ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan...

31
Menimbang Mengingat Menetapkan P:RESIDEN INDONE.S1,.\ RAN CAN GAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN ... TENT ANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, memupuk persatuan dan kesatuan bangsa dan menumbuhkembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara, maka arsip sebagai salah satu wahana pemersatu bangsa perlu dikelola dengan baik; b. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan ketersediaan arsip bagi pemenuhan kebutuhan publik dan hak asasi manusia; c. bahwa untuk mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih serta penegakan kehidupan demokrasi melalui terciptanya transparansi dan akuntabilitas maka pengelolaan arsip di Lembaga-lembaga Negara dan Lembaga Pemerintahan perlu dilakukan dalam suatu sistem terpadu dalam pembangunan nasional; d. bahwa ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kearsipan masih bersifat parsial dalam berbagai peraturan perundang-undangan sehingga perlu diatur secara komprehensif dalam suatu undang-undang tersendiri; e. bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kehidupan ketatanegaraan dan kebangsaan serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf e perlu membentuk Undang-Undang Republik Indonesia tentang Kearsipan; Pasal 5 ayat (1 ), Pasal 20, dan Pasal 28 F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: UNDANG-UNDANG TENTANG KEARSIPAN. ARSIP DPR RI

Transcript of ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan...

Page 1: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Menimbang

Mengingat

Menetapkan

P:RESIDEN ~~J!oUBLIK INDONE.S1,.\

RAN CAN GAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TAHUN ...

TENT ANG

KEARSIPAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, memupuk persatuan dan kesatuan bangsa dan menumbuhkembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara, maka arsip sebagai salah satu wahana pemersatu bangsa perlu dikelola dengan baik;

b. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan ketersediaan arsip bagi pemenuhan kebutuhan publik dan hak asasi manusia;

c. bahwa untuk mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih serta penegakan kehidupan demokrasi melalui terciptanya transparansi dan akuntabilitas maka pengelolaan arsip di Lembaga-lembaga Negara dan Lembaga Pemerintahan perlu dilakukan dalam suatu sistem terpadu dalam pembangunan nasional;

d. bahwa ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kearsipan masih bersifat parsial dalam berbagai peraturan perundang-undangan sehingga perlu diatur secara komprehensif dalam suatu undang-undang tersendiri;

e. bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kehidupan ketatanegaraan dan kebangsaan serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf e perlu membentuk Undang-Undang Republik Indonesia tentang

Kearsipan;

Pasal 5 ayat (1 ), Pasal 20, dan Pasal 28 F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

UNDANG-UNDANG TENTANG KEARSIPAN.

ARSIP D

PR RI

Page 2: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

BABI KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :

1. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.

2. Arsip adalah informasi terekam dan/atau direkam atau dokumen dalam berbagai bentuk dan media, seperti kertas, audio visual, komputer atau elektronik, dan sebagainya sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, lembaga pemerintah, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perorangan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya.

3. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Lembaga Pencipta Arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu untuk memenuhi kewajiban hukum atau transaksi kegiatan organisasi.

4. Arsip aktif adalah arsip dinamis yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau terus menerus diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi.

5. Arsip inaktif adalah arsip dinamis yang frekuensi penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun.

6. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan prasyarat dasar bagi berlangsungnya kontinuitas operasional lembaga penciptanya termasuk apabila terjadi musibah karena tidak dapat diperbarui atau ditemukan di tempat lain.

7. Arsip statis adalah arsip yang tidak digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Lembaga Pencipta Arsip tetapi memiliki nilai kesejarahan dan dilestarikan sebagai memori kolektif bangsa di Lem bag a Kearsipan.

8. Jadwal Retensi Arsip untuk selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jenis arsip, jangka waktu penyimpanan atau retensi, serta keterangan tentang musnah atau permanen yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan.

9. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada Unit Kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada Lembaga Kearsipan.

10. Akses arsip adalah ketersediaan arsip sebagai hasil dari kewenangan hukum atau otorisasi legal dan keberadaan sarana bantu penemuan arsip.

11. Lembaga Pencipta Arsip adalah lembaga yang mempunyai kemandirian atau otoritas dalam pelaksanaan tugas, fungsi, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip dinamis.

12. Unit Kearsipan adalah satuan kerja pada Lembaga Pencipta Arsip mempunyai tanggung jawab dalam pengelolaan arsip inaktif dan pembinaan arsip dinamis di lingkungan Lembaga Pencipta Arsip.

13. Lembaga Kearsipan adalah lembaga yang memiliki tugas dan tanggungjawab di bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan.

14. Arsip Nasional Republik Indonesia untuk selanjutnya disebut ANRI adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan yang memiliki fungsi pengelolaan arsip statis, pembina kearsipan nasional dan pusat jejaring kearsipan nasional yang

berkedudukan di ibukota negara.

ARSIP D

PR RI

Page 3: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

15. Arsip Daerah Provinsi adalah organisasi perangkat daerah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan tingkat Provinsi yang memiliki fungsi pengelolaan arsip statis, penyimpanan arsip inaktif, pembina kearsipan Provinsi dan pusat jejaring kearsipan daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan di lbukota Provinsi.

16. Arsip Daerah Kabupaten/Kota adalah organisasi perangkat daerah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan tingkat Kabupaten/Kota yang memiliki fungsi pengelolaan arsip statis, penyimpanan arsip inaktif, pembina kearsipan Kabupaten/Kota yang berkedudukan di lbukota Kabupaten/Kota.

17. Arsip Universitas adalah unit organisasi universitas/perguruan tinggi yang melaksanakan tugas di bidang kearsipan yang memiliki fungsi pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan di lingkungan perguruan tinggi.

18. Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan profesionalisme yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan kearsipan.

19. Penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kebijakan dan kegiatan pengelolaan arsip yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan saran a, serta sumber daya lainnya.

20. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, dan penyusutan arsip.

21. Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi, pemanfaatan dan pendayagunaan arsip statis.

22. Akuisisi arsip statis adalah proses penambahan khasanah arsip statis pada Lembaga Kearsipan yang dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan hak pengelolaannya dari Lembaga Pencipta Arsip kepada Lembaga Kearsipan.

23. Jaringan lnformasi Kearsipan Nasional untuk selanjutnya disingkat JIKN adalah sistem jaringan informasi dan sarana pelayanan arsip statis secara nasional.

Pasal 2

Penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, transparansi, antisipatif, keamanan, dan keselamatan.

Pasal3

Penyelenggaraan kearsipan bertujuan untuk:

a. menjamin terciptanya arsip atas kegiatan-kegiatan yang harus dipertanggungjawabkan;

b. menjamin ketertiban pengelolaan dan penggunaan arsip bagi kegiatan pemerintahan dan pembangunan; dan

c. menjamin keselamatan bukti pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta menyediakan bukti pertanggung-jawaban tersebut untuk kepentingan bangsa dan negara. ARSIP

DPR R

I

Page 4: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

BAB II TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

Bagian Kesatu Um um

Pasal4 (1) Penyelenggaraan kearsipan secara nasional menjadi tanggung jawab Pemerintah.

(2) Tanggung jawab Pemerintah dalam penyelenggaraan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penetapan kebijakan, pengelolaan arsip, dan pembinaan kearsipan.

(3) Untuk mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pemerintah melakukan kajian dan penelitian.

Pasal5

Penetapan kebijakan kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dalam bentuk norma, standar, dan pedoman di bidang:

a. pengembangan organisasi kearsipan;

b. pengembangan sumber daya manusia kearsipan;

c. pengembangan prasarana dan sarana kearsipan;

d. pengembangan jaringan informasi kearsipan secara nasional; dan

e. perlindungan dan penyelamatan arsip.

Pasal6

(1) Pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) meliputi:

a. Pengelolaan arsip dinamis; dan

b. Pengelolaan arsip statis.

(2) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Lembaga Pencipta Arsip.

(3) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi arsip aktif dan arsip inaktif.

(4) Pengelolaan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh Lembaga Kearsipan.

Pasal7

(1) Pemerintah melakukan pembinaan kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) terhadap Lembaga Pencipta Arsip pusat dan daerah.

(2) Pembinaan kearsipan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilaksanakan oleh Lembaga Kearsipan.

Bagian Kedua Pengembangan Organisasi Kearsipan

PasalB (1) Pemerintah mengembangkan dan mengoptimalisasikan organisasi kearsipan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 huruf a.

ARSIP D

PR RI

Page 5: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

(2) Organisasi kearsipan sebagaimana dimaksud pad a ayat ( 1) terdiri atas Unit Kearsipan dan Lem bag a

Kearsipan.

Pasal9 (1) Unit Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dibentuk oleh setiap Lembaga

Pencipta Arsip.

(2) Lembaga Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), terdiri atas:

a. ANRI;

b. Arsip Daerah Provinsi;

c. Arsip Daerah Kabupaten/Kota; dan

d. Arsip Universitas.

Pasal 10 Unit Kearsipan dan Lembaga Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dipimpin oleh pejabat yang menguasai bidang kearsipan.

Bagian Ketiga Pengembangan Sumber Daya Manusia Kearsipan

Pasal 11

(1) Sumber daya manusia kearsipan terdiri atas arsiparis dan pimpinan organisasi kearsipan yang

menguasai bidang kearsipan.

(2) Pemerintah melaksanakan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, meliputi:

a. peningkatan dan pengembangan kompetensi dan profesionalitas;

b. pengadaan, pengaturan, dan pengawasan pendidikan dan pelatihan kearsipan;

c. pengaturan kedudukan hukum dan kewenangan sumber daya manusia kearsipan; dan

d. penyediaan jaminan kesehatan.

(3) Ketentuan mengenai kedudukan hukum, kewenangan, kompetensi, pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c diatur dengan Peraturan Menteri yang membidangi Pendayagunaan Apatarur Negara.

(4) Ketentuan mengenai jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d diatur dalam

Peraturan Presiden.

Bagian Keempat Pengembangan Prasarana dan Sarana Kearsipan

Pasal 12

Pemerintah mengembangkan prasarana dan sarana kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c dengan mengatur standar kualitas dan spesifikasi, sesuai dengan peruntukan dan karakteristik

penggunaannya.

Pasal 13 (1) Lembaga Pencipta Arsip dan Lembaga Kearsipan menyediakan prasarana dan sarana kearsipan

sesuai dengan standar yang berlaku, dalam ruang lingkup:

a. pengelolaan arsip dinamis;

b. program arsip vital; dan

ARSIP D

PR RI

Page 6: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

c. pengelolaan arsip statis.

(2) Prasarana dan sarana kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Bagian Kelima Pengembangan Jaringan lnformasi Kearsipan Nasional

Pasal 14

(1) Dalam rangka mewujudkan dan menyebarluaskan arsip sebagai memori kolektif dan simpul pemersatu bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pemerintah membentuk JIKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d.

(2) JIKN sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), terdiri atas pusat jaringan dan anggota jaringan.

(3) Ketentuan lebih Ian jut mengenai JIKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 15

JIKN berfungsi: a. sebagai salah satu upaya untuk menjamin ketersediaan arsip sebagai memori kolektif bangsa;

b. untuk meningkatkan akses dan mutu layanan kearsipan kepada masyarakat;

c. untuk meningkatkan kemanfaatan arsip bagi kesejahteraan rakyat;dan

d. untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kearsipan.

Bagian Keenam Perlindungan dan Penyelamatan Arsip

Pasal16

(1) Pemerintah melindungi setiap usaha penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e sebagai bahan pertanggungjawaban setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara, pemerintahan, dan kesejahteraan rakyat.

(2) Pemerintah melindungi arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari bencana alam, bencana sosial, dan perang, serta tindakan-tindakan yang mengandung unsur sabotase, spionase, dan terorisme.

Pasal 17 (1) Penyelamatan arsip akibat bencana dilaksanakan bersama oleh Lembaga Kearsipan, Lembaga

Pencipta Arsip, dan masyarakat.

(2) ANRI melaksanakan penyelamatan arsip akibat bencana secara nasional.

(3) Arsip Daerah Provinsi atau Arsip Daerah Kabupaten/Kota melaksanakan penyelamatan arsip akibat

bencana di daerahnya.

(4) Pelaksanaan penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikoordinasikan dengan Sadan Nasional Penanggulangan Bencana dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ARSIP D

PR RI

Page 7: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Pasal 18

(1) Apabila terjadi perubahan dalam penyelenggaraan sistem kenegaraan yang berakibat pada penggabungan/pembubaran/penghapusan suatu Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Pusat, Pemerintah mengambil tindakan untuk melakukan upaya-upaya penyelamatan arsip dari Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah tersebut.

(2) Tanpa menghapuskan tanggungjawab penyelamatan arsip oleh Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah yang digabung/dibubarkan/dihapus, upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh ANRI sejak penggabungan/ pembubaran/ penghapusan ditetapkan.

(3) Dalam hal terjadi penggabungan/pembubaran/penghapusan suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pemerintah Daerah mengambil tindakan untuk melakukan upaya-upaya penyelamatan arsip dari Satuan Kerja Perangkat Daerah tersebut.

(4) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh Arsip Daerah Provinsi atau Arsip Daerah Kabupaten/Kota.

Bagian Ketujuh Menumbuhkembangkan Peran Serta Masyarakat

Pasal 19

Pemerintah menumbuhkembangkan peran serta masyarakat melalui bimbingan, penyuluhan, dan pemasyarakatan.

Pasal20 (1) Pemerintah menggiatkan usaha-usaha pemasyarakatan kearsipan dalam rangka mewujudkan

masyarakat sadar arsip.

(2) Pemasyarakatan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui keluarga, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan lembaga pendidikan.

(3) Pemerintah memberikan layanan informasi, konsultasi, bimbingan, dan preservasi arsip bagi pengelolaan arsip keluarga.

Bagian Kedelapan Pendanaan

Pasal21

(1) Pendanaan dalam rangka penyelenggaraan kearsipan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(2) Pendanaan dalam rangka penyelenggaraan kearsipan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal22

(1) Pendanaan perlindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana yang berskala nasional menjadi tanggungjawab Pemerintah.

(2) Pendanaan perlindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana yang terjadi di daerah yang tidak dinyatakan sebagai bencana nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

ARSIP D

PR RI

Page 8: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

BAB Ill PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

Bagian Kesatu Um um

Pasal23

(1) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a, meliputi:

a. Penciptaan arsip;

b. penggunaan dan pemeliharaan arsip; dan

c. penyusutan arsip.

(2) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan administrasi sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah, berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. andal;

b. sistematis;

c. logis;

d. utuh;

e. menyeluruh; dan

f. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang efektif dan efisien, Lembaga Pencipta Arsip membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, dan sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip.

(4) Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib men jag a keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip yang dikelolanya untuk kepentingan negara.

Bagian Kedua Pelaksanaan Pengelolaan Arsip Dinamis

Paragraf 1 Penciptaan

Pasal24

(1) Penciptaan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a dilaksanakan dengan baik dan benar untuk menjamin perekaman fakta dan kegiatan sebagaimana adanya, lengkap, autentik, dan handal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penciptaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan analisis fungsi dan

aktivitas kerja organisasi.

(3) Penciptaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi komponen konten, konteks,

dan struktur arsip.

(4) Untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Lembaga Pencipta Arsip mengatur dan mendokumentasikan proses pembuatan dan penerimaan arsip secara akurat.

ARSIP D

PR RI

Page 9: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Paragraf 2 Penggunaan dan Pemeliharaan Arsip Dinamis

Pasal25

(1) Penggunaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b diberikan kepada orang atau lembaga yang berhak dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Lembaga Pencipta Arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna arsip.

Pasal26

( 1) Lem bag a Pencipta Arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk umum dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut :

a. menghambat proses penegakan hukum; b. mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari

persaingan usaha tidak sehat;

c. membahayakan pertahanan dan keamanan negara;

e. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;

f. merugikan ketahanan ekonomi nasional;

g. merugikan kepentingan politik dan hubungan luar negeri;

h. mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat

seseorang;

i. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan

j. mengungkap memorandum atau surat-surat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.

(2) Lembaga Pencipta Arsip menentukan prosedur dan standar layanan, serta menyediakan fasilitas untuk kepentingan penggunaan arsip.

Pasal27

(1) Pemeliharaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh Lembaga Pencipta Arsip untuk menjamin keamanan fisik dan informasi arsip bagi kepentingan negara selama jangka waktu penyimpanan arsip.

(2) Pemeliharaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara menjaga stabilitas temperatur dan kelembapan udara, kebersihan ruang penyimpanan, serta ketersediaan teknologi

yang dibutuhkan.

Pasal28

Ketentuan lebih lanjut mengenai penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 27 diatur dengan Peraturan Presiden.

Paragraf 3 Penyusutan Arsip

Pasal29

(1) Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c wajib dilaksanakan oleh

Lembaga Pencipta Arsip.

ARSIP D

PR RI

Page 10: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

(2) Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan Lembaga Pencipta Arsip, negara dan bangsa, serta kelompok masyarakat lain.

(3) Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) didasarkan pada JRA dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal30

(1) Lembaga Pencipta Arsip wajib memiliki JRA sebagai pedoman untuk melaksanakan penyusutan

arsip.

(2) JRA sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan Lembaga Pencipta Arsip.

(3) Ketentuan mengenai JRA Perusahaan diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal31

Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c, meliputi:

a. pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada Unit Kearsipan;

b. pemusnahan arsip yang telah habis retensi/ masa simpannya dan tidak memiliki nilai guna sekunder atau nilai guna kesejarahan serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. penyerahan arsip statis oleh Lembaga Pencipta Arsip kepada Lembaga Kearsipan.

Pasal32

Pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada Unit Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf a diatur oleh Pimpinan Lembaga Pencipta Arsip untuk menjamin efektivitas dan efisiensi

.pengelolaan arsip dinamis.

Pasal33

(1) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf b dilakukan terhadap arsip yang:

a. tidak memiliki nilai guna; b. telah habis jangka waktu penyimpanan atau retensinya dan berketerangan musnah berdasarkan

JRA;

c. tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan

d. tidak terdapat kaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara.

(2) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan prosedur.

(3) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) pada Lembaga Pencipta Arsip merupakan tanggung jawab Pimpinan Lembaga Pencipta Arsip yang bersangkutan.

Pasal34

Setiap Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah, serta lembaga yang terkena kewajiban berdasarkan undang-undang ini dilarang melaksanakan pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33

tanpa prosedur.

Pasal35

(1) Lembaga Pencipta Arsip Tingkat Pusat wajib menyerahkan arsip statis kepada ANRI.

(2) Lembaga-lembaga Pemerintah Pusat di daerah wajib menyerahkan arsip statis kepada Arsip Daerah Provinsi sepanjang instansi induknya tidak menentukan lain.

ARSIP D

PR RI

Page 11: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

(3) Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi wajib menyerahkan arsip statis kepada Arsip Daerah Provinsi.

(4) Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota wajib menyerahkan arsip statis kepada Arsip Daerah Kabupaten/Kota.

(5) Perusahaan wajib menyerahkan arsip statis kepada Lembaga Kearsipan berdasarkan peraturan perund ang-und ang an.

(6) Organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perorangan wajib menyerahkan arsip statis dari kegiatan yang didanai dari anggaran negara, sumbangan masyarakat, atau bantuan luar negeri, kepada Lembaga Kearsipan.

Pasal36

Lembaga Pencipta Arsip bertanggungjawab atas autentisitas, reliabilitas, dan kelengkapan arsip statis yang diserahkan kepada Lembaga Kearsipan.

Pasal37

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemindahan arsip inaktif, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf a, pemusnahan arsip yang tidak bernilai guna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf a, dan penyerahan arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf c, serta ketentuan mengenai JRA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf b diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Paragraf 4 Program Arsip Vital

Pasal38

(1) Lembaga Pencipta Arsip wajib membuat program arsip vital.

(2) Program Arsip Vital sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan:

a. ldentifikasi;

b. Perlindungan dan pengamanan; dan

c. Penyelamatan dan pemulihan.

(3) Ketentuan lebih Ian jut mengenai Program Arsip Vital sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Presiden.

Bagian Ketiga Kewajiban Lembaga Pencipta Arsip

Pasal39

Lembaga Pencipta Arsip yang terkena kewajiban pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam Bab Ill undang-undang ini berlaku bagi: a. Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah; dan b. Perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perorangan terhadap arsip yang

tercipta dari kegiatan yang memperoleh dana dari anggaran negara, sumbangan masyarakat, dan/atau bantuan luar negeri.

Pasal40

(1) Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah wajib mengelola arsip yang diciptakan oleh pihak ketiga yang diberi pekerjaan dari Lembaga Negara atau Lembaga Pemerintah yang bersangkutan berdasarkan perjanjian pemberian pekerjaan.

ARSIP D

PR RI

Page 12: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

(2) Pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilaksanakan setelah pihak ketiga mempertanggung jawabkan kegiatannya kepada pemberi kerja dan lembaga lain yang terkait.

Bagian Keempat Unit Kearsipan

Pasal41

(1) Unit Kearsipan pada Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Pusat berada di lingkungan sekretariat Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah yang bersangkutan.

(2) Unit Kearsipan pada Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas:

a. melaksanakan pembinaan dan evaluasi dalam rangka penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya;

b. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari unit-unit kerja di lingkungannya;

c. melaksanakan pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya; dan

d. mempersiapkan penyerahan arsip statis oleh pimpinan Lembaga Pencipta Arsip kepada ANRI.

Pasal42

(1) Unit Kearsipan pada pemerintahan daerah berada di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah.

(2) Unit Kearsipan di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas:

a. melaksanakan pembinaan dan evaluasi dalam rangka penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya;

b. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari unit-unit kerja di lingkungannya;

c. melaksanakan pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya; dan

d. mempersiapkan penyerahan arsip statis oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah kepada Lembaga Kearsipan Daerah.

Pasal43

Unit Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42 dipimpin dan dikelola oleh sumber daya manusia yang menguasai bidang kearsipan.

BABIV PENGELOLAAN ARSIP STATIS

Bagian Kesatu Um um

Pasal44

(1) Pengelolaan arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, meliputi :

a. Akuisisi arsip statis;

b. Pengolahan arsip statis;

c. Preservasi arsip statis; dan

d. Akses arsip statis.

ARSIP D

PR RI

Page 13: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

(2) Pengelolaan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk meniamin keselamatan arsip pertanggungjawaban nasional bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bagian Kedua Pelaksanaan Pengelolaan Arsip Statis

Paragraf 1 Akuisisi Arsip Statis

Pasal45

(1) Lembaga Kearsipan melaksanakan akuisisi arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) huruf a dilakukan berdasarkan strategi akuisisi arsip statis.

(2) Akuisisi arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari Lembaga Pencipta Arsip oleh Lembaga Kearsipan diikuti dengan tanggungjawab pengelolaannya.

Pasal46

(1) Apabila Lembaga Negara, Lembaga Pemerintah, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perorangan yang memperoleh dana dari anggaran negara, sumbangan masyarakat, dan bantuan luar negeri tidak menyerahkan arsip kepada Lembaga Kearsipan sedangkan ia diwajibkan menyerahkan arsip statis yang dimilikinya, Lembaga Kearsipan sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsinya, perlu melakukan tindakan penyelamatan.

(2) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terkoordinasi dengan Lembaga Pencipta Arsip.

Paragraf 2 Pengolahan Arsip Statis

Pasal47 (1) Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) huruf b dilaksanakan

berdasarkan Prinsip Asal Usul dan Prinsip Aturan Asli untuk menjamin arsip dapat diatur berdasarkan Lembaga Pencipta Arsip dan sistem penataan awal pada saat arsip tersebut diciptakan.

(2) Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilakukan berdasarkan standar deskripsi arsip statis untuk menjamin aksesibilitas arsip statis.

Paragraf 3 Preservasi Arsip Statis

Pasal48

(1) Preservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) huruf c dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kelestarian arsip statis.

(2) Preservasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara preventif dan kuratif melalui penyediaan fasilitas untuk penyimpanan, perlindungan, pemeliharaan, perawatan atau restorasi, dan reproduksi arsip statis dalam berbagai media.

Paragraf 4 Akses Arsip Statis

Pasal49

(1) Akses arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) huruf d bagi kepentingan pengguna arsip wajib disediakan oleh Lembaga Kearsipan

ARSIP D

PR RI

Page 14: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

l '

(2) Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip statis.

(3) Akses atas arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) didasarkan pada sifat-sifat keterbukaan dan ketertutupan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Lembaga Kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menentukan prosedur dan standar layanan, serta menyediakan fasilitas untuk kepentingan akses.

Pasal50 (1) Lembaga Kearsipan berwenang melakukan autentikasi arsip statis yang dikelolanya.

(2) Apabila terjadi perselisihan kepentingan antar Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah yang berkaitan dengan autentisitas arsip statis, ANRI atau Lembaga Kearsipan berwenang memberikan autentikasi sesuai dengan kewenangannya

Pasal51

(1) Arsip statis pada dasarnya terbuka untuk umum.

(2) Akses arsip statis didasarkan pada sifat-sifat keterbukaan dan ketertutupan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Apabila arsip statis yang berasal dari Lembaga Pencipta Arsip terdapat persyaratan untuk akses, maka aksesnya dilakukan sesuai persyaratan dari pemilik arsip sebelumnya.

Pasal52 (1) Lembaga Kearsipan memiliki kewenangan menetapkan keterbukaan arsip statis yang dinyatakan

tertutup.

(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terkoordinasi dengan Lembaga Pencipta Arsip yang menguasai sebelumnya.

Pasal53

Ketentuan lebih lanjut mengenai akuisisi, pengolahan, preservasi, dan akses arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat ( 1) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d diatur dengan Peraturan Pemerintah dan dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga Tugas dan Kewajiban Lembaga Kearsipan

Paragraf 1 ANRI

Pasal54

ANRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis berskala nasional yang diterima dari:

a. Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Pusat;

b. Perusahaan;

c. Organisasi Politik;

d. Organisasi Kemasyarakatan; dan

e. Perorangan.

ARSIP D

PR RI

Page 15: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Pasal55

(1) Disamping kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ANRI memiliki tugas melaksanakan pembinaan kearsipan secara nasional terhadap Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Pusat, Arsip Daerah Provinsi, Arsip Daerah Kabupaten/Kota, Desa atau satuan pemerintahan yang setingkat dengan itu, Arsip Universitas, Perusahaan, Organisasi Politik, Organisasi Kemasyarakatan, dan Perorangan.

(2) Pembinaan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terkoordinasi dengan lembaga terkait.

Pasal56 Untuk kepentingan penyelamatan arsip pertanggungjawaban nasional bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, ANRI dapat membentuk Depa atau tempat penyimpanan Arsip lnaktif yang berfungsi menyimpan arsip inaktif yang memiliki nilai berkelanjutan.

Paragraf 2 Arsip Daerah Provinsi

Pasal57

(1) Arsip Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b adalah lembaga kearsipan daerah yang berbentuk Badan.

(2) Arsip Daerah Propinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala provinsi, yang berasal dari:

a. Organisasi Perangkat Daerah dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah Propinsi;

b. Badan Usaha Milik Daerah Propinsi;

c. lnstansi vertikal di daerah Propinsi dan Kabuten/Kota sepanjang tidak diatur oleh instansi induknya;

d. Perusahaan;

e. Organisasi Politik;

f. Organisasi Kemasyarakatan; dan

g. Perorangan.

Pasal58

Disamping kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 Arsip Daerah Provinsi memiliki tugas:

a. melaksanakan penyimpanan arsip inaktif yang memiliki retensi sepuluh tahun atau lebih yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah Provinsi dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi; dan

b. melaksanakan pembinaan kearsipan terhadap Organisasi Perangkat Daerah Provinsi, Penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi, Lembaga vertikal di daerah, dan Arsip Daerah Kabupaten/Kota, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perorangan.

Paragraf 3 Arsip Daerah Kabupaten/Kota

Pasal 59

(1) Arsip Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf c adalah lembaga kearsipan daerah yang berbentuk Badan atau Kantor.

ARSIP D

PR RI

Page 16: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

(2) Arsip Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis berskala kabupaten/kota yang berasal dari:

a. Organisasi Perangkat Daerah dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

b. Desa atau satuan pemerintahan yang setingkat dengan itu;

c. Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten/Kota;

d. Perusahaan;

e. Organisasi Politik;

f. Organisasi Kemasyarakatan; dan

g. Perorangan.

Pasal60

Disamping kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 Arsip Daerah Kabupaten/Kota memiliki

tug as: a. melaksanakan penyimpanan arsip inaktif yang memiliki retensi sepuluh tahun atau lebih yang berasal

dari Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; dan

b. melaksanakan pembinaan kearsipan terhadap Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, Penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten/Kota, Desa atau satuan pemerintahan yang setingkat dengan itu, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perorangan.

Pasal61

Pembentukan Arsip Daerah Provinsi atau Arsip Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b dan huruf c dilakukan oleh masing-masing Pemerintah Daerah.

Paragraf 4 Arsip Universitas

Pasal62

Guna menyelamatkan arsip penting yang berkaitan dengan bukti status intelektualitas serta pengembangan potensi yang melahirkan inovasi dan karya-karya intelektual lainnya, yang berkaitan dengan fungsi perguruan tinggi sebagai lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan pengabdian masyarakat, perguruan tinggi dapat membentuk Arsip Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf d.

Pasal63

Pembentukan Arsip Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal64

Arsip Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 memiliki tugas:

a. melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berasal dari satuan kerja, civitas akademika beserta aktivitasnya di lingkungan universitas.

b. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif perguruan tinggi yang bersangkutan; dan

c. melaksanakan pembinaan kearsipan di lingkungan perguruan tinggi.

ARSIP D

PR RI

Page 17: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

BABV ORGANISASI PROFESI ARSIPARIS DAN

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEARSIPAN

Bagian Kesatu Organisasi Profesi

Pasal65

(1) Arsiparis membentuk organisasi profesi.

(2) Pembinaan organisasi profesi arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

(3) Ketentuan lebih Ian jut mengenai organisasi profesi arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Pasal66

Organisasi profesi arsiparis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1) memiliki kewenangan:

a. menetapkan dan melaksanakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;

b. menetapkan dan menegakkan kode etik;

c. membentuk majelis kehormatan; dan

d. menjalin kerjasama dengan asosiasi arsiparis pada tingkat internasional.

Pasal67

(1) Kode etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 huruf b berupa norma atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap arsiparis untuk menjaga kehormatan, martabat, citra, dan profesionalitas.

(2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat spesifikasi sanksi pelanggaran kode etik dan mekanisme penegakan kode etik.

(3) Penegakan kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh majelis kehormatan.

Bagian Kedua Peran Serta Masyarakat

Pasal 68

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam kearsipan meliputi peran serta perseorangan, keluarga, organisasi politik, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan kearsipan dan pengendalian mutu kearsipan.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dapat diwujudkan dalam ruang lingkup pengelolaan, penyelamatan, penggunaan arsip, dan penyediaan sumber daya pendukung, serta penyelenggaraan pendidikan kearsipan.

Pasal69

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2)

dilaksanakan dengan cara: a. menciptakan arsip atas kegiatan yang dapat mengakibatkan munculnya hak dan kewajiban dalam

rangka menjamin perlindungan hak keperdataan, hak atas kekayaan intelektual, dan mendukung ketertiban administrasi pemerintahan; dan

ARSIP D

PR RI

Page 18: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

b. menyimpan dan melindungi arsip perseorangan, keluarga, organisasi politik, dan organisasi kemasyarakatan masing-masing sesuai standar.

Pasal70

Peran serta masyarakat dalam penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) dilaksanakan dengan cara:

a. menyerahkan arsip statis kepada lembaga kearsipan;

b. melaporkan kepada lembaga kearsipan apabila mengetahui akan dimusnahkannya arsip statis dan/atau mengetahui adanya arsip statis di luar kewenangan pengelolaan arsip berdasarkan undang­undang ini;

c. menyelamatkan arsip dari akibat bencana melalui koordinasi dengan lembaga terkait; dan

d. melindungi keselamatan arsip dan tempat penyimpan arsip apabila terjadi bencana alam dan bencana sosial, serta perang.

Pasal71

Peran serta masyarakat dalam penggunaan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) dilaksanakan melalui penggunaan dan pemanfaatan arsip sesuai dengan prosedur, serta pembudayaan penggunaan arsip.

Pasal72

Peran serta masyarakat dalam penyediaan sumber daya pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) dilaksanakan dengan cara:

a. menggalang dan/atau menyumbangkan dana untuk penyelenggaraan kearsipan;

b. melakukan pengawasan penyelenggaraan kearsipan melalui mekanisme sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. menjadi sukarelawan dalam pengelolaan dan penyelamatan arsip sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Pasal 73

Masyarakat dapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) melalui lembaga pendidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BABVI SANKSI ADMINISTRASI

Pasal74

(1) Sanksi administrasi dikenakan terhadap:

a. Lembaga Pencipta Arsip yang tidak mengatur dan mendokumentasikan proses pembuatan dan penerimaan arsip secara akurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4);

b. Lembaga Pencipta Arsip yang tidak menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2);

c. Lembaga Pencipta Arsip yang tidak menentukan prosedur dan standar layanan, serta menyediakan fasilitas untuk kepentingan penggunaan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2);

d. Lembaga Pencipta Arsip yang tidak melaksanakan pemeliharaan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1 );

e. Lembaga Pencipta Arsip yang tidak melaksanakan penyusutan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1 );

ARSIP D

PR RI

Page 19: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

f. Lembaga Pencipta Arsip yang tidak memiliki JRA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat ( 1 );

g. Lembaga Pencipta Arsip yang tidak membuat program arsip vital sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1 );

h. Unit Kearsipan pada Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Pusat yang tidak melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2); dan

i. Unit Kearsipan pada Pemerintah Daerah yang tidak melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2).

(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. peringatan lisan; dan

b. peringatan tertulis.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerapan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BABVI KETENTUAN PIDANA

Pasal75

Setiap orang yang tidak menjaga keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip yang dikelolanya untuk kepentingan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah).

Pasal76

Setiap orang yang secara melawan hukum menguasai dan/atau memiliki arsip yang berkaitan dengan kedinasan untuk kepentingannya sendiri atau orang lain yang tidak berhak sebagaimana dimaksud pada Pasal 23 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah).

Pasal77

Setiap orang yang secara melawan hukum membuka arsip rahasia dan menunjukkannya kepada orang yang tidak berhak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

Pasal78

Setiap orang yang memusnahkan arsip diluar prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

Pasal79

Setiap orang yang secara melawan hukum menyerahkan dan/atau memperjualbelikan arsip yang memiliki nilai kesejarahan kepada pihak lain diluar yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

Pasal80

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75, Pasal 76, Pasal 77, Pasal 78, dan Pasal 79 adalah kejahatan

ARSIP D

PR RI

Page 20: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

BAB VII KETENTUAN PENUTUP

Pasal81

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku maka:

a. semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2964) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.

b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2964) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal82

Semua peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk melaksanakan Undang-Undang ini harus diselesaikan paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya Undang-Undang ini.

Pasal83

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

ANDIMATTALATA

Disahkan di Jakarta pada tanggal ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dr.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

LEM BARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...

_ __J

ARSIP D

PR RI

Page 21: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

PENJELASAN ATAS

RANCANGANUNDANG~NDANG

REPUBLIK INDONESIA

I. UMUM

NO MOR ... T AHLIN 2009

TENT ANG

KEARSIPAN

Tujuan Negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia mengisyaratkan bahwa negara berkehendak mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Tujuan Negara ini dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang dibentuk untuk melaksanakan fungsi­fungsi kenegaraan dan pemerintahan. Sebagai negara berdaulat, lembaga negara dan lembaga pemerintahan yang dibentuk ini berjalan dalam pengendalian negara, sehingga seluruh kinerja lembaga negara dan lembaga pemerintahan harus berorientasi pada tercapainya tujuan negara.

Dalam upaya pengendalian pelaksanaan fungsi kenegaraan, pemerintahan, dan pembangunan agar senantiasa berorientasi ke arah pencapaian tujuan nasional maka setiap gerak langkah kinerja lembaga negara dan lembaga pemerintahan, harus direkam (recorded) dengan baik dan benar. Perekaman kegiatan secara sistematis, tertib, dan benar - sebagaimana fakta yang ada - akan menciptakan arsip yang lengkap, otentik, dan terpercaya.

Arsip yang lengkap dan terpercaya (reliable) ini menjadi bahan bukti dengan akurasi dan obyektifitas tinggi atas pelaksanaan berbagai fungsi kenegaraan, pemerintahan dan pembangunan. Bahan bukti

ini akan memberikan manfaat besar bagi kepentingan organisasi, kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara, antara lain manfaat arsip dalam hal:

1. Manfaat untuk kinerja organisasi Bagi lembaga negara dan lembaga pemerintah, arsip yang lengkap dan terpercaya sangat berguna untuk: pengambilan keputusan, pembuatan perencanaan, peningkatan efisiensi, serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

2. Transparansi dan akuntabilitas Kelengkapan arsip juga menunjukkan bahwa lembaga negara dan lembaga pemerintah siap mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Transparansi dan akuntabilitas Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah ini akan memberikan rasa aman, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

3. Pemeriksaan dan penegakan hukum Dalam rangka pengawasan dan pengendalian agar lembaga pemerintahan berjalan pada koridor peraturan perundang-undangan yang ada dan tidak menyimpang, arsip merupakan alat penting bagi lembaga-lembaga yang berperan dalam pemeriksaan dan penegakan hukum.

4. Penghitungan dan pengendalian penerimaan dan pengeluaran negara Penghitungan penerimaan negara dari sumber-sumber penerimaan (sektor) sangat tergantung pada akurasi data dan otentisitas dari setiap arsip/dokumen yang tercipta. Demikian juga dengan pengendalian atas pengeluaran negara.

ARSIP D

PR RI

Page 22: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

5. Perlindungan kepentingan masyarakat Bagi masyarakat, arsip yang dikelola secara tertib di lembaga negara dan lembaga pemerintah, merupakan jaminan bahwa kepentingan-kepentingannya terlindungi. Dalam kaitannya dengan kebebasan memperoleh informasi, salah satu syarat terpenuhinya hak masyarakat atas informasi adalah ketersediaan dan kelengkapan informasi yang dimiliki oleh lembaga publik. Demikian juga dengan arsip-arsip yang berkaitan dengan status sosial mulai dari akta kelahiran sampai dengan sertifikasi pendidikan maupun perlidungan atas hak-hak kepemilikan tanah dan hak keperdataan yag lain.

6. Penyelesaian sengketa antar wilayah Penyelesaian sengketa perbatasan antar daerah memerlukan kepastian secara administratif -tertuang dalam arsip - dari sekedar bukti-bukti fisik - seperti sungai, tugu, dll - yang selama ini banyak terjadi di Indonesia dan rawan terhadap perubahan/pergeseran.

7. Perlindungan wilayah NKRI Perlindungan wilayah geografis dalam yurisdiksi NKRI serta penyelesaian sengketa kepulauan antar negara dengan menggunakan asas effective occupation harus dibuktikan dengan keberadaan arsipnya. Demikian juga dengan pembuktian status kepemilikan pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan, mutlak diperlukan adanya bukti administratif berupa arsip.

8. Warisan sejarah Akhirnya, seluruh dinamika perjalanan bangsa Indonesia - dari semua sektor kehidupan - harus dapat dikomunikasikan dari waktu ke waku, dari generasi ke generasi. Arsip yang tercipta secara benar - tanpa rekayasa - dan dikelola dengan baik dan sistematis akan menjadi sumber pembelajaran bagi segenap elemen bangsa. Pelajaran atas keberhasilan dan kegagalan akan menghindarkan bangsa Indonesia dari langkah-langkah kemubadziran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Membaca dan memahami arsip yang tercipta juga akan menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih bijak mensikapi setiap perkembangan, dengan tinggal melanjutkan keberhasilan yang pernah ada dan memahami serta tidak mengulangi kegagalan yang pernah terjadi.

Pertimbangan-pertimbangan di atas merupakan alasan agar arsip dikelola dengan baik dan benar dan secara sistematis. Pengelolaan arsip yang dilakukan sesuai dengan kaedah-kaedah kearsipan, dimaksudkan untuk menjamin agar arsip yang tercipta bersifat otentik dan reliable serta tersimpan secara lengkap/utuh.

Alasan itu pula yang melahirkan kewajiban bagi lembaga negara dan lembaga pemerintah - sebagai lembaga pencipta arsip - untuk mengelola arsip dinamis di lingkungannya.

Dengan demikian, pada skala pemerintahan, pengelolaan arsip secara terpadu sebagai suatu sistem nasional merupakan upaya untuk mendukung transparasi dan akuntabilitas kinerja agar tercipta pemerintahan yang baik dan bersih. Bahkan ketika kinerja aparatur maupun lembaga negara dan lembaga pemerintahan sebagai pilar-pilar kehidupan bangsa ini terasa perlu direformasi, diperlukan dukungan penuh dari ketersediaan arsip sebagai media penilaiannya.

Pada era dimana aspek demokrasi telah lebih luas memberikan ruang gerak bagi masyarakat untuk ikut berperan serta dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan umum, tuntutan untuk mempertanggungjawabkan kinerja, tidak lagi terbatas pada lembaga pemerintah saja, melainkan juga bagi siapapun termasuk anggota masyarakat, baik dalam wadah keorganisasian maupun dalam kapasitasnya sebagai individu.

Seiring dengan peran dan keikutsertaan dalam kehidupan pemerintahan dan pembangunan, tuntutan pertanggungjawaban bukan hanya ditujukan kepada lembaga negara dan lembaga pemerintahan, melainkan juga bagi lembaga swasta dan perorangan yang memanfaatkan dana pemerintah, dana bantuan luar negeri, dan yang ditarik langsung dari mayarakat. Karena tuntutan akan pertanggungjawaban kepada masyarakat, bangsa, dan negara itu pula maka lembaga swasta dan perorangan wajib mengelola arsip yang tercipta dari kegiatan yang dibiayai dengan dana pemerinah, bantuan luar negeri, dan dana masyarakat. Bagi lembaga/badan privat, kewajiban ini bukan sekal~kali

ARSIP D

PR RI

Page 23: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

bennaksud mempengaruhi status kelembagaantbadannya, melainkan hanya tuntutan pertanggungjawaban atas

kegiatan yang dibatasi tersebut. Pada saatnya, ketika arsip tidak lagi digunakan untuk mendukung kinerja masing-masing organisasi maupun untuk pertanggungjawaban, perlu dinilai, apakah ada informasi yang bernilai kesejarahan. Arsip yang bernilai kesejarahan inilah - yang kemudian disebut sebagai arsip statis - perlu disimpan secara permanen. Sedangkan arsip yang tidak lagi memiliki nilai kegunaan bagi lembaga pencipta arsip dan untuk pertanggungjawaban nasional, maka arsip tersebut dapat dimusnahkan.

Sesuai dengan peran dan fungsinya di masing-masing sektor, lembaga pencipta arsip tidak perlu dibebani untuk menyimpan arsip statis. Untuk itu kemudian dibentuk (dioptimalkan) lembaga kearsipan - lembaga yang secara khusus diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab mengelola arsip statis. Pada tingkat nasional alasan ini yang mendasari berdirinya Arsip Nasional Republik Indonesia.

Arsip statis, selain merupakan catatan sejarah juga merupakan identitas bangsa. Seiring dengan eksistensi dan kemandirian daerah dalam kerangka NKRI, identitas masing-masing daerah - sebagai bagian dari identitas bangsa - harus dipertahankan. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, maka lembaga kersipan daerah propinsi dan kabupaten/kota dikembangkan dan dioptimalkan kedudukan,

tugas, dan fungsinya. Lembaga kearsipan nasional dan daerah, dibentuk mengikuti struktur pemerintahan yang terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintahan daerah. Namun, diluar itu terdapat satu komunitas kelembagaan yang memiliki spesifikasi urusan, berhubungan langsung dengan kepentingan umum, banyak melahirkan karya-karya inovatif dan ilmiah, serta memegang peran utama dalam pembentukan kecerdasan bangsa, yang segala aktifitasnya perlu direkam dengan baik, yakni perguruan tinggi. Secara kelembagaan, Perguruan Tinggi menjadi wilayah binaan Departemen Pendidikan Nasional, tetapi karena urgensinya, jumlahnya yang cukup banyak, dan perkembangan menunjukkan kearah otonomi, maka dipandang perlu membentuk Lembaga Kearsipan khusus di lingkungan Perguruan Tinggi, yang selanjutnya disebut dengan Lembaga Kearsipan Universitas/Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi (LKU/LKPT-University Archive). Lembaga ini bukan menjadi instansi vertikal dari ANRI atau Lembaga Kearsipan Daerah, dan pembentukannya bersifat terbuka (bukan wajib). Namun demikian, sesuai dengan kriteria dan kepentingan pertanggungjawaban lembaga pencipta arsip, kewajiban mengelola arsip dinamis berlaku bagi setiap Perguruan Tinggi, memiliki atau tidak memiliki

LKU/LKPT. Melihat pentingnya arsip, apabila terjadi bencana, baik karena sebab alam ataupun sebab lain, diperlukan tindakan khusus penyelamatan arsip dari akibat bencana. Hal ini sesuai dengan Undang­Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dimana arsip/dokumen menjadi salah satu prioritas penanganan setelah manusia dan harta benda. Harta benda yang keberadaannya sangat tergantung pada faktor administrasi (registrasi, sertifikasi,dll) tidak akan ada artinya lagi apabila arsip tentang benda-benda tersebut hilang/musnah.

Pertimbangan pengelolaan dan penyelamatan arsip, dinamis maupun statis, dimaksudkan untuk kemanfaatan bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk itu keterlibatan dalam penyelenggaraan kearsipan ini bukan hanya dari pihak pemerintah melainkan juga dituntut adanya peran serta dari masyarakat. Dengan pertimbangan seperti tersebut di atas maka negara berkepentingan untuk mengatur penyelenggaraan kearsipan dalam suatu undang-undang.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Pasal2

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan asas "kepastian hukum" adalah penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan berdasarkan landasan dan selaras dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini memenuhi penerapan asas supremasi hukum yang menyatakan bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan negara didasarkan pada hukum yang berlaku.

Yang dimaksud dengan asas "manfaat" adalah penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan untuk mendukung efisiensi dan ketertiban penyelenggaraan negara dalam rangka peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

ARSIP D

PR RI

Page 24: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Yang dimaksud dengan asas "efisiensi" adalah bahwa penyelenggaraan kearsipan harus dilaksanakan secara efisien untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dalam mendukung administrasi pemerintahan dan pembangunan.

Yang dimaksud dengan asas "efektivitas" adalah bahwa penyelenggaraan kearsipan diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan penyelenggaraan administrasi pemerintahan

Pasal3

dan pembangunan. Yang dimaksud dengan asas "akuntabilitas" adalah bahwa penyelenggaraan kearsipan harus dapat memberikan jaminan terhadap otentisitas dan reliabilitas arsip sehingga dapat dijadikan sebagai bahan bukti pertanggungjawaban.

Yang dimaksud dengan asas "transparansi" adalah bahwa penyelenggaraan kearsipan harus dapat memberikan jaminan aksesibilitas terhadap informasi publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Yang dimaksud dengan asas "antisipatif' adalah bahwa penyelenggaraan kearsipan harus didasari pada antisipasi atau kesadaran terhadap berbagai perubahan dan kemungkinan perkembangan pentingnya arsip bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan berbagai perubahan dalam penyelenggaraan kearsipan antara lain perkembangan teknologi informasi, budaya, ketatanegaraan, dan sebagainya.

Yang dimaksud dengan asas "keamanan" adalah bahwa penyelenggaraan kearsipan harus memberikan jaminan keamanan arsip dari kemungkinan kebocoran dan penyalahgunaan

informasi. Yang dimaksud dengan asas "keselamatan" adalah bahwa penyelenggaraan kearsipan harus dapat menjamin terselamatkannya arsip dari ancaman bahaya baik yang disebabkan oleh alam ataupun perbuatan manusia.

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf c Yang dimaksud dengan "bukti pertanggungjawaban" adalah bukti administratif dari setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Pasal 4

Pasal5

Pasal 6

Pasal 7

Pasal 8

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Pada dasarnya Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintahan mempunyai satu Unit Kearsipan yang ditugaskan mengelola arsip dinamis. Berkaitan dengan tugas pengelolaan arsip inaktif tersebut, bagi lembaga yang lingkup tugasnya meliputi

ARSIP D

PR RI

Page 25: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Pasal9

kawasan seluruh tanah air dimungkinkan membentuk jenjang terminal penyimpanan arsip inaktif sesuai kebutuhan, seperti departemen atau kementerian dapat dilaksanakan secara berjenjang.

Cukup jelas.

Pasal 10 Cukup jelas.

Pasal 11 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Yang dimaksud dengan "kedudukan hukum dan kewenangan sumber daya manusia kearsipan" adalah kedudukan hukum dan kewenangannya sebagai pejabat yang mengelola arsip sebagai sumber informasi.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 12 Yang dimaksud dengan "pengaturan standar kualifikasi dan spesifikasi" adalah usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan kearsipan melalui antara lain dengan

sertifikasi.

Pasal 13 Cukup jelas.

Pasal 14 Cukup jelas.

Pasal 15 Cukup jelas.

Pasal 16 Cukup jelas.

Pasal 17 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Penyelamatan arsip akibat bencana mengikuti mekanisme yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan peraturan pelaksanaannya.

ARSIP D

PR RI

Page 26: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Pasal 18 Ayat (1)

Tindakan untuk melakukan upaya-upaya penyelamatan arsip karena penggabungan/pembubaran/penghapusan lembaga atau Organisasi Perangkat Daerah termasuk pembentukan tim kerja yang melibatkan lembaga kearsipan sejak ditetapkan nya kebijakan tentang penggabungan/pembubaran/ penghapusan.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 19 Yang dimaksud dengan "masyarakat" adalah sebagian, sekelompok, suatu komunitas tertentu dan/atau masyarakat umum masyarakat, baik yang terhimpun dalam suatu wadah organisasi ataupun yang tidak terhimpun dalam suatu organisasi, baik organisasi sosial, badan usaha maupun organisasi lain.

Pasal20 Cukup jelas.

Pasal 21 Pendanaan penyelenggaraan kearsipan hanya bagi penyelenggaraan kearsipan yang dilaksanakan oleh lembaga negara dan lembaga pemerintah.

Pasal22 Pendanaan diperuntukkan bagi perlindungan dan penyelamatan arsip yang memiliki nilaiguna pertanggungjawaban nasional.

Pasal23 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Huruf a

Anda! berarti sistem pengelolaan arsip harus dapat:

Menjaring (capture) secara rutin semua arsip dari seluruh kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.

Menata arsip dengan cara yang mencerminkan proses kegiatan organisasi.

Melindungi arsip dari perubahan atau penyusutan oleh pihak yang tidak berwenang. Berfungsi secara rutin sebagai sumber utama informasi mengenai kegiatan yang terekam dalam arsip.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf c Yang dimaksud dengan "logis" adalah sistem pengelolaan arsip dapat dipahami secara logis dan diterapkan dengan mudah.

ARSIP D

PR RI

Page 27: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Huruf d Yang dimaksud dengan "utuh" adalah sistem pengelolaan arsip merupakan satu sistem yang utuh sejak penciptaan sampai dengan pemanfaatan.

Huruf e Yang dimaksud dengan "menyeluruh" adalah sistem pengelolaan arsip harus mampu mengelola seluruh arsip yang diciptakan dalam bentuk corak apapun.

Huruf f Yang dimaksud dengan "sesuai peraturan peraturan perundang-undangan" adalah sistem pengelolaan arsip harus memenuhi ketentuan peraturan perundang­undangan, standar, pedoman dan petunjuk teknis yang terkait.

Ayat (3) Yang dimaksud "tata naskah dinas" adalah pengelolaan informasi tertulis (naskah) yang mencakup pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi, dan penyimpanan serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.

Yang dimaksud "klasifikasi arsip" adalah proses atau identifikasi kategori-kategori pelaksanaan kegiatan pencipta arsip dan arsip yang diciptakannya serta mengelompokkannya ke dalam file/berkas untuk memfasilitasi deskripsi, kontrol, hubungan dan penyusutan, serta status akses.

Yang dimaksud dengan "sistem klasifikasi keamanan dan akses" adalah proses mengidentifikasi hak-hak akses dan aturan pembatasan yang dapat diterapkan terhadap suatu arsip, yang didasarkan pada analisa kerangka peraturan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan, analisa aktivitas bisnis, dan penilaian risiko.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 24 Ayat(1)

Menjamin perekaman fakta dan kegiatan sebagaimana adanya berarti arsip diciptakan sebagaimana adanya tanpa ada maksud perekayasaan.

Lengkap berarti sistem pengolahan arsip harus mampu mengelola seluruh arsip yang diciptakan organisasi dalam bentuk atau corak apapun.

Autentik berarti arsip yang komponen dan atributnya dijamin kesesuaiannya dengan isi, konteks, dan struktur sebagaimana pada saat pertama arsip tersebut diciptakan.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Konten berarti data, fakta atau informasi yang direkam, dalam rangka pelaksanaan kegiatan tugas fungsi organisasi ataupun perorangan.

Konteks berarti lingkungan sistem yang digunakan dalam penciptaan arsip.

Struktur berarti bentuk (format fisik) dan susunan (format intelektual) arsip yang diciptakan dalam media sehingga memungkinkan isi arsip dikomunikasikan.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal25 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "orang atau lembaga yang berhak" adalah pihak yang memiliki hak untuk mengakses arsip sesuai dengan prosedur.

ARSIP D

PR RI

Page 28: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal26 Ayat (1)

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf c Cukup jelas.

Huruf d Cukup jelas.

Huruf e Cukup jelas.

Huruf f Cukup jelas.

Huruf g Untuk kepentingan perlindungan negara dan pemerintah penutupan akses dapat dilakukan oleh Lembaga Pencipta Arsip untuk selanjutnya Lembaga Pencipta Arsip yang bersangkutan berkoordinasi dengan Kementerian yang membidangi urusan luar negeri sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsinya.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 27 Cukup jelas.

Pasal28 Cukup jelas.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal30 Cukup jelas.

Pasal31 Huruf a

Yang dimaksud dengan "unit pengolah" adalah unit kerja atau unit organisasi yang melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya, serta mengelola arsip aktif di pusat berkas atau central file.

Huruf b Yang dimaksud dengan" nilai guna sekunder" adalah nilai guna berkelanjutan yang dimiliki arsip di luar kepentingan lembaga pencipta.

Yang dimaksud dengan "nilai guna kesejarahan" adalah nilai guna yang penting untuk diketahui dari waktu ke waktu dalam rangka kesinambungan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.

ARSIP D

PR RI

Page 29: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Huruf c Cukup jelas.

Pasal 32 Cukup jelas.

Pasal 33 Cukup jelas.

Pasal34 Cukup jelas.

Pasal 35 Ayat(1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup jelas.

Ayat (6) Yang dimaksud dengan "perorangan" adalah individu yang melaksanakan kegiatan berdasarkan otoritasnya yang memperoleh dana dari anggaran negara, sumbangan masyarakat, dan/atau bantuan luar negeri yang tidak dalam status sebagai pegawai negara/pemerintah.

Pasal 36 Yang dimaksud dengan arsip yang memenuhi karakteristik :

Autentik adalah arsip yang komponennya dan atributnya dijamin kesesuaian dengan isi, konteks, dan struktur sebagaimana pada saat pertama arsip tersebut diciptakan.

Reliabel adalah arsip yang isinya dapat dipercaya sebagai representasi yang lengkap dan akurat dari suatu data, tindakan, transaksi, kegiatan, atau fungsi.

Lengkap adalah arsip yang bentuk (format fisik) dan susunan (format intelektual) tidak mengalami perubahan. Kepelangkapan arsip tergantung pada prosedur pengelolaan, penggunaan, pengamanan, dan pengaturan akses arsip setelah diciptakan.

Pasal37 Cukup jelas.

Pasal38 Ayat (1)

Manfaat Program arsip vital adalah untuk kepentingan penyelamatan aset lembaga, menjamin keberlangsungan operasional lembaga serta pemulihan hak dan kewajiban apabila terjadi bencana.

Ayat (2) ldentifikasi adalah cara menganalisis fungsi-fungsi organisasi dan arsip yang tercipta dari pelaksanaan fungsi organisasi sehingga dapat dikenali arsip-arsip yang dinilai vital

bagi organisasi.

ARSIP D

PR RI

Page 30: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Perlindungan dan pengamanan adalah upaya dan tindakan untuk mencegah dan menjamin arsip dari kemungkinan kebocoran dan kehilangan informasi.

Penyelamatan dan pemulihan adalah upaya dan tindakan untuk mencegah dan menanggulangi kehilangan dan kerusakan arsip dari bahaya dan bencana yang disebabkan oleh alam atau akibat perbuatan manusia.

Ayat( 3) Cukup jelas.

Pasal39 Yang dimaksud dengan:

Lembaga Negara adalah lembaga yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sedangkan Lembaga Pemerintah adalah seluruh aparatur pemerintah, termasuk perusahaan yang modalnya untuk sebagian atau seluruhnya berasal dari pemerintah.

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang-perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

Perorangan adalah individu yang melaksanakan kegiatan berdasarkan otoritasnya yang memperoleh dana dari anggaran negara, sumbangan masyarakat, dan/atau bantuan luar negeri yang tidak dalam status sebagai pegawai negara/pemerintah.

Pasal 40 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Lembaga yang diberi pekerjaan mempertanggungjawabkan kegiatannya kepada lembaga dan Publik, antara lain dalam rangka penyediaan informasi Publik.

Pasal41 Cukup jelas.

Pasal 42 Cukup jelas.

Pasal 43 Cukup jelas.

Pasal44 Cukup jelas.

Pasal 45 Cukup jelas.

Pasal 46 Cukup jelas.

Pasal 47 Cukup jelas.

Pasal 48 Cukup jelas.

Pasal 49 Cukup jelas.

ARSIP D

PR RI

Page 31: ARSIPberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170530-084726...Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah kepada

Pasal 50 Ayat(1)

Yang dimaksud dengan "autentikasi arsip statis" adalah pernyataan tertulis atau tanda yang menunjukkan bahwa arsip statis yang bersangkutan adalah asli.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 51 Cukup jelas.

Pasal52 Cukup jelas.

Pasal53 Cukup jelas.

Pasal 54 Cukup jelas.

Pasal 55 Cukup jelas.

Pasal56 Depa arsip inaktif adalah gedung atau ruang tempat penyimpanan arsip inaktif yang memiliki nilai berkelanjutan.

Nilai berkelanjutan adalah nilai guna kesejarahan, nilai guna permanen, nilai guna sekunder, nilai pertanggungjawaban nasional.

Pasal 57 Cukup jelas.

Pasal 58 Cukup jelas.

Pasal59 Ayat (1)

Dalam ketentuan ini bentuk badan atau kantor tidak mensyaratkan harus berdiri sendiri ataupun tidak, melainkan lebih menekankan pada tingkat satuan kerja perangkat daerah dalam menjalankan tugas dan fungsi kearsipan.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 60 Cukup jelas.

Pasal61 Cukup jelas.

Pasal 62 Arsip Universitas pada dasarnya adalah Lembaga Kearsipan Universitas yang diberi tugas mengelola arsip statis untuk kepentingan penyelamatan arsip-arsip yang bernilai kesejarahan di lingkungan universitas/perguruan tinggi.

Pasal 63 Cukup jelas.

ARSIP D

PR RI