haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan...

30
PERKEMBANGAN TEORI SEJARAH Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan Profesi Angkatan II Tahun 2008-2009 Disusun Oleh: HARI BUDIYANTO PENDIDIKAN PROFESI

Transcript of haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan...

Page 1: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

PERKEMBANGAN TEORI SEJARAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pada Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan Profesi Angkatan II Tahun 2008-2009

Disusun Oleh:HARI BUDIYANTO

PENDIDIKAN PROFESIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Telp. 0271-717417, 719483Fax. 715448 Surakarta 57102

Page 2: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

PERKEMBANGAN TEORI SEJARAH“TEORI GERAK SEJARAH”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pada Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan Profesi

Angkatan II Tahun 2008-2009

Oleh: Hari Budiyanto

I. Teori Dalam Sejarah

Ilmu sejarah menyelidiki arti, tujuan sejarah, gerak sejarah, isi, bentuk,

makna, tafsiran sejarah, dsb. Masalah tersebut dapat dikatakan sejarah serba teori,

karena ilmu sejarah menyelidiki tentang dasar-dasar pengertian sejarah. Secara

singkat dapat dirumuskan bahwa sejarah serba teori meliputi bidang-bidang teori

seperti:

a. teori tentang sumber-sumber sejarah

b. teori tentang cara penelitian sejarah

c. teori tentang rekonstruksi fakta-fakta

d. teori tentang cara dan penafsiran rekonstruksi fakta

e. teori tentang penyusunan pengertian

f. teori tentang metode-metode ilmiah yang digunakan dalam ilmu sejarah,

misalnya: penelitian, ilmu sejarah murni, penyusunan pengertian, dsb.

g. pemikiran tentang sejarah serba obyek; arti, gerak, tujuan dan makna sejarah

h. penempatan manusia dalam sejarah dan penentuan sejarah sebagai sifat azasi

manusia

i. teori tentang penulisan sejarah atau sejarah serba subyek

j. teori tentang sejarah penulisan sejarah (perkembangan historiografi)

k. teori tentang kualifikasi sejarah sebagai ilmu, sebagai falsafah atau

perkembangan ilmu sejarah/falsafah sejarah

2

Page 3: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

Pemecahan masalah tersebut memang penting untuk seorang sejarawan.

Bagi kita yang penting adalah masalah tempat manusia dalam sejarah, yaitu

tentang kebebasan manusia atau peranan manusia dalam sejarah. Dapatkah

manusia menentukan perjalanan sejarah?, atau manusia itu seperti wayang yang

hanya digerakkan saja oleh sejarah. Masalah lain yang erat huungannya dengan

masalah ini ialah tentang peranan tokoh-tokoh besar, seperti Iskandar Zulkarnain,

Socrates, Julius Caesar, Gajah Mada, Lao Tse, Napoleon Bonaparte, Lenin,

Mahatma Gandhi, Frnaklin Delano Roosevelt, dsb.

Masalah yang berkaitan dengan filsafat sejarah tersebut tidak dapat

dipecahkan secara absolut, artinya tidak diberi satu jawaban yang dapat diterima

dan dapat memuaskan semua orang. Jawabannya bersifat relatif atau tidak absolut,

di satu sisi benar, di sisi lain mungkin salah. Untuk memudahkan pemecahan

masalah tersebut, ditegaskan sebagai berikut:

1. siapakah yang menentukan gerak sejarah?

2. bagaimanakah sifat gerak sejarah itu?

3. apakah peranan manusia dalam sejarah atau apakah arti sejarah bagi manusia?

Apabila masalah tersebut tidak dapat dipecahkan secara memuaskan,

setidak-tidaknya akan terdapat suatu rangkuman tentang makna sejarah.

Menganalisis sejarah (kejadian sejarah) berarti mencari hakekat dari kejadian-

kejadian tersebut. Hasil analisis tersebut adalah penyusunan atau penceritaan

kembali suatu cerita sejarah . Dalam analisis tersebut terdapat juga adanya gerak

sejarah, hukum sejarah seperti halnya menganalisis suatu benda dalam ilmu

pengetahuan alam. Analisis sejarah yang obyektif bila analisis itu didasarkan pada

sumber-sumber yang ditemukan, peranan pikiran manusia yang menganalisis

(subyek) hanya terbatas kepada kemampuan mencari adanya saling hubungan

antara cerita yang terdapat pada sumber-sumber sejara tersebut (Sutrasno, 1975:

54)

II. Siapakah Yang menentukan Gerak Sejarah

Cerita sejarah melukiskan segala sesuatu dengan lugas, yaitu tidak

menyebut sebab-sebab yang pasti, hanya rangkaian peristiwa yang saling

berhubungan dengan menunjukkan keterkaitannya, seperti contoh berikut ini:

3

Page 4: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

Nio Joe Lan, 1952: 155-160 dalam bukunya Tiongkok Sepandjang Abad

menyatakan suku bangsa Tartar Manchu telah menaklukkan Tiongkok dengan

cara sangat mudah dan mengagumkan, tetapi ini tak merupakan suatu kemalangan

besar, seperti halnya jika dilihat sepintas lalu saja. Lima puluh tahun sebelum

waktu itu, suku bangsa Manchu adalah segerombolan yang kecil dan tak penting,

dan diam di sebuah lembah subur di Manchuria. Ayah dan nenek laki-laki salah

seorang pemimpinnya telah dibunuh secara khianat oleh bangsa Tionghoa, maka

bersumpahlah pemimpin tiu untuk membalas dendam dan ia menepati

sumpahnya.

Seperti telah diketahui bangsa Manchu dapat menguasai Tiongkok selama 248

tahun (1644-1912), yang perlu dipermasalahkan di sini adalah:

1. apakah sebabnya bangsa Manchu menguasai Tiongkok?

2. apa sebab mereka memiliki kebudayaan Tionghoa sebelum menyerbu ke

Tiongkok?

3. mengapa mereka tetap berbangsa Manchu meskipun kebudayaannya

Tionghoa?

4. mengapa mereka tidak tetap berdiam di lembah yang subur itu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sukar untuk dijawab dengan tepat, akan

tetapi dapat dicari sebab-sebab yang sesuai, sebab-akibat dapat diterangkan, tetapi

dapat pula dipersoalkan:

1. mengapa bangsa Manchulah yang menguasai Tiongkok, mengapa bukan

bangsa-bangsa nomaden lain di sebelah utara Tiongkok?

2. siapakah yang menggerakkan bangsa Manchu ke Tiongkok?

3. siapakah yang menggerakkan hati orang Tionghoa untuk memanggil bangsa

Manchu?

Masalah di atas dapat dirangkum menjadi satu masalah, yaitu gerak

sejarah seperti dilaksanakan bangsa Manchu dan Tiongkok disebabkan oleh

siapakah? Manusia sendiri ataukah kekuatan-kekuatan di luar manusia? Apakah

pemimpin-pemimpin manchu bermusyawarah untuk memiliki kebudayaan

Tionghoa dengan maksud tertentu? Apakah pemimpin-pemimpin Tiongkok sudah

bulat tekadnya untuk memasukkan Manchu ke negerinya setelah

memperhitungkan segala sesuatu? Ataukah segala sesuatu itu berlangsung dengan

4

Page 5: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

serba kebetulan saja? Mungkinkah bahwa memang itulah nasib bangsa-bangsa?

Dewa-dewakah yang merencanakan? Tuhankah yang mengatur segala-galanya?

Apabila dipersingkat, maka masalah-masalah itu bentuknya sebagai

berikut:

Jiwa besar

Manusia

Khalayak

Gerak Sejarah

Disebabkan oleh 1. Tuhan

: Kekuatan 2. Dewata

Di luar Manusia 3. Kekuatan

Masyarakat

4. Nasib

Dari bagan di atas tampaklah betapa sukarnya untuk membicarakan

masalah tersebut. Menurut Sanusi Pane (1955: 7) sejarah ialah perwujudan

kehendak Tuhan bagi manusia dalam dunia. Mempelajari sejarah berarti berdaya

upaya dengan semangat terbatas mengetahui kehendak Tuhan itu, upaya merasa,

dengan terbatas, kehidupan mutlak, supaya sanggup dengan terbatas, hidup dan

bekerja sebagai hamba Tuhan yang lebih insyaf. Pendapat Sanusi Pane

didasarkan atas kepercayaan terhadap Tuhan. Mempelajari sejarah adalah

berusaha mengetahui kehendak Tuhan.

Pendapat berbeda dikemukakan oleh Tan Malaka (1944: 5) bahwa setelah

ilmu dan penelitian menjadi sempurna, setelah manusia mulai meninggalkan

dogma agama, setelah manusia mencaji cerdas dan dapat memikirkan pergaulan

hidup, pertentangan kelas dijadikan sebagai pengetahuan yang nyata. Dalam

perjuangan untuk keadilan dan politik, manusia tidak membutuhkan atau mencari-

cari Tuhan lagi, atau ayat-ayat kitab agama, tetapi langsung menuju sebab yang

nyata yang merusakkan dan memperbaiki penghidupannya.

Menurut Tan Malaka, gerak sejarah berpangkal kepada sebab nyata yang

merusakkan dan memperbaiki penghidupannya, yaitu ekonomi atau kekuatan-

kekuatan produksi. Dua pendapat di atas menunjukkan bahwa masalah gerak

5

Page 6: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

sejarah tidak dapat dijawab dengan satu jawaban saja, tetapi dapat lebih dari satu

jawaban .Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.

III. Pengertian-pengertian Dasar Gerak Sejarah

Untuk memudahkan masalah gerak sejarah, masalah tersebut harus

dipandang khusus mengenai manusia. Bagaimanakah manusia memandang

dirinya sendiri? Sejarah adalah sejarah manusia, peran sejarah hanya manusia

saja, penulis sejarah manusia juga, peminat sejarah juga manusia, maka

manusialah yang harus dipandang sebagai inti permasalah tersebut. Oleh kerena

itu, dapatlah dimengerti bahwa munculnya masalah itu dipandang sebagai akibat

pendapat manusia tentang dirinya, yaitu:

a. manusia bebas menentukan nasibnya sendiri, dengan istilah internasional

otonom

b. manusia tidak bebas menentukan nasibnya, nasib manusia ditentukan kekuatan

di luar kekuatan dirinya, manusia disebut heteronom.

Faham bahwa manusia itu otonom dalam istilah filsafat disebut

indeterminism dan faham heteronom disebut determinism. Pada umumnya

manusia lebih condong menerima kekuatan di luar pribadinya daripadaa ia

percaya bahwa segala sesuatu ditentukan oleh dirinya sendiri. Masalahnya

berkisar pada pertanyaan, siapakah yang menentukan nasibnya? Penentu nasib

manusia adalah:

a. alam sekitar beserta isinya

b. kekuatan x (tidak dikenal)

c. Tuhan

A. Gerak Sejarah Menurut Hukum Fatum

Alam fikiran Yunani menjadi dasar alam fikiran Barat. Salah satu sendi

penting adalah anggapan tentang manusia dan alam. Pada dasarnya alam raya

sama dengan alam kecil, yaitu manusia, macro cosmos sama dengaan micro

cosmos. Cosmos menunjukkan bahwa alam itu teratur dan di alam itu hukum

alam berkuasa. Cosmos bukan chaos atau kekacauan! Hukum apakah yang

berlaku dalam macro dan micro cosmos? Alam raya dan alam manusia dikuasai

oleh nasib (qadar), yaitu suatu kekuatan gaib yang menguasai macro cosmos dan

6

Page 7: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

micro cosmos. Perjalanan alam semesta ditentukan oleh nasib; perjalanan

matahari, bulan, bintang, manusia,dsb tidak dapat menyimpang dari jalan yang

sudah ditentukan oleh nasib. Hukum alam yang menjadi dasar segala hukum

cosmos ialah hukum lingkaran atau hukum siklus. Setiap kejadian, setiap

peristiwa akan terjadi lagi, terulang lagi. Apabila digambarkan seperti gambar di

bawah ini:

Benih Malam Musim Hujan

Berbuah Tumbuh Sore Pagi Pancaroba

Pancaroba

Berbunga Siang Kemarau

A B C

Arti hukum siklus iaalah, bahwa setiap kejadian atau peristiwa tertentu akan

terulang (sikuls A, B dan C). Seperti matahari tiap pagi terbit, demikian pula

setiap peristiwa akan terulang kembali. Oleh karena itu terdapat dalil bahwa di

dunia tidak terdapat sesuatu (peristiwa) yang baru, segala sesuatu berulang

menurut hukum siklus.

Hukum siklus di Indonesia disebut Cakra Manggilingan, yaitu cakram

berputar dan jika digambarkan sebagai berikut:

Cakra Manggilingan

Roda mati hidup yang berputar terus

Maut

Mati

Lahir

Hidup

Arti Cakra manggilingan ialah bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri

dari cakram itu, bahwa segala kejadian/peristiwa berlangsung dengan pasti

7

Page 8: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

(Sutrasno,60-61). Cakram adalah lambang nasib (qadar) yang berputarterus serba

abadintanpa henti putusnya. Manusia terikat dengan cakram itu, hidup bergerak

naik turun seirama dengan gerak irama cakram di jagat raya, sesuai dengan gerak

cakram jagat kecil. Nasib (qadar) adalah kekuatan tunggal yang menentukan gerak

sejarah, manusia hanya menjalani dan menjalankan qadarnya.

Zaman lampau telah terjadi menurut kodrat alam, terlaksana menurut

qadar. Zaman yang akan datang akan terjadi seperti telah dikodratkan manusia

tidak akan dapat mengubah qadar itu. Qadar, nasib atau fatum bagi alam fikiran

Yunani merupakan kekuatan tunggal. Oleh karena itu kejadian/peristiwa sejarah

dari masa itu melukiskan kejadian/peristiwa yang tergantung pada qadar. Sifat

cerita sejarah ialah realistis, menurut kenyataan.

B. Faham Santo Agustinus

Faham fatum Yunani kemudian menjelma dalam agama Nasrani sebagai

faham ketuhanan dengan sifat-sifat yang sama:

a. Kekuatan tunggal fatum menjadi Tuhan

b. serba keharusan, menurut rencana alam, menurut ketentuan faham menjadi

kehendak Tuhan

c. Sejarah sebagai wujud qadar menjadi sejarah sebagai wujud kehendak Tuhan.

Kesimpulan dari penjelmaan hukum cakra manggilingan, ialah bahwa

manusia tidak bebas menentukan nasibnya sendiri. Ia menerima nasib dari Tuhan,

apa yang diterima sebagai kehendak Tuhan. Tuhan sudah menentukan perjalanan

hidup yang sudah ditentukan Tuhan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tuhan

sudah menentukan perjalanan hidup manusia dan alam, manusia tidak dapat

mengubah garis hidup yang sudah ditentukan. Bagi alam fikiran Yunani manusia

menerima segala sesuatu dengan amor fati (gembira), bagi alam kodrat ilahi

pemberian Tuhan diterima dengan fiat voluntas tua (kehendak Tuhan

terlaksanalah).

Santo Agustinus menghimpun suatu teori sejarah berdasarkan fiat voluntas

tua itu. Gerak sejarah dunia diibaratkan riwayat hidup manusia, babakan waktu

disusun menurut tingkatan-tingkatan hidup manusia:

No Santo Agustinus Artinya Zaman

8

Page 9: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

1 intifia Bayi Adam sampai Nuh

2 pueritia Kanak-kanak Sem, Jafet

3 adulescentia Pemuda Ibrahim sampai Daud

4 inventus Kejantanan Daud

5 gravitas Dewasa, dewasa

bijaksana

Babilonia

6 kiamat Tua Pemilihan antara baik-jahat

Tujuan gerak sejarah ialah terwujudnya Kehendak Tuhan, yaitu Civitas

Dei atau Kerajaan Tuhan. Bila Civitas Dei itu akan menjadi wujud belum

diketahui, yaitu sebelum dan sesudah kiamat, tetapi nyatalah bahwa Tuhan akan

mengadakan pemilihan, barang siapa taat dan menerima kehendak Tuhan di

terima di sorga, barang siapa menentang kehendak Tuhan akan menjadi penduduk

neraka atau jahanam.

Masa sejarah adalah masa percobaan, masa ujian bagi manusia. Kehendak

tuhan harus diterima dengan rela dan ikhlas, manusia tidak dapat melepaskan diri

dari dari kodrat ilahi. Keharusan kodrat ilahi menurut faham ini ditambah dengan

ancaman di akhirat, masuk civitas diaboli (kerajaan iblis) atau neraka.

Zaman lampau sebagai perwujudan kehendak Tuhan adalah cermin atau

hikmah untuk mengetahui kodrat ilahi. Zaman yang akan datang adalah masa

medan perjuangan untuk mendapat tempat di Civitas Dei. Maka peri kehidupan

manusia ditujukan kepada Civitas Dei, kepada akhirat, kecemasan dan ketakutan

meliputi seluruh alam fikiran itu. Apakah nasib yang akan diterima kelak? Fiat

Voluntas tua, kehendak Tuhan terlaksanalah! Manusia menyerah kepada

kehendak Tuhan, ia menerima segala sesuatu, menyerahkan nasib kepada gereja.

Demikianlah pandangan sejarah Eropa di masa abad pertengahan (midlle

ages), manusia hanya menanti-nantikan kedatangan Civitas Dei. Gerak sejarah

bermata air kodrat ilahi dan bermuara pada Civitas Dei.

C. Pendapat Ibnu Kholdum Tentang Sejarah

Ibnu Kholdun (1332-1406) adalah seorang sarjana Arab yang ternama,

ialah yang dapat dipandang sebagai ahli sejarah yang paling pertama. Teorinya

didasarkan pada kehendak Tuhan sebagai pangkal gerak sejarah seperti Santo

9

Page 10: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

Agustinus, akan tetapi Ibnu Kholdun tidak memusatkan perhatiannya kepada

akhirat. Baginya sejarah adalah ilmu berdasarkan kenyataan, tujuan sejarah ialah

agar manusia sadar akan perubahan-perubahan masyarakat sebagai usaha

penyempurnaan peri kehidupannya. Pendapat Ibnu Kholdun tertuang dalam

bukunga An Arab Philosophy of history translated and arranged by Charles

Issawi MA, halaman 26-30:

Sejarah ialah kisah masyarakat manusia atau kisah kebudayaan dunia,

yaitu kisah perubahan-perubahan yang terjadi karena kodrat masyarakat itu seperti

masa kebiadaban, masa saling membantu terus ke masa persatuan golongan, kisah

revolusi, pemberontakan yang timbul antara bangsa dengan bangsa dan kisah

kerajaan-kerajaan dan negara-negara yang timbul karena revolusi dan

pemberontakan itu, kisah kegiatan dan pekerjaan manusia, yaitu pekerjaan untuk

mendapatkan nafkah, atau kegiatan dalam macam-macam ilmu dan usaha, dan

umumnya kisah dari perubahan yang terjadi karena kodrat manusia. Keadaan

dunia dan keadaan negara-negara dan adat lembaganya serta cara-cara

penghidupannya (produksi) tidak tinggal tetap dan bersifat kekal (tak berubah)

akan tetapi terus berubah sepanjang masa dan berubah dari suatu keadaan ke

keadaan yang lain. Demikian halnya manusia, waktu, kota-kota mengalami

perubahan, maka iklim, masa, daerah dan negara juga akan mengalami perubahan

itulah hukum yang telah ditentukan oleh Allah untuk para mukmin (R. Moh. Ali,

1963: 72).

Dengan tegas Ibnu Kholdun menunjukkan perubahan-perubahan yang

terjadi dalam masyarakat karena qadar Tuhan, yang terdapat dalam masyarakat

adalah “naluri” untuk berubah. Justru perubahan-perubahan itu berupa revolusi,

pemberontakan, pergantian lembaga, dsb, maka masyarakat dan negara akan

mengalami kemajuan. Manusia dan semua lembaga-lembaga yang diciptakannya

dapat maju karena perubahan. Ibnu Kholdun dengan tegas menyatakan perubahan

sebagai dasar kemajuan dan itulah yang kemudian disebut teori evolusi (teori

kemajuan) yang dicetuskan oleh Charles Darwin.

Perbedaan antara teori Santo Agustinus dan Ibnu Kholdun tampak dari

akhir tujuan terakhir. Agustinus mengakhiri sejarah dengan dwitunggal sorga-

neraka, bagi Ibnu Kholdun sejarah menuju ke arah timbulnya beraneka warna

10

Page 11: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

masyarakat, negara dengan manusianya menuju ke arah kesempurnaan hidup.

Teori Agustinus menciptakan manusia menyerah, teori Ibnu Kholdun mendidik

manusia menjadi pejuang yang tak kenal mundur. Puncak gerak sejarah ialah

umat manusia bahagia dengan beraneka ragam masyarakat, negara, kesatuan

hidup lainnya yang sempurna.

D. Renaissance dan Akibatnya

Pada masa renaissance pengaruh gereja mulai berkurang. Perhatian

manusia berubah dari dunia-akhirat ke dunia-fana, kepercayaan pada diri pribadi

sendiri bertambah dalam diri manusia. Sifat menyerah pada nasib berkurang dan

harga diri memperkuat semangat otonom manusia. Semangat otonom itulah yang

mendorong manusia ke arah pengertian tentang kehendak Tuhan.

Kemajuan ilmu pengetahuan seirama dengan kemajuan filsafat dan teknik

mengakibatkan timbulnya alam fikiran baru di Eropa. Manusia lambat laun

melepaskan diri ari agama serta berani mengembangkan semangat otonom.

Sumber gerak sejarah tidak di cari di luar pribadinya, tetapi dicari dari dalam diri

sendiri. Hubungan dengan cosmos diputus, ikatan dengan Tuhan ditiadakan,

manusia berdiri sendiri (otonom.

Gerak sejarah berpangkal pada kemajuan (evolusi), yaitu keharusan yang

memaksa segala sesuatu untuk maju. Manusia melenyapkan sorga-neraka sebagai

tujuan, tujuan fatum yang serba tidak tentu diberi batasan yang jelas. Gerak

sejarah menuju ke arah kemajuan yang tidak ada batasnya. Evolusi tak terbatas

adalah tujuan manusia. Abad ke-18 dan 19 merupakan masa revolusi jiwa yang

luar biasa, yaitu suatu revolusi yang mematahkan kekuatan heteronomi. Hukum

siklus yang mengekang daya pencipta lenyap kekuatannya. Lingkaran cakra

manggilingan diterobos dan gerak sejarah tidak berputar-putar lagi, tetapi maju

menurut garis lurus yang tidak ada akhirnya. Jika digambarkan sebagai berikut:

Gerak evolusi

11

Page 12: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

Sejarah adalah medan perjuangan manusia dan cerita sejarah adalah epos

perjuangan ke arah kemajuan. Dengan ilmu pengetahuan, taknik, filsafat alam

sekitarnya diselidiki dengan semangat evolusi. Mitos evolusi menjadi sumber

dinamika yang dahsyat dan mengeluarkan manusia dari alam rohaniah.

Evolusi berarti evolusi jasmaniah, evolusi kebendaan, evolusi duniawi,

kefanaan, misalnya kemajuan teknik: kapal api, kereta api, pabirk, dsb. Gerak

sejarah tidak menuju ke akhirat, tetapi ke arah kemajuan duniawi, maka dalam

dunia yang seolah-olah tidak memerlukan Tuhan lagi itu, timbullah faham-faham

baru yang berpedoman pada evolusi tak terbatas, diantaranya faham historical

materialism atau economic determinism.

Faham historical materialism menerangkan bahwa pangkal gerak sejarah

ialah ekonomi, gerak sejarah ditentukan oleh cara-cara menghasilkan barang

kebutuhan masyarakat (produksi). Cara produksi menentukan perubahan dalam

masyarakat, perubahan itu ditimbulkan oleh pertentangan kelas. Gerak sejarah

terlaksana dengan pasti menuju ke arah masyarakat yang tidak mengenal

pertetangan kelas. Tujuan sejarah ialah menciptakan kebahagiaan untuk setiap

manusia, kelas manusia istimewa akan lenyap pada saat amsayarat tanpa kelas

dapat diwujudkan.

Manusia pada dasarnya tidak bebas, tidak otonom dalam arti luas. Semua

perubahan terjadi tanpa persetujuan manusia, manusia hanya dapat mempercepat

jalan gerak sejarah dan tidak dapat mengubah atau menahan gerak sejarah.

Kebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak

memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan manusia agar

dapat terlaksana. Sejarah berlangsung dengan sendirinya, yaitu karena

pertentangan kelas. Gerak sejarah bersifat mekanis, seperti jam tangan yang

setelah diputar berjalan dengan sendirinya, manusia menjadi alat dari dinamika

ekonomi.

Demikianlah secara singkat faham historical materialism (Croce, 2008: 6-

13) yang dicetuskan oleh Karl Marx (1818-1883) dan Frederick Engels (1820-

1895). Jelaslah bahwa otonomi yang dibanggakan manusia abad 19 sebetulnya

hanya pembebasan dari Tuhan dan penambatan dari hukum ekonomi. Dunia yang

tersedia ini tidak untuk difikirkan, tetapi harus diubah menurut kehendak manusia

12

Page 13: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

menurut hukum alam. Sejarah menjadi perjuangan manusia untuk menciptakan

dunia baru guna kebahagian manusia. Pada abad ke-20 historical materialism

diperjuangkan oleh Partai Komunis.

E. Tafsiran Sejarah Menurut Oswald Spengler (1880-1936)

Karya Oswald Spengler yang berpengaruh adalah Der Untergang des

Abendlandes (Decline of the West) atau Keruntuhan Dunia Barat/Eropa. Spengler

meramalkan keruntuhan Eropa. Ramalan itu didasarkan atas keyakinan bahwa

gerak sejarah ditentukan oleh hukum alam. Dalil Spengler ialah bahwa kehidupan

sebuah kebudayaan dalam segalanya sama dengan kehidupan tumbuhan, hewan,

manusia dan alam semesta. Persamaan itu berdasarkan kehidupan yang dikuasai

oleh hukum siklus sebagai wujud dari fatum. Hukum itu tampak pada siklus:

No Alam Manusia Tumbuhan Hari Kebudayaan

1 Musim semi Masa

pemuda

Masa

pertumbuhan

Pagi Pertumbuhan

2 Musim

panas

Masa dewasa Masa

berkembang

Siang Perkambangam

3 Musim

rontok

Masa puncak Masa berbuah Sore Kejayaan

4 Musim

dingin

Masa tua Masa rontok Malam Keruntuhan

Tiap-tiap masa pasti datang menurut waktunya, itulah keharusn alam yang

mesti terjadi. Seperti halnya historical materialism, paham Spengler tentang

kebudayaan pasti runtuh apabila sudah melewati puncak kebesarannya. Oleh

sebab itu keruntuhan suatu kebudayaan dapat diramalkan terlebih dahulu menurut

perhitungan. Suatu kebudayaan mendekati keruntuhan apabila kultur sudah

menjadi Civilization (kebudayaan yang sudah tidak dapat tumbuh lagi). Apabila

kultur sudah kehilangan jiwanya, maka daya cipta dan gerak sejarah akan

membeku.

Gerak sejarah tidak bertujuan sesuatu kecuali melahirkan, membesarkan,

mengembangkan, meruntuhkan kebudayaan. Spengler menyelidikinkebudayaan

13

Page 14: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

Barat dan setelah membandingkan kebudayaan Barat dengan sejarah kebudayaan-

kebudayaan yang sudah tenggelam, ia berkesimpilan:

a. kebudayaan Barat sampai pada masa tua (musim dingin), yaitu civilization

b. sesudah civilization itu kebudayaan Barat pasti akan runtuh

c. manusia Barat harus dengan bersikap berani menghadapi keruntuhan itu

Mempelajari sejarah tujuannya ialah untuk mengetahui suatu kebudayaan

didiagnose seperti seorang dokter menentukan penyakit si penderita. Nasib

kebudayaan dapat diramalkan, sehingga untuk seterusnya kebudayaan itu dapat

menentukan sikap hidupnya.

F. Tafsiran Arnold J. Toynbee

Arnold J. Toynbee mengarang buku A Study of History tahun 1933. Teori

Toynbee didasarkan atas penelitian terhadap 21 kebudayaan yang sempurna dan 9

kebudayaan yang kurang sempurna. 21 kebudayaan yang sempurna, antara lain:

Yunani, Romawi, Maya, Hindu, Barat/Eropa, dsb, yang kurang sempurna, antara

lain: Eskimo, Sparta, Polinesia, Turki. Kesimpulan Toynbee ialah bahwa gerak

sejarah tidak terdapat hokum tertentu yang menguasai dan mengatur timbul

tenggelamnya kebudayaan-keudayaan dengan pasti. Yang disebut kebudayaan

(civilization) oleh Toynbee ialah wujud kehidupan suatu golongan seluruhnya.

Menurut Toynbee gerak sejarah berjalan menurut tingkatan-tingkatan seperti

berikut (http://nobsnews.blogspot.com/1993 /10/introduction.htm):

a. genesis of civilizations, yaitu lahirnya kebudayaan

b. growth of civilizations, yaitu perkembangan kebudayaan

c. decline of civilizations, yaitu keruntuhan kebudayaan:

1. breakdown of civilizations, yaitu kemerosotan kebudayaan

2. disintegration civilization, yaitu kehancuran kebudayaan

3. dissolution of civilization, yaitu hilang dan lenyapnya kebudayaan

Suatu kebudayaan terjadi, karena challenge and response atau tantangan

dan jawaban antara manusia dengan alam sekitarnya). Dalam alam yang baik

manusia berusaha untuk mendirikan suatu kebudayaan seperti di Eropa, India,

Tiongkok. Di daerah yang terlalu dingin seolah-olah manusia membeku (Eskimo),

di daerah yang terlalu panas tidak dapat timbul juga suatu kebudayaan (Sahara,

14

Page 15: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

Kalahari, Gobi), maka apabila tantangan alam itu baik timbullah suatu

kebudayaan.

Pertumbuhan dan perkembangan suatu kebudayaan digerakkan oleh

sebagian kecil dari pemilik kebudayaan. Jumlah kecil itu menciptakan

kebudayaan dan jumlah yang banyak (mayoritas) meniru keudayaan tersebut.

Tanpa minoritas yang kuat dan dapat mencipta, suatu kebudayaan tidak dapat

berkembang. Apabila minoritas lemah dan kehilangan daya mencipta, maka

tantangan dari alam tidak dapat dijawab lagi. Minoritas menyerah, mundur, maka

pertumbuhan kebudayaan tidak ada lagi. Apabila kebudayaan sudah memuncak,

maka keruntuhan (decline) mulai tampak. Keruntuhan itu terjadi dalam 3 masa,

yaitu:

a. kemerosotan kebudayaan, terjadi karena minoritas kehilangan daya mencipta

serta kehilangan kewibawaannya, maka mayoritas tidak lagi bersedia mengikuti

minoritas. Peraturan dalam kebudayaan (antara minoritas dan mayoritas pecah

dan tentu tunas-tunas hidupnya suatu kebudayaan akan lenyap.

b. kehancuran kebudayaan mulai tampak setelah tunas-tunas kehidupan itu mati

dan pertumbuhan terhenti. Setelah pertumbuhan terhenti, maka seolah-olah daya

hidup itu membeku dan terdapatlah suatu kebudayaan itu tanpa jiwa lagi.

Toynbee menyebut masa ini sebagai petrification, pembatuan atau kebudayaan

itu sudah menjadi batu, mati dan mejadi fosil.

c. lenyapnya kebudayaan, yaitu apabila tubuh kebudayaan yang sudah membatu

itu hancur lebur dan lenyap.

Untuk mwnhindarkan keruntuhan suatu kebudayaan yang mungkina

dilakukan adalah mengganti norma-norma kebudayaan dengan norma-norma

ketuhanan. Dengan pergantian itu, maka tujuan gerak sejarah ialah kehidupan

ketuhanan atau kerajaan Allah menurut paham Protestan. Dengan demikian garis

besar teori Toynbee mirip dengan Santo Agustinus, yaitu akhir gerak sejarah

adalah Civitas Dei atau Kerajaan Tuhan.

G. Teori Pitirim Sorokin

Pitirim Sorokin adalah ilmuwan Rusia yang mengungsi ke Amerika

Serikat sejak Revolusi Komunis 1917. Ia adalah seorang Sosiolog, karangannya

15

Page 16: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

yang terkenal adalah: Social Cultural and Dynamics (1941), The Crisis of Our

Age (1941), dan Society, Culture and Personality (1947). Sorokin mengemukakan

teori yang berlainan, ia menerima teori siklus seperti hukum fatum ala Spengler,

dan menolak teori Karl Marx. Sorokin juga menolak teori Agustinus dan Toynbee

yang menuju ke arah Kerajaan Tuhan.

Ia menilai gerak sejarah dengan gaya, irama dan corak ragam yang kaya

raya dipermudah, dipersingkat dan disederhanakan sehingga menjadi teori siklus.

Sorokin menyatakan bahwa gerak sejarah menunjukkan fluctuation of age to age,

yaitu naik turun, pasang surut, timbul tenggelam. Ia menyatakan adanya cultural

universal dan di dalam alam kebudayaan itu terdapat masyarakat dan aliran

kebudayaan. Di alam yang luas ini terdapat 3 tipe yang tertentu, yaitu:

a. ideational, yaitu kerohanian, ketuhanan, keagamaan, kepercayaan

b. sensate, yaitu serba jasmaniah, mengenai keduniawian, berpusat pada panca

indera

c. perpaduan antara ideational-sensate, yaitu idealistic, yaitu suatu kompromis.

Tiga jenis kebudayaan adalah suatu cara untuk menghargai atau

menentukan nilai suatu kebudayaan. Menurut Sorokin tidak terdapat hari akhir

seperti pendapat Agustinus, tidak ada pula kehancuran seperti pendapat Spengler.

Ia hanya melukiskan perubahan-perubahan dalam tubuh kebudayaan yang

menentukan sifatnya untuk sementara waktu.

Apabila sifat ideational dipandang lebih tinggi dari sensate dan sifat

idealistic ditempatkan diantaranya, maka terdapat gambaran naik-turun, timbul-

tenggelam dan pasang-suruta dalam gerak sejarah tidak menunjukkan irama dan

gaya yang tetap dan tertentu. Sorokin dalam menafsirkan gerak sejarah tidak

mencari pangkal gerak sejarah atau muara gerak sejarah, ia hanya melukiskan

prosesnya atau jalannya gerak sejarah.

IV. Sifat Gerak Sejarah

Dari teori-teori yang memberikan arah dan tujuan gerak sejarah dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a. Tanpa arah tujuan, seperti terdapat dalam alam fikiran Yunani berdasarkan

hukum fatum, teori ini kemudian diperluas dan diperdalam oleh Oswald

16

Page 17: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

Spengler. Gerak sejarah berputar-putar, berputar-putar dan tidak terdapat

sesuatu yang baru. Setiap kejadian, peristiwa, fakta pasti akan terjadi lagi seperti

yang sudah-sudah.

b. Pelaksanaan kehendak Tuhan, gerak sejarah ditentukan oleh kehendak Tuhan

dan menuju ke arah kesempurnaan manusia menuju kehendak Tuhan. Manusia

hanya menerima ketentuan itu dan tidak dapat mengubah nasibnya. Akhir gerak

sejarah adalah Kerajaan Tuhan (Civitas Dei) bagi yang dapat diterima Tuhan

dan kerajaan setan (Civitas Diaboli) bagi yang ditolak oleh Tuhan.

c. Ada juga yang berpendapat bahwa ikhtiar, usaha dan perjuangan manusia dapat

menghasilkan perubahan nasib yang sudah ditentukan Tuhan, maka gerak

sejarah merupakan perimbangan antara kehendak Tuhan dengan usaha manusia.

Aliran ini merupakan perpaduan otonomi dan heteronomi.

d. Evolusi dengan kemajuan yang tidak terbatas, gerak sejarah membawa manusia

setingkat demi setingkat terus ke arah kemajuan. Dengan senang hati manusia

melaksanakan gerak sejarah dengan penuh harapan akan mengalami kemajuan

yang tidak terhingga. Alam semesta harus dan dapat dikuasai oleh manusia.

Semakin meningkat, semakin luas dan dalam pengetahuan manusia dan makin

berkuasalah ia.Aliran inilah yang sangat berpengaruh terhadap gerak sejarah di

dunia Barat, sehingga bangsa-bangsa di Eropa dan Amerika menglami kemajuan

yang pesat.

e. Disamping faham evolusi terdapat pula faham historical materialism yang

menentukan masyarakat tanpa kelas adalah tujuan sejarah. Masyarakat tak

berkelas itu adalah tujuan gerak sejarah setelah melalui masa kapitalis.

f. Reaksi terhadap faham evolusi menghasilkan beberapa aliran baru, yaitu:

1) aliran menuju ketuhanan seperti faham Toynbee, bahwa gerak sejarah itu

akan sampai pada masa bahagia apabila manusia menerima Tuhan serta

kehendak Tuhan sebagai dasar perjuangannya.

2) aliran irama gerak sejarah menurut Sorokin yang menyatakan bahwa gerak

sejarah tidak bertujuan apa-apa dan bahwa gerak itu hanya menunjukkan

datang-lenyapnya atau berganti-gantinya corak; ideational, sensate dan

idealistic

17

Page 18: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

3) aliran kemanusiaan, yaitu suatu aliran yang sangat luas dan berpusatkan

pendapat mutlak bahwa manusialah yang terpenting di dunia ini. Gerak

sejarah adalah perjuangan manusia untuk mencapai kemajuan yang setinggi

mungkin.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan secara ringkas bahwa:

a. dasar mutlak gerak sejarah adalah manusia

b. isi gerak sejarah adalah pengalaman kehidupan manusia

c. tujuannya ialah manusia sempurna dalam arti yang luas, yaitu sempurna sebagai

manusia fatum, sebagai manusia bertuhan, manusia hitorical materialism dan

manusia amr.

d. pokok dasar gerak sejarah adalah masalah kemanusiaan, apakah manusia itu,

apakah tujuannya, dimanakah letak batas-batas kemungkinannya?

Demikianlah sifat gerak sejarah sebagai daya penggerak manusianuntuk

menciptakan dunia baru yang bersifat positif dan optimistis. Manusia mampu dan

dapat mengubah dunia serta menentukan nasibnya sendiri.

V. Tugas Manusia Dalam Sejarah atau Manusia dan Sejarah

Manusia tidak dapat dilepaskan dari sejarah. Manusia tanpa sejarah adalah

khayal. Manusia dan sejarah adalah dwitunggal, manusia adalah subyek dan

obyek sejarah. Sejarah adalah pengalaman manusia dan ingatan tentang

pengalaman-pengalaman yang diceritakan. Peran manusia dalam sejarah ialah

menciptakan sejarah, karena ia yang membuat pengalaman menjadi sejarah. Ia

adalah penutur sejarah, yang membuat cerita sejarah.

Sejarah memang luas artinya, yaitu pengalaman manusia yang dihimpun

sejak zaman purbakala. Manusia tidak dapat dilepaskan dari sejarah dan

melepaskan diri dari sejarah. Manusia dibentuk oleh sejarah dan manusia

membentuk sejarah. Manusia adalah ciptaan sejarah dan ia mempunyai batas

kemungkinan untuk menciptakan sejarah baru.

VI Penutup

Uraian tentang cerita sejarah pada umumnya hanya memberikan sekedar

penjelasan. Penjelasan itu hanya sekadar memberikan pengertian tentang sejarah

18

Page 19: haribudiyanto.files.wordpress.com · Web viewKebebasan manusia sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan

agar dapat dimengerti bahwa sejarah itu suatu ilmu yang mulia. Masalah manusia

adalah masalah sejarah. Setelah memiliki sekadar pengetahuan tentang ilmu

sejarah, maka kesadaran manusia tentang sejarah dapat diperjuangkan untuk

membangkitkan semangat juang bagi kepentingan bangs dan negara.

Daftar Pustaka

Ali, R. Moh. 1963. Pengantar Ilmu Sedjarah Indonesia. Bhratara. Jakarta

Croce, Benedetto. 1914, Historical Materialism translated by CM Meredith dalam

http://etext.lib.virginia.edu/modeng/modengC.browse.html copyright 2001, by the Rector and Visitors of the University of Virginia, diakses tanggal 18 Nopember 2008

Malaka, Tan: 1944. Madilog. http://www.tanmalaka.estranky.cz/clanky/karya-karya-tan-malaka/gerpolek-_sambungan_ Disakses tanggal: 18 Nopember 2008

Nio Joe Lan. 1952. Tiongkok Sepandjang Abad. Balai Pustaka. Jakarta

Sutrasno. 1975. Sejarah dan Ilmu Pengetahuan. Pradnya Paramita. Jakarta

Toynbee, Arnold Joseph. 1933. A Study of History.

http://nobsnews.blogspot.com/1993 /10/introduction.htm diakses tanggal

17 Nopember 2008

19