· Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar...

104
KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PERANAN WANITA

Transcript of  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar...

Page 1:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DANPERANAN WANITA

Page 2:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan
Page 3:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

B A B XVIII

KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIALDAN PERANAN WANITA

A. KESEHATAN

1. Pendahuluan

Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara telah ditetapkan bahwa tujuan umum pembangunan kesehatan ialah untuk mengusahakan kesempatan yang lebih luas bagi setiap penduduk untuk memperoleh derajat kesehatan yang sebaik-baiknya dengan mengusahakan pela -yanan kesehatan yang lebih luas, lebih merata dan terjangkau terutama oleh masyarakat berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota, dan meningkatkan peranserta aktif dari masyarakat dalam pembangun- an kesehatan.

Untuk mencapai tujuan-tujuan pokok di atas, maka kegiatan dalam peningkatan pelayanan kesehatan dilakukan atas landasan ke -bijaksanaan umum sebagai berikut :a. Pelayanan kesehatan ditujukan terutama kepada golongan masya -

rakat berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota;b. Pelayanan kesehatan diutamakan kepada usaha pencegahan dan

pembinaan;c. Kegiatan-kegiatan pelayanan diutamakan kepada cara pengobatan

jalan;d. Sistem pelayanan kesehatan ditujukan untuk memberikan pelaya-

nan kepada masyarakat secara merata dengan meningkatkan pe-ranserta yang aktif dari masyarakat, termasuk pengobatan tradi- sional yang telah terbukti efektif.

Program-program pembangunan kesehatan adalah merupakan usaha yang menyeluruh dan terpadu untuk memanfaatkan sarana- sarana yang terbatas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

825

Page 4:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

yang meliputi: a. Peningkatan Pelayanan Kesehatan; b. Pemberantasan Penyakit Menular; c. Perbaikan Gizi; d. Peningkatan Penyediaan Air Bersih; e. Penyehatan Lingkungan Pemukiman; f. Penyuluhan Kese-hatan; g. Pengawasan Obat, Makanan dan sebagainya; h. Pendidikan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan; i. Generasi Muda; j. Peranan Wanita; k. Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah dan Peng-awasan Pelaksanaan Pembangunan; 1. Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah; m. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Langkah-langkah pokok pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan selama Repelita III disusun berdasarkan tujuan dan kebi -jaksanaan yang telah dikemukakan di atas.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

a. Pelayanan Kesehatan

Agar supaya usaha peningkatan pelayanan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka seluruh kegiatan dan sarana pelayanan kesehatan diusahakan untuk berada dalam suatu sistem pelayanan kesehatan yang efektif dan serasi. Pelayanan kesehatan masyarakat terutama meliputi kegiatan pengembangan Puskesmas, Puskesmas-pembantu, pembangunan kesehatan masyarakat desa dan peningkatan pelayanan melalui Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan tersebut dilaku- kan terutama melalui sistem rujukan yang bersifat timbal balik antara masyarakat, Puskesmas dan Rumah Sakit disemua tingkat.

Dalam usaha memperluas jangkauan pelayanan kesehatan, maka Puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat, terus ditingkatkan baik fungsi maupun jumlahnya. Pe-ningkatan fungsi tersebut diarahkan agar Puskesmas dapat melaksa -nakan dengan baik usaha-usaha kesehatan, yang meliputi: pengobat- an, kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga berencana, pemberan- tasan penyakit menular, hygiene sanitasi, penyuluhan kesehatan masyarakat, perawatan kesehatan masyarakat, pencatatan dan laporan peningkatan gizi, kesehatan sekolah, kesehatan gizi, kesehatan jiwa dan laboratorium sederhana.

826

Page 5:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

Dalam usaha peningkatan fungsi tersebut pemenuhan serta pening-katan kemampuan tenaga, baik tenaga dokter untuk memimpin Pus -kesmas, maupun tenaga paramedis antara lain perawat, bidan, tenaga sanitari dan lain-lain telah mendapat perhatian. Di samping itu cukup tersedianya sarana gedung, obat-obatan dan peralatan merupakan fak- tor yang sangat penting. Dalam hubungan ini dalam rangka Inpres Program Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan tahun 1978/79 disediakan biaya untuk mengangkat/menempatkan 550 dokter dan dalam tahun 1979/80 sejumlah 550 dokter lagi. Dokter-dokter yang ditempatkan tersebut dimaksudkan untuk memimpin Puskesmas-puskesmas yang baru dibangun, atau menggantikan dokter yang habis masa tugasnya dan atau mengisi Puskesmas yang telah ada tetapi belum dipimpin dokter.

Dengan penambahan-penambahan dokter tersebut, maka jumlah Puskesmas yang dipimpin dokter dari tahun ke tahun meningkat pula. Apabila dalam tahun 1974 dari 2.343 Puskesmas, baru 796 buah di- pimpin dokter, maka pada akhir Repelita II dari 4.353 Puskesmas sejumlah 3.897 telah dipimpin dokter dan tahun 1979 dari 4.553 Puskesmas yang telah dipimpin dokter adalah sekitar 4.000 Puskesmas. Untuk mengisi tenaga paramedis di Puskesmas pada tahun 1979/80 diangkat/ditempatkan sejumlah 3.950 tenaga paramedis yang terdiri dari antara lain: perawat, bidan, perawat gigi, tenaga sanitasi dan lain-lain.

Dalam rangka terus meningkatkan jumlah Puskesmas pada tahun 1978/79 telah disediakan biaya untuk membangun 300 unit Puskesmas dan pada tahun 1979/80 telah dibangun 200 unit lagi. Masing-masing unit Puskesmas terdiri dari gedung Puskesmas lengkap dengan pera- latan alat medis sederhana, alat non medis, obat-obatan, rumah dokter dan 2 buah rumah staf. Pembangunan Puskesmas tersebut diutamakan bagi kecamatan-kecamatan yang mempunyai penduduk lebih dari 30.000 orang atau kecamatan yang wilayahnya cukup luas, daerah terpencil dan daerah transmigrasi.

Di samping pembangunan baru, Puskesmas yang telah ada diting-katkan dengan memberikan bantuan biaya untuk perbaikan gedung dan penyediaan alat medis sederhana. Bagi Puskesmas yang telah ada

827

Page 6:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

tenaga dokter tetapi belum memiliki rumah dokter telah diusahakan menyediakan rumah untuk dokter yang bersangkutan. Untuk itu da- lam tahun 1978/79 telah dibangun 398 rumah dokter, dan dalam tahun 1979/80 dibangun 250 rumah dokter lagi.

Dalam usaha pemerataan dan peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan, Puskesmas memerlukan dua sampai lima Puskesmas-pem-bantu sebagai penunjangnya. Dengan demikian jumlah Puskesmas-pembantu dari tahun ke tahun ditambah. Dalam tahun 1979/80 diba - ngun 750 unit Puskesmas-pembantu, yang terdiri dari sebuah gedung, dilengkapi dengan peralatan non medis, peralatan medis sederhana dan penempatan seorang atau lebih tenaga kesehatan. Di samping itu dalam usaha peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan bagi desa-desa yang jauh letaknya dan terpencil, serta untuk daerah yang luas wilayahnya disediakan pula bantuan Puskesmas-keliling berupa mobil atau perahu bermotor. Pada tahun 1978/79 disediakan Puskes- mas-keliling sejumlah 241 buah dan tahun 1979/80 sejumlah 125 buah.

Perkembangan jumlah Puskesmas dan Puskesmas-pembantu me-nunjukkan hal yang cukup menggembirakan. Apabila pada akhir Repe-lita I Puskesmas baru tercatat 2.343 buah, pada akhir Repelita II telah mencapai 4.353 buah dan pada akhir tahun pertama Repelita III telah tercatat 4.553 buah. Dengan demikian setiap kecamatan te - lah mempunyai sedikitnya sebuah Puskesmas.

Jumlah rata-rata kunjungan per-hari telah menunjukkan kenaikan yang menggembirakan, terlihat dari kenyataan bahwa pada akhir tahun pertama Repelita III rata-rata pengunjung Puskesmas per hari telah mencapai 55 orang lebih. Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) dan Balai Pengobatan (BP) secara administratif dijadikan bagian integral dari Puskesmas dan berstatus sebagai Puskesmas-pem-bantu. Melalui BKIA/Puskesmas-pembantu dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu, bayi dan anak dilakukan pening- katan jangkauan pelayanan/pemeriksaan ibu hamil, ibu nifas dan ibu yang sedang meneteki serta peningkatan pencakupan pertolongan per -salinan oleh tenaga terlatih (baik bidan maupun dukun bayi). Jang- kauan terhadap ibu hamil, bayi dan anak dalam tahun 1979/80 telah

828

Page 7:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

mencapai masing-masing 36,67%, 36,3% dan 8,73%, sedangkan per-tolongan persalinan oleh tenaga Puskesmas/Puskesmas-pembantu me-liputi 27,86%. Di samping itu dalam tahun 1978/79 telah dibagikan sekitar 676 ton susu dan tahun 1979/80 sekitar 728 ton susu untuk ibu dan anak. Latihan bagi dukun-dukun bayi untuk dapat menolong persalinan ditingkatkan, dari 47.500 orang pada tahun 1978/79 men- jadi 54.000 dukun bayi dalam tahun 1979/80. Peningkatan ketram- pilan bagi bidan telah pula dilakukan melalui latihan-latihan dan pe-nataran-penataran.

Perkembangan jumlah Puskesmas dan Puskesmas-pembantu dapat dilihat pada Tabel XV11I — 1 dan Grafik XVIII - 1 .

TABEL XVIII — 1PERKEMBANGAN JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS

PEMBANTU,BALAI PENGOBATAN, DAN BKIA,

1978/79 — 1979/80

Fasilitas Kesehatan 1978/79 1979/80

1. Puskesmas 4.353 4.5532. Puskesmas Pembantu — 7.342 *)3. Balai Pengobatan (BP) 4.180 —4. Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) 2.412 —

*) BP dan BKIA ditingkatkan menjadi Puskesmas pembantu.

Melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan angka kesakitan anak sekolah dapat dikurangi, dan pencakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah dapat ditingkatkan sehingga dicapai anak didik yang sehat. Usaha ini dilakukan dengan kunjungan berkala tenaga Puskesmas untuk mengadakan pemeriksaan kesehatan, immunisasi dan penyuluhan. Jumlah sekolah yang dilaksanakan UKS dari tahun ke tahun meningkat. Apabila dalam tahun 1978/79 telah dila-kukan kegiatan UKS pada 13.578 SD Negeri dan Madrasah, serta penataran sekitar 20.250 guru SD, maka pada tahun 1979/80 kegiatan UKS mencakup pula 6.850 SD dan Madrasah (sehingga secara kese-

829

Page 8:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan
Page 9:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

GRAFIK XVIII – 1

PERKEMBANGAN JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU,BALAI PENGOBATAN, DAN BKIA

1978/79 – 1979/80

*) BP dan BKIA ditingkatkan menjadi Puskesmas Pembantu

830

Page 10:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

luruhan telah tercakup 68.948 SD Negeri dan Madrasah), 1.484 Seko- lah Lanjutan Pertama dan sekitar 662 Sekolah Lanjutan Atas, disertai penataran guru-guru sekitar 11.924 orang guru SD, 603 guru SLP dan 124 guru SLA.

Pengembangan Rumah Sakit diarahkan untuk peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui peningkatan mutu tenaga, pe -mantapan pengelolaan dan penggunaan tenaga, pemantapan sistem ru-jukan, peningkatan RS pendidikan, penyebaran dokter ahli, peningkatan jumlah dan penggunaan tempat tidur, peningkatan sarana penunjang seperti tersedianya obat-obat dan bantuan kepada RS Swasta.

Usaha-usaha tersebut meliputi pengembangan dan peningkatan RS Pendidikan dan atau RS Vertikal antara lain RS dr. Ciptomangunkusu- mo, RS dr. Hasan Sadikin, RS dr. Karyadi, RSU Sumatera Utara, RSU Padang, RSU Ujung Pandang, RSU Sanglah Bali, RSU Gunung Wenang Manado. Kegiatan-kegiatannya meliputi antara lain pening- katan mutu tenaga, penambahan peralatan medis dan peralatan non medis serta penambahan dan perbaikan gedung antara lain gedung perawatan, poliklinik, ruang radiologi, ruang operasi, sentral oxygen, ruang darurat gawat, serta penambahan/peningkatan daya listrik, air bersih dan lain-lain. Pembangunan RS dr. Sudjito Yogyakarta dite- ruskan dan sudah dalam tahap penyelesaian agar dapat menjadi RS Pendidikan dan dapat memberikan pelayanan kesehatan untuk pen- duduk Jawa Tengah bagian Selatan. Pemindahan RS dr. Sutomo dari Simpang ke Karangmenjangan sudah dalam taraf penyelesaian se- hingga di samping akan dapat berfungsi sebagai RS Pendidikan, di-harapkan dapat pula berfungsi sebagai RS rujukan untuk Indonesia bagian Timur.

Dalam Usaha peningkatan pelayanan kesehatan dilakukan pula pemantapan sistem rujukan dengan pelayanan sub keahlian pada RS kelas A dan B. Namun karena peralatan yang mahal, tenaga yang belum memadai, biaya operasional yang tinggi, di samping RS Pendi-dikan harus dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, maka ditetapkan beberapa RS sebagai pusat sub keahlian.

Dalam tahun 1979/80 telah dirintis usaha untuk menetapkan RS dr. Ciptomangunkusumo sebagai RS sub-keahlian penyakit kanker

831.

Page 11:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

dan RS dr. Karyadi — Semarang sebagai RS sub-keahlian penyakit jantung. Untuk tahun-tahun selanjutnya akan dikembangkan pene- tapan sub-keahlian tersebut untuk RS dengan jenis keahlian lainnya. Di samping itu peningkatan 5 RS khusus, telah mendapatkan perha - tian pula, antara lain RS Orthopedi dan Protese Solo, dengan usaha pengembangan perawatan dan bengkel protese di Pabelan Solo. Di samping peningkatan pelayanan perawatan, pengembangan dititik-beratkan pada peningkatan produksi protese sehingga dapat melayani masyarakat lebih luas dan dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat pemakai, khususnya yang berpenghasilan rendah. Pe -ningkatan tersebut juga dalam usaha agar fungsi sebagai RS rujukan puncak untuk rehabilitasi bagi penderita cacat dapat berjalan dengan baik. RS Kusta Sintanala Tanggerang dan RS Kusta Sungai Kundur, juga mendapat perhatian dalam usaha peningkatan pelayanan kese- hatan bagi penderita kusta. Di samping itu RS Mata Cicendo diting-katkan baik peralatan maupun gedungnya untuk dapat berfungsi se- bagai RS Pendidikan dokter ahli mata serta sebagai RS rujukan pe-nyakit mata.

Dalam usaha memenuhi serta menambah jumlah Rumah Sakit khususnya bagi Kabupaten/Kotamadya yang belum mempunyai Ru- mah Sakit pada tahun pertama Repelita III telah mulai dilakukan pembangunan 10 RS Kabupaten baru, yakni: RSU Meulaboh (Aceh) RSU Muara Bungo, RSU Tanjung Jabung (Jambi), RSU Tapin, RSU Tanah Laut (Kalimantan Selatan), RSU Sinjai, RSU Majene (Sulawesi Selatan), RSU Selong (Nusa Tenggara Barat), RSU Baa (Nusa Tenggara Timur) dan RSU Halmahera (Maluku). Dalam tahun-tahun berikutnya pembangunan tersebut akan diselesaikan dan terus ditambah sehingga pada akhir Repelita III setiap Kabupaten telah memiliki sedikit-dikitnya sebuah rumah sakit. Rumah sakit yang dikelola oleh Propinsi maupun Kabupaten/Kotamadya yang telah ada diusahakan peningkatannya. Peningkatan tersebut dilaku- kan dalam bentuk penambahan peralatan medis, peralatan non- medis, dan penambahan serta perbaikan gedung, khususnya gedung perawatan, poliklinik, ruang rontgen, laboratorium, peningkatan dan penambahan prasarana listrik, dan air bersih sehingga dapat me-

832

Page 12:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

ningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Rumah Sakit yang dikelola Propinsi dalam tahun 1979/80 diberikan bantuan obat-obatan dengan perhitungan Rp. 100/tt/hari, dan apabila pada Rumah Sakit tersebut ditempatkan dokter ahli maka diberikan tambahan bantuan obat-obatan sebesar Rp. 50/tt/hari, agar keperluan obat tersebut dapat dipenuhi. Kepada Rumah Sakit Kabupaten/Kota- madya dan Puskesmas-puskesmas melalui Program Inpres Bantuan Sarana Kesehatan diberikan bantuan obat-obatan dengan perhitung- an setiap penduduk sebesar Rp. 90/kapita, dengan sedikit-dikitnya Rp. 9,0 juta setiap Daerah Tingkat II. Di samping itu apabila pada Rumah Sakit tersebut ditempatkan dokter ahli diberikan bantuan obat-obatan Rp. 50/tt/hari. Untuk memenuhi keperluan dokter ahli, bagi Rumah Sakit Propinsi atau Rumah Sakit Kabupaten/Kodya kelas C atau yang akan ditingkatkan dari kelas D ke kelas C yang belum memiliki 4 dokter keahlian pokok (ahli bedah, kandungan/ kebidanan, kesehatan anak dan penyakit dalam), pada tahun 1978/ 79 disediakan biaya untuk pengangkatan/penempatan 62 dokter ahli pada 34 Rumah Sakit dan tahun 1979/80 diangkat/ditempatkan 55 dokter ahli pada 54 Rumah Sakit. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik para dokter ahli yang diangkat/ditempatkan tersebut diperlengkapi dengan alat-alat kedokteran sesuai dengan keahliannya, gedung/sarana fisik, perumahan dan kendaraan. Sejalan dengan itu pengembangan sistem rujukan terus ditingkatkan. Sistem rujukan dilakukan dengan kunjungan dokter ahli ke rumah sakit yang belum mempunyai dokter ahli, penataran dokter-dokter dan paramedis dari rumah sakit. Kabupaten/Kodya yang belum memiliki dokter ahli ke RS yang telah memiliki dokter ahli. Di samping itu di -lakukan pula pengiriman dokter dan paramedis dari RS Kabupaten/ Kodya ke Puskesmas-puskesmas. Dalam memberikan pelayanan ke -sehatan mata, bagi Propinsi yang belum memiliki dokter ahli mata, telah dilakukan pengiriman team dokter ahli mata ke 8 Propinsi yang belum mempunyai dokter mata, untuk mengadakan pelayanan kese- hatan mata pada Puskesmas-puskesmas daerah pemanduan. Kunjung- an tersebut direncanakan sejumlah sekitar 700 kali kunjungan/tahun.

Penyempurnaan organisasi, manajemen Rumah Sakit, pengembang-an sistem rujukan, pengumpulan data dan usaha standarisasi baik

833

Page 13:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

gedung, dan obat-obatan terus ditingkatkan, sehingga pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit bertambah baik dan meningkat pula.

Dalam usaha pemerataan dan peningkatan kesehatan gigi diusahakan pencegahan dan penyembuhan dengan mendekatkan pela-yanan kesehatan gigi kepada masyarakat. Dalam tahun 1978/79 te1ah dilakukan pelayanan kesehatan gigi di 1.662 Puskesmas, dan 104 RS kelas D serta pada 55 RS kelas B/C. Mendapat perhatian pula pelayanan kesehatan gigi untuk anak-anak di Sekolah Dasar, yang mencakup 12.250 murid pada tahun 1978/79 dan sekitar 15.000 murid SD pada tahun 1979/80. Di samping itu untuk dapat mem- -berikan bimbingan dan pengawasan pelayanan/perawatan kesehatan gigi di Puskesmas-puskesmas dalam rangka Program Inpres Bantuan Sarana Kesehatan pada tahun 1979/80, ditempatkan 50 dokter gigi, yang dilengkapi peralatan sederhana (dental equipment). Usaha penempatan ini akan terns ditingkatkan untuk waktu-waktu men- datang. Pemenuhan tenaga perawat gigi beserta penyediaan alat kesehatan gigi sederhana pada Puskesmas dari tahun ke tahun men- dapat perhatian yang seksama sehingga pelayanan kesehatan gigi dapat ditingkatkan.

Usaha pembinaan kesehatan jiwa, terutama diarahkan kepada usaha pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi bagi penderita. Pelayanan kesehatan jiwa dilakukan melalui RS Jiwa yang diinte- grasikan dengan pelayanan pada Rumah Sakit Umum dan Puskesmas.

Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan integrasi kesehatan jiwa dengan kunjungan dokter ahli jiwa (dalam bentuk team) untuk memberikan pelayanan,

834

Page 14:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

penyuluhan dan konsultasi pada 100 Puskesmas dengan 5.200 kunjungan, dan mulai dilaksanakan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum. Di samping itu dalam rangka rehabilitasi dilakukan kunjungan rumah untuk memberikan pengobatan lanjutan dan konsultasi lebih lanjut, dengan 1.456 kunjungan team dan melayani 7.280 orang yang memerlukan konsultasi. Guna meningkat- kan pelayanan kesehatan jiwa, pada tahun 1979/80 telah mulai dilakukan pembangunan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) baru di Palu (Sulawesi Tengah) dan tahap-tahap penyelesaian pemindahan lokasi

Page 15:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

RSJ Mentok ke Sungai Liat, RSJ Aceh, RSJ Surabaya dan RSJ Medan ke tempat yang lebih sesuai dan dapat menampung kegiatan. Terhadap RSJ yang ada, dilakukan peningkatan dengan penambahan kemampuan petugas, melalui penataran dan seminar, penambahan fasilitas sarana dengan penambahan ruangan, perbaikan ruangan khususnya gedung perawatan, poliklinik dan lain-lain, maupun pe -nambahan peralatan khusus kesehatan jiwa atau peralatan medis lainnya.

Dalam usaha menunjang peningkatan pelayanan kesehatan di -lakukan peningkatan laboratorium kesehatan dengan penambahan sarana, pemantapan rujukan spesimen, peningkatan kemampuan pemeriksaan serta peningkatan kemampuan tenaga. Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan perbaikan, penambahan ruangan laborato- rium dan penambahan peralatan laboratorium baik laboratorium Pusat, tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kodya serta penataran tenaga laboratorium.

Peranserta masyarakat dalam usaha memperluas jangkauan pe-layanan kesehatan merupakan hal yang sangat menentukan. Peran- serta masyarakat ini disalurkan antara lain melalui Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dalam bentuk kegiatan promotor kesehatan desa berbentuk sukarelawan atau tenaga sejenis, dana sehat dan lain-lain. Kegiatan swadaya masyarakat ini dibimbing dan diawasi oleh tenaga perawat kesehatan yang berkedudukan di Puskesmas, atau Puskesmas pembantu, staf tingkat kecamatan, dan sektor-sektor yang bersangkutan dalam pembangunan desa. Dalam tahun 1979/80 pengembangan PKMD telah dilakukan pada 12 Propinsi di daerah pedesaan dan 7 daerah perkotaan, seluruhnya meliputi 21 Kabupaten yang terdiri dari 88 kecamatan dan 220 desa. Di tiap Kabupaten di -bentuk team pembina tingkat kabupaten yang akan melatih team pembina kecamatan, dan team pembina ini akan mengembangkan PKMD di desa wilayahnya. Di samping PKMD di Propinsi tersebut di atas, juga terdapat kegiatan PKMD yang secara spontan dari masyarakat, sehingga diharapkan kegiatan PKMD akan meluas dan merata.

835

Page 16:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

b. Pemberantasan Penyakit MenularPemberantasan penyakit menular ditujukan untuk menurunkan

angka kesakitan dan angka kematian atau jumlah penderita sakit dan akibat-akibatnya yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut ditentukan kriteria dalam penentuan prioritas pemberantasan sebagai berikut :1. Angka kesakitan dan atau angka kematian yang tinggi.2. Menyerang terutama golongan anak-anak dan usia produktif.

3. Menyerang terutama penduduk daerah pedesaan atau penduduk yang berpenghasilan rendah di daerah perkotaan.

4. Menyerang terutama di daerah-daerah pembangunan ekonomi.5. Adanya metodologi yang berdayaguna dan berhasil guna untuk pemberantasannya.

6. Adanya ikatan perjanjian dengan luar negeri, International Health Regulation (IHR) atau termasuk dalam UU Wabah dan Karantina.Atas dasar kriteria tersebut di atas telah disusun prioritas pe-

nyakit yang akan ditanggulangi yang meliputi penyakit-penyakit malaria, kolera/gastroenteritis, TBC pare, pengembangan immuni- sasi, penanggulangan wabah dan penyediaan air bersih (yang di -golongkan prioritas I) dan penyakit-penyakit/masalah : demam ber- darah, filariasis/schistosomiasis, patek dan kelamin, pengamatan penyakit menular/serangga penular penyakit, kusta, usaha kesehatan haji dan karantina serta penyehatan lingkungan pemukiman (yang digolongkan prioritas ke II).

Pelaksanaan pemberantasan penyakit menular diintegrasikan ke dalam kegiatan Puskesmas, kecuali beberapa kegiatan yang me-merlukan pelaksanaan secara khusus, misalnya penyemprotan rumah dengan insektisida yang dilakukan oleh team khusus. Pemberantasan penyakit malaria dititik beratkan kepada usaha menurunkan angka penderita penyakit malaria dan menanggulangi wabah yang terjadi di Jawa — Bali, melindungi penduduk yang telah kebal yang berpindah tempat tinggal dari Jawa — Bali, dan menurunkan angka penderita penjangkit malaria di daerah yang keadaan sosial ekonominya me-

836

Page 17:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

merlukan perhatian. Kegiatan pemberantasan serta pencegahan ini meliputi penyemprotan rumah, pengumpulan sediaan darah dan pengobatan penderita. Dalam tahun 1979/80 telah berhasil dikumpul- kan dan diperiksa sekitar 8 juta sediaan darah, pemberian obat kepada sekitar 8 juta penderita tersangka malaria dan penyemprotan sekitar 4 juta buah rumah. Jumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan bahwa dalam tahun 1978/79 tercatat penderita sekitar 127.000 orang di Jawa — Bali dan sekitar 51.000 orang di luar Jawa — Bali.

Usaha pemberantasan penyakit demam berdarah (Arbovirosis). telah dilakukan dengan pembersihan sarang nyamuk di 187.449 rumah (pada tahun 1979/80), serta pemberantasan jentik-jentik nyamuk dengan menggunakan racun serangga abate di 278.891 rumah dan penyemprotan rumah di daerah yang ada wabahnya pada 268.164 rumah. Jumlah penderita yang ditemukan sebanyak 1.281 orang dan yang meninggal sebanyak 35 orang.

Dalam rangka pemberantasan rabies dan pes, dalam tahun 1979/80 telah dikumpulkan dan diperiksa 2.019 sediaan tersangka rabies dan telah diobati 11.618 orang yang digigit oleh hewan ter- sangka rabies. Di bidang pemberantasan penyakit pes telah diobati 448 orang tersangka pes dan dikumpulkan 282 sediaan untuk konfir - masi laboratorium. Penderita pes terakhir ditemukan pada tahun 1970. Setelah itu sampai sekarang belum pernah ditemukan lagi. Meskipun demikian upaya pengamatan (surveillance) tetap dilaksanakan karena masih ada kuman penyebab penyakit pada hewan (tikus).

Dalam rangka pemberantasan penyakit kaki gajah (filariasis), dalam tahun 1979/80 telah diperiksa 52.370 sediaan darah malam dan diobati 134.934 orang penderita. Dalam usaha pemberantasan penyakit demam keong (schistosomiasis), dalam tahun 1979/80 telah diadakan survai serta penanggulangan di danau Lindu propinsi Sulawesi Tengah pada 10 daerah focus dan pengobatan selektif pada 82 orang pen- derita. Usaha dititikberatkan kepada pencegahan penyebaran ke tempat-tempat lain di luar Sulawesi Tengah.

837

Page 18:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

Dalam usaha pemberantasan penyakit TBC paru, dalam tahun 1979/80 telah diperiksa dahak dari 224.887 orang penduduk dan di- obati 24.188 orang penderita. Jumlah yang diobati ini belum termasuk penderita-penderita yang diobati di BP4 dan di rumah sakit.

Dalam usaha pemberantasan penyakit kolera/muntah berak (gastroenteritis) dalam jangka pendek masih tetap ditujukan untuk mencegah sejauh mungkin kematian penderita kolera/muntah berak. Untuk itu telah ditingkatkan penemuan dan pengobatan penderita sedini mungkin melalui peningkatan kewaspadaan akan timbulnya wabah (surveillance) dan penanggulangan wabah. Puskesmas yang merupakan unit terdepan dalam usaha pelayanan kesehatan perlu di -lengkapi, sehingga apabila dalam tahun 1978/79 sejumlah 241 Puskes- mas telah dilengkapi dengan alat-alat untuk memberikan pengobatan kepada penderita dengan cairan infus atau garam diare, sehingga dapat berfungsi sebagai pusat rehidrasi, maka pada tahun 1979/80 ditambah dengan 160 Puskesmas lagi sehingga telah ada 1.570 Pus-kesmas yang telah dilengkapi dengan alat-alat untuk menjadi pusat rehidrasi. Pada tahun 1978/79 telah diobati sekitar 31.500 penderita tersangka kolera dan dalam tahun 1979/80 sejumlah 65.000 orang. Angka kematian penderita kolera menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Apabila pada tahun 1969 angka kematian tersebut tercatat 35,8%, telah turun pada tahun 1977, 1978 dan 1979 masingmasing dari 35,8%, menjadi 6,6%, 5,1% dan 1,7%. Angka penurunan tersebut disebabkan karena berbagai hal, antara lain adanya pening- katan sarana pencegahan dan pemberantasan, peningkatan penyuluh- an dan yang sangat penting pula adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk segera melapor apabila terjadi wabah serta cepat- nya meminta pengobatan bagi penderita. Di samping itu makin meningkatnya jumlah penduduk yang dapat menggunakan air bersih.

Dalam usaha pemberantasan penyakit frambusia dalam tahun 1979/80 telah dilakukan pemeriksaan terhadap sekitar 10 juta orang, dengan ditemukan penderita sekitar 9.000 orang baik yang bersifat menular maupun yang tidak menular. Usaha pemberantasan dan pencegahan penyakit kelamin, terutama diprioritaskan di kota-kota besar dan pelabuhan. Pada tahun 1979/80 telah dilakukan pemerik-

838

Page 19:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

saan sekitar 193.000 sediaan darah dan sejumlah 48.000 penderita telah mendapat pengobatan.

Pemberantasan penyakit kusta diarahkan ke daerah yang angka kesakitannya tinggi misalnya di Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Dalam hubungan ini dalam tahun 1979/80 telah diperiksa sekitar 333.500 orang kontak (orang yang mempunyai hubungan dengan pen-derita kusta), 3,5 juta anak sekolah. Dari jumlah tersebut penderita yang diobati sekitar 99.000 orang.

Pengobatan penderita memakan waktu yang lama, kurang lebih 1,5 tahun, oleh karena itu penemuan penderita baru merupakan hal yang paling penting, disamping pengobatan secara teratur bagi pen- derita yang ditemukan tersebut.

Dalam usaha pemberantasan penyakit cacing dan penyakit perut lainnya, telah dilakukan usaha pemeriksaan sekitar 17.000 sediaan darah untuk menentukan kadar hemoglobin, dan pemeriksaan tinja untuk penentuan jenis parasit, serta pengobatan terhadap 47.708 penduduk. Sasaran pemberantasan meliputi 13 propinsi yang me- rupakan daerah yang tinggi angka kesakitannya, khususnya daerah-daerah pertambangan memperoleh prioritas utama.

Sejak Januari 1972 di Indonesia tidak diketemukan penderita penyakit cacar lagi. WHO setelah mengadakan penelitian selama 2 tahun, dan pada tahun 1974 dinyatakan bahwa Indonesia bebas dari cacar. Untuk mempertahankan bebas cacar tersebut dalam tahun 1979/80 telah dilakukan vaksinasi cacar kepada 1.985.000 anak di bawah umur 14 tahun, vaksinasi pertama BCG pada 2,1 juta serta vaksinasi ulang sejumlah 1,1 juta. Di samping itu telah pula dilakukan vaksinasi TFT kepada 467.000 ibu hamil untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru dilahirkan serta vaksinasi DPT kepada sekitar 769.000 bayi.

Dalam usaha mencegah ke luar masuknya penyakit dari dan ke dalam wilayah Republik Indonesia, dalam tahun 1979/80 telah dapat ditingkatkan fasilitas kerja pada 44 kantor kesehatan pelabuhan. Ter- hadap para jemaah haji senantiasa diadakan pengamatan dan bila di- pandang perlu dikarantinakan. Pada tahun 1979/80 telah dilakukan

839

Page 20:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

pengamatan/karantina sekitar 41.000 haji. Bagi calon-calon transmi - gran mendapatkan perhatian utama untuk diberikan pemeriksaan dan pengobatan, sebelum calon transmigran itu diberangkatkan ke daerah baru. Di samping pengobatan penyakit lain, pemeriksaan/pengobatan tersebut diarahkan untuk pengobatan penyakit malaria sehingga para transmigran memperoleh kekebalan. Di samping itu bagi daerah- daerah yang akan ditempati oleh para transmigran, telah diambil langkah-langkah yang diperlukan untuk pengamanan para transmi- gran. Untuk itu dalam tahun 1979/80 sejumlah 23 lokasi baru telah diadakan persiapan pengamanan dari kemungkinan adanya penyakit menular, khususnya penyakit malaria.

c. Perbaikan GiziUsaha perbaikan gizi diarahkan untuk melanjutkan dan mening-

katkan usaha-usaha peningkatan status gizi masyarakat dan usaha-usa- ha pencegahan serta penanggulangan masalah gizi, khususnya kurang kalori protein (KKP), kekurangan vitamin A, anemia gizi besi dan gondok endemik dengan peranserta aktif masyarakat.

Sasaran utama kegiatan adalah untuk memulihkan anak yang menderita gizi buruk dari kematian atau cacat, dan menyelamatkan anak-anak yang menderita KKP tingkat ringan dan sedang, dengan sasaran kelompok penduduk berpenghasilan rendah serta penduduk di daerah rawan pangan.

Dalam usaha menurunkan jumlah penderita KKP melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), pada tahun 1979 / 80 telah dilaku- kan kegiatan mencakup 26 Propinsi, meliputi 4.092 desa. Sekitar 914.976 anak Balita dan ibu hamil/menyusui menjadi anggota Taman Gizi, yang terdiri dari 900.800 anak Balita, 6.533 ibu hamil dan 7.643 ibu menyusui. Dari jumlah tersebut 50.100 anak Balita, 3.017 ibu hamil dan 3.533 ibu menyusui mendapat paket pertolongan gizi dan makan- an tambahan untuk memulihkan keadaan gizinya. Untuk lebih me-nyempurnakan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, telah diadakan proyek percobaan di daerah perintisan (pilot proyek) yang disebut UPGK Intensif di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur dan Kabupaten Lom- bok Nusa Tenggara Barat, mencakup 5.100 anak Balita.

840

Page 21:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

Dalam usaha pencegahan kebutaan akibat kekurangan vitamin A dalam tahun 1979/80 telah didistribusikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) melalui UPGK dan Puskesmas kepada 1.872.322 anak 1 -- .4 tahun. Di samping itu telah didistribusikan pula kapsul vitamin A dosis tinggi di daerah rawan vitamin A, masing-masing dengan hasil 13.000 anak di propinsi Aceh dan 34.065 anak di propinsi Nusa Tenggara Barat.

Usaha untuk pencegahan dan penanggulangan gondok endemik dalam tahun 1979/80 telah dilaksanakan di 17 propinsi dengan sasa - ran 500.000 penduduk yang mendapatkan penyuntikan lipiodol dan perawatan medis di 4 propinsi. Untuk meningkatkan mutu tenaga da- lam rangka pemetaan daerah gondok di 11 propinsi telah dilakukan latihan bagi 22 orang petugas ditingkat propinsi dan 1.286 orang petu- gas ditingkat kecamatan.

Usaha pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi dalam tahun 1979/80 baru dilaksanakan terbatas pada ibu hamil dan ibu menyusui dengan mengintegrasikan pemberian tablet besi dalam paket pertolongan gizi dalam UPGK.

d. Peningkatan Penyediaan Air Bersih

Peningkatan penyediaan air bersih diprioritaskan pada daerah- daerah pedesaan yang sulit memperoleh air bersih, dimana angka ke-sakitan penyakit wabah kolera dan penyakit-penyakit perut lainnya tinggi. Di samping tersedianya air yang cukup, pengawasan mutu air serta melindungi masyarakat dad penggunaan air yang tidak meme- nuhi syarat terus ditingkatkan. Di samping penambahan jumlah ada- nya sarana air minum yang tersebar di seluruh daerah, maka penyu- luhan akan arti hidup sehat dengan melalui pengadaan air bersih mendapat perhatian pula.

Dalam tahun 1979/80 melalui Inpres Program Bantuan Sarana Kesehatan disediakan biaya untuk Pembangunan 25.900 sarana penye -diaan air bersih yang terdiri dari 150 penampungan mata air dengan perpipaan (PP), 200 penampungan mata air (PMA), 50 sumur artetis (SA), 500 penampungan air hujan (PAH), dan 2.300 sumur pompa

841

Page 22:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

tangan dangkal (SPTDK), dan 2.000 sumur pompa tangan dalam (SP TDL). Di samping itu kepada 10 daerah pengembangan antara lain Madura, Indramayu, Gunung Kidul, Lombok, Taburana, Takalar- Goa, Pasaman, Way Abung dan Grobokan dilakukan penanganan penyediaan air secara terintegrasi. Agar pembangunan sarana air ber- sih tersebut mencapai daya guna yang setinggi-tingginya, khususnya untuk pembangunan PP, SA dan PAH diperlukan penilaian/survai seksama sebelum dimulai pembangunannya.

Agar pembangunan tersebut dapat berjalan lancar, maka disedi- akan pula pembiayaan untuk pengadaan peralatan-peralatan yang di -perlukan misalnya alat pengebor (Hydradril), alat survey design per-pipaan dan lain-lain. Partisipasi d u i masyarakat pemakai adalah sangat menentukan, oleh karena itu sarana-sarana yang telah selesai dibangun menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat. Di samping itu untuk keperluan pemeliharaan agar sarana yang dibangun tetap baik dan berfungsi, petugas sanitasi di Puskesmas dilengkapi dengan alat perbaikan sederhana untuk memperbaiki bila terjadi kerusakan-kerusakan sederhana.

e. Penyehatan lingkungan pemukiman

Penyehatan lingkungan ditujukan untuk meningkatkan taraf ke-sehatan masyarakat melalui peningkatan sarana kesehatan lingkungan yang kemudian digunakan, dipelihara dan dikembangkan oleh masya-rakat. Di samping itu peningkatan pengawasan mutu lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan manusia mendapat perhatian pula.

Kegiatan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan terutama di-lakukan dengan peningkatan sarana air minum, peningkatan kesehatan perumahan dan lingkungan, peningkatan pengawasan pencemaran ling-kungan yang mengganggu kesehatan, serta peningkatan sanitasi ling-kungan lainnya. Peningkatan kesehatan perumahan dan lingkungan dengan cara mendorong masyarakat, khususnya masyarakat desa dan kota yang berpenghasilan rendah untuk mewujudkan pengadaan dan cara-cara pembuangan bahan buangan rumah tangga yang memenuhi syarat kesehatan. Dalam hubungan ini dalam tahun 1978/79 melalui

842

Page 23:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

Inpres Program Bantuan Sarana Kesehatan telah disediakan biaya untuk membangun 150.000 jamban keluarga, dan dalam tahun 1979/ 80 ditambah 150.000 jamban keluarga lagi. Pengawasan hygiene dan sanitasi di tempat-tempat umum ditingkatkan, sehingga dalam tahun 1979/80 telah dilakukan pengawasan/pemeriksaan pada sekitar 30.000 tempat-tempat pembuatan, penyimpanan dan penyajian makanan dan minuman. Di samping itu telah dilakukan peningkatan pengawasan/ pemeriksaan mutu air dan air kolam-kolam renang umum, pencemaran lingkungan dan proteksi radiasi, pencegahan pencemaran air tanah, udara, kebisingan dan penggunaan pestisida, termasuk pencegahan keracunan seperti bahaya proteksi dan bahaya radiasi.f. Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ditujukan untuk menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan hidup masyarakat sehari- hari, menggerakkan individu dan kelompok dalam masyarakat agar memanfaatkan fasilitas serta pelayanan kesehatan yang telah tersedia dan mengembangkannya serta berperanserta dalam usaha-usaha kesehatan.

Kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan dilaksanakan dengan mempergunakan pendekatan edukatif, pembinaan metode, teknik dan sarana dilaksanakan oleh semua petugas kesehatan dalam menjalan- kan tugasnya masing-masing. Untuk mencapai tujuan tersebut Penyu-luhan Kesehatan dilaksanakan melalui Puskesmas, Rumah Sakit, media massa baik yang modern maupun yang tradisional dan alat/ lembaga komunikasi lainnya.

Dalam tahun 1979 / 80 telah dilakukan penyuluhan kesehatan melalui 2.000 Puskesmas dan melalui media massa TV, Radio, Pers meliputi sekitar 3.917 kegiatan. Di samping itu penyuluhan kesehatan dilakukan pula melalui 16 RS, yang untuk tahun-tahun mendatang akan diperluas dan ditingkatkan. Agar dapat mencapai hasil yang setinggi-tingginya, penyuluhan diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah-sekolah baik sekolah umum maupun sekolah (pendidikan) kesehatan. Agar pelaksanaan penyuluhan dapat berjalan dengan lancar, dilakukan peningkatan prasarana penyuluhan antara lain berupa selebaran, buku pegangan tenaga penyuluh dan sebagainya.

843

Page 24:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

g. Pengawasan Obat, Makanan dan sebagainya

Kebijaksanaan yang ditempuh adalah melanjutkan, meningkat- kan dan memantapkan usaha-usaha pengawasan produksi, peredaran dan penggunaan obat, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan serta pengawasan terhadap penyalah gunaan narkotika dan bahan obat berbahaya lainnya.

Sasaran yang akan dicapai meliputi :(1) Usaha mencukupi persediaan obat sesuai dengan kebutuhan

rakyat dan berdasar pada pola penyakit rakyat dan penyebaran- nya yang makin merata dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.

(2) Meningkatkan mutu obat, obat tradisional, makanan dan mi- numan, kosmetika dan alat kesehatan termasuk khasiat, nilai gizi dan kegunaan serta keamanannya.

(3) Mencegah diproduksi, diedarkan dan digunakannya obat, makan- an dan minuman, kosmetika dan alat-alat kesehatan serta obat tradisional yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

(4) Mencegah penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya lain- nya.

Dalam usaha mencukupi tersedianya obat sesuai dengan kebu- tuhan rakyat dan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat telah diambil langkah-langkah mengusahakan tersedianya obat-obatan yang cukup, aman, efektif dan dengan penyebaran yang makin me- rata, baik melalui jalur pemerintahan maupun melalui jalur swasta dan swasembada masyarakat serta peningkatan usaha-usaha di bidang pengawasan dengan pemeriksaan setempat, pendaftaran baik obat yang beredar maupun yang akan beredar agar dapat mengendalikan harga yang layak bagi rakyat berpenghasilan rendah. Kebijaksanaan untuk mengurangi jumlah dan jenis obat-obatan yang diimport dan me- ningkatkan usaha pemakaian obat buatan dalam negeri, serta peningkatan bahan baku/penolong dalam negeri dipertahankan dan ditingkatkan. Dalam usaha pemenuhan obat esential, Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan (Manggarai) ditingkatkan, sehingga diharapkan dapat memproduksi harga yang murah dan bermutu

844

Page 25:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

tinggi, khususnya untuk Puskesmas dan Rumah Sakit. Industri Far - masi menunjukkan kemajuan dalam jumlahnya. Apabila dalam tahun 1978/79 tercatat 267 industri farmasi, maka dalam tahun 1979/80 jumlahnya menjadi 269 industri farmasi.

Di bidang sarana distribusi sampai tahun 1979 dianggap cukup dengan jumlah Pedagang Besar Farmasi (PBF) sejumlah 880 buah, sedangkan apotik terus meningkat jumlahnya. Apabila pada tahun 1978/79 ada 1.413 apotik dalam tahun 1979/80 nails menjadi 1.532 apotik.

TABEL XVIII — 2

PERKEMBANGAN INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSIOBAT-OBATAN,

1978/79 — 1979/80

Unit kegiatan 1978/79 1979/80

1. Industri Farmasi 267 269

2. Pedagang Besar Farmasi 880 880

5. Apotik 1.413 1.532

Di dalam melakukan pengawasan terhadap obat-obatan, makan- an, kosmetika, alat kesehatan yang beredar agar tidak membahaya- kan bagi pemakainya, maka ditetapkan kebijaksanaan wajib daftar bagi obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan sebelum beredar serta diadakan pengambilan contoh obat-obatan, makanan, kosme- tika dan alat kesehatan yang beredar untuk dilakukan pemeriksaan mutu dan khasiatnya.

Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan pendaftaran sekitar 7.500 macam obat-obatan, sekitar 3.200 macam makanan dan minuman, se- kitar 4.000 macam kosmetika dan alat-alat kesehatan baik buatan da - lam negeri maupun import, dan sekitar 2.300 macam obat tradisional. Untuk melakukan pengawasan khasiat dan mutu, telah dapat diambil contoh terhadap obat-obatan, makanan dan sebagainya sekitar 31.000

845

Page 26:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

contoh untuk dilakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan itu, se - gera dapat diambil langkah-langkah pengamanan untuk melindungi pemakai.

Disamping itu telah dilakukan pembinaan dan pemeriksaan ter- hadap sebagian besar sarana-sarana produksi dan distribusi obat, ma-kanan dan sebagainya. Untuk meningkatkan pengetahuan para peng- usaha telah pula dilakukan penyuluhan kepada para pengusaha dan golongan masyarakat.

Dalam usaha penertiban dan pengawasan telah dikeluarkan ke-tentuan-ketentuan dan peraturan antara lain tentang ketentuan pendi - rian apotik dan tata cara pengajuan izin apotik; izin produksi perusa- haan obat tradisional, tentang wajib daftar obat tradisional dan lain- lain.

Untuk melindungi masyarakat terhadap penyalah gunaan narko- tika dan obat-obatan berbahaya lainnya, dilakukan usaha pencegahan dengan mengatur penyimpanan, penunjukan laboratorium pemeriksaan, penggunaan dalam pengobatan, dan pengujian obat berbahaya/narko- tika.

h. Pendidikan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan

Tujuan pokok pengembangan dan pembinaan tenaga kesehatan adalah untuk meningkatkan penyediaan jumlah dan jenis tenaga ke-sehatan yang dapat melakukan fungsi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dan meningkatkan pengembangan serta pelak-sanaan proses pendidikan dan latihan yang sesuai dengan keperluan. Dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut komponen yang sangat penting meliputi kegiatan perencanaan, pendidikan dan latihan, serta penggunaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.

Dalam usaha pengembangan pendidikan tenaga kesehatan diuta-makan pengembangan tenaga perawat kesehatan, pengembangan tena- ga sanitasi, pengembangan tenaga gizi dan pengembangan pendidikan tenaga kesehatan lainnya antara lain pendidikan pengatur rawat gigi,. pengatur analis, sekolah guru perawat, akademi perawat, akademi fisioterapi, akademi rontgen dan lain-lain.

846

Page 27:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

Dalam pengembangan tenaga perawat kesehatan dalam tahun 1979/80 telah dilakukan usaha pelembagaan sekolah Perawat yang meliputi 47 buah tersebar di 26 Propinsi, pengembangan kurikulum, peningkatan mutu para pengajar dengan penataran-penataran, penam-bahan gedung, perpustakaan, tempat praktek dan (lain-lain. Dalam, tahun ini pula telah mulai dibangun 2 buah Sekolah Guru Perawat di Ujung Pandang dan Jakarta. Di dalam pengembangan pendidikan tenaga sanitasi, telah dilakukan pembangunan/penambahan gedung, asrama, tempat praktek, peralatan-peralatan lainnya untuk 9 Sekolah Pembantu Penilik Hygiene Sanitasi (SPPH) di 9 Propinsi dan 2 Aka- demi Penilik Kesehatan (APK) di Jakarta dan Surabaya. Diharapkan keperluan tenaga sanitasi dengan selesainya SPPH dan APK tersebut akan dapat dipenuhi, di samping mutunya cukup memadai. Untuk meningkatkan mutu para pengajar, dilakukan pengiriman tugas be - lajar bagi para pengajar baik ke dalam maupun ke luar negeri.

Untuk memenuhi kekurangan tenaga gizi, dilakukan pengem- bangan dan peningkatan Akademi Gizi di Jakarta dengan peningkatan pengetahuan para pengajar, penambahan fasilitas sarana gedung, per-alatan serta perbaikan sistem pengelolaan.

Pengembangan dan peningkatan pendidikan tenaga kesehatan lainnya, seperti Sekolah Pengatur Rawat Gigi di 8 tempat, Pendidikan Pengatur Analis, Akademi Pendidikan Perawat, Akademi Fisioterapi, Akademi Penata Rontgen dan lain-lain, telah dilakukan melalui usa - ha peningkatan mutu pendidikan dengan melaksanakan pelembagaan dan pengembangan sistem pengelolaan sekolah-sekolah/akademi terse-but, penyusunan kurikulum dan peningkatan pengetahuan dan ketram-pilan para pengajar, serta peningkatan sarana fisik yang diperlukan. Dalam usaha peningkatan sarana, telah diadakan penambahan gedung, perbaikan gedung, penambahan peralatan sekolah, tempat praktek, laboratorium dan lain-lain. Dengan peningkatan tersebut diharapkan tenaga-tenaga yang dihasilkan mempunyai mutu tinggi dan mampu mendorong usaha peningkatan pelayanan kesehatan kepada masya- rakat.

Perkembangan beberapa jenis tenaga kesehatan dapat terlihat dalam Tabel XVIII — 3 dan Grafik XVIII — 2.

847

Page 28:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

TABEL XVIII — 3PERKEMBANGAN JUMLAH BEBERAPA JENIS TENAGA

KESEHATAN,1978/79 — 1979/80

Janis Tenaga 1978/79 1979/80

1. Dokter 10.456 11.681

2. Perawat 31.061 32.8543. Bidan4. Penjenang Kesehatan 35.577 35.361 *)

*) Tenaga penjenang kesehatan mulai diubah menjadi tenaga perawat.

Dalam usaha meningkatkan mutu serta ketrampilan tenaga kese -hatan telah dilakukan penataran berbagai jenis tenaga kesehatan anta - ra lain penataran manajemen pelayanan kesehatan 90 orang, SESPA 28 orang, penataran kesehatan gigi, Kursus Pendidikan Kesehatan Ma-syarakat (30 orang), penataran guru perawat (60 orang), penataran petugas kesehatan tingkat Kabupaten (120 orang), penataran pelak- sanaan pengawasan dan penataran-penataran bidang teknis lainnya. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan serta pengetahuan dilaku- kan pula pengiriman tugas belajar baik dalam negeri maupun ke luar negeri.

Peningkatan pendayagunaan kesehatan diarahkan untuk men- dayagunakan tenaga kesehatan dengan cara penyebaran tenaga kese-hatan secara lebih merata, serta meningkatkan kemampuan dan pro-duktivitas kerja dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam rangka ini dalam tahun 1979/80 telah dilakukan pengangkatan dokter umum, dokter gigi dan sarjana far- masi 100 orang, dokter ahli 25 orang, tenaga paramedis 75 orang, dan dilakukan pemindahan dokter umum/dokter gigi/sarjana farmasi 225 orang, dokter ahli 25 orang, dan tenaga paramedis 40 orang. Pe-ngangkatan serta pemindahan tenaga kesehatan tersebut dalam usaha menyebarkan dan memeratakan tenaga kesehatan pada rumah-rumah sakit serta unit-unit kesehatan lainnya. Di samping itu telah dilaku-

848

Page 29:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

GRAFIK XVIII - 2

PERKEMBANGAN JUMLAH BEBERAPA JENIS TENAGA KESEHATAN,

1978/79 - 1979/80

1978/79 1979/80

Penjenang kesehatan mulai diubah menjadi tenaga perawat

849

1978/19 1979/80

Page 30:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

kan usaha-usaha memperbaiki administrasi kepegawaian. Untuk mem-percepat pengangkatan calon/pegawai atau kenaikan pangkat telah dibentuk 70 Team Penguji Kesehatan (TPK) pada tiap-tiap propinsi di luar Jawa dan tiap-tiap bekas keresidenan di Jawa. Di samping TPK telah pula ditunjuk 3 dokter penguji kesehatan tersendiri (DPT) untuk masing-masing Daerah Tingkat II yang berkedudukan di ibu- kota Kabupaten/Kodya atau di Puskesmas. Dalam rangka pembinaan kesehatan para pejabat teras dan para anggota DPR pada tahun 1978/79 telah dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 5.132 orang, serta tahun 1979/80 terhadap 5.720 orang secara berkala setiap tahun sekali. Hasil pemeriksaan kesehatan tersebut, diikuti perkembangan- nya oleh suatu team untuk dapat diikuti perkembangannya.

i. Generasi MudaProgram Generasi Muda bertujuan untuk meningkatkan keadaan

gizi dan kesehatan anak-anak dan remaja sejak dalam kandungan sampai berumur 30 tahun, melindungi dan mencegah anak-anak remaja dari bahaya narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya, dan mengikut sertakan golongan remaja dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masya -rakat.

Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan di 6 propinsi, 18 kabupaten rawan gizi, 18 kecamatan, 180 desa percobaan perawatan anak-anak Balita penderita gizi buruk di Puskesmas, percontohan partisipasi anak sekolah dan pramuka dalam usaha penyuluhan kebersihan ling-kungan serta usaha kesehatan masyarakat dari anak untuk anak dibeberapa daerah percontohan di 20 kabupaten, 20 kecamatan, 200 desa di 8 propinsi serta bantuan rehabilitasi korban narkotika pada remaja dari keluarga berpenghasilan rendah di RS Fatmawati Jakarta.

j. Peranan WanitaProgram Peranan Wanita ditujukan untuk meningkatkan keadaan

gizi dan kesehatan wanita khususnya wanita hamil dan menyusui, wanita pekerja terutama yang berpenghasilan rendah di desa maupun di kota, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan wanita dalam

850

Page 31:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan keadaan gizi keluarga, khususnya perawatan dan pemeliharaan bayi dan anak-anak, dan mengikut sertakan organisasi-organisasi wanita dalam usaha-usaha peningkatan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat.

Program peningkatan Peranan Wanita dibidang Kesehatan dalam tahun 1979/80 dilakukan berupa kegiatan pendirian Taman Gizi, penyuluhan kesehatan dan gizi yang meliputi 282 kabupaten/kodya dari 26 propinsi, 1000 kecamatan dan 1000 desa, peningkatan peng-gunaan dan pemanfaatan air susu ibu (ASI) dalam bentuk kampanye yang dilaksanakan di 11 kota besar serta perintisan penggunaan ASI secara perawatan bergabung antara bayi dan ibu di 4 kota besar yang masing-masing mencakup satu rumah sakit dan satu rumah sakit bersalin. Untuk menunjang pelaksanaan Taman Gizi, penyuluhan kesehatan dan gizi, setiap kecamatan mendapat satu paket barang yang terdiri dari 2 dacin, 4 celana timbang, 50 sendok oralit, 400 KMS dan 1 set perlengkapan dapur.

k. Penyempurnaan efisiensi Aparatur Pemerintahan dan Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan.

Untuk lebih meningkatkan hasil usaha pelayanan kesehatan setinggi-tingginya, maka perhatian yang seksama diberikan terhadap antara lain: usaha peningkatan dan penyempurnaan proses dan sistem perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan kesehatan, penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan; penyempurnaan administrasi keuangan serta peningkatan bimbingan dan pengawasan. Dalam hubungan ini telah dilakukan usaha peningkatan proses pe -rencanaan, peningkatan mutu staf perencanaan, peningkatan statistik dan pengumpulan data penyusunan rencana terkoordinasi dan serasi dibidang kesehatan serta bimbingan teknis dalam penyusunan rencana bidang kesehatan di daerah.

Dalam penyempurnaan organisasi dan tatalaksana, telah dilaku- kan penyempurnaan susunan organisasi dan tatakerja Kantor Wilayah, pembentukan Kantor Departemen Kesehatan pada Daerah Tingkat II (Kandaep Kabupaten) dan telah disusun organisasi dan tatalaksana

851

Page 32:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan dan lain-lain usaha perbaikan.

Untuk penyempurnaan administrasi keuangan telah diusahakan peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan negara, meningkatkan pelayanan administrasi keuangan serta melaksanakan perbaikan prosedur administrasi keuangan, sehingga hambatan-hambatan pe-nyaluran penggunaan biaya yang sesuai dengan sasaran dapat diatasi.

Dalam usaha pengawasan, telah dilakukan pengawasan yang meliputi bidang kepegawaian, keuangan dan perlengkapan. Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan pengawasan/pemeriksaan bidang ke-pegawaian pada 150 satuan kerja, dalam bidang keuangan dan per -lengkapan terhadap 108 proyek dan lain-lain. Dari hasil pengawasan tersebut disusun evaluasi secara menyeluruh untuk dapat mengambil tindak lanjut dalam usaha memperlancar pelaksanaan serta pemantap- an dalam mengambil kebijaksanaan sehingga sasaran pembangunan dalam bidang kesehatan mencapai daya guna setinggi-tingginya.

1. Penyempurnaan Prasarana fisik PemerintahanUntuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja aparatur

pemerintahan diusahakan peningkatan sarana dan prasarana kerja antara lain penambahan/penyediaan tempat kerja, peralatan dan sarana penunjang lainnya. Dalam hubungan ini pada tahun 1979/80 telah dilakukan pembangunan gedung Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Tingkat Propinsi lengkap dengan peralatannya untuk Pro -pinsi-propinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta Raya. Pembangunan/perbaikan Kantor-kantor Wilayah Departemen Kesehatan ini secara berangsur-angsur akan diselesaikan. Demikian pula untuk meningkatkan produktivitas kerja telah dilaku- kan perbaikan-perbaikan/perluasan Kantor Pusat Departemen Kese- hatan Pusat termasuk penambahan peralatan kantor dan fasilitas kerja lainnya.

m. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Usaha penelitian dan pengembangan kesehatan diarahkan untuk memberikan sarana cipta ilmiah dan teknologi bagi pelaksanaan

852

Page 33:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

program kesehatan dan bahan pengambilan keputusan untuk penge- lolaan kesehatan.

Langkah-langkah yang diambil dalam mencapai tujuan tersebut adalah : menyusun program penelitian dan pengembangan yang ter - arah kepada pelaksanaan program, meningkatkan kemampuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan beserta Pusat-pusatnya, dan meningkatkan kerjasama ilmiah di dalam dan di luar negeri.

Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan penelitian dibidang ke-sehatan meliputi 32 judul, antara lain penelitian kangker 2 judul, penelitian farmasi dan obat-obatan 3 judul, penelitian bidang pelayan- an kesehatan 10 judul, penelitian bidang gizi 8 judul, penelitian kese -hatan lingkungan 2 judul, penelitian penyakit menular 7 judul dan lain-lain. Hasil-hasil penelitian tersebut sangat penting untuk dapat menetapkan kebijaksanaan yang tepat dan terarah dalam usaha pemerataan pelayanan kesehatan. Agar penelitian tersebut menghasilkan penelitian yang bermutu tinggi, perlu dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang mampu. Dalam hubungan ini peningkatan ke-mampuan tenaga peneliti dengan penataran-penataran, pengiriman tugas belajar baik dalam dan luar negeri terus-menerus diusahakan.

Pengembangan dan pembinaan Pusat Jaringan serta unit-unit dokumentasi, informasi dan perpustakaan sangat berperan dalam usaha menyediakan bahan-bahan informasi ilmiah bidang kesehatan dan kedokteran, sehingga kebijaksanaan dapat diambil secara tepat, efisien serta efektif dalam usaha peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam tahun 1979/80 telah dilakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi : peningkatan pengadaan/memperlengkapi kepustakaan baik di pusat maupun di daerah, peningkatan tersedianya buku-buku ilmiah bidang kesehatan dan kedokteran, pengadaan informasi ilmiah untuk Puskesmas, pencetakan dan penyebaran buku petunjuk (manual), peningkatan sistem dokumentasi melalui penyusunan 5.000 buah bibliografi karya ilmiah, penyusunan 5.000 indeks artikel majalah, serta penggunaan dan penyebaran hasil-hasil dokumentasi sekitar 1.500 buku. Di samping itu peningkatan mutu tenaga dengan penataran, seminar, pengiriman tugas belajar baik di dalam maupun di luar negeri mendapatkan perhatian pula.

853

Page 34:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

B. KESEJAHTERAAN SOSIAL

1. Pendahuluan

Perbaikan pelayanan sosial dilaksanakan dalam rangka mening-katkan kesadaran serta .kemampuan setiap warga negara untuk ikut serta dalam pembangunan. Di samping itu sebagai salah satu perwu- judan usaha untuk menuju terciptanya keadilan sosial, maka diusaha- kan kesempatan yang lebih luas bagi setiap warga negara untuk men-dapatkan tingkat kesejahteraan sosial yang makin baik. Pemeliharaan orang-orang lanjut usia, fakir miskin, anak-anak terlantar, yatim piatu, dilaksanakan dengan bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga sosial. Demikian pula lebih ditingkatkan lagi usaha-usaha agar orang-orang cacat dapat memperoleh kesempatan kerja yang sesuai dengan kemampuannya.

Di dalam usaha menanggulangi korban bencana alam, bantuan sosial diselenggarakan sesuai dengan kemampuan yang tersedia dan dengan mengikut sertakan masyarakat luas.

Selanjutnya sesuai dengan kemampuan yang ada jumlah panti- panti sosial ditingkatkan sehingga dapat memberikan penampungan dan pelayanan bagi yang membutuhkannya. Di samping itu diusaha- kan kemungkinan penyelenggaraan suatu jaminan sosial yang berda-sarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan keuangan nega - ra dan masyarakat.

Di dalam rangka memupuk dan meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab sosial, diusahakan menumbuhkan kegairahan dan ke-sediaan masyarakat untuk menjadi pekerja-pekerja sosial.

Di dalam usaha menghadapi permasalahan-permasalahan kese-jahteraan sosial, khususnya dengan memperhatikan anggota masya- rakat yang terhalang kemampuannya karena keadaan sosial ekonomi, sosial budaya, fisik dan mental, ditingkatkan usaha-usaha yang ber- sifat pembinaan kesejahteraan sosial maupun usaha-usaha yang bersifat bantuan dan penyantunan sosial. Dengan pendekatan tersebut, dikembangkan mekanisme dan sistem kegiatan yang mampu menjang- kau jumlah penduduk yang lebih banyak terutama menjangkau go- longan masyarakat pada lapisan terbawah. Dengan demikian diharap-

854

Page 35:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

kan dapat diatasi atau sekurang-kurangnya dibatasi perkembangan dan meluasnya masalah kesejahteraan sosial.

Di samping itu dilakukan pula upaya untuk meningkatkan kegi- atan masyarakat dalam kesejahteraan sosial, secara luas dan intensif sehingga usaha-usaha kesejahteraan sosial semakin melembaga sebagai perwujudan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan, khususnya dalam bidang kesejahteraan sosial.

Pembangunan bidang kesejahteraan sosial tetap diusahakan men- jadi salah satu unsur pelengkap dan penunjang pembangunan bidang-bidang lainnya. Pembangunan bidang kesejahteraan sosial diusahakan dapat membangun serta membina dan meningkatkan mutu kesejah- teraan sosial sehingga dapat dirasakan peningkatan kesejahteraan yang makin merata bagi seluruh rakyat.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkahKebijaksanaan pokok dalam bidang kesejahteraan sosial pertama-

tama diarahkan untuk membina kemauan untuk melaksanakan usahausaha kesejahteraan sosial bagi warga masyarakat yang menghadapi masalah kemiskinan, keterlantaran, keterbelakangan serta ketunaan sosial. Termasuk dalam golongan ini keluarga-keluarga yang dalam keadaan paling miskin atau keserakat, anak-anak terlantar, para lan- jut usia atau jompo terlantar, para cacat dan para tuna sosial, go- longan masyarakat yang masih hidup secara terbelakang serta go- longan masyarakat yang menderita sebagai akibat bencana alam atau bencana-bencana lainnya.

Demikian pula golongan-golongan masyarakat yang tidak mampu melaksanakan fungsi sosialnya oleh karena kondisi patologis dan atau karena kerawanan sosial ekonomis, diusahakan agar dapat kembali melaksanakan fungsi sosialnya serta berperan secara aktif dan ber -swadaya dalam kegiatan-kegiatan kesejahteraan sosial serta mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan.

Selanjutnya diusahakan makin mengembangnya tingkat kesadaran dan tanggung jawab sosial serta disiplin sosial masyarakat sehingga tercipta suatu suasana kehidupan kekeluargaan dan kegotong-royong-

855

Page 36:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

an dalam masyarakat yang memungkinkan penggalian dan pemanfaat- an sumber-sumber dana sosial masyarakat bagi kepentingan usaha- usaha di bidang kesejahteraan sosial. Usaha untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan berswadaya dan berpartisipasi dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial di kalangan masyarakat secara melembaga, pada azasnya merupakan suatu upaya untuk lebih memantapkan pra-sarana dan sarana pembangunan bidang kesejahteraan sosial di ka- langan masyarakat.

Berbagai kegiatan kesejahteraan sosial diharapkan menunjang dan melengkapi upaya-upaya pembangunan di bidang lainnya secara serasi dalam rangka meningkatkan stabilitas dan ketahanan sosial/ masyarakat yang mantap dan tangguh.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

a. Pembinaan Kesejahteraan SosialProgram ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengem-

bangkan kemampuan berswadaya kesejahteraan sosial daripada golongan-golongan miskin di daerah pedesaan maupun di daerah kota, agar mereka dapat memperbaiki kehidupan dan penghidupan- nya serta mampu pula untuk meningkatkan kadar dan mutu kese -jahteraan mereka lebih lanjut. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan keikut sertaan seluruh lapisan masyarakat baik dalam rangka mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan yang di -laksanakan maupun dalam mengusahakan sumber-sumber dana yang diperlukan guna mendukung usaha-usaha kesejahteraan sosial. Ke- giatan-kegiatan yang tercakup dalam ruang lingkup program ini adalah sebagai berikut :

(1) Bimbingan dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.Kegiatan ini terutama ditujukan bagi keluarga-keluarga ber-

penghasilan sangat rendah di pedesaan. Mereka dibimbing dan di- latih agar tumbuh dan berkembang kesadaran tanggung jawabnya serta mampu berusaha secara swadaya untuk meningkatkan penda- patan mereka dalam rangka memenuhi keperluan hidupnya yang wajar. Di samping bimbingan dan latihan, mereka mendapatkan

856

Page 37:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

pula bantuan berupa peralatan kerja serta bahan-bahan sebagai modal usaha yang akan mereka lakukan secara berkelompok atau- pun perorangan.

Dalam tahun 1979/80 telah terselenggara bimbingan dan latihan serta diberikan bantuan terhadap 20.409 keluarga yang tersebar pada sekitar 350 desa, di 85 kabupaten. Dibandingkan dengan pencapaian tahun yang lalu (1978/79) sebanyak 7.147 keluarga maka pencapai - an sasaran tahun ini merupakan peningkatan jangkauan yang lebih luas.

(2) Pembinaan Kesejahteraan Masyarakat Terasing.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial kelompok-kelompok masyarakat terasing melalui kegiatan memukim- kan mereka secara menetap agar dapat melaksanakan kehidupan yang layak, serta berkemampuan pula untuk meningkatkan kesejah-teraannya.

Dalam rangka ini, dalam tahun 1979/80 telah dilakukan usa- ha-usaha guna memberikan bimbingan serta memukimkan mereka ke daerah pemukiman baru, yang letaknya lebih menguntungkan bagi masa depan mereka maupun bagi pergaulan mereka dengan selama warga masyarakat lainnya. Lokasi dan sasaran kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel XVIII — 4.

Sementara itu 5 buah lokasi yang telah dibina selama kurang lebih 3 - 5 tahun dan dinilai sudah mampu berswadaya, pada tahun 1979/80 telah diserahkan pembinaannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Kelima lokasi tersebut adalah:1. Hutan Panjang, Kabupaten Bengkalis, Riau, dihuni oleh suku Akit

sebanyak 75 K.K.2. Belinyu, Kabupaten Bangka, Sumatera Selatan, dihuni suku Mapur

sebanyak 75 K.K.3. Sibolumar, Kabupaten Sambas, dihuni oleh suku Dayak Lara se-

banyak 100 K.K.4. Sikara, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dihuni oleh suku

Tajio sebanyak 100 K.K.

857

Page 38:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

TABEL XVIII — 4LOKASI DAN SASARAN PEMBINAAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT TERASING, 1979/80

No. Propinsi Kabupaten Kecamatan Sasaran Masyarakat/Suku1. Java Barat Lebak Leuwidamar 70 KK Baduy2. Daerah Istimewa

AcehAceh Barat Darul Makmur 100 KK Khong

3. Sumatera Barat Padang Pariaman Siberut Selatan 75 KK Paghai4. R i a u Indragiri Hulu Rengat 75 KK Talang Mamak

Bengkalis Mandau 75 KK Sakai5. J a m b i Sarko Sungai Manau 75 KK Anak Dalam6. Sumatera Selatan Liot Gunung Megang 75 KK Anak Dalam

Mura Batu Kuning 75 KK Anak Dalam7. Kalimantan Barat Sintang Sintang 75 KK Sebaro

Ketapang Matan Hilir Selatan 75 KK Dayak8. Kalimantan Tengah Barito Selatan Dusun Tengah 50 KK Dayak Lawangan

Kapuas Tumbang Miri 50 KK Dayak Opdanum 9. Kalimantan Selatan Hulu Sungai Utara Juai 75 KK Dayak Pitap

Hulu Sungai Tengah Batu Benawa 75 KK Dayak Bukit

10. Kalimantan Timur Kutai Bongan 100 KK Luangan11. Sulawesi Tengah Donggala a. Dolo 75 KK Tolare

b. Ampibabo 75 KK Tajio12. Sulawesi Selatan Bantaeng Bissappu 50 KK Tomapung

Mamuju Pasangkayu 100 KK Bunggu13. Sulawesi Tenggara Muna Kulisusu 75 KK Koro14. M a l u k u Maluku Tengah Buru Utara Barat 75 KK Rana

Buru Selatan 75 KK Rana15. N. T. B. Sumbawa Lape Lapok 75 KK Semawa16. N. T. T. Timor Timur

SelatanAmanuban Selatan 100 KK Neonleny

Sumba Timur Peberiwai 25 KK Karera17. Irian Jaya Manokwari Ransiki 75 KK Mandacan

Teluk Cenderawasih Biak Utara 75 KK MoniJumlah : 1.995 KK

Page 39:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

5. Simarorong, Kabupaten Podawali Mamasa, Sulawesi Selatan, di- huni oleh suku Sareung sebanyak 100 K.K.

(3) Bimbingan dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Pe-rumahan.

Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan ber-swadaya daripada golongan-golongan masyarakat miskin di daerah pedesaan maupun di kota terutama di daerah-daerah rawan sosial ekonomis di kota untuk dapat mengatasi kesukaran perumahannya sendiri secara bergotong-royong, antara lain dengan membangun pe-rumahan rakyat untuk warga masyarakatnya yang miskin, dan dengan pemanfaatan lingkungan perumahannya untuk menciptakan suasana sejahtera.

Dalam rangka ini pada tahun 1979/80 telah diselenggarakan la- tihan-latihan maupun praktek lapangan mengenai cara pembangunan rumah sederhana terutama di dalam hal memanfaatkan bahan-bahan bangunan lokal yang tersedia dilingkungan setempat. Setelah meng- ikuti latihan, mereka mendapatkan bantuan berupa peralatan kerja dan bahan bangunan yang tidak tersedia di tempat yang bersangkutan (non lokal) untuk menunjang usahanya secara gotong-royong meme- nuhi keperluan perumahan yang memadai dengan persyaratan tehnis, kesehatan dan kenyamanan. Jumlah keluarga yang dibimbing dan dibantu mencapai 1.941 keluarga, dan tersebar di sekitar 150 desa pada 60 kabupaten.

(4) Pengembangan Partisipasi Sosial MasyarakatPengembangan partisipasi sosial masyarakat dimaksudkan untuk

dapat meningkatkan, mengembangkan, menyebar-luaskan, dan me-lembagakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan bidang ke-sejahteraan sosial khususnya, umumnya dalam kegiatan-kegiatan pem-bangunan bidang lainnya. Dengan semakin meluasnya dan semakin bermutunya kegiatan-kegiatan partisipasi sosial masyarakat dalam pembangunan secara melembaga dan berkelangsungan, maka di ka-langan masyarakat sendiri diharapkan akan terwujud adanya prasa- rana dan sarana serta mekanisme pembangunan kesejahteraan sosial

859

Page 40:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

yang searah dan dalam kesatu-paduan dengan prasarana, sarana, dan mekanisme kesejahteraan sosial secara keseluruhan.

Untuk mencapai maksud tersebut telah diselenggarakan usaha- usaha yang meliputi:

(a) Meningkatkan mutu dan kemampuan organisasi sosial dengan jalan memberikan latihan-latihan kepada para pengurus/anggota organisasi sosial mengenai bidang keorganisasian dan kesejah-teraan sosial serta bantuan berupa peralatan perkantoran. Jumlah organisasi yang pada tahun 1979/80 ini mendapatkan pembina- an mencapai 540 buah.

(b) Membentuk Tenaga Kesejahteraan Sosial Sukarela, yang pada umumnya terdiri dari anggota organisasi sosial, melalui latihan-latihan dan bimbingan agar mereka semakin lebih memahami tata cara penyelenggaraan pekerjaan sosial serta sadar mengabdi ke- pada kepentingan masyarakat. Jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial yang telah dibentuk pada tahun 1979 / 80 meliputi 300 orang.

(c) Memantapkan keserasian dan kesetiakawanan antar kelompok masyarakat melalui berbagai pertemuan dan penyuluhan sosial agar tercipta suasana keakraban serta saling membantu di dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya baik melalui usaha-usaha gotong-royong maupun pemupukan dana dari masyarakat untuk masyarakat sendiri.

(d) Penyebar luasan pengertian kesejahteraan sosial dan masalah-masalah sosial serta cara-cara mengatasi masalah tersebut, demi-kian pula cara-cara mencegah tumbuh dan meluasnya masalah sosial, melalui penerbitan buku-buku.

(e) Pembentukan tenaga Pembimbing Sosial Masyarakat (PSM). Mengingat bahwa pelayanan kesejahteraan sosial pada umumnya menjangkau masyarakat pedesaan serta sasaran di luar panti, maka sebagai tenaga pelaksana kegiatan-kegiatan sosial sangat diperlukan adanya tenaga-tenaga lapangan yang dapat diandalkan. Guna memenuhi kebutuhan tersebut dibentuklah tenaga Pem-bimbing Sosial Masyarakat (PSM), yang dipilih dari anggota ma-

860

Page 41:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

syarakat setempat, melalui latihan-latihan dan praktek lapangan. Setelah selesai mengikuti latihan, mereka ditugaskan sebagai penggerak kegiatan sosial di lingkungannya serta sebagai tenaga pelaksana proyek-proyek kesejahteraan sosial dan sekaligus me-rupakan pendorong lebih lanjut agar pengaruh proyek semakin meluas secara swadaya di kalangan masyarakat.Dalam tahun 1979/80 telah berhasil dibentuk sebanyak 7.500 orang PSM yang langsung bertugas sebagai pelaksana proyek kesejahteraan sosial. Hasil yang tercapai tersebut merupakan suatu peningkatan dibandingkan dengan tahun 1978/79, yakni sebanyak 960 orang PSM.

(5) Pembinaan kesejahteraan keluarga dan remajaKegiatan pembinaan ini ditujukan kepada keluarga dan remaja

dari golongan miskin khususnya yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial. Kepada mereka diberi - kan bimbingan, nasihat dan pengarahan dalam rangka membantu mengatasi permasalahan sosial psikologis yang mereka alami agar mampu memahami keadaan kehidupan disekitarnya dan dapat mela- kukan penyesuaian yang berguna bagi kesejahteraan dirinya. Setelah mereka dipandang siap untuk menyelenggarakan kegiatan secara man- diri, mereka mendapatkan bantuan berupa peralatan kerja untuk menunjang kehidupannya sehari-hari. Dalam tahun 1979/80 telah dibina sebanyak 1.100 keluarga dan 2.608 remaja yang mengalami hambatan sosial.

b. Bantuan dan Penyantunan SosialProgram ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan bantuan

dan penyantunan/rehabilitasi, memelihara serta meningkatkan kese-jahteraan sosial golongan-golongan masyarakat, keluarga dan atau kelompok sosial tertentu yang tidak dapat menjalankan fungsi sosial- nya karena berbagai faktor pathologis dan atau faktor non patho- logis. Dengan pelayanan ini diharapkan mereka dapat dipelihara tingkat kesejahteraan sosialnya serta ditingkatkan kadar dan mutu kesejahteraan mereka, sehingga akan mampu menjaga kehidupan

861

Page 42:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

dan penghidupannya sendiri sesuai dengan kelayakan martabat manusia, tanpa ketergantungan pada pihak lain. Dengan demikian maka golongan masyarakat ini akan dapat pula diharapkan untuk ikut serta berfungsi dalam kegiatan pembangunan.

Pelayanan tersebut dilakukan melalui sistem pelayanan kesejah-teraan sosial secara panti maupun secara non-panti dan dalam hal- hal tertentu dilakukan pula pemukiman baru.

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam lingkup program ini adalah :

(1) Bantuan dan Penyantunan Anak TerlantarDalam usaha kesejahteraan sosial ini dibina dan diperkembang-

kan kesejahteraan anak terlantar dan atau anak tidak/kurang ter- urus, melalui sistem panti dan melalui pelayanan kesejahteraan anak secara non-panti.

Dalam kerangka itu telah dilakukan berbagai usaha yang me- liputi :(a) Melanjutkan pembangunan 22 buah Panti Karya Taruna pada

21 Propinsi antara lain berupa pembangunan 19 buah asrama, 5 buah lokal kerja, sebuah aula dan 6 buah rumah dinas, beserta perlengkapannya yang diperlukan.

(b) Membangun 2 buah Sasana Petirahan Anak di Jawa Barat dan Kalimantan Barat berupa 5 buah asrama dan sebuah rumah dinas beserta perlengkapannya. Di samping itu dalam rangka meningkatkan kapasitas tampung Sasana Petirahan Anak di Jawa Timur, telah dibangun tambahan sebuah asrama beserta perlengkapannya.

(c) Membangun 2 buah Sasana Penitipan Anak di Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan.

(d) Membangun 2 buah Panti Asuhan di Jawa Tengah dan Kali- mantan Timur berupa 3 buah asrama dan sebuah rumah dinas beserta perlengkapannya. Selain itu. dalam rangka meningkat - kan kapasitas tampung Panti Asuhan di Nusa Tenggara Barat, telah dibangun tambahan sebuah asrama beserta perlengkapan- nya.

862

Page 43:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

(e) Menyelenggarakan penyantunan anak terlantar dengan sistem di luar panti yang kegiatannya mencakup : memberikan bantuan bahan makanan untuk perbaikan gizi, latihan ketrampilan kerja serta bantuan paket peralatan kerja. Dalam tahun 1979/80 telah diselenggarakan penyantunan kepada 30.350 anak.

(f) Di samping itu di dalam upaya meningkatkan dan mengembang- kan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kesejahteraan sosial maka kepada 27 panti-panti swasta telah diberikan bantuan untuk perbaikan gizi anak asuhan serta sejumlah peralatan/ perlengkapan asrama untuk meningkatkan kapasitas pelayanan- nya(2) Bantuan dan Penyantunan Lanjut Usia/JompoDalam usaha kesejahteraan sosial ini, yang dibina adalah para

lanjut usia dan atau jompo, terutama yang terlantar dan atau kurang terurus, melalui sistem pelayanan kesejahteraan sosial secara panti maupun secara non-panti. Termasuk pula kegiatan-kegiatan pembi- naan kerja bagi para lanjut usia yang masih potensial, serta kegiatan -kegiatan rekreasi, kemasyarakatan dan pembinaan mental spiritual.

Dalam kerangka itu, pada tahun 1979/80 telah diselenggarakan pembangunan lanjutan 20 buah Sasana Tresna Werdha yang berupa 59 buah asrama beserta perlengkapannya agar daya tampungnya semakin meningkat. Sedangkan untuk para lanjut usia yang di luar panti masih mampu berusaha secara swadaya, diberikan bimbingan dan bantuan peralatan untuk usaha yang bersifat produktip. Pada tahun 1979/80 telah diberikan bantuan kepada 20.000 orang lanjut usia yang merupakan peningkatan dibandingkan dengan tahun sebe-lumnya sebanyak 7.600 orang.

Sementara itu untuk mengembangkan partisipasi masyarakat, telah diberikan bantuan untuk rehabilitasi asrama beserta perleng-kapannya kepada 4 buah panti swasta.

(3) Bantuan dan Penyantunan Tuna SosialDalam usaha kesejahteraan sosial ini rehabilitasi kesejahteraan

sosial mencakup rehabilitasi sosial bagi para pengemis, gelandangan dan orang terlantar melalui sistem panti dan non-panti, maupun

863

Page 44:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

secara pemukiman setempat (baru); rehabilitasi sosial bagi para tuna susila antara lain melalui sistem panti, non-panti, dan dimung-kinkan pula secara rehabilitasi (pemukiman setempat); rehabilitasi sosial bagi para remaja korban narkotika, dan bagi anak-anak/ remaja nakal serta rehabilitasi sosial bagi para bekas narapidana.

Pada tahun 1979/80 telah diselenggarakan kegiatan-kegiatan yang meliputi :(a) Perluasan 7 buah Panti Penyantunan Gelandangan/Pengemis an-

tara lain berupa pembangunan 3 buah asrama, 2 buah kantor, 2 buah dapur/ruang makan dan 2 buah rumah dinas beserta perleng-kapannya di Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Su-matra Barat, Sumatra Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Perluasan tersebut dimaksudkan agar daya tampung panti-panti setempat dapat ditingkatkan.Di samping itu telah dilakukan pula penyantunan yang bersifat pemukiman setelah mereka memperoleh pendidikan dan latihan kerja di panti-panti, meliputi jumlah 1,545 KK, baik melalui pro-gram transmigrasi maupun penempatan secara lokal di berbagai propinsi.

(b) Perluasan 7 buah Panti Penyantunan Wanita Tuna Susila berupa pembangunan 5 buah asrama, 4 buah lokal kerja dan 4 buah rumah dinas beserta perlengkapannya di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Ti -mur, Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Selain itu dibangun pula 3 buah Loka Bina Karya dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan yakni merupakan tempat memberi-kan bimbingan dan latihan ketrampilan agar mereka sadar akan peranan dan tanggung jawabnya sebagai wanita maupun sebagai warga masyarakat yang wajar.

(c) Perluasan 3 buah Panti Penyantunan Korban Narkotika antara lain berupa pembangunan 3 buah asrama, 2 buah lokal kerja, 1 buah kantor dan 3 buah rumah dinas beserta perlengkapannya di Jakarta, Jawa Timur dan Sumatra Utara. Di samping itu dilakukan pula penyantunan di luar panti berupa bimbingan melalui kunjungan-kunjungan rumah. Dalam rangka usaha tersebut dilaksanakan la- tihan bagi para Pekerja Sosial khusus di bidang penanggulangan

864

Page 45:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

korban narkotika. Sedangkan untuk mencegah meluasnya permasa -lahan tersebut telah dilakukan penyuluhan sosial terhadap masyara-kat dan remaja tentang ancaman bahaya penyalahgunaan narko- tika.

(d) Membangun 1 buah Panti Penyantunan Anak Nakal berupa pem-bangunan 2 buah asrama, 1 buah kantor dan sebuah rumah dinas beserta perlengkapannya di Sumatra Selatan.

(e) Membangun 2 buah Loka Bina Karya di Yogyakarta dan Jakarta dalam rangka memberikan bimbingan dan latihan kerja serta mem -bantu memecahkan permasalahan sosial yang dihadapi bagi para bekas narapidana yang mengalami kesulitan untuk kembali ke da -lam lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam rangka usaha ter -sebut dilakukan pula latihan bagi para pekerja sosial yang khusus akan bertugas memberikan bimbingan dan pembinaan lebih lanjut.(4) Bantuan dan Penyantunan para cacat

Dalam usaha kesejahteraan sosial ini diusahakan rehabilitasi sosial bagi para cacat tubuh, rehabilitasi sosial bagi para cacat netra; rehabilitasi sosial bagi para cacat mental, rehabilitasi sosial bagi para cacat tuli bisu, dan penyantunan para cacat akibat penyakit kronis. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan melalui sistem panti dan non panti.

Dalam tahun 1979/80 telah diselenggarakan berbagai kegiatan yang meliputi :(a) Melanjutkan pembangunan 4 buah Panti Penyantunan Cacat Tu-

buh antara lain berupa 4 buah lokal kerja dan 1 buah rumah dinas beserta peralatannya di Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.

(b) Melanjutkan pembangunan 11 buah Panti Penyantunan Cacat Netra antara lain berupa 3 buah asrama, 4 buah lokal kerja, 2 buah kantor dan 2 buah rumah dinas beserta perlengkapannya di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra Utara, Lampung, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya. Di samping itu melalui organisasi-organi -

865

011619 - (55).

Page 46:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

sasi sosial diberikan bantuan 2.000 buah tongkat putih untuk para cacat netra.

(c) Membangun sebuah Panti Penyantunan Cacat Mental berupa 1 buah lokal kerja beserta peralatannya di Kalimantan Selatan. Di samping itu dilanjutkan pula pembangunan 2 buah Panti Penyantunan Cacat Mental antara lain berupa 1 buah asrama, 2 buah lokal kerja, 2 buah ruang makan dan dapur serta 2 buah rumah dinas beserta peralatannya di Jawa Tengah dan Sumatera Barat.

(d) Melengkapi peralatan Panti Penyantunan bekas penyakit kronis di Maluku antara lain berupa peralatan latihan ketrampilan kerja.

(e) Sebagai usaha untuk memperluas jangkauan pelayanan terhadap para cacat telah dibangun sebanyak 51 buah Loka Bina Karya dengan peralatannya, untuk tempat memberikan bimbingan dan ketrampilan kerja bagi para cacat di tingkat Kabupaten.

(f) Di samping itu diselenggarakan penyantunan melalui sistem di luar panti kepada 15.050 para cacat yang tergolong ringan ha- -langan kecacatannya. Mereka dibimbing dan dilatih berbagai jenis ketrampilan kerja yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Mereka mendapatkan pula bantuan berupa paket peralatan kerja untuk usaha yang bersifat produktif secara ber- kelompok ataupun perorangan guna menunjang keperluan pemenuhan nafkah hidupnya.(5) Bantuan Sosial bagi Keluarga Pahlawan dan

Perintis/Pe- juang KemerdekaanDalam usaha kesejahteraan sosial ini dilaksanakan

pembinaan kesejahteraan sosial bagi para keluarga pahlawan, pembinaan kesejahte- raan sosial 866

Page 47:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

para perintis/pejuang kemerdekaan dan keluarganya, pemeliharaan serta pembinaan Makam Pahlawan dan Taman Makam Pahlawan.

Dalam rangka ini telah diberikan bantuan berupa peralatan kerja kepada 100 orang keluarga Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan, agar dapat dipergunakan sebagai modal usaha untuk memenuhi keperluan keluarga yang mendesak. Sedangkan untuk memelihara dan mengem-

Page 48:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

bangkan jiwa kepahlawanan bangsa, telah dilakukan pemugaran terhadap Taman-taman Makam Pahlawan yang tersebar diberbagai propinsi. Di samping itu untuk memelihara kelestarian semangat keperintisan, telah diusahakan untuk menerbitkan biografi serta buku Pergerakan Politik yang merekam pengorbanan dan perjuangan Para Perintis Kemerdekaan.

(6) Perintisan sistem jaminan Kesejahteraan Sosial Gotong RoyongUntuk mempersiapkan adanya perintisan sistem

Jaminan Kesejahteraan Sosial, telah diselenggarakan suatu penelitian untuk menghim- pun data mengenai lembaga-lembaga sosial yang secara tradisional telah dan atau pernah menyelenggarakan langkah-langkah semacam pemberian bantuan jaminan sosial kepada warganya. Dari data yang diperoleh akan dicoba merumuskan suatu sistem berdasarkan gotong royong yang kiranya mungkin dapat diterapkan secara menyeluruh bagi anggota masyarakat yang paling miskin. Di samping itu dipersiapkan pula suatu penelaahan untuk menyusun Rancangan Undang-undang yang akan mendasari langkah dan pelaksanaan Jaminan Kesejahte- raan Sosial dimasa mendatang.

(7) Bantuan dan Rehabilitasi Sosial bagi para Korban Bencana alam dan bencana lainnya

Usaha-usaha bantuan dan rehabilitasi sosial terutama diarahkan agar para korban bencana dapat dan bersedia dipindahkan ke wilayah lain yang bebas 'dad bencana serta sekaligus menjadi tenaga yang produktif dan lebih meningkat taraf hidupnya. Dalam rangka ini pada tahun 1979/80 telah dapat dimukimkan sebanyak 5.002 KK dipindahkan dari daerah yang rawan bencana, baik dalam program transmi- grasi maupun pemukiman secara setempat. Mereka mendapatkan perumahan, tanah, bibit-bibit tanaman dan lain sebagainya untuk bekal memulai perjuangan hidupnya. Sedangkan untuk membantu kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi datangnya bencana sewaktuwaktu, maka diberbagai daerah rawan bencana telah diberikan per-

Page 49:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

alatan pertolongan pertama berupa tenda, perahu karet serta peralatan dapur umum.

Mengingat sering terjadinya bencana angin taufan di lautan pada daerah-daerah alur pelayaran para nelayan, maka untuk mempersiap-

867

Page 50:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

kan penampungan sementara para korban, telah dibangun Panti-panti Persinggahan di daerah Jambi, Aceh, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara. Sementara itu guna semakin memantapkan koordinasi penanganan masalah bencana alam, berdasarkan Keputusan Presiden No. 28 Tahun 1979 telah dibentuk dan ditetapkan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Adam sebagai koordinator di ting- kat Pusat dan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam sebagai koordinator di Daerah Tingkat I dan Tingkat II.c. Peranan Wanita

Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan kesejahteraan para wanita khususnya guna memantapkan ketrampilan dan kemam- puan para wanita pedesaan yang lemah kehidupan ekonominya agar dapat berperan memperbaiki tingkat hidupnya serta semakin berin- tegrasi secara lebih besar dalam pembangunan masyarakat terutama dalam bidang kesejahteraan sosial.

Kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan antara lain adalah memberikan bimbingan serta latihan-latihan dengan berbagai jenis ketrampilan kerja agar memungkinkan para wanita dapat memperguna- kan kesempatannya secara ekonomis dan produktif. Setelah mengikuti pendidikan, mereka mendapatkan bantuan berupa peralatan ketram- pilan sebagai modal usaha untuk meningkatkan pendapatannya. Jum- lah para wanita yang telah mengikuti latihan dan mendapatkan ban- tuan meliputi 6.960 orang, tersebar pada 150 desa di 53 kabupaten.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kaum wanita yang ikut serta dalam kegiatan organisasi sosial, juga telah diseleng- garakan latihan di tingkat Nasional, Propinsi maupun tingkat Kabu- paten, yang menyangkut cara dan Seni mengelola

868

Page 51:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

organisasi, cara mengadakan pendekatan terhadap masyarakat luas serta dasar-dasar pekerjaan sosial untuk mengembangkan kesejahteraan keluarga dan anak. Sementara itu di dalam rangka usaha memanfaatkan waktu kerja yang terbatas, telah dicoba untuk mengembangkan peralatan tehnologi tepat guna yang akan dapat meringankan pekerjaan rumah tangga bagi para wanita. Berhubung masih banyaknya masalah kebiasaan setem- pat, masalah adat dan masalah sosial lainnya yang menghambat peran- an wanita, maka telah dilakukan penelitian untuk mengatasi dan men-

Page 52:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

cari jalan keluar yang akan menguntungkan bagi berkembangnya parti -sipasi kaum wanita diberbagai lapangan pembangunan.

d. Generasi MudaProgram ini dimaksudkan untuk mengembangkan kesejahteraan

para remaja khususnya guna mengisi kegiatan-kegiatan kelompok remaja yang kurang mampu dalam rangka mencegah masalah kenakal- an atau kelainan sosial di kalangan remaja.

Dalam rangka ini telah dilakukan usaha-usaha untuk semakin memperluas kegiatan kelompok-kelompok remaja yang bersifat ber - main, mendidik diri dan berkarya dalam wadah Karang Taruna di bawah asuhan Pembina Remaja yang mendapatkan latihan khusus. Kepada sebanyak 400 Karang Taruna, pada tahun 1979/80 diberikan bantuan paket berupa peralatan ketrampilan, peralatan olah raga dan kesenian dalam rangka meningkatkan mutu kegiatannya serta lebih mempersiapkan kegiatan remaja kearah terbentuknya tenaga kerja muda yang produktif. Dengan adanya program ini diharapkan dapat dikembangkan kesadaran masyarakat bahwa masalah kehidupan remaja sangat perlu diperhatikan dan dapat ditanggulangi secara mu-syawarah dan gotong royong oleh masyarakat sendiri.e. Penelitian Kesejahteraan Sosial

Kegiatan penelitian di bidang kesejahteraan sosial ditujukan kepada langkah-langkah penyempurnaan kebijaksanaan pelayanan bagi masyarakat, meningkatkan daya guna sistem pelayanan serta meleng - kapi data dasar yang diperlukan.

Berbagai penelitian diselenggarakan pada tahun 1979/80 meliputi :1) Penyusunan data dan pemetaan permasalahan kesejahteraan sosial

khususnya tentang daerah-daerah rawan sosial di 13 Propinsi.2) Penelaahan data tentang lembaga-lembaga sosial yang mengadakan

usaha jaminan sosial kepada warganya, dalam rangka persiapan penyusunan perintisan sistem jaminan kesejahteraan sosial gotong royong.

3) Analisa pelaksanaan metoda pelayanan kesejahteraan sosial yang bersifat penyantunan di luar panti serta bersifat pemukiman ke wilayah baru.

869

Page 53:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

4) Penelaahan mengenai hambatan-hambatan sosial yang menjadi penghalang terhadap usaha-usaha peningkatan peranan wanita.f. Pendidikan dan Latihan Tenaga Sosial.

Program Pendidikan dan latihan tenaga sosial sangat diperlukan, oleh karena pelaksanaan pembangunan senantiasa menuntut pening- katan pengetahuan dan kemampuan para pelaksananya. Berhubung dengan itu maka dalam tahun 1979/80 telah diselenggarakan berbagai pendidikan dan latihan yang meliputi :1) Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Lanjutan (SEPALA), di-

ikuti oleh 115 peserta, diselenggarakan di Jakarta, Yogyakarta, Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan.

2) Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Madya (SEPADYA), di-ikuti oleh 30 orang peserta, diselenggarakan di Jakarta.

3) Latihan bagi tenaga-tenaga sarjana non profesi Kesejahteraan Sosial, diikuti oleh 25 orang peserta, di Jawa Barat.

4) Latihan Tata Usaha Keuangan dan Perbendaharaan, diikuti oleh 80 orang peserta, di Jakarta.

5) Latihan perencanaan dan pengendalian proyek-proyek, diikuti oleh 90 orang peserta, di Jakarta.

6) Latihan para pelatih/instruktur, diikuti oleh 30 orang peserta, di Jakarta.Di samping itu dalam rangka meningkatkan fasilitas unit pendi-

dikan Kursus Tenaga Sosial (KTS) di daerah, antara lain telah di- bangun 2 buah lokal pendidikan, 2 buah asrama, 3 buah ruang perpus-takaan, sebuah kantor dan 3 buah rumah dinas di KTS Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.g. Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah dan, Pengawasan

Pelaksanaan Pembangunan.Dalam upaya menyempurnakan efisiensi aparatur serta pengawas-

an pelaksanaan pembangunan telah ditempuh melalui usaha-usaha : 1) Memantapkan kegiatan menghimpun data serta perencanaan pro -

yek yang lebih bertitik tolak pada permasalahan sosial di wilayahpembangunan.

870

Page 54:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

2) Menyelenggarakan dan meningkatkan usaha pengawasan serta pengendalian proyek-proyek.

3) Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang fakir miskin dan jaminan sosial.

4) Menyempurnakan administrasi kepegawaian melalui analisa jabat -an/pekerjaan serta penertiban tata usaha kepegawaian.

5) Menyelenggarakan bimbingan dan pengarahan teknis serta evaluasi pelaksanaan proyek-proyek di lingkungan Direktorat Jenderal.

h. Penyempurnaan Prasarana Fisik PemerintahDalam program ini telah dilakukan kegiatan untuk menunjang

usaha-usaha meningkatkan dan menyempurnakan prasarana fisik pemerintah, baik di Pusat maupun di Daerah-daerah.

Pada tahun 1979/80 telah dibangun 4 (empat) buah Kantor Wila - yah di Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan di Nusa Tenggara Timur. Juga telah dibangun 7 (tujuh) buah Kantor untuk tingkat Kabupaten yakni di Kabupaten Pesisir Selatan, Kapuas, Sangi - he Talaud dan Gorontalo, serta di Jeneponto, Sinjai dan Soppeng. Demikian pula telah disediakan perlengkapan dan peralatan kantor serta mobilitas yang sangat diperlukan, khususnya untuk meningkat- kan kegiatan di daerah-daerah.

C. PERANAN WANITA

1. PendahuluanSebagaimana digariskan di dalam Garis-garis Besar Haluan Nega-

ra maka pembangunan yang menyeluruh mensyaratkan ikut sertanya pria maupun wanita secara maksimal di segala bidang pembangunan. Oleh karena itu wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan. Peranan wanita dalam pembangunan tidak mengurangi peranannya dalam pembinaan keluarga sejahtera umum- nya dan pembinaan generasi muda khususnya, dalam rangka pembi- naan manusia Indonesia seutuhnya. Untuk lebih memberikan peranan dan tanggung jawab kepada kaum wanita dalam pembangunan, maka

871

Page 55:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

pengetahuan dan ketrampilan wanita perlu ditingkatkan di berbagai bidang yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sesuai dengan apa yang dikemukakan di dalam GBHN, maka di dalam Repelita I1I diusahakan untuk lebih meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan. Secara langsung wanita membina per-kembangan mental dan fisik generasi-generasi penerus dalam keluarga masing-masing, yang merupakan kelompok-kelompok yang akan terjun dalam masyarakat, yaitu kelompok generasi muda, penerus cita-cita bangsa yang akan mewarisi dan melanjutkan perjuangan bangsa gene- rasi demi generasi. Dengan meningkatkan pendidikan, pengetahuan, ketrampilan, sikap kaum wanita dan penghasilan keluarga serta meniadakan keadaan sosio-budaya yang tidak menguntungkan bagi wanita, maka ditingkatkan pula mutu hidup manusia dan akan lebih mampu untuk mengelola dan memanfaatkan lingkungan alam untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri, keluarga dan seluruh masyarakat.

Di samping adanya kehendak politik seperti dituangkan dalam GBHN tentang Peranan Wanita dalam Pembangunan dan Pembinaan Bangsa, dapat pula dikemukakan adanya faktor-faktor yang mendu- kung peningkatan peranan wanita dalam pembangunan, yaitu telah meluasnya pergerakan wanita yang sejak kebangkitan bangsa Indo- nesia menunjukkan partisipasinya dan selalu berusaha meningkatkan- nya melalui perjuangan persamaan hak, kewajiban dan kesempatan; semangat dan kegairahan para pemimpin wanita baik ditingkat pusat maupun daerah untuk membantu keberhasilan kebijaksanaan ini; serta telah tersusunnya Rencana Kegiatan Nasional Wanita Indonesia.

2. Hasil-hasil Kegiatan PembangunanLangkah-langkah untuk meningkatkan peranan wanita dalam

Repelita III berjalan secara terpadu dengan kebijaksanaan dan lang- kah-langkah dipelbagai bidang pembangunan. Hal .ini ditujukan untuk meningkatkan keadaan yang memungkinkan wanita ikut serta dan ber-integrasi secara lebih baik dalam pembangunan material dan spiritual, antara lain dalam bidang-bidang pertanian, perkoperasian, kesehatan dan lingkungan hidup, industri, pendidikan dan kebudayaan,

872

Page 56:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

pengembangan pusat informasi yang menyangkut peranan wanita dan lain sebagainya.

Sejak tahun terakhir Repelita II telah dilaksanakan Crash Pro- gram Keluarga Sehat, yang berjalan sebagai usaha bersama antara Pemerintah (baik Pusat maupun Daerah) dengan organisasi wanita dan organisasi masyarakat lainnya. Program tersebut bertujuan mem-berikan dorongan awal untuk lebih meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan kepada para wanita/ibu-ibu rumah tangga khususnya, maupun masyarakat luas pada umumnya, untuk lebih meningkatkan status kesehatan dan gizi mereka serta agar lebih menyadari dan lebih menghayati tentang hidup sehat.

Crash Program Keluarga Sehat meliputi 26 propinsi, 287 Kabupaten/ Kotamadya, 287 Kecamatan miskin/rawan, 574 Desa mencakup 23.760 KK. Perubahan sikap yang terjadi pada masyarakat setempat setelah menghayati pengertian hidup sehat dan bersih demi kesejah-teraan mereka sendiri, nampak dalam kegiatan antara lain memisah- kan kandang ternak dari ruang tempat tinggal keluarga, mengadakan jamban keluarga, mengadakan saluran air limbah, mengadakan sekat ruang tidur, membuat jendela-jendela di dinding rumah, memanfaat- kan tanah pekarangan dengan aneka usaha tani dan menimbangkan bayi dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) di dalam Ta -man Gizi.

Pada tahun pertama Repelita III (1979/80) sebagai lanjutan dan peningkatan Crash Program Keluarga Sehat telah dilaksanakan Pro-gram Terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (Program Terpadu P2W-KSS), yang merupakan program lintas sektoral yang bersifat terpadu dan terarah. Program Terpadu P2W-KSS bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian dan ketrampilan dasar bagi kaum wanita khususnya, maupun masya-rakat luas pada umumnya, terutama pada keluarga-keluarga yang berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota, agar mereka makin dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kehidupan keluarganya. Program Terpadu P2W-KSS dalam pelaksanaannya telah melibatkan bidang-bidang pertanian, kesehatan, pendidikan dan ke-budayaan, sosial, perdagangan dan koperasi, perindustrian, agama,

873

Page 57:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

keluarga berencana, penerangan, transmigrasi, LIPI serta organisasi -organisasi masyarakat seperti Kowani, Dharma Wanita, Dharma Wa-nita Pertiwi, Komite Nasional Kedudukan Wanita Indonesia (KNKWI) dan lain-lainnya.

Penyelenggaraan kegiatan dibidang penerangan berupa peningkat- an program wanita pedesaan melalui kegiatan penerangan umum, siaran radio dan televisi yang ditujukan untuk peningkatan pemerataan informasi dan peningkatan kesadaran tentang pemanfaatan fasilitas dan sarana pembangunan bagi wanita.

Di bidang perdagangan dan koperasi dilaksanakan kegiatan untuk meningkatkan ketrampilan wanita, khususnya pedagang-peda -gang kecil di bidang perdagangan guna menumbuhkan jiwa kewira -swastaan dikalangan mereka dan untuk melaksanakan pendidikan dan latihan perkoperasian bagi golongan wanita di pedesaan di dalam rangka meningkatkan peranan kaum wanita dalam menambah penda-patan keluarga melalui pemanfaatan waktu luang.

Dalam meningkatkan peranan wanita tani dan nelayan, telah diusahakan melaksanakan latihan-latihan, kursus-kursus dan penyu-luhan mengenai pengenalan dan cara-cara pemanfaatan teknologi baru dalam bidang produksi, cara-cara penyimpanan dan pemanfaatan hasil-hasil pertanian terutama dalam rangka perbaikan gizi keluarga. Di samping itu juga cara-cara pemanfaatan tanah pekarangan untuk perbaikan gizi keluarga melalui tanaman pekarangan, usaha peternak- an dan perikanan.

Di bidang pendidikan dan kebudayaan telah pula dilaksanakan kursus berbagai ketrampilan wanita dan pemberian beasiswa. Dalam pada itu di bidang kesehatan telah diberikan bantuan kepada organi sasi-organisasi wanita untuk mendorong pendirian taman-taman gizi, perintisan peningkatan penggunaan Air Susu Ibu dalam bentuk kam-panye di 11 kota besar yang masing-masing mencakup satu rumah sakit dan satu rumah bersalin yang merawat anak/ibu dari golongan berpenghasilan rendah, latihan penyuluhan kesehatan khususnya ten-tang gizi, kebersihan lingkungan, perawatan anak, P3K dan lain-lain kegiatan. Disamping itu diadakan pula penelitian partisipasi wanita dalam program-program kesehatan.

874

Page 58:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

Di bidang ketenagakerjaan telah pula dilaksanakan peningkatan ketrampilan wanita pedesaan, meningkatkan peranan buruh wanita yang bekerja di perusahaan-perusahaan dan mengadakan penelitian untuk meningkatkan produktivitas kerja wanita yang bekerja, yang pada tahap permulaan penelitian diarahkan kepada buruh-buruh wanita di perusahaan di Jakarta. Usaha-usaha peningkatan ketrampilan dan peningkatan peranan wanita tersebut pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan usaha perlindungan tenaga kerja wanita seperti pembinaan tempat penitipan anak, fasilitas keluarga berencana dan program kejar (bekerja sambil belajar).

Di daerah transmigrasi dilaksanakan latihan ketrampilan bidang-bidang usaha pertanian, kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

Lain dari pada itu dicari dan diterapkan teknologi tepat guna dengan tujuan meringankan beban rumah tangga kaum wanita, khu-susnya ibu-ibu rumah tangga. Sementara itu dibidang kesejahteraan sosial diberikan latihan ketrampilan para wanita dari kalangan kelu -arga di bawah garis kemiskinan agar mampu memperbaiki tingkat hidupnya. Selain itu dilakukan pula penelitian tentang hambatan-ham-batan sosial yang merupakan faktor penghalang dalam usaha mengem -bangkan peranan wanita.

Hasil-hasil Program Terpadu P2W-KSS selama tahun 1979/80 dapat dicatat sebagai berikut: (1) Para Wanita sasaran penggarapan program sudah dapat membaca/menulis huruf Latin dan memperoleh pengetahuan dasar sesuai paket A jilid I s/d IV, (2) Ibu-ibu rumah tangga sudah mau secara teratur mengikuti penyelenggaraan Taman Gizi dengan mengikuti penyuluhan gizi, menimbangkan bayinya tiap bulan dengan menggunakan KMS, dan memberikan makanan tambah- an kepada anak-anak Balitanya, (3) Para Ibu-ibu sudah nampak ada kesadaran akan perlunya pergi ke Puskesmas untuk memeriksakan kesehatan dirinya atau anaknya atau dalam masa hamil, (4) Para Ibu-ibu sudah makin menyadari perlunya, vaksinasi/imunisasi bagi anak -anaknya atau bagi mereka sendiri dalam masa hamil, (5) Makin dira -sakan manfaat dari pengusahaan tanah pekarangan dengan aneka usaha tani baik untuk memenuhi bahan pangan bergizi bagi keluarga,

875

Page 59:  · Web viewJumlah penderita malaria di Jawa — Bali adalah sekitar 71.000 orang sedangkan di luar Jawa — Bali sekitar 53.000 orang. Ini menunjukkan kemajuan apabila kita bandingkan

maupun untuk mengurangi belanja keluarga serta meningkatkan peng-hasilan keluarga, (6) Antar Departemen/Instansi tingkat Pusat maupun Daerah makin nampak kesadaran terhadap perlunya keterpaduan dalam pelaksanaan Program P2W-KSS dan perlunya ditingkatkan koor -dinasi antar Departemen / Instansi yang harus sudah dimulai dari taraf perencanaan.

Program Terpadu P2W-KSS Repelita III tahun 1979/80 meliputi 26 Propinsi, 282 Kabupaten/Kotamadya, 564 Kecamatan dan 1.128 Desa dengan lebih kurang 47.520 KK.

876