dengan menggunakan data

dana pemerintah daerah di perbankan per bulan dari Bank Indonesia data realisasi transfer per bulan dan proxy realisasi PAD Laporan estimasi penyerapan bulanan ini

mempunyai time lag kurang dari 20 hari setelah akhir bulan yang bersangkutan Time lag ini terjadi karena salah satu sumber informasi utama yang dijadikan sebagai basis estimasi adalah informasi dana pemda di Bank Umum per provinsi yanbaru dapat diterima setelah 15 hingga 20 hari setelah berakhirnya bulan yang diobservasi (sumber dari Bank Indonesia) Dalam analisis ini data yang digunakan adalah sebagai berikut 1 Dana pemerintah daerah di perbankan per bulan (sumber Bank Indonesia)2 Realisasi transfer per bulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan)3 Laporan realisasi PAD per triwulan (sumber Ditjen Perimbangan Keuangan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian social ekonomi dan kebijakan public yaitu berkaitan langsung dengan kepentingan public dan pemerintah daerah Penelitian ini kemudian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Palu Oleh karena itu penelitian ini mengambil lokasi di Kota Palu yang terfokus pada enam Pasar tradisional Meskipun demikian Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Palu berjumlah delapan namun dua pasar yang non aktif yaitu Pasar Tavanjuka dan Pasar Induk Petoba Oleh karena itu maka penelitian terfokus dan ruang lingkup pada enam Pasar tradsional beserta parkirnya yang disebut retribusi pasar dan retribusi parkir pasar

Ruang lingkup penelitian adalah terdiri dari enam pasar beserta parkirnya yaitu Pasar Masomba Pasar Lasoani Pasar Manonda Pasar Mamboro Pasar Vinase dan Pasar BambaruParar Tua Dan setiap pasar dilakukan survey dan observasi langsung agar supaya dapat secara langsung diidentifikasi Setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari aspek layanan retribusi pasar dan pengelolaan pungutan retribusi parkirnya Dengan demikian langkah berikutnya adalah dilakukan kategorisasi masalah dan perumusan masalah Hal ini sebagai upaya kajian ini lebih fokus sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif Komprehensif dalam konteks ini adalah disamping penelitian kemampuan retribusinya tetapi yang lebih penting perilaku dan sikap masyarakat dalam membayar retribusi tersebut

Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian oleh semua tim turun bersamaan di lokasi Pasar dan Parkir Pasar sekitarnya Pasar tradisional yang setiap hari beraktifitas seperti Pasar Masomba Manonda dan BambaruPasar Tua berbeda intensitas peneliti mengunjungi Pasar tradisional yang hanya beraktifitas dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Mamboro dan Vinase Pada pasar tradisional yang beraktifitas setiap harinya dilakukan kunjungan 4 kali yaitu hari pasar biasa hari libur dan hari Minggu Intensitas pengunjung Pasar lebih ramai dibandingkan hari biasa Dengan 4 kali kunjungan tersebut dalam rangka menghitung jumlah motor dan mobil yang parkir Demikian para penjual lebih ramai menempati lokasi pasarnya pada hari libur Sedangkan Pasar yang beraktifitas hanya dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Pasar Mamboro dan Pasar Vinase peneliti berkunjung melakukan penelitian dua kali seminggu yaitu pada hari libur dan hari biasa Dengan melakukan penjadwalan penelitian tersebut kemudian peneliti menarik jumlah rata-rata motor dan mobil parkir

Penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data dengan mewawancara Dinas Prindakop Kota Palu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palu dan SKPD terkait Disamping itu Peneliti kemudian mewawancarai para penjual pembeli pengguna jasa parkir juru parkir dan coordinator parkir serta kepala Pasar Dalam menentukan informan lebih bersifat insedentil (kebetulan) di lokasi Pasar Hal ini dilakukan untuk berupaya mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalkan persepsi subyektifitas peneliti (lihat Daftar informan)

Tahapan-tahapan penelitian ini dilakukan survey dan observasi lokasi penelitian kemudian melakukan Seminar Awal di Kantor Bappeda Kota Palu dan selanjutnya menulis laporan awal untuk dikumpulkan kepada Bappeda Kota Palu Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan Penelitian dan acuan analisis tentang pengembangan dan optimalisasi potensi retribusi Parkir Pasar didasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum termasuk retribusi Pasar

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

Penelitian ini merupakan penelitian social ekonomi dan kebijakan public yaitu berkaitan langsung dengan kepentingan public dan pemerintah daerah Penelitian ini kemudian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Palu Oleh karena itu penelitian ini mengambil lokasi di Kota Palu yang terfokus pada enam Pasar tradisional Meskipun demikian Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Palu berjumlah delapan namun dua pasar yang non aktif yaitu Pasar Tavanjuka dan Pasar Induk Petoba Oleh karena itu maka penelitian terfokus dan ruang lingkup pada enam Pasar tradsional beserta parkirnya yang disebut retribusi pasar dan retribusi parkir pasar

Ruang lingkup penelitian adalah terdiri dari enam pasar beserta parkirnya yaitu Pasar Masomba Pasar Lasoani Pasar Manonda Pasar Mamboro Pasar Vinase dan Pasar BambaruParar Tua Dan setiap pasar dilakukan survey dan observasi langsung agar supaya dapat secara langsung diidentifikasi Setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda terutama dari aspek layanan retribusi pasar dan pengelolaan pungutan retribusi parkirnya Dengan demikian langkah berikutnya adalah dilakukan kategorisasi masalah dan perumusan masalah Hal ini sebagai upaya kajian ini lebih fokus sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif Komprehensif dalam konteks ini adalah disamping penelitian kemampuan retribusinya tetapi yang lebih penting perilaku dan sikap masyarakat dalam membayar retribusi tersebut

Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian oleh semua tim turun bersamaan di lokasi Pasar dan Parkir Pasar sekitarnya Pasar tradisional yang setiap hari beraktifitas seperti Pasar Masomba Manonda dan BambaruPasar Tua berbeda intensitas peneliti mengunjungi Pasar tradisional yang hanya beraktifitas dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Mamboro dan Vinase Pada pasar tradisional yang beraktifitas setiap harinya dilakukan kunjungan 4 kali yaitu hari pasar biasa hari libur dan hari Minggu Intensitas pengunjung Pasar lebih ramai dibandingkan hari biasa Dengan 4 kali kunjungan tersebut dalam rangka menghitung jumlah motor dan mobil yang parkir Demikian para penjual lebih ramai menempati lokasi pasarnya pada hari libur Sedangkan Pasar yang beraktifitas hanya dua kali seminggu seperti Pasar Lasoani Pasar Mamboro dan Pasar Vinase peneliti berkunjung melakukan penelitian dua kali seminggu yaitu pada hari libur dan hari biasa Dengan melakukan penjadwalan penelitian tersebut kemudian peneliti menarik jumlah rata-rata motor dan mobil parkir

Penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data dengan mewawancara Dinas Prindakop Kota Palu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palu dan SKPD terkait Disamping itu Peneliti kemudian mewawancarai para penjual pembeli pengguna jasa parkir juru parkir dan coordinator parkir serta kepala Pasar Dalam menentukan informan lebih bersifat insedentil (kebetulan) di lokasi Pasar Hal ini dilakukan untuk berupaya mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalkan persepsi subyektifitas peneliti (lihat Daftar informan)

Tahapan-tahapan penelitian ini dilakukan survey dan observasi lokasi penelitian kemudian melakukan Seminar Awal di Kantor Bappeda Kota Palu dan selanjutnya menulis laporan awal untuk dikumpulkan kepada Bappeda Kota Palu Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan Penelitian dan acuan analisis tentang pengembangan dan optimalisasi potensi retribusi Parkir Pasar didasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum termasuk retribusi Pasar

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

POTENSI SUMBER RETRIBUSI PARKIR PASAR DI KOTA PALU

Potensi sumber retribusi parkir pasar di Kota Palu yang meliputi enam pasar yang menjadi fokus kajian penelitian ini cukup signifikan mendulang peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Palu Potensi retribusi parkir yang berada di sekitar pasar menjadi penting perhatian oleh semua pihak terutama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggalian potensi sumber PAD Studi ini yang telah dilakukan beberapa bulan memberikan gambaran dan hasil yang cukup menjanjikan bagi peningkatan PAD di Kota Palu Beberapa pasar yang belum disentuh oleh pihak pemerintah dalam memaksimalkan retribusi parkir pasar Misalnya saja Pasar Lasoani sejak berdirinya dan beroperasinya dapat berpenghasilan jutaan rupiah Namun kenyataannya belum digarap oleh pihak pemerintah sehingga hasil retribusi parkir pasar tersebut diambil pihak masyarakat

Pasar Mamboro dan Pasar Vinase juga menampakkan belum tergarap secara maksimal oleh karena itu potensi retribusi parkir yang berada disekitar pasar tersebut sebaiknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kota Palu untuk melakukan penataan penertiban dalam rangka penggalian potensi tersebut dengan pola menguntung berbagai pihak terutama juru parkir

Beberapa persoalan yang pelu dibenahi dalam pengelolaan potensi sumber retribusi parkir pasar yaitu dengan membangun sistem yang lebih rapih dan terkontrol Demikian pula melakukan inventarisasi para juru parkir yang secara legalitas yang dapat didasarkan peraturan daerah atau keputusan kepala daerah Hal ini menjadi penting karena disisi lain dapat meningkatkan PAD Kota Palu juga dapat memberikan dampak efek peningkatan kesejahteraan para juru parkir dan yang lebih penting adalah keamanan kendaraan masyarakat yang memiliki kepentingan di pasar itu Potensi retribusi parkir pasar dapat diulas sebagai berikut

PENGELOLAAN DAN PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR LASOANI

Pasar Lasoani yang terletak di Kecamatan Palu Selatan Kelurahan Lasoani merupakan Pasar yang baru dipindahkan (pindah lokasi) Pasar Lasoani melakukan perayaan syukuran pada tanggal 5 Februari 2014 Maka dengan demikian pasar tersebut secara resmi beroperasi secara efektif setiap hari Pasar yaitu Rabu dan Sabtu Pasar Lasoani termasuk salah satu pasar tradisional dari delapan pasar yang berada di wilayah hukum administrative Kota Palu yang memiliki lokasi yang cukup strategis Lokasi pasar Lasoani dikatakan cukup strategis karena berada pada poros bagian timur Kota Palu Wilayah ini dikenal memiliki mobilisasi ekonomi yang cukup tinggi dan perkembangan pola pergerakan perkembangan demokrafis yang cukup tinggi Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas penduduk di sekitarnya relative sibuk dan produktif Pola perkembangan demokrafis yang diwarnai dengan muncul dan berkembangnya perumahan-perumahan baru sebagai hunian masyarakat menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas masyarakat baru

Secara geografis Pasar Lasoani memiliki masa depan dengan potensi pengunjung relative tinggi Hal ini disebabkan karena dikelilingi lima wilayah yang menjadi bagian dari kepentingan dan kebutuhan ekonomi pada pasar Lasoani Wilayah tersebut adalah Peboya Kawatuna Birobuli Talise Besusu termasuk Palolo Menurut informan bahwa Pasar Lasoani meskipun berumur baru tetapi memiliki kelebihan yaitu secara ekonomis cukup efesiensi bagi masyarakat untuk belanja Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Pasar Lasoani berdekatan dengan

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

jalan poros yang menjadi daya tarik kekuatan membuat pembeli dan pengunjung dengan mudah melakukan transaksi jual beliPengembangan Lokasi Pasar Lasoani relative masih memberikan peluang dan kesempatan untuk dikembangkan Faktor penting adalah respon positif dan anstusias dari masyarakat setempat untuk dilakukan penataan dan pengembangan Lokasi Pasar Lasoani ini dapat dikatakan cukup prospektif yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dan akan datang terutama retribusi pasar dan pelayanan parkir disekitarnya Prospektif dalam konteks ini adalah lokasi kosong untuk pengembangan pasar untuk lebih luas lagi masih dimungkinkan Disamping itu ruang tanah kosong menjadi tempat parkir sebagai salah satu keunggulan pasar Lasoani dalam kerangka mengikuti pengembangannya

Salah satu faktor kontributor PAD di Kota Palu kini dan akan datang adalah potensi Retribusi Parkir (Parkir disekitar Pasar) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap kali Pasar tercatat keluar masuk kurang lebih 1000-an motor dan 30-an mobil Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kota Palu tidak mendapatkan hasil retribusi parkir tersebut hal ini disebabkan yakni Pertama sistem pungutan retribusi parkir dilakukan atas inisiatif warga disekitarnya Kedua retribusi parkir tersebut ditangani langsung oleh masyarakat atas restu dari Pemerintah Kelurahan Lasoani Jadi hasil pungutan retribusi parkir selama ini dalam setiap hari Pasar petugas parkir menyetor sekitar Rp 10000- hingga Rp 20000- untuk pembangunan Masjid AlrsquoFalah Sisa penghasilan tersebut diambil langsung oleh Juru Parkir Juru Parkir bukan bentukan Pemerintah Kota PaluSecara estimatis bahwa dalam 1000 motor yang parkir pada setiap hari Pasar Dengan perhitungan bahwa dalam setiap hari pasar didapatkan 1000 unit motor x Rp 1000- = Rp 1000000- Maka dalam setiap minggu dua kali pasar jadi Rp 1000000- x 2 hari pasar dalam seminggu yaitu Rp 2000000- Sementara itu dalam sebulan 8 hari Pasar x Rp 1000000- =Rp 8000000- dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 8000000- = Rp 96000000-

Estimasi retribusi parkir mobil di Pasar Lasoani bahwa 30 buah mobil setiap hari Pasar Setiap unit kendaraan roda empat (mobil) dikenai retribusi Rp 2000-Maka didapatkan 30 unit x Rp 2000- = Rp 60000- Jadi dalam seminggu didapatkan 2 kali pasar x Rp 60000- = Rp 120000- Sementara itu dalam perbulannya didapatkan 8 kali pasar x Rp 60000- =Rp 480000-dan dalam pertahunnya didapatkan 12 bulan x Rp 480000- = Rp 5 760000-Oleh karena itu jika ditotalkan hasil retribusi parkir mobil dan motor dalam pertahunnya maka didapatkan Rp 5760000- (Mobil) + Rp 96000000- (Motor) = Rp 101760000- Oleh karena itu data menunjukkan bahwa jika potensi parkir mobil dan motor di Pasar Lasoani dioptimalisasikan pengelolaannya dapat memberikan konstribusi penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu dalam pertahunnya

Pengelolaan dan manajemen pungutan retribusi parkir di Pasar Lasoani membutuhkan perhatian dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka menata Pasar tersebut sehingga kepentingan warga disekitarnya dapat diberdayakan dan diberikan lowongan pekerjaan sebagai juru parkir yang lebih professional Disisi lain dapat menguntungkan pihak pemerintah daerah Kota Palu dan juga bagi warga masyarakat sekitarnya Demikian pula bagi pengunjung (pembeli) merasa nyaman dalam membeli serta dapat terjamin keselamatan kendaraannya

Dalam pengakuan Thomas Haris tokoh masyarakat di sekitar Pasar Lasoani mengatakan bahwa masyarakat menginginkan perhatian penuh dari pihak Pemerintah Kota Palu dalam menata Pasar Lasoani ini karena disamping lokasinya cukup strategis juga memiliki luas lahan

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

untuk dijadikan tempat parkir Lahan kosong di sebelah timur Pasar tersebut dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar Dalam konteks ini sesungguhnya peluang baik bagi Pemerintah melakukan dan membangun komitmen dengan warga masyarakat disekitarnya untuk disewa atau dihibahkan lokasi tersebut kepada Pemerintah Kota Palu sebagai tempat Parkir Cara lain adalah berbagi hasil atau persentase Bagi warga baik pengunjung pasar (pembeli) dan warga sekitarnya merasa bersyukur dan dan berharap Pemerintah penuh perhatian dalam menata lokasi Pasar tersebut yang memiliki prospek pengembangan yang lebih baik kedepan

Potensi penghasilan retribusi parkir di Pasar Lasoani menempati empat titik lokasi yaitu disebelah Barat Pasar bagian Timur Pasar sisi bagian Selatan Pasar dan sisi bagian Utara pasar Keempat titik lokasi sebagai tempat pungutan retribusi parkir pasar dikelola secara berkelompok Kondisi demikian ini menjadi potensi terjadinya konflik perebutan objek parker (motor dan mobil) Persaingan tak terhindarkan sebagai bagian dari kemampuan mendapatkan hasil retribusi Parkir Pasar di Lasoani Oleh karena itu diharapkan pihak Pemerintah Daerah Kota Palu untuk lebih secara dini menangani dan menata lokasi Parkir Pasar Lasoani untuk menghindari terjadinya ldquogesekanrdquo kepentingan ekonomi bagi kelompok-kelompok juru parkir itu

Penanganan secara dini dengan pendekatan huamanisme dan kebijakan yang lebih menusia diperlukan dalam menata Pasar Lasoani Dengan pola pendekatan persuasive dapat menuai beberapa keuntungan yaitu Pertama dapat menguntungkan bagi Pemerintah Daerah Kota Palu dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kedua dapat memberikan efek kesejahteraan bagi warga disekitarnya terutama dapat menampung bagi kaum muda untuk dilibatkan sebagai juru parkir Ketiga secara sosiologis dan psikologis masyarakat dapat secara nyaman dan aman berbelanja dan berkunjung di Pasar Lasoani dengan harapan bahwa keselataman motor mereka dapat terjaga dan terjamin Dengan demikian pemerintah Kota Palu dan masyarakat dapat membuka kerjasama yang lebaik dan saling menguntungkan (win-win solution)

Berdasarkan hasil penelitian beberapa warga baik pembeli penjual warga masyarakat sekitarnya berharap pemerintah Kota Palu dapat menata dan mengelola dengan maksimal retribusi parkir di sekitar Pasar Lasoani Pasalnya adalah sisi lain pemasukan yang lebih tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu dan di pihak warga baik penjual maupun pembeli merasa tentram dan kendaraan mereka terjamin keamanannya Respon masyarakat cukup positif dengan adanya pengembangan baik pengelolaan maupun penataan Pasar dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu ke depan

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan salah satu Pasar trandisional yang memiliki potensi retribusi

pelayanan Parkir disekitarnya yang cukup potensial dan menjajikan bagi sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga disekitarnya Pasar Mamboro berjarak kurang lebih 15 km dari ibukota Palu yang setiap hari pasar ramai dikunjungi warga masyarakat bukan hanya berasal dari kelurahan Mamboro Baiya dan Tawaili Namun warga masyarakat Kota Palu pun berdatangan berbelanja di sana Pasar Mamboro berlangsung hanya dua kali seminggu yaitu hari Minggu dan Kamis Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan Pasar Mamboro ramai dikunjungi masyarakat sehingga nampak bahwa ratusan motor dan puluhan mobil yang parkir Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata potensi parkir motor dan mobil belum ditangani secara maksimal oleh pihak Pemerintah Kota Palu

PENGELOLAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR VINASE

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

Pasar Vinase merupakan salah satu Pasar Induk Tradisional yang berada pada wilayah hukum pemerintahan administrasi Kota Palu yang memiliki peran cukup strategis dalam penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Pasar ini kemudian terletak di Kecamatan Palu Utara Kelurahan Baiya yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat Kota Palu Pasar Vinase beroperasi dua kaliminggu dalam seminggu yaitu hari Jumrsquoat dan Selasa Pasar tradisional memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada pada persimpangan jalan Poros trans Sulawesi dan jalan menuju Pantoloan Pasar ini berada di tengah perkampungan komunitas masyarakat dari empat sudut dangan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan dinamis

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MANONDA KOTA PALUPasar Manonda yang dikenal secara umum masyarakat Kota Palu adalah Pasar Inpres

Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat Pasar Manonda termasuk pasar tradisional tertua di Kota Palu yang letaknya cukup strategis karena berada pada pertengahan jantung kota Palu yang memiliki tingkat mobilisasi ekonomi masyarakat relative tinggi Pasar Manonda dapat melayani kepetingan dan keperluan masyarakat di empat penjuru komunitas masyarakat yaitu dari bagian Barat Utara Selatan dan Timur Kota Palu

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR MASOMBAPasar Masomba melaksanakan aktivitasnya setiap hari Pengunjung Pasar relative ramai

pada hari libur (hari Raya dan hari Minggu) Ramainya pengunjung (pembeli) di Pasar menentukan tingkat retribusi jasa Parkir di sekitar Pasar tersebut Pasar Masomba di kelilingi empat jalan yang menjadi sarana parkir kendaraan (Mobil dan Motor) Pasar Masomba di sebelah Baratnya terdapat jalan Pangimpuan II di sebelah Utara jalan Pangimpuan di sebelah Selatan jalan Tg Manimbaya dan sebelah Selatan Pasar jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut menjadi sarana parkir kendaraan Di sebelah Selatan Pasar jalan Tg Manimbaya tempat parkir Mobil dan Motor Sementara itu parkir terbanyak berada di pinggir jalan Pangimpuan (sebelah utara Pasar) Demikian juga terjadi di badan jalan Tg Dako Nampak 100-an motor terparkir

PENATAAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR PASAR TUA DAN PASAR BAM BARU KOTA PALU

Pasar Tua dan Pasar Bam Baru merupakan dua pasar tradisional yang tak terpisahkan Pasar Tua dalam kondisi bangunannya terbuat dari kayu dan sedangkan bangunan Pasar Bambaru terbuat dari bangunan beton Meskipun demikian kedua Pasar tersebut yang terletak di Kelurahan Ujuna Kota Palu manfaatnya amat penting dan berguna bagi masyarakat sekitarnya Pasar Bambaru dan Pasar Tua para penjualnya didominasi etnis bugis dan suku Kaili Pasar Tua ini secara historis termasuk pasar tertua diantara pasar yang berada di jantung Kota Palu

Rekapitulasi Retribusi Parkir Pasar Yang Dikelola dan Belum Dikelola Pemerintah Kota Palu

Rekpaitulasi pelayanan sumber potensi parkir di enam pasar di Kota Palu menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan perbedaan yang dikelola oleh pihak Pemerintah Kota dan yang belum dimaksimalkan pengelolaannya Dalam penelitian ini proses pengambilan data terkait dengan dua perbedaan pendapatan retribusi parkir pasar tersebut diperoleh langsung dari pihak juru parkir dan perhitungan di lapangan parkir mobil maupun motor Misalnya saja potensi sumber pelayanan retribusi parkir di pasar Lasoani jumlah pendapatan dalam pertahunnya diperoleh Rp

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

101760000- yang dikelola oleh masyarakat Hal ini tentu saja potensi retribusi parkir tersebut belum dikelola oleh pihak Pemerintah Kota Palu

POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN PENATAANNYA

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi masyarakat (pembeli dan penjual) yang mempergunakan sarana yang cukup sederhana yang dapat dijangkau oleh semua pihak masyarakat Eksistensi pasar menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu keberadaanya diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Berkaitan dengan penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah Oleh karena itu yang dimaksud dengan retribusi pasar adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang berupa halamanpelataran los dan kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang tidak termasuk yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Dengan demikian retribusi pasar termasuk golongan retribusi jasa umum yang tingkat penggunaan jasanya diukur berdasarkan kelas pasar jenis tempat luas kios luas los tempat dasaranpelataran dan waktu

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum maka struktur dan besarannya tariff pelayanan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 15STRUKTUR DAN BESARANYA TARIF PELAYANAN PASAR

No Objek Retribusi Satuan Tarif Menurut KelasI II III

1

2

3

4

Kiosa Semi PermanenbPermanen

Losa Semi PermanenbPermanen

PelataranaTetap

Ret Bea Pasar

Rp 8000mblnRp 12500mbln

Rp 7000mblnRp 11500mbln

Rp 10000mbln

Rp 1000mhari

Rp 6000mblnRp 8000mbln

Rp 5000mblnRp 7000mbln

Rp 6000mbln

Rp 1000mhari

Rp 4000mblnRp 6000mbln

Rp 3000mblnRp 1000mbln

Rp 4000mbln

Rp 1000mhari

Sumber Perindakop Kota Palu 2014

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan terkait dengan pelayana retribusi Pasar di Kota Palu dilakukan dengan dua metode pendekatan yaitu Pertama secara teknis dilakukan penataan dan penertiban pedagang dalam memanfaatkan fasilitas tersebut dan memiliki kepatuhan dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan Peraturan daerah yang berlaku Kedua pendekatan sosiologis ekonomi yaitu pedagang hendaknya diberikan sosialisasi tentang hak dan kewajibannya membayar retribusi pasar berdasarkan tingkat kapasitas fasilitas tempat yang dipergunakannya Dan setiap pembayaran retribusi mempergunakan karcis atau kwitansi sebagai bahan pertanggujawaban administrasi Untuk gambaran penerimaan dan penyetoran retribusi Pasar di Kota Palu dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16

DAFTAR REALISASI PENERIAMAAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENERIMAAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000

462583300 43646700 506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000

223315000 23950000 247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000

225315000 34440000 259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000

100449000 12228000 112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000

24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000

31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000

- - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000

- - -

1688920000000

1067859800000

117293200 1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

Tabel 17DAFTAR REALISASI PENYETORAN PASAR INPRES DAN NON INPRES KOTA PALU

BULAN DESEMBER 2013

N0

NAMA PASAR

DASAR HUKUM

TARGET (RP)

REALISASI PENYETORAN

JUMLAH

BULAN LALU

BULAN INI

1 2 3 4 5 6 7 82 Pasar

Inpres Manonda

Perda No 8 Thn 2011

506620000 462583300 43646700

506230000

3 Pasar Masomba

Perda No 8 Thn 2011

312725000 223315000 23950000

247265000

4 Pasar Bambaru

Perda No 7 Thn 2011

258000000 225315000 34440000

259755000

5 Pasr Vinase

Perda No 8 Thn 2011

199200000 100449000 12228000

112677000

6 Pasar Mamboro

Perda No 8 Thn 2011

13543000 24651500 3028500 27680000

7 Pasar Lasoani

Perda No 8 Thn 2011

38400000 31546000 - 31546000

8 Pasar Tavanjuka

Perda No 8 Thn 2011

310032000 - - -

9 Pasar Bulili Petobo

Perda No 8 Thn 2011

50400000 - - -

1688920000000

1067859800

117293200

1185153000

Sumber Dinas Perindakop 2014

Memang disadari bahwa upaya pemerintah melakukan optimalisasi pungutan layanan retribusi Pasar di Kota Palu bukanlah pekerjaan yang gampang karena kendala kesadaran dan perilaku pengguna pasar belum menyadari hak dan kewajibannya

Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan dan fokus penelitian oleh pihak peneliti adalah retribusi pasar per hari pasar dengan jumlah Rp 1000- Jadi tidak melakukan kalkulasi penelitian terhadap sewa dan pajak Los lapak dan kios sebagaimana yang tercantum dalam tabel 14 diatas Oleh karena itu optimalisasi pelayanan pasar terkait dengan retribusi pasar di enam lokasi pasar di Kota Palu cukup signifikan untuk dikembangkan melalui pola penataan lapak-lapak dan kios di dalam pasar Penataan secara maksimal dari enam lokasi pasar dapat

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

memberikan peningkatan PAD dan kenyamanan para penjual dan pembeli Sekali lagi bahwa yang menjadi fokus kalkulasi penelitian Ini adalah retribusi perhari pasar dengan jumlah tariff Rp 1000-

PASAR LASOANIDalam perkembangan pasar Lasoani di Kota Palu merupakan salah satu pasar yang

potensial untuk mengalami eskalasi perkembangan baik pembangunan fisik maupun peningkatan retribusi pasar Meskipun di usianya relative muda namun pengunjung pasar (pembeli) relative padat dan ramai sehingga kondisi pasar mengalami over load Pemandangan pasar dan sekitarnya Pasar Lasoani memerlukan penataan dan desain pasar yang dapat menampung pembeli dan penjual melakukan transaksi yang lebih aman dan nyaman Sehubungan dengan kondisi pasar tersebut yang memerlukan penataan dan rekonstruksi letak dan batas-batas lokasi pasar menjadi penting untuk lebih penuh perhatian bagi pemerintah Kota Palu

Lokasi Pasar Lasoani di sekitar eksternal para penjual telah melakukan penjualan di luar batas batas pasar tersebut Malah sebagian penjual pasar yang mempergunakan badan jalan dan pekarangan rumah warga setempat untuk menggelar jualannya Kondisi demikian warga setempat merasa terganggu Namun terdapat sebagian warga setempat menyewakan pekarangan rumahnya itu harganya sewanya bervariasi Sementara itu kondisi internal Pasar mengalami perpecahan dua lokasi yaitu lokasi yang dikelolah oleh pihak pemerintah dan lokasi yang dimiliki oleh pribadi warga Situasi dan kondisi Pasar Lasoani demikian di sisi lain memerlukan ketegasan hukum yang tegas terutama pembagian kewenangan pemerintah dalam memungut retribusi pasar dengan warga yang menjadi pemilik tanah

Dalam kalkulasi estimasi penerimaan pemerintah Kota Palu dalam menangani dan mengoptimalkan aspek retribusi pasar baik bayaran (pungutan setiap hari pasar) dan bayaran perbulan relative signifikan dapat memberikan pemasukan lebih banyak ke kas daerah dalam rangka penguatan Pendapatan Asli Daerah Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengatur kondisi pasar dengan kebijakan pengembangan dan penataan pasar dalam meningkatkan pelayanan prima bagi masyarakat Demikian pula pemerintah Kota Palu dan pemilik tanah membangun kesepakatan yang saling menguntungkan satu dengan lainnya (win-win solution)

Pengembangan melalui penataan lapak dan kios di Pasar Lasoani akan dapat meningkatkan retribusi Pasar terutama berupa retribusi Rp 1000- setiap hari pasar yang dibebankan bagi pedagang Demikian pula pembayaran perbulan bagi setiap pedagang dapat meningkatkan pungutan retribusi pasar yang dapat menguatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dalam konteks ini dapat dikalkulasi dengan estimasi sebagai berikut

Tabel 18

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR LASOANI BILA DIKELOLASECARA MAKSIMAL

No

Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 40 1000 40000 80000 640000 76800003 Kios 5 1000 5000 10000 80000 9600004 Lapak 350 1000 35000

0700000 5600000 67200000

Total 6320000 75840000Sumber Data Data Primer 2014

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan estimasi peningkatan pungutan retribusi parkir pasar dalam tiga klasifikasi jenis retribusi pasar yaitu Los Kios dan Lapak Dari ketiga jenis sumber retribusi tersebut yang lebih dimungkinkan untuk pengembangan melalui penataan dan penertiban jenis sumber retribusi pasar di Pasar Lasoani adalah Lapak Lapak sebagai sarana pedagang menjajakan barang dagangannya lebih mudah dikembangkan untuk penataan dan penertiban Kemudahan penataan ini karena Lapak tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu (sebahagian telah dilakukan lantai semen dasar) Bangunan sederhana tersebut dibangun sendiri oleh pihak pedagang sendiri Peluang pengembangan tersebut yaitu di celah antara setiap pedagang yang membangun Lapak terdapat ruang kosong Disamping itu relative masih terdapat pedagang yang tidak mematuhi ukuran Lapak yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palu Masih terdapat pedang yang mestinya sesuai kontrak menempati hanya 1 m x 2 m namun kenyataanya ada yang menempati

2 m x 3 m dan lain sebagainya Kelebihan ukuran yang bukan semestinya itulah yang memerlukan penertiban dengan pendekatan persuasive Penataan pola pasar pedagang ini disisi lain dapat menunjang peningkatan retribusi Pasar dan juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi penjual dan pembeli di Pasar Lasoani kini dan akan datang

PASAR MAMBOROPasar Mamboro merupakan Pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga baik sebagai

penjual maupun pembeli Pasar Mamboro terletak di sebelah Utara Kota Palu yang memiliki jarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Pasar ini memiliki tingkat keramaian cukup tinggi karena didukung letaknya terletak di tengah komunitas masyarakat penduduk pribumi sehingga kehadiran pasar Mamboro amat membantu masyarakat kelas menengah ke bawah Jarak jangkauan masyarakat Kelurahan Mamboro sekitarnya memiliki rentang jauh dari pusat perbelanjaan modern misalnya Mall Tatura dan Grand Mall Masyarakat Kelurahan Mamboro di sekitarnya yang memiliki populasi tinggi dan kemampuan ekonomi relative mampu yang amat berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Oleh karena itu Pasar Mamboro dewasa ini membutuhkan penataan tata ruang los kios dan lapak-lapak yang menjadi sarana jual-jualan bagi warga

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

Pembangunan lapak sebaiknya tidak permanen cukup tiangnya terbuat dari beton dan lantai semen Hal ini mendorong minat lebih tinggi bagi pengunjung Demikian penjual dengan nyaman menjual barang dagangannya Hal merupakan langkah awal penataan kondisi Pasar Mamboro Hal yang mendesak adalah penataan adanya pemisahan antara penjual ikan penjual sayur mayor dan penjual kain (baju jadi)

Tabel 19 POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALU

No Jenis Pembayaran Retribusi Ket Bulanan Tahunan

1 2 3 4 62 Los Lapak amp Kios 3400000 40800000

Total 3400000 40800000Sumber Data Primer 2014

Estimasi penerimaan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola dalam kondisi cukup dinamis angkanya Dalam perhitungan pendapatan retribusi pasar dalam kategori Los Lapak dan Kios relative memiliki peluang terjadinya perubahan Meskipun angka tersebut belum menjadi konstan namun menjadi dasar acuan sementara untuk membandingkan potensi retribusi Pasar Mamboro yang dikelola oleh Pemerintah Kota Palu dengan estimasi perhitungan di lapangan (realitas kondisi Pasar) Oleh karena itu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sector retribusi Pasar Mamboro relative memungkinkan untuk dilakukan penataan jumlah Lapak-lapak serta penertiban pemakaian (penyewaan) kios dan Los

Penataan lapak-lapan misalnya dari jumlah 108 unit dapat menjadi 300 unit lapak Tentu saja dengan jumlah demikian dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah retribusi Pasar Penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak dimungkikan karena masih terdapat ruang kosong diantara lapak-lapak itu Namun demikian langkah kebijakan pemerintah untuk melakukan penertiban pedagang dalam memanfaatkan lapak-lapak kios dan los secara efektif dapat memberikan peningkatan PAD Kota Palu

Sekedar perbandingan bahwa ternyata berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam rangka penataan dan penertiban pemanfaatan lapak-lapak kios dan los cukup signifikan untuk menggenjok pungutan retribusi Pasar Mamboro Oleh karena itu pemerintah Kota Palu hendaknya lebih serius melakukan penataan dan penertiban Pasar Mamboro Di sisi lain dapat juga memberikan kenyamanan bagi penjual dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya Hal ini nampak bahwa bila pemerintah melakukan penataan dan penertiban pemanfaatan lokasi pasar dengan baik dan efektif dapat memberikan peningkatan retribusi pasar di pasar Mamboro Estimasi kalkulasi penerimaan retribusi pasar Mamboro jika dikelola secara maksimalmaka didapatkan 300 unit lapak Rp 1000-perhari pasar = Rp 300000- dan dalam perbulannya Rp 300000- x 8 kali pasar = Rp 2400000- x 12 bulan = Rp 28800000 Dan Los dengan jumlah 30 unit x Rp 1000- per harinya = Rp 30000- Untuk perbulannya 8 kali pasar x Rp 30000- = Rp 240000- dan selama setahun didapatkan Rp 240000- x 12 bulan = Rp 2880000-Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

Tabel 20ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR MAMBORO BILA DIKELOLA

SECARA MAKSIMAL PEMERINTAH KOTA PALU

No Unit Pembayaran Retribusi KetJenis Jumlah Tariff

perunitHarian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 30 1000 30000 240000 28800003 Lapa

k300 1000 300000 2400000 28800 000

4 Kios 4 1000 4000 32000 384000Jumlah 2672000 32064000

Sumber Data Primer 2014

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Potensi retribusi Pasar Mamboro cukup signifikan untuk meningkatkan pungutan retribusi pasar dalam tiga ketegori yaitu kios lapak dan los bila ditata dan dikembangkan secara optimal pemanfaatannya Pemanfaatan berupa solusi penataan dan penertiban merupakan kewenangan pemerintah Kota Palu demi menjaga kenyamanan dan ketentraman terjadinya jual beli (transaksi) di Pasar Mamboro

PASAR MANONDAPasar Manonda merupakan pusat perbelanjaan tradisional bagi masyarakat Kota Palu

khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Palu Barat Komunitas masyarakat setempat cukup ramai dan padat sehingga keberadaan Pasar tradisional Manonda relative amat membantu bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Pada tataran tingkat ekonomi masyarakat di wilayah sekitar pasar Manonda dalam kategori kelas menengah ke atas Bahkan dapat dikategorikan kemampuan belanja masyarakat cukup tinggi

Pasar Manonda termasuk Pasar tradisional yang telah mengalami beberapa kali dilanda musibah kebakaran sehingga penataannya mengalami perubahan Kondisi pasar Manonda pasca dilanda musibah kebakaran telah mengalami renovasi beberapa gedungnya Renovasi gedung berlangsung pada sisi sayap bagian Utara Pasar Gedung pasar sebagian berubah menjadi ruko dalam artistic modern sehingga pasar ini berubah nama menjadi ldquoPasar Tradisional Modernrdquo PATRA Sekilas dalam pemandangan dari luar nampak pasar tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung serta padatnya penjual di pinggir pasar yang telah menempati badan jalan aspal di empat penjuru mata angin Meskipun demikian pemandangan demikian mengalami kontras jika kita memasuki pasar kedalam Di dalam pasar penataannya amat ldquosemrautrdquo akibat bencana kebakaran Banyak kios dan lapak-lapak yang kosong dan kurangnya pengunjung pasar lalu-lalang membuat pasar tersebut terasa sunyi senyap

Kondisi dan situasi Pasar Manonda yang belum tertata sedemikian rupa berdasarkan pola pasar pada umumnya membuat pasar tersebut kurang produktif dan efektif berfungsi dalam memberikan sumbangsi peningkatan retribusi Pasar Oleh karena itu Pasar Manonda mendesak untuk dilakukan penataan baik dalam kondisi luar maupun dalam pasar sehingga fungsi pasar dapat berjalan seoptimal mungkin Muh Irwan Kepala Pasar Manonda juga berharap agar pemerintah kembali memberdayakan pasar ini karena pasar ini memiliki potensi peningkatan retribusi pasar di Kota Palu Penataan dan penertiban para penjual atau pedagang yang hendak

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

dilakukan Hal ini dilakukan agar supaya kios dan lapak-lapak yang kosong di dalam dapat terisi Hampir semua pemilik kios dan lapak keluar menjual di pinggir pasar sehingga pengunjung pasar (pembeli) terkosentrasi di pinggir pasar Dalam kondisi demikian di sisi lain dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Kepadatan pengunjung pasar Manonda menjadi salah satu potensi retribusi pasar untuk pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Deskripsi potensi retribusi di Pasar Manonda dewasa ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 21POTENSI RETRIBUSI PASAR MANONDA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KOTA PALUNo Unit Pembayaran Retribusi Ket

Jenis Jumlah

Tarif perunit

Harian Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 82 Los 235 1000 235000 7050000 846000003 Kios 205 1000 205000 6150000 738000004 Ruk

o 24 1000 24000 720000 8640000 2 tdk

berfungsi

5 PKL 910 1000 910000 27300000

327600000

Total 41226000

494640000

Sumber Data Sekunder 2014

Berdasarkan kalkulasi retribusi Pasar Manonda berdasarkan hitungan sederhana dalam kategori retribusi harian atau retribusi setiap hari Pasar hanya Rp 1000- per unit Los Kios Ruko Jumlah keseluruhan ketiga kategori tersebut adalah 910 unit x Rp 1000- = Rp 910000- perharinya Sementara itu dalam hitungan perbulannya Rp 910000- x 30 hari = Rp 27300000- dan dalam pertahunnya didapatkan Rp 23300000- x 12 bulan = Rp 327600000-

Angka ini dalam perhitungan sederhana belum termasuk hitungan sewa kios dan ruko Menurut Ibu Irna perjualan perhiasan bahwa sewa kios dalam pasar yang hanya berukuran 2 meter lebih itu Rp 7000000- pertahun Dan ruko yang mewah di luar pasar itu harganya telah mencapai Rp 700-an juta hingga miliayaran rupiah namun kelola oleh pihak swasta Terlepas dari apakah dikelola pihak swasta atau pemerintah yang lebih penting adalah pengembangan dan penataan pasar Manonda hendaknya menjadi prioritas sehingga disamping dapat memberikan jumlah tinggi retribusi pasar juga dapat memberikan kenyamanan dan ketentraman pengunjung pasar

Dalam penelitian ini yang menjadi hitungan kalkulasi hanya retribusi pelayanan pasar perhari pasar Rp 1000- Hal ini karena pasar Manonda telah dikelola oleh pihak ketiga (pengusaha) sehingga tidak menjadi bagian dari hitungan pengoptimalisasian retribusi pasar secara keseluruhan seperti sewa ruko los dan PKL Oleh karena itu meskipun demikian tetap hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam melakukan manajemen fungsi dan asas manfaat los dan kios yang kosong di dalam pasar tersebut

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

PASAR VINASEPasar Vinase salah satu pasar tradisional yang ramai dan padat dikunjungi para pembeli

dan penjual oleh komunitas masyarakat Kota Palu yang berdomisili di sebelah Utara Kota Palu Pasar Vinase merupakan pasar yang memiliki potensi retribusi pasar yang cukup signifikan Pasar ini pula memiliki lahan untuk dapat dikembangkan pembangunan fisiknya karena lahan kosong di sekitar bagian Utaranya terdapat tanah kosong Pasar ini pula ditempati sebagian pedagang keliling Namun kondisi pasar membludak di setiap hari pasar Meskipun pasar Vinase beroperasi hanya dua kali seminggu tetapi pengunjung di berbagai sudut kota palu disekitarnya dapat meladeni berbagai keperluan dan kebutuhan masyarakat

Pasar Vinase terdapat tiga kategori sarana berdagang yaitu Los kios dan lapak Ketiga ketagori sarana perdagangan itu yang lebih banyak jumlahnya adalah lapak

Tabel 22ESTIMASI POTENSI RETRIBUSI PASAR VINASE BILA DIKELOLA

SECARA OPTIMAL PEMERINTAH KOTA PALU No

Unit Pembayaran Retribusi Ket Jenis Jumla

hTarif

perunitPerhari pasar

Mingguan

Bulanan Tahunan

1 2 3 4 5 6 7 8 92 Los 248 1000 248000 496000 396800

047616000

3 Lapak

116 1000 116000

232000 1856000

22272000

4 Kios 20 1000 20000 40000 320000

3840000

Total 73728000Sumber Data Primer 2014

PASAR MASOMBAPasar Masomba merupakan pasar tradisional tertua di Kota Palu yang memiliki

pengunjung dan penjual teramai diantara semua pasar tradisional di Kota Palu Pasar Masomba memiliki eral lokasi amat strategis karena berada pada pertengahan keramaian masyarakat Kota Palu Pasar Masomba telah mengalami evolusi perkembangan tahap demi tahap Hal ini merupakan respon dari masyarakat baik penjual maupun pembeli Tingkat kepadatan pengunjung cukup bervariatif pada hari libur (hari raya dan hari minggu) pengunjung (pembeli) membludak ramai terjadi di empat sudut pasar Meskipun demikian pada hari biasa jumlah pengunjung tidak jauh berbeda Pasar ini berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu Pasar Tradisional teramai dikunjungi pembeli karena penyediaan bahan kebutuhan masyarakat relative terpenuhi

Pasar Masomba terletak di belakang Mall Tatura yang di kelilingi empat jalan yaitu jalan Tg Pangimpuan Jalan Tg Manimbaya Jalan Tg Dako Keempat jalan tersebut ditempati para penjual untuk menjajakan barang dagangannya Eksistensi Pasar Masomba ternyata tetap eksis di tengah maraknya terbangunnya Pasar Modern seperti Mall Tatura letaknya bersebelahan jalan Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba relative amat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Palu seputarnya Para Penjual pun merasakan barang dagangannya laku Namun demikian Pasar Masomba pasca mengalami kebakaran antusiasme masyarakat berdatangan

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

berbelanja tetap ramai Dan para pedagang (penjual pun) merasa bersemangat menjajakan barang dagangannya Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan masih perlu dipertahankan dengan pola penataan dan ketertiban pasar

Optimalisasi Pasar Masomba bila di kelola dengan maksimal akan memberikan sumbangsi penguatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Optimalisasi lebih pada konteks penataan los lapak-lapak kios yang kosong yang berada di dalam Pasar hendaknya dimanfaatkan Penjual yang menempati badan jalan dalam ketagori mengganggu ketertiban pengguna jalan sebaiknya ditata dengan baik tanpa merugikan para pedagang Demikian pula jalan Tg Dako dekat lokasi penjual ikan sebaiknya diperbaiki dan ditimbun dengan memperbaiki jalan aspal sehingga kondisi tidak belepotan lumpur yang bercampur bau busuk seperti kondisi sekarang ini

Berdasarkan respon penjual pedagang dan pembeli bahwa Pasar Masomba merupakan salah satu pilihan terbaik untuk tetap dipertahankan eksistensi sebagai Pasar Masomba Pandangan ini bahwa Pasar Masomba melaksanakan aktifitasnya setiap hari mulai tingkat keramaian pada jam 600 (pagi) hingga 1300 Dan berlanjut lagi pada jam 1600 (sore) hingga jam 1800 (sore menjelang malam hari)

Pada saat penelitian ini berlangsung Pasar Masomba mengalami musibah kebakaran yang kesekian kalinya sehingga sulit untuk melakukan estimasi kalkulasi potensi retribusi Pasar Namun demikian Pasar Masomba cukup potensi untuk dilakukan pengembangan melalui penataan berbagai kategori yaitu Los Kios dan Lapak-Lapak Ketiga kategori sarana berjualan ini memiliki potensi retribus Pasar yang cukup signifikan Artinya penataan lapak secara teratur dapat bertambah jumlahnya Demikian pula penertiban petugas pungut retribusi Pasar hendaknya memberikan karcis secara konsisten dan teratur serta tertib Terkait dengan ketertiban itu factor kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar retribusi Pasar menjadi penting dalam menumbuhkembangkan kapasitas Pasar Masomba dalam menopang Pendapatan Asli Daerah Hal ini karena Pasar Masomba merupakan Pasar trandisional yang terbanyak memiliki pedagang dan pengunjung di Kota Palu ini

Pendekatan persuasive pemerintah dalam melakukan penataan dan penertiban terhadap kesadaran pedagang dalam membayar retribusi Pasar Pendekatan ini kemudian disertai dengan metode sosialisasi secara intensif kepada semua pihak Oleh kerana itu partisipasi masyatakat dalam membayar retribusi Pasar merupakan salah realitas respon dan perilaku masyarakat memenuhi kewajibannya Namun sisi lain pihak pemerintah tentu diharapkan memberikan pelayanan prima bagi para pedagang Pemerintah memberikan pelayanan dan jaminan keamanan terutama tidak terulangnya terjadi musibah kebakaran yang dapat memberikan image negative bagi pemerintah dari masyarakat

PASAR BAMBARU DAN PASAR TUAPasar Bambaru dan Pasar Tua merupakan pasar tradisional relative telah mengalami

penurunan pengunjung Di sisi lain penjual juga mengalami penurunan dan jumlahnya semakin berkurang Status kedua pasar tersebut mengalami perbedaan Pasar Bambaru yang berdiri megah dengan kondisi bangunan terbuat dari beton Di kaki pondasi bangunan Pasar Bambaru terdapat penjual kain dan baju serta mainan anak-anak Dan disebelah barat pasar pada lantai bawah terdapat penjual emas Namun bila kita melongoh ke dalam ternyata banyak ruko dan kios tidak terisi dan tidak terpakai Bahkan sebagian telah berubah menjadi tempat buang ampas

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

manusia (WC) Betapa tidak kondisi pasar demikian tentu saja telah menjadi bagian yang kurang menguntungkan bagi pemerintah Kota Palu

Di lantai atas hampir semua ruko telah menjadi saran perkantoran Pemerintah Kota Palu Pembiaran kondisi demikian tentu saja Pemerintah Kota Palu memiliki strategi memanfaatkan gedung tersebut menjadi bagian dari pendulang rupiah di masa datang Pasar Bambaru rencana Pemerintah Kota Palu akan melakukan revitalisasi fungsi pasar yaitu dengan melakukan renovasi bangunan Hal ini merupakan gagasan dan ide terobosan bagi Pemerintah Kota Palu mengingat letak Pasar Bambaru milik asset Pemerintah ini amat strategis Pasar tersebut berada pada posisi jantung perkotaan Dimana masyarakat disekitarnya berada pada tingkat ekonomi kelas menengah keatas Kemampuan daya beli masyarakat cukup tinggi Hal ini bila akan dilakukan renovasi menjadi pasar tradisional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat dapat mendongkrat Pendapatan Asli Daerah Kota Palu Dua hal yang menjadi potensi pengembangan pasar ideal di tengah masyarakat Kelurahan Ujuna sekitarnya yaitu retribusi pasar akan mengalami peningkatan secara signifikan Dan retribusi parkir di sekitar Pasar Bambaru amat potensial untuk digarap dengan maksimal

Pasar Tua yang terletak bersebelahan jalan dengan Pasar Bambaru merupakan lokasinya dimiliki oleh pihak warga tuan tanah bernama Pak Tajang (almarhum) Oleh karena itu terkait dengan retribusi pasar tidak masuk ke kas Pemerintah Daerah Kota Palu Namun di sisi lain potensi parkir yang dikelola Pemerintah Kota Palu cukup memberikan potensi untuk dikembangkan dan memerlukan penataan Meskipun demikian Pasar Tua tetap menjadi pilihan belanja masyarakat sekitarnya karena terdapat penjual ikan sayur mayor dan kebutuhan sembako lainnya yang sesungguhnya tidak terdapat di Pasar Bambaru Oleh karena itu kehadiran kedua pasar yang berbeda status itu saling mengisi dan menutupi kebutuhan masyarakat pengunjung pasar tersebut

Meskipun demikian pasar tradisional termasuk pasar Tua dan Bambaru yang berada di tengah pusat perkotaan Kota Palu menjadi potensi untuk dilakukan penataan terutama lokasi parkir pasar terutama dipinggir jalan yang tidak dapat mengganggu kelancaran lalu lintas Pengaturan dengan sistem penataan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dipihak lain juru parkir dapat meningkatkan kesejahteraannya Untuk itulah pemerintah dan masyarakat hendaknya dibangun pola sinergitas dalam mengatasi berbagai kendala social didalam pengembangan potensi parkir di sekitar pasar di Kota Palu dalam rangka peningkatan kemajuan pembangunan di masa akan datang

REKOMENDASI DAN RESPON MASYARAKAT

RESPON DAN SIKAP MASYARAKAT

Setelah kami melakukan penelitian kurang lebih tiga bulan dari enam pasar yang men jadi fokus penelitian salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami sejauhmana respon dan sikap masyarakat terhadap kondisi parkir pasar dan kondisi dalam lingkungan pasar (retribusi pasar) Dalam segmen penelitian ini yang menjadi sasaran informan adalah masyarakat yang berada atau berdomisili di sekitar pasar tersebut terutama pasar Vinase Lasoani dan pasar Mamboro Demikian pula informan lainnya seperti para pengunjung pasar (pembeli) juru parkir pengguna jasa parkir dan para penjual Hal ini dapat mencerminkan dan gambaran respon masyarakat terhadap kondisi pasar dan situasi parkir pasar saat sekarang ini

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

1 Masyarakat pengguna jasa parkir pasar menghendaki adanya penataan dan penertiban parkir mobil dan parkir motor Mereka berkehendak bahwa berapapun yang patut dibayar yang terpenting kendaraan dan helem mereka dapat terjaga keselamatannya

2 Masyarakat amat merespon positif perlunya penataan kondisi parkir kendaraan di sekitar pasar

3 Kondisi pemungut retribusi parkir sebaiknya di tata dan ditertibkan manajemen sehingga dapat mencegah terjadinya persaingan penguasaan areal parkir Hal ini menunjukkan beberapa halaman depan rumah penduduk di sekitar pasar Lasoani dan pasar Mamboro yang menjadi tempat parkir motor

4 Masyarakat berkeinginan pihak pemerintah lebih responsive melakukan penataan dan penertiban para pedagang (penjual) yang memanfaatkan badan jalan yang dapat memacetkan lalu lintas

5 Diperlukan pola dan strategis humanistis dalam menata parkir pasar dan pasar itu sendiri yang mejadi hamonisasi lingkungan kemasyarakatan

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan seminar akhir maka dilahirkan beberapa rekomendasi sebagai berikut

RETRIBUSI PARKIR PASAR

1 Sistem penyetoran juru parkir di Pasar Inpres Manonda sebaiknya Pemerintah Daerah Kota Palu dalam hal ini Dinas Perhubungan secara langsung menerima retribusi parkir dari pihak juru Parkir

2 Penyetoran juru parkir kepada petugas pemungut dari pihak Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya memberikan kwitansi tanda terima

3 Pemerintah Daerah Kota Palu hendaknya menertibkan dalam memberlakukan karcis parkir setiap area lokasi pasar secara konsisten dan akuntabel

4 Khusus pada Pasar Lasoani Pemerintah hendaknya mengelola retribusi Parkir Pasar tersebut karena potensi retribusinya cukup signifikan untuk menambah peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palu

5 Untuk Pasar Mamboro dan Pasar Vinase sebaiknya Pemerintah Kota Palu untuk lebih intensif melakukan penataan dan penertiban pola area parkir pasar karena potensi retribusi parkirnya masih relative banyak kendaraan baik Motor dan maupun Mobil belum tersentu pungutannya secara efektif Dan kondisi parkir di sekitar pasar tersebut relative tidak teratur sehingga dapat mengganggu kenyamanan situasi baik rumah tangga sekitarnya maupun pengunjung pasar tersebut

6 Pengelolaan retribusi parkir pasar dibutuhkan manajemen pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabel

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya

7 Pemerintah hendaknya penuh perhatian terhadap tingkat kesejahteraan juru parkir dan adanya jaminan kesehatan para juru parkir yang bernaung di bawah kendali dan control pemerintah Kota Palu

8 Pemerintah Kota Palu dan Stakeholders yang memiliki kepentingan untuk memajukan pembangunan Kota Palu kedepan hendaknya melakukan sosialisasi maksimal terhadap kedisiplinan dan ketaatan dalam membayar retribusi parkir di pasar

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Berdasarkan hasil penelitian tentang optimalisasi retribusi pelayanan pasar di Kota Palu maka ada beberapa yang menjadi rekomendasi sebagai berikut

1 Petugas Pasar hendaknya tetap konsisten memberikan karcis atau tanda terima pungutan terhadap pedagangpenjual diberbagai kategori kios ruko los dan lapak-lapak

2 Penataan dan penertiban kondisi areal pasar hendaknya dilakukan untuk menambah jumlah lapak los dan kios Hal ini karena semrautnya kondisi pemakai lapak sehingga pemanfaatan areal pasar tidak maksimal

3 Penataan dan penertiban kondisi pedagang dan penjual di semua pasar menjadi perhatian khusus karena realitasnya terjadi percampuran antara penjual jenis lain dengan penjual lainnya Misalnya saja penjual ikan berada di tengah penjual kain

4 Perlunya dibangun pasar tradisional di Lagarutu dengan desain lokasi parkir pasar yang tidak mengganggu akses lalu lintas dan lingkungan rumah tangga masyarakat disekitarnya