library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall...

52
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi merupakan kombinasi dari pengguna, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya data. Kesemuanya digunakan untuk mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam perusahaan. Menurut Hall (2008, p7), sistem informasi adalah sekumpulan prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna. Sistem informasi sendiri dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah rangkaian prosedur dan kombinasi dari pengguna, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, memproses, serta mendistribusikan informasi. 2.1.2 Kerangka Kerja Sistem Informasi Menurut Hall (2008, p8), SI dibagi menjadi dua tipe, yaitu : Sistem Infrmasi Akuntansi (SIA) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari tiga subsistem, yaitu : 1. Transaction Proccessing System (TPS), bertugas mendukung 8

Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall...

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi merupakan kombinasi dari pengguna,

perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya data. Kesemuanya

digunakan untuk mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam perusahaan.

Menurut Hall (2008, p7), sistem informasi adalah sekumpulan prosedur formal dimana

data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna. Sistem

informasi sendiri dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan

Sistem Informasi Manajemen (SIM).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah

rangkaian prosedur dan kombinasi dari pengguna, perangkat keras, piranti lunak, jaringan

komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, memproses, serta mendistribusikan

informasi.

2.1.2 Kerangka Kerja Sistem Informasi

Menurut Hall (2008, p8), SI dibagi menjadi dua tipe, yaitu : Sistem Infrmasi Akuntansi

(SIA) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari tiga

subsistem, yaitu :

1. Transaction Proccessing System (TPS), bertugas mendukung operasional perusahaan

sehari-hari dengan sejumlah laporan, dokumen, dan pesan kepada pengguna di dalam

perusahaan.

2. General Ledger/Financial Reporting System (GL/FRS), bertugas untuk menghasilkan

laporan keuangan, seperti laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan laporan lainnya

yang dibutuhkan.

3. Management Reporting System (MRS), bertugas menghasilkan laporan keuangan

dengan tujuan khusus. Laporan berisi informasi yang dibutuhkan pleh manajemen

perusahaan untuk pengambilan keputusan seperti anggaran biaya, variance report, dan

responsibility report.

8

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

9

2.2 Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p14), SIA adalah spesialisasi subsistem dari SI untuk

mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek

keuangan dari kejadian bisnis.

Menurut Hall (2008, p7), SIA adalah kumpulan subsistem yang memproses transaksi

keuangan dan non-keuangan yang secara langsung berpengaruh terhadap proses transaksi

keuangan. Untuk transaksi non-keuangan sendiri misalnya perubahan pada nama dan alamat

pelanggan tetap up-to-date.

Komputerisasi dalam SIA sangat membantu untuk mempercepat proses transformasi

data akuntansi menjadi informasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (2010,p5), SIA adalah

sebuah sistem berbasis computer yang didesain untuk mengubah data akuntansi menjadi

informasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa SIA adalah suatu

sistem yang dirancang untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data-data

dari transaksi akuntansi rutin menjadi informasi akuntansi sistematis. SIA digunakan untuk

memenuhi kebutuhan informasi dalam mendukung pengambilan keputusan oleh pihak

berkepentingan di dalam suatu perusahaan.

2.2.2 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

SIA adalah subsistem dari SIM. Menurut McLeod dan Schell (2007,p11), SIM

merupakan sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pengguna yang

memiliki kebutuhan yang sama. Sama seperti SIM, berarti SIA juga menyediakan informasi

bagi pengguna yang memiliki kebutuhan akan informasi akuntansi. Informasi tersebut dapat

berupa laporan-laporan yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Menurut Jones dan Rama (2006,p6), kegunaan SIA adalah :

1. Membuat laporan eksternal

SIA digunakan untuk menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi

kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah,

dan yang lain.

2. Mendukung aktivitas rutin

Manajer membutuhkan SIA untuk menangani operasi rutin sepanjang siklus operasi

perusahaan. Contohnya antara lain menerima pesanan pelanggan, mengirimkan barang

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

10

dan jasa, membuat faktur penagihan pelanggan, dan menagih kas ke pelanggan.

3. Mendukung pengambilan keputusan

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan non rutin pada

berbagai tingkat dalam organisasi.

4. Perencanaan dan pengendalian

SI digunakan untuk perencanaan dan pengendalian aktivitas. Informasi mengenai

anggaran dan biaya-biaya standar disimpan dalam SI dan laporan dirancang untuk

membandingkan antara anggaran yang ditetapkan dengan jumlah yang sebenarnya.

5. Implementasi pengendalian internal

Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan SI yang digunakan untuk

melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau pencurian dan untuk memelihara

keakuratan data keuangan.

Menurut Hall (2008, p14), sebuah sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan

baik dapat memberikan kegunaan, sebagai berikut :

1. Untuk mendukung fungsi pengelolaan manajemen (to support the stewardship function

of management).

2. Mendukung operasional perusahaan sehari-hari (to support the firm’s day-to-day

operations).

3. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support management decision

making).

Menurut Saodani dan Siamak Nejadhosseini (2012), Dalam sistem informasi

akuntansi, kualitas informasi yang diberikan sangat penting untuk keberhasilan sistem dan

menghasilkan informasi berkualitas dari AIS yang sangat penting bagi manajemen. Organisasi

bisnis sering menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menyediakan dukungan bagi

keputusan manajemen. Dukungan tersebut biasanya mencakup analisis keuangan dari akuntan

perusahaan. Analisis sering diambil untuk sistem informasi perusahaan akuntansi dengan

menggunakan teknologi bisnis, sistem ini dapat memproses jumlah berlebih dari dokumen

elektronik bagi pemilik dan manajer. Manajemen membandingkan informasi tentang kinerja

saat ini untuk anggaran, prakiraan, periode sebelumnya, atau tolok ukur lain untuk mengukur

sejauh mana tujuan dan sasaran yang dicapai dan mengidentifikasi hasil yang tidak diharapkan

atau kondisi yang tidak biasa yang memerlukan tindak lanjut. Dengan cara yang sama bahwa

manajer bertanggung jawab untuk mengidentifikasi risiko keuangan dan kepatuhan untuk

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

11

operasi mereka, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk merancang, melaksanakan dan

memantau pengendalian internal sistem mereka. Internal kontrol biasanya berada di pusat

sekitar sistem informasi akuntansi perusahaan, yang merupakan fungsi utama untuk

memindahkan informasi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian internal

membantu manajer untuk memonitor dan mengukur efektivitas operasi akuntansi atas kinerja.

2.2.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), ada enam komponen dalam sistem

informasi akuntansi, yaitu :

1. People, yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi.

2. Procedures and instruction, baik manual maupun otomatis, yang termasuk dalam

kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan

organisasi.

3. Data, tentang organisasi dan proses bisnis organisasi.

4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Information technology infrastructure, mencakup komputer, peripheral device dan

peralatan jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses,

menyimpan dan mentransformasikan data dan informasi.

6. Internal control and security measures, yang menjaga keamanan data dalam sistem

informasi akuntansi.

2.2.4 Siklus Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006,p29), siklus pemrosesan transaksi pada sistem

adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya

mulai dari proses pembelian, produksi, hingga penjualan barang dan jasa.

Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi ke dalam lima subsistem,yaitu :

1. Revenue cycle, terjadi dari transaksi penjualan dan penerimaan kas.

2. Expenditure cycle, terdiri dari peristiwa pembelian dan pengeluaran kas.

3. Human Resource/ Payroll cycle, terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan

perekrutan dan pembayaran atas tenaga kerja.

4. Production cycle, terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan bahan

mentah menjadi produk/jasa siap dipasarkan.

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

12

5. Financing cycle, terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal

dari investor dan kreditor.

2.3 Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan

Menurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari

proses penjualan kas, penjualan kredit, dan penerimaan kas dari penjualan kredit. Transaksi di

dalam siklus pendapatan juga memiliki komponen fisik (pemindahan barang atau jasa dari

penjual ke pembeli) dan komponen keuangan (penerimaan kas dari piutang pembeli).

Siklus pengeluaran dibagi menjadi dua subsistem, yaitu :

1. Sales order processing

Mayoritas penjualan dalam dunia bisnis dilakukan secara kredit dan melibatkan tugas-

tugas seperti menyiapkan permintaan penjualan, pembelian kredit, pengiriman barang

(atau pemberian jasa) kepada pelanggan, penagihan piutang, dan pencatatan transaksi

dalam akun (piutang, persediaan, biaya, dan penjualan).

2. Cash receipts

Terjadi pada penjualan kredit antara periode waktu point of sales dan receipt of cash.

Proses penerimaan kas meliputi mengumpulan kas, mendepositokan kas ke bank, dan

pencatatan kejadian yang terjadi dalam akun.

2.4 Proses-proses dalam Penjualan, Piutang Usaha, dan Penerimaan Kas

2.4.1 Proses Penerimaan Pesanan

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p356), dapat disimpulkan bahwa kegiatan

siklus pendapatan dimulai dari penerimaan pesanan pelanggan, dimana proses penerimaan

pelanggan terbagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu :

1. Taking customer order

Data pesanan pelanggan dicatat dalam sales order. Sales order berisi sejumlah

informasi mengenai nomor barang, jumlah barang, harga, dan keterangan penjualan

lainnya.

2. Credit approval

Bagi penjualan secara kredit, batasan kredit harus disetujui terlebih dahulu sebelum

diproses lebih lanjut. Bagi pelanggan yang sudah lama, perusahaan melihat sejarah

pembayaran kreditnya untuk kemudian dapat diberikan atau dinaikan batasan

kreditnya.

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

13

3. Checking inventory availability

Langkah ketiga adalah pengecekan ketersediaan barang yang dipesan oleh pelanggan

sehingga kemudian perusahaan menginformasikan kepada pelanggan mengenai

perkiraan tanggal pengiriman.

2.4.2 Proses Penagihan Piutang dalam Siklus Pendapatan

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p356), dapat disimpulkan bahwa, kegiatan

utama yang ketiga berkaitan dengan billing customer, yang terbagi dalam 2 (dua) tahap, yaitu:

1. Invoicing

Kegiatan ini merupakan kegiatan pemrosesan informasi yang dikemas kembali dan

meringkas sejumlah informasi dari pengisian sales order sampai kegiatan pengiriman,

dokumen yang digunakan adalah sales invoice, yang menegaskan pada pelanggan

jumlah yang harus dibayar dan kemana pelanggan harus mengirimkan pembayaran.

2. Maintain accounts receivable

Fungsi ini dibagi dalam 2 (dua) tugas utama diantaranya yaitu menggunakan informasi

dalam invoice untuk mendebit akun pelanggan dan secara berkala mengkredit akun ini

ketika pembayaran diterima.

a. Open invoice method

Pelanggan biasanya membayar sejumlah uang menurut masing-masing invoice.

Biasanya 2 (dua) rangkap invoice yang akan dikirimkan ke pelanggan dimana 1

(satu) rangkap akan dikembalikan jika melakukan pembayaran. Copy ini

disebut remittance advice.

b. Balance forward method

Pelanggan biasanya membayar menurut jumlah yang ada pada laporan bulanan,

dibandingkan menurut invoice satuan. Laporan bulanan mendaftar semua

transaksi termasuk penjualan dan pembayaran yang ada selama bulan terakhir

serta menginformasikan pada pelanggan jumlah saldo piutang terakhir.

2.4.3 Proses Retur Barang

Menurut Hall (2008, p170), menyebutkan ada 6 proses dalam proses retur barang,

yaitu :

1. Prepare Return Slip

Ketika item dikembalikan, yang menerima adalah karyawan departemen, inspects, dan

menyiapkan return slip yang menjelaskan item tersebut. barang, bersama dengan

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

14

salinan slip return, diberikan ke gudang untuk diisi kembali. karyawan kemudian

mengirim salinan kedua dari return slip ke fungsi penjualan untuk mempersiapkan

memo kredit.

2. Prepare Credit Memo

setelah menerima return slip, karyawan penjualan mempersiapkan memo kredit.

dokumen ini adalah otorisasi bagi pelanggan untuk menerima kredit untuk barang

dagangan kembali.

3. Approve Credit Memo

Manajer kredit mengevaluasi keadaan pengembalian dan membuat penilaian untuk

memberikan (atau menolak) kredit. manajer kemudian kembali menyetujui memo

kredit pada departemen penjualan.

4. Update Sales Journal

Setelah menerima memo kredit yang telah disetujui, transaksi tersebut dicatat dalam

jurnal penjualan sebagai contra entry. memo kredit kemudian diteruskan ke fungsi

pengendalian persediaan untuk di-posting. pada akhir periode tersebut, total penjualan

kembali dirangkum dalam voucher jurnal dan dikirim ke buku besar departemen.

5. Update Inventory and Account Receivables Records

Fungsi pengendalian persediaan menyesuaikan catatan persediaan dan meneruskan

memo kredit kepada Tagihan rekening, di mana rekening pelanggan juga disesuaikan.

pengendalian persediaan periodik mengirimkan voucher jurnal meringkas total nilai

pengembalian persediaan untuk tugas pembaruan buku besar. Piutang menyerahkan

ringkasan akun piutang ke fungsi buku besar.

6. Update General Ledger

setelah menerima voucher jurnal dan informasi rekening ringkasan, fungsi buku besar

umum merekonsiliasi angka dan posting ke rekening.

2.4.4 Proses Pengiriman Barang

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p363), dapat disimpulkan bahwa kegiatan

utama yang kedua dalam siklus pendapatan adalah pengisian pesanan pelanggan dan

pengiriman pesanan pelanggan, yang terbagi dalam 2 (dua) tahap, yaitu :

1. Picking and packing the order

Fungsi gudang menggunakan picking ticket untuk mengidentifikasi produk yang akan

dikeluarkan dari gudang. Barang yang dikeluarkan dari gudang dihitung dan dicatat

pada picking ticket kemudian akan diserahkan ke fungsi pengiriman untuk dikirim.

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

15

2. Shipping the order

Fungsi pengiriman membandingkan jumlah fisik persediaan dengan jumlah yang ada

pada picking ticket dan sales order. Fungsi ini membawa surat muat (bill of lading)

yang merupakan perjanjian legal dalam memberikan tanggung jawab terhadap barang

yang dikirim.

2.4.5 Proses Penerimaan Kas

Menurut Hall (2008, p173), menyebutkan ada 5 prosedur yang terlibat dalam sistem

penerimaan kas, yang meliputi :

1. Remittance entry

Pada tahap ini, kasir akan mengumpulkan semua cek dan mencocokan dengan

remittance advice yang diterima, kemudian menjumlahkan semua cek yang diterima.

Kemudian remittance list, yang berisi daftar remittance advice secara keseluruhan

dibuat.

2. Depositing receipts

Salah satu salinan dari remittance list dikirimkan ke kasir yang akan membandingkan

dan merekonsiliasi. Kemudian, kasir ini akan membuat deposit slip dan cash receipt

transaction listing (jurnal). Setelah itu, barulah semua cek disetorkan ke bank.

3. Update Accounts Receivable

Remittance advice digunakan untuk mengirim ke rekening nasabah dalam buku besar

pembantu piutang. Secara berkala, perubahan saldo rekening dirangkum dan

diteruskan ke fungsi buku besar

4. Update General Ledger

setelah menerima voucher jurnal dan ringkasan akun, fungsi buku besar umum

dituliskan ke rekening kas dan rekening control piutang, dan file voucher jurnal.

5. Reconcile Cash Receipts and Deposits

Secara berkala (mingguan atau bulanan), seorang pegawai dari kantor pengawas (atau

karyawan tidak terlibat dengan prosedur penerimaan kas) menyatukan penerimaan kas

dengan membandingkan dokumen-dokumen berikut:

a. Salinan prelist yang terkait.

b. Slip penyetoran yang diterima dari bank.

c. Jurnal voucher yang terkait.

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

16

Menurut Tjie Ie Ming (2012), Prosedur Penerimaan Kas meliputi sebagai berikut :

1. Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales.

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan

barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian

menerima barang yang dibeli. Dalam over-the counter sales ini, perusahaan menerima

uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli

dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli.

2. Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales (COD sales).

Cash on delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor

pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan

penerimaan kas dari hasil penjualan.

3. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.

Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi

penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun bagi penjual.

2.5 Dokumen yang Berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Dokumen-dokumen yang biasa digunakan dalam sistem penjualan kredit, retur barang,

piutang, dan penerimaan kas menurut Mulyadi (2006, p214) adalah :

1. Surat Order Pengiriman

Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan

otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah

dan spesifikasi seperti yang tertera di atas dokumen tersebut.

2. Tembusan Kredit (Credit Copy)

Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit pelanggan dan untuk

mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit

3. Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy)

Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada pelanggan untuk memberitahu

bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.

4. Surat Muat (Bill of Lading)

Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti

penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

17

5. Slip Pembungkus (Packing Slip)

Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi

penerimaan di perusahaan pelanggan dalam mengidentifikasi barang-barang yang

diterimanya.

6. Tembusan Gudang (Warehouse Copy)

Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk

menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar

menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang

dijual dalam kartu gudang.

7. Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy)

Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan

menurut tanggal pengiriman yang dijanjikan.

8. Arsip Index Silang (Cross-index File Copy)

Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut

nama pelanggan untuk memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan

mengenai status pemesanannya.

9. Faktur Penjualan (Customer’s Copies)

Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada

pelanggan.

10. Tembusan Piutang (Account Receivable Copy)

Dokumen ini merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan oleh fungsi

penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam kartu

piutang.

11. Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy)

Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirim oleh fungsi penagihan ke fungsi

akuntansi sebagai dasar mencatat transaksi penjualan dalam jurnal penjualan.

12. Tembusan Analisis (Analysis Copy)

Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirim oleh fungsi penagihan ke fungsi

akuntansi sebagai dasar untuk menghitung harga pokok penjualan yang dicatat dalam

kartu persediaan, untuk analisis penjualan, dan untuk perhitungan komisi penjualan

yang menjadi haknya.

13. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk

yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

18

14. Bukti Memorial

Dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal umum.

15. Credit Memo

Dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit pelanggan akibat dari adanya retur

penjualan.

16. Laporan Penerimaan Barang

Dokumen pendukung yang melampiri memo kredit.

17. Bukti Kas Masuk

Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi

pelunasan piutang oleh debitur.

18. Faktur Penjualan Tunai.

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh

manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

19. Pita Register Kas (Cash Register Tape)

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan

merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal

penjualan.

20. Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.

21. Rekap Harga Pokok Penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk

yang dijual selama satu periode.

2.6 Fungsi yang Terkait dalam Penjualan

Menurut Mulyadi (2006, p204), fungsi yang terkait dengan sistem penjualan adalah:

1. Fungsi kredit, bertanggung jawab dalam meneliti status kredit pelanggan dan

memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

2. Fungsi penjualan, bertanggung jawab menerima order, mengedit order, meminta

otorisasi kredit, menentukan segala pengiriman dan bertanggung jawab atas transaksi

penjualan.

3. Fungsi gudang, bertanggung jawab untuk menyimpan dan menyiapkan barang yang

dipesan dan mengirimkan ke bagian pengiriman.

4. Fungsi pengiriman, bertanggung jawab untuk menyerahkan barang ke pelanggan

berdasarkan surat order pengiriman yang diterima dari bagian penjualan.

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

19

5. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan dan

mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, serta membuat laporan penjualan.

6. Fungsi penagihan, bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara periode

kepada pemegang kartu kredit.

2.7 Syarat Pemberian Kredit

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p360), limit kredit untuk setiap pelanggan

ditetapkan berdasarkan histori kredit pada waktu lampau dan kemampuan pelanggan untuk

membayar. Pemeriksaan limit kredit dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah harga

pesanan yang dilakukan ditambah dengan saldo piutang sebelumnya dengan batas kredit yang

diberikan.

Menurut Munawir (2004, p235), pemberian kredit mengandung suatu tingkat resiko

(degree of risk) tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang

mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai atas dasar syarat-syarat yang

diterapkan bank secara teknis yang dikenal dengan 5C, yaitu :

1. Character

Mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak, dan kejujuran dari pimpinan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.

2. Capacity

Menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan

dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya.

3. Capital

Menunjukan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukan oleh rasio

finansialnya dan penekanan pada kombinasi tangible et worth-nya.

4. Condition

Melihat kondisi ekonomi secara umum serta melihat kondisi pada sector usaha si

peminta kredit.

5. Collateral

Mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial pelanggan kepada bank.

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

20

2.8 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2.8.1 Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 dan versi terakhir Undang-undang

Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 3A sebagai berikut:

Pasal 3A ayat (1) :

Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)

huruf a, huruf c, huruf f, huruf g dan huruf h, kecuali pengusaha kecil yang abtasannya

ditetapkan oleh menteri keuangan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena pajak dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.

Pasal 3 Ayat (1a) :

Pengusaha kecil sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat memilih untuk dikukuhkan

sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 3 ayat (2) :

Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib

melaksanakan ketenutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 3 ayat (3) :

Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

dari luar Daerah pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d dan/atau yang

memanfaatkan Jasa kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (1) huruf e wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang

terutang yang perhitungan dan tata caranya diatur dengan Peraturan Menteri keuangan.

2.8.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai

Herlina, R (2008:24) mengemukakan “Objek Pajak Pertambahan Nilai” adalah :

Objek atau sasaran dalam pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah

“Penyerahan”, yang biasanya dikatakan penjualan, namun tidak semua proses penjualan

dikenakan pajak. Dalam Pasal 4 Undang-undang No. 42 Tahun 2009 menjelaskan tentang

objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan atas:

1. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

pengusaha.

2. Impor Barang Kena Pajak.

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

21

3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

pengusaha.

4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di

dalam Daerah Pabean.

5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah

Pabean.

6. Ekspor Barang Kena Pajak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

8. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

2.8.3 Barang dan Jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 4A :

Ayat (2) yaitu Jenis barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai adalah

barang tertentu dalam kelompok barang sebagai berikut :

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil lansung dari

sumbernya.

2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak.

3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan

sejenisnya, meliputi makan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun

tidak, termasuk makan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau

catering.

4. Uang, emas batangan, dan surat berharga.

Ayat (3) yaitu : Jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa

tertentu dalam kelompok jasa sebagai berikut :

a. Jasa Pelayanan kesehatan medis.

b. Jasa Pelayanan sosial.

c. Jasa pengiriman surat dengan perangko.

d. Jasa keuangan.

e. Jasa Asuransi.

f. Jasa keagamaan.

g. Jasa pendidikan.

h. Jasa kesenian dan hiburan.

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

22

2.9 Sistem Pengendalian Internal

2.9.1 Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p216), yang terdapat dalam Committee of Sponsoring

Organization (COSO), pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang

dipengaruhi oleh suatu dewan direksi, manajemen, dan pihak personel lainnya dalam suatu

entitas, yang dirancang untuk menyediakan jaminan atau keyakinan yang layak atau memadai

berkenaan dengan pencapaian tujuan.

Menurut Rama dan Jones (2006,p13), pengendalian internal adalah aturan, kebijakan,

prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk menjamin data keuangan perusahaan

akurat dan dapat dipercaya serta melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau pencurian.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah suatu

sistem informasi. Sistem pengendalian digunakan untuk menyediakan jaminan data keuangan

perusahaan akurat, serta terpercaya. Selain itu juga melindungi aset perusahaan dari pencurian

atau kehilangan.

Menurut Gramling, Audrey A, Hermanson, Dana R (2007), ada lima Kerangka

Internal Kontrol COSO yaitu :

1. penilaian risiko, dimana manajemen mendefinisikan tujuan keuangan organisasi

pelaporan, mengidentifikasi dan menganalisa risiko untuk mencapai tujuan pelaporan

keuangan, termasuk risiko penipuan, manajemen override, dan proses transaksi yang

tidak memadai.

2. Setelah kegiatan penilaian risiko, manajemen desain dan menerapkan lingkungan

pengendalian yang menetapkan nada dari perusahaan dan berfungsi sebagai garis

pertahanan pertama terhadap risiko yang teridentifikasi sebagai bagian dari penilaian

risiko. Nada ditetapkan pada suatu organisasi sangat membantu dalam menyoroti

komitmen organisasi terhadap kompetensi keuangan, termasuk kompetensi audit

internal, diperlukan untuk mengurangi risiko untuk mencapai tujuan pelaporan

keuangan.

3. Langkah berikutnya melibatkan desain dan implementasi berbagai kegiatan

pengendalian untuk mengurangi risiko untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan.

Contoh kegiatan pengendalian meliputi otorisasi, persetujuan, pemisahan tugas, dan

rekonsiliasi.

4. Informasi dan komunikasi adalah langkah keempat dalam proses dan melibatkan

pengembangan dan penerapan informasi dan komunikasi yang diperlukan untuk

mendukung pengendalian internal. Informasi yang efektif dan komunikasi harus

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

23

memungkinkan pihak-pihak terkait untuk memahami tanggung jawab kendali mereka

dan harus memungkinkan untuk investigasi yang efektif dan pengambilan keputusan.

5. Akhirnya, setelah manajemen telah efektif mengembangkan keempat komponen,

mereka kemudian akan perlu untuk mengembangkan kegiatan monitoring untuk

membantu memastikan bahwa semua aspek pengendalian internal atas pelaporan

keuangan terus beroperasi secara efektif dari waktu ke waktu.

2.9.2 Prinsip-prinsip Pengendalian Internal

Untuk mengamankan aset dan menyakinkan keakuratan dari data-data akuntansinya,

sebuah perusahaan harus menetapkan beberapa prinsip pengendalian yang spesifik.

Menurut Weygant et al (2005, p321), prinsip-prinsip pengendalian meliputi :

1. Establishment of Responsibility

Pengendalian akan menjadi sangat efektif apabila hanya satu orang yang bertanggung

jawab untuk satu tugas. Hal ini dimaksudkan supaya penelusuran mudah dilakukan.

2. Segregation of Duties

Pemisahan tanggung jawab sangat perlu dilakukan supaya antar satu karyawan dengan

karyawan yang lain dapat saling mengevaluasi. Aplikasi dari pemisahan tanggung

jawab mencakup dua hal :

a. Aktivitas-aktivitas yang berhubungan harus ditugaskan pada 2 orang yang

berbeda.

b. Tugas pencatatan asset harus dipisahkan dari tugas penyimpanan fisik aset.

3. Documentation Procedures

Beberapa prosedur harus diterapkan dalam dokumen. Misalnya, setiap dokumen harus

diberi nomor atau dokumen sumber untuk akuntansi harus diteruskan ke bagian

akuntansi.

4. Physical, Mechanical, and Electronic Controls

Contohnya, penggunaan brankas dengan kode rahasia, alarm anti pencuri, penggunaan

password untuk komputer dan sebagainya.

5. Independent internal verification

Untuk memaksimalkan keuntugan dari verifikasi, maka :

a. Verifikasi harus dilakukan secara periodic maupun secara tiba-tiba.

b. Verifikasi harus dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki hubungan

kepentingan dengan orang yang bertanggung jawab atas informasi tersebut.

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

24

c. Temuan verifikasi harus dilaporkan kepada tingkat manajemen yang

berwenang mengambil tindakan perbaikan.

6. Other controls

a. Menjamin perlindungan pada karyawan yang menangani uang tunai.

b. Merotasi tugas karyawan atau memberikan cuti pada karyawan.

2.9.3 Komponen-Komponen Pengendalian Internal

Menurut Jones dan Rama (2006,p105), komponen-komponen yang berhubungan

dengan pengendalian internal terdiri dari lima komponen, yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian

Berhubungan dengan beberapa faktor yang disusun oleh organisasi untuk

mengendalikan kesadaran para karyawannya. Factor tersebut berhubungan dengan

integritas, nilai etika, filosofi manajemen, dan gaya operasional. Termasuk di

dalamnya cara manajemen menetapkan otoritas dan tanggung jawab, mengatur, dan

mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk Dewan Direktur.

2. Penilaian Resiko

Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadapt resiko yang dapat menghambat

pencapaian tujuan pengendalian internal.

3. Aktifitas Pengendalian

Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi. Dilakukan

untuk menangani resiko-resiko yang mungkin dan telah ada. Aktifitas pengendalian

mencakup :

a. Performance Review

Kegiatan yang berhubungan dengan analisis kinerja. Misalnya membandingkan

hasil yang didapat dengan anggaran, standar perhitungan, dan data periode

sebelumnya.

b. Segregation of Duties

Terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk mengotorisasi, melakukan,

mencatat transaksi, dan menjaga asset oleh karyawan yang berbeda.

c. Application Control

Pengendalian yang berhubungan dengan aplikasi SIA.

d. General Control

Pengawasan yang lebih luas, meliputi berbagai aplikasi. Pengawasan dilakukan

menyeluruh ke semua aplikasi, bukan hanya aplikasi SIA.

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

25

e. Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi perusahaan adalah kumpulan dari prosedur (otomatis dan

manual) dan pencatatan proses yang terjadi dalam organisasi. Komunikasi

berhubungan dengan menyediakan pemahaman atas peraturan dan tanggung

jawab tertentu.

f. Pengawasan

Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa

semua berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.

2.9.4 Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p196), berdasarkan COSO, Tujuan sistem

pengendalian internal adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya (reability of financial

reporting).

2. Menghasilkan operasi yang efektif dan efisien (effectiveness and Efficiency of

operations).

3. Memenuhi hukum dan peraturan yang diterapkan (compliance with applicable laws

and regulations).

2.10 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

2.10.1 Perencanaan Strategis Sistem Informasi

Perencanaan strategis sistem informasi menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005,

p16) adalah sebuah rencana yang menjelaskan teknologi dan aplikasi yang dibutuhkan oleh

fungsi sistem informasi untuk mendukung rencana strategis perusahaan.

Dalam perencanaan strategis sistem informasi, tim pengembang pada perusahaan akan

menggabungkan dua rencana arsitektur, yaitu application architecture plan and technology

architecture plan. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p16) technology architecture

plan merupakan sebuah deskripsi dari hardware, software, dan jaringan komunikasi yang

dibutuhkan untuk mengimplementasi sistem informasi yang telah direncanakan.

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

26

2.10.2. Pengembangan Sistem

2.10.2.1 Konsep Pengembangan Sistem

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p47), metode pengembangan sistem

adalah acuan yang dapat diikuti untuk menyelesaikan setiap aktivitas dalam pengembangan

sistem, termasuk models, tools, dan teknik-teknik tertentu. Model dalam definisi ini adalah

perumpamaan dari aspek penting dalam dunia nyata. Sedangkan tools adalah software

pendukung yang membantu membuat model atau komponen lain yang dibutuhkan dalam

proyek.

2.10.2.2 Unified Modeling Language (UML)

Model dalam metodologi pengembangan sistem mencakup perumpamaan inputs,

outputs, proses, data, interaksi antar obyek, lokasi, network, dan peralatan. Model-model ini

digambar dalam bentuk diagram sesuai dengan notasi yang didefinisikan oleh Inified

Modeling Language (UML). Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p48) UML adalah

seperangkat kontruksi model dan notasi yang dikembangkan terutama untuk pengembangan

berorientasi obyek.

2.10.2.3 Motodologi Pengembangan Sistem

Salah satu metodologi yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem adalah

Unified Process (UP). UP merupakan sebuah metodologi pengembangan sistem yang

berorientasi obyek. UP kini sudah menjadi salah satu metodologi yang paling banyak

digunakan untuk pengembangan sistem berorientasi obyek.

2.10.3 Konsep Object Oriented

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p60), pengertian dari pendekatan

berorientasi obyek adalah suatu pendekatan pengembangan sistem yang memandang sistem

informasi sebagai sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk

menyelesaikan tugas-tugas.

Analisis yang digunakan dalam pengembangan sistem dengan pendekatan berorientasi

obyek adalah object oriented analysis (OOA). Object Oriented Analysis menjabarkan semua

jenis obyek yang bekerja dalam sistem dan menunjukan interaksi yang dibutuhkan pengguna

untuk menyelesaikan tugas-tugas. Sedangkan Object Oriented Design (OOD) menjabarkan

semua jenis obyek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan peralatan-

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

27

peralatan dalam sistem menunjukan bagaimana obyek-obyek saling berinteraksi untuk

menyelesaikan tugas-tugas dan memperjelas definisi dari setiap obyek sehingga dapat

diimplementasi dengan bahasa tertentu.

Menurut Hendri (2007), Object Oriented Analysis Adalah suatu metode dalam

pengembangan perangkat lunak berbasis object. Yang dimaksud dengan object bisa dipandang

sebagai suatu item informasi atau representasi entitas di dunia nyata. Seperti contohnya dalam

sistem reservasi penerbangan hal-hal yang bisa disebut sebagai object seperti pesawat, jalur

penerbangan dll. Dengan metode ini kita mempresentasikan sebuah permasalahan dalam dunia

nyata kedalam object-object, khususnya dalam pegembangan perangkat lunak, agar dalam

pelaksanaannya kita mendapatkan berbagai keuntungan dan kelebihan. Dari beberapa

keuntungan dan kelebihannya, metode ini nantinya akan mendukung dalam konsep dibawah

ini :

1. Maintainability , yaitu tingkat kemudahan dalam mengakomodasi perubahan-

perubahan.

2. Mengurangi kompleksitas dalam perarancangan design system.

3. Reusability , kemampuan untuk bisa digunakan kembali sehingga dapat menghemat

waktu dan biaya.

Dengan adanya konsep tersebut membuat metode ini seirng digunakan pada masa

sekarang. Kemampuannya untuk dapat digunakan kembali akan mendukung terciptanya suatu

perangkat lunak yang lebih sempurna dari yang sebelumnya dikarenakan kekurangan dari

perangkat lunak sebelumnya diperbaiki, dan kelebihannya tetap dipertahankan. Jadi bisa

muncul sebuah perangkat lunak baru dengan kemampuan yang selalu lebih dari pada

sebelumnya.

2.10.4 System Requirements

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p130) secara umum system requirements

dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :

1. Functional requirement

Mencakup semua aktifitas yang harus dapat ditangani oleh sistem atau fungsi-fungsi

yang harus ada pada sistem.

2. Nonfunctional requirement

Mencakup karakteristik sistem selain aktifitas yang harus ada pada sistem.

Nonfunctional requirement dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

28

a. Technical requirements

Menjelaskan karakteristik operasional yang berhubungan dengan lingkungan

organisasi, hardware, dan software.

b. Performance requirements

Menjelaskan karakteristik perasional yang berhubungan dengan pengukuran

beban kerja, seperti waktu respon.

c. Usability requirements

Menjelaskan karakteristik operasional yang berhubungan dengan users, seperti

tampilan antar muka (interface), prosedur kerja, bantuan online, dan

dokumentasi.

d. Reliability requirements

Menjelaskan karakteristik operasional yang berhubungan dengan

ketergantungan suatu sistem, pencatatan untuk semua event atau kejadian,

pemrosesan kesalahan, dan deteksi serta perbaikan kesalahan.

e. Security requirements

Menjelaskan pembagian akses setiap user pada fungsi-fungsi yang ada pada

sistem.

2.10.5 Event Table

Event-event dalam pengembangan sistem perlu dijabarkan untuk menentukan apakah

use case perlu merespon setiap event-event tersebut. Event-event tersebut dapat dimasukan ke

dalam table yang disebut event table.

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p174), event table adalah sebuah katalog

dari use case yang mendaftar event-event ke dalam baris-baris dan potongan informasi

mengenai setiap event tersebut ke dalam kolom-kolom.

2.10.6 Use Case

Use case merupakan pendekatan visual yang dapat digunakan untuk proses pemodelan

dalam pengembangan sistem. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p166), Use case

merupakan aktifitas yang dilakukan sistem yang biasanya berupa respon terhadap permintaan

pengguna.

Dalam penggambaran use case diagram, digunakan beberapa symbol atau lambing

untuk merepresentasikan setiap pengguna dan apa saja yang dilakukan sistem untuk merespon

permintaan pengguna atas sistem.

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

29

2.10.7 Use Case Description

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p220), Use Case Description adalah

penjelasan yang lebih detil mengenai proses dari sebuah use case. Use Case Description dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Brief Description

Digunakan untuk use case yang sangat sederhana dan bila sistem yang

dibangun berskala kecil.

2. Intermediate Description

Merupakan pengembangan dari brief description untuk menyertakan aliran

internal dari aktifitas untuk sebuah use case. Exception dapat di

dokumentasikan jika diperlukan.

3. Fully Developed Description

Metode paling formal yang dapat digunakan dalam mendokumentasikan use

case.

2.10.8 Domain Class Diagram

Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk mendefiniisikan kelas-kelas

problem domain. Oleh karena itu, class diagram disebut juga domain model class diagram.

Domain model class diagram menurut Satzinger, Jackson, dan burd (2005, p184), merupakan

sebuah diagram UML yang menggambarkan semua yang penting dalam pekerjaan user, kelas-

kelas problem domain, atribut, serta hubungan antar class.

Dalam class diagram, sebuah class digambarkan dengan bentuk kotak. Kotak ini

terdiri dari tiga bagian, yaitu nama kelas di bagian atas, atribut-atribut dari kelas tersebut di

bagian tengah, dan method di bagian tengah. Sedangkan hubungan antar class digambarkan

dengan garis penghubung antar class.

Class_Name

-Class_Atrribute

+Method()

Table 2.1 Contoh Class

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

30

Hubungan antar class yang digambarkan dengan garis penghubung disebut multiplicity

of association. Hubungan antar class ini dapat dibedakan menjadi enam jenis yang

digambarkan dalam table sebagai berikut :

Hubungan Simbol

Zero to one (optional) 0..1

One and only one (mandatory) 1

One and only one alternate (mandatory) 1..1

Zero or more (optional) 0..*

Zero or more alternate (optional) *

One or more (mandatory) 1..*

Tabel 2.2 Hubungan Relasional Antar Class

2.10.9 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p144) Activity Diagram merupakan

diagram yang digunakan untuk menggambarkan aliran kerja dari aktifitas user secara

berurutan.

Dalam menggambarkan activity diagram terdapat beberapa symbol yang digunakan,

yaitu :

1. Synchronization bar

Merupakan notasi yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau

penyatuan dari jalur yang berurutan.

2. Swimlane

Merupakan suatu daerah persegi dalam activity diagram yang mewakili

aktivitas-aktivitas yang diselesaikan agen tunggal.

3. Strating activity (pseudo)

Merupakan notasi yang menandakan dimulainya sebuah aktivitas.

4. Transition arrow

Merupakan garis penunjuk panah yang menggambarkan transisi dari suatu

aktivitas dan arah dari suatu aktivitas.

5. Activity

Merupakan notasi yang menggambarkan suatu aktivitas.

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

31

6. Ending activity (pseudo)

Merupakan notasi yang menandakan berakhirnya suatu aktivitas.

2.10.10 Sequence activity (pseudo)

Sequence diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menjelaskan interaksi

antar obyek. Sequence diagram juga menggambarkan interaksi antara sistem dengan dunia

luar yang digambarkan sebagai actor. Actor sebagai pengguna sistem memberikan pesan

kepada sistem dan sistem akan mengembalikan data.

Dalam sequence diagram digunakan beberapa notasi untuk membuat sequence

diagram, yaitu :

1. Lifeline atau object lifeline

Berupa garis vertical di bawah obyek yang berguna untuk menunjukan waktu

hidup obyek.

2. Object

Berupa symbol orang yang berguna sebagai penggambaran pengguna sistem

atau sistem yang terotomatisasi.

3. Input Message

Berupa garis horizontal yang menggambarkan pesan masukan dari user.

4. Output Message

Berupa garis horizontal putus-putus yang menggambarkan keluaran atau hasil

dari inputan user.

2.10.10.1 System Sequence Diagram

System sequence diagram merupakan sebuah diagram yang menunjukan interaksi

antara sistem dan dunia luar yang diwakilkan oleh actor. Interaksi antara sistem dan actor

dilakukan dengan pesan yang diberikan oleh actor ke sistem dan sistem akan mengembalikan

output untuk tampilan.

2.10.11 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p442), User Interface adalah bagian dari

sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk membuat input dan output.

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

32

2.11 Penjualan, Piutang Usaha, dan Penerimaan Kas

2.11.1 Pengertian Penjualan

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(2009,pasal 23), menyatakan bahwa penjualan barang meliputi barang yang diproduksi

perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang

yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli untuk dijual kembali.

“Revenue are increases is owner’s equity as a result of selling service or products to

customer”. (Warren et al., 2011, p54)

Yang artinya pendapatan adalah kenaikan ekuitas pemilik sebagai hasil dari penjualan barang

atau jasa kepada konsumen.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

ekonomi yang timbul dari aktifitas normal perusahaan selama suatu periode sehingga

mengakibatkan kenaikan ekuitas pemilik yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal,

melainkan sebagai hasil dari penjualan barang dan jasa kepada konsumen.

Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2005, p404) jurnal yang terkait dengan

penjualan adalah :

1. Penjualan Tunai

Date Cash xxx

Sales xxx

2. Penjualan Kredit

Date Account Receivable xxx

Sales xxx

2.11.2 Pengertian Piutang Dagang

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2005, p363), piutang dagang adalah jumlah

yang terhutang dari individu dan perusahaan lain yang dapat ditagih menjadi kas.

Menurut Bonar dan Hopwood (2010, p295) piutang dagang adalah uang yang terutang

oleh konsumen atas barang atau jasa yang telah dijual/diberikan kepadanya.

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

33

Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa piutang dagang adalah jumlah

uang terhutang dari pelanggan baik dari barang atau jasa yang telah diberikan.

Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2005, p404) jurnal yang terkait dengan

piutang dagang adalah :

Date Cash xxx

Account Receivable xxx

Menurut Kuhn dan Bill (2006), untuk mengelola piutang secara efektif memerlukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menetapkan kebijakan kredit secara tertulis yang mencakup syarat penjualan,

persetujuan kredit, batas kredit, account baru, perubahan status kredit, kewenangan

untuk mengesampingkan kebijakan kredit dan prosedur komunikasi, terutama dengan

personil penjualan dan pelanggan.

2. Menyelidiki aplikasi kredit dengan hati-hati. Setidaknya mendapatkan tiga referensi

kredit dan meninjau mereka secara menyeluruh.

3. Setelah kredit batas dan persyaratan yang ditetapkan, menegakkan mereka.

4. Konsisten, tegas, dan tangguh. Dan bisa untuk mengatakan "tidak."

5. Secara teratur memeriksa status kredit dari account besar.

2.11.3 Pengertian Penerimaan Kas

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, seperti pada Standar Akuntansi Keuangan (2009,

pasal 2), setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan

cepat dapat disajikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi perubahan nilai yang

signifikan.

“Cash is coins, currency (paper money), checks, money orders, and money on deposit

that is available for unrestricted withdrawal from banks and other financial institution”.

(Warren et al., 2011, p363)

Yang artinya kas adalah uang logam, mata uang (uang kertas), cek, wesel, dan uang di

deposito yang tersedia untuk penarikan tidak terbatas dari bank dan lembaga keuangan

lainnya.

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

34

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,

berjangka pendek, dan dengan cepat dapat tersedia untuk penarikan dalam jumlah tertentu dari

bank dan lembaga keuangan lainnya tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang

signifikan.

Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2005, p404) jurnal yang terkait dengan

penerimaan kas adalah :

1. Perimaan Kas pada Penjualan Tunai

Date Cash xxx

Sales xxx

2. Penerimaan Kas pada Penjualan Kredit

Date Account Receivable xxx

Cash xxx

2.11.4 Pengertian Retur Barang

Menurut Hall (2008, p170), retur adalah ketika pelanggan mengembalikan barang

dagangan yang telah mereka beli karena beberapa alas an, antara lain penjual mengirimkan

barang dagang yang salah, barang tersebut cacat, produk rusak dalam pengiriman, penjual

melakukan pengiriman barang terlambat atau tertunda dalam perjalanan, dan pembeli menolak

pengiriman tersebut. Ketika terjadi pengembalian, pembeli akan meminta penjual untuk

menjamin suatu credit allowance atas produk yang tidak diinginkan.

Menurut Mulyadi (2006, p226), retur adalah tindakan pengembalian barang yang

dilakukan oleh konsumen dikarenakan ketidaksesuaian dengan yang dipesan sebelumnya atau

adanya kecacatan produk atau menukar jenis barang yang telah dipesan dimana barangnya

ditukar dengan barang lagi.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa retur penjualan merupakan

suatu kondisi di mana barang dagangan yang telah dibeli oleh pembeli dikembalikan kepada

pihak penjual karena suatu alasan dan pembeli akan melakukan kalim atas barang yang

dikembalikan dengan pengembalian uang atau alokasi kredit yang mengurangi piutang di

penjualannya.

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

35

Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2005, p202) jurnal yang terkait dengan retur

pembelian adalah :

Date Sales Returns and Allowances xxx

Account Receivable xxx

2.11.5 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Menurut Mardiasmo (2008, p270), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang

dikenakan dari produsen ke konsumen. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) disebut Value Added

Tax (VAT) atau Goods and Services Tax (GST).

Menurut Rusdji (2007, p95), PPN yang dipungut berdasarkan Undang-Undang Nomor

8 tahun 1983 merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai (Value Added)

yang timbul akibat dipakainya faktor-faktor produksi setiap jalur.

PPN termasuk jenis pajak tidak langsung maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak

lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak

(konsumen akhir) tidak menyetorkan langsung pajak yang dia tanggung.

Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2005, p202) jurnal yang terkait dengan pajak

penjualan adalah :

Date Cash/Account Receivable xxx

Revenue xxx

Sales Tax Payable xxx

Ketika dibayarkan kepada Negara :

Date Sales Tax Payable xxx

Cash xxx

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

36

2.12 Proses Analisis Desain Sistem Rekomendasi

Dalam pembuatan sistem rekomendasi untuk siklus penjualan pada PT. Kreasi Muda

Altekindo penulis menggunakan proses analisis sistem dengan menggunakan Perancangan

Berbasis Objek (Object-oriented Analysis and Design/OOAD) dikarenakan Metode OOAD

melakukan pendekatan terhadap masalah dari perspektif obyek, tidak pada perspektif

fungsional seperti pada pemrograman terstruktur. Akhir-akhir ini penggunakan OOAD

meningkat dibandingkan dengan pengunaan metode pengembangan software dengan metode

tradisional. Sebagai metode baru dan sophisticated bahasa pemrograman berorientasi obyek

diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi

obyek pada aplikasi bisnis.

Metode pengembangan perangkat lunak berorientasi objek yang sudah dikenal, dan

diantaranya adalah :

1. Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD) dari Peter Coad

dan Edward Yourdon [1990].

2. Object Modeling Technique (OMT) dan James Rumbaugh, Michael Blaha, William

Premerlan, Frederick Eddy dan William Lorensen [1991].

3. Object Oriented Software Engineering (OOSE) dan Ivar Jacobson [1992].

4. Booch Method dari Grady Booch [1994].

5. Sritrop dari Steve Cook dan John Daniels [1994].

6. UML (Unified Modeling Language) dari James Rumbaugh. Grady Booch dan Ivar

Jacobson [1997].

Metodologi pengembangan sistem berorientasi objek mempunyai tiga karakteristik

utama, yaitu:

1. Encapsulation

a. Encapsulation merupakan dasar untuk pembatasan ruang lingkup program

terhadap data yang diproses.

b. Data dan prosedur atau fungsi dikemas bersama-sama dalam suatu objek,

sehingga prosedur atau fungsi lain dari luar tidak dapat mengaksesnya.

c. Data terlindung dari prosedur atau objek lain, kecuali prosedur yang berada

dalam objek itu sendiri.

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

37

2. Inheritance

a. Inheritance adalah teknik yang menyatakan bahwa anak dari objek akan

mewarisi data/atribut dan metode dari induknya langsung. Atribut dan metode

dari objek dari objek induk diturunkan kepada anak objek, demikian

seterusnya.

b. Inheritance mempunyai arti bahwa atribut dan operasi yang dimiliki bersama

di anatara kelas yang mempunyai hubungan secara hirarki.

c. Inheritance menggambarkan generalisasi sebuah kelas.

3. Polymorphism

a. Polimorfisme yaitu konsep yang menyatakan bahwa sesuatu yang sama dapat

mempunyai bentuk dan perilaku berbeda.

b. Kemampuan objek-objek yang berbeda untuk melakukan metode yang pantas

dalam merespon pesan yang sama.

c. Seleksi dari metode yang sesuai bergantung pada kelas yang seharusnya

menciptakan objek.

Kelebihan dari metode perancangan ini adalah sebagai berikut :

a. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam

pembangunan sistem.

b. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi,

ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi

dibandingkan dengan metode OOAD.

c. Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan

komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan

sistem.

d. Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem,

jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai

lingkungan eksekusi.

e. Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik

seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini

memudahkan dalam mehami desain.

f. Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap

kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada

pembangunan sistem yang kompleks.

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

38

g. Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada

proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan

reduksi harga.

h. OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan

memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.

i. Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah

menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara

terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini

memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera

masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan

mudah dalam memelihara.

2.13 Analisis Biaya dan Manfaat Pada Sistem Rekomendasi

Efektifitas penggunaan sistem informasi manajemen secara umum memang sangat

sulit diidentifikasi, hal ini dikarenakan pengembangan sistem informasi manajemen yang

biasanya menyita banyak investasi perusahaan ternyata tidak bisa memberikan kepastian

pengembalian hasil yang nyata secara ekonomis. Kenyataan ini menyebabkan kebingungan

para pengambil keputusan strategis perusahaan dalam mencari alat analisis yang dapat

mendukung dalam memutuskan untuk membeli atau mengembangkan sistem informasi

perusahaan untuk mendukung efektifitas kinerja operasional sehari-hari perusahaannya.

Secara umum memang sulit bagi kita untuk mengukur secara ekonomis tingkat pengembalian

hasil dari suatu investasi pengembangan sistem informasi manajemen, hal ini lebih

dikarenakan sulitnya mengukur nilai keuntungan ekonomis yang dihasilkan dari sebuah sistem

informasi manajemen karena yang dihasilkan lebih berupa peningkatan kinerja operasional

perusahaan yang sifatnya intangible. Sebenarnya sudah ada metode pengukuran yang dapat

dipakai untuk mengantisipasi permasalahan tersebut. Namun diyakini bahwa metode tersebut

masih belum bisa memberikan peertimbangan penilaian yang akurat atas tingkat kelayakan

secara ekonomis pengembangan suatu sistem informasi manajemen yang lebih dikarenakan

kesulitan dalam mengkonversikan peningkatan kinerja operasional perusahaan dalam satuan

nilai ekonomis (moneter) yang nyata.

Pembangunan / Pengembangan sistem informasi merupakan suatu investasi dari

seluruh sumber daya yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat dimasa mendatang.

Dimana investasi yang dikeluarkan, sebagai hasilnya adalah, suatu sistem informasi yang

nantinya, akan memberikan manfaat baru yang dapat berupa PENGHEMATAN,

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

39

EFEKTIFITAS serta EFISIENSI dari segi biaya. Akan tetapi apabila manfaat yang

diharapkan lebih kecil, dari sumber daya yang dikeluarkan, maka sistem informasi tersebut,

dikatakan TIDAK LAYAK untuk dibangun atau dikembangkan.

Oleh karena itu, sebelum sistem informasi tersebut dibangun atau dikembangkan,

maka perlu dihitung KELAYAKAN EKONOMISNYA. Untuk melakukan proses ANALISA

BIAYA & MANFAAT ini diperlukan 2 (dua) komponen :

1. komponen biaya yang berhubungan dengan pengembangan sebuah sistem informasi

dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu :

a. Procurement Cost

Procurement Cost atau biaya pengadaan adalah semua biaya yang dikeluarkan

berkaitan dengan pengadaan hardware. Diantaranya adalah seperti : biaya

konsultasi pengadaan hardware, biaya pembelian hardware, biaya instalasi

hardware, biaya fasilitas (ruang, ac, dll.), biaya modal untuk pengadaan

hardware, biaya manajerial dan personalia untuk pengadaan hardware. Biaya

pengadaan ini biasanya dikeluarkan pada tahun-tahun pertama (initial cost)

sebelum sistem dioperasikan, kecuali apabila pengadaan hardware dilakukan

dengan cara leasing.

b. Start Up Cost

Start Up Cost atau biaya persiapan operasional adalah semua biaya yang

dikeluarkan sebagai upaya membuat sistem siap untuk dioperasionalkan.

Biaya-biaya persiapan operasional meliputi : biaya pembelian software system

informasi berikut instalasinya, biaya instalasi perangkat komunikasi/jaringan,

biaya reorganisasi, biaya manajerial dan personalia untuk persiapan

operasional. Sama dengan biaya pengadaan, biaya persiapan operasional ini

juga merupakan “initial cost”.

c. Project Related Cost

Project Related Cost atau biaya proyek adalah biaya yang berkaitan dengan

biaya mengembangkan sistem termasuk biaya penerapannya. Biaya proyek

diantaranya adalah : biaya analisis sistem; seperti biaya untuk mengumpulkan

data, biaya dokumentasi (kertas, fotocopy, dll), biaya rapat, biaya staff analis,

biaya manajerial dalam tahap analisis sistem; biaya disain sistem; seperti biaya

dokumentasi, biaya rapat, biaya staff analis, biaya staff pemrograman, biaya

pembelian software aplikasi, biaya manajerial dalam tahap desain sistem, biaya

penerapan sistem; seperti biaya pembuatan form baru, biaya konversi data,

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

40

biaya pelatihan sumber daya manusia, biaya manajerial dalam tahap penerapan

sistem. Bila sistem dikembangkan secara “outsourcing” dengan menggunakan

konsultan dari luar perusahaan, maka diperlukan biaya tambahan, yaitu biaya

konsultasi.

d. Ongoing and Maintenance Cost

Ongoing and Maintenance Cost atau biaya operasional adalah biaya untuk

mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Sedangkan

biaya perawatan adalah biaya untuk merawat sistem dalam masa

pengoperasionalannya. Yang termasuk biaya operasi dan perawatan sistem

adalah: biaya personalia (operator, staff administrasi, staff pengolah data, staff

pengawas data), biaya overhead (telepon, listrik, asuransi, keamanan, supplies),

biaya perawatan hardware (reparasi, service), biaya perawatan software

(modifikasi program, penambahan modul program), biaya perawatan peralatan

dan fasilitas, biaya manajerial dalam operasional sistem, biaya kontrak untuk

konsultan selama operasional sistem, biaya depresiasi. Biaya operasional dan

perawatan biasanya terjadi secara rutin selama usia operasional sistem.

2. Sedangkan komponen manfaat atau dalam hal ini dapat disebut pula sebagai efektivitas

yang di dapat dari sebuah sistem informasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Manfaat atau efektifitas yang didapat dari pengurangan biaya.

b. Manfaat atau efektifitas yang didapat dari pengurangan kesalahan-kesalahan.

c. Manfaat atau efektifitas yang didapat dari peningkatan kecepatan aktivitas.

d. Manfaat atau efektifitas yang didapat dari peningkatkan perencanaan dan

pengendalian manajemen.

Manfaat atau efektifitas dari sebuah sistem informasi dapat juga diklasifikasikan dalam

dua bentuk yaitu :

1. Tangible Benefits atau manfaat keuntungan yang berwujud adalah keuntungan

penghematanpenghematan atau peningkatan-peningkatan di dalam perusahaan yang

dapat di ukur secara kuantitatif dalam bentuk satuan nilai moneter/uang. Diantaranya

adalah: keuntungan dari pengurangan biaya operasional, keuntungan dari pengurangan

kesalahan-kesalahan proses, keuntungan dari pengurangan biaya telekomunikasi,

keuntungan akibat peningkatan penjualan, keuntungan akibat pengurangan biaya

persediaan, dan keuntungan akibat pengurangan kredit yang tidak tertagih.

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

41

2. Intangible Benefits atau manfaat keuntungan yang tidak berwujud adalah nilai

keuntungan yang sulit atau tidak mungkin di ukur dalam bentuk satuan nilai

moneter/uang. Diantaranya adalah seperti : keuntungan akibat peningkatan pelayanan

yang lebih baik kepada pelanggan, keuntungan akibat peningkatan kepuasan kerja

sumber daya manusia yang ada, dan keuntungan akibat peningkatan pengambilan

keputusan manajerial yang lebih baik. Intangible benefits sulit untuk diukur dalam

satuan nilai moneter/uang, karena itu cara pengukurannya dapat dilakukan dengan

menggunakan penaksiran. Sebagai contoh : kualitas pelayanan kepada pelanggan yang

menjadi lebih baik merupakan salah satu bentuk intangible benefits. Dan tentu saja

akan sulit untuk mengukur dalam satuan nilai uang peningkatan pelayanan yang lebih

baik tersebut.

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewMenurut Hall (2008, p43), siklus pendapatan merupakan siklus yang tersusun dari proses penjualan

42

2.14 Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir PT. Kreasi Muda Altekindo