makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy...

23
BUPATI ENREKANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KAYU PADA HUTAN HAK/HUTAN RAKYAT DALAM KABUPATEN ENREKANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ENREKANG, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pengendalian kelestarian lingkungan hidup dan mendorong bergeraknya sektor kehutanan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat dengan pengelolaan kayu pada hutan hak/hutan rakyat, maka dipandang perlu mengatur dan menertibkan pengelolaannya; b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 13 tahun 2006 tentang pengelolaan Kayu Tanah Milik/Hutan Rakyat sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat sehingga perlu ditinjau kembali; c. bahwa pengaturan dan penertiban dimaksud dalam huruf a bertujuan untuk mencegah terjadinya eksploitasi hutan hak/hutan rakyat secara besar- besaran yang akan menjadi ancaman kerusakan lingkungan hidup; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,

Transcript of makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy...

Page 1: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

BUPATI ENREKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANGNOMOR 6 TAHUN 2012

TENTANGPENGELOLAAN KAYU PADA HUTAN HAK/HUTAN RAKYAT

DALAM KABUPATEN ENREKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ENREKANG,

Menimbang: a. bahwa dalam rangka pengendalian kelestarian lingkungan hidup dan mendorong bergeraknya sektor kehutanan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat dengan pengelolaan kayu pada hutan hak/hutan rakyat, maka dipandang perlu mengatur dan menertibkan pengelolaannya;

b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 13 tahun 2006 tentang pengelolaan Kayu Tanah Milik/Hutan Rakyat sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat sehingga perlu ditinjau kembali;

c. bahwa pengaturan dan penertiban dimaksud dalam huruf a bertujuan untuk mencegah terjadinya eksploitasi hutan hak/hutan rakyat secara besar-besaran yang akan menjadi ancaman kerusakan lingkungan hidup;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Kayu Pada Hutan Hak/Hutan Rakyat dalam Kabupaten Enrekang.

Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Page 2: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-2-

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412):

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Page 3: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-3-

7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5056);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4692) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kab/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.26/Menhut-II/2005 Tentang Pedoman pemanfaatan hutan hak.

11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.51/Menhut-II/2006 Jis Permenhut Nomor ; P.62/Menhut-II/2006 Jis Permenhut Nomor; P.33/Menhut/-II/2007 Tentang Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) Untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Hak / Hutan hak/hutan rakyat.

Page 4: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-4-

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN ENREKANGdan

BUPATI ENREKANG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN KAYU PADA HUTAN HAK/HUTAN RAKYAT DALAM KABUPATEN ENREKANG.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Enrekang2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah 3. Bupati adalah Bupati Enrekang.4. Dinas adalah Dinas yang membidangi Kehutanan

Kabupaten Enrekang.5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang membidangi

Kehutanan Kabupaten Enrekang.6. Hutan hak/hutan rakyat adalah hutan diluar kawasan

hutan negara yang berada pada tanah yang telah dibebani hak atas tanah yang dibuktikan dengan alas titel atau hak atas tanah, yang di atasnya didominasi oleh pepohonan dalam suatu ekosistem, baik yang tumbuh secara alami maupun yang sengaja ditanam dan dipelihara secara swadaya oleh masyarakat (hutan budidaya)

7. Hutan Budidaya adalah hutan hak/hutan rakyat yang didominasi oleh satu atau beberapa jenis pepohonan yang

Page 5: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-5-

sengaja ditanam dan dipelihara secara swadaya oleh masyarakat.

8. Kayu adalah kayu yang berasal dari hutan hak/hutan rakyat.

9. Pengelolaan kayu adalah penebangan, pengolahan, dan pengangkutan Kayu.

10. Inventarisasi tegakan (cruising) adalah kegiatan pengukuran, pengamatan dan pencatatan terhadap pohon yang akan ditebang.

11. Izin pengelolaan kayu yang selanjutnya disebut izin adalah izin yang diberikan kepada perorangan untuk melakukan pengelolaan kayu pada hutan hak/hutan rakyat.

12. Kayu Pacakan adalah kayu berbentuk persegi yang diolah di lokasi tebangan dengan menggunakan kapak atau gergaji rantai.

13. Tempat Pengumpulan yang selanjutnya disingkat TPN adalah tempat untuk mengumpulkan kayu hasil Penebangan/Pemanenan di sekitar petak kayu tebangan yang bersangkutan.

14. Petugas Penerbit Surat Keterangan Sah kayu Bulat Kayu Rakyat, yang selanjutnya disebut Petugas Penerbit adalah Pegawai Kehutanan yang mempunyai kualifikasi minimal sebagai penguji hasil hutan yang diangkat dan diberi wewenang untuk menerbitkan dokumen Surat Keterangan Sah Kayu Bulat-Kayu Rakyat atau Surat Keterangan Asal Usul.

15. Surat Keterangan Asal Usul, yang selanjutnya disingkat SKAU, nota/kuitansi, dan Surat Keterangan Sah Kayu Bulat-Kayu Rakyat yang selanjutnya disingkat SKSKB-KR adalah surat keterangan yang menyatakan sahnya pengangkutan, penguasaan, atau kepemilikan hasil hutan kayu yang berasal dari Hutan Hak/Hutan hak/hutan rakyat atau lahan masyarakat.

Page 6: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-6-

15. Daftar Kayu Olahan yang selanjutnya disingkat DKO adalah produk hasil pengolahan kayu.

16. Laporan Hasil Penebangan yang selanjutnya disingkat LHP adalah Dokumen hasil produksi yang di buat dilokasi penebangan yang memuat nomor batang, jenis, panjang, diameter dan volume kayu yang diproduksi dari areal/lokasi tebangan yang telah di tetapkan.

BAB IIRUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Pengelolaan kayu pada hutan hak/hutan rakyat dalam Peraturan Daerah ini adalah usaha untuk pengelolaan kayu pada hutan hak/hutan rakyat dalam daerah untuk pemakaian sendiri atau diperjualbelikan.

(2) Ruang lingkup pengelolaan kayu pada hutan hak/hutan rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :a. perizinan;

b. kewajiban dan larangan pemegang izin;c. penatausahaan hasil hutan.;d. penggunaan gergaji rantai (chain saw)e. pengawasan dan pengendalian;f. pemberian sanksi administratif; dang. ketentuan lain-lain.

, BAB III

PERIZINAN

Pasal 3

(1) Setiap pengelolaan kayu pada hutan hak/hutan rakyat, baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapat Izin dari pejabat berwenang.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan kepada perorangan baik untuk di perjualbelikan maupun untuk pemakaian sendiri.

Page 7: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-7-

(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan pada areal hutan hak/hutan rakyat yang berada di luar kawasan hutan negara dan di luar hutan hak/hutan rakyat yang berfungsi lindung dan konservasi berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah.

Pasal 4

(1) Izin dengan tujuan diperjualbelikan dapat diberikan dengan persyaratan sebagai berikut :

a. tanah merupakan 1 (satu) hamparan lokasi yang tidak terpisahkan; dan

b. target volume maksimal 10 M3 kayu bulat.(2) Izin dengan tujuan pemakaian sendiri diberikan dengan

persyaratan sebagai berikut :a. tanah merupakan 1 (satu) hamparan lokasi yang tidak

terpisahkan; dan b. target volume maksimal 3 M3 kayu bulat.

Pasal 5

(1) Untuk menjaga dan memelihara fungsi hutan dan kelestarian lingkungan wilayah hulu maka pengelolaan Kayu Pinus bagi perorangan dengan tujuan diperjualbelikan diberikan Izin dengan persyaratan sebagai berikut :a. tanah merupakan 1 (satu) hamparan lokasi yang tidak

terpisahkan; danb. target volume maksimal 6 M3 kayu bulat.

(2) Pengelolaan kayu Pinus untuk pemakaian sendiri dapat diberikan Izin yang dengan persyaratan:a. tanah merupakan 1 (satu) hamparan lokasi yang tidak

terpisahkan;dan b. target volume maksimal 3 M3 kayu bulat.

Page 8: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-8-

Pasal 6

Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 7(1) Dikecualikan dari target volume maksimal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b dan ayat (2) huruf b, dan Pasal 5 ayat (1) huruf b dan ayat (2) huruf b, pengelolaan kayu pada Hutan Budidaya.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2015.

Bagian KesatuTata Cara Memperoleh Izin

Paragraf 1Izin untuk diperjualbelikan

Pasal 8

Untuk memperoleh Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 ayat (1), pemilik kayu mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati melalui Kepala Dinas, dengan melampirkan:1. foto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan

pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan Nasional atau surat keterangan kepemilikan dari Kepala Desa/lurah yang diketahui Camat setempat;

2. sketsa lokasi yang menggambarkan letak lokasi/areal yang dimohon dan tujuan penjualan;

3. berita acara pemeriksaan kelayakan lokasi dan inventarisasi tegakan (Cruising);

4. surat pernyataan akan menanam tanaman jenis kayu-kayuan yang berfungsi ganda pada areal bekas tebangan atau lahan lainnya;

5. rekomendasi dari Kepala Desa/Lurah yang diketahui Camat setempat; dan

Page 9: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-9-

6. bukti pembayaran PBB yang diketahui kepala Desa/Lurah dan Camat setempat atas lokasi yang di mohon.

Paragraf 2Izin Untuk Pemakaian Sendiri

Pasal 9

Untuk memperoleh Izin pemakaian sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 ayat (2) pemilik kayu mengajukan pemohonan tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan:1. foto copy setifikat hak milik atau surat keterangan

pendaftaran tanah (SKPT) dari Badan Pertanahan Nasional atau surat keterangan kepemilikan dari Kepala Desa/ Lurah yang diketahui Camat setempat;

2. sketsa lokasi yang menggambarkan lokasi/areal yang dimohon dan lokasi tempat pemanfaatan kayu;

3. berita acara pemeriksaan kelayakan lokasi dan inventarisasi tegakan (Cruising);

4. surat pernyataan akan menanam tanaman jenis kayu-kayuan yang berfungsi ganda pada areal bekas tebagan atau lahan lainnya; dan

5. bukti pembayaran PBB yang diketahui Kepala Desa/ Lurah dan Camat setempat atas lokasi yang dimohon.

Pasal 10(1) Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 angka

3 dan Pasal 9 angka 3 dibuat oleh Polisi Kehutanan atau Penyuluh Kehutanan setempat yang ditetapkan oleh Kepala Dinas atas nama Bupati.

Pasal 11(1) Biaya inventarisasi tegakan (Cruising) untuk keperluan

penerbitan izin untuk diperjualbelikan dan pemakaian

Page 10: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-10-

sendiri, biaya pemeriksaan dan pengukuran kayu hasil penebangan dan pengolahan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Enrekang.

(2) Bahan dan alat yang digunakan untuk keperluan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan oleh pemohon izin.

Bagian KeduaJangka Waktu Berlakunya Izin

Pasal 12

(1) Jangka waktu berlakunya Izin, baik untuk diperjual belikan maupun pemakaian sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) maksimal 30 (Tiga Puluh) hari.

(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai dari kegiatan penebangan sampai pengangkutan.

(3) Izin dinyatakan berakhir dengan sendirinya apabila:a. jangka waktu yang ditentukan telah berakhir ; ataub. target volume yang ditetapkan telah terpenuhi

meskipun jangka waktunya belum berakhir.

Bagian KetigaPengangkutan

Pasal 13

Pengangkutan kayu untuk diperjualbelikan harus dilengkapi:1. SKAU untuk jenis kayu akasia, durian, suren, jabon, jati,

jati putih, karet, ketapang, kayu manis, mahoni, makadamia, mindi, petai, puspa, sengon, dan sungkai.

2. Nota/Kuitansi untuk kayu bulat atau olahan jenis kayu cempedak, dadap, duku, jambu, jengkol, kelapa, kecapi, mangga, manggis, melinjo, nangka, rambutan, randu, sawit, sawo, sukun, trambesi, dan waru.

Page 11: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-11-

3. SKSKB-KR untuk kayu bulat selain yang disebutkan pada angka 1 dan angka 2.

Pasal 14

Pengangkutan kayu untuk pemakaian sendiri harus dilengkapi:

1. Surat keterangan Kepala Desa/Lurah dilampiri dengan DKO yang diketahui oleh Polisi Kehutanan setempat atau Petugas Kehutanan yang ditunjuk untuk pengangkutan dari lokasi penebangan ketempat penggunaan dalam Daerah.

2. SKAU dilampiri DKO diketahui Petugas Penerbit Dinas atau Nota/Kuitansi atau SKSKB-KR sesuai jenis kayu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, untuk pengangkutan dari lokasi ke tempat penggunaan di luar Daerah.

BAB IVKEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMEGANG IZIN

Bagian KesatuKewajiban

Pasal 15

Pemegang Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) wajib:1. mengumpulkan kayu yang telah ditebang di TPN2. melaporkan hasil penebangan atau pengelolaan kepada

Polisi Kehutanan setempat atau Petugas Kehutanan yang ditunjuk untuk dilakukan pemeriksaan dan pengukuran yang meliputi asal usul kayu, jumlah batang dan volume;

3. menyediakan bibit jenis kayu-kayuan paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pohon yang ditebang, melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman kayu-kayuan pada lokasi bekas tebangan atau lahan lainnya serta biaya penanaman dan

Page 12: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-12-

pemeliharaan pada lokasi areal bekas tebangan atau lahan lainnya dibebankan pada pemohon.

Bagian Kedua

Larangan

Pasal 16

(1) Setiap orang dilarang melakukan pengelolaan kayu pada hutan hak/hutan rakyat tanpa izin.

(2) Pemegang izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) dilarang :a. menggunakan gergaji rantai (chain saw) yang tidak

memiliki izin penggunaan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini;

b. menggunakan alat mekanik/alat berat yang dapat merusak lahan dalam melakukan penebangan;

c. menebang atau memanfaatkan dan menerima kayu di luar lokasi/areal yang telah ditetapkan;

d. menebang kayu melebihi target volume dan waktu yang telah ditetapkan.

e. menebang kayu dilokasi/areal:1. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang.2. Tempat tertentu yang merupakan perlindungan

(sumber air, rawan longsor dan lain-lain).f. menebang kayu berdiameter:

1. Di bawah 20 cm untuk kayu jenis jati.2. Di bawah 30 cm untuk kayu selain kayu jati.

g. menebang kayu yang tidak diberi nomor cruising pada areal yang diizinkan;

h. menjual atau mengangkut kayu dalam bentuk kayu bulat atau kayu pacakan ke luar Daerah;

i. mengangkut kayu yang tidak dilengkapi dengan Dokumen sesuai ketentuan yang berlaku;

j. mengangkut kayu yang melampaui tonase/ kapasitas jalan dan jembatan; dan

Page 13: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-13-

k. memperjual belikan kayu dari Izin Pemanfaatan Kayu untuk pemakaian sendiri.

BAB VPENATAUSAHAAN HASIL HUTAN

Pasal 17

(1) Penatausahaan hasil hutan kayu pada hutan hak/hutan rakyat harus dilakukan secara menyeluruh, yang meliputi :a. rencana penebangan dan pengolahan;b. pelaksanaan invetarisasi tegakan (cruising);c. pemeriksaan hasil penebangan dan pengolahan;d. pembuatan DKB/DKO; dane. pengangkutan;

(2) Penatausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIPENGGUNAAN GERGAJI RANTAI (Chain Saw)

Pasal 18

Untuk mencegah kerusakan hutan akibat penggunaan yang tidak terkendali, pemilik gergaji rantai harus memiliki Surat Tanda Daftar Kepemilikan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas atas nama Bupati.

Pasal 19

(1) Pendaftaran dilakukan oleh pemilik gergaji rantai dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati melalui Dinas.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya dilampiri:

Page 14: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-14-

a. bukti kepemilikan gergaji rantai berupa kuitansi pembelian atau keterangan kepemilikan dari Kepala Desa/Lurah; dan

b. surat pernyataan akan mempergunakan gergaji rantai sesuai ketentuan yang berlaku;

Pasal 20

Pemilik/pengguna gergaji rantai dilarang:1. Menggunakan gergaji rantai yang tidak dilengkapi dengan

Surat Tanda Daftar Kepemilikan.2. Menggunakan gergaji rantai melakukan penebangan atau

pengolahan kayu di areal yang tidak memiliki izin.

BAB VIIPENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Pasal 21

(1) Bila dipandang perlu, Dinas selaku penanggung jawab teknis operasional pelaksanaan Peraturan Daerah ini dapat meminta bantuan kerjasama dengan instansi terkait lainnya dalam melakukan upaya pengawasan dan pengendalian di lapangan.

(2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara berkala dan terencana.

BAB VIIISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 22

(1) Pemegang Izin dinyatakan telah melakukan pelanggaran apabila tidak menunaikan salah satu kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, dan/atau melanggar salah satu larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.

(2) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang bersangkutan dikenakan sanksi administrasi berupa :

Page 15: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-15-

a. pemberhentian sementara pemberian pelayanan administrasi SKSKB-KR atau SKAU;

b. penghentian sementara kegiatan di lapangan; atauc. pencabutan izin.

Pasal 23

Pemilik/pengguna yang menggunakan gergaji rantai tanpa dilengkapi dengan Surat Tanda Daftar Kepemilikan, dikenakan sanksi berupa penyitaan gergaji rantai yang digunakan.

Pasal 24

(1) untuk kepentingan pemeriksaan, pejabat yang berwenang dapat melakukan penyitaan terhadap kayu yang:a. diangkut dengan tidak dilengkapi dokumen yang sah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan Pasal 14;

b. diangkut ke luar daerah dalam bentuk kayu bulat atau kayu pacakan;

c. berasal dari luar areal/lokasi izin;d. berasal dari izin pemakaian sendiri tetapi

diperjualbelikan; dan/ataue. melebihi volume izin yang diberikan.

(2) Kayu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilelang dan hasil pelelangan menjadi penerimaan Daerah yang disetor ke kas Daerah berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

BAB IXPENYIDIKAN

Page 16: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-16-

Pasal 25

Penyidikan Tindak Pidana Pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bawah koordinasi Pejabat Penyidik Polri.

Pasal 26

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai wewenang :a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti

keterangan atau laporan berkenaan tindak pidana;b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan

mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana;

c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana;

d. memeriksa buku-buku, catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana;

e. melakukan pengeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut.

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana;

g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas seseorang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan

Page 17: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-17-

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana;

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XKETENTUAN PIDANA

Pasal 27

(1) Barang siapa yang :a. melakukan pengelolaan kayu pada hutan hak/hutan

rakyat tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1);

b. melakukan pengangkutan kayu dari hutan hak/hutan rakyat tanpa izin dan dilengkapi dokumen yang sah sebagaimana diatur dalam Pasal 13 dan Pasal 14; dan/atau

c. menggunakan gergaji rantai melakukan penebangan atau pengelolaan kayu pada areal yang tidak memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1).

diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan penjara atau denda sebanyak-banyaknya sebesar Rp. 50.000.000 (lima puluh juta) rupiah.

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat 1 adalah pelanggaran.

(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor seluruhnya ke kas Daerah sebagai penerimaan Daerah.

BAB XIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 28

Page 18: makassar.bpk.go.idmakassar.bpk.go.id/.../2010/10/Perda-No.6-Th.-2012.docx · Web viewfoto copy sertifikat hak milik atau surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT) dari Kantor Pertanahan

-18-

(1) Izin yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku sampai masa berlakunya habis.

(2) Permohonan izin yang sementara diproses pada saat Peraturan Daerah ini berlaku harus disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

BAB XIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 29Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Kayu Tanah Milik/hutan rakyat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 30Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kabupaten Enrekang.

Ditetapkan di Enrekangpada tanggalBUPATI ENREKANG, ttdHAJI LATINRO LA TUNRUNG

Diundangkan di Enrekangpada tanggalSEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ENREKANG, ttdMUHAMMAD AMIRUDDINLEMBARAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2012 NOMOR

Salinan sesuai dengan aslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

HAMING, SHNIP. 19700502 199803 1 011