karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses...

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan serta hasil pembelajaran yang diinginkan yang telah dibentuk secara sistematik melalui pembinaan semua materi yang ada dan pengalaman disekolah, sehingga guru dapat dituntut tanggung jawabnya terhadap kurikulum yang telah ada. Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat berbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar. Memasuki tahun 2011 ini, sejak Indonesia merdeka, kita telah mengenal berbagai kurikulum, ada kurikulum 1947, kurikulum tahun 1950-an, kurikulum tahun 1964, kurikulum tahun 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, dan kurikulum 1994. Mengapa kurikulum yang satu diganti 1

Transcript of karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses...

Page 1: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang

dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan serta hasil

pembelajaran yang diinginkan yang telah dibentuk secara sistematik melalui

pembinaan semua materi yang ada dan pengalaman disekolah, sehingga guru

dapat dituntut tanggung jawabnya terhadap kurikulum yang telah ada.

Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat

berbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat didefinisikan

sebagai suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk

disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan

sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk

mengajar dan siswa untuk belajar.

Memasuki tahun 2011 ini, sejak Indonesia merdeka, kita telah mengenal

berbagai kurikulum, ada kurikulum 1947, kurikulum tahun 1950-an, kurikulum

tahun 1964, kurikulum tahun 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, dan

kurikulum 1994. Mengapa kurikulum yang satu diganti dengan kurikulum yang

lainnya. Sampai dengan kurikulum 1984, perubahan kurikulum banyak yang

dipengaruhi oleh perubahan politik. Kurikulum 1964 disusun untuk meniadakan

MANIPOL-USDEK, kurikulum 1975 digunakan untuk memasukkan Pendidikan

Moral Pancasila, dan kurikulum 1984 digunakan untuk memasukkan mata

pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Kurikulum 1994,

disamping meniadakan mata pelajaran PSPB juga diperkenalkannya system

kurikulum SMU yang dimaksudkan untuk menjadikan pendidikan umum

benarbenar sebagai pendidikan persiapan ke perguruan tinggi.

Dari serangkaian perubahan kurikulum, yang didasarkan atas hasil

1

Page 2: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

penilaian nasional pendidikan (national assessment) hanyalah kurikulum 1975 dan

kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (1974–1981).

Menurut Deci dan Ryan " The Penentuan Nasib Teori (SDT) berfokus

pada sejauh mana individu perilaku adalah motivasi diri dan self-ditentukan.

"Oleh karena itu, ketika siswa diberi kesempatan untuk mengukur atau dia belajar

itu, belajar menjadi insentif. Karena kurikulum dapat dilihat sebagai bentuk

pertumbuhan pribadi, siswa didorong untuk memanfaatkan praktek swa-regulasi

untuk merenungkan karyanya. Untuk itu, belajar juga bisa konstruktif dalam arti

bahwa siswa berada dalam kontrol penuh dari belajar nya. Selama beberapa

dekade terakhir, pergeseran paradigma dalam kurikulum telah terjadi di mana

guru bertindak sebagai fasilitator dalam ruang kelas yang berpusat pada murid.

Pembinaan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu pada usaha untuk

melaksanakan, mempertahankan, dan menyempurnakan kurikulum yang telah

ada, guna memperoleh hasil yang maksimal. Pelaksanaan kurikulum sendiri

diwujudkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan

tuntutan kurikulum yang dikembangkan sebelumnya bagi pendidikan/sekolah

tertentu.

Dengan demikian, pembinaan kurikulum di sekolah dilakukan, setelah

melalui tahap pengembangan kurikulum, atau setelah terbentuknya kurikulum

baru. Pengembangan kurikulum sebagai tahap lanjutan dari pembinaan, yakni

kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan suatu kurikulum baru. Dalam

kegiatan tersebut meliputi penyususnan-penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan

penyempurnaan. Melalui tahap-tahap tersebut akan menghasilkan kurikulum baru.

Dan dengan terbentuknya kurikulum baru, maka tugas pengembangan telah

selesai.

Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses siklus yang tidak pernah

ada titik awal dan akhirnya. sebab, pengembangan kurikulum ini merupakan suatu

proses yang bertumpu pada unsure-unsur dalam kurikulum, yang didalamnya

meliputi tujuan, metode, material, penilaian dan balikan (feed back).

2

Page 3: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurikulum yang Berpusat pada Mata Pelajaran (SubjectCentered)

Organisasi kurikulum yang berpusatpada mata pelajaran berisi materi

pembelajaran yang diambil dari mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi isi.

Organisasi kunikulum meliputi:

a. Kurikulum yang berisi mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah-pisah

(Separated Subject Curriculum).

b. Kurikulum yang berisi mata pelajaran-mata pelajaran yang dihubung-

hubungkan (Correlated Curriculum).

c. Kurikulum yang terdiri dari peleburan (fusi) mata pelajaran-mata pelajaran

sejenis (Broad Field).

Bentuk separated subject terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran yang

terpisah sate dengan yang lain. Bentuk ini termasuk paling tua dalam sejarah

kurikulum. Sejak jaman dahulu orangYunani maupun orang Romawi sudah

menggunakan bentukkunikulum semacam ini. Orang Yunani mengajarkan di

sekolah mata pelajaran-mata pelajaran seperti kesusasteraan, matematika, filsafat,

dan ilmu pengetahuan. Sedangkan orang Romawi mengajarkan gramatika,

retorika dan logika yang dinamakan sebagai trivium, serta aritmatika, geometri,

astronomi dan musik yang dinamakan dengan quadrivium. Ketujuh mata pelajaran

dalam tivium dan quadrivium itu kemudian dikenal dengan The Seven Liberal

Arts.

Mata pelajaran-mata pelajaran ini disusun sedemikian rupa secara logis

dan sistematis, sehingga siswa dapat mempelajarinya dengan baik. Akibat dari

penggunaan bentuk kurikulum semacam ini adalah jika muncul suatu cabang bare

dalam ilmu pengetahuan, maka mata pelajaran-mata pelajaran menjadi berubah.

Essensi dari organisasi kurikulum semacam ini adalah bahwa ia mengikuti disiplin

yang balk dari logis. Dengan demikian baik materi pembelajaran maupun

3

Page 4: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

pengalaman belajar yang diperoleh bersifat terpisah-pisah. Adapun isi dari setiap

mata pelajaran ditentukan oleh ahli-ahli mata pelajaran masing-masing. Guru

dalam hal ini berfungsi untuk mencari cara bagaimana agar siswa dapat

menguasai mata pelajaram dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, metode

pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan adalah metode exposisi -

penyampaian materi pembelajaran. Untuk itu sumber utama yang patut dan paling

penting dalam belajar adalah buku teks siswa.

Mata pelajaran-mata pelajaran yang diajarkan di sekolah digolongkan ke

dalam mata pelajaran yang diutamakan dan tidak diutamakan. Hal ini dibuat

berdasarkan pada nilai suatu mata pelajaran yang berfungsi untuk mendisiplin

mental. Dengan demikian mata pelajaran-mata pelajaran yang termasuk kategori

sulit, seperti Matematika sangat diutamakan dibandingkan dengan yang lain.

Meskipun bagi individu tertentu n-iata pelajaran ini mempunyai arti atau nilai

tersendiri.

Keunggulan dari bentuk organisasi separated subject yang paling menonjol

adalah karena materi pembelajaran disusun secara logis dari sistematis. Sehingga

metode untuk mernpelajarinya dapat efektif, demikian juga metode untuk

mengorganisasi pengetahuan. Dengan demikian siswa dapat menghimpun

sebanyak mungkin ilmu pengetahuan secara efektif dan ekonomis. Pada saat

dibutuhkan ia dapat menggunakan pengetahuan itu.

Di samping itu, dengan mempelajari mata pelajaran seseorang dapat

mengikuti suatu disiplin ilmu pengetahuan tertentu, juga terlatih untuk

menggunakan sistem berfikir tertentu. Dengan demikian kekuatan intelektualnya

berkembang.

Manfaat praktis lain adalah karena bentuk kurikulum ini sudah lama

digunakan, maka pada umumnya banyakpeiguruan tinggi menetapkan syarat

masuk berdasarkan kemampuan dalam mata pelajaran. Juga pada umumnya guru

sudah terbiasa dan terdidik dalam mata pelajaran-mata pelajaran terpisah-pisah.

Dengan demikian separated subject dipandang lebih mudah dilaksanakan.

Di samping mempunyai berbagai keunggulan, terdapat pula berbagai

kelemahan. Kelemahan yang paling menonjol adalah, oleh karena kurikulum

4

Page 5: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

terdiri dari mata pelajaran terpisah-pisah, tidak dapat mengembangkan

kemampuan berfikir aktif dan terpadu. Materi/isi kurikulum merupakan warisan

kebudayaan masa lampau, bukan masalah¬masalah yang dihadapi pada situasi

sekarang. Ini menyebabkan tidak diperhatikannya prinsip psikologis yaitu

minatdan motivasi. Sehinggamateri pembelajaran yang dipelajari sering kali

mudah dilupakan, juga tidak sesuai dengan kondisi yang dihadapi dan dibutuhkan

siswa.

Baik kurikulum yang dikorelasikan maupun broad field sebenarnya

mempunyai prinsip yang sama dengan separated subject. Karena ketiganya masih

mempunyai mata pelajaran-mata pelajaran. Sehingga organisasi materi

pembelajaran terpusat pada mata pelajaran-mata pelajaran. Perbedaan terletak

pada ruang lingkup dan cara mengorganisasi materi pembelajaran itudalam

matapelajaran. Pada separated subject materi pembelajaran dikelompokan pada

mata pelajaran yang sempit, sehingga banyaklah jenis mata pelajaran, dan menjadi

sempit ruang lingkup setiap mata pelajaran. Sedangkan pada correlated dan

broadfzeld mata pelajaran-mata pelajaran dihubungkan antara satu dengan yang

lain, sehingga ruang lingkupnya menjadi lebih luas. Bahkan pada broad field, oleh

karena mata pelajaran-mata pelajaran sejenis dilebur menjadi satu mata pelajaran,

akan lebih memperkecil jumlah mata pelajaran dan lebih memperhuas lagi ruang

lingkup tiap mata pelajaran.

Correlated curriculum merupakan bentuk organisasi yang menghubungkan

antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Hubungan itu dapat

dilakukan, baik secara sewaktu-waktu atau pun secara diupayakan. Pada cara yang

pertama, hubungan antara mata pelajaran-mata pelajaran terjadi secara kebetulan.

Jika suatu materi pembelajaran kebetulan mempunyai pertalian dengan pelajaran

lain. Sebagai contoh dalam pelajaran sejarah, kalau kebetulan materi pembelajaran

yang diajarkan mempunyai hubungan dengan geografi, dilakukan korelasi.

Demikian pula sebaliknya. Cara kedua, hubungan di lakukan dengan cara

membahas satu pokok permasalahan dengan dipelajari dalam berbagai mata

pelajaran.

5

Page 6: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

Broadfield merupakan bentuk organisasi kurikulum yang dibuat dengan

melebur mata pelajaran-mata pelajaran sejenis ke dalam satu mata pelajaran.

Batas-batas antara mata pelajaran yang dilebur itu menjadi kabur. Bahkan jenis

matapelajaran peleburan mempunyai namayang lain dari nama mata pelajaran

asalnya. Kita mengenal lima macam broad field dalam kurikulum, yaitu:

1) Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies), peleburan dari mata

pelajaran-mata pelajaran ilmu bumi, sejarah, hukum dan

kewarganegaraan, ekonomi, dan sejenis.

2) Bahasa (Language Arts), peleburan dari mata pelajaran-mata pelajaran

membaca, tata bahasa, menulis, mengarang, menyimak, pengetahuan

bahasa.

3) Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Sciences), peleburan dari ilmu alam,

ilmu hayat/ ilmu bumi, ilmu kimia, ilmu kesehatan.

4) Matematika, peleburan dad berhitung, aljabar, ilmu ukur sudut, bidang

dan ruang, serta statistika.

5) Kesenian, peleburan dari seni tari, seni suara, seni lukis, seni pahat,

dan seni drama.

Kedua bentuk organisasi kurikulum ini mempunyai berbagai keuntungan,

yaitu:

a) Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada siswa. Mereka mendapat

informasi mengenai suatu pokok tertentu tidak secara terpisah-pisah dalam

berbagai mata pelajaran dalam waktu yang berbeda-beda, akan tetapi

dalam satu mata pelajaran di mana pokok itu disoroti dad berbagai disiplin

mata pelajaran tertentu. Dengan demikian pengetahuan mereka tidak

lepas-lepas, melainkan berpautan dan berpadu.

b) Minat siswa bertambah apabila ia melihat hubungan antara mata pelajaran-

mata pelajaran.

6

Page 7: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

c) Pengetahuan siswa tentang sesuatu hal lebih mendalam, jika didapat

penjelasan dad berbagai mata pelajaran.

d) Korelasi memberikan pengertian lebih luas karena diperoleh pandangan

dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu mata pelajaran.

e) Korelasi memungkinkan siswa menggunakan pengetahuannya lebih

fungsional.

Mereka mendapat kesempatan menggunakan pengetahuan dari berbagai

mata pelajaran guna memecahkan masalah.

f) Korelasi antara mata pelajaran lebih mengutamakan pengertian dan

prinsip-prinsip daripada pengetahuan dan fakta-fakta.

Di samping berbagai keunggulan, terdapat pula berbagai kelemahan dari

organisasi semacam mi. Kelemahan itu terutama sekali oleh karena tidak

memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam mengenai berbagai mata

pelajaran, akibat luasnya ruang lingkup dari mata pelajaran itu. Juga dalam

pelaksanaan banyak guru yang masih mempunyai orientasi pada mata pelajaran

atau disiplin ilmu. Mengingat latar belakang pendidikan mereka pada umumnya

masih terkotak-kotak pada disiplin, sehingga merasa kesulitan menggunakan

pendekatan interdisipliner.

Kelemahan lain adalah, oleh karena masih ada mata pelajaran meskipun

dibenikan dalam bentuk korelasi atau fusi, hal ini cenderung menyebabkan

kurangnya minat. Karena mata pelajaran-matapelajaran itu tidak disesuaikan

dengan kebutuhan dan masalah kehidupan yang dihadapi sehari-hari.

B. Kurikulum yang Berpusat pada Siswa

1. Pengertian Kurikulum yang berpusat pada siswa

Kurikulum yang berpusat pada siswa (atau siswa yang berpusat pada

siswa, juga disebut kurikulum yang berpusat pada anak) adalah sebuah

pendekatan untuk pendidikan yang berfokus pada kebutuhan siswa , bukan orang

lain yang terlibat dalam pendidikan proses, seperti guru dan administrator.

7

Page 8: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

Pendekatan ini memiliki banyak implikasi untuk desain kurikulum, isi kursus, dan

interaktifitas kursus.

Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan

berisi materi-materi pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan siswa

sehari-hari. Kurikulum semacam ini dikenal juga dengan life curriculum.

Tujuannya adalah memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi siswa sesuai

dengan apa yang dibutuhkan sehari-hari dalam kehidupan. Jadi lebih menekankan

pada proses sosial, fungsi sosial, serta masalah-masalah kehidupan.

Ide life curriculum pada dasarnya bersumber dari pandangan Herbert Spencer

(1860) tentang lima kategori bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dijadikan tujuan

pendidikan, yaitu:

a. Self preservation (pemeliharaan-keselamatan diri)

b. Securing necessities of life (mengamankan kepentingan kehidupan)

c. Rearing and discriplining of offspring (memelihara keturunan)

d. Maintenance of proper social and political relations (memelihara

hubungan sosial dan politik)

e. Miscelaneous activities which wake up the leasure part of life, devoted

to the gratification of the tastes and feeling (pemanfaatan waktu

senggang untuk kesenangan)

Atas dasar ide itu, kurikulum sepatutnya tidak dimaksudkan untuk semata-

mata membentuk intelek seperti dalam subject curriculum. Tapi diarahkan agar

siswa dapat mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan fungsi kehidupan.

Menurut Marshal dan Goets, diantara manfaat dari life curriculum adalah:

1) Life curriculum mengambil materi pembelajaran sekitar masalah dan

proses sosial atau segi-segi kehidupan. Dengan membuat klasifikasi

terhadap proses sosial atau segi kehidupan itu, organisasi materi

pembelajaran dapat lebih berarti. Karena menyiapkan unit-unit

pengamalan yang lebih luas.

8

Page 9: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

2) Memungkinkan digunakan latar belakang pengalarnan siswa yang dapat

menunjang belajar. Karena materi pembelajarannya diorganisasi sekitar

kehidupan siswa. Jadi pendekatan yang digunakan adalah semacam

laboratorium kehidupan sosial.

3) Data tentang kehidupan sosial setiap saat, dari berbagai tempat dan

kebudayaan, analisis kehidupan sosial dengan menggunakan berbagai

disiplin serta berbagai tujuan dan metode studi sosial memungkinkan

dapat digunakan dan diterapkan.

4) Oleh karena siswa dapat mempelajari berbagai kehidupan sosial dari

berbagai waktu, tempat dan budaya, memungkinkan dapat diperoleh

pengalaman yang luas.

5) Dengan bentuk kurikulurn ini dapat dimungkinkan diciptakannya proses

sosial sebagaimana diinginkan (social engineering).

Contoh bentuk life curriculum yang diorganisasi sekitar proses kehidupan

sebagaimana dirancang oleh Virginia State Board of Education 1934. Program

kurikulum yang dirancang adalah:

a) Protecting l fe and health

b) Getting a living

c) Making a home

d) Expressing religious impulses

e) Satisfying the desire for beauty

f) Securing education

g) Cooperating in social and civic action

h) Engaging ini reaction

i) Improving material condition. (Taba, 1962:198)

Banyak bentuk rancangan kurikulum yang bersumber dari kehidupan yang

sudah dibuat. Stratemeyer, Forkner dan Mc. Kim merumuskan ruang lingkup dan

urutan materi secara lebih terpeninci lagi. Rumusan yang dibuat

mengkombinasikan konsep-konsep kegiatan umum, kebutuhan dan situasi

9

Page 10: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

kehidupan dengan kesadaran siswa sebagai faktor dalam desain kurik~ulum.

Urutan kegiatan didasarkan pada lingkungan geografis, mulai dari lingkungan

keluarga, masyarakat, bangsa dan dunia. Juga dibuat urutan berdasarkan jenjang

pengertian, dari pengertian tentang pengalaman yang segera sampai kepada

pengertian luas. Dengan demikian semua topik dan sub topik disusun mengacu

kepada dasar tersebut.

Kesulitan yang dihadapi dalam mengembangkan kurikulum ini terutama

pada hal¬hal sebagai berikut:

a. Dalam pelaksanaan, menemukan hubungan antara materi kurikulum

dengan fungsi kehidupan yang dikehendaki hanya sedikit dapat

tercapai.

b. Menyusun kurikulum dengan skema didasarican dari kehidupan lebih

sulit dibandingkan dengan mengorganisasi materi pembelajaran

berpusat pada mata pelajaran.

c. Sering kali terjadi kegagalan dalam mengintegrasikan pengalaman-

pengalaman belajar sesuai dengan tujuan utama dari bentuk life

curriculum.

Misalnya, program yang berpusat pada siswa mungkin memenuhi

kebutuhan audiens yang mahasiswa tertentu untuk mempelajari bagaimana untuk

memecahkan beberapa masalah yang berhubungan dengan kerja dengan

menggunakan beberapa aspek matematika . Sebaliknya, kursus yang terfokus pada

kurikulum matematika mungkin memilih bidang matematika untuk menutupi dan

metode mengajar yang akan dianggap tidak relevan oleh siswa.

Siswa belajar berpusat, yaitu, menempatkan siswa pertama, adalah kontras

pendirian yang ada / mengajar berpusat pada guru dan karierisme. Siswa belajar

berpusat difokuskan pada kebutuhan siswa, kemampuan, minat, dan gaya belajar

dengan guru sebagai fasilitator kurikulum. Metode pengajaran di kelas mengakui

suara mahasiswa sebagai pusat pengalaman belajar bagi setiap pelajar. Guru

kurikulum yang terpusat memiliki guru di pusat dalam peran aktif dan mahasiswa

10

Page 11: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

dalam peran, reseptif pasif. Siswa belajar berpusat menuntut siswa untuk aktif,

peserta bertanggung jawab dalam kurikulum mereka sendiri.

Penekanan pada kurikulum tersebut telah memungkinkan siswa untuk

mengambil alternatif mengarahkan diri sendiri untuk belajar. Dalam berpusat

guru kelas, guru adalah sumber utama untuk pengetahuan. Oleh karena itu, fokus

belajar adalah untuk mendapatkan informasi seperti yang proctored kepada siswa.

Juga, belajar hafalan atau menghafal catatan guru atau kuliah adalah norma

beberapa dekade lalu. Di sisi lain, berpusat pada siswa kelas sekarang menjadi

norma di mana kurikulum aktif sangat didorong. Siswa sekarang meneliti bahan

penting berkaitan dengan keberhasilan akademis mereka dan produksi

pengetahuan dipandang sebagai standar. Agar seorang guru untuk membelok

menuju kelas yang berpusat pada siswa, ia harus menjadi sadar akan latar

belakang beragam peserta didik nya. Untuk itu, penggabungan beberapa praktik

pendidikan seperti Bloom Taksonomi dan Howard Gardner Teori kecerdasan

Multiple bisa sangat bermanfaat bagi siswa-berpusat kelas karena

mempromosikan berbagai modus gaya belajar yang beragam. Berikut ini

menyediakan beberapa contoh mengapa belajar siswa yang berpusat harus

diintegrasikan ke dalam kurikulum:

Memperkuat motivasi siswa

Meningkatkan komunikasi peer

Mengurangi perilaku mengganggu

Membangun hubungan murid-guru

Mendorong penemuan / aktif belajar

Tanggung jawab untuk seseorang belajar sendiri

Perubahan ini berdampak pendidik tentang metode mengajar dan cara

siswa belajar. Pada dasarnya, bisa dikatakan bahwa kita mengajar dan belajar

11

Page 12: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

dalam paradigma konstruktivis-learning. Hal ini penting bagi guru untuk

mengakui peningkatan peran dan fungsi dari praktek pendidikan nya. Sebagai

perubahan pendidikan kita praktik, begitu pula pendekatan kami untuk mengajar

dan belajar berubah. Oleh karena itu, pola pikir tentang mengajar dan belajar terus

berkembang menjadi cara-cara baru dan inovatif untuk mencapai peserta didik

yang beragam. Ketika seorang guru memungkinkan siswa untuk membuat

pertanyaan atau bahkan mengatur panggung untuk keberhasilan akademis nya,

belajar lebih produktif.

Dengan keterbukaan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa,

produksi pengetahuan sangat penting ketika memberikan siswa kesempatan untuk

menjelajahi gaya kurikulum mereka sendiri. Dalam hal ini, kurikulum yang

berhasil juga terjadi ketika peserta didik terlibat penuh dalam proses kurikulum

aktif. Perbedaan lebih lanjut dari ruang kelas berpusat pada guru dengan sebuah

kelas yang berpusat pada siswa adalah ketika guru bertindak sebagai fasilitator.

Pada intinya, tujuan guru dalam proses kurikulum adalah untuk membimbing

siswa untuk membuat interpretasi baru dari materi kurikulum.

Dalam hal praktik kurikulum, mahasiswa memiliki pilihan dalam apa yang

mereka ingin belajar dan bagaimana mereka akan menerapkan pengetahuan yang

baru mereka temukan. Menurut Ernie Stringer, "Mahasiswa proses belajar yang

sangat ditingkatkan ketika mereka berpartisipasi dalam menentukan bagaimana

mereka dapat mendemonstrasikan kompetensi mereka dalam tubuh pengetahuan

atau kinerja ketrampilan." Implikasi pedagogis memungkinkan siswa untuk

menetapkan tujuan yang unik nya belajar.

Aspek kurikulum memegang pelajar bertanggung jawab atas produksi

pengetahuan bahwa ia mampu menghasilkan. Pada tahap kurikulum, guru

mengevaluasi peserta didik dengan memberikan umpan balik yang jujur dan tepat

waktu mengenai kemajuan individu. Membangun hubungan dengan siswa

merupakan strategi penting yang pendidik bisa memanfaatkan untuk mengukur

pertumbuhan siswa di kelas yang berpusat pada murid.

12

Page 13: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

Melalui keterampilan komunikasi yang efektif, guru mampu memenuhi

kebutuhan siswa, minat, dan keterlibatan secara keseluruhan dalam materi

kurikulum. Menurut James Henderson , ada tiga prinsip dasar kehidupan

demokratis, yang katanya belum didirikan di masyarakat kita dalam hal

pendidikan. Tiga prinsip dasar, yang dia sebut 3S tentang pengajaran untuk hidup

demokratis, adalah:

(Subjek Learning) - Siswa belajar terbaik dari subjek berpikir disajikan.

(Self-Learning) - Orang harus terlibat diri dalam proses generatif.

(Sosial Learning) - Empati adalah kekayaan dalam hal ini, interaksi

sosial dengan orang lain beragam target untuk kemurahan hati.

Melalui interaksi peer-to-peer, berpikir kolaboratif dapat menyebabkan

berlimpahnya pengetahuan. Menurut Lev Vygotsky teori, Zona Proximal

Development (ZPD) , siswa biasanya belajar vicariously melalui satu sama lain.

Melalui budaya perspektif sosial pada belajar, perancah adalah penting dalam

mengembangkan kemampuan berpikir independen. Vygotsky menyatakan,

"Belajar yang berorientasi pada tingkat perkembangan yang telah dicapai adalah

tidak efektif dari sudut pandang secara keseluruhan perkembangan anak. Ini tidak

bertujuan untuk tahap baru dari proses pembangunan tetapi lebih tertinggal dari

proses ini. " Pada dasarnya, instruksi dirancang untuk mengakses tingkat

perkembangan yang terukur ke panggung saat ini mahasiswa dalam

pembangunan.

Dalam instruksi guru diarahkan:

Siswa bekerja untuk mencapai tujuan kurikulum untuk menjadi pemikir

kritis

siswa lengkap yang dirancang oleh guru untuk mencapai keberhasilan

akademis

13

Page 14: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

Siswa menanggapi ekspektasi positif ditetapkan oleh guru sebagai mereka

maju melalui kegiatan

Siswa diberikan motivator ekstrinsik seperti nilai dan manfaat yang

memotivasi anak untuk menginternalisasi informasi dan obyektif

menunjukkan pemahaman tentang konsep

Siswa bekerja dievaluasi oleh guru

Pendekatan guru-diarahkan untuk belajar mengakui bahwa anak-anak

membutuhkan harapan dapat dicapai dan bahwa siswa harus memiliki dasar yang

kuat sebelum belajar konsep baru. Sebagai contoh, untuk belajar perkalian dengan

benar, seorang mahasiswa harus memahami ulang dan pengelompokan tambahan.

Proses ini tidak dapat ditemukan oleh sebagian besar siswa tanpa arah guru.

2. Pertimbangan Implementasi

Untuk menerapkan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa, perhatian

harus diberikan kepada aspek kurikulum:

Apa yang anak ingin lakukan

Bagaimana guru mampu mengakomodasi keinginan anak

Apa yang membuat anak bahagia

Mahasiswa interaksi

Karena sebagian besar kekuasaan tinggal dengan siswa, guru harus

menyadari bahwa mereka patuh dalam proses kurikulum. Ini adalah peran guru

harus nyaman dengan jika mereka menerapkan lingkungan belajar yang berpusat

pada murid. Untuk dipertimbangkan sebagai lingkungan belajar yang berpusat

pada siswa akan terbuka, dinamis, percaya, hormat, dan mempromosikan

keunggulan subjektivitas anak-anak atas belajar objektif. Siswa akan

berkolaborasi dalam tangan-on masalah dengan sedikit atau tidak ada instruksi

14

Page 15: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

guru dan membuat kesimpulan mereka sendiri. Ini pengalaman belajar melibatkan

seluruh pribadi - perasaan, pikiran, keinginan, keterampilan sosial, dan intuisi.

Hasilnya adalah orang yang diberi kuasa terhadap norma-norma sosial

konvensional, seorang mahasiswa yang riang dan tidak menghakimi orang lain.

3. Penilaian kurikulum yang berpusat pada siswa

Salah satu perbedaan paling penting antara kurikulum yang berpusat pada

murid dan kurikulum yang terpusat pada guru dalam penilaian. Dalam belajar

siswa yang berpusat pada siswa berpartisipasi dalam evaluasi kurikulum mereka.

Ini berarti bahwa siswa yang terlibat dalam memutuskan cara untuk menunjukkan

kurikulum mereka. Mengembangkan penilaian yang mendukung kurikulum dan

motivasi sangat penting bagi keberhasilan pendekatan yang berpusat pada murid.

Salah satu alasan utama menolak guru kurikulum siswa yang berpusat adalah

pandangan penilaian bermasalah dalam praktek. Sejak nilai guru yang ditugaskan

begitu erat terjalin ke dalam kain sekolah, diharapkan oleh mahasiswa, orang tua

dan administrator sama, memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam

penilaian agak diperdebatkan.

4. Aplikasi untuk Pendidikan Tinggi

Lingkungan belajar yang berpusat pada siswa telah terbukti efektif dalam

pendidikan tinggi. Sebuah universitas tertentu yang berupaya untuk

mempromosikan kurikulum yang berpusat pada siswa di seluruh universitas

dengan menggunakan metode berikut:

Analisis praktek yang baik oleh guru-guru pemenang penghargaan, di

semua fakultas, untuk menunjukkan bahwa, mereka memanfaatkan bentuk

aktif belajar siswa.

Setelah menggunakan analisis yang lebih luas untuk mempromosikan

penggunaan praktik yang baik

Sebuah kursus pelatihan guru wajib untuk guru SMP baru, yang

mendorong kurikulum yang berpusat pada murid.

15

Page 16: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

Proyek yang didanai melalui pengajaran bantuan pembangunan, yang 16

adalah berkaitan dengan pengenalan pengalaman belajar aktif.

Sebuah kualitas program-tingkat inisiatif perangkat tambahan yang

digunakan survei siswa untuk mengidentifikasi kekuatan dan potensi

daerah untuk perbaikan.

Pengembangan model pengajaran berbasis luas dan lingkungan belajar

yang mempengaruhi perkembangan kemampuan generik, untuk

memberikan bukti tentang perlunya lingkungan belajar interaktif

Pengenalan review program sebagai ukuran jaminan kualitas (Kember,

2009).

Setelah dua tahun, peringkat berarti menunjukkan persepsi mahasiswa

terhadap kualitas mengajar dan lingkungan belajar di universitas semua naik

secara signifikan (Kember, 2009).

Keberhasilan inisiatif di universitas dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa dengan mengadaptasi pendekatan yang lebih berorientasi siswa untuk

pendidikan, siswa akan menikmati pengalaman belajar yang lebih positif yang

kemungkinan akan membantu mereka mengembangkan semangat yang lebih

besar untuk belajar dan menyebabkan lebih sukses dalam mereka belajar usaha.

5. Subject Centered Curriculum (Berpusat pada Siswa)

Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu

dimensi vertikal dan horizontal. Dimeni horizontal berkenaan dengan penyusunan

dari lingkup isi kurikulum (proses belajar mengajarnya). Dimensi vertikal

menyangkut penyususnan sekuen bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran

(penyusunannya dari mudah kesulit).

Kelebihan Subject Centered Curriculum (berpusat pada siswa) diantaranya

:

Mudah disusun, dilaksanakan , di evaluasi dan disempurnakan

16

Page 17: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

Para pengajaranay tidak perlu persiapan khusus, , asal menguasai ilmu

atau bahan yang diajarkan sering dipandang sudah dapat

menyampaikannya.

Kekurangan Subject Centered Curriculum (berpusat pada siswa) diantaranya :

Karena pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentagan

dengan kenyataan, sebab dalam kenyataan pengetahuan merupakan satu

kesatuan

Karena mengutamakan siswa maka peran serta didik sangat pasif.

Pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu,

dengan demikian pengajaran lebih bersifat verbalitas dan kurang praktis.

Bentuk perbaikan kurikulum Subject Centered Curriculum berpusat pada siswa:

1. The subject design

Materi pel disajikan secara terpisah

Pengetahuan siswa tidak terintegrasi, tapi terpisah-pisah

Kurang memperhatikan minat siswa

Penguasaan materi secara hapalan

2. The disciplines design

Pengembangan dari subject design

Isi kurikulum berdasarkan disiplin ilmu

Siswa didorong utk memahami logika /struktur dasar suatu disiplin,

memahami konsep,ide, dan prinsip penting

Meggunakan pendekatan inkuiri dan diskoveri

3. The broad fields desaign

17

Page 18: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

Memperbaiki  kelemahan dari yg sebelumnya

Menyatukan beberapa pelajaran  yg berhubungan

Pemahaman siswa diupayakan komprehensif

Kemampuan guru terbatas (utk SMP/SMA)

6. Learner Centered  Design (Berpusat pada  Peranan  Siswa)

Penyusunan pengembangan kurikulum berdasarkan pada peserta didik dan

bukan berdasarkan isi, kurikulum tidak diorganissikan sebelumnya tetapi

dikembangkan bersama guru dengan siwa dalam penyelesaian tugas guru-guru

dan siswa, minat, kebutuhan, dan tujuan.

Kelebihan Learner Centered Design (berpusat pada peranan siswa) diantaranya :

Motivasi instrinsik pada siswa

Pembelajaran memperhatikan perbedaan individu

Kegiatan pemecahan masalah memberikan kemampuan dlm menghadapi

kehidupan di luar sekolah

Kekurangan Learner Centered Design (berpusat pada peranan siswa) diantaranya :

Kenyataan, siswa belum tentu tahu persis kebutuhan dan minatnya

Kurikulum tidak mempunyai pola dalam penyusunan strukturnya.

Sangat lemah  dlm kontinuitas  dan se kuens bahan

Menuntut guru yg ahli dalam banyak hal

C. Kurikulum yang Berpusat pada Kegiatan atau Pengalaman

Kurikulum yang Berpusat pada Kegiatan atau Pengalaman

Kurikulum berpusat pada kegiatan (activity curriculum) dikenal juga dengan

experience curriculum (kurikulum berpusat pada pengalaman). Jenis kurikulum

ini berupaya mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat pada subject

18

Page 19: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

curriculum. Pada subject curriculum kegiatan siswa lebih banyak menerima

pelajaran (passive). Oleh karena itu dianj urkan untuk mengikuti prinsip belajar

yang menekankan pada aktivitas siswa. Disamping itu, pada subject curriculum isi

atau materi pembelajaran merupakan has] l pengalaman di masa lampau. Tidak

memperhatikan pengalaman yang nyata dihadapi siswa. Oleh karena itu untuk

mengurangi kelemahan ini dianjurkan agar kurikulum disusun berdasarkan

pengalaman siswa atau experience curriculum Rasional penggunaan bentuk

kurikulum ini adalah:

a. Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Hanya belajar yang

berhubungan dengan kegiatan dan pengalaman dapat menyebabkan

terjadinya perubahan tingkah laku. Siswa dapat belajar dengan balk jika

dia dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan

kebutuhan real atau minatnya.

b. Belajar merupakan transaksi aktif. Untuk belajar berfikir logis, seseorang

tidak hanya menggunakan argumentasi logis, atau menguasai suatu mated

pembelaJaran yang disusun secara logis. Melainkan perlu melakukan

kegiatan yang bersifat aktif.

c. Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga

dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.

d. Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga

mencapai pemecahan atau tujuan.

e. Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkannya

motivasi dan upaya, sehingga siswa berpengalaman dengan kegiatan yang

bertujuan

Salah satu ciri essensial dari activity curriculum adalah siswa didorong

untuk berani menggunakan metode pemecahan masalah, dan menyusun sendiri

tugas-tugasnya. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh sesuai dengan

kebutuhan. Semua mata pelajaran digunakan sesuai dengan keperluan pada

penyelesaian tugas. Oleh karena itu secara teoritis kurikulum ini berpusat pada

minat siswa; menerobos batas mata pelajaran¬mata pelajaran, menyediakan

19

Page 20: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

dinamika belajar dan mempertemukan tujuan belajar dengan penerapannya dalam

kenyataan kehidupan.

Pelaksanaan kurikulum dilakukan dengan menggunakan metode proyek.

Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk merencanakan dan melakukan atau

melaksanakan proyek kegiatan, sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Seperti

proyek pertukangan kayu, pekerjaan tangan, memahat dan sebagainya. Killpatrick

(1918) membagi proyek¬proyek yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:

a. proyek permainan seperti menari atau drama.

b. proyek ekskursi seperti karya wisata ke tempat-tempat bersejarah, kebun

biologi, atau sejenisnya.

c. proyek cerita seperti membaca cerita, mendengarkan cerita.

d. proyek pekerjaan tangan seperti membuat prakarya.

Menurut Hilda Taba, kurikulum semacam ini cocok terutama untuk

dilaksanakan di tingkat Sekolah Dasar. Bahkan berdasarkan kenyataan, ternyata

bentuk ini tidak pernah mendapat popularitas.

Dalam perkembangan kurikulum ini selanjutnyapengalaman langsung dan

minat spontan lebih-lebih digunakan sebagai bantuan dalam proses belajar. Bukan

sebagai pokok untuk menyusun unit. Minat siswa lebih banyak ditentukan

berdasarkan studi, pengalaman atau penelitian.

D. Kurikulum Inti atau Core Curriculum

Bentuk kurikulum ini bertujuan mengembangkan integrasi, melayani

kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar serta hubungan antara

kehidupan dan belajar. Istilah "core" atau intl itu sendiri digunakan dalam konteks

yang berbeda-beda. Harold Alberty (1953) dalam Designing Programmes to Meet

Common need of Youth, menggambarkna enam macam desain program sebagai

core, yaitu:

20

Page 21: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

a. Core yang terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang masing-masing dapat

diajarkan secara bebas. Diajarkan tanpa sistematika tertentu untuk

mempertunjukkan hubungan antara masing-maaing pelajaran itu.

b. Core yang terdiri dari sejumlah pelajaran yang dihubungkan antara satu

dengan yang lain.

c. Core yang terdiri dari masalah luas, unit kerja, atau tema-tema yang

disatukan yang dipilih oleh karena menghasilkan arti mengajar secara

efektif rentang isi pelajaran tertentu. Pelajaran itu masih mempunyai ciri,

tetapi isinya dipilih dan diajarkan mengacu kepada unit, masalah atau

tema. Contoh tema: Hidup di dalam masyarakat, diajarkan dalam mata

pelajaran-mata pelajaran IPS, IPA, dan sebagainya.

d. Core yang terdiri dari sejumlah matapelajaran yang difusikan (dilebur)

e. Core yang terdiri dari masalah luas yang dapat memberi memenuhi

kebutuhan psikologis dan sosial, masalah dan minat siswa.

f. Core yang terdiri dari unit kerja atau unit kegiatan yang luas yang

direncanakan guru dan siswa bersama-sama sesuai dengan kebutuhan

kelompok. Dalam hal ini tidak ada struktur kurikulum yang mendasar.

Dan contoh yang dikemukakan Alberty, ternyata nomor a s.d. c

menunjukkan kepada arti core dalam bentuk pendidikan umum. Sedangkan nomor

d s.d. f menggambarkan arti core yang mirip dengan kurikulum yang terintegrasi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa core curriculum pada dasarnya bukan

semacatii organisasi kurikulum, melainkan suatu cara dalam melaksanakan

kurikulum.

21

Page 22: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun yang dapat saya simpulkan dari pembahasan pada sub bab-bab di

atas adalah sebagai berikut :

1) Pola-pola kurikulum itu dapat mengarahkan pendidikan dan dapat

memajukan pengetahuan siswa yang lebih luas.

2) Pola-pola kurikulum dapat menjadikan pengorganisasian sekolah dan

kurikulum yang lebih baik karena dia bersifat memajukan,

3) Pola-pola kurikulum itu memperbaiki tingkat kemampuan siswa dalam

belajar dan dapat memperbaiki tingkat kurikulum di sekolah dan

organisasi sekolah-sekolah dan lembaga lainnya.

4) Kurikulum yang terdiri dari peleburan (fusi) mata pelajaran-mata pelajaran

sejenis di sebut Broad Field.

5) Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada siswa

B. Saran

Adapun yang dapat disarankan dipenutup ini adalah sebagai berikut :

1) Bagi Pemimpin dan pengatur pola-pola organisasi kurikulum itu sebaiknya

di pokuskan pada peningkatan mutu pendidikan dan lebih mengarah pada

mendidik.

2) Dengan adanya pola-pola organisasi kurikulum semoga dapat menambag

minat bagi peserta didik dan pengembag kurikulum baik disekolah

maupun diluar sekolah.

22

Page 23: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Yasin, Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dari Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Jakarta, Balai Pustaka, 1987.

Beeby, C.E, Pendidikan Di Indonesia, Penilaian Dan Pedoman Perencanaan, Jakarta, LP3ES,

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional.

Nana Saodiah Sukmadinata, Pengembangan Kurkulum Teory Dan Praktek, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1997.

Nasution, S. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata,  Nana S. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

http://hazliyulizar.blogspot.com/2009/04/pengorganisasian-kurikulum.html

http://blog.unila.ac.id/sugiyanto/2010/11/04/dasar-pengb-kurikulum-bab-iii-v/

http://www.slideshare.net/20080210041/maya-kurikulum-3592243

http://www.scribd.com/doc/40200989/Pengertian-kurikulum

23

Page 24: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................................................................................................................3

A. Kurikulum yang Berpusat pada Mata Pelajaran (SubjectCentered).............

....................................................................................................................3

B. Kurikulum yang Berpusat pada Siswa.........................................................

....................................................................................................................7

1. Pengertian Kurikulum yang berpusat pada siswa...................................

..............................................................................................................7

2. Pertimbangan Implementasi...................................................................

...........................................................................................................14

3. Penilaian kurikulum yang berpusat pada siswa .....................................

............................................................................................................15

4. Aplikasi untuk Pendidikan Tinggi .........................................................

............................................................................................................15

5. Subject Centered Curriculum (Berpusat pada Siswa)............................

............................................................................................................16

6. Learner Centered  Design (Berpusat pada  Peranan  Siswa) .................

............................................................................................................18

C. Kurikulum yang Berpusat pada Kegiatan atau Pengalaman........................

..................................................................................................................18

24

Page 25: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

D. Kurikulum Inti atau Core Curriculum..........................................................

20

BAB III PENUTUP................................................................................................

..............................................................................................................................22

A. Kesimpulan...................................................................................................

..................................................................................................................22

B. Saran.............................................................................................................

..................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

..............................................................................................................................23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang sederhana ini yang

mengenai “Pola-Pola Pengorganisasian Kurikulum”.

Kami menyadari bahwa makalah yang saya buat ini, masih memiliki

kesalahan, dan kekurangan-kekurangan, oleh karena itu say memerlukan kritik

yang membangun dan saran yang dapat say jadikan perbaikan di masa-masa

mendatang.

25

ii

Page 26: karyatulisilmiah.com · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga makalah yang sederhana

ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amien..

Darussalam, 20 Desember 2010

Penyusun

SAFRIZAL

26

i