suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah...

42
BAHAN AJAR PENGEMBANGAN KARIER PENGAWAS SEKOLAH DIKMEN DI WILAYAH TIMUR MELALUI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPENGAWASAN DI SEKOLAH BINAAN DAN BENCHMARKING DI WILAYAH BARAT

Transcript of suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah...

Page 1: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN KARIER PENGAWAS SEKOLAH DIKMENDI WILAYAH TIMUR MELALUI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

KEPENGAWASAN DI SEKOLAH BINAAN DAN BENCHMARKINGDI WILAYAH BARAT

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKDAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAHKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Page 2: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

2013

Page 3: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

KATA PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan mutu dan profesionalisme pengawas sekolah, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tertanggal 30 Desember 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa pengawas sekolah diwajibkan melakukan kegiatan kepengawasan termasuk supervisi manajerial dan supervisi akademik.Untuk melaksanakan kegiatan pengawasan tersebut, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, seorang pengawas sekolah harus mempunyai enam dimensi kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian pengembangan, dan kompetensi sosial. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial yang didukung oleh dimensi kompetensi pengawas sebagaimana tercantum dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tersebut, maka Direktorat Pembinaan pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Menengah berusaha memfasilitasi dan pengembangan bahan ajar untuk mendukung tugas kepengawasan yang efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal tersebut Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada tahun anggaran 2013 akan melakukan Kegiatan Pengembangan karier pengawas sekolah DIKMEN di wilayah timur melalui Pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah binaan dan Benchmarking di wilayah baratDalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua pihak yang dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan bahan ajar ini sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Jakarta, Mei 2013Direktur Pembinaan PTK Dikmen

Surya Dharma, MPA,Ph.D.NIP 19530927 197903 1 001

i

Page 4: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. iDAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUANA. Latar Belakang................................................................................. 1B. Tujuan.............................................................................................. 1C. Manfaat............................................................................................ 2D. Dasar hukum.................................................................................... 2E. Kompetensi yang diharapkan........................................................... 2F. Ruang lingkup.................................................................................. 2

BAB II. PENGAWAS SEKOLAH PROFESIONALA. Definisi Pengawasan........................................................................ 3B. Peran Pengawas Sekolah................................................................ 4C. Perkembangan Pendekatan Pengawasan....................................... 4D. Pengawas profesional...................................................................... 5

BAB III. MEKANISME PELAKSANAAN KEPENGAWASAN DAN PELATIHAN PROFESIONALISME GURUA. Supervisi Akademik.......................................................................... 7B. Supervisi Manajerial......................................................................... 9C. Supervisi Pembelajaran................................................................... 13D. Pelatihan Profesionalisme Guru....................................................... 16

BAB IV. TAHAPAN KEGIATAN KEPENGAWASAN

A. Penyusunan Program....................................................................... 17B. Pelaksanaan..................................................................................... 19C. Evaluasi............................................................................................ 20D. Pelaporan......................................................................................... 21E. Pengembangan................................................................................ 22F. Best Practice.................................................................................... 23

ii

Page 5: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar-standar tersebut di atas merupakan acuan dan sebagai kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.Salah satu standar yang memegang peran penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang memegang peran strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 ayat 4 menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan. Tugas utama pengawasan yang dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya.Berdasarkan hal-hal di atas, Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, memberikan perhatian terhadap peningkatan kinerja pengawas sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui Pengembangan karier pengawas sekolah Pendidikan Menengah di wilayah timur melalui Pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah binaan dan Benchmarking di wilayah barat. Bahan ajar ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu pegangan atau acuan bagi pengawas sekolah untuk melaksanakan tugasnya sebagai supervisor akademik dan supervisor manajerial bagi sekolah yang dibinanya.

B. TUJUANBahan ajar pengawas sekolah ini disusun untuk dijadikan sebagai :1. Pegangan bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai

supervisor akademik dan supervisor manajerial di sekolah yang dibinanya. 2. Acuan bagi pengawas sekolah agar dalam melaksanakan tugas

kepengawasannya berjalan secara efektif dan efisien.

1

Page 6: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

C. MANFAATBahan ajar pengawas sekolah ini diharapkan dapat:1. Memudahkan dan mengarahkan pengawas sekolah dalam melaksanakan

tugas kepengawasanya.2. Meningkatkan kinerja pengawas sekolah yang profesional.

D. DASAR HUKUMDasar hukum penyusunan bahan ajar pengawas sekolah adalah:1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional,2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan,3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru,4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun

2008 tentang Beban Kerja Guru dan Pengawas,

E. KOMPETENSI YANG DIHARAPKANSetelah mengikuti pelatihan ini, Pengawas Sekolah diharapkan:a. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah.b. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan

pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah

c. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah

F. RUANG LINGKUPRuang lingkup Bahan ajar pengawas sekolah ini meliputi: (1) pengertian dan perkembangan pendekatan pengawasan, (2) peran dan profesionalisme pengawas, (3) mekanisme pelaksanaan kepengawasan akedemik dan manajerial, (4) pelatihan profesionalisme guru, dan (5) tahapan kegiatan kepengawasan.

2

Page 7: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

BAB IIPENGAWAS SEKOLAH PROFESIONAL

A. DEFINISI PENGAWASANKata pengawasan merupakan kata lain dari supervisi. Perumusan atau pengertian supervisi dapat dijelaskan dari berbagai sudut, baik menurut asal-usul (etimologi), bentuk perkataannya, maupun isi yang terkandung di dalam perkataanya itu (semantic). Secara etimologis, supervisi menurut S. Wajowasito dan W.J.S Poerwadarminta yang dikutip oleh Ametembun (1993:1) : “Supervisi dialih bahasakan dari perkataan inggris “Supervision” artinya pengawasan.Kata supervisi sendiri berasal dari dua kata, yaitu “super” dan “vision”. Dalam Webster’s New World Dictionary istilah super berarti “higher in rank or position than, superior to (superintendent), a greater or better than others” (1991:1343) sedangkan kata vision berarti “the ability to perceive something not actually visible, as through mental acuteness or keen foresight (1991:1492).Dalam kamus pendidikan Good Carter (Dictionary Of Education), supervisi merupakan usaha dari pengawas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, mengevaluasi pengembangan jabatan guru, dan merevisi tujuan pendidikan di sekolah, bahan pengajaran, metode dan evaluasi pengajaran.Sedangkan menurut Ametembun (1993:2), supervisi secara etimologis supervisi terdiri dari dua buah kata super dan vision. Super artinya atas, lebih, sedangkan vision artinya lihat, tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-orang yang disupervisi.Dengan demikian berdasarkan definisi tersebut seorang supervisor dalam menjalankan tugasnya harus bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah dan dapat melihat dengan tajam berbagai permasalahan pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan akurat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam konteks pengawasan mutu pendidikan, supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah kegiatannya berupa pengamatan secara intensif terhadap proses pembelajaran pada lembaga pendidikan, kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed back. (Razik, 1995: 559). Hal ini sejalan pula dengan pandangan L Drake (1980: 278) yang menyebutkan bahwa supervisi adalah suatu istilah yang sophisticated, sebab hal ini memiliki arti yang luas, yakni identik dengan proses manajemen, administrasi, evaluasi dan akuntabilitas atau berbagai aktivitas serta kreatifitas yang berhubungan dengan pengelolaan kelembagaan pada lingkungan kelembagaan setingkat sekolah.Rifa’i (1992: 20) merumuskan istilah supervisi merupakan pengawasan profesional, sebab hal ini di samping bersifat lebih spesifik juga melakukan

3

Page 8: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

pengamatan terhadap kegiatan akademik yang mendasarkan pada kemampuan ilmiah, dan pendekatannya pun bukan lagi pengawasan manajemen biasa, tetapi lebih bersifat menuntut kemampuan profesional yang demokratis dan humanistik oleh para pengawas pendidikan.Supervisi pada dasarnya diarahkan pada dua aspek, yakni: supervisi akademis, dan supervisi manajerial. Supervisi akademis menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap kegiatan akademis, berupa pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.

B. PERAN PENGAWAS SEKOLAHPengawas sekolah memiliki peran yang signifikan dan strategis dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu di sekolah. Hal ini didasari banyaknya hasil kajian baik dari luar maupun dalam negeri yang mendukung bahwa kualitas sekolah sangat erat kaitannya dengan kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Hampir tidak ada sekolah bermutu tanpa kepala sekolah yang bermutu, dan didukung oleh pengawas yang bermutu.Peran tersebut berkaitan dengan tugas utama pengawas dalam melakukan supervisi manajerial dan akademik serta pembinaan peran pembinaan, pemantauan dan penilaian. Peran pengawas sekolah dalam pembinaan setidaknya sebagai teladan bagi sekolah dan sebagai rekan kerja yang serasi dengan pihak sekolah dalam memajukan sekolah binaannya.

C. PERKEMBANGAN PENDEKATAN PENGAWASAN Pendekatan pengawasan telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini terjadi seirama dengan peubahan-perubahan yang terjadi dalam bidang kehidupan lainnya, seperti kondisi politik, sosial budaya, dan perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi. Secara umum pendekatan pengawasan berubah dari pendekatan inspeksi sampai pada pendekatan kolaboratif dan klinis. Secara rinci perubahan pendekatan ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

4

Page 9: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

Berdasarkan tabel diatas untuk memudahkan memahami masing-masing pendekatan tersebut dapat dilihat dari jenis pengawasan, tujuan pengawasan dan tanggung jawab peran orang yang terlibat dalam kepengawasan tersebut. Sebagai contoh pendekatan supervisi saat ini jenis supervisi lebih bersifat ilmiah, klinis, hubungan manusiawi, pembinaan kolaboratif, kebersamaan, artistik, interpretatif, berbasis konsisi social budaya. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan pembelajaran, meningkatkan kepuasaan guru, menciptakan komunitas belajar, memperluas aktifitas kelas, menganalisa bentuk-bentuk budaya dan bahasa di dalam kelas. Dan tentunya untuk menjelmakan tujuan tersebut memerlukan peran pengawas sekolah, kepala sekolah dan unsur terkait lainnya.

D. PENGAWAS PROFESIONAL Secara umum profesional dapat diartikan sebagai kinerja atau performance yang optimal seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Dengan demikian pengawas sekolah profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan tugas utama kepengawasan yang terdiri dari melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal yang didukung oleh standar dimensi kompetensi prasyarat yang dibutuhkan yang berkaitan

5

Page 10: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

dengan (1) pengawasan sekolah, (2) pengembangan profesi, (3) teknis operasional, dan wawasan kependidikan. Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah melakukan pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin komplek dan untuk lebih mengarahkan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif, efisien dan produktif. Seorang pengawas profesional dalam melakukan tugas pengawasan harus memiliki (1) kecermatan melihat kondisi sekolah, (2) ketajaman analisis dan sintesis, (3) ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, serta (4) kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di sekolah.Karakteristik yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah yang profesional diantaranya : Menampilkan kemampuan pengawasan dalam bentuk perbuatan

(performance); Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; Melaksanakan tugas kepengawasan secara efektif dan efisien; Memberikan layanan prima untuk kepentingan dan kepuasan pelanggan dan

pemangku kepentingan; Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan; Mengembangkan metode dan strategi kerja kepengawasan secara terus

menerus; Memiliki kompetensi kepengawasan; Memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri; Memiliki tanggungjawab profesi; Mematuhi kode etik, norma dan etika yang mengikat perilaku pengawas

sekolah; Memiliki organisasi kepengawasan yang mempunyai kewenangan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan pengawas sekolah; Memiliki komitmen sebagai anggota suatu profesi; Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

kepengawasan.

BAB III

6

Page 11: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

MEKANISME PELAKSANAAN KEPENGAWASAN DAN PELATIHAN PROFESIONALISME GURU

Untuk melaksanakan pengawasan sekolah baik pengawasan akademik maupun pengawasan manajerial setiap pengawas sekolah berkewajiban menyusun program pengawasan pada sekolah binaan. Dalam program pengawasan ini, pengawas sekolah berwenang menetapkan sendiri strategi/metode kerjanya atau teknik supervisinya serta derajat kualitas kinerja sekolah yang menjadi tanggung jawab binaannya. Dalam melaksanakan program pengawasan berdasarkan tugas pokok, yaitu program pembinaan, program pemantauan pelaksanaan 8 SNP, program penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah serta program pembimbingan dan pelatihan professional guru, maka pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi yaitu supervisi akademik, dan supervisi manajerial

A. SUPERVISI AKADEMIKSupervisi akademik atau pengawasan akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pengembangan kemampuan professional guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 pasal 52, baik jenis kegiatan tatap muka atau bukan tatap muka, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik. Salah satu tugas pengawas sekolah adalah melaksanakan pembinaan guru yang meliputi kompetensi: pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Pembinaan tersebut antara lain dapat melalui supervisi akademik. Salah satu prinsip supervisi pengajaran adalah obyektif, artinya dalam penyusunan program supervisi pengajaran harus didasarkan pada kebutuhan nyata pengembangan profesional guru. Yang terdiri dari : identifikasi hasil pembinaan guru sebelumnya, analisis dan evaluasi hasil pembinaan sebelumnya serta tindak lanjut hasil pembinaan.

1. Identifikasi hasil pembinaan guru sebelumnyaSupervisi akademik dalam rangka pembinaan guru harus berkelanjutan. Kegiatan ini diawali dari analisis kebutuhan dengan cara identifikasi hasil pembinaan sebelumnya. Identifikasi menggambarkan sejauh mana gambaran ketercapaian tujuan pengawasan dalam supervisi akademik yang telah dilakukan. Hasil identifikasi merupakan titik tolak untuk menentukan tujuan dan tindakan yang harus dilakukan oleh pengawas sekolah.

2. Analisis dan evaluasi hasil pembinaan guru sebelumnya

7

Page 12: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

Hasil identifikasi pembinaan guru dapat ditindak lanjuti dengan analisis dan evaluasi hasil pembinaan guru sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menetukan skala prioritas dalam menetukan kegiatan pembinaan berikutnya sesuai kondisi dan potensi sekolah. Hasil analisis menggambarkan kondisi guru dari setiap sekolah binaan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kemampuan ini penting pengawas sekolah kuasai agar pembinaan guru dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan guru.

3. Tindak Lanjut hasil pembinaanSetelah menentukan skala prioritas kemudian dapat ditentukan tujuan pembinaan guru berikutnya,sasaran, metode, dan langkah-langkah kegiatan pada program pembinaan guru.

Langkah-langlah annalisis kebutuhan dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah pendidikan –

perbedaan (gap) apa saja yang ada antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang nyata dimiliki guru dan yang seharusnya dimiliki guru? Perbedaan di kelompok, disintesiskan, dan diklasifikasi.

b. Mengidentifikasi lingkungan dan hambatan-hambatannya.c. Menetapkan tujuan umum jangka pendek atau jangka panjang.d. Mencatat prosedur-prosedur untuk mengumpulkan informasi tambahan

tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki guru. Pergunakanlah teknik-teknik tertentu, misal wawancara, dan kuesioner.

e. Mengidentifikasi dan mencatat kebutuhan-kebutuhan khusus pembinaan keterampilan pembelajaran guru.

f. Menetapkan kebutuhan-kebutuhan pembinaan keterampilan pembelajaran guru yang bisa dibina melalui teknik dan media selain pendidikan.

g. Mencatat dan memberi kode kebutuhan-kebutuhan pembinaan keterampilan pembelajaran guru yang akan dibina melalui cara-cara lainnya

Contoh materi/tema pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap kemampuan professional guru meliputi:a. Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran melalui penyusunan

silabus dan RPP,b. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif

termasuk penggunaan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,

c. Kemampuan guru dalam menilai hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik penilaian 5 (lima) kelompok mata pelajaran,

8

Page 13: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

d. Kemampuan guru dalam membimbing dan melatih peserta didik dalam proses tatap muka, bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler (remedial teaching dan enrichment), dan ekstra kurikuler,

e. peningkatan kemampuan guru Bimbingan dan Konseling yang terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah.

RangkumanSupervisi Akademik yang dilaksanakan secara tepat dan berkesinambungan akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran yang berkualitas akan berdampak positif terhadap kualitas hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu pengawas sekolah dituntut untuk mampu merencanakan, melaksanakan, menganalisis, dan melaksanakan rencana tindak lanjut supervisi akademis agar menghasilkan guru yang mampu menghasilkan outcome pembelajaran berkualitas dan sesuai tuntutan kurikulum 2013.

B. SUPERVISI MANAJERIALSupervisi manajerial atau pengawasan manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga kependidikan dan sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi manajerial, pengawas sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi sekolah, (3) pusat informasi pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan Segala aktivitas supervisi yang dilakukan oleh seorang pengawas Sekolah diharapkan semuanya menuju pada peningkatan mutu Sekolah dan pendidikan secara umum, dan secara spesifik supervisi yang ditujukan bagi peningkatan mutu Sekolah dari segi pengelolaan disebut dengan supervisi manajerial. Hal ini tentu tidak kalah penting dibandingkan dengan supervisi akademik yang sasarannya adalah guru dan pembelajaran. Tanpa pengelolaan Sekolah yang baik, tentu tidak akan tercipta iklim yang memungkinkan guru bekerja dengan baik.

1. Pengertian Supervisi ManajerialSupervisi adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam rangka membantu kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas

9

Page 14: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Supervisi ditujukan pada dua aspek yakni: manajerial dan akademik. Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi Sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran. Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan Sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas Sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas Sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen Sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi Sekolah, (3) pusat informasi pengembangan mutu Sekolah, dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.

2. Prinsip-Prinsip, Metode dan Teknik Supervisi Manajeriala. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial

Prinsip-prinsip supervisi manajerial pada hakikatnya tidak berbeda dengan supervisi akademik, yaitu:1) harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, seperti ia bertindak sebagai

atasan dan kepala Sekolah/guru sebagai bawahan.2) Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang

harmonis. Hubungan kemanusiaan yang diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal (Dodd, 1972).

3) Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan (Alfonso dkk., 1981 dan Weingartner, 1973).

4) Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif.

5) Program supervisi harus integral. . Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan (Alfonso, dkk., 1981).

6) Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek lainnya.

7) Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan kepala Sekolah/ guru.

10

Page 15: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

8) Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus obyektif. Obyektivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi itu harus disusun berdasarkan persoalan dan kebutuhan nyata yang dihadapi Sekolah.

b. Metode dan Teknik Supervisi ManajerialBerikut ini akan diuraikan tentang beberapa metode supervisi manajerial, yaitu: monitoring dan evaluasi, refleksi dan FGD, metode Delphi, dan Workshop.1) Monitoring dan Evaluasi

Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam supervisi manajerial adalah monitoring dan evaluasi. a) Monitoring

Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115). Monitoring lebih berpusat pada pengontrolan selama program berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi Sekolah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek yang dicermati dalam monitoring adalah hal-hal yang dikembangan dan dijalankan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam melakukan monitoring ini tentunya pengawas harus melengkapi diri dengan parangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indikator Sekolah yang harus diamati dan dinilai.

b) EvaluasiKegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui keberhasilan program, (c) mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian (judgement) terhadap Sekolah.Contoh materi/tema pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap kemampuan professional kepala sekolah meliputi:a. pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program

sekolah berdasarkan 8 SNP, baik rencana kerja tahunan

11

Page 16: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

maupun rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM).

b. bersama-sama dengan guru dan kepala sekolah menemukan kekurangan dan kelebihan/potensi sekolah binaan melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam kerangka penjaminan mutu pendidikan di sekolah.

c. pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah,

d. mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-sumber belajar lainnya,

e. kemampuan kepala sekolah dalam mengembangkan program bimbingan konseling di sekolah.

Metode pengawasan yang dilakukan pengawas sekolah adalah observasi, kunjungan atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data, supervisi kelas, rapat dengan kepala sekolah dan guru-guru dalam rangka pembinaan.

RangkumanSupervisi manajerial merupakan upaya yang dilakukan pengawas untuk membina kepala Sekolah khususnya, dan warga Sekolah umumnya dalam pengelolaan Sekolah. Aktivitas pengawas dalam supervisi manajerial tercakup dalam empat kata kunci, yaitu:a. Membimbing (membantu dan mendampingi) dalam penyusunan dan

perumusan berbagai pedoman, panduan, kebijakan atau program Sekolah.b. Memonitor, dalam pelaksanaan hal-hal yang sudah jelas aturannya.c. Membina, dalam pelaksanaan hal-hal yang perlu inisiatif Sekolah. d. Mengevaluasi (termasuk memeriksa dan menilai) dalam hal-hal yang

berkaitan dengan ketersediaan perangkat, maupun pelaksanaan program. Untuk melaksanakan supervisi manajerial pengawas perlu memahami prinsip-prinsip, metode dan teknik yang ada, serta menerapkannya sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendakn dicapai.Sasaran supervisi manajerial adalah pengelolaan Sekolah, meliputi perencanaan, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan dan sistem informasi manajemen.

12

Page 17: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

C. SUPERVISI PEMBELAJARANMateri supervisi pembelajaran sangat penting bagi pengawas sekolah untuk mengawal suksesnya implementasi Kurikulum 2013, khususnya dalam melakukan supervisi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan dalam membantu kepala sekolah dalam melakukan supervisi pembelajaran kepada guru-guru di sekolah yang dipimpinya. Untuk itu pengawas sekolah harus memiliki kemampuan untuk memilih dan melakukan model supervisi pembelajaran yang paling relevan dengan tuntutan implementasi kurikulum 2013 di sekolah binaan masing-masing. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengalaman tentang model supervisi pembelajaran tersebut pengawas sekolah perlu melakukan praktek melakukan perencanaan, maksanakan atau simulasi, mengevaluasi serta membuat tindak lanjutnya. Dalam kaitan dengan kegitan simulasi supervisi pembelajaran, pengawas sekolah perlu memahami penggunaan instrumen penilaian berbasis kreativitas1. Konsep Dasar Supervisi Pembelajaran

Supervisi pembelajaran merupakan bantuan profesional kepada guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga guru dapat membantu peserta didik untuk belajar lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisein dan menyenangkan. Dalam konteks kurikulum 2013, kualitas proses pembelajaran yang harus ditingkatkan adalah membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan kreativitas mereka melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Kegiatan supervisi pembelajaran berkenaan dengan aspek kualitatif untuk memberi jawaban pada pertanyaan bagaimana peserta didik belajar lebih baik. Dengan kata lain supervisi pembelajaran ini merupakan kegiatan terencana untuk membantu guru melalui dukungan, bimbingan dan penilaian pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.Hal ini senada dengan pendapat Spears (....) yang menyatakan bahwa supervisi pembelajaran merupakan ...the process of bringing about improvement in instruction by working with people who are helping the pupils. It is a process of stimulating growth and a means of helping teachers to help themselves. The supervisory programme is one of instructional improvement....Dengan demikian, supervisi pembelajaran lebih menekankan pada memberi dorongan perbaikan mandiri guru dalam meningkatkan proses pembelajaran. Fungsi dukungan dalam supervisi pembelajaran adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran. Logikanya, dengan mengajar lebih baik berarti membantu peserta didikuntuk:

13

Page 18: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

a. Belajar lebih banyak (to learn more)b. Belajar lebih cepat (to learn faster)c. Belajar lebih mudah (to learn more easily)d. Belajar lebih menyenangkan (to have more pleasure while learning) dane. Menggunakan/mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dengan lebih

efektif (to use/apply what they learn more effectively).Dalam konteks implementasi kurikulum 2013, kegiatan untuk membantu peserta didik tersebut diharapkan dapat memberi pengalaman proses pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan saja, tetapi harus meningkatkan kreativitas, inovasi, berfikir kritis, dan berkarakter kuat, diantaranya bertanggung jawab, mandiri, toleran, produktif, bekerja sama, dan lain-lain, disamping dukungan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi.Oleh karena itu, guru membutuhkan bantuan dan dukungan. Mereka memerlukan bantuan dalam memahami dan mempraktekkan strategi dan teknik pembelajaran yang dapat meningkat hasil belajar peserta didiksesuai dengan tuntutan kurikulum. Agar berhasil dengan baik, fungsi dukungan membutuhkan banyak waktu dan upaya. Beberapa cara yang dapat mendukung guru adalah meningkatkan proses pembelajaran dalam:a. Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan pembantu

guru lainnya. b. Menggunakan buku teks secara efektifc. Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka

pelajari selama pelatihan profesional/inservice trainingd. Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka milikie. Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel)f. Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa.g. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaranh. Mengelompokan peserta didiksecara lebih efektif.i. Mengevaluasi peserta didikdengan lebih akurat/teliti/seksama j. Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.k. Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.l. Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.m. Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan

kreatifitas layanan pembelajaran.n. Membantu membuktikan peserta didikdalam meningkatkan ketrampilan

berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.o. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

14

Page 19: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

2. Tujuan dari supervisi pembelajaran Tujuan supervisi pembelajaran pada prinsipnya sama dengan tujuan supervisi akademik secara umum. Glickman (1981) menyatakan bahwa kegiatan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya. Dengan demikian yang paling pokok dikawal dalam supervisi pembelajaran adalah mengawal guru dalam mencapai tujuan pembalajaran. Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang bebas kesalahan, dan sebuah komitmen untuk membangun kapasitas guru. Unruh dan Turner (1970) menyatakan bahwa supervisi merupakan sebuah proses sosial dari stimulasi, pengasuhan, dan memprediksi pengembangan professional guru (h.17) dan pengawas sebagai penggerak utama dalam pengembangan kondisi pembelajaran secara optimum (h. 135). Tujuan lainnya dari supervisi pembelajaran memnutur para ahli, diantaranya untuk meningkatkan:a. Interaksi tatap muka dan membangun hubungan antara guru dengan

pengawas (Acheson & Gall, 1997; Bellon & Bellon, 1982; Goldhammer, 1969; McGreal, 1983);

b. Pembelajaran bagi guru dan pengawas (Mosher & Purpel, 1972)c. Meningkatkan belajar peserta didikmelalui peningkatan pembelajaran

guru (Blumberg, 1980; Cogan, 1973; Harris, 1975)d. Membangun kepercayaan pada proses, satu sama lain, dan lingkungan

(Costa & Garmston, 1994), dan e. Mengubah hasil dengan pengembangan kehidupan yang lebih baik untuk

guru dan peserta didikdan pembelajaran mereka (Sergiovanni & Starratt, 1998).

RangkumanSupervisi pembelajaran yang dilaksanakan secara tepat dan berkesinambungan akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran yang berkualitas akan berdampak positif terhadap kualitas hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu pengawas sekolah dituntut untuk mampu merencanakan, melaksanakan, menganalisis, dan melaksanakan rencana tindak lanjut supervisi pembelajaran agar menghasilkan guru yang mampu menghasilkan outcome pembelajaran berkualitas dan sesuai tuntutan kurikulum 2013.

15

Page 20: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

D. PELATIHAN PROFESIONAL GURUKegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru termasuk kepala sekolah oleh setiap pengawas sekolah dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok dalam kegiatan MGMP/MGP (sekolah binaan/kabupaten/kota) atau dalam kegiatan KKG. Kegiatan ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi guru yang akan ditingkatkan. Dalam pelatihan ini diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang inovatif sesuai dengan tugas pokok guru dalam pembelajaran/pembimbingan. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru ini dapat berupa bimbingan teknis, pendampingan, workshop, seminar, dan group conference, yang ditindaklanjuti dengan kunjungan kelas melalui supervisi akademik.Materi peningkatan kemampuan professional guru difokuskan pada pelaksanaan standar nasional pendidikan, yang meliputi: 1. kemampuan guru termasuk kepala sekolah dalam melaksanakan analisis

konteks sesuai dengan standar nasional pendidikan dalam kerangka pengembangan KTSP.

2. pembelajaran yang kreatif-inovatif termasuk penggunaan media berbasis TIK,

3. pengembangan bahan ajar,4. penilaian proses dan hasil belajar dan5. penelitian tindakan kelas untuk perbaikan/pengembangan metode

pembelajaran,6. supervisi, pengawasan dan tindak lanjut (khusus untuk kepala sekolah),7. berlatih bersama melaksanakan evaluasi diri sekolah (guru dan kepala

sekolah).

16

Page 21: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

BAB IVTAHAPAN KEGIATAN KEPENGAWASAN

Tugas-tugas kepengawasan yang disajikan pada Bab III, pada pelaksanaannya di lapangan, selama satu tahun pelajaran mengikuti beberapa tahapan, yakni: (a) penyusunan program, (b) pelaksanaan, (c) evaluasi, (d) pelaporan, (e) tindak lanjut, (f) pengembangan.

A. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANSetiap pengawas sekolah menyusun program pengawasan yang terdiri dari program tahunan untuk seluruh sekolah binaan, dan program semester untuk masing-masing sekolah binaan.1. Penyusunan program tahunan yang terdiri dari 2 (dua) program semester

meliputi langkah-langkah kegiatan-kegiatan berikut.a. Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya b.Pengolahan dan analisis hasil dan evaluasi pengawasan tahun

sebelumnyac. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan d.Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan

tahunan.

Identifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya melalui analisis kesenjangan dengan mengacu pada kebijaksanaan di bidang pendidikan yang digunakan. Identifikasi hasil pengawasan menggambarkan sejauhmana ketercapaian tujuan pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Sebagai acuan penyusunan program pengawasan, dikemukakan pula berbagai kebijaksanaan di bidang pendidikan. Hasil identifikasi tersebut merupakan titik tolak dalam menentukan tujuan serta tindakan yang harus dilakukan pengawas sekolah tahun berikutnya. Identifikasi dilakukan untuk menjaga kesinambungan kegiatan pengawasan. Hasil pengawasan yang dianggap kurang/lemah harus lebih ditingkatkan. Hasil pengawasan yang dianggap sudah baik harus dipertahankan atau standarnya ditingkatkan.

Pengolahan dan analisis hasil pengawasan tahun sebelumnya sebagai bahan evaluasi hasil pengawasan, merupakan tugas pokok dari Pengawas Muda, Pengawas Madya atau Pengawas Utama. Pengolahan dan analisis hasil pengawasan yang telah dilakukan tahun sebelumnya diarahkan untuk menetapkan prioritas tujuan, sasaran, metode kerja serta langkah-langkah kegiatan dalam program pengawasan tahun berikutnya. Output pengolahan dan analisis hasil pengawasan harus

17

Page 22: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

mampu memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Perumusan rancangan program pengawasan tahunan merupakan tugas pokok Pengawas Madya. Dilandasi oleh informasi yang diperoleh atas dasar identifikasi serta analisis hasil pengawasan pada tahun sebelumnya, dirumuskan rancangan program pengawasan tahunan untuk semua sekolah binaan.

Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan tahunan merupakan tugas pokok Pengawas Utama. Program pengawasan tahunan yang telah dimantapkan dan disempurnakan adalah rumusan akhir yang akan dijadikan sebagai acuan oleh pengawas dalam penyusunan program pengawasan semester pada setiap sekolah binaannya dan seluruh sekolah tingkat kabupaten/kota pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.

2. Penyusunan program semester pengawasan pada setiap sekolah binaan.Secara garis besar, rencana program pengawasan pada sekolah binaan disebut Rencana Pengawasan Akademik (RPA) dan Rencana Pengawasan Manajerial (RPM) dan Rencana Pengawasan Guru BK (RPBK). Komponen RPA/RPM/RPBK sekurang-kurangnya memuat materi//aspek/ fokus masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen pengawasan.

3. Berdasarkan program tahunan dan program semester yang telah disusun dan untuk memudahkan pelaksanaan pengawasan, maka setiap pengawas menyiapkan instrumen-instrumen yang dibutuhkan sesuai dengan materi/aspek/fokus masalah yang akan disupervisi.

4. Sistematika Program Pengawasan Sekolah adalah sebagai berikut:

HALAMAN JUDUL (SAMPUL)HALAMAN PENGESAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar belakangB. Landasan (Dasar Hukum) C. Visi, Misi, dan Strategi Pengawasan Sekolah tingkat Kabupaten/KotaD. Tujuan dan Sasaran Pengawasan

18

Page 23: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

E. Tugas Pokok dan Ruang Lingkup Pengawasan dan Beban Kerja Pengawas Sekolah.

BAB II STRUKTUR ORGANISASI PENGAWAS SEKOLAH KABUPATEN/KOTAA. Struktrur Organisasi Pengawas Kabupaten/KotaB. Daftar Tugas Kepengawasan Kabupaten/Kota Untuk Setiap Jenis

Pengawasan pada setiap Jenjang Pendidikan /Rumpun Mata Pelajaran

BAB III IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HASIL PENGAWASAN A. Identifikasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya)B. Analisis dan Evaluasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya)C. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Sebagai Acuan dalam Penyusunan

Program

BAB IV RENCANA PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN A. Matriks Program Pembinaan Guru dan/atau Kepala SekolahB. Matriks Program Pemantauan Pelaksanaan 8 SNPC. Matriks Program Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala SekolahD. Matriks Program Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru

BAB V PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1.RPA/RPM/RPBK2.Matriks program semester dan jadwal3.Surat tugas kepengawasan 4.Contoh-contoh Instrumen Kepengawasan.……..

B. PELAKSANAANTahapan pelaksanaan pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan berikut :1. Pembinaan, pemantauan pelaksanaan standar isi, standar kompetensi

lulusan, standar proses, standar penilaian, dan penilaian kinerja guru yang meliputi:a. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran melalui penyusunan

silabus dan RPP,b. pelaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif termasuk penggunaan

media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi sesuai dengan standard proses.

19

Page 24: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

c. penilaian hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik penilaian 5 (lima) kelompok mata pelajaran,

d. membimbing dan melatih peserta didik dalam proses tatap muka, bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler (remedial teaching dan enrichment), dan ekstra kurikuler,

e. pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah.

2. Melakukan pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap kepala sekolah meliputi:a. pengelolaan sekolah yaitu penyusunan program sekolah berdasarkan 8

SNP, rencana kerja tahunan (RKT), rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM).

b. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam kerangka penjaminan mutu pendidikan di sekolah binaan.

c. pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah,

b. pengembangan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-sumber belajar lainnya,

c. program bimbingan konseling di sekolah.

C. EVALUASI HASIL PENGAWASANTahapan evaluasi hasil pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan berikut.1. Identifikasi masalah-masalah yang ditemukan pada saat melaksanakan

pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP, dan penilaian kinerja guru 2. Rumuskan masalah yang telah teridentifikasi sebelumnya dari setiap

kegiatan pengawasan,3. Berikan analisis terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan tersebut,

melalui analisis kuantitatif atau analisis kualitatif.(dapat digunakan analisis kesenjangan atau analisis SWOT).

4. Evaluasi hasil pengawasan sebagai bahan penyusunan rekomendasi terhadap guru, kepala sekolah maupun Dinas Pendidikan serta untuk perbaikan program pengawasan berikutnya.

Untuk menjamin pelaksanaan program kegiatan pengawasan sesuai dengan yang diharapkan dan untuk mengetahui tujuan dan hasil yang dicapai pada setiap kegiatan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP, penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah, serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru, maka diperlukan evaluasi hasil pengawasan pada setiap sekolah binaan.

20

Page 25: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

Evaluasi proses pada saat pembinaan maupun pemantauan di sekolah binaan bertujuan untuk melihat hasil sementara, sedangkan evaluasi akhir dimaksudkan untuk mengetahui hasil pelaksanaan pengawasan secara menyeluruh pada sekolah binaan selama 1 tahun. Hasil evaluasi pengawasan berbentuk sebuah laporan disampaikan kepada kepala dinas pendidikan melalui koordinator pengawas sekolah.

D. PELAPORAN1. Tujuan Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan

Penyusunan laporan oleh setiap pengawas sekolah bertujuan untuk:a. Memberikan gambaran mengenai keterlaksanaan setiap butir kegiatan

yang menjadi tugas pokok pengawas sekolah.b. Memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan berdasarkan

hasil pengawasan akademik maupun manajerial berupa hasil pembinaan, pemantauan, dan penilaian.

c. Menginformasikan berbagai faktor pendukung dan penghambat/kendala dalam pelaksanaan setiap butir kegiatan pengawasan sekolah.

2. Tahapan pelaporan meliputi kegitan-kegiatan berikut.a. Mengkompilasi dan mengklasifikasi data hasil pemantauan dan

pembinaanb. Menganalisis data hasil pemantauan dan pembinaanc. Menyusun Laporan hasil pengawasan sesuai sistematika yang

ditetapkan.d. Menyampaikan Laporan Semester dan Tahunan kepada Dinas

Pendidikan Provinsi atau Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, serta sekolah yang dibinanya.

3. Sistematika Pelaporan Hasil PengawasanSistematika pelaporan pelaksanaan program pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP dan penilaian kinerja, serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru adalah sebagai berikut:

HALAMAN JUDUL (SAMPUL)HALAMAN PENGESAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I. PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Fokus Masalah PengawasanC. Tujuan dan Sasaran Pengawasan

21

Page 26: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

D. Tugas Pokok /Ruang Lingkup Pengawasan

BAB II. KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

BAB III. PENDEKATAN DAN METODE

BAB IV. HASIL PENGAWASAN PADA SEKOLAH BINAANA. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah.B. Hasil Pemantauan Pelaksanaan 8 SNPC. Hasil Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala SekolahD. Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru. E. Pembahasan Hasil Pengawasan

BAB V. PENUTUPA. SimpulanB. Rekomendasi

LAMPIRAN:1. Surat tugas Pengawasan2. Surat Keterangan telah melaksanakan tugas pembinaan, pemantauan,

penilaian kinerja, pembimbingan dan pelatihan profesional guru dari sekolah binaan

3. Daftar Hadir guru atau kepala sekolah pada saat pembinaan/pemantauan/penilaian kinerja.

4. Contoh-contoh instrumen pengawasan yang telah diisi/ diolah.

E. PENGEMBANGANTahapan pengembangan meliputi kegiatan-kegiatan berikut.1. Melakukan upaya peningkatan 6 (enam) kompetensi kepengawasan melalui

pelatihan, seminar, workshop, konferensi, studi banding/benchmarking maupun secara mandiri dengan membaca buku, jurnal ilmiah atau menggunakan media internet, termasuk bergabung dan aktif dalam mailing list yang relevan, baik lokal, nasional maupun internasional

2. Melakukan kegiatan pengembangan profesi, antara lain melalui:a. Penelitian, khususnya Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)b. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)c. Presentasi KTI dalam forum ilmiah/profesid. Publikasi KTI dalam jurnal ilmiah/profesi

3. Memberikan kontribusi pemikiran/gagasan kepada Kepala Sekolah dalam upaya pengembangan sekolah.

22

Page 27: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

F. Best Practice Kata best practice digunakan untuk mendeskripsikan/menguraikan “ pengalaman terbaik” dari keberhasilan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas, termasuk dalam mengatasi berbagai masalah dalam lingkungan tertentu. Untuk Pengawas sekolah tentunya utamanya adalah Kepengawasan disekolahnya.Best Practice memiliki ciri-ciri atau indikator sebgai berikut :1. Best practice mampu mengembangkan cara baru dan inovatif dalam

memecahkan suatu masalah dalam pendidikan khuusnya pengawasan;2. Best Practice membawa sebuah perubahan/perbedaan sehingga sering

dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result);3. Best practice mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan

(keberhasilan lestari)atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan/ tidak sesaat;

4. Best practice mampu menjadi model dan memberi inspirasi dalam membuat kebijakan (pejabat) serta inspiratif perorangan,termasuk Sekolahnya;

5. Cara dan metoda yang dilakukan dan atau digunakan bersifat ekonomis dan efisien.

Best pratice, atau pengalaman terbaik Pengawas sekolah akan bisa dicapai dengan sukses dan lebih cepat tentunya telah dilakukan dengan tahapan yang sistematis melalui pendekatan ilmiah artinya dilandasi suatu teori yang relevan dengan masalah pembelajaran, yang telah dibangun sebelumnya.Berdasarkan uraian diatas, maka dalam mendeskripsikan best practice atau pengalaman terbaik dalam Kepengawasan, memerlukan ilmu pengetahuan dan seni untuk dipakai sebagai landasannya. Sementara data progres keberhasilan dan juga data pendukung yang secara nyata dialami selama mengatasi permasalahan dan atau mengembangkan Kepengawasan dicatat dengan sebaik baiknya, terutama sangat bermanfaat dalam merumuskan Standard Operating Procedure.Yang dimaksudkan dengan tulisan pengalaman terbaik (Best Practice) Pengawas sekolah adalah tulisan yang dibuat Pengawas sekolah yang berisi laporan uraian pengalaman nyata Pengawas sekolah dalam memecahkan berbagai masalah pelaksanaan Kepengawasan dan/atau masalah pengelolaan yang ada di kelas atau di satuan pendidikanDi dalam Best Practice, harus secara jelas ditulis tentang hal-hal berikut.1) Permasalahan yang dihadapi oleh Pengawas sekolah yang terkait dengan

pelaksanaan Kepengawasan yang ada di kelas atau Sekolah binaanya2) Uraian keterkaitan permasalahan yang dihadapi dengan kajian kepustakaan

yang relevan. 3) Pembahasan tentang bagaimana Pengawas sekolah yang bersangkutan

dalam memecahkan permasalahannya dan uraian hasilnya.4) Sajian simpulan dan saran.

23

Page 28: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

Kegiatan penulisan pengalaman terbaik ini, juga merupakan bagian dari kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang berupa Publikasi Ilmiah berjenis Tinjauan Ilmiah. Apabila karya tersebut memenuhi persyaratan, dapat memperoleh angka kredit untuk unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan .Publikasi ilmiah, di antaranya dapat berupa Tinjauan Ilmiah di bidang kepengawasan. Isi dari publikasi ilmiah tersebut, dapat berupa laporan dari pengalaman-pengalaman terbaik yang telah dilakukan oleh para Pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Dalam pelaksanaan tugasnya, seharusnya Pengawas sekolah telah memperoleh banyak pengalaman. Di antara pengalaman-pengalaman itu, tentu ada yang diyakininya sebagai pengalaman terbaik (Best Practice). Bila pengalaman terbaik tersebut dipublikasikan, maka akan dapat menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi Pengawas sekolah yang lain, dan sekaligus juga merupakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dari Pengawas sekolah yang menulis.Tujuan Kegiatan Penulisan Best Practice Pengawas Sekolaha. Meningkatkan kemauan dan kemampuan Pengawas Sekolah untuk

menuliskan pengalaman terbaiknya dalam bentuk publikasi ilmiah.b. Menyebarluaskan hasil tulisan pengalaman terbaiknya, melalui berbagai

media dan kegiatan yang lain (seminar, lokakarya, dan lain-lain), agar terjadi penambahan wawasan bagi Pengawas sekolah yang lain yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu profesionalisme Pengawas sekolah.

c. Membantu Pengawas sekolah dalam melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan, melalui penulisan publikasi ilmiah yang berupa Tinjauan Ilmiah di bidang kepengawasan yang berisi ungkapan pengalaman terbaik pengawas sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.

Kerangka isi penulisan diatur sebagai berikut. 1) Bagian Awal terdiri atas (a) halaman judul; (b) lembaran persetujuan; (c)

kata pengantar; (d) daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran (bila ada); serta (e) abstrak atau ringkasan. Lembar persetujuan ditandatangani Kepala Dinas.

2) Bagian Isi terdiri atas beberapa bab.a) Bab Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan, dan manfaat.b) Bab Kajian/Tinjauan Pustaka berisi keterkaitan antara permasalahan

yang dihadapi dengan berbagai teori atau pengalaman-pengalaman terdahulu. Inti dari bagian ini adalah memberikan dasar teoretis terhadap apa yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam memecahkan permasalahannya.

24

Page 29: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

c) Bab Pembahasan Masalah menguraikan langkah-langkah atau cara-cara dalam memecahkan masalah yang dituangkan secara rinci. Hal yang sangat perlu dituliskan adalah bagaimana tindakan, cara, langkah yang dilakukan oleh Pengawas sekolah yang bersangkutan sehingga kegiatan tersebut dinyatakan sebagai pengalaman terbaiknya dalam pemecahan masalah. Semua uraian tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan harus didukung (dilampirkan) dengan data yang benar dari satuan pendidikan binaanya. Hal yang sangat perlu disajikan pada bab ini adalah keaslian dan kejelasan ide/gagasan terkait dengan upaya pemecahan masalah di satuan pendidikannya. Uraian ini merupakan inti tulisan best practice.

d) Bab Simpulan dan Saran berisi uraian tentang hal-hal yang dapat dipetik sarinya dari pengalaman berharga tersebut. Simpulan diikuti dengan saran atau rekomendasi terhadap pihak terkait.

3) Bagian Penunjang berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran tentang semua data yang dipakai untuk menunjang tulisan ini. Sajian lampiran dimaksudkan sebagai bukti bahwa kegiatan yang ditulis memang benar-benar merupakan hal nyata yang telah dilakukan. Oleh karena itu, dokumen yang dilampirkan harus benar-benar mampu menyakinkan hal tersebut.

25

Page 30: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewbahan ajar. pengembangan karier pengawas sekolah dikmen. di wilayah timur melalui pembinaan dan pengembangan kepengawasan di sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Supervisi di Sekolah. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas 2006. Sistem Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Ditjen. Mandikdasmen Depdiknas. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Kemdiknas, 2011, Buku Kerja Pengawas, PPTK- BPSDMP-PPM, Jakarta

Nanang Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

PMPTK, 2009, Bahan Belajar Mandiri Supervisi Manajerial “ Program BERMUTU”

PMPTK, 2010, Evaluasi Diri Sekolah, Apa, Mengapan dan Bagaimana, Bahan ajar dan materi Pelatihan Penguatan Pengawas/ Kepala Sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Kependidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 63 tahun 2009 tentang Sistim Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP)

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya.

Permendiknas Nomor 11 Tahun 2009. Tentang Perangkat Akreditasi SD/MI. Jakarta: BAN-S/M

Permendiknas Nomor 52 Tahun 2008. Tentang Perangkat Akreditasi SMA/MA. Jakarta: BAN-S/M

26