programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I....

43
CARA CEPAT MENYUSUN RPLP BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA ini menggunakan metoda RENCANA TINDAK, sehingga akan segera menghasilkan daftar kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan. Dengan kata lain rencana tindak adalah suatu cara untuk membuat VISI masyarakat menjadi nyata. RENCANA TINDAK adalah bagian yang tak terpisahkan dari Rencana Strategis (Strategic Planning) yang sering diwujudkan dalam VMOSA (Vision, Mission, Objectives, Strategies and Action Plan). Rumusan Objective/Tujuan dalam Rencana Tindak adalah jabaran dari mimpi yang dicitacitakan atau Visi dan Misi yang sdh disepakati atau dirumuskan sebelumnya diawal penyusunan RENCANA STRATEGIS (VMOSA), yang dijabarkan, dalam hal Pemerintah Daerah ini ada dalam RPJMD dan Visi Kepala Daerah yang harusnya diturunkan menjadi Visi desa/kelurahan Semua rangkaian kegiatan VMOSA selalu berkaitan atau dilandasi oleh mimpi yang dicita-citakan tersebut. Ini yang sering kali tidak disadari oleh para penyusun RENSTRA (Rencana Strategis) maupun RENCANA TINDAK Padahal justeru ini yang membedakan antara Rencana Strategis dan Rencana konvensional Rencana Strategi berangkat dengan merumuskan “mimpi” kemudian melihat apa yang harus dilakukan terhadap kondisi actual agar “mimpi” tersebut tercapai. Sementara Rencana konvensional justeru berangkat dari kondisi actual dan kemudian memproyeksikan apa yang dapat dicapai dari kondisi actual ini kemudian menyiapkan langkah langkah untuk mencapai perkiraan tujuan yang dapat dicapai dari kondisi actual tersebut oleh sebab itu Rencana Strategis (VMOSA) ini juga dikenal sebagai “management of change”

Transcript of programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I....

Page 1: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

CARA CEPAT MENYUSUN RPLP

BAB IPENDAHULUAN

1. Pengertian

PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA ini menggunakan metoda RENCANA TINDAK, sehingga akan segera menghasilkan daftar kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan. Dengan kata lain rencana tindak adalah suatu cara untuk membuat VISI masyarakat menjadi nyata. RENCANA TINDAK adalah bagian yang tak terpisahkan dari Rencana Strategis

(Strategic Planning) yang sering diwujudkan dalam VMOSA (Vision, Mission, Objectives, Strategies and Action Plan).

Rumusan Objective/Tujuan dalam Rencana Tindak adalah jabaran dari mimpi yang dicitacitakan atau Visi dan Misi yang sdh disepakati atau dirumuskan sebelumnya diawal penyusunan RENCANA STRATEGIS (VMOSA), yang dijabarkan, dalam hal Pemerintah Daerah ini ada dalam RPJMD dan Visi Kepala Daerah yang harusnya diturunkan menjadi Visi desa/kelurahan

Semua rangkaian kegiatan VMOSA selalu berkaitan atau dilandasi oleh mimpi yang dicita-citakan tersebut. Ini yang sering kali tidak disadari oleh para penyusun RENSTRA (Rencana Strategis) maupun RENCANA TINDAK

Padahal justeru ini yang membedakan antara Rencana Strategis dan Rencana konvensional

Rencana Strategi berangkat dengan merumuskan “mimpi” kemudian melihat apa yang harus dilakukan terhadap kondisi actual agar “mimpi” tersebut tercapai. Sementara Rencana konvensional justeru berangkat dari kondisi actual dan kemudian memproyeksikan apa yang dapat dicapai dari kondisi actual ini kemudian menyiapkan langkah langkah untuk mencapai perkiraan tujuan yang dapat dicapai dari kondisi actual tersebut oleh sebab itu Rencana Strategis (VMOSA) ini juga dikenal sebagai “management of change”

Begitu juga penyusunan Rencana Strategis dalam RPLP ini juga berangkat dengan merumuskan/menjabarkan “mimpi” yang dicita-citakan dalam kurun waktu tertentu (5, 10, atau 20 tahun), kemudian melihat kebelakang atau kondisi saat ini dan merumuskan apa yang harus dilakukan dengan kondisi saat ini (actual) agar kondisi cita cita tercapai. Caranya rumuskan apa persoalannya, yaitu kondisi cita-cita dibandingkan dengan kondisi actual dan apa hambatanya yang menyebabkan tujuan cita-cita tersebut tidak tercapai. Dari dua hal tersebut kemudian dirumuskan kegiatan/pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyingkirkan hambatan dan menyelesaikan persoalan. Maka terjadilah daftar kegiatan/pekerjaan yang kalau benar benar dilakukan menjamin tercapainya tujuan yang dicita-citakan

2. Ketentuan Umum

Page 2: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

a. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah alat untuk mencapai kondisi pemukiman yang ideal di masa datang yang dicita-citakan oleh masyarakat dari suatu kelurahan/desa yang diinginkan dalam kurun waktu 10-20 tahun ke depan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin kondisi eksisting yang ada dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik dan sosial.

b. RPLP berupa dokumen perencanaan dilengkapi peta skala 1: 1.000 dari suatu kelurahan/desa sebagai wujud dari rencana aksi kelurahan/desa (RAK/RADes) yang disusun masyarakat dibawah koordinasi Lurah/Kades dengan dibantu oleh BKM, TIPP dan Tim Fasilitator serta dibimbing oleh Tenaga Ahli Perencana Kota (Urban Planner) dengan memperhatikan kelurahan/desa disekitarnya dengan proyeksi pertumbuhan 10 tahun kedepan.

c. RPLP disusun sebelum dimulainya konstruksi pembangunan fisik lingkungan dan setelah dilakukannya pemetaanswadaya termasuk pemetaan topografi, pemetaan jaringan prasarana/utilitas dan sarana, pemetaan status penguasaan/kepemilikan tanah serta penggunaan tanah.

d. RPLP berisi : Rencana pembangunan kelurahan/desa yang berbentuk rencana tindak

pembangunan kelurahan/desa dalam kuru n waktu 5 tahun serta proyek-proyek prioritas yang yang akan dilaksanakan tahun pertama.

Peta kondisi eksisting/rona awal Analisis perkara (isu) lingkungan, ekonomi dan social terkait dengan pencegahan

kumuh atau peningkatan kwalitas Peta rencana tata ruang lingkungan kelurahan/desa, Peta rencana tapak perumahan, Peta rencana jaringan infrastruktur/prasarana lingkungan dan utilitas permukiman Peta rencana fasilitas social dan umum, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (RPLS) atau Environmental

Management Plan (EMP), Rencana mitigasi bencana

e. RPLP merupakan pedoman dan alat kontrol/pengawasan pembangunan bagi masyarakat, pemerintah, swasta, LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan permukiman di tingkat kelurahan/desa dalam rangka pencegahan dan atau penangulangan kumuh.

f. Serangkaian proyek pembangunan yang dimuat dalam RPLP harus dilengkapi dengan estimasi besaran dan biaya yang diperlukan, sumber dana, serta koordinasi lembaga-lembaga terkait baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengawasan. Untuk lokasi kelurahan RPLP dibuat untuk melengkapi Renja Kelurahan yang telah dibuat sebelumnya. Sementara itu untuk lokasi desa dibuat untuk melengkapi RPJMDesa yang telah dibuat sebelumnya.

g. Dinas terkait (seperti: Dinas Tata Kota, Dinas Lingkungan Hidup/ BAPPEDALDA, BAPPEDA, PDAM. PLN, dsb) yang bertanggung jawab untuk pengembangan dan pengelolaan utilitas kota/kabupaten memberikan arahan dan masukan agar RPLP dapat menghasilkan perencanaan tata ruang kelurahan/desa yang terintegrasi dan berkesinambungan dengan sistem pengembangan infrastruktur atau jaringan utilitas kota/kabupaten secara keseluruhan.

h. RPLP harus disepakati oleh warga masyarakat dan kesepakatan tersebut disahkan oleh Lurah/Kades, BKM, Organisasi Usaha setempat (bila ada). Sebelum disahkan oleh ketiga pihak tersebut, RPLP perlu dikonsultasikan dengan Dinas Tata Kota, Bappeda dan Dinas LH/Bappedalda untuk memastikan bahwa RPLP tersebut telah

Page 3: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

selaras dan terintegrasi dengan rencana tata ruang dan rencana pembangunan kota/kabupaten secara keseluruhan dan untuk mengelola lingkungan secara baik.

3. Prinsip Prinsip Penyusunan RPLP

a. Penyusunan RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman) ini harus dilakukan secara partisipatif artinya melibatkan ketiga unsur utama pembangunan; sector masyarakat, sector pemerintah dan sector usaha dalam proses pengambilan keputusan penting, khususnya sector masyarakat untuk siapa pembangunan dilakukan.

b. Unsur-unsur utama pembangunan yang harus dilibatkan mencakup sektor masyarakat; masyarakat umum, kelompok-kelompok yang rentan dan selama ini terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan seperti; kaum perempuan, kaum miskin, kaum penyandang cacat dan anak-anak, sektor pemerintah; lembaga-lembaga pemerintahan dan sektor usaha; asosiasi usaha dan profesi sejenis, para pebisnis, perguruan tinggi, dsb .

c. Pada pelaksanaannya hal ini merupakan proses dialog interaktif antara ketiga unsur utama pembangunan sektor masyarakat, sektor pemerintah dan sektor usaha.

d. Untuk menjembatani proses dialog tersebut maka Tenaga Ahli Perencana Kota bersama Tim Fasilitator bekerja sama dgn Lurah/Kades dan BKM mengorganisasi Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) yang terdiri dari anggota BKM, para relawan masyarakat, anggota Pokja/Panitia Pemetaan Swadaya dan para warga yang peduli serta warga masyarakat yang memiliki latar belakang perencanaan lingkungan. Tugas utama TIPP ini menyiapkan draft rencana RPLP untuk dapat dibahas/dikonsultasikan dengan ketiga unsur utama pembangunan tersebut; baik melalui bentuk lokakarya, pameran pembangunan, diskusi kelompok terarah, sayembara pembangunan, dsb.

e. Dalam dialog/konsultasi dengan warga yg rentan dan terpinggirkan perlu dilakukan secara khusus seperti diskusi/dialog terpisah dgn perempuan, anak-anak, penyandang cacat, dsb

4. Prasyarat Penyusunan RPLP

a Ada kemauan masyarakat untuk memiliki kelurahan/desa yang dibangun secara lebih terencana, memiliki tata ruang sesuai kaidah permukiman yang berkelanjutan dan kaidah penangulangan bencana serta lebih baik dari sebelumnya yang dinyatakan dalam surat minat ditanda tangani Koordinator BKM dan diketahui Lurah/Kades

b Tersedia atau dapat diadakan peta topografi dan penggunaan tanah serta penguasaan/kepemilikan tanah eksisting kelurahan/desa berskala 1 : 1000

c Tersedia atau dapat diadakan peta rona awal kelurahan/desa berskala 1 : 1000d Telah terbentuk BKM/LKM e Tersedianya peraturan bangunan yang telah disahkan di tingkat kota/kabupatenf Tersedia dokumen dan peta tematik berskala 1 : 1000 hasil pemetaan swadaya yang

dihasilkan melalui siklus sebelumnya atau dokumen hasil baseline survey.g Tersedia dokumen RPJMD, Renstra SKPD, RKP SKPD, Renstra Kecamatan, Renja

Kelurahan, atau untuk di desa dokumen usulan pembangunan desa/RPJMDesa

Page 4: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

BAB IILANGKAH LANGKAH

Proses penyusunan RPLP ini terdiri dari beberapa langkah yang dapat dikelompokkan sesuai dengan sifatnya sebagai berikut: Bersifat sikuensial; yaitu kegiatan kegiatan yang hanya dapat dilakukan bila kegiatan

sebelumnya telah dilakukan Bersifat menerus; yaitu kegiatan kegiatan yang akan selalu dilakukan seperti,

pembangunan kapasitas baik berbentuk sosialisasi maupun berbagai bentuk pelatihan

Bersifat berkala (intermeten) yang dilakukan sekali kali atau berkala seperti evaluasi, uji petik, dsb

Untuk dapat merencanakan penataan lingkungan permukiman atau RPLP seperti yang diharapkan masyarakat ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut :

1) Menyusun rencana aksi/tindak kelurahan/desa baik dalam rangka pencegahan maupun penangulangan kumuh. Langkah ini untuk merumuskan masa depan kelurahan/desa yang dicita-citakan (visi dan misi) dan kegiatan atau tindakan yang perlu dilakukan untuk mencapai kondisi kelurahan/desa yang diharapkan tersebut. Rencana aksi/tindak ini dilakukan dalam tiga tahapan; (i) terhadap kondisi kelurahan/desa secara utuh yang memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi kelurahan/desa yang dicita-citakan, (ii) terhadap sektor-sektor pembangunan prasarana dan sarana (air bersih, air limbah, jalan, persampahan, pematusan, dsb dengan orientasi 100 0 100), (iii) terhadap peluang mitigasi bencana, mencakup bencana yang terjadi oleh ulah manusia dan bencana alam.

2) Menuangkan rencana tindak tersebut dalam peta tata ruang lingkungan permukiman kelurahan/desa

3) Penyusunan rencana pengelolaan lingkungan dan sosial4) Penyusunan rencana mitigasi bencana (bila termasuk kawasan bencana)Meskipun ke empat kegiatan tersebut sepertinya bersifat sekuensial dalam praktek selalu ada proses iterasi antar kegiatan tersebut untuk saling mengkoreksi dan menyempurnakan

Langkah 1: Membuat Rencana Aksi Kelurahan/Desa (RAK/RADes) 1) Rencana aksi kelurahan/desa ini diawali dengan membangun visi dan misi

kelurahan/desa ke depan (10 s/d 20 tahun) yang kemudian diterjemahkan menjadi tujuan pembangunan yang terukur (SMART Objectives) untuk 5 tahunan kedepan. Tujuan ini melalui pola kerja rencana aksi, kemudian dijabarkan menjadi program kerja untuk mencapai kondisi yang dicita-citakan tersebut. Secara rinci langkah langkah tersebut dilaksanakan sebagai berikut:

(1) Membangun visi dan misi kelurahan Visi adalah kondisi ideal yang ingin dicapai sekurang kurangnya 10 tahun

kedepan, merupakan suatu pandangan ke depan yang memberikan arah pembangunan suatu masyarakat dan lingkungan permukiman mereka.

Misi adalah kewajiban yang harus dilakukan agar visi tercapai

Page 5: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

(2) Analisis data kelurahan Analisis data kelurahan ini dilakukan dengan analisis data sekunder dan primer yang diperoleh dari PS (pemetaan swadaya), termasuk peta peta yang sdh dibuat sehingga dapat dirumuskan kondisi aktual atau yang kita kenal sebagai profil kelurahan/desa termasuk proyeksi minimum 5 dan 10 tahun kedepan

(3) Tetapkan tujuan pembangunanBerdasarkan kondisi cita cita (visi) kewajiban utama (misi) dan kondisi aktual kemudian dirumuskan Tujuan Pembangun lima tahunan khususnya untuk 5 tahun pertama. Tujuan Pembangunan ini harus mengikuti kaidah SMART OBJECTIVE, yaitu Specific, Measurable, Acceptable, Realistic, Time framenya jelas.

(4) Tetapkan halanganBerangkat dari Tujuan Pembangunan tersebut kemudian dibahas kemungkinan halangan yang ada dlm mencapai kondisi ideal tersebut. Halangan tersebut terdiri dari persoalan (membandingkan kondisi ideal dengan kondisi aktual) dan hambatan yang mungkin saja menghambat atau menghalangi tercapainya tujuan pembangunan yang sudah dirumuskan bersama. Penggalian persoalan dan hambatan ini harus dilakukan bersama masyarakat melalui FGD. Hambatan ini dapat saja bersifat hambatan mental/pula pikir, pemahaman, legal (peraturanperundangan), dana, sumberdaya termasuk ketersediaan lahan, teknologi/keahlian/keterampilan, dsb.

(5) Tetapkan tindakan/aksiSerangkaian kegiatan untuk merumuskan dan menetapkan aksi (tindakan) ini dilakukan secara partisipatif dengan mengajak semua unsur masyarakat. Ada dua jenis aksi/tindakan yang perlu ditetapkan sebagai berikut:

Aksi/tindakan untuk menyingkirkan hambatan Aksi/tindakan untuk menyelesaikan persoalan

Sampai ditahapan ini sebenarnya partisipasi langsung masyarakat selesai dan dilanjutkan dengan konsultasi konsultasi berkala setelah aksi/tindakan dijabarkan menjadi proyek/subproyek oleh penanggung jawab aksi/tindakan.

(6) Tetapkan penanggung jawab aksi/tindakanPenanggung jawab aksi/tindakan inilah yang akan mengelola pelaksanaan aksi/tindakan tersebut dan yang bertanggung jawab menjabarkan aksi tersebut menjadi proyek/subproyek lengkap dengan KAK, anggarannya dan siapa yang akan melaksanakan; apakah swakelola atau dipihak ketigakan.

(7) Tetapkan kurun waktuKurun waktu disini diartikan durasi suatu aksi/tindakan dan saat mulai suatu aksi/tindakan

Semua langkah langkah tersebut dapat dilakukan dgn berbagai cara, antara lain melalui musyawarah atau diskusi kelompok terarah atau diskusi partisipatif terpadu (lihat Bab V: Metodologi)

Page 6: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Berikut ini adalah contoh Format RAK/Des

Desa/kelurahan : …………………………………………….

Kecamatan : …………………………………………….

NO. TUJUANHALANGAN AKSI/TINDAKAN

(Menyingkirkan hambatan & Menyelesaikan

persoalan)

PENANGGUNG JAWAB AKSI

WAKTUPELAKSANAAN

AKSIPERSOALAN HAMBATAN

Lihat Lampiran 1: Contoh RAK Kelurahan Jenggot

Langkah 2: Membuat Peta Rencana Tata Ruang Kelurahan/Desa

1) Berdasarkan Peta Eksisting (peta Rona Awal) yang telah didapatkan pada langkah sebelumnya, Lurah/Kades dibantu TIPP (Tim Inti Perencanaan Partisipatif) dengan didampingi Tim Faskel mendiskusikan bersama masyarakat, kondisi kelurahan/desa yang diinginkan (seperti yng dirumuskan di rencana tindak) dan dituangkan dalam bentuk peta garis dilengkapi dengan kesepakatan aturan pelaksanaan rencana pembangunan permukiman. Rencana penataan lingkungan permukiman kelurahan/desa tersebut harus sesuai dengan standar kebutuhan permukiman yang disyaratkan (termasuk peraturan bangunan stempat). Untuk memudahkan kerja Tim Faskel dan masyarakat, Tenaga Ahli Perencana Kota mempersiapkan semua aturan/standar yang dibutuhkan dalam menyusun rencana penataan lingkungan permukiman di kelurahan/desa tersebut.

2) Urutan langkah untuk menyusun peta Rencana Tata Ruang Kelurahan/Desa dan aturan pembangunan permukiman adalah sebagai berikut:

(1) Tim Faskel membuat salinan Peta Eksisting (Rona Awal) sejumlah yang dibutuhkan untuk dijadikan peta kerja dalam pembuatan peta rencana tata ruang permukiman kelurahan/desa. Dapat juga dibuat hanya satu Peta Rona Awal dan kemudian digunakan lembar plastic tranparan sebagai peta kerja/tematik yang dilapiskan di atas Peta Rona Awal tersebut.

(2) Pada peta kerja tersebut, Tim Faskel mendampingi TIPP membuat peta rencana peruntukan lahan berdasarkan kondisi cita-cita yang tertuang dalam RAK/RADes yang sudah disepakati oleh masyarakat dan sesuai aturan yang berlaku.

Page 7: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Sebelumnya, Tim Faskel sekali lagi menggalang kesepakatan dari masyarakat apakah akan mempertahankan peruntukan lahan yang lama (tanpa atau dengan melakukan perbaikan terhadapnya) atau merumuskan peruntukan lahan yang sama sekali baru (biasanya untuk lokasi-lokasi kumuh berat/yang mengalami kerusakan cukup parah masyarakat lebih siap untuk berubah).

(3) Rencana tata ruang permukiman kelurahan/desa ini harus didasarkan pada RAK/RADes (Rencana Aksi Kelurahan/Rencana Aksi Desa) dan peraturan terkait yang berlakuPeta rencana peruntukan lahan ini setidaknya mengatur perletakan/peruntukan lahan tentang:

a. Tata letak kawasan perumahanb. Tata letak kawasan pertanian, seperti: kebun, sawah, tambak (di kota dpt diganti

dengan tata letak kawasan industri/produktif)c. Tata letak ruang terbuka hijau, seperti: taman kota, hutan, dlld. Tata letak kawasan komersial, seperti: warung, pasar tradisional, pertokoan, dlle. Tata letak fasilitas umum dan sosial, seperti: MCK, mesjid, balai

RW/kelurahan/desa, puskesmas, sekolah/pendidikan, pemakaman, terminal transportasi, tempat pembuangan sampah sementara, dll

f. Tata letak kawasan khusus/sensitif, seperti: ruang terbuka/bangunan utk mitigasi bencana, situs bersejarah, kawasan rentan dampak lingkungan, dll

g. Tata letak jalur sirkulasi utama kelurahan/desa (akses masuk dan keluar)

(4) Berdasarkan peta peruntukan lahan yang sudah didapat pada Langkah (3), Tim Faskel mendampingi masyarakat menterjemahkan RAK/RADes dalam peta tematik pengembangan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang dibutuhkan. Peta tematik rencana pengembangan prasarana/sarana lingkungan permukiman tersebut setidaknya mencakup hal-hal sebagai berikut:a. Peta rencana jaringan jalanb. Peta rencana jaringan drainasic. Peta rencana jaringan saluran limbah rumah tanggad. Peta rencana mitigasi bencana (escape road dan atau escape building)e. Peta rencana jaringan penerangan/listrikf. Peta rencana jaringan air bersihg. Peta rencana jaringan irigasi (apabila dibutuhkan)h. Peta rencana jaringan pembuangan limbah industri rumah tangga (apabila

dibutuhkan)

(5) Setelah peta RTRK (Rencana Tata Ruang Kelurahan/Desa) yg memuat peruntukan lahan dan peta rencana pengembangan prasara/sarana lingkungan permukiman disepakati, selanjutnya Tim Faskel mendampingi TIPP melakukan musyawarah dengan masyarakat untuk menyepakati aturan-aturan yang dibutuhkan dalam pembangunan permukiman kelurahan/desa tersebut. Musyawarah ini harus dilakukan secara terbuka dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat dan secara terpisah harus dilakukan pembahasan dengan kaum perempuan, kaum muda, kaum penyandang cacat dan kaum miskin, yang sering kali tersingkir dalam merumuskan masa depan kelurahan/desa mereka

Page 8: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Dalam menentukan aturan pembangunan permukiman tersebut, sebaiknya memperhatikan dokumen-dokumen peraturan pembangunan yang ada, seperti:

a. Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRWb. Rencana Tata Bangunan dan Lingkunganc. Peraturan Bangunan setempat d. Peraturan-peraturan pemerintah (ditingkat pusat dan daerah) tentang

pembangunan rumah dan bila diperlukan bangunan tahan gempae. Peraturan-peraturan pemerintah (ditingkat pusat dan daerah) tentang lingkungan

hidup

Aspek-aspek yang harus diatur dan disepakati dalam pembangunan permukiman tersebut adalah sebagai berikut:a. Rencana Peruntukkan Lahan

- Perumahan, komersial, produktif- Kuburan dan ruang terbuka hijau- Fasilitas Umum dan Sosial (sekolah, puskesmas, mesjid, pasar, pertokoan,

dll)b. Rencana Perumahan

- GSB (Garis Sempadan Bangunan)- KLB (Koefisien Lantai Bangunan)- KDB (Koefisien Dasar Bangunan)

c. Rencana Jaringan Jalan - Kelas jalan- Akses pemadam kebakaran

d. Rencana Mitigasi Bencana (escape road dan escape building, penandaan, early warning system, mekanisme penangulangan bencana berbasis masyarakat, dll)

e. Rencana Jaringan Drainasi- Peil banjir- Arah aliran drainasi

f. Rencana Persampahan- Sistem pengelolaan sampah- TPS (Tempat Pembuangan Sementara)

g. Rencana Jaringan Air Bersih- Sumber air bersih (sementara/jangka pendek atau permanen/jangka panjang)- Jaringan induk dan jaringan rumah tangga

h. Rencana Jaringan Listriki. Aturan penanganan Kawasan Khusus/Sensitif (kawasan bersejarah, peningalan

budaya, rentan terhadap dampak lingkungan dll)

Apabila dokumen-dokumen peraturan yang ada tidak mengatur tentang beberapa aspek yang dimaksud, maka Tim Faskel bersama-sama dengan Tenaga Ahli Perencana Kota mendamping TIPP untuk membahas bersama masyarakat mencapai kesepakatan aturan terhadap beberapa aspek tersebut di atas dan menyusunnya menjadi peraturan bangunan setempat yang disepakati warga.

Page 9: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Langkah 3: Menyusun RPLS (Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial)

Setelah RAK/RADes dituangkan menjadi Peta RTRK (Rencana Tata Ruang Kelurahan) maka perangkat kelurahan bersama TIPP didampingi Tim Faskel melakukan kajian terhadap perkara lingkungan dan social yang mungkin terjadi bila rencana pembangunan permukiman yang telah direncanakan tersebut diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Berdasarkan rencana pembangunan permukiman yang telah dituangkan dalam rencana tindak (RAK/RADes) dan peta RTRK kelurahan/desa, perangkat kelurahan dan TIPP (Tim Inti Perencana Partisipatif) dengan didampingi Tim Faskel dan Tenaga Ahli Lingkungan melakukan kajian terhadap perkara lingkungan dan sosial yang dianggap penting oleh masyarakat dan kemungkinan memberikan dampak negatif. Dalam melakukan kajian tersebut Tim Faskel dapat menggunakan tabel di bawah ini yang menjadi Lampiran II, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup 308/2005, dengan dibantu oleh Tenaga Ahli Lingkungan Tim KORKOT dan/atau Dinas LH/Bapedalda setempat.

Daftar Kajian thd Perkara Lingkungan dan Sosial yang Penting:

Perkara/Isu Kriteria Evaluasi JawabanYa Tdk

Tata Ruang

Apakah rencana kegiatan berada dan/atau berbatasan langsung dgn: Kawasan hutan lindung Kawasan bergambut Kawasan resapan air Sempadan sungai Kawasan suaka alam Kawasan suaka alam laut DsbApakah terdpt pertentangan dlm pemanfaatan tata ruang dgn kegiatan lain yg ada saat ini atau yg direncanakan di masa mendatang ?

Lahan dan Tanah

Apakah proyek akan : Membebaskan lahan penduduk atau badan

usaha Menyebabkan ketidak stabilan lereng atau

membangun tanggul-tanggul yg mempunyai risiko tinggi mengalami kelongsoran

Menyebabkan perubahan bentang alam dlm skala yg cukup besar atau melakukan pemindahan tanah dlm jumlah yg besar

Menghilangkan lahan pertanian atau hutan produksi atau lahan-lahan produktif lainnya

Mengubah kontur garis pantai, menghambatan aliran drainasi, mengganggu aliran sungai

DsbAir Apakah kegiatan proyek akan:

Mengambil air permukaan pd tahap konstruksi

Page 10: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Perkara/Isu Kriteria Evaluasi Jawaban Menyebabkan pembuangan limbah cair

kesungai, danau, laut atau air laut yg dpt menyebabkan perubahan kwalitas air permukaan, termasuk dlmnya perubahan suhu dan kekeruhan

Memanfaatkan air tanah. Apakah mengembilan air tanah berpotensi mengganggu arah aliran dan debit air tanah.

Membangun konstruksi yg dpt mengganggu aliran dan debit air tanah

Perubahan kwalitas air tanah Pencemaran thd air tanah yg digunakan untuk

memenuhi kebutuhan penduduk Menghasilan limbah cair domestic dlm jumlah

yg banyak Meningkatkan risiko banjir dsb

Limbah Padat

Apakah kegiatan konstruksi, operasi proyek akan menghasilkan limbah padat non B3 dlm jumlah besar

Apakah akan dilakukan pengelolaan limbah padat di lokasi

Dsb

Kebisingan, Getaran, Radiasi dan Kesilauan

Apakah proyek akan: Meningkatkan kebisingan pd saat operasi dan

konstruksi Menyebabkan ngangguan getaran, radiasi dan

kesilauan bagi masyarakat

Sumber Daya Alam

Apakah proyek akan: Meningkatkan penggunaan sumberdaya alam Menyebabkan penurunan kwantitas

sumberdaya alam yg tdk dpt diperbaharui secara significan

Fasilitas UmumApakah proyek menyebabkan perubahan kebutuhan fasilitas umum, pelayanan jasa, kelembagaan pemerintah, dsb

Utilitas

Apakah proyek akan memerlukan pembangunan utilitas baru atau mempengaruhi fasilitas-fasilitas jaringan listrik, telekomunikasi, penyediaan air bersih, drainasi, dsb

Penduduk Apakah proyek akan memindahkan penduduk atau akan mengubah komposisi penduduk

Risiko kecelakaan

Apakah kegiatan proyek : Menyebabkan terjadinya risiko pemaparan

bahan-bahan berbahaya, spt minyak, pestisida, bahan-bahan kimia, radiasi atau bahan-bahan lain pada saat terjadi kecelakaan kerja atau pada saat opersional kegiatan mengalami gangguan

Terdapat kegiatan penggunaan, penyimpanan, penimbunan dan pembuangan bahan-bahan berbahaya dan beracun

Pada saat persiapan, konstruksi, operasi dan

Page 11: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Perkara/Isu Kriteria Evaluasi Jawabanpasca operasi memiliki risiko tinggi terjadi kecelakaan dan bencana

Rawan thd terjadinya kecelakaan karena lokasi proyek berada di daerah rawan

Dsb

Persepsi Masyarakat

Apakah proyek dapat: Menimbulkan kontroversi dgn masyarakat

setempat Bertentangan dgn nilai-nilai budaya setempat Menimbulkan gangguan terhadap fasilitas

ibadah setempat

Kesehatan Masyarakat

Apakah terdpt pekerja pendatang yang berpotensi membawa penyakit ke daerah proyekApakah proyek dpt: Meningkatkan beban fasilitas kesehatan

masyarakat setempat (jamban, air bersih, dsb) Mengubah habitat vektor-vektor penyakit Dsb

Lainnya…..*) Disusun berdasarkan Lampiran II. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup 308/2005

Bila dijawab “ya” maka harus diuraikan apa dampaknya dan berapa besar akibatnya (magnitute) serta bagaimana akan ditanggulangi. Kemudian dibuat daftar dgn menggunakan contoh tabel sebagai berikut di bawah ini (Tabel; Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial)

Tabel : Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (RPLS)

Perkara/Isu Jenis Dampak Besaran Dampak Usulan Penanggu-langan Dampak

Tuliskan perkara lingkungan/sosial yang kemungkinan terkena dampak

Tuliskan jenis dampak yg terjadi/akan terjadi pada komponen lingkungan/sosial tersebut

Tuliskan ukuran yang dapat menyatakan besaran dampak

Tuliskan langkah-langkah yg perlu dilakukan untuk mencegah/menang gulangi dampak lingkungan/sosial yang akan terjadi

Tata RuangLahan dan TanahAirLimbah PadatKebisingan, Getaran, Radiasi dan KesilauanSumber Daya AlamFasilitas UmumUtilitasPendudukRisiko kecelakaanPersepsi Masyarakat

Page 12: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Perkara/Isu Jenis Dampak Besaran Dampak Usulan Penanggu-langan Dampak

Kesehatan MasyarakatLainnya…

(2). Hasil kerja Kelurahan dan Tim Inti Perencanaan Partisipatif ini kemudian dibahas/dikonsultasikan dengan masyarakat dan secara terpisah dengan kelompok perempuan dan kelompok rentan. Kemudian TIPP melakukan penyempurnaan terhadap tabel Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial.

Usulan kegiatan untuk menangulangi dampak yang sudah diidentifikasi sebelumnya dlm tabel tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut ini.

Contoh usulan kegiatan untuk pengurangan dampak lingkungan dan sosial yang penting:

Isu 1: Penanganan genangan airUsulan pengurangan dampak:(1) Lingkungan Mangga:

Alternatif 1: penimbunan, luas........, kedalaman......... (misal Mangga 1).Alternatif 2 : pengeringan, luas........, kedalaman ........(misal Mangga 2)

(2) Lingkungan Delima: Alternatif 1 : rumah panggung, jumlah rumah ................ (misal Delima 1) Alternatif 2 : penimbunan, jumlah rumah/luas ........., kedalaman .......... (misal

Delima 2)Monitoring: (1) kondisi awal; (2) yang dilihat adalah indikator alternatif penanganan yang disepakati untuk dilaksanakanBiaya dan jangka waktu: volume dan unit costs; prioritas mana yang duluan…Yang bertanggungjawab: (1) memutuskan alternatif penanganan (masy/BKM/TIPP dgn bimbingan Tim Faskel dan KORKOT); (2) dari sisi pendanaan; (3) pelaksanaan konstruksi

Isu 2: …Usulan pengurangan dampak: …Monitoring:Biaya dan jangka waktu:Yang bertanggungjawab:

Isu 3: …Usulan pengurangan dampak: …Monitoring:Biaya dan jangka waktu:Yang bertanggungjawab:

Langkah 4: Penyusunan Rencana Mitigasi Bencana

Page 13: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Langkah ke 4 dalam menyusun rencana penataan lingkungan permukiman adalah merumuskan rencana mitigasi bencana. Rencana mitigasi bencana ini adalah program kerja warga kelurahan/desa untuk mengurangi/meminimalkan dampak negatif bila terjadi bencana. Catatan rencana ini hanya diterapkan dilokasi lokasi yang rawan bencana

Rencana Mitigasi Bencana ini mencakup :

(1) Fisik bangunan dan lingkungan Rencana tata letak bangunan dan persyaratan bangunan di wilayah bencana

(desain, struktur dan bahan bangunan yg diijinkan) Rencana tata ruang yang secara khusus memberi peluang bagi warga untuk

menyelamatkan diri bila terjadi bencana baik karena perbuatan manusia (kebakaran) atau alam (banjir, gempa, badai/angin topan, tsunami, dsb)

(2) Organisasi kerja pengelolaan bencana Pembentukan pokja pengawas bangunan dgn tugas pokok mengawasi peraturan

bangunan setempat yang telah disepakati Pembentukan pokja pengelola bencana dgn tugas pokok memberi peringatan dini

bila akan terjadi bencana dan mengorganisasi warga dalam proses penyelamatan Rencana kerja tiap pokja; Pokja Pengawas Pembangunan dan Pokja Pengelola

Bencana

Untuk menghasilkan hal tersebut di atas maka Tim Faskel akan mendampingi perangkat kelurahan dan TIPP untuk melakukan serangkaian rembug warga dan hasilnya kemudian oleh TIPP di bukukan menjadi dokumen RMB (Rencana Mitigasi Bencana) dilengkapi Peta Mitigasi Bencana

Page 14: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Bab IIIMETODOLOGI DAN FORMAT

Bab ini berisi kumpulan berbagai metoda untuk dapat melaksanakan berbagai langkah tersebut pada bab-bab terdahulu beserta format/formulir yang dibutuhkan.

Bab ini selalu dapat diubah, ditambah dan dilengkapi untuk memperkaya berbagai metoda yang dapat membantu masyarakat menyusun RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman) beserta kelengkapannya.

Page 15: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Tata Cara Menghitung Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan Ekonomi

Page 16: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Diskusi Partisipatif Terpadu (DPT)

Catatan : Dalam pengembangan metoda diskusi ini (DPT) sangat diinspirasi oleh metoda diskusi yang telah dikembangkan terlebih dahulu oleh Prof Kawakita Jiro di Jepang.

APAKAH DPT

DPT adalah singkatan dari Diskusi Partisipatif Terpadu. Merupakan suatu metoda diskusi yang melibatkan semua peserta secara aktif dan terpadu. Metoda ini memberikan jaminan akan bagi semua peserta diskusi bahwa pendapatnya atau gagasannya akan diakomodasi oleh kelompok diskusi secara adil dan demokratis.

MENGAPA DPT

Dalam diskusi kelompok seringkali terjadi hambatan SSikologis oleh sebab adanya perbedaan pendidikan, kedudukan sosial, dsb antara peserta diskusi, atau adanya peserta yang ingin mendominansi diskusi sehingga pengkayaan gagasan dari berbagai unsur peserta diskusi tidak terjadi. Melalui metoda DPT ini maka hambatan SSikologis tersebut tidak terjadi oleh sebab tiap peserta diwajibkan menuliskan terlebih dahulu gagasan masing-masing sebelum diskusi dan upaya dominansi tersebut juga tidak mungkin dilakukan karena semua pihak telah mengkontribusikan gagasan masing-masing.

BAGAIMANA MELAKSANAKAN DPT

Untuk melakukan DPT maka peserta dibagi dalam beberapa kelompok diskusi yang terdiri antara 7 s/d 9 orang. Tiap kelompok memilih koordinator masing-masing. Kemudian tiap kelompok akan melakukan diskusi dengan dibimbing oleh satu/beberapa pertanyaan diskusi. Lepada tiap kelompok akan diberikan sejumlah kartu untuk diisi oleh peserta. Bagaimana cara mengisi lihat selanjutnya.

Pada umumnya DPT dimulai dengan sebuah pertanyaan mengenai suatu subyek yang ingin dibahas. Misalnya: Mengapa orang miskin tetap miskin? atau apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya permukiman kumuh? Kelurahan/desa seperti apakah yg ingin kita miliki 10 tahun kedepan?, dsb.

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut ini.

Langkah 1 : Eksplorasi Gagasan

Pada tahap ini tiap peserta diskusi tanpa berbicara mencoba menjawab pertanyaan tersebut dalam kurun waktu yang telah ditetapkan dengan menuliskannya di atas kartu (kertas polio yang dibagi 8) yang telah disiapkan oleh panitia dengan aturan sebagai berikut :

Satu jawaban harus hanya mengandung satu gagasan, misalnya bodoh dan bukan bodoh dan malas.

Tiap kartu hanya untuk satu jawaban/satu gagasan

Page 17: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Tiap peserta harus menulis sebanyak-banyaknya jawaban dengan mengunakan banyak kartu.

Langkah 2 : Menstrukturkan Gagasan

Setelah waktu yang ditetapkan selesai semua jawaban dikumpulkan oleh koordinator kelompok dan kemudian distrukturkan dengan cara klasterisasi gagasan-gagasan sejenis.

Jadi tiap jawaban dibandingkan satu terhadap yang lain apakah mengandung gagasan sejenis. Bila ya maka dimasukkan dalam satu kelompok atau klaster. Perlu diperhatikan yang didiskusikan adalah gagasan yang terkandung terlepas dari penyebabnya.

Langkah 3 : Sintesis

Setelah seluruh klasterisasi selesai maka langkah selanjutnya adalah mensintesiskan tiap klaster tersebut menjadi satu kesimpulan. Kesimpulan ini kemudian menjadi judul dari tiap klaster. Misalnya malas, kinerja rendah, kurang rajin, cepat bosan, kurang semangat, kurang ulet disimpulkan sebagai etos kerja rendah. Kemudian kelompok masih harus mendiskusikan hubungan sebab akibat dari tiap jawaban tersebut di atas sehingga diperoleh struktur gagasan tersebut berupa pohon permasalahan

Langkah 4 : Kesimpulan

Pada tahap ini kelompok diskusi : Menyimpulkan jawaban dari pertanyaan tersebut di atas untuk disajikan kepada

kelompok yang lain dalam suatu diskusi kelas/pleno. Mendiskusikan dan menyimpulkan akar permasalahannya

Page 18: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Tata Cara Melakukan Diskusi Kelompok Terarah/DKT (Focus Group Discussion/FGD)

1. Apakah DKT atau FGD ?

Diskusi ini dilakukan untuk membahas topik tertentu secara terinci. Pesertanya terdiri dari orang-orang yang memiliki pengetahuan tertentu tersebut atau mereka yang tertarik pada topik tersebut atau yang akan terkena dampak dari topik tersebut.

Merupakan tehnik wawancara yang murah, dengan hasil penilaian yang cepat, pewawancara akan memperoleh informasi kualitatif.

Seorang Pemandu mengarahkan 12 – 20 orang dalam suatu diskusi tentang pengalaman, persepsi, pendapat dan perasaan mereka atas topik tertentu.

Pemandu mengangkat isu-isu yang telah diidentifikasi sebelumnya, dan menggunakan tehnik-tehnik pembuktian atau pancingan untuk menggali pandangan, gagasan, dan informasi lainnya lintas peserta.

Sesi ini biasanya dilakukan satu sampai dua jam.

Pengalaman yang lalu : Beberapa jenis kegiatan P2KP yang membutuhkan tehnik FGD adalah FGD Refleksi kemiskinan, FGD kepemimpinan masyarakat, FGD penilaian kinerja BKM dan lain-lainnya.

2. Manfaat DKT atau FGD ?

Biayanya murah dan memberikan hasil yang cepat. Format yang fleksibel memungkinkan Pemandu menggali isu-isu yang tidak diantisipasi

sebelumnya dan mendorong terjadinya interaksi diantara peserta diskusi. Karena kelompok diskusi sudah ditentukan sebelumnya, maka peserta memberikan

imbangan (checks and balances), sehingga meminimalkan pandangan-pandangan yang salah atau ekstrim.

3. Keterbatasan DKT atau FGD

Format yang fleksibel cenderung mengarah kepada bias Pemandu. Diskusi dapat didominasi oleh segelintir individu yang vokal. Hanya menghasilkan informasi kualitatif, dan sulit memperoleh data kuantitatif yang

dapat digunakan untuk generalisasi informasi.

4. Langkah-langkah melakukan DKT atau FGD

a) Memilih tim Membutuhkan sekurang-kurangnya satu orang Pemandu dan dibantu oleh satu

atau dua orang pencatat. Pemandu haruslah seorang pembicara yang sanggup membuat para pesertanya

merasa nyaman.

Page 19: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

b) Memilih peserta. Menentukan jenis kelompok serta pihak-pihak yang harus diajak sesuai dengan

topik yang akan dijadikan fokus bahasan. Menentukan orang-orang yang paling layak diikutkan dalam tiap-tiap kelompok

dengan mempertimbangkan pengetahuan dan keterbukaan mereka. Jumlah tiap kelompok sebaiknya antara 6-12 orang untuk memungkinkan alur

percakapan yang lancar. Para peserta sebaiknya mewakili kelompok yang setara, misalnya dari latar

belakang sosial, ekonomi, budaya dan jender. Mereka sebaiknya mencerminkan karakteristik yang sama dalam menanggapi topik diskusi. Bila kelompok begitu beragam dapat dilakukan beberapa kali DKT dengan kelompok-kelompok sejenis.

c) Memutuskan jadwal dan tempat. Diskusi sebaiknya hanya berlangsung 1-2 jam saja. Harus diadakan di tempat yang cukup nyaman dan tertutup. Tempat-tempat

terbuka tidak direkomendasikan sebagai tempat diskusi kecuali dapat dijamin peserta akan tetap dan tidak berganti-ganti oleh sebab orang datang dan pergi.

d) Menyiapkan panduan diskusi. Menyiapkan garis besar yang mencakup batasan topik dan permasalahan yang

akan didiskusikan dan tujuan DKT dilakukan. Membahas permasalahan terkait lainnya yang belum diagendakan dan

hubungannya dengan topik yang akan dibahas.

e) Melakukan wawancara. Pembukaan – kemukakan secara jelas garis besar tujuan dan format diskusi

pada awal acara dan upayakan agar para pesertanya merasa nyaman. Para peserta diskusi harus diberitahu bahwa diskusi tersebut sifatnya tidak resmi, dan setiap orang diharapkan dapat aktif berpartisipasi, dan mengutarakan pandangan-pandangannya termasuk perasaanya.

Utarakan pertanyaan secara menarik – Hindari pertanyaan yang hanya menuntut jawaban “ya” atau “tidak”. – Ajukan pertanyaan terbuka, misalnya “Apa pendapat anda mengenai …… atau “bagaimana perasaan anda mengenai …….”

Gunakan teknik pertanyaan pancingan – ketika peserta memberikan jawaban yang tidak lengkap atau jawaban yang tidak relevan, Pemandu dapat memancing diberikannya tanggapan yang lebih lengkap, lebih jelas, misalnya dengan cara :* Mengulangi pertanyaan* Berhenti untuk mendengarkan jawaban.* Mengulangi jawaban.* Menanyakan pertanyaan apa, dimana, kapan, yang mana dan yang

bagaimanakah yang dapat lebih memancing informasi rinci. Mengendalikan diskusi – di masing-masing kelompok sering ada beberapa

individu yang memonopoli diskusi. Untuk mengatasi hal tersebut dpt dilakukan pertanyaan silang kepada peserta lain untuk menguji pendapat seseorang.

Untuk mengimbangkan partisipasi persertanya :* Ajukan pertanyaan kepada orang-orang yang terlihat enggan berbicara.* Menengahi, rangkum secara bijaksana tiap butir yang dibicarakan, dan

kembalikan fokus diskusi.

Page 20: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

* Lanjutkan pembicaraan secara sopan.

f) Catat acara diskusi. Siapkan perangkat pencatat berikut kertas catatannya karena akan diperlukan. Proses pencatatan harus mencantumkan secara persis apa yang tengah

dikemukakan. Membuat rangkuman atau melakukan penafsiran dapat menyesatkan. Bila hal tersebut terpaksa dilakukan karena pendapat seseorang terlalu panjang maka hasil rangkuman tersebut harus dikonfirmasikan dahulu.

Catatan yang dibuat harus lengkap dan mencerminkan kandungan diskusi dan hal lainnya yang juga diamati.

Segera setelah wawancara kelompok selesai, tim merangkum informasi yang disampaikan, termasuk kesan-kesan, dan implikasi informasi yang bersangkutan terhadap kajian yang sedang dilakukan berkaitan dengan topik tersebut.

g) Menganalisis hasil. Segera setelah setiap akhir sesi, tim harus menggabungkan seluruh catatan

wawancara dan melakukan pengkajian selama masih segar diingatan. Tandai bagian-bagiannya dan pilih komentar-komentar yang dapat digunakan

dalam laporan akhir. Lakukan analisis atas setiap pertanyaan dan jawaban secara terpisah. Coba

untuk menilai makna kata-kata yang diutarakan; cari tanggapan-tanggapan yang dikemukakan berdasarkan pengalaman pribadi dan berikan perhatian lebih terhadapnya dari pada komentar yang dikeluarkan hanya berupa kesan impersonal yang tidak kuat.

Identifikasikan gagasan-gagasan dan trend yang penting. Coba renungkan kembali dan fokuskan pada hasil temuan penting saja.

h) Menyusun laporan. Mengkaji format untuk laporan. Menyoroti temuan-temuan penting. Rangkuman diskusi.

Sampaikan informasi analitis yang menguraikan trend, pola-pola atau temuan dan sertakan beberapa komentar atau kutipan pilihan.

5. Langkah-langkah penyusunan pedoman topik diskusi.

a) Sepakati keputusan atau aksi/action yang akan diambil dari temuan DKT (dengan tim kajian/peneliti atau kelompok masyarakat peserta DKT).

b) Spesifikkan tujuan dan kebutuhan informasi dari kajian topik tersebutc) Persiapkan daftar lingkup topik yang berawal dari hal-hal umum, isu-isu yang tidak

mengancam sampai ke topik-topik khusus.d) Persiapkan daftar pertanyaan-pertanyaan pembuktian untuk setiap lingkup topik

utama (dalam kasus informasi tidak segera muncul).e) Persiapkan pertanyaan-pertanyaan pembuktian untuk diikuti tergantung jawaban-

jawaban yang diberikan.f) Persiapkan pendekatan peralihan untuk digunakan jika berganti ke topik baru.g) Review pedoman dan hilangkan lingkup topik yang tidak penting, pertanyaan-

petanyaan mematikan atau pertanyaan-pertanyaan kuantitatif.

Page 21: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

h) Tentukan perkiraan waktu yang fleksibel untuk setiap lingkup berdasarkan prioritas dan kompleksitas.

6) Gaya dan Persyaratan Pemandu

Memiliki keterampilan untuk memimpin diskusi agar DKT efektif. Harus sensitif terhadap isu yang didiskusikan. Harus mempunyai keterampilan mengelola beberapa kelompok. Sebaiknya orang yang dikenal oleh peserta agar memperoleh komitmen dan

kepercayaan dari peserta. Harus mampu memaksimalkan keterbukaan antar peserta. Harus memiliki empati terhadap para peserta DKT Harus mampu memberi kesan yang jelas kepada peserta bahwa ia disini untuk

belajar dari peserta. Memandu cara kerja dengan cara yang tidak menonjol dan halus, Campur tangan hanya dalam hal mempertahankan kelompok yang produktif (tidak

harus mengendalikan yang berlebihan) Mengurangi situasi tegang, memfokuskan kelompok kembali dan menyeimbangkan

proses diskusi bila diperlukan. Tugas untuk memperoleh arti dan respon-respon yang berbeda dan harus mencoba

mendapatkan serinci mungkin dari jawaban-jawaban peserta. Memandu perpindahan dari satu lingkup diskusi ke yang lain. Harus mendiagnosis tingkat kedalaman yang dilakukan peserta dan dimana perlu

mengarahkan ke tingkat yang lebih dalam lagi. Harus terampil mendengarkan dan bertanya.

Page 22: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Tata Cara Melakukan Musyawarah Warga

1) Dasar Pemikiran

Pendampingan Fasilitator/Fasrum pada proses pertemuan atau musyawarah akan menjadi bagian penting dalam merencanakan pembangunan permukiman. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar proses pendampingan Fasilitator pada masyarakat di lokasi sasaran adalah pendampingan yang dilakukan dalam musyawarah –musyawarah warga, baik pada komunitas tingkat RT, RW, Dusun, Kelurahan/Desa bahkan pada tingkat Kecamatan.

Oleh karena itu, sangat perlu bagi Fasitator untuk memahami hakekat dan substansi musyawarah, agar mampu melakukan proses pendampingan secara efektif dan efisien.

2) Apa musyawarah?

Musyawarah dalam pertemuan atau rembug warga (selanjutnya disebut musyawarah warga) adalah suatu alat atau cara yang ampuh untuk membahas dan menyepakati suatu pokok bahasan ataupun menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat, baik yang bersumber dari individu maupun lembaga atau organisasi, yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan dalam suatu rembug bersama – sama sebagai pribadi – pribadi yang peduli terhadap selesainya permasalahan atau disepakatinya suatu topik bahasan.

Musyawarah warga tidak saja merupakan cara menyelesaikan suatu permasalahan tetapi sekaligus juga mencerminkan tingkat kedewasaan individu maupun masyarakat dimana musyawarah warga tersebut dilakukan. Dengan kata lain, kemampuan bermusaywarah adalah salah satu indikator utama yang menunjukkan tingkat kedewasaan masyarakat. Sebaliknya meremehkan penyelesaian dengan musyawarah dan lebih mementingkan adu kekuatan, menunjukkan sikap kekanak – kanakan.

3) Mengapa musyawarah warga?

Musaywarah warga perlu dilakukan, karena melalui musyawarah kebenaran berkenaan dengan permasalahan/pokok bahasan yang dihadapi dapat diungkapkan dan menjadi jelas sehingga peserta musyawarah mendapat bimbingan untuk mengambil keputusan dan langkah – langkah yang tepat.

Hal tersebut terjadi oleh sebab pemahaman atau akal budi seseorang bagaikan lampu yang menyinari permasalahan yang dibahasnya. Dengan diadakan musyawarah yang melibatkan beberapa pihak, maka permasalahan/pokok bahasan tersebut seakan – akan disinari dari berbagai sudut sehingga menjadi jelas atau gamblang, sehingga keputusan atau langkah yang diambil dapat lebih objektif dan tepat.

Selain itu, musyawarah warga adalah cermin yang utuh dari konsistensi penerapan prinsip-prinsip partisipasi, demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi.

Page 23: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

4) Bagaimana mendorong sikap peserta musyawarah warga ?

Pada dasarnya musyawarah adalah latihan yang bagus bagi setiap warga untuk menahan diri/menguasai diri/penguasaan batin yang juga berarti pengorbanan diri. Oleh sebab itu musyawarah warga akan lancar dan berhasil, jika mampu mendorong semua peserta musyawarah berpartisipasi aktif dengan sikap yang baik. Selain itu, Fasilitator diharapkan juga mampu mendorong tiap peserta untuk menganggap bahwa melakukan musyawarah adalah sebagai tugas mulia dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau menyepakati suatu pokok bahasan.

Untuk itu, dalam musyawarah warga, Fasilitator diharapkan dapat menjaga dan mengarahkan peserta musyawarah agar bersikap: Sopan Ikhlas tanpa pamrih Rendah hati Sabar Menghargai perbedaan Menghargai pendapat orang lain Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain Adil terhadap diri sendiri dan orang lain Berupaya memahami terkebih dahulu Kesetaraan Tidak boleh menganggap diri sebagai wakil dari suatu kelompok atau golongan,

sehingga hanya berjuang untuk kepentingan kelompoknya saja. Masing-masing pihak adalah sesama manusia (pribadi yang bebas) yang

berkepentingan dengan selesainya permasalahan secara objektif dan adil.

Hal lain yang juga sangat penting adalah mendorong agar semua peserta musyawarah warga harus berupaya mewujudkan persatuan dan keselarasan berpikir dan harus selalu fokus pada tujuan musyawarah, yakni mencari kebenaran dan menemukan penyelesaian yang terbaik.

5) Bagaimana mendorong bermusyawarah yang baik ?

Pelaksanaan musyawarah warga dapat saja dilakukan berdasarkan aturan-aturan resmi yang tertulis dan formal atau dapat pula dilakukan secara sangat informal, sesuai dengan situasi dan kondisi dimana musyawarah tersebut dilakukan.

Meskipun demikian apapun bentuk pelaksanaan musyawarah, Fasilitator senantiasa mendorong peserta atau warga masyarakat untuk memperhatikan beberapa hal atau prinsip yang sangat penting diterapkan ketika bermusyawarah, yaitu

Menyatakan dengan jelas masalah yang akan dibahas Prinsip pertama ini diperlukan untuk menghindari adanya kesalah-pahaman di antara peserta mengenai tujuan musyawarah serta untuk memfokuskan semua diskusi hanya pada hal-hal yang gayut (relevan) dengan pokok permasalahan tersebut.

Page 24: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Mencoba mengenali nilai – nilai kemanusiaan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, supaya semua diskusi lebih tertuju ke arah pemecahan yang praktis, manusiawi dan dapat dilaksanakan.Tidak sulit mencari solusi yang dapat secara jitu memecahkan suatu permasalahan, namun jika solusi itu tidak sesuai dengan cita – cita atau konsep diri dari orang – orang yang harus melaksanakannya, maka kemungkinan besar pelaksanaannya akan gagal. Oleh sebab itu penting juga berupaya agar pemecahan yang diputuskan dalam suatu musyawarah sesuai dengan asas – asas atau nilai – nilai manusiawi yang merupakan kerangka konsep diri dari para pelaksana. Artinya semua pemecahan selain menjawab “kita mau apa?’ harus juga tidak bertentangan dengan kenyataan “kita ini siapa?” (dalam konteks eksistensi manusia sebagai mahluk ciptaan yang khas dan mahluk sosial).

Mendiskusikan permasalahan secara tuntas : yakni para peserta harus dengan bebas dan berterus terang menyampaikan pendapat masing – masing. Setiap peserta harus bebas untuk mengungkapkan gagasan dan alasan – alasannya atau agumentasinya tetapi dengan sikap sopan, hormat, tidak berprasangka dan tidak berlebih–lebihan. Gagasan apa saja yang muncul tidak boleh diremehkan, karena setiap gagasan, meskipun kurang sempurna mungkin dapat memnacing timbulnya gagasan lain yang lebih tepat. Peserta tidak boleh merasa tersinggung jika gagasan yang disampaikan peserta lain bertentangan dengan gagasannya sendiri, karena melalui perdebatan dari berbagai pendapat itulah akan muncul percikan kebenaran. Meskipun demikian perkelahian dan pertentangan di antara peserta musaywarah tidak diperbolehkan. Jika suasana mulai memanas yang memungkinkan akan terjadinya bentrokan maka sebaiknya semua diskusi dihentikan sampai suasana tenang dapat diperoleh kembali untuk bermusyawarah. Setiap peserta harus mempertimbangkan dan menghormati pendapat peserta yang lain. Sering terjadi bahwa seorang peserta walaupun kurang berpendidikan atau belum berpengalaman banyak, namun dapat memebrikan sumbangan gagasan yang penting dalam musyawarah.

Tiap peserta bertanggung jawab dalam membina suasana musyawarah Semua unsur ekslufisme, kerahasiaan, dominasi, prasangka dan emosi harus dihindarkan dalam membina suasana bermusaywarah. Tiap peserta harus berupaya untuk menghindari terbentuknya kubu-kubu dan pengkotak-kotakan. Setiap pendapat yang disampaikan harus dianggap sebagai sumbangan yang menjadi milik semua peserta bukan milik pribadi atau kelompok.

Semua peserta wajib secara aktif mengambil keputusan atas penyelesaian permasalahan/pokok bahasan setelah diskusi dianggap cukup atau selesai dan permaslaahan menjadi jelas. Akan lebih baik jika terdapat suara bulat dan semua peserta mufakat, tetapi hal ini tidak boleh dipaksakan. Keputusan musyawarah dapat pula ditentukan menurut suara terbanyak (voting) melalui pernyataan setuju secara lisan atau tertulis dengan menghitung suara masing –masing peserta. Namun upaya keras harus dilakukan untuk mencapai konsensus dengan penuh kesadaran karena ini lebih menunjukkan semua pilihan sudah terpikirkan.

6) Bagaimana sikap peserta setelah keputusan musyawarah dihasilkan ?

Page 25: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Setelah keputusan musyawarah dihasilkan, keputusan itu harus didukung penuh oleh semua orang terutama oleh mereka yang justeru tidak sependapat dengan keputusan tesebut sewaktu musyawarah. Memang selalu ada kemungkinan suatu keputusan tersebut ternyata salah, tetapi jika keputusan itu didukung penuh, maka kesalahannya akan menjadi jelas dalam waktu singkat sehingga dapat segera diperbaiki.

Sebaliknya jika keputusan yang telah dihasilkan dalam pelaksanaannya ternyata ditentang dan tidak didukung, atau bahkan disabot oleh sebagian orang yang memang tidak setuju dengan keputusan tersebut sejak dalam musyawarah, maka akan menjadi sulit untuk diketahui apakah kegagalan untuk menyelesaikan permasalahan tesebut, disebabkan oleh keputusan yang salah ataukah oleh adanya sabotase atau penentangan. Oleh karena itu akan lebih baik jika ada kesatuan sikap dalam bertindak melaksanakan hasil musyawarah.

Pengambilan keputusan melalui voting atau pemungutan suara dalam musyawarah hanya baik dilakukan bila telah tercapai kesamaan pemahaman mengenai persoalan yang dihadapi. Meskipun demikian keputusan melalui mufakat (yang dilandasi kesadaran kritis) dalam musyawarah warga harus tetap diutamakan karena tidak saja menunjukkan tingkat demokrasi yang tertinggi tetapi juga peradapan manusia yang terluhur.

Page 26: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Pemetaan Swadaya dan Beberapa Metoda Yg Digunakan

1) Prinsip-Prinsip Pemetaan Swadaya

Pemetaan Swadaya dalam konteks penataan permukiman baik dalam rangka pencegahan maupun peningkatan kwalitas permukiman tidak hanya sekedar “metoda pemetaanatau metoda penelitian oleh masyarakat”, atau sebagai alat kajian atau penggalian informasi saja. Namun, penerapan metoda ini mengandung upaya penyadaran dan peningkatan pemampuan masyarakat. Oleh karena itu, pemetaan swadaya pada dasarnya dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat setempat, bukan kepentingan pihak luar.

2) Teknik-Teknik Pemetaan Swadaya dan Jenis Informasi yang Dihasilkan

Pemetaan Swadaya dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti: PRA (Participatory Rural Appraisal), RRA (Rapid Rural Appraisal), Fishbone, SWOT dll. Persoalannya bukan pada pendekatan atau metoda yang dipakai, namun lebih pada ketepatan antara pemilihan metoda dan jenis informasi yang dibutuhkan serta bagaimana masyarakat menggali informasi-informasi tersebut (atau teknik mengajak masyarakat menggali persoalan mereka sendiri).

Berikut di bawah ini “beberapa contoh teknik” penggalian yang bisa dilakukan masyarakat dalam melakukan pemetaanswadaya.

(1) Pembuatan Peta Penataan Permukiman secara Partisipatif

Jenis Informasi: Secara umum peta penetaan permukiman dapat memperlihatkan kondisi fisik wilayah, keadaan masyarakat secara lebih rinci dari segi sosial, kultural, ekonomi dan sebagainya. Selain itu, pemetaan swadaya juga dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan dan harapan masyarakat, yang berkaitan dengan penataan permukiman. Melalui Pemetaan Partisipatif, masyarakat dapat merumuskan sendiri: Peta perumahan dan permukiman (saat ini dan harapan mendatang), serta peta kebutuhan masyarakat untuk penataan permukiman.

Pemetaan di atas Tanah Pemetaan di atas karton/kertas

Page 27: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Apapun jenis peta permukiman yang disusun masyarakat, prinsip terpenting adalah pelibatan aktif masyarakat untuk menyusun sendiri peta permukiman di wilayahnya berdasarkan persepsi, pengetahuan dan pengalamannya. Masyarakat dapat merekonstruksi keadaan kelurahan/desa mereka sebelum menjadi kumuh, memetakan kondisis saat ini dan memetakan harapan kedepan. Fasilitator hanya berperan memfasilitasi proses refleksi, sehingga menjamin bahwa semua peserta dapat terlibat aktif dan memahami maksud, tujuan serta cara penyusunan peta penataanpermukiman tersebut.

(2) Teknik Transek (Transect)

Jenis Informasi: Transek adalah suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan sambil berjalan menelusuri sebuah wilayah di kelurahan/desa, di sekitar kantung-kantung RTH dan permukiman kumuh, jalan-jalan desa/kelurahan, dan wilayah lainnya yang dianggap cukup memiliki informasi yang dibutuhkan. Secara khusus, manfaat transek adalah membantu pokja pemetaan swadaya dan masyarakat mengamati langsung keadaan lapangan, serta melengkapi informasi yang sudah didapatkan melalui survei, dengan menunjukkan hubungan antara kondisi lapangan dengan kondisi serta kegiatan masyarakat.

Prinsip terpenting teknik Transek adalah dialog intensif serta diskusi bersama peserta transek maupun masyarakat yang dijumpai di perjalanan, yang dianggap memiliki informasi atau pengaruh. Dengan demikian, selain dapat diperoleh kedalaman dan keakuratan informasi, juga dapat dibangun suasana kebersamaan dan kekeluargaan antara Fasilitator, kader komunitas, pokja pemetaan swadaya, perangkat kelurahan/desa dan masyarakat setempat.

(3) Teknik Wawancara Keluarga

Jenis Informasi: Wawancara Keluarga penghuni RTH dana tau permukiman kumuh adalah suatu kegiatan untuk menggali informasi dari pihak pertama yang terpapar kondisi tidak layak huni atau kumuh. Selain itu juga kesempatan untuk berdialog langsung dengan masyarakat, yang kurang aktif berbicara atau jarang mengikuti pertemuan-pertemuan warga atau belum pernah hadir pada pertemuan termasuk pemetaan swadaya. Secara khusus, manfaat wawancara adalah membantu Fasilitator dan Pokja Pemetaan Swadaya serta masyarakat untuk memperoleh informasi dan masukan dari sumber pertama, khususnya mengenai informasi: persepsi masyarakat terhadap upaya penangulangan kumuh yang perlu dilakukan; potret atau profil utuh keluarga penghuni; dan kedalaman informasi masalah dan harapan masyarakat dilokasi kumuh

Page 28: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Beberapa Cara Penetapan Prioritas

Alternatif 1 : Keputusan Kolektif

No Daftar Persoalan/Kebutuhan sesuai hasil PS yang telah dianalisis

Prioritas Pemilih

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Semua hasil analisis pemetaan swadaya (PS) disusun dalam bentuk daftar persoalan atau lebih baik lagi kalau sudah dapat disusun daftar kebutuhan

Page 29: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Kemudian dicari prioritas dari daftar yang ada dengan cara sangat sederhana yaitu tiap anggota Tim Inti Perencanaan Partisipatif (BKM, Tim Pemetaan Swadaya, Kader, dsb) diberi kesempatan untuk memilih tiga persoalan atau kebutuhan dari daftar tersebut mana yang harus diprioritaskan berdasarkan pertimbangan dan pengalaman masing-masing tanpa berunding dengan anggota yang lain tanpa mempertimbangkan waktu dan sumber daya lainnya.

Cara:

Setiap anggota Tim Inti Perencanaan Partisipatif (BKM + Tim Pemetaan Swadaya + Kader, dsb) diberikan 3 sticker warna, kancing baju/biji jagung/kacang tanah/kerikil, dsb dan dipersilahkan memilih 3 persoalan/kebutuhan mana yang diprioritaskan (1, 2 dan 3) menurut masing-masing anggota tim tanpa berdiskusi dengan temannya, dgn cara meletakkan sticker/kanjing/jagung/kacang/kerikil tersebut di kotak yang telah disediakan.

Atau dapat juga dgn membubuhkan tanda tangan atau cap jempol

Yang paling banyak diberi tanda menjadi prioritas pertama dan seterusnya baru kemudian disusun mana yang akan ditangan tahun 1, 2 dan 3 berdasarkan sumber daya yang tersedia.

Page 30: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Alternatif 2 : Derajad Kerusakan

No Daftar Persoalan/Kebutuhan sesuai hasil PS yang telah dianalisis

Dampak Kerusakan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Semua hasil analisis PS disusun dalam bentuk daftar persoalan atau lebih baik lagi kalau sudah dapat disusun daftar kebutuhan

Kemudian dicari prioritas dari daftar yang ada dengan cara sangat sederhana yaitu tiap anggota Tim Inti Perencanaan Partisipatif (BKM, Tim Pemetaan Swadaya, Kader, dsb) diberi

Page 31: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

kesempatan untuk memilih tiga persoalan atau kebutuhan dari daftar tersebut mana yang harus diprioritaskan dengan mempertimbangkan :

Mana yang dampak kerusakannnya paling parah/paling banyak warga menjadi korban kalau seandainya hal tersebut terlambat ditangani

Cara:

Setiap anggota Tim Inti Perencanaan Partisipatif (BKM + Tim Pemetaan Swadaya + Kader, dsb) diberi kesempatan untuk memilih 3 prioritas (1, 2 dan 3) menurut masing-masing anggota tim tanpa berdiskusi dengan temannya. Untuk mewujudkan pilihannya kepada tiap anggota Tim dpt diberikan 3 sticker warna, kancing baju/biji jagung/kacang tanah/kerikil, dsb, untuk diletakkan di kotak yang telah disediakan dgn memikirkan persoalan yang paling besar dampaknya bila tidak segera ditangani atau boleh juga dengan membubuhkan tanda tangan atau cap jempol

Yang paling banyak diberi tanda menjadi prioritas pertama dan seterusnya baru kemudian disusun mana yang akan ditangani tahun 1, 2, 3 berdasarkan sumber daya yang tersedia.

Page 32: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

Alternatif 3 : Efektifitas Pencapaian Tujuan

No Daftar Persoalan/Kebutuhan sesuai hasil PS yang telah dianalisis

Efektifitas Dlm Mencapai Tujuan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Semua hasil analisis PS disusun dalam bentuk daftar persoalan atau lebih baik lagi kalau sudah dapat disusun daftar kebutuhan

Kemudian dicari prioritas dari daftar yang ada dengan cara sangat sederhana yaitu tiap anggota Tim Inti Perencanaan Partisipatif (BKM, Tim Pemetaan Swadaya, Kader) diberi

Page 33: programkotakujepara.files.wordpress.com€¦ · Web viewCARA CEPAT MENYUSUN RPLP . BAB I. PENDAHULUAN. P. engertian . PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) KELURAHAN/DESA

kesempatan untuk memilih tiga persoalan atau kebutuhan dari daftar tersebut mana yang harus diprioritaskan dengan mempertimbangkan :

Untuk persoalan : mana dari persoalan yang ada bila diselesaikan akan lebih cepat menyelesaikan persoalan kumuh

Untuk kebutuhan : mana dari kebutuhan yang ada bila dipenuhi akan lebih cepat menyelesaikan persoalan kumuh

Cara:

Setiap anggota Tim Inti Perencanaan Partisipatif (BKM + Tim Pemetaan Swadaya + Kader, dsb) diberi kesempatan untuk memilih 3 prioritas (1, 2 dan 3) menurut masing-masing anggota tim dgn pertimbangan tersebut di atas, tanpa berdiskusi dengan temannya. Untuk mewujudkan pilihannya kepada tiap anggota Tim diberikan 3 sticker warna, kancing baju/biji jagung/kacang tanah/kerikil, dsb, untuk diletakkan di kotak yang telah disediakan dgn selalu memikirkan yang paling besar dampaknya dalam mencapai tujuan yang disepakati bila ditangani atau boleh juga dengan membubuhkan tanda tangan atau cap jempol

Yang paling banyak diberi tanda menjadi prioritas pertama dan seterusnya baru kemudian disusun mana yang akan ditangani tahun 1, 2, 3 berdasarkan sumber daya yang tersedia.