olhachayo.files.wordpress.com · Web viewHemoroid Megakolon (penhyakit Hisrchprung) Gangguan...
-
Upload
hoangnguyet -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of olhachayo.files.wordpress.com · Web viewHemoroid Megakolon (penhyakit Hisrchprung) Gangguan...
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR CA REKTI
1. Definisi
Karsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan
jaringan abnormal pada daerah rektum. Jenis terbanyak adalah
adenokarsinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta
melepaskan lendir dan cairan lainnya) banyak 65% ditemui pada usia 40
tahun ke atas dengan insiden puncak.
2. Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, ttapi ada beberapa faktor predisposisi
yang berhubungan dengan Ca Rekti
a. Herediter
Anak-anak yang bersasal dari orang tua yang menderita Ca mempunyai
3,5 kali lebih besar daripada anak yang mempunyai orangtua sehat
b. Gaya hidup
Orang yag merokok dapat meningkatkan resiko terbentuknya adenoma
dan juga kenaikan resiko perubahan adenoma menjadi kanker
Diet/pola makan yang tinggi lemak dan sedikit serat menyebabkan
sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker
colorektal
c. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
Adenoma dikolon terjadi dalam bentuk villi dapat mengalami degenerasi
maligna menjadi adenokarsinoma
Familial poliposis merupakan kondisi premaglina dimana + 7% poliposis
akan mengalami degenerasi maligna.
Kolitis ulseratif, mempunyai resiko besar terjadi Ca Rekti
3. Patofisiologi
Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui
secara pasti. Polip dan ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas
tetapi dianggap bukan sebagai penyebab langsung. Asam empedu dapat
berperan sebagai karsinogen yang mungkin berada di kolon. Hipotesa
penyebab yang lain adalah meningkatnya penggunaan lemak yang bisa
menyebabkan kanker kolorektal.
Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang pada
umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian
menembus dinding kolon dan jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor terjadi
secara limfogenik, hematogenik atau anak sebar. Hati, peritonium dan organ
lain mungkin dapat terkena.
Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3
fase. Fase pertama ialah fase karsinogen yang bersifat rangsangan, proses ini
berjalan lama sampai puluhan tahun. Fase kedua adalah fase pertumbuhan
tumor tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis) yang berlangsung
bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan
gejala yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut berlangsung perlahan-
lahan dan tidak sering, penderita umumnya merasa terbiasa dan menganggap
enteng saja sehingga penderita biasanya datang berobat dalam stadium
lanjut.
4. Manifestasi klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah
perubahan kebiasaan defekasi, pasase darah dalam feses. Gejala juga dapat
mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan
BB, dan keletihan. Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah
evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare
bergantian
5. Komplikasi
Karsinoma kolon dapat bermetastase dengan jalan
- Langsung perkontinuitatum dinding usus dan organ disekitarnya
- Hematogen
- Limfogen
Metastasis sering terjadi ke kelenjar getah bening dan organ lain, misal ke
hati, paru dan otak
Komplikasi lainnya ;
a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus
pertial/lengkap
b. Pertumbuhan dan ulserasi dapat menyerang pembuluh darah sekitar
kolon yang menyebabkan hemoragi
c. Perforasi dapat terjadi yang menyebabkan pembentukan abses
d. Peritonitis /sepsis yang dapat menimbulkan syock
6. Penatalaksanaan
Pengobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik.
a. Pilihan utama adalah pembedahan
b. Radiasi pasca bedah diberikan jika:
1) Sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria
2) Ada metastasis ke kelenjar limfe regional
3) Masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada
metastasis jauh.
(Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).
c. Obat sitostatika diberikan bila:
1) Inoperabel
2) operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah
menembus tunika muskularis propria atau telah dioperasi kemudian
residif kembali.
Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:
1. Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut.
Pemberian berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan
total 6 siklus.
2. Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
3. Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus
operabel hanya lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih
efektif. Selama pemberian, harus diawasi kadar Hb, leukosit dan
trombosit darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan
hasil yang memuaskan.
7. Stadium Ca Recti
a. Sistem Dukes modifikas astter coller
Stadium A Terbatas pada dinding usus 97%
Stadium B Menembus lapisan muskularis mukosa 80%
Stadium C Metastosis ke kelenjar limfe
Stadium C1 Beberapa kelenjar limfe (1-4 bh) 65%
Stadium C2 Metastasis ke kelenjar limfe > 5 bh 35%
Stadium D Metastasis ke organ lain ; hati 35%
b. Stadium Berdasarkan TNM
Tx : tumor primer tidak dapat dinilai
To : tumor primer tidak ditemukan
Tis : karsinoma insitu, intraepitelial/sebatas lapisan mukosa saja
T1 : tumor menginvasi submukosa
T2 : tumor menginvasi lapisan muskularis propia
T3 : tumor menembus muskularis propria hingga lapisan serosa
T4 : menginvasi organ/ struktur sekitarnya/sampai peritonium
8. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Tujuan/Interpretasi Hasil
1. Pemeriksaan laboratorium:
Tinja
CEA (Carcino-embryonic
anti-gen)
2. Pemeriksaan radiologis
3. Endoskopi dan biopsi
4. Ultrasonografi
Untuk mengetahui adanya darah dalam
tinja (makroskopis/mikroskopis)
Kurang bermakna untuk diagnosis awal
karena hasilnya yang tidak spesifik serta
dapat terjadi psoitif/negatif palsu tetapi
bermanfaat dalam mengevaluasi dampak
terapi dan kemungkinan residif atau
metastase.
Perlu dikerjakan dengan cara kontras
ganda (double contrast) untuk melihat
gambaran lesi secara radiologis.
Endoskopi dengan fiberscope untuk
melihat kelainan struktur dari rektum
sampai Recti. Biopsi diperlukan untuk
menentukan jenis tumor secara patologi-
anatomis.
Diperlukan untuk mengtahui adanya
metastasis ke hati.
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Data Klinis
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pekerjaan, pendidikan, No.MR
2. Riwayat Kesehatan /alasan masuk
- Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada
anus yang menjalar ke abdomen bagian bawah
- BAB disertai darah
- Nyeri kram abdomen
- Perubahan pola defekasi : melena (feses hitam)
- Konstipasi, diare, penipisan feses, tidak puas setelah
BAB, anoreksia, mual muntah, penurunan BB, keletihan
- Memiliki kebiasaan diit tinggi lemak, protein dan
daging srerta rendah serat
3. Pola fungsional gordon
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Terjadi perubaha persepsi dan penanganan kesehatan karena kurang
pengetahuan tentang dampak sehingga menimbulkan persepsi negatif
terhadap diri, stres, perubahan perilaku, mudah tersinggng
b. Pola Nutrisi dan metabolik
Terjadi penurunan nafsu makan (anoreksia) sehingga BB menurun,
penurunan lemak subkutan, penurunan masa atot, konjungtiva
anemis, HB rendah
c. Pola eliminasi
Terjadi perubahan kebiasaan defekasi, dimana konstipasi dan diare
bergantian, feses berdarah / berwarna hitam, penipisan pada feses
d. Pola latihan dan aktifitas
Klien mengalami keletihan, nyeri pada abdomen sehingga tidak
dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari
e. Pola kognitif dan persepsi
Tidak terjadi perubahan
f. Pola istirahat dan tidur
Mengalami cemas, nyeri dan kram abdomen
g. Pola konsep diri – persepsi diri
Adanya perubahan pada fungsi dan struktur tubuh akan
menyebabkan gangguan pada gambaran diri : rasa terisolasi, harga
diri rendah, mekanisme koping destruktif, perasaan tidak berdaya,
kurang percaya diri dan putus asa disertai emosi labil dan kesulitan
untuk mengungkapkan
h. Pola peran dan hubungan
Tidak dapat menjalankan peran dalam keluarga dan dalam
masyarakat, membutuhkan dukungan
i. Pola seksualitas dan reproduksi
Mengalami gangguan dalam hubungan seksualitas
j. Pola pertahanan diri
Lama rawatan, perjalanan penyakit yang kronis, perasaan tidak
berdaya dapat menyebabkan perasaan marah, cemas, takut, tidak
sabara, mudah tersinggung.
k. Pola keyakinan dan nilai
Mengkaji pola ibadah dan keyakinan selama sakit
4. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri
- Konstipasi
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh
- Resiko perdarahan
- Ansietas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CANCER RECTI
No. Diagnosa KeperawatanCriteria Hasil/outcomes
(NOCs)Interventions (NICs) Aktifitas
1. Nyeri kronik Batasan karakteristik : Melaporkan nyeri secara verbal
dan non verbal Posisi untuk mengurangi nyeri Gerakan untuk melindungi Tingah laku berhati-hati Muka topeng Gangguan tidur Fokus pada diri sendiri Fokus menyempit (penurunan
persepsi waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang lain dan lingkungan)
Tingkah laku distraksi Respon otonom (diaphoresis,
perubahan tekanan darah, perubahan napas, perubahan nadi, dilatasi pupil)
Perubahan otonom dalam tonus otot (dalam rentang lemah ke
1. Tingkatan kenyamanan2. Kontrol nyeri3. Tingkatan nyeri
Indikator:1. Klien mampu
mengontrol nyerio mampu
mengetahui faktor penyebab
o Serangan nyeri berkurang/hilang,
o Mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
2. Tingkatan Nyeri o Melaporkan yeri
berkurang
1. Manajemen nyeri2. Terapi relaksasi3. Pemberian
analgetik
1. Manajemen nyeriAktifitas:
Melakukan penilaian terhadap nyeri seperti : lokasi, karakteristik, lama/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor yang meningkatkan nyeri.
Kaji ketidaknyamanan secara non verbal, seperti ketidakmampuan pasien untuk berkomunikasi dengan efektif
Tentukan pengaruh pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup sehari-hari ( seperti : tidur,nafsu makan, aktivitas, kesadaran, perasaan, hubungan sosial, penampilan kerja,dan melakukan tanggung jawab sehari-hari)
Menggali factor yang meningkatkan nyeri
Tentukan tingkat kebutuhan pasien yang dapat memberikan
kaku) Tingkah laku ekspresif (gelisah,
merintih, waspada, iritabel, napas panjang dan mengeluh)
Perubahan dalam nafsu makan
Faktor yang berhubungan :Agen Cedera
o Ekspresi wajah rileks
o Gelisah ( ̶), Diaphoresis ( ̶ ),
o Vital sigs dbn, Respirate Rate 16-24x/menit, Pulse Rate: 60-90x/menit
3. Tingkatan Kenyaman o Melaporkan
kenyamano Nyeri berkurang,o Melakukan
tindakan untuk mengurangi nyeri)
o Mampu mengontrol nyeri
kenyamanan pada pasien dan rencana keperawatan
Menyediakan informasi tentang nyeri,contoh : penyebab nyeri, bagaimana kejadiannya, mengantisipasi ketidaknyamanan terhadap prosedur
Mengontrol factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (suhu ruangan, pencahayaan, keributan)
Mengurangi faktor yang dapat meningkatkan nyeri (ketakutan, kelelahan, sifat membosankan, kurang pengetahuan)
Mempertimbangkan kesediaan pasien dalam berpartisipasi, kemampuannya dalam berpartisipasi, pilihan yang digunakan, dukungan lain dalam metoda dan kontraindikasi dalam pemilihan strategi mengurangi nyeri
Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri ketika memilih metode
mengurangi nyeri Ajarkan pasien mengenai prinsip
manajemen nyeri Anjurkan pasien untuk
istirahat/tidur untuk mengurangi nyeri
Mengajarkan pasien menggunakan teknik nonfarmakologi (seperti : biofeddback, hipnosis, relaksasi, terapi music, distraksi, terapi bermain, acupressure, aplikasi hangat/dingin, dan pijatan)
Dorong pasien untuk menggunakan pengobatan nyeri yang adekuat
Kolaborasikan dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya untuk memilih dan mengimplementasikan metoda dalam mengatasi nyeri secara non farmakologi.
Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum menjadi menyakitkan
Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri yang diberikan dalam interval yang ditetapkan
2. Terapi relaksasiAktifitas:
Gambarkan rasional dari relaksasi dan kegunaanya, keterbatasan, dan tipe relaksasi yang tersedia (music, mediasi, irama nafas, relaksasi otot)
Tentukan apakah ada teknik relaksasi yang sebelumnya pernah digunakan
Berikan gambaran detail dalam memilih intervensi relaksasi
Anjurkan untuk posisi yang nyaman bagi klien
Anjurkan pasien untuk relax Demonstrasikan dan praktekkan
teknik relaksasi pada pasien Gunakan suara yang halus apabila
berbicara dengan klien Berikan lengkungan yang nyaman,
dan tidak gaduh agar pasien bisa tidur
3. Pemberian Analgetik
Aktifitas: Cek order medis mengenai obat,
dosis dan frekuensi analgesic yang diberikan
Cek riwayat alergi obat Monitor tanda-tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian obat analgesic dengan dosis pertama, atau catat jika ada tanda yang tidak biasa muncul
Berikan perawatan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas lain untuk menimbulkan relaksasi untuk memfasilitasi respon pasien terhadap analgesik
Berikan pengobatan analgesic untuk pencegahan puncak dan selama kerja analgesia khususnya untuk nyeri yang hebat.Evaluasi keefektifan analgesik dan efek samping obat pada interval yang sering dan teratur setelah masing-masing pemberian.
Ketidakseimbangan Nutrisi : Manajemen
2,
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Definisi :Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolikBatasan karakteristik : Kram abdomen Nyeri abdomen Keengganan untuk makan Berat badan 20 % atau lebih di
bawah ideal Kerapuhan pembuluh kapiler Diare Bising usus hiperaktif Melaporkan kurangnya
makanan Kurangnya minat terhadap
makanan Penurunan berat badan dengan
intake makanan yang adekuat Konjungtiva dan membran
mukosa pucat Tonus otot buruk Melaporkan intake makanan
yang kurang dari kebutuhan
Nafsu makan Status nutrisi Status nutrisi: yang
adekuat : asupan makanan dan cairan
Indikator: Nafsu Makan
o Keinginan untuk makan meningkat
o Asupan makanan adekuat
o Asupan cairan adekuat
Status Nutrisio Asupan nutrisi
adekuato Tonus otot normalo Peningkatan
energyo Peningkatan BB ±
2-3 Kg/2 minggu
o Peningkatan Body
Nutrisi Terapi Nutrisi Monitor Gizi Bantuan
mendapatkan peningkatan berat badan
1. Manajemen NutrisiAktifitas:
Mengkaji adanya pasien alergi terhadap makanan
Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
Mengatur pola makan dan gaya hidup pasien
Mengajarkan pasien bagaimana pola makan sehari- hari yang sesuai dengan kebutuhan
Memantau dan mencatat masukan kalori dan nutrisi
Timbang berat badan pasien dengan interval yang sesuai
Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara memenuhinya
Membantu pasien untuk menerima program gizi yang
kecukupan gizi harian
Faktor yang berhubungan :Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologis, psikologis.
Mass
Status nutrisi yang adekuat: asupan makanan dan cairan
o Asupan makanan secara oral adekuat
o Asupan cairan secara oral adekuat
o Asupan cairan secara IV adekuat
o Asupan nutrisi secara parenteral adekuat
dibutuhkan
2. Therapy NutrisiAktifitas: Memantau makanan dan minuman
yang dimakan dan hitung intake kalori sehari yang sesuai
Memantau ketepatan anjuran diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehari- hariyang sesuai
Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori jenis gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
Memberikan makanan sesuai dengan diet yang dianjurkan
Memantau hasil labor Memberikan Mengajari kepada keluarga dan
pasien secara tertulis contoh diet yang dianjurkan
3. Monitor GiziAktifitas :
Memantau berat badan pasien
Memantau turgor kulit Memantau mual dan muntah Memantau albumin, total
protein, Hb, hematokrit, dan elektrolit
Memantau tingkat energi, lemah, letih, rasa tidak enak
Memantau apakah konjungtiva pucat, kemerahan, atau kering
Memantau intake nutrisi dan kalori
4. Bantuan mendapatkan peningkatan berat badan
Aktifitas: Memantau adanya rasa mual dan
rasa muntah Membicarakan kemungkinan
penyebab dari berat badan di bawah normal
Menentukan penyebab mual dan muntah dan penyebabnya
Memantau konsumsi kalori setiap hari
Memantau tingkat albumin,
limfosit dan elektrolit
3 KonstipasiBatasan Karakteristik :
Nyeri perut Nyeri tekan pada abdomen
dengan atau tanpa disertai dengan resistensi otot yang dapat dipalpasi
Anoreksia Tampilan atipikal pada
lansia (misal perubahan status mental, inkontiinensia urin, jatuh yang tidak dapat dijelaskan dan peningkatan suhu tubuh
Perubahan pada suara abdomen (borborigmi)
Darah merah segar dalam feses
Perubahan pola defekasi
1. Bowel eliminationIndikator :Pola eliminasiKontrol pergerakan bowelWarna fesesJumlah fesesFeses lunak dan berbentukStool odorLemak dalam fesesFeses tanpa darahFeses tanpa lendirKonstipasi tidak adaDiare tidak adaDefekasi tanpa bantuanPencernaan serat yang adekuatOlahraga yang adekuat
1. Manajemen konstipasi
2. Monitor cairan
1. Manajemen konstipasiAktifitas :
kaji penyebab konstipasi pasien Observasi kebiasaan eliminasi
pasien ( frekuency, consistensi, kebiasaan/habit, pemakaian obat-obatan pencahar, diet dll ).
Lakukan pemeriksaan fisik berkaitan dengan kosnstipasi ( peristaltic dll )
Jelaskan penyebab konstipasi pada pasien.
Berikan diit fiber untuk mengurangi konstipasi.
Kolaborasi dg dokter berkaitan dengan konstipasi pasien
2. Monitoring Cairan Aktivitas :
Kaji tentang riwayat jumlah dan tipe
Penurunan frekuensi Penurunan volume feses Perasaan penuh pada rektal Perasaan tekan pada rektal Kelelahan umum Feses yang kering, keras
dan berbentuk Sakit kepala Bising usus hiperaktif Bising usus hipoaktif Peningkatan tekanan
abdomen Nausea Pengeluaran cairan feses
lambat Massa abdomen yang dapat
dipalpasi Massa rektal yang dapat
dipalpasi Adanya feses seperti pastel
lembut dalam rektum Bunyi pekak pada perkusi
abdomen Nyeri saat defekasi
1. HidrasiIndikator :
Hidrasi kulirMembran mukosa lembabTidak ada edema periferTidak ada asitesAbnormal thirs tidak adaBunyi napas tambahan tidak adaNapas pendek tidak adaSunken eyes tidak adaTidak ada demamKemampuan perspirasiHaluaran urineBPHematokrit
intake cairan dan pola eliminasi Kaji
kemungkinan factor resiko terjadinya imbalan cairan (seperti : hipertermia, gagal jantung, diaforesis, diare, muntah, infeksi, disfungsi hati)
Monitor BB, intake dan output
Monitor nilai elektrolit urin dan serum
Monitor osmolalitas urin dan serum
Monitor denyut jantung, status respirasi
Monitor TD ortostatik dan perubahan ritme jantung
Monitor parameter hemodinamik invasive
Monitor membrane mukosa, turgor dan rasa haus
Monitor
Flatus berat Mengejan saat defekasi Tidak mampu
mengeluarkan feses Mual
Faktor yang berhubunganFungsional Kelemahan otot perut Penginkaran kebiasaan/
mengabaikan keinginan untuk defekasi
Ketidakadekuatan defekasi ( misalnya tanpa mengenla waktu, posisi saat defekasi, dan privasi)
Kebiasaan defekas tidak teratur
Aktivitas fisik tidak cukup Perubahan lingkungan yang
terjadi
Psikologis Depresi Status emosi
warna dan kuantitas urin Monitor
distensi vena leher , edem perifer dan peningkatan BB
Monitor tanda dan gejala asites
Pertahankan keakuratan catatan intake dan output
Catat adanya vertigo
Beri agen farmakoligis untuk meningkatkan output urin
Lakukan dialisa, catat respon klien
Beri cairan
Batasi intake cairan pertahankan aliran IV
Konfusi mental
Farmakologis Antasi berisi aluminium Anti kolineegik Anti konvulsan Anti depresan Agen antilipernik Garam bismuth Kasuim karbonat Penghambat saluran
kalsium Diuretik Garam besi Penurunan laksatif
berlebihan Agen non steroid anti i
flamsi Opiat Fnotiazid Sedatif Simpatomimetik
Mekanis Ketidakseimbangan
elektrolit Hemoroid Megakolon (penhyakit
Hisrchprung) Gangguan neurologis Obesitas Obstuksi pasca operasi Kehamilan Pembesaran prostat Abses rektal Striktura anal rektal Ulkus rektal Prolaps rektal Rektokel Tumor
Fisiologis Perubahan pola makan dan
kebiasaan makanan yang dikonsumsi
Dehidrasi Penurunan motilitas saluran
gastrointestinal Kebersihan mulut dan gigi
yang tidak adekuat Asupan serat yang tidak
cukup Asupan cairan yang tidak
cukup Pola makan yang buruk
4.
Resiko Pendarahan Faktor Resiko :
Aneurisma Sirkumsisi Kurang pengetahuan Koagulopati intravascular Riwayat jatuh Gangguan gastrointestinal
(contoh: penyakit gastric ulcer, polip, varises)
Gangguan fungsi hati (contoh: sirosis dan depatitis)
Koagulopati yang melekat (contoh: trombositopenia)
Komplikasi postpartum
1. Status SirkulasiIndikator :Tekanan sistolik dbhTekanan diastolik dbhNadi dbh Rata-rata tekanan darah dbhTekanan vena central dbhTekanan pulmonal dbhTidak ada hipotensi orthostatikDenyut jantung dbn Tidak ada bunyi
1. Pencegahan pendarahan
2. Perawatan sirkulasi
3. Pendidikan kesehatan: Proses penyakit
1. Pencegahan PendarahanAktivitas :
Monitor kemungkinan terjadinya perdarahan pada pasien
Catat kadar HB dan Ht setelah pasien mengalami kehilangan banyak darah
Pantau gejala dan tanda timbulnya perdarahan yang berkelanjutan 9cek sekresi pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari perawat)
Pantau factor koagulasi, termasuk protrombin (Pt), waktu paruh tromboplastin (PTT),
(contoh: atoni postpartum, plasenta yang tertahan)
Komplikasi kehamilan (contoh: plasenta previa, kehamilan, kehamilan molar, robeknya plasenta)
Trauma Efek samping pengobatan
(pembedahan, pengobatan, pemberian platelet karena kekurangan produksi darah, kemoterapi)
jantung abnormal Gas darah dbnPertukaran 02 dari arteri-venna dbnBunyi nafas abnormal tidak adaKeseimbangan intake-output 24 jamPerfusi jaringan periferNadi perifer kuatNadi perifer simetrisBruit vena besar tidak ditemukanDistensi vena leher tidak ditemukanEdema perifer tidak ditemukan Asites tidak ditemukanStatus kognitif dbhKelemahan yang berat tidak ditemukan
fibrinogen, degradasi fibrin, dan kadar platelet dalam darah)
Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk TD
Atur pasien agar pasien tetap bed rest juka masih ada indikasi pendarahan
Atur kepatenan/ kualitas produk / alat yang berhubungan dengan perdarahan
Lindungi pasien dari hal-hal yang menimbulkan trauma dan bias menimbulkan perdarahan
Jangan lakukan injeksi Gunakan sikat gigi yang lembut
untuk perawatan oral pasien Gunakan alat ukur elektrik yang
memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur
Hindari tindakan invasive Cegah memasukkan sesuatu
kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu secar
2. Status koagulasiIndikator :Pembentukan bekuan darahPendarahanMemarPtekieProtombin time normalRed Bood count (RBC)Partial Thromboplastin Time (PTT)Banyaknya plateletLevel plasma fibrinogenHematokrit
3. Kontrol resikoIndikator :Resiko dikenaliMonitor faktor resiko lingkunganMonitor faktor resiko kebiasaan individu
rectal Jauhkan alat-alat berat disekitar
pasien Instruksikan pasien untuk
menghindari/ menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk menghindar aspirin/ antikoagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasiAjarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung
2. Perawatan SirkulasiAktivitas :
- Lakukan penilaian dari sirkulasi keseluruhan (ex : periksa detak keseluruhan, edema, kapiler refil, warna, dan suhu dari
Membangun strategi kontrol resiko yang efektifMenyesuaikan strategi kontrol resiko jika dibutuhkanMelakukan strategi faktor resikoMengikuti strategi faktor resiko yang telah dipilihModifikasi gaya hidup untuk mengurangi resikoMenegah terpaparnya dengan ancaman kesehatan
ekstremitas)- Evaluasi edema dan denyutan
keseluruhan- Periksa kulit untuk stasis
ulserasi atau luka- Palpasi anggota badan dengan
teliti- Kaji derajat ketidaknyamanan
dan nyeri- Rendahkan ekstremitas untuk
meningkatkan sirkulasi arteri, jika memungkinkan
- Gunakan stoking antiembolisme (ex : elastis atau stoking yang berisi udara), jika memungkinkan
- Buka stoking antiembolisme selama 15-20 menit setiap 8 hari
- Angkat badan 200 atau lebih diatas jantung untuk meningkatkan venous return, jika memungkinkan
- Berikan pengobatan antiplatelet atau antikoagulan, jika
memungkinkan- Ubah posisi pasien paling sedikit
setiap 2 hari, jika memungkinkan
- Gunakan tempat tidur/matras terapeutik, jika memungkinkan
- Anjurkan latihan ROM pasif atau aktif selama istirahat, jika memungkinkan
- Anjurkan pasien bahwa pentingnya mencegah vena stasis (ex : tidak menyilangkan kaki, mengangkat kaki tanpa melipat lutut, dan latihan)
- Ajarkan pasien untuk perawatan kaki yang tepat
- Pelihara/atur hidrasi yang adekuat untuk mencegah peningkatan kekentalan darah
- Monitor status cairan, pemasukan intake dan output
- Batasi merokok
3. Pendidikan kesehatan: Proses
penyakit- aktifitas :
Kaji tingkat pengetahuan pasien berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik
Jelaskan patofisiologi penyakit serta anatomi dan fisiologi
Jelaskan tanda-tanda dan gejala yang bisanya muncul;
jelaskan tentang proses penyakit Kaji penyebab yang mungkin Berikan informasi kepada pasien
tentang kondisinya Berikan informasi tentang
tindakan diagnostik yang dilakukan
Diskusikan perubahan perilaku yang dapat mencegah komplikasi
Diskusikan pilihan terapi Fasilitasi pasien untuk
mendapatkan second opinion Jelaskan komplikasi kronik yang
mungkin muncul
5. AnsietasBatasan karakteristik :
a) Perilaku1) Penurunan produktivitas2) Gelisah 3) Insomnia4) Resah
b) Afektif1) Kesedihan yang
mendalam2) Takut3) Gugup4) Mudah tersinggung5) Nyeri hebat6) Ketakutan7) Distres8) Khawatir9) Cemas
c) Fisiologi1) Goyah2) Peningkatan respirasi
(simpatis)3) Peningkatan keringat
Kontrol ansietasIndikator :
- Kontrol instensitas cemas
- Eliminasi tanda cemas- Menggunakan strategi
koping efektif- Menggunakan teknik
relaksasi untuk menekan Kecemasan
konseling 1. konseling Aktivitas:
a. Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan kecemasan.
b. Bantu pasien untuk menfokuskan pada situasi saat ini, sebagai alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.
c. Sediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk mengurangi kecemasan dan memperluas focus.
d. Sediakan penguatan yang positif ketika apsien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan lainnnya meskipun mengalami kecemasan.
4) Wajah tegang5) Anoreksia (simpatis)6) Kelelahan (parasimpatis)7) Gugup (simpatis)8) Mual (parasimapatis)9) Pusing (parasimpatis)
d) Kognitif1)2)3)
yang tidak jelas 4)
No Data Masalah keperawatan1
2
3
DS : Klien mengatakan badannya lemah Klien mengatakan keluar darah
melalui anus dan kolostomY
DO : Konjungtiva anemis Klien lemah dan pucat CR 4 Detik Akral teraba dingin Mukosa mulut kering dan pucat Keluar darah dari : anus : 150 cc Colostomi 50 cc Hb : 7,1
DS : Klien mengatakan mual Klien mengatakan nafsu makan
berkurang Klien mengtakan hanya menghabiskan
diit ½ porsi
DO : Klien menghabiskan ½ diit dari porsi
disediakan Klien lemah Mukosa mulut kering Turgor kulit jelek Bb sehat : 50 kg Bb sakit :43 kg Tinggi badan : 155 BMI : 17,9 (KURUS) ALBUMIN :3,1 HB ; 7,1
DS : Klien mengatakan merasa malu jika
ada kegiatan / acara di lingkungan
RESIKO PENDARAHAN
GANGGUAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
GANGGUAN BODY IMAGE