library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewMenggambarkan...
Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewMenggambarkan...
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Basis Data
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Indrajani (2011:2), data adalah fakta atau observasi
mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis.
2.1.2 Pengertian Database
Menurut Connolly dan Begg (2010:65), database merupakan
sekumpulan data yang terhubung secara logis beserta deskripsinya,
yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu
organisasi.
Menurut Gerald V. Post (2005:2) database adalah sebuah
kumpulan data yang disimpan dalam suatu format standar, dirancang
untuk digunakan bersama oleh beberapa pengguna.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
database merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan dan
disimpan dalam suatu format standar yang digunakan bersama untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.
2.1.3 Database Management System (DBMS)
2.1.3.1 Pengertian Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010:66) Database
Management System (DBMS) merupakan sistem software
yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke database.
Menurut Gerald V. Post (2005:2) DBMS adalah
software yang mendefinisikan database, menyimpan data,
mendukung bahasa query, menghasilkan laporan dan
membuat layar entry data.
Biasanya, DBMS menyediakan fasilitas sebagai
berikut (Connolly dan Begg, 2010:66):
5
6
DBMS memungkinkan pengguna untuk menentukan
suatu database, biasanya menggunakan Data Definition
Language (DDL). DDL memungkinkan pengguna untuk
menspesifikasikan tipe data dan struktur serta batasan-
batasan pada data yang akan disimpan dalam database.
DBMS memungkinkan pengguna untuk melakukan
insert, update, delete, dan retrieve data dari database,
biasanya melalui Data Manipulation Language (DML).
DML menyediakan fasilitas bagi data yang disebut query
language.
DBMS menyediakan akses terkontrol terhadap database.
Sebagai contoh dapat memberikan:
Sistem keamanan, yang mencegah pengguna yang
tidak berwenang mengakses database.
Sistem integritas, yang mempertahankan konsistensi
data yang tersimpan.
2.1.3.2 Komponen Lingkungan Database Management System
Terdapat 5 komponen utama pada lingkungan DBMS
(Connolly dan Begg, 2010:68), yaitu:
1. Hardware
Hardware diperlukan oleh DBMS dan aplikasi.
Contoh hardware yaitu Personal Computer (PC),
notebook, mainframe, sampai sebuah jaringan
komputer.
2. Software
Komponen software terdiri dari software
DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama
dengan sistem operasi, termasuk software network jika
DBMS sedang digunakan melalui jaringan.
3. Data
Merupakan komponen terpenting DBMS
karena penghubung antara komponen komputer dengan
manusia.
4. Prosedur
7
Merupakan instruksi dan aturan yang
menentukan perancangan dan penggunaan database.
5. Manusia
Komponen ini peranannya meliputi database
administrator, database designer, application
developer, dan end user.
2.1.3.3 Keuntungan dan Kerugian Database Management System
Keuntungan-keuntungan dari DBMS (Connoly dan Begg,
2010:77), yaitu:
1. Mengontrol redudansi data.
2. Konsistensi data.
3. Informasi yang lebih dari sejumlah data yang sama.
4. Pemakaian data bersama.
5. Meningkatnya integritas data.
6. Meningkatnya keamanan database.
7. Meningkatnya standarisasi.
8. Meningkatnya skala ekonomi.
9. Keseimbangan konflik kebutuhan.
10. Meningkatnya akses data dan tanggapan.
11. Meningkatnya produktivitas.
12. Meningkatnya pemeliharaan karena independensi
data.
13. Meningkatnya konkurensi.
14. Meningkatnya service backup dan recovery.
Kerugian-kerugian dari DBMS (Connolly dan Begg,
2010:80), yaitu:
1. Kompleksitas
2. Ukuran
3. Biaya dari DBMS
4. Penambahan biaya hardware
5. Biaya konversi
6. Kinerja
7. Dampak yang lebih tinggi pada suatu kegagalan.
8
2.1.4 Structure Query Language (SQL)
SQL merupakan contoh dari bahasa transform-oriented, atau
bahasa yang dirancang untuk menggunakan relationship (hubungan)
untuk mengubah input menjadi output yang diperlukan (Connolly dan
Begg, 2005:113).
2.1.4.1 Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2010:92), Data
Definition Language (DDL) adalah sebuah bahasa yang
memungkinkan Database Administrator (DBA) atau
pengguna untuk mendeskripsikan dan menamai entitas,
atribut, dan hubungan yang dibutuhkan untuk aplikasi,
bersama dengan integritas terkait dan batasan keamanan.
2.1.4.2 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly dan Begg (2010:92), Data
Manipulation Language (DML) adalah sebuah bahasa yang
menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung operasi
manipulasi data dasar pada data yang dimiliki dalam
database.
Operasi manipulasi data biasanya meliputi berikut ini:
Pemasukan data baru ke dalam database;
Modifikasi data yang disimpan dalam database;
Pengambilan data yang terdapat dalam database;
Penghapusan data dari database;
2.1.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:314), terdapat tahapan
siklus hidup pengembangan sistem basis data pada saat menganalisis
dan merancang database, seperti pada gambar berikut ini:
9
Gambar 2.1 Database System Development Lifecycle
a. Database Planning
Dalam tahap ini merancang bagaimana tahapan dari
siklus tersebut dapat direalisasikan secara efektif dan efisien.
Perencanaan database harus saling terintegrasi dengan
keseluruhan strategi sistem informasi pada suatu organisasi.
Terdapat 3 hal utama yang berkaitan dalam
merumuskan strategi sistem informasi, yaitu:
Mengidentifikasi rencana dan tujuan organisasi
termasuk mengenai kebutuhan sistem informasi yang
dibutuhkan.
Mengevaluasi sistem informasi saat ini untuk
menentukan kelebihan dan kekurangan yang ada.
Menilai peluang teknologi informasi yang mungkin
menghasilkan kelebihan yang kompetitif.
10
b. System Definition
Dalam tahap ini menentukan ruang lingkup dan
batasan dari sistem database, termasuk pandangan utama
pengguna dan lingkungan dari aplikasi tersebut.
c. Requirement Collection and Analysis
Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan dan analisis
informasi dari organisasi yang akan didukung dengan sistem
database, dan menggunakan informasi tersebut untuk
mengidentifikasi persyaratan untuk sistem database baru.
d. Database Design
Database Design yaitu proses membuat desain yang
akan mendukung operasional dan misi perusahaan untuk
sistem database yang diperlukan.
Terdapat tiga fase dalam membuat desain database,
yaitu:
1. Perancangan Database Konseptual
2. Perancangan Database Logikal
3. Perancangan Database Fisikal
e. DBMS Selection (optional)
Dalam tahap ini dilakukan pemilihan suatu DBMS
yang cocok untuk mendukung sistem database.
Langkah-langkah utama dalam pemilihan DBMS:
Mendefinisikan syarat dari studi referensi.
Catat dua atau tiga produk yang akan digunakan
Mengevaluasi produk tersebut
Merekomendasikan produk yang dipilih dan membuat
laporan yang mendukung.
f. Application Design
Dalam tahap ini dilakukan perancangan user interface
dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses
database.
g. Prototyping (optional)
Dalam tahap ini membangun model kerja dari sistem
database, yang memungkinkan para desainer atau pengguna
11
untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem
final akan terlihat dan berfungsi.
Tujuan utama dari tahapan ini yaitu untuk
mengidentifikasi fitur dari sistem yang sedang berjalan dengan
bauk atau tidak, dan jika mungkin untuk memberikan
perbaikan fitur baru untuk sistem database.
h. Implementation
Pada tahap ini, implementasi yaitu membuat definisi
database fisik dan program aplikasi.
i. Data Convertion and Loading
Dalam tahap ini, Mengambil data dari sistem lama ke
sistem baru dan, jika mungkin mengubah aplikasi yang ada
untuk dijalankan pada database baru.
j. Testing
Sistem database diuji untuk melihat kesalahan (error)
dan memvalidasi terhadap persyaratan yang ditentukan oleh
pengguna.
k. Optional Maintenance
Pada tahap ini sistem database sepenuhnya
dilaksanakan. Sistem ini terus dipantau dan dipelihara. Bila
perlu, persyaratan baru dimasukan ke dalam sistem database
melalui tahap sebelumnya dari siklus tersebut.
2.1.6 Entity-Relationship Modeling
Menurut Conolly dan Begg (2010:371) Entity-Relationship
Modeling adalah pendekatan top-down untuk merancang database
yang dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang disebut
entitas dan relationship (hubungan) antara data yang harus
direpresentasikan dalam model.
2.1.6.1 Entity Type
12
Kumpulan dari objek-objek dengan properti yang
sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan/organisasi dan
memiliki eksistensi yang independen.
Konsep dasar dari entity relationship adalah tipe
entitas, yang merepresentasikan sebuah kumpulan obyek
dalam dunia nyata dengan properti yang sama. Sebuah tipe
entitas mempunya keberadaan yang independent dan dapat
menjadi obyek fisikal maupun obyek konseptual. Ini berarti
perancang yang berbeda mungkin dapat mengidentifikasi
entitas yang berbeda pula.
Entity occurrence adalah obyek dan tipe entitas yang
dapat didefinisikan secara unik. Entity type dapat
diklasifikasikan menjadi:
1. Strong entity type, yaitu entity type yang
keberadaannya tidak bergantung pada entity type
lainnya. (Connolly dan Begg, 2010: 382).
2. Weak entity type, yaitu entity type yang
keberadaannya bergantung pada entity type lainnya.
(Connolly dan Begg, 2010:382).
2.1.6.2 Relationship Type
Relation Type adalah kumpulan keterhubungan yang
bermakna antara tipe entitas yang ada.
2.1.6.3 Attributes
Attributes merupakan sifat-sifat sebuah properti dari suatu
entitas atau tipe relationship.
2.1.6.4 Keys
Keys terdiri dari lima macam, yaitu :
- Candidate key
Merupakan sejumlah kecil atribut dari entitas yang
mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas tersebut
secara unik. (Connolly dan Begg, 2010:381)
- Primary Key
13
Merupakan candidate key yang diilih untuk
mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas secara
unik. (Connolly dan Begg, 2010:381)
- Alternate Key
Merupakan kumpulan candidate key yang tidak terpilih
menjadi primary key. (Connolly dan Begg, 2010:151)
- Composite Key
Merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau lebih
atribut. (Connolly dan Begg, 2010:382)
- Foreign Key
Sebuah atribut atau sekumpulan atribut pada suatu relasi
yang sama dengan candidate key dari beberapa relasi
lainnya. (Connolly dan Begg, 2010:151).
2.1.6.5 Structural Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2010:385) constraint
diletakkan pada tipe entitas yang berpartisipasi pada sebuah
relationship. Constraint harus mencerminkan batasan pada
relationship seperti yang ada pada “dunia nyata”. Tipe utama
sebuah constraint pada sebuah relationship disebut
multiplicity.
Menurut Connolly dan Begg (2010:380) multiplicity
adalah sebuah angka atau jarak kejadian yang terjadi pada
tipe entitas yang mungkin terhubung kepada sebuah kejadian
dari tipe entitas yang terasosiasi melalui relationship khusus.
Hubungan yang paling umum adalah binary
relationship yang terdiri atas:
1. Relasi One-to-One (1:1)
14
Gambar 2.2 Relasi One-to-One
2. Relasi One-to-Many (1:*)
Gambar 2.3 Relasi One-to-Many
3. Relasi Many-to-Many (*:*)
15
Gambar 2.4 Relasi Many-to-Many
2.1.7 Metodologi Perancangan Database
2.1.7.1 Perancangan Konseptual Database
Merupakan suatu proses pembentukan model yang
berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan
yang bersifat independen dari keseluruhan aspek fisik. Model
data tersebut dibangun menggunakan informasi dalam
spesifikasi kebutuhan user dan merupakan sumber informasi
untuk fase desain logikal.
Langkah-langkah dalam perancangan basis daa
konseptual antara lain:
1. Mengidentifikasi tipe-tipe entitas.
Pada langkah ini dilakukan pendefinisian objek utama
dimana pengguna memang membutuhkannya.
Salah satu metode untuk mengidentifikasi tipe entitas
adalah dengan mengidentifikasi kata benda atau frase
kata benda yang telah disebutkan oleh pengguna.
2. Mengidentifikasi tipe-tipe relasi.
16
Pada tahap ini dilakukan identifikasi relasi yang
penting antar berbagai tipe entitas yang telah
diidentifikasikan.
Relasi diidentifikasikan dengan menggunakan kata
kerja atau frase kata kerja. Namun harus diperhatikan
pada relasi yang kompleks yang melibatkan lebih dari
dua entitas dan relasi rekursif yang hanya melibatkan
satu entitas.
3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut-atribut
dengan tipe entitas atau relasi.
Pada langkah ini, atribut-atribut dengan entitas atau
relasi yang sesuai dan saling dihubungkan satu sama
lain.
4. Menentukan domain dari atribut.
Domain adalah penampung dari nilai yang dapat
ditampung oleh atribut.
Langkah ini bertujuan untuk menentukan domain dari
atribut yang ada dalam model konseptual data.
5. Menentukan atribut candidate key, primary key dan
alternate key.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk
mengidentifikasikan candidate key dari setiap tipe
entitas. Apabila terdapat lebih dari satu candidate key,
maka pilih salah satu dari candidate key untuk menjadi
primary key.
6. Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced
modelling (optional).
Langkah ini merupakan langkah pilihan (optional) yang
dapat dikerjakan ataupun tidak. Pengguna konsep
enhanced modeling, seperti specialization,
generalization, aggregation dan composition.
7. Memeriksa redudansi pada model.
17
Langkah ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan
ada atau tidaknya redundansi dalam model basis data.
Apabila ditemukan redundansi maka dapat dihilangkan
dengan menguji kembali relasi one to one dan
menghilangkan relasi redundansi.
8. Memvalidasikan model data konseptual terhadap
transaksi pengguna.
Langkah ini bertujuan untuk memeriksa apakah model
konseptual mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan
mendeskripsikan transaksi dan menggunakan alur
transaksi.
9. Meninjau kembali model data konseptual dengan
pengguna.
Pada langkah ini dilakukan peninjauan ulang terhadap
model data konseptual, termasuk Entity Relationship
(ER), bersama pengguna untuk memastikan bahwa
model konseptual yang ada telah sesuai dengan
kebutuhan atau permintaan pengguna. Apabila terdapat
ketidaksesuaian, maka harus dilakukan perubahan.
2.1.7.2 Perancangan Logical Database
Merupakan suatu proses pembentukan model yang
berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan
yang berdasarkan model data tertentu namun independen
terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya. Misalnya
relasional. Model data konseptual yang telah dibuat
sebelumnya, diperbaiki dan dipetakan kembali ke dalam
model data logikal.
Langkah-langkah dalam perancangan basis data logikal
antara lain :
1. Menurunkan relasi-relasi untuk model data logikal.
Langkah ini bertujuan untuk membuat suatu relasi
model data logikal yang merepresentasikan suatu
18
entitas, relasinya dan juga atribut yang telah
diidentifikasikan.
2. Memvalidasikan relasi-relasi dengan menggunakan
normalisasi.
Langkah ini bertujuan agar normalisasi memastikan
hasil dari model data cukup dekat dengan apa yang
dibutuhkan perusahaan, konsisten dan meminimalisasi
redundansi dan memaksimalkan kestabilan.
3. Memvalidasikan relasi-relasi terhadap transaksi
pengguna. Langkah ini bertujuan untuk memastikan
bahwa relasi di dalam model data logikal mendukung
transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna.
4. Memeriksa integrity constraints
Langkah ini bertujuan untuk mendefinisikan integrity
constraints yang diberikan ke dalam user view sebuah
perusahaan.
5. Meninjau kembali model data logikal dengan
pengguna.
Integrity constraint berisi aturan-aturan atau batasan
batasan untuk terciptanya integritas data.
6. Menggabungkan model data logikal lokal ke model
data global (optional step)
Dilakukan penggabungan model data logikal lokal
secara keseluruhan menjadi sebuah model data logikal
global tunggal yang merepresentasikan semua user
view dari basis data. Tahapan ini hanya diperlukan
untuk perancangan basis data dengan multiple user
views yang dikelola menggunakan pendekatan view
integration.
7. Memeriksa perkembangan di masa depan.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan apakah akan
ada perkembangan atau perubahan yang signifikan
yang dapat diperkirakan sebelumnya dan memastikan
19
apakah model data tersebut dapat mendukung
perubahan tersebut.
2.1.7.3 Perancangan Fisikal Database
Merupakan proses yang menghasilkan deskripsi
implementasi basis data pada penyimpanan sekunder.
Menggambarkan struktur penyimpanan dan metode akses
yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap
data.
Langkah-langkah dalam perancangan basis data fisikal
antara lain:
1. Desain relasi dasar (base relations)
Langkah ini bertujuan untuk memutuskan bagaimana
merepresentasikan dalam model data logikal dalam
sistem manajemen basis data tujuan.
2. Desain representasi dari derived data.
Langkah ini bertujuan untuk memutuskan bagaimana
merepresentasikan derived data yang ada pada model
data logikal dalam sistem manajemen basis data tujuan.
3. Desain general constraints.
Langkah ini bertujuan untuk merancang general
constraints bagi sistem manajemen basis data tujuan.
4. Menganalisa transaksi-transaksi.
Langkah ini bertujuan untuk mamahami fungsi dari
transaksi-transaksi yang akan dijalankan dalam basis
data dan untuk menganalisa transaksi-transaksi penting.
5. Pilih organisasi file
Langkah ini bertujuan untuk menentukan organisasi file
yang efektif untuk setiap relasi dasar (base relations).
6. Pilih indeks.
Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah
dengan menggunakan atau menambahkan indeks akan
meningkatkan kinerja dari sistem.
7. Perkirakan kebutuhan ruang penyimpanan (disk space).
20
Langkah ini bertujuan memperkirakan jumlah ruang
penyimpanan (disk space) yang akan diperlukan oleh
basis data.
8. Desain Pandangan Pengguna.
Langkah ini bertujuan untuk merancang pandangan
pengguna yang diidentifikasikan selama tahap
pengumpulan kebutuhan dan analisis tahap siklus hidup
pengembangan sistem basis data.
9. Desain mekanisme keamanan.
Langkah ini bertujuan untuk merancang mekanisme
keamanan basis data seperti yang telah ditentukan oleh
pengguna selama tahap pengumpulan kebutuhan dan
analisis tahap siklus hidup pengembangan basis data.
10. Mempertimbangkan pengenalan controlled
redundancy.
Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah
pengenalan controlled redundancy dapat meningkatkan
performa sistem.
11. Mengawasi dan menyesuaikan sistem operasional.
Langkah ini bertujuan untuk mengawasi sistem
operasional dan meningkatkan performa sistem untuk
memperbaiki keputusan desain yang tidak tepat atau
mencerminkan perubahan kebutuhan.
2.1.8 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi adalah
sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah set relasi dengan property
yang diinginkan, dengan diberikan data perusahaan yang dibutuhkan
teknik desain database, yang dimulai dengan memeriksa hubungan
(disebut dependensi fungsional) antara atribut. Atribut menjelaskan
beberapa properti dari data atau hubungan antara data yang penting
bagi perusahaan.
Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasikan
kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi
21
kebutuhan perusahaan. Adapun karakteristik hubungan tersebut
mencakup:
Jumlah atribut yang diperlukan dalam jumlah yang paling sedikit
untuk mendukung kebutuhan perusahaan.
Atribut dengan relasi logical yang dekat ditemukan pada relasi
yang sama.
Minimal redudansi data.
Peranan normalisasi dalam perancangan basis data adalah
dalam penggunaan pendekatan bottom-up dan teknik validasi. Teknik
validasi digunakan untuk memeriksa apakah struktur relasi yang
dihasilkan oleh ERD modeling baik atau tidak.
Sumber data
Gambar 2.5 Peranan Normalisasi dalam Perancangan Basis Data
Di sini terlihat sumber data terdiri atas user-user, spesifikasi
kebutuhan berbagai user, berbagai form atau laporan, data dictionary,
dan data model perusahaan. Kemudian terdapat pendekatan top-down
dan bottom-up, dimana pendekatan tersebut nantinya menghasilkan
desain relasi. Lalu peranan normalisasi pada bottom-up dan teknik
validasi
Pendekatan
Top-Down
Contoh: ER Model
Desain Relasi
Pendekatan
Bottom-up
Contoh:Normalisasi
Normalisasi Untuk Teknik
Validasi
User-User
Spesifikasi Kebutuhan User
Form Atau Laporan
Data Dictionary dan Data Model
Perusahaan
22
2.1.8.1 Unnormalized form (UNF)
Sebuah tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok
yang berulang. UNF merupakan bentuk awal tabel yang
belum di normalisasi. Proses normalisasi UNF menjadi 1NF
melibatkan penghilangan repeating groups.
2.1.8.2 First Normal Form (1NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010:430), Sebuah relasi
dimana titik temu dari setiap baris dan kolom mengandung
satu dan hanya satu nilai saja.
Pada awal tahap ini, table masih dalam bentuk yang
tidak normal, yang sering disebut unnormalized table. Untuk
merubah table yang tidak normal menjadi bentuk 1NF, kita
mengidentifikasi dan menghilangkan kelompok yang
mengalami pengulangan yang terdapat pada tabel.
Dalam menghilangkan kelompok yang berulang pada
tabel yang tidak normal dapat digunakan dua macam
pendekatan yaitu:
Masukkan data yang semestinya kedalam kolom yang
kossong pada baris yang berisikan data yang
berulang.
Menggantikan data yang ada dengan menulis ulang
dari kunci atribut yang sesungguhnya ke dalam relasi
terpisah.
Setelah kedua pendekatan tersebut dilakukan. Maka
Unnormalized form (UNF) akan manjadi First Normal Form
(1NF).
2.1.8.3 Second Normal Form (2NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010:435), 3NF adalah
keadaaan dimana relasi sudah pada bentuk 1NF dan 2NF dan
dimana tidak ada atribut non-primary key yang memiliki
ketergantungan transitif kepada primary key.
Tahapan 1NF ke 2NF yaitu:
Mengidentifikasi primary key untuk relasi 1NF.
Mengidentifikasi functional dependencies dalam relasi.
23
Jika terdapat partial dependencies terhadap primary
key, maka hapus dengan menempatkan dalam relasi
yang baru bersama dengan salinan determinannya.
2.1.8.4 Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010:435), 3NF adalah
keadaaan dimana relasi sudah pada bentuk 1NF dan 2NF dan
dimana tidak ada atribut non-primary key yang memiliki
ketergantungan transitif kepada primary key.
Tahapan yang dilakukan saat proses 2NF ke 3NF
adalah:
Identifikasi primary key dalam relasi 2NF.
Identifikasi functional dependencies dalam relasi.
Jika terdapat transitive dependencies terhadap primary
key, hapus dengan menempatkan dalam relasi yang
baru bersama dengan salinan determinannya.
2.1.9 Waterfall Model
Model proses adalah suatu gambaran dari suatu proses
rekayasa perangkat lunak. Hal-hal yang digambarkan dalam suatu
model proses adalah aktifitas-aktifitas, tindakan-tindakan, tugas,
tujuan dan hasil yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu perangkat
lunak yang berkualitas. Salah satu jenis dari model proses adalah
Waterfall Model.
The waterfall model atau biasanya disebut dengan classic life
cycle. The waterfall model menyajikan sistem yang sistematik.
Pendekatan yang digunakan dalam The waterfall model adalah
communication, planing, modeling, construction, deployment. Berikut
ini adalah gambaran proses The waterfall model.
Communication
Project initiation requirements gathering
Planning
Estimating
s cheduling
tracking
Modeling
Analysi
design
Deployment
Delivery
Support
feedbacvk
Construction
Code
test
24
Gambar 2.6 Waterfall Model
a. Communication
Pada tahap ini, sofware engineer harus mengerti dan
menganalisa informasi-informasi yang ada dalam perangkat lunak. hal
yang harus dianalisa antara lain fungsi yang dibutuhkan, performa,
rancangan antarmuka, kemudian menyusun kebutuhan-kebutuhan
(requirements) untuk seluruh elemen sistem.
b. Planning
Pada tahapan ini mulai dilakukan perancangan perangkat lunak. baik
dari sistem, user interface yang dibutuhkan serta perkiraan waktu
yang diperlukan untuk membuat suatu aplikasi.
c. Modeling
Pada tahap ini mulai dilakukan perancangan perangkat lunak. Proses-
proses yang difokuskan pada empat kategori, yaitu: struktur data,
arsitektur perangkat lunak, perwakilan antarmuka, dan detail prosedur
(secara algoritma).
d. Construction
Pada tahapan ini, desain yang telah dibuat diartikan kedalam bahasa
pemrograman. Pembuatan desain secara mendetil dapat membantu
penggenerasian kode. Sehingga dapat dilakukan secara lebih mekanis.
Setelah kode digenerasikan, tahap selanjutnya adalah melakukan
pengetesan kode. Hal yang difokuskan adalah pada bagian perangkat
lunak, untuk memastikan bahwa perintah-perintah telah diuji coba,
dan tidak ada kesalahan atau error. Sehingga masukan-masukan akan
menghasilkan hasil yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
e. Deployment
25
Setiap perangkat lunak pasti akan mengalami perubahan setelah
diberikan kepada pengguna. Perubahan terjadi disebabkan adanya
masalah-masalah yang ditemui oleh pengguna. Untuk itu, tahapan
pemeliharaan dilakukan dengan tujuan melakukan penyesuaian dan
perbaikan pada piranti lunak tersebut (Pressman: 2010).
Berikut ini adalah masalah yang kadang-kadang ditemui ketika
The waterfall model diterapkan adalah:
1. Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti tahapan secara urut
sesuai dengan aturan. Kadang perubahan dilakukan secara tidak
langsung. sebagai hasilnya, perubahan dapat menyebabkan
kebingungan sebagai hasil tim proyek.
2. Seringkali sulit bagi pelanggan untuk menyatakan semua
persyaratan atau requirement yang dibutuhkan. The waterfall
model membutuhkan ini dan mengalami kesulitan jika
persyaratan tidak lengkap.
3. Pelanggan harus memiliki kesabaran. versi kerja dari program ini
tidak akan tersedia sampai akhir dalam waktu proyek-spam.
sebuah kesalahan besar, jika tidak terdeteksi sampai program
kerja terakhir, bisa menjadi bencana
2.2 Tools yang digunakan
Berikut ini adalah tools-tools yang penulis gunakan dalam
penyusunan skripsi
2.2.1 Diagramming Tools
2.2.1.1 Flowchart
Flowchart adalah sebuah representasi berbentuk
diagram yang menggambarkan proses operasi pada sistem
informasi atau program secara berurutan. Flowchart dari
sistem informasi menunjukkan aliran data dari dokumen
sumber melewati komputer untuk kemudian didistribusikan
pada para pengguna.
Tujuan membuat flowchart adalah :
Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah.
Secara sederhana, terurai, rapi, dan jelas.
26
Menggunakan simbol-simbol standar
Terdapat dua model penulisan flowchart, yaitu :
1. System flowchart
Merupakan bagan atau diagram yang
memperlihatkan urutan prosedur dan proses dari
beberapa file di dalam media tertentu. Melalui system
flowchart jenis media penyimpanan yang dipakai dalam
pengolahan data akan terlihat. Selain itu juga dapat
menggambarkan file yang dipakai sebagai input dan
output.
System flowchart tidak digunakan untuk
menggambarkan urutan langkah dalam memecahkan
masalah melainkan hanya untuk menggambarkan
prosedur dalam sistem yang dibentuk.
2. Program flowchart
Merupakan bagan atau diagram yang
memperlihatkan urutan dan hubungan proses dalam
suatu program. Dua jenis metode penggambaran program
flowchart, yaitu :
a. Conceptual flowchart
Menggambarkan alur pemecahan masalah secara
global.
b. Detail flowchart
Menggambarkan alur pemecahan masalah secara
rinci.
Simbol-simbol yang digunakan dalam flowchart, yaitu:
Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart
Simbol Keterangan
Simbol dokumen, digunakan untuk
menggambarkan semua jenis dokumen
yang merupakan formulir yang digunakan
untuk merekam data terjadinya suatu
27
transaksi.
Simbol dokumen dan tembusannya,
digunakan untuk menggambarkan
dokumen asli dan tembusannya. Nomor
lembar dokumen dicantumkan disudut kiri
atas.
Simbol berbagai dokumen, digunakan
untuk menggambarkan berbagai jenis
dokumen yang digabungkan bersama
dalam suatu paket. Namun dokumen
dituliskan di dalam masing-masing simbol
dan nomor lembar dokumen dicantumkan
di sudut kanan atas simbol dokumen yang
bersangkutan.
Simbol catatan, digunakan untuk
menggambarkan catatan akuntansi yang
digunakan untuk mencatat data yang
direkam sebelumnya didalam dokumen
atau formulir.
Simbol penghubung pada halaman yang
sama, digunakan untuk memungkinkan
aliran dokumen berhenti disuatu lokasi
pada halaman tertentu dan kembali
berjalan di lokasi lain pada halaman yang
sama.
Simbol penghubung pada halaman yang
berbeda, digunakan untuk menunjukkan
kemana dan bagaimana bagan alir terkait
satu dengan lainnya. Nomor yang
tercantum di dalam symbol penghubung
menunjukkan bagaimana bagan alir yang
tercantum pada halaman tertentu terkait
dengan bagan alir yang tercantum pada
28
halaman lain.
Simbol kegiatan manual, digunakan untuk
menggambarkan kegiatan manual.
Simbol arsip sementara, digunakan untuk
menggambarkan arsip sementara yang
dokumennya akan diambil kembali dari
arsip tersebut dimasa yang akan dating
untuk keperluan pengolahan lebih lanjut
terhadap dokumen tersebut. Untuk
menunjukkan urutan pengarsipan dokumen
digunakan simbol berikut, yaitu A yang
berarti menurut abjad, N yang berarti
menurut nomor urut, dan T yang berarti
menurut tanggal (kronologis).
Simbol arsip permanen, digunakan untuk
menggambarkan arsip permanen yang
tidak akan diproses lagi.
Simbol mulai/berakhir (terminal),
digunakan untuk menggambarkan awal
dan akhir suatu sistem akuntansi.
Simbol keputusan, digunakan untuk
menggambarkan keputusan yang harus
dibuat dalam proses pengolahan data.
2.2.1.2 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2007:317),
Data Flow Diagram (DFD) adalah model proses yang
digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sistem
dan cara kerja atau proses yang dilakukan oleh sistem. DFD
bisa disebut dengan Bubble Chart, Transformation Graph,
dan Process Model.
Tujuan DFD adalah sebagai berikut :
29
a. Memberikan indikasi mengenai bagaimana data
ditransformasi pada saat data bergerak melalui sistem.
b. Menggambarkan fungsi-fungsi dan sub fungsi yang
mentransformasi aliran data.
Manfaat DFD adalah sebagai berikut :
a. DFD adalah alat pembuatan model yang memungkinkan
profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai
suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu
sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun
komputerisasi.
b. DFD adalah salah satu alat pembuatan model yang sering
digunakan khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan
bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data
yang dimanipulasi oleh sistem.
c. DFD adalah alat perancangan sistem yang berorientasi
pada alur data dengan konsep dekomposisi yang dapat
digunakan untuk penggambaran analisa maupun
rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh
profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat
program.
Tabel 2.2 Simbol-simbol Data Flow Diagram
Simbol Keterangan
Menggambarkan eksternal entitas
(terminal) dari sistem
Menggambarkan proses atau
pekerjaan yang harus diselesaikan
Menggambarkan aliran data atau
input/output dari dan menuju
proses
Menggambarkan penyimpanan
data atau biasa disebut basis data
(data store). Penyimpanan data
30
dapat disamakan dengan seluruh
bagian dari entitas tunggal dalam
model data
Tingkatan DFD terdiri dari :
a. Diagram konteks
Menggambarkan seluruh input ke atau output sistem.
Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD.
b. Diagram nol
Merupakan rincian dari diagram konteks dan
memperlihatkan data store yang digunakan.
c. Diagram rinci
Merupakan rincian dari diagram nol.
Keuntungan penggunaan DFD, yaitu :
1. Proses dalam DFD dapat beroperasi secara paralel,
maksudnya beberapa proses dapat bekerja secara
bersamaan dengan cara kerja bisnis.
2. DFD menunjukkan aliran data yang melalui sistem. Panah
mewakili arah data tersebut mengalir. Perulangan
(looping) dan percabangan (branching) biasanya tidak
diperlihatkan. Flowchart menunjukkan tahap-tahap dari
proses atau operasi dalam algoritma/program.
3. DFD menunjukkan proses yang mewakili perbedaan
waktu yang dramatis. Misalnya, suatu DFD tunggal
mungkin akan memasukkan proses yang terjadi per jam,
per hari, per minggu, per tahun dan sesuai permintaan.
2.2.1.3 State Transition Diagram (STD)
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2007:663),
State Transition Diagram (STD) adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar
yang dapat terjadi selama sesi yang dapat digunakan oleh
user.
Tabel 2.3 Komponen State Transition Diagram
31
Simbol Keterangan
Simbol state, merupakan kumpulan
keadaan atau atribut yang mencirikan
seseorang atau benda pada waktu atau
kondisi tertentu
Simbol transition state, merupakan
perubahan yang digambarkan dengan
simbol panah dan setiap panah diberi
label
2.2.1.4 Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2007:271),
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram
yang menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas
beserta hubungan yang terbentuk antar data tersebut. ERD
tidak menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat
data, menghapus data dan mengubah data. ERD merupakan
suatu alat utama pemodelan data dan membantu
menggambarkan data ke dalam entitas dan hubungan antar
entitas.
Elemen-elemen ERD pada dasarnya, yaitu :
a. Entitas yaitu sesuatu yang ada dalam sistem, baik nyata
maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana
terdapat data.
b. Relasi yaitu hubungan alamiah yang terjadi antara
entitas, menyangkut dua komponen yang menyatakan
ikatan yang terjadi, yaitu cardinality dan participation.
c. Atribut yaitu deskripsi kelompok data yang mempunyai
karakteristik yang sama (data yang mendeskripsikan
entitas dan relasi).
Tabel 2.4 Simbol-simbol Entity Relationship Diagram
32
Simbol Keterangan
Entitas
Relasi
Penghubung atribut dengan entitas
dan relasi dengan entitas
Langkah-langkah untuk membuat ERD, yaitu :
a. Identifikasi entitas
Mengidentifikasi peran, kejadian, lokasi, hal
abstrak/konsep yang datanya disimpan oleh end-user.
b. Menentukan relasi
Menentukan hubungan/relasi antara sepasang entitas
menggunakan relationship matriks.
c. Menggambar kasar ERD
Menggambarkan entitas-entitas dan relasi diantara entitas
untuk menghubungkannya.
d. Menentukan cardinality
Menentukan cardinality (pemunculan suatu entitas di
entitas lainnya yang berhubungan).
e. Menentukan primary key
Mengidentifikasi atribut data yang secara unik
mengidentifikasi setiap entitas.
f. Menggambar ERD berdasarkan atribut kunci
Menggambarkan ERD beserta primary key di setiap
entitas.
g. Identifikasi atribut lainnya
Mengumpulkan informasi detail yang penting dalam
sistem yang sedang dikembangkan.
h. Memetakan atribut
33
Meletakkan atribut dalam satu entitas yang tepat serta
mencari atribut yang ada dalam relasi.
i. Menggambar ERD lengkap dengan atribut
Menggambarkan ERD dengan menyesuaikan ERD pada
langkah 6 dengan entitas atau relasi pada langkah 8.
j. Memeriksa hasil
Memeriksa ERD yang dihasilkan untuk mengetahui
ketepatan ERD dengan sistem.
2.2.2 Software Tools
2.2.2.1 Microsoft Visual Basic 2010
Microsoft Visual Basic 2010 adalah perangkat lunak
yang digunakan untuk perancangan aplikasi database yang
dikeluarkan oleh Microsoft pada tahun 2010.
2.2.2.2.1 Visual Basic. NET (VB.NET)
Visual Basic .NET (VB.NET)
merupakan bahasa pemrograman komputer
berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai
evolusi klasik dari Visual Basic (VB). Bahasa
tersebut dapat diimplementasikan pada .NET
Framework.
Menurut Harip Santoso (2006:7) .NET
adalah istilah yang sering diasosiasikan/dikaitkan
dengan proses yang berjalan pada platform
teknologi .NET, ASP.NET, ADO.NET dan
sebagainya.
2.2.2.2 MySQL
MySQL merupakan software open source, Enterprise-
level, multi-threaded, sistem manajemen database relasional.
Kedengarannya seperti banyak sensasi penjualan atau
pemasaran, tapi itu benar-benar mendefinisikan MySQL.
MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan konsultan di
Swedia disebut TcX. Mereka membutuhkan sebuah sistem
database yang sangat cepat dan fleksibel. Sayangnya, mereka
tidak dapat menemukan apa pun di pasar yang bisa
34
melakukan apa yang mereka inginkan. Jadi, mereka
menciptakan MySQL, yang secara longgar didasarkan pada
sistem manajemen database lain yang disebut mSQL. Produk
yang mereka ciptakan itu cepat, dapat diandalkan, dan sangat
fleksibel. Hal ini digunakan di banyak tempat di seluruh
dunia. Universitas, penyedia layanan Internet dan organisasi
nirlaba adalah pengguna utama dari MySQL, terutama karena
harga (sebagian besar gratis). Walaupun akhir-akhir ini telah
mulai menembus dunia bisnis sebagai sistem database yang
handal dan cepat.
Alasan untuk pertumbuhan popularitas MySQL adalah
munculnya Gerakan Open Source dalam industri komputer.
Gerakan Open Source, jika Anda belum mendengar tentang
hal itu, adalah hasil dari beberapa vendor perangkat lunak
komputer yang tidak hanya menyediakan produk tetapi
source code juga. Hal ini memungkinkan konsumen untuk
melihat bagaimana program mereka beroperasi dan
memodifikasinya sesuka mereka. Ini, dan popularitas Linux,
telah memberikan peningkatan penggunaan produk open
source di dunia bisnis. Karena meroketnya popularitas Linux,
pengguna mencari produk yang akan berjalan pada platform
ini. MySQL adalah salah satu produk tersebut. MySQL
sering disamakan dengan SQL, bahasa query terstruktur yang
dikembangkan oleh IBM. Ini bukan bentuk bahasa, tetapi
sebuah sistem database yang menggunakan SQL untuk
memanipulasi, membuat, dan menampilkan data. MySQL
adalah program yang mengelola database, seperti Microsoft
Excel yang mengelola spreadsheet. SQL adalah bahasa
pemrograman yang digunakan oleh MySQL untuk
menyelesaikan tugas-tugas dalam database, seperti Excel
menggunakan VBA (Visual Basic for Applications) untuk
menangani tugas-tugas dengan spreadsheet dan workbook.
Program lain yang mengelola database termasuk Microsoft
SQL Server, Sybase Adaptive Server, dan DB2.
35
MySQL adalah lebih dari sekedar database. Ini adalah
sebuah sistem yang mengelola database. Ini kontrol yang
dapat menggunakan database dan bagaimana mereka
dimanipulasi. MySQL mencatat semua tindakan dan berjalan
terus menerus di latar belakang. Hal ini berbeda dari
Apa yang biasa Anda gunakan. Kebanyakan orang
berpikir tentang Microsoft Access atau Lotus Approach
ketika mereka berpikir tentang database. Ini adalah database,
tetapi mereka bukan manajemen sistem. Sebuah DBMS dapat
berisi banyak database. Pengguna terhubung ke database dan
memberikan permintaan. Server database memproses
databasenya dan mengembalikan permintaan ke pengguna.
Database, seperti Approach dan Access, merupakan turunan
dari jenis sistem ini. Mereka membagikan file mereka dengan
beberapa pengguna, tetapi tidak ada antarmuka untuk
mengendalikan koneksi atau menjawab permintaan.
2.3 Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)
Menurut Shneiderman (2005:74), ada delapan aturan emas yang
digunakan dalam merancang interface, yaitu:
a. Kukuh pada konsistensi
Konsistensi adalah aturan yang paling sering dilanggar, karena ada banyak
bentuk konsistensi. Seperti konsisten pada langkah yang harus diambil
pada situasi yang mirip, istilah yang diugnakan harus sama dalam menu
dan menu help, dan konsistensi warna, layout, kapitalisasi, font, dan yang
lainnya harus digunakan secara keseluruhan.
b. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan jalan pintas
Semakin sering penggunaan software, pengguna juga ingin mengurangi
jumlah interaksi untuk mempercepat interaksi dengan software. Karena itu,
jalan pintas seperti tombol khusus, perintah tersembunyi, dan fasilitas
makro dihargai oleh pengguna.
c. Menawarkan tanggapan informatif
Untuk setiap aksi pengguna, harus ada umpan balik dari system. Untuk
aksi yang kecil dan sering dilakukan, umpan balik yang diberikan dapat
36
dibuat sederhana, sedangkan untuk aksi yang besar dan jarang dilakukan,
umpan balik yang diberikan harus lebih jelas.
d. Rancang dialog untuk penutup
Tahapan aksi seharusnya dikelompokkan kedalam grup dengan awal,
pertengahan, dan akhir. Tanggapan informatif pada penyelesaian suatu
grup member pengguna kepuasan dari pencapaian, perasaan lega, dan
tanda untuk mempersiapkan diri ke tahap berikutnya.
e. Tawarkan pencegah error
Sebisa mungkin, rancang system agar pengguna tidak bisa membuat
kesalahan fatal. Bila pengguna melaukan kesalaha, sistem akan
memberitahu pengguna dan menawarkan cara mengatasi kesalahan
tersebut.
f. Menyediakan pembalikan aksi yang mudah
Sebisa mungkin, setiap aksi bisa dibalikkan. Fitur ini mengurangi
kecemasan pengguna karena mereka mengetahui bahwa kesalahan dapat
dibalikkan.
g. Mendukung fokus kontrol internal
Pengguna yang berpengalaman sangat menginginkan perasaan bahwa
mereka mengendalikan sistem dan sistem menenggapi aksi mereka. Aksi
sistem yang mengejutkan, tahap pemasukkan data yang membosankan,
kesulitan dalam mendapat informasi yang dibutuhkan, dan tidak bisa
memproduksi aksi yang diinginkan dapat membuat pengguna cemas dan
tidak puas.
h. Mengurangi beban memori jangka pendek
Keterbatasan pengolahan informasi manusia dalam memori jangka pendek
membutuhkan tampilan yang sederhana penggabungan beberapa halaman,
frekuensi window-motion dikurangi, dan waktu pelatihan yang cukup.
5 faktor manusia terukur menurut Shneiderman (2005:16) yaitu :
1. Waktu untuk belajar.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh pengguna untuk mempelajari
cara menggunakan perintah untuk satu set pekerjaan?
2. Kecepatan performa.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan beberapa tugas?
37
3. Tingkat kesalahan oleh user.
Berapa banyak dan kesalahan seperti apa yang dilakukan seseorang dalam
mengerjakan tugas?
4. Kemampuan daya ingat
Sebaik apakah pengguna mempertahankan pengetahuan mereka setelah
satu jam, satu hari, atau satu minggu?
5. Kepuasan Subjektif.
Bagaimanakah kepuasan pengguna dalam menggunakan berbagai aspek
dalam sistem?
2.4 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
Dalam penulisan sebuah skripsi sangat perlu mencari referensi ilmiah
dari sebuah teori-teori atau penemuan yang sudah ada yang dapat dijadikan
data pendukung. Penulis menemukan beberapa data pendukung yang
mendukung dan berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya yang relevan
dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penulisan skripsi ini. Dalam
hal ini, penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah peneliitian yang
terkait dengan masalah sistem basis data perpustakaan.
Penelitian mengenai Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan:
Digital Library Sebagai Solusi Keterbatasan Informasi dilakukan oleh Henkie
(2008). Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa yaitu dengan munculnya
perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam
kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital. Di sisi lain, dari segi
manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya koleksi
perpustakaan, data peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan, saat
ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi
business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan dengan
pemikiran dasar bagaimana melakukan otomatisasi terhadap berbagai business
process di perpustakaan, kemudian terkenal dengan sebutan sistem otomasi
perpustakaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Chowdhury, Sudatta; Landoni,
Monica; Gibb, Forbes dengan judul Usability and impact of digital libraries
(2006) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan di bidang
perpustakaan digital telah tumbuh secara signifikan selama dekade terakhir ,
38
dan sejumlah besar perpustakaan digital operasional sekarang ada. Ini termasuk
perpustakaan hibrida di mana pengguna bisa mendapatkan akses ke sumber
daya informasi digital bersama sumber daya tradisional berbasis cetak
informasi
Sedangkan penelitian oleh Supsiloani (2006) dengan judul
Perpustakaan Digital Di Indonesia Dan Fitur-Fitur Yang Tersedia, dari
penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa Penggunaan teknologi terutama
teknolgi informasi yaitu teknologi komputer dan komunikasi di perpustakaan
bukan sesuatu yang baru lagi. Tetapi pada beberapa perpustakaan di Indonesia
lambat. Teknologi komputer telah banyak dipergunakan untuk menangani
kegiatan rutinitas kerumahtanggaan perpustakaan yang mencakup bidang
pengadaan, pengatalogan, pengwasan sirkulasi, pengawasan serial, dan
penyediaan katalog. Pemanfaatan teknologi ini diakui mampu meningkatkan
efisiensi pengelolaan perpustakaan dan selanjutnya memberikan kemudahan
dan efisiensi bagi pengguna perpustakaan.
Jurnal diatas dapat menyimpulkan bahwa teknologi informasi untuk
perpustakaan sangat berguna untuk otomatisasi business process di
perpustakaan dan juga sangat efisien serta mudah untuk pengelolaan
perpustakaan bagi pengguna perpustakaan.
2.5 Perancangan Transaksi
Menurut Connolly dan Begg (2005:300) transaksi adalah sebuah aksi,
atau sekumpulan aksi, dikerjakan oleh seorang pengguna atau program
aplikasi, yang mengakses atau merubah isi dari database, meliputi :
Data yang digunakan dalam transaksi:
1. Karakteristik fungsional dari transaksi
2. Output dari transaksi
3. Kepentingan bagi pengguna
4. Tingkat penggunaan yang sudah diperkirakan
Terdapat 3 tipe utama transaksi, yaitu :
1. Retrieval Transactions
Digunakan untuk mengambil data untuk ditampikan ke layar atau dalam
produksi sebuah laporan.
39
2. Update Transactions
Digunakan untuk memasukkan record baru, menghapus record lama, atau
memodifikasi record yang ada di dalam database
3. Mixed Transactions
Melibatkan pengambilan dan update dari data.
2.6 Pendekatan Obyek Studi
2.6.1 Pengertian Perpustakaan
Menurut Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari (2010:
1.4), Perpustakaan merupakan tempat menyimpan, mengolah, dan
mencari informasi, di mana informasi tersebut dapat berbentuk bahan
bacaan tercetak (buku, jurnal, dan bahan bacaan dalam bentuk
elektronik lainnya). Di dalam perpustakaan tersebut ada organisasi
dan system yang mengatur perjalanan bahan pustaka/informasi mulai
dari pengadaan, pengelolaan hingga pelayanan dan penyajian
pengguna perpustakaan.
2.6.2 Fungsi-Fungsi Perpustakaan
Menurut Purmono dan Sri Suharmini (2008:13), fungsi-fungsi
perpustakaan yaitu:
1. Penyimpanan
Perpustakaan bertugas menyimpan koleksi (informasi) yang
diterimanya.
2. Pendidikan
Perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup, lebih-lebih
mereka yang sudah bekerja atau telah meninggalkan bangku
sekolah ataupun putus sekolah.
3. Penelitian
Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai macam koleksi
(informasi) untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh
pemakai.
4. Informasi
Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai yang
disesuaikan dengan jenis perpustakaan.
5. Rekreasi Kultural
40
Perpustakaan berfungsi menyimpan khasanah budaya bangsa.
Fungsi kultural dilakukan dengan cara mengadakan pameran
ceramah, pertunjukan kesenian, dan penyediaan bahan bacaan
yang dapat menghibur bagi pemakai, tetapi sekaligus mempunyai
nilai yang lain, seperti pendidikan dan seni.
2.6.3 Jenis-Jenis Perpustakaan
Adapun jenis-jenis perpustakaan yang ada dewasa ini adalah sebagai
berikut:
1. Perpustakaan Nasional
Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang didirikan oleh
suatu negara (biasanya di satu negara hanya ada satu) yang
mempunyai fungsi utama untuk menyimpan semua bahan
pustaka tercetak, terekam, serta multimedia yang diterbitkan
oleh negara tersebut dan atau mengenai negara tersebut.
Contoh : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
2. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah jenis perpustakaan yang didirikan
oleh masyarakat umum dan dibiayai oleh masyarakat itu
sendiri baik secara langsung (swadaya) maupun tidak langsung
seperti pajak. Contoh: perpustakaan umum pemerintah
kabupaten / kota, Badan atau Kantor Perpustakaan Provinsi
yang berkedudukan di ibukota provinsi, perpustakaan umum
tingkat kecamatan, dan perpustakaan umum tingkat desa.
3. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang berada
pada suatu instasi atau lembaga tertentu, baik instasi
pemerintah maupun swasta. Tujuan didirikannya adalah
mendukung instasinya dengan cara menyediakan informasi
bagi pegawai dilingkungan instasi tersebut guna memelighara
dan meningkatkan pengetahuan pegawai yang bersangkutan.
Contoh: Perpustakaan Sekretariat Negara di Jalan Merdeka
Barat, Jakarta ; Perpustakaan Penelitian Perkebunan, di Jalan
Taman Kencana, Bogor; Perpustakaan Sekretariat ASEAN di
Jakarta.
41
4. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan
fasilitas penyelenggaraan pendidikan sehingga setiap sekolah
semestinya memiliki perpustakaan. Perpustakaan sekolah
berada pada lingkungan sekolah dan sepenuhnya dikelola oleh
sekolah yang bersangkutan. Tugas pokok dari perpustakaan
sekolah adalah menunjang proses belajar mengajar disekolah
dengan cara menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan
kurikulum sekolah dan ilmu pengetahuan tambahan lain
sehingga proses belajar mengajar disekolah tersebut dapat
berjalan lancar dan baik. Contoh: Perpustakaan Sekolah SMP-
SMA St. Kristoforus.
5. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang
berada di lingkungan perguruan tinggi, universitas, sekolah
tinggi, akademi dan pendidikan tinggi lainnya, yang pada
hakikatnya merupakan bagian integral dari sesuatu perguruan
tingginya. Perpustakaan ini dikelola oleh perguruan tinggi
sebagian dari induknya. Tujuan diselenggarakan ini adalah
untuk menunjang terlaksananya pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat, melalui pelayanan informasi, yang
meliputi : pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan, penyebar
luasan, dan pelestarian informasi. Contoh : Perpustakaan
Institut Pertanian Bogor.
2.6.4 Transaksi Perpustakaan
Sebagai mana layaknya perpustakaan lain, perpustakaan
member layanan pembaca, jasa referensi dan jasa sirkulasi bahan
pustaka. Jasa- jasa tersebut terutama untuk pengguna dari luar.
a. Sistem layanan bahan pustaka
Sistem layanan bahan pustaka dapat dilaksanakan dengan sistem
layanan terbuka atau sistem layanan tertutup.
b. Peminjaman
Layanan peminjaman merupakan kegiatan pencatatan bahan
pustaka yang di pinjam oleh pengguna.
42
c. Pengembalian
Pengembalian adalah kegiatan pencatatan bahan pustaka yang
dikembalikan oleh pengguna.
d. Pemberian Sanksi
Apabila pengguna yang meminjam bahan pustaka melakukan
pelanggaran, perpustakaan dapat memberikan sanksi kepada
peminjam.
2.6.5 Sistem Pengkodean Buku
Menurut Hamakonda dan Tairas (2002:57), sistem
pengkodean buku pada perpustakaan yang digunakan secara umum
adalah Sistem Klasifikasi Persepuluhan Dewey atau Dewey Decimal
Classification (DDC). Sistem pengkodean DDC mengorganisir semua
pengetahuan dalam sepuluh kelas utama. Selanjutnya sepuluh kelas
utama tersebut lebih lanjut lagi dibagi menjadi bagian lain.
Sepuluh kelas utama DDC yaitu:
000 – Karya Umum
100 – Filsafat dan Psikologi
200 – Agama
300 – Ilmu-ilmu Sosial
400 – Bahasa
500 – Ilmu-ilmu Murni (Pasti/Alam)
600 – Ilmu-Ilmu Terapan (Teknologi)
700 – Kesenian, Hiburan, Olahraga
800 – Kesusasteraan
900 – Geografi dan Sejarah Umum