sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital,...

16
1. Indeks Barthel

Transcript of sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital,...

Page 1: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

1. Indeks Barthel

Page 2: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

Bagian 1. Penilaian Fungsi Perawatan DiriNo Fungsi Skor Keterangan Nilai

Skor1 Mengendalikan rangsang

pembuangan tinja0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar) 1 Kadang-kadang tak terkendali (1x

seminggu)2 Terkendali teratur

2 Mengendalikan rangsang berkemih

0 Tak terkendali atau pakai kateter 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/ 24

jam)2 Mandiri

3 Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi)

0 Butuh pertolongan orang lain 1 Mandiri

4 Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram)

0 Tergantung pertolongan orang lain 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan

tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain

2 Mandiri

5 Makan 0 Tidak mampu 1 Perlu ditolong memotong makanan2 Mandiri

6 Berubah sikap dari berbaring ke duduk

0 Tidak mampu 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2

orang)2 Bantuan minimal 1 orang3 Mandiri

7 Berpindah / berjalan 0 Tidak mampu 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda2 Berjalan dengan bantuan 1 orang3 Mandiri

8 Memakai baju 0 Tergantung orang lain 1 Sebagian di bantu (misalnya mengancing

baju)2 Mandiri

9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu

Page 3: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

1 Butuh pertolongan2 Mandiri

10 Mandi 0 Tergantung orang lain 1 Mandiri

TOTAL SKOR

Keterangan : Skor BAI20 : Mandiri

12 -19 : Ketergantungan ringan

9 –11 : Ketergantungan sedang

5 – 8 : Ketergantungan berat

0 – 4 : Ketergantungan totalBagian 2. Penilaian Fungsi Kerumah-tanggaan dalam Aktivitas Keseharian

No ITEM Angka TUGAS Nilai

1 Telepon 1 Tidak bisa sama sekali 2 Dapat menjawab, tapi tak dapat “putar” 3 Dapat “putar” nomor penting atau redial4 Prakarsa sendiri

2 Belanja 1 Tak dpt belanja sepenuhnya 2 Perlu ditemani saat belanja3 Belanja sendiri hal-2 kecil4 Belanja sendiri dg bebas

3 Persiapan Makan 1 Makan disiapkan & dilayani 2 Dapat memanaskan dan siapkan sendiri3 Dapat siapkan sesuai ramuan4 Dapat rencanakan, siapkan & sediakan

dg bebas dg bebas

4 Kerumah-tanggaan 1 Tidak bisa sama sekali 2 Dapat melaksanakan bbrp tugas, tapi tidak sesuai standar 3 Dapat laksanakan tugas ringan4 Dapat laksanakan dengan bebas

5 Binatu (tdk termasuk setrika) 1 Semua dilakukan orang lain 2 Dapat mencuci yang kecil-23 Dapat lakukan sendiri kecuali yang

berat

Page 4: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

4 Dapat mandiri sepenuhnya

6 Pola Transportasi 1 Perlu bantuan total dari orang lain 2 Pergi terbatas dg mobil dibantu orang

lain3 Pergi dg angkutan umum dg orang lain4 Pergi dengan bebas dan mandiri

7 Kemampuan Pengobatan 1 Tidak mampu mengambil obat sendiri 2 Dapat lakukan sendiri jika disiapkan3 Dapat lakukan sendiri dg dosis & waktu yang benar

8 Kemampuan Keuangan 1 Tidak mampu menangani keuangan 2 Dapat atur belanja sehari-hari tapi perlu bantuan perbankan, pembelian umum3 Dapat mengatur sendiri sepenuhnya

TOTAL SKOR

Keterangan : Skor ( maksimal 30 )

26 - 30 : Mandiri

21 - 25 : Ketergantungan ringan

16 - 20 : Ketergantungan sedang

`9 - 15 : Ketergantungan berat

0 – 8 : Ketergantungan total

Bagian 3. Penilaian Fungsi PerilakuNo ITEM Angka Pendamping / Orang yg perlu melayani Nilai

1 PERMASALAHAN MENGEMBARA (KELUYURAN) ATAU PERILAKU MENGGANGGU

Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketat Sebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketatKadangkala 3 Perlu monitoring tidak teraturTidak ada 4 Tidak perlu monitoring

2 KEKACAUAN / GANGGUAN VERBAL

Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketatSebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketat

Page 5: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

Kadangkala 3 Perlu monitoring tidak teraturTidak ada 4 Tidak perlu monitoring

3 AGRESIFITAS FISIK Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketatSebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketatKadangkala 3 Perlu monitoring tidak teraturTidak ada 4 Tidak perlu monitoring

4 KETERGANTUNGAN EMOSIONAL Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketat Sebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketat Kadangkala 3 Perlu monitoring tidak teratur Tidak ada 4 Tidak perlu monitoring 5 MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI / ORANG LAIN

Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketatSebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketatKadangkala 3 Perlu monitoring tidak teraturTidak ada 4 Tidak perlu monitoring

TOTAL SKOR Keterangan : Skor ( maksimal 20 )

19 - 20 : Mandiri15 - 18 : Ketergantungan ringan`10 - 14 : Ketergantungan sedang`6 - 9 : Ketergantungan berat0 - 5 : Ketergantungan total

2. Mekanisme Nyeri

Nyeri sendiri menurut patofisiologinya dapat dibagi atas 4, yaitu

a. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor

b. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf.

c. Nyeri idiopatik, nyeri dimana kelainan patologik tidak dapat ditemukan

d. Nyeri psikologik, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak disadari 

Page 6: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

Nyeri nosiseptif merupakan suatu nyeri yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan pada nosiseptor. Nosiseptor ini merupakan suatu ujung saraf bebas yang berakhir pada kulit untuk mendeteksi suatu nyeri kulit. Nosiseptor juga terdapat pada tendon dan sendi, untuk mendeteksi nyeri somatik dan pada organ tubuh untuk mendeteksi nyeri visceral. Reseptor nyeri ini sangat banyak pada kulit, sehingga suatu stimulus yang menyebabkan nyeri sangat mudah dideteksi dan dilokalisasi tempat rangsangan tersebut terjadi pada kulit. Input noksius ditransmisikan ke korda spinalis dari berbagai ujung saraf bebas pada kulit, otot, sendi, dura, dan viscera. 

 Nyeri nosiseptif

Karena kerusakan jaringan baik somatik maupun viseral. Stimulasi nosiseptor baik secara

langsung maupun tidak langsung akan mengakibatkan peng

Nyeri neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf perifer.

Hal ini disebabkan oleh cedera pada jalur serat saraf perifer, infiltrasi sel kanker pada serabut

saraf, dan terpotongnya saraf perifer. Sensasi yang dirasakan adalah rasa panas dan seperti

ditusuk-tusuk dan kadang disertai hilangnya rasa atau adanya sara tidak enak pada perabaan.

Nyeri neurogenik dapat menyebakan terjadinyaallodynia. Hal ini mungkin terjadi secara

mekanik atau peningkatan sensitivitas dari noradrenalin yang kemudian

menghasilkan sympathetically maintained pain (SMP). SMP merupakan komponen pada nyeri

kronik. Nyeri tipe ini sering menunjukkan respon yang buruk pada pemberian analgetik

konvensional.

Page 7: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme
Page 8: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme
Page 9: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

3. Ambulasi

Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Asmadi, 2008).

Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien. Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari latihan berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier 2005 ambulasi adalah aktivitas berjalan.

Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah:1)   Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi :a)      Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti Abrasi, sirkulasi yang terlambat

yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan perubahan turgor kulit.b)      Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban kerja

jantung, hipotensi ortostatic, phlebotrombosis.c)      Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal,

penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme batuk yang menurun.d)     Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, Penurunan Metabolisme.e)      Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan pada Eliminasi Urine, infeksi saluran

kemih, hiperkalsiuriaf)       Sistem Muskulo Skeletal : Penurunan masa otot, osteoporosis, pemendekan serat ototg)       Sistem Neurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan syaraf pada

bagian distal, nyeri yang hebat.h) untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis (thrombosis vena

profunda/DVT).

4. Skor

Skala Ashworth

0. Tidak ada peningkatan tonus otot1. Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan terasanya tahanan minimal pada

akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi atau ekstensi2. Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai adanya pemberhentian gerakan dan diikuti

adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM, tetapi secara umum sendi mudah digerakkan

3. Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjan sebagian besar ROM, tapi sendi masih mudah digerakkan

4. Penigkatan tonus otot sangat nyata, gerakan pasif sulit dilakukanSendi atau ekstremitas kaku/rigid pada gerakan fleksi atau ekstensi

Page 10: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

Tahap-tahap penyembuhan inilah oleh Brunnstrom dipakai sebagai patokan dalam pemeriksaan pendahuluan. Adapaun tahap-tahap penyembuhan itu adalah :Tahap 1 : flaksid. Penderita tidak dapat menggerakkan anggota badan yang lumpuh.

Tahap 2 : spastisitas mulai timbul. Penderita mulai dapat menggrakkan sebagian anggota yang lumpuh baik secara volunteer, maupun terjadi oleh timbulnya reaksi asosiasi.

Tahap 3 : Spastisitas menjadi semakin nyata. Penderita dapat menggerakkan anggota tubuh hanya dalam pola sinergis massal. Reaksi asosiasi yang terjadi juga lebih besar dan dalam pola yang sama dengan sinergisnya.

Tahap 4 : Spastisitas mulai menurun. Penderita mulai dapat menggerakkan anggota tubuhnya di luar pola sinergis. Ada 3 gerakan kombinasi yang merupakan cirri tahap 4 yaitu ; meletakkan tangan di belakang tubuh, mengangkat lengan lurus ke depan, dan dapat melakukan gerakan pronasi-supinasi pada posisi siku fleksi 90.

Tahap 5 : Spastisitas minimal. Penderita dapat melakukan gerakan kombinasi yang lebih kompleks di luar pengaruh sinergis. Gerakan-gerakan yang dipilih untuk mewakili tahap ini adalah : mengangkat lengan lurus ke atas (fleksi bahu lebih dari 90 derajat dengan siku lurus).

Tahap 6 : penderita sudah dapat melakukan banyak kombinasi gerakan dengan koordinasi yang cukup baik, yang jika dilihat sepintas tampak normal.

5. FIM

Page 11: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

6. LANNS

Page 12: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewc) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme

7. Brief Pain Invantory