bulelengkab.bps.go · Sebagai sarana untuk updating Master File Desa (MFD), 3. Menyediakan data...

70
http://bulelengkab.bps.go.id

Transcript of bulelengkab.bps.go · Sebagai sarana untuk updating Master File Desa (MFD), 3. Menyediakan data...

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

STATISTIK POTENSI DESA

KABUPATEN BULELENG

2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 i

STATISTIK POTENSI DESA KABUPATEN BULELENG 2014

ISBN : 978-602-0910-17-8

No. Publikasi : 51082.14.02

Katalog BPS : 1101001.5108

Ukuran Buku : 16 cm x 21 cm

Jumlah Halaman : 59 + v halaman

Naskah :

Ketua : I Gusti Bagus Asti Legawa

Anggota : Ganes Deatama Musyafi’

Pemeriksa :

Koordinator : I Gede Nyoman Subadri

Anggota : Gede Iwan Santika

Gambar Kulit :

Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

Diterbitkan Oleh :

Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng

Dicetak Oleh :

Percetakan “Teleng Indah” Singaraja - Bali

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 ii

KATA PENGANTAR

Publikasi Statistik Potensi Desa 2014 merupakan salah satu seri publikasi yang diterbitkan oleh

Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng. Publikasi ini berisi beberapa data dan informasi seputar

desa/klurahan di Kabupaten Buleleng yang bersumber dari Pendataan Potensi Desa yang dilaksanakan

oleh BPS setiap 3 tahun sekali.

Publikasi ini memuat gambaran umum tentang keadaan geografi, pemerintahan dan

perkembangan kondisi sosial, perumahan, perekonomian, serta pemberdayaan masyarakat

desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng dengan lebih menekankan kepada analisis data spasial.

Mudah-mudahan Statistik Potensi Desa ini memberi manfaat bagi banyak pihak untuk berbagai

keperluan. Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, kami sampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih.

Singaraja, Desember 2014

Kepala BPS Kabupaten Buleleng

I Gede Nyoman Subadri

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 iii

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN

3. KETENAGAKERJAAN

8. HIBURAN DAN OLAHRAGA

9. ANGKUTAN, KOMUNIKASI,

DAN INFORMASI

10. PENGGUNAAN LAHAN

11. EKONOMI

1

12. KEAMANAN 54

51

47

44

41

13. PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT 57

16

2. KETERANGAN UMUM DESA 9

4. PERUMAHAN DAN

LINGKUNGAN HIDUP 20

5. BENCANA ALAM DAN

MITIGASI BENCANA 28

6. PENDIDIKAN DAN KESEHATAN 31

7. SOSIAL BUDAYA 38

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 iv

Tabel 1. Jumlah Desa Menurut Pemanfaatan Laut ………………………………………………….. 12

Tabel 2. Banyaknya Wilayah Menurut Kecamatan dan Tingkatan Administrasi Pemerintahan dan Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa/Lembaga Musyawarah Kelurahan ……………………………………………………………………………. 15

Tabel 3. Banyaknya Desa menurut Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar penduduk …………………………………………………………………………………………………… 18

Tabel 4. Keberadaan Produk Unggulan Desa dirinci menurut Kecamatan …………………. 19

Tabel 5. Banyaknya Desa menurut Tempat Buang Air Besar Sebagian Besar Keluarga. 22

Tabel 6. Banyaknya Desa menurut Tempat Buang sampah Sebagian Besar Keluarga.. 23

Tabel 7. Banyaknya Desa menurut Tempat/saluran pembuangan limbah Cair / Air Kotor Sebagian Besar Keluarga ………………………………………………………………….. 23

Tabel 8. Banyaknya Desa menurut Sumber Air Minum Sebagian Besar Keluarga ……. 24

Tabel 9. Banyaknya Desa menurut Sumber Air untuk Mandi/Cuci Sebagian Besar Keluarga …………………………………………………………………………………………………….. 24

Tabel 10. Banyaknya Desa yang Mengalami Pencemaran Air Menurut Sumber dan Pengaduan ke Aparat Desa/Kelurahan ………………………………………………………… 27

Tabel 11. Banyaknya Lembaga Pendidikan menurut Jenjang dan Kecamatan …………….. 33

Tabel 12. Budaya/adat/kebiasaan yang Dilakukan Sebagian Besar Masyarakat Desa …. 39

Tabel 13 Banyaknya Desa menurut ketersediaan Fasilitas Olahraga ………………………….. 43

Tabel 14. Banyaknya Desa/Kelurahan menurut Perubahan Penggunaan Lahan selama Setahun Terakhir (2013-2014) di Kabupaten Buleleng ………………………………… 49

Tabel 15. Banyaknya Desa/Kelurahan menurut Ketersediaan fasilitas Kredit …………….. 53

Tabel 16. Banyaknya desa menurut Keberadaan Upaya Warga untuk Menjaga Kemanan Lingkunga Desa/Kelurahan …………………………………………………………. 56

DAFTAR TABEL

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 v

Grafik 1. Jumlah Desa menurut Topografi Wilayah ……………………………………………………. 10

Grafik 2. Persentase desa yang berbatasan langsung dengan laut……………………………… 11

Grafik 3. Persentase Desa Pesisir dan Desa Bukan Pesisir menurut Kecamatan ……...... 11

Grafik 4. Keberadaan Desa/Kelurahan di Kabupaten Buleleng menurut Ketinggian Kantor Kepala Desa/Lurah ………………………………………………………………………….. 13

Grafik 5. Jumlah Desa menurut Lokasi Desa terhadap Hutan serta Fungsi Hutan ………. 14

Grafik 6. Bahan bakar untuk memasak yang digunakan oleh sebagian besar keluarga 21

Grafik 7. Banyaknya desa yang mengalami bencana alam selama tiga tahun terakhir.. 29

Grafik 8. Jumlah Desa/kelurahan yang Memiliki Fasilitas Antisipasi/Mitigasi Bencana Alam ……………………………………………………………………………………………………………. 29

Grafik 9. Jumlah seluruh sekolah di Kabupaten Buleleng menurut Pengelola (negeri/ swasta) ……………………………………………………………………………………………………….. 32

Grafik 10. Banyaknya Desa yang Menyelenggrakan Kegiatan Pendidikan Paket A/B/C Tahun 2013 ………………………………………………………………………………………………… 34

Grafik 11. Banyaknya Desa yang Menyelenggarakan Kegiatan Pendidikan Pra Sekolah 35

Grafik 12. Banyaknya Desa menurut ketersediaan Fasilitas Kesehatan ………………………. 36

Grafik 13 Banyaknya Desa menurut Keberadaan Tenaga Kesehatan yang tinggal/ menetap di desa/kelurahan ……………………………………………………………………..... 37

Grafik 14. Ketersediaan Angkutan Umum di Desa/Kelurahan ……………………………………… 45

Grafik 15. Jarak Desa Terjauh dari Kantor Kecamatan …………………………………………………. 46

Grafik 16. Kualitas Sinyal telepon selular di Desa ………………………………………………………… 46

Grafik 17. Keberadaan Warung Internet di Desa …………………………………………………………. 46

Grafik 18. Keberadaan Pasar di Desa/Kelurahan dan Jarak dengan Pasar Terdekat bagi Desa/Kelurahan yang Tidak Memiliki Fasilitas Pasar ……………………………………. 52

Grafik 19. Keberadaan Upaya Warga untuk Menjaga Keamanan Lingkungan ……………… 55

Grafik 20. Proporsi Desa menurut Keberadaan Kegiatan Program Pembangunan/ Perbaikan Infrastruktur Lingkungan ……………………………………………………………. 59

Grafik 21. Proporsi Desa menurut Keberadaan Kegiatan Program Peningkatan Kapasitas Perekonomian dan Sumber Daya Manusia (SDM) ……………………….. 59

DAFTAR GRAFIK

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 1

1 PENDAHULUAN

P O D E S 2 0 1 4

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 2

1. PENDAHULUAN

1.1 Umum

Implementasi kebijakan dan program pembangunan nasional dan daerah perlu

didukung oleh ketersediaan data dan informasi berbasis kewilayahan (spasial) melengkapi data

dan informasi sektoral yang telah ada. Data dan informasi tentang potensi spesifik yang dimiliki

oleh semua wilayah hingga tingkat terkecil (small areas) merupakan bahan yang penting bagi

perencanaan, implementasi, pengendalian, dan evaluasi pembangunan daerah secara umum

atau bahkan secara spesifik menurut wilayah tertentu.

Data Podes adalah data kewilayahan (spasial) satu-satunya yang dimiliki BPS yang

menekankan pada penggambaran sistuasi wilayah. Sebagai data kewilayahan, sangat mudah

diidentifikasi akurasi maupun kesalahannya. Data hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) hingga

saat ini merupakan satu-satunya sumber data tematik berbasis wilayah yang mampu

menggambarkan potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah setingkat desa di seluruh Indonesia.

Data Podes tersebut dapat diolah sehingga dihasilkan informasi penting berbasis wilayah untuk

berbagai keperluan oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Sebagai contoh, data Podes

digunakan untuk identifikasi tipologi wilayah misalnya perkotaan-perdesaan, pesisir-nonpesisir,

tertinggal-nontertinggal, dan sebagainya. Sejalan dengan perkembangan jaman, kebutuhan

terhadap data dan informasi kewilayahan hingga wilayah terkecil dirasakan semakin beragam

dan mendesak untuk bisa dipenuhi.

Podes telah dilaksanakan sejak tahun 1980. Pengumpulan data Podes dilakukan

sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 10 tahun, sebagai bagian dari siklus 10 tahunan

kegiatan sensus yang dilakukan oleh BPS. Podes dilakukan 2 tahun sebelum pelaksanaan sensus

untuk mendukung kelancaran pelaksanaan sensus. Pada tahun berakhiran ‘1’, Podes

dilaksanakan untuk mendukung Sensus Pertanian yaitu identifikasi wilayah konsentrasi usaha

pertanian menurut sektor dan subsektor. Pada tahun berakhiran ‘4’, Podes dilaksanakan untuk

mendukung Sensus Ekonomi dalam rangka identifikasi usaha menurut sektor dan subsektor.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 3

Pada tahun berakhiran ‘8’, Podes dilaksanakan untuk mendukung Sensus Penduduk yaitu untuk

identifikasi wilayah permukiman baru.

Pelaksanaan Podes 2014 diharapkan bisa membantu perencanaan kegiatan Sensus

Ekonomi pada tahun 2016. Kuesioner yang digunakan dalam Podes 2014 sebanyak 3 (tiga) jenis,

yaitu kuesioner desa, kuesioner kecamatan dan kuesioner kabupaten/kota. Data yang

dikumpulkan dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu data kor dan modul. Pertanyaan Kor selalu

muncul pada setiap pelaksanaan Podes yang memuat data terkait infrastruktur, sumber daya

alam, kejadian bencana, kelembagaan desa, dan sebagainya. Sebagian besar pertanyaan kor di

Podes 2014 telah tersedia dan dapat dipergunakan bagi Sensus Ekonomi, sehingga tidak

diperlukan lagi pertanyaan yang dikhususkan sebagai modul.

1.2 Tujuan

Publikasi ini dimaksudkan untuk menyediakan informasi agregat dan beberapa ulasan

terkait potensi desa menurut kecamatan. Publikasi ini diharapkan mampu mengarahkan

penelitian lebih jauh terkait pembangunan daerah di Kabupaten Buleleng. Oleh karena itu,

tujuan yang hendak dicapai dalam pendatan Podes 2014 adalah:

1. Menyediakan data yang diharapkan dapat mendukung perencanaan kegiatan Sensus

Ekonomi 2016 dari sisi wilayah kerja, anggaran, dan alokasi petugas,

2. Sebagai sarana untuk updating Master File Desa (MFD),

3. Menyediakan data tentang keberadaan dan perkembangan potensi yang dimiliki

desa/kelurahan yang meliputi: sosial, ekonomi, sarana, dan prasarana wilayah,

4. Menyediakan data untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan perencanaan

wilayah di tingkat nasional dan tingkat daerah,

5. Melengkapi penyusunan kerangka sampling (sampling frame) untuk kegiatan statistik

lain lebih lanjut,

6. Menyediakan data bagi keperluan updating klasifikasi/tipologi desa, misalnya

perkotaan-perdesaan, pesisir dan nonpesisir, dan sebagainya,

7. Menyediakan data bagi keperluan updating peta wilayah kerja statistik terendah,

8. Menyediakan data pokok bagi penyusunan statistik wilayah kecil (small area statistics),

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 4

9. Menyediakan data bagi penyusunan berbagai analisis seperti identifikasi dan penentuan

desa tertinggal, variabel konteks dalam PMT, dan identifikasi desa rawan bencana.

1.3 Landasan Hukum

Dasar hukum pelaksanaan Podes 2014 adalah:

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Peraturan Pemerintah Nomor

51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik,

2. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen,

3. Keputusan Kepala BPS Nomor 007 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata

Kerja BPS.

1.4 Cakupan Wilayah dan Kegiatan

Podes 2014 ini dilakasanakan mencakup seluruh wilayah administrasi pemerintahan

setingkat desa meliputi desa, kelurahan, nagari, Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) dan

Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT) yang masih dibina oleh kementerian terkait diseluruh

Indonesia. Podes 2014 juga mencakup semua wilayah kecamatan, kabupaten/kota diseluruh

Indonesia. Dalam perencanaannya, Podes 2014 dirancang berdasarkan kondisi wilayah pada

bulan Desember 2013, yang terdiri dari 80.548 wilayah setingkat desa yang tersebar di 6.973

kecamatan, 509 kabupaten/kota, dan 33 provinsi. Namun, jumlah wilayah tersebut sangat

mungkin mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari pemekaran maupun

penggabungan wilayah pada selama kurun waktu Januari 2014 hingga saat pencacahan.

1.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

1. Potensi Desa/Kelurahan dikumpulkan menggunakan kuesioner PODES2014-DESA.

Kuesioner ini memuat pertanyaan-pertanyaan antara lain:

Keterangan umum desa/kelurahan,

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 5

Kependudukan dan ketenagakerjaan,

Perumahan dan lingkungan hidup,

Bencana alam dan mitigasi bencana alam,

Pendidikan dan kesehatan,

Sosial budaya,

Hiburan dan olahraga,

Angkutan, komunikasi, dan informasi,

Penggunaan lahan,

Ekonomi,

Keamanan,

Program pemberdayaan masyarakat,

Otonomi dan keterangan pemerintah desa/kelurahan.

Sejak tahun 2008, kuesioner Podes desa terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu bagian Inti (Kor)

dan bagian Modul. Pertanyaan-pertanyaan Kor akan ditanyakan pada setiap Podes, sedangkan

pertanyaan-pertanyaan Modul disesuaikan dengan kebutuhan sensus tertentu. Dalam

kuesioner PODES2014-DESA, pertanyaan terkait modul ekonomi sudah masuk dalam bagian inti

(Kor), sehingga pertanyaan modul tidak dipisahkan secara khusus. Khusus untuk Provinsi

Sumatera Barat, Nagari dan Jorong akan didata menggunakan kuesioner PODES2014-NAGARI

dan PODES2014JORONG.

2. Potensi Kecamatan dikumpulkan menggunakan kuesioner PODES2014-KEC.

Kuesioner ini memuat pertanyaan untuk mengumpulkan data yang dianggap lebih

relevan ditanyakan di tingkat kecamatan, karena keberadaan datanya di desa masih terbatas

atau karena ketersediaan datanya di tingkat kecamatan lebih lengkap dibandingkan jika

dikumpulkan dari setiap desa. Kuesioner ini memuat pertanyaanpertanyaan antara lain:

Keterangan umum kecamatan,

Fasilitas perlindungan sosial,

Keamanan,

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 6

Situs/bangunan bersejarah,

Daya tarik wisata,

Sarana transportasi dan ekonomi,

Lembaga non Profit

Antisipasi/mitigasi bencana alam dan pelestarian lingkungan, dan

Keterangan aparatur kecamatan.

3. Potensi Kabupaten/Kota dikumpulkan menggunakan kuesioner PODES2014KAB/ KOTA.

Pertanyaan yang terdapat pada kuesioner ini dimaksudkan untuk mengumpulkan

data yang lebih relevan ditanyakan di tingkat kabupaten/kota. Kuesioner ini memuat

pertanyaan-pertanyaan antara lain:

Keterangan umum kabupaten/kota

Pertambangan,

Industri,

Perhubungan,

Politik, keamanan, dan kerawanan,

Antisipasi/mitigasi bencana alam,

Keterangan aparatur pemerintah kabupaten/kota.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan kepala desa/aparat desa.

Wawancara juga dilakukan dengan petugas pada instansi terkait bagi beberapa data tertentu.

Dengan demikian, klarifikasi lebih jauh dapat dilakukan dan waktu untuk pengumpulan data

menjadi lebih singkat.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 7

1.7 Sistematika Penyajian

Buku publikasi ini disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta ulasan sederhana yang

diharapkan mudah untuk dipahami pembaca. Dalam penyajiannya, buku ini terbagi menjadi

13 bab sebagai berikut:

Bab 1. Pendahuluan memberikan ulasan mengenai gambaran umum Pendataan

Potensi Desa 2014, tujuan, landasan hukum, cakupan wilayah, jenis data yang

dikumpulkan, dan metode pengumpulan data.

Bab 2. Keterangan Umum Desa, berisi penjelasan tentang luas kabupaten, keterangan

topografi wilayah, batas-batas wilayah , ketinggian wilayah, lokasi desa

terhadap lautdan hutan, keberadaan Badan Permusyawaratan Desa/Lembaga

Musyawarah Kelurahan.

Bab 3. Ketenagakerjaan, memuat informasi mengenai mata pencaharian utama

sebagian besar penduduk desa san keberadaan produk unggulan desa.

Bab 4. Perumahan dan Lingkungan Hidup, berisi ulasan mengenai listrik, tempat

buang air sebagian besar penduduk, tempat pembuangan sampah, saluran

pembuangan limbah cair, sumber air minum, sumber air untuk mandi/cuci,

keberadaaan dan pemanfaatan sungai dan danau/waduk/situ/bendungan,

keberadaan permukiman kumuh, serta pencemaran air, tanah, dan udara.

Bab 5. Bencana Alam dan Mitigasi bencana, memberikan informasi mengenai

terjadinya bencana alam, potensi bencana alam, ketersediaan fasilitas antisipasi

bencana, serta banyaknya korban bencana alam.

Bab 6. Pendidikan dan Kesehatan, memuat ringkasan keterangan jumlah sekolah,

jumlah lembaga pendidikan formal dan non formal, keberadaan kegiatan

pendidikan pra sekolah, ketersediaan Taman Baca Masyarakat, ketersediaan

program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, ketersediaan fasilitas

kesehatan, keberadaan tenaga kesehatan di desa/kelurahan, serta Kejadian

Luar Biasa yang pernah terjadi di Kabupaten Buleleng.

Bab 7. Sosial Budaya, berisi penjelasan mengenai agama dan suku penduduk Buleleng

serta beberapa budaya/adat/kebiasaan yang dilakukan masyarakat Buleleng.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 8

Bab 8. Hiburan dan Olahraga, memuat keterangan tentang keberadaan ruang terbuka

umum, fasilitas bioskop, karaoke, dan fasilitas olahraga.

Bab 9. Angkutan, Komunikasi, dan Informasi, memberikan keterangan tentang sarana

prasarana transportasi, kondisi jalan, ketersediaan angkutan umum, jarak

desa/kelurahan ke pusat administrasi, kualitas sarana komunikasi, serta

keberadaan warung internet.

Bab 10. Penggunaan Lahan, berisi ringkasan mengenai penggunaan lahan

desa/kelurahan, proporsi lahan pertanian dan lahan non pertanian, serta

perubahan/konversi penggunaan lahan.

Bab 11. Ekonomi, memuat uraian singkat mengenai kondisi aktifitas ekonomi

desa/kelurahan yang digambarkan melalui data keberadaan pasar dan

ketersediaan fasilitas Kredit bagi masyarakat.

Bab 12. Kemanan, memberikan gambaran mengenai upaya masyarakat desa/kelurahan

untuk menjamin keamanaan warga di lingkungannya.

Bab 13. Pemberdayaan Masyarakat, memuat ulasan tentang program pemberdayaan

masyarakat yang terdiri dari program pembangunan/perbaikan infrastruktur

lingkungan dan program peningkatan kapasitas perekonomian dan Sumber

Daya Manusia.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 9

2 Keterangan Umum Desa

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 10

2. KETERANGAN UMUM DESA

Kabupaten Buleleng sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Bali, merupakan kabupa-

ten dengan luas wilayah terbesar yang membentang dari ujung barat hingga ujung timur

wilayah Bali Utara.

Kabupaten Buleleng yang beribukota di Kota Singaraja, memiliki wilayah seluas 136.588

hektar atau hampir seperempat dari luas keseluruhan daratan Pulau Bali. Dengan garis pantai

sepanjang 157,05 km2, Kabupaten Buleleng menguasai hampir sepertiga panjang garis pantai

Pulau Bali.

Secara gerografis, Kabupaten Buleleng terletak pada posisi 8o03’40” - 8o23’00” lintang

selatan dan 114o25’55” - 115o27’28” bujur timur. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten

Buleleng adalah sebagai berikut :

Barat : Kab. Jembrana

timur : Kab. Karangasem

Utara : Laut Jawa/Bali

selatan : Kab. Tabanan, Badung,

Bangli, Jembrana

Jika dilihat dari segi topografi wilayahnya, 68 persen wilayah Kabupaten Buleleng berada di

daerah dataran, 28 persen terletak di daerah lereng/puncak gunung, dan 4 persen sisanya

terletak di daerah lembah sebagaimana tergambar pada grafik dibawah ini:

Grafik 1.

Jumlah Desa menurut Topografi Wilayah

Sumber : Potensi Desa, 2014

43 desa

6 desa 99 desa

Lereng/puncak Lembah Dataran

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 11

Sebanyak 52 desa (35 persen) dari desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Buleleng

merupakan desa/kelurahan pesisir karena berbatasan langsung dengan pantai. Dengan kata

lain, setengah dari desa/kelurahan yang berada di daerah dataran, tergolong desa/kelurahan

pesisir.

Grafik 2.

Persentase desa yang berbatasan langsung dengan laut

Grafik 3.

Persentase Desa Pesisir dan Desa Bukan Pesisir menurut Kecamatan

Sumber : Potensi Desa, 2014

Apabila dilihat dari persebarannya secara persentase, Kecamatan Tejakula merupakan

kecamatan dengan persentase desa pesisir paling besar, dimana 90 persen desa yang ada di

kecamatan tersebut adalah desa pesisir. Adapun secara jumlah, Kecamatan Gerokgak dan

Kecamatan Buleleng merupakan kecamatan dengan desa pesisir terbanyak, yakni masing-

masing ada 12 desa/kelurahan. Tidak semua kecamatan memiliki desa yang berbatasan

35.14 %

64.86 %

Pesisir Bukan Pesisir

Sumber : Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 12

langsung dengan laut. Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Sukasada meupakan 2 kecamatan

yang tidak memiliki desa pesisir karena seluruh desa/kelurahan yang ada di kecamatan tersebut

tidak berbatasan dengan laut.

Tabel 1.

Jumlah desa menurut Pemanfaatan Laut

Kecamatan

Pemanfaatan laut

Perikanan tangkap

Perikanan Budidaya

Tambak Garam

Wisata Bahari

Transportasi umum

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

GEROKGAK 12 12 1 3 3

SERIRIT 9 3 0 1 0

BANJAR 4 0 0 1 0

BULELENG 12 1 0 5 0

SAWAN 4 0 0 0 0

KUBUTAMBAHAN 2 0 0 1 0

TEJAKULA 9 3 0 1 0

Total 52 19 1 12 3

Sumber: Potensi Desa, 2014

Seluruh desa yang menguasai wilayah laut, memanfaatkan sumber daya laut untuk

kegiatan perikanan tangkap. Hanya terdapat 1 desa yang memanfaatkan sumberdaya lautnya

untuk kegiatan tambak garam, yakni di Kecamatan Gerokgak. Pemanfaatan laut sebagai objek

wisata bahari terbanyak berada di Kecamatan Buleleng, dimana laut di 5 desa dijadikan tempat

wisata. Di Kecamatan Gerokgak, tiga desa pesisir memanfatkan laut sebagai jalur transportasi

umum.

hanya 4 desa dari 52 desa pesisir yang masih memiliki hutan mangrove. Hutan tersebut meupakan

hutan yang selamat dari kerusakan mangrove yang akhir-akhir ini terjadi di Buleleng, bukan akibat

faktor alam ataupun hama, melainkan karena ulah manusia.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 13

Grafik 4.

Keberadaan Desa/Kelurahan di Kabupaten Buleleng

Menurut Ketinggian Kantor Kepala Desa/Lurah

Sumber: Potensi Desa, 2014

Kantor desa/lurah yang letaknya paling tinggi di Kabupaten Buleleng terletak di Kecamatan

Sukasada dengan ketinggian 1396 m diatas permukaan air laut, sedangkan yang letaknya paling

rendah terletak di Kecamatan Banjar yang hanya berjarak 6 m diatas permukaan air laut.

Jika dilihat dari lokasi desa terhadap hutan, sebagian besar desa di Kabupaten Buleleng

berada diluar hutan. Sebanyak 34 desa di Kabupaten Buleleng berada di tepi/sekitar hutan.

Hutan-hutan yang berada di 34 desa tersebut, sebanyak 94,11 persen memanfaatkan sebagian

besar hutan sebagai hutan konservasi atau hutan lindung. Sedangkan sisanya, terdapat 2 desa

yang memanfaatkan sebagian besar hutannya sebagai hutan produksi, yakni di Kecamatan

Sawan dan Kecamatan Gerokgak.

1396 1259

774 731 700 637

363 224

48 72 10 6

262

18 20 14 9 10

Ketinggian kantor kepala desa/lurah tertinggi (mdpl)

Ketinggian kantor kepala desa/lurah terendah (mdpl)

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 14

Grafik 5.

Jumlah Desa menurut Lokasi Desa terhadap Hutan serta Fungsi Hutan

Sumber : Potensi Desa, 2014

Di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, terdapat obyek wisata Taman Nasional Bali Barat

(TNBB) yang merupakan habitat asli jalak putih yang tidak dapat dijumpai di tempat lalin di dunia .

Wilayah TNBB ini tebentang melewati garis batas kabupaten, yakni sebagian besar di Kab. Buleleng dan

sebagian sisanya berada di wilayah Kabupaten Jembrana.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 15

Secara administratif, terdapat 129 desa dan 19 kelurahan di Kabupaten Buleleng. Seluruh

desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng memiliki Badan Permusyawaratan Desa/Lembaga

Musyawarah Kelurahan kecuali Kelurahan Banjar Bali di Kecamatan Buleleng .

Tabel 2.

Banyaknya Wilayah Menurut Kecamatan dan Tingkatan Administrasi Pemerintahan dan

Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa / Lembaga Musyawarah Kelurahan

Kecamatan

Desa/Kelurahan/Lainnya

Jumlah Desa Kelurahan

Keberadaan BPD / LMK Keberadaan BPD / LMK

Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Gerokgak 14 0 0 0 14

Seririt 20 1 1 0 21

Busungbiu 15 0 0 0 15

Banjar 17 0 0 0 17

Sukasada 14 1 1 0 15

Buleleng 12 17 16 1 29

Sawan 14 0 0 0 14

Kubutambahan 13 0 0 0 13

Tejakula 10 0 0 0 10

TOTAL 129 19 18 1 148

Sumber: Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 16

3 Ketenagakerjaan

Petani Anggur di Kecamatan Gerokgak, wilayah barat Kabupaten Buleleng

Membuat kerajinan wayang kaca di Kecamatan Buleleng bagian selatan

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 17

3. KETENAGAKERJAAN

Sebanyak 73,65 persen desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng merupakan desa/kelurahan

yang sebagian besar penduduknya memperoleh penghasilan utama dari kegiatan pertanian.

Sementara sisanya (26,35 persen) atau sebanyak 39 desa, sumber penghasilan utama penduduk

berasal dari selain sektor pertanian. Apabila dirinci menurut subsektor pertanian, subsektor

tanaman pangan masih menjadi primadona (58 desa/kelurahan), disusul subsektor perkebunan

(46 desa/kelurahan), dan sisanya 5 desa/kelurahan menjadikan subsektor peternakan sebagai

sumber penghasilan utama penduduknya

Di Kabupaten Buleleng terdapat 1 desa di Kecamatan Banjar yang sebagian besar

penghasilan penduduk berasal dari kegiatan industri pengolahan. Kegiatan industri rumah

tangga yang dilakukan pada umumnya adalah kerajinan anyaman bambu diantaranya

pembuatan sokasi, keben, dan tempeh.

Selain sektor pertanian, sektor perdagangan dan jasa juga menjadi kegiatan yang banyak

dilakukan dan menjadi sumber penghasilan utama penduduk di beberapa desa. Terdapat 25

desa/kelurahan yang sumber penghasilan utama penduduknya berasal dari kegiatan jasa

terutama di wilayah Kota Singaraja atau di Kecamatan Buleleng. Selain sektor jasa, terdapat 11

desa/kelurahan di Kecamatan Buleleng mengandalkan kegiatan perdagangan sebagai sumber

penghasilan penduduk. Sektor perdagangan juga menjadi sumber penghasilan utama di 5

desa/kelurahan di Kecamatan Seririt.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 18

Tabel 3.

Banyaknya Desa menurut Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar penduduk

Sumber : Potensi Desa, 2014

Sektor usaha pertanian memang dominan di masyarakat, terutama di wilayah perdesaan.

Tidak sedikit petani yang masih bertahan di tengah berbagai kendala dalam menjalankan usaha

pertaniannya, baik pada proses produksi maupun pada proses pemasaran, terutama terkait

harga jual hasil panen yang tidak menentu. Salah satu kendala yang juga masih harus dihadapi

petani saat ini adalah ketersediaan infrastruktur yang menunjang perkembangan usaha petani.

Diantara 109 desa yang sumber penghasilan utama penduduknya dari sektor pertanian,

para petani di 18 desa harus melalui jalan tanah untuk mengangkut hasil panennya dari sentra

produksi/lahan pertanian ke jalan utama desa. Sebagian besar desa tersebut berada di

Kecamatan Kubutambahan (7 desa) dan Kecamatan Sawan (6 desa). Peningkatan sarana dan

infrastruktur penunjang kegiatan pertanian masih dirasa perlu mengingat sektor ini masih

menjadi penopang hidup penduduk di desa-desa tersebut.

Kecamatan

Sumber Penghasilan Utama

Pertanian Pertamban

gan dan Penggalian

Industri Pengolah

an

Perdagangan Besar /

Eceran

Angkutan, Pergudangan,Komuni

kasi

Jasa Lainnya Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Gerokgak 13 0 0 0 0 0 1 14

Seririt 14 0 0 5 0 2 0 21

Busungbiu 15 0 0 0 0 0 0 15

Banjar 14 0 1 0 0 2 0 17

Sukasada 14 0 0 0 0 1 0 15

Buleleng 6 0 0 6 0 16 1 29

Sawan 11 0 0 0 0 3 0 14

Kubutambahan 12 0 0 0 0 1 0 13

Tejakula 10 0 0 0 0 0 0 10

TOTAL 109 0 1 11 0 25 2 148

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 19

Dewasa ini, keberadaan produk unggulan desa semakin dikembangkan mengingat

kepentingannya sebagai potensi ekonomi desa. Bahkan dalam perkembangannya, pemerintah

juga menggalakkan program one village one product yang diharapkan mampu menjadi

trademark tersendiri untuk masing-masing desa. Di Kabupaten Buleleng, baru terdapat 54

desa/kelurahan yang sudah memiliki produk unggulan, sedangkan 94 sisanya tidak memiliki

produk unggulan.

Tabel 4. Keberadaan Produk Unggulan Desa dirinci menurut Kecamatan

Kecamatan

Keberadaan Produk Unggulan Produk Unggulan

Ada

Tidak Ada

(1) (2 (3) (4)

Gerokgak 0 14 -

Seririt 4 17 Buah Durian, Kerajinan perak, dan Anggur

Busungbiu 5 10 Kopi

Banjar 7 10 Kopi, Cengkeh, Anggur, Jeruk, Gula aren, dan Anyaman bambu

Sukasada 3 12 Stroberi, Gula Aren, dan Kapuk

Buleleng 9 20 Kawasan Wisata Lovina, Bokor, Jamu, Gerabah, kain songket, Dodol dan Belayag, Dulang dan perhiasan perak, Wayang kaca.

Sawan 10 4 Cengkeh, Beras Sudaji, Gong gamelan, Bokor alumunium, Tempe/tahu, Sudang lepet dan kerupuk kulit

Kubutambahan 7 6 Cengkeh, kerajinan ingka, padi, kuni, dan dodol

Tejakula 9 1 Cengkeh dan kakao, jagung dan sapi bali, Jeruk dan kelapa, ayam aduan /betet, ukiran pasir laut, Rambutan, Gula aren dan tuak.

Sumber: Potensi Desa 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 20

4 Perumahan dan Lingkungan Hidup

Perumahan yang semakin berkembang di kawasan Kabupaten Buleleng

Pencemaran air sungai di willayah Kecamatan Sukasada

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 21

4. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Listrik merupakan salah satu aspek penting penunjang keberlangsungan hidup manusia.

Sejak tahun 2011, seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng sudah terjangkau oleh listrik.

Sebagian besar kebutuhan listrik di Kabupaten Buleleng dipenuhi oleh Perusahaan Listrik

Negara, sebagian kecil disuplai oleh listrik dari PLTU Celukan Bawang di Kecamatan Gerokgak.

Grafik 6. Bahan bakar untuk memasak yang digunakan oleh sebagian besar keluarga

Sumber: Potensi Desa, 2014

Di Kabupaten Buleleng, sebagian besar penduduk di 118 desa/kelurahan (79,73 persen

dari jumlah desa/kelurahan) menggunakan LPG sebagai bahan utama untuk memasak.

Sedangkan di 30 desa/kelurahan lainnya, sebagian besar penduduk masih menggunakan kayu

bakar untuk memasak. Desa-desa yang mayoritas penduduknya masih menggunakan bahan

bakar kayu terdapat di Kecamatan Kubutambahan, Sukasada, dan Busungbiu. Masyarakat di

desa-desa tersebut pada umumnya lebih memilih kayu bakar untuk bahan bakar memasak

karena ketersediaan kayu di hutan-hutan yang berada di desa tersebut masih banyak dan

mereka tidak perlu membeli untuk mendapatkannya.

Untuk tempat buang air besar, sebagian besar warga menggunakan jamban sendir i di

masing-masing rumahnya. Namun dari hasil pendataan Potensi Desa 2014, masih dijumpai 1

0% 20% 40% 60% 80% 100%

GEROKGAK

SERIRIT

BUSUNGBIU

BANJAR

SUKASADA

BULELENG

SAWAN

KUBUTAMBAHAN

TEJAKULA

11

20

10

13

10

27

11

7

9

3

1

5

4

5

2

3

6

1

LPG Kayu Bakar

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 22

desa yang sebagian besar warganya menggunakan jamban bersama, yakni Di Kecamatan

Banjar. Selain itu, terdapat 3 desa yang sebagian besar penduduknya menggunakan fasilitas

selain jamban untuk buang air besar, yakni di Kecamatan Busungbiu, Kecamatan Banjar, dan

Kecamatan Kubutambahan.

Tabel 5. Banyaknya Desa menurut Tempat Buang Air Besar Sebagian Besar Keluarga

Kecamatan Jamban

sendiri

Jamban

bersama

Jamban

Umum

Bukan

jamban Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

GEROKGAK 14 0 0 0 14

SERIRIT 21 0 0 0 21

BUSUNGBIU 14 0 0 1 15

BANJAR 15 1 0 1 17

SUKASADA 15 0 0 0 15

BULELENG 29 0 0 0 29

SAWAN 14 0 0 0 14

KUBUTAMBAHAN 12 0 0 1 13

TEJAKULA 10 0 0 0 10

Total 144 1 0 3 148

Sumber: Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 23

Tabel 6.

Banyaknya Desa menurut Tempat Buang sampah Sebagian Besar Keluarga

Kecamatan Tempat sampah,

kemudian diangkut

Dalam lubang atau dibakar

Sungai/saluran irigasi/danau/

laut lainnya Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

GEROKGAK 2 9 0 3 14

SERIRIT 6 10 3 2 21

BUSUNGBIU 7 4 0 4 15

BANJAR 3 4 0 10 17

SUKASADA 5 6 0 4 15

BULELENG 24 3 0 2 29

SAWAN 8 0 1 5 14

KUBUTAMBAHAN 4 1 0 8 13

TEJAKULA 4 0 0 6 10

Total 63 37 4 44 148

Sumber: Potensi Desa, 2014

Tabel 7.

Banyaknya Desa menurut Tempat/saluran pembuangan limbah Cair / Air Kotor Sebagian

Besar Keluarga

Kecamatan Lubang

Resapan

Drainase (got/

selokan)

Sungai/ saluran irigasi/

danau/ laut

dalam lubang/tanah

terbuka lainnya Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

GEROKGAK 4 1 0 9 0 14

SERIRIT 6 11 0 4 0 21

BUSUNGBIU 1 11 1 1 1 15

BANJAR 0 5 1 3 8 17

BULELENG 8 21 0 0 0 29

SUKASADA 7 6 1 1 0 15

SAWAN 0 9 0 3 2 14

KUBUTAMBAHAN 3 6 0 3 1 13

TEJAKULA 1 9 0 0 0 10

Total 30 79 3 24 12 148

Sumber: Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 24

Tabel 8.

Banyaknya Desa menurut Sumber Air Minum Sebagian Besar Keluarga

Kecamatan Air

Kemasan

Ledeng dengan

meteran (PAM/PDAM)

Ledeng tanpa

meteran

sumur bor atau

pompa

sumur mata

air

Sungai/ danau/ kolam

Air Hujan

Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

GEROKGAK 0 1 0 0 5 8 0 0 14

SERIRIT 0 17 0 0 2 2 0 0 21

BUSUNGBIU 0 3 0 0 1 11 0 0 15

BANJAR 0 2 0 1 1 13 0 0 17

SUKASADA 0 2 0 0 0 13 0 0 15

BULELENG 0 22 0 0 0 7 0 0 29

SAWAN 0 3 0 0 0 11 0 0 14

KUBUTAMBAHAN 0 4 0 0 0 9 0 0 13

TEJAKULA 0 3 0 2 0 5 0 0 10

Total 0 57 0 3 9 79 0 0 148

Sumber: Potensi Desa, 2014

Tabel 9.

Banyaknya Desa menurut Sumber Air untuk Mandi/Cuci Sebagian Besar Keluarga

Kecamatan

Ledeng dengan

meteran (PAM/PDAM)

Ledeng tanpa

meteran

sumur bor atau

pompa Sumur

Mata Air

Sungai/ danau/ kolam

Air Hujan

Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

GEROKGAK 1 0 1 9 3 0 0 14

SERIRIT 17 0 0 2 2 0 0 21

BUSUNGBIU 3 0 0 1 11 0 0 15

BANJAR 3 0 1 1 12 0 0 17

SUKASADA 2 0 0 0 13 0 0 15

BULELENG 22 0 0 0 7 0 0 29

SAWAN 4 0 0 0 10 0 0 14

KUBUTAMBAHAN 4 0 0 0 9 0 0 13

TEJAKULA 3 0 2 0 5 0 0 10

Total 59 0 4 13 72 0 0 148

Sumber: Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 25

Dari 148 desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng, hanya 21 desa/kelurahan saja yang

tidak terlewati aliran sungai. Dengan kata lain, sungai yang ada di Kabupaten Buleleng ini sudah

mengaliri lebih dari 80 persen wilayah daratannya. Sebagian besar sungai tersebut

dimanfaatkan untuk mandi atau cuci oleh para warga. Selain untuk mandi atau cuci, tidak

sedikit pula yang memanfaatkan aliran sungai ini untuk keperluan pengairan/irigasi.

Pemanfaatan aliran sungai untuk pembangkit listrik dilakukan oleh masyarakat di 5 desa, yakni

di Kecamatan Sukasada, Banjar, Sawan, dan Kubutambahan.

Meskipun sebagian besar sungai di Kabupaten Buleleng telah dimanfaatkan dengan

baik, masih ada beberapa sungai yang tercemar oleh limbah baik dari proses industri maupun

pabrik yang terdapat di desa tempat sungai itu mengalir. Terdapat 6 desa yang mengalami

pencemaran air akibat limbah pabrik/industri/usaha yakni di Kecamatan Gerokgak, Seririt,

Sawan, dan 3 desa di Kecamatan Buleleng. Hal ini sangat disayangkan mengingat di beberapa

desa tersebut air sungai dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan. Pencemaran sungai yang

terjadi dapat berakibat buruk bagi ekosistem ikan serta keberlanjutan kegiatan perikanan di

desa-desa tersebut.

Terdapat 4 danau/waduk/situ/bendungan di Kabupaten Buleleng, yakni di Kecamatan

Gerokgak, Busungbiu, Banjar, dan Sukasada. Diantara keempat danau/waduk/situ/bendungan

tersebut, Danau Tamblingan di Desa Munduk dan Danau Buyan yang berada di Desa Pancasari

dimanfaatkan sebagai obyek wisata lokal yang cukup banyak menarik minat wisatawan untuk

berkunjung dan menikmati keindahan panorama alamnya yang masih asri. Selain itu,

bendungan yang terdapat di Kecamatan Gerokgak juga memiliki potensi yang cukup besar

sebagai obyek wisata baik untuk wisata memancing ikan ataupun untuk menikmati keindahan

alamnya.

Selain dimanfaatkan sebagai lokasi wisata, beberapa danau/waduk/situ/bendungan

tersebut juga dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perikanan oleh warga. Sebagian

kebutuhan air untuk pengairan lahan (irigasi) warga juga dicukupi dari sumber-sumber air

tersebut.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 26

Permukiman kumuh biasanya menjamur di wilayah kota besar dimana pembangunan

yang terjadi begitu timpang sehingga orang-orang yang tidak mampu menjangkau harga

pemenuhan kebutuhan papan atau tempat tinggal. Namun, fenomena ini ternyata sudah mulai

muncul di Buleleng. Dari hasil pendataan Potensi Desa tahun 2014 dijumpai 2 desa/kelurahan

yang memiliki wilayah permukiman kumuh, yakni sekitar 74 bangunan berada di Kecamatan

Seririt dan 65 bangunan di Kecamatan Buleleng.

Daerah permukiman kumuh rawan terhadap pencemaran, baik udara maupun air.

Namun demikian, kualitas air , udara, dan tanah di wilayah Kabupaten Buleleng relatif masih

tergolong baik. Pencemaran terhadap sumber daya tanah sangat tidak baik dan bahkan

berdampak buruk terhadap ekosistem tumbuh-tumbuhan sehingga mengganggu kegiatan

pertanian. Di Kabupaten Buleleng kualitas sumberdaya tanah hingga saat ini masih bisa terjaga

dengan baik sehingga tidak tercatat ada desa/kelurahan yang mengalami pencemaran tanah.

Pencemaran udara atau polusi udara terjadi akibat kehadiran satu atau lebih substansi

fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan

manusia, hewan, dan tumbuhan serta ekosistemnya. Di Kabupaten Buleleng terdapat 6

desa/kelurahan yang mengalami pencemaran udara pada periode tahun 2013-2014 dan 3

diantaranya berada di Kecamatan Sawan. Pencemaran udara yang terjadi di desa-desa tersebut

diantaranya berasal dari kegiatan bongkar muat semen, limbah rumah sakit, dan kegiatan

peternakan baik unggas maupun babi. Pencemaran udara tersebut jika tidak segera ditangani

sedini mungkin akan dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan warga desa,

Danau Buyan

Bendungan Gerokgak

Danau Tamblingan

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 27

terutama yang tinggal di sekitar pusat kegiatan sumber pencemaran.

Wilayah Kabupaten Buleleng yang berdekatan dengan daerah pegunungan masih

sangat memungkinkan mendapatkan pasokan air bersih yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan warganya. Meskipun demikian, masih terdapat wilayah-wilayah yang mengalami

pencemaran air baik akibat limbah rumah tangga, kotoran ternak, ataupun limbah dari kegiatan

penyulingan minyak cengkeh. Terdapat 8 desa/kelurahan yang mengalami pencemaran air, 4

diantaranya merupakan daerah perkotaan dan 4 sisanya merupakan daerah perdesaan.

Tabel 10.

Banyaknya Desa yang Mengalami Pencemaran Air Menurut Sumber dan Pengaduan ke

Aparat Desa/Kelurahan

Sumber : Potensi Desa, 2014

Kecamatan

Jumlah Desa yang

Mengalami Pencemaran

Air

Sumber Pencemaran Pengaduan ke Aparat Desa/Kelurahan

Rumah Tangga

Pabrik Lainnya Ada Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Gerokgak 1 0 0 1 0 1

Seririt 1 1 0 0 1 0

Busungbiu 0 0 0 0 0 0

Banjar 0 0 0 0 0 0

Sukasada 1 1 0 0 1 0

Buleleng 4 3 0 1 0 4

Sawan 1 0 0 1 1 0

Kubutambahan 0 0 0 0 0 0

Tejakula 0 0 0 0 0 0

TOTAL 8 5 0 3 3 5

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 28

5 Bencana Alam dan Mitigasi Bencana

Tanah Longsor yang terjadi di wilayah pegunungan Kecamatan Sukasada

Papan peringatan dipasang di daerah rawan bencana di Kec. Sukasada,

Busungbiu, dan Kubutambahan

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 29

5. BENCANA ALAM DAN MITIGASI BENCANA

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, bencana alam yang paling sering terjadi di

Kabupaten Buleleng adalah bencana tanah longsor. Struktur tanah sebagian wilayah Kabupaten

Buleleng yang berada di gunung atau lereng gunung memicu tingginya potensi tanah longsor

bila musim hujan tiba. Bencana gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan kekeringan tidak

dialami penduduk Kabupaten Buleleng sejak tahun 2011 lalu.

Grafik 7.

Banyaknya desa yang mengalami bencana alam selama tiga tahun terakhir

Sumber: Potensi Desa, 2014

Sumber: Potensi Desa, 2014

Menurut pengakuan masyarakat, hanya sebagian kecil saja desa/kelurahan yang

berpotensi terhadap bencana. Oleh karena itulah, sistem peringatan dini maupun fasilitas

antisipasi bencana tidak terlalu banyak.

Grafik 8.

Jumlah Desa/kelurahan yang Memiliki Fasilitas Antisipasi/Mitigasi Bencana Alam

Sumber: Potensi Desa 2014

25

1 1 4

dari 148 desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng:

memiliki Sistem Peringatan Dini Bencana Alam

memiliki Sistem Peringatan Dini

Tsunami

memiliki Perlengkapan Keselamatan

memiliki Jalur Evakuasi

25

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 30

Diantara beberapa kejadian bencana alam tanah longsor yang terjadi di Kabupaten

Buleleng mengakibatkan meninggalnya 9 warga yang berada di Kecamatan Kubutambahan,

Sukasada, dan Sawan. Sedangkan untuk kejadian bencana alam yang lain tidak sampai

mengakibatkan adanya korban jiwa. Namun demikian, hal ini perlu diperhatikan untuk

memberikan peringatan kepada warga agar selalu waspada terhadap segala jenis bencana alam

yang berpotensi terjadi di lingkungan sekitarnya.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 31

6 Pendidikan dan Kesehatan

Gebyar Posyandu Paripurna Balita dan Lansi di Kecamatan Tejakula

Kegiatan Keberaksaraan untuk memberantas buta aksara di

Kabupaten Buleleng

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 32

6. PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

Pendidikan dan kesehatan merupakan unsur kunci dalam membangkitkan potensi di suatu

wilayah, baik dari tingkat desa hingga tingkat nasional. Selain itu, aspek pendidikan dan

kesehatan juga merupakan aspek pokok yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam

membangun dan memberdayakan masyarakat desa. Ketersediaan fasilitas, sarana dan

prasarana pendidikan dan kesehatan akan sangat menunjang perkembangan aktifitas

masyarakat desa.

Pada aspek pendidikan, jumlah sekolah yang menjangkau hingga ke seluruh desa menjadi

target penting dalam upaya meningkatkan partisipasi sekolah anak. Hal ini mengingat bahwa

masih ada fenomena drop out di Kabupaten Buleleng pada tahun 2014 (berdasarkan hasil

Susenas 2013). Meskipun fenomena tersebut mungkin tidak secara langsung disebabkan oleh

kurangnya fasilitas sekolah, namun angka putus sekolah dinilai akan dapat berkurang apabila

fasilitas sekolah tersedia yang secara lengkap di semua jenjang dapat menjangkau seluruh

wilayah Kabupaten Buleleng, baik perkotaan maupun perdesaan. Sebagian besar sekolah yang

berada di Kabupaten Buleleng adalah sekolah yang dikelola oleh negara.

Grafik 9.

Jumlah seluruh sekolah di Kabupaten Buleleng menurut Pengelola (negeri/swasta)

Sumber: Potensi Desa, 2014

567 sekolah NEGERI

318 sekolah SWASTA

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 33

Tabel 11.

Banyaknya Lembaga Pendidikan menurut Jenjang dan Kecamatan

Kecamatan

TK/RA/BA SD/ MI SMP/ MTs SMU/ MA SMK

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Gerokgak 1 28 46 12 6 5 3 3 0 3

Seririt 1 26 50 4 6 3 1 3 2 1

Busungbiu 1 16 46 0 5 1 2 0 0 0

Banjar 1 18 59 1 7 0 3 0 0 0

Sukasada 0 25 56 4 5 6 1 4 1 1

Buleleng 1 56 77 7 7 12 6 8 3 8

Sawan 0 20 48 0 6 2 1 1 1 2

Kubutambahan 0 17 46 0 7 0 1 1 0 1

Tejakula 1 11 48 0 6 0 2 1 1 0

TOTAL 6 217 476 28 55 29 20 21 8 16

Sumber: Potensi Desa, 2014

Selain ketersediaan fasilitas sekolah, ketersediaan kegiatan pemberdayaan masyarakat

yang bersifat edukasi publik juga penting untuk menunjang kebutuhan pendidikan diluar

pendidikan formal. Sebanyak 92 desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng memiliki kegiatan

pemberantasan buta aksara/keaksaraan fungsional (KF). Diantara Sembilan kecamatan yang

ada di Kabupaten Buleleng, Kecamatan Busungbiu memiliki kegiatan pemberantasan buta

aksara yang paling sedikit, dimana dari 15 desa hanya 5 desa saja yang melakukan kegiatan

tersebut.

Ketersediaan kegiatan paket A/B/C juga telah tersebar di setiap kecamatan di Kabupaten

Buleleng kecuali Kecamatan Busungbiu yang sama sekali tidak memiliki fasilitas paket A/B/C .

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 34

Grafik 10.

Banyaknya Desa yang Menyelenggrakan Kegiatan Pendidikan Paket A/B/C Tahun 2013

Sumber: Potensi Desa, 2014

Program pendidikan seperti program paket A/B/C ini dapat memperbesar peluang bagi

mereka yang umurnya telah melebihi batas umur mengikuti program pendidikan formal,

namun masih memiliki keinginan belajar. Selain dapat mengatasi kendala waktu, ketersediaan

fasilitas program paket A/B/C juga dapat mengatasi kendala biaya karena biaya bersekolah di

program paket jauh lebih murah dibandingkan biaya sekolah di sekolah formal.

Dewasa ini, program pendidikan prasekolah semakin ditingkatkan oleh pemerintah. Anak-

anak yang mengikuti pendidikan pra sekolah dinilai lebih siap untuk menerima pembelajaran

pada jenjang sekolah formal yang ada. Oleh karena itulah, ketersediaan fasilitas kegiatan

pendidikan pra sekolah seperti Taman Kanak-Kanak (TK), PAUD, Taman Bermain (play group),

maupun Tempat Penitipan Anak sangat penting untuk meningkatkan kesiapan sekolah anak

(school readiness).

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 35

Grafik 11.

Banyaknya Desa yang Menyelenggrakan Kegiatan Pendidikan Pra Sekolah

Sumber: Potensi Desa, 2014

Minat baca masyarakat saat ini masih tergolong rendah. Oleh karena itu, berbagai

terobosan diupayakan untuk mendongkrak minat baca masyarakat, salah satunya melalui

program pmbentukan Taman Baca Masyarakat (TMB). Di Kabupaten Buleleng, TMB telah

digalakkan sejak beberapa tahun lalu. Pada tahun 2014, menurut hasil pendataan Potensi Desa,

terdapat 47 desa yang telah memiliki fasilitas Taman Baca Masyarakat, sedangkan 101 desa

lainnya masih belum memiliki fasilitas tersebut.

Program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan lainnya adalah program

pendidikan keterampilan yang salah satunya dapat berupa kursus. Di Kabupaten Buleleng,

lembaga kursus hanya terpusat di wilayah sekitar Kota Singaraja. Dari 148 desa/kelurahan yang

ada, masih ada 111 (75 persen) desa/kelurahan yang sama sekali tidak memiliki lembaga

pendidikan keterampilan seperti kursus bahasa asing, komputer, menjahit, kecantikan, montir,

dsb.

Pembangunan di bidang kesehatan dalam upaya peningkatan kesejahteraan desa sudah

pasti menjadi perhatian utama. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dengan kondisi tubuh

yang sehat, masyarakat dapat melakukan aktifitas dengan maksimal sehingga produktifitas juga

optimal. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang menjangkau hingga ke pelosok desa merupakan

salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil

pendataan Potensi Desa 2014, tersedia 5 rumah sakit di Kabupaten Buleleng yang sebagian

besar berada di Kecamatan Buleleng dan hanya 1 yang berada di luar Kecamatan Buleleng,

dari 148 desa/kelurahan di Kkabupaten Buleleng:

148

73

148

43

148

7

73 desa

memiliki Pos Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD)

43 desa

memiliki Kelompok

Bermain (play group)

7 desa

memiliki Tempat

Penitipan Anak

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 36

yakni di Kecamatan Seririt.

Fasilitas kesehatan yang telah tersedia di setiap desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng

hanyalah fasilitas Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Selain itu, fasilitas tempat praktek bidan

sudah hampir menjangkau semua desa/kelurahan dimana 125 desa (84 persen desa/kelurahan)

telah memiliki fasilitas tempat praktek bidan.

Grafik 12.

Banyaknya Desa menurut ketersediaan Fasilitas Kesehatan

Sumber: Potensi Desa, 2014

Terdapat 3 desa yang hanya memiliki 1 fasilitas kesehatan saja, yaitu hanya fasilitas

Posyandu. Ketiga desa tersebut berada di Kecamatan Seririt, Kematan Buleleng, dan Kecamatan

Sukasada. Meski demikian, warga ketiga desa/kelurahan tersebut merasa sangat mudah untuk

menjangkau fasilitas kesehatan yang berada di desa/kelurahan tetangga. Artinya, masyarakat di

desa/kelurahan tersebut merasakan kemudahan akses menuju ke fasilitas kesehatan. Namun,

di beberapa desa yang jaraknya cukup jauh dari pusat pemerintahan kecamatan kemudahan

akses menuju fasilitas kesehatan ini belum dapat dirasakan oleh masyarakatnya, seperti

beberapa desa terjauh di Kecamatan Tejakula dan Busungbiu.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 37

Grafik 13.

Banyaknya Desa menurut Keberadaan Tenaga Kesehatan yang tinggal/menetap di

desa/kelurahan

Sumber: Potensi Desa, 2014

Tampak pada grafik diatas bahwa tenaga bidan dan tenaga kesehatan lain (apoteker,

perawat, tenaga gizi, dll) sudah siap siaga di sebagian besar desa/kelurahan di Kabupaten

Buleleng. Sedangkan tenaga dokter, masih tergolong sedikit yang tinggal/menetap di desa.

Dokter gigi misalnya, hanya 16 desa saja yang terdapat dokter gigi yang tinggal/menetap di

desa/kelurahan, sedangkan 132 desa lainnya tidak memiliki dokter gigi. Keberadaan tenaga kesehatan

yang tinggal/menetap di desa merupakan suatu wujud kesiagaan tenaga kesehatan di desa apabila

sewaktu-waktu ada warga desa yang sakit dan membutuhkan pertolongan segera.

Dalam kurun waktu setahun terakhir ( April 2013—April 2014),

1. Kejadian Luar Biasa Muntaber pernah terjadi di 3 Desa di Kecamatan Tejakula

2. Kejadian Luar Biasa Demam bedarah terjadi di 12 desa/kelurahan, sebagian besar di Kec. Gerokgak

3. Kejadian Luar Biasa DPT (Difteri Pertusis Tetanus) terjadi di 1 desa di Kecamatan Tejakula

4. Kejadian Luar Biasa lainnya adalah akibat Rabies di 2 desa di Kecamatan Sawan

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 38

7 Sosial Budaya

Pertunjukan tarian budaya pada Festifal Endek Buleleng

Persembahyangan di Kabupaten Buleleng

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 39

7. SOSIAL BUDAYA

Pulau Bali biasa disebut dengan julukan Pulau Dewata karena kekayaan budaya dan adat

yang kental kentara di kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Budaya Bali yang lekat dengan

adat agama Hindu merupakan warisan budaya yang dipertahankan dengan kuat sejak zaman

nenek moyang suku Bali. Meskipun demikian, penduduk Bali tidak serta merta menutup diri

terhadap hadirnya pendatang dari luar Bali.

Di Kabupaten Buleleng, sebagian besar desa/kelurahan merupakan desa/kelurahan yang

berpenduduk mayoritas memeluk agama Hindu. Meskipun demikian, di wilayah Bali Utara ini

terdapat beberapa desa/kelurahan yang merupakan kampung muslim karena mayoritas

penduduknya memeluk agama Islam. Dari enam desa/kelurahan yang mayoritas penduduknya

beragama Islam, 3 diantaranya berada di Kecamatan Buleleng. Sedangkan 3 sisanya berada di

Kecamatan Gerokgak, Seririt, dan Sukasada.

Sepertiga dari desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng (49 desa/kelurahan) merupakan

desa single etnis yang penduduknya hanya orang-orang suku Bali. Sedangkan 99 lainnya

merupakan desa multi etnis yang terdiri dari beberapa suku. Adapun suku terbesar kedua yang

mendiami Kabupaten Buleleng setelah suku Bali adalah Suku Jawa, diikuti dengan Suku Madura,

Batak, dan Bugis. Di seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Buleleng, sebagian besar

penduduknya menggunakan Bahasa Bali dalam kehidupan sehari-harinya.

Tabel 12.

Budaya/adat/kebiasaan yang Dilakukan Sebagian Besar Masyarakat Desa

Budaya/adat/kebiasaan

berkaitan dengan: Nama Budaya/adat/kebiasaan

(1) (2)

Kehamilan 7 Bulanan, Magedong-gedongan, melukat, mebersih, mitani

Kelahiran

3 bulanan, Otonan, Dapetan, Kembar Buncing, Kepus Pungser/Puser,

Mesesangi, Napetin, Nyolongin, Penimbunan, dan Aqiqah (di

perkampungan muslim)

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 40

Budaya/adat/kebiasaan

berkaitan dengan: Nama Budaya/adat/kebiasaan

(1) (2)

Pencaharian/ pekerjaan Pentupeh Jiwa, Masesangi, Mesesaudan, Naur Kaul, Naur Sangi, Tutug

Kambuhan

Alam/Lingkungan Hidup

Gebug Ende, Macaru, Megebeng-gebengan, Nangluk Merana, Ngatagin,

Ngerasakin, Ngesube Kopi, Ngrasi Gana, Ngusaba, Pasek Warige,

Pecaruan, Tumpeg Pengatag, Tumpek

Kandang/Landep/Pengarah/Wayang

Perkawinan Bea Kaon, Bia Kala, Naur Klaci, Ngeluku, Potong Gigi, Sadampati

Kehidupan Komunitas Madewa Ayu, Sima Karma, Nyama Braya, Medelokan

Kehidupan Kebangsaan Janger Kolok, Magoak-goakkan, Agustusan

Kematian Atma Utama, Kingsan Geni, Megayot, Ngaben, Pitra Yadnya, Ratip, Suka

Duka, Yasinan dan Tahlilan

Sumber: Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 41

8 Hiburan dan Olahraga

Kegiatan olahraga di lapangan Taman Kota Singaraja

Taman Kota Singaraja sebagai tempat terbuka umum

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 42

8. HIBURAN DAN OLAHRAGA

Untuk mendapatkan tubuh yang sehat, kebutuhan akan hiburan juga perlu dipenuhi agar

pikiran bisa berjalan dengan baik. Dengan memenuhi kebutuhan akan hiburan, otak yang setiap

hari digunakan untuk berpikir menjadi tidak mudah stress. Di wilayah Kabupaten Buleleng,

dengan mengunjungi pantai atau sekedar duduk bersanati di Taman Kota sambil berwisata

kuliner sudah cukup mampu mengurangi beban pikiran. Secara keseluruhan di Kabupaten

Buleleng terdapat 54 desa/kelurahan yang memiliki ruang publik terbuka yang peruntukan

utamanya sebagai tempat bagi warga untuk bersantai/bermain tanpa perlu membayar

semacan Taman Kota, sedangkan 94 desa/kelurahan sisanya tidak memiliki fasilitas tersebut.

Fasilitas bioskop dan tempat karaoke juga merupakan salah satu tempat hiburan yang

dapat dijadikan alternatif untuk menghilangkan penat akibat lelah bekerja. Terdapat 6 buah

tempat karaoke/pub/diskotik di Kabupaten Buleleng yang kebanyakan berada di sekitaran

Pantai Lovina. Selain itu, terdapat pula 3 tempat karaoke di Kecamatan Buleleng. Namun

demikian, untuk fasilitas bioskop belum tersedia di Kabupaten Buleleng.

‘Men sana in corpore sano’, begitulah bunyi pepatah yang mengatakan bahwa didalam

tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Oleh karena itu, menjaga kesehatan tubuh

merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kestabillan kondisi jiwa seseorang,

terutama ketahanan terhadap stress. Ketersediaan fasilitas olahraga secara merata baik di

wilayah perkotaan dan perdesaan juga menjadi penting ketika pemerintah sedang

mengupayakan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Fasilitas pusat kebugaran/fitness center sejauh ini mungkin kebih banyak berada di daerah

perkotaan. Terdapat 24 desa/kelurahan yang telah memiliki fasilitas pusat kebugaran/fitness

center di Kabupaten Buleleng yang tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Sukasada

dan Kecamatan Sawan.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 43

Tabel 13.

Banyaknya Desa menurut ketersediaan Fasilitas Olahraga

Kecamatan Sepak Bola

Bola Voli

Bulu Tangkis

Bola Basket

Tenis Lapang-

an

Tenis Meja

Futsal Kolam

Renang Bela Diri

Bilyard

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Gerokgak 11 12 11 4 2 10 3 0 3 11

Seririt 1 19 10 2 1 16 1 0 8 13

Busungbiu 3 9 10 3 0 7 5 0 2 3

Banjar 2 13 9 0 0 7 0 0 6 0

Sukasada 5 7 5 0 0 9 0 0 4 6

Buleleng 5 12 12 6 4 13 7 2 8 17

Sawan 8 8 10 3 0 11 5 0 3 8

Kubutambahan 5 11 8 3 1 8 8 1 6 6

Tejakula 8 8 10 3 2 8 3 0 2 5

TOTAL 48 99 85 24 10 89 32 3 42 69

Sumber: Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 44

9 Angkutan, Komunikasi, dan Informasi

Sebagian besar desa di Kabupaten Buleleng belum memiliki fasilitas warung

internet

Salah satu angkutan umum di Kabupaten Buleleng

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 45

Untuk menjangkau desa lainnya, masyarakat di Kabupaten Buleleng hanya

menggunakan sarana prasarana transportasi darat. Tidak ada satupun desa/kelurahan yang

harus melewati lalu lintas air untuk menjangkau desa lain. Adapun jenis permukaan jalan yang

terluas yang biasa dilalu warga dari dan menuju desa/kelurahan adalah jenis aspal/beton. Di

keseluruhan desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng, jalan-jalan tersebut dapat dilalui sepanjang

tahun di segala musim. Mengenai ketersediaan angkutan umum, sebagian besar

desa/kelurahan telah dilewati angkutan umum, meskipun di beberapa desa tidak setiap hari

ada angkutan umum yang beroperasi.

Grafik 14. Ketersediaan Angkutan Umum di Desa/Kelurahan

Apabila dilihat dari jarak Kantor Camat Terhadap Kantor Bupati, kecamatan yang

letaknya paling jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Buleleng adalah Kecamatan Gerokgak.

Sedangkan desa-desa yang terjauh dari pusat pemerintahan kecamatan adalah sebagai berikut:

Ketersediaan Angkutan

Umum

ADA 120 desa

TIDAK ADA

28 desa

Setiap Hari 114 desa

Tidak Setiap Hari 6 desa

Sumber: Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 46

Grafik 15.

Jarak Desa Terjauh dari Kantor Kecamatan

Sumber: Potensi Desa, 2014

Desa-desa yang jaraknya terjauh dari pusat pemerintahan kecamatan dirasa sangat

rentan mengalami ketidakmerataan fasilitas-fasilitas publik dari pemerintah. Selain karena

keterbatasan jangkau distribusi, kendala komunikasi dan informasi juga dapat memicu

terjadinya hal tersebut.

38 35

28

20 19 16

12 11 11

Grafik 16. Kualitas Sinyal telepon selular di

Desa

Grafik 17. Keberadaan Warung Internet di Desa

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 47

10 Penggunaan Lahan

Konversi lahan pertanian sawah menjadi lahan perumahan

Lahan pertanian sawah di Kabupaten Buleleng

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 48

10. PENGGUNAAN LAHAN

Berdasarkan pemanfaatannya, penggunaan lahan dibedakan menjadi 2 kelompok, yakni

penggunaan lahan sebagai lahan pertanian dan sebagai lahan non-pertanian. Penggunaan

lahahn non pertanian diantaranya adalah penggunaan lahahn untuk perumahan, industri, jalan,

pertokoan, lapangan, dan sebagainya yang peruntukannya bukan untuk kegiatan pertanian.

Daerah perkotaan biasanya didominasi oleh lahan bukan pertanian, sebaliknya di daerah

perdesaan pada umumnya proporsi lahan yang digunakan untuk fungsi non pertanian hanya

sebagian kecil saja. Beberapa desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng bahkan tidak memiliki

lahan pertanian sedikitpun,yakni di tujuh kelurahan yang berada di Kecamatan Buleleng.

Penggunaan lahan di tujuh kelurahan tersebut sepenuhnya difungsikan untuk perumahan,

pertokoan, industri, dan kegiatan non pertanian lainnya.

Berbeda dengan tujuh kelurahan yang ada di Kecamatan Buleleng tersebut, delapan

desa yang berada di Kecamatan Busungbiu merupakan desa dengan proporsi lahan pertanian

terbesar di Kabupaten Buleleng, yakni lebih dari 97 persen luas lahan di masing-masing desa

merupakan lahan pertanian (sawah dan non sawah) dan hanya 3 persennya saja yang

difungsikan untuk perumahan, industri, dsb.

Pembahasan mengenai penggunaan lahan tentu tidak dapat dipisahkan dengan

pembahasan mengenai alih fungsi lahan/konversi lahan di suatu wilayah. Selama setahun

terakhir (April 2013-April 2014), terjadi perubahan penggunaan lahan (konversi) di beberapa

desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi hanyalah

perubahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Tidak ada satupun desa/kelurahan

yang mengalami perubahan penggunaan lahan dari lahan non pertanian menjadi lahan

pertanian.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 49

Tabel 14.

Banyaknya Desa/Kelurahan menurut Perubahan Penggunaan Lahan selama Setahun Terakhir (2013-2014) di Kabupaten Buleleng

Lahan Asal

Lahan berubah menjadi:

Lahan pertanian sawah

Lahan pertanian non sawah

Lahan non pertanian

Lahan pertanian sawah

13 desa 36 desa

( 1 %- 30 % ) ( 1 % - 35 % )

Lahan pertanian non sawah

2 desa

48 desa

(masing-masing 1%) ( 1 % - 25 % )

Lahan non pertanian

- -

Sumber : Potensi Desa, 2014

Tampak pada tabel diatas bahwa terdapat 13 desa/kelurahan yang mengalami

perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian sawah menjadi lahan pertanian non sawah

(kebun, tegal, tambak, dll). Proporsi lahan yang mengalami perubahan adalah sebesar 1 hingga

30 persen dari keseluruhan luas lahan masing-masing desa/kelurahan. Wilayah yang mengalami

perubahan penggunaan lahan pertanian dari sawah menjadi non sawah terbesar adalah

wilayah di sekitar Pantai Lovina di Kecamatan Buleleng dimana 30 persen dari luas desa

berubah dari lahan sawah menjadi lahan pertanian non sawah.

Tidak seperti perubahan penggunaan lahan dari lahan sawah menjadi lahan non sawah,

perubahan penggunaan lahan dari lahan non sawah menjadi lahan sawah hanya terjadi di 2

desa saja dan masing-masing hanya sebesar 1 persen dari luas masing-masing desa, yakni 2

desa di Kecamatan Sawan.

Perubahan penggunaan lahan tidak hanya antar jenis lahan pertanian saja, melainkan

juga perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Terdapat

36 desa di Kabupaten Buleleng yang mengalami perubahan lahan dari lahan pertanian sawah

menjadi lahan bukan pertanian yang luas perubahannya seluas 1 hingga 35 persen dari luas

lahan masing-masing desa/kelurahan. Sedangkan jumlah desa yang mengalami perubahan

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 50

penggunaan lahan dari lahan pertanian non sawah menjadi lahan bukan pertanian adalah

sejumlah 48 desa yang luas perubahannya seluas 1 hingga 25 persenu dari luas masingmasing

desa/ kelurahan. Adapun desa/kelurahan dengan persentase perubahan penggunaan lahan dari

lahan pertanian menjadi lahan non pertanian yang paling besar berada di Kecamatan Buleleng.

Dari tabel 15 diatas juga dapat diperoleh kesimpulan bahwa lahan pertanian non sawah

mempunyai peluang yang lebih besar untuk berubah fungsi menjadi lahan non pertanian

dibandingkan dengan lahan pertanian sawah. Sebaliknya, sangat kecil kemungkinannya lahan

non pertanian berubah fungsi menjadi lahan pertanian.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 51

11

0

Ekonomi

Pasar tempat bertemunya penjual dan pembeli di Kabupaten Buleleng

Kredit permodalan usaha yang diterima oleh salah satu pengrajin

di Kecamatan Sawan

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 52

11. EKONOMI

Geliat perekonomian nasional berakar dari tumbuh kembang aktifitas perekonomian di

satuan terkecil di suatu Negara yakni di tingkat desa/kelurahan. Aktifitas ekonomi masyarakat

desa baik dalam skala kecil ataupun besar selama ini telah menjadi penopang hidup, tidak

hanya terbatas untuk masyarakat setempat saja, bahkan mampu menunjang kehidupan

masyarakat di perkotaan. Kegiatan perdagangan hasil bumi misalnya, tidak hanya menunjang

kebutuhan di daerah perdesaan tapi juga dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk di

daerah perkotaan. Pasar menjadi pusat kegiatan jual beli masyarakat yang utama ditopang oleh

adanya pusat pertokoan, warung, kedai makan, dan sebagainya.

Di sebagian besar desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng telah tersedia fasilitas pasar,

baik pasar dengan bangunan permanen maupun semi permanen. Desa/kelurahan yang tidak

tersedia pasar di desa/kelurahannya, sebagian besar dapat menjangkau pasar yang terdekat

dengan menempuh jarak 1 hingga 3 km. Namun, beberapa desa harus menempuh jarak lebih

dari 5 km untuk menjangkau pasar, yakni di Kecamatan Kubutambahan, Sukasada, dan

Gerokgak.

Grafik 18.

Keberadaan Pasar di Desa/Kelurahan dan Jarak dengan Pasar Terdekat bagi

Desa/Kelurahan yang Tidak Memiliki Fasilitas Pasar

Sumber: Potensi Desa

ADA PASAR 134 desa

1-3 km 10 desa

> 3 km 4 desa TIDAK ADA

PASAR 14 desa

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 53

Selain keberadaan fasilitas tempat bertemunya penjual dan pembeli, ketersediaan

koperasi dan fasilitas kredit bagi warga desa/kelurahan untuk mengembangkan usaha juga

sangat diperlukan.

Tabel 15.

Banyaknya Desa/Kelurahan menurut Ketersediaan fasilitas Kredit

Kecamatan Kredit usaha rakyat (KUR)

Kredit ketahanan

pangan dan energi (KKPE)

Kredit usaha kecil (KUK)

Tida ada fasilitas

perkreditan

(1) (2) (3) (4) (5)

Gerokgak 8 2 4 5

Seririt 14 2 2 6

Busungbiu 11 1 6 4

Banjar 10 0 2 7

Sukasada 15 7 12 0

Buleleng 29 7 17 0

Sawan 14 14 14 0

Kubutambahan 10 6 6 3

Tejakula 9 4 4 1

TOTAL 120 43 67 26 Sumber: Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 54

12

0

Keamanan

Satuan keamanan Kabupaten Buleleng

Pos Jaga Siskamling di dalah satu kawasan perumahan Kabupaten Buleleng

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 55

Keamanan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi warga untuk bisa

menjalani kehidupan sehari-hari. Jaminan keamanan dari berbagai tindak kejahatan atau

apapun yang dapat mengancam keselamatan diri dan harta setiap orang salah satunya dapat

diwujudkan dengan tegaknya hukum serta tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga

keamanan serta ketertiban di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

Grafik 19.

Keberadaan Upaya Warga untuk Menjaga Keamanan Lingkungan

Masih ada 16 desa/kelurahan yang belum dapat mewujudkan upaya untuk menjaga

keamanan lingkungan di sekitar tempat tinggalnya. Diantara keenambelas desa/kelurahan

tersebut sebagian besar terletak di Kecamatan Buleleng, yakni di daerah perkotaan.

Sumber: Potensi Desa, 2014

132 desa

16 desa

Ada Upaya

Tidak ada upaya

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 56

Tabel 16.

Banyaknya desa menurut Keberadaan Upaya Warga untuk Menjaga Kemanan Lingkungan

Desa/Kelurahan

Kecamatan

Pembangunan / Pemeliharaan Pos Keamanan

lingkungan

Pembentukan / Pengaturan

regu Keamanan

Penambahan Jumlah anggota hansip / linmas

Pelaporan Tamu yang Menginap

lebih dari 24 jam ke aparat

lingkungan

Pengaktifan sistem

Keamanan lingkungan berasal dari

inisiatif Warga

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Gerokgak 10 3 1 13 6

Seririt 13 9 10 19 14

Busungbiu 6 11 1 5 6

Banjar 10 5 1 8 5

Sukasada 9 8 10 13 12

Buleleng 8 14 6 15 8

Sawan 11 11 5 11 8

Kubutambahan 7 7 2 6 6

Tejakula 9 5 0 8 8

TOTAL 83 73 36 98 73

Sumber : Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 57

13

0

Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan pelatihan keterampilan kepada ibu-ibu

Pembangunan infrastruktur jalan desa di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 58

13. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Masyarakat desa yang berdaya merupakan salah satu kunci sukses untuk mencapai

kesejahteraan rakyat. Program pemberdayaan masyarakat desa dapat diwujudkan dalam

beberapa cara, namun pada intinya semua program tersebut berusaha untuk mendorong

masyarakatnya agar mampu berusaha mencapai kemakmuran diri, keluarga, maupun

lingkungan sekitarnya. Peningkatan kapasitas skill warga melalui pelatihan atau pemberian

keterampilan serta peningkatan kapasitas perekonomian merupakan beberapa contoh bentuk

upaya pemerintah memfasilitasi warganya. Selain itu, peningkatan dan perbaikan mutu

infrastruktus lingkungan juga dilakukan untuk melancarkan kedua program peningkatan

kapasitas warga tersebut.

Sebagian besar desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng telah terjamah program

pembangunan atau perbaikan infrastruktur dalam kurun waktu antara tahun 2011 hingga tahun

2014. Sedangkan untuk program peningkatan kapasitas perekonomian, masih ada 8

desa/kelurahan yang belum terjamah program ini, baik dalam bentuk dana bergulir maupun

dana hibah untuk usaha. Kedelapan desa/kelurahan tersebut berada diluar Kecamatan

Gerokgak, Buleleng, dan Tejakula. Program peningkatan kapasitas sosial kemasyarakatan (SDM)

tampaknya masih belum merata di seluruh desa/kelurahan. Hal ini terlihat dari banyaknya desa

yang belum mendapatkan program ini, yakni sebanyak 66 desa belum merasakan ketiga jenis

implementasi program (keterampilan produksi, pemasaran hasil produksi dan penguatan

kelembagaan sosial masyarakat) dalam kurun waktu tahun 2011 hingga tahun 2014.

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

Statistik Potensi Desa Kabupaten Buleleng 2014 59

Grafik 20.

Proporsi Desa menurut Keberadaan Kegiatan Program Pembangunan/Perbaikan

Infrastruktur Lingkungan

Sumber: Potensi Desa, 2014

Grafik 21. Proporsi Desa menurut Keberadaan Kegiatan Program Peningkatan Kapasitas Perekonomian

dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber: Potensi Desa, 2014

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id

http://

bulelen

gkab.b

ps.go.id