karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan...

34
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan pertumbuhan sel baru yang memiliki sifat poliferasi lebih cepat dengan pertumbuhan yang progresif serta pola penyebarannya tidak teratur (Smeltzer, 2002). Menurut Smeltzer dan Bare, 2002 sel neoplasma ganas terjadi karena adanya mutasi genetik dari DNA seluler dan perubahan ini disebabkan oleh suatu agen karsinogenik yang dapat berupa bahan kimia, virus, radiasi atau sinar matahari. Di seluruh dunia diperkirakan 7,9 juta orang meninggal akibat kanker (WHO,2007). Penderita baru setiap tahunnya terdapat 190-200 ribu di Indonesia. Dalam catatan pada tahun 2007 pasien kanker yang berada di rawat inap RSU Dr. Soetomo Surabaya, urutan terbanyak adalah kanker serviks sebanyak 339 pasien, sedangkan yang berkunjung di instalasi rawat jalan di Poliklinik Paliatif pada bulan November 2008 sebanyak 250 pasien dengan kasus terbanyak adalah kanker serviks 67 pasien.

Transcript of karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan...

Page 1: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan pertumbuhan sel baru yang memiliki sifat

poliferasi lebih cepat dengan pertumbuhan yang progresif serta pola

penyebarannya tidak teratur (Smeltzer, 2002). Menurut Smeltzer dan Bare,

2002 sel neoplasma ganas terjadi karena adanya mutasi genetik dari DNA

seluler dan perubahan ini disebabkan oleh suatu agen karsinogenik yang

dapat berupa bahan kimia, virus, radiasi atau sinar matahari.

Di seluruh dunia diperkirakan 7,9 juta orang meninggal akibat

kanker (WHO,2007). Penderita baru setiap tahunnya terdapat 190-200 ribu

di Indonesia. Dalam catatan pada tahun 2007 pasien kanker yang berada di

rawat inap RSU Dr. Soetomo Surabaya, urutan terbanyak adalah kanker

serviks sebanyak 339 pasien, sedangkan yang berkunjung di instalasi rawat

jalan di Poliklinik Paliatif pada bulan November 2008 sebanyak 250 pasien

dengan kasus terbanyak adalah kanker serviks 67 pasien.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa

calon Ners STIKES Mataram dari tanggal 4-9 Februari 2013 sebagian besar

pasien di Ruang Dahlia mengeluh nyeri. Hal ini tentunya harus ditangani

dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif.

Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

yang kompleks, antara lain adalah malnutrisi, gangguan sensasi nyeri dan

infeksi . Salah satu gejala pada penderita kanker adalah nyeri yang dapat

bersifat ringan, sedang sampai menjadi berat. Hal ini juga yang menjadi

gejala yang paling ditakuti pasien karena menjadi faktor utama dalam

1

Page 2: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

2

mengalami penurunan kualitas hidupnya. Sebagian besar pasien kanker

akan mengalami gangguan perasaan nyeri dalam perjalanan hidupnya

(Smeltzer, 2002).

Nyeri adalah sensor yang tidak menyenangkan dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan dan menyertai kerusakan jaringan

secara actual maupun potensial (IASP, 2007). Nyeri pada penderita kanker

desakan langsung dari tumor yang mengenai system saraf sejumlah 80%

kasus terjadi karena hal ini dan nyeri yang disebabkan oleh pengobatan anti

kanker sebanyak 15-19% sedangkan nyeri yang tidak berhubungan dengan

kanker atau dengan pengobatannya sekitar 3-5%. Nyeri kanker tidak saja

bersumber dari kerusakan fisik dengan dikeluarkan zat kimia dari sel namun

diperberat oleh faktor nonfisik berupa psikologis, social budaya dan spiritual

(Tanra,2002).

Perawatan penyakit kanker maka terapi untuk nyeri mendapat prioritas

salah satunya diperlukan strategi dalam pengelolaan nyeri pada pasien

kanker antara lain asuhan paliatif terpadu yang berfokus pada pasien dan

keluarga. Penatalaksanaan nyeri yang tidak tepat dan tidak akurat akan

menimbulakan resiko komplikasi, menambah biaya perawatan,

memperpanjang hari rawat serta memperlama proses penyembuhan secara

holistic, dampak lain akibat nyeri tersebut adalah menghambat kualitas hidup

dan depresi (Avidan, 2003).

Intervensi yang dapat diberikan pada pasien untuk mengurangi nyeri

meliputi pendekatan farmakologi dan non farmakologi. Pemberian intervensi

Page 3: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

3

farmakologi dengan pemberian analgetik merupakan terapi modalitas dalam

memberikan sejumlah medikasi. Pemberian dengan analgetik mampu

meningkatkan ambang batas nyeri sehingga rangsang nyeri pada pasien

tidak dipersepsikan sebagai suatu ancaman (Djumhuri, 1995). Namun

kenyataannya, hal ini terkait dengan efek samping dan perasaan nyeri yang

tidak mereda serta bahaya komplikasi maka perlu adanya intervensi yang

lebih aman (IASP, 2007) .

Intervensi non farmakologi merupakan terapi pelengkap dalam

mengurangi dan mengontrol nyeri, intervensi ini dapat mencakup intervensi

fisik dan perilaku kognitif. Dalam mengurangi nyeri pada kanker salah satu

teknik yang dapat digunakan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

sebagai satu teknik yang bermula dari teknik Emotional Freedom Technique

(EFT). SEFT merupakan teknik penggabungan dari sistem energy tubuh

(energy medicine) dan terapi spiritualitas dengan menggunakan metode

tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. Penggunaan titik-titik jalur

energi meridian pada nyeri kanker dapat dijelaskan secara Neuro-Fisiologi

dari sistem meridian akupuntur analgesia. Hal ini sejalan dengan penelitian

oleh kober dalam mengurangi nyeri pada kasus luka. Dalam artikel cancer

pain treatment yang dilakukan Craig juga melakukan EFT pada pasien

kanker payudara yang menunjukkan penurunan skala nyeri (Mangku, 2002).

Sesuai dengan teori gate control, perangsangan titik pada jalur

meridian merupakan rangsangan yang akan diteruskan melalui serabut saraf

A-Beta yang memiliki diameter besar (penghantar impuls lebih cepat)

menuju saraf spinal atau kranial menuju ke kornu posterior medulla spinalis.

Dalam medulla spinalis, Substantia Gelatinosa akan bekerja sebagai “Gate

Page 4: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

4

Control”, yang akan menyesuaikan rangsangan serta mengaturnya sebelum

diteruskan oleh serabut saraf aferen ke sel-sel transmisi. Agar dapat

mempengaruhi serta menutup “Gate Control”, rangsangan yang diteruskan

oleh serabut saraf cepat A-Beta tersebut harus mempunyai frekuensi tinggi

dan intensitas yang rendah. Rangsangan nyeri yang dihantarkan oleh

serabut saraf tersebut dapat tertahan dan tidak diteruskan ke sel-sel

transmisi, sehingga tidak diteruskan ke pusat nyeri (Perry & Potter, 2006).

Selain itu teknik ini juga dapat membantu pasien untuk lebih mandiri

dalam mengurangi keluhan nyeri karena tidak bergantung pada orang lain,

relative cepat serta tidak memiliki risiko yang membahayakan

(Zainuddin,2007). Hal ini dapat menjadi solusi alternative dalam mengurangi

rasa nyeri pada pasien kanker karena konsep ini akan sinergis dengan “ self

care theory” yang disampaikan oleh dorothea orem sehingga perawat dapat

membantu kebutuhan pasien sebagai support educative dalam mengurangi

keluhan nyeri dari penyakit kanker (Hakam, 2009).

Berdasarkan paparan diatas, sekiranya terapi SEFT ini dapat

diusulkan menjadi salah satu intervensi yang bisa dilakukan untuk

mengurangi intensitas nyeri pasien Kanker di RSUD Praya Lombok Tengah.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

untuk mengurangi rasa nyeri pasien?

C. Tujuan

Mengetahui pentingnya SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM

TECHNIQUE (SEFT) UNTUK MENGURANGI RASA NYERI PASIEN.

Page 5: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

5

D. Manfaat

1. Manfaat praktis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan ilmu

keperawatan khususnya perawat Ruang Dahlia tentang penerapan

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk mengurangi rasa

nyeri pasien

2. Manfaat teori

Meningkatkan pemahaman bagi mahasiswa keperawatan dan

perawat tentang penerapan Spiritual Emotional Freedom Technique

(SEFT) untuk mengurangi rasa nyeri pasien

Page 6: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri

1. Definisi

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman kerusakan

jaringan. Berdasarkan definisi tersebut nyeri merupakan suatu gabungan

dari komponen objektif (aspek fisiologi sensorik nyeri) dan komponen

subjektif (aspek emosional dan psikologis) (Perry and Potter 2006).

Nyeri Kanker adalah perasaan tidak nyaman yang menyangkut

fisik dan emosi yang terjadi akibat kerusakan jaringan. Nyeri tersebut

dapat bersifat akut (kurang dari 1 bulan) dan dapat bersifat kronik (Lebih

dari 3 -6 bulan). Salah satu penyebab nyeri kronik adalah kanker dan

nyerinya bersifat nosiseptik, neropatik atau kombinasi nosiseptik -

neropatik. Nyeri kanker dapat terjadi akibat faktor fisik yaitu kankernya

sendiri (langsung, tidak langsung, bersamaan, pengobatan kanker) dan

faktor psikologis (cemas, marah, depresi) (Benzon, 2005).

2. Klasifikasi

Klasifikasi nyeri dapat diklasifikasikan menjadi (Nicholas and

Wilson, 2001) :

a. Nyeri Somatik

Nyeri somatik dapat disebabkan oleh  invasi neoplastik pada

tulang, sendi, otot dan jaringan penyambung. Massa tumor

menghasilkan dan menstimulasi mediator inflamatorik lokal, yang

menyebabkan stimulasi nosiseptor perifer yang terus berlangsung.

Page 7: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

7

Sumber nyeri somatic yang lain yaitu fraktur tulang, spasme otot

sekitar area tumor, nyeri insisi setelah pembedahan, dan sindrom

nyeri akibat radio/kemoterapi. Sindroma nyeri somatik yang paling

banyak adalah akibat invasi sel tumor pada tulang. Nyeri tulang bisa

bersifat akut, kronik atau insidentil. Sifatnya terlokalisasi dengan

jelas, intermitten atau konstan dan dideskripsikan sebagai nyeri

berdenyut-denyut, tercabik, seperti digerogoti, menyebabkan reaksi

lokal, dan diperberat oleh gerakan atau beban.

b. Nyeri Viseral

Nyeri viseral bersifat difus dan sulit dilokalisir, dan kadang

dialihkan oleh nyeri struktur nonviseral yang lain, sehingga sumber

nyeri sebenarnya sulit dijelaskan. Nyeri viseral kadang disalah artikan

sebagai nyeri kutaneus. Nyeri bahu, dihasilkan oleh iritasi diafragma

akibat penyakit pada pleura, adalah contoh nyeri alih kutaneus dari

nyeri viseral. Nyeri viseral kadang disertai refleks otonom seperti

mual.

Nyeri viseral dimediasi oleh nosiseptor tersendiri pada sistem

kardiovaskular, respirasi, gastrointestinal, dan urogenitalia, yang

dideskripsikan sebagai nyeri yang dalam, menekan, kolik, dan

diteruskan ke daerah kutaneus yang nyeri. Nyeri alih ini dianggap

sehubungan dengan fakta bahwa struktur somatik dan viseral

memiliki innervasi ganda dengan serabut saraf yang umum. Serabut

saraf ini bertemu pada kornu dorsalis medulla spinalis.

c. Nyeri Neuropatik

Page 8: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

8

Nyeri neuropatik dihasilkan oleh kerusakan atau inflamasi

sistem saraf, baik perifer maupun sentral. Nyeri neuropatik dicirikan

oleh nyeri  seperti terbakar dengan rasa tertusuk-tusuk yang

intermitten, hiperalgesia dan allodinia. Hubungan antara mekanisme

dan gejala klinis agak kompleks. Mekanisme yang mendasari

mungkin berbeda untuk beberapa simptom, sementara beberapa

mekanisme bisa memperlihatkan gejala klinis yang berbeda.  Lesi

nervus perifer oleh karena tumor, pembedahan atau kemoterapi

merupakan tipe yang paling sering dari nyeri neuropati pada penderita

kanker.

B. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

1. Definisi SEFT

SEFT adalah sebuah metode yang menggunakan dasar sistem

energi tubuh dalam menghilangkan masalah-masalah fisik maupun emosi

secara cepat (Zainuddin, 2007). Sedangkan menurut Mulyo (2007) dalam

Sutjahjo (2003) SEFT merupakan sebuah metode untuk mengatasi

masalah yang dikembangkan sesuai dengan sifat manusia, yaitu

dirancang untuk memenuhi sisi spiritual yang melekat pada setiap orang.

SEFT sendiri merupakan kombinasi dari dua kekuatan Energy

Psychology dengan Spritual Power dengan menggunakan metode

tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. SEFT ini berfokus pada

kata atau kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme

teratur serta sikap pasrah kepada Tuhan sesuai keyakinan pasien

(Zainuddin, 2007).

2. Cara Melakukan SEFT

Page 9: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

9

Cara melakukan SEFT untuk mengatasi masalah nyeri kronis

pada pasien kanker dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: The Set-Up, The

Tune-in dan The Tapping (Zainuddin, 2007). Ketiga tahapan ini

merupakan tahap-tahap yang cukup sederhana dan diakhir tahap ini ada

tapping yang dilakukan di 18 titik tertentu pada tubuh.

1. The Set-Up

The Set-Up bertujuan untuk memastikan agar aliran energi

tubuh kita terarahkan dengan tepat. Langkah ini dilakukan untuk

menetralisir Psychological Reversal atau perlawanan psikologis

(biasanya berupa pikiran negatif spontan atau keyakinan bawah

sadar negatif). Contoh Psychological Reversal ini diantaranya:

a. Saya tidak termotivasi untuk hidup lama

b. Saya menyerah, saya tidak mampu menahannya

c. Saya cemas dengan kondisi saya saat ini

d. Saya stres, dengan nyeri yang terasa terus menerus

Jika keyakinan atau pikiran negatif seperti contoh di atas

terjadi, maka obatnya adalah berdo’a dengan khusyu’, ikhlas, dan

pasrah:“Ya Tuhan... meskipun saya... (perihal yang dikeluhkan), saya

ikhlas menerima sakit/ masalah saya ini, saya pasrahkan pada-Mu

kesembuhan saya”

Kata-kata di atas disebut The Set-Up Words, yaitu beberapa

kata yang perlu diucapkan dengan penuh perasaan untuk

menetralisir Psychological Reversal (keyakinan dan pikiran negatif).

Dalam bahasa religius, the set-up words adalah do’a kepasrahan

kepada Tuhan.

Page 10: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

10

The Set-Up sebenarnya terdiri dari dari 2 aktivitas, yang

pertama adalah mengucapkan kalimat seperti di atas dengan penuh

rasa khusyu’, ikhlas dan pasrah sebanyak 3 kali. Dan yang kedua

adalah, sambil mengucapakan kalimat set-up dengan penuh

perasaan, dilakukan penekanan pada dada tepatnya di bagian “Sore

Spot” (titik nyeri = daerah di sekitar dada atas yang jika ditekan

terasa agak sakit) atau mengetuk dengan dua ujung jari di bagian

“Karate Chop”. (Gambar 2.14)

Gambar 2.1 Titik Sore Spot dan Karate Chop

Setelah dilakukan penekanan pada titik nyeri atau mengetuk

karate chop sambil mengucapkan kalimat set-up seperti di atas, maka

dilanjutkan pada langkah kedua, the tune-in.

2. The Tune-In

Tune-in dilakukan dengan cara merasakan rasa sakit yang di

alami, lalu mengarahkan pikiran ke tempat rasa sakit, dibarengi

dengan hati dan mulut mengatakan, “Ya Allah saya ikhlas, saya

Page 11: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

11

pasrah ...” atau Ya Allah saya ikhlas menerima sakit saya ini, saya

pasrahkan pada-Mu kesembuhan saya”.

Contoh tune-in pada pasien yang nyeri selama menderita

kanker :Seorang pasien yang mengalami snyeri dengan kanker yang

dideritanya diminta untuk memikirkan nyeri yang dirasakan. Ketika

terjadi reaksi negatif (khawatir, cemas atau takut) hati dan mulut

mengatakan, “Ya Allah..saya ikhlas.. saya pasrah”

Bersamaan dengan tune-in dilakukan pula langkah ketiga yaitu the

tapping. Pada proses inilah (tune-in yang dibarengi tapping) emosi

negatif atau rasa sakit fisik dapat dinetralisir.

3. The Tapping

Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada

titik-titik tertentu di tubuh sebanyak kurang lebih 7 kali ketukan, sambil

terus melakukan tune-in. Titik-titik ini adalah titik-titik kunci dari “The

Major Energy Meridians”, yang jika diketukan beberapa kali akan

berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit

yang dirasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal

dan seimbang kembali. Titik-titik untuk melakukan tapping adalah

sebagai berikut:

a. Daerah kepala:

1. Crown Point (CR): pada titik dibagian atas

kepala

2. Eye Brown (EB): pada titik permulaan alis

mata

Page 12: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

12

3. Side of Eye (EB): di atas tulang di samping mata (lateral canthus)

4. Under the Eye (UE): 2 cm dibawah kelopak mata

5. Under the Nose (UN): tepat di bawah hidung

6. Chin Point (CH): di anatara dagu dan bagian bawah

bibir

b. Daerah dada:

1. Collar Bone (CB): di ujung tempat

bertemunya tulang dada, collar

bone dan tulang rusuk pertama

2. Under the Arm (UA): dibawah

ketiak sejajar dengan puting/nipple

3. Bellow Nipple (BN): 2,5 cm di

bawah puting/nipple

c. Daerah tangan:

1. Inside of Hand (IH): di bagian dalam

tangan yang berbatasan dengan

telapak tangan

2. Outside of Hand (OH): di bagian luar tangan yang berbatasan dengan

telapak tangan

3. Thum Point (Th): Ibu jari disamping luar bagian bawah kuku

4. Index Finger (IF): Jari telunjuk di samping luar bagian bawah kuku (bagian

yang menghadap ibu jari)

5. Middle Finger (MF): jari tengah

samping luar bagian bawah kuku

(bagian yang menghadap ibu jari)

Page 13: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

13

6. Ringer Finger (RF): Jari manis disamping luar bagian bawah kuku (bagian

yang menghadap ibu jari)

7. Baby Finger (BF): di jari kelingking disamping luar bagian bawah kuku

(bagian yang menghadap ibu jari)

8. Karate Chop (KC): disamping telapak tangan, bagian yang digunakan

untuk mematahkan balok

9. Gamut Spot (GS): di antar ruas tulang jari kelingking dan jari manis

Keterangan: Khusus pada titik Gamut Spot ini, sambil men-tapping titik

tersebut dilakukan The 9 Gamut Procedure. Ini adalah 9 gerakan untuk

merangsang otak. Sembilan gerakan itu adalah:

1. Menutup mata

2. Membuka mata

3. Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah

4. Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah

5. Memutar bola mata searah jarum jam

6. Memutar bola mata berlawanan jarum jam

7. Bergumam dengan berirama selama 3 detik

8. menghitung 1, 2, 3, 4, 5

9. Bergumam lagi selama 3 detik

Setelah menyelesaikan 9 Gamut Procedure, langkah terkahir adalah

meng-ulangi lagi tapping dari titik pertama hingga ke-17 (berakhir di karate

chop). Kemudian diakhiri dengan mengambil nafas panjang dan

menghembuskannya, sambil mengucap rasa syukur (Alhamdulillah).

Page 14: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

14

C. Kunci Keberhasilan SEFT

Ada 5 hal yang harus diperhatikan agar SEFT yang dilakukan efektif.

Lima hal ini harus dilakukan selama proses terapi, mulai dari Set-Up, Tune-

In, hingga Tapping. Jika salah satu atau beberapa dari kelima hal ini

diabaikan, maka SEFT tidak akan efektif bahkan terapi yang dilakukan juga

bisa gagal. Kelima hal tersebut adalah yakin, khusyu’, ikhlas, pasrah dan

syukur (Hamka, 2009).

BAB III

Page 15: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

15

PEMBAHASAN

A. Analisa Jurnal

Page 16: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

16

Teknik SEFT ini dikembangkan dari EFT yang bersumber dari energi

terapi. Pengembangan teknik ini meliputi gabungan teknik relaksasi yang

Page 17: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

17

memiliki unsur meditasi dengan melibatkan faktor kepasrahan dan keyakinan.

SEFT merangsang titik-titik kunci pada sepanjang jalur energi (energi meridian)

tubuh, selain menggunakan unsur spiritual juga lebih aman, lebih cepat dan

lebih sederhana dengan

menggunakan ketukan ringan (tapping). Pada tahap Tune In dalam SEFT yaitu

dengan melakukan pengulangan secara verbal kepasrahannya secara

spiritual dapat menghambat impuls noxius pada sistem kontrol desending

(gate control theory) (Craven, 2007).

Penggunaan titik-titik jalur energi meridian pada nyeri kanker dapat

dijelaskan secara Neuro-Fisiologi dari sistem meridian akupunktur analgesia.

Sesuai dengan teori gate control, perangsangan titik pada jalur meridian

merupakan rangsangan yang akan diteruskan melalui serabut saraf A-Beta

yang memiliki diameter besar (penghantar impuls lebih cepat) menuju saraf

spinal atau kranial menuju ke kornu posterior medulla spinalis. Dalam

medulla spinalis, Substantia Gelatinosa akan bekerja sebagai “Gate Control”,

yang akan menyesuaikan rangsangan serta mengaturnya sebelum

diteruskan oleh serabut saraf aferen ke sel-sel transmisi. Agar dapat

mempengaruhi serta menutup “Gate Control”, rangsangan yang diteruskan

oleh serabut saraf cepat A-Beta tersebut harus mempunyai frekuensi tinggi

dan intensitas yang rendah. Rangsangan nyeri yang dihantarkan oleh serabut

saraf tersebut dapat tertahan dan tidak diteruskan ke sel-sel transmisi,

sehingga tidak diteruskan ke pusat nyeri (Perry and Potter, 2006). Dengan

melakukan tapping pada salah satu titik sistem meridian sehingga peranan

endorfin (endogenous opiod subtance) yang merupakan substansi atau

neurotransmitter menyerupai morfin yang akan dihasilkan tubuh secara alami

Page 18: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

18

dapat dikeluarkan oleh periaqueductal grey matter. Keberadaan endorphin

pada sinaps sel-sel saraf mengakibatkan penurunan sensasi nyeri (Smeltzer

& Bare, 2002).

Pengaruh NSAID adalah untuk menghambat enzim siklooksigenase

dan akibatnya akan menghambat sintesa prostaglandin. NSAID membuat

siklooksigenase tidak aktif, dimana tugas siklooksigenase ini adalah

mengkatalisa pembentukan siklik endoperoksida dari asam arakhidonat

(Zainuddin, 2007).

B. Efektivitas SEFT sebagai terapi Non Farmakologis yang Holistik

Terhadap Penurunan Nyeri

Banyak intervensi keperawatan nonfarmakologis yang dapat

membantu dalam menghilangkan nyeri. Seperti yang diketahui bahwa terapi

nonfarmakologis tidak memiliki efek samping yang berbahaya bagi fisik

sehingga baik digunakan untuk membantu menurunkan respon negatif tubuh

klien. Salah satunya kombinasi terapi nonfarmakologis dan obat analgetik

yang merupakan cara paling efektif untuk menghilangkan nyeri. Saat ini juga

banyak tuntutan pasien untuk diperlakukan sebagai manusia utuh, dan

keperawatan memberikan solusinya yaitu menawarkan model keperawatan

holistic (Craven, 2007).

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) merupakan teknik

nonfarmakologis yang holistik dalam penanganan nyeri. Terapi ini merupakan

perpanjangan dari terapi akupuntur karena memiliki teknik penekanan yang

sama pada pelaksanaanya. Saat ini akupuntur memiliki turunan yang dikenal

dengan Energy Pshycology yang memiliki persamaan dalam sistem energy

Page 19: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

19

meridian yang berjumlah 12 jalur energy. Salah satu terapi energy

pshycology ini adalah SEFT (Hamka 2009).

Perbedaannya, SEFT lebih memiliki segi sasaran yang lengkap atau

holistik yaitu psikososiospiritual yang dieksplorasi oleh klien secara mandiri.

Selain dapat memanajemen nyeri, SEFT juga dapat dimanfaatkan untuk

memperbaiki kondisi psikologis atau emosional klien, dalam hal ini lebih ke

tingkat stress terhadap nyeri yang dialami. Pada pasien kanker yang memiliki

tingkat nyeri cukup tinggi pada fase awal penyakit sampai pertengahan dan

diikuti dengan prognosis penyakit yang dapat secara tiba-tiba menurun akan

menekan efek emosional atau psikologis klien dalam menghadapi kondisi

tersebut. Efek psikologis yang ditimbulkan ini akan meningkatkan persepsi

klien terhadap nyeri, sehingga ambang respon nyeri yang tinggi dapat

membuat klien sulit untuk merasakan nyeri yang berkurang setelah diberikan

terapi (Zainuddin, 2007) .

Metode SEFT ini cukup efektif jika diterapkan pada pasien yang

mengalami nyeri disertai dengan tingkat emosional yang terganggu. Metode

SEFT ini lebih mengajarkan pada klien untuk menekankan keyakinan positif

dalam dirinya untuk dapat mengontrol nyeri. Metode ini tidak lepas dari segi

spiritual pasien. Dengan semakin tingginya tingkat keyakinan pasien maka

semakin tinggi pula kesempatan untuk berkurangnya tingkat nyeri klien dan

akan bertahan lama jika pasien mempertahankan untuk melakukan tindakan

ini (Zainuddin, 2007) ..

Metode SEFT dapat dijadikan penguatan terhadap klien yang

mengalami nyeri karena penyakit kronis yang akan dirasakan lebih lama

bahkan setelah pulang dari rumah sakit. Oleh karena itu SEFT dapat

Page 20: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

20

direkomendasikan sebagai terapi kombinasi dalam discharge planning

pasien. Sehingga pasien dan keluarga dapat melanjutkan terapi ini secara

mandiri di rumah (Zainuddin, 2007) ..

Pasien dengan penyakit kronis yang mengalami nyeri memerlukan

perawatan khusus yang meliputi psikososiospiritualnya. Namun untuk di

tingkat rumah sakit biasanya penatalaksanaan nyeri kronis ini masih belum

maksimal dan lebih terpusat pada penatalaksanaan secara lokal yang

sebenarnya efek hilangnya rasa nyeri hanya bersifat sementara atau

reversibel. Untuk itu perlu dipertimbangkan juga efek positif dari metode

SEFT terhadap penurunan nyeri dan perbaikan kondisi psikologis klien

dengan penyakit kronis seperti kanker dalam penyusunan discharge planning

(Zainuddin, 2007) ..

C. Implikasi Keperawatan pada Penerapan SEFT terhadap nyeri kanker

Dengan mengetahui intervensi non farmakologis yaitu SEFT pada

nyeri kanker, perawat dapat melakukan hal-hal sebagai berikut (Hamka,

2009):

1. Perawat sebagai edukator, memberikan pengetahuan kepada sesama

perawat atau tenaga kesehatan lain dalam penerapan intervensi non

farmakologis untuk mengurangi nyeri pada penderita kanker secara

berkelanjutan. Selain itu, pengetahuan dapat diberikan kepada pasien

untuk mengurangi kebergantungan pasien pada terapi analgetik

2. Perawat sebagai pelaksana, memberikan pelayanan keperawatan secara

profesional dalam penatalaksanaan nyeri pada penderita kanker dalam

menerapkan SEFT sebagai salah satu intervensi keperawatan disamping

medikasi yang dilakukan oleh penderita

Page 21: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

21

3. Perawat sebagai supervisor, memberikan pengawasan dan

pendampingan kepada perawat pelaksana dalam penerapan prosedur

SEFT dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Selain itu perawat disini

juga sebagai agen pembaharu dalam pemberian intervensi secara holistik

kepada penderita kanker, dimana diharapkan dapat diterapkan di Rumah

Sakit Umum Daerah Praya Lombok Tengah.

Peran perawat dalam penerapan SEFT adalah sebagai pelaksana

yaitu memberikan intervensi SEFT untuk membantu mengurangi nyeri kanker

pada penderita kanker. Dengan menerapkan SEFT disamping terapi

farmakologis yang diberikan, dapat menjadi intervensi holistik perawat dalam

membantu mengurangi nyeri kanker dengan mengevaluasi nyeri kanker yang

dialami. Edukasi mengenai SEFT juga penting diberikan kepada pasien agar

proses penerapannya dapat dengan mudah diterima dan manfaatnya dapat

dirasakan pasien (Zainuddin, 2007) ..

BAB IVPENUTUP

Page 22: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

22

A. Kesimpulan

1. Kanker adalah adalah penyakit kronik yang memiliki gejala atau

manifestasi nyeri pada area kanker dan organ visceral. Nyeri yang sering

kali hebat dan sulit ditangani akibat terkenanya saraf.

2. Nyeri pada pasien atau penyakit kronis akan bertahan lama dan dapat

menimbulkan respon psikologis yang negatif sehingga perlu dilakukan

tindakan yang dapat memanajemen nyeri serta psikososiospiritual.

3. Untuk mengurangi nyeri pada pasien perlu dilakukan penatalaksanaan

multidimensional baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis.

Kombinasi penatalaksanaan ini sangat direkomendasikan karena

sifatnya lebih holistik. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

adalah salah satu nonfarmakologis yang layak untuk dikombinasikan

dengan terapi farmakologis. Hal ini dikarenakan target terapi SEFT

sesuai dengan kebutuhan dasar manusia yaitu psikososiospiritual. SEFT

yang berasal dari kekuatan dalam tubuh pasien sendiri dan tidak

menimbulkan efek samping berbahaya karena merupakan tindakan

nonfarmakologis dan dapat menekan respon psikologis negatif klien

dalam beberapa waktu yang cukup lama.

B. Saran

Metode SEFT diharapkan dapat diajdikan salah satu intervensi

perawatan dalam menangani manajemen nyeri. Dengan rekomendasi

tersebut maka keluarga dan pasien juga mendapatkan informasi tentang

teknik ini utnuk kelanjutan pada keluhan nyeri yang berlangsung lama,

khususnya pada pasien kanker. Teknik ini dapat juga dimasukkan sebagai

intervensi dalam menangani nyeri pada pasien rawat jalan.

Page 23: karyatulisilmiah.com · Web viewHal ini tentunya harus ditangani dengan ilmu keperawatan dan tindakan kolaboratif. Tanda dan gejala yang dialami penderita kanker merupakan masalah

23