digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN...

166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PENYEDIAAN FASILITAS OLAHRAGA DI KABUPATEN KETAPANG ( Analisis tentang Perencanaan, Ketersediaan, Pemanfaatan dan Pengelolaan Fasilitas Olahraga ) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan Oleh : Whalsen Duli Agus Lauh A 121108039 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN...

Page 1: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PENYEDIAAN

FASILITAS OLAHRAGA DI KABUPATEN KETAPANG

( Analisis tentang Perencanaan, Ketersediaan, Pemanfaatan dan

Pengelolaan Fasilitas Olahraga )

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh :

Whalsen Duli Agus Lauh

A 121108039

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya menyatakan bahwa :

1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG

PENYEDIAAN FASILITAS OLAHRAGA DI KABUPATEN

KETAPANG” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat,

serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis

digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat

dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas N0 17, tahun

2010)

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing atau author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan

publikasi dari sebagian atau keseluruhan isi Tesis ini, maka Prodi Ilmu

Keolahragaan PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah

yang diterbitkan oleh Prodi Ilmu Keolahragaan PPs UNS. Apabila saya

melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia

mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 18 Februari 2013

Mahasiswa

Whalsen Duli Agus Lauh

A.121108039

Page 5: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik. Banyak kendala dalam penyusunan Tesis ini, namun berkat bantuan

dari berbagai pihak akhirnya kendala tersebut dapat teratasi. Atas segala

bantuannya disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. Ravik Karsidi MS.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Ir.

Ahmad Yunus, M.Sc., Ph.D yang telah memberikan ijin penyusunan Tesis ini

3. Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta Dr. Agus Kristiyanto M.Pd

4. Prof. Dr. Sugiyanto sebagai Pembimbing I atas segala perhatian dan

bimbingannya.

5. Prof. Dr. Kiyatno, dr. PAK. M.Or. AIFO sebagai Pembimbing II atas segala

arahan dan bimbingannya.

6. Bupati Kabupaten Ketapang Drs. Henrikus M.Si yang telah memberikan ijin

penelitian di Kabupaten Ketapang

7. KaDISBUDPARPORA Bapak Yudo Sudarto SP. M.Si dan Ketua KONI

Kabupaten Ketapang Bapak Padli Atiep atas segala bentuk kejasama dan

informasi yang diberikan.

8. Rekan-rekan Prodi Ilmu Keolahragaan angkatan 2011 PPs UNS yang telah

membantu dalam menyelesaikan penyusunan Tesis ini.

9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT.

Harapan penulis, semoga Tesis ini bermanfaat bagi perkembangan olahraga di

Kabupaten Ketapang dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu

keolahragaan.

Surakarta, Februari 2013

Page 6: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Whalsen Duli Agus Lauh. 2013. Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Fasilitas Olahraga di Kabupaten Ketapang. TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Sugiyanto. II: Prof. Dr. Kiyatno, dr. PAK. M.Or. AIFO. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk: (1) Menemukan kebenaran

tentang perencanaan dalam penyediaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang. (2) Menemukan kebenaran tentang ketersediaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang. (3) Menemukan kebenaran tentang pemanfaatan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang. (4) Menemukan kebenaran tentang pengelolaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subyek penelitian kebijakan Pemerintah tentang penyediaan fasilitas olahraga. Sumber data berupa dokumen peraturan daerah tentang olahraga dan informan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengkaji dokumen dan arsip (content analysis), wawancara mendalam (in-depth interviewing) dan observasi (observation).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perencanaan penyediaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang belum terprogram dengan baik. Peran pemerintah belum terlihat dengan jelas dalam merencanakan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang. (2) Ketersediaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang belum memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Ketersediaan fasilitas belum merata pada semua cabang olahraga dan belum merata keseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Ketapang. (3) Pemanfaatan fasilitas yang tersedia belum maksimal dan seringkali dimanfaatkan untuk kepentingan di luar olahraga. (4) Pengelolaan fasilitas yang ada belum diperhatikan dengan baik sehingga banyak fasilitas yang terbengkalai dan rusak. Kata Kunci : Kebijakan Pemerintah, Fasilitas Olahraga

.

Page 7: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Whalsen Duli Agus lauh. 2013. Government Policy On Provision of Sports Facilities in Ketapang. THESIS. Supervisors I: Prof. Dr. Sugiyanto. II: Prof. Dr. Kiyatno, dr. PAK. M.Or. AIFO. Sport Science Studies Program, Postgraduate Program, Sebelas Maret University Surakarta.

The main objectives of this study was to: (1) find the truth about planning in the provision of sports facilities in Ketapang. (2) find the truth about the availability of sports facilities in Ketapang. (3) find the truth about the use of sports facilities in Ketapang. (4) find the truth about the management of sports facilities in Ketapang.

The research was conducted in Ketapang District, West Kalimantan. The method used is descriptive qualitative research subject of government policy on the provision of sports facilities. Data sources include documents about sports and local regulations informants using snowball sampling technique. Data collection techniques used in this research are examines documents and archives, in-depth interviews and observations.

The results showed that (1) the provision of sports facilities in the Planning Ketapang not been programmed properly. The role of the government has not seen clearly in the planning of sports facilities in Ketapang. (2) Availability of sports facilities in Ketapang inadequate both in quality and quantity. Availability of facilities has not been evenly distributed on all sports and not evenly distributed throughout the districts in Ketapang. (3) Utilization of the facilities available and often not optimally utilized for the benefit of outside sports. (4) Management of existing facilities has not been considered properly so many abandoned and damaged facilities.

Keywords: Government Policy, Sports Facilities

Page 8: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTO

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala

puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang

menguasai di Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya

kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,

yaitu Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka, bukan jalan

mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

( QS Al-fatihah ayat : 1-7 )

"Disiplin adalah nafasku, kejujuran kebanggaanku, kehormatan segala-galanya

yang akan ku junjung selalu”

( Penulis )

“Putus asa berarti mati, berfikir, berbuat yang terbaik”

( Menwa Sat.905 UNS )

Page 9: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendoakan

2. Saudariku Stefi Herda yang selalu mendukung

3. Eriza Nur Hidayanti yang setia memotivasi

4. Korps Menwa Sat. 905 Jagal Abilawa UNS

5. Rekan-rekan PPs UNS angkatan 2011

6. Almamater UNS

7. Para Pembuat Kebijakan Keolahragaan

Page 10: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN PENGUJI .............................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

MOTO .............................................................................................................. viii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10

A. Kajian Teori ................................................................................... 10

1. Olahraga ................................................................................. 10

a. Hakekat Olahraga ............................................................ 10

b. Ruang Lingkup Olahraga ................................................ 23

Page 11: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Fasilitas Olahraga ................................................................... 45

a. Jenis Fasilitas Olahraga ................................................... 50

b. Ruang Terbuka Olahraga ................................................ 55

c. Penyediaan Fasilitas Olahraga......................................... 58

1) Perencanaan Fasilitas Olahraga ................................ 60

2) Ketersediaan Fasilitas Olahraga ................................ 67

3) Pemanfaatan Fasilitas Olahraga ................................ 77

4) Pengelolaan Fasilitas Olahraga ................................. 83

d. Perencana Profesional Arsitektur Fasilitas Olahraga ...... 93

3. Kebijakan Pemerintah ............................................................ 100

a. Kebijakan ........................................................................ 100

b. Bentuk-Bentuk Kebijakan ............................................... 102

c. Analisis dan Formulasi Kebijakan .................................. 108

d. Kebijakan Pemerintah Bidang Olahraga ......................... 111

e. Peraturan Daerah ............................................................. 114

B. Penelitian Yang Relevan ............................................................... 118

C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 120

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 123

A. Tempat dan Waktu ........................................................................ 123

B. Jenis Penelitian .............................................................................. 123

C. Subjek Penelitian ........................................................................... 124

D. Sumber Data .................................................................................. 124

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 125

Page 12: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

F. Validitas Data................................................................................. 126

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 126

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 128

A. Deskripsi tentang Kabupaten Ketapang ........................................ 128

B. Hasil Analisis ................................................................................ 132

1. Perencanaan Fasilitas Olahraga ............................................... 132

2. Ketersediaan Fasilitas Olahraga .............................................. 134

3. Pemanfaatan Fasilitas Olahraga .............................................. 138

4. Pengelolaan Fasilitas Olahraga ............................................... 143

C. Pembahasan ................................................................................... 145

BAB V. PENUTUP ...................................................................................... 150

A. Kesimpulan ................................................................................... 150

B. Implikasi ........................................................................................ 151

C. Saran .............................................................................................. 152

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 153

Page 13: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Rekomendasi Aktivitas Fisik Aerobik (lari) ................................... 32

Table 2.2. Pedoman Menpora tentang Prasarana Olahraga ............................. 71

Tabel 4.1. Batas Wilayah Kabupaten Ketapang ............................................... 130

Tabel 4.2. Pertumbuhan Penduduk Ketapang Tahun 2007-2011 .................... 131

Tabel 4.3. Data Lapangan Olahraga Setiap Kecamatan ................................... 137

Tabel 4.4. Data Fasilitas Olahraga ................................................................... 138

Page 14: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Mahasiswa .................................................................

Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara ...............................................

Lampiran 3 Rekaman Wawancara .............................................................

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian ..........................................................

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian ................................................................

Lampiran 6 Surat Pengantar Penelitian Bupati Ketapang ..........................

Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian KONI Ketapang ........................

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian Dari Disbudparpora Ketapang ..

Lampiran 9 Identitas Responden ..................................................................

Lampiran 10 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional .............................................................

157

158

159

167

172

173

174

175

176

178

Page 15: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan suatu fenomena dunia, dan menjadi bagian hidup

yang tak terpisahkan bagi manusia di muka bumi ini. Olahraga pada dasarnya

mempunyai peran sangat strategis bagi upaya pembentukan dan peningkatan

kualitas sumber daya manusia untuk pembangunan. Suatu kota / kabupaten /

provinsi yang menghendaki kemajuan pesat pada berbagai bidang, bahkan

semestinya tidak boleh sekedar secara sloganistik menganggap olahraga sebagai

sesuatu yang penting. Kesadaran akan makna strategis olahraga harus

mengejawantahkan melalui perencanaan pembangunan yang berpihak pada

kemajuan olahraga secara menyeluruh. Harus menyeluruh karena olahraga

memiliki berbagai potensi yang berisikan suatu semangat dan kekuatan untuk

membangun, karena ia sebenarnya merupakan sense of spirit dari suatu proses

panjang pembangunan itu sendiri. Olahraga harus dipandang sebagai tujuan

sekaligus aset pembangunan (Kristiyanto, 2012 : 2-3).

Untuk beraktifitas olahraga maka dibutuhkan Fasilitas Olahraga baik itu

berupa sarana maupun prasarana olahraga. Fasilitas olahraga merupakan

kebutuhan dasar untuk melakukan aktivitas olahraga. Tanpa adanya fasilitas

olahraga yang memadai sulit untuk mengharapkan partisipasi masyarakat atau

publik dalam aktivitas olahraga, seperti yang dikemukakan oleh Maksum (2004)

bahwa : Semakin banyak fasilitas olahraga yang tersedia, semakin mudah

masyarakat menggunakan dan memanfaatkannya untuk kegiatan olahraga.

Page 16: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sebaliknya, semakin terbatas fasilitas olahraga yang tersedia, semakin terbatas

pula kesempatan masyarakat menggunakan dan memanfaatkan untuk kegiatan

olahraga. Dengan demikian, ketersediaan fasilitas olahraga akan mempengaruhi

tingkat dan pola partisipasi masyarakat dalam berolahraga.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007, telah dijelaskan

bahwa Standarisasi Nasional Keolahragaan bertujuan untuk menjamin mutu

penyelenggaraan Sistem Keolahragaan Nasional melalui pencapaian Standar

Nasional Keolahragaan. Lingkup Standar Keolahragaan, meliputi: (1) Standar

Kompetensi Tenaga Keolahragaan, (2) Standar Isi Program Penataran/Pelatihan

Tenaga Keolahragaan, (3) Standar Sarana Dan Prasarana Olahraga, (4) Standar

Pengelolaan Organisasi Keolahragaan, (5) Standar Penyelenggaraan

Keolahragaan, dan (6) Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan (PP No. 16

Tahun 2007, Pasal 84 dan 85 dalam Kristiyanto 2012 : 22).

Peneliti tertarik untuk meneliti salah satu lingkup Standar Keolahragaan

yaitu Standar Sarana dan Prasarana Olahraga atau yang lebih dikenal dengan

Fasilitas Olahraga dikarenakan Fasilitas Olahraga merupakan komponen penting

dalam menunjang terlaksananya salah satu unsur pembangunan olahraga, yaitu

partisipasi masyarakat dari berbagai kalangan untuk melakukan aktifitas olahraga,

sesuai dengan slogan “Memasyarakatkan Olahraga Dan Mengolahragakan

Masyarakat”. Dengan besarnya jumlah penduduk dan masih terdapat banyak

ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas olahraga, semestinya

Kabupaten Ketapang mampu mengembangkan potensi-potensi keolahragaan yang

dimiliki sebagi modal dalam pembangunan olahraga dan mampu bersaing baik di

Page 17: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

skala regional maupun nasional. Disamping itu, peneliti sebagai putra daerah,

merasa berkewajiban dan bertanggung jawab sehingga ingin berperan aktif dalam

pembangunan dan pengembangan olahraga di Kabupaten Ketapang.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, kondisi fasilitas olahraga

yang ada di Kabupaten Ketapang saat ini, masih tertinggal dibanding dengan

sejumlah kabupaten lain baik di Provinsi Kalimantan Barat maupun di Indonesia

pada umumnya, yang mengakibatkan perkembangan olahraga di Kabupaten

Ketapang tergolong lambat dan ini menjadi sebuah permasalahan yang harus

segera diselesaikan. Peneliti berfikir bahwa permasalahan tersebut erat kaitannya

dengan tanggung jawab Pemerintah karena Pemerintah menempati peran sentral

untuk menentukan sebuah kebijakan dalam pembangunan olahraga terutama

kebijakan penyediaan fasilitas olahraga. Peneliti berusaha untuk menganalisis

bentuk Kebijakan Pemerintah tentang Penyediaan Fasilitas Olahraga dan

mengungkap apakah kebijakan tersebut sudah ada dan dijalankan dengan baik

atau tidak terlaksana dan adanya missing link dalam usaha implementasi kebijakan

tersebut.

Pada masa pemerintahan Bung Karno pada awal tahun 1960-an beliau

menetapkan olahraga sebagai bagian dari platform revolusi dan dalam rangka

character and national building. Olahraga sebagai sarana strategis untuk

membangun keterpurukan mental, kepercayaan diri, identitas bangsa, serta

persatuan dan kesatuan. Dengan kebijakan tersebut, maka olahraga Indonesia bisa

menunjukkan prestasi yang menggembirakan. Tahun 1962 Indonesia menjadi tuan

rumah pesta olahraga terakbar di benua Asia (Asian Games). Selain sukses

Page 18: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

sebagai tuan rumah, juga sukses dalam prestasi yakni menduduki peringkat ke dua

setelah Jepang. Padahal kita ketahui pada masa itu perekonomian Indonesia dalam

nadir yang paling rendah.

Kebijakan pemerintah di bidang olahraga berubah ketika orde baru

berkuasa. Dengan alasan ekonomi, efisiensi dan kesejahteraan masyarakat, maka

pemerintah mengambil kebijakan bahwa pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional

(PON) selalu diadakan di Jakarta. Kebijakan ini mengakibatkan kerugian didalam

pembinaan olahraga nasional. Aktivitas olahraga terpusat di Jakarta, sehingga

pembinaan olahraga di daerah-daerah khususnya di luar pulau Jawa

perkembangannya sangat lambat, bahkan bisa kita katakan tidak berjalan.

Pemerintah berperan dalam mendukung terselenggaranya kegiatan

keolahragaan sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan

Nasional nomor 3 tahun 2005 Bab V Pasal 12-16. Terselenggaranya tata kelola

pemerintahan yang baik (good goverment) merupakan prasyarat bagi pemerintah

dalam mewujudkan setiap aspirasi masyarakat untuk mencapai tujuan bernegara

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945 (UUD 1945). Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pemerintahan yang tepat, jelas, transparan dan legitimate,

sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab.

Perubahan iklim sosial politik banyak berpengaruh terhadap fungsi

pemerintahan sehingga mengalami berbagai transformasi dalam penentuan

sebuah kebijakan yang sangat berdampak pula di bidang olahraga dalam upaya

Page 19: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pembangunan olahraga disetiap daerah. Dampak yang nyata misalnya pada

perencanaan serta bentuk mekanisme penyediaan fasilitas olahraga, selain itu juga

bisa kita lihat dalam hal pengelolaan fasilitas olahraga yang sudah ada.

Pengelolaan fasilitas olahraga lebih sulit dibanding penyediaan, terbukti

banyak fasilitas yang sudah tersedia namun terbengkalai bahkan beralih fungsi

menjadi fasiltas publik yang lain. Sebagai perbandingan, bulan Agustus lalu kota

Beijing, China, memperingati empat tahun penyelenggaraan olimpiade. Jika

banyak kota penyelenggara olimpiade pontang-panting memelihara berbagai

venue dan fasilitas yang dibangun dengan biaya mega besar, Beijing relatif sukses.

Sejumlah venue diserahkan pengelolaannya kepada swasta, dengan tetap

mendapat pengawasan ketat pemerintah. Prinsipnya, puluhan fasilitas peninggalan

Olimpiade 2008 itu tetap diberdayakan demi mempertahankan dominasi China di

dunia olahraga dan hasilnya bisa kita lihat pada pencapaian prestasi China dalam

ajang Olympiade 2012 di London Inggris. Hal ini membuktikan keseriusan

pemerintah China dalam hal pengelolaan fasilitas olahraga dan hal tersebut bisa

dicontoh oleh pemerintah di negara kita.

Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat memiliki potensi besar

dalam bidang keolahragaan. Hal tersebut terbukti dari pencapaian beberapa

cabang olahraga yang mampu berprestasi hingga tingkat Internasional salah

satunya yaitu cabang olahraga Tinju. Salah satu Petinju Profesional kebanggan

Kabupaten Ketapang Daud Yordan yang merupakan putra daerah asli Kabupaten

Ketapang, berhasil menjadi Juara Dunia Tinju Kelas Bulu Versi IBO pada tahun

2012 dan mengharumkan Merah Putih di Dunia Tinju Internasional. Hal itu

Page 20: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

membuktikan bahwa Kabupaten Ketapang memiliki sumber daya manusia yang

cukup menjanjikan dan merupakan sebuah prospek dalam pembangunan Olahraga

Nasional. Namun baru-baru ini Daud Yordan pindah ke Kabupaten Kayong Utara

yang merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Ketapang.

Menjadi sebuah tanda tanya besar mengapa hal tersebut bisa terjadi. Mungkin

banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya tetapi yang menjadi sorotan adalah

bagaimana kebijakan Pemerintah Kabupaten Ketapang terkait pembinaan atlet

terutama perhatian terhadap eksistensi olahraga prestasi di Kabupaten Ketapang.

Dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan tentunya melewati

berbagai proses antara lain adanya sebuah perencanaan dan mekanisme dalam

pelaksanaannya yang dalam hal ini adalah penyediaan fasilitas olahraga di

Kabupaten Ketapang. Suatu kebijakan akan di break down ke dalam sebuah

perencanaan dan diimplementasikan dengan sebuah mekanisme kerja dan

bermuara pada tersedianya fasilitas olahraga. Sebuah perencanaan yang baik

belum tentu dapat dilaksanakan dengan baik pula jika mekanisme kerjanya tidak

diatur dengan sedemikian rupa. Jika kedua hal tersebut bisa diimplementasikan

dengan baik maka harapannya adalah tersedianya fasilitas olahraga yang sesuai

dengan Standar Fasilitas Olahraga Nasional. Tidak hanya hal diatas, peneliti juga

berusaha untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan fasilitas olahraga yang sudah

tersedia di Kabupaten Ketapang dan mengupas bagaimana bentuk pengelolaan

fasilitas tersebut. Diharapkan bahwa fasilitas yang sudah tersedia dapat

dimanfaatkan dengan tepat dan dikelola oleh pihak yang tepat pula sehingga

fasilitas tersebut bisa benar-benar bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas

Page 21: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dalam bidang olahraga di Kabupaten Ketapang. Hal ini sejalan dengan isi dari

Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional nomor 3 tahun 2005 Bab XI

Pasal 67 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:

1. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan prasarana olahraga.

2. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan Pemerintah dan pemerintah daerah.

Tersedianya fasilitas juga sangat mempengaruhi program pembinaan

olahraga yang mana selama ini dijalankan bersifat insidentil dan tidak terintegrasi,

sebagai contoh ketika akan menghadapi PON, Sea Games, Asian Games, atau

Olimpiade, beberapa bulan sebelumnya baru mengadakan pusat pelatihan

olahraga. Atau di masa silam dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga

nasional dibuatlah beberapa projek misalnya projek PSSI Prima-vera, dan projek

Garuda Emas (Gapai Rebut Dapatkan Emas). Kedua projek ini mengalami

kegagalan. Sekarang dibuatlah projek baru dengan nama Indonesia Bangkit.

Program pembinaan model ini merupakan kebijakan pembinaan olahraga potong

kompas yakni ingin hasil cepat tanpa mau kerja keras.

Dengan rasio pertumbuhan masyarakat yang cukup tinggi, maka sudah

seharusnya diimbangi dengan tersedianya fasilitas olahraga yang memadai dalam

upaya memaksimalkan potensi dari masyarakat itu sendiri serta pembinaan

generasi muda. Selain itu kesadaran dari setiap komponen masyarakat akan

pentingnya berolahraga juga masih terbilang rendah sehingga intensitas dalam

memanfaatkan fasilitas olahraga juga harus lebih ditingkatkan agar terjadinya

Page 22: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

keselarasan antara tersedianya fasilitas olahraga dan intensitas pemanfaatan

fasilitas tersebut guna mewujudkan masyarakat yang gemar berolahraga.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis mengambil judul “Kebijakan

Pemerintah Tentang Penyediaan Fasilitas Olahraga Di Kabupaten Ketapang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan penyediaan fasilitas olahraga di Kabupaten

Ketapang?

2. Bagaimana ketersediaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang?

3. Bagaimana pemanfaatan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang?

4. Bagaimana pengelolaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dengan

tujuan sebagai berikut:

1. Menemukan kebenaran tentang perencanaan penyediaan fasilitas olahraga di

Kabupaten Ketapang.

2. Menemukan kebenaran tentang ketersediaan fasilitas olahraga di Kabupaten

Ketapang.

3. Menemukan kebenaran tentang pemanfaatan fasilitas olahraga di Kabupaten

Ketapang.

Page 23: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

4. Menemukan kebenaran tentang pengelolaan fasilitas olahraga di Kabupaten

Ketapang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah, sebagai referensi untuk menentukan kebijakan dalam

meningkatkan perkembangan olahraga khususnya fasilitas olahraga di

Kabupaten Ketapang.

2. Bagi masyarakat, sebagai sarana dalam menggalakkan budaya berolahraga

dengan pemanfaatan fasilitas olahraga yang tersedia di Kabupaten

Ketapang.

3. Bagi pelajar dan mahasiswa, sebagai wawasan mengenai perkembangan

olahraga serta ketersediaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang.

4. Bagi penulis sebagai putra daerah, penelitian ini merupakan salah satu aksi

untuk turut andil dalam pengembangan dan pembangunan olahraga di

Kabupaten Ketapang.

Page 24: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

TINJAUAN PUTAKA

A. Kajian Teori

1. Olahraga

a. Hakekat Olahraga

Olahraga saat ini sudah menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi

sebagian orang, bahkan untuk sebagian orang yang lain olahraga menjadi sebuah

kebutuhan mendasar dalam hidupnya. Olahraga yang sebelumnya dipandang

sebelah mata dan merupakan sebuah aktivitas rekreasi semata, seiring

perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan olahraga menjelma

menjadi sesuatu yang memiliki nilai vital dalam kehidupan sehari-hari umat

manusia. Olahraga menjadi sangat penting karena tidak terlepas dari kebutuhan

mendasar manusia itu sendiri yang pada prinsipnya selalu bergerak. Olahraga itu

sendiri merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk

memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang bertujuan untuk

mempertahankan hidup serta meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan

seseorang berolahraga adalah untuk meningkatkan derajat sehat dinamis (sehat

dalam gerak), dan sehat statis (sehat dikala diam). Prestasi melalui kegiatan

olahraga pun menjadi suatu alasan sesorang menekuni olahraga. Hal tersebut

sejalan dengan isi Undang-undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional yang menyatakan bahwa “Olahraga adalah segala

kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan

potensi jasmani, rohani, dan sosial”.

Page 25: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Olahraga bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun tanpa

memandang dan membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, dan sebagainya.

Olahraga mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan bangsa.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mutohir (2005), hakekat olahraga adalah

sebagai refleksi kehidupan masyarakat suatu bangsa. Di dalam olahraga tergambar

aspirasi serta nilai-nilai luhur suatu masyarakat, yang terpantul lewat hasrat

mewujudkan diri melalui prestasi olahraga. Kita sering mendengar kata-kata

bahwa kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat tercermin dari prestasi

olahraganya. Harapannya adalah olahraga di Indonesia dijadikan alat pendorong

gerakan kemasyarakatan bagi lahirnya insan manusia unggul, baik secara fisikal,

mental, intelektual, sosialnya serta mampu membentuk manusia seutuhnya.

Pemahaman tentang konsep olahraga dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan

dan teknologi. Menurut Engkos Kosasih (1980:20) istilah sport berasal dari

bahasa Latin ”disportare” atau ”deporate” didalam bahasa Itali menjadi ”diporte”

yang artinya penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira.

Istilah olahraga dan sport itu berubah sepanjang waktu, namun mempunyai

pengertian yang sama yaitu esensi pengertiannya kebanyakan berkaitan dengan 3

unsur pokok yaitu bermain, latihan fisik, dan kompetisi. Sedangkan menurut Ratal

Wirjasantosa (1984 : 21) olahraga berarti memperkembangkan, memasak,

mematangkan, menyiapkan manusia sedemikian rupa, sehingga dapat

melaksanakan gerakan – gerakan dengan efektif dan efisien”. Nuansa usaha keras

mengandung ciri permainan dan konfrontasi melawan tantangan tercermin dalam

definisi UNESCO tentang sport yaitu : setiap aktifitas fisik berupa permainan

Page 26: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur dan orang lain ataupun diri

sendiri. Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan. Olahraga (sport)

tidak digunakan dalam pengertian olahraga kompetitif yang sempit, karena

pengetiannya bukan hanya sebagai himpunan aktifitas fisik yang resmi

terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal) yang tampak dalam kebanyakan

cabang-cabang olahraga namun juga dalam bentuk yang mendasar seperti senam,

latihan kebugaran jasmani atau aerobik.

Olahraga juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam olahraga yang

dimaksud adalah adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi, baik itu dalam

olahraga yang bersifat play (bermain), games maupun sport. Aturan dalam

olahraga yang bersifat play, tidak terlalu ketat, karena play merupakan aktivitas

fisik yang bersifat sukarela dan dilakukan secara bebas. Misalnya ketika kita lari

di sore hari/ jogging, yang kita perhatikan adalah kita harus menggunakan pakaian

dan lari di tempat yang tidak mengganggu aktivitas orang lain. Kemudian,

olahraga yang bersifat games, aturannya sudah mulai ketat. Karena dibuat oleh

pemain yang akan melakukan permainan untuk ditaati bersama. Misalnya, pada

waktu kita ingin bermain bola voli dengan teman yang lain, sebelum permainan

dimulai, kita sudah menentukan kesepakatan atas aturan yang akan kita gunakan,

baik itu penentuan set, skor, jumlah pemain dan lain sebagainya. Olahraga dalam

bentuk sport, aturan yang harus dipatuhi sudah sangat kompleks, dibuat secara

formal oleh organisasinya. Misalnya dalam permainan sepak bola atau pun

permainan lainnya. Semua sudah ada ketentuannya. Di situ sudah ada paraturan/

pembatasan ruang, luas, jumlah pemain dan aturan-aturan lain yang harus dipakai

Page 27: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya. Di dalam olahraga,

aturan-aturan yang telah dibuat bukan merupakan suatu hal yang dapat

menghambat pengembangan kemampuan dalam berekspresi atau juga bukan

merupakan pengekang kebebasan, melainkan suatu bentuk tindakan untuk

menjadikan olahraga itu menjadi lebih baik, penuh dengan seni dan etika.

Pada zaman modern ini manusia telah berhasil mengembangkan berbagai

macam teknologi termasuk mengembangkan beberapa teknik olahraga, namun

dengan semakin berkembangnya teknologi justru sebagian manusia menjadi

korban dari perkembangan teknologi tersebut karena dengan semakin

berkembangnya teknologi maka akan mempermudah kinerja seseorang, dengan

kata lain teknologi akan mengurangi aktifitas fisik seseorang. Dengan

berkurangnya aktifitas fisik seseorang maka akan berpengaruh terhadap

kebugaran tubuhnya dan nantinya akan berpengeruh juga terhadap aktifitas fisik

lainnya. Oleh karena hal tersebut disarankan untuk tetap menjaga kesehatan dan

kebugaran dengan cara berolahraga secara baik dan benar.

Olahraga adalah gerak. Gerak merupakan kebutuhan hakiki bagi manusia.

Kebutuhan gerak ini adalah gerak spesifik dan dilakukan secara sadar dan

mempunyai tujuan. Gerak adalah kebutuhan dasar bagi manusia, sama halnya

seperti makan dan minum. Salah satu karakteristik makhluk hidup di dunia ini,

termasuk manusia adalah melakukan gerakan. Antara manusia dan aktivitas fisik

merupakan dua hal yang sulit atau tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat

bahwa sejak manusia pada jaman primitif hingga jaman moderen, aktivitas fisik

atau gerak selalu melekat dalam kehidupan sehari-harinya. Neilson (1978 : 3)

Page 28: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mengemukakan bahwa manusia berubah sangat sedikit selama 50.000 tahun yang

berkaitan dengan organisasi tentang struktur dan fungsi yang dibawa sejak lahir.

Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa perubahan utama bukan pada

manusianya, melainkan pada kebutuhan dan kemampuan untuk menyesuaikan

dengan perubahan-perubahan besar di dalam lingkungan alam dan lingkungan

buatan manusia. Manusia berusaha memodifikasi lingkungannya dengan

mencoba-coba, eksplorasi dan dengan eksploitasi. Pada jaman primitif gerakan

pada mulanya merupakan gejala emosional murni yang dilakukan manusia untuk

kesenangan dan komunikasi dengan dewa. Selanjutnya, gerakan berkembang dari

pelaksanaan gerak yang tidak terencana ke kondisi gerak yang hingar-bingar pada

upacara seremonial dan komunikasi untuk kerja seni.

Karena aktivitas gerak sangat penting baik untuk kelangsungan hidup

maupun komunikasi dengan dewa, maka aktivitas fisik tersebut merupakan yang

terpenting untuk eksistensi manusia. Oleh karena itu, mereka mulai menyusun

struktur geraknya ke dalam bentuk-bentuk yang bermanfaat, tepat dan sadar.

Semua peristiwa penting dalam siklus kehidupan orang primitif yang memiliki

makna praktis dan religius disimbolkan dalam gerakan-gerakan tubuh yang

terstruktur. Di seluruh periode evolusinya, aktivitas fisik sangat penting untuk

kelangsungan hidup dan tetap penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

yang optimum. Harrow (1977 : 5) mengemukakan bahwa ada tujuh pola gerak

yang sangat penting untuk eksistensi orang primitif yang merupakan dasar

gerakan keterampilan. Aktivitas gerak ini adalah inheren dalam diri manusia,

yakni lari, lompat/loncat, memanjat, mengangkat, membawa, menggantung, dan

Page 29: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

melempar. Hingga kini aktivitas fisik atau gerak, juga tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia, karena gerak dipandang sebagai kunci untuk hidup dan untuk

keberadaan dalam semua bidang kehidupan. Jika manusia melakukan gerakan

yang memiliki tujuan tertentu, maka ia mengkoordinasikan aspek-aspek kognitif,

psikomotor, dan afektif.

Secara internal, gerak manusia terjadi secara terus menerus, dan secara

eksternal, gerak manusia dimodifikasikan oleh pengalaman belajar, lingkungan

yang mengitari, dan situasi yang ada. Oleh karena itu, manusia harus disiapkan

untuk memahami fisiologis, psikologis dan sosiologis agar dapat mengenali dan

secara efisien menggunakan komponen-komponen gerak secara keseluruhan.

Dengan demikian, antara manusia dan aktivitas fisik tidak dapat dipisahkan dari

kehidupannya.

Olahraga merupakan kegiatan yang terbuka bagi semua orang sesuai

dengan kemampuan, kesenangan dan kesempatan, tanpa membedakan hak, status

sosial atau derajat dimasyarakat. Dengan kata lain, olahraga dilakukan oleh

berbagai unsur lapisan masyarakat. Olahraga sebagai kegiatan fisik mempunyai

peranan yang sangat penting dalam usaha peningkatan derajat sehat dan

mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Derajat sehat yang tinggi

dicerminkan oleh kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih berat.

Olahraga juga dapat berperan sebagai sarana untuk pertukaran budaya dari

berbagai negara, berbagi informasi dan mengembangkan pemahaman budaya

timbal balik. Ini berarti olahraga sering menjadi barang ekspor budaya dari negara

maju dan menyatu dengan hidup sehari-hari orang di negara lain. Partisipasi even

Page 30: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

olahraga internasional sering bermakna bahwa negara lemah harus mencari negara

tangguh atau yang disebut adikuasa dalam olahraga untuk mendapat bimbingan

dan sumber daya. Menurut Adolf Ogi, mantan Presiden Swiss yang kini bertugas

sebagai penasehat khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

mengenai olahraga untuk pembangunan dan perdamaian menyatakan bahwa,

“Nilai-nilai olahraga identik dengan nilai-nilai PBB. Kegiatan olahraga perlu terus

dipromosikan demi keselamatan umat manusia”. Lebih lanjut Piere De Cerbertin

dalam beberapa tulisannya menyatakan bahwa, “Olympic Games bukan hanya

event atletik saja, tetapi Olympic Games merupakan inti dari gerakan sosial yang

luas. Melalui kegiatan olahraga akan meningkatkan pengembangan kualitas

sumberdaya manusia dan saling pengertian secara Internasional” (IOC,2002;

Tode,2002; Ian Seagrave,1995 dalam Maksum, 2004). Moto Olimpik “Citius,

Altius, fortius” (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat) telah menjadi suatu filsafat

hidup, mengagungkan dan mengkombinasi suatu keseluruhan yang seimbang,

kualitas tubuh, akal dan pikiran serta mencampur olahraga dengan kultur dan

pendidikan sedangkan Olympism mencari untuk menciptakan suatu jalan hidup

berdasar pada kegembiraan, nilai bidang pendidikan dari contoh dan rasa hormat

yang baik untuk prinsip etis pokok yang universal.

Adapun prinsip dasar paham Olimpik menurut Harsuki (2012 : 32-33)

sebagai berikut:

1) Paham Olimpik (Olympism) ialah suatu falsafah hidup yang

mengagungkan dalam suatu keseluruhan keseimbangan dan kualitas

badan, kemauan, dan jiwa (pikiran). Memadukan olahraga dengan

budaya dan pendidikan, paham olimpik mencari dan menciptakan

Page 31: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

suatu cara hidup yang didasarkan atas kegembiraan berusaha, nilai

pendidikan dengan suatu contoh yang baik dan menghormati akan

prinsip etis yang fundamental serta berlaku umum.

2) Tujuaa dari paham Olimpik adalah menempatkan olahraga sebagai

pelayanan dari pengembangan manusia yang harmonis, dengan visi

untuk mempromosikan suatu masyarakat yang damai yang terkait

dengan pemeliharaan martabat manusia.

3) Gerakan Olimpik (Olympic Movement) ialah kesepakatan bersama,

diorganisasi, semesta, dan kegiatan tetap, yang dilaksanakan di

bawah otoritas tertinggi dari IOC, bagi semua individu yang diilhami

oleh nilai-nilai dari paham Olimpik, yang kejadiannya meliputi lima

benua. Hal tersebut akan mencapai puncaknya dengan membawakan

secara bersama-sama atlet dunia dalam suatu festival olahraga yang

besar yaitu Olympic Games. Simbolnya berupa lima lingkaran yang

saling berkaitan.

4) Praktik melakukan olahraga merupakan hak asasi manusia. Setiap

individu harus memiliki kesempatan untuk berolahraga tanpa ada

diskriminasi apapun dan dalam semangat olimpik yang

mensyaratkan saling pengertian dengan semangat persaudaraan,

solidaritas, dan fair play. Organisasi, administrasi, dan manajemen

olahraga harus dikontrol oleh organisasi olahraga yang independen.

5) Segala bentuk diskriminasi yang berkaitan pada perorangan yang

didasarkan atas rasial, agama, politik, gender, atau lainnya yang

bertentangan dengan kepemilikan gerakan Olimpik.

6) Kepemilikan pada Gerakan Olimpik mewajibkan kepatuhan pada

Piagam Olimpik (Olympic Charter) dan pengakuan oleh IOC.

Dewasa ini perkembangan sport entertaint menunjukkan akselerasi luar

biasa, sehingga bila diamati, adakalanya bermunculan hal-hal yang sulit diterima

akal sehat, namun menjadi nyata di dunia olahraga. Yang paling mutakhir dan

Page 32: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

fenomenal adalah beckhamology. Beckhamology adalah bidang kajian baru dalam

industri olahraga yang mempelajari bagaimana seorang Beckham sejak usia dini

telah diformat hingga menjadi sebuah ikon dalam dunia olahraga, industri, dan

hiburan. Setiap jengkal dari bagian tubuhnya, gaya, dan geraknya mampu

mendatangkan uang. Membentuk seorang dari bukan siapa-siapa hingga menjadi

seorang yang luar biasa tentu harus dengan pendekatan teknologi canggih. Karena

itu, dibutuhkan dana dan investasi yang tidak kecil. Parkhouse dalam buku Sport

Management menyatakan olahraga adalah bisnis besar dan industri olahraga

sudah menjadi fenomena di Amerika Serikat. Semua kebutuhan mulai dari alat-

alat/perlengkapan, keperluan atlet, sampai penyiaran acara dikelola dalam format

industri. Pendapat ini memberikan pengertian bahwa olahraga telah dikelola

selayaknya sebuah industri yang berorientasi profit. Karena itu, diperlukan

manajer yang memiliki pemahaman dan kemampuan professional dalam bidang

keolahragaan.

Perkembangan olahraga Indonesia saat ini memang belum mampu

menghasilkan suatu perubahan pada masyarakat. Selain prestasi olahraga

Indonesia yang kian menurun sebagai dampak dari adanya krisis ekonomi yang

berkepanjangan, olahraga seakan-akan tidak mendapat perhatian secara serius dari

pemerintah dan apalagi masyarakat. Pemerintah dengan Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) bersama-sama telah menyepakati Undang-Undang Republik

Indonesia tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Petikan perundang-udangan

keolahragaan itu mengamanatkan bahwa masyarakat harus ikut serta dalam

mengembangkan olahraga nasional, terutama industri olahraga.

Page 33: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Sumber utama yang sering menjadi penghalang pembinaan prestasi adalah

ketidakmampuan organisasi dalam memperoleh dana pembinaan yang tidak kecil

jumlahnya. Mungkin sudah saatnya kita bercermin pada negara-negara lain yang

telah mampu mengelola olahraga sebagai sebuah industri. Salah satu kunci

keberhasilan adalah kemampuan mengemas olahraga menjadi tontonan menarik

dan layak jual. Atau, menjadikan olahraga sebagai suatu kebutuhan yang

senantiasa dicari. Hal ini dikarenakan bahwa keberhasilan olahraga tidak bisa

diukur dari berhasil tidaknya meraih medali, tetapi lebih kepada kemampuan

untuk menggerakkan olahraga itu menjadi tontonan yang menghibur,

menggembirakan, dan yang paling puncak adalah menjadi industri olahraga.

Semboyan yang dikumandangkan setiap 9 September "memasyarakatkan

olahraga dan mengolahragakan masyarakat" sangat baik bila maknanya dapat

diamalkan semua pihak. Bilamana olahraga benar-benar memasyarakat dan

masyarakat telah membutuhkan olahraga, institusi olahraga dapat berharap akan

memperoleh dana dari masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat tampaknya menjadi

kata kunci keberhasilan pengelolaan olahraga secara mandiri. Karena itu,

masyarakat inilah yang harus digarap terlebih dulu. Sebagian besar dari

masyarakat kita lebih senang bila dapat menyaksikan tontonan dengan gratis.

Mereka yang biasa disebut kalangan atas gemar dimanjakan dengan tiket gratis,

sementara masyarakat bawah berupaya menerobos pintu gerbang atau memanjat

pagar agar dapat menikmati tontonan secara gratis. Simpulannya, masyarakat kita

masih sangat menikmati dan merasa bangga apabila dapat menonton suatu

pertandingan akbar dan bergengsi secara gratis. Hal ini berbeda dengan yang

Page 34: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

terjadi di Hong Kong sebuah negara kecil, saat klub sepakbola Real Madrid

bertandang ke Hong Kong, terlihat begitu besar antusias masyarakat Hong Kong

untuk menyaksikan langsung pertandingan tersebut meskipun harga tiket masuk

relatif mahal. Masyarakat Hong Kong benar-benar menempatkan sepakbola

sebagai tontonan menyenangkan, sehingga berapa pun biaya tiketnya, mereka

tetap membeli. Jenis masyarakat semacam inilah yang sangat potensial sebagai

sumber dana.

Beberapa tahun silam masyarakat Indonesia telah memberikan andil besar

dalam penyandangan dana olahraga nasional melalui program undian. Program ini

tidak terus berjalan, karena penyimpangan kearah perbuatan yang menurut agama

dan adat kita berlawanan. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam menumbuhkan

olahraga nasional kian terasa ketika Krisis multidimensi menghinggapi bangsa

Indonesia. Menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan industri

olahraga memang bukan hal yang mudah di jaman sekarang ini, tapi kita harus

bisa berbangga hati karena potensi masyarakat Indonesia yang begitu besar dalam

menumbuhkan Industri olahraga. Sehingga permasalahan sekarang adalah

bagaimana menggerakkan masyarakat Indonesia untuk dapat berpartisipasi aktif

dalam pembangunan industri olahraga Indonesia.

Pengembangan olahraga di negeri ini harus dilaksanakan secara

berkesinambungan, terprogram, dan menuntut kerja keras agar tercapainya

prestasi dan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang

memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang baik. Pembinaan olahraga dimulai

sejak usia dini baik pada lembaga non formal maupun lembaga formal, karena

Page 35: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

telah dirasakan bahwa olahraga akan dapat memberikan sumbangan yang berarti

terhadap seluruh elemen kehidupan manusia. Pemerintah bahkan menjadikan

olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan

menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yang

dituangkan dalam Tap MPR No.IV/MPR/1999 (GBHN) yaitu menumbuhkan

budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga

memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup.

Pembangunan olahraga pada dasarnya adalah upaya yang diarahakan

dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga.

Sejalan dengan itu, pembangunan olahraga seyogyanya harus dilakukan sesuai

dengan kondisi serta karakteritik masyarakat dan lingkungan masyarakat yang

akan menjadi sasaran atau target pembangunan. Partisipasi masyarakat dapat

dilihat dari beberapa aspek, yaitu: tingkat dan pola partisipasi masyarakat dalam

berolahraga, tujuan dan motivasi berolahraga, dan karakteristik kegiatan olahraga

masyarakat yang meliputi jenis olahraga, jalur olahraga yang digunakan dan

frekuensi serta intensitas berolahraga

Tujuan akhir pembinaan olahraga itu tidak lain untuk meningkatkan

kualitas hidup masyarakat, sehingga secara konsisten perlu menempatkan

olahraga sebagai bagian integral dari pembangunan. Dengan demikian, olahraga

ditempatkan bukan sekadar merespons tuntutan perubahan sosial, ekonomi, dan

budaya, tetapi ikut bertanggung jawab untuk memberikan arah perubahan yang

diharapkan. Keteguhan terhadap komitmen ini didukung oleh begitu banyak fakta

dan pengalaman bahwa olahraga yang dikelola dan dibina dengan baik akan

Page 36: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

mendatangkan banyak manfaat bagi warga masyarakat. Seperangkat nilai dan

manfaat dari aspek sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis dan pedagogis

merupakan landasan yang kuat untuk mengklaim bahwa olahraga merupakan

instrumen yang ampuh untuk melaksanakan pembangunan yang seimbang antara

material, mental, dan spiritual.

Pengembangan bangsa Indonesia dewasa ini lebih diarahkan untuk

pencapaian hidup makmur, sejahtera, aman, tenteram dan berupaya menciptakan

manusia Indonesia seutuhnya. Namun hal ini sulit dikembangkan dikarenakan

oleh adanya kendala/fenomena yang ditemui di lapangan seperti kemiskinan,

kecemasan, ketidaknyamanan, keterlantaran dan konflik sosial yang tidak kunjung

reda, dan masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia khususnya di luar Pulau

Jawa. Hal ini sesuai dengan data yang menunjukkan bahwa, angka tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga yang setiap tahun cenderung

semakin menurun, sebagai mana yang terdapat dalam data Survey Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) bahwa, “Angka tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan

olahraga dari sebesar 35,3% pada tahun 1994 menurun tajam menjadi sebesar

22,6% pada tahun 2000”, (Badan Pusat Statistik, 2002). Kecendrungan makin

menurunnya minat dan keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga

merupakan hal yang sangat memprihatinkan, dikarenakan tidak sebanding dengan

upaya pemerintah yang semakin serius dan konsisten dalam pembangunan

olahraga. Sejalan dengan hal tersebut, maka pemerintah melakukan upaya untuk

mengidentifikasi berbagai kendala dan masalah dalam masyarakat tentang latar

belakang terjadinya kondisi tersebut.

Page 37: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Menurut Direktorat Jendral Olahraga (2004) bahwa, ada beberapa

indikator yang menjadi dasar maju-mundurnya masyarakat untuk melakukan

kegiatan olahraga. Indikator-indikator tersebut meliputi partisipasi (partisipation),

ruang terbuka (open spece), kebugaran jasmani (physical fitness), dan sumberdaya

manusia (human resources). Keempat indikator tersebut memiliki hubungan yang

tidak dapat dipisahkan, karena apabila salah satu indikator ini tidak ada ataupun

kurang memadai, maka akan terjadi kepincangan dalam perkembangan olahraga

di suatu daerah.

b. Ruang Lingkup Olahraga

Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional Bab II Pasal 4 menetapkan bahwa keolahragaan nasional bertujuan

memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia,

menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan

membina persatuan dan kesatuan bangsa memperkokoh ketahanan nasional, serta

mengangkat, harkat, martabat dan kehormatan bangsa. Kemudian pada Bab VI

Pasal 17, Ruang lingkup olahraga itu sendiri mencakup tiga pilar yaitu olahraga

pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Ketiga pilar olahraga ini

dilaksanakan melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana,

sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan

pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai

gaya hidup, pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-

sentra keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan olahraga

Page 38: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

unggulan nasional sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak

pencapaian prestasi.

1) Olahraga Pendidikan

Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang

dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan

berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,

kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga pendidikan diselenggarakan

sebagai bagian proses pendidikan, dilaksanakan baik pada jalur pendidikan

formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan pendidikan

pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan dibantu

oleh tenaga olahraga membimbing terselenggaranya kegiatan

keolahragaan.

Di sekolah atau satuan pendidikan, penjasorkes berperan penting,

hal ini terkait dari dua hal, yakni sisi pendidikan jasmani yang mengarah

kepada aspek edukatif dan sisi olahraga yang mengarah kepada aspek

prestasi. Kedua hal ini merupakan hal yang inheren dalam penjasorkes,

karena disitulah ditempa pribadi peserta didik agar memiliki jasmaniah

dan rohaniah yang sehat, segar, dan sekaligus memungkinkan untuk

prestasi, tentu saja termasuk prestasi di bidang olahraga. Disamping itu,

masih ada dimensi terpendam pendidikan jasmani yang bisa

mengembangkan dan membentuk kemampuan serta kepribadian setiap

individu misalnya sikap, semangat, emosi, kejiwaan dan sebagainya.

Page 39: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Penjasorkes merupakan pilar dalam membangun tingkat kebugaran

(kesehatan dan kesegaran), karena dimensi gerak sebagai aktivitas

utamanya memiliki implikasi nyata bagi penumbuhan kesehatan

individu/kelompok/masyarakat. Dengan demikian penjasorkes dapat

meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga tercapai manusia

Indonesia yang sehat . Sehat dalam konteks ini mengacu kepada definisi

sehat dari World Health Organization (WHO) yakni: “Holistic health

extends the physical, mental, and social aspects of the definition to include

intellectual and spiritual dimentions”. Di sisi lain, penjasorkes pada satuan

pendidikan menjadi penting, terutama jika dikaitkan dengan proses

pembibitan dan pembinaan dalam rangka peningkatan prestasi olahraga.

Melalui satuan pendidikan ini, jenjang-jenjang pembibitan dan pembinaan

tersebut akan terukur, sistematis, dan terfokus. Hal itu penting diperhatikan

karena melahirkan juara dalam cabang olahraga tersebut membutuhkan

pembinaan yang berjenjang dan memerlukan waktu yang cukup lama. Jika

pembibitan dan pembinaan dilakukan sejak usia dini, yakni sejak usia

sekolah dasar secara konsisten dan terencana, bukan hal yang mustahil

dapat lahir olahragawan-olahragawan terbaik pada cabang-cabang

olahraga tersebut.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga

dan kesehatan (Penjasorkes) sesuai Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.

eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan

Page 40: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket,

bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta

aktivitas lainnya

b) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen

kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya

c) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa

alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya

d) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobic serta aktivitas lainnya

e) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan

bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

f) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan

lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

g) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan

sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap

sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan

minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu

istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.

Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit

masuk ke dalam semua aspek.

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menganggap Pendidikan

Jasmani dan Olahraga penting karena dapat mendukung bagi pencapaian

Millenium Development Goals (MDGs) di bidang kesehatan, pendidikan,

dan kemiskinan. Dalam hal ini penjasorkes dapat menjadi instrumen yang

efektif bagi penanggulangan dan peningkatan secara tidak langsung

masalah kesehatan dan kemiskinan. Misalnya, olahraga dapat

menyumbang atau berpengaruh kepada meningkatnya kebugaran

Page 41: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

masyarakat. Di Indonesia lebih dikenal dengan nama Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes), hal tersebut sesuai dengan yang

diamanatkan dalam Standar Nasional Pendidikan (PP RI No. 19 Tahun

2005 pasal 7 ayat 8 dalam Sugiyanto 2012 ). Selanjutnya dijelaskan bahwa

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan didalamnya terkandung 3

(tiga) komponen isi yang seharusnya ada, yaitu: Pendidikan Jasmani;

Pendidikan Olahraga; dan Pendidikan Kesehatan.

a) Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani memiliki kajian tersendiri namun

sebenarnya merupakan satu kesatuan dalam konsep Penjasorkes.

Definisi Pendidikan Jasmani menurut Charles A. Bucher 1972 dalam

Sugiyanto (2012) menyatakan “Pendidikan Jasmani, suatu bagian

integral dari proses pendidikan total , adalah suatu bidang upaya

yang bertujuan mengembangkan warga negara yang segar (fit)

secara fisik, mental, emosi dan sosial melalui medium aktivitas fisik

yang dipilih sesuai sudut pandang perealisasian tujuan tersebut.

Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran

yang terdapat dalam program pendidikan umum. Pendidikan jasmani

merupakan suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu

maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar

dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka

memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani,

pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak. Dengan

Page 42: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

demikian dapat dikatakan di sini bahwa pendidikan jasmani sekolah,

bukan semata-mata di tekankan pada pencapaian kesegaran fisik,

pengembangan ketrampilan, kemampuan motorik saja, namun

menanamkan gemar hidup sehat sejak anak-anak. Seseorang yang

memiliki pemahaman sejak usia dini tentang perencanaan program

kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada gilirannya akan mampu

berpartisipasi aktif dalam segala aktivasi, termasuk aktivitas

olahraga dalam masyarakat luas. Untuk itu pendidikan jasmani di

sekolah hendaknya mampu mengembangkan ketrampilan motorik,

fitness dan karakter secara bersamaan.

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang

melibatkan aktifitas fisik dengan alat untuk mencapai tujuan

pendidikan. Menurut Lutan (1998: 113) “Pendidikan Jasmani adalah

proses pendidikan via aktivitas jasmani, permainan dan/atau cabang

olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai tujuan

pendidikan”. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh,

mencakup aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral.

Berkenaan dengan aspek fisik, tujuan utama pendidikan jasmani

adalah untuk memperkaya perbendaharaan gerak dasar anak-anak

dengan aktivitas fisik, sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangannya.

Sebagai alat pendidikan, pendidikan jasmani bukan hanya

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan jasmani siswa, tetapi

Page 43: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

melalui aktivitas jasmani dikembangkan pola potensi lainnya, seperti

kognitif, afektif dan psikomotor anak. Pendidikan jasmani berperan

penting terhadap pencapaian tujuan belajar mengajar secara

keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani diharapkan dapat

merangsang perkembangan dan pertumbuhan jasmani siswa,

merangsang perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang

seimbang serta keterampilan gerak siswa. Menurut Depdiknas,

(2003) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani merupakan

proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perceptual,

kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani lebih menekankan proses pembelajarannya pada

penguasaan gerak manusia. Pemahaman yang lebih mendalam

terhadap kecenderungan dan hakikat gerak ini, misalanya melalui

teori gerak dan teori belajar gerak, maka memungkinkan guru lebih

memahami tentang kondisi apa yang perlu disediakan untuk

memungkinkan anak belajar secara efektif.

Tidak dipungkiri bahwa dalam menjalankan proses

pendidikan Jasmani di sekolah, guru mengalami banyak kendala

misalnya keterbatasan sarana dan prasarana olahraga. Dengan

kondisi tersebut, guru penjasorkes dituntut untuk lebih kreatif dan

inovatif. Model-model pembelajaranpun banyak dibuat untuk

Page 44: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menanggulangi keterbatasan tersebut. Salah satu bentuk

pembelajaran tersebut berkonsep pada joyful learning atau belajar

yang menyenangkan. Desain atau rancangan pembelajaran tersebut

kemudian dielaborasi konsepnya menjadi konsep PAIKEM yaitu

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

(Kristiyanto 2012 : 15-16)

b) Pendidikan Olahraga

Pendidikan olahraga merupakan sebuah konsep hasil

pengembangan dari Penjasorkes dimana memiliki tujuan yang lebih

spesifik yaitu mengarah kepada prestasi olahraga dari peserta didik.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Daryl Siedentop dalam

Sugiyanto (2012) mengatakan bahwa model pendidikan olahraga

dinilai memiliki tujuan yang lebih ambisius dibanding dengan

program olahraga didalam pendidikan jasmani. Pendidikan olahraga

berusaha mendidik murid untuk menjadi pemain olahraga yang

sebenarnya dan membantu mereka untuk menjadi olahragawan yang

kompeten, pintar dan antusias. Selanjutnya dijelaskan bahwa

olahraga yang kompeten berarti memiliki keterampilan yang

memadai untuk berpartisipasi dalam pertandingan, memahami dan

dapat melaksanakan strategi sesuai dengan kompleksitas permainan

dan sebagai pemain yang berpengetahuan.

Page 45: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Olahragawan yang pintar berarti memahami nilai-nilai

peraturan, tatacara dan tradisi dalam olahraga dan dapat

membedakan antara praktik olahraga yang baik dan yang buruk baik

pada anak-anak atau olahragawan profesional. Olahragawan yang

antusias berarti berpartisipasi dan berperilaku dalam cara yang

memelihara, melindungi dan mempertinggi budaya olahraga.

Sebagai anggota kelompok olahraga turut mengembangkan olahraga

pada tingkat lokal, nasional dan internasional.

Jika mengevaluasi dan menganalisis dalam berbagai

kejuaraan dunia menunjukkan bahwa hanya atlet tertentu cocok

untuk olahraga tertentu dan harus juga memiliki karakteristik

psikologi dan mental yang diperlukan. Selain itu juga memiliki

kondisi fisik yang handal, memiliki teknik dan taktik yang baik serta

memiliki pengalaman dalam berbagai kompetisi yang dapat

mencapai prestasi tinggi. Prestasi semacam ini akan dicapai dengan

mengembangkan aspek-aspek prasyarat pada masa anak-anak.

Pembinaan olahraga yang dilakukan secara sistematis, tekun

dan berkelanjutan pada pelajar SD, SMP dan SMA diharapkan akan

menghasilkan prestasi yang tinggi. Dengan dimulainya pembinaan

olahraga pada usia muda, akan terwujud dalam proses awal dari

pembinaan olahraga sendiri dimulai dari pembinaan pelajar yang

salah satunya dengan cara pemanduan bakat pada usia dini. Usia

anak Sekolah Menegah Pertama merupakan masa-masa yang

Page 46: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

strategis dalam upaya pembinaan olahraga, karena pada masa ini

anak-anak masih mempunyai waktu dan kesempatan yang cukup

panjang, sehingga dapat meraih prestasi yang maksimal dikemudian

hari.

Dalam penerapan olahraga pendidikan seorang guru

Penjasorkes di sekolah harus diperhatikan porsi latihan atau aktivitas

fisik yang diberikan kepada peserta didik. Pada usia anak-anak,

aktivitas fisik harus benar-benar diperhitungkan dengan baik karena

jika porsi yang diberikan berlebihan maka dapat menganggu

pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Program latihan

atau pembelajaran yang diberikan harus disesuaikan dengan usia dan

kemampuan masing-masing anak. Rekomendasi yang diberikan oleh

Federasi Sports Medicine Australia dalam Giriwijoyo dan Sidik

(2012 : 76) untuk olahraga (lari) aerobik bagi anak-anak sebagai

berikut:

Tabel 2.1. Rekomendasi Aktivitas Fisik Aerobik (lari).

Usia di Bawah Jarak Lari Tidak Boleh Lebih Dari

12 tahun

15 tahun

15-16 tahun

16-18 tahun

18 tahun

5 km

10 km

20 km

30 km

Marathon

Page 47: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

c) Pendidikan Kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap aktivitas

kehidupan dimana kesehatan harus selalu dijaga dan ditingkatkan.

Cara termurah untuk menjaga kesehatan adalah dengan berolahraga.

Menurut Lutan dkk (1995 : 50-51) bahwa upaya pembinaan

kesehatan pada dasarnya hanya terdiri atas dua bidang garapan yaitu:

(1) pembinaan kesehatan pada faktor manusia dan (2) pembinaan

kesehatan pada faktor lingkungan.

Slogan yang berbunyi “kesehatan merupakan harta yang

paling berharga” adalah benar adanya. Banyak orang yang tidak

perduli akan kesehatan bahkan tidak mementingkan kesehatan untuk

dirinya sendiri. Ketidaktahuan akan cara yang benar untuk menjaga

kesehatan menjadi salah satu faktor penyebabnya. Kehidupan

sekolah yang terlalu membebankan kepada tugas-tugas berkombinasi

pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah. Jika

di sekolah anak kurang bergerak, di rumah keadaannya juga

demikian. Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat ini, malah

menjebak anak-anak ke dalam lingkungan kurang gerak. Anak

semakin asyik dengan kesenangannya seperti menonton TV atau

bermain video game. Tidak mengherankan bila ada kerisauan bahwa

kebugaran anak-anak semakin menurun.

Seiring semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian

meningkat pula gejala penyakit hipokinetik (kurang gerak) seperti

Page 48: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kegemukan, tekanan darah tinggi, kencing manis, nyeri pinggang

bagian bawah, adalah contoh dari penyakit kurang gerak . Akibatnya

penyakit jantung tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa, tetapi

juga sudah menyerang pada anak-anak. Sejalan dengan itu,

pengetahuan dan kebiasaan makan yang tidak sehatpun semakin

memperburuk masalah kesehatan anak-anak. Dengan pola gizi yang

tidak seimbang, mereka menghadapkan diri mereka sendiri pada

resiko penyakit degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang

semakin besar. Sangat penting untuk menjaga kesehatan baik

jasmani maupun rohani oleh karena itu pendidikan kesehatan

menjadi sangat krusial khususnya untuk pelajar di sekolah. Hal

tersebut sejalan dengan pendapat Giriwijoyo dan Sidik (2012 : 28)

bahwa

“Olahraga kesehatan meningkatkan derajat sehat dinamis

(sehat dalam gerak), pasti juga sehat statis (sehat dikala

diam), tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolahraga :

mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat. Malas

berolahraga : mengundang penyakit. Tidak berolahraga :

menelantarkan diri”.

Sugiyanto (2012) menyatakan bahwa pendidikan kesehatan

pada dasarnya merupakan kajian yang bersifat multidisiplin. Isinya

diambil dari banyak bidang ilmu antara lain kedokteran, kesehatan

masyarakat, kejasmanian, psikologi, biologi dan sosiologi. Lingkup

kajiannyapun luas yang mencakup antara lain hakekat sehat dan

Page 49: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

penyakit, kegizian, pencegahan cedera, pertolongan pertama pada

kecelakaan, pencegahan penggunaan narkotika dan obat-obat

terlarang, hakekat perilaku dan kebiasaan hidup sehat dan

pemeliharaan kesehatan. Aspek layanan yang termasuk didalamnya

meliputi penanganan kehidupan sekolah yang sehat, layanan

kesehatan dan pengajaran kesehatan.

2) Olahraga Prestasi

Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan

mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan

berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan

dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Selain itu dalam

pengembangan olahraga perlu dilakukan sebuah pendekatan

keilmuan yang menyeluruh dengan jalan pemanfaatan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

keolahragaan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan dan

teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaedah dan teori ilmu

pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk peningkatan fungsi,

manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau

menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan keolahragaan. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Kristiyanto (2012 : 12) yang menyatakan bahwa

“Dalam lingkup olahraga prestasi, tujuannya adalah untuk menciptakan

prestasi yang setinggi-tingginya. Artinya bahwa berbagai pihak seharusnya

Page 50: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

berupaya untuk mensinergikan hal-hal dominan dalam menentukan

prestasi gemilang”.

Sudut pandang teknologi berkaitan dengan penerapan prinsip-

prinsip teknik, termasuk mekanika gerak yang terbungkus dalam kajian

biomekanika, dalam bentuk analisis efisien gerak, momentum, akselerasi,

dan sebagainya. Teknologi juga berarti pemutakhiran peralatan-peralatan

olahraga yang sesuai dengan kaidah mekanika gerak tubuh manusia.

Telaahan penting yang diperlukan dalam peningkatan prestasi olahraga

adalah dari bantuan teori-teori sosiologi kedalam pengembangan olahraga.

Telaahan sosiologis perlu dilakukan dalam upaya membantu men-

sosialisasikan olahraga kepada berbagai tingkatan usia dan golongan.

Teori struktural fungsionalisme, konflik, dan kritik perlu dimanfaatkan

untuk memantapkan posisi olahraga di masyarakat sehingga masyarakat

dapat mengakses dengan mudah segala kebutuhan untuk berolahraga.

Gerakan sosialisasi olahraga ini perlu dilakukan agar masyarakat dapat

memahami makna dan tujuan olahraga yang sebenarnya.

Teori-teori psikologi juga perlu dilakukan dalam peningkatan

prestasi olahraga nasional terutama mendorong atau memicu motivasi

berprestasi dalam bidang olahraga penampilan tingkat tinggi ini. Selain itu,

pembelajaran kepribadian atau personaliti atlet juga perlu dilakukan untuk

dapat memahami para atlet, sehingga pada saat yang sama atlet dapat

dikokohkan kepribadiannya melalui kekuatan fisik, emosional, dan

intelektual secara utuh. Pedagogi dapat diperbantukan dalam peningkatan

Page 51: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

prestasi olahraga melalui penerapan kaidah-kaidah didaktik dan metodik

yang akurat pada pembinaan olahraga usia dini dan olahraga sekolah

secara proporsional, selain juga perlu penerapannya dalam olahraga

masyarakat. Karena itu, perlu diproporsikan secara tepat kedudukan

aktivitas jasmani dan olahraga yang ada di sekolah dan di masyarakat.

Olahraga dapat menjadi salah satu alat untuk mencapai kejayaan

bangsa. Kejayaan olahraga nasional yang pernah ditorehkan Indonesia

yaitu pada Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta dengan menduduki

peringkat kedua setelah Jepang. Namun beberapa tahun belakang ini,

prestasi olahraga Indonesia mengalami keterpurukan. Bahkan di tingkat

Asia Tenggara, prestasi Indonesia kurang menggembirakan. Prestasi

olahraga Indonesia bukan semakin meningkat, tetapi justru sebaliknya

semakin merosot. Merosotnya prestasi olahraga nasional tercermin dari

peringkat Indonesia di ajang SEA Games. Terakhir kali Indonesia menjadi

Juara umum SEA Games pada tahun 1997 di Jakarta. Tahun 2011 kita

kembali menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara dan

telah berhasil merebut kembali gelar juara umum.

Untuk mendapatkankan atlet berprestasi, disamping proses latihan

yang harus di jalankan dengan baik, perlu juga dibarengi dengan

menciptakan kompetisi-kompetisi agar proses latihan yang diterapkan

dapat diuji dan dievaluasi melalui kompetisi-kompetisi yang ada. Oleh

karena itu semakin besar volume dan frekuensi kejuaraan/kompetisi, maka

semakin besar peluang untuk menghasilkan atlet berprestasi. Olahraga

Page 52: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

prestasi adalah olahraga yang harus dibina dan ditangani secara serius dan

terpantau. Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk mengembangkan

olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui

kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan

dan teknologi keolahragaan. Keterbatasan dana pemerintah menuntut

cabang-cabang olahraga lain yang belum menjadi prioritas pendanaan

pemerintah perlu menggalang dana kolektif dari masyarakat dan swasta.

Para pemerhati olahraga Indonesia harus segera menyatukan suara dalam

membangun olahraga di Indonesia. Salah satunya adalah menetapkan

National Sport Policy yang akan menjadi acuan bersama, tanpa melihat

siapa yang menjadi penguasaannya, serta menciptakan situasi konduksif

untuk efisiensi dan efektivitas penerapan kebijakan olahraga itu sendiri.

Olahraga di Indonesia berpeluang untuk mengembangkan industri

olahraga, mengingat karakteristik masyarakat Indonesia yang masih

memfavoritkan televisi sebagai media informasi dan hiburan, kunci itu ada

di tangan televisi. Kita tidak bisa mengabaikan peran para wartawan yaitu

media cetak dan media elektronik lainya seperti radio dan internet yang

semakin global dan canggih sebagai kendaraan ampuh untuk memajukan

aktivitas pendidikan jasmani dan olahraga.

Model pembinaan prestasi olahraga bentuk segi tiga atau sering

disebut pola piramid seharusnya berporos pada proses pembinaan yang

bersinambung. Dikatakan bersinambung (kontinum) karena pola itu harus

didasari cara pandang (paradigma) yang utuh dalam memaknai program

Page 53: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pemassalan dan pembibitan dengan program pembinaan prestasinya.

Artinya, program tersebut memandang penting arti pemassalan dan

pembibitan yang bisa jadi berlangsung dalam program pendidikan jasmani

yang baik, diperkuat dengan program pengembangannya dalam kegiatan

klub olahraga sekolah, dimatangkan dalam berbagai aktivitas kompetisi

intramural dan idealnya tergodok dalam program kompetisi interskolastik,

serta dimantapkan melalui pemuncakan prestasi dalam bentuk training

camp bagi para bibit atlet yang sudah terbukti berbakat.

Corak ini dapat dipastikan agak berbeda dari yang ditempuh dalam

pembinaan olahraga di Indonesia umumnya, misalnya program PPLP dan

Ragunan, yang biasanya melupakan arti penting dari program penjas dan

program olahraga rekreasi, tetapi langsung diorientasikan kepada puncak

tertinggi dari model piramid. Yang ada bukan gambar pola piramid, tetapi

lebih berupa gambar sebuah pencil (orang lebih suka menyebutnya sebagai

flag pole model yang berarti model tiang bendera). Secara tradisional,

program pengajaran pendidikan jasmani digambarkan sebagai lantai dasar

dari sebuah segitiga sama kaki, atau yang sering disebut sebagai bentuk

piramid. Tepat di atasnya terdapat program olahraga rekreasi, atau lajim

pula disebut program klub olahraga. Sedangkan di puncak segitiga terletak

program olahraga prestasi.

Membangun strategi pembinaan olahraga secara nasional

memerlukan waktu dan penataan sistem secara terpadu. Pemerintah dalam

hal ini adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak dapat bekerja

Page 54: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sendiri tanpa sinergi dengan kelembagaan lain yang terkait dengan

pembinaan sistem keolahragaan secara nasional. Penataan olahraga

prestasi harus dimulai dari permasalahan olahraga di masyarakat yang

diharapkan akan memunculkan bibit-bibit atlet berpotensi dan ini akan

didapat pada atlet yang dimulai dari usia sekolah. Pembinaan olahraga

prestasi harus berjangka waktu kehidupan atlet, dimulai pada saat merekrut

seorang anak untuk dikembangkan menjadi seorang atlet. Dalam merekrut

calon atlet, postur dan struktur tubuhnya harus dilihat apakah tubuh

(termasuk kemampuan jantung dan paru-paru) calon atlet itu bisa dibentuk

dengan latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya endurance

atau daya tahan.

Inteligensi juga harus diteliti pada saat merekrut calon atlet yang

masih anak-anak. Apakah anak itu cukup cerdas dalam mengambil

keputusan singkat pada saat bertanding dalam suasana menekan dan

apakah aspek psikologinya juga tangguh untuk mendukungnya

mempunyai mental juara sejati, bukan mental pecundang yang sombong

dan angkuh dan hanya berorientasi uang. Setelah aspek-aspek itu

terpenuhi, pembinaan dilakukan menggunakan teknologi olahraga untuk

pembentukan fisik, psikologi dan rohani. Harus ada keseimbangan juga

antara latihan spartan dan istirahat. Oleh karena itu penataan harus

dilakukan secara terpadu dan berjenjang sehingga hasil yang dicapai

merupakan produk yang sangat optimal.

Page 55: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Untuk dapat menggerakkan pembinaan olahraga harus

diselenggarakan dengan berbagai cara yang dapat mengikutsertakan atau

memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk

berpartisipasi dalam kegiatan olahraga secara aktif, berkesinambungan,

dan penuh kesadaran akan tujuan olahraga yang sebenarnya. Pembinaan

olahraga yang seperti ini hanya dapat terselenggara apabila ada suatu

system pengelolaan keolahragaan nasional yang terencana, terpadu, dan

berkesinambungan dalam semangat kebersamaaan dari seluruh lapisan

masyarakat. Pembinaan atlet usia pelajar sering kali tidak terjadi

kesinambungan dengan pembinaan cabang olahraga prioritas. Hal ini bisa

dilihat dari berbagai cabang olahraga yang merupakan andalan untuk

meraih medali emas tidak dibina secara berjenjang. Untuk itu perlu

dilakukan penyusunan program pembibitan atlet dari usia dini dengan

cabang olahraga yang menjadi prioritas. Sebagai langkah berikutnya perlu

melakukan kerja sama antara Menteri Pemuda dan Olahraga dengan

Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat serta Induk Organisasi Cabang

Olahraga untuk membicarakan cabang-cabang olahraga yang menjadi

prioritas utama baik di daerah, nasional, maupun Internasional.

3) Olahraga Rekreasi

Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat

dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai

dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan,

Page 56: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kebugaran, dan kegembiraan. Pada pasal 19 Bab VI UU nomor 3 tahun

2005 dinyatakan bahwa “olahraga rekreasi bertujuan untuk memperoleh

kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan, membangun hubungan

sosial dan atau melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah

dan nasional”. Selanjutnya dinyatakan bahwa Pemerintah, pemerintah

daerah dan masyarakat berkewajiban menggali, mengembangkan dan

memajukan olahraga rekreasi.

Kristiyanto (2012 : 6) menyatakan bahwa “olahraga rekreasi terkait

erat dengan aktivitas waktu luang dimana orang bebas dari pekerjaan rutin.

Waktu luang merupakan waktu yang tidak diwajibkan dan terbebas dari

berbagai keperluan psikis dan sosial yang telah menjadi komitmennya”.

Sedangkan Menurut Aip Syaifuddin (1990) olahraga rekreasi adalah jenis

kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu

luang. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata,

olahraga, permainan, dan hobi dan kegiatan rekreasi umumnya dilakukan

pada akhir pekan. kegiatan rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang

dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali

dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat dan sebagainya. Secara

psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh dengan adanya

beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat

dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan,

keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman

bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa aman dari

Page 57: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka rekreasi dapat

disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu

luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan,

kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat memulihkan kekuatan

baik fisik maupun mental.

Beragam jenis olahraga rekreasi, yang merupakan kekayaan asli

dan jati diri bangsa Indonesia perlu dilestarikan, dipelihara dan

diperkenalkan kepada generasi muda penerus, serta didokumentasikan

dengan serius dan cermat, sehingga asset budaya dan jati diri bangsa

Indonesia tidak hilang atau diakui oleh bangsa lain. Disamping itu,

gerakan “Sport for All” yang menjadikan olahraga sebagai bagian dari

upaya mendukung pembangunan kualitas sumber daya manusia,

pendidikan, kesehatan dan kebugaran masyarakat, serta aspek lain yang

dibutuhkan oleh pembentukan karakter dan jati diri suatu bangsa,

menjadikannya sebagai kekuatan yang ampuh dalam upaya

mempersatukan bangsa Indonesia dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Sejalan dengan itu, “Sport for All” di dunia internasional telah

semakin maju dan berkembang menjadi suatu gerakan global, yang

dampaknya secara langsung dan tidak langsung telah mempengaruhi

perkembangan olahraga di Indonesia, yang terbukti dengan semakin subur

dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan dan

bentuk olahraga, baik yang asli berakar dari budaya bangsa dan dalam

Page 58: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

negeri Indonesia, maupun yang berasal dari budaya bangsa lain dari manca

Negara. Atas dasar pemikiran bahwa potensi, manfaat dan kekayaan dari

olahraga rekreasi dan gerakan "Sport for All", tidak hanya dari aspek

olahraga, kesehatan dan budaya, akan tetapi juga dari aspek terkait yang

lain dalam kehidupan bangsa Indonesia, maka pengembangan olahraga

rekreasi dan gerakan “Sport for All” di Indonesia, harus ditangani dengan

serius, baik oleh pemerintah di pusat dan daerah, maupun oleh organisasi

olahraga dan masyarakat sendiri, melalui penetapan Visi "Indonesia Bugar

2020".

Guna mendukung upaya dan semangat kebangkitan bangsa

Indonesia yang dimulai sejak peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional

tahun 2008, maka Kebangkitan Olahraga Nasional melalui upaya

pemberdayaan dan pengembangan olahraga rekreasi dan gerakan “Sport

for All” di Indonesia, menjadi salah satu solusi dan cara yang tepat untuk

mendorong percepatan Kebangkitan Bangsa Indonesia sebagai bangsa

yang sehat, bugar, produktif, kuat, mandiri, demokratis, berjati diri dan

berdaya saing di era globalisasi.

Atas dasar pemikiran tersebut, Visi “Indonesia Bugar 2020” harus

dapat dijabarkan melalui penyelenggaraan event berskala nasional yaitu

Kongres Nasional Pengembangan Olahraga Rekreasi dan “Sport for All” di

Indonesia dan sekaligus didukung oleh seluruh jajran dan jejaring

Olahraga Rekreasi di Indonesia yang berhimpun dalam Federasi Olahraga

Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI), yang akan mengindentifikasi

Page 59: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dan menginventarisasi segenap potensi yang terkait, serta menentukan

peran, arah dan sasaran pengembangan olahraga rekreasi dan “Sport for

All” di Indonesia dalam sepuluh tahun kedepan.

2. Fasilitas Olahraga

Olahraga telah dijadikan sebagai gerakan nasional dan merupakan

implementasi dari pembangunan olahraga di Indonesia. Sejalan dengan itu, maka

dicetuskanlah slogan “Tiada Hari Tanpa Olahraga” dengan harapan olahraga

dapat tumbuh dan mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat disegala

lapisan, mulai dari perkotaan sampai ke pedesaan. Ketika olahraga telah menjadi

sebuah kebutuhan setiap orang dalam hidupnya maka timbulah sebuah

permasalahan yaitu kebutuhan akan fasilitas yang bisa menunjang aktivitas

olahraga. Demi kenyamanan dan kelancaran dalam melakukan aktivitas olahraga

tersebut maka diperlukan pula fasilitas yang baik dan memenuhi standar

keolahragaan. Dalam hal ini Pemerintah sebagai pembuat kebijakan mempunyai

kewajiban dan tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan fasilitas tersebut

sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional

Nomor 3 Tahun 2005. Wirjasantosa (1984 : 157) mengungkapkan bahwa,

“Fasilitas olahraga adalah suatu bentuk yang permanen, baik untuk ruangan di

dalam maupun di luar. Misalnya: gymnasium (ruang senam), kolam renang,

lapangan-lapangan permainan, dan sebagainya”.

Page 60: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Fasilitas olahraga didalamnya terdiri dari sarana dan prasarana penunjang

aktivitas olahraga. Sarana sendiri merupakan salah satu unsur penting yang harus

tersedia dalam olahraga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 999)

dijelaskan bahwa Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam

mencapai maksud dan tujuan”. Dalam olahraga sendiri terdapat banyak alat yang

digunakan baik untuk bermain, berlatih maupun bertanding dalam event olahraga.

Sedangkan Soepartono (1999/2000 : 6) menyatakan bahwa :

“Istilah sarana olahraga adalah terjemahan dari facilitie yaitu sesuatu yang

dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani”. Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok:

a. Peralatan (apparatus)

Peralatan ialah sesuatu yang digunakan contoh: peti lompat, palang

tunggal, gelang-gelang dan sebagainya.

b. Perlengkapan (device) ialah:

1) Semua yang melengkapi kebutuhan prasarana misalnya: net,

bendera untuk tanda, garis batas

2) Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan

atau kaki misalnya: bola, raket, pemukul

Prasarana olahraga pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat

permanen. Tanpa didukung dengan prasarana yang baik maka sulit untuk

melakukan aktivitas olahraga yang berkualitas dan bahkan sulit memperoleh

prestasi olahraga yang tinggi. Menurut Soepartono (1999/2000 : 5) bahwa

“Prasarana olahraga adalah sesuatu yang merupakan penunjang terlaksananya

suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani. Sedangkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2001 : 893) menjelaskan bahwa “Prasarana adalah segala sesuatu yang

Page 61: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan

proyek dan lain sebagainya”. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis

menyimpulkan bahwa prasarana olahraga adalah gedung olahraga, ruang

serbaguna, lapangan dan kolam renang yang digunakan sebagai tempat

pelaksanaan kegiatan olahraga. Sarana olahraga adalah alat yang digunakan untuk

mempraktekkan setiap cabang olahraga guna mencapai ketrampilan tertentu atau

prestasi. Kemudian sarana dan prasarana olahraga adalah suatu alat dan bangunan

yang dirancang sesuai dengan persyaratan tertentu yang digunakan sebagai alat

bantu dan tempat melaksanakan kegiatan olahraga.

Dengan budaya berolahraga yang tinggi di lingkungan masyarakat maka

fasilitas olahraga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat

partisipasi masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga. Beranjak dari

banyaknya fasilitas olahraga yang tersedia disuatu wilayah, maka masyarakat

semakin mudah untuk menggunakan dan memanfaatkan dalam melakukan

berbagai kegiatan olahraga sesuai dengan hobi, kebutuhan dan keinginan mereka

masing-masing dengan fasilitas olahraga yang tersedia tersebut. Namun jika

fasilitas olahraga yang tersedia di daerah-daerah terbatas maka semakin terbatas

pula kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan atau menggunakan fasilitas

olahraga, yang berdampak pada menurunnya minat dan partisipasi mereka untuk

melakukan kegiatan olahraga.

Peningkatan minat masyarakat terhadap olahraga sering tidak diimbangi

dengan peningkatan kualitas maupun kuantitas fasilitas olahraga bahkan

terjadinya kecenderungan menurunnya kualitas fasilitas olahraga karena

Page 62: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kurangnya perawatan. Bahkan saat ini banyak klub-klub atau kelompok-kelompok

olahraga yang tidak tertampung kegiatannya, sehingga mereka berlatih dengan

fasilitas seadanya atau berlatih di tempat-tempat yang kurang representatif. Hal

tersebut dapat menghambat perkembangan olahraga di Kabupaten Ketapang, baik

dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Menghadapi fenomena tersebut, atlit, klub

maupun penggemar olahraga memerlukan wadah yang representatif dimana

mereka dapat melakukan aktifitas-aktifitasnya seperti berlatih untuk

meningkatkan prestasi, meningkatkan kebugaran fisiknya sekaligus berekreasi.

Karenanya muncul suatu pemikiran untuk menyediakan sebuah fasilitas yang

mampu mewadahi kegiatan-kegiatan tersebut dalam satu lokasi yang terpadu

misalnya dengan dibangun Sport Center.

Sarana dan prasarana olahraga di Indonesia secara umum sangat lemah

baik dari sisi jumlah maupun mutu, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat

dikembangkan standar pelatihan bermutu tinggi. Indonesia telah merintis

pendirian sentra olahraga seperti pendirian Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar

(PPLP), Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM), yang tersebar di

seluruh Indonesia. Pusat pelatihan daerah yang idealnya ada di setiap provinsi,

memerlukan pembenahan. Tujuannya adalah untuk menyediakan, mengadakan,

dan membangun sarana dan prasarana olahraga untuk mendukung kegiatan

pembinaan dan pengembangan olahraga, serta pencapaian prestasi olahraga.

Pembangunan maupun pengembangan fasilitas olahraga harus melalui

kajian yang seksama agar kelak fasilitas tersebut dapat digunakan dalam jangka

waktu yang lama. Berhubungan dengan fungsi bangunan yaitu bangunan olahraga.

Page 63: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Fasilitas Olahraga memerlukan suatu ruang yang luas dan mengharuskan

menggunakan sistem struktur bentang Iebar agar kegiatan yang berlangsung,

baik kegiatan fisik maupun kegiatan visual tidak terganggu. Selain berfungsi

untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga, Gedung Olahraga

tertutup juga harus dapat memberikan citra dan daya tarik visual bagi

pengamatnya. Memberikan keindahan (estetika) pada penampilan bangunannya,

dengan menonjolkan strukturnya tanpa ditutup-tutupi. Sistem struktur dan

rangkaian elemen-elemen yang sating terkait satu dengan yang lain harus

mewujudkan kestabilan, kekakuan dan kekuatan banguan serta menyalurkan gaya-

gaya yang bekerja dengan baik ke tanah, sehingga bangunan tersebut dapat berdiri

dengan kokoh. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pembangunan sebuah fasilitas olahraga di suatu tempat yaitu: (a) Tinjauan

Terhadap Iklim, (b) Tinjauan Terhadap Lokasi Tapak dan (c) Studi Banding.

Hal yang paling pokok dan dipahami oleh arsitek adalah iklim setempat.

Karena arsitektur yang baik adalah arsitektur yang dapat memanfaatkan dampak

positif dan mengatasi masalah iklim. Lokasi tapak berada di daerah dengan iklim

tropis, yang pada umumnya memiliki perbedaan musim panas dan musim hujan

yang kecil. Untuk daerah yang beriklim tropis lembab hal yang perlu diperhatikan

adalah curah hujan, penghindaran terhadap radiasi matahari dan pemanfaatan

angin untuk ventilasi. Bagaimana menyesuaikan iklim terhadap bangunan,

yaitu dengan cara Lay out bangunan harus memperhatikan lintasan matahari,

perlindungan panas matahari dengan sistem bayangan, contoh diberikan kisi-kisi

Page 64: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

(sunscreen). Keadaan alam disekitar tapak tidak menunjukkan adanya potensial

alam berupa pohon-pohon, dan sebagainya.

a. Jenis Fasilitas Olahraga

Fasilitas olahraga secara keseluruhan meliputi fasilitas fisik dan

fasilitas nonfisik. Fasilitas olahraga secara fisik mencakup sarana dan

prasarana fisik antara lain berupa stadion, gelanggang dan lapangan

olahraga. Sedangkan fasilitas olahraga nonfisik mencakup sarana dan

prasarana seperti sasana/perkumpulan olahraga, tenaga pelatih dan guru

pendidikan jasmani/olahraga. Ketersediaan kedua jenis fasilitas olahraga

tersebut dalam jumlah yang cukup memadai selain akan mampu

meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berolahraga, pada gilirannya

juga akan mampu menggeser persepsi masyarakat tentang berolahraga

dari hanya sekedar kegiatan untuk berekreasi dan menjaga kesehatan

semata, menjadi kegiatan untuk ajang memperoleh prestasi.

Fasilitas olahraga merupakan salah satu item dalam sebuah

penjaminan mutu keberhasilan pembangunan olahraga. Keberadaan, jenis,

jumlah dan kualitas dari Fasilitas olahraga ini tergantung dari kebutuhan

dan kondisi masing-masing daerah serta arah kebijakan Pemerintah Daerah

tersebut. Tidak semua fasilitas olahraga mampu disediakan oleh suatu

daerah, oleh karena itu perlu kecermatan dan kejelian Pemerintah dalam

menentukan kebijakan penyediaan fasilitas olahraga disuatu daerah agar

kebijakan yang ditetapkan dapat benar-benar tepat sasaran sehingga dapat

Page 65: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat yang membutuhkan. Menurut

Harsuki (2012 : 183) Fasilitas olahraga dapat dibagi kedalam beberapa

macam atau tipe, yaitu :

1) Fasilitas tunggal, artinya fasilitas itu umumnya hanya digunakan untuk

satu cabang olahraga saja, misalnya stadion baseball, bowling valley,

kolam renang, lapangan golf, sirkuit motor dan rnobil, trek lapangan

balap kuda, dan lain-lain.

2) Fasilitas serba guna. Dapat dalam kategori indoors maupun outdoors.

Yang termasuk indoors, misalnya istana olahraga (Istora) di Kompleks

Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, dapat dikategorikan serba guna,

karena dapat untuk bermain dan bertanding, bola basket, bola voli,

bulu tangkis, sepak takraw, olahraga bela diri, dan lain-lain. Untuk

lapangan terbuka, misalkan dapat digunakan untuk motor cross, show

untuk kendaraan, rekreasi, konser, dan lain-lain. Termasuk dalam serba

guna ini juga antara lain Gedung Fitness Centre, yang dapat digunakan

untuk senam, tenis, renang, joging, dan lain-lain.

3) Fasilitas pada rumah klab (club house), seperti yang banyak kita dapati

di negara-negara Eropa, diperlengkapi dengan fasilitas terbuka maupun

tertutup, dan diperlengkapi dengan kotak penyimpanan barang

(locker), toilet, shower, restoran, dan toko alat peralatan olahraga.

4) Fasilitas olahraga yang besar, tidak hanya menyediakan ruangan untuk

berpraktik olahraga saja, tetapi juga menyediakan ruangan untuk para

penonton. Misalnya Stadion Utama Gelora Bung Karno mempunyai

kapasitas tempat duduk untuk 100.000 orang, sedangkan Istana

Olahraga memiliki tempat duduk 10.000 orang, Sedangkan Hall Basket

di Senayan berkapasitas tempat duduk 3.000 orang.

Page 66: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Khusus untuk gedung olahraga, IAKS (Internationaler Arbeitskreis

Sport-und Freizeiteinrichtungen, Koln, 1990 dalam Harsuki, 2012 : 184),

memperkenalkan tiga tipe gedung olahraga sebagai berikut:

1) Gedung olahraga untuk Penggunaan Multifungsi (Sport Hall for

Multi-Fungsional Use), yaitu suatu gedung olahraga yang melayani

berbagai macam penggunaan.

2) Gedung olahraga untuk penggunaan berbagai penggunaan olahraga

(Sport Hall for Games Use, atau Games Half), yaitu suatu gedung

olahraga yang dipergunakan terutama untuk olahraga seperti senam,

latihan fisik yang menggunakan perlengkapan kecil (seperti bangku

Swedia, kotak lompatan, parallel bar, uneven bar, ring, dan

sebagainya), dan permainan guna pengisian waktu luang.

3) Gedung olahraga yang serbaguna (Sport Hall with Multi-Purpose Use,

atau Multi Purpose Hall), yang adalah suatu gedung multifungsi atau

gedung permainan (games hall), khususnya untuk masyarakat kecil,

dengan fasilitas tambahan yang memadai dapat digunakan dari waktu

kewaktu untuk sosial dan artistik even serta even kebudayaan lainnya.

Fasilitas penunjang gedung olahraga harus memenuhi ketentuan

sebagai berikut.:

1) Ruang Ganti Atlet:

Penempatannya harus dapat langsung menuju lapangan melalui

koridor yang berada dibawah tempat duduk. Kelengkapan ruang ganti

atlet antara lain berupa toilet, ruang bilas dan ruang ganti pakaian.

2) Ruang Ganti Pelatih & Wasit:

Lokasinya harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor

yang ada dibawah tempat duduk penonton. Kelengkapan ruang sama

dengan kelengkapan ruang ganti atlet

Page 67: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3) Lokasi ruang P3K:

Harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas dan

direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 1 unit dapat melayani

2000 penonton dengan luasan minimal 15 m2

4) Ruang pemanasan:

Direncanakan untuk tipe A minimal 150 m2, tipe B minimal 81 m2

dan maksimal 196 m2 sedangkan tipe C minimal 81 m2.

5) Toilet penonton:

Direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan perbandingan penonton

wanita dan pria adalah 1:4.

6) Ruang mesin:

Dengan luas ruangan sesuai dengan kapasitas mesin yang dibutuhkan

dan lokasi mesin tidak menimbulkan suara bising yang mengganggu

ruang arena dan penonton.

7) Ruang kantin:

Direncanakan hanya untuk tipe A

8) Ruang pers:

Harus disediakan kabin untuk awak TV dan film. Perlu disediakan

ruang telepon dan ruang telex

9) Tempat parker:

Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat pemberhentian

kendaraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga adalah 15 m.

1 ruang parkir mobi dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung

pada saat jam sibuk.

10) Toilet penyandang cacat:

Toilet untuk pria dipisahkan dengan toilet wanita. Toilet harus

dilengkapi dengan pegangan untuk perpindahan dari kursi roda ke

kakus duduk yang diletakkan didepan dan disamping kakus duduk

setinggi 80 cm

Page 68: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

11) Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat:

Tanjakan harus mempunyai kemiringan 8% dengan panjang maksimal

10m. Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari

bahan-bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air. Pada ujung

tanjakan harus disediakan bagian datar minimal 180 cm. Selasar harus

cukup lebar untuk melakukan perputaran kursi roda 180o.

12) Kompartemensi penonton:

Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen masing-masing

mampu menampung minimal 1000 orang maksimal 3000 orang.

Antara dua kompartemen yang bersebelahan harus dipisahkan dengan

pagar permanent transparan minimal setinggi 1,2 m maksimal 2 m

13) Tata cahaya:

Tingkat penerangan horizontal pada orang 1 m diatas permukaan

lantai untuk ketiga tipe. Untuk atihan dibutuhkan minima 200 lux.

Untuk pertandingan dibutuhin minimal 300 lux. Untuk pengambilan

video dokumen dibutuhkan minimal 300 lux. Sumber cahaya lampu

atau bukaan harus diletakkan dalam satu area pada langit-langit yang

menghubungkan sumber cahaya tersebut dengan titik yang terjauh

dari arena setinggi 1,5 m garis horisontalnya minimal 30o. Apabila

menggunakan tata cahaya buatan, harus disediakan generator set yang

kapasitas dayanya minimum 10% dari daya terpasang generator harus

dapat bekerja maksimal 10 detik pada saat aliran PLN padam.

14) Tata Udara:

Tata udara dapat mempergunakan ventilasi alami atau mekanis

dengan memenuhi ketentuan: apabila menggunakan ventilasi alami

harus diatur mengikuti pergerakan udara siang

Luas bukan minimum adalah 6% dariu luas lantai efektif.

(http://27maret.blogspot.com)

Page 69: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Ruang Terbuka Olahraga

Ketika berbicara masalah fasilitas olahraga, maka yang ada di

benak kita adalah “fasilitas olahraga yang tersedia minim kualitas dan

kuantitas”. Hal tersebut sangat memprihatinkan mengingat misi yang

selalu diusung oleh Pemerintah yaitu Pembangunan Olahraga di Indonesia.

Namun kemudian muncul pertanyaan, seberapa jauh keberhasilan

pembangunan olahraga yang telah dilaksanakan. Melihat kenyataan

dilapangan, nampaknya sulit untuk mencapai tujuan tersebut dimana

kurangnya perhatian Pemerintah akan hal-hal yang mendukung

terlaksananya program bahkan yang kita rasakan yaitu semakin

merosotnya dunia olahraga di Indonesia jika kita lihat dari sudut pandang

perkembangan prestasi olahraga dan pola management keolahragaan yang

ada saat ini. Menanggulangi hal tersebut, para pelaku olahraga dan ahli

olahraga di Indonesia telah melakukan kajian mengenai Pembangunan

Olahraga versi Sport Development Index (SDI). Salah satu dimensi inti

kajian dalam SDI yaitu Ruang Terbuka yang dapat mengukur seberapa

jauh keberhasilan pembangunan olahraga disuatu wilayah.

Untuk melakukan aktivitas fisik maka dibutuhkan sebuah ruang

terbuka yang bisa diakses oleh masyarakat. Menurut Mutohir dan Maksum

(2007 : 37) bahwa :

“Ruang terbuka merujuk pada suatu tempat yang diperuntukkan

bagi kegiatan olahraga oleh sejumlah orang (masyarakat) dalam

bentuk bangunan dan/atau lahan. Bangunan dan/atau lahan tersebut

dapat berupa lapangan olahraga yang standar atau tidak, yang

Page 70: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tertutup (in-door) maupun terbuka (out-door) atau berupa lahan

yang memang diperuntukkan untuk kegiatan berolahraga

masyarakat. Angka ruang terbuka diukur berdasarkan rasio luas

rung terbuka dengan jumlah penduduk usia 7 tahun keatas di suatu

wilayah”.

Sebagai bahan perbandingan, UNESCO juga telah

merekomendasikan bahwa “Ruang gerak statis yang ideal adalah lebih

kurang 2m2 per orang. Jika olahraga membutuhkan ruang gerak yang

bukan statis melainkan dinamis, maka dapat dianalogikan ruang gerak

yang diperlukan adalah dua kali ruang gerak statis yaitu lebih kurang

4m2.” Sementara itu, Clerici (1976) berpendapat bahwa angka standar

ruang terbuka adalah 3,5 m2 per orang (Kristiyanto, 2012 : 193). Hal ini

didasarkan pada argumentasi bahwa kelompok penduduk yang terdiri dari

3500 orang dapat menggunakan sekurang-kurangnya 12.000m2 ruang

terbuka untuk kegiatan olahraga. Tampaknya pendapat Clerici inilah yang

kemudian diadopsi oleh Komite Olimpiade sebagai standar Internasional.

Seiring perkembangan jaman, keberadaan ruang terbuka saat ini

semakin terkikis sebagai dampak dari pembangunan gedung atau

perumahan warga. Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka

semakin bertambah pula kebutuhan wilayah atau tempat untuk dijadikan

daerah pemukiman. Disisi lain, semakin berkurang pula wilayah terbuka

atau lapangan-lapangan yang bisa digunakan untuk aktivitas olahraga.

Badan usaha yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan

permukiman berkewajiban menyediakan prasarana olahraga sebagai

Page 71: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

fasilitas umum dengan standar dan kebutuhan yang ditetapkan oleh

Pemerintah. Setiap orang dilarang meniadakan atau mengalihfungsikan

prasarana olahraga yang telah disediakan tanpa rekomendasi dan

persetujuan dari yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Oleh karenanya penting untuk meyediakan ruang terbuka untuk aktivitas

olahraga. Menurut Mutohir dan Maksum (2007 : 38) bahwa :

“Untuk dapat dikatakan sebagai ruang terbuka olahraga harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Didesain untuk olahraga

Syarat ini merujuk pada pengertian bahwa prasarana yang ada

memang sengaja dirancang untuk kegiatan olahraga. Banyak

tempat yang digunakan masyarakat untuk melakukan aktivitas

olahraga, tetapi sebenarnya tempat itu bukan didesain untuk

kegiatan olahraga. Misalnya, taman-taman di perkotaan, badan

jalan, lahan kosong di sekitar pemukiman dan sebagainya.

Aktivitas olahraga dilakukan bukan pada tempatnya, selain

dapat merusak fungsi sebenarnya dari tempat tersebut, juga

bisa jadi berbahaya bagi pelaku olahraga sendiri

2) Digunakan untuk olahraga

Syarat ini sangat jelas bahwa tempat yang disebut ruang

terbuka tersebut digunakan untuk kegiatan olahraga.

Pertanyaannya, apakah ada tempat yang didesain untuk

olahraga? Jawabannya ada, yaitu tempat olahraga yang telah

beralih fungsi. Meskipun secara fisik tidak berubah, tetapi

tempat tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan selain

olahraga. Misalnya untuk kegiatan jual-beli atau pasar, tempat

parkir dan lain-lain.

Page 72: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Bisa diakses olah masyarakat luas

Syarat ini pada hakikatnya melekat pada makna dari ruang

terbuka itu sendiri. Artinya tempat tersebut harus dapat

digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latarbelakang

sosial, ekonomi, budaya serta dapat diakses oleh berbagai

kondisi fisik manusia. Dengan syarat ini, tempat-tempat

olahraga seperti lapangan golf, kolam renang pribadi dan

jogging track pribadi yang tidak dapat diakses oleh masyarakat

luas tidak termasuk dalam definisi ruang terbuka.

c. Penyediaan Fasilitas Olahraga

Mengkaji tentang pelayanan publik, maka tidak terlepas dari

pembahasan tentang teori-teori kebijakan secara umum maupun

implementasi kebijakan publik itu sendiri. Penyediaan fasilitas olahraga

merupakan salah satu bentuk kebijakan publik yang mana telah diatur

dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun

2005. Kualitas pelayanan publik yang semakin baik dapat diartikan bahwa

implementasi kebijakan telah dilakukan sesuai aturan dan sesuai dengan

daya dukung atau sumber daya yang disediakan dari apartur pemerintah

yang meliputi prasarana-sarana pelayanan yang memadai maupun

transparansi pelayanan. Kebijakan publik yang baik tidak terlepas juga dari

proses perumusan kebijakan yang mencerminkan kebutuhan masyarakat.

Pemerintah sebagai pelaksana program-program kegiatan pemerintahan

berkewajiban untuk mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

maupun kepada publik.

Page 73: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Era otonomi memberikan kesempatan bagi pemerintahan

kabupaten/kota untuk lebih mampu memberikan kualitas pelayanan yang

semakin baik kepada masyarakat di wilayahnya. Disamping itu, pemeritah

kabupaten/ kota juga mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab

dalam membuat suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan

fasilitas olahraga. Hal ini sejalan dengan isi Undang-Undang Sistem

Keolahragaan Nasional (UUSKN) Nomor 3 Tahun 2005, Pasal 12 ayat 1

dan 2 menyatakan:

1) Pemerintah mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan

kebijakan serta standardisasi bidang keolahragaan secara nasional

2) Pemerintah daerah mempunyai tugas untuk melaksanakan

kebijakan dan mengordinasikan pembinaan dan pengembangan

keolahragaan serta melaksanakan standardisasi bidang

keolahragaan di daerah.

UUSKN Nomor 3 Tahun 2005 juga menjelaskan mengenai

kewajiban pemerintah untuk menyediakan prasarana olahraga. Hal tersebut

tertuang dalam Pasal 67 ayat 2 yang berbunyi “Pemerintah dan pemerintah

daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar

dan kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah”. Hal-hal yang diatur

dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun

2005 ini memperhatikan asas desentralisasi, otonomi, peran serta

masyarakat, keprofesionalan, kemitraan, transparansi, dan akuntabilitas.

Sistem pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan keolahragaan

nasional diatur dengan semangat kebijakan otonomi daerah guna

Page 74: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

mewujudkan kemampuan daerah dan masyarakat yang mampu secara

mandiri mengembangkan kegiatan keolahragaan. Dengan demikian

merupakan sebuah keharusan bagi pemerintah Kabupaten Ketapang untuk

menyusun suatu kebijakan dalam upaya penyediaan fasilitas olahraga di

Kabupaten Ketapang sesuai dengan UUSKN Nomor 3 Tahun 2005.

1) Perencanaan Fasilitas Olahraga

Perencanaan merupakan proses awal untuk memutuskan tujuan

dan cara pencapaiannya. Perencanaan merupakan hal yang sangat

esensial karena dalam kenyataanya perencanaan memegang peranan

lebih bila dibanding dengan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya,

seperti pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Penyusunan

sebuah rencana hendaknya didasarkan pada latarbelakang yang jelas

misalnya menyangkut kebutuhan dan tujuan atau cita-cita yang

hendak dicapai oleh pembuat rencana. Menurut Siagian (1994:108)

dalam (http://id.shvoong.com), perencanaan dapat didefinisikan

sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang

dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan

menurut Terry 1986 (dalam Harsuki 2012 : 85) bahwa:

“Perencanaan yang pada dasarnya adalah penyusunan sebuah

pola tentang aktivitas-aktivitas masa yang akan datang yang

terintegrasi dan dipredeterminasi. Hal tersebut mengharuskan

adanya kemampuan untuk meramalkan, memvisualisasikan dan

melihat ke depan yang dilandasi dengan tujuan-tujuan

tertentu”.

Page 75: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sebuah

perencanaan. Salah satu dimensi yang tidak terpisahkan dari

perencanaan itu sendiri yaitu dimensi waktu. Menurut Harsuki

(2012:87-88) bahwa rencana yang dikaitkan dengan waktu dapat

dibagi sebagai berikut:

a) Perencanaan jangka pendek (SR = Short Range) yang

biasanya mencakup waktu kurang dari 1 tahun

b) Perencanaan jangka menengah (IR = Intermediate Range)

yang meliputi waktu 1 tahun lebih, namun kurang dari 5

tahun.

c) Perencanaan jangka panjang (LR = Long Range) yang

meliputi waktu lebih dari 5 tahun.

Perencanaan jangka panjang dalam hal ini tentang penyediaan

fasilitas olahraga, hendaknya mengacu pada sebuah Grand Desain di

suatu daerah/wilayah yang didalamnya juga mencakup rencana

pengembangan wilayah atau perkotaan sehingga akan terjadi

sinkronisasi antara penyediaan fasilitas olahraga dan pengelolaan kota

yang baik. Perencanaan tipe ini biasanya lebih bersifat administratif

dan berkenaan dengan perencanaan strategik. Perencanaan jangka

menengah lebih bersifat penunjang yang diarahkan untuk mencapai

tujuan utama yaitu terlaksananya perencanaan jangka panjang.

Sedangkan perencanaan jangka pendek, didalamnya memuat tentang

butir-butir operatif mengenai hal-hal penting yang harus segera

dilaksanakan/dilakukan sebagai langkah awal mensukseskan rencana

jangka menengah.

Page 76: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Adapun tingkatan-tingkatan perencanaan menurut Bangun,

(2008 : 77) sebagai berikut:

Pendiri, Dewan Redaksi atau Manager Puncak Manager Puncak dan Menengah

Manager Menengah dan Bawah

Gambar. Tingkatan Rencana

Menurut Internasional Olympic Committee dalam Harsuki

(2012 : 90) Pengembangan sebuah perencanaan menggunakan

terminologi/tipe-tipe perencanaan sebagai berikut:

a) Strategic Plan yang memberikan pengertian misi

(mission), maksud (goals) dan tujuan (objective) serta

tujuan taktis (tactical end) dengan apa mereka mencapai

tujuannya dan memberikan evaluasi.

b) Business Plan yang menjabarkan suatu strategic plan

dengan cara menerangkan bagaimana melangkah ke

depan, memperhitungkan resiko, tantangan, aktivitas

yang spesifik dan program, biaya dari berbagai kegiatan,

ketepatan waktu, tanggung jawab siapa berbagai bagian

yang harus melaksanakan perencanaan dan unsur lainnya

lagi.

Visi dan Misi

Rencana Strategis

Rencana Operasional

Page 77: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Rencana strategik atau yang biasa disebut renstra merupakan

sebuah rencana yang dibuat sebagai acuan dalam menentukan tujuan

jangka panjang dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang

dimiliki, oleh karena itu para pembuat kebijakan harus menyiapkan

berbagai rencana strategik yang akan dilaksanakan. Pendekatan yang

digunakan dalam proses perencanaan tentunya harus melalui beberapa

tahapan agar perencanaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan

sesuai harapan. Menurut Bangun, (2008 : 78-79) tahapan-tahapan

perencanaan sebagai berikut:

a) Menetapkan tujuan

b) Merumuskan keadaan sekarang

c) Mengidentifikasi kemudahan-kemudahan dan hambatan-

hambatan

d) Mengembangkan rencana

Unsur-unsur dalam sebuah perencanaan menurut Harsuki

(2012 : 91-93) sebagai berikut:

a) Pernyataan deskriptif (Deskriptive Statement)

b) Pernyataan visi (Vision Statement)

c) Pernyataan misi (Mission Statement)

d) Filsafat yang jadi pedoman

e) Prinsip-prinsip pengoperasian (Operating Principles)

f) Tujuan (Objectives)

g) Tanda-tanda keberhasilan

h) Program

Page 78: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Kompleksitas dan dinamika perencanaan penyediaan fasilitas

olahraga semakin mengemuka pada era otonomi daerah yang dewasa

ini ditandai dengan pelimpahan kewenangan yang besar kepada

daerah Kabupaten/Kota. Dengan kata lain, kewenangan yang luas dan

nyata telah menimbulkan tantangan tersendiri yang perlu

mendapatkan perhatian dalam perencanaan penyediaan fasilitas

olahraga. Fasilitas yang bermutu didukung dengan program

berkualitas yang dimulai dengan perencanaan yang seksama. Ada

kriteria umum yang harus dipatuhi dalam perencanaan, pembangunan,

dan pemeliharaan. Kriteria umum untuk perencanaan fasilitas olahraga

menurut Handoko, (1999 : 32) adalah:

a) Melayani kebutuhan yang telah teridentifikasi

b) Konstruksi yang bermutu dan mempertimbangkan

keselamatan.

c) Multiguna

d) Lokasi yang strategis

e) Mudah dijangkau

f) Harga yang efektif

g) Mudah disupervisi

h) Pemeliharaan/penjagaan yang efisien

i) Bisa diperluas

j) Memperhatikan segi keindahan

Perencanaan fasilitas olahraga yang dibuat oleh Pemerintah

suatu Kabupaten juga harus memperhatikan beberapa hal diantaranya

didasarkan pada potensi dan kemampuan yang dimiliki daerah

tersebut. Potensi setiap daerah berbeda-beda, karena secara khusus

Page 79: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

karakteristik daerahnya juga berbeda mulai dari letak geografis,

kebudayaan masyarakat sampai pola hidup masyarakat, sehingga

menuntut pemerintah untuk jeli melihat potensi-potensi yang tumbuh

dan berkembang di masyarakat. Dari aspek kemampuan daerah juga

perlu diperhatikan karena tidak mungkin sebuah daerah mampu

menyediakan semua jenis fasilitas yang diperlukan oleh masyarakat.

Oleh sebab itu perlu adanya suatu prioritas pada cabang-cabang

olahraga unggulan yang memang harus dipenuhi fasilitasnya dengan

baik. Hal tersebut bisa berdasarkan pada minat masyarakat maupun

cabang olahraga yang diunggulkan.

Prinsip dan garis besar menejemen untuk perencanaan fasilitas

yang akan diaplikasikan dalam semua level pendidikan serta

organisasi menurut Bruce dan Krotee, 2002 (dalam Harsuki, 2012 :

200-201) sebagai berikut:

a) Fasilitas harus dirancang terutama bagi peserta dan

kelompok pengguna.

b) Fasilitas harus dirancang untuk penggunaan secara

bersama dengan mempertimbangkan pola dan arah secara

potensial.

c) Semua perencanaan harus didasarkan pada tujuan bahwa

pengenalan lingkungan baik fisik maupun non fisik

haruslah aman, terjamin, menarik, nyaman, bersih,

praktis, dapat dijangkau, dapat menyesuaikan dengan

kebutuhan individu.

d) Fasilitas haruslah ekonomis dan mudah untuk

dioperasikan, dikontrol dan dipelihara.

Page 80: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

e) Perencanaan harus memasukkan pertimbangan fasilitas

pendidikan jasmani dan olahraga bagi masyarakat secara

terpadu. Program dan fasilitas dari beberapa area

bergabung secara berdekatan dan perencanaan harus

dikoordinasikan dan erat kaintannya, yaitu yang

berdasarkan pada kebutuhan dari masyarakat secara

keseluruhan.

f) Perencanaan fasilitas harus mempertimbangkan

perlindungan bagi masyarakat misalnya lalu lintas,

pengeras suara dan lampu penerangan. Fasilitas harus

dapat dijangkau bagi kelompok pengguna meskipun

terisolasi sehingga aktivitas tidak terganggu oleh program

yang lain.

g) Fasilitas harus dapat menggerakkan kesehatan, keamanan

dan serta kode standar legal yang sangat penting dalam

melindungi kesehatan, kesejahteraan dan keselamatan

para kelompok pengguna dan juga lingkungan.

h) Fasilitas harus direncanakan sedemikian rupa sehingga

dapat diakses dengan mudah dan aman bagi semua

individu termasuk para penyandang cacat.

i) Perencanaan fasilitas harus berjangka panjang

penggunanya dan termasuk kesanggupan untuk

penyesuaian, mudah diubah, dan diperluas guna

memenuhi kebutuhan masyarakat yang berubah.

j) Fasilitas memainkan satu bagian dalam lingkungan yang

sehat. Yang perluasannya organisasi menyediakan ruang

bermain yang cukup aman, dilengkapi dengan situasi dan

ventilasi yang memadai, serta kebersihan yang pada

gilirannya akan menentukan sebesar keefektifan

kesehatan dan kesejahteraan dipromosikan.

Page 81: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2) Ketersediaan Fasilitas Olahraga

Pada umumnya masyarakat cenderung lebih mementingkan

membangun prasarana perekonomian dari pada prasarana umum

untuk olahraga. Disisi lain masyarakat juga belum menjadikan

kegiatan olahraga sebagai kebutuhan hidup sehari-hari, apa lagi untuk

berprestasi, sehingga partisipasi masyarakat dalam keolahragaan

masih terbilang kurang. Tidak tersedianya prasarana umum untuk

olahraga, belum membudayanya olahraga, dan pasifnya masyarakat

untuk berolahraga mengakibatkan kebugaran penduduk yang rendah.

Kegiatan positif seperti olahraga merupakan salah satu upaya untuk

melindungi generasi muda dari aktifitas yang bersifat destruktif.

Olahraga yang terarah dan terbina memerlukan waktu dan keseriusan

dari pihak-pihak yang berkompeten di bidang olahraga baik

pemerintah, praktisi olahraga maupun pelaku olahraga, sehingga

waktu luang pemuda dapat dialihkan kepada kegiatan olahraga dengan

didukung pengembangan fasilitas olahraga.

Usaha untuk menyediakan fasilitas olahraga oleh pemerintah

hendaknya memperhatikan rasio penduduk dan konsep ruang terbuka,

dimana jumlah penduduk di suatu wilayah harus diimbangi dengan

ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk

beraktifitas olahraga bagi masyarakat. Setelah tersedianya ruang

terbuka maka pemerintah bisa melengkapi segala fasilitas yang

dibutuhkan dalam aktivitas olahraga. Satu hal yang juga harus menjadi

Page 82: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pertimbangan pemerintah dalam menyediakan fasilitas untuk

masyarakat yaitu bagaimana caranya agar keberadaan fasilitas tersebut

dapat mendongkrak animo masyarakat untuk berperan secara aktif

serta terlibat dalam aktifitas olahraga misalnya dengan sosialisasi dan

bukan sebaliknya membatasi masyarakat untuk beraktifitas olahraga.

Dalam upaya penyediaan fasilitas olahraga untuk masyarakat

dibutuhkan suatu perangkat yang disebut dengan evaluasi kebutuhan.

Menurut Harsuki (2012 : 188) bahwa “ secara ringkas dijelaskan

bahwa evaluasi kebutuhan ialah perangkat yang digunakan untuk

menentukan apakah fasilitas baru sudah diperlukan, jika sudah

diperlukan, bagaimana tipe dan spesifikasi fasilitas tersebut”.

Selanjutnya dijelaskan bahwa fokus dari evaluasi kebutuhan adalah:

a) Harapan masyarakat

(1) Sejarah olahraga setempat

(2) Harapan dan kebutuhan masyarakat

b) Akses dan kesempatan

(1) Agar dikaji bagaimana masyarakat dapat mengakses

fasilitas

(2) Memastikan seluruh komponen masyarakat

mempunyai kesempatan menggunakan fasilitas.

c) Demografi

Mempertimbangkan angka pertumbuhan penduduk yang

dapat mempengaruhi penggunaan fasilitas, misalnya:

(1) Dalam 10 tahun mendatang bagaimana perbandingan

antara usia muda dan usia lanjut

(2) Bagaimana kecenderungan perpindahan penduduk

dari desa ke kota

Page 83: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

d) Keberlanjutan

(1) Apakah dapat diperoleh pemasukan yang memadai

untuk biaya operasional

(2) Memastikan bahwa peralatan yang rusak maupun

kadaluwarsa dapat diganti, sehingga fasilitas selalu

dapat digunakan sesuai desain yang telah dirancang.

e) Mempertimbangkan lingkungan lokal

(1) Jika iklimnya panas, pertimbangkan pembangunan

fasilitas untuk aquatics.

(2) Jika iklimnya berangin, pertimbangkan fasilitas

parasailing, layang-layang dan lain-lain

f) Perubahan iklim

Selalu pertimbangkan pola cuaca, seperti banjir tahunan,

angin kencang dan lain-lain.

Menurut Harsuki, (2003 : 384) penyiapan prasarana olahraga

selalu dikaitkan dengan kegiatan olahraga yang mempunyai sifat:

a) Horisontal, dalam arti bersifat menyebar atau meluas

yang sesuai dengan konsep “Sport For All” atau dengan

semboyan yang kita miliki “Memasyarakatkan Olahraga

dan Mengolahragakan Masyarakat” yang tujuannya untuk

kebugaran dan kesehatan

b) Vertikal, dalam arti bersifat mengarah keatas dengan

tujuan mencapai prestasi tertinggi dalam cabang olahraga

tertentu, baik untuk tingkat daerah, nasional maupun

internasional.

Selanjutnya dijelaskan pula bahwa guna memenuhi dua arah

kegiatan tersebut, kebutuhan prasarana olahraga perlu memperhatikan

tiga faktor, yaitu:

Page 84: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

a) Kuantitas.

Guna menampung kegiatan pemassalan olahraga perlu

prasarana olahraga yang jumlahnya mencukupi sesuai

dengan kebutuhan seperti yang ditentukan didalam

pedoman penyiapan prasarana. Tersebar secara merata di

seluruh wilayah.

b) Kualitas.

Guna menampung kegiatan olahraga prestasi, prasarana

olahraga yang disiapkan perlu memenuhi kualitas sesuai

dengan syarat dan ketentuan masing-masing cabang

olahraga:

(1). Memenuhi standar ukuran internasional

(2). Kualitas bahan/material yang dipakai harus

memenuhi syarat internasional

c) Dana.

Untuk menunjang kedua faktor diatas, diperlukan dana

yang cukup sehingga dapat disiapkan prasarana yang

mencukupi jumlahnya serta kualitasnya memenuhi syarat.

Membangun fasilitas olahraga hendaknya disesuaikan dengan

perkembangan jaman. Selain kuantitas fasilitas olahraga yang

diperbanyak, kualitas juga harus ditingkatkan agar adanya keselarasan

antara kuantitas dan kualitas fasilitas olahraga. Kemudian pendanaan

juga harus dirancang sedemikian rupa agar rencana pembangunan

fasilitas olahraga dapat terlaksana secara terarah dan terprogram

dengan maksimal. Oleh karena itu perlu dikembangkang ketiga faktor

diatas agar fasilitas olahraga di Indonesia mampu mengikuti

perkembangan jaman.

Page 85: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 2.2. Pedoman Menpora tentang Prasarana Olahraga

No Jumlah Penduduk

Prasarana Perkiraan

Jumlah (M2)

Jumlah Seluruhnya

Luas (M2) Luas (M2)

I 250 - 500 1. Taman bermain 2. Lapangan

bulutangkis 3. Lapangan

bolavoli

1 1 1

12,000

600

4x4x12x10x

1,152,000

II 2.500 - 4.000

1. Lapangan bulutangkis

2. Lapangan bolavoli

3. Lapangan bola basket

4. Lapangan tenis

1 1 1 1

16,000

2,100

4x4x12

403,200

III 30.000 - 50.000

1. Lapangan bulutangkis

2. Lapangan bolavoli

3. Lapangan bola basket

4. Lapangan tenis 5. Lapangan bola

dan Lintasan Atletik

2 2 1 2 1

28,000

18,800

4x4x

300,800

IV 120.000 (Kecamatan)

1. Stadion 2. Gedung Olahraga 3. Kolam Renang 4. Lapangan

Bolavoli 5. Lapangan basket 6. Lapangan Tenis

1 1 1 2 2 2

41,500

27,500

4x

110,000

V 480.000 (Dati II)

1. Stadion 2. Gedung Olahraga 3. Kolam Renang 4. Lapangan

Bolavoli 5. Lapangan bola

basket 6. Lapangan Tenis

1 1 1 2 2 4

81,000

33,900

1x

33,900

480,000 4,2m2/orang 1,999,900

Sumber: Harsuki, (2003 : 383)

Page 86: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Berdasarkan data Podes 2008 dalam data kementerian Pemuda

dan Olahraga (2008: 39- 42), untuk ketersediaan fasilitas lapangan

olahraga, lapangan sepakbola banyak terdapat didesa/kelurahan di

wilayah Propinsi Bangka Belitung (93,02%), Riau (85,72%),

Kalimantan Barat (83,75%) dan Kepulauan Riau (83,44%). Lapangan

bola voli relatif lebih banyak dibanding lapangan sepakbola. Terdapat

5 propinsi yang memiliki persentase desa/kelurahan yang memiliki

lapangan bola voli lebih dari 95 persen, yaitu Riau (97,92%), D.I.

Yogyakarta (97,72%), Bangka Belitung (96,57%) dan Kalimantan

Barat (95,25%). Sedangkan ketersediaan lapangan bulu tangkis paling

banyak ditemui di desa/kelurahan wilayah Propinsi DKI Jakarta.

Sebanyak 96,25 persen desa/kelurahan di DKI Jakarta terdapat

lapangan bulu tangkis. Terbanyak kedua adalah D.I. Yogyakarta

(94,52%), kemudian diikuti Jawa Barat (82,52%). Sedangkan

ketersediaan untuk lapangan bola basket hanya menonjol di beberapa

Provinsi. Persentase yang tinggi untuk lapangan bola basket terdapat

di DKI Jakarta (65,17%), D.I. Yogyakarta (24,66%) dan Sumatera

Barat (21,75%).

Demikian pula untuk lapangan tenis dan renang yang tampak

menonjol di DKI Jakarta dan D.I. Yogyakarta. Berdasarkan data

Podes 2008 bahwa lapangan yang banyak tersedia sampai ke tingkat

desa/kelurahan berturut-turut bola voli, sepakbola dan bulu tangkis.

Pada tahun 2008 sebanyak 78,10 persen, sedikit menurun

Page 87: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dibandingkan dibandingkan tahun 2005 yang sebesar 79,35 persen

desa/kelurahan memiliki lapangan bola voli; 56,11 persen

desa/kelurahan memiliki lapangan sepak bola sama banyak dengan

tahun 2005 dan 49,36 persen desa/kelurahan memiliki lapangan bulu

tangkis sedikit meningkat dari tahun 2005 yang sebesar 47,3 persen.

Hal ini merupakan sinyalemen bahwa ketiga jenis olahraga

tersebut merupakan olahraga rakyat yang digemari dan dilakukan

banyak orang. Sementara lapangan/gelanggang untuk bola basket,

tenis lapangan dan kolam renang masih sangat terbatas. Ketiga jenis

olahraga yang terakhir ini pada umumnya dilakukan oleh masyarakat

perkotaan sehingga wajar apabila ketersediaan lapangan untuk

olahraga tersebut sangat terbatas hanya disebagian kecil

desa/kelurahan. Keberadaan kelompok kegiatan olahraga pada

umumnya seiring dengan ketersediaan fasilitas lapangan olahraga

yang ada. Berdasarkan data Podes 2008, untuk keberadaan kelompok

kegiatan olahraga sepak bola banyak terdapat di desa/kelurahan di

wilayah Propinsi Bangka Belitung (96,22%) hampir sama dengan

tahun 2005 yang sebesar 96,57 persen, Jawa Barat (91,23%), Banten

(89,69%), Kepulauan Riau (88,65%), dan D.I. Yogyakarta (88,58%).

Kelompok kegiatan bola voli relatif lebih banyak dibanding

kelompok kegiatan sepak bola. Hanya satu propinsi yang memiliki

persentase desa/kelurahan yang memiliki lapangan voli lebih dari 95

persen, yaitu Kepulauan Riau (98,16%). Sedangkan kelompok

Page 88: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

kegiatan bulu tangkis paling banyak ditemui di desa/kelurahan

wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta. Sebanyak 94,75 persen

desa/kelurahan di D.I. Yogyakarta terdapat kelompok kegiatan bulu

tangkis. Terbanyak kedua adalah DKI Jakarta (89,51%), kemudian

diikuti Jawa Barat (83,43%). Sedangkan ketersediaan untuk kelompok

kegiatan bola basket hanya menonjol di beberapa propinsi. Persentase

yang tinggi untuk kelompok kegiatan bola basket terdapat di DKI

Jakarta (50,56%), D.I. Yogyakarta (19,63%) dan Kepulauan Bangka

Belitung (18,02%). Demikian pula untuk kelompok kegiatan tenis

lapangan, renang, tenis meja dan bela diri tampak menonjol di DKI

Jakarta dan D.I. Yogyakarta.

Adapun standar sarana dan prasarana atau fasilitas olahraga

menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 pasal 89

tentang penyelenggaraan keolahragaan sebagai berikut:

(1) Standar prasarana dan sarana olahraga terdiri atas standar

prasarana olahraga dan standar sarana olahraga.

(2) Standar prasarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencakup persyaratan:

a. Ruang dan tempat berolahraga yang sesuai persyaratan

teknis cabang olahraga

b. Lingkungan yang terbebas dari polusi air, udara, dan suara

c. Keselamatan yang sesuai dengan persyaratan keselamatan

bangunan

d. Keamanan yang dinyatakan dengan terpenuhinya

persyaratan sistem pengamanan

Page 89: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

e. Kesehatan yang dinyatakan dengan tersedianya

perlengkapan medik dan kebersihan.

(3) Standar Sarana Olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencakup persyaratan:

a. Perlengkapan dan peralatan yang sesuai persyaratan teknis

cabang olahraga

b. Keselamatan yang sesuai dengan persyaratan keselamatan

perlengkapan dan peralatan

c. Kesehatan yang dinyatakan dengan dipenuhinya

persyaratan kebersihan dan higienis

d. Pemenuhan syarat produk yang ramah lingkungan.

Klasifikasi dan penggunaan bangunan gedung olahraga sebagai

berikut:

a) Type A, menyediakan minimal:

1 lapangan bola basket

1 lapangan bola voli

5 lapangan buku tangkis

1 lapangan tennis

Ukuran minimal hall : 50 x 30 dengan tinggi 12,5 m

Kapasitas penonton : diatas 3.000 orang

b) Type B, menyediakan minimal:

1 lapangan bola basket

1 lapangan bola voli

3 lapangan buku tangkis

Ukuran minimal hall : 32 x 22 dengan tinggi 12,5 m

Kapasitas penonton : 1000 - 3.000 orang

c) Type C, menyediakan minimal:

1 lapangan bola basket

1 lapangan bola voli

Page 90: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Ukuran minimal hall : 24 x 16 dengan tinggi 9 m

Kapasitas penonton : 1000 orang.

(http://rinarchilicious.blogspot.com/2012/12/gedung-olah-

raga.html)

Selanjutnya dijelaskan bahwa, berdasarkan skala

pelayanannya, gedung olahraga dibagi atas:

a) Skala Nasional

Fasilitas olahraga ini menampung atau melayani

kegiatan-kegiatan di antaranya kompetisi utama,

pertandingan, latihan dan mengajar dengan standar

internasional seperti PON, Sea Games, dan sejenisnya.

Contoh : Gedung Istora Senayan Jakarta

b) Skala Regional

Fasilitas olahraga yang melayani satu atau beberapa

daerah denga populasi sebesar 200.000 sampai dengan

350.000 penduduk dan merupakan fasilitas pelengkap di

suatu daerah atau wilayah.

Contoh: Gelanggang Olahraga Penjaringan, Gelanggang

Olahraga Grogol.

c) Skala Lingkungan

Fasilitas olahraga yang melayani satu lingkungan, dalam

hal ini lingkungan pemukiman dengan populasi 2.000

sampai dengan 10.000 orang, dan biasannya disediakan

dalam suatu kompleks perumahan sebagai satu pelengkap

sarana.

Contoh: Kelapa Gading Sport Club di kompeks

perumahan Kelapa Gading. Bimantara Sport Club di

kompleks perumahan Green Village. Persada Sport

Centre di kompleks AURI Halim.

Page 91: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

d) Skala Sekolahan

Fasilitas olahraga ini melayani olah raga di suatu

sekolahan, biasanya berbentuk aula, serbaguna dan dapat

berbentuk lapangan terbuka serta digunakan hanya untuk

latihan olahraga standar saja.

e) Skala Khusus

Fasilitas olahraga yang menangani olahraga jenis tertentu

yang sifatnya komersial atau yang diperuntukkan khusus

bagi penyandang cacat, biasanya dibentuk oleh pihak

swasta.

(http://rinarchilicious.blogspot.com/2012/12/gedung-olah-raga.html)

3) Pemanfaatan Fasilitas Olahraga

Pembangunan fasilitas olahraga merupakan sebuah keharusan

agar dapat mendukung proses pemassalan olahraga bagi masyarakat.

Adanya sebuah perencanaan yang baik serta sistem penyediaan yang

maksimal harus diiringi pula dengan pola pemanfaatan yang tepat,

karena jika salah dalam pola pemanfaatannya maka akan berdampak

negatif bagi perkembangan olahraga itu sendiri. Kesalahan dalam

pemanfaatan fasilitas olahraga misalnya dengan mengeluarkan

kebijakan untuk memberikan ijin penggunaan fasilitas olahraga seperti

stadion sepakbola untuk kegiatan di luar olahraga misalnya untuk

kampanye atau hiburan. Kebijakan seperti ini tidak baik bagi

kelangsungan fasilitas olahraga karena fasilitas yang digunakan

tersebut bisa rusak bahkan beralih fungsi. Hal ini harus disadari oleh

pembuat kebijakan di suatu wilayah.

Page 92: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Salah satu tujuan disediakannya fasilitas olahraga yaitu agar

dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan sehingga menunjang

perkembangan olahraga di suatu wilayah namun harus tetap

memperhatikan prosedur-prosedur dalam pemanfaatannya. Konsumen

fasilitas olahraga adalah pelaku olahraga itu sendiri, mulai dari pelaku

olahraga prestasi, olahraga rekreasi sampai olahraga pendidikan. Pola

pemanfaatan setiap ruang lingkup olahraga berbeda tergantung dari

hakekat dan tujuan masing-masing namun dengan satu harapan bahwa

olahraga dapat memasyarakat dan menjadi pola hidup bagi setiap

orang.

a) Pemanfaatan Fasilitas Olahraga Prestasi

Olahraga prestasi yang cenderung menitik beratkan pada

pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya membutuhkan

fasilitas dengan kualitas yang baik pada setiap cabang

olahraga yang ada sehingga dapat menunjang pencapaian

prestasi cabang olahraga tersebut. Fasilitas olahraga

prestasi lebih dikhususkan untuk prestasi, dalam artian

bukan untuk fasilitas yang bisa diakses secara umum

karena jika fasilitas tersebut salah dalam penggunaannya

maka fasilitas tersebut akan menjadi rusak, sehingga tidak

semua orang bisa mengakses fasilitas olahraga prestasi

kecuali mereka yang berkecimpung di olahraga prestasi.

Page 93: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

b) Pemanfaatan Fasilitas Olahraga Rekreasi

Pemanfaatan fasilitas olahraga rekreasi memiliki keunikan

sendiri dimana fasilitas tersebut dirancang sedemikian

rupa dengan tujuan agar mampu menarik minat

masyarakat sebanyak-banyaknya sehingga mau melakukan

olahraga yang aktifitasnya dikemas dalam sebuah

permainan atau bersifat rekreasi. Untuk fasilitas olahraga

rekreasi, semua orang memiliki kesempatan yang besar

untuk mengaksesnya dan semakin banyak masyarakat

yang memanfaatkannya maka semakin baik.

c) Pemanfaatan Fasilitas Olahraga Pendidikan

Pemanfaatan fasilitas olahraga pendidikan di sekolah

disesuaikan dengan tujuan dari pembelajaran. Dalam

pemanfaatannya, fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan oleh

siswa dan guru untuk mendukung proses belajar mengajar.

d) Pemanfaatan Fasilitas Olahraga bagi Masyarakat Umum

Untuk mendukung program memasyarakatkan olahraga

dan mengolahragakan masyarakat maka hal yang harus

menjadi perhatian adalah tingkat kemudahan bagi

masyarakat untuk mengakses dan memanfaatkan fasilitas

olahraga yang ada. Tujuan yang ingin dicapai adalah

untuk menciptakan sebanyak-banyaknya fasilitas olahraga

dan dapat memfasilitasi masyarakat dalam berolahraga.

Page 94: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Pola pemanfaatannya harus mengedepankan kemudahan

untuk mengakses tanpa harus dipersulit dengan prosedur

tertentu dan akan lebih baik lagi jika fasilitas tersebut bisa

diakses secara gratis oleh masyarakat. Contohnya yaitu

sebuah lapangan terbuka, alun-alun dan Car Free Day

yang dapat menampung banyak orang untuk beraktifitas

olahraga.

Berbagai kemajuan pembangunan di bidang keolahragaan

bermuara pada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga. Hal ini

antara lain ditunjukkan oleh tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam

melakukan kegiatan olahraga terutama dalam lingkup satuan

pendidikan mengalami peningkatan sebagaimana ditunjukkan oleh

data Susenas 2003 dan 2006 bahwa persentase penduduk berumur 10

tahun ke atas yang melakukan olahraga di sekolah meningkat dari

54,1% pada tahun 2003 menjadi 58,2% pada tahun 2006. Partisipasi

masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga semakin meningkat

yang ditunjukkan dengan peningkatan partisipasi masyarakat pada

Indeks Pembangunan Olahraga (SDI) dari 0,345 pada tahun 2005

menjadi 0,422 pada tahun 2006, dimana pengukuran SDI

sesungguhnya meliputi perkembangan banyaknya anggota masyarakat

suatu wilayah yang melakukan kegiatan olahraga, luasnya tempat

yang diperuntukkan untuk kegiatan berolahraga bagi masyarakat

dalam bentuk lahan, bangunan, atau ruang terbuka yang digunakan

Page 95: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

untuk kegiatan berolahraga dan dapat diakses oleh masyarakat luas,

kebugaran jasmani yang merujuk pada kesanggupan tubuh untuk

melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta

jumlah pelatih olahraga, guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(Penjaskes), dan instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu. Hal

ini tercermin dari tingkat kemajuan pembangunan olahraga Indonesia

yang hanya mencapai 34 persen (Sports Development Index/SDI) pada

tahun 2004. Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks partisipasi,

ruang terbuka, sumber daya manusia, dan kebugaran.

Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga untuk

meningkatkan kemajuan pembangunan olahraga, beberapa

permasalahan yang harus diatasi adalah belum terwujudnya peraturan

perundang-undangan tentang keolahragaan, rendahnya kesempatan

untuk beraktivitas olahraga karena semakin berkurangnya lapangan

dan fasilitas untuk berolahraga, dan lemahnya koordinasi lintas

lembaga dalam hal penyediaan ruang publik untuk lapangan dan

fasilitas olahraga bagi masyarakat umum dan tempat permukiman.

Kegiatan fisik (physical activity) yang dilakukan secara teratur

dan berkesinambungan merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat

untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Dari sekian banyak jenis

dan bentuk kegiatan fisik, kegiatan olahraga merupakan bentuk

kegiatan fisik yang paling banyak memiliki kelebihan. Selain

berfungsi untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, olahraga juga

Page 96: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

berfungsi sebagai aktivitas untuk rekreasi atau hiburan dan sekaligus

sebagai sarana untuk mencapai prestasi. Sejalan dengan itu, sebagai

salah satu upaya dalam rangka peningkatan kulitas hidup dan

kesehatan masyarakat serta pembudayaan perilaku hidup sehat

masyarakat, pemerintah menyelenggarakan berbagai program untuk

meningkatkan partisipasi olahraga di masyarakat.

Badan Pusat Statistik dalam penelitiannya menemukan bahwa

struktur demografis masyarakat, pengetahuan masyarakat tentang

manfaat olahraga, selera atau preferensi, ketersediaan fasilitas

olahraga dan lingkungan tempat tinggal merupakan faktor-faktor

internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam olahraga.

Prestasi atlet terutama pada event internsional, motivasi guru/pelatih,

dan intervensi pemerintah juga diyakini sebagai faktor eksternal yang

dapat merangsang tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk

berolahraga (Dirjen Olahraga 2004). Penelitian lainnya

memperlihatkan bahwa ketersediaan prasarana mempengaruhi

motivasi mereka melakukan olahraga. hal ini sekaligus menunjukkan

bahwa partisipasi aktif olahraga tidak cukup hanya menyerahkan

sepenuhnya kepada kemauan orang per orang, tetapi perlu didorong

dengan menciptakan situasi yang memungkinkan masyarakat

melakukan olahraga, misalnya dengan memberikan sarana dan

prasarana yang memadai (Dirjen Olahraga 2004).

Page 97: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

4) Pengelolaan Fasilitas Olahraga

Fasilitas olahraga adalah daya pendukung yang terdiri dari

segala bentuk jenis peralatan dan tempat berbentuk bangunan yang di

gunakan dalam memenuhi persyaratan yang di tetapkan untuk

pelaksanaan program olahraga. Pengelolaan olahraga dapat menjadi

lahan bisnis dan menghasilkan keuntungan akan tetapi keuntungan

yang dapat diraih tergantung pada mutu fasilitas, produk, pertandingan

atau jasa yang dijual, memiliki daya tarik dan ditampilkan pada saat

yang tepat dan di tempat strategis. Menurut Harsoyo (1977:121)

dalam (http://id.shvoong.com. pengertian-pengelolaan), pengelolaan

adalah suatu istilah yang berasal dari kata “kelola” mengandung arti

serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan memanfaatkan

segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai

tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.

Pengelolaan fasilitas olahraga erat kaitannya dengan

bagaimana konsep managemen dalam pengelolaan itu sendiri.

Pengelolaan fasilitas olahraga sebagaimana terdapat dalam

managemen pada umumnya. Menurut Harsuki, (2012 : 206-207)

bahwa “Managemen olahraga pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua

bagian besar yaitu managemen olahraga pemerintah dan managemen

olahraga swasta”. Kemudian Terry 1977 (dalam Harsuki 2012 : 79)

menerangkan bahwa fungsi managemen diklasifikasikan dalam empat

Page 98: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

bagian yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),

Penggerakan (Actuating), Pengawasan (Controlling).

Menurut Parks, Quarterman dan Thibault (dalam Harsuki,

2012 : 197-198) bahwa secara umum, tiga posisi yang terdapat dalam

manajemen fasilitas terdiri dari:

a) Direktur Fasilitas

Direktur fasilitas seringkali disebut sebagai manager

fasilitas atau CEO (Chief executive Officer), mempunyai

tanggung jawab menyeluruh atas semua fasilitas. Pejabat

ini terutama bertanggung jawab atas pengadministrasian

yang tepat dan pembuatan prosedur operasi yang baku

akan fasilitas (fasility’s standard operating procedurs,

SOPs)

b) Manager Operasi

Manager operasi melapor langsung kepada direktur

fasilitas dan bertanggung jawab akan semua karyawan,

prosedur dan kegiatan yang terkait dengan fasilitas.

Tugasnya yaitu merumuskan peranan, tanggung jawab dan

wewenang dari staf fasilitas.

c) Koordinator Event

Koordinator even juga melapor kepada direktur fasilitas,

bertanggung jawab kepada pengelolaan even individual

yang dilaksanakan di dalam fasilitas. Tanggung jawabnya

meliputi transportasi, memasang, mendirikan dan

menyimpan alat-alat; menciptakan sistem kontrol untuk

venue dan logistik peralatan; perekrutan, pelatihan dan

memberikan supervisi pada karyawan khusus,

memberikan bantuan dalam memelihara venue dan

peralatannya selama berlangsungnya even; memfasilitasi

Page 99: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

penjualan karcis dan pendistribusian karcis di dalam

venue; serta mengevaluasi pengoperasian venue dan

peralatannya.

Fasilitas yang dipelihara dan diatur dengan baik merupakan

faktor yang menentukan untuk menarik kedatangan pengguna atau

konsumen. Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dalam

pengelolaan fasilitas olahraga yaitu:

a) Pedoman Kebijakan.

Sebuah pedoman kebijakan tertulis dalam dokumen

merupakan sesuatu yang perlu untuk menjalankan

fasilitas. Persyaratan-persyaratan yang mengatur hal-hal

sebagai berikut perlu ditetapkan. (1) kebijakan umum, (2)

prosedur penjadwalan dan waktu penggunaan fasilitas, (3)

ketersediaan fasilitas dan peralatan, dan (4) pengaturan

penyewaan dan persetujuan kontrak.

b) Supervisi dan Keamanan Fasilitas.

Untuk menjamin layanan yang efektif bagi setiap

pengguna perorangan dan kelompok besar, beberapa hal

perlu diperhatikan. Perangkat aturan tertulis yang

mengatur pemanfaatan dan keamanan fasilitas. Perangkat

aturan terpampang di semua pintu masuk dan tempat

strategis. Tim supervisor dan keamanan mudah dikenali.

Page 100: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Sikap yang ramah dan membantu harus ditampilkan oleh

anggota tim supervisor dan keamanan.

c) Pemeliharaan Fasilitas.

Untuk memperpanjang keawetan fasilitas dan menurunkan

keharusan perbaikan, pemeliharan yang tetap perlu

dikerjakan. Agar pekerjaan pemeliharaan berjalan dengan

baik perlu dipilih koordinator pemeliharaan yang tepat.

d) Pengontrolan (inventory control).

Melakukan pengawasan yang cermat terhadap segala

fasilitas dan peralatan yang dimiliki oleh organisasi.

e) Penjadwalan Fasilitas.

Jadwal pemakaian harus ditata dengan baik sehingga

memberi kenyamanan bagi pengguna. Contoh daftar

prioritas penggunaan fasilitas olehraga yang dimiliki oleh

sekolah: (a) pelajaran pendidikan jasmani terjadwal, (b)

kegiatan latihan dan perlombaan/pertandingan olahraga,

(c) kegiatan olahraga rekreasi dan intramural, (d)

kelompok akademik dalam sekolah, (e) kelompok

nonakademik dalam kampus, (f) kelompok luar kampus.

Undang – undang Nomor 3 tahun 2005 tentang sistem

keolahragaan Nasional Pasal 38 ayat 1, menyatakan bahwa

“Pengelolaan olahraga pada tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh

pemerintah kabupaten/kota dengan dibantu oleh komite olahraga

Page 101: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

kabupaten/kota”. Dengan demikian, pengelolaan fasilitas olahraga

yang dibangun dengan menggunakan APBN perlu dikelola dengan

baik karena fasilitas olahraga merupakan aset yang dapat mendorong

perkembangan olahraga di suatu daerah dan sebagai cerminan

seberapa besar perhatian pemerintah daerah terhadap olahraga di

daerahnya masing-masing. Oleh karenanya fasilitas olahraga perlu

didokumentasikan dengan baik, dipelihara dan dimanfaatkan secara

efektif, efisien dan terintegrasi melalui sebuah sistem pengelolaan

yang jelas. Adapun ciri-ciri fasilitas yang dikelola dengan baik

menurut Harsuki, (2012 : 187) yaitu:

a) Beroperasi pada jam yang ditentukan setiap harinya dengan

memberikan pelayanan yang ramah

b) Pelanggan baru diterima secara baik dan mereka mendapat

petunjuk sehingga dapat menggunakan fasilitas sebaik-

baiknya.

c) Karyawan yang terlatih dengan baik, peran dan tanggung

jawabnya dapat dikenali oleh setiap pengguna.

d) Prosedur keselamatan, PPPK, pertolongan darurat dan lain-

lain telah didokumentasikan dan siap untuk beroperasi.

e) Melalui pengoperasiannya, fasilitas dapat menghasilkan

manfaat ekonomi.

Fasilitas olahraga perlu didayagunakan dan dikelola untuk

berbagai kepentingan olahraga. Pengelolaan tersebut bertujuan

memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan penggunaan

fasilitas olahraga agar dapat berjalan lancar, efektif dan efisien dalam

Page 102: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

waktu yang lama. Adapun Administrasi atau pengelolaan sarana dan

prasarana olahraga meliputi:

a) Pemeliharaan Fasilitas Olahraga

Menurut Hisyam, (1991 : 31-32) bahwa “Tujuan

pemeliharaan atau peralatan dalam kegiatan olahraga

adalah untuk menentukan dan meyakinkan bahwa alat-

alat dalam keadaan aman dan memuaskan untuk

digunakan kegiatan-kegiatan tersebut”. Selanjutnya

dijelaskan bahwa prinsip-prinsip dalam pemeliharaan

fasilitas olahraga yaitu:

(1) Kebijaksanaan dan tata cara memelihara sarana

olahraga harus direncanakan untuk memperpanjang

umur peralatan sedemikian rupa sehingga mungkin

akan menghasilkan modal lagi yang maksimal.

(2) Pemeliharaan hendaknya direncanakan untuk

menjamin keselamatan bagi semua orang yang

menggunakan alat-alat.

(3) Hanya orang-orang yang berhak hendaknya diberi

kedudukan sebagai pemimpin, kepala tata usaha.

(4) Alat-alat seharusnya diawasi secara periodik untuk

memperoleh dan mencapai keselamatan dan kondisi

alat-alat.

(5) Perbaikan dan pemulihan kembali kondisi peralatan

dibenarkan apabila alat alat atau bahan yang diperbaiki

atau dibangun dengan biaya yang murah.

(6) Menutupi dan melindungi peralatan yang layak akan

menolong dan menjamin pemeliharaan secara

ekonomis dan aman.

Page 103: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

b) Inventarisasi Fasilitas Olahraga

Inventarisasi adalah upaya untuk mencatat dan membuat

pembukuan keberadaan sarana prasarana olahraga.

Inventarisasi akan memudahkan pengelolaan sarana

prasarana olahraga dan mencegah hilang serta rusaknya

sarana prasarana olahraga. Langkah-langkah melakukan

inventarisasi sebagai berikut:

(1) Siapkan buku inventarisasi

(2) Inventarisasi dilakukan seorang yang ahli dan teliti.

(3) Lakukan pelabelan dan tanda register semua sarana

prasarana dengan teliti dan Benar

(4) Buat papan data keadaan sarana prasarana yang bisa

diketahui semua orang.

(5) Pemeliharaan barang Pemeliharaan merupakan

kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan

suatu sarana prasarana olahraga, sehingga sarana

prasarana tersebut dalam kondisi baik dan siap pakai.

Pemeliharaan dilakukan secara kontinyu terhadap

semua barangbarang-barang inventaris.

(http://didik02.blogspot.com/2011/10/pengelolaan-sarana-

prasarana-olahraga.html)

c) Perawatan Fasilitas Olahraga

Menurut Bucher (1997 : 187), petunjuk perawatan

seragam olahraga adalah sebagai berikut:

(1) Bersihkan pakaian dengan segera setiap habis

digunakan, jika tidak mungkin gantungkan pada

ruangan yang cukup ventilasi.

Page 104: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

(2) Jika pakaian penuh dengan lumpur dan pembersihan

harus segera di lakukan, pisahkan baju yang banyak

dengan lumpurnya.

(3) Hindarkan terlalu banyak panas dalam mencuci dan

mengeringkan karena ini akan menyebabkan

penyusutan.

(4) Air hangat sangat dianjurkan. Pakaian yang berwarna

harus dipisahkan.

(5) Gunakan pemutih pada baju yang berwarna putih.

(6) Cucilah baju sebelum mengering untuk menghindari

noda yang mengeplek.

(7) Lindungi baju dari kelembaban, dan keringkan

secepatnya untuk menghindari jamur.

(8) Biasanya kain woll tidak disikat pada saat

mencucinya.

(9) Lipat baju yang bersih dan pak di tempat

penyimpanan yang dingin, kering dan cukup

ventilasi.

(10) Simpan baju berwarna ditempat terpisah dengan

lapisan neftalin atau kapur baru.

Dewasa ini, perkembangan olahraga cukup pesat dan sudah

mulai merambah ke dunia bisnis, hal ini dikarenakan olahraga sudah

merupakan konsumsi bagi masyarakat umum dan dengan sendirinya

bermunculan bisnis-bisnis baru dalam dunia olahraga untuk

memenuhi kebutuhan olahraga dalam berbagai jenis sehingga perlu

sebuah sistem pemasaran yang baik akan produk-produk dan jasa

yang dikomersilkan. Begitu pula halnya dengan pengelolaan fasilitas

olahraga, demi menjaga kelangsungan dan keawetan fasilitas olahraga

Page 105: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

yang sudah tersedia maka diperlukan sebuah sistem managemen

pemasaran olahraga yang baik. Di Indonesia istilah pemasaran

olahraga mulai dikembangkan khususnya pada cabang-cabang

olahraga yang popular di masyarakat. Mullin 1985 (dalam Harsuki,

2012 : 210) memberikan pengertian pemasaran olahraga sebagai

berikut:

“Pemasaran olahraga terdiri dari semua aktivitas yang

terencana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan pada partisipasi pertama, kedua dan ketiga dan

penonton pertama, kedua dan ketiga melalui proses pertukaran.

Oleh karena itu, pemasaran olahraga telah berkembang dengan

dua arah yaitu: a. Pemasaran produk dan service olahraga

kepada pelanggan olahraga, dan b. Pemasaran yang

menggunakan olahraga sebagai suatu wahana promosi untuk

pelanggan dan service serta produk industri”.

Menurut Kotler & Armstrong (2008:62), (dalam

http://husnuahmad.blogspot.com.) Bauran pemasaran (marketing mix)

adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan

perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar

sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat

dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.

Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi empat

kelompok variabel yang disebut “4P” (Product, Price, Place,

Promotion).

Page 106: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Proses pemasaran olahraga didalamnya memerlukan beberapa

komponen penting, diantaranya yaitu: strategi pemasaran, taktik

pemasaran dan value pemasaran yang harus disusun secara seksama

dan baik. Strategi pemasaran olahraga adalah cara untuk mencapai

tujuan jangka panjang, dalam ruang lingkup strategi pemasaran

olahraga ada tiga konsep yang harus diperhatikan diantaranya

communitization, confirmation dan clarification. Taktik pemasaran

olahraga adalah rentetan dari pelaksanaan pekerjaan dari suatu

strategi, agar mencapai tujuan, dalam ruang lingkup taktik pemasaran

olahraga ada enam konsep yang harus diperhatikan

diantaranya codification, co-creation, currency, communual

activation, conversation and commercialization. Value pemasaran

olahraga adalah kemapuan yang dapat diberikan produsen kepada

konsumen untuk memuaskan konsumen itu sendiri. Dalam ruang

lingkup value yang harus diperhatikan antara lain character, care and

collaboration. Bila kita lihat dari sudut pandang produk industri

olahraga, maka yang menjadi ruang lingkup pemasaran olahraga

antara lain: sarana dan prasarana yang diproduksi, diperjualbelikan

dan/atau disewakan, barang-barang olahraga seperti peralatan dan

perlengkapan olahraga, dan Jasa penjualan kegiatan olahraga.

(Sumber: http://poernomojoko.blogspot.com)

Page 107: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

d. Perencana Profesional Arsitektur Fasilitas Olahraga

Perencana Profesional Arsitektur Fasilitas Olahraga adalah

perencana yang memenuhi kriteria dan aturan organisasi profesi. Lingkup

tugas pengembangan profesi perencana menjadi perencana profesional

fasilitas olahraga dimulai dari pengembangan sebelum menjadi profesi,

mulai mendapatkan pengakuan sebagai profesional dan mengembangkan

profesional lebih tinggi kelasnya, antara lain sebagai berikut: (1) lingkup

keanggotaan organisasi profesi, dimana mendapatkan rekomendasi

minmal 2 orang anggota profesional kelas A untuk menjadi anggota IAI

DKI Jakarta (belum profesional), (2) lingkup pengembangan kemampuan

profesional, dimana untuk mengembangkan diri menjadi profesi dan

profesional dibidangnya mengikuti persyaratan yang diberlakukan

organisasi profesi yaitu IAI DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi

setempat, dan (3) lingkup profesional dibidang perencana arsitektur

fasilitas olahraga.

Pengembangan perencana profesional fasilitas olahraga menjadi

suatu perencana yang profesional berdasarkan perkembangannya ternyata

melaui proses yang panjang. Salah satu tahap yang harus dilalui adalah

mendaftarkan diri terlebih dahulu sebagai anggota organisasi profesi yang

diminati (IAI DKI Jakarta, 1986). Misalnya sebagai perencana prfesional

di bidang arsitektur, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Perencana

Konstruksi, Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) atau Perencana

Mekanikal dan Elektrikal (PME), Himpunan Mekanikal dan Elektrikal

Page 108: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

(HME). Karena dalam pokok bahasan ini dibatasi sebagai perencana

arsitektur fasilitas olahraga, berarti peminat harus mendaftarkan dirinya

kepada organisasi IAI. Tahap berikutnya perencana sesuai peminatannya

harus mengikuti penataran sesuai kelasnya, yakni pemula masuk strata 1,

apabila telah berpengalaman minimal 2 kali merencanakan fasilitas

olahraga dapat mendaftarkan kembali untuk mengikuti strata 2 dan berhak

mendapatkan Sertifikat Ijin Bekerja Perencana Arsitektur (SIBP) C, yang

dikeluarkan untuk wilayah DKI Jakarta oleh Kepala Dinas Pengawas dan

Penataan Bangunan (P2B). Di sini perencana arsitektur fasilitas olahraga

sudah dapat dikatakan profesional. Selanjutnya setelah minimal dua kali

lagi berhasil merencanakan Fasilitas olahraga yang telah dinilai oleh

Majelis IAI dan Tim Penasehat Arsitektur (TPAK) DKI Jakarta, boleh

mengajukan lagi untuk menempuh strata 3. Setelah lulus dari Tim Majelis

IAI, maka perencana berhak mendapatkan SIBP B dengan melunasi

kewajiban iuran anggota profesional dan kewajiban yang diberlakukan

P2B, maka SIBP B dapat dimiliki. Selanjutnya setelah setiap kriteria

menjadi arsitek yang profesional di bidang perencana fasilitas olahraga

dilalui semakin tinggi strata yang diperoleh semakin berat tanggung

jawabnya dan sudah tentu makin besar imbalan yang didapat sesuai aturan

organisasi profesi atau IRTA (perhitungan imbalan jasa perencanaan

bangunan-bangunan gedung) yang telah diberlakukan (IAI DKI Jakarta,

1986). Selanjutnya apabila perencana sudah benar-benar profesional dan

minimal pernah menangani proyek-proyek skala besar/nasional, 1 kali

Page 109: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

saja dan lolos dari penilaian Tim TPAK dan Tim Majelis IAI, maka

perencana berhak mendapatkan sertifikat SIBP A dari P2B, merupakan

SIBP yang paling tinggi.

Dikatakan perencana arsitektur yang profesional dibidang fasilitas

olahraga harus sudah memiliki kemampuan mendiagnosis tugas-tugas

yang di bebankan. Persyaratan-persyaratan perencanaan fasilitas olahraga

yang ditugaskan sudah harus menjadi bahan pertimbangnya, dan tidak

menjadi masalah dan hambatan setelah pekerjaan dimulai, antara lain

sebagai berikut: Legal aspek sudah tidak bermasalah: (a) Surat-surat tanah

bersertifikat, PBB lunas dibayar sesuai tahun yang sudah berjalan dan

tidak dalam keadaan sengketa; (b) Lokasi sesuai dengan peruntukkan tata

ruang, aksesbilitas tingkat kemudahan tinggi, tidak dalam lokasi yang

rawan bencana, aman, kondisi tanah tidak mudah longsor, konus (daya

tahan tanah) rendah tanah yang labil sulit untuk dibangun, tidak banjir

bukan pantai yang rawan tsunami dan keamanan iklim serta pengaruh

kondisi alam lainnya; (c) Terukur dengan luas yang memadai, dan diukur

oleh stakholder atau pihak terkait (Tata Kota dan BPN), serta diikuti

keterangan rencana kota yang berlaku jelas perutukannya, besaran lebar

jalanya, garis sempadan, intensitas bangunannya, ada rencana site dan

rencana blok (block plan).

Secara teknik teknologis, rencana fasilitas olaharaga secara

profesional dipersiapkan: (a) Desain perencanaan arsitektur fasilitas

olahraga harus direncanakan secara profesional, artinya telah

Page 110: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

mempertimbangkan aspek wawasan identitas arsitektur, aspek penampilan

sebagai bangunan fasilitas olahraga memenuhi persyaratan pemanfaatan

sebagai kecabangan olahraga tertentu, aspek lingkungan dan kondisi alam

sekitarnya serta dampak multliplier efek pembangunan maupun aspek

ketahanan untuk pemeliharaan & aspek keamanan bangunan; (b)

Perhitungan konstruksi bagungan fasilitas olahraga harus dapat

dipertanggung jawabkan dengan mempertimbangkan bahan bangunan

yang dipergunakan serta keamanan teknik pelaksanan pembangunannya;

(c) Dokumen kontrak harus dipersiapakan secara profesional. Artinya

secara keseluruhan terkoordinasi sejak kapan kegiatan perencanaan

dilakukan, kapan pelaksanaan dan pasca pembangunan bagaimana

operasionalisasi.

Pemanfaatan bangunan fasilitas olahraga di kelola juga secara

profesional. Pengembangan Perencana Profesional Arsitektur Fasilitas

Olahraga ternyata satu disiplin keilmuan saja tidak cukup untuk

menangani perencanaan fasilitas olahraga secara nasional. Pengalaman

penulis membuktikan, ternyata ilmu yang berkaitan dengan perencananaan

arsitektur fasilitas olahraga secara nasional begitu luas dan menarik untuk

dipelajari, ditekuni dan di terapkan serta dapat bermanfaat bagi bangsa dan

umat manusia. Ternyata, menurut pernyataan Sekjen PBB Kofianan di

pembukaan konferensi pendidikan jasmani sedunia di Thailand, bahwa

olahraga sudah menjadi kebutuhan hidup manusia, bahkan sebagai

instrumen kesejahteraan paripurna.

Page 111: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Perencanaan arsitektur fasilitas olahraga yang ada saat ini secara

nasional dan profesional memang sudah baik dan profesional

pengembangannya, namun masih secara incremental (sporadis).

Nampaknya secara konfrehensif selama Republik ini berdiri belum pernah

disiapkanya secara holistik dan konfrehensif (Ditjora Depdiknas, 2004).

Oleh karena itu untuk pengembangan perencanaan fasilitas olahraga secara

nasional masih diperlukan pula pengembangan perencana profesional

arsitektur fasilitas olahraga. Adapun secara runtun dapat ditampilkan

sebagai berikut : (1) Dari sisi disiplin keilmuan teknik arsitektur,

memerlukan teknik pengembangan pengelolaan mekanisme perencanaan,

maka diperlukan disiplin manajemen konstruksi supaya perencanaan; (2)

dapat terkelola dengan lancar, hambatan dapat diminimalisir, penyelesaian

dapat efektif dan efisien mengingat cakupan perencanaan secara nasional

memerlukan sinkronisasi dan tehnis administrasi dan menejerial yang

holistik, terpadu dengan stakholder (pihak terkait); (3) Merencanakan

fasilitas olahraga secara nasional dengan dua disiplin: teknik arsitektur,

teknik sipil dan manejemen saja masih belum cukup, perencana harus

mengembangkan profesionalisme kemampuan dirinya dengan mempelajari

ilmu keolahragaan dan pendidikan jasmani. Berkaitan dengan ilmu

olahraga, sehingga dapat digabungkan dengan ilmu yang dimiliki penulis

yaitu tenical architechture dan spatial planning serta manajemen, hingga

lengkap menjadi suatu disiplin olahraga dan teknik arsitekur serta tata

ruang (Sports Engineering); (4) Sebagai profesional yang handal secara

Page 112: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

disiplin keilmuan dapat diasumsikan cukup, namun teknik dilapangan

masih memerlukan pengembangan wawasan bagi perencana secara

internasional, baru ada input ( masukkan ) untuk merencanakan lebih

profesional betul. Untuk menyiapkan perencanaan fasilitas olahraga

nasional yang konprehensif atau holistik membutuhkan proses

pengembangan perencana dengan waktu yang cukup memadai. Disamping

itu memerlukan pengalaman yang panjang tidak dapat didadak, baik teori

dan praktek bertahun-tahun dalam penanganan pembangunan fasilitas

olahraga nasional.

Perencana fasilitas olahraga yang profesional harus memperhatikan

mekanisme prosedur perencanaan fasilitas olahraga nasional (Ditjora

Depdiknas, 2004): (a) Aspek perencanaan macro spatial planning harus

memahami wawasan nusantara dan rencana tata ruang nasional; (b) Aspek

perencanaan meso arsitektur tata kawasan kota dan lingkungan perencana

harus memahami desain bangunan fasilitas olahraga, mengingat ciri dari

bangunan fasilitas olahraga dengan bentangan panjang dan

pemanfaatannya spesifik menurut kecabangan olahraganya; (c) Aspek

perencanaan mikro yaitu perencanaan teknik konstruksi harus memahami

perhitungan konstruksi beton, baja kayu dan batu; (d) Aspek pelaksanaan

pembangunan harus memahami administrasi bangunan dan perijinan; (e)

Aspek pembiayaan harus memahami analisa rencana biaya dan alokasi

pendanaan yang tepat guna serta berhasil guna, dengan memperhatikan

iptek olahraga dan material/bahan bangunan yang dipergunakan; (f) Aspek

Page 113: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

pengawasan dan pengendalian harus mehami menejemen konstruksi

supaya pelaksanaan sesuai dengan perencanaan dan desain arsitektur yang

estetis konstruksi yang kokoh kuat dapat dipertangung jawabkan serta

terjangkau.

Ketersediaan perencana profesional fasilitas olahraga kunci untuk

mewujudkan pembangunan yang berkualitas dan profesional diperlukan

profesionalitas sumberdaya manusia perencana arsitektur fasilitas olahraga

sangat menetukan keberhasilan kualitas kerja yang profesional berpegang

pada kode etik profesi yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi. Untuk

menunjang peningktan kualitas kinerja perencana profesional arsitektur

fasilitas olahraga, maka disarankan untuk: memiliki dan mengembangkan

selalu keilmuan bidang teknik, olahraga dan manajemen, serta tekun dan

sabar. Untuk pengembangan profesionalitas perlu mempersiapkan

kemampuan dengan menambah pendidikan pengembangan profesional,

baik penjenjangan strata yang diselenggarakan organisasi profesi maupun

dengan pendidikan secara formal. Pendidikan formal, memberi

kesempatan seluas-luasnya bagi para perencana arsitektur fasilitas

olahraga yang berstatus pejabat, swasta dan masyarakat seperti: strata

pendidikan S1, S2 dan S3.

Page 114: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

3. Kebijakan Pemerintah

a. Kebijakan

Setiap saat Pemerintah selalu dihadapkan pada berbagai macam masalah

mulai dari yang sederhana sampai permasalahan yang rumit. Dibutuhkan sebuah

kebijakan untuk mengatasi setiap masalah yang ada. Syarat untuk memecahkan

masalah yang rumit adalah tidak sama dengan syarat untuk memecahkan masalah

yang sederhana. Masalah yang sederhana memungkinkan analisis menggunakan

metode-metode konvensional, sementara masalah yang rumit menuntut analisis

untuk mengambil bagian aktif dalam mendefenisikan hakekat dari masalah itu

sendiri. Gambaran tentang pemecahan masalah bertolak dari pandangan bahwa

kerja kebijakan bermula dari masalah-masalah yang sudah terartikulasi dan ada

dengan sendirinya. Semestinya, kebijakan bermula ketika masalah-masalah yang

telah diketahui kemudian membuat hipotesis tentang serangkaian tindakan yang

mugkin untuk dilakukan melalui kajian yang cermat tentang masalah-masalah

tersebut agar dapat merumuskan kebijakan yang harus ditetapkan dan

mengimplementasikan kebijakan tersebut dalam sebuah tindakan nyata. Kebijakan

dipelajari dalam ilmu kebijakan (policy science), yaitu ilmu yang berorientasi

kepada masalah kontekstual, multi disiplin, dan bersifat normatif, serta dirancang

untuk menyoroti masalah fundamental yang sering diabaikan, yang muncul ketika

warga negara dan penentu kebijakan menyesuaikan keputusannya dengan

perubahan-perubahan sosial dan transformasi politik untuk melayani tujuan-tujuan

demokrasi (Lasswell dalam Kartodiharjo, 2009).

Page 115: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Beberapa penulis besar dalam ilmu ini, seperti William Dunn, Charles

Jones, Lee Friedman, dan lain-lain, menggunakan istilah public policy dan public

policy analysis dalam pengertian yang tidak berbeda. Istilah kebijaksanaan atau

kebijakan yang diterjemahkan dari kata policy memang biasanya dikaitkan dengan

keputusan pemerintah, karena pemerintahlah yang mempunyai wewenang atau

kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat, dan bertanggung jawab melayani

kepentingan umum. Ini sejalan dengan pengertian public itu sendiri dalam bahasa

Indonesia yang berarti pemerintah, masyarakat atau umum. Kebijakan (policy)

adalah solusi atas suatu masalah. Kebijakan seringkali tidak efektif akibat tidak

cermat dalam merumuskan masalah. Dengan kata lain, kebijakan sebagai obat

seringkali tidak manjur bahkan mematikan, akibat diagnosa masalah atau

penyakitnya keliru (Dunn, 2000).

Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan (dalam Islamy, 2002 : 17)

memberi arti kebijakan sebagai “a projected program of goals, value and

practice” (suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang

terarah). Sedangkan Carl Friedrich (dalam Wahab, 2001 : 3) menyatakan bahwa

“kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh

seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan

dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang

untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan”.

Kajian tentang ilmu kebijakan menjadi penting untuk dipahami karena

ilmu kebijakan salah satunya diimplementasikan untuk kepentingan publik. James

E. Anderson (dalam Bambang S, 1994 : 23) mengatakan bahwa “publik policies

Page 116: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

are those policies developed by govermental bodies and officials” (kebijakan

publik adalah kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan

pejabat-pejabat pemerintah). Selanjutnya Anderson menjelaskan implikasi dari

pengertian kebijakan publik adalah:

1) Bahwa kebijakan publik itu selalu mempunyai tujuan tertentu atau

merupakan tindakan yang berorientasi pada tujuan.

2) Bahwa kebijakan itu berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan

pejabat-pejabat pemerintah.

3) Bahwa kebijakan itu adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh

pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang pemerintah bermaksud

akan melakukan sesuatu atau menyatakan akan melakukan sesuatu.

4) Bahwa kebijakan publik itu bisa bersifat positif dalam arti merupakan

beberapa bentuk tindakan pemerintah mengenai suatu masalah

tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pejabat

pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

5) Bahwa kebijakan pemerintah dalam arti yang positif didasarkan atau

selalu dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang bersifat

memaksa (otoritif).

b. Bentuk-Bentuk Kebijakan

Seorang pimpinan dalam hal ini Pemerintah haruslah mampu membuat

sebuah kebijakan yang baik dan bermanfaat bagi semua. Pada prinsipnya

Pemerintah ialah perwujudan rakyat yang mempunyai tugas menjalankan

pemerintahan atas dasar kehendak dan kebutuhan rakyat dalam sebuah negara.

Oleh karena itu, semua tindakan dan keputusan harus dilatarbelakangi oleh

kepentingan rakyat itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti

Kebijakan adalah “kepandaian dan kemahiran. Kebijakan sebagai rangkaian

Page 117: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana pelaksanaan suatu

pekerjaan, kepemimpian, dan cara bertindak (Pemerintah/Organisasi), pernyataan

cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen

dalam usaha mencapai sasaran atau garis haluan”. Easton (dalam Santosa, 2008 :

27) menjelaskan bahwa kebijakan adalah “pengalokasian nilai-nilai kepada

seluruh masyarakat secara keseluruhan”. Pendapat ini memperkuat definisi

kebijakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karena mengisyaratkan adanya

sifat otoritatif yang dimiliki pemerintah. Kebijakan pemerintah pada dasarnya

tidak hanya berupa sebuah tindakan yang diambil dalam sebuah kasus namun bisa

bermakna lebih luas lagi. Kebijakan tersebut bisa berupa ucapan dari seorang

pimpinan, dukungan, perhatian dan lain sebagainya. Setiap respon atau tindakan

yang dilakukan oleh seorang pimpinan bisa diartikan sebagai kebijakan yang dia

tetapkan bahkan meskipun pemerintah tidak melakukan sesuatu terkait sebuah

kasus namun hal itu akan tetap menjadi sebuah kebijakan dimana akan sangat

mempengaruhi atau memberi dampak terhadap masyarakat. Hogwood dan Gunn

1986 (dalam Wahab 2011 : 16), mengelompokkan kebijakan ke dalam sepuluh

macam yaitu:

1) Policy as a Label for a Feld of Activity (Kebijakan sebagai Sebuah

Label atau Merk bagi Suatu Bidang Kegiatan Pemerintah).

2) Policy as an Expression of General Purpose or Desired State of

Affairs (Kebijakan sebagai Suatu Pernyataan Mengenai Tujuan Umum

atau Keadaan Tertentu yang dDkehendaki).

3) Policy as Spesific Proposals (Kebijakan sebagai Usulan-Usulan

Khusus).

Page 118: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

4) Policy as Decision of Government (Kebijakan sebagai Keputusan-

Keputusan Pemerintah ).

5) Policy as Formal Authorization (Kebijakan sebagai Bentuk Otorisasi

atau Pengesahan Formal).

6) Policy as Programme (Kebijakan sebagai Program).

7) Policy as Output (Kebijakan sebagai Keluaran).

8) Policy as Outcome (Kebijakan sebagai Hasil Akhir).

9) Policy as a Theory or Model (Kebijakan sebagai Teori atau Model).

10) Policy as Process (Kebijakan sebagai Proses)

Weimer & Vining (1999 dalam Kartodiharjo, 2009) menjelaskan

mengenai lingkup kebijakan, yang terdiri dari: Riset Kebijakan dan Analisis

Kebijakan. Riset Kebijakan merupakan prediksi dampak perubahan beberapa

variabel akibat perubahan kebijakan, untuk aktor dalam arena kebijakan yang

relevan melalui metodologi yang formal. Sedangkan analisis kebijakan

merupakan perbandingan dan evaluasi dari solusi yang tersedia untuk

memecahkan masalah, untuk orang atau lembaga tertentu melalui sintesis, riset-

riset dan teori. Sutton (1999) menunjukkan bahwa dengan kajian kebijakan akan

dihasilkan pengetahuan mengenai baik atau buruknya kinerja kebijakan yang

dihasilkan saat ini melalui identifikasi arena kebijakan dengan menggunakan

metoda yang valid.

Kebijakan pemerintah yang telah disahkan, tidak akan bermanfaat apabila

tidak diimplimentasikan. Hal ini disebabkan karena implimentasi kebijakan

pemerintah berusaha untuk mewujudkan kebijakan yang masih bersifat abstrak ke

dalam realita nyata. Suatu kebijakan pemerintah akan berhasil apabila

Page 119: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

dilaksanakan dan menghasilkan dampak positif bagi masyarakat banyak.

Kebijakan sendiri secara umum dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu :

1) Kebijakan Umum

Kebijakan umum adalah kebijakan yang menjadi pedoman

atau petunjuk pelaksanaan baik yang bersifat positif ataupun bersifat

negatif yang meliputi keseluruhan wilayah atau instansi yang

bersangkutan. Suatu hal yang perlu diingat adalah pengertian umum di

sini bersifat relatif. Maksudnya, untuk wilayah negara, kebijakan

umum mengambil bentuk undang-undang atau keputusan presiden dan

sebagainya. Sementara untuk suatu provinsi, selain dari peraturan dan

kebijakan yang di ambil pada tingkat pusat juga ada keputusan

gubernur atau peraturan daerah yang diputuskan oleh DPRD. Agar

suatu kebijakan umum dapat menjadi pedoman bagi tingkatan

kebijakan di bawahnya, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

Pertama, cakupan kebijakan itu meliputi keseluruhan

wawasannya. Artinya, kebijakan itu tidak hanya meliputi dan

ditujukan pada aspek tertentu atau sektor tertentu. Kedua, tidak

berjangka pendek. Masa berlakunya atau tujuan yang ingin dicapai

dengan kebijakan tersebut berada dalam jangka panjang ataupun tidak

mempunyai batas waktu tertentu. Karena itu tujuan yang digambarkan

sebagai kebijakan sering kali dianggap orang tidak jelas. Istilah “tidak

jelas” ini tidak tepat. Tujuan jangka panjang lebih dapat disebut

“samar-samar” karena gambarannya yang bersifat umum. Keadaan ini

Page 120: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

hampir dapat disamakan dengan penglihatan kita bila melihat seorang

wanita cantik dari jarak dua kilometer. Sosoknya tidak akan terlihat

dengan jelas. Kecantikannya hanya tergambar secara umum dalam

bentuk keseluruhan. Gambarannya jelas berada dari penglihatan dalam

jarak lima puluh meter. Bahkan dapat dikatakan aneh kalau dalam

jarak dua kilometer dia terlihat dengan jelas. Dengan kata lain, dalam

suatu kebijakan umum tidak tepat untuk menetapkan sasarannya

secara sangat jelas dan rumusanya secara teknis. Rumusan yang

demikian akan menghadapi kekakuan dalam perubahan waktu jangka

panjang dan akan mengalami kesulitan untuk diberlakukan dalam

wilayah-wilayah kecil yang berbeda.

Ketiga, strategi kebijakan umum tidak bersifat operasional.

Seperti halnya pada pengertian umum, pengertian operasional atau

teknis juga bersifat relatif. Sesuatu yang dianggap umum untuk tingkat

kabupaten mungkin dianggap teknis atau operasional untuk tingkat

provinsi dan sangat operasional dalam pandangan tingkat nasional.

Namun, sekalipun suatu kebijakan bersifat umum, tidak berarti

kebijakan tersebut bersifat sederhana. Makin umum suatu kebijakan,

makin kompleks dan dinamis kebijakan tersebut. Hal ini disebabkan

karena pada tingkat kebijakan umum banyak aspek yang terlibat,

banyak dimensi ilmu yang diperlukan untuk menganalisisnya dan

banyak pihak yang terkait. Sebaliknya semakin teknis suatu kebijakan,

semakin tidak kompleks kebijakan itu.

Page 121: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

2) Kebijakan Pelaksanaan

Kebijaka pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan

umum. Untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan

suatu undang-undang, atau keputusan menteri yang menjabarkan

pelaksanaan keputusan presiden adalah contoh dari kebijakan

pelaksanaan. Untuk tingkat provinsi, keputusan bupati atau keputusan

seorang kepala dinas yang menjabarkan keputusan gubernur atau

peraturan daerah bisa jadi suatu kebijakan pelaksanaan.

3) Kebijakan Teknis

Kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada di bawah

kebijakan pelaksanaan itu. Secara umum dapat disebutkan bahwa

kebijakan umum adalah kebijakan tingkat pertama, kebijakan

pelaksanaan adalah kebijakan tingkat ke dua, dan kebijakan teknis

adalah kebijakan tingkat ke tiga atau yang terbawah.

Wewenang membuat kebijakan hanya ada pada jabatan-jabatan yang

tinggi. Ini bisa dimengerti karena pada jabatan-jabatan tersebut terdapat fungsi

mengatur (regulasi) masyarakat. Pada jabatan-jabatan yang lebih rendah terdapat

fungsi pelaksanaan atau teknis. Meskipun birokrasi harus bersikap netral atau

bebas dari politik, namun mereka yang menduduki jabatan tinggi tidak boleh

melepaskan diri dari pengaruh politik. Tanpa pertimbangan politik dapat timbul

kelemahan dalam memperoleh dukungan masyarakat bagi kebijakan yang

dibuatnya. Seorang birokrat tidak boleh mewakili kepentingan sesuatu partai,

Page 122: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

namun dia harus dapat memahami orientasi politik partai-partai yang ada,

sehingga dapat mengambil keputusan yang mewakili semua aspirasi dalam

masyarakat. Sikap netral seorang pejabat tidak boleh diartikan bahwa keputusan

yang diambil harus lepas dari semua kepentingan partai, karena ini akan berakibat

ruang gerak untuk mengidentifikasi alternatif kebijakan menjadi sempit, bahkan

mungkin menjadi tidak ada. Misalnya, jika dalam masyarakat ada perbedaan

pendapat antara dua atau tiga partai, supaya netral, maka dia mengambil kebijakan

di luar dari ketiga pendirian itu. Jika demikian halnya, keadaan tentu saja akan

menjadi semakin parah, karena dalam sistem multi partai yang ada, variasi

perbedaan pendapat makin banyak.

Dalam keadaan demikian, seorang pejabat harus mempunyai pertimbangan

atas alasan sendiri, terserah apakah alasan itu dekat dengan salah satu dari

pendapat partai tertentu. Dekat dengan salah satu partai tidak mesti bertentangan

dengan kepentingan rakyat. Dalam keadaan normal, partai-partai politik juga

cenderung mengambil keputusan yang merakyat (populer), sekurang-kurangnya

untuk menarik simpati dari masyarakat banyak.

c. Analisis dan Formulasi Kebijakan

Analisis kebijakan dapat dipandang sebagai ilmu yang menggunakan

berbagai metode pengkajian multiple dalam konteks argumentasi dan debat politik

untuk menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan

yang relevan dengan kebijakan. Dalam analisis kebijakan, kata analisis digunakan

dalam pengertian yang paling umum, termasuk penggunaan intuisi dan

Page 123: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

mengungkapkan pendapat dan tidak hanya menguji kebijakan dalam memilah-

milah kedalam sejumlah komponen-komponen tetapi juga perancangan dan

sintesis alternatif-alternatif baru. Menurut Sabatier (dalam Wahab, 2012:34)

bahwa:

“Agar dapat menilai perkembangan sebuah kebijakan dengan baik,

seseorang harus mencermati kebijakan itu setidaknya selama satu dekade

atau lebih. Dalam penelitian seperti itu, unit analisisnya ialah subsistem

kebijakan yang terdiri atas koalisi advokasi yang saling bersaing atau

interaksi antar aktor dari beragam lembaga dan tingkatan pemerintahan

yang tertarik terhadap bidang kebijakan tersebut”.

Analisis kebijakan publik bertujuan memberikan rekomendasi untuk

membantu para pembuat kebijakan dalam upaya memecahkan masalah-masalah

publik. Di dalam analisis kebijakan publik terdapat informasi-informasi berkaitan

dengan masalah-masalah publik serta argumen-argumen tentang berbagai

alternatif kebijakan, sebagai bahan pertimbangan atau masukan kepada pihak

pembuat kebijakan (dalam http://Bagusspurnama.blog.ub.ac.id). Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Wahab (2012 : 34-35) bahwa “Tujuan pokok melakukan

analisis kebijakan publik (public policy analysis) adalah untuk meramu secara

sistematik beragam gagasan yang berasal dari berbagai macam disiplin misalnya

sosiologi, politik, ekonomi, administrasi publik, psikologi sosial dan antropologi,

kemudian digunakan untuk menginterprestasikan sebab-sebab dan akibat-akibat

dari tindakan pemerintah”.

Adapun dimensi-dimensi Kebijakan Publik diantaranya adalah pertama:

proses kebijakan, mengkaji proses penyusunan kebijakan, mulai dari indentifikasi

dan perumusan masalah, implementasi kebijakan, monitoring kebijakan serta

Page 124: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

evaluasi kebijakan. Dimensi kedua analisis kebijakan meliputi: penerapan metode

dan teknik analisis yang bersifat multidisiplin dalam proses kebijakan. Evaluasi

kebijakan mengkaji akibat-akibat suatu kebijakan atau mencari jawaban atas

pertanyaan “apa yang terjadi sebagai akibat dari implementasi suatu kebijakan”.

Analisis evaluasi kebijakan sering juga disebut analisis dampak kebijakan, yang

mengkaji akibat-akibat implementasi suatu kebijkan membahas hubungan di

antara cara yang digunakan dan hasil yang dicapai.

Analisis kebijakan publik berdasarkan kajian kebijakannya dapat

dibedakan antara analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik tertentu dan

sesudah adanya kebijakan publik tertentu. Analisis kebijakan sebelum adanya

kebijakan publik berpijak pada permasalahan publik semata sehingga hasilnya

benar-benar sebuah rekomendasi kebijakan publik yang baru. Keduanya baik

analisis kebijakan sebelum maupun sesudah adanya kebijakan mempunyai tujuan

yang sama yakni memberikan rekomendasi kebijakan kepada penentu kebijakan

agar didapat kebijakan yang lebih berkualitas. Dunn 2000:117 (dalam

Bagusspurnama.blog.ub.ac.id) membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan

publik:

1) Analisis Kebijakan Prospektif

Analisis Kebijakan Prospektif yang berupa produksi dan transformasi

informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan.

Analisis kebijakan disini merupakan suatu alat untuk mensintesakan

informasi untuk dipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi

kebijakan yang dinyatakan secara komparatif, diramalkan dalam

bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai landasan atau penuntun dalam

pengambilan keputusan kebijakan.

Page 125: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

2) Analisis Kebijakan Retrospektif

Analisis Kebijakan Retrospektif adalah sebagai penciptaan dan

transformasi informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3

tipe analis berdasarkan kegiatan yang dikembangkan oleh kelompok

analis ini yakni analis yang berorientasi pada disiplin, analis yang

berorientasi pada masalah dan analis yang berorientasi pada aplikasi.

Tentu saja ketiga tipe analisis retrospektif ini terdapat kelebihan dan

kelemahan.

3) Analisis Kebijakan yang Terintegrasi

Analisis Kebijakan yang terintegrasi merupakan bentuk analisis yang

mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian

pada penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan sesudah

tindakan kebijakan diambil. Analisis kebijakan yang terintegrasi tidak

hanya mengharuskan para analis untuk mengkaitkan tahap

penyelidikan retrospektif dan perspektif, tetapi juga menuntut para

analis untuk terus menerus menghasilkan dan mentransformasikan

informasi setiap saat.

d. Kebijakan Pemerintah Bidang Olahraga

Kebijakan bidang keolahragaan diposisikan pada upaya-upaya memotivasi

dan memfasilitasi agar masyarakat dari berbagai lapisan usia gemar berolahraga

dan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup. Dalam rangka meningkatkan budaya

olahraga sebagai bagian dari proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional,

keberadaan dan peran olahraga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara harus mendapatkan kedudukan yang sejajar dengan sektor

pembangunan lainnya terutama untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran,

pergaulan sosial, dan kesejahteraan individu, kelompok, atau masyarakat pada

umumnya secara terencana dan sistemik.

Page 126: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Dalam pembangunan olahraga, hasil utama yang telah dicapai adalah

terumuskannya konsep kebijakan yang mendukung perkembangan olahraga

nasional dan pedoman mekanisme pembinaan olahraga dan kesegaran jasmani;

dan tersusunnya Rancangan Undang-Undang Olahraga untuk mendukung

perkembangan olahraga nasional, dan tersusunnya Sport Development Index

(SDI). Selain itu, untuk meningkatkan upaya pemanduan bakat dan pembibitan

olahraga telah dilaksanakan pembinaan olahraga di kalangan pelajar termasuk

pelajar penyandang cacat, organisasi olahraga dan masyarakat dan meningkatnya

jumlah pelatih, peneliti, praktisi, dan teknisi olahraga yang mengikuti pendidikan

dan pelatihan sesuai dengan standar kompetensi serta meningkatnya jumlah dan

mutu bibit olahragawan. Selanjutnya, untuk meningkatkan prestasi olahraga

termasuk olahraga bagi penyandang cacat telah berhasil ditingkatkan pembinaan

peserta didik dalam cabang olahraga prestasi, dan meningkatnya penyelenggaraan

kompetisi olahraga secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan dalam

pembangunan pemuda, hasil-hasil yang telah dicapai adalah tersusunnya data dan

informasi kepemudaan, meningkatnya kemampuan manajerial usaha muda,

meningkatnya jumlah wirausahawan muda yang mengikuti pelatihan keterampilan

dan manajemen, terlaksananya upaya untuk meningkatkan peran aktif pemuda

dalam penanggulangan narkoba, HIV/AIDS, kriminalitas termasuk tawuran di

kalangan pelajar dan pemuda dan terlaksananya upaya untuk meningkatkan

pemahaman dan penghormatan terhadap supremasi hukum dan HAM.

Permasalahan dan tantangan program pembangunan pemuda dan olahraga

adalah lemahnya sumber daya manusia di bidang pemanduan bakat, lemahnya

Page 127: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

manajemen olahraga, kurang intensifnya upaya-upaya pembibitan, menurunnya

pembinaan dan kurangnya penerapan dan pemanfaatan iptek secara tepat dan

benar dalam olahraga, minimnya sarana dan prasarana umum untuk berolahraga

sehingga masyarakat enggan berolahraga, kurangnya kompetisi olahraga baik

dalam skala nasional maupun regional, masih rendahnya tingkat pendidikan di

kalangan pemuda dan minimnya ruang-ruang publik bagi kalangan pemuda untuk

mengekspresikan dirinya.

Tindak lanjut yang diperlukan dalam pembangunan pemuda dan olahraga

adalah: melaksanakan peningkatan kapasitas (capacity building) di bidang

pembangunan olahraga, mengembangkan olahraga rekreasi, olahraga lanjut usia,

olahraga penyandang cacat, dan olahraga tradisional, melakukan pembinaan

olahraga usia dini, kelas olahraga, klub olahraga pelajar dan mahasiswa, dan

kelompok berlatih olahraga, melakukan bimbingan dan kompetisi olahraga pelajar

secara berjenjang dan teratur dalam rangka menanamkan disiplin, nilai-nilai

sportivitas, dan menggali bakat olahraga, meningkatkan kepedulian masyarakat

dan dunia usaha mengenai pentingnya dukungan pendanaan olahraga terutama

olahraga prestasi, meningkatkan keterampilan dan keahlian tenaga kerja pemuda,

mengembangkan kewirausahaan pemuda, meningkatkan partisipasi lembaga

kepemudaan dalam pembangunan ekonomi, memperluas kesempatan pemuda

terdidik untuk berpartisipasi dalam pembangunan di pedesaan, mengembangkan

jaringan kerjasama pemuda antardaerah, antarpropinsi dan antarbangsa,

meningkatkan peran aktif pemuda dalam penanggulangan masalah

Page 128: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

penyalahgunaan narkoba, minuman keras (miras), penyebaran penyakit

HIV/AIDS serta penyakit menular seksual, dan kriminalitas di kalangan pemuda.

e. Peraturan Daerah

Otonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu autos dan nomos. Autos artinya

sendiri, sedangkan nomos berarti hukum atau aturan. Sebagai istilah, pengertian

otonomi autos nomos atau autonomous dalam bahasa Inggris kata sifat yang

berarti: (1) keberadaan atau keberfungsian secara bebas atau independen

(functioning or existing independently); dan (2) memiliki pemerintahan sendiri,

sebagai negara atau kelompok dan sebagainya (of or having self-government, as a

state, group, etc.). Sedangkan pengertian otonomi (autonomy) sebagai kata benda

(noun) adalah (1) keadaan atau kualitas yang bersifat independen, khususnya

kekuasaan atau hak memiliki pemerintahan sendiri (the power or right of having

self-government); dan atau (2) negara, masyarakat, atau kelompok yang memiliki

pemerintahan sendiri yang independen (a self-governing state, community or

group). Beranjak dari rumusan pengertian otonomi tersebut dapat disimpulkan

bahwa otonomi daerah secara ringkas adalah daerah yang menyelenggarakan

pemerintahan sendiri, atau daerah yang memiliki pemerintahan sendiri yang

berdaulat atau independen.

Indonesia pada dasarnya menganut pemahaman otonomi daerah yang

bersifat administratif, yaitu kebebasan untuk menyelenggarakan administrasi

pemerintahan sendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem

Administrasi Negara Republik Indonesia (SANKRI). Dengan demikian dalam

Page 129: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

konteks Indonesia, pengertian Otonomi Daerah menunjukkan hubungan

keterikatan antara daerah yang memiliki hak untuk menyelenggarakan

pemerintahan sendiri dengan kesatuan yang lebih besar yaitu Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Bukan berarti daerah otonom yang merdeka dan

berdiri sendiri bebas dari ikatan dengan NKRI. Dengan berlakunya otonomi

daerah maka Pemerintah daerah berhak untuk mengatur daerahnya sendiri dan

membuat kebijakan local dengan tujuan pengembangan dan pembangunan daerah.

Salah satunya yaitu dengan menerbitkan Peraturan Daerah (PERDA). Peraturan

Daerah merupakan bentuk nyata implementasi kebijakan yang dibuat oleh

Pemerintah Daerah dalam mengatasi permasalahan yang ada maupun untuk

mengembangkan potensi daerahnya.

Sejak disahkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah (yang kemudian direvisi pada tahun 2004) yang

diimplementasikan sejak januari 2001, maka beberapa kewenangan daerah

dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah daerah (PEMDA). Mulai saat itulah

Pemda mempunyai kewenangan yang luar biasa untuk merencanakan,

merumuskan, melaksanakan, serta mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang sesuai

dengan keperluan dan tuntutan masyarakat setempat (Agustino, 2011 : 69). Sejak

masa itu pemerintah daerah (Pemda) tidak lagi sekedar sebagai pelaksana

operasional kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dan ditentukan oleh pusat

seperti pada zaman Orde Baru yang bersifat top-down policy, tetapi telah menjadi

agen penggerak pembangunan. Sekarang, melalui otonomi daerah apapun yang

dilaksanakan oleh pemerintah daerah dapat dengan mudah dinilai bahkan dikritisi

Page 130: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

oleh masyarakat sendiri. Dalam konteks kebijakan publik, misalnya, dapat

ditanyakan apakah kebijakan yang diformulasi dan diimplementasi mampu

mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh daerah atau justru sebaliknya

memutarbalikan keadaan masyarakat ke arah yang lebih buruk. Berbicara

kebijakan publik di daerah tentu saja dituangkan dalam bentuk peraturan daerah.

Peraturan daerah merupakan bentuk legitimasi Pemda untuk mencapai

tujuan-tujuan pembangunan daerah secara sah terhadap masyarakat lokal. Tujuan-

tujuan pembangunan daerah yang dilakukan salah satunya ialah mengatasi

persoalan masyarakat yang dianggap penting salah satunya yaitu penyediaan

fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang. Dalam Undang-Undang 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, setidaknya ada 3 (tiga) jenis produk hukum daerah

otonom. Dua produk hukum hasil pengaturan dan sebuah produk hasil

pengurusan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh pakar Otonomi Daerah

Hoessein (2009:151-156), bahwa:

“Produk hukum hasil pengaturan adalah peraturan daerah (Perda) dan

peraturan kepala daerah, sedangkan sebuah produk hukum hasil

pengurusan adalah keputusan kepala daerah. Perda adalah keputusan

kepala daerah dengan persetujuan DPRD, sedangkan peraturan kepala

daerah adalah keputusan kepala daerah tanpa persetujuan DPRD. Kedua

produk hukum tersebut sebagai norma hukum umum dan abstrak.

Keputusan kepala daerah sebagai produk hukum pengurusan adalah

keputusan yang bersifat penetapan”.

Dalam hukum positif di Indonesia dibedakan beberapa produk hukum

daerah otonom, namun baik jenis maupun hierarkinya diatur secara berbeda dalam

peraturan perundang-undangan. Jenis dan kedudukan Perda dalam hierarki

Page 131: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

perundang-undangan diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004

tentang Pembentukan Perundang-undangan. Dalam ayat (1) Pasal 7 mengatur

jenis hierarki Peraturan Perundang-undangan sebagai berikut:

1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)

2) Undang-Undang (UU)/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang

3) Peraturan Pemerintah (PP)

4) Peraturan Presiden (Perpres)

5) Peraturan Daerah (Perda).

Kelima produk diatas merupakan bentuk pertama kebijakan publik, yaitu

peraturan perundangan yang terkodifikasi secara formal dan legal. Setiap

peraturan dari tingkat “Pusat” atau “Nasional” hingga tingkat “lokal” desa atau

kelurahan adalah kebijakan publik karena mereka adalah aparat publik atau

administrator yang dibayar oleh uang publik melalui pajak dan penerimaan negara

lainnya (Penerimaan Negara Bukan Pajak), dan karenanya secara hukum formal

bertanggung jawab kepada publik (Nugroho, 2008: 62). Pada hakekatnya

peraturan daerah dan kebijakan publik itu memiliki pengertian yang hampir sama.

Dimana keduanya merupakan suatu alat intervensi pemerintah (lokal) yang

bertujuan untuk mengubah kondisi yang ada atau mempengaruhi arah dan

kecepatan dari perubahan yang sedang berlangsung dalam masyarakat guna

mewujudkan kondisi yang dicita-citakan. Intervensi itu dilakukan melalui suatu

atau serangkaian strategi kebijakan dengan menggunakan berbagai peralatan atau

instrumen kebijakan. Dalam hal ini, kondisi yang ada dan perubahan yang

berlangsung yang ingin dipengaruhi serta kemungkinan perubahan dari

kecenderungan perubahan yang ada itu, sangat bersifat spesifiik.

Page 132: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Perda adalah produk

hukum daerah otonom yang bersifat pengaturan. Dalam hal ini perda dibuat untuk

mengatur orang atau sekelompok orang untuk mencapai ke keadaan yang

dinginkan. Secara prosedural, pembentukan perda di dahului dengan penyampaian

rancangan peraturan daerah (Raperda) atas prakarsa kepala daerah atau prakasa

DPRD.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penitian yang dilaksanakan oleh peneliti

mengenai Kebijakan Pemerintah tentang Ketersediaan Fasilitas Olahraga adalah

penelitian yang dilakukan oleh:

1. Nama : Agus Kristiyanto

Judul : Kajian Fasilitas Olahraga Prestasi “Warisan” Penyelenggaraan

Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Tahun 2008 Di

Kalimantan Timur.

Tahun : 2010

Sumber : Buku Pembangunan Olahraga Untuk Kesejahteraan Rakyat Dan

Kejayaan Bangsa

Penelitian tersebut bertujuan untuk menyusun sebuah kebijakan

manajemen berbasis keunggulan lokal. Dalam pembahasannya penelitian

tersebut mengulas tentang Dasar Yuridis Pengembangan Fasilitas

Olahraga dan Survey Kelayakan Fasilitas Olahraga Prestasi “Warisan”

Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Tahun 2008 Di

Kalimantan Timur.

Dari hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa tersedianya fasilitas

olahraga merupakan prasyarat aksi dalam mendorong terlaksananya

aktivitas olahraga dikalangan masyarakat dan merupakan sebuah

keharusan terutama terkait dengan penyelenggaraan Event Olahraga

Page 133: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Nasional seperti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS), Pekan

Olahraga Nasional (PON), bahkan jika memungkinkan Sea Games dan

Asian Games.

Dari hasil kajian yang dilakukan, terbukti adanya beberapa bentuk

Kebijakan Pemerintah yang mendukung dalam usaha penyediaan fasilitas

olahraga di setiap daerah. Selain itu, berdasarkan hasil analisis kelayakan

pada 5 (lima ) fasilitas olahraga di Balikpapan, terungkap dimana fasilitas

yang tersedia bisa dibilang representatif dan memenuhi kriteria Standar

Keolahragaan Nasional. Kemudian dari data yang ada, dapat diartikan

bahwa tingkat pendapatan lebih besar dari biaya perawatan yang

dikeluarkan dalam pengelolaan fasilitas tersebut.

2. Nama : Arnold Meka

Judul : Kebijakan Koni Dalam Bidang Olahraga

(Studi tentang usaha KONI surakarta dalam pencapaian prestasi

bidang olahraga)

Tahun : 2011

Sumber : Skripsi (Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui implementasi

kebijakan yang dilakukan KONI dan hal-hal yang mempengaruhi

kebijakan tersebut dalam pembinaan olahraga di Surakarta. Dari hasil

kajian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Pemerintah Kota

Surakarta melalui KONI telah mengimplementasikan UU No.3 Tahun

2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional kedalam berbagai upaya

untuk pembinaan olahraga di kota Surakarta. Dalam penelitian ini juga

dijelaskan bahwa implementasi dari UU No.3 Tahun 2005 belum berjalan

secara maksimal dimana masih terdapat kelemahan dalam pembinaan dan

pengawasan KONI kepada pengurus cabang olahraga. Pendanaan bidang

olahraga masih tertinggal dibanding daerah-daerah disekitarnya padahal

Kota Surakarta memiliki kondisi ekonomi yang cukup mendukung.

Page 134: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

C. Kerangka Berfikir

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir

Kebijakan Pemerintah tentang Olahraga diwujudkan dalam bentuk

Perundang-Undangan atau Peraturan Daerah (PERDA) yang ditetapkan oleh

pemerintah daerah yang bersangkutan yang mengatur salah satunya tentang

penyediaan fasilitas olahraga sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang

Sistem Keolahragaan nasional Nomor 3 tahun 2005. Di dalam Perda tersebut

diantaranya memuat tentang Perencanaan Fasilitas Olahraga, Ketersediaan

Fasilitas Olahraga, Pemanfaatan Fasilitas Olahraga dan Pengelolaan Fasilitas

Kebijakan Pemerintah

Tentang Olahraga

PERDA Tentang

Fasilitas Olahraga

Pengelolaan

Fasilitas Olahraga

Pemanfaatan

Fasilitas Olahraga

Ketersedian

Fasilitas Olahraga

Perencanaan

Fasilitas Olahraga

Perkembangan Olahraga

Kabupaten Ketapang

Page 135: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Olahraga. Proses implementasi kebijakan pemerintah dimulai dari adanya suatu

kebijakan yang telah siap dilaksanakan. Outcomes yang dihasilkan melalui proses

implementasi terdiri atas hasil segera kebijakan (policy effect) dan hasil akhir

(policy impact). Hasil segera dan dampak yang ditimbulkan suatu program sangat

berguna untuk menilai kinerja implementasi suatu program. Policy effect

merupakan pengaruh jangka pendek yang dihasilkan dari pelaksanaan kebijakan

sedangkan policy impact adalah sejumlah outcomes yang dihasilkan suatu

program melalui proses jangka panjang. Dampak akhir baru dapat dieliti dan

diketahui hasilnya setelah suatu program sekian lama dilaksanakan (Bambang S,

1994 : 139). Dengan perencanaan dan mekanisme yang sudah ditetapkan dan

dijalankan maka Outcomes yang diharapkan dalam kebijakan ini yaitu tersedianya

Fasilitas Olahraga di Kabupaten Ketapang.

Sebuah Kebijakan Pemerintah memerlukan penyusunan rencana yang baik

mengenai hal-hal yang harus dijalankan untuk mendukung implementasi

kebijakan tersebut, misalnya dalam bentuk Renstra (Rencana Strategis). Rencana

tersebut merupakan sebuah proyek konkret yang akan dilaksanakan dalam suatu

jangka waktu tertentu dimana target-target harus dapat dipenuhi sesuai patokan

yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dengan perencanaan yang baik maka

diharapkan implementasinya juga baik dimana akan terwujudnya ketersediaan

fasilitas olahraga di Kabupaten ketapang. Dengan tersedianya Fasilitas Olahraga

maka masyarakat semakin terfasilitasi untuk berolahraga. Hal tersebut diharapkan

memberikan dampak positif bagi dunia olahraga di Kabupaten Ketapang

khususnya pada olahraga prestasi. Kemudahan dalam mengakses dan

Page 136: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

memanfaatkan fasilitas olahraga yang diiringi dengan standar kualitas yang

memadai akan mendukung kemajuan dalam pencapaian prestasi olahraga di

Kabupaten Ketapang.

Fasilitas yang sudah tersedia semestinya dimanfaatkan sesuai dengan

kegunaannya yaitu untuk kepentingan olahraga. Dalam pengelolaan fasilitas, pada

umumnya diserahkan kepada lembaga-lembaga pemerintahan dari berbagai

jenjang sampai yang paling rendah, bahkan tidak jarang dilimpahkan kepada

pihak swasta namun harus dalam pengawasan pemerintah secara ketat. Agar

keberadaan fasilitas tetap terjaga maka diperlukan juga adanya sebuah sistem

pengelolaan Fasilitas Olahraga yang baik. Tanpa adanya pengelolaan yang baik,

maka segala fasilitas yang ada tidak akan terawat dan pada akhirnya fasilitas

tersebut terbengkalai bahkan rusak. Maka dari itu, sebuah sistem pengelolaan

yang baik juga berperanan penting dalam implementasi Kebijakan Pemerintah

tentang Fasilitas Olahraga.

Page 137: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Untuk memperoleh berbagai keterangan yang dibutuhkan, maka

penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Ketapang. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Nopember 2012.

B. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan, dalam penelitian ini adalah Penelitian

deskriptif kualitatif. Menurut Nasir (1983) bahwa “penelitian deskriptif adalah

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang

sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena”. Demi

kelancaran penelitian serta memberikan arti terhadap data dalam penelitian secara

sistematis, efisien, dan efektif, peneliti melakukan proses penelitian pendahuluan

yang meliputi penelusuran literatur, dokumentasi, dan analisis situasi tempat

penelitian yang akan dilaksanakan. Dari hasil proses penelitian pendahuluan

tersebut, kemudian ditemukan sejumlah informasi awal yang menyangkut objek

penelitian sehingga dapat dikatagorikan pada kelompok penelitian kualitatif.

Page 138: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek yang diteliti adalah ketersediaan fasilitas

olahraga di Kabupaten Ketapang. Peneliti akan menganalisis kebijakan

pemerintah yang berupa Peraturan Daerah (PERDA) yang sudah diterbitkan

maupun kebijakan-kebijakan praktis yang dijalankan terkait ketersediaan fasilitas

olahraga di Kabupaten Ketapang.

D. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh (Suharsimi Arikunto 2006 : 129). Dimana penelitian ini akan

menganalisis bentuk kebijakan yang dikeluarkan atau dibuat oleh pemerintah

Kabupaten Ketapang tentang penyediaan fasilitas olahraga di Kabupaten

Ketapang. Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini adalah berupa

Dokumen Peraturan Daerah dan Informan. Adapun informan yang akan dipilih

dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ketapang, Pengurus

KONI Kabupaten Ketapang dan pihak-pihak terkait yang dapat memberikan

informasi kepada peneliti.

Demi menunjang keberhasilan penelitian ini maka teknik sampling yang

digunakan adalah snowball sampling yaitu teknik penentuan sampel yang mula-

mula jumlahnya kecil, kemudian membesar ibarat bola salju yang menggelinding

yang lama-lama menjadi besar (Sugiyono, 2007). Cara ini banyak dipakai ketika

peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu

Page 139: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena

peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama

untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan teknik non-tes (survey). Teknik ini digunakan

untuk mengungkapkan data tingkat ketersediaan fasilitas olahraga, dengan cara

peneliti langsung turun ke lapangan atau daerah penelitian untuk mengamati dan

mewawancarai orang-orang yang berkepentingan di daerah tersebut. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Mengkaji Dokumen dan Arsip (content analysis)

Dokumen tertulis dan arsip merupakan data yang sering memiliki

posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian

mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi dimasa

lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang

sedang diteliti (HB. Sutopo, 2006; 80). Teknik ini berfungsi untuk menggali

dan menganalisis data yang berupa dokumen misalnya Peraturan Daerah

(PERDA) yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Wawancara Mendalam (in-depth interviewing)

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk bisa menyajikan

konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi,

peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi,

tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya untuk merekonstruksi

Page 140: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau dan

memproyeksikan hal-hal itu yang dikaitkan dengan harapan yang bisa

terjadi dimasa yang akan datang (HB. Sutopo, 2006; 68)

3. Observasi (observation)

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi dan benda

serta rekaman gambar (HB. Sutopo, 2006; 75). Teknik ini diperlukan guna

memperoleh informasi terkait ketersediaan dan intensitas pemanfaatan

fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang.

F. Validitas Data

Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, maka peneliti

menggunakan Triangulasi Data. Menurut (Patton dalam HB. Sutopo 2006; 93)

cara ini mengarahkan peneliti agar didalam mengumpulkan data, ia wajib

menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda yang tersedia. Artinya,

data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari

beberapa sumber data yang berbeda.

G. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang obyek penelitian

ini, analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh

melalui wawancara, observasi dan analisis dokumen selanjutnya diolah,

diinterpretasikan dengan memfokuskan penajaman makna yang seringkali banyak

Page 141: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

dilukiskan dalam kata-kata dari pada angka-angka dan sejauh mungkin dalam

bentuk aslinya (Lexy Moleong 1990; 6). Oleh karena itu, dalam proses analisis

penelitian kualitatif ini terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar

dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Tiga komponen utama analisis tersebut

adalah reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan serta virifikasinya (Miles

& Huberman dalam HB. Sutopo 2006; 113).

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi data dari fielnote. Sajian data perupakan rakitan organisasi informasi,

deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat

dilakukan. Kesimpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa

dipertanggungjawabkan. Peneliti mengadakan penelusuran data kembali secara

cepat dan mengulangi membaca catatan-catatan dilapangan.

Page 142: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tentang Kabupaten Ketapang

1. Sejarah Kabupaten Ketapang

Pada masa pemerintah Hindia Belanda, sejak tahun 1936 Kabupaten

Ketapang adalah salah satu daerah Afdeling, yaitu merupakan bagian karesidenan

Kalimantan Barat (Residentis Westerm Afdeling Van Borneo) dengan pusat

pemerintahannya di Pontianak. Kabupaten Ketapang pada waktu itu dibagi

menjadi tiga Onder Afdeling yang dipimpin oleh seorang Wedana, yaitu; Onder

Afdeling Sukadana di Sukadana, Onder Afdeling Matan Hilir di Ketapang dan

Onder Afdeling Matan Hulu di Nanga Tayap.

2. Pembentukan Kabupaten Ketapang

Pada masa pemerintahan Republik Indonesia, menurut Undang-undang

No. 25 tahun 1956 maka Kabupaten Ketapang mendapat status sebagai bagian

daerah otonom Propinsi Kalimantan Barat yang dipimpin oleh seorang Bupati

sebagai Kepala Daerah. Kabupaten Ketapang dibentuk berdasarkan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-

Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di

Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai

Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820). Selanjutnya

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 tentang

pembentukan Kabupaten Kayong Utara di Propinsi Kalimantan Barat, maka sejak

Page 143: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

tanggal 26 Juni 2007, 5 (lima) wilayah kecamatan di Kabupaten Ketapang

dimekarkan menjadi satu kabupaten baru dengan nama Kabupaten Kayong Utara.

3. Letak Geografis Kabupaten Ketapang

Secara geografis Kabupaten Ketapang berada di bagian selatan Provinsi

Kalimantan Barat terletak di antara garis 0º 19’00” - 3º 05’ 00” lintang selatan dan

108º 42’ 00” - 111º 16’ 00” bujur timur dan merupakan kabupaten terluas di

Kalimantan Barat yang memiliki luas wilayah secara keseluruhan mencapai

31.588 km2 (Luas daratan 30.099 km2 dan luas perairan 1.489 km2) atau 21,28 %

terhadap total luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang sebesar 146.807 km2.

Kabupaten Ketapang beriklim tropis dengan suhu rata-rata 23,70° C - 26,70° C

dan suhu pada siang hari mencapai 30,80° C serta memiliki curah hujan rata-rata

3696,1 mm/tahun dengan curah hujan rata-rata per tahun sebanyak 214 kali,

sedangkan kecepatan angin adalah 3,1 knot dan merupakan yang tertinggi di

Kalimantan Barat. Wilayah Kabupaten Ketapang dengan ibukota di Ketapang,

terdiri atas 20 (dua puluh) kecamatan, 5 (lima) kelurahan, dan 216 (dua ratus

enam belas) desa. 13 kecamatan berada di daerah perhuluan/pedalaman dan

selebihnya merupakan kawasan pesisir, yaitu wilayah kecamatan yang sebagian

besar wilayahnya berbatasan langsung dengan laut. Ketapang memiliki pantai

yang memanjang dari selatan ke utara dan sebagian pantai merupakan muara

sungai dan berupa rawa-rawa, sedangkan daerah hulu umumnya berupa daratan

yang berbukit-bukit dan diantaranya masih merupakan hutan. Batas-batas wilayah

Kabupaten Ketapang sebagai berikut:

Page 144: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Tabel 4.1. Batas Wilayah Kabupaten Ketapang

No. Letak Wilayah Berbatasan Dengan

1. Utara Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sanggau,

Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Melawi

2. Selatan Laut Jawa

3. Barat Kabupaten Kayong Utara dan Laut Natuna

4. Timur Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten

Melawi.

4. Penduduk Kabupaten Ketapang

Kota Ketapang adalah kota yang multi suku dan etnis. Suku Dayak,

Melayu serta Tionghua yang merupakan tiga suku terbesar di kota ini. Selain itu

juga ada suku Jawa dan Madura. Mata pencaharian mayoritas penduduk yaitu

pertanian, perkebunan dan perikanan. Berdasarkan Data Agregat Kependudukan

(DAK) Kabupaten Ketapang, penduduk Ketapang tahun 2012 berjumlah 525.954

jiwa. Dari 20 kecamatan yang ada, Kecamatan Delta Pawan menjadi kecamatan

terpadat penduduknya yaitu mencapai 83.628 jiwa. Sementara jumlah penduduk

terkecil tersebar di Kecamatan Pemahan dengan jumlah 6.284 jiwa.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2010 tingkat kemiskinan

absolut di kabupaten yang kaya akan hasil tambang ini mencapai Rp 13,67 %,

lebih tinggi dari tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat yang mencapai

9,02 %. Pertumbuhan jumlah penduduk menjadi salah satu faktor penyebabnya

karena pertumbuhan setiap tahun selalu meningkat. Berikut ini data Badan Pusat

Statistik (BPS) tentang pertumbuhan penduduk Kabupaten Ketapang tahun 2007-

2011:

Page 145: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Tabel 4.2. Pertumbuhan Penduduk Ketapang Tahun 2007-2011

Keterangan Tahun

2011 2010 2009 2008 2007

Jumlah Pria (jiwa) 227.697 222.258 214.895 207.592 203.575

Jumlah Wanita (jiwa) 209.916 205.202 203.079 200.957 196.336

Total (jiwa) 437.613 427.460 417.974 408.549 399.911

Sumber : http://ketapangkab.bps.go.id

5. Pendidikan di Kabupaten Ketapang

Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Ketapang merupakan

daerah pedalaman yang sulit dijangkau dengan transportasi darat dan

menyebabkan pemerataan pembangunan menjadi terhambat. Hal tersebut juga

berdampak pada perkembangan pendidikan, dimana masih banyak kecamatan di

daerah pedalaman yang kekurangan sarana pendidikan sekolah baik SD, SMP dan

SMA. Di Kabupaten Ketapang sendiri sudah terdapat beberapa Perguruan Tinggi

diantaranya:

a. STAI Al Haudl (Sekolah Tinggi Agama Islam)

b. Politeknik Negeri Ketapang (Politap)

c. Akademi Manajemen Komputer dan Informatika(AMKI) Ketapang

d. Akademi Keperawatan (AKPER)

e. Universitas Terbuka (UT)

Page 146: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

B. Hasil Analisis

1. Perencanaan Fasilitas Olahraga

Hasil penemuan peneliti terkait perencanaan fasilitas olahraga di

Kabupaten Ketapang sebagai berikut:

a. Perencanaan Pemerintah khusus mengenai penyediaan fasilitas olahraga

sudah ada namun belum terprogram dengan baik.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, sudah ada

perencanaan yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam upaya

penyediaan fasilitas olahraga misalnya membangun Gor Olahraga namun

perencanaan tersebut masih belum dilaksanakan dengan berbagai kendala

salahsatunya yaitu pendanaan dan sampai saat ini belum ada

tindaklanjutnya.

b. Pemerintah lebih fokus kepada cabang olahraga yang populer di

masyarakat khususnya sepakbola.

Sepakbola merupakan olahraga yang paling digemari di Kabupaten

Ketapang sehingga pemerintah secara tidak langsung lebih

memprioritaskan cabang olahraga ini dan seakan-akan mengesampingkan

cabang olahraga lain sehingga peminatnya semakin berkurang. Hal

tersebut berdampak dalam hal penyediaan fasilitas olahraga dimana

fasilitas cabang olahraga sepakbola di Kabupaten Ketapang cukup banyak

namun sebaliknya dengan cabang olahraga yang lain yang sangat minim

fasilitas.

Page 147: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

c. Perencanaan yang dibuat lebih bersifat insidental, dimana perencanaan

tersebut berasal dari masyarakat sendiri yang berupa proposal

pembangunan fasilitas olahraga.

Proses perencanaan fasilitas olahraga selama ini hanya berdasarkan

dari usulan-usulan tiap pengurus cabang olahraga serta adanya pengajuan

proposal dari elemen masyarakat yang terumus dan dibahas dalam

musyawarah perencanaan dan pengembangan yang rutin diadakan setiap

tahunnya. Hasil dari musyawarah pengembangan dan perencanaan ini

kemudian ditetapkan dalam rencana kerja tahunan untuk anggaran

penyediaan fasilitas dari setiap cabang olahraga namun dalam kenyataanya

tidak adanya anggaran khusus yang diberikan kepada setiap cabang

olahraga untuk menyediakan fasilitas cabang olahraga tersebut.

d. Perencanaan belum bersifat merata keseluruh wilayah Kabupaten ketapang

dan perhatian pemerintah lebih cenderung ke wilayah perkotaan.

Berdasarkan peninjauan penulis ke berbagai lokasi di beberapa

kecamatan di Kabupaten Ketapang, jumlah fasilitas olahraga yang tersedia

sangat minim bahkan hampir tidak ada. Fasilitas yang ada hanya berupa

lapangan sepakbola dengan kondisi yang jauh dari standar lapangan

sepakbola sebenarnya. Berdasarkan penjelasan masyarakat sekitar, tidak

ada bantuan atau perhatian pemerintah dalam penyediaan fasilitas dan

bahkan masyarakat mengupayakan sendiri dalam penyediaan fasilitas

tersebut.

Page 148: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

2. Ketersediaan Fasilitas Olahraga

Ketersediaan fasilitas olahraga tidak bisa terlepas dari adanya kebijakan

Pemerintah yang berkaitan dengan anggaran yang akan digunakan untuk

pembangunan fasilitas olahraga. Beberapa penemuan peneliti tentang ketersediaan

fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang sebagai burikut:

a. Peran pemerintah dalam penyediaan fasilitas olahraga masih minim.

Data yang ditemukan oleh peneliti dilapangan menunjukan bahwa

fasilitas olahraga yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Ketapang

masih sangat sedikit. Dari sekian banyak fasilitas olahraga di Kabupaten

Ketapang, fasilitas yang dibangun oleh pemerintah hanya stadion

sepakbola, gor tenis meja dan lapangan bola voli dan itupun letaknya

hanya di wilayah kota ketapang. Fasilitas olahraga yang ada di Kabupaten

Ketapang pada umumnya adalah fasilitas olahraga yang bersifat

permainan, sedangkan fasilitas untuk cabang olahraga yang bersifat

perorangan seperti, pencak silat, tinju, Atletik dan lain-lain jarang ditemui

atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini disebabkan karena situasi dan

kondisi masyarakat yang kurang menggemari olahraga perorangan, serta

kurangnya perhatian pemerintah khususnya PEMDA setempat dalam

mensosialisasikan olahraga dikalangan masyarakat.

b. Fasilitas olahraga yang tersedia secara umum belum memenuhi standar

baik kualitas maupun kuantitasnya.

Page 149: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Stadion sepakbola Tentemak merupakan fasilitas umum yang

disediakan oleh pemerintah sudah termasuk memenuhi standar fasilitas

namun beberapa cabang olahraga masih belum memenuhi standar yang

seharusnya misalnya treck Atletik yang tidak dilengkapi dengan tartan,

kolam renang yang tidak standar dan masih banyak lagi.

c. Ketersediaan fasilitas olahraga masih terbatas pada cabang-cabang

olahraga tertentu khususnya yang banyak digemari oleh masyarakat.

Aspirasi dari masyarakat mengenai fasilitas olahraga yang

dibutuhkan selama ini belum terealisasi dengan baik, hal tersebut terbukti

dari minimnya keanekaragaman fasilitas yang tersedia. Hal tersebut

mengakibatkan masyarakat yang memiliki kegemaran olahraga tertentu

yang belum ada fasilitasnya tidak bisa menyalurkan hobi dan bakat

mereka. Selain itu, prestasi cabang olahraga yang kurang digemari juga

sulit untuk berkembang karena terkendala fasilitas.

d. Sebagian besar fasilitas olahraga yang tersedia adalah milik pihak swasta.

Kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan penyediaan

fasilitas olahraga dimanfaatkan oleh pihak swasta dengan membangun

fasilitas olahraga umum yang bisa disewakan dengan berlatarbelakang

bisnis. Beberapa fasilitas olahraga yang dibangun pihak swasta

diantaranya lapangan futsal, badminton, basket, tenis lapangan dan kolam

renang.

Page 150: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

e. Banyak pengurus cabang olahraga yang menyediakan fasilitas olahraga

secara swadana.

Karena keterbatasan fasilitas dalam pembinaan prestasi, beberapa

pengurus cabang olahraga harus menyediakan fasilitas sendiri dengan

biaya swadana anggota. Menurut penjelasan meraka hal tersebut harus

dilakukan karena minimnya bantuan pemerintah dalam penyediaan

fasilitas yang dibutuhkan.

f. Karena tidak memiliki fasilitas sendiri, beberapa cabang olahraga

meminjam lapangan milik sekolah sebagai tempat latihan.

Keterbatasan fasilitas berupa lapangan memaksa beberapa cabang

olahraga harus meminjam lapangan sekolah sebagai tempat latihan. Hal ini

sangat memberatkan pengurus cabang olahraga tersebut karena mereka

harus mengeluarkan biaya tambahan/sewa lapangan bahkan ada juga yang

menggunakan halaman rumah pribadi sebagai sarana latihan.

g. Keberadaan fasilitas olahraga belum merata keseluruh wilayah.

Dari 20 kecamatan di Kabupaten ketapang, jumlah fasilitas

olahraga yang tersedia bervariasi. Mayoritas fasilitas yang tersedia berada

di daerah perkotaan. Data lapangan olahraga di kabupaten ketapang

sebagai berikut:

Page 151: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Tabel 4.3. Data Lapangan Olahraga Setiap Kecamatan

No Kecamatan Lapangan Olahraga

1 Kendawangan 3

2 Manis mata 7

3 Marau 3

4 Air upas 8

5 Singkup 5

6 Jelai hulu 5

7 Tumbang titi 4

8 Pemahan 8

9 Sungai melayu rayak 2

10 Matan hilir selatan 13

11 Benua kayong 18

12 Matan hilir utara 10

13 Delta pawan 17

14 Muara pawan 3

15 Nanga tayap 4

16 Sandai 11

17 Hulu sungai 1

18 Sungai laur 7

19 Simpang hulu 1

20 Simpang dua 3

Total 133

Keterangan: Data lapangan tersebut berupa lapangan terbuka yang

sering digunakan dalam aktivitas olahraga

Page 152: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

3. Pemanfaatan Fasilitas Olahraga

Ketersediaan fasilitas merupakan syarat utama untuk melakukan aktifitas

olahraga. Fasilitas yang tersedia tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat

untuk berolahraga dan sebagai tempat latihan bagi para atlet cabang olahraga

dalam hal pembinaan prestasi.

Tabel 4.4. Data Fasilitas Olahraga

No Cabang

Olahraga

Jumlah

Club

Sarana Dan

Prasarana Keterangan

1 Panahan

(PERPANI)

1 club 1 lapangan Tempat latihan masih

menumpang di lapangan

sepakbola Tanjungpura

Peralatan latihan milik

pribadi (diusahakan sendiri

oleh pengcab perpani)

2 Kempo

(PERKEMI)

1 club 1 lapangan Tempat latihan masih

menumpang di lapangan

SMP N 1 Ketapang

Peralatan latihan milik

pribadi (diusahakan sendiri

oleh pengcab Perkemi)

3 Atletik

(PASI)

1 club 2 Lapangan/

Lintasan

1 lintasan sedang dibangun

fasilitas tartan

1 lintasan belum memiliki

fasilitas tartan

4 Tenis meja

(PTMSI)

51 club 30 lapangan/

Meja

Lapangan yang disediakan

oleh Pemerintah ketapang

ada 4 meja yang terdapat

didalam 1 gedung

Page 153: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

26 Meja/lapangan yang lain

milik pribadi dan swasta.

5 Anggar

(IKAGI)

1 club 1 lapangan Tempat latihan masih

menumpang di lapangan

SMA N 3 Ketapang

Peralatan latihan milik

pribadi (diusahakan sendiri

oleh pengcab IKAGI)

6 Aeromodeling 1 club 1 lapangan Lapangan latihan masih

menumpang di lapangan

Bandara Rahadi Oesman

7 Selam

(POSSI)

1 club - Memanfaatkan area sungai

dan pantai di kabupaten

ketapang

Peralatan latihan milik

pribadi (diusahakan sendiri)

8 Futsal 46 club 8 lapangan Semua lapangan dan

Gedung Futsal yang

tersedia milik swasta

Semuanya lapangan berada

diwilayah ketapang kota

9 Basket 10 club 5 lapangan 3 lapangan milik sekolah, 1

lapangan milik KODIM dan

1 lapangan milik swasta

Peralatan latihan milik

pribadi (diusahakan sendiri)

10 Bola voli

(PBVSI)

286 club 163 lapangan 4 lapangan milik

Pemerintah Ketapang.

Lapangan yang lain

dibangun sendiri oleh

masyarakat dan pihak

swasta

Page 154: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

11 Dayung

(PODSI)

1 club 1 lapangan Memanfaatkan sungai

pawan yang ada di ketapang

sebagai tempat latihan

Pemerintah ketapang

menyediakan 4 perahu

12 Tenis

Lapangan

(PELTI)

20 club 4 lapangan 2 lapangan didalam gedung

dan 2 lapangan terbuka

Semua lapangan milik

swasta

13 Balap sepeda

(ISSI)

1 club - Memanfaatkan jalan raya

sebagai arena latihan

Peralatan latihan milik

pribadi (diusahakan sendiri)

14 Bulutangkis

(PBSI)

128 club 66 lapangan 23 lapangan sudah berada

didalam gor

5 lapangan milik sekolah

dan sisanya milik swasta

15 Silat

(IPSI)

5 club 1 lapangan 1 Club, Tempat latihan

masih menumpang di

lapangan SMA N 1

Ketapang dan sisanya di

lapangan yang tersedia

diperkampungan

masyarakat

Peralatan latihan milik

pribadi (diusahakan sendiri)

16 Taekwondo

(TI)

1 club 1 lapangan Tempat latihan masih

menumpang di lapangan

SMK N 2 Ketapang

Peralatan latihan milik

pribadi (diusahakan sendiri)

17 Bilyard

(POBSI)

10 club 9 lapangan Semua lapangan milik

swasta

Page 155: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

18 PABBSI

3 club 3 lapangan Semua lapangan milik

swasta

19 Catur

(PERCASI)

15 club - Semua peralatan disediakan

pemerintah ketapang

20 Tinju

(PERTINA)

1 club 2 lapangan/

ring tinju

Ring tinju disediakan

pemerintah ketapang

Sebagian peralatan latihan

telah disediakan pemerintah

ketapang

21 Panjat tebing

(FPTI)

5 club 2 lapangan/

dinding

1 dinding disediakan

pemerintah ketapang dan 1

dinding disediakan sendiri

oleh pengurus.

Peralatan latihan milik

pribadi (diusahakan sendiri)

22 Sepakbola

(PSSI)

293 club 136 lapangan Pemerintah ketapang

menyediakan 2 stadion dan

sisanya milik masyarakat

disetiap daerah.

Sebagian peralatan latihan

telah disediakan pemerintah

ketapang

23 Tarung drajat

(KODRAT)

1 club 1 lapangan Tempat latihan masih

menumpang di lapangan

KOMPI

24 Bridge

(GABSI)

1 club - Peralatan disediakan

pemerintah ketapang

25 Renang

(PRSI)

1 club 1 lapangan/

kolam renang

Kolam yang tersedia milik

swasta

26 Motor Cross

(IMI)

12 club 2 lapangan/

lintasan balap

Lintasan Balap milik swasta

Page 156: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

27 Karate

(FORKI)

1 club 1 lapangan Tempat latihan masih

menumpang di lapangan

SMP N 3 ketapang

28 Takraw 15 club 2 lapangan Lapangan dan peralatan

disediakan sendiri oleh

pengurus dan atlet

29 Olahraga

Penyandang

Cacat

(NPC)

1 club - Menyesuaikan cabang

olahraga dan tempat latihan

masih menumpang di

cabang olahraga yang

tersedia fasilitas olahraga

Peralatan latihan masih

meminjam

Berdasarkan data diatas, beberapa penemuan yang didapat peneliti tentang

pemanfaatan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang sebagai berikut:

a. Fasilitas yang disediakan oleh pemerintah bisa dimanfaatkan secara gratis

oleh masyarakat.

Fasilitas olahraga yang dibangun oleh Pemerintah penggunaannya

tidak ada biaya sewa hanya memerlukan penyususnan jadwal penggunaan

fasilitas sehingga jadwal penggunaan fasilitas tidak saling berbenturaan

dalam menggunakan fasilitas tersebut.

b. Pada cabang olahraga tertentu, fasilitas olahraga hanya dimanfaatkan oleh

kalangan tertentu.

Selain cabang olahraga sepakbola, pengguna fasilitas olahraga

hanya didominasi oleh kalangan-kalangan tertentu, misalnya tenis

Page 157: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

lapangan pengguna biasanya berdasarkan keturunan dan status sosial

karena sebagian besar lapangan tenis merupakan milik pihak swasta

sehingga pemanfaatanya hanya kalangan tertentu.

c. Fasilitas yang tersedia sering tidak dimanfaatkan sebagaimana fungsi

sebenarnya sehingga fasilitas tersebut menjadi rusak dan terbengkalai.

Beberapa fasilitas yang dibangun oleh pemerintah tidak terawat

bahkan tidak digunakan lagi untuk latihan karena kondisinya rusak. Salah

satunya yaitu lapangan bolavoli yang tidak terawat dan stadion Tentemak

yang difungsikan sebagai tempat tinggal oleh penduduk sekitar bahkan

lebih parah lagi dimana kebijakan pemerintah yang memberikan ijin

penggunaan lapangan sepakbola sebagai arena konser musik yang

mengakibatkan lapangan dan sarana prasarana didalamnya menjadi rusak.

4. Pengelolaan Fasilitas Olahraga

a. Tidak ada alokasi biaya pengelolaan untuk fasilitas olahraga.

Selama ini tidak ada anggaran khusus untuk perawatan fasilitas

sehingga keadaan fasilitas olahraga milik pemerintah cenderung kurang

terawat bahkan nyaris tidak terawat, sedangkan fasilitas olahraga yang

dibangun oleh swasta dan masyarakat sendiri cukup terawat dengan baik.

Hal tersebut karena pihak swasta menerapkan sistem persewaan lapangan

sehingga adanya pemasukan yang salahsatunya digunakan untuk

perawatan lapangan.

Page 158: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

b. Tidak adanya penyerahan tugas yang jelas oleh pemerintah dalam

pengelolaan fasilitas yang tersedia.

Fasilitas yang dikelola sendiri oleh pemerintah dibawah

pengawasan PU PEMDA Ketapang tidak mendapat perhatian dengan baik,

bahkan KONI sebagai induk cabang olahraga di Kabupaten Ketapang

tidak diberikan kewenangan untuk mengelola fasilitas tersebut.

c. Fasilitas olahraga yang terawat dengan baik yaitu fasilitas yang dikelola

sendiri oleh pihak swasta.

Berbeda dengan fasilitas pemerintah, fasilitas olahraga milik swasta

terawat dengan lebih baik karena adanya biaya perawatan fasilitas yang

diambil dari kontribusi biaya sewa penggunaan fasilitas.

Page 159: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

C. Pembahasan

Data yang terkumpul kemudian dilakukan pembahasan secara mendalam.

Berikut ini hasil pembahasan mengenai penyediaan fasilitas olahraga di

Kabupaten ketapang:

1. Perencanaan Fasilitas Olahraga di Kabupaten Ketapang

Perencanaan merupakan sebuah langkah awal dalam usaha

penyediaan fasilitas olahraga. Perencanaan ini idealnya melibatkan seluruh

elemen pelaku olahraga yang ada agar semua aspirasi dan kebutuhan yang

diperlukan dapat terealisasi dengan baik dan sesuai dengan tujuan utama

yaitu memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.

Pembuat kebijakan harus mampu mengakomodasi setiap kepentingan

dalam penyediaan fasilitas. Yang terpenting yaitu adanya suatu langkah

kongkrit dalam implementasi semua perencanaan yang telah dibuat. Tanpa

adanya implementasi tersebut maka sebuah perencanaan yang baik hanya

akan menjadi wacana yang tidak terealisasi. Pemerintah sebagai pembuat

kebijakan harus mampu memunculkan ide-ide cemerlang dalam

penyusunan rencana penyediaan fasilitas. Karena pentingnya sebuah

perencanaan maka perlu adanya perhatian khusus dalam hal penyediaan

anggaran untuk olahraga di kabupaten ketapang terutama dari PEMDA

ketapang sebagai penyedia anggaran.

Page 160: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

2. Ketersediaan Fasilitas Olahraga di Kabupaten Ketapang

Sebagai komponen utama dalam aktifitas olahraga, ketersediaan

fasilitas merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian dari

pemerintah. Pembinaan olahraga masyarakat dalam arti luas tentu bukan

hanya menyediakan tempat atau ruang publik yang memadai. Sama halnya

dengan penyediaan sarana dan prasarana olahraga di seluruh kecamatan di

Kabupaten Ketapang yang perlu pemerataan sebagai langkah awal atau

sebuah embrio dari gagasan yang lebih besar dalam usaha pembangunan

serta pembinaan olahraga. Artinya, dari segi infrastruktur, tidak cukup di

satu kecamatan hanya ada sebuah lapangan sepak bola yang dilengkapi

trek atletik. Lebih dari itu, sebuah wilayah perlu dilengkapi dengan ruang

publik serta taman bermain (playing grounds) yang lebih beragam, serta

kepentingannya disesuaikan dengan keunikan geografis setiap kecamatan.

Yang lebih penting dari tersedianya infrastruktur adalah suprastruktur.

Suprastruktur berkaitan dengan program, isi kegiatan, serta para

pelaksananya, yang diarahkan untuk terus menerus melakukan stimulasi,

pelayanan, pembinaan dan edukasi pada masyarakat melalui olahraga

sebagaimana yang telah diamanatkan Undang-Undang Sistem

Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005. Salah satu langkah nyata

yaitu perlunya dibuat Peraturan Daerah yang mengatur tentang penyediaan

fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang, agar arah pembinaan olahraga

lebih jelas dan terstruktur sebagai acuan dalam menentukan kebijakan.

Page 161: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

3. Pemanfaatan Fasilitas Olahraga di Kabupaten Ketapang

Fasilitas olahraga yang tersedia haruslah dimanfaatkan

sebagaimana fungsinya. Faktor kemudahan dan kenyamanan bagi

masyarakat dalam hal mengakses fasilitas tersebut harus diutamakan.

Kebijakan yang selama ini mengfungsikan fasilitas tersebut untuk

kepentingan diluar olahraga harus ditinjau ulang bahkan seharusnya

dihapuskan. Tidak jarang sebuah event olahraga yang akan

diselenggarakan harus ditunda bahkan dibatalkan atau dipindahkan

ketempat lain karena fasilitas yang tersedia difungsikan untuk kepentingan

lain seperti hiburan masyarakat atau kepentingan partai politik untuk

berkampanye. Hal ini menimbulkan keprihatinan pencinta olahraga yang

merasa dikorbankan oleh kebijakan yang tidak sesuai.

Pemanfaatan fasilitas dengan latar belakang rekreasi juga perlu

menjadi salah satu alternatif bagi pemerintah. Dengan menyediakan

fasilitas olahraga sebagai sarana rekreasi dapat menarik minat masyarakat

untuk lebih gemar berolahraga. Hal tersebut cukup relevan karena pada

dasarnya manusia senang dengan aktivitas rekreasi sehingga mereka secara

tidak langsung turut aktif berolahraga melalui sarana rekreasi.

Karakteristik pelaku olahraga dalam memanfaatkan fasilitas

olahraga juga dapat dijadikan acuan dalam menetukan jenis dan model

fasilitas yang harus disediakan, karena Pemerintah harus benar-benar

memahami model fasilitas yang bisa dimanfaatkan dengan baik oleh

masyarakat. Latar belakang ekonomi, pendidikan dan status sosial juga

Page 162: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

bisa mempengaruhi pola masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas.

Sebagai contoh bahwa kalangan masyarakat tertentu misalnya para pejabat

cenderung untuk berolahraga tenis, sedangkan masyarakat kelas menengah

kebawah cenderung untuk berain sepakbola.

Fasilitas yang memenuhi kriteria standar fasilitas olahraga nasional

juga bukan merupakan jaminan akan tingginya minat masyarakat dalam

aktivitas olahraga. Sebagai contoh dimana sebuah lapangan atau ruang

terbuka yang tidak memiliki fasilitas memadai malah menjadi sebuah daya

tarik tersendiri bagi masyarakat karena mereka dapat mengakses lapangan

tersebut secara bebas tanpa harus menyewa sehingga setiap saat mereka

dapat beraktivitas olahraga, dan sebaliknya ketika lapangan tersebut

dibangun fasilitas yang baik justru partisipasi masyarakat menjadi

menurun dikarenakan mereka tidak bebas untuk mengakses fasilitas

tersebut dimana terdapat ketentuan-ketentuan dalam pemanfaatannya

sehingga secara tidak langsung membatasi masyarakat untuk beraktivitas

olahraga.

4. Pengelolaan Fasilitas Olahraga di Kabupaten Ketapang

Tidak adanya peraturan dari Pemerintah Daerah tentang

pengelolaan fasilitas olahraga menjadikan tidak adanya aturan yang

mengikat tentang pengelolaan fasilitas. Disamping tidak adanya

penganggaran dana secara khusus untuk mengelola fasilitas, pola

pengelolaan yang selama ini dijalankan tidak sesuai dengan harapan.

Page 163: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Struktur pengelolaan yang baik haruslah mengedepankan kepentingan

olahraga itu sendiri.

Tidak dipungkiri bahwa keterbatasan dana dari pemerintah menjadi

salah satu penghambat dari sistem pengelolaan fasilitas namun pada

beberapa daerah yang olahraganya sudah tergolong maju, pola pengelolaan

dijalankan dengan baik misalnya adanya kerjasama antara pemerintah

dengan pihak swasta dalam pengelolaan fasilitas olahraga. Hal ini

berdampak pada kualitas fasilitas yang dapat terjaga dengan baik karena

disana adanya sistem pendapatan dan pengeluaran yang berlatarbelakang

bisnis namun tetap mengedepankan kepentingan olahraga terutama

pengelolaan fasilitas. Dari sistem seperti ini maka dapat meringankan

beban pemerintah dalam hal pengelolaan fasilitas. Ini merupakan sebuah

contah yang perlu dianut oleh pemerintah kabupaten ketapang agar dimasa

mendatang pola pengelolaan fasilitas olahraga yang tersedia dapat

dijalankan dengan baik dan akan berdampak positif bagi perkembangan

olahraga sehingga dapat mendongkrak baik kualitas maupun kuantitasnya

olahraga di Kabupaten Ketapang .

Page 164: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan mengenai kebijakan

pemerintah kabupaten ketapang tentang penyediaan fasilitas olahraga maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa:

1. Perencanaan penyediaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang

belum terprogram dengan baik. Peran Pemerintah belum terlihat

dengan jelas dalam merencanakan fasilitas olahraga di Kabupaten

Ketapang.

2. Ketersediaan fasilitas olahraga di Kabupaten Ketapang belum

memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Ketersediaan

fasilitas belum merata pada semua cabang olahraga dan belum

merata keseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Ketapang.

3. Pemanfaatan fasilitas yang tersedia bulum maksimal dan seringkali

dimanfaatkan untuk kepentingan diluar olahraga.

4. Pengelolaan fasilitas yang ada belum diperhatikan dengan baik

sehingga banyak fasilitas yang terbengkalai dan rusak.

Page 165: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

B. Implikasi

Dari kesimpulan diatas maka implikasinya sebagai berikut:

1. Beberapa cabang olahraga yang populer dimasyarakat sudah tersedia

fasilitasnya namun sebagian besar fasilitas tersebut adalah milik

pihak swasta. Hal tersebut mengakibatkan hanya beberapa cabang

olahraga tertentu saja yang berkembang di Kabupaten Ketapang.

Untuk itu diperlukan perencanaan untuk menyediakan fasilitas

olahraga pada cabang-cabang olahraga yang belum populer

dimasyarakat.

2. Olahraga merupakan kebutuhan setiap orang, dan untuk melakukan

aktivitas olahraga maka yang sangat diperlukan adalah tersedianya

fasilitas olahraga yang memenuhi standar baik secara kualitas

maupun kuantitas yang bisa diakses secara mudah oleh masyarakat

umum dan juga untuk kepentingan pembinaan prestasi olahraga di

sebuah daerah.

3. Perkembangan olahraga di suatu daerah tidak terlepas dari peran

pemerintah pusat dan pemerintah daerah itu sendiri. Dalam

menentukan kebijakan, perlu adanya suatu arah yang jelas dan

mengikat berupa perundang-undangan yang disusun sedemikian rupa

sehingga kebijakan tersebut mampu mencapai tujuan yang

diharapkan.

Page 166: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI Saya menyatakan bahwa : 1. Tesis yang berjudul : ”KEBIJAKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

C. Saran

1. Pemerintah Kabupaten Ketapang hendaknya menyediakan fasilitas

pada semua cabang olahraga agar bisa dimanfaatkan oleh

masyarakat.

2. Pemerintah Kabupaten Ketapang harus membuat Peraturan Daerah

(PERDA) yang mengatur tentang keolahragaan di Kabupaten

Ketapang yang mana salah satunya mengatur tentang penyediaan

fasilitas olahraga.

3. Sebuah mekanisme kerja mengenai perencanaan fasilitas,

penyediaan fasilitas, pemanfaatan fasilitas dan pengelolaan fasilitas

perlu disusun dengan baik dan jelas agar arah pembangunan olahraga

di Kabupaten Ketapang dapat berjalan sesuai harapan.

4. Koordinasi dan kerjasama antara organisasi/lembaga yang berperan

dalam olahraga dengan masyarakat harus di jalankan dengan baik

sehingga kebijakan yang sudah dibuat bisa didukung oleh semua

pihak.