kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan...

269
REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok

Transcript of kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan...

Page 1: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

REPRODUKSIKETIDAKADILAN MASA LALUCatatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok

Page 2: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

“REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ”Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok

Cetakan Pertama, September 2008

Desain Sampul : KadirTata letak : AtoISBN : 978-979-18618-0-9Diterbitkan oleh : KontraS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban

Tindak Kekerasan)Jl. Borobudur No. 14Menteng - Jakarta Pusat 10330Telp : 021-392 6983, 021-392 8564Fax : 021-392 6821email : [email protected]: www.kontras.org

Dicetak oleh : RINAM ANTARTIKA C.VGraha Buana Block D3Jl. Dr. Saharjo No. 210AJAK-SELTelp. : 021 - 83791556, 8291247Fax. : 021 - 83791556Email : [email protected]

Isi di luar tanggungjawab Percetakan

Page 3: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................. iDaftar Istilah .............................................................................. vDaftar Tabel ................................................................................ xiSekapur Sirih ........................................................................... xiiiKata Pengantar – Usman Hamid ................................................ xvSisipanBagian I. UANG, MOTOR, DAN TEROR(Biang Keladi pemalsuan kebenaran) ........................... 1A. Mematahkan Kesaksian ...................................................... 1B. Menciptakan Ketakutan .................................................... 16C. Lemahnya perlindungan saksi korban ............................. 20D. Catatan atas Pemalsuan Kebenaran .................................. 32SisipanBagian II. NEGARA WAJIB PULIHKAN HAKKORBAN .................................................................................. 35A. Pengantar ......................................................................... 35B. Reparasi Korban Tanjung Priok ....................................... 38

B. 1. Metode Penghitungan Reparasi 1 ......................... 40B. 2. Putusan Kompensasi .............................................. 44B. 3. Permohonan Penetapan Eksekusi Kompensasi ... 48

C. Reparasi dalam Hukum Nasional ..................................... 49D. Reparasi dalam Hukum Internasional ............................. 53

D. 1. Etimologi Reparasi ................................................... 54D. 2. Perkembangan Hak atas Reparasi ........................... 57D. 3. Ketentuan Pokok tentang Hak atas Reparasi .......... 67

SisipanBagian III. MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP .. 69A. Pengantar .......................................................................... 69B. Hilangnya Nama-nama di laporan Komnas HAM .......... 71

1 Surat No. 250/SK-Kontras/VI/2006.

i

Page 4: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

C. Lemahnya Dakwaan Jaksa ............................................... 74C.1. Contoh kasus Dakwaan atas Sutrisno Mascung cs. 75C.2. Contoh kasus Dakwaan JPU terhadap Terdakwa

Sriyanto .................................................................... 82C.3. Contoh kasus Dakwaan JPU terhadap Terdakwa

R.A. Butar Butar ....................................................... 90C.4. Contoh kasus Dakwaan JPU terhadap Terdakwa

Pranowo ................................................................... 99D. Catatan atas Dakwaan ....................................................... 120

D.1. Perumusan sistematis dan meluas. ........................ 120D.2. Penggunaan pasal-pasal KUHP ............................. 122D.3. Korban ...................................................................... 122D.4. Pelaku ....................................................................... 124D.5. Waktu dan tempat peristiwa .................................. 125D.6. Jenis pelanggaran HAM ......................................... 127

SisipanBagian IV. VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA 131A. Mengadili Butar-Butar ....................................................... 131

A. 1. Putusan Pengadilan Negeri ................................... 132A. 2. Putusan Pengadilan Tinggi .................................... 136A.3. Putusan Mahkamah Agung....................................... 140

B. Mengadili Sutrisno Mascung dkk ..................................... 141B.1. Pemeriksaan .............................................................. 145B.2. Putusan Pengadilan Negeri ..................................... 147B.3. Putusan Pengadilan Tinggi ..................................... 154B.4. Putusan Mahkamah Agung ..................................... 157

C. Mengadili Kapten Sriyanto ............................................. 159C.1. Putusan Pengadilan Negeri ................................... 165C.2. Putusan Mahkamah Agung ..................................... 174

D. Mengadili Pranowo ............................................................ 177D.1. Pemeriksaan ................................................................ 184D.2. Putusan Pengadilan Negeri ..................................... 187D.3. Putusan Mahkamah Agung ....................................... 190

DAFTAR ISI

ii

Page 5: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

E. Catatan Persidangan ............................................................ 202E.1. Ketertutupan Akses terhadap Keadilan .................. 202E.2. Akses Publik ke Persidangan .................................. 203E.3. Akses Terhadap Dokumen Pengadilan ................. 204E.4. Lemahnya Pembuktian ............................................. 205E.5. Larangan Saksi Saling Berhubungan ...................... 206E.6. Terdakwa Menjadi Saksi Bagi Terdakwa Lain ....... 206E.7. Pencabutan Keterangan BAP .................................. 207E.8. Pembuktian Unsur-unsur ..................................... 208E.9. Pembuktian Tanggungjawab Komando ................. 209E.10. Terdakwa Tidak Ditahan........................................... 211E.11. Analisis atas Dakwaan dan Pemeriksaan ................ 212E.12. Analisis Putusan Pengadilan Tinggi ....................... 213E.13. Tidak dipertimbangkannya Putusan Tentang

Kompensasi .............................................................. 215SisipanBagian V. JALAN PANJANG RAIH KEADILAN

(Dalam Kronik) ............................................................. 217SisipanLAMPIRAN

Siaran Pers KontraS (2000-2007) ..................................... 245Laporan Monitoring Pokja Pemantau Pengadilan HAM :Pengadilan yang Melupakan ............................................. 307

PROFIL KONTRAS ........................................................... 337

DAFTAR ISI

iii

Page 6: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

SEKAPUR SIRIH

xiii

Buku berjudul “Reproduksi Ketidakadilan Masa Lalu: Catatan PerjalananMembongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok 1984” ini merupakan catatandokumentasi KontraS terhadap pemantauan Pengadilan HAM adhocuntuk peristiwa pelanggaran HAM berat di Tanjung Priok. Selainitu, buku ini juga menggambarkan perjuangan advokasi KontraSdalam mendampingi korban dan keluarga korban Tanjung Priok untukmemperjuangkan keadilan yang dilakukan KontraS sejak tahun 1999.

Kilas balik cerita diawali dengan penelusuran fakta tentang faktor-faktor yang menghambat berlangsungnya persidangan sehinggamemalsukan kebenaran dalam persidangan HAM adhoc kasusTanjung Priok. Catatan ini merupakan hasil wawancara para korbanyang mengaku mendapatkan uang dan motor dari pelaku dengantujuan untuk meringankan kesaksian mereka. Sebagian kecil saksikorban yang tetap berkata jujur tak mampu mempengaruhi kesaksiankorban lain yang telah mengubah kesaksiannya.

Bagian Kedua berisi catatan upaya korban dan keluarga untukmendapatkan pemulihan atas haknya, yaitu reparasi. Sejarah mencatatbahwa putusan atas kompensasi bagi korban pelanggaran HAM beratTanjung Priok merupakan terobosan hukum di Indonesia. Namunputusan ini tak dapat dijalankan karena terhambat regulasi yang lemah.Meskipun demikian, negara tetap memiliki kewajiban untukmemulihkan hak para korban pelanggaran HAM berat sebagaimanadiatur dalam berbagai prinsip HAM internasional.

Bagian Ketiga dan Keempat berisi rangkuman pemantauanpersidangan dalam Pengadilan HAM adhoc Tanjung Priok yang hanyamengadili para pelaku lapangan serta membebaskannya. Bagian inijuga dilengkapi dengan berbagai catatan KontraS atas kelemahanproses hukum yang berlangsung. Di bagian akhir dipaparkan kronik

Page 7: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

xiv

perjalanan korban dan keluarga korban untuk membongkar kejahatanTanjung Priok sebagai upaya untuk meraih keadilan.

Penyusunan buku ini melibatkan banyak pihak. Pemantauanpersidangan sekaligus pengambilan dokumentasi dilakukan oleh TimPemantau Persidangan Kasus Tanjung Priok, yaitu Ali Nursahid,Chrisbiantoro dan Amir Yunus. Penelusuran sebab terjadianpemalsuan atas kebenaran dilakukan Ali Nursahid dan Daud Bereuh.Rangkuman penulisan tentang reparasi dilakukan oleh PapangHidayat. Sedangkan catatan analisis sekaligus penyuntingan akhirdilakukan oleh Indria Fernida dan Usman Hamid.

Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantuterwujudnya buku ini, termasuk kepada kawan kami, Narti dan Zamriyang terlibat dalam pemantauan pengadilan HAM serta kepada WillyPramudya dan Wilson yang membantu menyunting bahasa dalambuku ini. Terima kasih tak terhingga kami ucapkan kepada para korbandan keluarga korban Tanjung Priok, khususnya kepada 15 orangkorban yang masih terus berjuang untuk keadilan dan tergabungIkatan Korban dan Keluarga Korban Tanjung Priok (IKAPRI).Kepada Bapak Abdul Bashir, Ibu Aminatun dan Bapak Muchsin,Bapak Ahmad Yaini, Bapak Husein Safe, Bapak Hasan, Bapak IrtaSumirta dan Ibu Uum, Bapak Ishaka Bola, Bapak Marullah, IbuNunung dan Ibu Lila, Bapak Ratono, Bapak Wahyudi dan Ibu Aisyahserta Ibu Yetty dan Ibu Elly, atas semangat dan kerjasama kitalahmaka buku ini akhirnya rampung. Upaya untuk melawan reproduksiketidakadilan masa lalu adalah perjuangan kita yang akan datang.

Jakarta, September 2008

Page 8: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

KATA PENGANTAR

“Aku harus kuat menjalani hidup ini,” ujar Yetty. Usianya baru19 tahun ketika peristiwa yang melahirkan tragedi Tanjungpriok pada12 September 1984 meletus. Akibat peristiwa itu, ayah tercintanya,Bachtiar bin Johan, yang menjadi tulang punggung keluarganya hilangtak tentu rimbanya, hingga kini. Sesudah peristiwa itu, Yetty harusmelupakan cita-citanya, melanjutkan sekolah. “Aku harusmenanggung kehidupan keluarga. Aku kecewa sekali dan sempat putusasa,” ujar Yetty, yang kini harus menjalani hidupnya dengan membuatjasa catering kecil-kecilan untuk menanggung hidup ibu dan seorangkemenakannya.

Selama puluhan tahun menunggu, Yetty berharap bahwa sidangpengadilan hak asasi manusia (HAM) ad hoc kasus Tanjungpriok diPengadilan HAM Ad Hoc pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusatakan memberikan keadilan kepada para korban. Namun harapan itulenyap begitu saja ketika majelis hakim ad hoc yang bertugas sebagaipengadil untuk sidang kasus tersebut memvonis bebas para pelaku,yang menyebabkan hilangnya sang ayah bersama meninggalnya 23orang lainnya, serta 50 orang lebih luka-luka secara fisik maupunmental. Akibat peristiwa itu Yetty dan para keluarga korban yang terusmenghadapi getrinya hidup dipaksa menerima kenyataan putusansidang itu dengan pedih. Dan kepedihan Yetty adalah kepedihankolektif, kepedihan yang harus ditelan para korban dan keluargakorban tragedi Tanjungpriok.

Meskipun demikian, vonis pengadilan yang membebaskanpara pelaku pelanggaran HAM berat itu tak melembekkan tekad Yettymaupun para anggota keluarga korban peristiwa Tanjungpriok lainnyauntuk menuntut keadilan. Alih-alih melembek, tekad Yetty justru

xv

Page 9: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

semakin mengeras. “Saya akan terus menuntut keadilan. TragediTanjungpriok harus diungkap,” ujarnya menegaskan tekadnya.

Pengadilan HAM ad hoc kasus Tanjungpriok (kasus Priok)merupakan salah satu bukti betapa tumpulnya mekanisme hukum diIndonesia untuk mengadili para pelaku pelanggaran HAM pada masalalu. Lebih buruk lagi, mekanisme hukum justru menjadi alat untukmelahirkan impunitas bagi para pelakunya. Proses penyelesaian kasusPriok melalui mekanisme peradilan atau judisial gagal menjadi alatkoreksi atas dosa-dosa penguasa pada masa lalu. Bebasnya seluruhterdakwa, menunjukkan betapa aparat militer, sekalipun sudahpensiun, tetap mendapatkan kekebalan hukum atas dosa-dosakemanusiaan yang mereka lakukan pada masa lalu.

Pengadilan yang melahirkan impunitas ini secara tidaklangsung telah membenarkan praktik-praktik represif, monopoliideologi, dan berbagai kebijakan politik yang amat mengekangdemokrasi dan menyuburkan pelanggaran HAM warga masyarakatsipil pada masa lalu. Akibat yang lebih fatal, vonis pengadilan telahgagal membuat ‘upaya pencegahan’ agar peristiwa seperti kasus Prioktidak terulang lagi.

Di balik vonis bebas tersebut, terdapat berbagai aksi akal-akalan dan penjanggalan hukum yang memberikan justifikasi ataspembebasan para terdakwa. Berbagai kejanggalan dalam prosespersidangan kasus Tanjungpriok tahun 1984 tersebut akan diuraikanpada bab ini, guna menunjukkan berbagai hal yang menjadi kelemahandalam proses hukum penuntutan para pelaku di persidangan.

Pengadilan HAM ad hoc itu pada tingkat pertama telahmemutus 10 tahun penjara bagi terdakwa mantan Komandan KodimJakarta Utara Rudolf Adolf (R.A.) Butar Butar, dan vonis selamadua hingga tiga tahun penjara bagi regu pasukan Artileri PertahananUdara (Arhanud) yang dipimpin Sutrisno Mascung dan kawan-kawan

KATA PENGANTAR

xvi

Page 10: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

(dkk). Vonis tersebut membuktikan adanya fakta hukum tentangkejahatan melawan kemanusiaan dalam kasus Priok. Anehnya, padasaat yang sama pengadilan tingkat pertama itu memberikan vonisbebas kepada mantan Komandan Polisi Militer Kodam (DanPomdam) Jaya, Pranowo, dan mantan Kepala Seksi Operasi (Kaops)Kodim Jakarta Utara, Sriyanto.

Dua putusan yang berbeda dalam kasus yang sama tentusaja terasa aneh. Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengajukan upayabanding atas vonis bebas dan vonis bersalah yang diputuskan bagipara terdakwa. Bahkan ketika upaya banding dirasakan belummemuaskan, upaya kasasi juga diajukan kepada Mahkamah Agung(MA). Langkah yang sama juga dilakukan oleh kuasa hukum paraterdakwa.

Proses banding di Pengadilan Tinggi HAM Ad Hoc DKIJakarta dan proses kasasi di Mahkamah Agung berlangsung hinggaawal 2006. Pada tingkat banding dan kasasi, para terdakwa yangdinyatakan bersalah di pengadilan tingkat pertama justru divonisbebas, sementara para terdakwa yang sudah divonis bebas kiandiperkuat oleh pengadilan banding dan kasasi. Kegagalan pengadilanHAM kasus Priok tahun 1984 disebabkan oleh beberapa faktor yangsaling terkait satu sama lain.

Pertama, lemahnya kemauan politik pemerintah. Kesungguhanpemerintah dalam menuntut para pelaku peristiwa berdarahTanjungpriok tahun 1984 dapat diukur dari keseriusan JaksaAgung saat itu, MA Rachman. Pada tingkat penyidikan Jaksa Agungmelakukannya secara tertutup dan lambat, sehingga hasil yang dicapaisangat tidak maksimal. Dalam penyidikan itu unsur masyarakat tidakdilibatkan sama sekali. Padahal Undang-Undang Nomor No. 26Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM telah membuka peluang bagiJaksa Agung untuk mengangkat anggota penyidik ad hoc dari unsurmasyarakat. KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak

KATA PENGANTAR

xvii

Page 11: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Kekerasan) bersama korban peristiwa Priok pernah mengusulkansejumlah nama untuk diangkat sebagai anggota penyidik ad hoc dariunsur masyarakat. Mereka antara lain Nursyahbani Katjasungkana(kini anggota DPR RI) dan MM Billah (saat itu anggota KomnasHAM). Namun usul ini tidak ditanggapi dengan serius oleh JaksaAgung MA Rachman. Alih-alih menanggapi usulan tersebut, JaksaAgung justru mengangkat seorang jaksa yang baru pensiun, UmarBawazier, sebagai penyidik ad hoc.

Pada tingkat penuntutan, pembuktian JPU atas dakwaannyaterlihat lemah. Kelemahan terjadi karena standar pembuktian yangdigunakan jaksa tidak mengacu kepada aturan dan prosedurpembuktian standar internasional dalam sebuah pengadilan yangmengadili pelaku kejahatan internasional seperti crimes against humanity.Dalam kasus Priok pihak Kejaksaan hanya menggunakan standarhukum acara pidana biasa, yaitu KUHAP. Cakupan hukum acarapidana biasa sangatlah terbatas. Ia hanya mencakup alat bukti yangterbatas seperti keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk danketerangan terdakwa. Padahal sebuah pengadilan HAM, seharusnyamenggunakan semua jenis data, sepanjang semuanya dapat menunjukkan bahwa kejahatan melawan kemanusiaan telah terjadi.Data-data tersebut dapat berupa saksi korban, data rekaman video,pemberitaan media massa ataupun salinan (fotokopi) sebuahdokumen.

Kedua, lemahnya program khusus perlindungan bagi saksi korban.Pemerintah memang membuat regulasi setingkat peraturanpemerintah (PP) untuk perlindungan saksi dan korban pelanggaranHAM-berat. Namun regulasi tersebut tak dapat dirasakanpelaksanaannya oleh para saksi dan korban. Bila merujuk kepadapengalaman kasus Timor Timur yang juga dibawa ke pengadilan HAMad hoc, regulasi ini gagal menjamin perlindungan para saksi dan korbansehingga hanya sedikit saksi korban yang berani hadir di pengadilandan memberikan kesaksian.

KATA PENGANTAR

xviii

Page 12: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Dalam kasus Priok, pada satu sisi para saksi korban yangbersikeras agar negara menuntut pelakunya, justru harus menghadapiaksi teror dan intimidasi. Pada sisi lain dalam persidaangan sebagianbesar saksi korban mencabut kesaksian mereka di hadapan penyidik. Anehnya, pencabutan kesaksian ini justru diterima oleh sebagian besarhakim. Padahal muncul informasi, yang telah menjadi rahasia umum,yang menyebutkan bahwa para saksi yang mencabut kesaksian merekayang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) telah menerimauang dan barang dari para pelaku pelanggaran HAM-berat itu.Pengadilan juga gagal membedakan kesaksian yang seharusnyadipertahankan untuk menemukan kebenaran dengan kesaksian palsu.Lebih parah lagi, konsep “saksi mahkota’” diberlakukan denganmembuat seorang terdakwa menjadi saksi bagi terdakwa lainnya.Kesaksian antarterdakwa dalam kasus yang sama tentu sajameringankan para terdakwa itu sendiri.

Ketiga, sepanjang persidangan berlangsung, terdapat petunjuk yangjelas bahwa para hakim tidak memperoleh dukungan yang bersifat administratifdan teknis yang memadai. Pembayaran gaji hakim tertunda selamabeberapa waktu. Itu pun dengan jumlah yang jauh dari standar idealuntuk mengadili perkara kejahatan melawan kemanusiaan. Para hakimjuga tidak mendapatkan fasilitas kerja yang memadai, baik berupaperalatan teknis administratif seperti komputer, disket ataupunreferensi yang diperlukan untuk menghasilkan putusan yang ideal.Juga tidak ada jaminan perlindungan yang memadai bagi para hakim,padahal sejumlah hakim mengalami tekanan luar biasa menyusulmunculnya aksi teror dan intimidasi terhadap mereka.

Pada akhirnya, tak satu pun terdakwa yang dinyatakan bersalahatas kejahatan melawan kemanusiaan dalam peristiwa Priok.Sementara pemerintah mengabaikan pemulihan moral dan materialyang merupakan hak-hak korban yang dirugikan akibat peristiwa itu.Putusan hakim tingkat pertama yang memberikan kompensasi

KATA PENGANTAR

xix

Page 13: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

kemudian dibatalkan oleh majelis hakim yang lebih tinggikedudukannya. Absennya perlindungan saksi dan korban, kuatnyaintervensi pelaku terhadap saksi melalui proses perdamaian, sertapemberian uang dan barang agar saksi mengubah fakta kebenaran,adalah faktor yang menihilkan hasil peradilan yang jujur. Di sini,kebenaran dan keadilan legal telah gagal dihadirkan. Persis di sinipula, ketidakadilan dimasa lalu telah dihadirkan kembali.

Itulah perjuangan kita selanjutnya.

Jakarta, September 2008Usman HamidKoordinator KontraS

KATA PENGANTAR

xx

Page 14: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

DAFTAR ISTILAH

ABRI : Angkatan BersenjataRepublik Indonesia

AD : Angkatan DaratALM : AlmarhumARHANUD : Artileri Pertahanan UdaraASINTEL : Asistan IntelijenBA : Bachelor of ArtsBABINKUM : Badan Pembinaan HukumBABINSA : Badan Pembina DesaBAP : Berita Acara PemeriksaanBKO : Bawah Kendali OperasiBRIGJEN : Brigadir JenderalCERD : Committe on the Elimination of

Racial DiscriminationCPM : Corps Polisi MiliterDAN POMDAM : Komandam Polisi Militer Daerah MiliterDAN SATGAS : Komandan Satuan TugasDANDIM : Komandan KodimDANJEN : Komandan JenderalDANRAMIL : Komandan Rayon MiliterDANSUBGAR : Komandan Sub GarnisunDIKDOKKES POLRI : Dinas Kedokteran Kesehatan

Kepolisian Republik IndonesiaDKI : Daerah Khusus IbukotaDKK : Dan Kawan-KawanDOM : Daerah Operasi MiliterDPR RI : Dewan Perwakilan Rakyat

Republik IndonesiaDR : DoktorDRS : Doktorandus

v

Page 15: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

GPK : Gerakan Pengacau KeamananHAM : Hak Asasi ManusiaHT : Handy TalkyICC : International Criminal CourtICCPR : International Covenant on Civil andPolitical RightsICESCR :International Covenant on EconomicSocial and Cultural RightsICRC : International Committee of the RedCrossICTR : International Criminal Tribunal forRwandaICTY : International Criminal Tribunal for the

former YugoslaviaIKKAPRI : Ikatan Keluarga Korban Tanjung Priok

ILO : Organisasi Buruh InternasionalJAM PIDUM : Jaksa Agung Muda Tindak PidanaUmumJKT : JakartaJPU : Jaksa Penuntut UmumKAJATI : Kejaksaan TinggiKAOPS : Kepala OperasiKAPOMDAM : Kepala Polisi Militer Daerah MiliterKAS : KasasiKASAD : Kepala Staf Angkatan DaratKASI OPS : Kepala Seksi OperasiKASIE : Kepala SeksiKEPRES : Keputusan PresidenKODAM : Komando Daerah MiliterKODIM : Komando Distrik Militer

DAFTAR ISTILAH

vi

Page 16: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

KOMNAS HAM : Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

KONTRAS : Komisi Untuk Orang Hilang dan KorbanTindak KekerasanKOPASSUS : Komando Pasukan KhususKP3T : Komisi Pemeriksa Pelanggaran HAMPeristiwa Tanjung PriokKPP HAM : Komisi Penyelidik Pelanggaran HakAsasi ManusiaKUHAP : Kitab Undang-Undang Hukum AcaraPidanaKUHP : Kitab Undang-Udang Hukum Pidana

LAKSUSDA : Pelaksana Khusus DaerahLBH : Lembaga Bantuan HukumLETDA : Letnan DuaLETKOL : Letnan KolonelLKUI : Lembaga Kesehatan UniversitasIndonesiaLPSK : Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban

MA : Mahkamah AgungMABES POLRI : Markas Besar Kepolilisian RepublikIndonesiaMABES TNI : Markas Besar Tentara NasionalIndonesiaMAKO : Markas KomandoMAKODAM : Markas Komando Daerah MiliterMAKODIM : Markas Komando Distrik MiliterMAPOLRES : Markas Kepolisian ResortMAPOMDAM : Markas Polisi Militer Daerah MiliterMAYJEN : Mayor Jenderal

DAFTAR ISTILAH

vii

Page 17: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

NK : Nilai KerugianNO : NomorOHCHR : Office of the United Nations

High Commissioner for Human RightsOPS : OperasiPANGAB : Panglima ABRIPANGDAM : Panglima KodamPANGKOPKAMTIB : Panglima Komando Pemulihan

Keamanan dan KetertibanPASI : Kepala OperasiPASIOP : Perwira Staf OperasiPBB : Persatuan Bangsa- BangsaPDT : PerdataPETRUS : Penembakan MisteriusPID : PidanaPM : Polisi MiliterPN : Pengadilan NegeriPOL : PolisiPOLRES : Polisi ResortPOMDAM : Polisi Militer Daerah MiliterPP : Peraturan PemerintahPPL : Petugas Penyuluh LapanganPRADA : Prajurit DuaPRATU : Prajurit SatuPROF : ProfesorPROTAP : Prosedur TetapPST : PusatPT : Pengadilan TinggiPT : Perseroan TerbatasPUSIDEN : Pusat Laboratorium dan Forensik sertaPusat IdentifikasiPUSPOM : Pusat Polisi Militer

DAFTAR ISTILAH

viii

Page 18: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

RI : Reublik IndonesiaRSPAD : Rumah Sakit Pusat Angkatan

DaratRTM : Rumah Tananan MiliterRW : Rukun WargaSATGAS HAM : Satuan Tugas Hak Asasi ManusiaSERDA : Sersan DuaSERTU : Sersan SatuSH : Sarjana HukumSK : Surat KeputusanSKEP : Surat KeputusanSKS : Samozaryadnyi Karabin sistemi

SimonovaSP : Surat PerintahTAP MPR : Ketetapan Majelis Permusyawaratan

RakyatTNI AD : Tentara Nasional Indonesia

Angkatan DaratTSS : Trisakti, Semanggi I dan Semanggi IIUN : United NationUNICEF : The United Nations Children’s FundUU : Undang-UndangYON : Batalyon

DAFTAR ISTILAH

ix

Page 19: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 20: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 21: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bagian IUANG, MOTOR DAN TEROR

(Biang Keladi Pemalsuan Kebenaran)

A. Mematahkan kesaksian

Mengapa para terdakwa kasus pelanggaran HAM TanjungpriokTahun 1984 bebas dari hukuman? Seperti telah disinggung dalamuraian pengantar di atas, ada banyak hal yang menjadi penyebabnya.Salah satunya ialah resistensi politik dari kalangan militer terhadapupaya penegakan supremasi hukum. Bentuk resistensi tidak selaludiwujudkan dalam aksi-aksi terbuka, melainkan dengan berbagai aksiatau cara agar para saksi (-korban) terpengaruh dalam memberikankesaksian mereka di persidangan. Para terdakwa melakukan berbagaipendekatan, mulai dari pendekatan kultural, material hingga ancamanteror dan intimidasi. Hasilnya luar biasa. Di hadapan hakim, parasaksi korban mengubah kesaksian mereka, mencabut keterangan, danmemberikan keterangan yang menguntungkan terdakwa.

Intervensi pelaku telah dilakukan jauh sebelum para pelakudiajukan ke pengadilan HAM ad hoc Tanjungpriok yaitu melaluisemacam klaim kesepakatan perdamaian yang disebut islah. Bentuknyata dari intervensi ini ditempuh oleh pelaku dengan memberikansejumlah uang dan barang. Intervensi terhadap proses pengadilankian menguat selama persidangan berlangsung, terutama setiap kalimenjelang hadirnya para saksi dan korban dan pemberian kesaksiandi depan sidang. Mereka yang telah ber-islah mendapatkan uangtambahan. Hasilnya, para saksi yang ber-islah menolak penghukumanatas pelaku dengan cara merubah fakta kebenaran kesaksian merekaatau mencabut seluruh kesaksiannya. Sementara mereka yang tetapmenuntut pelaku dihukum, mendapatkan teror dan intimidasi.

1

Page 22: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Intensitas pendekatan pelaku kepada saksi dan korban semakinmeningkat, bahkan secara terang-terangan melibatkan badan resmiTNI dan sejumlah aparat TNI aktif. Misalnya, Badan PembinaanHukum (Babinkum) TNI bersama individu atau personel militer yangmemiliki hubungan dekat dengan pejabat militer aktif yang menjaditersangka, membuat pertemuan-pertemuan dengan para saksi-korbanyang biasanya digelar sebelum sidang dimulai. Dari penuturan parakorban, pertemuan-pertemuan itu cenderung dimnafaatkan untukmengarahkan saksi dan korban dalam memberikan kesaksian di depanpersidangan. Ada saksi-korban yang diminta membuat kesaksiantambahan; ada juga yang diminta untuk mencabut kesaksian yangsebenarnya termasuk dengan merubah kesaksian, dan memberikanketerangan yang bisa meringankan para terdakwa.1

Dalam sejumlah sesi persidangan, para saksi dan korban yangtelah ber-islah memasuki ruang pengadilan dengan menggunakanatribut kaos dan topi seragam bertuliskan “Islah adalah kebahagiaankami”. Ini terlihat seperti ingin menunjukkan kekompakan merekauntuk menolak pendakwaan terhadap para terdakwa yang berasal darikalangan militer. Para korban inilah yang telah memutarbalikankesaksian mereka sendiri dengan mengubah dan mencabut seluruhketerangan atau memberi keterangan yang menguntungkan terdakwa.Mereka beralasan bahwa saat pemeriksaan dilakukan di kejaksaanmereka belum disumpah. Ada juga yang memberikan alasan lain,dengan mengatakan bahwa mereka masih merasa dendam ketikamereka menjalani pemeriksaan yang dilakukan oleh Komnas HAMdan Kejaksaan. Para saksi-korban lain dengan jelas mengatakan bahwamereka mengubah dan mencabut kesaksian karena sudah melakukanislah. Yang lebih disesalkan ialah bahwa para korban islah jugameneriakkan kata “Bohong!” yang ditujukan terhadap saksi dan korbanyang tetap konsisten dengan kesaksian mereka dan menuntutpendakwaan.

1 Keterangani korban X kepada KontraS pada awal Agustus 2003.

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

2

Page 23: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Dari hasil pengamatan Kontras, kejadian dan keadaan sepertiitu, termasuk pendekatan intensif yang memengaruhi posisi saksidan korban tersebut, dimungkinkan terjadi karena tak satu punterdakwa ditahan, meskipun ancaman pidananya lebih dari lima tahun.Alih-alih ditahan, justru mobilisasi aparat militer berseragam lengkapdengan atribut resmi kemiliteranlah yang terjadi. Kebanyakan darimereka adalah bawahan terdakwa. Mereka memasuki ruang sidanguntuk memberikan dukungan atau semacam pembelaan bagiterdakwa. Aksi seperti itu menciptakan atmosfir yang tidak kondusif,karena seolah-olah pengadilan HAM sedang mengadili institusi militer,atau seluruh anggota militer. Mereka seakan-akan tidak peduli bahwayang dituntut adalah tanggungjawab pidana individual terdakwa. Selainitu, suasana sidang menjadi tidak bebas, bahkan muncul suasanaketakutan bagi hakim dan siapa pun yang mendukung pendakwaan.Sementara para hakim dan mungkin juga jaksa tidak mendapatkanperlindungan keamanan yang bersifat khusus dari pemerintah, bahkanhakim bekerja tanpa dukungan teknis dan administratif yang memadai.

Dalam mempengaruhi korban, terutama agar kesaksiannyamenguntungkan pelaku, dilakukan dengan berbagai cara, termasuklewat penggunaan agama secara tidak benar, karena tanpa kejujurandalam melihat fakta yang sebenarnya. Penggunaan nilai atau tradisiagama sebagai cara menyelesaikan masalah merupakan praktik yanghidup dalam masyarakat Indonesia. Persoalannya ialah, apakahpenggunaan cara-cara yang didasarkan pada atau diadopsi dari nilai-nilai dan tradisi agama tersebut telah berjalan dengan memperhatikannilai-nilai kejujuran. Kejujuran merupakan hal yang amat esensialuntuk mengungkapkan kebenaran sekaligus mencegah penggelapanfakta-fakta yang sebenarnya. Namun dalam proses hukum kasuspelanggaran HAM-berat Tanjungpriok 1984, cara-cara penyelesaianyang menggunakan nilai atau tradisi agama justru telah membuat parasaksi dan korban berkata dengan tidak sebenarnya. Jika pun adaketerangan yang sesuai dengan kondisi faktual, mereka tidakmengungkapkan semua kebenaran pada peristiwa itu, yakni

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

3

Page 24: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

penyiksaan, pembunuhan dan penghilangan orang secara paksa.Kesaksian para saksi dan korban di muka majelis hakim bertolakbelakang dengan kesaksian yang mereka berikan kepada penyelidikKomnas HAM dan penyidik Jaksa Agung.

Jauh sebelum pengadilan menggelar sidang, para pelaku telahmembangun hubungan informal dengan para korban. Pendekatan-pendekatan langsung acap dilakukan, terutama setiap kali para korbanhendak mempertanyakan peristiwa Priok 1984. Puncak legitimasinyaialah terjadinya kesepakatan islah yang melibatkan korban bersamakeluarga korban dan jajaran aparat keamanan yang bertugas dandilibatkan dalam penanganan peristiwa 12 September 1984, yangdituangkan dalam Piagam Islah, pada 1 Maret 2001 di Masjid SundaKelapa, Jakarta Pusat.

Piagam Islah ini menyatakan “Bahwa terhitung mulai hari Kamis 1Maret 2001/6 Dzulhijjah 1421 H dengan ini kami menetapkandilaksanakannya perdamaian atau ishlah antara pihak kesatu dan pihak keduadengan saling maaf memaafkan antara keuda belah pihak, kembali bersatudalam semangat persaudaraan, kerukunan dan ikatan tali kasih sayang, sertamenghapuskan segala bentuk nafsu pertikaian, rasa saling dendam dan sikapsaling bermusuhan.” Korban diwakili oleh tujuh orang perwakilan yangmereka sebut Tim 7, yaitu Syarifudin Rambe, Ahmad Sahi, SyafwanSulaeman, Nasrun HS, Asep Syafrudin, Sudarso dan Siti Chotimah.Sementara aparat keamanan terdiri dari Tri Sutrisno, Sugeng Subroto,Pranowo, Soekarno, RA Butar Butar, Sriyanto dan H. Mattaoni BAserta dihadiri para saksi Pangdam Jaya, Mayjen Bibit Waluyo dan tokohintelektual Islam, Nurcholis Madjid.

Pasca islah, setiap korban mendapatkan sejumlah uang,masing-masing kurang lebih satu setengah juta rupiah.2 Pemberianuang itu juga diakui oleh Try Sutrisno dalam kesaksianya di depan

2 Kesaksian korban kepada Kontras pada Oktober 2003.

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

4

Page 25: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

persidangan, dengan terdakwa RA Butar Butar. Ia menyatakan telahmemberikan uang sebesar Rp 2 juta kepada sekitar 86 orang korban.3

Akan tetapi islah dan pemberian uang yang disertai permintaanuntuk meringankan terdakwa tidak serta-merta diterima semua orangkorban. Setidaknya ada 13 saksi korban yang memberikan kesaksiansesuai dengan fakta-fakta yang sebenarnya.

Timbulnya situasi seperti itu tidak dapat dilepaskan dari tidakditahannya para pelaku. Akibatnya para pelaku dan orang-orangnyadapat dengan bebas mendatangi para saksi korban meskipun hukummelarang terdakwa bertemu dengan saksi korban selama persidanganberjalan. Berbagai pertemuan dilakukan untuk mengatur prosespersidangan, mempersiapkan perubahan-perubahan atau pencabutankesaksian sebelum menghadiri persidangan. Persiapan ini jugamembicarakan isi BAP hingga ke hal-hal yang bersifat detil. Misalnya,mengganti kata-kata “dipopor senapan” yang ada dalam BAP menjadi“ditakut-takuti”, atau mengakui “telah ditendang” tetapi denganmengatakan “tapi tidak sakit”. Mereka juga mengatakan bahwa “selamadipenjara mendapat jaminan makan yang baik,” meskipun faktanya tidakbisa dipertanggungjawabkan.

Sebagai awalan, penjelasan Wanmayetti, seorang anakperempuan korban bernama Bachtiar bin Johan yang hingga saat inihilang, tak tentu rimba dan nasibnya, sangat menarik untukdiperhatikan.

“Awalnya kami dipanggil ke rumah Nasrun (yang menjadiposko Tim7) untuk saling memaafkan kedua belah pihak dimasa lalu (islah—pen.), dan Islah ini tidak mengurangijalannya hukum di pengadilan nanti. Kami yang maumengikuti tanda tangan islah diiming-iming angin surga sepertiada dana abadi dan kompensasi serta diberi kemudahan dalamusaha keluarga korban. Akhirnya sekarang kami baru tahu,

3 Kesaksian dalam pemeriksaan saksi di pengadilan HAM Adhoc, 12 Januari 2004

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

5

Page 26: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

bahwa islah itu hanya berlaku untuk pengurus posko (Tim7). Kami yang tidak menyetujui islah yang tidak sah ini,tetap menuntut untuk menegakkan hukum atau keadilan,apa pun bentuknya. Kita harus membersihkan sistem yangkotor ini agar hukum kita mempunyai moral di matainternasional, walaupun perjuangan ini sangat sulit dirintis.”

Selain Wanmayetti, penuturan salah seorang korban bernamaHusein Safe yang bersaksi di persidangan juga menarik untuk disimak.

Malam sebelum memberikan kesaksian pada persidanganSriyanto, sekitar pukul 23.00 WIB, seorang aparat Babinkummendatangi rumah saya di Purwakarta (Jawa Barat). Iameminta saya mengubah kesaksian yang sudah saya berikanpada persidangan Sutrisno Mascung dan RA Butar Butar. Iamenawarkan sejumlah uang dan (sepeda) motor sebagaigantinya. Saya hanya menyatakan ‘Bilang saja pada PakSriyanto, minta maaflah kepada Allah. Saya takmungkin terima sogokan. Dan tak mungkin merubahkesaksian.’”

Pihak militer terus melakukan pendekatan dengan mendatangipara korban secara individu, yang pada akhirnya membuat para korbanmenubah kesaksian mereka di persidangan. Iming-iming sejumlahuang tunai maupun berupa cek dan sepeda motor dilakukan anggotaBabinkum dengan dibantu para korban yang telah ber-islah. Seorangsaksi korban bernama Irta Sumirta menuturkannya.

“Menjelang persidangan (dengan terdakwa) Sriyanto, seorangaparat Babinkum menawarkan uang, (sepeda) motor danpekerjaan sebagai satpam di sebuah kantor di (kawasan)Kuningan, Jakarta. Ia meminta saya memberikan keteranganyang meringankan Pak Sriyanto. Saya tidak menghiraukantawaran tersebut. Esoknya, beberapa kawan yang telahmelakukan islah juga mengajak saya. Mereka meminta saya

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

6

Page 27: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

supaya tidak (bersikap) idealis. Bahkan mereka jugamenawarkan cek uang kepada saya. Tapi saya tetapmenolaknya.”

Menurut penuturan beberapa saksi korban, ajakan untukmengubah kesaksian di depan sidang dilakukan kepada hampir semuakorban. Pendekatan ini secara intensif dilakukan selama prosespersidangan, dari sesi satu ke sesi persidangan berikutnya. Selamaproses itu berlangsung, beberapa korban yang telah melakukanperubahan kesaksian juga dimanfaatkan terdakwa untuk memengaruhipara saksi lain yang tak bersedia mengubah kesaksian.

Bagaimanapun, pengubahan kesaksian oleh beberapa saksidan korban memancing reaksi keras para korban yang kecewa terhadappengadilan. Aminatun, seorang perempuan korban kekerasanmenerangkan:

“Panggung pengadilan (HAM) adhoc ini terlihat aneh, tapinggak lucu. (Pengadilan) Bukan tempat mencari keadilan, tapisandiwara ’wastafel’ cuci tangan, cuci dosa (bagi) aparat militer.Pemerintah mempermainkan rakyat dan menyakiti (hati)rakyat jelata, yang menuntut keadilan. Apakah harus ke(hukum) rimba raya, siapa yang kuat mereka yang menang?Islah yang dicela para intelektual ternyata dibenarkan olehmajelis hakim. Hakim menghalalkan kolaborasi, kasak-kusuk, yang ujungnya meringankan membebaskan terdakwa.”

Wanmayetti dan Husein Safe adalah dua di antara para korbanyang secara konsisten bertahan dengan kesaksian mereka. Sayangnya,terdapat lebih banyak saksi dan korban yang justru memutuskan untukmengubah kesaksian mereka di persidangan untuk kepentinganterdakwa. Mereka adalah para saksi korban yang telah menerimasejumlah uang bernilai jutaan dan sepeda motor dari mantan pejabattinggi militer saat peristiwa terjadi. Misalnya, dari mantan Pangdam

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

7

Page 28: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Jaya Try Sutrisno. Kepada Kontras, seorang saksi korban4 jugamenuturkannya.

“Setelah islah dapat uang Rp 2 juta dari Pak Try Sutrisno.Katanya ’dana kangkung’. Tahun 2001 bulan Maret di(Masjid) Sunda Kelapa waktu itu, pernah dikasih juga Rp500 ribu saat menjadi saksi di berkas Pranowo. Anaknyawaktu di persidangan sering hadir, dan semua yang jadi saksidikasih duit sama dia. Kalau yang jadi saksi Sriyanto jugadikasih tapi saya tidak tahu berapa. Itu semacam uang terimakasih saja karena saya meringankan kesaksian. Kita ini kansudah bersandiwara dengan ABRI. Karena waktu itu kitadijanjikan bahwa kita dijamin hidup kita dan akan diberidana abadi.”

Proses pemberian dana kepada para korban dilakukan secaralangsung maupun tidak langsung, yakni melalui sebuah yayasan yangdikelola para korban. Namun beberapa korban merasa kecewa ataspengelolaan dana di yayasan yang mereka nilai tidak beres. Masalahini memicu terjadinya perselisihan antarkorban.

“Dana itu masuknya ke yayasan, tapi mentok waktu itu.Tahun 2001 dapat 100 juta dan 200 juta (rupiah) dari PakTry sama Pak Sriyanto. Waktu itu duitnya hilang dimakanoleh salah seorang korban. Kita ini serba salah karenapengurus-pengurusnya tidak (ber-) tanggung jawab.”

Saat persidangan berjalan, sejumlah korban diberi uang,sebagaimana dikatakan oleh saksi berikut :

“Semua yang (ber-)islah itu dikasih (sepeda) motor sebelumsidang, diiming-imingin supaya senang. Sebulan sebelumsidang itu kita di-drop (sepeda) motor China. Saya kebagian

4 Keterangan saksi dalam berkas perkara Pranowo (9/12/03) dan berkas perkara SutrisnoMascung (5/01/04).

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

8

Page 29: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

satu, seharga 3 juta (rupiah) itu. Sekitar 40 unit itu turundengan harga sekitar Rp 3. 125.000. BPKB-nya masih ada.”

Proses perdamaian di luar pengadilan lewat islah belumsepenuhnya memuaskan para korban. Keikutsertaan korban dalamislah tidak sepenuhnya didasari oleh kesadaran, melainkan lebihdisebabkan rasa serba salah akibat dihadapkan pada terbatasnya pilihanyang sulit.

“Setelah putusan (sidang) untuk Pak Sriyanto itu (diatuhkan)kita diundang ke Cijantung dan dikasih uang Rp 500 ribu.Kita diundang ke Cijantung sekitar 20 orang. Sebangsasyukuranlah. Katanya yang menjadi saksi-saksi dia itumendapat satu juta rupiah tiap orang. Kita ini sudah serbasalah karena sudah terjaring dengan ikatan islah.”

Sementara itu saksi Lili Ardiansyah5 mengungkapkan bahwamantan Pangdam Jaya, Try Sutrisno, dan Kasie Intel Kodim JakartaUtara, Sriyanto, disebut-sebut sebagai orang yang memberikan uang

5 Menjadi saksi dalam berkas Mayjen (Purn) Pranowo, 27/04/04 Mayjen (Purn) RAButar-Butar, 12/11/03

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

9

Sriyanto bersalaman dengankorban islah setelah sidangdilaksanakan.

Page 30: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

sebesar Rp 2 juta per orang serta barang berupa sepeda motor.Penuturan saksi berikut menarik untuk disimak.

“Saya hanya mendapatkan uang sebesar Rp 2 juta, yangdiberikan (oleh) Try Sutrisno melalui yayasan. Dan jugamendapatkan sebuah motor bebek cina, yang diberikan oleh Sriyanto melalui yayasan.”

Akan tetapi muncul kesimpangsiuran informasi seputarpemberian kendaraan sepeda motor bagi korban.

“Tapi motor itu tidak diberikan cuma-cuma. Saya harus bayarperbulan atau dengan cara kredit, bayar Rp 250.000 perbulan.Tapi saya hanya membayarnya selama dua bulan atu dua kalicicilan. Karena belakangan saya tahu, ternyata motor itudiberikan oleh Sriyanto secara cuma-cuma, tapi entah kenapayayasan mengkreditkan motor itu.”

Perselisihan juga tampak terjadi akibat ketidakjelasanpengelolaan aset yayasan. Tiga unit kendaraan truk yangdiperuntukkan bagi kepentingan hidup bersama para korban, dijualoleh pengurus yayasan.

“Saya sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh parapengurus,karena para pengelola yayasan sama sekali tidaktransparan, seperti cara pengelolaan mobil truk Fuso yangdiberikan oleh Sriyanto sebanyak lima fuso. Tetapi apakahtruk tersebut disewakan atau dipakai untuk usaha, itu samasekali tanpa sepengetahuan korban.”

Meskipun telah memperoleh bantuan sejumlah uang danbarang, korban tetap mengharapkan pemerintah untuk memberikankompensasi.

“Tiba-tiba saya sudah dapat kabar bahwa tiga truk sudahdijual. Saya cuma dapat Rp 2 juta, para pengurus yayasantidak memberi penjelasan kenapa truk itu harus dijual. Dan

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

10

Page 31: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

sisanya dua truk lagi juga tidak dijelaskan. Saya masih mengharapkan kompensasi yang dijanjikan pemerintahmelalui putusan pengadilan.”

Seorang korban yang bersaksi di depan persidangan Mayjen(Purn) RA Butar-Butar, pada 5 November 2003 menjelaskan :

“Sebelum persidangan pemeriksaan saksi, saya dipanggil olehBabinkum TNI AD, dan disuruh berbohong mengenai (BAP).Saya dalam keadaan sangat takut (karena berada) di bawahtekanan, karena yang menyuruh adalah para perwira tinggi Kopassus. Korban diajari cara-cara memutarbalikan faktadalam persidangan, dan diberikan jaminan keamanan sertadiberi uang oleh Babinkum TNI AD. Saya diberi uang olehTry Sutrisno pada waktu islah sebesar Rp 2.000.000, danpara korban yang islah lainnya (juga diberi) dengan jumlahyang sama. Setelah memberikan kesaksian di dalampersidangan, dikasih imbalan uang oleh Babinkum sebesar Rp.500.000 dan korban islah lainnya diberiu uang transport kepengadilan sebesar masing- masing Rp 100.000.”

Jumlah total uang yang diterima oleh korban ini sebanyakkurang lebih Rp 20.000.000 (duapuluh juta rupiah) dengan caradiangsur. Selain uang, ia juga mendapatkan sebuah sepeda motorsecara cuma-cuma dari Sriyanto melalui yayasan yang dikelola olehAsep, Syarifudin Rambe, dan Sofwan Sulaiman. Putra pertama korbanmendapatkan pekerjaan sebagai satpam di sebuah gedung milikSutiyoso atas memo dari Letkol Sutar.

Saksi lainnya, yang bersaksi pada tanggal 17 Desember 2003menuturkan kekecewaannya kepada mantan Pangdam Djaya TrySutrisno :

“Di dalam islah yang dilaksanakan di Masjid Sunda Kelapa,saya dan para korban islah lainnya dijanjikan oleh Try Sutrisnoakan diberikan jaminan berupa rumah, dana abadi, modal

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

11

Page 32: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

untuk usaha dan uang sejumlah Rp 600 juta. Namun sayasangat kecewa karena janji tersebut sampai sekarang b e l umdipenuhi.”

Menurutnya, uang yang diberikan kepada para korban olehTry Sutrisno hanyalah uang senilai Rp 400 juta. Uang itu diberikanmelalui yayasan yang dikelola oleh Asep, Syarifudin Rambe, dkk. Uangitu kemudian dibagikan kepada seluruh korban yang telah ber-islah,masing-masing Rp 2 juta per orang termasuk Kusnoto. Saat itu, iamengatakan bahwa sisa uang sebesar Rp. 200 juta yang dijanjikanTry Sutrisno juga belum diberikan kepada korban.

Para korban islah juga menerima lima unit mobil truk Fusodari Sriyanto, yang juga diberikan melalui yayasan yang sama. Namunsekarang truk yang operasional hanya tinggal dua karena tiga truklainnya telah dijual oleh yayasan. Uang hasil penjualan tiga unit trukitu dibagi-bagikan kepada seluruh korban yang ber-islah, denganrincian bagi yang dipidana pasca peristiwa Priok mendapatkan lebihbesar yaitu Rp 2.500.000, sedangkan korban yang tidak dipidanamendapat bagian Rp 2000.000. “Babinkum yang saya kenal dan seringngobrol dengan saya tersebut bernama Suryana.”

Selain itu, seorang saksi korban Syarifudin Rambemenjelaskan:

“Saya mendapat uang dari Try Sutrisno lewat bisnis kuotaRp 30 juta Sebenarnya yayasan itu dapat uang banyak daripelaku, tapi tidak dibagikan kepada korban semua. Yayasandapat uang dari Try Sutrisno, Sriyanto, tetapi tidak adapertanggungjawabannya. Ada truk ada dana yang lain tapihabis kemana tau, dimakan oleh beberapa orang saja. Waktuitu juga mau dapat dari Tommy (Tommy Soeharto-Red) tapikeburu ada hakim yang ditembak, kemudian nggak jadi”.

Seorang korban yang sempat menemui mantan Pangdam JayaTry Sutrisno menyatakan :

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

12

Page 33: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

“Saat ketemu Pak Try, saya (me-) lobi supaya dikasih usaha,saya minta empat milyar tapi tidak ada. Akhirnya tujuhorang dikasih masing-masing 4 juta termasuk saya, dapat motor(produk) China (Jialing) seharga 3 juta dan masih dipakaisampai sekarang. Beberapa kali ketemu Pak Try tapi sekarangjustru susah ditemui. Apalagi setelah bebasnya para pelakusemua juga tidak ada syukurannya atau apa. Saya menjadisaksi semua terdakwa”.

Pemberian uang juga diterima oleh seorang korban bernamaHamidah, yang anaknya ditemukan meninggal ditembak. Namun iatidak pernah menjadi saksi di persidangan, meskipun beberapa kalihadir menyaksikan persidangan. Hamidah menerangkan :

“Saya mendapat uang Rp 2 juta dari Pak Try saat setelahIslah. Mendapat Rp 300 ribu itu juga belakangan. Saya itupinginnya uang dari pelaku itu harus langsung ke kita, janganlewat yayasan. Saya kesal sama Pak Try karena dia ngomongperistiwa Priok itu musibah. Saya langsung ngomong ’kalauitu musibah, kenapa mayat anak saya disembuyikan?’ Padahalanak saya kan menghadiri pengajian, kok malah ditembakin.Setelah itu dia nggak ngomong musibah lagi. Untuk apa sayadatang ke Komnas (HAM) kalau itu musibah. Saya kecewadengan Ibu Dewi, yayasan juga, yang kalau dapat duit tidakdibagi. Setelah mendapat motor itu, terakhir mendapat uangitu lebaran Idul Fitri sebesar Rp 200.000 dari pelaku.”

Selain Hamidah, ada seorang ibu lagi bernama NyonyaFerdinand, yang anak laki-lakinya juga menjadi korban sertamengalami gangguan kejiwaan akibat peristiwa Tanjungp Priok. Iabercerita sebagai berikut :

“Selama persidangan selalu ikut hadir di pengadilan. Setiappersidangan mendapatkan uang sebesar Rp. 40 ribu, lalumendapat makanan yang dibagikan oleh Asep pada sore setelah

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

13

Page 34: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

sidang. Ada sekitar 40-an orang ibu-ibu, bapak-bapakkeluarga korban dan korban Priok yang selalu menghadiripersidangan dan mendapatkan uang. Saya mendapat jatah(sepeda) motor tapi tidak saya ambil barangnya, saya (minta)ganti duit sebanyak 3 juta untuk bangun rumah saya. Terakhirmendapatkan Rp. 400 ribu saat lebaran. Yang menjadi saksimendapatkan amplop yang beda dan saya tidak tahu jumlahnya.Sebenarnya saya kecewa dengan pengurus yayasan karenasetiap dapat uang saya tidak dibagi. Anak saya sakit sajatidak diurusin. Saya telepon Asep malah suruh kerumah sakit,padahal saya kan tidak punya duit.”

Ny. Ferdinand juga sempat menunjukkan kekecewaannyakarena tidak tahu pemberian uang saat mengikuti pembuatan PiagamIslah di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.

“Saya tidak tahu kalau ada yang dapat uang islah di Sundakelapa. Saya dapat uangnya ketika sidang-sidang itu saja.Waktu ketemu dengan Babinkum juga saya tidak ikut. (Dari)Hasil jualan mobil (oleh yayasan) itu juga tidak dapatuang.”

Berbagai cerita atas berbagai derita di atas merupakan kisah-kisah yang dimiliki oleh hampir semua korban peristiwa Priok. Sayangtak semua korban mau menceritakan hal-hal yang dialaminya. Terakhir,ada satu cerita tragis yang dialami seorang saksi korban bernamaYusron Zainuri. Di luar saksi-saksi korban yang mengadakan islah,Yusron Zainuri sempat menerima bantuan berupa sejumlah uang.Bantuan uang ini diberikan langsung kepada ibunda Yusron yangketika itu dalam keadaan sakit keras dan memerlukan biayapengobatan. Yusron sendiri menjadi saksi dalam sidang kasus Priokdengan terdakwa Sriyanto pada sidang tanggal 15 Januari 2004, danperkara Sutrisno Mascung dkk, pada sidang tanggal 8 Nopember2003 serta sidang perkara atas nama Pranowo tanggal 13 April 2004.

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

14

Page 35: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

“Saya lupa berapa tanggalnya. Dia datang mau kasih Rp50 juta, bahkan mungkin sebelum dijadwalkan kesaksianitu. Saya didatangi oleh seseorang, lupa namanya, tapi orangitu sipil yang berhubungan dengan militer dan sering kepengadilan. Dia sipil, dan dia tidak menspesifikan (siapakah)terdakwanya. Pokoknya intinya beliau meminta bahwa kasusini selesai. Sebelum menjadi saksi, (saya) didatangi Sutar.(Sebelumnya) dia telepon bahwa dia sudah di rumah sakit,nengok dan ibu sudah dikasih uang 20 juta. Ya udah sayalangsung bayar-bayar rumah sakit. Pokoknya dia kasih uang20 juta kemudian ibu nangis-nangis. Menurut saya itu adalahbentuk dari teror. Yang terpikir dalam benak, ibu nangis-nangis. Dan setelah itu Sutar ngomong, ’Pak Sriyanto tidakmenitipkan apapun, misalnya harus begini harus begitu, PakSriyanto ikhlas memberikan bantuan, termasuk pakaian tigasetel buat Bapak dan Ibu.’”

Cerita tersebut tampaknya telah mengubah sikap Yusron.Ketika tiba saatnya memberikan kesaksian di persidangan, tepatnyamenjelang kesempatannya memberi kesaksian, Yusron berkata kepadamajelis hakim:

“Saya menyampaikan salam dari ibunda saya untuk PakSriyanto. Keluarga besar saya mengucapkan terimakasih kepada PakSriyanto yang telah membantu ibu kami dengan ikhlas tanpa adapermintaan apapun, baik merubah kesaksian atau apa. Untuk itusaya pada hari ini tidak mau memberikan kesaksian, karena apapunkesaksian saya hanya akan menyakitkan saya maupun terdakwa.”

Tetapi kemudian “kesaksian” tersebut ditolak. Yusron tetapdiminta untuk memberikan kesaksiannya. Ia pun merasa berada dalamsituasi yang dilematis. Akhirnya Yusron mengakui bahwa secarapribadi ia sudah memaafkan Sriyanto. Ketika tetap dimintamemberikan kesaksiannya, Yusron mengaku tidak membuatperubahan yang signifikan pada kesaksiannya. “Ada kejahatan dalam

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

15

Page 36: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

kasus Priok itu yang saya angkat, ada nilai pemberian (kepada) saya, juga sayaangkat,” demikian kata Yusron.

Dari kesaksian-kesaksian di atas jelas ada upaya dari pelakudan atau institusi pelaku yang berusaha untuk mematahkan kesaksiankorban. Kelemahan ekonomi korban telah dimanfaatkan untukmemutarbalik fakta yang sesungguhnya.

B. Menciptakan Ketakutan

Perlindungan saksi dan korban dalam pelanggaran HAM-berat merupakan hal yang sangat penting pewujudannya. KejahatanHAM yang pelakunya adalah orang-orang yang pernah berkuasa ataumasih berkuasa akan senantiasa mempergunakan kekuatan merekauntuk melakukan penekanan terhadap saksi korban. Saksi yang posisisosial-ekonominya lemah akan cenderung dimanfaatkan oleh parapelaku agar mau “berkompromi”. Para pelaku seperti itu tidak segan-segan menempuh cara-cara teror dan intimidasi, baik fisik maupunmental, untuk melemahkan posisi korban dalam hal dapatmemberikan keterangan.

Dalam hal posisi saksi yangsudah ber-islah, misalnya, ketakutan itumuncul di dalam persidangan ketikapara korban menjadi saksi di hadapanpara pelaku. Di samping itu, saksi jugamengalami trauma psikologis ketikaharus berhadapan dengan para pelakuyang pernah menganiaya mereka.Tekanan-tekanan yang muncul itumengakibatkan tidak terungkapnyafakta secara benar.

Dalam kasus Priok, intimidasiterhadap saksi, korban dan keluarga korban telah berlangsung sebelumpengadilan dimulai. Beberapa korban yang masih bersikap konsisten

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

16

Page 37: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

untuk menuntut keadilan terus didekati, diimingi-imingi uang, sertaislah agar bersedia memberikan kesaksian yang meringankan pelaku.

Pada persidangan pertama terdakwa Sriyanto, 23 Oktober2003, pengunjung persidangan tidak dapat masuk ke ruang sidangkarena ruang sidang diblokade oleh aparat Kopassus TNI yangmemenuhi areal dalam dan luar ruang sidang. Aparat TNI jugamelakukan pemeriksaan terhadap identitas pengunjung sebelum dapatmasuk ke ruang sidang. Perilaku tersebut sempat diprotes olehkalangan pers karena dianggap menutupi akses pers untuk meliputkasus tersebut, selain merupakan pelanggaran akses ke pengadilan(access to justice). Sementara korban islah hadir dengan menggunakanatribut pakaian dan topi yang bertuliskan “islah adalah kebanggaan kami”dan hadir menguasai hampir seluruh tempat duduk dalam ruangpersidangan.

Pada saat itu telah terjadi aksi intimidasi kepada para korban,baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa korban yangtetap menuntut pelaku dihukum, terancam oleh kehadiran orang-orang tidak dikenal yang mengambil gambar (foto) korban secaraterbuka dan sembunyi-sembunyi, termasuk dengan melakukanancaman secara halus kepada korban untuk tidak membawa massa,dan lain lain. Aparat intelejen juga melakukan perampasan posterdan spanduk serta melakukan intimidasi dengan mengucapkan kata-kata keras yang bernada mengancam, hingga ancaman untuk“mengambil” bahkan membunuh korban, keluarga korban danpendamping. Bahkan setelah memberikan kesaksian di depanpersidangan, saksi korban juga ditelepon untuk menanyakan kesaksianyang diberikan serta diancam untuk “berhati-hati”. Beberapa korbandan keluarga korban diikuti dan diawasi oleh intel secara terus-menerus, bahkan diikuti hingga ke rumah mereka.6

6 Informasi pada korban dan keluarga korban kepada Kontras

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

17

Page 38: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Berbagai bentuk teror dan ancaman tersebut bukan hanyaterjadi di luar persidangan. Di ruang sidang juga terjadi hal serupa.Sejumlah aparat TNI berseragam lengkap tampak memadati ruangsidang. Aksi tersebut berimplikasi pada munculnya suasana tidaknyaman bagi keluarga korban karena unjuk kekuatan pasukan di ruangsidang juga menujukkan “kekuatan” para terdakwa untuk menekanpsikologi korban.

Selama persidangan berlangsung, bentuk perlindunganterhadap saksi dan korban baik dari aparat keamanan maupun aparatpenegak hukum amatlah minim. Dalam setiap sidang, jumlah polisiyang hadir untuk melakukan pengamanan sidang sangat sedikit.Sementara majelis hakim tidak melakukan tindakan tegas untukmenertibkan aparat Kopasus yang memenuhi ruang sidang denganmembawa senjata api dan senjata tajam serta menertibkan jalannyasidang, yang acap ramai atau ricuh oleh teriakan korban islah yangmelecehkan saksi korban yang tidak sejalan dengan kesaksian mereka.

Aminatun, salah seorang korban perempuan dalam peristiwaTanjung Priok menyatakan :

“Setiap kali sidang para jendral ini membuat pendukung-pendukung layaknya suporter sepak bola, yangmempertontonkan nyali kekuasaannya. Padahal sebagianatribut atas peralatan yang mereka pakai sebagai akomodasidan fasilitas adalah milik negara bukan perorangan yanggampang begitu saja untuk kepentingan pribadi. Tapi korban-korban yang masih berusaha mengungkapkan kebenaranhanya bisa melihat dengan perasaan dan tanda-tanda adanyadiskriminasi sesama warga negara dan penyalahgunaankekuasaan atau lembaga negara untuk kepentingan pribadi”.

Atas dasar hal tersebut, Kontras bersama keluarga korbankemudian melaporkan adanya intimidasi dan ancaman dari sejumlahorang ke Mabes Polri pada 27 Oktober 2003, Puspom TNI 28

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

18

Page 39: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Oktober 2003, dan PN Jakarta Pusat 30 Oktober 2003. Polrimenyatakan akan melakukan evaluasi dalam pengamanan dipengadilan serta akan memberikan bantuan pengamanan bagi saksidan korban. Sementara Puspom akan mengkoordinasikan laporankorban dengan Majelis hakim yang memeriksa kasus Priok, sertaintim akan meminta bantuan keamanan apabila dianggap perlu.Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sendiri berjanji untuk melakukanpenyelidikan serta memberikan bantuan keamanan terhadapintimidasi dan teror serta pengamanan di pengadilan.

Hal serupa juga terjadi pada persidangan dengan terdakwaPranowo, yang berlangsung sejak tanggal 23 September 2003 danberakhir tanggal 10 Agustus 2004. Selama persidangan, Majelis hakimtelah mendengar kesaksian sekitar 45 orang saksi, yang terdiri dari41 orang saksi dan 4 ahli, dengan rincian sebagai berikut:

Sebanyak 41 orang saksi didengar keterangannya di depan persidangandan 4 orang saksi yang dibacakan BAP-nya.

− Dari 36 orang saksi yang dihadirkan oleh JPU, sekitar 27 orangdiantaranya justru meringankan pelaku, karena melakukan pencabutankesaksian. Sementara 9 orang saksi dihadirkan oleh penasehat hukumterdakwa (a de charge).

− Saksi yang dihadirkan terdiri dari 2 orang saksi polisi dan 3 orangsaksi dari TNI, 1 orang diantaranya adalah saksi mahkota.

Pada persidangan terdakwa Pranowo, saksi-saksi yang ber-islah menyatakan mencabut seluruh keterangan yang ada di dalamBAP. Mereka menolak mengakui kebenaran kesaksian yang diberikankepada penyelidik Komnas HAM dan penyidik kejaksaan bahwamereka telah disiksa selama dalam tahanan RTM Cimanggis dan RTMGuntur. Mereka menolak memberi kesaksian yang sebenarnyadengan alasan bahwa mereka telah melakukan islah dengan terdakwa.Untuk merubah atau mencabut BAP, sebagian lainnya berlindung di

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

19

Page 40: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

balik alasan bahwa keterangan yang benar adalah yang disampaikandi depan persidangan.

Namun ada juga saksi-saksi sekaligus korban yang bersikapkonsisten dan tidak mencabut kesaksian di BAP. Mereka antara lain,Drs. A Ratono; ?Abdul Qadir Djailani; ?Drs. AM Fatwa; ?Raharja;?Aminatun Najariah; dan ?Irta Sumirta.

Dalam pemeriksaan, diperlihatkan juga di muka persidangan surat-surat penahanan dan penangkapan saksi korban yang pernahdipenjara. Umumnya, para saksi membenarkan surat tersebut. Dalampembuktian”perampasan kemerdekaan dan kebebasan fisik lain secarasewenang-wenang” tidak terbukti. Dalam persidangan terungkapbahwa keberadaan sejumlah korban di sel tahanan RTM Guntur danRTM Cimanggis adalah atas dasar surat perintah (SP) penahanan darikepolisian (SP Penahanan pertanggal 11 September 1984 atas namaSofwan bin Sulaiman) maupun dari Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta(SP Penahanan pertanggal 14 September 1984 atas nama Abdul KadirJailani dkk). Terdakwa hanya menerima titipan tahanan dari Polri danKejaksaan serta Laksusda, sebagaimana dikatakan oleh Try Sutrisno,dan R.A. Butar-Butar di dalam persidangan.

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

20

Page 41: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

21

Mencabut keterangan bahwa pernah di siksa selama berada dalamtahanan di RTM Guntur, dengan mengatakan hanya satu kali dipukul.Sudah melakukan islah dan saat memberikan keterangan dikejaksaan dalam keadaan emosi

Mencabut keterangan mendapat siksaan di Guntur dan tidakmelihat terdakwa saat memimpin apel.Karena apa yang terjadidalam tahanan baik di Guntur maupun RTM merupakan kondisiyang membuat saksi merasa bersalah

Mencabut BAP dan tidak mendapat siksaan di RTM dan GunturSaat diperiksa di kejaksaan masih dendam dan didramatisir. Saksiikut islah setelah diperiksa di kejaksaan

Mencabut sebagian keterangan dalam BAPSaksi juga memintasupaya terdakwa dibebaskan

Menarik keterangan di BAP. Saksi tidak disiksa selama di RTMdan Guntur dan serta tidak pernah melihat orang disiksa

Saki juga meminta supaya terdakwa dibebaskanSaksi tidak pernah melihat terdakwa dan tidak pernah mengalamipenyiksaan

Karena saat keterangan di BAP masih emosi

-

Saksi tidak melihat dan mengalami penyiksaan danmenandatangani Berita Acara Penahan dari kepolisianKarenasudah islah

SjarifudinRambe

Ahmad Sahi

SafwanSulaiman

Rahmat

M Amran

Edi Nur HadiSuherman

Soedarso binRaisBudi santoso

Wasjan

Saksi-korban Keterangan

Mencabut keterangan di injak, disiksa, ditendang sewaktu diGuntur dan RTM CimanggisSaksi sudah islah danmenghilangkan dendam

Saksi tidak disiksa dan menerima surat penahanan. Selamaditahanan fasilitas makan dan ibadah tercukupi

YayanHendrayana

Hendri

Tabel ISaksi-saksi yang menarik BAP Untuk Terdakwa Pranowo

Page 42: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Sedikit berbeda dengan persidangan dengan terdakwa Pranowo,persidangan dengan terdakwa RA Butar-Butar berlangsung sejak 8September 2003 sampai dengan 30 April 2004. Dalam sidangpemeriksaan saksi, setidaknya telah dilakukan pemeriksaan terhadap43 orang saksi dan 7 orang ahli, dengan rincian berikut:

Sejumlah 36 orang saksi dari berkas perkara, yang terdiri dari 26orang di dengar keterangannya di depan persidangan dan 10 orangdengan BAP yang dibuat di bawah sumpah dibacakan.

Dari 7 orang saksi di luar berkas, yang terdiri dari 2 orang saksi acharge dan 5 orang saksi a de charge, yang semuanya dihadirkan dipersidangan.

Dari 7 orang ahli, keterangan empat ahli yang terlampir dalam berkasperkara yang dibuat di bawah sumpah dibacakan. Lalu 3 ahli a decharge didengar keterangannya di depan persidangan. Jumlah keseluruhan50 saksi.

Jumlah saki yang keterangannya dibacakan di persidangan ada 14orang, yaitu Samsidar binti Paresan, A. Raspin, Jono Karsono,Muhamad Nur, Abdul Qadir Djailani, Ahmad Gafur, Abdul Halim,Sumitro, Sinar Naposo Harahap, Drs. Fadjar Istijono, Abdullah Sani(ahli), Pieter Hermanus (ahli), Arifin Sari Surungan Tambunan SH(ahli), dan Edi Purnomo (ahli).

Saksi saksi a charge yang diajukan Tim Jaksa Penuntut Umum AdHoc di persidangan ialah H. Boddy Biki dan Husain Safe.

Saksi-saksi a de charge yang meringankan terdakwa yang diajukanTim Penasihat Hukum ialah Umar Sundu, Boby Zulkarnaen, MNurdin Anshari, H. Neman Kosim Khotib, Herry Soentoyo, MariaFarida, SH. MH, Lumban Sihombing , SH, LLM., Prof.Hikmahanto Yuwana, SH. LLM. Phd.

Barang bukti yang diajukan JPU di persidangan meliputi SKDandim 0502/ Jakarta Utara atas nama Rudolf Adolf (R.A) Butar

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

22

Page 43: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Butar; hasil penelitian terhadap kerangka korban peristiwaTanjungpriok oleh Tim Forensik LKUI dari Tim Forensik DikdokkesPOLRI, Berita Acara Pemotretan Penggalian di Taman PemakamanKhusus warga Sukapura Mengkok, Jalan Raya Cakung-Sukapura-Cilincing, Jakarta Utara tanggal 8 september 2000, laporan penggaliankuburan dan pemeriksaan kerangka dan Ver. No 001/TP.3001/SK.II/IX/2000 sampai dengan No. 014/TP.3001/SK.II/IX/2000, masing-masing tanggal 5 oktober 2000.

Persoalan islah menjadi hal yang sangat mengganggu jalannyapersidangan. Dalam kesaksian, korban yang menerima islah justrumencabut BAP dan memberikan keterangan yang meringankanterdakwa. Padahal, dalam keterangan mereka kepada Komnas HAMdan Kejaksaan mereka bersaksi melihat aparat membabi butamenembaki massa dan ketika ditangkap mereka disiksa. Tetapi, ketikabersaksi di persidangan mereka justru tidak mengakuinya. Denganjelas mereka mencabut BAP dengan alasan sudah melakukan islahdengan terdakwa. Ketika majelis hakim tetap memeriksa mereka dipersidangan mereka justru bersaksi bertentangan dengan apa yangmereka alami.

Proses pemeriksaan saksi yang dilakukan JPU untukmembuktikan dakwaanya sangat lemah, dengan menghadirkan saksi-saki yang ber-islah yang berimplikasi pada terjadinya pengingkaranterhadap BAP. Mestinya JPU bisa mengantisipasi saksi-saksi korbanyang akan dihadirkan di persidangan. Saksi tersebut lebih tepatdiposisikan sebagai saksi a de charge (yang meringankan terdakwa)daripada a charge (yang memberatkan).

Dalam persidangan, para saksi yang sudah ber-islah selainmencabut BAP juga mengubah keterangan. Padahal, majelis hakimdapat melakukan sanksi atas rangkaian keterangan paslu yang telahdilakukan para saksi itu. Sesuai Pasal 174 Ayat 2 KHUAP, apabilasaksi tetap pada keterangannya, hakim ketua sidang atau atas

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

23

Page 44: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Para saksi yang dihadirkan juga menghadirkan terdakwa laindalam berkas perkara yang berbeda dalam kasus pelanggaran HAM-berat Tanjungpriok ini. Juga dihadirkan para saksi yang pernahmemiliki hubungan kerja dengan terdakwa, baik sebagai atasanmaupun bawahan. Dalam kesaksianya, para saksi itu menutup-nutupikesalahan tedakwa. Dalam hal ini majelis hakim seharusnya bersikapjeli terhadap posisi saksi yang mempunyai hubungan secara organisasidan berada di bawah garis komando terdakwa.

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

24

No Nama Alasan1 Rahmat Dengan alasan sudah islah, saksi mencabut BAP2 Siti fatimah Minta terdakwa dibebaskan karena sudah islah3 Amir mahmud -4 Wasjan -5 Ahmad Sahi Sudah islah tidak ada masalah lagi dengan

tedakwa dan meminta terdakwa dibebaskan6 Lily ardiansyah -7 Hendri Ikut isilah karena jalan yang terbaik.8 Sofwan sulaiman -9 Syaifudin rambe Mencabut Berita keterangan disiksa karena saat itu

masih emosi dan saat islah bersalamandengan terdakwa

10 Kusnoto -11 Nur Cahya -

permintaan JPU dapat memberikan perintah supaya saksi ditahanuntuk selanjutnya dituntut perkara dalam dakwaan sumpah palsu.

Tabel IISaksi Yang Islah dan Mencabut BAP Untuk Terdakwa R

Butar-Butar

Page 45: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

No Nama Hubungan dengan terdakwa01 Zulfata Anggota regu III Yon Arhanudse03 Suprayit Anggota regu III Yon Arhanudse04 Sutrisno Mascung Komandan Regu III Yon Arhanudse05 Sriyanto Pasiop Kodim 0506 jakarta utara06 Mutiran Anggota regu III Yon Arhanudse07 Pranowo Ka Pomdam V Jaya08 Prayogi Anggota regu III Yon Arhanudse09 Idrus Anggota regu III Yon Arhanudse10 Muhson Anggota regu III Yon Arhanudse

Tidak tertutup kemungkinan bahwa para saksi yang dihadirkan dipersidangan saling berhubungan, mempengaruhi dan mengaturketerangan yang menguntungkan terdakwa. Fakta persidanganmenunjukkan bahwa saksi yang dihadirkan adalah para terdakwa yangstatusnya berada dalam satu instansi dan tidak berada dalam tahanan.

Persidangan atas nama terdakwa Sriyanto juga tidak banyakberubah. Selama pemeriksaan, sebagian saksi di muka sidangmencabut sebagian keterangannya dalam BAP yang diberikan di depanpenyidik Kejaksaan Agung lalu mengubah atau menambahiketerangan tanpa alasan yang sah menurut hukum (misalnya karenaditekan, diancam, disiksa waktu memberikan keterangan di hadapanpenyidik) melainkan didasarkan pada :1. Waktu memberikan keterangan di hadapan penyidik, para saksi

masih mempunyai perasaan benci dengan ABRI tetapi setelahdiadakan islah perasaan benci tersebut sudah tidak ada lagi

2. Keterangan Yusron, karena adanya bantuan pengobatan/perawatan sewaktu keluarga sakit .

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

25

Tabel IIISaksi yang juga terdakwa lain Dalam Terdakwa R Butar

Butar

Page 46: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

Melihat orang membawa celurit dan menyerang terdakwa;melihat tembakan peringatan; mencabut BAP nomor 24tentang tidak adanya tembakan peringatan dan langsungmemberondongkan. Yang benar adalah keterangan yang dipengadilan; ikut melakukan islah; dan saat itu sedang emosi,kebencian karena kakinya dipotong (amputasi)Melihat orang membawa celurit mengeroyok terdakwa; saksimelempar aparat dengan batu; mendengar suara tembakan duakali ke atas dan ke bawah. Yang benar adalah keterangan yangdi pengadilan. Saksi ikut islah dan medapatkan uangMelihat tentara membawa HT dan dikejar pake celurit;mendengar suara tembakan peringatan; tidak melihat korbanlain yang tertembak. Yang benar adalah keterangan yang dipengadilan; ikut islah dan supaya tidak mendendamMelihat aparat membawa HT memperingatkan massa tapidikejar pakai celurit; mencabut BAP yang diberikan di kejaksaan

MuhtarDewang

Amir mahmud

Suherman

Budi santoso

No Saksi Keterangan

01

02

03

04

Pencabutan BAP para saksi di muka persidangan atasketerangan yang diberikan dihadapan penyidik tidaklah dengan serta-merta menghilangkan alasan-alasan rasional dan sah menurutketentuan perundang-undangan. Keterangan yang dikemukakan dihadapan penyidik telah diberikan di bawah sumpah. Sesuai denganketentuan Pasal 162 (2) UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP,yang menyatakan keterangan para saksi di hadapan penyidik samanilainya dengan keterangan saksi di bawah sumpah yang diucapkandi pengadilan.

Tabel IV

Saksi yang mencabut BAP Untuk Terdakwa Sriyanto

26

Page 47: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

27

Sudarso binRais

Ahmad Sahi

SjarifuddinRambe

SofwanSulaimanYayanHendrayana

Yusron

Asep Sarifudin

Amir Gunari

dan mengganti dengan “massa banyak yang membawa golok,celurit dll menyerang aparat; melihat tentara mengeluarkantembakan peringatan. Yang benar adalah keterangan yangdisampaikan di pengadilan; saat dimintai keterangan karenamasih dendam dan itu hanya rekaan. Saksi sudah ber-islah.Melihat tentara membawa HT, tidak membawa senjata, dikejarlima orang pake celurit; aparat menembak ke atas dan ke bawah;mencabut BAP “yang saksi tidak melihat massa pengajianmembawa senjata tajam” diganti dengan “melihat massamembawa senjata tajam” dan saksi hanya membawa batu. Yangbenar adalah keterangan yang disampaikan di pengadilan;karena benci tentara dan ingin menjerumuskan karena kakinyaditembak dan dipenjaraDi Pomdam Jaya yang mukul preman sipil; makan, minum,kesehatan, dan ibadah terjamin; menandatangani suratpenahanan dari kepolisianTidak tahu kejadian di mushala As-Syaadah; saat ditahan diKodim tidak tahu tentang keberadaan terdakwa; mencabutketerangan BAP dan itu hanya rekaan. Yang benar adalahketerangan yang di pengadilan; waktu pemeriksaan olehpenyidik keteranganya berlebihan karena masih diliputi marahdan dendam serta benci kepada aparat.

Melihat masasa banyak membawa celurit dan klewang; tidakmelihat korban luka tembak; mencabut keterangan BAP nomor17 tentang mendengar suara tembakan secara beruntun 30menit, dan itu hanya rekaan; tidak tahu siapa pelaku dari korbanyang meninggal; mencabut Berita Acara Pemeriksaan dan yangbenar adalah keterangan yang (disampaikan) di pengadilan;merasa dendam terhadap aparat.Saksi menerangkan mencabut keterangan seluruhnya yang adadi BAP; sudah memaafkan dan melupakan peristiwa dan saksimenerima bantuan dari terdakwa berupa biaya pengobatanibunya di RSTidak kenal dengan petugas yang menangkap dan berpakaianpreman; keterangan saksi di BAP ditambah-tambahin mengenaidipukul, tidak bisa keluar. Yang benar adalah keterangan yang(disampaikan-pen) di pengadilan. Saksi memprakarsai islah danbertemu dengan terdakwa; Adanya perbedaan keterangankarena masih emosi dan tidak senang kepada aparat-

No Saksi Keterangan

05

06

07

08

09

10

11

12

Page 48: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

28

Dalam kenyataannya, saksi-saksi yang dihadirkan JPU justrumeringankan terdakwa dari dakwaan jaksa, termasuk para saksi yangberasal dari lingkungan TNI. Para anggota TNI, apalagi saksi mahkota,yang menjadi saksi dalam posisi ini tidak bisa membuktikan dakwaanyang dibuat jaksa.

Selanjutnya, untuk pemeriksaan dengan terdakwa SutrisnoMascung dkk., sejumlah saksi juga telah mencabut keterangan yangdiberikan kepada penyidik Kejaksaan Agung dan dituangkan ke dalamBAP. Mereka kemudian memberikan kesaksian yang berbeda di ruangpersidangan dengan alasan bahwa keterangan yang berbeda itudiberikan karena mereka sudah melakukan islah. Bahkan ada saksiyang tidak mengungkapkan alasan sama sekali. Saksi-saksi yangmencabut keteranganya juga tidak menyalahkan keterangan yangdikemukakan penyidik, sehingga keterangan yang sudah ada di BAPtetap dapat digunakan sebagai alat bukti.

Posisi islah sebagai alasan pencabutan BAP juga bukanlahalasan yang secara yuridis bisa diterima. Perbedaan tersebut harusdilandasi dengan alasan yang mampu menegaskan kebenaranperbedaan. Dalam hal ini majelis juga harus memperingatkan saksitentang perbedaan tersebut karena apabila keterangan saksimengandung hal-hal “palsu”, maka saksi tersebut dapat ditahan, danselanjutnya dituntut di persidangan pengadilan atas dakwaan sumpahpalsu sebagaimana diatur dalam Pasal 174 KUHAP.

Page 49: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

29

Tabel VSaksi yang mencabut BAP Untuk Terdakwa Sutrisno

Mascung

Saksi adalah korban yang menerima islah

Merubah keterangan bahwa tembakan diarahkan kemassa tapi tembakan mengarah ke bawah. (BAP no 25).Saksi sudah islah dan meminta terdakwa dibebaskan

Memohon kepada majelis supaya terdakwa dibebaskandan saksi sudah melakukan islah.

Melihat marwoto ditembak, dipukul dan di tending diKodim (BAP) saksi tidak ingat. Bahwa saksi pemrakarsaislah berharap mendapatkan imbalan

Mencabut keterangan tidak ada tembakan peringatan(BAP No 14), tembakan ke arah massa, BAP No16.Karena saat itu masih jengekel pada tentara. Saksi Ikutmenandatangani islah dan dan yayasan pernah menerimauang 100.000.000 dari Try Sutrisno

Mencabut BAP No 28 dan menjadi massa membawagolok, batu. Ikut islah dan mendapatkan 2 juta rupiah 2kali

Mendesak dan melempari aparat dan melihat orang yangmerebut senjata aparat. Ikut islah dan mendapatkan uang2 juta

Ahmad sahi

MuhtarDewang

Suherman

SarifudinRambe

Sudarso binRais

Tahir

Amran

No Saksi Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

Anggota TNI yang menjadi saksi ialah Sriyanto, RA Butar-Butar, Bambang Suhartono, Try Sutrisno, Auha Husain BA dan HMattoni.

Persidangan ini berlangsung sejak 8 September 2003 hingga30 April 2004 dan telah dilakukan pemeriksaan terhadap 43 orangsaksi dan 7 orang ahli, dengan rincian sebagai berikut:

Page 50: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

30

Sekitar 36 orang saksi dari berkas perkara terdiri dari 26 orangdidengar keteranganya di depan persidangan dan 10 orang BAP yangdibuat di bawah sumpah dibacakan.Dari 7 saksi di luar berkas, yang terdiri dari 2 saksi a charge dan 5saksi a de charge, semuanya dihadirkan di persidangan.Dari 7 orang ahli, 4 ahli keterangannya terlampir dalam berkas perkarayang dibuat di bawah sumpah dan dibacakan, sedangkan 3 ahli a decharge didengar keteranganya di depan persidangan. Jumlah keseluruhansaksi ada 50 orang.Jumlah saksi yang keteranganya dibacakan di persidangan ada 14 orang,yaitu Samsidar binti Paresan, A. Raspin, Jono Karsono, MuhamadNur, Abdul Qadir Djailani, Ahmad Gafur, Abdul Halim, Sumitro,Sinar Naposo Harahap, Drs. Fadjar Istijono, Abdullah Sani (ahli),Pieter Hermanus (ahli), Arifin Sari Surungan Tambunan SH (ahli),dan Edi Purnomo (ahli).Saksi-saksi a charge yang diajukan Tim Penuntut Umum Ad Hoc dipersidangan ialah H. Boddy Biki dan Husain Safe.Saki-saksi a de charge yang meringankan terdakwa yang diajukanoleh Tim Penasihat Hukum ialah Umar Sundu, Boby Zulkarnaen,M. Nurdin Ansari, H. Neman Kosim Khotib, Herry Soentoyo, MariaFarida, SH. MH., Lumban Sihombing , SH, LLM., Prof.Hikmahanto Yuwana, SH. LLM. Phd.

C. Lemahnya perlindungan saksi korban

Perlindungan saksi dan korban sebenarnya telah secara jelasdiatur dalam produk perundang-undangan, antara lain yang dimuatdalam UU No. 26 Tahun 2000, yang menyatakan :

- Setiap korban dan saksi dalam Pelanggaran HAM yang berat berhakatas perlindungan fisik dan mental dari ancaman, gangguan, terordan kekerasan dari pihak manapun.

Page 51: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

- Perlindungan wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum danaparat keamanan secara cuma-cuma.

- Ketentuan mengenai tata cara perlindungan terhadap korban dansaksi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Secara khusus, perlindungan terhadap saksi korbanpelanggaran berat HAM diatur oleh PP No. 2 Tahun 2002. Dalamaturan itu kewenangan untuk melakukan perlindungan berada padapihak aparat keamanan dan aparat penegak hukum, yang meliputi :

- Perlindungan atas keamanan pribadi korban atau saksi dari ancamanfisik dan mental; perahasiaan identitas korban atau saksi;

- Pemberian keterangan pada saat pemeriksaan di sidang pengadilantanpa bertatap muka dengan tersangka.

Dalam tatacara pemberian perlindungan ini dinyatakan bahwaperlindungan merupakan suatu bentuk pelayanan yang wajibdilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat kemanan untukmemberikan rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korbandan saksi, dari ancaman, gangguan, terror, dan kekerasan dari pihakmanapun, yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan,penuntutan, dan atau pemeriksaan di sidang pengadilan (PP No. 2Tahun 2002).

Hukum Acara yang berlaku dalam perkara pelanggaran HAM-berat didasarkan pada ketentuan KUHAP. Dalam aturan ini tidakterwujud perlindungan saksi dan korban. Dalam UU No. 26 Tahun2000 tentang Pengadilan HAM, ayat 1 menyatakan, setiap korbandan saksi dalam pelanggaran HAM berat berhak atas perlindunganfisik dan mental dari ancaman, gangguan, teror dan kekerasan daripihak manapun. Karenanya dibentuklah PP No. 2 Tahun 2000 tentangTatacara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam PelanggaranHAM yang Berat. Di dalamnya diterangkan bahwa akibat penderitaankorban yang berat diperlukan perlindungan fisik dan mental dariancaman, gangguan, terror, dan kekerasan dari fihak manapun.

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

31

Page 52: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

32

D. Catatan atas Pemalsuan Kebenaran

Karut-marutnya dunia peradilan terkait sangat erat denganadanya politik uang selama proses pengadilan berlangsung. Dalamproses persidangan kasus Tanjungpriok ini, para saksi yang menjadikunci dalam pembuktian hukum pidana justru mencabut kesaksianmereka. Dalam pengadilan pidana, hal yang hendak dicari ialahkebenaran material dari alat bukti, sebagaimana dijelaskan Pasal 184KUHAP meliputi keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjukdan keterangan terdakwa. Begitu vitalnya posisi saksi untukmembuktikan dakwaan tidak bisa ditinggalkan lagi. Selama prosespersidangan kasus ini berlangsung, para saksi yang sudah ber-islahdengan aparat TNI secara terang-terangan mencabut BAP danmeminta terdakwa dibebaskan.

Dari hasil pengamatan Kontras, para saksi itu telah di-briefingterlebih dahulu sebelum sidang. Mereka berangkat dari yayasan, yangdan sudah disiapkan angkutan umum beserta kaos/pakaian seragamyang bertuliskan “Islah adalah kebahagiaan kami”. Para korban yang

Ruang PersidanganKorban islah memenuhi ruangan sidang sementara korban yangmasih memperjuangkan tidak mendapat tempat di dalam persidangan(Th. 2003, Dok. kontras)

Page 53: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

33

menjadi saksi juga berusaha meringankan terdakwa. Fakta bahwaketika dalam kejadiannya saat itu korban dipopor dengan senapan,diganti oleh korban sendiri dengan kata ditodong. Kata ditendang digantidengan digampar. Lebih tragis lagi, mereka mengatakan babwa padasaat disiksa mereka tidak merasakan apa pun. Hal tersebut sangatbertolak belakang dengan BAP baik selama penyelidikan di Komnasmaupun penyidikan di Kejaksaan Agung.

Bukan hanya itu, politik uang juga beredar selama pemeriksaanberlangsung. Dari hasil wawancara dengan para saksi, diperolehpengakuan bahwa setelah bersaksi di persidangan para saksi itumendapatkan imbalan sejumlah uang yang jumlahnya bervariasi. Dari15 saksi yang diwawancarai semua mengaku mendapatkan imbalanyang diberikan seusai mereka bersaksi di persidangan. Para korbanyang tidak ikut ber-islah juga tidak luput dari sasaran. Lemahnya posisiekonomi para korban telah dimanfaatkan sedemikian rupa oleh parapelaku dengan menawarkan sejumlah uang. Salah seorang saksimengungkapkan bahwa dirinya telah mendapatkan sejumlah uangsebelum bersaksi di persidangan. Seorang saksi kunci didatangi olehseorang utusan terdakwa yang memberikan sejumlah uang pada saatibunya sedang menjalani perawatan serius di rumah sakit.

BAGIAN I (UANG, MOTOR DAN TEROR)

Page 54: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 55: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 56: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bagian IINEGARA WAJIB PULIHKAN

HAK KORBAN “In honouring the victims right to benefit from remedies and reparation, theinternational community keeps faith and human solidarity with victims, survivorsand future human generations, and reaffirms the international legal principlesof accountabillity, justice and the rule of law”.7

A. Pengantar

Uraian bab terdahulu merefleksikan betapa lemahnya situasisosial ekonomi para korban dan saksi. Jika keadaannya lain, apa yangmereka butuhkan sebenarnya dapat terpenuhi. Sayangnya, alasankepentingan jangka pendek ditambah dengan perhatian yang lemahdari pemerintah, membuat mereka menyerahkan kejujurannya hanyauntuk jumlah uang yang tak sebanding dengan pengorban mereka dimasa lalu, dan dengan kebutuhan mereka di masa depan. Mengapakeadaan sosial ekonomi itu dimungkinkan dapat berubah? Berikutini adalah uraian serta landasan hukum diikuti sebuah putusan majelishakim, serta perkiraan realistis dalam memenuhi kewajiban negarayang satu ini, reparasi!

Dalam putusannya, Majelis Hakim Pengadilan HAM Ad HocKasus Tanjungpriok memutus, memberikan kompensasi bagi parakorban8. Putusan ini diberikan pada saat majelis hakim membacakanvonisnya untuk terdakwa R.A. Butar Butar dan Sutrisno Mascung

7 Mukadimah/Preamble E/CN.4/2000/62, Commission on uman Rights, fifty-sixth session,“The Right to Restitution, Compensation and Rehabilitation for Victims of Gross Violationsof Human Rights and Fundamental Freedoms “, laporan akhir dari pelapor khusus (SpecialRapporteur) M. Cherif Bassiouni yang dibuat berdasarkan resolusi Komisi HAM PBB1999/33.8 Dengan berbagai alasan, seperti metode penghitungannya yang tidak jelas dan adakorban yang tidak mendapatkannya.

35

Page 57: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dkk. Putusan pemberian kompensasi ini merupakan terobosan hukumpada tingkat pengadilan pertama, meskipun kompensasi tidak serta-merta bisa diterima oleh para korban. Bebasnya terdakwa pada tingkatbanding maupun kasasi berdampak pada ketidakjelasan pemberianreparasi. Dalam putusan bebasnya, majelis hakim tidak menegaskanbahwa reparasi adalah sebuah hak yang melekat pada korban danharus disediakan tanpa syarat digantungkan pada aspek kesalahanatau vonis terdakwa. Lebih daripada itu, korban pelanggaran HAMseharusnya mendapatkan restitusi, kompensasi, rehabilitasi, pemuasan danjaminan atas ketidakberulangan dan non-repetisi.

Pada berkas perkara R.A. Butar Butar, Majelis Hakim tidakmenyebutkan jumlah kompensasi secara rinci dan mendasarkan padausaha untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat sementara korbanjuga sudah cukup lama menderita dengan kompensasi yang prosesserta jumlahnya ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku. Dalamberkas terdakwa Sutrisno Mascung dkk., putusan menyebutkan bahwa13 korban mendapatkan kompensasi sejumlah Rp. 1.015.500.000,00(satu milyar lima belas juta limaratus ribu rupiah) sebagai bentuk gantirugi yang harus diberikan oleh negara sesuai dengan mekanisme dantata cara pelaksanaan yang telah diatur oleh PP No. 3 Tahun 2002.

Restitusi juga menjadi pertimbangan majelis hakim kasus ini.Sekalipun pada saat itu belum berlaku aturan tentang pemberiankompensasi dan rehabilitasi terhadap para korban pelanggaran HAMberat, pemberian dari pihak kedua (islah dengan Try Sutrisno) maupunpemberian uang yang disebut berasal dari Tommy Soeharto dapatdikategorikan sebagai restitusi dari pihak terdakwa. Walaupun salahsatu pertimbangan menarik yang dikemukakan hakim adalahpemberian kompensasi kepada para korban yang dianggap tidak islah,sehingga tidak mendapatkan restitusi dari pelaku. Secara tidaklangsung hakim mengakui bahwa ada keterlibatan antara pelaku –termasuk yang tidak dibawa ke pengadilan— dan terjadinya peristiwa

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

36

Page 58: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

pelanggaran HAM yang melahirkan ganti kerugian dari pelaku(restitusi) kepada korban.

Namun sejak awal memang tidak ada perhatian negara dalamhal pemenuhan kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi, apalagi denganketiadaan tekanan yang kuat dari korban. Untuk kasus Priok, inisiatifdari negara, khususnya Kejaksaan Agung juga tidak muncul. Awalnyakorban mendorong Kejaksaan Agung untuk memasukkankompensasi, restitusi dan rehabilitasi dalam surat dakwaan, namunKejaksaan Agung menolaknya. Menjelang tuntutan, korban akhirnyaberinisiatif menghitung kerugian yang diterimanya dan mengirimkansurat penghitungan kerugian ke Jaksa Agung.9

Putusan kompensasi dalam Pengadilan HAM Ad HocTanjung Priok merupakan perkembangan baru di tengah-tengahrumitnya pengungkapan kejahatan masa lalu. Sebab hal seperti initidak terjadi pada pengadilan HAM ad hoc yang pertama, yaitu untukkasus Timor Timur yang telah mencapai proses hukum final hinggatingkat kasasi di Mahkamah Agung. Ini juga tidak terjadi pada

9 No. 250/SK-Kontras/VI/2004. Penghitungan didasarkan pada karateristik korban, tipologikerugian yang dialami korban (secara materil dan imateril), dengan jumlah Rp.33.358.997.395,00 kepada 15 orang korban.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

37

Audiensi Kejaksaan AgungKorban Priok dan Kontras melakukan audiensi dengankejaksaan (Dok. Kontras)

Page 59: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

pengadilan HAM atas kasus Abepura yang membebaskan duaterdakwanya.

Perkembangan baru ini kemudian menaikkan isu reparasi(pemulihan hak) –yang selama ini terlupakan— dalam wacana danpraktik penegakan HAM di Indonesia. Namun kemajuan judisial yangditandai oleh keputusan pemberian kompensasi bagi korban kasusPriok bukan berarti bahwa persoalan reparasi di Indonesia sudahselesai. Sebab pada tingkat pengadilan yang lebih tinggi (banding)maupun kasasi di Mahkamah Agung, majelis hakim tinggi dan majelishakim agung justru membebaskan para terdakwa. Akibatnyakompensasi tidak bisa dipenuhi. Putusan itu sendiri memicukekecewaan pada para korban sebagai pihak yang palingberkepentingan.

B. Reparasi Korban Tanjung Priok

Sejak awal Pemerintah Indonesia kurang serius mengupayakanpemenuhan hak-hak korban atas reparasi. Dalam tataran normatif,yakni pembuatan dasar hukum, Pemerintah hanya menyediakansebuah produk regulasi setingkat PP, yaitu PP No. 3 tahun 2002,bukan UU yang lebih memiliki kekuatan hukum. Isi PP itu pun masihsangat umum sehingga menimbulkan kekaburan dalampelaksanaannya, mulai dari dasar kalkulasi reparasi bagi korban hinggainstansi yang harus bertanggungjawab.

Dalam praktiknya, tidak ada pemeriksaan atas kerugian yangdialami korban, baik selama proses penyelidikan di Komnas HAMmaupun penyidikan oleh Jaksa Agung. Perkembangan positif munculsetelah korban bersama Kontras secara intensif mempertanyakansekaligus mendesak pembuatan reparasi dalam dakwaan. Kontrasmencatat adanya 12 kali pertemuan antara korban dengan pihakKejaksaan Agung berkenaan dengan hal ini, sepanjang 21 bulan masapersidangan pengadilan HAM ad hoc di kantor Pengadilan NegeriJakarta Pusat. Namun Kejaksaan Agung beralasan tidak dapat

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

38

Page 60: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

melakukan tindakan konkret karena kelemahan aturan PP No. 3 Tahun2002. Kejaksaan Agung justru meminta korban memberikan datakerugian korban, di luar proses persidangan. Kontras sendirimenyampaikan usulan konkret berupa rumusan reparasi kepada pihakpenuntut umum, yang akhirnya, dimasukkan ke dalam dakwaan olehpenuntut umum.

Di tengah proses tersebut, Majelis Hakim Pengadilan HAMAd Hoc untuk perkara R.A. Butar Butar melakukan terobosan hukumbaru, dengan memutuskan pemberian kompensasi kepada korbandan ahli warisnya pada 30 April 2004. Sayangnya, putusan ini hanyamenyangkut kompensasi saja, dan tidak melihat kebutuhan reparasisebagai hak korban. Majelis memutuskan proses serta pelaksanaanpemberian kompensasi tersebut disesuaikan dengan ketentuan yangberlaku. Dalam pelaksanaannya, putusan ini sulit dijalankan karenatidak menjelaskan kerugian yang diterima korban. Bahkan, beberapahakim ad hoc maupun JPU ad hoc memandang putusan ini mandulkarena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasidan jumlah korbannya.10

10 Dalam wawancara Kontras dengan beberapa hakim dan JPU ad hoc, Mei 2004.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

39

Perjuangan KorbanAksi korban Priok bersama solidaritas korban planggaran danmahasiswa di Kejaksaaan Agung (Th. 2004, Dok. Kontras)

Page 61: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

B. 1. Metode Penghitungan Reparasi 11

Sebagaiamana telah dijelaskan sebelumnya, Kontrasmerumuskan sebuah format penghitungan kompensasi yangkemudian digunakan sebagai lampiran dalam dakwaan JPU. Rumusanawal disusun berdasarkan identifikasi kerugian yang dialami parakorban perkara Tanjungpriok. Hasilnya dijadikan materi pemeriksaankerugian yang diterima korban. Dalam menyusun format reparasiini, Kontras telah melakukan serangkaian diskusi dan pertemuankonsultatif dengan para praktisi hukum.

Dalam suratnya tertanggal 30 Juni 2004, Kontrasmengusulkan kepada Jaksa Agung tentang cara atau metodepenghitungan terhadap besaran reparasi bagi korban. Usulan inidisampaikan untuk mencegah terulangnya kembali pengalamanpengadilan HAM ad hoc atas peristiwa Timor Timur tahun 1999,yang ketika itu tak satupun putusannya menyinggung reparasi. Dalamusulannya, Kontras mengajukan penggunaan metode penghitunganyang bersifat gabungan antara pemulihan hak secara materil yangbersifat individual maupun yang bersifat kolektif. Metode inimencakup penghitungan yang didasarkan atas kerugian konkrit yangdiderita orang perorang, dan yang didasarkan pada pertimbangankepentingan seluruh korban.

Berikut ini merupakan hasil penghitungan reparasi yangdilakukan KontraS dengan para korban kasus Tanjungpriok yangberjumlah 15 orang.

a. Karakteristik Korban

Dari 15 orang yang terlibat dalam proses penghitungan danupaya memperoleh ganti rugi ternyata terdapat beberapa perbedaan.Dari 15 orang tersebut terdapat dua orang yang sudah meninggaldan satu orang yang hilang pada saat peristiwa terjadi. Latar belakang

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

40

11 Surat No. 250/SK-Kontras/VI/2006.

Page 62: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

korban juga berbeda. Ada tiga orang yang pada saat kejadian masihberstatus pelajar, sementara yang lainnya telah memiliki pekerjaantetap. Dari 15 orang (termasuk ahli waris) di atas saat ini tidak tinggaldalam komunitas yang sama. Sebagian masih tinggal di Tanjungprioknamun sebagian besar saat ini tinggal di tempat lain.

b. Tipologi Kerugian yang Dialami Korban

Dari 15 orang di atas, bentuk kerugian yang dialami akibatterjadinya pelanggaran HAM berat di Tanjungpriok pada 1984berbeda-beda. Ada yang meninggal dan ada yang masih hidup; adayang mengalami penembakan dan ada yang tidak mengalamipenembakan; ada yang dipenjara —dengan lama hukuman yangberbeda-beda— dan ada yang tidak dihukum penjara; ada yang hartabendanya hilang selama kejadian dan ada yang tidak, serta hampirsemua mengalami penyiksaan selama ditahan dan ditangkap.

Namun di luar perbedaan perlakuan fisik yang dialami parakorban pada saat peristiwa pelanggaran HAM Priok terjadi, parakorban mengalami kerugian yang sama. Hampir semua keluargakorban juga ikut mengalami kerugian. Bagi para kepala keluarga ataupencari nafkah keluarga yang dipenjara, para anggota keluarga lainnyajuga ikut merasakan. Hampir semua keluarga korban juga ikutmengalami kerugian berupa bangkrutnya ekonomi keluarga, anak-anaknya tidak bisa meneruskan sekolah, dan para istri harus bekerjamenggantikan suaminya.

Kerugian yang juga sama-sama dialami setiap korban ialahkerugian yang menyangkut gangguan trauma psikologis akibat prosesrepresi yang dialami, mulai dari penembakan, penahanan, hinggasiksaan yang diterima mereka sebagai korban pelanggaran HAM.

Kerugian kolektif lainnya terkait status sosial mereka dimasyarakat yang mencap sebagai pembangkang, pemberontak, kaumekstrim kanan, sampah masyarakat, bahkan di antara mereka olehlingkungannya pernah dicap sebagai “orang PKI”. Stigmastisasi ini

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

41

Page 63: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

telah berjalan 20 tahun dan selama itu pula cap-cap yang melekatdalam diri mereka selalu menyertai kehidupan sehari-hari. Stigmatisasitersebut kemudian tidak hanya sekadar sebagai identitas pribadimelainkan berubah menjadi sanksi sosial.

Semua korban kemudian mengalami masalah yang sama, yaknitidak bisa mengembalikan hidup mereka yang normal. Semuamengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan, sementara yangsudah memiliki pekerjaan dipecat, dan yang memiliki usaha sendirimengalami kebangkrutan. Kemalangan tidak berhenti di situ. “Dosa”mereka kemudian diwariskan ke anggota keluarga lainnya. Anak-anak mereka juga mengalami perlakuan yang sama, misalnya,mendapatkan hambatan ketika ingin bersekolah, dipersulit ketikamencari kerja, dan tidak dapat berkarir di bidang politik.

Rumusan itu didasarkan pada model penghitungan yangbersifat gabungan antara yang individual dan kolektif, serta didasaripada kerugian material dan imaterial. Kerugian material meliputikerugian harta benda, kerugian akibat kehilangan pekerjaan, kerugianatas biaya pengobatan akibat luka atau penyakit yang dialami setelahperistiwa, biaya transportasi dalam upaya mencari keluarga yang hilangserta biaya yang ditanggung korban selama proses hukum peradilanHAM berjalan. Kerugian imaterial meliputi kerugian akibat prosespembunuhan, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang,penyiksaan, penghilangan paksa, stigmatisasi serta trauma psikologis.

Permohonan ganti rugi yang bersifat kolektif adalah adanyapermintaan maaf terbuka dan rehabilitasi dari negara lewat penetapanlegal formal dan pembangunan fasilitas sosial di Tanjungpriok.Namun ada empat korban yang meminta ganti rugi immaterial dalambentuk uang yang menyangkut hilangnya kesempatan meneruskansekolah.

Dalam melakukan penghitungan kerugian materil yang telahterjadi selama 20 tahun lamanya digunakan dua panduan. Yang

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

42

Page 64: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

pertama adalah Keputusan Mahkamah Agung 14 Juni 1969 No. 74K/FIP/1969 mengenai Penilaian Uang Dilakukan Dengan HargaEmas dan Keputusan Mahkamah Agung 15 Agustus 1988 No. 63K/PDT/1987 mengenai Pembayaran Ganti Kerugian yangdidasarkan pada 6 persen per tahun.

Berdasarkan acuan di atas maka formulasi penghitungankerugian materilnya adalah:

NK = Harga Emas tahun 2004 x 0,5

Harga emas tahun n

Keterangan : NK = Nilai Kerugian.

Setelah diketahui hasilnya kemudian ditambah dengan 6persen dari hasil tersebut, sehingga setelah penjumlahan akandiketahui nilai kerugian secara total. Hasil total kompensasi yangditerima oleh korban adalah Total Keseluruhan Nilai Kerugian TiapTahun.

c. Ringkasan Penghitungan Korban

Dari formulasi penghitungan di atas maka dari 15 orang yangmengajukan kompensasi didapat hasil sebagai berikut

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

43

Page 65: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Kerugian imateril kolektif dalam usulan di atas ialahpermohonan maaf dari dan rehabilitasi nama baik dari pemerintahmelalui penetapan legal formal dan pembangunan fasilitas fisik.Dengan kata lain pemerintah juga dituntut agar memberikankompensasi moral dan material. Usulan Kontras akhirnya diajukanJPU Ad Hoc kepada Majelis Hakim di persidangan, khususnya dalamhal pertimbangan putusan perkara untuk pemberian kompensasi,restitusi dan rehabilitasi pada berkas tuntutan ketiga terdakwa lainnya.12

B.2 Putusan Kompensasi

Dalam putusannya, Majelis Hakim Ad Hoc juga memutuskanpemberian kompensasi dan rehabilitasi terhadap para korban TanjungPriok. Dalam berkas perkara R.A. Butar-Butar, majelis hakim tidakmenyebutkan secara rinci jumlahnya. Majelis mendasarkan pada usaha

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

44

Nama Materiil ImateriilBachtiar Johan 600,091,239.00 500,000,000.00

Aminatun 630,327,612.00 1,500,000,000.00

Husain Safe 10,091,613,679.00 100.00

Ratono 174,283,013.00 2,000,000,000.00

Abdul Bashir 1,418,836,509.00 1,000,000,000.00

Marullah 149,517,689.00 500,000,000.00

Syaiful Hadi 1,972,270,419.00

Syarif 279,786,825.00 1,000,000,000.00

Ishaka Bola 147,636,957.00 1,000,000,000.00

Makmur Anshari 366,574,514.00 500,000,000.00

Raharja 250,945,660.00 500,000,000.00

Irta Sumirta 124,117,421.00 1,000,000,000.00

Ahmad Yaini 952,176,055.00 1,500,000,000.00

Yudhi Wahyudi 55,088,366.00 2,000,000,000.00

Amir Biki 2,145,731,337.00 1,000,000,000.00

Jumlah 19,358,997,295.00 14,000,000,100.00

Tabel VIKompensasi Korban Tanjung Priok yang diajukan

ke Jaksa Agung

12 Tuntutan tentang Kompensasi, Restitusi, dan Rehabilitasi dimuat dalam perkaraPranowo, Sutrisno Mascung dkk, serta Sriyanto.

Page 66: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat dan korban yang sudahcukup lama menderita. Yakni, dengan kompensasi yang proses sertajumlahnya ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku. Sementara dalamberkas terdakwa Sutrisno Mascung dkk, disebutkan bahwa korbanmendapatkan kompensasi sejumlah Rp. 1.015.500.000.00,- (satu miliarlima belas juta lima ratus ribu rupiah) yang diberikan kepada 13korban. Ini diberikan sebagai bentuk ganti rugi yang harus dibayarkanoleh negara sesuai mekanisme dan tata cara yang diatur oleh PP No.3 Tahun 2002. Namun demikian, majelis hakim tidak merinci dasarpenghitungan pemberian reparasi ini.

Dua orang hakim yaitu Amirudin Aburaera dan Heru Susantoyang mengajukan dissenting opinion berpendapat, “bahwa telah terjadikerugian materil bagi para korban, tetapi karena tidak ada penggabunganperkara gugatan yaitu kerugian seperti diatur dalam Pasal 98 sampai dengan101 KUHAP maka permintaan ganti rugi yang ada harus dikesampingkan”13.

Bebasnya terdakwa di tingkat banding Pengadilan TinggiHAM Ad Hoc maupun kasasi di Mahkamah Agung telah berdampakpada ketidakjelasan pemberian reparasi. Dalam putusan akhirnya,Majelis Hakim juga tidak menyinggung cara pemulihan hak korbanitu direalisasikan. Akibatnya pemberian kompensasi “seolah-olah”digantungkan kepada aspek kesalahan terdakwa dan bukan bagiandari hak yang melekat dalam diri korban.

Tidak dipertimbangkannya kompensasi dalam putusan ditingkat banding dan kasasi menujukkan tidak adanya perhatian seriusterhadap korban yang sudah puluhan tahun menderita.14 Hal yanglebih ironis ialah ketika hakim di tingkat banding justru melihatkompensasi sama dengan uang islah dari pelaku. Berikut ini petikanpendapatnya:

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

45

13 Dissenting opinion Heru Susanto dan Amirudin Aburaera dalam putusan No 01/Pid.HAM/Ad Hoc/2003/PN. Jkt.Pst atas nama terdakwa Sutrisno Mascung dkk., hal 1214 Dalam putusan No 02/Pid.HAM/Ad.Hoc/2005/PT.DKI atas nama terdakwa Rudolf AdolfButar Butar tidak mempertimbangakan pemberian kompensasi sama sekali padahaldalam putusan tingkat pertama diputuskan pemberiannya.

Page 67: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

“Pemberian kompensasi tersebut apabila dibandingkan dengan restitusihasil islah korban lainnya mencolok perbedaan jumlahhnya sehingga hal tersebutdapat menimbulkan kecemburuan, karenanya perlu ditinjau kembali mengenaipemberian kompensasi tersebut disebandingkan dengan pemberian restitusi dalamislah.15

Meskipun mengecewakan, ada hal yang menarik darirangkaian pendapat tersebut, yakni, pemberian uang kepada parakorban dalam proses perdamaian (islah) dipandang sebagai sebuahrestitusi seperti dalam pengertian hukum. Dengan kata lain, pemberianoleh pihak kedua melalui islah dengan mantan Pangdam Jaya TrySutrisno dkk., maupun pemberian uang yang disebut-sebut dalampersidangan berasal dari Tommy Soeharto dikategorikan sebagairestitusi dari pihak terdakwa.

Sementara pemberian kompensasi kepada korban-korbanyang dianggap tidak menyepakati islah, dinilai tidak mendapatkanrestitusi dari pelaku. Secara tidak langsung hakim mengakui bahwaorang-orang yang memberikan uang dalam proses islah adalah orang-orang yang bertanggungjawab atas hilangnya hak-hak saksi korbandalam peristiwa Priok. Dengan kata lain, ada keterlibatan pelaku,termasuk yang tidak dibawa ke pengadilan. Dengan kata lain puladiakui, telah terjadi peristiwa pelanggaran HAM yang melahirkankeharusan untuk memberikan ganti rugi (restitusi) kepada korbandari pelaku.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

46

15 Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta terhadap berkas perkara Sutrisno mascungCS No: 01/PID.HAM/AD.HOC/2005/PT.DKI, hal 59-60

Page 68: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Terhadap putusan ini, Wanmayeti menyatakan :

“Saya sangat kecewa atas putusan hakim tentang kompensasiniloai nominal atas ganti rugi untuk korban yang tidak tepatdan tak layak. Yang mana hakim tidak punya rumus dan dasarapa dalam hitungan standar status korban”.16

Bagaimanapun putusan kompensasi dalam pengadilan perkarapelanggaran HAM Tanjungpriok 1984 merupakan sebuah presedenpositif bagi pemajuan dan perlindungan HAM, khususnya pemajuandan perlindungan hak-hak korban. Sayangnya, Mahkamah Agungmenjatuhkan putusan perkara ini tanpa memberikan kejelasan nasibhak korban atas kompensasi, apalagi reparasi. Mahkamah Agung

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

47

Nama Materil Imateril Materil Imateril

Bachtiar Johan 600,091,239.00 500,000,000.00 35.000.000 12.500.000

Aminatun 630,327,612.00 1,500,000,00 0.00 35.000.000 12.500.000

Husain Safe 10,091,613,679.00 100.00 250.000.000 -

Ratono 174,283,013.00 2,000,000,000.00 17.500.000 67.500.000

Abdul Bashir 1,418,836,509.00 1,000,000,000.00 - -

Marullah 149,517,689.00 500,000,000.00 8.500.000 12.500.000

S yaiful Hadi 1,972,270,419.00 112.500.000 -

Syarif 279,786,825.00 1,000,000,000.00 22.500.000 35.000.000

Ishaka Bola 147,636,957.00 1,000,000,000.00 8.500.000 35.000.000

Makmur Anshari 366,574,514.00 500,000,000.00 17.500.000 12.500.000

Raharja 250,94 5,660.00 500,000,000.00 15.000.000 12.500.000

Irta Sumirta 124,117,421.00 1,000,000,000.00 8.500.000 67.500.000

Ahmad Yaini 952,176,055.00 1,500,000,000.00 - -

Yudhi Wahyudi 55,088,366.00 2,000,000,000.00 3.500.000 67.000.000

Amir Biki 2,145,731,337.00 1,000,000,000.00 125.000.000 35.000.000

Jumlah 19,358,997,295.00 14,000,000,100.00 658.000.000 357.500.000

Tabel VIIPutusan Pengadilan HAM untuk Kompensasi Korban Priok

16 Dalam siaran pers bersama di kantor KontraS, 25 Agustus 2004

Page 69: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

mengabaikan keputusan pengadilan tingkat pertama menyangutperlunya korban diberi kompensasi. Tak ada penjelasan sama sekalidari mahkamah ini. Mungkin, bukan karena perlunya kejelasan akanaturan secara normatif agar korban mendapat keadilan ekonomi,melainkan putusan Mahkamah Agung yang membebaskan paraterdakwa militer memang menggambarkan perspektif hukum yangkonservatif. Kenyataan ini kian membenarkan sorotan keprihatinandari kalangan pemerhati hukum dan masyarakat luas tentang kegagalanperadilan Indonesia dalam menghadirkan keadilan.

B.3 Permohonan Penetapan Eksekusi Kompensasi

Meski demikian, korban dan keluarga korban Tanjung Prioktak kenal putus asa. Didampingi dengan Kontras dan LBH Jakarta,korban mengajukan Permohonan Penetapan Eksekusi Kompensasiberdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal20 Agustus 2004 dalam pekara Nomor : 01/Pid.HAM/Ad Hoc/2003/PN.Jkt.Pst. jo. Putusan Banding Pengadilan Tinggi DKI Jakarta31 Mei 2005 dengan nomor : 01/pid/ham/ad.hoc/2005/pt.dki jo.Putusan Kasasi Mahkamah Agung tanggal 28 Februari 2006 Nomor:09 k/pid.ham.ad.hoc/2005.

Permohonan ini diajukan dengan berdasar pada : 1).Kompensasi diakui dalam Konvensi dan prinsip-prinsip HukumInternasional tentang Hak Asasi Manusia yang menjadi kewajibanNegara untuk memenuhinya. 2). III. Putusan dalam Perkara No. 01/PID.HAM/ADHOC/2003/PN.JKT.PST jo. No. 01/PID/HAM/AD.HOC/2005/PT.DKI jo. No. 09 K/PID.HAM. AD.HOC/2005wajib dilaksanakan tanpa harus menunggu pelaku pelanggaranditangkap, dituntut atau divonis.

Meski demikian, pada 28 Februari 2007, Majelis Hakim yangdiketuai oleh Martini Marja, SH. MH menolak penetapan pemohon.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

48

Page 70: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Hal ini disebabkan karena seluruh proses hukum telah memilikikekuatan hukum yang tetap, yaitu membebaskan para pelaku.17

Terhadap putusan tersebut, Korban mengajukan MemoriKasasi Atas Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 18/Pdt.P/2007/PN.JKT.PST ke Mahkamah Agung, pada 27 Maret 2007.Keberatan atas penetapan PN Pusat ini didasarkan pada : 1). Judexfactie mengabaikan fakta peristiwa yang menjadi penyebab munculnyakerugian dan penderitaan hingga harus siberikan kompensasi, 2).Judex factie tidak mempertimbangkan alat-alat bukti yang diajukanpara pemohon secara jelas, 3). Judex factie tidak memperhatikanprinsip-prinsip Hak Asasi Manusia nasional.

Jelas bahwa karena hak pemulihan adalah kewajiban negara,maka pemenuhan hak atas pemulihan ini dilakukan oleh negara danpemenuhan hak ini tidak terikat pada kondisi lain dimana hak ataskompensasi merupakan hak yang melekat pada korban yang tidaktergantung pada dihukum atau tidaknya pelaku dan Negaraberkewajiban untuk memenuhi hak korban tersebut. Hal tersebutdidasarkan pada usaha untuk mengembalikan keadaan korban padakondisi layaknya warganegara serta jaminan atas hak-haknya yangsudah dilanggar.

Namun hingga saat ini Mahkamah Agung belum jugamemutuskan memori kasasi yang diajukan oleh Korban.

C. Reparasi dalam Hukum Nasional

Dalam hukum nasional, Pasal 35 UU 26 tahun 2000 tentangPengadilan HAM, menyatakan, “Setiap korban pelanggaran Hak AsasiManusia (HAM) yang berat dan atau ahli warisnya dapat memperolehkompensasi, restitusi dan rehabilitasi. Ayat selanjutnya menyebutkan bahwakompensasi, restitusi dan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

49

17 Putusan perkara No. 18/Pdt.P/2007/PN.JKT.PST

Page 71: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dicantumkan dalam amar putusan Pengadilan HAM”. Pada akhir pasal,yakni ayat 3 ketentuan ini disebutkan bahwa ketentuan mengenaikompensasi, restitusi dan rehabilitasi di atur lebih lanjut dalam peraturanpemerintah.

Definisi mengenai kompensasi, rehabilitasi dan restitusidituangkan dalam penjelasan Pasal 35 UU No. 26 Tahun 2000 tentangPengadilan HAM dan PP N0. 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi,Rehabilitasi dan Restitusi bagi Korban Pelanggaran HAM yang berat.

Dalam dua ketentuan hukum nasional tersebut disebutkanbahwa kompensasi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh negara,karena pelaku tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnyayang menjadi tanggungjawabnya. Restitusi adalah ganti kerugian yangdiberikan kepada korban atau keluarganya oleh pelaku atau pihakketiga. Restitusi dapat berupa pertama, pengembalian harta milik; kedua,pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan; danketiga, penggantian biaya untuk tindakan tertentu. Rehabilitasi adalahpemulihan pada kedudukan semula, misalnya kehormatan, nama baik,jabatan atau hak-hak lain.

Meskipun demikian instrumen hukum di atas masih perludipertanyakan efektivitasnya, mengingat institusionalisasi nilai dannorma HAM masih sangat lemah dan relatif merupakan hal baru diIndonesia. Perangkat institusional yang mengatur hak atas reparasiseperti lembaga-lembaga negara –eksekutif (Departemen Keuangandan Departemen Kehakiman dan HAM), sistem perundang-undangan dan kebijakan domestik (mulai dari konstitusi hinggaperaturan pemerintah), hingga sumber daya dan kapasitas aparaturnegaranya –mulai dari polisi, Komnas HAM, Kejaksaan, danMahkamah Agung— juga masih dalam tahap pembelajaran dalammasalah ini.

Di sisi lain, pelaksanaan reparasi di lapangan memunculkanberbagai persoalan, antara lain menyangkut hal-hal berikut.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

50

Page 72: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

(1) Ketidakjelasan definisi, jenis serta proses penghitungankerugian

(2) Ketidakjelasan mekanisme pengajuan kompensasi, restitusidan rehabilitasi

(3) Interpretasi hukum yang merugikan korban. Di sini,pemberian kompensasi, restitusi dan rehabilitasi digantungkankepada putusan bersalah atau tidaknya pelaku. Ini dinyatakandalam ketentuan Pasal 3 Ayat 1 yang menyebutkan bahwainstansi pemerintah tertentu melaksanakan pemberiankompensasi dan rehabilitasi berdasarkan putusan PengadilanHAM yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap;

(4) Ketidakjelasan pihak yang memiliki kewenangan dalam tatapelaksanaan penghitungan kerugian. Dalam PP No.3 Tahun2002, lembaga negara yang terkait dengan proses reparasiadalah Jaksa Agung selaku pelaksana putusan reparasi sebagaihasil putusan pengadilan HAM, serta Departemen Keuanganberkaitan dengan pelaksanaan pembiayaannya dalamkerangka perhitungan keuangan negara. Dalam kenyataannya,tidak terlihat inisiatif ataupun koordinasi antar lembagamenyangkut realisasi dari reparasi;

(5) Ketidakjelasan waktu pemberian kompensasi, restitusi danrehabilitasi.

Rujukan lainnya adalah dengan mendasarkan pada aturanlama yang berlaku, yaitu ketentuan KUHAP. Dalam KUHAP terdapatmekanisme tentang ganti kerugian dan rehabilitasi. Ganti kerugianbisa dimintakan oleh tersangka atau terdakwa dalam kaitannya denganproses pemeriksaan dan pengadilan yang tidak sah kepada aparatpenegak hukum dan juga oleh korban atas kerugian yang dideritanyakepada pelaku. Sedangkan ketentuan mengenai rehabilitasi adalahberkenaan dengan hak-hak terdakwa. Dalam konteks ini mekanisme

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

51

Page 73: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

yang ditawarkan oleh KUHAP untuk hak-hak korban adalahmekanisme untuk ganti rugi kepada korban oleh pelaku.

Mekanisme pengajuan ganti kerugian dalam KUHAP inidapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

(1) mengajukan gugatan perdata setelah perkara pidananya diputus;atau

(2) menggabungkan antara pengajuan ganti kerugian dengan pokokperkaranya.

Mekanisme pertama tidak dapat dilakukan dalam kontekskompensasi, restitusii dan rehabilitasi dalam pelanggaran HAM berat.Mengapa? Karena harus ada putusan dari pengadilan HAM terlebihdahulu, padahal penderitaan korban telah berlangsung sejakpelanggaran HAM terjadi dan eksistensi mereka sebagai korban secarahukum telah diakui sejak kasusnya dinyatakan sebagai pelanggaranHAM berat—yang masuk dalam yurisdiksi Pengadilan HAM.

Mekanisme panggabungan perkara pidana dengan tuntutanganti rugi diatur dalam Pasal 98 ayat (1) KUHAP yang menyatakan,“jika suatu perbuatan yang menjadi dasar dakwaan di dalam suatu pemeriksaanperkara pidana oleh pengadilan negeri menimbulkan kerugian bagi orang lain,maka hakim ketua sidang atas permintaan orang itu dapat menetapkan untukmenggabungkan perkara ganti kerugaian kepada perkara pidana itu.”Sedangkan cara untuk pemulihan kerugian korban dapat digabungkandalam perkara pidana adalah dengan permintaan perhatian penuntutumum agar hakim dapat mencantumkan dalam diktum putusanpidana.

Reparasi ini menjadi relevan dalam konteks Indonesia setelahmunculnya desakan dari berbagai kelompok masyarakat —termasukdari organisasi HAM dan para korban pelanggaran HAM— agarnegara membuat ketentuan atau hukum yang mengatur mekanismereparasi. Hal ini didasari oleh pandangan bahwa selama ini, sepanjang

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

52

Page 74: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

puluhan tahun rejim militer berkusasa telah terjadi pelanggaran HAMdengan jumlah yang luar biasa, sementara nasib jutaan korban tidakpernah diperhatikan oleh negara.

Rentang waktu yang panjang itu telah melahirkan korban-korban yang bahkan secara statistik sulit diduga angkanya; mulai darikorban akibat peralihan Orde Lama ke Orde Baru (1965-1970), kasusGPK ekstrem kanan, kasus Tanjungpriok, kasus Timor Timur, kasusDOM di Aceh dan Papua, kasus Penembakan Misterius (Petrus),kasus di bidang agraria dan perburuhan, konflik komunal, dansebagainya. Adanya mekanisme reparasi -berdasarkan prinsip-prinsiphukum HAM internasional- dalam kerangka sistem hukum domestikIndonesia diharapkan tidak hanya memperbaiki dan memulihkankondisi korban, melainkan juga dapat menjadi upaya efektifpencegahan pelanggaran HAM- berat pada masa mendatang.

D. Reparasi dalam Hukum Internasional

Di tingkat komunitas internasional –terutama di lembaga-lembaga resmii internasional- tema hak atas reparasi telahmendapatkan tempat seperti dalam berbagai produk instrumenhukum internasional dan regional. Tema reparasi telah berkembangsejak lama bahkan ketika belum dikenal adanya hukum HAMinternasional. Biasanya hak reparasi diterapkan pada kasus perangantarnegara –lazimnya bersifat bilateral- di mana negara pelakudiharuskan membayar kerugian perang bagi negara yang diserang.Contoh kasusnya ialah Traktat Versailles (1919) setelah Perang DuniaI, yang membuat Jerman dan negara porosnya harus membayarkepada negara-negara lawannya18.

Sedemikian pentingnya masalah reparasi ini hingga Sub-Commission on Prevention of Discrimination and Protection ofMinorities, dalam sidangnya ke-41 dan atas dasar resolusinya nomor

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

53

18 Lihat Treaty of Versailles, artikel 231-247 (plus klausul tambahan) tentang Reparasi.

Page 75: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

1989/33, mempercayakan Theo Van Boven untuk bertugasmelakukan studi atau kajian tentang hak-hak korban pelanggaranHAM-berat (gross violation of human rights) menyangkut hak atas restitusi,kompensasi, dan rehabilitasi. Studi Van Boven ini kemudian berujungpada sebuah prinsip dasar hak korban atas reparasi. Basic principles andguidelines on the right to a remedy and reparation for victims of gross violationsof international human rights law and serious violations of internationalhumanitarian law. (Human Rights Resolution 2005/35).

Studi Van Boven bertujuan untuk mengeksplorasikemungkinan mengembangkan beberapa prinsip dan panduan hak-hak tersebut. Studi tersebut kemudian disempurnakan lagi olehpelapor khusus M. Cherif Bassiouni pada tahun 2000. Kedua studiini dilakukan atas pengalaman kasus-kasus di berbagai negara danmendapat masukkan dari berbagai pemerintah dan organisasi non-negara. Hak atas reparasi di beberapa negara juga telah dipraktikkan,baik dalam sistem dan mekanisme judisial maupun non-judisial. Halini bisa terlihat dengan dibentuknya beberapa komisi reparasi diberbagai negara.

D. 1. Etimologi Reparasi

Kata reparasi diserap dari bahasa Inggris reparation, yang telahberkembang sebagai kata yang cukup produktif sejak ratusan tahunyang lalu. Kata reparation (Inggris) berasal dari bahasa Latin reparareyang masuk melalui bahasa Prancis kuno reparer yang memiliki artisuatu tindakan ganti rugi atau kompensasi. Pada khasanah bahasa Inggrismodern kata reparation memiliki padanan kata kerja to repair —yangartinya memperbaiki—dan memiliki etimologi agak berbeda dengankata reparation di atas. Padanan lainnya ialah kata repatriation, yangartinya merupakan suatu tindakan mengembalikan seseorang ke tempatnyasendiri, terlepas tempat tersebut merupakan tanah kelahirannya atau bukan.Pada prinsipnya kata reparation mengacu kepada upaya pemulihan ataupengembalian suatu kondisi atau keadaan semula, sebelum terjadinya suatu

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

54

Page 76: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

kerusakan. Dalam bahasa Indonesia, kata reparation diserap menjadireparasi, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki artipembetulan apa-apa yang rusak; atau perbaikan.

Pada perkembangannya kata atau konsep reparasi digunakanpula di dunia hak asasi manusia dan hukum internasional. Reparasidalam konteks HAM dan hukum internasional diartikan sebagaikewajiban pihak (pelaku) yang melakukan tindakan yang menimbulkankerugian (tindakan tidak sah) untuk memulihkan kondisi atau situasipihak yang dirugikan (korban). Upaya pemulihan ini harus sebisamungkin mengembalikan keadaan korban ke dalam situasi sebelumkejadian (kerugian) tersebut berlangsung atau keadaan bila tindakankerugian tersebut tidak terjadi.19

Dari prinsip sederhana tersebut konsep reparasi kemudianmengalami perkembangan yang lebih rumit seiring dengan upayapendalaman problem korban pelanggaran HAM. Hingga saat inihak atas reparasi merupakan salah satu prinsip mendasar dalam hukuminternasional, sebagaimana dinyatakan pada Pengadilan Internasional Permanen untuk kasus Chorzow Factory (Jerman vs Polandia), 1928:“It is a principle of international law that the breach of an engagement involvesan obligation to make reparation in an adequate form”.20

Kesalahan umum mengenai konsep reparasi biasanyamenyangkut bentuk pemulihannya. Orang awam sering menyamakanatau menyederhanakan reparasi sebagai proses ganti rugi yangberbentuk finansial atau uang. Hal ini wajar karena kebanyakan bentukreparasi korban pelanggaran HAM selalu dikonversi dalam bentukuang atau ganti rugi finansial lainnya, dengan alasan paling sederhana

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

55

19 Lihat hasil keputusan Permanent Court of Arbitration, kasus Chorzow Factory (Jermanvs Polandia), 1928. Konsepsi tentang reparasi (ganti rugi) pada kasus ini dianggapmenjadi landasan bagi praktek hak atas reparasi dalam konteks hukum internasionaldan HAM. Rumusan pastinya adalah “reparation must, as far as possible, wipe out allthe consequences of the illegal act and re-establish the situation which would, in allprobabilllity, have existed if that act had not been committed“.20 Factory at Chorzow, Juridiction, Judgement No. 8, 1927, P.C.I.J.

Page 77: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dan cepat. Bahkan di banyak negara bentuk ganti rugi finansial diaturmelalui sistem hukum positifnya.

Padahal bentuk reparasi –dalam konteks HAM- tidak hanyaberupa ganti rugi uang atau finansial. Dalam tematik HAM kemudiankonsep reparasi juga diperluas dan dikembangkan hingga muncul kataatau konsep baru lainnya seperti kompensasi, restitusi, rehabilitasi, danpemuasan. Hingga saat ini dalam dunia HAM kata-kata tersebut hadirdan berlaku sebagai istilah-istilah hukum internasional yang mengacupada tema reparasi.

Masing-masing konsep di atas memiliki perbedaan danmenjelaskan kekhususan bentuk-bentuk reparasi. Pertama,kompensasi merupakan bentuk reparasi atas segala kerugianfinansial yang lahir akibat terjadinya tindak pelanggaran HAM. Secarasederhana kompensasi adalah proses ganti rugi yang bisadikonversikan ke dalam bentuk uang atau finasial. Kerugiannya sendirimencakup kerugian finansial yang terjadi akibat korban mengalamipenderitaan fisik, harta milik atau benda, mental, hingga kesempatanyang hilang seperti pendidikan, kesehatan, atau pekerjaan. Kompensasifinansial ini merupakan bentuk reparasi yang paling lazimdipraktekkan di banyak negara.

Kedua, restitusi memiliki pengertian pengembalian status sosial,politik, dan kepemilikan harta benda seseorang sebelum terjadinyatindak pelanggaran HAM. Bentuk restitusi itu berupa pemulihan haksipil seseorang, pengembalian barang (-barang) milik yang dirampas,memulangkan seseorang ke tempat asalnya (repatriasi), hinggapengembalian kehidupan keluarganya.

Ketiga, rehabilitasi menyangkut pemulihan kondisi fisik dan mentalseseorang (korban). Contohnya adalah mengobati luka fisik ataupenyembuhan kondisi psikologis korban akibat penderitaan yangdialaminya. Proses reparasi dalam bentuk rehabilitasi umumnyaberupa pelayanan medis, pemulihan psikologis, dan pelayanan sosial.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

56

Page 78: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Keempat, konsep pemuasan menyangkut jaminan di mana tindakanpelanggaran HAM tersebut tidak terulang lagi, termasuk pengungkapan kebenaran di muka publik atas kejadian tersebut. Selainitu bentuk umum lainnya adalah dengan mendirikan monumenperingatan atau memasukkan narasi kebenaran dalam kurikulumpendidikan.

D.2. Perkembangan Hak atas Reparasi

Badan PBB, Sub-Komisi Pencegahan Diskriminasi danPerlindungan terhadap Minoritas (The Sub-Commission on Prevention ofDiscrimination and Protection of Minorities) pada sidang ke-41-nyamengeluarkan resolusi 1983/12 dengan memberikan mandat kepadaTheo van Boven (seorang pelapor khusus/special rapporteur) dengantugas melakukan penelitian berkaitan dengan hak atas reparasi(restitusi, kompensasi, rehabilitasi) bagi korban pelanggaran HAMberat dan kebebasan dasar. Penelitian itu bertujuan untuk menelaahnorma-norma instrumen HAM internasional dan pandanganorganisasi HAM internasional mengenai masalah reparasi danmengeksplorasi kemungkinan disusunnya suatu prinsip dasar danpanduan yang mengaturnya.

Pada sidang ke-42 Sub-Komisi tersebut, Theo van Bovenmempresentasikan laporan awalnya dengan kode E/CN.4/Sub.2/1990/10. Setelah itu ia merepresentasikan lagi laporan yang lebihmaju dengan kode E/CN.4/Sub.2/1991/7 pada sidang ke-43 Sub-Komisi dan dilanjutkan lagi pada sidang ke-44 dengan laporanperkembangan kedua, dengan kode E/CN.4/Sub.2/1992/8. Pada sidang ke-44 itu melalui resolusi 1992/32, Sub-Komisi meminta VanBoven melanjutkan kajiannya dan menyerahkan laporan akhir padasidang ke-45, yang isinya mencakup kesimpulan dan rekomendasibagi pengembangan prinsip dasar dan panduan Hak atas Restitusi,Kompensasi, dan Rehabilitasi bagi korban pelanggaran HAM beratdan kebebasan dasar.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

57

Page 79: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Laporan final yang berkode E/CN.4/Sub.2/1993/8 itumemiliki susunan sebagai berikut, pertama, berisi tujuan dan lingkupkajian dan masalah khusus yang relevan untuk dibahas. Kedua,membahas norma-norma internasional di bidang HAM, pencegahankejahatan, peradilan pidana, dan hukum humaniter internasional.Ketiga, masalah tanggung jawab negara. Keempat, meninjau berbagaikeputusan dan pandangan organisasi HAM internasional yang bekerjadalam kerangka PBB dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) danpada tingkatan sistem perlindungan HAM regional. Kelima, membahasisu kompensasi bagi korban pelanggaran HAM berat dan kebebasandasar yang merupakan hasil invasi dan pendudukan Kuwait oleh Irak.Keenam, menyajikan informasi terbaru dan beberapa analisis darihukum nasional dan prakteknya di beberapa negara. Ketujuh,membahas isu impunitas berkaitan dengan reparasi bagi korbanpelanggaran HAM berat. Kedelapan, berisi kesimpulan final danbeberapa rekomendasi. Kesembilan, mengajukan prinsip-prinsip dasardan panduan.

Hasil studi van Boven bukanlah produk final bagiterbentuknya suatu instrumen hukum internasional berkaitan denganhak atas reparasi. Pada resolusi 1998/43, Komisi HAM PBB (TheCommission on Human Rights) menugaskan ketuanya agar menunjukseorang ahli independen untuk merevisi prinsip-prinsip dasar danpanduan yang telah dielaborasi Theo van Boven dengan mengadopsibeberapa pandangan Majelis Umum PBB (General Assembly).Mengacu pada paragraf ke-2 Resolusi 1998/43, Ketua Komisi HAMmenunjuk M. Cherif Bassiouni (juga seorang pelapor khusus) untukmenjalankan tanggung jawab tersebut.

Segeralah disusun sebuah laporan kepada Komisi HAM dalamResolusi 1999/33 yang di dalamnya tercantum permintaan KomisiHAM kepada ahli tersebut untuk menyelesaikan laporannya padasidang Komisi ke-56, dengan didasari pada versi revisi prinsip-prinsip

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

58

Page 80: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dasar dan panduan yang dibuat oleh Theo van Boven21. Versi revisiitu mendapat komentar, masukan, dan pandangan dari berbagainegara, organisasi inter-pemerintah, dan organisasi non-pemerintahdan diputuskan untuk melanjutkannya pada sidang ke-56 di bawahagenda yang berjudul “Independensi Pengadilan, Administrasi Keadilan,dan Impunitas”.

Draf versi revisi di atas juga diuji dalam perspektif DeklarasiPrinsip-prinsip Dasar Keadilan untuk Korban Kejahatan danKekuasaan Sewenang-wenang (Declaration of Basic Principles of Justicefor Victims of Crime and Abuse of Power) yang merupakan Resolusi 40/34, annex Majelis Umum PBB, berkaitan juga dengan PengadilanKriminal Internasional dari Statuta Roma (Rome Statue of theInternational Criminal Court), dan norma dan standar PBB lain yangrelevan.

Usaha penilaian ini diajukan kepada Komisi HAM sebagailaporan pertama dari ahli independen dengan kode E/CN.4/1999/65, menurut Resolusi 1998/43. Dalam menyiapkan revisi terhadapprinsip-prinsip dasar dan panduan terdahulu, Bassiouni, sebagai ahliindependen mendapat masukan berharga dari pemerintah Benin,Chili, Kolombia, Kroasia, Jerman, Jepang, Paraguai, Filipina, Swedia,dan Uruguai. Komentar lain juga didapat dari berbagai badan PBB,organisasi inter-pemerintah, Palang Merah Internasional (InternationalCommittee of the Red Cross), dan berbagai organisasi non-pemerintah. Lembaga atau organisasi tersebut antara lain CatholicWomen’s League Australia, Federacion de Mujeres Cubanas, EuropeanCourt of Human Rights, General Arab Women Federation,International Commission of Jurists, International Labour Office,International Police Association, International Rehabilitation Councilfor Torture Victims, Organization for Economic Corporation andDevelopment, Redress Trust, Transnational Radical Party, United

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

59

21 Factory at Chorzow, Juridiction, Judgement No. 8, 1927, P.C.I.J.

Page 81: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Nations Children’s Fund (Unicef), United Nations EconomicCommission for Latin America and the Caribbean, United NationsOffice for Drug Control and Crime Prevention, dan UnionDominicana de Periodistas Pro la Paz.22

Kemudian Bassiouni menggelar dua pertemuan konsultatifdi Jenewa dengan mengundang negara-negara yang tertarik, organisasiinterpemerintah, dan organisasi non-pemerintah. Pertemuan inidiselenggarakan pada 23 November 1998 dan 27 Mei 1999. Pada 1Juni 1999 draf pertama dibagikan ke lembaga-lembaga atau organisasitersebut untuk mendapatkan respon. Draf revisi kedua kemudiandisiapkan kembali oleh ahli independen dan diedarkan ke lembaga-lembaga atau organisasi tersebut pada 1 November 1999. Pada tarafini beberapa negara memberikan masukan seperti Argentina, BurkinaFaso, Kolombia, Kuba, Prancis, Jerman, Jepang, Belanda, Peru,Singapura, Siria, dan Amerika Serikat. Selain dari negara-negaratersebut, juga masuk komentar dari Palang Merah Internasional,beberapa organisasi non-pemerintah, dan ahli-ahli individual, sepertiAmnesti Internasional, Parliamentarians for Global Action-International Law and Human Rights Programme, InternationalCentre for Criminal War Reform, Redress Trust, Group Project forHolocaust Survivors and their Children, International Commissionof Jurists and Interrights.23

Dalam mempersiapkan prinsip dasar dan panduan hak atasreparasi, ahli independen tetap menjaga kesesuaiannya dengan hukuminternasional yang berlaku dan memperhitungkan norma-normainternasional yang relevan, seperti traktat, hukum kebiasaaninternasional, dan resolusi dari Majelis Umum (General Assembly), Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council), Komisi HAM(Commision on Human Rights), dan Sub-Komisi atas Promosi dan

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

60

22 Lihat The Right to Restitution, Compensation, and Rehabilitation for Victims of GrossViolations of Human Rights and Fundamental Freedom (E/CN.4/2000/62), Economicand Social Council.23 Idem

Page 82: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Perlindungan HAM (Sub-Commission on the Promotion and Protection ofHuman Rights).

Sebagai ahli independen, Bassiouni terikat pada mandat yangdiberikan kepadanya bahwa draf tersebut haruslah menjadi hukumHAM internasional dan hukum humaniter internasional. Drafsebelumnya, yang dirancang oleh Van Boven, menggunakan istilah“pelanggaran HAM-berat” dan “pelanggaran jus cogens”.24 Namun sejumlah pemerintahan dan organisasi menganggap istilah tersebutkurang tepat dan sebagai hasilnya Bassiouni memilih istilah “kejahatandi bawah hukum internasional (crime under international law) yangmencakup norma hukum internasional yang lebih luas. Prinsip-prinsipdan panduan menggunakan kata shall untuk kewajiban internasionalyang sudah ada dan menggunakan kata should untuk standar dan normayang akan muncul.25

Prinsip dan panduan ini juga dirancang untuk mengantisipasiperkembangan hukum internasional di masa depan. Sebagai contohistilah “pelanggaran” (violations), “hukum HAM” (human rights law),dan “hukum humaniter internasional” (international humanitarian law)tidak didefinisikan. Mengesampingkan bahwa istilah-istilah tersebutmerupakan konsep yang sudah sangat dikenal, makna-maknaspesifiknya cenderung mengalami evolusi sepanjang waktu.

Dengan tersusunnya prinsip-prinsip dasar hak atas reparasiberdasarkan studi independen yang mendalam dan didukung olehberbagai ahli independen dan organisasi kemanusiaan internasionalterpandang, bisa dikatakan bahwa hak atas reparasi juga menjadi HAMyang mendasar. Adanya prinsip-prinsip hak atas reparasi kianmenegaskan dan merinci lebih dalam hal yang sudah tercantum dalamberbagai hukum HAM internasional dan dikenal dalam praktik-praktiktribunal HAM internasional. Hal ini digambarkan dengan baik oleh

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

61

24 Idem25 Idem

Page 83: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

pernyataan Van Boven bahwa pemulihan korban tidak hanyamemperbaiki kerusakan yang ada, melainkan juga menjadi upayapreventif bagi pelanggaran HAM di masa depan dan menjadi amunisibagi perang melawan impunitas. “Reparation for human rights violationshas the purpose of relieving the suffering of and affording justice to victims byremoving or redressing to the extent possible the consequences of the wrongful actsand by preventing and deterring violations “26.

Pada pihak lain, sebuah prinsip dasar HAM tentang hakkorban akan suatu effective remedy27 sebagai upaya memerangi impunitasjuga tersusun. Dalam Resolusi 2003/72, Komisi HAM PBB memintaSekretaris Jendral untuk melakukan studi independen guna mencaripraktik-praktik yang efektif —dalam memperkuat kapasitas negara-negara— untuk memerangi segala bentuk impunitas. Studiindependen yang dilakukan oleh Prof. Diane Orentlicher ini nantinyadijadikan rekomendasi bagi negara-negara untuk memerangi praktikimpunitas dalam kerangka upaya legislasi, administrasi, dan judisialdi wilayah teritorinya masing-masing. Studi independen ini jugamencakup hal-hal yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu studimelawan impunitas yang telah dilakukan —sejak 1997— oleh PelaporKhusus Sub-Komisi Pencegahan Diskriminasi dan PerlindunganKelompok Minoritas, Louis Joinet -dengan judul Question of Impunityof Perpetrators of Violations of Human Rights (Civil and Political).

Studi ini juga tidak melampaui apa yang telah dilakukan olehBassiouni dan van Boven yang secara khusus mengembangkanprinsip-prinsip hak atas reparasi, yang juga memperoleh mandat khusus.Prinsip ini dikenal sebagai set of principles for the protection and promotionof human rights through action to combat impunity (Joinet Principles), yang

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

62

26 Lihat Study of The Right to Restitution, Compensation, and Rehabilitation for Victimsof Gross Violations of Human Rights and Fundamental Freedom (E/CN.4/SUB.2/1993),Economic and Social Council, paragraph 137.27 Lihat Promotion and Protection of Human Rights; Impunity, E/CN.4/2004/88,Economic and Social Council.

Page 84: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

menegaskan adanya hak korban atas kebenaran (right to know), keadilan(right to justice), dan hak atas pemulihan (right to reparation).Mengandaikan adanya kewajiban negara untuk menginvestigasi suatupelanggaran HAM, prinsip ini menuntut dan menghukum pelakulewat mekanisme pengadilan, dan memberikan pemulihan efektifkepada para korbannya.

Studi independen ini kemudian dijalankan dengan duametode. Pertama, studi komparatif yang didapat dari berbagai kebijakan–legislasi, administrasi, dan judisial-yang relevan dengan studi tersebutdi berbagai negara, antara lain, Argentina, Bulgaria, Kanada, Cili,Kolombia, Kroasia, Kuba, Ethiopia, Jerman, Italia, Madagaskar,Mauritius, Meksiko, Namibia, Panama, Portugal, Rumania, FederasiRusia, Sierra Leone, dan Switzerland.28

Kedua, studi ini juga mendapat masukan besar dari serangkaianloka karya yang diikuti oleh berbagai ahli –mewakili kawasan Afrika,Asia, Eropa Timur, Amerika Latin dan Karibia, Eropa Barat, danberbagai negara-negara- yang diselenggarakan oleh Office of theUnited Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR)di Jenewa. Kegiatan tersebut juga mengikutsertakan partisipasi dariberbagai organisasi internasional terkemuka, seperti Palang MerahInternasional (International Committee of the Red Cross/ICRC),Amnesty International, the International Center for TransitionalJustice, the International Commission on Jurists, Human RightsWatch, the International Human Rights Academy and the War CrimesResearch Office of the American University Washington College ofLaw, the Open Society Justice Initiative, the World Council ofChurches, dan World Organization against Torture.

Sistematisasi studi tentang hak atas reparasi secara khusus-untuk jenis kejahatan berat terhadap hukum HAM dan humaniter

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

28Lihat Promotion and Protection of Human Rights; Impunity, E/CN.4/2004/88,Economic and Social Council.

63

Page 85: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

64

internasional- berujung pada sebuah prinsip dasar, basic principles andguidelines on the right to a remedy and reparation for victims of gross violationsof international human rights law and serious violations of internationalhumanitarian law (Human Rights Resolution 2005/35).

Tabel VIIIReparasi dalam Tata Hukum Internasional

(Article 8): Setiap orang berhak atas pemulihan yang efektif (effectiveremedy) oleh pengadilan nasional yang kompeten bagi mereka yangmengalami tindakan pelanggaran hak-hak dasar yang diberikan atasdasar konstitusi atau perundang-undangan.Art. 2 (3): Setiap negara yang mengakui kovenan ini harus mengambillangkah-langkah:memastikan orang yang mengalami pelanggaranHAM mendapatkan pemulihan efektif (effective remedy).memastikanmereka yang berhak tersebut haknya ditentukan oleh otoritasperadilan, administratif, atau legislatif, atau instansi negara lain yangberwenang menurut sistem hukum negara bersangkutan.menjamininstansi berwenang itu akan menegakkan upaya hukum tersebut. Art.9 (5): Setiap orang yang telah menjadi korban penahanan ataupenangkapan yang tidak sah mempunyai hak ganti rugi yang bisadipaksakan.Art. 14 (6): Bagi mereka yang telah dihukum untuk suatupelanggaran pidana dan kemudian keputusan tersebut berbalik atauia diberi ampun berdasarkan fakta yang baru, yang menunjukkanadanya kesalahan dalam penerapan hukum, maka orang tersebutberhak mendapat ganti rugi.Art. 6: negara harus menyediakan pemulihan bagi para korban yangmengalami tindakan diskriminasi rasial.

Art. 39: negara harus memberikan pemulihan fisik dan psikis bagianak yang menjadi korban eksploitasi, kekerasan, penelantaran,penyiksaan, bentuk perlakuan tidak manusiawi dan kejam, atau korbanperang.Art. 13: Negara harus menjamin setiap individu yang menjadi korbanatau saksi untuk dilindungi dari perlakuan buruk atau intimidasisebagai akibat pengaduannya atau bukti yang diberikannya.Art.14: Negara harus menjamin dalam sistem hukumnya bahwa korbanpenyiksaan memperoleh ganti rugi, kompensasi, dan rehabilitasi yang

Universal Declaration ofHuman Rights

International Covenanton Civil and PoliticalRights

International Conventionon the Elimination of AllForms of RacialDiscriminationConvention of TheRights of the Child

Convention againstTorture and other CruelInhuman and DegradingTreatment

Instrumen Internasional Substansi

Page 86: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

65

memadai dan seadil mungkin. Bila si korban telah meninggal makaorang yang menjadi tanggungannya harus mendapat kompensasi.Art. 75: Pengadilan (ICC) harus membangun prinsip-prinsip berkaitandengan reparasi berkenaan dengan penghormatan atas korban,termasuk restitusi, kompensasi, dan rehabilitasi. Pengadilan juga –atas permintaan pihak lain atau inisiatif sendiri- menentukan lingkupdan jenis kerugian. Pengadilan bisa memerintahkan si tertuduh untukmemberikan reparasi bagi si korban, termasuk restitusi, kompensasi,dan rehabilitasi.Art. 79: Sebuah Badan Dana (Trust Fund) harus didirikan untukmemberikan reparasi bagi korban atau keluarganyaArt 3: Negara yang terlibat perang dan melanggar konvensi ini harusbersedia membayar kompensasi. Pelanggaran bisa terjadi biladilakukan oleh sesorang yang menjadi bagian dari angkatanbersenjatanya. Perang dapat berupa antar-negara atau perang internal.Isinya mengatur perlindungan terhadap korban dalam konteks perang,baik internasional maupun non-internasional.Art. 91: Negara yang terlibat perang dan melanggar konvensi iniharus bersedia membayar kompensasi. Pelanggaran bisa terjadi biladilakukan oleh sesorang yang menjadi bagian dari angkatanbersenjatanya.Art. 106:Art. 106:Keseluruhan isinya menyangkut reparasi; mulai dari bentuknya,definisi korbannya, hingga tanggung jawab dan kewajiban negaradalam pemenuhannya.Art. 19: Korban dan keluarganya berhak mendapat ganti rugi. Bila sikorban telah meninggal maka tanggungannya akan mendapatkompensasi.Art. 4: Negara harus memberikan pemulihan efektif bagi korban

No. 4: Perlindungan efektif oleh hukum atau instrumen lainnya bagiorang atau kelompok yang berada dalam bahaya hukuman mati diluar hukum, sewenang-wenang, dan singkat.No. 16: Keluarga dari korban berhak untuk mendapat segala bentukinformasi berkaitan dengan kasus tersebut.No. 20: Keluarga atau tanggungan si korban berhak mendapatkompensasi yang layak dalam suatu periode waktu tertentu.

The Rome Statue for anInternational CriminalCourt

Hague Convention onLand Warfare

Geneva Convention, 1949

Protocol I, 1977

ICTR Statue

ICTY StatueBasic Principles of Justicefor Victims of Crime andAbuse of PowerDeclaration on EnforcedDissapearance

Declaration on Violanceagainst WomenPrinciples on Extra-legal,Arbitrary and SummaryExecutions

Instrumen Internasional Substansi

Page 87: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

66

Panduan reparasi yang merupakan hasil revisi dari studi yangdikembangkan Mr. Theo Van Boven

Art 31: Negara yang bertanggung jawab dalam melakukan tindakanpelanggaran internasional wajib memberikan reparasi bagi negara yangdirugikan. Kerugian mencakup kerusakan material atau moral.

Berisi hak-hak dasar yang tidak bisa dikurangi dalam kondisi apapun(non-derogable rights).

Berisi rincian bentuk-bentuk metode penyiksaan, baik secara fisikmaupun mental.Kajian mendalam –atas mandat Komisi HAM PBB- tentang reparasiyang dilakukan oleh Mr. Theo Van Boven.

Prinsip umum hak korban atas effective remedy, khususnya untukpelanggaran berat HAM dan hukum humaniter internasional.

Prinsip utama yang khusus mengatur ketentuan hak korban atasreparasi

Draft Basic Prinsciples and Guidelines on theRight to a Remedy andReparationDraft Articles on theResponsibillity of Statesfor InternationallyWrongful ActsGeneral Comment 29 onState of Emergency,Human RightsCommitteeIstanbul Protocol

Study on the Right toR e s t i t u t i o n ,Compensation andRehabilitation

Set of principles for theprotection andpromotion of humanrights through action tocombat impunity (JoinetPrinciples)Basic principles andguidelines on the right toa remedy and reparationfor victims of grossviolations of internationalhuman rights law andserious violations ofi n t e r n a t i o n a lhumanitarian law(Bassiouni Principles)

Instrumen Internasional Substansi

Page 88: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

D.3. Ketentuan Pokok tentang Hak atas Reparasi

Hak atas reparasi sebagaimana yang diatur dalam Basic principlesand guidelines on the right to a remedy and reparation for victims of gross violationsof international human rights law and serious violations of internationalhumanitarian law (Human Rights Resolution 2005/35) memilikibeberapa ketentuan pokok yang penting:

Pertama, korban didefinisikan sebagai orang-orang yang secaraindividual atau kolektif menderita kerugian, termasuk kerugian akibatkekerasan secara fisik dan mental, penderitaan emosional, kerugianekonomi atau gangguan mendasar atas hak-hak dasarnya, melaluitindakan atau pembiaran yang merupakan pelanggaran berat terhadaphukum hak asasi manusia, atau pelanggaran serius hukum humaniterinternasional. Termasuk di dalamnya, ketika cocok dan sesuai denganhukum domestik, istilah korban juga mencakup keluarga atautanggungan dari korban langsung dan orang-orang yang mengalamikerugian dalam melakukan pendampingan atau bantuan kepadakorban dalam keadaan susah atau dalam mencegah tindakanviktimisasi. Seseorang harus dianggap sebagai korban tanpamenghiraukan apakah para pelaku pelanggaran bisa diidentifikasi,ditangkap, dituntut, atau divonis dan tanpa menghiraukan hubungankekeluargaan antara pelaku dan korban. Pemberian hak atas reparasitidak boleh bersifat diskriminatif, entah karena alasan rasial, agama,jenis kelamin, latar belakang sosial atau politik, dan sebagainya.

Kedua, hakekat (nature) korban tidak bergantung pada situasi pelaku,baik itu pelaku lapangan langsung maupun pelaku yang terikat padatanggung jawab komando. Hak korban juga tidak bergantung padanasib pelaku, baik karena tidak bisa diidentifikasi atau gagal diajukanke muka pengadilan. Hak korban semata-mata berhubungan dengankondisi di mana seseorang sudah dirampas haknya pada suatuperistiwa pelanggaran HAM. Hak korban atas reparasi merupakanhak yang tidak bisa dipisahkan (inalieanable right) dari korban itu sendiri.Negara harus menyediakan pemenuhan efektif hak atas reparasi baik

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

67

Page 89: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

lewat upaya yudikatif (pengadilan), legislatif, atau administratif. Untukkategori pelanggaran HAM-berat, hak atas reparasi bersifat non-derogable dan kegagalan pemenuhannya merupakan suatu impunitas.

Ketiga, pemberian reparasi harus proporsional terhadap tingkatberatnya kejahatan dan kerugian yang diderita yang mencakup restitusi,kompensasi, rehabilitasi, kepuasan, dan jaminan non-repetisi. Bentukreparasi ini bisa dalam hal kompensasi material, pemulihan kondisifisik dan psikis/moral, dan rehabilitasi status sosial dan politik. Dalamhal besar dan meluasnya peristiwa pelanggaran HAM-berat yang telahterjadi, negara harus berusaha membentuk program nasional bagireparasi dan bantuan lainnya kepada para korban pada kejadian, dimana pihak yang bertanggung jawab atas kerugian yang dideritakorban tersebut tidak mampu atau tidak mau memenuhi kewajibannya.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

68

Page 90: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 91: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 92: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bagian III

MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP

A. Pengantar

Peran utama Jaksa Agung adalah menyidik dan menuntutpelaku pelanggaran HAM-berat. Jaksa Agung mewakili kepentinganmasyarakat luas, khususnya para korban pelanggaran HAM-beratTanjung Priok yang menuntut negara bertanggungjawab mengadilipelaku dan memberikan reparasi bagi korbannya. Namun demikian,kinerja sebagian besar penuntut umum tidaklah memuaskan. Hal initelah terlihat sejak awal ketika Jaksa Agung memilih menuntuttersangka militer pada tingkat bawah, dan melepaskan nama-namayang merupakan perwira senior militer.

Selanjutnya, banyak kewenangan yang dimiliki Jaksa Agungtidak digunakan, di antaranya ialah kewenangan menangkap danmenahan para tersangka. Rumusan dakwaannya pun masih ada yanghanya menggunakan logika pembuktian kriminal, yang jauh panggangdari standar HAM internasional, sehingga pembuktian di dalampersidangan tampak lemah. Para saksi yang dihadirkan ke persidanganlebih banyak mendukung terdakwa agar tidak dihukum atas perkarayang didakwakan. Parahnya, banyak saksi korban mencabutketerangan mereka karena telah melakukan atau “menyepakati islah”dengan terdakwa, sementara para saksi korban yang tetap mengajukantuntutan justru mengalami teror dan intimidasi.

Individu yang dituntut pidana oleh Jaksa Agung, khususnya padamasa M.A. Rachman, hanya 14 tersangka. Kesemuanya merupakanpersonel TNI dengan jabatan tertinggi komandan Kodim 0502/Jakarta Utara dan Pomdam V Jaya pada saat peristiwa terjadi. Banyakwaktu terbuang sia-sia selama hampir tiga tahun akibat tenggat waktu

69

Page 93: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

yang cukup lama antara penyerahan hasil penyelidikan KomisiNasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kepada Jaksa Agung.

Komnas HAM menyerahkan hasil penyelidikan pada 14Oktober 2000.29 Sementara penyidikan baru dinyatakan selesai pada21 Agustus 2003. Pemeriksaan terhadap saksi dan korban dilakukansejak 24 Januari 2001 hingga 19 Februari 2001. Penyidikan diKejaksaan Agung mengalami perpanjangan waktu (hingga penyidikantahap II) dan akhirnya menyatakan 12 tersangka dalam pada Juli2003.30 Jaksa Agung telah berkali-kali menyatakan kepada DPR bahwadirinya siap melimpahkan berkas kasus Priok ke pengadilan. Dalamrapat kerja dengan Komisi III DPR RI pada 6 Desember 2001, JaksaAgung M.A. Rachman menyatakan penyidikan perkara pelanggaranHAM-berat Tanjungpriok sudah selesai dan siap dilimpahkan kepengadilan. Dalam rapat kerja berikutnya, yakni dengan Komisi IIDPR, pada 15 Juli 2002, Jaksa Agung menyatakan telah menetapkan14 nama tersangka dalam kasus pelanggaran HAM-berat Priok dandibagi dalam empat berkas perkara.31 Namun, baru pada 21 Agustus2003 berkas kasus Priok benar-benar dilimpahkan ke pengadilan.

Satu bulan kemudian, sidang Pengadilan Ad Hoc HAM untukperkara pelanggaran HAM-berat Tanjungpriok 1984 digelar.

29 Hasil KPP HAM Priok Diserahkan ke Kejaksaan, Kompas, edisi 14 Oktober 2000. Inimerupakan penyerahan tahap kedua setelah berkas yang diserahkan tahap pertamatiga bulan lalu dikembalikan lagi ke KPP HAM karena belum lengkap. Kejaksaan Agungmengembalikan berkas tersebut disertai petunjuk untuk melengkapi penyelidikan.30 Hari ini, Berkas Tanjung Priok dilimpahkan ke Pengadilan, Tempo, edisi 21 Agustus2003. Ketua Satgas HAM Kejaksaan Agung, BR Pangaribuan, kemarin menyatakan,berkas itu atas nama Kapten Inf. Soetrisno Mascung beserta sepuluh anak buahnya.Pangaribuan mengatakan jaksa agung telah membentuk tim penuntut ad hoc untukmengadili perkara ini yang terdiri dari tiga jaksa dan satu oditur militer. Mengenai tigaberkas tersangka lain dalam kasus Priok, yaitu Mayjen Pranowo, Mayjen (Purn) RudolfButar-Butar dan Mayjen Sriyanto Muntasram, kata Pangaribuan, Kejaksaan akanberupaya melimpahkan berkasnya bulan depan. Ketiga berkas itu telah masuk ke timpenuntut sejak Jumat (15/8) lalu31 AM Fatwa, Catatan dari Senayan, Memori Akhir Tugas di Legislative 1999-2004.(Jakarta: Intras 2004)., h 103

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

70

Page 94: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pendakwaan terhadap terdakwa dibacakan pada setiap sidang pertama.Berkas perkara pertama digelar pada 15 September 2003 denganterdakwa Sutrisno Mascung bersama 10 anak buahnya. Berkas perkarakedua dengan terdakwa mantan Komandan Pomdam Jaya, Pranowo,digelar pada 23 September 2003. Berkas perkara ketiga denganterdakwa R.A. Butar-Butar digelar pada 30 September 2003. Danpada 23 Oktober 2003 adalah berkas perkara keempat denganterdakwa Kapten Inf. Sriyanto yang saat diadili tengah menjabatsebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, lalu menjabat sebagaiPangdam III Siliwangi hingga 9 Agustus 2006. Sriyanto juga menjabatsebagai gubernur Akademi Militer.

B. Hilangnya Nama-nama di laporan Komnas HAM

Proses hukum atas kasus Priok berawal dari penangananKomnas HAM pada tahun 1998 dengan membentuk tim khusus32.Pada bulan Maret 1999 Komnas HAM menyatakan, telah terjadipenembakan dengan peluru tajam yang dilakukan aparat keamanankepada masyarakat yang berunjuk rasa dan mengakibatkan ada korbantewas, hilang, luka dan cacat. Untuk itu Komnas HAMmerekomendasikan agar; 1) Pemerintah menjelaskan kepadamasyarakat secara terbuka mengenai peristiwa Tanjung Priok; 2)Pemerintah membantu para korban peristiwa Tanjung Priok dengancara memberikan santunan dan bantuan yang menjadi sumber hidupkorban, serta; 3) Pelaku dan penanggungjawab pelanggaran HAMdiselesaikan tuntas melalui jalur hukum.33

Pada tahun 2000, setelah didesak oleh korban dan masyarakat,Komnas membentuk Komisi Penyelidik dan Pemeriksaan

32 Pengadilan ad hoc HAM Tanjung Priok lahir dari perjalanan panjang upaya menuntutpertanggung jawaban hukum negara atas kasus Tanjung Priok. Reformasi 1998 adalahmomentum penting yang mendorong korban untuk mulai mempertanyakan keadilan,menuntut pertanggungjawaban hukum atas kejahatan serta perlakuan diskriminatif yangdialami sebelum, saat maupun setelah terjadinya peristiwa Tanjung Priok.33 Pernyataan Komnas HAM tentang Peristiwa Tanjung Priok 1984, 9 Maret 1999

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

71

Page 95: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pelanggaran HAM Tanjung Priok (KP3T). KP3T bertugas melakukanpenyelidikan dan pemeriksaan terhadap pelanggaran HAM berat yangterjadi di Tanjung Priok pada bulan Agustus hingga September 1984.KP3T menyelesaikan tugasnya pada Juni 2000 dan menyerahkan hasilpenyelidikan kepada Kejaksaan Agung untuk ditindaklanjuti. Akantetapi, Kejaksaan Agung mengembalikan hasil penyelidikan danmeminta Komnas HAM untuk melengkapi laporan KP3T dalamrangka penyelidikan dan penyidikan pro justicia. Selanjutnya, KomnasHAM membentuk Tim Tindak Lanjut guna meneruskan rekomendasiKP3T untuk melengkapi jumlah korban melalui penggalian kuburandan pemeriksaan dokumen RSPAD serta melengkapi kesaksian danbukti jatuhnya korban keluarga Tan Keu Liem.

Pada Oktober 2000, laporan KP3T menyimpulkan, telahterjadi pelanggaran HAM berat terutama tetapi tidak terbatas padapembunuhan kilat, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang,penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa. Seluruh rangkaiantindakan tersebut merupakan tanggung jawab pelaku di lapangan,penanggung jawab komando operasional dan pemegang komando.34

Dalam laporannya, KP3T menyatakan bahwa latar belakangkejadian yang muncul sebelum peristiwa 12 September 1984 ialahadanya kebijakan politik nasional dengan dikeluarkanya Tap MPRNo. IV Tahun 1978 tentang Pedoman Penghayatan dan PengamalanPancasila (P4). Kebijakan ini kemudian mendapat tanggapan darisebagian umat Islam yang melihatnya sebagai gejala untukmengecilkan Islam dan mengagamakan Pancasila sebagai satu-satunyaasas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Kondisi ini selanjutnya memperuncing perbedaan antara sebagianumat Islam dengan aparat yang akan “menegakkan” ideologi negaradan kebijakan politik nasional.

34 Ringkasan Eksekutif Laporan Tindak Lanjut Hasil Penyelidikan dan PemeriksaanPelanggaran HAM di Tanjung Priok, 13 Oktober 2003.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

72

Page 96: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

KP3T, dalam hasil penyelidikannya, merekomendasikan 23nama yang seharusnya menjadi terdakwa. Dari 23 nama yangdirekomendasikan Komnas HAM untuk disidik lebih lanjutketerlibatannya, hanya 14 nama tersangka yang diajukan ke pengadilan.Nama-nama ini rata-rata merupakan personel tingkat rendah padasaat peristiwa terjadi. Jaksa sengaja mengabaikan fakta keterlibatanpetinggi keamanan dan pengambil keputusan tertinggi. Penanggungjawab hanya dibebankan komandan kodim.

Untuk tingkat lapangan, dari Satuan Arhanud 06 TanjungPriok, Komnas HAM merekomendasikan Serda Sutrisno Mascung,dan anak buahnya yang terdiri dari Prajurit Satu Yajit, Prajurit DuaSiswoyo, Prajurit Dua Asrori, Prajurit Dua Kartijo, Prajurit DuaZulfata, Prajurit Dua Muhson, Prajurit Dua Abdul Halim, PrajuritDua Sofyan Hadi, Prajurit Dua Parnu, Prajurit Dua Winarko, PrajuritDua Idrus, Prajurit Dua Sumitro, Prajurit Dua Prayogi. Selanjutnya,dari Jajaran Kodim 0502/Jakarta Utara, Komnas HAMmerekomendasikan Letkol. R.A. Butar-Butar selaku komandan kodimdan Kapten Sriyanto selaku Kasi II Ops. Kodim 0502/Jakarta Utara.Kemudian dari Jajaran Kodam V Jaya, Komnas HAMmerekomendasikan nama Mayjen TNI Try Sutrisno, Pangdam V Jaya.Try Sutrisno diindikasikan mengetahui, membiarkan, danmemerintahkan penguburan —secara diam-diam— para korbantewas, serta penangkapan-penangkapan terhadap aktivis masjidlainnya. Selain itu, korban luka dan tewas dikumpulkan di RumahSakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta jugadilakukan atas perintah Pangdam V Jaya, Try Sutrisno.

Dalam keterangan resminya kepada pers, Laksus dan KejaksaanAgung mengemukakan bahwa jumlah korban yang ditangkap terkaitperistiwa Priok sebanyak 200 orang.35 Keberadaan laksus itu

35 Lihat Merdeka, 170 Tersangka Kasus Priok Akan Diadili, 21 November 1984.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

73

Page 97: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

menggambarkan bagaimana organisasi negara terlibat secara langsungpada proses penanganan pasca peristiwa Priok.

Komnas HAM juga merekomendasikan Kol. CPM Pranowo,Kapomdam V Jaya, sebagai pihak yang bertanggungjawab ataspenangkapan dan penyiksaan korban yang mengalami luka-luka diKodim Jakarta Pusat selanjutnya diserahkan ke RTM Guntur PomdamV Jaya dan RTM Cimanggis. Selain itu, ada nama-nama Kapten AuhaKusin, BA, Rohisdam V Jaya, Kapten Mattaoni, BA, Rohisdam VJaya. Penguburan terhadap korban yang meninggal juga dilakukanoleh aparat Bintal Kodam Jaya. Selain itu, dari jajaran Mabes TNIAD, Komnas HAM merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut atasBrigjen TNI dr. Soemardi, yang ketika itu menjabat sebagai kepalaRSPAD Gatot Soebroto serta Mayor TNI Darminto, yang ketika itumenjabat sebagai Bagpam RSPAD Gatot Subroto. Keduanyadirekomendasikan sebagai pihak yang bertanggungjawab ataspengumpulan dan perawatan korban yang mengalami luka-luka.

Komnas HAM merekomendasikan Panglima ABRI/Pangkopkamtib Jenderal TNI LB Moerdani, sebagai pihak yangdianggap paling bertanggungjawab. Mereka tidak bisa dilepaskan daritanggungjawab karena Pangab beserta Menteri Penerangan danPangdam adalah pejabat negara yang menjustifikasi peristiwa tersebutkepada publik termasuk dalam dengar pendapat dengan pihak DPRRI. Selain itu, penangkapan terhadap mereka yang diduga terlibatperistiwa Priok atau para aktivis masjid yang kerap melakukan kritikterhadap kebijakan pemerintah juga dilakukan di daerah-daerah lainseperti Garut, Taksimalaya, dan Ujung Pandang (kini Makassar) jugadilakukan atas instruksi dari Pangab ABRI saat itu.

C. Lemahnya Dakwaan Jaksa

Dakwaan merupakan dasar yang paling penting dalammerumuskan tindak pelanggaran HAM-berat yang dilakukan olehterdakwa sekaligus menuntut pertanggungjawaban secara pidana.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

74

Page 98: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pembuktian di pengadilan bertumpu pada dakwaan jaksa. MajelisHakim Ad Hoc memutus dan memeriksa hal yang didakwakan. Adakelemahan mendasar pada seluruh dakwaan yang diajukan oleh JPUyang mencakup empat berkas perkara kesemuanya.

C.1. Contoh kasus dakwaan atas Sutrisno Mascung cs.36

Latar belakang peristiwa

Bahwa antara bulan Juli-Agustus 1984 atau pada hari-hari sebelum awal bulanSeptember 1984, kondisi politik di wilayah hukum Kodim 0502 Jakarta Utaracukup panas, khususnya di bidang sosial, budaya dan agama, karena dipicuoleh penceramah-penceramah yang menghasut para jemaahnya dan memanaskansituasi yang cenderung melawan kebijakan pemerintah dalam bentuk ceramahekstrim di masjid-masjid yang isinya menghujat pemerintah atau aparat sepertikodim dan polisi, dengan menggunakan sarana agama sehingga membentukopini untuk melawan kebijakan pemerintah saat itu.

Bahwa kebijakan pemerintah yang ditentang kelompok jemaah pengajian disekitar Kelurahan Koja adalah menentang azas tunggal Pancasila, menentangadanya larangan penggunaan jilbab bagi pelajar putri dan menentang programkeluarga berencana. Penceramah antara lain Abdul Kadir Jaelani, SyarifinMaloko SH, M.Nasir, Drs.Yayan Hendrayana, Salim Kadar, dan Drs.A.Ratono.

7 September 1984Bahwa pada hari Jumat sekitar pukul 16.00 WIB Sersan Satu Hermanuseorang Babinsa Kelurahan Koja Selatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara yangsedang berpatroli di wilayahnya mendapat laporan dari masyarakat bahwa diMushola As-Sa’adah ada beberapa pamflet yang ditempel pada mushala danpagar mushala yang isinya menghasut masyarakat dan menghina pemerintahatau aparat kodim dan polisi. Kemudian Sersan Satu Hermanu menjumpai

36 No. Perkara 01/HAM/TJ.PRIOK/08/2003

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

75

Page 99: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

pengurus mushala dan meminta agar pamflet-pamflet tersebut dapat dibukaatau dilepas.

8 September 1984

Bahwa sekitar pukul 13.00 WIB Sersan Satu Hermanu datang lagi ke MusholaAs-Sa’adah untuk mengecek ternyata pamflet-pamflet tersebut belum dibukaatau dilepas sehingga Sersan Satu Hermanu sendiri yang melepas pamflet-pamflettersebut, kemudian timbul isu di daerah tersebut bahwa Sersan Satu Hermanumasuk ke Mushala As-Sa’adah tanpa membuka sepatu dan melepas pamflet-pamflet dangan air got yang berakibat memanasnya situasi di daerah tersebutdan membentuk opini yang membenci aparat pemerintah khususnya babinsa.Berdasarkan isu tersebut maka beberapa orang remaja dan jemaah MushalaAs-Sa’adah meminta kepada pengurus mushala As-Sa’adah agar Sersan SatuHermanu datang ke Mushala As-Sa’adah untuk meminta maaf.

Bahwa terhadap tuntutan para remaja dan jemaah Mushala As-Sa’adah, yaituHaris Ali Yusar, Suparlan, Abdul Ghofur, Rosipin, Saleh, dan Jojon, saksiAhmad Sahi memberikan pengertian bahwa dia tidak bisa berbuat halsedemikian langsung kepada Sersan Satu Hermanu.

Bahwa namun demikian, saksi Ahmad Sahi selaku pengurus Mushala As-Sa’adah meneruskan permintaan para remaja dan jemaah Mushala As-Sa’adahtersebut kepada ketua RW akan tetapi ketua RW menyarankan agar saksimembuat laporan secara tertulis kepada komandannya.

Bahwa setelah melapor kepada ketua RW, saksi Ahmad Sahi kembali kemushalanya yang telah ditunggu oleh para remaja dan jemaah yang tetap menuntutSersan Satu Hermanu untuk meminta maaf walaupun telah disampaikantentang adanya saran dari ketua RW di atas, namun para remaja dan jemaahtetap bersikeras pada pendiriannya sehingga terjadi adu mulut antara para remajadan jemaah dengan saksi Ahmad Sahi.

Bahwa di tengah ketegangan antara pengurus Mushala As-Sa’adah denganpara jemaah, salah seorang dari jemaah mengusulkan sebagai jalan tengah, yaitumelaporkan kejadian di mushala tersebut ke tokoh masyarakat Jakarta Utara,yaitu yang bernama Amir Biki sehingga pada tanggal 08 September 1984

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

76

Page 100: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

malam saksi Ahmad Sahi melaporkan kejadian di mushala tersebut kepadaSaudara Amir Biki dan Saudara Amir Biki menilai bahwa laporan saksiAhmad Sahi sebagai perkara kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan danmenyarankan kepada saksi Ahmad Sahi agar dibuat laporan secara tertuliskepada komandan dari babinsa tersebut.

9 September 1984

Bahwa pada Minggu sore hari saksi Ahmad Sahi mengumpulkan para remajadan para jemaah Mushala As-Sa’adah untuk mengingatkan kepada merekaagar tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan main hakim sendiridalam menyikapi perbuatan Sersan Satu Hermanu (babinsa) di mushalabeberapa hari yang lalu.

10 September 1984

Bahwa pada hari Senin sekitar pukul 10.00 WIB Sersan Satu Hermanudatang ke kantor RW 05 Kelurahan Koja Selatan dan memarkir sepedamotornya di ujung Gang 4. Pada saat Sersan Satu Hermanu berada di ruangankantor RW tersebut ternyata massa sudah banyak berdatangan dan ribut diruangan kantor RW dimaksud dan membakar sepeda motor Sersan SatuHermanu serta meminta agar Sersan Satu Hermanu menyerahkan diri kepadamereka atas massa tersebut. Akan tetapi Sersan Satu Hermanu dapatmeloloskan diri dari keroyokan massa.

Bahwa setelah kejadian pembakaran sepeda motor milik Sersan Satu Hermanutersebut saksi Ahmad Sahi dibawa oleh Danramil Koja, Kapten Rein Kano(alm.), dan dimasukkan ke dalam sel tahanan Kodim dan di dalam sel tersebuttelah ada tiga tahanan, yaitu Sofwan Sulaeman, Syarifudin Ramli, dan M.Nur.

Bahwa selama empat orang warga Koja Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebutditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara, Amir Biki (alm.) yang bertindaksebagai pemrakarsa dan penanggung jawab ceramah-ceramah atau pengajianumum atau tabligh akbar di luar Jakarta Utara telah menghadap dua kaliKolonel Sampurno (alm.), selaku Asintel Kodam V Jaya untuk meminta bantuanmengeluarkan keempat orang yang ditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara,namun tidak berhasil.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

77

Page 101: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Kemudian Amir Biki (alm.) berusaha menghadap Pangdam V Jaya MayjenTNI Try Sutrisno untuk mengusahakan penahanan luar terhadap empat orangyang ditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara tersebut tetapi tidak berhasil.

11 September 1984

Bahwa Amir Biki pernah ditelepon oleh Kol. Sampurno selaku asintel KodamV Jaya yang meminta agar acara pengajian di Jalan Sindang Kelurahan KojaSelatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara supaya ditunda tetapi Amir Biki tidakmau mendengar nasihat itu.

12 September 1984

Bahwa pada hari Rabu sekitar pukul 19.30 WIB s/d pukul 20.00 WIBbertempat di Jalan Sindang, Kelurahan Koja Selatan, Tanjung Priok, JakartaUtara berlangsung pengajian umum atau tabligh akhbar dengan jumlah pesertalebih kurang 3.000 orang dengan pembicara antara lain Amir Biki (Alm.),Salim Kadar, Syarifin Maloko SH, M.Nasir, Drs Yayan Hendrayana, danDrs, A Ratono. Selanjutnya, pada pukul 22.00 WIB penceramah terakhirAmir Biki (alm.) mengatakan, “Bahwa kita menunggu sampai denganpukul 23.00, apabila ichwan kita yang ke-4 orang tersebut tidak diantarke tempat ini maka Tanjung Priok akan banjir darah. Pernyataan AmirBiki tersebut didengar oleh para jemah pengajian antara lain pararemaja dan orang tua.”

Bahwa pada hari Rabu pada pukul 22.00 WIB petugas piket Kodim menerimatelepon dari seseorang yang mengaku bernama Amir Biki, ia ingin bicara denganDandim Jakarta Utara, atau apabila tidak ada Dandim Jakarta Utara, inginbicara dengan Kapten Mutiran selaku Kasintel. Kemudian telepon tersebutditerima oleh saksi Kapten Sriyanto dan dijawab “ Kalau bapak berkenanakan saya sampaikan pesan bapak kepada Dandim atau kepada bapakMutiran” penelepon menjawab “Tolong sampaikan pesan saya kepadanya agarsegera dikeluarkan 4 orang kawan saya yang saat ini ditahan di Kodim atau diPolrest pada jam 23.00 WIB nanti untuk dihadapkan di mimbar Jalan Sindang.Apabila tidak maka Cina-cina Koja akan dibunuh dan pertokoannya akandibakar, lalu dijawab oleh Kapten Sriyanto, “Apakah tidak kita

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

78

Page 102: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

koordinasikan dahulu” lalu dipotong “Ah sudah tidak ada waktu lagi”,langsung telepon ditutup. Kemudian isi pesan tersebut oleh saksi Kapten Sriyantodilaporkan kepada Dandim 0502 Jakarta Utara yaitu saksi Letkol InfantriRA Butar-Butar melalui HT dan saksi Sriyanto langsung melakukankoordinasi dengan Kasi Ops Yon Arhanudse 06 yaitu Kapten Darmanto untukmenyampaikan perlunya kesiapan pasukan.

Bahwa setelah saksi Kapten Sriyanto melakukan koordinasi makadiberangkatkanlah pasukan Arhanudse 06 dari markas komando BatalionArhanud06 Jalan Labua Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk di –BKO-kan ke Kodim 0502 Jakarta Utara sebanyak satu peleton yang terdiri dari 40orang, masing-masing dilengkapi dengan senjata jenis semi-otomatis SKS lengkapdengan bayonet dan 10 butir amunisi berupa peluru tajam. Pasukan dipimpinoleh saksi Letda Sinar Naposo Harahap dengan mengendarai truk Reo menujuMakodim 0502 Jakarta Utara. Setelah sampai di Makodim sekitar pukul22.30 WIB saksi Kapten Sriyanto memberikan pengarahan: “Malam ini adatabligh akbar yang diadakan massa di Jalan Sindang Kelurahan KojaSelatan yang diperkirakan akan menuntut pembebasan para tahanan.Dalam hal menghadapi massa yang brutal dan beringas agar dilakukandengan cara memberikan tembakan peringatan keatas sebanyak 3 kali,apabila masih beringas berikan tembakan ke bawah sebanyak 3 kali,dan bila masih brutal dan menyerang tembak kakinya untukmelumpuhkan.”

B ahwa selanjutnya saksi Kapten Sriyanto membagi pasukan menjadi 3 regu.Regu 1 di bawah pimpinan Serda Nur Kayik bertugas siaga di Makodim 0502 Jakarta Utara. Regu 2 di bawah pimpinan saksi Letda Sinar Naposo Harahapbertugas mengamankan Pertamina Plumpang. Regu 3 di bawah pimpinan saksiKapten Sriyanto dengan komandan regu terdakwa Sutrisno Mascung bertugasmembantu mengamankan Markas Kepolisian Resor Jakarta Utara.

Bahwa sekitar pukul 22.30 WIB Regu 3 di bawah Komandan Regu SutrisnoMaschung yang terdiri dari 13 orang yaitu Sutrisno Mascung selaku komandanregu, Prajurit Satu Asrori, Prajurit Dua Siswoyo, Prajurit Dua Abdul Halim,Prajurit Dua Zulfattah, Prajurit Dua Sumitro, Prajurit Dua Sofyan Hadi

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

79

Page 103: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

anggota, Prajurit Dua Prayogi, Prajurit Dua Winarko, Prajurit Dua M Idrus,Prajurit Dua Muchson, Prajurit Satu Kartidjo, Prajurit Dua Parnu

Di bawah pimpinan saksi Kapten Sriyanto Kasi II Ops Kodim 0502 JakartaUtara dengan kendaraan truk Reo berangkat menuju Markas Kepolisian ResorJakarta Utara, Jalan Yos Sudarso Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Bahwa dalam perjalanan menuju Markas Kepolisian Resot Jakarta Utara darikejauhan sekitar Pom bensin dekat PT.Berdikari dari arah Polret menuju Kodim,saksi Kapten Sriyanto melihat iring-iringan penduduk sipil yang menggunakansepeda motor.

Bahwa ketika tiba didepan Markas Kepolisian Resor Jakarta Utara pasukanmelihat massa penduduk sipil yang jumlahnya ribuan orang berteriak-teriakdan menuju kearah Makodim 0502 Jakarta Utara. Dalam situasi tersebutsaksi Kapten Sriyanto memerintahkan agar truk yang membawa pasukan Regu3 di bawahYon Arhanudse 06 berbelok di depan Markas Kepolisian Resor danberhenti di pinggir jalan dan selanjutnya terdakwa 1 Sutrisno Mascungmemerintahkan pasukannya turun dari mobil dan menyusun formasi bershaf.

Bahwa selanjutnya saksi Kapten Sriyanto berlari ke arah massa dan menanyakansiapa pimpinan massa dan dijawab oleh massa “tidak ada kompromi denganABRI”.

Bahwa pada saat itu mereka para terdakwa yang tergabung dalam Arhanudse06 regu 3 yang berjumlah 13 orang di bawah pimpinan saksi Kapten Sriyantodan terdakwa Sutrisno Maschung selaku Komandan Regu langsungmenembakkan senjatanya masing-masing atau setidak-tidaknya lebih dari sekalike arah penduduk sipil sehingga massa lari kocar-kacir, berlarian mundur untukmenyelamatkan diri, dan pasukan terus menembak ke arah massa namuntembakan yang dilakukan para terdakwa tidak mengenai sasaran bagian tubuhyang mematikan bahkan terhadap massa yang lari masih dilakukan penembakanoleh pasukan tersebut akibat perbuatan para terdakwa tersebut telah jatuh korbanpenduduk sipil sebanyak kurang lebih 23 orang, setidak-tidaknya 11 orang meninggal dunia, yaitu Amir Biki, Romli bin Amran, Tukimin, Kasmoro,

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

80

Page 104: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Zainal Amran, Andi Samsu, Kembar Abdul Kohar, Nana Sukarna, Bahtiar,Arkam.

Bahwa terdakwa di bawah pimpinan saksi Sriyanto dan Sutrisno Mascunglangsung menembakkan senjatanya masing-masing beberapa kali atau setidak-tidaknya lebih dari sekali ke arah penduduk sipil sehingga massa lari kocar-kacir berlarian mundur untuk menyelamatkan diri dan pasukan terus menembakke arah massa, namun tembakan yang dilakukan para terdakwa tidak mengenaibagian tubuh yang mematikan sehingga tidak mengakibatkan korban meninggaldunia, yaitu kurang lebih 64 orang atau setidak-tidaknya 11 orang penduduksipil menderita luka tembak yaitu :

1. Saksi Amran menderita luka tembak pada lambung kiri.

2. Saksi Sudarso bin Rais menderita luka tembak pada tangan kiri.

3. Saksi Amir Mahmud bin Dul Kasan menderita luka tembak di bagianbelakang kuping tembus ke mata kiri.

4. Saksi Muchtar Dewang menderita luka tembak pada kaki kanan di bawahlutut/amputasi.

5. Saksi Husai Safe menerita luka tembak pada kaki kanan.

6. Saksi Budi Santoso menderita luka tembak pada pinggang kanan sebelahatas tembus dada kanan.

7. Saksi Yudi Wahyudi menderita luka tembak pada paha sebelah kiribelakang.

8. Saksi Tahir menderita luka tembak pada telinga dan pinggul tembus keperut.

9. Saksi Irta Sumirta menderita luka tembak pada paha sebelah kanan.

10. Saksi Yusron tertembak pada dada kiri, punggung dan tangan kiri.

11. Saksi Suherman menderita luka tembak pada siku dan pergelangan tangankiri.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

81

Page 105: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pelanggaran HAM

Bahwa terdakwa telah melakukan pelanggaran HAM-berat yaitu kejahatanterhadap kemanusiaan yang dilakukan sebagai bagian serangan yang meluasatau sistematik yang diketahuinya; bahwa serangan tersebut ditujukan langsungkepada penduduk sipil berupa pembunuhan sehingga mengakibatkan penduduksipil kurang lebih 23 orang luka-luka atau setidak-tidaknya sebanyak 14 orangmeninggal.

Bahwa serangan tersebut ditujukan langsung terhadap penduduk sipil berupapercobaan pembunuhan. Perbuatan terdakwa tesebut tidak selesai dengan tidaktimbulnya akibat hilangnya nyawa orang lain semata-mata bukan karenakehendak para terdakwa sendiri sehingga mengakibatkan jatuh korban daripenduduk sipil sebanyak kurang lebih 64 orang atau setidak-tidaknya 11 orangluka menderita luka tembak.

Bahwa terdakwa telah melakukan kejahatan terhadap keamanusiaan yangdilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yangdiketahui bahwa serangan tersebut ditujukan langsung kepada penduduk sipilberupa penganiayaan terhadap kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasaripersamaan paham ras, politik, kebangsaan, etnik, budaya, agama, jenis kelaminatau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarangmenurut hukum internasional sehingga mengakibatkan jatuh korban sipil kuranglebih 64 orang atau setidak-tidaknya 11 orang menderita luka tembak.

C.2. Contoh kasus dakwaan JPU terhadap TerdakwaSriyanto37

Latar belakang peristiwa

Bahwa antara bulan Juli-Agustus 1984 atau pada hari-hari sebelum awal bulanSeptember 1984, kondisi politik di wilayah hukum Kodim 0502 Jakarta Utaracukup panas, khususnya di bidang sosial, budaya dan agama, karena dipicu

37 No. Perkara 04/HAM/TJ.PRIOK/09/2003

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

82

Page 106: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

oleh penceramah-penceramah yang menghasut para jemaahnya dan memanaskansituasi yang cenderung melawan kebijakan pemerintah dalam bentuk ceramahekstrim di masjid-masjid yang isinya menghujat pemerintah atau aparat sepertikodim dan polisi, dengan menggunakan sarana agama sehingga membentukopini untuk melawan kebijakan pemerintah saat itu.

Bahwa kebijakan pemerintah yang ditentang kelompok jemaah pengajian disekitar Kelurahan Koja adalah menentang azas tunggal Pancasila, menentangadanya larangan penggunaan jilbab bagi pelajar putri dan menentang programkeluarga berencana. Penceramah antara lain Abdul Kadir Jaelani, SyarifinMaloko SH, M.Nasir, Drs.Yayan Hendrayana, Salim Kadar, dan Drs.A.Ratono.

7 September 1984

Bahwa pada hari Jumat sekitar pukul 16.00 WIB Sersan Satu Hermanuseorang Babinsa Kelurahan Koja Selatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara yangsedang berpatroli di wilayahnya mendapat laporan dari masyarakat bahwa diMushola As-Sa’adah ada beberapa pamflet yang ditempel pada mushala danpagar mushala yang isinya menghasut masyarakat dan menghina pemerintahatau aparat kodim dan polisi. Kemudian Sersan Satu Hermanu menjumpaipengurus mushala dan meminta agar pamflet-pamflet tersebut dapat dibukaatau dilepas.

8 September 1984

Bahwa sekitar pukul 13.00 WIB Sersan Satu Hermanu datang lagi ke MusholaAs-Sa’adah untuk mengecek ternyata pamflet-pamflet tersebut belum dibukaatau dilepas sehingga Sersan Satu Hermanu sendiri yang melepas pamflet-pamflettersebut, kemudian timbul isu di daerah tersebut bahwa Sersan Satu Hermanumasuk ke Mushala As-Sa’adah tanpa membuka sepatu dan melepas pamflet-pamflet dangan air got yang berakibat memanasnya situasi di daerah tersebutdan membentuk opini yang membenci aparat pemerintah khususnya babinsa.Berdasarkan isu tersebut maka beberapa orang remaja dan jemaah MushalaAs-Sa’adah meminta kepada pengurus mushala As-Sa’adah agar Sersan SatuHermanu datang ke Mushala As-Sa’adah untuk meminta maaf.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

83

Page 107: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bahwa terhadap tuntutan para remaja dan jemaah Mushala As-Sa’adah, yaituHaris Ali Yusar, Suparlan, Abdul Ghofur, Rosipin, Saleh, dan Jojon, saksiAhmad Sahi memberikan pengertian bahwa dia tidak bisa berbuat halsedemikian langsung kepada Sersan Satu Hermanu.

Bahwa namun demikian, saksi Ahmad Sahi selaku pengurus Mushala As-Sa’adah meneruskan permintaan para remaja dan jemaah Mushala As-Sa’adahtersebut kepada ketua RW akan tetapi ketua RW menyarankan agar saksimembuat laporan secara tertulis kepada komandannya.

Bahwa setelah melapor kepada ketua RW, saksi Ahmad Sahi kembali kemushalanya yang telah ditunggu oleh para remaja dan jemaah yang tetap menuntutSersan Satu Hermanu untuk meminta maaf walaupun telah disampaikantentang adanya saran dari ketua RW di atas, namun para remaja dan jemaahtetap bersikeras pada pendiriannya sehingga terjadi adu mulut antara para remajadan jemaah dengan saksi Ahmad Sahi.

Bahwa di tengah ketegangan antara pengurus Mushala As-Sa’adah denganpara jemaah, salah seorang dari jemaah mengusulkan sebagai jalan tengah, yaitumelaporkan kejadian di mushala tersebut ke tokoh masyarakat Jakarta Utara,yaitu yang bernama Amir Biki sehingga pada tanggal 08 September 1984malam saksi Ahmad Sahi melaporkan kejadian di mushala tersebut kepadaSaudara Amir Biki dan Saudara Amir Biki menilai bahwa laporan saksiAhmad Sahi sebagai perkara kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan danmenyarankan kepada saksi Ahmad Sahi agar dibuat laporan secara tertuliskepada komandan dari babinsa tersebut.

9 September 1984

Bahwa pada Minggu sore hari saksi Ahmad Sahi mengumpulkan para remajadan para jemaah Mushala As-Sa’adah untuk mengingatkan kepada merekaagar tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan main hakim sendiridalam menyikapi perbuatan Sersan Satu Hermanu (babinsa) di mushalabeberapa hari yang lalu.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

84

Page 108: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

10 September 1984

Bahwa pada hari Senin sekitar pukul 10.00 WIB Sersan Satu Hermanudatang ke kantor RW 05 Kelurahan Koja Selatan dan memarkir sepedamotornya di ujung Gang 4. Pada saat Sersan Satu Hermanu berada di ruangankantor RW tersebut ternyata massa sudah banyak berdatangan dan ribut diruangan kantor RW dimaksud dan membakar sepeda motor Sersan SatuHermanu serta meminta agar Sersan Satu Hermanu menyerahkan diri kepadamereka atas massa tersebut. Akan tetapi Sersan Satu Hermanu dapatmeloloskan diri dari keroyokan massa.

Bahwa setelah kejadian pembakaran sepeda motor milik Sersan Satu Hermanutersebut saksi Ahmad Sahi dibawa oleh Danramil Koja, Kapten Rein Kano(alm.), dan dimasukkan ke dalam sel tahanan Kodim dan di dalam sel tersebuttelah ada tiga tahanan, yaitu Sofwan Sulaeman, Syarifudin Ramli, dan M.Nur.

Bahwa selama empat orang warga Koja Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebutditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara, Amir Biki (alm.) yang bertindaksebagai pemrakarsa dan penanggung jawab ceramah-ceramah atau pengajianumum atau tabligh akbar di luar Jakarta Utara telah menghadap dua kaliKolonel Sampurno (alm.), selaku Asintel Kodam V Jaya untuk meminta bantuanmengeluarkan keempat orang yang ditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara,namun tidak berhasil.

Kemudian Amir Biki (alm.) berusaha menghadap Pangdam V Jaya MayjenTNI Try Sutrisno untuk mengusahakan penahanan luar terhadap empat orangyang ditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara tersebut tetapi tidak berhasil.

11 September 1984

Bahwa Amir Biki pernah ditelepon oleh Kol. Sampurno selaku asintel KodamV Jaya yang meminta agar acara pengajian di Jalan Sindang Kelurahan KojaSelatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara supaya ditunda tetapi Amir Biki tidakmau mendengar nasihat itu.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

85

Page 109: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

12 September 1984

Bahwa pada hari Rabu sekitar pukul 19.30 WIB s/d pukul 20.00 WIBbertempat di Jalan Sindang, Kelurahan Koja Selatan, Tanjung Priok, JakartaUtara berlangsung pengajian umum atau tabligh akhbar dengan jumlah pesertalebih kurang 3.000 orang dengan pembicara antara lain Amir Biki (Alm.),Salim Kadar, Syarifin Maloko SH, M.Nasir, Drs Yayan Hendrayana, danDrs, A Ratono. Selanjutnya, pada pukul 22.00 WIB penceramah terakhirAmir Biki (alm.) mengatakan, “Bahwa kita menunggu sampai denganpukul 23.00, apabila ichwan kita yang ke-4 orang tersebut tidak diantarke tempat ini maka Tanjung Priok akan banjir darah. Pernyataan AmirBiki tersebut didengar oleh para jemah pengajian antara lain pararemaja dan orang tua.”

Bahwa pada hari Rabu pada pukul 22.00 WIB petugas piket Kodim menerimatelepon dari seseorang yang mengaku bernama Amir Biki, ia ingin bicara denganDandim Jakarta Utara, atau apabila tidak ada Dandim Jakarta Utara, inginbicara dengan Kapten Mutiran selaku Kasintel. Kemudian telepon tersebutditerima oleh saksi Kapten Sriyanto dan dijawab “ Kalau bapak berkenanakan saya sampaikan pesan bapak kepada Dandim atau kepada bapakMutiran” penelepon menjawab “Tolong sampaikan pesan saya kepadanya agarsegera dikeluarkan 4 orang kawan saya yang saat ini ditahan di Kodim atau diPolrest pada jam 23.00 WIB nanti untuk dihadapkan di mimbar Jalan Sindang.Apabila tidak maka Cina-cina Koja akan dibunuh dan pertokoannya akandibakar, lalu dijawab oleh Kapten Sriyanto, “Apakah tidak kitakoordinasikan dahulu” lalu dipotong “Ah sudah tidak ada waktu lagi”,langsung telepon ditutup. Kemudian isi pesan tersebut oleh saksi Kapten Sriyantodilaporkan kepada Dandim 0502 Jakarta Utara yaitu saksi Letkol InfantriRA Butar-Butar melalui HT dan saksi Sriyanto langsung melakukankoordinasi dengan Kasi Ops Yon Arhanudse 06 yaitu Kapten Darmanto untukmenyampaikan perlunya kesiapan pasukan.

Bahwa setelah saksi Kapten Sriyanto melakukan koordinasi makadiberangkatkanlah pasukan Arhanudse 06 dari markas komando BatalionArhanud06 Jalan Labua Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk di –BKO-

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

86

Page 110: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

kan ke Kodim 0502 Jakarta Utara sebanyak satu peleton yang terdiri dari 40orang, masing-masing dilengkapi dengan senjata jenis semi-otomatis SKS lengkapdengan bayonet dan 10 butir amunisi berupa peluru tajam. Pasukan dipimpinoleh saksi Letda Sinar Naposo Harahap dengan mengendarai truk Reo menujuMakodim 0502 Jakarta Utara. Setelah sampai di Makodim sekitar pukul22.30 WIB saksi Kapten Sriyanto memberikan pengarahan: “Malam ini adatabligh akbar yang diadakan massa di Jalan Sindang Kelurahan KojaSelatan yang diperkirakan akan menuntut pembebasan para tahanan.Dalam hal menghadapi massa yang brutal dan beringas agar dilakukandengan cara memberikan tembakan peringatan keatas sebanyak 3 kali,apabila masih beringas berikan tembakan ke bawah sebanyak 3 kali,dan bila masih brutal dan menyerang tembak kakinya untukmelumpuhkan.”

Bahwa selanjutnya saksi Kapten Sriyanto membagi pasukan menjadi 3 regu.Regu 1 di bawah pimpinan Serda Nur Kayik bertugas siaga di Makodim 0502 Jakarta Utara. Regu 2 di bawah pimpinan saksi Letda Sinar Naposo Harahapbertugas mengamankan Pertamina Plumpang. Regu 3 di bawah pimpinan saksiKapten Sriyanto dengan komandan regu terdakwa Sutrisno Mascung bertugasmembantu mengamankan Markas Kepolisian Resor Jakarta Utara.

Bahwa sekitar pukul 22.30 WIB Regu 3 di bawah Komandan Regu SutrisnoMaschung yang terdiri dari 13 orang yaitu Sutrisno Mascung selaku komandanregu, Prajurit Satu Asrori, Prajurit Dua Siswoyo, Prajurit Dua Abdul Halim,Prajurit Dua Zulfattah, Prajurit Dua Sumitro, Prajurit Dua Sofyan Hadianggota, Prajurit Dua Prayogi, Prajurit Dua Winarko, Prajurit Dua M Idrus,Prajurit Dua Muchson, Prajurit Satu Kartidjo, Prajurit Dua Parnu

Di bawah pimpinan saksi Kapten Sriyanto Kasi II Ops Kodim 0502 JakartaUtara dengan kendaraan truk Reo berangkat menuju Markas Kepolisian ResorJakarta Utara, Jalan Yos Sudarso Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Bahwa dalam perjalanan menuju Markas Kepolisian Resot Jakarta Utara darikejauhan sekitar Pom bensin dekat PT.Berdikari dari arah Polret menuju Kodim,saksi Kapten Sriyanto melihat iring-iringan penduduk sipil yang menggunakansepeda motor.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

87

Page 111: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bahwa ketika tiba didepan Markas Kepolisian Resor Jakarta Utara pasukanmelihat massa penduduk sipil yang jumlahnya ribuan orang berteriak-teriakdan menuju kearah Makodim 0502 Jakarta Utara. Dalam situasi tersebutsaksi Kapten Sriyanto memerintahkan agar truk yang membawa pasukan Regu3 di bawahYon Arhanudse 06 berbelok di depan Markas Kepolisian Resor danberhenti di pinggir jalan dan selanjutnya terdakwa 1 Sutrisno Mascungmemerintahkan pasukannya turun dari mobil dan menyusun formasi bershaf.

Bahwa selanjutnya saksi Kapten Sriyanto berlari ke arah massa dan menanyakansiapa pimpinan massa dan dijawab oleh massa “tidak ada kompromi denganABRI”.

Bahwa pada saat itu mereka para terdakwa yang tergabung dalam Arhanudse06 regu 3 yang berjumlah 13 orang di bawah pimpinan saksi Kapten Sriyantodan terdakwa Sutrisno Maschung selaku Komandan Regu langsungmenembakkan senjatanya masing-masing atau setidak-tidaknya lebih dari sekalike arah penduduk sipil sehingga massa lari kocar-kacir, berlarian mundur untukmenyelamatkan diri, dan pasukan terus menembak ke arah massa namuntembakan yang dilakukan para terdakwa tidak mengenai sasaran bagian tubuhyang mematikan bahkan terhadap massa yang lari masih dilakukan penembakanoleh pasukan tersebut akibat perbuatan para terdakwa tersebut telah jatuh korbanpenduduk sipil sebanyak kurang lebih 23 orang, setidak-tidaknya 11 orang meninggal dunia, yaitu Amir Biki, Romli bin Amran, Tukimin, Kasmoro,Zainal Amran, Andi Samsu, Kembar Abdul Kohar, Nana Sukarna, Bahtiar,Arkam.

Bahwa terdakwa di bawah pimpinan saksi Sriyanto dan Sutrisno Mascunglangsung menembakkan senjatanya masing-masing beberapa kali atau setidak-tidaknya lebih dari sekali ke arah penduduk sipil sehingga massa lari kocar-kacir berlarian mundur untuk menyelamatkan diri dan pasukan terus menembakke arah massa, namun tembakan yang dilakukan para terdakwa tidak mengenaibagian tubuh yang mematikan sehingga tidak mengakibatkan korban meninggaldunia, yaitu kurang lebih 64 orang atau setidak-tidaknya 11 orang penduduksipil menderita luka tembak yaitu :

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

88

Page 112: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

1. Saksi Amran menderita luka tembak pada lambung kiri.2. Saksi Sudarso bin Rais menderita luka tembak pada tangan kiri.3. Saksi Amir Mahmud bin Dul Kasan menderita luka tembak di bagian

belakang kuping tembus ke mata kiri.4. Saksi Muchtar Dewang menderita luka tembak pada kaki kanan di bawah

lutut/amputasi.5. Saksi Husai Safe menerita luka tembak pada kaki kanan.6. Saksi Budi Santoso menderita luka tembak pada pinggang kanan sebelah

atas tembus dada kanan.7. Saksi Yudi Wahyudi menderita luka tembak pada paha sebelah kiri

belakang.8. Saksi Tahir menderita luka tembak pada telinga dan pinggul tembus ke

perut.9. Saksi Irta Sumirta menderita luka tembak pada paha sebelah kanan.10. Saksi Yusron tertembak pada dada kiri, punggung dan tangan kiri.11. Saksi Suherman menderita luka tembak pada siku dan pergelangan tangan

kiri.

Pelanggaran HAM

Bahwa terdakwa telah melakukanpelanggaran berat HAM yaitukejahatan terhadap kemanusiaanyang dilakukan sebagai bagianpelang garan yang berat atausistematik yang diketahui bahwaserangan tersebut ditujukan langsungkepada penduduk sipil berupapembunuhan sehing gamengakibatkan penduduk sipil

kurang lebih 23 orang luka-luka atau setidak-tidaknya sebanyak 10 orangmeninggal.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

89

Page 113: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bahwa serangan tersebut ditujukan langsung terhadap penduduk sipil berupapercobaan pembunuhan. Perbuatan terdakwa tesebut tidak selesai dengan tidaktimbulnya akibat hilangnya nyawa orang lain semata-mata bukan karenakehendak para terdakwa sendiri sehingga mengakibatkan jatuh korban daripenduduk sipil sebanyak kurang lebih 64 orang atau setidak-tidaknya 11 orang.

Bahwa terdakwa telah melakuakan kejahatan terhadap keamanusiaan yangdilakukan sebagai bagian yang yang dilakukan sebagai bagian pelanggaranyang berat atau sistematik yang diketahui bahwa serangan tersebut ditujukanlangsung kepada penduduk sipil berupa penganiayaan terhadap kelompok tertentuatau perkumpulan yang didasari persamaan agama, sehingga mengakibatkanjatuhnya korban dari penduduk sipil sebanyak 11 orang.

C.3. Contoh kasus Dakwaan JPU terhadap Terdakwa R.A.Butar Butar38

Mayor Jenderal TNI (Purn) Rudolf Adolf Butar Butar (R.A.Butar Butar) saat peristiwa Tanjungpriok terjadi menjabat sebagaikomandan Distrik Militer 0502/Jakarta Utara yang diangkatberdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Darat No.SKEP/198/IV/1983 tanggal 26 April. Dakwaan JPU yang dibacakanpada 30 September 2003, mendakwa dengan dakwaan kumulasi, yangberisi dakwaan untuk bertanggung jawab secara pidana ataspelanggaran HAM berat yang dilakkukan bawahannya. Sebagaikomandan Kodim 0502/ Jakarta Utara, Butar Butar tidak melakukanpengendalian yang efektif secara patut dan benar dengan mengabaikaninformasi yang menunjukkan bahwa bawahannya sedang melakukanatau baru saja melakukan pelanggaran HAM-berat serta tidakmengambil tindakan yang layak dan diperlukan untuk menghentikanperbuatan tersebut sesuai Pasal 42 Ayat (1) Huruf a dan b UU No.26 Tahun 2000.

38 Perkara No. 02/HAM/TJ.PRIOK/09/2003

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

90

Page 114: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pelanggaran HAM-berat yang didakwakan terhadap ButarButar adalah kejahatan terhadap kemanusiaan (Pasal 7 UU No. 26Tahun 2000) berupa pembunuhan (Pasal 9 Huruf a), penganiayaan(Pasal 9 Huruf h) dan (Pasal 9 Huruf e).

Pasal 42 Ayat (1) Huruf a dan b “Komandan militer atau seseorangyang secara efektif bertindak sebagai komandan militer dapatdipertanggungjawabkan terhadap tindak pidana yang berada di dalam yurisdiksiPengadilan HAM, yang dilakukan oleh pasukan yang berada di bawah komandodan pengendaliannya yang efektif, atau di bawah kekuasaan dan pengendaliannyayang efektif dan tindak pidana tersebut merupakan akibat dan tidak dilakukanpengendalian pasukan secara patut”, yaitu: “atasan tersebut mengetahui atausecara sadar mengabikan informasi yang secara jelas menunjukkan bahwabawahanya sedang melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat.”Selanjutnya “atasan tersebut tidak mengambil tindakan yang layak dandiperlukan dalam ruang lingkup kewenanganya untuk mencegah ataumenghentikan perbuatan tersebut atau menyerahkan pelakunya kepada pejabatyang berwenang untuk dilakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan.”

Pasal 7 Huruf b Pelanggaran hak asasi manusia yang beratmeliputi: b. Kejahatan terhadap kemanusiaan. Pasal 9 Huruf a“Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 hurufb adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari seragan yangmeluas atau sistematis yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukkansecara langsung terhadap penduduk sipil berupa : a. Pembunuhan”

Pasal 37 “Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimanadimaksud dalam pasal 9 huruf a, b, d, e, atau j dipidana dengan pidana matiatau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 (duapuluh lima) tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun.”

Pasal 9 huruf h “Penganiaayaan terhadap suatu kelompok tertentuatau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan,etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secarauniversal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;”

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

91

Page 115: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pasal 40 “Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksuddalam pasal 9 huruf g, h, atau i dipidana dengan pidana penjara paling lama20 (dua puluh) tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun.”

Pasal 9 huruf e “perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisiklain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukumintemasional;”

Latar belakang peristiwa

Bahwa antara bulan Juli-Agustus 1984 atau pada hari-hari sebelum awal bulanSeptember 1984, kondisi politik di wilayah hukum Kodim 0502 Jakarta Utaracukup panas, khususnya di bidang sosial, budaya dan agama, karena dipicuoleh penceramah-penceramah yang menghasut para jemaahnya dan memanaskansituasi yang cenderung melawan kebijakan pemerintah dalam bentuk ceramahekstrim di masjid-masjid yang isinya menghujat pemerintah atau aparat sepertikodim dan polisi, dengan menggunakan sarana agama sehingga membentukopini untuk melawan kebijakan pemerintah saat itu. Bahwa kebijakanpemerintah yang ditentang kelompok jemaah pengajian di sekitar KelurahanKoja adalah menentang azas tunggal Pancasila, menentang adanya laranganpenggunaan jilbab bagi pelajar putri dan menentang program keluarga berencana.Penceramah antara lain Abdul Kadir Jaelani, Syarifin Maloko SH, M.Nasir,Drs.Yayan Hendrayana, Salim Kadar, dan Drs. A.Ratono.

7 September 1984

Bahwa pada hari Jumat sekitar pukul 16.00 WIB Sersan Satu Hermanuseorang Babinsa Kelurahan Koja Selatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara yangsedang berpatroli di wilayahnya mendapat laporan dari masyarakat bahwa diMushola As-Sa’adah ada beberapa pamflet yang ditempel pada mushala danpagar mushala yang isinya menghasut masyarakat dan menghina pemerintahatau aparat kodim dan polisi. Kemudian Sersan Satu Hermanu menjumpaipengurus mushala dan meminta agar pamflet-pamflet tersebut dapat dibukaatau dilepas.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

92

Page 116: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

8 September 1984

Bahwa sekitar pukul 13.00 WIB Sersan Satu Hermanu datang lagi ke MusholaAs-Sa’adah untuk mengecek ternyata pamflet-pamflet tersebut belum dibukaatau dilepas sehingga Sersan Satu Hermanu sendiri yang melepas pamflet-pamflettersebut, kemudian timbul isu di daerah tersebut bahwa Sersan Satu Hermanumasuk ke Mushala As-Sa’adah tanpa membuka sepatu dan melepas pamflet-pamflet dangan air got yang berakibat memanasnya situasi di daerah tersebutdan membentuk opini yang membenci aparat pemerintah khususnya babinsa.Berdasarkan isu tersebut maka beberapa orang remaja dan jemaah MushalaAs-Sa’adah meminta kepada pengurus mushala As-Sa’adah agar Sersan SatuHermanu datang ke Mushala As-Sa’adah untuk meminta maaf.

Bahwa terhadap tuntutan para remaja dan jemaah Mushala As-Sa’adah, yaituHaris Ali Yusar, Suparlan, Abdul Ghofur, Rosipin, Saleh, dan Jojon, saksiAhmad Sahi memberikan pengertian bahwa dia tidak bisa berbuat halsedemikian langsung kepada Sersan Satu Hermanu.

Bahwa namun demikian, saksi Ahmad Sahi selaku pengurus Mushala As-Sa’adah meneruskan permintaan para remaja dan jemaah Mushala As-Sa’adahtersebut kepada ketua RW akan tetapi ketua RW menyarankan agar saksimembuat laporan secara tertulis kepada komandannya.

Bahwa setelah melapor kepada ketua RW, saksi Ahmad Sahi kembali kemushalanya yang telah ditunggu oleh para remaja dan jemaah yang tetap menuntutSersan Satu Hermanu untuk meminta maaf walaupun telah disampaikantentang adanya saran dari ketua RW di atas, namun para remaja dan jemaahtetap bersikeras pada pendiriannya sehingga terjadi adu mulut antara para remajadan jemaah dengan saksi Ahmad Sahi.

Bahwa di tengah ketegangan antara pengurus Mushala As-Sa’adah denganpara jemaah, salah seorang dari jemaah mengusulkan sebagai jalan tengah, yaitumelaporkan kejadian di mushala tersebut ke tokoh masyarakat Jakarta Utara,yaitu yang bernama Amir Biki sehingga pada tanggal 08 September 1984malam saksi Ahmad Sahi melaporkan kejadian di mushala tersebut kepadaSaudara Amir Biki dan Saudara Amir Biki menilai bahwa laporan saksi

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

93

Page 117: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Ahmad Sahi sebagai perkara kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan danmenyarankan kepada saksi Ahmad Sahi agar dibuat laporan secara tertuliskepada komandan dari babinsa tersebut.

9 September 1984

Bahwa pada Minggu sore hari saksi Ahmad Sahi mengumpulkan para remajadan para jemaah Mushala As-Sa’adah untuk mengingatkan kepada merekaagar tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan main hakim sendiridalam menyikapi perbuatan Sersan Satu Hermanu (babinsa) di mushalabeberapa hari yang lalu.

10 September 1984

Bahwa pada hari Senin sekitar pukul 10.00 WIB Sersan Satu Hermanudatang ke kantor RW 05 Kelurahan Koja Selatan dan memarkir sepedamotornya di ujung Gang 4. Pada saat Sersan Satu Hermanu berada di ruangankantor RW tersebut ternyata massa sudah banyak berdatangan dan ribut diruangan kantor RW dimaksud dan membakar sepeda motor Sersan SatuHermanu serta meminta agar Sersan Satu Hermanu menyerahkan diri kepadamereka atas massa tersebut. Akan tetapi Sersan Satu Hermanu dapatmeloloskan diri dari keroyokan massa.

Bahwa setelah kejadian pembakaran sepeda motor milik Sersan Satu Hermanutersebut saksi Ahmad Sahi dibawa oleh Danramil Koja, Kapten Rein Kano(alm.), dan dimasukkan ke dalam sel tahanan Kodim dan di dalam sel tersebuttelah ada tiga tahanan, yaitu Sofwan Sulaeman, Syarifudin Ramli, dan M.Nur.

Bahwa selama empat orang tersebut berada dalam Makodim 0502 JakartaUtara, mereka yang kesemuanya adalah jamaah pengajian di wilayah JakartaUtara khususnya Keluarah Koja dianaya oleh anggota militer dari Makodim0502 Jakarta Utara antara lain Sersan Satu Jailani.

1. Muhammad Nur. Tubuh atau badannya dipukuli dengan rotan, ditendangdengan sepatu dinas TNI, wajahnya dipukul dengan tangan hinggatangannya patah.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

94

Page 118: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

2. Syarifudin Rambe. Tubuhnya dipukuli dengan popor senjata, ditendangdan diinjak-injak hingga mengalami rasa sakit di sekujur tubuhnya, tidakbisa membuka mulut dan tidak bisa duduk.

3. Sofwan Sulaeman. Tubuhnya dipukuli, ditendang hingga menderita sesaknafas dan tidak bisa duduk.

4. Ahmad Sahi. Tubuhnya dipukuli, kadang-kadang dengan gagang senjataapi, kadang-kadang dengan tangan kosong, dengan kayu hingga mengalamigangguan pendengaran dan mengalami sakit di kepalanya (pusing).

Bahwa selama empat orang warga Koja Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebutditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara, Amir Biki (alm.) yang bertindaksebagai pemrakarsa dan penanggung jawab ceramah-ceramah atau pengajianumum atau tabligh akbar di luar Jakarta Utara telah menghadap dua kaliKolonel Sampurno (alm.), selaku Asintel Kodam V Jaya untuk meminta bantuanmengeluarkan keempat orang yang ditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara,namun tidak berhasil.

Kemudian Amir Biki (alm.) berusaha menghadap Pangdam V Jaya MayjenTNI Try Sutrisno untuk mengusahakan penahanan luar terhadap empat orangyang ditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara tersebut tetapi tidak berhasil.

11 September 1984

Bahwa Amir Biki pernah ditelepon oleh Kol. Sampurno selaku asintel KodamV Jaya yang meminta agar acara pengajian di Jalan Sindang Kelurahan KojaSelatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara supaya ditunda tetapi Amir Biki tidakmau mendengar nasihat itu.

12 September 1984

Bahwa pada hari Rabu sekitar pukul 19.30 WIB s/d pukul 20.00 WIBbertempat di Jalan Sindang, Kelurahan Koja Selatan, Tanjung Priok, JakartaUtara berlangsung pengajian umum atau tabligh akhbar dengan jumlah pesertalebih kurang 3.000 orang dengan pembicara antara lain Amir Biki (Alm.),Salim Kadar, Syarifin Maloko SH, M.Nasir, Drs Yayan Hendrayana, danDrs, A Ratono. Selanjutnya, pada pukul 22.00 WIB penceramah terakhir

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

95

Page 119: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Amir Biki (alm.) mengatakan, “Bahwa kita menunggu sampai denganpukul 23.00, apabila ichwan kita yang ke-4 orang tersebut tidak diantarke tempat ini maka Tanjung Priok akan banjir darah. Pernyataan AmirBiki tersebut didengar oleh para jemah pengajian antara lain pararemaja dan orang tua.”

Bahwa pada hari Rabu pada pukul 22.00 WIB petugas piket Kodim menerimatelepon dari seseorang yang mengaku bernama Amir Biki, ia ingin bicara denganDandim Jakarta Utara, atau apabila tidak ada Dandim Jakarta Utara, inginbicara dengan Kapten Mutiran selaku Kasintel. Kemudian telepon tersebutditerima oleh saksi Kapten Sriyanto dan dijawab “ Kalau bapak berkenanakan saya sampaikan pesan bapak kepada Dandim atau kepada bapakMutiran” penelepon menjawab “Tolong sampaikan pesan saya kepadanya agarsegera dikeluarkan 4 orang kawan saya yang saat ini ditahan di Kodim atau diPolrest pada jam 23.00 WIB nanti untuk dihadapkan di mimbar Jalan Sindang.Apabila tidak maka Cina-cina Koja akan dibunuh dan pertokoannya akandibakar, lalu dijawab oleh Kapten Sriyanto, “Apakah tidak kitakoordinasikan dahulu” lalu dipotong “Ah sudah tidak ada waktu lagi”,langsung telepon ditutup. Kemudian isi pesan tersebut oleh saksi Kapten Sriyantodilaporkan kepada Dandim 0502 Jakarta Utara yaitu saksi Letkol InfantriRA Butar-Butar melalui HT dan saksi Sriyanto langsung melakukankoordinasi dengan Kasi Ops Yon Arhanudse 06 yaitu Kapten Darmanto untukmenyampaikan perlunya kesiapan pasukan.

Bahwa selanjutnya terdakwa (yang saat itu berpangkat letkol Inf) selaku Dandim0502 Jakarta Utara menerima laporan dari Kapten Sriyanto melaui HT ketikaterdakwa berada di lapangan tenis PPL Pluit, Jakarta Utara, tentang adanyaancaman dari seseorang apabila keempat orang tahanan yang berada di Makodim0502 / Jak Ut tidak dibebaskan sampai dengan jam 23.00 WIB. Bahwaterdakwa memerintahkan saksi Kapten Sriyanto untuk melakukan koordinasidan meminta bantuan pasukan kepada Yon Arhanudse 6 Tanjung Priok.

Bahwa sekitar pukul 22.30 WIB ketika saksi Letkol R Butar-butar beradadi Makodim memerintahkan lebih lanjut kepada saksi Kapten Sriyanto“menyiapkan pasukan memberikan tugas pengamanan yaitu 1 regu

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

96

Page 120: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

di plumpang, 1 regu di kodim 0502 jakarta utara, 1 regu menuju jalansindang dipimpin oleh Kapten Sriyanto. Selanjutnya berkoordinasidan berdialog dengan pimpinan dan rombongan massa dari AmirBiki dan melaporkan semua kejadian kegiatan di lapangan secaralangsung melalui HT.”

Bahwa setelah terdakwa menerima laporan dari saksi Kapten Sriyanto tentangtelah dilakukannya koordinasi dengan Kasi Ops Yon Arhanudse 6 TanjungPriok, yaitu Kapten Darmanto, diberangkatkanlah pasukan Arhanudse 6 dariMarkas Komando Batalyon Arhanudse 6 Jl. Lagoa Tanjung Priok JakartaUtara, untuk di-BKO-kan ke Makodim 0502 Jakarta Utara, sebanyak 1peleton yang terdiri dari 40 orang, yang masing-masing dilengkapi dengan senjatajenis semi-omatis SKS lengkap dengan bayonet dan 10 butir amunisi berupapeluru tajam. Pasukan dipimpin oleh saksi Letda Sinar Naposo Harahapdengan mengendarai truk Reo menuju Makodim 0502 Jakarta Utara setelahsampai di Makodim sekitar pukul 22.30 WIB saksi Kapten Sriyantomemberikan pengarahan : malam ini ada tabligh akbar yang diadakan massadi jalan Sindang Kel. Koja Selatan yang diperkirakan akan menuntutpembebasan para tahanan dalam hal menghadapi massa yang brutal dan beringasagar dilakukan dengan cara memberikan tembakan peringatan keatas sebanyak3 kali, apabila masih beringas berikan tembakan ke bawah sebanyak 3 kali,dan bila masih brutal dan menyerang tembak kakinya untuk melumpuhkan.

Bahwa selanjutnya saksi Kapten Sriyanto membagi pasukan menjadi 3 regu.Regu 1 di bawah pimpinan Sersan Dua Nur Kayik bertugas siaga di Makodim0502 Jakarta Utara. Regu 2 di bawah pimpinan saksi Letnan Dua SinarNaposo Harahap bertugas mengamankan Pertamina Plumpang. Regu 3 dibawah pimpinan saksi Kapten Sriyanto dengan komandan regu terdakwa SutrisnoMascung bertugas membantu mengamankan Mapolres Jakarta Utara.

Bahwa sekitar pukul 22.30 WIB Regu 3 di bawah komandan regu SutrisnoMascung yang terdiri dari 13 orang yaitu Sutrisno Mascung selaku KomandanRegu, Prajurit Satu Asrori, Prajurit Dua Siswoyo, Prajurit Dua Abdul Halim,Prajurit Dua Zulfattah, Prajurit Dua Sumitro, Prajurit Dua Sofyan Hadianggota, Prajurit Dua Prayogi, Prajurit Dua Winarko, Prajurit Dua M Idrus,

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

97

Page 121: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Prajurit Dua Muchson, Prajurit Satu Kartidjo, Prajurit Dua Parnu. Dengankendaraan truk Reo berangkat menuju Mapolres Jakarta Utara Jalan YosSudarso Tanjung Priok Jakarta Utara.

Bahwa dalam perjalanan menuju Markas Kepolisian Resor Jakarta Utaradari kejauhan sekitar pom bensin dekat PT.Berdikari dari arah Polres menujuKodim, saksi Kapten Sriyanto melihat iring-iringan penduduk sipil yangmenggunakan sepeda motor.

Bahwa ketika tiba di depan Markas Kepolisian Resor Jakarta Utara pasukanmelihat massa penduduk sipil yang jumlahnya ribuan orang berteriak-teriakdan menuju kearah Makodim 0502 Jakarta Utara. Dalam situasi tersebutsaksi Kapten Sriyanto memerintahkan agar truk yang membawa pasukan regu3 di bawahYon Arhanudse 06 berbelok di depan Markas Kepolisian Resortdan berhenti di pinggir jalan dan selanjutnya terdakwa 1 Sutrisno Maschungmemerintahkan pasukannya turun dari mobil dan menyusun formasi bershaf.

Bahwa terdakwa melalui HT menerima laporan dari saksi Kapten Sriyantobahwa ketika berada di depan Mappolres Pasukan sudah bertemu dengan massayang berteriak-teriak akan menuju Makodim 0502/Jakarta Utara, kemudianterdakwa melalui HT memerintahkan saksi Kapten Sriyanto menemui pimpinanmassa untuk diajak ke Makodam 0502 Jakarta Utara serta berusahamenenangkan massa.

Bahwa sesuai dengan perintah terdakwa untuk berdialog dengan pimpinan massa,saksi Kapten Sriyanto berlari ke arah massa dan menanyakan siapa pimpinanmassa dan dijawab oleh massa “tidak ada kompromi dengan ABRI”.

Bahwa pada saat ke 13 orang anggota pasukan Arhanudse dan saksi SerdaSutrisno Mascung selaku Komandan Regu langsung menembakkan senjatanyabeberapa kali atau setidak-tidaknya lebih dari sekali ke arah massa, bahkanterhadap masa yang lari untuk menyelamatkan diri masih dilakukanpenembakan oleh pasukan tersebut.

Bahwa pada saat dilakukan penembakan-penembakan oleh regu III pasukanArhanudse 6 massa bertiarap untuk menyelamatkan diri, selanjutnya saksiKapten Sriyanto berteriak kepada massa “tinggalkan tempat ini, kalau tidak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

98

Page 122: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

saya tembak”, sehingga massa meninggalkan tempat ke arah utara, barat dantimur, namun pasukan di bawah pimpinan Kapten Sriyanto masih melakukanpenembakan-penembakan ke arah massa.

Bahwa terdakwa melalui HT mendengar bunyi tembakan, namun terdakwatidak menghentikan dilakukannya penembakan yang dilakukan oleh regu IIpasuka Arhanudse 6 terhadap massa tersebut, atau setelah diketahui atau atasdasar keadaan saat itu seharusnya diketahui oleh terdakwa regu III pasukanArhanudse telah melakukan pelanggaran HAM berat berupa pembunuhan,namun terdakwa tidak melakukan tindakan yang layak dan diperlukan dalamruang lingkup kekuasaannya untuk mencegah atau menghentikan pembunuhantersebut atau menyerahkan para pelakunya kepada pejabat yang berwenanguntuk dilakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan.

Bahwa akibat tembakan-tembakan yang dilepaskan oleh pasukannya yangpengendalian efektifnya berada pada terdakwa telah menyebabkan penderitaandan timbulnya rasa sakit pada beberapa orang massa anggota pengajian dariwilayah Kelurahan Koja tersebut, antara lain saksi Amir Mahmud bin AbdulKasan menderita luka tembak di bagian belakang telinga hingga tembus kemata kiri; serta saksi Wasjan bin Sukarno menderita luka di bagian kepala.

C.4. Contoh kasus Dakwaan JPU terhadap TerdakwaPranowo39

Bahwa antara bulan Juli-Agustus 1984 atau pada hari-hari sebelum awal bulanSeptember 1984, kondisi politik di wilayah hukum Kodim 0502 Jakarta Utaracukup panas, khususnya di bidang sosial, budaya dan agama, karena dipicuoleh penceramah-penceramah yang menghasut para jemaahnya dan memanaskansituasi yang cenderung melawan kebijakan pemerintah dalam bentuk ceramahekstrim di masjid-masjid yang isinya menghujat pemerintah atau aparat sepertikodim dan polisi, dengan menggunakan sarana agama sehingga membentukopini untuk melawan kebijakan pemerintah saat itu.

39 No. Perkara 03/HAM/TJ.PRIOK/09/2003

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

99

Page 123: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bahwa kebijakan pemerintah yang ditentang kelompok jemaah pengajian disekitar Kelurahan Koja adalah menentang azas tunggal Pancasila, menentangadanya larangan penggunaan jilbab bagi pelajar putri dan menentang programkeluarga berencana. Penceramah antara lain Abdul Kadir Jaelani, SyarifinMaloko SH, M.Nasir, Drs.Yayan Hendrayana, Salim Kadar, dan Drs.A.Ratono.

Latar Belakang Peristiwa

7 September 1984

Bahwa pada hari Jumat sekitar pukul 16.00 WIB Sersan Satu Hermanuseorang Babinsa Kelurahan Koja Selatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara yangsedang berpatroli di wilayahnya mendapat laporan dari masyarakat bahwa diMushola As-Sa’adah ada beberapa pamflet yang ditempel pada mushala danpagar mushala yang isinya menghasut masyarakat dan menghina pemerintahatau aparat kodim dan polisi. Kemudian Sersan Satu Hermanu menjumpaipengurus mushala dan meminta agar pamflet-pamflet tersebut dapat dibukaatau dilepas.

8 September 1984

Bahwa sekitar pukul 13.00 WIB Sersan Satu Hermanu datang lagi ke MusholaAs-Sa’adah untuk mengecek ternyata pamflet-pamflet tersebut belum dibukaatau dilepas sehingga Sersan Satu Hermanu sendiri yang melepas pamflet-pamflettersebut, kemudian timbul isu di daerah tersebut bahwa Sersan Satu Hermanumasuk ke Mushala As-Sa’adah tanpa membuka sepatu dan melepas pamflet-pamflet dangan air got yang berakibat memanasnya situasi di daerah tersebutdan membentuk opini yang membenci aparat pemerintah khususnya babinsa.Berdasarkan isu tersebut maka beberapa orang remaja dan jemaah MushalaAs-Sa’adah meminta kepada pengurus mushala As-Sa’adah agar Sersan SatuHermanu datang ke Mushala As-Sa’adah untuk meminta maaf.

Bahwa terhadap tuntutan para remaja dan jemaah Mushala As-Sa’adah, yaituHaris Ali Yusar, Suparlan, Abdul Ghofur, Rosipin, Saleh, dan Jojon, saksi

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

100

Page 124: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Ahmad Sahi memberikan pengertian bahwa dia tidak bisa berbuat halsedemikian langsung kepada Sersan Satu Hermanu.

Bahwa namun demikian, saksi Ahmad Sahi selaku pengurus Mushala As-Sa’adah meneruskan permintaan para remaja dan jemaah Mushala As-Sa’adahtersebut kepada ketua RW akan tetapi ketua RW menyarankan agar saksimembuat laporan secara tertulis kepada komandannya.

Bahwa setelah melapor kepada ketua RW, saksi Ahmad Sahi kembali kemushalanya yang telah ditunggu oleh para remaja dan jemaah yang tetap menuntutSersan Satu Hermanu untuk meminta maaf walaupun telah disampaikantentang adanya saran dari ketua RW di atas, namun para remaja dan jemaahtetap bersikeras pada pendiriannya sehingga terjadi adu mulut antara para remajadan jemaah dengan saksi Ahmad Sahi.

Bahwa di tengah ketegangan antara pengurus Mushala As-Sa’adah denganpara jemaah, salah seorang dari jemaah mengusulkan sebagai jalan tengah, yaitumelaporkan kejadian di mushala tersebut ke tokoh masyarakat Jakarta Utara,yaitu yang bernama Amir Biki sehingga pada tanggal 08 September 1984malam saksi Ahmad Sahi melaporkan kejadian di mushala tersebut kepadaSaudara Amir Biki dan Saudara Amir Biki menilai bahwa laporan saksiAhmad Sahi sebagai perkara kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan danmenyarankan kepada saksi Ahmad Sahi agar dibuat laporan secara tertuliskepada komandan dari babinsa tersebut.

9 September 1984

Bahwa pada Minggu sore hari saksi Ahmad Sahi mengumpulkan para remajadan para jemaah Mushala As-Sa’adah untuk mengingatkan kepada merekaagar tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan main hakim sendiridalam menyikapi perbuatan Sersan Satu Hermanu (babinsa) di mushalabeberapa hari yang lalu.

10 September 1984

Bahwa pada hari Senin sekitar pukul 10.00 WIB Sersan Satu Hermanudatang ke kantor RW 05 Kelurahan Koja Selatan dan memarkir sepeda

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

101

Page 125: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

motornya di ujung Gang 4. Pada saat Sersan Satu Hermanu berada di ruangankantor RW tersebut ternyata massa sudah banyak berdatangan dan ribut diruangan kantor RW dimaksud dan membakar sepeda motor Sersan SatuHermanu serta meminta agar Sersan Satu Hermanu menyerahkan diri kepadamereka atas massa tersebut. Akan tetapi Sersan Satu Hermanu dapatmeloloskan diri dari keroyokan massa.

Bahwa setelah kejadian pembakaran sepeda motor milik Sersan Satu Hermanutersebut saksi Ahmad Sahi dibawa oleh Danramil Koja, Kapten Rein Kano(alm.), dan dimasukkan ke dalam sel tahanan Kodim dan di dalam sel tersebuttelah ada tiga tahanan, yaitu Sofwan Sulaeman, Syarifudin Ramli, dan M.Nur.

Bahwa selama empat orang warga Koja Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebutditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara, Amir Biki (alm.) yang bertindaksebagai pemrakarsa dan penanggung jawab ceramah-ceramah atau pengajianumum atau tabligh akbar di luar Jakarta Utara telah menghadap dua kaliKolonel Sampurno (alm.), selaku Asintel Kodam V Jaya untuk meminta bantuanmengeluarkan keempat orang yang ditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara,namun tidak berhasil.

Kemudian Amir Biki (alm.) berusaha menghadap Pangdam V Jaya MayjenTNI Try Sutrisno untuk mengusahakan penahanan luar terhadap empat orangyang ditahan di Kodim 0502 Jakarta Utara tersebut tetapi tidak berhasil.

11 September 1984

Bahwa Amir Biki pernah ditelepon oleh Kol. Sampurno selaku asintel KodamV Jaya yang meminta agar acara pengajian di Jalan Sindang Kelurahan KojaSelatan, Tanjung Priok, Jakarta Utara supaya ditunda tetapi Amir Biki tidakmau mendengar nasihat itu.

12 September 1984

Bahwa pada hari Rabu sekitar pukul 19.30 WIB s/d pukul 20.00 WIBbertempat di Jalan Sindang, Kelurahan Koja Selatan, Tanjung Priok, JakartaUtara berlangsung pengajian umum atau tabligh akhbar dengan jumlah pesertalebih kurang 3.000 orang dengan pembicara antara lain Amir Biki (Alm.),

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

102

Page 126: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Salim Kadar, Syarifin Maloko SH, M.Nasir, Drs Yayan Hendrayana, danDrs, A Ratono. Selanjutnya, pada pukul 22.00 WIB penceramah terakhirAmir Biki (alm.) mengatakan, “Bahwa kita menunggu sampai denganpukul 23.00, apabila ichwan kita yang ke-4 orang tersebut tidak diantarke tempat ini maka Tanjung Priok akan banjir darah. Pernyataan AmirBiki tersebut didengar oleh para jemah pengajian antara lain pararemaja dan orang tua.”

Bahwa pada hari Rabu pada pukul 22.00 WIB petugas piket Kodim menerimatelepon dari seseorang yang mengaku bernama Amir Biki, ia ingin bicara denganDandim Jakarta Utara, atau apabila tidak ada Dandim Jakarta Utara, inginbicara dengan Kapten Mutiran selaku Kasintel. Kemudian telepon tersebutditerima oleh saksi Kapten Sriyanto dan dijawab “ Kalau bapak berkenanakan saya sampaikan pesan bapak kepada Dandim atau kepada bapakMutiran” penelepon menjawab “Tolong sampaikan pesan saya kepadanya agarsegera dikeluarkan 4 orang kawan saya yang saat ini ditahan di Kodim atau diPolrest pada jam 23.00 WIB nanti untuk dihadapkan di mimbar Jalan Sindang.Apabila tidak maka Cina-cina Koja akan dibunuh dan pertokoannya akandibakar, lalu dijawab oleh Kapten Sriyanto, “Apakah tidak kitakoordinasikan dahulu” lalu dipotong “Ah sudah tidak ada waktu lagi”,langsung telepon ditutup. Kemudian isi pesan tersebut oleh saksi Kapten Sriyantodilaporkan kepada Dandim 0502 Jakarta Utara yaitu saksi Letkol InfantriRA Butar-Butar melalui HT dan saksi Sriyanto langsung melakukankoordinasi dengan Kasi Ops Yon Arhanudse 06 yaitu Kapten Darmanto untukmenyampaikan perlunya kesiapan pasukan.

Bahwa setelah saksi Kapten Sriyanto melakukan koordinasi makadiberangkatkanlah pasukan Arhanudse 06 dari markas komando BatalionArhanud06 Jalan Labua Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk di –BKO-kan ke Kodim 0502 Jakarta Utara sebanyak satu peleton yang terdiri dari 40orang, masing-masing dilengkapi dengan senjata jenis semi-otomatis SKS lengkapdengan bayonet dan 10 butir amunisi berupa peluru tajam. Pasukan dipimpinoleh saksi Letda Sinar Naposo Harahap dengan mengendarai truk Reo menujuMakodim 0502 Jakarta Utara. Setelah sampai di Makodim sekitar pukul

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

103

Page 127: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

22.30 WIB saksi Kapten Sriyanto memberikan pengarahan: “Malam ini adatabligh akbar yang diadakan massa di Jalan Sindang Kelurahan KojaSelatan yang diperkirakan akan menuntut pembebasan para tahanan.Dalam hal menghadapi massa yang brutal dan beringas agar dilakukandengan cara memberikan tembakan peringatan keatas sebanyak 3 kali,apabila masih beringas berikan tembakan ke bawah sebanyak 3 kali,dan bila masih brutal dan menyerang tembak kakinya untukmelumpuhkan.”

Bahwa selanjutnya saksi Kapten Sriyanto membagi pasukan menjadi 3 regu.Regu 1 di bawah pimpinan Serda Nur Kayik bertugas siaga di Makodim 0502 Jakarta Utara. Regu 2 di bawah pimpinan saksi Letda Sinar Naposo Harahapbertugas mengamankan Pertamina Plumpang. Regu 3 di bawah pimpinan saksiKapten Sriyanto dengan komandan regu terdakwa Sutrisno Mascung bertugasmembantu mengamankan Markas Kepolisian Resor Jakarta Utara.

Bahwa sekitar pukul 22.30 WIB Regu 3 di bawah Komandan Regu SutrisnoMaschung yang terdiri dari 13 orang yaitu Sutrisno Mascung selaku komandanregu, Prajurit Satu Asrori, Prajurit Dua Siswoyo, Prajurit Dua Abdul Halim,Prajurit Dua Zulfattah, Prajurit Dua Sumitro, Prajurit Dua Sofyan Hadianggota, Prajurit Dua Prayogi, Prajurit Dua Winarko, Prajurit Dua M Idrus,Prajurit Dua Muchson, Prajurit Satu Kartidjo, Prajurit Dua Parnu

Di bawah pimpinan saksi Kapten Sriyanto Kasi II Ops Kodim 0502 JakartaUtara dengan kendaraan truk Reo berangkat menuju Markas Kepolisian ResorJakarta Utara, Jalan Yos Sudarso Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Bahwa dalam perjalanan menuju Markas Kepolisian Resot Jakarta Utara darikejauhan sekitar Pom bensin dekat PT.Berdikari dari arah Polret menuju Kodim,saksi Kapten Sriyanto melihat iring-iringan penduduk sipil yang menggunakansepeda motor.

Bahwa ketika tiba didepan Markas Kepolisian Resor Jakarta Utara pasukanmelihat massa penduduk sipil yang jumlahnya ribuan orang berteriak-teriakdan menuju kearah Makodim 0502 Jakarta Utara. Dalam situasi tersebutsaksi Kapten Sriyanto memerintahkan agar truk yang membawa pasukan Regu

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

104

Page 128: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

3 di bawahYon Arhanudse 06 berbelok di depan Markas Kepolisian Resor danberhenti di pinggir jalan dan selanjutnya terdakwa 1 Sutrisno Mascungmemerintahkan pasukannya turun dari mobil dan menyusun formasi bershaf.

Bahwa selanjutnya saksi Kapten Sriyanto berlari ke arah massa dan menanyakansiapa pimpinan massa dan dijawab oleh massa “tidak ada kompromi denganABRI”.

Bahwa pasukan yang tergabung dalam regu III tersebut langsung menembakkansenjatanya beberapa kali atau setidak-tidaknya lebih dari satu kali ke arahmassa yang menyebabkan 23 orang atau setidak-tidaknya 14 orang meninggaldunia dan sebagian massa ada yang tiarap dan lainnya lari menyelamatkan dirinamun pasukan masih melakukan penembakan. Tidak lama kemudian datangpasukan tambahan/bantuan yang kemudian membawa korban yang meninggaldan menderita luka tembakan ke RSPAD sedangkan massa yang melarikandiri ditangkap dan dibawa ke Kodim 0502 Jakarta untuk ditahan.

13 September 1984

Bahwa pada sekitar pukul 09.00 Pranowo berdasarkan Surat KeputusanKSAD No. SKEP/77/II/1983 tanggal 21 Februari 1983 menerima telepondari Sampurna (Komandan Satuan Tugas Intel Laksusda Jaya) agar terdakwamenerima titipan tahanan kasus Tanjung Priok.

Bahwa setelah menerima telepon tersebut terdakwa memerintahkan Kasi Logistikuntuk mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka penampungan para tahanandi Mapomdam V Jaya Jl. Sultan Agung Guntur, sedangkan kepada para Kasiyang lain terdakwa memerintahkan untuk melaksanakan tugasnya sesuai denganfungsinya masing-masing.

Pada sekitar pukul 10.30 – 8 Oktober 8 Pranowo selaku Tim PemeriksaDaerah Jaya menerima titipan tahanan secara bertahap sebanyak 169 orangatau 125 orang.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

105

Page 129: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

No. Waktu Jumlah1 13 September 1984 pk. 10.30 43 orang

2 13 September 1984 pk. 23.00 4 orang

3 14 September 1984 pk. 03.30 3 orang

4 14 September 1984 pk. 11.00 16 orang

5 15 September 1984 4 orang

6 16 Sepember 1984 pk. 03.10 8 orang

7 17 September 1984 pk. 00.30 19 orang

8 18 September 1984 pk. 18.40 8 orang

9 19 September 1984 2 orang

10 19 September 1984 8 orang

11 28 September 1984 4 orang

12 2 Oktober 1984 2 orang

13 3 Oktober 1984 3 orang

14 6 Oktober 1984 7 orang

15 8 Oktober 1984 12 orang

16 8 Ok tober 1984 2 orang

KeteranganAan bin Turi dkk

Mawardi Noor, dkk

E Rizal, dkk

Afriul bin Mansyur, dkk

Mulyadi, dkk

Abdul Basir bin Tahir dkk

M Solihin, dkk

Agus Sutaryo Bin Kosim, dkk

-

Anwar Abbas, dkk

-

-

Haris Bin Abdul Wahab, dkk

Herla Rochana Yunus, dkk

Satia bin RAsyid, dkk

KH. Drs. Rahmat Muslim, dkk

Bahwa Pranowo memerintahkan memasukkan para tahanan titipan sebanyak169 orang tersebut ke dalam sel tahanan yang sempit dan gelap di Pomdam JayaGuntur selama 1 hingga 15 hari tanpa dilengkapi dengan surat perintahpenahanan yang resmi dari pihak berwenang. Selanjutnya, karena kondisi dandaya tampung tidak mencukupi, maka atas perintah Pranowo, para tahanantersebut dipindahkan untuk ditahan dalam sel yang sempit di Rumah TahananMiliter Cimanggis selama 1 – 3 bulan.

Bahwa Pranowo mengetahui para tahanan yang diterima olehnya di PomdamV Jaya Guntur tersebut tanpa dilengkapi surat perintah penahanan setelahdilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh tim gabungan.

Bahwa selama para tahanan tersebut ditahan di Pomdam maupun di Cimanggistidak diperbolehkan keluar dari dalam selnya.

Bahwa terdakwa mengetahui bahwa titipan tahanan tersebut adalah warga sipilsehingga penahanan terhadap penduduk sipil harus berdasarkan ketentuansebagaimana diatur dalam KUHAP.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

106

Tabel IXTahanan Yang dititipkan kepada Pranowo

Page 130: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bahwa akibat perbuatan terdakwa, ada beberapa tahanan yang mengalamistress dan sulit menggerakkan aanggota tubuhnya/lumpuh dan pihak keluargatidak diberitahukan dimana tempat penahanan para tahanan tersebut.

Bahwa para tahanan yang disiksa oleh petugas Pomdam Jaya dan petugas RumahTahanan Militer Cimanggis itu antara lain :

- Saksi korban Rahmad, se1ama minggu dalam Pomdam Jaya Guntur, hanyapakai celana dalam dan disuruh jalan merangkak, dijemur di tengah haribolong.

- Saksi korban Budi Santoso selama 1 hari dalam Pomdam Jaya Guntur,ditendang tulang kering kaki kiri 1 kali dan dipukul kepala belakangdengan tangan dari belakang.

- Saksi korban Wasjan bin Sukarna selama 4 hari dalam Pomdam JayaGuntur, disuruh tidur di lapangan terbuka dan dijemur di bawah sinarmatahari hanya pakai celana dalam.

- Saksi korban Sofwan Sulaeman selama 3 hari dalam Pomdam Jaya Guntur,dipukul badan dan kaki saksi korban dengan menggunakan tongkat.

- Saksi korban Ahmad Sahi selama 3 hari dalam Pomdam Jaya Gunturbersama kawan-kawannya disuruh merangkak dengan siku dan lutut dariruang depan melalui jalan yang penuh kerikil tajam menuju tengah lapanganoleh pengawal yang mengendarai motor menendang tubuh saksi korban daribelakang.

- Saksi korban Syarifudin Rambe selama 3 hari dalam Pomdam Jaya Guntur,dipukul tulang kering kaki, punggung, kepala dengan tongkat pada saksikorban dan beberapa kawan lainnya disuruh merayap ke tempat pemeriksaandi ruang belakang sambil dipukul kepala dan menginjak badan saksi korbandkk apabila badan terangkat.

- Saksi korban Yayan Hendrayana 1 hari dalam Pomdam Jaya Guntur,dipukul oleh petugas CPM, ditendang, diinjak badan saksi dan di RTMCimanggis disuruh jalan merangkak mengelilingi RTM.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

107

Page 131: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

- Saksi korban Sardi selama 1 minggu dalam Pomdam Jaya Guntur, dipukulkepala olah CPM dan ditendang punggung saksi dan rambut dicukur sambilsaksi dijemur.

- Saksi korban Ratono selama di RTM Cimanggis saat diperiksa saksidisuruh push up 200 kali, disuruh koprol di depan dan di belakang padamalam hari, scout jump 200 kali sambil tangan kanan memegang telingakiri lalu berputar dan ditendang oleh petugas kemudian disuruh lari hinggamenabrak tembok dan pingsan.

- Saksi korban Raharja selama 15 hari dalam Pomdam Jaya Guntur, setiapkali makan disuruh push up dan dipukul dengan besi hingga tulanghidungnya patah.

- Saksi korban Abdul Qadir Djaelani selama di tahanan petugas CPMmemukul, menendang di tengah lapangan pada malam hari secara beramai-ramai hingga saksi pingsan baru dikembalikan ke dalam sel. Petugas tidakmemberikan makanan yang layak bagi manusia.

- Saksi Sudarso dalam Pomdam Jaya Guntur diperiksa oleh petugas CPM,diarahkan untuk mengakui bersalah, bilama tidak akan disiksa.

- Saksi Aminatun selama 3 hari dalam tahanan Pomdam V Jaya Guntur,ditelanjangi oleh Kowad dan mendengar teriakan orang yang disiksa.

- Saksi korban AM Fatwa selama dalam tahanan Pomdam Jaya Gunturdisiksa.

Pelanggaran HAM

Bahwa terdakwa telah melakukan pelanggaran berat manusia berupa kejahatanterhadap kemanusiaan berupa perampasan kemerdekaan atau perampasankebebasan fisik secara sewenang-wenang melanggar ketentuan pokok hukuminternasional, yang dilakuan sebagai bagian dari serangan yang meluas atausistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsungterhadap penduduk sipil sehingga mengakibatkan para 169 tahanan mengalami

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

108

Page 132: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

stress dan sulit menggerakkan anggota tubuhnya serta pihak keluarga tidakdiberitahukan dimana tempat penahanan tersebut

Bahwa Pranowo mengetahui atau atas dasar keadaan saat itu seharusnyamengetahui pasukan / anggotanya telah atau sedang melakukan pelanggaranHAM berat berupa penyiksaan atau dengan sengaja dan melawan hukummenimbulkan kesakitan atau penderitaan yang berat baik fisik maupun mental,dengan cara menendang, memukul, menjemur dan lain-lain terhadap 14 orangtahanan atau orang yang berada di bawah pengawasan terdakwa tetapi terdakwatidak mencegah, atau menghentikan perbuatan pasukan atau anggotanya ataumenyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenang untuk dilakukanpenyelidikan, penyidikan dan penuntutan.

Tabel XProses Pengadilan HAM Adhoc Perkara Pelanggaran HAM

Tanjung Priok

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

109

PROSES PENGADILAN HAM PERKARA TANJUNGPRIOK

September 2003 – Agustus 2004

No. Perkara 01/HAM/TJ.PRIOK/08/2003 02/HAM/TJ.PRIOK/09/2003 03/HAM/TJ.PRIOK/09/2003 04/HAM/TJ.PRIOK/09/2003

Terdakwa 1. Sutrisno Mascung(Mantan KomandanRegu III YonArhanudse 06)

2. Asrori (MantanAnggota Regu IIIYon Arhanudse 06)

3. Siswoyo (MantanAnggota Regu IIIYon Arhanudse 06)

4. Abdul Halim(Mantan AnggotaRegu III YonArhanudse 06)

5. Zulfatah (MantanAnggota Regu IIIYon Arhanudse 06)

Pranowo(MantanKomandan PolisiMiliter KomandoDaerah Militer V Jaya)

Sriyanto(MantanKepala Seksi OperasiKomandan DistrikMiliter 0502/JakartaUtara)

Rudolf Adolf ButarButar (MantanKomandan DistrikMiliter 0502/JakartaUtara)

Page 133: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

6. Sumitro (MantanAnggota Regu IIIYon Arhanudse 06)

7. Sofyan Hadi(Mantan AnggotaRegu III YonArhanudse 06)

8. Prayogi (MantanAnggota Regu IIIYon Arhanudse 06)

9. Winarko (MantanAnggota Regu IIIYon Arhanudse 06)

10.Idrus (MantanAnggota Regu IIIYon Arhanudse 06)

11.Muchson (MantanAnggota Regu IIIYon Arhanudse 06)

Majelis HakimAndi Samsan Nganro(ketua) Anggota :Binsar Goeltom, AndiSamsan Nganro(ketua), BinsarGoeltom, HeruSusanto, AmirudinAbureira, SulaimanHamid.

JPUWidodo Supriadi,Hasran Rk, YesiEsmiralda, AhmadJumali. WidodoSupriadi, Hasran Rk,Yesi Esmiralda, AhmadJumali.

Penasehat Hukum Yan Juanda Saputra,Chandra Motik, AliRidho, Amir Karyatin,Nur Aziza, BurhanDahlan, Murtini,Sarwono, Edi,Bambang Widarto.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

110

AparatPenegakHukum

Majelis HakimAndriani Nurdin(ketua), Rudi Rizki,Bukit Kalenong,Abdurahman, Sunaryo

JPU Roesmanadi, N.S.Rambey, Djoko IndraSetiawan, Risma H.Lada

Penasehat HukumYan Juanda Saputra,Dr. Chandra Motik,Mayor CHK. M. AliRido, Amir Karyatin,SH., Letkol CHK. NurAzisah., Kol. CHK.Drs. Burhan Dahlan.,Mayor CHK. Martini.,Mayor BambangWidiarto., Saryono Edi.

Majelis HakimHerman HellerHutapea (ketua),Rahmat Syafei,Amiruddin Abureira,Rudi Rizki

JPUDarmono, K Lere,Herry Karya Budi,Diah Srikanti

Penasehat HukumBurhan Dahlan,Letkol CHK. NurAzisah, AmirKaryatin, SH.,YanJuanda Saputra, SH.,Dr. Chandra Motik,SH., Mayor CHK.Murtini, Mayor CHKSubagijo, MayorCHK. M. Ali Rido,Mayor Sus BambangWidarto, MayorCHK Slamet SarwoEdy, Kapten CHKZulkarnaen Effendi.

Majelis HakimCicut Sutiyarso(ketua), EmongKomariah, Winarso,Ridwan Mansur,Kabul Supriyadi

JPUMuhammadYusuf, MM, ParadaNababan, Yusuf,Agung Iswanto,

Penasehat HukumYan Juanda Saputra,Dr. Chandra Motik,Mayor CHK. M. AliRido., Amir Karyatin,Letkol CHK. NurAzisah., Kol. CHK.Martini., MayorBambang Widiarto.,Saryono Edi.

Page 134: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

111

KesatuPasal 7 huruf b JISPasal 9 hurup a, Pasal37 Undang-undangNo.26 Tahun2 0 0 0 t e n t a n gPengadilan HAM, Pasal55 ayat 1 ke-1 KUHP

Kedua :Primer.Pasal 7 huruf b JisPasal 9 huruf a, Pasal41, Pasal 37, Undang-undang No.26 Tahun2000 TentangPengadilan Hak AzaziManusia, Pasal 55 ayat1 Ke-1 KUHP, Pasal 53ayat 1 KUHP

Subsidair.Pasal 7 huruf b JisPasal 9 huruf h, Pasal40, Undang-undangNo. 26 Tahun 2000Tentang PengadilanHak azaziManusia,Pasal 55 ayat 1 Ke-1KUHP

Jl. Yos Sudarso depanMapolres Jakarta Utara

Rabu, 12 September1984 pukul 23.00 WIBatau sekitarwaktu ituatau setidak-tidaknyapada sekitarbulan September 1984

Dakwaan KesatuPasal 42 ayat 1 huruf adan b jis Pasal 7 hurufb, pasal 9 huruf a,Pasal 37 UU No. 26tahun 2000 tentangHAM.

KeduaPasal 42 ayat 1 huruf adan b jis pasal 7 hurufb, pasal 9 huruf h,pasal 40 UU No. 26tahun 2000

KetigaPasal 42 ayat 1 huruf adan b jis pasal 7 hurufb, pasal 9 huruf e,pasal 37 UU No. 26tahun 2000 tentangPengadilan HAM.

Kesatupasal 7 huruf b jlspasal 9 huruf e, pasal37 Undang-UndangNo.26 Tahun 2000pasal 55 Ayat (1) ke-1,pasal 64 KUHP.

KeduaPasal 42 ayat (1) hurufa dan b jls pasal 7huruf b, pasal 9 huruff, pasal 39 Undang-Undang No. 26 tahun2000 tentangPengadilan Hak AsasiManusia, pasal 64KUHP.

KesatuPasal 7 huruf b jispasal 9 huruf a, pasal37 UU No. 26 tahun2000 pasal 55 ayat 1ke-1 KUHP

KeduaPrimer Pasal 7 huruf bjis pasal 9 huruf a,pasal 41, pasal 37 UUNo. 26 tahun 2000,pasal 55 ayat 1 ke-1KUHP, pasal 53 ayat 1KUHP

SubsiderPasal 7 huruf b jispasal 9 huruf h, pasal40 UU No. 26 tahun2000

POMDAM V JAYA(Guntur) jl. SultanAgung No. 33Jakarta Selatan.

Rumah TahananMiliter (RTM)Cimanggis JakartaTimur yang sekarangJl. Raya RTMCimanggis RT. 008/RW. 11 Kelapa DuaDepok Jawa Barat.

Kamis tanggal 13September 1984 pukul10.30 WIB sampaidengan tanggal 8Oktober 1984

Jl. Yos Sudarso depanMapolres KodimJakarta Utara

Rabu, 12 September1984 pukul 23.00 WIBdan waktu lain padabulan September 1984

Jl. Yos Sudarso depanMapolres JakartaUtara

Rabu, 12 September1984 dan waktu lainpada bulan September1984

Markas Kodim 0502Jakarta Utara, 10 – 18September 1984

Locus dantempus delicti

Page 135: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

112

1. Penduduk Sipil Luka-luka 23 Orang dansetidak-tidaknya 11orang MeninggalDunia2. Penduduk SipilLuka-luka64 Orangdan setidak-tidaknya11 orang menderitaluka tembak3. Penduduk Sipil Luka-luka 64 Orang dansetidak-tidaknya 11orang menderita lukatembak

Korban 1. Penduduk sipilluka-luka 23 orangdan setidak-tidaknya14 orang meninggaldunia2. penganiayaanmenyebabkan 4 orangluka-luka3. perampasankemerdekaanmenyebabkan 4 orangkorban

1.14 orang korbanpenyiksaan2.169 orang korbanatau setidak-tidaknya125 orangpenangkapansewenang-wenang

1.23 orang atausetidak-tidaknya 10orang meninggaldunia2. penduduk sipilsebanyak kurang lebih64 orang atau setidak-tidaknya 11 orangluka-luka3. penduduk sipil 64orang atau setidak-tidaknya 11 oarngluka-luka

Saksi Saksi a charge1. Ahmad Sahi2. Husain Safe3. Muchtar Dewang4. Suherman5. Syarifuddin Rambe6. Wahyudi7. Yusron8. Irta9. Sudarso10. Thahir11. BambangSuhartono (TNI)12. Butar Butar (TNI)13. M Amran14. Tri Sutrisno (TNI)15. Beni Biki16. Sriyanto (TNI)17. Auha Husain (TNI)18. Matoni (TNI)19. Sofwan Sulaeman20. Syarifudin Rambe21. Syarifin Maloko22. Dewi Wardah23. Ishaka24. Marullah25. Pieter Hermanus(saksi ahli)26. Budi Sampurno(saksi ahli)27. LB Sihombing(saksi ahli)

Saksi A charge1. Rahmat2. Siti Fatimah3. Amir Mahmud4. Wasjan5. Ahmad Sahi6. Lily Ardiansyah7. Syaiful Hadi8. Henri9. Aminatun10. Syarifudin Rambe11. Sofwan Sulaeman12. Kusnoto13. Ratono14. Abdullah RuslyBiki15. Zulfata (TNI)16. Tri Sutrisno (TNI)17. Suprayit (TNI)18. Sutrisno Mascung(TNI)19. Sriyanto (TNI)20. Mutiran (TNI)21. AM Fatwa22. Nurtjahya23. Pranowo (TNI)24. Prayogi (TNI)25. Idrus (TNI)26. Muhson (TNI)27. M Nur (dibacakanBAP)

Saksi A charge1. Syarifudin Rambe2. Ahmad Sahi3. Suherman4. Mochtar Dewang5. Wahyudi6. Irta7. Amran8. Rahmat9. Edi Nurhadi10. Suherman11. Budi Santoso12. Wasjan13. Sudarso14. Yayan Hendrayana15. Raharja16. Hendri17. Syarifin Maloko18. RAtono19. AM Fatwa20. Aminatun21. Abdul QodirDjaelani22. Soedarsono23. Kusnoto24. Try Sutrisno (TNI)25. Letkol CPM

Armen Bahtiar(TNI)

26. Butar Butar (TNI)27. ASS Tambunan

(saksi ahli)

Saksi A Charge1. Mochtar Dewang2. Amir Mahmud3. Suherman4. Dewi Wardah5. Budi Santoso6. Sudarso7. Ahmad Sahi8. Yusron9. Zulfata (TNI)10. Siswoyo (TNI)11. Soemitro (TNI)12. Abdul Halim(TNI)13. SoetrisnoMascung (TNI)14. Suprayogi (TNI)15. Sofyan Hadi(TNI)16. Asrori (TNI)17. Sumitro ( TNI)18. SyarifuddinRambe19. Safwan Sulaiman20. YayanHendrayana21. Drs. AM Fatwa22. R Butar – Butar(TNI)23. MH Arief Biki24. Siti Hazanah

Page 136: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

113

Saksi a de charge28. M. Nurdin29. Asep30. Nasrun31. Prof Muladi (saksiahli)32. Prof. Loebby

Loekman (saksiahli)

28. Syamsidar(dibacakan BAP)

29. AH Gofur(dibacakan BAP)

30. Jono karsono(dibacakan BAP

)31. Raspin (dibacakanBAP)

32. Abdul kadirjailanai (dibacakanBAP)

33. Abdul Halim(TNI) (dibacakanBAP)

34. Harahap (TNI)(dibacakan BAP)

35. Sumitro (TNI)(dibacakan BAP)

36. Husen syafe37. Fajar sutiono

(TNI) (dibacakanBAP)

38. A.S Tambunan(saksi ahli)(dibacakan BAP)

39. Edi Purnomo(Polri) (dibacakanBAP)

40. Abdullah Sani(saksi ahli)(dibacakan BAP)

41. Pieter Hermanus(saksi ahli)(dibacakan BAP)

42. Bodi BikiSaksi A de Charge43. Umar Sundu44. Bobi Zulkarnain45. Nurdin Azhari46. Qosim Khotib47. Heri Sutoyo

(polisi)48. Maria farida (saksi

ahli)49. LB Sihombing

(saksi ahli)50. Hikmawanto

juwono (saksi ahli)

28. Musolih29. Mawardi Noor

(dibacakan BAP)30. Yusron bin Zainuri31. Lily Hardiansyah32. I Made Mangku

Pastika (Polri)(dibacakan BAP)

33. Fajar Istiono(Polri) (dibacakanBAP)

34. Husen Safe(dibacakan BAP)

35. I Ketut Suyitne36.MH Ritonga (TNI)

Saksi A de Charge37. Singgih38. Umar Sundu39. M. Murito40. Susilo41. Endang42. PLT Sihombing

(saksi ahli)43. Abdul Muis44. Muladi (saksi ahli)45. Maria Farida (saksi

ahli)

25. HB Soeparman(Polisi)26.Badukari (Polisi)27. Mariyanto (Polisi)28. Muchamad

Syahruddin (TNI)29. Helena Paulina

Gultom30. Yosepa Agusti

(Polisi)31. Dr. ASS

Tambunan (Ahlihukum pidanamiliter )

32. Pieter Hermanus(Ahli militer )

33. Abdullah Sani (Ahli militer )

34. Husein Safe35. Irta Sumirta36. Edi Marjuki

Nalapraya(dibacakan BAP)

37. H. Abdul Azis(dibacakan BAP)

38. Simon Lubis(dibacakan BAP)

Saksi Ade Charge39. Nurdin Bin

Ansyori40. Amir Bin Bunari41. Hery Soentoyo

(Polisi)42. Asep Syafrudin43. Boby Zulkarnaen44. N. Kosim Qotib45. Prof. Dr Loby

Lukman (Ahli)46. Prof. Dr Muladi,

SH (Ahli)

Page 137: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

114

1. Berita Acarapemotretanpenggalian diTamanpemakamankhusus wargasukapuraMengkok, Jl RayaTipar CakungSukapura –Cilincing JakartaUtara tanggal 8September 2000

2. Berita AcaraPemotretanpenggalian 8kerangka korbanTanjung Priokditamanpemakamankramat Ganceng,Pondok Rangon,Kelapa Dua Wetan– Jakarta Timur,tanggal 18September 2000

3. LaporanPenggalianKuburan danPemeriksaankerangka dan VerNo. 001 / TP .3001 / SK. II / IX/ 2000 sampaidengan No 014 /TP. 3001 / SK. II/ IX / 2000,masing – masingtanggal 5 Oktober2000.

Barang bukti 1. Surat PerintahPenahananNo.Print. 054/TAH/T.I/i/84 tgl.14 Sep 84teerhadap A. KadirJaelani ditandatangani AspidumKejati DKI R.E.Rasyid, SH/Mudapati Adiyaksa.

2. SK. PerpanjanganPenahanan No.01/5 tahun 5.a./Pidsus/JP/10/84tgl. 2 Okt 84ditanda tanganiBob R.E. Nasution,SH/Kajari Jkt pst.Selama 40 hari (4Okt 84 s.d. 2 Nov84).

3. SPP Jagung RINo.Print..005/F.2/11/84 Pro A. KadirJaelani ke RTMCimanggis ditandatangani JampidsusHimawan, SH.

4. SPP No.Print. 059/TAH/3/9/84 ProA. Salim Kadar binSulaiman selama 20hari mulai tgl 18Sep 84ditandatanganiAspidus KejatiDKI A. Sutarno,SH/MudapatiAdiyaksa.

5. BA. PerpanjanganPenahananditandatangani olehH. Nawawi Latif,SH/MudawiraJaksa.

6. SP PenahananNo.Print ; 0’6/

1. Surat Keputusanselaku Dandim0502 Jakarta Utaraatas namatersangka RudolfButar Butar

2. Hasil penelitianterhadap kerangkakorban TanjungPriok oleh TimForensik LKUIdari Tim ForensikDikdokkes Polri

3. Berita AcaraPemotretanPenggalian diTamanPemakamanKhusus WargaSukapuraMengkok CilincingJakarta Utaratanggal 8September 2000

4. Berita AcaraPemotretanPenggalian 8kerangka korbanTanjung Priok di

5. TamanPemakamanKramat GancengPondok RangonJakarta Timurtanggal 18September 20006.LaporanPenggalianKuburan danPemeriksaanKerangka dan VerNo. 001/TP.3001/SK.II/IX/2000sampai denganNo. 014/TP.30011/SK.II/IX/2000 masing-masing tanggal 5Oktober 2000

1. 1 buah truk reo2. 13 pucuk senjataSKS

Page 138: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

115

TAH.3A/Pidsus/10/84 untuk Drs.A.M. fatwa pertgl 5Okt 84ditandatangani A.Sutomo, SH/MudaapatiAdiyaksa PidsusKejati DKI.

7. Surat PerpanjanganPenahanan No.02/S.Tah.5.a/Pidsus/J.P./10/84 tgl 20Okt 84 untuk Drs.A.M. FatwaditandatanganiKejari Jkt Pus BobR.E. Nasution,SH/MudapatiAdiyaksaNIP.23002357

8. SP PenahanSementaraNo.Print ; 003/F.2/11/84 dariKejagung RI tgl 12Nov 84 Pro H.A.M. FatwaditandatanganiJampidsusHimawan, SH.

9. SP PenahananNo.015/S.Tah/3/Pidsus/10/84 tgl 1Okt 84 untukYayan HendrayanaditandatanganiAspidsus kejatiDKI A. Soetomo,SH/MudapatiAdiyaksa.

10. BA. PelaksanaanPerintahPenahanan untukRatono, BA. DiInrehab CimanggisditandatanganiJaksa MachmudNIP.230003907

Page 139: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

116

11. BA. PenangkapanPolres Jak-Ut untuksyarifudin RambePertgl 11 Sep 84oleh Peltu I.G.K.Jelantik/PenyidikPembantu.

12. BA. No.Pol : BA/13/UX/84 Res.J.Utgl 11 sep 84 untukSofyan binSulaimanditandatanganiSerda R. Sanusianggota ReskrimPolres Jak-Ut.

13. SPDP untuk Moh.Nur, Ahmad Sahi,Sofyan binSulaiman,Syarifudin Rambe12 Sep 84

14. Nama2 tahanantitipan LaksusdaJaya dalam kasushuru-hara Jak-Utyang diserahkan/ditipkan diPomdam V/Jaya tgl13 Sep 84 +_ jam13.00 WIB dariKaro LidpamJawatan POMkodam V/Jayakartatgl 13 Sep 84

15. Nama2 tahananLaksusda Jayadalam Kasus huru-hara di Koja Jak-Utdari Karo LidpamJawatan POMKodam V/Jayakarta tgl 14 Sep84

16. Nama2 tahanantitipan LaksusdaJaya tgl 14 sep 84jam 11.00 WIBdalam kasus huru-

Page 140: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

117

hara di Koja Jak-Ut dari KaroLidpam JawatanPOM Kodam V/Jayakarta tgl 14 sep84

17. Nama2 tahanantitipan LaksusdaJaya dalam Kasushuru-hara di KojaJak-Ut dari KaroLidpam JawatanPOM Kodam V/Jayakarta tgl 13Sep 84

18. Nama2 ttahanantitipan Laksusdajaya tgl 14 Sep 84jam 03.00WIBdalam kasus huru-hara di Koja Jak-Ut dari Karolidpam JawatanPOM Kodam V/Jayakarta tgl 14 sep84

19. Nama2 tahanantitipan LaksusdaJaya dalam KasusHuru-hara di KojaJak-ut ygdiserahkan/dititipkan diPomdam V/Jayatg1 13 Sep 84sekitar jam 03.10WIB dari KaroLidpam JawatanPom Kodam V/Jayakarta tgl 13 sep84

20. Nama2 tahanantitipan LaksusdaJaya Penerahan 16Sep 84 jam 03.10WIB dari KaroLidpam JawatanKodam V/

Page 141: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

118

Jayakarta tgl 16 Sep84

21. Nama2 tahanantitipan LaksusdaJaya tgl 19 Sep 84jam 21.35 WIBdasar surat No : K/123/Sin/IX/84dari Karo LidpamJawatan POMKodam V/Jayakarta tgl 19 Sep84

22. Nama2 tahanantitipan LaksusdaJaya yang berada diPomdam V/Jayapenyerahan tgl 15Sep 84 dari KaroLidpam JawatanPOM Kodam V/Jayakarta tgl 15 Sep84

23. Nama2 tahanantitipan LaksusdaJaya penyerahan tgl17 Sep 84 sekitarjam 00.30 WIB dariRSPAD GatotSubroto dari KaroLidpam JawatanPOM Kodam V/Jayakarta tgl 17 Sep84

24. Nama2 tahanantitipan LaksusdaJaya yang berada diPomdam V/Jayapenyerahan tgl 18Sep 84 (vide suratNo ; K/120/Sin/X/84) sekitar jam18.40 WIB dariKaro LidpamJawatan POMKodam V/Jayakarta tgl 18 Sep84

Page 142: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

119

KeduaPasal 42 ayat (1) hurufa dan b jls pasal 7huruf b, pasal 9 huruff, pasal 39 Undang-Undang No. 26 tahun2000 tentangPengadilan Hak AsasiManusia, pasal 64KUHP.

5 tahun penjaraKompensasi, restitusidan rehabilitasi

Tuntutan KesatuPasal 7 huruf b JISPasal 9 hurup a, Pasal37 Undang-undangNo.26 Tahun2000tentang PengadilanHAM, Pasal 55 ayat 1ke-1 KUHP

Kedua :Primer.Pasal 7 huruf b Jis Pasal9 huruf a, Pasal 41,Pasal 37, Undang-undang No.26 Tahun2000 TentangPengadilan Hak AzaziManusia, Pasal 55 ayat 1Ke-1 KUHP, Pasal 53ayat 1 KUHP

Subsidair.Pasal 7 huruf b Jis Pasal9 huruf h, Pasal 40,Undang-undang No. 26Tahun 2000 TentangPengadilan Hak azaziManusia, Pasal 55 ayat 1Ke-1 KUHP

10 tahun penjaraKompensasi, restitususidan rehabilitasi

Danru : 3 tahunAnggota : 2 tahun

Kompensasi buat 13orang korban dan ahliwarisnya

Banding

KesatuPasal 42 ayat 1 hurufa dan b jis Pasal 7huruf b, pasal 9 hurufa, Pasal 37 UU No. 26tahun 2000 tentangHAM.

KeduaPasal 42 ayat 1 hurufa dan b jis pasal 7huruf b, pasal 9 hurufh, pasal 40 UU No. 26tahun 2000

10 tahun penjara

KesatuPasal 7 huruf b jispasal 9 huruf a, pasal37 UU No. 26 tahun2000 pasal 55 ayat 1ke-1 KUHP

Kedua Primer Pasal 7huruf b jis pasal 9huruf a, pasal 41,pasal 37 UU No. 26tahun 2000, pasal 55ayat 1 ke-1 KUHP,pasal 53 ayat 1KUHP

SubsiderPasal 7 huruf b jispasal 9 huruf h, pasal40 UU No. 26 tahun2000

10 tahun penjara

Kompensasi,restitususi danrehabilitasi

Putusan 10 tahunKompensasi buatkorban dan ahliwarisnya

BandingUpayahukum

Bebas

Kasasi

Bebas

Kasasi

Page 143: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

D. Catatan atas Dakwaan

Dakwaan memiliki fungsi yang amat menentukan bagipemidanaan terdakwa sekaligus membatasi lingkup pemeriksaansidang. Hakim dalam menjatuhkan putusannya mendasarkan padahasil pemeriksaan dan penilaian fakta yang didakwakan dari suratdakwaan tersebut. Penyusunannya dapat menggunakan beberapa jenisdakwaan, di antaranya kumulasi-alternatif, tunggal, kombinasi ataudapat pula secara subsider40, tergantung strategi jaksa dalam usahamembuktikan dakwaannya. Dalam contoh-contoh kasus di atasagaknya strategi ini tak sepenuhnya dipersiapkan dan dijalankan olehJPU secara maksimal.

D.1. Perumusan sistematis dan meluas.Unsur-unsur kejahatan kemanusiaan mencakup unsur

obyektif (criminal act, actus reus) berupa adanya perbuatan yangmemenuhi rumusan UU dan bersifat melawan hukum serta tidakada alasan pembenar, dan unsur subyektif (criminal responsibility, mensrea) yang mencakup unsur kesalahan dalam arti luas dan meliputikemampuan bertanggung jawab, adanya unsur kesengajaan ataukealpaan serta tidak adanya alasan pemaaf. Prinsip umum unsur-unsurkejahatan (elements of crime) dari kejahatan melawan kemanusiaanmeliputi unsur material yang berfokus pada perbuatan (conduct), akibat(consequences), dan keadaan-keadaan (circumstances) yang menyertaiperbuatan; unsur mental yang relevan dalam bentuk kesengajaan(intention), pengetahuan (knowledge) atau keduanya.

Unsur serangan yang luas dan sistematis merupakan unsuryang membedakan antara tindak pidana biasa dengan tindak pidanayang serius atau tindak pidana luar biasa (extra ordinary crime) sepertikejahatan melawan kemanusiaan. UU No. 26 Tahun 2000 tentang

40 Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia N0: Se-004/J.A/1/1993 tentangPembuatan Surat Dakwaan

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

120

Page 144: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pengadilan HAM tidak menerangkan secara lebih rinci makna dariunsur meluas dan sistematik. Namun karena unsur pidana ini diambildari ketentuan Statuta Roma (Pengadilan Pidana Internasional), makapenerapan konsep ini mengacu kepada instrumen maupun hukumkebiasaan Internasional.

Terminologi meluas (widespread) didefinisikan sebaga suatuserangan yang dilancarkan dengan mengakibatkan jatuhnya banyakkorban dari penduduk sipil dan juga dilancarkan terhadap lokasi yangberada pada lokasi geografis tertentu yang luas. Ini berarti seranganyang terjadi pada awalnya hanya terjadi pada satu lokasi tertentu, dankemudian akibat dari serangan awal tersebut terjadi serangan-seranganlain yang menyebar ke area lain pada daerah yang sama. Sedangkankata sistematik berarti serangan dilakukan atas dasar kebijakan ataurencana yang telah dipikirkan dengan matang (pre-conceived). Dengandemikian kata sistematik lebih mengarah ke makna keberadaan sebuahkebijakan tertentu.

Dalam dakwaan jaksa, rumusan meluas hanya dibatasi diwilayah Tanjung Priok, Guntur, dan Cimanggis, Jakarta Selatan.Padahal akibat dari kejadian tersebut terjadi penangkapan yangmenyebar ke beberapa wilayah meliputi daerah Garut, Ciamis,Lampung dan Ujung Pandang (Makassar)41. Seharusnya seluruhperistiwa yang terjadi di luar Priok itu dibuat menyeluruh sebagaibagian dari Peristiwa 12 September 1984. Implikasi dari tindakan iniadalah tidak terungkapnya fakta kejahatan dan tanggungjawab secaramenyeluruh peristiwa tersebut.

Sedangkan dalam unsur sistematis tidak diuraikanpemberlakuan asas tunggal Pancasila. Kondisi politik yangmelatarbelakangi peristiwa Priok sangat terkait dengan adanyakebijakan Presiden Soeharto memberlakukan Pancasila sebagai asas

41 Kontras, “Sakralisasi Idologi Memakan Korban”, (Jakarta April 001), hal 40

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

121

Page 145: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

tunggal atau satu-satunya asas yang harus dilaksanakan oleh seluruhorganisasi kemasyarakatan. Kondisi sosio-politik di Tanjung Prioksendiri saat itu tercerabut dari rumusan dakwaan. Padahal,pemberlakuan asas tunggal sangat terkait dengan seluruh polakebijakan yang diberlakukan di Jakarta Utara yang dalam hal ini seluruhaparatur pemerintah, khususnya Laksusda Jaya, menjadi ruang lingkuptanggungjawab yang antara satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.Di dalamnya juga termasuk penggunaan fasilitas negara dalampelaksanaan operasi.

D.2. Penggunaan pasal-pasal KUHP

Pelanggaran HAM-berat tergolong kategori kejahatan luarbiasa (extra ordinary crime). Oleh karena itu, penggunaan ketentuan-ketentuan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yanglebih mengatur ihwal kejahatan-kejahatan biasa sangatlah tidakmemadai. Dengan kata lain, Penuntut Umum akan kesulitan jika hanyamembangun konstruksi fakta dakwaan berdasarkan pada logikakejahatan pidana biasa. Penggunaan Pasal 53, 55, 64, KUHP tersebutberimplikasi pada sulitnya membuktikan unsur-unsur pidana darikejahatan melawan kemanusiaan.

D.3. Korban

Dalam dakwaannya JPU tidak menjelaskan jumlah korbanakibat peristiwa Priok ini. Dakwaan hanya mendasarkan diri padapencatatan Yayasan 12 September, sebuah yayasan yang melakukanpencatatan terhadap korban pada saat terjadinya peristiwa. Banyakkorban yang tidak tercantum dalam catatan yayasan itu juga parakorban pada pasca terjadinya peristiwa atau korban yang dianggapterlibat dengan peristiwa. Korban yang dikaitkan dengan peristiwadialami oleh para aktivis masjid dan pendakwah yang kerap mengritikkebijakan pemerintah. Pada waktu peristiwa tidak terlibat sama sekali,tetapi peristiwa Tanjung Priok dijadikan momentum oleh pemerintah

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

122

Page 146: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

untuk melakukan penangkapan secara sewenang-wenang sertamelangsungkan peradilan yang tidak jujur (unfair trial). Akibatnya,banyak korban yang mengalami peristiwa tetapi tidak dihadirkansebagai saksi.

Dalam proses pengadilan, korban juga terbagi dalam duakubu, yaitu korban yang masih mendukung pengadilan dan mauberkata jujur di persidangan (hanya 13 orang, kemudian menyusutmenjadi 11 orang) dan korban yang membela pelaku, karena kuatnyaintervensi pelaku dengan menggunakan posisis sosial dan ekonomipara korban. Ketidakjelasan jumlah korban ini juga berdampak padapemberian kompensasi, restitusi dan rehabilitasi yang merupakan haksetiap korban.

Jauh sebelum sidang dimulai, telah terjadi proses islah antarakorban yang diwakili Syaifudin Rambe, Asep, dll., dengan para pelakuyaitu LB Moerdani, R.A. Butar-Butar, Pranowo dan Sriyanto. Masing-masing korban mendapatkan sejumlah uang kurang lebih satu jutasetengah rupiah. Pembentukan Yayasan 12 September juga dibidanioleh para pelaku pelanggaran HAM.

Jaksa Agung yang tidak profesional menjadi cermin rendahnyakomitmen pemerintah. Penyebabnya satu, para saksi dan korban telah

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

123

Korban Tanjung Priok,Yusron memberikanketerangan kepadawartawan setelahmemberikan kesaksian diPengadilan Negeri Jak-Pus(T. 2003, Dok. Kontras)

Page 147: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

menerima sejumlah pemberian berupa uang dan barang dari paraterdakwa pelaku pelanggaran HAM-berat yang menolakbertanggungjawab secara hukum. Saksi korban lainnya, mengalamiancaman teror dan intimidasi. Masalah ini merupakan fenomenamenonjol dalam pengadilan HAM. Anehnya para hakim jugamempertimbangkan perubahan dan pencabutan kesaksian secara tidakwajar. Padahal ada banyak cara untuk menggelar pengadilan secarajujur. Para saksi yang berbohong jelas melanggar hukum. Para hakimyang memeriksa jelas mengetahui adanya berbagai upaya pendekatandi luar hukum dari kalangan pelaku. Hakim, dalam situasi apa pundituntut untuk memiliki kepekaan yang tinggi terhadap tuntutankeadilan masyarakat.

D.4. Pelaku

Dalam dakwaannya, JPU mengajukan terdakwa terkait pelakulapangan dan tanggungjawab komando. Pelaku lapangan adalah orangatau orang-orang yang menggunakan kekerasan secara berlebihansehingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Penanggungjawabkomando adalah para pemegang komando yang tidak mencegahterjadinya pelanggaran HAM-berat. Mereka yang termasuk pelakulapangan ialah Serda Sutrisno Mascung, Komandan Regu I; Siswoyo;Asrori; Abdul Halim; Zulfattah; Sumitro; Sofyan Hadi; Prayogi;Winarko; Idrus; Muchson; Sersan Satu Parnu; dan Kartidjo. Sementaraitu, JPU menyatakan bahwa Sersan Satu Parnu dan Kartidjo sampaisaat ini tidak diketahui keberadaannya. Ketidakjelasan tentangkeberadaan kedua terdakwa tersebut dapat menimbulkan beberapapertanyaan, apakah mereka dengan sukarela menghilangkan diri/menghindar atau mereka sengaja disembunyikan.

Pada sisi lain tidak ada upaya serius dari pihak KejaksaanAgung untuk mempertanyakan status kedua terdakwa itu kepadapemerintah, khususnya Departemen Pertahanan dan Mabes TNI,apakah keduanya masih dalam status militer atau sudah melakukandesersi, atau telah pensiun (purnanirawan). Sementara yang masuk

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

124

Page 148: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dalam kategori pertanggungjawaban komando menurut JPU ialahKapten Sriyanto (Kasi II Ops. Kodim 0502/Jakarta Utara); Letkol.R.A. Butar-Butar (Dandim 0502/Jakarta Utara); dan Kol. Pranowo(Kapomdam V Jaya). Pertanggungjawaban komando dipangkasdengan hanya menyeret pelaku lapangan.

Padahal laporan KP3T Komnas HAM menyimpulkan bahwapelaku yang terlibat terdiri dari pelaku di lapangan, penanggung jawabkomando operasional, serta pemegang komando yang tidakmengambil tindakan untuk mencegah terjadinya pelanggaran berathak asasi manusia dan atau memerintahkan secara langsung satutindakan yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.

Komnas HAM merekomendasikan 21 orang terdakwa, yangterdiri dari 14 aparat dari Satuan Arhanud Tanjung Priok, 2 aparatdari Jajaran Kodim Jakarta Utara, 4 aparat dari Jajaran Kodam V Jaya,2 aparat dari Jajaran Mabes TNI AD serta 1 orang dari Mabes ABRI.

D.5. Waktu dan tempat peristiwa

Dalam dakwaan JPU disebutkan bahwa waktu dan tempatperistiwa yang menjadi dasar pemeriksaan di pengadilan adalah waktudan areal di Jalan Yos Sudarso di depan Mapolres Jakarta Utara padaRabu 12 September 1984, pukul 23.00 WIB atau sekitar waktu ituatau setidak-tidaknya sekitar bulan September 1984 (lihat berkasdakwaan Sutrisno Mascung dkk.)

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

125

RTM GunturKorban dan Kontras mendatangi RumahTahanan Militer Guntur untuk melihatkembali kondisi RTM yang dulu dipakaiuntuk melakukan penyiksaan terhadapkorban Tanjung Priok.(Th. 2004, Dok. Kontras)

Page 149: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Jalan Yos Sudarso yang terletak di depan Mapolres JakartaUtara pada Rabu 12 September 1984 dan waktu lain pada bulanSeptember 1984 serta Markas Kodim 0502 Jakarta Utara, 10 – 18September 1984 (lih. berkas dakwaan Butar Butar)

Pomdam V Jaya (Guntur) Jalan Sultan Agung No. 33 JakartaSelatan dan Rumah Tahanan Militer Cimanggis Jalan Raya Cimanggis,Jawa Barat dan Kamis tanggal 12 September 1984 pukul 10.30 WIBsampai dengan tanggal 8 Oktober 1984 (lih. berkas dakwaan Pranowo)

12 September 1984 pukul 23.00 WIB dan waktu lain padabulan September 1984 (lih. berkas dakwaan Sriyanto).

Penyebutan tempat (locus delicti) di Tanjungpriok dan waktu(tempus delicti) pada September 1984 sesuai Kepres No. 96 tahun 2001yang menjadi dasar dakwaan semestinya tidak menjadi penghalangyang membatasi upaya pemeriksaan dan pembuktian terhadapterjadinya peristiwa pelanggaran HAM-berat yang sistematik danmeluas. Penyebutan tempat dan waktu yang ditentukan hanya menjadidasar sebagai identitas atau penamaan atas terjadinya peristiwa padatempat dan waktu tersebut. Peristiwa Priok harus dipandang sebagaiperistiwa yang terjadi secara sistematik dan meluas. Sejakdikeluarkannya kebijakan dan upaya menjadikan Pancasila sebagaiasas tunggal adalah kata kunci bagaimana tindakan, psikologi aparatusnegara menghadapi sikap berbeda dari masyarakat yang menentanggagasan pemerintah itu, yang dianggap terlalu mencampuri kebebasanberorganisasi masyarakat dan cenderung melemahkan kekuatankelompok keagamaan, khususnya Islam dalam kancah politik OrdeBaru.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

126

Page 150: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Peristiwa Priok juga tidak dapat dilepaskan dari terjadinyaaksi penangkapan-penangkapan terhadap pihak-pihak yang dianggapterlibat pada peristiwa itu pada 12 Sepember 1984. Aparat di seluruhjajaran satuan militer mendapatkan intruksi untuk menangkapmasyarakat yang terlibat sehingga penangkapan setelah peristiwa tidakhanya terjadi di Jakarta Utara melainkan juga di Jakarta Pusat bahkanmeluas hingga ke Garut (Jawa Barat), Lampung, Sulawesi Selatandan beberapa tempat lain di Indonesia. Bukan hanya itu, penangkapanjuga dilakukan kepada anggota masyarakat sering melakukan kritikterhadap kebijakan pemerintah yang tidak terkait dengan PeristiwaPriok, seperti para aktivis Petisi 50.

D.6. Jenis pelanggaran HAM

Dari semua berkas dakwaan yang diajukan JPU, terdapat limajenis pelanggaran HAM-berat yang didakwakan, yaitu (1)pembunuhan; (2) percobaan, permufakatan jahat dan pembantuanpembunuhan; (3) penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu;

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

127

Di Rumah Tahanan MiliterKorban Tanjung Priok, A.M. Fatwa mengunjungi Rumah TahananMiliter CImanggis (Th. 2003, Dok. Kontras).

Page 151: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

128

(4) penyiksaan; dan (5) perampasan kebebasan fisik secara sewenang-wenang.

Sebagai dasar untuk melakukan penyidikan dan pemeriksaanpengadilan, Komnas HAM dalam laporan penyelidikan danpemeriksaan terhadap kasus Priok menyatakan adanya korban yangtidak jelas akan nasib dan keberadaannya, pasca peristiwa 12September 1984, yang merupakan korban penghilangan paksa42.Bahkan penggalian kuburan massal yang dilakukan oleh KomnasHAM terhadap orang-orang yang telah dinyatakan meninggal untukmembuktikan identitas atas korban yang telah dibunuh dan dikubur,tidak dapat secara tuntas menetapkan identitas korban yangdihilangkan secara paksa. Penguburan kembali korban-korbanpembunuhan juga tidak dilakukan secara pantas, termasuk penyertaanidentitas pada makam yang disediakan.

Di dalam persidanganKorban Tanjung Priok, Husen Safe memberikan kesaksian dipengadilan Negeri Jakpus. (th. 2003, Dok. Kontras)

42 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM menyatakan penghilangan orangsecara paksa adalah penangkapan, penahanan atau penculikan atau persetujuan darinegara atau kebijakan organisasi, diikuti oleh penolakan untuk mengakui perampasankemerdekaan tersebut atau untuk memberikan informasi tentang nasib dan keberadaanorang tersebut, dengan maksud untuk melepaskan dari perlindungan hukum dalam jangkawaktu yang panjang.

Page 152: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

129

JPU dengan sengaja telah mengarahkan bahwa korbanpenghilangan paksa merupakan korban pembunuhan atau telahdianggap meninggal. Sehingga keluarga korban penghilangan paksadihadirkan untuk menjadi saksi pada persidangan terdakwa yangdakwaaanya adalah pembunuhan.43 Hal ini justru akan mengaburkankebenaran akan keberadaan dan nasib para korban pelanggaran HAM-berat yang sebenarnya.

43 Hal ini terbukti pada pemeriksaan saksi Siti Fatimah pada 29 Oktober 2003. Saksimerupakan keluarga korban dari M. Zaini yang tidak jelas keberadaannya namun dalampemeriksaan persidangan dianggap meninggal.

BAGIAN III (MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP)

Page 153: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 154: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 155: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bagian IVVONIS BEBAS UNTUK KAUM

BERSENJATA

A. Mengadili Butar-Butar

Setelah menjalani 120 hari persidangan, akhirnya pada 30 April2004, Majelis Hakim Pengadilan Ad Hoc HAM menghukum R.A.Butar Butar dengan vonis 10 tahun penjara. Saat peristiwa Priok terjadiButar Butar menjabat sebagai komandan pada Komando DistrikMiliter (Kodim) 0502/Jakarta Utara. Dalam putusannya MajelisHakim menyatakan terdakwa Butar Butar terbukti tidak melakukanpengendalian yang patut terhadap anak buahnya sehinggamengakibatkan jatuhnya korban. Sebagai atasan, Butar-Butar dinilaitidak menghentikan penembakan Regu III Arhanudse 06 terhadapmassa pimpinan Amir Biki, meskipun mendengar suara tembakan.Namun terdakwa dibebaskan dari dakwaan ketiga (perampasankemerdekaan secara sewenang-wenang).

131

Ruang PersidanganTerdakwa, RA. Butar-Butar sedang berbincang-bincang dengan penasehathukumnya (2003, dok. Kontras)

Page 156: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

A. 1. Putusan Pengadilan Negeri

Pembuktian unsur dakwaan dalam persidangan pengadilanHAM Ad Hoc kasus Priok terungkap pada persidangan berdasarkanfakta-fakta yang diperoleh dari para terdakwa, saksi-saksi dan barangbukti berupa Surat Keputusan KASAD No. SKEP-198-IV-1983tanggal 26 April 1983. Dalam persidangan Butar Butar juga mengakuibahwa pada saat kejadian pada 12 September 1984 itu dirinya masih menjabat sebagai Komandan Kodim (Dandim) 0502/Jakarta Utara.Dari fakta yang terungkap dalam persidangan itu dapatdisimpulkan bahwa kejahatan HAM telah terjadi, yakni:

a. Yang dilakukan oleh pasukan (yang berada) di bawah komando danpengendalian efektif atau di bawah kekuasaan dan pengendalian yang efektif

Berdasarkan fakta yang terungkap di dalam persidangan, terbuktibahwa terdakwa selain menjabat sebagai dandim juga menjabatdansubgar dan komandan Satuan Pengaman Wilayah Jakarta Utarayang mempunyai komando dan pengendalian efektif terhadap

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

132

Tabel XIDakwaan atas Terdakwa R.A. Butar-Butar

Dakwaan locus dan tempus delicti KorbanKesatu : Pembunuhan. Pasal 42ayat 1 huruf a dan b jis pasal 7huruf b, pasal 9 huruf a, pasal37 UU No 26/2000.Kedua : Penganiayaan. Pasal 42ayat 1 huruf a dan b jis pasal 7huruf b, pasal 9 huruf h, pasal40 UU No 26 tahun 2000.Ketiga : Perampasankemerdekaan secara sewenang-wenang. Pasal 42 ayat 1 hurufa dan b jis pasal 7 huruf b, pasal9 huruf e UU No 26/2000.

Jalan Yos Sudarso, depan MapolrsJakarta Utara pada tanggal 12September 1984.

Jalan Yos Sudarso, depanMapolres Jakarta Utara padatanggal 12 September 1984.

Makodim 0502/Jakarta Utara.Pada tanggal 10-18 September1984

23 orang.

4 orang

4 orang

Page 157: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

pasukannya. Terdakwa juga terbukti sudah mengetahui beritakedatangan massa dan meminta bantuan langsung kepada Arhanudseuntuk di-BKO-kan ke Markas Kodim (Makodim) 0502/Jakarta Utara.

b. Komandan militer atau seseorang yang secara efektif atau seorang bertindaksebagai komandan militer tidak melakukan pengendalian secara patut

Berdasarkan fakta yang terungkap dalam persidangan dan keteranganpara saksi -Try Sutrisno, Sriyanto, A Ratono dan Sutrisno Mascung--terbukti bahwa sebagai dandim, terdakwa juga memegang jabatansebagai dansubgar dan komandan pengamanan wilayah. Sebagaiseorang komandan terdakwa mempunyai anak buah dan pada 12September 1984 terdakwa juga menjadi komandan regu III dariBatalyon Arhanudse yang di-BKO-kan ke Makodim 0502. Sebagaikomandan, terdakwa berhak memerintah sekaligus bertanggung jawabatas perbuatan pasukan yang berada di bawah kendalinya, baik pasukanorganik maupun pasukan yang di-BKO-kan ke Makodim 0502.

c. Mengetahui atas dasar keadaan saat itu seharusnya mengetahui bahwapasukannya sedang melakukan atau baru saja melakukan pelanggaranHAM berat

Sesudah menerima informasi/laporan tentang massa yang akanmendatangi Makodim 0502, terdakwa telah mengantisipasi massadengan meminta bantuan pasukan ke Arhanudse 06. Selanjutnya pasukan bantuan itu dibagi menjadi tiga regu yaitu Regu I, dengantugas mengamankan Makodim, Regu II mengamankan instansiPertamina di Plumpang, dan Regu III membantu mengamankanPolres Jakarta Utara.

Setelah pasukan Regu III tiba di Mapolres, Sriyantomelaporkan jatuhnya korban, yakni sebanyak 23 orang meninggaldan beberapa orang terluka. Sebagai komandan militer, seharusnyaterdakwa mengetahui bahwa pasukannya sedang melakukan atau barusaja melakukan pelanggaran HAM-berat dan segera mengambillangkah-langkah antisipatif.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

133

Page 158: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Keterangan para saksi seperti Husen Syafe dan Boddy Biki,menyebutkan bahwa pada 12 September 1984 Regu III Arhanudse06 langsung menembak setelah menyuruh massa berhenti dan padapagi harinya terdapat banyak bekas ceceran darah. Berdasar hasilpemeriksaan laboratorium forensik, para korban pada umumnyamengalami kekerasan baik karena tembakan maupun kekerasan lainyasebagaimana tertuang dalam berita acara pemotretan Nomor:PolBAP/01/IX/2000/PUSIDEN dan Pol: BAP/02/IX/2000/PUSIDEN tanggal 8 September 2000.

Alibi bahwa pasukan menembaki massa karena membela dirijuga tidak dapat dipertahankan. Berdasarkan keterangan tiga orangsaksi, yakni Husen Syafe, Syaiful Hadi dan Nur Cahya diperolehfakta bahwa para peserta pengajian tidak membawa senjata. Alasanmembela diri juga tidak memenuhi asas proporsionalitas dansubsidiaritas berdasarkan fakta yang menunjukkan bahwa para korbanpada pihak massa jauh lebih besar yaitu, 23 orang meninggal dan 50orang lebih luka-luka. Fakta tersebut juga menunjukkan bahwaterdapat kesengajaan (opzet) dari pasukan Regu III untukmenghilangkan nyawa massa yang menjadi korban penembakan.

Persidangan juga menunjukkan fakta bahwa terdakwa, selakukomandan militer, telah mengetahui atau atas dasar keadaan saat itumengetahui bahwa anak buahnya telah melakukan pelanggaran HAM-berat. Pada saat kejadian terdakwa melakukan komunikasi dengansaksi Sriyanto. Komunikasi itu mengalir melalui HT (handy talky) dansaat itu terdakwa mendengar suara tembakan.

d. Tidak melakukan tindakan yang layak dan diperlukan dalam ruang lingkupkekuasaanya untuk mencegah atau menghentikan perbuatan tersebut ataumenyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenang untuk dilakukanpenyelidikan, penyidikan dan penuntutan

Dalam persidangan terdakwa terbukti tidak pernahmengambil tindakan yang patut, seperti (1) mencegah orang-orang

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

134

Page 159: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

yang ditahan di Makodim tersebut untuk dilepaskan dan diserahkankepada aparat kepolisian; (2) menarik pasukan Regu III yang ditugasimengamankan Mapolres, yang ternyata tidak diserang massapengajian; (3) tidak menyerahkan Regu III yang di-BKO-kan keMakodim 0502 kepada aparat yang berwenang untuk diberlakukantindakan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan.

e. Berupa pembunuhan

Dalam kasus R.A. Butar Butar dapat dibuktikan bahwa telah terjadipembunuhan yang dilakukan secara sistematis atau meluas. Akibatperbuatan tersebut 23 orang warga sipil tewas dan sebanyak 53 oranglainnya mengalami luka-luka akibat tembakan. Butar Butar jugaterbukti telah membiarkan terjadinya aksi penganiayaan terhadapanggota massa yang ditahan atas kerusuhan tersebut.

Dengan fakta di atas Majelis Hakim menjatuhkan hukuman10 tahun penjara. Majelis Hakim juga memutuskan agar pemerintah memberikan kompensasi dan rehabilitasi terhadap para korbanperistiwa Tanjungpriok. Putusan kompensasi dan rehabiltiasi ini,entah sengaja atau tidak, justru tidak dimasukkan ke dalam tuntutanJPU. Menurut Majelis Hakim ganti rugi dan rehabilitasi itu akan diatursesuai dengan undang-undang (UU) yang berlaku. Tentang prosesdan besarnya pemberian kompensasi ditetapkan berdasarkanPeraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2002.

Dari seluruh fakta-fakta yang terungkap di dalampersidangan, Majelis Hakim memutuskan bahwa terdakwa RA Butar-butar terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalahmelakukan tindak pidana pelanggaran HAM-berat dalam suratdakwaan kesatu dan kedua. Terdakwa dinyatakan tidak terbuktibersalah dalam dakwaan ketiga dan membebaskan terdakwa daridakwan tersebut. Untuk itu Majelis Hakim memutuskan menghukumterdakwa RA Butar-Butar dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh)tahun. Membebankan perkara kepada terdakwa untuk membayar biaya

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

135

Page 160: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

perkara sebesar Rp. 5000 (lima ribu rupiah). Sementara untuk parakorban dan ahli warisnya, majelis hakim memutuskan untukmemberikan kompensasi, yang proses serta jumlahnya ditetapkansesuai dengan ketentuan yang berlaku.

A.2. Putusan Pengadilan Tinggi

Pada 6 Juli 2005, Kontras bersama para korban dan keluargakorban mempertanyakan kelanjutan perkara pelanggaran HAMTanjung Priok di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Kepala HumasPengadilan Tinggi DKI Jakarta, Husain Andin Kasim, menyatakanbahwa perkara dengan terdakwa R.A. Butar-Butar telah diputus pada8 Juni 2005. Putusan tersebut merupakan tindak lanjut dari timpenasihat hukum terdakwa yang mengajukan permintaanpemeriksaan dalam tingkat banding pada 28 Desember 2004. Sementara pihak kejaksaan mengajukan kontra memori banding kepada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada 18 Februari 2005.Dalam pertimbangan putusan akhir, Pengadilan Tinggi DKI Jakartatidak sependapat dengan Majelis Hakim HAM Ad Hoc tentangpertimbangan hukum maupun amar putusannya dan karena ituPengadilan Tinggi HAM Ad Hoc memberikan pertimbangantersendiri.

Dalam kedua dakwaan tersebut terdakwa didakwa melakukantindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 42 ayat (1) UU No. 26Tahun 2000, yang memiliki beberapa unsur pokok. (1) Adanyakomandan atau atasan yang bertanggung jawab atas pengendalianyang efektif, terhadap pasukan atau bawahanya. (2) Komandan atauatasan tersebut mengetahui bahwa pasukan atau bawahannya sedangmelakukan pelanggaran HAM-berat. (3) Komandan atau atasantersebut tidak berupaya mencegah atau menghentikan perbuatantersebut atau menyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenangmelakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan atau pemutusan

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

136

Page 161: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa unsur kesatu dan keduaadalah faktor paling esensial dan menentukan untuk dapat dinyatakanbahwa tindak pidana sebagaimana ditentukan dalam Pasal 42 UUNo. 26 Tahun 2000 terbukti. Tegasnya, harus dibuktikan adanyapasukan atau bawahan dari terdakwa yang melakukan pelanggaranHAM-berat.

Menurut Pengadilan Tinggi dalam hal pertanggungjawabankomando, garis komando bisa ditarik ke atas apabila memenuhi unsur-unsur berikut. (1) Harus terbukti lebih dulu adanya pelanggaran HAM-berat yang dilakukan oleh anggotanya, kalau tidak ada, maka tidakada pertanggungjawaban komando. (2) Ada hubungan subordinasiantara komandan dan pelaku baik secara langsung maupun tidaklangsung.

Menurut Pengadilan Tinggi, sebagai komandan, Butar Butardapat bertanggung jawab atas perbuatan bawahannya yang harusmeliputi tiga unsur. (1) Adanya hubungan atasan-bawahan yang beradadalam pengadilan efektif. (2) Atasan mengetahui bawahan sedangatau akan melakukan kejahatan. (3) Atasan gagal mencegah ataumenghukum bawahannya.

Majelis Hakim berpendapat bahwa berdasarkan keteranganTry Sutrisno, tidak terbukti bahwa terdakwa Butar Butar sebagaidandim harus bertanggungjawab atas aksi pelanggaran HAM-beratyang dilakukan oleh para anggotanya dalam peristiwa Tanjungpriokpada 12 September 1984. Oleh sebab itu dalam peristiwa tersebut tidak terbukti unsur-unsur esensial pelanggaran HAM-berat, sehinggaunsur kesatu dari tindak pidana yang didakwakan tidak terpenuhi olehperbuatan terdakwa.

Sementara itu pada unsur dakwaan kedua, tentangtanggungjawab komando dari tindak pidana yang didakwakan,terdapat fakta-fakta yang membuktikan adanya hubungan komandoyang terkait dengan terdakwa Butar Butar.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

137

Page 162: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Berdasarkan keterangan saksi Try Sutrisno dan kesaksian paraanggota TNI telah terbukti adanya hubungan subordinasi antarakomandan (terdakwa) dengan pasukan Regu III. Akan tetapi menurutPengadilan Tinggi HAM Ad Hoc, terdakwa selaku komandan atauatasan tidak dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatanbawahannya. Alasannya, karena salah satu unsur esensial yang perludibuktikan yaitu “atasan gagal mencegah atau menghukumbawahannya” tidak terbukti. Karena pada saat peristiwa terjaditerdakwa yang sedang bermain tenis di Pluit, Jakarta Utara sekitarpukul 22.00, telah mendapat laporan melalui HT dari Sriyanto. Segerasetelah menerima laporan, terdakwa kembali ke Makodim 0502 dankemudian memerintahkan “Hentikan tembakan” dan perintahterdakwa dilaksanakan berdasar laporan kasiop.

Dari dalam persidangan juga diperoleh fakta bahwa pada 13September 1984 terdakwa bersama Dan Satgas Intel Laksusda Jayatelah melakukan pemeriksaan terhadap Regu III dan Kasiop Kodim0502/Jakarta Utara di mana hal tersebut sudah terbukti secara sahdalam persidangan. Menurut Pengadilan Tinggi teoripertanggungjawaban komandan yaitu “asas personalitas” sebagaimanadalam Code of conduct for law enforcement officials general assembly resolution34/169 tanggal 17 Desember 1979, tidak dapat diterapkan kepadaterdakwa karena terdakwa telah memerintahkan penghentianpenembakan yang ditaati oleh bawahannya (melakukan pencegahan)dan pemeriksaan (penyelidikan).

Majelis Hakim Banding selanjutnya berpendapat bahwakarena unsur-unsur delik tindak pidana pelanggaran HAMsebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 42 UU No. 26/2000 tentangPengadilan HAM yang tercantum dalam dakwaan kesatu dan keduatidak terbukti, maka terdakwa harus dinyatakan tidak terbukti secarasah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yangdidakwakan kepadanya, oleh karena itu terdakwa harus dibebaskandari dakwaan-dakwaan tersebut (vrijspraak). Pengadilan Tinggi HAM

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

138

Page 163: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Ad Hoc DKI Jakarta membatalkan putusan Pengadilan HAM AdHoc pada PN Jakarta Pusat pada 30 April 2004.

Berdasar uraian di atas, Pengadilan Tinggi HAM Ad Hocpada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta berpendapat bahwa putusanputusan PN HAM pada PN Jakarta Pusat tanggal 30 April 2004No:03/PID.B/HAM/AD.HOC/2003/PN.JKT.PST tidak dapatdipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan PengadilanTinggi HAM Ad Hoc pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta akanmengadili sendiri perkara tersebut.

Pada pokoknya Majelis Hakim Tinggi menerima permintaanpemeriksaan dalam tingkat banding dari terdakwa atas putusan selaPengadilan HAM Ad Hoc pada PN Jakarta Pusat tanggal 22 Oktober2003 No. 03/PID.B/HAM/AD.HOC/2003/PN.JKT PST, maupunpermintaan pemeriksaan dalam tingkat banding terdakwa atas putusanakhir Pengadilan HAM Ad Hoc pada PN Jakarta Pusat tanggal 30April 2004 No. 03/PID.B/HAM/AD.HOC/2003/PN.JKTPSTtersebut. Membatalkan putusan Pengadilan HAM Ad Hoc pada PNJakarta Pusat No. 03/PID.B/HAM/AD.HOC/2003/PN JKT PST.

Dalam putusan yang dibacakan pada 28 Maret 2005 dengannomor: 39/Pen/02/PID.HAM/AD.HOC/2005/PT.DKI tersebutmengadili sendiri dengan kesimpulan berikut: (1) Menyatakanterdakwa RA Butar Butar tersebut di atas tidak terbukti secara sahdan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagai tersebutdalam dakwaan kesatu dan kedua. (2) Membebaskan terdakwa olehkarena itu dari dakwaan kesatu dan kedua tersebut (vrijspraak). (3)Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan-harkatserta martabatnya. (4) Menyatakan barang bukti sebagaimana tersebutdalam daftar barang bukti dan surat-surat bukti yang diajukan dimuka persidangan, tetap bersama dan berada dalam berkas perkaraini.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

139

Page 164: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Terhadap putusan diatas, Kontras bersama para korbanperistiwa Tanjung Priok 1984 telah mempertanyakan kredibilitasputusan pengadilan tinggi yang membebaskan para terdakwa. Putusanini dipandang bisa mengembalikan penegakan HAM ke titik nolkarena tak satupun ada yang bertanggungjawab. Jaksa Agung dituntutsegera mengajukan kasasi ke MA. Kontras juga menuntut Presidenmemerintahkan Jaksa Agung membuka kembali kasus ini denganmengajukan tersangka baru sesuai rekomendasi Komnas HAM. Lebihdari itu, Kontras meminta Presiden dan DPR mengambil keputusanpolitik berupa rehabilitasi, dan kompensasi sebagai agenda paraleldemi keadilan bagi korban, agar pengadilan tidak digunakan sebagaisarana membebaskan para tertuduh pelanggaran berat hak asasimanusia.

Fakta ini membuktikan, proses peradilan kian kehilanganorientasi untuk membuktikan bahwa keadilan dapat ditegakkan.Bahkan memutus tuntutan publik bagi dibongkamya kejahatan-kejahatan masa lalu. Kemandirian peradilan menjadi tidak ada karenapengaruh kuat militer, bukan saja di dalam persidangan, tapi telahmempengaruhi seluruh struktur negara maupun pelaku politik, gunamemastikan tidak ada penghukuman atas pelanggar hak-hak asasi.Disini, arena kepolitikan dan hukum didominasi keinginan militermempertahankan kekebalannya untuk bertanggungjawab ataskejahatan.44

A. 3 Putusan Mahkamah Agung

MA membebaskan R. Butar-butar pada 2006. DokumenPutusan MA tidak bisa didapt

44 Pernyataan terbuka Kontras dan Keluarga Korban Tanjung Priok, Putusan Bebas KasusPriok : Penegakan HAM Kembali ke Titik Nol.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

140

Page 165: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

B. Mengadili Sutrisno Mascung dkk

Dalam pemidanaan terhadap Sutrisno Mascung dkk., duaanggota majelis hakim, yaitu Amirudin Aburaera dan Heru Susantomengajukan dissenting opinion. Mereka mengakui bahwa peristiwatersebut telah mengakibatkan korban meninggal maupun luka-lukaserta kerugian bagi keluarganya. Akan tetapi menurut kedua hakimini, korban yang terjadi tetap merupakan kesalahan (culpa lata) daripara terdakwa, tetapi bukan dalam bentuk kejahatan terhadapkemanusiaan. Karena itu Pengadilan HAM Ad Hoc tidak berwenangmemeriksa kesalahan para terdakwa tersebut.

Perbedaan mencolok tampak dari cara pandang majelis hakimmelihat isi kesaksian korban yang mencabut BAP di dalampersidangan. Untuk persidangan terdakwa R.A. Butar Butar danSutrisno Mascung dkk., majelis hakim lebih mendasarkanpertimbangannya pada kesaksian korban yang tidak menyepakati islah(perdamaian). Pada persidangan terdakwa Mascung dkk., majelishakim menyatakan bahwa atas pencabutan keterangan BAP penyidikdi dalam persidangan ataupun mengubahnya, sepanjang pencabutanketerangan BAP penyidikan oleh saksi-saksi tanpa alasan yang jelasdan meyakinkan. Perubahan atau pencabutan keterangan itu dilakukansetelah kesepakatan islah. Lagi pula ketika dalam persidanganketerangan para saksi ini tidak dapat dibuktikan bahwa prosespemeriksaan yang berlangsung di muka penyidik dalam keadaantertekan, dipaksa, atau bebas. Pencabutan atau perubahan tersebutdijadikan sebagai bukti “petunjuk” sementara penilaiannya tergantungkepada hubungan dan persesuaiannya dengan alat-alat bukti lainnyayang sah.

Pada tingkat banding, majelis hakim membebaskanterdakwa Butar Butar dan Mascung, karena tidak adanya peristiwakejahatan terhadap kemanusiaan. Namun demikian salah seoranganggota majelis hakim pada terdakwa Mascung, Sri Handoyo

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

141

Page 166: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

mengajukan desenting opinion yang menyatakan alasan-alasan,pertimbangan dan putusan majelis hakim yang dimohonkan bandingsudah benar dan tepat.

Pada tingkat kasasi, Majelis Hakim membebaskan terdakwaButar Butar dan Mascung dkk. MA menilai tindakan yang dilakukanMascung dkk bukanlah kejahatan terhadap kemanusiaan, sehinggatidak dapat diadili oleh Pengadilan HAM Ad Hoc.

JPU mendakwa Mascung bersama 10 anak buahnya (Asrori,Siswoyo, Abdul Halim, Zulfatah, Sumitro, Sofyan Hadi, Prayogi,Winarko, Idrus, dan Muchson) telah melakukan pelanggaran HAM-berat berupa kejahatan terhadap kemanusiaan sebagai bagian dariserangan yang sistematis dan meluas. Serangan ditujukan secaralangsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan, sehinggaperbuatan terdakwa Mascung beserta anak buahnya telah melanggarketentuan Pasal 7 Huruf b jis Pasal 9 Huruf a, Pasal 37 UU No. 26Tahun 2000, Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

JPU juga mendakwa Mascung dkk. telah melakukan kejahatanterhadap kemanusiaan berupa percobaan pembunuhan yang diancamdengan Pasal 7 Huruf b jis Pasal 9 Huruf a, Pasal 41, Pasal 37 UUNo. 26 Tahun 2000, Pasal 55 ayat (1) ke-1, Pasal 53 Ayat 1 KUHP. Disamping itu Mascung dkk juga didakwa telah melakukan kejahatankemanusiaan berupa penganiayaan yang diancam dengan Pasal 7Huruf b jis Pasal 9 Huruf h, Pasal 40 UU No. 26 Tahun 2000, Pasal55 Ayat (1) ke-1 KUHP.[1]

Dalam dakwaan pertama para terdakwa terbukti telahmelanggar UU No. 26 Tahun 2000, khususnya Pasal 7 Huruf b mengenai “pelanggaran HAM yang berat” yang menyangkut“kejahatan terhadap kemanusiaan” dan Pasal 9 Huruf a, yangmenyatakan “kejahatan terhadap kemanusiaan” sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 Huruf b adalah salah satu perbuatan yangdilakukan sebagai bagian dan serangan yang meluas atau sistematik

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

142

Page 167: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsungterhadap penduduk sipil, berupa pembunuhan.

Terdakwa juga terbukti bersalah berdasarkan Pasal 37 UUNo. 26 Tahun 2000 yang menyatakan bahwa “setiap orang yangmelakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Hurufa, b, d, e, atau j dipidana dengan pidana mati atau pidana penjaraseumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 (duapuluh lima)tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun.” Para terdakwa jugaterbukti bersalah berdasarkan Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP yangmenyatakan “Dipidana sebagai pembuat delik mereka yangmelakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut sertamelakukan perbuatan.”

Sementara dalam dakwaan kedua primer para terdakwadidakwa telah melanggar UU No. 26 Tahun 2000 Pasal 7 Huruf bmengenai “pelanggaran hak asasi manusia yang berat,” menyangkut“kejahatan terhadap kemanusiaan”. Terdakwa didakwa dengan Pasal9 Huruf e UU N0. 26 Tahun 2000, yang menyatakan bahwa“Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal7 Huruf b adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagiandan serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwaserangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil,berupa ‘perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisiklain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuanpokok hukum intemasional’”.

Terdakwa juga dianggap melanggar Pasal 37 UU NO. 26/2000 yang menyatakan bahwa “Setiap orang yang melakukanperbuatan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 9 Huruf a,b,d,eatau j dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup ataupidana penjara paling lama 25 tahun dan paling singkat 10 tahun.Jaksa juga mendakwa tersangka dengan Pasal 53 Ayat 1, “mencoba

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

143

Page 168: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah nyata dariadanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itubukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri.”

Dalam dakwaan ketiga subsider, JPU mendakwa paraterdakwa telah melanggar UU No. 26 Tahun 2000 Pasal 7 Hurufb mengenai “pelanggaran hak asasi manusia yang berat,”mengyangkut “kejahatan terhadap kemanusiaan.” Para terdakwa jugadidakwa dengan Pasal 9 Huruf h, yang menyatakan bahwa “kejahatanterhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Hurufb adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian danserangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwaserangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil,berupa “penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atauperkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan,etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakuisecara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukuminternasional” (Huruf h).

Para terdakwa juga dikenakan Pasal 40 UU No. 26 Tahun2000 yang berbunyi “Setiap orang yang melakukan perbuatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g, h, atau i dipidanadengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan palingsingkat 10 (sepuluh) tahun.” Terakhir terdakwa juga dapat dikenakan Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP yang menyatakan, ”Barang siapamelakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yangdiberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.”

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

144

Page 169: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

B.1. Pemeriksaan

Persidangan kasus Tanjung Priok 1984 dimulai pada 15September 2003 dengan pembacaan tuntutan oleh JPU. SutrisnoMascung bersama 10 anak buahnya dituntut bersalah “melakukandan atau turut serta melakukan pelanggaran HAM yang berat berupakejahatan kemanusiaan, yang merupakan salah satu perbuatan yangdilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematikyang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsungterhadap penduduk sipil berupa pembunuhan dan percobaanpembunuhan.” Mereka dituntut masing-masing 10 tahun penjaradengan menyatakan barang bukti berupa 1 truk Reo dan 13 pucuksenjata SKS.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

145

Tabel XIIDakwaan atas Terdakwa Sutrisno Mascung

Terdakwa Dakwaan Locus Tempus Jumlahdelicti delicti korban

Dakwaan I: PembunuhanPasal 7 huruf b jis Pasal 9huruf a, Pasal 37 UU No 26/2000Pasal 55 ayat 1 ke-1KUHP

Dakwaan II Primer :Percobaan Pembunuhan

Pasal 7 huruf b jis Pasal 9huruf a, Pasal 41, Pasal 37 UUNo 26/2000Pasal 55 ayat 1 ke-1, Pasal 53 ayat 1 KUHP

Dakwaan III Subsider :Penganiayaan

Pasal 7 huruf b jis Pasal 9huruf h, Pasal 40 UU No 26/2000Pasal 55 ayat 1 ke-1KUHP

SutrisnoMascung dkk.

(Asrori,Siswoyo, AbdulHalim,Zulfata,Sumitro,Sofyan Hadi,Prayogi,Winarko,Idrus,Muhson)

Jl Yos Sudarso,depanMapolresJakarta Utara

Jl Yos Sudarso,depanMapolresJakarta Utara

12September1984

12September1984

12September1984

23 Orang

64 Orang

64 Orang

Page 170: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Jaksa juga mengajukan tuntutan pemenuhan hak-hak korbandan keluarga korban menyangkut kompensasi, restitusi danrehabilitasi. Sesuai dengan PP No. 3 Tahun 2002 tanggal 13 maret2002 tentang Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi. Jaksamendasarkan pada surat Kontras sebagai kuasa hukumnya, keluargakorban dan korban mengajukan pemenuhan hak tersebut pada 18Juni 2004. Dalam permohonan tersebut hak-hak korban meliputi hak-hak material maupun non-material diajukan oleh 15 korban denganjumlah Rp 19.358.997.295 dan immaterial Rp 14.000.000.1000.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

146

Pemeriksaan SenjataKorban bersama Kontras melakukan pemeriksaan senjata di Gudang senjata,TNI -AD, Sidoarjo, Jatim untuk melihat senjata yang dipakai oleh pelakudalam peristiwa Priok. (Th. 2004. Dok. Kontras).

Page 171: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

B.2. Putusan Pengadilan Negeri

Majelis Hakim dalam putusannya No. 01/PID.HAM/ADHOC/2003/PN JKT PST menjatuhkan pidana kepada para terdakwadengan pidana penjara untuk terdakwa I (Sutrisno Mascung) selamatiga tahun dan terdakwa II dampai terdakwa XI masing-masing duatahun.

Untuk kasus pencabutan keterangan BAP penyidikan didalam persidangan ataupun pengubahannya, majelis hakimberpendapat, bahwa pencabutan keterangan BAP penyidikan olehpara saksi tersebut tidak didukung oleh alasan yang jelas danmeyakinkan. Selain itu perubahan atau pencabutan keterangan parasaksi tersebut juga dilakukan setelah para saksi melakukan islah(perdamaian) dengan para pelaku. Di dalam persidangan para saksijuga tidak dapat membuktikan bahwa pemeriksaan terhadap merekadi muka penyidik dalam keadaan tertekan, dipaksa atau bebas. Majelishakim menganggap pencabutan atau perubahan tersebut hanya dapat

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

147

Pemeriksaan SenjataKorban Tanjung Priok Husein Safe memperlihatkan luka tembak dikakinya di Gudang Senjata TNI-AD di Sidoarjo, Jatim.

Page 172: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dijadikan sebagai bukti “petunjuk” dan penilaiannya, tergantung padahubungan dan persesuaianya dengan alat-alat bukti lainya yang sah.

Terhadap dakwaan pertama, yaitu kejahatan terhadapkemanusiaan “yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yangmeluas atau sistematis”, majelis hakim berpendapat bahwa seranganyang dilakukan terdakwa dilatarbelakangi oleh adanya kebijakanDandim 0502/Jakarta Utara, yaitu pada saat Dandim meminta di-BKO-kannya pasukan kepada satuan Arhanudse-6 untukdiperbantukan menjaga keamanan Mapolres, Makodim danPertaminan Plumpang. Dandim Jakarta Utara memerintahkan kepadaKapten Sriyanto (Kasiop) untuk mengantar Regu III guna melakukanpengadangan terhadap massa. Akibat pengadangan tersebut, massamarah dan terdakwa secara serentak melakukan aksi penembakan kearah massa sehingga mengakibatkan korban meninggal dan luka-luka.Berdasar fakta di atas, para terdakwa telah terbukti melakukan“serangan” terhadap penduduk sipil.

Sementara atas dakwaan “serangan yang meluas atausistematis,” Majelis Hakim berpendapat bahwa Dandim Jakarta Utaralebih cenderung melakukan pendekatan kekuasaan/otoritas militerdaripada pendekatan persuasif. Ketika berlangsungnya pengajian diJalan Sindang pada 12 September 1984, tidak ada satu pun petugaskemanan, baik sipil maupun militer, melakukan pengamanan danpengawasan. Padahal sebagaimana diketahui eskalasi politik di TanjungPriok pada itu sedang memanas, sehingga menuntut jajaran Kodimbersikap waspada. Adanya rencana membagi regu menjadi tiga danmemberikan arahan menunjukkan adanya suatu kebijakan terencanadalam menghadapi ancaman di lapangan. Kebijakan terencanatersebut menyebabkan timbulnya banyak korban meninggal dan luka-luka. Penguburan para korban meninggal yang berlangsung padatengah malam tanpa disertai identitas, juga tidak adanyapemberitahuan kepada keluarga korban perihal tempatpenguburannya, menimbulkan pandangan bahwa aparat berusaha

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

148

Page 173: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

menutup-nutupinya. Berdasar fakta di atas, maka elemen seranganmeluas atau sistematik terpenuhi.

Majelis hakim juga memandang serangan yang ditujukankepada kelompok massa di sekitar Mapolres Jakarta Utara merupakanrangkaian dari kelanjutan kebijakan Dandim Jakarta Utara selakupenguasa wilayah territorial dan diantarkannya secara langsung ReguIII oleh kapten Sriyanto, menunjukkan bahwa sebelumnya terdakwadan Kapten Sriyanto serta Dandim 0502 telah memperhitungkantarget untuk menghadang kelompok massa yang berkumpul di JalanSindang. Berdasarkan fakta tersebut, maka elemen “serangan yangdiketahui dan ditunjukkan secara langsung terhadap penduduk sipilyang merupakan kelanjutan kebijakan penguasa” telah terpenuhi.

Terhadap tindak pembunuhan yang diatur dalam KUHP Pasal340 “barang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulumerampas nyawa orang lain”, majelis hakim berpendapat bahwasemua unsur telah terpenuhi. Unsur-unsur itu meliputi (1) unsurdengan sengaja; (2) dengan rencana terlebih dahulu; (3) sertamerampas nyawa orang lain. Kesimpulan ini didasari fakta bahwasejak adanya lonceng apel di Markas Batalyon Arhanudse 06 kemudianpengambilan senjata SKS serta 10 peluru tajam, dilanjutkan perjalananmenuju Kodim dan pembagian pasukan menjadi tiga regu sertatindakan penembakan terhadap massa mengakibatkan banyaknyaorang meninggal dan terluka. Seluruh kegiatan tersebut menunjukkanbahwa tembakan tersebut bukanlah sekadar peringatan untukmelumpuhkan atau membela diri, melainkan terdakwa memangmenghendaki kematian korban, sehingga elemen dengan sengaja dandirencanakan telah terpenuhi.

Adapun tentang penyertaan (delneming) sesuai Pasal 55 Ayat 1ke-1 KUHP, Majelis Hakim berpendapat bahwa bentuk kerjasamaterdakwa terlihat pada persatuan pasukan Arhanudse-06 yangtergabung ke dalam Regu III yang ditugaskan mengadang massa;terdakwa juga membawa senjata SKS semiotomatis; juga tindakan

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

149

Page 174: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

pengadangan tersebut diketahui oleh para terdakwa; yang langsungdilanjutkan dengan meletuskan senjatanya secara bersama-samakepada massa yang mengakibatkan jatuhnya korban meninggal danluka-luka. Dari rangkaian tersebut telah terpenuhi kualifikasi Pasal55 Ayat (1) ke-1 KUHP, yaitu mereka yang melakukan dan turutserta melakukan perbuatan.

Untuk dakwaan kedua primer, karena pembahasan Pasal 7Huruf b, Pasal 9 Huruf a sudah dipertimbangkan dalam dakwaankesatu, maka secara mutatis-mutandis majelis mengambil alih danmenjadikannya pertimbangan pembahasan terhadap Pasal 7 Hurufb Pasal 9 Huruf b dalam dakwaan kedua. Adapun yangdipertimbangkan ialah elemen percobaan menurut Pasal 41 UU No.26 Tahun 2000 jo Pasal 53 (1) KUHP. Elemen tersebut meliputibeberapa unsur, yakni adanya niat, permulaan pelaksanaan dan tidakselesainya bukan karena kehendaknya sendiri. Berdasar seluruhrangkaian kegiatan yang dilakukan terdakwa di atas, syarat-syarattersebut terpenuhi.

Hal yang menjadi persoalan bagi majelis hakim itu ialah hal-hal yang berkaitan dengan pertangungjawaban atas perbuatanterdakwa menurut hukum, karena para terdakwa sebagai anggotamiliter yang di-BKO-kan pada Kodim 0502 Jakarta Utara. BerdasarkanPasal 10 Ayat 2 UU No. 26 Tahun 1997 tentang Hukum DisiplinPrajurit ABRI dan PP No. 24 tahun 1949 disebutkan bahwa dalammelaksanakan tugas, asas pertanggungjawaban melekat pada pelakuyang melakukan perbuatan material. Perbuatan bawahan yangmenyimpang dari perintah atasan diartikan sebagai perbuatan yangdilakukan atas kemauan sendiri sehingga menjadi tanggungjawabbawahan yang bersangkutan.

Alasan terdakwa membela diri karena keadaan terdesakhanyalah keterangan sepihak para terdakwa. Buktinya tidak seorangpun di antara terdakwa yang meninggal atau luka-luka berat. Justruyang berjatuhan menjadi korban ialah pihak massa .

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

150

Page 175: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Restitusi juga menjadi pertimbangan majelis hakim.Sekalipun pada saat itu belum berlaku UU No. 26 Tahun 2000 tentangPengadilan HAM jo PP No. 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi danRehabilitasi terhadap Para Korban Pelanggaran HAM yang berat,pemberian dari pihak kedua (islah dengan Try Sutrisno) maupunTommy Suharto (Hutomo Mandala Putra, putra mantan Presiden RISoeharto) dapat dikategorikan sebagai restitusi dari pihak terdakwa.

Pada pokoknya putusan Majelis Hakim Pengadilan HAM AdHoc yang dibacakan pada 24 Agustus 2004 menyimpulkan bahwatelah terjadi pelanggaran HAM-berat berupa pembunuhan danpercobaan pembunuhan yang dilakukan secara sistematis dan meluas.

Pemenuhan hak-hak korban juga termaktub dalam putusanini. Para korban dan ahli waris mereka berhak mendapatkankompensasi. Akan tetapi dari 15 korban yang diajukan JPU, hanya13 korban yang mendapatkannya. Majelis menetapkan bahwa dari 85orang yang telah melakukan islah dengan Try Sutrisno, hanya 13 orangtersebut yang belum pernah mendapatkan bantuan. Sejumlah Rp.1.015.500.000,00 (satu miliar lima belas juta limaratus ribu rupiah)diberikan kepada 13 korban sebagai bentuk ganti rugi yang harusdiberikan oleh negara sesuai dengan mekanisme dan tata carapelaksanaan yang telah diatur oleh PP No. 3 Tahun 2002.

Akan tetapi dari rapat musyawarah hakim terjadi dissentingopinion. Dua anggota Majelis Hakim, yaitu Amirudin Aburaera danHeru Susanto, berpendapat bahwa perbuatan para tedakwa tidaktergolong atau bukan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaandan harus dibebaskan (vrijspraak). Putusan pembebasan dilakukanapabila tindakan yang didakwakan kepada terdakwa tidak terbuktisecara sah dan meyakinkan. Perbuatan yang dilakukan terdakwa bukanmerupakan tindak pidana atau perbuatan terdakwa tidak mencakupperbuatan yang dilakukan oleh terdakwa .

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

151

Page 176: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Dissenting opinion sendiri merupakan suatu mekanisme yangtelah diatur dalam Pasal 19 Ayat 5 UU No. 4 Tahun 2004 tentangKekuasaan Kehakiman. Aburaera dan Susanto melakukan dissentingopinion karena tidak tercapai permufakatan bulat di antara para anggotamajelis hakim.

Kedua hakim yang melakukan dissenting opinion pada intinyaberpendapat bahwa (1) peristiwa yang terjadi pada malam hari Rabupada sekitar pukul 23.00, tanggal 12 September 1984, di Jalan YosSudarso adalah berdasar prosedur tetap, diatur oleh hukum dan tidakbersifat melawan hukum; (2) tujuan pengiriman pasukan juga dalamrangka diperbantukan untuk melakukan pengamanan, jadi tidak satupun yang bersifat melawan hukum; (3) perbuatan massa bertindakbringas dapat dibuktikan sebanyak 27 orang massa yang telah dijatuhivonis antara satu hingga dua tahun oleh Pengadilan Negeri JakartaUtara pada 1985 dengan kualifikasi melawan petugas; (4) perbuatanyang dilakukan para terdakwa adalah (tindakan yang bersifat) spontan;(5) para terdakwa tidak mempunyai niat melakukan kejahatan terhadapkemanusiaan, tetapi mereka hanya melaksanakan prosedur tetap dalammelakukan pengamanan; (6) dari semua perbuatan di atas dandihubungkan dengan kondisi atau situasi yang sesungguhnya saat itu,maka jelas perbuatan dari para terdakwa tidak terbukti memenuhirumusan kejahatan terhadap kemanusiaan. Bahkan para terdakwa tidakterbukti bersama-sama mempunyai niat atau maksud melakukankejahatan terhadap kemanusiaan. Para terdakwa hanyalah sekedarmelaksanakan prosedur tetap untuk di-BKO-kan dalam melakukanpengamanan, jadi bukan suatu perbuatan yang dilarang UU.

Aburaera dan Susanto mengakui bahwa akibat peristiwatersebut telah timbul korban meninggal maupun luka-luka sertakerugian bagi para keluarga mereka. Tetapi timbulnya korban tetapmerupakan kesalahan (culpa lata) para terdakwa, tetapi bukan dalambentuk kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana diatur dalamPasal 9 UU nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Karena

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

152

Page 177: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

itu Pengadilan HAM Ad Hoc tidak berwenang memeriksa kesalahanpara terdakwa.

Kedua hakim itu juga mengakui telah terjadi kerugian yangdiderita oleh para korban. Tetapi karena tidak terjadi penggabunganperkara gugatan yaitu kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal 98sampai dengan 1001 KUHAP, maka permintaan ganti rugi yang adadikesampingkan. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwaperbuatan para terdakwa tidak terbukti memenuhi rumusan kejahatanterhadap kemanusiaan, sehingga para terdakwa harus dibebaskan(vrijspraak).

Korban Tanjung Priok tentu menyesalkan putusan tersebut45.Irta Sumirta menyatakan :

“Kami sebagai korban sangat kecewa mendengar keputusan pengadilan, paraterdakwa 11 orang terdakwa SutrisnoMascung dkk. Ketika Majelis Hakimmemutuskan hanya divonis 2 tahun sampai 3 tahun, padahal perbuatan parapelaku sangat biadab dan tidak berprikemanusiaan”.

Rasa kecewa juga dinyatakan Husein Safe, yang kakinyatertembak dalam peristiwa Priok :

“Saya sebagai korban langsung di TKP menerima putusan Majelis bahwaterdakwa Sutrisno Mascung dkk terbukti melanggar HAM berat dalamperistiwa 12 September 1984, namun saya sangat kecewa atas vonis hukuman3 thn kepada Sutrisno Mascung dan 2 thn kepada 10 anak buahnya, karenapembunuhan yang dilakukannya itu sangat terencana. Karena penembakan inioleh karena kita ummat Islam pada waktu menolak RUU Asas TunggalPancasila. Jadi penembakan ini bukan bukan karena pembebasan ke 4 orangyang ditahan dan bukan karena massa melawan aparat TNI. Ini hanya dibikin-bikin oleh TNI untuk membela diri sebab kenyataan di TKP massa tidakmembawa senjata tajam dan melawan TNI”.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

153

45 Dalam siaran pers di kantor KontraS, 25 Agustus 2005

Page 178: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

B.3. Putusan Pengadilan Tinggi

Menyikapi hasil keputusan Majelis Hakim PN HAM Ad Hoctersebut, penasihat hukum terdakwa mengajukan banding pada 25Agustus 2004 dan diberitahukan kepada JPU pada 2 Februari 2005.Pada 1 Desember 2004 JPU juga menyerahkan memori banding pada01 Desember 2004.

Pada pokoknya JPU sependapat dengan pertimbangan dalamputusan yang dimintakan banding a quo hanya berkeberatan atas pidanayang dijatuhkan karena kurang memenuhi rasa keadilan.

Sedangkan dalam memori banding, penasihat hukum paraterdakwa tidak sependapat dengan pertimbangan hukum dalamputusan a quo yang menyatakan para terdakwa terbukti melakukanperbuatan pidana dalam dakwaan kesatu dan kedua primer, serta tidaksependapat dengan pertimbangan hukum perihal pencabutanketerangan beberapa saksi dalam berita acara penyidikan.

Menurut Majelis Hakim Banding HAM Ad Hoc Kasus Priokini, ada beberapa fakta yang terungkap dalam persidangan, tetapibelum dicantumkan dalam putusan a quo. Dalam hal pencabutan beritaacara, Majelis Hakim banding sependapat dengan memori bandingpara terdakwa. Mereka beralasan bahwa pencabutan keterangan dalamBAP baru dapat dikatakan beralasan atau tidak beralasan bilamanatelah didengar keterangan dari penyidik yang melakukan penyidikanpara saksi di depan persidangan. Majelis melihat pencabutan beritaacara penyidikan oleh para saksi merupakan hal yang sah dan sesuaidengan ketentuan Pasal 185 (1) KUHAP.

Majelis Hakim Banding tidak sependapat dengan pernyataanhakim tingkat pertama yang dalam pencabutan atau perubahanketerangan para saksi dalam BAP penyidik tetap dapat dijadikansebagai bukti petunjuk, karena telah memenuhi ketentuan Pasal 188(2) KUHAP, dan hukum acara bersifat hukum yang memaksa dantidak dapat didampingi (dwingen recht)

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

154

Page 179: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Dalam hal pembuktian unsur sistematis atau meluasberdasarkan dakwaan kesatu dan kedua primer maupun subsider,Majelis Hakim Banding HAM Ad Hoc berpendapat bahwapermintaan pasukan untuk BKO adalah wewenang KomandanKodim selaku Dansatpamwil, dan hal tersebut bukanlah tindakanmelawan hukum.

Majelis juga berpendapat bahwa hal yang perlu dibuktikandalam kejahatan terhadap kemanusiaan bukanlah ada atau tidaknyapendekatan persuasif oleh Dandim terhadap masalah yang dihadapi,atau banyaknya korban, melainkan apakah kebijakan komandan kodimtersebut berupa rencana untuk melakukan serangan yang disengajaterhadap sekelompok penduduk sipil berupa pembunuhan, percobaanpembunuhan atau penganiayaan.

Selain itu majelis tersebut juga berpendapat bahwa selamapersidangan tidak terungkap adanya kebijakan Dandim untukmelakukan serangan. Hal yang terungkap adalah permintaan bantuandari Arhanudse 06 yang kemudian dibagi menjadi tiga regu. Bentrokanyang terjadi menurut majelis hakim banding itu karena pasukanmembela diri dari serangan massa dan aksi penembakan pasukanRegu III terjadi tanpa dikomandoi dan merupakan penembakanperingatan ke atas. Bentrokan tersebut juga hanya terjadi di tempatitu saja dan berlangsung antara lima hingga sepuluh menit.

Berdasarkan fakta tersebut, Majelis berpendapat bahwatindakan para terdakwa merupakan tindakan spontan, bukan tindakanyang telah direncanakan sebelumnya dan merupakan tindakanmembela diri sehubungan dengan adanya ancaman terhadapkeselamatan diri/nyawanya (Pasal 49 Ayat 1 dan 2 KUHAP).

Majelis juga mendasarkan kesimpulannya pada siaran persKomisi Penyelidik dan Pemeriksa Pelanggaran HAM Tanjungpriok(KP3T) Tanggal 16 Juni 2000 Butir 4e, bahwa tidak diketemukanbukti adanya pembantaian massal dengan sengaja atau direncanakan

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

155

Page 180: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

maupun adanya pembunuhan massal. Penembakan yang terjadi daripara petugas kemanan adalah dalam keadaan terdesak (force majeur).Seluruh jenazah setelah dirawat dan dimakamkan oleh petugas RohaniIslam sesuai ajaran islam.

Lebih jauh Majelis juga menyatakan bahwa selama persidangan tidak terungkap adanya kebijakan negara atau organisasiuntuk melakukan penyerangan terhadap suatau kelompok penduduksipil, serta memperhatikan lokasi tempat kejadian hanya di satu tempat,dengan waktu relatif singkat dan tindakan sebagian terdakwamelepaskan tembakan/tembakan peringatan adalah tindakan spontandan merupakan pembelaan diri terhadap bahaya.

Karena itu Majelis Hakim Banding Ad Hoc menyimpulkanbahwa ketiga unsur pidana kejahatan terhadap kemanusiaan tidakterbukti secara sah dan majelis tidak pula mendapat keyakinan ataskesalahan para pembanding/para terbanding semula para terdakwa.Ketiga unsur pidana kejahatan terhadap kemanusiaan tersebut,merupakan unsur tindak pidana pokok dari kejahatan terhadapkemanusiaan sehingga dakwaan kesatu dan kedua primer maupundakwaan subsider tidak terbukti dan terdakwa haruslah dibebaskan.

Salah satu anggota Majelis Hakim Banding Ad Hoc, yakniSri Handoyo, tidak sependapat dengan kesimpulan keempat hakimlain (dissenting oponion). Pada pokoknya Sri Handoyo berpendapatbahwa alasan-alasan, pertimbangan dan putusan Majelis HakimPengadilan HAM Ad Hoc tanggal 20 Agustus 2004 No 01/PID.HAM/AD.HOC/2003/PN. JKT.PST yang dimohonkanbanding tersebut sudah benar dan tepat, karenanya dapat dikuatkan.Dalam putusan tersebut telah dipertimbangkan semua unsur tindakpidana yang didakwakan kepada terdakwa dengan benar kecualipemberian kompensasi.

Dalam hal pemberian kompensasi dia berpendapat bahwapemberian tersebut apabila dibandingkan dengan restitusi hasil islah

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

156

Page 181: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

para keluarga korban lainnya sangat mencolok perbedaan jumlahnya,sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kecemburuan dan perluditinjau kembali. Karenanya pemberian kompensasi perludisebandingkan dengan pemberian restitusi dalam islah.

Dalam putusan (01/PID.HAM/AD.HOC/2005/PTDKI) yang dibacakan pada 31 Mei 2005 Majelis Hakim Pengadilan TinggiHAM Ad Hoc berpendapat, menerima permintaan banding paraterdakwa dan JPU, serta membatalkan putusan Pengadilan HAM ADHoc PN Jakarta Pusat (No 01/Pid.HAM/AD.HOC/2003/PN,JKT.PST) tanggal 20 Agustus 2004 tersebut.

Dalam amar putusannya Majelis Hakim Banding HAM AdHoc mengadili sendiri dan memutus (1) para terdakwa tidak terbuktisecara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan pidana dalamdakwaan kesatu, kedua primer maupun subsider. (2) Membebaskanterdakwa dari segala dakwaan. (3) Memulihkan hak para pembanding.(4) Memerintahkan barang bukti berupa satu truk Reo dan 13 pucuksenjata SKS dipergunakan untuk perkara lain.

B.4. Putusan Mahkamah Agung

MA dalam putusannya tertanggal 09 Oktober 2006,membebaskan terdakwa. Pendapat Hakim Ketua Arbijoto, SHmenyatakan bahwa terlepas dari alasan-alasan kasasi tersebut, bahwaputusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri, harus dibatalkanoleh karena dari fakta-fakta hukum tersebut terbukti bahwa tindakanpenembakan yang dilakukan oleh para Terdakwa anggota regu IIIArhanudse-6 yang dipimpin oleh Sutrisno Mascung dan kawan-kawantersebut terhadap kelompok pengajian tabligh akbar adalah tanpadidasari oleh perintah komandan. Bahwa tindakan tersebut oleh paaterdakwa atau anggota regu III Arhanudse-6 dilakukan secara sendiri-sendiri tanpa komando, yang melepaskan tembakan ke atas dan kebawah.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

157

Page 182: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bahwa penembakan tersebut adalah tindakan yang spontanitasbukan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya, karena manatindakan para terdakwa adalah tidaklah memenuhi unsure sebagaimana dalam dakwaan JPU HAM Ad Hoc tersebut karena bukanlahmerupakan serangan yang sifatnya meluas dan sistematik, namundemikian para terdakwa adalah tetap bertanggungjawab secara pribadi(individual responsibility) bukan superior responsibility, maka dengandemikian perbuatan para terdakwa tersebut bukan suatu kejahatanpelanggaran Hak Asasi Manusia, namun adalah kejahatan biasa(common crime), sementara dalam pengadilan HAM Ad Hoc tidakdiatur, dengan demikian ternyata adanya suatu kompetensi yang tidakjelas tentang ada perselisihan yuriusdiksi yaitu masalah kewenanganuntuk mengadili (praejudicieel geschile) apakah masuk common crimeatau pelanggara HAM berat (extra ordinary crime).

Jadi berdasarkan fakta-fakta hukum karena ini masih dubius(dipertanyakan), apakah masuk peradilan umum atau masuk peradilanmiliter dan berdasarkan fakta-fakta yang terbukti tersebut tidak dapat

Perjuangan KorbanAksi korban Tanjung Priok bersama keluarga korban pelanggaran HAMdan Mahasiswa di mahkamah Agung atas bebasnya pelaku pelanggaranHAM (Dok. Kontras)

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

158

Page 183: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dikategorikan pelanggaran HAM berat (extra ordinary crime), oleh karenamengabulkan kasasi JPU dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggidan Putusan pengadilan Negeri dan MA akan mengadili sendiridengan menyatakan tuntutan Jaksa Penuntut Umum tidak dapatditerima.

Majelis hakim mengabulkan permohonan kasasi daripemohon kasasi : Jaksa/penuntut umum Ad Hoc pada KejaksaanAgung RI. Dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi JakartaNo.01/PID/HAM/AD.HOC/2005/PT.DKI tanggal 31 Mei 2005dan putusan Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Ad Hoc padaPengadilan negeri Jakarta Pusat No.01/Pid.HAM/Ad Hoc/2003/PN.Jkt.PSt. tanggal 20 Agustus 2004. Mengadili sendiri, menyatakantuntutan Jaksa Penuntut Umum Ad Hoc pada Kejaksaan Agung RItidak dapat diterima.

C. Mengadili Kapten Sriyanto

Dalam pembacaan tuntutan pada 23 Oktober 2003,Jaksa Darmono, SH. mendakwa Kapten Sriyanto telah melakukankejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan sebagai bagian dariserangan yang sistematis dan meluas berupa pembunuhansebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 7 Huruf b jis Pasal 9Huruf a, Pasal 37 UU No. 26 Tahun 2000, Pasal 55 Ayat 1 ke-1KUHP, Percobaan Pembunuhan dan diancam pidana Pasal 7 Hurufb jis Pasal 9 Huruf a, Pasal 41, Pasal 37 UU No. 26 Tahun 2000,Pasal 55 Ayat 1 ke-1, Pasal 53 Ayat (1) KUHP, Penganiayaansebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 7 Huruf b jis Pasal 9Huruf h, Pasal 40 UU No. 26 tahun 2000, Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

159

Page 184: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Dalam dakwaan pertama atas terdakwa Kapten Sriyanto,Jaksa mendakwa Sriyanto telah melanggar UU No. 26 Tahun 2000Pasal 7 Huruf b mengenai “Pelanggaran hak asasi manusia yangberat,” menyangkut “kejahatan terhadap kemanusiaan.” Terdakwajuga dikenai Pasal 9 Huruf a. “Kejahatan terhadap kemanusiaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Huruf b adalah salah satuperbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan yang meluasatau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukansecara langsung terhadap penduduk sipil .” Fakta persidanganmenunjukkan bahwa terdakwa telah terbukti mengakibatkan puluhanpenduduk sipil terbunuh.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

160

Dakwaan I:PembunuhanPasal 7 huruf b jis Pasal 9huruf a, Pasal 37 UU No.26/2000 Pasal 55 ayat 1 ke1 KUHP

Dakwaan II Primer:Percobaan PembunuhanPasal 7 huruf b jis Pasal 9huruf a, Pasal 41, Pasal 37UU No 26 tahun 200, Pasal55 ayat 1 ke-1, Pasal 53 ayat(1) KUHP

Subsider :Penganiayaan Pasal 7 hurufb jis Pasal 9 huruf h, Pasal40 UU No 26 tahun 200,Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP

Jl Yos Sudarso,depan MapolresJakarta Utara

Jl Yos Sudarso,depan MapolresJakarta Utara

Jl Yos Sudarso,depan MapolresJakarta Utara

12 September1984

12 September1984

12 September19‘84

23 orang

64 orang

11 orang

Dakwaan Locus delicti Tempus delicti Korban

Tabel XIIIDakwaan untuk Terdakwa Sriyanto

Page 185: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pada hari Rabu antara pukul 19.30 WIB sampai dengan 22.00WIB bertempat di Jalan Sindang Kelurahan Koja Selatan,Tanjungpriok, Jakarta Utara berlangsung pengajian umum atau tablighakbar dengan jumlah peserta lebih kurang 3.000 orang. Parapenceramah dalam acara tersebut antara lain Amir Biki, Salim Kadar,Syarifin Maloko SH, M. Nasir, Drs Yayan Hendrayana, dan Drs, ARatono. Selanjutnya, pada pukul 22.00 WIB penceramah terakhir AmirBiki mengatakan, “Bahwa kita menunggu sampai dengan pukul 23.00apabila ichwan kita yang ke-4 orang tersebut tidak diantar ke tempatini maka Tanjungpriok akan banjir darah.” Pernyataan Biki tersebutdidengar oleh para jemaah pengajian antara lain para remaja dan orangtua.

Pada hari Rabu pada pukul 22.00 WIB petugas piket Kodimmenerima telepon dari seseorang yang mengaku bernama Amir Biki.Dia ingin berbicara dengan Dandim Jakarta Utara atau apabila Dandimtidak ada, dia ingin berbicara dengan Kapten Mutiran selaku kasintel.Telepon tersebut kemudian diterima oleh saksi Kapten Sriyanto dan

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

161

Ruang PersidanganTerdakwa Sriyanto dengan membawa tongkat komandonya, saat dilakukanpemeriksaan terhadap dirinya di PN. Jakpus2003, dok. Kontras)

Page 186: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dijawab, “Kalau Bapak berkenan akan saya sampaikan pesan Bapakkepada Dandim atau kepada Bapak Mutiran”. Sang peneleponmenjawab, “Tolong sampaikan pesan saya kepadanya agar segeradikeluarkan empat kawan saya yang saat ini ditahan di Kodim atau diPolres pada jam 23.00 WIB nanti untuk dihadapkan di mimbar JalanSindang. Apabila tidak maka Cina-cina Koja akan dibunuh danpertokoannya akan dibakar.” Kapten Sriyanto pun kemudianmenjawab, “Apakah tidak kita koordinasikan dulu?”, tetapi jawabanKapten Sriyanto dipotong, “Ah sudah tidak ada waktu lagi”, katanyadan langsung menutup pembicaraan. Oleh terdakwa Kapten Sriyantoisi pesan tersebut langsung dilaporkan kepada Dandim 0502/ JakartaUtara R.A, Butar Butar melalui HT. Selanjutnya terdakwa Sriyantomelakukan koordinasi dengan Kasi Ops Yon Arhanudse 6 KaptenDarmanto untuk menyampaikan perlunya kesiapan pasukan.

Bahwa selanjutnya terdakwa Kapten Sriyanto melakukankoordinasi dengan Kasi Ops Yon Arhanudse 06 dari MarkasKomando Batalyon Arhanudse 6 Jakarta Utara untuk di-BKO-kanke Kodim 0502 Jakarta Utara sebanyak satu peleton, yang terdiri dari40 orang, yang masing-masing dilengkapi senjata jenis semiomatisSKS lengkap dengan bayonet dan 10 butir amunisi berupa pelurutajam.

Bahwa selanjutnya saksi Kapten Sriyanto membagi pasukanmenjadi tiga regu yaitu Regu I di bawah pimpinan Serda Nur Kayikdan bertugas siaga di Makodim 0502 Jakarta Utara. Regu II beradadi bawah pimpinan saksi Letda Sinar Naposo Harahap dan bertugasmengamankan Pertamina Plumpang. Regu III berada di bawahpimpinan saksi Kapten Sriyanto dan terdakwa komandan reguSutrisno Mascung, yang bertugas membantu mengamankan MapolresJakarta Utara.

Pada sekitar pukul 22.30 WIB Regu III yang berada di bawahkomandan regu Sutrisno Mascung yang terdiri dari 13 orang yaituSutrisno Mascung selaku Danru, Pratu Asrori, Prada Siswoyo, Prada

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

162

Page 187: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Abdul Halim, Prada Zulfattah, Prada Sumitro, Prada Sofyan Hadianggota, Prada Prayogi, Prada Winarko, Prada M Idrus, PradaMuchson, Pratu Kartidjo, dan Prada Parnu, dengan kendaraan trukReo berangkat menuju Mapolres Jakarta Utara di Jalan Yos SudarsoTanjung Priok.

Dalam perjalanan menuju mapolres itu dari kejauhan di sekitarstasiun pompa bensin di dekat PT. Berdikari dari arah Polres ke KodimJakarta Utara saksi Kapten Sriyanto melihat iring-iringan penduduksipil yang menggunakan sepeda motor. Sesampainya di depanMapolres, pasukan di bawah pimpinan terdakwa Kapten Sriyantomelihat adanya iring-iringan massa dalam jumlah besar berjalan kakidari arah Pelabuhan Tanjungpriok menuju Mapolres atau MakodimJakarta Utara. Truk yang membawa pasukan Regu III Yon Arhanudse06 berbelok di depan Mapolres dan diperintahkan oleh terdakwaKapten Sriyanto berhenti di pinggir jalan, sementara saksi SerdaSutrisno Mascung memerintahkan agar pasukan turun dari kendaraandan segera menyusun formasi bershaf.

Pada saat ke-13 anggota pasukan Arhanudse 06 dan saksiSerda Sutrisno Mascung selaku danru langsung menembakkansenjatanya beberapa kali atau setidak-tidaknya lebih dari sekali ke arahmassa, bahkan terhadap masa yang lari untuk menyelamatkan dirimasih dilakukan penembakan oleh pasukan tersebut.

Mendengar banyak tembakan massa pun bertiarap sementaraterdakwa Kapten Sriyanto berteriak kepada massa, “Tinggalkantempat, kalau tidak saya tembak!”, sehingga massa meninggalkantempat ke arah utara, barat dan timur, namun pasukan di bawahpimpinan Kapten Sriyanto masih melakukan penembakan-penembakan ke arah massa.

Akibat pebuatan terdakwa telah jatuh korban penduduk sipilsebanyak 23 orang atau setidak-tidaknya 10 orang meninggal, yaitu

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

163

Page 188: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Amir Biki, Romli bin Amran, Tukimin, Kasmoro, Zainal Amran, AndiSamsu, Kembar Abdul Kohar, Nana Sukarna, Bahtiar, dan Arkam.

Jaksa juga menuntut terdakwa dengan Pasal 37 yangmenyatakan, “Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 Huruf a, b, d, e, atau j dipidana denganpidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjarapaling lama 25 (duapuluh lima) tahun dan paling singkat 10 (sepuluh)tahun. Terdakwa juga dianggap melanggar Pasal 55 Ayat (1) ke-1KUHP. “Dipidana sebagai pembuat delik mereka yang melakukan,yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukanperbuatan.”

Dalam tuntutan kedua primer, terdakwa dianggap telahmelanggar UU No. 26 Tahun 2000. Pasal 7 Huruf b mengenai“pelanggaran hak asasi manusia yang berat,” menyangkut “kejahatanterhadap kemanusiaan.” Juga dituntut dengan Pasal 9 Huruf a yangmenyatakan bahwa “Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 Huruf b adalah salah satu perbuatan yangdilakukan sebagai bagian dan serangan yang meluas atau sistematikyang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsungterhadap penduduk sipil.”

Terdakwa juga dapat dikenai pasal-pasal menyangkutpembunuhan, antara lain Pasal 41 yang menyatakan “Percobaan,permufakatan jahat, atau pembantuan untuk melakukan pelanggaransebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 atau Pasal 9 dipidana denganpidana yang sama dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 36, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 40”. Pasal 37 yangmenyatakan, “Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 Huruf a, b, d, e, atau j dipidana denganpidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjarapaling lama 25 (duapuluh lima) tahun dan paling singkat 10 (sepuluh)tahun.” Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP yang menyatakan “Dipidanasebagai pembuat delik mereka yang melakukan, yang menyuruh

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

164

Page 189: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan. Dan Pasal 53ayat 1 yang menyatakan “Mencoba melakukan kejahatan dipidana,jika niat untuk itu telah nyata dari adanya permulaan pelaksanaan,dan tidak selesainya pelaksanaan itu bukan semata-mata disebabkankarena kehendaknya sendiri.”

Dalam dakwaan subsider, Jaksa menuntut terdakwadengan UU No. 26 Tahun 2000 Pasal 7 Huruf b mengenai“pelanggaran hak asasi manusia yang berat”, menyangkut “kejahatanterhadap kemanusiaan”. Pasal 9 yang menyatakan “Kejahatanterhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Hurufb adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian danserangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwaserangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduksipil.” Akibatnya telah terjadi “penganiayaan terhadap suatukelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan pahampolitik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasanlain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarangmenurut hukum internasional.”

Jaksa juga menuntut terdakwa dengan Pasal 40 yangmenyatakan “Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 Huruf g, h, atau i dipidana dengan pidanapenjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan paling singkat 10(sepuluh) tahun. Juga, Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP yang menyatakan,barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintahjabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidakdipidana.”

C.1. Putusan Pengadilan Negeri

Majelis Hakim pada pembacaan putusanya pada 12 Agustus2004 yang diketuai Herman Keler Hutapea bersama para anggotanya,yakni Amril SH, Rahmat Syafei SH, Amirudin Aburaera SH, Rudi M

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

165

Page 190: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Rizki SH, kembali menguatkan asumsi yang dibangun oleh pihakpenasihat hukum terdakwa. Yakni bahwa apa yang dilakukan olehpasukan yang dipimpin oleh Sriyanto merupakan tindakan spontan,dan penembakan tersebut adalah dalam rangka membela diri.

C.1. 1. Pandangan Majelis tentang Pencabutan BAPPara saksi yang mencabut BAP menyatakan mencabut

keterangan yang telah diberikan kepada penyidik karena pada saatdilakukan pemeriksaan mereka merasa dendam dan sakit hati,sehingga pada saat diperiksa oleh penyidik mereka memberikanketerangan yang tidak benar untuk menjerumuskan aparat.

Menimbang bahwa dari fakta sebagaimana diuraikan terbukti(bedari rasa dendam saksi-saksi mengakibatkan pemberian keterangantidak benar untuk menjerumuskan aparat pada saat dimintaiketerangan di tingkat penyidikan;

Menimbang bahwa oleh karena itu terbukti bahwa keterangansaksi diberikan dalam keadaan saksi sakit hati dan dendam merupakanketerangan yang berupa rekaan para saksi dan tidak benar isinya;

Menimbang menurut ketentuan Pasal 185 ayat 5 KUHAPbaik pendapat maupun rekaan yang diperoleh dari pemeriksaan sajabukan merupakan keterangan saksi, oleh karena itu keterangan saksiyang didasarkan pemikiran untuk menjerumuskan aparat karena rasasakit hati dan dendam merupakan rekaan dan bukan keterangan saksi,oleh karena saksi tersebut mencabut keterangan berdasarkan rekaanmereka sendiri dan pencabutan keterangan mereka itu, danmenyangkut hal itu dilakukan di persidangan, beralasan menuruthukum sehingga merupakan alasan yang logis;

Menimbang karena pencabutan keterangan saksi di depanpersidangan yang telah mereka berikan kepada penyidik sebagaimanaterangkum dalam BAP penyidik didasarkan alasan-alasan menuruthukum sedangkan alasan-alasan menurut hukum merupakan alasanyang logis, maka Mahkamah Agung tersebut atas pencabutan

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

166

Page 191: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

keterangan saksi selama BAP penyidikan di atas tersebut sah dandibatalkan menurut hukum, sehingga menurut pendapat jaksapenuntut hukum dalam tuntutannya tersebut dapat dikesampingkan;

Menimbang oleh karena menurut ketentuan Pasal 185 ayat 1KUHAP sebagaimana disebutkan di atas keterangan saksi sebagaialat bukti ialah apa yang dinyatakan saksi di sidang pengadilan makaketerangan saksi yang sudah diberikan di persidanganlah yang menjadibukti dan dasar pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkaraterdakwa tersebut;

C.1. 2. Putusan tentang DakwaanDakwaan pertama adalah bahwa menurut pendapat Majelis Hakim,fakta yang dikemukakan JPU atas peristiwa tanggal 12 September1984 yang terjadi di Jalan Yos Sudarso Tanjung Priok, sebagaimanadiuraikan di atas lebih menunjukkan bukti terjadinya bentrokanseketika atau spontan antara aparat dan massa.

C.1. 3. Unsur pelanggaran HAM-beratBahwa dengan demikian fakta yang diungkapkan oleh JPU yangdidasarkan bukti-bukti yang ditemukan di persidangan bukanmerupakan bukti tentang adanya unsur serangan yang sistematik ataumeluas sifatnya, yang merupakan unsur dari kejahatan kemanusiaankarena unsur tersebut hapus dengan sendirinya, dengan hilangnyasalah satu ciri khas bentuk kejahatan kemanusiaan atau bentukpelanggaran HAM-berat yaitu adanya bentrok yang sifatnya seketikaatau spontan.

Bentrokan yang terjadi spontan atau seketika menurutpendapat ahli antara lain Prof. Dr. Muladi, SH., sebagaimana yangdikemukakan di depan persidangan bukan merupakan ciri adanyakejahatan kemanusiaan atau ciri terjadinya pelanggaran HAM berat,karena bentrokan seketika atau spontan adalah salah satu ciri yangbiasa terjadi dalam kejahatan pada umumnya.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

167

Page 192: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Dengan demikian fakta yang diungkapkan oleh JPU yangdidasarkan bukti-bukti yang ditemukan dalam persidangan bukanmerupakan bukti tentang adanya unsur serangan yang sistematik ataumeluas sifatnya, yang merupakan unsur dari kejahatan kemanusiaankarena unsur tersebut hapus dengan sendirinya dengan hilangnya salahsatu ciri khas bentuk kejahatan kemanusiaan atau bentuk pelanggaranHAM berat yaitu adanya bentrok yang sifatnya seketika atau spontan.

Menurut pendapat Majelis Hakim, masalah pem-BKO-anpasukan maupun penggunaan fasilitas umum milik negara baik senjataSKS ataupun peluru tajam juga bukan merupakan instrumen yangdibuat untuk mempersiapkan pelaksanaan suatu kejahatankemanusiaan. Karena prinsip dasar pem-BKO-an pasukan berikutsegala fasilitasnya termasuk di dalamnya penggunaan fasilitas senjatadan peluru sebagaimana dikemukakan oleh ahli tidak dimaksudkanuntuk mempersiapkan serangan terhadap penduduk sipil.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, menurut penilaian MajelisHakim, terbukti bahwa permintaan pasukan oleh Kodim Arhanud06 sehingga terjadi pem-BKO-an pasukan Arhanud 06 ke Makodimsemata-mata dalam rangka pengamanan wilayah, yaitu untukmengamankan instalasi penting atau vital yang ada di wilayah JakartaUtara yaitu Polres, Kodim dan Pertamina Plumpang dan bukanpersiapan untuk menyerang massa yang mengikuti kegiatan tabligakbar yaitu pengajian di Jalan Sindang Tanjung Priok, Jakarta Utara,sehingga tidak dapat dikatakan pasukan Arhanud 06 Tanjung Prioktelah dipersiapkan secara matang untuk menyerang massa melaluiproses pem-BKO-an.

Majelis berpendapat berdasar fakta yang dikemukakan JPUatas peristiwa tanggal 12 September 1984 yang terjadi di Jalan YosSudarso Tanjung Priok, sebagaimana diuraikan di atas lebihmenunjukkan bukti terjadinya bentrokan seketika atau spontan antaraaparat dan masa. Bentrokan yang terjadi secara spontan atau seketikamenurut pendapat ahli, antara lain Prof. Dr. Muladi, SH., sebagaimana

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

168

Page 193: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dikemukakan di depan persidangan, bukan merupakan ciri adanyakejahatan kemanusiaan atau ciri terjadinya pelanggaran HAM-berat,karena bentrokan seketika atau spontan adalah salah satu ciri yangbiasa terjadi dalam kejahatan pada umumnya.

Menurut pendapat Majelis Hakim, masalah pem-BKO-anpasukan maupun penggunaan fasilitas umum milik negara baik senjataSKS ataupun peluru tajam juga bukan merupakan instrumen yangdibuat untuk mempersiapkan pelaksanaan suatu kejahatankemanusiaan karena prinsip dasar pem-BKO-an pasukan berikutsegala fasilitasnya, termasuk di dalamnya penggunaan fasilitas senjatadan peluru seperti dikemukakan oleh ahli, tidak dimaksudkan untukmempersiapkan serangan terhadap penduduk sipil.

Pem-BKO-an suatu pasukan telah diatur dalam aturan-aturanbaik itu dalam pengaturan pengamanan wilayah, instruksi Menhankammaupun Pangab maupun dalam KUHAP pidana militer sertamemakai prosedur dan tata cara yang telah ditetapkan. Oleh karenaitu pem-BKO-an suatu pasukan bukan merupakan instrumen untukmelaksanakan persiapan bentuk kejahatan kemanusiaan sehingga tidakdapat dijadikan dasar untuk pemidanaan bahwa pem-BKO-anpasukan Arhanud 06 Tanjung Priok sebagai bagian dari persiapanyang matang untuk menyerang penduduk sipil.

Menurut penilaian Majelis Hakim, terbukti bahwa permintaan pasukan Arhanud 06 Tanjung Priok oleh Kodim sehingga terjadipem-BKO-an pasukan Arhanud 06 ke Makodim semata-mata dalamrangka pengamanan wilayah, yaitu untuk mengamankan instalasipenting atau vital yang ada di wilayah Jakarta Utara yaitu Polres, Kodimdan Pertamina Plumpang dan bukan persiapan untuk menyerangmassa yang mengikuti kegiatan tablig akbar yaitu pengajian di jalanSindang Tanjung Priok sehingga tidak dapat dikatakan pasukanArhanud 06 Tanjung Priok telah dipersiapkan secara matang untukmenyerang massa tersebut melalui proses pem-BKO-an.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

169

Page 194: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Oleh karena pasukan memakai pakaian kepegawaian lengkapdengan senjata dan peluru didasarkan pada protap yang berlaku dikesatuan batalyon Arhanud 06 Tanjung Priok, menurut penilaianMajelis Hakim bukan merupakan persiapan untuk melakukan suatutindak pidana atau kejahatan lainnya hingga tidak ada penyimpanganyang dilakukan oleh pasukan dalam menggunakan fasilitas umummilik negara berupa senjata dan peluru tajam.

Karena terdakwa tidak bersenjata dan karenanya tidak terbuktimelakukan perbuatan permulaan pelaksanaan maupun tindakanpelaksanaan penembakan terhadap massa dan atau penyeranganterhadap massa serta tidak terbukti pula adanya perintah dari terdakwauntuk melakukan penembakan dan justru terdakwa berusaha untukmenghentikan tindakan penembakan yang dilakukan oleh pasukanRegu III, maka unsur peserta secara bersama-sama telah melaksanakanperbuatan tindak pidana tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbuktimenurut hukum.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimanadiuraikan di atas ternyata unsur antara peserta ada suatu kerjasamamaupun unsur para peserta bersama-sama telah melaksanakan sebagaisarat yang harus dipenuhi adanya delik penyertaan dalam bentuk turutserta melakukan perbuatan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal55 Ayat 1 ke-1 KUHAP pidana tidak pula terpenuhi karenanya tidakterbukti menurut hukum.

Oleh karena unsur-unsur kejahatan kemanusiaan dalamdakwaan pertama sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Huruf b j, Pasal9 Huruf a, Pasal 37 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAMyang merupakan pasal pokok dakwaan kesatu, maupun unsurpenyertaan sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Ayat 1 KUHAP tidakterpenuhi, maka terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkanbersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalamdakwaan kesatu, oleh karena itu terdakwa harus dibebaskan daridakwaan tersebut.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

170

Page 195: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

C.1. 4. Dakwaan Kedua PrimerTerdakwa didakwa melakukan tindak pidana yang melanggar

Pasal 7 Huruf b j, Pasal 9 Huruf a, Pasal 41, Pasal 37 UU No. 26,Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHAP, Pasal 53 Ayat ke-1 KUHAP.Menimbang bahwa adapun pasal tersebut bunyi selengkapnya adalahsebagai berikut: Pasal 7 Huruf b UU No. 26 pelanggaran HAM yangberat meliputi: kejahatan terhadap kemanusiaan Pasal 9 Huruf a UUNo. 26 Tahun 2000 tentang Kejahatan terhadap Kemanusiaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Huruf b adalah salah satuperbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluasatau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukansecara langsung terhadap penduduk sipil berupa a) pembunuhan, Pasal41 No. 26 Tahun 2000 percobaan permufakatan jahat ataupembantuan untuk melakukan palanggaran sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 atau Pasal 9 dipidana dengan pidana yang sama denganketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 36, 37, 38, 39 dan 40. Pasal37 UU No. 26 Tahun 2000 setiap orang yang dimaksudkansebagaimana dimaksud oleh Pasal 9 a,b,d,g, dipidana oleh pidana matiatau penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 tahundan paling singkat 10 tahun. Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP, dihukumsebagai orang yang melakukan peristiwa pidana orang yang melakukan,menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu. Pasal 53Ayat 1 KUHP percobaan untuk melakukan kejahatan terancamhukuman bila maksud si pembuat sudah nyata dengan dimulainyaperbuatan itu dan perbuatan itu tidak jadi selesai hanyalah lantaranhal yang tidak tergantung dari kemauannya sendiri.

Unsur-unsur dari dakwaan kedua primer adalah (1) setiaporang; (2) melakukan, menyuruh melakukan, atau turut melakukan;(3) percobaan permufakatan jahat atau pembantuan; (4) pelanggaranhak asasi manusia yang berat; (5) berupa kejahatan terhadapkemanusiaan dalam bentuk serangan yang meluas atau sitematis yang

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

171

Page 196: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

diketahuinya serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadappenduduk sipil; (6) dengan cara pembunuhan.

Oleh karena berdasarkan pertimbangan tersebut ternyataunsur ke 2; 4; 5 dan 6 dari dakwaan kedua primer sebagaimana telahdi pertimbangkan dalam mempertimbangkan dakwaan kesatu tidakterbukti, maka unsur-unsur dakwaan kedua primer lainnya yangmenurut Majelis Hakim tidak perlu di pertimbangkan lagi.

Karena unsur ke-2; 4; 5 dan 6 dakwaan kedua primer tidakterbukti dengan tidak perlu mempertimbangkan unsur-unsur dakwaankedua primer lainnya, haruslah terdakwa dinyatakan tidak terbuktipula melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalamdakwaan kedua primer oleh karena itu terdakwa haruslah dibebaskandari dakwaan tersebut.

C.1. 5. Dakwaan Kedua SubsiderTerdakwa didakwa telah melakukan tindak pidana yang

melanggar Pasal 7 Huruf b g, Pasal 9 Huruf h, Pasal 40 UU No. 26Tahun 2000 Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP Pidana.

Adapun bunyi selengkapnya pasal-pasal dakwaan keduasubsider sebagai berikut, Pasal 7 Huruf b UU No 26 Tahun 2000tentang Pelanggaran HAM yang Berat meliputi kejahatan terhadapkemanusiaan Pasal 9 Huruf h, UU No 26 Tahun 2000 tentangKejahatan terhadap Kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal7 Hruf b adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagiandari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwaserangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipilberupa “penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atauperkumpulan yang didasari persamaan politik, ras, kebangsaan, etnis,budaya, agama, jenis kelamin yang atau alasan lain yang telah diakuisecara universal, sebagai hal yang dilarang menurut hukuminternasional, Pasal 40 UU No. 26 Tahun 2000, yakni setiap orang

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

172

Page 197: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Huruf b,h atau i dipidana dengan penjara paling lama 20 tahun, Pasal 55 Ayat1 ke-1 KUHAP dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwapidana, orang yang menyuruh melakukan atau turut serta melakukanperbuatan itu.”

Dengan demikian unsur-unsur dari dakwaan keduasubsider adalah (1) setiap orang; (2) melakukan, menyuruhmelakukan, turut melakukan; (3) pelanggaran HAM yang berat; (4)berupa kejahatan terhadap kemanusiaan; dan (5) dengan carapenganiayaan.

Oleh karena unsur-unsur ke-2; 3 dan 4 dakwaan keduasubsider tidak terbukti, dan tidak perlu mempertimbangkan unsur-unsur dakwaan kedua subsider lainnya, haruslah terdakwa dinyatakantidak terbukti pula melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakandalam dakwaan kedua subsider, oleh karena itu terdakwa harus puladibebaskan dari dakwaan tersebut.

Berdasarkan seluruh pertimbangan sebagaimana telah MajelisHakim pertimbangkan di atas oleh karena ternyata tidak seluruh daripasal-pasal baik dakwaan kesatu maupun dakwaan kedua primer dandakwaan subsider terpenuhi dan terbukti menyuruh, oleh karena ituMajelis Hakim berkesimpulan bahwa terdakwa tidak terbukti secarasah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pelanggaranHAM berat baik yang didakwakan dalam dakwaan kesatu maupundalam dakwaan kedua primer serta dalam dakwaan subsider.

Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalahmelakukan tindak pidana pelanggaran HAM berat baik yangdidakwakan dalam dakwaan kesatu maupun dakwaan kedua primairserta subsidair. Dikembalikan hak-haknya dalam kemampuankedudukan, harkat serta martabatnya

Sejumlah korban kembali menyatakan kekecewaannya.Abdul Bashir, menyatakan :

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

173

Page 198: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

“Saya sangat sedih, marah, dan sangat memprihatinkan. Sebab,bagaimana tidak sedih dan marah, saya sebagai korban langsungyang merasakan penderitaan hampir 20 tahun ternyata terdakwadi bebaskan. Padahal kalau hakim mau masih banyak sumber-sumber yang bisa di gali. Tetapi ternyata jaksa menggigit hanyadengan bibir, lalu hakim menggigit terdakwa dengan lidah.Padahal mereka di bayar oleh rakyat. Sung guhmembosankan…..Sungguh menjijikkan……… Sungguhmemalukan bangsa Indonesia”.

Ratono menyatakan :

“Saya sebagai keluarga korban kasus Priok 1984, sangat kecewadan sakit hati atas Putusan Mahelis Hakim Ad Hoc yangmembebaskan orang terbukti dengan jelas melakukanPelanggaran HAM Berat. Majelis Hakim ternyata tidakmemihak kepada korban, Majelis Hakim berpihak kepadaterdakwa yang bersalah. Putusan Majelis itu tidak sesuai denganfakta-fakta di persidangan Penagadilan Negeri Jakarta Pusat.”

C.2. Putusan Mahkamah Agung

Dalam Dakwaan JPU (jaksa penuntut umum) Sriyantodituntut dengan dakwaan pertama, Pembunuhan dengan pasal 7 hurufb jis pasal 9 huruf a, pasal 37 UU No.26/2000 pasal 55 ayat (1) ke-1KUHP. Dakwaan kedua Primer, dengan pasal 7 huruf b jis pasal 9huruf a, pasal 41, pasal 37 UU No 26/2000, pasal 55 ayat (1) ke-1,pasal 53 ayat (1) KUHP. Dan Subsider penganiayaan pasal 7 huruf bjis pasal 9 huruf h, pasal 40 UU No 26/2000, pasal 55 ayat (1) ke-1KUHP. Dan terdakwa dituntut 10 tahun penjara. Terdakwa bersama-sama tutut melakukan tindak pidana pelanggaran berat HAM dalamkasus Tanjung Priok.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

174

Page 199: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Namun MA membebaskan kembali terdakwa Sriyanto padatanggal 29 September 2005. Putusan bebas ini menguatkan putusanpengadilan HAM Ad Hoc yang sebelumnya telah membebaskanterdakwa. Majelis hakim yang diketuai oleh Iskandar Kamil,menyatakan perkara ini Niet otvankelijkheid/NO atau perkaraSriyanto tidak dapat diterima. Pertimbangan yang dilakukan oleh MAadalah keliru, karena dari kesaksiaan korban dipersidangan, MAmendasarkan kepada kesaksian korban yang sudah melakukan islahdengan pelaku. Dalam pengambilan putusan atas perkara ini, terdapatperbedaan pendapat hakim (dissenting opinion), yaitu ArtidjoAlkostar, yang mengajukan pendapat berbeda. Diantaranyamenjelaskan, keberadaan regu Arhanudse 6 bukan dipergunakanuntuk berhadap-hadapan dengan rakyat sipil, melainkan untuk perang.Artidjo menyatakan bahwa Sriyanto terbukti bersalah dan dijatuhihukuman penjara 10 tahun.

Atas putusan bebas ini, korban dan keluarga korban TanjungPriok kecewa dengan Pengadilan HAM Ad Hoc. Karena daripengadilan tingkat pertama sudah membebaskan pelaku pelanggar

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

175

Perjuangan KorbanAksi korban Tanjung Priok dengan solidaritas korban pelanggaran HAM,ALm. Munir di Mahkamah (MA) (Th. 2004, Dok Kontras.

Page 200: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

HAM berat. MA merupakan pengadilan yang terakhir yang menjadiharapan korban dan para pencari keadilan. Namun, yang terjadi MAmalah menciptakan rasa ketidakadilan terhadap para korbanpelanggaran HAM dengan membebaskan pelaku.

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus HendarmanSupandji46 mengatakan, vonis bebas bagi terdakwa pelanggaran HAMoleh majelis hakim mungkin saja akibat perbedaan penafsiran salahsatu unsur dalam pelanggaran HAM47. Atas pernyataan ini, tentunyamembuat para korban merasa sakit hati. Karena bagaimana pun Jaksadituntut untuk membuat dakwaan yang cermat, sehingga unsure-unsur kejahatan pelaku harus jelas dirumuskan dalam dakwaan. Untukkesekian kalinya negara memberikan impunity (ketiadaan terhadappenghukuman) terhadap pelaku. Padahal terdakwa seharusnyadihukum dengan seberat-beratnya demi tegaknya sebuah keadilanbagi korban dan tidak terulangnya kembali kasus ini di massa yangakan datang.

IKAPRI bersama KontraS mengecam putusan bebasterhadap Sriyanto melalui pintu MA, ada suatu kualitas yang burukdi level JPU dan majelis hakim pengadilan HAM di Indonesia danmeminta MA melakukan evaluasi atas putusan hakim agung dalamperkara tersebut48. MA seharusnya berpihak pada kebenaran dan faktaperistiwa yang terjadi pada kasus Tanjung Priok tahun 1984. Padasaat itu, nilai-nilai kemanusiaan telah dirusak oleh pelaku. Denganmelakukan penembakan secara brutal terhadap korban, melakukanpenangkapan sewenang-wenang dan tindakan keji lainnya. MA harusmelakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap putusan kasuspelanggaran HAM yang berakhir dengan pembebasan terhadappelaku.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

176

46 Saat itu Hendarman Supandji menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Tindak PidanaKhusus47 Kompas, 01/10/2005, Putusan MA Bebaskan Sriyanto Tuai Kecaman48 Ibid

Page 201: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

D. Mengadili Pranowo

Pranowo (mantan Komandan Polisi Militer Kodam Jaya)didakwa telah melakukan kejahatan kemanusiaan berupa perampasankemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang dan diancam dengan Pasal 7 Huruf b jis Pasal 9 huruf ePasal 37 UU No. 26 Tahun 2000, Pasal 55 Ayat (1) KUHP, Pasal 64KUHP. Pranowo juga dianggap tidak melakukan pengendalian secarapatut terhadap pasukan yang berada di bawah pengendaliannya yangefektif atau di bawah kekuasaan dan pengendaliannya yang efektif,yaitu terdakwa mengetahui atas dasar keadaan saat itu seharusnyamengetahui bahwa pasukanya sedang melakukan atau baru sajamelakukan pelanggaran HAM berat berupa penyiksaan yang diancamdengan Pasal 42 Ayat (1) Huruf a dan b jis Pasal 7 Huruf b, Pasal 9,Huruf f, Pasal 39 UU No. 26 Tahun 2000, dan Pasal 64 KUHP.

Kesatu

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidanaPasal 7 Huruf b jls Pasal 9 Huruf e, Pasal 37 UU No. 26 Tahun 2000

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

177

Di Ruang PersidanganTerdakwa kasus Tanjung Priok, kolonel CPM Pranowo memberikankesaksian di Pengadilan Negeri Jak-pus. (Th. 2003, Dok Kontras)

Page 202: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pasal 55 Ayat (1) ke-1, Pasal 64 KUHP. Pasal 7 Huruf b jis Pasal 9Huruf e UU No. 26 Tahun 2000, Pelanggaran HAM-berat yangdilakukannya berupa kejahatan terhadap kemanusian berupaperampasan kemerdekaan dan perampasan kebebasan fisik.

Bahwa pada sekitar pukul 09.00 Pranowo berdasarkan SuratKeputusan KSAD No. SKEP/77/II/1983 tanggal 21 Februari 1983menerima telepon dari Sampurna (Komandan Satuan Tugas IntelLaksusda Jaya) agar terdakwa menerima titipan tahanan kasusTanjungpriok.

Setelah menerima telepon tersebut terdakwa memerintahkanKasi Logistik untuk mempersiapkan segala sesuatu dalam rangkapenampungan para tahanan di Mapomdam V Jaya Jalan Sultan AgungGuntur, sedangkan kepada para kasi lain terdakwa memerintahkanuntuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Pada sekitar pukul 10.30, 8 Oktober 1984, Pranowo selakuTim Pemeriksa Daerah Jaya menerima titipan tahanan secara bertahapsebanyak 169 orang atau setidak-tidaknya 125 orang, antara lain :• Tanggal 13 September 1984 pukul 10.30 WIB menerima sebanyak

43 orang, atas nama Aan bin Turi dkk• Tanggal 13 September 1984 pukul 23.00 WIB menerima empat

orang, atas nama Mawardi Noor, dkk• Tanggal 14 September 1984 pukul 03.30 WIB menerima titipan

sebanyak tiga orang atas nama E Rizal, dkk• Tanggal 14 September 1984 pukul 11.00 WIB menerima 16 orang

atas nama Afriul bin Mansyur, dkk• Tanggal 15 September 1984 menerima empat orang atas nama

Mulyadi, dkk• Tanggal 16 Sepember 1984 pukul 03.10 WIB menerima delapan

orang atas nama Abdul Basir bin Tahir, dkk

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

178

Page 203: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

• Tanggal 17 September 1984 pukul 00.30 menerima 19 orang atasnama M Solihin, dkk

• Tanggal 18 September 1984 pukul 18.40 menerima sebanyakdelapan orang, atas nama Agus Sutaryo Bin Kosim, dkk

• Tanggal 19 September 1984 menerima dua orang, atas nama AMFatwa dan Idrus Djamalulael, dkk

• Tanggal 19 September 1984 menerima delapan orang, atas namaAnwar Abbas, dkk

• Tanggal 28 September 1984 menerima empat orang• Tanggal 2 Oktober 1984 menerima dua orang• Tanggal 3 Oktober 1984 menerima tiga orang, atas nama Haris

Bin Abdul Wahab, dkk• Tanggal 6 Oktober 1984 menerima tujuh orang, atas nama Herla

Rochana Yunus, dkk• Tanggal 8 Oktober 1984 menerima 12 orang, atas nama Satia bin

RAsyid, dkk• Tanggal 8 Oktober 1984 menerima sebanyak dua orang, atas nama

KH. Drs. Rahmat Muslim, dkk

Pranowo lalu memerintahkan untuk memasukkan paratahanan titipan sebanyak 169 orang itu ke dalam sel tahanan yangsempit dan gelap di Pomdam Jaya Guntur selama 1 hingga 15 haritanpa dilengkapi surat perintah (SP) penahanan yang resmi dari pihakberwenang. Selanjutnya, karena kondisi dan daya tampung tidakmencukupi, maka atas perintah Pranowo, para tahanan dipindahkanuntuk ditahan dalam sel yang sempit di Rumah Tahanan Militer (RTM)Cimanggis selama satu hingga tiga bulan.

Pranowo juga mengetahui para tahanan yang diterimanyadi Pomdam V Jaya Guntur itu tanpa dilengkapi surat perintahpenahanan resmi setelah dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu olehtim gabungan. Selama dilakukan penahanan di Pomdam maupunCimanggis, para tahanan tidak diperbolehkan keluar dari dalam sel.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

179

Page 204: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Pranowo juga mengetahui bahwa titipan tahanan tersebut adalahwarga sipil sehingga penahanan terhadap penduduk sipil harusberdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam KUHAP. Akibatperbuatan terdakwa, ada beberapa tahanan yang mengalami stressdan sulit menggerakkan anggota tubuhnya/lumpuh dan pihakkeluarga tidak diberitahukan tempat penahanan para tahanan itu.

Akibat perbuatan tersebut Jaksa menuntut Pranowo denganPasal 37 UU No. 26 Tahun 2000 yang menyatakan “Setiap orangyang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 9Huruf a,b,d,e atau j dipidana dengan pidana mati atau penjara seumurhidup atau pidana penjara paling lama 25 tahun dan paling singkat 10tahun. Juga dikenakan pasal Pasal 55 KUHP Ayat (1) “Dipidanasebagai pembuat sesuatu perbuatan pidana, ke-1 mereka yangmelakukan, yang menuruh melakukan dan yang turut serta melakukanperbuatan.”

Pranowo terbukti telah menyuruh anak buahnya melakukanpenahanan tanpa surat penahanan yang sah dari pejabat yangberwenang, di mana dalam penahanan ini terdakwa membiarkan anakbuahnya melakukan penyiksaan kepada tahanan dan tidak berusahamencegah tindakan penyiksaan tersebut. Ia juga telah memerintahkanuntuk memasukkan tahanan titipan sebanyak 169 orang kedalam seltahanan yang sempit dan gelap di POMDAM V Jaya Guntur selamasatu sampai dengan 15 hari tanpa dilengkapi surat penahanan yangresmi dari pihak yang berwenang. Kemudian atas perintah Pranowo,tahanan dipindahkan ke sel yang sempit di Rumah Tahanan Militer(RTM) Cimanggis Depok Jawa Barat selama satu hari sampai dengantiga bulan. Para tahanan yang ditahan di Pomdam V Jaya Gunturmaupun di RTM Cimanggis juga tidak diperbolehkan keluar daridalam sel. Akibat perbuatan terdakwa, ada beberapa tahanan yangmengalami stres dan sulit menggerakkan anggota tubuhnya/lumpuhdan pihak keluarga tidak diberitahukan tempat penahanan paratahanan tersebut.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

180

Page 205: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Kedua

Bahwa perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dandiancam dalam Pasal 42 Ayat (1) Huruf a dan b jls Pasal 7 Huruf b,Pasal 9 Huruf f, Pasal 39 UU No. 26 Tahun 2000 tentang PengadilanHak Asasi Manusia, Pasal 64 KUHP.

Terdakwa terbukti memenuhi fakta pelanggaran HAMsebagaimana tercantum dalam Pasal 42 ayat (1) Huruf a dan b.

(1) Komandan militer atau seseorang secara efektif bertindak sebagaikomandan militer dapat dipertanggungjawabkan terhadap tindakpidana yang berada dalam yurisdiksi pengadilan HAM, yang dilakukanpasukannya yang berada di bawah komando dan pengendalianya yangefektif, atau di bawah kekuasaan dan pengendalianya yang efektifdan tindak pidana tersebut merupakan akibat dari tidak dilakukannyapengendalian pasukan secara patut.

a. Komandan militer atau seseorang tersebut mengetahui atau atasdasar keadaan saat itu seharusnya mengetahui bahwa pasukan tersebutsedang melakukan atau baru saja melakukan pelanggaran hak asasimanusia yang berat; dan

b. Komandan militer atau seseorang tersebut tidak melakukantindakan yang layak dan diperlukan dalam ruang lingkup kekuasaannyauntuk mencegah atau menghentikanperbuatan tersebut ataumenyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenanguntukdilakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan.

Pranowo juga terbukti memenuhi syarat Pasal 7 Huruf b,Pasal 9 Huruf f UU No 26 Tahun 2000, Pasal 7 tentang “Pelanggaranhak asasi manusia yang berat meliputi “kejahatan kemanusiaan “ danPasal 9 huruf f yang menyatakan “Kejahatan terhadap kemanusiaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b adalah salah satuperbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan yang meluasatau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukansecara langsung terhadap penduduk sipil.”

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

181

Page 206: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Serangan meluas, sistematik dan ditujukan secara langsungterhadap penduduk sipil terbukti dengan adanya serangkaianpenyiksaan para tahanan oleh petugas Pomdam Jaya dan petugas RTMCimanggis itu antara lain :

• Saksi korban Rahmad, selama satu minggu di Pomdam Jaya Gunturhanya memakai celana dalam dan disuruh jalan merangkak, sertadijemur di tengah hari bolong.

• Saksi korban Budi Santoso selama satu hari di Pomdam JayaGuntur, ditendang tulang kering kaki kirinya sebanyak satu kalidan dipukul kepala belakang dengan tangan dari belakang.

• Saksi korban Wasjan bin Sukarna selama empat hari di PomdamJaya Guntur disuruh tidur di lapangan terbuka dan dijemur dibawah sinar matahari hanya dengan memakai celana dalam.

• Saksi korban Sofwan Sulaeman selama tiga hari di Pomdam JayaGuntur, dipukul badan dan kakinya dengan menggunakan tongkat.

• Saksi korban Ahmad Sahi selama tiga hari di Pomdam Jaya Gunturbersama kawan-kawannya disuruh merangkak dengan siku danlutut dari ruang depan melalui jalan yang penuh kerikil tajammenuju tengah lapangan oleh pengawal yang mengendarai motormenendang tubuhnya dari belakang.

• Saksi korban Syarifudin Rambe selama tiga hari dalam PomdamJaya Guntur, dipukul tulang kering, punggung, dan kepalanyadengan tongkat dan beberapa kawan lainnya disuruh merayap ketempat pemeriksaan di ruang belakang sambil dipukul kepala danmenginjak badan saksi korban dkk apabila badan mereka terangkat.

• Saksi korban Yayan Hendrayana selama satu hari di Pomdam JayaGuntur, dipukul, ditendang, dan diinjak badannya oleh petugasCPM dan di RTM Cimanggis disuruh jalan merangkakmengelilingi RTM.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

182

Page 207: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

183

• Saksi korban Sardi selama satu minggu di Pomdam Jaya Guntur,dipukul kepalanya dan ditendang punggungnya oleh petugas CPMdan rambutnya dicukur sambil dijemur.

• Saksi korban Ratono selama berada di RTM Cimanggis danmenjalani pemeriksaan disuruh push up hingga 200 kali, disuruhkoprol di depan dan di belakang pada malam hari, scout jumpsebanyak 200 kali sambil tangan kanan memegang telinga kiri laluberputar dan ditendang oleh petugas, kemudian disuruh lari hinggamenabrak tembok dan pingsan

• Saksi korban Raharja selama 15 hari di Pomdam Jaya Guntur,disuruh push up setiap kali makan dan dipukul dengan besi hinggatulang hidungnya patah.

· Saksi korban Abdul Qadir Djaelani selama berada di tahanandipukul dan ditendang di tengah lapangan pada malam hari secaraberamai-ramai oleh petugas dan baru dikembalikan ke dalam selketika sudah berada dalam keadaan pingsan. Petugas tidakmemberinya makanan yang layak sebagai manusia.

• Saksi Sudarso selama diperiksa oleh petugas CPM di Pomdam VJaya diarahkan untuk mengakui bersalah, bilamana tidak ingindisiksa.

• Saksi Aminatun selama tiga hari dalam tahanan Pomdam V JayaGuntur, ditelanjangi oleh Kowad dan mendengar teriakan.

Menurut Jaksa, terdakwa Pranowo telah mengetahui bahwapasukan/anggotanya telah atau sedang melakukan pelanggaran HAM-berat berupa penyiksaan atau dengan sengaja dan melawan hukummenimbulkan kesakitan atau penderitaan yang berat baik fisik maupunmental dengan cara menendang, memukul, menjemur dan lain-lainterhadap tahanan atau orang yang berada di bawah pengawasanterdakwa, namun terdakwa tidak mencegah, atau menghentikanperbuatan pasukan/anggotanya atau menyerahkan pelakuknya kepada

Page 208: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

D.1. Pemeriksaan

Dalam persidangan, para saksi yang telah melakukan islahmenyatakan bahwa apa yang tertera di dalam BAP tidak benarsebagian. Para saksi islah juga menyatakan bahwa mereka tidakmengalami penyiksaan/penganiayaan selama ditahan di RTM Guntur,RTM Cimanggis dan RTM-RTM lain. Kesaksian yang benar, menurutmereka, adalah kesaksian yang mereka ucapkan di bawah sumpah di

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

184

Dakwaan I : PerampasanKemerdekaan Sewenang-wenang.Pasal 7 huruf b jisPasal 9 huruf e, Pasal 37UU No 26 tahun 2000,Pasal 55 ayat 1 ke-1, Pasal64 KUHP

Dakwaan II:Penyiksaan. Pasal 42 ayat1 huruf a dan b jis Pasal 7huruf b, Pasal 9 huruf f,Pasal 39 UU No. 26 tahun2000, Pasal 64 KUHP

POMDAM V JayaGuntur Jl SultanAgung No 33 JakartaSelatan Rumahtahanan MiliterCimanggis, JakartaTimur POMDAM V JayaGuntur Jl SultanAgung No 33 JakartaSelatanRumahtahanan MiliterCimanggis, JakartaTimur

13 September1984 sampaidengan 8Oktober1984

13 September1984 sampaidengan 8Oktober 1984

169 orang

14 orang

Dakwaan Locus delicti Tempus delicti Korban

pejabat yang berwenang untuk dilakukan penyelidikan, penyidikan,dan penuntutan.

Pranowo juga terbukti telah membiarkan anggota yang beradadi bawah komando dan pengendaliannya yang efektif melakukantindak pidana kejahatan terhadap kemanusian berupa “penyiksaan”terhadap para tahanan atau orang yang berada dibawahpengawasannya.

Tabel XIVDakwaan untuk Terdakwa Pranowo

Page 209: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

depan persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dalampemeriksaan saksi ini, kepada setiap saksi diperlihatkan di mukapersidangan surat penahanan dan penangkapannya dan para saksipunmembenarkan surat tersebut.

Pemeriksaan tidak berhasil membuktikan adanya perampasankemerdekaan dan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang.Dalam persidangan keberadaan tahanan di RTM Guntur danCimanggis ternyata didasari oleh SP Penahanan baik dari kepolisian(SP Penahanan pertanggal 11 September 1984 atas nama Safwanbin Sulaiman) maupun dari Kejaksaan Tinggi DKI (SP Penahananpertanggal 14 September 1984 atas nama Abdul Kadir Jailani dkk).Terdakwa hanya menerima titipan tahanan tersebut dari Polri,Kejaksaan dan Laksusda, sebagaimana dalam keterangan Try Sutrisnodan RA Butar-Butar dalam persidangan.

Dalam tuntutan yang dibacakan pada 2 Juli 2004, JPUmenuntut terdakwa tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidanapelanggaran HAM berat sebagaimana dakwaan kesatu, Pasal 7 Hurufb jis Pasal 9 Huruf e, Pasal 37 UU No. 26 Tahun 2000 Pasal 55 Ayat(1) ke-1, Pasal 64 KUHP. Jaksa mengambil kesimpulan bahwakeberadaan para tahanan di RTM Guntur dan Cimanggis atas dasarsurat perintah penahanan baik dari kepolisian (SP Penahananpertanggal 11 September 1984 atas nama Soyafwan bin Sulaiman)maupun dari Kejaksaan Tinggi DKI (SP Penahanan pertanggal 14September 1984 atas nama Abdul Kadir Jailani dkk). Terdakwa hanyamenerima titipan tahanan tersebut baik dari Polri, Kejaksaan danLaksusda untuk ditempatkan di Ruang Tahanan Pomdam V JayaGuntur. Berdasar uraian tersebut, unsur melakukan perampasankemerdekaan dan perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang tidak terpenuhi.

Dalam tuntutannya, Jaksa kemudian mengambil kesimpulanbahwa keberadaan warga sipil yang terlibat kerusuhan Tanjungpriok

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

185

Page 210: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

12 September 1984 tersebut atas dasar kebijakan pemerintah waktuitu, yaitu Laksusda V Jaya, Kejaksaan dan Kepolisian untukditempatkan di RTM Guntur dan RTM Cimanggis untuk disidik dandituntut di depan pengadilan negeri. Keberadaan mereka di sana untukdiprediksi/disidik dan diberkaskan, khususnya baik oleh Polri maupunKejaksaan Tinggi DKI Jakarta maupun jaksa-jaksa dari KejaksaanAgung RI.

Bahwa sebagian besar dari mereka telah mendapatkan putusanyang berkekuatan hukum tetap baik karena melakukan tindak pidanaumum (KUHP) maupun pelanggaran tindak pidana subversi.

JPU menyatakan terdakwa terbukti bersalah melakukan tindakpidana pelanggaran HAM-berat sebagaimana dakwaan kedua, Pasal42 Ayat (1) Huruf a dan b jis Pasal 7 Huruf b, Pasal 9 Huruf f, Pasal39 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia,Pasal 64 KUHP.

Menurut JPU, unsur dakwaan atas pertanggungjawabankomando terhadap perbuatan yang dilakuan anak buahnya sudah terpenuhi. Namun jaksa juga tidak bisa membuktikan adanya visum etrepertum terhadap penyiksaan yang dilakuan anggota polisi militertersebut. Atas perbuatan yang dilakukan terdakwa, JPU juga menuntutterdakwa Pranowo selama lima tahun penjara.

Dalam hal ini Jaksa tidak memiliki sikap konsisten ataskesaksian yang diberikan oleh beberapa saksi yang tidak islah. Dalamhal tuntutan, Jaksa justru banyak mengambil kesaksian dari para saksiyang mencabut BAP. Padahal seharusnya jaksa mempertahankanargumentasi hukum yang sudah dibangun sejak dakwaan dibuathingga tuntutan. Kesaksian para korban yang menyepakati islah justrudijadikan fakta hukum padahal kesaksian mereka jelas bertentangandengan BAP. Tuntutan tersebut berimplikasi tehadap lemahnya prosespembuktian yang sudah dikembangkan oleh JPU sendiri.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

186

Page 211: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

D.2. Putusan Pengadilan Negeri

Majelis Hakim yang dipimpin Andriani Nurdin bersertaempat anggotanya yakni Rudi Rizky, Bukit Kalenong, Abdurahmandan Ridwan Mansur memutuskan bahwa Mayjen (Purn) Pranowotidak terbukti bersalah sebagaimana didakwakan dalam dakwaankesatu dan kedua. Majelis Hakim juga membebaskan terdakwa daridakwaan kesatu dan kedua.

Dalam hal dakwaan kesatu, Majelis berpendapat bahwa unsurmelakukan perampasan kemerdekaan dan perampasan kebebasan fisiklain secara sewenang-wenang tidak terpenuhi, sehingga tidak terbuktisecara sah menurut hukum. Hal tersebut dibuktikan dengan adanyasurat perintah penahanan dari Kepolisian maupun Kejaksaan TinggiDKI. Terdakwa hanya menerima titipan tahanan tersebut dari TeperdaJaya Laksusda untuk ditempatkan di ruang tahanan Pomdam V Jaya.Majelis juga mendasarkan pada keterangan saksi Ahsahi, Sulaiman,Muhtar Dewang dan saksi islah lainya bahwa saat mereka berada diRTM Guntur menerima Surat Penahanan dan memberitahukan hak-hak tersangka sesuai KUHAP namun mereka tidak menggunakannyadan keluarga mereka juga menjenguk.

Dalam putusannya Majelis Hakim mendasarkan bahwapenahanan yang dilakukan terdakwa sudah sesuai dengan protap(prosedur tetap). Sebanyak 125 tahanan tersebut merupakan titipantahanan dari pihak kejaksaan dan kepolisian. Berdasar SKPangkobkamtib Jaya, kedudukan Kapomdam V Jaya dalam Laksusdasebagai Katerperda Jaya di bawah dansatgas Intel Laksus. Dalampemeriksaan surat-surat di persidangan, di antaranya adalah suratpenahanan dan penangkapan saksi-saksi mengakui bahwa tandatanganpenahanan tersebut adalah benar.

Sedangkan dalam hal perampasan kemerdekaan atauperampasan fisik lain secara sewenang-wenang, Majelis Hakimberpendapat bahwa berdasar keterangan saksi, keterangan terdakwa

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

187

Page 212: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

serta bukti surat yang diajukan, keberadaan para tahanan di Gunturdan Cimanggis atas dasar surat penahanan dari kepolisian dankejaksaan.

Pada 13 September 1984 terdakwa menerima perintah asintelLaksusda Jaya melalui HT untuk menerima tahanan. Tanggal 13September 1984 pukul 10.00 terdakwa menerima titipan tahanan dariKodim 0502/Jakarta Utara yang dilengkapi dengan surat pengantardan daftar nama sekitar 125 orang tahanan.

Majelis Hakim sependapat dengan JPU dan penasihat hukumterdakwa bahwa unsur melakukan perampasan kemerdekaan danperampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang tidakterpenuhi, sehingga tidak terbukti secara sah menurut hukum.

Dalam dakwaan kedua, Pasal 42 UU No. 26 Tahun 2000tentang pertanggungjawaban komando terhadap tindak pidana yangada di dalam yurisdiksi pengadilan HAM yang dilakukan oleh pasukanyang berada di bawah komando pengendalian yang efektif atau dibawah penguasaanya dan pengendaliannya yang efektif dan tindakpidana tersebut merupakan akibat tidak dilakukan pengendalianpasukan secara patut. Majelis Hakim tidak membuktikan langsungunsur dakwaan pertanggungjawaban komando tetapi menguraikandulu tentang 1) Apakah penyiksaan tersebut sebagai bagian seranganyang sistematis dan meluas? 2) Apakah terdakwa dapatdipertanggungjawabkan berdasar Pasal 42 Ayat 1 UU No. 26 Tahun2000 atas terjadinya peristiwa sesuai fakta yang terungkap dipersidangan? 3) Apakah terdakwa menurut hukum atau UU telahdiberikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan, menyerahkankepada penyidik, penuntut dalam kasus dugaan pelanggaran HAMberat?

Majelis berpendapat bahwa penyiksaan yang dilakukan anakbuahnya, berdasar keterangan saksi Syaifudin Rambe dkk., perlakuanpemukulan, penendangan, pemoporan dan tindakan tidak manusiawilainnya terjadi ketika mereka menjalani pemeriksaan. Akibat dari

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

188

Page 213: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

perlakuan tersebut tidak menimbulkan rasa sakit yang mendalam dantidak disetai visum et repertum.

Dalam kesimpulanya Majelis Hakim berpendapat bahwatidaklah dapat dibuktikan telah terjadi penganiayaan sebagai akibatdari pengerahan kekuatan atau operasi terhadap penduduk sipiltertentu. Penganiayaan yang terjadi terhadap para saksi tersebut jugadisimpulkan sebagai bukan merupakan tindakan penganiayaan besar-besaran, yang dilakukan berulang-ulang, yang dilakukan secara kolektifdengan akibat yang sangat serius berupa jatuhnya korban nyawa atauluka-luka dalam jumlah besar. Dalam hal ini, serangan yang meluasdan sistematis terhadap penduduk sipil tidak terbukti. Sehingga,perlakuan yang diterima saksi bukanlah suatu penyiksaan dalamkonteks pelanggaran HAM-berat seperti yang dimaksud Pasal 9Huruf f UU No. 26 Tahun 2000.

Tetapi berdasarkan Pasal 351 KUHP, UU No. 39 Tahun 1999tentang HAM Pasal 5 Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia(DUHAM), Pasal 7 ICC, CAT, perlakuan terhadap para saksi tersebutmerupakan pelanggaran HAM, termasuk perlakukan yang tidakmanusiawi dan merendahkan martabat, yang dalam konteks initermasuk kategori pelanggaran HAM biasa, sehingga bukanlahmerupakan yurisdiksi dari pengadilan HAM Ad Hoc ini.

Karena dalam dakwaan kedua permasalahan pertama tersebuttidak terbukti, Majelis Hakim mengesampingkan dan tidak membahaspermasalahan yang terkandung di dalam angka 2 dan 3.

Dalam putusan yang dibacakan pada 3 Agustus 2004, MajelisHakim memutus, menyatakan terdakwa tidak bersalah melakukantindak pidana yang di dakwakan dalam dakwaan kesatu dan kedua.Membebaskan terdakwa dari dakwaan kesatu dan kedua, sertamemulihkan hak-hak terdakwa.

Rasa kecewa muncul dari kalangan korban peristiwa TanjungPriok. Ishaka Bola menyatakan :

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

189

Page 214: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

“Saya kecewa atas keputusan Hakim yang menyatakan tidakada pelanggaran HAM dan tidak meluas, sedangkan sayaditembak di rumah. Maka sampai hari ini saya tidak habis pikiratas keputusan Hakim”

Korban lainnya, Marullah menyatakan :

“Betapa menyakitkan hati ini, kecewa dunia akhirat. Mengapaseorang yang mengepalai rumah tahanan Guntur dan rumahtahanan Cimanggis bisa lolos dari dakwaan yang dianggap tidakmelanggar HAM. Padahal banyak diantara kami yang masihkecil-kecil dan dibawah umur, termasuk saya”.

Sementara Yudi Wahyudi, korban lain yang pada saat peristiwadianggap telah meninggal menyatakan :

“Saya sebagai korban sangat kecewa mengenai putusan yangditetapkan oleh Majelis Hakim atas terdakwa PRANOWO yangjauh dari nilai-nilai kebenaran dan keadilan, begitupun jugaPutusan Majelis Hakim terhadap SRIYANTO. Semoga saja,saya berharap agar kebenaran dan keadilan terungkap demitegaknya hukum dinegeri ini.”

D.3. Putusan Mahkamah Agung

Pasal 244 KUHAP menyatakan bahwa terhadap putusanpidana diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain, selainMahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukanpermintaan kasasi kepada Mahkamah Agung, kecuali terhadapputusan bebas. Pembebasan tersebut bukanlah pembebasan murni,dan Mahkamah Agung harus menerima permohonan kasasi tersebut.

Pada 16 Agustus 2004 JPU mengajukan permohonan kasasi No 01/KAS.PID.HAM.AD HOC/2004/PN.JKT.PST dan diterima olehKepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Permohonan kasasimenyatakan antara lain:

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

190

Page 215: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

• Judex factie telah melakukan kekeliruan, dengan alasan salah satuunsur pidana dalam dakwaan kedua, yaitu penyiksaan sebagaibagian dari serangan yang meluas dan sistematis tidak dapatdibuktikan/tidak terbukti, dan majelis hakim tidakmempertimbangkan beberapa alat bukti berupa keterangan saksi-saksi dan surat yang terungkap dalam sidang

• Majelis Hakim telah salah menghukum, tidak menerapkan ataumenerapkan hukum tidak sebagaimana seharusnya, yakni tidakmempertimbangkan sebagian alat bukti keterangan para saksi yangdisampaikan dalam persidangan maupun alat bukti surat. Majelishakim hanya berpatokan pada keterangan terdakwa dan para saksiyang menguntungkan terdakwa.

• Hakim tidak menerapkan Pasal 187 KUHAP tentang alat buktisurat yaitu berdasar Pasal 187 huruf a KUHAP, di mana surattersebut dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpahadalah: Berita Acara dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabatumum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya yangmemuat keterangan para saksi korban tentang kejadian atau

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

191

Perjuangan Korban :Elly Korban TanjungPriok berorasi di depanMahkamah Agung,menuntut MAmenghukum pelaku(Th. 2004, Dok. Kontras)

Page 216: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

keadaan yang didengar, dilihat atau dialami sendiri, disertai alasanyang jelas dan tegas tentang keterangan itu. Berita AcaraPemeriksaan saksi Yayan Hendrayana, Ahmad Sahi dan SyarifudinRambe dibuat oleh penyidik HAM Ad Hoc yang berwenangsehingga memenuhi syarat untuk dijadikan alat bukti surat.

• Hakim tidak menerapkan Pasal 200 KUHAP bahwa surat putusanditandatangani oleh hakim dan panitera seketika setelah putusanitu diucapkan. Ketika dibacakan, putusan belum ditandatanganibahkan belum diketik, baru merupakan hasil musyawarah. Hakimdan panitera belum dapat memberikannya dan alat buktinya punmenyulitkan penuntut umum untuk membuat memori kasasi. Atas dasar permintaan kasasi tersebut, pada 13 Januari 2006

terjadi perbedaan pendapat (dissenting opinion) antara anggota majelishakim. Hakim Artidjo Alkotsar yang juga ketua majelis hakim berbedapendapat dengan empat hakim lain dan menyatakan terdakwa terbuktibersalah melakukan tindak pidana pelanggaran HAM yang beratsebagaimana dakwaan kedua Pasal 42 Ayat (1) Huruf a dan b jisPasal 7 Huruf b, Pasal 9 Hruf f, Pasal 39 UU No. 26 Tahun 2000,Pasal 64 KUHP dan menjatuhkan pidana penjara selama lima tahun.Mengenai keberatan-keberatan JPU, Hakim Artidjo berpendapatbahwa “judex factie ternyata salah dalam putusan dan pertimbanganhukumnya karena tidak mempertimbangkan hal-hal yang relevansecara yuridis bahwa terdakwa Mayjen TNI (Purn) Pranowo yangsaat itu (menjabat) sebagai Kapomdam V Jaya bertanggung jawabatas penyiksaan yang dilakukan bawahannya, yaitu petugas PomdamV jaya. Perbuatan penyiksaan yang dilakukan anak buah terdakwamempunyai hubungan kausal dengan yang dialami para tahanan, yaitusaksi-saksi di bawah sumpah yang mengalami dan menderita akibatpenyiksaan fisik dan mental.

Judex factie ternyata keliru dalam pertimbangan hukumnya,karena terdakwa selaku Kapomdam V Jaya mengetahui bahwa titipantahanan yang disiksa adalah warga sipil, padahal penahanan terhadap

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

192

Page 217: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

penduduk sipil harus berdasarkan KUHAP. Penahanan danpenyiksaan terhadap penduduk sipil ini merupakan bagian dari sistempemerintahan Orde Baru yang represif pada dekade 1980-an.Penahanan di kantor terdakwa merupakan bagian dari perpanjanganatau perluasan dari tindakan yang terjadi di Tanjung Priok, pada Rabu,12 September 1984.

Seperti diketahui, rejim penguasa Orde Baru di bawahPresiden Soeharto melakukan praktik politik pemerintahan yangrepresif secara sistemik. Aksi massa ke Kodim Jakarta Utara dihadapidengan mengerahkan pasukan Arhanudse sebanyak satu peleton, yangterdiri dari 40 (empat puluh) orang yang dilengkapi senjata jenis semiotomatis SKS, bayonet dan 10 (sepuluh) butir amunisi peluru. Padagalibnya keberadaan pasukan Arhanudse adalah pasukan untuk perangbukan untuk menghadapi penduduk sipil.

Judex faxtie keliru dalam menerapkan hukum terhadap KolonelCPM Pranowo, bahwa terdakwa selaku Kapomdam V Jaya telah atausedang melakukan pelanggaran HAM-berat namun terdakwa tidakmencegah atau menghentikan perbuatan anggotanya ataumenyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenang untukdilakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan.

Judex factie salah menerapkan hukum karena penjatuhanputusan kurang memperhitungkan hal-hal yang relevan secara yuridis.Judex factie tidak memperhitungkan adanya perbedaan keterangan saksidalam BAP dengan keterangan di depan sidang pengadilan. Meskipunada beberapa saksi yang mencabut kesaksiannya dengan alasan sudahmelakukan islah dengan pihak TNI, pencabutan kesaksian tidakmemiliki alasan hukum, karena prosedur pembentukan lembaga islah,transparansi dan kosekwensi yuridsinya masih dipertanyakan.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

193

Page 218: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Judex factie salah dalam menerapkan hukuman karena hinggasaat ini kesepakatan islah yang dipraktikkan oleh beberapa anggotaTNI dengan para saksi yang mencabut keterangan dalam BAP, tidakdikenal dalam sistem penegakan hukum di Indonesia.

Tentang penyiksaan terhadap penduduk sipil yang terjadi diinstansi terdakwa, yaitu Polisi Militer, merupakan turunan atauperluasan dari peristiwa yang terjadi di Tanjung Priok pada 12September 1984. Peristiwa tersebut berkolerasi dengan kebijakanpolitik Pemerintah Orde Baru yang secara sistematis membasmikelompok masyarakat yang berbeda pendapat.

Dengan pertimbangan tersebut diatas telah terbukti putusanjudex factie bukanlah bebas murni melainkan sebuah kesalahan dalammenafsirkan aturan hukum yang diterapkan.

Dalam Putusan No. 02 K/PID.HAM AD HOC/2005, empathakim agung berpendapat bahwa kasasi JPU tidak dapat membuktikanbahwa putusan judex factie adalah putusan bebas tidak murni. MAmemutuskan permohonan kasasi JPU berdasar Pasal 244 UU No. 8Tahun 1981 (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana)dinyatakan tidak diterima. Bahwa karena permohonan kasasi daripemohon kasasi/JPU telah dinyatakan tidak dapat diterima, sedangkanterdakwa pada peradilan tingkat pertama diputus bebas, maka biayaperkara dalam tingkat kasasi dibebankan kepada negara.Memperhatikan UU No 4 Tahun 2004, UU No. 8 Tahun 1981 danUU No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan UUNo. 5 Tahun 2004 dan peraturan perundang-undangan lain yangbersangkutan. Menyatakan, tidak diterima permohonan kasasi daripemohon kasasi JPU Ad Hoc pada Kejaksaan Agung RI.

Empat orang anggota majelis hakim memberikan pendapatatas atas tidak diterimanya permohonan kasasi tersebut.

Menurut H. Dirwoto, keberatan tidak dibenarkan karena judex factie telah tepat dalam pertimbangan dan putusannya. Keberatan

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

194

Page 219: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

195

kedua dan ketiga tidak dapat dibenarkan karena permohonan kasasiJPU tidak dapat mengajukan alasan-alasan yang dapat dijadikan dasarpertimbangan mengenai letak sifat tidak murni dari putusan bebastersebut.

Hakim Sumaryo Suryokusumo berpendapat mengenaidakwaan pertama dalam Pasal 7 (b) jis 9 (e) mengenai penyiksaan dan sepakat dengan putusan Pengadilan Negeri bahwa unsur seranganyang meluas dan sistematik tidak terbukti sehingga perlakuan yangdialami para saksi bukan suatu penyiksaan dalam kontek pelanggaranHAM-berat seperti tercantum dalam Pasal 9 Huruf f UU No. 26/2000. Menurutnya perlakuan terhadap para tahanan tersebut olehterdakwa dan anak buahnya merupakan pelanggaran kejahatan biasa. Jika dapat dibuktikan adanya penganiayaan, majelis hakim dapatmerekomendasikan kepada jaksa agar perkara tersebut diadili sebagaikejahatan biasa menurut Pasal 351-355 dan 357-358 KUHP dan UUNo. 5/1998 tentang pengesahan konvensi menentang penyiksaan.Mengenai dakwan kedua dalam Pasal 42 (1) a,b jis Pasal 7 b, Pasal 9 fPasal 39 UU No 26/2000 mengenai tanggung jawab komando.Menurut doktrin tanggung jawab komando jika terjadi kejahatan yangdilakukan anak buahanya belum terbukti maka perbuatan itu tidakdapat dipertanggng jawabkan kepada komandannya.

Sementara Hakim Ronald Zelfianus Titahelu menyatakanbahwa pada pokoknya keberatan ini tidak dapat dibenarkan karenajudex factie telah tepat dalam pertimbangan dan putusannya.

Hakim Sakir Ardiwinata menyatakan perihal keberatan ad.1,bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan oleh karena judex factietelah tepat dalam pertimbangan dan putusannya. Mengenai keberatanad. 2, bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan karenamerupakan keberatan atas penilaian hasil pembuktian yang bersifatpenghargaan tentang suatu kenyataan. Pertimbangan tersebut tidakdapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi. Untukkeberatan ad 3, BAP saksi bukan bukti surat sebagaimana dimaksud

Page 220: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

dalam Pasal 187 KUHAP karena yang berlaku adalah hasilpemeriksaan di persidangan. BAP juga tidak mengikat hakim.

Menyikapi hal ini, Ikatan Keluarga Korban Tanjung Priok(IKAPRI) dan KontraS menyatakan keprihatinannya. Hal inididasarkan pada : (1) vonis bebas tersebut sama denganmenyembunyikan kebenaran tentang fakta-fakta penyiksaan, danperlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkanmartabat manusia. Padahal fakta-fakta kejahatan itu terang adanya.(2) vonis ini sama dengan membolehkan pemerintahan siapapun, saatini dan ke depan, dapat menyiksa dan memperlakukan warga sipilseenaknya. Akibatnya, Mahkamah Agung justru melegalkan cara-caramenahan warga sipil di tahanan militer, dan menyiksanya dalam selsempit dan gelap.49

Ratono, salah seorang korban menerangkan,

“Pada saat di RTM Cimanggis, sebelum sidang pengadilan, saya danrekan didatangi Kolonel Sampurno dan Pranowo. Bahkan saya sempatberbicara langsung dengan Pranowo. Saya ditanya masalah umur dandia menjawab, ‘yah selamat, hukumanmu delapan tahun.’ Dan ternyatabenar, hukuman saya delapan tahun di Cipinang”.50

Kesaksian serupa juga diungkapkan Syaiful Hadi, korban lainnya yangtidak bisa menyembunyikan kekecewaanya,

“Saya waktu itu dijemput paksa bersama enam anggota keluarga.Seminggu saya ditelanjangi, disiksa, dan diintograsi di Guntur (PomdamV Jaya) bersama korban lain. Bagaimana bisa ada penyiksaan, tapitidak ada pelakunya” 51

49 Siaran Pers No.2/SP-KontraS/I/2006 Tentang Vonis Bebas Priok : Mahkamah AgungTidak Pantas Dipercaya, 16 Januari 2006.50 Korban Tanjung Priok kecewa, Pengadilan Indonesia hanya Sandiwara, Kompas, 13September 2006.51 Kasus Priok, Vonis MA kecewakan Korban, Kompas, 16 Januari 2006.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

196

Page 221: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Tabel XVPutusan Pengadilan HAM – Mahkamah Agung dalam

Perkara Pelanggaran HAMBerat di Tanjung Priok

PUTUSAN PENGADILAN HAM – MAHKAMAH AGUNGKASUS TANJUNG PRIOK

RA Butar Butar• Pembacaan dakwaan

tgl 30 september2003. No. perkara0 2 / H A M /Tj.PRIOK/09/2003

Dakwaan I:PembunuhanPasal 42 ayat 1 huruf adan b jis pasal 7 hurufb, pasal 9 huruf a, pasal37 UU No 26 tahun2000

Dakwaan II:PenganiayaanPasal 42 ayat 1 huruf adan b jis pasal 7 hurufb, pasal 9 huruf h, pasal40 UU No 26 tahun2000

Dakwaan III :p e r a m p a s a nkemerdekaan secarasewenang-wenang Pasal42 ayat 1 huruf a dan bjis pasal 7 huruf b, pasal9 huruf e UU No 26tahun 2000

Jaksa Penuntut Umum :1. Muhammad Yusuf,SH.MM2. parade nababan, SH

Vonis 10 tahun• Pebacaan putusan tgl

30 april 2004 ( No.03/PID/HAM/ADH O C / 2 0 0 3 / P NJKT PST)

Majelis Hakim :1. Cicut Sutiyarso2. Emong Komariah3. Winarso4. Ridwan Mansur5. Kabul Supriyadi

Dalam putusannya :1.Menyatakan terdakwa

RA butar Butarterbukti secara sahdan meyakinkanmenurut hukumbersalah melakukantindak pidanapelanggaran Hamyang berat dalamdakwaan kesatu dankedua

2. m e n y a t a k a nterdakwa tidakbersalah dalmdakwaan ketiga danm e m b e b a s k a nterdakwa daridakwaan

3. m e n g h u k u mterdakwa dengan

Perkara denganterdakwa Rudolf AdolfButar-butar di putuspada tanggal 8 Juni 2005

Majelis Hakim yangmemeriksa:1. Sri Handoyo, SH(Ketua)2. H. Rusdy As’ad,SH.MH3. Prof Muhamad AminSuma, SH 4. Prof Dr.Ahmad Sutarmadi, SHdan

5. Dr(HC)SPBRoeroe.SH.MBA No Perkara :0 2 / P I D / H A M / A dHoc/2005/PT DKImemutuskan:1. M e n e r i m a

p e r m i n t a a npemeriksaan dalamtingkat Banding dariTerdakwa atasputusan selaPengadilan HAM AdHoc pada PN Jakpustanggal 22 Oktober2003 No : 03 /PID.B/HAM/ADHoc/2003/ PN JktPst, maupunp e r m i n t a a n

01

No Terdakwa PN PT MA

Bebas.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

197

Page 222: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

198

No Terdakwa PN PT MA

3. yusuf SH4. Agung Iswanto SH

pidana penjaraselama 10 tahun.

4. m e m b e r i k a nkompensasi kepadakorban atau ahliwarisnya yang prosesserta jumlahnyasesuai ketentuanyang berlaku

pemeriksaan dalamtingkat BandingTerdakwa atasputusan akhirPengadilan HAMpada PN Jakpustanggal 30 April 2004No: 03/PID.B/HAM/Ad Hoc/2003/PN Jkt Psttersebut.

2. Menguatkan putusansela PN Ad HocJakarta Pusat tanggal22 Oktober 2003/03/PID.B/HAM/AdHoc/2003/PN JktPst tersebut

3. M e m b a t a l k a nputusan PengadilanHAM Ad Hoc padaPN Jakpus tanggal 30April 2004 No 03/P I D. B / H A M / A dHoc/2003/PN JktPst yang dimintakanbanding tersebut.

Dibebaskan MApada tanggal 29september 2005.Majelis Hakimm e n y a t a k a nperkara ini Nietotvankelijkheid/NO

Majelis hakim yangmemeriksa:1. Iskandar Kamil(ketua)2. Artidjo Alkotsar3. Eddy Junaidi4. Ronald ZTitahelu5. Tomi Boestami

02 Sriyanto• Pembacaan dakwaantgl 23 oktober 2003 NoReg perkara 04/HAM/T J - P r i o k / 0 9 / 2 0 0 3

Dakwaan I:

PembunuhanPasal 7 huruf b jis pasal9 huruf a, pasal 37 UUNo. 26/2000Pasal 55ayat 1 ke 1 KUHP

Dakwaan II Primer:Percobaan PembunuhanPasal 7 huruf b jis pasal9 huruf a, pasal 41, pasal37 UU No 26 tahun 200,pasal 55 ayat 1 ke-1,pasal 53 ayat (1) KUHP

Sriyanto dinyatakanBebas ·Pebacaan putusan tgl 12agustus 2004

Majelis hakim yangmemeriksa:1. Herman Keler

hutapea SH (ketua)2. Amril SH3. Rahmat Syafei SH4. Amirudin Abu raeira

SH5. Rudi M rizki SH

Majelis hakimmemutuskan:

1. terdakwa tidakterbukti secara‘sah

Page 223: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

199

Subsider :PenganiayaanPasal 7 huruf b jispasal 9 huruf h, pasal40 UU No 26 tahun200, pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP

Jaksa Penuntut Umum:1. Darmono SH2. K. Lere, SH,3. Herry karya BudiSH4. Diah Srikanti

dan meyakinkanbersalah melakukantindak pidanapelanggaran HAMberat baik angdidakwakan dalamdakwaan kesatumaupun dakwaankedua primer sertadalam dakwansubsider.

2. dikembalikan hak-haknya dalamk e m a m p u a nkedudukan, harkatserta martabatnya.

D i s s e n t i n gopinion dinyata-kan oleh artidjoAlkotsar, Dalamp e n d a p a t n y a ,A r t i d j om e m u t u s k a nSriyanto bersalahdan dihukumpenjara 10 tahun

No Terdakwa PN PT MA

PranowoPembacaan dakwaanpada tanggal 23September 2003No regperkara 03/HAM/TJ-Priok/09/2003

Dakwaan I :P e r a m p a s a nK e m e r d e k a a nSewenang- wenang.Pasal 7 huruf b jis pasal9 huruf e, pasal 37 UUNo 26 tahun 200, pasal55 ayat 1 ke-1, pasal 64KUHP

Dakwaan II:Penyiksaan.Pasal 42ayat 1 huruf a dan b jispasal 7 huruf b, pasal 9huruf f, pasal 39 UUNo. 26 tahun 2000,pasal 64 KUHP

Jaksa Penuntut Umum :1. Roesmanadi2. NS. Rambery3. Djoko Indra Setiawan4. Risma H Lada

Majelis hakimmemvonis BebasPranowo pada tanggal10 Agustus 2004.

Majelis hakim yangmemeriksa:1. Andriani Nurdin SH(ketua)2. Rudi Rizky3. Bukit kalenong4. Abdurrahman5. Ridwan mansur

Mengadili :1. menyatakan bahwamayjen TNI PurnPranowo tidak terbuktibersalah secara sah danmeyakinkan melakukantindak pidana sepertiyang didakwakan dalamdakwaan kesatu dankedua2 . m e m b e b a s k a nterdakwa dari dakwaankesatu dan kedua3. memulihkan hak-hakterdakwa

03 13 Januari 2006M Am e m b e b a s k a nPranowoMajelis Hakimm e n y a t a k a nperkara ini Nietotvankelijkheid/NO

Majelis hakimyang memeriksa:1. Artidjo alkotsar(ketua)2. Prof Sumaryo S3. Dirwoto4. Ronald T5. SakirArdiwinata

D i s s e n t i n go p i n i o ndinyatakan olehArtidjo Alkotsar.Dalam pendapat-nya, Artidjom e m u t u s k a nPranowo bersalahdan menjatuhkanpidana penjara 5tahun penjara

Page 224: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Perkara denganterdakwa SutrisnoMascung di putus bebaspada tanggal 31 Mei2005

Hakim yangmemeriksa:1. H. Basoeki, SH

(Ketua) H.2. Sri Handoyo, SH.3. Prof DR. Soejono ,

SH.4. Prof DR. Muh.

Amin Suma,.SH.5. Prof Dr. Ahmad

Sutarmadi. SH

Dalam putusannya:1. M e n e r i m a

permintaan bandingdari para terdakwadan JPU

2. M e m b a t a l k a nputusan pengadilanHAM Ad Hoc PNJKT PST No 01/Pid. HAM/Ah Hoc/2003/Jkt Pst tanggal20 Agustus 2004

Dissenting opiniondinyatakan oleh SriHandoyo yangmenyatakan alasan-alasan, pertimbangandan putusan majelishakim yangdimohonkan bandingsudah benar dan tepat,kecuali pemberiankompensasi.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

200

Sutrisno mascung CsNo 01/HAM/TJ-P r i o k / 0 8 / 2 0 0 3Pembacaan dakwaan tgl15 september 2003

Dakwaan I:Pembunuhan pasal 7huruf b jis pasal 9 hurufa, pasal 37 UU No 26/2000Pasal 55 ayat 1 ke-1KUHP

Dakwaan II Primer :Percobaan Pembunuhanpasal 7 huruf b jis pasal9 huruf a, pasal 41, pasal37 UU No 26/2000Pasal55 ayat 1 ke-1, pasal 53ayat 1 KUHP

Dakwaan III Subsider:Penganiayaan pasal 7huruf b jis pasal 9 hurufh, pasal 40 UU No 26/2000Pasal 55 ayat 1 ke-1KUHP

Jaksa Penuntut Umum :1. Widodo Supriyadi2. Hazran3. Akhmad Jumali

Vonis 2 dan 3 tahunpenjara PembacaanPutusan tgl 20 agustus2004

Majelis hakim:1. Andi samsam nganro

SH.MH (ketua)2. Binsar Gultom SH,

SE, MH3. Amirudin Aburaera

SH4. Sulaiman Hamid SH5. Heru Susanto SH,

M.Hum

Dalam putusannyamenyatakan:1. bahwa terdakwa 1.

sutrisno mascung, 2.asrori, 3. siswoyo, 4.abdul halim, 5.prayogi, 6. Muhson,7. zulfata 8. Sumitro,9 Sofyan hadi 10.Winarko secar sahdan meyakinkanm e l a k u k a npelanggaran beratHAM berupapembunuhan danp e r c o b a a npembunuhan

2. Menjatuhkan pidanakepada terdakwa 1selama 3 tahun danterdakwa II sampaiXI masing-masing 2tahun

3. M e m b e b a n k a nnegara membayarkompensasi berupamateril sebesar Rp.658 .000 .000 .00 , -(enam ratus limapuluh delapan jutarupiah) dan

04

No Terdakwa PN PT MA

Dalam putusannyamajelis Mahkamahagung menolakkasasi yangdiajukan jaksauntuk pelanggaranHAM padaperistiwa tanjungpriok. MA menilaiapa yang dilakukanSuyrisno mascungbukan merupakank e w e n a n g a npengadilan HAMAd Hoc.

Majelis terdiri dari:1. Arbijoto (ketua)2. Prof Sumaryo S,3. Mieke Komar,4. Mansyur efendi,5. Eddy djunaidi.

Page 225: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

201

No Terdakwa PN PT MA

immateril sebesarRp. 357.500.000.00,-(tiga ratus limapuluh tujuh juta limaratus ribu rupiah)kepada 13 orangkorban/ahli waris

4. menyatakan barangbukti berupa 1 buahtruk reo 13 pucuksenjata SKS

Disenting opiniondilakukan olehHeruSusanto danAmirudin Aburaerayangmengakui bahwadalam peristiwa terebutmengakibatkan korbanyang meninggal duniamaupun luka dan jugakerugian bagikeluarganya. Tetapi,korban yangter jadiadalah tetapm e r u p a k a nkesalahan(culpa lata)dari para terdakwa,tetapibukan dalambentuk kejahatanterhadap kemanusiaan.Karena itu pengadilanHAM Ad Hoc tidakberwenang memeriksakesalahan paraterdakwa tersebut.Mereka menilai bahwapermintaan ganti rugiyang ada harusdikesampingkan karenap e r b u a t a nparaterdakwa tidakterbukti memenuhirumusan kejahatanterhadap kemanusiaan,sehingga para terdakwaharus dibebaskan(vrijspraak).

Page 226: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

E. Catatan Persidangan

E.1. Ketertutupan Akses terhadap Keadilan

Akses terhadap peradilan adalah sebuah jalan menuju keadilan.Melalui hak yang dimilikinya, seorang pencari keadilan bisamemperoleh informasi dan akses terhadapnya. Akan tetapiketerbukaan di pengadilan dan hak untuk memperoleh informasi yangdikelola oleh lembaga peradilan masih menjadi “menara gading”sehingga hanya orang-orang tertentulah yang dapat memperolehnya.Dalam Pasal 19 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia dinyatakan,“Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan berekpresi;hak ini mencakup kebebasan untuk menganut pendapat tanpa adatekanan dan untuk mencari, menerima dan memberikan informasidan gagasan melalui media apapun tanpa memperdulikan batasnegara”. Sebagai hak yang paling mendasar, judicial transparency jugamerupakan alat kontrol publik serta mendorong akuntabilitaspenyelenggara negara. Selama ini gelapnya sebuah perkara sangatterkait dengan sulitnya mengakses proses yang sedang berlangsung.

Sejumlah peraturan seperti KUHAP Pasal 226 telahmemberikan sejumlah hak terhadap para pihak yang berperkara (didalamnya termaktub hak korban). Akan tetapi hak tersebut tidak serta-merta bisa diperoleh begitu saja. Ketertutupan akses terlihat ketikakuasa hukum korban bermaksud meminta salinan/petikan putusandi pengadilan negeri. Sejumlah putusan yang diinginkan oleh parakorban tidak diberikan secara mudah dan cepat. Kontras tiga kalimelayangkan surat permohonan baru bisa mendapatkan putusantersebut. Itu pun dengan rentang waktu yang lama dan proses yangalot. Padahal dalam konteks korban akan sangat berkaitan denganadanya upaya hukum selanjutnya setelah mendapat informasiperkaranya.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

202

Page 227: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

E.2. Akses Publik ke Persidangan

Pada prinsipnya persidangan terbuka untuk umum. Publikdan korban dapat mengakses informasi terhadap jalannya sidangdengan terang. Hak tersebut juga melekat pada media massa yangmewakili publik.

Akan tetapi selama proses persidangan pelanggaran HAM-berat kasus Priok peluang untuk mengakses hak tersebut jauh dariharapan. Sebaliknya dalam prosesnya hal yang terjadi malahpengerahan pasukan. Dalam sidang yang menampilkan terdakwaSriyanto --posisinya saat itu sebagai Komandan Kopasus-- terlihatjelas betapa publik tidak dapat memasuki ruang sidang. Pintu ruanganpengadilan dipenuhi oleh aparat Kopasus lengkap dengan atribut danpersenjataanya. Mereka berusaha menutupi akses tersebut. Di dalamruangan, mereka (aparat TNI) berbaris dan bersikap seakanmelakukan “operasi”.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

203

Di dalam ruang persidangan pengadilan HAM Ad Hoc kasus Tanjung Priokdi pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dipadati oleh anggota kopasus, sehinggatidak ada tempat untuk korban yang menyaksikan persidangan (Th. 2003,Dok. Kontras)

Page 228: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Ketika persidangan pertama dengan terdakwa Sriyantodigelar, pers juga dihalang-halangi untuk meliput peristiwa itu.Sejumlah wartawan media massa cetak dan elektronik hanya bisamendengarkan jalannya sidang di luar ruang sidang. Saat terdakwakeluar, para anggota TNI itu juga melakukan pemblokiran terhadapterdakwa. Sambil bernyanyi Mars Kopasus, mereka mengawal secaraketat terdakwa agar tidak diwawancarai wartawan.

Dalam prinsip court management, prinsip keterbukaan danadanya akses dan informasi terhadap keadilan menjadi prinsip yangpenting dan harus dipenuhi. Namun dalam peristiwa tersebuttanggung jawab lembaga penegak keadilan tidak serta-mertadilaksanakan. Di samping tidak adanya sistem pengaturan terhadapnyajuga persoalan “alerginya” aparat terhadap pihak yang menginginkaninformasi tersebut.

E.3. Akses terhadap Dokumen Pengadilan

Tidak adanya mekanisme yang baku mengenai cara publikmengakses dokumen dan informasi di pengadilan menyebabkan hakpublik untuk mendapatkan informasi telah diabaikan. Pihakadministrasi pengadilan seharusnya mempermudah publik untuk bisamendapatkan semua akses terhadap sebuah perkara. Dalam aturanKUHAP, hanya pihak yang berperkaralah yang bisa mendapatkandokumen sidang. Kalau ada pihak lain yang juga ingin mendapatkandokumen tersebut, maka pihak lain itu harus melewati birokrasi yangberbelit-belit. Pengalaman Kontras menunjukkan bahwa untukmendapatkannya, Kontras masih harus mengeluarkan “ongkosfotokopi” yang besar. Padahal tidak ada ketentuan berapa seseorangharus membayar berkas.

Selain itu, pengalaman Kontras juga menunjukkan bahwaketika mendatangi pengadilan harus “dipingpong” ke sana kemari dibeberapa bagian kantor pengadilan itu. Ketika sudah bertemu denganbagian panitera pidana, Kontras menghadapi sikap bawahan yang

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

204

Page 229: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

menilai rekomendasi Ketua Pengadilan tidak jelas. Denganrekomendasi yang berbunyi “dipertimbangkan” pihak bawahan tidakberani melaksanakan permintaan tersebut. Hanya karena faktorkedekatan dengan beberapa paniteralah akhirnya Kontras bisamendapatkan putusan tersebut. Meski demikian, hingga saat inidokumen putusan Mahkamah Agung untuk terdakwa Butar-Butarbelum juga masih sulit untuk diakses.

Jika Kontras yang merupakan pihak yang berperkara sajasangat kesulitan mengakses putusan tersebut, bagaimanakah nasibpihak yang tidak berperkara? Ketertutupan seperti itu terjadi di semualevel pengadilan, jaksa, majelis hakim dan panitera. Padahal berkaitandengan pencabutan BAP, misalnya, sangat penting bagi pihak yangberperkara untuk mendapatkan BAP. Pengalaman Kontrasmenunjukkan bawa perbandingan kesaksian yang dibuat di kejaksaandan di pengadilan ternyata jauh berbeda.

E.4. Lemahnya Pembuktian

Prosedur pembuktian dalam Pengadilan HAM Ad Hoc inijuga menggunakan ketentuan dalam KUHAP. Dalam pasal-pasaltersebut, hal-hal yang dijadikan bukti adalah keterangan saksi,keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Padahaldalam pengadilan HAM-berat, hukum acara yang digunakanseharusnya komprehensif, yakni meliputi seluruh data yang bisadigunakan dalam pembuktian.

Keterbatasan tersebut juga terlihat pada tidak adanyaperlindungan terhadap saksi korban. Kondisi saksi dalam kasus Prioksangatlah memprihatinkan. Berbagai intimidasi dan teror kerap dialamipara saksi korban, tanpa perlindungan khusus dari pengadilan. Orang-orang yang akan bersaksi di persidangan selama berlansungnya prosespersidangan justru dimobilisasi untuk melakukan pencabutan BAP. Keberadaan saksi pelaku (terdakwa dalam kasus lain) jugamelingkupinya salama proses itu berlangsung.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

205

Page 230: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Selama persidangan beberapa pelanggaran telah dilakukanselama proses pemeriksaan meliputi:

E.5. Larangan saksi saling berhubungan

Ketentuan KUHAP menyatakan bahwa para saksi yang akandiperiksa dilarang saling berhubungan dan memasuki persidangan.Faktanya, Majelis Hakim Ad Hoc Kasus Priok membiarkan para saksisaling berhubungan dan memasuki persidangan sebelum maupunsesudah persidangan berlangsung. Majelis Hakim tidakmemerintahkan secara tegas kepada para saksi yang akan diperiksauntuk tidak berada di dalam ruang sidang. Berdasar pengamatanKontras, para saksi yang belum diperiksa berada di ruang sidang danmendengarkan semua yang dibahas oleh saksi-saksi sebelumnya. Parasaksi yang terlibat islah dan tergabung dalam Yayasan 12 Septemberjustru tampak bergerombol. Dikoordinasi oleh salah seorang korban,mereka bahkan berusaha membujuk korban yang tidak menyepaktiislah untuk mencabut BAP[2].

E.6. Terdakwa menjadi saksi bagi terdakwa lain

Ketentuan KUHAP Pasal 189 Ayat (3) menyatakan,keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri(terdakwa). Merujuk pada penjelasan Darwan Prinst, SH (2002),“dalam hal terdakwa lebih dari satu orang, maka keterangan darimasing-masing terdakwa hanya berlaku untuk dirinya sendiri. Dengankata lain, keterangan terdakwa yang satu tidak boleh dijadikan alatbukti bagi terdakwa yang lainnya.”

Fakta persidangan menunjukkan bahwa Majelis Hakimmenggunakan keterangan terdakwa sebagaimana dimaksudkan dalampasal tersebut sebagai dasar putusan. Untuk membuktikanpertanggungjawaban komando, tentu saja sangat sulit bagi seorangbawahan untuk mengakui dan menjelaskan kesalahan atasannya.Terbukti bahwa para saksi dari TNI yang dihadirkan ke persidangan

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

206

Page 231: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

JPU a charge yang seharusnya memberatkan dakwaan sebagian besarjustru meringankan terdakwa dalam kesaksiannya.

Selain itu KUHAP 168 Ayat 2 KUHAP menyatakan bahwapara saksi yang termasuk saudara terdakwa atau bersama-sama sebagaiterdakwa, tidak dapat didengar keterangannya dan dapatmengundurkan diri sebagai saksi. Faktanya, Majelis Hakimmembolehkan para saksi yang merupakan terdakwa bersama-bersamamenjadi terdakwa dalam kasus yang sama tetapi didengarketerangannya dalam persidangan berkas perkara yang berbeda(splitsing).

E.7. Pencabutan keterangan BAP

Pasal 163 KUHAP menyebutkan hal-hal yang berkaitandengan keterangan saksi dalam BAP diperoleh melalui tekanan ataupengaruh yang memungkinkan saksi memberikan keterangan yangberbeda dengan keterangan yang terdapat dalam BAP. Sejumlah saksidengan jelas menyebutkan bahwa mereka mencabut BAP karena padawaktu diperiksa oleh jaksa mereka belum melakukan islah. Saksi yangmencabut BAP juga meminta pembebasan terdakwa karena saksi danterdakwa telah melakukan islah.

Pencabutan BAP mempengaruhi kualitas persidangan.Pencabutan BAP maupun perbaikan keterangan BAP tanpa alasanyang jelas dapat menyesatkan jalannya proses peradilan (rechtpleging)karena bisa menyebabkan kesalahan pertimbangan dalammenjatuhkan putusan.

Ketentuan KUHAP juga mewajibkan saksi, sebelummemberikan keterangan untuk mengucapkan sumpah atau janjimenurut agamanya masing-masing dan memberikan keterangansebenar-benarnya dan tidak lain daripada yang sebenarnya. Apabilaketerangan yang diberikan oleh seorang saksi berbeda denganketerangan yang terdapat dalam berita acara, sesuai kewenangannya,

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

207

Page 232: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

hakim ketua sidang mengingatkan hal itu serta meminta keteranganpenjelasan mengenai perbedaan yang ada dan mencatatnya dalamberita acara pemeriksaan sidang. Apabila saksi melakukan keteranganpalsu dalam suatu persidangan dapat diancam dengan pidana palinglama sembilan tahun.

Memberikan keterangan palsu dalam persidangan merupakansebuah perbuatan pidana yang berdiri sendiri, yang bisa dimaksudkanuntuk mengganggu atau menghalangi proses pemeriksaan dipengadilan untuk mencari kebenaran.

Faktanya, setiap terjadi pencabutan BAP dalam persidangan,Majelis Hakim hanya memperingatkan saksi saja. Padahal pencabutanBAP berimplikasi pada pembuktian element of crimes dari pelanggaranHAM-berat yang diperiksa, yaitu kejahatan kemanusiaan (crimes againsthumanity) dan melemahkan dakwaan jaksa penuntut umum.

Pencabutan BAP dalam pemeriksaan di tingkat banding danMahkamah Agung justru dibenarkan oleh Majelis Hakim. Alasan yangdigunakan adalah Pasal 185 Ayat 1 KUHAP bahwa “keterangan saksisebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan”.Tetapi majelis tidak melihat alasan mengapa mereka mencabut BAP.Semua saksi yang mencabut BAP dalam persidangan tersebut adalahpara saksi yang sudah melakukan islah dan telah menerima sejumlahuang dari para pelaku.

Sebenarnya terkait pencabutan keterangan saksi dalampersidangan sudah ada petunjuk dari JAMPIDUM No.B-254/E/5/1993 tanggal 5 Mei 1993. Petunjuk itu menyebutkan bahwapencabutan keterangan dalam persidangan tidak dapat diterima karenapencabutan tersebut tidak beralasan.

E.8 Pembuktian unsur-unsurEkplorasi pembuktian unsur meluas atau sistematis dalam

pemeriksaan saksi kurang memadai. Unsur-unsur meluas lebih banyak

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

208

Page 233: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

ditujukan dengan jumlah korban yang jatuh, baik korban yang terjadiakibat pembunuhan, penganiayaan, penyiksaan maupun perampasankemerdekaan. Padahal banyak saksi korban yang telah menganulirkesaksiannya.

Sementara itu unsur sistematis diuraikan hanya semata-matapada keadaan-keadaan yang terjadi atau situasi sosial politik di wilayahKodim 0502 Jakarta Utara. Padahal, terdapat fakta kebijakanpemberlakuan asas tunggal Pancasila sebagai kondisi sosial politikyang bersifat nasional dan implikasinya terhadap peristiwa TanjungPriok. Termasuk di dalamnya ialah tindakan represi aparat sebagaipola yang berlanjut berdasarkan kebijakan keamanan pemerintahpusat, sehingga menjadi jelas keterkaitan antara tindakan represifaparat di lapangan sebagai kelanjutan kebijakan penguasa.

Rangkaian peristiwa penangkapan yang dilakukan aparatmiliter terhadap warga sipil dan penahanan mereka di tahanan militer,penyiksaan tahanan dan pemenjaraan tanpa proses hukum yang benarpasca 12 September 1984 seharusnya tidak dipisahkan dari peristiwapenembakan yang ter jadi pada 12 September 1984 yangmengakibatkan tewasnya sejumlah warga sipil, diikuti penguburanmayat atau penghilangan jenazah korban.

Ketidakmampuan Jaksa maupun Majelis Hakim dalammengekplorasi dan mendalami data-data dan kesaksian terlihat jelas.Pembuktian unsur sistematis dan meluas tidak digali secara mendalamoleh Jaksa dan Majelis Hakim.

E.9 Pembuktian tanggungjawab komando

Khusus untuk berkas perkara atas nama terdakwa Pranowo,Majelis Hakim kurang menunjukkan profesionalitasnya dalammemeriksa kasus pelanggaran HAM-berat. Sebagai komandanPomdam V Jaya, yang juga bertanggungjawab atas rumah tahananmiliter, Pranowo dalam persidangan tidak terbukti mengambiltindakan patut, layak dan diperlukan dalam lingkup kekuasaanya untuk

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

209

Page 234: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

mencegah atau menghentikan pelanggaran HAM-berat yangdilakukan oleh anak buahnya, atau mengambil tindakan terhadapbawahannya yang melakukan penyiksaan dan pemenjaraan yang tidakbenar.

Terdakwa Pranowo mengetahui atau setidaknya memilikialasan untuk tahu (had reason to know) bahwa pasukannya telahmelakukan penyiksaan atau dengan sengaja dan melawan hukummenimbulkan kesakitan atau penderitaan yang berat baik fisik maupunmental. Terdakwa tidak mengambil tindakan yang layak, dan tidakberusaha melakukan pencegahan. Dalam pembuktian mengenaitanggung jawab komando ini, Majelis Hakim kurang menggali “bentukpengendalian yang efektif ”, unsur “mengetahui” maupun pada saatitu “seharusnya mengetahui” bahwa anak buahnya telah melakukanpelanggaran HAM-berat. Bahkan kegagalan untuk mencegah (failedto prevent) terjadinya pelanggaran HAM dan atau mengambil tindakanterhadap anak buahnya yang melakukan melalui penghukuman yanglayak sesuai dengan hukum. Ini semua tidak terwujud selama prosespersidangan berlangsung.

Dalam teori hukum internasional, pertanggungjawabanpidana bagi pelaku tindak pidana kejahatan terhadap kemanusiaanitu bukan hanya dapat dituntut secara individual (individual commandresponsibility) tetapi juga pertanggung jawaban komando (commandresponsibility), baik militer maupun sipil.52

Secara konseptual, konsep pertanggungungjawaban pidanaberarti:

52Telah menjadi bagian dari hukum positif internasional sejak pertama kali digelar padaMahkamah Militer Internasional (Pengadilan Nuremberg dan Tokyo) – prinsip Yamashita,dimana disebutkan bahwa dalam situasi yang sangat luar biasa sekalipun, dimanakomandan sama sekali tidak berhubungan dengan anak buahnya untuk memberi perintah,tanggung jawab atas tindakan anak buahnya tetap berada pada komando tertinggi sesuaidengan jalur komando yang ada.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

210

Page 235: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

a. Pertanggungjawaban langsung (direct criminal responsibility), yaitukomandan langsung memberi perintah kepada pasukan yangberada di bawah pengendaliannya melakukan perbuatan salah satuatau beberapa dari kejahatan terhadap kemanusiaan.

b. Pertanggungjawaban karena kelalaian atau pembiaran (imputedcriminal responsibility), yaitu komandan dituntut pertanggung-jawabannya karena membiarkan atau tidak melakukan tindakanapapun terhadap pasukan di bawah pengendaliannya untuk :· mencegah perbuatan tersebut· menghentikan dilakukannya perbuatan tersebut· melaporkan atau menyerahkan kepada pihak berwenang agar

dilakukan penyelidikan· menyerahkannya ke pengadilan, dengan mensyaratkan :

- pelaku kejahatan berada di bawah komando pengendalianatasan tertuduh

- atasan pelaku mengetahui secara aktual (actual knowledge),yaitu mengetahui atau sepatutnya mengetahui (had reasonto know) tentang terjadinya tindak pidana yang dilakukanbawahannya

- atasan pelaku mengetahui adanya kejahatan tetapimembiarkan dan menunjukkan sikap tak acuh ataskonsekuensinya.

- atasan pelaku gagal melakukan tindakan pengendalian yangdiperlukan untuk mencegah atau menghukum sesuaidengan kewenangannya.

E. 10. Terdakwa tidak ditahan

Implikasi dari tidak ditahannya para terdakwa adalahmunculnya suasana bebas bagi para terdakwa untuk berkeliaran dan“berkolusi” dengan para saksi. Sementara status para terdakwa yangdalam berkas perkara lain saling berhubungan pekerjaan dalam satuinstansi membuka peluang besar untuk saling berhubungan dan

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

211

Page 236: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

mengatur keterangan yang menguntungkan dalam persidangan. Haltersebut terungkap jelas dalam pemeriksaan terdakwa Sriyanto ketikaR.A. Butar Butar menjadi saksi. Dia mengungkapkan bahwa apa yangdilakukan terdakwa adalah tanggung jawab komandan Kodim JakartaUtara (saksi), sehingga terdakwa tidak dapat disalahkan .

Dalam proses pemeriksaan saksi, KUHAP mensyaratkanketerangan saksi merupakan keterangan dari seorang saksi atas suatuperistiwa tindak pidana, yang ia dengar, ia lihat dan ia alami sendiri.KUHAP juga mengatur bahwa saksi-saksi yang hendak dihadirkandipersidangan harus dicegah untuk saling berhubungan sebelummereka memberikan keterangan.

Menurut Majelis Hakim, terdakwa Sriyanto dan Pranowo,alasan yang secara umum dikemukakan oleh mereka yang mencabutketerangan yang sebelumnya diberikan kepada penyidik adalah karenapada saat dilakukan pemeriksaan mereka merasa dendam dan sakithati sehingga pada saat diperiksa oleh penyidik memberikanketerangan yang tidak benar untuk menjerumuskan aparat. Olehkarena itu pendapat maupun rekaan yang diperoleh dari pemeriksaansaja bukan merupakan keterangan saksi sehingga pencabutanketerangan tersebut beralasan menurut hukum, berdasarkan Pasal185 Ayat 1 KUHAP.

E.11. Analisis atas Dakwaan dan Pemeriksaan

Dalam persidangan kasus pelanggaran HAM-beratTanjungpriok ini terdapat beberapa hal yang dapat diindikasikansebagai kelemahan JPU dalam membuat surat dakwaan. Dalam suratdakwaan JPU terdapat ketidakcermatan dalam pembuatannya, yaknimenyangkut uraian sistematis dan meluas yang tidak mengaitkannyadengan kebijakan penerapan asas tunggal Pancasila. Kebijakan asastunggal itu telah diwujudkan dalam semua struktur hirarki aparaturnegara dari pusat hingga ke desa-desa.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

212

Page 237: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Sejak awal peristiwa tindak pidana yang dilakukan terdakwajuga tidak dijelaskan secara baik dan rinci dalam surat dakwaan.Perbuatan terdakwa yang meliputi perencanaan pasukan, penahanan,dan bentuk penyiksaan yang dilakukan oleh anak buahnya tidaktergambar dengan jelas.

Selain itu uraian fakta dalam kasus ini juga tidak dijelaskansecara rinci dan lengkap. Dengan adanya bukti yang melimpah,seharusnya JPU dapat menggunakannya untuk memperkuatkonstruksi dakwaannya. JPU dapat menghadirkan kesaksian penggalikubur, petugas rumah sakit dan para petugas yang memandikan sertapengubur jenazah.

Selama pemeriksaan Jaksa juga tidak selektif dalammengajukan saksi-saki. Para saksi yang seharusnya memberatkanjustru meringankan terdakwa. Saksi-saksi yang dihadirkan dari pihakkorban yang sudah melakukan islah justru melemahkan dakwaan.Mereka mencabut kesaksian dan berusaha mengaburkan dakwaan.

Jaksa juga tidak cermat dan jelas dalam mendakwakandakwaan ketiga, Pasal 42 Ayat 1 Huruf a dan b jis Pasal 7 Huruf b,Pasal 9 Huruf e UU No. 26 Tahun 2000 sehingga dalam tuntutanyatidak dibuktikan. Tidak dibuktikanya dakwaan tentang penyiksaantersebut menunjukkan kelemahan dan ketidakcermatan dalammenjeratnya.

E. 12. Analisis Putusan Pengadilan Tinggi

Pertimbangan tentang pertanggungjawaban komandoseharusnya tidak menggunakan logika pembuktian hukum pidanayang konvensional. Misalnya, dengan terbukti adanya pelanggaranHAM-berat yang dilakukan oleh sejumlah anggota TNI yang beradadi bawah kendali efektif seorang komandan, maka tanggungjawabpidana seorang komandan tidak harus dibuktikan dengan adanyaperintah langsung kepada bawahan untuk melakukan perbuatanpidana.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

213

Page 238: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Jika seorang komandan mengetahui perbuatan bawahanberdasarkan laporan, namun tidak mengambil tindakan yangdiperlukan untuk membawa pelakunya ke muka hukum, makakomandan itu bisa dikenakan sanksi pidana. Atau, meskipunkomandan itu tidak berada di lapangan, tetapi ia memiliki alasan untukmengetahui perbuatan pidana bawahannya, maka komandan tersebutjuga bisa dituntut tanggungjawab pidananya. Begitu pula jika seorangkomandan mengetahui, berupaya mengambil tindakan namun gagalmencegah perbuatan pidana dari bawahannya, maka komandan itubisa dikenai tanggungjawab pidana atas perbuatan pidana yangdilakukan bawahannya.

Dalam kasus ini, terdakwa yang dituntut tanggungjawabnyasebagai komandan beralasan pada saat peristiwa terjadi terdakwabermain tenis di Pluit, dan kemudian pada sekitar pukul 22.00 WIBmendapat laporan melalui HT dari bawahannya, yang bernamaSriyanto. Segera setelah menerima laporan itu, terdakwa kembali keMakodim 0502 dan kemudian memerintahkan “Hentikan tembakan”dan perintah terdakwa dilaksanakan berdasar laporan Kasi Ops.

Terlepas dari keberadaan dan posisi terdakwa pada saat itu,para korban menjadi pihak yang dirugikan. Majelis Hakim BandingAd Hoc dalam pertimbangan tersebut kurang melihat adanya korbanyang tewas dan terluka akibat peristiwa tersebut. Mengabaikan posisikorban yang demikian, dan mendasarkan pertimbangan hanya kepadaterdakwa merupakan pertimbangan yang kurang bijaksana dan tidakmelihat rangkaian keseluruhan peristiwa yang diakibatkan olehperbuatan, kelalaian atau kegagalan terdakwa. Padahal korban yangtewas berjumlah 23 orang dan yang terluka berjumlah 52 orang, suatukeadaan yang menunjukkan bahwa tembakan itu “tidak dihentikan”atau diabaikan oleh anak buahnya.

Kekeliruan di atas menunjukan betapa kurangnya perhatianterhadap seluruh unsur dakwaan kesatu dan hanyamempertimbangkan dakwaan Pasal 42 Ayat (1) UU No. 26 Tahun

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

214

Page 239: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

2000. Seharusnya majelis hakim juga memberikan pertimbangan danpenjelasan yang cukup. Majelis juga keliru dalam menyimpulkanbahwa dengan tidak terbuktinya Pasal 42 Ayat 1 UU No 26 Tahun2000 secara otomatis tidak terbuktinya pelanggaran HAM-berat yangdilakukan terdakwa.

E. 13. Tidak dipertimbangkannya putusan tentangkompensasi

Putusan membatalkan putusan Pengadilan HAM Ad Hocpada PN Jakarta Pusat No 03/PID.B/HAM/AD.HOC/2003/ PNJKT PST, serta mengadili sendiri tersebut tenyata tidak disertai denganputusan tentang kompensasi, restitusi dan rehabilitasi yang dalamputusan PN Jakarta Pusat termaktub jelas pada amar putusannya.Hal tersebut bertentangan dengan alasan membatalkan seluruhnya,yang tidak disertai alasan hukum yang pasti, yakni Pasal 241 KUHAP.

Pertimbangan Majelis Hakim tersebut tidak beralasan karenatidak ada laporan hasil pemeriksaan dari pihak POM saat itu. Kalaupunada, pemeriksaan itu hanya bersifat internal, berkaitan denganpelanggaran etik, bukan pelanggaran HAM yang telah dilakukan.Terdakwa tidak melakukan usaha yang patut meliputi (1) mencegahdengan jalan melepaskan orang-orang yang ditahan di makodimtersebut dan menyerahakannya kepada aparat kepolisian; (2) menarikpasukan Regu III yang ditugasi mengamankan Mapolres Jakarta Utarasementara pada kenyataanya mapolres tersebut tidak diserang massa;(3) terdakwa tidak menyerahkan Regu III yang di-BKO ke Makodim0502 kepada aparat berwenang untuk dilakukan penyelidikan,penyidikan dan penuntutan.

BAGIAN IV (VONIS BEBAS UNTUK KAUM BERSENJATA)

215

Page 240: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 241: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak
Page 242: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Bagian VJALAN PANJANG RAIH KEADILAN

(Dalam Kronik)’

Sebuah rekam jejak perjalanan advokasi kasus pelanggaran HAM beratTanjung Priok. Disarikan dari serpihan maupun penggalan catatan korban

serta pendampingan yang berserak dalam advokasinya secara utuh.

1999

27 Agustus 1999Press release KPKP (Koalisi Pembela Kasus Priok: Kontras, YLBHI,API, LBH Jakarta dan ALPERUDI) tentang Mendesakpertanggungjawaban hukum dan HAM kasus Tanjung Priok 12September 1984. KPKP mendesak pemerintah untuk:-Mendesak PUSPOM untuk memanggil Soeharto dan LB Moerdani,Try Sutrisno dan pentinggi-petinggi mliter yang terlibat secaralangsung kasus Tanjung Priok 12 September 1984 sebagai langkahawal pertanggungjawabannya-Memperlihatkan secara serius dan mengadili seluruh pihak yangterlibat dalam rangkaian pelanggaran hukum dan HAM atas kasusPriok mulai dari penembakan masal, pembantaian, penangkapansewenang-wenang, pneyiksaan, intimidasi dan penghilangan orangbaik sipil dan militer.

26 Agustus 1999Memasukkan laporan dan pengaduan secara resmi kasus Priok kePUSPOM TNI yang diterima oleh Kepala Penyidik PUSPOM LetKolCPM Darmadi dengan tanda terima surat laporan bernomor TBLP41/VII/1999 yang ditandatangani Kepala Penyidik PUSPOM danKapten CPM Kemas A. Yani Yulianto sebagai pemeriksa.

217

‘ Tidak termasuk upaya-upaya yang dilakukan korban Tanjung PriokTahun 1999

Page 243: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

30 Agustus 1999Korban-korban kasus Priok yang tergabung dalam KBKP (KoalisiBersama Korban Priok) diambil keterangannya oleh PUSPOM (PusatPolisi Militer) guna melengkapi penyidikan kasus priok.

30 September 1999Tanggapan atas permohonan audiensi tgl 1 Oktober 1999, bahwaKomnas pada tgl 23 September 1999 baru saja bertemu dan berdialogmasalah tindak lanjut rekomendasi kasus Priok, dimana disepakatiKomnas HAM akan mengirim surat menanyakan hal itu lagi kepadaPresiden dan sekarang dalam proses. Untuk itu diminta bersabardahulu.

22 September 1999Pernyataan sikap KPKP dan KBKP tentang keharusan DPR RI untukmenjadikan pertanggungjawaban kasus Tanjung Priok dan kasus-kasus pelanggaran HAM sebagai agenda yang terus menerusdiupayakan penuntasannya.

23 September 1999Press release KPKP tentang mendesak dan mempertanyakan sikapkomisi I DPR RI yang mengecewakan dan keseriusan Komnas HAMatas kelanjutan penyelesaian kasus Tanjung Priok.

29 November 1999Siaran pers KPKP/KBKP mendesak pembentukan Pansus Priok danadili para pelanggar HAM Kasus Tanjung Priok. Dalam tuntutannya,DPR RI harus bentuk pansus priok untuk memanggil paksa Soeharto,LB Moerdani, Try Soetrisno dan para pelanggar HAM pada kasusPriok sebagai bentuk pertanggungjawaban hukum dan moral.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

218

Page 244: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

2000

03 Maret 2000Surat KPKP ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk memintasalinan putusan atas nama ke 28 orang terdakwa dalam kasus TanjungPriok. Ketika Tim KPKP datang untuk menanyakan perihal suratyang dikirimkan, secara lisan Ibu Hj. Murlis, SH mengatakan bahwaberkas-berkas dari kasus Tanjung Priok tersebut sudah tidak adadibagian dokumentasi dengan alasan yang tidak jelas.

Penyelidikan Komnas HAM

14 Maret 2000Tanggapan Komnas atas Surat dari KPKP tertanggal 10 Maret 2000perihal “permohonan penambahan anggota ekstern KPP HAMTanjung Priok”. Isi surat menyatakan bahwa rapat pleno KomnasHAM tgl 29 Februari 2000 dan tgl 7 Maret 2000 telah memutuskanpembentukan KPP HAM di Tanjung Priok beranggotakan 9 orangyaitu 8 orang anggota Komnas HAM dan seorang praktisi hukumperempuan bukan anggota Komnas HAM. Dimungkinkannyadibentuk Komisi Ad Hoc yang dapat mengangkat tenaga dari luarKomnas HAM tersebut adalah berdasarkan ketentuan Perpu No. 1tahun 1999. namun dengan ditolaknya Perpu No. 1 tahun 1999 tgl31 Maret 2000 oleh DPR RI, maka pembentukan komisi inisepenuhnya didasarkan pada UU No. 39 tahun 1999 yang tidakmemerlukan pembentukan komisi Ad Hoc. Namun demikian, KPKPdan KBKP meminta Hartono Mardjono, SH, sdr Dr. Ir. Kusmawan,sdr Irianto Subiakto, SH, LLM, sdr Ahmad Yani, SH dan sdr Drs.Husein Umar sebagai narasumber dan mitra kerja dari KPP HAMPriok.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

219

Page 245: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

11 september 2000Siran pers Kontras tentang penggalian kubur korban pelanggaranHAM tanjung priok sebagai langkah menemukan keterlibatan parapelaku. KontraS merekomendasikan :-Komnas HAM harus menegaskan para pelaku yang telribat terhadappraktek-praktek summary killing, extra judicial killing, enforceddisappearances dan torture yang telah dilakukan pada peristiwapelanggaran HAM Tanjung Priok.-Komnas HAM juga harus merubah struktur laporan hasilpenyelidikna pelanggaran HAM di Tanjung Priok, yang penemuan 6kerangka korban tersebut juga harus diikuti oleh penegasan terhadappara pelaku yang terlibat baik pelaku lapangan dan pelaku yangmemerintahkan.

31 Maret 2000Siaran pers tentang Evaluasi kerja KPP HAM Priok: melanggengkanimpunity dan upaya penyelesaian secara “damai”

Juni 2000Menanggapi laporan Komnas HAM dalam kasus Priok yangmengandung cacat hukum, pengetahuan HAM dan kejujuran sertamoralitas penyelidik pelanggaran HAM.

2 Mei 2000Siaran pers tentang Tindak Lanjut Pemeriksaan yang harus dilakukanKP3T atas penggalian kuburan dan staf Rumah sakit. KP3T dimintasecepatnya membuat design yang menyeluruh untuk menggalikuburan massal korban pembantaian Tanjung Priok sertamenginvestigasi fakta-fakta seputar kuburan korban priok lainnyauntuk dapat dijadikan salah satu bukti dan kejelasan keberadaankorban yang hingga kini masih simpang siur. KP3T harus mampumengungkap operasi intelejen kekuasaan yang diduga kuat kelatarbelakangi meledaknya peristiwa pembantaian masal ini denganmemanggil aparat intelejen yang pada waktu itu bertugas.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

220

Page 246: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Mendesak pemerintah untuk serius menjalankan kerja KP3T, bilaperlu merestrukturisasi para anggota KP3T/Komnas HAM yangtidak melaksanakan kerja secara serius terhadap penyelidikan kasus-kasus pelanggaran HAM bukan saja untuk kasus Tanjung Priok tapijuga untuk kasus-kasus pelanggara HAM lainnya.

12 Juni 2000KP3T merekomendasikan beberapa nama yang harusbertangungjawab atas terjadinya tragedi Tanjung Priok meliputi:Dari Satuan Arhanud Tanjung Priok : Serda Sutrisno Mascung ,PratuYajit , Prada Siswoyo , Prada Asrori , Prada Kartijo , Prada Zulfata ,Prada Muhson , Prada Abdul Halim, Prada Sofyan Hadi, Prada Parnu,Prada Winarko, Prada Idrus, Prada Sumitro, Prada Prayogi.Dari Jajaran Kodim Jakarta Utara :Letkol. RA. Butar-Butar, DandimJakarta Utara, Kapten Sriyanto, Pasi II Ops. Kodim Jakarta Utara.Dari Jajaran Kodam V Jaya : Mayjen TNI Try Soetrisno, Pangdam VJaya, Kol. CPM Pranowo, Kapomdam V Jaya, Kapten Auha Kusin,BA, Rohisdam V Jaya, Kapten Mattaoni, BA, Rohisdam V Jaya.Dari Jajaran Mabes TNI AD : Brigjen TNI Dr. Soemardi, KepalaRSPAD Gatot SoebrotoMayor TNI Darminto, Bagpam RSPAD GATOT SOEBROTO.Dari Mabes ABRI : Jenderal TNI L. Benny Moerdani, PanglimaABRI / PangkopkamtibDalam kesimpulanya KP3T menetapkan telah terjadi pelanggaranHAM yang berat meliputi: pembunuhan kilat 24 orang dan luka berat45 orang , penangkapan dan penahanan sewenang terhadap 160 orang,penyiksaan di Laksusda Jaya, Kodim, Guntur dan RTM Cimanggismengalami penyiksaan, intimidasi dan teror dari aparat. Bentukpenyiksaan antara lain dipukul dengan popor senjata, ditendang,dipukul dan lain-lain, penghilangan orang secara paksa berupamenyembunyikan jumlah dan identitas korban dari keluarga sertamerusak barang bukti dan identitas korban .

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

221

Page 247: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

26 Juni 2000Siaran pers dari Yayasan 12 September 1984 yang menyatakanmembantah keras rekomendasi KP3T yang sangat memojokkankorban-korban.

23 februari 2000Audiensi dengan Komisi II DPR RI.

29 Februari 2000Penyerahan bahan-bahan/informasi mengenai kasus Tanjung Priok,tanggal 12 September 1984 kepada Komisi II DPR RI sebagai hasildari pertemuan dengan tgl 23 Februari 2000.

29 Februari 2000Setelah desakan yang cukup kuat dari masyarakat dan keluarga korbanKomnas HAM membentuk KPP HAM Tanjung Priok..

Awal Maret 2000KontraS dan Koalisi Pembela Kasus priok (KPKP) dengan merujukimparsialitas dan memaksimalkan hasil penyelidikan mengusulkanketerlibatan masyarakat non-komnas dalam komposisi keanggotaanKPP HAM. Komnas HAM menolak.

24 Maret 2000KPP HAM priok ‘sowan’ kepada Panglima TNI Laksamana Widododan menyatakan bahwa penyelidikan priok bukan untuk menemukantersangka.

3 Mei 2000KPP HAM memeriksa Try Soetrisno dan LB Moerdani.

Juni 2000Komnas HAM menyerahkan hasil KPP HAM Priok kepada kejaksaanAgung. Hasil penyelidikan itu sendiri diprotes masyarakat termasuk

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

222

Page 248: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

kemarahan masyarakat yang mengakibatkan kantor Komnas HAMdirusak masa yang kecewa dengan kerja KPP HAM.

11 Juli 2000Berkas Komisi Penyelidik dan Pemeriksa Pelanggaran HAM TanjungPriok (KP3T) dipulangkan Kejaksaan Agung ke Komnas HAM untukdilengkapi kekurangannya. Setelah protes yang cukup gencar darikorban dan keluarga korban serta KontraS. Desakan tersebutdilakukan karena KP3T dalam penyelidikannya tidak maksimal danhal tersebut dimungkinkan oleh UU no. 26/2000 tentang PengadilanHAM.

Penyidikan Kejaksaan Agung

14 Oktober 2000Hasil penyelidikannya diserahkan ke Kejaksaan Agung untuk keduakalinya. Tidak lama setelah pemulangan tersebut Komnas HAMmembentuk Tim Tindaklanjut KP3T yang bertugas melengkapikekurangan-kekurangan penyelidikan kasus Priok.

11 Juli 2000Berkas KP3T (Komisi Penyelidik dan pemeriksa pelanggaran HAMTanjung Priok) dipulangkan Kejaksaan Agung ke Komnas HAMuntuk dilengkapi kekurangannya. Hal itu dilakukan Kejagung setelahprotes yang cukup gencar dari korban dan keluarga korban sertaKontras. Desakan tersebut dilakukan karena KP3T dalampenyelidikannya tidak maksimal dan hal tersebut dimungkinkan olehUU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM.

14 Oktober 2000Hasil penyelidikan diserahkan ke kejaksaan Agung untuk keduakalinya. Komnas HAM membentuk Tim tindaklanjut KP3T yangbertugas melengkapi kekurangan-kekurangan penyelidikan kasuspriok

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

223

Page 249: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

13 November 2000Kejaksaan Agung melantik 40 staf Jaksa Agung sebagai Tim PenyidikPelanggaran Berat HAM Tanjung Priok (TPBHTP) yang diketuaioleh M.A. Rahman, SH. Atas pembentukan tim tersebut, korban dankeluarga berssama Kontras lewat audiensi-audiensi ke TPBHTPmemberi masukan 2 hal:

a. Sebaiknya Kejaksaan memberi tempat bagi masyarakat untukberpartisipasi dalam melakukan penyelidikan kasus Priokdengan membentuk penyidik ad hoc dengan komposisikeanggotaan jaksa dan masyarakat berimbang.

b.Untuk itu selayaknya Kejaksaan juga perlu mempertimbangkankeanggotaan (commissioners) 40 orang Jaksa dengan merujukefektifitas kerja penyidikan.

19 November 2000Dalam sebuah audiensi Jaksa Umar Bawazier mengatakan bahwa:“Jaksa Agung belum memastikan apakah proses pemeriksaan kasus priok itumenggunakantim penyidik ad hoc”.

22 Desember 2000Kontras mengajukan secara resmi 23 nama untuk menjadi anggotapenyidik ad hoc. Pengajuan tersebut kemudian ditindaklanjuti denganaudiensi KontraS yang pada intinya kami mengingatkan arti pentingpenyidik ad hoc.

2001

11 Januari 2001KontraS dan keluarga korban secara tertulis meminta tanggapanKejaksaan Agung soal rekomendasi 23 nama yang ditujukan ke JaksaAgung.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

224

Page 250: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

15 Januari 2001Atas protes keras tersebut, Kejaksaan lewat H.M.A Rahman, SHselaku ketua Tim penyidik kasus Priok baru meminta Kontras untukmengirimkan minimal 1 nama calon untuk diangkat menjadi penyidikad hoc dari 9 orang nama yang tertera yaitu: Nursyamsi, SH, LuhutMP Pangaribuan, SH, LLM, Hamid Husein, SH, NursyahbaniKatjasungkana, SH, Ita F Nadia, SH, Drs. Anwar Sanusi, SH, DjuhadMahja, SH, Saleh Amin, SH dan M.M. Billah. Permintaan tersebutternyata tidak diikuti oelh pelaksanaan teknis dilapangan, Tim PenyidikPriok Kejaksaan Agung tidak memberi batasan dan kepastian yangjelas tentang kapan akan dilantiknya nama-nama tersebut seperti yangdiucapkan oleh Umar Bawazier, SH, ‘Penyidik ad hoc’ yang ditunjukKejaksaan sebagai Sekretaris. Hingga diperpanjangnya masapenyidikan (penyidikan tahap II) oleh Ketua Pengadilan HAM adhoc, persoalan keputusan penyidik ad hoc belum juga mendapat titikterang, padahal masa pemeriksaan terus berjalan dan akan berakhirsekitar 1 atau 2 bulan lagi.

16 Januari 2001Atas sikap Kejaksaan Agung yang kurang serius Kontras dan keluargakorban Priok langsung membuat surat terbuka yang menyatakanbahwa Kejaksaan Agung menunjukkan ketidakseriusan dalammelakukan penyidikan kasus priok.

24 Januari – 19 februari 2001Pemeriksaan beberapa saksi korban dan keluarga di Kejaksaan Agung.

25 Januari 2001Sementara Kejaksaan Agung hanya meminta menghubungi ke-9 namatersebut Kejaksaan Agung memilih 1 orang staf Kejaksaan Agungyang telah pensiun yaitu Umar Bawazier, SH untuk diangkat ‘Penyidikad hoc’ dengan surat pengangkatan bernomor: KEP-006/A/J.A/01/2001. Hingga diperpanjangnya masa penyidikan (penyidikan tahapII) oleh Ketua Pengadilan HAM Ad Hoc, persoalan keputusan

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

225

Page 251: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

penyidik Ad Hoc belum juga mendapat titik terang, padahal masapemeriksaan terus berjalan dan akan berakhir sekitar 1 atau 2 bulanlagi.

22 Juni 2001Delegasi AM Fatwa dan KontraS meminta penjelasan KejaksaanAgung mengenai perkembangan penyidikan yang tidak pernahdijelaskan kepada publik. Dari pertemuan yang dihadiri oleh JaksaAgung (Alm) Baharudin Lopa, Ketua Tim Penyidik Priok, A. Rahman,Mulyohardjo, A.M. Fatwa, K.H. Mawardi Noer, Syarifin Maloko, AriefBiki, Beni Biki, Yusron Zainuri, Ahmad Hambali, Ori Rahman, staffatwa dan 4 orang anggota keluarga Biki, terungkap bahwa pada saattersebut Kejaksaan Agung telah melakukan pemeriksaan penyidikantahap II yang berakhir pada 22 Juli 2001 terhadap 86 orang darirencana 110 orang saksi yang akan diperiksa dengan perincian: 59orang korban, 25 orang unsur TNI, 16 Polri, 4 orang RSPAD, 4 orangsaksi ahli dan 4 orang lain-lain. Dipertemuan itu dihasilkan limakesepakatan yaitu: a) Soal pemeriksaan Beni kita akan suruh untukmenandatangani BAP, b) Menghubungi Depkeh untuk segeramengeluarkan keppres (pengadilan HAM ad hoc) priok, c) Soal hakimad hoc yang masih digodok akan segera menghubungi ke MA, d)Akan merampungkan pemeriksaan siksa 24 saksi, e) akan segeramemproses penyidik ad hoc secepatnya.

7 Maret 2001Terjadi islah antara fihak aparat yang diwakili Tri Sutrsno dengansebagian korban priok, yang diwakili Rambe dkk, sepakat bahwamereka berdamai dan tidak melanjutkan prosesnya di persidangan.

22 April 2001Pesiden Megawati dengan Keppres No 53 tahun 2001 membentukpengadilan HAM Ad Hoc Untuk kasus Tim-Tim dan Tanjung Priok.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

226

Page 252: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

12 September 2001Ratusan delegasi dari KontraS bersama organisasi mahasiswa danLSM HAM lainnya seperti KAMMI, HAMMAS, KAMTRI, PAHAMIndonesia, keluarga korban dan lain-lain mengingatkan agar KejaksaanAgung tidak menjadi pelindung para pelaku Pelanggaran HAMTanjung Priok dan meminta Jaksa Agung dan ketua Tim PenyidikPriok M.A Rahman yang diwakili oleh Wakil Jaksa Agung Soeparmanuntuk melaksanakan kesepakatan yang belum dilaksanakan padapertemuan dengan (alm) Jaksa Agung Lopa antara lain soal penyidikad hoc dan pemeriksaan Beni Moerdani. Pertemuan tersebut tidakjuga mendapat penjelasan yang berarti.

2002

8 Mei 2002KontraS dan keluarga korban kembali mendatangi Kejaksaan Agungyang diterima oleh Kapuspenkum, Barman Zahir, S.H, DirekturPenyidikan dan anggota Tim penyidikan priok untuk menanyakanproses penyidikan dan pelimpahan berkas ke Pengadilan HAM.

Awal Juli 2002MA Rahman dalam sebuah pertemuan dengan DPR RI menjelaskanbahwa Kejaksaan Agung telah menetapkan 12 tersangka.

24 Juli 2002KontraS dan keluarga korban kembali mempertanyakan standarpenetapan ke-12 tersangka dan meminta transparansi penyidikan danpenetapan nama-nama tersangka. Kejaksaan Agung melaluiKapuspenkum, Barman Zahir tidak memberikan jawaban yang jelasatas masalah tersebut.

11 September 2002Aksi ke Kejaksaan Agung bermaksud bertemu dan mempertanyakanperkembangan penyidikan kasus Tanjung Priok. Pada 11 September

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

227

Page 253: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

ditemui oleh Barman yang menyatakan adanya 2 tersangka namundia tidak dapat menyebutkan nama-nama karena untuk kebutuhanstrategi penyidikan, dan dalam waktu dekat ini akan dilimpahkan kepengadilan.

12 September 2002Aksi ke Komnas HAM. Pembacaan pernyataan sikap dari Kontrasdan korban serta keluarga korban secara pribadi. Pernyataan diberikankepada anggota Komnas HAM yaitu MM Billah, Sholahuddin Wahiddan Chandra Setiawan. Ketiga anggota Komnas HAM yang menerimapernyataan sikap menyatakan meminta kepada lembaga, korban dankeluarga agar setiap sidang mereka turut berpartisipasi, apabila selamamereka berada di Komnas HAM tidak memperjuangkan korban dankeluarga korban maka korban dan keluarga korban dapat memintamereka untuk mundur.

21 Desember 2002Audiensi lanjutan soal komposisi Tim Penyidik pelanggaran HAMkasus Tanjung Priok.

2003

Mei 2003Pertemuan dengan komisi II DPR RI (Firman Djaya Daeli, RahmanGaffar) untuk mendesak penyidikan yang dilakukan oleh Kejagung.Karena esoknya akan ada pertemuan dengan M.A.Rahman, makamoment itu akan dipakai juga untuk menanyakan proses penyidikanyang dilakukan oleh Kejagung.

Mei 2003Audiensi dengan Kejagung yang menyatakan bahwa tim terhambatkarena Kejaksaan Agung tidak punya dana dan kekurangan SDM.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

228

Page 254: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

24 Juli 2003Pertemuan dengan dengan Partai Keadilan Sejahtera. Respon positifdan dukungan atas perjuangan korban untuk mendapat keadilan daripemerintah.

Agustus 2003Audiensi dengan Kejaksaan Agung untuk mempertanyakan kepastianpengadilan HAM.

Pengadilan HAM

14 September 2003Pembacaan dakwaan terhadap Sutrisno Mascung CS di PengadilanHAM Jakarta Pusat. Komandan regu III dari Yon Arhanudse beserta11 anak buahnya tersebut didakwa melakukan pelanggaran HAMyang berat meliputi pembunuhan, percobaan pembunuhan danpenganiayaan.

30 September 2003Dakwaan RA butar Butar dibacakan oleh Jaksa di pengadilan NegeriJakarta Pusat. Komandan Kodim tersebut didakwa melakukanpelanggaran HAM berat berupa pembunuhan, penganiayaan danperampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang terhadappenduduk sipil.

23 September 2003Di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pranowo didakwa oleh jaksa telahmelakukan pelanggaran HAM berat berupa perampasan kemerdekaandan penyiksaan.

14 Oktober 2003Audiensi dengan Kejaksaan Agung menanyakan keseriusan kejaksaanagung dalam penuntutan kasus priok serta perlindungan terhadap

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

229

Page 255: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

saksi. Kejaksaan akan terbuka terhadap setiap persoalan yang dihadapioleh para saksi serta tetap konsisten dalam penuntutan kasus priok.

23 Oktober 2003Sriyanto (Pasiop Kodim 0502) diajukan ke persidangan dengandakwaan telah melakukan pelanggaran HAM berat meliputi:pembunuhan, percobaan pembunuhan dan penganiayaan.

27 Oktober 2003Pengaduan ke Mabes Polri terhadap intimidasi serta teror terhadappara saksi dan pendamping di pengadilan negeri Jakarta pusat.Kepolisian akan melakukan evaluasi dalam pengaman di pengadilanserta akan memberikan bantuan pengamanan bagi saksi dan korban.

28 Oktober 2003Pengaduan ke Puspom TNI terhadap mobilisasi massa oleh aparatTNI serta pengunjung sidang yang memakai senjata. Akandikoordinasikan dengan majelis hakim yang memeriksa kasus priok.serta akan meminta batua keamanan apabila dianggap perlu.

30 Oktober 2003Pengaduan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melaporkanintimidasi serta teror terhadap para saksi serta mobilisasi aparat TNIserta penggunaan simbolnya di sidang Pengadilan. Akan melakukanpenyelidikan serta bantuan keamanan terhadap intimidasi dan teror,serta pengamanan di pengadilan.

20 November 2003Pengaduan ke Mabes Polri melaporkan tentang terjadinyapenghilangan barang bukti oleh TNI. Akan dilakukan koordinasiuntuk pengungkapan kasus ini.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

230

Page 256: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

20 November 2003Pengaduan ke Polres Jakarta Pusat melaporkan tentang terjadinyapengroyokan yang dialami oleh korban kasus Tanjung Priok.Kepolisian telah membuat LP serta membuat laporan pemeriksaansaksi korban dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan.

9 Desember 2003Audiensi ke Komnas HAM agar aktif memantau jalannya perngadilan,termasuk alat bukti. Sholahuddin Wahid akan meneruskanpermohonan ini dalam rapat Pleno, termasuk memberitahukan kepadamantan anggota KP3T.

2004

26 JanuariAudiensi dengan Kejaksaan Agung RI. Dalam pertemuanya, kontrasbersama keluarga korban berusaha untuk memberikan masukantentang saksi (penambahan dan pemanggilan), memberikan masukantentang kinerja JPU yang buruk, menanyakan tentang kompensasi,restitusi dan rehabilitasi. Diterima oleh BR Pangaribuan (Satgas HAM)dan Kemas Yahya Harahap (Kapuspenkum). Menerima masukan danakan mengecek kinerja JPU adhoc. Mempelajari aturan tentangkompensasi, restitusi dan rehabilitasi (Kejaksaan Agung tidakmengetahui aturan dan mekanismenya).

31 Maret 2004RA Butar Butar dituntutan 10 tahun penjara.

8 April 2004Audiensi Kejaksaan AgungSekaligus juga melakukan aksi bersama korban dan keluarga korbanTanjung Priok, FKKM, Ikohi, Semanggi I dan II, Kompak, GMNI,FMN, FPPI, KPPI, Komsate menuntut : Mendesak Kejaksaan Agungberfungsi secara maksimal dan profesional dalam upaya penuntasan

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

231

Page 257: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Mendesak kejaksaan Agunguntuk memasukkan tuntutan kompensasi, restitusi dan rehabilitasi.Diterima oleh Kapuspenkum Kejaksaan Agung dan DirekturPenanganan HAM Berat I Ketut Murtika. Dalam pertemuan tersebutmereka menjelaskan: -Dalam kasus Priok, penyidik dan penuntutumum merujuk pada Statuta Roma, -Tuntutan JPU dipertimbangkansesuai rasa keadilan, -Benny Moerdani dan Tri Sutrisno dapat diajukansebagai tersangka baru jika ada bukti permulaan yang cukup.

20 April 2004Audiensi Kejaksaan Agung. Diundang oleh I Ketut Murtika,Departemen HAM Kejaksaan Agung. mendiskusikan Kinerja JaksaPenuntut Umum Adhoc dalam pengadilan HAM Tanjung Priok,mekanisme kompensasi, restitusi dan rehabilitasi.

30 April 2004RA Butar Butar divonis 10 tahun penjara dan wajib memberikankompensasi, restitusi dan rehabilitasi terhadap korban.

14 Mei 2004Aksi di Kejaksaan Agung. Mendesak Kejaksaan Agung untuk untukmemasukkan KRR serta memasukan terdakwa baru dalam kasustanjung Priok. Diterima oleh Kiemas yahya dan I.K.Murtika Akandimasukkannya tuntutan pembayaran konpensasi dalam Pledoi, sertatidak menutup kemungkinan adanya terdakwa baru apabila ditemukanbukti baru.

26 Mei 2004Audiensi dengan Kejaksaan Agung. Menanyakan tindak lanjutpelaksanaan KRR dan penyerahan data sementara. Hasil daripertemuan tersebut adalah masih dalam proses, karena belum jelasmekanismenya.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

232

Page 258: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

3 Juli 2004Pranowo dituntut 5 tahun penjara.

8 Juli 2004Sriyanto dituntut 10 tahun penjara.

9 Juli 2004Sutrisno Mascung cs dituntut 10 tahun penjara.

29 Juli 2004Audiensi Kejaksaan Agung. Mempertanyakan realisasi putusan ButarButar, Mempertanyakan mekanisme PP No. 3 tahun 2002 danpertemuan interdept 1 Juli 2004. Ketut Murtika, M Yusuf (KasubditPenyidikan), Widodo Supriyanto (Kasubdit Penuntutan) pertemuan1 Juni 2004 : Depkeham tidak hadir, akan ada pertemuan lanjutan.Syamsul Bahri sebagai LO untuk negosiasi dan kesepakatan KomnasHAM, DPR dan Depkeham bagi amandemen UU No. 26/2000 danPP 3/2002.

3 Juli 2004Audiensi Komnas HAM. Mempertanyakan kewenangan KomnasHAM dalam pemantauan pengadilan dan pengkajian PP No. 3 /2002yang tidak jelas. Diterima oleh Enny Soeprapto. Enny menjelaskanbahwa isi dalam pertemuan 1 Juni 2004 merupakan pertemuan awalKomnas HAM, Kejaksaan Agung dan Departemen Keuangan.Komnas HAM akan menyampaikan aspirasi Kontras dan korban padapertemuan interdept selanjutnya. Usulan terobosan hukum bagirealisasi KRR : SKB Menkeu atau Kepres.

29 Juli 2004Audiensi Kejaksaan Agung.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

233

Page 259: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

2 Agustus 2004Audiensi Komnas HAM.

10 Agustus 2004Audiensi Mahkamah Agung.

10 Agustus 2004Pranowo diputus Bebas oleh hakim Pengadilan Negeri.

11 Agustus 2004Audiensi Kejaksaan Agung.

12 Agustus 2004Sriyanto diputus bebas oleh Pengadilan Negeri.

20 Agustus 2004Di Pengadilan Negeri, Sutrisno Mascung dkk diputus 3 tahun danmasing-masing anak buahnya 2 tahun penjara serta memberikankompensasi sebesar 1.015500.000 pada 13 korban.

3 September 2004Peluncuran buku “Mereka Bilang disini Tak Ada Tuhan”

September 2004Aksi di Mahkamah Agung protes atas putusan bebas Pranowo.

2005

2 Februari 2005Audiensi dengan kejaksaan Agung dan diterima oleh Soehandoyo(kapuspenkum) menyangkutpermintaan penjelasan tentang statushukum dari proses keputusan pengadilan HAM adhoc tanjung priokditerima oleh Kapuspenkum Suhandoyo SH beserta staf direktur

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

234

Page 260: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

HAM. Dalam keteranganya, Kejaksaan selaku penuntuk akanberusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan tuntutanya.Kompensasi dapat diberikan apabila keputusan sudah mempunyaikeputusan hukum tetap.

3 Februari 2005Audiensi dengan Ketua pengadilan HAM jakarta I Made Karna gunamenanyakan hal-hal menyangkut keputusan pengadilan tentangKompensasi serta upaya hukum yang telah dilakukan oleh Jaksapenuntut umum. Dalam pendapatnya, Made Karna meminta kepadakontraS untuk membuat surat tertulis tentang hal-hal yang akanditanyakan seputar putusan tersebut yang dianggap kurang jelas.

6 Juli 2005Audiensi ke Pengadilan TinggiMempertanyakan proses banding. Diterima oleh Husyaini AndinKasiim, SH (Kahumas Pengadilan Tinggi Jakarta) dalam pertemuantersebut husyaini mengatakan bahwa: - Perkara dengan terdakwaRudolf Adolf Butar-butar di putus pada tanggal 8 Juni 2005 olehHakim Sri Handoyo, SH (Ketua) H. Rusdy As’ad, SH.MH ProfMuhamad Amin Suma, SH Prof Dr. Ahmad Sutarmadi, SH dan Dr(HC) SPB Roeroe.SH.MBA. - Perkara dengan terdakwa SutrisnoMascung di putus pada tanggal 31 Mei 2005 oleh Hakim H. Basoeki,SH (Ketua) H. Sri Handoyo, SH. Prof DR. Soejono , SH. ProfDR. Muh. Amin Suma,.SH. Prof Dr. Ahmad Sutarmadi. SH

12 Juli 2005Audiensi ke Kejaksaan Agung, mempertanyakan ketertutupan prosesbanding Tanjung Priok serta tindak lanjut kasasi. Diterima olehSoehandoyo, Kapuspenkum Kejaksaan Agung, fihaknya belummenerima putusan PT dan akan segera memberikan memory kasasipada MA. Kapuspenkum tidak banyak mengetahui tentang prosesbanding, ia akan menanyakan lebih dulu kepada jajarannya.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

235

Page 261: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

19 Juli 2005Audiensi ke Komnas HAM, mempertanyakan sikap Komnas HAMatas putusan bebas terdakwa Priok. Diterima oleh Abdul Hakim GN, Ketua Komnas HAM Komnas HAM tidak dapat mengintervensiproses peradilan, tetapi telah meminta Kejaksaan Agung untukmelakukan kasasi surat 12 Juli 2005. Untuk reparasi korban, KomnasHAM meminta bahan-bahan, kemudian akan membuat surat kepadaPresiden agar segera merealisasikan putusan reparasi tersebut.

12 September 2005Peringatan 21 Th peristiwa tanjung priok. Acara diawali dengan TaburBunga di Jl, Yos Soedarso tanjung priok setelah itu dilanjuti aksi didepan. Maha Kam Agung. Bentukkegiatannya : Tabur bunga di lokasiperistiwa Tanjung priok, kemudian diselinggi orasi dari korban tanjungpriok ,doa bersama serta Happining ART . Aksi selanjutnya didepanMahkamah Agung, selama satu jam. Aksi terrsebut disis berbagielemen yang tergabung dalam peringatan peristiwa tanjung priokterdiri dari : keluarga korban mei , GMNI , Kop BUMI , PRP, dll.

aksi di Kejaksaan Agung

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

236

Page 262: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

29 September 2005Sriyanto dibebaskan oleh hakim Agung ditingkat Kasasi.

2006

13 Januari 2006Mahkamah Agung membebaskan Pranowo ditingkat kasasi.

16 Januari 2006Konferensi pers tentang putusnya Pranowo ditingkat Kasasi. Bersamakeluarga korban, mengecam putusan MA yang tidak mengindahkankeadilan dan penderitaan Korban.

18 Januari 2006Mengirim surat audiensi ke Komisi Yudisial atas bebasnya Pranowodan Sriyanto serta adanya politik uang di dalam sidang kasus Priok.

23 Januari 2006Mengirim surat ke PT DKI, meminta berkas putusan Butar butardan Sutrisno mascung Cs. Diterima oleh Anwari, Sub bagian umumPTDKI. Anwari Tidak bisa mengabil keputusan kapan bias diambilputusanya karena PT sedang renovasi.

24 Januari 2006Audiensi dengan Komisi Yudisial. Bersama keluarga korban priokaudiensi ke KY mengadukan perilaku hakim di PN dan MA yangmembebaskan para terdakwa kasus priok (Pranowo dan Sriyanto)dan juga meminta KY untuk mengawasi berkas Butar Butar dansutrisno mascung Cs yang sedang diproses di kasasi. Dalam pertemuantersebut diterima oleh ketua KY Busyro Mukoddas, dan tiga anggotalainya, irwady Joenes, zainal Arifin dan Soekotjo Soeparto. Dalampertemuan tersebut ketua KY berjanji akan melakukan pengawasanterhadap hakim-hakim yang memeriksa berkas Priok. KY juga akan

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

237

Page 263: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

memeriksa putusan MA yang membebaskan terdakwa Pranowo danSriyanto.

25 Januari 2006Mengirim berkas putusan ke Komisi Yudisial. Hal tersebut dilakukanmenindak lanjuti pertemuan dengan KY untuk mengusut adanyapolitik uang di pengadilan dan Melengkapi berkas-berkas putusanperkara pelanggaran HAM Priok.

28 Februari 2006Sutrsno Mascung CS dibebaskan pada tingkat kasasi.

02 maret 2006Melayangkan surat terbuka dan audiensi dengan KYMempertanyakan putusan MA atas ditolaknya kasasi berkas perkaraSutrisno mscung Cs.- Putusan pranowo masih meunggu kabar dari MA.- Melengkapi data-data berkas pranowo- Akan mengadakan diskusi kajian tentang pengadilan HAM terkait

dengan kewenagngan KY.

11 April 06Mengirim surat permohonan audiensi ke MA bernomor 182/SK-Kontras/IV/2006.Saat dikonfirmasi, sekertaris MA tidak mendapat kepastian waktukarena ketua MA Bagir Manan sedang Tidak ada di Jakarta dan tidakmerekomendasikanya ke bagian terkait. Surat permohonan AudiensiNomor

21 April 06Mengirim surat ke MA , bernomor 191/SK-Kontras/IV/2006.Dalam Prmohonan Audiensi ke II ini juga Bagir Manan tetap tidakbisa menyediakan waktu karena bagir manan tidak merekomendasikanke anggota yang lain.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

238

Page 264: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

11 April 2006Mengirim surat ke PN. Diterima bagian humas Pengadilan Negeri,berdasar Surat nomor 181/SK-Kontras/IV/2006.

05 Mei 2006Mengirim surat ke permohonan audiensi ke MA benomor 206/SK-Kontras/V/2006.

6 Mei 2006Konfirmasi Surat di humas dan panitra pidana. Mereka berkilah bahwasurat tersebut Tidak jelas dan bersifat peribadi sehingga tidak dapatdi cek. Disarankan membuat lagi dengan alamat ketua PN JakartaPusat bukan langsung Cicut Sutiyarso.

07 Juni 2006Mengirim surat ke II di PN JakpusDiterima bagian humas, dengan Surat Nomor 248/SK Kontras/VI/2006.

11 Juni 2006Konfirmasi surat ke PNTidak dapat putusan karena tidak ada rekomendasi dari ketua PNdan rekomendasinya “dipertimbangkan” Disuruh membuat lagidengan alasan yang jelas serta membuat surat kuasa yang baru.

22 Juni 2006Mengirim surat ke III ke PN Diterima bagian humas dan ketua panitrapidana Surat Nomor 272/SK Kontras/VI/2006 Akan di usahakanoleh panitra pidana (yanwitra SH).

27 Juni 2006Konfirmasi surat ke III Dijanjikan akan diberikan pada hari rabu 29/06/06 Diterima pak nasrun dan Yan Witra. Surat sudah disetujui

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

239

Page 265: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

oleh wakil KPN dan tinggal mengambilnya. Dijanjikan besoknyabaru akan diberikan.

04 September 2006Mengirim surat permohonan audiensi ke Wapres terkaita dengan telahusainya pengadilan HAM, tidak dipenuhinya keadilan dan Hak korbantentang Kompensasi,restitusi dan Rehabilitasi. Ditindak lanjuti denganmengirim posisi kasus priok ke dirjen HAM, Wappres. Surat No 354/SK/kontras/VIII/2006.

12 September 2006Peringatan Tragedi Priok. Diawali dengan ziarah ke makam 10 korbandi TPU Cilincing. Setelahnya melakukan napak tilas Di jalan Koja,depan polres dengan melakukan tabur bunga dan orasi politik. Pukul13.00 dilanjutkan dengan diskusi di Kontras dengan menghadirkanpembicara: Emong komariah (hakim HAM), Lies Sugondo (KomnasHAM) dan Usman Hamid. Dalam diskusi tersebut muncul usulanuntuk membuat tuntutan penetapan putusan ke PN atau membuatgugatan perdata ke pengadilan Negeri.

21 September 2006Surat permohonan putusan pengadilan ke MA. Dari putusan tersebutakan dibuat bahan untuk membuat gugatan ataupun penetapanpengadilan soal kompensasi restitusi dan rehabilitasi. Surat No: 374/SK Kontras/IX/06.

26 September 2006KY menanggapi surat kontras tentang mempertanyakan putusan MAatas kasus Tanjung Priok dengan terdakwa Sutrisno mascung Cs yangdalam putusanya menyatakan bahwa yurisdiksii pengadilan priokadalah pengadilan umum bukan pengadilan HAM. Dari surat ygdikirim pada 2 maret 2006. KY ,merekomendasikan supayamelengkapi data yang dikirim dengan putusan dari Mahkamah Agung

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

240

Page 266: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

RI No. 09K/PID.HAM.ad.hoc/2005. Surat tersebut No 1051/Set.KY/IX/2006. ditandatangani oleh Muzayin Mahbub MSI dengantembusan1. presiden RI 2, Ketua KY, 3. ketua dpr RI, 4 komisi IIIDPR RI.

18 Oktober 2006Dari surat permohonan audiensi KontraS No 354/SK-Kontras/VII/2006 tertanggal 4 September 2006. Dengan alasan kepadatan, dansibuknya tugas negara, Wapres tidak bisa menerima permintaanaudiensi tersebut surat No B.2520/seswapres/P/X/2006, tanggal 18Oktober 2006

2007

31 Januari 2007Korban dan keluarga korban bersama KontraS mengajukanpermohonan penetapan kompensasi ke Pengadilan Negeri JakartaPusat, menindaklanjuti hasil keputusan Majelis Hakim PengadilanNegeri Jakarta Pusat, pada 20 Agustus 2004 yang menetapkan korbandan keluarga berhak menerima kompensasi senilai Rp1.015.500.000.Pendaftaran permohonan penetapan kompensasi diterima olehpanitera muda Coriana J. Saragih, SH, MH dengan nomor pendaftran:18/PDT.P/2007/PN.JKT.PST

28 Februari 2007Pengadilan Negeri menolak permohonan penetapan kompensasidengan alasan putusan pidana atas terdakwa Sutrisno Mascungmenyatakan bebas dan telah memiliki kekuatan hukum tetap.

27 Maret 2007Korban dan keluarga korban mengajukan permohonan MemoriKasasi Atas Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 18/Pdt.P/2007/PN.JKT.PST

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

241

Page 267: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

12 September 2007Peringatan 23 tahun Peristiwa Tanjung Priok. IKAPRI, Ikohi danKontraS mengadakan aksi ke Mahkamah Agung dan Tabur Bunga diTPU Budi Darma Cilincing.

14 September 2007Korban dan Keluarga korban Tanjung Priok bersama korban kasus1965, Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II, Mei 1998 melakukanaudiensi dengan anggota komisioner Komnas HAM di terpilih untukperiode 2007-2012 guna mendorong langkah nyata Komnas HAMdalam penyelesain kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, terkaitpenolakan penyidikan oleh Jaksa Agung dan keengganan DPR RImerekomendasikan pembentukan pengadilan HAM ad hoc, audiensiditerima Ifdhal kasim, Stanley, Syafrudin Simeuleu, Kabul Supriyadiedan Ahmad Baso. Anggota Komisioner menyatakan akan membawahasil pertemuan dengan korban ke pleno Komnas HAM.

5 November 2007KontraS mengirimkan surat kepada Ketua MA Bagir Manan, perihalpermohonan prioritas penanganan perkara Reg. No. 1658/K/PDT/2007 tentang Putusan Permohonan Penetapan Kompensasi bagikorban Tanjung Priok 1984, dengan nomor surat No. 367/SK/KontraS/IX/2007

20 November 2007Komunitas korban Tanjung Priok yang tergabung dalam IkatanKeluarga Korban Tajung Priok mengrimkan surat ke MahkamahAgung, meminta agar Mahkamah Agung memprioritaskan perkarakorban.

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

242

Page 268: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

2008

31 Januari 2008KontraS mendatangi Mahkamah Agung untuk mengetahui informasiperkembangan penanganan perkara permohonan penetapankompensasi korban, pada kesempatan tersbeut. Kontras diterimaPanitera Bagian Perdata Mahkamah Agung

5 Februari 2008Korban bersama KontraS mengirimkan surat ke Komnas HAMmenanyakan tindaklanjut permohonan korban kepada Komnas HAM,perihal usulan kepada Komnas HAM agar melakukan pengkajianproses persidangan Tanjung Priok dan ikut berperan aktif mendorongupaya permohonan penetapan kompensasi korban di MahkamahAgung.

27 Februari 2008KontraS kembali mengirimkan surat kepada Ketua MA Bagir Manan,perihal permohonan prioritas penanganan perkara Reg. No. 1658/K/PDT/2007 tentang Putusan Permohonan Penetapan Kompensasibagi korban Tanjung Priok 1984, dengan nomer surat Surat KontraSNo. 55/SK-KontraS/II/2008

14 Februari 2008Korban bersama KontraS melakukan audiensi dengan Komnas HAM,di terima Johny Simajuntak, isi pertemuan mendorong Komnas HAMagar mengeluarkan hasil kajian dan analisa hukum serta rekomendasihasil persidangan tanjung Priok yang membebaskan semua pelaku.

23 April 2008Korban dan keluarga korban Tanjung Priok bersama JaringanSolidaritas korban pelanggaran HAM dengan didampingi KontraSmelakukan audiensi dengan Kejaksaan Agung, KontraS meminta agar

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

243

Page 269: kontras.org · “REPRODUKSI KETIDAKADILAN MASA LALU ” Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok Cetakan Pertama, September 2008 Desain Sampul : Kadir Tata letak

Kejaksaan Agung ikut terlibat dalam proses permohonan penetapankompensasi korban Tanjung Priok yang sedang berada di MA,sekaligus melakukan pengecekan perkembangan perkara tersebut,mengingat dalam kasus Pengadilan Tanjung Priok Kejaksaan Agungberperan sebagai penuntut. Audiensi diterima Wakil Jaksa Agung,Muchtar Arifin dan Jampidsus, Marwan Effendy beserta jajarannya.

02 Juni 2008KontraS mendatangi Mahkamah Agung untuk mencari informasiperkembangan perkara permohonan penetapan kompensasi korbanTanjung Priok. Dalam pertemuan tersebut KontraS diterima RoziStaf Ketua Muda MA dalam pertemuan tersebut disampaikan bahwaperkara permohonan penetapan kompenasi tanjung Priok telahdikembalikan ke Panitera Muda MA pada tanggal 06 Desember 2008untuk dikembalikan ke PN Jakarta Pusat dengan alasan antara halaman12 dan 13 berkas perkara tidak sinkron.

Sementara itu, keterangan berbeda diberikan Marten L.P.SmHk stafPanitera Muda Perdata. ia menyampaikan putusan yang telahdikembalikan ke PN Jakarta Pusat pada bulan Mei 2008 telahdikembalikan lagi ke MA. Dan saat ini tengah di proses oleh MajelisTIM G

Jakarta, 24 Juli 2008KontraS kembali menyurati Mahkamah Agung dengan nomer surat224/SK-KontraS/VII/2008, perihal Permohonan PrioritasPenanganan Perkara tentang Putusan Permohonan PenetapanKompensasi bagi korban Tanjung Priok, untuk mengingatkan BapakBagir Manan dan Jajaran Hakim Agung di Tim G untuk segeramempriotaskan penanganan perkara permohonan penetapan korbanTanjung Priok

BAGIAN V (JALAN PANJANG RAIH KEADILAN)

244