repository.ipb.ac.id · PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan...

117
PENGGUNAAN PARAMETER MORFOMETRIK UNTUK PENDUGAAN UMUR SIAMANG SUMATERA (Hylobates syndactylus syndactylus Raffles, 1821) FIFIN NOPIANSYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Transcript of repository.ipb.ac.id · PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan...

PENGGUNAAN PARAMETER MORFOMETRIK

UNTUK PENDUGAAN UMUR SIAMANG SUMATERA (Hylobates syndactylus syndactylus Raffles, 1821)

FIFIN NOPIANSYAH

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Penggunaan Parameter Morfometrik untuk Pendugaan Umur Siamang Sumatera (Hylobates syndactylus syndactylus Raffles, 1821) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi apapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Desember 2007

Fifin Nopiansyah NIM E051054125

RINGKASAN

FIFIN NOPIANSYAH. Penggunaan Parameter Morfometrik untuk Pendugaan Umur Siamang Sumatera (Hylobates syndactylus syndactylus Raffles, 1821). Dibimbing oleh YANTO SANTOSA dan ABDUL HARIS MUSTARI.

Umur merupakan salah satu parameter yang penting untuk diketahui dalam

pengelolaan suatu populasi karena berkaitan dengan kelestarian suatu spesies. Apabila umur telah diketahui maka struktur umur, umur matang seksual, angka kematian, angka kelahiran, fekunditas, umur spesifik dan kecenderungan pertumbuhan populasi dapat ditentukan. Pedugaan umur siamang sumatera dapat dilakukan melalui beberapa teknik, salah satu teknik yang mungkin lebih baik daripada teknik yang lain. Dalam menduga umur, beberapa teknik kadangkala menimbulkan dampak negatif sehingga dapat menyakiti bahkan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu dilakukan pendekatan dalam pendugaan umur yang meminimalkan dampak negatif dan memberikan tingkat ketelitian yang baik yaitu melalui pengukuran bagian-bagian tubuh (morfometrik) siamang sumatera yang diduga berhubungan dengan umur. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi bagian-bagian tubuh siamang sumatera (Hylobates syndactylus syndactylus) yang dapat dijadikan pendekatan dalam menduga umur dan merumuskan model matematika yang menggambarkan hubungan antara parameter morfometrik dengan umurnya.

Parameter morfometrik yang diukur yaitu: panjang badan dan kepala, panjang lengan, panjang kaki, panjang cranial, tinggi cranial, lebar cranial, lingkar dada (LD), lebar bahu, panjang telapak tangan (PTT), lebar telapak tangan, panjang telapak kaki, lebar telapak kaki, lingkar kepala, dan lingkar muka (LM). Pengukuran dilakukan terhadap 40 ekor siamang sumatera yang hidup, terdiri atas 24 ekor jantan dan 16 ekor betina dari umur 1-15 tahun.

Hasil analisis statistik regresi linear berganda dengan metode stepwise menunjukkan bahwa parameter morfometrik siamang sumatera jantan umur 1-15 tahun yang paling menentukan dalam menduga umur adalah lingkar muka dengan model matematika Umur = -14.546 + 0.801 LM, sedangkan untuk umur 1-6 tahun adalah panjang telapak tangan dengan model matematika Umur = -2.091 + 0.496 PTT. Pada siamang sumatera betina umur 2-14 tahun adalah lingkar dada dengan model matematika Umur = -15.328 + 0.533 LD, sedangkan untuk umur 2-6 tahun adalah lingkar dada dengan model matematika Umur = -15.676 + 0.489 LD. Bila digabungkan antara siamang sumatera jantan dan betina umur 1-15 tahun, parameter yang paling menentukan umur adalah lingkar dada dengan model matematika Umur = -5.331 + 0.312 LD.

ABSTRACT

FIFIN NOPIANSYAH. Application of Morphometric Parameters to Estimate the Age of Siamang Sumatra (Hylobates syndactylus syndactylus Raffles, 1821). Under direction of YANTO SANTOSA and ABDUL HARIS MUSTARI.

Understanding of wildlife age is an important aspect to indentify its age

structure. Age structure is one of the demografic parameters which is important to be studied for population management purposes. One of age estimation technique can be approached from organs size (morfometric). This research was carried out from May to August 2007 at Cikananga Animal Rescue Center, West Java and Kalaweit Center, West Sumatera. This research used 14 parameters and 40 sample of siamang sumatra (Hylobates syndactylus syndactylus Raffles, 1821), consist of 24 males and 16 females. Statistical analysis resulted (multiple linear regression with stepwise method) high correlation between age (Y) with the face circumference (LM) through regression formula Age = -14.546 + 0.801 LM for male (1-15 years), the hands lenght (PTT) with Age = -2.091 + 0.496 PTT for male (1-6 years), the chest circumference (LD) with Age = -15.328 + 0.533 LD for female (2-14 years), the chest circumference with Age = -15.676 + 0.489 LD for female (2-6 years) and the chest circumference Age = -5.331 + 0.312 LD for both male and female (1-15 years).

Keywords: siamang sumatra, morfometric, age.

© Hak cipta milik IPB tahun 2007 Hak cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

PENGGUNAAN PARAMETER MORFOMETRIK

UNTUK PENDUGAAN UMUR SIAMANG SUMATERA (Hylobates syndactylus syndactylus Raffles, 1821)

FIFIN NOPIANSYAH

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Profesi pada Sub Program Studi Konservasi Keanekaragaman Hayati

Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

Judul Tesis : Penggunaan Parameter Morfometrik untuk Pendugaan Umur Siamang Sumatera (Hylobates syndactylus syndactylus Raffles, 1821)

Nama : Fifin Nopiansyah NIM : E051054125

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. H. Yanto Santosa, DEA. Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, M.Sc.F.

Ketua Anggota

Diketahui Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Pengetahuan Kehutanan

Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S. Tanggal Ujian: 18 Desember 2007 Tanggal Lulus:

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Agus Priono Kartono, M.Si.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2007 adalah pendugaan umur siamang sumatera dengan judul “Penggunaan Parameter Morfometrik untuk Pendugaan Umur Siamang Sumatera (Hylobates syndactylus syndactylus Raffles, 1821)” yang dilakukan di dua lokasi yaitu Program Rehabilitasi Siamang dan Owa Yayasan Kalaweit Program Sumatera (KPS) Pulau Marak, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat dan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC), Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Terima kasih dan penghargaan penulis ucapkan kepada: 1. Bapak Dr. Ir. H. Yanto Santosa, DEA. dan Bapak Dr. Ir. Abdul Haris Mustari,

M.Sc.F. selaku pembimbing yang telah memberikan arahan selama penelitian. 2. Manajer KPS, Manajer PPSC, Kepala BKSDA Sumatera Barat, Kepala

BKSDA Jawa Barat, Kepala BTN. Siberut beserta staf yang telah membantu dan memfasilitasi penelitian.

3. Teman-teman seangkatan pada Magister Profesional Konservasi Biodiversitas (Abdul Muin, Mamat Rahmat, Agustinus Kris, Nico Sinaga, Sandi Kusuma, Diyah Kartikasari, Amin Suprayitno, Elisa Iswandono, Zeth Parinding, Tri Satyatama, Supartono, Erna Ristianti, Utin dan Vitriana Yulalita) yang telah memberi semangat dan dorongan selama proses belajar.

4. Ayah, mamak, mertua dan saudaraku, (H.M. Ayib Kenawas, BBA, Hj. Siti Rohma, Zainul, Miswarni, Nesi Novita, M.Kes, Malhanzaldi, SH, Rispa, SH, Lukmedi, Lizwar, Yudis dan Ade) atas segala doa dan kasih sayangnya.

5. Istri dan putraku tercinta (Saridayani, S.Hut dan M. Gilbran Firdiansyah) atas kasih, pengorbanan dan dukungannya selama penulis menjalani studi, sehingga mengurangi hari-hari kebersamaan kita. Tanpa pengertian dan dukungan keluarga tercinta mustahil studi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Selain itu tesis ini dapat terselesaikan juga atas dukungan dan dorongan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2007

Fifin Nopiansyah

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Baturaja, Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 24

November 1977 dari ayah H.M. Ayib Kenawas, BBA. dan ibu Hj. Siti Rohma. Penulis merupakan putra ketiga dari lima bersaudara. Pendidikan dasar penulis selesaikan di Sekolah Dasar No. 151 Palembang dan Sekolah Menengah Pertama No. 22 Palembang hingga tahun 1992, kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Pekanbaru dan lulus tahun 1995. Tahun 1998 melanjutkan pendidikan di Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Universitas Muhamaddiyah Sumatera Barat dan lulus pada tahun 2002. Tahun 2006 diterima sebagai mahasiswa S2 Sekolah Pascasarjana IPB pada Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan (IPK) Sub Program Studi Konservasi Biodiversitas atas biaya Departemen Kehutanan.

Penulis bekerja sejak tamat SKMA Pekanbaru dan ditempatkan di Kantor Wilayah Kehutanan Provinsi Sumatera Barat pada tahun 1996, kemudian dimutasi ke Taman Nasional Siberut Departemen Kehutanan pada tahun 1997 sampai sekarang.

vii

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ................................... ........................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .............................. ........................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ........................... ........................................................ xi

PENDAHULUAN Latar Belakang .............................. ........................................................ 1 Tujuan Penelitian ........................... ........................................................ 3 Hipotesis ......................... ............... ........................................................ 4 Manfaat Penelitian ......... ............... ........................................................ 4 Perumusan Masalah ....... ............... ........................................................ 4 Kerangka Pemikiran ....... ............... ........................................................ 5

TINJAUAN PUSTAKA Bio-Ekologi Siamang Sumatera ..... ........................................................ 8

Sistematika ............................... ........................................................ 8 Morfologi ................................. ........................................................ 8 Habitat dan Perilaku ................. ........................................................ 10

Perkembangan Metode Pendugaan Umur ............................................... 11 Pendugaan Umur Melalui Gigi Geligi .............................................. 12 Pendugaan Umur Melalui Struktur Fisiologi .................................... 14 Pendugaan Umur Melalui Ukuran Tubuh ......................................... 15

Parameter Morfometrik yang Berkaitan dengan Umur Siamang Sumatera ......................................... ........................................................ 16 Karakteristik Lokasi Penelitian ...... ........................................................ 19

Pusat Rehabilitasi Siamang dan Owa Yayasan Kalaweit Program Sumatera ................................... ........................................................ 19 Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga .............................................. 21

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu ......................... ........................................................ 23 Bahan dan Alat ............................... ........................................................ 23 Parameter yang Diukur .................. ........................................................ 23 Pengambilan Data .......................... ........................................................ 23

Pembagian Umur di Lapangan . ........................................................ 24 Teknik Pengukuran Tubuh ....... ........................................................ 24

Pengolahan Data ............................ ........................................................ 26

HASIL DAN PEMBAHASAN Riwayat Siamang Sumatera Sebagai Objek Penelitian ........................... 29 Karakteristik Morfometrik Siamang Sumatera ....................................... 30 Analisis Parameter Morfometrik yang Berkorelasi dengan Umur Siamang Sumatera Jantan .............. ........................................................ 38

Analisis Pengaruh Parameter terhadap Pendugaan Umur Siamang Sumatera Jantan ....................... ........................................................ 38 Pendugaan Umur Siamang Sumatera Jantan (1-15 Tahun) .............. 41

viii

Halaman Pendugaan Umur Siamang Sumatera Jantan (1-6 Tahun) ................ 43

Analisis Parameter Morfometrik yang Berkorelasi dengan Umur Siamang Sumatera Betina .............. ........................................................ 45

Analisis Pengaruh Parameter terhadap Pendugaan Umur Siamang Sumatera Betina ....................... ........................................................ 45 Pendugaan Umur Siamang Sumatera Betina (2-14 Tahun) .............. 47 Pendugaan Umur Siamang Sumatera Betina (2-6 Tahun) ................ 50

Analisis Parameter Morfometrik yang Berkorelasi dengan Umur Siamang Sumatera ......................................... ........................................................ 51

Analisis Pengaruh Parameter terhadap Pendugaan Umur Siamang Sumatera ................................... ........................................................ 51 Pendugaan Umur Siamang Sumatera (1-15 Tahun).......................... 53

Aplikasi pada Manajemen Populasi ........................................................ 55

SIMPULAN DAN SARAN .................... ........................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA ............................. ........................................................ 58

LAMPIRAN ............................................ ........................................................ 61

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Daftar pergantian gigi seri kambing .... ........................................................ 13

2 Pembagian umur siamang sumatera yang diukur di lapangan ..................... 24

3 Asal siamang sumatera yang dijadikan objek penelitian ............................. 29

4 Pembagian siamang sumatera yang diukur di lapangan berdasarkan kelas umur .................................... ............... ........................................................ 30

5 Karakteristik panjang badan siamang sumatera berdasarkan kelas umur .... 32

6 Karakteristik panjang lengan siamang sumatera berdasarkan kelas umur ... 33

7 Karakteristik panjang kaki siamang sumatera berdasarkan kelas umur ....... 34

8 Karakteristik lingkar kepala dan lingkar muka siamang sumatera berdasar- kan kelas umur .................... ............... ........................................................ 34

9 Karakteristik panjang, tinggi dan lebar cranial siamang sumatera berdasarkan kelas umur ....... ............... ........................................................ 34

10 Karakteristik lingkar dada dan lebar bahu siamang sumatera berdasarkan kelas umur ......................... ............... ........................................................ 35

11 Karakteristik panjang dan lebar telapak tangan siamang sumatera berdasarkan kelas umur ..... ............... ........................................................ 36

12 Karakteristik panjang dan lebar telapak kaki siamang sumatera berdasarkan kelas umur ..... ............... ........................................................ 37

13 Rata-rata ukuran tubuh siamang sumatera ................................................. 37

14 KMO dan Bartlett's Test untuk data siamang sumatera jantan .................. 38

15 Model rekapitulasi analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera jantan ................................. ............... ........................................................ 40

16 ANOVA untuk menduga umur siamang sumatera jantan .......................... 40

17 Kofisien-kofisien analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera jantan ................................. ............... ........................................................ 40

18 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan .......... ........................................................ 41

19 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan ... ............... ........................................................ 41

20 Kofisien-kofisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan .......... ........................................................ 42

21 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan hingga umur 6 tahun ................................. 44

x

Halaman 22 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan hingga umur 6 tahun .......................................... 44

23 Kofisien-kofisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan hingga umur 6 tahun ................................. 44

24 KMO dan Bartlett's Test (tes I) untuk data siamang sumatera betina ....... 45

25 KMO dan Bartlett's Test (tes IV) untuk data siamang sumatera betina ..... 45

26 Model rekapitulasi analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera betina ................................. ............... ........................................................ 46

27 ANOVA untuk menduga umur siamang sumatera betina .......................... 46

28 Kofisien-kofisien analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera betina ................................. ............... ........................................................ 47

29 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina .......... ........................................................ 48

30 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina ... ............... ........................................................ 48

31 Kofisien-kofisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina .......... ........................................................ 48

32 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina hingga umur 6 tahun ................................. 50

33 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina hingga umur 6 tahun .......................................... 50

34 Kofisien-kofisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina hingga umur 6 tahun ................................. 50

35 KMO dan Bartlett's Test untuk data siamang sumatera ............................. 52

36 Model rekapitulasi analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera ............................ ............... ........................................................ 52

37 ANOVA untuk menduga umur siamang sumatera .................................... 52

38 Kofisien-kofisien analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera ............................ ............... ........................................................ 52

39 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera..... ............... ........................................................ 53

40 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera .............. ............... ........................................................ 53

41 Kofisien-kofisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera..... ............... ........................................................ 54

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Kerangka pemikiran penelitian ........... ........................................................ 7

2 Peta penyebaran H. syndactylus syndactylus ............................................... 9

3 Bagan gigi seri kambing dan ruminansia lainnya ........................................ 13

4 Barisan anuli pada gigi rusa yang menandakan perkiraan umur.................. 14

5 Siamang sumatera di KSP Pulau Marak dan PPSC Sukabumi .................... 20

6 Pengukuran siamang sumatera di lapangan ................................................. 31

7 Ukuran bagian tubuh siamang sumatera yang dijadikan parameter morfo- metrik untuk menduga umur ............... ........................................................ 32

8 Ukuran bagian tubuh siamang sumatera jantan yang dijadikan parameter morfometrik untuk menduga umur ..... ........................................................ 35

9 Ukuran bagian tubuh siamang sumatera betina yang dijadikan parameter morfometrik untuk menduga umur ..... ........................................................ 36

10 Komponen Plot dalam Rotated Space untuk data siamang sumatera Jantan ................................................ ........................................................ 39

11 Grafik Scatterplot dan Normal P-P Plot analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera jantan .......... ........................................................ 42

12 Komponen Plot dalam Rotated Space (tes IV) untuk data siamang sumatera betina ................................. ........................................................ 45

13 Grafik Scatterplot dan Normal P-P Plot analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera betina .......... ........................................................ 48

14 Komponen Plot dalam Rotated Space untuk data siamang sumatera ........ 51

15 Grafik Scatterplot dan Normal P-P Plot analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera..................... ........................................................ 54

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Data ukuran tubuh siamang sumatera jantan .............................................. 61

2 Data ukuran tubuh siamang sumatera betina .............................................. 62

3 Data ukuran tubuh siamang sumatera jantan dan betina ............................. 63

4 Hasil output uji validasi parameter morfometrik siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) ................................................ 64

5 Hasil output uji reliabilitas parameter morfometrik siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) ................................................ 65

6 Hasil output uji persyaratan regresi linear ganda pada parameter morfo- metrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus

syndactylus Raffles, 1821) ................. ........................................................ 66

7 Ringkasan hasil analisis linearitas garis regresi dan simpulannya berdasar- kan tingkat alpha ................................ ........................................................ 68

8 Hasil output analisis faktor parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) jantan ........ 69

9 Hasil output analisis regresi parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) jantan ........ 70

10 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus

syndactylus Raffles, 1821) jantan ..... ........................................................ 72

11 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus

syndactylus Raffles, 1821) jantan umur 1-6 tahun ..................................... 75

12 Hasil output analisis faktor parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) betina ....... 78

13 Hasil output analisis regresi parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) betina ....... 81

14 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus

syndactylus Raffles, 1821) betina ..... ........................................................ 83

15 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus

syndactylus Raffles, 1821) betina umur 2-6 tahun ..................................... 86

16 Hasil output analisis faktor parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) ................. 89

xiii

Halaman 17 Hasil output analisis regresi pada parameter morfometrik untuk menduga

umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) ........ 90

18 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus

syndactylus Raffles, 1821) ................ ........................................................ 93

19 Pendugaan umur siamang sumatera berdasarkan model matematik ......... 96

20 Parameter morfometrik kerangka Hylobates sp ....................................... 98

21 Parameter morfometrik (a) telapak kaki dan (b) telapak tangan Hylobates sp. .................... ............... ........................................................ 99

22 Parameter morfometrik tengkorak (cranial) Hylobates sp. ...................... 99

23 Peta lokasi penelitian Kalaweit Program Sumatera dan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga ...... ....................................................... . 100

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengelolaan satwaliar pada dasarnya merupakan pengelolaan terhadap

populasi yang terdapat dalam suatu kawasan sebagai bagian dari suatu ekosistem

yang menggunakan prinsip-prinsip ekologi sebagai konsep dasarnya. Pengelolaan

satwaliar juga berarti mengamati fluktuasi komponen-komponen lingkungan dan

dapat mengatur parameter populasi guna menyusun strategi yang tepat bagi

pengelolaan (Alikodra 1997). Menurut Caughley (1977), populasi merupakan

unit biologi pada level ekologi yang terintegrasi, berbicara tentang nisbah kelamin

(sex ratio), laju kematian (natality rate), laju kelahiran (mortality rate) dan

struktur umur.

Parameter populasi (seks rasio, tingkat kematian, kelahiran, dan struktur

umur) merupakan komponen penting dalam mempelajari perkembangan populasi

satwaliar. Disamping sebagai indikator kuantitatif dari pertumbuhan populasi

(Dajoz 1971; Barbault 1981; Gaillard 1988 dalam Santosa 1993), pengetahuan

tentang parameter populasi juga merupakan data dasar dalam mengelola satwaliar

(Bailey 1984).

Studi kuantitatif terhadap populasi satwaliar relatif banyak dilakukan sejak

tahun 1930 (Lincoln 1930; Leopold 1933 dalam Santosa 1995). Pada umumnya

penelitian-penelitian tersebut banyak diarahkan untuk mengetahui ukuran populasi

(Otis et al. 1978 dalam Santosa 1995). Mengingat betapa pentingnya data dan

informasi tentang demografi populasi, sejak tahun 1980, penelitian-penelitian

tentang demografi satwaliar berkembang pesat (Lincoln 1930; Leopold 1933;

Gailard 1988 dalam Santosa 1993).

Studi-studi tentang dinamika populasi sangat tergantung dari kemampuan

mengenali umur individu. Apabila umur telah diketahui maka struktur umur,

umur matang seksual, angka kematian, angka kelahiran, fekunditas, umur spesifik

dan kecenderungan pertumbuhan populasi dapat ditentukan. Parameter populasi

dan kondisi fisiologi penting untuk diketahui dalam pelestarian jenis satwa, hal ini

untuk menciptakan kestabilan populasi (Caughley 1977).

2

Struktur umur merupakan perbandingan jumlah individu di dalam berbagai

kelas umur dari suatu populasi, perbandingan tersebut dapat juga dibedakan

menurut jenis kelaminnya. Pengetahuan tentang struktur umur penting diketahui

untuk melihat pertumbuhan dan dinamika populasi suatu satwaliar (Brower dan

Zar 1977). Menurut Alikodra (2002), struktur umur dapat dipergunakan untuk

menilai keberhasilan pengembangan satwa liar, sehingga dapat dipergunakan pula

untuk menilai prospek kelestarian satwa liar. Pertumbuhan populasi satwaliar

dapat diketahui dari cohort atau satu gugus individu yang dianggap berasal dari

kelas umur yang sama (Brower dan Zar 1977), tetapi perhitungannya bersifat

simulasi dan perkiraan umur satwaliar harus diketahui (Caughley 1977).

Pengetahuan tentang pertumbuhan populasi satwaliar kadangkala terkendala

dalam upaya menentukan umurnya. Pedugaan umur satwaliar di lapangan sulit

untuk dilakukan, kecuali untuk satwa yang berada di penangkaran. Pertama,

karena sulitnya menangkap sejumlah satwaliar untuk menjadi sampel penelitian

(Alikodra 1997). Kedua, sifat antogonistik satwaliar juga akan menambah

sulitnya pendugaan umur di lapangan, sehingga hasil pendugaan umur di lapangan

lebih bersifat perkiraan.

Terdapat beberapa teknik untuk menduga umur satwa, semua teknik dalam

pendugaan umur dapat mempunyai kesalahan, beberapa teknik mungkin lebih

baik daripada yang lain (Caughley 1977). Pendugaan kelas umur siamang di

lapangan dapat dilakukan karena kekhasan yang dimiliki fase pertumbuhannya

(Gittins dan Raemaekers 1980). Selain itu, metode pendugaan umur dapat

dilakukan melalui gigi geligi (Caughley 1977), tetapi metode ini mempunyai

kelemahan dapat merusak atau menyakiti satwa sehingga beresiko pada kematian.

Selanjutnya menurut Caughley (1977), ukuran-ukuran bagian tubuh dapat

dijadikan tanda-tanda untuk menduga umur.

Siamang sumatera merupakan salah satu primata yang dilindungi oleh

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 tentang

Pengawetan Tumbuhan dan Satwa yang menyatakan bahwa semua spesies dalam

famili Hylobatidae dilindungi. Pelestarian terhadap primata ini dilakukan untuk

menjaga keanekaragaman plasma nuftahnya, untuk itu penangkapan di alam tidak

diperbolehkan kecuali dengan ijin khusus dan guna keperluan khusus seperti

3

penelitian. Di dunia internasional siamang juga dilindungi, IUCN (International

Union for Conservation of Nature and Nature Resources) memasukan siamang

dalam Daftar Merah (red data books) dengan status genting (endangered), begitu

juga CITES (Convention on International Trade in Endangered Species)

memasukannya ke dalam Appendix I.

Keberadaan siamang sangat berperan penting dalam ekosistem, pertama

membantu proses pertumbuhan tanaman (regenerasi dan suksesi hutan) dengan

memakan daun dan buah, kedua siamang juga berperan sebagai polinator dan

penyebar biji tumbuh-tumbuhan, sehingga pada umumnya primata memainkan

peran sebagai spesies kunci (key species) dalam sebuah ekosistem (Cowlishaw

dan Dunbar 2000). Peran penting dari spesies kunci adalah bila terjadi kepunahan

pada spesies tersebut, maka dapat menyebabkan gangguan dalam ekosistem yang

akan menyebabkan hilangnya beberapa spesies lain.

Sehubungan dengan hal-hal di atas dan hasil penelusuran pustaka bahwa

penelitian siamang sumatera banyak dilakukan pada aspek penyebaran, bio-

ekologi, habitat, perilaku dan reproduksi serta belum adanya literatur pendugaan

umur siamang sumatera berdasarkan ukuran-ukuran bagian tubuhnya, maka

penelitian mengenai pendugaan umur siamang sumatera melalui ukuran bagian-

bagian tubuh (morfometrik) sangatlah penting. Penelitian ini, disamping berguna

untuk mendukung upaya-upaya menjaga keberadaan dan fungsi siamang sumatera

di alam juga bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan tentang satwaliar di

Indonesia.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengindentifikasi bagian-bagian tubuh siamang sumatera yang dapat

dijadikan dasar bagi pendugaan umur.

2. Merumuskan model matematika yang menggambarkan hubungan antara

parameter morfometrik dengan umur siamang sumatera.

4

Hipotesis

Hipotesa yang diuji dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara parameter morfometrik siamang sumatera

dengan umurnya.

H1 : Paling sedikit terdapat satu parameter morfometrik siamang sumatera yang

mempengaruhi umurnya.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1. Menjadi pegangan dalam pendugaan umur siamang sumatera di lapangan.

2. Menjadi pedoman dalam pengelolaan populasi siamang sumatera, khususnya

menyangkut monitoring populasi.

3. Memberikan kontribusi bagi pusat-pusat penyelamatan satwaliar (PPS) dan

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) berupa kemudahan untuk

menduga umur siamang sumatera sewaktu penyitaan dan penerimaan satwa.

Perumusan Masalah

Umur merupakan salah satu parameter yang penting untuk diketahui dalam

pengelolaan suatu populasi karena berkaitan dengan kelestarian suatu spesies

yaitu untuk mengetahui struktur umur sehingga dapat dipergunakan untuk menilai

keberhasilan perkembangbiakkan satwaliar (Alikodra 2002).

Pendugaan umur siamang sumatera dapat dilakukan karena kekhasan pada

fase pertumbuhannya (Gittins dan Raemaekers 1980), tetapi hasil pendugaan akan

lebih bersifat perkiraan kasar bahkan cukup besar rentangnya (Semiadi dan

Nugraha 2005) karena umur terbagi dalam kelas-kelas umur. Gigi banyak

digunakan sebagai parameter dalam pendugaan umur karena gigi mengalami fase

pertumbuhan yang mengikuti perkembangan umur sebagai indikator telah

dewasanya tubuh. Kendala dalam pendugaan umur melalui gigi yaitu satwa harus

dalam kondisi terbius, tetapi cara ini tetap belum akan memberikan hasil yang

akurat. Hasil yang akurat bila dilakukan dengan cara merusak (destructive) yaitu

5

mencabut gigi geraham (molar) guna menghitung garis lapisan tahun gigi

(Semiadi dan Nugraha 2005).

Berdasarkan kelemahan-kelemahan pendugaan umur di atas, maka

dibutuhkan metode pendugaan umur dengan tingkat ketelitian yang cukup baik

dan tidak menyakiti satwaliar, untuk itu pendekatan melalui ukuran bagian-bagian

tubuh dapat dijadikan acuan dalam menduga umur siamang sumatera. Hal ini

sejalan dengan pendapat Frandson (1992) bahwa pertumbuhan tubuh hewan akan

mengikuti perkembangan tulangnya karena tulang memberikan bentuk pada tubuh

dan menurut pendapat Giles (1981) bahwa ukuran tubuh akan berkembang sesuai

dengan bertambahnya umur hingga pada suatu titik akan mencapai kematangan

dan tidak akan membesar lagi.

Dengan demikian, rumusan permasalahan dalam penelitian ini ditujukan

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara parameter morfometrik siamang sumatera

dengan umurnya?

2. Sejauhmana keeratan hubungan antara parameter morfometrik siamang

sumatera dengan umurnya?

3. Bagaimana model matematika yang terbentuk untuk dapat menjelaskan umur

siamang sumatera?

Kerangka Pemikiran

Bertolak dari kelemahan-kelemahan dalam pendugaan umur satwaliar yang

biasa dilakukan, maka perlu dicari parameter morfometrik siamang sumatera yang

dapat dijadikan parameter penduga umur. Parameter morfometrik yang

digunakan merupakan bagian-bagian tubuh yang mudah terlihat dan mudah

diukur.

Bagian-bagian tubuh siamang sumatera yang diduga mempunyai hubungan

dengan umur yaitu lengan, bagian tubuh ini merupakan salah satu ciri khas famili

Hylobatidae. Seperti pada spesies-spesies dalam famili Hylobatidae, siamang

mempunyai pola bergerak yang khusus dan spektakuler dengan cara berayun dari

satu cabang ke cabang lain menggunakan lengannya (brachiation). Brachiation

merupakan evolusi siamang dalam memanfaatkan ruang untuk memperoleh

6

makanan, dengan kemampuan ini siamang dapat menjangkau bagian-bagian

pohon yang dihindari oleh monyet-monyet lain (Lekagul dan McNeely 1977).

Pola bergerak dengan brachiation mempengaruhi seluruh kerangka tubuh, dalam

brachiation dibutuhkan otot-otot yang kuat dan lengan menjadi lebih efektif,

sehingga famili Hylobatidae mempunyai ukuran lengan lebih panjang daripada

semua jenis primata (Young 1981).

Ciri khas lain dari famili Hylobatidae terdapat pada kaki dan tangannya. Jari

jemarinya yang panjang memungkinkan untuk berpegangan dengan kuat ketika

melakukan brachiation dan dengan bentuk telapak kaki yang lebih mendukung

pola bergerak secara brachiation dibandingkan berjalan (bipedals). Tangan-

tangan dan bentuk telapak kaki ini merupakan organ untuk menggenggam yang

efisien. Spesialisasi dalam brachiation turut mempengaruhi rongga dada famili

Hylobatidae yang lebih besar dari kera-kera lain (kecuali pada ape dan manusia)

(Young 1981). Sejalan dengan pendapat di atas menurut Hoeve (1992), rongga

dada yang lebar ini memberi keleluasaan bergerak bagi lengan.

Bagian tubuh siamang sumatera yang juga diduga mempunyai hubungan

dengan umur adalah kepala. Bagian kepala merupakan bagian vital dari satwaliar,

menurut Frandson (1992) banyak pengamatan yang menunjukkan adanya

perbedaan antar spesies terutama pada bagian kepala, perbedaan ini tergantung

pada variasi pars fasialis kranium.

Keberadaan pusat penyelamatan satwaliar memungkinkan untuk

memperoleh sejumlah siamang sumatera yang dapat dijadikan objek penelitian.

Di pusat penyelamatan, umur siamang sumatera telah diketahui sehingga tidak

perlu dilakukan analisis awal untuk menduga umurnya. Pendugaan parameter

morfometrik yang paling menentukan umur akan menggunakan perhitungan

secara statistikal.

Asumsi-asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

1. Siamang sumatera yang menjadi objek penelitian di pusat penyelamatan

berasal dari lingkungan yang sama sehingga mempunyai pertumbuhan yang

sama dan tidak mengalami malnutrisi.

2. Jumlah bulan dari umur siamang sumatera tidak mempengaruhi umur.

7

3. Model matematika untuk menduga umur akan terbatas sesuai ketersediaan

tingkatan umur siamang sumatera yang dijadikan objek penelitian.

Secara skematis, kerangka pemikiran yang menjelaskan penelitian ini

disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian.

Validasi

Model Matematika

Indentifikasi Peubah Penciri Umur

Pemilihan Satwa KU yang telah diketahui

Pengukuran Parameter Morfometrik

Permasalahan-permasalahan dalam Pendugaan Umur Siamang Sumatera

Pendugaan Umur Melalui Ukuran Bagian-bagian Tubuh

8

TINJAUAN PUSTAKA

Bio-ekologi Siamang Sumatera

Sistematika

Famili Hylobatidae dikelompokkan dalam tiga marga berdasarkan jumlah

kromosomnya, yaitu marga Hylobates yang memiliki 44 kromosom, marga

Symphalangus dengan 50 kromosom dan marga Nomascus dengan 52 kromosom

(Lekagul dan McNeely 1977). Marga Hylobates dibagi lagi menjadi tiga

submarga dengan tujuh spesies yaitu submarga Hylobates dengan spesies H. lar

(Miller 1903), H. agilis (Cuvier 1821), H. moloch (Audebert 1798), H. muelleri

(Martin 1841) dan H. pileatus (Gray 1861); submarga Bunopithecus dengan

spesies H. hoolock (Harlan 1834) dan submarga Brachitanytes dengan spesies H.

klossii (Miller 1903). Marga Symphalangus hanya memiliki satu spesies yaitu H.

syndactilus (Raffles 1821) dan marga Nomascus yang juga hanya memiliki satu

spesies yaitu H. concolor (Harlan 1826).

Terdapat 8 spesies famili Hylobatidae di Paparan Sunda yaitu H.

syndactilus, H. agilis, H. lar di Pulau Sumatera, H. klosii yang endemik di

Kepulauan Mentawai dan H. moloch dijumpai di Pulau Jawa, serta H. agilis dan

H. muelleri dijumpai di Pulau Kalimantan. H. syndactilus terdiri dari 2 subspesies

yaitu H. syndactylus continentis (Thomas 1908) yang terdapat di Semenanjung

Malaya dan H. syndactylus syndactylus terdapat di hutan-hutan sepanjang Bukit

Barisan dan Sumatera bagian timur (Chivers 1977). Penyebaran siamang

sumatera lebih lanjut ditunjukkan pada Gambar 2.

Siamang sumatera secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam dunia

Animalia, filum Chordata, subfilum Vertebrata, kelas Mamalia, ordo Primata,

famili Hylobatidae, genus Symphalangus, spesies Hylobates syndactylus Raffles,

1821 dan subspesies H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821.

Morfologi

Siamang merupakan jenis primata tak berekor dan mempunyai ukuran tubuh

terbesar dibandingkan dengan jenis lain dari famili Hylobatidae. Individu jantan

dewasa memiliki berat badan 10-12 kg sedangkan betina sedikit lebih kecil.

9

Siamang mempunyai panjang badan mencapai 90 cm dengan warna rambut hitam

polos seperti lutung tetapi tidak berjambul dikepalanya. Siamang mempunyai

kantong suara ditenggorokan yang berukuran sebesar kepalanya sendiri (PPA

1978). Kantong suara (laryngeal sac) yang dimiliki siamang sangat berguna

untuk membantu memperkeras suaranya (Chivers 1977).

Gambar 2 Peta penyebaran H. syndactylus syndactylus (Groves 1970; Chivers

1974; Marshall dan Marshall 1975; Wilson dan Wilson 1978).

Secara umum siamang dikenal juga sebagai gibbon, berbeda tetapi serupa

dalam bentuk tubuh. Siamang mempunyai kulit yang tebal, berambut kasar dan

semua berwarna hitam pekat kecuali disekitar mulut dan dagu yang berwarna

lebih muda. Rambut lengan bawah tumbuh menuju siku seperti pada ape besar

dan manusia. Mata berwarna gelap, mempunyai kemampuan membedakan warna

dan kurang dalam earlobes. Siamang juga mempunyai bantalan duduk (ischial

callosities) yang umumnya ditemukan di monyet bukan pada ape. Jantan

mempunyai garis preputal yang mencolok berupa rambut-rambut hitam sepanjang

15 cm (Napier dan Napier 1967). Siamang diketahui juga mempunyai

kemampuan untuk merubah (berbalik) arah ketika berada di udara.

Selanjutnya Napier dan Napier (1967) menuliskan bahwa panjang badan

siamang jantan dari kepala hingga badan berkisar antara 46,8–84,6 cm dengan

berat berkisar 9,5–12,7 kg, sedangkan panjang badan siamang betina dari kepala

Penyebaran H. syndactylus

10

hingga badan berkisar pada 46–63 cm dengan berat berkisar 9–11,6 kg. Tangan

mempunyai formula dijital yaitu 3.2.4.5.1. Susunan gigi siamang adalah 2/2 1/1

2/2 3/3 = 32. Kapasitas kepala 125 cc atau berkisar antara 100-152 cc. Berat otak

siamang dewasa adalah 121,7 gram (Harvey et al. 1987). Selanjutnya Napier dan

Napier (1986) menyatakan bahwa terdapat sedikit perbedaan pada ukuran tubuh

(dimorphism) antara jantan dan betina pada famili Hylobatidae.

Siamang mempunyai lengan yang panjang dengan rata-rata 230–243% dari

panjang tubuhnya. Tangan siamang juga panjang dengan telapak yang kurang

luas dibandingkan ape, begitu juga dengan kakinya yang panjang dengan jari kaki

pertama lebih panjang dan kuat. Tangan digunakan untuk berpegangan pada

waktu berayun di dahan atau berpindah dari dahan ke dahan. Kakinya dipakai

untuk memegang ranting dan makanan sambil berayun. Ciri khas lain dari

siamang adalah jari-jari tangan kedua dan ketiga dipertautkan oleh selaput seolah-

olah keduanya bersatu (Chivers 1977). Indeks intermembral adalah 147, indeks

ini merupakan perbandingan dari panjang kaki dengan panjang tangan (Myers dan

Sheffield 1996).

Habitat dan Perilaku

Habitat utama siamang adalah hutan hujan tropika dan hutan pegunungan di

bawah 2.000 m di atas permukaan laut, tetapi lebih umum dijumpai pada hutan

dataran rendah (Napier dan Napier 1967). Siamang termasuk ke dalam primata

arboreal, sebagian besar hidupnya tergantung pada tajuk yang tinggi dan saling

bersambungan. Tajuk pohon yang saling bersatu membantu siamang untuk

berpindah dalam mencari makanan dan sebagai tempat berlindung dari pemangsa.

Siamang hidup dalam kelompok-kelompok sosial terkecil, terdiri dari jantan

dan betina dewasa dengan 1-4 ekor anaknya. Pada tempat yang alami, ukuran

kelompok siamang rata-rata 4 ekor (Gittin dan Raemaekers 1980). Pasangan

siamang merupakan pasangan monogami dan hidup dengan pola kelompok

dengan sistem kekerabatan yang menggunakan daerah teritori spesifik dimana

home range seluas 15–30 ha (Chivers 1977).

Matang seksual dicapai siamang di alam pada umur 7-8 tahun baik jantan

maupun betina (Napier dan Napier 1986), sedangkan menurut Geissmann (1986)

11

dalam Nowak (1999) matang seksual di alam pada umur 8-9 tahun dan di

penangkaran pada umur 4-6 tahun baik jantan maupun betina. Periode gestation

(kehamilan) adalah 230-235 hari dengan berat anak saat lahir sekitar 6 ons.

Betina biasanya melahirkan setiap 2–3 tahun sekali dengan satu anak, tetapi

kelahiran kembar mungkin terjadi. Betina jarang melahirkan lebih dari 10 kali

selama hidupnya (Preuschoft 1990). Masa hidup siamang antara 30-40 tahun

(Napier dan Napier 1986), sedangkan menurut Chiver (1977) sepasang siamang

yang hidup di alam liar diketahui berumur sekitar 25 tahun. Di penangkaran

spesimen siamang diketahui sampai berumur 40 tahun (Marvin 1995 dalam

Nowak 1999).

Siamang termasuk hewan omnivora dengan komposisi pakan 43% daun

(38% daun muda dan 5% daun tua), 36% buah (22% Ficus sp. dan 14% lainnya),

6% bunga, 15% serangga dan binatang kecil lainnya (Gittin dan Reamakers 1980).

Siamang sumatera merupakan primata frugivorous dibandingkan saudaranya di

semenanjung malaya. Chivers (1977) melaporkan bahwa siamang menghabiskan

waktu 5,5 jam untuk kegiatan makan atau kira-kira 52% dari waktu efektifnya.

Perkembangan Metode Pendugaan Umur

Pendugaan umur mamalia dapat dilakukan dengan berbagai teknik, salah

satu dari beberapa teknik dapat diaplikasikan untuk menduga umur spesies yang

diteliti. Tanda-tanda untuk menduga umur satwaliar dapat terlihat dari

pertumbuhan gigi geligi, hilangnya gigi geligi, ukuran tubuh, pengelompokkan

frekuensi ukuran, derajat penyatuan epifiseal, berat lensa mata, pertumbuhan

tahunan lingkar cakar, tanduk, gigi dan tulang serta jumlah placental atau goresan-

goresan ovarian pada betina (Caughley 1977).

Selanjutnya menurut Caughley (1977), indikator penduga umur dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

a. Tanda-tanda individu (misalnya: pemberian tanda pengenal pada hewan muda

yang diketahui datanya).

b. Indikasi morfologikal.

- Karakter yang berubah terus-menerus sesuai umur (misalnya: berat lensa

mata dan hilangnya gigi geligi).

12

- Karakter yang berubah sesuai lompatan tahun.

1) Anual quanta (misalnya: pertumbuhan lingkar pada tanduk, gigi dan

sisik).

2) Non anual quanta (misalnya: fase-fase plumage dan pertumbuhan gigi

geligi).

Literatur yang membahas pendugaan umur siamang sumatera masih

terbatas, hal ini terlihat dari sulitnya memperoleh literatur sesuai pokok bahasan.

Pendugaan umur siamang sumatera di lapangan dapat dilakukan melalui

pendekatan- pendekatan sebagai berikut:

Pendugaan Umur Melalui Gigi Geligi

Penggunaan parameter gigi telah banyak dilakukan dalam pendugaan umur.

Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang paling aktif dipakai, perubahan

bentuk permukaan gigi dapat mengindikasikan kualitas pakan yang dikonsumsi

serta umur satwa tersebut. Gigi juga mengalami fase pertumbuhan awal, lewat

gigi susunya yang akan lepas saat memasuki umur tertentu dan digantikan dengan

gigi tetap, sehingga dapat menjadi indikator dari telah dewasanya anggota tubuh.

Peralihan gigi susu ke gigi permanen dan tinggi relatif mahkota gigi (crown

heights; sebagai indikator tingkat keausan) dapat dipakai sebagai indikator umur

pada kelompok kelelawar, karnivora, ungulata dan rodensia (Semiadi dan

Nugraha 2005).

Sosroamidjojo (1975) dalam Mukhtar (1996) mengungkapkan bahwa pada

satwa ruminansia, umur dapat diketahui dengan mengamati pergantian gigi seri

yang terdapat hanya pada rahang bawah, seperti disajikan pada Tabel 1 dan

Gambar 3.

Tabel 1 Daftar pergantian gigi seri kambing Umur (Tahun) Gigi Seri yang Berganti

1-1,5

1,5-2

2,5-3

3-4

Gigi seri dalam (I1) berganti

Gigi seri tengah dalam (I2) berganti

Gigi seri tengah luar (I3) berganti

Gigi seri luar (I4) berganti

Sumber: Sosroamidjojo (1975) dalam Mukhtar (1996)

13

Gambar 3 Bagan gigi seri kambing dan ruminansia lainnya (Sumber:

Sumoprastowo 1994 dan Sosroamidjojo 1975 dalam Mukhtar 1996).

Selanjutnya menurut Semiadi dan Nugraha (2005), tingkat keausan gigi

sangat spesifik terhadap habitat dan jenis mamalia sehingga generalisasi pola

keausan gigi kurang tepat diterapkan. Indentifikasi umur dengan mengamati pola

keausan gigi dapat dilakukan pada satwa hidup lewat pembiusan terlebih dahulu.

Gigi kemudian dicermati pola keausannya atau ditempeli dengan pasta cetakan

yang akan mengeras setelah waktu tertentu. Pola keausan yang terbentuk dalam

pasta gel yang akan mengeras kemudian diukur atau dikaji dan dibandingkan

dengan standar yang ada.

Pendugaan umur satwaliar secara lebih akurat berbasiskan pada gigi harus

dilakukan secara destructive (merusak) dengan cara mencabut gigi geraham

(molar) guna menghitung lapisan garis tahunan gigi. Biasanya dentin dan

9 bulan1–1.5 tahun

1.5-2 tahun 2-3 tahun

3-4 tahun tua

14

cementum terakumulasi di bagian bawah badan gigi yang disebut annuli,

membentuk suatu baris garis yang diasumsikan terbentuk setiap tahun. Pada

mamalia daerah tropika, diindikasikan terbentuknya annuli ini berkaitan erat

dengan musim penghujan, dimana kaya dengan hijauan pakan. Apabila terdapat

periode dimana musim kemarau panjang, maka jarak lapisan annuli cenderung

melebar. Mengingat prosedur indentifikasi lapisan annuli mengharuskan gigi

dicabut, maka pekerjaan ini hanya dilakukan pada satwa mati yang tidak terpakai

lagi (Semiadi dan Nugraha 2005).

Gambar 4 Barisan anuli pada gigi rusa yang menandakan perkiraan umur. Tanda

panah menunjukkan lapisan tahunan, dimulai dari paling atas. Dalam foto ini rusa diperkirakan berumur 11 tahun (sumber: Anonimous dalam Semiadi dan Nugraha 2005).

Pendugaan Umur Melalui Struktur Fisiologi

Pendugaan umur melalui struktur fisiologi didasarkan pada penampakan

kasat mata oleh peneliti karena mamalia mempunyai kekhasan dalam fase

pertumbuhannya. Pendugaan umur ini dilakukan dalam kelompok-kelompok

umur yang disebut kelas umur. Menurut Gittins dan Raemaekers (1980),

berdasarkan fase pertumbuhannya siamang dapat dikelompokkan dalam lima

kelas umur yaitu:

1. Bayi (infant), mulai lahir sampai berumur 2-3 tahun dengan ukuran tubuh

yang sangat kecil. Pada tahun pertama digendong dan dibawa oleh induknya,

sedangkan pada tahun kedua digendong dan dibawa induk jantan.

15

2. Anak (juvenile-1), berumur kira-kira 2-4 tahun, badannya kecil dan melakukan

perjalanan sendiri, tetapi cenderung untuk selalu dekat dengan induknya.

3. Muda atau remaja (juvenile-2), berumur kira-kira 4-6 tahun, ukuran badannya

sedang dan sering melakukan perjalanan sendiri dan mencari makan sendiri.

4. Sub dewasa (sub-adult), yaitu mulai dari umur 6 tahun. Ukuran badannya

hampir sama dengan ukuran dewasa dan tetap tinggal di dalam kelompok,

tetapi sering memisahkan diri dan belum matang secara seksual.

5. Dewasa (adult), yaitu mempunyai ukuran badan yang maksimal dengan selalu

hidup berpasang-pasangan serta selalu dekat dengan anaknya.

Pendugaan Umur Melalui Ukuran Tubuh

Semua benda hidup disusun oleh satuan terkecil yang disebut sel, apabila

terjadi peningkatan jumlah sel maka akan mengalami satu atau lebih kekhususan

fungsi. Istilah anatomi digunakan untuk menunjukkan ilmu yang mempelajari

bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup. Pengertian mengenai

struktur organisme makhluk hidup biasanya disertai dengan fungsinya, sedangkan

ilmu yang mempelajari fungsi tubuh secara lengkap dan fungsi semua bagian-

bagian tubuhnya seperti sistem, organ, jaringan, sel dan komponen sel disebut

fisiologi (Frandson 1992).

Kelompok sel yang berkembang mengalami fungsi khusus disebut jaringan.

Bermacam-macam jaringan bergabung membentuk kelompok dan mempunyai

fungsi tertentu, yang disebut organ. Sekelompok organ yang berperan dalam

suatu kegiatan tertentu akan membentuk suatu sistem (Giles 1981).

Selanjutnya menurut Giles (1981), masuknya sel dalam sistem berkaitan

dengan perwujudan fungsi kehidupan. Fungsi tersebut mencakup pertumbuhan

(peningkatan ukuran), metabolisme (pemanfaatan makanan), respon terhadap

stimulus, kontraksi (pemendekan ke satu arah) dan reproduksi (pembentukan

individu baru dari spesies yang sama). Proses perkembangan sel menjadi jaringan

tertentu memerlukan waktu. Pembelahan sel baik melalui mitosis atau miosis

mengalami suatu interfase dan panjangnya bervariasi. Pada satu masa tertentu

pembentukan jaringan ini akan terhenti dan terbentuk satu jaringan khusus.

16

Menurut Frandson (1992), skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang

merupakan suatu struktur yang hidup. Tulang mempunyai vasa darah, vasa

limfatik dan nervus; dapat menjadi sasaran penyakit, mampu memperbaiki diri

terhadap perubahan dengan adanya suatu stres. Kira-kira sepertiga berat tulang

terdiri dari atas kerangka organik yang berupa jaringan fibrosa dan sel-sel.

Senyawa organik terutama adalah kollogen dan polisakarid yang disebut

glikosaminaglikan (GAGS), yang mengandung khodroitin sulfat. Bahan tersebut

menyebabkan sifat elastis dan keras pada tulang, sedang dua pertiganya terdiri

dari komponen anorganik (garam kalsium dan fosfat) yang terdeposit pada

kerangka organik.

Selanjutnya menurut Frandson (1992), bahwa pengetahuan tentang tulang

yang membentuk kerangka atau skeleton tubuh disebut osteologi. Tulang

merupakan salah satu jaringan pengikat yang terbentuk dari sel pembentuk tulang

(osteoblast) yang tampilannya mudah dilihat.

Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk pada spesies dalam

populasi khususnya polimorfolisme (Campbell dan Lack 1985), sedangkan

morfometri adalah pengukuran bentuk tubuh yang dilakukan pada spesies.

Pengukuran panjang tulang-tulang mempunyai ketelitian yang lebih baik dalam

pendugaan umur dibandingkan dengan pengukuran terhadap bobot badan.

Pertambahan panjang dari ukuran-ukuran tubuh bisa dijadikan dasar untuk

pendugaan umur lebih lanjut (Caughley 1977). Keragaman ukuran tubuh hewan

disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan (Mansjoer et al. 1989).

Parameter Morfometrik yang Berkaitan dengan Umur Siamang Sumatera

Ukuran morfologikal merupakan pertumbuhan panjang hewan yang mudah

dilihat dengan mata (Giles 1981). Parameter morfometrik yang digunakan

merupakan bagian-bagian tubuh yang mudah terlihat dan mudah diukur,

morfometrik ini mengikuti bentuk kerangka siamang. Sesuai dengan pendapat

Frandson (1992) bahwa tulang-tulang merupakan pembentuk kerangka tubuh

sehingga dapat memberikan kekerasan dan bentuk tubuh. Berikut dijelaskan

bagian-bagian tubuh yang diukur karena diduga mempunyai hubungan erat

dengan umur, sebagai berikut:

17

1. Badan dan Kepala

Siamang tergolong dalam vertebrata karena mempunyai kolom vertebral.

Struktur ini tersusun atas tulang-tulang yang tidak berpasangan dan ireguler

(vertebrae) terletak pada bidang median dan hanya satu struktur yang tampak.

Perkembangan kolom vertebral tidak dipengaruhi oleh ukuran-ukuran lainnya

(Fradson 1992).

Kepala menjadi penting karena merupakan tempat beradanya otak,

dimana otak menjadi tempat mengolah informasi yang berasal dari indera-

indera primata. Salah satu kemajuan dari primata dari hewan lain adalah

ukuran otak yang lebih besar. Perbandingan antara ukuran tubuh dengan berat

otak memungkinkan untuk membedakan antara primata (Myers dan Sheffield

1996).

2. Dada dan Bahu

Kebiasaan melakukan brachiation berpengaruh pada seluruh kerangka

tubuh famili Hylobatidae (Young 1981). Spesialisasi dalam brachiation

mempengaruhi rongga dada famili hylobatidae yang lebih besar dari kera-kera

lain, dimana rongga dada yang lebar dan tulang belikat (skapula) di belakang

membuat pusat gaya berat lebih ke tengah tubuh apabila hewan ini berdiri

tegak dan memberi keleluasaan gerak bagi lengan (Hoeve 1992).

3. Lengan dan Tangan

Lengan merupakan salah satu pembentuk anggota badan yang tersusun

dari beberapa tulang yang merupakan bagian anggota tulang depan

(ekstremitas pektoralis). Ekstremitas pektoralis terdiri dari tulang belikat

(scapula), tulang lengan atas (humerus), dua tulang lengan bawah (radius dan

ulna), tulang carpus, tulang metacarpus dan tulang-tulang jari (digiti).

Humerus merupakan tulang panjang yang ujung atasnya bersendi dengan

scapula membentuk persendian bahu, dimana tonjolan yang terbentuk disebut

titik atau kedudukan bahu. Radius dan ulna merupakan tulang yang besar

pada lengan bawah dan ulna yang kecil. Radius merupakan tulang panjang

yang terletak di sisi medial lengan bawah yang dapat langsung diraba di

bawah kulit. Tulang radius kemudian dilanjutkan tulang carpus, tulang

metacarpus dan tulang-tulang jari (digiti).

18

Pada semua spesies, perkembangan radius sangat baik sedangkan ulna

mempunyai perkembangan yang bervariasi tergantung pada spesies hewan

(Fradson 1992). Berdasarkan hal di atas maka radius lebih dapat dijadikan

parameter ukuran tubuh daripada ulna.

Parameter pendugaan umur adalah panjang humerus, radius dan panjang

telapak tangan yang apabila digabungkan maka dapat menjadi parameter

panjang tangan. Panjang telapak tangan merupakan gabungan antara tulang

carpus, tulang metacarpus dan digiti yang terpanjang.

Pengetahuan tentang perbandingan panjang lengan primata akan sangat

penting untuk mengetahui tipe pergerakan dan prilaku primata. Tipe-tipe

pergerakan yang digunakan primata akan menunjukkan jenis-jenis habitat

yang mendukung hidupnya. Telapak tangan siamang yang lebih sempit

dibandingkan dari famili Pongidae dan Hominidae dikarenakan penyesuaian

dalam melakukan brachiation, sesuai dengan pendapat Hoeve (1992) bahwa

tangan siamang sangat panjang dan langsing dengan jari-jari yang panjang dan

agak melengkung seperti kait

4. Kaki dan Telapak Kaki

Selain tangan, kaki merupakan salah satu pembentuk anggota badan,

dimana tangan tersusun dari beberapa tulang yang merupakan bagian anggota

tulang depan (ekstremitas pelvikalis). Ekstremitas pelvikalis terdiri dari tulang

pinggul (ilium), tulang paha (femur), dua tulang kaki bawah (tibia dan fibula),

astralagus, metacarpus dan digiti.

Femur merupakan tulang yang bulat, berpangkal pada persendian

pinggul dan memanjang sampai persendian lutut. Tibia dan fibula, setara

dengan radius dan ulna pada ekstremitas anterior. Tibia merupakan tulang

yang besar dan terletak di sebelah medial, mempunyai ujung proksimal yang

melekat pada persendian lutut. Metacarpus dan digiti sama dengan

ekstremitas anterior.

Parameter morfometrik untuk menduga umur adalah panjang femur dan

tibia yang apabila digabungkan menjadi parameter panjang kaki. Panjang

telapak tangan merupakan gabungan antara tulang carpus, tulang metacarpus

dan digiti yang terpanjang. Sedangkan indeks intermembral merupakan

19

perbandingan dari panjang kaki dengan panjang tangan, informasi ini sangat

bermanfaat untuk mengindentifikasi sistem lokomosi primata (Myers dan

Sheffield 1996).

Karakteristik Lokasi Penelitian

Penelitian pengukuran morfometrik siamang dilaksanakan di dua lokasi,

yaitu Pusat Rehabilitasi Siamang dan Owa Yayasan Kalaweit Program Sumatera

(KPS) dan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC).

Pusat Rehabilitasi Siamang dan Owa Yayasan Kalaweit Program Sumatera

KPS merupakan kegiatan konservasi eksitu yang bertujuan untuk

mendukung konservasi insitu yang bekerjasama Direktorat Jenderal Perlindungan

Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA) Departemen Kehutanan, dimana

dalam implementasinya dilapangan selalu berkoordinasi dengan BKSDA

Sumatera Barat sebagai unit pelaksana teknis Ditjen PHKA di daerah. Tujuan

utama dari KPS adalah untuk menyelamatkan, merehabilitasi, mensejahterakan

dan mengembalikan kembali owa dan siamang yang berasal dari Sumatera ke

habitatnya.

KPS berada di Pulau Marak dengan luas sekitar 1.000 ha, sebuah pulau di

Kanagarian Sungai Pinang, Kecamatan Batang Terusan, Kabupaten Pesisir

Selatan, Provinsi Sumatera Barat. KPS dapat dijangkau dari Kota Padang dengan

speed boat bertenaga 40 daya kuda sekitar 1 jam atau perjalanan melalui darat

dapat ditempuh sekitar 30 km melalui Nagari Sungai Pinang, tetapi jalan yang

masih belum bagus, berkelok-kelok dan mendaki serta belum tersedianya

transportasi umum menyebabkan perjalanan lebih lama dan kurang nyaman.

Pada awal berdirinya bulan Juli tahun 2003, KPS telah merehabilitasi

sebanyak 122 ekor gibbon (H. agilis dan H. syndactylus). Selain jenis-jenis dari

gibbon, KSP dapat juga merawat beberapa primata lain seperti beruk endemik dari

Mentawai (Macaca pagaensis). Fasilitas pendukung yang tersedia yaitu 55 unit

kandang (rehabilitasi, karantina, sosialisasi dan sanctuary), klinik satwa, asrama,

gudang buah dan sarana transportasi. Pada bulan Juli 2007 KPS telah mendapat

hak siar Radio Kalaweit pada gelombang 87.6 FM. Pelaksana di KPS terdiri dari

20

1 orang manajer, 1 orang administrasi, 2 orang tenaga medis, 8 orang animal

keeper, 1 orang dokter hewan, 1 orang bidang volunteer dan ditambah 2 orang

counterpart dari BKSDA.

Gambar 5 Siamang sumatera di KSP Pulau Marak dan PPSC Sukabumi.

Kandang-kandang satwa terbuat dari kawat besi dengan tiang dari kayu,

bentuk kandang segitiga dengan ukuran 6m x 6m x 6m. Di dalam kandang

terdapat sejumlah kayu panjang dan ban bekas mobil yang digantung sebagai

tempat bergelayutan (mainan) satwa. Kandang-kandang terdiri dari:

a. Kandang karantina. Di kandang ini dilakukan proses untuk mengindentifikasi

dan mengobati penyakit yang di derita siamang. Pemeriksaan dilakukan baik

kondisi fisik dan non fisik, pemeriksaan darah (Hepatitis A, B dan C;

Tuberculosis/TBC; Herpes simplex), meminimalkan stres, mengadaptasi

makanan dan pemeriksaan parasit.

b. Sanctuary. Satwa yang tidak dimungkinkan untuk lepasliarkan ke alam akan

ditempatkan dalam kandang-kandang ini, misalnya siamang yang bentuk

fisiknya abnormal (tangan atau kaki yang patah adan buntung) serta siamang

yang terkena penyakit Herpes maupun TBC. Kandang sanctuary bertujuan

untuk mensejahterakan siamang-siamang tersebut.

c. Sosialisasi. Siamang yang telah dinyatakan sehat akan ditempatkan di

kandang sosialisasi. Dalam kandang ini, siamang ditempatkan untuk

mendapatkan pasangan masing-masing dan selalu dipantau setiap

perkembangan dan tingkah lakunya. Siamang yang betul-betul bebas dari

penyakit dan siamang yang telah remaja ditempatkan dalam satu kandang,

21

dimana beberapa kandang dihubungkan dengan terowongan sehingga siamang

bisa berkontak visual dan fisik. Pengamatan dilakukan dengan intensif,

apabila siamang telah menemukan pasangan maka dipindahkan ke kandang

rehabilitasi.

d. Rehabilitasi. Kandang ini ditujukan untuk proses utama yaitu “meliarkan”

siamang, di kandang ini kontak antar siamang dihindarkan begitu juga kontak

dengan manusia diminimalkan.

Pemberian makanan dilakukan dua kali sehari yaitu sekitar pukul 7.30 dan

15.00 WIB. Kombinasi makanan adalah pisang, wortel, buncis, tomat dan

mentimun, sedangkan telur sebagai sumber protein diberikan seminggu sekali.

Siamang yang sakit diberikan makanan yang lebih “eksklusif” seperti apel, sawo,

pir dan multivitamin dengan tujuan mengembalikan vitalitas tubuh dan

mempercepat kesembuhan.

Pembersihan kandang dilakukan satu kali seminggu dan sebulan sekali

dilakukan penyemprotan desifektan. Pengawasan terhadap kesehatan siamang

dilakukan tenaga medis sedangkan siamang yang sakit diperiksa oleh dokter

hewan yang bekerjasama dengan Balai Vertereiner Departemen Peternakan.

Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga

PPSC didirikan oleh Yayasan Gibbon yang merupakan lembaga swadaya

masyarakat yang menyalurkan dana dari para donatur internasional untuk program

konservasi di Indonesia, khususnya dalam penyelamatan satwaliar. Yayasan

Gibbon bekerjasama dengan PHKA untuk membangun PPS dalam rangka

penyelamatan satwa-satwa yang dilindungi, sebagai salah satu bentuk peran

keanggotaan Indonesia dalam konvensi internasional perlindungan hewan dan

tumbuhan (Convention on Internasional Trade for Endanger Spesies/CITES).

Terdapat tujuh PPS yang beroperasi di Indonesia yaitu di Tegal Alur di Jakarta

yang sudah berhenti beroperasi, Cikananga di Sukabumi, Gadog di Ciawi-Bogor,

Petung Sewu di Malang, Bali, Yogyakarta dan Tasikoki di Sulawesi.

PPSC diresmikan pada tanggal 1 Nopember 2003 pada lahan seluas 14,9 ha

terletak 36 km di selatan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, tepatnya di

Kampung Cikananga, Desa Cisitu Kecamatan Nyalindung. Fasilitas PPSC

22

terbilang lengkap, karena memiliki gedung perkantoran, laboratorium, klinik

hewan dan tempat penginapan. Sejak 2001 hingga 2005 hewan yang

diselamatkan oleh PPSC mencapai 3.433 ekor, tapi sekarang tinggal 1.142 ekor

karena telah di translokasi ataupun dilepasliarkan.

Pertengahan bulan April 2006 Departemen Kehutanan dalam hal ini Ditjen

PHKA memutus hubungan kerjasama dengan Yayasan Gibbon dan pelarangan

yayasan ini melakukan kegiatan apapun yang terkait konservasi sumberdaya alam

di Indonesia. Hal ini berdampak pada upaya penyelamatan satwaliar Indonesia

yang saat ini berada di PPSC, dengan pendanaan yang terbatas satwa menjadi

kurang terurus dan suplai makanan terbatas.

23

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Rehabilitasi Siamang dan Owa Kalaweit

Program Sumatera, Pulau Marak, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera

Barat dan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga, Kabupaten Sukabumi, Provinsi

Jawa Barat (peta lokasi pada Lampiran 23 dan 24) selama 4 bulan yaitu dari bulan

Mei hingga Agustus 2007.

Bahan dan Alat

Objek penelitian adalah siamang sumatera (Hylobates syndactylus

syndactylus), dimana untuk selanjutnya dalam tesis ini disebut sebagai siamang.

Bahan kimia yang digunakan adalah Ketamil injection, Ilium Xylazil-20 injection,

dan sebagai antidotnya Atipamezole Reverzine injection. Alat yang digunakan

adalah meteran, caliper (jangka sorong), timbangan, sarung tangan, masker,

suntikan 1 ml, kapas, kamera dijital, komputer dan alat tulis.

Parameter yang Diukur

Parameter morfometrik yang diukur untuk menduga umur adalah panjang

badan dan kepala, panjang lengan, panjang kaki, panjang cranial, tinggi cranial,

lebar cranial, lingkar dada, lebar bahu, panjang telapak tangan, lebar telapak

tangan, panjang telapak kaki, lebar telapak kaki, lingkar kepala, dan lingkar muka.

Pengambilan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

pengukuran parameter morfometrik siamang (data primer) dan data-data

penunjang (data sekunder). Data primer yang diambil dikelompokkan menjadi

dua yaitu jantan dan betina, hal ini didasarkan pada adanya dimorphism ukuran

badan siamang dimana jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibanding

betina. Data sekunder yang diambil meliputi keadaan umum lokasi pusat

penyelamatan satwa, proses rehabilitasi, jumlah individu yang sedang

direhabilitasi, asal, jenis kelamin dan umur siamang.

24

Pembagian Umur di Lapangan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian diperoleh data jumlah dan umur

siamang yang di ukur, seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Pembagian umur siamang sumatera yang diukur di lapangan

Tabel 2 menunjukkan hanya terdapat 15 tingkatan umur siamang yang

menjadi objek penelitian. Berdasarkan tingkatan umur tersebut, pendugaan umur

siamang jantan hanya berlaku untuk umur 1-15 tahun dan 2-14 tahun untuk

siamang betina. Apabila digabungkan antara jantan dan betina, maka pendugaan

umur hanya untuk 1-15 tahun.

Batasan lain dalam penelitian ini yaitu pengukuran hanya dilakukan pada

siamang yang diketahui umurnya dan berkondisi sehat, alasannya adalah bahwa

tidak semua siamang yang berada di pusat penyelamatan diketahui umurnya

secara pasti dan hanya dikelompokkan ke dalam kelas umur. Kondisi siamang

yang sehat merupakan prasyarat pengukuran dengan tujuan menghindari kondisi

fatal akibat pembiusan.

Teknik Pengukuran Tubuh

Data ukuran tubuh yang akurat diperoleh apabila pengukuran dilakukan saat

siamang diam, untuk itu dilakukan pembiusan pada semua siamang yang diteliti.

Umur (tahun)

Jumlah Sampel (ekor) KPS PPSC

♂ ♀ Jumlah ♂ ♀ Jumlah 1 1 - 1 - - - 2 1 - 1 1 - 1 3 - - - - - - 4 - - - - - - 5 1 - 1 - 1 1 6 1 - 1 1 - 1 7 1 - 1 2 - 2 8 3 1 4 4 - 4 9 5 - 5 1 - 1 10 1 2 3 2 - 2 11 1 - 1 1 - 1 12 1 1 2 1 - 1 13 - 1 1 - - - 14 1 1 2 1 1 2 15 - 1 1 - - -

Jumlah 17 7 24 14 2 16 Total 40

25

Dalam penelitian ini pembiusan berguna untuk menghindari bias hasil pengukuran

akibat perlakuan yang tidak sama. Pembiusan dilakukan oleh tenaga medis atau

paramedis yang bekerja di KPS dan PPSC untuk menghindari kesalahan

penanganan yang dapat menyebabkan kematian pada siamang.

Tujuan utama dari pembiusan adalah untuk membuat siamang mengurangi

gerakan tubuhnya yang dapat menyebabkan kecelakaan pada peneliti dan staf

yang membantu di lapangan. Pembiusan bersifat penenangan (sedatif) dan tidak

sampai pembiusan total (anastesia) sehingga pengukuran dilakukan dalam waktu

yang relatif singkat.

Untuk dapat menduga umur siamang dilakukan pengukuran terhadap

parameter morfometriknya (lihat Lampiran 20, 21 dan 22). Teknik pengukuran

parameter morfometrik siamang (satuan dalam cm), sebagai berikut:

1. Panjang badan dan kepala (PB), diukur mulai dari ujung kepala sampai ujung

tulang ekor.

2. Panjang lengan (PL) merupakan gabungan dari panjang lengan atas/humerus

dan panjang lengan bawah/radius. Panjang lengan humerus, diukur pada

pangkal humerus bagian atas sampai tonjolan bawah humerus. Panjang

lengan radius, diukur dari pangkal siku sampai pergelangan telapak tangan.

3. Panjang kaki (PK) merupakan gabungan dari panjang paha/femur dengan

panjang betis/tibia. Panjang femur, diukur dari pangkal femur sampai bawah

femur. Panjang tibia, diukur dari penonjolan tempurung lutut sampai

pergelangan telapak kaki.

4. Panjang cranial (PCr), diukur dari cranial yang paling depan sampai cranial

paling belakang.

5. Tinggi cranial (TCr), diukur mulai dari atas cranial sampai cranial bawah.

6. Lebar cranial (LbC), diukur mulai dari tepi cranial kiri sampai tepi kanan.

7. Lingkar dada (LD), diukur di sekeliling dada, bawah tulang bahu.

8. Lebar bahu (LbB), diukur dari tepi paling kiri bahu sampai tepi kanan bahu.

9. Panjang telapak tangan (PTT), diukur dari tulang metacarpus sampai ujung

jari tangan terpanjang. Pengukuran ini tanpa kuku yang disebut sine unguis

(s.u), bila dimasukkan cakar disebut cum unguis (c.u).

26

10. Lebar telapak tangan (LTT), diukur mulai dari sisi kiri sampai sisi kanan

telapak tangan di bawah tulang phalanges.

11. Panjang telapak kaki (PTK), diukur dari ujung tumit sampai ujung jari kaki

terpanjang.

12. Lebar telapak kaki (LTK), diukur mulai dari sisi kiri sampai sisi kanan telapak

kaki di bawah tulang phalanges.

13. Lingkar kepala (LK), diukur di sekeliling kepala di atas telinga.

14. Lingkar muka (LM), diukur di sekeliling muka.

Pengolahan Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan pendekatan multivariate

analysis dengan metode multiple regression analysis (MRA) atau regresi linear

berganda guna menghasilkan suatu persamaan regresi. Persamaan ini dapat

menentukan parameter yang paling menentukan untuk menduga umur siamang

dan menjelaskan hubungan antara umur dengan parameter morfometriknya.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 14.0 for windows

evaluation version karena melibatkan banyak variabel.

Bentuk persamaan regresi yang menghubungkan antara umur dengan

parameter morfometrik siamang, sebagai berikut (Supranto 2004):

Y = bo + b1X1 + b2X2 + … + b14X14

keterangan: Y = umur siamang (tahun) b0 = nilai intersep b1 = nilai koefisien regresi parameter morfometrik ke-1 b2 = nilai koefisien regresi parameter morfometrik ke-2 b14 = nilai koefisien regresi parameter morfometrik ke-14 X1 = parameter morfometrik ke-1 (cm) X2 = parameter morfometrik ke-2 (cm) X14 = parameter morfometrik ke-14 (cm)

dalam hal ini peubah tidak bebas (Y) adalah umur siamang, sedangkan peubah

bebas (X) adalah peubah-peubah yang berasal dari hasil pengukuran morfometrik

siamang.

27

Hipotesis yang diuji adalah:

Ho: b1 = b2 =...... = b14 = 0 (semua variabel bebas X tidak ada yang mempengaruhi

variabel tidak bebas Y)

H1: b1 ≠ b2 ≠...... ≠ b14 ≠ 0 (paling sedikit ada satu variabel bebas X yang

mempengaruhi Y)

Dalam output analisis software SPSS nilai signifikan t dan F sudah dihitung

maka tidak perlu melihat nilai tabel t dan F, cukup dengan membandingkan nilai

p-valuenya. Apabila p-value ≤0,05, maka Ho ditolak dan diterima H1 atau

sebaliknya. Hal ini dinyatakan oleh Supranto (2004), korelasi yang tinggi

ditandai oleh rasio t yang tidak nyata (rasio t < t tabel).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai

berikut:

a. Uji validasi (kesahihan) dan Uji realibilitas (keandalan). Menurut

Sudarmanto (2005) bahwa Uji validasi dilakukan untuk mengetahui apakah

alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang

hendak diukur secara tepat. Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui

sejauh mana konsistensi hasil pengukuran yang dilakukan. Kesahihan

dinyatakan bila koefisien > 0,50, sedangkan keandalan dinyatakan bila

koefisien alpha hitung > 0,50 atau sebaliknya.

b. Uji linearitas garis regresi. Menurut Sudarmanto (2005) bahwa uji ini

digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang

akan digunakan. Uji ini berkaitan dengan suatu pembuktian apakan model

garis regresi linera yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya

atau tidak. Kriteria pengujian untuk menyatakan kelinearan garis regresi

adalah jika Signifikasi > 0,50 (alpha 5%) atau sebaliknya.

c. Analisis faktor. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan ke-14

parameter morfometrik untuk diproses lebih lanjut dalam regresi. Kelayakan

tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai K-M-O MSA (Kaiser–Meyer-Olkin

Measure of Sampling Adequacy), apabila nilai K-M-O MSA >0,50 (alpha 5%)

maka kumpulan parameter dapat diproses lebih lanjut.

28

d. Uji kelayakan menggunakan analisis regresi. Agar analisis regresi dapat

digunakan, maka harus memenuhi 3 asumsi yaitu kenormalan, independensi

dan homogenitas variansi.

e. Analisis regresi dengan semua peubah. Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui apakah parameter morfometrik yang dianalisis mempengaruhi

umur, hal ini dapat dianalisis dari nilai p-value <0,05.

f. Analisis regresi dengan metode stepwise (regresi bertahap). Pembuatan

model matematika dengan memasukkan semua parameter morfometrik yang

berkorelasi tinggi membuat persamaan tidak nyata karena diantara parameter

akan saling menghilangkan. Menurut Supranto (2004) apabila terjadi

parameter morfometrik saling berkorelasi (multikolinearitas) maka bisa

dilakukan pendekatan dengan metode stepwise. Selain itu, metode ini dapat

langsung mengetahui parameter morfometrik yang paling menentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Riwayat Siamang Sumatera Sebagai Objek Penelitian

Pengukuran parameter morfometrik dilakukan terhadap 40 ekor siamang

yang hidup, terdiri dari 24 ekor siamang jantan dan 16 ekor siamang betina.

Siamang yang diukur berumur antara 1-15 tahun dan dapat dikelompokkan ke

dalam 4 kelas umur (KU), yaitu KU I (1-4 tahun), KU II (5-6), KU III (7-8 tahun),

dan KU IV (9 tahun ke atas), seperti ditunjukkan pada Tabel 4.

Siamang yang direhabilitasi/diselamatkan di KPS dan PPSC merupakan

satwa titipan BKSDA sebagai unit pelaksana teknis dari Departemen Kehutanan.

Status satwa titipan dikarenakan siamang merupakan satwa yang dilindungi dalam

PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa yang

menyatakan bahwa semua famili Hylobatidae dilindungi.

Secara umum, siamang yang diterima KSP dan PPSC berasal dari hasil

penegakan hukum atau sitaan BKSDA, penyerahan oleh masyarakat dan serahan

dari lembaga lain atau translokasi. Translokasi merupakan mutasi siamang antar

lembaga konservasi ek situ. Asal siamang dari translokasi banyak terdapat di

KSP karena lembaga ini secara khusus merehabilitasi siamang dan owa yang akan

dilepasliarkan.

Tabel 3 Asal siamang sumatera yang dijadikan objek penelitian

No Asal Siamang Sumatera Jumlah (ekor) %

1 Sitaan BKSDA 3 7,5 2 Serahan masyarakat 6 15 3 Serahan dari lembaga lain (translokasi) 28 70 4 Lahir di pusat rehabilitasi/ penyelamatan 3 7,5

Total 40 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa 70% siamang berasal dari translokasi dan

sebagian kecil yang lahir atau berasal dari pusat rehabilitasi/penyelamatan.

Persentase ini menunjukkan bahwa hanya beberapa ekor siamang yang diketahui

umurnya dengan pasti, sedangkan umur siamang yang lain merupakan hasil

pendugaan oleh tenaga ahli dari lembaga yang bersangkutan.

30

Tabel 4 Pembagian siamang sumatera yang diukur di lapangan berdasarkan kelas umur

Tabel 4 menunjukkan bahwa hanya terdapat 15 tingkatan umur siamang

yang diperoleh dari penelitian ini. Sesuai dengan batasan penelitian maka model

matematika yang terbentuk hanya dapat menduga umur sesuai tingkatan umur

yang dianalisis. Apabila dipisahkan antara jantan dan betina, pendugaan umur

siamang jantan hanya berlaku untuk umur 1-15 tahun dan 2-14 tahun untuk

siamang betina. Apabila digabungkan antara jantan dan betina, maka pendugaan

umur hanya berlaku sampai 15 tahun. Hal ini berarti pendugaan umur di atas 15

tahun pada siamang jantan dan gabungan antara jantan dan betina serta 14 tahun

untuk siamang betina dinyatakan tidak valid.

Karakteristik Morfometrik Siamang Sumatera

Rata-rata panjang badan dan kepala (PB) siamang dari umur 1-15 tahun

adalah 48,59 cm, nilai minimumnya 19 cm pada umur 1 tahun dan maksimum

pada umur 9 tahun sebesar 64 cm (Tabel 5). Rata-rata PB siamang jantan 48,16

cm dan rata-rata PB siamang betina 49,23 cm. Gambar 7 menunjukkan bahwa

ukuran PB siamang meningkat pesat dari umur 1-6 tahun atau pada kelas KU I

dan II, hasil ini sesuai dengan masa pertumbuhan makhluk hidup yang tinggi di

masa bayi dan remaja kemudian lebih stabil hingga umur 15. Hasil pengukuran

parameter morfometrik siamang disajikan pada Lampiran 1, 2 dan 3.

Umur (tahun) Kelas Umur Jumlah Sampel (ekor) Total ♂ % ♀ %

1 I

(Bayi dan Anak)

1 2,5 - - 1 2,5 2 1 2,5 1 2,5 2 5 3 - - - - - - 4 - - - - - - 5 II

(Muda/Remaja) 1 2,5 1 2,5 2 5

6 1 2,5 1 2,5 2 5 7 III

(Sub Dewasa) 1 2,5 2 5 3 7,5

8 4 10 4 10 8 20 9

IV (Dewasa)

5 12,5 1 2,5 6 15 10 3 7,5 2 5 5 12,5 11 1 2,5 1 2,5 2 5 12 2 5 1 2,5 3 7,5 13 1 2,5 - - 1 2,5 14 2 5 2 5 4 10 15 1 2,5 - - 1 2,5

Jumlah 24 60 16 40 40 ekor 100%

31

Gambar 6 Pengukuran siamang sumatera di lapangan.

Menurut Napier dan Napier (1967) rata-rata PB siamang jantan adalah 53,30

cm atau berkisar 46,80-84,60 cm, sedangkan rata-rata PB siamang betina adalah

54,20 cm atau berkisar 46,00-63,00 cm dengan persentase perbandingan PB antara

jantan dan betina adalah 101,69%. Rata-rata PB siamang jantan dewasa 50,49 cm

atau berkisar 35,60-64,00 cm, sedangkan rata-rata PB siamang betina adalah

51,30 cm atau berkisar 45,20–58,50 cm dengan persentase perbandingan PB

antara jantan dan betina adalah 101,60%. Apabila rata-rata PB di atas

dibandingkan, maka hasil PB dalam penelitian ini mempunyai nilai yang lebih

kecil, tetapi jika persentase perbandingan PB antara jantan dan betina

dibandingkan maka nilai perbandingan hasil kedua penelitian ini hampir sama.

Hasil perbandingan yang hampir sama ini menunjukkan bahwa teknik pengukuran

PB dalam penelitian ini telah benar, sedangkan perbedaan nilai rata-rata PB dapat

disebabkan oleh perbedaan dari jumlah dan tingkatan umur siamang yang teliti.

Apabila PB siamang dibandingkan dengan PB bekantan (Nasalis lavartus),

maka ukuran badan siamang lebih pendek. Pada KU bayi, bekantan mempunyai

PB sekitar 32 cm dan pada KU dewasa yang mempunyai ukuran badan yang lebih

tinggi dimana jantan mempunyai PB 65,50 cm dan betina 56,25 cm, sedangkan

siamang jantan dewasa mempunyai PB rata-rata 46,81 cm dan betina dewasa

51,30 cm. Ukuran tubuh siamang yang lebih pendek ini dimungkinkan karena

berat badan bekantan yang jantan dewasa sekitar 20 kg dan betina dewasa 10 kg

(Bennet dan Sebastian 1988 dalam Bismarck 1994) sedangkan siamang jantan

dewasa mempunyai berat sekitar 10-12 kg dan betina mempunyai ukuran sedikit

lebih kecil (PPA 1978).

32

Tabel 5 Karakteristik panjang badan siamang sumatera berdasarkan kelas umur

No Kelas Umur Umur (tahun)

Jumlah Sampel (ekor)

Panjang Badan (cm)

1 Bayi dan anak 1-4 3 19,00–35,10 2 Muda/remaja 5-6 4 44,50–53,40 3 Sub dewasa 7-8 11 42,40–57,50 4 Dewasa 9 ke atas 22 35,60–64,00

Jumlah 40

Gambar 7 Ukuran bagian tubuh siamang sumatera yang dijadikan parameter

morfometrik untuk menduga umur.

Panjang Lengan (PL) siamang rata-rata 56,34 cm, PL merupakan gabungan

dari panjang humerus, radius dan carpus. Rata-rata PL siamang jantan adalah

56,45 cm sedangkan rata-rata PL siamang betina adalah 56,19 cm. Pada Gambar

7 disajikan ukuran PL siamang yang meningkat pesat dari umur 1-6 tahun, hasil

ini sama dengan peningkatan ukuran PB, selanjutnya ukuran PL lebih stabil tetapi

pada umur 11-13 tahun terjadi fluktuasi.

Menurut Nowak (1999) PL siamang dapat mencapai 150 cm, sedangkan

dalam penelitian ini PL terpanjang sebesar 67,60 cm pada siamang jantan berumur

14 tahun. Perbedaan yang cukup besar ini terjadi karena perbedaan tingkatan

umur dan jumlah siamang yang dijadikan objek penelitian. Pada Gambar 7

ditunjukkan ukuran PL siamang umur 13 hingga 15 tahun masih meningkat.

Lengan merupakan salah satu penciri famili Hylobatidae, dimana lengan-

lengan dari jenis-jenis famili ini sangat panjang yaitu 230-243% dari panjang

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Umur (tahun)

Uku

ran

bagi

an tu

buh

(cm

)

PLPBLDPKLKLMLbBPTTPTKPCrTCrLbCLTKLTT

33

tubuhnya (Lekagul dan McNeely 1977). Berdasarkan hasil perbandingan,

diperoleh PL siamang 115,89% dari PBnya. Perbedaan terjadi karena penelitian

ini menggunakan ukuran panjang tubuh yang merupakan gabungan badan dan

kepala, sedangkan hasil penelitian dalam Lekagul dan McNeely (1977) hanya

menggunakan ukuran panjang badan tanpa ukuran panjang kepala.

Tabel 6 Karakteristik panjang lengan siamang sumatera berdasarkan kelas umur

No Kelas Umur Umur (tahun)

Jumlah Sampel (ekor)

Panjang Lengan (cm)

1 Bayi dan anak 1-4 3 18,00–37,70 2 Muda/remaja 5-6 4 53,90–64,50 3 Sub dewasa 7-8 11 48,90–66,60 4 Dewasa 9 ke atas 22 46,80–67,60

Jumlah 40

Panjang Kaki (PK) siamang rata-rata 42,79 cm, PK merupakan gabungan

dari panjang femur dan tibia. Rata-rata PK siamang jantan adalah 42,55 cm

sedangkan rata-rata PK siamang betina adalah 43,15 cm. PK terpendek adalah

14,90 cm pada bayi siamang jantan umur 1 tahun sedangkan PK terpanjang adalah

51,00 cm pada siamang jantan umur 15 tahun (Tabel 7).

Apabila dibandingkan antara rata-rata PL dengan PK, diketahui bahwa

lengan siamang jantan lebih panjang daripada kakinya yaitu 0,76% begitu pula

dengan siamang betina yaitu 0,77% atau PL siamang 3/4 lebih panjang dari

PKnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian dalam Lekagul dan McNeely (1977)

bahwa PL famili Hylobatidae lebih panjang sekitar 2/3-3/4 PKnya. Panjangnya

lengan siamang dibandingkan kakinya menandakan siamang lebih banyak

menggunakan lengan dalam melakukan pergerakan. Hasil perbandingan PL dan

PK diketahui bahwa indeks intermembral siamang yaitu 131,44. Menurut Napier

dan Napier (1967), apabila primata mempunyai nilai indeks intermembral dari

100-150 maka dikategorikan sebagai primata yang bergerak dengan cara

brachiation.

34

Tabel 7 Karakteristik panjang kaki siamang sumatera berdasarkan kelas umur

No Kelas Umur Umur (tahun)

Jumlah Sampel (ekor)

Panjang Kaki (cm)

1 Bayi dan anak 1-4 3 14,90–29,20 2 Muda/remaja 5-6 4 40,30–47,10 3 Sub dewasa 7-8 11 37,80–49,30 4 Dewasa 9 ke atas 22 39,80–51,00

Jumlah 40

Lingkar kepala (LK), lingkar muka (LM), panjang cranial (PCr), tinggi

cranial (TCr) dan lebar cranial (LbC) merupakan morfometrik yang diukur di

bagian kepala. Rata-rata LK siamang adalah 31,163 cm, rata-rata LM adalah

29,79 cm, rata-rata PCr adalah 10,03 cm, rata-rata TCr adalah 8,25 dan rata-rata

LbC adalah 7,59 cm. Kepala merupakan bagian dari evolusi makhluk hidup,

kepala adalah tempat terletaknya otak dan volume otak dapat menjadi pembeda

antara makhluk hidup. Pada Gambar 7 ditunjukkan bahwa terjadi peningkatan

ukuran bagian kepala siamang hingga berumur 15 tahun.

Tabel 8 Karakteristik lingkar kepala dan lingkar muka siamang sumatera berdasarkan kelas umur

No Kelas Umur Umur (tahun)

Jumlah Sampel (ekor)

Lingkar Kepala (cm)

Lingkar Muka (cm)

1 Bayi dan anak 1-4 3 21,30-27,10 18,20-25,20 2 Muda/remaja 5-6 4 30,10-31,60 28,60-29,30 3 Sub dewasa 7-8 11 28,10-33,00 27,10-33,50 4 Dewasa 9 ke atas 22 30,10-34,90 28,40-32,90

Jumlah 40

Tabel 9 Karakteristik panjang, tinggi dan lebar cranial siamang sumatera berdasarkan kelas umur

No Kelas Umur Umur (tahun)

Jumlah Sampel

Cranial (cm) Panjang Tinggi Lebar

1 Bayi dan anak 1-4 3 6,31-7,93 5,22-7,29 5,28-6,89 2 Muda/remaja 5-6 4 8,94-9,40 7,04-8,60 6,95-8,06 3 Sub dewasa 7-8 11 8,20-12,20 7,63-9,64 6,48-8,87 4 Dewasa 9 ke atas 22 8,62-12,20 7,01-11,10 6,98-8,94

Jumlah 40

Lingkar dada (LD) siamang rata-rata 45,84 cm dengan rata-rata LD siamang

jantan 46,36 cm sedangkan siamang betina 45,07 cm. Rata-rata lebar bahu (LbB)

adalah 15,28 cm. Pada Gambar 7, 8 dan 9 ditunjukkan bahwa hingga umur 6

35

tahun morfometrik siamang masih menunjukkan peningkatan, selanjutnya hingga

umur 15 tahun LD masih menunjukkan peningkatan sedangkan LbB lebih

berfluktuasi. Apabila LbB siamang dibandingkan dengan LbB bekantan pada

semua KU, maka bekantan mempunyai ukuran yang lebih besar dimana ukuran

LbB bekatan KU I adalah sekitar 12,00 cm, KU II sekitar 14,00 cm, KU III adalah

14,00-16,67 cm dan KU adalah IV 17,89-26,10 cm (Bismarck 1994).

Tabel 10 Karakteristik lingkar dada dan lebar bahu siamang sumatera berdasarkan kelas umur

No Kelas Umur Umur (tahun)

Jumlah Sampel (ekor)

Lingkar Dada (cm)

Lebar Bahu (cm)

1 Bayi dan anak 1-4 3 16,90-36,10 5,60-11,80 2 Muda/remaja 5-6 4 42,40-49,20 12,80-17,90 3 Sub dewasa 7-8 11 39,10-53,10 9,30-17,80 4 Dewasa 9 ke atas 22 41,90-56,50 10,40-25,00

Jumlah 40

Gambar 8 Ukuran bagian tubuh siamang sumatera jantan yang dijadikan parameter morfometrik untuk menduga umur.

Panjang telapak tangan (PTT) berkisar dari 6,63 cm pada umur 1 tahun dan

19,30 cm pada usia 14 tahun, peningkatan PTT ini hampir tiga kali lipat. Lebar

telapak tangan (LTT) berkisar dari 1,34 cm pada umur 1 tahun dan 4,12 cm pada

usia dewasa, peningkatan ukuran organ ini lebih dari tiga kali lipat. Hampir sama

dengan ukuran tubuh yang lain, ukuran PTT dan LTT meningkat pesat hingga

umur 6 tahun, selanjutnya hingga umur ke 15 tahun PTT dan LTT cenderung

stabil seperti yang ditunjukkkan pada Gambar 7.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Umur (tahun)

Ukur

an b

agia

n tu

buh

(cm

)

PLPBLDPKLKLMLbBPTTPTKPCrTCrLbCLTKLTT

36

Tabel 11 Karakteristik panjang dan lebar telapak tangan siamang sumatera berdasarkan kelas umur

No Kelas Umur Umur (tahun)

Jumlah Sampel (ekor)

Telapak Tangan (cm) Panjang Lebar

1 Bayi dan anak 1-4 3 6,63-12,90 1,34-2,49 2 Muda/remaja 5-6 4 14,10-16,70 2,91-3,25 3 Sub dewasa 7-8 11 14,70-18,20 2,71-3,35 4 Dewasa 9 ke atas 22 14,40-19,30 2,05-4,12

Jumlah 40

Panjang telapak kaki (PTK) berkisar dari 6,20 cm pada umur 1 tahun dan

18,70 cm pada usia 15 tahun, peningkatan PTK ini tiga kali lipat. Lebar telapak

kaki (LTK) berkisar dari 1,33 cm pada umur 1 tahun dan 6,20 cm pada usia

dewasa, peningkatan ukuran organ ini hampir lima kali lipat. Rata-rata PTK

adalah 15,646 cm dan PTT adalah 15,723, hasil rata-rata menunjukkan bahwa

telapak tangan lebih panjang dibandingkan telapa kaki. Hasil ini disebabkan

siamang lebih banyak menggunakan tangan untuk menggenggam cabang pohon

dalam bergerak daripada kaki yang sekali-sekali digunakan untuk menggenggam

dan berjalan di cabang-cabang pohon.

Gambar 9 Ukuran bagian tubuh siamang sumatera betina yang dijadikan parameter morfometrik untuk menduga umur.

0

10

20

30

40

50

60

70

2 5 6 7 8 9 10 11 12 14

Umur (tahun)

Ukur

an b

agia

n tu

buh

(cm

)

PLPBLDPKLKLMLbBPTTPTKPCrTCrLbCLTKLTT

37

Tabel 12 Karakteristik panjang dan lebar telapak kaki siamang sumatera berdasarkan kelas umur

No Kelas Umur Umur (tahun)

Jumlah Sampel (ekor)

Telapak Kaki (cm) Panjang Lebar

1 Bayi dan anak 1-4 3 6,20-12,57 1,33-2,72 2 Muda/remaja 5-6 4 13,70-17,20 3,26-3,52 3 Sub dewasa 7-8 11 13,20-18,90 2,83-4,42 4 Dewasa 9 ke atas 22 14,80-18,70 2,91-6,20

Jumlah 40

Pada Gambar 7, 8 dan 9 ditunjukkan bahwa morfometrik siamang

meningkat secara signifikan hingga umur 6 tahun kemudian pada tahun

berikutnya lebih stabil. Hasil ini sesuai dengan pendapat Bertalanffy (1939)

dalam Jachman (1984) yang menyatakan bahwa vertebrata mempunyai

pertumbuhan ukuran morfologikal yang linear sejalan dengan peningkatan umur

dan pernyataan Giles (1981) bahwa ukuran tubuh akan berkembang sesuai dengan

bertambahnya umur hingga pada suatu titik akan mencapai kematangan dan tidak

akan membesar lagi. Dalam penelitian ini tidak diketahui pada usia berapa

pertumbuhan siamang akan stabil karena terbatasnya umur sampel yang diteliti,

tetapi menurut Young (1981) pertumbuhan pada gibbon berlanjut hingga pada

umur 9 tahun.

Tabel 13 Rata-rata ukuran tubuh siamang sumatera

Parameter Morfometrik

Rata-rata Morfometrik Siamang Sumatera (cm) Selisih Morfometrik ♂ dan ♀ ♂ ♀ ♂ dan ♀

PB 48,163 49,225 48,588 -1,063 PCr 9,485 9,096 9,33 0,388 TCr 8,260 8,229 8,248 0,032 LbC 7,699 7,435 7,594 0,264 LD 46,358 45,069 45,843 1,290 LbB 14,975 15,744 14,713 -0,769 PTT 15,618 15,881 15,723 -0,264 LTT 3,013 2,921 2,976 0,092 PTK 15,857 15,330 15,646 0,527 LTK 3,593 3,656 3,619 -0,065 LK 31,213 31,088 31,163 0,125 LM 29,567 30,144 29,798 -0,577 PL 56,447 56,188 56,343 0,260 PK 42,546 43,150 42,788 -0,604

Rata-rata morfometrik siamang pada Tabel 13 menunjukkan bahwa betina

mempunyai morfometrik yang lebih besar dibandingkan jantan pada 6 parameter

morfometrik yaitu PB, LbB, PTT, LTK, LM dan PK. Selisih morfometrik antara

38

jantan dan betina yang ditunjukkan pada Tabel 13 tidak besar, sehingga dapat

disimpulkan bahwa seksual dimorphism pada siamang tidak terlalu terlihat. Hasil

ini sesuai dengan pendapat Napier dan Napier (1986) yang menyatakan bahwa

terdapat sedikit perbedaan ukuran tubuh antara jantan dan betina pada famili

Hylobatidae.

Analisis Parameter Morfometrik yang Berkorelasi dengan Umur Siamang Sumatera Jantan

Sebelum dilakukan analisis, data parameter morfometrik perlu di uji

kevaliditasan dan reliabilitasnya. Hasil uji menunjukkan bahwa parameter

morfometrik yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel dengan nilai

koefisien korelasi pada uji validitas dan koefisien alpha hitung pada uji reliabilitas

lebih besar dari 0,500 (Lampiran 4 dan 5). Dengan demikian semua parameter

morfometrik yang digunakan untuk menduga umur siamang dapat digunakan dan

dipercaya untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

Pada uji linearitas garis regresi, diperoleh hasil semua parameter

morfometrik berbentuk linear kecuali pada parameter lebar bahu dan panjang

telapak tangan yang ditunjukkan oleh nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 atau

alpha (Lampiran 6 dan 7). Apabila garis yang diperoleh berbentuk linear maka

disimpulkan bahwa parameter dapat digunakan untuk memprediksi umur siamang.

Analisis Pengaruh Parameter terhadap Pendugaan Umur Siamang Sumatera Jantan

Data-data hasil pengukuran selanjutnya di analisis faktor. Analisis

dilakukan untuk mengetahui apakah parameter layak untuk diproses lebih lanjut

ke dalam regresi. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai K-M-O

MSA, apabila nilai K-M-O MSA lebih besar dari 0,500 maka parameter

morfometrik dapat diproses lebih lanjut.

Tabel 14 KMO dan Bartlett's Test untuk data siamang sumatera jantan

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,862

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 516,817 Df 91 Sig. 0,000

39

Gambar 10 Komponen Plot dalam Rotated Space untuk data siamang sumatera jantan.

Pada Tabel 14 ditunjukkan nilai K-M-O MSA adalah 0,862 atau lebih besar

dari 0,50 dengan nilai signifikasi 0,000, maka ditafsirkan bahwa data-data hasil

pengukuran morfometrik siamang jantan dapat diproses lebih lanjut dalam regresi.

Pada Tabel Anti-image Matrices pada ruang korelasi anti-image (Lampiran 8)

ditunjukkan tidak terdapat nilai yang berinisial a (MSA) yang lebih kecil dari

0,50, sehingga tidak ada parameter yang harus dikeluarkan dari persamaan. Pada

Gambar 10 disajikan bahwa semua parameter morfometrik berkumpul dalam satu

ruang yang menandakan bahwa dari semua parameter dapat diwakili oleh satu

parameter saja. Model matematik yang terbentuk dari parameter morfometrik

siamang jantan untuk menduga umur yaitu:

Y = - 12,101 + 0,115 X1 + 0,437 X2 – 1,935 X3 – 2,804 X4 + 0,392 X5 + 0,212

X6 – 1,658 X7 – 6,214 X8 + 2,028 X9 + 0,829 X10 + 0,363 X11 + 1,753 X12 +

0,049 X13 – 0,674 X14

Pada Tabel 15 disajikan nilai koefisien determinasi (R2) dari model

matematik di atas sangat tinggi sebesar 0,849 atau 84,90% yang berarti bahwa

sumbangan parameter morfometrik terhadap umur sangat besar dan dapat

digunakan menjadi model matematik. Tetapi melalui uji t (Tabel 17) ditunjukkan

bahwa dari semua parameter yang dimasukkan dalam model regresi hanya

parameter lingkar muka (X12) yang berpengaruh signifikan dengan nilai signifikasi

<0,05. Melalui nilai-nilai tersebut, model matematika di atas diindikasikan

memiliki masalah multikolinearitas antar parameter morfometrik.

0.90.60.30.0-0.3-0.6-0.9

Component 1

0.9

0.6

0.3

0.0

-0.3

-0.6

-0.9

Com

pone

nt 2 X14

X13

X12

X11

X10

X9

X8

X7

X6 X5

X4

X3X2

X1

Component Plot in Rotated Space

40

Tabel 15 Model rekapitulasi analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera jantan

Tabel 16 ANOVA untuk menduga umur siamang sumatera jantan

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 231,366 14 16,526 3,605 0,029(a) Residual 41,259 9 4,584 Total 272,625 23

Tabel 17 Kofisien-kofisien analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera jantan

Pada Tabel 15 ditunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) yang

diperoleh dari pengujian adalah 1,054. Rietveld dan Sunaryanto (1994) dalam

Sudarmanto (2005) menyatakan apabila nilai DW mendekati angka 2, maka dapat

dinyatakan bahwa data pengamatan tidak memiliki autokorelasi, bila sebaliknya

maka dinyatakan memiliki autokorelasi. Dari nilai DW model matematika di atas

yang menjauhi nilai 2 berarti antar parameter morfometrik memiliki autokorelasi,

hasil ini menunjukkan bahwa model matematika belum layak digunakan untuk

menduga umur siamang jantan.

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Sig. F Change

Durbin-Watson

1 0,921(a) 0,849 0,613 2,141 0,029 1,054

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -12,101 11,373 -1,064 0,315

X1 0,115 0,206 0,340 0,561 0,589 X2 0,437 1,130 0,157 0,387 0,708 X3 -1,935 1,612 -0,640 -1,200 0,261 X4 -2,804 1,958 -0,673 -1,432 0,186 X5 0,392 0,202 1,057 1,938 0,085 X6 0,212 0,302 0,240 0,702 0,501 X7 -1,658 0,777 -1,395 -2,135 0,062 X8 -6,214 2,827 -1,056 -2,198 0,055 X9 2,028 0,949 1,825 2,137 0,061 X10 0,829 1,060 0,248 0,783 0,454 X11 0,363 0,635 0,329 0,571 0,582 X12 1,753 0,741 1,720 2,366 0,042 X13 0,049 0,332 0,178 0,149 0,885 X14 -0,674 0,608 -1,718 -1,109 0,296

41

Pendugaan Umur Siamang Sumatera Jantan (1-15 Tahun)

Untuk memperoleh parameter morfometrik yang paling menentukan dalam

menduga umur siamang jantan maka dilakukan pengurangan parameter yang

berkorelasi tinggi terhadap faktor umur dengan tujuan untuk mendapatkan satu

persamaan regresi yang paling baik. Berdasarkan hasil analisis statistik yang

menghasilkan model matematika di atas yang ternyata memiliki masalah

multikolinearitas dan autokorelasi antar parameter maka dilakukan analisis

statistik regresi linear berganda dengan metode stepwise. Hasil analisis dengan

metode stepwise diperoleh parameter yang paling menentukan untuk menduga

umur siamang jantan, sebagai berikut :

Y = - 14,546 + 0,801 X12

Pada Tabel 18 ditunjukkan nilai R2 dari model matematika di atas sebesar

0,617 yang berarti bahwa pengaruh X12 (lingkar muka atau LM) terhadap umur

cukup kuat sehingga dapat digunakan menjadi model matematika. Pada Tabel 19

ditunjukkan nilai Fhitung sebesar 35,483 dengan df1 = 1 dan df2 = 22, berdasarkan

tabel F pada tingkat alpha 5% dengan df di atas maka diketahui Ftabel sebesar 4,30,

karena Fhitung > Ftabel yaitu 35,483 > 4,30 dapat disimpulkan bahwa secara

signifikan dan positif terdapat pengaruh LM terhadap umur. Analisis terhadap

kemungkinan kesalahan untuk menerima H1 adalah sebesar 0,00% sebagaimana

ditunjukkan pada sig. F change pada model rekapitulasi (Tabel 18).

Tabel 18 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan

Model R R Square Adjusted R Square

Sig. F Change

Std. Error of the Estimate

1 0,786(a) 0,617 0,600 0,000 2,178 Tabel 19 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur

siamang sumatera jantan

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 168,286 1 168,286 35,483 0,000(a) Residual 104,339 22 4,743 Total 272,625 23

42

Tabel 20 Koefisien-koefisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -14,546 3,999 -3,638 0,001

X12 0,801 0,134 0,786 5,957 0,000

Melalui uji t (Tabel 20) ditunjukkan bahwa lingkar muka berpengaruh

sangat signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikasi <0,05. Melalui nilai-

nilai di atas, maka model matematika diindikasikan tidak memiliki masalah

multikolinearitas. Hasil ini sesuai dengan Gambar 10 yang menunjukkan bahwa

dari semua parameter yang diukur hanya dapat diwakili satu parameter saja karena

terdapat masalah multikolinearitas.

Gambar 11 Grafik Scatterplot dan Normal P-P Plot analisis regresi untuk

menduga umur siamang jantan.

Dari nilai R2 pada Tabel 18 yang berarti 61,70% umur siamang jantan dapat

dijelaskan oleh parameter lingkar muka, sedangkan sisanya sebesar 38,30%

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model matematika

ini.

Pada Gambar 11, Grafik Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang

digambarkan pada grafik tersebut menyebar dan tidak membentuk pola tertentu.

Melalui grafik ini ditunjukkan bahwa model matematika diindikasikan tidak

memiliki masalah heteroskedastisitas, dengan kata lain pada model tersebut varian

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap atau

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

0-2-4

Regression Standardized Predicted Value

2

0

-2

Re

gre

ss

ion

Stu

de

nti

zed

De

lete

d

(Pre

ss

) R

esid

ual

Scatterplot

Dependent Variable: Y

43

homoskedastisitas. Hasil ini menunjukkan bahwa model matematika layak

digunakan untuk memprediksi umur yang didasarkan pada parameter lingkar

muka. Melalui Grafik Normal P-P Plot pada Gambar 11, diketahui bahwa titik-

titik menyebar disekitar garis diagonal. Penyebaran titik-titik tersebut membentuk

garis diagonal, sehingga dapat dikatakan model matematika yang ada memenuhi

asumsi normalitas.

Dari model matematika dapat dijelaskan bahwa pertambahan umur

berbanding lurus positif dengan pertambahan lingkar muka. Harga koefisien

konstanta = -14,546 yang berarti apabila ukuran lingkar muka sama dengan nol,

maka umur akan sebesar -14,546%. Harga koefisien b12 = 0,801 yang berarti

apabila pengukuran lingkar muka mengalami kenaikan sebesar satu cm, maka

umur akan meningkat sebesar 0,801 tahun.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa lingkar muka merupakan

parameter yang paling menentukan dalam menduga umur siamang jantan dari 1-

15 tahun. Hasil ini sesuai dengan pendapat Frandson (1992) yang menyatakan

bahwa banyak pengamatan yang menunjukkan adanya perbedaan antar spesies

terutama pada bagian kepala dan tergantung dari variasi pada pars fasialis

kranium.

Pendugaan Umur Siamang Sumatera Jantan (1-6 Tahun)

Berdasarkan Gambar 8 dilakukan analisis statistik untuk memperoleh

parameter yang paling menentukan dalam menduga umur siamang jantan hingga

umur 6 tahun. Hasil analisis menghasilkan model matematika sebagai berikut:

Y = -2,091 + 0,496 X7

Pada Tabel 21 disajikan nilai R2 dari model matematika di atas sebesar

0,994 yang berarti bahwa pengaruh panjang telapak tangan (X7) terhadap umur

sangat besar sehingga dapat digunakan menjadi model matematika. Pada Tabel

30 disajikan nilai Fhitung sebesar 344,726 dan Ftabel sebesar 18,51, karena Fhitung >

Ftabel maka hasilnya disimpulkan bahwa secara signifikan dan positif terdapat

pengaruh panjang telapak tangan terhadap umur siamang jantan hingga umur 6

tahun.

44

Tabel 21 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan hingga umur 6 tahun

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Sig. F Change

1 0,997(a) 0,994 0,991 0,221 0,003

Tabel 22 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan hingga umur 6 tahun

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16,902 1 16,902 344,726 0,003(a) Residual 0,098 2 0,049 Total 17,000 3

Tabel 23 Koefisien-koefisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera jantan hingga umur 6 tahun

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -2,091 0,321 -6,516 0,023 X7 0,496 0,027 0,997 18,567 0,003

Melalui uji t (Tabel 23) ditunjukkan bahwa panjang telapak tangan

berpengaruh sangat signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikasi <0,05.

Melalui nilai-nilai di atas, maka model matematika diindikasikan tidak memiliki

masalah multikolinearitas. Nilai R2 model matematika di atas sebesar 0,994 yang

berarti bahwa 99,40% umur dapat dijelaskan oleh parameter panjang telapak

tangan, sedangkan sisanya sebesar 0,60% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak

dapat dijelaskan dalam model matematika ini.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa parameter morfometrik yang

paling menentukan untuk menduga umur siamang jantan hingga umur 6 tahun

adalah panjang telapak tangan. Hasil ini sesuai dengan pendapat Young (1981)

yang menyatakan tangan-tangan famili hylobates merupakan kekhususan untuk

melakukan brachiation dengan jari jempol yang pendek dan metacarpal yang

panjang. Hasil ini berbeda dengan parameter penduga umur siamang jantan umur

1-15 tahun dimana parameter yang menentukan adalah lingkar muka.

45

Analisis Parameter Morfometrik yang Berkorelasi dengan Umur Siamang Sumatera Betina

Analisis Pengaruh Parameter terhadap Pendugaan Umur Siamang Sumatera Betina

Hasil analisis faktor pada Tabel 24, ditunjukkan nilai K-M-O MSA adalah

0,713 atau lebih besar dari 0,50 dengan nilai signifikasi 0,000, maka semua

parameter morfometrik siamang betina yang diukur dapat diproses lebih lanjut

dalam regresi. Pada Tabel Anti-image Matrices ruang korelasi anti-image (Tes I

pada Lampiran 12), terdapat nilai yang berinisial a (MSA) yang lebih kecil dari

0,50 yaitu X6 (lebar bahu) dan X3 (tinggi cranial) sehingga parameter tersebut

harus dikeluarkan dari regresi awal. Selanjutnya dilakukan analisis faktor lanjutan

sampai tidak ditemukan nilai korelasi anti-image yang berinisial a (MSA) yang

tidak lebih kecil dari 0,50.

Tabel 24 KMO dan Bartlett's Test (tes I) untuk data siamang sumatera betina Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,713

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 154,019Df 91Sig. 0,000

Tabel 25 KMO dan Bartlett's Test (tes IV) untuk data siamang sumatera betina Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,807

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 131,928df 55Sig. 0,000

Gambar 12 Komponen Plot dalam Rotated Space (tes IV) untuk data siamang

sumatera betina.

46

Parameter yang dikeluarkan dari tes secara berurutan adalah lebar bahu,

lebar telapak tangan dan tinggi cranial (Tes IV pada Lampiran 12) dan diperoleh

nilai K-M-O MSA sebesar 0,807 atau lebih besar dari 0,50 dengan nilai signifikasi

0,000, maka semua parameter morfometrik siamang betina yang tersisa dapat

diproses lebih lanjut dalam regresi (Tabel 25). Pada Gambar 12 disajikan bahwa

semua parameter morfometrik berkumpul dalam satu ruang yang menandakan

bahwa dari semua parameter dapat diwakili oleh satu parameter saja. Model

matematik yang terbentuk dari 14 parameter sebagai berikut:

Y = 20,648 + 0,237 X1 – 4,747 X2 – 1,291 X3 – 1,947 X4 + 0,460 X5 – 0,197 X6 +

0,135 X7 – 0,540 X8 + 0,967 X9 + 0,669 X10 – 1,211 X11 + 1,139 X12 – 0,160

X13 + 0,498 X14

Pada Tabel 26 disajikan nilai R2 dari model matematika sangat tinggi

sebesar 0,990, berarti bahwa sumbangan parameter morfometrik terhadap umur

sangat besar dan dapat digunakan menjadi model matematika. Tetapi melalui uji t

(Tabel 28) ditunjukkan bahwa dari semua parameter yang dimasukkan dalam

model regresi tidak ada yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikasi

>0,05. Melalui nilai-nilai di atas, model matematika diindikasikan memiliki

masalah multikolinearitas antar parameter morfometrik.

Tabel 26 Model rekapitulasi analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera betina

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Sig. F Change Durbin-

Watson 1 0,995(a) 0,990 0,847 1,234 0,290 2,152

Tabel 27 ANOVA untuk menduga umur siamang sumatera betina

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 147,914 14 10,565 6,933 0,290(a) Residual 1,524 1 1,524 Total 149,438 15

47

Tabel 28 Koefisien-koefisien analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera betina

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 20,648 11,204 1,843 0,317

X1 0,237 0,147 0,428 1,616 0,353 X2 -4,747 1,662 -0,790 -2,856 0,214 X3 -1,291 0,927 -0,301 -1,393 0,396 X4 -1,947 1,784 -0,302 -1,091 0,472 X5 0,460 0,200 0,640 2,298 0,261 X6 -0,197 0,072 -0,461 -2,739 0,223 X7 0,135 0,941 0,047 0,144 0,909 X8 -0,540 1,736 -0,060 -0,311 0,808 X9 0,967 0,658 0,376 1,471 0,380 X10 0,669 0,945 0,144 0,709 0,608 X11 -1,211 0,617 -0,632 -1,964 0,300 X12 1,139 0,492 0,831 2,315 0,260 X13 -0,160 0,227 -0,294 -0,703 0,610 X14 0,498 0,373 0,679 1,336 0,409

Pendugaan Umur Siamang Sumatera Betina (2-14 Tahun)

Untuk memperoleh parameter morfometrik yang paling menentukan dalam

menduga umur siamang betina, maka dilakukan pengurangan parameter

morfometrik yang berkorelasi tinggi terhadap umur dengan tujuan untuk

mendapatkan satu persamaan regresi yang paling baik. Hasil analisis dengan

metode stepwise diperoleh model matematika, sebagai berikut:

Y = - 15,328 + 0,533 X5

Pada Tabel 29 disajikan nilai R2 dari model matematika sebesar 0,551 yang

berarti bahwa pengaruh X5 (lingkar dada) terhadap umur dapat digunakan menjadi

model matematika. Pada Tabel 30 disajikan nilai Fhitung sebesar 17,161 dengan

df1 = 1 dan df2 = 14, berdasarkan tabel F pada tingkat alpha 5% dengan df di atas

maka diketahui Ftabel sebesar 4,60. Karena Fhitung > Ftabel yaitu 17,161 > 4,60 maka

hasilnya disimpulkan bahwa secara signifikan dan positif terdapat pengaruh

lingkar dada terhadap umur. Analisis terhadap kemungkinan kesalahan untuk

menerima H1 adalah sebesar 0,1% sebagaimana ditunjukkan pada sig. F change

pada model rekapitulasi (Tabel 29).

48

Tabel 29 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Sig. F Change

1 0,742(a) 0,551 0,519 2,190 0,001

Tabel 30 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 82,298 1 82,298 17,161 0,001(a) Residual 67,139 14 4,796 Total 149,438 15

Gambar 13 Grafik Scatterplot dan Normal P-P Plot analisis regresi untuk

menduga umur siamang sumatera betina. Tabel 31 Kofisien-kofisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk

menduga umur siamang sumatera betina

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -15,328 5,823 -2,632 0,020

X5 0,533 0,129 0,742 4,143 0,001

Melalui uji t (Tabel 31) ditunjukkan bahwa parameter lingkar dada

berpengaruh signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikasi <0,05. Melalui

nilai-nilai di atas, maka model matematika diindikasikan tidak memiliki masalah

multikolinearitas. Dari nilai R2 pada Tabel 29 yang berarti 55,10% umur siamang

betina dapat dijelaskan oleh parameter lingkar dada, sedangkan sisanya sebesar

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

10-1-2

Regression Standardized Predicted Value

2

1

0

-1

-2

Re

gre

ss

ion

Stu

de

nti

ze

d D

ele

ted

(P

ress)

Resid

ual

Scatterplot

Dependent Variable: Y

49

44,90% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model

matematika ini.

Pada Gambar 13, Grafik Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang

digambarkan pada grafik tersebut menyebar dan tidak membentuk pola tertentu.

Melalui grafik ini dapat disimpulkan model matematika diindikasikan tidak

memiliki masalah heteroskedastisitas, dengan kata lain pada model tersebut,

varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah tetap atau

homoskedastisitas. Hasil ini menunjukkan bahwa model matematika layak

digunakan untuk memprediksi umur yang didasarkan pada parameter lingkar

dada. Selanjutnya pada Grafik Normal P-P Plot Gambar 13, diketahui bahwa

titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Penyebaran titik-titik tersebut

membentuk garis diagonal, sehingga dapat dikatakan model matematika yang ada

memenuhi asumsi normalitas.

Dari model matematika dapat dijelaskan bahwa bahwa pertambahan umur

berbanding lurus positif dengan pertambahan lingkar dada. Harga koefisien

konstanta = -15,328 yang berarti apabila ukuran lingkar dada sama dengan nol,

maka umur akan sebesar -15,328%. Harga koefisien b5 = 0,533 yang berarti

apabila ukuran lingkar dada mengalami kenaikan sebesar satu cm, maka umur

akan meningkat sebesar 0,533 tahun.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa lingkar dada merupakan

parameter yang paling menentukan untuk menduga umur siamang betina umur 2-

14 tahun. Parameter ini dimungkinkan karena siamang betina mempunyai

tonjolan pada dada sehingga memberikan bentuk yang lebih besar dibandingkan

siamang jantan dan menurut Napier dan Napier (1986) hanya dada-dada monyet-

monyet dunia tua dan ape yang menunjukkan kesamaan dengan dada manusia,

meskipun kurang pada konsentrasi jaringan lemak dan tonjolan keluarnya.

Pendapat ini sejalan dengan pendapat Bertalanffy (1939) dalam Jachman (1984)

bahwa vertebrata mempunyai pertumbuhan ukuran morfologikal yang linier

dengan peningkatan umur.

50

Pendugaan Umur Siamang Sumatera Betina (2-6 Tahun)

Berdasarkan Gambar 9 dilakukan analisis untuk menentukan parameter

morfometrik guna menduga umur siamang betina hingga umur 6 tahun. Hasil

analisis menghasilkan model matematika sebagai berikut:

Y = -15,676 + 0,489 X5

Pada Tabel 32 disajikan nilai R2 dari model matematika di atas sebesar

0,999 yang berarti bahwa pengaruh lingkar dada (X5) terhadap umur sangat besar

sehingga dapat digunakan menjadi model matematika. Pada Tabel 33 disajikan

nilai Fhitung sebesar 1160,333 dan Ftabel sebesar 161,45, karena Fhitung > Ftabel maka

hasilnya disimpulkan bahwa secara signifikan dan positif terdapat pengaruh

lingkar dada terhadap umur siamang betina hingga umur 6 tahun.

Tabel 32 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina hingga umur 6 tahun

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Sig. F Change

1 1,000(a) 0,999 0,998 0,086 0,019

Tabel 33 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina hingga umur 6 tahun

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8,659 1 8,659 1160,333 0,019(a) Residual 0,007 1 0,007 Total 8,667 2

Tabel 34 Koefisien-koefisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera betina hingga umur 6 tahun

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -15,676 0,590 -26,591 0,024

X5 0,489 0,014 1,000 34,064 0,019

Melalui uji t (Tabel 34) ditunjukkan bahwa lingkar dada berpengaruh cukup

signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikasi <0,05. Melalui nilai-nilai di

atas maka model matematika diindikasikan tidak memiliki masalah

multikolinearitas. Dari nilai R2 model matematika di atas sebesar 0,999 berarti

bahwa 99,90% umur dapat dijelaskan oleh parameter lingkar dada, sedangkan

51

sisanya sebesar 0,10% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan

dalam model matematika ini.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa parameter morfometrik yang

paling menentukan untuk menduga umur siamang betina hingga 6 tahun yaitu

lingkar dada. Parameter ini sama dengan hasil parameter untuk menduga umur

siamang betina umur 2-14 tahun.

Analisis Parameter Morfometrik yang Berkorelasi dengan Umur Siamang Sumatera

Analisis Pengaruh Parameter terhadap Pendugaan Umur Siamang Sumatera

Menurut Lekagul dan McNeely (1977) dalam Nowak (1999), gibbon tidak

memiliki perbedaan seks (sexual dimorphism) yang jelas pada ukuran badan,

tengkorak dan gigi seperti yang biasa ditemukan pada ape besar. Berdasarkan

pada pernyataan di atas, maka dilakukan analisis untuk menentukan umur siamang

yang menggabungkan parameter morfometrik jantan dan betina.

Pada Tabel 35 ditunjukkan nilai K-M-O MSA adalah 0,916 atau lebih besar

dari 0,50 dengan nilai signifikasi 0,000 maka kumpulan parameter morfometrik

siamang dapat diproses lebih lanjut dalam regresi. Sedangkan pada Tabel Anti-

image Matrices ruang korelasi anti-image (Lampiran 16) ditunjukkan nilai yang

berinisial a (MSA) tidak ada yang lebih kecil dari 0,50 sehingga tidak ada

parameter yang harus dikeluarkan dalam persamaan. Pada Gambar 14 disajikan

semua parameter morfometrik berkumpul dalam satu ruang yang menandakan

bahwa dari semua parameter yang diukur dapat diwakili oleh satu parameter saja.

Gambar 14 Komponen Plot dalam Rotated Space untuk data siamang sumatera.

52

Tabel 35 KMO dan Bartlett's Test untuk data siamang sumatera Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,916

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 720,100df 91Sig. 0,000

Model matematika yang terbentuk adalah:

Y = - 3,232 + 0,037 X1 – 0,010 X2 – 0,625 X3 – 2,320 X4 + 0,360 X5 – 0,134 X6

– 0,747 X7 – 1,558 X8 + 0,979 X9 + 0,051 X10 + 0,257 X11 + 0,522 X12 –

0,013 X13 – 0,076 X14

Pada Tabel 36 disajikan nilai R2 dari model matematika di atas cukup tinggi

sebesar 0,685, berarti sumbangan parameter morfometrik terhadap umur cukup

besar dan dapat digunakan menjadi model matematika. Tetapi melalui uji t (Tabel

38) ditunjukkan bahwa dari semua parameter yang dimasukkan dalam model

regresi hanya parameter lingkar dada (X5) yang berpengaruh signifikan dengan

nilai signifikasi <0,05. Melalui nilai-nilai di atas, model matematika ini

diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas antar parameter.

Tabel 36 Model rekapitulasi analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Sig. F Change

Durbin-Watson

1 0,827(a) 0,685 0,508 2,312 0,002 1,048

Tabel 37 ANOVA untuk menduga umur siamang sumatera

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 290,219 14 20,730 3,877 0,002(a) Residual 133,681 25 5,347 Total 423,900 39

Tabel 38 Kofisien-kofisien analisis regresi untuk menduga umur siamang sumatera

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant) -3,232 8,475 -0,381 0,706

X1 0,037 0,122 0,096 0,303 0,764 X2 -0,010 0,752 -0,003 -0,013 0,990 X3 -0,625 0,667 -0,187 -0,938 0,357 X4 -2,320 1,310 -0,503 -1,771 0,089 X5 0,360 0,145 0,837 2,484 0,020 X6 -0,134 0,173 -0,141 -0,771 0,448 X7 -0,747 0,559 -0,528 -1,336 0,194

53

X8 -1,558 1,436 -0,237 -1,085 0,288 X9 0,979 0,641 0,746 1,527 0,139 X10 0,051 0,770 0,014 0,066 0,948 X11 0,257 0,465 0,203 0,552 0,586 X12 0,522 0,370 0,472 1,413 0,170 X13 -0,013 0,195 -0,040 -0,066 0,948 X14 -0,076 0,287 -0,167 -0,265 0,793

Pada Tabel 36 ditunjukkan bahwa nilai DW yang diperoleh dalam pengujian

adalah 1,048 yang berarti nilai ini menjauhi angka 2 sehingga model matematika

diduga memiliki autokorelasi, maka model matematika belum layak digunakan

untuk menduga umur siamang.

Pendugaan Umur Siamang Sumatera (1-15 Tahun)

Hasil analisis dengan metode stepwise diperoleh parameter yang paling

menentukan untuk menduga umur siamang, sebagai berikut :

Y = -5,331 + 0,312 X5

Pada Tabel 39 disajikan nilai R2 dari model matematika di atas sebesar

0.525 yang berarti bahwa pengaruh lingkar dada (X5) terhadap umur cukup besar

sehingga dapat digunakan menjadi model matematika. Pada Tabel 40 disajikan

nilai Fhitung sebesar 41,940 dengan df1 = 1 dan df2 = 38, berdasarkan tabel F pada

tingkat alpha 5% dengan df di atas diketahui Ftabel sebesar 4,098. Karena Fhitung >

Ftabel yaitu 41,940 > 4,098 dapat disimpulkan bahwa secara signifikan dan positif

terdapat pengaruh lingkar dada terhadap umur.

Tabel 39 Model rekapitulasi analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,724(a) 0,525 0,512 2,303

Tabel 40 ANOVA analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 222,397 1 222,397 41,940 0,000(a) Residual 201,503 38 5,303 Total 423,900 39

54

Tabel 41 Koefisien-koefisien analisis regresi dengan metode stepwise untuk menduga umur siamang sumatera

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -5,331 2,235 -2,385 0,022

X5 0,312 0,048 0,724 6,476 0,000

Melalui uji t pada Tabel 41 ditunjukkan bahwa lingkar dada berpengaruh

sangat signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikasi <0,05. Melalui nilai-

nilai di atas maka model matematika diindikasikan tidak memiliki masalah

multikolinearitas.

Dari nilai R2 model matematika di atas sebesar 0,525 yang berarti 52,50%

umur dapat dijelaskan oleh parameter lingkar dada, sedangkan sisanya sebesar

47,50% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model

matematika ini.

Gambar 15 Grafik Scatterplot dan Normal P-P Plot analisis regresi untuk

menduga umur siamang sumatera.

Pada Gambar 15, Grafik Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang

digambarkan pada grafik tersebut menyebar dan tidak membentuk pola tertentu.

Melalui grafik ini ditunjukkan bahwa model matematika diindikasikan tidak

memiliki masalah heteroskedastisitas, dengan kata lain pada model tersebut varian

residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah tetap atau

homoskedastisitas. Hasil ini menunjukkan bahwa model matematika layak

digunakan untuk memprediksi umur yang didasarkan pada parameter lingkar

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

210-1-2-3-4

Regression Standardized Predicted Value

2

0

-2

Re

gre

ssio

n S

tud

en

tized

Dele

ted

(P

ress)

Resid

ual

Scatterplot

Dependent Variable: Y

55

dada. Selanjutnya pada Grafik Normal P-P Plot Gambar 15, diketahui bahwa

titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Penyebaran titik-titik tersebut

membentuk garis diagonal, sehingga dapat dikatakan model matematika yang ada

memenuhi asumsi normalitas.

Dari model matematika dapat dijelaskan bahwa pertambahan umur siamang

berbanding lurus positif dengan pertambahan lingkar dada. Harga koefisien

konstanta = -5,331 berarti apabila ukuran lingkar dada sama dengan nol, maka

umur akan sebesar -5,331 tahun. Harga koefisien b5 = 0,312 yang berarti apabila

ukuran lingkar dada mengalami kenaikan sebesar 1 cm, maka umur akan

meningkat sebesar 0,312 tahun.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa lingkar dada merupakan

parameter yang paling menentukan untuk menduga umur siamang dari 1-15 tahun.

Hasil ini sesuai dengan pendapat Young (1981) yang menyatakan bahwa

kebiasaan melakukan brachiation berpengaruh pada seluruh kerangka tubuh.

Spesialisasi dalam brachiation mempengaruhi rongga dada famili hylobatidae

yang lebih besar dari kera-kera lain, dimana rongga dada yang lebar dan tulang

belikat (skapula) di belakang membuat pusat gaya berat lebih ke tengah tubuh

apabila hewan ini berdiri tegak dan memberi keleluasaan gerak bagi lengan

(Hoeve 1992).

Aplikasi pada Manajemen Populasi

Untuk mencapai tujuan jangka panjang dari konservasi strategi dibutuhkan

taktik-taktik konservasi jangka pendek. Taktik kunci dalam strategi konservasi

primata yaitu sistem-sistem perlindungan kawasan, pemanfaatan yang

berkelanjutan dan penangkaran (Colinsaw dan Dunbar 2000).

Aplikasi dari diketahuinya parameter morfometrik yang paling menentukan

untuk menduga umur siamang dalam strategi konservasi primata adalah

memberikan perhatian khusus pada siamang yang berumur 4-6 tahun dalam

kawasan-kawasan konservasi eksitu karena telah memasuki masa matang seksual,

misalnya mencoba ‘perjodohan’ antara jantan dan betina untuk kepentingan

perkembangbiakkan. Siamang di alam merupakan satwa monogami, untuk itu

56

‘perjodohan’ di kandang perlu dipantau dengan ketat karena ketidakcocokan

pasangan berakibat kematian pada pasangan.

Konservasi eksitu berperan dalam mendukung konservasi insitu berupa

restocking, reintroduksi dan introduksi satwaliar ke alam untuk mendukung

populasi yang ada. Pentingnya ‘perjodohan’ di pusat-pusat rehabilitasi berlanjut

saat pelepasliaran siamang di alam. Pelepasliaran dilakukan secara berpasangan

dengan harapan terjadi perkembangbiakkan di alam, bila tanpa pasangan maka

akan sangat sulit bagi siamang untuk mendapatkan pasangannya sendiri di alam

karena sistem perkawinan yang monogami dan sistem mempertahankan teritori.

Untuk mencapai manfaat dari hasil penelitian ini dan memudahkan aplikasi

di lapangan, maka dibuat tabel pendugaan umur siamang sumatera berdasarkan

pada model matematika guna menduga umur sesuai dengan parameter yang paling

menentukan (Lampiran 19).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Parameter morfometrik yang paling menentukan untuk menduga umur

siamang sumatera jantan dari umur 1-15 tahun adalah lingkar muka dengan

model matematika Umur = -14.546 + 0.801 LM, sedangkan untuk umur 1-6

tahun adalah panjang telapak tangan dengan model matematika Umur =

-2.091 + 0.496 PTT.

2. Parameter morfometrik yang paling menentukan untuk menduga umur

siamang sumatera betina dari umur 2-14 tahun adalah lingkar dada dengan

model matematika Umur = -15.328 + 0.533 LD, sedangkan untuk umur 2-6

tahun adalah lingkar dada dengan model matematika Umur = -15.676

+ 0.489 LD.

3. Parameter morfometrik yang paling menentukan untuk menduga umur

siamang sumatera dari umur 1-15 tahun adalah lingkar dada dengan model

matematika Umur = -5.331 + 0.312 LD.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan, terutama mengukur morfometrik

siamang sumatera yang umurnya belum tercakup dalam penelitian ini. Model-

model matematika di atas sebaiknya harus selalu diperbaharui dengan

menambahkan data-data baru tentang morfometrik siamang sumatera sesuai

dengan umur yang telah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS. 1997. Teknik Pengelolaan Satwa Liar dalam Rangka

Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Bogor.

Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwa Liar: Jilid 1. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan.

Bailey JA. 1984. Principles of Wildlife Management. New York: John Wiley & Sons Ltd.

Bismarck M. 1994. Analisis Geometri Tubuh Bekantan (Nasalis lavartus). Buletin Penelitian Hutan 561:41-52.

Brower EJ, Zar JH. 1977. Field and Laboratory Methods for General Ecology. Iowa: Wm. c. Brown Company Publishers.

Campbell J, Lack E. 1985. A Dictionary of Birds. Vermilion: Buteo Books.

Caughley G. 1977. Analysis of Vertebrata Populations. London: John Wiley & Sons Ltd.

Chivers DJ. 1977. The Lesser Apes. In Primate Conservation. London: Acad Press.

Cowlishaw G, Dunbar R. 2000. Primate Conservation Biology. London: University of Chicago Press.

Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Srigandono B, Praseno K, penerjemah; Soedarsono, editor. Ed ke-4. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Giles RH. 1981. Wildlfe Management Techniques: Edisi Ketiga. Dehra Dun-India: Natraj Publishers.

Gittin SP, Raemaekers JJ. 1980. Malayan Forest Primates: Siamang, Lar, and Agile Gibbons. New York: Plenum Press.

Harvey PH, Martin RD, Clutton-Brock TH. 1987. Life Histories in Comparative Perpective. Di dalam: Myers LB, Sheffield R, editor. The Pictorial Guide to The Living Primates. Pogonias Press. East Hampton, New york. 1996. hlm 216.

Hoeve V. 1992. Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna-Mamalia. Jakarta: Ichtiar Baru.

Jachman H. 1984. An Ecology of Elephant in the Kasungu National Park: Malawi. Rotterdam: Neth. J. of Zoo.

Lekagul B, McNeely JA. 1977. Mammals of Thailand. Bangkok: Kurushapa Ladprao Press.

Mansjoer I, Mansjoer SS, Sajithi D. 1989. Studi Banding Sifat-sifat Biologis Ayam Kampung, Ayam Pelung dan Ayam Bangkok [laporan penelitian]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

59

Mukhtar AS. 1996. Studi Dinamika Populasi Rusa dalam Menunjang Taman Buru Pulau Moyo: Provinsi Nusa Tenggara Timur [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Myers LB, Sheffield R. 1996. The Pictorial Guide to Living Primates. East Hampton, New York: Pogonias Press.

Napier JR, Napier PH. 1967. A Hand Book of Living Primates: Morphology, Ecology, and Behaviour of Non Human Primates. London: Academic Press.

Napier JR, Napier PH. 1986. The Natural History of The Primates. Massachusetts: The MIT Press.

Nowak MR. 1999. Mammals of The World. Sixth Edition. Volume I. Baltimore and London: The John Hopkins University Press.

Preuschoft H. 1990. Lesser Apes or Gibbon: Grzimek's Encyclopedia of Mammals. V:2. New York: McGraw-Hill Inc.

[PPA] Perlindungan dan Pelestarian Alam. 1978. Mamalia di Indonesia: Pedoman Inventarisasi Satwa. Bogor: Direktorat Jenderal Kehutanan.

Santosa Y. 1993. Strategi Kuantitatif untuk Pendugaan Beberapa Parameter Demografi dan Kuota Pemanenan Populasi Satwaliar Berdasarkan Perilaku: Studi Kasus Terhadap Populasi Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Tinjil [laporan penelitian]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Santosa Y. 1995. Teknik Pengukuran Keanekaragaman Satwaliar. Di dalam: Bahan Kuliah Pelatihan Teknik Pengukuran dan Monitoring Biodiversity di Hutan Tropika Indonesi. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Semiadi G, Nugraha TP. 2005. Panduan Pengamatan Reproduksi pada Mamalia Liar. Bogor: LIPI.

Sudarmanto RG. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supranto J. 2004. Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Young JZ. 1981. The Life of Vertebrates: Third Edition. Oxford: Clarendon Press.

LAMPIRAN

61

Lampiran 1 Data ukuran tubuh siamang jantan

No Umur PB PCr TCr LbC LD LbB PTT LTT PTK LTK LK LM PT PK

1 1 19.00 6.31 5.22 5.28 16.90 7.30 6.63 1.37 6.20 1.47 21.30 18.20 18.00 14.90

2 2 23.50 7.35 6.60 6.05 20.20 5.60 7.84 1.34 7.35 1.33 24.30 20.40 22.10 17.00

3 5 44.50 8.94 7.90 7.86 43.60 12.80 14.10 3.08 14.90 3.26 30.10 29.20 53.90 40.80

4 6 53.40 9.37 8.34 8.06 49.20 17.90 16.50 3.25 17.20 3.26 31.50 28.90 64.50 46.00

5 7 53.80 9.54 8.08 7.69 48.50 11.70 15.20 2.95 15.20 2.83 31.20 30.80 63.90 46.90

6 8 47.40 9.01 8.95 7.05 48.90 13.50 16.30 2.96 15.50 3.35 28.40 27.80 48.90 37.80

7 8 54.00 12.20 8.06 7.92 47.10 16.40 16.80 3.30 18.00 4.01 32.40 28.90 62.90 49.30

8 8 53.90 9.47 8.87 8.87 53.10 16.60 18.20 3.08 18.90 3.61 32.90 31.10 66.60 48.80

9 8 49.00 9.62 7.83 7.72 44.10 17.30 18.00 3.03 17.80 3.66 30.90 31.40 61.70 47.70

10 9 64.00 11.02 10.10 8.40 56.50 25.00 17.05 4.12 16.82 5.40 34.50 31.50 60.60 44.00

11 9 48.00 9.28 8.38 7.32 46.10 14.50 14.40 3.49 15.30 4.15 32.00 29.50 58.10 42.30

12 9 44.40 9.36 8.96 8.94 48.60 14.80 16.10 2.96 16.70 3.27 32.40 32.20 61.80 47.30

13 9 49.30 9.42 7.22 7.30 45.90 14.40 16.10 3.22 15.20 4.90 31.40 29.60 58.90 45.60

14 9 49.70 8.81 8.65 7.46 41.90 12.80 14.40 2.93 14.90 3.29 30.10 29.30 53.50 40.80

15 10 45.10 9.88 8.24 7.89 51.60 16.40 17.10 3.29 17.10 4.30 34.10 30.60 58.50 45.30

16 10 47.50 9.33 7.96 7.31 46.90 13.60 16.00 3.00 16.20 3.16 31.80 30.50 56.60 43.40

17 10 50.30 9.54 8.15 7.46 44.60 14.80 18.00 3.08 17.60 3.52 31.20 31.20 56.20 44.50

18 11 61.50 12.20 11.10 8.61 53.30 19.80 17.40 3.61 18.70 6.20 34.50 30.30 64.40 43.40

19 12 53.20 9.43 9.27 7.72 51.90 14.30 17.30 2.73 17.20 4.13 31.80 31.60 63.50 47.00

20 12 35.60 8.62 7.34 7.33 48.00 12.40 14.60 2.82 14.80 3.14 30.10 30.20 46.83 39.80

21 13 46.20 9.35 7.36 7.63 48.80 19.90 16.00 2.99 15.10 3.20 32.20 30.90 58.40 44.40

22 14 52.30 9.11 8.14 8.21 50.80 16.40 15.90 3.22 17.10 3.45 30.20 31.40 60.30 46.40

23 14 55.00 10.16 8.98 7.90 53.30 16.20 19.30 3.22 18.10 3.68 34.90 31.90 67.60 46.70

24 15 55.30 10.32 8.55 8.80 52.80 15.00 15.60 3.27 18.70 3.65 34.90 32.20 67.00 51.00

Rata-rata 48.16 9.49 8.26 7.70 46.36 14.96 15.62 3.01 15.86 3.60 31.21 29.57 56.45 42.55

Min 19.00 6.31 5.22 5.28 16.90 5.60 6.63 1.34 6.20 1.33 21.30 18.20 18.00 14.90

Max 64.00 12.20 11.10 8.94 56.50 25.00 19.30 4.12 18.90 6.20 34.90 32.20 67.60 51.00

keterangan PB : panjang badan PCr : panjang cranial TCr : tinggi cranial LbC : lebar cranial LD : lingkar dada LbB : lebar bahu PTT : panjang telapak tangan LTT : lebar telapak tangan PTK : panjang telapak kaki LTK : lebar telapak kaki LK : lingkar kepala LM : lingkar muka PL : panjang lengan PK : panjang kaki

62

Lampiran 2 Data ukuran tubuh siamang betina

No Umur PB PCr TCr LbC LD LbB PTT LTT PTK LTK LK LM PT PK

1 2 35.10 7.93 7.29 6.89 36.10 11.80 12.90 2.49 12.57 2.72 27.10 25.20 37.70 29.20

2 5 52.00 9.24 7.04 6.95 42.40 12.80 15.50 2.91 13.70 3.35 31.10 28.60 57.10 40.30

3 6 49.20 9.40 8.60 7.59 44.20 15.10 16.70 3.08 15.10 3.52 31.60 29.30 60.60 47.10

4 7 57.50 9.53 9.40 8.02 45.00 17.00 16.30 .3.35 15.00 4.20 33.00 33.50 57.50 43.50

5 7 42.40 8.43 7.63 6.48 39.10 15.10 14.90 2.78 13.20 3.08 28.10 27.10 54.20 41.60

6 8 50.30 8.90 8.87 6.95 40.60 14.80 15.50 2.80 15.31 4.42 30.80 29.20 58.30 43.20

7 8 43.20 8.20 9.02 8.30 49.50 17.80 14.70 3.11 15.80 3.78 32.60 29.60 52.90 42.00

8 8 48.20 8.96 8.93 7.39 40.10 9.30 16.40 3.12 16.20 3.36 30.10 29.60 56.50 43.20

9 8 50.60 9.65 8.68 7.65 46.30 13.40 15.20 2.71 15.10 3.41 30.90 32.40 56.50 42.30

10 9 50.10 9.83 8.32 7.97 48.20 15.40 16.10 3.35 16.60 4.09 33.30 32.90 60.00 47.10

11 10 58.50 9.15 7.01 7.75 45.60 14.80 16.40 3.24 15.50 4.20 30.90 28.40 57.30 42.20

12 10 45.20 9.34 8.22 7.36 49.60 13.40 16.90 3.05 16.60 3.36 31.60 29.10 52.40 45.20

13 11 49.90 8.96 8.00 6.98 46.10 19.10 17.20 2.57 16.80 3.23 30.60 31.40 55.20 45.70

14 12 50.60 9.36 8.44 7.75 50.10 17.60 16.40 2.05 16.10 5.45 32.80 32.50 60.10 44.70

15 14 51.70 9.51 8.65 7.62 51.40 11.30 17.20 3.22 15.90 3.44 31.40 32.40 64.70 47.50

16 14 53.10 9.17 7.56 7.31 46.80 10.40 15.80 2.90 15.80 2.91 31.50 31.10 58.00 45.60

Rata-rata 49.22 9.10 8.23 7.44 45.07 15.74 15.88 2.92 15.33 3.66 31.09 30.14 56.19 43.15

Min 35.10 7.93 7.01 6.48 36.10 9.30 12.90 2.05 12.57 2.72 27.10 25.20 37.70 29.20

Max 58.50 9.83 9.40 8.30 51.40 41.90 17.20 3.35 16.80 5.45 33.30 33.50 64.70 47.50

63

Lampiran 3 Data ukuran tubuh siamang jantan dan betina

No Umur PB PCr TCr LbC LD LbB PTT LTT PTK LTK LK LM PL PK

1 1 19.00 6.31 5.22 5.28 16.90 7.30 6.63 1.37 6.20 1.47 21.30 18.20 18.00 14.90

2 2 23.50 7.35 6.60 6.05 20.20 5.60 7.84 1.34 7.35 1.33 24.30 20.40 22.10 17.00

3 2 35.10 7.93 7.29 6.89 36.10 11.80 12.90 2.49 12.57 2.72 27.10 25.20 37.70 29.20

4 5 44.50 8.94 7.90 7.86 43.60 12.80 14.10 3.08 14.90 3.26 30.10 29.20 53.90 40.80

5 5 52.00 9.24 7.04 6.95 42.40 12.80 15.50 2.91 13.70 3.35 31.10 28.60 57.10 40.30

6 6 53.40 9.37 8.34 8.06 49.20 17.90 16.50 3.25 17.20 3.26 31.50 28.90 64.50 46.00

7 6 49.20 9.40 8.60 7.59 44.20 15.10 16.70 3.08 15.10 3.52 31.60 29.30 60.60 47.10

8 7 53.80 9.54 8.08 7.69 48.50 11.70 15.20 2.95 15.20 2.83 31.20 30.80 63.90 46.90

9 7 57.50 9.53 9.40 8.02 45.00 17.00 16.30 3.35 15.00 4.20 33.00 33.50 57.50 43.50

10 7 42.40 8.43 7.63 6.48 39.10 15.10 14.90 2.78 13.20 3.08 28.10 27.10 54.20 41.60

11 8 47.40 9.01 8.95 7.05 48.90 13.50 16.30 2.96 15.50 3.35 28.40 27.80 48.90 37.80

12 8 54.00 12.20 8.06 7.92 47.10 16.40 16.80 3.30 18.00 4.01 32.40 28.90 62.90 49.30

13 8 53.90 9.47 8.87 8.87 53.10 16.60 18.20 3.08 18.90 3.61 32.90 31.10 66.60 48.80

14 8 49.00 9.62 7.83 7.72 44.10 17.30 18.00 3.03 17.80 3.66 30.90 31.40 61.70 47.70

15 8 50.30 8.90 8.87 6.95 40.60 14.80 15.50 2.80 15.31 4.42 30.80 29.20 58.30 43.20

16 8 43.20 8.20 9.02 8.30 49.50 17.80 14.70 3.11 15.80 3.78 32.60 29.60 52.90 42.00

17 8 48.20 8.96 8.93 7.39 40.10 9.30 16.40 3.12 16.20 3.36 30.10 29.60 56.50 43.20

18 8 50.60 9.65 8.68 7.65 46.30 13.40 15.20 2.71 15.10 3.41 30.90 32.40 56.50 42.30

19 9 64.00 11.02 10.1 8.40 56.50 25.00 17.05 4.12 16.82 5.40 34.50 31.50 60.60 44.00

20 9 48.00 9.28 8.38 7.32 46.10 14.50 14.40 3.49 15.30 4.15 32.00 29.50 58.10 42.30

21 9 44.40 9.36 8.96 8.94 48.60 14.80 16.10 2.96 16.70 3.27 32.40 32.20 61.80 47.30

22 9 49.30 9.42 7.22 7.30 45.90 14.40 16.10 3.22 15.20 4.90 31.40 29.60 58.90 45.60

23 9 49.70 8.81 8.65 7.46 41.90 12.80 14.40 2.93 14.90 3.29 30.10 29.30 53.50 40.80

24 9 50.10 9.83 8.32 7.97 48.20 15.40 16.10 3.35 16.60 4.09 33.30 32.90 60.00 47.10

25 10 45.10 9.88 8.24 7.89 51.60 16.40 17.10 3.29 17.10 4.30 34.10 30.60 58.50 45.30

26 10 47.50 9.33 7.96 7.31 46.90 13.60 16.00 3.00 16.20 3.16 31.80 30.50 56.60 43.40

27 10 50.30 9.54 8.15 7.46 44.60 14.80 18.00 3.08 17.60 3.52 31.20 31.20 56.20 44.50

28 10 58.50 9.15 7.01 7.75 45.60 14.80 16.40 3.24 15.50 4.20 30.90 28.40 57.30 42.20

29 10 45.20 9.34 8.22 7.36 49.60 13.40 16.90 3.05 16.60 3.36 31.60 29.10 52.40 45.20

30 11 61.50 12.20 11.10 8.61 53.30 19.80 17.40 3.61 18.70 6.20 34.50 30.30 64.40 43.40

31 11 49.90 8.96 8.00 6.98 46.10 19.10 17.20 2.57 16.80 3.23 30.60 31.40 55.20 45.70

32 12 53.20 9.43 9.27 7.72 51.90 14.30 17.30 2.73 17.20 4.13 31.80 31.60 63.50 47.00

33 12 35.60 8.62 7.34 7.33 48.00 12.40 14.60 2.82 14.80 3.14 30.10 30.20 46.83 39.80

34 12 50.60 9.36 8.44 7.75 50.10 17.60 16.40 2.05 16.10 5.45 32.80 32.50 60.10 44.70

35 13 46.20 9.35 7.36 7.63 48.80 19.90 16.00 2.99 15.10 3.20 32.20 30.90 58.40 44.40

36 14 52.30 9.11 8.14 8.21 50.80 16.40 15.90 3.22 17.10 3.45 30.20 31.40 60.30 46.40

37 14 55.00 10.16 8.98 7.90 53.30 16.20 19.30 3.22 18.10 3.68 34.90 31.90 67.60 46.70

38 14 51.70 9.51 8.65 7.62 51.40 11.30 17.20 3.22 15.90 3.44 31.40 32.40 64.70 47.50

39 14 53.10 9.17 7.56 7.31 46.80 10.40 15.80 2.90 15.80 2.91 31.50 31.10 58.00 45.60

40 15 55.30 10.32 8.55 8.80 52.80 15.00 15.60 3.27 18.70 3.65 34.90 32.20 67.00 51.00 Rata-rata 48.59 9.33 8.25 7.59 45.84 14.71 15.72 2.98 15.65 3.62 31.16 29.80 56.34 42.79

Min 19.00 6.31 5.22 5.28 16.90 5.60 6.63 1.34 6.20 1.33 21.30 18.20 18.00 14.90 Max 64.00 12.20 11.10 8.94 56.50 41.90 19.30 4.12 18.90 6.20 34.90 33.50 67.70 51.00

64

Lampiran 4 Hasil output uji validasi parameter morfometrik siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821)

Catatan:

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Catatan: Bila nilai Pearson correlation pada kolom Xa > 0,500 maka parameter morfometrik dinyatakan sahih.

Correlations

1 .794* .689* .701* .802* .646* .822* .789* .810* .720* .817* .776* .881* .811* .918*. .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.794* 1 .660* .684* .723* .614* .710* .731* .772* .715* .797* .628* .753* .702* .805*.000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.689* .660* 1 .697* .685* .570* .628* .635* .684* .681* .698* .632* .636* .564* .715*.000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.701* .684* .697* 1 .820* .616* .671* .707* .820* .575* .837* .755* .780* .750* .824*.000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.802* .723* .685* .820* 1 .687* .863* .781* .903* .664* .895* .864* .874* .873* .941*.000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.646* .614* .570* .616* .687* 1 .633* .631* .642* .708* .689* .571* .601* .578* .716*.000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.822* .710* .628* .671* .863* .633* 1 .730* .923* .625* .823* .840* .893* .900* .924*.000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.789* .731* .635* .707* .781* .631* .730* 1 .760* .633* .783* .669* .762* .741* .821*.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.810* .772* .684* .820* .903* .642* .923* .760* 1 .636* .870* .843* .903* .917* .942*.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.720* .715* .681* .575* .664* .708* .625* .633* .636* 1 .730* .585* .632* .568* .722*.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.817* .797* .698* .837* .895* .689* .823* .783* .870* .730* 1 .861* .882* .858* .931*.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.776* .628* .632* .755* .864* .571* .840* .669* .843* .585* .861* 1 .871* .897* .904*.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.881* .753* .636* .780* .874* .601* .893* .762* .903* .632* .882* .871* 1 .962* .969*.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.811* .702* .564* .750* .873* .578* .900* .741* .917* .568* .858* .897* .962* 1 .949*.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.918* .805* .715* .824* .941* .716* .924* .821* .942* .722* .931* .904* .969* .949* 1.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Pearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileNPearson CSig. (1-taileN

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

Xa

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 Xa

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.

65

Lampiran 5 Hasil output uji reliabilitas parameter morfometrik siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821)

Case Processing Summary

40 100.00 .0

40 100.0

ValidExcluded a

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.908 3

Cronbach'sAlpha N of Items

Catatan: Bila nilai Cronbach’s Alpha > 0,500 maka parameter morfometrik dinyatakan andal.

66

Lampiran 6 Hasil output uji persyaratan regresi linear ganda pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821)

ANOVA Table

413.900 37 11.186 2.237 .357126.557 1 126.557 25.311 .037287.343 36 7.982 1.596 .46010.000 2 5.000

423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

405.900 35 11.597 2.577 .18494.715 1 94.715 21.048 .010

311.185 34 9.153 2.034 .25818.000 4 4.500

423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X2

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

411.400 37 11.119 1.779 .42560.255 1 60.255 9.641 .090

351.145 36 9.754 1.561 .46712.500 2 6.250

423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X3

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

400.900 34 11.791 2.563 .148105.226 1 105.226 22.875 .005295.674 33 8.960 1.948 .236

23.000 5 4.600423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X4

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

417.400 37 11.281 3.471 .249222.397 1 222.397 68.430 .014195.003 36 5.417 1.667 .446

6.500 2 3.250423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X5

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

389.317 30 12.977 3.377 .03058.464 1 58.464 15.215 .004

330.852 29 11.409 2.969 .04534.583 9 3.843

423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X6

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

67

Lanjutan ANOVA Table

399.400 28 14.264 6.404 .001167.508 1 167.508 75.208 .000231.892 27 8.589 3.856 .01124.500 11 2.227

423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X7

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

387.900 31 12.513 2.781 .06681.166 1 81.166 18.037 .003

306.734 30 10.224 2.272 .11336.000 8 4.500

423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X8

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

331.400 28 11.836 1.407 .281191.325 1 191.325 22.752 .001140.075 27 5.188 .617 .85192.500 11 8.409

423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X9

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

404.400 34 11.894 3.050 .10774.192 1 74.192 19.024 .007

330.208 33 10.006 2.566 .14819.500 5 3.900

423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X10

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

334.233 26 12.855 1.864 .120176.975 1 176.975 25.658 .000157.258 25 6.290 .912 .595

89.667 13 6.897423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X11

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

340.233 29 11.732 1.402 .295216.020 1 216.020 25.819 .000124.213 28 4.436 .530 .909

83.667 10 8.367423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X12

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

68

Lanjutan ANOVA Table

419.400 37 11.335 5.038 .179172.412 1 172.412 76.627 .013246.988 36 6.861 3.049 .277

4.500 2 2.250423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X13

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

397.900 33 12.058 2.783 .101192.919 1 192.919 44.520 .001204.981 32 6.406 1.478 .33126.000 6 4.333

423.900 39

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X14

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Lampiran 7 Ringkasan hasil analisis linearitas garis regresi dan simpulannya

berdasarkan tingkat alpha

Keterangan Signifikasi Alpha Kondisi Simpulan Y * X1 Y * X2 Y * X3 Y * X4 Y * X5 Y * X6 Y * X7 Y * X8 Y * X9 Y * X10 Y * X11 Y * X12 Y * X13 Y * X14

0,460 0,258 0,467 0,236 0,446 0,045 0,011 0,113 0,851 0,148 0,595 0,909 0,277 0,331

0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

S > A S > A S > A S > A S > A S < A S < A S > A S > A S > A S > A S > A S > A S > A

Linear Linear Linear Linear Linear

Non linear Non linear

Linear Linear Linear Linear Linear Linear Linear

69

Lampiran 8 Hasil output analisis faktor parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) jantan

KMO and Bartlett's Test

.862

516.81791

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-SquaredfSig.

Bartlett's Test ofSphericity

Anti-image Matrices

.046 -.017 -.023 .020 .002 -.023 .006 -.018 -.001 .013 .015 .000 -.011 .000-.017 .102 -.025 .008 .021 -.021 9E-005 .009 -.003 -.023 -.045 .032 .016 -.013-.023 -.025 .059 -.034 -.022 .040 -.004 .003 -.008 -.036 .015 -.021 -.008 .015.020 .008 -.034 .076 .003 -.058 .034 .014 -.017 .026 -.009 .001 -.003 -.005.002 .021 -.022 .003 .057 -.013 -.007 -.016 .003 .010 -.015 .001 .005 -.006

-.023 -.021 .040 -.058 -.013 .143 -.035 -.040 .012 -.028 .008 -.005 -.002 .010.006 9E-005 -.004 .034 -.007 -.035 .039 .017 -.021 -.003 .003 -.009 -.005 .002

-.018 .009 .003 .014 -.016 -.040 .017 .073 -.007 -.041 -.011 -.002 .005 -.003-.001 -.003 -.008 -.017 .003 .012 -.021 -.007 .023 .005 -.003 .008 .004 -.005.013 -.023 -.036 .026 .010 -.028 -.003 -.041 .005 .168 -.012 .009 .003 -.005.015 -.045 .015 -.009 -.015 .008 .003 -.011 -.003 -.012 .051 -.021 -.015 .010.000 .032 -.021 .001 .001 -.005 -.009 -.002 .008 .009 -.021 .032 .010 -.011

-.011 .016 -.008 -.003 .005 -.002 -.005 .005 .004 .003 -.015 .010 .012 -.007.000 -.013 .015 -.005 -.006 .010 .002 -.003 -.005 -.005 .010 -.011 -.007 .007.911a -.256 -.436 .343 .038 -.285 .148 -.307 -.021 .154 .304 .003 -.471 .015

-.256 .835a -.326 .087 .281 -.170 .001 .103 -.056 -.173 -.619 .569 .468 -.502-.436 -.326 .773a -.504 -.380 .438 -.087 .046 -.230 -.357 .281 -.476 -.321 .736.343 .087 -.504 .854a .043 -.557 .624 .185 -.397 .233 -.146 .012 -.091 -.211.038 .281 -.380 .043 .946a -.145 -.152 -.254 .088 .103 -.275 .035 .177 -.290

-.285 -.170 .438 -.557 -.145 .859a -.469 -.389 .214 -.182 .092 -.081 -.037 .301.148 .001 -.087 .624 -.152 -.469 .866a .309 -.714 -.032 .058 -.262 -.214 .101

-.307 .103 .046 .185 -.254 -.389 .309 .928a -.163 -.372 -.184 -.034 .182 -.139-.021 -.056 -.230 -.397 .088 .214 -.714 -.163 .898a .076 -.074 .283 .239 -.393.154 -.173 -.357 .233 .103 -.182 -.032 -.372 .076 .935a -.125 .122 .069 -.135.304 -.619 .281 -.146 -.275 .092 .058 -.184 -.074 -.125 .852a -.535 -.612 .520.003 .569 -.476 .012 .035 -.081 -.262 -.034 .283 .122 -.535 .831a .511 -.722

-.471 .468 -.321 -.091 .177 -.037 -.214 .182 .239 .069 -.612 .511 .831a -.772.015 -.502 .736 -.211 -.290 .301 .101 -.139 -.393 -.135 .520 -.722 -.772 .777a

X1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14X1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Anti-image Cov

Anti-image Co

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.

Rotated Component Matrix a

.646 .699

.451 .791

.401 .786

.763 .478

.794 .547

.454 .758

.812 .479

.608 .721

.840 .498

.306 .892

.747 .593

.902 .360

.869 .455

.918 .358

X1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

1 2Component

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Rotation converged in 3 iterations.a.

70

Lampiran 9 Hasil output analisis regresi pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) jantan

Descriptive Statistics

9.13 3.443 2448.16 10.135 24

9.4850 1.23462 248.2604 1.13872 247.6992 .82594 2446.358 9.2917 2414.975 3.9064 24

15.6175 2.89725 243.0129 .58480 2415.857 3.0981 243.5925 1.02826 2431.213 3.1208 2429.567 3.3787 24

56.45 12.409 2442.546 8.7702 24

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Mean Std. Deviation N

Variables Entered/Removed b

X14, X3,X6, X2,X10, X4,X11, X8,X7, X1, X5,X12, X9,X13

a

. Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Yb.

Model Summaryb

.921a .849 .613 2.141 .849 3.605 14 9 .029 1.054Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-Watson

Predictors: (Constant), X14, X3, X6, X2, X10, X4, X11, X8, X7, X1, X5, X12, X9, X13a.

Dependent Variable: Yb. ANOVA b

231.366 14 16.526 3.605 .029a

41.259 9 4.584272.625 23

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X14, X3, X6, X2, X10, X4, X11, X8, X7, X1, X5, X12, X9, X13a.

Dependent Variable: Yb.

71

Lanjutan Coefficientsa

-12.101 11.373 -1.064 .315 -37.829 13.628.115 .206 .340 .561 .589 -.351 .582 .591 .184 .073 .046 21.870.437 1.130 .157 .387 .708 -2.118 2.992 .505 .128 .050 .102 9.758

-1.935 1.612 -.640 -1.200 .261 -5.581 1.712 .482 -.371 -.156 .059 16.904-2.804 1.958 -.673 -1.432 .186 -7.234 1.625 .591 -.431 -.186 .076 13.124

.392 .202 1.057 1.938 .085 -.066 .849 .753 .543 .251 .057 17.693

.212 .302 .240 .702 .501 -.471 .895 .525 .228 .091 .143 6.980-1.658 .777 -1.395 -2.135 .062 -3.415 .099 .675 -.580 -.277 .039 25.406-6.214 2.827 -1.056 -2.198 .055 -12.609 .180 .590 -.591 -.285 .073 13.7102.028 .949 1.825 2.137 .061 -.119 4.175 .703 .580 .277 .023 43.365

.829 1.060 .248 .783 .454 -1.568 3.226 .498 .252 .101 .168 5.955

.363 .635 .329 .571 .582 -1.075 1.800 .726 .187 .074 .051 19.7251.753 .741 1.720 2.366 .042 .077 3.429 .786 .619 .307 .032 31.444

.049 .332 .178 .149 .885 -.701 .800 .673 .050 .019 .012 85.062-.674 .608 -1.718 -1.109 .296 -2.049 .701 .698 -.347 -.144 .007 142.568

(ConstantX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower BoundUpper Bound% Confidence Interval for

Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Residuals Statistics a

.86 14.21 9.13 3.172 24-2.057 2.634 .000 1.339 24-2.604 1.604 .000 1.000 24

-.961 1.230 .000 .626 24

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

20-2

Regression Standardized Predicted Value

14

12

10

8

6

4

2

0

Y

Scatterplot

Dependent Variable: Y

1.51.00.50.0-0.5-1.0

Regression Standardized Residual

5

4

3

2

1

0

Freq

uenc

y

Mean =-5.35E-15�Std. Dev. =0.626�

N =24

Histogram

Dependent Variable: Y

72

Lampiran 10 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) jantan

Descriptive Statistics

9.13 3.443 2448.16 10.135 24

9.4850 1.23462 248.2604 1.13872 247.6992 .82594 2446.358 9.2917 2414.975 3.9064 24

15.6175 2.89725 243.0129 .58480 2415.857 3.0981 243.5925 1.02826 2431.213 3.1208 2429.567 3.3787 2456.45 12.409 24

42.546 8.7702 24

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Mean Std. Deviation N

Model Summaryb

.786a .617 .600 2.178 .617 35.483 1 22 .000 .504Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-Watson

Predictors: (Constant), X12a.

Dependent Variable: Yb.

ANOVAb

168.286 1 168.286 35.483 .000a

104.339 22 4.743272.625 23

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X12a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficients a

-14.546 3.999 -3.638 .001.801 .134 .786 5.957 .000

(Constant)X12

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Ya.

Variables Entered/Removed a

X12 .

Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter<= .050,Probability-of-F-to-remove >= .100).

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

Dependent Variable: Ya.

73

Lanjutan

Correlations

1.000 .591 .505 .482 .591 .753 .525 .675 .590 .703 .498 .726 .786 .673 .698.591 1.000 .841 .831 .801 .883 .802 .852 .896 .886 .787 .861 .815 .909 .851.505 .841 1.000 .752 .722 .745 .746 .739 .805 .797 .816 .829 .653 .766 .725.482 .831 .752 1.000 .752 .770 .677 .700 .739 .740 .772 .747 .656 .698 .600.591 .801 .722 .752 1.000 .851 .708 .766 .770 .874 .619 .860 .841 .874 .851.753 .883 .745 .770 .851 1.000 .782 .906 .895 .924 .734 .915 .927 .921 .909.525 .802 .746 .677 .708 .782 1.000 .748 .857 .735 .776 .772 .687 .723 .681.675 .852 .739 .700 .766 .906 .748 1.000 .815 .953 .691 .864 .902 .912 .907.590 .896 .805 .739 .770 .895 .857 .815 1.000 .850 .841 .877 .823 .849 .829.703 .886 .797 .740 .874 .924 .735 .953 .850 1.000 .704 .902 .917 .951 .949.498 .787 .816 .772 .619 .734 .776 .691 .841 .704 1.000 .761 .623 .675 .624.726 .861 .829 .747 .860 .915 .772 .864 .877 .902 .761 1.000 .892 .918 .886.786 .815 .653 .656 .841 .927 .687 .902 .823 .917 .623 .892 1.000 .926 .950.673 .909 .766 .698 .874 .921 .723 .912 .849 .951 .675 .918 .926 1.000 .976.698 .851 .725 .600 .851 .909 .681 .907 .829 .949 .624 .886 .950 .976 1.000

. .001 .006 .008 .001 .000 .004 .000 .001 .000 .007 .000 .000 .000 .000.001 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.006 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.008 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001.001 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.004 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000.007 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .001 .000 .001.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 . .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000.000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .

24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 2424 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Pearson Correlatio

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

Excluded Variables b

-.147a -.638 .530 -.138 .336-.015a -.085 .933 -.018 .573-.058a -.325 .748 -.071 .570-.238a -.974 .341 -.208 .293.176a .491 .629 .106 .141

-.027a -.145 .886 -.032 .528-.183a -.589 .562 -.128 .186-.178a -.759 .457 -.163 .322-.109a -.324 .749 -.070 .159.014a .083 .935 .018 .612.124a .417 .681 .091 .204

-.386a -1.109 .280 -.235 .142-.486a -1.163 .258 -.246 .098

X1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X13X14

Model1

Beta In t Sig.Partial

Correlation Tolerance

CollinearityStatistics

Predictors in the Model: (Constant), X12a.

Dependent Variable: Yb.

74

Lanjutan

Residuals Statistics a

.02 11.23 9.13 2.705 24-3.364 .779 .000 1.000 24

.445 1.591 .567 .278 24

-1.09 11.40 9.07 2.879 24-3.831 3.767 .000 2.130 24-1.759 1.730 .000 .978 24-1.798 1.792 .010 1.010 24-4.000 4.042 .053 2.281 24-1.902 1.894 .012 1.038 24

.000 11.318 .958 2.653 24

.000 .246 .037 .054 24

.000 .492 .042 .115 24

Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

20-2

Regression Standardized Residual

5

4

3

2

1

0

Freq

uenc

y

Mean =2.5E-16�Std. Dev. =0.978�

N =24

Histogram

Dependent Variable: Y

0-2-4

Regression Standardized Predicted Value

2

0

-2

Reg

ressio

n S

tud

en

tize

d D

ele

ted

(P

ress)

Resid

ual

Scatterplot

Dependent Variable: Y

75

Lampiran 11 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) jantan umur 1-6 tahun

Descriptive Statistics

3.50 2.380 435.10 16.503 4

7.9925 1.41879 47.0150 1.40631 46.8125 1.36424 432.475 16.2967 410.900 5.5875 4

11.2675 4.78387 42.2600 1.04738 411.413 5.4569 42.3300 1.07539 426.800 4.8125 424.175 5.7017 439.63 23.075 4

29.675 16.0128 4

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .997 .990 .971 .992 .995 .935 .997 .977 .996 .960 .995 .981 .995 .992.997 1.000 .977 .952 .980 .996 .959 1.000 .980 .998 .962 .985 .970 .999 .994.990 .977 1.000 .994 .995 .976 .879 .977 .949 .975 .929 .999 .979 .972 .969.971 .952 .994 1.000 .981 .946 .832 .951 .909 .947 .885 .988 .956 .942 .936.992 .980 .995 .981 1.000 .986 .887 .981 .970 .983 .958 .998 .994 .979 .982.995 .996 .976 .946 .986 1.000 .949 .998 .993 .999 .981 .985 .984 .999 1.000.935 .959 .879 .832 .887 .949 1.000 .959 .944 .956 .925 .895 .880 .962 .953.997 1.000 .977 .951 .981 .998 .959 1.000 .983 .999 .966 .985 .973 .999 .996.977 .980 .949 .909 .970 .993 .944 .983 1.000 .989 .997 .962 .982 .989 .996.996 .998 .975 .947 .983 .999 .956 .999 .989 1.000 .975 .984 .979 1.000 .999.960 .962 .929 .885 .958 .981 .925 .966 .997 .975 1.000 .945 .978 .974 .985.995 .985 .999 .988 .998 .985 .895 .985 .962 .984 .945 1.000 .985 .981 .979.981 .970 .979 .956 .994 .984 .880 .973 .982 .979 .978 .985 1.000 .975 .983.995 .999 .972 .942 .979 .999 .962 .999 .989 1.000 .974 .981 .975 1.000 .998.992 .994 .969 .936 .982 1.000 .953 .996 .996 .999 .985 .979 .983 .998 1.000

. .001 .005 .015 .004 .002 .033 .001 .011 .002 .020 .002 .009 .003 .004.001 . .011 .024 .010 .002 .020 .000 .010 .001 .019 .008 .015 .001 .003.005 .011 . .003 .002 .012 .060 .011 .026 .012 .036 .001 .011 .014 .016.015 .024 .003 . .009 .027 .084 .025 .045 .027 .058 .006 .022 .029 .032.004 .010 .002 .009 . .007 .057 .009 .015 .008 .021 .001 .003 .010 .009.002 .002 .012 .027 .007 . .025 .001 .004 .000 .010 .008 .008 .001 .000.033 .020 .060 .084 .057 .025 . .021 .028 .022 .038 .052 .060 .019 .024.001 .000 .011 .025 .009 .001 .021 . .008 .000 .017 .008 .014 .000 .002.011 .010 .026 .045 .015 .004 .028 .008 . .005 .002 .019 .009 .006 .002.002 .001 .012 .027 .008 .000 .022 .000 .005 . .012 .008 .011 .000 .001.020 .019 .036 .058 .021 .010 .038 .017 .002 .012 . .028 .011 .013 .007.002 .008 .001 .006 .001 .008 .052 .008 .019 .008 .028 . .007 .010 .010.009 .015 .011 .022 .003 .008 .060 .014 .009 .011 .011 .007 . .013 .009.003 .001 .014 .029 .010 .001 .019 .000 .006 .000 .013 .010 .013 . .001.004 .003 .016 .032 .009 .000 .024 .002 .002 .001 .007 .010 .009 .001 .

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Pearson Correlat

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

76

Lanjutan Variables Entered/Removed a

X7 .

Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter<= .050,Probability-of-F-to-remove >= .100).

X11 .

Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter<= .050,Probability-of-F-to-remove >= .100).

X9 .

Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter<= .050,Probability-of-F-to-remove >= .100).

Model1

2

3

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

Dependent Variable: Ya.

Model Summaryd

.997a .994 .991 .221 .994 344.726 1 2 .0031.000b 1.000 1.000 .017 .006 352.502 1 1 .0341.000c 1.000 1.000 . .000 . 1 0 . 3.255

Model123

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-Watson

Predictors: (Constant), X7a.

Predictors: (Constant), X7, X11b.

Predictors: (Constant), X7, X11, X9c.

Dependent Variable: Yd.

Residuals Statistics a

1.00 6.00 3.50 2.380 4.000 .000 .000 .000 4

-1.050 1.050 .000 1.000 4. . . . 0

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.

ANOVA d

16.902 1 16.902 344.726 .003a

.098 2 .04917.000 317.000 2 8.500 30641.524 .004b

.000 1 .00017.000 317.000 3 5.667 . .c

.000 0 .17.000 3

RegressionResidualTotalRegressionResidualTotalRegressionResidualTotal

Model1

2

3

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X7a.

Predictors: (Constant), X7, X11b.

Predictors: (Constant), X7, X11, X9c.

Dependent Variable: Yd.

77

Lanjutan

Coefficientsa

-2.091 .321 -6.516 .023 -3.471 -.710.496 .027 .997 18.567 .003 .381 .611 .997 .997 .997 1.000 1.000

-5.465 .181 -30.137 .021 -7.769 -3.161.282 .012 .568 24.428 .026 .136 .429 .997 .999 .099 .030 33.081.216 .011 .436 18.775 .034 .070 .362 .995 .999 .076 .030 33.081

-5.534 .000 . . -5.534 -5.534.335 .000 .674 . . .335 .335 .997 1.000 .025 .001 726.421.216 .000 .437 . . .216 .216 .995 1.000 .076 .030 33.088

-.047 .000 -.107 . . -.047 -.047 .996 -1.000 -.004 .001 698.571

(Constant)X7(Constant)X7X11(Constant)X7X11X9

Model1

2

3

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Excluded Variables d

.162a .038 .976 .038 .000 3135.646 .000

.356a 12.490 .051 .997 .045 22.121 .045

.238a 4.205 .149 .973 .096 10.386 .096

.365a 2.404 .251 .923 .037 27.142 .037

.146a .134 .915 .133 .005 210.114 .005-.260a -4.289 .146 -.974 .081 12.334 .081-.102a -.252 .843 -.244 .033 30.550 .033-.078a -.039 .975 -.039 .001 698.431 .001-.061a -.211 .868 -.207 .066 15.169 .066.436a 18.775 .034 .999 .030 33.081 .030.207a .816 .564 .632 .054 18.654 .054

-1.205a -.690 .616 -.568 .001 780.955 .001-.132a -.157 .901 -.155 .008 125.897 .008.226b . . 1.000 .000 3136.362 .000.143b . . 1.000 .001 1255.909 .001.046b . . 1.000 .008 129.897 .002

-.063b . . -1.000 .004 242.618 .003-.060b . . -1.000 .005 217.575 .005.081b . . 1.000 .002 403.014 .000

-.023b . . -1.000 .032 31.722 .013-.107b . . -1.000 .001 698.571 .001-.016b . . -1.000 .064 15.538 .018-.024b . . -1.000 .029 34.063 .017-.132b . . -1.000 .001 1075.085 .001-.046b . . -1.000 .008 127.231 .006

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

.c . . . .000 . .000

X1X2X3X4X5X6X8X9X10X11X12X13X14X1X2X3X4X5X6X8X9X10X12X13X14X1X2X3X4X5X6X8X10X12X13X14

Model1

2

3

Beta In t Sig.Partial

Correlation Tolerance VIFMinimumTolerance

Collinearity Statistics

Predictors in the Model: (Constant), X7a.

Predictors in the Model: (Constant), X7, X11b.

Predictors in the Model: (Constant), X7, X11, X9c.

Dependent Variable: Yd.

78

Lampiran 12 Hasil output analisis faktor parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) betina

Analisis Faktor (Tes I)

KMO and Bartlett's Test

.713

154.01991

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-SquaredfSig.

Bartlett's Test ofSphericity

Lanjutan Factor Analysis 2 (Pengeliminaran parameter X6)

KMO and Bartlett's Test

.751

149.35878

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-SquaredfSig.

Bartlett's Test ofSphericity

Analisis Faktor (Tes II - Pengeliminaran parameter X6)

KMO and Bartlett's Test

.751

149.35878

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-SquaredfSig.

Bartlett's Test ofSphericity

Anti-image Matrices

.145 .010 .097 -.016 .056 -.009 -.050 -.058 -.004 -.026 -.026 -.043 -.038 .026

.010 .133 .078 .001 .038 .132 -.060 -.005 .041 -.016 -.023 -.070 .017 -.011

.097 .078 .219 -.055 .099 .090 -.055 -.035 .024 -.060 -.007 -.092 .008 -.016-.016 .001 -.055 .133 -.069 .008 .020 -.095 -.033 -.037 -.031 -.001 -.002 .022.056 .038 .099 -.069 .131 .051 -.044 .054 .004 .025 -.033 -.039 -.001 -.010

-.009 .132 .090 .008 .051 .359 -.081 .050 .046 -.033 -.020 -.088 .063 -.034-.050 -.060 -.055 .020 -.044 -.081 .095 -.015 -.049 -.007 .031 .041 -.004 -.011-.058 -.005 -.035 -.095 .054 .050 -.015 .277 .019 .156 -.032 .044 .004 -.018-.004 .041 .024 -.033 .004 .046 -.049 .019 .156 -.036 .004 -.030 .050 -.040-.026 -.016 -.060 -.037 .025 -.033 -.007 .156 -.036 .246 -.072 .050 -.048 .033-.026 -.023 -.007 -.031 -.033 -.020 .031 -.032 .004 -.072 .098 -.003 .017 -.024-.043 -.070 -.092 -.001 -.039 -.088 .041 .044 -.030 .050 -.003 .079 -.017 .008-.038 .017 .008 -.002 -.001 .063 -.004 .004 .050 -.048 .017 -.017 .058 -.039.026 -.011 -.016 .022 -.010 -.034 -.011 -.018 -.040 .033 -.024 .008 -.039 .040.734a .069 .545 -.116 .403 -.037 -.427 -.287 -.030 -.135 -.218 -.400 -.417 .346.069 .723a .458 .007 .288 .601 -.533 -.025 .285 -.088 -.205 -.682 .197 -.152.545 .458 .487a -.320 .587 .321 -.382 -.143 .128 -.260 -.048 -.696 .074 -.172

-.116 .007 -.320 .766a -.525 .038 .182 -.493 -.228 -.205 -.273 -.011 -.020 .305.403 .288 .587 -.525 .738a .235 -.395 .283 .026 .141 -.294 -.386 -.007 -.144

-.037 .601 .321 .038 .235 .232a -.440 .159 .195 -.111 -.104 -.523 .436 -.287-.427 -.533 -.382 .182 -.395 -.440 .737a -.094 -.402 -.046 .319 .476 -.050 -.181-.287 -.025 -.143 -.493 .283 .159 -.094 .522a .091 .598 -.191 .300 .033 -.170-.030 .285 .128 -.228 .026 .195 -.402 .091 .804a -.185 .032 -.268 .521 -.513-.135 -.088 -.260 -.205 .141 -.111 -.046 .598 -.185 .629a -.466 .356 -.398 .331-.218 -.205 -.048 -.273 -.294 -.104 .319 -.191 .032 -.466 .863a -.033 .230 -.378-.400 -.682 -.696 -.011 -.386 -.523 .476 .300 -.268 .356 -.033 .692a -.256 .152-.417 .197 .074 -.020 -.007 .436 -.050 .033 .521 -.398 .230 -.256 .738a -.814.346 -.152 -.172 .305 -.144 -.287 -.181 -.170 -.513 .331 -.378 .152 -.814 .755a

X1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14X1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Anti-image Co

Anti-image Co

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.

79

Lanjutan Anti-image Matrices

.145 .020 .111 -.016 .060 -.065 -.058 -.003 -.027 -.027 -.062 -.046 .028

.020 .209 .079 -.003 .032 -.058 -.037 .039 -.006 -.026 -.081 -.011 .003

.111 .079 .244 -.063 .102 -.048 -.055 .014 -.059 -.002 -.107 -.010 -.009-.016 -.003 -.063 .134 -.075 .028 -.099 -.035 -.037 -.031 .001 -.004 .025.060 .032 .102 -.075 .139 -.043 .051 -.003 .032 -.033 -.039 -.013 -.006

-.065 -.058 -.048 .028 -.043 .117 -.005 -.050 -.018 .033 .036 .016 -.025-.058 -.037 -.055 -.099 .051 -.005 .285 .013 .167 -.030 .080 -.006 -.015-.003 .039 .014 -.035 -.003 -.050 .013 .162 -.034 .007 -.026 .053 -.041-.027 -.006 -.059 -.037 .032 -.018 .167 -.034 .249 -.076 .058 -.052 .033-.027 -.026 -.002 -.031 -.033 .033 -.030 .007 -.076 .099 -.011 .026 -.028-.062 -.081 -.107 .001 -.039 .036 .080 -.026 .058 -.011 .109 -.003 .000-.046 -.011 -.010 -.004 -.013 .016 -.006 .053 -.052 .026 -.003 .072 -.045.028 .003 -.009 .025 -.006 -.025 -.015 -.041 .033 -.028 .000 -.045 .043.698a .115 .588 -.115 .424 -.494 -.285 -.023 -.140 -.223 -.493 -.445 .350.115 .854a .350 -.020 .189 -.374 -.154 .214 -.027 -.179 -.539 -.091 .028.588 .350 .532a -.351 .556 -.282 -.208 .070 -.239 -.016 -.654 -.078 -.088

-.115 -.020 -.351 .747a -.549 .221 -.506 -.241 -.202 -.271 .010 -.041 .330.424 .189 .556 -.549 .765a -.334 .255 -.021 .173 -.279 -.318 -.125 -.082

-.494 -.374 -.282 .221 -.334 .789a -.027 -.360 -.106 .306 .321 .175 -.357-.285 -.154 -.208 -.506 .255 -.027 .469a .062 .627 -.178 .456 -.042 -.131-.023 .214 .070 -.241 -.021 -.360 .062 .835a -.168 .053 -.199 .494 -.486-.140 -.027 -.239 -.202 .173 -.106 .627 -.168 .626a -.483 .352 -.392 .314-.223 -.179 -.016 -.271 -.279 .306 -.178 .053 -.483 .854a -.103 .308 -.428-.493 -.539 -.654 .010 -.318 .321 .456 -.199 .352 -.103 .754a -.036 .002-.445 -.091 -.078 -.041 -.125 .175 -.042 .494 -.392 .308 -.036 .767a -.799.350 .028 -.088 .330 -.082 -.357 -.131 -.486 .314 -.428 .002 -.799 .763a

X1X2X3X4X5X7X8X9X10X11X12X13X14X1X2X3X4X5X7X8X9X10X11X12X13X14

Anti-image Cov

Anti-image Corr

X1 X2 X3 X4 X5 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.

Analisis Faktor (Tes III - Pengeliminaran parameter X8)

KMO and Bartlett's Test

.747

141.64366

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-SquaredfSig.

Bartlett's Test ofSphericity

Anti-image Matrices

.158 .014 .113 -.053 .082 -.071 -.001 .013 -.037 -.063 -.051 .027

.014 .214 .077 -.023 .043 -.061 .042 .027 -.031 -.091 -.012 .001

.113 .077 .255 -.116 .125 -.051 .017 -.046 -.009 -.120 -.012 -.013-.053 -.023 -.116 .180 -.082 .035 -.042 .047 -.058 .049 -.008 .027.082 .043 .125 -.082 .149 -.045 -.006 .004 -.030 -.072 -.012 -.004

-.071 -.061 -.051 .035 -.045 .117 -.050 -.025 .034 .048 .016 -.026-.001 .042 .017 -.042 -.006 -.050 .163 -.069 .008 -.038 .054 -.041.013 .027 -.046 .047 .004 -.025 -.069 .411 -.100 .023 -.081 .069

-.037 -.031 -.009 -.058 -.030 .034 .008 -.100 .103 -.003 .026 -.031-.063 -.091 -.120 .049 -.072 .048 -.038 .023 -.003 .137 -.002 .005-.051 -.012 -.012 -.008 -.012 .016 .054 -.081 .026 -.002 .072 -.046.027 .001 -.013 .027 -.004 -.026 -.041 .069 -.031 .005 -.046 .044.679a .075 .564 -.313 .536 -.524 -.005 .052 -.290 -.426 -.477 .329.075 .849a .329 -.115 .239 -.383 .227 .090 -.212 -.533 -.098 .008.564 .329 .500a -.541 .644 -.295 .085 -.143 -.055 -.643 -.089 -.118

-.313 -.115 -.541 .707a -.504 .241 -.243 .172 -.425 .314 -.072 .308.536 .239 .644 -.504 .732a -.338 -.038 .017 -.245 -.505 -.119 -.050

-.524 -.383 -.295 .241 -.338 .771a -.359 -.114 .307 .375 .174 -.364-.005 .227 .085 -.243 -.038 -.359 .820a -.266 .065 -.256 .498 -.483.052 .090 -.143 .172 .017 -.114 -.266 .693a -.485 .095 -.470 .513

-.290 -.212 -.055 -.425 -.245 .307 .065 -.485 .833a -.025 .306 -.463-.426 -.533 -.643 .314 -.505 .375 -.256 .095 -.025 .765a -.019 .070-.477 -.098 -.089 -.072 -.119 .174 .498 -.470 .306 -.019 .747a -.812.329 .008 -.118 .308 -.050 -.364 -.483 .513 -.463 .070 -.812 .738a

X1X2X3X4X5X7X9X10X11X12X13X14X1X2X3X4X5X7X9X10X11X12X13X14

Anti-image Cova

Anti-image Corre

X1 X2 X3 X4 X5 X7 X9 X10 X11 X12 X13 X14

Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.

80

Lanjutan Analisis Faktor (Tes IV - Pengeliminaran parameter X3)

KMO and Bartlett's Test

.807

131.92855

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-SquaredfSig.

Bartlett's Test ofSphericity

Anti-image Matrices

.232 -.033 -.003 .067 -.078 -.013 .050 -.049 -.023 -.067 .049-.033 .240 .020 .009 -.056 .042 .047 -.032 -.105 -.010 .005-.003 .020 .254 -.061 .018 -.048 .037 -.088 -.013 -.020 .031.067 .009 -.061 .254 -.037 -.025 .047 -.044 -.038 -.011 .004

-.078 -.056 .018 -.037 .128 -.051 -.038 .035 .044 .015 -.032-.013 .042 -.048 -.025 -.051 .164 -.067 .009 -.052 .056 -.041.050 .047 .037 .047 -.038 -.067 .419 -.104 .001 -.085 .069

-.049 -.032 -.088 -.044 .035 .009 -.104 .103 -.012 .026 -.032-.023 -.105 -.013 -.038 .044 -.052 .001 -.012 .234 -.013 -.001-.067 -.010 -.020 -.011 .015 .056 -.085 .026 -.013 .073 -.047.049 .005 .031 .004 -.032 -.041 .069 -.032 -.001 -.047 .044.780a -.142 -.012 .274 -.454 -.065 .162 -.315 -.100 -.519 .483

-.142 .901a .079 .038 -.316 .211 .147 -.206 -.445 -.073 .050-.012 .079 .825a -.242 .101 -.235 .114 -.542 -.052 -.144 .293.274 .038 -.242 .924a -.204 -.121 .144 -.274 -.156 -.081 .034

-.454 -.316 .101 -.204 .824a -.350 -.165 .304 .254 .156 -.420-.065 .211 -.235 -.121 -.350 .813a -.257 .071 -.263 .509 -.478.162 .147 .114 .144 -.165 -.257 .667a -.498 .005 -.489 .505

-.315 -.206 -.542 -.274 .304 .071 -.498 .803a -.079 .303 -.473-.100 -.445 -.052 -.156 .254 -.263 .005 -.079 .920a -.100 -.008-.519 -.073 -.144 -.081 .156 .509 -.489 .303 -.100 .729a -.832.483 .050 .293 .034 -.420 -.478 .505 -.473 -.008 -.832 .712a

X1X2X4X5X7X9X10X11X12X13X14X1X2X4X5X7X9X10X11X12X13X14

Anti-image Cova

Anti-image Corre

X1 X2 X4 X5 X7 X9 X10 X11 X12 X13 X14

Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.

0.90.60.30.0-0.3-0.6-0.9

Component 1

0.9

0.6

0.3

0.0

-0.3

-0.6

-0.9

Com

pone

nt 2 X14

X13

X12

X11

X10

X9

X7

X5

X4

X2

X1

Component Plot in Rotated Space

81

Lampiran 13 Hasil output analisis regresi pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) betina

Descriptive Statistics

8.69 3.156 1649.225 5.7105 169.0975 .52520 168.2288 .73533 167.4350 .48918 1645.069 4.3957 1615.744 7.3989 1615.881 1.1023 162.9206 .34868 16

15.3300 1.22634 163.6575 .68010 1631.088 1.6484 1630.144 2.3022 1656.188 5.8045 1643.150 4.3007 16

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Mean Std. Deviation N

Model Summaryb

.995a .990 .847 1.234 .990 6.933 14 1 .290 2.152Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-Watson

Predictors: (Constant), X14, X6, X10, X3, X8, X5, X1, X2, X9, X4, X7, X11, X12, X13a.

Dependent Variable: Yb.

ANOVAb

147.914 14 10.565 6.933 .290a

1.524 1 1.524149.438 15

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X14, X6, X10, X3, X8, X5, X1, X2, X9, X4, X7, X11, X12, X13a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 20.648 11.204 1.843 .317 X1 .237 .147 .428 1.616 .353 X2 -4.747 1.662 -.790 -2.856 .214 X3 -1.291 .927 -.301 -1.393 .396 X4 -1.947 1.784 -.302 -1.091 .472 X5 .460 .200 .640 2.298 .261 X6 -.197 .072 -.461 -2.739 .223 X7 .135 .941 .047 .144 .909 X8 -.540 1.736 -.060 -.311 .808 X9 .967 .658 .376 1.471 .380 X10 .669 .945 .144 .709 .608 X11 -1.211 .617 -.632 -1.964 .300 X12 1.139 .492 .831 2.315 .260 X13 -.160 .227 -.294 -.703 .610 X14 .498 .373 .679 1.336 .409

a Dependent Variable: Y

82

Lanjutan Residuals Statistics a

1.55 13.69 8.69 3.140 16-.448 .453 .000 .319 16

-2.274 1.593 .000 1.000 16-.363 .367 .000 .258 16

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

210-1-2

Regression Standardized Predicted Value

12.5

10

7.5

5

2.5

Y

Scatterplot

Dependent Variable: Y

0.250.00-0.25

Regression Standardized Residual

5

4

3

2

1

0

Freq

uenc

y

Mean =-3.58E-15�Std. Dev. =0.258�

N =16

Histogram

Dependent Variable: Y

83

Lampiran 14 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) betina

Descriptive Statistics

8.69 3.156 1649.225 5.7105 169.0975 .52520 167.4350 .48918 1645.069 4.3957 1615.881 1.1023 16

15.3300 1.22634 163.6575 .68010 1631.088 1.6484 1630.144 2.3022 1656.188 5.8045 1643.150 4.3007 16

YX1X2X4X5X7X9X10X11X12X13X14

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .488 .445 .261 .742 .665 .728 .245 .468 .599 .630 .719.488 1.000 .730 .384 .409 .655 .429 .450 .612 .628 .748 .594.445 .730 1.000 .403 .560 .705 .523 .360 .676 .766 .751 .714.261 .384 .403 1.000 .675 .264 .521 .489 .787 .601 .349 .366.742 .409 .560 .675 1.000 .601 .733 .385 .788 .701 .568 .689.665 .655 .705 .264 .601 1.000 .759 .301 .569 .594 .763 .867.728 .429 .523 .521 .733 .759 1.000 .364 .689 .656 .547 .773.245 .450 .360 .489 .385 .301 .364 1.000 .615 .454 .455 .321.468 .612 .676 .787 .788 .569 .689 .615 1.000 .786 .664 .705.599 .628 .766 .601 .701 .594 .656 .454 .786 1.000 .691 .700.630 .748 .751 .349 .568 .763 .547 .455 .664 .691 1.000 .884.719 .594 .714 .366 .689 .867 .773 .321 .705 .700 .884 1.000

. .027 .042 .164 .000 .002 .001 .181 .034 .007 .004 .001.027 . .001 .071 .058 .003 .049 .040 .006 .005 .000 .008.042 .001 . .061 .012 .001 .019 .085 .002 .000 .000 .001.164 .071 .061 . .002 .162 .019 .027 .000 .007 .092 .081.000 .058 .012 .002 . .007 .001 .070 .000 .001 .011 .002.002 .003 .001 .162 .007 . .000 .129 .011 .008 .000 .000.001 .049 .019 .019 .001 .000 . .083 .002 .003 .014 .000.181 .040 .085 .027 .070 .129 .083 . .006 .039 .038 .113.034 .006 .002 .000 .000 .011 .002 .006 . .000 .002 .001.007 .005 .000 .007 .001 .008 .003 .039 .000 . .002 .001.004 .000 .000 .092 .011 .000 .014 .038 .002 .002 . .000.001 .008 .001 .081 .002 .000 .000 .113 .001 .001 .000 .

16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 1616 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

YX1X2X4X5X7X9X10X11X12X13X14YX1X2X4X5X7X9X10X11X12X13X14YX1X2X4X5X7X9X10X11X12X13X14

Pearson Correla

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2 X4 X5 X7 X9 X10 X11 X12 X13 X14

84

Lanjutan Variables Entered/Removed a

X5 .

Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter<= .050,Probability-of-F-to-remove >= .100).

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

Dependent Variable: Ya.

Model Summary b

.742a .551 .519 2.190Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), X5a.

Dependent Variable: Yb.

ANOVAb

82.298 1 82.298 17.161 .001a

67.139 14 4.796149.438 15

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X5a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficientsa

-15.328 5.823 -2.632 .020.533 .129 .742 4.143 .001

(Constant)X5

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Ya.

Excluded Variablesb

.222a 1.141 .275 .302 .832

.044a .195 .848 .054 .687-.440a -1.995 .067 -.484 .544.343a 1.615 .130 .409 .639.397a 1.589 .136 .403 .463

-.048a -.240 .814 -.066 .852-.306a -1.058 .309 -.282 .380.155a .602 .557 .165 .508.308a 1.474 .164 .378 .678.395a 1.705 .112 .427 .526

X1X2X4X7X9X10X11X12X13X14

Model1

Beta In t Sig.Partial

Correlation Tolerance

CollinearityStatistics

Predictors in the Model: (Constant), X5a.

Dependent Variable: Yb.

85

Lanjutan

Residuals Statisticsa

3.91 12.06 8.69 2.342 16-2.040 1.440 .000 1.000 16

.548 1.277 .749 .203 16

4.89 11.57 8.70 2.283 16-3.049 4.390 .000 2.116 16-1.392 2.005 .000 .966 16-1.493 2.082 -.003 1.030 16-3.505 4.735 -.016 2.416 16-1.569 2.414 .012 1.081 16

.000 4.163 .938 1.095 16

.008 .296 .073 .079 16

.000 .278 .063 .073 16

Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

10-1-2

Regression Standardized Predicted Value

2

1

0

-1

-2

Re

gre

ss

ion

Stu

de

nti

zed

De

lete

d

(Pre

ss)

Resid

ual

Scatterplot

Dependent Variable: Y

3210-1-2

Regression Standardized Residual

5

4

3

2

1

0

Freq

uenc

y

Mean =-3.05E-16�Std. Dev. =0.966�

N =16

Histogram

Dependent Variable: Y

86

Lampiran 15 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821) betina umur 2-6 tahun

Descriptive Statistics

4.33 2.082 345.433 9.0578 38.8567 .80649 37.6433 .83787 37.1433 .38799 340.900 4.2532 313.233 1.6921 315.033 1.9425 32.8267 .30370 3

13.7900 1.26740 33.1967 .42147 329.933 2.4664 327.700 2.1932 351.800 12.3357 338.867 9.0357 3

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .922 .990 .578 .747 1.000 .875 .997 .999 .942 .999 .990 .997 .995 .990.922 1.000 .968 .217 .431 .933 .620 .892 .905 .738 .937 .967 .951 .956 .857.990 .968 1.000 .456 .644 .994 .797 .977 .983 .884 .995 1.000 .998 .999 .959.578 .217 .456 1.000 .974 .554 .901 .635 .611 .819 .545 .458 .509 .494 .689.747 .431 .644 .974 1.000 .727 .975 .793 .774 .927 .720 .646 .690 .677 .834

1.000 .933 .994 .554 .727 1.000 .861 .995 .998 .932 1.000 .994 .999 .997 .985.875 .620 .797 .901 .975 .861 1.000 .908 .894 .987 .856 .799 .833 .823 .935.997 .892 .977 .635 .793 .995 .908 1.000 1.000 .963 .994 .978 .988 .985 .997.999 .905 .983 .611 .774 .998 .894 1.000 1.000 .955 .997 .983 .992 .990 .995.942 .738 .884 .819 .927 .932 .987 .963 .955 1.000 .928 .885 .911 .904 .980.999 .937 .995 .545 .720 1.000 .856 .994 .997 .928 1.000 .995 .999 .998 .983.990 .967 1.000 .458 .646 .994 .799 .978 .983 .885 .995 1.000 .998 .999 .960.997 .951 .998 .509 .690 .999 .833 .988 .992 .911 .999 .998 1.000 1.000 .975.995 .956 .999 .494 .677 .997 .823 .985 .990 .904 .998 .999 1.000 1.000 .971.990 .857 .959 .689 .834 .985 .935 .997 .995 .980 .983 .960 .975 .971 1.000

. .127 .046 .304 .231 .009 .161 .023 .013 .109 .013 .045 .026 .032 .046.127 . .081 .430 .358 .117 .287 .149 .140 .236 .114 .082 .100 .095 .172.046 .081 . .349 .277 .036 .206 .068 .059 .155 .033 .001 .019 .014 .091.304 .430 .349 . .072 .313 .143 .281 .291 .195 .316 .349 .330 .336 .258.231 .358 .277 .072 . .241 .071 .209 .218 .122 .244 .276 .258 .263 .186.009 .117 .036 .313 .241 . .170 .032 .022 .118 .003 .036 .017 .023 .055.161 .287 .206 .143 .071 .170 . .138 .148 .052 .173 .206 .187 .193 .115.023 .149 .068 .281 .209 .032 .138 . .010 .086 .035 .068 .049 .055 .023.013 .140 .059 .291 .218 .022 .148 .010 . .096 .026 .058 .039 .045 .033.109 .236 .155 .195 .122 .118 .052 .086 .096 . .122 .154 .135 .141 .063.013 .114 .033 .316 .244 .003 .173 .035 .026 .122 . .032 .014 .019 .058.045 .082 .001 .349 .276 .036 .206 .068 .058 .154 .032 . .019 .013 .090.026 .100 .019 .330 .258 .017 .187 .049 .039 .135 .014 .019 . .006 .072.032 .095 .014 .336 .263 .023 .193 .055 .045 .141 .019 .013 .006 . .077.046 .172 .091 .258 .186 .055 .115 .023 .033 .063 .058 .090 .072 .077 .

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Pearson Correla

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

87

Lanjutan

Variables Entered/Removed a

X5 .

Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter<= .050,Probability-of-F-to-remove >= .100).

X10 .

Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter<= .050,Probability-of-F-to-remove >= .100).

Model1

2

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

Dependent Variable: Ya.

Model Summaryc

1.000a .999 .998 .086 .999 160.333 1 1 .0191.000b 1.000 1.000 . .001 . 1 0 . 2.813

Model12

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-Watson

Predictors: (Constant), X5a.

Predictors: (Constant), X5, X10b.

Dependent Variable: Yc.

ANOVA c

8.659 1 8.659 1160.333 .019a

.007 1 .0078.667 28.667 2 4.333 . .b

.000 0 .8.667 2

RegressionResidualTotalRegressionResidualTotal

Model1

2

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X5a.

Predictors: (Constant), X5, X10b.

Dependent Variable: Yc.

Coefficientsa

-15.676 .590 -26.591 .024 -23.166 -8.185.489 .014 1.000 34.064 .019 .307 .672 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

-27.905 .000 . . -27.905 -27.9051.905 .000 3.892 . . 1.905 1.905 1.000 1.000 .039 .000 715.456

-14.286 .000 -2.892 . . -14.286 -14.286 .999 -1.000 -.029 .000 715.456

(ConstanX5(ConstanX5X10

Mode1

2

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower BoundUpper Bound% Confidence Interval fo

Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

88

Lanjutan

Excluded Variables c

-.081a . . -1.000 .130 7.711 .130-.258a . . -1.000 .013 77.474 .013.035a . . 1.000 .693 1.443 .693.043a . . 1.000 .471 2.122 .471.058a . . 1.000 .259 3.860 .259.292a . . 1.000 .010 98.755 .010.417a . . 1.000 .005 201.784 .005.081a . . 1.000 .132 7.572 .132

-2.892a . . -1.000 .000 9715.456 .000-.263a . . -1.000 .012 80.510 .012-.555a . . -1.000 .003 357.086 .003-.414a . . -1.000 .005 199.431 .005.171a . . 1.000 .029 33.915 .029

.b . . . .000 -2.6E+12 .000

.b . . . .000 . .000

.b . . . .000 -4.8E+11 .000

.b . . . .000 -7.1E+11 .000

.b . . . .000 -1.3E+12 .000

.b . . . .000 -2.8E+13 .000

.b . . . .000 . .000

.b . . . .000 -2.5E+12 .000

.b . . . .000 -2.6E+13 .000

.b . . . .000 . .000

.b . . . .000 . .000

.b . . . .000 -1.1E+13 .000

X1X2X3X4X6X7X8X9X10X11X12X13X14X1X2X3X4X6X7X8X9X11X12X13X14

Model1

2

Beta In t Sig.Partial

Correlation Tolerance VIFMinimumTolerance

Collinearity Statistics

Predictors in the Model: (Constant), X5a.

Predictors in the Model: (Constant), X5, X10b.

Dependent Variable: Yc.

Residuals Statistics a

2.00 6.00 4.33 2.082 3.000 .000 .000 .000 3

-1.121 .801 .000 1.000 3. . . . 0

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.

89

Lampiran 16 Hasil output analisis faktor parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821)

KMO and Bartlett's Test

.916

720.10091

.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-SquaredfSig.

Bartlett's Test ofSphericity

Anti-image Matrices

.126 -.046 -.008 .011 .004 -.020 -.010 -.059 .002 -.032 .020 -.030 -.035 .019-.046 .233 -.019 .011 .017 .008 .014 -.019 -.027 -.041 -.047 .040 .001 -.001-.008 -.019 .317 -.043 -.003 .017 -.008 -.034 -.021 -.074 .013 -.046 -.015 .035.011 .011 -.043 .156 -.017 -.046 .061 -.024 -.045 .042 -.028 -.021 -.018 .014.004 .017 -.003 -.017 .111 -.032 -.010 -.032 -.014 -.003 -.020 -.022 -.001 .001

-.020 .008 .017 -.046 -.032 .377 -.032 -.014 .013 -.118 -.014 .025 .019 -.008-.010 .014 -.008 .061 -.010 -.032 .081 -.008 -.040 .007 -.001 -.017 -.009 .002-.059 -.019 -.034 -.024 -.032 -.014 -.008 .265 .014 .010 -.024 .049 .019 -.023.002 -.027 -.021 -.045 -.014 .013 -.040 .014 .053 -.002 .003 .018 .010 -.017

-.032 -.041 -.074 .042 -.003 -.118 .007 .010 -.002 .288 -.042 .002 -.001 .008.020 -.047 .013 -.028 -.020 -.014 -.001 -.024 .003 -.042 .093 -.035 -.012 .005

-.030 .040 -.046 -.021 -.022 .025 -.017 .049 .018 .002 -.035 .113 .018 -.030-.035 .001 -.015 -.018 -.001 .019 -.009 .019 .010 -.001 -.012 .018 .035 -.025.019 -.001 .035 .014 .001 -.008 .002 -.023 -.017 .008 .005 -.030 -.025 .032.918a -.272 -.038 .077 .034 -.094 -.098 -.322 .024 -.167 .188 -.248 -.526 .303

-.272 .949a -.070 .059 .104 .027 .101 -.076 -.244 -.158 -.318 .247 .011 -.012-.038 -.070 .939a -.192 -.015 .050 -.053 -.118 -.165 -.245 .077 -.242 -.144 .350.077 .059 -.192 .888a -.126 -.189 .539 -.120 -.496 .199 -.235 -.157 -.248 .202.034 .104 -.015 -.126 .976a -.156 -.101 -.186 -.189 -.019 -.194 -.196 -.024 .018

-.094 .027 .050 -.189 -.156 .946a -.183 -.043 .095 -.358 -.072 .123 .166 -.069-.098 .101 -.053 .539 -.101 -.183 .909a -.056 -.609 .044 -.009 -.176 -.175 .042-.322 -.076 -.118 -.120 -.186 -.043 -.056 .945a .114 .038 -.154 .282 .201 -.248.024 -.244 -.165 -.496 -.189 .095 -.609 .114 .891a -.020 .043 .231 .234 -.416

-.167 -.158 -.245 .199 -.019 -.358 .044 .038 -.020 .939a -.259 .008 -.014 .083.188 -.318 .077 -.235 -.194 -.072 -.009 -.154 .043 -.259 .945a -.340 -.204 .086

-.248 .247 -.242 -.157 -.196 .123 -.176 .282 .231 .008 -.340 .897a .283 -.500-.526 .011 -.144 -.248 -.024 .166 -.175 .201 .234 -.014 -.204 .283 .875a -.764.303 -.012 .350 .202 .018 -.069 .042 -.248 -.416 .083 .086 -.500 -.764 .858a

X1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14X1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Anti-image C

Anti-image C

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.

90

Lampiran 17 Hasil output analisis regresi pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821)

Descriptive Statistics

8.95 3.297 4048.59 8.567 40

9.3300 1.02078 408.2478 .98637 407.5935 .71521 4045.843 7.6653 4014.713 3.4748 40

15.7230 2.33126 402.9760 .50055 4015.646 2.5115 403.6185 .89582 4031.163 2.6063 4029.798 2.9753 40

56.34 10.187 4042.788 7.2501 40

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Mean Std. Deviation N

Variables Entered/Removed b

X14, X3,X6, X2,X10, X8,X4, X1,X12, X7,X5, X11,X9, X13

a

. Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Yb.

Model Summaryb

.827a .685 .508 2.312 .685 3.877 14 25 .002 1.048Mode1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofhe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-Watson

Predictors: (Constant), X14, X3, X6, X2, X10, X8, X4, X1, X12, X7, X5, X11, X9, X13a.

Dependent Variable: Yb.

ANOVA b

290.219 14 20.730 3.877 .002a

133.681 25 5.347423.900 39

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X14, X3, X6, X2, X10, X8, X4, X1, X12, X7, X5, X11, X9, X13a.

Dependent Variable: Yb.

91

Lanjutan

Coefficient Correlationsa

1.000 .350 -.069 -.012 .083 -.248 .202 .303 -.500 .042 .018 .086 -.416 -.764.350 1.000 .050 -.070 -.245 -.118 -.192 -.038 -.242 -.053 -.015 .077 -.165 -.144

-.069 .050 1.000 .027 -.358 -.043 -.189 -.094 .123 -.183 -.156 -.072 .095 .166-.012 -.070 .027 1.000 -.158 -.076 .059 -.272 .247 .101 .104 -.318 -.244 .011.083 -.245 -.358 -.158 1.000 .038 .199 -.167 .008 .044 -.019 -.259 -.020 -.014

-.248 -.118 -.043 -.076 .038 1.000 -.120 -.322 .282 -.056 -.186 -.154 .114 .201.202 -.192 -.189 .059 .199 -.120 1.000 .077 -.157 .539 -.126 -.235 -.496 -.248.303 -.038 -.094 -.272 -.167 -.322 .077 1.000 -.248 -.098 .034 .188 .024 -.526

-.500 -.242 .123 .247 .008 .282 -.157 -.248 1.000 -.176 -.196 -.340 .231 .283.042 -.053 -.183 .101 .044 -.056 .539 -.098 -.176 1.000 -.101 -.009 -.609 -.175.018 -.015 -.156 .104 -.019 -.186 -.126 .034 -.196 -.101 1.000 -.194 -.189 -.024.086 .077 -.072 -.318 -.259 -.154 -.235 .188 -.340 -.009 -.194 1.000 .043 -.204

-.416 -.165 .095 -.244 -.020 .114 -.496 .024 .231 -.609 -.189 .043 1.000 .234-.764 -.144 .166 .011 -.014 .201 -.248 -.526 .283 -.175 -.024 -.204 .234 1.000.082 .067 -.003 -.003 .018 -.102 .076 .011 -.053 .007 .001 .011 -.077 -.043.067 .445 .006 -.035 -.126 -.113 -.168 -.003 -.060 -.020 -.001 .024 -.071 -.019

-.003 .006 .030 .003 -.048 -.011 -.043 -.002 .008 -.018 -.004 -.006 .011 .006-.003 -.035 .003 .566 -.091 -.082 .058 -.025 .069 .042 .011 -.111 -.118 .002.018 -.126 -.048 -.091 .593 .042 .201 -.016 .002 .019 -.002 -.093 -.010 -.002

-.102 -.113 -.011 -.082 .042 2.062 -.226 -.056 .150 -.045 -.039 -.103 .105 .056.076 -.168 -.043 .058 .201 -.226 1.716 .012 -.076 .395 -.024 -.144 -.417 -.063.011 -.003 -.002 -.025 -.016 -.056 .012 .015 -.011 -.007 .001 .011 .002 -.012

-.053 -.060 .008 .069 .002 .150 -.076 -.011 .137 -.036 -.010 -.059 .055 .020.007 -.020 -.018 .042 .019 -.045 .395 -.007 -.036 .312 -.008 -.002 -.218 -.019.001 -.001 -.004 .011 -.002 -.039 -.024 .001 -.010 -.008 .021 -.013 -.018 -.001.011 .024 -.006 -.111 -.093 -.103 -.144 .011 -.059 -.002 -.013 .217 .013 -.018

-.077 -.071 .011 -.118 -.010 .105 -.417 .002 .055 -.218 -.018 .013 .411 .029-.043 -.019 .006 .002 -.002 .056 -.063 -.012 .020 -.019 -.001 -.018 .029 .038

X14X3X6X2X10X8X4X1X12X7X5X11X9X13X14X3X6X2X10X8X4X1X12X7X5X11X9X13

Correlatio

Covarianc

Mode1

X14 X3 X6 X2 X10 X8 X4 X1 X12 X7 X5 X11 X9 X13

Dependent Variable: Ya.

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -3.232 8.475 -.381 .706 X1 .037 .122 .096 .303 .764 X2 -.010 .752 -.003 -.013 .990 X3 -.625 .667 -.187 -.938 .357 X4 -2.320 1.310 -.503 -1.771 .089 X5 .360 .145 .837 2.484 .020 X6 -.134 .173 -.141 -.771 .448 X7 -.747 .559 -.528 -1.336 .194 X8 -1.558 1.436 -.237 -1.085 .288 X9 .979 .641 .746 1.527 .139 X10 .051 .770 .014 .066 .948 X11 .257 .465 .203 .552 .586 X12 .522 .370 .472 1.413 .170 X13 -.013 .195 -.040 -.066 .948 X14 -.076 .287 -.167 -.265 .793

a Dependent Variable: Y

92

Lanjutan Residuals Statisticsa

-.32 12.80 8.95 2.728 40-3.458 3.548 .000 1.851 40-3.400 1.412 .000 1.000 40-1.495 1.534 .000 .801 40

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

210-1-2-3-4

Regression Standardized Predicted Value

14

12

10

8

6

4

2

0

Y

Scatterplot

Dependent Variable: Y

20-2

Regression Standardized Residual

12.5

10.0

7.5

5.0

2.5

0.0

Freq

uenc

y

Mean =2.76E-15�Std. Dev. =0.801�

N =40

Histogram

Dependent Variable: Y

93

Lampiran 18 Hasil output analisis regresi dengan metode stepwise pada parameter morfometrik untuk menduga umur siamang sumatera (H. syndactylus syndactylus Raffles, 1821)

Descriptive Statistics

8.95 3.297 4048.59 8.567 40

9.3300 1.02078 408.2478 .98637 407.5935 .71521 4045.843 7.6653 4014.713 3.4748 40

15.7230 2.33126 402.9760 .50055 4015.646 2.5115 403.6185 .89582 4031.163 2.6063 4029.798 2.9753 40

56.34 10.187 4042.788 7.2501 40

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .546 .473 .377 .498 .724 .371 .629 .438 .672 .418 .646 .714 .638 .675.546 1.000 .794 .689 .701 .802 .646 .822 .789 .810 .720 .817 .776 .881 .811.473 .794 1.000 .660 .684 .723 .614 .710 .731 .772 .715 .797 .628 .753 .702.377 .689 .660 1.000 .697 .685 .570 .628 .635 .684 .681 .698 .632 .636 .564.498 .701 .684 .697 1.000 .820 .616 .671 .707 .820 .575 .837 .755 .780 .750.724 .802 .723 .685 .820 1.000 .687 .863 .781 .903 .664 .895 .864 .874 .873.371 .646 .614 .570 .616 .687 1.000 .633 .631 .642 .708 .689 .571 .601 .578.629 .822 .710 .628 .671 .863 .633 1.000 .730 .923 .625 .823 .840 .893 .900.438 .789 .731 .635 .707 .781 .631 .730 1.000 .760 .633 .783 .669 .762 .741.672 .810 .772 .684 .820 .903 .642 .923 .760 1.000 .636 .870 .843 .903 .917.418 .720 .715 .681 .575 .664 .708 .625 .633 .636 1.000 .730 .585 .632 .568.646 .817 .797 .698 .837 .895 .689 .823 .783 .870 .730 1.000 .861 .882 .858.714 .776 .628 .632 .755 .864 .571 .840 .669 .843 .585 .861 1.000 .871 .897.638 .881 .753 .636 .780 .874 .601 .893 .762 .903 .632 .882 .871 1.000 .962.675 .811 .702 .564 .750 .873 .578 .900 .741 .917 .568 .858 .897 .962 1.000

. .000 .001 .008 .001 .000 .009 .000 .002 .000 .004 .000 .000 .000 .000.000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.001 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.008 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.001 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.009 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000.002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .000.004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . .000.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 4040 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14YX1X2X3X4X5X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Pearson Correla

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

94

Lanjutan Variables Entered/Removed a

X5 .

Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter<= .050,Probability-of-F-to-remove >= .100).

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

Dependent Variable: Ya.

Model Summary b

.724a .525 .512 2.303Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), X5a.

Dependent Variable: Yb.

ANOVAb

222.397 1 222.397 41.940 .000a

201.503 38 5.303423.900 39

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X5a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficientsa

-5.331 2.235 -2.385 .022.312 .048 .724 6.476 .000

(Constant)X5

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Ya.

Excluded Variables b

-.096a -.507 .615 -.083 .357-.107a -.658 .515 -.108 .477-.225a -1.490 .145 -.238 .530-.291a -1.514 .139 -.241 .328-.240a -1.587 .121 -.252 .528.013a .058 .954 .010 .255

-.328a -1.895 .066 -.297 .390.098a .371 .713 .061 .185

-.111a -.740 .464 -.121 .560-.011a -.042 .967 -.007 .199.347a 1.594 .120 .253 .253.019a .083 .934 .014 .236.178a .771 .446 .126 .238

X1X2X3X4X6X7X8X9X10X11X12X13X14

Model1

Beta In t Sig.Partial

Correlation Tolerance

CollinearityStatistics

Predictors in the Model: (Constant), X5a.

Dependent Variable: Yb.

95

Lanjutan Residuals Statisticsa

-.07 12.27 8.95 2.388 40-3.776 1.390 .000 1.000 40

.364 1.439 .468 .218 40

-.75 12.53 8.93 2.491 40-3.996 4.752 .000 2.273 40-1.735 2.063 .000 .987 40-1.762 2.090 .004 1.009 40-4.193 4.876 .022 2.379 40-1.814 2.192 .005 1.026 40

.000 14.256 .975 2.787 40

.000 .113 .024 .031 40

.000 .366 .025 .071 40

Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

210-1-2-3-4

Regression Standardized Predicted Value

2

0

-2

Reg

res

sio

n S

tud

en

tize

d D

ele

ted

(P

res

s)

Res

idu

al

Scatterplot

Dependent Variable: Y

3210-1-2

Regression Standardized Residual

10

8

6

4

2

0

Freq

uenc

y

Mean =-1.64E-15�Std. Dev. =0.987�

N =40

Histogram

Dependent Variable: Y

96

Lampiran 19 Pendugaan umur siamang sumatera berdasarkan model matematik A. Pendugaan umur siamang sumatera jantan 1-15 tahun dengan model

matematika Y = -14.546 + 0.801 X12

Ukuran Lingkar Muka (cm)

Dugaan Umur (tahun)

18.2 - 19.4 0 – 1 19.5 - 20.6 > 1 – 2 20.7 - 21.9 > 2 – 3 22.0 - 23.1 > 3 – 4 23.2 - 24.4 > 4 - 5 24.5 - 25.6 > 5 - 6 25.7 - 26.9 > 6 - 7 27.0 - 28.1 > 7 - 8 28.2 - 29.4 > 8 - 9 29.5 - 30.6 > 9 – 10 30.7 - 31.8 > 10 - 11 31.9 - 33.1 > 11 - 12 33.2 - 34.3 > 12 - 13 34.4 - 35.6 > 13 - 14 35.7 - 36.8 > 14 - 15

B. Pendugaan umur siamang sumatera betina 2-14 tahun dengan model

matematika Y = -15.328 + 0.533 X5

Ukuran Lingkar Dada (cm)

Dugaan Umur (tahun)

28.9 - 30.6 0 – 1 30.7 - 32.5 > 1 – 2 32.6 - 34.3 > 2 – 3 34.4 - 36.2 > 3 – 4 36.3 - 38.1 > 4 – 5 38.2 - 40.0 > 5 – 6 40.1 - 41.9 > 6 – 7 42.0 - 43.7 > 7 – 8 43.8 - 45.6 > 8 – 9 45.7 - 47.5 > 9 – 10 47.6 - 49.4 > 10 – 11 49.5 - 51.2 > 11 – 12 51.3 - 53.1 > 12 – 13 53.2 - 55.0 > 13 – 14 55.1 - 56.9 > 14 – 15

97

C. Pendugaan umur siamang sumatera 1-15 tahun dengan model matematika Y = -5,331 + 0,312 X5

Ukuran Lingkar Dada (cm)

Dugaan Umur (tahun)

17.1 - 20.3 0 – 1 20.4 - 23.4 > 1 – 2 23.5 - 26.7 > 2 – 3 26.8 - 29.9 > 3 – 4 30.0 - 33.1 > 4 – 5 33.2 - 36.3 > 5 – 6 36.4 - 39.5 > 6 – 7 39.6 - 42.7 > 7 – 8 42.8 - 45.9 > 8 – 9 46.0 - 49.1 > 9 – 10 49.2 - 52.3 > 10 – 11 52.4 - 55.5 > 11 – 12 55.6 - 58.7 > 12 – 13 58.8 - 61.9 > 13 – 14 62.0 - 65.1 > 14 – 15

98

Lampiran 20 Parameter morfometrik pada kerangka Hylobates sp. (insert kanan atas. H. syndactylus).

Sum

ber:

Nap

ier,

1967

PB

PH

PR

PF

PT

LD

Sumber: Young (1981)

PR + PH = PL

PF + PT = PK

99

Lampiran 21 Parameter morfometrik (a) telapak kaki dan (b) telapak tangan Hylobates sp.

Lampiran 22 Parameter morfometrik tengkorak (cranial) Hylobates sp.

PTK

LTK

(a)

PTT

LTT

(b)

PCr

TCr

LbC

100

Lampiran 23 Peta lokasi penelitian Kalaweit Program Sumatera dan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga

Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat

Sumatera Barat

Lokasi Kalaweit Program Sumatera

Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Kabupaten Sukabumi

Lokasi Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga