digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL...

164
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet di Surakarta) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan Oleh: Nurrul Riyad Fadhli A 121008021 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL...

Page 1: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI

(Studi Pengembangan pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet

di Surakarta)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh:

Nurrul Riyad FadhliA 121008021

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI

(Studi Pengembangan pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet

di Surakarta)

TESIS

oleh

Nurrul Riyad Fadhli

A 121008021

KomisiPembimbing

Nama Tanda Tangan Tangggal

Pembimbing I Prof. Dr. SugiyantoNIP. 194911081976091001

……………… ..........……….

Pembimbing II Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr. AIFONIP. 194805311976031001

……………… ........………..

Telah dinyatakan memenuhi syarat

Pada tanggal Januari 2013

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Program Pasca Sarjana UNS

Dr. Agus Kristiyanto, M.PdNIP. 19651128 199003 1 001

Page 3: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI

(Studi Pengembangan Pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet di Surakarta)

TESIS

OlehNurrul Riyad Fadhli

A121008021

Tim penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Dr. Agus Kristiyanto, M.PdNIP. 19651128 199003 1 001

....................... .................

Sekretaris Dr. Sapta Kunto Purnama, M.PdNIP. 196803231993031012

........................ .................

Anggota Penguji

Prof. Dr. SugiyantoNIP. 194911081976091001

Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr. AINIP. 194805311976031001

........................

........................

.................

.................

Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat

Pada tanggal 2013

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S.NIP. 196107171986011001

Dr. Agus Kristiyanto, M.PdNIP. 19651128 199003 1 001

Page 4: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul, “PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN

BOLAVOLI (Studi Pengembangan Pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat

Intermediet di Surakarta)” adalah benar-benar karya sendiri dan bebas

plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh dan

disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari

terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima

sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17,

tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagau author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi

dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Ilmu Keolahragaan PPs-

UNS berhak mempublikasikanya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh

Prodi Ilmu Keolahragaan PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari

ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik

yang berlaku.

Surakarta, 8 Januari 2013

Nurrul Riyad FadhliNIM. A 121008021

Page 5: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Jangan sibukkkan diri untuk mencoba menjadi lebih baik dari

teman atau para pendahulu kita, tapi mencoba untuk menjadi

lebih baik dari diri kita sekarang karena dalam hidup ini tidak

ada competitor, semua adalah teman dan guru untuk belajar.

(penulis)

Page 6: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DEDICATIONS

With my sincerity and honest, this thesis is dedicated to:

My beloved Father and Mother, for their prayer, support, advice, and love that make the writer grows to be mature.

My sister Novitasari and my brother M. Khoirul Umam who always support me in finishing this thesis.

My critical friends; Taufik , Aziz, Dona, Lubis, Sandi, Nur Satya,Garry, Deaz, Miftah, Ucil and Filli who always accompany me to discuss

both the important things and the silly things.

Page 7: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Dengan memanjatkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berkat dan rahmatNya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan

baik. Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan

serta dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd selaku ketua program studi ilmu keolahragan

sekaligus sebagai ahli bolavoli yang telah memberikan masukan dan arahan

demi kesempurnaan produk hasil penelitian.

4. Prof. Dr. Sugiyanto, Selaku pembimbing I yang telah secara seksama dan

dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga

untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selasai.

Page 8: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO selaku pembimbing II yang telah secara

seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu,

serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selasai.

6. Prof. Dr. M. E. Winarno, M.Pd selaku ahli bolavoli yang telah memberikan

masukan dan arahan demi kesempurnaan produk hasil penelitian serta

dukunganya hingga terselesaikanya studi ini.

7. Eriek Satya H, S.Pd dan Teja Krisna, S.Pd selaku ahli bolavoli yang telah

memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan produk hasil penelitian.

8. Ketua dan anggota UKM bolavoli UNS dan UTP Surakarta yang telah

mengjinkan untuk melakukan penelitian.

9. Rekan-rekan program studi IOR angkatan 2010 dan 2011 yang telah

membantu dalam proses penyelesaian penulisan tesis ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril

atau materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang

diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh

dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap

saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis

ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 8 Januari 2013

Penulis

Page 9: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL TESIS............................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv

ABSTRAK ....................................................................................................... xvi

ABSTRACT ....................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah................................................................. 5

C. Rumusan Masalah ................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

G. Asumsi .................................................................................... 10

Page 10: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 12

1. Kajian Teori ...................................................................... 12

a. Profil Bolavoli ................................................................... 12

b. Analisis Kondisi Fisik Bolavoli ........................................ 14

1) Servis ........................................................................... 14

2) Pasing .......................................................................... 16

3) Semes .......................................................................... 19

4) Blok ............................................................................. 23

c. Latihan Fisik ..................................................................... 27

1) Tujuan latihan fisik ..................................................... 29

2) Prinsip latihan fisik ..................................................... 30

3) Komponen latihan fisik ............................................... 34

d. Latihan Beban ................................................................... 40

1) Prinsip Latihan Beban ................................................. 43

2) Intensitas Latihan Beban ............................................. 47

3) Sistem Energi Latihan Beban ...................................... 54

4) Adaptasi Latihan Beban .............................................. 57

e. Model Latihan Beban untuk Bolavoli .............................. 58

1) Model........................................................................... 58

2) Pemain Bolavoli Tingkat Intermediet ......................... 60

3) Latihan Daya Tahan ................................................... 64

4) Latihan Kekuatan ....................................................... 66

5) Latihan Power ............................................................. 68

Page 11: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

6) Metode Latihan Beban untuk Bolavoli ...................... 70

2. Penelitian Yang Relevan ................................................... 72

B. Kerangka Berfikir .................................................................... 73

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 78

B. Jenis Penelitian ........................................................................ 80

C. Sumber Data ............................................................................ 91

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 93

E. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 94

F. Jenis Data ................................................................................ 101

G. Teknik Pengolahan Data ......................................................... 102

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Hasil Penelitian........................................... 110

B. Tahap Pendahuluan ................................................................. 111

C. Pengembangan Produk ............................................................ 112

D. Uji Efektifitas Produk Pengembangan..................................... 123

E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 131

BAB IV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan............................................................................... 144

B. Implikasi .................................................................................. 147

C. Saran ........................................................................................ 148

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 150

Lampiran-Lampiran ........................................................................................ 153

Page 12: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tingkat intensitas latihan kecepatan dan kekuatan ....................... 36

2.2 Lima daerah intensitas untuk olahraga cyclic................................ 36

2.3 Intensitas berdasarkan reaksi denyut jantung................................ 38

2.4 Bentuk latihan beban dan kelompok otot utama yang dilatih ....... 42

2.5 Kategori intensitas dan tipe kontraksi ........................................... 47

2.6 Hubungan jumlah beban dan tipe kekuatan .................................. 48

2.7 Bentuk kekuatan dan irama latihan ............................................... 49

2.8 Dosis latihan beban ....................................................................... 51

2.9 Karakteristik sistem energi............................................................ 56

2.10 Ruang lingkup produk pengembangan.......................................... 76

3.1 Waktu dan tempat penelitian......................................................... 78

3.2 Desain uji efektifitas produk ........................................................ 89

3.3 Persentase hasil evaluasi subyek uji coba ..................................... 109

4.1 Gambaran umum hasil penelitian.................................................. 110

4.2 Hasil wawancara pelatih bolavoli di surakarta.............................. 111

4.3 Data kuantitatif hasil evaluasi ahli akademisi bolavoli 1 .............. 114

4.4 Data kuantitatif hasil evaluasi ahli akademisi bolavoli 2 .............. 116

4.5 Data kuantitatif hasil evaluasi ahli praktisi bolavoli 1 ................. 117

4.6 Data kuantitatif hasil evaluasi ahli bolavoli praktisi 2 ................. 118

4.7 Kesimpulan data kuantitatif evaluasi ahli .................................... 119

4.8 Persentase hasil evaluasi .............................................................. 120

Page 13: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4.9 Data kuantitatif hasil uji coba kelompok kecil, n=12 ................... 121

4.10 Persentase hasil evaluasi .............................................................. 121

4.11 Data kuantitatif hasil uji coba kelompok besar, n=24 .................. 122

4.12 Persentase hasil evaluasi .............................................................. 123

4.13 Rekapitulasi data hasil tes awal kelompok eksperimen ............... 124

4.14 Rekapitulasi data hasil tes awal kelompok kontrol ...................... 124

4.15 Rekapitulasi data hasil tes akhir kelompok eksperimen ............... 125

4.16 Rekapitulasi data hasil tes akhirkelompok kontrol ...................... 125

4.17 Ringkasan hasil uji normalitas distribusi frekuensi ...................... 126

4.18 Ringkasan hasil uji homogenitas variansi populasi ...................... 127

4.19 Data hasil tes awal dan tes akhir ................................................... 128

Page 14: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kelompok otot besar yang harus dilatih dalam latihan beban............ 45

3.1. Bagan prosedur pengembangan, diadaptasi dari Borg & Gall ........... 82

3.2. Bagan instrumen pengumpul data ...................................................... 94

3.3. Bagan bateri tes kemampuan fisik...................................................... 98

3.4. Bagan teknik pengolahan data kualitatif ............................................ 102

3.5. Bagan pemeriksaan keabsahan data ................................................... 105

3.6. Bagan teknik pengolahan data kuantitatif .......................................... 106

4.1. Histogram hasil tes awal dan tes akhir kelompok eksperimen........... 129

4.2. Histogram hasil tes awal dan tes akhir kelompok kontrol.................. 130

4.3. Histogram nilai beda........................................................................... 130

Page 15: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil wawancara ....................................................................... 153

Lampiran 2. Kisi-kisi angket ahli................................................................... 155

Lampiran 3. Kuesioner evaluasi ahli.............................................................. 156

Lampiran 4. Data hasil evaluasi ahli .............................................................. 162

Lampiran 5. Kisi-kisi kuesioner uji coba produk........................................... 168

Lampiran 6. Angket uji coba produk ............................................................. 169

Lampiran 7. Data uji coba kelompok kecil .................................................... 173

Lampiran 8. Data uji coba kelompok besar ..................................................... 174

Lampiran 9. Penyajian data hasil tes awal dan tes akhir.................................. 175

Lampiran 10. Uji prasarat analisis .................................................................. 177

Lampiran 11. Analisis data uji efektifitas ....................................................... 182

Lampiran 12. Produk pengembangan ............................................................. 186

Lampiran 13. Catatan lapangan dan dokkumentasi ......................................... 331

Lampiran 16. Surat keterangan penelitian ....................................................... 349

Page 16: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Fadhli, Nurrul Riyad, A 121008021.2012. Pengembangan Model Latihan Beban Untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Pemain Bolavoli (Studi Pengembangan Pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet di Surakarta). Tesis, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing (1) Prof. Dr. Sugiyanto, (2) Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO.

Kata kunci: Bolavoli, Latihan beban, Penelitian Pengembangan.

Latar belakang penelitian ini adalah belum adanya model-model latihan beban secara khusus yang diberikan untuk pemain bola voli putra tingkat intermediet di Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun model latihan beban yang baik, melaksanaan uji coba produk pengembangan, dan melaksanaan uji efektifitas produk untuk mengetahui hasil uji keefektifan model latihan beban untuk peningkatan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “metode penelitian pengembangan, (Research and Development)”. Hasil penelitian yang pertama adalah analisis kebutuhan dengan menggunakan metode wawancara untuk mengetahui permasalahan kemampuan fisik para pemain tingkat intermediet di surakarta, dari hasil wawancara diketahui bahwa latihan kemampuan fisik tidak menggunakan metode latihan beban.

Tahap kedua adalah perancangan produk awal, dalam hal ini model latihan beban didasarkan pada kajian teoritis, sehingga dirumuskan dalam susunan sebagai berikut: (1) Teori umum bolavoli, (2) Analisis kebutuhan fisik bolavoli. (3) Teori umum latihan beban. (4) Latihan beban untuk bolavoli. (5) Program latihan beban untuk bolavoli. (6) Evaluasi kemampuan fisik dalam bolavoli.

Tahap ketiga adalah uji coba produk. Uji coba yang pertama adalah uji coba ahli dengan menggunakan empat ahli bolavoli dengan 24 butir pertanyaan dengan hasil 80.77 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk bisa diuji cobakan pada tahap selanjutnya. Uji coba kelompok kecil dengan jumlah subjek 12 menggunakan instrumen angket dengan jumlah pertanyaan 12. Hasil uji kelompok kecil adalah 76.67%. uji coba kelompok besar dengan 24 subjek dengan hasil 72.71%.

Tahap yang keempat adalah uji efektifitas produk dengan membandingkan dua kelompok, satu kelompok diberi perlakuan produk pengembangan dan kelompok lain diberi perlakuan secara konfensional dengan penggunakan pre testdan post test desain. Nilai beda untuk masing-masing kelompok berdasarkan tes adalah: Nilai beda tes 1 kelompok eksperimen 19, kelompok kontrol 8. Nilai beda tes 2 kelompok eksperimen 36, kelompok kontrol 6. Nilai beda tes 3 kelompok eksperimen 40, kelompok kontrol 8. Nilai beda tes 4 kelompok eksperimen 49, kelompok kontrol 12. Nilai beda tes 5 kelompok eksperimen 35, kelompok kontrol 12. Nilai beda tes 6 kelompok eksperimen 28, kelompok kontrol 15. Nilai beda tes 7 kelompok eksperimen 387, kelompok kontrol 100. Sebagai simpulan

Page 17: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

akhir dinyatakan bahwa produk terbukti efektif meningkatkan kemampuan fisikpemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.

Page 18: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ABSTRACT

Fadhli, Nurrul Riyad, A 121008021. 2012. Developing Weight Training Exeercises Model To Improve Physic Ability Volleyball Player (Development Study for intemediate level of male volleyball player in Surakarta). Thesis, Sport Sience Program Study, Post Graduate Program of Sebelas Maret University. Thesis Adviser (1) Prof. Dr. Sugiyanto, (2) Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO.

Keyword: Volleyball, Weight Training, Research and Development.

The background of this study is it has not been a special weight training models for intemediate level of male volleyball player in Surakarta yet. The purpose of this research are to design a good weight training model, to try out the product, and to find out the result of the effectiveness of product to improve physic ability for intemediate level of male volleyball player in Surakarta.

The method used in this research in Research and Development. The first result of the research is the need analysis trough interviews to know the problem of physic ability of male volleyball player in the intermediate level in surakarta. From the interviews, it can be seen that the daily practice of physic ability was done without weight training.

The second step is the planning of preliminary product. In this research, the model was designed based on some related theories so it can be formulated as follows: (1) general theory of volleyball (2) need analiysis of volleyball physic (3) general theory of weight training (4) weight training for volleyball (5) weight training program for volleyball (6)evaliation of physic ability in volleyball.

The third product is the result of try out is from expert jugment by four expert with quetsion of 24 item. The result 80.77%. it can be intepreted that the product design can be trayed out next step. The try ot of small group whose subject is 12 uses quetsionary whose quetsionair whose are 12 item. The result try ot for small group is 76.67%. The result try ot for big group is 72.71%.

The fouth step is the signifince test the product by comparing betwen two group the experiment group was given treatmen of product developed by the researcher and the control group was given the conventional treatmen. The discrimination score to each group based on the test are; (1) the discrimination score for an experiment group is 19 while the control group is 8, (2) the discrimination score for two experiment groups is 36 while the control groups is 6, (3) the discrimination score for three experiment groups is 40 while the control groups is 8, (4) the discrimination score for four experiment groups is 49 while the control group is 12, (5) the discrimination score for five experiment groups is 35 while the control groups is 12, (6) the discrimination score for six experiment groups is 28 while the control groups is 15, (7) the discrimination score for seven experiment groups is 387 while the control groups is 100. In conclusion, the product of this research is effective to improve the physic ability of male volleyball player in the intermediate level in Surakarta.

Page 19: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bolavoli pertama kali diperkenalkan oleh William G. Morgan dari

Amerika Serikat pada tahun 1855. Bolavoli masuk ke Indonesia pada tahun 1928,

yang dibawa oleh bangsa Belanda. Bolavoli di Indonesia mulai dipertandingkan

pada PON III tahun 1953 di Medan. Pada tanggal 22 Januari 1955, lahirlah

organisasi bolavoli di Indonesia yaitu Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia

(PBVSI), dengan ketuanya W. J. Latumeten. PBVSI di bawah anggota

International Volley Ball Federation (IVBF). IVBF sendiri terbentuk pada tahun

1948 yang beranggotakan 15 negara.

Pada masa sekarang cabang olahraga bolavoli sangat populer di kalangan

pelajar ataupun mahasiswa. Berbagai daerah di Indonesia telah banyak diadakan

acara pertandingan bolavoli antar pelajar dan antar mahasiswa. Pertandingan antar

pelajar dan mahasiswa tersebut merupakan ajang atau tempat adu bakat yang

dimiliki oleh pelajar, khususnya dalam cabang olahraga bolavoli.

Tujuan lain diadakannya pertandingan bolavoli antar pelajar dan

mahasiswa, yaitu untuk memupuk rasa persaudaraan dan persatuan diantara

sesama, memperoleh pengalaman yang berharga, menjauhkan pelajar dan

mahasiswa dari tindakan yang tidak berguna, sehingga diharapkan dengan adanya

ajang pertandingan tersebut, siswa dapat mengisi waktu luang yang ada untuk

kegiatan yang bermanfaat. Untuk pembinaan yang mengarah ke pengembangan

Page 20: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

prestasi diarahkan kepada siswa yang berminat pada satu atau beberapa cabang

olahraga tertentu dan dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler, UKM pada

mahasiswa maupun pada klub pembinaan bolavoli tingkat intermediet.

Permainan Bolavoli merupakan permainan beregu di atas lapangan

berukuran panjang 18 m dan lebar 9 m, dibatasi oleh garis selebar 5 cm. Di tengah

lapangan ada garis sepanjang 9 m yang membelah lapangan menjadi 2 sama

besar. Lurus di atasnya terdapat net, dengan tinggi untuk putra 2,43 m dan untuk

putri 2,24 m. Terdapat dua regu yang saling berhadapan dan setiap regu terdapat 6

pemain, 3 pemain sebagai penyerang dan 3 lainnya sebagai bertahan. Viera, dkk.

(2000:3-4). Permainan bolavoli maksimal berlangsung selama 5 set. Pada set I

sampai dengan set IV, bagi tim yang mengumpulkan poin 25 terlebih dahulu

dengan minimal selisih 2 angka dinyatakan memenangkan set tersebut. Sedangkan

pada set V tim dinyatakan menang bila telah mengumpulkan poin 15 terlebih

dahulu dengan minimal selisih 2 angka. Suatu regu dinyatakan memenangkan

pertandingan bila telah dapat memenangkan sebanyak 3 set terlebih dahulu. Setiap

regu mendapatkan poin bila mampu memenangkan reli, baik melakukan servis

maupun tidak (FIVB, 2005)

Berdasarkan ide dasar dan peraturan permainan tersebut di atas, beberapa

ahli berpendapat bahwa untuk mendukung penguasaan teknik, taktik dan

kematangan bertanding diperlukan unsur-unsur fisik tertentu. Bertucci (1982:189)

menyebutkan beberapa variabel fisik yang diperlukan dalam permainan bolavoli,

yang meliputi explosive power, speed of movement, dan muscular endurance.

Semua atribut fisik tersebut pada dasarnya tergantung pada kekuatan otot yang

Page 21: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

digunakan untuk menampilkan keterampilan yang terlibat. Dengan demikian,

peningkatan kekuatan harus dapat meningkatkan keseluruhan atribut fisik

tersebut.

Gerak yang mendominasi dalam permainan bolavoli adalah gerak

meloncat dan melompat baik pada waktu menyerang dengan melakukan smesh

maupun saat bertahan dengan cara melakukan blok. Untuk itu diperlukan

lompatan dan raihan yang tinggi dari pemain agar dapat memukul dan

mengarahkan bola ke daerah lawan dengan baik. Dengan loncatan yang tinggi

diharapkan kedua lengan dapat melampaui bagian atas net atau bahkan dapat

menjulur ke daerah lawan saat melakukan blok, sehingga sudut pukulan lawan

menjadi terbatas. Kemampuan tersebut mengharuskan pemain memiliki power

otot tungkai yang cukup besar. Disamping itu pemain juga perlu memiliki power

otot lengan yang tinggi agar mampu melakukan smesh yang keras sehingga

pemain lawan akan kesulitan membendung bola yang mengarah ke daerah

permainannya. Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat Mc Gown (1994:189)

yang menyatakan bahwa “Explosive strengthis a vital volleyball players. They

need it to jump their highest, hit their hardest, get to balls thst other player can’t.

sedngkan Mc Gown (1994:87), menyatakan bahwa pemain bolavoli memerlukan

pengembangan kekuatan untuk meningkatkan power, stabilitas persendian, daya

tahan otot, dan mencegah cedera.

Permainan bolavoli sangat membutuhkan kekuatan dan power otot, selain

itu dalam permainan bolavoli juga diperlukan kecepatan dan kelincahan.

Kecepatan merupakan salah satu komponen fisik yang penting dalam permainan

Page 22: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

bolavoli, hal ini disebabkan karena sebagian besar gerak atlet selama permainan

berlangsung selalu berpindah-pindah tempat, lari, merespon rangsang yang

datang, dan mengubah arah secara cepat. Meskipun kecepatan kontraksi otot atlet

lebih dominan ditentukan oleh faktor genetik, akan tetapi kecepatan dapat

ditingkatkan melalui latihan explosive strenght, latihan teknik gerak yang efisien

dan melalui latihan kecepatan. Bompa (2000:63) menyatakan bahwa kecepatan

mencakup tiga elemen, yaitu waktu reaksi, waktu gerak, dan kecepatan lari. Oleh

karena itu dalam melatih kecepatan perlu memperhatikan ketiga elemen tersebut.

Bompa (2000:197), menyatakan bahwa dalam menyusun program latihan

jangka panjang untuk atlet usia 16-18 tahun, unsur-unsur fisik yang perlu dilatih

yaitu kordinasi yang bersifat kompleks, fleksibilitas khusus, kecepatan memutar

dan mengubah arah, kecepatan reaksi, daya tahan otot, power, daya tahan aerobik,

dan daya tahan anaerobik. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka komponen-

komponen fisik dalam permainan bolavoli yang diteliti dalam penelian ini

mencakup kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, daya tahan otot lengan,

daya tahan otot tungkai, daya tahan otot perut, power otot tungkai dan power otot

lengan.

Bolavoli di Jawa Tengah sangat berkembang dengan pesat, terbukti

dengan salah satu finalis ProLiga berasal dari Jawa Tengah, tetapi hal ini belum

mengimbas kepada Surakarta, terbukti dari hasil PORPROV Jateng untuk cabang

bolavoli, prestasi Kota Surakarta belum maksimal, hal ini disebabkan karena

pembinaan prestasi bolavoli hanya menitik beratkan pada latihan teknik dan

taktik, kemampuan fisik yang menjadi faktor utama untk berprestasi belum

Page 23: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

menjadi pusat perhatian yang utama. Pernyataan di atas diperkuat dari hasil

wawancara dengan beberapa pelatih bolavoli di Surakarta bahwa proses latihan

bolavoli kurang berjalan secara maksimal karena terkendala oleh beberapa hal,

terutama latihan kemampuan fisik pemain dengan menggunakan latihan beban

belum terlaksana dengan baik. Dari permasalahan tersebut peneliti akan

mengangkat judul. “Pengembangan Model Latihan Beban Untuk

Meningkatkan Kemampuan Fisik Pemain Bolavoli” (Studi Pengembangan

Pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet Di Surakarta)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Prestasi bolavoli di Surakarta yang belum maksimal.

2. Kemampuan fisik pemain bolavoli intermediet di Surakarta kurang baik.

3. Belum adanya model latihan beban untuk pemain bolavoli tingkat intermediet

di Surakarta .

4. Pelaksanaan latihan untuk pemain bolavoli tingkat intermediet yang belum

maksimal.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana model latihan beban yang baik

Page 24: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet

di Surakarta secara efektif dan efisien?

1. Bagaimanakah pelaksanaan dan hasil studi pendahuluan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat

intermediet di Surakarta?

2. Produk model latihan beban seperti apa yang baik untuk meningkatkan

kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta

secara efektif dan efisien?

a. Produk model latihan beban seperti apa yang diduga dapat meningkatkan

kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta?

b. Bagaimana hasil pelaksanaan evaluasi ahli dari penerapan produk

pengembangan model latihan beban untuk pemain bolavoli tingkat

intermediet di Surakarta?

c. Bagaimana hasil pelaksanaan uji coba kelompok kecil dan uji coba

kelompok besar dari pengembangan model latihan beban untuk pemain

bolavoli tingkat intermediet di Surakarta?

3. Bagaimanakah pelaksanaan dan hasil uji keefektifan model latihan beban

untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat

intermediet di Surakarta?

a. Bagaimanakah signifikasi perbedaan kemampuan fisik pemain bolavoli

putra tingkat intermediet yang mengikuti latihan beban dengan

kemampuan fisik pemain bolavoli putra yang melakukan latihan

peningkatan kemampuan fisik secara konvensional?

Page 25: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Bagaimanakah perbandingan kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat

intermediet berdasarkan perbedaan skor tes akhir dan tes awal kelompok

latihan dengan beban dan kelompok latihan peningkatan kemampuan fisik

secara konvensional?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengembangkan

model latihan beban yang baik untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain

bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta secara efektif dan efisien.

1. Melaksanaan dan mengetahui hasil studi pendahuluan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat

intermediet di Surakarta.

2. Mengetahui model latihan beban yang baik untuk meningkatkan kemampuan

fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta secara efektif dan

efisien.

a. Membuat model latihan beban yang diduga dapat meningkatkan

kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.

b. Melaksanakan dan mengetahui hasil pelaksanaan evaluasi ahli dari

penerapan produk pengembangan model latihan beban untuk pemain

bolavoli tingkat intermediet di Surakarta.

c. Melaksanakan dan mengetahui hasil pelaksanaan uji coba kelompok kecil

dan uji coba kelompok besar dari pengembangan model latihan beban

untuk pemain bolavoli tingkat intermediet di Surakarta.

Page 26: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Melaksanakan dan mengetahui hasil uji keefektifan model latihan beban untuk

meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di

Surakarta.

a. Mengetahui signifikasi perbedaan kemampuan fisik pemain bolavoli putra

tingkat intermediet yang mengikuti latihan beban dengan kemampuan fisik

pemain bolavoli putra yang melakukan latihan peningkatan kemampuan

fisik secara konvensional.

b. Mengetahui perbandingan kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat

intermediet berdasarkan perbedaan skor tes akhir dan tes awal kelompok

latihan dengan beban dan kelompok latihan peningkatan kemampuan fisik

secara konvensional.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian Pengembangan ini dilakukan oleh peneliti setelah melakukan

pengamatan, serta studi pendahuluan dan peneliti mengetahui belum adanya

model-model latihan beban yang dalam hal ini merupakan salah satu hal yang

fundamental dalam olahraga bolavoli karena merupakan unsur pokok dalam

berprestasi, sehingga untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli

dibutuhkan pengembangan model latihan beban yang nantinya diharapkan dapat

memberikan sumbangan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli.

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan

sebagai berikut:

Page 27: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1. Manfaat Teoritis

Penelitian pengembangan model latihan beban ini dilakukan untuk

memberikan model latihan yang baru atau untuk menambah perbendaharaan

model-model latihan-latihan yang sudah ada sebelumnya guna mencapai tujuan

yang lebih baik dari sebelumnya. Pengembangan model latihan sangat diperlukan

untuk peningkatan kemampuan fisik pemain bolavoli. Dengan adanya penelitian

ini diharapkan dapat menambah referensi baru tentang model-model latihan beban

bolavoli agar dapat digunakan secara maksimal. Diharapkan juga bahwa

penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk pemberian latihan-latihan berikutnya

pada tim-tim bolavoli yang membina atlet tingkat intermediet.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti

Penerapan teori dan praktek yang didapat selama menempuh kuliah. Dan

juga dapat memberikan tambahan wawasan tentang peningkatan kemampuan fisik

olahraga bolavoli melalui program latihan beban sacara menyeluruh sehingga

dapat melakukan penerapan ilmu yang telah diperoleh dengan baik.

2. Bagi pelatih bolavoli

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelatih bolavoli

di Surakarta untuk menerapkan cara pelatihan peningkatan kemampuan fisik atlet

bolavoli yang efektif dan efisien sehingga latihan dapat dengan tepat mengenai

sasaran.

Page 28: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret

Sebagai bahan pustaka dan tambahan referensi tentang latihan beban untuk

bolavoli.

F. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian adalah suatu pemikiran awal tentang penelitian yang

akan disusun dan merupakan acuan untuk melaksanakan penelitian. Menurut

Winarno (2007:18) “asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang

suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan

penelitian”. Asumsi penelitian ada dua, yaitu:

1. Asumsi substantive

Asumsi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dari masalah

penelitian yang akan di ungkap perlu diberikan suatu asumsi yang terkait masalah

tersebut yang merupakan simpulan awal dari hasil atau tujuan dari penelitian yang

dilakukan. Asumsi substantive ini juga akan terkait penelitian ini dilakukan di

suatu tempat tersebut. Asumsi substantive dalam penelitian ini adalah kemampuan

fisik bisa ditingkatkan dengan menggunakan model latihan beban.

2. Asumsi metodologis

Asumsi metodologis adalah asumsi yang berhubungan dengan metodologi

penelitian. Dari metodologi yang digunakan dalam penelitian dapat diberikan

suatu rancangan metodologi awal guna membatasi atau menentukan rancangan

dari hasil penelitian yang dilakukan. Prosedur yang dilakukan dapat dijelaskan

terlebih dahulu untuk mepermudah dalam melakukan analisis-analisis data.

Page 29: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Asumsi metodologis dalam penelitian ini adalah metode penelitian

pengembangan. Penelitian pengembangan merupakan metode yang sesuai untuk

menyelesaikan masalah kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet di

Surakarta.

Page 30: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kajian Teori

a. Profil Bolavoli

Permainan Bolavoli merupakan permainan beregu di atas lapangan

berukuran panjang 18 m dan lebar 9 m, dibatasi oleh garis selebar 5 cm. Tengah

lapangan terdapat garis sepanjang 9 m yang membelah lapangan menjadi dua

sama besar. Lurus di atasnya terdapat net, dengan tinggi untuk putra 2,43 m dan

untuk putri 2,24 m. Terdapat dua regu yang saling berhadapan dan setiap regu

terdapat 6 pemain, 3 pemain sebagai penyerang dan 3 lainnya sebagai bertahan,

Viera (2000:3-4). Permainan bolavoli adalah permainan dilakukan bersama-sama

karena merupakan olahraga beregu. Permainan bolavoli harus berada pada suatu

bidang lapangan yang dibagi dua dengan luas permukaan yang sama.

Teknik dasar dalam bolavoli yang digunakan dalam sebuah pertandingan

diantaranya passing, serve, smash, dan block. Teknik-teknik dasar ini yang harus

dikuasai oleh seorang pemain bolavoli, karena keempat teknik dasar tersebut akan

digunakan untuk menciptakan suatu permainan di dalam bolavoli dan

keseluruhannya merupakan satu rangkaian pada saat tim memainkan bolavoli.

Menurut Durrwachter (1982:1-2) permainan bolavoli mempunyai segi

positif, yaitu: (1) Lapangan permainan relatif kecil, perlengkapan yang

dibutuhkan sederhana, (2) sifat permainan tidak berubah apabila lapangan

Page 31: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dipersempit atau jumlah pemain dikurangi, (3) gagasan permainan sederhana, (4)

kekuatan regu sangat tergantung dari semangat bermain serta kemampuan semua

pemain, (5) kecepatan reaksi kelincahan kewaspadaan serta kemampuan

konsentrasi dan daya loncat sangat dilatih, (6) resiko cedera sangat kecil. Agar

tercapainya suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai, yang berarti perlunya suatu

proses terlebih dahulu yang menuju kearah tersebut, maka perlu adanya suatu

prinsip yang melatar belakangi permainan bolavoli. Prinsip-prinsip bermain

dalam bolavoli pada hakekatnya tidak berbeda dengan permainan yang

mengutamakan kerja sama antar individu dalam suatu regu.

Menurut Roesdiyanto (1989:7) ada beberapa prinsip dalam bermain

bolavoli: (a) Prinsip teknis adalah untuk memvoli bola di udara hilir mudik di atas

net, mempergunakan bagian tubuh pinggang ke atas, dengan syarat pantulan

bersih dan setiap pemain berusaha secepatnya menjatuhkan di lapangan lawan

untuk mencari kemenangan dalam permainan. (b) Prinsip psikologis, merupakan

suatu prinsip kerja sama antar individu. Dengan demikian prinsip bermain

bolavoli secara psikologis adalah harus berpegang pada kekompakan antar

individu dalam syatu regu, jadi dengan demikian gotong royong dalam regu setiap

sikap senang dan gembira di dalam melakukan permainan bolavoli.

Permainan bolavoli terdapat beberapa unsur yang terkandung dalam

permainan tersebut seperti passing, serve, block, dan smash. Keempat unsur

tersebut sangat berpengaruh dalam suatu pertandingan bolavoli karena merupakan

teknik dasar permainan bolavoli. Menurut Roesdiyanto (1989:24) ”teknik dasar

permainan bolavoli adalah suatu proses dasar tubuh untuk melakukan keaktifan

Page 32: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

jasmani dan penguasaan keterampilan praktek sebaik-baiknya dalam permainan

bolavoli dan dapat menyelesaikan permainan dengan baik”.

Olahraga bolavoli memilki karakteristik gerak yang cukup kompleks.

Gerakan yang terkandung dalam olahraga bolavoli terdiri dari berbagai macam

bentuk yang terangkum menjadi satu rangkaian yang akan terbentuk sebuah

keterampilan gerak. Ketrampilan gerak ini yang nantinya muncul sebagai suatu

teknik dasar dalam permainan bolavoli. Suharno (1992:21) menyatakan

“Pengertian teknik ialah suatu proses pelaksanaan kegiatan fisik secara efektif dan

rasional yang memungkinkan tercapainya hasil tebaik dalam pertandingan.

Gerakan dalam bolavoli atau tektik dalam bolavoli akan menjadi baik jika

didasari dengan kemampuan fisik yang baik, setiap teknik dalam bolavoli

memiliki unsur-unsur fisik khusus yang harus dikembangkan untuk menunjang

performa geraknya, berikut adalah teknik dasar permainan bolavoli beserta

analisis tinjauan pendukung teknik dasar sehingga akan diketahui kebutuhan fisik

untuk melakukan masing-masing teknik tersebut.

b. Analisis Kondisi Fisik Bolavoli

Kondisi Fisik dalam bolavoli bisa diketahui dari karakteristik gerak, dalam

hal ini ditinjau dari teknik dasar permainan bolavoli.

1) Servis

Menurut Roesdiyanto (1989:27) “Servis dalam permainan bolavoli adalah

sarana pertama untuk mengadakan serangan terhadap regu lawan.” Servis pada

zaman sekarang bukan lagi sebagai awal dari suatu permainan atau sekedar

Page 33: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menyajikan bola, tetapi sebagai suatu serangan pertama bagi regu yang melakukan

servis. Servis ada beberapa macam: (1) Servis atas adalah service dengan awalan

melemparkan bola ke atas seperlunya. Kemudian Server memukul bola dengan

ayunan tangan dari atas. (2) Servis bawah adalah servis dengan awalan bola

berada di tangan yang tidak memukul bola. Tangan yang memukul bola bersiap

dari belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah.

Posisi kaki saat servis yaitu dengan membuka kaki selebar bahu serta salah

satu kaki berada di depan, kaki yang berada di depan adalah kaki kebalikan dari

tangan pemukul bola servis, hal ini bertujuan untuk menambah keseimbangan

serta saat melakukan gerak lanjutan menjadi mudah karena posisi kaki salah satu

sudah di depan. Tangan yang akan memukul bola harus lurus sewaktu menyentuh

bola. Karena dalam prinsip biomekanika, Hidayat (1997:132) mengatakan bahwa

pada suatu gerak rotasi, kecepatan berbanding lurus dengan jari-jarinya. Sehingga

untuk memperoleh hasil servis yang keras harus meluruskan lengan saat impact

dengan bola.

Pelaksanaan servis secara umum dibagi 3 bagian, yaitu; (1). Melempar

bola ke atas, dalam hal ini dalam upaya melempar dibutuhkan kekuatan otot-otot

lengan yang cukup kuat terutama deltoid sebagai pangkal lengan yang juga

didukung oleh pektoralis mayor dan lattisimus dorsi. (2). Memukul bola, fase ini

merupakan fase terpenting dalam melakukan teknik servis. Kekuatan akan

berumpu pula pada otot-otot bahu, dada, triceps dan wrist. (3). Follo trough,

merupakan fase tindah lanjut. Ini menunjukkan bahwa kelompok anggota gerak

atas berfungsi maksimal.

Page 34: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Teknik mahir sevis dapat dilakukan dengan melompat, atau biasa disebut

dengan jump serve. Teknik servis ini juga bisa dilakukan atau dilatihkan untuk

pemain pada level intermediet, Teknik yang dilakukan hanya menambah saat

melompat ke udara yang tentunya melibatkann otot-otot tungkai, gluteus atau

trunk. Pelaksanaan servis membutuhkan hampir seluruh otot-otot bagian tubuh.

Pelaksanaan servis dengan benar dan mematikan harus didukung kemampuan

fisik yang baik, terutama power otot lengan, power otot tungkai untuk melompat

pada saat melakukan jump serve dan kekuatan otot perut sebagai pendukung dari

hasil servis yang baik.

2) Passing

Menurut Dunphy dan Wilde (2000:24) terminologi pasing adalah sentuhan

pertama dari sebuah tim setelah bola melewati net yang berasal dari servis atau

serangan. Pasing merupakan salah satu teknik dasar bolavoli, pasing betujuan

untuk menerima servis. Pasing dalam bolavoli ada dua macam, pasing bawah dan

pasing atas. Gerakan badan saat melakukan pasing bawah maupun pasing atas

tidak berbeda. Saat posisi siap akan melakukan passing, salah satu kaki didepan

dan kedua kaki ditekuk dan tubuh agak condong ke depan .Tubuh agak

membungkuk, sikap kaki seperti hendak melangkah dengan posisi kaki selebar

bahu, Durrwachter (1982:52)

Sikap awal pasing bawah adalah badan agak ditekuk, dan kaki didepan

ditekuk selebar bahu, kemudian saat perkenaan bola, badan agak tegak dan kaki

lurus mengikuti arah gerakan lengan. Gerak tangan menyongsong bola yaitu lutut

Page 35: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

ditekuk, posisi berjongkok rendah atau melangkah lebar, punggung rata, siku

setinggi lutut, Durrwachter (1982:52)

Gerakan ancang-ancang, rentangan tubuh cepat serta gerak mengikuti arah

bola yang terpantul, jadi gerak lengan yang panjang dan diarahkan memperbesar

ketepatan dan pengoperan bola. Gerak selanjutnya adalah tubuh serta lengan

diangkat menyongsong bola, gerak lengan pada persendian bahu, tubuh atas tetap

tegak, lengan lurus, karena jika lengan menekuk pada siku saat perkenaan bola,

maka hasil pantulan bola tidak bagus.

Kaki dibuka selebar bahu agar supaya posisi semakin stabil, hal itu sesuai

dengan hokum kesetimbangan II “stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang

tumpuannya”. Posisi badan merendah atau tungkai di tekuk juga mempunyai

tujuan menstabilkan posisi, semakin rendak titik tumpuan,maka smakin stabil

posisi kita. Imam Hidayat (1997:33) mengatakan “ makin besar jarak vertikalnya,

makin kecil stabilitasnya. Sebaliknya makin kecil jarak vertikalnya, makin besar

stabilitasnya”.

Menurut Durrwachter (1982:53) ada beberapa langkah-langkah gerakan

teknik dasar passing bawah dimulai posisi siap melakukan passing sampai posisi

setelah melakukan passing. Posisi siap menunggu kedatangan bola, tubuh agak

membungkuk, sikap kaki seperti hendak melangkah dengan posisi kaki selebar

bahu, lengan bawah diangkat sehingga mendatar. Kekuatan otot tungkai sangant

dominan dalam gerakan tersebut terutama otot-otot pada tungkai bawah, karena

posisi telapak kaki yang jinjit, sehingga diperlukan kekuatan otot tungkai bawah

bagian belakang yang baik.

Page 36: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Bola dipantulkan dengan lengan bawah bola mengenai kedua lengan

bawah secara bersamaan dan terpantul ke atas lagi, gerak lengan lebih mirip sikap

mengangkat atau mendorong, dan bukan memukul. Otot lengan sangat berperan

dalam sukses tidaknya melakukan pasing bawah. Otot bisep dan trisep sebagai

penopang lengan atas juga sangat berperan memberikan dorongan kekuatan dalam

melakukan pasing, terlebih pada saat melakukan pasing atas dorongan dari lengan

sangat membantu.

Pasing bawah merupakan upaya pemain dengan menggunakan sisi bagian

dalam lengan bawah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman

seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. Pasing bawah yang baik

membutuhkan kemampuan yang baik pula. Ditinjau dari karakteristik gerakanya,

kemampuan fisik yang dominan untuk mendukung pelaksanaan pasing adalah

daya tahan otot tungkai, kekuatan dan daya tahan otot lengan.

Menurut Roesdiyanto (1989:36) berpendapat bahwa pasing atas adalah

mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik

tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun serangan kepada lawan. Set up

atau pasing atas adalah bentuk lain dari teknik dasar pasing. “Teknik dasar pasing

atas merupakan teknik dasar permainan bolavoli yang berperan dalam kelancaran

suatu serangan olae suatu regu, Roesdiyanto (1989:36).” Fungsi dari pasing atas

ini cenderung untuk umpan, namun bisa juga sebagai sajian bola awal kepada

pengumpan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pasing atas menurut

Dunphy dan Wilde (2000:54) adalah mengatur kaki lebih lebar dari bahu dengan

Page 37: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kaki kanan ke depan, tubuh agak condong ke depan, lengan atas harus tegak lurus

dengan lantai, tangan diletakkan agak di depan di atas dahi, jari tangan dibentuk

sesuai lebar ukuran bola, bahu ditarik ke belakang sehingga pada saat mendorong

bola posisi tangan tepat berada di depan dahi, keseluruhan ujuang jari harus

menyentuh permukaan bola, posisi tubuh mengarah ke arah target sasaran, untuk

menghasilkan follow through yang sempurna diikuti dengan tolakan tungkai,

pinggul dan lengan, diarahkan ke target sasaran. Pasing atas dilakukan dengan

dukungan kemampuan fisik yang baik, terutama kekuatan otot lengan dan

kekuatan otot tungkai.

3) Semes

Menurut pendapat Dunpy dan Wilde (2000:68) “Smesh adalah suatu

pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian

atas , sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan

bola lebih tinggi berada diatas net , maka bola dapat dipukul tajam ke bawah.”

Menurut Roesdiyanto (1989:49) “Smesh adalah pukulan keras yang biasanya

mematikan karena bola sulit diterima atau dikembalikan.” Spike adalah

merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang

dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli . Dari beberapa

pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik smesh atau spike adalah cara

memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan

untuk mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah lawan.

Smesh merupakan bentuk serangan dalam permainan bola voli yang

mempunyai ciri-ciri menukik, tajam, dan cepat. Cara melakukannya adalah ;

Page 38: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu

(tergantung smesher normal atau smesher kidal). Langkahkan kaki satu langkah

kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang-ancang sebanyak 2 sampai

4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur-

angsur merendah untuk membantu tolakan. Pada tahap tolakan ini, kaki

berikutnya dilangkahkan hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu

kaki agak ke depan sedikit untuk mengerem gerak ke depan, dan sebagai

persiapan meloncat ke arah vertikal. Kedua lengan diayun ke belakang atas

sebatas kemampuan berupa gerak rotasi bahu. Bersamaan dengan gerakan ini,

kaki ditekuk sehingga lutut membentuk sudut kurang lebih 110º yang merupakan

sudut yang efektif untuk menolak karena dengan sudut tarikan otot yang besar

akan menghasilkangaya besar, terlebih karena sudut ini bekerja pada sendi lutut

yang mempunyai sistem katrol anatomik pada sendi lutut yang bersifat ellipsoidea

rangkap (sendi bujur telur). Setelah itu badan siap untuk meloncat dengan berat

badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang depan. Gerakan ini merupakan

gerak fleksi tungkai bawah (flexi genu) yang melibatkan otot hamstring dan

gerak dorsoflexi yang melibatkan otot tibialis anterio untuk persiapan menolak.

Tahap menolak secara kontinu dilanjutkan gerakan meloncat dengan tumit

dan jari kaki menghentak tanah. Gerakan ini merupakan gerak ekstensi tungkai

bawah (ekstensi genu) yang melibatkan otot quadricep femoris dan gerakan

plantarflexi yang melibatkan otot gastrocnemius, sambil meloncat kedua lengan

diayunkan ke depan atas yang merupakan gerak rotasi bahu ke atas (anteflexi)

pada sendi bahu yang bersifat globoidea (sendi peluru) dengan melibatkan otot

Page 39: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

deltoideus, otot pectoralis major, otot biceps brachii, dan otot coracobrachialis.

Sesaat setelah meloncat ketika tubuh melayang di udara posisi togok membusur

ke belakang, yang merupakan gerak hiperekstensi togok (kayang). Telapak kaki,

pergelangan kaki, panggul, dan togok digerakkan serasi untuk memperoleh

rangkaian gerak yang sempurna agar terwujud gerakan eksplosif dan loncatan

vertikal.

Melangkahkan kaki selanjutnya hingga kedua telapak kaki hampir sejajar

dan salah satu kaki kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai

persiapan meloncat kearah vertikal. Mengayunkan kedua lengan kebelakang atas

sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan

siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang

didepan. Mulai meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan

mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik keatas.

Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi

merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan dilakukan dengan eksplosif

dan loncatan vertikal.

Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan

lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan

terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin,

perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas.

Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan dan jari

menutup bola. Perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah

garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan

Page 40: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus

harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara.

Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras dan cepat turun kelantai.

Keterampilan ini merupakan kerja koordinasi mata tangan dalam upaya

menepatkan saat yang tepat dari jangkauan lompatan yang tertinggi dengan

keberadaan bola yang jatuh. Fase ini kerja otot-otot perut dan punggung sangat

dominan. Otot yang terlibat dalam melakukan smash dilihat dari analisis

gerakanya adalah pergelangan tangan aktif menghentak ke depan dengan telapak

tangan dan jari menutup bola yang merupakan gerak fleksi pergelangan tangan

dengan melibatkan otot flexor carpi radialis dan otot flexor pollicis longus pada

sendi pergelngan tangan yang bersifat ellipsoidea (sendi bujur telur). Lengan

pemukul membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan (gerak retrofleksi)

yang melibatkan otot deltoideus, otot pectoralis major,dan otot lactisimus dorsi,

dengan diikuti gerak tubuh membungkuk (gerak fleksi togok) yang melibatkan

otot abdominis dan otot pectineus. Gerakn lecutan lengan, telapak tangan, togok,

tangan yang tidak memukul, dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk

menjaga keseimbangan saat berada di udara. Pukulan yang benar akan

menghasilkan jalannya bola yang keras dan cepat menurun ke tanah dengan

putaran yang cepat ke arah depan (top spin).

Pukulan menjadi penting juga untuk menunjukkan pukulan yang terkuat.

Dengan kuatnya pukulan memberikan peluang untuk mendapatkan poin. Saat

memukul, otot yang terlibat langsung adalah kelompok bahu seperti deltoid,

travezeus dan triceps serta otot lengan bagian bawah. Mendarat dengan kedua

Page 41: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kaki. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai,

mendarat dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan

condong kedepan. Otot-otot tungkai menjadi domonan pula dalam menahan berat

badan. Gerakan selanjutnya setelah memukul bola di atas net adalah mendarat

dengan kedua kaki mengeper dengan menekuk lutut (gerak fleksi tungkai bawah)

yang lentur untuk meredam perkenaan kaki dengan tanah. Pendaratan dilekukan

dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong ke

depan dengan memperlambat gerakan. Perlambatan gerakan dilakukan untuk

memperkecil momentum hingga menjadi nol (berhenti bergerak) untuk mencegah

cedera dalam bentuk kerusakan sendi.

4) Blok

Blok merupakan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba

menahan/menghalangi bola yang datang dari daerah lawan. Sikap memblok yang

benar adalah: (1) Jongkok, bersiap untuk melompat. (2) Lompat dengan kedua

tangan rapat dan lurus ke atas. (3) Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir

dan memberi kesempatan pada kawan satu regu untuk bergantian melakukan blok.

Blok dapat diartikan sebagai bendungan pertama serangan dari lawan.

“Blok adalah kunci dari taktik pertahanan dalam bolavoli, seerta merupakan garis

pertama pembendung serangan lawan, Dunvy dan Wilde (2000:82).” Blok dapat

menggagalkan ataupun dapat mengurangi efektifitas serangan dari lawan.

Sehingga bola yang mengarah pada pertahanan dapat dibendung secara baik.

Teknik dasar blok bolavoli juga memerlukan kajian biomekanik yang

sangat dalam. Rangakaian gerakan dalam teknik blok memerlukan kajian mekanis

Page 42: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

untuk dapat memperoleh tingkat efisiensi dari gerakannya sehingga penguasaan

tekniknya maksimal. Urutan teknik blok dalam bolavoli dilaksanakan dengan

prinsip-prinsip mekanis untuk melakukan rangkaian terhadap gerakan selanjutnya.

Tinjauan mekanis terhadap rangkaian gerakan blok bolavoli adalah berdiri

tegak bertumpu pada kedua kaki menghadap ke net, kedua tangan diletakkan di

depan dada dan telapak tangan posisi membuka. Sikap awal untuk menentukan

efisiensi gerakan yang dilakukan. Untuk mendapatkan efisiensi gerakan dalam

melakukan blok maka posisi tangan ditemptkan di depan dada sehingga dapat

memperhitungkan ketepatan dengan bola pada saat melakukan blok di depan net.

Sikap awal ini menganut pengertian dari hukum kesetimbangan pertama

yaitu “Badan selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat

badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya, Hidayat (1997:27).” Dalam

perlakuan sikap awal ini masih menggunakan posisi berdiri dengan tumpuan kaki

selebar bahu dan membuat tubuh dalam keadaan setimbang karena sebagai awal

persiapan menuju gerakan selanjutnya. Gerak abduksi pada tungkai pada saat

kedua tungkai dibuka selebar bahu.

Terjadi gerak endorotasi pada lengan saat sikap awal ini karena posisi

tangan bersiap untuk melakukan block. Kelompok otot yang bekerja pada saat

gerakan endorotasi tersebut antara lain subscapularis, pectoralis major, Biceps

brachii, Triceps brachii, brachioradialis, Pronator teres, Flexor carpi radialis,

Palmaris Longus, dan Flexor digitorum superficialis. Tumpuan loncatan

menggunakan dua kaki untuk menumpu dan ujung kaki sebagai tolakan. Power

otot tungkai sangat diperlukan dalam melakukan tolakan blok.

Page 43: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Mekanisme gerakan tumpuan loncatan dibutuhkan perubahan luas

permukaan tumpuan. Dengan memperkecil bidang tumpuan maka sikap atau

posisi tubuh akan semakin labil. Sesuai dengan bunyi hukum kesetimbangan

kedua “Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya, Hidayat

(1997:29).” Untuk melakukan gerakan loncatan diperlukan posisi tubuh yang labil

sehingga badan akan lebih mudah digerakkan.

Loncatan ke atas juga akan dipengaruhi oleh posisi anatomis tubuh pada

saat meloncat sehingga dapat menghasilkan loncatan maksimal. Posisi tungkai

diharapkan lurus karena untuk tetap menjaga titik berat badan berada di tengah

antara tungkai dan togok sehingga memungkinkan sikap seluruh badan tetap

tegak. Posisi togok juga diharapkan tetap tegak pada saat melakukan loncatan, hal

ini bertujuan untuk menghasilkan loncatan maksimal secara vertikal sehingga

jangkauan yang diperoleh tetap maksimal. Posisi togok yang lurus pada saat

melakukan loncatan ke atas diharapkan untuk menjaga kestabilan serta titik berat

badan tetap pada posisinya.

Posisi kedua tangan lurus dengan kedua telapak tangan dibuka selebar-

lebarnya untuk membendung serangan dari lawan. Kestabilan titik berat badan

akan berubah oleh karena posisi tubuh yang berbeda-beda, Hidayat (1997:15).

Posisi kedua tangan lurus ke atas dikarenakan untuk meraih jangkauan paling

tinggi pada saat membendung serangan serta mempertahankan posisi titik berat

badan sehingga posisi badan tetap stabil meskipun meloncat pada titik maksimal.

Kedua telapak tangan dibuka selebar-lebarnya dikarenakan selain untuk

membendung dengan halangan paling luas juga untuk mempertahankan

Page 44: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

kesetimbangan bola yang datang dengan permukaan bendungan yang luas juga

memaksimalkan tumbukan bola dengan tangan agar lenting sempurna.

Terjadi gerak Plantar Flexi pada otot kaki pada saat tumpuan loncatan

untuk mendorong ke atas. Tungkai bawah terjadi kontraksi pada otot flexor

digitorum longus, soleus dan gastrocnemius pada saat melakukan loncatan ke

atas, selanjutnya terjadi kontraksi pada otot-otot bagian hamstring dan musculus

gluteus maximus.

Terjadi kontraksi pada otot-otot pada bagian abdomen mulai dari

kelompok otot rectus abdominis, seratus anterior, pectoralis mayor, dan

lattisimus dorsi. Kontraksi terjadi pada saat loncatan vertical diiringi kontraksi

pada otot bagian punggung diantaranya otot punggung, musculus deltoideus, dan

trapezius. Rangkaian gerakan terakhir pada saat loncatan yaitu otot-otot pada

bagian lengan terjadi gerakan elevasi saat tangan merintang di atas net, kemudian

perputaran pada articulatio humeri dan articulation cubiti, serta diikuti kontraksi

pada musculus deltoideus.

Pendaratan menggunakan tumpuan dua kaki dengan luas permukaan

tumpuan selebar bahu. Perubahan luas permukaan tumpuan dengan memperkecil

bidang tumpuan untuk pendaratan maka sikap atau posisi tubuh akan semakin

labil. Sesuai dengan bunyi hukum kesetimbangan kedua “Stabilitas berbanding

lurus dengan luas bidang tumpuannya, Hidayat (1997:29).” Melakukan gerakan

pendaratan diperlukan posisi tubuh yang labil pada saat awal mendarat dengan

ujung kaki sebagai awal tumpuan sehingga badan akan lebih mudah digerakkan.

Gerakan pendaratan ini selanjutnya menganut pengertian dari hukum

Page 45: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kesetimbangan pertama yaitu “Badan selalu dalam keadaan setimbang selama

proyeksi dari titik berat badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya, Hidayat

(1997:27).” Dalam gerakan pendaratan ini setelah bertumpu pada ujung kaki

sebagai awal tumpuan kemudian berlanjut dengan seluruh telapak kaki untuk

merubah posisi tubuh menjadi stabil serta menggunakan posisi tumpuan kaki

selebar bahu dan membuat tubuh dalam keadaan setimbang.

Poin utama pada saat pendaratan adalah anteflexi pada plantar fascitis dan

plantar fascia sebagai kebalikan dari gerakan pada saat meloncat. Tingkat

kompleksitas dari gerakan blok sangat memerlukan kajian yang mendalam

terhadapnya. Tinjauan secara anatomi maupun mekanika gerak sangat dibutuhkan

dalam menganalisa kemampuan fisik yang mendukung dalam melakukan blok

dalan bolavoli.

c. Latihan Fisik

Annarino (1980:8) mengatakan bahwa “Latihan ditujukan untuk

mempersiapkan atlet dalam suatu pertandingan atau kompetisi dalam usaha

mencapai prestasi yang optimal. Foss, Keteyian (1998:278) kata exercise

diartikan sebagai (1) Aktivitas fisik yang melibatkan penggunaan kelompok otot

besar dari pada kelompok otot yang sangat khusus, secara relatif gerakan-gerakan

tanpa beban dari kelompok-kelompok otot kecil. Yang termasuk di dalam exercise

adalah: menari, kalestinis, permainan dan aktivitas yang lebih formal seperti

jogging, renang dan lari. (2) Beberapa bentuk gerakan yang dirancang untuk

melatih atau memperbaiki atau meningkatkan keterampilan, sehingga exercise

Page 46: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dapat disimpulkan sebagai sebagai aktivitas yang dilakukan dalam satu sesi

waktu. Senada dengan pendapat dua ahli di atas, Lutan dkk (1991:88)

mengungkapkan bahwa latihan fisik adalah latihan yang bertujauan untuk

meningkatkan kondisi fisik, yaitu faktor yang amat penting bagi setiap atlit. Tanpa

kondisi fisik yang baik, atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan, apalagi

bertanding dengan sempurna. Beberapa unsur kemampuan fisik dasar yang perlu

dikembangkan antara lain kekuatan, daya tahan, kelentukan, kelincahan dan

kecepatan.

Latihan didefinisikan sebagai sebuah aktivitas dengan menggunakan

otot-otot yang terlibat dalam berbagai cara untuk menjaga kesegaran jasmani atau

penggunaan jasmani demi memelihara organ atau bagian tubuh dan fungsinya

agar selalu dalam keadaan sehat. Latihan adalah suatu aktivitas fisik untuk

neningkatkan kinerja tubuh, kebugaran, kekuatan, daya tahan dan meningkatkan

penampilan tubuh. Dari beberapa pengertian istilah tersebut di atas maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Latihan :

- Penekanan pada aktivitas fisik saja,

- Sebagai aktivitas yang dilakukan dalam satu sesi waktu,

- Melibatkan kelompok otot-otot besar,

- Pengembangan segala aspek yang ada pada individu untuk mencapai target-

target tertentu.

Page 47: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1) Tujuan Latihan Fisik

Tujuan latihan fisik dalam bolavoli secara umum adalah untuk

meningkatkan prestasi secara optimal, sedangkan tujuan yang lebih khusus adalah

untuk meningkatkan performa gerak, dalam hal ini meningkatkan performa

keterampilan dalam bolavoli.

Menurut Bompa (1990:3-5) bahwa dalam rangka mencapai tujuan utama

latihan yaitu puncak penampilan prestasi yang lebih, perlu kiranya memperhatikan

tujuan-tujuan latihan sebagai berikut:

a) Mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh.

b) Menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu

kebutuhan yang telah ditentukan di dalam praktek.

c) Menanamkan kualitas kemauan melalui latihan yang mencakup serta

disiplin untuk tingkah laku, ketekunan dan keinginan untuk

menanggulangi kerasnya latihan dan menjamin persiapan psikologis yang

cukup.

d) Mempertahankan keadaan kesehatan.

e) Mencegah cidera melalui pengamanan terhadap penyebabnya dan juga

meningkatkan fleksibilitas di atas tingkat tuntutan untuk melaksanakan

gerakan.

f) Memberikan sejumlah pengetahuan teoritis yang berkaitan dengan dasar-

Dasar fisiologis dan psikologis latihan, perencanaan gizi dan regenerasi.

Selain hal diatas latihan fisik bertujuan untuk:

a) Meningkatkan perkembangan fisik secara umum,

Page 48: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b) Mengembangkan fisik secara khusus sesuai dengan tujuan olahraga

tertentu,

c) Menyempurnakan teknik olahraga tertentu (Bompa, 1990:45).

Keberhasilan dalam penampilan olahraga tidak hanya ditentukan oleh

pencapaian pada domain fisik saja, melainkan juga ditentukan oleh pencapaian

pada domain psikomotor, kognitif dan afektif. Domain ini dalam kenyataannya

merupakan satu kesatuan yang saling terkait, maka dalam peningkatannya harus

dikembangkan secara bersamaan atau simultan. Menurut Hare (1982:8) secara

terinci tujuan latihan adalah sebagai berikut:

a) Mengembangkan kepribadian.

b) Kondisi dengan sasaran utama untuk meningkatkan power, kecepatan dan

daya tahan.

c) Meningkatkan teknik dan koordinasi gerak.

d) Meningkatkan taktik.

e) Meningkatkan mental.

Tujuan utama atlet berlatih adalah untuk mencapai puncak prestasinya,

sehingga untuk itu pembinaan atlet harus direncanakan dengan baik dan benar

serta didasarkan pada konsep periodisasi dan metodeologi serta prinsip-prinsip

latihan.

2) Prinsip Latihan Fisik

Latihan olahraga merupakan suatu latihan dalam upaya untuk

meningkatkan fungsi sistem organ tubuh agar mampu memenuhi kebutuhan tubuh

secara optimal ketika berolahraga. Agar latihan olahraga mencapai hasil yang

Page 49: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

maksimal, harus memiliki prinsip latihan. Menurut Fox, Bowers & Foss

(1988:288), prinsip dasar dalam program latihan adalah mengetahui sistem energi

utama yang dipakai untuk melakukan suatu aktivitas dan melalui prinsip beban

berlebih (overload) untuk menyusun satu program latihan yang akan

mengembangkan sistem energi yang bersifat khusus pada cabang olahraga.

Adapun prinsip-prinsip latihan yang secara umum diperhatikan adalah

sebagai berikut:

a) Prinsip Kekhususan (Specificty)

Latihan bertujuan untuk mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan

harus bersifat khusus, yaitu khusus mengembangkan kemampuan tubuh sesuai

dengan tuntutan dalam cabang olahraga yang akan dikembangkan. Kekhususan

dalam hal ini adalah spesifik terhadap sistem energi utama, spesifik terhadap

kelompok otot yang dilatih, pola gerakan, sudut sendi dan jenis kontraksi otot.

Prinsip kekhususan dalam bolavoli adalah latihan kondisi fisik sesuai dengan

kebutuhan gerak dalam bolavoli

Menurut Bompa (1990:34) bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan

dalam prinsip kekhususan yaitu: (1) melakukan latihan-latihan khusus sesuai

dengan karakteristik cabang olahraga, (2) melakukan latihan untuk

mengembangkan kemampuan biomotorik khusus dalam olahraga. Soekarman

(1987:60) mengemukakan bahwa latihan itu harus khusus untuk meningkatkan

kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga yang

bersangkutan. Latihan harus ditujukan khusus terhadap sistem energi atau serabut

otot yang digunakan, juga dikaitkan dengan peningkatan ketrampilan motorik

Page 50: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

khusus. Program latihan yang dilakukan harus bersifat khusus, disesuaikan

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam cabang olahraga.

b) Prinsip Beban-Lebih (The Overload Priciples)

Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada

pembebanan latihan yang lebih berat daripada yang mampu dilakukan oleh atlet,

Atlet harus selalu berusaha berlatih dengan beban yang lebih berat daripada yang

mampu dilakukan saat itu, artinya berlatih dengan beban yang berada diatas

ambang rangsang. Kalau beban latihan terlalu ringan (dibawah ambang rangsang),

walaupun latihan sampai lelah, berulang-ulang dan dengan waktu yang lama,

peningkatan prestasi tidak mungkin tercapai.

Pemberian beban dimaksud agar tubuh beradaptasi dengan beban yang

diberikan tersebut, jika itu sudah terjadi maka beban harus terus ditambah sedikit

demi sedikit untuk meningkatkan kemungkinan perkembangan kemampuan

tubuh. Penggunaan beban secara overload akan merangsang penyesuaian

fisiologis dalam tubuh, sehingga peningkatan prestasi terus-menerus hanya dapat

dicapai dengan peningkatan beban latihan, Bompa (1990:44). Untuk mendapatkan

efek latihan yang baik organ tubuh harus diberi beban melebihi beban dari

aktivitas sehari-hari. Beban yang diberikan mendekati maksimal hingga

maksimal, Brook & Fahey (1984:84).

c) Prinsip Beban Bertambah (The Prinsiples of Progresive)

Beban latihan adalah sejumlah intensitas, volume, durasi dan frekuensi

dari suatu aktivitas yang harus dijalani oleh atlet dalam jangka waktu tertentu

Page 51: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari sistem organ tubuhnya agar

mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan latihan.

Peningkatan pemberian beban hendaknya dilakukan secara progresif dan

bertahap. Progresif artinya beban latihan selalu meningkat, dari awal sampai akhir

latihan. Peningkatan berat beban dilakukan tidak sekaligus, tetapi bertahap.

Diawali dengan beban rendah dan dilanjutkan ke beban yang semakin tinggi,

bukan sebaliknya pada awal latihan diberikan beban berat, kemudian makin lama

beban latihanya semakin ringan. Menurut Nala (1998:34) bahwa yang

dimaksudkan dengan beban latihan tidaklah selalu pengertiannya kuantitatif,

tetapi mencakup kuantitatif dan kualitatif. Beban latihan yang bersifat kuantitatif

ini, beban latihannya dapat berupa berat beban yang harus diangkat, banyaknya

repetisi, set, lama istirahat per set, kecepatan, frekuensi perminggu dan

sebagainya. Bagi atlet cabang olahraga yang lain tentu beban latihannya akan

berbeda, sebab tujuan latihannya berbeda. Beban latihan yang bersifat kualitatif

dapat berupa presentase intensitas latihan, berapa persen beban latihan diambil

pada awal latihan dan berapa persen peningkatanya.

d) Prinsip Individualitas (The Prinsiples of Individuality)

Pada prinsipnya masing-masing individu berbeda satu dengan yang lain.

Dalam latihan setiap individu juga berbeda kemampuannya, manfaat latihan akan

lebih berarti jika program latihan tersebut direncanakan dan dilaksanakan

berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Oleh karena itu faktor-faktor

karakteristik individu atlet harus dipertimbangkan untuk menyusun program

latihan. Berkaitan dengan hal ini Harsono (1988:112-113) mengemukakan bahwa:

Page 52: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar

belakang pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kesegaran jasmaninya, ciri-ciri

psikologisnya, semua itu harus ikut dipertimbangkan dalam menyusun program

latihan. Latihan yang dilakukan harus direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan

karakteristik dan kondisi individu atlet. Program latihan yang disusun dan

pembebanan yang diberikan dalam latihan harus sesuai dengan kondisi tiap-tiap

individu.

e) Prinsip Reversibelitas (The Prinsiples of Reversibility)

Kemampuan fisik yang dimiliki seseorang tidak menetap, tetapi dapat

berubah sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Keaktifan seseorang melakukan

latihan atau kegiatan fisik dapat meningkatkan kemampuan fisik, sebaliknya

ketidakaktifan atau tanpa latihan akan menimbulkan kemunduran kemampuan

fisik. Menurut Soekarman (1987:60) bahwa, setiap hasil latihan kalau tidak

dipelihara akan kembali keadaan semula. Berdasarkan prinsip ini, latihan fisik

harus secara teratur dan kontinyu.

Prinsip ini harus dipegang oleh pelatih maupun atlet. Latihan yang teratur

dan kontinyu akan membawa tubuh untuk dapat segera menyesuaikan diri pada

situasi latihan. Adaptasi tubuh terhadap situasi latihan ini, maka kemampuan

tubuh dapat meningkat sesuai dengan rangsangan yang diberikan.

3) Komponen Latihan Fisik

Setiap kegiatan fisik yang dilakukan atlet, akan mengarah kepada sejumlah

perubahan yang bersifat anatomis dan fisiologis, biokimia dan kejiwaannya.

Bompa (1990:75) mengatakan bahwa, efisiensi dari suatu latihan merupakan

Page 53: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

akibat dari; waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah pengulangan

(volume); beban dan kecepatannya (intensitas); serta frekuensi penampilannya

(densitas). Seorang pelatih harus mempertimbangkan semua aspek yang yang

menjadi komponen latihan tersebut diatas.

a. Intensitas Latihan

Menentukan volume dan densitas suatu latihan, faktor intensitas ini harus

ditetapkan terlebih dahulu. Berapa persen akan diberikan takaran pada unsur

volume dan densitas agar latihan mencapai hasil seperti yang direncanakan.

Menurut Bompa (1990:77) bahwa, intensitas merupakan salah satu komponen

yang sangat penting untuk dikaitkan dengan komponen kualitatif kerja yang

dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan

dalam satuan waktu akan lebih tinggi pula intensitasnya. Intensitas adalah fungsi

dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan; dan kekuatan atau

rangsangan tergantung dari beban kecepatan gerakannya variasi interval atau

istirahat diantara tiap ulangannya.

Tingkat intensitas dapat diukur sesuai dengan jenis latihannya. Untuk

latihan yang melibatkan kecepatan diukur dalam meter per detik (m/dt) tentang

rata-rata gerakan yang dilakukan untuk setiap menitnya. Intensitas latihan berbeda

satu sama lain tergantung dari cabang olahraga. Ada beberapa cara untuk

mengukur besarnya rangsangan terhadap intensitas. Sebagai contoh bentuk latihan

yang akan mengembangkan kecepatannya, yaitu melalui persentase dari intensitas

maksimalnya, dimana 100% merupakan prestasi tertinggi. Kualitas suatu

Page 54: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

intensitas yang menyangkut kecepatan dari suatu latihan ditentukan oleh besar

kecilnya persentase dari kemampuan maksimalnya.

Tabel 2.1Tingkat Intensitas Latihan Kecepatan dan Kekuatan

(Harre, 1982 dalam Bompa, 1990:78)

IntensityNumber

Percentage of the Maximum Perfomance

Intensity

123456

30-50 %50-70 %70-80 %80-90 %

90-100 %100-105 %

LowIntermediate

MediumSubmaximum

MaximumSupermaximum

Alternatif lain untuk menentukan intensitas adalah berdasarkan atas sistem

energi yang dipakai dalam latihan. Menurut Bompa (1990:78) klasifikasi ini lebih

tepat untuk cabang olahraga yang cyclic.

Tabel 2.2Lima Daerah Intensitas Untuk Olahraga Cyclic (Bompa, 1990:78)

Zone No.

Duration of Work

Levef of Intensity

System producing the

energy for work

Ergogenesis %

Anaerobic Aerobic

1

2345

1-15 sec

15-60 sec1-6 min6-30 minOver 30 min

Up to maximum limitsMaximum Sub-maximumMediumLow

ATP-PC

ATP-PC and LALA+aerobicAerobic Aerobic

100-90

90-8070-(40-30)(40-30)-10

5

0-5

10-2030-(60-70)(60-70)-90

95

Sumber : Bompa (1990:78)

Zona intensitas pertama merupakan tuntutan yang kuat terhadap atlet

untuk mencapai batas yang lebih tinggi, yang terdiri dari suatu kegiatan atau

latihan dalam waktu yang pendek sampai 15 detik dan dilakukan sangat dinamik

Page 55: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dengan menunjukkan adanya suatu frekuensi gerak yang sangat tinggi dan

mobilitas syaraf yang tinggi. Latihan pada jarak waktu yang pendek, tidak

memberikan kesempatan kepada sistem syaraf autonomic untuk menyesuaikan

diri dengan latihan tersebut. Tuntutan fisik pada cabang yang khusus dalam zona

ini adalah lari cepat 100 meter, membutuhkan aliran oksigen (O2) yang tinggi,

yang tidak dapat disediakan oleh tubuh manusia. Berdasarkan Gandelsman dan

Smirnov dalam Bompa (1990:79), bahwa selama melakukan lari cepat 100 meter,

tuntutan O2 adalah 66-80 liter per menit, dan selama cadangan O2 pada jaringan

tidak mampu memenuhi kebutuhan tadi, mungkin atlet tersebut akan

menghendaki hutang oksigen sebesar atau sampai 80-90 % dari kebutuhan O2

yang dipakai pada pacuan yang cepat. Hutang O2 ini akan dibayar kembali melalui

pemakaian tambahan O2 setelah latihan dilakukan, yang akan memberikan

kesempatan pula untuk mengganti cadangan ATP-PC kembali selama pacuan

tersebut. Akibatnya, kita harus mengambil satu kesimpulan bahwa kelanjutan

terhadap tuntutan suatu latihan akan dibatasi oleh pengiriman O2 dalam organisme

serta ATP-PC yang disimpan dalam otot, seperti kemampuan seseorang dalam

mempertahankan hutang O2 yang tinggi.

Selama berlatih atlet dipaksa untuk merasakan berbagai tingkatan

intensitas, organisme menyesuaikan dirinya terhadap tingkatan intensitas dengan

cara meningkatkan fungsi fisiologinya untuk memenuhi tuntutan latihan.

Berdasarkan atas perubahan fisiologi ini khususnya denyut jantung (HR), pelatih

harus mendeteksi serta memantau intensitas program latihannya. Klasifikasi akhir

Page 56: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

dari intensitas berdasarkan atas denyut jantung, berikut ini tabel intensitas

berdasarkan reaksi denyut jantung terhadap beban latihan:

Tabel 2.3Intensitas Berdasarkan Reaksi Denyut Jantung Terhadap Beban Latihan

(Nikiforov, 1974 dalam Bompa, 1990:81)

Zone Tipe of Intensity Heart Rate/Min

1234

LowMedium

HighMaximum

120-150150-170170-185

>185

Sumber : Bompa, 1990:81

b. Volume Latihan

Volume merupakan komponen latihan yang paling penting dalam setiap

latihan. Volume latihan merupakan jumlah seluruh aktivitas yang dilakukan

selama latihan. Sering tidak tepat, volume latihan ini disamakan dengan durasi

atau lama latihan. Pada hal durasi ini merupakan bagian dari volume latihan. Pada

umumnya volume latihan ini terdiri atas:

(1) Durasi atau lama waktu latihan (dalam detik, menit, jam, hari, minggu atau

bulan).

(2) Jarak tempuh (meter), berat beban (kilogram), jumlah angkatan dalam satuan

waktu (berapa kilogram dapat diangkat dalam waktu satu menit).

(3) Jumlah repetisi, set atau penampilan unsur teknik dalam satu kesatuan waktu

(berapa kali ulangan dapat dilakukan dalam waktu satu menit). Penggunaan

repetisi dan set ini amat penting dalam meningkatkan kemampuan komponen

biomotorik seperti kecepatan, Bompa (1990:75-77).

Page 57: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa, volume latihan

adalah jumlah kerja secara keseluruhan yang dinyatakan dengan satuan jarak,

waktu, berat dan jumlah pengulangan bentuk latihan yang dilakukan selama satu

kali latihan atau selama fase latihan.

c. Densitas Latihan

Densitas merupakan ukuran yang menunjukkan kepadatan atau

kekerapatan (frekuensi) dari suatu seri rangsangan per satuan waktu yang terjadi

pada atlet ketika sedang berlatih. Bompa (1990:89) menyatakan bahwa densitas

merupakan suatu frekuensi dimana atlet dihadapkan pada sejumlah rangsang per

satuan waktu. Densitas berkaitan erat dengan frekuensi dan waktu latihan. Rasio

antara ferkuensi latihan dan interval istirahat menunjukkan densitas dari latihan.

Densitas latihan tinggi jika rasio menujukkan frekuensi banyak sedangkan waktu

(durasi) latihannya pendek.

Densitas yang mencakupi dapat menjamin efesiensi latihan,

menghindarkan atlet dari jangkauan kelelahan yang kritis atau bahkan sangat

melelahkan. Suatu densitas latihan yang seimbang akan mengarah kepada

pencapaian rasio optimal antara rangsangan latihan dan pemulihan. Dalam

pelaksanaan latihan dianjurkan istirahat antara dua session latihan sedikitnya 48

jam dan sebaiknya tidak lebih dari 96 jam. Harsono (1988:194) yang menyatakan

bahwa: Istirahat antara dua session latihan sedikitnya 48 jam, dan sebaiknya tidak

lebih dari 96 jam. Demikian sebaiknya latihan dilakukan 3 kali seminggu dan

diselinggi dengan satu hari istirahat (hari senin, rabu dan jumat) untuk

memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasikan diri

Page 58: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pada hari istirahat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Fox, Bower & Foss

(1993:296) bahwa frekuensi latihan untuk lari (anaerob) adalah 3 kali seminggu.

d. Latihan Beban

Latihan beban atau weight training merupakan latihan fisik dengan

bantuan alat berupa besi sebagai beban, yang tujuan utamanya untuk memberikan

efek terhadap otot-otot rangka dan memberikan perubahan secara morfologis,

khususnya ditujukan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot guna

membantu kemajuan penampilan seseorang. Sesuai dengan batasan strength yaitu

kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan, maka

latihan-latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan

tahanan (resistance exercise) dimana kita harus mengangkat, mendorong, atau

menarik suatu beban, Harsono (2001:25). Beban yang dimaksud adalah beban dari

dalam yaitu beban dari aggota tubuh sendiri (internal resistance) dan beban yang

berasal dari luar (external resistance).

Menurut jenis kontraksi ototnya, latihan tahanan dapat digolongkan

dalam empat kategori Fox (1984:129), yaitu kontraksi isometrik, kontraksi

isotonik, kontraksi eksentrik dan kontraksi isokinetik. Dalam kontraksi isometrik

otot-otot ditegangkan, tetapi tidak memanjang atau memendek sehingga tidak

nampak suatu gerakan, atau dengan kata lain tidak ada jarak yang ditempuh.

Kontraksi isotonik dalam latihan tahanan adalah jika suatu gerakan

terjadi akibat dari gerakan otot yang memanjang dan memendek sehingga dapat

terjadi perubahan dalam panjang otot. Tipe kontraksi ini disebut juga dengan

dynamic contraction. Salah satu macam latihan tahanan secara isotonis adalah

Page 59: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

weight training atau yang biasa kita sebut dengan latihan berbeban. Kontraksi

yang ketiga adalah kontraksi isokinetik, yaitu kontraksi otot secara maksimal

dengan kecepatan konstan. Kontraksi isokinetik ini biasanya terjadi selama

kegiatan olahraga berlangsung. Yang terakhir adalah kontraksi eksentrik,

walaupun dalam penelitian dinyatakan bahwa otot secara maksimal menghasilkan

40% tegangan lebih baik menggunakan latihan eksentrik dari pada latihan

konsentrik dan secara teori hal ini akan menyebabkan pengembangan kekuatan

lebih besar tetapi latihan dengan tipe kontraksi otot ini akan menimbulkan rasa

sakit pada otot.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah bahwa latihan beban adalah suatu

latihan yang menggunakan beban baik beban dari dalam maupun beban dari luar

yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan ini termasuk jenis

latihan tahanan yang mempunyai tipe kontraksi otot isotonik. Sebagai hasil dari

latihan kekuatan adalah terbentuknya beberapa tipe kekuatan otot, antara lain

seperti yang dijelaskan oleh Bompa (1990: 23) yaitu: (1) Kekuatan umum

(general strength): mengacu pada kekuatan dari seluruh sistem otot. Karena

kekuatan umum merupakan dasar dari seluruh program kekuatan, maka semua

otot dalam tubuh harus dikembangkan, (2) Kekuatan spesifik (specific strength):

mengacu pada kekuatan otot yang khusus diperlukan untuk cabang olahraga

tertentu, (3) Kekuatan maksimal (maximal strength): kemampuan untuk

mengangkat suatu beban (100%) yang hanya bisa diangkat dalam satu kali

angkatan (1 RM), di dalam latihan beban kekuatan maksimal otot ini digunakan

sebagai dasar untuk menghitung berat beban yang akan diangkat. (4) Daya tahan

Page 60: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

otot (muscular endurance): merupakan kemampuan otot untuk bekerja terus-

menerus dalam waktu yang lama, sebagai hasil dari penekanan latihan daya tahan

dan kekuatan. (5) Kekuatan absolut (absolute strength): merupakan kemampuan

atlet untuk menggunakan kekuatan maksimunya tanpa memperhatikan berat

badannya sendiri. (6) Kekuatan relatif (relative strength): merupakan

perbandingan antara kekuatan absolut dengan berat badan, kekuatan relatif ini

penting untuk cabang olahraga seperti senam (gymnastics) dan olahraga yang

menggunakan ketentuan berat badan dalam bertanding.

Di dalam latihan beban, rangkaian latihan harus disusun sesuai dengan

tujuannya, disamping itu juga harus memperhatikan pengaruh kelelahan yang

terjadi pada otot. Maka dari itu tidak boleh melakukan latihan beban dengan

kelompok otot yang sama dalam jangka waktu dua hari, karena otot memerlukan

waktu untuk menguatkan diri kembali dan mendapatkan kekuatan lagi diantara

sesi atau periode latihan beban Rice M (2007). Berikut adalah tabel bentuk latihan

beban dan kelompok otot yang dapat dilatih dalam latihan beban agar lebih

bervariatif dalam memilih bentuk latihan beban, Harsono (2001: 31) memberikan

contoh 22 macam bentuk latihan lain yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4 Bentuk Latihan Beban dan Kelompok Otot Utama yang Dilatih

Bentuk latihan Otot utama yang dilatih

Press Bahu, deltoid, trisepSit up PerutLeg press Paha depanHeel raise BetisLeg curl Paha belakang, betisRowing PunggungEktensi tubuh PunggungLateral pull down Punggung (latisimus dorsi)

Page 61: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Bentuk latihan Otot utama yang dilatih

Wrist curl Lengan bawah, pergelangan tanganCurl BisepPull over DadaBench press Dada, trisep, deltoidTriceps stretch TrisepTriceps extension TrisepLeg extension Paha depanLunge Paha depanHigh pull Bahu, rhomboid, trapesiusUpright rowing Bahu, trapesius, deltoidSquat jump Tungkai (quadrisep)Good morning exercise PunggungShoulders shrug Bahu, pundak, trapesiusSnatch Tungkai, punggung, bahu, deltoid

Sumber: Harsono, (2001: 31)

1) Prinsip Latihan Beban

Secara umum dianjurkan bahwa di dalam melakukan aktivitas fisik harus

menerapkan prinsip-prinsip olahraga yang tepat agar tujuan dari latihan/ aktivitas

fisik tersebut dapat tercapai dengan baik. Menurut Fox (1984:124-127)

menyatakan bahwa latihan beban harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a) Prinsip Overload

Dengan menerapkan prinsip overload maka kelompok otot akan

berkembang kekuatannya secara efektif. Penggunaan beban secara overload akan

merangsang penyesuaian fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatnya

kekuatan otot. Westcott (1982: 38) mengemukakan ”tambahan beban baru

hendaknya tidak lebih dari 5% dari berat beban sebelumnya, hal ini didasarkan

pada penelitiannya yang menunjukkan bahwa kenaikan kekuatan antara 2% - 6%.

b) Prinsip penggunaan beban secara progresif

Page 62: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Sejak otot diberikan beban yang melebihi kemampuannya maka otot akan

mengalami adaptasi fisiologis dimana akan terjadi proses peningkatan kekuatan

otot. Bila proses adaptasi ini telah dicapai, maka kerja otot yang tadinya melebihi

beban kemampuannya akan tidak lagi overload. Ketika otot menerima beban yang

lebih (overload), kekuatannya menjadi bertambah. Jika kekuatan otot sudah

bertambah program latihan berikutnya harus ditingkatkan lagi yaitu dengan

menambahkan beban pada setiap sesi latihan agar hasilnya semakin maju.

Penambahan beban dilakukan bila otot yang sedang dilatih belum merasakan letih

pada suatu set dengan repetisi yang ditentukan.

c) Prinsip pengaturan latihan

Di dalam melakukan latihan beban, kelompok otot yang dilatih harus

kelompok otot yang besar terlebih dahulu sebelum kelompok otot yang kecil,

karena sesuai dengan pola gerak manusia, bahwa otot-otot kecil lebih cepat

mengalami kelelahan daripada otot besar. Sehingga pemberian latihan beban

harus dimulai dari otot besar dan diikuti otot-otot kecil. Di samping itu program

latihan harus diatur agar tidak terjadi dua kelompok otot pada tubuh yang sama

mendapat dua kali latihan secara berurutan. Berikut adalah gambar kelompok otot

besar yang harus dilatih terlebih dahulu:

Page 63: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar 2.1 Kelompok Otot Besar yang Harus Dilatih dalam Latihan Beban. Sumber: Sajoto, M (1995: 32)

Keterangan:

1. Tungkai bagian atas dan pinggul

2. Dada dan lengan atas

3. Punggung dan bagian posterior tungkai

4. Tungkai bagian bawah dan pergelangan kaki

5. Bahu dan bagian posterior lengan atas

6. Otot perut

7. Bagian anterior lengan atas

d) Prinsip kekhususan program latihan

Pengembangan kekuatan dalam latihan beban adalah khusus bukan hanya

bagi kelompok tertentu yang dilatih, tetapi juga terhadap pola gerakan yang

dihasilkan. Dengan kata lain, latihan peningkatan kekuatan hendaknya melibatkan

gerakan yang langsung menuju nomor-nomor gerakan cabang olahraga yang

bersangkutan.

Page 64: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dalam latihan beban hendaknya memperhatikan penerapan prinsip lain

yang berkaitan dengan dosis latihan yaitu prinsip FITT. Penerapan prinsip FITT

oleh Bompa, (1990:79) dijelaskan sebagai berikut:

a) Frekuensi

Frekuensi untuk latihan beban hendaknya dilakukan 2-4 hari dalam satu

minggu per kelompok otot.

b) Intensitas

Penerapan intensitas dalam latihan merupakan kunci utama dalam

mencapai tujuan dari program pelatihan. Intensitas merupakan komponen

kualitatif dari penampilan kerja dalam satu periode pada satu waktu, jadi

penampilan kerja yang lebih per satuan waktu disebut intensitas tinggi Bompa,

(1990:79). Intensitas adalah fungsi kekuatan yang mendorong syaraf bekerja

dalam proses pelatihan dan kekuatan pendorong yang bergantung dari suatu beban

latihan, kecepatan penampilan dari pergerakan, variasi dari interval, atau waktu

istirahat antara repetisi latihan. Unsur penting dalam intensitas adalah ketegangan

secara fisiologikal yang menyertai suatu latihan. Jadi intensitas bukan hanya usaha

dari otot saja tetapi juga dipengaruhi oleh syaraf yang mengeluarkan energi

selama latihan atau pada saat berlomba.

c) Time/ Lama latihan

Lama latihan didefinisikan sebagai jumlah satuan waktu (menit atau jam)

setiap kali latihan dilaksanakan dan diartikan berapa minggu atau berapa bulan

suatu program latihan berlangsung.

Page 65: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

d) Type/ Jenis latihan

Type adalah jenis latihan khusus yang akan ditampilkan, antara lain

macam-macam latihan, jenis peralatan, dan jenis gerakan digunakan untuk latihan

beban, dan perbedaan antara jarak suatu cara latihan dari sedikit menjadi lebih

banyak. Perbedaan tersebut meliputi besarnya kekuatan, waktu menghasilkan

kekuatan, kecepatan kontraksi, stabilitas otot yang digunakan, ROM (range of

motion), dan lain-lain.

2) Intensitas Latihan Beban

Intensitas dalam latihan beban harus diperhatikan karena merupakan

dasar dalam menentukan jumlah repetisi maksimum (RM) yang akan ditampilkan.

1 RM adalah jumlah beban maksimum yang hanya dapat diangkat satu kali.

Beban yang dimaksud dalam latihan ini adalah sebagai pernyataan dari intensitas

yaitu massa atau berat yang akan diangkat dalam latihan. Intensitas dalam latihan

beban dapat dibedakan menjadi 5 kategori yaitu supermaximum, maximum, heavy,

medium dan low, Bompa (1994: 59). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.5 Kategori Intensitas dan Tipe Kontraksi

Intensity Value Load % of 1 RM Type of Contraction1 Supermaximum > 100 Eccentric/ Isometric

2 Maximum 90 – 100 Concentric3 Heavy 80 – 90 - “ -

4 Medium 50 – 80 - “ -5 Low 30 – 50 - “ -

Sumber: Bompa. (1994: 59)

Pembagian intensitas dalam lima kategori tersebut akan lebih

mempermudah untuk memilih seberapa besar beban yang akan digunakan dalam

Page 66: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

memulai latihan beban. Untuk itu pengaturan intensitas latihan sangat penting

dilakukan oleh para pelatih atau instruktur fitness yang ada di klub-klub

kebugaran, karena dengan mengatur intensitas latihan akan terbentuk tipe

kekuatan otot yang akan dikembangkan, selain itu tujuan dari latihan baik untuk

prestasi, kebugaran ataupun memperbaiki penampilan akan tercapai dengan baik.

Tabel berikut akan memperjelas hubungan jumlah beban dan tipe kekuatan yang

akan dikembangkan, Bompa (1994: 60).

Tabel 2.6 Hubungan Jumlah Beban dan Tipe Kekuatan

Sumber: Bompa. (1994: 60)

Dengan mengacu pada tabel tersebut, program latihan kekuatan lebih

mudah untuk dibuat. Di dalam penelitian ini akan menggunakan latihan beban

dengan intensitas rendah dan latihan dengan intensitas sedang, sehingga tipe

kekuatan otot yang dihasilkan adalah daya tahan otot (Muscular Endurance lebih

spesifiknya adalah M – E short dan M – E medium).

Selain unsur kualitatif yaitu intensitas, di dalam latihan beban juga harus

memperhatikan volume latihan yang merupakan unsur kuantitatif dari program

Page 67: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

pelatihan (Bompa, 1990: 77). Volume latihan adalah banyaknya penampilan kerja

latihan. Bompa (1990: 77) dan (1994: 57) menjelaskan bahwa volume latihan

merupakan penggabungan yang bulat dari:

a. Waktu atau durasi pelatihan

b. Jumlah beban yang diangkat per sesi atau tahap pelatihan

c. Jumlah latihan selama pelatihan

d. Jumlah set dan repetisi per sesi latihan atau pelatihan

Variasi dalam pembuatan volume latihan, akan menentukan tipe dari

latihan beban yang akan ditampilkan. Bompa (1994: 63) menjelaskan hubungan

antara repetisi latihan dengan tipe latihan kekuatan sebagai berikut: untuk

mengembangkan kekuatan maksimal (85-105%) jumlah repetisinya adalah sangat

rendah (1-7), power (50-80% dari maksimal) jumlah repetisinya adalah sedang (5-

10) dan gerakan dilakukan dengan dinamis, untuk M – E short jumlah repetisinya

adalah 10-30, M-E medium repetisi latihannya adalah 30-60 harus terus-menerus

tidak boleh berhenti, M-E long repetisi latihan yang dibutuhkan dalam jumlah

yang banyak terkadang sampai mencapai batas limit yang ditentukan yaitu sekitar

100-150. Selain menggunakan pedoman jumlah repetisi dalam menentukan tipe

latihan beban, Bompa (1994: 65) menjelaskan bahwa irama gerakan harus

disesuaikan dengan tujuan dari latihan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2.7 Bentuk Kekuatan dan Irama Latihan

Strength training for: The athlete intends to perform it:

How to athlete perform it:

Hypertrophy Medium Slow – MediumMaximum strength Fast Slow

Page 68: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Strength training for: The athlete intends to perform it:

How to athlete perform it:

Power Fast FastM – E Medium – Slow Medium – Slow

Sumber: Bompa. (1994: 65)

Latihan beban juga harus memperhatikan jumlah set yang akan

ditampilkan. Set dapat diartikan sebagai jumlah repetisi per latihan yang diikuti

oleh jeda istirahat, Bompa (1990: 65). Untuk menentukan jumlah set dalam

latihan tidak terlepas dari jumlah repetisi latihan yang telah ditentukan, artinya

jika repetisi latihan tinggi maka jumlah setnya harus lebih sedikit karena pelaku

latihan tidak akan mempunyai cukup energi untuk menampilkan kerja yang

potensial dalam melakukan bermacam-macam latihan yang diprogramkan.

Dengan kata lain, penentuan jumlah set disesuaikan dengan tujuan dan jumlah

repetisi latihan yang diikuti dengan jeda istirahat.

Penentuan jeda istirahat antar set bertujuan untuk mengembalikan energi

yang terbuang pada saat penampilan set yang sebelumnya. Dalam merencanakan

waktu istirahat hendaknya lebih hati-hati, karena rest interval/ jeda istirahat

merupakan suatu hal yang kritis untuk menghindari pengaruh dan tekanan

fisiologikal yang tidak ada gunanya selama latihan. Durasi jeda istirahat

bergantung pada beberapa hal, antara lain: kombinasi kekuatan yang akan

diusahakan untuk dikembangkan, besarnya beban yang dikerjakan, irama/ ritme

latihan yang ditampilkan, jumlah otot yang dilibatkan dan tentunya level dari

pelatihan yang dilakukan, Bompa (1994: 66). Jeda istirahat antara set adalah

suatu beban yang dikerjakan dalam pelatihan, tipe kekuatan yang akan

Page 69: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dikembangkan dan penampilan kekuatan eksplosif yang ditugaskan. Tabel berikut

menjelaskan tentang hubungan dari penjelasan di atas:

Tabel 2.8 Dosis Latihan Beban menurut Bompa. (1990: 67)

LOAD(%)

Rhythm of Performance

Rest Interval(minutes)

Applicability

> 105 Slow 4 – 5/7Improve maximum strength and muscle tone

80 – 100 Slow to medium 3 – 5/7Improve maximum strength and muscle tone

60 – 80 Slow to medium 2Improve muscle hypertrophy

50 – 80 Fast 4 -5 Improve power30 - 50 Slow to medium 1 - 2 Improve M – E

Latihan beban juga harus memperhatikan jeda istirahat antara pelatihan

yang dilakukan atau dengan kata lain menentukan frekuensi pelatihan. Penentuan

jeda istirahat antar sesi pelatihan ini sangat penting untuk pemulihan kembali yang

digunakan selama masa latihan. Untuk latihan beban sistem energi dan bahan

bakar yang digunakan selama latihan adalah glikogen, maka jeda istirahat setiap

sesi pelatihan adalah 48 jam hal ini dikarenakan penyediaan kembali untuk bahan

bakarnya sudah kembali sempurna, Bompa (1994: 69).

Latihan beban intensitas merupakan dasar dalam menentukan jumlah

repetisi maksimal yang akan ditampilkan. Yang dimaksud dengan latihan beban

intensitas rendah adalah bahwa beban yang dapat diangkat berkisar antara 30-50%

dari berat beban maksimal, hal ini berarti ukuran beratnya beban latihan yang

harus dilaksanakan dalam latihan sebesar 30-50% dari 1 repetisi maksimal (RM).

Jumlah total pengulangan dalam latihan dapat tercermin dari jumlah set dan

repetisi, penentuan jumlah repetisi dan set dalam latihan beban harus tepat, agar

Page 70: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

hasil dari latihan dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Banyaknya

repetisi dan set dalam latihan beban tergantung pada faktor intensitas dan potensi

kemampuan latihan.

Tipe kontraksi otot pada latihan beban intensitas rendah adalah isotonik

yang bertujuan untuk meningkatkan muscular endurance, khususnya M-E

medium dengan irama slow-medium secara terus menerus dan jumlah repetisinya

adalah 30-60, Bompa (1994: 67), sehingga tipe otot yang terbentuk adalah tipe I

dan Tipe II. Latihan beban yang dilakukan dengan beban rendah, irama lambat

sampai sedang dan repetisi yang cukup banyak mengakibatkan waktu latihan yang

terjadi lebih panjang, dengan demikian akan dapat meningkatkan daya tahan otot.

Sehingga penerapan sistem energi yang berlaku adalah oxidative system sehingga

lemak akan lebih terproses. Hal ini terjadi karena pada otot tipe I mengangkat

oksidasi dan metabolisme aerob, misalnya kemampuan untuk menggunakan

oksigen dalam periode yang cukup lama guna menyatukan dan menggunakan

ATP. Mereka banyak memiliki enzim metokondria yang dapat membakar

karbohidrat dan lemak.

Latihan beban dengan intensitas rendah yang dilakukan pada penelitian

ini yaitu latihan beban dengan beban 30-36% dari 1 repetisi maksimal, beban

tersebut dijadikan ukuran beban yang dilakukan selama pelatihan karena

penambahan beban dilakukan dengan selalu menambah jumlah repetisi tiap

minggunya yaitu sebesar 1%. Latihan dilakukan 2 set per pertemuan, hal ini

dilakukan dengan alasan terbatasnya waktu. Istirahat antar latihan yang diterapkan

adalah 120 detik, sedangkan istirahat antar sirkuit adalah 2 menit. Penerapan

Page 71: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

waktu istirahat pada batas maksimal ini dilakukan karena semua siswa yang ikut

latihan adalah pemula, artinya pada saat penelitian ini pertama kalinya mereka

mengikuti latihan beban.

Latihan beban intensitas sedang adalah bahwa beban yang dapat

diangkat berkisar antara 50-80% dari berat beban maksimal, hal ini berarti ukuran

beratnya beban latihan yang harus dilaksanakan dalam latihan sebesar 50-80%

dari 1 repetisi maksimal (RM). Tujuan dan tipe kontraksi pada latihan beban

intensitas sedang pada dasarnya sama dengan latihan beban intensitas rendah,

yaitu kontraksi isotonik yang bertujuan untuk meningkatkan muscular endurance,

tetapi pada intensitas sedang daya tahan otot yang ditingkatkan adalah M-E short

duration dengan irama slow-medium secara terus menerus dan jumlah repetisinya

adalah 10-30 (Bompa, 1994: 67) sehingga durasi latihan yang terjadi lebih pendek

yaitu 20-30 detik. Pada latihan beban intensitas sedang sistem energi yang berlaku

adalah glikolisis anaerobik sehingga terjadi pemecahan glikogen pada sel otot.

Latihan beban dengan intensitas sedang cukup untuk mengembangkan dan

memelihara kebugaran otot dan berat badan ideal.

Latihan beban dengan intensitas sedang yang dilakukan pada penelitian ini

yaitu latihan beban dengan beban 50% dari 1 repetisi maksimal, beban tersebut

dijadikan ukuran beban yang dilakukan selama pelatihan karena penambahan

beban dilakukan dengan selalu menambah jumlah repetisi tiap minggunya yaitu

sebesar 2%. Latihan dilakukan 3 set per pertemuan, istirahat antar latihan yang

diterapkan adalah 4 menit, sedangkan istirahat antar sirkuit adalah 2 menit.

Page 72: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3) Sistem Energi Latihan Beban

Aktivitas yang terjadi di dalam latihan beban adalah proses

menggerakkan/ mengkontraksikan bagian otot-otot tertentu pada tubuh. Misalnya

gerakan biceps curl, latihan ini hanya bertujuan untuk melatih otot bisep saja

tetapi tidak menutup kemungkinan otot lain juga dapat bergerak sebagai

penggerak pasif. Kontraksi otot ini membutuhkan energi yang didapat dari

perubahan makanan yang berada pada sel otot melalui energi tinggi yang bisasa

disebut dengan adenosine triphosphate atau yang disingkat dengan ATP yang

tersimpan di dalam sel otot. Penyediaan ATP didapatkan dengan 3 cara yaitu: 1)

sistem ATP-PC, 2) sistem lactic acid dan 3) sistem oksigen (O2), Bompa (1994:

26). Sistem ATP-PC dan lactic acid disebut sebagai sistem anaerobik, karena

dalam proses penyediaan ATP tanpa menggunakan O2, sedangkan sistem yang ke

tiga disebut sebagai sistem aerobik dikarenakan proses pemecahan ATPnya

dengan menggunakan O2.

a) Sistem Anaerobik

Terdapat dua macam proses pemecahan ATP pada sistem anaerobik.

Yang pertama adalah sistem ATP-PC (anaerobic alactacid atau phosphagen

system). Karena hanya sedikit jumlah ATP yang disimpan di dalam sel, maka

pengurangan energi terjadi sangat cepat ketika pada awal aktivitas fisik yang berat

dilakukan. Energi yang dapat disediakan kira-kira hanya sekitar 8-10 detik saja.

Sistem energi ini biasanya digunakan pada cabang olahraga yang memerlukan

gerakan cepat dan eksplosif power seperti diving, weight lifting, jumping dan

nomor-nomor lempar pada cabang atletik. Pada latihan kekuatan yang waktu

Page 73: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

kerjanya pendek seperti pada latihan kekuatan maksimum dan power, juga

menggunakan system energi ini. Setelah otot melakukan aktivitas yang

menggunakan system energi ini, maka akan mengalami pemulihan energi kembali

yang disebut dengan Restoration of Phosphagen. Proses ini terjadi sangat cepat

Fox et al dalam Bompa (1994: 27) menyatakan pemulihan kembali phosphagen

pada 30 detik pertama mencapai 70 % dan pada 3-5 menit akan mengalami

pemulihan yang sempurna. Yang kedua adalah lactic acid system (glikolisis

anaerobik). Pada even olahraga yang sedikit memerlukan waktu yang agak lama

(40 detik), energi yang digunakan masih ATP-PC dan setelah 10-20 detik

dilanjutkan lactic acid system (asam laktad). Proses ini masih terjadi di dalam sel

otot, karena tidak menggunakan O2 selama pemecahan glikogen maka sebagai

hasil yang ditampilkan adalah Lactic Acid (LA). Jika aktivitas dengan intensitas

tinggi dilanjutkan untuk waktu yang lama, jumlah LA di dalam otot menjadi

bertambah banyak dan akan menyebabkan kelelahan. Di dalam latihan beban

sistem LA ini juga digunakan, yaitu ketika akan mengembangkan M-E of short

duration. Seperti pada system ATP-PC yang mengalami restorasi pospagen, maka

pada sistem glikolisis anaerobik ini juga mengalami restorasi glikogen. Restorasi

glikogen yang sempurna agak memerlukan waktu yang cukup panjang bahkan

sampai berhari-hari. Sebagai contoh latihan beban yang menggunakan

perbandingan kerja adalah 40 detik dan istirahat adalah 3 menit, pada 2 jam

pertama restorasi hanya mencapai 40%, setelah 5 jam naik menjadi 55% dan pada

24 jam akan mengalami restorasi yang sempurna. Selama melakukan latihan

beban, jumlah LA dalam darah akan semakin bertambah yang akan

Page 74: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

mengakibatkan kelelahan. Sebelum dikembalikan menjadi seimbang setelah tahap

istirahat, LA telah dikeluarkan dari sistem ini. Fox et al dalam Bompa (1994: 27)

menjelaskan bahwa pada 10 menit terjadi pengeluaran mencapai 25%, 25 menit

mengalami pengeluaran 50% dan pada watu 1 jam 15 menit akan mengalami

pengeluaran 95%.

b) Sistem Aerobik

Sistem aerobik memerlukan waktu 60-80 detik dalam memproduksi

energi untuk meresintesis ATP. Proses ini terjadi dimana asam piruvat memasuki

asam sitrat yang mengandung cukup oksigen dan mengalami metabolisme melalui

siklus ini dan dinamakan jalur enzim pernafasan menjadi CO2 dan H2O.

Karakteristik pada sistem aerobik adalah:

1) Menggunakan glikogen, lemak dan protein sebagai bahan bakar

2) Membutuhkan oksigen

3) Terjadi di mitokondria

4) Sistem ini digunakan setelah beberapa menit latihan, antara 2 menit dan 2-3

jam.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan waktu kerja antara

sistem aerobik dan anaerobik:

Tabel 2.9 Karakteristik Sistem Energi

Energy Systems and CharacteristicsCharacteristics Stored ATP

and PCAnaerobic Glycolysis

Aerobic

Duration 0-10 second 1-3 minutes >16 menutesExercise-to-rest ratio

1:12 to 1:20 1:3 to 1:5 1:1 to 1:3

Intensity High Moderately high Low to moderate

Page 75: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Energy Systems and CharacteristicsCharacteristics Stored ATP

and PCAnaerobic Glycolysis

Aerobic

Muscle fiber type Type IIIb Type IIa Type ISumber: Wildman dan Miller. (2004: 389)

4) Adaptasi Latihan Beban

Latihan dengan menggunakan prinsip overload menghasilkan adaptasi

dalam otot sesuai dengan jenis latihan. Adaptasi dari latihan beban mencakup

penambahan ukuran otot (hipertropi otot), hal ini dikarenakan meningkatnya

jumlah total myosin, aktin dan protein myofibril lainnya, meningkatnya protein

yang berkontraksi (aktin dan myosin) dan jaringan penghubung yang lebih kuat,

serta peningkatan jaringan peredaran darah dalam serabut otot. Bompa (1994: 39).

Adaptasi khusus pada latihan daya tahan otot mencakup terjadinya

peningkatan sistem enzim aerobik, mitokondria yang lebih besar dan lebih banyak

(meningkatnya densitas mitokondria) dan pembuluh kapiler yang lebih. Semua

perubahan ini meningkatkan penyaluran dan pemanfaatan oksigen dalam serat

otot, sehingga meningkatkan daya tahan. Kelelahan yang berulang-ulang akan

mendorong serat otot untuk lebih beradaptasi dalam menggunakan oksigen dan

enzim aerobik untuk menghasilkan energi (ATP) dalam melakukan kontraksi. Jika

pengulangan dilakukan lebih banyak akan dapat menggunakan lemak sebagai

sumber energi dengan lebih baik.

Adaptasi lain yang dapat terjadi jika melakukan latihan beban yaitu,

pertama yang berkaitan dengan jaringan ikat/ penghubung. Jaringan penghubung

dan tendon akan semakin kuat jika ditempatkan di bawah tekanan, tendon yang

semakin kuat dapat membantu menghentikan pengaruh hambatan reseptor otot

Page 76: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

yang dikenali dengan tendon organ. Meningkatnya ketebalan jaringan

penghubung memberikan kontribusi pada seluruh pertumbuhan atau hipertropi

otot. Kedua adalah yang berkaitan dengan system syaraf, adaptasi yang

ditimbulkan oleh latihan beban pada system syaraf adalah meningkatnya

kemampuan untuk menggerakkan otot penggerak utama, mengikat otot-otot yang

disebabkan oleh angkatan beban dan memperbaiki koordinasi dari otot agonis dan

antagonis, Bompa (1994:43). Ketiga adalah perubahan terhadap

cardiorespiratory, adaptasi yang ditimbulkan adalah penebalan dinding jantung

sebelah kiri, sementara bilik sebelah kiri ukurannya tetap (sebagai akibat

pembebanan), hal ini dibutuhkan agar secara berulang-ulang dapat mengatasi

tekanan.

e. Model Latihan Beban Untuk Pemain Bolavoli Tingkat Intermediet

1) Model

Model sebagai noun dapat diartikan sebagai representasi atas struktur yang

dicoba untuk diproyeksikan. Sebagai adjective model mengandung pemahaman

sebagai kesempurnaan atau idealisasi atas suatu gagasan, sementara sebagai

adverbia model mengacu pada pengertian ‘memperagakan’ atau menunjukkan

serta menampilkan apa yang dipresentasikan. Bell (dalam Basuki 2011).

Berdasarkan hal tersebut model dalam konteks ilmiah mengacu pada konotasi

sebuah acuan atau pola/tiruan dari suatu yang akan dibuat, dan merupakan

kesempurnaan atau idealisasi atas suatu gagasan, yang dimaksudkan untuk

‘memperagakan’ atau menunjukan serta menampilkan apa yang dipresentasikan.

Page 77: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Sementara itu, menurut Mills (dalam Sudrajat dalam Basuki, 2011). Model

adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan

seseorang atau sekelompok orang mencoba berdasarkan model itu. Berdasarkan

strukturnya, model juga memiliki tiga tipe, yaitu: (1) tipe ikonik yang berupaya

mendeskripsikan ciri fisik yang digambarkan. (2) tipe analog, yaitu tipe model

yang berupaya memberikan perbandingan yang menyerupai benda yang

dibandingkan. (3) tipe simbolik berupaya menggambarkan fakta faktual melalui

sistem simbol Hourton (dalam basuki, 2011:24). Lebih lanjut Hourton juga

membedakan model atas tipe static dan tipe dinamik. Model static adalah tipe

model yang mengabaikan pengaruh variable waktu, sedangkan model dinamis

adalah tipe model yang mempertimbangkan pengaruh variable waktu, hourton

(dalam basuki, 2011).

Menurut Janali (dalam Waluyo dalam Basuki, 2011) ada tiga tipe

pengembangan model yaitu model teoritik, model konseptual, model prosedural.

Model teoritik adalah model yang menggambarkan kerangka berpikir yang

didasarkan pada teori-teori yang relefan dan didukung data empirik. Model

konseptual bersifat analitis yang menyebutkan komponen-komponen produk dan

menunjukan hubungan antar komponen. Sedangkan model procedural adalah

model yang bersifat deskriptif, berupa langkah-langkah yang diikuti untuk

mencapai hasil.

Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk secara teoritik-

konseptual, prosedural-metodologis, maupun praktik-empirik. Hal ini sesuai

dengan pendapat Bompa bahwa model adalah suatu tiruan, suatu tiruan dari yang

Page 78: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

aslinya, mengatur bagian khusus suatu fenomena yang diamati atau diselidiki.

Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang ideal, dan meskipun

keadaan abstrak ideal diatas adalah kenyataan yang kongkrit, itu juga

menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu peristiwa yang

akan dapat diperoleh.

Suatu model mempunyai kekhususan untuk setiap perorangan atau tim.

Suatu model latihan akan memperhatikan beberapa faktor lain, potensi dan

fisiologis atlet, fasilitas, dan lingkungan sosial. Dari pendapat tersebut diatas

dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu bentuk tiruan dari aslinya dengan

tujuan memperoleh sesuatu yang ideal dengan memperhatikan faktor potensi

fisiologis, fasilitas, dan lingkungan sosial.

2) Pemain bolavoli tingkat intermediet

Masa adolesensi merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-

anak menjadi dewasa. Menurut Sugiyanto (1998:9) “masa adolesensi untuk

perempuan yaitu usia 10 sampai 18 tahun, laki-laki usia 12 samapi 20 tahun”.

Usia latihan berdasarkan teori perkembangan dan pertumbuhan tersebut, sama

halnya yang disebutkan oleh Harsono (1988:111), “tahap spesialisasi dimulai pada

umur 11-13 tahun dan tahap prestasi top dimulai pada usia 18-24 tahun”.

Masa adolesensi merupakan masa pertumbuhan yang pesat, yang ditandai

dengan perkembangan biologis yang kompleks, yang meliputi percepatan

pertumbuhan, perubahan proporsi bentuk tubuh, perubahan dalam komposisi

tubuh, kematangan cirri-ciri seks primer dan sekunder, perkembangan pada sistem

pernafasan dan kerja jantung, dan perkembangan sistem saraf dan endokrin yang

Page 79: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

memprakarsai dan mengkoordinasikan perubahan-perubahan tubuh, seksual dan

fisiologis.

Ukuran dan proporsi tubuh pada anak laki-laki adolesensi meningkat ke

arah berotot terutama pada anggota badan, peningkatan tersebut untuk anak laki-

laki berlangsung dengan cepat terutama menjelang dewasa. Pada masa adolesensi

sistem reproduksi mencapai taraf kematangan. Sugiyanto (1998:177), menyatakan

“di daerah panas (khatulistiwa) cenderung lebih cepat terjadinya kematangan

reproduksi pertama dibanding dengan daerah dingin (utara atau selatan)”.

Esppenchade (1960), menyatakan “Iklim merupakan salah satu faktor lingkuangan

jangka panjang yang menyumbang terjadinya perbedaan rasial. Usia rata-rata

menarse (pubertas awal) Afro-Amerika pada usia 12,5 tahun, Eropa pada usia

12,8 tahun. Asia cenderung tempo pertumbuhan sama dengan Afrika terutama

pada anak besar. Tempo pertumbuhan lebih cepat untuk Afrika disbanding Eropa

dalam kematangan skeletal dan perkembangan gerak”.

Dalam perkembangan fisik yang berhubungan dengan kematangan seksual

mencapai puncaknya pada periode adolesensi. Kemudian Sugiyanto (1998:178),

menyatakan “pada anak laki-laki antara usia 13 samapai 15,5 tahun dengan

pertambahan tinggi rata-rata 4 inchi (10,6 cm) setiap tahun. Urutan pencapaian

puncak untuk anak laki-laki dimulai denagan panjang tungkai, kenudian panjang

togok dan disusul dengan pelebaran panggul dan dada, pelebaran pundak (bahu)

dan akhirnya pada penebalan dada. Pertumbuhan puncak panjang tungkai dengan

panjang togok kira-kira berselang satu tahun.

Page 80: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Perubahan pertumbuhan jaringan tubuh yang terjadi pada masa adolesensi

terjadi secara proporsional yaitu terjadi pada tulang otot dan jaringan lemak.

Pertumbuhan tulang dan otot sejalan dengan peningkatan tinggi dan berat badan

dan pada masa adolesensi terjadi penurunan volume lemak. Perubahan secara

fisiologi, pada masa adolesensi penurunan denyut nadi pada anak laki-laki lebih

cepat dibandingkan dengan anak perempuan. Sesuai dengan perubahan yang

terjadi pada denyut nadi, maka terjadi pula perubahan dalam temperatur tubuh

basal. Tekanan darah sistolik naik secara ajeg sejak masa kanak-kanak kemudian

meningkat lebih cepat selama masa adolesensi, sehingga menyebabkan volume

darah pada anak adolesensi semakin besar. Hal ini ditandai dengan bertambah

besarnya sel darah merah. Peningkatan jumlah darah merah pada anak laki-laki

adolesensi berarti meningkat pula hemoglobin dalam darah. Peningkatan sel-sel

darah merah dan hemoglobin dalam darah menambah masuknya oksigen dalam

darah yang dapat digunakan secara efektif dalam tubuh. Sugiyanto (1998:180),

menyatakan “ Selama adolesensi terjadi peningkatan yang besar dalam hal

volume pernafasan, kapasitas vital, dan kapasitas pernafasan maksimum.

Peningkatan-peningkatan fisiologis yang terjadi pada anak laki-laki sejalan

dengan peningkatan ukuran badannya, misalnya laki-laki yang mempunyai

kapasitas vital lebih besar dibandingkan dengan perempuan pada masa puber, hal

ini sesuai dengan terjadinya pelebaran rongga dada dan pundak yang diikuti

dengan pertumbuhan yang lebih cepat otot-otot dan paru-paru laki-laki”.

Terjadinya perubahan-perubahan tersebut maka terjadi peningkatan

kekuatan pada anak laki-laki masa adolesensi. Perubahan-perubahan yang terjadi

Page 81: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

secara biologis dan fungsi fisiologis maka terjadi perkembangan gerak yang

semakin meningkat pada anak laki-laki adolesensi. Peningkatan penampilan gerak

ini sejalan dengan bertambahnya kematangan skeletal. Peningkatan koordinasi

gerak pada anak laki-laki adolesensi terus berlangsung sejalan dengan

bertambahnya umur kronologis. Oleh karena itu agar prestasi yang baik dapat

tercapai dikemudian hari, latihan harus dimulai pada saat organisme dalam

pertumbuhan. Adolensensi merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan untuk menyempurnakan gerakan dan memperluas keterampilan

berbagai macam olahraga khususnya dalam mengusai permainan bolavoli.

Dalam hal ini pemberian kondisi fisik dalam peningkatan belajar gerak

adalah untuk membentuk keterampilan gerak. Pengembangan kondisi fisik

sebelum latihan suatu keterampilan adalah sangat ideal, namun sering dilakukan

latihan kondisi fisik bersaamaan dengan latihan keterampilan itu sendiri. Dari

gambaran tersebut diketahui bahwa untuk menjadi pemain bolavoli yang

berprestasi diperlukan kondisi fisik yang baik. Pengkhususan latihan dan

pemfokusan latihan sudah dapat dilakukan termasuk dalam meningkatkan kondisi

fisik atlet. Prinsip-prinsip latihan telah dapat diterapkan pada usia atlet spesialisasi

untuk meningkatkan segala komponen komponen latihan, baik teknik, taktik,fisik

dan mental. Dalam usaha pencapaian prestasi tinggi dalam permainan bolavoli

peningkatan kondisi fisik perlu dilakukan secara terus menerus.

Penguasaan keterampilan pada tahap ini sudah setingkat lebih baik dari

tahap pemula. Nossek dalam Furqon (1995:129-130) menyimpulkan: (1)

Melanjutkan pengkondisian umum, tetapi lebih diarahkan pada pengkondisian

Page 82: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

khusus untuk event tertentu, (2) perbaikan kemampuan koordinasi, contohnya

koordinasi halus dari gerakan-gerakan yang berkaitan dengan keterampilan gerak

yang lebih sulit dan perbedaanperbedaannya, (3) Taktik dan juga pengembangan

komponen kognitif yang lebih penting yang harus ditransfer ke dalam latihan dan

kompetisi.

Penekanan utamanya diarakan pada pengembangan yang diarahkan pada

tujuan. Kegiatan-kegiatan latihannya mengarah pada pengkondisian terhadap

penguasaan keterampilan. Gerakan-gerakan yang diberikan sudah lebih halus

dibandingkan dengan tingkatan pemula. Penguatan tingkat koordinasi lebih

diutamakan terkait dengan gerakan-gerakan yang diberikan. Pemberian materi

latihan masih mengarah pada teknik dan fisik, namun taktik juga dapat diberikan

tetapi hanya pada pengkondisian pengembangan komponen kognitif.

3) Latihan daya tahan otot

Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam

waktu yang lama, Lutan dkk (1991:112). Daya tahan ada dua macam, daya tahan

cardiovascular dan daya tahan otot, dalam penelitian ini daya tahan otot yang akan

ditingkatkan dengan pengembangan produk model latihan beban. Ketahanan otot

merupakan kemampuan otot atau kelompok otot melakukan pekerjaan berulang-

ulang dengan ketahanan yang moderat. Pendapat tersebut senada dengan Sajoto,

(1988:58) bahwa daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam

mempergunakan suatu kelompok ototnya, untuk kontraksi terus menerus dalam

waktu relatif cukup lama dengan beban tertentu. Ketahanan otot ini sama dengan

Page 83: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

kekuatan otot dalam hal aktivitas yang dilakukan, hanya penekanannya saja yang

berbeda.

Aktivitas pembentukan kekuatan membutuhkan pembebanan otot yang

sangat berat pada tingkat tertentu jika dibandingkan dengan aktivitas ketahanan.

Aktivitas pembentukan ketahanan membutuhkan beban yang lebih sedikit tetapi

dengan pengulangan yang bertambah. Untuk itu, ketahanan bisa dianggap sebagai

kemampuan untuk melajutkan pada performa kekuatan. Melakukan sit-up, push-

up, dan pull-up sebenarnya melakukan aktivitas ketahanan, meskipun pada setiap

gerakan membutuhkan kekuatan. Ketiga aktivitas ini merupakan beberapa hal

yang paling sering digunakan untuk mengukur ketahanan otot, dan menurut

montoye (1970), mereka merupakan bagian dari tes yang paling bagus. Tetapi ada

masalah berhubungan denga pull-up dikarenakan berat badan. Seluruh berat tubuh

harus diangkat, dan banyak atlet yang tidak mampu melakukan hal ini. Karena itu,

tes pull-up yang telah dimodifikasi lebih sering digunakan.

Daya tahan akan selalu ada sepanjang kita melakukan aktifitas dengan

tahapan yang teratur. Memenuhi tuntutan aktifitas degan dengan daya tahan otot

secara periodik akan mengakibatkan kelelahan baik secara kekuatan maupun

secara perhatian dalam upaya mencapai suatu ketrampilan. Daya tahan otot dalam

olahraga bolavoli diperlukan sepanjang pertandingan, mulai dari pasing, smash,

blok dan servis. Pertandingan bolavoli yang bisa mencapai lima set sangat

membutuhkan daya tahan otot yang baik.

Beban latihan yang harus dilaksanakan dalam latihan sebesar 30-50% dari

1 repetisi maksimal (RM). M – E short jumlah repetisinya adalah 10-30, M-E

Page 84: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

medium repetisi latihannya adalah 30-60 harus terus-menerus tidak boleh berhenti,

M-E long repetisi latihan yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak terkadang

sampai mencapai batas limit yang ditentukan yaitu sekitar 100-150. Program daya

tahan umum dapat dilakukan selama kurang lebih 45 menit. (Furqon 1996:10).

Latiahan beban yang baik serta untuk hasil optimal, latihan dilakukan tiga kali tiap

minggu. (Furqon 1996:10).

4) Latihan kekuatan

Menurut Bompa (1994: 93) kekuatan didefinisiskan sebagai kemampuan

untuk menggunkaan tenaga untuk mengatasi tahanan. Kekuatan otot adalah

kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap tahanan. Oleh karena

itu latihan-latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan-

latihan tahanan, dimana kita harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu

benda. Beban bisa beban anggota tubuh sendiri atau beban dari luar. Ada prinsip-

prinsip yang harus dipegang teguh dalam melatih kekuatan otot yaitu prinsip 3 in

1 (three in one principle), yang terdiri dari prinsip pembebanan (loading),

peregangan (stretching), dan pemanfaatan sesuai dengan fungsinya (utility).

Latihan kekuatan menghasilkan hipertropi serabut otot. Tipe latihan ini

memerlukan suatu otot untuk mengatasi tahanan atau beban maksimal atau hampir

maksimal. Dalam bolavoli, hipertropi otot yang berlebihan dapat mengurangi

ruang gerak persendian, sehingga program kekuatan otot disesuaikan dengan

kebutuhan olahraga bolavoli, yaitu dengan menggunakan beban sub maksimal.

Kekuatan otot adalah keampuan tubuh untuk mengeluarkan kekuatan.

Mudahnya, ini adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal

Page 85: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

seseorang. Kekuatan bisa diklasifikasikan sebagai isotonic, isometric, atau

isokinetic. Kekuatan isometric adalah pengerahan usaha terhadap benda tidak

bergerak. Ada kontraksi otot, tetapi hanya ada sedikit perubahan jarak. Kekuatan

isotonic merujuk pada kemampuan otot untuk melakukan gerakan dengan jarak

maksimal. Otot yang diperlukan mengalami kontraksi, dan ada gerakan

memajangkan dan memendekkan otot saat melakukan gerakan. Gerakan

mengangkat barbel dan bench press merupakan contoh dari kekuatan isotonic.

Kekuatan isokinetic adalah kemampuan untuk melakukan kontraksi otot dan

menjaga kontraksi itu pada satu gerakan utuh. Kekuatan isokinetic diukur

menggunakan mesin khusus yang mengakomodir penolakan pada tingkat tertentu

saat otot bekerja.

Tidak ada yang meragukan bahwa kekuatan adalah menjadi dasar dari

semua kemampuan gerak. Dalam sebuah rasa, kekuatan adalah suatu kemampuan

otot yang digunakan untuk membalas suatu takanan dalam satu periode waktu

tertentu. Adalah suatu kelemahan jika : setiap bagian tubuh mempunyai

koordinasi terbatas dalam merespon / menanggapi suatu rangsang (bentuk latihan)

tertentu.

Jadi secara singkat dan sederhana kekuatan adalah unsur yang sangat

diperlukan dalam upaya pencapaian ketrampilan olahraga. Berbagai model

percobaan telah dilakukan untuk membuktikan peran kekuatan dalam pencapaian

ketrampilan, hal tersebut diperkuat dengan pendapat Lutan dkk (1991:118) yang

menyatakan bahwa, “unsur terpenting dalam program latihan kondisi fisik adalah

kekuatan, alasanya karena kekuatan merupakan daya penggerak sekaligus

Page 86: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pencegah cedera. Di samping itu kekuatan merupakan faktor utama untuk

menciptakan prestasi yang optimal.”

Intensitas untuk melatih kekuatan dapat ditinjau dari repetisi yang antara

lain; repetisi sedikit dengan beban berat akan menghasilkan adaptasi terhadap

kekuatan, artinya akan membentuk kekuatan otot, sedangkan repetisi banyak

dengan beban ringan akan menghasilkan perkembangan dalam daya tahan otot,

Harsono (1988: 191). Menurut Nosek, latihan dengan tujuan peningkatan

kekuatan tetapi masih mempertimbangkan peningkatan kecepatan maka

intensitasnya adalah 50-75%, dengan ulangan 6-10 dan dilakukan sebanyak 4-6

set, terkait irama latihan harus dilakukan dengan cepat dan teratur. Hal ini sesuai

dengan tujuan latihan bolavoli yang tidak menghendaki terjadinya hipertropi

berlebihan, karena akan mengurangi luas gerak sendi.

Untuk setiap otot atau kelompok otot yang terlibat memerlukan waktu

yang sangat pendek, karena latihan ini dilakukan dengan intensitas yang tinggi.

Untuk mencapai perubahan kekuatan dalam kelompok otot utama biasanya waktu

latihan kurang lebih 45 menit. Untuk mencapai hasil maksimal, frekuensi latihan

dilakukan tiga sampai empat kali tiap minggu.

5) Latihan power

Power menurut Sajoto, (1988:58) adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu

sependek-pendeknya. Power adalah kemampuan untuk melakukan usaha

maksimum dalam periode yang sesingkat mungkin. Kekuatan seringkali disebut

sebagai eksplosive strength dan perwujudan dari hasil usaha dibagi waktu (force

Page 87: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dibagi time). Kombinasi dari kekuatan dan kecepatan ditunjukkan pada aktivitas

yang membutuhkan melompat, memukul, melempar yang jauh dan usaha

maksimal lainnya. Tergabung di dalamnya, kontraksi dari kecepatan otot, selain

itu juga kekuatan dan koordinasi dari pemakaian otot-otot ini, menentukan

tingginya kekuatan dari individu. Karena kekuatan meliputi kombinasi dari

kemampuan motorik, ini akan susah, jika tidak mungkin untuk mendapatkan

pengukuran murni dari komponen-komponen ini. Yang paling sering digunakan,

pengukuran melempar dan melompat hanya memberikan hasil kekuatan yang

tidak langsung karena ketrampilan-ketrampilan ini membutuhkan kedua-duanya.

Kemampuan daya ledak otot atau yang sering kita sebut power, ini sangat

dipengaruhi oleh dua unsur komponen fisik lainnya yaitu kekutan otot dan

kecepatan. Kedua komponen fisik ini tidak dapat dipisahkan karena pada prinsip

kerjanya kedua komponen fisik ini bekerja bersamaan untuk menghasilkan

kemampuan daya ledak otot (power), dan dasar dari pembentukan power ini

adalah kekuatan, maka sebelum melatih kondisi fisik power haruslah terlebih

dahulu dilatih kekuatan. Harsono (1988 : 200) menjelaskan bahwa : “Strenght

tetap merupakan dasar (basis) untuk menentukan power. Oleh karena itu, sebelum

latihan untuk power, orang harus sudah memiliki suatu tingkatan kekuatan otot

yang baik”. Pengertian power itu sendiri Harsono (1988 : 200) menjelaskan :

“Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekutan maksimal dalam

waktu yang sangat cepat. Pada olahraga bolavoli power ini diperlukan untuk

melakukan gerakan-gerakan yang kuat dan cepat seperti gerakan meloncat pada

saat melakukan spike, dan block serta pada saat memukul bola.

Page 88: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Dalam bolavoli, power sangan dibutuhkan, terutama power otot tungkai

yang diperlukan pada saat melompat untuk melakukan smesh dan melakukan

blok, serta power otot lengan pada saat melakukan pukulan smesh. Latihan power

bisa dilakukan dengan menggunakan metode latihan beban.

Ketentuan latihan power dalam Sajoto (1988:166) yaitu, jumlah set =3-5

kali, kecuali dalam latihan dengan pyramid sistem. Jumlah repetisi adalah 1-10

kali. Frekuensi adalah 1-3 kali dalam seminggu. Beban adalah 75-100 % dari

beban maksimal.

6) Metode latihan beban untuk bolavoli

Untuk menampilkan rangkaian latihan beban terdapat bermacam-macam

metode yang dapat digunakan, tetapi dalam penelitian ini hanya akan

menggunakan satu metode yaitu Latihan Sirkuit (Circuit Training). Latihan sirkuit

merupakan bentuk latihan yang terdiri dari beberapa stasiun atau pos yang di

susun berurutan dan bertujuan untuk meningkatkan kesegaran umum. Menurut

Davis et al (1989) “Latihan sirkuit adalah suatu bentuk latihan yang terdiri dari

rangkaian latihan yang berurutan dan di rancang untuk mengembangkan

kesegaran fisik umum dan keterampilan yang berhubungan dengan olahraga

tertentu.” Penggunaan latihan sirkuit untuk meningkatkan kualitas kesegaran

umum mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

1) Melibatkan tiga variable latihan, intensitas, durasi dan repetisi.

2) Memungkinkan sejumlah peserta untuk berlatih bersama, sehingga

menghemat waktu.

3) Mampu mentoleransi perbedaan individu.

Page 89: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

4) Dapat di rancang untuk beberapa kebutuhan.

5) Memungkinkan keterlibatan motifasi.

6) Dapat di gunakan untuk mengetes diri sendiri.

Secara umum di kenal dua tipe utama latihan sirkuit, yakni:

a) Sirkuit dengan beban yang ditentukan (fixed load circuits)

Pada latihan sirkuit tipe ini, pelaku mulai pada sirkuit pertama dan

mencoba dengan lengkap tiga putaran dengan waktu tertentu. Bila waktu yang

di tentukan ini dapat di kerjakan berturut-turut dalam suatu sesi latihan, pelaku

mencoba sirkuit kedua dan seterusnya.

b) Sirkuit dengan beban individu (individual load circuit)

Pada latihan sikuit tipe ini beban latihan di tentukan berdasarkan

kemampuan individu. Setiap individu mencoba tiap latihan untuk di ketahui

jumlah ulangan maksimumnya dalam satu menit. Jumlah ini kemudian di bagi

untuk menentukan jumlah ulangan yang harus di lakukan dalam setiap putaran

latihan.

Meningkatkan beban latihan sirkuit dapat di capai dengan

memperpendek target waktu, meningkatkan kesulitan latihan dan menambah

ulangan. Dalam melakukan latihan sirkuit, mengikuti prinsip latihan

anaerobic. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

(1) Intensitas

Intensitas untuk program latihan anaerobic adalah antara submaksimal

sampai supermaksimal. Bila di lihat dari kecepatan denyut nadi (Fox et al:

1998) memberi pedoman “130 per menit atau lebih besar.” Atau dalam arti

Page 90: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

waktu penampilan untuk menyelesaikan satu sirkuit adalah berkisar antara 40-

55 detik.

(2) Frekuensi

Frekuensi adalah sejumlah ulangan yang dapat di kerjakan seseorang

dalam setiap setnya. Bompa (1994) menyarankan intensitas maksimal diulangi

5-6 kali per latihan, 2-4 kali per minggu selama fase kompetisi.

(3) Pulih asal

Untuk program latihan anaerobic interval istirahat antar ulangan 1-2

menit, atau menurut Chu (1992) dengan perbandingan antara kerja dan

istirahat, 1:5-1:10, sedangkan waktu pulih asal antar set menurut Bompa

(1994) adalah 4-5 menit.

(4) Ritme dan durasi

Ritme dan durasi rangsangan, seperti halnya pada komponen latihan

yang lain harus dioptimalkan. Durasi latihan yang di perlukan untuk

mengetahui pengaruh latihan anaerobic menurut Fox dalam Bompa: (1994)

adalah 8-10 minggu.

2. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang

dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan

khususnya yang terkait dengan pengembangan latihan beban untuk pemain

bolavoli. Penelitian oleh Putut Marhaento (2004) dengan judul “ Pengembangan

Page 91: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Model Latihan Beban Bervariasi dan Pola Spesialisasi Untuk Meningkatkan

Kualitas Fisik Pemain Bolavoli Putri Yunior Nasional Indonesia” menunjukkan

adanya peningkatan setelah latihan beban. Penelitian eksperimen yang dilakukan

oleh Slamet Riyadi (2008) dengan judul “Pengaruh Metode Latihan dan kekuatan

Terhadap Power Otot Tungkai” menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

antara latihan berbeban dan latihan pliometrik terhadap power otot tungkai.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan argumentasi teoritik terhadap hipotesis yang

diajukan dan langkah-langkah metodologis yang akan dijalankan dalam

penelitian. Latar belakang penelitian ini adalah Prestasi bolavoli di Surakarta yang

belum maksimal, kemampuan fisik pemain bolavoli intermediet di Surakarta

kurang baik serta belum adanya model latihan beban untuk pemain bolavoli

tingkat intermediet di Surakarta.

Ditinjau dari masalah di atas maka pengembangan model latihan beban

sangat sesuai untuk meningkatkan kemampuan fisik atlet bolavoli yang

merupakan pokok masalah, dalam mengembangkan suatu produk, maka metode

penelitian pengembangan merupakan metode yang sesuai untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Pengembangan model latihan beban harus sesuai dengan teori

agar produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, sehingga

perlu pemahaman tentang foktor yang menentukan tercapainya tujuan dari

penelitian ini, yaitu pengembangan model latihan beban dan langkah-langkah

metodologis yang sesuai untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini.

Page 92: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Kegiatan penelitian ini dimulai dari adanya suatu kebutuhan yang

kemudian dipecahkan dengan pembuatan produk akhir penelitian. Penelitian-

penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan

suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan

dengan fenomena-fenomena fundamental, serta praktik-praktik pendidikan.

Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan kaidah ilmiah, setiap tahap

penelitian harus dilakukan secara cermat, dengan demikian diharapkan dapat

menghasilkan suatu produk yang baik dan benar-benar dibutuhkan dalam bidang

olahraga. Pada penelitian pengembangan ini, akan mengembangkan sebuah

produk berupa model latihan beban bervariasi pada atlet bolavoli putra tingkat

intermediet di Surakarta.

Dengan demikian penelitian pengembangan merupakan penelitian yang

menelaah suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang sudah ada yang dimulai dari adanya suatu

kebutuhan dari suatu masalah yang dapat dipecahkan dengan produk tersebut.

Dalam penelitian ini akan membuat tentang model latihan beban

bervariasi, dimana model latihan tersebut akan memuat tentng fenomena yang

akan diselidiki. Diharapkan dari model latihan beban bervariasi tersebut akan

memperoleh bentuk latihan yang ideal untuk peningkatan kondisi fisik, yang

nantinya dapat diterapkan ke dalam kondisi yang nyata yang dalam hal ini adalah

situasi pertandingan.

Rancangan produk dalam pengembangan model latihan beban ini berisi

tentang:

Page 93: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Bab 1: Pendahuluan

Bab 2: Kajian Teori. (a)Teori umum bolavoli, (b)Analisis kebutuhan fisik

bolavoli, (c) Teori umum latihan beban.

Bab 3: Model latihan beban untuk bolavoli. (a) Jenis-jenis latihan beban untuk

bolavoli, (b) Program latihan beban untuk bolavoli, (c) Evaluasi

kemampuan fisik.

Bab 4: Penutup.

Dalam kegiatan pengembangan ini, peneliti akan mengembangkan model

latihan beban bervariasi dengan memperhatikan tahapan pelaksanaan latihan, yang

dilakukan dari yang ringan menuju yang berat. Kemudian akan menjelaskan yaitu

pertama tentang macam-macam latihan beban yang sesuai dengan kebutuhan

kondisi fisik dalam bolavoli yang terdiri dari latihan kelompok otot legs, arm,

back, front dan abdominal.

Dalam penyusunan model latihan beban bervariasi ini subyek penelitian

adalah atlet bolavoli yang berada pada tingkat intermediet, dimana penekanan

utamanya diarakan pada peningkatan kondisi fisik. Kegiatan-kegiatan latihannya

mengarah pada pengkondisian terhadap penguasaan keterampilan melakukan

latihan beban. Dari segi tinjauan usia secara umum subyek penelitian berada

dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, yaitu pada masa adolesensi akhir.

Dalam masa ini pemberian kondisi fisik dalam peningkatan belajar gerak adalah

untuk membentuk keterampilan gerak. Dari gambaran tersebut diketahui bahwa

untuk menjadi pemain bolavoli yang berprestasi diperlukan kondisi fisik yang

baik. Pengkhususan latihan dan pemfokusan latihan sudah dapat dilakukan

Page 94: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

termasuk dalam meningkatkan kondisi fisik atlet. Prinsip-prinsip latihan telah

dapat diterapkan pada usia atlet spesialisasi untuk meningkatkan segala komponen

komponen latihan, baik teknik, taktik,fisik dan mental.

Berdasarkan pada karakteristik yang dimunculkan pada kategori dari subyek

penelitian, maka penyusunan model-model latihannya berlandaskan pada

karakteristik tersebut. Model latihan yang dihasilkan akan lebih dominan pada

aspek pembinaan kondisi fisik sebagai pendukung utama dari prestasi bolavoli.

Adapun spesifikasi produk latihan beban adalah sebagai berikut:

Tabel 2.10 Ruang lingkup produk pengembangan.

Konsep Variabel Sub Variabel IndikatorBolavoli Model latihan

beban untuk bolavoli

Teori bolavoli Teori umum bolavoliAnalisis kebutuhan fisik bolavoli

1. Analisis kebutuhan fisik servis2. Analisis kebutuhan fisik pasing3. Analisis kebutuhan fisik blok4. Analisis kebutuhan fisik smash

Teori umum latihan beban

1. Prinsip latihan beban2. Intensitas latihan beban 3. Sistem energi latihan beban4. Adaptasi latihan beban5. Metode latihan beban untuk

bolavoliLatihan beban untuk bolavoli

1.Latihan daya tahan otot2.Latihan kekuatan3.Latihan power4.Latihan fleksibilitas

Program latihan beban untuk bolavoli

1.Program latihan bulanan2.Program latihan mingguan3.Program latihan harian

Evaluasi kemampuan fisik bolavoli

1.Tes daya tahan otot tungkai2.Tes daya tahan otot lengan3.Tes daya tahan otot perut4.Tes kekuatan otot lengan5.Tes kekuatan otot tungkai6.Tes power otot lengan7.Tes power otot tungkai

Page 95: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Model latihan selanjutnya dievaluasi oleh ahli bolavoli, masukan dari ahli

bolavoli dijadikan acuan untuk memperbaiki produk pengembangan sebelum di

uji cobakan. Prosedur selanjutnya adalah pelaksanaan ujicoba kelompok kecil dan

kelompok besar, hal ini bertujuan untuk mengetahui keberterimaan produk

pengembangan.

Prosedur terahir dalam penelitian ini adalah uji efektifitas produk, yaitu

dengan eksperimenkan produk hasil pengembangan dibandingkan dengan produk

yang lain. Dari hasil eksperimen tersebut diharapkan produk pengembangan bisa

meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet.

Page 96: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan di mulai dari awal sampai akhir, yaitu

mulai analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara sampai dengan tahap

akhir yaitu tes akhir kemampuan fisik. Berikut akan dijabarkan mengenai waktu

dan tempat pelaksanaan penelitian yang dilakukan.

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat penelitian

No Kegiatan Penelitian Tempat Waktu

1 Tahap PertamaWawancara dengan pelatih bolavoli di Surakarta

UNS dan UTP, Surakarta

September 2011

2 Tahap keduaa. Pembuatan Produk awal Surakarta Oktober 11- Maret 12b.Evaluasi ahli bolavoli:

1) Prof. Dr. M.E.Winarno, M.Pd2) Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd3) Eriek Satya H, S.Pd4) Teja Krisna, S.Pd

MalangSurakartaSurakartaSurakarta

April-Mei 2012

c.Uji Kelompok Kecil Fitnes Center UTP Surakarta

Juni 2012

d.Uji Kelompok Besar Fitnes Center UTP Surakarta

Juni 2012

3 Tahap KetigaEksperimen Produk Fitnes Center

UTP SurakartaSeptember-oktober2012

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 97: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

1. Tempat Penelitian

Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian mempertimbangkan

beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi, yang mendukung

terlaksananya penelitian dengan baik. Dengan memperhatikan hal tersebut maka

penelitian ini dilaksanakan di dua tempat. Analisis kebutuhan (wawancara dengan

pelatih bolavoli) dilakukan di UNS dan UTP Surakarta, Evaluasi ahli dilakukan di

Malang dan Surakarta, uji coba produk dan uji efektivitas produk dilaksanakan di

Surakarta dan mengambil tempat di Fitnes Center UTP Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah

analisis kebutuhan, dalam hal ini adalah wawancara dengan pelatih bolavoli untuk

mengetahui masalah kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet. Tahap

yang kedua adalah pembuatan produk, pelaksanaan uji coba produk yang

dilaksanakan mulai bulan April-Juni 2012. Pelaksanaan uji coba berlangsung

selama tiga bulan dikarenakan untuk penyedian waktu uji coba dan revisi dari

produk yang setelah di uji coba. Setelah pelaksanaan uji coba dan revisi produk

selesai maka akan dilanjutkan dengan tahap ketiga.

Tahap ketiga dari pelaksaan penelitian ini adalah uji efektifitas produk

yang telah dihasilkan. Pelaksanaan eksperimen ini berlangsung selama dua bulan,

mulai bulan September 2012 sampai bulan Oktober 2012. Pelaksanaan perlakukan

selama 8 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Hal ini

didasarkan pada prinsip pemberian waktu latihan yang baik sehingga akan

mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 98: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Fox, Bower & Foss (1993:296) menyatakan untuk latihan interval anaerob

durasi latihan 8-10 minggu, dengan frekuensi 3 kali seminggu. Penentuan waktu

latihan dengan frekuensi 3 kali per minggu sesuai dengan pendapat Brooks &

Fahey (1984:405) menyatakan bahwa latihan dengan frekuensi 3 kali seminggu

akan terjadi peningkatan kualitas latihan, karena dengan latihan 3 kali seminggu

akan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi terhadap beban

pelatihan yang diterima. Latihan dilakukan pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB

sampai dengan pukul 17.30 WIB. Secara keseluruhan latihan dilakukan selama 8

minggu dengan 24 kali pertemuan, ditambah pelaksanaan tes awal dan tes akhir

sebanyak dua pertemuan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan, karena

sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam studi pendahuluan serta untuk

memecahkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi.

1. Model Pengembangan

Pengembangan atau yang sering disebut sebagai penelitian pengembangan

dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar

antara penelitian dan praktek. Degeng (2002:1) menyimpulkan arti dari penelitian

pengembangan yaitu “penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model, konsep,

atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk mengembangkan suatu

produk”.

Penelitian pengembangan tidak selalu mengembangkan produk baru, bisa

dengan menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat

Page 99: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dipertanggungjawabkan. Penelitian pengembangan selalu diawali dengan adanya

kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan

suatu produk tertentu. Model pengembangan yang digunakan peneliti adalah

model pengembangan (research and development) Borg and Gall (1983:775).

Adapun langkah-langkahnya yaitu:

a. Research and information collecting (Studi pendahuluan)

b. Planning (Perencanaan)

c. Develop preliminary form of product (Pengembangan rancangan produk awal)

d. Preliminary field testing (Uji lapangan awal)

e. Main product revision (Revisi produk awal)

f. Main field testing (Uji lapangan utama)

g. Operational product revision ( Revisi produk kedua)

h. Operational field testing ( Uji kelompok)

i. Final Product Revision ( Revisi produk akhir)

j. Dissemination and implementation (Diseminasi dan implementasi)

2. Prosedur Penelitian Pengembangan

Sepuluh langkah pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall ada

beberapa tahapan yang dilaksanakan oleh peneliti, dengan pertimbangan waktu,

tenaga, dan biaya yang terbatas untuk menghasilkan produk pengembangan

model latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik atlet bolavoli putra tingkat

intermediet. Untuk mengetahui peningkatan dari hasil penerapan pengembangan

produk, maka peneliti melakukan eksperimen terhadap produk model latihan

untuk meningkatkan kemampuan fisik atlet bolavoli putra tingkat intermediet.

Page 100: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tahap PertamaAnalisis kebutuhan

Panduan wawancara bebas terpimpin

Wawancara dengan pelatih bolavoli

Tahap KeduaPengembangan Produk

Kajian teori latihan beban untuk bolavoli

Bentuk bentuk latihan beban

Rancangan Program latihan

beban

Program latihan bulanan

Program latihan

mingguan

Rancangan program

latihan harian

Evaluasi kemampuan

fisik

Uji coba produk

Evaluasi Ahli Bolavoli

Ahli akademisi bolavoli

Ahli praktisi bolavoli

Angket campuran

Revisi Produk

Page 101: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Gambar 3.1 Bagan prosedur pengembangan, diadaptasi dari Borg & Gall

Uji Kelompok Kecil12 pemain

1.Angket Campuran2.Ratig Scale

1.Angket Campuran2. Ratig Scale

Uji Kelompok Besar24 pemain

Revisi produk

“Produk pengembangan model latihan beban untuk peningkatan kemampuan fisik pemain bolavoli putra

tingkat interImediate di Surakarta”

Revisi produk

Uji Kelompok Kecil12 pemain

Angket Campuran

Angket CampuranUji Kelompok Besar24 pemain

Revisi produk

Tahap KetigaUji efektifitas produk dengan eksperimen

Catatan Lapanga

Pre-test kemampuan fisik

Post-test kemampuan fisik

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Page 102: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Adapun prosedur pengembangan yang digunakan oleh peneliti dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Pertama (Analisis kebutuhan)

Analisis kebutuhan meruapakan suatu langkah awal dalam suatu penelitian

yang memiliki karakteristik berbasis masalah dan memunculkan solusi untuk

mengatasi suatu masalah tersebut. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian, analisis kebutuan sangat penting dilakukan. Borg dan Gall

(1983:753) “ menyimpulkan bahwa analisis kebutuhan merupakan pengumpulan

informasi awal terhadap perbedaan kondisi yang ada dilapangan dan kondisi yang

diinginkan, untuk kebutuhan pemecahan masalah yang ada.” Informasi awal yang

dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting sebagai awal penemuan terhadap

masalah yang akan dijadikan sebagai perhatian utama dalam penelitian. Analisis

kebutuhan sebagai suatu cara pengumpulan informasi awal dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Analisis kebutuhan juga merupakan cara untuk mengetahui

tentang segala materi yang dibutuhkan dalam penelitian. Informasi awal

dilapangan sangat diperlukan dalam penelitian pengembangan karena merupakan

gambaran nyata kondisi yang ada dan sebagai suatu bahan kajian untuk ditemukan

suatu kekurangan atau kelebihan dari suatu hal.

Analisis kebutuhan merupakan bagian dari langkah-langkah yang

digunakan untuk mengetahui produk yang dikembangkan, dibutuhkan atau tidak

oleh subyek, analisis kebutuhan dalam penelitian ini dilakukan dengan Intervieu

bebas terpimpin dengan pelatih bolavoli putra di Surakarta dan rasionalisasi

masalah oleh peneliti.

Page 103: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

b. Tahap Kedua (pengembangan produk)

1. Kajian Teori

Mengkaji secara ilmiah materi yang kita gunakan dalam penelitian dan

merupakan pijakan teoritik untuk mengembangkan produk sebagai hasil

penelitian. Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah melakukan kajian

terhadap teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Borg dan Gall

(1983:777) menyimpulkan, “kajian teori adalah pengumpulan informasi

pendukung penelitian yang berhubungan dengan perencanaan pengembangan.”

Kajian teori merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah

materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-teori empiris yang

ada. Materi dalam penelitian ini adalah temuan masalah di lapangan, dimana akan

dikembangkan produk untuk memberikan solusi terhadap masalah yang

ditemukan sebelumnya pada studi pendahuluan.

Teori-teori yang digunakan merupakan teori yang mendukung terhadap

penelitian yang dilakukan. Penelitian ini membahas tentang pengembangan model

latihan beban untuk bolavoli pada pemain tingkat intermediet. Peneliti

mengungkap teori-teori yang relevan dan mendukung terhadap produk penelitian

yang dikembangkan. Teori-teori yang mendasari adalah: (1)Profil bolavoli.

(2)Analisis kondisi fisik bolavoli. (3)Teori latihan fisik. (4)Teori latihan beban.

(5)Penelitian yang relevan. Ditunjang dengan teori tersebut diharapkan penelitian

sekaligus pembuatan produk tidak akan lepas dari prosedur.

Page 104: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

2. Pembuatan Produk Awal

Berdasarkan analisis kebutuhan sampai pada kajian teoritik yang

dipaparkan pada bab II, langkah selanjutnya adalah pembuatan rancangan produk

awal model latihan beban untuk meningkatkan kemampuan fisik atlet bolavoli

putra tingkat intermediet di Surakarta. Pembuatan produk pengembangan model

latihan beban ini diawali dengan pembuatan ruang lingkup produk, adapun isi

dalam pengembangan produk ini meliputi:

Bab 1: Pendahuluan

Bab 2: Kajian Teori. (a)Teori umum bolavoli, (b)Analisis kebutuhan fisik

bolavoli, (c) Teori umum latihan beban.

Bab 3: Model latihan beban untuk bolavoli. (a) Jenis-jenis latihan beban untuk

bolavoli, (b) Program latihan beban untuk bolavoli, (c) Evaluasi

kemampuan fisik.

Bab 4: Penutup.

Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan pada

logika berfikir empiris. Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan bentuk-

bentuk penalaran yang dapat menunjukkan alur pola berfikir yang logis. Penulisan

kajian teori dalam penelitian ini menggunakan penalaran deduktif. Winarno

(2007:2) “Penalaran deduktif dimulai dari hal-hal yang bersifat umum dan menuju

ke hal-hal yang khusus.” Hal yang cukup luas atau cukup besar cakupan

bahasannya dikaji terlebih dahulu sehingga nanti akan mengerucut pada hal yang

lebih khusus. Peneliti menggunakan penalaran deduktif dalam penyusunan kajian

teori dengan mengungkap kajian terhadap olahraga hingga tinjauan yang

Page 105: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

mendukung terhadap penelitian yang disusun. Hal ini relevan dengan prosedur

serta teori yang menjadi landasan dan dapat menunjukkan alur berfikir dari

peneliti yang logis.

3. Evaluasi Ahli

Tahap selanjutnya adalah evaluasi dari para ahli untuk kesempurnaan

pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model latihan beban dalam bolavoli.

Borg dan Gall (1983:781) menyimpulkan, “Uji coba dengan evaluasi pakar adalah

untuk mengetahui rancangan produk awal dapat di uji coba lapangan.” Sebelum

produk hasil pengembangan awal diuji coba lapangan, maka harus dilakukan

evaluasi untuk kelayakan substansi yang akan diuji cobakan, sehingga diperoleh

tingkat validitas baik internal maupun eksternal yang cukup layak dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Pelaksanaan evaluasi ahli ini untuk memperoleh tanggapan dan masukan

dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan. Pelaksanaan evaluasi ahli ini

menggunakan instrumen sebagai alat evaluasi terhadap produk pengembangan.

Instrumen yang digunakan untuk uji coba dengan evaluasi ahli adalah dengan

menggunakan kuisioner campuran dimana terdiri dari pertanyaan dengan jawaban

tertutup (ditentukan sebelumnya), dan jawaban terbuka (jawaban langsung dari

narasumber). Hasil review dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif untuk hasil

evaluasi dengan skala likert dan data kualitatif untuk hasil evaluasi dengan

pertanyaan dengan jawaban masukan dari narasumber. Rancangan produk awal

kemudian dievaluasi oleh dua ahli akademisi bolavoli dan dua ahli praktisi

bolavoli.

Page 106: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

4. Revisi Produk

Produk direvisi sesuai dengan masukan dari para ahli untuk selanjutnya

diuji coba pada kelompok kecil.

5. Uji Coba Tahap I (kelompok kecil)

Uji coba tahap I (kelompok kecil) dimaksudkan untuk mencari penilaian

dari atlet bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta berkaitan dengan produk

pengembangan. Tahapan yang dilakukan dalam uji coba kelompok kecil adalah

dengan melibatkan subyek penelitian. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari

persetujuan para ahli terhadap model latihan yang dikembangkan. Borg dan Gall

(1983:782) menyimpulkan, “Tujuan dari uji coba kelompok kecil adalah untuk

mengetahui hasil produk pengembangan yang baru dalam skala yang kecil.” Hasil

dari uji coba ini merupakan representasi kelayakan dan keberterimaan produk

yang dikembangkan.

6. Revisi Produk

Setelah uji coba kelompok kecil, maka dilakukan revisi dari akhir uji coba

yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan.

7. Uji coba Tahap II (kelompok besar)

Uji coba tahap II (kelompok besar) dimaksudkan untuk mencari saran dan

penilaian dari atlet bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta berkaitan

dengan isi model latihan. Uji coba kelompok besar melibatkan lebih banyak

jumlah subyek penelitian. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan uji

coba terbatas terhadap model latihan yang dikembangkan. Borg dan Gall

(1983:783) menyimpulkan, “uji coba luas ditujukan untuk memutuskan bahwa

Page 107: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

produk pengembangan telah sesuai dan layak dengan tujuan yang ingin dicapai.”

Uji coba ini untuk mengetahui keberterimaan dan kelayakan produk secara lebih

luas sehingga dapat diuji tingkat efektifitasnya.

8. Revisi Produk

Setelah uji coba kelompok besar, maka dilakukan revisi dari akhir uji coba

yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan.

c. Tahap Ketiga (Uji Efektifitas Produk)

1. Eksperimen produk

Eksperimen dilakukan pada peserta program pelatihan bolavoli Universitas

Tunas Pembangunan Surakarta dan Universitas Sebelas Maret dengan tujuan

mengetahui tingkat efektifitas produk pengembangan untuk pemanfaatan lebih

lanjut. Rancangan eksperimen menggunakan rancangan pretest dan postest dengan

pemilihan kelompok yang di acak (two group pre test and post test design).

Tabel 3.2 Desain uji efektifitas produk

Subjek Pre test Perlakuan Post testR X1 Latihan beban X2

R X1 Latihan konvensional X2

Mekanisme pelaksanaan uji efektifitas hasil produk pengembangan ini

dilakukan dengan membandingkan dua kelompok untuk kemudian dilihat hasilnya

dari hasil pre test dan post tes.

2. Laporan Hasil Produk Pengembangan

Hasil akhir berupa produk yang telah dihasilkan dari analisis kebutuhan,

evaluasi ahli, uji coba kelompok kecil, uji kelompok besar, dan hasil eksperimen

Page 108: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

produk berupa model latihan beban untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain

bolavoli.

3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

a. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel independen,

dan variabel dependen. Rinciannya sebagai berikut:

1) Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah latihan beban.

2) Variable dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan fisik pemain

bolavoli.

b. Definisi Operasional Variabel

Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam

penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yang

ada sebagai berikut :

1) Latihan beban adalah latihan beban yang urutan pelaksanaanya dimulai dari

latihan mengangkat beban dengan volume dan intensitas tertentu, dilanjutkan

dengan penguluran pada persendian yang otot-ototnya terlibat dalam gerakan

itu, dan di ahiri dengan latihan eksplosif dari otot-otot tersebut.

2) Kemampuan fisik adalah kapasitas penampilan atlit. Dalam penelitian ini

dimaksudkan adalah kemampuan fisik khusus yang diperlukan dalam cabang

olahraga bolavoli.

Page 109: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

C. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh. Sumber data dalam

penelitian penegembangan model latihan beban untuk bolavoli ini dikelompokkan

menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal dan sumber data dalam uji coba

kelayakan produk program latihan beban untuk bolavoli yang dikembangkan.

Sumber data tersebut meliputi:

1. Peneliti

Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat untuk mengetahui

kebutuhan penelitian, dalam hal ini masalah yang menjadi latar belakang

penelitian serta sebagai observer atau pencatat lapangan saat melakukan uji

efektifitas produk. Menurut Moleong (2007:168), kedudukan peneliti merupakan

sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data, dan pada

akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian.

2. Pelatih bolavoli

Sumber data pelatih bolavoli dalam penelitian ini dilakukan pada saat

analisis kebutuhan, data diambil dengan menggunakan teknik wawancara,

instrumen pengumpulan data menggunakan intervieu guide.

3. Ahli Akademisi Bolavoli

Sumber data ahli akademisi bolavoli diambil dari unsur perguruan tinggi,

dengan kualifikasi pengampu mata kuliah bolavoli. Sumber data ahli akademisi

bolavoli masing-masing adalah Prof. Dr. M. E. Winarno, M.Pd, dimana beliau

merupakan pakar bolavoli dari Universitas Negeri Malang, Ahli akademisi

bolavoli kedua adalah Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, dimana beliau adalah ketua

Page 110: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

program studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Ahli Praktisi Bolavoli

Sumber data ahli praktisi bolavoli diambil dari unsur pelatih, dengan

kualifikasi melatih dalam sebuah tim. Sumber data ahli praktisi bolavoli masing-

masing adalah Eriek Satya H, S.Pd, beliau adalah pelatih klub bolavoli UTP, dan

Teja Krisna, S.Pd, beliau adalah ahli latihan beban di Surakarta.

5. Atlit Bolavoli

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bolavoli putra tingkat

intermediet di Surakarta. Terdiri dari 4 klub yang masing-masing memilki 15-20

pemain sebagai anggota klub. Untuk atlet yang berada pada tingkat intermediet,

rata-rata memili 10-15 pemain.

b. Sampel

Untuk penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive karena

sudah diketahui ciri-cirinya. Menurut Maksum (2009:44) “purposive sampling

adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang ciri atau karateristiknya sudah

diketahui lebih dulu berdasarkan ciri atau sifat populasi.” Kemudian selanjutnya

dengan cara random karena pengambilan dilakukan secara acak. Maksum

(2009:41) menyatakan “random sampling merupakan teknik sampling yang

memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Dalam penelitian ini pengambilan

sampelnya adalah atlet bolavoli tingkat intermediet dan kemudian diambil secara

Page 111: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

acak tanpa memilih sesuai dengan tingkatan-tingkatan baik kemampuan maupun

usia.

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini diambil 24 pemain yang

masuk pada kategori intermediet dari jumlah keseluruhan 48 pemain. Rincian

sampel dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1) Uji kelompok kecil: 12 sampel.

2) Uji kelompok besar: 24 sampel.

3) Uji efektifitas produk: kelompok eksperimen menggunakan 6 sampel dan

kelompok kontrol mengguanakan 6 sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data analisis

kebutuhan, data penilaian ahli bolavoli, data uji coba kelompok, dan data hasil uji

efektifitas produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah:

1. Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data kondisi awal

tentang proses latihan kondisi fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet

di Surakarta.

2. Teknik kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan

produk dari para ahli, serta pendapat dari atlit (pengguna produk).

3. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan fisik

pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.

Page 112: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

4. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data catatan lapangan

tentang keterlaksanaan latihan dan penerapan penelitian (model latihan).

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatanya tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya, Arikunto (2009:101). Dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Bagan instrumen pengumpul data

InstrumenPengumpul Data

Kekuatan otot tungkai

Daya tahan otot perut

Daya tahan otot lengan

Daya tahan otot tungkai

Power otot tungkai

Kekuatan otot lengan

Power otot lengan

Intervieu Guide

Kuesioner Campuran

Catatan Lapangan

Tes Kemampuan Fisik

Page 113: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

1. Intervieu guide

Metode pertama yang digunakan adalah metode wawancara atau intervieu.

“Intervieu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer), Winarno

(2007:64).” Metode wawancara dengan menggunakan teknik intervieu bebas

digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari pelatih tim

bolavoli. Intervieu bebas adalah intervieu yang dilakukan oleh pewawancara

dengan menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur.

2. Kuesioner

Instrumen selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

atau kuisioner. “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti,

Winarno (2007:62).” Metode angket digunakan untuk memperoleh informasi

analisis kebutuhan dari anggota tim bolavoli, uji coba kelompok kecil dan besar

serta untuk memperoleh informasi dari para ahli.

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa bentuk.

Bentuk yang pertama adalah kuisioner pilihan ganda dengan disertai juga bentuk

Skala likert. Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang tersedia merupakan

pilihan ganda dan jawaban yang tersedia menunjukkan tingkatan-tingkatan, mulai

dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau sangat baik hinga kurang sekali.

Dalam penelitian ini ada dua jenis kuesioner, yaitu:

Page 114: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

a. Ahli bolavoli (kuesioner campuaran)

Aspek kelayakan produk pengembangan latihan beban untuk masing-

masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut:

Bentuk-bentuk latihan dan program latihan:

1. Aspek Kesesuaian

2. Aspek Kemanfaatan

3. Aspek Keamanan

4. Aspek Keterlaksanaan

Penyajian produk:

1. Aspek kesesuaian dengan kaidah pembuatan produk.

2. Aspek kemudahan untuk dipahami.

b. Atlit bolavoli (kuesioner tertutup)

Aspek kelayakan produk pengembangan latihan beban untuk masing-

masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Aspek kemudahan untuk dipahami

2. Aspek kemudahan untuk dilakukan

3. Aspek kemenarikan

4. Aspek kemanfaatan

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2007:209)

adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami,dan dipikirkan

dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian.

Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan selama pelaksanaan penelitian.

Page 115: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan analitis, berisi tentang

rencana, keputusan prosedural, hingga kritik pribadi terhadap keputusan yang

diambil peneliti sehingga seluruh kegiatan dalam pelaksanaan program tersebut

bisa terekam dengan baik.

4. Tes kemampuan fisik

Penelitian ini juga menggunakan metode tes. Menurut Johnson dan Nelson

(1969:1) “Tes adalah suatu bentuk dari suatu pertanyaan dan atau pengukuran,

yang digunakan untuk memperkirakan ingatan dari sutau pengetahuan dan

kemampuan, atau untuk mengukur kemampuan gerak di dalam aktifitas jasmani.”

Kirkendal (1987) menyatakan bahwa, “tes adalah instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau objek.”

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui hasil

peningkatan dari eksperimen produk pengembangan. Secara khusus tes yang

digunakan adalah tes prestasi. Winarno (2007:61) menyatakan “tes prestasi adalah

tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi seseorang setelah

mempelajari sesuatu.” Dalam penelitian ini tes prestasi yang dimaksudkan tes

kemampuan fisik sehingga instrumen ini masuk kategori achievement test.

Sugiyanto (1993:66), menyatakan bahwa “kriteria pengukuran dikatakan

baik apabila memenuhi kriteria: instrumen pengukuran harus valid, reliabel,

mudah diadministrasikan dan ada norma penilaiannya”. Dalam penelitian ini

digunakan baterai tes, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, secara

teknis dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 116: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Gambar 3.3 Bagan bateri tes kemampuan fisik

a. Kekuatan otot tungkai, leg dynamometer

Untuk mengetahui kekuatan otot tungkai dengan menggunakan tes leg

dynamometer. Tujuan tes adalah untuk mengukur kekuatan kelompok extensor

tungkai. Pelaksanaan tes : berdiri diatas tumpuan leg dynamometer, kedua lengan

memegang bagian lengan tongkat, pegangan setinggi bagian kemaluan, sabuk

pengaman dililitkan antara pinggang dengan kedua ujung tongkat pegangan.

Gerakannya : tarik tungkai dengan kedua tangan bersamaan dengan meluruskan

kedua lutut, pada akhir gerakan kedua lutut hampir lurus sepenuhnya. Penilaian

yaitu hasil yang dapat dicatat dari nilai tertinggi yang diperoleh selama melakukan

tes sebanyak 2-3 kali. Hasil masing-masing testee dapat dibaca pada petunjuk

yang berada di atas bantalan leg dynamometer.

b. Kekuatan otot lengan. Pull and push dynamometer.

Tujuan: Untuk mengukur kekuatan otot tangan dalam menarik dan

mendorong. Alat: pull and push dynamometer. Petugas: (1) pemandu tes dan (2)

pencatat skor. Pelaksanaan: Testee berdiri tegak dengan kaki direnggangkan dan

Tes daya tahan otot tungkai (squat

Tes power otot lengan (lempar bola basket)

Tes daya tahan otot lengan (push-up)

Tes power otot tungkai (standing broad jump)

Tes kekuatan otot lenganTes kekuatan otot tungkai

Tes daya tahan otot perut(sit-up)

Page 117: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

pandangan lurus ke depan. Tangan memegang pull & push dynamometer dengan

kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Tarik

alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong, alat tidak boleh

menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu. Tes ini dilakukan

sebanyak dua kali. Penilaian: Skor kekuatan tarik atau kekuatan dorong terbaik

dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg. dengan tingkat

ketelitian 0,5 kg.

c. Daya tahan otot perut. AAHPERD Modifield Sit-ups (AAHPERD 1980)

Untuk memperoleh data daya tahan otot perut dilakukan dengan

menggunakan instrumen tes sit-up, Nelson (1986:132). Testee harus

menempelkan kedua lengan di depan dada dan melakukan sit-up dengan cara

menyentuhkan siku kiri ke lutut kanan, dan siku kanan ke lutut kiri. Gerakan

tersebut dilakukan sebanyak mungkin.

d. Daya tahan otot lengan. Modifield Push-up

Untuk memperoleh data kekuatan otot perut dilakukan tes dengan

menggunakan instrument push-up, Nelson (1986:139). Posisi awal: testee

mengambil posisi tidur menelungkup dan menempatkan telapak tangan di lantai di

bawah dada testee. Kedua tangan testee terletak di lantai di bawah kedua bahunya,

siku dipertahankan atau dikunci dalam keadaan lengan diluruskan. Seluruh tubuh

lurus, tidak ada bagian tubuh yang menyentuh lantai kecuali kedua tangan dan

tumitnya. Kedua kaki diregangkan sejauh 30 cm.

Pelaksanaan: Testee membengkokkan lengannya, badan diturunkan sampai

dadanya dapat menyentuh tangan penghitung dan dorong kembali ke posisi awal.

Page 118: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tubuh harus tetap dipertahankan dengan lurus sepanjang melakukan gerakan.

Testee melakukan kegiatan sebanyak mungkin tanpa harus berhenti.

e. Daya tahan otot tungkai. Half squat jump test

Untuk mengetahui daya tahan otot tungkai dapat diketahui dengan tes

squat jump, Nelson (1986:137), pelaksanaan: orang coba berada pada sikap

jongkok dengan salah satu tumit kaki yang lainya berada di depan, sedangkan

kedua tangan saling berkait diletakkan dibelakang kepala, pandangan ke depan.

Orang coba lemompat ke atas sehingga tungkai lurus, lalu mendarat dengan

berganti kaki ke depan dan ke belakang,dengan posisi setengah jongkok (half

squat). Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan sikap kaki bergantian

sampai orang coba tak dapat melompat lagi secara sempurna seperti ketentuan

tersebut di atas.

f. Power otot tungkai. Vertical Jump

Johnson dan Nelson (1986:219), untuk mengetahui power otot tungkai

masing-masing testee yaitu dengan tes Vertical Jump. Tujuan tes adalah untuk

mengukur power kaki melompat ke atas. Tingkatan usia untuk tes ini adalah

individu yang berusia 6 tahun sampai usia perguruan tinggi. Tes ini baik

dilakukan untuk laki-laki dan perempuan.

g. Power otot lengan. Two Hand Medicine Ball Put

Untuk memperoleh data power otot lengan dengan cara atlet melakukan

lempar bola medicine, yang dalam penelitian ini diganti dengan menggunakan

bola basket. Caranya dengan menghitung jarak antara jatuhnya bola dengan

tempat duduk atlet pada waktu melempar, dengan satuan meter. Setiap atlet

Page 119: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

melakukan dua kali kesempatan melempar bola, dan diambil yang terjauh dari

hasil lemparanya. Nelson (1986:214).

F. Jenis Data

Data menurut Suharsimi Arikunto dalam “prosedur peneletian suatu

pendekatan praktek” (1997), jenis data merupakan segala fakta dan angka yang

dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi

adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluaan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari

dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Masing-masing adalah sebagai

berikut:

1. Data Kualitatif

a. Hasil observasi dari peneliti.

b. Hasil wawancara dari pelatih bolavoli pada studi pendahuluan.

c. Masukan dari ahli bolavoli.

d. Catatan lapangan pada saat eksperimen produk.

2. Data kuantitatif

a. Data dari evaluasi ahli adalah termasuk data ordinal.

b. Data dari atlit pada saat uji kelompok termasuk data ordinal.

c. Data dari hasil pree test dan post tes termasuk data ordinal.

Page 120: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

G. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data, hal ini dilihat dari

jenis data yang dikumpulkan, berikut masing-masing pendekatan pengolahan data

dalam penelitian ini:

Gambar 3.4 Bagan teknik pengolahan data kualitatif

1. Pendekatan kualitatif

a. Analisis data

Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen (dalam Moleong,

2005:248) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

sehingga pada akhirnya akan menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data

yang dianalisis secara kualitatif berasal dari data yang diperoleh dari berbagai

sumber yaitu wawancara dan catatan lapangan.

Penarikan kesimpulan

Pengujian data

Reduksi data

Analisis Data

Pemeriksaan Keabsahan data

Teknik Kualitatif

Pengecekan sejawat

Perpanjangan keikutsertaan

Triangulasi

Page 121: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Menurut Moleong (2005:247) proses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang

dilakukan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan

kesimpulan. Data yang diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan

dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok data,

data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan

kesimpulan.

1) Tahap reduksi data

Adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,

pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

Data yang diperoleh dari hasil observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan

dimungkinkan masih belum dapat memberikan informasi yang jelas. Oleh karena

itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi kasar yang diperoleh

dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Hal ini bertujuan untuk

memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat

membuat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2) Tahap penyajian data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau paparan naratif

Sugiyono (2005:95). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam

Page 122: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

memahami apa yang terjadi atau penarikan kesimpulan sementara yang berupa

temuan penelitian yaitu berupa pencapaian indikator-indikator yang berkaitan

dengan apa yang telah diberikan.

3) Tahap penarikan kesimpulan

Adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisir

dari hasil paparan data dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat

tetapi mengandung pengertian luas. Temuan penelitian dilakukan pengecekan

keabsahan temuan, sehingga diperoleh hasil penelitian. Selanjutnya hasil

penelitian direfleksi atau diberi makna untuk mendapatkan kesimpulan akhir.

Hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.

b. Pemeriksaan keabsahan data

Untuk menjaga keabsahan dari data yang telah diambil di lapangan maka

dilakukan pemeriksaan keabsahan dari data yang dikumpulkan. Dalam penelitian

ini pemerikasaan keabsahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan

metode:

1) Pengecekan sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil sementara atau hasil

akhir dengan rekan-rekan sejawat. Menurut Moleong (2007:333), diskusi ini

sebaiknya dilakukan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman dalam bidang yang dipersolakan, terutama tentang isi dan

metodologinya.

Teknik pemeriksaan sejawat ini menurut Moleong (2007:333)

mengandung beberapa maksud untuk membuat agar peneliti tetap

Page 123: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran dan memberikan suatu kesempatan

awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul

dari pemikiran peneliti.

Tenik pemeriksaan keabsahan data ini jika dilakukan maka hasilnya

adalah: 1)Menyediakan pandangan kritis. 2)Mengetes temuan kerja. 3)Membantu

mengembangkan langkah selanjutnya. 4)Melayani sebagai pembanding, Moleong

(2007:333).

1) Triangulasi

(Bogdan dan Taylor, 1993:189, Zuber, 1996:81) menyimpulkan, untuk

melakukan pemerikasaan terhadap data dari berbagai sumber akan lebih tepat

dengan menggunakan metode triangulasi. Dalam hal ini triangulasi dilakukan

dengan mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan berbagai sumber

data yang berbeda. Pada penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah para

ahli yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap produk yang disusun oleh

peneliti.

Gambar 3.5 Bagan pemeriksaan Keabsahan data

Triangulasi metode dilakukan dengan cara mencocokan hasil pengambilan

data dengan menggunakan kuisioner baik dari pemain maupun ahli dengan hasil

wawancara. Triangulasi teori dilakukan dengan cara mencocokan kesesuaian

Pemeriksaan keabsahan data

Triangulasi teori

Triangulasi metode

Uji Ahli

Teori latihan beban bolavoli

1. Wawancara2. Catatan lapangan3. Kuisioner

1. Ahli Akademisi2. Ahli Praktisi

Page 124: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

produk dengan teori yang telah ada sebelumnya yaitu teori mengenai latihan

beban untuk bolavoli. Uji ahli dilakukan untuk memperoleh masukan dari para

narasumber terkait produk pengembangan. Hal ini diharapkan akan mendapatkan

adanya keabsahan data dari sumber yang berbeda

2) Perpanjangan keikutsertaan

Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen itu sendiri, keikutsertaan

peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan

ini menurut moleong (2007:327) akan membatasi:

a) Gangguan dari dampak peneliti pada konteks.

b) Membatasi kekeliruan (biases) peneliti.

c) Mengkonpensasi pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau

pengaruh sesaat.

2. Pendekatan kuantitatif

Pengolahan data dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini

melihat dari jenis data yang dikumpulkan pada saat penelitian, mulai dari

kuesioner ahli bolavoli, kuesioner atlet, dan data tes awal dan tes akhir pada saat

uji eksperimen produk.

Gambar 3.6 Bagan teknik pengolahan data kuantitatif

Teknik Kuantitatif

Uji homogenitas variansi populasi

Uji normalitas distribusi frekuensi

Uji T

Teknik persentase

Analisis Data

Pengujian Data

Page 125: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

a. Pengujian data

1) Uji Normalitas Distribusi Frekuensi

Uji normalitas distribusi frekuensi dalam penelitian ini menggunakan

metode Lilliefors, Sudjana (2005). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah

sebagai berikut:

a) Pengamatan , , . . . , dijadikan bilangan baku , ,. . . ,

dengan menggunakan rumus:

Keterangan : =Nilai tiap kasus, =̅Rata-rata, =Simpangan baku

b) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang F ( ) = P ( ≤ )

c) Selanjutnya dihitung proporsi , ,. . . , yang lebih kecil atau sama

dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh

S ( ) = , ,..., ,

d) Hitung selisih F ( ) - S ( ) kemudian ditentukan harga mutlaknya

e) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut

sebagai Lhitung.

2) Uji Homogenitas variansi populasi

Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan uji F. Pengujian

homogenitas lebih sesuai menggunakan uji F dikarenakan hanya ada dua

kelompok sampel yang diuji homogenitas. Langkah-langkah pengujiannya

sebagai berikut:

a) Menghitung varians gabungan dari tiap kelompok sampel

Page 126: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

b) )1.(

)(. 222

nn

XXnSx

c) Varians dari setiap kelompok sampel dengan dk= n-1

d) Menghitung nilai F

e)Skecil

SbesarF

f) Membuat kesimpulan

g) Dari penghitungan diperoleh F hitung, dengan derajat kebebasan (dk)

pembilang n-1, dan derajat kebebasan (dk) penyebut n-1, dan pada taraf

nyata α = 0,05, Apabila F hitung Lebih kecil dari pada F tabel, maka data

pada kelompok X dan Y Homogen.

b. Analisis data

1) Analisis data kuesioner ahli bolavoli dan kuesioner atlit.

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model latihan

beban adalah teknik analisis deskriptif persentase. Analisa data sesuai dengan

pendekatan ini dimaksudkan bahwa, setiap analisa disesuaikan dengan dengan

pendekatan yang digunakan, hanya sampai mengetahui persentase (%), Sudjana

(1990).

Rumus untuk mengolah data kuantitatif subyek uji coba.

%100xXi

XP

Keterangan:

P = Persentase hasil subyek uji coba

Page 127: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

x = Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba

xi = Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba

100% = Konstanta

Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria

seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba

Persentase Keterangan80% - 100 % Valid/digunakan60% - 79% Cukup valid/digunakan50% - 59 % Kurang valid/diganti<50% Tidak valid/diganti

2) Analisi data uji eksperimen produk.

Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji signifikasi)

dengan menggunakan rumus;

)1(

)( 22

NNN

DD

Dt

Dari hasil hitung uji t signifikansi derajat kebebasan menggunakan rumus (n-1)

sehingga diperoleh d.b = n-(n-1) = 5. Dan dari hasil perbandingan t hitung lebih

besar dari t tabel maka dapat disimpulkan data signifikan untuk taraf signifikansi

terdekat dengan t hitung.

Page 128: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab IV ini akan diuraikan mengenai penyajian data yang diperoleh

dari tahap pendahuluan (wawancara kepada pelatih bolavoli di Surakarta),

pengembangan produk, evaluasi ahli bolavoli, uji coba kelompok kecil sebanyak

12 orang, uji kelompok besar sebanyak 24 orang, dan uji efektifitas produk

dengan eksperimen yang akan dijabarkan sebagai berikut.

A. Gambaran Umum Hasil Penelitian

Pada tabel 4.1 berikut akan disajikan gambaran umum penelitian

pengembangan model latihan beban untuk pemain putra tingkat intermediet di

Surakarta.

Tabel 4.1 Gambaran umum hasil penelitian.

No Komponen Temuan

1 Tahap Pendahuluan, Wawancara dengan pelatihbolavoli di Surakarta, (n=2) dengan pertanyaan 6 butir soal.

Kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet kurang baik dan belum adanya program latihan beban untuk pemain bolavoli tingkat intermediet.

2 Pengembangan Produk (1)Teori umum bolavoli. (2)Analisis kebutuhan fisik bolavoli. (3) Teori umum latihan beban. (4) Latihan beban untuk bolavoli. (5) Program latihan beban untuk bolavoli. (6) Evaluasi kemampuan fisik.

3 Tahap Uji Cobaa. Hasil Evaluasi ahli bolavoli

(n=4) dengan jumlah instrumensebanyak 26 butir pertanyaan.

a.Hasil evaluasi keempat ahli bolavoli diperoleh 80.77 %.

b.Rancangan model latihan harus disesuaikan dengan kebutuhan atlitdan disesuaikan dengan teori latihan.

b. Uji coba kelompok kecil(n=12), instrumen sebanyak 19 butir pertanyaan.

Diperoleh persentase 76.67%, model latihan bisa dilanjutkan ke tahap uji kelompok besar.

Page 129: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

No Komponen Temuan

c. Uji coba kelompok besar(n=24), instrumen sebanyak 19 butir pertanyaan.

Diperoleh persentase 72.71%, model latihan bisa dilanjutkan ke tahap uji efektifitas produk.

3 Nilai beda uji efektifitas produk 1. Kelompok eksperimenTes1=19, Tes2=36,Tes3=40,Tes 4=49, Tes 5=35, Tes 6=28, Tes 7=387

2. Kelompok bebasTes1=8, Tes 2=6, Tes 3=8, Tes 4=12, Tes 5=12, Tes 6=15, Tes 7=100

B. Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

masalah, dalam penelitian ini tahap pendahuluan dilakukan dengan wawancara

terhadap pelatih bolavoli di Surakrta. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

permasalahan tentang kemampuan fisik atlet bolavoli putra tingkat intermediet.

Pada tabel 4.2 berikut akan disajikan kesimpulan hasil wawancara dengan pelatih

bolavoli di UTP dan pelatih bolavoli dari UNS.

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Pelatih Bolavoli di Surakarta

No Subjek Hasil Wawancara1 Pelatih bolavoli UNS

Surakartaa. Pelatih sering diserahkan kepada mahasiswa

senior.b. Latihan bertujuan untuk prestasi.c. Kemampuan fisik atlit tingkat intermediet

kurang baik.d. Program latihan peningkatan kondisi fisik

sudah ada.e. Latihan kemampuan fisik menggunakan

playometrik.f. Diperlukan program latihan beban.

2 Pelatih bolavoli UTP Surakarta

a. Pelatih membawahi seluruh atlit bolavoli yang ada, tidak ada spesifikasi pelatih.

b. Latihan bertujuan untuk prestasi.c. Kemampuan fisik atlit tingkat intermediet

kurang baik.d. Belum adanya program latihan yang

Page 130: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

No Subjek Hasil Wawancaratersetruktur.

e. Program latihan fisik yang digunakan adalah latihan playometrik.

f. Diperlukan program latihan beban untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa kemampuan fisik pemain

bolavoli tingkat intermediet kurang baik dan belum adanya program latihan beban

untuk pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.

C. Pengembangan Produk

Pengembangan produk model latihan beban untuk peningkatan

kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet ini dilakukan melalui

beberapa tahapan, yang pertama adalah pengembangan rancangan produk awal,

evaluasi ahli, uji coba kelompok kecil, dan uji coba kelompok besar.

1. Pengembangan Produk Awal

a) Pengkajian Teori

Tahap pengembangan produk terdiri dari pengkajian terhadap teori-teori

pendukung tentang latihan beban untuk bolavoli serta tahap penyusunan draft

awal produk pengembangan. Pengkajian teori diperlukan untuk mendasari

penyusunan produk model latihan beban untuk bolavoli. Teori-teori yang

digunakan adalah teori umum olahraga bolavoli serta teori-teori umum yang

menyangkut permasalahan latihan fisik dan aspek-aspek pendukung dari teori

latihan beban yang dapat melandasi penyusunan produk. Teori-teori pendukung

lain yang digunakan untuk pengembangan produk ini adalah teori analisis gerak

Page 131: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan gerak pada bolavoli serta teori

tentang anatomi untuk identifikasi penggunaan otot pada saat melakukan gerakan

dalam bolavoli, selain itu teori tentang perkembangan yang berfungsi untuk

menganalisis kebutuhan dari subjek penelitian, dalam penelitian ini adalah pemain

tingkat intermediet yang dilihat dari usia kronologis adalah pada masa remaja

akhir.

b) Perancangan Produk

Perancangan produk awal yang dalam hal ini model latihan beban

didasarkan pada kajian teoritis sehingga dirumuskan dalam susunan sebagai

berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Bab 2: Kajian Teori. (a) Teori umum bolavoli, (b) Analisis kebutuhan fisik

bolavoli, (c) Teori umum latihan beban.

Bab 3: Model latihan beban untuk bolavoli. (a) Jenis-jenis latihan beban untuk

bolavoli, (b) Program latihan beban untuk bolavoli, (c) Evaluasi

kemampuan fisik.

Bab 4: Penutup

Rancangan produk model latihan ini disusun sesuai urutan pelaksanaan

sistematika latihan dan urutan penyajian produk. Rancangan produk model latihan

beban untuk bolavoli ini selanjutnya akan dilakukan evaluasi oleh ahli untuk

mengetahui tingkat kelayakan produk untuk diuji cobakan pada kelompok kecil

dan pada kelompok besar.

Page 132: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

2. Evaluasi Ahli

Pelaksanaan evaluasi ahli dalam penelitian pengembangan ini untuk

memperoleh tanggapan dan masukan dari para ahli bolavoli untuk kesempurnaan

pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model latihan beban dalam bolavoli.

Pelaksanaan evaluasi ahli ini menggunakan instrumen sebagai alat evaluasi,

instrumen yang digunakan untuk evaluasi ahli adalah dengan menggunakan

kuisioner campuran yang terdiri dari pertanyaan dengan jawaban tertutup

(ditentukan sebelumnya), dan jawaban terbuka (jawaban langsung dari

narasumber). Hasil review dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif untuk hasil

evaluasi dengan skala likert dan data kualitatif yang berupa saran ataupun

masukan.

a. Revieu Evaluasi Ahli Akademisi Bolavoli 1

Dalam penelitian ini, ahli akademisi bolavoli yang pertama adalah Dr.

Agus Kristiyanto, M.Pd yang merupakan dosen Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret, evaluasi rancangan produk awal ini dilaksanakan pada 12 Mei 2012 di

Surakarta. Pada tabel 4.3 berikut akan disajikan hasil evaluasi dari ahli bolavoli 1

yang berupa data kuantitatif.

Tabel 4.3 Data kuantitatif hasil evaluasi ahli akademisi bolavoli 1

No Aspek Evaluasi Skor Hasil Skor Maks1 Latihan peningkatan daya tahan 17 202 Latihan peningkatan kekuatan 17 203 Latihan peningkatan power 16 204 Program latihan selama dua bulan 15 205 Penyajian produk 6 10

Jumlah 71 90

Page 133: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui hasil analisis data evaluasi ahli

akademisi bolavoli yang pertama diperoleh persentase:

= 100%P= 78.89%

Dalam tahap evaluasi ahli akademisi bolavoli yang pertama juga diperoleh

data kualitatif yang berupa masukan dan saran, berikut akan disajikan data

kualitatif dari ahli akademisi bolavoli yang pertama.

1. Hindari overlapping efek jenis-jenis latihan terhadap otot-otot yang sama

(alat dominan yang dilatih jangan menggunakan latihan yang berbeda-beda)

2. Prosedur pelaksanaan harus diperjelas, dan pada saat pelaksanaan harus

diberikan contoh peraga yang simpel.

3. Latihan pada kelompok otot tungkai harus disederhanakan sehingga tidak

mengurangi kecepatan.

4. Kesesuaian program latihan selama dua bulan dikombinasikan dengan

kecukupan intensitas dan frekuensi per minggunya.

5. Aspek kemanfaatan program latihan selama dua bulan dipertimbangkan

dengan kecukupan intensitas dan frekuensi.

6. Aspek keamanan program latihan selama dua bulan tergantung pada

mekanisme kontrol kualitas untuk tiap-tiap individu.

Kelebihan dari produk model latihan beban yang dikembangkan ini

menurut ahli akademisi bolavoli 1 adalah progresif dan multilateral, kelemahan

dari produk pengembangan ini adalah tidak semua sub indikator dapat diterapkan

untuk kondisi dimana klub tidak memiliki peralatan fitnes yang dipersyaratkan,

Page 134: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

sedangkan untuk rekomendasi perbaikan produk dari ahli akademisi bolavoli satu

adalah layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

b. Revieu Evaluasi Ahli Akademisi Bolavoli 2

Dalam penelitian pengembangan model latihan beban untuk bolavoli ini,

ahli akademisi bolavoli yang kedua adalah Prof. Dr. M.E.Winarno, M.Pd yang

merupakan dosen FIK UM Malang, evaluasi rancangan produk awal ini

dilaksanakan pada 7 Juni 2012 di Kota Malang. Pada tabel 4.4 berikut akan

disajikan hasil evaluasi dari ahli bolavoli 2 yang berupa data kuantitatif.

Tabel 4.4 Data kuantitatif hasil evaluasi ahli akademisi bolavoli 2

No Aspek Evaluasi Skor Hasil Skor Maks1 Model latihan peningkatan daya tahan 17 202 Model latihan peningkatan kekuatan 17 203 Model latihan peningkatan power 17 204 Program latihan selama dua bulan 15 205 Penyajian produk 6 10

Jumlah 72 90

Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui hasil analisis data evaluasi ahli

akademisi bolavoli yang kedua diperoleh persentase:

= x 100

P= 80%

Dalam tahap evaluasi ahli akademisi bolavoli yang pertama juga diperoleh

data kualitatif yang berupa masukan dan saran, berikut akan disajikan data

kualitatif dari ahli akademisi bolavoli yang kedua:

1. Ahli bolavoli yang kedua menyarankan supaya pengkalimatan pada produk

diperbaiki agar tingkat keterbacaanya mudah,

Page 135: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

2. Gambar model harus jelas.

3. Pengaturan program harus disesuaikan dengan teori latihan beban.

4. Penyajian produk harus rapi, disesuaikan dengan format penulisan yang baik.

Rekomendasi perbaikan produk dari ahli akademisi bolavoli satu adalah layak

untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

c. Revieu Evaluasi Ahli Praktisi Bolavoli 1

Dalam penelitian ini, ahli praktisi bolavoli yang pertama adalah Teja

Krisna, S.Pd yang merupakan ehli latihan beban di Surakarta, evaluasi rancangan

produk awal ini dilaksanakan pada 25 Mei 2012 di Surakarta. Pada tabel 4.5

berikut akan disajikan hasil evaluasi dari ahli praktisi bolavoli 1 yang berupa data

kuantitatif.

Tabel 4.5 Data kuantitatif hasil evaluasi ahli praktisi bolavoli 1

No Aspek Evaluasi Skor Hasil Skor Maks1 Model latihan peningkatan daya tahan 16 202 Model latihan peningkatan kekuatan 16 203 Model latihan peningkatan power 16 204 Program latihan selama dua bulan 16 205 Penyajian produk 8 10

Jumlah 72 90

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui hasil analisis data evaluasi ahli

akademisi bolavoli yang pertama diperoleh persentase:

= x 100

P = 80 %

Page 136: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Dalam tahap evaluasi ahli praktisi bolavoli yang pertama ini juga

diperoleh data kualitatif yang berupa masukan dan saran, berikut akan disajikan

data kualitatif dari ahli praktisi bolavoli yang pertama:

1. Pendekatan program latihan harus jelas.

2. Pengaturan waktu latihan disesuaikan dengan jadwal subjek yang diteliti.

3. Program latihan harus disesuaikan dengan tempat latihan.

Rekomendasi perbaikan produk dari ahli akademisi bolavoli satu adalah

layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

d. Revieu Evaluasi Ahli Praktisi Bolavoli 2

Dalam penelitian ini, ahli praktisi bolavoli yang kedua adalah Eriek Satya

H, S.Pd yang merupakan dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas

Tunas Pembangunan Surakarta, evaluasi rancangan produk awal ini dilaksanakan

pada 20 Mei 2012 di Surakarta. Pada tabel 4.6 berikut akan disajikan hasil

evaluasi dari ahli praktisi bolavoli yang kedua yang berupa data kuantitatif.

Tabel 4.6 Data kuantitatif hasil evaluasi ahli praktisi bolavoli 2

No Aspek Evaluasi Skor Hasil Skor Maks1 Model latihan peningkatan daya tahan 17 202 Model latihan peningkatan kekuatan 16 203 Model latihan peningkatan power 16 204 Program latihan selama dua bulan 17 205 Penyajian produk 8 10

Jumlah 74 90

tabel 4.6 diatas dapat diketahui hasil analisis data evaluasi ahli akademisi

bolavoli yang pertama diperoleh persentase:

= x100

Page 137: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

P = 82.23 %

Dalam tahap evaluasi ahli praktisi bolavoli yang kedua ini juga diperoleh

data kualitatif yang berupa masukan dan saran, berikut akan disajikan data

kualitatif dari ahli praktisi bolavoli yang kedua:

1. Seting pelaksanaan uji efektifitas produk harus diperjelas.

2. Program latihan jangan tumpang tindih antar masing-masing jenis otot.

3. Evaluasi harus dicantumkan dalam pengembangan produk.

4. Peningkatan beban latihan harus dicantumkan dalam rancangan program

bulanan maupun mingguan.

Rekomendasi perbaikan produk dari ahli praktisi bolavoli dua adalah layak

untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

Pada tabel 4.7 berikut akan disajikan data kuantitatif dari hasil evaluasi

keempat ahli diatas, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 4.7 Kesimpulan data kuantitatif evaluasi ahli

No Ahli Skor Hasil Skor Maks. Persentase1 Ahli Akademisi 1 71 90 78.89 %2 Ahli Akademisi 2 72 90 80 %3 Ahli Praktisi 1 72 90 80 %4 Ahli Praktisi 2 74 90 82.23%

Jumlah 289 360 80.28 %

Dari tabel 4.7 diatas dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk

pengembangan model latihan beban untuk bolavoli tingkat intermediet bisa diuji

cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klasifikasi dari Maksum (2009).

Page 138: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Tabel 4.8 Persentase Hasil Evaluasi

Persentase Keterangan80% - 100 % Valid/digunakan60% - 79% Cukup valid/digunakan50% - 59 % Kurang valid/diganti<50% Tidak valid/diganti

3. Uji Coba Lapangan

Uji coba produk dalam penelitian pengembangan ini bertujuan untuk

mencari penilaian dari atlet bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta

berkaitan dengan isi model latihan. Uji coba produk dilaksanakan di fitnes center

UTP Surakarta. Berikut akan dipaparkan hasil dari uji coba produk pengembangan

model latihan beban uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Hasil

uji coba kelompok berupa data kuantitatif dan termasuk jenis data ordinal.

a. Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil produk pengembangan model latihan beban

untuk peningkatan kondisi fisik pemain bolavoli tingkat intermediet dilaksanakan

pada 16 Juni 2012 dengan jumlah subjek uji coba 12 pemain, 6 pemain dari

Universitas Tunas Pembangunan dan 6 pemain dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Uji coba kelompok kecil dilakukan di fitnes center UTP Surakarta

dimulai pukul 08.00 wib, pelaksanaan uji coba kelompok kecil dihadiri oleh

masing-masing pelatih dari kedua tim, pelaksanaan uji coba kelompok kecil

dimulai dengan pembukaan oleh peneliti dilanjutkan dengan pembagian angket

dan alat tulis kepada subjek uji coba diikuti penjelasan terkait pedoman pengisian

angket dan dilanjutkan dengan pengisian angket oleh subjek. Uji coba kelompok

kecil selesai pukul 10.30 wib. Hal ini sesuai dengan catatan lapangan nomor

Page 139: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

05/CL /16062012. Pada tabel 4.9 berikut akan disajikan data hasil penilaian atlet

pada uji coba kelompok kecil.

Tabel 4.9 Data kuantitatif hasil uji coba kelompok kecil, n=12

No Aspek PenilaianSkor Hasil

N=12Skor

Maksimal1 Model latihan peningkatan daya tahan 197 2402 Model latihan peningkatan kekuatan 191 2403 Model latihan peningkatan power 164 240

Jumlah 552 720

Dari tabel 4.9 diatas dapat diketahui hasil analisis data uji kelompok kecil

dengan jumlah 12 subjek diperoleh persentase:

= x 100

P = 76.67%

Dari tabel 4.9 diatas dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk

pengembangan model latihan beban untuk bolavoli tingkat intermediet bisa diuji

cobakan pada tahap uji coba kelompok besar, mengacu pada klasifikasi dari

Maksum (2009).

Tabel 4.10 Persentase Hasil Evaluasi

Persentase Keterangan80% - 100 % Valid/digunakan60% - 79% Cukup valid/digunakan50% - 59 % Kurang valid/diganti<50% Tidak valid/diganti

b. Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar produk pengembangan model latihan beban

untuk peningkatan kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet

Page 140: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

dilaksanakan pada 23 Juni 2012 dengan jumlah subjek uji coba 24 pemain, 12

pemain dari Universitas Tunas Pembangunan dan 12 pemain dari Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Uji coba kelompok besar dilakukan di fitnes center UTP

Surakarta dimulai pukul 07.00 WIB, pelaksanaan uji coba kelompok kecil dihadiri

oleh masing-masing pelatih dari kedua tim, pelaksanaan uji coba kelompok besar

dimulai dengan pembukaan oleh peneliti dilanjutkan dengan pembagian angket

dan alat tulis kepada subjek uji coba diikuti penjelasan terkait pedoman pengisian

angket dan dilanjutkan dengan pengisian angket oleh subjek. Uji coba kelompok

besar selesai pukul 17.00 WIB. Hal ini sesuai dengan catatan lapangan nomor

06/CL /23062012.

Pada tabel 4.11 berikut akan disajikan data hasil penilaian atlet pada uji

coba kelompok besar.

Tabel 4.11 Data kuantitatif hasil uji coba kelompok besar, n=24

No Aspek PenilaianSkor Hasil

N=12Skor

Maksimal1 Model latihan peningkatan daya tahan 391 4802 Model latihan peningkatan kekuatan 337 2403 Model latihan peningkatan power 319 240

Jumlah 1047 1440

Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui hasil analisis data uji kelompok

besar dengan jumlah 24 subjek diperoleh persentase:

P = x 100

P = 72.71%

Dari tabel 4.11 diatas dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk

pengembangan model latihan beban untuk bolavoli tingkat intermediet bisa diuji

Page 141: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

cobakan pada tahap uji efektifitas produk (uji eksperimen produk), mengacu pada

klasifikasi dari Maksum (2009).

Tabel 4.12 Persentase Hasil Evaluasi

Persentase Keterangan80% - 100 % Valid/digunakan60% - 79% Cukup valid/digunakan50% - 59 % Kurang valid/diganti<50% Tidak valid/diganti

D. Uji Efektifitas Produk Pengembangan

Uji efektifitas produk dalam penelitian pengembangan model latihan

beban untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet

ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh kemampuan fisik pemain bolavoli

tingkat intermediet antara kelompok yang diberikan program latihan beban dari

hasil pengembangan dan kelompok yang diberikan latihan secara konvensional.

Uji efektifitas produk ini menggunakan rancangan eksperimen semu. Uji

efektifitas terhadap kelompok perlakuan dilakukan di Fitnes Center UTP

Surakarta mulai tanggal 3 September 2012 sampai 26 Oktober 2012, pelaksanaan

program latihan dilaksanakan pada sore hari pukul 15.00 WIB.

Tes awal dan akhir kemampuan fisik dilakukan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet, berikut

disajikan data kuantitatif hasil Tes awal dan akhir kemampuan fisik pemain

bolavoli tingkat intermediet di Surakarta.

Page 142: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

1. Deskripsi data tes awal

Pada tabel 4.13 berikut akan disajikan kesimpulan data dari tes awal

kemampuan fisik atlet kelompok eksperimen tingkat intermediet di Surakarta

yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan untuk kelompok eksperimen (n=6).

Tabel 4.13 Rekapitulasi data hasil tes awal kelompok eksperimen

No NamaAspek Penilaian

Tes 1 Tes 2 Tes 3 Tes 4 Tes 5 Tes 6 Tes 71 Dali Yota Pradana 28 115 40 52 18 260 6.802 Dodik Prasetyo 23 123 38 48 23 267 7.223 Beni Susanto 25 137 42 54 22 264 6.304 Ahmad firdaus 30 130 46 44 24 268 5.355 Bibit Joko R 34 117 44 46 20 272 7.506 Angga riyantaka 35 137 46 53 26 274 8.65

Pada tabel 4.14 berikut akan disajikan kesimpulan data dari tes akhir

kemampuan fisik atlet kelompok bebas tingkat intermediet di Surakarta yang

dilakukan sebelum diberikan perlakuan untuk kelompok kontrol (n=6).

Tabel 4.14 Rekapitulasi data hasil tes awal kelompok kontrol

No NamaAspek Penilaian

Tes 1 Tes 2 Tes 3 Tes 4 Tes 5 Tes 6 Tes 71 Bayu Dwi A 38 126 41 63 25 274 5.802 Benidektus A 29 131 40 63 23 259 5.703 Fandi Nur Cholis 20 135 45 54 19 264 6.004 Handre Ugi. P 30 112 39 46 21 256 5.705 Kartono 34 113 45 56 22 274 6.006 Agus 35 130 43 52 22 260 5.90

2. Deskripsi data tes akhir

Pada tabel 4.15 berikut akan disajikan kesimpulan data dari tes akhir

kemampuan fisik atlet kelompok eksperimen tingkat intermediet di Surakarta

yang dilakukan setelah diberikan perlakuan (n=6).

Page 143: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Tabel 4.15 Rekapitulasi data hasil tes akhir kelompok eksperimen

No NamaAspek Penilaian

Tes 1 Tes 2 Tes 3 Tes 4 Tes 5 Tes 6 Tes 71 Dali Yota P 31 123 50 60 25 264 7.342 Dodik Prasetyo 25 129 44 56 29 271 7.703 Beni Susanto 28 143 46 63 26 269 6.904 Ahmad firdaus 34 134 52 52 30 274 6.255 Bibit Joko R 37 122 53 55 26 275 8.206 Angga riyantaka 39 144 56 58 32 280 9.30

Pada tabel 4.16 berikut akan disajikan kesimpulan data dari tes akhir

kemampuan fisik atlet kelompok kontrol tingkat intermediet di Surakarta yang

dilakukan setelah diberikan perlakuan (n=6).

Tabel 4.16 Data hasil tes akhir kelompok kontrol.

No NamaAspek Penilaian

Tes 1 Tes 2 Tes 3 Tes 4 Tes 5 Tes 6 Tes 71 Bayu Dwi A 39 127 42 63 27 275 6.002 Benidektus A 31 131 42 66 24 262 6.003 Fandi Nur C 21 136 45 57 23 266 6.104 Handre Ugi. P 31 113 40 48 22 258 5.905 Kartono 34 115 46 58 23 277 6.106 Agus 38 131 46 54 25 264 6.00

3. Pengujian data kuantitatif

a. Pengujian Prasyarat Analisis

1) Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Populasi

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut;

Page 144: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi

Pop. N tes SD LhitungLtabel

α 0.05Kesimpulan

Kel. Eksp.

6 1 29.17 65.22 0.2974 0.319 Normal2 126.5 282.86 0.3173 0.319 Normal3 42.67 95.40 -0.1554 0.319 Normal4 49.5 271.123 0.0095 0.319 Normal5 22.17 49.58 -0.1563 0.319 Normal6 267.5 598.15 -0.1554 0.319 Normal7 6.97 15.5854 -0.1571 0.319 Normal

Kel. bebas

6 1 31 69.32 -0.1583 0.319 Normal2 124.5 278.39 -0.1554 0.319 Normal3 46.17 79.94 -0.1629 0.319 Normal4 55.67 124.47 -0.1563 0.319 Normal5 22 49.19 -0.1557 0.319 Normal6 264.5 591.44 -0.1545 0.319 Normal7 5.85 13.08 -0.3209 0.319 Normal

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok eksperimen

diperoleh Lo lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5%

yaitu; 0,0.319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada tes

kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok kontrol diperoleh

Lo lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu;

0,0.319. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada tes kelompok

kontrol termasuk berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas Variansi Populasi

Uji homogenitas variansi populasi dimaksudkan untuk menguji kesamaan

varians pada populasi. Uji homogenitas variansi populasi pada penelitian ini

dilakukan dengan Uji F. Berikut hasil uji homogenitas variansi populasi;

Page 145: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Tabel 4.18 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi

Tes Kel. N∑X dan

∑Y

Rata-rata skor

σ data F� Ft Sum.

1 Eksp. 6 175 29..17 4.791.32 5.05

F� < Ft, HomogenKntrl. 6 186 31 6.32

2 Eksp. 6 759 126.5 17.741.82 5.05

F� < Ft, HomogenKntrl. 6 747 124.5 9.73

3 Eksp. 6 256 42.67 3.261.27 5.05

F� < Ft, HomogenKntrl. 6 253 42.17 2.56

4 Eksp. 6 297 49.5 4.081.61 5.05

F� < Ft, HomogenKntrl. 6 334 55.67 6.59

5 Eksp. 6 133 22.17 2.861.43 5.05

F� < Ft, HomogenKntrl. 6 132 20.5 2

6 Eksp. 6 1605 167.5 5.131.42 5.05

F� < Ft, HomogenKntrl. 6 1587 264.5 7.79

7 Eksp. 6 41.82 6.97 -0.87-0.16 5.05

F� < Ft, HomogenKntrl. 6 35.10 5.85 0.14

Dari penghitungan data tes pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = 5, dan derajat kebebasan (dk)

penyebut = 5, dan pada taraf nyata α = 0,05, diperoleh F tabel = 5.05. Tampak

bahwa F hitung Lebih kecil dari pada F tabel, maka data pada kelompok X dan Y

Homogen.

b. Uji Signifikasi

Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji signifikasi)

dengan menggunakan rumus;

21

_

21

_

11

nns

XXt

Page 146: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Kriteria prodak dinyatakan signifikan pengaruhnya dinyatakan jika – t1 –

½α < t < t1 - ½α dimana t1 - ½α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2

– 2) dan peluang (1 - ½α), untuk harga-harga lainnya ditolak.

Dalam tabel 4.19 berikut akan disajikan data hasil tes awal dan akhir uji

efektifitas produk pengembangan:

Tabel 4.19 Data hasil tes awal dan akhir

Perl.Jenis tes

Hasil tes Nilai Beda

T hitung T tabel SumAwal Akhir

Kelompok Eksperimen

1 175 194 19 10,3049 1.476 signifikan2 759 795 36 10,3932 1.476 signifikan3 256 296 40 6.9844 1.476 signifikan4 297 344 49 10.3075 1.476 signifikan

5 133 168 35 14.5352 1.476 signifikan

6 1605 1633 28 9.4496 1.476 signifikan7 4182 4569 387 1.8345 1.476 signifikan

Kelompok Kontrol

1 186 194 8 3.1553 1.476 signifikan2 747 753 6 3.8729 1.476 signifikan3 253 261 8 3.1546 1.476 signifikan

4 334 346 12 4.4722 1.476 signifikan

5 132 144 12 3.8729 1.476 signifikan6 1587 1602 15 5.8397 1.476 signifikan7 3510 3610 100 5.006 1.476 signifikan

Dari hasil hitung uji t signifikansi tes kelompok eksperimen, derajat

kebebasan menggunakan rumus (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6-1 = 5. Dari hasil

t hitung , maka diperlukan harga t tabel untuk target empirik adalah 0.1%, dengan

t tabel = 1.476. Dan dari hasil perbandingan t hitung lebih besar dari t tabel maka

dapat disimpulkan data signifikan untuk taraf signifikansi 0.1%.

Dari hasil hitung uji t signifikansi tes kelompok kontrol, derajat kebebasan

menggunakan rumus (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6-1 = 5. Dari hasil t hitung,

maka diperlukan harga t tabel untuk target empirik adalah 0.1%, dengan t tabel =

Page 147: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

1.476. Dan dari hasil perbandingan t hitung lebih besar dari t tabel maka dapat

disimpulkan data signifikan untuk taraf signifikansi 0. 1%.

Dari uji signifikansi dapat diketahui semua menunjukkan adanya

peningkatan hasil dan menunjukkan bahwa produk model latihan terbukti lebih

efektif meningkatkan kemampuan fisik dari para pemain bolavoli tingkat

intermediet. Hal ini didasarkan pada hasil penghitungan selisih antara tes ahkir

dan tes awal.

Dari hasil rekapitulasi skor yang diraih pada tabel 4.19 disajikan

peningkatan hasil tes kelompok terikat dapat diketahui lebih jelas melalui gambar

histogram 4.1 berikut:

Gambar 4.1 histogram hasil tes awal dan akhir kelompok eksperimen

Berdasarkan tabel 4.19 dan gambar histogram 4.1 di atas, terdapat

peningkatan yang cukup signifikan antara hasil tes awal dan akhir kelompok

eksperimen. Dan dalam gambar histogram 4.2 berikut akan disajikan data

peningkatan hasil tes awal dan akhir kelompok bebas.

05

101520253035404550

tes 1 tes 2 tes 3 tes 4 tes 5 tes 6 tes 7

pre-test

post-test

Page 148: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

05

101520253035404550

tes 1 tes 2 tes 3 tes 4 tes 5 tes 6 tes 7

kelompok eksperimen

kelompok kontrol

Gambar 4.2 histogram hasil tes awal dan akhir kelompok kontrol

Dari kedua gambar histogram di atas, dapat diketahui perbedaan tingkat

peningkatan kemampuan fisik antara kelompok eksperimen dan kelompok bebas.

Dalam gambar histogram 4.3 dibahawa akan digambarkan nilai beda antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Gambar 4.3 Histogram nilai beda antara kelompok eksperimen dan kontrol

0

5

10

15

20

25

30

35

40

tes 1 tes 2 tes 3 tes 4 tes 5 tes 6 tes 7

pre-test

post-test

Page 149: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan dikaitkan dengan teori-

teori yang relevan serta penelitian yang terdahulu. Berdasarkan prosedur

penelitian pengembangan manghasilkan tiga kelompok pembahasan yaitu:

1. Studi Pendahuluan

Studi Pendahuluan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan yang merupakan suatu

penelitian dimana secara garis besar dapat di simpulkan sebagai suatu solusi

pemecahan terhadap masalah yang ditemukan di lapangan. Pengembangan atau

yang sering disebut sebagai penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud

menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktek

pendidikan. Degeng (2002:1) menyimpulkan arti dari penelitian pengembangan

yaitu “penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip,

dan menggunakan hasil telaah untuk mengembangkan suatu produk”. Dalam

penelitian pengembangan tidak selalu mengembangkan produk baru, bisa dengan

menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian dan pengembangan selalu diawali dengan adanya kebutuhan,

permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk

tertentu.

Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada

pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan

baru berkenaan dengan fenomena-fenomena fundamental, serta praktik-praktik

Page 150: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

pendidikan. Dengan demikian penelitian pengembangan merupakan penelitian

yang menelaah suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru

atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dimulai dari adanya suatu

kebutuhan dari suatu masalah yang dapat dipecahkan dengan produk tersebut. Hal

tersebut juga berlaku dalam penelitian dan pengembangan dalam dunia olahraga.

Tahap pelaksanaannya dimulai studi pendahuluan yang merupakan proses

awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah. Menurut Arikunto

(2009:26) “Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti

untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya langkah yang akan

dilalui.” Studi pendahuluan merupakan identifikasi awal terhadap masalah yang

ingin diungkap dan dibahas dalam penelitian. Masalah penelitian yang akan

diangkat dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan ruang lingkup untuk

membatasi masalah dalam penelitian. Dari ruang lingkup yang telah disusun

tersebut akan dirumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses

penelitian yang berlandaskan teori yang telah ada.

Analisis kebutuhan meruapakan suatu langkah awal dalam suatu penelitian

yang memiliki karakteristik berbasis masalah dan memunculkan solusi untuk

mengatasi suatu masalah tersebut. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian, analisis kebutuan sangat penting dilakukan. Borg dan Gall

(1983:753) “ menyimpulkan bahwa analisis kebutuhan merupakan pengumpulan

informasi awal terhadap perbedaan kondisi yang ada dilapangan dan kondisi yang

diinginkan, untuk kebutuhan pemcahan masalah yang ada.” Informasi awal yang

dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting sebagai awal penemuan terhadap

Page 151: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

masalah yang akan dijadikan sebagai perhatian utama dalam penelitian. Analisis

kebutuhan sebagai suatu cara pengumpulan informasi awal dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Analisis kebutuhan juga merupakan cara untuk mengetahui

tentang segala materi yang dibutuhkan dalam penelitian. Informasi awal

dilapangan sangat diperlukan dalam penelitian pengembangan karena merupakan

gambaran nyata kondisi yang ada dan sebagai suatu bahan kajian untuk ditemukan

suatu kekurangan atau kelebihan dari suatu hal.

Pengumpulan informasi awal ini tentunya akan memunculkan beberapa

implikasi terkait hasil perolehan informasi kondisi nyata yang ada di lapangan.

Informasi ini akan bisa memunculkan suatu keadaan dimana terungkap

keunggulan dari poin utama yang diamati, namun bisa juga muncul suatu

permasalahan yang membutuhkan suatu solusi pemecahan sehingga menjadi lebih

baik. Ketika muncul suatu keunggulan dari fokus utama yang menjadi bahan

pengamatan, maka secara tidak langsung sejalan dengan harapan yang dimiliki,

namun ketika muncul ketidak sesuaian dengan harapan yang dimilki maka akan

timbul suatu masalah yang menjadi pemisah antara harapan antara kenyataan yang

ada. Menurut Winarno (2007:9) “masalah merupakan kesenjangan antara harapan

dengan kenyataan, kesenjangan antara teori dan praktik yang memerlukan

jawaban, penjelasan atau pemecahan.” Kemunculan suatu masalah di lapangan

jelas membutuhkan suau solusi untuk pemcahan dari masalah tersebut, sehingga

tidak ada suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada di lapangan.

Studi pustaka merupakan salah satu sarana yang dimaksudkan untuk

mempersiapkan pengumpulan data lapangan sebagai awal penentuan masalah

Page 152: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

penelitian. Studi pustaka juga dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang

masalah penelitian yang yang akan diangkat serta pemahaman terhadap

metodologi penelitian yang digunakan. Studi pustaka bertujuan untuk

memudahkan langkah-langkah pelaksanaan penelitian serta menyusun pola pikir

yang lebih terstruktur dan efisien. Studi pustaka juga mempunyai tujuan untuk

mempelajari teori-teori serta konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah

penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam analisis kebutuhan

ada beberapa tahap yang dilakukan sehingga dapat menjelaskan dan menemukan

suatu masalah yang pada akhirnya akan diangkat ke dalam penelitian. Adapun

cara pengumpulan informasi awal untuk analisis kebutuhan adalah dengan

menggunakan instrument penelitian. Beberpa instrumen yang dapat digunakan

antara lain wawancara, kuisioner, tes dan observasi.

Pada proses penelitian ini diawali dengan peneliti menentukan bidang

garapan yang akan menjadi bahan yang akan diteliti. Bidang garapan yang ingin

diteliti ditentukan adalah bidang olahraga. Dalam hal ini peneliti memilih olahraga

bolavoli sebagai bidang utama yang akan diteliti. Alasan peneliti memilih

olahraga bolavoli dikarenakan disesuaikan dengan bidang yang ditekuni oleh

peneliti. Diharapkan dengan hal tersebut dapat memudahkan peneliti melakukan

pekerjaan penelitian dengan baik.

Menindaklanjuti pemilihan materi penelitian yang dilakukan sebelumnya,

peneliti melanjutkan langkah-langkah penelitian dengan melakukan analisis

kebutuhan terhadap masalah dan materi penelitian. Analisis kebutuhan dimulai

dari peneliti mulai menentukan masalah yang akan diteliti. Penentuan masalah ini

Page 153: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

dimulai dari menentukan materi yang akan dijadikan bahan penelitian yang dalam

hal ini adalah olahraga bolavoli. Dalam olahraga bolavoli terdiri dari berbagai

komponen yang diantaranya terdiri dari komponen fisik, teknik, taktik dan mental.

Dari dua komponen tersebut peneliti menentukan salah satu untuk dijadikan fokus

utama penelitian.

Peneliti memilih materi fisik pemain bolavoli sebagai fokus utama yang

akan di angkat sebagai masalah penelitian, yaitu, daya tahan otot lengan, daya

tahan otot tungkai, daya tahan otot perut, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot

lengan, power otot tungkai dan power otot lengan. Peneliti kemudian mengarah

lebih lanjut kepada penentuan subyek penelitian, berdasarkan masalah penelitian

yang akan diangkat maka peneliti memilih serta menyesuaikan karakteristik

subyek yang akan diteliti. Peneliti memilih pemain bolavoli tingkat intermediet

sebagai subyek penelitian dengan asumsi bahwa latihan fisik dengan

menggunakan beban bisa dilakukan oleh pemain tingkat intermediet yang jika

dilihat dari usia kronologis masuk pada usia remaja akhir dan sudah bisa diberikan

latihan beban luar .

Dalam olahaga bolavoli banyak aspek yang mempengaruhi di dalamnya.

Ditinjau dari profil olahraga bolavoli maka tidak akan terlepas dari aspek fisik,

teknik, taktik dan mental ketika pada saat situasi petandingan. Aspek tersebut

merupakan bagian terpenting dalam suatu olahraga termasuk olahraga bolavoli.

keseluruhan dari aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang apabila salah satu

dari aspek tersebut tidak terkuasai dengan baik maka tidak akan terlaksana dengan

Page 154: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

baik pula. Keseluruhan aspek tersebut merupakan hal utuama dalam suatu cabang

olahraga pada umumnya dan olahraga bolavoli khususnya.

Salah satu yang menjadi aspek terpenting dalam olahraga adalah

kemampuan fisik. Bolavoli di Surakarta sangat berkembang dengan pesat, tetapi

latihan fisik belum maksimal dilakukan, hal ini dapat diketahui dari hasil

wawancara peneliti dengan beberapa pelatih bolavoli di Surakarta yang

menyatakan bahwa belum adanya program latihan fisik secara khusus untuk para

pemain bolavoli putra tingkat intermediet. Program latihan fisik hanya

diperuntukkan untuk atlet tingkat lanjut, serta sebatas dengan pendekatan

playometrik saja, program latihan fisik dengan menggunakan beban belum ada,

sehingga kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet belum

maksimal.

Peneliti melakukan pengumpulan informasi awal dengan melakukan

wawancara terhadap para pelatih tim bolavoli yang membina pemain tingkat

intermediet. “Interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer),

Winarno (2007:64).” Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas dimana

tidak menggunakan pedoman pertanyaan secara khusus. Dari hasil temuan

masalah awal maka peneliti menentukan tempat yang akan digunakan untuk

melaksanakan kegiatan penelitian. Peneliti memilih Kota Surakarta sebagai

tempat pelaksanaan penelitian dimana di Kota Surakarta terdapat banyak tim

bolavoli yang membina pemain tingkat intermediet. Tim yang dipilih adalah tim

yang pada masa penelitian akan memasuki masa off season atau masa bukan

Page 155: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

mendekati pertandingan. Tim bolavoli yang akan dijadikan subyek penelitian

adalah tim bolavoli UNS dan UTP.

Keseluruhan langkah-langkah tersebut telah dilakukan oleh peneliti.

Proses penentuan masalah penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sudah

sesuai dengan teori mengenai penelitian pengembangan. Dalam prosedur

penelitian pengembangan harus didahului dengan studi pendahuluan sebagai

langkah awal pengumpulan informasi mengenai kejadian yang terjadi dilapangan

yang pada akhirnya mengungkap suatu masalah. Langkah-langkah yang dilakukan

oleh peneliti juga relevan dengan kebutuhan dari penelitian sehingga dapat

memunculkan data-data pendukung mengenai masalah yang ditemukan dan akan

ditemukan solusi dari masalah tersebut.

2. Pengembangan Produk

Pada tahap pengembangan produk ini dilakukan dengan tujuan

memperoleh desain model latihan beban yang sesuai dengan teori dan subjek uji

coba.

a. Pengkajian Teori

Tahap pertama dalam pengembangan produk ini adalah melakukan kajian

terhadap teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Borg dan Gall

(1983:777) menyimpulkan, “kajian teori adalah pengumpulan informasi

pendukung penelitian yang berhubungan dengan perencanaan pengembangan.”

Kajian teori merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah

materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-teori empiris yang

ada. Materi dalam penelitian ini adalah temuan masalah di lapangan, dimana akan

Page 156: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

dikembangkan produk untuk memberikan solusi terhadap masalah yang

ditemukan sebelumnya pada studi pendahuluan.

Teori-teori yang digunakan merupakan teori yang mendukung terhadap

penelitian yang dilakukan. Penelitian ini membahas tentang pengembangan model

latihan beban bolavoli untuk pemain tingkat intermediet. Peneliti mengungkap

teori-teori yang relevan dan mendukung terhadap produk penelitian yang

dikembangkan. Teori-teori yang mendasari adalah:

a) Profil bolavoli

b) Latihan

c) Latihan beban

d) Latihan beban untuk bolavoli

e) Model

Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan pada

logika berfikir empiris. Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan bentuk-

bentuk penalaran yang dapat menunjukkan alur pola berfikir yang logis. Salah

satu contoh untuk menjabarkan penyusunan dalam penulisan kajian teori

menggunakan penalaran deduktif. Winarno (2007:2) “penalaran deduktif dimulai

dari hal-hal yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang khusus.” Hal yang

cukup luas atau cukup besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu sehingga

nanti akan mengerucut pada hal yang lebih khusus. Peneliti menggunakan

penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian

terhadap olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang

Page 157: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

disusun. Penyusunan ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi

landasan dan dapat menunjukkan alur berpikir dari peneliti yang logis.

b. Penyusunan Draft Produk Pengembangan

Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa model latihan beban

untuk pemain bolavoli. Model sebagai noun dapat diartikan sebagai representasi

atas struktur yang dicoba untuk diproyeksikan. Sebagai adjective model

mengandung pemahaman sebagai kesempurnaan atau idealisasi atas suatu

gagasan, sementara sebagai adverb model mengacu pada pengertian

‘memperagakan’ atau menunjukkan serta menampilkan apa yang dipresentasikan

Bell (dalam Basuki 2011). Berdasarkan hal tersebut model dalam konteks ilmiah

mengacu pada konotasi sebuah acuan atau pola/tiruan dari suatu yang akan dibuat,

dan merupakan kesempurnaan atau idealisasi atas suatu gagasan, yang

dimaksudkan untuk ‘memperagakan’ atau menunjukan serta menampilkan apa

yang dipresentasikan.

Tipe model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tipe

procedural. Hal ini sesuai dengan pendapat Bompa bahwa model adalah suatu

tiruan, suatu tiruan dari yang aslinya, mengatur bagian khusus suatu fenomena

yang diamati atau diselidiki. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu

yang ideal, dan meskipun keadaan abstrak ideal di atas adalah kenyataan yang

kongkrit, hal itu juga menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai,

suatu peristiwa yang akan dapat diperoleh.

Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item,

yaitu:

Page 158: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

1. Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan bebtuk-bentuk latihan dan

penyusunan program latihan beban.

2. Bentuk-bentuk latihan beban yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan

fisik dalam bolavoli.

3. Program latihan beban, program bulanan, dan program harian.

4. Evaluasi terhadap produk pengembangan, yaitu evaluasi kemampuan fisik.

c. Tahap uji coba

1) Evaluasi Ahli Bolavoli

Evaluasi ahli dalam penelitian pengembangan ini dimaksudkan untuk

memperoleh masukan dan saran terkait dengan pengembangan produk. Ahli

bolavoli dalam penelitian pengembangan ini ada dua kriteria, yaitu ahli akademisi

bolavoli dan ahli praktisi bolavoli.

Hasil dari evaluasi bolavoli dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan

data kuantitatif, hal ini karena dalam evaluasi ahli digunakan angket campuran.

Hasil evaluasi ahli bolavoli untuk data kuantitatif berupa hasil persentase yaitu

80.77 %, dari hasil tersebut bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan

model latihan beban untuk bolavoli bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya dengan

memperhatikan saran dari ahli.

2) Uji Coba Kelompok Kecil

Tahap uji coba kelompok kecil merupakan tahap untuk mengetahui

pendapat atlit bolavoli terkait dengan produk model latihan beban yang

dikembangkan. Uji coba kelompok kecil dalam penelitian ini menggunakan 12

subjek uji coba yang berasal dari dua klub bolavoli di Surakarta. Uji coba

Page 159: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

kelompok kecil dilaksanakan pada 16 Juni 2012 di Universitas Tunas

Pembangunan Surakarta.

Informasi yang berupa pendapat atlet dalam uji kelompok kecil ini

diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang

dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok kecil

sebesar 76.67%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan

model latihan beban diterima oleh atlet bolavoli dan siap diuji coba pada

kelompok yang lebih luas.

3) Uji Coba Kelompok Besar

Tahap uji coba kelompok besar merupakan tahap untuk mengetahui

pendapat atlit bolavoli terkait dengan produk model latihan beban yang

dikembangkan dengan subjek lebih banyak dari uji coba kelompok kecil. Uji coba

kelompok besar dalam penelitian ini menggunakan 24 subjek uji coba yang

berasal dari dua klub bolavoli di Surakarta. Uji coba kelompok besar dilaksanakan

pada 23 Juni 2012 di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

Informasi yang berupa pendapat atlet dalam uji kelompok kecil ini

diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang

dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok besar

sebesar 72.71%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan

model latihan beban diterima oleh atlet bolavoli dan siap untuk dilakukan uji

efektifitas.

Page 160: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

4) Revisi produk

Setelah pelaksanaan uji coba meluas, maka dilakukan revisi dari hasil uji

coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan

berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek. Revisi produk dilakukan

untuk memperoleh hasil pengembangan yang bisa diterima. Revisi produk

dilakukan secara terus menerus mulai dari setelah pengembangan produk awal

sampai sebelum pelaksanaan uji efektifitas produk. Hasil revisi menunjukkan

bahwa produk pengembangan model latihan beban untuk pemain bolavoli putra

tingkat intermediet dapat diuji tingkat efektifitasnya.

d. Uji Efektifitas Produk Pengembangan Model Latihan Beban

Uji efektifitas produk ini dilakukan pada pemain bolavoli UNS dan pemain

bolavoli UTP Surakarta, dengan tujuan mengetahui tingkat efektifitas produk

pengembangan untuk dirumuskan menjadi hasil produk akhir serta pemanfaatan

lebih lanjut untuk penerapan latihan di masa mendatang. Untuk rancangan desain

eksperimen menggunakan rancangan desain tes awal dan akhir dengan pemilihan

kelompok secara acak (Two Group Randomize Pretest and Post Test), atau

dengan kata lain rancangan desain eksperimen ini menggunakan rancangan

eksperimen dengan satu macam perlakuan. Arikunto (2009) menyimpulkan,

“rancangan ekperimen dengan satu macam perlakuan (pretest-posttest control

group design) dilakukan dengan cara kedua kelompok diberi tes awal untuk

mengukur kondisi awal, kemudian pada kelompok eksperimen diberikan

perlakuan sedangkan pada kelompok pembaning tidak diberi.” Dapat diartikan

Page 161: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

juga bahwa kelompok pembanding menggunakan tipe konvensional yang telah

diterapkan sebelumnya.

Berdasarkan perbandingan persentase tersebut peningkatan hasil tes untuk

kelompok sampel lebih menunjukkan kenaiikan yang cukup signifikan

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tes akhir ini didapatkan setelah

dilakukan penerapan program latihan pada masing-masing kelompok. Program

latihan pada masing-masing kelompok ini berbeda dari sisi materi latihan yang

dilakukan. Untuk kelompok sampel menggunakan program latihan yang di

dalamnya berisi produk model latihan yang dikembangkan oleh peneliti,

sedangkan kelompok control menggunakan program latihan secara konvensional.

Untuk hasil akhir dapat disimpulkan bahwa produk model latihan dapat

meningkatkan hasil kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet di

Surakarta.

Page 162: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

penelitian pengembangan ini menghasilkan produk secara teoritik-konseptual,

procedural-metodologis, maupun praktik-empirik yang dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah dan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut;

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan dengan wawancara terhadap pelatih bolavoli di

Surakarta dan disimpulkan bahwa belum adanya program latihan fisik secara khusus

untuk para pemain bolavoli putra tingkat intermediet. Program latihan fisik hanya

diperuntukkan untuk atlet tingkat lanjut, serta sebatas dengan pendekatan plaiometrik

saja. Program latihan fisik dengan menggunakan beban belum ada, sehingga

kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet belum maksimal

2. Pengembangan Produk

a. Penyusunan Produk Awal

Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu:

(1). Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan bebtuk-bentuk latihan dan penyusunan

program latihan beban. (2). Bentuk-bentuk latihan beban yang sesuai dengan

karakteristik kebutuhan fisik dalam bolavoli. (3). Program latihan beban yang terdiri

dari program bulanan, dan program harian. (4).Evaluasi latihan beban.

Page 163: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

b. Uji Coba Produk

1) Evaluasi Ahli Bolavoli

Hasil dari evaluasi bolavoli dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan

data kuantitatif, hal ini karena dalam evaluasi ahli digunakan angket campuran. Hasil

evaluasi ahli bolavoli untuk data kuantitatif berupa hasil persentase yaitu 80.77 %,

dari hasil tersebut bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan model latihan

beban untuk bolavoli bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya dengan memperhatikan

saran dari ahli.

2) Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil dilaksanakan pada 16 Juni 2012 di Universitas Tunas

Pembangunan Surakarta. Informasi yang berupa pendapat atlet dalam uji kelompok

kecil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data

yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok kecil

sebesar 76.67%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan model

latihan beban diterima oleh atlet bolavoli dan siap diuji coba pada kelompok yang

lebih luas.

3) Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok kecil dilaksanakan pada 23 Juni 2012 di Universitas Tunas

Pembangunan Surakarta. Informasi yang berupa pendapat atlet dalam uji kelompok

kecil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data

yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok besar

Page 164: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN BEBAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI (Studi Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

sebesar 72.71%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan model

latihan beban diterima oleh atlet bolavoli dan siap untuk dilakukan uji efektifitas.

3. Uji Efektifitas Produk

Dari hasil perlakuan program latihan terhadap subyek penelitian diperoleh

hasil skor peningkatan lebih baik dalam peningkatan kemampuan fisik atlet tingkat

intermediet dari kelompok eksperimen (Kelompok progrm latihan) dibandingkan

dengan kelompok kontrol (Kelompok Konvensional) yang ditinjau dari beberapa

aspek antara lain:

1. Daya tahan otot tungkai.

2. Daya tahan otot lengan

3. Daya tahan otot perut.

4. Kekuatan otot tungkai.

5. Kekuatan otot lengan.

6. Power otot tungkai.

7. Power otot lengan.

Dapat disimpulkan bahwa produk model latihan beban yang dikembangkan

oleh peneliti dapat meningkatkan kemampuan fisik dari pemain putra tingkat

intermediet di Kota Surakarta secara efektif dan efisien.