ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan...

54
BAB 4 TINJAUAN KEPUSTAKAAN LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN (LITERATUR) Tidak peduli apakah sesuatu penelitian kuantitatif atau kualitatif, ada beberapa langkah yang biasanya digunakan untuk melakukan tinjauan kepustakaan. Pengetahuan tentang langkah- langkah ini membantu anda membaca dan memahami sebuah kajian berbentuk penelitian. Jika anda melakukan penelitian anda sendiri, pengetahuan tentang langkah-langkah ini dalam prosesnya akan memperlihatkan kepada anda tempat di mana anda harus memulai dan kemampuan mengetahui bahwa anda telah berhasil melakukan tinjauan pustaka. Walaupun pelaksanaan tinjauan kepustakaan ini tidak harus mengikuti aturan tertentu, jika anda berencana merancang dan melakukan suatu penelitian, anda biasanya mengikuti lima langkah yang saling terkait. Apabila anda hanya mencari suatu topik dalam literatur (kepustakaan) untuk keperluan anda sendiri atau untuk keperluan-keperluan praktis tertentu (seperti untuk Komite Sekolah dalam kasus Maria), hanya empat langkah pertama yang berlaku. Walaupun demikian, mengetahui kelima langkah tersebut akan memberikan pemahaman tentang bagaimana para peneliti biasanya melakukan tinjauan kepustakaan (litetature review). Langkah-langkah tersebut adalah: 1. Identifikasi istilah-istilah kunci yang akan digunakan dalam mencari bahan-bahan kepustakaan; 75

Transcript of ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan...

Page 1: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

BAB 4

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN (LITERATUR)

Tidak peduli apakah sesuatu penelitian kuantitatif atau kualitatif, ada beberapa

langkah yang biasanya digunakan untuk melakukan tinjauan kepustakaan. Pengetahuan

tentang langkah-langkah ini membantu anda membaca dan memahami sebuah kajian

berbentuk penelitian. Jika anda melakukan penelitian anda sendiri, pengetahuan tentang

langkah-langkah ini dalam prosesnya akan memperlihatkan kepada anda tempat di mana

anda harus memulai dan kemampuan mengetahui bahwa anda telah berhasil melakukan

tinjauan pustaka.

Walaupun pelaksanaan tinjauan kepustakaan ini tidak harus mengikuti aturan

tertentu, jika anda berencana merancang dan melakukan suatu penelitian, anda biasanya

mengikuti lima langkah yang saling terkait. Apabila anda hanya mencari suatu topik dalam

literatur (kepustakaan) untuk keperluan anda sendiri atau untuk keperluan-keperluan

praktis tertentu (seperti untuk Komite Sekolah dalam kasus Maria), hanya empat langkah

pertama yang berlaku. Walaupun demikian, mengetahui kelima langkah tersebut akan

memberikan pemahaman tentang bagaimana para peneliti biasanya melakukan tinjauan

kepustakaan (litetature review). Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Identifikasi istilah-istilah kunci yang akan digunakan dalam mencari bahan-bahan

kepustakaan;

2. Cari bahan-bahan kepustakaan tentang sebuah topik dengan jalan menelusuri

beberapa jenis bahan dan data base, termasuk bahan-bahan kepustakaan yang

tersedia di perpustakaan-perpustakaan akademik dan di internet atau web site;

3. Evaluasi secara kritis dan pilih bahan kepustakaan yang ingin anda kaji;

4. Susun bahan kepustakaan yang sudah dipilih dengan jalan membuat abstaknya

atau membuat catatan tentang bahan kepustakaan tersebut dan buat diagram

visual untuk itu;

5. Susun tinjauan kepustakaannya yang berisikan keringkasan bahan kepustakaan

tersebut yang kiranya akan dimasukkan dalam laporan penelitian anda;

75

Page 2: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Mengidentifikasi Istilah-istilah Kunci

Mulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada

beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua buah kata atau ungkapan

singkat. Pilih istilah-istilah tersebut secara cermat karena istilah-istilah tersebut penting

pada awal pencarian bahan kepustakaan ini di pepustakaan atau melalui internet. Untuk

bisa mengidentifikasi istilah-istilah ini, anda bisa menggunakan beberapa strategi seperti

berikut:

Tulis “judul kerja” awal untuk proyek penelitian anda dan pilih dua atu tiga kata

kunci di dalam judul tersebut yang menggambarkan gagasan sentral dari

penelitian tersebut. Walapun beberapa peneliti menuliskan judul penelitiannya

pada saat-saat terakhir, judul kerja itu penting karena ia akan membantu anda

memfokuskan perhatian anda pada gagasan sentral dari penelitian tersebut.

Karena ia merupakan “judul kerja”, maka anda bisa merevisinya pada waktunya

secara teratur bila diperlukan selama penelitian masih berlangsung (Glesne &

Peshkin, 1992).

Ajukan pertanyaan yang bersifat umum, singkat yang anda ingin jawab dalam

penelitian ini. Pilih dua atau tiga kata dalam pertanyaan tersebut yang bisa

meringkaskan pokok permasalahan dari penelitian tersebut.

Gunakan kata-kata seperti digunakan oleh penulisnya di dalam kepustakaan

(literatur). Dalam beberapa penelitian kuantitatif, para pendidik mengetes

prediksi terhadap apa yang dia harapkan terjadi di dalam data. Prediksi ini

merupakan penjelasan tentang apa yang dia harapkan terjadi. Para peneliti

menggunakan istilah teori untuk penjelasan-penjelasan ini, dan ini boleh jadi

teori tentang “social support” (dukungan sosial) atau “learning styles” (gaya

belajar). Kata-kata aktual dari sebuah teori (seperti “dukungan sosial” atau “gaya

belajar”) menjadi kata-kata yang digunakan dalam pencaharian anda.

Lihat dalam katalog istilah-istilah untuk menemukan kata-kata yang cocok

dengan topik anda. Cari data base on-line (di internet) yang biasanya ditemukan

di sesuatu perguruan tinggi atau perpustakaan-perpustakaan universitas.

Contoh, salah satu data base ini adalah ERIC data base (lihat Educational

Resources Information Center (ERIC), 1991; www.eric.ed.gov/). ERIC

menyediakan akses tanpa bayar pada lebih dari 1.2 juta catatan bibliografis dari

76

Page 3: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

artikel-artikel jurnal dan bahan-bahan lain yang terkait dengan pendidikan dan

apabila ada, anda juga bisa menjangkau teks utuh. ERIC disponsori oleh

Departmen Pendidikan Amerika Serikat, Institute of Education Science (IES).

Kunjungi rak-rak buku di perpustakaan perguruan tinggi, baca secara cepat

daftar isi dari jurnal-jurnal pendidikan 7 sampai 10 tahun terakhir, dan cari

istilah-istilah kunci dalam judul-judul itu guna mendapatkan artikel-artikel

tertentu. Anda juga bisa mencoba melalui data base elektronis yang disebut

Ingenta di perpustakaan akademik di kampus anda. Ingenta menyediakan akses

untuk mendapatkan teks utuh dari publikasi dan jurnal yang on-line (melalui

internet). Yang secara khusus bermanfaat adalah fasilitas “browse publications”

di mana anda cukup mengenter nama jurnal yang ingin anda baca, dan

mendapatkan sebuah daftar dari judul artikel dari jurnal tersebut untuk tahun-

tahun tertentu.

Maria berkeinginan mengidentifikasi kata-kata kunci guna membantunya mencari

bahan kepustakaan tentang kepemilikan senjata di lingkungan siswa sekolah mnengah atas.

Setelah memiki-mikir tentang bagaimana ia harus mulai, ia tuliskan sebuah judul kerja,

“Kepemilikan Senjata oleh para siswa Sekolah Menengah Atas”. Ia mulai dengan menelusuri

web site ERIC (www.erc.ed.gov/) dan memasukkan kata-kata kepemilikan senjata ke dalam

prosedur pencarian istilah. Ia teliti artikel-artikel yang teridentifikasi dalam pencahariannya

itu dan merasa bahwa dengan memersempit pencahariannya itu pada siswa sekolah

menengah atas akan memberikan lebih banyak referensi di dalam kepustakaan. Kemudian

ia menggunakan fasilitas pencaharian atas dasar hasil cariannya tadi dan menambah istilah

tambahan siswa sekolah menengah atas. Ia sekarang telah mempersempit pencahariannya

dan meneliti referensi-referensi di dalam kepustakaan yang telah dihasilkan oleh

pencahariannya itu. Nah anda bisa mencoba apa yang sudah dilakukan oleh Maria ini.

Mencari Bahan Kepustakaan

Setelah mengidentifikasi istilah-istilah kunci, anda sekarang bisa mulai mencari

kepustkaan yang relevan. Anda boleh jadi memulai pencarian anda dari komputer di rumah

dengan jalan mengakses web site dan menelusuri kepustakaan elektronis yang ada tentang

topik yang anda inginkan. Walaupun proses ini nyaman, tapi tidak semua bahan

kepustakaan yang ada di internet dapat diakses. Kadang-kadang individu-individu

77

Page 4: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

meletakkan artikel-artikel yang tidak lolos standar external reviews. Walaupun demikian,

dengan meningkatnya frekuensi, dokumen-dokumen berupa teks utuh dapat diakses di

internet dan kualitasnyapun mulai membaik.

Anda boleh jadi bisa memulai pencarian anda dengan jalan bertanya pada para

dosen atau mahasiswa-mahasiswa lain yang bisa merekomendasikan kepada anda artikel-

artikel dan penelitian-penelitian untuk dibaca. Pendekatan seperti ini boleh jadi bermanfaat,

akan tetapi kurang sistematis dalam rangka mencari sumber-sumber kepustakaan.

Gunakan Perpustakaan-perpustakaan Akademik

Pendekatan yang paling aman untuk memulai mencari bahan kepustakaan adalah

pada perpustakaan akademik. Dengan mendatangi stacks (rak-rak perpustakaan),

melakukan review terhadap microfische, dan mendapatkan akses pada data base yang

sudah terkomputerisasi, anda akan bisa menghemat waktu karena anda akan menemukan

holding (sekumpulan) bahan kepustakaan yang komprehensif yang tidak ditemui melalui

sumber-sumber lain. Walaupun perpustakaan kota memiliki beberapa bahan kepustkaan

yang bermanfaat, sebuah perpustakaan akadmik biasanya menawarkan koleksi bahan yang

paling besar, terutama sekali kajian-kajian penelitian.

Sumber-sumber perpustakaan akademik telah banyak mengalami perubahan pada

masa-masa terakhir ini sejalan dengan kemajuan jurnal-jurnal on-line yang mudah diakses

melalui komputer dan dengan data base yang terkomputerisasi, seperti ERIC (Ferguson &

Bunge, 1997). Perpustakaan-perpustkaan akademik biasanya memiliki katalog on-line untuk

semua holding (koleksi)nya sehingga anda bisa melakukan pencaharian (search) bahan-

bahan perpustakaan secara mudah. Disamping itu, dari lokasi di manapun, anda bisa

melakukan pencaharian koleksi perpustakaan on-line dari banyak sekali perpustakaan-

perpustakaan akademik yang besar-besar (seperti University of Michigan atau University of

California-Bekeley) untuk melihat buku-buku apa saja yang tersedia tentang topik yang anda

cari. Perpustakaan lain yang bermanfaat untuk anda gunakan untuk pencaharian dimaksud

adalah Library of Congresss, yang berisikan buku-buku yang sangat banyak dipubikasikan

(http://catalog.loc.gov).

Ketika menggunakan perpustakaan akademik, dua jenis tantangan akan dihadapi

oleh para peneliti baru. Pertama, para peneliti perlu mencari lokasi bahan-bahan

kepustakaan – pekerjaan yang sering menyulitkan karena besarnya dan kompleksnya

78

Page 5: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

holding (koleksi) yang dimiliki oleh perpustkaan tersebut, seperti jurnal, atau periodikal

(yang terkini atau yang sudah dijilid), dokumen-dokumen pemerintah, koleksi microfiche,

dan ideks. Untuk membantu mencari lokasi bahan-bahan kepustakaan tersebut, anda bisa

memanfaatkan layanan-layanan referensi yang diberikan para pustakawan atau mencari

melalui holding perpustakaan dengan komputer. Tantangan kedua adalah mengatasi

frustrasi yang mungkin timbul ketika pengguna-pengguna lain telah meminjam bahan-bahan

yang anda butuhkan, sehingga bahan-bahan tersebt tidak tersedia lagi bagi anda. Apabila ini

terjadi, para peneliti bisa menggunakan layanan interlibrary loan (peminjaman antar

perpustakaan) sebagai upaya untuk menfdapatkan bahan kepustakaan, walaupun prosesnya

memakan waktu dan memerlukan kesabaran.

Gunakan Sumber Primer dan Sumber Sekunder

Kajian (tinjauan) kepustkaan sering berisikan bahan-bahan dari sumber primer dan

sumber sekunder. Bahan kepustakaan bersumber primer terdiri dari bahan-bahan

kepustakaan yang dilaporkan oleh individu atau individu-indivdu yang secara langsung

melakukan penelitian atau orang yang melahirkan sesuatu gagasan. Artikel-artikel penelitian

yang dipublikasikan oleh jurnal-jurnal pendidikan merupakan salah satu contoh jenis ini.

Bahan kepustakaan bersumber sekunder, sebaliknya, adalah bahan kepustakaan yang

meringkaskan (menyarikan) sumber-sumber primer. Bahan ini tidaklah mewakili peneliti asli

atau pencetus gagasan. Contoh dari sumber-sumber sekunder ini adalah handbook (buku

pegangan), enskilopedia, jurnal-jurnal tertentu yang membuat sari (keringkasan) penelitian,

seperti Review of Educational Research. Biasanya, anda akan mencari lokasi dari sumber

primer dan sumber sekunder ini, akan tetapi yang paling baik adalah melaporkan terutama

sumber-sumber primer. Sumber-sumber primer menampilkan bahan-bahan kepustakaan

kondisi orisinil dan menyajikan pandangan dari pengarang asli. Sumber-sumber primer juga

memberikan rincian tentang penelitian secara lebih lebih baik dibandingkan dari rician yang

diberikan oleh sumber sekunder. Sumber sekunder bermanfaat ketika anda memulai

melakukan tinjauan, menelusuri dan menentukan besarnya lingkup topik.

Contoh, anda boleh jadi mencari kajian-kajian yang bersfat meta-anaysis tentang

topik pilihan anda sebagai salah satu tipe sumber bahan sekunder. Ini populer dalam

penelitian kuantitatif. Meta-analysis adalah sejenis laporan penelitian di mana si pengarang

memadukan temuan-temuan banyak penelitian (sumber primer) dengan jalan mengevaluasi

79

Page 6: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

hasil-hasil penelitian satu per satu dan melahirkan satu kesatuan indeks numerik dari

bermacam magnitude hasil-hasil penelitian. Tujuan dari pada ini semuanyan adalah untuk

mengambil sari dari hasil-hasil penelitian yang banyak itu.

Proses melakukan kajian meta- analysis mengikuti langkah yang sistematis. Si

peneliti menempatkan penelitian-penelitian yang banyak itu dalam satu buah topik dan

mencatat hasil-hasil untuk semua penelitian tersebut. Kemudian si peneliti menghitung hasil

keseluruhan dari semua penelitian dan melporkan informasi ini. Dengan menggunakan

proses ini, peneliti mensintesiskan bahan kepustaaan , dan dengan demikian memberikan

sumber sekunder bagi laporan-laporan penelitian bersumber primer.

Sebagai sebuah ilustrasi dari kajian meta-analysis dan dari perbedaan antara

sumber informasi primer dan sumber informasi sekunder diperlihatkan pada Diagram 4.1.

Pada bahagian atas kita lihat halaman pertama dari laporan penelitian bersumber primer,

sebuah penelitian oleh Smetana dan Asquith (1994). Mereka mengkaji tipe-tipe otoritas

orang tua dan rating (penilaian) tentang konflik remaja-orang tua diantara 68 orang anak

kelas enam, delapan dan sepuluh dengan orang tua mereka.

Pada bahagian bawah dari Diagram 14.1 itu kita melihat penelitian asli oleh

Smetana dan Asquith (1994) dimasukkan sebagai salah satu dari 27 penelitian yang

dilaporkan dalam sumber sekunder,sebuah meta-analysis yang diterbitkan oleh Laursen,

Coy, dan Collin (1998). Ke 27 penelitian yang diperlihatkan di dalam tabel memadukan

penelitian yang mengkaji perubuhan konflik antara orang tua – anak selama anak berusia

remaja awal, tengah dan akhir. Secara keseluruhan, para pengarang menyimpulkan dari

meta analysis bahwa sedikit sekali dukungan yang ada terhadap pandangan yang dipegang

bahwa konflik orang tua-anak meningkat dan kemudian menurun setelah usia remaja.

Karena laporan penelitian bersumber primer oleh Smetana dan Asquith (1994)

memperlihatkan kecilnya perubahan poisitif dalam konflik orang tua-anak selama masa

remaja awal dan menengah, menghandalkan hasil penelitian ini saja akan memberikan

kesimpulan yang salah.

Secara historis, pemilahan antara sumber primer dan sumber sekunder menjadi

klasifikasi yang bermanfaat bagi bahan kepustakaan dalam bidang hukum dan sejarah

(Barzum & Graff, 1985) dan dalam menggabungkan hasil-hasil dari sejumlah penelitian

dalam bentuk meta-analyisis. Dewasa ini, bahan kepustakaan yang terdapat di dalam

80

Page 7: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

perpustakaan akademik merupakan bahan kepustakaan yang menggunakan klassifikasi yang

lebih luas tentang berbagai jenis bahan kepustkaan.

Cari Berbagai Tipe Bahan Kepustakaan

Diagram 4.2 memberikan sistem klassifikasi yang bermanfaat untuk bahan

kepustakaan yang bisa anda pertimbangkan. Dimodifikasi dari klassifikasi yang pada awalnya

dikembangkan oleh Libutti dan Blandy (1995), diagram ini menjadi petunjuk ataupun

kerangka untuk memulai pencaharian bahan kepustakaan.

Dengan menggunakan kerangka ini, anda bisa memulai pecaharaian anda pada

bahagian bawah segitiga dengan jalan membaca keringkasan-keringkasan penelitian yang

mensintesiskan berbagai penelitian tentang sebuah topik (informasi sumber sekunder). Dari

keringkasan-keringkasan umum ini, anda bisa melanjutkan pekerjaan anda mencari artikel-

artikel jurnal (sumber primer) dan terus pada bahan keputakaan “tahap awal” yang terdapat

pada bahagian atas. Bagi para peneliti pemula, memulai dengan keringkasan-keringkasan ini

merupakan gagasan yang bagus karena keringkasan-keringkasan tersebut memberikan

gambaran awal tentang topik-topik pada pembicaraan tingkat awal. Keringkasan-

keringkasan ini juga memiliki “usia” yang lebih panjang dari gagasan tahap awal, dan ia telah

berkali-kali diberikan tinjauan demi kualitasnya.

Keringkasan: Keringkasan memberikan pemandangan awal tentang bahan kepustakaan

(literatur) dan penelitian berkaitan dengan isu-isu yang tepat waktu tentang pendidikan.

Daftar keringkasan yang tersedia diperihatkan pada Table 4.2. Sumber-sumber ini mencakup

ensiklopedia, kamus, dan glossarium (daftar istilah), handbook (buku panduan), indeks-

indeks statistik, tinjuan, dan sintesis. Keringkasan-keringkasan ini memperkenalkan kepada

para peneliti muda bidang permasalahan, dan membantu mereka menempatkan referensi-

referensi dan mengidentifikasi isu-isu terkini. Pakar-pakar terkemuka dalam bidang

pendidikan menuliskan keringkasan-keringkasan ini.

Encikolopedia: Ensiklopedia Sebuah wadah yang tepat untuk memulai apabila anda telah

mengetahui serba sedikit tentang topik adalah ensiklopedia, seperti Encyclopedia for

Educational Research (Alkin, 1992). Disponsori oleh AERA, ensiklopedia ini memberikan

informasi tentang penelitian dalam 16 buah topik umum, termasuk kurikulum pendidikan

81

Page 8: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

dasar dan pendidikan menengah, pendidikan untuk anak-anak berkelainan, dan struktur

organisasi dan penyelenggaraan pendidikan. Lampiran berjudul “Doing Library Research in

Educatiom” (Melakukan penelitian kepustakaan dalam bidang pendidikan) merupakan

upaya yang paling bermanfaat (Alkin, 1992, halaman 1543).

Kamus dan Glossaries (Daftar) Istilah. Alat lain yang tak kurang manfaatnya dalam tinjauan

kepustakaan dan proses penelitian secara menyeluruh adalah kamus dan glossaries (daftar

istilah). Kamus berisikan paling banyak istilah-istilah kependidikan terkini. Contoh,

Dictionary of Statistics and Mthodology : A Nontechnical Guide for the Social Sciences, edisi

kedua (Vogt, 1999), mendefenisikan istilah-istilah statsistik dan metodologi dalam ilmu-ilmu

sosial dan tingkah laku; istilah-istilah tersebut seringkali menimbulkan masalah bagi para

peneliti muda. Qualitative Inquiry : Dictionary of Terms, edisi kedua (Schandt, 2001), adalah

sebuah buku referensi tentang istilah-istilah kualitatif yang berisikan bermacam ragam dan

saling bertentangan titik pandang tentang definisi. Post-Modern and the Social Sciences

(Rosenau, 1992) memberikan a glossary (daftar) dari istilah-istilah post podernisme yang

terkait dengan kajian-kajian tentang isu-isu ketidaksaamaan (inequality) dan penindasan

dalam masyarakat kita.

Handbook (Buku Pegangan). Ada bermacam ragam buku pegangan yang berbicara tentang

topik-topik seperti pengajaran, membaca, kurikulum, studi-studi sosial, administrasi

pendidikan, pendidikan multikultural, dan pendidikan guru. Beberapa buku pegangan ada

yang tersedia untuk topik-topik berkenaan dengan penelitian pendidikan. Sebuah buku

pegangan yang berbicara tentang metoda penelitian inquiri, pemanfaatan pengetahuan,

pengukuran, dan statistics adalah Educational Research, Methodology, and Measurement:

An Internastional Handbook (Keeves, 1998). Dua buah buku pegangan terkini juga tersedia

tentang topik berkaitan dengan penelitian kualitatif: The Handbook of Qualitative research

in Education (LeCompte, Millroy, & Preissle, 1992) dan the Handbook of Qualitative

Research (Denzin & Incoln, 2000). Dalam penelitian kuantitatif, buku pegangan juga ada,

seperti the Handbook of Applied Social Research Methods (Bickman & Rog, 2000). Untuk

penelitian yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, anda boleh jadi bisa

merujuk the Handbook of Mixed Methods in the Social and Behavioral Sciences (Tashakkori

& Teddlie, 2003).

82

Page 9: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Indeks-indeks Statistik. Statistical Indexes (indeks-indeks statistik) seperti Digest of

Educational Statistics (National Center for Eductaional Statistics (NCES) tahunan, 1997)

melaporkan kecenderungan-kecendrungan pendidikan yang bermanfaat dalam rangka

penulisan rumusan-rumusan masalah atau tinjauan kepustakaan. Digest yang diterbitkan

semenjak 1933 oleh pemerintah Amerika Serikat, menghimpun informasi statistik yang

mencakup bidang-bidang yang luas dalam pendidikan Amerika mulai dari taman kanak-

kanak terus sampai ke sekolah pasca sarjana. Ia juga melaporkan informasi dari banyak

sumber, termasuk survai dan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh NCES.

Tinjauan dan Sintesis. Sumber keringkasan terakhir tentang topik yang terdiri dari tinjauan

dan sintesis terkini dalam bidang pendidikan, psikologi, dan ilmu-ilmu sosial. Contoh, the

Review ofEducational Research (1931-) adalah sebuah jurnal kuartalan dari AERA yang

mempublikasikan artikel-artikel panjang yang mensistesiskan penelitian pendidikan tentang

berbagai topik.

Buku-buku. Perpustakaan-perpustakaan akademik memiliki koleksi yang sangat ekstensif

sekali berkaitan dengan topik-topik pendidikan dalam lingkup yang sangat beragam dan

luas. Buku-buku yang paling bermanfaat dalam melakukan tinjauan kepustakaan adalah

buku-buku yang membuat keringkasan hasil-hasil penelitian atau melaporkan pembicaraan-

pembicaraan konseptual tentang topik-topik pendidikan Buku-buku teks yang digunakan

untuk perkuliahan kurang bermanfaat karena biasanya buku-buku seperti ini tidak berisikan

laporan-laporan penelitian tunggal, akan tetapi berisikan keringkasan dari literatur dan

referensi-referensi penting. The Subject Guide to Books in Print (1957 - ) dan the Core List of

Books and Journals in Education (O’Brien & Fabiano, 1990) merupakan buku pegangan yang

juga berguna untuk pencaharian bahan kepustakaan.

Jurnal, Indeks, Publiksi, dan Sumber-sumber Elektronik. Artikel-artikel jurnal (periodikal)

dan makalah-makalah konferensi yang melaporkan penelitian merupakan sumber utama

untuk tinjauan kepustakaan. Seperti diperlihatkan pada tabel 4.5, berbagai jurnal

mempublikasikan penelitian dalam pendidikan. Bagi mereka yang mencari jurnal-jurnal di

mana penelitian dilaporkan, Tabel 4.5 memuat daftar jurnal tersebut berdasarkan pada

penekanan pada pendekatan kuantitatif, kualitatif atau dua-duanya. Klasifikasi ini

83

Page 10: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

merupakan petunjuk kasar saja karena preferensi jurnal berubah setiap saat dan dengan

diangkatnya anggota redaksi dan dewan-dewan redaksi yang baru. Walaupun demikian,

klasifikasi seperti ini memancing timbulnya bermacam ragam penerbit-penerbit kecil untuk

penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam pendidikan. Untuk mencari lokasi artikel-artikel

jurnal , mungkin perlu dipertimbangkan melakukan pencaharian abstrak, indeks terhadap

jurnal, atau data base beraneka ragam dalam pendidikan dan ilmu-ilmu sosial.

Abstract series. Abstract series (seri-seri absrak). Seri-seri abstrak yang akan memungkinkan

pencaharian secara umum artikel-artikel jurnal sesuai bidang kajiannya, tersedia untuk

banyak bidang ilmu. Dalam bidang administrasi pendidikan, misalnya, anda boleh jadi

menilai the Educational Administration Abstracts (University Council for Educational

Administration, 1966 -), atau perkembangan anak usia dini, langsung mencarinya pada Child

Development Abstracts and Bibliography (Soceity for Research in Child Development,

1945-). Anda juga bisa menemukan abstrak dengan jalan mengakses katalog perpustakaan

secara on-line dan menggunakan kata-kata kunci seperti abstrak, dan bidang kajian atau

topik untuk menentukan apakah jurnal tersebut berisikan seri-seri abstrak tertentu. Tempat

lain untuk pencaharian untuk penerbitan-penerbitan jurnal adalah indeks seperti Education

Indeks (Wilson, 1929/32 -), dan indeks yang memang didedikasikan secara khusus pada

periodikal dan diususn atas dasar bidang kajian.

Data Base. Tempat yang mungkin paling cocok untuk menemukan artikel-artikel jurnal

adalah pada data base yang yang mengindeks artikel-artikel jurnal baik dalam bentuk bahan

cetak maupun dalam bentuk CD-ROM. Mesin pencahari google sering juga mengarahkan

kita pada artikel-artikel dan diskusi-diskusi terkini tentang topik-topik dalam bidang

pendidikan. Suatu pendekatan yang lebih cermat dan baik adalah menelisik satu dari banyak

sekali data base bahan kepustakaan. Dengan jalan mengkaji data-base yang ada ini, anda

bisa dengan mudah mengakses beratur-ratus artikel jurnal tentang topik-topik pendidikan.

Data base yang terkomputerisasi ini juga memfasilitasi pencaharian bahan kepustakaan

berupa makalah-makalah konferensi dan bermacam ragam publikasi, seperti makalah-

makalah dari asosiasi-asosiasi profesnal atau agen-agen (lembaga-lembaga) pendidikan.

Anda bisa memulai computerized search (pencaharian secara terkompuerisasi) dari data

base terkait dengan data base pendidikan, diikuti oleh sumber-sumber informasi psikologi

84

Page 11: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

dan sosiologi. Enam jenis data base penting menawarkan retrieval yang mudah terhadap

artikel-artikel jurnal dan dokumen-dokumen lain terkait dengan pendidikan.

1. ERIC (1991) adalah sistem informasi nasional tentang pendidikan yang didirikan pada

tahun 1966 oleh the US Department of Education and the National Library of

Education (NLE). Karena dana publik yang mendudkung pendirian ERC ini, anda bisa

melakukan pencaharian data base ERIC bebas biaya. Anda bisa melakukannya secara

ekstentif dengan tiga caea berikut:

Melalui internet;

Dengan menggunakan CD-ROM yang terdapat di perpustakaan-perpustakaan

akademik, biasanya sudah diinstalled (dipasang) pada beberapa komputer di

perpusakaan untuk dimanfaatkan;

Dalam bentu cetak, tersedia pada rak-rak buku di perpustakaan-

perpustaakan akadmik;

Dokumen-dokumen pendidikan yang dmasukkan ke dalam database ERIC diseleksi

terutama oleh para reviewer (penyelia) pada 16 clearinghouses untuk masing-masing

sub-content (materi) yang berbeda (seperti pendidikan orang dewasa, karir, dan

pendidikan kejuruan; penilaian dan evaluasi). Indvidu-individu dari clearinghouses ini

mengkaji bahan kependidikan ini, menulis abstraknya, dan memberikan nama atau

deskriptor yang bersumber dari perbendaharaan kata-kata ERIC sendiri untuk

mengidentifikasi masing-masing sumber iformasi dimaksud. Bahan kepustakaan yang

masuk ke dalam ERIC tidaklah direview (diberikan peninjauan) oleh teman sejawat,

akan tetapi oleh para reviewers (penyelia) dari clearinghouses itu sendiri yang

menyeleksinya untuk kemudian dimasukkan ke dalam data base.

Database ERIC terdiri dari dua bahagian: jurnal, berlokasi di Current Index to Journals

in Education (CIJE; ERIC, 1966-)., dan dokumen-dokumen, yang ditemukan pada

Resources in Education (RIE; ERIC, 1966-). CIJE adalah indeks informasi bulanan dan

kumulatif yang ditempatkan pada hampir 980 jurnal utama dalam bidang pendidikan

atau terkait dengan bidang pendidikan. Indeks tersebut memberikan subject index,

indeks pengarang, dan abstrak dari kajian-kajian tertentu. RIE adalah indeks bulanan

dan kumulatif dari temuan-temuan penelitianterkini, proyek dan laporan-laporan

tekhnis, pidato-pidato, manuskript yang tidak dipublikasikan, dan buku-buku. RIE

85

Page 12: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

mengindeks informasi tentang pendidikan ini atas dasar subjek, pengarang pribadi,

kelembagaan, jenis publikasi.

Contoh dari ringkasan (resume) artikel jurnal ERIC (CIJE) dan sampel dari resume

dokumen ERIC (RIE) diperlihatkan pada Diagram 4.3 dan 4.4. Anda bisa melihat

kedua resmue ini pada Website ERIC. Bacalah notasi pada garis pinggir yang

menjelaskan informasi tentang dokumen tersebut. Keringkasannya berisikan

accession number (nomer untuk mengakses) (EJ untuk jurnal dan ED untuk

dokumen). Ia juga memperlihatkan pengarang, judul, deskriptor utama dan minor

yang diberikan pada artikel tersebut, dan anotasi singkat yang mendeskripsikan

artikel dimaksud.

2. Psychological Absract (APA, 1927-) dan versi CD-ROM, PsycLit (SilverPlatter

Information, Inc., 1986) dan PsycINFO (www.apa.org), adalah sumber penting untuk

mencari artikel-artikel penelitian tentang topik-topik umum berkaitan dengan

psikologi. Pada bulan ktober 2000, PsycLit dan PsycINFO berkonsolidasi mejadi satu

database dalam rangka memberikan sumber yang komprehensif tentang bahan -

bahan kepustakaan tentang psikologi mulai dari 1887 sampai dewasa ini. Database

ini tersedia di perpustakaan-perpustakaan atau melalui versi-versi on-line yang

dibeli-sewa oleh perpustakaan-perpustakaan dan jaringan-jaringan komputer

kampus.

Database ini mengindeks lebih dari 850 jurnal dalam 16 kategori. Ia memberikan

kutipan-kutipan bibliografis, abstrak untuk artikel-artikel jurnal psikologi, disertasi,

laporan-laporan tekhnis, buku-buku, bab-bab dari buku yang dipublikasikan secara

internasional. Versi cetaknya memiliki indeks kumulatif tiga tahunan. Contoh

rekaman jurnal dari PsycINFO menacantumkan kunci identifikasi berbentuk

ungkapan, pengarang, judul, sumber, dan abstrak singkat dari artikel.

3. The Sociological Abstracts (Sociological abstract, Inc., 1953-) tersedia dalam versi

cetak, versi CD-ROM (Sociofile, SilverPlatter Information, Inc., 1974/86, dan pada

versi Website yang dibeli sewa oleh perpustakaan tersedia pula untuk jaringan

komputer yang tersambung ke perpustakaan. Tersedia dari Cambridge Scientific

Abstracts, database ini memberikan akses pada bahan kepustakaan secara

internasional dalam disiplin ilmu sosiologi atau disiplin ilmu lain yang terkait dengan

sosiologi. Database ini berisikan abstrak dari jurnal-jurnal artikel terpilih lebih dari

86

Page 13: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

2.500 jurnal, abstrak dari makalah-makalah konferensi yang disajikan pada

pertemuan-pertemuan asosiasi sosiologi, disertasi, dan buku-buku serta tinjauan

buku dari tahun 1963 sampai dewasa ini.

4. The Social Science Citation Index (SSCI); Institute for Scientific Information (ISI),

1969-) dan versi CD-ROM, Institute for Scientific Information (ISI, 1989-),

memberikan database dari referensi-referensi yang dikutip terhadap artikel-artikel

jurnal. Indeks kutipan itu memungkinkan anda mencari referensi terhadap sebuah

karya untuk menemukan artikel jurnal yang mengutip karya tersebut. SSCI itu

mencakup 5.700 buah jurnal mewakili masing-masing ilmu dalam ilmu-ilmu sosial.

5. EBSCO Information Service (www.ebcso .com/) adalah layanan informasi mendunia

yang memberikan layanan berlangganan elektronik dan cetak, database penelitian

pengembangan dan produksi database penelitian, dan akses online terhadap lebih

dari 150 databse dan ribuan e-journals. Perpustakaan-perpustakaan akademik

membeli layanan-layanan EBSCO atau individu-individu bisa membeli artikel-artikel

melalui pay-per-view feature (membayar setiap kali membaca). Dengan

menggunakan EBSCO peneliti pendidikan bisa melihat daftar isi jurnal, abstrak

terhadap artikel, dan bersambung secara langsung kepada teks secara penuh untuk

lebih 1.800 judul. Para peneliti juga bisa menerima email dari daftar isi jurnal-jurnal

favorite mereka secepatnya jurnal tersebut diterbitkan.

6. Disertation Abstracts (University Microfilms Internasional (UMI), 1938-1965/1966)

dan versi CD-ROM dari Disertation Abstracts Ondisc (Computer File; UMI, 1987-),

memberikan petunjuk untuk penulisan disertasi doktor yang dimasukkan oleh lebih

500 lembaga yang berpartisipasi di seantero dunia. ia dipublikasikan dalam 3 seksi,

Seksi A, The Humanities and Social Science, Seksi B, The Sciences and Engineering,

dan Seksi C, Worldwide. Memperhatikan ketiga seksi ini seorang peneliti akan

menemukan abstrak (keringkasan sepanjang 350 kata dari disertasi). Sebuah indeks

yang komfrehensif akan mempermudah akses terhadap judul, pengarang, dan

bidang kajian.

Bahan Kepustakaan Tahap Awal. Kategori utama terakhir dari bahan kepustakaan untuk

ditinjau (lihat diagram 4: terdiri dari bahan-bahan pada tahap awal pengembangan yang

para penyelia (seperti para redaksi jurnal atau penerbit buku) barangkali telah menyeleksi

87

Page 14: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

bahan-bahan tersebut dari sisi kualitasnya. Bahan kepustakaan tahap awal seperti ini terdiri

dari newsletters, kajian-kajian yang dimasukan ke dalam website, newsletters dari asosiasi

profesional, dan draf kajian yang tersedia dari para pengarang. Contoh, jurnal elektronik dan

kajian penelitian yang dimasukkan ke website dan tersedia di internet mencerminkan

bertumbuh kembangnya informasi ke penelitian. Bahan-bahan ini perlu dievaluasi secara

cermat. Setiap orang bisa memasukkan apa saja ke internet, dan kadang-kadang susah

untuk dibedakan informasi tentang item-item yang terkait (pengarang, bagaimana dia

sampai ke internet). Juga, bahan tersebut boleh jadi tidak orisinil (contoh, kutipan di luar

konteks atau sudah dimodifikasi), dan ia cenderung bebas dari seleksi atau proses tinjauan.

Beberapa kelebihan dan kekurangannya menggunakan bahan-bahan dan internet ini

tercantum dalam diagram 4.4.

Tanpa diragukan lagi, mudahnya mengakses dan mengambil bahan-bahan ini

membuatnya jadi menarik. Walaupun demikian, karena penyelia boleh jadi tidak

mengevalusi kualitas informasi ini anda perlu hati-hati tentang apakah itu merupakan hasil

penelitian yang sistematis, cermat dan padat untuk bisa digunakan dalam sebuah tinjauan

kepustakaan. Cara untuk menentukan kredibilitas dari bahan antara lain tercakup sebagai

berikut :

Lihat apakah bahan tersebut merupakan hasil studi yang dilaporkan pada jurnal

online dengan tim penyelia teman sejawat untuk menguji kualitas publikasinya.

Tentukan apakah mengenal para pengarangnya karena mereka telah mereka

mempublikasikan bahan-bahan mereka di dalam jurnal dan buku-buku yang

berkualitas.

Lihat apakah website memiliki standar penerimaan kajian-kajian penelitian dan

melaporkannya.

Tanyakan kepada dosen anda di program pasca sarjana jika ia merasa bahwa artikel

tersebut memiliki kualitas untuk dicantumkan di dalam kajian kepustakaan.

Evaluasi dan Pilih Bahan Kepustakaan secara Kritis

Mari kita kembali pada langkah-langkah utama dalam melakukan tinjauan

kepustakaan. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi kata-kata kunci dan mencari

sumber-sumber kepustakaan tersebut. Sekali anda mendapatkan bahan kepustakaan

88

Page 15: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

tertentu, anda perlu menentukan apakah bahan kepustakaan itu merupakan sumber yang

bagus untuk digunakan dan apakah relevan dengan penelitian anda.

Apakah bahan kepustakaan itu merupakan sumber yang baik dan akurat?

Kadang-kadang mengagetkan para peneliti muda yang walaupun penelitiannya

sudah dipublikasikan, penelitiannya tidak bermanfaat untuk dimasukkan dalam sebuah

tinjauan kepustakaan. Beberapa petunjuk agaknya penting diingat untuk melakukan

penseleksian secara cermat terhadap bahan-bahan kepustakaan. Ingat, seperti diungkapkan

pada Diagram 4.2, ada beberapa tipe bahan kepustakaan yang berbeda.

Sebanyak mungkin cari artikel-artikel yang dipublikasikan pada jurnal-jurnal

tingkat nasional. Biasanya, beberapa orang editor (redaktur) dalam bentuk panel

(dua atau tiga orang anggota dewan redaksi ditambah dengan seorang redaktur

utama) melakukan tinjauan dan mengevaluasi secara kritis sebuah manuskrip

sebelum ia diterima untuk diterbitkan. Jika jurnal tersebut memiliki anggota

dewan redaksi yang direkrut dari seluruh antero negeri, jurnal tersebut tentu

dianggap memiliki kualitas yang tinggi karena ia diacu sebagai jurnal nasional.

Gunakan sistem pioritas dalam mencari bahan kepustakaan. Mulai dengan

artikel-artikel di jurnal-jurnal yang dijadikan acuan nasional kemudian lanjutkan

dengan artikel-artikel di jurnal-jurnal yang tidak merupakan acual nasional;

kemudian buku-buku; kemudian makalah-makalah konferensi, disertasi, dan

tesis; dan akhirnya artikel-artikel yang tidak direview dan dievaluasi seperti yang

ditayangkan di web site. Urutan ini memperlihatkan rentangan evaluasi atau

review bahan-bahan kepustakaan mulai dari yang dievaluasi atau direview

secara eksternal dan berkualitas tinggi sampai pada evaluasi atau review-nya

yang terbatas dan tanpa evaluasi atau review sama sekali. Apabila anda

menggunakan artikel-artikel utuh dari web site, tinjau atau evaluasilah kualitas

bahan tersebut. Gunakan artikel-artikel yang dilaporkan pada jurnal-jurnal on-

line tingkat nasional yang telah melalui review oleh dewan redaksi. Informasi

tentang jurnal dan proses evaluasi/review-nya bisa didapatkan on-line. Bahan-

bahan yang diperoleh melalui web site tidak tingkat nasional, dan bukan

merupakan jurnal yang dijadikan acuan, perlu secara cermat ditapis untuk

89

Page 16: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

menentukan kualifikasi si penulis, kualitas tulisan, dan ruang lingkup dan

mantapnya pengumpulan dan analisis data.

Carilah “kajian-kajian penelitian” untuk dimasukkan didalam tinjauan

kepustakaan anda. Penelitian yang baik mengikuti defenisi penelitian yang telah

kita pelajari pada bahagian terdahulu, di mana penelitian itu terdiri dari

pengajuan pertanyaan, pengumpulan data, dan perumusan temuan-temuan

atau kesimpulan penelitian yang bersumber dari data. Disamping itu,

pernyataan-pernyataan yang dibuat si peneliti terkait dengan hasil penelitiannya

perlu dijustifikasi dan didukung atas dasar data-data yang dikumpulkan.

Masukkan tidak hanya kajian-kajian penelitian kuantatif tapi juga kualitatif

dalam tinjauan kepustakaan anda, tak peduli pendekatan apa yang anda

gunakan dalam penelitian anda.

Apakah bahan kepustakaan itu relevan?

Apakah bahan kepustakaan itu merupakan sumber yang berkualitas tinggi dan

bermanfaat untuk dimasukkan dalam tinjauan kepustakaan merupakan salah satu

pertimbangan. Pertanyaan lain yang perlu dipertimbangkan adalah apakah bahan

kepustakaan itu relevan untuk digunakan: Anda mungkin telah membaca bahan

kepustakaan yang telah anda seleksi, dengan memperhatikan judul dari artikel, isi yang

terlihat dari abstrak yang ditemui pada bahagian awal laporan penelitian (jika ada), dan

judul-judul utama dalam laporan penelitian. Bacaan yang telah anda lakukan ini akan

membantu anda menentukan apakah informasi yang anda peroleh relevan untuk

digunakan dalam tinjauan kepustakaan untuk penelitian anda. Relevansi memiliki beberapa

dimensi, dan perhatikan kriteria berikut dalam memilih bahan kepustakaan untuk direview.

Relevansi dari sisi topik: Apakah bahan kepustakaan itu memfokuskan pada

topik yang sama dengan topik penelitian anda?

Relevansi dari sisi individu dan situs. Apakah bahan kepustakaan itu meneliti

individu dan situs yang sama dengan individu dan situs yang akan anda teliti?

Relevansi dari sisi masalah dan pertanyaan. Apakah bahan kepustakaan itu

mengkaji masalah penelitian yang sama dengan masalah yang akan anda teliti?

Apakah bahan kepustakaan itu mengkaji pertanyaan yang sama dengan yang

akan anda teliti?

90

Page 17: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Relevansi dari sisi asessibilitas (keterjangkauan). Apakah bahan kepustakaan

tersedia di perpustakaan anda atau apakah anda bisa mengunduhnya dari Web

site? Bisakah bahan tersebut anda peroleh dari perpustakaan atau Web site?

Apabila jawaban anda terhadap pertanyaan-pertanyaan itu “ya”, maka bahan

kepustakaan itu relevan terhadap tinjauan kepustakaan yang akan anda lakukan.

Susunlah bahan kepustakaannya

Sekali anda telah menemukan bahan kepustakaan, menilai kualitasnya, dan

mengecek relevansinya, langkah selanjutnya adalah menyusunnya untuk keperluan

melakukan tinjauan (review). Proses ini mencakup memfotokopi dan membuat file-nya.

Pada saat ini, anda mungkin harus membacanya secara cepat, membuat catatan

tentangnya, dan menentukan apakah atau bagaimanakah kesesuaiannya dengan

keseluruhan bahan kepustakaan yang anda butuhkan. Membuat gambaran visual tentang

bahan kepustakaan ini – peta kepustakaan—akan membantu menyusunnya, memposisikan

penelitain anda di dalam bahan kepustakaan yang ada, dan memberikan kerangka untuk

menyajikan penelitian anda kepada audience tentang topik yang anda teliti.

Memfotokopi, mengunduh, dan membuat file

Setelah menemukan buku-buku, artikel-artikel jurnal, dan bermacam ragam

dokumen (seperti dukumen-dokumen pendidikan di ERIC yang tersedia dalam bentuk

microfiche) di perpustakaan, anda harus mendapatkan salinannya atau mengunduhnya

(dalam bentuk file html atau pdf) dan kemudian membangun semacam sistem guna bisa

meretrieve (memanggil)-nya secara cepat. Undang-undang hak cipta mengizinkan anda

untuk membuat foto kopinya untuk satu buah artikel utuh tanpa minta permisi dari si

pengarang. Menempatkan artikel-artikel tersebut di file folder secara alfabetis menurut

nama pengarang merupakan cara yang paling baik untuk menyusun bahan-bahan tersebut.

Alternatif lain adalah anda bisa menyusun bahan kepustakaan itu atas dasar sumber, topik,

atau kata-kata kunci. Walaupun demikian, penggunaan indek nama pengarang merupakan

metoda yang paling nyaman karena topik dan kata-kata kunci yang anda gunakan dalam

tinjauan kepustakaan anda nanti bisa berpindah-pindah sewaktu anda mengerjakan draft

tinjauan tersebut.

91

Page 18: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Membuat Catatan dan Abstrak Penelitian

Dalam proses membaca bahan kepustakaan, para peneliti bisanya membuat

catatan terhadap informasi sehingga sebuah keringkasan tentang bahan kepustakaan

tersebut tersedia dalam bentuk tinjauan tertulis. Pembuatan catatan ini merupakan

prosedur tak resmi di mana si peneliti mengidentifikasi ide-ide penting tentang artikel atau

bahan tersebut dan membuat catatan kasar tentang masing-masing sumber informasi

tersebut. Proses ini mencakup pembuatan kutipan terhadap artikel dimaksud (lihat

“Penggunaan Buku Petunjuk Penulisan” pada bahagian lain bab ini) dan sebuah keringkasan

tentang butir-butir pokok yang dibicarakan dalam artikel. Butir-butir ini pada umumnya

mencakup: a) pertanyaan yang diajukan; b) pengumpulan data; c) hasil utama lihat kriteria

tambahan dalam penulisan abstrak pada bab lain).

Ketimbang pendekatan informal seperti ini, strategi yang biasanya lebih disenangi

adalah mensistematisasikan perekaman informasi untuk masing-msaing sumber sehingga

anda bisa dengan mudah memasukkannya ke dalam tinjauan tertulis tentang bahan

kepustakaan itu. Proses ini akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sehingga anda

bisa mengingat detil (rincian) dari penelitian-penelitian tersebut.

Pendekatan yang sistematis dalam membuat keringkasan masing-masing sumber

informasi adalah dengan jalan membuat abstrak dari masing-masing sumber. Abstrak

adalah sebuah keringkasan yang berisikan aspek-aspek utama dari sebuah penelitian atau

artikel, yang dsampaikan secara padat (untuk maksud ini, sering tidak melebihi 350 buah

kata) dan mencakup komponen-komponen tertentu. Hati-hati untuk tidak menggunakan

abstrak yang sudah tersedia pada awal aritikel jurnal. Ini mungkin terlampau singkat karena

adanya pembatasan kata-kata atau ruangan yang diwajibkan oleh para editor jurnal.

Disamping itu, jika anda menggunakan abstrak seperti ini, anda perlu membuat referensinya

sehingga anda tidak melakukan plagiat terhadap karya seseorang. Justru itu, sebaiknya anda

membuat sendiri abstrak dari artikel atau penelitian dimaksud. Ini memerlukan

pengidentifikasian topik yang abstraknya perlu anda buat.

Langkah pertama adalah untuk mempertimbangkan jenis bahan kepustakaan apa

yang akan anda buat abstraknya. Para peneliti biasanya membuat abstrak dan

memasukkannya ke dalam tinjauan kepustakaan hanya kajian-kajian penelitian saja,

ketimbang esei atau makalah-makalah berisikan pendapat (walaupun barangkali anda perlu

92

Page 19: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

mengutip esei-esei penting atau pendapat-pendapat yang secara luas dikutip atau dirujuk

oleh para pengarang).

Untuk membuat abstrak dari unsur-unsur penelitian kuantitatif seperti artikel

jurnal, makalah konferensi, atau disertasi atau tesis, anda barangkali perlu mengidentifikasi:

Masalah penelitian

Pertanyaan penelitian dan hipotesis

Prosedur pengumpulan data

Hasil-hasil penelitian

Abstrak lengkap yang melaporkan keempat unsur ini dalam penelitian survai

kuantitatif oleh Metzner (1989) diperlihatkan dalam Diagram 4.6. Perhatikan bahwa

keringkasan dari masing-masing unsur itu singkat dan bahwa referensi lengkap terhadap

karya tersebut ditampilkan pada bahagian atas sehingga masing-masing abstrak benar-

benar terdokumentasi secara utuh. (Formatnya akan dibicarakan selanjutnya pada bahagian

lain dalam bab ini).

Untuk penelitian kualitatif, topiknya sama dengan yang dibicarakan dalam

penelitian kuantitatif, akan tetapi judul-judulnya mencerminkan istilah-istilah yang biasa

digunakan dalam penelitian kualitatif. Ketimbang memakai hipotesis dan pertanyaan, para

peneliti kualitatif cukup hanya menggunakan pertanyaan. Ketimbang menggunakan “hasil-

hasil”, penelitian kualitatif lebih menerima kata “temuan-temuan”.

Ketika membuat abstrak sebuah penelitian kualitatif, anda sebaiknya

mengidentifikasi:

Masalah penelitian

Pertanyaan-pertanyaan penelitian

Prosedur pengumpulan data

Temuan-temuan

Unsur-unsur ini digunakan untuk membuat abstrak sebuah penelitian kualitatif oleh

Creswell dan Brown 1992) seperti terlihat pada Diagram 4.7. Penelitian ini mengkaji peranan

pembantu dekan bidang akademik untuk meningkatkan kinerja dosen dalam bidang

penelitian. Lagi-lagi, ada ringkasan untuk masing-masing unsur dan referensi lengkap

terhadap artikel tersebut pada bahagian atas abstrak tersebut.

Unsur-unsur yang diabstraksikan pada contoh untuk penelitian kuantitatif dan

kualitatif mengilustrasikan informasi khusus yang disarikan dari penelitian. Dalam bentuk

93

Page 20: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

lain dari abstrak ini, informasi tambahan boleh jadi dicantumkan juga di mana anda

memberikan kritikan atau melakukan penilaian berkenaan dengan kelebihan dan

kekurangan dari penelitian tersebut.

Membuat Peta Kepustakaan

Ketika anda menyusun dan membuat catatan atau membuat abstrak dari artikel-

artikel, anda akan mulai memahami isi dari tinjauan kepustakaan anda. Dengan kata-kata

lain, sebuah gambar konseptual akan mulai muncul. Dengan adanya diagram atau gambar

visual tentang konseptualisasi bahan kepustakaan ini akan memungkinkan anda menyusun

bahan kepustakaan tersebut dalam pikiran anda, mengidentifikasi di mana letak kesearasian

penelitian anda itu dengan bahan kepustakaan, dan meyakinkan orang-orang lain tentang

pentingnya penelitian anda.

Gambar visual ini akan berupa peta kepustakaan, sebuah peta dari bahan

kepustakaan yang telah anda temukan. Peta kepustakaan adalah diagram atau gambar yang

memperlihatkan bahan kepustakaan untuk penelitian (seperti kajian-kajian, esei-esei, buku-

buku, bab-bab, dan ringkasan-ringkasan) berkenaan dengan sesuatu topik. Penggambaran

secara visual ini membantu anda melihat ketumpang-tindihan informasi atau topik-topik

utama di dalam bahan kepustakaan dan bisa membantu anda menentukan bagaimana

penelitian yang anda rencanakan ini menambah atau mengembangkan bahan kepustakaan

yang sudah ada ketimbang menduplikasikan penelitian terdahulu. Sebagai alat untuk

berkomunikasi, sebuah peta membantu anda mengkomunikasikan kepada orang-orang lain,

seperti dosen pembimbing, anggota panitia penguji atau audience pada sebuah konferensi,

gambaran terkini tentang bahan bahan kepustakaan tentang sesuatu topik.

Rancangan aktual dari peta tersebut bisa mengambil beberapa bentuk. Diagram 4.8

memperlihatkan sebuah chart di mana si peneliti menyusun bahan kepustakaan itu secara

hierarkhis. Tersusun dari atas ke bawah, chart ini menggambarkan bahan kepustakaan yang

ditemukan oleh Hovater (200) tentang topik pelatihan pra-jabatan bagi guru-guru

berkenaan dengan topik-topik yang bersifat multikultural. Pada bahagian atas dari gambar

ini ia mencantumkan topik: perlunya program pendidikan guru untuk melatih mereka agar

responsif terhadap masalah-masalah multikultural. Kemudian di bawahnya, ia

mengidentifikasi dua program yang sudah ada, program belajar di luar negeri dan program

yang ada di Amerika Serikat, dan di bawahnya lagi, kajian-kajian khusus yang terkait dengan

94

Page 21: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

kedua jenis program tersebut. Kajian-kajian ini dikaitkan dengan sikap mahasiswa,

pandangan guru secara pribadi, dan kemungkinan-kemungkinan adanya peningkatan berkat

pelatihan-pelatihan. Pada bahagian bawah agak ke tengah dari peta tersebut, Hovater

mengusulkan rencana penelitiannya: untuk mengembangkan bahan kepustakaan yang

terkait dengan pertanyaan, “Apakah program-program belajar di luar negeri jangka pendek

di negera-negara yang bukan berbudaya bahasa Inggeris membantu menciptakan

ketanggapan budaya pada calon-calon guru?”

Peta kepustakaan Hovater (2000) mencakup beberapa karakteristik yang bisa juga

anda masukkan ke dalam peta kepustakaan anda. Berikut ini adalah beberapa petunjuk

yang bisa diikuti untuk membuat peta kepustakaan:

Identifikasi istilah-istilah kunci dalam topik anda dan letakkan pada bahagian

atas dari peta. Seperti didiskusikan terdahulu, istilah-istilah kunci ini bisa ditemui

dalam draft judul, pertanyaan, atau sumber-sumber ERIC.

Ambil informasi ini untuk peta anda dan lakukan penyortiran untuk dijadikan

berkelompok-kelompok yang masing-masing terkait dengan topik-topik sesuai

dengan bidangnya atau menjadi “kelompok-kelompok penelitian yang

serumpun”. Coba perkirakan tiga atau empat pengelompokan karena kelompok-

kelompok ini akan menjadi bahagian-bahagan utama dari tinjauan kepustakaan

tertulis.

Beri masing-masing kotak sebuah label (kemudian label ini digunakan sebagai

judul dalam tinjauan kepustakaan anda). Disamping itu, masukkan sumber-

sumber kunci yang anda temukan dalam pencarian bahan kepustakaan yang

sesuai dengan label kotak tersebut.

Buatlah peta kepustakaan dengan sebanyak mungkin label. Beberapa cabang di

dalam gambar akan menjadi lebih berkembang ketimbang cabang-cabang

lainnya karena bahan kepustakaannya cukup banyak. Dalam beberapa hal, anda

bisa mengembangkan satu cabang yang rinci karena ia merupakan fokus utama

dari pada topik penelitian anda.

Tunjukkan bahwa penelitian yang anda usulkan itu akan menambah atau

mengembangkan bahan kepustakaan yang ada. Gambarkan sebuah kotak di

bawah Diagram (diagram) yang berbunyi “penelitian yang saya usulkan”, “usulan

penelitian” atau “penelitian saya”. Di dalam kotak ini, anda bisa nyatakan judul

95

Page 22: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

yang anda usulkan, pertanyaan penelitian, atau masalah yang ingin anda teliti.

Langkah yang sangat penting adalah membuat garis-garis yang menghubungkan

penelitian yang anda usulkan dengan cabang-cabang (kota-kotak) bahan

kepustakaan. Peta pada Diagram 4.8 memperlihatkan rancangan yang

hierarkhis. Rancangan-rancangan lain, seperti rancangan melingkar (sirkuler)

atau rancangan berurutan yang menunjukkan bahan kepustakaan yang

menyempit dan terfokus pada penelitian yang diusulkan, bisa juga digunakan.

Kita bisa mendapatkan rancangan yang sirkuler dengan jalan memindah-

mindahkan dan mengubah peta yang dirancang secara hierakhis oleh Hovater

(2000) menjadi peta yang sirkuler, sebagaimana terlihat pada Diagram 4.9.

Menulis tinjauan kepustakaan

Nah sekarang setelah anda membaca secara cepat bahan kepustakaan untuk

mengetahui relevansinya, mengabstraksikannya, dan menyusunnya menjadi sebuah peta

kepustakaan, sudah tiba saatnya anda mengembangkan ringkasan tertulis dari bahan

kepustakaan tersebut. Untuk sebahagian besar, bahan kepustakaan itu terdiri dari artikel

jurnal dan laporan penelitian yang ditemukan pada sumber-sumber perpustakaan. Para

peneliti menggunakan prosedur-prosedur tertentu dalam membuat keringkasan masing-

masing penelitian, memberikan referensi yang jelas, dan menuliskan tinjauan kepustkaan.

Untuk penulisannya perlu dikerahkan semua aspek, seperti:

Penggunaan gaya yang tepat dalam penulisan referensi yang lengkap untuk

keringkasan ini (seperti daftar kepustakaan pada akhir laporan penelitian anda)

dan untuk mengembangkan judul-judul di dalam tinjauan kepustkaan).

Penggunaan strategi penulisan tertentu terkait dengan jangkauan tinjauan, jenis

tinjauan, dan rumusan kesimpulan dalam tinjauan.

Menggunakan “Style Manual” (Petunjuk Penulisan)

Telah kita lihat bagaimana abstrak bisa berisikan referensi lengkap (kutipan)

terhadap informasi yang ada di dalam bahan kepustakaan (lihat Diagram 4.7 dan 4.8). Dalam

menuliskan referensi ini, anda harus menggunakan gaya (petunjuk) penulisan yang sudah

berlaku umum. Judul, tabel, diagram, dan format secara menyeluruh juga memerlukan

petunjuk khusus (specific style manual). Style manual (petunjuk penulisan) memberikan

96

Page 23: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

struktur tentang bagaimana mengutip referensi, memberikan label terhadap judul, dan

membuat tabel serta diagram untuk laporan ilmiah. Bila anda menggunakan sesuatu

petunjuk penulisan, penelitian (dan tinjauan kepustkaan) harus mengikuti format yang

sesuai dengan para pembaca dan para peneliti lainnya, dan format ini akan memudahkan

mereka memahami penelitian anda.

Buku petunjuk penulisan The Publication Manual of the American Psychological

Association, edisi kelima (APA, 2001) merupakan petunjuk penulisan yang paling populer di

lingkungan penelitian pendidikan. Petunjuk-petunjuk lain yang tersedia adalah Chicago

Manual of Style, edisi ke 15 (University of Chicago Press, 2003), A Manual for Writers of

Term Papers, Theses, and Dissertations, edisi ke 6 (Turabian, 1996), dan Form and Syle:

Theses, Reports, and Term Papers, edisi ke 8 (Campbell, Ballou, & Slade, 1990). Petunjuk

penulisan ini memberikan format yang konsisten dalam penulisan laporan penelitian.Tiga

dari pendekatan yang paling sering digunakan ditemukan dalam Publication Manual of the

American Psychological Association (APA, 2001) akan diberikan penekanan di sini:

Referensi pada akhir sebuah teks

Referensi di dalam teks

Judul

Referensi pada akhir sebuah teks. Referensi pada akhir sebuah teks adalah referensi yang

daftarnya diletakkan pada akhir sebuah laporan penelitian. Dalam petunjuk APA, diketik dua

spasi dan disusun secara alfabetis menurut nama pengarang. Yang dimasukkan ke dalam

referensi akhir teks ini hanya referensi-referensi yang disebutkan di dalam batang tubuh

tulisan. Petunjuk APA memberikan contoh-contoh bagi referensi akhir teks untuk 76 buah

jenis dokumen. Di bawah ini diberikan tiga jenis referensi yang biasa sesuai dengan gaya

penulisan APA yang tepat.

Contoh referensi akhir-teks untuk artikel jurnal dengan gaya APA adalah:

Elam, S. M. (1989). The Second Phi Delta Kappa poll of teachers’attitudes toward public schools. Phi

Delta Kappan, 70 (3), 785-798.

Contoh referensi akhir-teks untuk buku dengan gaya APA adalah:

Shertzer, B., & Stne, S. C. (1981). Fundamentals of guidance (4th ed.), Boston Houghton Mifflin.

Contoh referensi akhir-teks untuk makalah konferensi dengan gaya APA adalah:

97

Page 24: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Zedexk, S,. & baker, H. T. (1971, May), Evaluation of behavioral expectation scales.Makalah yang

disajikan pada pertemuan the Midwestern Psychological Association. Detroit. MI.

Seperti diperlihatkan oleh contoh ini, baris pertama diketik di pinggir sedangkan

baris kedua di ketik agak ke tengah beberapa spasi (indent). Ini disebut hanging indent.

Perhatikan juga semua huruf dituliskan dengan huruf kecil untuk judul artikel. Dalam contoh

untuk artikel jurnal, semua kata-kata di dalam judul (nama) jurnal ditulis dengan huruf besar

(untuk huruf pertama). Dalam contoh untuk buku, yang ditulis dengan huruf besar adalah

kata pertama dalam judul buku, kata pertama yang mengikuti titik dalam judul, dan kata

benda nama diri.

Referensi dalam teks. Referensi dalam teks adalah referensi yang dikutip dalam format

yang singkat di dalam batang tubuh teks untuk memberikan penghargaan kepada

pengarang. Gaya penulisan APA menyebutkan beberapa konvensi untuk mengutip referensi-

referensi dalam teks ini. Contoh-contoh berikut mengilustrasikan penggunaan gaya

penulisan APA yang tepat ketika anda mengutip seorang atau lebih pengarang.

Contoh referensi dalam teks dengan gaya penulisan APA di mana pengarang

mengacu pada sebuah referensi:

Roger (1994) membandingkan waktu bereaksi para atlit dan non atlit di sekolah

menengah. ...

Seperti terlihat dari contoh ini, gaya penulisan APA hanya menuliskan nama

belakang si pengarang untuk kutipan di dalam teks, kecuali huruf awal nama pertama

diperlukan untuk membedakan para pengarang yang kebetulan memiliki nama belakang

yang sama. Referensi ini juga mencakup informasi tentang tahun penerbitan. Referensi-

referensi seperti ini boleh jadi muncul di mana saja di dalam kalimat.

Contoh referensi dalam teks dengan gaya penulisan APA di mana pengarang

mengacu pada referensi jamak (multiple):

Penelitian-penelitian terdahulu tentang waktu bereaksi (Gogel, 1984; Rogers, 1994; Smith,

1989) memperlihatkan. ...

Keseluruhan kelompok penelitian telah menyingkap kesulitan terkait dengan keikutsertaan

dalam test dan waktu bereaksi (Gogel, 1984; Happenstance, 1995; Lucky, 1995; Smith,

1989).

98

Page 25: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Sebagaimana digambarkan oleh cintoh di atas, titik koma memisahkan penelitian

yang satu daru penelitian lainnya. Nama pengarang juga dituliskan secara alfabetis, seperti

referensi-referensi pada akhir teks, ketimbang secara kronologis atas dasar tahun terbit.

Contoh dari referensi dengan pengarang jamak, dua atau lebih pengarang apabila

disebutkan pertama kali dalam penelitian adalah:

Kesulitan yang dalami dalam keikutsertaan dalam test dan waktu bereaksi telah diteliti oleh

Smith, Parelli, John, dan Langor (1994).

Apabila seorang menyebutkan individu-individu ini secara berturut-turut di dalam

manskrip, hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan, dan diikuti oleh “et al” (dkk).

Penelitian tentang keikutsertaan dalam test dan waktu bereaksi (Smith et al, 1994).

Terakhir, tulisan ilmiah yang baik mempersyaratkan agar pengarang mengutip

sumber aslinya – dari mana informasi itu datangnya—dan bukan mengutip buku atau artikel

yang berisikan referensi dimaksud. Contoh, model yang tidak baik adalah seperti:

Smith 1994), sebagaimana dilaporkan daam Theobaki (1997), berkata bahwa ...

Sebuah model yang sudah agak baik, menggunakan sumber aslinya, adalah seperti:

Smith (1994) berkata bahwa ...

Tataran judul. Ketika anda menyusun tinjauan kepustakaan, pikirkanlah jumlah topik atau sub

bahagian yang terdapat dalam tinjauan kepustaan anda. Levels of heading (tataran judul) dalam

sebuah penelitian ilmiah dan tinjuan kepustakaan memperlihatkan sub bahagian yang logis dari

sebuah teks. Judul memberikan petunjuk penting kepada para pembaca yang membantu mreka

memahami sebuah penlitian. Judul juga membagi materi dengan cara yang sama dengn topik dalam

sebuah outline.

Menurut gaya penulisan APA, jumlah tataran judul secara maksimal adalah lima. Seperti

terlihat pada Diagram 4.10, kelima judul ini berbeda penggunaan buruf besar dan huruf kecilnya,

dalam hal pengaturan tata letaknya, dan penggunaan cara penulisan kata-katanya. Kebanyakan

penelitian pendidikan memiliki dua atau tiga tataran judul. Para peneliti jarang menggunakan judul

keempat atau kelima karena penelitian mereka tidalah sedemikian rincinya sehingga memerlukan

banyak sub bahagian. Untuk beberapa buku, lima tataran judul mungkin cocok, akan tetapi dua

sampai empat tataran judul biasanya memadai bagi kebanyakan laporan penelitian pendidikan.

Pilihan tataran judul dalam sebuah tinjauan kepustakaan tergantung pada jumlah bahagian

topik yang digunakan. Tak peduli berapapun jumlah bahagiannya, gaya penulisa dan APA

mengharuskan anda menggunakan tipe-tipe judul untuk format dengan dua , tiga dan empat tataran

judul. Contoh berikut menggambarkan ketiga bentuk yang populer ini.

99

Page 26: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Jika anda hanya memiliki dua tataran dalam laporan penelitian anda, gunakan Tataran 1

dan 3. Dengan demikian, tatarannya tidak berurutan (yakni 1, 2) jika hanya menggunakan dua

tataran. Sebuah contoh dari dua-tataran judul dalam bentuk APA menggunakan tataran pertama (ke

tengah, huruf besar dan huruf kecil) dan tataran ketiga rata kiri , miring, huruf besar dan huruf kecil)

adalah sebagai berikut:

Tinjauan Kepustakaan (Tataran 1)

Pendahuluan (Tataran 3)

Penelitian Tentang Dukungan Sosial (Tataran 3)

Jika anda memiliki tiga tataran dalam penelitian anda, gunakan Tataran 1 (ke tengah, huruf

besar dan huruf kecil), dan Tataran 3 (pojok kiri, miring, huruf besar dan huruf kecil), dan Tataran 4

(indented/ke tengah , miring, kata pertama dengan huruf besar, kata-kata lain dengan huruf kecil,

diakhiri dengan titik, kalimat pertama continous on right/tetap di sebelah kanan sesudah titik). Lagi-

lagi, tatarannya tidak berurutan (yakni 1, 2, 3). Sebuah contoh dari judul-tiga-tataran dalam bentuk

APA adalah seperti berikut:

Tinjauan Kepustakaan (Tataran 1)

Pendahuluan (Tataran 3)

Penelitan Dukungan sosial (Tataran 3).

Apabila anda memiliki 3 tataran dalam penelitian anda, gunakan taaran 1 (di tengah buruf besar dan

huruf kecil), 3 (rata kiri, garis miring, huruf besar dan huruf kecil), dan 4 (ke tengah, garis miring, kata

pertamma huruf besar, lainnya huruf kecil, diakhirin dengan titik, kalimat pertama tetap berada di

sisi kanan setelah titik). Lagi-lagi, tataran-tataran ini tidak berurutan (mislanya 1, 2, 3). Contoh dari

judul bertataran 3 dengan gaya APA:

Tinjauan Kepustakaan (Tataran 1)

Pendahuuan (Tataran 3)

Dukungan sosial. Orang-orang tergabung bersama-sama dalam unit-unit kerja ...(Tataran 4)

Anda akan selalu melihat Tataran 5 (ke tengah dan huruf besar) dalam judul-judul

penelitian tanpa mempedulikan tataran judul dalam laporan penelitiannya. Disamping itu, dalam

artikel-artikl jurnal, judul Tataran 1 “Pendahuluan” sering dihilangkan dan teks langsung dari judul

terus ke diskusi. Dalam laporan-laporan penelitian yang lebih formal seperti tesis dan disertasi, judul

pertama sering pada Tataran 1 “Pendehuluan”. (Lihat bab 10 bahagian yang berbicara tentang “Apa

Tipe-tipe Laporan Penelitian?” untuk lebih rincinya tentang bentuk-bentuk laporan.) Ringkasnya,

judul tidaklah gampang dideskripsikan, dan ia perlu ringkas -- biasanya dua atau tiga kata – dan

menggabarkan secara tepat dan jitu isi dari tulisan selanjutnya.

100

Page 27: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Strategi-strategi Penulisan

Ketika anda menulis tinjauan kepustakaan, beberapa unsur tambahan perlu mendapat

perhatian anda: jangkauan tinjauan, jenis tinjauan, dan rumusan kesimpulan dari tinjauan.

Jangkauan tinjauan. Satu peranyaan yang diajukan Maria kepada penasehat akademisnya adalah

“Seberapa lama seharusnya tinjauan kepustakaan saya ini?” Tidak mudah menjawab pertanyaan ini,

akan tetapi anda bisa mulai dengan mempertimbangkan tipe laporan penelitian apa yang anda

persiapkan (lihat bab 10 bahagian yang tekait dengan “Apa-apa saja tipe laporan penelitian?” Untuk

disertasi dan teis, anda memerlukan tinjauan kepustakaan yang intensif, yang sering secara

komprehensif harus mencakup semua sumber informasi yang diidentifikasi dalam klasifikasi sumber

yang diperlihatkan oleh Diagram 4.2. Untuk rencana atau usul penelitian, tinjauan kepustakaan yang

tidak begitu komprehesif sudah memadai. Tinjauan kepustakaan dalam proposal atau rencana

penelitian diarahkan pada pengembangan kerangka penelitian dan mendokumentasikan pentingnya

masalah penelitian. Biasanya, tinjauan kepustakaan untuk proposal atau rencana penelitian

panjangnya berkisar antara 10 sampai 30 halaman, walaupun ini bia bervariasi. Tinjauan

kepustakaan untuk proposal menyarikan kutipan-kutipan yang diperoleh dari pencarian database

seperti ERIC, PsycINFO, EBSCO, dan Sociofile. Untuk artikel jurnal, jangkauan tinjauan

kepusatakaannya bervariasi, tergantung pada penggunaannya dan peranannya di dalam penelitian

(seperti sebelumnya telah dibicarakan).

Terkait dengan jangkauan tinjauan kepustakaan ini adalah juga pertanyaan, “Seberapa jauh

ke belakangkah referensi harus dirujuk?” Ketika menyelesaikan disertasi atau tesis, pencarian harus

mencakup hampir semua bahan kepustakaan yang dipubikasikan dan si peneliti mengkaji sumber-

sumber semenjak munculnya topik penelitian dimaksud. Untuk tinjauan kepustakaan bagi proposal

atau artikel jurnal (dan tinjauan awal), gunakan pedoman kasar, yakni selama 10 tahun belakangan,

dengan memberi penekanan pada penelitian-penelitian yang lebih terkini. Sebuah kekecualian

adalah mengutip penelitian yang lebih awal dan klasik karena penelitian tersebut secara substantif

berpengaruh terhadap bahan-bahan kepustakaan selanjutnya yang dipublikasi pada dekade terakhir.

Tipe-tipe Tinjauan Kepustakaan.

Pada titik ini anda perlu menetapkan bagaimana struktur keringkasan atau catatan

yang dperoleh dari artikel jurnal dan laporan penelitian harus dibuat dalam tinjauan

kepustakaan. Susunan keringkasan ini bervariasi tergantung pada tipe laporan penelitian

dan tradisi yang diikuti dalam tinjauan kepustakaan di masing-masing kamus yang berbeda.

101

Page 28: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Ketika menulis tinjauan kepustakaan untuk disertasi atau tesis, anda mungkin berdiskusi

atau perlu mendatangi pembimbing anda untuk menentukan format yang tepat untuk

digunakan. Walaupun demikian kedua model yang disajikan disini—tinjauan tematik dan

tinjauan kajian per kajian—akan sangat membantu anda. Lihat Cooper, 1984, dan Cooper &

Lindsay, 1998, untuk informasi mengenai pendekatan lainnya).

Dalam tinjauan kepustakaan yang tematik, si peneliti mengidentifikasi sebuah tema

dan secara ringkas mengutip bahan kepustakaan untuk mendokumentasikan tema tersebut.

Dalam pendekatan ini si peneliti mendiskusikan hanya tema-tema besar atau hasil-hasil

penelitian ketimbang rincian dari sebuah penelitian. Para peneliti sering menggunakan

pendekatan ini dalam artikel-artikel jurnal, akan tetapi mahasiswa juga menggunakannya

untuk disertasi dan tesis pada program pasca-sarjana. Anda bisa mengidentifikasi bentuk ini

melalui pencarian tema dan mencatat referensinya (biasanya refrensi-refrensi jamak) dari

bahan kepustakaan yang digunakan untuk mendukung tema itu.

Contoh, penelitian yang dilakukan oleh Brown, Parham, dan Yonker (1996), para

peneliti melakukan tinjauan kepustakaan berkenaan dengan pembentukan identitas ras dari

para konselor yang berkulit putih yang sedang mengikuti pelatihan berkenaan dengan sikap

terhadap identitas ras wanita dan pria berkulit putih. Tulisan ini, yang muncul dalam bagian

awal dari penelitian mereka, mengilustrasikan pendekatan tematis ini.

Diantara banyak hal, identitas ras merupakan rasa memiliki kelompok didasarkan pada persepsi kebersamaan dalam hal garis keturunan (ras) dengan kelompok tertentu, seperti apa adanya, rasa kebersamaan itu memiliki dampak terhadap perasaan pribadi dan sikap yang bisa membedakan kelompok ras yang satu dengan kelompok ras yang lainnya (Helms, 1990;1994: Mitchell & Dell, 1992). Para peneliti sepakat orang-orang Amerika berkulit putih biasanya tidak tertantang bertanya pada diri mereka sendiri, “Apa sih maknanya menjadi orang berkulit putih?” (Pope-Davis & Ottavi, 1994).... (hal.511)

Dalam hal ini, para peneliti melakukan tinjauan kepustakaan tentang tema “identitas ras”

dan secara singkat menyebutkan referensi-referensi guna mendukung tema tersebut. Para

peneliti tidak membicarakan masing-masing referensi itu secara terpisah dan rinci.

Bertentangan dengan tinjauan tematis, tinjauan kepustakaan kajian per kajian

memberikan keringkasan dari masing-masing kajian/penelitian secara rinci dibawah sebuah

tema yang umum. Keringkasan yang rinci ini mencakup unsur-unsur dari sebuah abstrak

seperti diperlihatkan figur 4.6 dan 4.7. Bentuk tinjauan kepustakaan ini biasanya digunakan

102

Page 29: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

di dalam artikel-artikel jurnal yang menyarikan bahan-bahan kepustakaan dan di dalam

disertasi dan tesis. Ketika menyajikan tinjauan kepustakaan kajian per kajian ini para peneliti

mengaitkan ringkasan-ringkasan ini (abstrak) dengan menggunakan kalimat-kalimat

transisional, dan mengorganisasikan keringkasan-keringkasan tersebut di bawah sub-judul

yang menggambarkan tema-tema dan bagian-bagian utama. Dengan menggunakan peta

kepustakaan tentang sebuah konsep seperti yang dibicarakan terdahulu dalam bab ini,

tema-tema ini sama dengan topik-topik yang diidentifikasi yang terdapat di dalam kotak-

kotak pada peta tersebut (lihat Diagram 4.8).

Tinjauan kepustakaan berikut tentang kompetensi lintas budaya dan pendidikan

multikultural yang terdapat di dalam jurnal Review of Educational Research oleh McAllister

dan Irvine (2000) mengilustrasikan tinjauan kepustakaan kajian per kajian. Disini, para

peneliti mendiskusikan penelitian itu satu demi satu yang terkait dengan model identitas ras

menurut Helms.

S.P.Brown, Parham dan Yonker (1996) menggunakan Skala Identitas Ras Kulit Putih untuk mengukur perubahan identitas ras kulit putih dari 35 orang mahasiswa pasca-sarjana berkulit putih yang ikut serta dalam kuliah multikultural selama 16 minggu. 80% dari partisipan tersebut telah mengikuti pelatihan multikultural sebelumnya dan kebanyakan diantara mereka sudah memiliki pengalaman dengan orang-orang yang memiliki latar belakang ras yang berbeda sekurang-kurangnya dua jenis ras, walaupun pengalaman-pengalaman tersebut tidak begitu jelas bentuknya. Para peneliti merancang perkuliahan tersebut atas tiga bidang yang berbeda—perolehan pengetahuan tentang diri sendiri, pengetahuan budaya, dan keterampilan-keterampilan lintas budaya—dan mereka menggunakan berbagai ragam metode mengajar seperti ceramah, pembicara luar dan simulasi. Hasilnya memperlihatkan bahwa pada akhir perkuliahan para wanita menerapkan lebih banyak butir dalam tahap ketergantungan semu pada skala identitas ras berkulit putih, dan pria lebih banyak menerapkan butir-butir ketimbang wanita dalam tahap otonomi. Para peneliti menyimpulkan hubungan kausal antara perkuliahan dan perubahan-perubahan ini yang ditemukan dalam kelompok.

Nerville, Heppner, Louie, dan Thompson (1996) juga mengkaji perubahan yang sama tentang identitas ras kulit putih....(hal.8)

Dalam contoh ini, para peneliti mula-mula menggambarkan penelitian yang

dilakukan oleh S.P.Brown dkk (1996) yang sedikit agak rinci, kemudian mereka

mendiskusikan penelitian yang dilakukan oleh Neville dkk (1996). Dengan cara begini

mereka mendikusikan satu penelitian pada satu waktu tertentu. Mereka juga memberikan

deskripsi yang rinci tentang kajian tersebut dengan memasukkan masalah penelitian

(apakah skala mengukur perubahan), dan pertanyaan yang tersirat (apakah pria dan wanita

berbeda dalam skala tersebut), kemudian pengumpulan data (yakni 35 orang partisipan

103

Page 30: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

dalam penelitian tersebut), dan ringkasan hasil penelitian (wanita dan pria menerapkan

butir-butir yang berbeda tergantung kepada tahap perkembangan mereka).

Kesimpulan Tinjauan Kepustakaan. Bagaimana anda mengakhiri bagian tinjauan

kepustakaan dalam penelitian anda? Kesimpulan dari suatu tinjauan kepustakaan memiliki

beberapa tujuan. Ia meringkaskan tema-tema utama yang ditemukan dalam kepustakaan

dan memberikan rasional bagi perlunya penelitian anda atau pentingnya masalah penelitian.

Pertama, meringkaskan tema-tema utama. Ajukan pertanyaan kepada diri anda

sendiri, “apa hasil dan temuan utama dari semua penelitian yang sudah anda kaji”. Jawaban

anda terhadap pertanyaan ini akan menghasilkan identifikasi tiga atau empat tema yang

merupakan saripati dari bahan kepustakaan yang anda tinjau. Kemudian ringkaskan masing-

masing tema tersebut. Keringkasan tersebut hendaklah memberi penekanan pada gagasan-

gagasan utama dibawah masing-masing judul utama dalam tinjauan kepustakaan dan

menggarisbawahi apa yang perlu diingat oleh pembaca dari keringkasan tersebut.

Di samping menyatakan tema-tema utama anda juga perlu mengungkapkan alasan

kenapa bahan kepustakaan yang ada ini memiliki kelemahan dan kenapa para pendidik

perlu mengadakan penelitian lanjutan mengenai topik yang anda pilih. Alasan-alasan ini

memperlihatkan bagaimana penelitian yang anda usulkan ini menambah pengetahuan dan

menjustifikasi pentingnya masalah penelitian tersebut. Biasanya peneliti menyebutkan tiga

atau empat alasan yang memainkan peranan penting dalam penelitian karena alasan-alasan

ini sering memberikan arahan terhadap tujuan, dan pertanyaan penelitian serta hipotesis.

Contoh berikut memberikan ilustrasi tentang cara meringkaskan tema dan cara

menjustifikasi perlunya penelitian lanjutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dosen agar menjadi peneliti yang produktif di dalam tinjauan kepustakaan memperlihatkan tiga tema: produktivitas awal (apakah para dosen mempublikasikan karya ilmiahnya pada awal karirnya?) ; kemudian mentoring (apakah dosen melakukan magang dibawah bimbingan seorang peneliti senior?) ; dan sistem dukungan (apakah para dosen memiliki pendanaan yang memadai untuk penelitian mereka?). Faktor-faktor ini, walaupun penting, tidak terkait dengan waktu yang diperlukan oleh para dosen untuk melakukan penelitian. Apabila para dosen telah mengalokasikan waktunya untuk kegiatan-kegiatan dan penelitian ilmiah, ini akan membantu mereka untuk lebih memofokuskan perhatian mereka, menawarkan momentum-momentum untuk penelitian, dan mengeliminir kegiatan-kegiatan yang menghambat yang boleh jadi mengalihkan mereka dari penelitian.

104

Page 31: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

Dalam contoh ini, peneliti menyebutkan tiga tema dan, dari tema-tema ini, mengidentifikasi

bidang penelitian lanjutan: waktu untuk dosen. Kemudian peneliti mengidentifikasi tiga

alasan bagi pentingnya penelitian tentang waktu lowong dosen.

MENGKAJI ULANG STUDI KASUS : “KETERLIBATAN ORANG TUA” DAN “GUNMAN”

Dalam penelitian kuantitatif keterlibatan orangtua (Deslandes & Bertrand, 2005) dan

penelitian kualitatif tentang Gunman Incident (Asmussen & Creswell, 1995), para peneliti

memulai artikel mereka dengan kutipan kepustakaan dari penelitian-penelitian lain. Seperti

telah anda pelajari dalam bab ini, anda bisa mengidentifikasi kepustakaan dengan melihat

kapan para peneliti mengutip seorang pengarang dan tahun. Contoh, lihat referensi

“Henderson & Mapp, 2002” (paragrap 01) dalam penelitian keterlibatan orangtua atau

pengarang dan angka yang menyatakan referensi pada akhir sebuah artikel seperti “Roark

(24) dan Roark & Roark (25)” dalam studi kasus Gunman incident (paragrap 01). Perhatikan

secara cermat kedua penelitian ini dan teliti penggunaan kajian kepustakaannya.

Alasan tinjauan kepustakaan dalam penelitian kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif keterlibatan orangtua (Deslandes & Bertrand, 2005), kutipan

terhadap bahan kepustakaan menumpuk diawal dan di akhir artikel. Pada pembukaan

paragrap 01, peneliti mengutip penelitian-penelitian guna memperlihatkan pentingnya

masalah penelitian: perlunya keterlibatan orangtua dalam proses pendidikan anak-anak

mereka di rumah dan disekolah. Kemudian pada paragrap 02, peneliti menjelaskan bahwa

ada model dalam bahan kepustakaan yang mungkin bisa menjelaskan keterlibatan orangtua

—Model Hoover-Dempsey dan Sandler. Mereka juga mengemukakan pertanyaan penelitian

yang sejalan dengan faktor-faktor di dalam model ini yang diharapkan berpengaruh

terhadap keterlibatan orangtua: parent’s role construction, parent’s self-efficacy (keefektifan

orang tua), persepsi terhadap undangan guru dan persepsi terhadap undangan remaja (anak

mereka). Anda perlu memperhatikan bagaimana peneliti mengidentifikasi, pada awal artikel,

keempat faktor utama yang menjadi fokus dari penelitian tersebut. Paragrap-paragrap

selanjutnya (03-10), semata-mata meringkaskan bahan kepustakaan untuk masing-masing

keempat faktor ini. Paragrap 03 mulai dengan pembicaraan tentang banyak faktor-faktor

yang mungkin berpengaruh terhadap keterlibatan orangtua. Kemudian paragrap 04-08

mengkaji bahan kepustakaan untuk keempat faktor tadi. Pada paragrap 09 peneliti

105

Page 32: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

mengadakan refleksi terhadap pentingnya keempat faktor tersebut bila diukur secara

bersamaan, dan paragrap 10 mengemukakan gagasan bahwa tingkatan kelas akan

berpengaruh terhadap prestasi orangtua dan dengan demikian mengantisipasi unsur yang

dikemukakan itu agar dimasukkan ke dalam penelitian. Kemudian apabila anda lihat

paragrap 13, yang merupakan tujuan penelitian masuk akal kiranya untuk kita ketahui

bahwa keempat faktor tersebut dan tingkat kelas sangat penting dalam penelitian ini.

Akhirnya peneliti kembali lagi kepada bahan kepustakaan pada paragrap 34-43, dimana

mereka mula-mula merumuskan hasil-hasil pokok mereka dan membandingkan hasil-hasil

mereka tersebut dengan temuan-temuan sebagaimana disarankan oleh peneliti yang

penelitiannya dikaji begitupun juga teori yang diungkapkan pada awal artikel.

Ringkasnya kepustakaan dalam penelitian keterlibatan orangtua:

Mendokumentasikan pentingnya masalah penelitian pada awal penelitian

Memberikan bukti untuk komponen-komponen penting dari model yang akan

diuji

Memberikan bukti untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian

Memberikan penjelasan terhadap hasil-hasil pada akhir penelitian dengan jalan

mengutip penelitian-penelitian lain dan dengan mengaitkannya dengan

prediksi-prediksi teoritis

Alasan tinjauan kepustakaan dalam penelitian kualitatif

Nah, sekarang kembali ke penelitian kualitatif untuk melihat peranan tinjauan kepustakaan.

Dalam penelitian studi kasus Gunman Incident (Asmussen & Creswell, 1995), tinjauan

kepustakaan memiliki tujuan yang sama dan ada yang berbeda dengan penelitian

kuantitatif. Sama halnya dengan penelitian keterlibatan orangtua para peneliti juga memulai

artikelnya dengan mengutip bahan kepustakaan untuk menyatakan masalah penelitian

tentang tindak kekerasan di kampus. Walapun demikian mereka menggunakan bahan

kepustakaan tidak begitu banyak mengutip hanya 10 buah referensi pada dua paragrap

pertama (paragrap 01 dan paragrap 02). Kepustakaan dalam penelitian kualitatif jauh lebih

sedikit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Pertanyaan penelitian mereka pada akhir

bagian pendahuluan (paragrap 03) tidak mengikuti (tidak bersumber) dari bahan

kepustakaan. Akan tetapi, pertanyaan-pertanyaannya bersifat umum dan terbuka sehingga

para peneliti bisa mengkaji lagi dari partisipan dalam penelitian. Kemudian mereka juga

106

Page 33: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

mengutip bahan kepustakaan lagi pada bagian “pembahasan” di akhir artikel (lihat paragrap

32-36). Nah pada titik ini para peneliti menggunakan bahan kepustakaan untuk

mendiskusikan bagaimana tema-tema mereka ini memperkuat atau menyimpang dari

temuan-temuan penelitian terdahulu (paragrap 33), prosedur yang biasa digunakan dalam

penelitian kualitatif.

Ringkasnya, kepustakaan dalam studi kasus kualitatif Gunman Incident:

Mendokumentasikan pentingnya masalah penelitian pada awal laporan

penelitian

Tidak melandasi pertanyaan-pertanyaan penelitian (yang luas ruang lingkupnya

guna mendorong partisipan untuk memberikan pendapat-pendapat mereka)

Digunakan untuk membandingkan dan mempertentangkan dengan penelitian-

penelitian lain pada akhir penelitian

IDE-IDE PENTING DALAM BAB INI

Tinjauan kepustakaan adalah ringkasan tertulis dari sebuah artikel, buku, dan dokumen-

dokumen lain yang mendeskripsikan pengetahuan terdahulu dan terkini tentang sesuatu

topik, menyusun bahan kepustakaan ke dalam topik-topik, dan mendokumentasikan

perlunya sebuah penelitian baru. Tinjauan kepustakaan ini memiliki tujuan untuk

memperlihatkan perlunya sebuah penelitian dan memperlihatkan bahwa penelitian-

penelitian yang ada belum menangani topik yang sama dengan cara yang persis sama. Ia

juga memperlihatkan kepada para pembacanya bahwa si peneliti memiliki pengetahuan

tentang penelitian-penelitian lain yang terkait dengan sesuatu topik.

Tinjauan kepustakaan untuk penelitian kuantitatif berbeda dengan tinjauan

kepustakaan untuk penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif para peneliti

memberikan tinjauan kepustakaan secara rinci untuk menjustifikasi tujuan utama dan

pertanyaan penelitian. Dalam penelitian kualitatif para peneliti menggunakan bahan

kepustakaan secara terbatas pada awal penelitiannya untuk memberikan peluang kepada

para partisipan mengungkapkan pandangan-pandangannya. Dengan kata lain pendapat para

partisipan itu tidak menurut perspektif bahan kepustakaan. Bahan kepustakaan dikutip lagi

pada bagian akhir baik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif, tapi penggunaannya

lagi-lagi berbeda. Dalam penelitian kuantitatif bahan kepustakaan pada bagian akhir

membandingkan hasil-hasil dengan prediksi-prediksi sebelumnya yang dibuat pada awal

107

Page 34: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

penelitian. Dalam penelitian kualitatif para peneliti menggunakan bahan kepustakaan pada

bagian akhir untuk membandingkan dan mempertentangkan temuan-temuan dalam

penelitian dengan bahan-bahan kepustakaan terdahulu.

Merancang dan melaksanakan tinjauan kepustakaan melibatkan lima langkah yang

saling terkait. Pertama, para peneliti mengidentifikasi istilah-istilah kunci yang akan

digunakan dalam tinjauan kepustakaan mereka. Mereka mencari istilah-istilah kunci ini

dalam judul pertanyaan penelitian ERIC Thesaurus. Kemudian para peneliti mencari bahan

kepustakaan itu pada sumber-sumber perpustakaan seperti keringkasan, buku, publikasi-

publikasi jurnal dan sumber-sumber elektronik, dan bahan-bahan kepustakaan tahap awal.

Setelah menemukan bahan kepustakaan ini para peneliti kemudian mengevaluasi

secara kritis bahan-bahan tersebut dan menentukan apakah bahan tersebut relevan untuk

digunakan atau tidak. Kriteria untuk mengevaluasi bahan-bahan ini terdiri dari penilaian

terhadap kualitas publikasi dan kemantapan penelitian dan juga mengkaji relevansi topik

penelitian tersebut. Para peneliti kemudian mendapatkan bahan kepustakaan, membuat

catatan atau membuat abstraknya, dan menyusunnya dalam bentuk visual yang disebut

dengan peta kepustakaan. Peta ini membantu menyusun bahan kepustakaan terdahulu juga

memperlihatkan bagaimana penelitian yang diusulkan itu cocok dengan keseluruhan bahan

kepustakaan.

Langkah terakhir adalah menuliskan tinjauan kepustakaan. Strategi-strategi

penulisan mencakup penggunaan format-format yang tepat sesuai dengan buku panduan

dan mengembangkan judul-judul untuk tinjauan kepustakaan tertulis. Para peneliti perlu

mempertimbangkan panjang pendeknya tinjauan tersebut untuk tipe-tipe laporan

penelitian berbeda. Tipe tinjauan pun juga bervariasi tergantung pada tipe laporan

penelitian. Untuk artikel-artikel jurnal, disertasi dan tesis tinjauan kepustakaan tematik

membuat ringkasan bahan kepustakaan itu atas tema-tema. Untuk tinjauan kepustakaan

untuk topik-topik untuk beberapa jurnal dan disertasi dan tesis, pendekatan kajian per

kajian menyajikan masing-masing penelitian secara rinci dengan menggarisbawahi unsur-

unsur pokok dari masing-masing penelitian tersebut.

Para peneliti menyimpulkan tinjauan kepustakaan dengan mengikhtisarkan tema-

tema utama dan mengemukakan alasan perlunya penelitian yang diajukan atau pentingnya

masalah penelitian. Alasan-alasan ini akan menjadi dasar dari rasionalisasi untuk penelitian

108

Page 35: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewMulailah pencarian bahan kepustakaan itu dengan mempersempit topik pada beberapa istilah kunci dengan menggunakan satu atau dua

tersebut yang kemudian dikembangkan menjadi tujuan penelitian, pertanyaan penelitian

dan hipotesis penelitian.

109